analisis pengukuran aset biologis dengan pendekatan …

128
i ANALISIS PENGUKURAN ASET BIOLOGIS DENGAN PENDEKATAN MARKET APPROACH, COST APPROACHDAN INCOME APPROACH Oleh : SANI GUNTARA Nim : 232009115 KERTAS KERJA Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Fakultas : EKONOMIKA DAN BISNIS Program Studi :AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

i

ANALISIS PENGUKURAN ASET BIOLOGIS

DENGAN PENDEKATAN MARKET APPROACH, COST

APPROACHDAN INCOME APPROACH

Oleh :

SANI GUNTARA

Nim : 232009115

KERTAS KERJA

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan – persyaratan Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

Fakultas : EKONOMIKA DAN BISNIS

Program Studi :AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2013

Page 2: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …
Page 3: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …
Page 4: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

ii

Page 5: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

iii

Page 6: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

iv

Motto

Apapun yang dilakukan awali dengan

"Sugih tanpa bandha, Digdaya tanpa aji, Nglurug tanpa bala, dan Menang tanpa

ngasorake." (R.M. Pandji Sosrokartono)

Page 7: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

v

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya, serta memberikan kemudahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Pengukuran Aset Biologis Dengan

Pendekatan MarketApproach, Cost Approach, Dan Income Approach

DalamMencerminkan Kinerja PerusahaanStudi Kasus Pada PT.Rumeksa

Mekaring Sabda.

Penulisan skripsi ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam menempuh

ujian Sarjana Ekonomi Strata 1 pada Program Studi Akuntansi, Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak

terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran,

kritik dan koreksi yang membangun sebagai perbaikan penulisan dimasa yang

akan datang. Selain itu penulis mengharapkan karya ilmiah ini dapat memberikan

manfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Salatiga, 3 Desember 2013

Penulis

Page 8: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

vi

Abstract

Indonesian SFAS has adopted IFRS as its main concept is fair value. In

addition to the adoption of IAS 41 on the field of agricultural bussiness that

recognize plant and animal life as a corporate assets. This has resulted in the

treatment of assets historical cost initially withthe concept must be changed with

the fair value. The measurement of assets is a crucial thing that determine the

companies value. There are many technique that can be done but not all can be

applied in fields, espicially agricultural field. The research has purpose to

measure the biologycal assets on cattle field bussines use the return on assets with

the object of research is PT.Rumekso Mekaring Sabda. The measurement

biological assets are animal farm is used market approach, cost approach and

income approach. This reasearch also discusses about the measuring technique to

minimalize the distortions of accounting to cattle field bussiness especially in

PT.Rumekso Mekaring Sabda. The result of research shows that the cost

approach is the best approachon measuring the fair value assets to show the

return on assets value and market approach to minimalize accounting distortion.

Key word : Fair value, Biological assets,market approach, cost approach and

income approach,accounting distortion.

Page 9: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

vii

Saripati

Standar Akuntansi Indonesia telah mengadopsi IFRS yang konsep

utamanya adalah nilai wajar, selain itu adopsi IAS 41 tentang bidang usaha

agrikultur mengakui tumbuhan dan hewan hidup sebagai aset perusahaan, hal ini

mengakibatkan perlakuan terhadap aset yang awalnya dengan konsep biaya

historisharus diubah dengan nilai wajar. Pengukuran aset merupakan hal yang

sangat penting dan krusial dalam menentukan nilai perusahaan. Banyak sekali

teknik yang dapat dilakukan untuk mengukur aset perusahaan tetapi tidak semua

dapat diaplikasikan untuk bidang usaha kusus seperti bidang usaha agrikultur.

Penelitian ini bertujuan mengukuraset biologis dalam bidang usaha peternakan

menggunakan return on assets dengan objek penelitian adalah peternakan

PT.Rumekso Mekaring Sabda. Pengukuran aset biologis berupa hewan ternak

dilakukan menggunakan pendekatan market approach, cost approach dan income

approach. Penelitian ini juga membahas mengenai teknik pengukuran yang dapat

diaplikasikan dalam rangka meminimalkan distorsi akuntansi untuk bidang usaha

peternakan khususnya pada Peternakan PT. Rumekso Mekaring Sabda. Hasil

penelitian menunjukan cost approach merupakan pendekatan terbaik dalam

mengukur nilai aset dalam memperlihatkan return on assets dan market approach

dalam meminimalkan distorsi akuntansi.

Kata Kunci :Nilai wajar, Aset biologis, market approach, cost approach dan

income approach, Distorsi Akuntansi.

Page 10: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

viii

Ucapan Terimakasih

Dengan segenap hati penulis mengucap syukur kehadirat kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, serta memberikan

kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini

tidak lepas dari bantuan baik berupa bimbingan informasi, dorongan, semangat

dan perhatian dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis

dengan segala hormat dan kerendahan hati ingin menyampaikan rasa terima kasih

kepada :

1. Untuk kedua orang tua saya, Djoni Suwandana dan Endang Sri Hastuti,

serta kedua kakak saya atas dukungan dan biaya dari merekalah saya dapat

menempuh jenjang pendidikan hingga strata 1.

2. Untuk dosen pembimbing Ibu M.I Mitha Dwi Restuti, SE., M.Si atas

kesabaran dan bimbingannya saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini.

3. Untuk Wali Studi Bapak Marwata,SE,MSI.PhD mohon maaf apabila saya

selama studi di UKSW tidak pernah perwalian ataupun bertemu dengan

bapak kecuali saat jam kuliah.

4. Untuk PT.Rumekso Mekaring Sabda terimakasih informasi mengenai

peternakan yang telah diberikan sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

5. Untuk Bapak Hari Sunarto, SE, MBA selaku dekan FEB UKSW.

6. Untuk seluruh staf dosen FEB dan Pegawai yang tidak dapat saya

sebutkan satu per satu,terutama untuk dosen progdi Akuntansi mereka

yang mengajarkan saya tentang serunya seni akuntansi.

Page 11: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

ix

7. Untuk Teman-teman seperjuangan 2009 Great Gold Generation. Kalian

memang benar-benar Generasi emas.

8. Untuk para sahabat seperjuangan dari semester 1 hingga lulus angkatan

2009 diantaranya Fuad, Adiel (Dede), Andre(Tumbur), Brian (Bebek),

Erwan, Tiar, Giras, Bofidan masih banyak lagi yang tidak sempat saya

sebutkan satu per satu.

9. Untuk seluruh pihak yang membantu dan tidak dapat saya sebutkan satu

per satu.

Page 12: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

x

Daftar Isi

Halaman Judul...........................................................................................................i

Surat Pernyataan Keaslian Karya Tulis Skripsi.... ...................................... ................ii

Halaman Persetujuan..............................................................................................iii

Halaman Motto.......................................................................................................iv

Kata Pengantar........................................................................................................v

Abstract.......................................................................................... .......................vi

Saripati...................................................................................................................vii

Ucapan Terima Kasih...........................................................................................viii

Daftar Isi..................................................................................................................x

Daftar Tabel...........................................................................................................xii

Daftar Gambar......................................................................................................xiv

Daftar Lampiran....................................................................................................xv

Daftar Rumus........................................................................................................xvi

Pendahuluan.............................................................................................................1

Kajian Teoritis..........................................................................................................3

Analisis Laporan Keuangan.........................................................................3

Analisis Akuntansi.......................................................................................4

Distorsi Akuntansi........................................................................................4

Fair Value....................................................................................................6

Aset Biologis...............................................................................................8

Pengukuran.................................................................................................10

Metode Pengukuran Aset...........................................................................11

Return On Assets........................................................................................14

Kaitan Antar Teori.....................................................................................14

Page 13: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

xi

Model Penelitian....................................................................................................16

Jenis Sumber Data..................................................................................................16

Teknik Olah Data...................................................................................................17

Langkah-langkah Pengukuran Aset...........................................................18

Profil Perusahaan...................................................................................................23

Profil Peternakan....................................................................................................24

Operasi Peternakan.....................................................................................24

Data Pasar...............................................................................................................25

Olah Data...............................................................................................................27

Data Awal Peternakan................................................................................27

Pengukuran Melalui Market Approach......................................................32

Pengukuran Melalui Cost Approach..........................................................35

Pengukuran Melalui Discounted Cash Flow..............................................41

Pengukuran Melalui Kapitalisasi Pendapatan............................................43

Analisis Data..........................................................................................................45

Kesimpulan............................................................................................................49

Implikasi.................................................................................................................49

Keterbatasan Penelitian..........................................................................................50

Daftar Pustaka........................................................................................................51

Page 14: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

xii

Daftar Tabel

Tabel 1.1.Rata-rata Harga Sapi di Pasar Hewan Sunggingan...............................26

Tabel 1.2.Rata-rata Harga Sapi di Pasar Hewan Ambarawa.................................26

Tabel 1.3.Rata-rata Harga Sapi Secara Keseluruhan.............................................26

Tabel 2.1.Daftar Aset Operasi Peternakan PT.Rumekso Mekaring Sabda............27

Tabel 2.2.Posisi Nilai Buku Aset Dengan Depresiasi Garis Lurus Tahun

2012...........................................................................................................28

Tabel 2.3.Posisi Nilai Buku Aset Dengan Depresiasi Saldo Menurun Tahun

2012...........................................................................................................29

Tabeli 3.1.Posisi Aset , Laba dan ROA awal Perusahaan Tanpa Sapi Sebagai

Aset............................................................................................................30

Tabel 4.1.Nilai Sapi Sesuai Keterangan Perusahaan.............................................30

Tabel 4.2.Nilai Buku Sapi Metode Depresiasi Garis Lurus...................................31

Tabel 4.3.Nilai Buku Sapi Metode Depresiasi Saldo Menurun.............................31

Tabel 5.1.Posisi Aset, Laba dan Roa awal Perusahaan Dengan Sapi Sebagai

Aset............................................................................................................32

Tabel 6.1.Daftar Harga Pasar Sapi Berdasakan Market Approach........................32

Tabel 7.1.Posisi Aset Ketika Sapi Diukur Dengan Metode Market Approach

Depresiasi Garis Lurus...............................................................................33

Tabel 7.2.Posisi Aset Ketika Sapi Diukur Dengan Metode Market Approach

Depresiasi Saldo Menurun.........................................................................34

Tabel 8.1Posisi Aset, Laba dan ROA Perusahaan metode

Market Approah.........................................................................................35

Tabel 9.1.Data Harga Sapi Cost Approach............................................................36

Tabel 10.1.Daftar Usia Pemanfaatan Sapi.............................................................36

Tabel 11.1.Nilai Buku Sapi Cost Approach Tahun 2012Depresiasi

Garis Lurus.................................................................................................37

Tabel 11.2.Nilai Buku Sapi Cost ApproachTahun 2012 Saldo Menurun..............37

Table 11.3.Rincian Depresiasi Saldo Menurun Cost Approach............................38

Tabel 12.1.Total Aset Cost Approach Depresiasi Garis Lurus..............................39

Page 15: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

xiii

Tabel 12.2.Total Aset Cost Approach Depresiasi Saldo Menurun........................40

Tabel 13.1.Posisi Aset dan Laba Perusahaan Saat Cost Approach........................41

Tabel 14.1.Perhitungan Discounted Cash flow(Garis Lurus)................................42

Tabel 14.2.Perhitungan Discounted Cash flow(Saldo Menurun)...........................42

Tabel 15.1.Posisi Nilai Aset, Laba dan ROA Metode Discounted Cash Flow......43

Tabel 16.1.Posisi Nilai Aset, Laba dan ROA Metode Kapitalisasi Pendapatan....44

Tabel 17.1.Hasil Perbandingan ROA Keseluruhan…............................................45

Page 16: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

xiv

Daftar Gambar

Gambar.1 Model Penelitian................................................... 16

Gambar 2. Langkah Pengolahan Data.................................... 19

Page 17: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

xv

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Rangkuman hasil wawancara.............................................................55

Lampiran 2 Data Produksi Peternakan...................................................................63

Lampiran 3 Biaya Operasi tahun 2012...................................................................75

Lampiran 4 Data Harga Sapi..................................................................................78

Lampiran 5 Perhitungan Aset Metode Depresiasi Garis Lurus.............................84

Lampiran 6 Perhitungan Aset Metode Depresiasi Saldo Menurun........................92

Lampiran 7 Perhitungan Aset Metode Discounted Cash Flow............................103

Lampiran 8 Perhitungan Aset Metode Kapitalisasi Pendapatan..........................105

Page 18: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

xvi

Daftar Rumus

Rumus 1 Return Of Assets......................................................................................14

Rumus 2 Present Value..........................................................................................22

Rumus 3 Tingkat Pengembalian Aset....................................................................23

Rumus 4 Tingkat Kapitalisasi................................................................................23

Rumus 5 Nilai Wajar Aset.....................................................................................23

Rumus 6 Proporsi Aset Biologis...........................................................................

Page 19: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

1

Pendahuluan

Analisis laporan keuangan merupakan hal yang penting dan bagian tidak

dapat terpisahkan dari analisis yang lebih luas yaitu analisis bisnis. Analisis

laporan keuangan sendiri terbagi atas 3 bagian yaitu analisis akuntansi, analisis

keuangan dan analisis prospektif. Analisis akuntansi merupakan langkah awal

yang sering dilupakan oleh para analis keuangan. Masalah dari akuntansi yang

tidak mungkin dihindari adalah distorsi akuntansi. Tujuan utama analisis

akuntansi adalah untuk meminimalkan distorsi akuntansi.

Aset sebagai hal utama yang berkaitan dengan kegiatan sebuah entitas

tidak lepas dari distorsi akuntansi. Pengembalian aset sering digunakan untuk

mengukur kinerja sebuah entitas. Aset sebagai komponen utama pembentuk

pendapatan bagi sebuah entitas oleh karena itu aset perlu dianalisis dan dinilai

ulang untuk meminimalkan distorsi akuntansi. Pengukuran nilai aset tetap seperti

bangunan, mesin, kendaraan dan properti tidak terlalu dipermasalahkan sebab

peraturan di Indonesia menerangkan secara detail bagaimana aset tersebut

diperlakukan. Tetapi sejak 2012 Indonesia telah mengadopsi peraturan baru IFRS

yang salah satu prisip utamanya menganut sistem nilai wajar (fair value). IAS 41

sebagai peraturan yang mengatur secara jelas mengenai aset biologis yang juga

mengambil pendekatan nilai wajar dalam pelaporanya. Ini mungkin adalah hal

baru yang hingga saat ini belum dapat diadopsi oleh Indonesia. Secara detail IAS

41 mengatur bahwa tumbuhan dan binatang hidup merupakan aset. Aset biologis

dapat diakui apabila aset tersebut merupakan hewan atau tumbuhan hidup yang

dikendalikan untuk kegiatan usaha entitas. Aset juga merupakan hasil peristiwa

masa lalu dan digunakan untuk memperoleh manfaat ekonomi dimasa akan

datang. Nilai wajar aset dapat diukur secara andal. Pengukuran aset biologis harus

diukur berdasarkan nilai wajarnya, dan dapat dilakukan dengan berbagai macam

teknik, namun hanya beberapa yang dapat diaplikasikan secara cepat dan mudah.

Pendekatan itu antara lain adalah dengan data pasar (market Approach),

pendekatan biaya (cost approach) dan pendekatan pendapatan (income Approach)

walaupun pendekatan ini adalah pendekatan melalui sudut pandang keuangan

bukan sudut pandang akuntansi, tetapi dari penelitian terdahulu dalam mengukur

Page 20: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

2

aset pendekatan ini menghasilkan nilai pengukuran yang tidak jauh berbeda dari

dua pendekatan yang lain.

PT.Rumekso Mekaring Sabda memiliki salah satu kegiatan usaha dibidang

usaha peternakan yang memanfaatkan aset biologis, namun tidak mengakui sapi

sebagai aset dan hanya mengakuinya sebagai persediaan. Sesuai Peraturan

Menteri Keuangan No.126/ PMK.011/2012 bahwa hewan ternak dikategorikan

sebagai harta berwujud. Sapi dapat dikategorikan sebagai aset dan dapat

didepresiasikan. Ini menjadikan sebuah bias pada laporan keuangankarena sapi

yang sebenarnya dapat diakui sebagai aset hanya diakui sebagai persediaan. Hal

kedua yang menjadikan bias adalah karena pemasukan utama dari kegiatan

peternakan merupakan hasil dari kegiatan operasi pemerahan sapi serta kegiatan

lain seperti ternak anak sapi dan produksi pupuk. Secara jelas dapat diketahui

bahwa sapi adalah aset bagi perusahaan dan bukan merupakan persediaan karena

perusahaan mendapat manfaat ekonomis dari kegiatan peternakan.

Dalam menilai kinerja perusahaan melalui analisis profitabilitas

setidaknya terdapat 4 rasio pengukuran profitabilitas melalui ratio keuangan, yaitu

operating profit margin,net profit margin, return on asset (ROA), return on equity

(ROE).Penelitian ini terkait dengan berbagai teknik pengukuran aset dan

dampaknya terhadap proyeksi kinerja perusahaan akibat dari penggunaan berbagai

teknik pengukuran. Dimana teknik-teknik yang ada dapat diaplikasikan oleh

manajemen untuk mengukur nilai aset perusahaan dalam laporan keuangan.Dari

pengukuran aset dalam penelitian ini menggunakan berbagai teknik pengukuran

tujuannya untuk memberikan pandangan mengenai proyeksi pengukuran aset

terhadap kinerja manajemen perusahaan akibat dari aplikasi teknik pengukuran

aset biologis. Oleh karena itu maka peneliti menggunakan ROA sebagai tolak

ukur kinerja karena terkait dengan manajemen perusahaan. ROA merupakan rasio

pengembalian aset, selain sederhana ROA merupakan rasio yang paling tepat

untuk menggambarkan dampak dari penggunaan teknik pengukuran aset terhadap

proyeksi kinerja peternakan dibanding dengan rasio profitabilitas yang lain.

Page 21: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

3

Dari uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui metode yang paling

baik untuk pengukuran aset biologis dalam mencerminkan kinerja aset

perusahaan. Tujuan pengukuran ulang aset biologis untuk mengetahui metode

yang dapat mencerminkan kinerja perusahaan yang paling baik. Baik disini tidak

hanya mengenai nilai aset perusahaan tetapi mengenai penerapan metode

pengukuran agar dapat meminimalkan distorsi akuntansi dalam laporan keuangan

PT.Rumekso Mekaring Sabda. Selain itu penelitian ini diharapkan untuk

memberikan masukan untuk manajemen perusahaan agar dapat mengaplikasikan

teknik pengukuran aset biologis dalam menyusun laporan keuangan selanjutnya

dengan mengakui aset biologis sebagai aset dengan teknik pengukuran yang

rendah distorsi.

Menurut peneliti topik ini adalah topik yang menarik sebab kebanyakan

hanya berfokus pada analisis rasio keuangan tanpa menyinggung mengenai

distorsi akuntansi. Sedangkan penelitian terdahulu mengenai pengukuran aset

kebanyakan meneliti mengenai aset tetap dan properti. Dalam penelitian tentang

aset biologis, kebanyakan penelitian hanya berfokus pada masalah regulasi, dan

penanganan aset terutama untuk aset perkebunan. Belum ada penelitian mengenai

analisis pengukuran aset biologis berupa hewan ternak sehingga hal ini perlu

untuk diteliti lebih lanjut.

Kajian Teoritis

Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis

untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data – data yang berkaitan untuk

menghasilkan estimasi serta kesimpulan yang bermanfaat untuk analisis bisnis

(Subramanyam dan Wild, 2010:4). Analisis laporan keuangan merupakan bagian

dari analisis bisnis. Analisis bisnis merupakan proses evaluasi prospek ekonomi

dan risiko perusahaan (Subramanyam dan Wild, 2010:3). Kegiatan yang

dilakukan dalam analisis bisnis meliputi analisis lingkungan bisnis perusahaan,

analisis strategi, serta analisis posisi keuangan dan kinerja.

Page 22: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

4

Analisis Akuntansi

Analisis laporan keuangan sendiri terbagi atas 3 bagian yaitu analisis

akuntansi, analisis keuangan dan analisis prospektif. Analisis akuntansi adalah

proses evaluasi sejauh mana akuntansi perusahaan mencerminkan realita ekonomi

(Subramanyam dan Wild, 2010:13). Analisis akuntansi merupakan langkah awal

yang sering dilupakan oleh para analis keuangan. Kebanyakan hanya melakukan

analisa keuangan melalui rasio. Memperbandingan rasio-rasio yang diperoleh baik

secara waktu, industry, dan juga melalui trend yang terjadi pada rasio tersebut.

Padahal setiap entitas belum tentu memiliki teknik akuntansi yang sama walaupun

berada dalam satu bidang usaha yang sama. Ini menunjukan bahwa analis laporan

keuangan tidak boleh langsung membandingkan hasil analisa rasio keuangan tiap

entitas dengan entitas yang laintanpa melakukan perhitungan ulang melalui teknik

akuntansi yang sama. Terdapat beberapa keterbatasan akuntansi yang tidak dapat

dicegah antara lain adalah masalah perbandingan (comparability problem),

distorsi akuntansi dan risiko akuntansi.

Distorsi Akuntansi

Distorsi Akuntansi adalah penyimpangan informasi akuntansi dari

ekonomi yang mendasarinya (Subramanyam dan Wild, 2010: 15). Atau dengan

kata lain distorsi adalah penyimpangan fakta informasi akuntansi dari realita

ekonominya. Penyimpangan ini dapat mengakibatkan risiko akuntansi dalam

analisis laporan keuangan. Risiko akuntansi adalah ketidak pastian dari analisis

laporan keuangan. Distorsi akuntansi tidak dapat dihindari sebab sumber awal dari

distorsi adalah peraturan atau standart yang telah diterapkan. Peraturan atau

standart dikeluarkan oleh pihak- pihak berkepentingan serta pemerintah yang

memiliki wewenang dan kekuatan untuk mengaturnya. Selain mereka yang

berwewenang, distorsi dapat terjadi karena adanya berbagai pilihan metode

akuntansi yang legal dan kebebasan memilih metode akuntansi oleh

penggunaanya. Masalah pertama distorsi akuntansi dari kebebasan pemilihan

metode akuntansi menyebabkan (comparability problem) atau asas

Page 23: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

5

keterbandingan dalam akuntansi tidak dapat dilakukan secara penuh walaupun

beberapa entitas berada dalam satu industri yang bergerak di bidang yang sama.

Masalah ke dua adalah mengenai tarik-menarik antara kualitas informasi

yang diinginkan oleh penggunanya. Kualitas pertama adalah Relevan yang

menuntut informasi akuntansi disajikan tepat waktu. Kualitas kedua adalah Andal

dimana informasi yang disajikan harus mencerminkan realita dan netral. Selain itu

terdapat kualitas sekunder yaitu komparabilitas dan konsistensi (Subramanyam

dan Wild 2010: 90). Komparabilitas pada paragraf sebelumnya sudah peneliti

sampaikan bahwa komparabilitas tidak sepenuhnya dapat dilakukan walaupun 2

atau lebih entitas berada pada pada satu industri yang sama karena setiap entitas

memiliki kebebasan pemilihan metode akuntansi. Oleh karena itu sebelum

melakukan komparabilitas perlulah dilakukan perhitungan ulang (rechasting)

laporan keuangan yang dihasilkan oleh setiap entitas. Konsistensi menghendaki

bahwa laporan keuangan harus disajikan menggunakan metode yang diaplikasikan

secara konsisten oleh entitas.

Masalah ketiga adalah mengenai prinsip akuntansi yang berfokus pada

konsep biaya historis. Konsep ini menyebutkan bahwa akuntasi harus

mengaplikasikan pengukuran dan pencatatan nilai aset sesuai biaya historis. Tentu

ini akan mengakibatkan laporan keuangan tidak sesuai dengan realita dan pada

akhirnya akan berakibat pada buruknya kualitas analisis bisnis. Konsep biaya

historis kemudian beralih pada nilai wajar (fair value), yang menggunakan nilai

ekonomis aset saat ini sebagai dasar nilai pengukuran dan pencatatan. Konsep

nilai wajar dikeluarkan oleh IASB dengan mengeluarkan standart yang disebut

sebagai IFRS. Indonesia sebagai negara yang mulai mengadopsi IFRS tentu akan

menggunakan basis pengukuran menggunakan nilai wajar atau fair value. Nilai

wajar adalah suatu basis pengukuran independen dan dianggap lebih tidak

memihak.

Masalah ke empat adalah tepat waktu, luasnya ruang lingkup akuntansi,

banyaknya metode yang dapat digunakan dan tuntutan laporan keuangan harus

memberikan informasi yang berkualitas menyebabkan laporan keuangan yang

dihasilkan memakan banyak waktu. Terlebih untuk laporan keuangan yang perlu

Page 24: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

6

diaudit. Ini akan menyebabkan sebuah informasi yang disampaikan terlambat dan

informasi yang terlambat bisa dikatakan hanyalah sampah apabila sebuah

perusahaan menuntut kecepatan dan ketepatan dalam pengambilan keputusan.

Fair Value

Selain empat karakteristik kualitatif yang harus dipenuhi dalam laporan

keuangan sesuai PSAK. Peraturan terbaru PSAK menyebutkan bahwa laporan

keuangan harus dilaporkan sebesar nilai wajar atau fair value . Definisi fair value

menurut IAS 41 “Fair value is the amount for which an asset could be exchanged,

or a liability settled, between knowledgeable, willing parties in an arm’s length

transaction” (IAS 41 , 2009:3) . Definisi menurut IAI dalam PSAK 10

menyatakan bahwa nilai wajar atau fair value adalah suatu jumlah yang dapat

digunakan sebagai dasar pertukaran aktiva atau penyelesaian kewajiban antara

pihak yang paham (knowledgeable) dan berkeinginan untuk melakukan transaksi

wajar (arms's length transaction)(PSAK 10, 2009 : 4). Dapat ditarik kesimpulan

bahwa laporan keuangan berbasis IFRS telah diadopsi Indonesia, peraturan ini

menghendaki nilai yang dilaporkan dalam laporan keuangan berdasarkan nilai saat

ini, bukan nilai berdasarkan data biaya historis atau hystorical cost. Secara tidak

langsung mewajibkan bahwa pengukuran terhadap komponen laporan keuangan

harus dilakukannya secara rutin agar laporan keuangan yang dilaporkan kepada

Stakeholders sesuai dengan nilai wajarnya. Setidaknya pengukuran harus

dilakukan saat akan dilakukan pelaporan atas laporan keuangan tahunan.

Pengukuran untuk mengetahui nilai wajar aset biologis secara andal dapat

dilakukan dengan berbagai metode.

Terdapat hierarki atau tingkatan dalam mengukur nilai wajar menurut

Subramanyam dan Wild. Tingkat 1 harga ditentukan melalui pasar aktif (sering

terjadi transaksi) atas aset dan laba yang identik. Tingkat 2 harga dikutip melalui

diobservasi pasar aktif untuk aset dan kewajiban yang mirip namun tidak identik

tetapi pasar tidak aktiv ( jarang terjadi). Tingkat 3 adalah ketika input tidak dapat

diobservasi dan aset atau kewajiban tidak diperdagangkan atau subtitusi

Page 25: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

7

(pengganti aset) tidak dapat di identifikasi (Subramanyam dan Wild 2010: 122-

123).

Hal serupa juga ditegaskan dalam PSAK 13 (2011). Disebutkan bahwa

dalam PSAK 13 paragraf 46 mengenai definisi nilai wajar mengacu pada transaksi

wajar. Transaksi wajar adalah transaksi antara pihak-pihak yang tidak mempunyai

hubungan tertentu atau khusus, yang membuat harga transaksi tidak

mencerminkan karateristik dari kondisi pasar. Transaksi tersebut dianggap terjadi

di antara pihak-pihak yang tidak berelasi, yang masing-masing bertindak secara

independen. Untuk hierarki penentuan nilai wajar tahap 1 terdapat pada PSAK 13

(2011) paragraf 47. Menyebutkan bahwa pedoman nilai wajar terbaik mengacu

pada harga kini dalam pasar aktif untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi

yang sama dan berdasarkan pada sewa dan kontrak lain yang serupa. Entitas harus

memerhatikan adanya perbedaan dalam sifat, lokasi, atau kondisi properti, atau

ketentuan yang disepakati dalam sewa dan kontrak lain yang berhubungan dengan

properti (PSAK 13, 2011 : 15).

Apa bila tahap 1 tidak dapat dilakukan maka dapat diketahui nilai

wajarnya melalui tahap 2. Pada PSAK 2013 paragraf 48 jika tidak tersedianya

harga kini dalam pasar aktif yang sejenis diuraikan pada paragraf 47, suatu entitas

harus mempertimbangkan informasi dari berbagai sumber, termasuk:

(a) harga kini dalam pasar aktif untuk properti yang memiliki sifat, kondisi dan

lokasi berbeda (atau berdasarkan pada sewa atau kontrak lain yang berbeda),

disesuaikan untuk mencerminkan perbedaan tersebut;

(b) harga terakhir properti serupa dalam pasar yang kurang aktif, dengan

penyesuaian untuk mencerminkan adanya perubahan dalam kondisi ekonomi

sejak tanggal transaksi terjadi pada harga tersebut, dan

(c) proyeksi arus kas diskontoan berdasarkan estimasi arus kas di masa depan

yang dapat diandalkan, didukung dengan syarat/klausula yang terdapat dalam

sewa dan kontrak lain yang ada dan (jika mungkin) dengan bukti eksternal seperti

pasar kini rental untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi yang sama, dan

penggunaan tarif diskonto yang mencerminkan penilaian pasar kini dari

Page 26: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

8

ketidakpastian dalam jumlah atau waktu arus kas.

(PSAK 13, 2011:15)

Aset Biologis

Aset merupakan salah satu komponen utama dalam laporan keuangan

sehingga harus diukur sesuai dengan nilai wajarnya.Aset atau aktiva didefinisikan

menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang tertuang dalam PSAK pada bagian

kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan pada paragraf 49

poin (b) aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat

dari peristiwa masa lalu dan diharapkan dapat digunakan untuk memperoleh

manfaat ekonomi dimasa depan (PSAK 2007, kerangka dasar penyusunan dan

penyajian laporan keuangan :9) . Pada PSAK 2012 aset beralih menjadi aktiva dan

diartikan sama seperti pada PSAK 2007. Pada kerangka dasar penyusunan dan

penyajian laporan keuangan PSAK 2012 paragraf 49 poin (a) aktiva adalah

adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa

masa lalu dan diharapkan dapat digunakan untuk memperoleh manfaat ekonomi

dimasa depan.

Perusahaan agrikultur memiliki aset unik yaitu aset biologis yang diatur

tersendiri pada IAS 41. Aktivitas usaha perusahaan agrikultur adalah

menggunakan aset biologis untuk memperoleh manfaat ekonomi dimasa yang

akan datang. Dalam IAS 41 butir ke 5 menyatakan “Agricultural activity is the

management by an entity of the biological transformation and harvest of

biological assets for sale or for conversion into agricultural produce or into

additional biological” (IAS 41 2009:2). Sedangkan yang dimaksud aset biologis

adalahtumbuhan dan hewan hidup, dijelaskan pada IAS 41 butir ke 5 “Biological

asset is a living animal or plant” (IAS 41 2009:2). Peraturan yang dibuat oleh IAI

sebagai pembuat regulasi akuntansi keuangan di Indonesia belum ada yang

menjelaskan mengenai pengertian aset biologis secara khusus dan bagaimana cara

memperlakukan aset biologis dalam laporan keuangan. Namun setidaknya

pengakuan mengenai harga perolehan harta berwujud, perlakuan dan penyusutan

bagi tanaman dan hewan pada usaha tertentu telah diatur dalam tiga peraturan.

Page 27: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

9

Pertama Peraturan Menteri Keuangan No.249/PMK.03/2008, peraturan kedua

merupakan revisi peratutan pertama yaitu Peraturan Menteri Keuangan

No.126/PMK.011/2012 dan ketiga adalah Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 17 Tahun 2000.

Dalam penelitian Ridwan (2011) aset biologis dapat dikategorikan

berdasarkan ciri-ciri yang melekat dan juga berdasarkan jangka waktu manfaatnya

atau transformasinya. Berdasarkan ciri yang melekat aset biologis dibagi menjadi

dua. Pertama dikategorikan sebagai aset biologis bawaan. Aset biologis jenis ini

menghasilkan produk agrikultur bawaan yang dapat dipanen, namun aset biologis

ini dapat beregenerasi sendiri, contohnya produksi wol dari ternak domba, dan

pohon yang buahnya dapat dipanen. Kedua adalah aset biologis bahan pokok.

Aset agrikultur yang dipanen menghasilkan bahan pokok seperti ternak untuk

diproduksi daging, padi menghasilkan bahan pangan beras, dan produksi kayu

sebagai bahan kertas.

Aset biologis dibagi berdasarkan masa manfaat atau jangka waktu

transformasi biologisnya, aset biologis dapat dikelompokkan menjadi dua jenis.

Pertama aset biologis jangka pendek (short term biological assets). Aset biologis

yang memiliki masa manfaat/masa transformasi biologis kurang dari atau sampai

1 (satu) tahun. Contoh dari aset biologis jangka pendek, yaitu tanaman/hewan

yang dapat dipanen/dijual pada tahun pertama atau tahun kedua setelah

pembibitan seperti ikan, ayam, padi, jagung, dan lain sebagainya. Kategori kedua

adalah aset biologis jangka panjang (long term biological assets). Aset biologis

yang memiliki masa manfaat/masa tranformasi biologis lebih dari 1 (satu) tahun.

Contoh dari aset biologis jangka panjang, yaitu tanaman/hewan yang dapat

dipanen/dijual lebih dari satu tahun atau aset biologis yang dapat menghasilkan

produk agrikultur dalam jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun, seperti tanaman

penghasil buah (jeruk, apel, durian, dsb), hewan ternak yang berumur panjang

(kuda, sapi, keledai, dsb.).

Namun jika mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan

No.126/PMK.011/2012 pasal 1 ayat (2) huruf c menyatakan bahwa bidang usaha

peternakan dapat mengakui harta berwujud atas ternak apabila ternaknya

Page 28: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

10

dapat berproduksi berkali-kali dan baru menghasilkan setelah dipelihara lebih dari

1 (satu) tahun. Selain itu pada pasal 1 ayat (3) huruf c mengatur bahwaharta

berwujud yang dapat diakui dibidang usaha peternakan, termasuk ternak pejantan.

Ini berarti aset biologis yang boleh diakui sebagai harta berwujud adalah aset

biologis yang memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun dan digunakan untuk

produksi berulang kali baik hewan ternak jantan atau betina, sehingga mengakui

aset biologis berdasarkan klasifikasi aset biologis menurut Ridwan menyalahi

aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Dapat dilihat jelas dari Peraturan Menteri Keuangan

No.126/PMK.011/2012 bahwa Indonesia telah memiliki peraturan kusus

mengenai aset biologis untuk mereka yang memiliki bidang usaha agrikultur.

Hewan ternak dapat dilaporkan sebagai aset berwujud dalam laporan keuangan

apabila perusahaan tersebut mengendalikan aktiva tersebut sebagai hasil peristiwa

masa lalu. Diharapkan Hewan ternak hasil peristiwa masa lalu perusahaan akan

memperoleh manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa akan datang. Nilai

wajar aktiva tersebut dapat diukur dengan andal. Selain itu aset harus dapat

berproduksi berkali-kali dan dipelihara sekurang-kurangnya satu tahun.

Pengukuran

Ruang lingkup akuntansi mencakup beberapa hal pokok antara lain

identifikasi, pengukuran (measurement) dan mengkomunikasikan informasi

financial melalui laporan keuangan suatu entitas untuk pihak yang berkepentingan

(Stakeholders). Kieso yang menyatakan “The essential characteristics of

accounting are : identification, measurement, and communication of financial

information about economic entities to interested parties” (Kieso,2009: 2) . Ruang

ligkup akuntansi dalam PSAK 2007 mencakup empat hal yaitu pertama tujuan

laporan keuangan, kedua karakteristik kualitatif , ketiga definisi , pengakuan dan

pengukuran unsur-unsur laporan keuangan, keempat adalah konsep modal dan

pemeliharaan modal (PSAK 2007, kerangka dasar penyusunan dan penyajian

laporan keuangan : 1).

Page 29: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

11

Laporan keuangan digunakan oleh pihak berkepentingan salah satunya

adalah untuk membuat keputusan. Laporan keuangan haruslah memenuhi kualitas

fundamental yaitu relevan dan keandalan agar dapat memberikan informasi yang

tidak menyesatkan bagi penggunanya. Kualitas fundamental dijelaskan dalam

PSAK 2007 pada kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan

paragraf ke dua puluh empat bahwa karakteristik kualitatif dalam laporan

keuangan akan memberikan informasi yang berguna bagi penggunanya. Terdapat

empat karakteristik kualitatif pokok yaitu : dapat dipahami, relevan, keandalan

dan dapat diperbandingkan (PSAK 2007, kerangka dasar penyusunan dan

penyusunan laporan keuangan: 5). Definisi pengukuran menurut Sudijono (2003)

adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu. Oleh

karena itu agar dapat memenuhi karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan

perlu dilakukanya pengukuran dalam satuan ukuran tertentu. Jika melihat asumsi

dasar dalam akuntansi yang dijelaskan Kieso bahwa terdapat empat asumsi dasar

struktur laporan keuangan antara lain economic entity, going concern, monetary

unit, and periodicity (Kieso,2009;36). Sesuai asumsi dasar tersebut maka

pengukuran harus dinyatakan dalam (monetary unit) satuan moneter atau satuan

uang.

Metode Pengukuran Aset

Pengukuran aset sesuai nilai wajar (fair value) dapat dilakukan melalui

berbagai teknik. Tiga pendekatan penilaian (valuasi) yang dapat diambil antara

lain pendekatan pasar, pendekatan laba, dan pendekatan biaya (Subramanyam dan

Wild 2010: 123). Sama seperti halnya yang dikatakan oleh Supriyanto (2010)

menyebutkan bahwa pengukuran aset sesuai nilai wajar dapat diketahui melalui

tiga metode.

Metode Pertama menurut melalui pendekatan data pasar (market data

approach) adalah pengukuran nilai aset yang mendasarkanpada perbandingan data

dari aktiva biologis yang sejenis dan dilakukan dengan melakukan penyesuaian

atas faktor–faktor yangberpengaruh terhadap nilai pasar yang dinilai pada saat

penilaian (Supriyanto, 2010:27).

Page 30: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

12

Metode Kedua melalui pendekatan biaya / cost approach yaitu

pengukuran nilai aset berdasarkan pada besarnya biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh aktiva biologis seperti kondisi pada tanggal penilaian (cut off date),

tentu dengan memperhatikan kondisi dari aktiva biologis termasuk faktor-faktor

koreksi yang mempengaruhi kondisi aktiva biologis (Supriyanto, 2010: 30).

Kondisi dari aktiva termasuk faktor-faktor koreksi seperti harga perolehan dan

penyusutan. Tidak jauh berbeda dengan yang dijelaskan oleh Subramanyam dan

Wild pendekatan biaya atau cost approach dilakukan dengan cara menentukan

biaya penggantian aset pada periode berjalan, atau membentuk aset pengganti

dengan utilitas yang sebanding dengan melakukan penyesuaian terhadap

kerusakan dan pemakaian (Subramanyam dan Wild : 123).

Penyesuaian adalah mengenai besaran penyusutan dan akumulasi akibat

dari pemanfaatan aset selama periode berjalan. Dalam Peraturan Menteri

Keuangan No.249/PMK.03/2008Tentang Penyusutan Atas Pengeluaran Untuk

Memperoleh Harta Berwujud Yang Dimiliki Dan Digunakan Dalam Bidang

Usaha Tertentu, setidaknya sudah mencakup mengenai pengakuan harga

perolehan harta berwujud termasuk harga perolehan untuk hewan ternak. Namun

per 06 Agustus 2012 Peturan tersebuttelah dicabut. Digantikan dengan Peraturan

Menteri Keuangan Republik Indonesia No.126/PMK.011/2012. Pada Peraturan

Menteri Keuangan No.126/PMK.011/2012 pasal 1 ayat (2) huruf c menyatakan

bahwa bidang usaha peternakan yang ternaknya dapat berproduksi berkali-kali

dan baru menghasilkan setelah dipelihara lebih dari 1 (satu) tahun. Selain itu pada

pasal 1 ayat (3) huruf c mengatur bahwaharta berwujud yang dapat

diakui dibidang usaha peternakan, meliputi ternak, termasuk ternak pejantan.

Penyusutan atas aset yang diakui sebagai harta berwujud dijelaskan pada

Peraturan Menteri Keuangan No.126/PMK.011/2012 pasal 1 ayat (4) disebutkan

bahwa Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimulai pada bulan produksi komersial.

Pada pasal 1 ayat (5) menyatakan bulan produksi komersial sebagaimana

dimaksud pada ayat (4) adalah bulan dimana penjualan mulai dilakukan.

Page 31: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

13

Biaya perolehan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan

No.126/PMK.011/2012 pasal 2 ayat (1), menyatakan bahwa yang termasuk dalam

pengeluaran atau biaya adalah biaya pembelian bibit, biaya untuk membesarkan

bibit dan memelihara bibit. Pengecualian biaya dijelaskan pada pasal 2 ayat (2),

bahwa biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja tidak termasuk ke dalam

pengeluaran untuk memperoleh harta.

Usia aset dan penyusutan diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan

No.126/PMK.011/2012 Pasal 2A ayat (1) huruf c, menyatakan bahwa bidang

usaha peternakan dikelompokkan dalam kelompok II. Mengacu pada peraturan

tersebut maka pengelompokan aset dapat dilihat dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 17 Tahun 2000 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan. Dalam Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2000 Pasal 11A ayat (2) Untuk aktiva kelompok II

dapat disusutkan dengan masa manfaat 8 (delapan) tahun dapat didepresiasikan

menggunakan metode garis lurus (straight line methode) atau metode saldo

menurun (decline balance methode) tanpa nilai sisa .

Metode Ketiga melalui pendekatan pendapatan (Income Approach).

Supriyanto menyatakan melalui metode Income approach dengan cara

pengukuran nilai aset yang dilakukan dengan menghitung pendapatan bersih

operasi per tahun yang dikapitalisasikan dengan suatu faktor tingkat kapitalisasi

tertentu. Dari perhitungan tersebut didapatkan nilai wajar aset (Supriyanto, 2010:

33). Tidak jauh berbeda menurut Subramanyam dan Wild menyatakan bahwa

pendekatan pendekatan pendapatan adalah pendekatan laba. Pendektan laba

diukur dengan mendiskontokan arus kas atau laba masa depan pada masa

sekarang (Subramanyam dan Wild 2010 : 123). Menurut Suprianto untuk

mengetahui nilai wajar aset dengan pendekatan pendapatan dapat dilakukan

dengan 2 cara. Pertama pendekatan pendapatan dengan metode discounted cast

flow yaitu menentukan nilai wajar suatu aktiva biologis dengan metode arus kas

yang didiskontokan. Dengan metode ini akan dapat mencerminkan nilai pasar aset

biologis. Cara kedua adalah dengan kapitalisasi pendapatan yaitu menghitung

besarnya pendapatan dan pengeluaran dari aset biologis saja dengan

Page 32: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

14

memperlakukan aset non biologis sebagai aset yang disewa dari pihak lain tetapi

semuanya tetap berbasis pasar (mark to market) dari aset. Dalam penelitian

Nugroho (2010) Teknik kapitalisasi pendapatan dapat mencerminkan nilai aset

secara keseluruhan untuk bidang usaha perhotelan yang memiliki masa manfaat

40 tahun. Namun belum diketahui secara hasil secara nyata apabila pendekatan ini

diaplikasikan pada aset biologis yang hanya memiliki masa manfaat aset 8 tahun.

Return On Assets

Aset biologis merupakan salah satu dari bagian aset sebuah perusahaan

agrikultur yang harus dilaporkan dalam laporan keuangan. Aset merupakan

komponen laporan keuangan yang dapat digunakan untuk menghitung Return on

asset. ROA adalah salah satu rasio keuangan yang berfungsi untuk analisis

kinerja perusahaan. Didefinisikan oleh sawir ROA adalah rasio antara Net Income

After Tax terhadap aset secara keseluruhan menunjukan ukuran produktivitas

aktiva dalam memberikan pengembalian pada penanaman modal (Sawir,2001).

ROA dapat juga dinilai dengan laba sebelum pajak. Menurut Surat Edaran Bank

Indonesia Nomor 12/ 11 /DPNP tanggal 31 Maret 2010 lampiran 14 mengenai

pedoman perhitungan rasio keuangan. Pada lampiran 14 no. 7 menyebutkan

bahwa ROA dihasilkan dengan rumus berikut:

ROA (Return on Assets) = Laba sebelum pajak...................................................(1) Rata-rata total aset

Oleh karena itu ROA pada penelitian ini akan dihitung berdasarkan laba

sebelum pajak sesuai dengan surat edaran Bank Indonesia. Dengan faktor

pembaginya bukan rata-rata total aset tetapi menggunakan total nilai buku aset

sebab tidak semua nilai aset akan diukur dengan menggunakan metode fair value.

Kaitan Antar Teori

Analisis akuntansi merupakan bagian dari analisis laporan keuangan yang

sering diabaikan. Alisis akuntansi merupakan bagian yang tidak kalah penting,

dimana hasilnya dapat digunakan untuk analisis bisnis yang lebih luas. Perlulah

dilakukan analisis akuntansi sebab akuntansi memiliki keterbatasan yang tidak

Page 33: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

15

dapat dihindarkan yaitu distorsi akuntansi. Tujuan utama dari analisis akuntansi

adalah menghitung ulang laporan keuangan dengan berbagai teknik dan metode

untuk meminimalkan distorsi akuntansi.

Aset adalah salah satu bagian utama dari kegiatan usaha sebuah entitas

digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja, oleh karena itu aset harus diukur

berdasarkan nilai wajarnya. Untuk aset tetap seperti bangunan, mesin, properti

dan aset tetap lain telah diatur secara detail dalam PSAK. Aset berupa makhluk

hidup belum diatur secara detail padahal Indonesia telah menerapkan IFRS sejak

2012. IAS 41 sebagai peraturan yang juga memiliki pendekatan nilai wajar telah

secara detail mengatur mengenai aset biologis. Peraturan di Indonesia mengenai

Aset biologis dan detail perlakuan aset biologis masih terpecah – pecah dalam

berbagai peraturan dan belum secara fokus dalam satu peraturan. Ini tentu akan

membingungkan bagi para pembuat ataupun pengguna laporan keuangan. Aset

biologis juga tidak lepas dari distorsi akuntansi sebab banyak sekali teknik

pengukuran yang dapat digunakan untuk mengukur nilai aset biologis sesuai nilai

wajarnya.Selain teknik pengukuran, pengakuan terhadap biaya yang dapat

dikategorikan sebagai biaya perolehan aset juga akan berpengaruh terhadap nilai

aset. Macam-macam biaya yang dapat dikategorikan sebagai biaya perolehan

dapat diakui tergantung dari keputusan manajemen perusahaan.

Penelitian akan mengkaitkan berbagai pendekatan pengukuran aset

biologis dengan Return on assets. Aset merupakan salah satu faktor dalam

menghitung ROA, apabila terdapat berbagai pilihan metode tentu akan

mempengaruhi ROA dan hasil dari nilai ROA yang diperoleh juga akan memiliki

hasil yang berbeda- beda walaupun sebenarnya aset yang diukur adalah aset yang

sama. Ditambah beberapa metode depresiasi aset yang boleh dipakai di Indonesia,

maka akan semakin banyak hasil ROA yang dapat diperoleh. Ini tentu akan

memberikan berbagai pandangan bagi mereka yang hanya melihat nilai ROA

tanpa mengetahui metode-metode yang diterapkan terhadap Aset. Dari hal

tersebut juga belum diketahui metode yang dapat mencerminkan ROA paling baik

dan metode pengukuran aset yang paling baik untuk meminimalkan distorsi

Page 34: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

16

akuntansi dalam rangka menghasilkan informasi yang baik untuk tujuan analisis

laporan keuangan dan analisis bisnis.

Fokus penelitian akan dilakukan untuk mengukur nilai wajar aset biologis

berupa sapi. Meneliti dengan cara menghitung nilai wajar aset biologis saja dan

mengasumsikan bahwa aset lain telah dilaporkan sesuai nilai wajarnya. Beberapa

tahun ini bahkan hingga saat ini tedapat suatu hal yang mungkin aneh karena

harga sapi dalam bentuk daging di Indonesia sangat mahal dibanding negara lain.

Oleh karena itu peneliti ingin mengkombinasikan antara berbagai metode

pengukuran aset, dan pilihan metode depresiasi. Selain itu juga mengidentifikasi

secara teoritis mengenai hal-hal yang dapat meninimalkan distorsi akuntansi agar

dapat diapolikasikan oleh peternakan.

Model Penelitian

Gambar 1

Model Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan

data kuantitatif. Data kualitatif berupa informasi baik lisan maupun tulisan yang

dibutuhkan dalam rangka penulisan. Data kualitatif antara lain adalah metode

akuntansi harga perolehan aset biologis, metode depresiasi yang digunakan .

Perlakuan terhadap aset biologis dan hal-hal yang dapat dimasukan sebagai

komponen harga perolehan terhadap aset biologis hingga aset tersebut siap untuk

berproduksi. Kinerja Produksi aset biologis dari waktu ke waktu dan hal- hal lain

yang berkaitan dengan aset yang dapat mempengaruhi aset.

Aset

Biologis

Fair Value___________

1.Market Data Approach

2.Cost Approach

3.Income Approach

Return on

Assets

Depresiasi

Page 35: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

17

Data kuantitatif berupa angka-angka antara lain neraca, laporan rugi-laba,

laporan perubahan modal, laporan arus kas. Data-data angka lain yang dibutuhkan

untuk pengolahan dataseperti data harga perolehan aset biologis , data biaya yang

dikeluarkan untuk aset hingga siap berproduksi , data harga pasar aset biologis

sejenis, data harga yang berkaitan dengan hal –hal yang berpengaruh dengan

harga perolehan aset biologis hingga aset tersebut dapat berproduksi.Umur dan

aset biologis yang akan dinilai ulang.

Terdapat 2 sumber data yang akan digunakan dalam penelitian yaitu

primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan terhadap objek

penelitian dan wawancara langsung dengan pihak perusahaan serta pedagang

dipasar hewan. Data primer berupa Umur dan bobot aset biologis , harga aset

biologis sejenis , dan hal-hal lain yang berkenaan dengan data kualitatif dan

kuantitatif. Data Sekunder yang diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-

arsip perusahaan seperti laporan keuangan, catatan mengenai pengakuan dan

pengukuran aset biologis, catatan mengenai biaya-biaya yang berhubungan

dengan aset biologis oleh perusahaan.

Teknik olah data

Teknik untuk mendapatkan data dilakukan melalui penelitian kepustakaan

(library research) dilakukan melalui studi pustaka dengan membaca buku-buku

dan literatur untuk mendapatkan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian,

keterkaitan teori dan masalah-masalah yang perlu diteliti mengenai aset biologis.

Mengetahui peraturan dan metode pengukuran nilai aset biologis dan informasi

lain yang dibutuhkan dalam rangka penelitian.

Penelitian lapangan (field research) dilakukan dengan meninjau langsung

pada. objek yang diteliti pada peternakan , serta pasar hewan di Boyolali dan

Ambarawa. Adapun penelitian lapangan dilakukan dengan 2 cara. Pertama dengan

cara wawancara (interview) terhadap pihak perusahaan untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan. Selain itu melakukan wawancara dengan pedagang di

pasar hewan. Kedua dengan cara pengamatan atau observasi objek yang diteliti.

Pengamatan dilakukan untuk memperoleh informasi baik peternakan dan juga

Page 36: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

18

pada pasar hewan. Setelah data diperoleh maka akan diolah dengan berbagai

teknik pengukuran.

Langkah – Langkah Pengukuran Aset

Langkah pengukuran dapat dilihat melalui gambar berikut:

Page 37: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

19

Page 38: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

20

1. Menghitung Return On Assets

Aset biologis sebagai objek penelitian akan diukur dengan 4 metode

yaitu.Pendekatan pertama adalah dengan data pasar (Market Data Approach).

Cara kedua dengan menggunakan pendekatan biaya (Cost Approach). Cara ketiga

dengan pendekatan discounted cast flow .Cara keempat adalah dengan pendekatan

kapitalisasi pendapatan.

a. Pendekatan Data pasar (Market Approach)

Pendekatan pertama melalui data pasar (Market Approach) adalah

membandingkan harga aset biologis peternakan dengan aset biologis sebanding

yang dijual dipasar. Data harga pasar aset pembanding yang diperoleh dirata-rata

dan hasilnya adalah sebagai harga pasar aset biologis yang dijadikan objek

penelitian. Nilai aset yang didapat dari rata-rata harga pasar ditambah dengan

biaya-biaya yang terjadi hingga aset tersebut siap untuk berproduksi. Dari hal

tersebut akan diketahui harga perolehan aset biologis saat ini sesuai harga

pasarnya. Harga tersebut akan ditambah dengan nilai aset lain dalam laporan

keuangan namun yang sebelumnya disesuaikan terlebih dahulu menggunakan

metode depresiasi garis lurus dan saldo menurun dengan total masa manfaat 8

tahun. Setelah disesuaikan maka akan didapat nilai aset total peternakan saat ini

sesuai Market Approach. Beban depresiasi baru akan mempengaruhi laba sebelum

pajak, oleh karena itu laporan keuangan juga akan disesuaikan dengan besarnya

depresiasi dengan nilai yang diperoleh. Setelah disesuaikan maka akan diketahui

total aset baru dan total laba Operasi baru yang kemudian dihitung dengan rumus

mencari nilai ROA.

Rumus ROA :

Laba sebelum pajak setelah penyesuaian

X 100% = ROA

Total aset setelah penyesuaian

b. Pendekatan Biaya (Cost Approach)

Pendekatan biaya pada intinya adalah menggunakan biaya produksi

kembali atau biaya pengganti sebagai dasar untuk mengestimasi nilai pasar obyek

Page 39: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

21

penilaian. Pendekatan ini sesuai digunakan untuk mengestimasi nilai aset yang

memiliki karakteristik khusus sehingga jarang atau tidak ditransaksikan di pasar.

Pendekatan Biaya dilakukan dengan menghitung besarnya biaya yang dikeluarkan

untuk memperoleh aset biologis sejenis seperti pada saat awal aset itu diperoleh

dengan harga pasar saat ini. Pertama adalah mengetahui usia aset saat awal

didapatkan, kemudian mencari harga aset biologis tersebut dengan menggunakan

rata-rata harga pasar saat ini. Setelah itu menghitung besarnya seluruh biaya yang

dapat dijadikan untuk menambah harga perolehan aset hingga aset siap

berproduksi. Biaya perolehan mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan

No.126/ PMK.011/2012 pasal 2 ayat (1), menyatakan bahwa yang termasuk

dalam pengeluaran atau biaya adalah biaya pembelian bibit, biaya untuk

membesarkan bibit dan memelihara bibit. Pengecualian biaya dijelaskan pada

pasal 2 ayat (2), bahwa biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja tidak

termasuk ke dalam pengeluaran untuk memperoleh harta. Depresiasi dilakukan

dengan usia manfaat 8 (delapan) tahun dengan metode saldo menurun (decline

balance methode) dan juga metode garis lurus tanpa nilai sisa ini mengacu pada

Undang-Undang Republik Indonesia No.17 tahun 2000 pasal 11 ayat 6.

Setelah didapat harga perolehan berdasarkan aset sejak pertama diperoleh

dengan harga saat ini, maka ditambah biaya yang dikeluarkan hingga aset siap

berproduksi. Hasilnya adalah sebagai harga perolehan aset biologis siap produksi

saat ini. Kemudian disesuaikan dengan beban dan akumulasi depresiasi hingga

usia aset saat ini. Maka hasilnya menjadi nilai wajar atas aset biologis.

Penyesuaian juga akan dilakukan terhadap beban pada laporan keuangan, begitu

juga nilai total aset dan juga laba sebelum pajak. Setelah keseluruhan disesuaikan

maka akan diketahui nilai total aset baru dan juga nilai laba baru yang kemudian

dihitung dengan rumus mencari nilai ROA.

Rumus ROA :

Laba sebelum pajak setelah penyesuaian

X100% = ROA

Total Aset setelah penyesuaian

Page 40: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

22

c. Pendekatan (Discounted Cash Flow)

Pendekatan discounted cash flow akan mencerminkan nilai ekonomis aset

biologis sapi selama 8 tahun. Sebab sapi sebagai penggerak utama dalam

menghasilkan pendapatan bagi peternakan. Metode ini akan menggunakan

pendapatan bersih 1 tahun yang didiskontokan sebesar delapan tahun.Sesuai

ketentuan Peraturan Menteri Keuangan No.126/PMK.011/2012 dan Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2000 mengenai aset berwujud, hewan ternak masuk

dalam golongan II dengan masa manfaat 8 tahun. Discount rate yang digunakan

adalah suku bunga Bank Indonesia terbaru saat waktu dilakukan pengukuran.

Karena Pendekatan discounted cash flow akan mencerminkan nilai aset

ekonomis biologis selama 8 tahun. Maka nilai aset biologis akan dijumlahkan

dengan besarnya nilai buku aset lain milik peternakan. Dari hal tersebut akan

diperoleh total aset perternakan sesuai dengan nilai wajar atau nilai ekonomis

peternakan. Adapun rumus discounted cash flow menggunakan rumus Present

value sebagai berikut:

Present Value (t) years = 1/(1+r)t

......................................................................(2)(Subramanyam dan Wild, 2005:T2)

Setelah diketahui total aset melalui perhitungan ulang maka dapat

diketahui nilai ROA dengan membagi laba sebelum pajak dengan Total aset

discounted cash flow.

Laba sebelum pajak

X 100% = ROA

Total aset discounted cash flow

d. Pendekatan kapitalisasi pendapatan

Kapitalisasi pendapatan yaitu menghitung besarnya pendapatan dan

pengeluaran dari aset biologis saja dengan memperlakukan aset non biologis

sebagai aset yang disewa dari pihak lain tetapi semuanya tetap berbasis pasar

(mark to market) dari asset (Supriyanto:2010). Namun dari penelitian-penelitian

sebelumnya mengenai pengukuran aset. Rumus ini akan mencerminkan nilai

Page 41: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

23

keseluruhan aset. Terutama untuk aset tetap properti dan bangunan. Nilai wajar

aset didapat dengan rumus sebagai berikut :

Tingkat Pengembalian aset = (100% / umur ekonomis aset)................................(3)

Tingkat Kapitalisasi= Suku bunga Bank Indonesia + Tingkat Pengembalian

aset........................................................................................................................(4)

Nilai wajar aset Biologis= Tingkat Kapitalisasi/ Laba Operasi............................(5)

Suku bunga Bank Indonesia adalah suku bunga yang ditetapkan saat

dilakukanya pengukuran aset. Umur ekonomis aset secara keseluruhan adalah

delapan tahun dengan diasumsikan aset lain adalah aset yang disewa selama

delapan tahun terhitung saat aset biologis hewan untuk kegiatan produksi untuk

pertama kalinya

2. Setelah didapat ROA dari masing – masing pendekatan kemudian

membandingkan besarnya return on assets yang telah didapat.

3. Menganalisis hasil dari perhitungan return on assets dan menganalisis data

kualitatif hasil wawancara sesuai literatur dan peraturan untuk mengetahui metode

manakah yang dapat meminimalkan distorsi akuntansi.

Profil Perusahaan

Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah PT. Rumekso

Mekaring Sabda. Perusahaan ini terletak di Jalan Raya Salatiga – Kopeng Km 4 ,

Ngawen , Salatiga. Perusahaan ini awalnya merupakan Yayasan Sosial yang

didirikan pada tahun 1925.Seiring perkembangannya pada 1979 berubah menjadi

PT. Rumekso Mekaring Sabda. Kegiatan usahanya meliputi perekebunan yang

menghasilkan karet, kopi, cengkeh, rumput pakan ternak. Peternakan Sapi perah

sebagai penghasil susu, kotoran bahan baku pupuk kandang, anak sapi dan juga

urin untuk pestisida alami. Usaha utama saat perusahaan saat ini adalah Agro

Wisata Salib Putih yang mulai beroperasi pada tahun 2004. Total pegawai ada 35

orang yang terbagi kedalam berbagai sektor usaha perusahaan. Pimpinan

perusahaan pada saat ini adalah Bp. Bagyo yang mulai menjabat pada pertengahan

2013.

Page 42: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

24

Profil Peternakan

Penelitian tidak diarahkan kepada seluruh kegiatan usaha perusahaan,

namun hanya pada bagian peternakan saja. Adapun Peternakan telah berdiri sejak

1925 dengan jumlah pegawai saat ini adalah 10 orang. Penghasilan peternakan

didapat dari susu sapi, pupuk kandang, urin, dan untuk tempat wisata bagi para

tamu yang berkunjung.

Pembangunan peternakan secara total dilakukan pada 2006karena

peternakan ditujukan sebagai salah satu tujuan berkunjung bagi para tamu.

Adapun aset operasi yang digunakan untuk peternakan antara lain adalah tanah,

bangunan kandang, kantor,gudang , tangki air, mobil,dan motor. Total aset yang

dimiliki dan digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan adalah Rp.

3.284.600.000,- tidak termasuk sapi dan pengurangan akumulasi yang terjadi

terhadap aset. Rincian secara jelas dapat dilihat pada lampiran.

Operasi peternakan

Operasi peternakan dilakukan setiap hari bahkan pada hari libur. Sapi

milik peternakan adalah 20 ekor, terbagi atas 1 ekor pejantan afkir, 7 ekor betina

afkir, 6 ekor betina dewasa dan 6 ekor betina dara (muda) .Pemerahan susu

dilakukan 2x sehari, pada pagi hari dimulai pada pukul 02.00WIB dan akan

didistribusikan pada jam 04.00WIB kepada warung susu dan langganan. Namun

ada beberapa dari mereka yang mengambil langsung ke peternakan. Sedangkan

pemerahan pada siang hari dimulai pada pukul 12.00WIB dan kemudian

didistribusikan pada pukul 14.30 sore hari. Rata- rata 1 ekor sapi setiap

pemerahan dapat menghasilkan 5L susu. Proses pemerahan harus dilakukan setiap

hari, bahkan pada saat hari raya sebab apabila tidak diperah sapi akan sakit.

Pendapatan lain selain penjualan susu adalah penjualan anak sapi

dilakukan dengan harga tetap selama tahun 2012 yaitu Rp.3.500.000.Selama

tahun 2012 telah menghasilkan 9 ekor anak sapi dan dijual setelah masa sapih

antara 3 minggu hingga usia maksimal 5minggu.Penjualan kotoran sapi sebagai

bahan baku pupuk dilakukan setiap 1 bulan, dengan satuan rit (1 bak truk)/bulan

dengan harga Rp.700.000/rit. Kelebihan kotoran digunakan untuk pupuk

Page 43: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

25

perkebunan perusaahaan sendiri.Pendapatan lain adalah penjualan urin sapi, tetapi

sejak tahun 2010 tidak dilakukan penjualan lagi. Urin hasil peternakan digunakan

untuk kegiatan perkebunan perusahaan sendiri.Pemasukan dari kunjungan tamu

Agro Wisata Salib Putih, namun detail dan besarnya pemasukan tidak dapat

diketahui sebab masuk dalam laporan keuangan agro wisata bukan ke dalam

laporan operasi peternakan.Biaya-biaya operasi antara lain adalah Gaji pegawai

,air, listrik, bahan bakar, biaya pakan , obat-obatan, perlengkapan pengemasan dan

sterilisasi. Rincian biaya dapat dilihat pada lampiran.

Data pasar

Data pasar diambil peneliti pada pasar Sunggingan Boyolali dan pasar Pon

Ambarawa. Adapun data yang diperoleh telah dikelompokkan berdasarkan jenis

kelamin, jenis sapi, bobot dan juga usia sapi. Pertimbangan memilih kedua pasar

tersebut adalah pasar tersebut merupakan 2 pasar hewan terbesar di Jawa Tengah,

dan dipasar tersebut terdapat timbangan hewan sehingga lebih memudahkan

peneliti dalam memperoleh data akurat.

Adapun data diambil pada tanggal 2-3 Juli 2013, 27-28 Juli 2013 dan 26-

27 Agustus 2013. Data yang dicari adalah harga sapi Fries Holland (Holstein

Friesian) atau biasa disebut FH. Dari beberapa tanggal tersebut didapat data harga

sapi yang kemudian harga rata-rata akan digunakan sebagai acuan dalam

mengolah nilai wajar aset peternakan. Data yang diperoleh dan telah diambil rata-

rata nya adalah sebagai berikut:

Page 44: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

26

Tabel 1.1

Rata-rata Harga Sapi di Pasar Hewan Sunggingan

(Hari pasaran : Wage), Lokasi: Kota Boyolali

Sumber : Olah data , 2013

Tabel 1.2

Rata-rata Harga Sapi di Pasar Hewan Ambarawa

(Hari pasaran : Wage), Lokasi: Kota Ambarawa Tanggal Jenis Sapi

Pejantan Bakalan Pejantan Dewasa

& Afkir

Betina Dara

Bunting

Betina Dewasa & Afkir

Rabu, 3 Juli

2013

Rp. 14.078.571 Rp. 22.619.231 Rp. 13.955.556 Rp. 15.903.846

Minggu, 28

Juli 2013

Rp. 12.782.000 Rp. 19.732.000 Rp. 11.876.923 Rp. 14.226.316

Selasa, 27

Agustus 2013

Rp. 13.785.294 Rp. 22.761.765 Rp. 13.479.167 Rp. 16.320.000

Sumber : Olah data , 2013

Rata-rata Harga sapi secara keseluruhan berdasarkan jenis sapi yang telah

dibulatkan sebesar 50.000 sesuai dengan mekanisme yang ditemukan berdasarkan

pasar, data di dapat sebagai berikut:Tabel 1.3

Rata-rata Harga Sapi Secara Keseluruhan

Sumber: Olah data, 2013

Tanggal

Jenis Sapi

Pejantan Bakalan

Pejantan

Dewasa

& Afkir

Betina Dara

Bunting

Betina Dewasa

& Afkir

Selasa, 2

Juli 2013 Rp. 12.807.500 Rp. 22.013.889 Rp.13.370.000 Rp.15.407.692

Sabtu, 27

Juli 2013 Rp. 11.478.000 Rp. 18.010.800 Rp. 11.320.000 Rp.13.490.625

Senin, 26

Agustus

2013

Rp.13.452.778,00 Rp. 22.623.684 Rp. 14.283.333 Rp.16.169.231

Total Rata-rata

Pejantan

Bakalan Pejantan Afkir Betina Dara Bunting

Betina Dewasa

& Betina Afkir

Rp.12.900.000 Rp.20.950.000 Rp.12.900.000,00 Rp.15.100.000

Page 45: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

27

Biaya angkut untuk sapi radius 60kilometer untuk mobil pick up sebesar

Rp.150.000 dengan kapasitas minimum 1 ekor sapi dan maksimal 3 ekor sapi.

Sedangkan untuk Truk dipatok harga Rp.300.000 dengan kapasitas minimal 4

ekor sapi dan maksimal 8 ekor sapi.Untuk rincian data dapat dilihat pada

lampiran.

Olah data

Dari data yang diperoleh baik dari peternakan dan juga data pasar diolah

dengan beberapa teknik pengukuran aset dan depresiasi aset. Adapun hasil dari

olah data tersebut adalah sebagai berikut :

Data awal peternakan

Tabel 2.1

Daftar Aset Operasi Peternakan PT.Rumekso Mekaring Sabda

Sumber: Olah data,2013

Diketahui bahwa keseluruhan aset memiliki masa manfaat 20 tahun dan

besaran itu belum disesuaikan dengan akumulasi dan depresiasi aset. Melihat

bahwa masa manfaat sudah sesuai dengan UU. No 17 tahun 2000 . Oleh karena

itu perlu dilakukan penyesuaian terhadap aset sesuai dengan informasi peternakan

dengan masa manfaat 20 tahun. Untuk mengetahui posisi nilai aset saat ini dan

Aset Nilai Aset Awal

Tanah (sejak berdiri) Rp.3.000.000.000

Bangunan

Kantor (2006)

Rp. 170.000.000

Pengemasan (2006)

ruang peralatan (2006)

Gudang Pakan (2006)

Garasi (2006)

kandang I (2006)

kandang II (2006)

Kandang III (2006)

Peralatan Tangki Air kubus (2006) Rp.25.600.000

Tangki Air Silinder (2006) Rp.9.500.000

Kendaraan Daihatsu Espass (2006) Rp.63.000.000

Motor Roda 3 (150cc) (2006) Rp.16.500.000

Total Rp .3.284.600.000

Page 46: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

28

laba baik depresiasi garis lurus dan maka penyesuaian dilakukan terhadap aset,

dan hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2

Posisi Nilai Buku Aset Dengan Depresiasi Garis Lurus Tahun 2012

Posisi Nilai Aset Peternakan (depresiasi garis lurus) Dalam

Rp.(000)

Aset

Nilai Aset

Awal Depresiasi/thn Akumulasi

NB akhir

2012

Depresiasi

2012

Tanah 3.000.000 - - 3.000.000 -

Bangunan

Kantor

170.000 8.500 51.000 119.000 8.500

Pengemasan

ruang peralatan

Gudang Pakan

Garasi

kandang I

kandang II

Kandang III

Peralatan

Tangki Air kubus 25.600 1.280 7.680 17.920

1.755

Tangki Air

Silinder 9.500

475000 2.850 6.650

Kendaraan

Daihatsu Espass 63.000 3.150 18.900 44.100

3.975

Motor Roda 3

(150cc) 16.500

825 4.950 11.550

Total 3.284.600 14.230 85.380 3.199.220 14.230

Sumber : Olah data , 2013

Page 47: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

29

Tabel 2.3

Posisi Nilai Buku Aset Dengan Depresiasi Saldo Menurun Tahun 2012

Posisi Nilai Aset Peternakan (depresiasi saldo menurun) Dalam

Rp.(000)

Aset

Nilai Aset

Awal

Depresiasi

tiap tahun Akumulasi

NB akhir

2012

Depresiasi

2012

Tanah 3.000.000 - - 3.000.000 -

Bangunan

Kantor

170.000 Garis

lurus 20 th 51.000 119.000 8.500

Pengemasan

ruang peralatan

Gudang Pakan

Garasi

kandang I

kandang II

Kandang III

Peralatan

Tangki Air

kubus 25.600

10% X

NB 11.995,110 13.604,886

2.072,6199

Tangki Air

Silinder 9.500

10% X

NB 4.451,3105 5.048,6895

Kendaraan

Daihatsu

Espass 63.000

10% X

NB 29.519,217 33.480,783

4.694,3955

Motor Roda 3

(150cc) 16.500

10% X

NB 7.731,2235 8.768,7765

Total 3.284.600 - 104.696,8614 3.179.903,139 15.267,0154

Sumber : Olah data ,2013

Data tersebut merupakan hasil penyesuaian aset dengan dua metode

depresiasi. Perlu diketahui bahwa depresiasi untuk bangunan telah diatur dalam

UU. No 17 tahun 2000 , menyatakan aset berupa bangunan tidak dapat

didepresiasikan dengan menggunakan metode saldo menurun.

Setelah diketahui besar depresiasi dan akumulasi maka angka-angka

tersebut digunakan untuk menyesuaikan nilai dari aset perusahaan dan juga

penyesuaian terhadap beban serta laba pada laporan keuangan, hasil dari

penyesuaian tersebut dapat dilihatsebagai berikut:

Page 48: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

30

Tabel 3.1

Posisi Aset, Laba, dan ROA awal Perusahaan Tanpa Sapi Sebagai aset

Data Aset Peternakan

Nilai perusahaan saat sapi tidak diakui sebagai aset

Garis Lurus Saldo Menurun

NB. Aset Operasi Peternakan Rp.3.199.220.000 Rp.3.179.903.139

Nilai Buku Sapi Rp.266.000.000 Rp.266.000.000

Laba Operasi 2012 Rp.97.771.250 Rp.96.734.235

Return On Assets 3,05610% 3,04205%

Sumber: Olah data 2013

Karena Perusahaan belum mengakui sapi sebagai aset maka belum

diketahui nilai total aset setelah penyesuaian ketika sapi diakui sebagai aset dan

didepresiasikan. Oleh karena itu sapi akan dihitung berdasarkan nilai historical

cost. Data rincian nilai sapi menurut perternakan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Nilai Sapi Sesuai Keterangan Peternakan

Sumber: Olah data, 2013

Diperoleh keterangan bahwa penjualan 6 ekor sapi betina afkir dan

pembelian 6 ekor sapi dara untuk pengganti pada Agustus 2011. Sapi afkir

Digantikan sapi dara yang dibeli bunting antara 2-3bln, dan mulai berproduksi

antara Juni dan Juli 2012. Pada saat itu sapi dara dibeli dengan harga satuan

Rp.15.000.000 , karena harga sapi sedang melambung dipasaran.

Keterangan Sapi Milik Peternakan Saat Ini

Kelamin Jenis

Usi

a

Bobot

Awal Bobot

Harga

Rp.(000) Jml Th.

Total

Rp.(000)

Jantan

Afkir 9th 400kg 700kg 14.000 1 2006 14.000

Afkir 9th

300-400

Kg

450-550

Kg 12.000 7 2006 84.000

Betina

Dewasa 6th

300-400

Kg

450-550

Kg 13.000 6 2009 78.000

Dara 3th

300-400

Kg

350-

450kg 15.000 6 2011 90.000

Total Nilai Sapi Peternakan Rp.266.000.000

Page 49: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

31

Berdasarkan keterangan tersebut makan dilakukan penyesuaian terhadap

nilai sapi agar diketahui nilai buku sapi pada tahun 2012. Berikut adalah

penyesuaian yang dilakukan terhadap sapi.

Tabel 4.2

Nilai Buku Sapi Metode Depresiasi Garis Lurus

Beban Depresiasi Sapi Tahun 2012

Aset

Nilai Aset

Awal

Depresiasi Per

Tahun Akumulasi

Depresiasi

2012 Penggunaan

Sapi

Jantan

Afkir Rp.14.000.000 Rp.1.750.000 Rp.10.500.000 Rp.1.750.000 6th

Betina

afkir Rp.84.000.000

Rp.10.500.000 Rp.63.000.000

Rp.10.500.000 6th

Betina

dewasa Rp.78.000.000 Rp.9.750.000 Rp.29.250.000 Rp. 9.750.000 3th

Betina

dara Rp.90.000.000

Rp.11.250.000 Rp.5.625.000 Rp.5.625.000 6bulan

Total

Rp.266.000.000

Rp.33.250.000

Rp.108.375.000

Rp.27.625.000

NB sapi

Rp.157.625.000

Sumber : Olah data, 2013

Tabel 4.3

Nilai Buku Sapi Metode Saldo Menurun

Penyesuaian nilai sapi dengan metode saldo menurun

Aset

Nilai Aset

Awal

Depresiasi

Per thn Akumulasi

Depresiasi

2012

Penggunan

Sapi

Jantan

Afkir Rp.14.000.000 25% X NB Rp.11.508.301 Rp.830.566 6th

Betina

afkir Rp.84.000.000 25% X NB Rp.69.049.805 Rp.4.983.398 6th

Betina

dewasa Rp.78.000.000 25% X NB Rp.45.093.750

Rp.10.968.750 3th

Betina

dara Rp.90.000.000 25% X NB Rp.11.250.000

Rp.11.250.000 6bulan

Total

Rp.266.000.000 -

Rp.136.901.855

Rp.28.032.715 -

NB.Sapi Rp.129.098.145

Sumber: Olah data, 2013

Setelah diketahui besar depresiasi dan akumulasi sapi yang akan dinilai

maka angka-angka tersebut digunakan untuk menyesuaikan nilai dari sapi

perusahaan dan juga penyesuaian terhadap beban serta laba pada laporan

keuangan, hasil dari penyesuaian tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Page 50: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

32

Tabel 5.1

Posisi Aset, Laba dan Roa awal Perusahaan Dengan Sapi Sebagai aset

Data Aset Peternakan

Nilai perusahaan setelah penyesuaian saat sapi

diakui sebagai aset

Garis Lurus Saldo Menurun

NB. Aset Operasi

Peternakan

Rp

3.199.220.000 Rp 3.179.903.139

Nilai buku Sapi

Rp

157.625.000 Rp 129.098.145

Laba Operasi 2012

Rp

70.146.520 Rp 68.701.520

Return On Assets 2,08966% 2,07620%

Sumber : Olah data, 2013

Pengukuran MelaluiMarket Approach

Pendekatan (Market Approach) adalah membandingkan harga aset

biologis peternakan dengan aset biologis sebanding yang dijual dipasar. Data

harga pasar aset pembanding yang diperoleh dirata-rata dan hasilnya adalah

sebagai nilai aset biologis perusahaan saat ini yaitu nilai sapi.

Diketahui harga pasar aset tersedia dalam pasar aktif dan aset tersebut identik

dengan yang ada dipasar. Berikut adalah harga pasar aset berupa sapi yang telah

didapat dipasar : Tabel 6.1

Daftar Harga Pasar Sapi Berdasakan Market Approach

Kelamin jenis Kg Harga rata2 Jml Total

Jantan Afkir 600kg+ Rp.20.950.000 1 Rp. 20.950.000

Betina

Afkir 450kg+ Rp.15.100.000 7 Rp. 105.700.000

dewasa 450kg+ Rp.15.100.000 6 Rp. 90.600.000

dara 400kg+ Rp.12.900.000 6 Rp. 77.400.000

Jumlah Rp.294.650.000

Sumber : Olah data , 2013

Berikut adalah besarnya total aset ketika sapi dinilai dengan menggunakan

pendekatan Market Approach.

Page 51: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

33

Tabel 7.1

Posisi Aset Kketika Sapi Diukur Dengan Metode Market Approach Depresiasi Garis Lurus

Posisi Nilai Aset Apabila Sapi diakui sebagai Aset (Market data Approach)

Aset Nilai Aset Awal Depresiasi/thn Akumulasi NB Akhir 2012 Depresiasi 2012

Tanah 3.000.000.000 - - 3.000.000.000 -

Bangunan

Kantor

170.000.000 8.500.000 51.000.000 119.000.000

8.500.000

Pengemasan

ruang peralatan

Gudang Pakan

Garasi

kandang I

kandang II

Kandang III

Peralatan Tangki Air kubus 25.600.000 1.280.000 7.680.000 17.920.000

1.755.000 Tangki Air Silinder 9.500.000 475.000 2.850.000 6.650.000

Kendaraan Daihatsu Espass 63.000.000 3.150.000 18.900.000 44.100.000

3.975.000 Motor Roda 3 (150cc) 16.500.000 825.000 4.950.000 11.550.000

Sapi

Jantan Afkir 20.950.000 2.618.750 15.712.500 5.237.500

160.850.000

Betina afkir 105.700.000 13.212.500 79.275.000 26.425.000

Betina dewasa 90.600.000 11.325.000 33.975.000 56.625.000

Betina dara 77.400.000 9.675.000 4.837.500 72.562.500

total 3.579.250.000 51.061.250 219.180.000 3.360.070.000

175.080.000

Page 52: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

34

Tabel 7.2

Posisi Aset Kketika Sapi Diukur Dengan Metode Market Approach Depresiasi Garis Lurus

Posisi Nilai Aset Apabila Sapi diakui sebagai Aset (Market data Approach)

Aset Nilai Aset Awal Depresiasi/thn Akumulasi NB akhir 2012 Depresiasi 2012

Tanah 3.000.000.000 - - 3.000.000.000 -

Bangunan

Kantor

170.000.000 Garis lurus 20 thn 51.000.000 119.000.000 8.500.000

Pengemasan

ruang peralatan

Gudang Pakan

Garasi

kandang I

kandang II

Kandang III

Peralatan Tangki Air kubus 25.600.000 10% X NB 11.995.110 13.604.890

2.072.620 Tangki Air Silinder 9.500.000 10% X NB 4.451.311 5.048.690

Kendaraan Daihatsu Espass 63.000.000 10% X NB 29.519.217 33.480.783

4.694.396 Motor Roda 3 (150cc) 16.500.000 10% X NB 7.731.224 8.768.777

Sapi

Jantan Afkir 20.950.000 25% X NB 17.221.350 3.728.650

29.929.285 Betina afkir 105.700.000 25% X NB 86.887.671 18.812.329

Betina dewasa 90.600.000 25% X NB 52.378.125 38.221.875

Betina dara 77.400.000 25% X NB 9.675.000 67.725.000

total 3.579.250.000 - 166.162.146 3.308.390.993 45.196.300

Page 53: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

35

Posisi aset operasi dengan menggunakan metode Market Approach baik

depresiasi garis lurus dan saldo menurun telah diketahui. Dengan nilai buku aset

operasi tersebut kemudian dijumlahkan dengan nilai sapi berdasarkan Market

Approah. Tidak ada penyesuaian terhadap besar depresiasi sapi sebab sapi

pembanding yang berada dipasar dengan sapi milik peternakan identik. Berikut

adalah nilai peternakan ketika diukur dengan menggunakan metode Market

Approach: Tabel 8.1

Posisi Aset, Laba dan ROA Perusahaan metode Market Approah

Data Aset Peternakan

Nilai setelah penyesuaian

Garis Lurus Saldo Menurun

NB. Aset Operasi Peternakan Rp.3.199.220.000 Rp.3.179.903.139

Nilai buku Sapi Rp.160.850.000 Rp.128.487.854

Laba Operasi 2012 Rp.65.777.500 Rp.66.804.949

Return On Assets 1,95762% 2,01926%

Sumber: Olah data, 2013

Pengukuran MelaluiCost Approach

Pendekatan biaya / cost approach yaitu pengukuran nilai aset berdasarkan

pada besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva biologis seperti

kondisi pada tanggal penilaian (cut off date), tentu dengan memperhatikan kondisi

dari aktiva biologis termasuk faktor-faktor koreksi yang mempengaruhi kondisi

aktiva biologis (Supriyanto, 2010: 30). Kondisi dari aktiva termasuk faktor-faktor

koreksi seperti harga perolehan dan penyusutan. Tidak jauh berbeda dengan yang

dijelaskan oleh Subramanyam dan Wild pendekatan biaya atau cost approach

dilakukan dengan cara menentukan biaya penggantian aset pada periode berjalan,

atau membentuk aset pengganti dengan utilitas yang sebanding dengan melakukan

penyesuaian terhadap kerusakan dan pemakaian (Subramanyam dan Wild : 123).

Langkah pertama adalah mengetahui usia aset biologis saat awal

didapatkan, kemudian mencari harga aset biologis tersebut dengan menggunakan

rata-rata harga pasar saat ini. Setelah itu menghitung besarnya seluruh biaya yang

dapat dijadikan untuk menambah harga perolehan aset hingga aset siap

Page 54: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

36

berproduksi. Dari informasi peternakan diketahui bahwa sapi awal dipelihara

adalah ketika sapi berada pada kelompok bakalan untuk jantan dan untuk betina

ketika masuk pada kelompok betina dara bunting. Jika dilihat dari usia awal

berarti ketika memasuki usia kurang lebih 2 tahun. Sehingga data pasar yang

digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 9.1

Data Harga Sapi Cost Approach

Sumber: Olah data 2013

Nilai tersebut harus disesuaikan terlebih dahulu terutama nilai

depresiasinya sebab nilai ekonomis sapi tidak lagi penuh selama 8 tahun. Maka

perlulah koreksi terhadap nilai ekonomis sapi melalui depresiasi dan akumulasi.

Sebelum menghitung besarnya depresiasi maka perlu diketahui rincian mengenai

usia sapi dan lama pemanfaatan sapi milik perusahaan. Berikut adalah data usia

sapi dan usia pemanfaatannya : Tabel 10.1

Daftar Usia Pemanfaatan Sapi

Sumber : Olah data, 2013

Perhitungan berdasarkan data pasar

Kelamin jenis Kg Harga rata2 Jml biaya angkut Total

Jantan Bakalan 300kg+ Rp 12.900.000 1 Rp..150.000 Rp. 13.050.000

Betina

Dara 300kg+ Rp 12.900.000 7 Rp.300.000 Rp.90.600.000

Dara 300kg+ Rp 12.900.000 6 Rp.300.000 Rp.77.700.000

Dara 300kg+ Rp 12.900.000 6 Rp.300.000 Rp. 77.700.000

Jumlah Rp.259.050.000

Keterangan Sapi Milik Peternakan

Kelamin Jenis usia Lama Pemanfaatan

Jantan afkir 9tahun 6tahun

Betina

afkir 9tahun 6tahun

dewasa 6tahun 3tahun

dara 3tahun 6 bulan

Page 55: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

37

Berdasarkan data usia sapi dan lama pemanfaatan sapi tersebut dapat

diperoleh rincian mengenai nilai wajar (fair value) sapi peternakan sebagai acuan

untuk depresiasi sapi, dan diperoleh data sebagai berikut berikut:

Tabel 11.1

Nilai Buku SapiCost Approach Tahun 2012 Depresiasi Garis Lurus

Nilai buku Sapi Tahun 2012 depresiasi garis lurus

Aset Nilai Aset Awal Depresiasi/thn Akumulasi Depresiasi 2012

Lama

Manfaat

Sapi

Jantan

Afkir Rp.13.050.000 Rp.1.631.250 Rp. 9.787.500 Rp.1.631.250 6tahun

Betina

afkir Rp.90.600.000 Rp.11.325.000 Rp. 67.950.000 Rp.11.325.000 6tahun

Betina

dewasa Rp.77.700.000 Rp.9.712.500 Rp.29.137.500 Rp. 9.712.500 3tahun

Betina

dara Rp.77.700.000 Rp.9.712.500 Rp.4.856.250 Rp.4.856.250 6bulan

Total Rp.259.050.000 Rp.32.381.250 Rp.111.731.250 Rp.27.525.000

NB.Sapi Rp. 147.318.750

Sumber : Olah data , 2013

Nilai Buku Sapi dengan metode Cost Approach depresiasi saldo menurun

adalah sebagai berikut :

Tabel 11.2

Nilai Buku Sapi Cost ApproachTahun 2012 Depresiasi Saldo Menurun

Beban Depresiasi Sapi Tahun 2012

Aset Nilai Aset Awal Depresiasi/thn Akumulasi Depresiasi 2012

Sapi Jantan Afkir Rp 13.050.000 25% X NB Rp.10.727.380 Rp. 774.207

Betina afkir Rp 90.600.000 25% X NB Rp.74.475.146 Rp.5.374.951

Betina dewasa Rp 77.700.000 25% X NB Rp.44.920.313 Rp.10.926.563

Betina dara Rp 77.700.000 25% X NB Rp.9.712.500 Rp.9.712.500

Total depresiasi Rp 259.050.000 Rp.139.835.339 Rp.26.788.220

NB.Sapi Rp.119.214.661

Sumber: Olah data , 2013

Page 56: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

38

Tabel 11.3

Rincian Depresiasi Saldo Menurun Metode Cost Approach Rincian perhitungan beban depresiasi saldo menurun

Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sapi

Jantan

Afkir Rp.3.262.500 Rp.2.446.875 Rp.1.835.156 Rp.1.376.367 Rp.1.032.275 Rp 774.207

Betina afkir Rp.22.650.000 Rp.16.987.500

Rp.12.740.625 Rp.9.555.469 Rp.7.166.602 Rp. 5.374.951

Betina dewasa Rp. - Rp. - Rp .-

Rp.19.425.000

Rp.14.568.750 Rp.10.926.563

Betina

dara Rp. - Rp.- Rp. - Rp . - Rp. - Rp.9.712.500

Jumlah Rp.25.912.500

Rp.19.434.375

Rp.14.575.781

Rp.30.356.836

Rp.22.767.627 Rp.26.788.220

Akumulasi Rp 139.835.339

Sumber : Olah data, 2013

Setelah diketahui Nilai Buku Sapi dengan metode Cost Approach hasilnya

dijumlahkan dengan nilai buku aset dengan garis lurus dan saldo menurun. Dapat

dilihat secara rinci pada tabel berikut ini:

Page 57: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

39

Tabel 12.1

Total Aset Cost Approach Depresiasi Garis Lurus

Posisi Nilai Aset Apabila Sapi diakui sebagai Aset (Cost Approach) depresiasi garis lurus

Aset Jenis Nilai Aset Awal Depresiasi/thn Akumulasi NB Akhir 2012 Depresiasi 2012

Tanah Rp 3.000.000.000 - - Rp 3.000.000.000 -

Bangunan

Kantor

Rp 170.000.000 Rp 8.500.000 Rp 51.000.000 Rp 119.000.000 Rp 8.500.000

Pengemasan

ruang peralatan

Gudang Pakan

Garasi

kandang I

kandang II

Kandang III

Peralatan Tangki Air kubus Rp 25.600.000 Rp 1.280.000 Rp 7.680.000 Rp 17.920.000

Rp 1.755.000 Tangki Air Silinder Rp 9.500.000 Rp 475.000 Rp 2.850.000 Rp 6.650.000

Kendaraan Daihatsu Espass Rp 63.000.000 Rp 3.150.000 Rp 18.900.000 Rp 44.100.000

Rp 3.975.000 Motor Roda 3 (150cc) Rp 16.500.000 Rp 825.000 Rp 4.950.000 Rp 11.550.000

Sapi

Jantan Afkir Rp 13.050.000 Rp 1.631.250 Rp 9.787.500 Rp 3.262.500

Rp 27.525.000

Betina afkir Rp 90.600.000 Rp 11.325.000 Rp 67.950.000 Rp 22.650.000

Betina dewasa Rp 77.700.000 Rp 9.712.500 Rp 29.137.500 Rp 48.562.500

Betina dara Rp 77.700.000 Rp 9.712.500 Rp 4.856.250 Rp 72.843.750

total Rp 3.543.650.000 Rp 46.611.250 Rp 197.111.250 Rp 3.346.538.750 Rp 41.755.000

Sumber : Data diolah , 2013

Page 58: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

40

Tabel 12.2

Total Aset Cost Approach Depresiasi Saldo Menurun

Posisi Nilai Aset Apabila Sapi diakui sebagai Aset (Cost Approach)

Aset Nilai Aset Awal Depresiasi/thn Akumulasi NB akhir 2012 Depresiasi 2012

Tanah Rp 3.000.000.000 - - Rp 3.000.000.000 -

Bangunan

Kantor

Rp 170.000.000 Garis lurus 20 thn Rp 51.000.000 Rp 119.000.000 Rp 8.500.000

Pengemasan

ruang peralatan

Gudang Pakan

Garasi

kandang I

kandang II

Kandang III

Peralatan Tangki Air kubus Rp 25.600.000 10% X NB Rp 11.995.110 Rp 13.604.890

Rp 2.072.620 Tangki Air Silinder Rp 9.500.000 10% X NB Rp 4.451.311 Rp 5.048.690

Kendaraan Daihatsu Espass Rp 63.000.000 10% X NB Rp 29.519.217 Rp 33.480.783

Rp 4.694.396 Motor Roda 3 (150cc) Rp 16.500.000 10% X NB Rp 7.731.224 Rp 8.768.777

Sapi

Jantan Afkir Rp 13.050.000 25% X NB Rp 10.727.380 Rp 2.322.620

Rp 26.788.220 Betina afkir Rp 90.600.000 25% X NB Rp 74.475.146 Rp 16.124.854

Betina dewasa Rp 77.700.000 25% X NB Rp 44.920.313 Rp 32.779.688

Betina dara Rp 77.700.000 25% X NB Rp 9.712.500 Rp 67.987.500

total Rp 3.543.650.000 - Rp 244.532.201 Rp 3.299.117.799 Rp 42.055.236

Sumber : Data diolah, 2013

Page 59: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

41

Laporan keuangan disesuaikan dengan menggunakan angka depresiasi dan

juga besar akumulasi digunakan untuk menyesuaikan nilai buku aset milik

peternakan. Berikut adalah nilai perusahaan setelah penyesuaian :

Tabel 13.1

Posisi Aset dan Laba Perusahaan Saat Cost Approach

Data Aset Peternakan

Penyesuaian

Garis Lurus Saldo Menurun

NB. Aset Operasi Peternakan Rp.3.199.220.000 Rp.3.179.903.139

Nilai buku Sapi Rp.147.318.750 Rp.119.214.661

Laba Operasi 2012 Rp.70.246.250 Rp.69.946.014

Return On Assets 2,09907% 2,12014%

Sumber : Olah data , 2013

Pengukuran melalui Discounted Cash Flow

Dengan metode discounted cast flow yaitu menentukan nilai wajar

suatu aset biologis dengan metode arus kas yang didiskontokan. Yang harus

dilakukan adalah mendiskontokan pendapatan operasi 1 tahun dan menguranginya

dengan beban operasi 1 tahun yang didiskontokan. Hasil tersebut akan

meperlihatkan nilai manfaat ekonomis sapi selama 8 tahun. Kemudian hasil

diskonto dijumlahkandengan menggunakan nilai buku aset sebagai harga

perolehan aset saat ini.

Diketahui bahwa:

Laba Operasi Tahun 2012 (Garis Lurus) : Rp. 70146250

Laba Operasi Tahun 2012 (Saldo Menurun) : Rp. 68701519

Tingkat suku bunga bank Indonesia 8 Oktober 2013 : 7,25%

(http://www.bi.go.id)

Umur manfaat sapi :8 tahun

Dari keterangan tersebut dapat diolah menggunakan rumus :

Present Value (t) years = 1/(1+r)t

Page 60: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

42

Hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 14.1

Perhitungan Discounted Cash flowDepresiasi Garis Lurus

Tahun Discount factor PV.(%) Presen Value

0 7,25% 100% Rp.70.146.250,00

1 7,25% 93,2401% Rp.65.404.428,90

2 7,25% 86,9371% Rp.60.983.150,49

3 7,25% 81,0603% Rp.56.860.746,38

4 7,25% 75,5807% Rp. 53.017.012,94

5 7,25% 70,4715% Rp. 49.433.112,30

6 7,25% 65,7077% Rp.46.091.480,00

7 7,25% 61,2659% Rp.42.975.738,93

8 7,25% 57,1244% Rp .40.070.619,05

Total Net present value pada Thn.(1s/d8)- Thn.(0) Rp.344.690.039,00

Sumber : Olah data, 2013

Tabel 14.2

Perhitungan Discounted Cash flowDepresiasi Saldo menurun

Tahun Discount factor PV.(%) Presen Value

0 7,25% 100% Rp.68.701.519,00

1 7,25% 93,2401% Rp.64.057.360,37

2 7,25% 86,9371% Rp.59.727.142,54

3 7,25% 81,0603% Rp.55.689.643,39

4 7,25% 75,5807% Rp.51.925.075,42

5 7,25% 70,4715% Rp.48.414.988,74

6 7,25% 65,7077% Rp.45.142.180,64

7 7,25% 61,2659% Rp.42.090.611,32

8 7,25% 57,1244% Rp.39.245.325,24

Total Net present value pada Thn.(1s/d8)- Thn.(0) Rp.337.590.808,68

Sumber : Olah data, 2013

Page 61: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

43

Dapat diketahui nilai perusahaan jika dinilai menggunakan pendekatan

Discounted Cash Flow adalah sebagai berikut :

Tabel 15.1

Posisi Nilai Aset, Laba dan ROA Metode Discounted Cash Flow

Data Aset Peternakan

Penyesuaian

Garis Lurus Saldo Menurun

NB. Aset Operasi Peternakan Rp.3.199.220.000 Rp.3.179.903.139

Nilai buku Sapi Rp.344.690.039 Rp.337590808,7

Laba Operasi 2012 Rp.70.146.250 Rp.68.701.519

Return On Assets 1,97935% 1,95314%

Sumber : Olah data, 2013

Pengukuran Melalui Kapitalisasi Pendapatan

Melalui pendekatan ini nilai total aset akan diketahui sesuai dengan fair

value, namun nilai aset selain aset biologis diakui sebagai aset yang disewa. Pada

Penelitian Nugroho (2010) teknik ini dapat mencerminkan nilai total aset untuk

usaha perhotelan. Data yang diperoleh untuk olah data sebagai berikut :

Laba Operasi Tahun 2012 (Garis Lurus) : Rp. 70146250

Laba Operasi Tahun 2012 (Saldo Menurun) : Rp. 68701519

Tingkat suku bunga bank Indonesia 8 Oktober 2013 : 7,25%

(http://www.bi.go.id)

Umur manfaat sapi :8 tahun

Dari keterangan tersebut dapat diolah menggunakan rumus :Adapun rumus

mencari nilai wajar aset adalah sebagai berikut:

Tingkat Pengembalian aset = (100% / umur ekonomis aset)

Tingkat Kapitalisasi = Suku bunga Bank Indonesia+TingkatPengembalian aset

Nilai wajar aset = Laba Operasi/Tingkat kapitalisasi

Dengan rumus tersebut didapat hasil sebagai berikut :

Garis Lurus:

Keterangan perhitungan hasil

Pengembalian aset 100% : 8 12,50%

Tingkat kapitalisasi 7,25% + 12,5% 19,75%

Nilai Wajar Aset Biologis Rp.70.146.250: 19,75% Rp 355.170.886,08

Page 62: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

44

Saldo Menurun :

Keterangan perhitungan hasil

Pengembalian aset 100% : 8 12,50%

Tingkat kapitalisasi 7,25% + 12,5% 19,75%

Nilai Wajar Aset Biologis Rp.68.701.519: 19,75% Rp.347.855.792,41

Tabel 16.1

Posisi Nilai Aset, Laba dan ROA Metode Kapitalisasi Pendapatan

Data Aset Peternakan

Penyesuaian

Garis Lurus Saldo Menurun

NB. Aset Operasi Peternakan Rp.3.199.220.000 Rp.3.179.903.139

Nilai buku Sapi Rp355.170.886,08 Rp347.855.792,41

Laba Operasi 2012 Rp.70.146.250 Rp.68.701.519

Return On Assets 1,97351% 1,94746%

Sumber : Data diolah , 2013

Page 63: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

45

Analisis Data

Analisis melalui perbandingan ROA dari masing-masing pengukuran dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 17.1

Hasil Perbandingan ROA Secara Keseluruhan

Perbandingan Secara Keseluruhan hasil Pengukuran

Keterangan NB.Aset Operasi Nilai Buku Sapi Laba Operasi ROA

Historical

Cost

Tanpa Sapi

sebagai Aset

Garis Lurus Rp 3.199.220.000 Rp 266.000.000 Rp 97.771.250 3,05610%

Saldo Menurun Rp 3.179.903.139 Rp 266.000.000 Rp 96.734.235 3,04205%

Sapi Diakui

sebagai Aset

Garis Lurus Rp 3.199.220.000 Rp 157.625.000 Rp 70.146.520 2,08966%

Saldo Menurun Rp 3.179.903.139 Rp 129.098.145 Rp 68.701.520 2,07620%

Fair Value

Market

Approach

Garis Lurus Rp 3.199.220.000 Rp 160.850.000 Rp 65.777.500 1,95762%

Saldo Menurun Rp 3.179.903.139 Rp 128.487.854 Rp 66.804.949 2,01926%

Cost

Approach

Garis Lurus Rp 3.199.220.000 Rp 147.318.750 Rp 70.246.250 2,09907%

Saldo Menurun Rp 3.179.903.139 Rp 119.214.661 Rp 69.946.014 2,12014%

Discounted

Cash Flow

Garis Lurus Rp 3.199.220.000 Rp 344.690.039 Rp 70.146.250 1,97935%

Saldo Menurun Rp 3.179.903.139 Rp 337.590.809 Rp 68.701.519 1,95314%

Kapitalisasi

Pendapatan

Garis Lurus Rp 3.199.220.000 Rp 355.170.886 Rp 70.146.250 1,97351%

Saldo Menurun Rp 3.179.903.139 Rp 347.855.792 Rp 68.701.519 1,94746%

Page 64: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

46

Diketahui ROA terbesar adalah saat aset dinilai dengan Historical

costdengan metode depresiasi garis lurusdan nilai sapi tidak diakui sebagai aset.

Dengan metode tersebut ROA diperoleh sebesar 3,05610% . Akan tetapi sapi

adalah hal yang paling utama dalam kegiatan operasi perusahaan sehingga harus

diakui sebagai aset. Jika dilihat sesuai dengan PSAK, dan Peraturan Menteri

Keuangan No.126/PMK.011/2012 sapi sudah memenuhi persyaratan untuk

dikategorikan sebagai aset dan dapat didepresiasikan. Jika dilihat berdasarkan fair

value nilai nilai ROA terbesar didapat jika diukur melalui pendekatan Cost

Approach metodedepresiasi saldo menurun yaitu 2,12014%

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa perbedaan metode

pengukuran dapat menunjukan perbedaan terhadap nilai ROA yang tidak terlalu

besar. Selain itu sama seperti halnya pada kajian teoritis mengenai analisis laporan

keuangan, bahwa tidak seharusnya analis laporan keuangan langsung

membandingkan hasil analisa rasio keuangan tiap entitas dengan entitas yang

laintanpa melakukan perhitungan ulang melalui teknik akuntansi yang sama.

Analisis akuntansi dalam konteks penelitian ini adalah untuk mengetahui

metode manakah yang paling dapat meminimalkan distorsi akuntansi. Oleh karena

itu perlu dibahas mengenai teori berdasarkan referensi dan praktek sesuai

keteragan dari perusahaan mengenai metode akuntansi yang mendasari pengakuan

aset dan pengukuran aset ini.

Masalah pertama yang peneliti ketahui adalah mengenai pengakuan aset

berupa hewan ternak milik perusahaan yaitu 20 ekor sapi baik jantan dan betina

yang sebelumnya diakui sebagai persediaan. Akan lebih baik diakui sebagai aset

sebab jika mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan No.126/PMK.011/2012

pasal 1 . Jelas bahwa sapi dapat diakui sebagai aset bukan persediaan bagi

PT.Rumekso Mekaring Sabda.

Dalam meminimalkan distorsi agar pengukuran dapat diaplikasikan oleh

PT.Rumekso Mekaring sabda, pertama adalah melihat melalui kualitas akuntansi

yang menghendaki relevansi. Relevansi berimplikasi pada ketepatan waktu dalam

menghasilkan informasi(Subramanyam dan Wild 2010: 90) . Dapat dilihat bahwa

paling relevan adalah ketika aset dihitung berdasarkan historical cost sebab pada

Page 65: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

47

saat tanggal pengukuran dapat langsung diketahui nilainya tanpa harus

membandingkan dengan pasar atau aset pembanding yang akan memakan waktu.

Namun mulai tahun 2012 Indonesia telah menggunakan konsep bahwa

aset diakui dengan nilai wajar (fair value). Ini berarti metode akuntansi

perternakan yang sebelumnya dengan metode historical cost sebaiknya dialihkan

menggunakan fair value.Jika melihat hasil pengukuran yang telah dilakukan

terdapat 3 metode yang dapat diaplikasikan agar nilai aset peternakan dapat

mencerminkan nilai wajarnya. Pendekatan tersebut antara lain adalah Metode

market approach, cost approach dan metode discounted cash flow.

Dalam meminimalisir distorsi akuntansi perlu diketahui juga mengenai

kualitas informasi akuntansi yang kedua adalah mengenai keandalan.Implikasinya

adalah dapat diverifikasi, mencerminkan realitas, dan netral (Subramanyam dan

Wild 2010: 90). Melihat bahwa nilai aset harus dapat diverifikasi, secara

keseluruhan semua metode dapat diverifikasi berdasarkan informasi yang ada baik

secara historical cost atau mark to market. Namun jika melihat realita tentu nilai

market approach merupakan nilai aset yang paling andal sebab nilainya sesuai

dengan realita harga aset saat ini sesuai dengan aset yang identik dengan milik

peternakan.

Konsep fair value atau nilai wajar adalah konsep yang diadopsi Indonesia

saat ini. Nilai wajar dapat diakui sebesar nilai harga pasar saat ini apabila pasar

tersedia. Nilai wajar untuk aset peternakan terutama sapi dapat diperoleh dipasar

hewan. Jika melihat konsep nilai wajar ini tentu konsep historical cost

dikesampingkan. Oleh karena itu pengukuran dengan metode market approach

dan juga cost approach dengan basis mark to market lebih dapat diaplikasikan

karena memenuhi konsep fair value.Berdasarkan hierarki pengukuran nilai wajar

(fair value) menurut PSAK 13 tahun 2011 dijelaskan pada paragraf 47 dan 48.

Berdasarkan hierarki tersebut jika dilihat melalui penelitian yang telah dilakukan

diketahui bahwa pasar aktif tersedia dan aset biologis yaitu sapi yang identik

dengan sapi milik peternakan juga tersedia di pasar. Ditarik pengertian bahwa

metode market approach lebih direkomendasikan untuk diaplikasikan.

Page 66: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

48

Kualitas lain yang perlu ada dalam akuntansi adalah kualitas sekunder

informasi akuntansi. Kualitas sekunder yang diharapkan adalah komparabilitas

dan konsistensi (Subramanyam dan Wild, 2010 : 90). Komparabilitas

menghendaki informasi harus dapat diukur dengan cara yang sama untuk berbagai

perusahaan. Sedangkan konsisten berarti metode yang yang sama digunakan

sepanjang waktu. Karena penelitian ini hanya menggunakan sebuah peternakann

sebagai objek sehingga fokus analisis terhadap kualitas sekunder terletak pada

konsistensi. Konsistensi dalam penggunaan metode didalam pengukuran aset

lebih pada penggunaan metode depresiasi. Walaupun konsep pengakuan aset

bergeser dari historical cost ke fair value tetap metode depresiasi akan lebih baik

tetap menggunakan depresiasi garis lurus. Sebab peternakan selama ini telah

menggunakan metode depresiasi garis lurus. Selain itu penggunaan dan nilai

manfaat yang diperoleh dari sapi baik sapi muda maupun sapi afkir memiliki hasil

produksi yang sama baik kualitas dan kuantitasnya tidak jauh berbeda. Yang

membedakan hanyalah pada masa manfaat sapi untuk peternakan.

Analisis melalui pendekatan keuangan ini telah dilakukan melalui

pendekatan discounted cash flow dan kapitalisasi pendapatan.Analisis pengukuran

aset melalui 2 metode tersebut jika dilihat dari sudut pandang akuntansi memang

metode ini relevan. Ini dikarenakan melalui metode pendekatan keuangan lebih

cepat diaplikasikan sehingga dapat memenuhi syarat tepat waktu. Selain itu

metode keuangan memiliki keunggulan yaitu dapat melihat orientasi dimasa

depan. Namun kualitas keandalan melalui metode keuangan sangat rendah.

Realita keuangan tidak dapat diverifikasi dan hanya dilihat melalui tingkat

diskonto.Metode keuangan juga mengabaikan konservatisme sebab pendekatan ini

memprediksi arus kas mendatang hanya dilihat berdasarkan melalui suku bunga.

Diketahui suku bunga Bank Indonesia selama tahun 2013 sangat fluktuatif.

Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan melalui pendekatan discounted

cash flow dan kapitalisasi pendapatan didapat hasil yang tidak jauh berbeda.Jika

hanya untuk mengukur nilai aset metode keuangan tersebut dapat diaplikasikan.

Namun metode ini tidak dapat digunakan untuk pembukuan laporan keuangan

peternakan.

Page 67: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

49

Kesimpulan

Nilai return on assets tertinggi adalah ketika aset diakui sebesar historical

cost tanpa mengakui sapi sebagai aset peternakan. Ini memperlihatkan bahwa

dengan pengukuran aset sesuai dengan nilai wajar (fair value) dan mengakui sapi

sebagai aset akan menurunkan tingkat return on assets perusahaan. Dalam usaha

peternakan sapi adalah sebagai penggerak utama pendapatan bagi peternakan

milik PT.Rumekso Mekaring Sabda sebaiknya diakui sebagai aset bukan sebagai

persediaan, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No.126/PMK.011/2012.

Selain itu karena Indonesia telah mengadopsi IFRS akan lebih baik aset

diakui sebesar nilai wajarnya. Pengukuran sesuai nilai wajar berdasarkan teknik

yang telah peneliti lakukan dengan market approach, cost approach, discounted

dan kapitalisasi pendapatan dapat mencerminkan nilai wajar aset milik

perusahaan. Nilai return on assets tertinggi berdasarkan fair value diperoleh

ketika aset peternakan dinilai dengan metode cost approach metode depresiasi

saldo menurun yaitu 2,12014%. Namun berdasarkan hasil dilapangan metode

maket approach merupakan teknik yang paling dapat meminimalkan distorsi

akuntansi. Sebab aset identik dapat ditemui dipasar dan sesuai hierarki

pengukuran bahwa aset sedapat mungkin diukur berdasarkan nilai pasar aset yang

identik.

Melalui pendekatan keuangan yang dapat diaplikasikan dalam mengukur

aset adalah metode discounted cash flow dan kapitalisasi pendapatan karena

dapat mencerminkan nilai aset peternakan saat ini. Namun kedua pendekatan

pengukuran aset tersebut tidak boleh digunakan dalam menentukan nilai wajar

aset untuk keperluan pembukuan laporan keuangan.

Implikasi

Tidak semua metode pengukuran aset dapat digunakan untuk mengukur

aset biologis terutama untuk mengukur nilai wajar aset biologis berupa hewan

ternak dalam pembukuan. Dalam pengukuran nilai wajar hewan ternak sebaiknya

diukur berdasarkan Market Approach. Sebab harga pasar aset yang identik dapat

ditemukuan dipasar hewan. Selain itu dengan metode Cost Approach dapat

Page 68: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

50

mencerminkan nilai return of assets paling baik . Secara keseluruhan teknik tidak

menunjukan hasil yang jauh berbeda. Namun direkomendasikan PT.Rumekso

Mekaring Sabda dapat menerapkan pembukuan mengenai aset biologis dengan

mengakui sapi sebagai aset dan menggunakan metode pengukuran Market

Approach untuk meminimalkan distorsi akuntansi.

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan pada penelitian ini terletak pada kurangnya informasi

mengenai laporan keuangan peternakan milik PT. Rumekso Mekaring Sabda .

Sehingga diharapkan untuk penelitian mendatang dapat menggunakan laporan

keuangan milik perusahaan, selain lebih mudah tentu juga dapat diketahui posisi

keuangan perusahaan yang sebenarnya sesuai pembukuan perusahaan.

Keterbatasan yang kedua adalah mengenai data pasar yang hanya dipantau selama

2 bulan. Akan lebih baik jika data harga diambil pada saat menjelang laporan

keuangan tahunan dibuat (cut of date)(Subramanyam dan Wild 2010: 122).

Namun karena harga sapi di Indonesia sangat fluktuatif selama beberapa tahun ini

akan lebih baik jika data harga dapat direkam selama kurun waktu 1 tahun atau

lebih.

Page 69: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

51

Daftar Pustaka

Agnes, Sawir. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Alamsyah, Halim. 2010. Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 mengenai Pedoman Perhitungan

Rasio Keuangan. Surat Edaran Bank Indonesia, Jakarta.

Bank Indonesia . 2013. Moneter-Data BI Rate. Bank Sentral Republik Indonesia

http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate/Data+BI+Rate.18Oktober

2013

Brealey, Myers, Allen. 2005 . Principles of Corporate Finance, Eighth Edition.

The

McGraw−Hill Companies, 2005.

Carl S. Warren, et al. 2008. Principles of Accounting (Indonesian adaption).

Salemba Empat,Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat,

Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat,

Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat,

Jakarta.

International Accounting Standards Board. 2009. IAS 41 Agriculture.

http://www.iasplus.com/en/standards/ias/ias41. 23 November 2012

Kieso, E.Donald E et al. 2009. Intermediate Accounting, John Wiley & Sons, Inc.

Menteri Keuangan Republik Indonesia. 2008. Keputusan Menteri Keuangan

RepublikIndonesia No.249/PMK.03/2008 Tentang Penyusutan Atas

Pengeluaran Yang Dimiliki Dan Digunakan Dalam Bidang Usaha

Tertentu, Jakarta.

Menteri Keuangan Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri Keuangan

RepublikIndonesia No.126/PMK.011/2012Perubahan Atas Peraturan

Menteri Keuangan No.249/PMK.03/2008 Tentang Penyusutan Atas

Pengeluaran Untuk Memperoleh Harta Berwujud Yang Dimiliki Dan

Digunakan Dalam Bidang Usaha Tertentu, Jakarta.

Page 70: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

52

Nugroho, M.Arimba,Arya. 2011. Analisa Nilai Pasar Hotel Puri Ayu. Institut

Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. http://digilib.its.ac.id/.html.

23 November 2012.

Ridwan,Achmad. 2011. Perlakuan Akuntansi Aset Biologis PT. Perkebunan

Nusantara XIVMakassar (Persero). Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi

Universitas Hasanudin,(tidak dipublikasikan).

Subramanyam,K. dan J.J.Wild. 2010, Analisis Laporan Keuangan buku 1 edisi 10.

SalembaEmpat,Jakarta.

Sudijono, Anas. 2003. Pengantar Evaluasi Pendidikan cetakan keempat. PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Supriyanto Benny. 2010 Biological Assets Valuation Untuk Keperluan Keuangan

(IAS41),IAI, Jakarta.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan.

Page 71: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

53

Curriculum Vitae

Nama : Sani Guntara

NIM : 232009115

Alamat Asal : RT.01/RW.012 Desa Banjaran,

Kelurahan Mangunsari , Kecamatan Sidomukti

Kota Salatiga.

Judul Skripsi : Pengukuran Aset Biologis Dengan Pendekatan

Market Approach, Cost Approach dan Income

Approach dalam mencerminkan Kinerja Perusahaan

Riwayat Pendidikan : -SDN Kalicacing 02,Salatiga, Lulus Tahun 2002

-SMP Negri 2,Salatiga, Lulus Tahun 2005

-SMA Negri 2,Salatiga , Lulus Tahun 2008

-Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW Salatiga,

Lulus tahun 2013

Pengalaman Organisasi : -Panitia Attex 2011 (Accounting The Explorer)

-Panitia Action 2012

-Panitia reuni petualang se-Jateng dan DIY 28

September 2013

Seminar : -Seminar Enterpreuneurship 2009

-International SMEs Empowement: Rhetoric and

Reality 2009

-Seminar Motivation and Strategy Accounting 2010

-Seminar National “Peran Akuntansi dalam

Pemberantasan Korupsi” 2010

-Seminar Kewirausahaan 2011

“Great Man Have Great Minds”

-Seminat Nasional Akuntansi 2010

Believe,Begin Become an Enterpreuneur

Pelatihan : -Basic Leadership Training 2010

-Latihan Pradasar Mahasiswa 2009-2010

Page 72: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

54

Lampiran-Lampiran

Page 73: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

55

Lampiran 1

Rangkuman hasil Wawancara dan observasi pada peternakan

I. Informasi Umum Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Rumekso Mekaring Sabda

Didirikan pada tahun : Yayasan Sosial pada tahun 1925

Berubah Menjadi PT. Rumekso Mekaring Sabda

pada tahun 1979

Kegiatan Usaha :

1. Perkebunan meliputi

Karet

Kopi

Cengkeh

Rumput pakan ternak

2. Peternakan Sapi perah

3. Agro Wisata Salib Putih

Pimpinan Utama : Bp. Bagyo

Jumlah pegawai : Total 35 orang

Alamat perusahaan : Jalan Raya Salatiga – Kopeng Km 4

Ngawen , Salatiga

Page 74: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

56

II. Informasi Umum Peternakan

Peternakan dan Perkebunan didirikan pada tahun 1925 (98 Tahun

lalu) oleh Yayasan sosial. Pada tahun 1979 beralih menjadi PT. Rumekso

Mekaring Sabda. Pembangunan dan pemugaran peternakan pada tahun

2006 bersamaan dengan pembangunan Agro Wisata Salib Putih.

Pembangunan ditujukan agar peternakan juga menjadi salah 1 tempat

objek wisata bagi pengunjung.

Kepala Bagian Peternakan : Bp. Sudijono

Jumlah pegawai Peternakan : Total 10 orang

Kegiatan usaha peternakan adalah untuk menghasilkan susu sapi,

pupuk kandang, urine, dan untuk tempat wisata bagi para tamu yang

berkunjung.

III. Informasi Aset Peternakan

Nilai total aset operasi perusahaan adalah Rp.3.284.600.000 namun belum

disesuaikan dengan depresiasinya. Depresiasi aset peternakan dilakukan

dengan metode garis lurus dengan masa manfaat 20 tahun. Informasi lebih

lengkap mengenai aset dapat dilihat pada table lampiran. Detail Aset untuk

kegiatan operasi peternakan :

A. Tanah untuk peternakan adalah 200 m x 50m atau 10.000m2 dengan harga

per m2 adalah Rp.300.000/m2.Untuk nilai tanah pihak bagian produksi

tidak mengetahui secara pasti melalui posisi nilai aset dalam laporan

keuangan sebab tanah masuk dalam pembukuan laporan keuangan

perusahaan secara keseluruhan. Peneliti hanya diberikan detail mengenai

aset operasi peternakan. Oleh karena itu nilai tanah diketahui dengan

menggunakan nilai aset pembanding yang dapat dilihat pada

http://www.urbanindo.com/property/280360797-tanah-dijual-jalan-

lingkar-salatiga-kopeng-salatiga-jawa-tengah/map(Diakses pada

28/08/2013).Lokasi ini bersebelahan dengan peternakan dan sangat

identik.

Page 75: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

57

B. Bangunan : Ruang Kantor 2m x 3m

Ruang Pengemasan 3m x 3m

Ruang Peralatan 3m x 3m

Gudang Pakan 4m x 4m

Garasi Motor & Mobil 3m x 4m

Kandang 1 24m x 8m

Kandang 2 24m x 8m

Kandang 3 10m x 14m

Pembangunan dilakukan dan selesai pada tahun 2006

menghabiskan dana sebesar Rp.170.000.000 .Termasuk kandang 1 dan

kandang 2 sebagai kandang utama yang menelan biaya Rp.

52.000.000/kandang.

Bangunan kandang adalah bangunan kandang permanen dengan atap

asbes. Sedangkan untuk bangunan ruang kantor, pelatan, gudang dan

garasi adalah bangunan permanen dengan atap genting.

C. Peralatan operasi yang dikategorikan aset jangka panjang :

1. Tangki Air Kubus kapasitas 2000L jumlah 8 buah dengan harga

satuan Rp.3.200.000

2. Tagki Air Silinder kapasitas 3300L jumlah 2 buah dengan harga

satuan Rp.4.750.000

D. Kendaraan :

1. Daihatsu Espass pick up tahun 2004 perolehan tahun 2006 dengan

harga beli Rp. Rp.63.000.000.

2. Motor roda 3 (150cc) perolehan tahun 2006 dengan harga beli

Rp.16.500.000

Semua hal diatas termasuk dalam kategori aset dan didepresiasikan

dengan menggunakan depresisasi garis lurus dengan masa manfaat

20 tahun.

3. Hal lain terkait kendaraan adalah service dan ganti oli setiap

4bulan atau 3 kali per tahun dengan dana dianggarkan untuk motor

Page 76: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

58

adalah Rp. 50.000 dan mobil Rp.300.000 untuk setiap kali service.

Apabila terjadi kerusakan biaya menyesuaikan

E. Sapi dikategorikan sebagai persediaan dan tidak digolongkan

dalam kelompok aset peternakan sehingga tidak didepresiasikan dan

diakui sebesar harga beli tanpa biaya perolehan ditambah dengan biaya-

biaya lain seperti biaya angkut pembelian dan lain-lain.Dengan detail

sebagai berikut :

Sapi usia

Bobot

awal

Bobot

terakhir Harga pembelian jml Tahun

Jantan afkir 9th 400kg 700kg Rp.14.000.000 1ekor 2006

afkir 9th

300-

400kg

450-

550kg Rp.12.000.000 7ekor 2006

betina dewasa 6th

300-

400kg

450-

550 kg Rp.13.000.000 6ekor 2009

dara 3th

300-

400kg

350-

450 kg Rp.15.000.000 6ekor 2011

IV. Informasi Operasi Peternakan

1. Pegawai :

Bagian jml Gaji/bulan Total

Kepala Bagian Peternakan 1 Rp.2.500.000 Rp.2.500.000

Keuangan dan Administrasi

Peternakan 1 Rp.1.500.000 Rp.1.500.000

Pemerahan dan Pemeliharaan 2 Rp. 900.000 Rp.1.800.000

Pengemasan, Distribusi dan pemasaran 2 Rp. 900.000 Rp.1.800.000

Jaga malam (keamanan) 2 Rp. 300.000 Rp. 600.000

Bagian kebersihan, & rumput 2 Rp. 900.000 Rp.1.800.000

Total 10

Rp.10.000.000

Page 77: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

59

Pengeluaran pegawai untuk jamsostek, dan besarnya pajak

tidak diketahui karena berada pada laporan keuangan global

PT.Rumekso Mekaring Sabda.

2. Hasil Operasi Peternakan

a. Pemerahan susu dilakukan 2x sehari. Pagi hari dimulai pada pukul

2 dan akan didistribusikan pada jam 4 kepada warung susu dan

langganan. Namun ada beberapa dari mereka yang mengambil

langsung ke peternakan. Sedangkan pemerahan pada siang hari

dimulai pada pukul 12 dan kemudian didistribusikan pada pukul 3

sore hari. Kemasan susu terbagi menjadi 2 yaitu kemasan derigen 5

Liter dan kemasan eceran 1Liter/plastik.

b. Penjualan susu

Penjualan susu dilakukan oleh peternakan dengan 2 harga

berbeda untuk Salatiga dan Semarang . Sistem pembayaran tunai

saat barang diantarkan tanpa pembebanan biaya angkut ke pembeli.

Untuk Salatiga dengan harga Rp.5500/Liter baik kepada langganan

maupun pembeli eceran. Susu untuk pendistribusian kota salatiga

dikirimkan setiap hari baik pagi maupun sore hari. Pelanggan tetap

yang membeli susu adalah 75 liter baik pagi dan sore hari, namun

jumlah ini dapat berubah sewaktu-waktu apabila terdapat

pelanggan yang meminta tambahan atau pembeli eceran yang ingin

membeli susu asalkan persediaan tersedia . Setidaknya persediaan

susu yang harus ada setiap hari untuk dipasarkan di Salatiga adalah

75 liter untuk pagi dan sore hari atau (150L/hari) . Pada sore hari

sebenarnya permintaan susu dari para pelanggan lebih banyak akan

tetapi pasokan susu tidak mungkin dapat dipenuhi . Apabila

menerima pelanggan maka pihak peternakan harus mengambil

kekurangan susu kepada peternakan lain dengan harga Rp 5000/

liter dan menjualnya dengan Rp.5500/liter, ini dirasa tidak akan

menguntungkan sebab biaya pengemasan dan biaya pengiriman

tentu akan lebih besar.

Page 78: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

60

Untuk pengiriman susu ke Semarang dilakukan pada hari

Senin dan Kamis pagi dengan jumlah tetap 100Liter untuk setiap

pengiriman dengan harga Rp.7000/Liter sudah termasuk ongkos

pengiriman. Ini merupakan pengiriman wajib, dimana perusahaan

tujuan pengiriman merupakan perusahaan rekanan. Kekurangan

persediaan susu dibeli melalui beberapa peternakan lain dengan

harga beli Rp.5000/Liter dengan satuan minimum 5Liter (kemasan

derigen) dan kelipatan 5Liter apabila persediaan dari produksi

tidak mencukupi. Detail produksi dan jumlah kas masuk dapat

dilihat pada lampiran.

c. Penjualan kotoran sapi dilakukan setiap 1 bulan, dengan satuan rit

(1 bak truk)/bulan dengan harga Rp.700.000/bak, untuk kelebihan

kotoran digunakan untuk campuran pupuk perkebunan perusaahaan

sendiri.

d. Penjualan urine sapi, tetapi sejak tahun 2010 tidak dilakukan

penjualan lagi. Urin hasil peternakan digunakan untuk kegiatan

perkebunan perusahaan sendiri.

e. Penjualan anak sapi dilakukan dengan harga tetap selama tahun

2012 yaitu Rp.3.500.000.Selama tahun 2012 telah dilahirkan dan

dijual 9 ekor anak sapi. Dijual setelah masa sapih 3 minggu keatas .

f. Pemasukan dari kunjungan tamu Agro Wisata Salib Putih, namun

detail dan besarnya pemasukan tidak dapat diketahui sebab masuk

dalam laporan keuangan agro wisata bukan ke dalam laporan

operasi peternakan.

g. Tidak ada hari libur kecuali lebaran, pemerahan tetap dilakukan

setiap hari walaupun hari libur dan tidak mengirimkan susu ke

pelanggan , karena apabila tidak dilakukan pemerahan sapi akan

sakit dan bengkak pada bagian puting dan perut.

3. Pengeluaran Operasi Peternakan

a. Gaji seluruh pegawai Rp.10.000.000/bulan

Page 79: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

61

b. Pembayaran Air mencapai Rp.750.000/bln . Ini cukup besar

sebab air digunakan untuk keperluan memandikan sapi, minum

, membersihkan kandang setiap harinya.

c. Pembayaran Listrik bulanan melalui token listrik , dianggarkan

Rp.150.000/Bulan.

d. Pembayaran Telepon, namun besarnya biaya telpon tidak dapat

diketahui.

e. Biaya bahan bakar dianggarkan sebagai berikut :

Motor 4 Liter/hari

Mobil 10Liter/setiap pengiriman susu ke semarang dan juga

untuk kegiatan lain selain pengiriman susu.Seperti

pengiriman sapi dan pembelian pakan.

f. Biaya pakan antara lain :

Rumput hasil produksi kebun perusahaan sendiri, rumput

diberikan 3x sehari yaitu pagi,siang dan sore hari. Dengan

takaran 10% bobot sapi per hari . Pakan berupa rumput

diberikan 40kg-50kg setiap hari atau 13kg-16kg tiap kali

memberikan rumput (tidak ditimbang dan hanya melalui

perkiraan). Ditambah dengan pakan lain berupa konsentrat

dan ampas telo kering. Rumput tidak dibeli melainkan

merupakan hasil dari produksi kebun PT. Rumekso

Mekaring Sabda sendiri. Bahkan persediaan rumput sangat

melimpah hingga rumput dijual kepada beberapa

peternakan disekitar Salatiga.

Konsentrat

Diberikan sebanyak 2kali dalam 1 hari yaitu pagi dan sore.

Setiap kali pemberian pakan takaran konsentrat adalah

2kg/ekor.

Harga konsentrat adalah Rp.1.750/kg , kemasan 30kg/sak

Ampas telo kering

Page 80: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

62

Diberikan sebanyak 2kali dalam 1 hari yaitu pagi dan sore

sama seperti halnya konsentrat. Setiap kali pemberian

pakan takaran konsentrat adalah 2kg/ekor.

Harga konsentrat adalah Rp.1.400/kg , kemasan 30kg/sak

g. Biaya-biaya operasi lain yang dianggarkan setiap bulan :

Obat-Obatan dan Vitamin untuk hewan ternak sebesar

Rp.600.000

Pembelian perlengkapan kemasan susu Rp.200.000

Pembelian perlengkapan kebersihan,sabun dan sterilisasi

Rp.200.000

V. Kekurangan Informasi

a. Tidak diberikannya laporan keuangan secara menyeluruh, dan hanya

diberikan mengenai laporan yang berkenaan dengan bagian produksi

peternakan. Besar aset diketahui melalui wawancara kepada bagian

produksi dan pengamatan objek secara langsung.

Page 81: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

63

Lampiran 2

Data Produksi Peternakan Selama Tahun 2012

Januari

Tgl Hari

Pagi

tambahan pengiriman sisa

Siang

Tambahan sisa Penjualan

Pembelian

pagi semarang pagi siang

siang (Rp.) (Rp)

1 Minggu 67

15

2 64 15 4

852.500

150.000

2 Senin 64

115 100

2 66 10 1

2.086.000

625.000

3 Selasa 65

10

- 65 10 -

825.000

100.000

4 Rabu 67

10

2 68 10 3

825.000

100.000

5 Kamis 66

110 100

1 66 10 2

2.069.500

600.000

6 Jum'at 64

15

4 66 10 1

825.000

125.000

7 Sabtu 64

15

3 66 10 1

830.500

125.000

8 Minggu 63

15

3 68 10 3

825.000

125.000

9 Senin 65

110 100

3 64 15 -

2.080.500

625.000

10 Selasa 63

15

3 67 10 3

819.500

125.000

11 Rabu 69

10

4 68 10 3

825.000

100.000

12 Kamis 67

110 100

2 63 15 -

2.091.500

625.000

13 Jum'at 66

10

1 66 10 -

830.500

100.000

14 Sabtu 68

10

3 65 15 -

852.500

125.000

15 Minggu 65

10

- 64 15 -

847.000

125.000

16 Senin 66

110 100

1 64 15 -

2.097.000

625.000

17 Selasa 66

10

1 68 10 5

814.000

100.000

18 Rabu 63

15

2 67 10 -

841.500

125.000

19 Kamis 65

110 100

3 64 15 2

2.069.500

625.000

20 Jum'at 63

15

2 63 15 -

847.000

150.000

21 Sabtu 63

15

3 65 10 -

825.000

125.000

22 Minggu 64

15

4 66 10 1

825.000

125.000

23 Senin 64

115 100

4 62 15 2

2.075.000

650.000

24 Selasa 65

10

- 68 10 2

830.500

100.000

25 Rabu 63

15

2 69 10 4

830.500

125.000

26 Kamis 64

115 100

4 64 15 2

2.086.000

650.000

27 Jum'at 72

5

2 75 - -

825.000

25.000

28 Sabtu 76 -

1 71 5 1

825.000

25.000

29 Minggu 77 -

2 75 - -

825.000

-

30 Senin 76

100 100

1 77 - 2

2.075.000

500.000

31 Selasa 75 -

- 74 5 -

847.000

25.000

total

36.176.000

7.750.000

Sumber : Data diolah, 2013

Page 82: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

64

Februari

Tgl Hari Pagi

tambahan

pengiriman sisa

Siang Tambahan sisa Penjualan Pembelian

pagi semarang pagi siang siang (Rp.) (Rp)

1 Rabu 78 -

3 77 - 3

819.500

-

2 Kamis 77 100 100

2 75 - 2

2.064.000

500.000

3 Jum'at 77 -

2 76 - -

830.500

-

4 Sabtu 71 5

1 75 - 1

819.500

25.000

5 Minggu 76 -

1 75 - 2

814.000

-

6 Senin 74 105 100

3 74 5 2

2.091.500

550.000

7 Selasa 72 5

4 74 5 4

814.000

50.000

8 Rabu 73 5

- 76 - 1

841.500

25.000

9 Kamis 77 100 100

2 74 5 1

2.091.500

525.000

10 Jum'at 78 -

3 76 - 6

797.500

-

11 Sabtu 75 -

- 73 5 2

830.500

25.000

12 Minggu 77 -

2 73 5 3

825.000

25.000

13 Senin 79 100 100

2 76 - 1

2.086.000

500.000

14 Selasa 77 -

2 74 5 2

836.000

25.000

15 Rabu 75 -

- 76 - 1

825.000

-

16 Kamis 75 100 100

2 78 - 4

2.058.500

500.000

17 Jum'at 76 10

- 77 - 3

880.000

50.000

18 Sabtu 78 -

- 74 5 2

852.500

25.000

19 Minggu 75 -

3 74 5 -

830.500

25.000

20 Senin 74 105 100

2 77 5 -

2.124.500

550.000

21 Selasa 76 -

- 75 - 3

814.000

-

22 Rabu 76 -

1 76 - 1

825.000

-

23 Kamis 78 100 100

1 73 5 1

2.097.000

525.000

24 Jum'at 75 -

- 72 5 -

836.000

25.000

25 Sabtu 72 5

2 71 5 -

830.500

50.000

26 Minggu 74 5

2 72 5 2

836.000

50.000

27 Senin 76 105 100

1 76 - 1

2.102.500

525.000

28 Selasa 79 -

2 75 - -

836.000

-

29 Rabu 76 - 1 77 - 2

825.000

-

total

33.309.000

4.575.000

Sumber : Data diolah, 2013

Page 83: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

65

Maret

Tgl Hari

Pagi tambahan

pengiriman sisa Siang Tambahan sisa Penjualan

Pembelian

pagi semarang pagi siang

siang (Rp.) (Rp)

1 Kamis 76 100 100

-

74 5 -

2.102.500

525.000

2 Jum'at 75 -

-

72 5 -

836.000

25.000

3 Sabtu 75 -

-

73 5 -

841.500

25.000

4 Minggu 75 -

-

77 - 2

825.000

-

5 Senin 73 105 100

-

77 - 2

2.091.500

525.000

6 Selasa 79 -

2

75 - 1

830.500

-

7 Rabu 76 -

1

75 - 5

797.500

-

8 Kamis 78 100 100

3

77 5 3

2.097.000

525.000

9 Jum'at 77 -

1

75 - 3

814.000

-

10 Sabtu 75 -

-

74 5 -

847.000

25.000

11 Minggu 78 -

3

75 - -

825.000

-

12 Senin 73 105 100

3

76 - 6

2.047.500

525.000

13 Selasa 73 5

4

72 5 2

819.500

50.000

14 Rabu 76 -

6

71 5 1

797.500

25.000

15 Kamis 75 100 100

5

73 5 3

2.047.500

525.000

16 Jum'at 74 5

2

74 5 2

847.000

50.000

17 Sabtu 76 -

1

75 - -

825.000

-

18 Minggu 75 -

-

76 - 1

825.000

-

19 Senin 75 100 100

5

76 - 1

2.047.500

500.000

20 Selasa 78 -

3

74 5 4

825.000

25.000

21 Rabu 75 -

-

72 5 2

825.000

25.000

22 Kamis 76 100 100

6

76 - 1

2.047.500

500.000

23 Jum'at 73 5

3

76 - 1

825.000

25.000

24 Sabtu 74 5

-

75 - -

847.000

25.000

25 Minggu 76 -

1

76 - 1

825.000

-

26 Senin 77 100 100

6

75 - -

2.053.000

500.000

27 Selasa 74 5

-

75 - -

847.000

25.000

28 Rabu 76 -

1

75 - -

825.000

-

29 Kamis 75 100 100

4

76 - 1

2.053.000

500.000

30 Jum'at 77

2

75 - 5

797.500

-

31 Sabtu 76

1

73 5 3

825.000

25.000

total

35.934.000

4.975.000

Sumber : Data diolah, 2013

Page 84: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

66

April

Tgl Hari

Pagi tambahan pengiriman sisa

Siang Tambahan sisa Penjualan Pembelian

pagi semarang pagi siang siang (Rp.) (Rp)

1

Minggu 75 -

-

77 - 2

825.000 -

2 Senin 73 105 100

3

76 - 1

2.075.000

525.000

3 Selasa 75 -

-

74 5 -

847.000

25.000

4 Rabu 73 5

3

75 - 5

797.500

25.000

5 Kamis 73 105 100

3

74 5 4

2.075.000

550.000

6 Jum'at 72 5

-

74 5 -

858.000

50.000

7 Sabtu 75 -

3

73 5 -

825.000

25.000

8

Minggu 74 5

2

73 5 1

847.000

50.000

9 Senin 77 100 100

7

78 - 3

2.047.500

500.000

10 Selasa 77 -

2

76 - 1

825.000 -

11 Rabu 75 -

-

73 5 3

825.000

25.000

12 Kamis 77 100 100

7

74 5 4

2.047.500

525.000

13 Jum'at 76 -

1

76 - 1

825.000 -

14 Sabtu 74 5

-

76 - 1

847.000

25.000

15

Minggu 74 5

2

74 5 2

847.000

50.000

16 Senin 72 105 100

2

77 - 3

2.069.500

525.000

17 Selasa 73 5

3

77 - 5

808.500

25.000

18 Rabu 76 -

1

75 - 5

797.500 -

19 Kamis 73 105 100

3

76 - -

2.080.500

525.000

20 Jum'at 74 5

-

74 5 -

869.000

50.000

21 Sabtu 76 -

1

73 5 3

825.000

25.000

22

Minggu 73 5

3

76 - 4

808.500

25.000

23 Senin 71 105 100

1

78 - 8

2.047.500

525.000

24 Selasa 75 -

-

76 - 1

825.000 -

25 Rabu 64 15

3

66 10 -

836.000

125.000

26 Kamis 66 110 100

6

64 15 -

2.069.500

625.000

27 Jum'at 67 10

2

68 10 3

825.000

100.000

28 Sabtu 68 10

3

66 10 -

830.500

100.000

29

Minggu 68 10

3

66 10 1

825.000

100.000

30 Senin 67 110 100

2

65 10 -

2.075.000

600.000

total

33.930.500

5.725.000

Sumber : Data diolah 2013

Page 85: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

67

Mei

Tgl Hari Pagi

tambahan pengiriman sisa

Siang

Tambahan sisa Penjualan Pembelian

pagi semarang

pagi siang siang (Rp.) (Rp)

1 Selasa 63

15

-

68 10 3

841.500 125.000

2 Rabu 66

10

1

69 10 4

825.000 100.000

3 Kamis 64

115 100

4

65 10 -

2.075.000 625.000

4 Jum'at 66

10

1

66 10 1

825.000 100.000

5 Sabtu 61

15

1

63 15 3

825.000 150.000

6

Minggu 62

15

2

61 15 1

825.000 150.000

7 Senin 64

115 100

4

65 10 2

2.064.000 625.000

8 Selasa 65

10

-

63 15 -

841.500 125.000

9 Rabu 63

15

-

64 15 -

863.500 150.000

10 Kamis 64

115 100

4

64 15 2

2.086.000 650.000

11 Jum'at 62

15

-

64 15 2

847.000 150.000

12 Sabtu 61

15

-

66 10 1

830.500 125.000

13

Minggu 67

10

2

63 15 3

825.000 125.000

14 Senin 67

115 100

7

62 15 -

2.086.000 650.000

15 Selasa 64

15

2

61 15 1

836.000 150.000

16 Rabu 64

15

4

67 10 7

797.500 125.000

17 Kamis 63

115 100

3

65 10 5

2.047.500 625.000

18 Jum'at 64

15

-

64 15 4

847.000 150.000

19 Sabtu 66

10

1

65 10 -

825.000 100.000

20

Minggu 74

5

9

73 5 8

770.000 50.000

21 Senin 76

100 100

6

74 5 4

2.047.500 525.000

22 Selasa 76 -

6

76 - 1

797.500 -

23 Rabu 75 -

-

73 5 -

841.500 25.000

24 Kamis 75

100 100

5

73 5 5

2.036.500 525.000

25 Jum'at 72

5

2

73 5 3

825.000 50.000

26 Sabtu 74

5

-

74 5 4

847.000 50.000

27

Minggu 73

5

3

78 - 3

825.000 25.000

28 Senin 75

100 100

5

73 5 3

2.047.500 525.000

29 Selasa 73

5

3

73 5 3

825.000 50.000

30 Rabu 75 -

-

74 5 4

825.000 25.000

31 Kamis 78

100 100

8

75 - -

2.047.500 500.000

total

34.700.500 7.350.000

Sumber : Data diolah, 2013

Page 86: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

68

Juni

Tgl Hari

Pagi tambahan pengiriman sisa

Siang Tambahan sisa Penjualan

Pembelian

pagi semarang

pagi siang

siang (Rp.) (Rp)

1 Jum'at 75 -

-

72 5 - 836.000

25.000

2 Sabtu 75 -

-

81 - 6 825.000

-

3

Minggu 83 -

7

84 - 9 830.500

-

4 Senin 82 95 100

2

84 - 7 2.086.000

475.000

5 Selasa 81 -

6

82 - 6 830.500

-

6 Rabu 86 -

11

81 - 4 836.000

-

7 Kamis 84 95 100

4

80 - 5 2.075.000

475.000

8 Jum'at 82 -

7

84 - 9 825.000

-

9 Sabtu 84 -

8

87 - 12 830.500

-

10

Minggu 81 -

3

83 - 8 841.500

-

11 Senin 84 95 100

4

86 - 11 2.075.000

475.000

12 Selasa 85 -

10

83 - 8 825.000

-

13 Rabu 85 -

8

82 - 6 841.500

-

14 Kamis 87 90 100

2

86 - 8 2.091.500

450.000

15 Jum'at 88 -

10

85 - 10 841.500

-

16 Sabtu 81 -

4

86 - 11 836.000

-

17

Minggu 84 -

7

84 - 8 841.500

-

18 Senin 85 90 100

-

85 - 10 2.075.000

450.000

19 Selasa 81 -

6

83 - 8 825.000

-

20 Rabu 87 -

12

88 - 13 825.000

-

21 Kamis 84 95 100

4

85 - 10 2.075.000

475.000

22 Jum'at 87 -

10

87 - 12 836.000

-

23 Sabtu 85 -

8

82 - 5 847.000

-

24

Minggu 84 -

8

83 - 6 841.500

-

25 Senin 86 90 100

1

83 - 8 2.075.000

450.000

26 Selasa 87 -

12

86 - 11 825.000

-

27 Rabu 84 -

8

83 - 8 830.500

-

28 Kamis 85 90 100

-

86 - 11 2.075.000

450.000

29 Jum'at 87 -

10

80 - 5 836.000

-

30 Sabtu 89 -

14

82 - 7 825.000

-

total 34.134.000

3.725.000

Sumber : Data diolah, 2013

Page 87: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

69

Juli

Tgl Hari

Pagi tambahan

pengiriman

sisa

Siang Tambahan sisa Penjualan

Pembelian

pagi semarang

pagi siang siang (Rp.) (Rp)

1

Minggu 85 -

10

86 - 10

830.500

-

2 Senin 86 90 100

1

83 - 8

2.075.000

450.000

3 Selasa 81 -

6

82 - 7

825.000

-

4 Rabu 87 -

12

81 - 6

825.000

-

5 Kamis 84 95 100

4

85 - 10

2.075.000

475.000

6 Jum'at 86 -

10

81 - 4

841.500

-

7 Sabtu 85 -

8

87 - 12

836.000

-

8

Minggu 87 -

12

83 - 8

825.000

-

9 Senin 89 90 100

4

84 - 9

2.075.000

450.000

10 Selasa 83 -

6

87 - 12

836.000

-

11 Rabu 87 -

12

85 - 10

825.000

-

12 Kamis 88 90 100

3

84 - 9

2.075.000

450.000

13 Jum'at 81 -

6

87 - 12

825.000

-

14 Sabtu 84 -

8

86 - 10

836.000

-

15

Minggu 75 -

-

75 - -

825.000

-

16 Senin 72 105 100

2

73 5 2

2.080.500

550.000

17 Selasa 73 5

3

74 5 4

825.000

50.000

18 Rabu 72 5

2

75 - -

825.000

25.000

19 Kamis 77 100 100

7

71 5 -

2.053.000

525.000

20 Jum'at 73 5

-

74 5 2

852.500

50.000

21 Sabtu 76 -

1

74 5 4

825.000

25.000

22

Minggu 77 -

2

76 - 1

825.000

-

23 Senin 75 100 100

5

74 5 2

2.058.500

525.000

24 Selasa 66 10

-

63 15 1

841.500

125.000

25 Rabu 64 15

-

64 15 3

852.500

150.000

26 Kamis 64 115 100

4

65 10 5

2.047.500

625.000

27 Jum'at 67 10

2

66 10 1

825.000

100.000

28 Sabtu 65 10

-

64 15 2

836.000

125.000

29

Minggu 65 10

-

62 15 4

814.000

125.000

30 Senin 66 110 100

6

66 10 1

2.047.500

600.000

31 Selasa 67 10

2

64 15 3

830.500

125.000

total 36.038.500

5.550.000

Sumber : Data diolah,2013

Page 88: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

70

Agustus

Tgl Hari

Pagi

tambahan pengiriman sisa Siang Tambahan sisa Penjualan Pembelian

pagi semarang pagi siang

siang (Rp.) (Rp)

1 Rabu 66

10

1 65 10 -

825.000

100.000

2 Kamis 64

115 100

2 65 10 -

2.086.000

625.000

3 Jum'at 64

15

4 64 15 2

836.000

150.000

4 Sabtu 66

10

1 67 10 2

825.000

100.000

5

Minggu 54

25

4 55 20 -

825.000

225.000

6 Senin 54

125 100

4 56 20 1

2.075.000

725.000

7 Selasa 52

25

2 54 25 4

825.000

250.000

8 Rabu 51

25

1 55 20 -

825.000

225.000

9 Kamis 57

120 100

2 51 25 1

2.075.000

725.000

10 Jum'at 54

25

2 57 20 2

836.000

225.000

11 Sabtu 55

20

- 54 25 -

847.000

225.000

12

Minggu 53

25

1 54 25 2

847.000

250.000

13 Senin 57

120 100

2 55 20 1

2.069.500

700.000

14 Selasa 54

25

4 55 20 -

825.000

225.000

15 Rabu 54

25

4 53 25 3

825.000

250.000

16 Kamis 55

120 100

5 53 25 3

2.047.500

725.000

17 Jum'at 55

20

- 55 20 -

825.000

200.000

18 Sabtu

Libur Lebaran

19

Minggu

20 Senin

21 Selasa

22 Rabu

23 Kamis 54

125 100

4 56 20 1

2.075.000

725.000

24 Jum'at 56

20

1 54 25 4

825.000

225.000

25 Sabtu 54

25

4 55 20 -

825.000

225.000

26

Minggu 57

20

2 53 25 2

830.500

225.000

27 Senin 54

125 100

4 54 25 3

2.080.500

750.000

28 Selasa 54

25

2 55 20 -

836.000

225.000

29 Rabu 57

20

4 51 25 1

814.000

225.000

30 Kamis 55

120 100

- 57 20 2

2.075.000

700.000

31 Jum'at 55

20

- 53 25 3

825.000

225.000

total

30.680.000

9.450.000

Sumber : Data diolah, 2013

Page 89: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

71

September

Tgl Hari Pagi tambahan pengiriman

sisa Siang Tambahan sisa Penjualan Pembelian

pagi semarang

pagi siang siang (Rp.) (Rp)

1 Sabtu 55 20

-

54 25 2

836.000

225.000

2 Minggu 54 25

4

53 25 3

825.000

250.000

3 Senin 56 120 100

1

55 20 1

2.069.500

700.000

4 Selasa 54 25

4

53 25 3

825.000

250.000

5 Rabu 53 25

3

57 20 2

825.000

225.000

6 Kamis 55 120 100

-

54 25 4

2.075.000

725.000

7 Jum'at 53 25

3

57 20 2

825.000

225.000

8 Sabtu 53 25

3

55 20 -

825.000

225.000

9 Minggu 51 25

-

56 20 1

830.500

225.000

10 Senin 57 120 100

2

54 25 4

2.075.000

725.000

11 Selasa 54 25

3

55 20 -

830.500

225.000

12 Rabu 57 20

2

56 20 -

830.500

200.000

13 Kamis 55 120 100

5

54 25 4

2.047.500

725.000

14 Jum'at 55 20

-

55 20 -

825.000

200.000

15 Sabtu 53 25

3

54 25 3

830.500

250.000

16 Minggu 53 25

3

55 20 -

825.000

225.000

17 Senin 54 125 100

4

56 20 2

2.069.500

725.000

18 Selasa 55 20

-

58 20 3

825.000

200.000

19 Rabu 54 25

2

51 25 1

836.000

250.000

20 Kamis 54 125 100

4

57 20 2

2.075.000

725.000

21 Jum'at 56 20

1

54 25 2

836.000

225.000

22 Sabtu 54 25

2

53 25 3

836.000

250.000

23 Minggu 53 25

3

51 25 1

825.000

250.000

24 Senin 54 125 100

4

57 20 2

2.075.000

725.000

25 Selasa 56 20

1

54 25 4

825.000

225.000

26 Rabu 54 25

4

58 20 3

825.000

225.000

27 Kamis 53 125 100

3

55 20 -

2.075.000

725.000

28 Jum'at 54 25

4

57 20 2

825.000

225.000

29 Sabtu 54 25

4

54 25 2

836.000

250.000

30 Minggu 53 25

1

53 25 1

847.000

250.000

total

33.963.500

10.850.000

Sumber : Data diolah, 2013

Page 90: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

72

Oktober

Tgl Hari

Pagi

tambahan

pengiriman sisa Siang Tambahan sisa Penjualan Pembelian

pagi semarang pagi siang siang (Rp.) (Rp)

1 Senin 53 125 100

2

57 20 2 2.080.500

725.000

2 Selasa 54 25

4

55 20 - 825.000

225.000

3 Rabu 56 20

1

51 25 - 830.500

225.000

4 Kamis 53 125 100

3

57 20 2 2.075.000

725.000

5 Jum'at 51 25

1

53 25 - 841.500

250.000

6 Sabtu 57 20

2

55 20 - 825.000

200.000

7 Minggu 54 25

4

55 20 1 819.500

225.000

8 Senin 54 125 100

2

53 25 3 2.086.000

750.000

9 Selasa 53 25

3

57 20 2 825.000

225.000

10 Rabu 57 20

2

53 25 - 841.500

225.000

11 Kamis 53 125 100

2

55 20 - 2.080.500

725.000

12 Jum'at 55 20

-

57 20 2 825.000

200.000

13 Sabtu 53 25

3

54 25 2 836.000

250.000

14 Minggu 53 25

3

56 20 1 825.000

225.000

15 Senin 53 125 100

3

57 20 2 2.075.000

725.000

16 Selasa 54 25

4

55 20 1 819.500

225.000

17 Rabu 54 25

4

53 25 - 841.500

250.000

18 Kamis 55 120 100

5

54 25 2 2.058.500

725.000

19 Jum'at 53 25

3

56 20 1 825.000

225.000

20 Sabtu 53 25

3

54 25 - 847.000

250.000

21 Minggu 54 25

4

56 20 1 825.000

225.000

22 Senin 56 120 100

2

58 20 3 2.069.500

700.000

23 Selasa 54 25

4

53 25 - 841.500

250.000

24 Rabu 56 20

1

59 20 4 825.000

200.000

25 Kamis 54 125 100

4

57 20 2 2.075.000

725.000

26 Jum'at 56 20

1

57 20 2 825.000

200.000

27 Sabtu 54 25

4

58 20 3 825.000

225.000

28 Minggu 53 25

3

57 20 2 825.000

225.000

29 Senin 58 120 100

3

61 15 1 2.075.000

675.000

30 Selasa 57 20

2

54 25 - 847.000

225.000

31 Rabu 56 20

1

56 20 1 825.000

200.000

total 36.115.500

11.425.000

Sumber : Data diolah, 2013

Page 91: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

73

November

Tgl Hari Pagi

tambahan

pengiriman sisa Siang

Tambahan sisa Penjualan Pembelian

pagi semarang pagi siang siang (Rp.) (Rp)

1 Kamis 54

125 100

4

56 20 1

2.075.000

725.000

2 Jum'at 55

20

-

54 25 2

836.000

225.000

3 Sabtu 54

25

4

56 20 2

819.500

225.000

4 Minggu 54

25

3

57 20 2

830.500

225.000

5 Senin 59

120 100

4

58 20 3

2.075.000

700.000

6 Selasa 57

20

2

55 20 -

825.000

200.000

7 Rabu 55

20

-

54 25 2

836.000

225.000

8 Kamis 53

125 100

3

54 25 1

2.091.500

750.000

9 Jum'at 54

25

4

56 20 1

825.000

225.000

10 Sabtu 56

20

1

56 20 -

830.500

200.000

11 Minggu 57

20

2

56 20 -

830.500

200.000

12 Senin 58

120 100

3

54 25 3

2.080.500

725.000

13 Selasa 55

20

-

55 20 -

825.000

200.000

14 Rabu 54

25

3

54 25 2

841.500

250.000

15 Kamis 54

125 100

4

54 25 2

2.086.000

750.000

16 Jum'at 57

20

2

59 20 4

825.000

200.000

17 Sabtu 59

20

4

57 20 2

825.000

200.000

18 Minggu 57

20

2

58 20 3

825.000

200.000

19 Senin 55

120 100

3

56 20 1

2.058.500

700.000

20 Selasa 56

20

1

53 25 -

841.500

225.000

21 Rabu 54

25

4

57 20 2

825.000

225.000

22 Kamis 53

125 100

2

57 20 2

2.080.500

725.000

23 Jum'at 54

25

4

58 20 3

825.000

225.000

24 Sabtu 56

20

1

51 25 -

830.500

225.000

25 Minggu 57

20

2

57 20 2

825.000

200.000

26 Senin 55

120 100

-

54 25 2

2.086.000

725.000

27 Selasa 55

20

-

53 25 3

825.000

225.000

28 Rabu 56

20

1

55 20 -

825.000

200.000

29 Kamis 56

120 100

1

56 20 1

2.075.000

700.000

30 Jum'at 55

25

-

57 20 2

852.500

225.000

total

35.279.500

11.025.000

Sumber : Data diolah, 2013

Page 92: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

74

Desember

Tgl Hari

Pagi

tambahan pengiriman sisa

Siang Tambahan sisa Penjualan Pembelian

pagi semarang pagi siang siang (Rp.) (Rp)

1 Sabtu 59 20

4

56 20 1 825.000

200.000

2

Minggu 54 25

4

57 20 2 825.000

225.000

3 Senin 56 120 100

1

56 20 1 2.075.000

700.000

4 Selasa 55 20

-

56 20 1 825.000

200.000

5 Rabu 54 25

4

54 25 2 836.000

250.000

6 Kamis 53 125 100

3

57 20 2 2.075.000

725.000

7 Jum'at 54 25

4

57 20 2 825.000

225.000

8 Sabtu 59 20

4

58 20 3 825.000

200.000

9

Minggu 57 20

2

57 20 2 825.000

200.000

10 Senin 58 120 100

3

55 20 - 2.075.000

700.000

11 Selasa 58 20

3

58 20 3 825.000

200.000

12 Rabu 55 20

-

54 25 - 847.000

225.000

13 Kamis 54 125 100

4

54 25 - 2.097.000

750.000

14 Jum'at 53 25

3

56 20 1 825.000

225.000

15 Sabtu 56 20

1

57 20 2 825.000

200.000

16

Minggu 57 20

2

57 20 2 825.000

200.000

17 Senin 57 120 100

2

58 20 3 2.075.000

700.000

18 Selasa 55 20

-

51 25 - 830.500

225.000

19 Rabu 54 25

4

55 20 1 819.500

225.000

20 Kamis 53 125 100

3

54 25 2 2.086.000

750.000

21 Jum'at 55 20

-

54 25 1 841.500

225.000

22 Sabtu 59 20

4

54 25 2 836.000

225.000

23

Minggu 57 20

2

56 20 1 825.000

200.000

24 Senin 58 120 100

3

57 20 2 2.075.000

700.000

25 Selasa 55 20

-

57 20 2 825.000

200.000

26 Rabu 56 20

1

55 20 1 819.500

200.000

27 Kamis 53 125 100

3

56 20 1 2.075.000

725.000

28 Jum'at 57 20

3

56 20 1 819.500

200.000

29 Sabtu 57 20

2

54 25 2 836.000

225.000

30

Minggu 58 20

3

57 20 2 825.000

200.000

31 senin 59 120 100

4

56 20 1 2.075.000

700.000

total 34.843.500

11.125.000

Sumber : Data diolah, 2013

Page 93: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

75

Lampiran 3

Beban rutin

Ampas Telo Kering (Grower)

Bulan

Pembelian

Sisa Bulan

Lalu Sisa Bulan Ini Pakan Yang terpakai

biaya

pakan

sak kg (Rp.) (Kg) (Kg) (Kg) (Rp)

Januari

86 2580

3.612.000

40 45 2575

3.605.000

Februari

80 2400

3.360.000

45 70 2375

3.325.000

Maret

82 2460

3.444.000

70 35 2495

3.493.000

April

80 2400

3.360.000

35 20 2415

3.381.000

Mei

85 2550

3.570.000

20 40 2530

3.542.000

Juni

83 2490

3.486.000

40 30 2500

3.500.000

Juli

82 2460

3.444.000

30 25 2465

3.451.000

Agustus

83 2490

3.486.000

25 30 2485

3.479.000

September

80 2400

3.360.000

30 30 2400

3.360.000

Oktober

84 2520

3.528.000

30 60 2490

3.486.000

November

80 2400

3.360.000

60 60 2400

3.360.000

Desember

83 2490

3.486.000

60 70 2480

3.472.000

Total

41.454.000

Sumber: PT.Rumekso Mekaring Sabda,2013

Page 94: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

76

Konsentrat

Bulan

Pembelian

Sisa Bulan

Lalu

Sisa Bulan

Ini

Pakan Yang

terpakai biaya pakan

sak kg (Rp.) (Kg) (Kg) (Kg) (Rp)

Januari

85 2550

4.462.500

20

30 2540 4.445.000

Februari

80 2400

4.200.000

30

110 2320 4.060.000

Maret

80 2400

4.200.000

110

35 2475 4.331.250

April

80 2400

4.200.000

35

35 2400 4.200.000

Mei

85 2550

4.462.500

35

45 2540 4.445.000

Juni

83 2490

4.357.500

45

45 2490 4.357.500

Juli

82 2460

4.305.000

45

25 2480 4.340.000

Agustus

84 2520

4.410.000

25

65 2480 4.340.000

September

80 2400

4.200.000

65

65 2400 4.200.000

Oktober

82 2460

4.305.000

65

45 2480 4.340.000

November

80 2400

4.200.000

45

45 2400 4.200.000

Desember

84 2520

4.410.000

45

55 2510 4.392.500

Total 51.651.250

Sumber: PT.Rumekso Mekaring Sabda,2013

Beban Operasi Rutin Bulanan

Bulan

Beban

Air Listrik Bensin Kemasan

sterilisasi &

kebersihan Obat ternak

Januari Rp 745.000 Rp 150.000 Rp 1.053.000 Rp 200.000 Rp. 200.000 Rp 600.000

Februari Rp 665.000 Rp 150.000 Rp 972.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 600.000

Maret Rp 755.000 Rp 150.000 Rp 1.053.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 600.000

April Rp 690.000 Rp 150.000 Rp 990.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 600.000

Mei Rp 740.000 Rp 150.000 Rp 1.053.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 600.000

Juni Rp 685.000 Rp 150.000 Rp 990.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 600.000

Juli Rp 730.000 Rp 150.000 Rp 1.053.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 600.000

Agustus Rp 745.000 Rp 150.000 Rp 963.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 600.000

September Rp 685.000 Rp 150.000 Rp 945.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 600.000

Oktober Rp 755.000 Rp 150.000 Rp 1.008.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 600.000

November Rp 670.000 Rp 150.000 Rp 990.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 600.000

Desember Rp 730.000 Rp 150.000 Rp 1.008.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 600.000

Sumber : Data diolah,2013

Page 95: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

77

Penjualan Sapi

Januari 1

Februari 1

Maret 1

April 0

Mei 2

Juni 3

Juli 1

Agustus 0

September 0

Oktober 0

November 0

Desember 0

Total 9

Sumber: PT.Rumekso Mekaring Sabda, 2013

Page 96: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

78

Lampiran 4

Data Harga Sapi

Tempat

: Pasar Pon, Ambarawa ,Jawa Tengah

Tanggal : Rabu , 3 Juli 2013

Jenis Sapi : Fries Holland (Holstein Friesian)

Pasaran : Pon

No.

pejantan bakalan induk Pejantan afkir betina dara bunting betina dewasa & betina afkir

umur Kg Rp.

umur Kg Rp.

umur Kg Rp.

umur Kg Rp

Thn Bln Thn Bln Thn Bln Bunting(bln) Thn Bln Bunting(bln)

1 2 - 438 15.000.000 6 - 685 22.500.000 2 5 4 347 13.000.000 6 - 3 535 17.500.000

2 1 10 370 12.750.000 6 - 698 22.500.000 2 7 5 376 13.700.000 7 - - 469 15.500.000

3 1 10 376 12.750.000 6 - 687 22.500.000 2 4 4 356 12.750.000 8 - - 466 14.800.000

4 2 6 405 13.750.000 5 - 657 21.500.000 2 6 3 388 13.800.000 6 - - 463 15.250.000

5 2 7 410 14.500.000 5 - 640 20.500.000 2 5 3 373 13.400.000 5 - 4 514 17.500.000

6 1 8 388 13.000.000 7 - 720 24.000.000 2 4 2 364 13.250.000 4 - 3 458 15.500.000

7 2 6 435 15.500.000 8 - 735 24.000.000 2 6 4 405 14.500.000 6 - - 476 16.000.000

8 2 4 421 14.300.000 5 - 657 21.500.000 2 8 5 426 15.200.000 5 - 5 532 18.250.000

9 2 3 397 13.500.000 9 - 654 20.500.000 2 7 5 448 16.000.000 6 - - 492 16.250.000

10 2 4 445 15.300.000 5 - 643 20.500.000 7 - - 445 15.500.000

11 2 8 437 15.000.000 6 - 705 23.500.000 7 - - 437 15.500.000

12 2 7 424 14.500.000 7 - 750 24.800.000 5 - - 424 14.000.000

13 1 9 359 12.500.000 7 - 745 25.750.000 8 - - 452 15.200.000

14 2 1 425 14.750.000

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

Rata-rata 409 14078571,4 Rata-rata 690 22619231 Rata-rata 387 13955556 Rata-rata 474 15903846

Tertinggi 445 15500000 Tertinggi 750 25750000 Tertinggi 448 16000000 Tertinggi 535 18250000

Terendah 359 12500000 Terendah 640 20500000 Terendah 347 12750000 Terendah 424 14000000

Page 97: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

79

Tempat

: Pasar Pon, Ambarawa ,Jawa Tengah

Tanggal

: Minggu, 28 Juli 2013

Jenis Sapi : Fries Holland (Holstein Friesian)

Pasaran

: Pon

No.

pejantan bakalan induk Pejantan afkir betina dara bunting betina dewasa & betina afkir

umur Kg Rp.

umur Kg Rp.

umur Kg Rp.

umur Kg Rp

Thn Bln Thn Bln Thn Bln Bunting(bln) Thn Bln Bunting(bln)

1 2 2 433 13.500.000 6 - 678 21.500.000 2 5 4 379 11.500.000 7 - - 512 15.000.000

2 1 9 359 11.200.000 6 - 687 21.500.000 2 4 4 402 12.500.000 8 - - 475 14.500.000

3 1 8 350 10.300.000 7 - 680 21.000.000 2 5 1 350 10.300.000 8 - - 470 14.500.000

4 2 4 442 13.500.000 8 - 665 19.000.000 2 8 7 415 12.800.000 8 - - 466 14.500.000

5 2 3 435 13.300.000 8 - 680 20.250.000 2 7 5 410 13.250.000 7 - - 525 15.750.000

6 1 9 388 12.000.000 8 - 713 22.250.000 2 8 6 423 13.250.000 5 - 2 502 15.000.000

7 2 5 441 13.500.000 9 - 655 17.400.000 2 6 3 385 12.000.000 5 - 3 490 14.750.000

8 2 2 407 12.300.000 4 - 602 18.000.000 2 3 3 360 11.000.000 5 - 5 542 16.250.000

9 2 - 410 12.800.000 5 - 676 20.250.000 2 - 1 342 10.500.000 5 - 3 470 14.000.000

10 2 11 478 14.500.000 5 - 633 18.750.000 2 - 1 344 10.500.000 8 - - 456 13.500.000

11 2 8 485 15.250.000 5 - 654 19.800.000 2 3 3 355 11.000.000 7 - - 435 12.750.000

12 2 - 431 13.200.000 7 - 702 21.250.000 2 9 7 432 13.300.000 7 - - 431 12.750.000

13 1 7 376 11.500.000 8 - 710 21.000.000 2 7 5 404 12.500.000 8 - - 502 15.800.000

14 1 9 408 12.500.000 8 - 721 21.000.000 9 - - 450 13.500.000

15 1 8 412 12.700.000 9 - 655 18.750.000 9 - - 442 13.500.000

16 2 8 462 14.200.000 5 - 624 18.500.000 6 - 3 470 14.500.000

17 2 3 400 12.500.000 9 - 597 17.600.000 8 - - 401 11.750.000

18 1 9 374 11.000.000 6 - 640 19.250.000 4 - - 424 12.500.000

19 1 7 368 12.500.000 9 - 559 16.750.000 6 - 4 480 15.500.000

20 1 11 406 13.000.000 5 - 589 17.500.000

21 2 5 464 14.250.000 6 - 612 21.000.000

22 2 3 435 13.450.000 4 - 652 18.500.000

23 2 4 400 12.500.000 4 - 694 20.500.000

24 2 1 410 12.800.000 4 - 672 20.500.000

25 2 - 387 11.300.000 7 - 706 21.500.000

Rata-rata 414 12782000 Rata-rata 658 19732000 Rata-rata 384,7 11876923 Rata-rata 471 14226316

Tertinggi 485 15250000 Tertinggi 721 22250000 Tertinggi 432 13300000 Tertinggi 542 16250000

Terendah 350 10300000 Terendah 559 16750000 Terendah 342 10300000 Terendah 401 11750000

Page 98: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

80

Tempat

: Pasar Pon, Ambarawa ,Jawa Tengah

Tanggal : Selasa , 27 Agustus 2013

Jenis Sapi : Fries Holland (Holstein Friesian)

Pasaran : Pon

No.

pejantan bakalan induk Pejantan afkir betina dara bunting betina dewasa & betina afkir

umur Kg Rp.

umur Kg Rp.

umur Kg Rp.

umur Kg Rp

Thn Bln Thn Bln Thn Bln Bunting(bln) Thn Bln Bunting(bln)

1 2 7 414 14.750.000 5 - 705 24.750.000 2 3 4 406 14.300.000 5 - 3 448 15.500.000

2 2 9 457 16.200.000 4 - 652 21.500.000 2 7 5 421 14.750.000 5 - 4 488 16.500.000

3 1 11 380 13.500.000 6 - 677 23.750.000 2 7 5 415 14.750.000 5 - 1 422 14.500.000

4 2 5 415 14.600.000 5 - 723 26.500.000 2 5 3 385 13.000.000 6 - - 504 16.600.000

5 2 4 422 14.750.000 6 - 630 21.500.000 2 4 3 365 12.500.000 4 - 5 523 17.500.000

6 1 8 345 12.000.000 7 - 690 23.500.000 2 5 2 342 11.750.000 5 - 3 512 16.800.000

7 2 - 338 12.500.000 6 - 630 21.500.000 2 6 4 400 13.700.000 4 - - 462 15.750.000

8 2 - 342 12.500.000 7 - 657 22.000.000 2 8 5 410 14.500.000 7 - - 424 14.800.000

9 2 5 400 14.500.000 7 - 654 22.000.000 2 7 5 433 14.750.000 6 - 4 518 17.250.000

10 2 3 390 13.650.000 4 - 643 21.000.000 2 5 3 390 12.250.000 5 - 5 528 18.000.000

11 2 4 388 13.500.000 5 - 705 24.500.000 2 4 4 377 13.000.000

12 2 3 346 14.500.000 6 - 645 22.500.000 2 5 3 346 12.500.000

13 1 8 355 12.500.000 8 - 604 20.500.000

14 1 8 345 12.500.000 8 - 678 22.000.000

15 1 8 338 12.500.000 9 - 665 22.700.000

16 2 6 440 15.200.000 9 - 684 23.250.000

17 1 9 423 14.700.000 7 - 665 23.500.000

18

19

20

21

22

23

24

25

Rata-rata 385 13785294,1 Rata-rata 665 22761765 Rata-rata 390,8 13479167 Rata-rata 483 16320000

Tertinggi 457 16200000 Tertinggi 723 26500000 Tertinggi 433 14750000 Tertinggi 528 18000000

Terendah 338 12000000 Terendah 604 20500000 Terendah 342 11750000 Terendah 422 14500000

Page 99: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

81

Tempat

: Pasar Sunggingan, Boyolali ,Jawa Tengah

Tanggal : Selasa, 2 Juli 2013

Jenis Sapi

: Fries Holland (Holstein Friesian)

Pasaran : Pahing

No.

pejantan bakalan induk Pejantan afkir betina dara bunting betina dewasa & betina afkir

umur Kg Rp.

umur Kg Rp.

umur Kg Rp.

umur Kg Rp

Thn Bln Thn Bln Thn Bln Bunting(bln) Thn Bln Bunting(bln)

1 2 1 425 14.000.000 6 - 602 20.300.000 2 1 1 406 13.400.000 8 - - 442 14.500.000

2 1 11 378 12.500.000 4 - 682 22.500.000 1 9 1 388 12.750.000 8 - - 444 14.500.000

3 1 11 364 12.000.000 5 - 742 26.500.000 2 - 1 370 12.300.000 5 - 3 452 15.000.000

4 1 11 370 12.000.000 4 - 597 21.000.000 2 - 1 401 13.250.000 5 - 5 502 17.500.000

5 2 1 398 13.300.000 4 - 604 21.000.000 2 - 1 365 12.000.000 5 - - 414 13.750.000

6 2 5 420 14.000.000 6 - 670 22.500.000 2 2 4 342 11.250.000 6 - 4 524 17.250.000

7 1 9 355 11.750.000 6 - 682 22.500.000 2 3 4 449 14.700.000 7 - - 465 14.750.000

8 2 2 370 12.500.000 5 - 652 21.500.000 2 3 4 464 15.300.000 4 - 2 478 14.250.000

9 2 2 366 12.500.000 6 - 732 25.300.000 2 2 2 392 13.000.000 4 - 3 492 16.000.000

10 2 2 375 12.500.000 7 - 700 23.300.000 2 5 5 478 15.750.000 4 - 2 443 15.300.000

11 2 3 403 13.500.000 9 - 640 21.500.000 5 - 4 520 17.000.000

12 2 - 364 12.200.000 7 - 560 18.750.000 7 - - 470 15.500.000

13 2 6 408 13.500.000 8 - 588 19.500.000 6 - 5 452 15.000.000

14 2 6 412 13.500.000 5 - 645 21.600.000

15 1 9 380 12.800.000 4 - 676 22.750.000

16 1 9 392 12.800.000 5 - 649 21.500.000

17 1 8 364 12.500.000 5 - 654 21.500.000

18 1 8 378 12.500.000 8 - 678 22.750.000

19 2 - 389 12.800.000

20 2 8 390 13.000.000

21

22

23

24

25

Rata-rata 385 12.807.500 Rata-rata 653 22.013.889 Rata-rata 406 13.370.000 Rata-rata 469 15.407.692

Tertinggi 425 14.000.000 Tertinggi 742 26.500.000 Tertinggi 478 15.750.000 Tertinggi 524 17.500.000

Terendah 355 11.750.000 Terendah 560 18.750.000 Terendah 342 11.250.000 Terendah 414 13.750.000

Page 100: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

82

Tempat

: Pasar Sunggingan, Boyolali ,Jawa Tengah

Tanggal : Sabtu , 27 Juli 2013

Jenis Sapi

: Fries Holland (Holstein Friesian)

Pasaran : Pahing

No.

pejantan bakalan induk Pejantan afkir betina dara bunting betina dewasa & betina afkir

umur Kg Rp.

umur Kg Rp.

umur Kg Rp.

umur Kg Rp

Thn Bln Thn Bln Thn Bln Bunting(bln) Thn Bln Bunting(bln)

1 2 4 457 13.000.000 5 - 627 17.500.000 2 2 2 332 9.500.000 4 - 2 453 12.500.000

2 1 11 401 11.400.000 6 - 645 18.000.000 2 2 2 342 9.500.000 4 - 3 466 13.000.000

3 1 8 378 10.750.000 6 - 633 17.750.000 2 2 1 325 9.500.000 4 - 5 482 13.500.000

4 2 - 397 11.500.000 9 - 681 19.000.000 2 3 1 328 9.250.000 5 - 3 522 15.800.000

5 2 - 406 11.500.000 7 - 742 20.750.000 2 8 7 452 12.500.000 7 - - 465 12.750.000

6 2 1 435 12.300.000 7 - 775 21.700.000 2 3 3 370 10.500.000 6 - 2 476 14.500.000

7 2 2 392 11.250.000 8 - 723 20.250.000 2 3 3 376 10.500.000 4 - 3 448 12.800.000

8 2 3 439 12.500.000 7 - 730 20.250.000 2 3 4 380 10.750.000 4 - 6 480 13.500.000

9 2 - 380 10.750.000 9 - 690 19.700.000 2 2 2 355 10.000.000 4 - 4 456 13.000.000

10 1 8 345 10.000.000 6 - 722 20.200.000 2 4 2 425 14.500.000 8 - - 435 12.500.000

11 1 7 325 9.500.000 7 - 710 19.700.000 2 3 2 390 12.850.000 8 - - 440 12.500.000

12 1 11 402 11.500.000 8 - 685 19.000.000 2 1 1 384 12.600.000 5 - 3 518 15.500.000

13 2 - 377 11.000.000 8 - 721 20.500.000 2 1 1 452 12.600.000 7 - - 479 13.500.000

14 2 - 420 12.000.000 7 - 675 18.750.000 2 6 5 482 13.500.000 8 - - 435 12.500.000

15 2 - 416 12.000.000 6 - 598 16.750.000 2 4 3 421 11.750.000 8 - - 448 12.500.000

16 2 - 427 12.000.000 6 - 597 16.750.000 6 - 5 532 15.500.000

17 2 2 450 13.200.000 6 - 588 16.750.000

18 2 3 434 12.250.000 9 - 597 17.000.000

19 1 9 400 11.500.000 6 - 640 17.750.000

20 1 7 367 10.500.000 9 - 559 16.500.000

21 1 7 380 10.500.000 4 - 597 16.700.000

22 2 - 398 11.300.000 7 - 720 20.000.000

23 2 - 406 11.300.000 9 - 649 18.200.000

24 2 1 435 12.250.000 9 - 657 1.820.000

25 2 2 392 11.200.000 5 - 670 19.000.000

Rata-rata 402 11.478.000 Rata-rata 665 18.010.800 Rata-rata 388 11.320.000 Rata-rata 471 13.490.625

Tertinggi 457 13.200.000 Tertinggi 775 21.700.000 Tertinggi 482 14.500.000 Tertinggi 532 15.800.000

Terendah 325 9.500.000 Terendah 559 1.820.000 Terendah 325 9.250.000 Terendah 435 12.500.000

Page 101: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

83

Tempat

: Pasar Sunggingan, Boyolali ,Jawa Tengah

Tanggal : Senin , 26 Agustus 2013

Jenis Sapi

: Fries Holland (Holstein Friesian)

Pasaran : Pahing

No.

pejantan bakalan induk Pejantan afkir betina dara bunting betina dewasa & betina afkir

umur Kg Rp.

umur Kg Rp.

umur Kg Rp.

umur Kg Rp

Thn Bln Thn Bln Thn Bln Bunting(bln) Thn Bln Bunting(bln)

1 2 4 425 14.800.000 7 - 684 23.000.000 2 5 4 417 14.500.000 5 - 3 425 15.000.000

2 2 - 357 12.500.000 8 - 627 21.400.000 2 4 3 380 13.600.000 4 - - 423 14.250.000

3 1 11 374 13.500.000 7 - 645 22.000.000 2 3 2 365 12.750.000 4 - 4 441 15.200.000

4 2 - 370 13.000.000 9 - 633 21.500.000 2 - 1 379 13.500.000 7 - - 478 16.250.000

5 1 9 342 12.000.000 6 - 681 23.000.000 2 7 6 476 16.750.000 5 - 2 500 17.500.000

6 2 5 435 15.500.000 7 - 602 20.500.000 2 - 1 385 13.500.000 7 - - 445 15.000.000

7 2 3 440 15.250.000 4 - 645 22.000.000 2 - 1 378 13.500.000 6 - - 502 17.000.000

8 2 4 432 15.100.000 4 - 632 22.000.000 2 3 2 402 14.000.000 5 - 4 524 17.750.000

9 2 2 391 13.500.000 4 - 644 22.000.000 2 1 1 395 13.800.000 9 - - 460 15.500.000

10 2 4 354 12.400.000 7 - 704 22.500.000 1 9 1 386 13.500.000 9 - - 453 15.500.000

11 2 2 392 13.750.000 5 - 721 25.000.000 2 2 3 467 16.000.000 5 - - 512 17.500.000

12 2 3 439 15.500.000 8 - 655 18.750.000 2 2 3 452 16.000.000 5 - - 535 18.250.000

13 2 - 380 13.500.000 7 - 624 18.500.000 6 - 1 458 15.500.000

14 1 8 345 12.250.000 6 - 775 26.500.000

15 1 7 325 11.500.000 6 - 723 24.750.000

16 1 9 380 12.800.000 6 - 730 24.750.000

17 1 9 392 12.800.000 7 - 690 23.400.000

18 1 8 364 12.500.000 7 - 722 24.500.000

19 9 - 710 23.800.000

20 -

21 -

22 -

23 -

24 -

25 -

Rata-rata 385 13.452.778 Rata-rata 676 22.623.684 Rata-rata 407 14.283.333 Rata-rata 474 16.169.231

Tertinggi 440 15.500.000 Tertinggi 775 26.500.000 Tertinggi 476 16.750.000 Tertinggi 535 18.250.000

Terendah 325 11.500.000 Terendah 602 18.500.000 Terendah 365 12.750.000 Terendah 423 14.250.000

Page 102: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

84

Lampiran 5

Perhitungan Aset Metode Depresiasi Garis Lurus

Posisi Nilai Aset Peternakan Awaal NN

Aset Nilai Aset Awal Depresiasi/thn Akumulasi NB akhir 2012

Depresiasi

2012

Tanah 3000000000 - - 3000000000 -

Bangunan

Kantor

170000000 8500000 51000000 119000000 8500000

Pengemasan

ruang peralatan

Gudang Pakan

Garasi

kandang I

kandang II

Kandang III

Peralatan Tangki Air kubus 25600000 1280000 7680000 17920000

1755000 Tangki Air Silinder 9500000 475000 2850000 6650000

Kendaraan Daihatsu Espass 63000000 3150000 18900000 44100000

3975000 Motor Roda 3 (150cc) 16500000 825000 4950000 11550000

Total 3284600000 14230000 85380000 3199220000 14230000

Page 103: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

85

Posisi Nilai Aset Apabila Sapi diakui sebagai Aset

Aset Nilai Aset Awal Depresiasi/thn Akumulasi NB akhir 2012 Depresiasi 2012

Tanah Rp.3.000.000.000 - - Rp3.000.000.000 -

Bangunan

Kantor

Rp.170.000.000 Rp 8.500.000 Rp51.000.000 Rp 119.000.000 Rp8.500.000

Pengemasan

ruang peralatan

Gudang Pakan

Garasi

kandang I

kandang II

Kandang III

Peralatan Tangki Air kubus Rp.25.600.000 Rp1.280.000 Rp 7.680.000 Rp17.920.000

Rp.1.755.000 Tangki Air Silinder Rp9.500.000 Rp.475.000 Rp .2.850.000 Rp.6.650.000

Kendaraan

Daihatsu Espass Rp 63.000.000 Rp.3.150.000 Rp.18.900.000 Rp.44.100.000

Rp .3.975.000

Motor Roda 3

(150cc) Rp 16.500.000

Rp. 825.000 Rp.4.950.000 Rp.11.550.000

Sapi

Jantan Afkir Rp.14.000.000 Rp.1.750.000 Rp.10.500.000 Rp. 3.500.000

Rp266.000.000

Betina afkir Rp.84.000.000 Rp.10.500.000 Rp.63.000.000 Rp.21.000.000

Betina dewasa Rp.78.000.000 Rp.9.750.000 Rp.29.250.000 Rp.48.750.000

Betina dara Rp.90.000.000 Rp.11.250.000 Rp. 5.625.000 Rp.84.375.000

total Rp.3.550.600.000 Rp.47.480.000 Rp.193.755.000 Rp.3.356.845.000 Rp.280.230.000

Page 104: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

86

Beban Depresiasi Sapi Tahun 2012 (Historical Cost)

Aset Nilai Aset Awal Depresiasi/thn Akumulasi Depresiasi 2012 penggunaan aset

Sapi

Jantan Afkir

Rp

14.000.000

Rp

1.750.000

Rp

10.500.000

Rp

1.750.000 6tahun

Betina afkir

Rp

84.000.000

Rp

10.500.000

Rp

63.000.000

Rp

10.500.000 6tahun

Betina dewasa

Rp

78.000.000

Rp

9.750.000

Rp

29.250.000

Rp

9.750.000 3tahun

Betina dara

Rp

90.000.000

Rp

11.250.000

Rp

5.625.000

Rp

5.625.000 1/2 tahun

Total

Rp

266.000.000

Rp

33.250.000

Rp

108.375.000

Rp

27.625.000

NB sapi

Rp

157.625.000

Page 105: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

87

Posisi Nilai Aset Apabila Sapi diakui sebagai Aset (Market data Approach)

Aset Nilai Aset Awal Depresiasi/thn Akumulasi NB Akhir 2012 Depresiasi 2012

Tanah

3.000.000.000 - -

3.000.000.000 -

Bangunan

Kantor

170.000.000

8.500.000

51.000.000

119.000.000

8.500.000

Pengemasan

ruang peralatan

Gudang Pakan

Garasi

kandang I

kandang II

Kandang III

Peralatan

Tangki Air kubus

25.600.000

1.280.000

7.680.000

17.920.000

1.755.000 Tangki Air Silinder

9.500.000

475.000

2.850.000

6.650.000

Kendaraan

Daihatsu Espass

63.000.000

3.150.000

18.900.000

44.100.000

3.975.000

Motor Roda 3

(150cc)

16.500.000

825.000

4.950.000

11.550.000

Sapi

Jantan Afkir

20.950.000

2.618.750

15.712.500

5.237.500

160.850.000

Betina afkir

105.700.000

13.212.500

79.275.000

26.425.000

Betina dewasa

90.600.000

11.325.000

33.975.000

56.625.000

Betina dara

77.400.000

9.675.000

4.837.500

72.562.500

total

3.579.250.000

51.061.250

219.180.000

3.360.070.000

175.080.000

Page 106: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

88

Keterangan Sapi Milik Peternakan Saat (Market data Approach) MN

Kelamin Jenis usia Bobot awal Bobot terakhir Satuan Harga perolehan

Jantan afkir 9tahun

400kg

700kg Rp 20.950.000

Rp

20.950.000

Betina

afkir 9tahun

300-400kg

450-550kg Rp 15.100.000

Rp

105.700.000

dewasa 6tahun

300-400kg

450-550 kg Rp 15.100.000

Rp

90.600.000

dara 3tahun

300-4000kg

400-500kg Rp 12.900.000

Rp

77.400.000

Total Nilai Sapi Peternakan

Rp

294.650.000

Perhitungan berdasarkan data pasar

Kelamin jenis Kg Harga rata2 Jumlah Total

Jantan Afkir 600kg+ Rp 20.950.000 1 Rp 20.950.000

Betina

Afkir 450kg+ Rp 15.100.000 7 Rp 105.700.000

dewasa 450kg+ Rp 15.100.000 6 Rp 90.600.000

dara 400kg+ Rp 12.900.000 6 Rp 77.400.000

Jumlah Rp 294.650.000

Page 107: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

89

Beban Depresiasi Sapi Tahun 2012 (Market approach)

Aset Nilai Aset Awal Depresiasi/thn Akumulasi Depresiasi 2012 penggunaan aset

Sapi

Jantan Afkir 20.950.000 2.618.750 15.712.500 2.618.750 6tahun

Betina afkir 105.700.000 13.212.500 79.275.000 13.212.500 6tahun

Betina dewasa 90.600.000 11.325.000 33.975.000 11.325.000 3tahun

Betina dara 77.400.000 9.675.000 4.837.500 4.837.500 1/2 tahun

Total 294.650.000 36.831.250 133.800.000 31.993.750

NB.Sapi 160.850.000

Page 108: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

90

Posisi Nilai Aset Apabila Sapi diakui sebagai Aset (Cost Approach) depresiasi garis lurus

Aset Jenis Nilai Aset Awal Depresiasi/thn Akumulasi NB Akhir 2012 Depresiasi 2012

Tanah Rp.3.000.000.000 - - Rp.3.000.000.000 -

Bangunan

Kantor

Rp.170.000.000 Rp.8.500.000 Rp.51.000.000 Rp.119.000.000 Rp.8.500.000

Pengemasan

ruang peralatan

Gudang Pakan

Garasi

kandang I

kandang II

Kandang III

Peralatan Tangki Air kubus Rp.25.600.000 Rp .1.280.000 Rp .7.680.000 Rp.17.920.000

Rp.1.755.000 Tangki Air Silinder Rp.9.500.000 Rp.475.000 Rp.2.850.000 Rp.6.650.000

Kendaraan

Daihatsu Espass Rp .63.000.000 Rp.3.150.000 Rp.18.900.000 Rp .44.100.000

Rp.3.975.000

Motor Roda 3

(150cc) Rp.16.500.000

Rp.825.000 Rp.4.950.000 Rp.11.550.000

Sapi

Jantan Afkir Rp .13.050.000 Rp.1.631.250 Rp.9.787.500 Rp.3.262.500

Rp.27.525.000

Betina afkir Rp.90.600.000 Rp.11.325.000 Rp.67.950.000 Rp.22.650.000

Betina dewasa Rp.77.700.000 Rp.9.712.500 Rp .29.137.500 Rp.48.562.500

Betina dara Rp.77.700.000 Rp.9.712.500 Rp.4.856.250 Rp.72.843.750

total Rp .3.543.650.000 Rp.46.611.250 Rp .197.111.250 Rp.3.346.538.750 Rp.41.755.000

Page 109: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

91

Keterangan Sapi Milik Peternakan Saat (Cost Approach) CN

Kelamin Jenis usia Bobot awal Bobot terakhir Satuan Harga perolehan

Jantan afkir 9tahun 400kg 700kg Rp 12.900.000 Rp 13.050.000

Betina

afkir 9tahun 300-400kg 450-550kg Rp 12.900.000 Rp 90.600.000

dewasa 6tahun 300-400kg 450-550 kg Rp 12.900.000 Rp 77.700.000

dara 3tahun 300-4000kg 400-500kg Rp 12.900.000 Rp 77.700.000

Total Nilai Sapi Peternakan Rp 259.050.000

Perhitungan berdasarkan data pasar

Kelamin jenis Kg Harga rata2 Jumlah biaya angkut Total

Jantan Bakalan 300kg+ Rp 12.900.000 1 Rp 150.000 Rp 13.050.000

Betina

Dara 300kg+ Rp 12.900.000 7 Rp 300.000 Rp 90.600.000

Dara 300kg+ Rp 12.900.000 6 Rp 300.000 Rp 77.700.000

Dara 300kg+ Rp 12.900.000 6 Rp 300.000 Rp 77.700.000

Jumlah Rp 259.050.000

Beban Depresiasi Sapi Tahun 2012

Aset Nilai Aset Awal Depresiasi/thn Akumulasi Depresiasi 2012 penggunaan aset

Sapi

Jantan Afkir Rp 13.050.000 Rp 1.631.250 Rp 9.787.500 Rp 1.631.250 6tahun

Betina afkir Rp 90.600.000 Rp 11.325.000 Rp 67.950.000 Rp 11.325.000 6tahun

Betina dewasa Rp 77.700.000 Rp 9.712.500 Rp 29.137.500 Rp 9.712.500 3tahun

Betina dara Rp 77.700.000 Rp 9.712.500 Rp 4.856.250 Rp 4.856.250 1/2 tahun

Total Rp 259.050.000 Rp 32.381.250 Rp 111.731.250 Rp 27.525.000

NB.Sapi Rp 147.318.750

Page 110: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

92

Lampiran 6

Perhitungan Aset Metode Depresiasi Saldo menurun

Posisi Nilai Aset Peternakan awal (historical cost)

Aset Nilai Aset Awal Depresiasi/thn Akumulasi NB akhir 2012 Depresiasi 2012

Tanah Rp

3.000.000.000 - -

Rp3.000.000.000 -

Bangunan

Kantor

Rp 170.000.000 Garis lurus 20

thn Rp 51.000.000 Rp 119.000.000 Rp 8.500.000

Pengemasan

ruang peralatan

Gudang Pakan

Garasi

kandang I

kandang II

Kandang III

Peralatan Tangki Air kubus Rp 25.600.000 10% X NB Rp 11.995.110 Rp 13.604.890

Rp 2.072.620 Tangki Air Silinder Rp 9.500.000 10% X NB Rp 4.451.311 Rp 5.048.690

Kendaraan

Daihatsu Espass Rp 63.000.000 10% X NB Rp 29.519.217

Rp

33.480.783

Rp 4.694.396

Motor Roda 3

(150cc) Rp 16.500.000

10% X NB Rp 7.731.224 Rp 8.768.777

Total

Rp3.284.600.000 - Rp104.696.861

Rp3.179.903.139 Rp 15.267.015

Page 111: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

93

Rincian Akumulasi Depresiasi aset (Historical cost – Saldo Menurun)

Perhitungan

2007 2008 2009 2010 2011 2102

Tanah 0 0 0 0 0 0

Bangunan

Kantor

Rp 8.500.000 Rp 8.500.000 Rp 8.500.000 Rp 8.500.000 Rp 8.500.000 Rp 8.500.000

Pengemasan

ruang peralatan

Gudang Pakan

Garasi

kandang I

kandang II

Kandang III

Peralatan Tangki Air kubus Rp 2.560.000 Rp 2.304.000 Rp 2.073.600 Rp 1.866.240 Rp 1.679.616 Rp 1.511.654

Tangki Air Silinder Rp 950.000 Rp 855.000 Rp 769.500 Rp 692.550 Rp 623.295 Rp 560.966

Kendaraan Daihatsu Espass Rp 6.300.000 Rp 5.670.000 Rp 5.103.000 Rp 4.592.700 Rp 4.133.430 Rp 3.720.087

Motor Roda 3 (150cc) Rp 1.650.000 Rp 1.485.000 Rp 1.336.500 Rp 1.202.850 Rp 1.082.565 Rp 974.309

Jumlah Rp 19.960.000 Rp 18.814.000 Rp 17.782.600 Rp 16.854.340 Rp 16.018.906 Rp 15.267.015

Akumulasi Rp 104.696.861

Page 112: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

94

Posisi Nilai Aset Apabila Sapi diakui sebagai Aset (historical cost)

Aset Nilai Aset Awal Depresiasi/thn Akumulasi NB akhir 2012 Depresiasi 2012

Tanah Rp

3.000.000.000 - -

Rp3.000.000.000 -

Bangunan

Kantor

Rp

170.000.000

Garis lurus 20

thn Rp 51.000.000 Rp 119.000.000 Rp 8.500.000

Pengemasan

ruang peralatan

Gudang Pakan

Garasi

kandang I

kandang II

Kandang III

Peralatan

Tangki Air kubus Rp 25.600.000 10% X NB Rp 11.995.110 Rp 13.604.890 Rp 2.072.620

Tangki Air Silinder Rp 9.500.000 10% X NB Rp 4.451.311 Rp 5.048.690

Kendaraan

Daihatsu Espass Rp 63.000.000 10% X NB Rp 29.519.217 Rp 33.480.783

Rp 4.694.396 Motor Roda 3

(150cc) Rp 16.500.000

10% X NB Rp 7.731.224 Rp 8.768.777

Sapi

Jantan Afkir Rp 14.000.000 25% X NB Rp 11.508.301 Rp 2.491.699 Rp. 830.566

Betina afkir Rp 84.000.000 25% X NB Rp 69.049.805 Rp .14.950.195 Rp.4.983.398

Betina dewasa Rp 78.000.000 25% X NB Rp 45.093.750 Rp.32.906.250 Rp.10.968.750

Betina dara Rp 90.000.000 25% X NB Rp 11.250.000 Rp.78.750.000 Rp.11.250.000

total Rp3.550.600.000 - Rp241.598.717

Rp3.309.001.283 Rp 43.299.730

Page 113: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

95

Penyesuaian nilai sapi (Historical cost) dengan metode saldo menurun

Aset Nilai Aset Awal Depresiasi/thn Akumulasi Depresiasi 2012

Lama

Penggunaan

Sapi

Jantan Afkir Rp .14.000.000 25% X NB Rp 11.508.301 Rp 830.566 6tahun

Betina afkir Rp .84.000.000 25% X NB Rp 69.049.805 Rp 4.983.398 6tahun

Betina dewasa Rp .78.000.000 25% X NB Rp 45.093.750 Rp 10.968.750 3tahun

Betina dara Rp .90.000.000 25% X NB Rp 11.250.000 Rp 11.250.000 1/2 tahun

Total Rp.266.000.000 Rp136.901.855 Rp 28.032.715

NB.Sapi Rp 129.098.145

Rincian Depresiasi saldo menurun

Tanah 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Bangunan

Kantor

Rp .8.500.000 Rp . 8.500.000 Rp .8.500.000 Rp.8.500.000 Rp .8.500.000 Rp .8.500.000

Pengemasan

ruang peralatan

Gudang Pakan

Garasi

kandang I

kandang II

Kandang III

Peralatan Tangki Air kubus Rp .2.560.000 Rp .2.304.000 Rp.2.073.600 Rp.1.866.240 Rp .1.679.616 Rp.1.511.654

Tangki Air Silinder Rp

950.000 Rp.855.000 Rp.769.500 Rp .692.550 Rp .623.295 Rp. 560.966

Kendaraan Daihatsu Espass Rp.6.300.000 Rp.5.670.000 Rp .5.103.000 Rp.4.592.700 Rp.4.133.430 Rp .3.720.087

Motor Roda 3

(150cc) Rp,1.650.000 Rp.1.485.000 Rp.1.336.500 Rp .1.202.850 Rp.1.082.565 Rp. 974.309

Page 114: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

96

Sapi Jantan Afkir Rp .3.500.000 Rp .2.625.000 Rp .1.968.750 Rp.1.476.563 Rp .1.107.422 Rp . 830.566

Betina afkir Rp.21.000.000 Rp .15.750.000 Rp .11.812.500 Rp.8.859.375 Rp.6.644.531 Rp.4.983.398

Betina dewasa Rp - Rp - Rp - Rp .19.500.000 Rp .14.625.000 Rp.10.968.750

Betina dara Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp .11.250.000

Jumlah Rp.44.460.000 Rp .37.189.000 Rp.31.563.850 Rp.46.690.278 Rp.38.395.859 Rp .43.299.730

Akumulasi Rp.241.598.717

Akumulasi Depresiasi Sapi (Historical cost)

Tahun 2.007 2.008

2.009 2.010 2.011 2.012

Sapi

Jantan Afkir 3.500.000 2.625.000 1.968.750 1.476.563 1.107.422 830.566

Betina afkir 21.000.000 15.750.000 11.812.500 8.859.375 6.644.531 4.983.398

Betina dewasa - - - 19.500.000 14.625.000 10.968.750

Betina dara - - - - - 11.250.000

Jumlah 24.500.000 18.375.000 13.781.250 29.835.938 22.376.953 28.032.715

Akumulasi 136.901.855

Page 115: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

97

Posisi Nilai Aset Apabila Sapi diakui sebagai Aset (Market Approach)

Aset Nilai Aset Awal Depresiasi/thn Akumulasi NB akhir 2012 Depresiasi 2012

Tanah 3.000.000.000 - - 3.000.000.000 -

Bangunan

Kantor

170.000.000 Garis lurus 20 thn 51.000.000 119.000.000 8.500.000

Pengemasan

ruang peralatan

Gudang Pakan

Garasi

kandang I

kandang II

Kandang III

Peralatan Tangki Air kubus 25.600.000 10% X NB 11.995.110 13.604.890

2.072.620 Tangki Air Silinder 9.500.000 10% X NB 4.451.311 5.048.690

Kendaraan Daihatsu Espass 63.000.000 10% X NB 29.519.217 33.480.783

4.694.396 Motor Roda 3 (150cc) 16.500.000 10% X NB 7.731.224 8.768.777

Sapi

Jantan Afkir 20.950.000 25% X NB 17.221.350 3.728.650

29.929.285 Betina afkir 105.700.000 25% X NB 86.887.671 18.812.329

Betina dewasa 90.600.000 25% X NB 52.378.125 38.221.875

Betina dara 77.400.000 25% X NB 9.675.000 67.725.000

total 3.579.250.000 - 166.162.146 3.308.390.993 45.196.300

Page 116: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

98

Beban Depresiasi Sapi Tahun 2012 (Market Approach)

Aset Nilai Aset Awal Depresiasi/thn Akumulasi Depresiasi 2012 Lama Penggunaan

Sapi Jantan Afkir 20.950.000 25% X NB 17.221.350 1.242.883 6tahun

Betina afkir 105.700.000 25% X NB 86.887.671 6.270.776 6tahun

Betina dewasa 90.600.000 25% X NB 52.378.125 12.740.625 3tahun

Betina dara 77.400.000 25% X NB 9.675.000 9.675.000 1/2 tahun

Total 294.650.000 - 166.162.146 29.929.285

Nilai Buku Sapi 128.487.854

Page 117: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

99

Rincian Akumulasi Depresiasi aset (Market Approach – Saldo Menurun)

Tanah 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Bangunan

Kantor

8.500.000

8.500.000 8.500.000

8.500.000

8.500.000 8.500.000

Pengemasan

ruang peralatan

Gudang Pakan

Garasi

kandang I

kandang II

Kandang III

Peralatan

Tangki Air kubus

2.560.000

2.304.000 2.073.600

1.866.240

1.679.616 1.511.654

Tangki Air Silinder

950.000

855.000 769.500

692.550

623.295 560.966

Kendaraan

Daihatsu Espass

6.300.000

5.670.000 5.103.000

4.592.700

4.133.430 3.720.087

Motor Roda 3 (150cc)

1.650.000

1.485.000 1.336.500

1.202.850

1.082.565 974.309

Sapi

Jantan Afkir

5.237.500

3.928.125 2.946.094

2.209.570

1.657.178 1.242.883

Betina afkir

26.425.000

19.818.750 14.864.063

11.148.047

8.361.035 6.270.776

Betina dewasa

22.650.000

16.987.500 12.740.625

Betina dara 9.675.000

Jumlah

51.622.500

42.560.875 35.592.756

52.861.957

43.024.619 45.196.300

Akumulasi

270.859.007

Page 118: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

100

Posisi Nilai Aset Apabila Sapi diakui sebagai Aset (Cost Approach)

Aset Nilai Aset Awal Depresiasi/thn Akumulasi NB akhir 2012 Depresiasi 2012

Tanah Rp 3.000.000.000 - - Rp 3.000.000.000 -

Bangunan

Kantor

Rp 170.000.000 Garis lurus 20 thn Rp 51.000.000 Rp 119.000.000 Rp 8.500.000

Pengemasan

ruang peralatan

Gudang Pakan

Garasi

kandang I

kandang II

Kandang III

Peralatan Tangki Air kubus Rp 25.600.000 10% X NB Rp 11.995.110 Rp 13.604.890

Rp 2.072.620 Tangki Air Silinder Rp 9.500.000 10% X NB Rp 4.451.311 Rp 5.048.690

Kendaraan Daihatsu Espass Rp 63.000.000 10% X NB Rp 29.519.217 Rp 33.480.783

Rp 4.694.396 Motor Roda 3 (150cc) Rp 16.500.000 10% X NB Rp 7.731.224 Rp 8.768.777

Sapi

Jantan Afkir Rp 13.050.000 25% X NB Rp 10.727.380 Rp 2.322.620

Rp 26.788.220 Betina afkir Rp 90.600.000 25% X NB Rp 74.475.146 Rp 16.124.854

Betina dewasa Rp 77.700.000 25% X NB Rp 44.920.313 Rp 32.779.688

Betina dara Rp 77.700.000 25% X NB Rp 9.712.500 Rp 67.987.500

total Rp 3.543.650.000 - Rp 244.532.201 Rp 3.299.117.799 Rp 42.055.236

\

Page 119: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

101

Beban Depresiasi Sapi Tahun 2012 (Cost approach)

Aset Nilai Aset Awal Depresiasi/thn Akumulasi Depresiasi 2012

Lama

Penggunaan

Sapi Jantan Afkir

Rp

13.050.000 25% X NB Rp.10.727.380 Rp.774.207 6tahun

Betina afkir

Rp

90.600.000 25% X NB Rp.74.475.146 Rp .5.374.951 6tahun

Betina dewasa

Rp

77.700.000 25% X NB Rp.44.920.313 Rp.10.926.563 3tahun

Betina dara

Rp

77.700.000 25% X NB Rp.9.712.500 Rp.9.712.500 1/2 tahun

Total Rp.259.050.000 Rp .-

Rp.139.835.339 Rp.26.788.220

Nilai Buku Sapi Rp . 119.214.661

Page 120: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

102

Rincian Akumulasi Depresiasi aset (Cost Approach – Saldo Menurun)

Tanah 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Bangunan

Kantor

Rp.8.500.000 Rp .8.500.000 Rp.8.500.000 Rp.8.500.000 Rp.8.500.000 Rp. 8.500.000

Pengemasan

ruang peralatan

Gudang Pakan

Garasi

kandang I

kandang II

Kandang III

Peralatan Tangki Air kubus Rp.2.560.000 Rp.2.304.000 Rp.2.073.600 Rp.1.866.240 Rp .1.679.616 Rp .1.511.654

Tangki Air Silinder Rp.950.000 Rp.855.000 Rp. 769.500 Rp.692.550 Rp.623.295 Rp .560.966

Kendaraan

Daihatsu Espass Rp .6.300.000 Rp.5.670.000 Rp.5.103.000 Rp.4.592.700 Rp.4.133.430 Rp .3.720.087

Motor Roda 3

(150cc) Rp.1.650.000 Rp.1.485.000 Rp.1.336.500 Rp.1.202.850 Rp.1.082.565 Rp. 974.309

Sapi

Jantan Afkir Rp.3.262.500 Rp.2.446.875 Rp.1.835.156 Rp. 1.376.367 Rp .1.032.275 Rp.774.207

Betina afkir Rp.22.650.000 Rp.16.987.500 Rp .12.740.625 Rp.9.555.469 Rp.7.166.602 Rp.5.374.951

Betina dewasa Rp.19.425.000 Rp .14.568.750 Rp. 10.926.563

Betina dara Rp .9.712.500

Jumlah Rp .45.872.500 Rp.38.248.375 Rp .32.358.381 Rp.47.211.176 Rp

38.786.533 Rp. 42.055.236

Akumulasi Rp.244.532.201

Page 121: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

103

Lampiran 7

Perhitungan Aset Metode Discounted Cash Flow

Pendekatan Discounted Cash Flow Metode

Depresiasi Garis Lurus

Keterangan Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Fair Value Aset

Operasi

3199220000

Laba Bersih Operasi

70146250 80686162,48 86535909,26 92809762,68 99538470,47 106755009,6 114494747,8 122795617 131698299

Tingkat

Kapitalisasi 0,1925

Nilai Terminal

684147009

Discout

factor

(i=7,25%) 1 0,932400932 0,869371499 0,810602796 0,755806803 0,704714968 0,657076893 0,612659108 0,57124392

Present

Value 3199220000 65404428,9 60983150,49 56860746,38 53017012,94 49433112,3 46091480 42975738,93 40070619 0

Net Present

Value 344690039 344690039

Total Aset Rp.3.543.910.039

Page 122: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

104

Pendekatan Discounted Cash Flow Metode

Depresiasi Saldo Menurun

Keterangan Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Fair Value

Aset Operasi

3199220000

Laba Bersih

Operasi

68701519 79024351,61 84753617,11 90898254,35 97488377,79 104556285,2 112136615,9 120266521 128985843

Tingkat Kapitalisasi 0,1925

Nilai

Terminal

670056329

Discout

factor (i=7,25%) 1 0,932400932 0,869371499 0,810602796 0,755806803 0,704714968 0,657076893 0,612659108 0,57124392

Present

Value 3199220000 64057360,37 59727142,54 55689643,39 51925075,42 48414988,74 45142180,64 42090611,32 39245325,2 0

Net Present Value 337590808,7 337590808,7

Total Aset Rp,3.536.810.809

Page 123: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

105

Lampiran 8

Perhitungan Aset dengan Kapitalisasi Pendapatan

Kapitalisasi Pendapatan (Depresiasi Garis Lurus)

Tahun Discount factor PV.(%) Presen Value

0 7,25% 100% Rp.70.146.250,00

1 7,25% 93,2401% Rp.65.404.428,90

2 7,25% 86,9371% Rp.60.983.150,49

3 7,25% 81,0603% Rp.56.860.746,38

4 7,25% 75,5807% Rp.53.017.012,94

5 7,25% 70,4715% Rp.49.433.112,30

6 7,25% 65,7077% Rp.46.091.480,00

7 7,25% 61,2659% Rp.42.975.738,93

8 7,25% 57,1244% Rp.40.070.619,05

Total Net present value pada Thn.(1s/d8)- Thn.(0) Rp.344.690.039,00

Page 124: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

106

Kapitalisasi Pendapatan (Depresiasi Saldo Menurun) Tahun Discount factor PV.(%) Presen Value

0 7,25% 100% Rp.68.701.519,00

1 7,25% 93,2401% Rp .64.057.360,37

2 7,25% 86,9371% Rp.59.727.142,54

3 7,25% 81,0603% Rp.55.689.643,39

4 7,25% 75,5807% Rp.51.925.075,42

5 7,25% 70,4715% Rp.48.414.988,74

6 7,25% 65,7077% Rp .45.142.180,64

7 7,25% 61,2659% Rp.42.090.611,32

8 7,25% 57,1244% Rp.39.245.325,24 Total Net present value pada Thn.(1s/d8)-

Thn.(0)

Rp.337.590.808,68

Page 125: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

107

Lampiran 9

Penyesuaian Terhadap Laporan Keuangan

Historical cost tanpa sapi sebagai aset

Laporan Laba/Rugi Tahun 2012

Garis Lurus Saldo Menurun

Debit Kredit Debit Kredit

Pendapatan

(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)

Penjualan Susu

415,104,500 415,104,500

Penjualan Kotoran

8,400,000 8,400,000

Penjualan Urin

- -

Penjualan Anak Sapi

31,500,000 31,500,000

Total Pendapatan Operasi

455,004,500

455,004,500

Beban Operasi

Air

8,595,000 8,595,000

Bahan Bakar (Bensin)

12,078,000 12,078,000

Beban Perlengkapan Kebersihan & Sterilisasi 2,400,000 2,400,000

Beban Depresiasi Bangunan

8,500,000 8,500,000

Beban Depresiasi Kendaraan

3,975,000 4,694,396

Beban Depresiasi Peralatan

1,755,000 2,072,620

Beban Gaji Pegawai

102,000,000 102,000,000

Beban Perlengkapan Pengemasan

2,400,000 2,400,000

Biaya lembur pegawai

850,000 850,000

Biaya Obat-obatan Ternak

7,200,000 7,200,000

Biaya pakan ampas ketela

41,454,000 41,454,000

Biaya Pakan Konsentrat

51,651,250 51,651,250

Listrik

1,800,000 1,800,000

Pembelian susu tambahan

93,525,000 93,525,000

Telepon

- -

Biaya Service Mobil

900,000 900,000

Biaya service Motor

150,000 150,000

Total Biaya & Beban Operasi

339,233,250

340,270,266

Laba Operasi

115,771,250

114,734,234

Beban Administrasi

Beban Gaji Pegawai

Kantor 18,000,000 18,000,000

Laba operasi Tahun 2012 97,771,250 96,734,234

Page 126: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

108

Historical cost dengan sapi diakui sebagai aset

Laporan Laba/Rugi Tahun 2012

Garis Lurus Saldo Menurun

Debit Kredit Debit Kredit

Pendapatan

(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)

Penjualan Susu

415,104,500

415,104,500

Penjualan Kotoran

8,400,000

8,400,000

Penjualan Urin

-

-

Penjualan Anak Sapi

31,500,000

31,500,000

Total Pendapatan Operasi

455,004,500

455,004,500

Beban Operasi

Air

8,595,000

8,595,000

Bahan Bakar (Bensin)

12,078,000

12,078,000

Beban Perlengkapan Kebersihan & Sterilisasi 2,400,000

2,400,000

Beban Depresiasi Bangunan

8,500,000

8,500,000

Beban Depresiasi Kendaraan

3,975,000

4,694,396

Beban Depresiasi Peralatan

1,755,000

2,072,620

Beban Depresiasi Sapi

27,625,000 28,032,715

Beban Gaji Pegawai

102,000,000

102,000,000

Beban Perlengkapan Pengemasan 2,400,000

2,400,000

Biaya lembur pegawai

850,000

850,000

Biaya Obat-obatan Ternak

7,200,000

7,200,000

Biaya pakan ampas ketela

41,454,000

41,454,000

Biaya Pakan Konsentrat

51,651,250

51,651,250

Listrik

1,800,000

1,800,000

Pembelian susu tambahan

93,525,000

93,525,000

Telepon

- -

Biaya Service Mobil

900,000

900,000

Biaya service Motor

150,000

150,000

Total Biaya & Beban Operasi 366,858,250

368,302,981

Laba Operasi

88,146,250

86,701,519

Beban Administrasi

Beban Gaji Pegawai Kantor

18,000,000

18,000,000

Laba operasi Tahun 2012 70,146,250 68,701,519

Page 127: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

109

Market Approach

Laporan Laba/Rugi Operasi Tahun 2012

Garis Lurus Saldo Menurun

Debit Kredit Debit Kredit

Pendapatan

(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)

Penjualan Susu

415,104,500

415,104,500

Penjualan Kotoran

8,400,000

8,400,000

Penjualan Urin

-

-

Penjualan Anak Sapi

31,500,000

31,500,000

Total Pendapatan Operasi

455,004,500

455,004,500

Beban Operasi

Air

8,595,000 8,595,000

Bahan Bakar (Bensin)

12,078,000 12,078,000

Beban Perlengkapan Kebersihan & Sterilisasi

2,400,000

2,400,000

Beban Depresiasi Bangunan

8,500,000

8,500,000

Beban Depresiasi Kendaraan

3,975,000 4,694,396

Beban Depresiasi Peralatan

1,755,000

2,072,620

Beban Depresiasi Sapi

31,993,750 29,929,285

Beban Gaji Pegawai

102,000,000 102,000,000

Beban Perlengkapan Pengemasan

2,400,000

2,400,000

Biaya lembur pegawai

850,000

850,000

Biaya Obat-obatan Ternak

7,200,000 7,200,000

Biaya pakan ampas ketela

41,454,000

41,454,000

Biaya Pakan Konsentrat

51,651,250

51,651,250

Listrik

1,800,000 1,800,000

Pembelian susu tambahan

93,525,000

93,525,000

Telepon

-

-

Biaya Service Mobil

900,000 900,000

Biaya service Motor

150,000

150,000

Total Biaya & Beban Operasi

371,227,000

370,199,551

Laba Operasi

83,777,500

84,804,949

Beban Administrasi

Beban Gaji Pegawai

Kantor

18,000,000

18,000,000

Laba operasi Tahun 2012 65,777,500 66,804,949

Page 128: Analisis Pengukuran Aset Biologis dengan Pendekatan …

110

Cost Approach

Laporan Laba/Rugi Operasi Tahun 2012

Garis Lurus Saldo Menurun

Debit Kredit Debit Kredit

Pendapatan

(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)

Penjualan Susu

415,104,500 415,104,500

Penjualan Kotoran

8,400,000 8,400,000

Penjualan Urin

- -

Penjualan Anak Sapi

31,500,000 31,500,000

Total Pendapatan Operasi

455,004,500

455,004,500

Beban Operasi

Air

8,595,000 8,595,000

Bahan Bakar (Bensin)

12,078,000 12,078,000

Beban Perlengkapan Kebersihan & Sterilisasi 2,400,000 2,400,000

Beban Depresiasi Bangunan

8,500,000 8,500,000

Beban Depresiasi Kendaraan

3,975,000 4,694,396

Beban Depresiasi Peralatan

1,755,000 2,072,620

Beban Depresiasi Sapi

27,525,000 26,788,220

Beban Gaji Pegawai

102,000,000 102,000,000

Beban Perlengkapan Pengemasan

2,400,000 2,400,000

Biaya lembur pegawai

850,000 850,000

Biaya Obat-obatan Ternak

7,200,000 7,200,000

Biaya pakan ampas ketela

41,454,000 41,454,000

Biaya Pakan Konsentrat

51,651,250 51,651,250

Listrik

1,800,000 1,800,000

Pembelian susu tambahan

93,525,000 93,525,000

Telepon

- -

Biaya Service Mobil

900,000 900,000

Biaya service Motor

150,000 150,000

Total Biaya & Beban Operasi

366,758,250

367,058,486

Laba Operasi

88,246,250

87,946,014

Beban Administrasi

Beban Gaji Pegawai Kantor 18,000,000 18,000,000

Laba operasi Tahun 2012 70,246,250 69,946,014