analisis perbandingan kesenjangan...

96
ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI FISKUS, KONSULTAN PAJAK, DAN MANAJER ATAS SIKAP DAN KINERJA KONSULTAN PAJAK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial untuk Memenuhi Syarat- syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Ni Made Astri NIM : 1050 8200 2672 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2009 M

Upload: lenhan

Post on 31-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN

(EXPECTATION GAP) DARI FISKUS, KONSULTAN PAJAK, DAN

MANAJER ATAS SIKAP DAN KINERJA KONSULTAN PAJAK

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial untuk Memenuhi Syarat-

syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Ni Made Astri

NIM : 1050 8200 2672

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H / 2009 M

Page 2: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN

(EXPECTATION GAP) DARI FISKUS, KONSULTAN PAJAK, DAN

MANAJER ATAS SIKAP DAN KINERJA KONSULTAN PAJAK

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial untuk Memenuhi Syarat-

syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Ni Made Astri

NIM : 1050 8200 2672

Di bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamja, MM Afif Sulfa, SE., Ak., M. Si

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H / 2009 M

Page 3: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Hari ini Tanggal Delapan Belas Bulan November Tahun Dua Ribu Sembilan telah

dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Ni Made Astri NIM: 105082002672

dengan Judul Skripsi “Analisis Perbandingan Kesenjangan Harapan

(Expectation Gap) Dari Fiskus, Konsultan Pajak, Dan Manajer Atas Sikap

Dan Kinerja Konsultan Pajak”. Memperhatikan penampilan mahasiswa

tersebut selama masa ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 18 November 2009

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Afif Sulfa, SE., Ak., M. Si Rahmawati, SE., MM

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM

Penguji Ahli

Page 4: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Hari ini Tanggal Sebelas Bulan Desember Tahun Dua Ribu Sembilan telah

dilakukan Ujian Skripsi atas nama Ni Made Astri NIM: 105082002672 dengan

Judul Skripsi “Analisis Perbandingan Kesenjangan Harapan (Expectation

Gap) Dari Fiskus, Konsultan Pajak, Dan Manajer Atas Sikap Dan Kinerja

Konsultan Pajak”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama masa

ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Desember 2009

Tim Penguji Ujian Skripsi

Dr. Yahya Hamja, MM Afif Sulfa, SE., Ak., M. Si

Penguji I Penguji II

Amilin, SE., Ak., M. Si

Penguji Ahli

Page 5: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ni Made Astri

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 18 Agustus 1987

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Pondok Pinang Timur No. 41A

Kel. Pondok Pinang, Kec. Kebayoran Lama

Jakarta Selatan 12310

Telepon : 0815 851 49423

• Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta 2005-2009

• SMUN 47 Jakarta, 2002-2005

• SMPN 161 Jakarta, 1999-2002

• SDN 09 Pagi Jakarta, 1993-1999

• TK PUTRA II Jakarta, 1991-1993

PPPPERSONALERSONALERSONALERSONAL

PENDIDIKANPENDIDIKANPENDIDIKANPENDIDIKAN

Page 6: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

THE ANALYSIS COMPARISON OF EXPECTATION GAP FROM TAX

OFFICERS, TAX CONSULTANTS, AND MANAGERS ABOUT THE

ATTITUDE AND PERFORMANCE OF THE TAX CONSULTANTS

By :

Ni Made Astri

ABSTRACT

This puspose of this research are to found the empirical evidences about

the existence of expectation gap between tax officers, tax consultants, and

managers about the attitude and performance of the tax consultants. This

expectation gap includes the tax consultants integrity and the attitude to his client

and the causes that influence the tax consultants performance. Data used in this

research to obtained from tax officers perception, tax consultants perception, and

managers perception in Jakarta. Data were collected by questionaires and

sampling method used convenience sampling. To collected from 87 respondents.

There are 27 respondents from tax officers, 34 respondents from tax consultants,

and 26 respondents from managers.

The analysis methods consist of test quality and hypotesis analysis used in

Independent Sample T test method and One Way ANOVA. Independent Sample T

test is used for the first hypotesis, for the second, and for the third hypotesis. One

Way ANOVA is used for the fourth hypotesis. The results of this research shows

the existence expectation gap between tax officers and tax consultants for the first

hypotesis, tax consultants and managers for the third hypotesis and between tax

officers, tax consultants, and managers for the fourth hypotesis about the attitude

and performance of the tax consultants. But don’t show of expectation gap

between tax officers and managers about the attitude and performance of the tax

consultants for the second hypotesis.

Key Words: Expectation Gap, Tax Consultant, Attitude and Performance of the

Tax Consultant

Page 7: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN

(EXPECTATION GAP) DARI FISKUS, KONSULTAN PAJAK, DAN

MANAJER ATAS SIKAP DAN KINERJA KONSULTAN PAJAK

Oleh :

Ni Made Astri

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris tentang ada

tidaknya kesenjangan harapan antara fiskus, konsultan pajak, dan manajer atas

sikap dan kinerja konsultan pajak. Kesenjangan harapan dalam penelitian ini

terdiri dari sikap konsultan pajak terhapap informasi perpajakan klien dan sikap

terhadap kliennya dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja konsultan pajak.

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari persepsi fiskus, persepsi

konsultan pajak, dan persepsi manajer di Jakarta. Pengumpulan data dilakukan

melalui kuesioner dan metode penentuan sampel yang digunakan adalah

convenience sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

87 responden. Yang terdiri dari 27 responden fiskus, 34 responden konsultan

pajak, dan 26 responden manajer.

Metode analisis yang digunakan terdiri dari uji kualitas data dan uji

hipotesis dengan metode Independent Sample T test dan One Way ANOVA. Independent Sample T test digunakan untuk hipotesis pertama, kedua, dan

hipotesis ketiga. One Way ANOVA digunakan untuk hipotesis keempat. Hasil penelitian ini menujukkan adanya kesenjangan harapan antara fiskus dan

konsultan pajak pada hipotesis pertama, konsultan pajak dan manajer pada hipotesis ketiga serta antara fiskus, konsultan pajak, dan manajer pada hipotesis

keempat atas sikap dan kinerja konsultan pajak. Tapi tidak menunjukkan adanya kesenjangan harapan antara fiskus dan manajer pada hipotesis kedua.

Kata Kunci: Kesenjangan Harapan, Konsultan Pajak, Sikap dan Kinerja

Konsultan Pajak

Page 8: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Alhamdulillaahirabbil’aalamiin. Segala puji dan syukur hanya bagi Allah

yang memiliki segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia yang tak terhingga. Shalawat dan salam semoga

selalu tercurahkan kepada Sang Pejuang Islam Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa umatnya dari zaman suram ke zaman terang-benderang seperti

sekarang ini, dimana atas kesemuanya penulis memperoleh kemampuan studi

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul

“Analisis Perbandingan Kesenjangan Harapan (Expectation Gap) Dari

Fiskus, Konsultan Pajak, Dan Manajer Atas Sikap Dan Kinerja Konsultan

Pajak”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi S1 pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini

penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan hasil yang terbaik.

Namun demikian penulis juga mempunyai keterbatasan kemampuan dalam

penulisan skripsi.

Oleh karena itu penulis menyadari tanpa bimbingan, arahan, dukungan dan

bantuan berbagai pihak, maka skripsi ini tidak dapat terselesaikan. Untuk itu,

sebagai bentuk penghargaan yang tak terlukiskan, izinkanlah penulis menuangkan

dalam bentuk ucapan terima kasih kepada:

1. Ayahanda dan Ibundaku tercinta, rasa terima kasih yang mendalam atas

semuanya, yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil,

kesabaran, keikhlasan, perhatian, serta cinta dan kasih sayang yang tak lekang

oleh waktu. Setiap do’a yang engkau panjatkan adalah ketulusan yang tak

pernah ternilai dengan apapun di dunia ini, dan semoga Allah SWT selalu

meridhai setiap langkah engkau di dunia dan akhirat... Amiiin.

Page 9: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

2. Kakak dan adikku tersayang (Mas Wayan dan Ria) yang selalu membuat

keceriaan di rumah.

3. Bpk. Dr. Yahya Hamja selaku Dosen Pembimbing I, yang telah meluangkan

waktu di tengah kesibukannya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan

motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bpk. Afif Sulfa, SE., Ak., M. Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi dan

sekaligus selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar memberikan

bimbingan, arahan, saran dan motivasi hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Ibu Yessi Fitri, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi.

6. Para Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah memberikan ilmu,

perhatian serta nasihat kehidupan yang berguna kepada semua mahasiswanya

tak terkecuali penulis.

7. Seluruh staf Bagian Keuangan, Jurusan, Akademik dan Kemahasiswaan yang

telah memberikan pelayanannya selama ini.

8. Segenap pengurus dan pegawai Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial (P-FEIS), Perpustakaan Utama (PU) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Lembaga Ilmu dan Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jakarta, dan perpustakaan-

perpustakaan Universitas lain yang telah membantu penulis dalam mencari

data-data yang diperlukan.

9. Untuk seluruh jajaran dan staf KPP PMB dan KPP Cilandak yang telah

bersedia membantu dalam pengisian kuesioner.

10. Untuk semua konsultan pajak yang telah bersedia meluangkan waktu untuk

membantu peneliti dalam mengisi kuesioner.

11. Untuk para manajer dan semua stafnya pada perusahaan di Jakarta yang telah

meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner penelitian dan mempermudah

proses penelitian.

12. Seluruh karyawan di ESQ Leadership Center, terima kasih atas pengalaman

kerja serta pembelajaran yang telah diberikan selama proses magang.

13. For my best friends in UIN: Pw, Unun, Lisda, Yanti, dan semuanya yang tidak

bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih atas support dan persahabatan

yang luar biasa.

Page 10: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

14. Teman-teman Akuntansi angkatan 2005 khususnya Akuntansi B dan

Akuntansi Pajak. Terimakasih atas pertemanan selama masa kuliah ini & atas

bantuan serta do’a nya untuk penulis.

15. Serta untuk semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu-persatu namanya,

terima kasih atas dukungan, bantuan, do’a dan semangat yang telah diberikan

kepada penulis.

Semoga amal dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis dapat

diterima oleh Allah SWT dengan pahala yang berlimpah. Dengan segala

kelemahan dan kekurangan, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT

senantiasa meridhai setiap langkah kita. Amiiin.

Jakarta, 3 Desember 2009

Penulis

Page 11: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING..................................... i

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF ............................................ i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... iv

ABSTRACT ................................................................................................. v

ABSTRAK ................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xv

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Penelitian ........................................................ 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................. 8

1. Tujuan Penelitian ................................................................ 8

2. Manfaat Penelitian .............................................................. 8

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 9

A. ...........................................................................................Land

asan Teori................................................................................ 9

1. Kesenjangan Harapan (Expectation Gap) ............................ 9

2. Pajak................................................................................... 11

3. Wajib Pajak dan Fiskus........................................................ 13

4. Konsultan Pajak................................................................... 16

5. Sikap dan Kinerja....................................................................24

B. ...........................................................................................Penel

itian Terdahulu ........................................................................ 27

Page 12: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

C. ...........................................................................................Kera

ngka Pemikiran........................................................................ 29

D. ...........................................................................................Peru

musan Hipotesis....................................................................... 30

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 31

A. Ruang Lingkup Penelitian..................................................... 31

B. Metode Penentuan Sampel .................................................... 31

C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 32

D. Metode Analisis Data............................................................ 33

E. Operasional Variabel Penelitian............................................. 38

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 49

A. Gambaran Umum Objek Penelitian.......................................... 49

B. Analisis dan Pembahasan ......................................................... 52

1. Uji Kualitas Data ................................................................. 52

a. Uji Validitas .................................................................... 52

b. Uji Reliabilitas ................................................................ 59

2. Uji Asumsi atau Persyaratan ................................................ 60

a. Uji Normalitas................................................................. 60

3. Uji Hipotesis........................................................................ 61

a. Kesenjangan Harapan Fiskus dan Konsultan

Pajak atas Sikap dan Kinerja Konsultan Pajak ..............61

b. Kesenjangan Harapan Fiskus dan Manajer

Pajak atas Sikap dan Kinerja Konsultan Pajak ..............64

c. Kesenjangan Harapan Konsultan Pajak

dan manajer atas Sikap dan Kinerja

Konsultan Pajak ..............................................................66

d. Kesenjangan Harapan Fiskus , Konsultan Pajak,

Page 13: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

dan manajer atas Sikap dan Kinerja

Konsultan Pajak ..............................................................69

BAB V : PENUTUP ................................................................................... 74

A. Kesimpulan.............................................................................. 74

B. Implikasi.................................................................................. 75

C. Keterbatasan ............................................................................ 75

D. Rekomendasi ........................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

3.1 Subvariabel dan Indikator Untuk Kuesioner Tentang Sikap

dan Kinerja Konsultan Pajak..........................................……........... 46

4.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner ................................................... 49

4.2 Karakteristik Responden................................................................. 50

4.3 Hasil Uji Validitas Data Subvariabel SKPIP.................................... 54

4.4 Hasil Uji Validitas Data Subvariabel SKPTK ...................................54

4.5 Hasil Uji Validitas Data Subvariabel FMKKP................................ . 55

4.6 Hasil Uji Validitas Data Subvariabel SKPTK.................................. 57

4.7 Hasil Uji Validitas Data Subvariabel FMKKP............................... .. 58

4.8 Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................... 59

4.9 Hasil Uji Normalitas....................................................................... 60

4.10 Output SPSS 1 Independent Sample T-test Fiskus

dan Konsultan Pajak...........................................................................61

4.11 Output SPSS 2 Independent Sample T-test Fiskus

dan Konsultan Pajak...........................................................................62

4.12 Output SPSS 1 Independent Sample T-test Fiskus

dan Manajer....................................................................................... 64

4.13 Output SPSS 2 Independent Sample T-test Fiskus

dan Manajer........................................................................................65

4.14 Output SPSS 1 Independent Sample T-test Konsultan Pajak

dan Manajer........................................................................................66

4.15 Output SPSS 2 Independent Sample T-test Konsultan Pajak

dan Manajer........................................................................................67

4.16 Uji Homogenitas.................................................................................70

Page 15: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

4.17 Output SPSS 1 One Way Fiskus, Konsultan Pajak, dan manajer.......71

4.18 ANOVA..............................................................................................72

Page 16: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................... 29

Page 17: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Kuesioner Penelitian…….. ............................................................. 81

2 Daftar Kantor Konsultan Pajak......................................................... 89

3 Daftar Jawaban Responden…….. ................................................... 90

4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas................................................. 100

5 Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 117

6 Surat Keterangan Riset.......................................................................130

Page 18: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan perpajakan saat ini, tuntutan akan

kebutuhan tenaga profesional untuk membantu permasalahan perpajakan

sangat dibutuhkan. Pada umumnya orang tidak memahami Undang-Undang

pajak secara cermat, tapi pihak pertama yang paling concern adalah konsultan

(Majalah Berita Pajak, 2008).

Banyaknya perubahan yang dilakukan pemerintah dalam undang-

undang maupun peraturan perpajakan mengakibatkan kesulitan dalam

pelaksanaan perpajakan bagi wajib pajak. Contohnya, perubahan undang-

undang perpajakan yang berkenaan dengan Ketentuan Umum Perpajakan yang

telah beberapa kali diubah dengan urutan sebagai berikut:

1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan, diubah menjadi;

2. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1994 Tentang Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan, diubah menjadi;

3. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 Tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan, diubah menjadi;

4. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan.

Selain itu, akhir-akhir ini pemerintah khususnya Direktorat Jenderal

Pajak (DJP) sedang menggalakkan program intensifikasi dan ekstensifikasi

Page 19: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

pajak. Dalam program ekstensifikasi pajak, DJP mengupayakan kepemilikan

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) guna meningkatkan jumlah wajib pajak

yang terdaftar. Salah satu upaya yang dilakukan pada awal tahun 2009 untuk

mendukung program ektensifikasi pajak adalah diberlakukannya kebijakan

fiskal luar negeri bagi wajib pajak dalam negeri yang akan bertolak ke luar

negeri, dimana wajib pajak yang tidak mempunyai NPWP dikenakan fiskal

luar negeri kurang lebih sebesar dua kali lipat dari sebelum adanya peraturan

ini.

Banyaknya aturan baru dan kondisi bisnis yang semakin sulit,

membuat wajib pajak (WP), terutama perusahaan, semakin banyak

menggunakan jasa konsultan pajak. Menurut managing partner MUC

Consulting Group, salah satu konsultan pajak di Jakarta. Sugianto

mengatakan, dalam situasi krisis seperti saat ini, perusahaan tidak akan

mengambil risiko terkena masalah pajak. "Dia harus fokus ke bisnis, sehingga

mereka meminta jasa konsultan. Jadi, ini semua sudah menjadi kebutuhan

perusahaan," kata Sugianto. Menurut dia, jasa konsultasi pajak terus

berkembang dan semakin diminati wajib pajak. Tahun ini saja, secara

kumulatif, jasa konsultasinya melayani lebih dari 150 perusahaan, dengan

sekitar 500 penugasan. "Dari tahun ke tahun, trennya memang meningkat,"

kata Sugianto (http://antikorupsi.org/indo).

Melihat fenomena yang terjadi, maka fungsi konsultan pajak ini

penting karena berusaha membantu wajib pajak melakukan segala sesuatu

yang benar, sesuai dengan ketentuan undang-undang, yang dapat

Page 20: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

menghindarkan wajib pajak dari perbuatan yang menyalahi hukum (Soemitro,

2004).

Selain itu, sistem pemungutan pajak yang digunakan di Indonesia saat

ini adalah self assessment, dimana setiap wajib pajak diberikan kepercayaan

untuk menghitung, menyetor, melapor dan melaksanakan kewajiban

perpajakannya sendiri. Kepercayaan yang diberikan wajib pajak oleh

pemerintah dalam urusan perpajakan yang dilakukan sendiri, tentu tidak

begitu saja dibiarkan. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak khususnya

pemeriksa pajak (fiskus) harus tetap memantau atau mengawasi perilaku wajib

pajak agar sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Dengan kata lain

fiskus harus melakukan pemeriksaan guna memantau tingkat kepatuhan wajib

pajak tersebut. Dalam proses pemeriksaan, wajib pajak boleh meminta

bantuan konsultan pajak untuk mendampinginya menjawab pertanyaan-

pertanyaan fiskus atau membantu untuk memecahkan masalah perpajakan

yang dihadapi dengan cara-cara yang tidak menyimpang dari aturan. Dalam

hal ini peran konsultan pajak adalah sebagai jembatan antara fiskus dengan

wajib pajak.

Menggunakan jasa konsultan pajak kadang-kadang juga masih

dibayangi rasa ragu-ragu terhadap “kreativitas” konsultan pajak yang

disebabkan mereka lebih mengetahui seluk beluk perpajakan sedangkan

pemahaman wajib pajak kadang masih belum begitu mendalam (Jurnal Pajak

Indonesia, 2004). Konsultan pajak yang semakin penting perannya dalam

dunia perpajakan memang membutuhkan kualitas sumber daya manusia yang

handal dengan kompetensi yang memadai dan memiliki integrits moral yang

Page 21: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

tidak diragukan lagi (Jurnal Pajak Indonesia, 2004). Untuk meningkatkan

kualitas dari konsultan pajak salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah

memperbaiki kinerja untuk lebih baik lagi. Apalagi tantangan yang akan

dihadapi didepan nanti oleh konsultan pajak yang semakin berat. Contohnya

saja saat ini Direktorat Jenderal Pajak sedang melakukan modernisasi

perpajakan salah satu upaya yang dilakukan adalah adanya Account

Representative (AR), yang bertugas membantu wajib pajak dalam hal

memberikan konsultasi perpajakan. Walaupun AR tidak menggeser peran

konsultan pajak hingga saat ini seperti yang dikatakan oleh Drs. Tubagus Ch.

Amakhi, Ak.,S.H.,M.E., karena tugas atau kewengangan AR terbatas dan

tidak flexible juga perbedaan peran dan fungsi, dimana AR mewakili kantor

pajak (fiskus/pemerintah, sedangkan konsultan pajak mewakili Wajib Pajak

(WP) (Indonesian Tax Review, 2008). Tapi hal ini hendaknya dapat dijadikan

motivasi untuk memberikan pelayanan yang diwujudkan dalam kinerja yang

lebih baik lagi.

Semakin baik perpajakan kita maka akan semakin diperlukan

konsultan-konsultan pajak untuk presisi karena hanya konsultan pajak itulah

ahlinya. Melihat hal ini sepertinya membuat pemerintah termotivasi untuk

membuat undang-undang untuk memperbaiki profesi konsultan pajak

(Majalah berita pajak, 2008). Perlunya undang-undang mengenai konsultan

pajak guna sebagai batasan peran dan tanggung jawab bagi konsultan pajak

karena terkadang wajib pajak (manajer perusahaan) beranggapan

menyerahkan seluruh urusan perpajakannya kepada konsultan pajak. Padahal

wajib pajak seharusnya turut andil di dalamnya. Seperti kasus yang terjadi di

Page 22: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Bandung (Kapanlagi.com) penyidikan kasus dugaan mark down atau

mengurangi penerimaan pajak dari setoran wajib pajak (perusahaan) oleh

Polda Jabar yang telah mengamankan tiga tersangka staf Direktorat Jendral

Pajak RI dan melibatkan konsultan pajak. Dugaannya adalah apakah mark

down itu keinginan perusahaan wajib pajak ataukah permainan orang pajak

dengan konsultan Dalam hal itu, ketiganya diduga bekerja sama dengan

konsultan pajak yang disewa perusahaan. Diduga konsultan pajak tersebut

juga pernah bekerja di Ditjen Pajak RI, sehingga mengetahui seluk-beluk

praktik mark down. Hal ini, bisa jadi memicu adanya perbedaan harapan (gap)

antara kinerja aktual dengan harapan publik. Dimana kualitas kerja konsultan

pajak tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan. Seharusnya konsultan pajak

dapat membantu wajib pajak menghemat pajak dengan cara yang legal bukan

illegal seperti pada kasus diatas. Disinilah terjadi gap, tentang apa yang

diharapkan wajib pajak dengan apa yang seharusnya konsultan pajak lakukan.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nasser dan Ayuningtyas

(2007) yaitu menguji apakah terjadi perbedaan persepsi antara mahasiswa,

auditor dan manajer terhadap sikap dan kinerja auditor. Perbedaan penelitian

ini dengan penelitian Nasser dan Ayuningtyas (2007) adalah:

1. Adanya perbedaan responden dari kelompok mahasiswa akuntansi

Universitas Trisakti menjadi fiskus pada Kantor Pelayanan Pajak ,auditor

yang tergabung dalam IAI Kompartemen Akuntan Publik yang diambil

dari direktori Kantor Akuntan Publik menjadi konsultan pajak yang

terdaftar sebagai anggota IKPI per November 2008, dan manajer yang

terdiri dari direktur, manajer keuangan dan pialang saham menjadi

Page 23: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

manajer baik manajer keuangan atau orang yang menangani pajak pada

perusahaan-perusahaan go publik yang terdapat dalam listed companies

BEJ 2008 maupun non go publik di wilayah Jakarta.

2. Penelitian ini mengenai sikap dan kinerja konsultan pajak. Sedangkan

penelitian sebelumnya mengenai sikap dan kinerja auditor.

3. Pada penelitian sebelumnya indikator dari sikap dan kinerja auditor

meliputi aspek-aspek penting dalam proses audit dan tanggung jawab

auditor, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor, sikap auditor

terhadap laporan keanguan kliennya dan sikap auditor terhadap kliennya.

Sedangkan, dalam penelitian ini hanya terdapat tiga indikator yaitu sikap

konsultan pajak terhadap informasi perpajakan klien, sikap konsultan

pajak terhadap kliennya dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

konsultan pajak. Tanggung jawab konsultan pajak dimasukkan ke dalam

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja konsultan pajak.

4. Metode analisis pada penelitian sebelumnnya adalah One Way ANOVA

dan Kruskal Wallis, sedangkan pada penelitian ini adalah uji Independent

Sample T-test dan One Way ANOVA.

Terus meningkatnya kebutuhan akan konsultan pajak dan terbatasnya

penelitian tentang konsultan pajak membuat penulis tertarik untuk

mengangkat tema tersebut, sehingga dirumuskanlah judul “Analisis

Perbandingan Kesenjangan Harapan (Expectation Gap) Dari Fiskus,

Konsultan Pajak Dan Manajer Atas Sikap dan Kinerja Konsultan Pajak”.

B. Perumusan Masalah

Page 24: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka, masalah dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat kesenjangan harapan antara fiskus dan konsultan pajak

atas sikap dan kinerja konsultan pajak?

2. Apakah terdapat kesenjangan harapan antara fiskus dan manajer atas sikap

dan kinerja konsultan pajak?

3. Apakah terdapat kesenjangan harapan antara konsultan pajak dan manajer

atas sikap dan kinerja konsultan pajak?

4. Apakah terdapat kesenjangan harapan antara fiskus, konsultan pajak dan

manajer atas sikap dan kinerja konsultan pajak?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah terdapat kesenjangan harapan

(expectation gap) antara persepsi fiskus, konsultan pajak dan manajer atas

sikap dan kinerja konsultan pajak.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Profesi Konsultan Pajak

Page 25: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan kinerja konsultan pajak

menjadi lebih baik lagi agar dapat bersaing di masa yang akan datang

dengan profesi-profesi yang lainnya serta memenuhi harapan para

pengguna jasanya.

2. Pemerintah

Sebagai bahan masukan untuk membuat standar profesi atau undang-

undang mengenai konsultan pajak agar meminimalisir expectation gap.

3. Dunia Bisnis

Sebagai sarana informasi dalam menyampaikan dan mengukur harapan

mereka sendiri terhadap konsultan pajak.

4. Dunia Pendidikan

Sebagai sarana belajar, menambah pemahaman dan pengetahuan

khususnya dibidang perpajakan. Dan juga sebagai landasan untuk

melahirkan penelitian selanjutnya.

Page 26: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kesenjangan Harapan (Expectation Gap)

Porter (1993) dalam penelitian Nasser dan Ayuningtyas

menyatakan bahwa expectation gap itu terdiri dari dua bagian yaitu:

1. jarak antara apa yang diharapkan publik terhadap apa yang seharusnya

para auditor peroleh atau kerjakan (the reasonableness gap) dan

2. apa yang publik harapkan secara masuk akal, apa yang auditor dapat

lakukan dengan baik dan apa yang auditor bisa lakukan (the

performance gap).

Berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat dikatakan bahwa

expectataion gap dapat juga diartikan:

1. jarak antara apa yang diharapkan publik terhadap apa yang seharusnya

para konsultan pajak peroleh atau kerjakan (the reasonableness gap)

dan

2. apa yang publik harapkan secara masuk akal, apa yang konsultan pajak

dapat lakukan dengan baik dan apa yang konsultan pajak bisa lakukan

(the performance gap).

Dalam kaitan tugas profesi konsultan pajak seakan-akan terdapat

suatu konflik kepentingan, yang mana di satu sisi harus sepenuhnya

membantu wajib pajak dalam masalah perpajakannya, tetapi di sisi lain

juga harus membantu pemerintah ikut serta mengamankan penerimaan

Page 27: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

pajak (Budileksmana, 2000). Tetapi sebenarnya hal tersebut bukanlah

suatu konflik yang dapat menyebabkan gap karena dalam membantu

kepentingan wajib pajak, konsultan pajak harus senantiasa berpedoman

dan tidak boleh melanggar pada ketentuan perundang-undangan yang

berlaku. Seperti Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 98 Tahun

2005 dan peraturan yang dibuat oleh Ikatan Konsultan Pajak Indonesia

(IKPI) yang diperuntukkan untuk mengatur mengenai konsultan pajak.

Jadi, publik bisa saja tidak paham apa persepsi dan tanggung jawab profesi

ini.

Penelitian Nasser dan Ayuningtyas menyebutkan bahwa istilah

kesenjangan harapan ini pertama kali muncul di Amerika tahun 1970-an,

ketika masyarakat menilai kualitas kerja auditor tidak sesuai lagi dengan

yang diharapkan. Kegagalan auditor untuk mendeteksi ataupun

mengungkapkan kegagalan atau memberikan tanda bahaya atas

ketidakefisienan perusahaan publik menyebabkan auditor dianggap tidak

lagi akomodatif dan kompeten. Hasil kaji ulang Cohen Commision

ternyata membuktikan adanya perbedaan harapan antara kinerja aktual

dengan harapan masyarakat keuangan di Amerika. Perbedaan ini muncul

sebagai akibat terlambatnya organisasi profesi akuntan dan akuntan itu

sendiri menyikapi perubahan fenomena dan tuntutan dunia bisnis secara

cepat.

Jika dibandingkan dengan peristiwa diatas, maka kesenjangan

harapan bisa jadi terjadi akibat penilaian publik (wajib pajak orang pribadi

Page 28: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

maupun badan, fiskus dan masyarakat pada umumnya) terhadap sikap dan

kualitas kerja konsultan pajak.

2. Pajak

a. Pengertian Pajak

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun

2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun

1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,

mendefinisikan pajak sebagai berikut:

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-

Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Menurut Prof. Dr. P. J. A. Andriani definisi pajak yaitu

sebagai berikut:

Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-

peraturan umum (Undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan (Zain, 2005).

Menurut Mr. Dr. N. J. Feldman definisi pajak adalah (Ilyas,

2007):

Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang

kepada penguasa, (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara

umum), tanpa adanya kontra-prestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.

Page 29: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Berdasarkan beberapa definisi pajak yang telah dikemukakan

diatas, maka dapat disimpulkan unsur-unsur yang terkandung dalam

pajak adalah sebagai berikut:

1. Pajak merupakan pembayaran yang dilakukan oleh warga negara.

2. Pajak merupakan pembayaran untuk negara.

3. Pajak didasarkan pada undang-undang.

4. Pajak mempunyai sifat yang memaksa.

5. Manfaat yang diterima dari pajak tidak secara langsung.

6. Pajak digunakan untuk keperluan negara.

b. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak menurut Ilyas dan Burton dalam

buku “Hukum Pajak” dibagi atas empat macam, yaitu:

a. Official assessment system

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada

pemungut pajak (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang

harus dibayar (pajak yang terutang) oleh seseorang.

b. Semi self assessment system

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada

fiskus dan wajib pajak untuk menentukan besarnya pajak seseorang

yang terutang.

c. Self assessment system

Page 30: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang

penuh kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan,

menyetorkan, dan melaporkan sendiri besarnya utang pajak.

d. Witholding system

Suatu sistem pemunutan pajak yang memberikan wewengang

kepada pihak ketiga untuk memungut/memotong besarnya pajak

yang terutang.

3. Wajib Pajak dan Fiskus

a. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak

Menurut Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2007 Tentang

Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pasal 1 angka 2

disebutkan bahwa:

Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,

pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan

kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Hak-hak wajib pajak yang diatur dalam Undang-undang

perpajakan adalah:

1. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pengarahan dari fiskus.

2. Hak untuk membetulkan Surat Pemberitahuan (SPT).

3. Hak untuk memperpanjang waktu penyampaian SPT.

4. Hak memperoleh kembali kelebihan pembayarn pajak.

Page 31: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

5. Hak mengajukan keberatan.

6. Hak mengajukan banding.

7. Hak mengadukan pejabat yang membocorkan rahasia wajib pajak.

8. Hak untuk mengajukan permohonan untuk mengangsur atau

menunda pembayaran pajak.

9. Hak meminta keterangan mengenai koreksi dalam penerbitan

ketetapan pajak.

10. Hak memberikan alasan tambahan.

11. Hak mengajukan gugatan.

12. Hak untuk menunda penagihan pajak.

13. Hak memperoleh imbalan bunga.

14. Hak mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung.

15. Hak mengurangi penghasilan kena pajak dengan biaya yang telah

dikeluarkan.

16. Hak pengurangan berupa Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

17. Hak menggunakan norma penghitungan penghasilan neto.

18. Hak memperoleh fasilitas perpajakan.

19. Hak untuk melakukan pengkreditan pajak masukan terhadap pajak

keluaran.

Sedangkan, kewajiban wajib pajak yang diatur dalam Undang-

undang perpajakan adalah:

1. Kewajiban untuk mendaftarkan diri.

Page 32: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

2. Kewajiban mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan

(SPT).

3. Kewajiban membayar atau menyetor pajak.

4. Kewajiban membuat pembukuan atau pencatatan.

5. Kewajiban mentaati pemeriksaan pajak.

6. Kewajiban melakukan pemotongan atau pemungutan pajak.

7. Kewajiban membuat faktur pajak.

8. Kewajiban melunasi bea materai.

b. Hak Dan Kewajiban Fiskus

Menurut Peraturan Menteri Kauangan, PMK

123/PMK.03/2006, Tanggal 7 Desember 2006, Pasal 1 angka 2, yang

dimaksud dengan:

Fiskus (pemeriksa pajak) adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan

Direktorat Jenderal Pajak atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Direktur

Jenderal Pajak yang diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk melaksanakan pemeriksaan pajak.

Adapun hak-hak fiskus tersebut adalah sebagai berikut:

1. Hak menerbitkan Nomor Pokok Wajib (NPWP) Pajak atau Nomor

Pokok Pengusah Kena Pajak secara jabatan.

2. Hak menerbitkan surat ketetapan pajak.

3. Hak menerbitkan surat paksa dan surat perintah melaksanakan

penyitaan.

4. Hak melakukan pemeriksaan atau penyegelan.

5. Hak menghapuskan atau mengurangi sanksi administrasi.

Page 33: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

6. Hak melakukan penyidikan.

7. Hak melakukan pencegahan.

8. Hak melakukan penyanderaan.

Sama halnya dengan wajib pajak, maka sebagai fiskus juga

mempunyai kewajiban yang harus dilakukan, yaitu:

1. Kewajiban untuk membina wajib pajak.

2. Kewajiban menerbitkan surat ketetapan pajak lebih bayar.

3. Kewajiban merahasiakan data wajib pajak.

4. Kewajiban melaksanakan putusan.

4. Konsultan Pajak

a. Pengertian Konsultan Pajak

Pasal 32 UU Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan ayat 3 berbunyi:

Orang pribadi atau badan dapat menunjuk seorang kuasa dengan surat

kuasa khusus untuk menjalankan hak dan memenuhi kewajiban sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Pasal 3a berbunyi:

Persyaratan serta pelaksanaan hak dan kewajiban kuasa sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Sesuai isi pasal 32 ayat 3a maka, Peraturan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor 98/PMK.03/2005 Tentang Perubahan Atas

Page 34: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 485/KMK.03/2003 Tentang

Konsultan Pajak Indonesia, menyatakan bahwa:

Konsultan Pajak adalah setiap orang yang dalam lingkungan

pekerjaannya secara bebas memberikan jasa profesional kepada Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban

perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Ikatan Konsultan Pajak Indonesia adalah suatu organisasi yang

beranggotakan para Konsultan Pajak dan dibentuk berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang diberikan

kewenangan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan ini.

b. Konsultan Pajak sebagai Profesi

Konsultan pajak merupakan salah satu profesi yang tidak asing

lagi bagi kalangan dunia usaha dan perorangan yang berkepentingan

dengan perpajakan. Dalam kongres pada tahun 2000, pemerintah

melalui Menteri Keuangan menyampaikan amanat dari Ibu Megawati

selaku Wakil presiden, bahwa profesi konsultan pajak itu adalah

partner strategis pemerintah. Yang artinya, sebagai mitra pemerintah

untuk menggali potensi penerimaan dan untuk menjaga hak dan

kewajiban warga negara serta mitra pengemban amanat wajib pajak

(Jurnal Pajak Indonesia, Vol.3, No.9, April 2004).

Menurut Roy dan Mc Neil (Harahap, 1991), bahwa ciri-ciri dari

suatu profesi mapan adalah sebagai berikut:

1. Memeriksa jasa yang bermanfaat bagi masyarakat.

2. Terikat pada prinsip-prinsip etik yang tekanannya pada kebajikan

berupa pelayanan, kejujuran, integritas, serta pengabdian pada

kesejahteraan yang dilayani.

Page 35: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

3. Mempunyai persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat menjadi

anggota, yang diatur dengan undang-undang.

4. Mempunyai prosedur dalam menegakkan disiplin anggota yang

melanggar kode etik.

5. Mempunyai pengetahuan minimal dalam bidang keahliannya (body

of knowledge) yang diperoleh melalui pendidikan formal.

6. Mempunyai bahasa sendiri dan mengenal hal-hal yang sangat

teknis hanya dimengerti oleh mereka yang menjadi anggota.

Dari ciri-ciri profesi diatas dapat disimpulkan bahwa konsultan

pajak adalah sebagai profesi. Karena memenuhi dari ciri-ciri tersebut

diatas, yaitu: jasa yang diberikan sangat bermanfaat bagi masyarakat

(wajib pajak) seperti tax planning, mereview kepatuhan dan lainnya.

Terikat pada kode etik dan hukum yang disusun baik oleh organisasi

(Ikatan Konsultan Pajak Indonesia) dan pemerintah. Persyaratan untuk

menjadi konsultan pajakpun tidak main-main, seorang konsultan pajak

harus mengikuti Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak. Setiap pelanggaran

kode etik dikenakan sanksi tegas yang diatur dalam kode etik Ikatan

Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) juga dalam Keputusan Menteri

Keuangan.

d. Hak dan Kewajiban Konsultan Pajak

Hak Konsultan Pajak sebagaimana diatur dalam Peraturan

Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 98/PMK.03/2005

adalah sebagai berikut:

a. Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak

Page 36: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Sertifikat A berhak memberikan jasa di bidang perpajakan kepada

Wajib Pajak Orang Pribadi dalam melaksanakan hak dan memenuhi

kewajiban perpajakannya, kecuali Wajib Pajak yang berdomisili di

negara yang mempunyai persetujuan penghindaran pajak berganda

dengan Indonesia.

b. Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak

Sertifikat B berhak memberikan jasa di bidang perpajakan kepada

Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan dalam melaksanakan hak dan

memenuhi kewajiban perpajaknnya, kecuali kepada Wajib Pajak

Penanaman Modal, Bentuk Usaha Tetap dan yang berdomisili di

negara yang mempunyai persetujuan penghindaran pajak berganda

dengan Indonesia.

c. Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak

Sertifikat C berhak memberikan jasa di bidang perpajakan kepada

Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan dalam melaksanakan hak dan

memenuhi kewajiban perpajakannya.

Kewajiban Konsultan Pajak:

1. Konsultan Pajak wajib mematuhi semua peraturan perundang

undangan perpajakan.

2. Konsultan Pajak wajib menyampaikan kepada Wajib Pajak agar

melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan perpajakan.

3. Dalam mengurus pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban

perpajakan dari Wajib Pajak, setiap Konsultan Pajak wajib.

Page 37: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

i. memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak yang masiln berlaku

ii. memiliki Surat Kuasa Khusus dari Wajib Pajak dan Surat

Pernyataan dengan bentuk sebagaimana ditetapkan.

4. Konsultan Pajak wajib mematuhi prosedur dan tata tertib kerja

yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dan dilarang

melakukan tindakan-tindakan yang merugikan kepentingan negara.

5. Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak

waib mengikuti penataran/pendidikan penyegaran perpajakan

paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun yang diselenggarakan

oleh Direktorat Jenderal Pajak dan/atau Ikatan Konsultan Pajak

Indonesia.

6. Konsultan Pajak wajib mematuhi Anggaran Dasar/Anggaran

Rumah Tangga dan Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.

7. Konsultan Pajak wajib membuat Laporan Tahunan yang berisi

jumlah dan keterangan mengenai Wajib Pajak yang telah diberikan

jasa di bidang perpajakan dan melampirkan fotokopi Sertifikat

penataran/ pendidikan penyegaran perpajakan.

8. Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud di sampaikan kepada

Direktur Jenderal Pajak paling lama akhir bulan April tahun

takwim berikutnya.

9. Konsultan Pajak dapat mengajukan permohonan penundaan

penyampaian Laporan Tahunan, yang disampaikan secara tertulis

untuk paling lama 3 (tiga) bulan.

e. Kode Etik Konsultan Pajak

Page 38: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Berikut adalah kode etik profesi konsultan pajak yang disusun

oleh Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI):

1. Kode Etik IKPI adalah kaidah moral yang menjadi pedoman dalam

berfikir, bersikap dan bertindak bagi setiap anggota IKPI.

2. Setiap anggota IKPI wajib menjaga citra martabat profesi dengan

senantiasa berpegang pada Kode Etik IKPI.

3. Kode Etik IKPI juga mengatur sanksi terhadap tidak dipenuhinya

kewajiban atau dilanggarnya larangan oleh anggota IKPI.

Kepribadian konsultan pajak Indonesia. Konsultan Pajak

Indonesia wajib:

1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945;

2. Patuh pada hukum dan peraturan perpajakan, serta menjunjung

tinggi integritas, martabat dan kehormatan profesi konsultan pajak;

3. Melakukan tugas profesi dengan penuh tanggung jawab, dedikasi

tinggi dan independen;

4. Menjadi Wajib Pajak yang baik;

5. Menjaga kerahasiaan dalam menjalankan profesi.

Konsultan Pajak Indonesia dilarang:

1. Melakukan kegiatan profesi lain yang terikat dengan pekerjaan

sebagai pegawai negeri, kecuali dibidang riset, pengkajian dan

pendidikan;

2. Meminjamkan ijin praktek untuk digunakan oleh pihak lain;

Page 39: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

3. Menugaskan karyawannya yang tidak menguasai pengetahuan

perpajakan untuk bertindak, memberikan nasehat dan menangani

urusan perpajakan.

Hubungan dengan wajib pajak. Konsultan Pajak Indonesia wajib:

1. Bersikap profesional;

2. Menjaga kerahasiaan dalam hubungan dengan Wajib Pajak;

3. Menolak permintaan Wajib Pajak untuk melakukan rekayasa

pajak atau perbuatan yang bertentangan dengan undang-undang

perpajakan.

Konsultan Pajak Indonesia dilarang:

1. Memberikan petunjuk atau keterangan yang dapat menyesatkan

Wajib Pajak mengenai pekerjaan yang sedang dilakukan.

2. Memberikan jaminan kepada Wajib Pajak bahwa pekerjaan

yang berhubungan dengan instansi perpajakan pasti dapat

diselesaikan.

3. Menetapkan syarat-syarat yang membatasi kebebasan Wajib

Pajak untuk pindah atau memilih konsultan pajak lain.

4. Menerima setiap ajakan dari pihak manapun untuk melakukan

tindakan yang diketahui atau patut diketahui melanggar

peraturan perundang-undangan perpajakan.

f. Jasa yang Diberikan Oleh Konsultan Pajak

Menurut Budileksmana (2000), bila dibandingkan dengan

profesi akuntan publik, maka terdapat jasa-jasa layanan yang pada

Page 40: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

prinsipnya adalah sama dengan yang diberikan oleh konsultan pajak,

yaitu:

1. Audit laporan keuangan. Dalam hal ini akuntan public menentukan

kewajaran penyajian laporan keuangan atau kesesuaiannya dengan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Sedangkan konsultan pajak

melakukan compliance audit untuk meneliti apakah penerapan

perpajakan yang dilakukan wajib pajak telah sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan perpajakan. Dalam hal ini

konsultan pajak juga memberikan saran-saran perbaikan dan

penyempurnaan kepada wajib pajak.

2. Jasa kompilasi, yaitu akuntan publik melaksanakan berbagai

kegiatan akuntansi kliennya, seperti pencatatan transaksi akuntansi

sampai dengan penyusunan laporan keuangan. Sedangkan

konsultan pajak juga memberikan jasa penyusunan laporan

keuangan fiskal untuk tujuan pelaporan pajak klien.

Pada prinsipnya jasa yang diberikan konsultan pajak kepada

wajib pajak adalah berkaitan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban

perpajakan dari wajib pajak. Selain yang telah disebutkan diatas, jasa-

jasa lain yang dapat diberikan oleh konsultan pajak meliputi:

1. Membantu wajib pajak dalam membuat perhitungan pajaknya yang

harus dibayar dan sekaligus memberikan pengarahan dalam

pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) sebagai laporan tahunannya.

Page 41: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

2. Memberikan konsultasi atas masalah perpajakan yang dihadapi

wajib pajak.

3. Memberikan informasi mengenai hak dan kewajiban wajib pajak

sesuai perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

4. Membantu mengusahakan terciptanya iklim yang lebih sehat dalam

bidang perpajakan agar wajib pajak merasakan adanya kepastian

hukum dalam masalah perpajakan.

5. Sikap dan Kinerja

Sikap kerja merupakan hasil penilaian atau evaluasi terhadap

orang-orang, atau kejadian-kejadian ditempat kerja – apakah memuaskan,

baik, menyenangkan, menguntungkan, atau sebaliknya (Panggabean,

2004). Sikap konsultan pajak dalam penelitian ini berarti merupakan hasil

penilaian dari wajib pajak selaku klien, fiskus, dan konsultan pajak itu

sendiri terhadap informasi perpajakan dan kliennya – apakah baik dan

sesuai dengan apa yang diharapkan.

Menurut Mangkunegara dalam Trisnaningsih (2007), kinerja

adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kinerja

konsultan pajak adalah hasil kerja yang dicapai konsultan pajak dalam

Page 42: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

melaksanakan tugasnya dalam membantu klien melaksanakan kewajiban

dan memenuhi hak perpajakannya sesuai tanggung jawab yang diberikan

kepadanya sesuai aturan yang berlaku.

Terdapat banyak ahli yang mengungkapkan faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi kinerja. Hal ini, menyebabkan banyaknya pula

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang. Berikut

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja menurut beberapa ahli:

1. Larkin (1990) dalam Trisnaningsih (2007) menyatakan bahwa terdapat

empat dimensi personalitas dalam mengukur kinerja auditor, antara

lain: kemampuan (ability), komitmen profesional, motivasi, dan

kepuasan kerja.

2. Menurut Gibson (1987) dalam Cokroaminoto (2007) menyatakan

bahwa terdapat tiga kelompok variabel, yaitu: kelompok variabel

individu terdiri dari variabel kemampuan dan ketrampilan, latar

belakang pribadi dan demografis, kelompok variabel psikologis terdiri

dari variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi, dan

kelompok variabel organisasi terdiri dari variabel sumber daya,

kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan.

3. Dale Timpe (1992) mengungkapkan kinerja adalah kulminasi tiga

elemen yang saling berkaitan: keterampilan, upaya, dan sifat keadaan

eksternal.

4. Menurut Malayu S. P. Hasibuan (2001) dalam Wahyudin (2009)

bahwa kinerja karyawan dapat diukur dengan kesetiaan, prestasi kerja,

Page 43: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

kejujuran, kedisiplinan, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan,

kepribadian, prakarsa, kecakapan, dan tanggung jawab.

Berdasarkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja

menurut beberapa ahli yang telah dikemukakan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat empat belas faktor yang dapat mempengaruhi

kinerja yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kepribadian,

kemampuan, tanggung jawab, prestasi kerja, komitmen profesi, jabatan,

kerjasama, kondisi eksternal, kewajiban sosial, pengalaman, motivasi,

sikap klien, kepemimpinan, dan pendapatan.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai expectation gap, khususnya berkenaan dengan

konsultan pajak masih sangat terbatas. Penelitian mengenai expectation gap

dengan berbagai isu relatif lebih kepada auditor.

Nasser dan Ayuningtyas (2007) meneliti mengenai expectation gap

mahasiswa, auditor dan manajer terhadap sikap dan kinerja auditor. Dari

penelitian tersebut disimpulkan bahwa sebagian besar tidak terdapat

perbedaan persepsi antara mahasiswa, auditor dan manajer mengenai sikap

auditor terhadap laporan keuangan kliennya dan sikap auditor terhadap

kliennya serta terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor,

kecuali faktor memberikan pertimbangan yang benar, memberikan pelayanan

yang bermanfaat bagi klien. Tapi, perbedaan persepsi terjadi antara

Page 44: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

mahasiswa, auditor dan manajer terhadap aspek-aspek penting dalam proses

audit dan tanggung jawab auditor.

Yeni (2001) juga melakukan penelitian mengenai persepsi mahasiswa,

auditor dan pemakai laporan keuanagn terhadap peran dan tanggung jawab

auditor. Hasil penelitiannya menunjukkan, secara keseluruhan tidak terdapat

perbedaan persepsi antara mahasiswa dengan auditor serta antara mahasiswa

dengan pemakai laporan keuangan kecuali factor mempertahankan

independensi, tanggung jawab illegal act klien dan memperbaiki keefektifan

audit. Tetapi, terdapat perbedaan persepsi antara auditor dengan pemakai

laporan keuangan juga antara mahasiswa, auditor dan pemakai laporan

keuangan, kecuali faktor pengkomunikasian hasil audit.

Penelitian yang dilakukan oleh Arrozi (2004) mengenai expectation

auditor, investor dan akuntan manajemen terhadap pemeriksaan laporan

keuangan menunjukkan hasil bahwa terdapat expectation gap antara auditor,

investor dan akuntan manajemen pada dimensi responsibility yaitu faktor-

faktor auditor bertanggungjawab untuk penemuan penyelewengan,

pemeliharaan catatan akuntansi, auditor tidak melaksanakan pertimbangan

dalam penyelesaian prosedur pemeriksaan. Pada dimensi reliability pada

faktor laporan keuangan tidak terdapat kesalahan material, auditor tidak setuju

kebijakn akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan, perluasan

keyakinan yang diberikan auditor ditunjukkan secara nyata dan perusahaan

bebas dari penyelewengan. Sedangkan pada dimensi decision usefulness

terdapat expectation pada faktor-faktor laporan keuangan auditan tidak

berguna memantau kinerja manajemen.

Page 45: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Penelitian Iip Latipah (2008) mengenai analisis pengukuran kepuasan

wajib pajak melalui kinerja account representative(AR) menyimpulkan bahwa

tingkat kepuasan wajib pajak terhadap kinerja AR di KPP PMB selama ini

adalah sebesar 91,63% artinya kinerja AR selama ini dinilai cukup sesuai

dengan harapan wajib pajak.

Penelitian Annisa Ekowati (2005) mengenai analisis persepsi para tax

associate tentang sistem penilaian prestasi kerja pada konsultan pajak X di

Jakarta menyimpulkan bahwa sistem penilain prestasi kerja kurang obyektif,

karena belum adanya kriteria yang diterapkan dalam memberi penilaian.

B. Kerangka Pemikiran

Gambar dibawah ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat

dalam penelitian mengenai “Analisis Perbandingan Kesenjangan Harapan

(Expectation Gap) Dari Fiskus, Konsultan Pajak dan Manajer Atas Sikap dan

Kinerja Konsultan Pajak”.

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Page 46: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha1: Terdapat kesenjangan harapan antara fiskus dan konsultan pajak atas

sikap dan kinerja konsultan pajak.

Ha2: Terdapat kesenjangan harapan antara fiskus dan manajer atas sikap dan

kinerja konsultan pajak.

Ha3: Terdapat kesenjangan harapan antara konsultan pajak dan manajer atas

sikap dan kinerja konsultan pajak.

Ha4: Terdapat kesenjangan harapan antara fiskus, konsultan pajak, dan

manajer atas sikap dan kinerja konsultan pajak.

Fiskus Konsultan Pajak

Sikap dan Kinerja

Konsultan Pajak

Expectation gap

Manajer

Page 47: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi kesenjangan

harapan (expectation gap) antara fiskus, konsultan pajak dan manajer atas

sikap dan kinerja konsultan pajak. Responden dalam penelitian ini adalah

fiskus pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Perusahaan Masuk Bursa dan KPP

Pratama Cilandak, Konsultan pajak pada Kantor Konsultan Pajak yang

terdaftar sebagai anggota IKPI per November 2008 dan manajer di

perusahaan-perusahaan go publik yang terdapat dalam listed companies BEJ

2008 maupun non go publik di wilayah Jakarta.

B. Metode Penentuan Sampel

Page 48: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Populasi penelitian ini adalah fiskus yang ada pada Kantor Pelayanan

Pajak, Konsultan Pajak pada Kantor Konsultan Pajak dan manajer yang terdiri

dari manajer keuangan atau orang yang menangani pajak pada perusahaan-

perusahaan di wilayah Jakarta.

Jumlah dari keseluruhan sampel yang meliputi fiskus, konsultan pajak

dan manajer yang diambil adalah 137 responden. Yang terbagi menjadi 37

kuesioner pada fiskus, 50 kuesioner pada konsultan pajak, dan 50 kuesioner

pada manajer. Tipe desain pengambilan sampel dari populasi adalah

representasi, yaitu sampel yang diambil dapat mewakili dari masing-masing

populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan convenience sampling,

yang berarti unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan,

mudah untuk mengukurnya dan bersifat kooperatif (Teguh, 2005).

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data

primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada fiskus, konsultan pajak

dan manajer.

Adapun data-data yang digunakan untuk mendukung penelitian

diperoleh melalui serangkaian kegiatan sebagai berikut:

1. Field Research

Penelitian secara langsung pada obyek yang diteliti melalui pemberian

kuesioner kepada fiskus, konsultan pajak dan manajer. Kuesioner yang

diberikan dalam bentuk tertutup dalam arti jawaban untuk kuesioner telah

Page 49: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

ditentukan sehingga responden hanya memilih salah satu dari alternatif

jawaban yang tersedia (Andini, 2004).

2. Library Research

Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi melalui

hasil laporan, buku-buku, majalah, surat kabar, internet dan perundang-

undangan serta peraturan pelaksanaannya yang berhubungan dengan

penelitian (Andini, 2004).

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan

SPSS versi 12.00.

1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas Data

Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen

tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur sesuai harapan peneliti.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaannya mampu

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Pengukuran validitas dalam penelitian ini menggunakan

korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau

variabel. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r

hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df)= n-2, dalam hal ini

n adalah jumlah sampel. Untuk menguji apakah suatu pernyataan valid

atau tidak valid dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel.

Page 50: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Nilai dari r hitung diperoleh dari tampilan Cronbach’s Alpha pada

kolom Correlated Item-Total Correlation (Ghozali, 2005). Adapun

dasar pengambilan keputusannya:

Jika r hitung > r tabel maka, butir pernyataan dinyatakan valid

Jika r hitung < r tabel maka, butir pernyataan dinyatakan tidak valid

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji ini dilakukan guna menguji konsistensi penggunaan

instrumen variabel terhadap data yang dikumpulkan. Instrumen

dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang

berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliabel dan handal jika jawaban

responden tersebut konsisten dari waktu ke waktu. Jika hasil dari

Cronbach Alpha dibawah 0,60 maka dikatakan bahwa data tersebut

mempunyai keandalan (reliable) yang relatif rendah (Ghozali, 2005).

Uji reliabilitas data ini menggunakan bantuan program SPSS.

2. Uji Asumsi atau Persyaratan

Uji ini dilakukan guna memenuhi asumsi dalam penggunaan

metode pengujian hipotesis yang akan dilakukan sehingga penggunaan

rumus tersebut tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah populasi

terdistribusi secara normal atau tidak dengan menggunakan metode

Page 51: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

One Sample Kolmogrov-Smirnov test. Tujuan dari pengujian

normalitas ini adalah untuk menentukan apakah digunakan statistik

parametrik atau non parametrik (Nasser dan Ayuningtyas, 2007).

Adapun dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas:

Jika asymp.Sig <0,05 maka H0 ditolak, data terdistribusi tidak normal.

Jika asymp.Sig >0,05 maka H0 diterima, data terdistribusi normal.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk memberi jawaban atas perumusan

hipotesis yang telah disusun sebelumnya. Pengujian hipotesis yang

dilakukan dalam penelitian ini merupakan pengujian hipotesis komparatif

yang berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan

melalui ukuran sampel yang juga berbentuk perbandingan. Hal ini juga

dapat berarti menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil

penelitian) yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua sampel

atau lebih. Model komparasi yang digunakan adalah komparasi antara dua

sampel untuk menguji Ha1, Ha2, dan Ha3. Sedangkan untuk pengujian

hipotesis empat (Ha4) menggunakan model komparasi antara lebih dari

dua sampel (komparasi sampel k). Dan model komparasi sampel yang

digunakan adalah sampel yang tidak berkorelasi atau sampel independen.

Sampel independen adalah sampel yang tidak berkaitan satu sama lain

(Sugiyono, 2008). Hipotesis ini secara statistis dinyatakan dengan:

Ha: µ1 ≠ µ2 ≠ µ3

Keterangan: µ1 = rata-rata harapan fiskus

µ2 = rata-rata harapan konsultan pajak

Page 52: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

µ3 = rata-rata harapan manajer

Adapun pengujian hipotesisnya terdiri dari:

1. Uji Beda T-test (Independent Sample T Test)

Uji ini digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang

tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Uji t

dilakukan untuk menguji :

Ha1= Terdapat kesenjangan harapan antara fiskus dan konsultan pajak

atas sikap dan kinerja konsultan pajak

Ha2 = Terdapat kesenjangan harapan antara fiskus dan manajer atas

sikap dan kinerja konsultan pajak

Ha3 = Terdapat kesenjangan harapan antara konsultan pajak dan

manajer atas sikap dan kinerja konsultan pajak

Terdapat dua langkah analisis dalam menggunakan uji beda t-

test. Langkah pertama dengan melihat ada tidaknya perbedaan pada

rata-rata populasi. Langkah kedua dengan melihat nilai signifikansi

untuk menentukan apakah perbedaan tersebut nyata secara statistik

atau tidak. Dasar pengambilan keputusan:

Jika probabilitas > 0,05 maka, H0 diterima artinya tidak berbeda

Jika probabilitas < 0,05 maka, H0 ditolak artinya berbeda

Page 53: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Pada hipotesis kedua (Ha2) dan hipotesis ketiga (Ha3) taraf

kesalahan atau tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5% (0,05)

sedangkan pada hipotesis pertama (Ha1) tingkat signifikansi yang

menjadi dasar pengambilan keputusan adalah 10% (0,10). Dasar

pengambilan keputusan ini karena didalam penelitian yang

berdasarkan sampel mengandung dua tipe kesalahan yaitu tipe I dan

tipe II. Tipe I adalah menyalahkan H0 padahal H0 benar. Selain itu,

tujuan penelitian adalah ingin menolak (menyalahkan) H0 dan

menerima Ha. Untuk ilmu sosial umunya digunakan 5% dan 10%

karena dengan tingkat kesalahan ini tidak berdampak fatal.

Beda dengan penelitian di farmasi atau kedokteran yang bisa fatal bagi

manusia sehingga tingkat signifikansi kecil yaitu sebesar 1% (Ghozali,

2009).

2. One Way Analysis Of Variance (One- Way ANOVA)

Uji one- way ANOVA digunakan untuk menguji beda rata-rata

lebih dari dua sampel (Nasser dan Ayuningtyas, 2007). One-Way

ANOVA dilakukan untuk menguji hipotesis nol keempat (Ha4) atas

tiga sampel yang berbeda yaitu fiskus, konsultan pajak dan manajer,

hipotesis tersebut yaitu:

Ha4 = Tidak terdapat kesenjangan harapan antara fiskus, konsultan

pajak, dan manajer atas sikap dan kinerja konsultan pajak

Dasar pengambilan keputusan:

Jika probabilitas > 0.05, H0 diterima atau Ha ditolak

Jika probabilitas < 0.05, H0 ditolak atau Ha diterima

Page 54: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan adalah sikap dan kinerja konsultan

pajak yang dipersepsikan oleh tiga kelompok responden, yaitu fiskus,

konsultan pajak, dan manajer terhadap tiga kategori sebagai subvariabel, yang

antara lain:

1. Sikap konsultan pajak terhadap informasi perpajakan pada Surat

Pemberitahuan (SPT) maupun laporan keuangan klien (SKPIP)

Pada subvariabel ini responden diminta memberikan pendapat bagaimana

sikap konsultan pajak terhadap informasi perpajakan klien pada SPT

maupun laporan keuangan klien. Terdapat empat belas indikator

pertanyaan. Pada nomor 1, 8, 9, dan 10 didapat dari referensi Agus

Setiawan dan Basri Musri dalam Tax Audit dan Tax Review (2007).

Nomor 2, 3, dan 5, diadopsi dari Nasser dan Ayuningtyas (2007) yang

telah disesuaikan. Untuk nomor 4, 6, dan 7 diadopsi dari Maria Ulfah

(2007) dan nomor 11 hingga 14 dari referensi Budileksmana (2000).

2. Sikap konsultan pajak terhadap kliennya (SKPTK)

Subvariabel SKPTK ingin menunjukkan bagaimana konsultan pajak

bersikap terhadap kliennya dalam memberikan pelayanan atas jasa-

jasanya. Pada bagian ini terdapat dua puluh tiga indikator pertanyaan. Pada

nomor 1 dibuat atas referensi Agus Setiawan dan Basri Musri dalam Tax

Page 55: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Audit dan Tax Review (2007). Nomor 4 hingga 9 dibuat berdasarkan

referensi dari kode etik konsultan pajak yang disusun oleh IKPI pada poin

hubungan konsultan pajak dengan wajib pajak (pernyataan nomor 8 dan 9

adalah pernyataan negatif). Untuk nomor 2, 10 hingga 19, dan juga nomor

21 hingga 23 diadopsi dari Iip Latipah (2008) dan Ricky Wellyando

(2006), dan untuk nomor 20 diadopsi dari Yeni (2001).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja konsultan pajak (FMKKP)

Pada subvariabel FMKKP ini terdiri dari beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja konsultan pajak. Terdapat banyak faktor yang

mempengaruhi kinerja suatu profesi atau sumber daya manusia Pada

penelitian ini, peneliti menggunakan empat belas faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja konsultan pajak, yaitu:

a. Kepribadian

Kepribadian diartikan sebagai kecenderungan kepribadian seseorang

yang menetap pada diri seseorang (Maria Ulfah, 2007). Pada faktor

kepribadian ini terdapat enam indikator pertanyaan. Pada pertanyaaan

nomor 1 sampai dengan 5 dibuat atas referensi dari kode etik profesi

konsultan pajak yang disusun oleh Ikatan Konsultan Pajak Indonesia

(IKPI) yang mengatur mengenai kepribadian konsultan pajak

Indonesia. Pada pertanyaan nomor 6 dibuat atas referensi Jurnal

Perpajakan Indonesia, volume 3, nomor 9, april 2004 pada wawancara

utama dengan Tjoe Tjoe Alihartono.

b. Kemampuan

Page 56: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Konsultan pajak memiliki aturan bagi profesinya yang menuntut

dirinya agar memenuhi kualifikasi tertentu sebelum bisa menjadi

seorang konsultan pajak seperti syarat sertifikasi untuk izin

prakteknya. Hal itu merupakan jaminan bagi klien atas kemampuannya

menjalankan tugas sesuai permintaan klien. Terdapat sembilan

indikator pertanyaan pada faktor kemampuan ini. Pada pertanyaan

nomor 7 sampai dengan 14 diadopsi dari kuesioner Nasser dan

Ayuningtyas (2007) pada indikator faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja auditor yang telah disesuaikan untuk konsultan pajak oleh

penulis. Sedangkan pada pertanyaan nomor 15, dibuat berdasarkan

referensi Indonesian Tax Review, volume I, Edisi 07, 2008 pada Tax

Focus dengan judul wacana AR: Antara WP dan DJP.

c. Tanggung Jawab

Seberapa jauh tanggung jawab konsultan pajak dalam menjalankan

tugasnya. Terdapat delapan pertanyaan, terdiri dari: pertanyaan nomor

16 diadopsi dari Nasser dan Ayuningtyas (2007) yang telah

disesuaikan, nomor 17 dan 20 diadopsi dari Arrozi (2004) pada

dimensi Responsibility, nomor 18 dan 19 atas referensi dari Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 98/PMK.03/2005 pada kewajiban konsultan

pajak, nomor 21 dan 22 diadopsi dari Yeni (2001) yang telah

disesuaikan, dan nomor 23 berasal dari referensi UU KUP tahun 2007

pasal 32 ayat 3.

d. Prestasi Kerja

Page 57: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh individu

maupun organisasi dalam melaksanakan tugasnya yang dapat dinilai

oleh suatu metode atau dapat diukur sejauhmana pencapaiannya.

Terdapat dua buah pertanyaan yaitu nomor 24 berasal dari referensi

Annisa Ekowati (2005) dan nomor 25 atas referensi Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 98/PMK.03/2005 pada kewajiban konsultan pajak

nomor tujuh.

e. Komitmen Profesi

Komitmen profesi dapat diartikan tingkat loyalitas individu pada

profesinya (Idris, 2008). Terdapat lima pertanyaan yang terdiri dari

nomor 26, 27, dan 28 yang diadopsi dari Yeni (2001). Nomor 29

berasal dari kode etik konsultan pajak dan nomor 30 dari referensi

Budileksmana (2000).

f. Jabatan

Para karyawan akan termotivasi dan terpuaskan dengan pekerjaan-

pekerjaannya bila mereka merasa bahwa jabatan-jabatannya memilki

arti, bila mereka bertanggungjawab secara pribadi atas hasil upaya-

upaya mereka dan bila umpan balik diberikan secara teratur (Dale

Timpe, 1992). Terdapat satu pertanyaan yaitu nomor 31 yang berasal

dari referensi Dale Timpe (1992) dalam buku seri Manajemen

Manusia: Kinerja.

g. Kerjasama

Kerjasama merupakan suatu jalinan yang baik yang dilakukan

seseorang kepada sekitarnya dalam menjalankan tugasnya. Terdapat

Page 58: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

dua pertanyaan yaitu nomor 32 yang diadopsi dari Maria Ulfah (2007)

pada komponen motivasi poin lima yang telah disesuaikan oleh

peneliti dan nomor 33 dari referensi Yaslis Ilyas (2002).

h. Kondisi Eksternal

Suatu kondisi di luar kendali karyawan yang dapat mendukung atau

tidak mendukung produktivitas karyawan (Dale Timpe, 1992).

Terdapat lima pertanyaan yaitu, nomor 34 dan 36 yang dibuat

berdasarkan referensi Indonesian Tax Review, volume I, Edisi 07,

2008 pada Tax Focus dengan judul wacana AR: Antara WP dan DJP

dan wacana Kubu Berbeda, Tapi Saling Bersinergi. Nomor 35 dan 38

berasal dari referensi Majalah Berita Pajak, volume XL, No. 1618,

edisi 1 September, 2008. Sedangkan nomor 37, diadopsi dari Nasser

dan Ayuningtyas (2007).

i. Kewajiban Sosial

Merupakan pandangan tentang pentingnya peranan profesi serta

manfaat yang diperoleh masyarakat maupun profesional karena adanya

pekerjaan tersebut (Winanto, 2008). Adapun pertanyaan yang tercakup

didalamnya yaitu nomor 39, 40, dan 41 diadopsi dari Ahmad Winanto

(2008) yang telah disesuaikan untuk konsultan pajak. Pada nomor 42

diadopsi dari Nasser dan Ayunungtyas (2007).

j. Pengalaman

Pengalaman adalah lamanya seseorang bekerja pada suatu perusahaan

atau organisasi (Winanto, 2008). Semakin banyak pengalaman yang

dimilki seseorang mengenai objek stimulusnya sebagai hasil dari

Page 59: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

seringnya terjadi kontak antara perseptor dan objeknya semakin tinggi

pula verdikalitasnya (Malik, 2007). Pada pertanyaan nomor 43

diadopsi dari Trisnaningsih (2007) yang terdapat pada variabel kinerja

auditor poin pertama yang telah disesuaikan. Nomor 44 atas referensi

Indonesian Tax Review, volume I, Edisi 07, 2008 pada Tax Focus

dengan judul wacana AR: Antara WP dan DJP dan nomor 45 diadopsi

dari Maria Ulfah (2007) pada komponen kepribadian poin dua.

k. Motivasi

Motivasi sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong

keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk

mencapai suatu tujuan (Maria Ulfah, 2007). Terdapat satu pertanyaan

yaitu nomor 46 yang diadopsi dari Trisnaningsih (2007) pada poin

tujuh dalam variabel kinerja auditor yag telah dimodifikasi oleh

peneliti.

l. Sikap Klien

Sikap klien yang dimaksud adalah sikap yang ditunjukkan klien (wajib

pajak) yang menggunakan jasa konsultan pajak dalam berhadapan

dengan konsultan pajak atas masalah perpajakannya. Terdapat empat

indikator pertanyaan yaitu, nomor 47 yang diadopsi dari Arrozi (2004)

pada dimensi Responsibility poin empat yang telah disesuaikan untuk

pajak, nomor 48 dan 49 yang diadopsi dari Maria Ulfah (2007) pada

komponen kepribadian poin empat dan lima. Nomor 50 timbul dari

pemikiran peneliti atas dasar referensi Majalah Berita Pajak, volume

XL, No. 1618, edisi 1 September, 2008, dimana Dirjen Pajak, Darmin

Page 60: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Nasution mengungkapkan bahwa semakin baik perpajakan kita maka

akan semakin diperlukan konsultan-konsultan pajak untuk presisi

karena hanya konsultan pajak itulah ahlinya. Sehingga, dapat

disimpulkan bahwa semakin baiknya perpajakan kita salah satunya

dilihat dari tingkat kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan wajib pajak

terlihat dari pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakannya. Apabila

wajib pajak tersebut menggunakan jasa konsultan pajak maka,

konsultan pajak itulah yang membantu dalam pelaksanaan hak dan

kewajiban perpajakannya (hasil dari kinerja konsultan pajak).

m. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi perilaku

orang-orang agar bekerjasama menuju kepada suatu tujuan tertentu

yang mereka inginkan (Siagian, 1983). Terdapat empat indikator

pertanyaan, nomor 51 dan 54 diadopsi dari Nasser dan Ayuningtyas

(2007), nomor 52 diadopsi dari Arrozi (2004), dan nomor 53 dari

referensi Sondang Siagian (1985) yang mengungkapkan bahwa salah

satu ciri-ciri kepemimpinan adalah memiliki sense of priority.

n. Pendapatan

Pendapatan merupakan timbal balik atau imbalan yang diberikan klien

kepada pemberi jasa. Hal ini dapat dikatakan sebagai suatu bentuk

penghargaan atas apa yang telah dilakukan menurut tugas dan

tanggung jawabnya. Hanya terdapat satu indikator pertanyaan yaitu

nomor 55 yang diadopsi dari Yeni (2001) yang telah dimodifikasi.

Page 61: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Responden diminta menyatakan tingkat kesetujuan atau

ketidaksetujuan dalam 5 rentang skala likert dengan standar penilaian terendah

1 dan tertinggi 5 dengan tipe jawaban:

• Sangat tidak setuju (STS) dengan bobot 1

• Tidak setuju (TS) dengan bobot 2

• Netral dengan bobot 3

• Setuju (S) dengan bobot 4

• Sangat setuju dengan bobot 5

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1

Subvariabel dan Indikator Untuk Kuesioner Tentang Sikap dan

Kinerja Konsultan Pajak

Variabel Subvariabel Indikator Ukuran

Skala

Page 62: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Ordinal

Sikap dan Kinerja

Konsultan Pajak

1. Sikap konsultan

pajak terhadap

informasi

perpajakan pada

SPT dan laporan keuangan klien

Konsultan pajak dapat menjamin

bahwa:

a. SPT diisi dengan jelas, tepat

dan lengkap

b. SPT bebas dari penyimpangan yang disengaja

c. SPT bebas dari kesalahan yang tidak disengaja

d. SPT disampaikan tepat waktu e. SPT diisi sesuai ketentuan

perpajakan yang berlaku f. SPT diisi sesuai informasi

perpajakan yang relevan g. Informasi perpajakan pada

laporan keuangan telah sesuai

dengan peraturan perpajakan

Konsultan pajak wajib:

a. Mempelajari seluruh berkas

wajib pajak

b. Menyiapkan berkas wajib

pajak

c. Menganalisis SPT dan laporan

keuangan wajib pajak

d. Menyusun laporan keuangan fiskal

e. Memberikan pengarahan dalam pengisian SPT

f. Membantu membuat laporan keuangan fiskal

g. Membuat perhitungan pajak yang harus dibayar wajib

pajak

Likert

Berlanjut ke halaman 47

Lanjutan dari halaman 46

2. Sikap konsultan

pajak terhadap

kliennya

a. Memberikan masukan yang

berguna bagi klien (WP)

b. Peduli terhadap masalah

perpajakan klien

c. Memberikan jawaban dan

respon yang efektif dan jelas

Likert

Page 63: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

d. Tidak menawarkan fee untuk

mendapatkan klien

e. Menjaga kerahasiaan wajib

pajak e. Menolak untuk melakukan

penyimpangan f. Memberikan petunjuk yang

tidak menyesatkan wajib pajak g. Memberikan jaminan bahwa

pekerjaan dapat diselesaikan h. Membatasi wajib pajak dalam

memilih konsultan pajak lain

i. Cepat tanggap terhadap

masalah klien

j. Terbuka dalam

mengkomunikasikan informasi

perpajakan

k. Memberikan kemudahan,

ketepatan dan kecepatan

dalam mengelola dan

penyelesaian pelayanan

terhadap WP

l. Segera menginformasikan

perubahan ketentuan perpajakan dan intepretasinya

yang berkaitan dengan bisnis WP

m. Mengikuti perkembangan bisnis WP

n. Memberikan pelayanan secara tepat dan tuntas

o. Kejujuran, keterampilan,

ketepatan dan ketegasan dalam

penerapan peraturan

perpajakan

Berlanjut ke halaman 48

Lanjutan dari halaman 47

p. Mempermudah WP dalam

melaksanakan kewajiban

perpajakannya

q. Memiliki pemahaman tentang

bisnis serta kebutuhan WP

r. Memperhatikan terpeliharanya

manajemen perpajakan klien

yang baik

Page 64: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

s. Konsultan pajak memonitor

kepatuhan WP

t. Bersikap ramah, sopan dan

bersahabat kepada WP dari seluruh proses pelayanan

u. Mudah dihubungi melalui berbagai media komunikasi

v. Mudah dihubungi melelui berbagai media komunikasi

w. Menunjukkan penampilan, sikap, kepribadian dan kinerja

yang professional dalam

memberikan jasanya

3. Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

kinerja

konsultan pajak

a. Karakteristik kepribadian

b. Kemampuan

c. Tanggung jawab

d. Prestasi kerja

e. Komitmen profesi

f. Jabatan

g. Kerjasama

h. Kondisi eksternal

i. Kewajiban sosial

j. Pengalaman

k. Motivasi

l. Sikap klien m. Kepemimpinan

n. Pendapatan

Likert

Sumber: Data diolah dari berbagai referensi

Page 65: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya

kesenjangan harapan dari beberapa kelompok responden atas sikap dan kinerja

konsultan pajak. Responden dalam penelitian ini terbagi dalam tiga kelompok

responden yaitu fiskus, konsultan pajak dan manajer. Fiskus sebagai

kelompok pertama merupakan aparat pajak yang bekerja pada Kantor

Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa (KPP PMB) dan KPP Pratama

Jakarta Cilandak. Konsultan pajak sebagai kelompok kedua merupakan

konsultan pajak yang bekerja pada kantor konsultan pajak di wilayah Jakarta.

Sedangkan manajer sebagai kelompok ketiga meliputi manajer keuangan atau

orang yang menangani pajak yang bekerja pada perusahaan di wilayah Jakarta

baik perusahaan dagang, manufaktur maupun jasa. Jumlah keseluruhan

kuesioner yang disebarkan adalah 137 buah yang terdiri dari 37 buah pada

fiskus, 50 buah pada konsultan pajak dan 50 buah pada manajer (lihat tabel

4.1).

Tabel 4.1

Distribusi Kuesioner

Kelompok

responden

Jumlah

kuesioner

yang

disebar

Jumlah

kuesioner

yang

kembali

Tingkat

pengembalian

Jumlah

kuesioner

yang bisa

digunakan

Fiskus

Konsultan pajak

Manajer

37

50

50

28

39

30

75,7%

78%

60%

27

34

26

Jumlah 137 97 87 Sumber: Data Primer yang Diolah (2009)

Page 66: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diuraikan bahwa jumlah kuesioner yang

telah disebar pada fiskus sebanyak 37 buah dengan tingkat pengembalian

75,7% atau 28 buah dan yang dapat digunakan sebanyak 27 buah. Pada 50

buah kuesioner yang disebar pada kelompok konsultan pajak hanya 39 buah

yang kembali atau 78% dan yang bisa digunakan sebanyak 34 buah. Pada

kelompok manajer tingkat pengembalian kuesioner sebesar 60% atau 30 buah

dari 50 buah yang disebar dan sebanyak 26 buah yang bisa digunakan.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden

Karakteristik responden

Kelompok

responden

Fiskus Konsultan pajak Manajer

1. Jenis kelamin:

- Pria

- Wanita

20

7

15

19

11

15

Jumlah 27 34 26

2. Umur responden:

- < 25 tahun - 25-35 tahun

- > 35 tahun

1 11

15

12 16

6

- 17

9

Jumlah 27 34 26

3. Pendidikan terakhir:

- D3

- S1 - S2

- S3

2

19 6

-

6

28 -

-

2

21 3

-

Jumlah 27 34 26

4. Lama bekerja: - < 1 tahun

- 1-3 tahun - 3-5 tahun

- > 5 tahun

-

1 -

26

13

9 -

12

-

6 4

16

Jumlah 27 34 26 Sumber: Data Primer yang Diolah (2009)

Dari tabel 4.2 di atas diketahui bahwa dari sebanyak 27 responden

fiskus terdapat jumlah responden berjenis kelamin pria sebanyak 20 orang dan

responden berjenis kelamin wanita sebanyak 7 orang. Disimpulkan bahwa

Page 67: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

sampel responden fiskus pria jumlahnya lebih banyak dibanding sampel

responden fiskus wanita. Sebanyak 34 responden konsultan pajak yang

berjenis kelamin pria sebanyak 15 orang dan wanita berjumlah 19 orang. Dan

sampel responden sebanyak 26 orang pada manajer yang berjenis kelamin pria

sebanyak 11 orang dan 15 orang yang bekelamin wanita. Sehingga dapat

disimpulkan pada dua kelompok responden yaitu konsultan pajak dan manajer

yang berjenis kelamin wanita lebih banyak dibanding pria.

Untuk kategori umur responden, sampel responden fiskus yang

mendominasi adalah yang berumur lebih dari 35 tahun sebanyak 15 orang,

peringkat kedua, yang berumur 25 sampai dengan 35 tahun dengan jumlah 11

orang dan paling sedikit yang berumur 25 tahun sebanyak 1 orang. Pada

kelompok konsultan pajak yang mendominasi adalah yang berumur 25 sampai

dengan 35 tahun sebanyak 16 orang, urutan kedua sebanyak 12 orang pada

umur kurang dari 25 tahun dan paling sedikit yaitu sebanyak 6 orang pada

umur lebih dari 35 tahun. Sedangkan yang paling banyak dari kelompok

responden manajer adalah umur 25 sampai dengan 35 tahun sebanyak 17

orang dan paling sedikit berjumlah 9 orang yang berumur lebih dari 35 tahun.

Untuk kategori pendidikan terakhir, dari ketiga kelompok responden

yaitu fiskus, konsultan pajak dan manajer yang mendominasi dalam penelitian

ini adalah S1 dengan masing-masing sebanyak 19 orang, 28 orang dan 21

orang. Pendidikan terakhir D3 pada kelompok responden fiskus dan manajer

berjumlah sama yaitu 2 orang dan konsultan pajak sebanyak 6 orang. Pada

pendidikan terakhir S2, kelompok responden fiskus sebanyak 6 orang dan

konsultan pajak sebanyak 3 orang.

Page 68: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Lamanya masa kerja responden diuraikan sebagai berikut, responden

yang masa kerjanya lebih dari 5 tahun menjadi responden mayoritas dengan

jumlah 26 orang pada kelompok fiskus dan 16 orang pada kelompok manajer,

sedangkan pada kelompok konsultan pajak menempati urutan kedua dari total

responden pajak yaitu sebanyak 12 orang. Berikutnya responden yang masa

kerjanya kurang dari 1 tahun sebanyak 13 orang pada kelompok responden

konsultan pajak, responden yang masa kerjanya 1 sampai dengan 3 tahun

berjumlah 1 orang pada kelompok fiskus, 9 orang pada kelompok konsultan

pajak dan 6 orang pada kelompok manajer. Pada lama kerja 3 sampai dengan

5 tahun hanya 4 orang pada kelompok responden manajer.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Validitas ditentukan dengan menggunakan uji signifikansi yang

membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom

(df)= n-2 sehingga besarnya df dapat dihitung 87-2= 85 dengan df= 85

dan alpha= 0,05 didapat r table= 0,2108 (table r two tail). R hitung

setiap item pertanyaan terdapat pada tampilan output cronbach’s alpha

pada kolom Correlated Item- Total Correlation . Jika r hitung lebih

besar dari r tabel dan bernilai positif maka butir pertanyaan tersebut

dinyatakan valid.

Sebelum kuesioner diberikan kepada responden, terlebih

dahulu dilakukan uji coba (try out) atau pra survey kepada 15

Page 69: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

responden dengan memberikan 92 pertanyaan untuk menguji validitas

dan reliabilitas dari seluruh pertanyaan tersebut. Kuesioner terdiri dari

3 kategori yang terdiri dari sikap konsultan pajak terhadap informasi

perpajakan klien (SKPIP) sebanyak 14 butir pertanyaan, sikap

konsultan pajak terhadap kliennya (SKPTK) sebanyak 23 butir

pertanyaan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja konsultan

pajak sebanyak (FMKKP) 55 butir pertanyaan.

Uji coba kuesioner tersebut dimaksudkan untuk mengetahui

apakah kuesioner tersebut dapat dipahami oleh responden dan apakah

responden tersebut dapat memahami dan mengerti maksud dari

pertanyaan yang diberikan. Kemudian setelah itu kuesioner disebarkan

kepada 2 (dua ) KPP, 13 (tiga belas) Kantor konsultan pajak , dan 50

(lima puluh) perusahaan di wilayah Jakarta dengan memberikan 92

pertanyaan. Hasil pengujian validitas dapat ditunjukkan sebagai

berikut:

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas Data Subvariabel SKPIP

Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan

SKPIP1 .759 .2108 Valid

SKPIP2 .752 .2108 Valid

SKPIP3 .697 .2108 Valid

SKPIP4 .683 .2108 Valid

SKPIP5 .699 .2108 Valid

SKPIP6 .713 .2108 Valid

SKPIP7 .729 .2108 Valid

Page 70: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

SKPIP8 .583 .2108 Valid

SKPIP9 .365 .2108 Valid

SKPIP10 .656 .2108 Valid

SKPIP11 .484 .2108 Valid

SKPIP12 .460 .2108 Valid

SKPIP13 .658 .2108 Valid

SKPIP14 .642 .2108 Valid Sumber: Data Primer yang Diolah (2009)

Dari tampilan tabel 4.3 di atas maka dapat dilihat bahwa semua

pertanyaan dalam subvariabel SKPIP valid. Hal tersebut karena r

hitung lebih besar dari r tabel maka dapat dikatakan pertanyaan

tersebut valid.

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas Data Subvariabel SKPTK

Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan

SKPTK1 .699 .2108 Valid

SKPTK2 .693 .2108 Valid

SKPTK3 .778 .2108 Valid

SKPTK4 .357 .2108 Valid

SKPTK5 .634 .2108 Valid

SKPTK6 .698 .2108 Valid

SKPTK7 .783 .2108 Valid

SKPTK8 -.160 .2108 Tidak Valid

SKPTK9 .006 .2108 Tidak Valid

SKPTK10 .802 .2108 Valid

SKPTK11 .845 .2108 Valid

SKPTK12 .800 .2108 Valid

Berlanjut ke halaman 55

Lanjutan dari halaman 54

SKPTK13 .786 .2108 Valid

SKPTK14 .619 .2108 Valid

SKPTK15 .717 .2108 Valid

SKPTK16 .803 .2108 Valid

SKPTK17 .784 .2108 Valid

SKPTK18 .862 .2108 Valid

SKPTK19 .763 .2108 Valid

SKPTK20 .695 .2108 Valid

SKPTK21 .760 .2108 Valid

SKPTK22 .703 .2108 Valid

SKPTK23 .717 .2108 Valid

Page 71: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Sumber: Data Primer yang Diolah (2009)

Dari Tampilan tabel 4.4 diatas dapat dikatakan bahwa

pertanyaan pada subvariabel SKPTK valid kecuali pada SKPTK8 dan

SKPTK9, dikarenakan r hitung lebih kecil dari r tabel.

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Data Subvariabel FMKKP

Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan

FMKKP1 .459 .2108 Valid

FMKKP2 .487 .2108 Valid

FMKKP3 .423 .2108 Valid

FMKKP4 .683 .2108 Valid

FMKKP5 .673 .2108 Valid

FMKKP6 .544 .2108 Valid

FMKKP7 .665 .2108 Valid

FMKKP8 .541 .2108 Valid

FMKKP9 .714 .2108 Valid

FMKKP10 .676 .2108 Valid

FMKKP11 .549 .2108 Valid

FMKKP12 .625 .2108 Valid

FMKKP13 .573 .2108 Valid

FMKKP14 .614 .2108 Valid

FMKKP15 .567 .2108 Valid

FMKKP16 .627 .2108 Valid

FMKKP17 .204 .2108 Tidak Valid

FMKKP18 .652 .2108 Valid

FMKKP19 .480 .2108 Valid

Berlanjut ke halaman 56

Lanjutan dari halaman 55

FMKKP20 .178 .2108 Tidak Valid

FMKKP21 .205 .2108 Tidak Valid

FMKKP22 .182 .2108 Tidak Valid

FMKKP23 .218 .2108 Valid

FMKKP24 .449 .2108 Valid

FMKKP25 .538 .2108 Valid

FMKKP26 .528 .2108 Valid

FMKKP27 .218 .2108 Valid

FMKKP28 .409 .2108 Valid

FMKKP29 .376 .2108 Valid

FMKKP30 .462 .2108 Valid

FMKKP31 .388 .2108 Valid

FMKKP32 .547 .2108 Valid

Page 72: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

FMKKP33 .498 .2108 Valid

FMKKP34 .693 .2108 Valid

FMKKP35 .563 .2108 Valid

FMKKP36 .154 .2108 Tidak Valid

FMKKP37 .472 .2108 Valid

FMKKP38 .435 .2108 Valid

FMKKP39 .688 .2108 Valid

FMKKP40 .510 .2108 Valid

FMKKP41 .389 .2108 Valid

FMKKP42 .457 .2108 Valid

FMKKP43 .437 .2108 Valid

FMKKP44 .362 .2108 Valid

FMKKP45 .608 .2108 Valid

FMKKP46 .577 .2108 Valid

FMKKP47 .674 .2108 Valid

FMKKP48 .347 .2108 Valid

FMKKP49 .482 .2108 Valid

FMKKP50 .256 .2108 Valid

FMKKP51 .612 .2108 Valid

FMKKP52 .552 .2108 Valid

FMKKP53 .687 .2108 Valid

FMKKP54 .541 .2108 Valid

FMKKP55 .536 .2108 Valid Sumber: Data Primer yang Diolah (2009)

Pada tabel 4.5 terlihat bahwa terdapat lima buah pertanyaan

yang tidak valid, yaitu FMKKP17, FMKKP20, FMKKP21,

FMKKP22, dan FMKKP36.

Setelah pertanyaan yang tidak valid tersebut dikeluarkan dan

tidak ikut disertakan dalam pengujian berikutnya baik pada tabel 4.4

dan tabel 4.5. Pengujian dilakukan kembali setelah pertanyaan yang

tidak valid tidak diikutsertakan namun, hasil dari pengujian tersebut

menunjukkan FMKKP23 dan FMKKP50 menjadi tidak valid karena

memiliki r hitung lebih kecil dari r tabel yang masing-masing 0,209,

0,139, dan 0,159 sehingga harus kembali dikeluarkan dan tidak

diikutsertakan dalam pengujian selanjutnya. Hasil pengujian

Page 73: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

berdasarkan pertanyaan yang sudah dikeluarkan dapat dilihat pada

tabel 4.6 dan tabel 4.7.

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Data Subvariabel SKPTK

Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan

SKPTK1 .699 .2108 Valid

SKPTK2 .717 .2108 Valid

SKPTK3 .762 .2108 Valid

SKPTK4 .385 .2108 Valid

SKPTK5 .641 .2108 Valid

SKPTK6 .693 .2108 Valid

SKPTK7 .793 .2108 Valid

SKPTK10 .838 .2108 Valid

SKPTK11 .848 .2108 Valid

SKPTK12 .825 .2108 Valid

SKPTK13 .785 .2108 Valid

SKPTK14 .653 .2108 Valid

SKPTK15 .746 .2108 Valid

SKPTK16 .812 .2108 Valid

SKPTK17 .770 .2108 Valid

SKPTK18 .855 .2108 Valid

SKPTK19 .778 .2108 Valid

SKPTK20 .720 .2108 Valid

SKPTK21 .780 .2108 Valid

SKPTK22 .719 .2108 Valid

SKPTK23 .712 .2108 Valid Sumber: Data Primer yang Diolah (2009)

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Data Subvariabel FMKKP

Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan

FMKKP1 .523 .2108 Valid

FMKKP2 .562 .2108 Valid

FMKKP3 .457 .2108 Valid

FMKKP4 .718 .2108 Valid

FMKKP5 .719 .2108 Valid

FMKKP6 .586 .2108 Valid

FMKKP7 .694 .2108 Valid

FMKKP8 .589 .2108 Valid

FMKKP9 .730 .2108 Valid

FMKKP10 .669 .2108 Valid

FMKKP11 .550 .2108 Valid

FMKKP12 .649 .2108 Valid

FMKKP13 .581 .2108 Valid

FMKKP14 .637 .2108 Valid

FMKKP15 .518 .2108 Valid

Page 74: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

FMKKP16 .693 .2108 Valid

FMKKP18 .642 .2108 Valid

FMKKP19 .439 .2108 Valid

FMKKP24 .415 .2108 Valid

FMKKP25 .549 .2108 Valid

FMKKP26 .532 .2108 Valid

FMKKP27 .219 .2108 Valid

FMKKP28 .391 .2108 Valid

FMKKP29 .419 .2108 Valid

FMKKP30 .474 .2108 Valid

FMKKP31 .321 .2108 Valid

FMKKP32 .626 .2108 Valid

FMKKP33 .571 .2108 Valid

FMKKP34 .725 .2108 Valid

FMKKP35 .590 .2108 Valid

FMKKP37 .481 .2108 Valid

FMKKP38 .509 .2108 Valid

FMKKP39 .709 .2108 Valid

FMKKP40 .473 .2108 Valid

FMKKP41 .366 .2108 Valid

FMKKP42 .528 .2108 Valid

FMKKP43 .456 .2108 Valid

FMKKP44 .337 .2108 Valid

FMKKP45 .634 .2108 Valid

FMKKP46 .598 .2108 Valid

FMKKP47 .708 .2108 Valid

Berlanjut ke halaman 59

Lanjutan dari halaman 58

FMKKP48 .317 .2108 Valid

FMKKP49 .430 .2108 Valid

FMKKP51 .606 .2108 Valid

FMKKP52 .612 .2108 Valid

FMKKP53 .743 .2108 Valid

FMKKP54 .489 .2108 Valid

FMKKP55 .554 .2108 Valid Sumber: Data Primer yang Diolah (2009)

b. Uji Reliabilitas

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

variabel tunggal yaitu sikap dan kinerja konsultan pajak. Sikap

konsultan pajak dilihat dari dua sisi yaitu sikap konsultan pajak

terhadap informasi perpajakan klien (SKPIP) dan sikap konsultan

Page 75: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

pajak terhadap kliennya (SKPTK). Sedangkan, kinerja konsultan pajak

dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja konsultan pajak

(FMKKP).

Hasil pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dengan uji

statistik Cronbach’s Alpha (α) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8

Hasil Uji Reliabilitas

Kategori Cronbach’s Alpha N of Items

SKPIP .917 14

SKPTK .965 21

FMKKP .957 48

Keseluruhan .976 83 Sumber: Data Primer yang Diolah (2009)

Dilihat dari tampilan output tabel 4.8 memperlihatkan

Cronbach’s Alpha (α) untuk seluruh item pertanyaan dalam variabel

sikap dan kinerja konsultan pajak sebesar 0,976, yang artinya bahwa

semua pertanyaan yang menjadi indikator dalam penelitian ini bersifat

reliable karena nilai Cronbach’s Alpha (α) lebih dari 0,60. Untuk

kategori reliabilitas sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2007:183),

maka seluruh pertanyaan dalam variabel sikap dan kinerja konsultan

pajak sifatnya sangat tinggi karena di atas 0,80.

2. Uji Asumsi atau Persyaratan

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode One

Sample Kolmogrov-Smirnov Test. Pengujian ini dimaksudkan untuk

mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi secara normal

atau tidak sehingga menentukan pengujian selanjutnya. Jika data

Page 76: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

terdistribusi normal maka dilakukan uji parametrik namun, jika

sebaliknya maka digunakan uji non parametrik. Hasilnya dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 4.9

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

SKPIP SKPTK FMKKP Total

N 87 87 87 87

Normal Parameters(a,b) Mean 54.9310 86.9195 189.8621 331.7126

Std. Deviation 7.73514 10.91640 21.28553 35.87572

Most Extreme

Differences

Absolute .135 .134 .058 .097

Positive .135 .134 .058 .097

Negative -.058 -.110 -.045 -.056

Kolmogorov-Smirnov Z 1.256 1.251 .538 .901

Asymp. Sig. (2-tailed) .085 .087 .934 .391

a Test distribution is Normal.

b Calculated from data.

Sumber: Data Primer yang Diolah (2009)

Hasil analisis yang didapat dari tabel 4.9 di atas adalah

besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov secara keseluruhan sebesar 0,901

dan signifikan pada 0,391 yang artinya data dari variabel sikap dan

kinerja konsultan pajak terdistribusi secara normal karena tingkat

signifikansi lebih dari 0,05. Dan jika dilihat per kategori maka data

juga dinyatakan terdistribusi secara normal karena tingkat

signifikansinya lebih dari 0,05 yaitu SKPIP dengan signifikansi 0,085,

SKPTK dengan signifikansi 0,087 dan FMKKP dengan signifikansi

sebesar 0,934.

3. Uji Hipotesis

Page 77: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji

parametrik yaitu Independent Sample T-test dengan menggunakan

program SPSS 12.00.

a. Kesenjangan Harapan Fiskus dan Konsultan Pajak atas Sikap dan

Kinerja Konsultan Pajak

Tabel 4.10

Output SPSS 1 Independent Sample T-test Fiskus dan Konsultan Pajak Group Statistics

PROFESI N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

TSKPIP FISKUS 27 54.8519 7.88720 1.51789

KONSULTAN PAJAK 34 54.7353 8.96224 1.53701

TSKPTK FISKUS 27 84.7037 11.90932 2.29195

KONSULTAN PAJAK 34 91.1765 9.83337 1.68641

TFMKKP FISKUS 27 186.7407 22.43725 4.31805

KONSULTAN PAJAK 34 198.2059 17.81518 3.05528

Total FISKUS 27 326.2963 39.89198 7.67722

KONSULTAN PAJAK 34 344.1176 30.37120 5.20862

Sumber: Data Primer yang Diolah (2009)

Berdasarkan output SPSS yang pertama ini dapat dilihat bahwa

rata-rata (mean) untuk fiskus adalah 326,2963 dengan jumlah sampel

27 dan mean untuk konsultan pajak adalah 344,1176 dengan jumlah

sampel sebanyak 34. Dari hasil rata-rata tersebut dapat dilihat bahwa

ada perbedaan antara persepsi fiskus dan konsultan pajak atas sikap

dan kinerja konsultan pajak. Skor rata-rata yang dimiliki konsultan

pajak juga jauh lebih baik dibandingkan dengan fiskus, baik itu

mengenai SKPTK, dan FMKKP kecuali SKPIP namun skor yang

diperoleh konsultan pajak dibanding fiskus pada SKPIP memang lebih

kecil tapi tidak berbeda jauh. Untuk melihat apakah benar perbedaan

tersebut secara nyata dalam statistik maka harus melihat output bagian

kedua berikut ini:

Page 78: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Tabel 4.11

Output SPSS 2 Independent Sample T-test Fiskus dan Konsultan Pajak

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F

Sig.

t

df

Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

90% Confidence Interval

of the Difference

Lower

Upper

TSKPIP Equal variances

assumed

1.049 .310 .053 59 .958 .11656 2.19246 -4.27054 4.50365

Equal variances

not assumed

.054 58.334 .957 .11656 2.16019 -4.20700 4.44011

TSKPTK Equal variances

assumed

.012 .912 -2.326 59 .024 -6.47277 2.78334 -12.04222 -.90331

Equal variances

not assumed

-2.275 50.184 .027 -6.47277 2.84552 -12.18765 -.75788

TFMKKP Equal variances assumed

.352 .555 -2.226 59 .030 -11.46514 5.15146 -21.77319 -1.15709

Equal variances

not assumed

-2.167 48.895 .035 -11.46514 5.28964 -22.09565 -.83463

Total Equal variances

assumed

.400 .529 -1.982 59 .052 -17.82135 8.99344 -35.81717 .17447

Equal variances

not assumed

-1.921 47.513 .061 -17.82135 9.27736 -36.47967 .83697

Sumber: Data Primer yang Diolah (2009)

Dari hasil pengujian Independent Sample T test pada tabel 4.11

dapat dilihat bahwa F hitung Levene’s test sebesar 0,400 dengan

probabilitas 0,529. Dapat disimpulkan bahwa Ho tidak dapat ditolak

atau memiliki varians yang sama karena probabilitas lebih besar dari

0.05.

Langkah kedua dengan melihat t-test untuk menentukan apakah

terdapat perbedaan secara signifikan. Berdasarkan tabel 4.11 nilai t

dapat dilihat pada equal variances assumed karena dari hasil Levene’s

test populasi memilki varians sama adalah -1,982 dengan probabilitas

signifikansi 0,052. Hasil tersebut menyatakan bahwa hipotesis diterima

yang karena signifikansi 0,052 < 0,10 (∂ = 10% atau 0,10). Dengan

kata lain terdapat kesenjangan harapan antara fiskus dan konsultan

pajak atas sikap dan kinerja konsultan pajak.

Page 79: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Berdasarkan hasil mean dan t-test memperlihatkan adanya

kesenjangan harapan antara fiskus dan konsultan pajak. Hal ini terjadi

mungkin disebabkan fiskus tidak terlibat langsung atau tidak

menggunakan jasa profesional dari konsultan pajak untuk

melaksanakan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakannya karena

pengetahuan akan perpajakan fiskus sudah memadai sehingga fiskus

kurang mengetahui bagaimana sikap konsultan pajak terhadap kliennya

dan kinerja dari konsultan pajak itu sendiri. Walaupun fiskus

mengetahui sikap yang harus ditunjukkan konsultan pajak melalui

peraturan ataupun kode etik namun, hal itu terkadang tidak sesuai

dengan realita yang terjadi akibat perbedaan peran antara fiskus yang

mewakili kantor pajak dan konsultan pajak yang mewakili wajib pajak.

b. Kesenjangan Harapan Fiskus dan Manajer atas Sikap dan Kinerja

Konsultan Pajak

Tabel 4.12

Output SPSS 1 Independent Sample T-test Fiskus dan Manajer

Group Statistics

PROFESI N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

TSKPIP FISKUS 27 54.8519 7.88720 1.51789

MANAJER 26 55.2692 5.90971 1.15899

TSKPTK FISKUS 27 84.7037 11.90932 2.29195

MANAJER 26 83.6538 9.68274 1.89894

TFMKKP FISKUS 27 186.7407 22.43725 4.31805

MANAJER 26 182.1923 21.20570 4.15878

Total FISKUS 27 326.2963 39.89198 7.67722

MANAJER 26 321.1154 34.59980 6.78558

Sumber: Data Primer yang Diolah (2009)

Skor rata-rata yang ditunjukkan pada tabel 4.12 fiskus memilki

nilai total yang lebih besar yaitu 326,2963 dibandingkan manajer

Page 80: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

sebesar 321,1154. Hal ini menunjukkan bahwa fiskus memiliki

persepsi yang lebih baik dibandingkan manajer atas sikap dan kinerja

konsultan pajak, walupun perbedaan ini tidak signifikan.

Tabel 4.13

Output SPSS 2 Independent Sample T-test Fiskus dan Manajer

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

TSKPIP Equal variances

assumed 1.777 .188 -.217 51 .829 -.41738 1.92013 -4.27219 3.43743

Equal variances not assumed -.219 48.137 .828 -.41738 1.90978 -4.25696 3.42220

TSKPTK Equal variances

assumed .112 .739 .351 51 .727 1.04986 2.98812 -4.94904 7.04875

Equal variances

not assumed .353 49.627 .726 1.04986 2.97641 -4.92955 7.02926

TFMKKP Equal variances assumed .012 .913 .758 51 .452 4.54843 6.00159 -7.50026 16.59713

Equal variances

not assumed .759 50.984 .452 4.54843 5.99508 -7.48729 16.58416

Total Equal variances

assumed .041 .840 .504 51 .616 5.18091 10.27406 -15.44512 25.80695

Equal variances

not assumed .506 50.462 .615 5.18091 10.24616 -15.39443 25.75625

Sumber: Data Primer yang Diolah (2009)

Dari hasil pengujian pada table 4.13 didapatkan nilai

probabilitas sebesar 0,616. Hasil tersebut lebih besar dari tingkat

signifikansi yang telah ditetapkan sebesar 0,050. Nilai t hitung juga

lebih kecil dari t tabel (df= 53-2 =51) yaitu 0,504 < 2.0076. Dengan

demikian hipotesis tidak diterima, maka dapat disimpulkan tidak

Page 81: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

terdapat kesenjangan harapan yang signifikan antara fiskus dengan

mnanajer atas sikap dan kinerja konsultan pajak.

Dari pemaparan diatas disimpulkan bahwa tidak terdapat

kesenjangan harapan antara fiskus dan manajer. Hal ini memberikan

indikasi bahwa fiskus dan manajer memilki pengetahuan atau

informasi yang cukup mengenai sikap dan kinerja konsultan pajak.

Informasi itu mungkin didapat dari peraturan perpajakan yang berlaku

berarti pemerintah selaku pembuat peraturan perpajakan itu berhasil

mencegah adanya salah pengertian antara wajib pajak dengan fiskus.

c. Kesenjangan Harapan Konsultan Pajak dan Manajer atas Sikap

dan Kinerja Konsultan Pajak

Tabel 4.14

Output SPSS 1 Independent Sample T-test Konsultan Pajak dan Manajer

Group Statistics

PROFESI N Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

TSKPIP KONSULTAN PAJAK 34 54.7353 8.96224 1.53701

MANAJER 26 55.2692 5.90971 1.15899

TSKPTK KONSULTAN PAJAK 34 91.1765 9.83337 1.68641

MANAJER 26 83.6538 9.68274 1.89894

TFMKKP KONSULTAN PAJAK 34 198.2059 17.81518 3.05528

MANAJER 26 182.1923 21.20570 4.15878

Total KONSULTAN PAJAK 34 344.1176 30.37120 5.20862

MANAJER 26 321.1154 34.59980 6.78558

Sumber: Data Primer yang Diolah (2009)

Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa rata-rata (mean)

untuk konsultan pajak adalah 344,1176 lebih besar daripada mean

manajer yang sebesar 321,1154. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa

konsultan pajak memilki persepsi yang lebih baik dibandingkan

manajer atas sikap dan kinerja konsultan pajak. Selain itu, berdasarkan

Page 82: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

rata-rata skor yang didapat oleh dua populasi tersebut terlihat terdapat

perbedaan yang signifikan antara persepsi konsultan pajak dan manajer

atas sikap dan kinerja konsultan pajak.

Untuk melihat perbedaan tersebut secara statistik maka, dapat

melihat tabel 4.15 dibawah ini:

Tabel 4.15

Output SPSS 2 Independent Sample T-test Konsultan Pajak dan Manajer

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

TSKPIP Equal variances

assumed 6.203 .016 -.263 58 .794 -.53394 2.03066 -4.59874 3.53087

Equal variances not assumed -.277 56.910 .783 -.53394 1.92501 -4.38883 3.32096

TSKPTK Equal variances

assumed .354 .554 2.956 58 .005 7.52262 2.54500 2.42826 12.61699

Equal variances

not assumed 2.962 54.366 .005 7.52262 2.53968 2.43167 12.61358

TFMKKP Equal variances assumed .640 .427 3.177 58 .002 16.01357 5.04105 5.92281 26.10434

Equal variances

not assumed 3.103 48.554 .003 16.01357 5.16044 5.64087 26.38628

Total Equal variances

assumed .214 .645 2.737 58 .008 23.00226 8.40504 6.17776 39.82677

Equal variances not assumed 2.689 49.992 .010 23.00226 8.55417 5.82064 40.18389

Sumber: Data Primer yang Diolah (2009)

Pada hasil output pada tebel 4.15 menunjukkan bahwa kedua

populasi memiliki varians yang sama. Hal ini terbukti F hitung berada

pada equal variances assumed dengan probabilitas 0,645 yang lebih

besar dari 0,050. Dari hasil pengujian pada kolom t-test for Equality of

Means didapatkan nilai probabilitas sebesar 0,008. Hasil tersebut lebih

kecil dari tingkat signifikansi yang yang telah ditetapkan sebesar

Page 83: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

0,050. Dan t hitung sebesar 2,737 yang hasil tersebut lebih besar dari t

tabel sebesar 2,0017 (df= 60-2= 58). Dari pengujian tersebut tampak

bahwa hipotesis diterima dengan kata lain terdapat kesenjangan

harapan antara konsultan pajak dengan manajer atas sikap dan kinerja

konsultan pajak. Namun pada kategori SKPIP persepsi konsultan pajak

dan manajer tidak terdapt perbedaan karena probabilitasnya sebesar

0,783 yang lebih besar dari 0,050.

Secara keseluruhan terlihat bahwa terdapat kesenjangan

harapan antara konsultan pajak dan manajer. Pada penelitian terdahulu

dalam Persepsi Mahasiswa, Auditor Dan Pemakai Laporan Keuangan

Terhadap Peran Dan Tanggung Jawab Auditor: Studi Empiris

Mengenai Expectation Gap (Yeni, 2001) bahwa terdapat kesenjangan

harapan antara auditor dan pemakai laporan keuangan terhadap peran

dan tanggung jawab auditor. Jika membandingkan dengan penelitian

sebelumnya maka, dapat penulis simpulkan bahwa terjadi kesenjangan

harapan antara auditor selaku pemberi jasa yang menerima fee dari

klien sesuai penugasannya dengan pemakai laporan keuangan sebagai

penerima jasa dari auditor dan memberikan fee. Hal ini serupa dengan

kesenjangan harapan yang terjadi antara konsultan pajak sebagai

pemberi jasa yang menerima fee dari klien atau wajib pajak sesuai

penugasannya dengan manajer sebagai penerima jasa dan memberikan

fee tersebut. Atas dasar ini, biasanya pemberi jasa dituntut memberikan

pengorbanan yang lebih atas kepentingan penerima jasa. Konsultan

pajak yang dianggap sebagai orang yang memiliki pengetahuan yang

Page 84: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

memadai dalam bidang perpajakan dituntut untuk memenuhi harapan

klien yang dinilai terlalu tinggi dari apa yang seharusnya dilakukan

konsultan pajak. Klien beranggapan bahwa segala urusan perpajakan

yang diberikan kepada konsultan pajak menjadi urusan konsultan pajak

sepenuhnya. Padahal jika ditelaah kembali, klien seharusnya ikut

terlibat didalamnya. Hal ini dimungkinkan karena dalam Undang-

Undang No.28 Tahun 2007 mengenai Ketentuan Umum Perpajakan

pada pasal 32 diatur penyerahan urusan perpajakan kepada pihak lain

sehingga memberikan kelonggaran kepada wajib pajak untuk

mengkuasakan hak dan kewajiban perpajakan kepada pihak lain dalam

hal ini pihak lain yang dimaksud adalah wakil atau kuasa wajib pajak

yang memahami masalah perpajakan seperti konsultan pajak. Hal

inilah yang membuat kesenjangan harapan antara konsultan pajak dan

manajer.

d. Kesenjangan Harapan Fiskus, Konsultan Pajak dan Manajer atas

Sikap dan Kinerja Konsultan Pajak

Pengujian hipotesis keempat dalam penelitian ini yang ingin

mengetahui apakah ada kesenjangan harapan antara ketiga kelompok

responden yaitu fiskus, konsultan pajak, dan manajer atas sikap dan

kinerja konsultan pajak menggunakan one way analysis of variances

(ONE WAY ANOVA). Dari pengujian tersebut maka didapatkan hasil

sebagai berikut:

Page 85: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Tabel 4.16

Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

TSKPIP 2.928 2 84 .059

TSKPTK .135 2 84 .874

TFMKKP .304 2 84 .739

Total .215 2 84 .807

Sumber: Data Primer yang Diolah (2009)

Uji homogenitas dilakukan sebagai pemenuhan atas salah satu

asumsi ANOVA yang harus dilakukan. Uji ini bertujuan untuk melihat

apakah ketiga sampel populasi memilki varians yang sama dengan

asumsi jika nilai probabilitas Levene Test lebih besar dari nilai

probabilitas yang telah ditetapkan yaitu 0,050 maka Ho diterima yang

berarti sampel memilki varians yang sama. Dari hasil uji homegenitas

pada tabel 4.16 menunjukkan bahwa nilai probbilitas sebesar 0,807

yang lebih besar dari 0,050 . Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa ketiga sampel memiliki varians yang sama sehingga asumsi

ANOVA dapat terpenuhi.

Page 86: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Tabel 4.17

Output SPSS 1 Oneway Fiskus, Konsultan Pajak dan Manajer

Descriptives

N Mean Std.

Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum

Lower Bound

Upper Bound

TSKPIP FISKUS 27 54.8519 7.88720 1.51789 51.7318 57.9719 43.00 70.00

KONSULTAN PAJAK 34 54.7353 8.96224 1.53701 51.6082 57.8624 36.00 70.00

MANAJER 26 55.2692 5.90971 1.15899 52.8822 57.6562 45.00 69.00

Total 87 54.9310 7.73514 .82929 53.2825 56.5796 36.00 70.00

TSKPTK FISKUS 27 84.7037 11.90932 2.29195 79.9925 89.4149 48.00 105.00

KONSULTAN PAJAK 34 91.1765 9.83337 1.68641 87.7454 94.6075 65.00 105.00

MANAJER 26 83.6538 9.68274 1.89894 79.7429 87.5648 62.00 102.00

Total 87 86.9195 10.91640 1.17036 84.5929 89.2461 48.00 105.00

TFMKKP FISKUS 27 186.7407 22.43725 4.31805 177.8649 195.6166 149.00 239.00

KONSULTAN PAJAK 34 198.2059 17.81518 3.05528 191.9899 204.4219 165.00 228.00

MANAJER 26 182.1923 21.20570 4.15878 173.6271 190.7575 145.00 225.00

Total 87 189.8621 21.28553 2.28205 185.3255 194.3986 145.00 239.00

Total FISKUS 27 326.2963 39.89198 7.67722 310.5156 342.0770 252.00 414.00

KONSULTAN PAJAK 34 344.1176 30.37120 5.20862 333.5206 354.7147 277.00 402.00

MANAJER 26 321.1154 34.59980 6.78558 307.1402 335.0905 257.00 388.00

Total 87 331.7126 35.87572 3.84628 324.0665 339.3588 252.00 414.00

Sumber: Data Primer yang Diolah (2009)

Berdasarkan tabel 4.17 diketahui bahwa mean antar masing-

masing populasi memilki perbedaan. Hal ini terlihat bahwa rata-rata

fiskus sebesar 326,2963, konsultan pajak sebesar 344,1176 dan

manajer sebesar 321,1154. Secara keseluruhan konsultan pajak

mempunyai mean tertinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa konsultan pajak mempunyai persepsi yang lebih baik mengenai

sikap dan kinerja konsultan pajak apabila dibandingkan dengan fiskus

dan manajer.

Page 87: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Tabel 4.18

ANOVA

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

TSKPIP Between Groups

4.446 2 2.223 .036 .964

Within Groups 5141.140 84 61.204

Total 5145.586 86

TSKPTK Between Groups

1025.981 2 512.991 4.672 .012

Within Groups 9222.455 84 109.791

Total 10248.437 86

TFMKKP Between Groups

4159.562 2 2079.781 5.019 .009

Within Groups 34804.782 84 414.343

Total 38964.345 86

Total Between Groups

8944.003 2 4472.002 3.692 .029

Within Groups 101743.8 84 1211.236

Total 110687.8 86

Sumber: Data Primer yang Diolah (2009)

Tabel 4.18 merupakan hasil uji untuk melihat apakah ketiga

sampel mempunyai rata-rata (mean) yang sama. Terdapat dua dasar

pengambilan keputusan yang dapat digunakan. Pertama, jika F hitung

> F tabel maka Ho ditolak atau adanya perbedaan dari ketiga rata-rata

sampel. F tabel diperoleh dari tabel F dengan sigmifikansi 5%, DF1=

3-1= 2 dan DF2= 87-3= 84 sehingga didapat angka 3,11. Kedua,

berdasar pada nilai probabilitas, jika nilai probabilitas < 0,050 maka

Ho ditolak. Hal ini terlihat dari F hitung 3,692 > 3,11 dan nilai

probabilitas 0,029 < 0,050. Atas dasar tersebut sehingga dapat

disimpulkan bahwa hipotesis diterima maka, terdapat kesenjangan

harapan yang signifikan atas sikap dan kinerja konsultan pajak antara

fiskus, konsultan pajak dan manajer. Hal ini disebabkan karena

perbedaan bidang pekerjaan dan kepentingan diantara ketiga kelompok

Page 88: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

responden tersebut. Fiskus merupakan pegawai pemerintah dan

mengemban tugas mengamankan penerimaan negara. Konsultan pajak

merupakan tenaga profesional yang mandiri dan independen yang

mengemban amanat dari wajib pajak dan di sisi lain sebagai mitra

pemerintah. Sedangkan manajer sebagai wajib pajak yang

membutuhkan bantuan konsultan pajak dalam melaksanakan hak dan

memenuhi kewajiban perpajakannya serta menginginkan keuntungan.

Selain itu, kesenjangan ini terjadi mungkin akibat dari belum

adanyaatau kurangnya UU atau peraturan yang mengatur profesi

konsultan pajak. Hal ini diperkuat oleh kutipan dari Darmin Nasution

selaku Dirjen Pajak yang mengatakan bahwa akan dibuat UU untuk

memperbaiki profesi konsultan pajak (Majalah Berita Pajak, 2008).

Page 89: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 87 responden yang terbagi

dalam tiga populasi sampel yaitu 27 responden fiskus, 34 responden konsultan

pajak dan 26 responden manajer di wilayah Jakarta. Pada pengujian untuk

hipotesis satu, hipotesis dua dan hipotesis tiga menggunakan Independent

Sample T-test. Sedangkan, untuk pengujian hipotesis empat menggunakan

One Way Analysis Of Variances (One Way ANOVA) dengan bantuan

program SPSS 12.00.

Hasil pengujian dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat kesenjangan harapan antara fiskus dengan konsultan pajak

dengan menunjukkan nilai signifikansi dibawah 0,10 yaitu sebesar 0,052.

2. Tidak terdapat kesenjangan harapan antara fiskus dengan manajer dengan

menunjukkan nilai signifikansi diatas 0,050 yaitu sebesar 0,616.

3. Terdapat kesenjangan harapan antara konsultan pajak dengan manajer

yang menunjukkan nilai signifikansi dibawah 0,050 yaitu sebesar 0,008.

4. Terdapat kesenjangan harapan antara fiskus, konsultan pajak dan manajer

yang menunjukkan nilai signifikansi dibawah 0,050 yaitu sebesar 0,029

Page 90: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

B. Implikasi

Penelitian ini menunjukkan bahwa kesenjangan harapan tidak hanya

terjadi pada auditor dan pemakai laporan keuangan tapi, kesenjangan harapan

juga terjadi pada fiskus, konsultan pajak dan manajer. Tampaknya setiap

profesi termasuk konsultan pajak harus mendapatkan pengawasan baik dari

pemerintah, masyarakat dan konsultan pajak itu sendiri. Aturan-aturan yang

telah ada saat ini dibuat untuk mencegah kesenjangan harapan tersebut namun,

sepertinya aturan saja tidak cukup sehingga harus diimbangi oleh peningkatan

kualitas konsultan pajak. Dari pemaparan diatas maka suatu standar profesi

konsultan pajak sangat dibutuhkan sehingga memperkecil adanya

kesenjangan.

C. Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Kurang cermat dalam membuat kuesioner.

Kuesioner yang digunakan oleh peneliti dirasakan kurang mencerminkan

konsep sikap dan kinerja konsultan pajak karena diadaptasi dari penelitian

terdahulu yag bersal dari auditor. Membuat kuesioner yang baik memang

membutuhkan waktu, biaya dan tenaga yang ekstra sehingga bisa

meminimalisir butir pertanyaan yang tidak valid.

Page 91: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

2. Jumlah sampel yang relatif sedikit pada masing-masing populasi.

Untuk memperoleh sampel yang banyak memang membutuhkan waktu,

biaya dan tenaga ekstra serta yang tidak kalah penting ialah koneksi agar

memudahkan dalam penyebaran kuesioner.

3. Pengisian kuesioner tidak terkontrol langsung oleh peneliti.

Pengisian kuesioner tidak diawasi langsung oleh peneliti.

D. Rekomendasi

Penelitian yang akan datang diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa rekomendasi

mengenai beberapa hal, diantaranya:

1. Agar lebih banyak penelitian mengenai konsultan pajak karena penulis

yakin bahwa banyak hal yang belum tergali dari potensi yang dimiliki oleh

profesi konsultan pajak. Apalagi peraturan perpajakan yang sering

berubah-ubah yang membuat peran konsultan pajak sangat dibutuhkan

dalam membantu wajib pajak memahaminya.

2. Memilih populasi sampel yang lain serta ruang lingkup yang lebih luas.

3. Agar peneliti mengawasi pengisian kuesioner atau terlibat langsung di

dalamnya sehingga meminimalisir pernyataan yang kurang dimengerti

responden.

Page 92: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

DAFTAR PUSTAKA

Andini. “Analisis Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah

(Studi Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia)”, Skripsi S1 Program Manajemen UIN Syahid Jakarta, 2004.

Arrozi, M. F. “Expectation Auditor, Investor Dan Akuntan Manajemen

Terhadap Pemeriksaan Laporan Keuangan”, Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar Bali, 2004.

Budiartha, Ketut. “Pemeriksaan Akuntansi dan Pemeriksaan Pajak

Serupa Tapi Tak Sama”, Jurnal Perpajakan Indonesia, Vol. 3 No. 10, Mei, 2004.

Budileksmana, Antariksa. “Manfaat Dan Peranan Konsultan Pajak Dalam

Era Self Assessment Perpajakan”, Jurnal Akuntansi Dan Investasi, Vol. 1 No. 2, Juli 2000.

Cokroaminoto, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Individu”,

diakses tanggal 23 Desember 2009, dari:

http://cokroaminoto.wordpress.com/2007/06/12/faktor-faktor-

yang-mempengaruhi-kinerja-individu-respon-untuk-zaenul/.

Ekowati, Annisa. “Analisis Persepsi Para Tax Associate Tentang Sistem

Penilaian Prestasi Kerja pada Konsultan Pajak X di Jakarta”, Skripsi FISIP UI, Depok, 2005.

Fuadi, Raihan. “Kesenjangan Harapan Audit Antara Auditor dan Auditee

di Jakarta” , Skrpsi S1 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS”, Edisi III, Universitas Diponegoro, Jakarta, 2005.

Ghozali, Imam.“ Re: [statistik-indonesia] taraf nyata”, diakses tanggal 3

Desember 2009, dari:

http:/tech.dir.groups.yahoo.com/group/statistikindonesia/message/3

43.

Hamid, Abdul. “Buku Pedoman Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Press, Jakarta, 2007.

Page 93: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Humprey, Christopher, Peter Moizer dan Stuart Turley. “The Audit

Expectations Gap in Britain: An Empirical Investigation”, Jurnal diakses tanggal 16 Januari 2009, dari: www.proquest.com.

Idris, M. “Pengaruh Profesionalisme, Motivasi, dan Komitmen

Organisasional Terhadap Peningkatan Kinerja Auditor (Studi

Empiris pada Kantor Akuntn Publik di Jakarta”. Skrpsi S1 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008

IKPI. Daftar Konsultan Pajak, diakses tanggal 16 Januari 2009, dari http://www.ikpi.or.id/?task=spage&id=3.

Ilyas, Wirawan dan Richard Burton. “Hukum Pajak”, Edisi 3, Salemba 4,

Jakarta, 2007.

Ilyas, Yaslis. “Kinerja Teori, Penilaian, Dan Penelitian”, Pusat Kajian

Ekonomi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok, 2002.

Indonesian Tax Review. “AR: Antara WP dan DJP”, Vol. 1 Edisi 07, 2008.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis

Untuk Akuntansi dan Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2002.

Jawa Pos. “Aturan Baru, Saatnya Konsultan Pajak Panen”, artikel diakses

tanggal 21 Januari 2009, dari http://antikorupsi.org/indo.

Jurnal Pepajakan Indonesia Vol. 3 No. 9, April 2004.

Kode Etik IKPI, diakses tanggal 16 Januari 2009, dari http://www.ikpi.or.id/?task=spage&id=3.

Konsultan Pajak di Bandung Diperiksa Polisi, artikel diakse tanggal 21 Januari 2009, dari http://www.kapanlagi.com/h/0000232265.html.

Latipah, Iip. “Analisis Pengukuran Kepuasan Wajib Pajak Melalui

Kinerja Account Representative (Studi Kasus di KPP Perusahaan

Masuk Bursa)”, Skrpsi S1 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.

Lubis, Irwansyah. “Hukum Pajak Indonesia Suatu Pengantar”, YP2SDM, Jakarta, 2006.

Page 94: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Majalah Berita Pajak vol.XL No.1618, 1 September, hal 10-13, 2008.

Malik, Maria Ulfah. “Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Badan Terhadap

Pelaksanaan Self Assessment System dalam Memenuhi Kewajiban

Pajak (Studi Kasus Pada KPP PMB)”, Skrpsi S1 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007.

Nasser, Etty. M dan F. Agathasari Ayuningtyas. R. “Expectation Gap

Mahasiswa, Auditor Dan Manajer Terhadap Sikap Dan Kinerja

Auditor”,Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol. 7 No. 3, Desember 2007.

Panggabean, Mutiara S. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Ghalia

Indonesia, Bogor, 2004.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

98/PMK.03/2005, diakses tanggal 16 Januari 2009, dari: http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=730#.

Rosita. ”Analisis Persepsi Akuntan Pendidik dan mahasiswa Akuntansi

Terhadap Kode Etik Akuntan Publik Indonesia (Studi Empiris:

Perguruan Tinggi di Jakarta” Skrpsi S1 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.

Setiawan, Agus dan Basri Musri. “Tax Audit dan Tax Review”, PT

Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2007.

Siagian, P Sondang. “Sistem Informasi Untuk Pengambilan Keputusan”, Gunung Agung, Jakarta, 1985.

Siagian, P Sondang. “Peranan Staf dalam Manajemen”, Gunung Agung, Jakarta, 1983.

Soemitro, Rochmat dan Dewi Kania Sugiharti. “Asas Dan Dasar Perpajakan”, Edisi Revisi 1, Refika Aditama, Bandung, 2004.

Sopianti, Siti. “Analisis Persepsi dan Harapan Wajib Pajak Orang

Pribadi Terhadap Kualitas Pelayanan Permohonan NPWP di KPP

Cibinong (Studi Empiris Mengenai Expectation Gap)”, Skripsi S1 UIN Syahid Jakarta, 2007.

Page 95: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI

Sugiyono. “Metodologi Penelitian Bisnis”, CV Alfabeta, Bandung, 2007.

Teguh, Muhammad. “Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan

Aplikasi”, PT Raja Grafindo, Jakarta, 2005.

Timpe, A. Dale. “Seri manajemen Manusia: Kinerja”, Elex Media Komputindo, Jakarta, 1992.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan

Tata Cara Perpajakan.

Wahyudin, Tri. “Pengertian dan Faktor yang Mempengaruhi Kinerja”,

diakses tanggal 23 Desember 2009, dari:

http://turwahyudin.wordpress.com/2009/06/03/pengertian-faktor-

pengukuran-kinerja/.

Wellyando, Ricky. “Evaluasi atas Kinerja Pelayanan Account

Representative Terhadap Wajib Pajak pada KPP Modern di

Lingkungan Kantor Wilayah Dirjen Pajak Jakarta Khusus”, Skripsi STAN, Jakarta, 2006.

Winanto, Ahmad. “Pengaruh Profesionalisme dan Pengalaman Auditor

Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan

Laporan Keuangan”, Skrpsi S1 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,

2008.

Yeni, N. S. “Persepsi Mahasiswa, Auditor Dan Pemakai Laporan

Keuangan Terhadap Peran Dan Tanggung Jawab Auditor: Studi

Empiris Mengenai Expectation Gap”, Simposium Nasional Akuntansi IV, 2001.

Zain, Mohammad. “Manajemen Perpajakan”, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta, 2005.

Page 96: ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18047/1/NI MADE... · ANALISIS PERBANDINGAN KESENJANGAN HARAPAN (EXPECTATION GAP) DARI