analisis penilaian harga wajar saham dan keputusan investasi...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM DAN KEPUTUSAN
INVESTASI SECARA FUNDAMENTAL DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO
(Studi Kasus : Pada Sub Sektor Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2014-2018)
Sri Nawangsari
Riken Nita Cholisah
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
ABSTRAKSI
Pertumbuhan investasi di bidang kesehatan juga melonjak tajam setelah
pengesahan Instruksi Presiden No.6 tahun 2016 tentang percepatan pengembangan
industri farmasi dan alat kesehatan. Selain itu juga sektor farmasi masuk industri
prioritas nasional investasi asing periode 2015-2035. Dengan menggunakn
pendekatan Price Earning Ratio yang merupakan pendekatan yang paling populer
digunakan investor untuk menilai saham karena kemudahan dan kesederhanaan
dalam prakteknya. Dasar Price Earning Ratio adalah bahwa nilai ekuitas merupakan
jumlah nilai kapitalisasi laba yang dihasilkan dari pengelolaan aset ditambah net
present value (NPV) dari pilihan investasi di masa yang akan datang. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui harga wajar saham dan pengemabilan keputusan
investasi pada sub sektor farmasi tahun 2014-2018 menggunakan pendekatan Price
Earning Ratio.
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis fundamental dengan pendekatan
Price Earning Ratio. Dengan metode purposive sampling peneliti memiliki 6 sampel
perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2014-2018 yaitu PT Darya Varia Laboratoria Tbk, PT Kimia Farma
(Persero) Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, PT Merck Indonesia Tbk, PT Industri Jamu dan
Farmasi Sido Muncul Tbk, dan PT Tempo Scan Pasific Tbk.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 6 perusahaan yaitu PT Darya-Varia
Laboratoria Tbk, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, PT Kabel Farma Tbk, PT Merck
Tbk, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, dan PT Tempo Scan Pacific
Tbk dalam kondisi correctly value dimana nilai intrinsik saham sama dengan harga
pasarnya. Keputusan investasi yang sebaiknya dilakukan adalah menahan 6 saham
perusahaan yang berada pada sub sektor farmasi serta investor yang telah memiliki
saham-saham tersebut, maka keputusan yang baik adalah menahan kepemilikan
saham tersebut atau menunggu waktu yang tepat untuk menjual saham sampai harga
saham naik atau jika ingin membeli saham tersebut tunggu sampai harga saham
tersebut turun.
Kata kunci : Price Earning Ratio (PER), Analisis Fundamental, Harga Saham,
Keputusan Investasi
PENDAHULUAN
Investasi bukan hanya mencari
keuntungan untuk pribadi saja.
Ternyata investasi juga dapat
berpengaruh besar terhadap
pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi Indonesia. Salah satu jenis
investasi yang dapat digunakan untuk
memperoleh keuntungan dimasa yang
akan datang adalah pasar modal.
Instrumen dalam pasar modal yang
paling diminati investor adalah saham.
Saham adalah surat berharga yang
merupakan tanda kepemilikan
seseorang atau badan terhadap suatu
perusahaan. Investasi pada saham
merupakan investasi pada sektor
finansial yang tergolong paling high
risk-high return investment. Return
dalam investasi saham dapat berupa
capital gain dan dividen.
Untuk mendapatkan return
maksimal investor tidak bisa hanya
mengandalkan insting saja pada saat
membeli dan menjual saham, investor
juga harus melakukan penilaiam
terhadap saham yang akan di pilih.
Penilaian saham menghasilkan
informasi nilai intrinsik yang akan
dibandingkan dengan harga pasar
saham untuk menemukan posisi jual
atau beli terhadap suatu saham
perusahaan (Tandelilin, 2017:305).
Salah satu analisis yang
digunakan dalam menentukan harga
intrinsik saham suatu perusahaan yaitu
Analisis Fundamental. Dalam
penelitian ini teknik analisis
fundamental dengan pendekatan price
earning ratio karena pendekatan ini
yang paling sering di gunakan oleh
investor dan lebih lebih mudah
menggunakannya.
Pada Bursa Efek Indonesia
terdapat beberapa saham sektor yang
dapat dijadikan alternatif investasi.
Sektor farmasi bisa menjadi alternatif
untuk investasi karena kebijakan untuk
meningkatkan sumber daya manusia
(SDM) dan anggaran kesehatan APBN
2019 di tambah 10,8% atau sejumlah
Rp 123,1 triliun untuk alokasi
kesehatan. Pertumbuhan investasi di
bidang kesehatan juga melonjak tajam
setelah pengesahan Instruksi Presiden
No.6 tahun 2016 tentang percepatan
pengembangan industri farmasi dan
alat kesehatan. Selain itu juga sektor
farmasi masuk industri prioritas
nasional investasi asing periode 2015 -
2035. Dapat di lihat perkembangan
investasi asing di sektor farmasi pada
tahun 2014 modal asing yang masuk
Rp1,23 triliun. Kemudian, pada tahun
2015 menjadi hanya Rp318,8 miliar,
sedangkan pada tahun 2016 naik
kembali menjadi Rp1,91 triliun. Pada
tahun 2017 naik menjadi Rp3,33
triliun hingga pada tahun 2018
mengalami penurunan menjadi Rp2,36
triliun. Dalam 3 tahun terakhir,
pertumbuhan pasar farmasi tercatat
hanya satu digit. Alasannya, terjadi
transisi demografis dan pengunaan
obat-obatan yang semakin efisien.
TINJAUAN PUSTAKA
Investasi
Investasi adalah komitmen atas
sejumlah dana atau sumberdaya
lainnya yang dilakukan pada saat ini,
dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa datang
(Tandelilin,2017:2).
Pasar modal
Pasar modal adalah tempat menjual
saham dan obligasi untuk berbagai
pihak perusahaan dengan tujuan hasil
penjualan nantinya akan dipergunakan
sebagai tambahan dana atau untuk
memerkuat modal perusahaan.
Saham
Saham adalah tanda bukti penyertaan
kepemilikan modal/dana pada suatu
perusahaan (Fahmi,2015:80).
Penilaian Saham
Penilaian saham terdapat tiga jenis
nilai, yaitu: nilai buku, nilai pasar dan
nilai intrinsik (Tandelilin, 2017:305).
Dengan melihat nilai pasar dan nilai
intrinsik saham kita dapat mengambil
keputusan apakah saham itu
undervaleud atau overvalued.
Analisis Fundamental
Dalam menentukan nilai sebenarnya
dari saham (nilai intrinsik), analisis
fundamental menggunakan data
fundamental, yaitu data yang berasal
dari keuangan perusahaan (misalnya
laba, dividen yang dibayar, penjualan
dan lain sebagainya) (Hartono,
2017:208-209).
Pengambilan Keputusan
Ada beberapa model pengambilan
keputusan untuk membeli atau menjual
saham (Samsul, 2015:197), yaitu: Nilai
Saham, Return Saham, Dasar Excess
Return, Stock Performance.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur sub sektor
farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2014-2018.
Sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik purposive
sampling dengan menentukan
perusahaan yang memenuhi kriteria
yang ditentukan dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini terdapat 6
perusahaan sub sektor farmasi yang
memenuhi seluruh kriteria untuk
menjadi sampel.
Tabel 1
Sampel Penelitian
No Kode
Perusahaan
Nama Perusahaan
1 DVLA Darya Varia Laboratoria
Tbk
2 KAEF Kimia Farma (Persero)
Tbk
3 KLBF Kalbe Farma Tbk
4 MERK Merck Indonesia Tbk
5 SIDO Industri Jamu dan
Farmasi Sido Muncul Tbk
6 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk
Sumber: BEI,2014-2018
Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan ini peneliti
mengunakan metode dokumentasi dan
metode kepustakaan. Metode ini
memperoleh informasi yang sifatnya
teoritis dengan cara membaca,
mempelajari buku-buku literature,
jurnal, dan laporan keuangan tahunan
di website resmi masing-masing
perusahaan yang diteliti dan Bursa
Efek Indonesia (BEI).
Teknik Analisis
Teknik analisis yang gunakan adalah
analisis fundamental dengan
pendekatan price aerning ratio.
Langkah-langkah analisis data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menggambarkan kondisi
keuangan dengan
menggunakan rasio
fundamental, meliputi: Return
On Equity (ROE) , Earning per
Share (EPS), Dividend per
Share (DPS), Price Earning
Ratio (PER), dan Dividend
Payout Ratio (DPR).
2. Menentukan nilai intrinsik
saham dengan menggunakan
pendekatan Price Earning Ratio
(PER), adapun langkah-
langkahnya sebagai berikut:
1. Menghitung tingkat
pertumbuhan dividen (g)
2. M
menentukan estimated
cash earnings per share
(EPS)
3. Menghitung estimasi
dividen yang diharapkan
4. Menentukan tingkat
pengembalian yang
diharapkan investor (k)
5. Menghitung PER (Price
Earning Ratio)
6. Menghitung nilai intrinsik
saham
Nilai Intrinsik = Estimasi EPS × PER
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Menggambarkan kondisi
keuangan dengan menggunakan
rasio fundamental
a. Return On Equity (ROE)
Tabel 2
Return On Equity (ROE)
Perusahan Sub Sektor
Farmasi
No Kode
Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018
1 DVLA 8,41% 11,08% 14,09% 14,53% 16,72%
2 KAEF 12,95% 13,36% 11,77% 12,70% 11,86%
3 KLBF 21,03% 18,32% 18,45% 17,30% 16,07%
4 MERK 32,78% 31,43% 26,40% 23,51% 224,46%
5 SIDO 4,23% 4,29% 4,65% 4,42% 5,52%
6 TSPC 14,02% 12,03% 11,57% 10,70% 9,42%
Sumber: indopremier
b. Earning per Share (EPS)
Tabel 3
Earning per Share (EPS)
Perusahaan Sub Sektor
Farmasi
No Kode
Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018
1 DVLA Rp 74 Rp 98 Rp 138 Rp 148 Rp 183
2 KAEF Rp 42 Rp 44 Rp 48 Rp 58 Rp 88
3 KLBF Rp 44 Rp 43 Rp 49 Rp 51 Rp 52
4 MERK Rp 8.101 Rp 332 Rp 343 Rp 323 Rp 2.597
5 SIDO Rp 8 Rp 8 Rp 8 Rp 9 Rp 11
6 TSPC Rp 129 Rp 116 Rp 119 Rp 121 Rp 114
Sumber : RTI Busnies
c. Dividend Per Share (DPS)
Tabel 4
Dividend Per Share (DPS)
Perusahaan Sub Sektor Farmasi
g = ROE x retention ratio
No Kode
Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018
1 DVLA Rp 40 Rp 65 Rp 65 Rp 105 Rp 107
2 KAEF Rp 8 Rp 9 Rp 10 Rp 18 Rp 15
3 KLBF Rp 19 Rp 19 Rp 22 Rp 25 Rp 26
4 MERK Rp 6.500 Rp 265 Rp 275 Rp 260 Rp 2.565
5 SIDO Rp 27 Rp 24 Rp 25 Rp 29 Rp 36
6 TSPC Rp 64 Rp 50 Rp 50 Rp 40 Rp 40
Sumber : RTI Busnies
d. Price Earning Ratio (PER)
Tabel 5
Price Earning Ratio (PER)
Perusahaan Sub Sektor
Farmasi
N
o
Kode
Perusahaa
n
2014 2015 2016 2017 2018
1 DVLA 22,97 13,2
5
12,6
9
13,2
9
10,6
4
2 KAEF 34,96 19,5
8
57,5
9
46,2
7
29,6
2
3 KLBF 41,57 30,8
9 30,9
32,9
8 1,21
4 MERK 19,75 20,3
8
26,7
9
26,3
2 1,66
5 SIDO 109,3
1
72,4
3
59,8
1
66,4
7
60,3
4
6 TSPC 22,25 15,0
9
16,5
3
14,8
9
12,2
2
Sumber : RTI Busnies
e. Dividend Payout Ratio (DPR)
Tabel 6
Dividend Payout Ratio (DPR)
Perusahaan Sub Sektor
Farmasi
No Kode
Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018
1 DVLA 55,56% 67,71% 47,79% 72,41% 59,78%
2 KAEF 20,12% 20,00% 20,06% 29,93% 19,97%
3 KLBF 43,00% 44,19% 44,90% 49,02% 50,00%
4 MERK 79,94% 83,29% 80,17% 80,50% 98,77%
5 SIDO 99,50% 85,60% 85,30% 80,56% 81,82%
6 TSPC 49,61% 43,10% 42,02% 33,06% 35,09%
Sumber : RTI Busnies
2. Menentukan nilai intrinsik
saham dengan menggunakan
pendekatan Price Earning Ratio
(PER).
a. Menghitung tingkat
pertumbuhan dividen (g)
Tabel 7
Tingkat Pertumbuhan
Dividen (g) Perusahaan Sub
Sektor Farmasi
No Kode
Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018
rata-
rata
1 DVLA 3,74% 3,58% 7,36% 4,01% 6,72% 5,08%
2 KAEF 10,34% 10,69% 9,41% 8,90% 9,49% 9,77%
3 KLBF 11,99% 10,22% 10,17% 8,82% 8,04% 9,85%
4 MERK 6,58% 5,25% 5,24% 4,58% 2,76% 4,88%
5 SIDO 0,02% 0,62% 0,68% 0,86% 1 % 0,64%
6 TSPC 7,06% 6,85% 6,71% 7,16% 6,11% 6,78%
Sumber : data diolah
b. Menentukantingkat
pengembalianyang
diharapkan (k)
Tabel 8
Tingkat Pengembalian Yang
Diharapkan (k) Perusahaan
Sub Sektor Farmasi
N
o
Kode
Perusahaa
n
k
1 DVLA Rp
112
Rp
1.940 0,11
2 KAEF Rp
16
Rp
2.600 0,10
3 KLBF Rp
29
Rp
1.520 0,12
4 MERK Rp
2.690
Rp
4.300 0,67
5 SIDO Rp
36
Rp
840 0,05
6 TSPC Rp
43
Rp
1.390 0,10
Sumber: data diolah
c. Menghitung nilai intrinsik
pendekatan Price Earning
Ratio
Tabel 9
Nilai Intrinsik Pendekatan
Price Earning Ratio
Perusahaan Sub Sektor
Farmasi
No Kode
Perusahaan
Nilai
Intrisik
1 DVLA Rp 193 10,07 Rp 1.940
2 KAEF Rp 96 26,98 Rp 2.600
3 KLBF Rp 58 26,41 Rp 1.520
4 MERK Rp 2.723 1,58 Rp 4.300
5 SIDO Rp 11 74,06 Rp 840
6 TSPC Rp 121 11,44 Rp 1.390
Sumber: data diolah
d. Penilaian saham dan
pengambilan keputusan
Tabel 10
Perbandingan Nilai
Intrinsik Dengan Nilai Pasar
Perusahaan dan Pengambilan
Keputusan Sub Sektor
Farmasi No Kode Nilai Nilai Kondisi Keputusan
Perusahaan Intrinsik Pasar Saham
1 DVLA Rp 1.940 Rp 1.940 Correctly
Value
Menahan
Saham
2 KAEF Rp 2.600 Rp 2.600 Correctly
Value
Menahan
Saham
3 KLBF Rp 1.520 Rp 1.520 Correctly
Value
Menahan
Saham
4 MERK Rp 4.300 Rp 4.300 Correctly
Value
Menahan
Saham
5 SIDO Rp 840 Rp 840 Correctly
Value
Menahan
Saham
6 TSPC Rp 1.390 Rp 1.390 Correctly
Value
Menahan
Saham
Sumber : data diolah
Dapat dilihat dari tabel 4.11
diketahui bahwa 6 perusahaan
pada sub sektor farmasi yang
diteliti menunjukan kondisi
saham correctly value dimana
keputusan yang diambil adalah
menahan saham 6 perusahaan
tersebut. Investor juga dapat
melihat analisis fundamental
untuk mempertimbangkan
pengambilan keputusan apa yang
dapat diambil oleh investor :
a. PT Darya-Varia Laboratoria
Tbk
Dapat dilihat dari
variabel fundamental PT
Darya-Varia Laboratoria Tbk
memiliki nilai ROE, EPS, dan
DPS mengalami peningkatan
dan penurunan nilai PER
setiap tahunnya yang artinya
semakin baik kondisi
perusahaan dan menunjukan
bahwa pengembalian modal
akan semakin singkat.
Dengan ini jika menginginkan
saham PT Darya-Varia
Laboratoria Tbk investor akan
mendapatkan pendapatan per
lembar saham dan dividen
yang meningkat setiap
tahunnya serta payback
period yang cukup singkat
dan dapat dibeli jika harga
saham PT Darya-Varia
Laboratoria Tbk sedang
berada dibawah harga Rp
1.940.
b. PT Kimia Farma (Persero)
Tbk
Dapat dilihat dari
variabel fundamentalnya
bahwa PT Kimia Farma
(Persero) Tbk memiliki nilai
EPS yang meningkat setiap
tahunnya serta DPS yang
cenderung meningkat yang
artinya perusahaan dapat
meningkatkan pendapat per
lembar saham serta dividen
yang semakin meningkat.
Dengan ini jika investor
menginginkan saham PT
Kimia Farma (Persero) Tbk
investor akan mendapatkan
pendapat per lembar saham
yang akan terus meningkat
setiap tahunnya dan dapat
dibeli jika harga saham PT
Kimia Farma (Persero) Tbk
sedang berada dibawah harga
Rp 2.600.
c. PT Kabel Farma Tbk
Dapat dilihat dari
variabel fundamentalnya
bahwa PT Kabel Farma Tbk
memiliki nilai EPS, DPS dan
DPR mengalami peningkatan
setiap tahunnya yang artinya
kondisi perusahaan dalam
keadaan baik meskipun nilai
ROE mengalami pnurunan
setiap tahunnya. Dengan ini
jika investor menginginkan
saham PT Kabel Farma Tbk
investor akan mendapatkan
pendapatan per lembar saham
dan deviden yang akan
meningkatkan setiap tahunnya
dan dapat dibeli jika harga
saham PT Kabel Farma Tbk
sedang berada dibawah harga
Rp 1.529.
d. PT Merck Tbk
Dapat dilihat dari
variabel fundamentalnya PT
Merck Tbk dari tahun 2015-
2017 memiliki nilai ROE,
EPS, dan DPS yang fluktuasi
tetapi memiliki nilai yang
paling tinggi dari 5
perusahaan lainnya dan pada
tahun 2018 nilai ROE, EPS,
dan DPS mengalami
peningkatan dari tahun
sebelumnya. Nilai DPR
mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Dengan ini jika
investor menginginkan saham
PT Merck Tbk investor akan
mendapatkan perusahaan
yang efisien dalam
menghasilkan laba,
pendapatan per lembar saham
dan deviden yang tinggi
setiap tahunnya. Investor
dapat membeli saham PT
Merck Tbk jika harga
sahamnya sedang berada
dibawah harga Rp 4.300.
e. PT Industri Jamu dan
Farmasi Sido Muncul Tbk
Dapat dilihat dari
variabel fundamentalnya PT
Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul Tbk memiliki
nilai ROE, EPS, DPS, dan
DPR yang terus meningkat
setiap tahunnya. Dengan ini
jika investor menginginkan
saham PT Industri Jamu dan
Farmasi Sido Muncul Tbk
investor akan mendapatkan
perusahaan yang efisien
dalam menghasilkan laba,
pendapatan per lembar saham,
dan deviden yang terus
meningkat setiap tahunnya.
Investor dapat membeli
saham PT Industri Jamu dan
Farmasi Sido Muncul Tbk
jika harga sahamnya sedang
berada dibawah harga Rp 840.
f. PT Tempo Scan Pacific Tbk
Dapat dilihat dari
variabel fundamentalnya PT
Tempo Scan Pacific Tbk
memiliki nilai EPS dan DPR
yang fluktuasi dan nilai
ROE, DPS, dan PER
mengalami penurunan setiap
tahunnya akan tetapi seki
mengalami penurunan nilai
ROE dan DPS masih
terbilang cukup tinggi.
Dengan ini jika investor
menginginkan saham PT
Tempo Scan Pacific Tbk
investor akan mendapatkan
laba per lembar saham dan
deviden yang cukup tinggi
serta dengan payback period
yang cukup singkat. Investor
dapat membeli saham PT
Tempo Scan Pacific Tbk jika
harga sahamnya sedang
berada dibawah harga Rp
1.390.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Berdasarkan penilaian harga wajar
saham perusahaan-perusahaan sub
sektor farmasi yang dinilai
menggunakan pendekatan Price
Earning Ratio pada tahun 2014-
2018 menghasilkan kondisi dimana
terdapat 6 perusahaan yaitu PT
Darya-Varia Laboratoria Tbk, PT
Kimia Farma (Persero) Tbk, PT
Kabel Farma Tbk, PT Merck Tbk,
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido
Muncul Tbk, dan PT Tempo Scan
Pacific Tbk berada dalam keadaan
correctly value dimana nilai
intrinsik sama dengan harga saham.
2. Pengambilan keputusan investasi
yang tepat adalah dengan menahan
saham jika memiliki saham diantara
enam perusahaan tersebut.
Sedangkan sedangkan jika ingin
menjual saham perusahaan-
perusahaan tersebut diharapkan
menunggu hingga harga sahamnya
lebih tinggi dari nilai intrisiknya
atau jika ingin membeli saham
perusahaan-perusahaan tersebut
diharapkan menunggu hingga harga
sahamnya lebih rendah dari nilai
intrisiknya.
Saran
Beberapa saran yang dapat penulis
sampaikan sebagai berikut:
1. Pada 6 perusahaan sub sektor
farmasi sebaiknya investor
menyesuaikan nilai intrinsik dengan
keadaan harga pasar pada saat ingin
mengambil keputusan dalam
berinvestasi.
2. Hasil dari penelitian ini adalah
untuk para investor yang ingin
berinvestasi dalam jangka panjang
karena penelitian ini berdasarkan
laporan tahunan dengan
memperhatikan variabel
fundamental serta mengikuti
perkembangan pasar modal.
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene F. Dan J.F. Houston.
2010. Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan. Edisi
11. Jakarta: Salemba Empat
Brilian, Himawan Setyo. 2017. “
Analisis Fundamental untuk
menilai kewajaran harga
saham dengan pendekatan
Dividend Discount Model dan
Price Earning Ratio. (studi
pada perusahaan subsector
semen yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2012-
2015)”. Skripsi Universitas
Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim.
Darmadji, Tjiptono, dan Fakhruddin.
2012. Pasar Modal Di
Indonesia. Edisi Ketiga.
Jakarta : Salemba Empat.
Fahmi, Irham. 2015. Analisis Laporan
Kuangan. Bandung: CV.
Alfabeta
Halim, Abdul. 2018. Analisis Investasi
dan Aplikasinya: Dalam Aset
Keuangan dan Aset Riil. Edisi
2. Jakarta: Salemba Empat.
Hartono, Jogiyanto. 2017. Teori
Portofolio dan Analisis
Investasi. Edisi 11.
Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Hidayat, Nur. 2018. “Analisis
Keputusan Investasi Saham
Dengan Pendekatan Price
Earning Ratio”. Skripsi
Institut Agama Islam Negeri,
Purwokerto
Iryani Dwi, Moch. Dzulkirom AR.,
dan Topowijono, 2014.
“Analisis Fundamental
Dengan Pendekatan Price
Earning Ratio (Per) Untuk
Menilai Kewajaran Harga
Saham Dan Keputusan
Investas”. Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 2
Desember 2014
Ismunarti Nurbani Aulia, Drs.
Bambang Sunarko, M.M, dan
Drs. Tohir, M.M. 2016. “
Analisis Penilaian Harga
Wajar Saham Menggunakan
Pendekatan Dividend
Discount Model, Price
Earning Ratio Dan Price To
Book Value”. Jurnal
Universitas Jenderal
Soedirman. Vol.23 No.2
September 2016.
Lutfiana Aneu, R. Deni Muhammad
Danial, dan Dicky Jhoansyah.
2019. “Analisis Penilaian
Harga Wajar Saham Dan
Keputusan Investasi Secara
Fundamental Dengan
Menggunakan Metode Price
Earning Ratio”. Jurnal
Ekonomi Bisnis Vol.20. No.2,
Juli 2019.
Misbah, Ardyan. 2018. “Analisis
Fundamental Untuk Menilai
Kewajaran Harga Saham
dengan Pendekatan Price
Earning Ratio (PER) Untuk
Pengambilan Keputusan
Investasi”. Skripsi
Universitas Muhammadiyah
Gresik.
Natalia, Dea. 2019. “ Analisis Valuasi
Saham Menggunakan
Pendekatan Dividend
Discount Model (Ddm), Price
Earning Ratio (PER) Dan
Price To Book Value (PBV)
Untuk Pengambilan
Keputusan Investasi “. Skripsi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Nopriyandi Fajar. 2016. “ Valuasi
harga saham dengan Metode
Free Cash Flow to Equity dan
Price Earning Ratio (Studi
Kasus: PT Semen Baturaja
(Persero),Tbk)”. Tesis
Universitas Lampung
Nor Hadi. 2013. Pasar Modal : Acuan
Teoretis dan Praktis Investasi
di Instrument Keuangan Pasar
Modal, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Ronadya Bastian Gema, Dr. Norita,
S.E, M.Si, Ak, dan Anisah
Firli, S.MB, M.M. 2016.
“Analisis Harga Wajar
Saham Dengan Menggunakan
Metode Dividend Discount
Model (Ddm) Dan Price
Earning Ratio (PER) Untuk
Pengambilan Keputusan Buy,
Hold, Sell”. Jurnal ISSN :
2355-9357, Vol.3, No.2
Agustus 2016.
Samsul, Mohamad. 2015. Pasar Modal
& Manajemen Portofolio.
Jakarta: Erlangga.
Tandelilin, Eduardus. 2017. Pasar
Modal Manajemen Portofolio
& Investasi. Yogyakarta:
Kanisius.
http://www.darya-varia.com/
[1 Mei 2020]
https://investor.sidomuncul.co.id/
[1 Mei 2020]
https://www.cnnindonesia.com/
[16 Maret 2020]
https://www.idx.co.id [16 Maret 2020]
https://www.indopremier.com/
[1 Mei 2020]
https://www.kalbe.co.id/ [1 Mei 2020]
https://www.kimiafarma.co.id/
[1 Mei 2020]
https://www.merckgroup.com/
[1 Mei 2020]
https://www.rti.co.id/ [1 Mei 2020]
https://www.sahamok.com
[ 16 Maret 2020]
https://www.temposcangroup.com/
[ 16 Maret 2020]