analisis pengontrolan daya reaktif terhadap kerja generator industri 3 fasa eksitasi sendiri pada...

8
74 PENDAHULUAN Penggunaan generator induksi semakin meningkat dalam sistem pembangkitan tenaga listrik yang menggunakan energi nonkonvensional (A.H. Al- Bahrani et al., 1990, A.K. Al Jabri et al., 1990, Chandan Chakraborty et al., 1998, D. W. Novotny et al., 1977, D Seyoum et al., 2002). Energi nonkonvensional yang dapat digunakan meliputi energi angin, mikro/mini hidro dan lain-lain. Pada daerah yang terisolasi, generator induksi rotor sangkar dengan eksitasi kapasitor sangat banyak digunakan. Generator induksi lebih unggul dibanding dengan generator sinkron. Kelebihan generator induksi adalah harga lebih murah, andal, tanpa sikat, tidak membutuhkan sumber dc terpisah, perawatan mudah dan proteksi sendiri bila terjadi beban lebih dan hubung singkat (E. Bim et al., 1989, Felipe Corcoles et al., 2002). Seperti diketahui, tegangan keluaran generator induksi dipengaruhi oleh kecepatan, kapasitansi, parameter mesin, karakteristik magnetisasi dan beban. Analisis dan pemodelan generator induksi ANALISIS PENGONTROLAN DAYA REAKTIF TERHADAP KINERJA GENERATOR INDUKSI TIGA FASA EKSITASI SENDIRI PADA KONDISI BEBAN YANG BERUBAH Amir Hamzah dan Feranita Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. H. R. Soebrantas Km.12,5 Simpang Baru, Pekanbaru 28293 E-mail: amir_hzh@unri.ac.id ABSTRAK Pada tulisan ini telah dilakukan analisis dan pemodelan generator induksi tiga fasa penguatan sendiri. Analisis dilakukan dengan memasukkan pengaruh kejenuhan inti. Untuk bisa melakukan analisis yang akurat dibutuhkan rangkaian ekivalen yang akurat juga. Pada tulisan ini diturunkan rangkaian ekivalen bentuk Г dengan melakukan transformasi persamaan generator induksi tiga fasa. Rangkaian ekivalen ini lebih sederhana dan dalam menentukan parameternya tidak membutuhkan asumsi reaktansi bocor stator sama dengan reaktansi bocor rotor, sehingga hasil penentuan parameter dapat dilakukan lebih teliti dan memperoleh karakteristik kejenuhan inti yang mendekati keadaan sebenarnya. Hasil analisis transient proses eksitasi sendiri dan perubahan beban terhadap kinerja tegangan generator induksi tiga fasa telah dilakukan dalam tulisan ini dengan menggunakan simulasi MATLAB. Dari simulasi diperoleh penurunan tegangan terminal dari generator induksi. Pada saat tanpa dibebani, tegangan puncak terminal generator sebesar 400 V. Setelah dibebani, tegangan puncak terminal generator sebesar 332 V. Kata kunci: generator induksi tiga fasa, kejenuhan inti, rangkaian ekivalen bentuk Г ABSTRACT Analysis and modelling of self-excited three phase induction generator have been done in this paper. Core saturation effect is included in this analysis. An accurate equivalent circuit is required in order to obtain good analysis. Equivalent circuit type Г is derived in this paper. This equivalent circuit is more simple and the stator leakage reactance equal to the rotor leakage reactance assumption is not required to determine the parameters. Thus, determining the parameters can be done more accurate and we can obtain core saturation characteristic similar to the actual condition. Transient analysis for self excitation process and load change toward voltage performance of three phase induction generator done in this paper. The simulation results of induction generator with MATLAB are presented in this paper. The peak voltage of induction generator at no loaded is 400 V and at loaded is 332 V. Key words: core saturation, eqivalen circuit type Г, three phase induction generator Analisis Pengontrolan Daya Rekatif terhadap Kinerja Generator Induk Tiga Fasa Eksitasi Sendiri (Hamzah, et al)

Upload: rendra-wijaya

Post on 14-Sep-2015

8 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

jurnal dosen saya ini hehe

TRANSCRIPT

  • 74

    PENDAHULUAN Penggunaan generator induksi semakin meningkat dalam sistem pembangkitan tenaga listrik yang menggunakan energi nonkonvensional (A.H. Al-Bahrani et al., 1990, A.K. Al Jabri et al., 1990, Chandan Chakraborty et al., 1998, D. W. Novotny et al., 1977, D Seyoum et al., 2002). Energi nonkonvensional yang dapat digunakan meliputi energi angin, mikro/mini hidro dan lain-lain. Pada daerah yang terisolasi, generator induksi rotor sangkar dengan eksitasi kapasitor sangat banyak

    digunakan. Generator induksi lebih unggul dibanding dengan generator sinkron. Kelebihan generator induksi adalah harga lebih murah, andal, tanpa sikat, tidak membutuhkan sumber dc terpisah, perawatan mudah dan proteksi sendiri bila terjadi beban lebih dan hubung singkat (E. Bim et al., 1989, Felipe Corcoles et al., 2002). Seperti diketahui, tegangan keluaran generator induksi dipengaruhi oleh kecepatan, kapasitansi, parameter mesin, karakteristik magnetisasi dan beban. Analisis dan pemodelan generator induksi

    ANALISIS PENGONTROLAN DAYA REAKTIF TERHADAP KINERJA GENERATOR INDUKSI TIGA FASA

    EKSITASI SENDIRI PADA KONDISI BEBAN YANG BERUBAH

    Amir Hamzah dan Feranita

    Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. H. R. Soebrantas Km.12,5 Simpang Baru, Pekanbaru 28293

    E-mail: [email protected]

    ABSTRAK Pada tulisan ini telah dilakukan analisis dan pemodelan generator induksi tiga fasa penguatan sendiri. Analisis dilakukan dengan memasukkan pengaruh kejenuhan inti. Untuk bisa melakukan analisis yang akurat dibutuhkan rangkaian ekivalen yang akurat juga. Pada tulisan ini diturunkan rangkaian ekivalen bentuk dengan melakukan transformasi persamaan generator induksi tiga fasa. Rangkaian ekivalen ini lebih sederhana dan dalam menentukan parameternya tidak membutuhkan asumsi reaktansi bocor stator sama dengan reaktansi bocor rotor, sehingga hasil penentuan parameter dapat dilakukan lebih teliti dan memperoleh karakteristik kejenuhan inti yang mendekati keadaan sebenarnya. Hasil analisis transient proses eksitasi sendiri dan perubahan beban terhadap kinerja tegangan generator induksi tiga fasa telah dilakukan dalam tulisan ini dengan menggunakan simulasi MATLAB. Dari simulasi diperoleh penurunan tegangan terminal dari generator induksi. Pada saat tanpa dibebani, tegangan puncak terminal generator sebesar 400 V. Setelah dibebani, tegangan puncak terminal generator sebesar 332 V. Kata kunci: generator induksi tiga fasa, kejenuhan inti, rangkaian ekivalen bentuk

    ABSTRACT Analysis and modelling of self-excited three phase induction generator have been done in this paper. Core saturation effect is included in this analysis. An accurate equivalent circuit is required in order to obtain good analysis. Equivalent circuit type is derived in this paper. This equivalent circuit is more simple and the stator leakage reactance equal to the rotor leakage reactance assumption is not required to determine the parameters. Thus, determining the parameters can be done more accurate and we can obtain core saturation characteristic similar to the actual condition. Transient analysis for self excitation process and load change toward voltage performance of three phase induction generator done in this paper. The simulation results of induction generator with MATLAB are presented in this paper. The peak voltage of induction generator at no loaded is 400 V and at loaded is 332 V. Key words: core saturation, eqivalen circuit type , three phase induction generator

    Analisis Pengontrolan Daya Rekatif terhadap Kinerja Generator Induk Tiga Fasa Eksitasi Sendiri (Hamzah, et al)

  • 75

    tiga fasa dalam tulisan ini dilakukan untuk meningkatkan performansi yang dihasilkan generator. Analisis dan pemodelan dilakukan dengan persamaan metoda kerangka referensi tetap dan membuat rangkaian ekivalen generator induksi tiga fasa dengan saturasi dan rugi-rugi inti. Parameter rangkaian ekivalen mesin yang digunakan dalam tulisan ini diperoleh dengan melakukan pengujian stand-still dan synchronous dengan pendekatan menggunakan persamaan yang diperoleh dari transformasi. BAHAN DAN METODE Persamaan tegangan mesin induksi umum digunakan sebagai fluks lingkup perdetik dan reaktansi untuk penyederhanaan persamaan. Dengan menggunakan frekuensi sudut b, maka:

    atau

    dengan Maka persamaan tegangan mesin induksi bisa ditulis sebagai berikut:

    dengan

    Persamaan torka

    b

    Lx b

    dsb

    qsb

    qsqsqspirv

    qsb

    dsb

    dsdsdspirv

    sb

    ssspirv 000

    '''''dr

    b

    rqr

    bqrrqr

    pirv

    '''''qr

    b

    rdr

    bdrrdr

    pirv

    ''''r

    brrr

    pirv 000

    '

    '

    '

    '

    '

    '

    '

    '

    '

    r

    dr

    qr

    s

    ds

    qs

    lr

    mlrm

    mlrm

    ls

    mmls

    mmls

    r

    dr

    qr

    s

    ds

    qs

    iiiiii

    xxxx

    xxxx

    xxxxxx

    0

    0

    0

    0

    00000000000000000000000000

    ''''22

    3drqrqrdr

    b

    rdsqsqsds

    brem iiii

    PT

    Untuk memudahkan analisa dan simulasi mesin induksi kondisi seimbang, digunakan kerangka referensi stasioner atau diam. Persamaan kerangka referensi diam diperoleh dengan mengubah kecepatan pada kerangka referensi sembarang dengan nol, maka persamaan mesin induksi menjadi:

    dengan

    Persamaan torka adalah sebagai berikut:

    Persamaan fluks lingkup per detik stator dan rotor adalah:

    dsqrqsdrmb

    dsqsqsdsb

    qrdrdrqrb

    em

    iiiixP

    iiP

    iiPT

    ''

    ''''

    223

    223

    223

    sqs

    b

    sqsqs

    sqs

    pirv

    '0

    '

    '0

    '

    '

    '

    '0

    '

    '0

    00000000000000000000000000

    r

    sdr

    sqr

    s

    sds

    sqs

    lr

    mlrm

    mlrm

    ls

    mmls

    mmls

    r

    sdr

    sqr

    s

    sds

    sqs

    iiiiii

    xxxx

    xxxx

    xxxxxx

    fb 2

    (1)

    (2)

    (3)

    (4)

    (5)

    (6)

    (7)

    (9)

    (8)

    (10) sdsb

    sdsds

    sds

    pirv

    (11) sb

    ssspirv 000

    sdr

    b

    rsqr

    b

    sqrr

    sqr

    pirv ''''' (12)

    sqr

    b

    rsdr

    b

    sdrr

    sdr

    pirv ''''' (13)

    (14) '0'0''0 rb

    rrrpirv

    (15) sqrsdrsdrsqrb

    em iiPT ''''

    223

    (16) sdssqssqssdsb

    em iiPT ''

    223

    (17) sdssqrsqssdrmb

    em iiiixPT ''

    223

    (18) sqrmsqsSS

    sqs ixix

    's

    drmsdsSS

    sds ixix

    ' (19)

    slss ix 00 (20)

    Jurnal Sains dan Teknologi 10 (2), September 2011: 74-81

  • 76

    dengan

    Dari persamaan (9) sampai dengan persamaan (14) dapat dibuat rangkaian ekivalen mesin induksi seperti terlihat pada Gambar 1.

    (a)

    (b)

    (c)

    Gambar 1. Rangkaian ekivalen mesin induksi

    Rangkaian Ekivalen yang Disederhanakan Daya mekanik celah udara yang ke rotor adalah:

    Fluks lingkup per detik dan arus rotor tidak bisa diukur secara aktual, tetapi bisa dirubah dalam bentuk lain selama besaran yang terukur tetap. Dengan menggunakan besaran baru yang didefinisikan sebagai berikut:

    lsx'lrx

    mx

    'sdr

    r 'rr

    'sqrisr

    sqsi

    qsvs

    qrv'

    lsx'lrx

    mx

    'sqr

    r 'rr

    'sdrisr

    sdsi

    dsvs

    drv'

    lsx'lrx 'rr ri0srsi0

    sv0srv

    '0

    Yang mana k adalah konstanta sembarang. Jika persamaan (29)-(34) disubtitusikan pada persamaan (18)-(25) maka diperoleh:

    Dengan besaran rotor yang baru ini, daya mekanik celah udara adalah:

    Dengan menyamakan persamaan (35)-(40) dengan persamaan (26)-(28) maka resistansi rotor yang baru adalah:

    Jika persamaan (35)-(40), (44) disubtitusikan ke persamaan (9)-(14) maka didapat persamaan tegangan stator yang baru sebagai berikut:

    atau

    dan

    atau

    Dan persamaan tegangan rotor bentuk baru sebagai berikut:

    sqrrr

    sqsm

    sqr ixix

    ''' (21) s

    drrrsdsm

    sdr ixix

    ''' (22) '0

    ''0 rlrr ix (23)

    mlsSS xxx (24)

    mlrrr xxx '' (25)

    '2'3 rs

    qrgq riP (26) '2'3 r

    sdrgd riP (27)

    '2'00 3 rrg riP (28)

    sqr

    sQR k

    '' (29)

    ki

    is

    qrsQR

    ''

    sdr

    sDR k

    '' (30)

    (31)

    kii

    sdrs

    DR

    '' (32)

    '0

    '0 rR k (33)

    kii rR

    '0'

    0 (34)

    (35)

    (36)

    (37) slss ix 00

    (38) sQRrrsqsmsQR ixkikx ''2' s

    DRrrsdsm

    sDR ixkikx

    ''2' (39) 2'

    0''

    0 RlrR ikx (40)

    sDRm

    sdsSS

    sds ikxix

    '

    sQRm

    sqsSS

    sqs ikxix

    '

    '2'3 Rs

    QRgq riP (41) '2'3 R

    sDRgd riP (42)

    '2'00 3 RRg riP (43)

    '2'rR rkr (44)

    (45) sQRmsqsSSb

    sqsqs

    sqs ikxix

    pirv '

    sQRsqsmb

    sqsmSS

    b

    sqsqs

    sqs iikx

    pikxxpirv ' (46)

    sDRmsdsSSb

    sdsds

    sds ikxix

    pirv ' (47)

    sDRsdsmb

    sdsmSS

    b

    sdsds

    sds iikx

    pikxxpirv ' (48)

    (49) sDRb

    rsqsm

    sQRrr

    b

    sQRR

    sqr ikxixk

    pirv '''2'''

    Analisis Pengontrolan Daya Rekatif terhadap Kinerja Generator Induk Tiga Fasa Eksitasi Sendiri (Hamzah, et al)

  • 77

    atau

    dan

    atau

    dan

    Dari persamaan (45)-(53) dapat dibuat rangkaian ekivalen mesin induksi dengan persamaan baru, seperti terlihat pada Gambar 2.

    (a)

    (b)

    (c)

    Gambar 2. Rangkaian ekivalen mesin induksi

    dengan persamaan baru

    Rangkaian ekivalen ini mempunyai akurasi yang sama dengan rangkaian ekivalen pada Gambar 1. Karena besar nilai k adalah sembarang maka ada banyak rangkaian ekivalen yang bisa merepresentasikan kinerja mesin induksi. Walau k bisa dipilh sembarang, namun pilihan k yang bisa digunakan adalah:

    (54)

    lsx'lrx

    mx

    'sdr

    r 'rr

    'sqrisr

    sqsi

    qsvs

    qrv'

    lsx'lrx

    mx

    'sqr

    r 'rr

    'sdrisr

    sdsi

    dsvs

    drv'

    lsx'lrx 'rr ri0srsi0

    sv0srv

    '0

    m

    SSxx

    k

    Jika persamaan (54) disubtitusikan kepersamaan (46) dan (48) maka diperoleh tegangan pada sumbu q stator:

    (55) tegangan pada sumbu q rotor:

    (56) tegangan pada sumbu d stator:

    (57) tegangan pada sumbu d rotor:

    (58)dimana:

    Dalam bentuk fungsi persamaan fluksi

    (59) tegangan pada sumbu q rotor:

    (60) tegangan pada sumbu d stator:

    (61) tegangan pada sumbu d rotor:

    (62) Dari persamaan (54)-(58) dapat dibuat rangkaian ekivalen mesin induksi seperti pada gambar 3 atau yang disebut dengan rangkaian ekivalen mesin induksi bentuk .

    sQRsqsSSb

    sqsqs

    sqs iix

    pirv '

    sDRb

    rsqs

    sQRSS

    b

    sQRQR

    b

    sQRR

    sqr iix

    pixpirv ''''''

    sDRsdsSSb

    sdsds

    sds iix

    pirv '

    sQRb

    rsds

    sDRSS

    b

    sDRDR

    b

    sDRR

    sdr iix

    pixpirv ''''''

    SSrrQR xxkx '2

    SSrrDR xxkx '2

    mSS kxx

    sqs

    b

    sqsqs

    sqs

    pirv

    sDR

    b

    rsqr

    b

    sQRR

    sqr

    pirv '''''

    sds

    b

    sdsds

    sds

    pirv

    sQR

    b

    rsdr

    b

    sDRR

    sdr

    pirv '''''

    sDRb

    rsqs

    sQRm

    b

    sQRmrr

    b

    sQRR

    sqr iikx

    pikxxkpirv ''''2'''

    (50)

    sQRb

    rsdsm

    sDRrr

    b

    sDRR

    sdr ikxixk

    pirv '''2'''

    (51)

    sQRb

    rsds

    sDRm

    b

    sDRmrr

    b

    sDRR

    sdr iikx

    pikxxkpirv ''''2'''

    (52)

    2'0

    ''0

    ''0 Rlr

    bRRr ikx

    pirv (53)

    Jurnal Sains dan Teknologi 10 (2), September 2011: 74-81

  • 78

    (a)

    (b)

    Gambar 3. Rangkaian ekivalen mesin induksi bentuk

    Model Generator Induksi Penguatan Sendiri Model dasar generator induksi penguatan sendiri sama dengan motor induksi. Perbedaannya adalah generator induksi penguatan sendiri memiliki kapasitor yang dihubungkan pada terminal stator yang berfungsi sebagai eksitasi. Rangkaian ekivalen generator induksi dengan kapasitor eksitasi dapat dilihat pada Gambar 4.

    (a)

    (b)

    Gambar 4. Generator induksi penguatan sendiri

    Tegangan kapasitor pada Gambar 4 dapat direpresentasikan dengan persamaan sebagai berikut:

    (63)

    (64)

    mkx

    sDRb

    r ' 'Rr

    'sQRisr

    sqsi

    qsvs

    qrv'

    QRx

    mkx

    sQR

    r ' 'sDRisr

    sdsi

    dsvs

    drv'

    DRx 'Rr

    mkx

    sDRb

    r ' 'Rr

    'sQRisr

    sqsi

    cqv

    QRx

    c

    mkx

    sQRb

    r ' 'sDRisr

    sdsi

    cdv

    DRx 'Rr

    c

    cqosqscq VdtiC

    V 1

    cdosdscd VdtiC

    V 1

    Dimana dan adalah tegangan awal kapasitor sumbu q dan sumbu d. Persamaan simulasi

    (65)

    (66)

    (67)

    (68) Persamaan fluksi lingkup dan arus sebagai berikut:

    (69)

    (70)

    (71)

    (72)

    (73)

    (74) Persamaan kapasitor adalah:

    (75)

    (76) Parameter Rangkaian Ekivalen Bentuk Penentuan parameter rangkaian ekivalen dihitung dari data pengujian hubung singkat dan beban nol, diperoleh parameter mesin induksi sebagai berikut: R1 = 58 R2 = 62,36 X = 118,5 Rc = 2876 Xm = 576 Selanjutnya, grafik hasil pengukuran dari pengujian beban nol dapat dilihat pada Gambar

    0 tcqcqo VV 0 tcdcdo VV

    Mqsqsqs

    sqs pirv

    Mdsdsds

    sds pirv

    ''''0 QRsDR

    sQRR pir

    ''''DR

    sQR

    sDRR pir 0

    'QRqmMqMq iiL 'DRdmMdMd iiL

    MqQRlqQR iL ''

    MdDRldDR iL ''

    Mqmq

    qsqm pRii 1

    Mdmd

    dsdm pRii 1

    qsc

    qsq pV

    iC

    dsc

    dsd pV

    iC

    Analisis Pengontrolan Daya Rekatif terhadap Kinerja Generator Induk Tiga Fasa Eksitasi Sendiri (Hamzah, et al)

  • 79

    5, yang merupakan grafik tegangan terhadap arus yang telah dilakukan pemulusan dari data hasil pengujian. Grafik ini digunakan sebagai karakteristik magnetisasi dari mesin induksi.

    Gambar 5. Grafik tegangan terhadap arus.

    HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Rangkaian Ekivalen Bentuk Tanpa Beban Pada analisis pertama yang dilakukan yaitu dengan menggunakan rangkaian ekivalen d-q bentuk seperti pada Gambar 6. Kapasitor dihubungkan pada kedua belitan utama dan bantu serta generator dalam kondisi tanpa beban.

    (a) sumbu q

    (b) sumbu d

    Gambar 6. Rangkaian ekivalen generator induksi tiga fasa bentuk .

    Tegangan kapasitor pada Gambar 6 dapat direpresentasikan dengan persamaan sebagai berikut:

    (77)

    (78)

    050

    100150200250300350400450

    0 100 200 300 400 500 600

    Arus (mA)

    Tega

    ngan

    (V)

    mR mkx

    sDRb

    r ' 'Rr

    'sQRisr

    sqsi

    cqv

    QRx

    c

    mkx

    sQRb

    r ' 'sDRisr

    sdsi

    cdv

    DRx 'Rr

    cmR

    cqosqscq VdtiC

    V 1

    cdosdscd VdtiC

    V 1

    Dimana dan adalah tegangan awal kapasitor sumbu q dan sumbu d. Persamaan simulasi

    (79)

    (80)

    (81)

    (82) Persamaan fluksi lingkup dan arus sebagai berikut:

    (83)

    (84)

    (85)

    (86)

    (87)

    (88) Persamaan kapasitor adalah:

    (89)

    (90) Vcq dan Vcd adalah tegangan yang dibangkitkan beban nol dan tegangan tiga fasa dapat diperoleh dengan menggunakan transformasi dua sumbu ke tiga fasa. Dengan menggunakan persamaan (77)-(90) ke dalam simulasi Matlab dan dengan memasukkan nilai kecepatan sama dengan 1500 rpm, nilai C sama dengan 8 F, diperoleh proses pembangkitan dari generator induksi tiga fasa, seperti pada Gambar 7. Dari gambar terlihat bahwa tegangan mulai stabil pada saat waktu 0,6 detik.

    0 tcqcqo VV 0 tcdcdo VV

    Mqsqsqs

    sqs pirv

    Mdsdsds

    sds pirv

    ''''QR

    sDR

    sQRR pir 0

    ''''DR

    sQR

    sDRR pir 0

    'QRqmMqMq iiL 'DRdmMdMd iiL

    MqQRlqQR iL ''

    MdDRldDR iL ''

    Mqmq

    qsqm pRii 1

    Mdmd

    dsdm pRii 1

    cq

    qsq pV

    iC

    cd

    dsd pV

    iC

    Jurnal Sains dan Teknologi 10 (2), September 2011: 74-81

  • 80

    Gambar 7. Proses pembangkitan tegangan

    generator induksi satu fasa bentuk

    Analisis Rangkaian Ekivalen Bentuk terhadap Perubahan Beban Analisis yang dilakukan yaitu dengan menggunakan rangkaian ekivalen bentuk seperti pada Gambar 8 dan menghubungkan beban secara paralel dengan kapasitor pada belitan sumbu q.

    (a) sumbu q

    (b) sumbu d

    Gambar 8. Rangkaian ekivalen generator induksi tiga fasa bentuk dengan beban

    Persamaan kapasitor adalah:

    (91)

    (92)

    (93)

    (94)

    (95)

    (96)

    -500

    -400

    -300

    -200

    -100

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4

    waktu (s)

    Tega

    ngan

    (V)

    mR mkx

    sDRb

    r ' 'Rr

    'sQRisr

    sqsi

    cqv

    QRx

    cLR

    Lqi

    cqi

    mkx

    sQRb

    r ' 'sDRisr

    sdsi

    cdv

    DRx 'Rr

    c mRLR

    Lqi

    cdi

    L

    cqLq R

    vi

    L

    cdLd R

    vi

    Lqqscq iii

    Lddscq iii

    cq

    cq

    pVi

    C

    cd

    cdpVi

    C

    Persamaan dinamik yang diperoleh dari rangkaian ekivalen generator induksi tiga fasa disimulasikan menggunakan simulator Matlab. Dengan menggunakan simulasi Matlab diperoleh karakteristik pembebanan generator dan perubahan dinamik dari parameter selama perubahan pembebanan dari generator. Dengan menggunakan persamaan (91)-(96) ke dalam simulasi Matlab dan dengan memasukkan nilai kecepatan sama dengan 1500 rpm, nilai C sama dengan 8 F, dilakukan pembebanan dengan menggunakan beban resistif yang dihubung paralel dengan kapasitor sebesar 200 Ohm. Dari simulasi diperoleh penurunan tegangan terminal dari generator induksi, seperti terlihat pada Gambar 9. Pada saat tanpa dibebani, tegangan puncak terminal generator sebesar 400 V. Setelah dibebani, tegangan puncak terminal generator sebesar 332 V.

    Gambar 9. Penurunan tegangan generator

    induksi akibat penambahan beban KESIMPULAN 1. Model rangkaian ekivalen bentuk memiliki

    jumlah parameter yang lebih sedikit, sehingga dalam penentuan parameter rangkaian ekivalennya tidak membutuhkan asumsi reaktansi bocor stator sama dengan reaktansi bocor rotor.

    2. Dengan menggunakan manipulasi persamaan yang diperoleh dari rangkaian ekivalen bentuk , dapat menyederhanakan persamaan rangkaian ekivalen generator induksi dan memperoleh hasil yang akurat. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis kinerja generator yang telah dilakukan cukup akurat. Pada saat tanpa dibebani, tegangan puncak terminal generator sebesar 400 V. Setelah dibebani, tegangan puncak terminal generator sebesar 332 V.

    -600

    -400

    -200

    0

    200

    400

    600

    1 1.2 1.4 1.6 1.8 2

    Waktu (detik)

    Tega

    ngan

    (V)

    Analisis Pengontrolan Daya Rekatif terhadap Kinerja Generator Induk Tiga Fasa Eksitasi Sendiri (Hamzah, et al)

  • 81

    UCAPAN TERIMAKASIH Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Lembaga Penelitian Universitas Riau yang telah membantu penulis dalam pemberian dana penelitian peneliti dasar, sehingga penelitian ini dapat kami laksanakan dengan baik. DAFTAR PUSTAKA A.H. Al-Bahrani, N.H. Malik, 1990. Steady State

    Analysis and Performance Characteristics of a Three Phase Induction Generator Self Excited with a Single Capacitor, IEEE Transactions on Energy Convension.

    A.K. Al Jabri, A.I. Alolah, 1990. Capacitance Requirement for Isolated Self-Excited Induction Generator, In IEE Proceedings.

    Chandan Chakraborty, Sailendra N. Bhadra, Ajit K. Chattopadhyay. 1998. Excitation Requirements for Stand Alone Three-Phase Induction Generator. IEEE Transactions on Energy Convension.

    D. W. Novotny, D. J. Gritter and G. H. Studtman, 1977. Self-excitation in inverter driven induction machines, IEEE Transactions on Power Apparatus and Systems, Vol. PAS-96, no. 4, pp. 1117-1125.

    D Seyoum, C Grantham, F Rahman and M Nagrial, 2002. An Insight Into The Dynamics of Loaded and Free Running Isolated Self-Excited Induction Generators, Power Electronics, Machines and Drives, Conference Publication No. 487, IEEE.

    E. Bim, J. Szajner, Y. Burian, 1989, Voltage Compensation of an Induction Generator with Long-Shunt Connection, IEEE Transactions on Energy Convension.

    Felipe Crcoles, Joaqun PedraMiquel Salichs, and Luis Sainz, 2002. Analysis of the Induction Machine Parameter Identification, IEEE Transactions on Energy Conversion, Vol 17.

    J. Faiz, A.A. Dadgary, S. Horning, A. Kehyani, 1995. Design of a Three Phase Self-Excited Induction Generator, IEEE Transactions on Energy Convension.

    Paul C. Krause, Oleg Wasynczuk, Sxott D. Sudhoff, 1995. Analysis of Electric Machinery, Mc-Graw-Hill.

    Pekik Argo Dahono. Kinerja Motor Arus Bolak-Balik yang Dipasok Inverter. Bandung: Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB.

    Jurnal Sains dan Teknologi 10 (2), September 2011: 74-81