analisis pengendalian persediaan...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama...

130
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. DAGSAP ENDURA EATORE DI KAWASAN INDUSTRI SENTUL, BOGOR Restu Wahyuningsih PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M / 1432 H

Upload: others

Post on 17-Jan-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN

BAHAN BAKU PADA PT. DAGSAP ENDURA EATORE

DI KAWASAN INDUSTRI SENTUL, BOGOR

Restu Wahyuningsih

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M / 1432 H

Page 2: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN

BAHAN BAKU PADA PT. DAGSAP ENDURA EATORE

DI KAWASAN INDUSTRI SENTUL, BOGOR

Restu Wahyuningsih

NIM: 105092002964

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pertanian Pada Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M / 1432 H

Page 3: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul ” Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada PT.

Dagsap Endura Eatore di Kawasan Industri Sentul, Bogor ”, yang ditulis oleh

Restu Wahyuningsih NIM 105092002964 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam

Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Rabu Tanggal 01 Juni 2011. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Program Studi Agribisnis.

Menyetujui,

Penguji I Penguji II

Rizki Adi Puspita Sari, SP, MM Drh. Zulmanery, MM

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Taswa Sukmadinata, M.Si Eny Dwiningsih, S.TP, M.Si

Mengetahui,

Dekan Ketua

Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi Agribisnis

Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Drs. Acep Muhib, MM

NIP. 19680117 200112 1 001 NIP. 19690605 200112 1 001

Page 4: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

MOTTO

“ Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan ”

(Alam Nasyrah : 5-6)

“ Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi

pemilik masa lalu, orang-orang yang masih terus belajar

akan menjadi pemilik masa depan “

(Mario Teguh)

Ku persembahkan karya ini untuk kedua Orang Tua tercinta

Ayahanda Wahyudi (alm) dan Ibunda Satini

Langkah ku hanya untuk membahagiakan kalian

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan segala Rahmat dan Hidayah-Nya serta ampunan dosa bagi keduanya

Amin Yaa Robb

Page 5: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

SURAT PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH

DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 01 Juni 2011

RESTU WAHYUNINGSIH

Page 6: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

CURRICULUM VITAE

RESTU WAHYUNINGSIH

Pangkalan Jati 7, Rt:005, Rw:09, No:42

Kel: Cipinang Melayu, Kec: Makasar, Jakarta Timur 13620

+62 856 9192 7043, email: [email protected]

Tempat tanggal lahir : Jakarta, 07 Februari 1987

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum menikah

Pendidikan Formal

1993 – 1999 SD Negeri Pondok Cempaka I, Bekasi

1999 – 2002 SLTP Negeri 51, Jakarta

2002 – 2005 SMA Negeri 100, Jakarta

2005 – 2011 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta

Pendidikan Nonformal

2004 – 2005 Bimbingan Belajar Salemba Collage

2004 – 2005 Pendidikan Komputer Microsoft Office dan Web Design

Pengalaman Kerja

2009 Job Training (magang), PT. Fajar Taurus, Jakarta

Page 7: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim

Assalamu’alaikum. Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan

Baku Daging Sapi pada PT. Dagsap Endura Eatore di Kawasan Industri

Sentul, Bogor”. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi

Muhammnad SAW beserta keluarga dan sahabat yang telah membawa umat

manusia menuju jalan kebaikan.

Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.

Perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibunda Satini dan Ayahanda Wahyudi (alm) yang telah mencurahkan cinta

dan kasih sayang yang tiada henti, perhatian, dukungan moriil dan materiil

serta nasihat yang tak ternilai harganya bagi penulis. Penulis haturkan sembah

sujud dan ucapan terima kasih yang tulus serta penghargaan yang tinggi

kepada mereka berdua atas jerih payah dan motivasinya supaya penulis dapat

meraih cita-cita dan menuju masa depan yang cerah. Semoga Allah SWT

selalu melimpahkan segala karunianya kepada mereka.

2. Kakak-kakak ku tercinta Eka Wahyuningsih, Edi Wahyu Wibowo dan Tri

Wahyu Indratno yang selalu ada memberikan semangat kepada penulis untuk

terus maju serta keponakan kecil ku Assyfa Ade Andrini, Kartika Nila

Wardani dan Safira Agnia Wibowo yang selalu membuat ku ceria, semoga

kalian menjadi anak yang shalihah dan senantiasa berbakti terhadap kedua

orang tua.

3. Dr. Taswa Sukmadinata, M.Si dan Eny Dwiningsih S.TP, M.Si selaku dosen

pembimbing yang telah membantu mengarahkan, menyumbangkan tenaga dan

pikirannya demi terselesaikannya skripsi ini.

Page 8: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

4. Drs. Acep Muhib, MM dan Riski Adi Puspita Sari, MM selaku Ketua dan

Sekretaris Program Studi Agribisnis yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menimba ilmu pengetahuan..

5. Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Rusli Adna Solihin selaku manager produksi PT. Dagsap Endura Eatore dan

Agus Riyanto selaku manager HRD PT. Dagsap Endura Eatore yang telah

meluangkan waktu dan bersedia menerima penulis dengan baik selama

penelitian.

7. Seluruh dosen dan staff Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang telah

memberikan masukan-masukan dan ilmunya kepada penulis.

8. Teman-teman seperjuangan Agribisnis angkatan 2005 Lece, Ochid, Alip, Ari,

Aris, Ayu, Buyung, Echi, Dimas, Donny, Aank, Hasyim, Iponk, Jeje, Rusman,

Mitha, Tama, Bojes, Ichen, Yarfi, Anto, Rafki, Dita, Riri, Risky, Ipeh, Yudha

yang selalu memberi semangat agar skripsi ini cepat selesai. Special untuk

Rofikoh, Febriya, Henning Pury Asanti, Mega Friyanti dan Sarif Hidayatullah

yang selalu ada di hati. Terima kasih... kebersamaan kita akan menjadi

kenangan yang akan selalu kita rindukan.

9. Sarifudin Syah yang telah memberikan motivasi, dukungan moriil dan

perhatiannya kepada penulis selama penyusunan skripsi.

10. Semua pihak yang penulis tidak sebutkan satu per satu. Namun, penulis

berharap semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya

kepada kalian semua.

Akhirnya hanya kepada Allah semua itu diserahkan. Semoga amal baik

mereka diterima oleh Allah SWT, Amin.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Jakarta, Juni 2011

Penulis

Page 9: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

RINGKASAN

Restu Wahyuningsih, Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada PT.

Dagsap Endura Eatore di Kawasan Industri Sentul, Bogor. (Di bawah bimbingan

TASWA SUKMADINATA dan ENY DWININGSIH).

PT. Dagsap Endura Eatore merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak dibidang industri pengolahan dengan menggunakan bahan baku daging

sapi. PT. Dagsap Endura Eatore berperan sebagai penyedia produk makanan yang

bersifat ready to cook (siap untuk dimasak). Dalam menjalankan tugasnya, PT.

Dagsap Endura Eatore memiliki kendala pengadaan bahan baku. Masalah

pengadaan bahan baku yang dihadapi meliputi jumlah permintaan, biaya

pembelian, biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Permasalahan tersebut

mengakibatkan terganggunya ketersediaan bahan baku yang terdapat di

perusahaan.

Kelancaran arus produksi harus tetap dijaga dengan mempertahankan

keseimbangan antara kualitas dan kuantitas produk dengan penyediaan bahan

baku sehingga biaya produksi menjadi minimum. Pengadaan persediaan bahan

baku, perusahaan akan berusaha memperkecil segala hal yang berhubungan

dengan biaya agar pengeluaran perusahaan dapat ditekan sekecil mungkin dalam

mencapai hasil operasi perusahaan yang optimal.

Setiap bagian dalam perusahaan dapat memandang persediaan dari

berbagai sisi yang berbeda. Bagian pemasaran, menghendaki tingkat persediaan

yang tinggi agar dapat melayani permintaan pelanggan sebaik mungkin. Bagian

pembelian cenderung untuk membeli barang dalam jumlah yang besar dengan

tujuan untuk memperoleh diskon sehingga harga per unit menjadi lebih rendah.

Demikian juga bagian produksi, menghendaki tingkat persediaan yang besar

untuk mencegah terhentinya produksi karena kekurangan bahan. Oleh karena itu,

diperlukan kajian lebih lanjut mengenai pengendalian persediaan bahan baku

daging sapi pada PT. Dagsap Endura Eatore di Kawasan Industri Sentul, Bogor

sehingga arus produksi berjalan dengan lancar dan biaya.persediaan dapat ditekan.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui pengendalian persediaan

bahan baku yang dilakukan PT. Dagsap Endura Eatore, (2) menganalisis alternatif

metode pengendalian persediaan dalam peningkatan efisiensi bahan baku di PT.

Dagsap Endura Eatore.

Penelitian dilakukan di PT. Dagsap Endura Eatore yang berada di

Kawasan Industri Sentul, Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

sengaja dengan pertimbangan bahwa PT. Dagsap Endura Eatore merupakan

perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan daging yang baru sedang

berkembang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data skunder. Untuk mengetahui sistem pengendalian persediaan bahan baku pada

PT. Dagsap Endura Eatore dilakukan dengan teknik wawancara kepada manajer

produksi.

Page 10: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Data primer yang diperoleh dari perusahaan dianalisis dengan

menggunakan metode Material Requirement Plannning (MRP) dengan teknik Lot

For Lot (LFL), teknik Economic Order Quantity (EOQ), teknik Period Order

Quantity (POQ) dan teknik Part Period Balancing (PPB) menggunakan alat bantu

kalkulator dan program Microsoft Excel. Hasil penelitian diperoleh bahwa sistem

pengendalian dan pengadaan persediaan bahan baku PT. Dagsap Endura Eatore

belum terstruktur, hal ini terlihat dari sistem pengadaan bahan baku yang hanya

menggunakan metode peramalan sesuai dengan target penjualan. Pemesanan

bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke

depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan baku

juga didasarkan pada kebutuhan produksi, kapasitas produksi dan kondisi

persediaan bahan baku di gudang. Analisis perhitungan persediaan bahan baku

yang dilakukan dengan metode MRP diperoleh nilai total persediaan bahan baku

sebagai berikut: teknik LFL sebesar Rp 2.555.029.257, hasil tersebut diperoleh

dari penjumlahan biaya pembelian sebesar Rp 2.543.724.000 dengan biaya

penyimpanan sebesar Rp 3.780.256,5 dan biaya pemesanan sebesar Rp 7.525.000.

Teknik EOQ 2.634.422.058, hasil tersebut diperoleh dari penjumlahan biaya

pembelian sebesar Rp 2.628.241.200 dengan biaya penyimpanan sebesar Rp

3.905.858,45 dan biaya pemesanan sebesar Rp 2.275.000. Teknik POQ sebesar

Rp 2.549.735.711, hasil tersebut diperoleh dari penjumlahan biaya pembelian

sebesar Rp 2.544.030.000 dengan biaya penyimpanan sebesar Rp 3.780.711,25

dan biaya pemesanan sebesar Rp 1.925.000. Dan teknik PPB sebesar Rp

2.551.485.711, hasil tersebut diperoleh dari panjumlahan biaya pembelian sebesar

Rp 2.544.030.000 dengan biaya penyimpanan sebesar Rp 3.780.711,3 dan biaya

pemesanan sebesar Rp 3.675.000. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa

teknik yang terbaik yang dapat digunakan di PT. Dagsap Endura Eatore adalah

teknik POQ. Teknik POQ menghasilkan pengeluaran biaya yang paling rendah

dibandingkan dengan metode perusahaan dan ketiga teknik lain, yaitu sebesar RP

457.393.442,4 memiliki nilai penghematan sebesar 15,20 persen dibandingkan

dengan metode perusahaan tahun 2009.

Page 11: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................... 7

DAFTAR ISI .................................................................................................. 11

DAFTAR TABEL ......................................................................................... 14

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... 16

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. 17

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah ................................................................ 2

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 3

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 5

2.1 Pengertian Daging Sapi ........................................................... 5

2.2 Persediaan ............................................................................... 11

2.2.1 Arti dan Peran Persediaan .............................................. 11

2.2.2 Fungsi dan Kegunaan Persediaan .................................. 12

2.2.3 Tipe dan Jenis Persediaan .............................................. 14

2.2.4 Biaya Persediaan ............................................................ 15

2.3 Pengendalian Persediaan ......................................................... 18

2.3.1 Pengertian pengendalian Persediaan ............................... 18

2.3.2 Fungsi dan Tujuan Pengendalian Persediaan .................. 19

2.3.3 Kebijakan dalam Pengendalian Persediaan ..................... 20

2.4 Metode Perhitungan Pengendalian Persediaan ....................... 22

2.4.1 Metode Persediaan ABC ................................................ 22

2.4.2 Metode Persediaan Probabilistik .................................... 24

2.4.3 Metode Persediaan Deterministik .................................. 27

2.5 Penelitian Terdahulu ............................................................... 36

2.6 Alur Kerangka Pemikiran Operasional ................................... 38

2 7 Definisi Operasional ................................................................ 39

Page 12: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 40

3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ................................. 40

3.2 Jenis dan Sumber Data ............................................................ 40

3.3 Metode Pengumpulan Data ..................................................... 41

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................... 42

3.4.1 Analisis Kualitatif .......................................................... 42

3.4.2 Analisis Kuantitatif ........................................................ 42

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...................................... 50

4.1 Sejarah Perusahaan .................................................................. 50

4.2 Visi dan Misi Perusahaan ........................................................ 51

4.3 Struktur Organisasi Perusahaan .............................................. 52

4.4 Ketenagakerjaan ...................................................................... 53

4.5 Pemasaran Produk ................................................................... 54

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 60

5.1 Pengendalian Persediaan Bahan Baku PT. Dagsap Endura

Eatore ....................................................................................... 60

5.1.1 Jenis dan Asal Bahan Baku ............................................ 60

5.1.2 Prosedur Pembelian Bahan Baku ................................... 62

5.1.3 Prosedur Penanganan Bahan Baku ................................. 64

5.1.4 Pemakaian Bahan Baku .................................................. 65

5.1.5 Biaya Persediaan Bahan Baku ....................................... 67

5.2 Analisis Pola Permintaan Bahan Baku .................................... 71

5.3 Analisis Persediaan Pengendalian Bahan Baku ...................... 73

5.3.1 Metode PT. Dagsap Endura Eatore ................................... 73

5.3.2 Metode Material Requirement Planning (MRP) ........... 78

5.4 Analisis Perbandingan Metode Pengendalian Persediaan ...... 86

5.5 Rekomendasi Alternatif Metode Pengendalian Persedian

Bahan Baku Berdasarkan Data Historis Perusahaan Periode

Januari 2009-Desember 2009 .................................................. 90

Page 13: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

BAB VI KESIMPULAN ............................................................................... 92

6.1 Kesimpulan ............................................................................. 92

6.2 Saran ........................................................................................ 92

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 93

LAMPIRAN ................................................................................................... 97

Page 14: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Format Perencanaan Bahan Baku ................................................................ 45

2. Jumlah Karyawan PT. Dagsap Endura Eatore ............................................. 53

3. Segmentasi Produk PT. Dagsap Endura Eatore ........................................... 58

4. Daftar Nama Supplier Daging Sapi PT. Dagsap Endura Eatore .................. 61

5. Perkembangan Pemakaian Bahan Baku, Tahun 2009 .................................. 66

6. Komponen Biaya Pemesanan Per Pesanan Bahan Baku, Tahun 2009 ........ 68

7. Total Biaya Pemesanan Bahan Baku, Tahun 2009 ...................................... 68

8. Komponen Opportunity Cost Bahan Baku, Tahun 2009 ............................. 70

9. Komponen Biaya Penyimpanan Bahan Baku, Tahun 2009 ......................... 70

10. Rencana Pengadaan Bahan Baku, Tahun 2009 ............................................ 74

11. Perkembangan Persediaan Bahan Baku, Tahun 2009 .................................. 75

12. Frekuensi Pemesanan dan Kuantitas Pesanan, Tahun 2009 ......................... 76

13. Frekuensi Pemesanan dan Kuantitas Pesanan Bahan Baku dengan Metode

MRP Teknik LFL ......................................................................................... 79

14. Biaya Persediaan Bahan Baku dengan Metode MRP Teknik LFL .............. 80

15. Frekuensi Pemesanan dan Kuantitas Pesanan Bahan Baku dengan Metode

MRP Teknik EOQ ........................................................................................ 81

16. Biaya Persediaan Bahan Baku dengan Metode MRP Teknik EOQ ............. 82

17. Frekuensi Pemesanan dan Kuantitas Pesanan Bahan Baku dengan Metode

MRP Teknik POQ ........................................................................................ 83

18. Biaya Persediaan Bahan Baku dengan Metode MRP Teknik POQ ............. 84

19. Frekuensi Pemesanan dan Kuantitas Pesanan Bahan Baku dengan Metode

MRP Teknik PPB ......................................................................................... 85

20. Biaya Persediaan Bahan Baku dengan Metode MRP Teknik PPB .............. 85

Page 15: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

21. Perbandingan Biaya Persediaan Bahan Baku PT. Dagsap Endura Eatore

dengan MRP Teknik LFL, EOQ, POQ dan PPB ......................................... 86

Page 16: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Peta Bagian Daging Sapi .............................................................................. 6

2. Metode Analisis ABC .................................................................................. 23

3. Variasi Permintaan dan Lead Time .............................................................. 24

4. Biaya Total Sebagai Fungsi dari Kuantitas Pemesanan ............................... 29

5. Jalur Distribusi Produk PT. Dagsap Endura Eatore ..................................... 56

6. Prosedur Pembelian Bahan Baku PT. Dagsap Endura Eatore ..................... 63

7. Grafik Pola Data Permintaan ....................................................................... 72

Page 17: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Struktur Organisasi Perusahaan ................................................................ 98

2. Daftar Harga Produk PT. Dagsap Endura Eatore ...................................... 99

3. Grafik Pola Permintaan Bahan Baku ........................................................ 103

4. Total Biaya Persediaan Bahan Baku PT. Dagsap Endura Eatore, Tahun

2009 ........................................................................................................... 104

5. Perhitungan Persediaan Bahan Baku dengan Metode MRP Teknik LFL . 105

6. Perhitungan Teknik EOQ Bahan Baku Daging Sapi ................................ 106

7. Perhitungan Persediaan Bahan Baku dengan Metode MRP Teknik EOQ 107

8. Perhitungan Teknik POQ Bahan Baku Daging Sapi ................................ 108

9. Perhitungan Persediaan Bahan Baku dengan Metode MRP Teknik POQ 109

10. Penggabungan Periode Teknik PPB .......................................................... 110

11. Perhitungan Persediaan Bahan Baku dengan Metode MRP Teknik PPB . 112

12. Penghematan Biaya Persediaan Bahan Baku dengan metode MRP Teknik

LFL, EOQ, POQ dan PPB ......................................................................... 113

13. Surat Pernyataan Penelitian di PT. Dagsap Endura Eatore ....................... 114

Page 18: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi dan kemajuan ekonomi dewasa ini memacu

pertumbuhan industri di segala bidang, menyebabkan meningkatnya persaingan

diantara perusahaan-perusahaan untuk memperebutkan konsumen sehingga

mengakibatkan meningkatnya pula tuntutan konsumen terhadap kualitas dan

kuantitas dari suatu produk. Pemenuhan kebutuhan konsumen ditunjang oleh

faktor ketersediaan produk di gudang. Sedangkan ketersediaan produk

dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku, sehingga dalam hal ini persediaan

memiliki peranan penting untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada

konsumen.

Persediaan merupakan kekayaan perusahaan yang memiliki peranan

penting dalam operasi bisnis, sehingga perusahaan perlu melakukan manajemen

persediaan proaktif, artinya perusahaan harus mampu mengantisipasi keadaan

maupun tantangan yang ada dalam manajemen persediaan untuk mencapai sasaran

akhir, yaitu untuk meminimalisasi total biaya yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan untuk penanganan persediaan (Yamit, 2002). Dalam sistem

manufaktur maupun non manufaktur, adanya persediaan merupakan faktor yang

memicu peningkatan biaya. Penetapan jumlah persediaan yang terlalu banyak

akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan, tetapi apabila terlalu sedikit

maka akan mengakibatkan hilangnya kesempatan perusahaan untuk mendapatkan

keuntungan jika permintaan nyatanya lebih besar daripada permintaan yang

Page 19: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

diperkirakan. Pengendalian persediaan bahan baku sangatlah penting dalam

sebuah industri untuk mengembangkan usahanya karena akan berpengaruh pada

efisiensi biaya, kelancaran produksi dan keuntungan usaha itu sendiri. Adanya

persediaan diharapkan dapat memperlancar jalannya proses produksi suatu

perusahaan.

PT. Dagsap Endura Eatore merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

industri pengolahan, berbahan baku daging sapi dan daging ayam. Produk yang

dihasilkan diantaranya baso sapi, sosis sapi, sosis ayam, chicken nugget dan beef

burger. Dalam pemasaran produk, PT. Dagsap Endura Eatore membagi kedalam

segmentasi yang berbeda-beda, yaitu wet market ditujukan ke pasar tradisional

dengan merek dagang hemato, food market ditujukan ke industri kuliner seperti

hotel dan restotan dengan merek dagang pedan dan dagsap, sedangkan modern

market ditujukan ke swalayan dengan merek dagang yona. Secara umum bahan

baku yang digunakan dalam produksi olahan daging sapi sama meliputi daging

sapi, lemak dan air serta berbagai bumbu.

PT. Dagsap Endura Eatore dalam pengembangan usahaanya sering

menghadapi permasalahan, yaitu sistem pengendalian persediaan bahan baku yang

tidak terstruktur. Oleh karena itu, peneliti mencoba menganalisis pengendalian

persediaan bahan baku daging sapi ynag dilakukan PT. Dagsap Endura Eatore.

1.2 Perumusan Masalah

Perhitungan pengendalian persediaan bahan baku harus dilakukan dengan

tepat dan cermat, mengingat biaya-biaya yang ditimbulkan sebagai akibat adanya

aktivitas persediaan. Jika sistem pengendalian persediaan yang diterapkan kurang

Page 20: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

tepat dapat mengakibatkan pemborosan dan tingginya biaya persediaan yang

dikeluarkan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan PT.

Dagsap Endura Eatore?

2. Alternatif metode pengendalian persediaan apa yang sebaiknya diterapkan

oleh PT. Dagsap Endura Eatore untuk peningkatan efisiensi persediaan bahan

baku?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan PT. Dagsap

Endura Eatore.

2. Menganalisis alternatif metode pengendalian persediaan yang dapat diterapkan

oleh PT. Dagsap Endura Eatore untuk peningkatan efisiensi bahan baku.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Perusahaan

Memberikan masukan-masukan atau sumbangan pikiran yang berguna

bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan efisiensi dan sebagai bahan

pertimbangan dalam penanganan pengendalian persediaan terutama dalam hal

penanganan persediaan bahan baku.

Page 21: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

2. Penulis

Menambah pengetahuan dan sebagai alat ukur kemampuan teori yang

diperoleh dari perkuliahan maupun dari literatur yang ada dalam penerapannya

dengan masalah yang dihadapi perusahaan.

3. Pihak lain

Memberikan informasi sebagai referensi bagi pembaca maupun peneliti

dalam melakukan penelitian dengan topik permasalahan yang berkaitan dengan

pengendalian persediaan bahan baku.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini hanya meneliti persediaan bahan baku yang

paling banyak digunakan yaitu daging sapi. Penelitian ini bertempat di PT.

Dagsap Endura Eatore yang berada di Kawasan Industri Sentul, Bogor. PT.

Dagsap Endura Eatore merupakan industri pengolahan daging yang memproduksi

sosis, baso dan beef burger. Penelitian ini dilakukan berdasarkan sistem

pengadaan bahan baku PT. Dagsap Endura Eatore belum terstruktur.

Page 22: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Daging Sapi

Menurut Astawan (2009:1), daging adalah sekumpulan otot yang melekat

pada kerangka. Istilah daging dibedakan dengan karkas. Daging merupakan

bagian yang sudah tidak mengandung tulang, sedangkan karkas berupa daging

yang belum dipisahkan dari tulang atau kerangkanya. Menurut Soeparno (2008:1),

daging didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil

pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak

menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya. Sementara itu

menurut Abrianto (2009:1), daging sapi (beef) adalah jaringan otot yang diperoleh

dari sapi yang biasa dan umum digunakan untuk keperluan konsumsi makanan.

Daging sapi dikategorikan sebagai daging merah, yaitu daging yang dalam kondisi

mentah berwarna merah. Dalam bidang nutrisi, daging merah diartikan sebagai

daging yang berasal dari binatang mamalia.

Menurut Abrianto (2009:2) menyatakan bahwa bagian daging terdiri dari

tiga komponen utama, yaitu jaringan otot (muscle tissue), jaringan lemak (adipose

tissue), dan jaringan ikat (connective tissue). Sementara itu, menurut Astawan

(2009:2) menyatakan bahwa banyaknya jaringan ikat yang terkandung di dalam

daging akan menentukan tingkat kealotan atau kekerasan daging.

Mlandhing (2008:2-6) menyebutkan bahwa daging sapi terdiri dari

beberapa bagian, disajikan pada Gambar 1.

Page 23: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Gambar 1. Peta Bagian Daging Sapi

Sumber: www.wikipedia.com

1. Daging sapi paha depan (chuck)

Daging sapi paha depan atau dikenal juga sebagai chuck adalah bagian

daging sapi yang berasal dari bagian atas paha depan. Ciri daging ini adalah

berbentuk potongan segiempat dengan ketebalan sekitar 2-3 cm, dengan bagian

dari tulang pundak masih menempel ke bagian paha sampai ke bagian terluar dari

punuk. Biasanya daging ini digunakan untuk membuat bakso, sosis.

2. Daging iga sapi (rib)

Daging iga sapi atau rib adalah bagian daging sapi yang berasal dari

daging di sekitar tulang iga. Bagian ini termasuk dari delapan bagian utama

daging sapi yang biasa dikonsumsi. Seluruh bagian daging iga ini bisa terdiri dari

beberapa iga berjumlah sekitar 6 sampai dengan 12, untuk potongan daging iga

yang akan dikonsumsi bisa terdiri dari 2 sampai dengan 7 tulang iga. Biasanya

bagian ini digunakan sebagai bahan dasar makanan khas Makassar, sup conro.

3. Daging has dalam (tenderloin)

Daging has dalam atau tenderloin adalah daging sapi dari bagian tengah

badan. Sesuai dengan karakteristik daging has, daging ini terdiri dari bagian-

Page 24: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

bagian otot utama di sekitar bagian tulang belakang, dan kurang lebih di antara

bahu dan tulang panggul. Daerah ini adalah bagian yang paling lunak, karena otot-

otot di bagian ini jarang dipakai untuk beraktivitas. Biasanya bagian daging ini

digunakan untuk membuat steak.

4. Daging has luar (sirloin)

Daging has luar atau lebih dikenal dengan nama sirloin adalah bagian

daging sapi yang berasal dari bagian bawah daging iga, terus sampai ke bagian

sisi luar has dalam. Daging ini adalah daging yang paling murah dari semua jenis

has, karena otot sapi pada bagian ini masih lumayan keras dibanding bagian has

yang lain karena otot-otot di sekitar daging ini paling banyak digunakan untuk

bekerja. Biasanya daging ini digunakan untuk membuat steak.

5. Daging sapi penutup (round)

Penutup daging sapi atau lebih dikenal dengan nama topside atau round

adalah bagian daging sapi yang terletak di bagian paha belakang sapi. Potongan

daging sapi di bagian ini sangat tipis dan kurang lebih sangat liat. Selain itu

bagian ini sangat kurang lemak sehingga jika dibakar atau dipanggang akan sangat

lama melunakkannya. Biasanya daging ini digunakan untuk campuran daging

pizza.

6. T-bone

T-bone adalah bagian daging sapi yang biasa dibuat sebagai steak.

Potongan daging ini terbentuk dari tulang yang berbentuk seperti huruf T dengan

daging disekitarnya. Bagian daging yang paling besar biasanya berasal dari bagian

has luar, sedangkan bagian kecilnya berasal dari has dalam.

Page 25: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

7. Lamosir (cube roll)

Lamosir atau lamusir atau dikenal juga dengan nama cube roll adalah

bagian daging sapi yang berasal dari bagian belakang sapi di sekitar has dalam,

has luar dan tanjung. Biasanya daging ini digunakan untuk makanan khas Batam,

Sup Lamosir.

8. Tanjung (rump)

Tanjung atau lebih dikenal dengan nama rump adalah salah satu bagian

daging sapi yang berasal dari bagian punggung belakang. Biasanya daging ini

disajikan dengan dipanggang.

9. Punuk (blade)

Punuk atau lebih dikenal dengan nama blade adalah daging sapi bagian

atas yang menyambung dari bagian daging paha depan terus sampai ke bagian

punuk sapi. Pada bagian tengahnya terdapat serat-serat kasar yang mengarah ke

bagian bawah, yang cocok jika digunakan dengan cara memasak dengan teknik

mengukus. Biasanya daging ini digunakan untuk membuat makanan khas Nusa

Tenggara Timur yaitu Se’i (sejenis daging asap).

10. Cingur

Cingur adalah tulang rawan dari bagian hidung dan bibir atas sapi.

Biasanya ditemui dalam rujak cingur.

11. Lidah sapi

Lidah Sapi adalah bagian daging sapi yang berasal dari lidah sapi.

Biasanya daging ini digunakan sebagai bahan dasar makanan untuk Sate Padang

dan semur lidah. Lidah sapi juga diasap.

Page 26: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

12. Buntut sapi (oxtail)

Buntut Sapi atau lebih dikenal dengan nama oxtail adalah bagian dari

tubuh sapi bagian ekor. Biasanya bagian ini disajikan sebagai hidangan sup

buntut.

Daging yang layak konsumsi harus memiliki kriteria mutu kualitas yang

baik. Menurut Sianturi (2009:1), bahwa kualitas daging dipengaruhi oleh faktor

sebelum dan setelah pemotongan. Faktor sebelum pemotongan yang dapat

mempengaruhi kualitas daging adalah genetik, spesies, bangsa, tipe ternak, jenis

kelamin, umur, pakan dan bahan aditif (hormon, antibiotik, dan mineral), serta

keadaan stres. Sedangkan faktor setelah pemotongan yang dapat mempengaruhi

kualitas daging adalah penyimpanan, penanganan pasca pemotongan. Hal tersebut

didukung oleh Amin (2009:2) menyatakan bahwa daging sapi yang layak di

konsumsi harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Keempukan daging ditentukan oleh kandungan jaringan ikat. Semakin tua usia

hewan susunan jaringan ikat semakin banyak sehingga daging yang dihasilkan

semakin liat. Jika ditekan dengan jari daging yang sehat akan memiliki

konsistensi kenyal.

2. Kandungan lemak (marbling) adalah lemak yang terdapat diantara serabut otot

(intramuscular). Lemak berfungsi sebagai pembungkus otot dan

mempertahankan keutuhan daging pada waktu dipanaskan. Marbling

berpengaruh terhadap cita rasa.

3. Warna daging bervariasi tergantung dari jenis hewan secara genetik dan usia,

misalkan daging sapi potong lebih gelap daripada daging sapi perah, daging

Page 27: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

sapi muda lebih pucat daripada daging sapi dewasa. Rasa dan Aroma

dipengaruhi oleh jenis pakan. Daging berkualitas baik mempunyai rasa gurih

dan aroma yang sedap.

4. Kelembaban, secara normal daging mempunyai permukaan yang relatif kering

sehingga dapat menahan pertumbuhan mikroorganisme dari luar. Dengan

demikian mempengaruhi daya simpan daging tersebut.

Kualitas mutu daging yang sesuai dengan kriteria diatas layak untuk

dikonsumsi. Berdasarkan keadaan fisik, daging dapat dikelompokkan menjadi

daging segar yang dilayukan atau tanpa pelayuan dengan suhu 430

Celcius selama

24 jam, daging yang dilayukan kemudian didinginkan (daging dingin) dengan

suhu 40 Celcius, daging yang dilayukan, didinginkan, kemudian dibekukan

(daging beku) dengan suhu dibawar –1,50

Celcius, daging masak, daging asap dan

daging olahan (Soeparno; 2008: 2).

Menurut Komariah (2007:6), hasil olahan daging sapi selain dalam bentuk

segar (empal, semur, sate, rawon, rendang, bistik), daging sapi juga dapat

dikonsumsi dalam berbagai produk olahan. Misalnya, daging corned (corned

beef), daging asap (smoked ham), dendeng (dried meat), sosis (sausage), bakso

(meat ball). Menurut Astawan (2009:3), bahwa akibat dari proses pengolahan dan

komponen bumbu yang digunakan, beberapa produk olahan tersebut memiliki

nilai gizi lebih baik dibandingkan dengan daging segarnya. Pemasakan dengan

menggunakan panas sangat bermanfaat untuk mematikan mikroba dan

meningkatkan cita rasa.

Page 28: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Produk olahan daging dapat digunakan sebagai alternatif sumber protein

hewani. Menurut Komariah (2007:2) menyatakan bahwa protein daging lebih

mudah dicerna dibandingkan dengan yang bersumber dari bahan pangan nabati.

Nilai protein daging yang tinggi disebabkan oleh kandungan asam amino

esensialnya yang lengkap dan seimbang. Sementara menurut Astawan (2009:1)

komposisi daging relatif mirip satu sama lain, terutama kandungan proteinnya

yang berkisar 15-20 persen dari berat bahan. Protein merupakan komponen kimia

terpenting yang ada di dalam daging.

2.2 Persediaan

Menurut Baroto (2002:52) definisi persediaan secara umum dapat

diartikan segala sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya

terhadap pemenuhan kebutuhan. Sementara menurut Soemarsono dalam Indriyati

(2007:12), mengemukakan pengertian persediaan sebagai barang-barang yang

dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan dalam kegiatan

perusahaan. Sedangkan menurut Zulfikarijah (2005:4) mendefinisikan persediaan

sebagai stock bahan baku yang digunakan untuk memfasilitasi operasi atau untuk

memuaskan permintaan konsumen.

2.2.1 Arti dan Peran Persediaan

Menurut Indriyati (2007:11) menyatakan bahwa setiap jenis perusahaan

manufaktur selalu membutuhkan bahan baku dalam proses produksinya.

Berdasarkan pernyataan diatas, bahan baku tersebut diolah dalam proses produksi

sehingga dapat menghasilkan suatu barang jadi. Namun bahan baku tersebut tidak

Page 29: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

akan selamanya tersedia setiap saat, sehingga jika bahan baku tersebut tidak

tersedia maka kelancaran produksi akan terganggu dan perusahaan akan

kehilangan kesempatan dalam memperoleh keuntungan yang seharusnya bisa

didapatkan. Hal tersebut didorong oleh pernyataan Indrajit dan Djokopranoto

(2003:4-5) yang menyebutkan bahwa salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk

mengatasi masalah kelancaran produksi adalah dengan mengadakan persediaan

dalam nilai tertentu bagi perusahaan. Persediaan yang diadakan dapat berupa

persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, maupun persediaan

barang jadi.

Menurut Assauri (2004:169) mengartikan bahwa persediaan merupakan

suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk

dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang yang masih

dalam pengerjaan atau proses produksi, atau persediaan bahan baku yang

menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Sedangkan menurut

Herjanto (2008:237), persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang

akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan

dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali atau untuk suku

cadang dari suatu peralatan atau mesin. Disisi lain, menurut Gitosudarmo dalam

Indriyati (2007:12) mendefinisikan persediaan adalah bagian utama dari modal

kerja, merupakan aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan.

2.2.2 Fungsi dan Kegunaan Persediaan

Persediaan merupakan suatu hal yang tak terhindarkan. Menurut Mariyam

(2008:15), persediaan bertujuan untuk menghilangkan berbagai kemungkinan

Page 30: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

yang terjadi, misalnya kekurangan stok, permintaan yang tidak diperhitungkan,

kenaikan harga dan kemungkinan lain yang dapat menghambat laju produksi.

Sedangkan menurut Noerbiant (2009:2), fungsi persediaan pada suatu perusahaan

adalah menghindari keterlambatan pengiriman, menghindari adanya material yang

rusak, menghindari kenaikan harga, mendapatkan diskon bila membeli dalam

jumlah tertentu dan menjamin kelangsungan produksi.

Menurut Handoko (2000:334-335) fungsi persediaan terbagi atas beberapa

fungsi, diantaranya:

1. Fungsi Decoupling

Persediaan decouples ini memungkinkan perusahaan dapat memenuhi

permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan bahan mentah

diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya

dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan diadakan untuk

menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau

diramalkan.

2. Fungsi Economic Lot Sizing

Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan penghematan-

penghematan karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih

besar dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan.

3. Fungsi Antisipasi

Perusahaan sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman

dan permintaan akan barang-barang selama periode bersamaan kembali sehingga

Page 31: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

memerlukan kuantitas persediaan ekstra (safety inventories). Persediaan antisipasi

ini penting agar kelancaran proses produksi tidak terganggu.

2.2.3 Tipe dan Jenis Persediaan

Setiap jenis persediaan mempunyai karakteristik khusus tersendiri dan cara

pengolahannya yang berbeda. Assauri (2004:171) membedakan persediaan

berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut:

1. Persediaan bahan baku (raw materials stock)

Persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses

produksi, barang tersebut dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun dibeli

dari supplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan

pabrik yang menggunakannya.

2. Persediaan bagian produk (purchased part/components stock)

Persediaan barang-barang yang terdiri dari parts yang diterima dari

perusahaan lain, yang dapat secara langsung diassembling dengan parts lain tanpa

melalui proses produksi sebelumnya.

3. Persediaan bahan-bahan pembantu (supplies stock)

Persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi untuk

membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu

perusahaan tetapi tidak merupakan bagian atau komponen dari barang jadi.

4. Persediaan barang setengah jadi (work in process)

Persediaan barang-barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam satu

pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk tetapi lebih perlu

diproses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi.

Page 32: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

5. Persediaaan barang jadi (finished good stock)

Persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam

pabrik dan siap untuk dijual kepada pelanggan atau perusahaan lain.

Anoraga dalam Mariyam (2008:15) menyebutkan bentuk-bentuk

persediaan dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Bahan Baku, yaitu item yang diterima (biasa dibeli) dari luar organisasi yang

akan digunakan secara langsung untuk produksi hasil akhir.

2. Intermediaries, meliputi suku cadang, komponen-komponen mesin.

3. Barang dalam proses, yaitu semua bahan atau barang yang sedang di proses

atau menunggu dan dalam sistem produksi.

4. Barang jadi, yaitu persediaan produk yang telah selesai di proses dan siap

dijual.

2.2.4 Biaya Persediaan

Menurut Baroto (2002:55) menyatakan bahwa biaya persediaan adalah

semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat persediaan.

Sementara menurut Rangkuti (2007:16-18), biaya persediaan terdiri dari:

1. Biaya penyimpanan (holding cost atau crying cost)

Biaya penyimpanan yaitu biaya yang terdiri atas biaya-biaya yang

bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per

periode akan semakin besar apabila kuantitas persediaan bahan yang dipesan

semakin banyak atau rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya-biaya yang

termasuk sebagai biaya penyimpanan adalah:

Page 33: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

a. Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pendingin

ruangan dan sebagainya);

b. Biaya modal (opportunity cost of capital), yaitu alternatif pendapatan atas

dana yang diinvestasikan dalam persediaan;

c. Biaya keusangan;

d. Biaya perhitungan fisik;

e. Biaya asuransi persediaan;

f. Biaya pajak persediaan;

g. Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan;

h. Biaya penanganan persediaan dan sebagainya.

Biaya penyimpanan persediaan biasanya berkisar antara 12 sampai 40

persen dari biaya atau harga barang. Untuk perusahaan manufacturing biasanya,

biaya penyiapan rata-rata secara konsisten sekitar 25 persen.

2. Biaya pemesanan atau pembelian (ordering cost atau procurement cost)

Pada umumnya, biaya pemesanan (di luar biaya bahan dan potongan

kuantitas) tidak naik apabila kuantitas pemesanan bertambah besar. Tetapi,

apabila semakin banyak komponen yang dipesan setiap kali pesan, jumlah

pesanan per periode turun, maka biaya pemesanan total akan turun. Hal ini berarti,

biaya pemesanan total per periode (tahunan) sama dengan jumlah pesanan yang

dilakukan setiap periode dikalikan biaya yang harus dikeluarkan setiap kali pesan.

Biaya yang meliputi biaya pemesanan adalah:

a. Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi;

b. Upah;

Page 34: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

c. Biaya telepon;

d. Biaya pengeluaran surat menyurat;

e. Biaya pengepakan dan penimbangan;

f. Biaya pemeriksaan;

g. Biaya pengiriman ke gudang;

h. Biaya utang lancar dan sebagainya.

3. Biaya penyiapan (set-up cost)

Hal ini terjadi apabila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri

“dalam pabrik” perusahaan, perusahaan menghadapi biaya penyiapan untuk

memproduksi komponen-komponen tertentu. Biaya-biaya ini terdiri dari:

a. Biaya mesin-mesin menganggur;

b. Biaya persiapan tenaga kerja langsung;

c. Biaya penjadwalan;

d. Biaya ekspedisi dan sebagainya.

4. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (stortage cost)

Biaya kehabisan atau kekurangan bahan adalah biaya yang timbul apabila

persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan. Biaya-biaya yang

termasuk biaya kekurangan bahan adalah sebagai berikut:

a. Kehilangan penjual;

b. Kehilangan pelanggan;

c. Biaya pemesanan khusus;

d. Biaya ekspedisi;

e. Selisih harga;

Page 35: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

f. Terganggunya operasi;

g. Tambahan pengeluaran kegiatan menajerial dan sebagainya.

2.3 Pengendalian Persediaan

Menurut Assauri (2004:176) mengemukakan bahwa perusahaan haruslah

dapat mempertahankan suatu jumlah persediaan yang optimum yang dapat

menjamin kebutuhan bagi kelancaran kegiatan perusahaan dalam jumlah dan mutu

yang tepat serta dengan biaya yang serendah-rendahnya. Berdasarkan pernyataan

tersebut Baroto (2004:54) menegaskan yang dimaksud kriteria optimum adalah

meminimalisasi biaya total yang terkait dengan persediaan, yaitu biaya

penyimpanan dan biaya pemesanan. Tingkat persediaan yang optimum yang dapat

diatur dengan memenuhi kebutuhan bahan-bahan dalam jumlah, mutu dan pada

waktu yang tepat serta jumlah biaya yang rendah.

2.3.1 Pengertian Pengendalian Persediaan

Menurut Indriyati (2007:19) mendefinisikan bahwa pengendalian adalah

proses manajemen yang memastikan dirinya sendiri sejauh hal itu memungkinkan,

bahwa kegiatan yang dijalankan oleh anggota dari suatu organisasi sesuai dengan

rencana dan kebijaksanaannya. Menurut Sutono (2009:5), pengendalian adalah

pengaturan aktivitas-aktivitas organisasi agar elemen-elemen kinerja yang

menjadi target tetap berada pada batas-batas yang dapat diterima. Menurut

Assauri (2004:176) pengendalian persediaan merupakan salah satu kegiatan dari

urutan kegiatan-kegiatan yang bertautan erat satu sama lain dalam seluruh operasi

Page 36: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

produksi perusahaan tersebut sesuai dengan apa yang telah direncanakan lebih

dahulu baik waktu, jumlah, kualitas maupun biaya.

Menurut Herjanto (2008:238), pengendalian persediaan adalah

serangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang

harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan

barapa besar pesanan harus diadakan, jumlah atau tingkat persediaan yang

dibutuhkan berbeda-beda untuk setiap perusahaan pabrik, tergantung dari volume

produksinya, jenis perusahaan dan prosesnya. Hal ini sesuai dengan Robert J.

Mockler dalam Mariyam (2008:15) yang menyatakan bahwa pengendalian adalah

suatu upaya yang sistematis untuk menetapkan standar prestasi dengan sasaran-

sasaran perencanaan, merancang sistem umpan balik informasi, membandingkan

prestasi sesungguhnya dengan standar yang terlebih dahulu ditetapkan,

menentukan apakah ada penyimpangan yang mengukur identifikasi

penyimpangan tersebut dan mengambil tindakan perbaikan-perbaikan yang perlu

dilakukan untuk menjamin bahwa sumber daya perusahaan yang digunakan

sedapat mungkin dengan cara yang paling efektif dan efisien guna tercapainya

sasaran perusahaan.

2.3.2 Fungsi dan Tujuan Pengendalian Persediaan

Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan

sudah tentu mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Menurut Gumbira (2004:41),

fungsi pengendalian merupakan suatu upaya manajerial untuk mengembalikan

semua kegiatan pada rel yang telah ditentukan. Berdasarkan pernyataan terebut,

pengendalian persediaan dijalankan untuk memelihara keseimbangan antara

Page 37: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

kerugian-kerugian serta penghematan dengan adanya suatu tingkat persediaaan

tertentu dan besarnya biaya juga modal yang dibutuhkan untuk mengadakan

persediaan tersebut. Menurut Baroto (2002:54) menyebutkan fungsi pengendalian

persediaan bertujuan untuk menetapkan dan menjamin tersedianya produk jadi,

barang dalam proses, komponen dan bahan baku secara optimal, dalam kuantitas

yang optimal, dan pada waktu yang optimal.

Menurut Assauri (2004:177), tujuan pengendalian persediaan secara

terperinci dapatlah dinyatakan sebagai usaha untuk:

1. Menjaga agar perusahaan tidak kehabisan persediaan sehingga dapat

mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi.

2. Menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar

atau berlebihan sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu

besar.

3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan

berakibat pemesanan menjadi besar.

2.3.3 Kebijakan dalam Pengendalian Persediaan

Menurut Assauri (2004:176) kegiatan pengendalian persediaan tidak

terbatas pada penentuan atas perencanaan tingkat dan komposisi persediaan, tetapi

juga pada pengaturan pelaksanaan pengadaan bahan-bahan yang diperlukan sesuai

dengan jumlah dan waktu yang dibutuhkan serta biaya yang serendah-rendahnya.

Menurut Sutono (2005:150) menjelaskan bahwa kebijakan pengendalian

persediaan bahan baku dimaksudkan untuk meminimumkan jumlah biaya

pemesanan dan biaya penyimpanan. Berdasarkan pernyataan tersebut, jika

Page 38: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

kebutuhan bahan baku untuk produksi berubah-ubah maka kebijakan persediaan

stabil akan berakibat pada kuantitas pembelian sama dengan kuantitas kebutuhan.

Menurut Herjanto (2008:238) mengartikan sistem kebijakan pengendalian

persediaan dapat didefinisikan sabagai serangkaian kebijakan pengendalian

persediaan untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan

pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan berapa besar pesanan

harus diadakan. Sistem ini menentukan dan menjamin tersedianya persediaan

yang tepat dalam kuantitas dan waktu yang tepat. Menurut Baroto (2002:54),

sistem kebijakan pengendalian persediaan adalah suatu mekanisme mengenai

bagaimana mengelola masukan-masukan yang sehubungan dengan persediaan

menjadi output dan diperlukan umpan balik agar output memenuhi standar

tertentu.

Menurut Sutono (2005:150) dalam menentukan kebijakan pengendalian

persediaan bahan baku perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Waktu dan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi

2. Tersedianya bahan baku

3. Waktu tunggu (lead time) antara waktu pemesanan dengan pengiriman

4. Daya tahan bahn baku

5. Fasilitas penyimpanan yang diperlukan

6. Kebutuhan modal untuk membelanjai persediaan

7. Biaya penyimpanan

8. Perubahan-perubahan harga bahan baku

9. Proteksi kekuranga bahan baku

Page 39: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

10. Risiko persediaan

11. Opportunity cost

2.4 Metode Perhitungan Pengendalian Persediaan

Menurut Noerbiant (2009:3), menjelaskan penentuan besarnya persediaan

dapat dicari dengan metode perhitungan analisis ABC, metode persediaan

probabilistik, metode perhitungan persediaan deterministik. Metode persediaan

probabilistik meliputi metode periode tunggal (single period) dan metode periodic

review system. Sedangkan metode persediaan deterministik meliputi metode Just

In Time (JIT), Ecomonic Order Quantity (EOQ), metode Material Requirement

Planning (MRP).

2.4.1 Metode Analisis ABC

Menurut Herjanto (2008:239), metode analisis ABC memfokuskan

pengendalian persediaan kepada item (jenis) persediaan yang bernilai tinggi

hingga bernilai rendah, nilai klasifikasi ini merupakan volume persediaan yang

dibutuhkan dalam satu periode dikalikan dengan harga per unit. Menurut

Noerbiant (2009:5) metode analisis ABC mengakui adanya fakta bahwa beberapa

items persediaan lebih penting dari lainnya. Items kelompok A adalah kritis, items

kelompok B adalah penting, dan items kelompok C tidak penting, kalau diukur

dengan nilai uang per tahun.

Page 40: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Persentase kumulatif

dari penjualan

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10 A B C Persentase jenis barang

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 dalam persediaan (kelas)

Gambar 2. Metode Analisis ABC

Sumber: Rangkuti (2007:20)

Gambar 2 menjelaskan bentuk kurva ABC dengan cara

mengklasifikasikan kelas masing-masing kelompok jenis barang berdasarkan hasil

penjualan dengan sisa persediaan yang masih ada dalam stok. Gambar tersebut

juga menunjukan bahwa 20 persen jenis barang merupakan wakil dari 80 persen

dari nilai total penjualan.

Menurut Rangkuti (2007:20-21) mengemukakan metode analisis ABC

dengan cara mengelompokkanya menjadi tiga bagian:

a. Kelompok A, yaitu kelompok volume terbanyak nilai penjualannya

b. Kelompok C, yaitu kelompok volume terendah nilai penjualannya

c. Kelompok B, yaitu kelompok yang berada ditengahnya

Page 41: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

2.4.2 Metode Persediaan Probabilistik

Menurut Aditya (2008:3), metode persediaan probabilistik adalah metode

yang menganggap bahwasanya parameter-parameter yang dimiliki menunjukkan

adanya ketidakpastian dan merupakan variabel random. Sementara itu menurut

Noerbiant (2009:2) metode persediaan probabilistik digunakan apabila salah satu

dari permintaan, lead time atau keduanya tidak dapat diketahui dengan pasti.

Menurut Siswanto (2009:1), metode persediaan probabilistik merupakan suatu

metode-metode persediaan dimana variabel-variabel yang terlibat yaitu input dan

lead time fluktuatif sehingga harus didekati dengan distribusi probabilitas, maka

kemungkinan persediaan habis dan kapan persediaan akan datang juga

probabilistik sifatnya.

Kuantitas (unit)

Reorder

Point

Safety stock

Waktu

L1 L2 L3

Gambar 3. Variasi Permintaan dan Lead Time (L)

Sumber: Handoko (2000:355)

Gambar 3 menunjukan grafik tingkat persediaan teoritik dan persediaan

nyata dari waktu ke waktu. Adanya perbedaan permintaan dan lead time

Page 42: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

menyebabkan berbedanya tingkat persediaan nyata, sehingga bila tidak ada

persediaan maka perusahaan akan mengalami kekurangan bahan.

Menurut Noerbiant (2009:2) suatu hal yang perlu diperhatikan dalam

metede persediaan probabilistik adalah adanya kemungkinan stock out yang

timbul karena pemakaian persediaan bahan baku yang tidak diharapkan atau

karena penerimaan yang lebih lama dari lead time yang diharapkan. Lebih lanjut

menurut Noerbiant (2009:2), kondisi ini lead time dan demand bersifat

probabilistik, maka ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi:

a. Tingkat demand konstan, namun lead time berubah.

b. Tingkat lead time tetap sementara demand berubah.

c. Demand dan lead time berubah.

2.4.2.1 Metode Persediaan Single Period

Menurut Rangkuti (2007:104), metode single period digunakan untuk

menangani pemesanan dari barang-barang yang mudah rusak atau perishable

goods (seperti buah-buahan, sayuran, ikan laut, bunga potong) atau jenis produk

lainnya yang memiliki masa pakai relatif lebih pendek (seperti koran dan

majalah). Apabila jenis produk seperti yang telah disebutkan diatas tidak laku

terjual atau tidak terpakai, jenis barang tersebut kadang-kadang dijual dengan

harga miring. Menurut Anita (2009:1) menjelaskan single period merupakan

tentang bagaimana menentukan ukuran pemesanan produk yang optimal untuk

memaksimalkan keuntungan pada demand yang bersifat probabilistik.

Menurut Rangkuti (2007:104), bahwa analisis single period umumnya

difokuskan pada dua biaya, yaitu kehilangan pelanggan dan ekses. Kehilangan

Page 43: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

pelanggan termasuk biaya akibat kehilangan pembeli atau opportunities cost

akibat kehilangan penjualan. Kehilangan laba penjualan adalah laba yang tidak

realistis per unitnya, yaitu:

C shortage = Cs = pendapatan per unit – cost per unit

Sedangkan biaya ekses adalah biaya yang ditimbulkan akibat masih

adanya barang yang tersisa dalam stok pada suatu periode. Akibatnya biaya ekses

ini sangat berbeda antara biaya pemeblian dan nilai salvage sehingga biaya ekses

dapat dihitung dengan cara:

C ekses = Ce = biaya asli per unit – nilai salvage per unit

Menurut Rangkuti (2007:105), tujuan dari metode single period adalah

untuk mengidentifikasi order kuantitas atau tingkat persediaan yang dapat

meminimalkan ekses jangka panjang dan biaya kehilangan penjualan. Menurut

Jane (2009:30), pengadaan persediaan dilakukan hanya sekali (pengurangan

persediaan terjadi hanya sekali), dan ketika tingkat persediaan mencapai reorder

level, maka dilakukan pemesanan sebesar Q. Kebijakan ini, variabel Q dan r yang

harus ditentukan untuk mencapai total biaya persediaan minimal.

2.4.2.2 Metode Persediaan Periodic Review System

Fixed order interval atau metode P atau sistem telaah berkala atau sering

disebut periodic review system adalah metode untuk mengetahui berbagai jenis

kuantitas persediaan yang dipesan dengan menentukan interval waktunya secara

tetap, misalnya harian, mingguan atau bulanan (Rangkuti, 2007:100). Menurut

Ishak (2010:173) periodic review system adalah persediaan yang dihitung hanya

pada saat periode ditentukan, jika pada saat itu persediaan yang ada berada

Page 44: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

dibawah titik minimum persediaan yang ditetapkan (reorder point) maka tidak

dilakukan pemesanan.

Menurut Noerbiant (2009:4) menjelaskan bahwa metode persediaan

periodic review system adalah suatu sistem pengendalian persediaan yang jarak

waktu antar dua pesanan tetap, persediaan pengaman dalam sistem ini tidak hanya

dibutuhkan untuk meredam fluktuasi permintaan selama lead time tetapi juga

untuk seluruh konsumsi persediaan konsumsi persediaan konsumsi persediaan

konsumsi persediaan konsumsi persediaan konsumsi persediaan konsumsi

persediaan. Menurut Baroto (2002:76) menerangkan jumlah unit yang dipesan

dalam metode ini berubah-ubah tergantung sisa atau jumlah persediaan saat

diperiksa. Jika pada saat diperiksa jumlah persediaan di gudang masih banyak

maka dipesan sedikit atau sebaliknya.

2.4.3 Metode Persediaan Deterministik

Menurut Noerbiant (2009:3), metode persediaan deterministik adalah

metode yang menganggap semua parameter telah diketahui pasti. Metode yang

dapat digunakan untuk pengendalian persediaan deterministik antara lain: Just In

Time (JIT), Economic Order Quantity (EOQ) dan Material Requirement Planning

(MRP).

2.4.3.1 Metode Just In Time (JIT)

Menurut Nasution (2004:3) menerangkan bahwa ide dasar just in time

sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila ada permintaan (full system)

atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta, pada saat

Page 45: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

diminta, dan hanya sebesar kuantitas yang diminta. Menurut Wikipedia (2010:1),

just in time adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan

kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin

dengan menghapus seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam proses

produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik barang

maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu. Menurut Mayhoneys

(2008:1), JIT bukan hanya sekedar sebuah metode yang bertujuan untuk

mengurangi persediaan, tetapi JIT juga memperhatikan keseluruhan sistem

produksi sehingga komponen yang bebas dari cacat dapat disediakan untuk

tingkat produksi selanjutnya tepat ketika mereka dibutuhkan – tidak terlambat dan

tidak terlalu cepat.

Menurut Rangkuti (2007:89) menjelaskan konsep just in time bertujuan

untuk meminimalkan tingkat persediaan sehingga berakibat meminimalkan biaya

penyimpanan. Apabila tingkat persediaan lebih rendah dari tingkat EOQ maka

ordering cost akan meningkat dan total biaya akan lebih tinggi daripada optimal.

Sedangkan menurut Nasution (2004:1), tujuan utama just in time adalah untuk

meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha

pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman.

2.4.3.2 Metode Econonic Order Quantity (EOQ)

Menurut Rangkuti (2007:11) menyatakan Economic Order Quantity

(EOQ) merupakan jumlah pembelian bahan mentah pada setiap kali pesan dengan

biaya yang paling rendah. Hal ini sejalan dengan pernyataan Herjanto (2008:248)

Page 46: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

bahwa EOQ, yaitu jumlah pemesanan yang memberiakan biaya total persediaan

terendah.

Menurut Handoko (2000:339), metode Economic Order Quantity (EOQ)

atau Econonic Lot Size (ELS) dapat digunakan baik untuk barang-barang yang

dibeli maupun yang diproduksi sendiri. Perbedaan pokoknya adalah EOQ

merupakan nama yang biasa digunakan untuk barang-barang internal, sedangkan

ELS adalah biaya pemesanan meliputi biaya penyiapan pesanan untuk dikirimkan

ke pabrik dan biaya penyiapan mesin-mesin yang diperlukan untuk mengerjakan

pesanan. Menurut Yamit (2005:246), metode EOQ digunakan untuk menentukan

kuantitas pesanan persediaan yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan

persediaan dan biaya pemesanan pesediaan.

Biaya (C)

Biaya total persediaan

Biaya penyimpanan (HQ/2)

Biaya total

minimum Biaya pemesanan (DS/Q)

EOQ Kuantitas pemesanan (Q)

Gambar 4. Biaya Total Sebagai Fungsi Dari Kuantitas Pemesanan

Sumber: Handoko (2000:339)

Berdasarkan Gambar 4, biaya pemesanan variabel dan biaya penyimpanan

variabel mempunyai hubungan terbalik yaitu semakin tinggi frekuensi pemesanan,

maka semakin rendah biaya penyimpanan variabel. Agar biaya pemesanan

Page 47: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

variabel dan biaya penyimpanan variabel dapat ditekan serendah mungkin, maka

perlu dicari jumlah pembelian yang paling ekonomis, yaitu dengan rumus:

EOQ = √

Dimana:

D = Penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu

S = Biaya pemesanan (per pesanan dan penyiapan mesin) per pesanan

H = Biaya penyimpanan per unit per periode waktu

Menurut Handoko (2000:341) menyebutkan bahwa model EOQ dapat

diterapkan bila anggapan-anggapan berikut ini dipenuhi:

a. Permintaan akan produk adalah konstan, seragam dan diketahui

(deterministik).

b. Harga per unit produk adalah konstan.

c. Biaya penyimpanan per unit per tahun (H) adalah konstan.

d. Biaya pemesanan per pesanan (S) adalah konstan.

e. Waktu antara pesanan dilakukan dan barang-barang diterima (lead time – L)

adalah konstan.

f. Tidak terjadi kekurangan barang atau back order.

2.4.3.3 Metode Meterial Requirement Planning (MRP)

Menurut Kurniawan (2008:70) menyatakan bahwa berdasarkan sifatnya,

bahan tergolong kedalam permintaan bebas dan permintaan terikat, dimana model

persoalan sangat tergantung pada kedua sifat bahan tersebut. Menurut

Tampubolon (2004:85), permintaan bebas adalah suatu permintaan yang bebas,

2 SD

H

Page 48: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

dimana tidak ada keharusan untuk membelinya sebagai kepentingan konversi.

Sedangkan permintaan terikat disebabkan jika bahan tersebut tidak ada maka

proses konversi suatu perusahaan tidak dapat berjalan.

Menurut Herjanto (2008:275) mendefinisikan Material Requirement

Planning – MRP System merupakan suatu konsep dalam menejemen produksi

yang membahas cara tepat dalam perencanaan kebutuhan barang dalam proses

produksi. Sedangkan menurut Rangkuti (2007:144) Material Requirement

Planning – MRP System adalah suatu sistem perencanaan dan penjadwalan

kebutuhan material untuk produksi yang memerlukan beberapa tahap atau fase,

dengan kata lain adalah suatu rencana produksi untuk sejumlah produk jadi yang

diterjemahkan ke bahan mentah (komponen) yang dibutuhkan dengan

menggunakan waktu tenggang, sehingga dapat ditentukan kapan dan berapa

banyak yang dipesan untuk masing-masing komponen suatu produk yag akan

dibuat.

Sistem MRP mengendalikan agar komponen-komponen yang diperlukan

untuk kelancaran produksi dapat tersedia sesuai dengan kebutuhan. Menurut

Herjanto (2008:276-277), sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai tujuan,

diantaranya:

1. Meminimalkan persediaan

MRP menentukan berapa banyak dan kapan suatu komponen diperlukan

disesuaikan dengan jadwal induk produksi (master prodution schedule).

Page 49: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

2. Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau pengiriman

MRP mengidentifikasi banyaknya bahan dan komponen yang diperlukan

baik dari segi jumlah dan waktunya dengan memperhatikan waktu tenggang

produksi maupun pengadaan komponen, sehingga dapat memperkecil resiko tidak

tersedianya bahan yang akan diproses yang dapat mengakibatkan terganggunya

rencana produksi.

3. Komitmen yang realistis

Dengan MRP, jadwal produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai dengan

rencana, sehingga komitmen terhadap pengiriman barang dapat dilakukan secara

lebih realistis.

4. Meningkatkan efisiensi

MRP mendorong peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waktu

produksi dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai

dengan jadwal produksi induk.

Menurut Herjanto (2008:278-281), penggunaan sistem MRP berkaitan

dengan beberapa komponen, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Data persediaan (inventory record file)

Data ini menjadi landasan untuk membuat sistem MRP karena

memberikan informasi tentang jumlah persediaan bahan baku dan barang jadi

yang aman, jumlah barang yang terdapat digudang, jumlah barang yang telah

dialokasikan, komponen yang sedang dipesan dan waktu kedatangannya serta

waktu tenggang bagi setiap komponen.

Page 50: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

2. Jadwal induk produksi (master production schedule)

Jadwal induk produksi merupakan gambaran atas periode perencanaan dari

suatu permintaan, termasuk peramalan, backlog, rencana supplai atau penawaran,

persediaan akhir serta kualitas yang dijanjikan tersediaan. Jadwal induk produksi

berkaitan denagn pemasaran, rencana distribusi, perencanaan produksi dan

perencanaan kapasitas.

3. Spesifikasi produk (bill of material file)

Aplikasi MRP dimulai dengan mengetahui komponen-komponen dari

produk yang akan diproses atau dirakit. Bill of material file dibuat sebagai bagian

dari proses desain dan kemudian digunakan untuk menentukan barang apa yang

harus dibeli dan barang apa yang harus dibuat.

Berdasarkan informasi dari jadwal induk produksi dapat diketahui

permintaan dari suatu produk akhir, yang selanjutnya dengan mengetahui

komponen yang membentuk produk akhir itu, status persediaan dan waktu

tenggang yang diperlukan untuk memesan bahan atu merakit kebutuhan

komponen yang diperlukan. Sistem MRP merencanakan ukuran lot sehingga

barang-barang tersebut tersedia pada saat dibutuhkan. Menurut Taryana

(2008:31), ukuran lot adalah kuantitas yang akan dipesan untuk memenuhi

kebutuhan bahan baku perusahaan dengan kuantitas yang dapat meminimalkan

biaya persediaan sehingga perusahaan akan memperoleh keuntungan. Menurut

Herjanto (2008:282), metode MRP dapat dilakukan dengan menggunakan teknik

LFL, EOQ, POQ dan PPB.

Page 51: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

1. MRP Teknik Lot For Lot (LFL)

Menurut Munawar (2008:48), metode LFL atau sering dikenal sebagai

metode persediaan minimal, berdasarkan pada ide menyediakan persediaan sesuai

dengan yang diperlukan saja, jumlah persediaan diusahakan seminimal mungkin.

Dalam kebijakan ini, ukuran lot untuk satu batch dipilih untuk memenuhi

kebutuhan bersih satu periode tunggal. Menurut Hartiasih (2007:18), pemesanan

yang dilakukan tepat sebesar kebutuhan yang akan dipakai. Berdasarkan hal

tersebut perlu diketahui dalam menjalankan teknik lot for lot adalah besar dan

waktu pemakaian bahan baku secara akurat yang didasarkan pada jadwal induk

produksi dan waktu tenggang bahan baku.

2. MRP Teknik Economic Order Quantity (EOQ)

Menurut Assauri (2004:182) EOQ adalah jumlah atau besarnya pesanan

yang dimiliki jumlah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan per tahun yang

paling minimal. Menurut Munawar (2008:49) teknik EOQ yang digunakan dalam

persediaan barang-barang bebas dapat juga digunakan dalam teknik penentuan

ukuran lot sistem MRP. Setelah diperoleh nilai kuantitas pesanan optimal dengan

metode EOQ, maka dilakukan metode MRP seperti yang dilakukan dengan teknik

Lot For Lot, besar pesanan adalah sebesar kelipatan EOQ yang lebih besar dan

terdekat dengan kebutuhan bersih.

3. MRP Teknik Period Order Quantity (POQ)

Menurut Herjanto (2008:292), teknik POQ sering disebut juga sebagai

teknik Uniform Order Cycle, merupakan pengembangan dari teknik EOQ untuk

Page 52: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

jumlah permintaan yang tidak sama dalam beberapa periode. Menurut Hartiasih

(2008:46) menjelaskan bahwa dalam teknik POQ, ukuran lot ditetapkan sama

dengan kebutuhan aktual dalam jumlah periode yang telah ditetapkan sebelumnya,

sehingga jumlah persediaan yang mungkin timbul dalam kebijakan EOQ.

Menurut Kurniawan (2008:54), keunggulan kebijakan POQ dibandingkan

dengan kebijakan EOQ adalah dalam mengurangi biaya penyimpanan persediaan

bila kebutuhan tidak uniform (seragam) karena persediaan berlebih dapat

dihindarkan. Untuk menghitung jumlah periode kebutuhannya harus dipenuhi

oleh satu lot tunggal, digunakan perhitungan sebagai berikut:

Jumlah pesanan = EOQ

Permintaan rata-rata

4. MRP Teknik Part Period Balancing (PPB)

Menurut Herjanto (2008:290), PPB merupakan salah satu pendekatan

dalam menentukan ukuran lot untuk suatu kebutuhan material yang tidak seragam,

yang bertujuan memperkecil biaya total persediaan. Menurut Munawar (2008:52)

menegaskan bahwa metode ini dapat menggunakan jumlah pesanan yang berbeda

untuk setiap pesanan, dikarenakan jumlah permintaan setiap periode tidak sama.

Menurut Hartiasih (2008:47) untuk mencari ukuran lot dilakukan dengan

menggunakan pendekatan sebagian periode ekonomis (Economic Part Period –

EPP) yaitu dengan membagi biaya pemesanan dengan biaya penyimpanan per unit

per periode. Rumus mencari besarnya EEP adalah sebagai berikut:

EPP = biaya pemesanan

biaya penyimpanan per periode

Page 53: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

2.5 Penelitian Terdahulu

Wawan Kurniawan (2008), Program Sarjana Ekstensi manajemen

Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor yang berjudul Analisis

Pengendalian Persediaan Bahan Baku di Perusahaan Kecap Segitiga, Majalengka.

Sistem pengadaan dan pengendalian bahan baku di Perusahaan kecap segitiga

belum optimal dari segi biaya persediaan bahan baku. Hal ini ditunjukkan biaya

persediaan yang dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan sistem pengendalian

menggunakan metode MRP teknik EOQ dan POQ. Sedangkan menggunakan

teknik LFL biaya persediaan yang akan ditanggung perusahaan mengalami

peningkatan sebagai akibat dari tingginya frekuensi pemesanan.

Biaya yang dikeluarkan oleh Perusahaan kecap segitiga untuk persediaan

bahan baku sebesar Rp 14.106.009,43 dengan biaya pembelian sebesar Rp

1.340.240.482,00 sedangkan dengan teknik LFL biaya persediaan sebesar Rp

27.659.748,70, teknik EOQ biaya persediaan sebesar Rp 9.365.809,48, dan teknik

POQ biaya persediaan sebesar Rp 8.278.409,65. Tiga metode yang digunakan

dalam menganalisis pengendalian persediaan bahan baku, didapat hasil bahwa

penghematan terbesar diperoleh dari teknik POQ dengan tingkat penghematan

sebesar Rp 5.827.599,78 (41,3%) dari biaya aktual yang dikeluarkan oleh

Perusahaan kecap segitiga. Metode MRP teknik POQ menghasilkan penghematan

terbesar dibandingkan dengan kondisi aktual perusahaan saat ini dari

penghematan biaya persediaan maupun biaya pembelian bahan baku.

Mariyam, Murda (2008), Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis,

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah,

Page 54: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Jakarta yang berjudul Analisis Pengendalian Bahan Baku Kedelai pada Koperasi

Produksi Tahu di Kampung Iwul Parung Bogor (Studi Kasus Koperasi Ikhtiar

Swadaya Masyarakat/ISM Mitra Bersama). Pengendalian persediaan bahan baku

pada Koperasi ISM Mitra Bersama dilakukan dengan menyesuaikan antara

kebutuhan anggota, mitra koperasi dan pembelian dengan kondisi keuangan

koperasi. Sistem pengadaan bahan baku dilakukan apabila ketersediaan kedelai di

gudang koperasi telah terjual 80-90 persenatau apabila tersesa hanya 10-20

persen. Metode yang digunakan untuk menganalisis pengendalian persediaan

bahan baku adalah MRP dengan teknik LFL,EOQ, POQ dan PPB.

Hasil rata-rata dari persediaan perusahaan selama periode pengamatan

(Januari 2009-Desember 2009) adalah sebesar 66.470 kg dengan frekuensi

pemesanan sebanyak 48 kali. Hasil perbandingan biaya adalah biaya pemesanan

tertinggi terdapat pada teknik LFL sebesar Rp 1.820.000 dan terendah terdapat

pada teknik POQ sebesar Rp 315.000. Hal ini disebabkan oleh biaya penyimpanan

pada metode LFL lebih rendah sehingga berbanding terbalik dengan biaya

pemesanan. Biaya persediaan tertinggi pada metode perusahaan sebesar Rp

400.101.500 sedangkan yang terendah pada metode LFL sebesar Rp 294.860.000

sehingga hasil analisis menggunakan metode MRP teknik LFL direkomendasikan

sebagai sistem pengendalian persediaan bahan baku.

Page 55: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

2.6 Alur Kerangka Pemikiran Operasional

feed back

= tahap selanjutnya

= rekomendasi

Prosedur

Penanganan

Bahan Baku

Biaya Persediaan

Bahan Baku

Identifikasi Kebijakan Perusahaan

dalam Pengadaan Bahan Baku

Jenis dan Asal

Bahan Baku

Prosedur

Pembelian

Bahan Baku

Waktu Tunggu

Bahan Baku

Volume

Pemakaian

Bahan Baku

Analisis Pengendalian Persediaan

Bahan Baku

Metode

Perusahaan

Metode MRP

- LFL

- EOQ

- POQ

- PPB

Analisis Perbandingan dan Penghematan

antara Metode Pengendalian Persediaan

Metode Pengendalian Persediaan Bahan

Baku yang Efisien

Analisis Pola

Data Permintaan

Page 56: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

2.7 Definisi Operasional

a. Persediaan (inventory) adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan

digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu.

b. Pengendalian persediaan (controlling inventory) adalah kegiatan yang

saling bertautan satu sama lain dalam seluruh operasi produksi perusahaan

yang sesuai dengan apa yang telah direncanakan baik waktu, jumlah,

kualitas maupun biayanya.

c. Daging sapi (beef) adalah jaringan otot yang diperoleh dari sapi yang biasa

dan umum digunakan untuk keperluan konsumsi makanan.

d. Biaya pemesanan (ordering cost) adalah biaya yang terkait langsung

dengan pemesanan atau pembelian bahan yang dilakukan oleh perusahaan.

e. Biaya penyimpanan (holding cost) adalah biaya yang timbul karena

adanya bahan baku yang disimpan perusahaan.

f. Waktu tunggu (lead time) adalah perbedaan waktu antara saat memesan

sampai saat barang datang.

Page 57: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Dagsap Endura Eatore, Jalan Cahaya Raya

Kav. H-3, Kawasan Industri Sentul, Cibinong, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini

dilakukan secara sengaja (purposive) dengan menimbang bahwa perusahaan

merupakan salah satu industri pengolahan daging yang sedang berkembang dan

produktif di Indonesia. Penelitian ini dimulai pada bulan Oktober 2010 sampai

dengan bulan Desember 2010.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh dari pengamatan dan wawancara langsung. Pengamatan langsung

dilakukan dilokasi produksi dan penyimpanan. Wawancara langsung dilakukan

dengan memilih responden secara sengaja, yaitu kepala bagian produksi,

pergudangan dan para manajer PT. Dagsap Endura Eatore yang terkait. Data

sekunder diperoleh dari literatur-literatur yang ada dan dokumen-dokumen PT.

Dagsap Endura Eatore baik itu laporan dari manajemen perusahaan, laporan

keuangan, laporan tahunan (RAT PT. Dagsap Endura Eatore) maupun dokumen-

dokumen lain dan juga dari hasil riset dan tulisan yang berhubungan dengan topik

yang dibahas serta informasi-informasi dari instansi-instansi terkait yang

berhubungan dengan tujuan penelitian.

Jenis data yang dibutuhkan adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data

kualitatif mengenai gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah

Page 58: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

perusahaan, tujuan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan,

ketenagakerjaan, proses produksi dan pemasaran. Sedangkan data kuantitatif

mengenai data pemesanan yang meliputi volume pemakaian bahan baku, waktu

tunggu bahan baku, biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua metode yaitu

pengamatan langsung dan wawancara. Metode pengamatan langsung yaitu penulis

mengamati secara langsung objek penelitian sehingga diperoleh gambaran yang

nyata tentang segala aktivitas dan keadaan perusahaan dalam pengolahaan,

pengadaan dan pengendalian persediaan bahan baku. Sedangkan metode

wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada

manager produksi terkait pengadaan bahan baku.

Data dan informasi yang diperoleh diolah dan dianalisis secara kualitatif

dan kuantitatif. Data kualitatif yang diperoleh disajikan dalam bentuk deskriptif

dibantu dengan gambar dan tabel. Sedangkan data kuantitatif yang diperoleh

diolah dengan menggunakan alat bantu microsoft excell dimana hasil

pembahasannya ditampilkan dalam bentuk tabel yang kemudian dianalisis secara

deskriptif dan diinterpretasikan untuk menjelaskan hasil yang telah didapat

tersebut.

Page 59: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

3.4.1 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui informasi mengenai

sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, produk-produk

yang dipasarkan, ketenagakerjaan dan pemasaran. Analisis kualitatif juga

digunakan untuk mengetahui bagaimana prosedur pembelian, penyimpanan dan

pengawasan mutu.

3.4.2 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui besarnya biaya yang

dikeluarkan perusahaan untuk persediaan bahan baku. Perhitungan-perhitungan

yang dilakukan dalam menentukan kuantitas optimal pesanan pada analisis

pengendalian persediaan merupakan perhitungan yang melibatkan berbagai jenis

biaya yang terkandung dalam persediaan. Oleh karena itu sebelum dilakukan

perhitungan-perhitungan tersebut, terlebih dahulu perlu ditentukan komponen-

komponen biaya-biaya persediaan yang terjadi. Biaya persediaan yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah biaya pemesanaan bahan baku, biaya

penyimpanan bahan baku dan biaya pembelian bahan baku.

Biaya pemesanan bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan berkenaan

dengan pemesanan dan penerimaan bahan baku dari pemasok. Biaya ini

berhubungan dengan pesanan, tetapi tidak tergantung dengan jumlah pesanan.

Termasuk didalamnya adalah semua biaya administrasi, penempatan dan

Page 60: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

penerimaaan order. Biaya penempatan pesanan (biaya telepon, faximile, surat

menyurat). Biaya pemesanan per tahun dapat dihitung (Herjanto,2007:248):

Biaya pemesanan per tahun = frekuensi pesanan x biaya pesanan

Biaya penyimpanan bahan baku adalah biaya-biaya yang diperlukan

berkenaan diadakannya persediaan. Biaya ini berhubungan dengan jumlah

persediaan yang ada digudang. Termasuk didalamnya biaya gudang, upah dan gaji

pegawai gudang, biaya administrasi gudang dan bunga atas modal yang

ditamankan kedalam investasi. Biaya penyimpanan per tahun dapat dihitung:

(Herjanto;2007:248)

Biaya penyimpanan per tahun = persediaan rata-rata x biaya penyimpanan

Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut:

Biaya total = Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan

Total cost (TC) = S(D/Q) + H(Q/2)

Dimana:

TC = Biaya total persediaan daging sapi

D = Pengunaan atau permintaan daging sapi per periode tahun

S = Biaya pemesanan daging sapi per pesanan

Q = Jumlah pemesanan daging sapi per pesanan

H = Biaya penyimpanan daging sapi per kilogram per tahun

D

Q x S

Q

2 x H

Page 61: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Volume pemakaian bahan baku akan banyak digunakan dalam analisis ini,

sebab volume pemakaian bahan baku dapat menunjukkan besar permintaan akan

bahan baku yang termasuk salah satu variable penentu dalam penentuan kuantitas

optimal. Sedangkan waktu tunggu bahan baku utama akan digunakan dalam

menentukan jumlah waktu pesanan, sehingga pesanan dapat diterima pada saat

yang tepat. Waktu tunggu bahan baku utama didasarkan pada catatan-catatan

historis perusahaan.

Penelitian ini akan menggunakan metode pengendalian persediaan yang

memiliki jenis permintaan terikat, dimana bila jenis bahan tersebut tidak ada maka

proses konversi suatu perusahaan tidak dapat berjalan. Metode untuk jenis barang

permintaan terikat lebih sesuai adalah Sistem Rencana Kebutuhan Bahan

(Material Requirement Planning – MRP System). Menurut Hartiasih (2008:18),

analisis persediaan bahan baku merupakan analisis kuantitatif untuk mengetahui

berapa jumlah pemesanan optimal dan berapa total biaya persediaan yang muncul

serta juga berapa stok yang aman.

3.4.2.1 Metode (Meterial Requirement Planning – MRP)

Masalah yang akan dihadapi perusahaan yaitu inefisiensi dalam penentuan

ukuran lot yang akan dipesan. Metode MRP ini dapat memberikan membantu

permudahaan dalam menentukan waktu pemesanan dan ukuran lot yang akan

dipesan sekaligus dapat memberikan biaya persediaan minimum bagi perusahaan.

Format perhitungan dengan sistem MRP adalah seperti yang ditunjukan pada

Tabel 1.

Page 62: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Tabel 1. Format Perencanaan Bahan Baku (MRP)

No Uraian Periode

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Kebutuhan kotor (kg)

2. Proyeksi persediaan di tangan (kg)

3. Kebutuhan bersih (kg)

4. Rencana penerimaan pesanan (kg)

5. Rencana pelaksanaan pesanan (kg)

Sumber: Buffa dan Sarin, 1996

Langkah-langkah mengisi format rencana MRP adalah sebagai berikut:

a. Menentukan kebutuhan kotor

Kebutuhan kotor adalah rencana pemakaian bahan baku yang telah

ditentukan sebelumnya pada saat penjadwalan produksi.

b. Menentukan persediaan di tangan

Persediaan di tangan adalah persediaan awal yang ada di tangan pada suatu

periode. Apabila tidak terdapat kebutuhan bersih dan tidak tidak terdapat rencana

penerimaaan pada periode sebelumnya, maka besarnya proyeksi persediaan di

tangan periode sebelumnya dikurangi kebutuhan kotor periode yang sebelumnya.

Apabila terdapat penerimaan terjadwal pada periode sebelumya, tetapi tidak

terdapat kebutuhan bersih dan rencana peneriman terjadwal pesanan pada periode

sebelumnya, maka proyeksi persediaan di tangan untuk suatu periode adalah

sebesar penerimaan terjadwal periode sebelumnya dikurangi kebutuhan kotor

periode sebelumnya. Apabila terdapat kebutuhan bersih dan penerimaan pesanan

pada periode sebelumnya, maka proyeksi persediaan di tangan untuk suatu

periode sebelumnya dikurangi dengan kebutuhan bersih periode sebelumnya.

Page 63: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

c. Menentukan kebutuhan bersih

Kebutuhan bersih adalah kebutuhan bahan baku yang tidak dapat dipenuhi

oleh persediaan perusahaan. Apabila jumlah penerimaan terjadwal dan proyeksi

persediaan di tangan untuk suatu periode lebih besar dari kebutuhan kotor periode

tersebut, maka tidak terdapat kebutuhan bersih untuk periode tersebut. Apabila

jumlah penerimaan terjadwal dan proyeksi persediaan di tangan untuk suatu

periode lebih kecil dari kebutuhan kotor periode tersebut, maka kebutuhan bersih

untuk periode tersebut adalah kebutuhan kotor dikurangi dengan jumlah

penerimaan terjadwal dan proyeksi persediaan periode tersebut.

d. Rencana penerimaan pesanan

Rencana penerimaan pesanan adalah besar pesanan yang direncanakan

akan diterima untuk suatu peiode tertentu. Besar rencana penerimaan pesanan

ditentukan berdasarkan teknik penentuan ukuran lot (lot sizing technique) yang

digunakan.

e. Rencana pelaksanaan pesanan

Rencana pelaksanaan pesanan adalah besar pesanan yang direncanakan

akan dipesan pada suatu periode dengan harapan akan diterima oleh perusahaan

pada saat yang tepat. Rencana pesanan sama dengan rencana penerimaan pesanan,

hanya saja periode pelaksanaannya adalah lebih besar waktu tunggu (lead time)

pesanan.

Page 64: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

1. MRP Teknik Lot For Lot (LFL)

Hal yang pertama kali dilakukan dalam metode MRP teknik lot for lot

adalah menentukan kebutuhan kotor, apabila pada saat periode pengamatan

terdapat persediaan yang cukup besar, maka perusahaan akan menghabiskan

persediaan awal tersebut terlebih dahulu, sehingga tidak dilakukan pemesanan

bahan baku sampai diperkirakan persediaan awal tersebut hanya cukup untuk

memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan selama waktu tunggu dan tidak

dapat lagi memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan selanjutnya.

Saat persediaan bahan baku suatu periode tidak lagi dapat memenuhi

kebutuhan kotor, maka kebutuhan kotor, maka dilakukan perencanaan penerimaan

pesanan tepat sebesar kebutuhan bersih, sehingga proyeksi persediaan di tangan

dapat ditekan sampai sebesar nol. Besar dan waktu pemakaian bahan baku dalam

menjalankan teknik ini perlu diketahui secara akurat serta didasarkan pada jadwal

produksi master dan waktu tunggu bahan baku.

2. MRP Teknik Economic Order Quantity (EOQ)

Teknik ini digunakan dalam menentukan kuantitas pesanan persediaan

yang meminimumkan biaya (pemesanan dan penyimpanan). Ukuran lot yang

dapat meminimumkan biaya persediaan dapat dicari dengan rumus:

EOQ = √

Dimana:

D = Penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu

S = Biaya pemesanan (per pesanan dan penyiapan mesin) per pesanan

2 SD

H

Page 65: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

H = Biaya penyimpanan per unit per periode waktu

Teknik EOQ dapat diperoleh kuantitas pesanan optimal, maka dilakukan

metode MRP seperti yang dilakukan dengan Lot For Lot, besar pesanan adalah

sebesar kelipatan dari EOQ dan terdekat dengan kebutuhan bersih.

Biaya-biaya yang diperlukan dalam teknik ini yaitu biaya pemesanan dan

biaya penyimpanan. Biaya-biaya lain adalah konstan, sehingga dengan

meminimumkan jumlah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan berarti juga

meminimumkan biaya total. Jika persediaan awal cukup besar, maka perusahaan

tidak melakukan rencana penerimaan bahan baku sampai persediaan awal tersebut

tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan. Pesanan

direncanakan akan diterima pada saat dan jumlah yang mencukupi dan mendekati

kebutuhan bersih sesuai dengan kelipatan EOQ yang telah dihitung sebelumnya.

3. MRP Teknik Period Order Quantity (POQ)

Teknik POQ, rata-rata permintaan digunakan dalam metode EOQ untuk

mendapatkan rata-rata jumlah barang setiap kali pemesanan. Angka ini

selanjutnya dibagi dengan rata-rata jumlah permintaan per periode dan hasilnya

dibulatkan kedalam angka integer. Angka terakhir menunjukkan jumlah periode

waktu yang dicakup dalam setiap kali pemesanan. Perhitungannya dapat

diselesaikan dengan rumus:

Jumlah pesanan = EOQ

Permintaan rata-rata

Page 66: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

4. MRP Teknik Part Period Balancing (PPB)

Teknik penyeimbang bagian periode (part period balancing – PPB)

merupakan pendekatan yang lebih dimanis untuk menyeimbangkan biaya

pemesanan dan biaya penyimpanan. Dalam teknik PPB, besar pesanan dilakukan

sebesar kebutuhan pokok pada suatu periode yang dapat digabungkan.

Penggabungan periode dilikukan untuk sebagian berurutan yang memiliki nilai

kumulatif bagian periode yang mendekati nilai Economic Part Period (EPP). EPP

dihitung dengan rumus:

Bagian periode dihitung dengan cara mengalikan persediaan ekstra yang

ditanggung dengan periode yang ditanggung. Pesanan yang direncanakan akan

diterima pada saat jumlah yang mencukupi kebutuhan kotor sepanjang periode

gabungan sesuai dengan perhitungan PPB berdasarkan EPP yang telah dihitung

sebelumnya. Sehingga pada suatu periode gabungan yang telah ditentukan tidak

memiliki kebutuhan bersih, maka tidak ada rencana penerimaan pesanan. Dan

pada periode gabungan kedua dan ketiga dan seterusnya dari suatu gabungan

periode, dimana kebutuhan kotornya sudah diterima pada periode pertama dari

gabungan periode, maka periode kedua, ketiga dan seterusnya tidak terdapat

kebutuhan bersih, sehingga pesanan direncanakan yang akan diterima juga sama

dengan nol. Pada awal periode gabungan, rencana pesanan akan diterima sebesar

kebutuhan kotor sepanjang periode gabungan.

Biaya pemesanan

Biaya penyimpanan per unit/periode EPP =

Page 67: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah Perusahaan

PT. Dagsap Endura Eatore merupakan perusahaan yang bergerak dibidang

pengolahan daging. Pada awal berdirinya tahun 1999, lokasi PT. Dagsap Endura

Eatore berada di Kawasan Industri Sentul-Bogor dijadikan sebagai pusat kegiatan

manajemen perusahaan sekaligus pabrik pengolahaan daging sapi asap dan

dendeng. PT. Dagsap Endura Eatore memiliki skala usaha kecil, dimana proses

produksinya memakai bahan baku daging sapi sebesar 500 kg per bulan dengan

pendapatan bersih berkisar antara Rp 300.000.000 – Rp 1.000.000.000 per tahun.

Pengunaan mesin-mesin produksi bersifat semi-otomatis, sehingga produk yang

dihasilkan belum dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Pemasaran produk

dilakukan secara eceran disekitar lokasi dengan target konsumen rumah tangga.

Seiring perkembangan usahanya sehingga pada tanggal 24 Agustus 2000, PT.

Dagsap Endura Eatore meresmikan perusahaannya sebagai industri pengolahan

daging berskala menengah dengan target penjualan berkembang hingga ke seluruh

Indonesia.

Penataan sistem manajemen perusahaan terus dilakukan PT. Dagsap

Endura Eatore agar terstruktur, sehingga perlu didukung sarana dan prasarana

yang memadai. Bulan Agustus 2007, perusahaan melakukan perluasan usaha

dengan membeli sebuah lahan perkantoran di Kawasan Grand Wijaya Centre 2,

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sebagai kantor pusat pemasaran, HRD dan

finance. Sedangkan pabrik PT. Dagsap Endura Eatore di Kawasan Industri Sentul,

Page 68: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Bogor dijadikan pusat kegiatan produksi, quality control dan semua kegiatan yang

berkaitan dengan pengolahan produk. Selain penambahan lahan perkantoran,

pabrik pengolahan dilengkapi dengan peralatan modern seperti cold storage

(freezer & chiller), machines sausage line, machines nugget line, smoke house

machine, spryal, blast freezer, colg store van, metal detector, sehingga inovasi

produk terus berkembang. Produksi yang dihasilkan PT. Dagsap Endura Eatore

terdiri dari olahan daging sapi dan daging ayam, seperti sosis sapi, sosis ayam,

baso sapi, beef burger, chicken nugget.

PT. Dagsap Endura Eatore berkomitmen untuk menerapkan Food Safety

Management System dalam proses produksi. PT. Dagsap Endura Eatore juga telah

memenuhi standar prosedur cara pengolahan makanan yang baik sesuai dengan

keamanan pangan yang telah dibuktikan dengan sertifikat HACCP (Hazard

Analysis Critical Control Point) dan GMP (Good Manufacturing Practices).

Dengan didapatkannya sertifikasi keamanan pangan diharapkan dapat

meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap PT. Dagsap Endura Eatore.

4.2 Visi Perusahaan

Suatu perusahaan memiliki visi yang jelas sebagai pondasi yang dapat

memperkokoh perusahaan. Adapun visi yang ditetapkan oleh PT. Dagsap Endura

Eatore adalah:

“Menjadi perusahaan pengolahan daging berskala nasional dengan

mengutamakan kualitas produk yang tinggi, hygienis, bersih (halal) dan

memberikan pelayanan terbaik”

Page 69: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

4.3 Stuktur Organisasi Perusahaan

PT. Dagsap Endura Eatore dipimpin oleh seorang general manager sebagai

pimpinan tertinggi dalam manajemen perusahaan dan penanggung jawab seluruh

kegiatan perusahaan. General manager membawahi enam departemen, yaitu

National Sales Manager, Production Manager PPIC Manager, PD Quality

Control, HRD and GA Manager dan Finance & Accounting Manager. Struktur

Organisasi PT. Dagsap endura Eatore disajikan pada Lampiran 1.

Fungsi dan tugas setiap bagian dalam struktur organisasi PT. Dagsap

Endura Eatore adalah:

1. General Manager selaku pelaksana kebijakan perusahaan.

2. National Sales Manager sebagai pelaksana pemasaran dan penjualan termasuk

mencari konsumen. National Sales Manager membawahi tujuh departemen,

yaitu Sales Manager (Wet Market), Sales Manager (Modern Market), Sales

Manager (Horeca Market), Promotion Manager, Sales Manager (Bandung),

Sales Manager (Surabaya), Sales Manager (Yogjakarta). Pada setiap bagian

mempunyai tugas dan fungsi sebagai penanggung jawab masing-masing di

tiap wilayah.

3. Production Manager sebagai pelaksana kegiatan proses produksi produk dari

bahan mentah hingga produk jadi.

4. PPIC Manager (Production Planning and Inventory Control) sebagai

pengawas persediaan bahan-bahan.

5. PD Quality Control sebagai penanggung jawab dan pelaksanaan mutu dari

bahan mentah hingga produk jadi.

Page 70: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

6. HRD and GA Manager sebagai pelaksana kebijakan terhadap karyawan dan

tanggung jawab terhadap pengembangan produk.

7. Finance & Accounting Manager sebagai pelaksana administrasi keuangan

perusahaan berupa pemasukan dan pengeluaran.

4.4 Ketenagakerjaan

Pembagian pekerjaan karyawan PT. Dagsap Endura Eatore dibedakan

menjadi dua bagian, yaitu bagian produksi dan staff kantor. Karyawan kantor

seperti karyawan pemasaran, keuangan, administrasi dan quality control bekerja

selama 5 hari dalam seminggu mulai pukul 08.00-16.00. Sedangkan karyawam

produksi dan pekerja non-kantor lainnya bekerja menjadi tiga shift. Shift (1)

bekerja mulai pukul 07.00-15.00, shift (2) bekerja mulai pukul 15.00-23.00 dan

shift (3) mulai pukul 23.00-07.00. Total jam kerja dalam seminggu adalah 40 jam

dari Senin sampai Jum’at untuk semua karyawan.

Tabel 2. Jumlah Karyawan PT. Dagsap Endura Eatore

No Wilayah Jumlah

1. Kantor Pusat 41

2. Sentul (Produksi) 192

3. Jawa Barat 8

4. Jawa Timur 6

5. Jogjakarta 1

Total Karyawan 248

Sumber: Data primer (diolah), 2010

Sistem penggajian dilakukan berdasarkan jabatan, prestasi serta lamanya

masa kerja karyawan dan penilaian lain yang dilakukan setiap tahun. Selain gaji

pokok, karyawan di PT. Dagsap Endura Eatore juga diberikan tunjangan dan

Page 71: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

fasilitas seperti asuransi, tunjangan kesehatan, tunjangan makan, tunjangan

transport, koperasi, Tunjangan Hari Raya (THR) dan bonus akhir tahun serta

insentif.

4.5 Pemasaran Produk

Bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan

perusahaan untuk mencapai sasaran. Alat-alat yang digunakan untuk menciptakan

nilai disebut marketing mix. Pemasaran dapat dikelompokkan dalam suatu

klasifikasi yang dikenal dengan 4P, yaitu product , price , promotion dan place.

1. Product

Product adalah bauran pemasaran yang paling mendasar, karena merupakan

penawaran berwujud perusahaan kepada pasar. Bauran produk PT. Dagsap Endura

Eatore meliputi keanekaragaman produk, kualitas produk, kemasan, ukuran,

jaminan. Produk daging olahan yang ditawarkan PT. Dagsap Endura Eatore

berdasarkan jenisnya antara lain chicken nugget, sosis, baso, dan beef burger.

Kualitas yang dilakukan PT. Dagsap Endura Eatore berdasarkan jenis produk dari

masing-masing segmen, hal ini disesuaikan dengan pangsa pasar yang dituju dan

hubungannya terhadap harga penjualan. Produk daging olahan yang ditawarkan

PT. Dagsap Endura Eatore dalam bentuk kemasan plastik. Ukuran produk yang

dijual beragam mulai dari 250 gram, 400 gram sampai 1.000 gram. Jaminan atau

garansi yang diberikan PT. Dagsap Endura Eatore dalam bentuk penggantian

produk apabila ada yang cacat pada saat pengiriman barang. Selain itu jaminan

yang diberikan adalah batas kadaluarsa produk selama 1 tahun terhitung dari

Page 72: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

tanggal produksi dan adanya standar mutu produk dari Majelis Ulama Indonesia

(MUI).

2. Price

Price yang diimplementasikan oleh PT. Dagsap Endura Eatore meliputi

penetapan harga, tata cara pembayaran dan daftar harga. Bauran harga

mengindikasikan sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk

produk tertentu. PT. Dagsap Endura Eatore memiliki daftar harga untuk produk

daging olahan yang ditawarkan, disajikan pada Lampiran 3. Daftar harga tersebut

menjelaskan tentang jenis-jenis produk yang dijual sesuai segmentasi pelanggan.

Penetapan harga didasarkan pada kualitas produk. Kualitas pada masing-masing

segmentasi berbeda, yaitu food market harga relatif mahal karena merupakan

produk dengan grade tinggi dari PT. Dagsap Endura Eatore, modern market harga

bersaing dengan produsen lain sesuai dengan pangsa pasar yang dituju yaitu

pelanggan menengah keatas dengan kualitas yang baik, wet market harga relatif

murah tetapi kualitas sedikit diturunkan untuk menjangkau pangsa pasar

menengah ke bawah. Penetapan harga yang ditetapkan PT. Dagsap Endura Eatore

juga berdasarkan jumlah pembelian, sehingga nominal harga produk akan sedikit

berbeda jika pembelian pelanggan berbeda. Tata cara pembayaran produk pada

PT. Dagsap Endura Eatore ada dua macam yaitu COD (Cash On Delivery), CIA

(Cash in Advance).

3. Promotion

Promotion merupakan semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran dan

Page 73: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

mengkombinasikan manfaat dari produk untuk meyakinkan konsumen sasaran

agar membelinya. Posisi PT. Dagsap Endura Eatore sebagai pemain baru dalam

bidang produk daging olahan, melakukan pendekatan konsumen dengan cara

promosi produk secara bertahap. Promosi yang dilakukan dengan menawarkan

dan memberikan sample produk kepada hotel, restoran dan pedagang pasar,

melakukan event ke modern market dan mengikuti pameran dengan sistem

pembelian buy one get one free, penggunaan media cetak seperti leaflet, poster

dan banner disetiap tempat yang potensial, dan promosi dari mulut ke mulut.

4. Place

Place menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan

untuk menjadikan produk dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen. Dalam

mengembangkan produknya, PT. Dagsap Endura Eatore memperluas jalur

pemasarannya dengan mendistribusikan produknya keluar pulau Jawa.

Gambar 5. Jalur Distribusi Produk PT. Dagsap Endura Eatore

PT.

Dagsap

Endura

Eatore

Sales

Restoran, hotel, caffe

(food market)

Pasar tradisional

(wet market)

Konsumen akhir

Agen

Konsumen akhir Swalayan

(modern market)

Konsumen

akhir

Konsumen rumah tangga, catering

(konsumen akhir)

Page 74: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Berdasarkan Gambar 5, pendistribusian produk PT. Dagsap Endura Eatote

dilakukan secara langsung dan tidak langsung sesuai dengan segmentasi, hal ini

dilakukan untuk mempermudah pelanggan mendapatkan produk. Jalur distribusi

secara langsung, yaitu konsumen dapat datang langsung ke pabrik tempat

produksi di Kawasan Industri Sentul Bogor dan kantor pusat pemasaran produk

yang berada di Grand Wijaya Center 2 Blok F No.83B, Kebayoran Baru, Jakarta

Selatan. Kosumen rumah tangga atau catering adalah pelanggan yang datang

langsung dengan pembelian dalam jumlah kecil minimal 1 box dengan sistem

pembayaran CIA (Cash In Advance), yaitu langsung dibayar di muka. Sedangkan

pemasaran secara tidak langsung disesuaikan dengan segmentasi pemasaran

dengan perantara sales PT. Dagsap Endura Eatore. Segmentasi food market

dilakukan langsung ke tangan industri kuliler seperti hotel, restoral dan caffe

dengan sistem pembayaran COD (Cash On Delivery), yaitu pembayaran

dilakukan saat produk diantar. Segmentasi modern market dilakukan dengan

pendistribusian ke swalayan-swalayan dengan sistem pembayaran COD.

Segmentasi wet market dilakukan melalui perantara agen atau distributor

kemudian didistribusikan ke pasar tradisional. Segmentasi ini juga dilakukan

untuk pemesanan di luar wilayah Jabodetebek. Pendistribusian produk delivery

order disesuaikan dengan daerah jalur distribusi (road map). Jasa delivery order,

PT. Dagsap Endura Eatore menerapkan minimum order ditambah biaya

tranportasi sesuai tempat usaha pelanggan. Selain daerah Jabodetabek, PT.

Dagsap Endura Eatore hanya mendistribusikan produknya ke kota-kota besar

seperti Jawa Barat, Jawa Timur dan Jogyakarta. Sistem pendistribusiannya, yaitu

Page 75: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

pengiriman produk ke gudang sewaan yang berada di kota tersebut. Jumlah

produk yang dikirim disesuaikan dengan pesanan agen atau distributor

ditambahkan dengan produk antisipasi apabila terjadi permintaan fluktuatif dan

mengantisipasi adanya cacat produk. Pemesanan dilakukan tiga hari sebelum

produk datang dengan mencatat nama agen, jenis produk, jumlah pesanan, tanggal

pemesanan dan tanggal pengiriman. Sistem pembayaran dengan COD (Cash On

Delivery). Berikut ini merupakan segmentasi produk PT. Dagsap Endura Eatore

dalam operasional pemasaran.

Tabel 3. Segmentasi Produk PT. Dagsap Endura Eatore

No Produk Segmentasi Tingkatan

1. Hemato Wet market Premium

2. Pedan Food market Menengah

3. Yona Modern market Menengah

4. Dagsap Food market Tinggi

Sumber: Data Perusahaan (diolah), 2010

Konsumen dapat menjadi mitra bisnis dalam memasarkan produk PT.

Dagsap Endura Eatore, yaitu dengan memenuhi persyaratan dengan melakukan

pembelian minimal 1 box salah satu jenis produk selama kurun waktu 6 bulan

secara rutin. Dalam memasarkan produknya, PT. Dagsap Endura Eatore memiliki

7 buah mobil box yang dilengkapi dengan rantai pendingin dengan suhu 40

Celcius. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat loading produk adalah:

1. Dibuat jadwal driver atau loper untuk antrian dipintu keluar gudang.

2. Cek kembali jenis produk, kuantitas dan pelanggan yang disesuaikan dengan

yang tertera pada surat jalan.

Page 76: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

3. Bila terjadi masalah kekurangan stock, driver harus mencatat nama petugas

yang mengeluarkan produk.

4. Apabila saat dihitung pelanggan mengalami kekurangan maka saat itu juga

driver mencatat kekurangan di faktur.

Page 77: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pengendalian Persediaan Bahan Baku PT. Dagsap Endura Eatore

Sistem pengendalian dan pengadaan persediaan bahan baku PT. Dagsap

Endura Eatore belum terstruktur, hal ini terlihat dari sistem pengadaan bahan baku

yang hanya menggunakan metode peramalan sesuai dengan target penjualan.

Pemesanan bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama

satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan

bahan baku juga didasarkan pada kebutuhan produksi, kapasitas produksi dan

kondisi persediaan bahan baku di gudang. Timbulnya persediaan bahan baku di

perusahaan disebabkan oleh adanya perbedaan antara jumlah pembelian dan

pemakaian bahan baku, sehingga persediaan bahan baku yang dilakukan

perusahaan bervariasi setiap bulannya, tergantung dari besarnya jumlah pembelian

dan pemakaian. Pengadaan bahan baku juga akan dilakukan apabila persediaan

daging sapi yang ada di dalam gudang telah habis terpakai hingga 80-90 persen

atau apabila bahan baku yang tersisa hanya 10-20 persen.

5.1.1 Jenis dan Asal Bahan Baku

PT. Dagsap Endura Eatore dalam memproduksi produknya memerlukan

bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong dalam proses pembuatannya.

Bahan baku yang digunakan adalah daging sapi serta beberapa bahan tambahan

seperti garam, emulsi lemak, selongsongan. Ketersediaan bahan baku dalam

jumlah dan waktu yang tepat akan mempengaruhi produktifitas perusahaan dalam

memproduksi produknya. Bahan baku tersebut diperoleh dari supplier yang telah

Page 78: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

menjadi mitra perusahaan dalam pengadaan bahan bakunya, dengan memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan oleh PT. Dagsap Endura Eatore. Berikut ini

merupakan daftar supplier daging sapi yang bekerjasama dengan PT. Dagsap

Endura Eatore.

Tabel 4. Daftar Nama Supplier Daging Sapi PT. Dagsap Endura Eatore

No Nama Supplier Lokasi

1. Hade Putra Jakarta

2. Sungai Budi Jakarta

3. Markaindo Selaras Jakarta

4. Indoguna Jakarta

Sumber: data perusahaan, 2010 (diolah)

Berdasarkan wawancara dengan bagian produksi, diperoleh keterangan

mengenai bahan baku produk olahan daging sapi diperoleh dari supplier lokal.

Supplier Hade Putra dan Sungai Budi adalah supplier utama pemasok daging sapi,

dimana para supplier ini merupakan peternak lokal sehingga biaya untuk

pemesanan daging sapi relatif murah. Sedangkan supplier Markaindo Selaras dan

Indoguna adalah sebuah perusahaan pengumpul daging sapi yang berasal dari

peternak-peternak lokal. Pemesanan daging sapi yang dilakukan oleh PT. Dagsap

Endura Eatore berasal dari peternak lokal seperti Hade Putra dan sungai Budi.

Namun apabila peternak tersebut tidak mampu memenuhi pesanan maka PT.

Dagsap Endura Eatore melakukan pemesanan ke Markaindo Selaras dan

Indoguna.

Daging sapi merupakan bahan baku utama yang berkontribusi paling besar

terhadap keseluruhan proses produksi sosis dan baso yaitu sebesar 35 persen serta

beberapa bahan tambahan seperti garam, lemak emulsi, tepung tapioka. Bagian

Page 79: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

daging sapi yang digunakan adalah daging sapi paha depan, dimana pada bagian

ini terdapat jaringan otot yang liat sehingga mudah dibentuk menjadi adonan baso

dan sosis. Sistem kerjasama yang dilakukan antara PT. Dagsap Endura Eator

dengan para supplier, yaitu kualitas daging sapi segar (tidak cacat, tidak bau

busuk, sehat secara fisik), daging sapi tidak terdiri dari karkas, pembelian daging

sapi minimum 500 kg per pesanan dengan jarak waktu pemesanan maksimal 3

hari sebelum order datang, harga yang ditawarkan disesuaikan dengan kebijakan

pemerintah dalam satuan kilogram, sistem pembayaran dilakukan saat order

datang. Harga daging sapi yang dibeli PT. Dagsap Endura Eatore rata-rata sebesar

Rp 36.000 per kilogram.

5.1.2 Prosedur Pembelian Bahan Baku

Sistem pengadaan bahan baku utama yang diterapkan oleh PT. Dagsap

Endura Eatore dalam memperoleh bahan baku daging sapi dimulai dengan

perencanaan produksi dari bagian marketing dan menghitung jumlah kebutuhan

bahan baku selama satu tahun ke depan yang didasarkan pada target penjualan dan

di konversi menjadi periode bulanan. Rencana produksi yang ditetapkan oleh

bagian marketing direkomendasikan ke bagian produksi yang selanjutnya

menugaskan bagian gudang untuk melakukan pengecekan dan menghitung jumlah

persediaan bahan baku yang tersedia di dalam gudang sehingga diketahui

kebutuhan bahan baku yang harus dipesan. Hasil pengecekan dilaporkan ke

bagian produksi, kemudian bagian produksi beserta semua bagian yang terkait

dalam proses produksi mengadakan rapat koordinasi untuk menyusun rencana

produksi dan menghitung kebutuhan persediaan bahan baku untuk antisipasi.

Page 80: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Bagian produksi memberikan laporan jumlah bahan baku yang harus

dibeli kepada bagian keuangan. Selanjutnya bagian keuangan membuat anggaran

pembelian dan merekomendasikan kepada bagian pembelian yang selanjutnya

melakukan pemesanan kepada pemasok. Alur pemesanan daging sapi PT. Dagsap

Endura Eatore disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6. Prosedur Pembelian Bahan Baku PT. Dagsap Endura Eatore

Bahan baku sampai di tangan perusahaan setelah tiga hari pemesanan dan

dilakukan pembayaran tunai. Bahan baku yang dipesan diterima di gudang,

kemudian dilakukan pemeriksaan sample bahan baku yang meliputi kondisi

kemasan, label segel, kuantitas bahan baku yang dilakukan oleh quality control.

Sampai saat ini syarat dan mutu bahan baku yang diterapkan perusahaan kepada

pemasok selalu dipenuhi dengan baik, sehingga pengembalian bahan baku dapat

dihindarkan.

Bagian

Produksi

Pemasok

Bagian

Keuangan

Bagian

Gudang

Bagian

Pembelian

Bagian

Marketing

Page 81: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

5.1.3 Prosedur Penanganan Bahan Baku

Proses penanganan bahan baku meliputi proses penyimpanan bahan baku

di gudang, penyimpanan dan pengeluaran bahan baku dari gudang untuk

dilakukan proses produksi. Penyimpanan bahan baku daging sapi ditempatkan

diruang pendingin (freezer) dengan suhu -14o Celcius yang berukuran 2 x 4 meter.

Kapasias ruang pendingin mampu menyimpan daging sapi sebanyak 15 ton yang

terdiri dari daging sapi (9 ton) dan daging ayam (6 ton). Daya simpan daging sapi

dengan suhu ruang pendingin tersebut mampu bertahan sampai satu tahun.

Penyimpanan bahan baku ini harus diperlukan penanganan khusus mulai dari

pemasok hingga di perusahaan dengan menggunakan rantai dingin. Fasilitas yang

ada dalam gudang penyimpanan adalah 2 buah lampu neon berukuran 18 watt.

Pemeriksaan bahan baku dilakukan pada saat bahan baku tiba di

perusahaan untuk dilakukan pengecekan mutu bahan baku yang dilakukan oleh

quality control. Pengawasan bahan baku dilakukan satu minggu sekali meliputi uji

organoleptik untuk pengujian fisik (wana, rasa dan aroma), uji pH untuk menguji

tingkat keasaman daging sapi, uji daya putus Warner-Bratzler (WB) untuk

menguji keempukan daging sapi, uji Water Holding Capacity (WHC) untuk

menguji daya ikat air.

Kerusakan yang terjadi pada daging sapi disebabkan oleh putusnya rantai

dingin saat proses pendistribusian dari supplier, adanya kontaminasi fisik saat

penanganan pasca pemotongan seperti debu atau benda asing lain, suhu dalam

rantai pendingin tidak sesuai (suhu rantai pendingin 40 Celcius). Standarisasi yang

diterapkan perusahaan dalam penanganan mutu bahan baku secara fisik dapat

Page 82: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

dilihat dari warna merah terang, lemak terlihat putih kekuningan, memiliki aroma

yang khas tidak bau busuk atau tengik, tingkat kekenyalan saat ditekan daging

akan kembali seperti semula dan kebersihan daging itu sendiri.

Penyusunan bahan baku ditempatkan di krat yang ditumpuk bertingkat,

fungsinya agar tidak terjadi kontak langsung antara bahan baku dengan lantai.

Lokasi gudang bahan baku ditempatkan di areal pabrik, hal ini dilakukan untuk

memudahkan dalam proses pengambilan bahan baku dalam proses produksi.

5.1.4 Pemakaian Bahan Baku

Sistem pemakaian bahan baku yang dilakukan oleh PT. Dagsap Endura

Eatore menggunakan sistem FIFO (First In First Out), bahan baku yang pertama

kali masuk akan digunakan lebih dahulu untuk proses produksi. Penerapan sistem

FIFO yang dilakukan PT. Dagsap Endura Eatore adalah:

1. Sehari sebelum daging sapi datang dilakukan sanitasi untuk kebersihan

gudang dan penataan ulang daging sapi. Daging sapi yang akan digunakan

untuk produksi diletakkan dekat dengan pintu, hal ini disesuikan dengan

tanggal kedatangan daging sapi.

2. Saat daging sapi datang dimasukkan ke ruang loading bahan baku.

3. Pengecekan kuantitas daging sapi, yaitu dengan menghitung kesamaan antara

jumlah pesanan dengan order datang dan pengecekan kualitas daging sapi

secara organoleptik.

Page 83: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

4. Pemberian label tanggal kedatangan daging sapi, ini memudahkan dalam

penggunaan untuk produksi sehingga terlihat perbedaan antara daging sapi

lama dengan daging sapi baru (segar).

5. Daging sapi diletakkan di krat dan dimasukkan ke ruang pendingin dengan

suhu -140

Celcius dengan posisi kedalam.

Pemakaian bahan baku daging sapi pada PT. Dagsap Endura Eatore

disesuaikan dengan rencana yang telah disusun oleh bagian produksi. Penentuan

rencana produksi berdasarkan pesanan para sales-sales dan kapasitas produksi

perusahaan. Berdasarkan rencana produksi tersebut perusahaan dapat

memperkirakan kebutuhan bahan baku yang akan digunakan. Jumlah pemakaian

bahan baku setiap bulannya disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Perkembangan Pemakaian Bahan Baku, Tahun 2009

No Bulan Pemakaian (Kg)

1. Januari 4.588

2. Februari 7.514

3. Maret 5.648

4. April 6.425

5. Mei 5.892

6. Juni 5.584

7. Juli 5.215

8. Agustus 6.472

9. September 7.591

10. Oktober 7.643

11. November 7.079

12. Desember 7.483

Total 77.134

Rata-rata 6.427,83

Sumber: Data primer (diolah), 2010

Page 84: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Berdasarkan Tabel 5, pemakaian bahan baku mengalami kenaikan dan

penurunan yang tidak sama. Pemakaian tertinggi bahan baku terjadi pada bulan

Februari, September, Oktober dan Desember. Hal ini dikarenakan adanya

permintaan musiman. Permintaan musiman biasa terjadi pada tahun baru Imlek,

bulan Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri, Natal dan tahun baru Masehi. Penurunan

jumlah bahan baku yang digunakan pada bulan Januari disebabkan adanya

persediaan bahan baku di gudang pada bulan Desember 2008. Total pemakaian

bahan baku selama Januari 2009 sampai desember 2009 sebanyak 77.134 kg.

5.1.5 Biaya Persediaan Bahan Baku

Biaya persediaan PT. Dagsap Endura Eatore secara umum dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

Biaya pemesanan terdiri dari biaya administrasi, biaya telepon, biaya transportasi

dan biaya upah pegawai serta biaya pembelian bahan baku. Sedangkan untuk

biaya penyimpanan terdiri dari biaya opportunity cost.

5.1.5.1 Biaya Pemesanan

Biaya pemesanan bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan, berkenaan dengan dilakukannya pembelian bahan baku yang tidak

dipengaruhi oleh kuantitas bahan baku yang dipesan. Total biaya pemesanan

adalah hasil dari perkalian antara frekuensi pemesanan dengan biaya per pesanan.

Komponen biaya pemesanan terdiri dari biaya administrasi, biaya telepon, biaya

transportasi dan biaya upah. Secara terperinci biaya pemesanan per pesanan bahan

baku daging sapi terdapat pada Tabel 6.

Page 85: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Tabel 6. Komponen Biaya Pemesanan Per Pesanan Bahan Baku, Tahun 2009

No Komponen Biaya Biaya Pemesanan Per Pesanan (Rp)

1. Biaya administrasi 10.000

2. Biaya telepon 15.000

3. Ongkos kirim 50.000

4. Upah angkut 100.000

Total 175.000

Sumber: Data primer (diolah), 2010

Berdasarkan Tabel 6, bahwa total biaya pemesanan per pesanan terbesar

bahan baku yang paling besar adalah pada upah angkut yaitu sebesar Rp 100.000.

Sedangkan untuk biaya administrasi sebesar Rp 10.000 dan biaya telepon sebesar

Rp 15.000 dan biaya ongkos kirim Rp 50.000 untuk satu kali pesan. Berikut ini

merupakan perincian biaya pemesanan bahan baku tahun 2009.

Tabel 7. Total Biaya Pemesanan Bahan Baku, Tahun 2009

No Komponen Jumlah

1. Harga (Rp/Kg) 36.000

2. Kuantitas (Kg) 83.133

3. Frekuensi (kali) 57

4. Biaya pemesanan (Rp) 175.000

5. Biaya pembelian(Rp) 2.992.788.000

6. Total biaya pemesanan (Rp) 9.975.000

Sumber: Data primer (diolah), 2010

Biaya pembelian adalah biaya yang berkaitan langsung dengan kegiatan

pembelian bahan baku tersebut. Biaya pembelian merupakan hasil perkalian

antara harga bahan baku dengan kuantitas pesanan. Pada tahun 2009, PT. Dagsap

Endura Eatore melakukan pembelian bahan baku mencapai Rp 2.992.788.000.

Maka total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pemesanan daging sapi pada

perusahaan tahun 2009 sebesar Rp 9.975.000.

Page 86: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

5.1.6.2 Biaya Penyimpanan

Biaya penyimpanan merupakan biaya yang dikeluarkan karena perusahaan

menyimpan bahan baku di gudang. Biaya penyimpanan adalah hasil perkalian dari

tingkat persediaan rata-rata dengan biaya penyimpanan bahan bahan baku per

unit. Komponen biaya penyimpanan PT. Dagsap Endura Eatore meliputi biaya

gaji pegawai gudang, biaya gudang dan penyusutan serta biaya lain-lain termasuk

biaya tetap sehingga dibebankan biaya overhead perusahaan. Biaya tetap tidak

tergantung dengan jumlah bahan baku yang disimpan, oleh karena itu tidak

diperhitungkan dalam pengendalian persediaan. Komponen biaya penyimpanan

bahan baku hanya terdiri dari biaya kesempatan (opportunity cost). Opportunity

cost adalah biaya yang terjadi karena kehilangan pendapatan berupa bunga bank

yang seharusnya diperoleh oleh perusahaan karena uang yang ada digunakan

untuk membeli persediaan.

Opportunity cost yang dibebankan perusahaan selama tahun 2009

ditentukan oleh tingkat suku bunga rata-rata investasi di bank, berdasarkan data

dari Bank Indonesia besar suku bunga rata-rata investasi antara bulan Januari

2009 sampai Desamber 2009 sebesar 7.14 persen dengan harga rata-rata

pembelian Rp 36.000/kg.

Page 87: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Tabel 8. Komponen Opportunity Cost Bahan Baku, Tahun 2009

No

Bulan

Persediaan

Rata-rata (Kg)

Tingkat Suku Bunga

Rata-rata (%)

Nilai penyimpanan

opportunity cost (Rp)

1. Januari 7.039 8,75 18.093.045,6

2. Februari 7.968,5 8,25 20.482.232,4

3. Maret 8.441 7,75 21.696.746,4

4. April 8.307,5 7,5 21.353.598

5. Mei 8.320 7,25 21.385.728

6. Juni 9.006,5 7 23.150.307,6

7. Juli 9.795 6,75 2.517.7068

8. Agustus 9.984 6,5 25.662.873,6

9. September 10.448,5 6,5 26.856.824,4

10. Oktober 11.250,5 6,5 28.918.285,2

11. November 11.618 6,5 29.862.907,2

12. Desember 12.144 6,5 31.214.937,6

Total 114.322,5 85,75 293.854.554

Nilai Rp/Kg 7,14 2.570,4

Sumber: Data primer (diolah), 2010

Berdasarkan Tabel 8, bahwa komponen opportunity cost termasuk biaya

yang relevan dalam perhitungan biaya penyimpanan. Biaya penyimpanan ini

diperoleh dari perkalian jumlah persediaan bahan baku tiap bulan dengan harga

bahan baku per kilogram dan nilai suku bunga pada tahun 2009, yaitu sebesar

85.73 persen dibagi dalam periode bulan. Biaya opportunity cost daging sapi

terendah adalah pada bulan Januari dengan nilai sebesar Rp 26.414.715,6 dan

tertinggi adalah pada bulan Desember dengan nilai sebesar Rp 46.398.290,4.

berikut ini disajikan komponen biaya persediaan tahun 2009.

Tabel 9. Komponen Biaya Penyimpanan Bahan Baku, Tahun 2009

Komponen Biaya Biaya Penyimpanan Daging Sapi

Per tahun

(Rp/kg)

Per bulan

(Rp/kg)

Per minggu

(Rp/kg)

Opportunity cost 2.570,4 214,2 53,5

Sumber: Data primer (diolah), 2010

Page 88: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Berdasarkan Tabel 9, biaya penyimpanan yang dikeluarkan oleh

perusahaan tahun 2009 adalah sebesar Rp 2.570,4/kg per tahun. Biaya opportunity

cost timbul karena adanya investasi persediaan bahan baku yang dipengaruhi oleh

harga per kilogram bahan baku dan tingkat suku bunga Bank Indonesia.

5.2 Analisis Pola Data Permintaan Bahan Baku

Analisis pola data permintaan bahan baku diperlukan untuk menentukan

jenis metode yang digunakan dalam perhitungan persediaan bahan baku. Data

kuantitatif yang digunakan merupakan data yang berbentuk time series dimana

data tersebut merupakan data penjualan dari masa yang lalu (Aditya;2010:6).

Lebih lanjut menurutnya, data time series merupakan data yang berurutan dari

waktu ke waktu mulai dari masa lalu hingga masa kini. Data yang telah memilki

trend maka peramalan dapat dilaksanakan dengan lebih mudah baik dengan cara

membaca grafik, melaksanakan analisa statistik.

Menurut Akhyasrinuki (2011:2), time series adalah serangkaian nilai-nilai

variabel yang disusun berdasarkan waktu. Analisis time series mempelajari pola

gerakan nilai-nilai variabel pada suatu interval waktu (misalnya minggu, bulan,

tahun) yang diatur, dari analisis times series dapat diperoleh ukuran-ukuran yang

dapat digunakan untuk membuat keputusan pada saat ini, untuk peramalan dan

untuk merencanakan masa depan.

Page 89: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

0100020003000400050006000700080009000

100001100012000130001400015000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Periode

Per

min

taan

permintaan batas bawah batas atas

Gambar 7. Grafik Pola Data Permintaan

Berdasarkan Gambar 7, bahwa bahan baku daging sapi pada PT. Dagsap

Endura Eatore memiliki pola permintaan konstan, dimana permintaan rata-rata

lebih banyak terjadi di dalam antara batas atas sebesar 7.557,41 dengan batas

bawah sebesar 5.298,25. Penentuan batas atas dan batas bawah disajikan pada

Lampiran 3.

Perhitungan pola permintaan konstan menggunakan analisis pengendalian

persediaan deterministik, diantaranya metode Economic Order Quantity (EOQ)

dan Material Requirement Planning (MRP). Metode pengendalian persediaan

daging sapi jenis permintaan terikat. Permintaan terikat adalah jenis bahan yang

apabila tidak tersedia maka proses konversi suatu perusahaan tidak dapat berjalan.

Metode untuk jenis barang permintaan terikat lebih sesuai adalah metode Material

5.298,25

7.557,41

Page 90: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Requirement Planning (MRP). Perhitungan metode MRP dapat dilakukan dengan

MRP teknik Lot For Lot (LFL), MRP teknik Economic Order Quantity (EOQ),

MRP teknik Period Order Quantity (POQ) dan MRP teknik Part Period

Balancing (PPB). Metode MRP digunakan untuk mengetahui berapa banyak dan

kapan jumlah suatu komponen diperlukan, mengurangi resiko karena

katerlambatan jumlah suatu komponen diperlukan, mengurangi resiko karena

katerlambatan produksi.

5.3 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Bahan baku sangat penting untuk kelancaran proses produksi, agar bahan

baku selalu tersedia dengan biaya minimum, perusahaan harus dapat melakukan

pengendalian terhadap persediaan bahan baku. Selain untuk menjaga ketersediaan

bahan baku, pengendalian persediaan bahan baku juga bertujuan untuk

meminimumkan biaya total perusahaan.

5.3.1 Metode PT. Dagsap Endura Eatore

Pengendalian persediaan yang dilakukan perusahaan bertujuan untuk

memperlancar proses produksi dan melindungi perusahaan agar tidak terjadi

kekurangan bahan baku, yang dapat menghambat kegiatan produksi perusahaan.

Sehingga diharapkan metode pengendalian persediaan yang dilakukan ini dapat

lebih mengefisienkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan terkait dengan

pengadaan bahan baku serta dapat menjamin kontinuitas produksi perusahaan.

Berikut ini merupakan rencana pengadaan bahan baku selama tahun 2009

disajikan pada Tabel 10.

Page 91: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Tabel 10. Rencana Pengadaan Bahan Baku, Tahun 2009

No Bulan Pembelian (kg)

1. Januari 5.716

2. Februari 8.245

3. Maret 5.862

4. April 5.944

5. Mei 6.398

6. Juni 6.451

7. Juli 5.925

8. Agustus 6.140

9. September 8.852

10. Oktober 7.986

11. November 7.471

12. Desember 8.143

Total 83.133

Rata-rata 6.927,75

Sumber: Data Primer (diolah), 2010

Berdasarkan Tabel 10, rencana pengadaaan bahan baku selama periode

Januari 2009 sampai dengan Desember 2009 sebanyak 83.133 kg, dengan

pemesanan tertinggi terjadi pada bulan September sebanyak 8.852 kg. Sedangkan

pemesanan terendah terjadi pada bulan Januari yaitu sebanyak 5.716 kg, hal ini

dikarenakan masih tersedianya persediaan pada bulan Desember 2008.

Perkembangan persediaan bahan baku daging sapi PT. Dagsap Endura Eatore

selama tahun 2009 disajikan pada Tabel 11.

Page 92: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Tabel 11. Perkembangan Persediaan Bahan Baku, Tahun 2009

Bulan

Pembelian

(Kg)

Persediaan

Awal (Kg)

Pemakaian

(Kg)

Persediaan

Akhir (Kg)

Persediaan

Rata-rata (Kg)

Januari 5.716 6.475 4.588 7.603 7.039

Februari 8.245 7.603 7.514 8.334 7.968,5

Maret 5.862 8.334 5.648 8.548 8.441

April 5.944 8.548 6.425 8.067 8.307,5

Mei 6.398 8.067 5.892 8573 8.320

Juni 6.451 8.573 5.584 9.440 9.006,5

Juli 5.925 9.440 5.215 10.150 9.795

Agustus 6.140 10.150 6.472 9.818 9.984

September 8.852 9.818 7.591 11079 10.448,5

Oktober 7.986 11.079 7.643 11.422 11.250,5

November 7.471 11.422 7.079 11.814 11.618

Desember 8.143 11.814 7.483 12.474 12.144

Total 83.133 111.323 77.134 117.322 114.322,5

Rata-rata 6.927,75 9.276,91 6.427,83 9.776,83 9.526,87

Sumber: Data primer (diolah), 2010

Berdasarkan Tabel 11, bahwa persediaan awal bulan Januari 2009

merupakan persediaan akhir bulan Desember 2008, begitu pula dengan bulan-

bulan sebelumnya, persediaan akhir bulan sebelumnya merupakan persediaan

awal bulan berikutnya. Sedangkan persediaan awal dikurangi dengan pemakaian

pada bulan tersebut.

Jumlah persediaan awal dan persediaan akhir daging sapi secara total

memiliki nilai yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya pemakaian bahan

baku dengan jumlah tertentu, misal pada awal Januari perusahaan mempunyai

persediaan awal sebanyak 6.475 kg, kemudian berkurang karena adanya

pemakaian sebanyak 4.588 kg, setelah melakukan pembelian sebanyak 5.716 kg,

sehingga perusahaan mempunyai persediaan akhir sebanyak 7.603 kg dan begitu

seterusnya.

Page 93: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Selama tahun 2009, PT. Dagsap Endura Eatore melakukan pembelian

sesuai dengan kebutuhan yang telah dihitung oleh PPIC. Berikut ini adalah

frekuensi pemesanan dan kuantitas pesanan dengan metode perusahaan tahun

2009.

Tabel 12. Frekuensi Pemesanan dan Kuantitas Pesanan, Tahun 2009

No Bulan Frekuensi (kali) Kuantitas (kg)

1. Januari 3 5.716

2. Februari 4 8.245

3. Maret 5 5.862

4. April 5 5.944

5. Mei 6 6.398

6. Juni 5 6.451

7. Juli 6 5.925

8. Agustus 3 6.140

9. September 5 8.852

10. Oktober 3 7.986

11. November 6 7.471

12. Desember 6 8.143

Total 57 83.133

Rata-rata 4,75 6.927,75

Sumber: Data primer (diolah), 2010

Berdasarkan Tabel 12, frekuensi pemesanan daging sapi sebanyak 57 kali,

sehingga setiap bulannya perusahaan harus melakukan pemesanan bahan baku,

seiring melakukannya pemesanan tersebut dikarenakan perusahaan membutuhkan

banyak bahan baku untuk mengejar target produksi. Perbedaan jumlah frekuensi

pemesanan dan penggunaannya menyebabkan kuantitas pemesanan berbeda pula.

Kuantitas pesanan daging sapi sepanjang tahun 2009 adalah sebanyak 83.133 kg.

Tinggi rendahnya kuantitas pesanan bahan baku sangat berpengaruh terhadap

Page 94: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

biaya pembelian yang merupakan perkalian dari kuantitas bahan baku yang dibeli

dengan harga per kilogramnya.

Perhitungan biaya persediaan daging sapi PT. Dagsap Endura Eatore

diketahui dari biaya pembelian, biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya

pembelian bahan baku diperoleh dari hasil antara kuantitas pembelian bahan baku

tiap bulan dikalikan dengan harga pembelian bahan baku. Biaya pemesanan bahan

baku per bulan diperoleh dari hasil antara biaya pemesanan per pesanan dikalikan

dengan frekuensi pemesanan daging sapi tiap bulannya. Sedangkan biaya

penyimpanan diperoleh dari hasil perkalian antara biaya penyimpanan per bulan

dengan persediaan rata-rata tiap bulannya. Adapun rincian biaya persediaan

daging sapi PT. Dagsap Endura Eatore tiap bulannya disajikan pada Lampiran 4.

Diketahui berdasarkan Lampiran 4, bahwa biaya pemesanan pada tahun

2009 sebesar Rp 9.975.000 dengan biaya pemesanan tertinggi terjadi pada bulan

Mei, Juli, November dan Desember sebesar Rp 1.050.000. Biaya penyimpanan

pada tahun 2009 sebesar Rp 6.116.253,75 dengan biaya penyimpanan tertinggi

terjadi pada bulan Desember sebesar Rp 649.704 Sedangkan biaya pembelian

pada tahun 2009 sebesar Rp 2.992.788.000 dengan biaya pembelian tertinggi

terjadi pada bulan September sebesar Rp 318.672.000. Hal ini disebabkan pada

bulan September pembelian bahan baku meningkat menjelang Hari Raya Idul Fitri

mengakibatkan tingginya biaya pemesanan dan tingginya biaya penyimpanan

pada bulan berikutnya. Sehingga untuk biaya persediaan daging sapi per bulan

diperoleh dari hasil penjumlahan antara biaya pembelian daging sapi tiap bulan,

biaya pemesanan daging sapi tiap bulan dengan biaya penyimpanan daging sapi

Page 95: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

tiap bulan dan total persediaan daging sapi sepanjang tahun 2009 adalah sebesar

Rp 3.008.879.254.

5.3.2 Metode Material Requirement Planning (MRP)

Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu sistem perencanaan

dan penjadwalan kebutuhan material untuk produksi yang memerlukan beberapa

tahapan atau dengan kata lain adalah suatu rencana produksi untuk sejumlah

produk jadi yang diterjemahkan ke bahan mentah (komponen) yang dibutuhkan

dengan menggunakan waktu tenggang sehingga dapat ditentukan kapan dan

berapa banyak pesanan untuk masing-masing komponen suatu produk yang akan

dibuat. Dalam penggunaan MRP, ada beberapa teknik yang dapat digunakan,

dalam penelitian ini akan menggunakan empat teknik diantaranya teknik Lot For

Lot (LFL), teknik Econonic Order Quantity (EOQ), teknik Period Order Quantity

(POQ) dan teknik Part Period Balancing (PPB).

Kuantitas produksi tidak sama untuk setiap periodenya, oleh karena itu

perusahaan perlu mendukung dengan menerapkan metode MRP sebagai alternatif

sistem pengendalian persediaan bahan baku. Langkah pertama yang harus

dilakukan ialah penetapan kebutuhan kotor bahan baku sesuai dengan

penjadwalan produksi yang telah dibuat. Jika persediaan di tangan masih ada,

maka persediaan dihabiskan terlebih dahulu, kemudian ditentukan kebutuhan

bersih yang merupakan hasil pengurangan dari kebutuhan kotor dengan

penerimaan terjadwal dan persediaan di tangan.

Page 96: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

1. Metode MRP Teknik Lot For Lot (LFL)

Sistem pengendalian persediaan bahan baku dengan metode MRP teknik

LFL adalah dengan melakukan pemesanan tepat sebesar kebutuhan bersih dan

sesuai dengan tenggang waktu persediaan. Kebutuhan persediaan bahan baku

diharapkan dapat tersedia dalam jumlah dan waktu yang tepat sehingga dapat

dihilangkan adanya persediaan di gudang. Hal ini dapat mengurangi biaya

penyimpanan yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Selama tahun 2009, frekuensi pemesanan dengan menggunakan metode ini

berbeda dengan metode perusahaan. Pembelian daging sapi frekuensi pemesanan

perusahaan sebanyak 57 kali, sedangkan hasil dari LFL disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Frekuensi Pemesanan dan Kuantitas Pesanan Bahan Baku dengan

Metode MRP Teknik LFL

No Bulan Frekuensi (kali) Kuantitas (Kg)

1. Januari 0 0

2. Februari 4 7.039

3. Maret 4 5.842,25

4. April 4 6.291,75

5. Mei 4 5.815

6. Juni 4 5.491,75

7. Juli 4 5.529,25

8. Agustus 4 6.751,75

9. September 4 7.604

10. Oktober 4 7.502

11. November 4 7.180

12. Desember 3 5.612,25

Total 43 70.659

Rata-rata 3.58 5.888,25

Sumber: Data primer (diolah), 2010

Berdasarkan Tabel 13, kuantitas pesanan bervariasi setiap bulannya,

disesuaikan dengan kebutuhan bersih setiap minggu dalam satu bulan. Total

Page 97: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

frekuensi yang dilakuakan dengan teknik LFL adalah sebanyak 43 kali dengan

kuantitas pemesanan sebanyak 70.659 kg. Kuantitas pesanan tertinggi terjadi pada

bulan September sebesar 7.604 kg. Hal ini disebabkan adanya permintaan dari

pelanggan yang bersifat musiman. Perincian biaya persediaan bahan baku dengan

metode LFL disajikan pada Tabel 14 dan Lampiran 5.

Tabel 14. Biaya Persediaan Bahan Baku dengan Metode MRP Teknik LFL

No Komponen Jumlah

1. Frekuensi (kali) 43

2. Biaya pemesanan (Rp) 7.525.000

3. Biaya penyimpanan (Rp) 3.780.256,5

4. Biaya pembelian (Rp) 254.372.4000

Total Biaya Persediaan (Rp) 2.555.029.257

Sumber: Data primer (diolah), 2010

Berdasarkan Tabel 14, total biaya pemesanan daging sapi dengan metode

ini sebesar Rp 7.525.000. Teknik Lot For Lot jika dibandingkan dengan metode

perusahaan memiliki kuantitas pemesanan yang lebih rendah. Hal ini disebabkan

karena teknik LFL bersifat mengurangi biaya penyimpanan dan berusaha untuk

melakukan pemesanan tepat sesuai dengan kebutuhan bersih.

2. Metode MRP Teknik Economic Order Quantity (EOQ)

Metode pengendalian persediaan bahan baku dengan metode MRP teknik

Economic Order Quantity (EOQ) melakukan pemesanan sebesar kelipatan dari

EOQ terdekat yang lebih besar dari kebutuhan bersih. Berdasarkan perhitungan

dengan rumus EOQ diperoleh besarnya kuantitas ekomonis untuk ukuran lot

(pesanan) bahan baku. Nilai EOQ merupakan kuantitas optimal dalam melakukan

pemesanan.

Page 98: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Tabel 15. Frekuensi Pemesanan dan Kuantitas Pesanan Bahan Baku dengan

Metode MRP Teknik EOQ

No Bulan Frukuensi (kali) Kuantitas (kg)

1. Januari 0 0

2. Februari 2 11.231,8

3. Maret 1 5.615,9

4. April 1 5.615,9

5. Mei 1 5.615,9

6. Juni 1 5.615,9

7. Juli 1 5.615,9

8. Agustus 1 5.615,9

9. September 1 5.615,9

10. Oktober 1 5.615,9

11. November 2 11.231,8

12. Desember 1 5.615,9

Total 14 73.006,7

Rata-rata 1.08 6.083,89

Sumber: Data primer (diolah), 2010

Berdasarkan Tabel 15, kuantitas pesanan daging sapi tertinggi terjadi pada

bulan Februari dan November yaitu 11.231,8 kg. Teknik EOQ ini jika

dibandingkan dengan metode perusahaan juga memiliki kuantitas pemesanan

yang lebih rendah dibanding dengan metode perusahaan. Hal ini disebabkan

karena teknik EOQ merupakan kuantitas optimal dalam melakukan pemesanan.

Total pemesanan daging sapi dengan metode ini sebesar Rp 2.275.000, perincian

biaya persediaan bahan baku dengan metode MRP teknik EOQ disajikan pada

Tabel 16 dan Lampiran 7.

Page 99: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Tabel 16. Biaya Persediaan Bahan Baku dengan Metode MRP Teknik EOQ

No Komponen Jumlah

1. Frekuensi (kali) 13

2. Biaya pemesanan (Rp) 2.275.000

3. Biaya penyimpanan (Rp) 3.905.858,45

4. Biaya pembelian (Rp) 2.628.241.200

Total Biaya Persediaan (Rp) 2.634.422.058

Sumber: Data primer (diolah), 2010

Total biaya persediaan dengan menggunakan metode MRP teknik EOQ

daging sapi sebesar Rp 2.634.422.058, lebih tinggi jika dibandingkan metode

MRP dengan teknik LFL. Penerapan metode EOQ menghasilkan frekuensi

pemesanan yang lebih kecil jika dibandingkan dengan teknik LFL dan metode

perusahaan, yaitu sebanyak 13 kali.

3. MRP Teknik Period Order Quantity (POQ)

Penggunaan teknik POQ, ukuran lot ditetapkan dengan kebutuhan aktual

dalam jumlah tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian,

kelebihan biaya persediaan yang mungkin timbul dalam kebijakan EOQ dapat

ditekan. Keunggulan teknik POQ dibandingkan dengan teknik EOQ adalah dalam

mengurangi biaya penyimpanan persediaan bila kebutuhan tidak uniform, karena

persediaan yang berlebihan dapat dihindari. Kebutuhan akan bahan baku

perusahaan dalam produksi olehan daging sapi memiliki kebutuhan yang tidak

seragam tiap periodenya.

Hasil perhitungan jumlah periode yang harus dipenuhi menghasilkan nilai

POQ daging sapi adalah 4 periode, yang berarti kebutuhan untuk empat periode

atau empat minggu harus dipenuhi oleh satu kali pemesanan daging sapi. Dengan

Page 100: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

menggunakan teknik POQ ini, tingkat persediaan bahan baku lebih rendah

dibanding dengan teknik LFL dan teknik EOQ, sehingga dengan teknik ini

perusahaan dapat menekan biaya persediaan dari penyimpanan. Pemesanan

daging sapi yang dilakukan dalam teknik ini sebanyak 11 kali.

Tabel 17. Frekuensi Pemesanan dan Kuantitas Pesanan Bahan Baku dengan

Metode MRP Teknik POQ

No Bulan Frekuensi (kali) Pembelian (kg)

1. Januari 0 0

2. Februari 1 7.047,5

3. Maret 1 5.842,25

4. April 1 6.291,75

5. Mei 1 5.815

6. Juni 1 5.491,75

7. Juli 1 5.529,25

8. Agustus 1 6.751,75

9. September 1 7.604

10. Oktober 1 7.502

11. November 1 7.180

12. Desember 1 5.612,25

Total 11 70.667,5

Rata-rata 0.91 5.888,96

Sumber: Data primer (diolah), 2010

Berdasarkan Tabel 17, kuantitas pesanan sepanjang tahun 2009 sebanyak

11 kali. Kuantitas pesanan tertinggi terjadi pada bulan September sebanyak 7.604

kg. Hal ini terjadi disebabkan adanya permintaan musiman menjelang Hari Raya.

Berikut ini disajikan perincian biaya persediaan dengan metode MRP teknik POQ

pada Tabel 18 dan Lampiran 9.

Page 101: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Tabel 18. Biaya Persediaan Bahan Baku dengan Metode MRP Teknik POQ

No Komponen Jumlah

1. Frekuensi (kali) 11

2. Biaya pemesanan (Rp) 1.925.000

3. Biaya penyimpanan (Rp) 3.780.711,3

4. Biaya pembelian (Rp) 2.544.030.000

Total Biaya Persediaan (Rp) 2.549.735.711

Sumber: Data primer (diolah), 2010

Kuantitas pesanan daging sapi dalam teknik POQ lebih rendah

dibandingkan dengan teknik LFL dan teknik EOQ. Perusahaan melakukan

pembelian daging sapi sebanyak 70.667,5 kg dengan biaya pembelian sebesar Rp

2.544.030.000.

4. MRP Teknik Part Period Balancing (PPB)

Metode MRP teknik PPB berusaha untuk membuat biaya penyimpanan

sama dengan biaya pemesanan. Teknik ini dapat menggunakan jumlah pesanan

yang berbeda untuk setiap pesanan, hal ini dikarenakan jumlah permintaan setiap

periode tidak sama. Ukuran lot dicari dengan menggunakan pandekatan sebagian

periode ekonomis (Economic Part Period – EPP), yaitu dengan membagi biaya

pemesanan dengan biaya penyimpanan per unit per periode. Nilai yang diperoleh

dari perhitungan EPP adalah sebanyak 3.271,02 kg. Frekuensi pesanan daging

sapi dengan teknik ini sebanyak 21 kali.

Page 102: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Tabel 19. Frekuensi Pemesanan dan Kuantitas Pesanan Bahan Baku dengan

Metode MRP Teknik PPB

No Bulan Frekuensi (kali) Kuantitas (kg)

1. Januari 0 0

2. Februari 2 7.047,5

3. Maret 2 5.842,25

4. April 2 6.291,75

5. Mei 2 5.815

6. Juni 2 8.099,25

7. Juli 1 2.921,75

8. Agustus 2 6.751,75

9. September 2 7.604

10. Oktober 2 7.502

11. November 2 7.180

12. Desember 2 5.612,25

Total 21 70.667,5

Rata-rata 1.75 5.888,95

Sumber: Data primer (diolah), 2010

Berdasarkan Tabel 19, kuantitas pesanan tertinggi terjadi pada bulan Juni

sebanyak 8.099,25 kg. Sepanjang tahun 2009 kuantitas pesanan dengan teknik ini

sebanyak 70.777,5 kg. Kuantitas pesanan daging sapi teknik PPB lebih rendah

dibandingkan teknik LFL. Perincian total biaya persediaan metode MRP teknik

PPB disajikan pada Tabel 20 dan Lampiran 11.

Tabel 20. Biaya Persediaan Bahan Baku dengan Metode MRP Teknik PPB

No Komponen Jumlah

1. Frekuensi (kali) 21

2. Biaya pemesanan 3.675.000

3. Biaya penyimpanan 3.780.711,3

4. Biaya pembelian 2.544.030.000

Total Biaya Persediaan (Rp) 2.551.485.711

Sumber: Data primer (diolah), 2010

Page 103: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Perusahaan melakukan pembelian daging sapi sebesar Rp 2.544.030.000

dengan frekuensi pemesanan sebanyak 21 kali. Kuantitas pemesanan teknik PPB

menempati urutan ketiga dalam pemesanan terendah. Biaya persediaan dengan

teknik PPB menghasilkan total biaya persediaan sebesar Rp 2.551.485.711.

5.4 Analisis Perbandingan Metode Pengendalian Persediaan

Pengendalian persediaan daging sapi menjadi sangat penting karena

menjadi bagian dari pengeluaran untuk biaya pengendalian persediaan bahan

baku. Jika pengeluaran untuk daging sapi minimum maka biaya pengendalian

persediaan bahan baku secara keseluruhan dapat ditekan.

Berdasarkan hasil perhitungan metode pengendalian persediaan

perusahaan dengan teknik LFL, EOQ, POQ dan PPB selama periode Januari 2009

sampai dengan Desember 2009, dapat dilakukan perbandingan diantara teknik-

teknik tersebut. Perbandingan biaya persediaan daging sapi disajikan pada Tabel

21.

Tabel 21. Perbandingan Biaya Persediaan Bahan Baku PT. Dagsap Endura

Eatore dengan MRP Teknik LFL, EOQ, POQ dan PPB

Metode

Frek

(kali)

Kuant

(Kg)

Biaya

Pemesanan

(Rp)

Biaya

Penyimpanan

(Rp)

Biaya

Pembelian

(Rp)

Total Biaya

Persediaan

(Rp)

PT. DEE 57 83.133 9.975.000 6.116.253,7 2.992.788.000 3.008.879.254

LFL 43 70.659 7.525.000 3.780.256,5 2.543.724.000 2.555.029.257

EOQ 13 73.006,7 2.275.000 3.905.858,4 2.628.241.200 2.634.422.058

POQ 11 70.667,5 1.925.000 3.780.711,3 2.544.030.000 2.549.735.711

PPB 21 70.667,5 3.675.000 3.780.711,3 2.544.030.000 2.551.485.711

Sumber: Data primer (diolah), 2010

Page 104: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Berdasarkan Tabel 21, dapat dilihat bahwa frekuensi pemesanan 57 kali

yang dilakukan perusahaan merupakan yang tertinggi, karena perusahaan

melakukan pemesanan setiap minggunya dengan biaya total tertinggi sebesar Rp

3.008.879.254. Sedangkan pada metode MRP teknik LFL sebanyak 43 kali,

pemesanan dilakukan pada saat stok persediaan habis. Metode MRP teknik LFL

menghasilkan biaya pemesanan tertinggi sebesar Rp 7.525.000 dibandingkan

metode lainnya. Jumlah pemesanan disesuaikan dengan kubutuhan bersih daging

sapi tanpa memperhatikan cadangan yang harus disimpan perusahaan

Metode MRP teknik EOQ, menghasilkan frekuensi pemesanan sebanyak

13 kali, dikarenakan jumlah persediaan ditangan lebih besar akibat dari

pemesanan kuantitas ekonomis sehingga biaya penyimpanan tinggi. Total biaya

persediaan teknik EOQ lebih tinggi jika dibandingkan dengan teknik LFL, namun

lebih rendah jika dibandingkan dengan menggunakan teknik perusahaan. Metode

MRP teknik EOQ menghasilkan biaya penyimpanan dan biaya pembelian yang

relatif tinggi.

Metode MRP teknik POQ, frekuensi pemesanan sebanyak 11 kali

sehingga teknik POQ menghasilkan total biaya persediaan paling rendah

dibandingkan metode perusahaan, metode teknik LFL, EOQ dan PPB.

Penghematan biaya persediaan total yang dihasilkan dengan metode PPB tersebut

adalah yang terbesar.

Sedangkan metode MRP teknik PPB frekuensi pemesanan sebanyak 21

kali dengan jumlah kuantitas yang sama dengan teknik POQ, yaitu sebanyak

70.667,5. Metode MRP teknik PPB menempati urutan kedua dalam penghematan

Page 105: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

persediaan bahan bahu. Total biaya persediaan yang dihasilkan sebesar Rp

2.551.485.711.

Nilai penghematan bahan baku diperoleh dengan menghitung selisih

antara metode perusahaan dengan nilai pada keempat teknik, yaitu LFL, EOQ,

POQ dan PPB, selanjutnya hasilnya akan dibandingkan. Berdasarkan hasil

perbandingan tersebut ditentukan metode dengan teknik terbaik yang dapat

mengefisiensikan persediaan bahan baku di perusahaan untuk direkomendasikan

pada perusahaan sebagai alternatif sistem pengendalian persediaan bahan baku

yang terbaik.

Penghematan persediaan bahan baku dengan metode MRP teknik POQ

mampu menghemat biaya persediaan terbesar mencapai 17,47 persen dibanding

dengan yang dilakukan oleh perusahaan. Penghematan terhadap biaya pemesanan

teknik POQ menghasilkan penghematan tertinggi yaitu 80,70 persen

dibandingkan dengan metode perusahaan. Sedangkan untuk penghematan

terhadap biaya penyimpanan dan biaya pembelian teknik LFL menghasilkan

penghematan tertinggi masing-masing 38,19 persen dan 15,00 persen.

Penghematan biaya persediaan bahan baku dengan metode MRP teknik LFL,

EOQ, POQ dan PPB disajikan pada Lampiran 12.

Diketehui berdasarkan Lampiran 12, ketiga alternatif teknik pengukuran

lot dalam metode MRP memiliki keunggulan dan kelemahan. MRP teknik LFL

merupakan teknik yang konsisten dalam ukuran lot yang kecil, pesanan berskala,

persediaan tepat waktu tanpa persediaan pengaman dan permintaan terikat yang

telah diketahui sebelumnya. Kelemahan teknik LFL ini menimbulkan risiko

Page 106: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

kekurangan bahan baku, karena perusahaan tidak memerlukan persediaan bahan

baku di gudang, sehingga apabila terjadi fluktuasi permintaan, permintaan bahan

baku tidak terduga, terjadi kerusakan mesin dan keterlambatan penerimaan bahan

baku dari pemasok akan menyebabkan perubahan jadwal produksi maka siklus

produksi di perusahaan akan terganggu.

Metode MRP teknik EOQ memiliki keunggulan dalam hal mempermudah

manajemen dalam menentukan jumlah pesanan yang optimal dalam setiap kali

pemesanan. Teknik EOQ ini juga memenuhi kebijakan perusahaan dalam

tersedianya bahan baku dalam jumlah yang cukup. Kelemahan teknik ini,

persediaan yang tersisa di akhir periode masih bervariasi sesuai dengan kebutuhan

pemakaian sehingga biaya penyimpanan bervariasi sesuai dengan tingkat

persediaannya.

MRP teknik POQ memiliki keunggulan yaitu dalam mengurangi biaya

penyimpanan persediaan bila kebutuhan tidak uniform (seragam) karena

persediaan berlebih dapat dihindarkan, tetapi metode ini tidak selalu memberikan

biaya total persediaan yang paling rendah diantara metode lain. Hal ini dapat

dipengaruhi oleh besar biaya pemesanan, biaya penyimpanan per unit barang dan

variasi kebutuhan bahan baku setiap periode.

MRP teknik PPB digunakan jika biaya pemesanan lebih tinggi

dibandingkan biaya penyimpanan, sehingga akan lebih menguntungkan jika

perusahaan melakukan pemesanan dalam jumlah yang besar. Kelemahan teknik

ini adalah menimbulkan penumpukan bahan baku yang cukup besar di gudang dan

memiliki risiko kerusakan pada bahan baku karena penyimpanan yang lama.

Page 107: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

5.5 Rekomendasi Alternatif Metode Pengendalian Persediaan Bahan

Baku Berdasarkan Data Historis Perusahaan Periode Januari 2009 –

Desember 2009

Hasil analisis perbandingan biaya persediaan dan biaya pembelian bahan

baku serta penghematan metode MRP tentang kebijakan perusahaan periode

Januari 2009 sampai dengan Desember 2009, maka dapat direkomendasikan suatu

motode alternatif pengendalian persediaan bahan baku daging sapi PT. Dagsap

Endura Eatore. Metode alternatif ini diharapkan dapat menghemat biaya

perusahaan, melalui penghematan biaya persediaan bahan baku yang terdiri dari

biaya pemesanan dan biaya penyimpanan bahan baku serta melalui penghematan

biaya pembelian bahan baku.

Hasil analisis perbandingan biaya persediaan dan penghematan metode

MRP terhadap kebijakan perusahaan periode Januari 2009 sampai dengan

Desember 2009, menunjukan bahwa kebijakan pengendalian persediaan daging

sapi belum efisien, artinya biaya persediaan masih dapat ditekan lebih rendah.

Biaya persediaan bahan baku yang ditanggung perusahaan periode tersebut

mencapai Rp 3.008.879.254

Penggunaan metode MRP teknik POQ dan PPB memungkinkan

perusahaan melakukan penghematan terhadap biaya persediaan, terutama teknik

POQ. Sedangkan teknik EOQ tidak dapat digunakan dalam model alternatif

pengendalian persediaan, hal ini dikarenakan teknik EOQ menyebabkan

meningkatnya biaya penyimpanan. Tingginya biaya pembelian bahan baku yang

ditanggung perusahaan disebabkan oleh kuantitas selama periode tersebut, bahan

Page 108: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

baku yang dibeli perusahaan lebih banyak dibandingkan dengan metode MRP

teknik LFL, EOQ, POQ dan PPB.

Hasil analisis dengan metode MRP teknik POQ dalam penelitian ini dapat

memberikan alternatif bagi perusahaan untuk menghasilkan penghematan

terhadap total biaya persediaan. Penghematan biaya persediaan perusahaan

dengan teknik PPB yaitu sebesar Rp 457.393.442,4 atau 15,20 % di tahun 2009

dengan syarat bila kebutuhan tidak uniform atau seragam sehingga persediaan

yang berlebihan dapat dihindari.

Page 109: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Sistem pengendalian dan pengadaan persediaan bahan baku PT.

Dagsap Endura Eatore belum terstruktur, hal ini terlihat dari sistem

pengadaan bahan baku yang hanya menggunakan metode peramalan

sesuai dengan target penjualan. Pemesanan bahan baku dilakukan

dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan

kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

baku juga didasarkan pada kebutuhan produksi, kapasitas produksi dan

kondisi persediaan bahan baku di gudang.

2. Metode MRP teknik POQ direkomendasikan sebagai metode alternatif

dalam pengendalian persediaan bahan baku perusahaan. Metode MRP

teknik POQ mampu menghemat biaya persediaan sebesar Rp

457.393.442,4 atau 15,20 % di tahun 2009.

6.2 Saran

1. Perusahaan perlu memperhatikan kebutuhan bersih dari bahan baku

sehingga persediaan bahan baku perusahaan dapat menghasilkan nilai

efisien.

2. Perusahaan perlu menjalin kemitraan dengan Gabungan Kelompok

Ternak agar pengadaan bahan baku yang diharapkan dapat tercapai

sesuai rencana produksi sehingga dapat mengurangi biaya pemesanan.

Page 110: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

DAFTAR PUSTAKA

Abrianto. Cara Sehat Makan Daging Sapi. 30 Agustus, 2009:3hlm,

http://duniasapi.com/cara-sehat-makan-daging-sapi, 07 Oktober 2009

pukul 18:42

Aditya, Dimas. Forecasting By Using Stationary Models. 04 Oktober,

2010:11hlm, http://dimasadityayudanegara.blogspot.com/, 05 Mei 2011

pukul 17:36

Aditya, Wirawan. Pengendalian Persediaan Spare Part dengan Pendekatan

Periodic Review System (Studi Kasus: PT. GMF Aero Asia). [Skripsi].

Surabaya: Fakultas Teknik Industri. 2006

Akyasrinuki. Pengertian Time Series. 24 Februari, 2011:2hlm,

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2122738-pengertian-time-

series/#ixzz189qTdn5F, 05 Mei 2011 pukul 17:13

Amin. Tips Mengenali Daging Sehat. 14 Mei, 2009:4hlm.

http://resepmasakanindonesia.info/tips-mengenali-daging-sehat, 11

Agustus 2009 pukul 19:02

Anita, Puspa. Pengembangan Decisiogan Decision System untuk Menentukan

Diskon dan Ukuran Pemesanan yang Optimal pada Single Period.

2009:3hlm. http://one.indoskripsi.com, 20 Februari 2010 pukul 19:43

Assuari, Sofjan. Manajemen Produksi dan Operasi. (Jakarta: FEUI Press, 2004)

Astawan, Made. Mengapa Kita Perlu Makan Daging?. 11 Desember, 2009:7hlm.

http://depkes.go.id, 07 Oktober 2010 pukul 16:38

Bank Indonesia. Suku Bunga Bank Indonesia Tahun 2009. 2010:3hlm.

http://www.bi.go.id/web/id/moneter/BI+Rate/Data+BI+Rate/, 17 Februari

2011 pukul 16:23

Baroto, Teguh. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. (Jakarta: PT. Ghalia

Indonesia, 2002)

Buffa E.S dan Sarin R.K. Manajemen Operasi dan Produksi Jilid 8. (Jakarta:

Binarupa Aksara, 1996)

Direktorat Jenderal Peternakan. Tabel Produksi Daging Tahun 2005-2009.

2010:1hlm. www.dijennak.go.id, 25 Maret 2011 pukul 17:26

Erlina. Manajemen Persediaan. [Skripsi]. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi. 2002.

Page 111: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Gumbira. Manajemen Agribisnis. (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2004)

Handoko, Hani. Manajemen Produksi dan Operasi. (Yogyakarta: BPFE UGM

Press, 2000)

Hartiasih, Rida. Analisis Pengendalian Persediaan Susu Bubuk pada PT.

Australian Indonesian Milk Industries. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian

Bogor, Fakultas Pertanian, Program Sarjana Ekstensi Manajemen

Agribisnis. 2007

Herjanto, Eddy. Manajemen Operasi edisi 3. (Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada,

2008)

Indrajit, E.R dan Djokopranoto. Manajemen Persediaan. (Jakarta: PT. Raja

Grasindo Persada, 2003)

Indrayati, Rike. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan Metode

EOQ (Ecomonic Order Quantity) pada PT. Tipota Furnishing Jepara.

[Skripsi] Semarang: Universitas Negeri Semarang, Fakultas Ekonomi,

Jurusan Akuntansi. 2007

Ishak, Aulia. Manajemen Operasi. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010)

Jane. Metode Pengendalian Bahan Baku. 2009:8hlm.

http://file2shared.wordpress.com, 20 Februari 2011 pukul 18.42

Komariah dkk. Aneka Olahan Daging Sapi. (Jakarta: PT. Agromedia Pustaka,

2007)

Kurniawan, Wawan. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku di

Perusahaan Kecap Segitiga Majalengka. [Skripsi]. Bogor: Institut

Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, Program Sarjana Ekstensi

Manajemen Agribisnis. 2008

Mariyam, Murda. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kedel9i pada

Koperasi Produksi Tahu di Kampung Iwul Parung Bogor (Studi Kasus

Koperasi Ikhtiar Swadaya Masyarakat/ISM Mitra Bersama. [Skripsi].

Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Fakultas Sains dan

Teknologi, Jurusan Agribisnis. 2008

Mayhones. Just In Time. 2008:4hlm. ht4hlm. http://www.ittelkom.ac.id/library. 25

Maret 2011 pukul 19:03

Mlandhing. Mengenal Daging Sapi. 10 April, 2008:6hlm.

http://dapurmlandhing.dagdigdug.com/2008/04/10/mengenal-daging-sapi-

1/, 08 September 2009 pukul 18:54

Page 112: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Munawar, Sofyan. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku di PT. Maja

Sari Bakery Majalengka. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor,

Fakultas Pertanian, Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis.

2006

Nasution. F, Natigor. Just In Time dan Perkembangannya dalam Perusahaan

Industri. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ekonomi.

2004

Noerbiant. Metode Pengendalian Bahan Baku. 2009:8hlm.

http://file2shared.wordpress.com, 20 Februari 2011 pukul 18.42

Nastya, Rini. Analisis Pengendalian Pesediaan Bahan Baku Susu Pasteurisasi

Cup Rasa Coklat (Kasus di Milk Treatment Koperasi Peternakan Bandung

Selatan Pangalengan DT II, Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor: Institut

Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, Program Sarjana Ekstensi

Manajemen Agribisnis. 2006

Prihatna. Kajian rantai Pasok (Supply Chain) Bahan pada PT. Fajar Taurus.

[Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Sekolah Pasca Sarjana, Program

Studi Magister Manajemen Agribisnis. 2007

Rangkuti, Freddy. Manajemen Persediaan Aplikasi dalam Bisnis. (Jakarta: PT.

Raja Grasindo Persada, 2007)

Republika. Industri Pengolahan Daging Tumbuh 15 Persen. 11 Agustus,

2009:1hlm. http://www.republika.co.id, 05 Oktober 2009 pukul 18:59

Sianturi. Mengurangi Susut Gizi. 25 April, 2009:5hlm. http://www.gizi.net/cgi-

bin, 07 Oktober 2009 pukul 18:22

Siswanto. Manajemen Persediaan. 2009:14hlm.

http://fe.uajy.net/fs/as/?tag=inventory-theories, 20 Februari pukul 18.56

Soebagyo. Dasar-Dasar Operation Research. (Yogyakarta: BPFE UGM Press,

2000)

Soeparno. Industri Pengolahan Daging Bagian Hilir Agribisnis. 2008:4hlm. http:

www.depkominfo.go.id, 05 Oktober 2009 pukul 18:17

Sutono. Perencanaan dan Pengendalian Pembelian dan Penggunaan Bahan

Baku. 22 September, 2009:21hlm. http://infobuku.com, 19 Januari 2011

pukul 14:35

Tampubolon. Manajemen Operasional. (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2004)

Page 113: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Taryana, Nanang. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada Produk

Sepatu dengan Pendekatan Teknik Lot Sizing dalam Mendukung sistem

MRP (Studi Kasus: PT. Sepatu Mas Idaman, Bogor). [Skripsi]. Bogor:

Institut Pertanian Bogor, Fakultas Teknologi Pertanian, Program Sarjana

Ekstensi Teknologi Industri Pertanian. 2005

Yamit, Zulian. Manajemen Persediaan. (Jakarta: Ekonisia, 2005)

Zulkafarijah, Fien. Manajemen Persediaan. (Malang: Universitas Muhammadiyah

Malang Press, 2005)

Page 114: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

LAMPIRAN

Page 115: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Lampiran 1. Struktur Organisasi Perusahaan

General Manager

National Sales

Manager

Sales Manager

(Wet Market)

Sales Manager

(Modern Market)

Promotion

Manager

Sales Manager

(Horeca Market)

Sales Manager

(Bandung)

Sales Manager

(Surabaya)

Sales Manager

(Yogjakarta)

Production

Manager

PPIC Manager

PD QC

Manager

HRD & GA

Manager

Finance &

Accounting Manager

Page 116: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Lampiran 2. Daftar Harga Produk PT. Dagsap Endura Eatore

Daftar Harga Produk PT. Dagsap Endura Eatore

(Harga sudah termasuk PPN 10%)

Daftar harga untuk setiap pembelian 3 box atau lebih

No Merk Jenis Produk Varian (gram) Pack/box Rp/pack Rp/box

1 Dagsap Beef Bacon 100 50 11500 575000

2 Dagsap Beef Bacon 1000 10 95000 950000

No Merk Jenis Produk Varian (gram) Pack/box Rp/pack Rp/box

1 Yona Chicken Nuget Hot 250 20 14500 290000

2 Yona Chicken Nuget Regular 250 20 14500 290000

3 Yona Chicken Nuget Hot 400 15 20500 307500

4 Yona Chicken Nuget Regular 400 15 20500 307500

5 Yona Sosis Sapi 6 pcs 180 50 9800 490000

6 Yona Sosis Sapi 15 pcs 450 20 20500 410000

7 Yona Baso Sapi 25 pcs 250 30 16700 501000

8 Yona Baso Sapi 50 pcs 500 20 29500 590000

9 Yona Sosis Ayam 6 pcs 180 50 10000 500000

10 Yona Sosis Ayam 15 pcs 450 30 20000 600000

No Merk Jenis Produk Varian (gram) Pack/box Rp/pack Rp/box

1 Pedan Chicken Nuget Hot 250 20 11000 220000

2 Pedan Chicken Nuget Regular 250 20 11000 220000

3 Pedan Chicken Nuget Hot 400 15 15000 225000

4 Pedan Chicken Nuget Regular 400 15 15000 225000

5 Pedan Chicken Sticky 250 20 11000 220000

6 Pedan Chicken Sticky 400 12 15000 180000

7 Pedan Sosis Sapi 6 pcs 150 50 7500 375000

8 Pedan Sosis Sapi 15 pcs 375 20 13500 270000

9 Pedan Baso Sapi 25 pcs 375 50 13700 685000

10 Pedan Baso Sapi 50 pcs 750 20 24500 490000

11 Pedan Sosis Ayam 6 pcs 150 50 6700 335000

12 Pedan Sosis Ayam 15 pcs 375 20 12500 250000

No Merk Jenis Produk Varian (gram) Pack/box Rp/pack Rp/box

1 Hemato Chicken Nuget Regular 500 12 13000 156000

2 Hemato Chicken Sticky 400 12 11000 132000

3 Hemato Sosis Sapi 6 pcs 375 27 11000 297000

4 Hemato Sosis Sapi 15 pcs 750 15 18800 282000

5 Hemato Sosis Ayam 6 pcs 375 27 10500 283500

6 Hemato Sosis Ayam 15 pcs 750 15 18200 273000

7 Hemato Beef Burger Ekonomis 225 40 7500 300000

Page 117: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Daftar harga untuk pembelian 1 - 2 box

No Merk Jenis Produk Varian (gram) Pack/box Rp/pack Rp/box

1 Dagsap Beef Bacon 100 50 12500 625000

2 Dagsap Beef Bacon 1000 10 97500 975000

No Merk Jenis Produk Varian (gram) Pack/box Rp/pack Rp/box

1 Yona Chicken Nuget Hot 250 20 15500 310000

2 Yona Chicken Nuget Regular 250 20 15500 310000

3 Yona Chicken Nuget Hot 400 15 21500 322500

4 Yona Chicken Nuget Regular 400 15 21500 322500

5 Yona Sosis Sapi 6 pcs 180 50 10800 540000

6 Yona Sosis Sapi 15 pcs 450 20 21500 430000

7 Yona Baso Sapi 25 pcs 250 30 17700 531000

8 Yona Baso Sapi 50 pcs 500 20 30500 610000

9 Yona Sosis Ayam 6 pcs 180 50 11000 550000

10 Yona Sosis Ayam 15 pcs 450 30 21000 630000

No Merk Jenis Produk Varian (gram) Pack/box Rp/pack Rp/box

1 Pedan Chicken Nuget Hot 250 20 12000 240000

2 Pedan Chicken Nuget Regular 250 20 12000 240000

3 Pedan Chicken Nuget Hot 400 15 16000 240000

4 Pedan Chicken Nuget Regular 400 15 16000 240000

5 Pedan Chicken Sticky 250 20 12000 240000

6 Pedan Chicken Sticky 400 12 16000 192000

7 Pedan Sosis Sapi 6 pcs 150 50 8500 425000

8 Pedan Sosis Sapi 15 pcs 375 20 14500 290000

9 Pedan Baso Sapi 25 pcs 375 50 14700 735000

10 Pedan Baso Sapi 50 pcs 750 20 25500 510000

11 Pedan Sosis Ayam 6 pcs 150 50 7700 385000

12 Pedan Sosis Ayam 15 pcs 375 20 13500 270000

No Merk Jenis Produk Varian (gram) Pack/box Rp/pack Rp/box

1 Hemato Chicken Nuget Regular 500 12 14000 168000

2 Hemato Chicken Sticky 400 12 12000 144000

3 Hemato Sosis Sapi 6 pcs 375 27 12000 324000

4 Hemato Sosis Sapi 15 pcs 750 15 19800 297000

5 Hemato Sosis Ayam 6 pcs 375 27 11500 310500

6 Hemato Sosis Ayam 15 pcs 750 15 19200 288000

7 Hemato Beef Burger Ekonomis 225 40 8500 340000

Daftar harga untuk pembelian eceran

No Merk Jenis Produk Varian (gram) Pack/box Rp/pack Rp/box

1 Dagsap Beef Bacon 100 50 13500 675000

2 Dagsap Beef Bacon 1000 10 100000 1000000

Page 118: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

No Merk Jenis Produk Varian (gram) Pack/box Rp/pack Rp/box

1 Yona Chicken Nuget Hot 250 20 16000 320000

2 Yona Chicken Nuget Regular 250 20 16000 320000

3 Yona Chicken Nuget Hot 400 15 22000 330000

4 Yona Chicken Nuget Regular 400 15 22000 330000

5 Yona Sosis Sapi 6 pcs 180 50 11300 565000

6 Yona Sosis Sapi 15 pcs 450 20 22000 440000

7 Yona Baso Sapi 25 pcs 250 30 18200 546000

8 Yona Baso Sapi 50 pcs 500 20 31000 620000

9 Yona Sosis Ayam 6 pcs 180 50 11500 575000

10 Yona Sosis Ayam 15 pcs 450 30 21500 645000

No Merk Jenis Produk Varian (gram) Pack/box Rp/pack Rp/box

1 Pedan Chicken Nuget Hot 250 20 12500 250000

2 Pedan Chicken Nuget Regular 250 20 12500 250000

3 Pedan Chicken Nuget Hot 400 15 16500 247500

4 Pedan Chicken Nuget Regular 400 15 16500 247500

5 Pedan Chicken Sticky 250 20 12500 250000

6 Pedan Chicken Sticky 400 12 16500 198000

7 Pedan Sosis Sapi 6 pcs 150 50 9000 450000

8 Pedan Sosis Sapi 15 pcs 375 20 15000 300000

9 Pedan Baso Sapi 25 pcs 375 50 15200 760000

10 Pedan Baso Sapi 50 pcs 750 20 26000 520000

11 Pedan Sosis Ayam 6 pcs 150 50 8200 410000

12 Pedan Sosis Ayam 15 pcs 375 20 14000 280000

No Merk Jenis Produk Varian (gram) Pack/box Rp/pack Rp/box

1 Hemato Chicken Nuget Regular 500 12 14500 174000

2 Hemato Chicken Sticky 400 12 12500 150000

3 Hemato Sosis Sapi 6 pcs 375 27 12500 337500

4 Hemato Sosis Sapi 15 pcs 750 15 20300 304500

5 Hemato Sosis Ayam 6 pcs 375 27 12000 324000

6 Hemato Sosis Ayam 15 pcs 750 15 19700 295500

7 Hemato Beef Burger Ekonomis 225 40 9000 360000

Daftar harga tertinggi di tangan konsumen

No Merk Jenis Produk Varian (gram) Pack/box Rp/pack Rp/box

1 Dagsap Beef Bacon 100 50 14500 725000

2 Dagsap Beef Bacon 1000 10 101000 1010000

No Merk Jenis Produk Varian (gram) Pack/box Rp/pack Rp/box

1 Yona Chicken Nuget Hot 250 20 16500 330000

2 Yona Chicken Nuget Regular 250 20 16500 330000

3 Yona Chicken Nuget Hot 400 15 22500 337500

4 Yona Chicken Nuget Regular 400 15 22500 337500

Page 119: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

No Merk Jenis Produk Varian (gram) Pack/box Rp/pack Rp/box

5 Yona Sosis Sapi 6 pcs 180 50 11800 590000

6 Yona Sosis Sapi 15 pcs 450 20 22500 450000

7 Yona Baso Sapi 25 pcs 250 30 18700 561000

8 Yona Baso Sapi 50 pcs 500 20 31500 630000

9 Yona Sosis Ayam 6 pcs 180 50 12000 600000

10 Yona Sosis Ayam 15 pcs 450 30 22000 660000

No Merk Jenis Produk Varian (gram) Pack/box Rp/pack Rp/box

1 Pedan Chicken Nuget Hot 250 20 13000 260000

2 Pedan Chicken Nuget Regular 250 20 13000 260000

3 Pedan Chicken Nuget Hot 400 15 17000 255000

4 Pedan Chicken Nuget Regular 400 15 17000 255000

5 Pedan Chicken Sticky 250 20 13000 260000

6 Pedan Chicken Sticky 400 12 17000 204000

7 Pedan Sosis Sapi 6 pcs 150 50 9500 475000

8 Pedan Sosis Sapi 15 pcs 375 20 15500 310000

9 Pedan Baso Sapi 25 pcs 375 50 15700 785000

10 Pedan Baso Sapi 50 pcs 750 20 26500 530000

11 Pedan Sosis Ayam 6 pcs 150 50 8700 435000

12 Pedan Sosis Ayam 15 pcs 375 20 14500 290000

No Merk Jenis Produk Varian (gram) Pack/box Rp/pack Rp/box

1 Hemato Chicken Nuget Regular 500 12 16000 192000

2 Hemato Chicken Sticky 400 12 14000 168000

3 Hemato Sosis Sapi 6 pcs 375 27 13000 351000

4 Hemato Sosis Sapi 15 pcs 750 15 20800 312000

5 Hemato Sosis Ayam 6 pcs 375 27 12500 337500

6 Hemato Sosis Ayam 15 pcs 750 15 20200 303000

7 Hemato Beef Burger Ekonomis 225 40 9500 380000

Page 120: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Lampiran 3. Grafik Pola Permintaan Bahan Baku

Bulan Xi Xi-X [Xi-X]2 Penjualan

Januari 5716 -1211.75 1468338.1 4588

Februari 8245 1317.25 1735147.6 7514

Maret 5862 -1065.75 1135823.1 5648

April 5944 -983.75 967764.06 6425

Mei 6398 -529.75 280635.06 5892

Juni 6451 -476.75 227290.56 5584

Juli 5925 -1002.75 1005507.6 5215

Agustus 6140 -787.75 620550.06 6472

September 8852 1924.25 3702738.1 7591

Oktober 7986 1058.25 1119893.1 7643

November 7471 543.25 295120.56 7079

Desember 8143 1215.25 1476832.6 7483

Total 83133 0 14035640 77134

Rata-rata (X) 6927.75 1169636.7 6427.833

Sumber: Data primer (diolah), 2010

Simpangan baku = √

=√

= 1.129,58

Batas atas = penjualan rata-rata + simpangan baku

= 6.427,83 + 1.129,58

= 7.557,41

Batas bawah = penjualan rata-rata – simpangan baku

= 6.427,83 - 1.129,58

= 5.298,25

14.035.640

11

n

∑[X1 – X]2

i=1

n - 1

Page 121: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Lampiran 4. Total Biaya Persediaan Bahan Baku PT. Dagsap Endura Eatore, Tahun 2009

No Bulan

Pembelian

(Kg)

Frekuensi

(kali)

Persediaan

Rata-rata

(Kg)

Biaya

Pembelian

(Rp)

Biaya

Pemesanan

(Rp)

Biaya

Penyimpanan

(Rp)

Total Biaya

Persediaan

(Rp)

1 Januari 5.716 3 7.039 205.776.000 525.000 376.586,5 206.677.586,5

2 Februari 8.245 4 7.968,5 296.820.000 700.000 426.314,75 297.946.314,8

3 Maret 5.862 5 8.441 211.032.000 875.000 451.593,5 212.358.593,5

4 April 5.944 5 8.307,5 213.984.000 875.000 444.451,25 215.303.451,3

5 Mei 6.398 6 8.320 230.328.000 1.050.000 445.120 231.823.120

6 Juni 6.451 5 9.006,5 232.236.000 875.000 481.847,75 233.592.847,8

7 Juli 5.925 6 9.795 213.300.000 1.050.000 524.032.5 214.874.032,5

8 Agustus 6.140 3 9.984 221.040.000 525.000 534.144 222.099.144

9 September 8.852 5 10.448,5 318.672.000 875.000 558.994,75 320.105.994,8

10 Oktober 7.986 3 11.250,5 287.496.000 525.000 601.901,75 288.622.901,8

11 November 7.471 6 11.618 268.956.000 1.050.000 621.563 270.627.563

12 Desember 8.143 6 12.144 293.148.000 1.050.000 649.704 294.847.704

Total 83.133 57 114.322,5 299.2788.000 9.975.000 6.116.253,75 3.008.879.254

Rata-rata 6.927,75 4,75 9.526,87 249.399.000 831.250 509.687,81 250.739.937,8

Sumber: Data primer, 2010 (diolah)

Page 122: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Lampiran 5. Perhitungan Persediaan Bahan Baku dengan Metode MRP Teknik LFL

Biaya pemesanan : 43 x 175.000 = 7.525.000

Biaya penyimpanan : 70.659 x 53,5 = 3.780.256,5

Biaya pembelian : 70.659 x 36.000 = 2.543.724.000

Biaya persediaan : 7.525.000 + 3.780.256,5 + 2.543.724.000 = 2.555.029.257

Persediaan awal: 6475 kg

Jenis Komponen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kebutuhan Kotor (Kg) 1147 1147 1147 1147 1878.5 1878.5 1878.5 1878.5 1412 1412 1412 1412

Persediaan ditangan (Kg) 5328 4181 3034 1887 8.5

Kebutuhan Bersih (Kg) 1870 1878.5 1878.5 1412 1412 1412 1412

Rencana Penerimaan Pesanan (Kg) 1870 1878.5 1878.5 1412 1412 1412 1316.5

Rencana Pelaksanaan Pesanan (Kg) 1870 1878.5 1878.5 1412 1412 1412 1412 1606.25

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Kebutuhan Kotor (Kg) 1606.25 1606.25 1606.25 1606.25 1473 1473 1473 1473 1396 1396 1396 1396

Persediaan ditangan (Kg)

Kebutuhan Bersih (Kg) 1606.25 1606.25 1606.25 1606.25 1473 1473 1473 1473 1396 1396 1396 1396

Rencana Penerimaan Pesanan (Kg) 1606.25 1606.25 1606.25 1606.25 1473 1473 1473 1473 1396 1396 1396 1396

Rencana Pelaksanaan Pesanan (Kg) 1606.25 1606.25 1606.25 1473 1473 1473 1473 1396 1396 1396 1396 1303.75

25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

Kebutuhan Kotor (Kg) 1303.75 1303.75 1303.75 1303.75 1618 1618 1618 1618 1897.75 1897.75 1897.75 1897.75

Persediaan ditangan (Kg)

Kebutuhan Bersih (Kg) 1303.75 1303.75 1303.75 1303.75 1618 1618 1618 1618 1897.75 1897.75 1897.75 1897.75

Rencana Penerimaan Pesanan (Kg) 1303.75 1303.75 1303.75 1303.75 1618 1618 1618 1618 1897.75 1897.75 1897.75 1897.75

Rencana Pelaksanaan Pesanan (Kg) 1303.75 1303.75 1303.75 1618 1618 1618 1618 1897.75 1897.75 1897.75 1897.75 1910.75

37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48

Kebutuhan Kotor (Kg) 1910.75 1910.75 1910.75 1910.75 1769.75 1769.75 1769.75 1769.75 1870.75 1870.75 1870.75 1870.75

Persediaan ditangan (Kg)

Kebutuhan Bersih (Kg) 1910.75 1910.75 1910.75 1910.75 1769.75 1769.75 1769.75 1769.75 1870.75 1870.75 1870.75 1870.75

Rencana Penerimaan Pesanan (Kg) 1910.75 1910.75 1910.75 1910.75 1769.75 1769.75 1769.75 1769.75 1870.75 1870.75 1870.75 1870.75

Rencana Pelaksanaan Pesanan (Kg) 1910.75 1910.75 1910.75 1769.75 1769.75 1769.75 1769.75 1870.75 1870.75 1870.75 1870.75

Page 123: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Lampiran 6. Perhitungan Teknik EOQ Bahan Baku Daging Sapi

Pemakaian Bahan Baku dalam setahun (D) sebanyak 77.134 kg

Biaya pemesanan per pesanan (S) sebesar Rp 175.000

Biaya penyimpanan per kg per periode (H) sebesar 53,5

EOQ = √

= 22.463,63 kg

2 x 77.134 x 175.000

53,5

Page 124: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Lampiran 7. Perhitungan Persediaan Bahan Baku dengan Metode MRP Teknik EOQ

Persediaan awal: 6475 kg EOQ = 5615.9 kg

Jenis Komponen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kebutuhan Kotor (Kg) 1147 1147 1147 1147 1878.5 1878.5 1878.5 1878.5 1412 1412 1412 1412

Persediaan ditangan (Kg) 5328 4181 3034 1887 8.5 3745.9 1867.4 5604.8 4192.8 2780.8 1368.8 5572.7

Kebutuhan Bersih (Kg) 1870 11.1 43.2

Rencana Penerimaan Pesanan (Kg) 5615.9 5615.9 5615.9

Rencana Pelaksanaan Pesanan (Kg) 5615.9 5615.9 5615.9

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Kebutuhan Kotor (Kg) 1606.25 1606.25 1606.25 1606.25 1473 1473 1473 1473 1396 1396 1396 1396

Persediaan ditangan (Kg) 3966.45 2360.2 753.95 4763.6 3290.6 1817.6 344.6 4487.5 3091.5 1695.5 299.5 4519.4

Kebutuhan Bersih (Kg) 852.3 1128.4 1096.5

Rencana Penerimaan Pesanan (Kg) 5615.9 5615.9 5615.9

Rencana Pelaksanaan Pesanan (Kg) 5615.9 5615.9 5615.9

25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

Kebutuhan Kotor (Kg) 1303.75 1303.75 1303.75 1303.75 1618 1618 1618 1618 1897.75 1897.75 1897.75 1897.75

Persediaan ditangan (Kg) 3215.65 1911.9 608.15 4920.3 3302.3 1684.3 66.3 4064.2 2166.45 268.7 3986.85 2089.1

Kebutuhan Bersih (Kg) 695.6 1551.7 1629.05

Rencana Penerimaan Pesanan (Kg) 5615.9 5615.9 5615.9

Rencana Pelaksanaan Pesanan (Kg) 5615.9 5615.9 5615.9

37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48

Kebutuhan Kotor (Kg) 1910.75 1910.75 1910.75 1910.75 1769.75 1769.75 1769.75 1769.75 1870.75 1870.75 1870.75 1870.75

Persediaan ditangan (Kg) 178.35 3883.5 1972.75 62 3908.15 2138.4 368.65 4214.8 2344.05 473.3 4218.45 2347.7

Kebutuhan Bersih (Kg) 1732.4 1707.75 1401.1 1397.45

Rencana Penerimaan Pesanan (Kg) 5615.9 5615.9 5615.9 5615.9

Rencana Pelaksanaan Pesanan (Kg) 5615.9 5615.9 5615.9 5615.9

Biaya pemesanan : 13 x 175.000 = 2.275.000

Biaya penyimpanan : 73.006,7 x 53,5 = 3.905.858,4

Biaya pembelian : 73.006,6 x 36.000 = 2.628.241.200

Biaya persediaan : 2.275.000 + 3.905.858,4 + 2.628.241.200 = 2.634.422.058

Page 125: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Lampiran 8. Perhitungan Metode POQ Bahan Baku Daging Sapi

EOQ Dagings sapi sebanyak 22.463,63 kg

Permintaan rata-rata 6.427,8 kg

Jumlah pesanan = 22.463,63

6.427,8

= 3,5

= 4 periode

Page 126: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Lampiran 9. Perhitungan Persediaan Bahan Baku dengan Metode MRP Teknik POQ

Persediaan awal: 6475 kg POQ = 4 Periode

Jenis Komponen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kebutuhan Kotor (Kg) 1147 1147 1147 1147 1878.5 1878.5 1878.5 1878.5 1412 1412 1412 1412

Persediaan ditangan (Kg) 5328 4181 3034 1887 8.5 5177.5 3299 1420.5 8.5 4438.75 3026.75 1614.75

Kebutuhan Bersih (Kg) 1870 1403.5

Rencana Penerimaan Pesanan (Kg) 7047.5 5842.25

Rencana Pelaksanaan Pesanan (Kg) 7047.5 5842.25

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Kebutuhan Kotor (Kg) 1606.25 1606.25 1606.25 1606.25 1473 1473 1473 1473 1396 1396 1396 1396

Persediaan ditangan (Kg) 8.5 4694 3087.75 1481.5 8.5 4350.5 2877.5 1404.5 8.5 4104.25 2708.25 1312.25

Kebutuhan Bersih (Kg) 1597.75 1464.5 1387.5

Rencana Penerimaan Pesanan (Kg) 6291.75 5815 5491.75

Rencana Pelaksanaan Pesanan (Kg) 6291.75 5815 5491.75

25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

Kebutuhan Kotor (Kg) 1303.75 1303.75 1303.75 1303.75 1618 1618 1618 1618 1897.75 1897.75 1897.75 1897.75

Persediaan ditangan (Kg) 8.5 4234 2930.25 1626.5 8.5 5142.25 3524.25 1906.25 8.5 5714.75 3817 1919.25

Kebutuhan Bersih (Kg) 1295.25 1609.5 1889.25

Rencana Penerimaan Pesanan (Kg) 5529.25 6751.75 7604

Rencana Pelaksanaan Pesanan (Kg) 5529.25 6751.75 7604

37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48

Kebutuhan Kotor (Kg) 1910.75 1910.75 1910.75 1910.75 1769.75 1769.75 1769.75 1769.75 1870.75 1870.75 1870.75 1870.75

Persediaan ditangan (Kg) 8.5 5599.75 3689 1778.25 8.5 5418.75 3649 1879.25 8.5 3750 1879.25 8.5

Kebutuhan Bersih (Kg) 1902.25 1761.25 1862.25

Rencana Penerimaan Pesanan (Kg) 7502 7180 5612.25

Rencana Pelaksanaan Pesanan (Kg) 7502 7180 5612.25

Biaya pemesanan : 11 x 175.000 = 1.925.000

Biaya penyimpanan : 70.667,5 x 53,5 = 3.780.711,25

Biaya pemelian : 70.667, 5 x 36.000 = 2.544.030.000

Biaya persediaan : 1.925.000 + 3.780.711,25 + 2.544.030.000 = 2.549.735.711

Page 127: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Lampiran 10. Penggabungan Periode Teknik PPB

Biaya pemesanan per pesanan sebesar Rp 175.000

Biaya penyimpanan per periode sebesar 53,5

Nilai EEP = 175.500 = 3.271,02

53,5

Periode

Penggabungan

Jumlah

Pesanan

Kebutuhan

(kg)

Lama

Penyimpanan

Periode

Bagian

Akumulasi

Periode

1 6475 1147 0 0 0

1,2 1147 1 1147 1147

1,2,3 1147 2 2294 3441

1,2,3,4 1147 3 3441 6882

5 3757 1878.5 0 0 0

5,6 1878.5 1 1878.5 1878.5

7 3290.5 1878.5 0 0 0

7,8 1878.5 1 1878.5 1878.5

9 2824 1412 0 0 0

9,10 1412 1 1412 1412

11 3018.25 1412 0 0 0

11,12 1412 1 1412 1412

13 3212.5 1606.25 0 0 0

13,14 1606.25 1 1606.25 1606.25

15 3079.25 1606.25 0 0 0

15,16 1606.25 1 1606.25 1606.25

17 2946 1473 0 0 0

17,18 1473 1 1473 1473

19 2869 1473 0 0 0

19,20 1473 1 1473 1473

21 4188 1396 0 0 0

21,22 1396 1 1396 1396

21,22,23 1396 2 2792 4188

24 3911.25 1396 0 0 0

24,25 1303.75 1 1303.75 1303.75

24,25,26 1303.75 2 2607.5 3911.25

27 2921.75 1303.75 0 0 0

27,28 1303.75 1 1303.75 1303.75

29 3236 1618 0 0 0

29,30 1618 1 1618 1618

31 3515.75 1618 0 0 0

31,32 1618 1 1618 1618

33 3795.5 1897.75 0 0 0

33,34 1897.75 1 1897.75 1897.75

Page 128: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Periode

Penggabungan

Jumlah

Pesanan

Kebutuhan

(kg)

Lama

Penyimpanan

Periode

Bagian

Akumulasi

Periode

35 3808.5 1897.75 0 0 0

35,36 1897.75 1 1897.75 1897.75

37 3821.5 1910.75 0 0 0

37,38 1910.75 1 1910.75 1910.75

39 3680.5 1910.75 0 0 0

39,40 1910.75 1 1910.75 1910.75

41 3539.5 1769.75 0 0 0

41,42 1769.75 1 1769.75 1769.75

43 3640.5 1769.75 0 0 0

43,44 1769.75 1 1769.75 1769.75

45 3741.5 1870.75 0 0 0

45,46 1870.75 1 1870.75 1870.75

47 1870.75 1870.75 0 0 0

47,48 1870.75 1 1870.75 1870.75

Page 129: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Lampiran 11. Perhitungan Persediaan Bahan Baku dengan Metode MRP Teknik PPB

Persediaan awal: 6475 kg POQ = 3271.02 kg

Jenis Komponen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kebutuhan Kotor (Kg) 1147 1147 1147 1147 1878.5 1878.5 1878.5 1878.5 1412 1412 1412 1412

Persediaan ditangan (Kg) 5328 4181 3034 1887 8.5 1887 8.5 1420.5 8.5 1420.5 8.5 1614.75

Kebutuhan Bersih (Kg) 1870 1870 1403.5 1403.5

Rencana Penerimaan Pesanan (Kg) 3757 3290.5 2824 3018.25

Rencana Pelaksanaan Pesanan (Kg) 3757 3290.5 2824 3018.25

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Kebutuhan Kotor (Kg) 1606.25 1606.25 1606.25 1606.25 1473 1473 1473 1473 1396 1396 1396 1396

Persediaan ditangan (Kg) 8.5 1614.75 8.5 1481.5 8.5 1481.5 8.5 1404.5 8.5 2800.5 1404.5 8.5

Kebutuhan Bersih (Kg) 1597.75 1597.75 1464.5 1464.5 1387.5

Rencana Penerimaan Pesanan (Kg) 3212.5 3079.25 2946 2869 4188

Rencana Pelaksanaan Pesanan (Kg) 3212.5 3079.25 2946 2869 4188 3911.25

25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

Kebutuhan Kotor (Kg) 1303.75 1303.75 1303.75 1303.75 1618 1618 1618 1618 1897.75 1897.75 1897.75 1897.75

Persediaan ditangan (Kg) 2616 1312.25 8.5 1626.5 8.5 1626.5 8.5 1906.25 8.5 1906.25 8.5 1919.25

Kebutuhan Bersih (Kg) 1295.25 1295.25 1609.5 1609.5 1889.25 1889.25

Rencana Penerimaan Pesanan (Kg) 3911.25 2921.75 3236 3515.75 3795.5 3808.5

Rencana Pelaksanaan Pesanan (Kg) 2921.75 3236 3515.75 3795.5 3808.5

37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48

Kebutuhan Kotor (Kg) 1910.75 1910.75 1910.75 1910.75 1769.75 1769.75 1769.75 1769.75 1870.75 1870.75 1870.75 1870.75

Persediaan ditangan (Kg) 8.5 1919.25 8.5 1778.25 8.5 1778.25 8.5 1879.25 8.5 1879.25 8.5 8.5

Kebutuhan Bersih (Kg) 1902.25 1902.25 1761.25 1761.25 1862.25 1862.25

Rencana Penerimaan Pesanan (Kg) 3821.5 3680.5 3539.5 3640.5 3741.5 1870.75

Rencana Pelaksanaan Pesanan (Kg) 3821.5 3680.5 3539.5 3640.5 3741.5 1870.75

Biaya pemesanan : 21 x 175.000 = 3.675.000

Biaya penyimpanan : 70.667,5 x 53,5 = 3.780.711,3

Biaya pembelian : 70.667,5 x 36.000 = 2.544.030.000

Biaya persediaan : 3.675.000 + 3.780.711 + 2.544.030.000 = 2.551.485.711

Page 130: ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN...bahan baku dilakukan dengan meramalkan target penjualan selama satu tahun ke depan kemudian di konversi menjadi periode bulanan. Pemesanan bahan

Lampiran 12. Penghematan Biaya Persediaan Bahan Baku dengan metode MRP Teknik LFL, EOQ, POQ dan PPB

N

o

M

eto

de Frek Kuantitas Biaya Pemesanan Biaya Penyimpanan Biaya Pembelian Biaya Persediaan

(kali) (kg) (Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%)

1. LFL 14 12.474 2.450.000 24.56 2.335.897,2 38.19 449.064.000 15.00 453.849.897,2 15.08

2. EOQ 44 10.126,3 7.700.000 77.19 2.210.295,2 36.13 364.546.800 12.18 374.457.095,3 12.44

3. POQ 46 12.465,5 8.050.000 80.70 2.335.442,4 38.18 448.758.000 14.99 459.143.442,4 15.25

4. PPB 36 12.465.5 6.300.000 63.15 2.335.442,4 38.18 448.758.000 14.99 457.393.442,4 15.20

Sumber: Data Primer, 2010 (diolah)