analisis perbandingan pendapatan usahatani padi...

119
ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI ORGANIK DAN USAHATANI PADI ANORGANIK (Studi Kasus : Kelompok Tani Sumber Urip dan Kelompok Tani Harta Jaya di Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur) SKRIPSI Oleh : Dhimas Rozil Gufron 11140920000001 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1440 H

Upload: others

Post on 08-Jan-2020

27 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI

ORGANIK DAN USAHATANI PADI ANORGANIK

(Studi Kasus : Kelompok Tani Sumber Urip dan Kelompok Tani Harta Jaya

di Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa

Timur)

SKRIPSI

Oleh :

Dhimas Rozil Gufron

11140920000001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1440 H

Page 2: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

i

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI

ORGANIK DAN USAHATANI PADI ANORGANIK

(Studi Kasus : Kelompok Tani Sumber Urip dan Kelompok Tani Harta Jaya

di Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari,

Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur )

Oleh :

Dhimas Rozil Gufron

11140920000001

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada

Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1440 H

Page 3: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

ii

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Organik

dan Usahatani Padi Anorganik (Studi Kasus: Kelompok Tani Sumber Urip

dan Kelompok Tani Harta Jaya di Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari,

Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ) yang ditulis oleh Dhimas Rozil Gufron

NIM 11140920000001 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosah

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

pada Jum’at 10 Mei 2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S1) Program Studi Agribisnis.

Menyetujui,

Penguji I

Ir. Mudatsir Najamuddin, MM

NIP. 19650422 200112 1 001

Penguji II

Dr. Iwan Aminudin, M.Si

NIP. 19700209 201411 1 001

Pembimbing I

Ir. Junaidi, M.Si

NIP. 19660508 201411 1 004

Pembimbing II

Titik Inayah SP, M.Si

NIDN. 2030068704

Mengetahui,

Dekan

Fakultas Sains dan Teknologi UIN

Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud

NIP. 19690404 200501 2 005

Ketua

Program Studi Agribisnis

Dr. Ir. Edmon Daris, MS

NIP. 19580429 198803 1 001

Page 4: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

iii

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANA PUN.

Jakarta, 10 Mei 2019

Dhimas Rozil Gufron

11140920000001

Page 5: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

iv

CURRICULUM VITAE (CV)

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Dhimas Rozil Gufron

Tempat Tanggal Lahir : Banyuwangi, 16 November 1996

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Kebangsaan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Alamat Tetap : Desa Gladag Krajan, Rt. 01 Rw. 04

Kec. Rogojampi Kab. Banyuwangi, Jawa Timur

Telpon : 085213000377

Email : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

2014-2019 Jurusan Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Jakarta

2011-2014 Madrasah Aliyah Amanatul Ummah Surabaya

2008-2011 SMPN 2 Rogojampi, Banyuwangi

2002-2008 MI Islaiyah Rogojampi, Banyuwangi

PENGALAMAN ORGANISASI

2016-2017 Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) UIN Jakarta

2015-2016 Anggota Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI)

2015-2016 Pengurus Departemen Litbang HMJ Agribisnis UIN Jakarta

2014-2015 Pengurus Departemen Keagamaan PMII Komfast UIN Jakarta

2012-2013 Pengurus Osis MA Unggulan Amanatul Ummah Surabaya

Page 6: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

v

PENGALAMAN KERJA

2019 Koordinator Kampanye Nasional Muda-Mudi Indonesia

2018 Survei Nasional Pemilu PT. Vinus Pilarindo

2018 Relawan Dompet Dhuafa

2017 Praktek Kerja Lapangan PT Sirtanio Organik Indonesia

Page 7: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

vi

RINGKASAN

Dhimas Rozil Gufron, Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Organik

dan Usahatani Padi Anorganik (Studi Kasus : Kelompok Tani Sumber Urip dan

Kelompok Tani Harta Jaya di Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari,

Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Di Bawah Bimbingan Junaidi, dan Titik

Inayah.

Pertanian Indonesia adalah pertanian tropika, karena sebagian besar berada

di daerah tropis yang langsung dipengaruhi oleh garis katulistiwa (Karyono,2001 :

142). Indonesia merupakan negara kaya dengan sumberdaya alam. salah satunya

adalah pertanian yang beranekaragam. Salah satu komoditas pertanian yang

menjadi kebutuhan pokok dan memiliki potensi untuk dikembangkan adalah padi

atau beras.

Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu daerah sentral penghasil

beras di Provinsi Jawa Timur, namun tingginya produksi padi di Banyuwangi masih

lebih banyak berasal dari hasil usahatani padi anorganik. Sehingga petani padi di

Banyuwangi menjalankan usahataninya tidak menggunakan sistem pertanian

berkelanjutan yaitu usahatani padi organik. Rendahnya minat berusahatani padi

organik menurut Pak Saidi selaku ketua Kelompok Tani Sumber Urip disebabkan

oleh : (1) petani belum banyak berminat dengan sistem pertanian organik (2)

kurangnya pemahaman para petani terhadap sistem pertanian organik (3) belum

optimalnya organisasi petani yang terkait dengan penyuluhan dan sertifikasi dan (4)

kurangnya pengetahuan petani akan potensi dan keuntungan produksi padi organik.

Desa watukebo, kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur

adalah salah satu desa yang petaninya mengusahatanikan padi dengan cara sistem

organik dan sistem anorganik. Salah satu kelompok tani yang berada di Desa

Watukebo yang meproduksi padi organik adalah Kelompok Tani Sumber Urip dan

yang memproduksi padi anorganik ialah Kelompok Tani Harta Jaya . Dari kedua

kelompok tersebut peneliti ingin meneliti manakah pendapatan yang lebih

menguntungkan antara usahatani padi organik dan padi anorganik .

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui perbandingan struktur biaya

usahatani padi organik pada Kelompok Tani Sumber Urip dan usahatani padi

Anorganik pada Kelompok Tani Harta Jaya di Desa Watukebo, Kecamatan

Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. (2) mengetahui perbandingan

pendapatan usahatani padi organik dan usahatani padi anorganik pada kelompok

tani Harta Jaya. Penelitian dilaksanakan pada bulan November-Desember 2018 di

Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja), dengan pertimbangan bahwa

lokasi tersebut merupakan salah sau usahatani padi dengan cara organik dan

Page 8: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

vii

anorganik. Alat analisis yang digunakan analisis biaya, analisis pendapatan, R/C

rasio dan Uji Beda dua sample t test.

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Total biaya usahatani padi organik

sebesar Rp 11,042,735/ha/satu kali musim tanam lebih rendah dibandingkan total

biaya padi anorganik sebesar Rp 11,154,570/ha/ satu kali musim tanam. (2a) Rata-

Rata total penerimaan usahatani padi organik dalam satu musim tanam adalah Rp

27,048,320 dan Rata-Rata total penerimaan usahatani padi anorganik sebesar Rp

26,681,500. (2b) Rata-rata pendapatan usahatani padi organik sebesar Rp

16,005,585 sedangkan usahatani padi anorganik yakni Rp 15,526,930/ha/satu kali

musim tanam. Rata-rata R/C rasio usahatani padi organik dan padi anorganik secara

urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani padi organik lebih menguntungkan

dan efisien dibandingkan usahatani padi anorganik dalam satu musim tanam. (3)

Hasil uji beda pendapatan usahatani padi organik dan usahatani padi anorganik

terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini dikarenakan penerimaan petani padi

organik lebih besar dibandingkan penerimaan padi anorganik.

Kata Kunci : Usahatani, Usahatani Padi Organik, Usahatani Padi Anorganik, Uji

Beda

Page 9: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim

Assallamu’allaikum Wr.Wb.

Puja dan puji syukur selalu penulis penjatkan atas kehadirat Allah S.W.T

Tuhan yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya yang maha

luas dan tiada batas, sehingga penelitian ini mampu disusun dan diselesaikan

dengan sebaik mungkin. Tidak lupa pula shalawat dan sala penulis panjatkan juga

kepada Nabi Besar Muhammad S.A.W yang telah menerangi kegelapan dunia

dengan cahaya kebenaran, sehingga terlimpah kehidupan harmonis dan penuh

kedamaian. Penulis menyadari dalam penyelesaian skripsi ini mendapat banyak

pencerahan dan bimbingan, baik dari dosen pembimbing maupun pihak di

lapangan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih sebesar-besarnya terutama kepada :

1. Kedua orang tua penulis, Bapak Mulkan Adima (ALM) dan Ibu Masliha

yang senantiasa memberikan doa, dukungan moril maupun materil yang

tidak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

2. Bapak Ir. Junaidi M.Si selaku pembimbing I, yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan dan saran dalam

penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan

yang diberikan, aamiin.

3. Ibu Titik Inayah S.P, M.Si selaku dosen Pembimbing II, yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan dan

Page 10: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

ix

saran dalam penyelesaian skripsi ini, semoga Allah SWT senantiasa

membalas kebaikan yang diberikan, aamiin.

4. Bapak Ir. Mudatsir Najamuddin, MM, Selaku Dosen Penguji I dalam sidang

munaqosah yang telah bersedia memberikan waktunya dan memberi

masukan serta mengarahkan penulis.

5. Bapak Iwan Aminudin, M.Si, Selaku Dosen Penguji II dalam sidang

munaqosah yang telah bersedia memberikan waktunya dan memberi

masukan serta mengarahkan penulis.

6. Ibu Prof. Dr. Lily Surayya E.P, M.Env.Stud selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi beserta jajarannya.

7. Bapak Dr. Ir. Edmon Daris, MS dan Bapak Iwan Aminudin M.Si selaku

Ketua dan Sekretaris Prodi Agribisnis

8. Bapak Dosen penasehat akademik Drs. Acep Muhib, MM senantiasa

memberikan arahan dan motivasi selama kuliah.

9. Bapak Saidi yang senantiasa memberikan saran dan menemui penulis dalam

pengumpulan data skripsi di Desa Watukebo.

10. Seluruh petani responden yang telah bersedia meluangkan waktunya

ditengah kesibukan, sehingga data penelitian ini dapat terkumpul dengan

lengkap.

11. Seluruh Dosen Agribisnis yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan,

sehingga memudahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi.

12. Teman-teman Agribisnis 2014 dan Komfast 2014 yang selalu memberikan

support dalam penyelesaian skripsi.

Page 11: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

x

13. Temen Jancok squad (Faisal, Bayu, Ridho, Sahrul) yang selalu menghibur

dan mensuport dalam penyelesaian skripsi.

14. Kepada seluruh civitas akademika Agribisnis, Fakultas Sains dan

Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan layanan

dengan sangat baik sehingga pengerjaan skripsi ini dapat berjalan lancar.

Sebagai penutup, hanya kepada Allah SWT kita kembali segala urusan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan penelitian ini belumlah sempurna

dan masih terdapat kekurangan baik implementasi ataupun penulisan.

Namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.

Terutama bagi penulis maupun kepada seluruh pembaca. Aamiin.

Wallahul Muafiq Ila Aqwamith Thariq

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, 10 Mei 2019

Penulis

Page 12: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

xi

DAFTAR ISI

PENGESAHAN UJIAN ................................................................................. ii

PERNYATAAN .............................................................................................. iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... iv

RINGKASAN ................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 8

2.1 Usahatani ................................................................................................ 8

2.1.1 Pengertian Usahatani ..................................................................... 8

2.1.2 Biaya usahatani .............................................................................. 9

2.1.3 Pendapatan Usahatani .................................................................... 9

2.1.4 Rasio Penerimaan dan Biaya (R/C Rasio) ..................................... 11

2.2 Sistem Pertanian Organik ....................................................................... 12

2.3 Komponen Pertanian Organik ................................................................ 14

2.3.1 Persiapan lahan .............................................................................. 15

2.3.2 Persemaian ..................................................................................... 15

2.3.3 Penanaman ..................................................................................... 16

2.3.4 Pemupukan .................................................................................... 16

Page 13: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

xii

2.3.5 Pengairan ....................................................................................... 17

2.3.6 Pengendalian Hama dan Penyakit ................................................. 18

2.4 Penanganan Panen dan Pascapanen ........................................................ 18

2.5 Tujuan pertanian Organik ....................................................................... 19

2.6 Pertanian Anorganik ............................................................................... 21

2.7 Perbedaan Usahatani Padi Organik dan Anorganik................................ 23

2.8 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 25

2.9 Kerangka Pemikiran Operasional ........................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 31

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................. 31

3.2 Jenis dan Sumber Data............................................................................ 31

3.3 Metode Penarikan Sampel ...................................................................... 32

3.4 Metode Pengumpulan Data..................................................................... 33

3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................... 35

3.5.1 Analisis Struktur Biaya ................................................................. 36

3.5.2 Analisis Pendapatan Usahatani Padi Organik dan Anorganik ...... 39

3.5.3 Analisis R/C Rasio ........................................................................ 41

3.5.4 Pengujian Hipotesis Perbedaan Dua Sampel Bebas ..................... 42

3.6 Definisi Operasinal ................................................................................. 47

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN ........................................... 49

4.1 Keadaan Wilayah Lokasi Penelitian ...................................................... 49

4.2 Keadaan Penduduk Pada Lokasi Penelitian ............................................ 50

4.2.1 Kependudukan ........................................................................... 50

4.2.2 Mata Pencaharian....................................................................... 51

4.3 Usahatani Padi Organik di Kelompok Tani Sumber Urip ...................... 52

4.4 Usahatani Padi Anorganik di Kelompok Tani Harta Jaya ...................... 54

4.5 Karakteristik Responden ......................................................................... 56

4.5.1 Kelompok Umur ............................................................................ 57

4.5.2 Tingkat Pendidikan ........................................................................ 58

4.5.3 Luas Lahan..................................................................................... 60

4.5.4 Pengalaman Usahatai ..................................................................... 61

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 62

5.1 Analisis Biaya Usahatani Padi Organik dan Padi Anorganik ................. 62

5.2 Analisis Penerimaan dan Pendapatan Padi Organik dan Padi Anorganik 68

Page 14: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

xiii

5.3 R/C Rasio Usahatani Padi Organik dan Padi Anorganik ........................... 70

5.4 Analisis Uji Beda Pendapatan Usahatani Padi Organik dan Usahatani Padi

Anorganik Pada ........................................................................................ 72

BAB VI PENUTUP ...................................................................................... 74

6.1 Kesimpulan ............................................................................................ 74

6.2 Saran ....................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 76

LAMPIRAN ................................................................................................... 79

Page 15: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. Perbedaan Sistem Pertanian Organik dan Anorganik ................................. 22

2. Struktur Biaya Operasional Usahatani Padi Organik dan Anorganik ......... 24

3. Penduduk Desa Watukebo Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..................... 50

4. Mata Pencaharian Penduduk Desa Watukebo............................................. 51

5. Karakteristik Kelompok Umur Anggota Kelompok Tani Sumber

Urip dan Kelompok Tani Harta Jaya .......................................................... 57

6. Karakteristik Tingkat Pendidikan Anggota Kelompok Tani

Sumber Urip dan Kelompok Tani Harta Jaya ............................................. 59

7. Karakteristik Luasan Lahan Anggota Kelompok Tani Sumber Urip

dan Harta Jaya ............................................................................................. 60

8. Karakteristik Pengalaman Usahatani Kelompok Tani Sumber Urip

dan Kelompok Tani Harta Jaya ................................................................... 61

9. Rata-Rata Biaya Usahatani Padi Organik dan Anorganik

Kelompok Tani Sumber Urip dan Kelompok Tani Harta Jaya ................... 63

10. Analisis Penerimaan dan Pendapatan Padi Organik dan Anorganik ......... 68

11. Hasil Analisis Uji Beda Total Pendapatan Usahatani Padi Organik

dan Usahatani Padi Anorganik ................................................................... 72

Page 16: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1. Kontribusi Sektor Pertanian, Industri dan Sektor Lainnya

terhadap PDRB ........................................................................................... 1

2. Produksi Padi Pada Tahun 2013-2017 ........................................................ 2

3. Konsumsi Beras Nasioanal Tahun 2017 ..................................................... 3

4. Kerangka Pemikiran Konseptual ................................................................ 30

5. Struktur Organisasi Kelompok Tani Sumber Urip ..................................... 54

6. Struktur Organisasi Kelompok Tani Harta Jaya ......................................... 55

Page 17: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Kabupaten

Banyuwangi Tahun 2014-2015 .................................................................. 79

2. Kuesioner Penelitian Usahatani Padi Organik dan Usahatani

Padi Anorganik .......................................................................................... 80

3. Data Petani Padi Organik dan Anorganik .................................................. 85

4. Biaya Tetap Usahatani Padi Organik dan Padi Anorganik ........................ 86

5. Biaya Irigasi Padi Organik dan Padi Anorganik ........................................ 87

6. Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Padi Organik ................................ 88

7. Biaya Penyueutan Peralatan Usahatani Padi Anorganik ............................ 89

8. Biaya Kebutuhan Benih Padi Organik dan Padi Anorganik ...................... 90

9. Biaya Pupuk Usahatani Padi Organik ........................................................ 91

10. Biaya Pupuk Usahatani Padi Anorganik .................................................... 92

11. Biaya Agen Hayati Usahatani Padi Organik .............................................. 93

12. Biaya Pestisida Usahatani Padi Anorganik ................................................ 94

13. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Organik............................................. 95

14. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Anorganik......................................... 96

15. Hasil Produksi Usahatani Padi Organik dan Anorganik ............................ 97

16. Perhitungan Penerimaan, Pendapatan dan R/C Rasio Usahtani

Padi Organik dan Usahatani Padi Anorganik ............................................ 98

17. Hasil Analisis Uji Beda Total Pendapatan Usahatani Padi Organik

dan Usahatani Padi Anorganik ................................................................... 99

Page 18: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

xvii

18. F Tabel ....................................................................................................... 100

19. T Tabel ....................................................................................................... 101

Page 19: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian Indonesia adalah pertanian tropika, karena sebagian besar berada

di daerah tropis yang langsung dipengaruhi oleh garis khatulistiwa,

(Karyono,2001:142). Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumberdaya

alam. Salah satu kekayaan alam yang dimiliki ialah pertanian yang

beranekaragam. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor tanaman

pangan memiliki peranan sangat penting dan strategis, hal ini dikarenakan

subsektor tanaman pangan dapat menunjang kehidupan sebagian besar penduduk

Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Pertanian tahun 2017, kontribusi sektor

pertanian termasuk tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan

jasa pertanian terhadap PDRB mencapai 77,33% seperti pada gambar berikut ini :

Gambar 1. Kontribusi Sektor Pertanian, Industri dan Sektor lainnya

terhadap Produk Domestik Bruto Nasional,

(Kementerian Pertanian, 2017 : 297).

Page 20: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

2

Salah satu komoditas tanaman pangan di Indonesia adalah padi yang hasil

produksinya masih menjadi bahan makanan pokok. Padi merupakan tanaman

pertanian dan tanaman utama dunia.

Berdasarkan lokadata dalam (Badan Pusat Statistik,2017) jumlah

penduduk Indonesia periode 2007 hingga 2016 terus bertambah, dari 225,6 juta

jiwa di tahun 2007 terus naik menjadi 258,7 juta jiwa pada tahun 2016

(lokadata.beritagar.id). Kenaikan jumlah penduduk di Indonesia dapat

mempengaruhi produksi padi di Indonesia.

Berdasarkan Kementerian Pertanian tahun 2017 produksi padi di

Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2 produksi

padi dari tahun ketahun mengalami peningkatan, dari tahun 2013 produksi padi

sebesar 71.280 ton sedangkan produksi padi pada tahun 2017 mengalami

peningkatan sebesar 81.382 ton. kenaikan produksi padi di Indonesia dapat dilihat

pada gambar grafik di bawah ini

Gambar 2. Produksi Padi Tahun 2013-2017 (Kementerian Pertanian 2017 :

83)

Page 21: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

3

Berdasarkan gambar 2 dapat dilihat peningkatan produksi padi nasional

dipengaruhi tingkat konsumsi beras nasional. Berdasarkan Kementerian Pertanian

2017, konsumsi beras nasional mengalami peningkatan dari tahun 2012-2016.

Peningkatan tersebut dapat dilihat pada gambar 3

Gambar 3. Konsumsi Beras Nasional pada Tahun 2012-2016 (Kementan,

2017:302)

Berdasarkan gambar 3 tingkat konsumsi beras pada 2 tahun terakhir (2015-

2016) mengalami peningkatan, pada tahun 2015, konsumsi beras nasional

sebanyak 98,39 kg/kapita/tahun dan konsumsi beras nasional pada 2016 sebanyak

100,57 kg/kapita/tahun, (Kementerian Pertanian, 2017:329). berdasarkan data

kementerian pertanian 2017 dari tahun 2015-2016 konsumsi beras mengalami

peningkatan dengan rata-rata sebesar 2,18 kg per kapita dalam satu tahun.

Page 22: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

4

Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu daerah sentra penghasil

padi di Provinsi Jawa Timur. Produksi padi di Banyuwangi pada tahun 2014-2015

tertinggi ketiga tingkat provinsi (lampiran 1) dengan jumlah produksi dari tahun

2014 sebesar 747.808 ton/kapita/tahun, sedangkan produksi padi pada tahun 2015

mengalami peningkatan sebesar 860.239 ton/kapita/tahun. Hal ini dilihat dari

peningkatan jumlah produksi padi di Banyuwangi dari tahun 2014-2015 sebesar

112.431 ton/kapita/tahun, (Badan Pusat Statistik (BPS), 2016)

Namun Tingginya produksi padi di Banyuwangi masih lebih banyak

berasal dari hasil usahatani padi anorgaik. Sehingga petani padi di Banyuwangi

menjalankan usahataninya tidak menggunakan sistem pertanian berkelanjutan

yaitu usatahani padi organik. Berdasarkan wawancara dengan pengurus anggota

kelompok tani di Desa Watukebo, Kec Blimbingsari, Kab Banyuwangi, harga jual

gabah kering panen (GKP) organik di pasaran mencapai Rp. 5200/kg, sedangkan

harga jual gabah kering panen (GKP) anorganik sebesar Rp. 4300/kg. Keuntungan

dalam menjual GKP organik yang terdapat di Desa Watukebo pada dasarnya

sudah diketahui oleh sebagian besar petani di desa tersebut.

Rendahnya minat berusahatani padi organik menurut pak Saidi selaku

ketua kelompok tani sumber urip disebabkan oleh : (1) petani belum banyak

berminat untuk usahatani padi organik, (2) kurangnya pemahaman para petani

terhadap sistem pertanian organik, (3) belum optimalnya organisasi petani yang

terkait dengan penyuluhan dan sertifikasi, dan (4) kurangnya pengetahuan petani

akan potensi dan keuntungan produksi padi organik. Sementara potensi dan

Page 23: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

5

keuntungan petani dalam menjual padi organik dapat menghasilkan keuntungan

yang lebih besar daripada menjual padi anorganik.

Pertanian organik merupakan bentuk pertanian berkelanjutan yang ramah

lingkungan dan menghasilkan produk yang aman bagi kesehatan karena

menggunakan pupuk yang aman bagi kesehatan, bahan organik yang digunakan

dalam pertanian organik juga dapat memperbaiki sifat fisik, kimia maupun biologi

sehingga tanah yang digunakan sebagai media tanam memiliki kualitas yang baik

dan menghasilkan produksi tanaman yang optimal (Haryono, 2010:188).

Berdasarkan kendala terhadap petani yang sudah di jelaskan dalam

budidaya padi organik tersebut, maka penting bagi petani untuk mengetahui

perbandingan pendapatan usahatani padi organik dan anorganik secara tepat

sebagai bahan evaluasi dan pengembangan pertanian organik ke depannya.

Melalui analisis perbandingan pendapatan nantinya diharapkan dapat

membantu petani untuk melihat apakah usahatani padi organik yang dijalankan

dapat memberi manfaat tambahan dibandingkan dengan usahatani padi anorganik

yang dilakukan petani pada umumnya. Berdasarkan situasi dan kondisi yang telah

dijelaskan, perlu adanya sesuatu penelitian dalam rangka mengambil keputusan

bagi petani dalam mengusahakan pertaniannya. oleh karena itu peneliti ingin

meneliti terkait analisis perbandingan pendapatan usahatani padi organik dan padi

anorganik untuk mengetahui seberapa besar perbandingan pendapatan yang

didapat dari kedua kelompok tani di Desa Watukebo, Kec Blimbingsari, Kab

Banyuwangi, Jawa Timur.

Page 24: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perbandingan struktur biaya usahatani padi organik pada

Kelompok Tani Sumber Urip dan usahatani padi anorganik Kelompok Tani

Harta Jaya yang ada di desa Watukebo Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten

Banyuwangi, Jawa Timur ?

2. Bagaimana perbandingan pendapatan usahatani padi organik pada Kelompok

Tani Sumber Urip dan usahatani padi anorganik kelompok tani Harta Jaya di

Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa

Timur

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah , maka tujuan

penelitian ini sebagai berikut :

1. Menganalisis perbandingan struktur biaya usahatani padi organik pada

Kelompok Tani Sumber Urip dan usahatani padi anorganik Kelompok Tani

Harta Jaya di Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten

Banyuwangi, Jawa Timur

2. Menganalisis perbandingan pendapatan usahatani padi organik pada kelompok

tani Sumber Urip dan usahatani padi anorganik Kelompok Tani Harta Jaya di

Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa

Timur.

Page 25: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

7

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ataupun tambahan

pengetahuan antara lain :

1. Bagi petani, sebagai salah satu rekomendasi dalam pengambilan keputusan

mengembangkan usahatani padi secara organik ataupun anorganik.

2. Bagi penulis, penelitian ini dapat melatih kemampuan menganalisis masalah

dan memberikan solusi penyelesaiannya. Selain itu, penelitian ini merupakan

syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian.

3. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan dalam

pemberian penyuluhan ataupun pengembangan usahatani kepada petani.

4. Bagi pembaca, diharapkan memperoleh informasi mengenai perbedaan

pendapatan usahatani padi organik dan padi anorganik.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis perbandingan struktur

total biaya, total penerimaan, total pendapatan dan total R/C rasio padi organik

dan padi anorganik dalam satu kali musim tanam. Penelitian ini dilakukan di

kelompok tani padi organik dan kelompok tani padi anorganik di Desa Watukebo,

Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur yang menanam

pada tahun 2017 dengan luas lahan usahatai 0,5-1 ha per petani. dengan

keterangan harga pada tahun tersebut. Alat analisis yang digunakan adalah

struktur biaya, struktur pendapatan, R/C rasio, Uji F dan Uji T tabel total

pendapatan.

Page 26: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 UsahaTani

2.1.1 Pengertian Usahatani

Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang

mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam

sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat sebanyak-banyaknya.

Menurut Suratiyah (2016:8) ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari

cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan

penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga

usaha tersebut memberi pendapatan semaksimal mungkin. Dikatakan efektf bila

petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang

dikuasai) sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya

tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input)

(Soekartawi, 2016:1).

Shinta (2011:56) mengatakan terdapat dua faktor yang mempengaruhi

keberhasilan usahatani yaitu:

a. Faktor internal : petani pengelola, tanah, modal, tenaga kerja, teknologi,

jumlah keluarga dan kemampuan petani mengalokasikan penerimaan keluarga.

b. Faktor eksternal : tersedianya sarana komunikasi dan transportasi, aspek yang

menyangkut pemasaran hasil dan bahan usahatani (harga hasil panen dan

harga saprodi), fasilitas kredit dan sarana penyuluh bagi petani.

Page 27: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

9

2.1.2 Biaya Usahatani

Biaya adalah semua dana yang digunakan dalam melaksanakan suatu

kegiatan (Padangaran, 2012 : 45). Soekartawi (2016:56) mengemukakan biaya

usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu (a) Biaya tetap (Fixed

Cost) dan (b) Biaya tidak tetap (variabel cost). Biaya tetap ini umumnya

didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan

walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap

ini tidak tergantung pada besar kecilnya poduksi yang diperoleh.

Padangaran (2013:45) menyatakan biaya tetap (fixed cost) merupakan

biaya yang jumlah selalu sama meskipun jumlah produksi berubah-ubah. Biaya

tetap hanya dikenal dalam analisis jangka pendek (short run analysis). Dalam

analisis jangka panjang (long run analysis), semua alat perusahaan mengalami

perubahan sehingga semua biayanya menjadi variabel. Contoh biaya tetap yaitu

penyusutan alat dan mesin. Salah satu metode perhitungan penyusutan alat adalah

metode garis lurus (streigh line methode), yaitu nilai penyusutan sama besarnya

dari tahun ke tahun atau dari bulan ke bulan, tergantung satuan waktu yang

digunakan.

2.1.3 Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya

(total cost) (Soekartawi, 2016:57). Penerimaan usahatani adalah perkalian antara

produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan

sebagai berikut:

Page 28: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

10

TRi = Yi.Pyi

Keterangan :

TR = Total penerimaan

Y = Produksi yang diperoleh suatu usahatani

Py = Harga Y

Menurut Soekartawi (2016 : 114) biaya total adalah jumlah dari biaya tetap dan

biaya tidak tetap, maka dituliskan dengan rumus sebagai berikut :

TC = FC + VC

Keterangan :

TC = Total Biaya

FC = Biaya tetap (fix cost)

VC = Biaya Variabel

Analisis pendapatan dapat dijadikan indikator mengenai sejauh mana

perusahaan yang sedang dijalankan telah berjalan dengan efisien. Perhitungan

pendapatan dalam perusahaan pertanian relatif lebih kompleks dibandingkan

analisis pendapatan dalam perusahaan lain. Hal ini disebabkan oleh cukup

bervariasinya komponen biaya dan komponen penerimaan dalam perusahaan

pertanian (Padangaran, 2013:97). Adapun cara menghitung pendapatan usahatani

menurut Soekartawi (2016:57) sebagai berikut:

Pd = TR-TC

Keterangan :

Pd = Pendapatan usahatani

TR = Total penerimaan

TC = Total biaya

Page 29: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

11

Suatu usahatani dikatakan berhasil apabila dapat memenuhi kewajiban

membayar bunga modal, alat-alat yang digunakan, upah tenaga luar serta sarana

produksi yang lain termasuk kewajiban terdahap pihak ketiga dan dapat menjaga

kelestarian usahanya (Suratiyah, 2017:77).

2.1.4 Rasio Penerimaan dan Biaya (R / C Rasio)

R/C Ratio adalah perbandingan antara total penerimaan dengan seluruh

biaya yang digunakan pada saat proses produksi sampai hasil. R/C ratio yang

semakin besar akan memberikan keuntungan semakin besar juga kepada petani

dalam melaksanakan usahataninya (Soekartawi, 2016:85).

Menurut Soekartawi (2016:85), komponen biaya dapat dianalisis

keuntungan usahatani dengan menggunakan R/C Ratio. Analisis yang digunakan

untuk menghitung berapa besarnya penerimaan yang diperoleh dari setiap rupiah

yang diinvestasikan dalam perusahaan pada periode yang lalu, hal ini dapat di

tuliskan sebagai berikut :

a = R/C R = Py.Y C = FC+VC a = { (Py.Y)/ (FC+VC)

Keterangan :

R = penerimaa Py = harga Output FC = biaya tetap (fixed cost)

C = biaya Y = Output Vc = biaya tidak tetap (variable cost)

Jika R/C = 1 berarti perusahaan hanya mencapai kondisi pulang pokok.

Artinya jumlah penerimaan yang diperoleh hanya sebesar modal yang digunakan

untuk memperoleh penerimaan tersebut. Jika R/C < 1 berarti pengguna modal rugi

karena jumlah penerimaan lebih kecil dari jumlah modal yang digunakan.

Page 30: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

12

Oleh karena itu bahwa R/C >1 berarti penggunaan modal semakin efisien

(Padangaran, 2013:88).

2.2 Sistem Pertanian Organik

Menurut Sutanto (2002:1-2), pertanian organik diartikan sebagai suatu

sistem produksi tanaman yang berdasarkan daur ulang hara secara hayati. Daur

ulang hara merupakan teknologi tradisional yang cukup lama dikenal sejalan

perkembangan peradaban manusia, terutama di Cina. Daur ulang hara dapat

melalui sarana limbah tanaman dan ternak serta limbah lainnya yang mampu

memperbaiki status kesuburan dan struktur tanah.

Menurut International Federation Organic Agriculture Movement

(IFOAM) (dalam winangun 2005 :71), tujuan yang hendak dicapai dengan

penggunaan sistem pertanian organik adalah

a. Menghasilkan bahan pangan dengan kualitas nutrisi tinggi serta dalam jumlah

yang cukup

b. Mendorong dan meningkatkan daur ulang dalam sistem usahatani dengan

mengaktifkan kehidupan jasad renik, flora dan fauna, tanah, tanaman, serta

hewan.

c. Memelihara serta meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan.

d. Memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didaur ulang baik di dalam maupun

di luar usahatani.

e. Membatasi terjadinya semua bentuk pencemaran lingkungan yang mungkin

dihasilkan oleh kegiatan pertanian.

Page 31: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

13

f. Mempertahankan keanekaragaman hayati termasuk pelestarian habitat tanaman

dan hewan.

g. Memberikan jaminan yang semakin baik bagi para produsen pertanian

(terutama petani) dengan kehidupan yang lebih sesuai dengan hak asasi

manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar serta memperoleh penghasilan dan

kepuasan kerja, termasuk lingkungan kerja yang aman sehat.

Budidaya padi yang menerapkan prinsip-prinsip organik akan

menghasilkan padi yang bebas residu kimia. Berdasarkan hal itu, hasil pertanian

yang dilakukan secara organik dikenal oleh sebagian kalangan masyarakat dengan

produk/makanan sehat. Penerapan budidaya secara organik pada dasarnya mampu

menekan biaya usahatani dikarenakan pemanfaatan pupuk dan pestisida yang

digunakan berasal dari sumber daya alam sekitar.

Strategi peranan organik adalah memindahkan hara secepatnya dari sisa

tanaman, kompos dan pupuk kandang menjadi biomass tanah yang selanjutnya

setelah mengalami proses menetralisasi akan menjadi hara dalam larutan tanah.

Hal ini berbeda sama sekali dengan pertanian anorganik yang memberikan unsur

hara secara cepat dan langsung dalam bentuk larutan sehingga segera diserap

dengan takaran dan waktu pemberian yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Menurut Sutanto (2002:30), beras organik merupakan beras yang berasal

dari padi yang dibudidayakan secara organik atau tanpa menggunakan pupuk dan

pestisida kimia dan menerapkan sistem pangan organik hinga ke tangan

konsumen. Berdasarkan beberapa konsep dan definisi yang telah dijelaskan di

atas, dapat disimpulkan beras organik merupakan suatu produk/hasil usahatani

Page 32: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

14

yang ramah lingkungan dengan prinsip pemanfaatan bahan-bahan organik pada

prosesnya. Selain itu, dalam proses usahatani padi organik juga ditekankan agar

mampu mengelola sumber daya secara bijaksana dan terpadu, sehingga

mendorong terciptanya pertanian dan berkelanjutan.

2.3 Komponen Pertanian Organik

Cara bertanam padi organik pada dasarnya tidak berbeda dengan bertanam

padi secara konvensional. Perbedaannya hanya pada pemilihan varietas dan

menggunakan pupuk. Pertanian organik biasanya diawali dengan pemilihan bibit

atau benih non-hibrida. Selain untuk mempertahankan keanekaragaman hayati,

bibit non-hibrida sendiri secara teknis memungkinkan untuk hidup dan

berproduksi optimal pada kondisi yang alami. Sementara bibit atau benih hibrida

biasanya dikondisikan untuk dibudidayakan secara anorganik, seperti harus

menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia (Andoko, 2002:50). Selain

pemilihan varietas komponen-komponen lainnya yang mempengaruhi pertanian

organik adalah lahan. Lahan yang terdapat dijadikan pertanian organik adalah

lahan yang terbebas dari bahan agrokimia pupuk dan pastisida. Terdapat dua

pilihan lahan yaitu lahan pertanian yang baru dibuka dan lahan pertanian intensif

yang dikonversi untuk lahan pertanian organik.

Budidaya padi organik memiliki tahapan yang hampir sama dengan

budidaya padi secara anorganik, yaitu terdiri dari persiapan lahan, pembibitan,

penanaman, pemeliharaan, panen dan pascapanen. Perbedaan kedua teknik

Page 33: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

15

budidaya tersebut hanya terdapat pada cara pemeliharaan dan pengaplikasian pada

budidaya.

2.3.1 Persiapan Lahan

Pengolahan lahan merupakan tahapan paling utama dalam budidaya

tanaman. Pengolahan lahan bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan

alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah (struktur tanah) yang dikehendaki

oleh tanaman. Pengolahan lahan sawah terdiri dari beberapa tahap yaitu :

pembersihan, pencangkulan, pembajakan, dan penggaruan (penghancuran

gumpalan tanah), penggenangan sawah dan penutupan saluran air yang

digenangkan (Nugraha dan Sulistyowati, 2010:5).

Pada sistem pertanian organik, pengolahan lahan yang dianjurkan ialah

pengolahan tanah konservasi. Pengolahan tanah konservasi adalah sistem

pengolahan yang bertujuan untuk menyiapkan lahan agar tanaman dapat tumbuh

dan berproduksi secara optimum namun tetap memperhatikan aspek konservasi

tanah dan air.

2.3.2 Persemaian

Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang baik dan tepat

agar mendapatkan bibit padi sehat, sehingga padi dapat tumbuh dan berkembang

dengan optimal. Benih yang digunakan adalah bersertifikat yang jelas diketahui

mutunya. Mutu benih mencakup mutu genetik, fisiologis, fisik dan patologis

(Ilyas et al., 2007:10). Benih padi yang memiliki mutu baik ialah benih yang

memiliki nilai daya berkecambah minimal 80% dan kandungan kadar air

Page 34: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

16

maksimal 13%, (Wahyuni et la, (2006:37). Selanjutnya wahyuni et al,

menyatakan bahwa benih padi yang bermutu juga harus memiliki viabilitas dan

vigor yang baik yaitu ≥ 80% dan ≥ 70%.

Pemilihan benih juga meliputi pemilihan varietas yang akan digunakan.

Varietas yang dianjurkan ialah varietas-varietas unggul lokal karena menurut

Wahyuni, varietas unggul lokal mampu beradaptasi dengan baik dengan

lingkungan di lokasi penanaman benih padi tersebut, (Wahyuni et la, (2006:40).

2.3.3 Penanaman

Menurut Nugraha dan Sulistyowati (2010:10), tahap penanaman dibagi

menjadi 2 bagian yaitu pemindahan bibit dan penanaman bibit padi. Kegiatan

pemindahan dan penanaman padi harus disesuaikan dengan metode dan jarak

tanam yang akan digunakan. Anugrah et al. (2008) menyebutkan bahwa pada

metode System of Rice Intensification (SRI) pemindahan bibit dilakukan lebih

awal yaitu pada umur 8-15 hari. Transplantasi pada saat bibit muda dapat

mengurangi guncangan dan meningkatkan kemampuan tanaman dalam

memproduksi batang dan akar selama pertumbuhan vegetatif, sehingga jumlah

batang yang muncul dalam satu rumpun menjadi lebih banyak, bulir yang

dihasilkan dalam satu malai lebih banyak dan jumlah anakan yang dihasilkan juga

maksimum. Jarak tanam yang digunakan pada metode SRI ialah 25 cm x 25 cm.

2.3.4 Pemupukan

Pemupukan dalam pertanian organik ialah kegiatan pemupukan yang

menggunakan pupuk-pupuk dari bahan organik. Jenis pupuk organik yang dapat

Page 35: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

17

digunakan ialah pupuk kandang, pupuk hijau maupun kompos (Anggraini,

2013:52). Selain menggunakan pupuk dari luar, jerami-jerami padi dari

pertanaman sebelumnya juga dapat dikembalikan ke tanah sebagai sumber bahan

organik bagi tanaman. Dosis pupuk yang diberikan pada padi harus disesuaikan

dengan kebutuhan unsur hara padi dan ketersediaan unsur hara di tanah agar tidak

menyebabkan toksisitas. Pemupukan pertanian anorganik menggunakan pupuk

kimia yang terdiri dari UREA, NPK, ZA, SP36.

2.3.5 Pengairan

Kegiatan pengairan harus disesuaikan dengan fase pertumbuhan padi.

Kalsim (2007:9) menyatakan bahwa setiap fase pertumbuhan padi baik fase

vegetatif, generatif dan pemasakan memiliki kebutuhan air yang berbeda-beda.

Kebutuhan air pada fase vegetatif padi tidak terlalu tinggi. Air pada fase vegetatif

digunakan untuk membantu perkembangan akar-akar baru. Kekeringan yang

terjadi pada fase ini akan menyebabkan pertumbuhan padi kurang optimal dan

menghambat pertumbuhan anakan sehingga mengakibatkan penurunan hasil.

Fase generatif merupakan fase yang paling banyak membutuhkan air. Air

digunakan untuk perkembangan malai, masa bunting dan pembentukan bunga.

Kekeringan pada fase generatif dapat menyebabkan terganggunya pembentukan

malai, pembungaan dan fertilisasi yang akan berakibat pada peningkatan sterilisasi

sehingga dapat menurunkan hasil (Kalsim, 2007:5-6).

Menurut Kalsim (2007 :7), kebutuhan air padi pada fase pemasakan akan

menurun secara berangsur-angsur dan akan berhenti membutuhkan air pada tahap

9 atau setelah gabah pada malai menguning. Pengeringan perlu dilakukan pada

Page 36: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

18

fase pemasakan, namun jika pengeringan dilakukan terlalu awal maka dapat

menyebabkan gabah menjadi hampa dan beras pecah, dan jika pengeringan

dilakukan terlalu lambat maka akan menyebabkan padi menjadi rebah.

2.3.6 Pengendalian Hama dan Penyakit

Pemeliharaan padi meliputi penyulaman, penyiangan, pengairan,

pemupukan dan pengendalian OPT. pada saat melakukan penyulaman, bibit yang

digunakan ialah bibit yang berasal dari benih yang sama dengan yang ditanam

sebelumnya. Penyiangan gulma dan pengendalian OPT, pada saat melakukan

penyulaman, bibit yang digunakan ialah bibit yang berasal dari benih yang sama

dengan yang ditanam sebelumnya. Penyiangan gulma dan pengendalian OPT

dapat dilakukan pada saat gulma dan OPT sudah mencapai batas ambang

ekonomi. Untuk mengetahui ambang ekonomi gulma dan OPT perlu dilakukan

monitoring secara rutin.

Pengendalian yang diperbolehkan dalam sistem pertanian organik ialah

pengendalian fisik, mekanis, kultur teknis dan biologi. Pengendalian secara kimia

merupakan pengendalian yang dilarang untuk dilakukan dalam kegiatan budidaya

pertanian organik. Herbisida dan pestisida yang digunakan merupakan pestisida

dan herbisida yang berasal dari bahan-bahan organik seperti daun sirsak, daun

kenikir, daun srikaya, bawang putih dan lain sebagainya.

2.4 Penanganan panen dan pascapanen

Kegiatan panen dan pascapanen merupakan kegiatan teknik budidaya yang

juga perlu untuk diperhatikan agar gabah yang dihasilkan tidak mengalami

Page 37: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

19

penurunan kualitas. Panen padi harus dilakukan pada saat yang tepat. Nugraha

dan Sulistyowati (2010:46) menyebutkan bahwa ciri-ciri bulir padi yang sudah

siap dipanen ialah kadar air gabah 21-26%, bulir yang berwarna kuning sudah

mencapai 95%, bulir hijau rendah dan bagian bawah malai terdapat sedikit gabah

hijau.

Penanganan pascapanen meliputi perontokan bulir padi dengan cara

diinjak-injak, dihempas/dibanting atau dengan menggunakan mesin perontok.

Perontokan dengan perontok pedal mekanis hanya memerlukan 7 jam dalam 1

orang untuk 1 hektar hasil panen. Setelah dirontokkan, gabah dibersihkan dengan

cara diayak/ditapi atau dengan blower manual. Kadar kotoran tidak boleh lebih

dari 3 %. Setelah itu, gabah dijemur selama 3-4 hari selama 3 jam per hari sampai

kadar airnya mencapai 14 %. Proses terakhir pasca panen padi ialah

penyimpanan. Gabah yang sudah dibersihkan dimasukkan ke dalam karung

bersih dan jauhkan dari beras karena dapat tertulari hama beras. Gabah siap

dibawa ke tempat penggilingan beras (Nugraha dan Sulistyowati, 2010:67).

2.5 Tujuan Pertanian Organik

Menurut Sutanto (2002:35) tujuan pertanian organik dapat dibedakan

mejadi dua macam, yaitu tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan

jangka panjang yang akan dicapai melalui pengembangan pertanian organik ialah :

1. Melindungi dan melestarikan keragaman hayati serta fungsi keragaman dalam

bidang pertanian.

Page 38: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

20

2. Memasyarakatkan kembali budidaya organik yang sangat bermanfaat dalam

mempertahankan dan meningkakan produktivitas lahan sehingga menunjang

kegiatan budidaya pertanian yang berkelanjutan.

3. Membatasi terjadinya pencemaran lingkungan hidup akibat residu pestisida,

pupuk, dan bahan kimia pertanian lainnya.

4. Mengurangi ketergantungan petani terhadap masukan dari luar yang berharga

mahal dan menyebabkan pencemaran lingkungan.

5. Mengembangkan dan mendorong kembali munculnya teknologi pertanian

organik yang telah dimiliki petani secara turun-menurun, serta merangsang

kegiatan penelitian pertanian organik oleh lembaga penelitian dan universitas.

6. Membantu meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara menyediakan

produk-produk pertanian bebas pestisida, residu pupuk, dan bahan kimia

pertanian lainnya.

7. Meningkatkan peluang pasar produk organik, baik domestik maupun global

dengan jalan menjalani kemitraan antara petani dan pengusaha yang bergerak

dalam bidang pertanian.

Adapun tujuan jangka pendek yang akan dicapai melalui pengembangan

pertanian organik sebagai berikut (Sutanto, 2002:26) :

1. Ikut serta menyukseskan program pengentasan kemiskinan melalui

peningkatan pemanfaatan peluang pasar dan ketersediaan lahan petani yang

sempit.

2. Mengembangkan agribisnis dengan jalan menjalani kemitraan antara petani

sebagai produsen dan para pengusaha.

Page 39: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

21

3. Membantu menyediakan produk pertanian bebas residu bahan kimia pertanian

lainnya dalam rangka ikut meningkatkan kesehatan masyarakat.

4. Mengembangkan dan meningkatkan minat petani pada kegiatan budidaya

organik baik sebagai mata pencaharian utama maupun sampingan yang

mampu meningkatkan pendapatan tanpa menimbulkan terjadinya kerusakan

lingkungan.

5. Mempertahankan dan melestasikan produktivitas lahan, sehingga lahan

mampu berproduksi secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan generasi

sekarang dan mendatang.

2.6 Pertanian Anorganik

Sistem pertanian anorganik terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan

ekonomi secara global, khususnya di bidang pertanian. Salah satu contoh kecil di

Indonesia mampu berswasembada pangan (terutama beras) sejak tahun 1983.

Tetapi sistem pertanian konvesional tersebut tidak terlepas dari resiko dampak

negatif yang ditimbulkan. Meningkatnya kebutuhan pangan yang seiring dengan

laju pertambahan penduduk, menuntut peningkatan terhadap penggunaan bahan

kimia seperti pupuk dan pestisida.

Adapun dampak negatif yang timbul dari sistem pertanian anorganik, yaitu

sebagai berikut (Schaller dalam Winangun, 2005:15) :

1. Pencemaran air tanah dan air permukaan oleh bahan kimia pertanian dan

sedimen.

2. Ancaman bahaya bagi kesehatan manusia dan hewan, baik karena pestisida

maupun bahan adiktif pakan.

Page 40: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

22

3. Pengaruh negatif senyawa kimia pertanian tersebut pada mutu dan kesehatan

makanan.

4. Penurunan keanekaragaman hayati termasuk sumber genetik flora dan fauna

yang merupakan modal utama pertanian berkelanjutan (sustainable

agriculture)

5. Peningkatan dan ketahanan organisme penggangu terhadap pestisida

6. Penurunan daya produktivitas lahan karena erosi, pemadatan lahan, dan

berkurangnya bahan organik.

7. Munculnya risiko kesehatan dan keamanan manusia pelaku pertanian.

Tabel 1. Perbedaan Sistem Pertanian Organik dan Anorganik Berdasarkan Aspek

Input-Output Produksi

No Uraian Sistem Pertanian Organik Sistem Pertanian Anorganik

1 Lahan Olah Tanah Minimum

(OTM)

Olah Tanah Bermulsa (OTB)

Olah Tanah Konvensional

(OTK)

Tanpa Olah Tanah (TOT)

Olah Tanah Intensif (OTI)

2 Benih Varietas Unggul Lokal Varietas unggul

3 Pupuk Pupuk Kandang

Pupuk Hijau

Bokashi

Urea, TSP

KCL, NPK

ZPT

4 Pestisida Pestisida alami

Pengendalian hama terpadu

Insektisida

Herbisida

5 Manajemen Orientasi jangka panjang

Orientasi ekonomi dan

ekologi

Manajemen global dan

indigenous local

Orientasi jangka pendek

Orientasi produk

Manajemen industrial

Sumber : Salikin (2003:56)

Page 41: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

23

Terdapat perbedaan antara pertanian organik dan pertanian anorganik yang

ditinjau berdasarkan aspek input-output produki. Perbedaan-perbedaan tersebut

dapat dilihat pada Tabel 1.

2.7 Perbedaan Usahatani Padi Organik dan Anorganik

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menanam padi organik antara

lain, persiapan lahan, pemberian pupuk, dan pengendalian organisme pengganggu.

Pada tahap persiapan lahan, sebaiknya tanah dan air yang digunakan untuk

pertanian organik harus terbebas dari pestisida dan kandungan berbahaya kimia

lainnya. Pada tahap ini, petani melakukan pengolahan lahan sawah dengan cara

membajak menggunakan traktor atau kerbau. Setelah itu, pemberian pupuk

kandang pada usahatani padi organik dapat dilakukan dengan cara ditebarkan

merata keseluruhan permukaan lahan (Andoko, 2002:77).

Usahatani padi organik pupuk yang digunakan seluruhnya berupa pupuk

organik seperti pupuk kandang dan bokashi sebanyak 5 ton/ha (Andoko,2002:79).

Sedangkan pada usahatani padi anorganik, pupuk yang digunakan adalah pupuk

kimia seperti Urea, TSP, dan KCl. Pada pertanian padi anorganik, dosis

pemupukan dengan pupuk kimia semakin meningkat dari tahun ke tahun,

sedangkan pada pertanian padi organik, dosis pemupukan cenderung semakin

menurun.

Menurut Andoko (2002) Perbedaan lain antara usahatani padi organik dan

usahatani anorganik terletak pada pengendalian organisme pengganggu dan

pembersihan gulma tidak menggunakan bahan-bahan kimia. Pengendalian

organisme pengganggu pada usahatani padi organik dilakukan dengan

Page 42: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

24

menggunakan pestisida alami, sedangkan pembersihan gulma dilakukan cara

mencabut gulma secara manual oleh tenaga kerja.

Selain itu, perbedaan usahatani padi organik dan padi anorgank juga dapat

dilihat dari segi biaya yang dikeluarkan. Secara ekonomis, usahatani padi organik

lebih menguntungkan dibanding usahatani padi anorganik. Hal ini karena biaya

yang dikeluarkan pada usahatani padi organik lebih kecil dari pada usahatani padi

anorganik (Andoko, 2002:78). Secara rinci perbandingan biaya operasional

usahatani padi secara organik dan anorganik dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Struktur Biaya Operasional Usahatani Padi Organik dan Anorganik

(Rp/ha)

Uraian Organik Persentase

(%)

Anorganik Persentase

(%)

Benih 30kg 150.000 5.09 150.000 3,53

Pupuk kandang/

kompos 5 ton

750.000 25,46 0 0,00

Urea 500kg

KCL 250 kg

Kompos 200kg

Pupuk cair

0

0

150.000

50.000

0,00

0,00

5,09

1,69

600.000

432.500

0

0

14,12

10,18

0.00

0,00

Pestisida organik

Pestisida kimia

50.000

0

1,69

0,00

0,00

750.000

0,00

17,65

Pengolahan lahan

Penanaman

Penyulaman 5HKP

Pengolahan tanah

ringan 10 HKP

Penyiangan 25 HKP

Pemupukan

Penyemprotan 10

HKP

Pemanenan

250.000

250.000

50.000

100.000

250.000

20.000

100.000

775.000

8,48

8,48

1,69

3,39

8,48

0,68

3,39

26,31

250.000

250.000

50.000

100.000

250.000

40.000

100.000

775.000

5,88

5,88

1,17

2,35

5,88

0,94

2,35

18,24

Jumlah 2.945.00 100.00 4.247.500 100,00

Sumber : Andoko (2002:78)

Page 43: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

25

Tabel 2 menunjukkan bahwa biaya usahatani padi organik lebih rendah

dibandingkan biaya usahatani padi anorganik. Proporsi biaya tertinggi pada

usahatani padi organik adalah biaya pemanenan dengan persentase sebesar 6,31%,

sedangkan proporsi biaya tertinggi pada usahatani padi anorganik adalah biaya

pembelian pupuk Urea, KCl dan TSP dengan persentase 6,16%

(Andoko,2002:78).

2.8 Penelitian Terdahulu

Poetryani (2011), menganalisis perbandingan efisiensi usahatani,

mengestimasi perbandingan pendapatan, serta mengetahui faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap biaya produksi dan pendapatan usahatani padi organik

dengan anorganik. Hasil penelitian usahatani padi organik lebih efisien dari segi

biaya dan pendapatan dilihat dari R/C rasio atas biaya total yang dikeluarkan

petani padi organik sebesar 5,96 yang berarti bahwa setiap Rp. 1 dari biaya total

yang dikeluarkan petani padi organik akan memberikan penerimaan sebesar Rp

5,87 sedangkan R/C rasio atas biaya total usahatani padi anorganik sebesar Rp.

3,43. Kemudian R/C rasio tunai usahatani organik adalah sebesar 5,96 yang

berarti bahwa setiap Rp. 1 dari biaya tunai yang di keluarkan oleh petani padi

anorganik akan memberikan penerimaan sebesar Rp. 3,47. Hasil analisis

pendapatan menunjukan pendapatan total rata-rata usahatani padi organik lebih

besar dibandingkan usahatani padi anorganik, yaitu masing-masing sebesar Rp.

7,90 juta dan Rp. 6,681 juta.

Page 44: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

26

Hakim (2013) melakukan penelitian analisis perbandingan Usahatani

kentang tiga desa di Kecamatan pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa barat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji usahatani kentang di Kecamatan

Pasirwangi, kabupaten garut, menganalisis struktur biaya dan penerimaan dari

kegiatan usahatani kentang, menganalisis tingkat pendapatan yang di dapatkan

oleh petani.

Penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive), analisis deskriptif

dilakukan untuk mengidentifikasi pembiayaan dan pendapatan usahatani kentang

di Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut Jawa Barat, dengan melakukan

pengamatan, wawancara, dan diskusi. Alat analisis yang dilakukan adalah R/C

ratio, analisis pedapatan diketahui bahwa kegiatan usahatani kentang di

Kecamatan Pasirwangi masih menguntungkan hal ini dapat dilihat dari pendapatan

yang dimiliki positif yaitu, pendapatan usahatani kentang atas biaya tunai sebesar

Rp. 36.805.507,26 dan pendapatan usahatani atas total biaya sebesar

RP.813.204,20.

Berdasarkan efisiensi usahatani melalui analisis R/C ratio, usahatani

kentang di Kecamatan Pasirwangi dinyatakan efisien. Hal tersebut dapat dilihat

dari nilai R/C >1 yaitu 1,96 untuk biaya tunainya dan 1,86 atas biaya totalnya,

nilai tersebut menunjukan bahwa setiap satu rupiah akan diterima sebesar nilai

1,96 rupiah untuk biaya tunainya dan 1,86 rupiah atas biaya totalnya.

Dari hasil uji beda berdasarkan pendapatan dari ketiga desa diketahui

terdapat perbedaan pada pendapatan masing-masing desa, hal ini tersebut dapat

dilihat dari hasil Fhitung < Ftabel, dimana tolak H0 dan terima H1. Dari hasil uji

Page 45: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

27

beda berdasarkan efisiensi dari ketiga desa diketahui bahwa efisiensi di ketiga

desa tidak memiliki perbedaan, hal ini tersebut dapat dilihat dari efisiensi Fhitung

< Ftabel.

Angga Deva (2017), perbandingan pendapatan usahatani kentang

monokultur dan tumpangsari (Studi Kasus : Desa Kebun Baru, Kecamatan Kayu

Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Jambi). Hasil penelitian ini bahwa total biaya pada

usahatani kentang sebesar Rp. 16.834.250/ha/tahun relatif sama dengan biaya

tetap tumpangsari kentang-cabai merah kerinting yakni Rp. 16.876.000/ha/tahun.

Biaya variabel untuk monokultur kentang Rp. 140.075.218 /ha/tahun lebih besar

1,4 kali dibandingkan tumpangsari kentang-cabai merah keriting Rp. 98.095.950

/ha/tahun. Oleh karena itu total biaya untuk usahatani monokultur kentang sebesar

Rp. 156.090.468 /ha/tahun lebih besar dibandingkan pola tanam tumpangsari

kentang-cabai merah keriting sejumlah Rp. 114.972.40 /ha/tahun. Sedangkan

pendapatan yang diperoleh hasil produksi tumpang sari kentang-cabai merah

keriting sejumlah Rp 330.145.050 /ha/tahun, lebih tinggi dibandingkan

pendapatan petani monokultur kentang sebesar Rp. 193.352.582 /ha/tahun.

Berdasarkan uji beda dengan variable total biaya, total penerimaan, total

pendapatan dan R/C rasio terdapat perbedaan yang signifikan antara usahatani

pola tanam monokultur kentang dengan tumpangsari kentang-cabai merah

keriting. Hal ini dikarenakan penerimaan petani tumpangsari kentang-cabai merah

keriting lebih besar dengan biaya yang dikeluarkan lebih efisien.

Page 46: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

28

2.9 Kerangka Pemikiran Operasional

Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa

Timur merupakan memiliki 2 kelompok tani yang melakukan usahataninya

dengan menanam berbagai jenis tanaman pangan. Kelompok tani tersebut adalah

Kelompok Tani Sumber Urip dan Kelompok Tani Harta Jaya. Kedua kelompok

tani ini dalam menjalankan usahataninya menggunakan sistem yang berbeda.

Kelompok Tani Sumber Urip menggunakan sistem organik dan Kelompok Tani

Harta Jaya menggunakan sistem anorganik. Menurut pengurus Kelompok Tani

Sumber Urip untuk usahatani dengan sistem organik menganggap sebagai salah

satu solusi bagi revolusi hijau karena dapat mengajarkan petani untuk

menggunakan input-input pertanian seperti pupuk dan pestisida yang ramah

lingkungan serta mengajarkan petani untuk memanfaatkan kearifan lokal dalam

bertani. Selain itu, produk yang dihasilkan dari pertanian organik aman untuk

dikonsumsi oleh konsumen, menyuburkan tanah, dan menjaga keanekaragaman

hayatiNamun, kegiatan pertanian organik masih sulit untuk dikembangkan. Hal ini

karena adanya keinginan petani yang ingin praktis dalam mengolah lahannya dan

produktivitas padi organik yang dihasilkan masih dibawah produktivitas

anorganik sehingga menyebabkan harga beras organik lebih mahal dari pada beras

anorganik. Menurut pak Saidi selaku Ketua Kelompok Tani Sumber Urip Adapun

masalah yang terdapat pada petani yang belom melaksanakan sistem pertanian

yang berkelanjutan (usahatani organik) diantaranta : (1) petani belum banyak

berminat untuk usahatani organik, (2) kurangnya pemahaman para petani terhadap

sistem pertanian organik, (3) belom optimalnya organisasi petani yang terkait

Page 47: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

29

dengan penyuluhan dan sertifikasi, dan (4) kurangnya pengetahuan petani akan

potensi dan keuntungan produksi padi organik . Oleh karena itu perlu dilakukan

penelitian untuk membandingkan usahatani padi organik dan anorganik khususnya

di Desa Watukebo dengan tujuan supaya petani mengetahui sistem pertanian

mana yang lebih baik dan menguntungkan.

Penelitian ini menganalisis perbandingan pendapatan usahatani padi

organik pada Kelompok Tani Sumber Urip dan usahatani padi anorganik pada

Kelompok Tani Harta Jaya yang meliputi analisis biaya, analisis pendapatan, dan

analisis R/C rasio untuk melihat apakah usahatani tersebut menguntungkan atau

tidak. Pendapatan yang dibandingkan pada penelitian ini atas biaya tunai dan

pendapatan atas biaya total. Selain itu, untuk mengetahui apakah pendapatan yang

diperoleh oleh petani padi organik pada kelompok tani Sumber Urip dan padi

anorganik pada kelompok tani Harta Jaya berbeda nyata atau tidak maka

dilakukan pengujian beda nyata dengan menggunakan alat analisis statistik, yaitu

uji beda nyata. Untuk lebih jelas gambaran dari penelitian ini dapat dilihat pada

Gambar 4.

Page 48: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

30

Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Perbandingan Pendapatan

Usahatani Padi Organik dan Padi Anorganik

Kebutuhan Pangan

(Beras) Meningkat

Kelompok Tani Sumber

Urip dengan usaha tani

padi organik

Kelompok Tani Harta Jaya

dengan usaha tani padi

anorganik

Usaha tani yang lebih menguntungkan antara Usaha tani padi organik dengan usaha

tani anorganik

Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Organik dengan

Usahatani Padi Anorganik

Uji membedakan

pendapatan, uji

hipotesis dua rata-rata

Usahatani Padi di Watukebo

Struktur Biaya

(TC = FC+VC)

Produksi dan

produktifitas

Pendapatan (Pd = TR-

TC) dan R-C rasio

(R/C = TR/TC)

Page 49: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2018. Tempat

penelitian di Kelompok Tani Sumber Urip dan Kelompok Tani Harta Jaya yang

ada di Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi,

Provinsi Jawa Timur. Lokasi dipilih secara purposive (sengaja), dengan

pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan salah satu lokasi yang memiliki

kelompok tani padi organik dan kelompok tani padi anorganik sehingga tepat bagi

penulis untuk melakukan penelitian di lokasi tersebut.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan

sekunder. Data primer bersumber dari hasil kuesioner dan wawancara dengan

anggota kelompok tani padi organik dan kelompok tani padi anorganik sebagai

responden. Jenis data primer yang dikumpulkan adalah biaya usahatani,

penerimaan, jumlah produksi, harga, serta pendapatan petani responden pada

tahun 2017. Sedangkan Data sekunder diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik)

Kabupaten Banyuwangi, Dinas Pertanian dan Balai Penyuluhan Pertanian

Kabupaten Banyuwangi, untuk mengetahui luas lahan serta produksi padi organik

dan padi anorganik.

Page 50: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

32

3.3 Metode Penarikan sampel

Pada penelitian ini, anggota Kelompok Tani Sumber urip padi organik dan

anggota Kelompok Tani padi anorganik Anorganik Desa Watukebo, Kecamatan

Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur yang berusahatani padi pada tahun 2017.

Melalui wawancara dengan ketua kelompok tani dan identifikasi terhadap petani

di Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, diketahui

terdapat 20 orang petani yang menanam padi organik dalam satu kelompok tani

Sumber Urip. Dikarenakan jumlah petani responden padi organik yang relatif

kecil, maka menurut, (Sugiono, 2005) ditentukan metode pengambilan sampel

diambil keseluruhan populasi sebesar 20 petani responden. Selain itu, metode ini

dapat memberikan informasi secara rinci mengenai keadaan usahatani padi

organik. Kriteria petani responden untuk pola tanam organik ialah menanam padi

dalam satu lahan seluas 0,5- 1 hektar pada tahun 2017.

Pengambilan sampel petani responden pada usahatani padi anorganik

menggunakan purposive sampling (sengaja). Purposive sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, (Sugiono, 2005:78). Dalam hal

ini jumlah petani responden pola tanam padi organik berjumlah 20 orang yang

menjalankan usahataninya selama satu kali musim tanam, sehingga sampel petani

responden pola tanam anorganik juga diambil 20 orang yang menjalankan

usahataninya selama satu kali musim tanam. Hal ini dilakukan agar jumlah sampel

sama. Kriteria petani responden padi anorganik yaitu luas lahan 0,5 – 1 hektar dan

menanam padi tahun 2017. Jadi petani responden dalam penelitian ini berjumlah

Page 51: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

33

40 orang yang menjalankan usahataninya selama satu kali musim tanam. Terdiri

dari 20 orang petani pola tanam padi organik selama satu kali musim tanam dan

20 orang petani dengan pola tanam anorganik selama satu kali musim tanam.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner. Kepada 40

orang petani responden, terdiri dari 20 anggota kelompok tani padi organik dan 20

anggota dari kelompok tani padi anorganik selama satu kali musim tanam. Untuk

menghindari pertanyaan yang kurang dipahami oleh petani, dilakukan wawancara

langsung ke petani responden. Tujuannya agar jawaban yang diberikan oleh petani

responden bisa tepat dan akurat. Kuesioner penelitian berisi pertanyaan mengenai

data pribadi responden, data struktur biaya, data hasil produksi, harga, penerimaan

dan pendapatan petani padi organik dan petani padi anoganik pada tahun 2017.

Secara terperinci metode pengumpulan data dijelaskan sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lokasi

penelitian, yaitu dari Usahatani padi organik kelompok tani Sumber Urip dan

Usahatani padi anorganik kelompok tani Harta Jaya yang berlokasi di Desa

Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi. Data primer

digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang membedakan antara usahatani

padi organik dan padi anorganik. Adapun data primer yang diperoleh dalam

penelitian melalui wawancara, obsertasi seperti penjelasan :

Page 52: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

34

a. Wawancara

Wawancara merupakan cara yang dilakukan untuk mendapatkan informasi

dengan cara bertanya langsung dengan responden. Kegiatan wawancara dilakukan

oleh peneliti melalui tanya tawab dengan responden berdasarkan daftar pertanyaan

(kuisioner) (Lampiran 2). Teknik wawancara digunakan oleh peneliti untuk

mendapatkan data terkait informasi usahatani padi organik dan usahatani padi

anorganik yang sesuai dengan topik penelitian.

b. Observasi

Winartha (2006:57) menjelaskan bahwa observasi merupakan studi yang

disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan

jalan pengamatan dan pencatatan. Teknik observasi dilakukan oleh peneliti untuk

mengetahui fakta yang terjadi di daerah penelitian berdasarkan pengamatan

sendiri. Dalam teknik ini pengamatan dilakukan secara langsung terhadap kondisi

yang terdapat di lokasi penelitian. Penelitian melakukan pengamatan diantaranya

kondisi kelompok tani Sumber Urip dan kelompok tani Harta Jaya.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang telah diolah dari badan usaha ataupun

pihak lain yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Data sekunder dalam

prosesnya dapat diperolah melalui :

a. Dokumen atau arsip

Metode pengumpulan data berupa dokumen merupakan teknik yang

berguna untuk menunjang data dengan mengumpulkan dokumen atau arsip dari

kelompok tani Sumber Urip dan kelompok tani Harta Jaya serta sumber lain yang

Page 53: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

35

sesui dengan kebutuhan penelitian. Dalam teknik ini, pengumpulan data yang

diperlukan meliputi data struktur organisasi, biaya dan jumlah produksi.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh rujukan

teoritis yang berkaitan dengan penelitian. Sumber dalam model ini dapat diperoleh

dari berbagai pustaka ilmiah yang mendukung penelitian, antara lain seperti buku,

referensi, hasil penelitian terdahulu, jurnal, literatur, dan artikel yang berkaitan

dengan topik penelitian.

3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis data kuantitatif. Data dari

hasil penelitian ditabulasi. Kemudian dilakukan analisis terhadap data yang

terkumpul. Data yang terkumpul adalah identitas petani responden, struktur biaya,

penerimaan, produksi, harga dan uji beda pendapatan padi organik dan padi

anorganik yang di lakukan di tempat penelitian pada kelompok tani Sumber Urip

dan kelompok tani Harta Jaya. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan

analisis pendapatan yang terdiri dari perhitungan total biaya, penerimaan, serta

pendapatan usahatani padi organik dan usahatani padi anorganik. Selanjutnya

dilakukan analisis R/C rasio untuk melihat perbandingan penerimaan terhadap

usahatani padi organik, tujuannya untuk mengetahui apakah ada perbedaan

signifikan antara pendapatan kedua model tanam tersebut. Pengolahan data

dilakukan dengan bantuan software Microsoft excel. Adapun penjabaran dari

analisis data dijelaskan sebagai berikut :

Page 54: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

36

3.5.1 Analisis Struktur Biaya

Analisis struktur biaya dilakukan dengan mengelompokkan biaya-biaya

yang dikeluarkan untuk memproduksi padi organik dan padi anorganik yang

terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya variable (variable cost). Biaya tetap

menurut Padangaran (2013:45 ) yaitu penyusutan alat, dalam penelitian ini rumus

yang digunakan adalah metode garis lurus. Metode ini digunakan karena jumlah

penyusutan alat tiap tahunnya dianggap sama dan diasumsikan tidak laku bila

dijual. Cara menghitung penyusutan alat dengan metode garis lurus menurut

Suratiyah (2016:44).

Penyusutan per tahun = 𝐶𝑜𝑠𝑡−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑎

𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠

Padangaran (2013:45) menjelaskan bahwa biaya variabel yaitu biaya

tenaga kerja, harga benih (bibit), tenaga kerja, harga pupuk, pestisida dan harga

bahan penolong lainnya. Satuan yang sering dipakai dalam perhitungan kebutuhan

tenaga kerja adalah mam days atau HKO (hari kerja orang) dan JKO (jam kerja

orang). Pemakaian HKO ada kelemahannya karena masing-masing daerah

berlainan (1 HKO di daerah B belum tentu sama dengan HKO daerah A), dihitung

jam kerjanya sering kali dijumpai upah borongan yang sulit dihitung, baik HKO

maupun JKO nya. Sehingga biaya tenaga kerja dianalisis berdasarkan tingkat upah

per HKO yang berlaku di lokasi penelitian.

Berdasarkan rumus yang di kembangkan oleh Soekartawi (2016:56) untuk

menghitung biaya tetap dan tidak tetap (variabel) pola tanam padi organik dan

padi anorganik sebagai berikut :

Page 55: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

37

a. Biaya tetap usahatani padi organik dan padi anorganik

1. Biaya tetap padi organik

Keterangan :

FCk = Biaya tetap usahatani padi organik

Xik = Jumlah input yang membentuk biaya tetap usahatani padi organik

Pxik = Harga input usahatani padi organik

nk = Macam input usahatani padi organik

2. Biaya tetap padi anorganik

Keterangan :

FCp = Biaya tetap padi anorganik

Xip = Jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap padi anorganik

Pxip = Harga input usahatani padi anorganik

np = Macam input usahatani padi anorganik

b. Biaya tidak tetap usahatani padi organik dan padi anorganik

Page 56: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

38

1. Biaya tidak tetap (variabel) padi organik

Keterangan :

VCk = Biaya tidak tetap usahatani padi organik

Xik = Jumlah fisik dari input yang membentuk biaya variabel usahatani

padi organik

Pxik = Harga input biaya tidak tetap usahatani padi organik

nk = Macam input usahatani padi organik

1. Biaya tidak tetap (variabel) padi anorganik

Biaya variabel untuk padi anorganik yaitu:

Keterangan :

VCc = Biaya tidak tetap

Xi = Jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tidak tetap

Pxic = Harga input biaya tidak tetap usahatani padi anorganik

nc = Macam input usahatani padi anorganik

Page 57: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

39

3.5.2 Analisis Pendapatan Usahatani Padi Organik dan Anorganik

Analisis pendapatan dapat dijadikan indikator mengenai sejauh mana

perusahaan yang sedang dijalankan telah berjalan dengan efisien. Perhitungan

pendapatan dalam perusahaan pertanian relatif lebih kompleks dibandingkan

dengan analisis pendapatan dalam perusahaan lain. Hal ini disebabkan oleh cukup

bervariasinya komponen biaya dan komponen penerimaan dalam perusahaan

pertanian (Padangaran, 2013:97). Berdasarkan rumus yang di jelaskan oleh

Soekartawi (2016:57) pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan

semua biaya. Dapat dijelaskan rumus total biaya, penerimaan dan pendapatan

pada usahatani padi organik dan usahatani anorganik sebagai berikut :

a. Total Biaya Usahatani Padi Organik dan Padi Anorganik

Total biaya (TC) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya tidak tetap

(VC) atau ditulis dalam rumus usahatani padi organik dan padi anorganik sebagai

berikut:

1. Total Biaya Usahatani Padi Organik

TCm = FCk + VCk

Keterangan :

TCm = Total biaya padi organik

FCk = Biaya tetap padi organik

VCk = Biaya tidak tetap padi organik

2. Total Biaya Usahatani Padi Anorganik

TCp = FCp + VCk

Page 58: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

40

Keterangan :

TCp = Total biaya padi anorganik

FCp = Biaya tetap padi anorganik

VCk = Biaya tidak tetap padi anorganik

b. Penerimaan Usahatani Padi Organik dan Padi Anorganik

Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh

dengan harga jual atau ditulis dalam rumus usahatani padi organik dan padi

anorganik sebagai berikut:

1. Penerimaan usahtani padi organik dalam satu lahan dalam 1 tahun tanam

TRm = Yk . Pk

Keterangan :

TRm = Total penerimaan padi organik

Yk = Produksi padi organik yang di peroleh

Pk = Harga padi organik

2. Penerimaan usahatani padi anorganik dalam satu lahan dalam 1 tahun tanam

TRp = Yk.Pk

Keterangan :

TRp = Total penerimaan padi anorganik

Yk = Produksi padi anorganik

Pk = Harga padi anorganik

Page 59: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

41

c. Pendapatan Usahatani Padi Organik dan Padi Anorganik

Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya

atau ditulis dalam rumus usahatani padi organik dan padi anorganik

1. Pendapatan usahatani padi organik

Pdm = TRm – TCm

Keterangan :

Pdm = Pendapatan usahatani padi organik

TRm = Total penerimaan padi organik

TCm = Total biaya Padi organik

2. Pendapatan usahatani padi anorganik

Pdp = TRp – TRc

Keterangan :

Pdp = Pendapatan usahatani padi anorganik

TRp = Total penerimaan padi anorganik

TCp = Total biaya padi anorganik

3.5.3 Analisis R/C Rasio

Soekartawi (2016:85) R/C adalah singkatan dari Return Cost Ratio, atau

dikenal sebagai perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan biaya. Secara rumus

matematik yang dikembangkan oleh (Soekartawi, 2016:85), dapat dituliskan

sebagai berikut :

a. Analisis R/C rasio padi organik

R/Cm = TRm / TCm

Keterangan :

Page 60: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

42

R = Return (penerimaan)

C = Cost (biaya)

R/Cm = R/C rasio padi organik

TRm = Total penerimaan padi organik

TCm = Total biaya padi organik

b. Analisis R/C rasio Padi Anorganik

R/Cp = TRp / TCp

Keterangan :

R/Cp = R/C rasio padi anorganik

TRp = Total penerimaan padi anorganik

TCp = Total biaya padi anorganik

3.5.4 Pengujian Hipotesis Dua Sampel Bebas (independent samples test)

Supranto (2009:72) menjelaskan bahwa salah satu penggunaan statistik

dalam penelitian adalah untuk menguji hipotesis tentang perbedaan pendapatan.

distribusi t digunakan untuk menguji hipotesis mengenai nilai parameter,

maksimal 2 populasi (jika lebih dari 2, harus digunakan uji F), dan dari sampel

yang kecil misalnya n < 100, bahkan sering kali ≤ 30. Untuk n yang cukup besar

(n ≥ 100, atau mungkin cukup n > 30) dapat digunakan distribusi normal,

maksudnya menggunakan tabel normal yaitu (tabel z ) yang dapat digunakan

sebagai pengganti tabel t. Uji beda ini dilakukan pada pupolasi petani padi organik

dan petani padi anorganik. Tujuannya untuk mengetahui apakah terdapat

Page 61: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

43

perbedaan yang signifikan antara pendapatan petani padi organik dan petani padi

anorganik. Pada pola tanam padi organik, petani bisa menanam padi dengan

kuantitas benih sebanyak 30kg/ha, sedangkan pada petani padi anorganik untuk

kuantitas benihnya sebanyak 35-40kg/ha. Hal ini dikarenakan untuk pola tanam

organik menggunakan pola tanam SRI sedangkan pada pola tanam padi anorganik

menggunakan pola tanam jajar legowo.

Pada pola tanam padi organik dan anorganik untuk biaya tetapnya sama,

tetapi biaya variabel tersebut berbeda sehingga pengeluaran antara usahatani padi

organik dan usahatani padi anorganik akan berbeda. Sehingga untuk pupuk yang

digunakan dalam usahatani padi organik dan usahatani padi anorganik mengalami

perbedaan pula, untuk usahatani padi organik menggunakan pupuk organik dan

usahatani padi anorganik menggunakan pupuk kimia.

Perbedaan keuntungan yang diperoleh antara kedua pola tanam antara

usahatani padi organik dan usahatani padi anorganik dapat dianalisis

menggunakan uji beda secara statistik. Hal ini perlu diuji hasil pendapatan antara

usahatani padi organik dan usahatani padi anorganik. Jika kelompok sampel yang

ingin diuji perbedaan rata-rata hitungnya hanya terdiri dari dua kelompok, teknik

statistik yang dipergunakan. Untuk penelitian ini dengan menggunakan sampel

kecil yaitu <30 maka untuk menguji uji beda pendapatan menggunakan teknik uji

t (t-tes).

Jika kelompok sampel yang ingin diuji perbedaan rata-rata hitungannya

hanya terdiri dari dua kelompok, teknik statistik yang dipergunakan pada

umumnya adalah teknik t-tes. Pengujian hipotesis menggunakan t-test. Terdapat

Page 62: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

44

beberapa rumus t-test yang digunakan untuk pengujian, dan berikut ini pedoman

penggunaan menurut (Sugiyono, 2005 :197) sebagai berikut :

a. Bila jumlah anggota n1 = n2, dan varians homogen ( 12

= 22) maka dapat

digunakan rumus t-test baik untuk separated varians, maupun pool varians.

Untuk melihat harga t-tabel digunakan dk = n1 + n2 – 2.

b. Bila n1 = n2, varians homogen ( 12

= 22), dapat digunakan rumus t-test

dengan pooled varians. Derajat kebebasannya (dk) = n1 + n2 – 2.

c. Bila jumlah anggota sampel n1 = n2, dan varians tidak homogen ( 12

= 22

)

maka dapat digunakan rumus t-test baik untuk separated, maupun pool varians,

untuk melihat harga t-tabel digunakan derajat kebebasannya (dk) n1-1 atau n2-1.

d. Bila n1 = n2 dan varians tidak homogen ( 12

= 22) . untuk ini digunakan t-

test dengan separated varians. Harga t sebagai pengganti t-tabel dihitung dari

selisih harga t-tabel dengan dk (n1-1) dan dk (n2-1) dibagi dua, dan kemudian

ditambahkan dengan harga t yang terkecil.

Dengan demikian, sebelum dilakukan perbandingan pendapatan usahatani

padi organik dan padi anorganik, terlebih dahulu dihitung varians agar uji

homogen dapat dilakukan, adapun cara untuk menghitung varians :

a. Varians

Varians merupakan kuadrat standar deviasi. Rumus yang digunakan sama

dengan menghitung standar deviasi, perbedaannya terletak pada komponen

dasar. Pada standar deviasi menggunakan akar kuadrat, sedangkan pada varians

tanpa akar kuadrat, (Partino dan Idrus, 2009 :101).

Page 63: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

45

S2

S2

Rumus varian sebagai berikut :

b. Uji Homogen

Sugiyono (2005 : 198) varian kedua sampel homogen atau tidak, maka perlu

diuji homogenitas variansnya terlebih dulu dengan uji F

Adapun kriteria untuk varians terbesar atau derajat kebebasan pembilang

adalan (n1-1), sedangkan varians terkecil atau derajat kebebasan penyebut adalah

(n2-1). Hasil pembilang dan penyebut uji F dibandingkan dengan harga F tabel.

Berdasarkan hasil hitung uji F untuk kesalahan 5%, jika F hitung lebih kecil dari F

table maka varians kedua kelompok data tersebut dapat dinyatakan homogen.

1. Menurut Sugiyono (2005 : 197) untuk rumus t-test separated varians adalah :

Keterangan :

X1 = Rata-rata variabel ke 1

X2 = Rata-rata variabel ke 2

1 = Varian populasi ke 1

2 = Varian populasi ke 2

N1, N2 = Jumlah subjek sampel ke-1 dan ke-2

2. Menurut Sugiyono (2005 : 198) untuk rumus t-tes polled Varians adalah :

Page 64: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

46

S2

S2

Keterangan :

X1 = Rata-rata variabel ke 1

X2 = Rata-rata variabel ke 2

1 = Varian populasi ke 1

2 = Varian populasi ke 2

N1, N2 = Jumlah subjek sampel ke-1 dan ke-2

3. Varians Popolasi (S2)

Varians populasi (S2) diperoleh dari kombinasi kedua data sampel, dengan rumus

sebagai berikut, Nugiyantoro, Dkk (2012 :184)

Sehingga rumus untuk menghitung varian populasi total pendapatan dengan

rumus sebagai berikut :

Rumus varian populasi total pendapatan.

a. Data Homogen

b. Data Tidak Homogen

Page 65: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

47

Adapun kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut :

1. Jika thit < ttabel (α = 0,05) maka H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan

total pendapatan antara petani padi organik dengan petani anorganik . Jika thit

> ttabel (α = 0,05) maka H0 ditolak, berarti terdapat perbedaan total

pendapatan antara petani padi organik dengan petani padi anorganik.

3.6 Definisi Operasional

1. Usahatani padi adalah orgnisasi dari sumberdaya alam (lahan, air, dan cahaya

matahari), tenaga kerja, dan modal kerja (sarana produksi) yang ditunjukan

kepada produksi padi.

2. Biaya usahatani adalah semua dana tetap dan tidak tetap (variabel) yang

digunakan dalam melaksanakan suatu kegiatan usahatani padi organik dan

usahatani padi anorganik.

3. Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan

walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi biaya tetap ini

tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh.

4. Biaya tidak tetap atau biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya

dipengaruhi oleh yang diperoleh.

5. Penerimaan usahatani padi organik adalah hasil perkalian produksi harga jual

padi organik pada satu kali musim tanam.

6. Penerimaan usahatani padi anorganik adalah hasil perkalian produksi harga

jual padi anorganik pada satu kali musim tanam.

Page 66: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

48

7. Pendapatan usahatani padi organik adalah selisih antara total penerimaan

dikurangi total biaya usahatani padi organik.

8. Pendapatan usahatani padi anorganik adalah selisih antara total penerimaan

dikurangi total biaya usahatani padi anorganik.

9. R/C rasio padi organik dan anorganik adalah perbandingan antara penerimaan

padi organik dan biaya yang dikeluarkan. Tujuannya untuk menghitung berapa

besarnya penerimaan diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan.

10. R/C rasio anorganik adalah perbandingan penerimaan padi anorganik dan

biaya yang dikeluarkan.

Page 67: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

49

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Keadaan Wilayah Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari,

Banyuwangi. Secara geografis, sisi utara Desa Watukebu berada pada 9,19o LS,

sisi selatan berada pada 36,60o LS, sisi barat berada di 114,21

o BT, dan sisi timur

di 32,65o BT. Desa Watukebo termasuk daerah dengan dataran sedang karena

daerahnya berada di 91 mdpl. Curah hujan pertahun berkisar 1.500 – 2.000 mm

dengan suhu rata-rata 26o sampai 32

oC.

Secara administrasi, Desa Watukebo terletak di Kecamatan Blimbingsari,

Kabupaten Banyuwangi dengan dibatasi oleh desa-desa dan Selat Bali. Sebelah

utara Desa Watukebo dibatasi oleh Desa Karangbendo dan Blimbingsari. Sebelah

timur dibatasi oleh Selat Bali, sebelah selatan dibatasi Desa Bomo dan

Gintangan, serta di sebelah barat Desa Watukebo terdapat Desa Kaotan dan

Rogojampi.

Luas Desa Watukebo yakni 1.132 Ha yang terbagi ke dalam 6 dusun.

Dusun-Dusun yang ada di Watukebo yakni Dusun Krajan, Dusun Patoman, Dusun

Gepuro, Dusun Gunung Agung, Dusun Glondong, dan Dusun Amerthasari. Luas

lahan yang ada terbagi kedalam beberapa kelompok sesuai kegunaannya masing-

masing, seperti untuk pemukiman, pertanian, perkebunan, kegiatan ekonomi dan

lain-lain. Berikut adalah rincian dari lahan yang memiliki kegunaan dalam luasan

lahan yang dimiliki Desa Watukebo yang digunakan dalambidang pertanian

Page 68: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

50

diantaranya : Tanah Sawah (494 Ha), Tanah Kering (498 Ha), Tanah Perkebunan

(463 ha), Tanah Pekarangan ( 3 Ha), dan Tanah Lain-lain (135 Ha).

4.2 Keadaan Penduduk pada Lokasi Penelitian

4.2.1 Kependudukan

Berdasarkan data administrasi desa pada tahun 2017, jumlah penduduk

Desa Watukebo Sebanyak 12.107 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK)

sebanyak 4.450 Kepala Keluarga (KK). Jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit

dibanding penduduk perempuan yakni berjumlah 5.974 jiwa sedangkan penduduk

perempuan berjumlah 6.133 jiwa. Distribusi penduduk setiap dusun di Desa

Watukebo sebagai berikut : Dusun Krajan (2173 jiwa). Dusun Gepro (1117 jiwa),

Dusun Patoman (2636 jiwa), Dusun G. Agung (3302 jiwa), dan Dusun

Amerthasari (2001 jiwa).

Sebagian besar penduduk Desa Watukebo tidak sempat mendapatkan

pendidikan yang layak, 49% dari penduduknya tamat Sekolah Dasar (SD). Hanya

18% penduduk yang menyelesaikan studi Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan

hanya 0,8% yang mengenyam pendidikan perguruan tinggi. Rincian penduduk

berdasarkan tingkat pendidikan pada tahun 2017 terdapat pada Tabel 3.

Tabel 3. Penduduk Desa Watukebo Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkatan Pendidikan Jumlah (Orang)

1 Belom sekolah 729

2 Tidak Tamat SD 684

3 Tamat SD/sederajat 5.966

4 Tamat SLTP/sederajat 2.381

5 Tamat SMA/sederajat 2.202

6 Tamat Perguruan Tinggi 103

7 Buta Aksara (55 tahun ke atas) 12 Sumber : Arsip Desa Watukebo (2017:1)

Page 69: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

51

Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan bahwa penduduk di Desa Watukebo

belum memiliki tingkat kesadaran yang baik dalam hal pendidikan. Rendahnya

tingkat pendidikan yang diperoleh nantinya akan berpengaruh terhadap

tranformasi informasi dan teknologi dalam pengembangan pertanian yang ada di

Desa Watukebo.

4.2.2 Mata Pencaharian

Tabel 4. Mata pencaharian Penduduk Desa Watukebo

No Profesi Jumlah (Orang)

1 Petani 891

2 Buruh Tani 765

3 Pedagang 123

4 PNS (Pegawai Negeri Sipil) 36

5 TNI dan Polri 14

6 Guru negeri 42

7 Pensiunan 12

8 Bidan 2

9 Tenaga Medis 5

10 Dukun bayi 3

11 Tukang cukur 3

12 Tukang batu 105

13 Tukang kayu 70

14 Tukang jahit 25

15 Sopir 60

16 Resperasi sepeda motor 60

17 Resperasi sepeda 17

18 Peternkan 4833

19 Nelayan 457

20 Jasa 68

21 Buruh industri 563

22 Lain-lain 4009 Sumber : Arsip Desa Watukebo (2017:1)

Kebanyakan mata pencaharian penduduk Desa Watukebo adalah sebagai

peternak. Banyak tanah yang cenderung kurang subur dimanfaatkan penduduk

untuk mengembangbiakkan berbagai hewan ternak. Hewan ternak yang banyak

dikembangkan diantaranya sapi, kambing dan ayam. Selain peternak, mayoritas

Page 70: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

52

penduduk Desa Watukebo berprofesi sebagai petani, tanaman yang dibudidayakan

oleh petani yang ada di Desa Watukebo adalah tanaman padi. Rincian mata

pencaharian di Desa Watukebo pada Tahun 2017 terdapat pada Tabel 4.

Berdasarkan rincian data mata pencaharian penduduk di Desa Watukebo

pada Tabel 4 hampir semua penduduknya berprofesi sebagai peternak sebesar

4833 orang, sementara untuk penduduk yang berprofesi sebagai petani dan buruh

tani sebanyak 1656 orang. Banyaknya peternak dan petani di desa tersebut

menjadi tandensi bagi desa dengan tingkat pendidikan rendah. Sebagian besar

penduduk yang berprofesi petani merupakan keuntungan tersendiri dalam

pengembangan pertanian. Kondisi tersebut disebabkan karena tersedianya lahan

yang cukup luas dan potensial untuk mengembangkan pertanian.

4.3 Usahatani Padi Organik di Kelompok Tani Sumber Urip

Kelompok tani sumber urip mulai menerapkan budidaya tanaman padi

secara organik sejak tahun 2012. Selain itu bermula dari kesadaran dari beberapa

anggota, keinginan petani untuk beralih ke pertanian secara organik tidak lepas

dari upaya pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Pertanian

dalam mendukung pengembangan produksi padi organik di kelompok tani

Sumber Urip. Adapun berbagai program yang dilakukan berupa peningkatan

kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pembinaan Sekolah Lapang dan

Pelatihan serta fasilitasi sarana dan prasarana produksi termasuk alat dan mesin

pertanian.

Page 71: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

53

Langkah awal yang diterapkan oleh petani dalam sistem organik metode

System Of Rice Intensification (SRI) adalah dengan cara tidak menggunakan

pupuk kimia, sedangkan untuk pestisida kimia masih digunakan oleh para petani

dengan pengurangan intensitas pada praktiknya. Upaya dilakukan secara bertahap

guna mengantisipasi menurunnya hasil produksi secara drastis. Setelah hasil

produksi dan pertumbuhan padi mulai stabil, petani mulai berkomitmen untuk

tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Petani telah sepenuhnya memilih

menggunakan pupuk organik dan agensi hayati.

Pengajuan sertifikasi organik pada lembaga yang ditetapkan merupakan

langkah berikutnya yang diambil oleh pihak kelompok tani. Sebelum

mendapatkan sertifikat organik, kelompok tani Sumber Urip telah mendapatkan

sertifikat prima 3 untuk komoditas padi seluas 25 ha yang dikeluarkan provinsi

Jawa Timur sebagai pihak yang berwenang. Untuk mendapatkan sertifikat prima

3, lahan pertanian harus dinyatakan bebas pestisida dan pupuk kimia selama 2

tahun. Kelompok tani Sumber Urip mendapatkan sertifikasi bebas prima 3 sejak

26 juni tahun 2014 dan berlaku hingga 25 juni 2017.

Proses sertifikasi organik yang ditargetkan oleh kelompok tani Sumber

Urip harus melewati proses penilaian selama ± 1 tahun. Penilaian dilakukan oleh

tim Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (LSOS) sebanyak 2 tahap. Metode

penilaian dilakukan melalui wawancara dengan petani serta pengambilan sampel

lahan untuk memastikan lahan yang disertifikasi bebas bahan kimia. Pada tahap

pertama tim penilai memberikan saran perbaikan. Selanjutnya, pada tahap kedua

tim penilai kembali datang untuk melakukan checking ulang perbaikan.

Page 72: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

54

Struktur Organisasi Kelompok Tani Sumber urip dapat dilihat dibawah ini :

Gambar 5. Stuktur Organisasi Kelompok Tani Sumber Urip

4.4 Usahatani Padi Anorganik di Kelompok Tani Harta Jaya

Kelompok tani Harta Jaya merupakan kelompok tani yang bergerak

dibidang budidaya padi secara Anorganik sejak Tahun 2012. Kelompok tani harta

jaya berdiri karena pemekaran dari kelompok tani Sumber Urip, yang tadinya

pada Kelompok tani Sumber Urip merupakan kelompok tani yang bergerak

dibudidaya padi anorganik. Berjalannya waktu di Tahun 2012 setelah adanya

Page 73: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

55

pemekaran dari kelompok tani Sumber Urip yang dijadikan kelompok tani

budidaya padi organik, para anggota kelompok tani Sumber Urip yang masih

membudidayakan padi secara anorganik membuat kelompok tani Harta Jaya agar

petani dalam membudidayakan padi anorganiknya nanti bisa diperhatikan oleh

pemerintah daerah. Karena dengan adanya kelompok tani nantinya semua anggota

petani yang membudidayakan padi secara anorganik agar bisa mendapat bantuan

dari dinas pertanian yang ada di Kab. Banyuwangi.

Kelompok tani Harta jaya memiliki kurang lebih 50 anggota petani. Pada

kelompok tani Harta Jaya ini kebanyakan membudidayakan tanaman padi dan

berbagai macam tanaman lainnya seperti: Jagung, Keledai, Kacang-kacangan dll.

Jumlah lahan yang dimiliki anggotanya berkisaran 0,5-2ha. Adapun struktur

organisasi yang ada pada kelompok tani Harta jaya dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Struktur Organisasi Kelompok Tani Harta Jaya

Page 74: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

56

4.5 Karakteristik Responden

Responden adalah petani yang berusahatani padi di Desa Watukebo

dengan cara membudidayakan padi organik dan anorganik pada Kelompok Tani

Sumber Urip dan Kelompok Tani Harta Jaya. Jumlah responden yang ditetapkan

dalam penelitian ini adalah 40 dengan kriteria anggota aktif pada Kelompok Tani

Sumber Urip yang berjumlah 20 orang dengan usahataninya padi organik dalam

satu kali musim tanam dan responden petani yang berusahatani padi anorganik

yang ada di kelompok tani Harta Jaya berjumlah 20 responden dengan

usahataninya selama satu kali musim tanam.

Anggota aktif yang ada di kelompok tani Sumber Urip maupun kelompok

tani Harta Jaya merupakan anggota yang terdaftar secara administrasi dan juga

rutin membayar kontribusi bagi kelompok. Selain itu, dalam melakukan analisis

perbandingan pendapatan, peneliti juga menetapkan responden yang melibatkan

para ahli sebagai key informan. Responden tentunya merupakan para pakar yang

mengetahui aspek-aspek yang membedakan antara budidaya padi organik dan padi

anorganik.

Adapun total responden dalam penelitian ini berjumlah 40 petani dengan

masing-masing petani berusahatani dengan masa tanam selama satu kali yaitu

pada masa tanam musim penghujan. Adapun karakteristik responden dalam

penelitian perbandingan pendapatan padi organik dan padi anorganik adalah

(kelompok umur, tingkat pendidikan, luas lahan dan pengalaman ushatani).

Page 75: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

57

4.5.1 Kelompok Umur

Karakteristik responden berdasarkan faktor umur merupakan salah satu hal

yang perlu diketahui karena berpengaruh pada perilaku petani dalam mengelola

usahataninya. Selain itu tingkat umur juga dapat berpengaruh pada produktifitas

petani dalam melakukan pekerjaannya.

Tabel 5. Karakteristik Kelompok Umur Anggota Kelompok Tani Padi Organik

(Sumber Urip) dan Kelompok Tani Padi Anorganik (Harta Jaya)

Umur Petani

(tahun)

Responden Petani Organik Responden Petani Anorganik

Jumlah Persentase

(%) Jumlah

Persentase

(%)

Umur 31-40 8 40 4 20

Umur 41-50 6 30 3 15

Umur 51-60 6 30 8 40

Umur 61-70 0 0 4 20

Umur 71-80 0 0 1 5

Total 20 100 20 100 Sumber: Data Primer (Diolah), 2018

Petani padi organik dan padi anorganik yang menjadi responden memiliki

kisaran umur antara 31 tahun sampai 80 tahun. Responden petani organik

sebagian besar berada pada kelompok umur 31 tahun sampai 40 tahun, yaitu

sebanyak 8 orang dengan persentase 40%. Selanjutnya responden dengan umur 41

tahun sampai umur 50 tahun sebanyak 6 orang dengan persentase 30% dan

responden yang berumur 51 tahun sampai 60 tahun sebanyak 6 orang dengan

persentase 30%. Sedangkan responden petani padi anorganik sebagian besar

berada pada rentang uur 51-60 tahun sebanyak 8 orang dengan persentase 40%.

Kemudian responden pada golongan umur 31-40 tahun dan 61-70 tahun sebanyak

4 orang dengan persentase 20% dan responden yang jumlahnya paling sedikit

yaitu dengan umur antara 71-80 tahun berjumlah 1 orang dengan persentase 5 %.

Page 76: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

58

Hasil olah data tersebut menunjukan bahwa petani padi yang

mengusahakan padi organik didominasi oleh petani yang berumur produktif yaitu

berkisaran umur 30 sampai 40 tahun. Sehingga dapat diketahui bahwa pada

umumnya semakin muda umur petani cenderung memiliki rasa keingintahuan

yang lebih tinggi dan berani untuk mencoba inovasi baru. Sementara untuk petani

padi anorganik banyak dilakukan oleh petani dari umur produktif hingga tidak

produktif. Dengan adanya petani dengan kisaran umur 50-60 tahun yang

menerapkan petani organik, maka dapat diketahui bahwa aspek umur tidak selalu

menentukan dalam proses adopsi inovasi terhadap sikap pengambilan keputusan

petani dalam mengusahatanikan pertaniannya.

4.5.2 Tingkat Pendidikan

Karakteristik tingkat pendidikan responden penting untuk diketahui karena

berhubungan secara langsung terhadap kemampuan petani terkait pemahaman

dalam berusahatani secara organik maupun anorganik. Tingkat pendidikan

memiliki hubungan secara tidak langsung terhadap sikap petani dalam

menjalankan atau mengadopsi inovasi sistem usahatani. Biasanya petani yang

berpendidikan tinggi relatif lebih cepat dalam mengadopsi suatu inovasi.

Sebaliknya petani yang berpendidikan rendah agak sulit dalam mengadopsi atau

menerapkan suatu inovasi.

Adapun karakteristik tingkat pendidikan anggota kelompok tani Sumber Urip dan

kelompok tani Harta Jaya sebagai berikut :

Page 77: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

59

Tabel 6. Karakteristik Tingkat Pendidikan Anggota Kelompok Tani Padi Organik

(Sumber Urip) dan Kelompok Tani Padi Anorganik (Harta Jaya)

Tingkat

Pendidikan

Responden Petani Organik Responden Petani Anorganik

Jumlah Persentase

(%) Jumlah

Persentase

(%)

Tidak

Sekolah 0 0 0 0

Tidak Tamat

SD 3 15 3 15

Tamat SD 5 25 13 65

SMP 4 20 0 0

SMA 8 40 3 15

Diploma/PT 0 0 1 5

Total 20 100 20 100 Sumber: Data Primer (Diolah), 2018

Tingkat pendidikan formal responden petani padi pada kelompok tani

Sumber Urip dan kelompok tani Harta Jaya dimulai dari tidak sekolah sampai

Diploma/S1. Petani responden didominasi oleh petani dengan pendidikan akhir

sekolah menengah atas (SMA) yaitu sebanyak 8 orang dengan persentase 40%,

petani padi organik yang berpendidikan tamatan SD sebanyak 5 orang dengan

persentase 25%, kemudian petani organik yang berpendidikan SMP sebanyak 4

orang dengan persentase 20% dan petani padi organik yang tidak tamat SD 3

orang dengan persentase 15%. Sedangkan tingkat pendidikan petani responden

padi anorganik paling banyak didominasi oleh tamatan SD yaitu sebanyak 13

orang dengan persentase 65%, diikuti tidak tamat SD dan pendidikan akhir

sekolah menengah atas (SMA) sebanyak 3 orang dengan persentase 15% dan

pendidikan akhir Diploma/S1 sebanyak 1 orang dengan persentase 5%.

Mengacu pada data petani responden pada kelompok tani Sumber Urip dan

kelompok tani Harta Jaya, menunjukan bahwa mayoritas petani memiliki

pendidikan yang rendah. Hal ini nantinya akan berpengaruh pada kesulitan petani

Page 78: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

60

dalam menyerap dan menerapkan informasi untuk pengembangan tanaman padi.

Namun dengan kondisi tersebut tidak menutup kemungkinan bagi petani untuk

mampu mengaplikasikan berbagai informasi dengan cara keaktifan dalam

aktivitas yang terdapat pada kedua kelompok Sumber Urip dan kelompok tani

Harta Jaya.

4.5.3 Luas Lahan

Lahan merupakan faktor penting dalam usahatani padi, luasan lahan

berhubungan erat dengan hasil produksi yang diperoleh. Luas lahan petani padi

organik pada kelompok tani Sumber Urip dengan usahatani padi organik.

seluruhnya berkisar antara 0,5-1 hektar yaitu sebanyak 100%. Sedangkan pada

kelompok tani Harta Jaya dengan usahatani padi anorganik seluruhnya berkisaran

antara 0,5-1 hektar yaitu 100%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa petani responden

kelompok tani Sumber Urip dan Harta Jaya memiliki lahan yang hampir merata

yaitu seluas 0,5-1 hektar dalam berusahataninya. Distribusi petani responden

berdasarkan luas lahan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Karakteristik Luasan Lahan Anggorta Kelompok Tani Padi Organik

(Sumber Urip) dan Anggota Kelompok Tani Padi Anorganik (Harta

Jaya)

Luas Lahan

(ha)

Responden Petani Organik

(%)

Responden Petani Anorganik

(%)

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

0,5 9 45 9 45

1 11 55 11 55

Total 20 100 20 100 Sumber: Data Primer (Diolah), 2018

Page 79: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

61

4.5.4 Pengalaman Usahatani

Tabel 8. Karakteristik Pengalaman Usahatani Anggota Kelompok Tani Padi

Organik (Sumber Urip) dan Kelompok Tani Padi Anorganik (Harta

Jaya)

Pengalaman

Berusahatani

Responden Petani Organik

(%)

Responden Petani Anorganik

(%)

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Sedikit (0-10) 20 100 0 0

Sedang(11-20) 0 0 4 20

Banyak (>21) 0 0 16 80

Total 20 100 20 100 Sumber: Data Primer (Diolah), 2018

Berdasarkan segi pengalaman usahatani yang dilakukan dari kedua

kelompok tani tersebut, terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara petani

padi organik dan padi anorganik. Melihat pada Tabel 8. Dapat diketahui bahwa

sebagian besar petani organik memiliki sedikit pengalaman yaitu kurang dari 10

tahun dengan mencakup keseluruhan petani yang ada di kedua kelompok.

Sedangkan untuk petani Anorganik yang ada di kelompok tani Harta Jaya telah

memiliki pengalaman yang sedang sampai banyak dengan rincian 16 petani atau

setara dengan 80% telah berusahatani selama lebih dari 21 tahun dan 4 orang

petani atau setara dengan 20% telah berusahatani selama antara 11-20 tahun.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa petani responden yang ada di

kelompok tani Sumber Urip dan Harta Jaya memiliki perbedaan dalam segi

pengalaman, yaitu petani anorganik yang rata-rata sudah relatif berpengalaman

dan petani organik yang masih memiliki pengalaman yang sedikit. Hal ini dapat

menimbulkan keberhasilan dalam menjalani usahatani padi. Minimnya

pengalaman pada petani padi organik diduga karena usahatani padi organik yang

dijalankan masih tergolong baru atau sejak tahun 2012.

Page 80: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

62

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Biaya Usahatani Padi Organik dan Padi Anorganik

Menurut Soekartawi (2016 : 56) biaya usahatani adalah seluruh dana yang

dikeluarkan untuk usahatani, dan diklarifikasikan menjadi dua yakni biaya tetap

dan biaya variabel. Biaya usahatani yang diperhitungkan pada penelitian ini

adalah biaya yang dikeluarkan oleh para petani per 1 ha dalam satu musim tanam.

Total biaya usahatani diperoleh dari hasil penjumlahan total biaya tetap dan biaya

variabel. Biaya tetap yang dikeluarkan petani padi organik maupun anorganik

meliputi biaya pajak lahan, sewa lahan, sewa traktor, penyusutan peralatan, dan

irigasi. Sedangkan untuk biaya variabel (biaya tidak tetap) terdiri dari biaya benih,

pupuk, agen hayati atau pestisida, dan tenaga kerja. Analisis struktur biaya pada

Kelompok Tani Sumber Urip dan Kelomopok Tani Harta Jaya menunjukkan

bahwa besarnya biaya tetap antara usahatani padi organik dan anorganik hampir

sama. Sedangkan biaya variabel dapat diketahui bahwa terhadap beberapa

perbedaan dalam hasil yang didapatkan. Berdasarkan hasil olah data pada

Microsoft exel rata-rata biaya per hektar lahan pola tanam padi secara organik

pada Kelompok Tani Sumber Urip dan pola tanam padi secara anorganik

Kelompok Tani Harta Jaya dapat dilihat pada tabel 9.

Page 81: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

63

Tabel 9. Rata-Rata Biaya Usatahani Padi Organik dan Anorganik

Uraian Padi Organik (Rp/ha) Padi Anorganik (Rp/ha)

Biaya Tetap

Pajak Lahan 200.000 200.000

Sewa Lahan 5.000.000 5.000.000

Sewa Traktor 1.250.000 1,250,000

Penyusutan Peralatan 66.860 77.600

Irigasi 20.000 20.000

Biaya Variabel

Benih 351.000 478.000

Pupuk 2.000.000 1.791.841

Agen Hayati/Pestisida 750.000 1.002.582

Tenaga Kerja 1.404.875 1.334.547

Biaya Total 11.042.735 11.154.570 Sumber: Data Primer (Diolah), 2018

Berdasarkan hasil rata-rata biaya usahatani padi organik dan rata-rata

usahatani padi anorganik yang disajikan pada Tabel 9, dapat diketahui bahwa pada

biaya tetap yaitu biaya pajak lahan, sewa lahan, sewa traktor, dan irigasi memiliki

kesamaan dalam nominal nilai pembayaran. Untuk biaya pajak lahan sengaja

diperhitungkan dengan asumsi bahwa terdapat suatu nilai pada setiap lahan baik

yang dimiliki sendiri maupun sewa. Kemudian untuk penggunaan traktor dalam

kegiatan pengolahan lahan menggunakan satu unit traktor dengan sistem sewa.

Sistem sewa pembayaran traktor per musim tanam yang perlu dikeluarkan petani

adalah sebesar Rp 1.250.000/ha/ musim tanam. Biaya tetap selanjutnya yang

diperhitungkan adalah biaya irigasi. Bentuk pembayaran dalam kegiatan pengairan

adalah berupa uang iuran kepada pihak HIPPA (Himpunan Petani Pemakai Air)

sebesar Rp 20.000 satu kali musim tanam . Adapun untuk biaya penyusutan

peralatan pertanian relatif hampir sama mengacu pada total hasil keseluruhan.

Biaya penyusutan peralatan usahatani padi organik sebesar Rp 66.860, sedangkan

penyusutan peralatan pada usahatani padi anorganik sebesar Rp 77.600. Adapun

Page 82: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

64

Jenis alat pertanian yang digunakan dalam usahatani padi organik dan usahatani

padi anorganik juga tidak jauh berbeda yaitu berupa cangkul, sabit, tengki atau

spayer, ember dan garu. Peralatan seperti cangkul dan sabit digunakan petani

untuk tujuan menggemburkan tanah dan membersihkan lahan sekitar sawah.

Untuk tangki atau hansprayer biasa berfungsi sebagai alat semprot pengendali

hama dan penyakit tanaman, namun terdapat perbedaan pada perawatan padi

organik dan anorganik terhadap bahan yang digunakan yaitu agen hayati pada

pertanian organik dan pestisida kimia pada pertanian anorganik. Ember sendiri

merupakan alat untuk kegiatan menabur pupuk kesawah. Sedangkan garu biasa

digunakan oleh petani sebagai penanda lubang tanaman pada pengukuran jarak

tanam proses penanaman.

Biaya variabel yang dikeluarkan petani meliputi biaya benih, pupuk, agen

hayati/pestisida , dan tenaga kerja. Berbeda dengan biaya tetap, penggunaan biaya

variabel antara usahatani padi organik dan anorganik terdapat perbedaan yang

signifikan. Tabel 9. Menunjukan rata-rata pengeluaran untuk benih pada usahatani

padi organik senilai Rp 351.000/ha/ musim tanam dan Rp 478.000/ha/ musim

tanam untuk benih padi anorganik. Tingginya biaya yang dikeluarkan untuk benih

pada padi anorganik salah satunya karena penggunaan input benih yang lebih

tinggi dibandingkan dengan sistem tanam padi organik. Berdasarkan data yang

diperoleh diketahui bahwa rata-rata kebutuhan benih per ha padi usahatani padi

organik cukup sebanyak 30 kg, sedangkan pada usahatani padi anorganik rata-rata

membutuhkan benih sebanyak 35-40kg. Perbedaan dari budidaya padi organik dan

padi anorganik terletak pada metode tanam, yaitu usahatani padi organik dengan

Page 83: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

65

sistem tanam System Of Rice Intensification (SRI) dan Jajar Legowo untuk

metode tanam anorganik. Sehingga dapat diketahui bahwa penggunaan benih pada

pertanian organik dengan sistem tanam System Of Rice Intensification (SRI) lebih

dapat menghemat biaya dan kuantitas benih dibanding pertanian anorganik pada

usahatani yang dijalankan.

Selain biaya benih, biaya variabel selanjutnya yang dikeluarkan petani

adalah biaya pupuk. Biaya pupuk merupakan biaya terbesar dalam total biaya

tetap pada kegiatan usahatani yang dilakukan petani. Biaya penggunaan pupuk

usahatani padi organik memiliki jumlah sedikit lebih tinggi yaitu Rp 2.000.000/ha/

musim tanam dibanding usahatani padi anorganik yaitu sebesar Rp 1.791.841/ha/

musim tanam. Petani organik dalam pelaksanaannya masih melakukan kerjasama

dengan Asosiasi Pebuat Pupuk Organik (APPO) Banyuwangi, untuk biaya pupuk

organik sendiri petani perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp. 400 per kg.

Sedangkan untuk pupuk yang digunakan pada pertanian anorganik yaitu berupa

Urea, SP36, KCl, NPK, TSP, Phonska, dan ZA. Belum adanya petani organik

yang dapat memproduksi pupuk organik secara mandiri berakibat pada besarnya

biaya yang harus dikeluarkan dalam pemenuhan kebutuhan pupuk. Sehingga

kedepannya petani padi organik diharapkan agar mampu mengembangkan atau

memproduksi sendiri pupuk organik.

Informasi selanjutnya yang diketahui dalam pengeluaran biaya variabel

oleh petani padi adalah biaya agen hayati ataupun pestisida. Mengacu pada Tabel

9. Diketahui bahwa penggunakaan pestisida pada usahatani padi anorganik

memiliki pengeluaran yang lebih besar daripada usahatani padi organik, yaitu

Page 84: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

66

masing-masing sebesar Rp 750.000/ha/ musim tanam untuk padi organik dan Rp

1.002.582/ha/ musim tanam untuk padi anorganik. Untuk penggunaan agen hayati

pada usahatani padi organik, petani menggunakan jenis, Bakteri Merah, Verti dan

Corrin dalam melakukan pengendalian hama penyakit pada tanaman. Berdasarkan

data yang diperoleh dapat diketahui rata-rata penggunaan agen hayati sejumlah 30

liter per musim tanam. Namun menurut pernyataan dari petani pada proses

wawancara, dijelaskan bahwa penggunan agen hayati dalam pengendalian

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dilakukan ketika terjadi serangan yang

dirasa telah melewati ambang batas.

Kelompok tani Sumber Urip dalam kegiatan pengendalian Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT) mendapat dukungan penuh dari Pos Pelayanan

Agensi Hayati (PPAH) wilayah Banyuwangi sebagai mitra dalam hal penyedia

agensi hayati sebagai pengganti pestisida kimia. Sedangkan untuk pestisida yang

digunakan oleh petani padi anorganik terdiri dari dua jenis pestisida, yaitu

pestisida cair dan bubuk. Sedangkan untuk pengaplikasiannya secara semprot dan

tabur. Adapun macam-macam jenis atau merk yang dipakai oleh petani yaitu

Virtako, Regent, Miotrin, Antrakol, Furadan, dan Starban.

Biaya variabel lainnya dalam usahatani adalah terletak pada biaya tenaga

kerja yang dikeluarkan. Secara umum sebagian besar penggunaan kerja pada

lokasi penelitian menggunakan Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK). Namun ada

juga tenaga kerja dari dalam keluarga, meliputi penyiangan dan memasukan air

dari irigasi ke lahan. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa

pengeluaran biaya tenaga kerja pada usahatani padi organik dan usahatani padi

Page 85: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

67

anorganik membutuhkan biaya rata-rata upah sebesar Rp 1.404.87/ha/ musim

tanam dan Rp 1.334.547/ha/ musim tanam. Untuk kegiatan dalam usahatani padi

organik dan usahatani padi anorganik yang menggunakan tenaga kerja yang

terbesar terdapat pada kegiatan pemupukan, yaitu masing-masing biaya rata-rata

sebesar Rp 223.438/ha/ musim tanam dan Rp 378.750/ha/ musim tanam .

Mengacu pada pengeluaran yang digunakan, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa penggunaan tenaga kerja pada kedua jenis usahatani tersebut hampir

membutuhkan upah pengeluaran yang hampir sama untuk tenaga kerja.

Nominal tertinggi pada biaya tetap baik usahatani padi organik dan padi

anorganik dikeluarkan untuk estimasi biaya sewa lahan. Untuk nominal tertinggi

pada biaya variabel dari kedua jenis usahatani terletak pada kegiatan penyedian

pupuk bagi tanaman. Berdasarkan biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan

sebelumnya dapat diketahui total pengeluaran biaya produksi usahatani padi

organik dan usahatani padi anorganik. Nilai total pengeluaran rata-rata pada

usahatani padi organik dan usahatani padi anorganik, sebesar Rp 11.042.735/ha/

musim tanam untuk rata-rata total biaya usahatani padi organik. Sedangkan untuk

petani anorganik diperoleh pengeluaran rata-rata sebesar Rp 11.154.570/ha/

musim tanam. Berdasarkan hasil dan pembahasan pada uraian diatas menurut

teori Andoko (2002 : 78) mengatakan untuk biaya total padi organik lebih kecil

dari pada total biaya usahatani padi anorganik itu benar, karena dapat ditarik

kesimpulan total biaya produksi usahatani padi organik sedikit lebih rendah

daripada total biaya produksi padi anorganik.

Page 86: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

68

5.2 Analisis Penerimaan dan Pendapatan Padi Organik dan Padi Anorganik

Hasil analisis penerimaan dan pendapatan padi organik dan padi anorganik

dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Analisis Penerimaan dan Pendapatan Padi Organik dan Anorganik

No Uraian Padi Organik Padi Anorganik

Jumlah produksi (kg/ha) 5202 kg 6205 kg

Harga Jual (Rp/kg) Rp 5200 Rp 4300

1 Penerimaan (Rp/kg) Rp 27.048.320 Rp 26.681.500

Biaya tetap (Rp/ha) Rp 6.53.860 Rp 6.547.600

Biaya Variabel (Rp/ha) Rp 4.505.875 Rp 4.606.970

2 Biaya total (Rp/ha) Rp 11.042.735 Rp 11.154.570

3 Pendapatan (Rp/ha) Rp 16.005.585 Rp 15.526.930

4 R/C rasio 2,4 1,7 Sumber: Data Primer (Diolah), 2018

5.2.1 Penerimaan Padi Organik dan Padi Anorganik

Penerimaan usahatani merupakan nilai dari total produksi usahatani

(output) yang diperoleh petani (Soekartawi,2016:56). Output dari kegiatan

usahatani padi baik padi organik maupun anorganik adalah berupa padi saat

memasuki masa panen. Hasil wawancara dengan petani responden menunjukan

bahwa mayoritas petani menggunakan sistem tebasan dalam model penjualan

yang diterapkan. Sistem tebasan untuk hasil panen padi organik melibatkan pihak

UD. Sritanjung Lestari sebagai perusahaan mitra dan penyalur produk beras

organik ke konsumen. Sedangkan untuk petani anorganik, petani bebas memilih

antara dijual ke pihak perusahaan atau penebas lainnya. Oleh karena itu, petani

responden disini tidak melakukan panen dan pascapanen lebih lanjut, melainkan

Page 87: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

69

sepenuhnya menjadi tanggung jawab penebas atau pengepul yaitu pihak

perusahaan atau para penebas.

Penerimaan usahatani padi yang diperoleh kelompok tani Sumber Urip

dipengaruhi oleh jumlah produksi dalam kegiatan usahatani yang dijalankan.

Jumlah produksi yang tinggi nantinya akan menghasilkan penerimaan menjadi

semakin besar dan sebaliknya. Mengacu pada hasil analisis penerimaan padi

organik dan padi anorganik yang disajikan pada Tabel 10 dapat diketahui bahwa

jumlah produksi pada padi anorganik satu kali musim tanam lebih tinggi dengan

nilai produksi seberat 6,205 kg/ha dibandingkan dengan 5,202 kg/ha pada padi

organik. Namun jika melihat dari penerimaan usahatani padi organik sedikit lebih

tinggi dibandingkan penerimaan usahatani padi anorganik dengan masing-masing

sejumlah Rp 27.048.320 per ha dan Rp 26.861.500 per ha. Hal itu dikarenakan

terdapat perbedaan nilai jual yang lebih tinggi antara padi organik dengan padi

anorganik. Jika pada padi anorganik harga rata-rata gabah per kilo senilai Rp

4.300 per kilo. Sedangkan nilai rata-rata harga gabah pada padi organik sejumlah

Rp 5.200 per kilo. Berdasarkan hasil penelitian Indah Wulandari yang berjudul

Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Organik dengan Padi

Anorganik (kasus: Kelurahan Sindang Barang dan Situ Gede Kecamatan Bogor

Barat) benar bahwa hasil penerimaan padi organik lebih tinggi dibandingkan hasil

penerimaan padi anoganik. Adapun perhitungan penerimaan usahatani padi

kelompok tani Sumber urip dan kelompok tani Harta Jaya dapat dilihat pada

Lampiran 3.

Page 88: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

70

5.2.2 Pendapatan Usahatani Padi Organik dan Padi Anorganik

Pendapatan usahatani merupakan salah satu indikator keberhasilan atau

tidaknya suatu usahatani dijalankan. Pendapatan usahatani dapat diketahui dengan

cara jumlah total penerimaan dikurangi biaya total usahatani. Pada Tabel 9.

Diketahui bahwa rata-rata penerimaan hasil usahatani padi organik sebesar Rp

27.048.320 dan penerimaan padi anorganik sebesar Rp 26.681.500. sedangkan

untuk biaya total padi organik dan padi anorganik yang diketahui secara urut yaitu

sebesar Rp 11.042.735 per hektar dan Rp 11.154.570 per hektar. Sehingga pada

analisis perhitungan diketahui bahwa jumlah perolehan rata-rata pendapatan

usahatani padi organik lebih tinggi dibandingkan dengan usahatani padi anorganik

dengan nilai sebesar Rp 16.005.585 dibandingkan Rp 15.526.930. Berdasarkan

hasil penelitian Indah Wulandari yang berjudul Analisis Perbandingan Pendapatan

Usahatani Padi Organik dengan Padi Anorganik (kasus: Kelurahan Sindang Barat

dan Situ Gede Kecamatan Bogor Barat) mengatakan bahwa ada perbedaan yang

signifikan antara pendapatan padi organik dan padi non organik. Hal ini dapat

ditarik kesimpulan bahwa hasil pada penelitian ini sama terkait perbedaan

pendapatan antara padi organik dan padi anorganik. Perhitungan keuntungan padi

organik dapat dilihat pada Lampiran 3.

5.3 R/C Rasio Usahatani Padi Organik dan Padi Anorganik

R/C rasio merupakan perbandingan antara penerimaan dan biaya yang

digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan atau efisiensi pada dua jenis

usahatani yang dijalankan. Tingginya pendapatan usahatani tidak selalu

Page 89: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

71

menjadikan usahatani yang dijalankan lebih efisien dari segi biaya dibandingkan

dengan pendapatan yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan pendapatan tidak

membuktikan balas jasa dalam penggunaan faktor produksi yang dijalankan.

Untuk mengetahui kelayakan yang diperoleh maka menggunakan analisis R/C

rasio yang menunjukan besarnya penerimaan tiap satu satuan biaya yang

dikeluarkan. Semakin besar nilai R/C rasio akan menghasilkan penerimaan

usahatani yang semakin besar dibandingkan dengan biaya produksi yang

dikeluarkan dalam berusahatani.

Berdasarkan Tabel 9 sisi tingkat kelayakan antara usahatani organik dan

anorganik menunjukan nilai yang hampir sama. Nilai R/C rasio dari kedua metode

tersebut masing-masing berada pada angka 2,4 untuk usahatani padi organik dan

R/C rasio 1,7untuk usahatani padi anorganik. Hal ini dikarenakan sistem padi

organik dan anorganik telah layak untuk dilaksanakan karena memiliki R/C rasio

lebih dari 1. Nilai R/C rasio dari usahatani padi organik mengindikasi setiap

usahatani sebesar Rp. 1,- akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 2,4.

Sedangkan untuk usahatani padi anorganik mengindikasikan setiap pengeluaran

usahatani sebesar Rp. 1,- akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,7.

Berdasarkan hasil penelitian Indah Wulandari yang berjudul Analisis

Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Organik dengan Padi Anorganik (kasus:

Kelurahan Sindang Barat dan Situ Gede Kecamatan Bogor Barat) benar, bahwa

untuk tingkat kelayakan usahatani padi organik lebih layak dibandingkan

usahatani padi anorganik.

Page 90: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

72

5.4 Analisis Uji Beda Pendapatan Usahatani Padi Organik dan Padi

Anorganik

Uji beda yang dilakukan pada pendapatan usahatani padi organik dan

usahatani padi anorganik berguna untuk mengetahui perbedaan secara statistik

antara total pendapatan pada usahatani padi organik dan usahatani padi anorganik.

Sebelum dilakukan uji beda dua populasi dengan Uji t test, terlebih dahulu

dilakukan uji F untuk mengetahui apakah kedua populasi tersebut mempunyai

ragam yang homogen atau tidak homogen.

Kedua kelompok data dikatakan homogen jika dk (derajat kebebasan)

untuk rumus varian populasi dan t table adalah N1 + N2 -2 yaitu 20+20-2,

sedangkan dk (derajat kebebasan) tidak homogen maka dk (derajat kebebasan)

adalah N1 -1 atau N2 -1 yaitu 20-1. Pada penelitian ini jumlah sampel yang sama

yaitu 20, maka F table dengan tingkat kesalahan sebesar 5 % adalah 2,165. Maka

rumus t untuk sampel yang sama yakni Separated Varian. Berikut adalah hasil uji

beda total pendapatan antara usahatani padi organik dan padi anorganik.

Tabel 11. Hasil Analisis Uji Beda Total Pendapatan Usahatani Padi Organik dan

Usahatani Padi Anorganik

Hasil Usahatani Padi Organik Usahatani Padi Anorganik

N1 = 20

Varian = 27.411.902.618.525

N1 = 20

Varian = 9.242.211.429.609

F = Varian Terbesar = 27.411.902.618.525 = 2,97

Varian Terkecil 9.242.211.429.609

F hitung 2,97 > F table 2,165

S2 = 702.031.762.748.995

t hitung 18,48 > t table 2,093 = Ho ditolak

Sumber : Data primer (diolah), 2018

Page 91: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

73

Berdasarkan hasil perhitungan uji F pada tabel 11 diketahui bahwa, F

hitung lebih besar dibandingkan F tabel yaitu 2,97 > 2,165. Dengan demikian

kedua kelompok varian data adalah tidak homogen, sehingga dk adalah N1-1 atau

N2-1 yaitu 20-1 = 19, dengan taraf kesalahan sebesar 5 %, maka T tabel adalah

2,093. Dari hasil t hitung antara pendapatan usahatani padi organik dan usahatani

padi anorganik diperoleh hasil sebesar 18,48.

Dari tabel 11, diketahui bahwa t hitung > t tabel, sehingga Ho ditolak,

maka terdapat perbedaan pendapatan antara petani padi yang menggunakan sistem

organik dengan petani padi yang menggunakan sistem anorganik. Perbedaan ini

dikarenakan rata-rata total biaya usahatani padi organik lebih rendah dibandingkan

usahatani padi anorganik, selain itu rata-rata penerimaan padi organik lebih besar

dibandingkan rata-rata penerimaan padi anorganik, sehingga rata-rata pendapatan

padi organik lebih tinggi dibandingkan usahatani padi anorganik. Hal ini lah yang

menyebabkan perbedaan pendapatan pada usahatani padi organik dan pendapatan

usahatani padi anorganik.

Berdasarkan hasil penelitian Indah Wulandari yang berjudul Analisis

Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Organik dengan Padi Anorganik (kasus:

Kelurahan Sindang Barat dan Situ Gede Kecamatan Bogor Barat). Terkait hasil uji

beda pada perbandingan pendapatan terdapat perbedaan yang signifikan, sesuai

dengan hasil dan pembahasan pada penelitian ini terkait uji beda yang dilakukan

perbedaan ini dikarenakan rata-rata total biaya usahatani padi organik lebih rendah

dibandingkan usahatani padi anorganik, selain itu penerimaan, pendapatan padi

organik lebih besar dibandingkan penerimaan dan pendapatan padi anorganik.

Page 92: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

74

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai “Perbandingan Pendapatan

Padi Organik Pada Kelompok Tani Sumber Urip dan Padi Anorganik pada

Kelompok Tani Harta Jaya. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Total biaya yang dikeluarkan dalam usahatani padi organik pada kelompok

tani Sumber urip adalah rata-rata sebesar Rp 11.042.735 ,- sedangkan untuk

usahatani padi anorganik pada kelompok tani Harta Jaya adalah sebesar Rp

11.154.570. Dengan rincian biaya tetap usahatani padi organik sebesar Rp

6.536.860/ha/satu musim tanam sedangkan biaya tetap pada usahatani padi

anorganik sebesar Rp 6.547.600/ha/satu musim tanam. Rata-rata total biaya

yang dikeluarkan oleh usahatani padi anorganik sedikit lebih besar dibanding

dengan rata-rata total biaya usahatani padi organik dikarenakan oleh beberapa

faktor antara lain : benih dan pestisida yang di pakai terlalu banyak.

2. Besarnya jumlah pendapatan atas rata-rata biaya total per satu kali musim

tanam yang diterima oleh petani padi organik lebih besar sebanyak Rp

16.005.585 ,- dibandingkan pendapatan atas rata-rata biaya total yang

diperoleh oleh petani padi anorganik lebih kecil sebesar Rp 15.526.930,-.

Kegiatan usahatani yang dilakukan oleh kedua kelompok tani sama-sama

menguntungkan. Hal ini tersebut terlihat pada nilai kelayakan usahatani yang

didapatkan, nilai R/C rasio usahatani padi organik lebih layak dengan nilai 2,4

dibandingkan dengan padi anorganik senilai 1,7. Berdasarkan dari hasil

Page 93: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

75

perhitungan uji perbedaan pendapatan usahatani padi organik dan usahatani

padi anorganik dapat diketahui bahwa ada perbedaan pendapatan yang

signifikan antara usahatani padi organik dan usahatani padi anorganik.

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa, t hitung > t tabel dengan nilai

18,84 > 2,093, sehingga Ho ditolak.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh diatas, saran yang diberikan

berkaitan perbandingan pendapatan usahatani padi organik dan usahatani padi

anorganik sebagai berikut :

1. Mengacu pada hasil penelitian, menunjukan bahwa total biaya usahatani padi

organik lebih rendah dibandingkan total biaya padi anorganik dan untuk

pendapatan, tingkat kelayakan padi organik lebih tinggi dibandingkan

usahatani secara anorganik. Anggota Kelompok Tani Harta Jaya sebaiknya

beralih ke usahatani padi organik serta bekerja sama dengan Kelompok Tani

Sumber Urip untuk melaksanakan usahatani padi Organik.

Page 94: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

76

DAFTAR PUSTAKA

Andoko A. 2002. Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya, Jakarta.

Anggraini, F, A. Suryanto., dan N. Aini. 2013. Sistem Tanam dan Umur Bibit

pada Tanaman Padi Sawah (Oryza Sative L.) Varietas INPARI 13 J.

Produksi Tanaman. 1 (2) : 52-60.

Anuhrah, I.S., Sumedi., dan I.P. Wardana. 2008. Gagasan dan Implementasi

System of Rice Intensification (SRI) dalam Kegiatan Budidaya Padi

Ekologis (BPE). Analisis Kebijakan Pertanian. 6(1): 75-99.

Badan Pusat Statistik. 2015. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi

Sawah dan Ladang, 2013-2015. https://jatim.bps.go.id/ Diakses pada tanggal 20 April 2018

Deva, A., 2017. Perbandingan Pendapatan Usahatani Kentang Monokultur dan

Tumpangsari (Studi Kasus : Desa Kebun Baru, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Jambi). [skripsi]. Jakarta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Sains dan Teknologi.

Hakim, Maulana Rizal. 2013. Analisis Perbandingan Usahatani Kentang Tiga

Desa di Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat. [skripsi].

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Haryono, G. 2010. Budidaya Padi Organik Majalah Ilmiah Dinamika.

INFOAM. 2005. Prinsip-Prinsip Pertanian Organik. In: Infoam General

Assembly.

Ilyas., S., A. Sudarsono., T.S. Kadir., A. Yukti., Y. Fiana., S. Fadhilah., dan U.S.

Nugraha. 2007. Teknik Peningkatan Kesehatan dan Mutu Benih Padi.

Bogor: IPB., riset Unggulan Kemitraan.

Kalsim, D.K. 2007. Rencana Oprasional Sistem Irigasi untuk Pengembangan

S.R.I. (Online). (http://www.tep.Faperta.ipb.ac.id, diakses pada 20 april

2018).

Kementerian Pertanian,2017. Statistik Pertanian 2017. Jakarta.

Karyono TH. 2001. Wujud Kota Tropis di Indonesia : Suatu Pendekatan Iklim,

Lingkungan dan Energi. Jakarata.

Lokadata.2017. Jumlah penduduk dan pertumbuhannya tahun 2007-2016.

[Online] [diakses pada 20 Agustus 2018]; tersedia pada

https://lokadata.beritagar.id/chart/preview/jumlah-penduduk-indonesia-

dan-pertumbuhannya-2007-2016-1499396486.

Page 95: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

77

Nugraha, R., dan E. Sulityowati. 2010. Efektifitas Kompos Sapah Perkotaan

Sebagai Pupuk Organik dalam Menigkatkan Produktivitas dan

Menurunkan Biaya Produksi Budidaya Padi. Bandung.

Nurgiyantoro, Mochamad Yadi dan Elang Ilik Martawijaya. 2011. Sukses Bisnis

Jamur Tiram di Rumah Sendiri. Bogor : IPB Press

Padangaran, Ayub M. 2013. Analisis Kuantitatif pembiayaan Perusahaan

Pertaian. Bogor : IPB Press.

Partino, HR dan HM Idrus. 2009. Statistis Deskriptif. Yogyakarta: Safiria Insani

Press.

Poetryani, A. 2011 Analisis Perbandingan Efisiensi Usaha Tani Padi Organik

dengan Anorganik. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen Depertemen Agribisnis.

Rance U, Abdi. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi Teori dan

APlikasi Alfabeta, Bandung.

Salikin KA. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Kanisius, Yogyakarta.

Shinta, Agustina. 2011. E-Book Ilmu Usahatani. Malang : Universitas Brawijaya

Press.

Silikin KA. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Kanisis., Yogyakarta.

Soekartawi. 2016. Ilmu Usahatani. Jakarta : Universitas Indonesia (UI press).

Soetrisno, R. 2002. Paradigma Baru Pembangunan Pertanian: Sebuah Tinjauan

Sosiologis. Kanisius, Yogyakarta.

Sugoyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

Suratiyah, Ken. 2016. Ilmu Usahatani Edisi Revisi. Jakarta : Penebar Swadaya.

Supranto, M.I. Setatistik Teori dan Aplikasi. Ed ke-7 (Erlangga, 2009).

Sutanto r. 2002. Penerapan Pertanian Organik Pemasyarakatan dan

Berkembangan. Kanisius, Jakarta.

Wahyuni., S., T.S. Kadir dan U.S. nugraha 2006. Hasil dan Benih Padi Gogo

pada Lingkungan Tumbuh Berbeda. Penelitia Pertanian tanaman Pangan. 25 (1):

30-37.

Page 96: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

78

Wahyuni Indah. 2011. Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi

Organik dengan Usahatani Padi Anorganik (Kasus: Kelurahan Sindang

Barang dan Situ gede, Kecamatan Bogor Barat). [Skripsi]. Bogor.

Institut Pertanian Bogor (IPB).

Winangun YW. 2005. Membangun Karakter Pertanian Organik dalam era

Globalisasi, Kanisius, Yogyakarta.

Winartha, I Made, 2006. Metode Penelitian Sosial Ekonomi, CV. Andi Offict,

Yogyakarta.

Page 97: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

79

Lampiran

Lampiran 1. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Banyuwangi 2014-2015

Sumber : BPS (2015)

NO Kabupaten 2014 2015

Luas Panen

(Ha)

Produktivitas

(KW/ha)

Produksi (ha) Luas Panen

(Ha)

Produktivitas

(kw/ha)

Produksi (Ton)

1 Pacitan 34 325 46,72 160 364 37 132 44,63 165 713

2 Ponorogo 66 133 63,56 420 357 69 010 64,19 442 989

3 Trenggalek 28 403 59,70 169 560 29 799 62,25 185 484

4 Tulungagung 47 238 61,20 289 083 49 761 60,22 299 674

5 Blitar 52 608 57,59 302 958 56 353 62,55 352 505

6 Kediri 51 118 55,95 286 003 56 082 59,57 334 097

7 Malang 64 889 67,52 438 116 67 648 69,52 470 283

8 Lumajang 72 589 55,19 400 617 75 733 57,32 434 074

9 Jember 164 307 59,55 978 373 164 656 61,03 1 004 898

10 Banyuwangi 115 645 64,66 747 808 131 943 65,20 860 239

11 Bondowoso 59 710 53,00 316 465 70 862 53,74 380 812

12 Situbondo 44 176 57,40 253 556 58 713 55,34 324 901

13 Probolinggo 60 070 48,70 292 546 62 781 47,36 297 358

14 Pasuruan 98 089 67,42 661 321 106 307 67,98 722 642

15 Sidoarjo 30 349 66,66 202 309 30 266 79,10 239 400

16 Mojokerto 50 779 59,31 301 178 53 945 59,35 320 174

17 Jombang 69 098 62,40 431 175 74 387 60,58 450 655

18 Nganjuk 82 433 57,23 471 760 87 728 60,79 533 321

19 19. Madiun 81 679 63,71 520 417 81 498 64,33 524 281

20 Magetan 47 360 64,08 303 495 48 678 63,82 310 663

21 Ngawi 122 923 60,06 738 304 124 430 61,14 760 725

22 Bojonegoro 150 945 56,17 847 857 145 254 57,26 831 791

23 Tuban 85 549 62,85 537 665 87 984 62,09 546 310

24 Lamongan 153 968 62,29 959 135 145 278 64,37 935 176

25 Gresik 62 053 60,68 376 553 61 136 64,74 395 812

26 Bangkalan 52 284 59,69 312 080 50 104 62,50 313 159

27 Sampang 47 973 50,48 242 174 46 667 53,38 249 124

28 Pamekasan 26 830 56,78 152 341 26 601 59,34 157 858

29 Sumenep 33 265 57,02 189 670 34 516 59,35 204 847

Page 98: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

80

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Usahatani Padi Organik dan Usahatani Padi

Anorganik

Assalamualaikum Wr. Wb.

Kuesioner ini digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi “Analisis

Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Organik dan Padi Anorganik

(Studi Kasus Kelompok Tani Sumber Urip dan Kelompok Tani Harta Jaya) Desa

Watukebo, Kec. Blimbingsari, Kab. Banyuwangi, Jawa Timur, oleh Dhimas

Rozil Gufron (1114092000001) Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas

Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

KUESIONER USAHATANI PADI ORGANIK/ANORGANIK

Petunjuk Pengisian

1. Isian jawaban pada kolom atau tempat tersedia sesuai dengan kondisi yang

sebenarnya.

2. Hasil pengisian kuesioner ini hanya ditunjukan untuk penelitian ilmiah

semata.

A. Data Responden

1. NAMA :

2. Usia :

3. Jenis Kelamin :

a. Laki-laki

b. Wanita

4. Pendidikan Terakhir (lingkari salah satu)

a. Tidak Sekolah

b. Tidak Tamat SD

c. SD/sederajat

d. SMP/sederajat

e. Universitas (D3/S1)

Page 99: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

81

f. Lainnya, yaitu….

5. Jumlah Anggota Keluarga

a. 2

b. 3

c. 4

d. 5

6. Pekerjaan

a. Utama : b. Sampingan :

7. Lamanya Berusahatani

a. 3 thn

b. 4 thn

c. 5 thn

d. 6 thn

e. 7 thn

f. >7thn

B. Penguasaan Lahan dan Model

1. Luas lahan yang dimiliki

a. Lahan milik sendiri :………ha

b. Lahan Sewa :………ha

2. Pajak sewa lahan : Rp……….ha

3. Harga sewa lahan :

4. Varietas padi yang ditanam :

5. Umur panen :

6. Awal diperoleh benih padi :

7. Informasi benih unggul

a. Penyuluh

b. Kelompok Tani

c. Media Penyiaran

d. Lainnya:…….

Page 100: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

82

8. Tingkat Pendapatan/bulan

a. Rp 300.000-Rp 500.000

b. Rp 500.000-Rp 1.000.000

c. >Rp 1000.001

C. Biaya Produksi Usahatani Padi Organik/Anorganik

1. Biaya Sarana Produksi

No Jenis Saprodi Jumlah

(kg/L

Harga/satuan

(Rp)

Total Biaya

1 Benih

2 Pupuk

a. Kandang

b. Urea

c. ZA

d. NPK

e. Lainnya…

3 Pestisida

4

5

6

Jumlah

Page 101: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

83

2. Biaya Tetap

No Uraian Jumlah

Fisik

Satuan Harga per

satuan

(Rp)

Total

(Rp)

1 Biaya Sewa Lahan

2 Biaya pajak

3 Biaya irigasi

4 Biaya Sewa Traktor

5

6

7 Biaya Penyusutan Peralatan

Jenis alat Jumlah

unit

Harga

awal

(Rp) &

Harga

akhir

Perkiraan

pemakaian

(tahun)

Total

(Rp)

Cangkul

Sabit/Clurit

Ember

Garu

Tengki/Handsprayer

3. Biaya lain-lain

No Uraian Satuan

Fisik

Satuan Harga/satuan

(Rp)

Total

biaya

(Rp)

1 Biaya Angkut

2 Penanganan

pasca panen

3

4

Total

Page 102: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

84

D. Hasil Produksi

No Tenaga (kegiatan) Tenaga Kerja dalam keluarga

Jumlah

(Orang)

Jam Kerja Upah (Rp)

1 Pengolahan Lahan

2 Pembibitan

3 Pengairan

4 Penanaman

5 Pemupukan

6 Penyemprotan

7 Penyiangan

8 Pemanenan

9

10

Kegiatan Tenaga Kerja Luar keluarga

Jumlah

(orang)

Jam Kerja Upah (Rp)

1 Pengolahan Lahan

2 Pembibitan

3 Pengairan

4 Penanaman

5 Pemupukan

6 Penyemprotan

7 Penyiangan

8 Pemanenam

9

10

Pernyataan :

a. Adakah kesulitan untuk mendapatkan tenaga kerja local ?...

b. Apakah pemuda di desa ini tidak suka bekerja di sektor pertanian

?...

c. Bagaimana keterampilan tenaga kerja dalam mengoperasikan alat

mesin pertanian ?.....

TTD Petani

Page 103: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

85

Lampiran 3. Data Petani Padi Organik dan Anorganik

No Petani Organik Umur Petani

Anorganik

Umur

1 Saidi 45 Pahrul 38

2 Miswat 56 Satrio 53

3 Nyoman 40 Abdul 53

4 Ponidi 52 Tarmadi 55

5 Sunaryo 48 Sariyah 60

6 Ahmad Royani 40 Sunaryo 55

7 Sutrisno 36 Ulwiyah 45

8 Ishaq 53 Ardiyanto 48

9 Isman 40 Syamsuri 63

10 Hendro 45 Syafa’at 40

11 Buasan 55 Tukiran 68

12 Paiman 51 Gimin 52

13 Samsuri 39 Suwito 61

14 Heru 36 Mijan 72

15 Sahroni 45 SUyatno 52

16 Suroso 56 Saiful 39

17 Suparno 49 Royan 42

18 Sumito 42 Made 51

19 Supiyan 36 Miluh 68

20 Muklis 39 Kamal 37

Page 104: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

86

Lampiran 4. Biaya Tetap Usahatani Padi Organik dan Padi Anorganik

No Usahatani Padi Organik Usahatani Padi Anorganik

Pajak Lahan

(Rp/ha)

Sewa lahan

(Rp/ha)

Sewa

Traktor

(Rp/ha)

Pajak Lahan

(Rp/ha)

Sewa Lahan

(Rp/ha)

Sewa

Traktor

1 200.000 5.000.000 1.250000 200.000 5.000.000 1250000

2 200.000 5.000.000 1.250000 200.000 5.000.000 1250000

3 200.000 5.000.000 1.250000 200.000 5.000.000 1250000

4 200.000 5.000.000 1.250000 200.000 5.000.000 1250000 5 200.000 5.000.000 1.250000 200.000 5.000.000 1250000 6 200.000 5.000.000 1.250000 200.000 5.000.000 1250000 7 200.000 5.000.000 1.250000 200.000 5.000.000 1250000 8 200.000 5.000.000 1.250000 200.000 5.000.000 1250000 9 200.000 5.000.000 1.250000 200.000 5.000.000 1250000 10 200.000 5.000.000 1.250000 200.000 5.000.000 1250000 11 200.000 5.000.000 1.250000 200.000 5.000.000 1250000 12 200.000 5.000.000 1.250000 200.000 5.000.000 1250000 13 200.000 5.000.000 1.250000 200.000 5.000.000 1250000 14 200.000 5.000.000 1.250000 200.000 5.000.000 1250000 15 200.000 5.000.000 1.250000 200.000 5.000.000 1250000 16 200.000 5.000.000 1.250000 200.000 5.000.000 1250000 17 200.000 5.000.000 1.250000 200.000 5.000.000 1250000 18 200.000 5.000.000 1.250000 200.000 5.000.000 1250000 19 200.000 5.000.000 1.250000 200.000 5.000.000 1250000 20 200.000 5.000.000 1.250000 200.000 5.000.000 1250000

Page 105: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

87

Lampiran 5. Biaya Irigasi Padi Organik dan Padi Anorganik

No Irigasi Padi Organik

(Rp/ha)

Irigasi Padi Anorganik

(Rp/ha)

1 20.000 20.000

2 20.000 20.000

3 20.000 20.000

4 20.000 20.000

5 20.000 20.000

6 20.000 20.000

7 20.000 20.000

8 20.000 20.000

9 20.000 20.000

10 20.000 20.000

11 20.000 20.000

12 20.000 20.000

13 20.000 20.000

14 20.000 20.000

15 20.000 20.000

16 20.000 20.000

17 20.000 20.000

18 20.000 20.000

19 20.000 20.000

20 20.000 20.000

Page 106: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

88

Lampiran 6. Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Padi Organik

Responden Biaya Penyusutan Alat (Rupiah) Total

Cangkul Sabit Ember Garu Handsprayer

1 10.000 10.000 3000 3000 30000 56.000

2 10000 10000 1000 3000 40000 64000

3 10000 12000 3000 3000 30000 58.000

4 15000 10000 1500 3000 30000 59500

5 20000 10000 3000 4000 30000 67.000

6 30000 18000 1400 3000 50000 102400

7 15000 5000 2000 4000 30000 56.000

8 10000 10000 1000 3000 30000 54000

9 30000 12000 2000 3000 40000 87.000

10 15000 10000 2000 4000 30000 61000

11 10000 10000 1500 4000 40000 65.500

12 15000 16000 2000 3000 40000 76000

13 20000 5000 1500 3000 30000 59.500

14 20000 5000 4500 4000 30000 63500

15 20000 5000 1000 3000 30000 59.000

16 20000 5000 1500 3000 30000 59500

17 20000 10000 3000 3000 30000 66.000

18 20000 18000 1500 3000 40000 82500

19 20000 12000 4800 3000 40000 79.800

20 20000 5000 3000 3000 30000 61000

Rata-Rata 66.860

Page 107: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

89

Lampiran 7. Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Padi Anorganik

No Biaya Penyusutan Alat (Rupiah ) Total

(Rp) Cangkul Sabit Ember Garu Handsprayer

1 20000 5000 2000 3000 30000 60000

2 40000 7000 3000 3000 30000 83000

3 30000 9000 1400 3000 30000 73400

4 40000 18000 1400 3000 30000 92400

5 30000 8000 2000 3000 30000 73000

6 17000 7000 1400 3000 35000 63400

7 30000 6000 2400 3000 35000 76400

8 15000 8000 1400 3000 70000 97400

9 15000 9000 2000 3000 80000 109000

10 15000 8000 1500 3000 30000 57500

11 15000 8000 2000 3000 35000 63000

12 15000 9000 1500 3000 30000 58500

13 15000 18000 2000 3000 30000 68000

14 15000 18000 2000 3000 70000 108000

15 15000 18000 2000 3000 30000 68000

16 15000 8000 2000 3000 35000 63000

17 15000 8000 2000 3000 80000 108000

18 15000 9000 2000 3000 35000 64000

19 15000 8000 2000 3000 30000 58000

20 15000 8000 2000 3000 80000 108000

Rata-Rata (Rupiah) 77.600

Page 108: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

90

Lampiran 8. Biaya Kebutuhan Benih Padi Organik dan Padi Anorganik

No

Benih Organik Benih Anorganik

Kuantitas

(kg/ha)

Harga (kg) Total

(kg/ha)

Kuantitas

(kg/ha)

Harga

(kg)

Total

(kg/ha)

1 30 12.000 360000 40 12.000 480000

2 30 12.000 360000 40 12.000 480000

3 30 12.000 360000 40 12.000 480000

4 30 12.000 360000 40 12.000 480000

5 30 12.000 360000 40 11.000 440000

6 30 12.000 360000 40 12.000 480000

7 30 11.000 330000 40 12.000 480000

8 30 12.000 360000 40 12.000 480000

9 30 12.000 360000 40 12.000 480000

10 30 12.000 360000 40 12.000 480000

11 30 11.000 330000 40 12.000 480000

12 30 12.000 360000 40 12.000 480000

13 30 11.000 330000 40 12.000 480000

14 30 11.000 330000 40 12.000 480000

15 30 11.000 330000 40 12.000 480000

16 30 11.000 330000 40 12.000 480000

17 30 12.000 360000 40 12.000 480000

18 30 12.000 360000 40 12.000 480000

19 30 12.000 360000 40 12.000 480000

20 30 12.000 360000 40 12.000 480000

Rata-Rata (Rupiah) 351.000 Rata-Rata (Rupiah ) 478.000

Page 109: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

91

Lampiran 9. Biaya Pupuk Usahatani Padi Organik

NO

Pupuk

Luas

Lahan (ha)

Kuantitas

(kg)

Harga

(kg) Total

1 Kandang 1 5000 400 2000000

2 Kandang 1 5000 400 2000000

3 Kandang 1 5000 400 2000000

4 Kandang 1 5000 400 2000000

5 Kandang 1 5000 400 2000000

6 Kandang 1 5000 400 2000000

7 Kandang 1 5000 400 2000000

8 Kandang 1 5000 400 2000000

9 Kandang 1 5000 400 2000000

10 Kandang 1 5000 400 2000000

11 Kandang 1 5000 400 2000000

12 Kandang 1 5000 400 2000000

13 Kandang 1 5000 400 2000000

14 Kandang 1 5000 400 2000000

15 Kandang 1 5000 400 2000000

16 Kandang 1 5000 400 2000000

17 Kandang 1 5000 400 2000000

18 Kandang 1 5000 400 2000000

19 Kandang 1 5000 400 2000000

20 Kandang 1 5000 400 2000000

Rata-Rata (Rupiah) 2.000.000

Page 110: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

92

Lampiran 10. Biaya Pupuk Usahatani Padi Anorganik

No

Pupuk Anorganik

Urea SP36 KCl NPK TSP Phonska ZA Kandang

1 450000 100000 0 0 200000 230000 0 0

2 360000 100000 0 0 200000 230000 140000 0

3 360000 200000 0 0 0 230000 0 0

4 90000 0 0 0 200000 230000 0 500000

5 135000 0 0 200000 0 230000 140000 500000

6 135000 200000 0 0 100000 230000 0 500000

7 90000 0 0 200000 300000 230000 0 500000

8 90000 0 140000 0 0 230000 0 500000

9 450000 200000 0 0 0 230000 210000 0

10 90000 0 0 100000 0 230000 70000 500000

11 450000 200000 0 200000 200000 230000 0 0

12 360000 200000 140000 0 200000 230000 140000 500000

13 180000 200000 140000 0 0 230000 140000 0

14 135000 200000 0 0 0 230000 140000 0

15 135000 200000 0 0 200000 230000 0 0

16 135000 0 0 300000 0 230000 0 0

17 270000 0 0 0 200000 230000 0 0

18 135000 140000 0 300000 230000 140000 0

19 270000 200000 0 0 0 230000 0 500000

20 360000 200000 0 200000 200000 230000 140000 0

Rata 234000 110000 140000 220000 209.091 230000 148750 500000

Total 1.791.841

Page 111: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

93

Lampiran 11. Biaya Agen Hayati UsahaTani Padi Organik

No

Corrine(lt) Verti (lt) BM (Lt)

Total

(lt)

Harga

Rp/lt total (Rp)

1 10 10 10 30 25.000 750000

2 10 10 10 30 25.000 750000

3 10 10 10 30 25.000 750000

4 10 10 10 30 25.000 750000

5 10 10 10 30 25.000 750000

6 10 10 10 30 25.000 750000

7 10 10 10 30 25.000 750000

8 10 10 10 30 25.000 750000

9 10 10 10 30 25.000 750000

10 10 10 10 30 25.000 750000

11 10 10 10 30 25.000 750000

12 10 10 10 30 25.000 750000

13 10 10 10 30 25.000 750000

14 10 10 10 30 25.000 750000

15 10 10 10 30 25.000 750000

16 10 10 10 30 25.000 750000

17 10 10 10 30 25.000 750000

18 10 10 10 30 25.000 750000

19 10 10 10 30 25.000 750000

20 10 10 10 30 25.000 750000

Rata-Rata 750000

Page 112: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

94

Lampiran 12. Biaya Pestisida Usahatani Padi Organik

No Biaya Pestisida (Rp)

Virtako Regent Miotrin Elson Starban bayerlatifo Plenum Antrakol Furadan

1 420000 50000 0 70000 0 60000 0 120000 0 2 0 50000 84000 35000 0 0 0 120000 35000 3 420000 0 0 70000 75000 60000 0 120000 0 4 210000 0 0 0 75000 60000 0 0 0 5 0 50000 84000 35000 0 0 0 120000 0 6 210000 0 0 0 0 60000 175000 0 0 7 210000 0 0 35000 75000 0 0 0 35000 8 210000 50000 0 0 75000 0 0 120000 0 9 0 50000 84000 35000 0 60000 350000 0 0 10 210000 0 0 0 75000 0 0 0 0 11 420000 50000 0 0 75000 0 175000 0 0 12 0 50000 84000 0 0 60000 0 0 35000 13 420000 0 0 0 75000 0 0 0 0 14 0 50000 84000 35000 0 60000 0 0 35000 15 210000 0 0 35000 0 120000 0 0 0 16 0 50000 84000 0 0 60000 0 0 0 17 420000 0 0 0 75000 0 175000 0 35000 18 210000 50000 0 35000 0 120000 0 0 0 19 0 50000 84000 0 75000 0 0 120000 0 20 420000 0 0 35000 0 60000 0 0 35000 Rata 306923 50000 84000 42000 75000 70909 218750 120000 35000 Total 1.002.582

Page 113: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

95

Lampiran 13. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Organik

No Biaya Tenaga Kerja (Rupiah)

Olah

Lahan

Semai Pengairan Nanam Mupuk Nyemprot Penyiangan

1

206.250

100.000

22.500

660.000

375.000

240.000

450.000

2

37.500

45.000

10.000

120.000

93.750

150.000

250.000

3

37.500

45.000

10.000

120.000

62.500

180.000

200.000

4

206.250

100.000

22.500

660.000

375.000

200.000

375.000

5

206.250

100.000

22.500

660.000

300.000

200.000

375.000

6

206.250

75.000

22.500

660.000

300.000

250.000

375.000

7

37.500

45.000

10.000

120.000

93.750

180.000

200.000

8

206.250

75.000

22.500

550.000

300.000

200.000

450.000

9

37.500

75.000

10.000

120.000

62.500

120.000

250.000

10

37.500

100.000

10.000

120.000

62.500

240.000

200.000

11

206.250

100.000

22.500

660.000

300.000

150.000

450.000

12

37.500

80.000

10.000

120.000

93.750

150.000

200.000

13

37.500

80.000

10.000

120.000

93.750

180.000

200.000

14

206.250

100.000

22.500

660.000

375.000

300.000

450.000

15

206.250

100.000

22.500

660.000

375.000

250.000

450.000

16

37.500

80.000

10.000

120.000

93.750

150.000

250.000

17

37.500

60.000

10.000

120.000

62.500

180.000

250.000

18

206.250

100.000

22.500

660.000

375.000

200.000

450.000

19

206.250

100.000

22.500

660.000

300.000

300.000

450.000

20

206.250

100.000

22.500

660.000

375.000

250.000

450.000

Rata 130313 83000 16875 411500 223438 203500 336250

Total 1.404.875

Page 114: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

96

Lampiran 14. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Padi Anorganik

No Biaya Tenaga Kerja (Rupiah)

Olah

Lahan

Semai Pengairan Nanam Mupuk Nyemprot Penyiangan

1

165.000

100.000 39.375

268.125

450.000

150.000

450.000

2

110.000

100.000 39.375

223.438

300.000

60.000

300.000

3

82.500

75.000 39.375

223.438

375.000

75.000

375.000

4

110.000

100.000 39.375

268.125

300.000

60.000

300.000

5

82.500

75.000 39.375

268.125

450.000

150.000

450.000

6

55.000

75.000 39.375

223.438

300.000

75.000

450.000

7

110.000

75.000 39.375

223.438

300.000

120.000

300.000

8

110.000

100.000 39.375

268.125

450.000

120.000

450.000

9

110.000

75.000 39.375

223.438

300.000

60.000

300.000

10

55.000

75.000 39.375

268.125

450.000

75.000

450.000

11

110.000

100.000 39.375

268.125

300.000

60.000

300.000

12

82.500

100.000 39.375

312.813

375.000

75.000

450.000

13

55.000

75.000 39.375

312.813

450.000

60.000

450.000

14

165.000

100.000 39.375

268.125

375.000

120.000

450.000

15

55.000

75.000 39.375

223.438

450.000

150.000

300.000

16

82.500

75.000 39.375

268.125

300.000

75.000

375.000

17

165.000

75.000 39.375

268.125

375.000

120.000

450.000

18

55.000

100.000 39.375

268.125

450.000

60.000

300.000

19

82.500

100.000 39.375

312.813

450.000

60.000

450.000

20

82.500

75.000 39.375

268.125

375.000

75.000

300.000

Rata

96.250

86.250 39.375

261.422

378.750

90.000

382.500

Total 1.334.547

Page 115: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

97

Lampiran 15. Hasil Produksi Ushatani Padi Organik dan Anorganik

No Produksi Padi Organik Produksi Padi Anorganik

Produksi

(kg)

Harga

(Rp)

Total (Rp) Produksi

(kg)

Harga

(Rp)

Total

(Rp)

1 6615 5200 34398000 7500 4300 32250000

2 3515 5200 18278000 7300 4300 31390000

3 3485 5200 18122000 7500 4300 32250000

4 6520 5200 33904000 7200 4300 30960000

5 6540 5200 34008000 4500 4300 19350000

6 6522 5200 33914400 5000 4300 21500000

7 3545 5200 18434000 5000 4300 21500000

8 6500 5200 33800000 4700 4300 20210000

9 3520 5200 18304000 7500 4300 32250000

10 3530 5200 18356000 4500 4300 19350000

11 6500 5200 33800000 7300 4300 31390000

12 3520 5200 18304000 7500 4300 32250000

13 3740 5200 19448000 7500 4300 32250000

14 6545 5200 34034000 5000 4300 21500000

15 6620 5200 34424000 4800 4300 20640000

16 3450 5200 17940000 4700 4300 20210000

17 3515 5200 18278000 7500 4300 32250000

18 6610 5200 34372000 4600 4300 19780000

19 6515 5200 33878000 7500 4300 32250000

20 6725 5200 34970000 7000 4300 30100000

Rata-rata 5202 27.048.320 6205 26.681.500

Page 116: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

98

Lampiran 16. Perhitungan Penerimaan, Pendapatan dan R/C rasio Usahatani Padi

Organik dan Usahatani Padi Anorganik

1. Penerimaan Rata-Rata Usahatani Padi Organik dan Usahatani Padi

Anorganik

a. Padi Organik

TR = P x q

= Rp 5200 x 5202 kg

= Rp 27,048,320 .-

b. Padi Anorganik

TR = P x q

= Rp 4300 x 6205 kg

= Rp 26,681,500.-

2. Keuntungan (Pendapatan) Rata-Rata Usahatani Padi Organik dan Padi

Anorganik.

a. Padi Organik

II = TR-TC

= Rp 27,048,320 – Rp 11,042,735

= Rp 16,005,585

b. Padi Anorganik

II = TR-TC

= Rp 26,681,500 – Rp 11,154,570

= Rp 15,526,930

3. R/C Rasio Usahatani Padi Organik dan Usahatani Padi Anorganik

a. Padi Organik

= Rp 27,048,320 : Rp 11,042,735

= Rp 2,4

b. Padi Anorganik

= Rp 26,681,500 : Rp 11,154,570

= Rp 1,7

Page 117: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

99

Lampiran 17. Hasil Analisis Uji Beda Total Pendapatan Usahatani Padi Organik

dan Usahatani Padi Anorganik

No Usahatani Padi Organik Usahatani Padi Anorganik

1 23.355.265 21.095.430

2 12.756.633 20.235.430

3 12.600.633 21.095.430

4 22.861.265 19.805.430

5 22.965.265 13,772,715

6 22.871.665 15,922,715

7 12.912.633 15,922,715

8 22.757.265 14,632,715

9 12.782.633 21.095.430

10 12.834.633 13,772,715

11 22.757.265 20.235.430

12 12.782.633 21.095.430

13 13.926.633 21.095.430

14 22.991.265 15,922,715

15 23.381.265 15,062,715

16 12.418.633 14,632,715

17 12.756.633 21.095.430

18 23.329.265 14,202,715

19 22.835.265 21.095.430

20 23.927.265 18.945.430

Total 369,804,008 360,734,165

N1 = 20

V = 27,411,902,618,525

N2 = 20

V = 9,242,211,429,609

F = Varian Terbesar = 27,411,902,618,525 = 2,97 Varian Terkecil 9,242,211,429,609

F hitung 2,97 > F tabel 2,165

S2 = 702,031,762,748,995

t hitung 18,84 > t tabel 2,093 = Ho ditolak

Page 118: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

100

Lampiran 18 F tabel

Page 119: ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47423/1/DHIMAS ROZIL... · urut yaitu 2,4 dan 1,7. Oleh sebab itu, usahatani

101

Lampiran 19. T Tabel