analisis pengaruh kebijakan hutang, ukuran perusahaan dan...

34
1 ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP SET KESEMPATAN INVESTASI (Studi Empiris pada Perusahaan Automotif yang terdaftar di BEI periode 2009- 2012) (SKRIPSI) NAMA : Poltak Manurung NPM : 0741031071 EMAIL : [email protected] NO. HP : 08978950431 PEMBIMBING I : Lindrianasari, S.E., M.Si., Ph.D., Akt PEMBIMBING II : Ninuk Dewi Kesumaningrum, S.E., M.Sc., Akt FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013

Upload: ngohanh

Post on 03-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

1

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN

PROFITABILITAS TERHADAP SET KESEMPATAN INVESTASI

(Studi Empiris pada Perusahaan Automotif yang terdaftar di BEI periode 2009-

2012)

(SKRIPSI)

NAMA : Poltak Manurung

NPM : 0741031071

EMAIL : [email protected]

NO. HP : 08978950431

PEMBIMBING I : Lindrianasari, S.E., M.Si., Ph.D., Akt

PEMBIMBING II : Ninuk Dewi Kesumaningrum, S.E., M.Sc., Akt

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2013

Page 2: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

2

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh kebijakan hutang, ukuran

perusahaan dan profitabilitas terhadap set kesempatan investasi yang diukur dengan

Market to book value of equity, dengan menggunakan data yang terdiri dari 64

perusahaan yang terdapat dalam Bursa Efek Indonesia.

Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan publik yang terdaftar Dalam Bursa

Efek Indonesia dengan perusahaan automotif sebagai sampel. Penelitian ini menggunakan

metode purposive sampling. Analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah uji

asumsi klasik dan untuk uji hipotesis menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan hutang berpengaruh

positif terhadap set kesempatan investasi, tidak terdukung. Ukuran perusahaan

berpengaruh positif terhadap set kesempatan investasi, terdukung. Dan profitabilitas

berpengaruh positif terhadap set kesempatan investasi , tidak terdukung.

Kata kunci : kebijakan hutang, ukuran perusahaan, profitabilitas, set kesempatan

investasi.

Page 3: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

3

ABSTRAK

The research aims to analye debt policy, firm size and profitability on investment

opportunity set which occured by market to book value of equity, listed in Indonesia

Stock Exchange.

Population of this research is listed public company at Indonesia Stock Exchange

with automotif company as sample. Sampling method uses purposive sampling method.

Data analysis technique uses classic assumption test and hypothesis test uses

multiplegression analysis.

The results of this research indicate that the debt policy has a positive effect on

investment opportunity set, not supported. Firm size has a positive effect on investment

opportunity set, supported. Profitability has a positive effect on investment opportunity

set, not supported

Keywords: debt policy, firm size, profitability and investment opportunity.

Page 4: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hubungan kebijakan hutang, kebijakan dividen, risiko, ukuran perusahaan dan

profitabilitas dengan set kesempatan investasi menarik beberapa peneliti. Set

kesempatan investasi merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi aktiva

yang dimiliki (asset-in place) dan pilihan pertumbuhan (growth option) pada masa

yang akan datang (Kusuma, 2000). Menurut Kusuma (2000) set kesempatan investasi

merupakan nilai perusahan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran

yang ditetapkan manajemen dimasa yang akan datang, yang pada saat ini merupakan

pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar.

Komponen dari nilai perusahaan merupakan hasil dari pilihan-pilihan untuk membuat

investasi di masa yang akan datang adalah merupakan set kesempatan investasi.

Set kesempatan investasi dipengaruhi oleh seberapa besar hutang yang digunakan

dalam struktur modal. Karena penggunaan modal saham atau hutang memiliki

konsekuensi masing-masing. Penggunaan saham yang terlalu banyak dengan

mengabaikan pemanfaatan hutang berdampak pada tingginya kewajiban bagi

perusahaan untuk membayarkan dividen. Hal ini menyebabkan hilangnya kesempatan

bagi perusahaan untuk memanfaatkan laba untuk kepentingan pertumbuhan apabila

pemegang saham tidak menghendaki, Fijrianti dan Hartono (2004). Demikian juga

Page 5: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

5

sebaliknya, apabila perusahaan 100% menggunakan hutang, maka perusahaan akan

menanggung beban kewajiban kepada kreditur yang tinggi.

Penelitian ini akan menguji pengaruh antara kebijakan hutang, ukuran perusahaan dan

profitabilitas terhadap set kesempatan investasi pada perusahaan-perusahaan

Automotif di Indonesia dengan menggunakan proksi tunggal set kesempatan investasi

yaitu rasio nilai pasar dengan nilai buku ekuitas. Proksi Rasio nilai pasar dengan nilai

buku ekuitas, tobin q, rasio perubahan modal dengan harga pasar perusahaan dan rasio

nilai perusahaan terhadap nilai buku aktiva tetap. Proksi gabungan dapat mengurangi

kesalahan dalam pengukuran, karena dengan menggunakan proksi tunggal,

dikhawatirkan akan mengakibatkan measurement dan classification error karena set

kesempatan investasi tidak dapat diamati dan diukur dengan proksi tunggal (Jones dan

Sharma, 2001).

Untuk membedakan penelitian dan replika sebelumnya oleh Pratamayoga (2011) maka

judul penelitian ini adalah “ ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG,

UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP SET

KESEMPATAN INVESTASI “ (Studi empiris pada perusahaan Automotif yang

Listing di BEI periode 2009 – 2012).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya terhadap perbedaan

akan hasil peneliti dan fenomena gap atas penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan

masalah-masalah yang menjadi pokok bahasan penelitian ini adalah:

Page 6: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

6

1. Bagaimana pengaruh kebijakan hutang perusahaan yang tingkat pertumbuhannya

berhubungan dengan set kesempatan investasi (IOS) ?

2. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan berhubungan dengan set kesempatan

investasi (IOS) ?

3. Bagaimana pengaruh profitabilitas perusahaan berhubungan dengan set

kesempatan investasi (IOS) ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian ini yaitu:

1. Menemukan bukti empiris pengaruh kebijakan hutang terhadap set kesempatan

investasi pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI.

2. Menemukan bukti empiris pengaruh ukuran perusahaan terhadap set kesempatan

investasi pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI.

3. Menemukan bukti empiris pengaruh profitabilitas terhadap set kesempatan

investasi pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak,

diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi pihak perusahaan, hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada

suatu perusahaan agar dapat membuat kebijakan-kebijakan keuangan yang baik,

terutama kebijakan hutang dan profitabilitas perusahaan yang diharapkan

mengurangi konflik keagenan.

Page 7: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

7

2. Bagi Investor, hasil penelitian dapat memberikan informasi yang dapat dijadikan

bahan pertimbangan investor terkait dengan set kesempatan investasi yang

mempengaruhi pertumbuhan perusahaan tersebut.

3. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam

literatur penelitian di Indonesia, khususnya di bidang Akuntansi keuangan.

Page 8: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Keagenan (Agency theory)

Agency Theory adalah teori yang menjelaskan agency relationship dan masalah-

masalah yang ditimbulkannya (Jensen dan Meckling, 1986). Agency relationship

merupakan hubungan antara dua pihak, dimana pihak pertama bertindak sebagai

prinsipal/pemberi amanat dan pihak kedua disebut agen yang bertindak sebagai

perantara yang mewakili prinsipal dalam melakukan transaksi dengan pihak ketiga.

Pada agency theory yang disebut prinsipal adalah pemegang saham dan yang

dimaksud agen adalah manajemen yang mengelola perusahaan. Pihak prinsipal

tersebut memberi kewenangan kepada agen untuk melakukan transaksi atas nama

prinsipal dan diharapkan dapat membuat keputusan terbaik bagi prinsipalnya (Hartono,

2004).

Biaya keagenan dibagi ke dalam tiga bentuk, yaitu (1) Monitoring Costs, yang

merupakan biaya untuk memonitor perilaku manajer, (2) Bonding Costs, yang

merupakan biaya untuk membentuk mekanisme untuk menjamin bahwa manajer akan

bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham, (3) Residual Loss, yang

Page 9: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

9

merupakan biaya untuk mendorong manajer bertindak sesuai dengan kemampuannya

untuk kepentingan pemegang saham.

Dalam perusahaan yang telah go public, agency relationship dicerminkan oleh

hubungan antara investor dan manajemen perusahaan. Persoalannya adalah diantara

kedua pihak tersebut seringkali terjadi perbedaan kepentingan. Perbedaan tersebut

mengakibatkan keputusan yang diambil oleh manajemen perusahaan kurang

mengakomodasi kepentingan pihak pemegang saham. Hal inilah biasa dikenal dengan

agency problem (masalah keagenan). Masalah keagenan dapat muncul jika manajer

suatu perusahaan memiliki kurang dari 100 persen saham biasa perusahaan tersebut.

Jika perusahaan berbentuk perseorangan dan dikelola sendiri oleh pemiliknya, maka

dapat diasumsikan bahwa manajer atau pemilik tersebut akan mengambil setiap

tindakan yang mungkin untuk memperbaiki kesejahteraannya, terutama diukur dalam

bentuk peningkatan kekayaan perorangan dan fasilitas eksekutif seperti tunjangan,

kantor yang mewah, fasilitas transportasi dan sebagainya. (Suwaldiman, 2007 dan

Aziz, 2007). Akan tetapi, jika manajer atau pemilik tersebut mengurangi hak

kepemilikannya dengan membentuk perseroan dan menjual sebagian sahamnya kepada

pihak lain (pihak luar), maka pertentangan kepentingan bisa segera muncul.

2.1.2 Set Kesempatan Investasi

Set kesempatan investasi merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi

aktiva yang dimiliki (asset-in-place) dan pilihan pertumbuhan (growth option) pada

masa yang akan datang (Myers, 1977). Menurut Kallapur dan Trombley (2001)

pertumbuhan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size, sementara

set kesempatan investasi merupakan opsi untuk berinvestasi dalam proyek yang

Page 10: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

10

memiliki net present value yang positif. Menurut kedua peneliti tersebut, set

kesempatan investasi juga meningkatkan size perusahaan, sedangkan tidak semua

growth opportunities memiliki net present value yang positif.

Set kesempatan investasi menunjukkan investasi perusahaan atau opsi pertumbuhan.

Nilai opsi pertumbuhan tersebut tergantung pada discretionary expenditure manajer

(Myers, 1977). Opsi pertumbuhan tersebut bisa berupa investasi tradisional atau

discretionary expenditure yang diperlukan untuk kesuksesan perusahaan seperti

penelitian dan pengembangan teknologi baru (Jones dan Sharma, 2001). Ada beberapa

proksi yang digunakan untuk mengukur set kesempatan investasi, yang dapat

dikelompokkan kedalam tiga kelompok yaitu proksi berdasarkan harga, proksi

berdasarkan investasi dan variances measures.

Al Najjar dan Belkaoui (2001) menyatakan hubungan antara reputasi perusahaan,

multinasionalitas, size dan profitabilitas dengan set kesempatan investasi adalah positif

dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko sistematik. Cahan dan Hossain

(1996) menunjukkan manajer-manajer perusahaan yang memiliki set kesempatan

investasi yang tinggi lebih termotivasi untuk mengungkapkan lebih banyak infomasi

yang berkaitan dengan prospek perusahaan di masa datang, hal ini karena manajer

tersebut berkomitmen terhadap hal-hal tertentu dan membatasi pertimbangan

manajerial di masa datang yang berkaitan dengan aliran kas bebas yang dimiliki

perusahaan.

Luthan (2004) menggunakan empat proksi tunggal IOS yaitu rasio tambahan modal

saham dengan nilai buku total aktiva, rasio tambahan modal saham dengan total

hutang dan nilai pasar perusahaan, rasio Tobin Q, rasio nilai buku aktiva tetap dengan

nilai buku total aktiva dengan sampel perusahaan manufaktur Indonesia menyatakan

Page 11: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

11

bahwa aliran kas bebas, struktur kepemilikan dan kebijakan dividen hanya signifikan

dengan tiga proksi kecuali tobin Q.

Faktor utama yang menentukan set kesempatan investasi adalah faktor industri seperti

rintangan untuk masuk dan daur hidup produk. Faktor ini memungkinkan perusahaan

untuk membuat investasi yang dapat meningkatkan rintangan untuk masuk (subsidi

modal untuk tenaga kerja yang merupakan hasil dari skala ekonomi (Kallapur dan

Trombley, 2001) dalam Lestari (2004). Proksi pertumbuhan dengan nilai set

kesempatan investasi yang telah digunakan oleh para peneliti secara umum dapat

diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan pada faktor-faktor yang

digunakan dalam mengukur nilai-nilai set kesempatan investasi tersebut. Klasifikasi

nilai set kesempatan investasi ini telah digunakan oleh Kallapur dan Trombley (2001)

Fijrianti dan Hartono (2004), dalam melakukan studinya. Klasifikasi set kesempatan

investasi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Proksi berdasarkan harga

Proksi ini percaya pada gagasan bahwa prospek yang tumbuh dari suatu

perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Perusahaan yang tumbuh akan

mempunyai nilai pasar yang relative lebih tinggi dibandingkan dengan aktiva

riilnya (asset-in place).

b. Proksi berdasarkan investasi (investment-based proxies)

Proksi ini percaya pada gagasan bahwa satu level kegiatan investasi yang tinggi

berkaitan secara positif pada nilai set kesempatan investasi suatu perusahaan.

Kegiatan investasi ini diharapkan dapat memberikan peluang investasi pada masa

berikutnya yang semakin besar pada perusahaan yang bersangkutan.

Page 12: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

12

c. Proksi berdasarkan varian (varian measures)

Proksi ini percaya pada gagasan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai jika

menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi yang

tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva.

2.1.3 Kebijakan Hutang

Kebijakan hutang adalah kebijakan yang diambil perusahaan untuk melakukan

pembiayaan melalui hutang. Kebijakan hutang sering diukur dengan debt ratio. Debt

ratio adalah total hutang (baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang) dibagi

dengan total aktiva baik aktiva lancar maupun aktiva tetap, (Kieso et al. 2006). Rasio

ini menunjukkan besarnya hutang yang digunakan untuk perusahaan dalam rangka

menjalankan aktivitas operasionalnya. Semakin besar rasio menunjukkan semakin

besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditor) dan

semakin besar biaya hutang (biaya bunga) yang harus dibayar perusahaan. Hal ini akan

berdampak pada profitabilitas perusahaan karena sebagian pendapatan digunakan

untuk membayar hutang.

Menurut (Hanafi, 2003), semakin banyak pemegang saham dengan proporsi

kepemilikan yang semakin kecil (tidak ada suara mayoritas) maka kemampuan

monitoring pemegang saham tidak efektif. Oleh karena itu, diperlukan adanya pihak

ketiga yang membantu pemegang saham dalam monitoring dan bonding manajemen

yaitu debt holders (kreditor) untuk mengurangi agency cost of equity. Ditinjau dari free

cash flow hypotesis, bila perusahaan mempunyai cukup banyak cash flow dalam

perusahaan maka dengan pengawasan yang tidak efektif dari pemegang saham akan

menciptakan tindakan manajemen untuk menggunakan cash flow tersebut demi

Page 13: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

13

kepentingan sendiri. Kebijakan hutang lebih efektif dalam mengurangi agency cost of

equity karena adanya pertanggung jawaban yang sah (legal liability) dari manajemen

untuk memenuhi kewajibannya kepada kreditor yang terkait dengan biaya

kebangkrutan. Dividen di satu sisi tidak mempunyai legal liability kepada pemegang

saham kalau perusahaan tidak mampu membayarkan dividen.

2.1.4 Ukuran Perusahaan

Perusahaan besar dapat mengakses pasar modal. Karena kemudahan tersebut maka

berarti bahwa perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan

dana. Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat

dari besarnya nilai equity, nilai perusahaan, ataupun hasil nilai total aktiva dari suatu

perusahaan (Subekti, 2000). Ukuran perusahaan secara langsung mencerminkan tinggi

rendahnya aktivitas operasi suatu perusahaan. Pada umumnya semakin besar suatu

perusahaan maka akan semakin besar pula aktivitasnya. Dengan demikian, ukuran

perusahaan juga dapat dikaitkan dengan besarnya kekayaan yang dimiliki oleh

perusahaan (Yuningsih, 2002). Besar kecilnya ukuran suatu perusahaan akan

berpengaruh terhadap struktur modal, semakin besar perusahaan maka akan semakin

besar pula dana yang dibutuhkan perusahaan untuk melakukan investasi. Semakin

besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan menggunakan modal asing juga

semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang

besar pula untuk menunjang operasionalnya, dan salah satu alternatif pemenuhannya

adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi.

Menurut Haruman (2008) ukuran perusahaan (SIZE) berhubungan dengan fleksibilitas

dan kemampuan untuk mendapatkan dana dan memperoleh laba dengan melihat

Page 14: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

14

pertumbuhan penjualan perusahaan. Perusahaan yang memiliki ukuran besar akan

lebih mudah memasuki pasar modal sehingga dengan kesempatan ini perusahaan

membayar dividen besar kepada pemegang saham. Perusahaan yang memiliki aset

besar cenderung membayar dividen besar untuk menjaga reputasi di kalangan investor

aktual maupun potensial. Tindakan ini dilakukan untuk memudahkan perusahaan

memasuki pasar modal apabila berencana melakukan emisi saham baru. Selain

menggunakan natural logaritma of sales, proksi ukuran perusahaan dapat

menggunakan natural log total asset atau natural log capitalization.

2.1.5 Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari

modal yang diinvestasikan. Pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk

memberi sinyal mengenai keberhasilan perusahaan dengan membukukan profit

(Holydia, 2004). Tingkat profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan

meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang memperoleh tingkat

keuntungan yang tinggi akan membuka lini atau cabang yang baru serta memperbesar

investasi atau membuka investasi baru terkait dengan perusahaan induknya. Tingkat

keuntungan yang tinggi menandakan pertumbuhan perusahaan pada masa mendatang.

Sinyal tersebut menyimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar

dividen merupakan fungsi dari keuntungan. Dengan demikian profitabilitas mutlak

diperlukan untuk perusahaan apabila hendak membayarkan dividen. Profitabilitas

adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari modal yang

diinvestasikan. Untuk mengukur profitabilitas menggunakan dua rasio, yaitu:

a. Return On Invesment (ROI)

Page 15: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

15

ROI merupakan tingkat pengembalian investasi atas investasi perusahaan pada

aktiva. ROI sering disebut juga Return On Assets (ROA).

b. Return On Equity (ROE)

ROE merupakan tingkat pengembalian atas ekuitas pemilik perusahaan. Ekuitas

pemilik adalah jumlah aktiva bersih perusahaan. Penelitian yang dilakukan

menggunakan ROA sebagai ukuran profitabilitas perusahaan (Nuringsih, 2005).

2.2 Penelitian terdahulu

Sebagai pembanding, akan dikemukakan beberapa penelitian terdahulu yang memiliki

kemiripan konsep dengan penelitian ini, diantaranya :

a. Hasnawati (2005) melakukan penelitian mengenai dampak set kesempatan investasi

(IOS) terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan nilai perusahaan sebagai

variabel dependennya dan keputusan investasi sebagai variabel independennya. Hasil

dalam penelitian ini menunjukan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan sebesar 12,25%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor

lain.

b. Adi Prasetyo (2002) dalam penelitiannya menguji hubungan set kesempatan

investasi (IOS) dengan kebijakan hutang. IOS menunjukkan perusahaan yang

pertumbuhannya tinggi mempunyai kebijakan hutang yang rendah. Hali ini

menemukan bukti bahwa pada perusahaan yang mempunyai kesempatan untuk

lebih besar mempunyai debt to equity yang lebih rendah dalam kebijakan struktur

modalnya karena pendanaan modal sendiri cenderung mengurangi masalah-

masalah agensi yang potensial berasosiasi dengan free cash flow perusahaan.

c. Dhiva Pratama Yoga (2011) dalam penelitiannya menguji pengaruh rasio hutang,

profitabilitas, kebijakan dividen terhadap set kesempatan investasi. Dalam

Page 16: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

16

penelitian tersebut menemukan adanya masalah rendahnya investasi pada

perusahaan automotiv. Penurunan investasi dipangaruhi oleh faktor kesempatan

investasi dan menjadikan investor berfikir untuk menanamkan sahamnya di

perusahaan tersebut. Hasil menyimpulkan bahwa variabel rasio hutang tidak

memberikan kontribusi terhadap kesempatan investasi. Variabel profitabilitas tidak

memberikan kontribusi terhadap kesempatan investasi. Variabel dividen tidak

memberikan kontribusi terhadap kesempatan investasi.

2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap Set Kesempatan Investasi.

Untuk memperkecil biaya yang timbul sehubungan dengan konflik kepentingan antara

manajer dan pemegang saham, pemegang saham menyertakan pihak ketiga untuk

menanggung biaya pengawasan tersebut. Hal ini dikenal sebagai control hypothesis,

yaitu untuk memperkecil tindakan-tindakan akan menguntungkan diri sendiri yang

diambil manajer, perusahaan yang memiliki aliran kas bebas yang tinggi dengan

tingkat pertumbuhan yang rendah akan lebih cenderung untuk memperbesar hutang,

dengan logika pemanfaatan aliran kas bebas yang tersedia tersebut akan ditanamkan

pada proyek-proyek yang memiliki net present value yang positif yang nantinya akan

meningkatkan nilai perusahaan. Dalam hal ini tindakan manajer dibatasi oleh debt

covenant yang ditetapkan oleh debtholders.

Sebaliknya untuk perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi, tidak

akan ada masalah biaya keagenan yang berkaitan dengan aliras kas bebas yang tinggi

(agency cost of free cash flow) karena pada perusahaan ini setiap kelebihan dana selalu

dapat digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhannya. Myers (1977) menyatakan

Page 17: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

17

bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi lebih cenderung untuk

memperkecil tingkat hutang. Hal ini berkaitan dengan semakin tingginya tingkat

leverage perusahaan akan semakin tinggi kemungkinan perusahaan dinyatakan

bangkrut oleh debtholders jika tidak mampu membayar hutang.

Menurut Myers (1977) perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi

lebih cenderung tidak menambah hutang karena masalah underinvestment dan asset-

substitution. Dalam masalah underinvestment, manajer lebih cenderung tidak

melakukan investasi pada proyek yang memiliki net present value positif, yang dapat

meningkatkan nilai perusahaan karena debtholders merupakan pihak yang memiliki

klaim yang pertama terhadap aliran kas yang diperoleh dari proyek tersebut.

Selanjutnya dengan menambah hutang, aktiva yang dimiliki digunakan sebagai

jaminan. Masalah asset substitution terjadi saat manajer yang oportunistik mengganti

higher variance assets dengan lower variance asset, sekali hutang dikeluarkan.

Perusahaan yang memiliki asset-in-place yang tinggi, masalah ini tidak terjadi karena

aktiva berupa aktiva tetap dan relatif lebih mudah diawasi (Gul, 1999). Perusahaan

dengan tingkat pertumbuhan yang rendah lebih cenderung untuk meningkatkan

leverage.

Berdasarkan Pecking Order Theory perusahaan cenderung menggunakan

dana internal dibandingkan dengan dana eksternal. Perusahaan yang pertumbuhannya

tinggi memungkinkan mempunyai kesempatan yang profitable sehingga akan

mendanai invetasinya secara internal dibandingkan dengan dana eksternal. Prasetyo

(2002) menguji asosiasi IOS dengan kebijakan pendanaan, kebijakan dividen dan

kebijakan kompensasi, beta dan reaksi pasar. Berdasarkan hasil analisis yang

dilakukan Prasetyo menyimpulkan bahwa perusahaan tumbuh memiliki kebijakan

Page 18: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

18

pendanaan eksternal yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan tidak tumbuh.

Subekti dan Kusuma (2000) menguji IOS dengan kebijakan pendanaan dan dividen

serta implikasinya pada perubahan harga saham. Peneliti merekomendasikan bahwa

perusahaan tumbuh memiliki rasio debt to equity yang lebih rendah dibandingkan

dengan perusahaan-perusahaan tidak tumbuh.

Fijrijanti dan dan Hartono (2002) melakukan analisis korelasi IOS dengan realisasi

pertumbuhan, kebijakan pendanaan dan dividen. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa

IOS berpengaruh positif terhadap kebijakan pendanaan. Hal ini dapat dimaknai bahwa

semakin tinggi IOS maka semakin rendah rasio hutang perusahaan atau semakin

rendah IOS, maka semakin tinggi rasio hutang perusahaan. Berdasarkan hal tersebut

dapat dinyatakan bahwa :

H1 : Kebijakan hutang berpengaruh positif terhadap set kesempatan investasi.

2.3.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Set Kesempatan Investasi

Perusahaan besar dapat dengan mudah mengakses pasar modal. Kemudahan untuk

mengakses ke pasar modal berarti perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan

untuk mendapatkan dana. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa kebijakan

hutang perusahaan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan dan menyatakan adanya

hubungan positif antara ukuran perusahaan dengan kebijakan hutang.

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil

perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham,

dan lain-lain. Pada dasarnya menurut Adhi (2002) dan Elvira (2005) ukuran

perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu : “perusahaan besar (large

Page 19: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

19

firm), perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kecil (small firm).

Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total asset perusahaan”. Menurut

Lestari (2004) menemukan bukti bahwa perusahaan-perusahaan yang lebih besar

memiliki dorongan yang lebih besar pula untuk melakukan perataan laba dibandingkan

dengan perusahaan-perusahaan yang lebih kecil karena perusahaan-perusahaan yang

lebih besar menjadi subyek pemeriksaan (pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah

dan masyarakat.

Penelitian Munawir (2002) tentang pengaruh ukuran perusahaan terhadap risiko bisnis

menemukan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap risiko

bisnis. Dengan kata lain penelitian ini membuktikan bahwa size perusahaan berpengaruh

terhadap risiko investasi yang berarti pula berpengaruh terhadap return investasi. Hasil

lainnya ditemukan oleh Ahmed (2001), bahwa perusahaan-perusahaan yang lebih besar

memiliki dorongan untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan-

perusahaan yang lebih kecil karena perusahaan yang lebih besar diteliti dan dipandang

dengan lebih kritis oleh para investor. Koefisien laba dan nilai buku ekuitas mempunyai

perbedaan antara kelompok ukuran perusahaan.

Berdasarkan penelitian tersebut, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap set kesempatan investasi.

2.3.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Set Kesempatan Investasi

Hartono (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa semakin tinggi kemampuan

perusahaan menghasilkan laba, maka perusahaan akan cenderung untuk menggunakan

dananya sendiri daripada sumber pendanaan dari luar. Hasil ini sejalan dengan order

theory yang menyatakan bahwa perusahaan dengan yang memiliki tingkat

Page 20: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

20

profitabilitas tinggi akan cenderung menggunakan internal fund untuk mendanai

investasi - investasinya. Selain itu, dijelaskan pula hasil penelitiannya yaitu semakin

tinggi tingkat profitabilitas, maka dividen payout ratio akan menjadi semakin kecil.

Hal ini diduga karena perusahaan cenderung menggunakan laba ditahan untuk

mendanai investasi investasinya. Pada tingkat profitabilitas yang tinggi, perusahaan

mengalokasikan dividen yang rendah (Indra, 2000). Hal ini dikarenakan perusahaan

mengalokasikan sebagian besar keuntungan sebagai sumber dana internal.

Pada ROA tinggi dibayarkan dividen rendah karena keuntungan digunakan untuk

meningkatkan laba ditahan. Dengan cara ini sumber dana internal meningkat sehingga

perusahaan dapat menunda penggunaan hutang (Nuringsih, 2005). Sebaliknya jika

ROA rendah maka dividen yang dibayarkan tinggi. Hal ini dilakukan karena

perusahaan mengalami penurunan laba sehingga untuk menjaga reputasi di mata

investor, perusahaan akan membagikan dividen besar. Berdasarkan penelitian

Nuringsih (2005); Indra (2000); Hartono (2007).

Berdasarkan penelitian ini menyatakan bahwa profitabilitas yang tinggi memberikan

sinyal mengenai pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Sebagian dari

profitabilitas tersebut akan ditanamkan lagi dalam bentuk investasi untuk

meningkatkan nilai perusahaan, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap set kesempatan investasi.

Page 21: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

21

Adapun kerangka pemikiran yang memperlihatkan pengaruh kebijakan hutang dan

profitabilitas terhadap set kesempatan investasi, dapat dilihat dalam skema di bawah

ini :

Gambar 2.1

Desain Penelitian

Kebijakan

Utang (X1)

H1 (+)

Ukuran

Perusahaan (X2)

H2 (+) Set Kesempatan

Investasi

Profitabilitas

(X3)

H3 (+)

Page 22: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3. Metode Penelitian

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini terdiri atas perusahaan automotif yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia untuk periode 2009 - 2012 kemudian sampel akan dipilih berdasarkan

metode purposive sampling. Karakteristik perusahaan yang menjadi sampel:

1. Perusahaan automotif yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama tahun

2009 - 2012.

2. Perusahaan tersebut telah dan masih terdaftar pada tahun 2009 atau sebelumnya.

3. Tidak memiliki ekuitas negatif lebih dari dua tahun berturut-turut selama periode

2009-2012. Jika ekuitas negatif mendominasi sampel akan menyebabkan proksi -

proksi tunggal IOS menjadi bias sehingga proksi gabungan IOS yang diperoleh

melalui analisis faktor masih mengandung measurement dan classification error

(Jones dan Sharma, 2001; Kallapur dan Trombley, 2001).

4. Perusahaan tersebut selama periode 2009-2012 mengeluarkan laporan keuangan

secara konsisten dan lengkap.

Page 23: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

23

5. Memenuhi kriteria pengelompokan sebagai perusahaan dengan tingkat

pertumbuhan rendah dan tinggi.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang

dikumpulkan dari data yang diterbitkan dalam jurnal statistik dan lainnya, serta

informasi yang tersedia dari sumber publikasi atau nonpublikasi baik di dalam atau

luar organisasi (Slamet, 2003). Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Data publikasi laporan keuangan tahunan perusahaan (financial report).

Data ini diperoleh dari Situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).

2. Data publikasi laporan keuangan perusahan sampel. Data ini diperoleh dari

Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2009-2012.

3.3 Definisi Operasi Variabel

1. Variabel terikat (dependen)

Proksi berdasarkan harga Market to book value of equity adalah rasio atau

perbandingkan antara nilai buku ekuitas dibandingkan dengan nilai pasar ekuitas

dan dirumuskan sebagai berikut, Lestari (2004) :

Market to book value of equity

= ( Jumlah saham beredar X Harga Penutupan Saham)

Total Ekuitas

Page 24: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

24

1. Variabel Bebas (independen)

Variabel independen menurut Wahidahwati (2000) merupakan salah satu variabel yang

mempengaruhi variabel dependen, baik pengaruh itu secara positif maupun negatif.

Adapun tiga variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut:

a. Kebijakan hutang adalah kebijakan yang diambil perusahaan untuk melakukan

pembiayaan melalui hutang. Kebijakan hutang sering diukur dengan debt

ratio. Debt ratio adalah total hutang (baik hutang jangka pendek maupun jangka

panjang) dibagi dengan total aktiva baik aktiva lancar maupun aktiva tetap (Kieso et

al. 2006). Kebijakan hutang, yang diukur dengan menggunakan debt to equity ratio.

Debt to Equity Ratio (DER)

Total kewajiban

=

Total ekuitas

Keterangan :

b. Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil

perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham,

dan lain-lain. Pada dasarnya menurut Adhi (2002) dan Elvira (2005) ukuran

perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm),

perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kecil (small firm). Menurut

Ismiyanti (2003), variabel dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan yang diukur

dengan kapitalisasi pasar yang dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

Size = Market Capitalization = Log. (jumlah saham beredar x harga

penutupan).

Page 25: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

25

c. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari

modal yang diinvestasikan. Profitabilitas yang diukur dengan return on asset (ROA)

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas asset yang

dimiliki :

Return On Aset (ROA)

EBIT

=

Jumlah aktiva

3.4 Metode Analisis Data

Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 16. Berikut ini

akan dijelaskan mengenai tahapan-tahapan pengujian dalam penelitian ini.

3.4.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis, maka data yang diperiksa dalam

penelitian ini akan diuji terlebih dahulu untuk memenuhi asumsi dasar. Pengujian yang

dilakukan yaitu:

a. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang dibuat ada

yang sangat dekat hubungannya antar variabel independen. Model regresi yang baik

adalah yang tidak terdapat korelasi terlalu dekat antar variabel independen. Akibat

terjadinya multikolinieritas, antara lain, adalah model sulit untuk melakukan prediksi

atau pengestimasian. Jalan keluar dari penyakit multikolinieritas, antara lain, adalah

mengeluarkan variabel independen yang menyebabkan multikolinieritas, atau

menambah data baru.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat

digunakan tiga cara, yaitu (Ghozali, 2005):

Page 26: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

26

a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi,

tetapi secara individu variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan

mempengaruhi variabel dependen.

b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel

independen ada korelasi yang cukup tinggi (rule of thumb di atas 0,80) maka hal

ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.

c. Nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF), nilai tolerance yang

rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance) ini

menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai cut off yang umumnya

dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF di atas 10.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model

regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas {E(µi2) = σ

2} dan bukan

heteroskedastisitas {E(µi2) = σi

2}. Dampak dari penyakit ini adalah hasil atau konklusi

dari regresi menjadi misleading.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1. Penyakit ini

muncul karena observasi yang beruntun sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.

Model regresi yang baik harus bebas dari penyakit autokorelasi. Bahaya dari penyakit

ini adalah overestimate R2, underestimate σ

2, serta t dan F tidak valid.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya penyakit ini dapat digunakan uji Durbin-Watson

(DW test) dengan langkah-langkah berikut (Ghozali, 2005) :

Page 27: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

27

1. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka

koefisien autokorelasi sama dengan nol. Ini berarti tidak ada indikasi terjadinya

autokorelasi.

2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound (dl), maka

koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol. Ini berarti ada indikasi terjadi

autokorelasi positif.

3. Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil

dari pada nol, berarti ada indikasi terjadi autokorelasi negatif.

4. Bila nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau nilai DW

terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

d. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk melihat apakah sampel berasal dari populasi yang

sama. Dengan kata lain, apakah variabel dependen dan independen berdistribusi

normal. Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi data normal

atau mendekati normal. Pada dasarnya ada dua cara untuk melakukan uji ini yaitu

dengan analisis grafik dan uji statistik.

Cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik

histogram. Jika grafik memberikan pola distribusi yang simetris (tidak menceng ke kiri

atau ke kanan), maka hal ini mengindikasikan distribusi residual yang normal

(Ghozali, 2005). Analisis grafik sebaiknya didukung dengan uji statistik, seperti uji

nilai skewness dan kurtosis, uji one-sample K-S test.

3.4.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan analisis regresi berganda. Analisis regresi

berganda bertujuan untuk mengetahui hubungan yang dapat bersifat fungsional

Page 28: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

28

ataupun statistikal antara variabel kuantitatif, yang disebut variabel dependen dengan

satu atau lebih variabel lainnya, yang disebut variabel independen (Gujarati, 2003).

Hubungan fungsional berarti bahwa hubungan antara variabel dependen Y dan variabel

independen X bersifat eksak (pasti); nilai Y secara unik ditentukan oleh nilai X yang

muncul. Akan tetapi, dalam kebanyakan studi empiris, hubungan tersebut bersifat

statistikal; nilai variabel dependen Y tidak secara unik ditentukan oleh nilai X yang

muncul (Gujarati, 2003).

Pengujian tersebut didasarkan pada persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

MVABVE = a + b 1DER + b 2SIZE + b 3ROA + e .

Keterangan:

MVABVA = Set kesempatan investasi

a = konstanta,

b 1,2 = koefisien regresi dari masing - masing variabel

DER = kebijakan hutang

SIZE = ukuran perusahaan

ROA = profitabilitas

e = kesalahan regresi.

Page 29: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

29

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh kebijakan hutang, ukuran perusahaan

dan profitabilitas terhadap set kesempatan investasi. Penelitian ini mengambil periode

pengamatan selama 4 tahun yaitu tahun 2009–2012, dimana jumalah sampel yang

digunakan 64 perusahaan automotif yang listing di Bursa Efek Indonesia dengan hasil

analisis sebagai berikut ini :

1. Hipotesis 1 (H1) yang diajukan adalah kebijakan hutang berpengaruh positif

terhadap set kesempatan investasi. Hasil ini dengan t-test sebesar 0,659.

Sedangkan nilai signifikan sebesar 0,513 lebih besar dari taraf signifikan pada α

sebesar 0,05. Jika > 0,05 maka tidak terdukung, jika < 0,05 maka terdukung.

Dengan demikian, hipotesis pertama yang menyatakan bahwa kebijakan hutang

berpengaruh positif terhadap set kesempatan investasi, tidak terdukung.

2. Hipotesis 2 (H2) yang diajukan adalah ukuran perusahaan berpengaruh positif

terhadap set kesempatan investasi. Hasil ini dengan t-test sebesar 2,768.

Sedangkan nilai signifikan sebesar 0,007 lebih kecil dari taraf signifikan pada α

sebesar 0,05. Jika > 0,05 maka tidak terdukung, jika < 0,05 maka terdukung. yang

menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh postif terhadap set

kesempatan investasi, terdukung.

Page 30: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

30

3. Hipotesis 3 (H3) yang diajukan adalah profitabilitas berpengaruh positif terhadap

set kesempatan investasi. Hasil ini dengan t-test sebesar 0,747. Sedangkan nilai

signifikan sebesar 0,458 lebih besar dari taraf signifikan pada α sebesar 0,05. Jika

> 0,05 maka tidak terdukung, jika < 0,05 maka terdukung. Dengan demikian,

hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif

terhadap set kesempatan investasi, tidak terdukung.

5.2 Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya yaitu:

a. Penelitian ini hanya menggunakan satu proksi IOS (kesempatan investasi). IOS

tidak dapat diobservasi langsung sehingga penggunaan hanya satu proksi unuk

IOS yaitu Market to Book Value of Equity dapat menimbulkan

ketidaksempurnaan pengukuran untuk IOS.

b. Pemilihan sampel tidak dilakukan secara acak, tetapi dilakukan berdasarkan

purpose sampling yang menyebabkan hasil penelitian ini tidak dapat

digeneralisasi.

5.3 Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Penelitian lebih lanjut sebaiknya menambah proksi IOS seperti Market to Book

Value of Equity Ratio (MBVE) untuk memperkuat kemampuan prediksi model.

b. Hendaknya pada penelitian yang akan datang mengembangkan variabel-varaibel

lain yang mempengaruhi set kesempatan investasi karena berdasarkan hasil

analisa dalam penelitian ini, menunjukkan masih banyak terdapat variabel lain

yang mempengaruhi set kesempatan investasi.

Page 31: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

31

c. Penelitian lebih lanjut dapat menggunakan sampel dari sektor industri yang lain

misalnya perbankan atau pertambangan karena perbankan maupun pertambangan

mempunyai spesifikasi tertentu atau dapat mengembangkan penelitian ini. Karena

sektor industri perbankan dan pertambangan sangat mempengaruhi perekonomian

global terutama di negara kita ini.

5.4 Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini maka berikut ini implikasi

kebijakan yang dapat disarankan bagi investor :

a. Investor dapat membeli saham yang memiliki rasio PBV yang tinggi karena

mampu memperkecil nilai DER, dimana DER yang semakin rendah akan

menyebabkan risiko investasi bagi investor makin rendah.

b. Investor sebaiknya berhati-hati dalam melakukan investasi pada perusahaan

dengan ukuran yang besar, perlu dikaji terlebih dahulu kebijakan hutang yang

dianut perusahaan tersebut.

c. Investor dapat memilih perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi agar

memberikan sinyal mengenai pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang.

Page 32: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

32

Daftar Pustaka

Adhi A.W. (2002), “Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial dan Publik, Ukuran

Perusahaan,EBIT/Sales, Total Hutang/Total Aset Terhadap Nilai Perusahaan

Yang Telah Go Publicdan Tercatat di Bursa Efek Jakarta,” Tesis, Magister

Manajemen Universitas Diponegoro(tidak dipublikasikan).

Adi Prasetyo. 2002 , “ Asosiasi antara Invesment Oppotunity Set (IOS) Dengan

Kebijakan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Kebijakan Kompensasi, Beta dan

Perbedaan Reaksi Pasar: Bukti Empiris Dari BEJ”, Makalah Seminar, Simposium

Nasional Akuntansi V, Ikatan Akuntansi Indonesia, 878 – 906.

Ahmed Riahi-Belkaoui dan R. D. Picur. 2001. The Investment Opportunity Set

Dependence of Dividend Yield and Price Earnings Ratio. Managerial Finance,

Vol. 27 No. 65-71.

AlNajjar, Fouad, K dan Ahmed Riahi-Belkaoui. 2001. Empirical Validation of a General

Model of Growth Opportunities. Managerial Finance, Vol. 27 No. 3,72-88.

Bhatala, Joseph. F., Rolph E. Anderson., Ronald L. Tatham dan William C. Black. 1994.

Multivariate Data Analysis, 5th

edition, New Jersey: Prentince Hall.

Cahan, S. F dan Mahmud Hossain. 1996. The Investment Opportunity Set and Disclosure

Policy Choice: Some Malaysian Evidence. Asia Pacific Journal of Management,

Vol. 13, No. 1, 65-85.

Dhiva Pratamayoga. 2011. “Pengaruh Rasio Utang, Kebijakan Dividen, Profitabilitas

terhadap Kesempatan Investasi”, Skripsi. Yogyakarta.

D’Souza, dan A. K. Saxena. 1999. Agency Cost, Market Risk, Investment Opportunities

and Dividend Policy-An international Perspective. Managerial Finance, Vol. 25

No. 6, 35-43.

Fauzan. 2002. Hubungan Biaya Keagenan, Resiko Pasar dan Kesempatan Investasi

dengan Kebijakan Deviden. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 1, No. 2, Hal.

114-138.

Fijrianti, Tettet. 2004. Investment Opportunity Set: Kontruksi Proksi dan Analisis

Hubungannya dengan Kebijakan Pendanaan dan Dividen. Tesis Pasca Sarjana

Universitas Gadjah Mada.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Edisi 4. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Page 33: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

33

Gul, Ferdinand. A. 1999. Government Share Ownership, Investment Opportunity Set and

Corporate policy Choices in China. Pacific-Basin Finance Journal No. 7, 157-

172.

Hartono, Jogianto. H. M. 2004. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 2,

Jogjakarta: BFFE.

Hossain, M., S. F. Cahan dan M. B. Adams. 2000. The Investment Opportunity Set and

the Voluntary Use of Outside Directors: New Zealand Evidence. Working paper,

European Business Management School.

I Ketut Jati. Aziz. 2003. Relevansi Nilai Dividend Yield dan Price Earnings Ratio dengan

Moderasi Investment Opportunity Set (IOS) dalam Penilaian Harga Saham.

Proceedings Simposium Nasional Akuntansi Indonesia V, Ikatan Akuntan

Indonesia, 575-587.

Ismiyanti, Fitri dan Mahmud M. Hanafi. 2003. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan

Institusional, Risiko, Kebijakan Utang dan Kebijakan Dividen: Analisis

Persamaan Simultan. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.

Jaggi, Bikki dan F.D. Gul. 1999. An Analysis of Joint Effects of Investment Opportunity

Set, Free Cash Flow and Size on Corporate Debt Policy. Review of Quantitative

Finance and Accounting, Vol. 12, 371-381.

Jensen, Michael. C. 1986. Agency Costs of Free Cash Flow, Corporate Finance, and

Takeovers. AEA Papers and Proceedings, May, Vol. 76 No. 2, 323-329.

Jensen, Michael C dan William H. Meckling. 1986. Theory of the Firm: Managerial

Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial

Economics. Vol. 3, No. 4, Hal. 305-360.

Jones, Steward dan Rohit Sharma. 2001. The Association Between the Investment

Opportunity Set and Corporate Financing and Dividend Decisions: Some

Australis Evidence. Managerial Finance, Vol 27 No. 3, 48-64.

Kallapur, Sanjay dan Mark K. Trombley. 2001. The Investment Opportunity Set:

Determinants, Consequences and Measurement. Managerial Finance, Vol. 27 No.

3, 3-15.

Kieso, Donald E; Jerry J. Weygandt dan Terry D. Warfield. 2006. Intermediate

Accounting. International Edition. New York: John Wiley & Sons.

Kusuma, T. A . 2000. “ Uji Teori Keagenan Dalam Hubungan Interdependensi Antara

Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen “ Makalah Seminar, Simposium

Nasional Akuntansi V, Ikatan Akuntansi Indonesia, 635 – 647.

Page 34: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN DAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/17012014-0741031071.pdf · dan berhubungan negatif dengan leverage dan risiko

34

Lestari, Holydia. 2004. “Pengaruh Kebijakan Utang, Kebijakan Dividen, Risiko dan

Profitabilitas Perusahaan terhadap Set Kesempatan Investasi”. Simposium

Nasional Akuntansi VII, Bali.

Luthan, Elvira. 2004. Pengaruh Aliran Kas Bebas, Struktur Kepemilikan dan Kebijakan

Dividen terhadap Set Kesempatan Investasi, Studi Kasus Perusahaan Manufaaktur

di BEJ. Tesis Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.

McLelland, M. J. 2001. Investment Opportunity Sets, Accounting-Based Regulatory

Contracts, and Accounting Discretion. Managerial Finance, Vol. 27 No. 3, 16-30.

Munawir, Putu Anom dan Jogiyanto Hartono. 2002. Uji Teori Keagenan dalam

Hubungan Interpendensi antara Kebijakan Hutang dengan Kebijakan Dividen.

Simposium Nasional Akuntansi V. Semarang.

Myers, S. C. 1977. Determininants of Corporate Borrowing. Journal of Financial

Economics, No. 5, 147-175.

Nuringsih. 2005. Simultanitas dan “Trade Off” Pengambilan Keputusan Finansial dalam

Mengurangi Konflik Agensi: Peran dari Corporate Ownership. Simposium

Nasional Akuntansi VIII. Solo.

Skinner, Douglas J. 1993. The Investment Opportunity Set and Accounting Procedure

Choice. Journal of Accounting and Economics, Vol. 16. 407-445.

Slamet, Sugiri dan Syukri Abdullah. 2003. Pengaruh Free Cash flow, Set Kesempatan

Investasi, dan Leverage Financial terhadap Manajemen Laba. Kajian Bisnis STIE

Widya Wiwaha Yogyakarta, No. 28,11-24.

Subekti Imam dan Indra Kusuma, 2000, Asosiasi antara Set Kesempatan Investasi

dengan Kebijakan Dividen Perusahaan, serta Implikasinya pada

Perubahan Harga Saham, SNA III, 2000.

Suwaldiman, Aziz, 2007.”Analisis Simultan Antara Kepemilikan Manajerial,

Profitabilitas dan Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur di Indonesia”,

Jurnal Ekonomi STIE.Surakarta.

Wahidahwati. 2000, “ Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institutional

pada Kebijakann Hutang Perusahaan : Sebuah Perspektif Theory Agency “ ,

Jurnal Riset Akuntansi, Vol. 5, No. 1 – 16.

Yuniningsih. 2002; Interdependensi Antara Kebijakan Dividen Payout Ratio, Financial

Leverage dan Investasi Pada pserusahaan Manufaktur Yang Listed di Bursa Efek

Jakarta; Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol 9. No.2 September 2002 Hal 154-182.