analisis peran forum kesehatan desa dalam …abcd.unsiq.ac.id/source/lp3mpb/jurnal/jurnal ilmu...

18
81 ANALISIS PERAN FORUM KESEHATAN DESA DALAM PELAKSANAAN DESA SIAGA AKTIF DI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2014 MUHAMMAD SAHLI Abstrak Pengembangan desa siaga sudah dimulai sejak tahun 2006, tetapi sampai tahun 2010 tercatat hanya 56,1% yang menjadi desa siaga. Perkembangan desa siaga aktif di Kabupaten Wonosobo dalam 3 (tiga) tahun terakhir mengalami fluktuasi. Fluktuasi ini disebabkan oleh peran FKD di Kabupaten Wonosobo belum optimal.Tujuan penelitian ini untuk menganalisis peran FKD dalam pelaksanaan desa siaga aktif di Kabupaten Wonosobo. Jenis penelitian adalah kualitatif. Informan utama 2 orang ketua FKD dan 2 orang kepala desa. Informan triangulasi sebanyak 7 orang yang terdiri dari 2 orang bidan desa, 2 orang ketua posyandu, 2 orang pemegang program promkes puskemas, 1 orang kasie pemberdayaan UKBM & pembiayaan kesehatan Dinas Kesehatan. Data dianalisis dengan analisis isi. Hasil penelitian menunjukan beberapa peran yang belum dilakukan oleh FKD dengan desa siaga pratama meliputi upaya penanggulangan faktor resiko masalah kesehatan, penemuan masalah kesehatan di UKBM, penyiapan dana untuk upaya pencegahan dan penanggulangan faktor resiko masalah kesehatan. Peran FKD pada strata pratama yang sudah dilakukan meliputi deteksi dini, melaporkan, koordinasi masalah kesehatan. Pada strata mandiri sudah melakukan semua peran FKD. Disarankan untuk melakukan koordinasi dengan pembina desa siaga aktif tingkat kecamatan untuk mengadakan rapat koordinasi minimal 3 bulan sekali dengan anggaran dari BOK. Selain itu juga mengadakan penyegaran materi desa siaga aktif kepada unsur FKD setiap tahun. . Kata kunci: Desa Siaga , Pelaksanaan, Forum Kesehatan Desa Kepustakaan: 25, 1995 - 2014

Upload: vandung

Post on 06-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

81

ANALISIS PERAN FORUM KESEHATAN DESA DALAMPELAKSANAAN DESA SIAGA AKTIF DI KABUPATEN

WONOSOBO TAHUN 2014

MUHAMMAD SAHLI

Abstrak

Pengembangan desa siaga sudah dimulai sejak tahun 2006, tetapi sampai tahun2010 tercatat hanya 56,1% yang menjadi desa siaga. Perkembangan desa siaga aktifdi Kabupaten Wonosobo dalam 3 (tiga) tahun terakhir mengalami fluktuasi. Fluktuasiini disebabkan oleh peran FKD di Kabupaten Wonosobo belum optimal.Tujuanpenelitian ini untuk menganalisis peran FKD dalam pelaksanaan desa siaga aktif diKabupaten Wonosobo.

Jenis penelitian adalah kualitatif. Informan utama 2 orang ketua FKD dan 2orang kepala desa. Informan triangulasi sebanyak 7 orang yang terdiri dari 2 orangbidan desa, 2 orang ketua posyandu, 2 orang pemegang program promkes puskemas,1 orang kasie pemberdayaan UKBM & pembiayaan kesehatan Dinas Kesehatan. Datadianalisis dengan analisis isi.

Hasil penelitian menunjukan beberapa peran yang belum dilakukan oleh FKDdengan desa siaga pratama meliputi upaya penanggulangan faktor resiko masalahkesehatan, penemuan masalah kesehatan di UKBM, penyiapan dana untuk upayapencegahan dan penanggulangan faktor resiko masalah kesehatan. Peran FKD padastrata pratama yang sudah dilakukan meliputi deteksi dini, melaporkan, koordinasimasalah kesehatan. Pada strata mandiri sudah melakukan semua peran FKD.

Disarankan untuk melakukan koordinasi dengan pembina desa siaga aktif tingkatkecamatan untuk mengadakan rapat koordinasi minimal 3 bulan sekali dengananggaran dari BOK. Selain itu juga mengadakan penyegaran materi desa siaga aktifkepada unsur FKD setiap tahun. .

Kata kunci: Desa Siaga , Pelaksanaan, Forum Kesehatan DesaKepustakaan: 25, 1995 - 2014

82

ABSTRACT

Village allertness program development began in 2006,but until 2010 there wereonly 56.1% being village allertness program.The development of village allertnessprogram in Wonosobo Regency in the last three years has fluctuated.Thesefluctuations are due to the role of Village Health Forum in Wonosobo regency is notmaximized. The purpose of this study was to analyze the role of Village Health Forumin the implementation of village allertness program in Wonosobo Regency.

Type of research is qualitative. Key informants consisted of two Village HealthForum chairman and two headmen. Informant triangulation seven people consistingof two midwives, two heads of Integrated Service Post, the two men that hold healthpromotion programs community health centers, one section head of self-sufficientempowerment Public Health Efforts and health financing Health Department. Datawere analyzed using content analysis.

The results showed some roles that have not beendoneby theVillage HealthForum with the first village allertness program include reduction of risk factors ofhealth problems, health problems discoveries in Public Health Efforts communityinitiative, preparation of funding for prevention and control of risk factors of healthproblems. Role of Village Health Forum at the first strata that have been madeinclude early detection reporting, coordination of health problems.In independentstrata all roles Village Health Forum have already been done.

Advised to coordinate with the village allertness program guidance for districtlevel coordination meetings held at least once every three months with a budget ofHealth Operational Assistance. It also held are fresher materials to elements of thevillage allertness program to Health Forum village severy year.

Keywords: Village Allertness Program, Implementation, Village Health Forum

Literature: 25, 1995 - 2014

83

Pendahuluan

Pengembangan Desa Siaga telah dimulai sejak tahun 2006. Sampai dengan saat

ini, tercatat sudah 42.295 Desa dan Kelurahan Siaga Aktif (56,1%) dari 75.410 Desa

dan Kelurahan yang ada di Indonesia. Namun demikian, banyak di antaranya yang

belum berhasil menciptakan Desa Siaga dan Kelurahan Siaga Aktif. Padahal Desa

dan Kelurahan Siaga Aktif merupakan salah satu indikator dalam Standar Pelayanan

Minimal.1

Peran FKD/FKK, yaitu: 1) deteksi dini faktor resiko masalah kesehatan,2)

melaporkan adanya masalah kesehatan, 3) upaya penanggulangan faktor resiko, 4)

penyiapan dana untuk upaya pencegahan dan penanggulangan, 5) penemuan

masalah kesehatan di UKBM ( Posyandu, UKS, Poskestren, PKD dll), 6) koordinasi

penanganan masalah kesehatan di desa.1, 2

Studi pendahuluan pada peran FKD/FKK yang dilakukan melalui wawancara

pada tanggal 13 – 20 Maret 2014 di 10 (sepuluh) FKD/FKK di dapatkan; 7 Kepala

Desa/Kelurahan tidak tahu program FKD, 6 FKD belum melakukan deteksi dini

faktor resiko masalah kesehatan . 5 FKD belum melaporkan adanya masalah

kesehatan. 7 FKD belum melakukan upaya penanggulangan faktor resiko . 8 FKD

belum melakukan penyiapan dana untuk upaya pencegahan dan penanggulangan. 8

FKD belum melakukan penemuan masalah kesehatan di UKBM serta 8 FKD belum

melakukan koordinasi penanganan masalah kesehatan di desa.

Dengan belum optimalnya peran FKD/FKK seperti digambarkan diatas dan

melihat besarnya manfaat Desa/Kelurahan Siaga Aktif bagi masyarakat, khususnya

bagi perkembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif dan pentingnya peran FKD/FKK

dalam pelaksanaan Desa/Kelurahan Siaga Aktif akan sangat mempengaruhi kegiatan

Desa/Kelurahan Siaga Aktif yang dilaksanakan setiap bulanya.

Berdasarkan fenomena dan fakta-fakta tersebut diatas menjadi landasan peneliti

dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang

bagaimana peran FKD/FKK di Kabupaten Wonosobo tahun 2014.

84

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan

menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui peran Forum

Kesehatan Desa dalam Pelaksanaan Desa Siaga Aktif di Kabupaten Wonosobo 2014.4

Informan utama adalah 2 (dua) orang ketua FKD/FKK dan 2 (dua) orang

Kepala Desa/Kelurahan. Informan triangulasi adalah 2 (dua) orang bidan desa, 2

(dua) ketua Posyandu, 2 (dua) orang pemegang program promkes puskesmas, yaitu

Puskesmas Wonosobo I dan Kepala Puskesmas Kaliwiro serta Kasie Pengembangan

UKBM & Pembiayaan Kesehatan.

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer melalui wawancara

mendalam dan data skunder melalui telaah dokumen. Setelah pengumpulan data

selesai di laksanakan maka data diolah menggunakan analisis isi (content analysis),

yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan.5

Hasil

Observasi Komponen Desa Siaga Aktif

Observasi dilakukan bertujuan untuk mengetahui secara langsung

pelaksanaan desa siaga aktif, data yang diperoleh dapat melengkapi dan

mendukung hasil wawancara mendalam yang dilakukan pada informan utama

dan informan triangulasi berkaitan dengan peran forum kesehatan desa dalam

pelaksanaan desa siaga aktif.

Tabel 1: Hasil Observasi Komponen Desa Siaga Aktif

No KomponenPratama Mandiri

Ada Tidak Ada Tidak1 SK FKD V V2 Struktur Organisasi V V3 Uraian Tugas V V4 Rencana Kegiatan V V5 SMD V V6 MMD V V7 Rapat koordinasi 2 kali/tahun 4 kali/tahun8 Pembiayaan Kesehatan V V9 Surveilens V V

85

10 Gotong Royong V V11 PKD V V

Hasil observasi yang dilakukan pada 2 (dua) desa siaga aktif. Keduanya

memiliki SK FKD, struktur organisasi, dan uraian tugas. Rencana kegiatan, SMD,

dan MMD tidak ada di desa siaga aktif dengan strata pratama, sedangkan pada strata

mandiri ada uraian tugas, SMD dan MMD. Rapat koordinasi dilakukan setahun 2

(dua) pada strata pratama sedang pada strata mandiri rapat rutin setiap bulan. Pada

desa siaga aktif dengan strata pratama pembiayaan kesehatan kurang koordinasi

dengan bidan maupun kepala desa. Sedangkan pada desa siaga aktif dengan strata

mandiri, pembiayaan kesehatan sudah terkoordinasi dengan kepala desa dan bidan.

Keduanya mengadakan gotong royong dan memiliki PKD .

SK FKD, Struktur organisasi dan Uraian tugas

Kedua desa siaga sudah memiliki SK FKD, struktur organisasi dan

uraian tugas. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 1.

Rencana kegiatan, SMD dan MMD

Pada desa siaga aktif dengan strata pratama tidak memilki rencana

kegiatan, SMD dan MMD. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 2.

Pada desa siaga aktif dengan strata mandiri sudah memiliki rencanakegiatan, melaksanakan SMD dan MMD. Pernyataan tersebut dapat dilihatpada kotak 3.

Kotak 1

“Cara menerbitkan, kumpulan dengan Masyarakat,tokoh agama, BPD, LPMD, kita bentuk forumkesehatan desa, sudah di SK kan”(UKD2)

“Kita kan kerja sama dengan BPD. Kita kerja sama dengan perangkat untuk mengawasinya,,,”(UKD1)

Kotak 2“Belum jalan, belum pernah ada pertemuan, baru sekali thok pas sosialisasi tahun 2013 dari

puskesmas. Desa diminta untuk SMD dan MMD. Dilatih dari puskesmas dengan cara role play.Sekarang nda jalan, seharusnya dioprak-oprak lagi biar jalan”(TBD1)

Kotak 3“Kalau rencana sudah, sampai masuk ke RPJMDes, untuk ambulance di masukan, supaya rujukan ibumelahirkan lebih cepat, realisasi ambulance tahun 2015,,,”(UKD2)

86

Rapat Koordinasi

Rapat koordinasi sudah dilakukan dari strata pratama 3 (tiga) bulan sekali

ditingkat kecamatan sedangkan strata mandiri melakukan rapat koordinasi tiap 3

(tiga ) bulan ditingkat desa. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 4.

Upaya Pembiayaan

Upaya pembiayaan pada desa siaga dengan strata pratama sudah ada, namun

tidak semua anggota FKD mengetahui bahwa dana itu termasuk kategori pembiayaan

kesehatan. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 5.

Pada strata mandiri sudah ada pembiayaan kesehatan yang diambil dari iuran

jimpitan sebesar Rp. 500/bulan digunakan untuk biaya pengobatan di PKD, jumlah

kunjungan ke PKD tidak dibatasi, biaya ditanggung dari iuran jimpitan. Bila ada

pembiayaan kesehatan diluar PKD, masyarakat mengadakan iuran yang sifatnya

insidentil. Pernyataan tersebut daapat dilihat pada kotak 6.

Bentuk pembiayaan kesehatan yang dapat dikembangkan dimasayarakat,

yaitu a) tabulin, 2) arisan jamban, 3) dana psyandu untuk PMT, 4) jimpitan melalui

RT/RW, dawis, PKK, 5) dana pengembangan lingkungan sebagai kompensasi

industri/dunia usaha.2

Kotak 4“Ada pertemuan rutin 3 bulan sekali, kita manfaatkan untuk membahas di pertemuan itu sendiri, adasharing”(UKD2)“Biasanya kita ada rapat koordinasi lintas sektoral 3 bulan sekali. Disitu siapa saja boleh melakukanusulan tidak harus desa siaga”(TP1)

Kotak 5“Saya kan memegang zakat mal kalo ada orang sakit yang kurang biaya saya bantu dari zakatmal”(UFKD1)“,,,belum ada, paling untuk PMT itu saja minim, dana sehat sekarang tidak ada”(TBD1)

“dana sehat sekarang tidak ada”(TBD1)

Kotak 6

“,,,bagi masyarakat yang tidak mampu kita sediakan dana sosial, dari masyarakat iuran RP.500,-perbulan untuk pengobatan di PKD”(UKD2)

“Iuran lain, selain yang Rp.500,- kalau ada kegiatan tidak terencana”(UKD2)

87

Surveilens

Surveilen pada kedua desa siaga aktif baik pratama maupun mandiri sudah

dilakukan pada faktor lingkungan maupun perilaku. Pernyataan tersebut dapat dilihat

pada kotak 7.

Gotong royong

Gotong royong sudah dilakukan oleh kedua desa siaga aktif dengan cara

kegiatan rabu bersih, jum’at bersih, donor darah. Pernyataan tersebut dapat lihat pada

kotak 8.

Poliklinik Kesehatan Desa (PKD)

Kedua desa siaga aktif sudah ada tempat layanan kesehatan dasar berupa

PKD. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 9.

Deteksi dini faktor resiko masalah kesehatan

Peran FKD dalam deteksi dini faktor resiko masalah kesehatan, 2 (dua)

informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri) mengatakan sudah

melaksanakan deteksi dini faktor resiko masalah kesehatan dengan cara penyuluhan,

kerja bhakti, pemeriksaan jentik nyamuk, pengelolaan sampah. Pernyataan tersebut

dapat dilihat pada kotak 14.

Kotak 7“Yang jelas anjuran kepala desa untuk masalah kesehatan rumah sehat, jamban, selokan di setiap

pertemuan untuk disosialisasikan suruh disalurkan satu titik untuk mencegah nyamuk”(UFKD2)“Sudah, seperti jentik nyamuk, yang melakukan anggota-anggota pamong bersama-sama. Kalausampah juga sudah”(TKP1)

KOTAK 8“,,,jum’at bersih, jimpitan beras, donor darah”(UFKD2)“kegiatan disini, tiap 3 bulan ada donor darah,,,”(UKD2)“Kalau ada jentiknya dikasih tau sama orangnya yang punya bak, suruh menguras”(TKP1)

Kotak 9“PKD dan perlengakapanya sudah ada,,,”(UKD1)“Sediakan lahan, kedepan ada kekurangan dapur, bila tahun 2015 aturan terwujud kita alokasikan ke perluasan PKD”(UKD2)

Kotak 14“,,,Kita kan juga ada jumat bersih, dari sini kita bisa mendeteksi”(UFKD2)

“Sudah, seperti jentik nyamuk, yang melakukan anggota-anggota pamong bersama-sama. Kalausampah juga sudah” (TKP1)“Mengenai balita gizi buruk dan DBD, yang lain tidak ada. Kalau ada kasus DBD kita ke desa untukmenyelidiki, lalu kita cari jentik diwilayah itu itu kalo ada laporan dari dinas”(TP1)

88

Melaporkan adanya masalah kesehatan

Peran FKD dalam melaporkan adanya masalah kesehatan kedua informan

utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri) mengatakan sudah

melaporkan bila ada masalah kesehatan dengan cara melapor kebidan atau ke kepala

desa secara lisan. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 15.

Upaya menanggulangi faktor resiko masalah kesehatan

Peran FKD dalam upaya menanggulangi faktor resiko masalah kesehatan,

informan utama (ketua FKD dengan strata pratama) belum melakukan upaya

penanggulangan faktor resiko masalah kesehatan, namun yang melakukan langsung

bidanya sendiri. Pernyataan bidan didukung oleh pernyataan ketua posyandu yang

mengatakan kalau ada jentik pada bak mandi, dikasih tahu pada orangnya, suruh

menguras. Pernyataan tersebut dapat dilihat dalam kotak 16.

Pada informan utama (ketua FKD dengan strata pratama) sudah melakukan

upaya menanggulangi faktor resiko masalah kesehatan, yaitu dengan cara

pembuangan air limbah dari rumah warga dibuat satu titik yang akan dibuang ke

sungai. Pernyataan tersebut dapat dilihat dalam kotak 17.

Kotak 17.“Saluran pembuangan limbah akan dibuat satu titik yang mengalir ke sungai supaya tidakmenggenang di lingkungan”(UFKD2)“Iya, kalau penyakit apa, kita melakukan kebersihan”(TKP2)

Kotak 15“Kalo tertulis belum, kalo lisan saya ke pak kepala desa, kalo kebidan canggung karena bidan desanyakurang feer” (UFKD1)“Kalo melaporkan sih iya kadang melaporkan contohnya penyakit cacar disekolahan”(TBD1)

“Kader langsung ke saya atau ke puskesmas, PKD yang pertama bila saya tidak bisa saya rujuk kePuskesmas”(TBD2)

Kotak 16“,,,kelingkungan belum”(UFKD1)“Langsung bidanya, yang ini turun ke desa”(TBD1)

89

Upaya penyiapan dana

Peran FKD dalam upaya penyiapan dana untuk pencegahan dan

penanggulangan faktor resiko masalah kesehatan, kedua informan utama (ketua FKD

dengan strata pratama dan mandiri) mengatakan sudah melakukan upaya penyiapan

dana untuk pencegahan dan penanggulangan faktor resiko masalah kesehatan dengan

cara mengambil dari zakat mal, alokasi ADD, iuran jimpitan Rp. 500,-, iuran swadaya

yang sifatnya insidentil. Pernyataan tersebut bisa dilihat dalam kotak 18.

Upaya menemukan masalah kesehatan di UKBM

Peran FKD dalam upaya menemukan masalah kesehatan di UKBM, informan

utama (ketua FKD dengan strata pratama) mengatakan belum melakukan upaya

menemukan masalah kesehatan di UKBM, karena pemahaman yang belum ada

tentang peran FKD dalam pelaksanaan desa siaga aktif, namun pernyataan informan

utama (Ketua FKD dengan strata pratama) tidak didukung oleh informan triangulasi

(ketua posyandu, bidan desa maupun pemegang program promkes) yang mengatakan

sudah melakukan penemuan masalah kesehatan di UKBM dengan cara penimbangan

dan pengukuran tinggi badan di posyandu. Pernyataan tersebut bisa dilihat dalam

kotak 19.

Pada informan utama (ketua FKD dengan strata mandiri) mengatakan sudah

melakukan penemuan masalah kesehatan di UKBM dan didukung oleh pernyataan

informan triangulasi ( ketua posyandu, bidan desa, pemegang program puskesmas),

dengan cara melakukan posyandu. Pernyataan ini dapat dilihat pada kotak 20.

Kotak 18.“Disini tidak ada dana khusus, kalau ada yang sakit tidak mampu kita bantu dengan dana dari zakatmall”(UFKD1)“Dari ADD karena terbatas akan bertahap”(UFKD2)“Biasanya mengadakan swadaya masyarakat, atau iuran lagi selain yang wajib Rp. 500,- perbulan.Rencana pembuatan bak sampah dari anggaran desa tahun depan”(TKP2)

Kotak 19“Belum kita lakukan”(UFKD1)“Kan ada penimbangan, ngukur tinggi badan. Kalo grafiknya nda naik kita catat”(TKP1)“Kader biasanya melakukan saat kegiatan posyandu”(TP1)

Kotak 20“Mengetahui di posyandu misal ada balita gizi buruk atau berat badan di bawah garis merah”(TKP2)

“Saat ini masalah kesehatan, semua dukuh punya kader. Dari UKS bila ada masalah bisa kePKD”(TBD2)

90

Koordinasi penanganan masalah kesehatan

Peran FKD dalam koordinasi penanganan masalah kesehatan di desa, kedua

informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri) mengatakan sudah

melakukan koordinasi penanganan masalah kesehatan dengan bidan, kepala desa,

maupun di tingkat kecamatan. Pernyataan ini dapat di lihat dikotak 21.

Faktor yang Mempengaruhi Peran FKD

Menurut informan utama (ketua FKD dengan strata pratama) mengatakan

faktor yang mempengaruhi peran FKD dalam pelaksanaan desa siaga aktif adalah

sumber daya manusianya. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 22.

Pada informan utama (ketua FKD) lainya mengatakan tidak ada faktor yang

mempengaruhi peran FKD dalam pelaksanaan desa siaga aktif. Pernyataan tersebut

dapat dilihat pada kotak 28.

Manfaat kegiatan yang dilakukan

Manfaat yang didapatkan anggota FKD dalam menjalankan peran dalam

pelaksanaan desa siaga aktif, kedua informan utama (ketua FKD) mengatakan ada

manfaatnya yaitu tahu lebih awal permasalahan kesehatan yang ada didesanya dan

bisa belajar. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 23.

Kotak 21“Yaitu tadi dengan kepala desa, kalo dibale desa dengan perangkat”(UFKD1)“Ada pertemuan rutin 3 bulan sekali, kita manfaatkan untuk membahas di pertemuan itu sendiri, ada

sharing”(UKD2)

Kotak 22“Karena termasuk SDM, kalo diberi saran, kalo yang mampu dan pintar tidak perlu saran. Yangkurang mampu tidak mau di beri saran”(UFKD1)

Kotak 28“Tidak ada”(UFKD2)

Kotak 23“Kita lebih dulu tahu masalah-masalah yang ada didesa”(UFKD1)“Yang jelas kita bisa belajar, tahu kondisi di desa”(UFKD2)

91

Adanya kesempatan

Kesempatan menjadi anggota FKD kedua informan utama (ketua FKD dengan

strata pratama dan mandiri) mengatakan bahwa dalam pemilihan bukan karena

mendaftar atau mengajukan diri tapi karena diajak ditunjuk oleh masyarakat.

Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 24.

Ketrampilan yang di miliki

Ketrampilan yang dimiliki menurut informan utama (ketua FKD dengan strata

pratama dan mandiri) akan mempengaruhi peran FKD dalam pelaksanaan desa siaga.

Ketrampilan yang perlu dimiliki bisa berupa pengetahuan tentang penyakit, dan cara

penyuluhan, punya rasa kebersihan. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 25.

Rasa memiliki

Kedua informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri)

mengatakan ada rasa memiliki terhadap desa siaga aktif, yaitu ada rasa ingin

mengembangkan, membesarkan karena itu berguna. Pernyataan tersebut dapat lihat

padaa kotak 26.

Ketokohan dalam masyarakat

Kedua informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri)

mengatakan faktor ketokohan anggota FKD mempengaruhi peran dalam pelaksanaan

Kotak 24“Saya diangkat karena pilihan, saya ditunjuk dengan tulisan, saya usul tetapi mereka meminta sayauntuk menjadi ketua”(UFKD1)“Kalo dipertemuan saya sering brangkat, karena ketua lama mengundurkan diri, saya dipilih untuk jadiketua FKD”(UFKD2)

Kotak 25“,,,Kalo sering diundang kumpulan, ketrampilan bisa berupa penyuluhan,,,”(UFKD1)“Dibidang kesehatan harus punya seperti apa penyakit, , aktif dalam kegiatan, punya rasakebersihan”(UFKD2)

Kotak 26“Bagus, ingin membesarkan, ingin mengembangkan contoh ingin membeli ambulance desa”(UFKD2)

92

desa siaga aktif. Seperti bila berbicara akan didengar, dan bisa memotivasi.

Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kotak 27.

Pembahasan

SK FKD, Struktur organisasi dan Uraian tugas

Kedua desa siaga sudah memiliki SK FKD, struktur organisasi dan uraian

tugas. Keberadaan forum ini dibuktikan dengan adanya surat keputusan (SK) kepala

desa/lurah yang dilengkapi struktur organisasi dan uraian tugas masing-masing

anggota.2

Rencana kegiatan, SMD dan MMD

Pada desa siaga aktif dengan strata pratama tidak memilki rencana kegiatan,

SMD dan MMD. Pada desa siaga aktif dengan strata mandiri sudah memiliki rencana

kegiatan, melaksanakan SMD dan MMD.

SMD dilaksanakan dalam rangka identifikasi masalah kesehatan maupun

potensi yang ada diwilayah desa tersebut. Hasil SMD meliputi masalah kesehatan,

faktor resiko masalah kesehatan dan potensi yang ada di wilayahnya. SMD

dilaksanakan minimal setahun sekali.2

MMD merupakan tindak lanjut kegiatan SMD yang dilaksanakan dengan tujuan

menentukan prioritas masalah, pemecahan masalah dan kesepakatan tindak lanjut

dengan memanfaatkan potensi yang ada. Hasil MMD dirumuskan dalam rencana

kerja. MMD dilaksanakan minimal setahun sekali.2

Rapat Koordinasi

Rapat koordinasi sudah dilakukan dari strata pratama 3 (tiga) bulan sekali

ditingkat kecamatan sedangkan strata mandiri melakukan rapat koordinasi tiap 3

Kotak 27“Jelas, ya misal kalau kalo orang yang ngomong bukan tokoh jelas tidak pengaruh, tapi kalo tokoh yadiperhatikan”(UFKD1)“Tokoh agama, pengaruhnya memotivasi, mendukung FKD dibidang sosial, diharapkan semuamasyarakat memiliki”(UFKD2)

93

(tiga ) bulan ditingkat desa. Rapat pengurus FKD diperlukan dalam rangka koordinasi

pelaksanaan kegiatan. Rapat ini seharusnya dilakukan secara rutin terjadual. Namun

juga bisa dilaksanakan apabila diperlukan misalnya pada saat ada masalah bencana

atau kegawatan.2

Upaya Pembiayaan

Upaya pembiayaan pada desa siaga dengan strata pratama sudah ada, namun

tidak semua anggota FKD mengetahui bahwa dana itu termasuk kategori pembiayaan

kesehatan. Pada strata mandiri sudah ada pembiayaan kesehatan yang diambil dari

iuran jimpitan sebesar Rp. 500/bulan digunakan untuk biaya pengobatan di PKD,

jumlah kunjungan ke PKD tidak dibatasi, biaya ditanggung dari iuran jimpitan. Bila

ada pembiayaan kesehatan diluar PKD, masyarakat mengadakan iuran yang sifatnya

insidentil.

Pembiayaan kesehatan dalam desa siaga aktif selain dengan mengembangkan

dana swadaya masyarakat juga diharapkan adanya dukungan pendanaan secara resmi

atau tetap yang dianggarkan oleh pemerintah desa melalui ADD/APBDes atau

anggaran desa yang ditentukan dalam musrenbagdes. Dukungan pendanaan melalui

anggaran desa ini merupakan bentuk komitmen dari pemerintah desa terhadap

pengembangan desa siaga aktif sehingga dana ini akan dijamin keberlanjutanya.2

Bentuk pembiayaan kesehatan yang dapat dikembangkan dimasayarakat, yaitu

a) tabulin, 2) arisan jamban, 3) dana psyandu untuk PMT, 4) jimpitan melalui

RT/RW, dawis, PKK, 5) dana pengembangan lingkungan sebagai kompensasi

industri/dunia usaha.2

Surveilens

Surveilen pada kedua desa siaga aktif baik pratama maupun mandiri sudah

dilakukan pada faktor lingkungan maupun perilaku. Tujuan pengamatan dan

pemantauan oleh masyarakat agar tercipta sistem kewaspadaan dan kesiapsiagaan

dini masyarakat terhadap kemungkinan terjadinya penyakit dan masalah kesehatan,

94

bencana, kegawatdaruratan kesehatan yang akan mengancam dan merugikan

masyarakat sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan.2

Gotong royong

Gotong royong sudah dilakukan oleh kedua desa siaga aktif dengan cara

kegiatan rabu bersih, jum’at bersih, donor darah. Bentuk kegiatan gotong royong

masyarakat di desa siaga aktif antara lain, 1) jum’at bersih, PSN, gerakan 3M, 2)

Ambulance desa, 3) donor darah, 4) pemanfaatan masyarakat pada sarana kesehatan

yang ada.2

Poliklinik Kesehatan Desa (PKD)

Kedua desa siaga aktif sudah ada tempat layanan kesehatan dasar berupa PKD.

PKD merupakan suatu upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dibentuk

dari, leh dan untuk masyarakat setempat atas dasar musyawarah desa yang didukung

oleh tenaga profesional kesehatan untuk melakukan upaya kesehatan promotif,

preventif, dan kuratif sesuai dengan kewenanganya dibawah pembinaan teknis

puskesmas.2

Deteksi dini faktor resiko masalah kesehatan

Peran FKD dalam deteksi dini faktor resiko masalah kesehatan, 2 (dua)

informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri) mengatakan sudah

melaksanakan deteksi dini faktor resiko masalah kesehatan dengan cara penyuluhan,

kerja bhakti, pemeriksaan jentik nyamuk, pengelolaan sampah.

Melaporkan adanya masalah kesehatan

Peran FKD dalam melaporkan adanya masalah kesehatan kedua informan

utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri) mengatakan sudah

melaporkan bila ada masalah kesehatan dengan cara melapor kebidan atau ke kepala

desa secara lisan.

Upaya menanggulangi faktor resiko masalah kesehatan

Peran FKD dalam upaya menanggulangi faktor resiko masalah kesehatan,

informan utama (ketua FKD dengan strata pratama) belum melakukan upaya

penanggulangan faktor resiko masalah kesehatan, namun yang melakukan langsung

95

bidanya sendiri. Pernyataan bidan didukung oleh pernyataan ketua posyandu yang

mengatakan kalau ada jentik pada bak mandi, dikasih tahu pada orangnya, suruh

menguras. Pada informan utama (ketua FKD dengan strata pratama) sudah

melakukan upaya menanggulangi faktor resiko masalah kesehatan, yaitu dengan cara

pembuangan air limbah dari rumah warga dibuat satu titik yang akan dibuang ke

sungai.

Ketua FKD dengan strata pratama belum memahami peran apa yang seharusnya

dilakukan sehingga apa yang dilakukan oleh kader (ketua posyandu) ketua FKD tidak

mengetahui. FKD/FKK beranggotakan berbagai unsur dimasyarakat, meliputi: 1)

kepala desa dan perangkatnya, 2) Badan Permusyawaratan Desa, 3) TP PKK, 4)

lembaga sosial, 5) tokoh agama, tokoh masyarakat, kader, 6) perwakilan kelompok.2

Upaya yang dilakukan dengan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam

bidang kesehatan, dengan cara meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan

masyarakat sehingga masyarakat dapat berkontribusi dalam meningkatkan derajat

kesehatan.6

Upaya penyiapan dana

Peran FKD dalam upaya penyiapan dana untuk pencegahan dan

penanggulangan faktor resiko masalah kesehatan, kedua informan utama (ketua FKD

dengan strata pratama dan mandiri) mengatakan sudah melakukan upaya penyiapan

dana untuk pencegahan dan penanggulangan faktor resiko masalah kesehatan dengan

cara mengambil dari zakat mal, alokasi ADD, iuran jimpitan Rp. 500,-, iuran swadaya

yang sifatnya insidentil.

Upaya menemukan masalah kesehatan di UKBM

Peran FKD dalam upaya menemukan masalah kesehatan di UKBM, informan

utama (ketua FKD dengan strata pratama) mengatakan belum melakukan upaya

menemukan masalah kesehatan di UKBM, karena pemahaman yang belum ada

tentang peran FKD dalam pelaksanaan desa siaga aktif, namun pernyataan informan

utama (Ketua FKD dengan strata pratama) tidak didukung oleh informan triangulasi

(ketua posyandu, bidan desa maupun pemegang program promkes) yang mengatakan

96

sudah melakukan penemuan masalah kesehatan di UKBM dengan cara penimbangan

dan pengukuran tinggi badan di posyandu. Pada informan utama (ketua FKD dengan

strata mandiri) mengatakan sudah melakukan penemuan masalah kesehatan di

UKBM dan didukung oleh pernyataan informan triangulasi ( ketua posyandu, bidan

desa, pemegang program puskesmas), dengan cara melakukan posyandu.

Koordinasi penanganan masalah kesehatan

Peran FKD dalam koordinasi penanganan masalah kesehatan di desa, kedua

informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri) mengatakan sudah

melakukan koordinasi penanganan masalah kesehatan dengan bidan, kepala desa,

maupun di tingkat kecamatan.

Faktor yang Mempengaruhi Peran FKD

Menurut informan utama (ketua FKD dengan strata pratama) mengatakan

faktor yang mempengaruhi peran FKD dalam pelaksanaan desa siaga aktif adalah

sumber daya manusianya. Pada informan utama (ketua FKD) lainya mengatakan

tidak ada faktor yang mempengaruhi peran FKD dalam pelaksanaan desa siaga aktif.

Manfaat kegiatan yang dilakukan

Manfaat yang didapatkan anggota FKD dalam menjalankan peran dalam

pelaksanaan desa siaga aktif, kedua informan utama (ketua FKD) mengatakan ada

manfaatnya yaitu tahu lebih awal permasalahan kesehatan yang ada didesanya dan

bisa belajar. Jika kegiatan yang di lakukan memberi manfaat yang nyata bagi

masyarakat maka kesediaan masyarakat untuk berperan serta menjadi besar. 7

Adanya kesempatan

Kesempatan menjadi anggota FKD kedua informan utama (ketua FKD dengan

strata pratama dan mandiri) mengatakan bahwa dalam pemilihan bukan karena

mendaftar atau mengajukan diri tapi karena diajak ditunjuk oleh masyarakat.

Kesediaan juga berpengaruh oleh adanya kesempatan atau ajakan untuk berperan

97

serta dan masyarakat melihat memang ada hal-hal yang berguna dalam kegiatan yang

akan datang.7

Ketrampilan yang di miliki

Ketrampilan yang dimiliki menurut informan utama (ketua FKD dengan strata

pratama dan mandiri) akan mempengaruhi peran FKD dalam pelaksanaan desa siaga.

Ketrampilan yang perlu dimiliki bisa berupa pengetahuan tentang penyakit, dan cara

penyuluhan, punya rasa kebersihan. Contoh kegiatan pemberdayaan masyarakat

diantaranya segala bentuk komunikasi, informasi dan edukasi. Jika kegiatakan yang

dilakukan membutuhkan ketrampilan tertentu dan orang yang mempunyai

ketrampilan sesuai dengan ketrampilan tersebut, maka orang tertarik untuk berperan

serta.7

Rasa memiliki

Kedua informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri)

mengatakan ada rasa memiliki terhadap desa siaga aktif, yaitu ada rasa ingin

mengembangkan, membesarkan karena itu berguna. Rasa memiliki sesuatu akan

tumbuh jika sejak awal kegiatan masyarakat sudah diikutsertakan, jika rasa memiliki

ini bisa tumbuhkan dengan baik, maka peran serta akan dapat dilestarikan. 7

Ketokohan dalam masyarakat

kedua informan utama (ketua FKD dengan strata pratama dan mandiri)

mengatakan faktor ketokohan anggota FKD mempengaruhi peran dalam pelaksanaan

desa siaga aktif. Seperti bila berbicara akan didengar, dan bisa memotivasi. Jika

dalam kegiatan yang di selenggarakan masyarakat melihat ada tokoh-tokoh

masyarakat atau pemimpin kader yang disegani ikut serta, maka mereka akan tertarik

pula berperan serta.7

Simpulan

Pemahaman ketua KD tentang peran dan koordinasi dalam tingkat desa, akan

menentukan keaktifan desa siaga

98

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. Pedoman Umum Pengembangan Desa dan

Kelurahan Siaga Aktif. Jakarta. 2010.

Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Pedoman Penentuan Strata

Desa/Kelurahan Siaga Aktif Provinsi Jawa Tengah. Semarang. 2011.

Dinas Kesehatan Wonosobo. Draf Rencana Strategis Dinas Kesehatan Wonosobo

Tahun 2010 - 2015. Wonosobo. 2010.

Bungin, Burhan (Ed). Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan ke-8. PT Raja

Grafindo Persada. Jakarta. 2011.

Anselm, Strauss & Juliet, C. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Cetakan ke-3.

Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta. 2009

Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Standarisasi Proses Pemberdayaan Masyarakat

Provinsi Jawa Tengah. Semarang 2011

Fallen, R & Budi Dwi K,R. Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas. Nuha

Medika. Yogyakarta. 2010.