analisis pengaruh tingkat pengetahuan, aksesibilitas, dan …

17
ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS, DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MINAT MENABUNG DI BANK UMUM SYARIAH (STUDI KASUS MAHASISWA ILMU EKONOMI ANGKATAN 2015 2018 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNVERSITAS BRAWIJAYA) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Mohammad Irsyad Tarmidzi 155020501111041 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019

Upload: others

Post on 29-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS, DAN …

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS,

DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MINAT MENABUNG DI

BANK UMUM SYARIAH

(STUDI KASUS MAHASISWA ILMU EKONOMI ANGKATAN 2015 – 2018

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNVERSITAS BRAWIJAYA)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Mohammad Irsyad Tarmidzi

155020501111041

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019

Page 2: ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS, DAN …

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan judul :

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS,

DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MINAT MENABUNG DI

BANK UMUM SYARIAH

(STUDI KASUS MAHASISWA ILMU EKONOMI ANGKATAN 2015 – 2018

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNVERSITAS BRAWIJAYA)

Yang disusun oleh :

Nama : Mohammad Irsyad Tarmidzi

NIM : 155020501111041

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang

dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 1 Juli 2019

Malang, 9 Juli 2019

Dosen Pembimbing,

Prof. Dr. M. Pudjihardjo, SE., MS.

NIP. 195204151974121001

Page 3: ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS, DAN …

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS,

DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MINAT MENABUNG DI

BANK UMUM SYARIAH

(STUDI KASUS MAHASISWA ILMU EKONOMI ANGKATAN 2015 – 2018

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNVERSITAS BRAWIJAYA)

Mohammad Irsyad Tarmidzi

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengetahuan, Aksesibilitas, Lingkungan

Keluarga.terhadap minat menabung mahasiswa di bank umum syariah. Penelitian ini menggunakan

sampel 93 responden mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya Malang. Data yang dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan skala

likert. Data diuji menggunakan uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan IBM

SPSS 24.0. Dan untuk mengetahui pengaruh Pengetahuan, Aksesibilitas, Lingkungan Keluarga.

terhadap minat menabung di bank umum syariah digunakan analisis regresi linier berganda dengan

dibantu alat uji IBM SPSS 24.0. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel

Pengetahuan, Aksesibilitas, mahasiswa memberikan pengaruh terhadap minat menabung mahasiswa

di bank umum syariah dan variable lingkungan tidak memberikan pengaruh terhadap minat

menabung di bank umum syariah. Hasil uji F (simultan) menunjukkan bahwa variabel

Pengetahuan, Aksesibilitas, Lingkungan Keluarga secara bersama-sama mempengaruhi minat

menabung mahasiswa di bank umum syariah. Hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa masing-

masing variabel yaitu Pengetahuan dan Aksesibilitas memberikan pengaruh yang positif terhadap

minat menabung mahasiswa di bank umum syariah dan Variabel Lingkungan keluarga tidak

berpengaruh positif terhadap minat menabung di bank umum syariah.

Kata Kunci: Bank Umum Syariah, Minat Menabung, Pengetahuan, Aksesibilitas, Lingkungan

Keluarga.

A. PENDAHULUAN

Menurut UU No. 21 Tahun 2008 perbankan syariah adalah perbankan yang menerapkan

sebagian prinsip ekonomi Islam. Bagian dari prinsip ekonomi Islam yang diterapkan oleh perbankan

syariah adalah larangan adanya riba dalam berbagai bentuk. Hal ini sejalan dengan firman Allah

SWT yang tercantum dalam Q.S. Al-Baqarah (2:275). Penggalan ayat tersebut menyebutkan bahwa,

“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. Tindakan yang dilakukan perbankan

syariah untuk merealisasikan larangan riba yaitu dengan memberikan layanan bebas bunga kepada

seluruh nasabahnya. Pembayaran dan penarikan bunga dilarang dalam semua bentu transaksi. Hal

ini karena bunga bank mempunyai sifat seperti riba. Berkenaan dengan hukum bunga bank, Majelis

Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa No. 1 Tahun 2004 tentang hal tersebut.

Dalam fatwa yang dikeluarkan pada tanggal 24 Januari 2004 di Jakarta tersebut, MUI

memutuskan bahwa praktek pembungaan yang dilakukan oleh Bank, Asuransi, Pasar Modal,

Pegadaian, Koperasi, dan lembaga keuangan lainnya, hukumnya adalah haram. Fatwa MUI No.1

Tahun 2004 tentang keharaman bunga dalam lembaga keuangan menjadi salah satu faktor

pendorong berkembangnya bank syariah di Indonesia. Adanya fatwa MUI tersebut memotivasi

berbagai pihak untuk mendirikan perbankan syariah. Hal itu dapat terjadi karena prospek lembaga

keuangan syariah dinilai sangat menjanjikan dilihat dari animo masyarakat Indonesia

Page 4: ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS, DAN …

Perbankan syariah berkembang dengan sangat pesat, sesuai dengan analisa Ahmad (dalam

Antonio, 2001) laporan International Association of Islamic Bank, hingga akhir 1999 tercatat lebih

dari 200 lembaga keuangan Islam yang beroperasi di seluruh dunia baik Negara-negara berpenduduk

muslim maupun di Eropa, Australia dan Amerika.

kondisi perbankan diindonesia di triwulan pertama 2018 dalam posisi yang baik, dengan

demikian, regulator yakin perbankan pada tahun ini bisa mendukung pemerintah dalam mewujudkan

pertumbuhan ekonomi. Hal ini tercermin dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy

Ratio/CAR) ang sebesar 22,67%. Kredit tumbuh menjadi 8,54% pada Maret 2018, setelah

sebelumnya sebesar 8,22% pada Februari 2018. Perbankan syariah pada posisi Juni 2018

menunjukkan pertumbuhan yang positif dan intermediasi yang membaik dengan peningkatan aset,

pembiayaan yang disalurkan (PYD), dan dana pihak ketiga (DPK) yang lebih tinggi dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya.

Kinerja bank syariah pada Juni 2018 secara umum membaik dibandingkan akhir tahun 2017

yang ditunjukkan oleh rasio keuangan utama, baikdari sisilikuiditas, efisiensi, rentabilitas, maupun

permodalan, yang menunjukkan perbaikan. Jumlah nasabah simpanan perbankan syariah terus

tumbuh hingga menembus 23,18 juta pada akhir Agustus 2018. Jumlah nasabah tersebut tumbuh

13% dibandingkan setahun lalu yang tercatat 20,48 juta. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan,

jumlah nasabah pembiayaan menembus 4,78 juta, yang merupakan rekor tertinggi selama industri

perbankan syariah berdiri di Indonesia. Jumlah nasabah pembiayaan tumbuh 11,58% dari setahun

sebelumnya. Adapun rekor tertinggi untuk nasabah simpanan perbankan syariah terjadi pada Juli

2018 yang mencapai 23,22 juta nasabah

Masalah utama yang dihadapi lembaga keuangan syariah ini adalah bagaimana perusahaan

menarik pelanggan dan mempertahankannya agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka diperlukan strategi pemasaran yang tepat. Karena

pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam setiap kegiatan yang berhubungan langsung

dengan kebutuhan konsumen. Agar pemasaran sesuai sasaran maka pemasar harus memperhatikan

perilaku konsumen dengan baik, seperti penciptaan produk, penentuan sasaran dan promosi yang

tepat.

B. TINJAUAN PUSTAKA

PERILAKU KONSUMEN

Kebutuhan dan keinginan konsumen sangat bervariasi dan dapat berubah-ubah karena adanya

faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Ada beberapa pengertian

perilaku konsumen yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah menurut mangkunegara

(2002): “perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau

organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan,

menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan”. Menurut

winardi dalam sumarwan (2003) definisi perilaku konsumen adalah : “perilaku yang ditujukan oleh

orang-orang dalam merencanakan, membeli dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa”.

Dari definisi di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa perilaku konsumen adalah

sejumlah tindakan-tindakan nyata individu (Konsumen) yang dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

dan eksternal yang mengarahkan mereka untuk menilai, memilih, mendapatkan dan menggunakan

barang dan jasa yang diinginkannya. Perilaku konsumen adalah cara individu untuk mengkonsumsi

suatu barang atau jasa dengan tujuan memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.

Menurut Amirullah (2002) studi tentang perilaku konsumen dipelajari karena ada dua alasan

utama yaitu, perilaku konsumen sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena perilaku

konsumen dapat berubah-ubah, dan perilaku konsumen penting dalam mengambil sebuah

keputusan. Proses pengambilan keputusan konsumen sangat terkait dengan masalah kejiwaan dan

faktor eksternal. Dengan memahami perilaku konsumen, pemasar akan mudah untuk

menggambarkan bagaimana proses keputusan itu dibuat.

Page 5: ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS, DAN …

Dalam Islam, teori perilaku konsumsi tidak hanya dibatasi dengan kepuasan saja. Dalam

pengertiannya tingkat kepuasan itu juga harus terpenuhi dari kebutuhan fisik maupun spiritual.

Batasan spiritual setiap individu dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup,

kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan. Islam sangat memperhatikan nilai-nilai keseimbangan

dari segi fisik maupun non fisik dalam memenuhi kebutuhan umatnya. Nilai-nilai tersebut harus

berdasarkan pada prinsip syariah. Kepuasan konsumsi seorang Muslim bukan hanya dilihat dari

tingkat kepuasannya akan tetapi juga nilai Islami yang di dapat dari barang yang ia konsumsi.

Perilaku konsumen terdiri dari aktivitas yang melibatkan orang-orang sewaktu mereka

menyeleksi, membeli, dan menggunakan produk-produk serta jasa-jasa, sehingga hal tersebut

memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan keinginankeinginan mereka (Winardi, 1991). Faktor-faktor

yang mempengaruhi konsumen dalam memutuskan pembelian terdiri dari faktor internal dan

eksternal. Contoh faktor internal adalah keinginan seseorang yang timbul dengan sendirinya.

Sedangkan contoh faktor eksternal adalah informasi seseorang dari lingkungan sekitar. Sedangkan

Mowen dan Michael (2002) menyatakan beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen

yaitu:

1) Faktor Budaya

Budaya adalah faktor mendasar dalam pembentukan norma-norma yang dimiliki seseorang yang

kemudian membentuk dan mendorong keinginan dan perilaku seseorang menjadi seorang

konsumen. Budaya meliputi hal-hal yang dipelajari dari keluarga, tetangga, teman, guru dan tokoh-

tokoh masyarakat.

2) Faktor Sosial

Faktor sosial merupakan faktor faktor yang memepengaruhi individu atau seseorang dilingkungan

sosial seperti kelompok acuan, keluarga, dan peran dan status.

3) Faktor pridadi

Faktor pridadi adalah keputusan seseorang yang berada di dalam diri mereka sendiri, dan

dipengaruhi oleh beberapa karakteristik pribadi yang terdiri dari usia dan tahap siklus hidup, gaya

hidup, dan kepribadian atau konsep diri.

4) Faktor Psikologis

Seseorang yang akan menetukan keputusan dalam pemilihan pembelian akan dipengaruhi berbagai

faktor psikologis seperti motivasi, persepsi, dan pembelajaran.

b. Minat Menabung

Dalam kamus besar bahasa indonesia minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu

gairah atau keinginan. Minat merupakan kecenderungan seseorang untuk memilih aktivitas di antara

aktivitas lainnya. Sedangkan minat beli adalah bagian dari komponen perilaku konsumen dalam

sikap konsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-

benar dilaksanakan (Kinner dan Taylor, 1995). Beberapa tahapan minat yaitu: Informasi yang jelas

sebelum memilih, dan pertimbangan yang matang sebelum memilih dan keputusan memilih. Crow

2001 dalam (Ro’uf 2011) berpendapat ada tiga faktor yang mempengaruhi timbulnya minat, yaitu:

1) Faktor dorongan dari dalam

Faktor dorongan dari dalam adalah salah satu faktor yang mempengaruhi minat seseorang yang

artinya mengarah pada kebutuhan kebutuhan yang muncul dari dalam individu seseorang.

2) Faktor motif sosial

Page 6: ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS, DAN …

Faktor kedua ini yakni faktor motif sosial yang artinya mengarah pada penyesuaian diri dengan

lingkungan agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungan nya atau aktivitas untuk memenuhi

kebutuhan sosia setiap individu seperti bekerja.

3) Faktor emosional atau perasaan

Faktor emosional atau perasaan ini dimana minat yang erat berhubungan dengan perasaaan atau

emosi individu, keberhasilan dalam beraktivitas yang didorong oleh minat yang akan membawa dan

menghasilkan rasa senang dan memperkuat minat yang sudah ada.

Perilaku konsumen adalah sebuah proses dan perilaku ketika seseorang berhubungan dengan

sebuah pencarian, pemilihan, penggunaan, pembelian, serta pengevaluasian sebuah produk atau jasa

tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan seseorang. Ada banyak pilihan barang maupun

jasa yang ditawarkan, akan tetapi perilaku inilah yang membedakan masing-masin individu.

Perilaku konsumen ini sendiri adalah hal yang paling mendasar bagi seorang konsumen dalam

membuat keputusan pembelian. Dengan berbagai sumber daya (resources) yang dimiliki membuat

konsumen belajar bagaimana memilih diantara berbagai macam pilihan yang ada, hal inilah yang

disebut dengan teori perilaku konsumen.

Adapun teori perilaku konsumen dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan Marginal Utility

Teori ini menjelaskan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal atau alat ukur lainnya

sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau kilogram atau dapat diukur dengan uang.

Teori ini juga mengatakan bahwa semakin banyak suau barang yang dikonsumsi, maka tambahan

kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang di konsumsi akan

menurun (Hukum Gossen).

b. Pendekatan Indifference Curve

Kurva indiferend adalah kurva yang menunjukan berbagai kombinasi konsumsi dua macam

barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Dalam menjelaskan

tentang perilaku konsumen, kita bersandar pada dasar pemikiran pokok bahwa orang cenderung

memilih barang dan jasa yang nilainya paling tinggi. Konsumen selalu bertujuan untuk mendapatkan

kepuasan (utility) dalam kegiatan mengkonsumsi suatau barang atau jasa. Utilitas sendiri adalah

kepuasan, yang dimaksud disini adalah kesenangan atau kegunaan subjektif yang dirasakan oleh

seseorang dari mengkonsumsi barang atau jasa. Tidak mungkin seseorang mengkonsumsi suatu

barang atau jasa tanpa mengharapkan tujuan di dalamnya, salah satunya adalah memenuhi

kebutuhan atau untuk mencapai suatu kepuasan tertentu. Setiap individu mempunyai tolak ukur akan

kepuasan yang berbeda, dikarenakan setiap individu mempunyai hasil pendapatan atau selera

konsumen yang berbeda

Teori Perilaku Konsumen Dalam Islam

Ekonomi Islam bukan hanya berbicara mengenai pemuasan materi yang bersifat fisik tapi

juga tentang pemuasan materi yang bersifat abstrak, yang berkaitan dengan manusia sebagai

khalifah dan hamba Allah SWT. Dalam Islam terdapat perbedaan yang cukup mendasar dalam

berkonsumsi dibandingkan dengan konvensional. Sumber utama ekonomi Islam yaitu Al-Quran dan

Hadist serta tujuan utama untuk tercapainya kepuasan yakni lahir dan bathin.

Menurut Karim (2016) Konsep Islam sangat penting sehingga dibutuhkan adanya

pembagian jenis barang atau jasa antara yang halal dan haram. Oleh karena itu sangat penting untuk

menggambarkannya dalam utility function. Utility Function untuk dua barang yang salah satunya

tidak disukai digambarkan dengan utility function yang terbalik. Bagi konsumen, semakin ke kanan

atas utility function semakin baik. Semakin sedikit barang yang tidak disukai maka akan

Page 7: ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS, DAN …

memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Dalam hal ini barang atau jasa yang haram dianggap

sebagai barang atau jasa yang tidak disukai.

Adapun pendapat Karim ini berbeda dengan yang telah disebutkan di AlQuran bahwa

barang haram adalah barang yang ketika dikonsumsi menimbulkan dosa pada orang yang

menggunakannya, bukan hanya barang yang tidak disukai. Dan di dalam Al-Quran dan Hadist juga

dijelaskan bahwa manusia tidak boleh berkonsumsi secara berlebih-lebihan serta ketika lapar

berhenti sebelum kenyang. Hal ini menunjukkan bahwa jelas adanya perbedaan kebutuhan dan

keinginan,manusia harus mementingkan kebutuhannya dahulu baru keinginannya.

Perilaku Konsumen Dalam Islam

Dalam Islam, teori perilaku konsumsi tidak hanya dibatasi dengan kepuasan saja. Dalam

pengertiannya tingkat kepuasan itu juga harus terpenuhi dari kebutuhan fisik maupun spiritual.

Artinya adalah sebagai bentuk penerapan nilai-nilai positif akan kecerdasan jiwa untuk

mengembangkan diri seseorang. Batasan spiritual setiap individu dipengaruhi oleh budaya,

perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan. Spiritual juga

memberikan suatu perasaan yang berhubungan dengan intrapersonal (hubungan antara diri sendiri),

interpersonal (hubungan antara orang lain dengan lingkungan)dan transpersonal (hubungan yang

tidak dapat dilihat yaitu suatu hubungan dengan keTuhanan yang merupakan kekuatan tertinggi).

Islam sangat memperhatikan nilai-nilai keseimbangan dari segi fisik maupun non fisik

dalam memenuhi kebutuhan umatnya. Nilai-nilai tersebut harus berdasarkan pada prinsip syariah.

Seorang Muslim untuk mencapai kepuasan harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu barang

yang dikonsumsi adalah halal, baik secara zatnya maupun cara memperolehnya, tidak bersikap israf

(royal) dan tabzir (sia-sia). Oleh karena itu, kepuasan konsumsi seorang Muslim bukan hanya dilihat

dari tingkat kepuasannya akan tetapi juga nilai Islami yang di dapat dari barang yang ia konsumsi.

Kepuasan merupakan tujuan hukum syara’ yang paling utama dan itu merupakan makna yang lebih

luas dari sekedar utility atau kepuasan dalam terminologi ekonomi konvensional. Kepuasan adalah

sifat atau kemampuan barang dan jasa yang mendukung elemen-elemen dan tujuan dasar dari

kehidupan manusia di muka bumi ini (Khan dan Ghifari, 1992). Ada lima elemen dasar menurut

beliau, yakni: kehidupan atau jiwa (al-nafs), property atau harta benda (al-mal), keyakinan (al-din),

intelektual (al-aql), dan keluarga atau keturunan (al-nasl).

Pengertian Minat Dan Faktor yang mempengaruhi Minat Menabung

Dalam kamus besar bahasa indonesia minat adalah kecenderungan hati yang tinggi

terhadap suatu gairah atau keinginan. Minat merupakan kecenderungan seseorang untuk memilih

aktivitas di antara aktivitas lainnya. Minat digambarkan sebagai situasi seseorang sebelum

melakukan tindakan, yang dapat dijasikan dasar untuk memprediksi perilaku tindakan tersebut.

Minat berarti dorongan atau penggerak. Sedangkan minat beli adalah bagian dari komponen perilaku

konsumen dalam sikap konsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan

membeli benar-benar dilaksanakan (Kinner dan Taylor, 1995).

Ada beberapa tahapan minat yaitu: Informasi yang jelas sebelum memilih, pertimbangan

yang matang sebelum memilih dan keputusan memilih. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa

minat adalah dorongan yang kuat bagi seseorang untuk melakukan sesuatu dalam mewujudkan

pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya. Minat yang besar terhadap sesuatu

merupakan modal yang besar untuk mewujudkan dan membangkitkan semangat sesorang untuk

melakukan tindakan yang diminati dalam hal ini minat seorang masyarakat pada perbankan syariah.

Minat bukan istilah yang populer karena ketergantungan pada faktor-faktor internal seperti

pemusat perhatian, keingintahuan, moivasi dan kebutuhan. Rangsangan yang diberikan oleh bank

ntuk menarik minat menabung masyarakat terbatas pada rangsangan yang hasilnya dapat dirasakan

langsung oleh masyarakat. Nasabah saat ini lebih berhati-hati sebelum memutuskan bank manakah

yang akan dipilihnya sebagai tempat menginvestasikan dananya. Penilaian masyarakat terhadap

Page 8: ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS, DAN …

bank tidak hanya terpaku pada masalah kuantitas seperti bunga bank, tetapi sudah berkembang pada

persoalan kualitas, baik mengenai produk bank maupun pelayanannya. Menurut Crow 2001 dalam

(Ro’uf 2011) berpendapat ada tiga faktor yang mempengaruhi timbulnya minat

Menabung Dalam Islam

Menurut KBBI menabung adalah aktivitas menyimpan uang. Menabung bisa dilakukan

oleh siapa saja. Aktivitas menabung sudah dikenal sejak dulu, hal ini menjadi tanda bahwa

menabung merupakan salah satu budaya Indonesia. Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh

agama, karena dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan

perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapai hal-hal yang tidak diinginkan,

dalam ayat al-Quran terdapat ayat-ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum

muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara lebih baik yaitu:

تح ال ا هن ار ل ه ف يه م ا ن اب ت رج م ي ن ت ه اب ه دويأ أ مكدح أ ن ت ك ون ل ه ج ةن م ن ن خ يل و نعأ و صأ

ذ ي لك الث رم ات ل اب ه إ ا صع ار ف يه ن ار ف اح تقرت ك ك كفت ون رب كال و هل ذ ي ر ة ض فع اء ف صأ ر

ب ي ن الل ه ل مك ال اتي ل مكلع ت

“Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang

mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan,

kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-

kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah

menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya” (QS. Al Baqarah:266)

Ayat tersebut memerintahkan untuk bersiap-siap dan mengantisipasi masa depan

keturunan, baik secara rohani maupun secara ekonomis harus dipikirkan langkah-langkah

perencanaannya. Salah satu langkah perencanaannya adalah dengan menabung. Salah satunya

dengan menabung di perbankan syariah dengan adanya simpanan pihak ketiga kepada bank yang

penariknya dapat dilakukan menurut syarat-syarat yang ditentukan antara bank dengan nasabah.

Faktor Menabung dalam Konsep Dalam Islam

Alokasi anggaran konsumsi seorang muslim akan mempengaruhi keputusannya dalam

menabung dan investasi. Seseorang biasanya akan menabung sebagian dari pendapatannya dengan

beragam motif yaitu:

1. Untuk berjaga-jaga terhadap ketidakpastian masa depan.

2. Untuk persiapan pembelian suatu barang konsumsi dimasa depan.

3. Untuk mengakumulasikan kekayaannya.

Secara umum perilaku menabung setiap orang ditentukan oleh dua faktor keputusan

penting. Pertama adalah merujuk pada seberapa besar pendapatan riil yang diterima akan

dimanfaatkan untuk keperluan konsumsi. Kedua adalah merujuk pada seberapa besar pendapat riil

yang diterima akan disisihkan untuk menabung (Muhlis, 2011). Analisis teoritik maupun empirik

tentang tabungan dalam perspektif teori moneter konvensional selalu didominasi oleh dua poros

teori besar, yakni teori Klasik dan Keynesian. Namun demikian, belakangan banyak penelitian

empiris yang menunjukkan hasil yang tidak konsisten dengan kedua teori tersebut. Meskipun,

beberapa temuan belakangan masih tetap menganut model ekonomi konvensional yang masih

berbasis pada “kekuatan bunga”, namun relatif masih belum mampu mengatasi persoalan.

Bersamaan dengan hal tersebut, komunitas ilmuan lain melakukan ijtihad dan melahirkan sebuah

konsep baru, yakni model ekonomi syariah (Muhlis, 2011).

Page 9: ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS, DAN …

C. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan penelitian survey. Menurut

Sugiyono (2015:13) Metode kuantitatif adalah : “Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitaif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapakan.” Sedangkan penelitian

survey yaitu penelitian yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian

hipotesis. Menurut Sugiyono (2015:14) pengertian penelitian survey sebagai berikut :“Penelitian

survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang

dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-

kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.”

Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu, dan peneliti melakukan

perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan wawancara, kuesioner, test, dan sebagainya

(Sugiyono, 2010) Dalam penelitian survey ini, penulis melakukan penelitian langsung pada

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Ilmu Ekonomi angkatan 2015 – 2018 Penelitian ini

akan membahas tentang Analisis Pengaruh Tingkat Pengetahuan, Aksesibilitas, Dan Lingkungan

Keluarga Terhadap Minat Menabung Di Bank Syariah “Studi Kasus Mahasiswa Ilmu Ekonomi

Angkatan 2015 – 2018 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unversitas Brawijaya)”

Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilakukan di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Brawijaya Malang yang beralamat di jalan MT.Haryono No.165 Malang. Waktu penelitian

dilakukan pada Februari-April 2019

Sampel

Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik purposive random sampling. Penggunaan

Teknik purposive random sampling karena peneliti sudah menentukan terlebih dahulu sampel yang

digunakan yaitu mahasiswa S1 angkatan 2015 – 2018 Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Brawijaya Malang yang berjumlah 1383. Teknik untuk menentukan jumlah

sampel menggunakan rumus Slovin :

n=N/(1+(N.e^2))

Keterangan :

n = Jumlah anggota sampel

N = Jumlah anggota populasi

e = Standar error.

Dalam penelitian ini menggunakan e sebesar 10%, maka jumlah sampel berdasarkan rumus

solovin adalah :

n=1383/(1+(1383.〖0,1〗^2))

n=1383/14,83=93

Berdasarkan hasil perhitungan diatas jumlah sampel yang digunakan berjumlah 93 sampel.

Sampel yang digunakan harus dapat mewakili populasi. Oleh sebab itu kriteria sampel yang

digunakan adalah responden mahasiswa yang pernah dan sedang menggunakan Bank Syariah.

Page 10: ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS, DAN …

Metode Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah analisis statistik deskriptif untuk menjelaskan atau

menggambarkan penelitian responden dan distribusi item masing masing variable. Dari data yang

dikumpulkan, diedit dan ditabulasikan dalam table kemudian dibahas secara deskriptif.

Pengujian Instrumen Penelitian

1. Reabilitas

Pada prinsipnya uji reliabilitas digunakan untuk menguji data yang kita peroleh sebagai missal

hasil dari jawaban kuesioner yang kita bagikan. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Teknik

yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas ini adalah teknik cronbach alpha. Suatu variable

dikatakan reliable jika nilai cronbach alpha lebih besar daripada 0,6 (Bawono, 2006)

2. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner

dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner tersebut mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang

akan diukur oleh kuesioner tersebut (Bawono, 2006). Uji validitas menguji apakah hasil jawaban

dari kuesioner sesuai untuk penelitian telah valid. Validitas suatu item instrument diketahui dengan

membandingkan indeks korelasi product moment pearson dengan signifikan 5% dengan nilai

kritisnya, dimana r dapat digunakan rumus sebagai berikut:

𝑟𝑥𝑦 =𝑛∑𝑥𝑦 − ∑𝑥∑𝑦

√𝑛∑𝑥2 − (∑𝑥)2 𝑥𝑛∑𝑦2 − (∑𝑦)2

r = koefisien korelasi

n = banyaknya responden

X = skor pertanyaan

Y = total skor

Untuk mengetahui butir item yang valid dan tidak valid, dilakukan dengan cara membandingkan

nilai r-hitung dengan r-tabel pada taraf kepercayaan 95% dengan kata lain tingkat kesalahan yang

ditolerir (α) dalam penelitian ini adalah 5%. Apabila nilai r-hitung > r-tabel maka item instrument

dinyatakan valid, begitupun sebaliknya jika nilai r-hitung < r-tabel maka item instrument dinyatakan

tidak valid. Software IBM SPSS 24 digunakan untuk menguji validitas instrumen penelitian dalam

penelitian ini.

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikorienitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variable bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

di antara variable independen (Ghozali 2011). Multikolinearitas berarti bahwa antar variable bebas

atau variable terikat yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati

sempurna. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari Variance Inflation Factor

(VIF) dan nilai tolerance melalui program SPSS 24. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF >

10 maka terjadi multikolinearitas. Dan sebaliknya apabila VIF < 10 maka tidak terjadi

multikolinearitas (Ghozali 2011).

2. Uji Heterokesdastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut Heteroskedastisitas. Menurut Imam Ghozali (2006), bahwa heteroskedastisitas

dapat dideteksi dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variable terikat (dependen) yaitu

ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan

Page 11: ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS, DAN …

dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED

dimana sumbu Y adalah Y yang telah terprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y

sesungguhnya). Imam Ghozali menyatakan bahwa: Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada

membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan setelah telah terjadi heteroskedastisitas; dan Jika tidak ada pola yang jelas, serta

titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas. Di samping itu, terdapat pula cara lain untuk mendeteksi adanya

heteroskedastisitas adalah dengan menguji Glejser pada program SPSS (Ghozali, 2006).

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau

residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa

nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistikk menjadi

tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau

mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak

yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat

histogram dari residualnya, dengan dasar pengambilan keputusan (Ghozali 2011) antara lain:

- Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik

histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas; dan

- Jika data menyebar jauh dari diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi

normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Analisis Regresi Berganda

Menurut Gujarati dalam Imam Ghozali (2011) bahwa analisis regresi pada dasarnya adalah

studi mengenai ketergantungan variable dependen (terikat) dengan satu atau lebih variable

independen (variable penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-

rata populasi atau nilai rata-rata variable dependen berdasarkan nilai variable independen yang

diketahui. Teknik analisa data yang digunakan adalah regresi linier berganda karena dalam

penelitian ini terdapat dua atau lebih variable independen. Analisis regresi linier berganda adalah

suatu metode statistic umum yang digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variable

dependen dengan beberapa variable independen. Perumusan model analisis linier berganda yang

dapat digunakan adalah sebagaiberikut (Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis 2014):

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ….. + βnXn + e

Di mana:

Y = Nilai hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat

α = Bilangan konstanta sebagai titik potong

β = Koefisien regresi

X = Variabel bebas

e = Error

Karena satuan dari Pengetahuan (X1), Aksesibilitas (X2) dan Lingkungan Keluarga (X3) belum

sama, maka perlu disamakan dahulu dengan menggunakan standardized beta, sehingga tidak ada

konstantanya (Ghozali 2011). Oleh karena itu, persamaan regresi berganda yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Page 12: ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS, DAN …

Di mana:

Y = Minat menabung di Bank Syariah

α = Konstanta

β = Koefisien regresi

X1 = Pengetahuan

X2 = Aksesibilitas

X3 = Lingkungan Keluarga

e = Error

Dari model persamaan yang telah dibentuk, akan dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh

antara beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat dengan melihat besarnya koefisien masing-

masing variabel bebas.

Method of Successive Interval (MSI)

Dalam penelitian ini data yang akan didapatkan berupa data ordinal dari skala likert. Agar

data skala ordinal bisa digunakan perlu diubah dahulu menjadi data skala interval karena persyaratan

penggunaan analisis statistic parametric adalah data harus berbentuk data skala interval atau rasio.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode perurutan interval dengan menggunakan aplikasi

Method Successive Interval (MSI) yang telah terpasang pada program Microsoft Excel untuk

merubah data skala ordinal dari skala likert menjadi data skala interval. Zainal (2009) merumuskan

langkah-langkah untuk menerapkan MSI pada data ordinal dari skala likert adalah:

1. Membuat frekuensi dari tiap butir jawaban pada masing-masing kategori pertanyaan,

berdasarkan skor asli hasil pengukuran skala likert.

2. Membuat proporsi pada setiap skor alternative jawaban dengan cara:

𝑃𝑠𝑎𝑗 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑙𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑗awaban

𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛

Dimana, psaj = proporsi skor setiap alternative jawaban

3. Menghitung proporsikumulatif di setiap skor alternative jawaban

4. Menentukan nilai Z dari tabel kurva normal standar untuk proporsi kumulatif dari srtiap

skor alternatif jawaban.

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas (Ghozali, 2012). Nilai yang mendekati satu (1) berarti variabel-variabel

independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

dependen. Satu hal yang perlu dicatat adalah masalah regresi lancing (Spurious Regression).

Koefisien determinasi hanyalah salah satu dan bukan satu-satunya kriteria memilih model yang baik.

Alasannya bila suatu estimasi regresi linear menghasilkan koefisien determinasi yang tinggi, tetapi

tidak konsisten dengan teori ekonomika yang dipilih oleh peneliti, atau tidak lolos dari uji asumsi

klasik, maka model tersebut bukanlah model penaksir yang baik dan seharusnya tidak dipilih

menjadi model empirik.

Page 13: ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS, DAN …

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi R2 adalah bias terhadap jumlah variabel

independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap penambahan satu variabel independen, maka

R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variable

dependen atau tidak. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai

adjusted R2 pada saat mengevaluasi dimana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai adjusted

R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan adjusted R2 agar tidak terjadi bias dalam mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam kenyataan nilai

adjusted R2 dapat bernilai negative, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Gujarati

dalam Rahma (2010:57) menyatakan bahwa, jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R2 negatif,

maka nilai adjusted R2

dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R2 = 1, maka adjusted R2 = R2 = 1 sedangkan

jika nilai R2 = 0, maka adjusted R2 = (1-k)/(n-k). Jika k > 1, maka adjusted R2 akan bernilai negatif.

Pengujian Hipotesis Koefisien Regresi

Pengujian hipotesis koefisien regresi bertujuan untuk memastikan apakah variabel bebas yang

terdapat dalam persamaan regresi secara individu dan secara bersamasama berpengaruh terhadap

nilai variabel terikat.

1. Uji Signifikansi Serentak (Uji F)

Uji F untuk menguji dua atau lebih variabel bebas yang dihasilkan dari persamaan regresi tersebut

secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Adapun rumus Uji F adalah sebagai berikut:

Ftest = R2/k (1−R2)/(n−k−1)

Di mana:

F = ukuran signifikansi dari koefisien regresi berganda secara bersama sama/simultan

k = jumlah variabel bebas

R2 = koefisien determinasi

Pengujian uji F dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai signifikansi F

dengan signifikansi 5%, yaitu :

- Jika nilai signifikansi F < 0,05 maka menolak H0 dan menerima Ha artinya bahwa secara bersama-

sama antara dua atau lebih variabel mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

- Jika nilai signifikansi F > 0,05 maka menerima H0 dan menolak Ha artinya bahwa secara bersama-

sama antara dua atau lebih variabel mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel

terikat.

2. Uji Signifikansi Individual (Uji t)

Uji t dimaksudkan untuk menguji secara parsial atau individual, pengaruh dari masing-masing

variabel bebas yang dihasilkan dari persamaan regresi secara individu dan secara bersama-sama

berpengaruh terhadap nilai variabel terikat. Rumus uji t adalah:

ttest = 𝒃𝒌

𝑺𝒃𝒌

Di mana:

t = ukuran signifikansi dari koefisien regresi secara individu

Page 14: ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS, DAN …

bk = koefisien regresi

Sbk = kesalahan baku masing-masing parameter

Pengujian uji t dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai signifikansi t dengan signifikansi

5%, yaitu:

- Jika nilai signifikansi t > 0,05 maka menerima Ho dan menolak Ha artinya tidak ada pengaruh

yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat.

- Jika nilai signifikansi t < 0,05 maka menerima H0 dan menolak Ha artinya ada pengaruh yang

signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat

D. HASIL DAN PEMBEHASAN

Pembahasan

Variabel Pengetahuan (X1), Aksesibilitas (X2), dan Lingkungan Keluarga (X3)

berpengaruh signifikan terhadap variabel minat menabung (Y) mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi

Universitas Brawijaya. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan Fhitung 268.754 lebih besar dari

Ftabel 2.71 dan tingkat signifikansi 0.000 lebih kecil dari alpha 0.05 yang berarti secara keseluruhan

variabel yaitu Pengetahuan, Aksesibilitas dan Lingkungan Keluarga berpengaruh terhadap variabel

terikat yaitu minat menabung mahasiswa.

Hasil perhitungan menggunakan analisis regresi linier berganda pada uji t menunjukkan nilai

koefisien regresi untuk masing-masing variabel bebas adalah 0.364 untuk Pengetahuan (X1), 0.385

untuk Aksesibilitas(X2), dan 0.102 untuk Lingkungan Keluarga (X3). Pengetahuan (X1), dan

Aksesibilitas (X2), memiliki nilai koefisien regresi positif yang menunjukkan bahwa Pengetahuan

(X1) dan Aksesibilitas (X2), berpengaruh positif atau searah terhadap minat menabung (Y),

sedangkan Lingkungan Keluarga (X3) tidak berpengaruh positif atau searah terhadap minat

menabung (Y).

Pengaruh Pengetahuan (X1) terhadap minat menabung (Y)

Pengetahuan mahasiswa mengenai Bank Umum Syariah sangat mempengaruhi sikap mahasiswa

terhadap produk yang ditawarkan, sehingga semakin baik pengetahun mahasiswa mengenai

perbankan syariah maka akan memacu minat menjadi nasabah. Sebaliknya jika pengetahuan

mahasiswa terbatas terhadap perbankan syariah mengakibatkan persepsi yang kurang baik terhadap

perbankan tersebut. Berdasarkan hasil analisis regresi yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh

hasil bahwa variabel pengetahuan (X1) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat

menabung (Y) dengan thitung 4,625. Hal ini menjelaskan bahwa apabila pengetahuan meningkat,

maka minat menabung akan meningkat pula. Semakin banyak pengetahuan mahasiswa Ilmu

Ekonomi mengenai perbankan syariah, maka semakin besar pula minat menabung pada bank

syariah. Hal ini di dukung oleh penelitian terdahulu dari Agung Sinatrio (2012) yang menjelaskan

bahwa pengetahuan mahasiswa mengenai perbankan syariah berpengaruh positif terhadap minat

mahasiswa menjadi nasabah.

Pengaruh Aksesibilitas (X2) terhadap minat menabung (Y)

Utilitas tempat adalah nilai tambah karena barang atau jasa tersedia pada tempat yang

diinginkan konsumen. Angka utilitas terbesar mewakili alternatif yang paling disukai, sedangkan

angka utilitas terkecil menunjukkan alternatif yang paling tidak disukai (Supranto : 2005 : 374).

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini diketahui bahwa lokasi menjadi salah

satu faktor yang mempengaruhi mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Brawijaya dalam menggunakan bank syariah.

Page 15: ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS, DAN …

Kemudahan pencapaian lokasi bank syariah dipicu dengan sarana dan prasarana untuk mencapai

dimana bank syariah beroprasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel aksesibilitas (X2)

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat menabung (Y) dengan thitung 2.873. Hal ini

menjelaskan bahwa semakin baik aksesibilitas bank umum Syariah mahasiswa Ilmu Ekonomi

mengenai perbankan syariah, maka semakin besar pula minat menabung pada bank syariah

Pengaruh Lingkungan Keluarga (X3) terhadap minat menabung (Y)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel lingkungan keluarga (X3) tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap minat menabung (Y) dengan t hitung 0.737. Kurangnya

penggunaan bank umum syariah di dalam lingkungan keluarga menjadi salah satu faktor yang

mengakibatkan kurangnya dorongan keluarga terhadap anak untuk menggunakan bank umum

syariah. Mahasiswa cenderung memilih perbankan syariah karena pengaruh lingkungan di Program

Studi Ekonomi islam, dimana dalam lingkungan tersebut terdapat banyak mahasiswa Program

Studi Ekonomi Islam yang sudah menggunakan dan menyalurkan pengetahuannya kepada

mahasiswa lain di Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

mengenai perbankan syariah. Lingkungan kampus Program Studi Ekonomi Islam memilki pengaruh

yang besar terhadap minat menabung di bank umum syariah. Hal ini berbeda dengan lingkungan

keluarga yang masih memiliki pengetahuan yang minim terhadap bank umum syariah, sehingga hal

ini menyebabkan kurangnya dorongan lingkungan keluarga terhadap mahasiswa untuk

menggunakan bank umum syariah.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap minat mahasiswa program studi ekonomi

islam Universitas Brawijaya dengan 93 responden yang menabung di bank umum syariah

kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah, yaitu:

1. Pengetahuan berpengaruh positif terhadap minat menabung mahasiswa Ekonomi Islam

Universitas Brawijaya di perbankan syariah. Berarti bahwa semakin tinggi pengetahuan

mahasiswa Ilmu ekonomi FEB UB mengenai perbankan syariah maka minat menabung di

perbankan syariah akan meningkat

2. Aksesibilitas berpengaruh positif terhadap minat menabung mahasiswa Ekonomi Islam

Universitas Brawijaya di perbankan syariah. Berarti bahwa semakin baik Aksesibilitas yang

diberikan kepada mahasiswa Ilmu ekonomi FEB UB mengenai perbankan syariah maka minat

menabung di perbankan syariah akan meningkat

3. Berdasarkan hasil penelitian diatas Lingkungan Keluarga Tidak berpengaruh signifikan

terhadap minat menabung di bank Umum Syariah dikarenakan ada beberapa factor diantaranya

adalah kurang mendukungnya lingkungan keluarga yang sangat minim menggunakan bank umum

syariah dan sosialisasi keluarga terhadap anak untuk mendorong menggunakan bank umum

syariah minim.

Saran

Berdasarkan penulisan penelitian ini, peneliti menyadari masih terdapat banyak kekurangan di

dalamnya. Untuk itu, peneliti memberikan beberapa saran untuk bahan pertimbangan sebagai

penyempurnaan penelitian selanjutnya yang terkait dengan penelitian serupa. Beberapa saran yang

dapat diajukan adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya untuk memperluas penelitian sehingga diperoleh

informasi yang lebih lengkap tentang Faktor - Faktor yang mempengaruhi minat menabung

mahasiswa di perbankan syariah. Mengingat dalam penelitian ini hanya menggunakan 3 Variabel

saja, yaitu pengetahuan, aksesibilitas dan lingkungan keluarga. Penambahan variabel atau

Page 16: ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS, DAN …

indikator baru perlu dilakukan dalam penelitian yang akan datang agar dapat menghasilkan

gambaran yang lebih luas tentang masalah penelitian yang sedang diteliti.

2. Karena pengetahuan memberikan pengaruh positif terhadap minat menabung mahasiswa

prodi Ekonomi Islam Universitas Brawijaya, maka sebaiknya tingkat pengetahuab mahasiswa

dipertahankan mengingat di FEB UB ada Prodi ekonomi islam yang mempelajari salah satunya

mengenai perbankan syariah.

3. Pihak fakultas/universitas perlu menjalin hubungan atau kerjasama dengan bank syariah,

demi terciptanya hubungan yang saling menguntungkan Seperti menjadikan bank syariah sebagai

bank resmi pembayaran administrasi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Muhammad dan Irsyad Lubis. 2016. Analisis Minat Menabung Pada Bank Syariah Di

Kalangan Siswa Sma Di Kota Medan (Studi Kasus: Siswa Madrasah Aliyah Negeri).

Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol.3 No.7

Andespa, Roni. 2017. Pengaruh Budaya Dan Keluarga Terhadap Minat Menabung Nasabah Di Bank

Syariah. Skripsi Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Antonio, muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Gema Insani Press. Jakarta.

Anwar Prabu Mangkunegara. 2002. Manajemen Sumber Daya MAnusia, PT. Remaja Rosda Karya,

Bandung

Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga: STAIN Salatiga Press

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegor

Hartono, Jogiyanto. 2004. Pengenalan Komputer: Dasar Ilmu Pemrograman, Sistem Informasi dan

Intelegensi Buatan. Yogyakarta: Andi

Hendra, dkk. 2013. Ruang Lingkup Ekonomi Mikro Islam. IAIN Bengkulu: Fakultas Syari'ah dan

Ekonomi Islam.

https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/PBS-dan Kelembagaan.aspx diakses

12 Desember 12.30 p.m

https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/Prinsip-dan-Konsep-PB-

Syariah.aspx diakses 12 Desember 13.00 p.m

Iranati, rahma. 2017. Pengaruh Religiusitas, Kepercayaan,Pengetahuan,Dan Lokasi Terhadap Minat

Masyarakat Menabung Di Bank Syariah (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kota

Tangerang Selatan). Skripsi Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Keller, Philip Kotler & Kevin L. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga

Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Data Statistik Perbankan Syariah

https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/berita-dan-kegiatan/publikasi/Pages/Snapshot-

Perbankan-Syariah-Indonesia-Juni-2018.aspx diakses 13 Desember 2018 08.00

Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Kebijakan Pengembangan Syariah

https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/Kebijakan-Pengembangan-

dan-Roadmap-.aspx diakses 12 Desember 201813.30 p.m

Page 17: ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, AKSESIBILITAS, DAN …

Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Kebijakan perbankan Syariah

https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/Akad-PBS.aspx diakses 12

Desember 2018 14.30

Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Konsep Operasional https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-

syariah/Pages/Konsep-Operasional-PBS.aspx diakses 12 Desember 201814.00

Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Sejarah Perbankan Syariah

https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/Sejarah-Perbankan-

Syariah.aspx diakses 12 Desember 201812.33 p.m

Otoritas Jasa Keuangan. 2017. UU Regulasi Perbankan Syariah

Padmaninggar, Adindara. 2016. Analisis Pengaruh Tingkat Religiusitas, Pengetahuan Dan Jumlah

Uang Saku Terhadap Minat Menabung Di Bank Umum Syariah (Studi Pada Mahasiswa

S1 Prodi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Skripsi

Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya

Padmaninggar, Adindara. 2016. Analisis Pengaruh Tingkat Religiusitas, Pengetahuan Dan Jumlah

Uang Saku Terhadap Minat Menabung Di Bank Umum Syariah (Studi Pada Mahasiswa

S1 Prodi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya). Skripsi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Philip Kotler, Gary Amstrong. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Rositasari, Zhenty. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keinginan Konsumen Untuk

Menabung Pada Bank Syariah (Studi Kasus Pada Bank Syariah di Surakarta). Skripsi

Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Setyawan, Yohana. 2014. Analisa Pengaruh Kepercayaan, Jaminan Rasa Aman, dan Aksesbilitas

terhadap Minat Menabung Nasabah Bank Danamon di Surabaya. Jurnal Jurnal

Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2, No. 1, (2014)

Slameto.(2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta

Sugiono. 2007. Metode Penilitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta

Sugiono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta

Sugiono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung:CV Alfabeta

Wijaya, Tony. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.