analisis pengaruh return on equity (roe), debt to equity...

Download Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33330/1/ARIF... · penyelesaian permasalahan skripsi yang dibuat oleh

If you can't read please download the document

Upload: phungdat

Post on 13-May-2018

220 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER),Price to Book Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) TerhadapPrice Earning Ratio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham PerusahaanYang Tergabung Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

    2011 2015

    SKRIPSI

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

    Oleh :

    Arif Sukmana

    NIM. 109081000124

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1437 H/2016 M

  • i

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    I. IDENTITAS PRIBADI

    Nama : Arif Sukmana

    Tempat, Tanggal lahir : Jakarta, 02 Juli 1991

    Alamat : Jl. Cempaka Putih 1 No.12 RT.02/03

    Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan

    Nomor Telepon : 081310658490

    Email : [email protected]

    [email protected]

    II. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

    Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

    Jakarta S1 Program Studi Manajemen Konsentrasi

    Keuangan

    Periode kelulusan 2016

    SMA KARTIKA X-1 Jakarta Periode kelulusan 2009

    SMP Muhammadiyah 8 Jakarta Periode kelulusan 2006

    SD Negeri 08 Bintaro Periode kelulusan 2003

    TK Puspa Indah Periode kelulusan 1997

    III. LATAR BELAKANG KELUARGA

    Ayah : Suwito

    Ibu : Yeti Nurhayati

    Alamat : Jl. Cempaka Putih 1 No.12 RT.02/03

    Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan

  • vi

    Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price toBook Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap Price EarningRatio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Perusahaan Yang Tergabung

    Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2015

    Arif Sukmana

    ABSTRACT

    The aim of this study is to analyze the fundamental factors affecting the PriceEarning Ratio (PER) companies as the basis of shares in the shares companyincorporated in LQ 45 Index in Indonesia Stock Exchange (BEI) in the period 2011-2015. Fundamental company measured by several indicators such as the level ofsolvency / leverage as measured by Debt to Equity Ratio (DER), the level of earnings/ profitability as measured by Return On Equity (ROE), dividend policy which ismeasured through the Dividend Payout Ratio (DPR), and the book value of sharesmeasured by the Price to Book Value (PBV). This study uses linier regressionanalysis with the help of software SPSS 18.0. The test results stated that the variablethat has positive influence on Price Earning Ratio (PER) is Debt to Equity Ratio (X2)equal to 0,309, and Price to Book Value (X3) equal to 4,983. While the variables thatnegatively affect the Price Earning Ratio (PER) is Return On Equity (X1) of -3,494.and Dividend Payout Ratio (X4) of -3,066. Adjusted R-square value of 0.452 whichshows the ability of the independent variable (X) used in this study include the ReturnOn Equity (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Price to Book Value (X3) dan DividendPayout Ratio (X4) can explain the dependent variable (Y) is Price Earning Ratio of45.20%, the rest is equal to 54.802% explained by variables included in the modelsuch as stock market prices, the level of liquidity, risk investment, andmacroeconomic factors such as inflation and changes in interest rates.

    Key Words : Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity,Dividend Payout Ratio, dan Price to Book Value.

  • vii

    Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price toBook Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap Price EarningRatio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Perusahaan Yang Tergabung

    Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2015

    Arif Sukmana

    ABSTRAK

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor fundamental yangberpengaruh terhadap Price Earning Ratio (PER) perusahaan sebagai dasar penilaiansaham pada saham perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ-45 di Bursa EfekIndonesia (BEI) periode 2011-2015. Fundamental perusahaan diukur melaluibeberapa indikator seperti tingkat solvabilitas/leverage yang diukur melalui Debt toEquity Ratio (DER), tingkat rentabilitas/profitabilitas yang diukur melalui Return OnEquity (ROE), kebijakan dividen yang diukur melalui Dividend Payout Ratio (DPR),dan nilai buku saham yang diukur melalui Price to Book Value (PBV). Penelitian inimenggunakan analisis regresi data panel dengan bantuan software SPSS 18.0. Hasilpengujian menyatakan bahwa variabel yang berpengaruh positif terhadap PriceEarning Ratio (PER) adalah Debt to Equity Ratio (X2) sebesar 3,309 %, dan Price toBook Value (X3) sebesar 4,983%. Sedangkan variabel yang berpengaruh negatifterhadap Price Earning Ratio (PER) adalah Return On Equity (X1) sebesar -3,494 %dan Dividend Payout Ratio (X4) sebesar -3,066 %. Nilai adjusted R-square sebesar0,452 yang menunjukkan kemampuan variabel independen (X) yang digunakandalam penelitian ini yang meliputi Return On Equity (X1), Debt to Equity Ratio (X2),Price to Book Value (X3) dan Dividend Payout Ratio (X4) dapat menjelaskan variabeldependen (Y) yaitu Price Earning Ratio sebesar 45,20%, sisanya yaitu sebesar54,80% dijelaskan oleh variabel yang tidak masuk dalam model seperti harga pasarsaham, tingkat likuiditas, risiko investasi, dan faktor ekonomi makro seperti inflasidan perubahan suku bunga.

    Kata kunci : Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity,Dividend Payout Ratio, dan Price to Book Value.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada

    penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat serta salam

    senantiasa tercurah kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang mengantarkan

    manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini. Penyusunan skripsi ini

    dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di

    Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa

    dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis ingin

    menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam

    penyusunan skripsi ini, terutama kepada:

    1. Kedua orang tua penulis, bapak Suwito dan mama Yeti Nurhayati atas support , doa,

    dan kepercayaan yang diberikan kepada penulis yang tidak akan terukur jumlahnya.

    2. Kedua adik penulis, Ningsih dan Rafif yang selalu memberi semangat kepada penulis

    untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah ini.

    3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini Lc., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    4. Ibu Titi Dewi Warnida SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

    Dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta Dosen Pembimbing Skripsi yang

    telah berkenan meluangkan waktu dan memberikan tambahan ilmu serta solusi

    penyelesaian permasalahan skripsi yang dibuat oleh penulis sehingga penulis dapat

    menyelesaikan tugas akhir kuliah ini.

    5. Ibu Ela Patriana, MM, selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan

    Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    6. Seluruh Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis

    selama masa perkuliahan.

    7. Kawan sepergaulan, Jaka Jek, Ojan Gepeng, Oji Taprojai, Ivans Erte, Dedi Ucil,

    Dewan Dokur, Udin Sparo, Dika Gondrong, Nugraha Botak, Ari Mucle, Uni Corry,

  • ix

    Nita, Iin atas support dan respect yang diberikan kepada penulis selama masa-masa

    kuliah.

    8. Seluruh teman-teman Manajemen D 2009 yang tidak bisa disebutkan satu per satu atas

    segala support yang diberikan kepada penulis.

    9. Teman-teman kantor, Warno Jawir, Syihan, Dewi, Ratih, Bang Kiki, Bang Dik, Pak

    Putut dan Pak Husni yang banyak membantu dan memberikan kesempatan bagi

    penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

    10. Teman-teman kecil Pungkas, Ais, Danang, Alm. Iqbal, Q-bonk, Q-noy, Tebe, Mas

    Ndan yang telah banyak memberikan support serta menghibur penulis selama

    menyelesaikan tugas akir ini.

    11. Kawan semasa sekolah Jeblak, Ecih, Alig, Tompel, Komet, Aya, Imay, Mikel, Ambon,

    Orok, Abidal, Rani, Batam, Ceplik, Mbe, Koco, Komeng, Toro, Ngek, Ceper atas

    segala support dan respect yang telah diberikan kepada penulis sewaktu menyelesaikan

    tugas akir ini. Terimakasih sudah banyak menghibur.....

    12. Seluruh staf dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

    bantuan kepada penulis

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan

    keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. oleh karena itu, penulis

    mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta kritik yang membangun dari berbagai

    pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya

    dalam bidang manajemen keuangan.

    Jakarta, 09 Juni 2016

    Penulis,

    Arif Sukmana

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .....................................................................................................

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................ i

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ......................................... ii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ......................................................... iii

    LEMBAR PENYERTAAN KEASLIAN KARYA ILIMIAH................................ iv

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................... v

    ABSTRACT ................................................................................................................. vi

    ABSTRAK .................................................................................................................vii

    KATA PENGANTAR..............................................................................................viii

    DAFTAR ISI................................................................................................................ x

    DAFTAR TABEL ....................................................................................................xiii

    DAFTAR GAMBAR................................................................................................ xiv

    BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

    A. Latar Belakang Penelitian ............................................................... 1B. Perumusan Masalah ........................................................................ 9C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 9D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 10

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 11

    A. Landasan Teori.............................................................................. 111. Investasi................................................................................... 112. Saham...................................................................................... 143. Pasar Modal Efisien ................................................................ 174. Analisis Fundamental.............................................................. 195. Penilaian Saham...................................................................... 206. Price Earning Ratio (PER) ..................................................... 227. Solvabilitas.............................................................................. 248. Profitabilitas ............................................................................ 26

  • xi

    9. Kebijakan Dividen .................................................................. 2910. Nilai Buku ............................................................................... 3411. Keterkaitan Antar Variabel ..................................................... 35

    a. Pengaruh variabel Debt to Equity Ratio (DER) terhadapPrice Earning Ratio (PER) ............................................... 35

    b. Pengaruh variabel Return On Equity (ROE) terhadapPrice Earning Ratio (PER) ............................................... 36

    c. Pengaruh variabel Dividend Payout Ratio (DPR)terhadap Price Earning Ratio (PER) ................................ 37

    d. Pengaruh variabel Price to Book Value (PBV) terhadapPrice Earning Ratio (PER) ............................................... 38

    B. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 39C. Kerangka Penelitian ...................................................................... 44D. Hipotesis Penelitian....................................................................... 45

    BAB III METODELOGI PENELITIAN....................................................... 47

    A. Ruang Lingkup Penelitian............................................................. 47B. Metode Penentuan Sampel............................................................ 47

    1. Populasi .................................................................................. 472. Sampel .................................................................................... 48

    C. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 49D. Metode Analisis Data.................................................................... 50

    1. Metode Analisis Linier Berganda ........................................... 502. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 52

    a. Normalitas ......................................................................... 52b. Multikolinieritas................................................................ 52c. Autokorelasi ...................................................................... 53d. Heteroskedastisitas............................................................ 54e. Pengujian Hipotesis .......................................................... 56

    1. Uji f ......................................................................... 562. Uji t ......................................................................... 57

    E. Operasional Variabel..................................................................... 59

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN................................................... 60

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 601. Indeks LQ 45........................................................................... 60

    B. Pengujian Dan Pembahasan .......................................................... 631. Deskriptif Sampel.................................................................... 632. Deskriptif Variabel.................................................................. 63

  • xii

    a. Price Earning Ratio (PER) ............................................... 64b. Return On Equity (ROE)................................................... 65c. Debt to Equity Ratio (DER) .............................................. 67d. Dividend Payout Ratio (DPR)........................................... 68e. Price to Book Value (PBV)............................................... 70

    C. Analisis Dan Pembahasan ............................................................. 721. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 72

    a. Normalitas ......................................................................... 72b. Heteroskedastisitas............................................................ 73c. Multikolinieritas................................................................ 74d. Autokorelasi ...................................................................... 75

    2. Analisis Regresi Linier Berganda .......................................... 76a. Uji t ............................................................................... 76b. Uji f ............................................................................... 81c. Persamaan Regresi ........................................................... 82

    BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ................................ 84

    A. Kesimpulan ................................................................................... 84B. Implikasi........................................................................................ 85C. Saran.............................................................................................. 87

    DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 89

    LAMPIRAN............................................................................................................... 94

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    No. Keterangan Halaman

    1.1 Perbedaan Investasi dan Menabung ................................................................. 2

    2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 39

    4.1 Daftar Sampel Penelitian................................................................................. 63

    4.2 Deskriptif variabel Price Earning Ratio ......................................................... 65

    4.3 Deskriptif variabel Return On Equity ............................................................. 66

    4.4 Deskriptif variabel Debt to Equity Ratio......................................................... 68

    4.5 Deskriptif variabel Dividend Payout Ratio ..................................................... 69

    4.6 Deskriptif variabel Price to Book Value ......................................................... 71

    4.7 Hasil Uji Multikolineritas .............................................................................. 74

    4.8 Hasil Uji Autokorelasi..................................................................................... 75

    4.9 Hasil Uji T Terhadap Variabel PER................................................................ 76

    4.10 Hasil Uji F Terhadap Variabel PER................................................................ 81

    4.11 Hasil Uji Regresi Terhadap Variaabel PER.................................................... 82

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    No. Keterangan Halaman

    2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 44

    4.1 Hasil Uji Normalitas .......................................................................................... 72

    4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................................ 73

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan

    ke aktiva produktif selama periode waktu yang akan datang. Tetapi

    pengertian investasi yang lebih luas membutuhkan aktiva yang produktif

    untuk mengubah satu unit konsumsi yang di tunda untuk dihasilkan

    menjadi lebih dari satu unit konsumsi mendatang. (Jogiyanto: 2010).

    Sedangkan menurut Kamaruddin Ahmad (2004:3) investasi adalah

    menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh

    tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut.

    Investasi merupakan bentuk penundaan konsumsi masa sekarang

    untuk memperoleh konsumsi dimasa yang akan datang, dimana

    didalamnya terkandung unsur risiko ketidakpastian sehingga dibutuhkan

    kompensasi atas penundaan tersebut (Martalena. Malinda, Maya. 2011:1).

    Seringkali banyak orang masih bingung apakah investasi itu sama

    dengan menabung. Padahal antara investasi dengan menabung itu berbeda.

    Menurut Martalena dan Maya Malinda (2011:1) perbedaan antara investasi

    dan menabung dapat digambarkan dalam tabel di bawah ini:

  • 2

    Tabel 1.1

    Perbedaaan Investasi dan Menabung

    INVESTASI MENABUNG

    Digunakan untuk tujuan jangka

    menengah dan jangka panjang

    Akumulasi dana untuk tujuan

    jangka pendek

    Tujuannya untuk melipat gandakan

    kekayaan melalui perolehan

    regular income dan capital gain

    Tujuan yang hendak dicapai

    umummnya bersifat konsumtif

    Dana awal dalam jumlah relatif

    besar

    Dana awal dalam jumlah relatif

    kecil

    Sumber: Martalena dan Maya Malinda (2011:1)

    Masih menurut Martalena dan Maya Malinda (2011:1) untuk

    melakukan investasi, ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

    1. Menentukan tujuan investasi, dengan pertimbangan sebagai

    berikut:

    a. tingkat pengembalian yang diharapkan,

    b. tingkat risiko,

    c. ketersediaan jumlah dana yang diinvestasikan,

    2. Melakukan analisis fundamental dan teknikal,

    3. Membentuk portofolio dengan tolak ukur pengukuran penilaian

    kinerja dan perbandingan-perbandingan portofolio dengan

    risiko yang sama,

  • 3

    4. Mengevaluasi kinerja portofolio dan

    5. Merevisi kinerja portofolio.

    Dalam pasar modal, sekuritas yang paling populer adalah saham

    biasa (common stock) atau lebih umum disebut saham saja. Saham adalah

    surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun

    institusi dalam suatu perusahaan.

    Pada penilaian harga saham, ada dua pendekatan yang umum

    digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya saham, yaitu analisis

    teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal (technical analysis)

    ini menggunakan data pasar yang dipublikasikan seperti harga saham,

    volume perdagangan, indeks harga saham individu maupun gabungan,

    serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis. Analisis fundamental

    (fundamental analysis) didasarkan pada anggapan bahwa setiap saham

    memiliki nilai instrinsik yang merupakan fungsi dari variabel-variabel

    perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan return yang

    diharapkan dan suatu risiko yang melekat pada saham tersebut. Analisis

    fundamental menggunakan data yang berasal dari data fundamental, yaitu

    data yang berasal dari keuangan perusahaan, misalnya: laba, dividen yang

    dibayar, penjualan, dll. Ada dua pendekatan fundamental yang sering

    digunakan dalam melakukan peenilaian saham, yaitu pendekatan harga-

    laba (price earning ratio) dan pendekatan nilai sekarang (present value

    approach).

  • 4

    Di antara dua pendekatan tersebut, price earning ratio (PER)

    adalah pendekatan yang telah banyak digunakan oleh para analis maupun

    investor untuk menilai harga saham. Menurut Sartono (2001:106), PER

    diartikan sebagai indikator kepercayaan pasar terhadap prospek

    pertumbuhan perusahaan sehingga banyak pelaku pasar modal menaruh

    perhatian terhadap pendekatan PER tersebut. Alasan utama mengapa price

    earning ratio digunakan dalam analisis harga saham adalah karena PER

    akan memudahkan dan membantu para analis dan investor dalam penilaian

    saham, di samping itu PER juga dapat membantu para analis untuk

    memperbaiki judgement karena harga saham pada saat ini merupakan

    cermin prospek perusahaan di masa yang akan datang. Dibanding dengan

    metode arus kas, metode ini memiliki kelebihan antara lain karena

    memudahkan dan kepraktisan serta adanya standar yang memudahkan

    pemodal untuk melakukan perbandingan penilaian terhadap perusahaan

    yang lain di industri yang sama (Sartono dan Munir: 1997).

    Husnan (2001:342) menyebutkan teori bahwa ada beberapa faktor

    fundamental yang mempengaruhi PER, antara lain semakin tinggi payout

    ratio maka PER semakin tinggi, semakin tinggi tingkat keuntungan maka

    semakin rendah PER, dan semakin tinggi pertumbuhan dividen maka

    semakin tinggi PER.

    PER sangat mudah untuk dihitung dan dipahami oleh investor.

    Dengan mengetahui harga di pasar dan laba bersih per saham, maka

    investor bisa menghitung berapa PER saham tersebut. Semakin besar

  • 5

    earning per share (EPS) semakin rendah PER saham tersebut dan

    sebaliknya. Namun perlu dipahami, karena investasi di saham lebih

    banyak terkait dengan ekspektasi maka laba bersih yang dipakai dalam

    perhitungan biasanya laba bersih proyeksi untuk tahun berjalan. Dengan

    begitu bisa dipahami jika emiten berhasil membukukan laba besar, maka

    sahamnya akan diburu investor karena proyeksi laba untuk tahun berjalan

    kemungkinan besar akan naik. Besaran PER akan berubah-ubah mengikuti

    perubahan harga di pasar dan proyeksi laba bersih perseroan. Jika harga

    naik, proyeksi laba tetap, praktis PER akan naik. Sebaliknya jika proyeksi

    laba naik, harga di pasar tidak bergerak maka PER akan turun (Aji, 2012).

    Penelitian ini bertujuan untuk menghubungkan beberapa variabel

    yang mampu memprediksi variabilitas nilai suatu variabel keuangan, yaitu

    Price Earning Ratio (PER). Pemilihan Price Earning Ratio (PER) sebagai

    variabel yang diprediksi dalam penelitian ini karena konsep penilaian

    saham dengan pendekatan Price Earning Ratio (PER) mudah dipahami

    oleh investor. investasi di saham lebih banyak terkait dengan ekspektasi

    terhadap laba perusahaan. Laba bersih yang dipakai dalam perhitungan

    biasanya laba bersih proyeksi untuk tahun berjalan. Dengan begitu jika

    perusahaan berhasil membukukan laba besar, maka sahamnya akan diburu

    investor karena proyeksi laba untuk tahun berjalan kemungkinan besar

    akan naik. Besaran Price Earning Ratio (PER) akan berubah-ubah

    mengikuti perubahan harga di pasar dan proyeksi laba bersih perseroan.

    Jika harga naik, proyeksi laba tetap, praktis Price Earning Ratio (PER)

  • 6

    akan naik. Sebaliknya jika proyeksi laba naik, harga di pasar tidak

    bergerak maka Price Earning Ratio (PER) akan turun.

    Beberapa variabel prediksi digunakan untuk mengetahui sejauh

    mana keterkaitan variabel tersebut dalam memprediksi variabilitas dari

    Price Earning Ratio (PER). Variabel-variabel tersebut merupakan faktor-

    faktor fundamental perusahaan yang diukur melalui rasio-rasio keuangan

    yang dianalisis oleh penulis melalui laporan keuangan tahunan perusahaan.

    Rasio tersebut memberikan gambaran kondisi perusahaan melalui

    beberapa sudut pandang fundamental perusahaan yang meliputi

    solvabilitas / leverage, rentabilitas / profitabilitas, keputusan kebijakan

    dividen dan nilai buku saham

    Solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk

    membayar semua utang-utang perusahaan, baik utang jangka pendek

    maupun utang jangka panjang. Solvabilitas diukur dengan perbandingan

    antara total aktiva dengan total utang,ukuran tersebut mensyaratkan agar

    perusahaan mampu memenuhi semua kewajibannya, baik kewajiban

    jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Perusahaan dapat

    dikatakan dalam kondisi ideal, apabila perusahaan dapat memenuhi

    kewajiban jangka pendeknya (likuid) dan juga dapat memenuhi kewajiban

    jangka panjangnya (solvable). Analisis Solvabilitas memiliki tujuan yaitu

    untuk mengetahui apakah kekayaan perusahaan mampu untuk

    mendukung kegiatan perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini Debt to

    equity Ratio (DER) digunakan untuk menganalisis tingkat solvabilitas

  • 7

    perusahaan. Debt to equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan

    untuk menilai hutang dengan total aktiva perusahaan.

    Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan

    keputusan manajemen. Oleh karena itu, profitabilitas menggambarkan

    hasil akhir dari kebijakan dan keputusan-keputusan operasional

    perusahaan. Secara umum, ukuran pofitabilias dihitung dengan

    membandingkan laba dengan modal. Rasio-rasio porfitabilitas

    menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, aktiva, dan penggunaan

    hutang terhadap operasi (Moeljadi, 2006 : 73). Beberapa rasio digunakan

    dalam penelitian ini yang menggambarkan kemampuan tingkat laba yang

    dihasilkan perusahaan, diantaranya adalah mengukur laba yang mampu

    dihasilkan per lembar saham atau Earning Per Share (EPS) dan

    kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari equity yang dimiiki

    atau Return On Equity (ROE).

    Kebijakan pembayaran dividen memberikan dampak penting

    dalam suatu perusahaan karena melibatkan kepentingan berbagai pihak

    seperti pemegang saham, manajer dan kreditor. Pada umumnya pemegang

    saham mempunyai tujuan utama meningkatkan kesejahteraannya yaitu

    dengan mengharapkan return dari dana yang telah diinvestasikan dalam

    bentuk dividen maupun capital gain. Dilain pihak, manajer juga

    mengharapkan adanya pertumbuhan perusahaan secara terus menerus

    untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, yang sekaligus

    juga harus memberi kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang

  • 8

    sahamnya melalui kewenangan yang diberikan untuk membuat keputusan

    baik berupa keputusan investasi, pendanaan maupun dividen. Kreditor

    memerlukan informasi tentang kebijakan dividen yang diukur dengan

    menggunakan dividend payout ratio suatu perusahaan untuk menilai dan

    menganalisa tentang kemungkinan pengembalian pokok dan bunga

    pinjaman yang akan ia peroleh apabila memberikan pinjaman kepada suatu

    perusahaan (Prabowo dan Salim, 2013 : 418). Kebijakan dividen yang

    ditentukan perusahaan dapat diukur dengan rasio pembayaran dividen atau

    Dividend Payout Ratio (DPR).

    Nilai buku merupakan indikasi penilaian pasar terhadap saham

    perusahaan. Secara umum, jika nilai pasar yang tercermin dalam harga

    saham perusahaan bernilai lebih rendah dari nilai buku maka saham

    undervalue, dan sebaliknya jika nilai pasar yang tercermin dalam harga

    saham peusahaan bernilai lebih besar dari nilai buku maka saham

    overvalue. Pengukuran nilai saham berbasis nilai buku dapat melalui

    indikator Price to Book Value (PBV) (Murhadi, 2009 : 147).

    Berdasarkan uraian latar belakang serta fenomena-fenomena

    investasi saham yang digambarkan sebelumnya, maka penulis tertarik

    untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Return On

    Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV)

    dan Dividend PayOut Ratio (DPR) Terhadap Price Earning Ratio

    (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Perusahaan Yang Tergabung

    Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2015.

  • 9

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka

    perumusan masalah yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

    1. Apakah Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to

    Book Value (PBV), dan Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh

    secara parsial terhadap Price Earning Ratio (PER) pada perusahaan

    yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

    2011 - 2015?

    2. Apakah Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to

    Book Value (PBV), dan Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh

    secara simultan terhadap Price Earning (PER) pada perusahaan yang

    terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 -

    2015?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian

    ini adalah:

    1. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh Return on Equity, Debt

    to Equity Ratio, Price to Book Value, dan Dividend Payout Ratio

    secara parsial terhadap Price Earning Ratio pada perusahaan yang

    terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 -

    2015

  • 10

    2. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh Return on Equity, Debt

    to Equity Ratio, Price to Book Value, dan Dividend Payout Ratio

    secara simultan terhadap Price Earning Ratio pada perusahaan yang

    terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 -

    2015

    D. Manfaat Penelitian

    Melalui penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan

    berbagai manfaat kepada:

    1. Emiten

    Memberi gambaran terhadap pihak-pihak yang memberi kebijakan

    bagi emiten perusahaan tentang implikasi dari kebijakan yang telah

    dibuat, serta sebagai landasan untuk mengkaji ulang kebijakan yang

    telah diterapkan sehingga peningkatan kesejahteraan pemegang saham

    dapat terus ditingkatkan.

    2. Investor

    Memberikan gambaran faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi

    Price Earning Ratio (PER) perusahaan sehingga investor mampu

    menerapkan strategi investasi saham dengan baik.

    3. Akademisi

    Memberikan gambaran keterkaitan teori-teori keuangan yang telah di

    pelajari di bangku kuliah terhadap studi kasus yang terjadi di

    perusahaan.

  • 11

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Investasi

    Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana

    pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa

    mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu

    investasi pada aset-aset finansial (financial assets) dan investasi pada

    aset-aset riil (real assets). Investasi pada aset-aset finansial dilakukan

    di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper,

    surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi pada aset-aset

    finansial dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham,

    obligasi, waran, opsi, dan lain-lain. Sedangkan investasi pada aset-aset

    riil dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik,

    pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan, dan lain-lain

    (Halim, 2005 : 4).

    Untuk melakukan investasi di pasar modal diperlukan pengetahuan

    yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek

    mana yang akan dibeli, mana yang akan dijual, dan mana yang akan

    tetap dimiliki. Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya

    seorang investor membuat keputusan investasi pada efek-efek yang

    dapat dipasarkan dan kapan dilakukan. Dikutip oleh Halim (2005 : 4),

    proses investasi memerlukan beberapa tahapan sebagai berikut:

  • 12

    a. Menentukan tujuan investasi

    Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, yaitu

    tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of

    return), tingkat risiko (rate of risk), dan ketersediaan jumlah

    dana yang akan diinvestasikan. Umumnya hubungan antara

    risiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan bersifat

    linier, artinya semakin tinggi tingkat risiko maka semakin

    tinggi pula tingkat pengembalian yang diharapkan,

    b. Melakukan analisis

    Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu

    efek atau sekelompok efek. Terdapat dua pendekatan yang

    dapat digunakan, yaitu:

    a) Pendekatan fundamental

    Pendekatan ini didasarkan pada informasi-informasi yang

    diterbitkan oleh emiten maupun oleh administrator bursa

    efek. Karena kinerja emiten dipengaruhi oleh kondisi sektor

    industri di mana perusahaan tersebut berada dalam

    perekonmian secara makro, maka untuk memperkirakan

    prospek harga sahamnya di masa mendatang harus

    dikaitkan dengan faktor-faktor fundamental yang

    mempengaruhinya.

    b) Pendekatan teknikal

  • 13

    Pendekatan ini didasarkan pada data (perubahan) harga

    saham di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan

    harga saham di masa mendatang. Dengan analisis ini para

    analis memperkirakan pergeseran penawaran dan

    permintaan dalam jangka pendek, serta mereka berusaha

    untuk cenderung mengabaikan risiko dan pertumbuhan laba

    dalam menentukan barometer dari penawaan dan

    permintaan.

    c. Membentuk portofolio

    Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek-efek mana

    yang akan dipilih dan berupa proporsi dana yang akan

    diinvestasikan pada masing-masing efek tersebut. Efek yang

    dipilih dalam rangka pembentukkan portofolio adalah efek-efek

    yang mempunyai koefisien korelasi negatif (mempunyai

    hubungan berlawanan). Hal ini dilakukan karena dapat

    menurunkan risiko.

    d. Mengevaluasi kinerja portofolio

    Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang

    telah dibentuk, baik terhadap tingkat pengembalian yang

    diharapkan maupun terhadap tingkat risiko yang ditanggung.

    Tolak ukur yang digunakan ada dua, yaitu pengukuran

    (measurement) adalah penilaian kinerja portofolio atas dasar

    aset yng telah ditanamkan dalam portofolio tersebut. Kedua

  • 14

    perbandingan (comparison) yaitu penilaian berdasarkan pada

    perbandingan dua set portofolio dengan tingkat risiko yang

    sama.

    e. Merevisi kinerja portofolio

    Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja

    prtofolio. Dari hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan revisi

    (perubahan) terhadap efek-efek yang membentuk portofolio

    tersebut jika dirasa bahwa komposisi portofolio yang sudah

    dibentuk tidak sesuai dengan jumlah investasi.

    2. Saham

    Saham menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang

    berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Pemilik saham suatu perusahaan,

    disebut sebagai pemegang saham, merupakan pemilik perusahaan.

    Tanggung jawab pemilik perusahaan yang berbentuk PT terbatas pada

    modal yang disetorkan (Husnan, 2001 : 285).

    Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau

    kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau

    perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang

    menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

    yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan

    ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di

    perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhrudin, 2001 : 5).

  • 15

    Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal

    seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau

    perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak

    tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset

    perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham

    (RUPS).

    Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan

    membeli atau memiliki saham:

    a. Dividen

    Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan

    perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan

    perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan

    dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal

    ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus

    memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif

    lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam

    periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak

    mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan

    dapat berupa dividen tunai, artinya kepada setiap pemegang

    saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah

    rupiah tertentu untuk setiap saham. Atau dapat pula berupa

    dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham

    diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang

  • 16

    dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya

    pembagian dividen saham tersebut.

    b. Capital Gain

    Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga

    jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas

    perdagangan saham di pasar sekunder.

    Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim saham

    terbagi atas (Darmaji dan Fakhrudin, 2001 : 6):

    a. Saham Biasa (Common Stock)

    Saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap

    pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan

    apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Beberapa karakteristik

    yang dimiliki saham biasa adalah sebagai berikut:

    Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh

    laba.

    Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang

    saham (one share one vote).

    Memiliki hak terakhir (junior) dalam hal pembagian

    kekayaan perusahaan jika perusahaan tersebut

    dilikuidasi setelah semua kewajiban perusahaan

    dilunasi

    Memiliki tanggung jawab teerbatas terhadap klaim

    pihak lain sebesar proporsi sahamnya.

  • 17

    Hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya.

    b. Saham Preferen (Preferred Stock)

    Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi

    dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap

    (seperti bunga obligasi) tetapi juga bisa tidak mendatangkan

    hasil seperti yang dikehendaki investor. Beberapa karakteristik

    yang dimiliki saham preferen adalah sebagai berikut:

    Memiliki hak lebih dulu memperoleh dividen.

    Dapat mempengaruhi manajeemen perusahaan terutama

    dalam pencalonan pengurus perusahaan.

    Memiliki hak pembayaran maksimal sebesar nilai

    nominal saham lebih dahulu setelah kreditor apabila

    perusahaan tersebut dilikuidasi.

    Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari

    pembagian laba perusahaan disamping penghasilan

    yang diterima secara tetap.

    Dalam hal perusahaan dilikuidasi, memiliki hak

    memperoleh pembagian kekayaan perusahaan diatas

    pemegang saham biasa seetelah semua kewajiban

    perusahaan dilunasi.

    3. Pasar Modal Efisien

    Satu artikel yang sangat penting di bidang keuangan telah ditulis

    oleh Fama (1970) berkaitan dengan konsep pasal modal efisien

  • 18

    (efficient capital market). Dikutip oleh Arifin (2005 : 7), efisiensi pada

    pasar modal didefinisikan sebagai kecepatan dan kelengkapan suatu

    harga sekuritas dalam merespon informasi yang relevan. Dalam pasar

    modal yang efisien, harga suatu saham pasti telah mencerminkan

    seluruh informasi yang berkaitan dengan aktivitas manajemen dan

    prospek perusahaan di masa yang akan datang, dan ketika muncul

    informasi baru tentang perusahhaan tersebut maka harga saham akan

    spontan berubah mencerminkan adanya informasi baru tersebut.

    Secara formal pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar

    yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua

    informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada

    harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Dengan

    demikian akan sangat sulit (atau bahkan hampir tidak mungkin) bagi

    para pemodal untuk memperoleh tingkat keuntungan diatas normal

    secara konsisten dengan cara melakukan transaksi perdagangan di

    bursa efek. Efisiensi dalam artian ini sering juga disebut sebagai

    efisiensi informasional (Husnan, 1996 : 256).

    Hipotesis pasar efisien yang dikemukakan oleh Fama telah

    mengubah cara pandang tentang bagaimana cara kerja pasar modal.

    Persaingan antar investor yang sangat ketat menyebabkan harga saham

    telah secara akurat merefleksikan seluruh informasi yang relevan,

    sehingga investor dapat mempercayai bahwa harga tersebut adalah

    harga yang wajar.

  • 19

    4. Analisis Fundamental

    Untuk melakukan analisis dan memilih saham terdapat dua

    pendekatan dasar, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.

    Analisis fundamental telah memperoleh perhatian yang cukup besar

    dari para analisis sekuritas dan perkembangan penelitian sehubungan

    dengan konsep pasar modal yang efisien.

    Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di

    masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor

    fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan

    datang, serta menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut

    sehingga memperoleh taksiran harga. Model ini sering disebut share

    price forecasting model. Dalam pembuatan model peramalan harga

    saham tersebut, langkah yang penting adalah mengidentifikasikan

    faktor-faktor fundamental yang diperkirakan akan mempengaruh harga

    saham. Setelah itu, bagaimana membuat suatu model dengan

    memasukkan faktor-faktor tersebut dalam analisis. Para praktisi

    cenderung menyukai penggunaan model yang tidak rumit, mudah

    dipahami, dan mendasarkan diri atas informasi akuntansi (Husnan,

    2001 : 315).

    Secara umum analisis fundamental merupakan satu proses yang

    memerlukan waktu yang lama dengan menyelidiki keadaan ekonomi,

    politik, sosial, industri, dan laporan keuangan perusahaan. Analisis ini

    digunakan untuk membuat keputusan tentang saham apa yang perlu

  • 20

    diinvestasikan. Analisis fundamental adalah analisis yang dilakukan

    terhadap perusahaan itu sendiri yang berhubungan dengan prospek

    pertumbuhan dan kemampuan memperoleh keuntungan (Rodoni, 2005

    : 61-62).

    Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap instrumen investasi

    mempunyai landasan yang kuat yaitu nilai intrinsik yang dapat

    ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi

    pada saat sekarang dan prospeknya di masa yang akan datang. Ide

    dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh

    kinerja perusahaan (Kodrat dan Indonanjaya, 2010 : 1).

    5. Penilaian Saham

    Upaya untuk merumuskan bagaimana menentukan harga saham

    yang seharusnya, telah dilakukan oleh setiap analis keuangan dengan

    tujuan untuk bisa memperoleh tingkat keuntungan yang menarik.

    Meskipun demikian, dari hipotesa pasar modal yang efisien kita

    mengetahui bahwa sulit bagi pemodal untuk terus bisa melampaui

    pasar dan memperoleh tingkat keuntungan diatas normal (Husnan,

    2001 : 285).

    Husnan (2001 : 288) menyebutkan, analisis saham bertujuan untuk

    menaksir nilai intrinsik (intrinsic value) suatu saham, dan kemudian

    membandingkannya dengan harga pasar saat ini (current market price)

    saham tersebut. Nilai intrinsik menunjukkan present value arus kas

  • 21

    yang diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang digunakan dalam

    proses penilaian saham adalah sebagai berkut:

    Apabila nilai intrinsik lebih besar dari (>) harga pasar saat

    ini, maka saham tersebut dinilai undervalued (harganya

    terlalu rendah), dan karenanya seharusnya dibeli dan

    ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki.

    Apabila nilai intrinsik lebih kecil dari (

  • 22

    Model penilaian merupakan suatu mekanisme untuk merubah

    serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang

    diramalkan atau yang diamati menjadi perkiraan tentang harga saham.

    Dikutip oleh Husnan (2001 : 290), terdapat dua model penilaian yang

    sering digunakan untuk analisis sekuritas, yaitu pendekatan present

    value (model kapitalisasi penghasilan) dan model Price Earning Ratio

    atau PER (metode kelipatan laba). Pendekatan present value mencoba

    menaksir present value, dengan menggunakan tingkat bunga tertentu,

    manfaat yang diharapkan akan diterima oleh pemilik saham.

    Sedangkan pendekatan Price Earning Ratio (PER) menaksir nilai

    saham dengan mengalikan laba per lembar saham.

    6. Price Earning Ratio (PER)

    Rasio yang sering digunakan dalam pendekatan analisis saham

    adalah Price Earning Ratio (PER). Dalam pendekatan ini diharapkan

    dapat menghasilkan perkiraan laba per saham pada masa yang akan

    datang, sehingga dapat diketahui berapa lama investasi saham akan

    kembali (Agustin, 2014 : 66).

    Price Earning Ratio (PER) merupakan salah satu pendekatan yang

    sering digunakan oleh analis sekuritas untuk menilai suatu saham.

    Rasio ini memberikan indikasi bagi manajemen tentang bagaimana

    pandangan investor terhadap resiko dan prospek perusahaan di masa

    depan. Bagi para investor Price Earning Ratio (PER) dipandang

  • 23

    sebagai ukuran kekuatan perusahaan untuk memperoleh laba di masa

    yang akan datang (Rahma, Djumahir, dan Djazuli, 2014 : 363).

    Price Earning Ratio (PER) yang tinggi menunjukkan perusahaan

    mempunyai prospek yang tinggi untuk bertumbuh. Sebaliknya,

    perusahaan yang diharapkan mempunyai pertumbuhan yang rendah

    akan mempunyai Price Earning Ratio (PER) yang rendah. Dari segi

    investor, Price Earning Ratio (PER) yang terlalu tinggi tidak menarik

    karena harga saham kemungkinan akan sulit untuk naik lagi. Ini berarti

    kemungkinan memperoleh capital gain akan lebih kecil lagi (Kodrat

    dan Indonanjaya, 2010 : 241).

    Dikutip oleh Wibowo (2013 : 2-3), PER juga merupakan angka

    psikologis bagi value investor dimana PER yang kecil akan lebih

    menarik dibandingkan dengan PER tinggi. Jika Price Earning Ratio

    (PER) tinggi, berarti harga saham itu terlalu mahal atau dengan harga

    tertentu hanya memperoleh laba yang kecil. Dengan demikian, calon

    pembeli saham akan memperoleh keuntungan lebih besar jika

    pembeliannya pada saat Price Earning Ratio (PER) rendah karena

    saham cenderung akan mengalami kenaikan harga, sementara jika

    Price Earning Ratio (PER) menunjukkan nilai yang tinggi maka hal ini

    menunjukkan saat yang tepat untuk menjual saham. Dengan kata lain,

    pengetahuan tentang Price Earning Ratio (PER) bagi investor berguna

    untuk mengetahui kapan harus membeli dan menjual sahamnya

  • 24

    sehingga dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari selisih

    harga (capital gain).

    Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio yang menunjukkan

    seberapa banyak investor bersedia membayar per rupiah laba yang

    dilaporkan (Astuti, 2004 : 38). Price Earning Ratio (PER) adalah

    perbandingan antara market price per share (harga pasar per lembar

    saham) dengan earning per share (laba per lembar saham). Price

    Earning Ratio (PER) dapat dihitung dengan cara membagi harga pasar

    per saham dengan pendapatan per saham. Artinya semakin tinggi nilai

    PER akan semakin baik karena dapat menunjukkan tingginya tingkat

    pendapatan yang diharapkan oleh pemodal dan rendahnya tingkat

    risiko pada saham tersebut (Moeljadi, 2006 : 54).

    7. Solvabilitas

    Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan

    perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio ini juga

    disebut dengan rasio pengungkit (leverage) yaitu menilai batasan

    perusahaan dalam meminjam uang. Tujuan analisa solvabilitas adalah

    untuk mengetahui posisi keuangan jangka pendek dan jangka panjang,

    dengan membandingkan antara total aktiva yang dimiliki perusahaan

    =

  • 25

    dengan total hutang yaitu hutang jangka pendek maupun jangka

    panjang (Aprianty, 2014 : 457).

    Pengukuran kinerja keuangan dengan rasio solvabilitas adalah

    untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh

    hutangnya dengan total aset yang dimiliki. Pengukuran ini lebih

    bersifat untuk menjadi penjamin bagi pihak kreditor, bilamana pada

    saat yang bersamaan perusahaan dalam kondisi terlikuidasi. Dikutip

    oleh Noor (2008 : 224), leverage / solvabilitas menunjukkan

    ketergantungan perusahaan kepada sumber dana dari luar, atau

    ketergantungan pada hutang.

    Rasio leverage menunjukkan ukuran besarnya dana yang diperoleh

    dari kreditur. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

    memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio leverage dapat diartikan

    sebagai besarnya aktiva perusahaan yang didanai dengan pendanaan

    dari pihak luar. Namun penggunaan dana dari pihak luar akan

    memperbesar risiko atas hasil bagi para pemegang saham karena

    adanya beban tetap pembayaran bunga pinjaman (Kodrat dan

    Indonanjaya, 2010 : 234).

    Debt Ratio mengukur proporsi dana dari hutang. Semakin rendah

    maka perusahaan dikatakan semakin aman. Rasio yang tinggi

    menunjukkan perusahaan menggunakan financial leverage yang

    tinggi. Penggunaan financial leverage yang tinggi akan meningkatkan

    rentabilitas modal saham dengan cepat. Namun apabila penjualan

  • 26

    =

    menurun, rentabilitas modal saham akan cepat turun pula (Kodrat dan

    Indonanjaya, 2010 : 235).

    Rasio hutang total terhadap aktiva total atau disebut juga rasio

    hutang (debt ratio) mengukur persentase dana yang disediakan oleh

    kreditor terhadap aktiva total yang dimiliki perusahaan. Besarnya hasil

    perhitungan rasio hutang (debt ratio) menunjukkan besarnya hutang

    total yang didapat dijamin dengan aktiva total. Semakin tinggi rasio

    hutang menunjukkan risiko keuangan yang dihadapi perusahaan

    semakin tinggi, karena hutang membawa konsekuensi beban bunga

    tetap (Warsono, 2003 : 36).

    8. Profitabilitas

    Menurut Kasmir (2008 : 196), rentabilitas adalah merupakan rasio

    untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan

    rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu

    perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari

    penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah pengginaan rasio

    ini menunjukkan efesiensi perusahaan.

    Rasio profitabilitas atau rasio kemampulabaan menunjukkan

    kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Sehubungan dengan

    hal itu, kemampulabaan merupakan rasio efektivitas manajemen dalam

  • 27

    mengelola perusahaan. Artinya kemampuan perusahaan untuk

    menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal

    saham tertentu. Efektivitas ini dinilai dengan mengaitkan laba bersih

    dengan aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut

    (Kodrat dan indonanjaya, 2010 : 238).

    Rasio profitabilitas berusaha mengukur kemampuan perusahaan

    untuk menghasilkan laba, dengan menggunakan seluruh aktiva yang

    ada maupun dengan menggunakan modal sendiri. Profitabilias adalah

    hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan manajemen.

    Oleh karena itu, rasio ini menggambarkan hasil akhir dari kebijakan

    dan keputusan-keputusan operasional perusahan. Secara umum, rasio

    profitabilias dihitung dengan membagi laba dengan modal. Rasio

    profitabilitas juga menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas,

    aktiva, dan hutang terhadap operasi (Moeljadi, 2006 : 52). Ada

    beberapa pengukuan indikator dalam rasio profitabilitas, diantaranya

    adalah mengukur laba yang mampu dihasilkan per lembar saham atau

    Earning Per Share (EPS) dan kemampuan perusahaan dalam

    menghasilkan laba dari modal yang dimiiki atau Return On Equity

    (ROE) (Moeljadi, 2006 : 73).

    Earning Per Share (EPS)

    Earning per Share (EPS) atau pendapatan per lebar saham

    adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan

    kepada pemegang saham dari setiap lembar saham yang

  • 28

    = ( )

    dimiliki. Earnings per Share (EPS) menilai pendapatan

    bersih yang diperoleh setiap lembar saham biasa. Earnings

    per Share (EPS) menunjukkan besarnya laba bersih yang

    siap dibagikan kepada pemegang saham. Earnings per

    Share (EPS) yang lebih tinggi menandakan kemampuan

    perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan

    keuntungan bersih bagi pemegang saham (Rahma,

    Djumahir, dan Djazuli, 2014 : 365). Untuk mendapatkan

    rasio ini dengan cara membandingkan laba bersih setelah

    pajak dengan jumlah saham yang beredar (Fahmi, 2013 :

    288).

    Return On Equity (ROE)

    Rasio ini menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak

    manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil

    pengembalian investasi pemegang saham dan menekan

    pada hasil pendapatan sehubungan dengan jumlah yang

    diinvestasikan (Astuti, 2004 : 37). Rasio ini mengukur

    kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan

    modal saham tersebut. Rasio ini merupakan ukuran

    profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham, namun

    rasio ini tidak memperhitungkan dividen dan capital gain

  • 29

    = ( )

    untuk pemegang saham (Kodrat dan indonanjaya, 2010 :

    240). Untuk mendapatkan rasio ini dengan cara

    membandingkan laba setelah pajak dengan total modal

    sendiri.

    9. Kebijakan Dividen

    Dividen merupakan pembagian sisa hasil laba bersih perusahaan

    yang didistribusikan kepada pemegang saham (Darmadji dan

    Fakhrudin, 2001 : 9). Dividen adalah bagian dari keuntungan yang

    dibagikan kepada pemegang saham yang dapat berupa dividen tunai

    maupun dividen saham (Gumanti, 2013 : 226).

    Pengelompokkan dividen dengan variasi sudut pandang yang

    berbeda. Darmadji dan Fakhrudin (2001 : 129), dividen dari alat

    pembayarannya dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

    1) Dividen tunai (cash dividend), merupakan dividen yang

    dibagikan dalam bentuk uang tunai. Tujuan dari pemberian

    dividen dalam bentuk tunai adalah untuk memacu kinerja

    saham di bursa efek, yang juga merupakan return kepada para

    pemegang saham. Untuk membayarkan dividen dalam bentuk

    tunai diperlukan likuiditas.

    2) Dividen saham (stock dividend), merupakan dividen yang

    diberikan dalam bentuk saham, dengan dibagikannya dividen

  • 30

    dalam bentuk saham maka akan meningkatkan likuiditas

    perdagangan di bursa efek. Kemungkinan perusahaan ingin

    menurunkan nilai sahamnya dan dengan cara memperluas

    kepemilikan dan posisi likuiditas perusahaan yang tidak

    memungkinkan membagikan dividen dalam bentuk tunai.

    3) Sertifikat dividen (script dividend), merupakan dividen yang

    dibayarkan dengan sertifikat atau surat prompes yang

    dikeluarkan oleh perusahaan yang menyatakan bahwa suatu

    waktu sertifikat itu dapat ditukarkan dalam bentuk uang. Jadi

    kalau perusahaan ingin membagikan dividen dalam bentuk

    tunai akan tetapi sementara itu perusahaan sedang mengalami

    kesulitan likuiditas, maka sebagai gantinya perusahaan

    mengeluarkan sertifikat.

    Pembayaran dividen biasanya dilakukan dalam beberapa tahap

    dalam setahun. Di Amerika Serikat, pembayaran dividen umumnya

    dilakukan setiap kuartal. Di negara-negara lain ada yang

    melakukannya dua kali setahun dan satu tahun sekali. Di Indonesia,

    praktik pembayaran dividen ada yang dua kali dan satu kali. Hal lain

    yang membedakan praktik keputusan dividen adalah berkenaan dengan

    siapa yang memutuskan besar kecilnya dividen. Berbeda dengan

    kelaziman Negara-negara maju, misalnya Amerika Serikat dimana

    besar kecilnya dividen ditentukan oleh dewan direktur atau manajemen

    perusahaan, di Indonesia keputusan seberapa besar dividen yang akan

  • 31

    dibagikan kepada pemegang saham berada dalam Rapat Umum

    Pemegang Saham (RUPS). Artinya, RUPS memegang peran kunci

    dalam kebijakan dividen di Indonesia, sehingga dalam banyak hal,

    keputusan dividen bukan merupakan keputusan strategis dari

    manajemen perusahaan semata (Gumanti, 2013 : 17).

    Pada awal perkembangannya, ada tiga teori yang bertentangan satu

    sama lain berkenaan dengan kebijakan dividen. Ada yang berpendapat

    bahwa kenaikan dividen akan menaikkan nilai perusahaan. Pandangan

    yang lain menyatakan bahwa dividen yang tinggi memiliki efek

    berlawanan terhadap nilai perusahaan, yang berarti menurunkan nilai

    perusahaan. Pandangan yang ketiga menyatakan bahwa dividen

    seharusnya tidak relevan dan semua upaya yang ditunjukkan untuk

    mengubah kebijakan dividen akan sia-sia karena kebijakan dividen

    tidak akan mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Ketiga pandangan

    tersebut melahirkan teori kebijakan dividen, yang akan dijelaskan

    sebagai berikut (Gumantii, 2013 : 40):

    1) Hipotesis ketidakrelevanan dividen (dividend irrelevance

    proposition)

    Teori hipotesis kebijakan dividen dipopulerkan oleh Miller dan

    Modigliani (1961). Mereka memulai analisis kebijakan dividen

    mereka dengan mengasumsikan suatu dunia yang bercirikan

    pasarnya sempurna, perilaku pelaku pasarnya rasional, dan

  • 32

    pasar dalam kondisi kepastian yang sempurna (Gumanti, 2013 :

    44).

    Anggapan teori ini bahwa, dipasar yang sempurna dimana tidak

    ada pajak, tidak ada biaya transaksi atau tidak ada ketimpangan

    informasi, kebijakan dividen suatu perusahaan seharusnya tidak

    memiliki efek terhadap nilai pasar perusahaan tersebut. Asumsi

    penting dalam pendapat tersebut menyebutkan bahwa

    kebijakan investasi perusahaan tidak memiliki keterkaitan

    dengan kebijakan dividennya. Jadi, argumentasi ketidak-

    relevanan hanya berlaku jika keputusan investasi tidak

    dipengaruhi oleh keinginan manajemen untuk mempertahankan

    atau menaikkan dividen. Jika perusahaan memiliki kebijakan

    investasi, maka kebijakan dividen hanya akan mempengaruhi

    besar kecilnya pendanaan dari luar (disamping dana dari laba

    ditahan) yang diperlukan untuk mendanai investasi baru dan

    membayar dividen. Satu-satunya pembatas dari nilai pasar

    perusahaan adalah kebijakan investasinya, karena kebijakan

    investasi bertanggungjawab terhadap keuntungan masa depan

    perusahaan (Gumanti, 2013 : 48-49).

    2) Teori burung ditangan (bird in the hand theory)

    Gordon (1959) mendukung teori burung di tangan (bird in the

    hand theory) dan mengemukakan pendapat bahwa aliran

    dividen di masa mendatang akan didiskonto pada tingkat yang

  • 33

    lebih redah daripada keuntungan modal harapan (Gumanti,

    2013 : 52).

    Menurut teori ini, dividen lebih disukai oleh investor

    dibandingkan capital gain karena unsur kepastiannya. Secara

    sekilas, teori ini lebih rasional dan mudah dipahami, khususnya

    terkait dengan bukti bahwa perusahaan dengan dividen tinggi

    akan cenderung memiliki risiko saham yang lebih rendah

    (Gumanti 2013 : 53).

    3) Teori efek pajak

    Menurut teoi ini, yang dikenal dengan teori preferensi pajak

    (tax preference theory), semakin tinggi tingkat pajak yang

    dikenakan pada dividen relatif terhadap capital gain dan

    adanya kemungkinan untuk menunda pajak pada capital gain

    telah membuat sebagiian akademisi (peneliti) menyimpulkan

    bahwa investor mungkin akan berbalik untuk tidak

    mengharapkan dividen yang tinggi (Gumanti, 2013 : 55).

    Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba

    atau menahannya guna diinvestasikan kembali di dalam perusahaan.

    Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah

    kebijakan yang menciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini

    dan pertumbuhan dimasa mendatang sehingga memaksimumkan harga

    saham. Kebijakan dividen yang ditentukan perusahaan dapat diukur

    dengan rasio pembayaran dividen atau Dividend Payout Ratio (DPR).

  • 34

    =

    Dividend Payout Ratio (DPR) diukur dengan cara membagi besarnya

    dividen per lembar saham dengan laba bersih per lembar saham

    (Gumanti, 2013:22).

    10. Nilai Buku

    Hubungan antara nilai pasar dan nilai buku tidak dapat dipandang

    sebelah mata oleh investor. Nilai buku merupakan indikasi penilaian

    pasar terhadap saham perusahaan. Secara umum, jika nilai pasar yang

    tercermin dalam harga saham peusahaan bernilai lebih rendah dari nilai

    buku maka saham undervalue, dan sebaliknya jika nilai pasar yang

    tercermin dalam harga saham peusahaan bernilai lebih besar dari nilai

    buku maka saham overvalue. Penilaian saham berbasis nilai buku

    dapat melalui indikator Price to Book Value (PBV) (Murhadi, 2009 :

    147).

    Price to Book Value (PBV) menunjukkan perkiraan nilai ekuitas

    berdasarkan perbandingan nilai buku saham dengan harga pasarnya.

    Semakin besar nilai Price to Book Value (PBV), maka semakin tinggi

    nilai perusahaan. Sehingga membuat para investor tertarik untuk

    menanamkan dananya ke dalam perusahaan. Price to Book Value

    (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku

    suatu saham. Price to Book Value (PBV) adalah perbandingan harga

    pasar saham dengan nilai bukunya (Meilani, 2014 : 3).

  • 35

    = 11. Keterkaitan Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen

    a. Pengaruh Variabel Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Price

    Earning Ratio (PER)

    Rasio hutang total terhadap aktiva total atau disebut juga rasio

    hutang (debt ratio) mengukur persentase dana yang disediakan

    oleh kreditor terhadap aktiva total yang dimiliki perusahaan.

    Besarnya hasil perhitungan rasio hutang (debt ratio) menunjukkan

    besarnya hutang total yang didapat dijamin dengan aktiva total.

    Semakin tinggi rasio hutang menunjukkan risiko keuangan yang

    dihadapi perusahaan semakin tinggi, karena hutang membawa

    konsekuensi beban bunga tetap (Warsono, 2003 : 36).

    Meningkatnya hutang akan mengakibatkan peningkatan risiko

    sehingga kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan

    perusahaan menjadi berkurang dan menciptakan harga saham yang

    rendah dan mengakibatkan Price Earning Ratio (PER) semakin

    kecil. Semakin tinggi prosentase rasio hutang cenderung semakin

    besar resiko keuangannya baik bagi kreditor maupun bagi

    pemegang saham (Rahma, Djumahir, dan Djazuli, 2014 : 365).

    Financial risk merupakan resiko tambahan bagi perusahaan akibat

    adanya keputusan pendanaan menggunakan utang. Ada beberapa

    cara mengukur financial risk, namun dalam penelitian ini

  • 36

    menggunakan Debt Ratio (DR). Besarnya rasio ini menunjukkan

    proporsi modal perusahaan yang diperoleh dari utang dibandingkan

    dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi

    proporsi hutang menyebabkan laba perusahaan semakin tidak

    menentu karena adanya beban bunga yang harus dibayarkan. Oleh

    karena itu semakin tinggi proporsi rasio utang akan semakin tinggi

    pula risiko finansial suatu perusahaan. Tinggi rendahnya risiko

    keuangan perusahaan secara tidak langsung dapat mempengaruhi

    harga saham perusahaan tersebut (Ridho dan Prabawa, 2012 : 89).

    b. Pengaruh Variabel Return On Equity (ROE) Terhadap Price

    Earning Ratio (PER)

    Return On Equity (ROE) adalah rasio perbandingan antara laba

    setelah pajak dengan modal sendiri atau modal saham yang

    digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi

    bagi pemegang saham biasa atau pemilik modal. Semakin tinggi

    Return On Equity (ROE) yang dihasilkan semakin baik kedudukan

    pemilik perusahaan, dimana hal ini menggambarkan semakin

    meningkatnya pendapatan yang tersedia bagi pemilik perusahaan

    atas modal yang mereka investasikan dalam perusahaan. Semakin

    tinggi rasio ini maka semakin tinggi permintaan investor untuk

    membeli saham. Jika rasio ini meningkat manajemen dipandang

    lebih efisien dari sudut pandang pemegang saham. (Arisona, 2013 :

    107).

  • 37

    Return On Equity (ROE) sering disebut kemampuan perusahaan

    dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang

    dimiliki, sehingga Return On Equity (ROE) ini ada yang

    menyebutnya sebagai rentabilitas modal sendiri. Rasio ini

    merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang

    saham. Sartono (2001) dalam Ramadhani (2013 : 4) menyatakan,

    semakin besar nilai Return On Equity (ROE) maka tingkat

    pengembalian yang diharapkan investor juga besar. Semakin besar

    nilai Return On Equity (ROE) maka perusahaan dianggap semakin

    menguntungkan. Sehingga perusahaan yang memiliki profitable

    investment opportunities, maka pasar akan memberikan reward

    berupa Price Earning Ratio (PER) yang tinggi.

    c. Pengaruh Variabel Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap

    Price Earning Ratio (PER)

    Perusahan dengan imbal hasil dividen yang tinggi, secara teori,

    akan memiliki tingat pengembalian investasi yang tinggi, daripada

    perusahaan dengan tingkat imbal hasil dividen yang rendah.

    Dividen yang diterima investor atau pemegang saham besarnya

    tergantung pada Dividend Payout Ratio (DPR) yaitu bagian dari

    laba perusahaan yang dibayarkan sebagai dividen. Perubahan atas

    Dividend Payout Ratio (DPR) dapat mempengaruhi perubahan

    Price Earning Ratio (PER). Saham dengan dividen yang tinggi

    merupakan salah satu faktor yang menarik bagi investor sehingga

  • 38

    dapat menaikkan harga saham sehingga meningkatkan Price

    Earning Ratio (PER) (Rahma, Djumahir, dan Djazuli, 2014 : 365).

    Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba

    atau menahannya guna diinvestasikan kembali di dalam

    perusahaan. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu

    perusahaan adalah kebijakan yang menciptakan keseimbangan

    antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa yang akan datang

    sehingga memaksimumkan harga saham. Kenaikan atau penurunan

    harga saham di pasar ini akan berdampak pada nilai Price Earning

    Ratio (PER) saham tersebut (Fegriadi, 2013 : 5).

    d. Pengaruh Variabel Price to Book Value (PBV) Terhadap Price

    Earning Ratio (PER)

    Price Book Value (PBV) menunjukkan perkiraan nilai ekuitas

    berdasarkan perbandingan nilai buku saham dengan harga

    pasarnya. Semakin besar nilai Price Book Value (PBV), maka

    semakin tinggi nilai perusahaan (Rahma, Djumahir, dan Djazuli,

    2014 : 365).

    Semakin besar rasio PBV, maka semakin tinggi nilai perusahaan,

    sehingga membuat para investor atau calon investor tertarik untuk

    menanamkan dananya ke dalam perusahaan, karena investor yang

    rasional akan memilih emiten yang mempunyai PBV yang tinggi.

    Dengan adanya daya tarik tersebut akan berdampak pada semakin

    banyaknya calon investor dan atau investor untuk memiliki saham

  • 39

    perusahaan dan pada akirnya akan meningkatkan harganya di pasar

    modal (Agustin, 2014 : 76).

    B. Penelitian Terdahulu

    Berkaitan dengan analisis faktor fundamental yang mempengaruhi

    Price Earning Ratio (PER) sebagai dasar penilaian saham perusahaan,

    cukup banyak penelitian yang telah dilakukan yang berperan serta

    melatarbelakangi penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Berikut

    adalah beberapa penelitian yang dimaksud:

    Tabel 2.1Penelitian Terdahulu

    Peneliti JudulPenelitianVariabel

    PenelitianMetode

    PenelitianHasil

    Penelitian

    Perbandingan DenganPenelitian Yang Akan

    DilakukanPersamaan Perbedaan

    WawanUtomo, RitaAndini,KharisRaharjo(2016)

    PengaruhLeverage(DER), PriceBook Value(PBV),UkuranPerusahaan(SIZE), ReturnOn Equity(ROE),DevidenPayout Ratio(DPR) danLikuiditas(CR) TerhadapPrice EarningRatio (PER)PadaPerusahaanManufakturYang Listingdi BEI Tahun2009-2014

    PER (Y) DER,

    PBV,Size,ROE,DPR, CR(X)

    RegresiBerganda

    Variabel PBV, Sizedan DPR brdampakpositif dansignifikan terhdapPER.

    Variabel ROEberdampak negatifdan signifikanterhadap PER.

    Variabel Likuiditas(CR) dan DER tidakberpengaruhterhadap PER.

    VariabeldependenPER

    VariabelindependenDER, PBV,ROE danDPR

    ObjekpenelitianpadaindeksLQ 45

    Periodepenelitian2011-2015

  • 40

    Imad ZeyadRamadan(2015)

    ConfidenceIndexDeterminantsof TheAmman StockExchangeListedCompany

    PER (Y) DPR,

    DiscountRate,FirmSize,Leverage,TobinsQ,EarningGrowth(X)

    OrdinaryLeastSquare

    Variabel DPR,Earning Growth,dan Tobins Qberdampak positifdan signifikanterhadap PER.Variabel Firm Sizeberdampak negatifsignifikan terhadapPER.

    VariabeldependenPER

    VariabelindependenDPR

    ObjekpenelitianpadaindeksLQ 45

    Periodepenelitian2011-2015

    Metodepenelitiandenganregresilinierberganda

    RizkyTaufiq, SriMangestiRahayu,Devi FarahAzizah

    AnalisisPengaruhROE, DERdan DPRTerhadap PER(Studi PadaSahamPerusahaanPerbankanyang Terdaftardi Indeks LQ45 BEIPeriode 2007 -2011

    PER (Y) ROE,

    DER danDPR (X)

    Regresiberganda

    Variabel ROE danDPR berpengaruhpositif dan tidaksignifikan terhadapVariabel PER.Variabel DERberpengaruh Negatifdan tidal signifikanterhdap variabelPER

    VariabeldependerPER

    VariabelindependenROE DERdan DPR

    Periodepenelitian2011-2015

    PuwanenThirenPemkanth(2014)

    Determinant ofPrice EarningMultple In SriLanka ListedCompany

    PER (Y) DPR dan

    ROE (X)

    Regresiberganda

    Hasil studimenunjukkanvariabel ROEberhubungan negatifterhadap PER,sedangkan variabelDPR berhubunganpositif terhadapPER

    VariabeldependenPER

    VariabelindependenDPR danROE

    ObjekpenelitianpadaindeksLQ 45

    Periodepenelitian2011-2015

    Metodepenelitiandenganregresilinierberganda

  • 41

    Peneliti JudulPenelitianVariabel

    PenelitianMetode

    PenelitianHasil

    Penelitian

    Perbandingan DenganPenelitian Yang Akan

    DilakukanPersamaan Perbedaan

    Erlin YuliaRahma,Djumahir,dan AtimDjazuli(2014)

    Analisis variabelFundamentalYangBerpengaruhTerhadap PERSebagai DasarPenilaian SahamPada PerusahaanAutomotive AndAllied

    PER (Y) ROE,

    DER,EPS,DPR,PBV,EarningGrowth(X)

    Regresiberganda

    Secara simultan,variabel ROE, DER,EPS, DPR, danPBV berpengaruhsignifikan terhadapPER.

    Secara parsial, ROEberpengaruh negatifsignifkan terhadapPER sedangkanPBV berpengaruhpositif terhadapPER.

    VariabeldependenPER

    VariabelindependenROE, EPS,DPR, danPBV

    Objek

    penelitianpadaindeksLQ 45

    Periodepenelitian2011-2015

    Metodepenelitiandenganregresilinierberganda

    Rr. FitriaAgustin(2014)

    AnalisisPengaruh Priceto Book Value,Earning perShare, DebtRatio, danReturn On Assetterhadap PriceEarning Ratio

    PER (Y) PBV,

    EPS,DR,dan ROA(X)

    Regresiberganda

    Variabel PBV, EPS,dan ROAberpengaruh positifdan signifikanterhadap PER,sedangkan variabelDR berpengaruhnegatif terhadapPER.

    VariabeldependenPER

    VariabelindependenPBV, EPS,dan DR

    Objekpenelitianpadaindeks LQ45

    Periodepenelitian2011-2015

    Dr. TalatAfza danMS. SamyaTahir(2013)

    Determinant ofPrice EarningRatio : The CaseOf ChemicalSector OfPakistan

    PER (Y) DPR,

    Leverage,MarketReturn,Variability inMarketPrice,EarningGrowth,SizeTobinsQ (X)

    Regresiberganda

    DPR, leverage,variasi harga pasar,dan Tobins Qmemberi pengaruhyang positifterhadap PER,sedangkan ukuranpersahaan memberipengaruh negatifterhadap PER.

    VariabeldependenPER

    VariabelindependenDPR

    Objekpenelitianpadaindeks LQ45

    Periodepenelitian2011-2015

    DantaSitepu danLinda(2013)

    Analisa FaktoryangMempengaruhiPrice EarningRatioPerusahaan

    PER (Y) CR,

    TATO,DPR ,PBV,INTO

    RegresiLinierBerganda

    Secara simultan CR,TATO, DPR, PBVdan INTOberpengaruhsignifikan terhadapPER.

    VariabeldependenPER

    VariabelindependenDPR dan

    Objekpenelitianpadaindeks LQ45

    Periode

  • 42

    Manufaktur DiBEI

    Secara parsial CR,TATO, DPR danINTO tidakberpengaruhsignifikan terhadapPER.PBV berpangaruhsignifikan secaraparsial terhadapPER.

    PBV penelitian2011-2015

    DantaSitepu danLinda(2013)

    Analisa FaktoryangMempengaruhiPrice EarningRatioPerusahaanManufaktur DiBEI

    PER (Y) CR,

    TATO,DPR ,PBV,INTO

    RegresiLinierBerganda

    Secara simultan CR,TATO, DPR, PBVdan INTOberpengaruhsignifikan terhadapPER.Secara parsial CR,TATO, DPR danINTO tidakberpengaruhsignifikan terhadapPER.PBV berpangaruhsignifikan secaraparsial terhadapPER.

    VariabeldependenPER

    VariabelindependenDPR danPBV

    Objekpenelitianpadaindeks LQ45

    Periodepenelitian2011-2015

    Elon DavidRiadi(2013)

    Pengaruh FaktorDebt To EquityRatio, ReturnOn Equity danTotal AsetTerhadap PriceEarning RatioPada PerusahaanOtomotif danKomponenYang TerdaftarDi BEI

    PER (Y) DER,

    ROE danTotalAset

    RegresiPanel

    Variabel DER danTotal Asetberpengaruh positifdan signifikanterhadap PER.Variabel ROEberpengaruh negatifdan signifikanterhadap PER

    VariabeldependenPER

    VariabelindependenDER danROE

    Objekpenelitianpadaindeks LQ45

    Periodepenelitian2011-2015

    Metodepenelitiandenganregresilinierberganda

    VivianFirseraArisona(2013)

    Faktor-FaktorYangMempengaruhiPER padaSaham IndexLQ45

    PER (Y) DPR,

    EarningGrowth,ROE, danFirm Size(X)

    Regresiberganda

    Variabel DPR danROE berpengaruhsignifikan denganarah positif untukvaiabel DPR danarah negatif untukvariabel ROE.Sedangkan variabelEarning Growth danFirm Size tidak

    VariabeldependenPER

    VariabelIndependenDPR danROE

    Objekpenelitianpadaindeks LQ45

    Periodepenelitian2011-2015

  • 43

    berpengaruhterhadap PER.

    Dr. SanjeetSharma(2011)

    Determinant OfEquity SharePrices In India

    PER (Y) EPS,

    PBV,DPS,DPR danSize

    Regresiberganda

    Variabel EPS, DPS,DPR, Size dan PBVberpengaruh positifsignifikan terhadapVariabel PER

    VariabeldependenPER

    VariabelindependenDPR danPBV

    Objekpenelitianpadaindeks LQ45

    Periodepenelitian2011-2015

    HeniSuslowatidan RatnaNingrum(2011)

    Analisis Faktor-Faktor YangMempengaruhiPER AntaraSaham YangTercatat DalamIndex SyariahDan SahamBiasa(Studi padaPerusahaan NonKeuangan diBursa EfekIndonesia 2006 -2008)

    PER (Y) CR,

    DER,ROE,NPM,DPR, danInventoryTurnOver

    Regresibergandadan Ujibeda

    Varabel ROEbepengaruh negatifdan signifikanterhadap PER,sedangkan variabelCR, DER, NPM,DPR, INTO tidakbepengaruhterhadap PER.

    Ada perbedaankoefisien regresiantara sahamsyariah dan sahamkonvensional.

    VariabeldependenPER

    VariabelindependenROE, DERdan DPR

    Objekpenelitianpadaindeks LQ45

    Periodepenelitian2011-2015

  • 44

    C. Kerangka Penelitian

    Gambar 2.1

    Kerangka Pemikiran

    Price Earning Ratio

    Model Estimasi Terpilih

    Uji Asumsi Klasik

    Normalitas AutokorelasiMultikolinieritas Heteroskedastisitas

    Uji Simultan (Uji F) Uji Parsial (Uji t) Uji Koefisien Determinasi (R2)

    Fundamental Perusahaan : Return On Equity Debt to Equity Ratio Price to Book Value Dividend Payout Ratio

    Interpretasi HasilPenelitian

    Kesimpulan, Implikasi, dan Saran

  • 45

    D. Hipotesis penelitian

    Hipotesis adalah pernyataan sementara yang perlu diuji

    kebenarannya. Untuk menguji kebenaran sebuah hipotesis digunakan

    pengujian yang disebut pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis akan

    membawa kepada kesimpulan untuk menolak atau menerima hipotesis.

    Agar pemilihan lebih terinci dan mudah, maka diperlukan hipotesis

    alternatif yang selanjutnya disingkat Ha dan hipotesis nol (null) yang

    selanjutnya disingkat H0. Ha cenderung dinyatakan dalam kalimat positif,

    sedangkan H0 dinyatakan dalam kalimat negatif (Usman dan Setiady,

    2006:119).

    Dari latar belakang, tinjauan teori, serta kerangka pemikiran yang

    telah disusun sebelumnya, penulis merumuskan beberapa hipotesis dalam

    penelitian yang akan disebutkan sebagai berikut:

    Hipotesis secara parsial:

    1. H0 : b1, . . . .b4 = 0 : Tidak terdapat pengaruh antara variabel X

    (Return On Equity, Debt to Equity Ratio, Price

    to Book Value, Dividend Payout Ratio) terhadap

    variabel Y (Price Earning Ratio)

    Ha : b1, . . . . b4 0 : Terdapat pengaruh antara variabel X (Return On

    Equity, Debt to Equity Ratio, Price to Book

    Value, Dividend Payout Ratio) terhadap variabel

    Y (Price Earning Ratio)

  • 46

    Hipotesis Secara Simultan

    2. H0 : b1, . . . .b4 = 0 : Tidak terdapat pengaruh antara variabel X

    (Return On Equity, Debt to Equity Ratio, Price

    to Book Value, Dividend Payout Ratio) terhadap

    variabel Y (Price Earning Ratio)

    Ha : b1, . . . . b4 0 : Terdapat pengaruh antara variabel X (Return On

    Equity, Debt to Equity Ratio, Price to Book

    Value, Dividend Payout Ratio) terhadap variabel

    Y (Price Earning Ratio)

    Untuk membuktikan hipotesis ini dilakukan dengan uji regresi

    berganda untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Return on Equity,

    Debt to Equity Ratio, Price to Book Value, Dividend Payout Rasio secara

    simultan terhadap Price Earning Ratio pada perusahaan yang terdaftar

    dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI).

  • 47

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Ruang Lingkup Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor

    fundamental yang berpengaruh terhadap Price Earning Ratio (PER)

    perusahaan sebagai dasar penilaian saham pada saham perusahaan yang

    terdaftar pada LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 - 2015.

    Pemilihan sampel perusahaan dengan teknik purposive sampling.

    Perusahaan yang menjadi sampel penelitian merupakan perusahaan yang

    memenuhi kriteria yang telah disusun oleh penulis. Dalam melakukan

    pengujian, peneliti melakukan pengolahan data dengan menggunakan

    Software Statistic SPSS Vol.18, dan Microsoft Excel 2010.

    B. Metode Penentuan Sampel

    1. Populasi

    Populasi ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun

    pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, dari pada

    karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap

    dan jelas (Usman dan Setiady, 2006 : 181). Populasi adalah sebuah

    kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan

    ukuran lain dari objek yang menjadi perhatian (Suharyadi, 2007 :

    12). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah saham

  • 48

    saham yang terdaftar pada LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI)

    selama periode penelitian yaitu 2011-2015.

    2. Sampel

    Dalam statistika terbagi atas dua jenis, yaitu statistika

    deskriptif dan statistika induktif (inferensial). Statistika induktif

    (inferensial) ialah suatu proses yang berusaha untuk menarik

    kesimpulan tentang keadaan populasi berdasarkan sampel yang

    diambil, dengan menggunakan metode tata cara tertentu. Sampel

    adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan

    menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling

    (Usman dan Setiady, 2006 : 182).

    Teknik sampling dibagi dua yaitu probability sampling dan

    non probability sampling. Teknik sampling yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah non probability sampling. Non probability

    sampling adalah teknik pengambilan sampel tidak secara acak.

    Sedangkan pengambilan sampel dengan metode purposive

    sampling yang merupakan teknik penentuan sampel yang dipilih

    secara khusus berdasarkan tujuan penelitian (Usman dan Setiady,

    2006 : 186).

    Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah saham

    perusahaan berbasis syariah yang memenuhi kriteria-kriteria yang

    akan diuraikan sebagai berikut:

  • 49

    a) Saham perusahaan menerus masuk dalam perhitungan LQ-

    45 sepanjang periode penelitian yaitu periode 2011-2015.

    b) Perusahaan secara terus menerus membagikan dividen

    sepanjang periode pengamatan yaitu periode 2011-2015.

    c) Perusahaan memiliki kelengkapan data keuangan pada

    laporan keuangan yang berakhir per 31 Desember selama

    periode pengamatan yaitu periode 2011-2015.

    C. Metode Pengumpulan Data

    Data ialah suatu bahan mentah yang jika diolah dengan baik melaui

    berbagai analisis dapat melahirkan berbagai informasi. Dengan informasi

    tersebut, kita dapat mengambil suatu keputusan (Usman dan Setiady, 2006

    : 15).

    Data dapat dikumpulkan langsung oleh peneliti melalui pihak yang

    disebut sumber primer. Data primer yang dikumpulkan oleh peneliti

    melalui pihak kedua atau tangan kedua disebut sumber sekunder, yaitu

    data yang diperoleh melalui wawancara kepada pihak lain tentang objek

    dan subjek yang ditelliti, dan mempelajari dokumentasi-dokumentasi

    tentang objek dan subjek yang diteliti. Teknik-teknik pengumpulan data

    yang dilakukan melalui sumber sekunder dapat dilakukan dengan

    wawancara (interview), pengamatan (observation), angket (questinnary),

    dan dokumentasi (documentation) (Usman dan Setiady, 2006 : 20).

  • 50

    Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

    sekunder. Untuk dapat menganalisa hipotesis yang sudah dirumuskan,

    penulis menggunakan data sekunder yang dipublikasikan oleh situs

    penyedia data historis keuangan perusahaan, diantaranya adalah

    www.idx.co.id dan situs perusahaan-perusahaan yang merupakan objek

    dari penelitian.

    Selain melakukan pencarian data sekunder untuk keperluan

    penelitian melalui situs internet, penulis juga melakukan riset kepustakaan

    (library research) untuk memperoleh landasan dan konsep yang kuat guna

    memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan melalui jurnal-jurnal

    penelitian, artikel, dan buku-buku literatur yang berhubungan dengan topik

    yang diangkat oleh penulis dalam penelitian ini.

    D. Metode Analisis Data

    Merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengolah suatu

    data penelitian dengan menggunakan proses penyederhanaan data dalam

    bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan.

    Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, barulah dilakukan

    pengujian dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

    1. Metode Analisis Linier Berganda

    Menurut Suharyadi dan Purwanto.S.K (2009:208) analisis

    regresi berganda digunakan untuk mengetahui hubungan dan

  • 51

    pengaruh dari beberapa variabel bebas (independent variable)

    terhadap variabel terikat (dependent variable).

    Analisis regresi adalah suatu teknik yang digunakan untuk

    membangun suatu persamaan yang menghubungkan antara

    variabel terikat (Y) dengan variabel bebas (X) dan sekaligus untuk

    menentukan nilai ramalan atau dugaannya.

    Model regresi linier berganda mengasumsikan bahwa

    terdapat hubungan linier antara variabel bebas dengan variabel

    terikat, secara matematis dapat digambarkan sebagai berikut :

    PersamaanRegresi Linier Berganda dalam penelitian iniadalah :

    = + + + + +Keterangan :

    Y : Variabel Dependen (Price Earning Ratio)

    : Konstanta

    X1 : Variabel Independen 1 (Return On Equity)

    X2 : Variabel Independen 2 (Debt to Equity Rasio)

    X3 : Variabel Independen 3 (Price to Book Value)

    X4 : Variabel Independen 4 (Dividend PayOut Rasio)

    b(1,2,3,4) : Koefisien regresi masing-masing variabel independen

    e : Error term

  • 52

    2. Uji Asumsi Klasik

    a. Uji Normalitas

    Menurut Santoso (2001:92), uji normalitas suatu data sangat

    diperlukan dalam penggunaan statistik parametrik. Untuk

    menguji normalitas distribusi populasi diajukan hipotesis

    sebagai berikut:

    H0 : data berasal dari populasi distribusi normal.

    Ha : data berasal dari populasi tidak berdistribusi normal.

    Dalam penelitian ini digunakan uji grafik P-Plot untuk melihat

    keseluruhan data tersebut apakah normal atau tidak.

    b. Uji Multikolinieritas

    Menurut Danang Sunyoto (2009 : 79), multikolinieritas

    diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua

    atau lebih variabel bebas/ independent, variabel akan diukur

    tingkat asosiasi (keeratan) hubungan/ pengaruh antara variabel

    bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi.

    Dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas, dapat

    digunakan cara lain, yaitu dengan:

    1) Nilai toleransi adalah besarnya tingkat kesalahan yang

    dibenarkan secara statistik.

    2) Nilai Variance Inflation Factor (VIF) adalah faktor inflasi

    penyimpangan baku kuadrat.

  • 53

    Nilai tolerance (a) dan Variance Inflation Factor (VIF) dapat

    dicari d