analisis pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, dan ... · daerah terhadap bantuan apbd berarti...

149
ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN HASIL BADAN USAHA MILIK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA TANGERANG (2003 – 2009) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Oleh : AJUN EFFENDI 106084003594 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Upload: others

Post on 09-Feb-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN HASIL BADAN USAHA MILIK

DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA TANGERANG (2003 – 2009)

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan

Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Oleh :

AJUN EFFENDI

106084003594

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2011

Page 2: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat
Page 3: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat
Page 4: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat
Page 5: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ajun Effendi

NIM : 106084003594

Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah murni hasil karya sendiri. Apabila saya

mengutip dari karya orang lain, maka saya mencantumkan sembernya sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. Saya bersedia dikenakan sanksi pembatalan

skripsi ini, apabila terbukti melakukan tindakan plagiat

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Penulis

Ajun Effendi

NIM : 106084003594

Page 6: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS PRIBADI

Nama : Ajun Effendi

Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang / 18 Mei 1987

Alamat : Jl.KH.Hambasri Rt 001/03 No.20 Ds.Karangtengah Pagedangan Tangerang 15820

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

No.Telpon : 085694455787 / 02194961890

RIWAYAT PENDIDIKAN

TK : TK Islam Matlahul Huda - Bogor

SDN : SDN Pagedangan III - Tangerang

SLTP : SLTPN 1 Parung Panjang - Bogor

SMA : SMA Islamic Village Karawaci –

Tangerang

UNIVERSITAS : UIN Syarif Hidayatullah – Jakarta

LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : H. Sutiyosono, SH

Ibu : Hj. Siti Jubaedah

Alamat : Ds.Karangtengah Pagedangan Tangerang

Anak ke- : dua (2) dari dua bersaudara

Page 7: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

ABSTRAK

Perkembangan Pendapatan Asli Daerah merupakan satu indikator penting dalam pembangunan perekonomian daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil badan usaha milik daerah terhadap pendapatan asli daerah di kota Tangerang dalam periode 2003:1 sampai 2009:4. Metode analisis yang digunakan adalah metode regresi berganda OLS (Ordinary Least Square).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pajak daerah dan retribusi daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah, sedangkan hasil Badan Usaha Milik Daerah tidak signifikan dan tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang. Hal ini diduga karena badan usaha milik daerah yang ada di kota Tangerang jumlahnya sedikit, dan hasil badan usaha yang ada lebih kecil dibanding dua varaibel yang lain.

Kata Kunci: PAD, Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Badan Usaha Milik Daerah

Page 8: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

ABSTRACT

The development of original income of the region is to an important factor in the regional economy. The development purpose of this study is to know how the impact of regional tax, regional retribution, and result of regional state enterprise into original of company with regional income in tangerang minificial from 2003 until 2009. The Regression method used in analysing of the data is Ordinary Least Square(OLS).

The result showed that the regional tax and regional retribution affect positively and significant influence on original regional income, whereas the regional company doesn’t significant and doesn’t affect with original regional income tangerang city. This problem because there is just a small amount regional company in tangerang city, and the result of the regional company which standing are little than the other two variable which have been knowing.

Keywords : Original Government Income, Regional Tax , Regional Retribution, Region State Enterprise

Page 9: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah

melimpahkan segala rahmat dan karunianya kepada penulis serta nikmat sehat

yang diberikan, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skrispi yang berjudul “ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI

DAERAH, DAN BADAN USAHA MILIK DAERAH TEHADAP

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA TANGERANG (2003 – 2009)”.

Skripsi ini penulis selesaikan dengan usaha, bantuan, bimbingan dan

dorongan dari berbagai pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. ALLAH SWT. Terima kasih atas Karunia yang telah Kau berikan,

kesehatan, rejeki dan kasih sayang.

2. Kedua orang tuaku. Terima kasih yang tak terhingga kepada Mama dan

Papa tercinta atas kerja kerasnya dalam memberikan do’a, dukungan,

pengorbanan, kasih sayang dan perhatian yang telah diberikan kepada

penulis sepanjang masa. Juga kepada kakak sodara-sodara saya,

terimakasih atas dukungannya.

3. Almarhum papa, Bpk.H.Aminuddin, harapan papa agar saya menjadi

sarjana kini tercapai sudah.

4. Kepada Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Bpk

Lukman, M.Si, terima kasih telah memberikan ilmu yang bermanfaat

kepada penulis dan atas bantuannya selama ini.

5. Kepada Bapak Pheni Chalid, SF,MA, Ph.D selaku Dosen Pembimbing

Utama skripsi yang dengan sepenuh hati dan kesabaran telah bersedia

meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk, bimbingan, nasehat, dan

Page 10: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

arahannya desela jadwalnya yang sangat padat kepada penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Kepada Ibu Utami Baroroh, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Ekonomi

dan Studi Pembangunan dan Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bantuan baik waktu, saran, maupun ilmu yang bermanfaat

kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

7. Bapak Prof. Dr Abdul Hamid MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis

8. Seluruh Dosen, Staff, berserta Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

9. Kepada Nita istri saya dan Keluarganya, Terimakasih atas bantuan doa

dan semangatnya

10. Pegawai Badan Kekayaan dan Keuangan Daerah (BKKD) Kota

Tangerang

11. Teman-teman seperjuangan penulis. Rekan-rekan Ekonomi Pembangunan

angkatan 2006 yang telah membantu penulis dalam penulisan ini yaitu:

Tunjung Hapsari, Iezzahra, Safitri, Maria, Verra, Zaka, Awank, dan

kawan-kawan lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis

ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya, semoga ALLAH SWT

memberikan pahala yang setimpal.

12. Rekan-rekan Kerja di Pemerintahan Kota Tangerang Selatan DKPP yaitu:

ida, ika, apip, garry, isman, haris, resty, dan yang lainnya yang tidak

dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih atas do’a dan

dukungannya.

13. Kepada kekasih dan mantan-mantan saya yang “pernah” singgah dihati

ini.

14. Semua Pihak yang belum disebut diatas, terima kasih atas segala bantuan

dan do’a selama proses penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi

ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran yang

Page 11: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

membangun sangat diharapkan untuk tercapainya penulisan skripsi yang

lebih baik lagi.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, Maret 2011

Penulis

Page 12: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPRE

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP i

ABSTRAK ii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Perumusan Masalah 7

1.3. Tujuan Penelitian 8

1.4. Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

2.1. Desentralisasi Daerah 10

2.1.1. Landasan Teori Transfer Pusat ke Daerah 15

2.2. Sumber Penerimaan Daerah 18

2.3. Pendapatan Asli Daerah 20

2.3.1. Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) 21

2.3.2. Komponen Pendapatan Asli Daerah 24

2.4. Studi Empiris 34

2.5. Kerangka Pemikiran 40

2.6. Hipotesa Penelitian 41

Page 13: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42

3.1. Ruang Lingkup Penelitian 42

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 43

3.3. Data dan Tehnik Pengumpulan data 43

3.4. Definisi Operasional 44

3.5. Variabel dan Pengukuran 45

3.6. Metode Analisa Data 46

3.6.1. Model Regresi Linier Berganda 46

3.6.2. Pemilihan Model Regresi 47

3.6.3. Pengujian Hipotesis 49

3.6.4. Uji Stasioneritas 51

3.6.5. Uji Derajat Integrasi 52

3.6.6. Metode Pengujian Asumsi Klasik 53

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 56

4.1. Deskripsi dan Objek Penelitian 56

4.1.1. Pembentukan Kota Tangerang 56

4.2. Perkembangan dan Pembentukan Kota Tangerang

menurut jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah 58

4.3. Hasil Uji Analisis 67

4.3.1. Menentukan Model Ekonometrika 67

4.3.2. Uji Stasioneritas 68

4.3.3 Pengujian Asumsi Klasik 71

4.3.4 Analisis Regresi Berganda 76

4.3.5 Uji (F-test) 80

4.4. Pembahasan 82

BAB V PENUTUP 84

5.1 Kesimpulan 84

5.2 Saran 85

DAFTAR PUSTAKA 87

LAMPIRAN 90

Page 14: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

DAFTAR TABEL

NO KETERANGAN HALAMAN

1.1 Tabel Sumber Pendapatan dan Realisasi 3

4.1 Tabel Perbandingan Dari Pajak Daerah Menurut Jenis Pajak 59

4.2 Tabel Perbandingan Dari Retribusi Daerah Menurut Jenis Retribusi 64

4.3 Tabel Hasil Uji Stasioner tingkat Level 67

4.4 Tabel Hasil Uji Stasioner tingkat First Different 69

4.5 Tabel Hasil Uji Stasioner tingkat First Different 70

4.6 Tabel Hasil Uji Normalitas 71

4.7 Tabel Hasil Uji Multikolinieritas 72

4.8 Tabel Hasil Regresi Linier Berganda 80

Page 15: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

DAFTAR LAMPIRAN

NO KETERANGAN HALAMAN

1. Lampiran Data Variabel Penelitian Yang Digunakan 90

2. Lampiran Pendapatan Dari Pajak daerah Tahun 2005 91

3. Lampiran Pendapatan Dari Pajak daerah Tahun 2006 92

4. Lampiran Pendapatan Dari Pajak daerah Tahun 2007 93

5. Lampiran Pendapatan Dari Pajak daerah Tahun 2008 94

6. Lampiran Pendapatan Dari Pajak daerah Tahun 2009 95

7. Lampiran Pendapatan Dari Retribusi Daerah Tahun 2005 96

8. Lampiran Pendapatan Dari Retribusi Daerah Tahun 2006 101

9. Lampiran Pendapatan Dari Retribusi Daerah Tahun 2007 106

10. Lampiran Pendapatan Dari Retribusi Daerah Tahun 2008 111

11. Lampiran Pendapatan Dari Retribusi Daerah Tahun 2009 116

12. Lampiran Hasil Uji Stasioneritas 121

13. Lampiran Hasil Analisis Regresi Berganda 130

14. Lampiran Hasil Uji Normalitas 131

15. Lampiran Hasil Uji Multikolinieritas 132

16. Lampiran Hasil Uji Heteroskedastisitas 134

17. Lampiran Hasil Uji Autokorelasi 135

Page 16: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan merupakan suatu proses kemajuan dan perbaikan guna

tercapainya tujuan yang diinginkan. Secara umum tujuan yang ingin di capai

adalah terciptanya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara lebih adil dan

merata. Agar tujuan tersebut tercapai maka segenap potensi dan sumber daya

pembangunan yang ada harus dialokasikan secara efektif dan efisien demi

peningkatan produksi secara keseluruhan.

Perkembangan pembangunan suatu daerah sangat ditentukan oleh sumber

pendapatan daerah terutama untuk menutupi pembiayaan yang diperlukan

pemerintah daerah dalam melaksanakan tugasnya. Untuk itu diperlukan

kemampuan pemerintah daerah dalam mengatur perekonomian daerahnya untuk

membiayai seluruh kebutuhan dana pembangunan yang diperlukan. Masalah

umum yang dihadapi oleh pemerintah daerah adalah adanya kendala dalam

menghimpun dana yang berasal dari daerah itu sendiri, sehingga pembangunan

daerah cenderung tergantung pada sumbangan dan bantuan dari pemerintah pusat.

Menyadari bahwa ketergantungan tersebut kurang baik bagi kelanjutan

pelaksanaan pembangunan daerah, maka diharapkan pemerintah daerah menggali

semua sumber ekonomi yang dimiliki daerah masing-masing guna membiayai

pelaksanaan daerah itu sendiri. Hal ini didukung dengan dikeluarkannya UU

No.22 Tahun 1999 yang diperbaharui dengan UU No.33 tahun 2004 tentang

Page 17: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Pemerintah Daerah dan UU No.25 Tahun 1999 yang diperbaharui dengan UU

No.34 tahun 2004 tentang Pertimbangan Keuangan Antara Pusat dan Pemerintah

Daerah dimana dalam undang-undang tersebut pemerintah daerah dan diberikan

kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya berdasarkan

aspirasi pemerintah daerah dan diberikan kewenangan untuk mengggali dan

memanfaatkan sumber keuangan daerah setempat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.Salah satu sumber pembiayaan tersebut adalah Pendapatan

Asli Daerah (PAD). Pendapatan asli daerah merupakan tulang punggung

pembiayaan daerah ,oleh karenanya kemampuan melaksanakan ekonomi di ukur

dari besarnya konstribusi yang diberikan oleh pendapatan asli daerah terhadap

total APBD, semakin besar konstribusi yang dapat diberikan oleh pendapatan asli

daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah

daerah terhadap bantuan pemerintah pusat sehingga otonomi daerah dapat

terwujud.

Pendapatan Asli Daerah merupakan penerimaan dari pungutan pajak

daerah, retribusi daerah, hasil dari perusahaan daerah, penerimaan dari dinas-dinas

dan penerimaaan lainya yang termasuk dalam pendapatan asli daerah yang

bersangkutan, dan merupakan pendapatan daerah yang sah. Semakin tinggi

peranan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam pendapatan daerah merupakan

cermin keberhasilan usaha-usaha atau tingkat kemampuan daerah dalam

pembiayaan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan.

Page 18: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Tabel 1.1

Sumber Pendapatan Kota Tangerang dan Realisasinya

Tahun 2005

JENIS PENDAPATAN TARGET REALISASI %

Pajak Daerah 73.500.000.000 79.368.013.721 7,98

Retrusi Daerah 24.320.155.200 24.827.124.613 2,08

Bagian Laba BUMD 3.017.666.389 3.017.666.516 0,0001

Lain-Lain PAD yang sah 6.475.552.409 9.311.061.516 43,79

JUMLAH 107.313.373.998 116.523.842.800 8,58

Sumber: Bidang Keuangan dan Kekayaan Daerah (BKKD), 2006

Dari data tabel di atas dapat terlihat bahwa Sumber Pendapatan Kota

Tangerang dapat dihasilkan dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Bagian Laba

BUMD, dan Lain-lain PAD yang sah. Pajak Daerah pada tahun 2005 memiliki

target sebesar 73.500.000.000 dan realisasi sebesar 79.368.013.721, dan terlihat

dalam presentase sebesar 7,98%. Retribusi Daerah pada tahun 2005 memiliki

target sebesar 24.320.155.200 dan realisasi sebesar 24.827.124.613, dan terlihat

dalam presentase sebesar 2,08%. Bagian laba BUMD pada tahun 2005 memiliki

target sebesar 3.017.666.389 dan realisasi sebesar 3.017.666.516, dan terlihat

dalam presentase sebesar 0,0001%. Lain-lain PAD yang sah memiliki target

sebesar 6.475.552.409 dan realisasi sebesar 9.311.061.516, dan terlihat dalam

Page 19: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

presentase sebesar 43,79%. Sehingga total keseluruhan Pendatapan Kota

Tangerang pada Tahun 2005 adalah total target sebesar 107.313.373.998 dan

realisasi sebesar 116.523.842.800, dan presentase sebesar 8,58%.

Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu sumber penerimaan di dalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berdasarkan pada ketentuan

dalam UU No. 33 tahun 2004 dan UU No. 34 tahun 2004. Dengan otonomi ,

diharapkan adanya peningkatan kapasitas pemerintah daerah guna

memperdayakan masyarakat, meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan

masyarakat yang semakin baik, mengembangkan kehidupan demokrasi, keadilan

dan pemerataan serta memelihara hubungan yang serasi antara pusat dan daerah

serta antar darah. Keberhasilan pemerintah daerah dalam membangun

perekonomian wilayahnya tergantung pada kemampuan untuk memobilisasi

potensi yang ada pada masyarakat melalui peningkatan Pendapatan Asli Daerah.

Pendapatan Asli Daerah diharapkan menjadi penyangga utama dalam membiayai

kegiatan-kegiatan daerah, karena semakin banyak kebutuhan daerah yang dapat

dibiayai oleh Pendapatan Asli Daerah maka semakin tinggi kualitas otonominya

yang mengindikasinya semakin mandiri bidang keuangan daerahnya.

Dalam pelaksanaan otonomi daerah, sumber keuangan yang berasal dari

Pendapatan Asli Daerah lebih penting dibandingkan dari sumber-sumber yang

lain, karena pendapatan asli daerah dapat dipergunakan sesuai dengan prakarsa

dan inisiatif daerah sedangkan bentuk pemberian pemerintah (non PAD) sifatnya

lebih terikat. Dengan penggalian dan peningkatkan pendapatan asli daerah

Page 20: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

diharapkan pemerintah daerah juga mampu meningkatkan kemampuannya dalam

penyelenggaraan urusan daerah.

Salah satu sektor yang memiliki kontribusi besar dari tahun ke tahun adalah

pajak daerah pajak daerah, yang salah satu sumbernya berasal dari pajak hotel

dan restoran. Bila kita lihat Kota Tangerang merupakan daerah singgah/transit

karena merupakan jalan alternatif menuju Ibu Kota DKI Jakarta dan Bandara

Internasional Soekarno-Hatta. Perkembangan jumlah hotel dan restoran ini

seharusnya menjadi potensi sangat bagus bagi peningkatan pendapatan asli daerah

dalam rangka mengurangi ketergantungan fiskal daerah. Hal ini terefleksi dalam

peningkatan dan stabilitas realisasi pajak hotel dan restoran ini dari tahun ke

tahun.

Berdasarkan undang-undang No. 34 Tahun 2000, tentang Pajak Daerah,

pajak atau pungutan yang dikenakan bagi pemilik rumah penginapan, rumah

makan, pembayaran hotel dan restoran. Secara umum pajak Hotel dan Restoran

merupakan pungutan atas pembayaran rumah makan dan rumah penginapan yang

terdiri dari hotel, losmen, wisma, dan restoran. Dengan demikian pajak hotel dan

restoran cukup potensial dalam menyumbang pendapatan asli daerah (PAD).

Dalam undang-undang No. 5 Tahun 1974 pengertian perusahaan daerah

untuk memperkembangkan perekonomian daerah dan untuk menambah

penghasilan daerah. Dari kutipan diatas ada dua fungsi pokok perusahaan daerah.

Pertama, sebagai dinamisator perekonomian daerah yang berarti harus mampu

memberikan rangsangan bagi perkembangan perekonomian daerah. Kedua,

Page 21: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

sebagai penghasilan pendapatan daerah. Ini berarti perusahaan daerah mampu

memberikan manfaat ekonomi sehingga terjadi keuntungan yang dapat disetorkan

ke kas daerah. Untuik dapat penyelenggaraan fungsi yang oftimal diperlukan

dukungan dana yang cukup besar guna untuk meningkatkan pendapatan asli

daerah (PAD) yang antara lain diperoleh dari berbagai jenis pajak daerah,

retribusi, hasil investasi dan kegiatan bisnis.

Kota Tangerang yang lahir pada tahun 1993 dengan Undang-undang No. 2

Tahun 1992, kini pertumbuhannya berkembang begitu pesat, pesatnya

pertumbuhan kota tangerang karena wilayahnya yang berbatasan langsung

dengan DKI Jakarta yang terkait langsung dengan dinamika pembangunan

nasional yang terpusat di Jakarta, letak Kota Tangerang yang strategis mendorong

lahirnya intruksi presiden No. 13 tahun 1976, yang menetapkan daerah ini

sebagai bagian dari wilayah pengembangan Jabodetabek yang dipersiapkan untuk

mengurangi ledakan penduduk DKI Jakarta, sebagai daerah penyangga Ibu

Kota,wilayah ini dipersiapkan untuk Kegiatan Industri dan Perdagangan,

pengembangan pusat pemukiman.

Dalam usaha menopang eksistensi otonomi daerah yang maju sejahtera,

berakhlakul karimah, mandiri, berkeadilan, kota Tangerang dihadapkan pada

suatu tantangan dalam mempersiapkan strategi dalam perencanaan pembangunan

yang akan di ambil. Untuk itu diperlikan suatu perencanaan yang tepat dengan

memperhatikan potensi yang dimilikinya terutama dalam mengidentifikasikan

keterkaitan antara sektor perdagangan, industri, hotel dan restoran dengan sektor

yang lainya. Kota Tangerang dengan keterbatasan sumber daya alam yang ada

Page 22: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

mempunyai sektor-sektor yang berpotensi untuk di kembangkan, misalnya sektor

industri dan penyediaan sektor jasa.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merasa perlu menganalisa

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Badan Usaha Milik Daerah

terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Tangerang pada tahun 2003 sampai

dengan tahun 2009.

1.2 Perumusan masalah

Permasalahan yang dihadapi pemerintahan daerah dalam mengurus rumah

tangganya dikarenakan terbatasnya dana pembangunan. Untuk meningkatkan

pembangunan daerah, diperlukan biaya yang harus digali dari sumber keuangan

sendiri. Keuangan daerah merupakan satu indikator untuk menilai kemampuan

daerah dalam mengurus rumah tangga sendiri. Hal ini sesuai dengan tujuan

pemberian otonomi daerah, yaitu agar daerah mampu mengurus daerahnya dan

berusaha melepaskan diri dari ketergantungan pada pemerintah pusat.

Berdasarkan keadaan tersebut menimbulkan pertanyaan yang dirumuskan dalam

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota

Tangerang ?

2. Bagaimanakah pengaruh Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kota Tangerang ?

Page 23: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

3. Bagaimanakah pengaruh hasil Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) terhadap

Pendapatan Asli Daerah kota Tangerang ?

4. Apakah Pajak Daerah, retribusi daerah dan BUMD berpengaruh secara

signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ingin mempunyai tujuan

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh Pajak Daerah

terhadap Pendapatan Asli Daerah kota Tangerang.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh Retribusi

Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah kota Tangerang.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh hasil Badan

Usaha Milik Daerah (BUMD) terhadap Pendapatan Asli Daerah kota

Tangerang.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian tersebut adalah :

1. Sebagai satu syarat untuk mencapai gelar sarjana strata satu pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, serta untuk mengetahui seberapa timgkat

tingkat ilmu pengetahuan yang diperoleh selama menjadi menjadi

mahasiswa.

Page 24: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

2. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pembuat kebijakan

perintah daerah Kota Tangerang dalam merencanakan dan

mengambil keputusan untuk meningkatkan penerimaan Pendapatan

Asli Daerah.

3. Sebagai bahan pustaka, informasi dan referensi bagi yang

memerlukan serta sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya.

Page 25: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Desentralisasi Daerah

Menurut Undang-undang No. 32 tahun 2004 Pasal 1 ayat (7) menyebutkan

bahwa desentralisasi adalah penyerahan wewenang Pemerintah oleh Pemerintahan

kepada Daerah Otonom dan kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI). Hal ini berarti pengelolaan daerah lebih dititikberatkan kepada

kabupaten/kota,sedangkan propinsi adalah sebagai Daerah Otonom sekaligus

sebagai daerah administrasi yang melaksanakan kewenangan pemerintah pusat

yang didelegasikan kepada gubernur. Propinsi bukanlah merupakan daerah atasan

kabupaten/kota. Jadi antara daerah otonom propinsi dengan daerah otonom

kabupaten/kota tidak memiliki hubungan hirarki.

Sistem penyelenggaraan pemerintahan dalam Negara kesatuan dapat

dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu sebagai berikut :

1. Negara kesatuan dengan system sentralisasi, yaitu segala sesuatu dalam

Negara itu langsung dan diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah-

daerah hanya tinggal melaksanakannya saja.

2. Negara kesatuan dengan system desentralisasi, yaitu daerah diberi

kesempatan dan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus rumah

tangganya sendiri (otonomi daerah) yang dinamakan daerah otonom.

Page 26: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Desentralisasi adalah suatu istilah yang luas dan selalu menyangkut

persoalan kekuatan (power), biasanya dihubungkan dengan pendelegasian atau

penyerahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pejabatnya di daerah atau

kepada lembaga-lembaga pemerintah di daerah untuk menjalankan urusan-urusan

pemerintahan di daerah. “Dalam Encyclopedia of the Social Sciences,

desentralisasi adalah penyerahan wewenang dari tingkat pemerintahan yang lebih

tinggi kepada pemerintahan yang lebih rendah, baik yang menyangkut bidang

legislatif, yudikatif, maupun administratif. Dalam ensiklopedia tersebut,

dikemukakan bahwa desentralisasi ada;ah kebalikan dari sentralisasi, tetapi jangan

dikacaukan dengan pengertian dekonsentrasi, sebab istilah ini secara umum lebih

diartikan sebagai pendelegasian dari atasan kepada bawahannya untuk melakukan

suatu tindakan atas nama atasannya tanpa melepaskan wewenang dan tanggung

jawabnya.”

Kewenangan daerah ini mencakup kewenangan dalam seluruh bidang

pemerintahan, kecuali kewenangan yang dikecualikan dalam Undang-undang

No.32 tahun 2004 ini, sebagaimana diatur dalam Pasal 10 ayat (3), yaitu

kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, yustisi

moneter dan fiskal moneter, dam agama.

Tujuan utama desentralisasi adalah :

1. Tujuan politik, yang ditujukan untuk menyalurkan partisipasi politik di

tingkat daerah untuk terwujudnya stabilitas politik nasional.

Page 27: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

2. Tujuan ekonomis, yang dimaksudkan untuk menjamin bahwa

pembangunan akan dilaksanakan secara efektif dan efisien di daerah-

daerah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan sosial.

Menurut Machfud Sidik (2002:4) desentralisasi adalah suatu alat untuk

mencapai salah satu tujuan Negara, yaitu terutama memberikan pelayanan publik

yang lebih baik dan menciptakan proses pengambilan keputusan publik yang lebih

demokratis. Desentralisasi sendiri bukanlah suatu yang baik maupun yang buruk.

Hal pokok tentang desentralisasi pada dasarnya adalah apakah proses dan

implementasi desentralisasi tersebut berhasil atau gagal untuk meningkatkan

efesiensi dan kadar resforsifitas kebijakan publik pemerintah terhadap

kepentingan politis, ekonomi, dan sosial masyarakatnya. Kegagalan implementasi

desentralisasi ditunjukan dari kemunduran ekonomi, ketidakstabilan politik dan

merosotnya pelayanan publik di daerah yang bersangkutan. Sedangkan menurut

Kunarjo (2003) desentralisasi dapat dibagi menjadi 4 jenis sebagai berikut :

1. Desentralisasi politik (Political Decentralization)

Merupakan pemberian hak kepada warga Negara melalui perwakilan yang

dipilih suatu kekuasaan yang kuat untuk mengambil keputusan publik

tanpa persetujuan dari atasan.

2. Desentralisai administrativ (Adminiistrative Decentralization)

Merupakan pelimpahan wewenang yang dimaksudkan untuk

mendistribusikan kewenagan, tanggung jawab dan sumber-sumber

keuangan untuk menyediakan pelayanan publik. Pelimpahan tanggung

jawab tersebut menyangkut perencanaan, pendanaan, dan manajemen

Page 28: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

fungsi-fungsi pemerintahan pusat kepada aparatnya didaerah.

Desentralisasi administratif dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk,

yaitu :

1.) Dekonsentrasi (Deconcentration) yaitu, pelimpahan wewenang dari

pemerintah pusat kepada pejabat yang berada dalam garis hiraki

dengan pemerintah pusat daerah.

2.) Devolusi (Devolution) yaitu, pelimpahan wewenang kepada tingkat

pemerintahan yang lebih rendah dalam bidang keuangan atas tugas

pemerintahan, dan pihak pemerintahan mendapat discretion yang

tidak dikontrol oleh pemerintah pusat. Dekonsentrasi dan devolusi

dilihat dari sudut konsepsi pemikiran organisasi dikenal dengan

distributed institutional monopoli of admistrative decentralization.

3.) Delegasi (Delegation or Institution Pliralism)

Wewenang untuk tugas tertentu kepada organisasi yang berasal

diluar struktur birokrasi regular yang dikontrol secara tidak langsung

oleh pemerintah pusat. Pendelegasian wewenang ini biasanya diatur

dengan ketentuan perundang-undangan. Pihak yang menerima

wewenang mempunyai keleluasaan (direction) dalam

penyelenggaraan pendelegasian tersebut, walaupun wewenang

terakhir tetap pada pihak pemberi wewenang (sovereign outhority).

3. Desentralisasi fiskal

Merupakan komponen utama dari desentralisasi. Apabila pemerintah

daerah melaksanakan fungsinya secara efektif dan diberikan kebebasan

Page 29: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

dalam pengambilan keputusan pengeluaran sektor publik, maka mereka

harus didukung sumber-sumber keuangan yang memadai baik yang berasal

dari pemerintah pusat ataupun dari daerah itu sendiri.

4. Desentralisasi Ekonomi (Economic Decentralization)

Desentralisasi ekonomi dalam pengambilan keputusan dibidang ekonomi

yang menitik beratkan pada upaya efesiensi dalam penyediaan barang

publik.

Prinsip pemberian ekonomi kepada pemerintah daerah pada dasarnya

adalah untuk membantu pemerintah pusat dalam penyelenggaraan

pemerintah daerah. Pada masa sekarang titik berat otonomi daerah

diberikan kepada daerah tingkat II dan bukan daerah tingkat I atau desa.

Hal ini erat kaitanya dengan fungsi utama pemerintah daerah sebagai

penyedia pelayanan kepada masyarakat dan pelaksanaan pembangunan

disamping sebagai Pembina kesetabilan politik, sosial, ekonomi dan

kesatuan bangsa. Dengan adanya desentralisasi daerah pemerintah daerah

mempunyai beberapa keuntungan yaitu :

a. Dengan adanya desentralisasi, pemerintah daerah dapat lebih

mengetahui keinginan masyarakatnya.

b. Dengan desentralisasi diharapkan pembuatan keputusan lebih

efektif.

c. Daerah akan dapat melakukan pendekatan dengan cara yang

berbeda-beda dalam menggali potensi daerah yang ada.

Page 30: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

2.1.1 Landasan Teori Transfer Pusat ke Daerah

Sistem transfer yang dipakai di Indonesia saat ini adalah hasil

evolusi sepanjang kurun waktu lebih dari 50 tahun. Sampai dengan tahun

1956, sistem subsidi yang dipakai adalah sistem shuit post, yaitu suatu

bentuk subsidi yang memberikan tunjangan sebesar selisih antara besarnya

rencana pengeluaran dan rencana penerimaan yang di ajukan daerah

kepada pusat. Akan tetapi dalam praktiknya, sebenarnya yang dijalankan

bukanlah sistem shuit post murni. Pemberian tunjangan kepada daerah

sangat tergantung kepada kebijaksanaan sepihak pemerintah pusat. Tahun

1956, pola hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah

mengalami perubahan , yaitu sejak Undang-Undang nomer 32 tahun 1956.

Berdasarkan Undang-Undang ini, secara konseptual pola hubungan antara

pemerintah pusat dan daerah diterjemahkan kedalam tiga hal utama, yaitu:

1. Penyerahan sumber pendapatan Negara kepada daerah

2. Pemberian bagian tertentu dari penerimaan berbagai pajak Negara

kepada daerah

3. Memberikan ganjaran, subsidi, sumbangan kepada daerah.

Pada tahun 1965, seiring dengan perubahan dalam dunia politik di

Indoneia, tidak terdapat lagi pola pembagian pajak Negara kepada daerah

yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Pola ini digantikan dengan

suatu pola kebijakan memberikan subsidi kepada daerah yang didasarkan

Page 31: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

kepada perhitungan besarnya jumlah pengeluaran gaji pegawai daerah

otonom atau yang disebut subsidi perimbangan keuangan.

Dikarenakan terdapatnya berbagai jenis transfer yang sebenarnya

tidak didasarkan pada suatu landasan hukum yang jelas, maka tahun 1972

dilakukan perubahan yaitu dengan mengembalikan kepada pola semula

dimana daerah akan dibantu sepenuhnya untuk memenuhi beban gaji

pegawai daerahnya, termasuk berbagai jenis tunjangan pegawai daerah

yang dikenal dengan pola Subsidi Daerah Otonom (SDO). Pada tahun

1972, selain Subsidi Daerah Otonomi terdapat transfer pusat ke daerah

atas dasar INPRES yang diberikan untuk membiayai kegiatan pemerintah

daerah. Untuk lebih jelasnya skema penerimaan bagi Negara yang berasal

dari pajak bumi dan bangunan (PBB), bea perolehan hak atas tanah dan

bangunan (BPHTP) dan penerimaan sumber daya alam.

Menurut Robert (2002) beberapa alasan perlunya dilakukan transfer

dana dari pusat ke daerah dengan sesuai dengan literatur ilmu ekonomi

publik dan keuangan Negara, yaitu :

1. Untuk mengatasi persoalan pertimbangan fiskal vertikal. Di

banyak Negara, pemerintah pusat menguasai sebagian besar

penerimaan utama Negara yang bersangkutan. Jadi,

pemerintah daerah hanya menguasai sebagian kecil sumber-

sumber penerimaan Negara. Kekurangan sumber penerimaan

daerah relatif terhadap kewajibannya ini akan menyebabkan

dibutuhkanya transfer dana dari pemerintah pusat.

Page 32: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

2. Untuk mengatasi persoalan ketimpangan fiskal horizontal.

Pengalaman empirik menunjukan bahwa kemampuan daerah

untuk menghimpun pendapatannya sangat bervariasi. Ini

semua berimplikasi kepada besarnya basis pajak di daerah–

daerah yang bersangkutan. Disisi lain, daerah-daerah juga

sangat bervariasi dilihat dari kebutuhan belanja untuk

melaksanakan berbagai fungsi dan pelayanan publik. Hal ini

tercermin dari kesenjangan fiskal (fiscal gap) yang

merupakan selisih dari kebutuhan fiskal (fiscal needs) dengan

kapasitas fiskal (fiscal capacity), yang selayaknya ditutup

oleh transfer dari pemerintah pusat.

3. Daerah memerlukan subsidi agar dapat mencapai standar

pelayanan minimum, peran distributif dari sektor publik akan

lebih efektif jika dijalankan oleh pemerintah pusat, maka

penerapan standar pelayanan minimum disetiap daerah akan

lebih bisa dijamin oleh pemerintah pusat.

4. Untuk stabilitas, permasalahan yang timbul dari menyebar

atau melimpahnya efek pelayanan public ( interjurisdictional

spill-over effect).

5. Untuk stabilitas, transfer dana dapat di tingkatkan oleh

pemerintah ktika aktivitas perekonomian sedang lesu. Disaat

lain, bisa saja dana transfer ke daerah dikurangi manakala

perekonomian booming. Transfer untuk dana pembangunan

Page 33: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

(capital grants) adalah merupakan instrument yang cocok

untuk tujuan ini. Namun kecermatan dalam

mengkalkulasikan sangat dibutuhkan agar tindakan tersebut

tidak berakibat merusak atau bertentangan dengan alasan

sebelumya.

2.2 Sumber Penerimaan Daerah

Penyelenggaraan tugas daerah dalam rangka desentralisasi dibiayai atas

beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pada sisi penerimaan

dalam APBD termuat beberapa sumber penerimaan pemerintah daerah yaitu : sisa

anggaran tahun lalu, pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain

pendapatan daerah yang sah.

Penerimaan daerah dari sisi lebih perhitungan anggaran tahun yang lalu

adalah penerimaan anggaran tahun yang lalu dan telah dituangkan dalam APBD

namun tidak direalisasikan dengan baik karena penghematan dari belanja atau

adanya pos pengeluaran belanja yang tidak dilaksanakan.

Menurut UU No. 33 tahun 2004 tentang pertimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa dana

perimbangan adalah dana yang bersumber dari penerimaan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai

kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan

terdiri dari :

Page 34: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

1) Bagian daerah dari penerimaan pajak bumi dan bangunan ; bea perolehan

hak atas tanah dan bangunan dan penerimaan dari sumber daya alam,

2) Dana Alokasi Umum dan

3) Dana Alokasi Khusus.

Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang berasal dari APBN yang

dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk

membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi

(Zaini, 2005:16). DAU dimaksudkan sebagai pengganti dua transfer utama dari

pusat ke daerah yang selama ini dilakukan yaitu Subsidi Daerah Otonom (SDO)

dan Inpres. Jumlahnya ditetapkan sekurang-kurangnya 25 persen dari penerimaan

dalam negri dari APBN. Selanjutnya 10 persen dari dana tersebut akan

dialokasikan kepada propinsi dan sisanya 90 persen akan dialokasikan kepada

kabupaten/kota. DAU dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan

penyediaan jasa publik dengan memperhatikan potensi daerah, luas daerah,

keadaan geografi, jumlah penduduk dan tingkat pendapatan masyarakat di daerah.

Sehingga perbedaan antara daerah maju dan daerah yang belum berkembang

dapat diperkecil. Secara implisit DAU juga dimaksudkan untuk menetralisir

dampak ketimpangan antar daerah akibat bagi hasil sumber daya alam.

Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang berasal dari APBN yang

dialokasikan kepada daerah untuk membantu membiayai kebutuhan tertentu.

DAK dimaksudkan untuk membiayai yang tidak dapat diperkirakan dengan

menggunakan formula DAU dan kebutuhan yang merupakan prioritas nasional di

daerah. DAK bertujuan untuk membantu membiayai kebutuhan khusus daerah.

Page 35: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Adapun sumber pembiayaan DAK salah satunya berasal dari dana reboisasi

dengan pembagian 40 persen untuk daerah dan 60 persen untuk pusat (D.Siregar,

2005 : 24).

Undang-undang No. 34 tahun 2004 menetapkan bahwa pinjaman daerah

adalah sebagai salah satu sumber penerimaan daerah dalam rangka pelaksanaan

desentralisasi yang dicatat dan dikelola dalam APBD. Pinjaman daerah dapat

bersumber dari dalam dan luar negeri.

PAD merupakan sumber pendapatan asli daerah yang dijadikan sebagai

barometer bagi potensi ekonomi suatu daerah, sekaligus pencerminan efektivitas

dan efiensi aparat pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Pemerintah daerah memerlukan sumber-sumber pembiayaan untuk mengurus

rumah tangganya sendiri, tetapi mengingat tidak semua pembiayaan dapat

diberikan kepada daerah maka daerah diwajibkan untuk menggali semua sumber

keuangan sendiri berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

2.3 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah

yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan

perundangan-undangan, yang bertujuan untuk memberikan hubungan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, daerah dilarang

menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang menyebabkan ekonomi

biaya tinggi adalah proses ekonomi di suatu daerah atau negara yang memerlukan

Page 36: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

atau mengeluarkan biaya yang lebih tinggi dari seharusnya akibat adanya

pemberlakuan tarif yang lebih tinggi ataupun pungutan-pungutan liar yang

seharusnya tidak ada serta sebagai akibat ‘budaya korupsi’. Pemerintah Daerah

dilarang menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang menghambat

mobilitas penduduk, lalu lintas barang dan jasa antar daerah, dan kegiatan impor

atau ekspor. Yang dimaksud adalah peraturan daerah yang mengatur pengenaan

pajak dan retribusi oleh daerah terhadap objek - objek yang telah dikenakan pajak

oleh pusat dan propinsi sehingga menyebabkan menurunnya daya saing daerah.

Dalam pasal 79 Undang-undang No.22 tahun 1999 dicantumkan bahwa

sumber pendapatan daerah terdiri atas :

a. Pendapatan asli daerah, yang terdiri lagi atas :

1. Hasil Pajak daerah

2. Hasil Retribusi daerah

3. Hasil Perusahaan milik daerah, pengelolaan kekayaan daerah

b. Dana Perimbangan

c Pinjaman daerah

d. Lain-lain pendapatan daerah yang sah

2.3.1 Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Untuk terus meningkatkan anggaran yang dapat digunakan untuk

membiayai kegiatanya, maka daerah Kabupaten / kota harus meningkatkan

sumber-sumber pendapatan asli daerahnya (PAD), yang antara lain berasal

Page 37: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

dari, pajak daerah, retribusi daerah, laba Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD), penerimaan dari dinas-dinas,dan penerimaan lain-lain.

Perolehan dari pajak dan retribusi daerah biasanya penyumbang

terbesar dalam pendapatan asli daerah (PAD) bagi sebagian besar

Kabupaten/kota. Pos ini tetap potensial untuk ditingkatkan lagi, baik melalui

ekstensifikasi maupun intensifikasi, misalnya bisa dilakukan pada pajak

restoran dan hotel, pajak hiburan, pajak reklame, misalnya biasa dilakukan

dengan memanfaatkan perusahaan-perusahaan besar ataupun perguruan

tinggi – perguruan tinggi swasta untuk memasang reklame di tempat

strategis dan sekaligus menyediakan fasilitas umum, seperti tempat

penyebaran dan halte-halte didekat kampus atau perusahaan besar tersebut.

Untuk retribusi masih banyak yang belum dimanfaatkan atau

dicobakan secara intensif, seperti retribusi sampah, pencetakan kartu tanda

penduduk (KTP) baik yang tetap mmaupun sementara, retribusi terminal,

retribusi tempat khusus parkir, retribusi pasar grosir atau pertokoan, dan

sebagainya. Penerimaan berbagai jenis pajak dan retribusi ini akan

mengikuti perkembangan ekonomi masyarakat. Artinya, jika ekonomi

masyarakat meningkat, penerimaan ini juga meningkat. Pemungutan

retribusi tempat-tempat wisata berpotensi untuk ditingkatkan. Intensifikasi

ini bukan berarti harus memberikan pungutan mahal untuk setiap

pengunjung, sebab tarif retribusi yang tinggi justru akan mengurangi minat

masyarakat untuk datang ke obyek wisata tersebut, sehingga akan

menurunkan penerimaan pemerintah dari retribusi tersebut. BUMD yang

Page 38: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

dimiliki oleh Pemerintah Daerah, misalnya, Bank Pasar dan Perusahaan Air

Minum (PAM), maka tidak terlalu banyak peluang selain melaksanakan

intensifikasi atas BUMD ini. Bank Pasar dapat memberikan konstribusi

pemasukan cukup signifikan bagi pendapatan asli daerah (PAD) jika

dikelola secara efisien dan profesional. Sebagai lembaga kredit yang dekat

dengan nasabahnya, maka bank pasar ini dapat lebih memperluas

jangkauannya dengan semakin mendekatkan diri pada konsumen di setiap

pasar yang ada. Hal ini tidak berarti bahwa bank pasar ini dapat harus

membuka kantor di setiap pasar yang ada, karena akan menimbulkan infeksi

kalau pasarnya terlalu sempit atau terbatas, namun bias dengan mobile unit

atau membuka ‘lapak’ di pasar setiap pasar setiap pasaran. Yang lebih

penting lagi adalah adanya petugas pelaksanaan yang beroperasi di setiap

pasar untuk memberikan pelayanan kepada nasabahnya. Pola seperti ini

tidak semata-mata untuk mendapatkan laba bagi BUMD tersebut. Namun

lebih dari itu dimaksudkan untuk penyediaan lembaga kredit dan mobilisasi

dana yang “mudah, murah, prosedur sederhana dan cepat” bagi masyarakat

yang ingin menyimpan meminjam dananya, sehingga dapat lebih

mendorong perkembangan ekonomi masyarakat dan daerah.

Page 39: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

2.3.2 Komponen Pendapatan Asli Daerah, terdiri dari :

a. Pajak Daerah

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan

dari sektor pemerintahan) berdasarkan undang - undang (dapat di

paksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik untuk membiayai

pengeluaran umum (publik). Secara umum pajak didefinisikan sebagai

pengalihan sumber- sumber ekonomi dari sektor swasta ke sektor

pemerintah, namun untuk lebih jelasnya ada dua pengertian pajak

menurut ahli. Menurut Mr.Dr N.J. Feldmann pajak adalah prestasi yang

dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-

norma yang ditetapkan secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan

semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum

(Siti Resmi, 2000:1). Sedangkan menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro

pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari

secktor partikelir ke sektor pemerintah) berdasarkan undang-undang

(yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbale-balik yang

langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk menbiayai

pengeluaran umum publike uitgaven (Mardiasmo, 2000:1).

Berdasarkan Undang – Undang Dasar 1945 yang menempatkan

perpajakan sebagai salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan,

ditegaskan bahwa penempatan beban kepada rakyat, seperti pajak dan

lain - lain harus ditetapkan dengan undang - undang. Pemungutan pajak

pada umumnya didasarkan pada peraturan tertentu, khusus di Indonesia

Page 40: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

pemungutan pajak didasarkan pada pasal 23 ayat 2 UUD 1945 yang

menyatakan bahwa segala jenis pajak untuk keperluan negara harus

didasarkan pada undang-undang.

Pajak daerah sebagai salah satu pendapatan asli daerah diharapkan

menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan

dan pembangunan daerah, untuk meningkatkan dan memeratakan

kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian daerah mampu

melaksanakan otonomi, mampu mengatur dan mengurus rumah

tangganya sendiri. Meskipun beberapa jenis pajak daerah sudah

ditetapkan dalam Undang-undang No.34 Tahun 2000, daerah kabupaten

atau kota diberi peluang dalam menggali potensi sumber-sumber

keuangannya dengan menetapkan jenis pajak selain yang telah

ditetapkan, sepanjang memenuhi Kriteria yang telah ditetapkan sesuai

dengan aspirasi masyarakat.

Menurut Undang-Undang No.18 tahun 1997 disebutkan bahwa

pajak daerah adalah, yang selanjutnya disebut pajak, yaitu iuran wajib

yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa

imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk

membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan

daerah.

Pasal 2 ayat (1) dan (2) didalam Undang-Undang nomor 18 tahun

1999 disebutkan bahwa pajak daerah yaitu :

Page 41: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Jenis pajak daerah Tingkat I terdiri dari :

a. Pajak kendaraan bermotor

b. Bea balik nama kendaraan bermotor

c. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor

Jenis pajak daerah Tingkat II terdiri dari :

a. Pajak hotel dan restoran

b. Pajak hiburan

c. Pajak reklame

d. Pajak penerangan jalan

e. Pajak pengambilan dan pengelolaan bahan galian golongan C

f. Pajak pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan

Selanjutnya pasal pemanfaatan ini 3 ayat (1) dicantumkan tarif pajak

paling tinggi dari masing – masing pajak sebagai berikut :

a. Pajak kendaraan bermotor 5%

b. Pajak balik nama kendaraan bermotor 10%

c. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor 5%

d. Pajak hotel dan restoran 10%

e. Pajak hiburan 35%

f. Pajak reklame 25%

g. Pajak penerangan jalan 10%

h. Pajak pengambilan dan pengelolaan bahan galian golongan C

i. Pajak pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan 20%

Page 42: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Tarif pajak daerah untuk tingkat I diatur dengan peraturan

pemerintah dan penetapanya seragam diseluruh Indonesia. Sedang untuk

daerah Tingkat II, selanjutnya ditetapkan oleh peraturan daerah masing-

masing dan peraturan daerah tentang pajak tidak dapat berlaku surut.

Memperhatikan sumber pendapatan asli daerah sebagaimana tersebut

diatas, terlihat sangat bervariasi.

Sedangkan menurut Siagian (1998) pajak daerah didefisinikan

sebagai pajak negara yang diserahkan kepada daerah dan dinyatakan

sebagai pajak daerah dengan undang – undang. Dari kedua pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak daerah adalah pajak Negara

yang diserahkan kepada daerah untuk dipungut berdasarkan peraturan

perundang – undangan yang dipergunakan guna membiayai pengeluaran

daerah sebagai badan hukum publik.

b. Retribusi Daerah

Retribusi adalah pungutan yang dilakukan oleh pemerintah

sehubungan dengan adanya suatu fasilitas jasa yang diberikan oleh

pemerintah kepada pembayarannya. Objek retribusi adalah berbagai jenis

jasa tertentu yang menurut pertimbangan sosial ekonomi layak dijadikan

objek retribusi.

Fisher (1996 : 174) mendefinisikan retribusi sebagai harga yang

dibebankan oleh pemerintah untuk jasa yang spesifik (specific services)

atau perlakuan khusus (privileges) dan digunakan untuk membiayai

Page 43: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

sebagian atau semua atas jasa yang disediakan dan terus meningkat sejak

beberapa decade yang lalu. Retribusi daerah adalah pungutan daerah

sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus

disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan

orang pribadi atau badan. Jadi, dalam hal retribusi daerah balas jasa dari

adanya retribusi daerah tersebut langsung dapat ditunjuk. Misalnya

retribusi jalan, karena kendaraan tertentu memang melalui jalan di mana

retribusi jalan tersebut dipungut. Juga retribusi pasar dibayar karena ada

penggunaan ruangan pasar tertentu oleh si pembayar retribusi itu.

Demikian juga, retribusi parker karena ada pemakaian ruangan tertentu

oleh si pemakai tempat parker (Suparmoko, 2002:85).

Selanjutnya menurut UU N0. 34 Tahun 2000 dan menurut PP No.

66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah menyebutkan retribusi daerah

yang selanjutnya disebut dengan retribusi adalah pungutan daerah

sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus

disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan

orang pribadi atau badan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

retribusi daerah adalah pungutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah

sebagai kontra prestasi yang telah diberikan oleh pemerintah daerah

terhadap mereka yang telah menikmati dan pelaksanaannya didasrakan

atas peraturan yang berlaku.Oleh karena itu, dalam terdapat pelaksanaan

pelayanan secara ekonomis, di mana pelaksanaan langsung dapat tunjuk

pada seseorang atau badan yang telah menikmati pelayanan Dalam arti

Page 44: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

masing-masing yang berkepentingan sendiri diserahkan, apakah ia akan

menggunakan jasa dari daerah atau tidak, dan apabila ia akan

mempergunakan maka ia harus membayar retribusi menurut atau

berdasar peraturan daerah yang bersangkutan.

Menurut Rochmat Sumitra (2000:1) dan Erlita Dewi (2002:1)

mengatakan bahwa retribusi adalah pembayaran kepada Negara yang

dilakukan kepada mereka yang menggunakan jasa-jasa negara, artinya

retribusi daerah sebagai pembayaran atas pemakaian jasa atau karena

mendapat pekerjaan usaha atau milik daerah bagi yang berkepentingan

atau jasa yang diberikan oleh daerah, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Oleh karena itu setiap pungutan yang dilakukan oleh

pemerintah daerah senantiasa berdasarkan prestasi dan jasa yang

diberikan kepada masyarakat, sehingga keluasaan retribusi daerah

terletak pada yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Jadi retribusi

sangat berhubungan erat dengan jasa layanan yang diberikan

pemerintah kepada yang membutuhkan.

Di dalam UU No.34 Tahun 2000, Retribusi daerah

dikelopokkan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Retribusi Jasa Umum

Retribusi jasa umu merupakan suatu retribusi yang tidak bersifat jasa

usaha ataupun retribusi perizinan tertentu, di mana penarikannya

merupakan wewenang daerah dalam rangka pelaksanaan

desentralisasi. Dengan adanya retribusi ini diharapkan memberikan

Page 45: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

manfaat khusus bagi orang/pribadi atau badan yang diharuskan

membayar retribusi, di samping untuk melayani kepentingan dan

kemanfaatan umum serta nantinya diharapkan akan memungkinkan

suatu kualitas pelayanan yang lebih baik.

Jenis-jenis Retribusi Jasa Umum adalah:

a. Retribusi Pelayanan Kesehatan

b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan

c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan

Akte Catatan Sipil

d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat

e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum

f. Retribusi Pelayanan Pasar

g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

h. Retrubusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran

i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta

j. Retribusi Pengujain Kapal Perikanan

2. Retribusi Jasa Usaha

Sifat Retribusi Jasa Usaha bukan pajak dan bukan retribusi jasa

umum atau retribusi perizinan tertentu. Jasa yang bersangkutan

merupakan jasa yang bersifat komersial yang seyogyanya disediakan

oleh swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya harta yang

dimiliki/dikuasai daerah yang belum dimanfaatkan secara penuh oleh

Page 46: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

pemerintah daerah. Adapun jenis dari jenis retribusi jasa usaha ini

meliputi:

a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

b. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Prtokoan

c. Retribusi Tempat Pelelangan

d. Retribusi Terminal

e. Retribusi Tempat Khusus parker

f. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggarahan/Villa

g. Retribusi Penyedotan Kakus

h. Retribusi Rumah Potong hewan

i. Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal

j. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah raga

k. Retribusi Penyebrangan di Atas air

l. Retribusi Pengolahan Limbah Cair

3. Retribusi Perizinan Tertentu

Obyek Retribusi Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu

pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi

atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan,

pengendalian, dan pengawasan atau kegiatan pemanfaatan ruang,

penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau

fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga

kelestarian lingkungan. Retribusi Perizinan Tertentu akan dikenakan

Page 47: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

pada orang pribadi atau badan yang memperoleh izin tertentu dari

pemerintah daerah.

Adapun Jenis-jenis Retribusi Perizinan Tertentu adalah:

a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol

c. Retribusi Izin Gangguan

d. Retribusi Izin Trayek

c. Perusahaan Daerah (Penerimaan Hasil Badan Usaha Milik Daerah dan

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah lainya)

Dalam usaha menggali sumber pendapatan daerah dapat dilakukan

dengan berbagai cara, selama tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yamg berlaku. Salah satu sumber pendapatan asli

daerah yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian khusus adalah

perusahaan daerah.

Perusahaan Daerah adalah kesatuan produksi yang bersifat:

a. Memberi jasa

b. Menyelenggarakan pemanfaatan umum

c. Memupuk pendapatan

Tujuan perusahaan daerah untuk turut serta melaksanakan

pembangunan daerah khususnya dan pembangunan kebutuhan rakyat

dengan mengutamakan industrialisasi dan ketentraman serta ketenangan

kerja menuju masyarakat yang adil dan makmur.

Page 48: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Perusahaan daerah bergerak dalam lapangan yang sesuai dengan

urusan rumah tangganya menurut perundang-undangan yang mengatur

pokok-pokok pemerintahan daerah.

Cabang-cabang produksi yang penting bagi daerah dan menguasai

hajat hidup orang banyak di daerah, yang modal untuk seluruhnya

merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Perusahaan daerah sebagai dinamisator perekonomian daerah yang

berarti harus mampu memberikan rangsangan atau stimulus bagi

perkembangan perekonomian daerah sebagai penghasil pendapatan

daerah. Ini berarti perusahaan daerah harus mampu memberikan manfaat

ekonomis sehingga terjadi keuntungan yang dapat disetorkan ke kas

daerah.

Perusahaan daerah merupakan salah satu komponen yang

diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah, tapi

sifat utama dari perusahaan daerah bukanlah berorientasi pada profit,

akan tetapi justru memberikan jasa dan menyelenggarakan fungsi ganda

yang harus tetap terjamin keseimbangannya yakni fungsi social dan

fungsi ekonomi. Walaupun demikian tidak berarti perusahaan daerah

tidak dapat memberikan kontribusi maksimal bagi ketangguhan keuangan

daerah. Pemenuhan fungsi sosial oleh perusahaan daerah dan keharusan

untuk mendapat keuntungan yang memungkinkan perusahaan daerah

dapat memberikan sumbangan bagi pendapatan daerah.

Page 49: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

2.4 Studi Empiris

Sebelumnya setelah ada beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah. Berikut ini adalah beberapa penelitian

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah yang telah

dilakukan oleh beberapa peneliti, antara lain :

Yunawati (2002) dalam analisanya dikatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu

Jumlah Industri, Wisatawan Mancanegara, Wisatawan Nusantara, dan PDRB

DIY. Penelitian ini mengkaji sejauh mana variabel independen yaitu Jumlah

Industri, Wisatawan mancanegara, Wisatawan Nusantara, dan PDRB

mempengaruhi variabel dependen yaitu Pendapatan Asli Daerah. Alat analisis

yang digunakan meliputi pengujian estimasi, koefisien determinasi(R), pengujian

statistik, pengujian Asumsi Klasik, (Pengujian Autokorelasi, Uji

Heterokedastisitas, Uji Multikolinieritas), analisis elastisitas. Adapun hasil dari

penelitianya Variabel jumlah Industri berpenggaruh signifikan positif terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Variabel Wisatawan Mancanegara berpengaruh

signifikan positif terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Variabel Wisatawan

Nusantara berpengaruh signifikan negatif terhadap Pendapatan Asli Daerah

(PAD) DIY. Variabel PDRB berpengaruh signifikan positif terhadap Pendapatan

Ali Daerah (PAD) DIY dengan pengujian serempak menunjukan bahwa variable

bebass yaitu Jumlah Industri, Wisatawan Mancanegara, Wisatawan Nusantara,

PDRB secara bersama-sama dapat mempengaruhi besarnya Pendapatan Asli

Daerah (PAD) DIY.

Page 50: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Tri cahyono (2002) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis faktor-

faktor yang mempengaruhi Pendapatan Asli Derah Kabupaten Karang Anyar yaitu

PDRB, investasi, jumlah penduduk, dan pendapatan per kapita Hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa variabel PDRB, investasi, jumlah

penduduk dan pendapatan perkapita masyarakat berpengaruh terhadap besarnya

PAD kabupaten Karanganyar Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data sekunder runtun waktu (time series) mulai tahun 1990-2002. Metode yang

digunakan adalah regresi linier berganda dengan model log dilanjutkan dengan uji

statistik uji t (uji parsial), uji F (analisis varian) uji R2 (koefisien determinasi) serta

uji asumsi klsik yaitu uji multikolinieritas, heterokedasitas dan autokorelasi. Dari

hasil analisis diperoleh bahwa baik secara individu maupun secara bersama-sama

besarnya PDRB, investasi, jumlah penduduk, pendapatan perkapita masyarakat

berpengaruh signifikan terhadap besarnya PAD Kabupaten Karanganyar tahun

2010 meningkat secara meyakinkan. Implementasi kebijakan/yang disarankan

dalah peningkatan kinerja perekonomian pada sektor-sektor dominan yang ada di

Kabupaten Karanganyar.

Bramantio Lynarsatia (2000) dalam penelitian yang berjudul “Analisis

Perkembangan Industri Pariwisata dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Asli

Daerah di kota Surakarta Tahun 1990-2000” bertujuan untuk mengetahui

pengaruh jumlah kamar hotel, jumlah wisatawan dan biro perjalanan wisata

terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Surakarta. Metode penelitian yang

digunakan adalah analisis data sekunder yang mengambil lokasi penelitian di Kota

Surakarta. Analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dan analisis

Page 51: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

kuantitatif. Model analisis kuantitatif yang digunakan adalah analisis trend linier

dan analisis regresi berganda. Hal ini menunjukkan bahwa variabel jumlah kamar

hotel, jumlah wisatawan dan biro perjalanan wisata berpengaruh positif terhadap

Pendapatan Asli Daerah Surakarta. Bila dilihat dari analisis data di atas maka

saran yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah pihak pemerintah lebih

meningkatkan fasilitas dalam sektor pariwisata yang diiharapkan dapat

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Disamping itu pihak Pemerintah juga

lebih meningkatkan keberadaan biro perjalanan wisata mengingat variabel

tersebut merupakan variabel terbesar yang mempengaruhi PAD maupun lama

tinggal wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara di Kota Surakarta.

Suntono (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pendapatan

Asli Daerah terhadap perkembangan pembangunan di kota Semarang tahun

2005”. Dalam pembahasannya disebutkan berdasrakan hasil pengujian regresi

linier sederhana diperoleh model regresi yang berarti atau signifikan,, kecuali

regresi antara hasil usaha milik daerah dengan Produk Domestik Regional Bruto

(Y). Demikian pula dengan koefisien regresinya signifikan, kecuali koefisien

antara hasil usaha milik daerah dengan Produk Domestik Regional Bruto (Y). Hal

ini menunjukan bahwa pajak daerah dan retribusi daerah berpengaruh terhadap

perkembangan pembangunan di kota Semarang setiap tahunnya. Sumbangan

terkecil dalam menyokong perkembangan pembangunan di Kota Semarang yaitu

dari hasil usaha milik daerah.

Berdasarkan hasil uji regresi linier ganda antara pajak daerah, retribusi

daerah dan hasil usaha milik daerah dengan Produk Domestik Regional Bruto (Y)

Page 52: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

menghasilkan model regresi linier ganda yang signifikan. Hal ini menunjukan

bahwa model regresi dapat dipakai untuk memprediksi perkembangan

pembangunan di Kota Semarang. Arah hubungan yang positif pada hasil korelasi

di atas menunjukan bahwa semakin besar pajak daerah, retribusi daerah dan hasil

usaha milik daerah akan menyebabkan perkembangan pembangunan di Kota

Semarang cenderung semakin meningkat

Mohammad Riduansyah (2003) dalam penelitiannya yang berjudul

“Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli daerah

(PAD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) guna mendukung

pelaksanaan otonomi daerah Kota Bogor”. Dalam penelitiannya disebutkan bahwa

total kontribusi komponen pajak daerah terhadap penerimaan APBD dalam kurun

waktu tahun anggaran 1993/1994-2000 berkisar antara 7,07% - 8,79%, dengan

rata-rata kontribusi per tahunnya sebesar 7,81% dengan pertumbuhan per tahun

22,89%. Kontribusi pajak terbesar terhadap total penerimaan APBD diberikan

oleh pajak hotel dan restoran serta pajak hiburan. Pajak hotel dan restoran pada

periode ini memberikan rata-rata kontribusi sebesar 3,06% per tahunnya dan

tumbuh rata-rata sebesar 32,64% per tahun. Sedangkan pajak hiburan, pada kurun

waktu yang sama memberikan rata-rata kontribusi sebesar 1,96% per tahun dan

tumbuh rata-rata sebesar 8,58% per tahunnya. Untuk kontribusi komponen

retribusi daerah terhadap total penerimaan APBD dalam kurun waktu tahun

anggaran 1993/1994 – 2000 berkisar antara 8,36%--23,05%, dengan rata-rata

kontribusi per tahunnya sebesar 15,61% dengan pertumbuhannya per tahun

5,08%. Kontribusi retribusi terbesar terhadap total penerimaan APBD diberikan

Page 53: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

oleh retribusi pasar dan retribusi terminal. Retribusi pasar pada periode ini

memberikan rata-rata kontribusi sebesar 3,25% per tahunnya dan tumbuh rata-rata

sebesar 3,25% per tahunnya dan tumbuh rata-rata sebesar 1,44% per tahun.

Sedangkan retribusi terminal, pada kurun waktu yang sama memberikan rata-rata

kontribusi sebesar 2,93% per tahun dan tumbuh rata-rata sebesar 5,02% per

tahunnya. Dari data yang diperoleh, terlihat bahwa kontribusi komponen pajak

daerah dan retribusi daerah terhadap penerimaan APBD Pemerintah daerah Kota

Bogor sangat fluktuatif. Hal ini banyak diakibatkan karena terjadinya perubahan

peraturan perundang-undangan dalam kurun waktu tahun anggaran 1993/1994 –

2000, terakhir dengan diberlakukan UU No. 34/2000 sebagai revisi dari UU No.

18/1997. Pemberlakuan undang-undang yang berbeda-beda ini menyebabkan jenis

pajak daerah dan retribusi daerah mengalami banyak perubahan, antara lain

menyebabkan penghapusan jenis pajak daerah dan retribusi daerah dan di saat

yang sama juga memberikan peluang dimungkinkannnya ditarik jenis retribusi

maupun pajak daerah yang baru. Untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah,

kiranya perlu bagi Pemerintah Daerah Bogor untuk memperhatikan peluang yang

ada. Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 34 Tahun 2000, pemerintah

daerah dapat membuat pajak daerah serta retribusi baru asalkan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kewenangan yang dimilikinya.

Langkah ini merupakan bentuk pelaksanaan penarikan pajak daerah dan retribusi

daerah yang telah diberlakukan sebelumnya.

Page 54: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Analisis hubungan pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap

anggaran belanja daerah (ABD) kota Depok periode 2000-2004 . (Muhammad

Adam Hesa, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

pengaruh pajak dan retribusi daerah terhadap ABD, data yang diambil dalam

penelitian ini diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda) kota Depok

berupa laporan realisasi penerimaan pajak dan retribusi daerah serta ABD pada

periode 2000-2004. Metode penelitian yang digunakan adalah metode uji korelasi,

regresi sederhana, uji determinasi. Berdasarkan hasil penelitiannya diketahui

bahwa kedua variabel independen yaitu pajak daerah dan retribusi daerah

mempunyai hubungan yang tidak signifikan terhadap ABD.

Analisisi faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) di kabupaten Karawang ( Ahmad Najib, 2006). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, hasil

perusahaan milik daerah, serta pendapatan lain-lain yang sah terhadap penerimaan

PAD pada kabupaten Karawang. Data yang digunakan adalah laporan bulanan

Pendapatan Asli Daerah selama 1 periode yaitu tahun 2001-2005. Penelitian ini

menggunakan metode regresi linier berganda yang kemudian dilakukan uji F dan

T yang telah dinyatakan bebas dari uji asumsi klasik. Berdasarkan hasll

penelitiannya dapat diketahui bahwa keempat variabel independen (Pajak daerah,

retribusi, perusahaan milik daerah, serta pendapatan lain yang sah) berpengaruh

secara signifikan terhadap penerimaan PAD Kabupaten Karawang.

Page 55: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

tidak

tidak

ya

2.5 Diagram Kerangka Pemikiran

Retribusi Daerah

Badan Usaha Milik Daerah

Pendapatan Asli Daerah

Uji Stasioneritas Data dengan PP Test

Stasioner?

Dilihat apakah variable yang diuji stasioner pada ordo yang sama

Stasionerkan data dengan differencing

Uji Derajat Integrasi Keluarkan dari

pengujian

Analisis Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Badan Usaha Milik Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tangerang

Tahun 2003 - 2009

Uji Asumsi Klasik

Pajak

Daerah

Analisa hasil/pengujian

Page 56: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

2.6 Hipotesa Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Pajak Daerah (X1)

Diduga Pajak Daerah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Pendapatan Asli Daerah

Ho = diduga Pajak Daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Ha = diduga Pajak Daerah berpengauh signifikan terhadap PAD

2. Variabel Retribusi Daerah (X2)

Diduga Retribusi Daerah mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap Pendapatan Asli Daerah

Ho = diduga Retribusi Daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Ha = diduga Retribusi Daerah berpengaruh signifikan terhadap PAD

3. Variabel BUMD (X3)

Diduga BUMD mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Pendapatan Asli Daerah

Ho = diduga Jumlah Hasil Industri Perusahaan / BUMD tidak

berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Ha = diduga hasil BUMD berpengaruh signifikan terhadap PAD

Page 57: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang lingkup penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini yaitu tentang Analisis Pengaruh

Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Badan Usaha Milik Daerah terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang Tahun 2003 - 2009. Dimana dalam

penelitian ini akan dilihat seberapa besar pengaruh variabel-variabel

independen terhadap variabel dependen.

Model yang digunakan akan diestimasikan dengan model OLS (Ordinary

Least Square), pengujian Stasioner, pengujian Derajat Integrasi, dan

pengujian Asumsi Klasik. Pertimbangannya karena metode ini mempunyai

keunggulan, yaitu teknis yang kuat, serta mudah dalam perhitungan dan

penarikan interpretasinya.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kolerasional yaitu suatu penelitian yang

menjelaskan keterkaitan atau hubungan antar variabel. Maksudnya penelitian

ini ingin melihat hubungan antara variabel - variabel bebas dengan variabel

tidak bebas serta mencoba menjelaskan seberapa besar dan dan seberapa

signifikan masing – masing variabel bebas tersebut mempunyai hubungan

dengan variabel tidak bebas.

Page 58: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

3.2 Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan diKota Tangerang, waktu pengumpulan data

dilakukan mulai Juni sampai Desember 2010.

3.3 Data dan Tehnik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah data sekunder secara

berkala (time series data), dimana data dikumpulkan melalui studi kepustakaan

(literary study). Dalam tehnik ini, dikumpulkan berbagai informasi (berupa

materi-materi dan data-data) yang berasal dari telaah kepustakaan, yang termuat

dalam hasil publikasi data, yang diperoleh baik melalui media elektronik,

maupun media cetak. Periode waktu yang dipilih adalah Triwulan pada Triwulan

periode 2003 : 1 – 2009 : 4 diantaranya adalah berikut :

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) periode Triwulan, januari 2003 sampai

dengan desember 2009

b. Pendapatan Pajak Daerah periode Triwulan, januari 2003 sampai

dengan desember 2009

c. Pendapatan Retribusi Daerah periode Triwulan, januari 2003 sampai

dengan desember 2009

d.Jumlah hasil Industri Perusahaan / BUMD yang berada di Kota

Tangerang periode Triwulan, januari 2003 sampai dengan desember 2009

Page 59: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

3.4 Definisi Operasional

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa data yang digunakan

adalah data sekunder dalam bentuk pencatatan dari Badan Pusat Statistik (BPS),

Kota Tangerang dalam bentuk angka, Kantor Pelayanan Pajak Daerah Kota

Tangerang, (bappeda) Badan Perancangan Pembangunan Daerah Kota Tangerang.

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangerang (DPKAD) Daerah

Kotamadya Tangerang. Data tersebut disusun mulai dari tahun 2002 sampai

dengan tahun 2008 yang kemudian dimasukkan ke dalam beberapa variabel.

Adapun variabel yang digunakan adalah :

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Dana Pendapatan Asli Daerah yang digunakan adalah data PAD

Kota Tangerang dalam APBD Kota Tangerang dari tahun 2003

sampai dengan tahun 2009, yang berasal dari buku Kota Tangerang

dalam nominal rupiah.

2 Pajak Daerah

Pajak Daerah yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

Pajak Daerah kota tangerang dari tahun 2003 sampai dengan tahun

2009, yang berasal dari buku Pajak kabupaten/kota se Indonesia.

Dalam nominal rupiah.

3. Retribusi Daerah

Data jumlah Retribusi Daerah yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data Retribusi Daerah, dari tahun 2003 sampai 2009

Page 60: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

(ditanyakan dalam jumlah rupiah) yang diterbitkan oleh BPS, Kota

Tangerang dalam bentuk angka.

4. Jumlah hasil Badan Usaha Milik Daerah

Data jumlah hasil BUMD yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data jumlah perusahaan di Kota Tangerang dari tahun 2003

sampai 2009 (dinyatakan dalam jumlah rupiah) yang diterbitkan

oleh BPS, Kota Tangerang dalam bentuk angka.

3.5 Variabel dan Pengukuran

Variabel tidak bebas

Pendapatan Asli Daerah, yang terdiri dari :

- Pajak Daerah

- Retribusi Daerah

- Keuntungan Perusahaan Milik Daerah

Pendapatan Asli Daerah dilambangkan dengan (PAD), dalam rupiah,

konstan kuartalan, periode 2003-2009.

Variabel bebas

a. Pajak Daerah, dilambangkan dengan (X1) dalam rupiah, konstan

triwulan periode 2003-2009.

b. Retribusi Daerah, dilambangkan dengan (X2) dalam satuan unit,

konstan triwulan periode 2003-2009.

c. Jumlah Industri Perusahaan / BUMD di Kota Tangerang, dilambangkan

dengan (X3) dalam satuan unit, konstan triwulan periode 2003-2009.

Page 61: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Metode Regresi Linier Berganda

Yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel

independen (untuk berganda melebihi satu variabel) secara individu

berpengaruh terhadap variabel dependen, sehingga dapat ditarik kesimpulan

yang mengarah pada tujuan penelitian. Dengan bentuk umum dari fungsi

Pendapatan Asli Daerah sebagai berikut :

PAD = ƒ (X1,X2,X3)

Sehingga diperoleh model ekonometrika sebagai berikut :

Y = βo + β1X1 + β2X2 + β3X3 + è

Keterangan :

Y = Pendapatan Asli Daerah

X1 = Pajak Daerah

X2 = Retribusi Daerah

X3 = Jumlah Perusahaan / BUMD

è = Faktor Kesalahan (error term)

β0 = Adalah Konstanta Regresi

β1,β2,β3 = Adalah Koefisien Regresi

Page 62: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

3.6.2 Pemilihan Model Regresi

Sebuah model ekonomi berkaitan dengan sesuatu himpunan struktur

yang ditentukan oleh hubungan antara variabel - variabel ekonomi.

Sehingga untuk mendapatkan sebuah stuktur terlebih dahulu kita membuat

spesifikasi model yang sesuai dengan teori ekonomi. Jika model sudah

dispesifikasi dengan menyebutkan satu persatu variable yang ada dalam

model, berikutnya adalah spesifikasi fungsi dari model dengan menetapkan

hubungan fungsional antar variable independent dengan variable dependent.

Dimana fungsional yang terjadi biasanya linear dan non linear yang dapat di

transformasikan kedalam bentuk linear. Salah satu cara untuk menentukan

apakah model yang digunakan linear atau non linear adalah dengan MWD

test (Mackinnon, H. White, and R. Davidson).

Pemilihan model regresi ini menggunakan uji Mackinnon, White and

Davidson (MWD) yang bertujuan untuk menentukan apakah model yang

akan digunakan berbentuk linear atau log linear. Persamaan metematis

untuk model regresi linier dan regresi linier adalah sebagai berikut :

Linier Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Log Linier ln Y = ά + ά1X1lnX1 + ά2X2lnX2 + ά3X3lnX3 + e

Untuk melakukan uji MWD ini kita asumsikan bahwa :

Ho : Y adalah fungsi linier dari variabel independent X (model linier)

H1 : Y adalah fungsi log linier dari variabel independent X (model log linier)

Page 63: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Adapun prosedur metode MWD adalah sebagai berikut:

1. Estimasi model linier dan dapatkan nilai prediksinya (fitted value) dan

selanjutnya dinanai F1

2. Estimasi model log linier dan dapatkan nilai prediksinya, dan selanjutnya

dinamai F2

3. Dapatkan nilai Z1 = ln F1 – F2 dan Z2 = antilog F2 – F1

4. Estimasi persamaan berikut ini:

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Jika Z1 signifikan secara statistic melalui uji t maka kita menolak hipotesis

nul dan model yang tepat digunakan adalah model log linier dan sebaiknya

jika tidak signifikan maka kita menerima hipotesis nul dan model yang tepat

digunakan adalah model linier.

5. Estimasi persamaan berikut ini

Y = α0 + α1 lnX1 + α2 lnX2 + α3 lnX3 + e

Jika Z2 signifikan secara statistic melalui uji-t maka kita menolak hipotesis

alternative dan model yang tepat untuk digunakan adalah model log linier dan

sebaiknya jika tidak signifikan maka kita menerima hipotesa alternative dan

model yang tepat untuk digunakan adalah model linier.

Linier Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Log Linier ln Y = ά0 + ά1X1lnX1 + ά2X2lnX2 + ά3X3lnX3 + e

Page 64: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Y = Pendapatan Asli Daerah ; X1 = Pajak Daerah ; X2 = Retribusi Daerah ; X3

= Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ; dan e = adalah residual masing –

masing model regresi.

3.6.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian – pengujian hipotesa yang dilakukan pada teknik OLS, meliputi :

Uji individu (uji-t)

Digunakan untuk melihat tingkat signifikasi hubungan dari

masing – masing variabel bebas dengan variabel tidak bebas, yana

dilakukan dengan membandingkan nilai probablitas t-hitung terhadap

nilai kritis (α5%)

Jika prob tstat > α5% maka Ho: diterima dan/atau Ha:ditolak,

artinya variabel bebas yang di uji, tidak mempunyai hubungan yang

signifikan dengan variabel tidak bebas.

Jika prob tstat < α5% maka Ho:ditolak dan/atau Ha:diterima,

artinya variabel bebas yang diuji, mempunyai hubungan yang

signifikan dengan variabel tidak bebas.

Uji serentak (uji-f)

Digunakan untuk melihat tingkat signifikasi hubungan dari

semua variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, yang dilakukan

dengan membandingkan nilai probablitas F-hitung terhadap nilai

kritis (α5%)

Page 65: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Jika prob Fstat > α5% maka Ho:diterima dan/atau Ha:ditolak, artinya

semua variabel bebas tidak mempunyai hubungan yang signifikan

dengan variabel tidak bebas.

Jika prob Fstat < α5% maka Ho:ditolak dan/atau Ha:diterima, artinya

semua variabel bebas mempunyai hubungan yang signifikan dengan

variabel tidak bebas.

Interpretasi Hasil Regresi

Adjusted R-squared

Nilai R-squared besarnya antara 0 (nol) persen sampai 100 (seratus)

persen (0% < r² <100%). Jika perhitungannya semakin mendekati

nilai 100%, maka model tersebut semakin baik, karena variabel-

variabel bebas yang dimaksud memang benar-benar memberikan

pengaruh/kontribusi terhadap variabel bebas.

Koefisien variable

Analisa terhadap koefisien variabel, dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar perubahan yang terjadi terhadap variabel tidak bebas,

sebagai akibat adanya perubahan dari masing-masing variabel bebas,

jika mengalami perubahan sebesar 1 (satu) satuan, dengan asumsi

ceteris paribus.

Page 66: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

3.6.4 Uji Stasioneritas

Dalam ekonometrika dikenal dengan beberapa pengujian unit root

dan data ekonomi makro pada umumnya adalah time series yang rentan

dengan ketidakstasioneran, untuk itu sebelumnya dilakukan uji stasioneritas.

Tujuan uji stasioner ini adalah agar meannya stabil dan random errornya = 0,

sehingga model regresi yang diperoleh adalah regresi semu.

Uji Phillips-Perron memasukkan adanya autokorelasi di dalam

variabel gangguan dengan memasukkan variabel independen berupa

kelambanan diferensi. Phillips-Perron (PP) membuat uji akar unit dengan

menggunakan metode statistik nonperametrik dalam menjelaskan adanya

autokorelasi antara variabel gangguan tanpa memasukkan variabel penjelas

kelambanan diferensi. Adapun uji akar unit dari PP sebagai berikut:

ΛYt = a0 + a1T + yYt-1 + et

Dimana t = adalah trend waktu

Statistik distributif t tidak mengikuti statistik distributif normal

tetapi mengikuti distributif statistik PP sedangkan nilai kritisnya digunakan

nilai kritis yang dikemukakan oleh Mackinnon.

Prosedur untuk menentukan apakah data stasioner atau tidak

dengan cara membandingkan antara nilai statistik PP dengan nilai kritisnya

yaitu distribusi statistik Mackinnon. Jika nilai absolut statistik PP lebih besar

dari nilai kritisnya, maka data yang diamati menunjukkan stasioner dan jika

sebaliknya nilai absolut statistik PP lebih kecil dari nilai kritisnya maka data

tidak stasioner.

Page 67: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho : Data tersebut tidak stasioner pada drajat Nol

Ha : Data tersebut stasioner pada derajat Nol

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Jika PP test statistik > PP tabel (critical value α = ....%) maka Ho ditolak

Jika PP test statistik < PP tabel (critical value α = ....%) maka Ha diterima

* critical value, 5% atau 10%

3.6.5 Uji Derajat Integrasi

Dalam uji akar unit PP bila menghasilkan kesimpulan bahwa data

tidak stasioner, maka diperlukan proses diferensi data. Uji stasioner data

melalui proses diferensi ini disebut uji derajat integrasi. Adapun formulasi uji

derajat integrasi dari PP sebagai berikut:

Λ2Yt = a0 + a1T + yΛYt-i + et

Dimana:

Λ2Yt = ΛYt – ΛYt-1

Seperti uji akar unit PP, keputusan sampai pada derajat keberapa suatu

data akan stasioner dapat dilihat dengan membandingkan antara nilai statistik

PP yang diperoleh dari koefisien y dengan nilai kritis distribusi statistik

Mackinnon. Jika nilai absolut dari statistik PP lebih besar dari nilai kritisnya

pada diferensi tingkat pertama, maka data dikatakan stasioner pada derajat

satu. Akan tetapi, jika nilainya lebih kecil maka uji derajat integrasi perlu

Page 68: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

dilanjutkan pada diferensi yang lebih tinggi sehingga diperoleh data yang

stasioner.

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho : Data tersebut tidak stasioner pada derajat 1, 2, ........ dst

Ha : Data tersebut stasioner pada derajat 1, 2, .........dst

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Jika PP test statistik > PP tabel (critical value α = ... %) maka Ho ditolak

Jika PP test statistik < PP tabel (critical value α = ... %) maka Ha diterima

3.6.6 Metode Pengujian Asumsi Klasik

Dalam metode ini, yang digunakan adalah pengujian normalitas,

multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi, dimana :

A. Normalitas

Normalitas, artinya suatu keadaan dimana diasumsikan bahwa

distribusi probabilitas dari kesalahan pengganggu memiliki nilai

rata-rata yang diharapkan sama dengan nol, tidak berhubungan dan

mempunyai varians yang tetap. Pengujiannya dilakukan dengan

membandingkan nilai probabilitas JB-hitung terhadap nilai kritis

(α5%) dimana :

Page 69: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Jika prob JBstat > 5% maka Ho: diterima dan/atau Ha: ditolak, artinya

data terdistribusi secara normal

Jika prob JBstat < 5% maka Ho: ditolak dan/atau Ha: diterima, artinya

data terdistribusi secara normal

Hipotesis: Ho: data terdistribusi secara normal dan Ha: data tidak

terdistribusi secara normal

B. Multikolinearitas

Multikolinearitas, artinya suatu keadaan dimana terdapat hubungan

yang signifikan antara 2 (dua) atau lebih variable bebas dalam

model regresi. Pengujiannya dilakukan dengan membandingkan

nilai probabilitas f-hitung terdapat nilai kritis (α5%), dimana :

jika prob fstat > α5% maka Ho:diterima dan/atau Ha:ditolak, artinya tidak

ada multikolinearitas

jika prob fstat < α5% maka Ho:ditolak dan/atau Ha:diterima, artinya ada

multikolinearitas

Hipotesis: Ho:tidak ada multikolinearitas dan Ha:ada multikolinearitas

C. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas, artinya suatu keadaan terjadi ketidaksamaan

varians dalam suatu model regresi. Pengujiannya dilakukan dengan

membandingkan nilai probabilitas Observasi R-square terhadap nilai

kritis (α5%), dimana :

Page 70: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

jika prob Obs R-square > α5% maka Ho:diterima dan/atau Ha:ditolak,

artinya tidak ada heteroskedastitas

jika prob Obs R-square < α5% maka Ho:ditolak dan/atau Ha:diterima,

artinya ada heteroskedastisitas

Hipotesis: Ho: tidak ada heteroskedastisitas dan Ha: ada

heteroskedastisitas

D. Autokorelasi

Autokorelasi, artinya suatu keadaan dimana kesalahan pengganggu

dari periode saat ini, berkorelasi dengan kesalahan pengganggu dari

periode sebelumnya, dimana kesalahan pengganggu ini saling

berhubungan satu sama lain. Pengujiannya dilakukan dengan

membandingkan nilai probabilitas Observasi R-square terhadap nilai

kritis (α5%), dimana:

jika prob Obs R-square > α5%, maka Ho:diterima dan/atau

Ha:ditolak, artinya tidak ada autokorelasi

jika prob Obs R-square < α5%, maka Ho:ditolak dan/atau

Ha:diterima, artinya ada autokorelasi

Hipotesis: Ho: tidak ada autokorelasi dan Ha: ada autokoralesi.

Page 71: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi dan Objek Penelitian

4.1.1 Pembentukan Kota Tangerang

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2000 tentang Pembentuka Propinsi Bnaten, perkembangan dan kemajuan

Propinsi Jawa Barat, khususnya Kabupaten Srerang, Kabupaten

Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang,

dan Kota Tangerang Selatan, dan Kota Cilegon, serta adanya aspirasi yang

berkembang dalam masyarakat, dipandang perlu untuk meningkatkan

penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan

pembinaan kemasyarakatan guan menjamin perkembangan dan kemajuan

dimaksud pada masa yang akan datang.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas dan memperhatikan

kemampuan ekonomi, potensi daerah, social budaya, social polotik, jumlah

penduduk, luas daerah dan pertimbangan lainnya di wilayah Kerja I

Pembantu Gubernur Jawa Barat serta meningkatnya beban tugas dan

volume kerja di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan

di Propinsi Jawa Barat, perlu dibentuk Propinsi Banten.

Page 72: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Berdasarkan Undang-undang Monor 23 Tahun 2000 tentang

pembentukan propinsi Banten maka Kota Tangerang adalah Daerah

Otonom sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun

1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang.

Luas Kota Tangerang terbagi kedalam 13 kecamatan, yaitu: Kecamatan

Ciledug dengan luas 87,6 km, Kecamatan Larangan dengan luas 9,9 km,

Kecamatan Karang Tengah dengan luas 10,47 km, Kecamatan Cipondoh

dengan luas 17,91 km, Kecamatan Pinang dengan luas 21,59 km,

Kecamatan Tangerang dengan luas 15,78 km, Kecamatan Karawaci

dengan luas 13,47 km, Kecamatan Cibodas dengan luas 9,61 km,

Kecamatan Jatiuwung dengan luas 14,40 km, Kecamatan Periuk dengan

luas 9,54 km, Kecamatan Neglasari dengan 16,07 km, Kecamatan

Batuceper dengan luas 9,54, Kecamatan Benda dengan luas 25,61 km.

Sehingga total keseluruhan Luas Kota Tangerang adalah sebesar 184,23

km. Dengan seluas itulah kota Tangerang mampu berdiri sendiri dan

berkembang demi terwujudnya kota dan masyarakat yang adil dan

makmur. Kota Tangerang memiliki batas – batas yaitu batas sebelah utara

berbatasan dengan kabupaten Tangerang, sebelah selatan berbatasan

dengan kabupaten Tangerang, sebelah timur berbatasan dengan DKI

Jakarta, dan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Tangerang.

Page 73: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

4.2 Perkembangan dan Pertumbuhan Kota Tangerang menurut Jenis Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah

Kota Tangerang merupakan kota yang mempunyai banyak objek wisata

yang bisa dijadikan sebagai sumber penerimaan bagi pendapatan asli daerah

(PAD) di Kota Tangerang. Sumber yang merupakan penerimaan bagi pendapatan

asli daerah yaitu yang berasal dari pajak daerah. Pajak daerah ini meliputi hotel

dan restoran, hiburan, reklame, penerangan jalan umum, pajak parkir swasta.

Dimana Pajak Daerah ini merupakan komponen Yang paling menonjol yang

sangat mempengaruhi tingkat pendapatana asli daerah kota tangerang. Seperti

yang kita bisa lihat ada banyak jumlah hotel dan restoran yang tersebar di Kota

Tangerang, begitu pula dengan tempat hiburan yang banyak dikunjungi dan dapat

dinikmati oleh masyarakat kota Tangerang. Begitupun juga dengan banyaknya

papan-papan reklame yang berjajar di sepanjang jalan kota Tangerang yang sering

kita jumpai. Tidak lupa pula penerangan jalan umum yang ada di kota Tangerang,

berkat adanya penerangan jalan umum tersebut kota tangerang masih dapat kita

nikamati keindahannya pada waktu malam hari. Berikut ini adalah tabel rincian

dari pajak daerah dan retribuisi daerah yang dapat kita lihat dalam jumlah

nominalnya :

Page 74: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Tabel 4.1

Perbandingan Dari Pajak Daerah Menurut Jenis Pajak

(000)

No Jenis pajak Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

1 Hotel dan Restoran

20.563.858 25.302.727 30.716.060 39.261.428 44.546.525

2 Hiburan 1.272.997 1.264.610 1.474.412 1.627104 1.888.824

3 Reklame 5.053.955 5.859.777 8.571.499 13.855.647 11.571.806

4 Penerangan Jalan Umum

45.568.757 51.484.726 58.361.342 55.714.549 56..587.380

5 Pajak Parkir Swasta

6.908.443 8.244.941 10.314.092 10.969.889 12.282.524

Jumlah 79.368.013 92.156.784 109.437.405 121.428.617 126.877.061

Sumber : BPS, terdapat pada Lampiran 2 – 6 (data)

Dari data tabel diatas terlihat perbandingan hasil pajak daerah yang berasal

dari pajak dari tahun 2005, 2006, 2007, 2008, dan tahun 2009. Dimana pada tabel

tersebut dipaparkan nilai nominal yang berasal dari pajak daerah yang mana guna

menambah pendapatan asli daerah (PAD) kota Tangerang.

Pajak daerah yang berasal dari pajak hotel dan restoran dari tahun ke tahun

semakin meningkat. Pada tahun 2005 pendapatan yang diperoleh sebesar

Rp.20.563.858.000, pada tahun 2006 pendapatan yang diperoleh sebesar

Rp.25.302.727.000, pada tahun 2007 pendapatan yang diperoleh sebesar

Page 75: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Rp.30.716.060.000, pada tahun 2008 pendapatan yang diperoleh sebesar

Rp.39.261.428.000, dan pada tahun 2009 pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.

44.546.525.000. Terlihat jelas bahwa pendapatan yang diperoleh dari pajak hotel

dan restoran dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini terjadi karena hotel

dan restoran yang ada di kota Tangerang setiap tahunnya ramai dikunjungi oleh

masyarakat, baik dari masyarakat kota Tangerang itu sendiri maupun pengunjung

yang berasal dari luar kota Tangerang. Hal ini juga mungkin terjadi karena

memang kota Tangerang merupakan kota yang sangat strategis bagi masyarakat

untuk disinggahi dan dikunjungi oleh wisatawan dari luar kota Tangerang.

Pembangunan hotel dan restoran yang ada juga menarik perhatian para

masyarakat untuk singgah dan menikmati masakan-masakan khas kota Tangerang,

sehingga pendapatannya inilah yang kemudian berpengaruh terhadap pendapatan

asli daerah kota Tangerang.

Pajak daerah yang berasal dari pajak hiburan dari tahun ke tahun juga

mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.

1.272.997.000, pada tahun 2006 pendapatan tang diperoleh sebesar Rp.

1.264.610.000, pada tahun 2007 pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.

1.474.412.000, pada tahun 2008 pendapatan yang diperoleh sebesar

Rp.1.627104.000, dan pada tahun 2009 pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.

1.888.824.000. Terlihat jelas bahwa pendapatan pajak daerah yang berasal dari

pajak hiburan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini terjadi karena

jumlah hiburan yang ada di kota Tangerang sangat banyak dan breragam,

sehingga menarik simpatik semua masyarakat kota Tangerang, tetapi tidak hanya

Page 76: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

penduduk asli kota Tangerang saja yang mengunjungi tempat hiburan, melainkan

juga masyakarat yang berasal dari luar kota Tangerang. Seperti yang kita tahu

bahwa tempat hiburan yang ada di kota Tangerang jumlahnhya banyak dan kita

juga dapat menjumpai dan kita kunjungi dengan tempat yang sangat strategis.

Dengan banyaknya pendapatan yang brsalah dari hiburan inilah yang kemudian

memberikan pengaruh yang positif bagi meningkatnya pendapatan asli daerah

kota Tangerang.

Pajak daerah yang berasal dari pajak reklame dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan dan juga penurunan. Pada tahun 2005 pendapatan yang

diperoleh sebesar Rp.5.053.955.000, pada tahun 2006 pendapatan yang diperoleh

sebesar Rp.5.859.777.000, pada tahu 2007 pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.

8.571.499.000, pada tahun 2008 pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.

13.855.647.000, dan pada tahu 2009 pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.

11.571.806.000. Terlihat jelas bahwa pendapatan yang berasal dari pajak reklame

dari tahun 2005 sampai tahun 2008 mengalami peningkatan, tetapi pada tahun

2009 mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena pada tahun 2005 sampai tahun

2008 masyarakat banyak yang menggunakan reklame didalam berbisnis atau

kerjanya. Karena dengan adanya reklame ini para masyarakat/pengusaha dapat

dengan mudah untuk mempromosikan bisnis mereka papan reklame yang daoat

terpampang disepanjang jalan kota Tangerang. Tetapi kenapa pada tahun 2009

mengalami penurunan?.Hal ini mungkin karena pada tahun 2009 terjadi masalah

atau krisis keuangan masyarakat kota Tangerang, atau terjadi karena para

pengusaha kurang berminat untuk menggunakan reklame didalam berbisnis.

Page 77: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Pendapatan yang tinggi inilah yang akan mempengaruhi pendapatan asli daerah

kota Tangerang.

Pajak daerah yang berasal dari pajak Penerangan Jalan Umun (PJU) dari

tahun ke tahun mengalami peningkatan dan juga mengalami penurunan. Pada

tahun 2005 pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.45.568.757.000, pada tahun

2006 pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.51.484.726.000, pada tahun 2007

pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.58.361.342.000, pada tahun 2008

pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.55.714.549.000, dan pada tahun 2009

pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.56..587.380.000. Terlihat jelas bahwa

pendapatan yang berasal dari pajak Penerangan Jalan Umum dari tahun 2005

sampai tahun 2007 mengalami peningkatan, tetapi pada tahun 2008 mengalami

penurunan beberapa persen, dan kemudian pada tahun 2009 mengalami

peningkatan kembali. Hal yang mengakibatkan penurunan tersebut adalah

mungkin karena dari tahun 2007 sampai 2008 terjadi permasalahan, baik dari

faktor manusia atau teknisi. Pada tahun 2008 ini mengalami penurunan karena

pengadaan untuk penerangan jalan umum terdapat masalah dan kesulitan. Tetapi

pada tahun 2009 sudah kembali meningkat karena pada tahun 2009 ini semua

aspek faktor pendukung sudah berjalan dengan normal kembali, sehingga

pendapatannya yang meningkat ini mempengaruhi bagi pendapatan asli daerah

kota Tangerang.

Page 78: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Pajak Daerah yang berasal dari pajak parkir swasta dari tahun ke tahun

selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 pendapatan yang diperoleh

sebesar Rp.6.908.443.000, pada tahun 2006 pendapatan yang diperoleh sebesar

Rp.8.244.941.000, pada tahun 2007 pendapatan yang diperoleh sebesar

Rp.10.314.092.000, pada tahun 2008 pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.

10.969.889.000, dan pada tahun 2009 pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.

12.282.524.000. Terlihat jelas bahwa pendapatan dari pajak parkir swasta dari

tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini terjadi karena pajak pakir yang ada

disetiap tempat parkir yang ada di kota Tangerang berpengaruh positif terhadap

respon masyarakat, karena apabila masyarakat tidak bermasalah dengan tarif

parkir yang telah ditentukan ,justru itu akan menambah pendapatan bagi

pendapatan asli daerah kota Tangerang. Tempat parkir yang ada juga harus

nyaman dan aman bagi masyarakat yang telah mempercayakan kendaraannya

kepada pihak pengelola tempat parkir, karena dengan adanya secure parking itu

akan menambah rasa kepercayaan masyarakat terhadap tempat parkir yang

dikelola olah pihak swasta yang bersangkutan.

Page 79: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Tabel 4.2

Perbandingan Dari Retribusi Daerah Menurut Jenis Retribusi

(000)

No Jenis Retribusi Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

1 Retribusi Jasa Umum

6.125.809 6.657.348 7.930.335 8.553.855 8.198.284

2 Retribusi Jasa Usaha

3.169.227 3.025.667 3.727.554 4.227.844 3.140.773

3 Retribusi Perizinan Tertenru

12.889.458 13.860.200 14.227.925 19.705.836 15.042.074

Jumlah 22.184.494 23.543.215 25.885.814 32.487.535 26.381.131

Sumber : BPS, terdapat pada Lampiran 7 - 11 (data)

Dari data tabel diatas terlihat perbandingan hasil retribusi daerah yang

berasal dari retribusi dari tahun 2005, 2006, 2007, 2008, dan tahun 2009. Dimana

pada tabel tersebut dipaparkan nilai nominal yang berasal dari retribusi daerah

yang mana guna menambah pendapatan asli daerah (PAD) kota Tangerang.

Retribusi daerah yang berasal dari retribusi jasa umum dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.

6.125.809.000, pada tahun 2006 pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.

6.657.348.000, pada tahun 2007 pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.

7.930.335.000, pada tahun 2008 pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.

8.553.855.000, dan pada tahun 2009 pendapatan yang diperoleh sebesar

Page 80: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Rp.8.198.284.000. Terlihat dari tahun ke tahun retribusi jasa umum ini selalu

meningkat, hal ini dikarenakan retribusi yang ada sudah terlaksana dengan baik

dan mendapatkan respon yang positif bagi masyarakat. Adapun retribusi yang

termasuk kedalam retribusi jasa umum ini yaitu : retribusi pelayanan kesehatan,

retribusi pelayanan persampahan, retribusi penggantian cetak KTP dan akte

CASIP, retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat, retribusi pengujian

kendaraan bermotor, retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran.

Retribusi daerah yang berasal dari retribusi jasa usaha dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan dan juga penurunan. Pada tahun 2005 pendapatan yang

diperoleh sebesar Rp.3.169.227.000, pada tahun 2006 pendapatan yang diperoleh

sebesar Rp.3.025.667.000, pada tahun 2007 pendapatan yang diperoleh sebesar

Rp.3.727.554.000, pada tahun 2008 pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.

4.227.844.000, dan pada tahun 2009 pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.

3.140.773.000. Terlihat bahwa retribusi jasa usaha dar tahun tahun 2005 sampai

tahun 2008 mengalami peningkatan, hal ini terjadi karena jasa usaha ini

berkembang dan berjalan dengan baik setra terlaksana sesuai dengan peraturan

yang berlaku. Sedangkan pada tahun 2009 retribusi jasa usaha mengalami

penurunan, hal ini terjadi karena pada tahu 2009 ada permasalahan dalam

pelaksanaannya sehingga menghambat kinerja berbagai aspek yang

mempengaruhinya. Adapun retribusi yang termasuk ke dalam retribusi jasa usaha

yaitu : retribusi pemakaian kekayaan daerah, retribusi MCK pasar, retribusi MCK

terminal, retribusi sewa bus, retribusi sewa rumah susun, retribusi sewa mesin/alat

berat, retribusi sewa tanah untuk reklame, retribusi sewa gedung, retribusi sewa

Page 81: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

rumah dinas, retribusi terminal, retribusi parkir khusus, retribusi penyedotan

kakus, retribusi rumah potong hewan.

Retribusi daerah yang berasal dari retribusi perizinan tertentu dari tahun

ke tahun mengalami peningkatan dan juga penurunan. Pada tahun 2005

pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.12.889.458.000, pada tahun 2006

pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.13.860.200.000, pada tahun 2007

pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.14.227.925.000, pada tahun 2008

pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.19.705.836.000, dan pada tahun 2009

pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.15.042.074.000. Terlihat jelas bahwa

retribusi yang terjadi dari tahun 2005 sampai tahun 2008 selalu mengalami

peningkatan. Hal ini terjadi kareana pada tahun – tahun tersebut di kota Tangerang

sedang terjadi pendirian-pendirian tempat usaha yang memang membutuhkan jasa

pembuatan perizinannya. Sehingga kebutuhan untuk surat perizinan juga

meningkat, dan meningkatnya juga pendapatannya guna menambah bagi

pendapatan asli daerah kota Tangerang. Tetapi pada tahun 2009 mengalami

penurunan ,hal ini terjadi karena pada tahun 2009 para pengusaha tidak begitu

ramai untuk mengurusi pembuatan surat-surat perizinannnya, sehingga jasa

retribusinya pun menurun. Adapun retribusi yang termasuk kedalam retribusi

perizinan tertentu ini yaitu : retribusi ijin mendirikan bangunan, retribusi izin

gangguan, retribusi ijin trayek, retribusi ijin peruntukan penggunaan tanah,

retribusi ijin usaha kepariwisataan, retribusi ijin bongkar muat barang, retribusi

tanda daftar perusahaan, retribusi TDI/UI/IP, retribusi SIUP, retribusi SIPA, dan

retribusi Gudang.

Page 82: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

4.3. Hasil Uji Analisis

Hasil pengolahan data dengan regresi linier berganda metode OLS untuk

model persamaan PAD = f(X1,X2,X3) adalah sebagai berikut :

4.3.1 Menentukan Model Ekonometrika

Penelitian menggunakan model tegresi linier berganda dengan metode

ordinary least square (OLS), yaitu model regresi untuk hubungan antara

variabel – variabel bebas dengan variabel tidak bebas, secara umum

membentuk fungsi :

PAD = f(X1,X2,X3)

Sehingga diperoleh model ekonometrika sebagai berikut :

PAD = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e

Keterangan :

PAD = Pendapatan asli daerah kota daerah

X1 = Pajak Daerah

X2 = Retribusi daerah

X3 = Badan Usaha Milik daerah

E = Faktor kesalahan (error term)

Page 83: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

4.3.2 Uji Stasioneritas

Uji Stasioner adalah suatu uji yang dilakukan untuk melihat apakah

data yang dihasilkan terjadi ketidakstasioneran atau tidak. Tujuan uji

stasioneritas ini adalah agar meannya stabil dan random errornya = 0,

sehingga model regresi yang diperoleh adalah regresi semu. Tingkatan-

tingkatan dalam pengujian stasioner ini mulai dari tingkat level, first

different, dan second defferent. Adapun tahap – tahap untuk melakukan uji

stasioner apakah data yang ada merupakan data yang sudah stasioner atau

belum, adalah sebagai berikut :

Level

Tingkat Level ini merupakan uji stasionet tingkat paling pertama

yang dilakukan untuk menguji variabel-variabel yang ada apakah

sudah stasioner atau belum. Berikut ini adalah tabel hasil pengujian

stasioner tingkat level :

Tabel 4.3

Hasil uji stasioner tingkat level

Variabel t-Statistic Prob. Keterangan

PAD 0.573024 0.9857 Tidak Stasioner

PD -0.542719 0.8670 Tidak Stasioner

RD -5.818486 0.0001 Stasioner

BUMD -5.644653 0.0001 Stasioner

Sumber : Lampiran 12 (data)

Page 84: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Dari hasil uji stationer tingkat Level di atas dapat kita lihat bahwa variabel

PAD (Pendapatan Asli Daerah) dan PD (Pajak Daerah) Tidak Stasioner,

sedangkan variabel RD (Retribusi Daerah) dan BUMD (Badan Usaha Milik

Daerah) sudah Stasioner. Dengan masih adanya variabel yang tidak stasioner,

maka dilakikan uji stasioner tahap selanjutnya sampai semua variabel yang ada

benar- benar sudah stasioner. Untuk menguji tahap selanjutnya yaitu dilakukan

uji stasioner tahap First Different. Untuk lebih jelasnya lihat pada Lampiran 5.

First Different

Tingkat First Different ini merupakan tingkatan yang kedua yang

dilakukan karena pada pengujian tingkat level masih ada variabel

yang tidak stasioner. Cara kerja pengujian stasioner tingkat ini

sama saja dengan pengujian tingkat level. Berikut ini adalah hasil

pengujian stasioner tingkat first different :

Tabel 4.4

Hasil uji stasioner tingkat first different

Variabel t-Statistic Prob. Keterangan

PAD -1.637194 0.0947 Tidak Stasioner

PD -9.666100 0.0000 Stasioner

RD -7.807994 0.0000 Stasioner

BUMD -9.856043 0.0000 Stasioner

Sumber : Lampiran 12 (data)

Dari hasil uji stasioner tahap First Different di atas dapat kiat lihat bahwa

variabel PAD (Pendapatan Asli Daerah) Tidak Stasioner, sedangakan tiga variabel

Page 85: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

lain yaitu variabel PD (Pajak Daerah), RD (Retribusi Daerah) dan BUMD (Badan

Usaha Milik Daerah) sudah Stasioner. Dengan masih adanya variabel yang tidak

stasioner, maka dilakikan uji stasioner tahap selanjutnya sampai semua variabel

yang ada benar- benar sudah stasioner. Untuk menguji tahap selanjutnya yaitu

dilakukan uji stasioner tahap Second Different. Untuk lebih jelasnya lihat pada

Lampiran 5.

Second Different

Tingkat Second Different ini merupakan tingkatan yang paling

terakhir yang digunakan dalam pengujian stasioner variabel-

variabel yang ada. Tingkatan ini dilakukan karena masih terdapat

variabel yang tidak stasioner pada pengujian tingkat first different.

Cara kerjanya sama seperti pengujian stasioner tingkat level dan

tingkat first different. Berikut ini tabel hasil pengujian stasioner

tingkat second different :

Tabel 4.5

Hasil uji stasioner tingkat second different

Variabel t-Statistic Prob. Keterangan

PAD -3.200199 0.0028 Stasioner

PD -5.031375 0.0000 Stasioner

RD -4.966982 0.0000 Stasioner

BUMD -5.789323 0.0000 Stasioner

Sumber : Lampiran 12 (data)

Page 86: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Dari Uji Stasioner pada tahap Second Different ini sudah menghasilkan

semua variabel yang stasioner, baik itu variabel PAD (Pendapatan Asli Daerah),

variabel PD (Pajak Daerah), variabel RD (Retribusi Daerah), maupun variabel

BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) semuanya sudah stasioner. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.

4.3.3 Pengujain Asumsi Klasik

► Normalitas

Normalitas artinya suatu keadaan dimana diasumsikan

bahwa distribusi probabilitas dari kesalahan pengganggu memiliki

nilai rata-rata yang diharapkna sama dengan nol, tidak

berhubungan dan mempunyai varians yang tetap. Berikut ini adalah

hasil pengujian normalitas :

Tabel 4.6

Hasil uji Normalitas

Jarque-Bera 5.645389

Probability 0.059446

Sumber : Lampiran 14 (data)

Pengujiannya dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas

JB-hitung terhadap nilai kritis (5%), dimana jika :

Ho : diterima = data terdistribusi secara normal

Page 87: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Ha : diterima = data tidak terdistribusi secara normal

0.059446 > 0.05 = Ho diterima

Karena prob JBstat = 0.059446 > 0.05, maka Ho diterima, artinya

data terdistribusi secara normal

► Multikolinieritas

Multikolinieritas artinya suatau keadaan dimana terdapat

hubungan yang signifikan antara 2 (dua) atau lebih variabel bebas

dalam model regresi. Berikut ini adalah hasil dari pengujian

Multikolinieritas :

Tabel 4.7

Hasil uji multikolinieritas

PD RD BUMD

PD 1.000000 0.248200 0.157742

RD 0.248200 1.000000 0.119092

BUMD 0.157742 0.119092 1.000000

Sumber : Lampiran 15 (data)

Multikolinieritas merupakan suatu keadaan dimana terdapat

hubungan linier antara beberapa atau semua variabel bebas.

Dengan kata lain variabel bebas yang satu merupakan fungsi yang

lainnya. Pengujiannya dilakukan dengan membandingkan nilai

Page 88: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

probabilitas F-stat pada uji Wald test terhadap nilai kritis (5%),

dimana jika :

Ho : diterima = tidak ada multikolinieritas

Ha : diterima = ada multikolinieritas

Karena masih ada nilai yang < 0.8, yaitu 0.248200, 0.157742,

0.119092, maka Ho diterima, artinya tidak ada multikolinieritas.

► Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas artinya suatu keadaan dimana terjadi

ketidaksamaan varianz dalam suatu model regresi. Pengujiannya

dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas Observasi R-

square terhadap nilai kritis. Berikut ini adalah hasil pengujian

Heteroskedastisitas :

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.772584 Prob. F(9,18) 0.1440

Obs*R-squared 13.15606 Prob. Chi-Square(9) 0.1557 Scaled explained SS 14.58520 Prob. Chi-Square(9) 0.1030

Heteroskedstisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari

model yang diamati tidak memiliki variasi yang konstan dari

variasi satu observasi ke observasi lainnya. Untuk mendeteksi ada

tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan uji white yang menyatakan jika nilai chi-square

Page 89: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

hitung (µ²) < chi-square table (µ²) menunjukan tidak adanya

heteroskedastisitas.

Pengujiannya dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas

Observasi R-squared pada uji white terhadap nilai kritis (5%).

Berdasarkan pengujian white-test terhadap model ini diperoleh

hasil probabilita Obs*R-squared dengan nilai 0.469859 > 0.05 yang

artinya model tidak mengandung heteroskedastisitas.

► Autokorelasi

Autokorelasi artinya suatu keadaan dimana kesalahan

pengganggu dari periode saat ini, berkorelasi dengan kesalahan

pengganggu dari periode sebelumnya, dimana kesalahan

pengganggu ini saling berhubungan satu sama lain. Berikut ini

adalah hasil dari pengujian Autokorelasi :

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.107328 Prob. F(2,22) 0.8987

Obs*R-squared 0.270559 Prob. Chi-Square(2) 0.8735

Uji autokorelasi dimaksudkan untuk mendeteksi adanya

korelasi anggota observasi satu dengan observasi lainnya yang

berlainan waktu. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas

dari satu observasi ke observasi lain. Salah satu cara untuk

mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan uji

Larange Multilpier (LM) yaitu dengan memasukan variabel

Page 90: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

kelambanan (Lag). Panjang lag yang dipilih adalah ketika Criteria

Akaike dan Schwarz paling kecil. Pengujian terhadap gejala

autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson 9d) atau

dengan uji LM Test yang dikembangkan oleh Bruesch-godfrey,

dimana uji LM Test bias dikatakan sebagai uji autokorelasi yang

paling akurat (Kuncoro, 2001 : 107), apalagi jika sampel yang

dugunakan dalam jumlah yang besar (misaknya diatas 100). Uji ini

dilakukan dengan memasukkan lag nya, dari hasil uji autokorelasi

Serial Correlation LM Test Lag 5 sebagaimana terlampir dalam

hasil olah data, terlihat bahwa nilai F-Statistik sebesar 0.107328

dengan nilai probabilitas sebesar 0.8987, sedang nilai Obs*R-

squared 0.270559 dengan nilai probabilitas sebesar 0.8735. Dari

hasil ini terlihat bahwa niali F-Statistik dan Obs*R-squared tidak

signifikan pada alpha 5%, dengan kata lain nilai chi-squared hitung

lebih kecil dar nilai kritisnya maka kita meneriman hipotesis nul,

artinya model tidak mrengandung unsur autokorelasi.

Ho : diterima = model tidak mengandung autokorelasi

Setelah dilakukan pengujian LM-Test pada penelitian ini maka

dibuat kesimpulan bahwa model ini tidak mengandung

autokorelasi, hal ini dibuktikan dengan besarnya probabilita

Obs*R-squared yang diperoleh sebesar 0.8735 > 0.05. Sehingga

Ho: diterima.

Page 91: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

4.3.4 Analisis Regresi Berganda

PAD = - 0.000000000819 + 1.551903 PD + 1.053228 RD + 0.490892

BUMD

Interpretasi :

Adjusted R-squared = 0.918694 (91,8694%)

Koefisien Determinasi (R²)

Perhitungan yang dilakukan untuk mengukur proporsi atau prosentase dari

variasi total variabel dependen (PAD) yang mampu dijelaskan dalam

regresi. R² dalam regresi sebesar 0.198694 yang berarti Kemampuan

variabel Pajak Daerah (PD), Retribusi Daerah (RD), Badan Usaha Milik

Daerah (BUMD) dalam menjelaskan variabel Pendapatan Asli Daerah

(PAD) adalah sebesar 91,8694 % sedangkan sisanya sebesar 8,1306 %

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model.

βo,C = 0.000000000819

Artinya : Jika variabel Pajak Daerah (PD), Retribui Daerah (RD),

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sama dengan nol maka rata-rata

Pendapatan asli daerah (PAD) lebih dari 0.000000000819 rupiah.

Ho : βo > 0 = artinya secara individual variabel independen (bebas) tidak

ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen

(tidak bebas).

Page 92: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Ha : βa < 0 = artinya secara individual variabel independen (bebas) ada

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (tidak

bebas).

t stat = -2.784836

t tabel = 2.131

t stat > t tabel = signifikan (Ha diterima)

Artinya terdapat pengaruh antara variabel bebas Pajak Daerah (PD),

Retribusi Daerah (RD), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan

variabel tidak bebas (PAD).

Pengujian terhadap variabel (Pajak Daerah) koefisien regresi variabel

(PD) adalah1.551903 dan standar error sebesar 0.099572, sedangkan

untuk t-hitung adalah 15.58568. Karena nilai t-hitung > t-tabel maka

Ho ditolak Ha diterima. Hal ini secara statistik menunjukkan bahwa

Pajak Daerah berpengaruh dan signifikan terhadap Pendapatan Asli

Daerah di Kota Tangerang.

β1,X1 = 1.551903

Artinya : Apabila Pajak Daerah (PD) naik sebesar Rp. 1 juta maka Pendapatan asli

daerah (PAD) akan naik sebesar 1.551.903 rupiah.

Page 93: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Ho : βo < 0 = artinya secara individu variabel independen (bebas) tidak ada

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (tidak

bebas).

Ha : βa > 0 = artinya secara individu variabel independen (bebas) ada pengaruh

yang signifikan terhadap variabel dependen (tidak bebas).

t stat = 15.58568

t tabel = 2.131

t stat > t tabel = signifikan (Ha diterima)

Artinya terdapat pengaruh antara variabel Pajak Daerah dengan Pendapatan Asli

Daerah (PAD).

Pengujian terhadap variabel (Retribusi Daerah) koefisien regresi dari

variabel (RD) adalah 1.053228 dan standar error 0.356356, sedangkan

untuk t-hitung 2,955552, karena niali t-hitung > t-tabel maka Ho

ditolak Ha diterima. Hal ini secara statistik menunjukkan bahwa

retribusi daerah berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli

Daerah di Kota Tangerang.

β2,X2 = 1.053228

Artinya : Apabila Retribusi daerah (RD) naik sebesar Rp. 1 juta maka

Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan naik sebesar 1.053.228 rupiah.

Page 94: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Ho : βo < 0 = artinya secara individual variabel independen (bebas) tidak

ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen

(tidak bebas).

Ha : βa > 0 = artinya secara individual variabel independen (bebas) ada

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen

(tidak bebas).

t stat = 2.955552

t tabel = 2.131

t stat > Ttabel = Signifikan (Ha diterima)

Artinya terdapat pengaruh antara variabel Retribusi daerah (RD) dengan

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pengujian terhadap variabel (BUMD) koefisien regresi dari variabel

(BUMD) adalah 0.490892 dan standar error 0.346660, sedangkan

untuk t-hitung 1.416061, karena nilat t-hitung < t-tabel maka Ho

diterima dan Ha ditolak. Hal ini secara statistik menunjukkan bahwa

hasil Badan Usaha Milik Daerah tidak berpengaruh signifikan

terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Tangerang.

Page 95: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Tabel 4.8

Hasil Pengolahan Regrsi Linier Berganda Dengan Metode OLS

Dependent Variable: PAD Method: Least Squares Date: 01/12/11 Time: 10:36 Sample: 2003Q1 2009Q4 Included observations: 28

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -8.19E+09 2.94E+09 -2.784836 0.0103

PD 1.551903 0.099572 15.58568 0.0000 RD 1.053228 0.356356 2.955552 0.0069

BUMD 0.490892 0.346660 1.416061 0.1696 R-squared 0.927728 Mean dependent var 3.64E+10

Adjusted R-squared 0.918694 S.D. dependent var 1.33E+10 S.E. of regression 3.80E+09 Akaike info criterion 47.08692 Sum squared resid 3.47E+20 Schwarz criterion 47.27723 Log likelihood -655.2168 Hannan-Quinn criter. 47.14510 F-statistic 102.6929 Durbin-Watson stat 1.778653 Prob(F-statistic) 0.000000

Keterangan: Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13

4.3.5 Uji (F-test)

Uji F digunakan untuk membuktikan secara statistik bahwa

keseluruhan koefisien regresi juga signifikan dalam menentuka nilai

variabel terikat (dependent variable), maka diperlukan juga pengujian

secara serentak yang menggunakan uji F dimana uji F merupakan

pengujian terhadap variabel bebas (independent variable) secara bersama-

sama.

Jika F-hitung < F-tabel berarti Ho diterima atau variabel

independen secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel independent, tetapi jika F-hitung > F-tabel berarti Ho

Page 96: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

ditolak atau variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependen.

Hipotesis yang digunakan adalah :

Ho : β1 = β2 = β3 = 0 : Variabel independen secara bersama-sama tidak

mempengaruhi variabel dependen

Ha : β1, β2, β3 ≠ 0 : Variabel independen secara bersama-sama

mempengaruhi variabel dependen

Hasil perhitungan yang didapat adalah F-stat 102.6929

Fstat = 102.629

Ftabel = 0,05 df (n-k;k-1)

0,05 df(28-7;7-1)

0,05 df(21;6)

2.03

Fstat > Ftabel

102.629 > 2.03 = Ha diterima

Artinya : Variabel independent secara bersama-sama

mempengaruhi variabel dependent

Karena F hitung > F tabel, yaitu 102.629 . 2.03 maka Ho ditolak.

Page 97: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Artinya Pajak Daerah, Retribusi Daearah, dan Badan Usaha Milik

Daerah berpengaruh secara signifikan terhadap Pndapatan Asli

Daerah Kota Tangerang

4.4 Pembahasan

Dalam analisis ini menyatakan bahwa variabel-variabel penelitian yang

mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah di Kota Tangerang selama 7 tahun (28

triwulan) observasi yaitu dari tahun 2003:1 sampai dengan 2009:4 adalah Pajak

Daerah, Retribusi daerah dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Pengaruh

variabel-variabel penelitian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pajak Daerah

Secara statistik hasil dari analisis Pajak Daerah (X1) terbukti signifikan,

artinya secara statistik Pajak Daerah berpengaruh terhadap Pendapatan

Asli Daerah Kota Tangerang. Dengan demikian penelitian ini sesuai

dengan hipotesis (bahwa terdapat pengaruh yang signfikan antara

Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah) dan sesuai dengan

penelitian sebelumnya Mohammad Riduansyah (2003) yang

menyatakan variabel Pajak Daerah berpengaruh signifikan terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dalam penelitian ini ketika Pajak

Daerah naik sebesar 1% maka penerimaan pendapatan asli daerah akan

naik sebesar 1.551903.

Page 98: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

2. Retribusi Daerah

Secara statsitik hasil dari analisis Retibusi Daerah (X2) terbukti

signifikan, artinya secara statistik Retribusi Daerah berpengaruh

terhadap Pendapatan Asli Daerah. Dengan demikian penelitian ini

sesuai dengan hipotesis (bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

antara Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah) dimana

apabila Retribusi naik sebesar 1% maka penerimaan pendapatan asli

daerah akan naik sebesar 1.053228 , dengan demikian penelitian ini

sesuai dengan hipotesis dan sesuai dengan penelitian sebelumnya

Mohammad Riduansyah (2003) yang menyatakan variabel Retribusi

Daerah berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan asli Daerah

(PAD).

3. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

Secara statistik hasil dari analisis Badan Usaha Milik Daerah (X3)

terbukti tidak signifikan, artinya secara statistik Badan Usaha Milik

Daerah (BUMD) tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah

(PAD). Dengan demikian penelitian ini tidak sesuai dengan hopotesis

(bahwa terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara BUMD

terhadap pendapatan asli daerah).

Page 99: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji pengaruh pajak

daerah, retribusi daerah, dan badan usaha milik daerah terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang tahun 2003:1 sampai 2009:4, dari

hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Secara statistik hasil dari analisis Pajak Daerah terbukti signifikan,

artinya secara statistik Pajak Daerah berpengaruh terhadap pendapatan

asli daerah Kota Tangerang sesuai dengan hipotesis yang ditetapkan,

dimana apabila pajak daerah naik maka Pendapatan Asli Daerah akan

naik. Hal ini mengidentifikasikan bahwa semakin meningkatnya pajak

daerah akan meningkatkan kontribusi yang besar terhadap Pendapatan

Asli Daerah.

2. Secara statistik hasil dari analisis Retribusi Daerah terbukti signifikan,

artinya secara statistik Retribusi Daerah berpengaruh terhadap

pendapatan asli daerah Kota Tangerang, dengan demikian penelitian ini

sesuai dengan hipotesis yang ditetapkan, dimana apabila retribusi

Page 100: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

daerah naik maka Pendapatan Asli daerah akan naik. Hal ini

mengidentifikasikan bahwa semakin meningkatnya retribusi daerah

akan meningkatkan kontribusi yang besar terhadap Pendapatan Asli

Daerah.

3. Secara statistik badan usaha milik daerah (BUMD) terbukti tidak

signifikan dan tidak berpengaruh terhadap pemerimaan Pendapatan Asli

Daerah Kota Tangerang. Keadaan tidak signifikan ini mungkin

disebabkan karena memang jumlah BUMD yang ada di Kota

Tangerang itu sedikit, dan juga hasil BUMD-nya lebih kecil dari dua

variabel yang lain.

5.2 SARAN

Melihat hasil-hasil penelitian diatas, maka penulis mengajukan

beberapa implikasi atau saran sebagai berikut :

1. Pemerintah Kota Tangerang perlu meningkatkan kontribusi

sektor Pajak Daerah agar sektor tersebut terus berkembang dan

memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap penerimaan

pendapatan asli daerah di Kota Tangerang.

2. Melihat dari hasil analisis Retribusi Daerah yang positif terhadap

penerimaan Pendapatan Asli Derah Kota Tangerang, hendaknya

pemerintah Kota Tangerang secara khusus memberikan perhatian

Page 101: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

dalam mengatur dan mengontrol secara khusus tentang

penerimaan yang berasal dari retribusi daerah, mengingat kota

Tangerang merupakan kota yang memiliki sumber retrubusi yang

cukup banyak.

3. Melihat dari hasil analisis badan usaha milik daerah yang tidak

signifikan terhadap penerimaan pendapatan asli daerah (PAD)

Kota Tangerang, maka hendaknya pemerintah Kota Tangerang

secara khusus dapat meningkatkan kinerja pasar dan PDAM

yang ada di kota Tangerang itu sendiri.

Page 102: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. BPFE. Yoogyakarta. 1999.

Badan Keuangan dan Kekayaan Milik Daerah, Kota Tangerang 2002 – 2009.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Kota Tangerang, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKKPD) Kota Tangerang 2005 – 2007.

BPS, Kota Tangerang Dalam Angka Tahun 2002 – 2009. Badan Pusat Statistik. 1998.

Cahyono, Tri. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar. Yogyakarta. 2002.

Chalid, Pheni. Keuangan Daerah, Investasi dan Desentralisasi. Jakarta: Kemitraan. 2005

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Kota Tangerang 2002 – 2009.

Dewi, Erlita, “Identifikasi Sumber Pendapatan Asli Daerah Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah”, Universitas Sumatera Utara, 2002.

Devas, Nick. Financing Local Government in Indonesia. Planning and Administration (Asia and Pasific Special) IULA. OHIO University. 1989.

Djoko, Mursinto. Jurnal Ekonomi Tahun XV, No 3A Desember: Posisi Keuangan Daerah Kabupaten dan Kota Awal Otonomi Daerah di Provinsi Jawa Timur. FE Universitas Airlangga. 2000.

Gujarati, Damodar N. 1995. Basic Econometrics; Thidr Edition, McGraw-Hill, New York. 2003.

Hesa, Adam. Skripsi : Analisis Hubungan Pendapatan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Anggaran Belanja Daerah kota Depok 2000-2004. UIN. 2006.

Kesit, Bambang Prakosa. Pajak dan Retribusi Daerah. Yogyakarta: UII. 2003

Kuncoro, Mudrajat. Ekonomi Pembangunan (teori, masalah, dan kebijakan). UPP AMP YKPN, Yogyakarta. 1997.

K.J. Davey, Pembiayaan Pemerintah Daerah, UI-Press. Jakarta. 1998.

Page 103: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Kurt, Schmidheiny. Jurnal: Income Segregation from Local Income Taxation When Households Differ in Both Preferences and Incomes. 2005.

Lynarsatia, Bramantio. Analisis Perkembangan Industri Pariwisata dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Surakarta Tahun 1990-2000. Yogyakarta.2000.

M.S, Tumanggor. Jurnal Ekonomi/Th.VII/02/Nop: Pengaturan Pendapatan Asli Daerah Dalam Rangka Otonomi Daerah. FE Universitas Tarumanegara, Jakarta. 2002.

Mangkusubroto, Guritno. Kebijakan Ekonomi Publik di Indonesia. Jakarta, Gramedia Pustaka Utama. 1994.

Marihot P, Siahaan. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Grafindo. Jakarta. 2005.

Najib, Ahmad. Skripsi: Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Karawang. UIN. 2006

Raksaka, Mahi. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol.VI No.01, hal 39-49 : Peran Pendapatan Asli Daerah di Era Otonomi. FE UI. 2005.

Riduansyah, Mohammad. Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) guna mendukung pelaksanaan otonomi daerah Kota Bogor. 2003.

Riwu Kaho, Yosef, “Analisis Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia”, Bina Aksara, Jakarta. 1985.

Siagian, Sondang P. Organisasi Kepemimpinan dan Perilsku Administrasi. Gunung Agung. Jakarta. 1988.

Sidik, Machfud. Optimalisasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Keuangan Daerah; Makalah terpublikasi pada situs www.djpkpd.go.id. 2002.

Suhendi, Eno. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Hotel Dan Restoran Di Kota Yogyakarta. 2008.

Suparmoko. M. Keuangan Negara Dalam Teori dan Praktek, BPFE. Yogyakarta. 1987.

Page 104: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Thomas, Rutherford, David, Tarr. Jurnal: Regional Household and Poverty Effects of Russia’s Accession to the World Trade Organization. 2008.

Widjaja, Wayang. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom; PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2002.

Yunawati. (skripsi) Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah Istimewa Yogyakarta. 2002.

Page 105: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Lampiran 1

Data Variabel Penelitian

OBS PAD PD RD BUMD 2003 .I 27.955.850.000 20.202.960.000 3.475.529.000 1.703.445.000 2003 .II 23.908.983.000 14.321.545.000 6.046.260.000 2.124.283.000 2003 .III 22.274.377.000 13.263.365.000 5.341.915.000 252.6036.000 2003 .IV 19.243.296.000 8.423.067.000 9.286.533.000 2.725.413.000 2004 .I 29.646.088.000 22.231.792.000 4.157.993.000 3.017.780.000 2004 .II 23.505.557.000 17.009.735.000 4.694.857.000 3.683.233.000 2004 .III 24.483.881.000 16.992.079.000 5.487.762.000 4.745.944.000 2004 .IV 31.339.790.000 17.030.211.000 9.149.181.000 5.066.676.000 2005 .I 25.472.088.053 18.960.474.879 4.557.901.126 50.000.000 2005 .II 28.888.727.020 18.394.410.834 5.071.604.388 2.967.666.389 2005 .III 30.344.128.644 21.520.072.816 5.180.888.475 100.000.000 2005 .IV 31.818.899.083 20.243.055.191 10.016.730.624 1.402.367.000 2006 .I 28.311.341.380 21.892.352.686 3.070.852.709 310.000.000 2006 .II 36.852.353.390 22.443.091.366 6.503.053.623 4.490.514.894 2006 .III 32.129.625.919 22.900.925.552 6.359.682.473 290.000.000 2006 .IV 38.560.321.186 24.920.414.438 6.221.521.353 197.051.290 2007 .I 38.883.695.446 28.796.926.555 5.745.047.347 1.154.000.000 2007 .II 38.647.685.110 25.111.614.476 5.652.629.893 6.002.466.080 2007 .III 38.181.830.598 27.965.186.476 6.879.102.820 1.275.000.000 2007 .IV 48.077.653.144 27.565.926.636 7.609.034.186 5.296.092.717 2008 .I 41.899.000.250 28.818.912.457 5.101.740.438 6.772.196.284 2008 .II 44.028.885.468 30.267.958.390 8.441.665.730 1.570.000.000 2008 .III 49.774.677.811 31.584.126.781 12.240.278.459 1.570.000.000 2008 .IV 56.622.755.728 30.607.811.907 6.703.851.842 697.172.693 2009 .I 22.636.574.290 14.800.903.173 4.763.026.266 52.500.000 2009 .II 60.376.924.686 38.085.872.928 6.541.618.514 6.569.735.504 2009 .III 47.331.480.477 31.819.356.561 6.043.527.092 5.052.500.000 2009 .IV 77.218.710.685 42.170.928.622 9.032.960.899 4.087.535.468

Page 106: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Lampiran 2

Pendapatan Dari Pajak Daerah Menurut Jenis Pajak Tahun Anggaran 2005

(000)

Bulan Hotel dan Restoran

Hiburan Reklame Penerangan Jalan

Umum

Pajak Parkir Swasta

Jumlah

Januari 1.544.166 81.577 287.196 9.545.549 622.019 12.080.507

Februari 1.388.660 102.946 278.181 3.094.389 44.138 4.908.314

Maret 1.491.239 103.404 526.085 2.977.235 644.995 5.742.968

April 1.321.106 102.293 243.544 3.325.280 614.739 5.606.962

Mei 1.425.578 150.119 448.305 3.431.141 46.166 5.501.461

Juni 1.420.707 121.808 254.934 3.437.056 630.956 5.901.461

Juli 1.606.012 100.518 274.195 3.380.040 46.207 5.407.640

Agustus 1.549.927 139.030 341.547 3.368.040 362.764 5.761.307

September 1.295.649 115.234 194.637 3.463.093 754.518 5.823.132

Oktober 1.781.060 103.014 441.388 3.401.618 341.225 6.068.305

Nopember 1.524.469 29.689 454.128 3.601.219 13.231 5.622.736

Desember 1.524.896 28.364 606.612 3.659.670 9.627 5.459.169

Jumlah 17.503.468 1.177.996 4.350.751 46.721.008 4.130.585 79.368.013

Page 107: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Lampiran 3

Pendapatan Dari Pajak Daerah Menurut Jenis Pajak Tahun Anggaran 2006

(000)

Bulan Hotel dan Restoran

Hiburan Reklame Penerangan Jalan

Umum

Pajak Parkir Swasta

Jumlah

Januari 1.544.166 81.577 287.196 9.545.549 622.019 12.080.507

Februari 1.388.660 102.946 278.181 3.094.389 44.138 4.908.314

Maret 1.491.239 103.404 526.085 2.977.235 644.995 5.642.968

April 1.321.106 102.293 243.544 3.325.280 614.739 5.626.962

Mei 1.425.578 150.119 448.305 3.431.141 46.166 5.501.461

Juni 1.420.707 121.808 254.934 3.437.056 630.956 6.801.461

Juli 1.606.012 100.518 274.195 3.380.040 46.207 5.409.640

Agustus 1.549.927 139.030 341.547 3.368.040 362.764 5.741.307

September 1.295.649 115.234 194.637 3.463.093 754.518 5.923.132

Oktober 1.781.060 103.014 441.388 3.401.618 341.225 6.068.305

Nopember 1.524.469 29.689 454.128 3.601.219 13.231 5.722.736

Desember 1.524.896 28.364 606.612 3.659.670 9.627 5.449.169

Jumlah 17.603.468 1.187.996 4.390.751 47.721.008 4.530.585 92.156.784

Page 108: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Lampiran 4

Pendapatan Dari Pajak Daerah Menurut Jenis Pajak Tahun Anggaran 2007

(000)

Bulan Hotel dan Restoran

Hiburan Reklame Penerangan Jalan

Umum

Pajak Parkir Swasta

Jumlah

Januari 2.023.790 94.689 509.303 4.015.468 845.251 7.488.501

Februari 2.741.526 137.216 421.296 4.661.879 649.939 8.611.856

Maret 2.538.053 107.421 241.867 9.029.102 780.118 12.696.561

April 2.307.464 133.908 580.520 5.391 882.220 3.909.503

Mei 2.405.825 122.321 661.746 8.778.900 852.093 12.820.885

Juni 2.283.011 121.155 577.294 4.495.433 902.183 8.379.076

Juli 2.910.251 147.409 1.032.270 4.549.251 916.044 9.555.225

Agustus 2.791.576 182.655 963.666 4.610.733 990.120 9.538.750

September 2.163.198 132.843 977.706 4.665.328 932.126 8.871.201

Oktober 3.126.858 80.421 660.222 4.712.348 820.627 9.400.476

Nopember 2.427.256 90.446 1.151.272 4.623.405 884.196 9.176.575

Desember 2.997.252 123.928 794.337 4.214.104 859.175 8.988.796

Jumlah 30.716.060 1.474.412 8.571.499 58.361.342 10.314.092 109.437.405

Page 109: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Lampiran 5

Pendapatan Dari Pajak Daerah Menurut Jenis Pajak Tahun Anggaran 2008

(000)

Bulan Hotel dan Restoran

Hiburan Reklame Penerangan Jalan

Umum

Pajak Parkir Swasta

Jumlah

Januari 2.023.790 94.689 509.303 4.015.468 845.251 7.488.501

Februari 2.741.526 137.216 421.296 4.661.879 649.939 8.619.856

Maret 2.538.053 107.421 241.867 9.029.102 780.118 12.686.561

April 2.307.464 133.908 580.520 5.391 882.220 3.929.503

Mei 2.405.825 122.321 661.746 8.778.900 852.093 12.720.885

Juni 2.283.011 121.155 577.294 4.495.433 902.183 9.479.076

Juli 2.910.251 147.409 1.032.270 4.549.251 916.044 9.755.225

Agustus 2.791.576 182.655 963.666 4.610.733 990.120 9.538.750

September 2.163.198 132.843 977.706 4.665.328 932.126 8.871.201

Oktober 3.126.858 80.421 660.222 4.712.348 820.627 9.600.476

Nopember 2.427.256 90.446 1.151.272 4.623.405 884.196 9.276.575

Desember 2.997.252 123.928 794.337 4.214.104 859.175 8.888.796

Jumlah 32.716.060 1.674.412 8.471.499 63.361.342 11.314.092 121.428.617

Page 110: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Lampiran 6

Pendapatan Dari Pajak Daerah Menurut Jenis Pajak Tahun Anggaran 2009

(000)

Bulan Hotel dan Restoran

Hiburan Reklame Penerangan Jalan

Umum

Pajak Parkir Swasta

Jumlah

Januari 2.123.790 95.689 519.303 4.018.468 835.251 7.468.501

Februari 2.841.526 137.216 421.296 4.761.879 649.939 8.719.856

Maret 2.638.053 107.421 241.867 9.029.102 780.118 12.686.561

April 2.407.464 133.908 580.520 5.391 882.220 3.929.503

Mei 2.415.825 122.321 661.746 8.778.900 852.093 12.720.885

Juni 2.183.011 121.155 577.294 4.495.433 902.183 9.479.076

Juli 2.910.251 147.409 1.032.270 4.549.251 916.044 9.755.225

Agustus 2.891.576 182.655 963.666 4.610.733 990.120 9.538.750

September 2.163.198 132.843 977.706 4.665.328 932.126 8.871.201

Oktober 3.126.858 80.421 660.222 4.712.348 820.627 9.720.476

Nopember 2.427.256 90.446 1.151.272 4.623.405 884.196 9.376.575

Desember 2.997.252 123.928 794.337 4.214.104 859.175 8.948.796

Jumlah 32.786.060 1.684.412 8.491.499 62.361.342 12.314.092 126.877.061

Page 111: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Lampiran 7

Pendapatan Dari Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2005

Bulan Pelayanan Kesehatan

Pelayanan Kebersihan

Biaya Cetak KTP

Pemakaman &

Pengabuan Mayat

Pasar

Januari 76.277 14.779 28.090 2.293 -

Februari 68.592 5.200 21.898 1.970 -

Maret 94.899 16.537 17.115 2.958 -

April 93.257 13.678 37.179 1.996 -

Mei 82.667 15.436 27.826 1.630 -

Juni 80.754 13.819 40.092 2.023 -

Juli 93.986 25.505 30..945 1.983 -

Agustus 108.040 17.623 29.672 2.033 -

September 91.799 17.005 25.125 2.048 -

Oktober 101.113 33.274 29.686 1.963 -

Nopember 87.945 78.416 17.836 2.285 -

Desember 97.168 179.345 70.749 2.190 -

Jumlah 1.076.496 430.615 376.210 25.368 -

Page 112: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Pengujian Kendaraan Bermotor

Pemeriksaan Alat

Pemadam Kebakaran

Pemakaian Kekayaan

Daerah

Pasar Grosir dan Pertokoan

Terminal Ijin pem buangan

limbah cair

57.033 - 14.375 - 51.871 -

53.482 - 32.695 - 49.768 -

70.250 12.200 12.089 - 60.399 -

66.308 1.809 7.252 - 53.567 600

56.497 1.008 14.136 - 55.745 1.814

56.751 10.520 8.875 - 55.667 1.537

56.091 3.788 9.893 - 54.644 55

105.119 4.674 33.195 - 58.649 245

126.827 7.928 7.798 - 56.441 714

131.595 10.778 24.629 - 57.878 3.021

109.314 7.300 10.038 - 52.073 2.063

126.782 100 17.130 - 61.653 756

1.015.958 60.104 192.104 - 668.354 10.805

Page 113: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Tempat Khusus Parkir

Penyedotan Kakus

Rumah Potong Hewan

Izin Mendirikan Bangunan

Izin Gangguan

70.207 5.250 35.545 74.463 39.549

56.651 5.250 31.264 445.906 45.497

55.045 5.500 38.568 687.747 84.081

55.945 5.250 30.636 344.854 56.466

56.167 5.750 33.260 524.969 176.514

60.349 5.500 35.146 412.264 152.897

53.504 5.500 39.542 480.467 136.631

47.821 5.500 39.650 563.704 231.501

41.959 5.500 34.275 598.408 109.550

41.093 5.500 36.587 649.564 183.336

25.426 5.500 45.436 5.065.563 186.495

47.550 2.500 34.853 157.558 216.695

611.715 62.500 434.760 10.005.465 1.619.212

Page 114: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Ijin Trayek Izin Peruntukan Penggunaa

Tanah

Ijin Dispensasi

Jalan

Ijin Usaha Kepariwisataan

Ijin Bongkar Muat Barang

17.506 5.288 206.640 694 31.900

18.528 16.256 188.115 7.910 47.920

24.499 25.175 221.372 7.446 69.740

18.999 11.041 212.831 2.790 93.740

17.931 19.185 213.848 571 76.620

19.060 16.404 232.111 3.457 67.540

19.908 23.634 226.780 1.181 65.980

19.513 23.427 235.184 2.670 80.460

16.871 36.682 220.558 3.559 99.800

13.432 18.536 206.258 72.226 52.300

14.433 184.309 106.032 227 20.120

22.860 220.627 193.272 985 23.760

223.536 600.563 2.463.002 103.715 729.880

Page 115: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Ijin Pelayanan Ketenagakerjaan

Ijin Tanda Daftar

Perusahaan

TDI/IUI/IP/SIUP

Ijin Kerja Tenaga Asing

Ijin SIPA Jumlah

6.120 10.650 12.600 403.403 19.975 1.184.504

5.919 18.100 10.400 170.245 21.475 1.323.039

9.149 16.500 12.525 224.058 32.600 1.800.450

5.680 19.650 11.150 245.983 7.650 1.398.308

4.097 14.700 13.200 288.433 21.025 1.722.938

18.017 17.650 15.725 230.256 17.200 1.573.611

13.875 18.600 10.925 335.242 8.350 1.717.006

4.570 15.850 14.775 319.573 4.650 1.968.096

7.010 15.350 13.975 259.907 3.575 1.802.660

7.314 14.400 10.000 221.419 2.250 1.928.152

4.065 7.750 9.725 188.568 12.400 6.243.317

14.850 24.050 35.050 200.207 27.025 1.777.712

100.665 193.250 170.050 3.087.292 178.175 22.184.494

Page 116: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Lampiran 8

Pendapatan Dari Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2006

(000)

Bulan Pelayanan Kesehatan

Pelayanan Kebersihan

Biaya Cetak KTP

Pemakaman &

Pengabuan Mayat

Pasar

Januari 85.277 17.779 28.090 2.293 -

Februari 88.592 5.200 21.898 1.970 -

Maret 94.899 17.537 17.115 2.958 -

April 98.357 13.678 37.179 1.996 -

Mei 82.667 16.436 27.826 1.630 -

Juni 83.754 13.819 40.092 2.023 -

Juli 93.986 26.505 30..945 1.983 -

Agustus 108.040 18.623 29.672 2.033 -

September 91.799 18.005 25.125 2.048 -

Oktober 101.113 34.274 29.686 1.963 -

Nopember 89.945 79.416 17.836 2.285 -

Desember 97.168 189.345 70.749 2.190 -

Jumlah 1.076.496 450.615 376.210 25.368 -

Page 117: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Pengujian Kendaraan Bermotor

Pemeriksaan Alat

Pemadam Kebakaran

Pemakaian Kekayaan

Daerah

Pasar Grosir dan Pertokoan

Terminal Ijin pem buangan

limbah cair

59.033 5.400 14.375 - 51.871 650

55.482 7.700 32.695 - 49.768 400

72.250 12.500 12.089 - 60.399 320

67.308 1.409 7.252 - 53.567 600

58.497 2.008 14.136 - 55.745 1.814

57.751 12.520 8.875 - 55.667 1.537

59.091 4.788 9.893 - 54.644 55

104.119 5.674 33.195 - 58.649 245

129.827 8.928 7.798 - 56.441 714

135.595 11.778 24.629 - 57.878 3.021

112.314 7.500 10.038 - 52.073 2.063

132.782 200 17.130 - 61.653 756

1.215.958 61.104 192.104 - 668.354 10.805

Page 118: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Tempat Khusus Parkir

Penyedotan Kakus

Rumah Potong Hewan

Izin Mendirikan Bangunan

Izin Gangguan

73.257 5.350 36.545 75.463 40.549

59.651 5.750 33.264 448.906 46.497

54.045 5.500 37.568 682.747 88.081

58.945 5.250 31.636 348.854 57.466

58.167 5.750 32.260 534.969 177.514

62.349 5.500 36.146 423.264 154.897

54.504 5.500 40.542 485.467 138.631

48.821 5.500 38.650 564.704 232.501

43.959 5.500 33.275 612.408 112.550

45.093 5.500 38.587 644.564 185.336

27.426 5.500 44.436 5.165.563 190.495

48.550 2.500 38.853 167.558 218.695

616.715 62.500 449.760 10.010.465 1.615.212

Page 119: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Ijin Trayek Izin Peruntukan Penggunaa

Tanah

Ijin Dispensasi

Jalan

Ijin Usaha Kepariwisataan

Ijin Bongkar Muat Barang

18.506 6.288 226.640 694 32.900

16.528 17.256 182.115 7.910 48.920

23.499 26.175 201.372 7.446 68.740

17.999 11.041 202.831 2.790 94.740

18.931 19.185 211.848 571 75.620

18.060 15.404 231.111 3.457 67.540

20.908 24.634 223.780 1.181 64.980

18.513 22.427 234.184 2.670 80.460

17.871 37.682 215.558 3.559 99.800

14.432 19.536 221.258 72.226 53.300

15.433 185.309 107.032 227 21.120

23.860 221.627 192.272 985 23.760

234.536 610.863 2.583.002 103.715 739.880

Page 120: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Ijin Pelayanan Ketenagakerjaan

Ijin Tanda Daftar

Perusahaan

TDI/IUI/IP/SIUP

Ijin Kerja Tenaga Asing

Ijin SIPA Jumlah

6.320 11.650 12.600 403.403 19.975 1.184.504

5.819 17.100 10.400 170.245 21.475 1.323.039

9.349 16.500 12.525 224.058 32.600 1.800.450

6.680 18.650 11.150 245.983 7.650 1.398.308

4.297 14.700 13.200 288.433 21.025 1.722.938

19.017 17.650 15.725 230.256 17.200 1.573.611

14.875 18.600 10.925 335.242 8.350 1.717.006

4.270 15.850 14.775 319.573 4.650 1.968.096

8.010 15.350 13.975 259.907 3.575 1.802.660

7.314 14.400 10.000 221.419 2.250 1.928.152

5.065 7.750 9.725 188.568 12.400 6.243.317

14.950 24.050 35.050 200.207 27.025 1.777.712

120.665 193.250 170.050 3.087.292 178.175 23.543.215

Page 121: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Lampiran 9

Pendapatan Dari Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2007

Bulan Pelayanan Kesehatan

Pelayanan Kebersihan

Biaya Cetak KTP

Pemakaman &

Pengabuan Mayat

Pasar

Kuartal I 725.809 83.482 579.778 10.876 -

Kuartal II 843.839 137.536 640.738 9.010 -

Kuartal III 835.610 118.434 623.709 11.157 -

Kuartal IV 752.092 205.000 627.088 12.306 -

Jumlah 3.157.350 544.452 2.471.313 43.349 -

Page 122: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Pengujian Kendaraan Bermotor

Pemeriksaan Alat

Pemadam Kebakaran

Pemakaian Kekayaan

Daerah

Pasar Grosir dan Pertokoan

Terminal Ijin Pembuangan Limbah cair

397.030 31.466 263.118 0 399.261 -

413.896 7.038 222.578 0 480.319 -

395.340 51.980 191.322 0 434.629 -

411.520 11.491 196.384 0 322.248 -

1.617.786 101.975 873.402 0 1.636.457 -

Page 123: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Tempat Khusus Parkir

Penyedotan Kakus

Rumah Potong Hewan

Izin Mendirikan Bangunan

Izin Gangguan

223.076 31.815 18.678 2.349.481 208.449

250.483 37.500 33.412 2.085.823 251

268.544 33.ooo 41.582 2.864.247 439.115

201.026 30.900 37.367 3.802.261 512.851

943.129 133.215 131.039 11.101.812 1.160.666

Page 124: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Ijin Trayek Izin Peruntukan Penggunaan

Tanah

Ijin Dispensasi

Jalan

Ijin Usaha Kepariwisataan

Ijin Bongkar Muat Barang

64.537 114.007 0 18.571 82.800

72.647 118.354 0 47.403 77.360

67.997 191.545 0 23.475 80.600

52.213 196.871 0 21.765 67.000

257.394 620.777 0 111.214 307.760

Page 125: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Ijin Pelayanan Ketenagakerjaan

Ijin Tanda Daftar

Perusahaan

TDI/IUI/IP/SIUP

Ijin Kerja Tenaga Asing

Ijin SIPA

Jumlah

0 62.500 41.175 14.738 27.000 5.747.647

0 60.250 47.700 18.320 36.615 5.641.072

0 58.450 52.000 34.222 66.275 6.883.233

0 66.650 44.750 1.124 39.175 7.612.082

0 247.850 185.625 68.404 169.065 25.884.034

Page 126: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Lampiran 10

Pendapatan Dari Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2008

(000)

Bulan Pelayanan Kesehatan

Pelayanan Kebersihan

Biaya Cetak KTP

Pemakaman &

Pengabuan Mayat

Pasar

Kuartal I 825.809 82.482 589.778 11.876 -

Kuartal II 863.839 139.536 630.738 9.010 -

Kuartal III 865.610 128.434 643.709 12.157 -

Kuartal IV 782.092 215.000 637.088 13.306 -

Jumlah 3.257.350 534.452 2.571.313 41.349 -

Page 127: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Pengujian Kendaraan Bermotor

Pemeriksaan Alat

Pemadam Kebakaran

Pemakaian Kekayaan

Daerah

Pasar Grosir dan Pertokoan

Terminal Ijin Pembuangan Limbah cair

367.030 32.466 243.118 0 419.261 -

423.896 8.038 212.578 0 460.319 -

385.340 52.980 141.322 0 484.629 -

421.520 12.491 166.384 0 332.248 -

1.717.786 102.975 893.402 0 1.736.457 -

Page 128: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Tempat Khusus Parkir

Penyedotan Kakus

Rumah Potong Hewan

Izin Mendirikan Bangunan

Izin Gangguan

233.076 32.815 17.678 2.379.481 204.449

260.483 38.500 34.412 2.185.823 251

278.544 35.000 42.582 2.764.247 432.115

221.026 31.900 38.367 3.702.261 513.851

953.129 134.215 132.039 11.201.812 1.120.666

Page 129: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Ijin Trayek Izin Peruntukan Penggunaan

Tanah

Ijin Dispensasi

Jalan

Ijin Usaha Kepariwisataan

Ijin Bongkar Muat Barang

65.537 114.007 0 18.571 82.800

73.647 118.354 0 47.403 77.360

64.997 191.545 0 23.475 80.600

53.213 196.871 0 21.765 67.000

258.394 620.777 0 111.214 307.760

Page 130: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Ijin Pelayanan Ketenagakerjaan

Ijin Tanda Daftar

Perusahaan

TDI/IUI/IP/SIUP

Ijin Kerja Tenaga Asing

Ijin SIPA

Jumlah

0 63.500 42.175 14.738 27\9\.000

5.747.647

0 61.250 47.700 18.320 40.615 5.841.072

0 59.450 52.000 34.222 69.275 6.983.233

0 68.650 54.750 1.124 38.175 7.658.082

0 248.850 195.625 68.404 199.065 32.487.535

Page 131: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Lampiran 11

Pendapatan Dari Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2009

(000)

Bulan Pelayanan Kesehatan

Pelayanan Kebersihan

Biaya Cetak KTP

Pemakaman &

Pengabuan Mayat

Pasar

Kuartal I 805.809 82.482 589.778 11.876 -

Kuartal II 823.839 139.536 630.738 9.010 -

Kuartal III 845.610 128.434 643.709 12.157 -

Kuartal IV 772.092 215.000 637.088 13.306 -

Jumlah 3.252.350 534.452 2.571.313 41.349 -

Page 132: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Pengujian Kendaraan Bermotor

Pemeriksaan Alat

Pemadam Kebakaran

Pemakaian Kekayaan

Daerah

Pasar Grosir dan Pertokoan

Terminal Ijin Pembuangan Limbah cair

367.030 32.466 243.118 0 419.261 -

423.896 8.038 212.578 0 460.319 -

385.340 52.980 141.322 0 484.629 -

421.520 12.491 166.384 0 332.248 -

1.717.786 102.975 893.402 0 1.736.457 -

Page 133: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Tempat Khusus Parkir

Penyedotan Kakus

Rumah Potong Hewan

Izin Mendirikan Bangunan

Izin Gangguan

233.076 32.815 17.678 2.379.481 204.449

260.483 38.500 34.412 2.185.823 251

278.544 35.000 42.582 2.764.247 432.115

221.026 31.900 38.367 3.702.261 513.851

953.129 134.215 132.039 11.201.812 1.120.666

Page 134: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Ijin Trayek Izin Peruntukan Penggunaan

Tanah

Ijin Dispensasi

Jalan

Ijin Usaha Kepariwisataan

Ijin Bongkar Muat Barang

65.537 114.007 0 18.571 82.800

73.647 118.354 0 47.403 77.360

64.997 191.545 0 23.475 80.600

53.213 196.871 0 21.765 67.000

258.394 620.777 0 111.214 307.760

Page 135: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Ijin Pelayanan Ketenagakerjaan

Ijin Tanda Daftar

Perusahaan

TDI/IUI/IP/SIUP

Ijin Kerja Tenaga Asing

Ijin SIPA

Jumlah

0 62.500 42.175 14.738 27\9\.000

5.247.647

0 60.250 47.700 18.320 40.615 5.441.072

0 58.450 52.000 34.222 59.275 6.283.233

0 67.650 54.750 1.124 32.175 7.158.082

0 238.850 195.625 62.404 182.065 26.381.131

Page 136: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Lampiran 12

Hasil Uji Stasioneritas

A. LEVEL

PAD : Tdk Stasioner

PD : Tdk Stasioner

RD : Stasioner

BUMD : Stasioner

Null Hypothesis: PAD has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 3 (Automatic based on SIC, MAXLAG=6)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic 0.573024 0.9857

Test critical values: 1% level -3.737853 5% level -2.991878 10% level -2.635542 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(PAD) Method: Least Squares Date: 01/12/11 Time: 10:49 Sample (adjusted): 2004Q1 2009Q4 Included observations: 24 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PAD(-1) 0.099245 0.173196 0.573024 0.5733

D(PAD(-1)) -1.643817 0.265799 -6.184431 0.0000 D(PAD(-2)) -1.473005 0.344204 -4.279450 0.0004 D(PAD(-3)) -1.396889 0.315151 -4.432445 0.0003

C 2.48E+09 6.15E+09 0.402476 0.6918

Page 137: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

R-squared 0.782439 Mean dependent var 2.42E+09 Adjusted R-squared 0.736636 S.D. dependent var 1.34E+10 S.E. of regression 6.87E+09 Akaike info criterion 48.32060 Sum squared resid 8.96E+20 Schwarz criterion 48.56603 Log likelihood -574.8472 Hannan-Quinn criter. 48.38571 F-statistic 17.08294 Durbin-Watson stat 2.000799 Prob(F-statistic) 0.000004

Null Hypothesis: PD has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=6)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -0.542719 0.8670

Test critical values: 1% level -3.711457 5% level -2.981038 10% level -2.629906 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(PD) Method: Least Squares Date: 01/12/11 Time: 10:50 Sample (adjusted): 2003Q3 2009Q4 Included observations: 26 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PD(-1) -0.105787 0.194920 -0.542719 0.5925

D(PD(-1)) -0.564541 0.197161 -2.863342 0.0088 C 3.75E+09 4.57E+09 0.820700 0.4202 R-squared 0.378431 Mean dependent var 1.07E+09

Adjusted R-squared 0.324382 S.D. dependent var 7.03E+09 S.E. of regression 5.78E+09 Akaike info criterion 47.90035 Sum squared resid 7.68E+20 Schwarz criterion 48.04551 Log likelihood -619.7045 Hannan-Quinn criter. 47.94215 F-statistic 7.001575 Durbin-Watson stat 2.069756 Prob(F-statistic) 0.004218

Null Hypothesis: RD has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=6)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.818486 0.0001

Test critical values: 1% level -3.699871 5% level -2.976263 10% level -2.627420

Page 138: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(RD) Method: Least Squares Date: 01/12/11 Time: 10:50 Sample (adjusted): 2003Q2 2009Q4 Included observations: 27 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. RD(-1) -1.141067 0.196111 -5.818486 0.0000

C 7.45E+09 1.31E+09 5.690001 0.0000 R-squared 0.575226 Mean dependent var 2.06E+08

Adjusted R-squared 0.558235 S.D. dependent var 3.17E+09 S.E. of regression 2.10E+09 Akaike info criterion 45.84386 Sum squared resid 1.11E+20 Schwarz criterion 45.93985 Log likelihood -616.8921 Hannan-Quinn criter. 45.87240 F-statistic 33.85478 Durbin-Watson stat 2.046624 Prob(F-statistic) 0.000005

Null Hypothesis: BUMD has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=6)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.644653 0.0001

Test critical values: 1% level -3.699871 5% level -2.976263 10% level -2.627420 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(BUMD) Method: Least Squares Date: 01/12/11 Time: 10:51 Sample (adjusted): 2003Q2 2009Q4 Included observations: 27 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. BUMD(-1) -1.128144 0.199861 -5.644653 0.0000

C 2.87E+09 6.51E+08 4.414949 0.0002 R-squared 0.560340 Mean dependent var 88299647

Adjusted R-squared 0.542753 S.D. dependent var 3.26E+09 S.E. of regression 2.20E+09 Akaike info criterion 45.93672 Sum squared resid 1.22E+20 Schwarz criterion 46.03271 Log likelihood -618.1458 Hannan-Quinn criter. 45.96526

Page 139: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

F-statistic 31.86210 Durbin-Watson stat 1.968995 Prob(F-statistic) 0.000007

B. FIRST DIFFERENT

PAD : Tidak Stasioner

PD : Stasioner

RD : Stasioner

BUMD : Stasioner

Null Hypothesis: D(PAD) has a unit root Exogenous: None Lag Length: 3 (Automatic based on SIC, MAXLAG=6)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.637194 0.0947

Test critical values: 1% level -2.669359 5% level -1.956406 10% level -1.608495 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(PAD,2) Method: Least Squares Date: 01/12/11 Time: 11:15 Sample (adjusted): 2004Q2 2009Q4 Included observations: 23 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(PAD(-1)) -2.227199 1.360376 -1.637194 0.1180

D(PAD(-1),2) 0.128685 1.175412 0.109481 0.9140 D(PAD(-2),2) -0.391811 0.818627 -0.478619 0.6377 D(PAD(-3),2) -0.814491 0.430901 -1.890204 0.0741

R-squared 0.894979 Mean dependent var 8.47E+08

Adjusted R-squared 0.878397 S.D. dependent var 2.41E+10 S.E. of regression 8.41E+09 Akaike info criterion 48.69924 Sum squared resid 1.34E+21 Schwarz criterion 48.89672 Log likelihood -556.0413 Hannan-Quinn criter. 48.74891 Durbin-Watson stat 1.917281

Page 140: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Null Hypothesis: D(PD) has a unit root Exogenous: None Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=6)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -9.666100 0.0000

Test critical values: 1% level -2.656915 5% level -1.954414 10% level -1.609329 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(PD,2) Method: Least Squares Date: 01/12/11 Time: 11:15 Sample (adjusted): 2003Q3 2009Q4 Included observations: 26 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(PD(-1)) -1.607690 0.166322 -9.666100 0.0000 R-squared 0.788362 Mean dependent var 6.24E+08

Adjusted R-squared 0.788362 S.D. dependent var 1.25E+10 S.E. of regression 5.74E+09 Akaike info criterion 47.81801 Sum squared resid 8.25E+20 Schwarz criterion 47.86640 Log likelihood -620.6342 Hannan-Quinn criter. 47.83195 Durbin-Watson stat 2.051000

Null Hypothesis: D(RD) has a unit root Exogenous: None Lag Length: 2 (Automatic based on SIC, MAXLAG=6)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.807994 0.0000

Test critical values: 1% level -2.664853 5% level -1.955681 10% level -1.608793 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(RD,2) Method: Least Squares Date: 01/12/11 Time: 11:17 Sample (adjusted): 2004Q1 2009Q4 Included observations: 24 after adjustments

Page 141: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(RD(-1)) -3.284161 0.420615 -7.807994 0.0000

D(RD(-1),2) 1.404369 0.308980 4.545173 0.0002 D(RD(-2),2) 0.613203 0.162882 3.764717 0.0011

R-squared 0.869348 Mean dependent var -39799341

Adjusted R-squared 0.856904 S.D. dependent var 5.57E+09 S.E. of regression 2.11E+09 Akaike info criterion 45.89219 Sum squared resid 9.33E+19 Schwarz criterion 46.03945 Log likelihood -547.7063 Hannan-Quinn criter. 45.93126 Durbin-Watson stat 2.081205

Null Hypothesis: D(BUMD) has a unit root Exogenous: None Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=6)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -9.856043 0.0000

Test critical values: 1% level -2.656915 5% level -1.954414 10% level -1.609329 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(BUMD,2) Method: Least Squares Date: 01/12/11 Time: 11:17 Sample (adjusted): 2003Q3 2009Q4 Included observations: 26 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(BUMD(-1)) -1.620994 0.164467 -9.856043 0.0000 R-squared 0.795200 Mean dependent var 1.39E+08

Adjusted R-squared 0.795200 S.D. dependent var 5.86E+09 S.E. of regression 2.65E+09 Akaike info criterion 46.27387 Sum squared resid 1.76E+20 Schwarz criterion 46.32226 Log likelihood -600.5603 Hannan-Quinn criter. 46.28780 Durbin-Watson stat 2.314379

Page 142: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

C. SECOND DIFFERENT

PAD : Stasioner

PD : Stasioner

RD : Stasioner

BUMD : Stasioner

Null Hypothesis: D(PAD,2) has a unit root Exogenous: None Lag Length: 4 (Automatic based on SIC, MAXLAG=6)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.200199 0.0028

Test critical values: 1% level -2.679735 5% level -1.958088 10% level -1.607830 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(PAD,3) Method: Least Squares Date: 01/12/11 Time: 11:18 Sample (adjusted): 2004Q4 2009Q4 Included observations: 21 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(PAD(-1),2) -11.77002 3.677901 -3.200199 0.0056

D(PAD(-1),3) 8.505235 3.400693 2.501030 0.0236 D(PAD(-2),3) 5.523344 2.630224 2.099952 0.0519 D(PAD(-3),3) 2.297728 1.549090 1.483276 0.1574 D(PAD(-4),3) 0.617332 0.556441 1.109430 0.2836

R-squared 0.970598 Mean dependent var 1.71E+09

Adjusted R-squared 0.963248 S.D. dependent var 4.61E+10 S.E. of regression 8.83E+09 Akaike info criterion 48.84515 Sum squared resid 1.25E+21 Schwarz criterion 49.09384 Log likelihood -507.8740 Hannan-Quinn criter. 48.89912 Durbin-Watson stat 1.925405

Null Hypothesis: D(PD,2) has a unit root Exogenous: None Lag Length: 5 (Automatic based on SIC, MAXLAG=6)

t-Statistic Prob.*

Page 143: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.031375 0.0000 Test critical values: 1% level -2.685718

5% level -1.959071 10% level -1.607456 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(PD,3) Method: Least Squares Date: 01/12/11 Time: 11:19 Sample (adjusted): 2005Q1 2009Q4 Included observations: 20 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(PD(-1),2) -15.07379 2.995958 -5.031375 0.0002

D(PD(-1),3) 12.07134 2.815493 4.287469 0.0008 D(PD(-2),3) 9.411319 2.357523 3.992038 0.0013 D(PD(-3),3) 5.865246 1.593596 3.680510 0.0025 D(PD(-4),3) 2.899994 0.876852 3.307279 0.0052 D(PD(-5),3) 0.908943 0.321736 2.825126 0.0135

R-squared 0.964670 Mean dependent var 8.22E+08

Adjusted R-squared 0.952052 S.D. dependent var 2.35E+10 S.E. of regression 5.14E+09 Akaike info criterion 47.80320 Sum squared resid 3.70E+20 Schwarz criterion 48.10192 Log likelihood -472.0320 Hannan-Quinn criter. 47.86151 Durbin-Watson stat 2.306741

Null Hypothesis: D(RD,2) has a unit root Exogenous: None Lag Length: 4 (Automatic based on SIC, MAXLAG=6)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.966982 0.0000

Test critical values: 1% level -2.679735 5% level -1.958088 10% level -1.607830 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(RD,3) Method: Least Squares Date: 01/12/11 Time: 11:19 Sample (adjusted): 2004Q4 2009Q4 Included observations: 21 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(RD(-1),2) -8.600558 1.731546 -4.966982 0.0001

Page 144: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

D(RD(-1),3) 5.922953 1.535862 3.856436 0.0014 D(RD(-2),3) 3.808278 1.124331 3.387151 0.0038 D(RD(-3),3) 1.816130 0.669849 2.711253 0.0154 D(RD(-4),3) 0.556420 0.257075 2.164423 0.0459

R-squared 0.942067 Mean dependent var 1.47E+08

Adjusted R-squared 0.927584 S.D. dependent var 9.84E+09 S.E. of regression 2.65E+09 Akaike info criterion 46.43534 Sum squared resid 1.12E+20 Schwarz criterion 46.68404 Log likelihood -482.5711 Hannan-Quinn criter. 46.48932 Durbin-Watson stat 1.815793

Null Hypothesis: D(BUMD,2) has a unit root Exogenous: None Lag Length: 2 (Automatic based on SIC, MAXLAG=6)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.789323 0.0000

Test critical values: 1% level -2.669359 5% level -1.956406 10% level -1.608495 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(BUMD,3) Method: Least Squares Date: 01/12/11 Time: 11:19 Sample (adjusted): 2004Q2 2009Q4 Included observations: 23 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(BUMD(-1),2) -3.872665 0.668932 -5.789323 0.0000

D(BUMD(-1),3) 1.502266 0.506925 2.963489 0.0077 D(BUMD(-2),3) 0.454964 0.233560 1.947950 0.0656

R-squared 0.916078 Mean dependent var 4.45E+08

Adjusted R-squared 0.907686 S.D. dependent var 1.13E+10 S.E. of regression 3.43E+09 Akaike info criterion 46.86842 Sum squared resid 2.35E+20 Schwarz criterion 47.01653 Log likelihood -535.9868 Hannan-Quinn criter. 46.90567 Durbin-Watson stat 2.122813

Page 145: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Lampiran 13

Hasil Analisis Regresi

Dependent Variable: PAD Method: Least Squares Date: 01/12/11 Time: 10:36 Sample: 2003Q1 2009Q4 Included observations: 28

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -8.19E+09 2.94E+09 -2.784836 0.0103

PD 1.551903 0.099572 15.58568 0.0000 RD 1.053228 0.356356 2.955552 0.0069

BUMD 0.490892 0.346660 1.416061 0.1696 R-squared 0.927728 Mean dependent var 3.64E+10

Adjusted R-squared 0.918694 S.D. dependent var 1.33E+10 S.E. of regression 3.80E+09 Akaike info criterion 47.08692 Sum squared resid 3.47E+20 Schwarz criterion 47.27723 Log likelihood -655.2168 Hannan-Quinn criter. 47.14510 F-statistic 102.6929 Durbin-Watson stat 1.778653 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 146: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Lampiran 14

Hasil Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

-4.0e+09 0.00000 4.0e+09 8.0e+09

Series: ResidualsSample 2003Q1 2009Q4Observations 28

Mean 6.13e-07Median -4.80e+08Maximum 9.91e+09Minimum -4.90e+09Std. Dev. 3.58e+09Skewness 0.975027Kurtosis 4.017935

Jarque-Bera 5.645389Probability 0.059446

Page 147: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Lampiran 15

Hasil Uji Multikolinieritas

PD RD BUMD PD 1.000000 0.248200 0.157742 RD 0.248200 1.000000 0.119092

BUMD 0.157742 0.119092 1.000000

Page 148: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Lampiran 16

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.772584 Prob. F(9,18) 0.1440

Obs*R-squared 13.15606 Prob. Chi-Square(9) 0.1557 Scaled explained SS 14.58520 Prob. Chi-Square(9) 0.1030

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 01/12/11 Time: 10:40 Sample: 2003Q1 2009Q4 Included observations: 28

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1.97E+18 6.59E+19 -0.029931 0.9765

PD -3.30E+09 3.82E+09 -0.864873 0.3985 PD^2 0.101165 0.070037 1.444445 0.1658

PD*RD 0.114205 0.335888 0.340010 0.7378 PD*BUMD -0.331472 0.389393 -0.851251 0.4058

RD 6.18E+09 1.13E+10 0.546483 0.5914 RD^2 -0.553586 0.789187 -0.701464 0.4920

RD*BUMD -0.344667 1.222860 -0.281853 0.7813 BUMD 1.34E+10 1.11E+10 1.207878 0.2427

BUMD^2 -0.868085 1.435828 -0.604588 0.5530 R-squared 0.469859 Mean dependent var 1.24E+19

Adjusted R-squared 0.204789 S.D. dependent var 2.19E+19 S.E. of regression 1.95E+19 Akaike info criterion 91.94877 Sum squared resid 6.88E+39 Schwarz criterion 92.42456 Log likelihood -1277.283 Hannan-Quinn criter. 92.09423 F-statistic 1.772584 Durbin-Watson stat 1.826900 Prob(F-statistic) 0.144017

Page 149: ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN ... · daerah terhadap bantuan APBD berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat

Lampiran 17

Hasil Analisis Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.107328 Prob. F(2,22) 0.8987

Obs*R-squared 0.270559 Prob. Chi-Square(2) 0.8735

Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 01/12/11 Time: 10:42 Sample: 2003Q1 2009Q4 Included observations: 28 Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -2.38E+08 3.25E+09 -0.073081 0.9424

PD 0.006526 0.106773 0.061120 0.9518 RD -0.003261 0.379586 -0.008590 0.9932

BUMD 0.030564 0.366417 0.083412 0.9343 RESID(-1) 0.016814 0.255770 0.065739 0.9482 RESID(-2) -0.113010 0.245052 -0.461166 0.6492

R-squared 0.009663 Mean dependent var 6.13E-07

Adjusted R-squared -0.215414 S.D. dependent var 3.58E+09 S.E. of regression 3.95E+09 Akaike info criterion 47.22006 Sum squared resid 3.44E+20 Schwarz criterion 47.50554 Log likelihood -655.0809 Hannan-Quinn criter. 47.30734 F-statistic 0.042931 Durbin-Watson stat 1.819556 Prob(F-statistic) 0.998785