analisis pengaruh kebijakan deficit spendingeprints.ums.ac.id/71576/13/naskah...

16
ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DEFICIT SPENDING TERHADAP PEREKONOMIAN DI INDONESIA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Oleh : AHMAD LUTHFI RIDHO HAPSORO B 300150007 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 06-Feb-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DEFICIT SPENDING

TERHADAP PEREKONOMIAN DI INDONESIA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Oleh :

AHMAD LUTHFI RIDHO HAPSORO

B 300150007

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

1

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DEFICIT SPENDING TERHADAP PEREKONOMIAN DI INDONESIA

Abstrak

Isu pengaruh dampak Deficit Spending anggaran mendapatkan perhatian yang

cukup luas dalam kebijakan makroekonomi. Setiap negara memiliki cara yang

berbeda untuk menyelesaikan permasalahan kebijakan defisit anggaran yang

dilakukan.

Studi ini memfokuskan Analisis pengaruh Deficit Spending Anggaran di

Indonesia. Dampak pengelolaan defisit disini akan dilihat bagaimana sumber

defisit, diupayakan yang terbaik, serta mampu memberikan kontribusi terhadap

perekonomian. Tujuan penelitian lain adalah teridentifikasinya besarnya dampak

sumber-sumber defisit dan pengaruhnya terhadap perekonomian.

Hasil penelitian berusaha menjelaskan bahwa model yang dipakai mampu

melihat dampak dari defisit anggaran di Indonesia. Hasil kajian didapatkan dalam

jangka pendek dan jangka panjang utang luar negeri memiliki pengaruh postif dan

signifikan terhadap Deficit Spending. Tetapi pada sisi lain menunjukkan

pertumbuhan ekonomi dan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Deficit

Spending

Kata Kunci: Pembiayaan Devisit Pertumbuhan GNP, Utang Luar Negeri,

Abstract

The issue of the impact of the Spending budget deficit has received considerable attention in macroeconomic policy. Each country has different ways to solve the problem of the budget deficit policy that is carried out. This study focuses on the analysis of the effect of Budget Deficit in Indonesia. The impact of deficit management here will be seen how the source of the deficit, pursued the best, and is able to contribute to the economy. Another research objective is to identify the magnitude of the impact of sources of deficits and their effects on the economy. The results of the study try to explain that the model used is able to see the impact of the budget deficit in Indonesia. The results of the study found that in the short and long term foreign debt has a positive and significant influence on Deficit Spending. But on the other hand shows economic growth and inflation have no significant effect on Deficit Spending

Keywords: Deficit Spending Policy, Gross National Product Growth, Foreign Debt, Inflation, Interest Rates

2

I. PENDAHULUAN

Permasalahan klasik dalam Kebijakan anggaran negara adalah, kebutuhan

pengaluaran (expenditure needs) yang semakin meningkat, sementara pada sisi

lain upaya penerimaan negara tidak mampu mengikuti perkembangan kebutuhan

pengeluaran, baik karena alasan keterbatasan kapasitas administrasi maupun

penurunan basis penerimaan. Sehingga kondisi tersebut menyebabkan persoalan

pemecahan masalah perekonomian, sosial, politik dan hukum, serta pengentasan

kemiskinan belum dapat didukung sepenuhnya melalui APBN.

Untuk mengatasi defisit dalam APBN maka pemerintah menerapkan

kebijakan deficit spending, yaitu suatu kebijakan di mana pada suatu periode arus

pengeluaran (ΔG) lebih besar dari pada arus penerimaan pajak (ΔT) atau ΔG >

ΔT. Kebijakan Deficit Spending ini diciptakan dengan maksud agar APBN tetap

berfungsi sebagai sumber pendorong kegiatan ekonomi pembangunan yang

merupakan salah satu sarana agar dapat keluar dari persoalan krisis. Dengan

demikian kebijakan Deficit Spending dapat berpengaruh terhadap perekonomian

Indonesia. ( Soebagiyo, 2002 )

Pengaruh defisit anggaran yang didanai oleh hutang pemerintah

terhadap perekonomian adalah suatu isu hangat baik dalam tataran teori maupun

secara analisis empirik (Khan dan Agheveli, 1978; Eisner, 1989; Seater, 1993).

Secara teoritis setidaknya terdapat tiga (3) kelompok berbeda yang mencoba

menjawab persoalan tersebut (Bernheim, 1989). Ketiga kelompok tersebut adalah

Ricardian, Neo-klasik dan Keynesian.

Beberapa penelitian empiris mengenai dampak defisit anggaran

terhadap perekonomian menunjukkan suatu temuan berbeda. Egwaikhide (1997)

mengadakan penelitian dampak defisit anggaran terhadap neraca pembayaran di

Nigeria. Persamaan perilaku dalam model simultan sebagaian berbentuk model

statis dan sebagian dinamis Partial Adjusment Model (PAM) Dengan

menggunakan model ekonomi makro jangka pendek dan data tahunan 1973-1993,

dia menyimpulkan defisit anggaran baik yang dibiayai dengan kredit bank central

maupun pinjaman luar negeri akan memperburuk neraca pembayaran.

3

Khan dan Aghevli (1978) mengamati dampak defisit angaran

terhadap jumlah uang beredar dan inflasi di berbagai negara seperti Brasil,

Columbia, Dominika dan Thailand. Data yang digunakan kuartalan dengan

rentang pengamatan 1961-1974, dengan model dinamis persamaan simultan PAM

atau Koyck. Model yang digunakan adalah model makro ekonomi jangka pendek

dengan fokus sisi permintaan. Mereka menyimpulkan bahwa defisit anggaran

cenderung akan menyebabkan peningkatan jumlah uang beredar dan akhirnya

akan mendorong terjadinya inflasi. Adji (1995) menggunakan model persamaan

tunggal dengan data 1971-1992 dengan Error Correction Model (ECM)

digunakan untuk melihat proses keseimbangan jangka panjang dan pendek, antara

tingkat inflasi dan defisit anggaran. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa

Ricardian Equivalence berlaku didalam perekonomian Indonesia. Dalam jangka

panjang utang publik tidak mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat.

1.1 Perkembangan Deficit Spending Di Indonesia

Deficit spending (DS) adalah penerimaan (revenue) dikurangi

dengan Pengeluaran (expenditure). Revenue terdiri dari Pajak ditambah dengan

penerimaan bukan pajak, di mana pajak merupakan fungsi dari tax rate, jumlah

wajib pajak, income konsumen, penegakan peraturan dan lain-lain. Sedangkan

penerimaan bukan pajak fungsinya ada banyak sekali. Expenditure adalah fungsi

dari populasi, target pertumbuhan, hal-hal yang tidak terduga, seperti bencana

alam dan lain-lain. Jadi deficit spending adalah fungsi dari yang mempengaruhi

Revenue dan Expenditure yang telah dikemukakan diatas.

Deficit spending akan nampak dalam Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) yang biasanya disusun dalam jangka waktu satu tahun.

Deficit spending muncul sebagai akibat dari selisih antara penerimaan pajak

dengan pengeluaran pemerintah. Perkembangan deficit spending selalu

mengalami perubahan bersamaan dengan berubahnya tingkat kesejahteraan

masyarakat, sebab semakin tinggi tingkat kesejahteraan, semakin tinggi pula pajak

yang akan diterima pemerintah.

4

Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan guna mengurangi

terjadinya deficit spending dalam anggaran belanjanya melalui beberapa paket

kebijakan diantaranya: Paket kebijakan pajak untuk barang mewah, pajak untuk

elektronik dan kebijakan-kebijakan pajak lainnya. Total penerimaan negara dari

sektor pajak dari tahun ketahun selalu mengalami peningkatan, sejalan dengan

peningkatan pengeluaran pemerintah.

Pada tahun anggaran 1988/1989 penerimaan pajak mencapai Rp.

12344,6 milyar sedangkan pengeluaran pemerintah sebesar Rp. 33252,1 milyar

sehingga terjadi deficit spending sebesar Rp. 20907,5 milyar. Namun pada tahun

1997 krisis ekonomi terjadi di Indonesia yang mengakibatkan bergoncangnya

perekonomian nasional, sehingga pengeluaran pemerintah tahun 1998/1999

meningkat cukup tinggi yaitu menjadi Rp.172669.2 milyar sedangkan deficit

spending-nya sebesar Rp. 70274.7 milyar. Pada tahun 2000-an APBN hanya

berlaku selama 9 bulan. Kemudian baru tahun 2001 sampai sekarang

menggunakan tahun takwin. Pada tahun anggaran 2002 penerimaan pajak

mencapai Rp. 214713.4 milyar sedangkan pengeluaran pemerintah sebesar Rp.

345604.9 milyar sehingga terjadi deficit spending sebesar Rp. 130891.5 milyar

1.2 Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah adalah analisis pengaruh kebijakan deficit

spending terhadap perekonomian Indonesia selama tahun 2001-2017 dalam

penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah Kebijakan deficit spending berpengaruh terhadap indikator variabel

ekonomi; pendapatan nasional, inflasi, utang luar negeri pemerintah, dan

tingkat bunga.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah

dikemukakan di atas, tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk

mendeskripsikan kebijakan deficit spending dalam perekonomian Indonesia.

5

Kemudian untuk menganalisis pengaruh kebijakan deficit spending terhadap

perekonomian Indonesia dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2016, dan secara

khusus penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Untuk membuktikan bahwa kebijakan deficit spending berpengaruh terhadap

Kinerja indikator variabel ekonomi; pendapatan nasional, inflasi, utang luar

negeri pemerintah, dan tingkat bunga.

2. METODE

Dalam penelitian ini akan dipergunakan alat analisis Modifikasi model dari Enrico

Tanuwidjaja (2005) dan Haldane Battini (1998), Daryono Soebagiyo (2012) yaitu

dengan melalui model penyesuaian stock atau penyesuaian parsial (PAM: atau

Partial Adjustment Model). Adapun formulasi model tersebut dapat

diketengahkan sebagai berikut ini:

DS = a + b1PN + b2INF + b3ULN + b4TB + u

Di mana :

DS adalah deficit spending

PN adalah pendapatan nasional (GNP)

INF adalah tingkat inflasi

ULN adalah hutang luar negeri

TB adalah Tingkat Bunga

Untuk menggambarkan model PAM, perlu diperhatikan model

percepatan fleksibel dari teori ekonomi yang mengasumsikan bahwa ada jumlah

keseimbangan optimal yang diinginkan. Untuk penyederhanaan akan diasumsikan

bahwa variabel DS (Deficit Spending) yang diinginkan adalah DS* yang

merupakan fungsi linier dari hasil variabel independen sebagai berikut:

DS*t = a0 + b1 PN + b2 Inf + b3 ULN + b4TB + ut

formulasi persamaan model selanjutnya yaitu:

DS = a0+ b1 PN+ b2INF+ b3 ULN+ b4Tb+(1- ) DSt-1+Ut

Persamaan di atas yang menyatakan bahwa perubahan sebenarnya dalam deficit

spending pada suatu periode waktu tertentu t adalah fraksi dari perubahan yang

diinginkan untuk periode itu, apabila -1 berarti deficit spending yang

sebenarnya sama dengan yang diharapkan pada periode yang sama. Apabila - 0

(1)

(2)

(3)

6

berarti tidak ada perubahan apapun karena yang sebenarnya pada saat t sama

seperti pada periode sebelumnya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Interpretasi dan Validitas PAM

Berdasarkan output regresi, diperoleh koefisien lag defisit pengeluaran (1 – δ)

sebesar 0,802. Dengan demikian, besarnya koefisien penyesuaian (δ) adalah

sebesar 0,198, yang berarti 19,8% dari ketidakseimbangan defisit pengeluaran

akan disesuaikan tiap tahunnya. Lag defisit pengeluaran yang koefisiennya

bernilai positif dan kurang dari 1 dan signifikan secara statistik (berdasarkan

probabilitasnya) menunjukkan bahwa model PAM jangka pendek yang digunakan

valid, sehingga dari model jangka pendek tersebut dapat diperoleh koefisien

jangka panjang. Dengan demikian, model jangka panjangnya adalah:

Apabila Pertumbuhan GNP riil meningkat 1 persen, maka deficit Spending akan

berubah sebesar -379.64166

Temuan dalam hasil penelitian ini adalah dalam jangka pendek dan jangka

panjang utang luar negeri memiliki pengaruh postif dan signifikan terhadap DS

(Deficit Spending), seperti yang ditunjukkan pada tabel hasil regresi bahwa

probabilitas t utang luar negeri lebih kecil dari 0,10. Meningkatnya utang luar-

negeri yang menjadi penyebab meningkatkan DS (Deficit Spending)

mengindikasikan bahwa penggunaan atau dalam hal ini alokasi utang untuk sektor

atau kegiatan produktif belum optimal dan belum menunjukkan manfaat hasil

seperti yang diharapkan. Temuan lain di mana pertumbuhan ekonomi dan inflasi

tidak berpengaruh signifikan terhadap DS (Deficit Spending). Stabilitas ekonomi

penting dengan menjaga inflasi tetap rendah dan sesuai target inflasi sesuai yang

ditargetkan serta pertumbuhan ekonomi yang masih rendah belum mampu

berperan penting pada DS (Deficit Spending)

7

3.2 Interpretasi Ekonomi

Berdasarkan hasil analisis yang penulis kemukakan menunjukkan bahwa

pertumbuhan ekonomi (GNP) dan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap

DS (Deficit Spending) atau pembiayaan defisit Anggaran, di mana dengan

stabilitas ekonomi, penting untuk menjaga tingkat inflasi tetap rendah dan sesuai

estimasi perkembangan nilai inflasi yang ditargetkan pemerintah dengan

kebijakan Inflation Targetting Framework serta pertumbuhan ekonomi yang

masih rendah belum mampu berperan penting pada DS (Deficit Spending) . Ini

sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Kelompok pemikiran ekonomi Klasik

dalam memberikan kesimpulannya di mana pendekatan pengikut Ricardian dan

Neo-Klasik memberikan pernyataannya, secara menyeluruh pembiayaan defisit

anggaran tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian

(dalam penelitian yang penulis kemukakan disini adalah GNP). Temuan Penulis

ini diperkuat dengan hasil kajian penelitian dari Tanuwidjaja (2006); Soebagiyo

(2012), bahwa peningkatan pembiayaan hutang luar negeri, akan mengakibatkan

terjadinya kenaikan tingkat inflasi, yang selanjutnya, melalui kenaikan tingkat

inflasi tersebut mengakibatkan kecenderungan peertumbuhan ekonomi

mengalami penurunan. Dan selanjutnya pada variabel tingkat suku bunga

berpengaruh positif dan signifikan terhadap DS (Deficit Spending) baik dalam

jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Di mana Peningkatan suku bunga

akan menyebabkan DS (Deficit Spending) meningkat,

Dari hasil analisis interpretasi ekonomi terkait dengan utang luar

negeri pemerintah, baik dalam jangka pendek dan jangka panjang utang luar

negeri memiliki pengaruh postif dan signifikan terhadap DS (Deficit Spending).

Meningkatnya utang luar negeri yang menjadi penyebab meningkatkan DS

(Deficit Spending) mengindikasikan bahwa penggunaan atau dalam hal ini alokasi

utang untuk sektor atau kegiatan produktif belum optimal dan belum

menunjukkan hasil manfaatnya. Ini sejalan temuan dari kajian Diseertasi

Soebagiyo (2012), di mana Hasil dari analisis yang didapatkan memberikan suatu

indikasi bahwa pada komponen pembiayaan utang luar negeri ternyata tidak

secara langsung memiliki hubungan terhadap pertumbuhan ekonomi. Tetapi utang

8

luar negeri akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi melalui tingkat inflasi

yang terjadi. Sebenarnya terjadinya peningkatan utang luar negeri yang terjadi

dirasa tidak terlalu menghawatirkan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi,

sungguhpun demikian yang perlu dikhawatirkan adalah ketika hutang luar negeri

tersebut akan mendorong terjadinya desakan peningkatan inflasi. Selama utang

luar negeri yang dilakukan pemerintah tidak mempunyai pengaruh terhadap

desakan peningkatan tingkat inflasi yang terjadi, maka berapapun utang yang

dilakukan pemerintah untuk menutup pembiayaan defisit anggarannya (Deficit

Spending), tidak perlu dikhawatirkan.

4. PENUTUP

a. Uji signifikansi parsial, yang juga dinamakan uji t, dilakukan untuk mengetahui

signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen. Pada saat df = 11 dan α = 0,1; nilai ttabel adalah 1,363. Berdasarkan

output regresi, diperoleh nilai tstatistik untuk variabel Growth GNP riil sebesar -

0,397. Dengan demikian, H0 tidak ditolak karena tstatistik < ttabel, sehingga

disimpulkan, secara statistik, pertumbuhan ekonomi dan Inflasi tidak

berpengaruh signifikan terhadap Deficit Spending.

b. Uji signifikansi simultan, juga dinamakan uji F, dilakukan untuk mengetahui

signifikansi model secara keseluruhan.. Pada saat dfN = 5, dfD = 11, dan α =

0,1; nilai Ftabel adalah 2,45. Berdasarkan output regresi, nilai Fstatistik adalah

121,486. Dengan demikian, H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa

secara bersama-sama, pertumbuhan ekonomi, inflasi, utang luar negeri, dan

tingkat bunga berpengaruh signifikan terhadap Deficit Spending. H0 juga

ditolak berdasarkan probabilitas F < 0,1.

c. Hasil uji pendukung Ekonometrik-statistik pelanggaran uji asumsi klasik,

semua terpenuhi, diantaranya, tidak ada masalah multikolinieritas yang serius,

residual terdistribusi normal, tidak ada masalah otokorelasi, homoskedastisitas

dan model yang dipakai tepat. Karena itu penelitian layak menggunakan PAM..

d. Tingkat suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Deficit

Spending baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang dengan

4.1 Kesimpulan

9

nilai probabilitas-t tingkat suku bunga sebesar 0,0907 lebih kecil dari 0,10..

Variabel tingkat suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap DS

(Deficit Spending) baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Di mana

Peningkatan suku bunga akan menyebabkan DS (Deficit Spending) meningkat.

e. Berdasarkan analisis interpretasi ekonomi Stabilitas ekonomi penting menjaga

inflasi tetap rendah dan sesuai target inflasi yang ditentukan serta pertumbuhan

ekonomi yang masih rendah belum mampu berperan penting pada Deficit

Spending (DS). Sedangkan bila terkait dengan utang luar negeri pemerintah,

baik dalam jangka pendek dan jangka panjang utang luar negeri memiliki

pengaruh postif dan signifikan terhadap DS (Deficit Spending).

4.2 SARAN

a. Bahwa pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi merupakan indikator penting

untuk melihat kaitan hubungan pengelolaan sumber pembiayaan anggaran

(Deficit Spending) yang terjadi di Indonesia.

b. Jika ingin melakukan pembiayaan utang luar negeri, yang perlu diperhatikan

adalah aspek tetap memberikan implikasi pada pertumbuhan ekonomi tetapi,

tidak berakibat akan terjadinya dampak dorongan inflasi.

c. Sungguhpun demikian pembiayaan utang luar negeri harus dilakukan secara

hati-hati (prudent). Apabila akan tetap melakukan pilihan dalam Pembiayaan

(Spending) yang paling baik, maka perlu diperhatikan agar diusahakan tetap

terjadi kenaikan pertumbuhan ekonomi dengan disertai penurunan inflasi.

d. Apabila ingin melihat hasil analisis dalam estimasi lebih baik, kemungkinan

perlu memperluas cakupan rentang watu periode penelitian, serta mencoba

mengembangkan model yang lebih tepat.

10

DAFTAR PUSTAKA

Aghevli, Bijan B., and Mohsin S. Khan, 1978, “Government Deficits and the

Inflationary Process in Developing Countries”, IMF Staff Paper,

Vol.25, No.3, September 1978: 383-416.

Adji, Arti, 1995, Is Public Debt Neutral? Evidence For Indonesia, Journal Ekonomi

dan Bisnis Indonesia(JEBI), September 1995, 21-32

A Khairunnisa, 2018, Analisis Hubungan Variabel Makro dan Defisit Anggaran

di Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syaih Kuala,

Banda Aceh

Arjomand Mansoor, et.al, 2015, Growth and Productivity; The Role of Budget

Deficit in the MENA Selected Countries, Procedia Economics and

Finance, Elsevier.

Algifari (2009), Pengaruh Defisit Anggaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Indonesia, STIE YKPN, Jogjakarta

Anwar Khoirul, 2014, Analisis Dampak Defisit Anggaran Terhadap Ekonomi

Makro di Indonesia, Jejaring Ekonomi Publik, Tahun VI, No.2, Juli

Desember 2014

Badan Pusat Statistik, Beberapa Publikasi tahun Penerbitan, BPS, Jakarta

Bank Indonesia, Beberapa Edisi tahun Publikasi Penerbitan, Statistik Keuangan

BI, Jakarta

Barro Robert.J, 1996, Reflections On Ricardian Equivalence, National Bereau

of Economic Research, 1050 Massachusett Avenue, Cambridge, MA.

Batini Nicollate and Andrew G Haldane, 1998, Forward-looking Rules for

Monetary Policy, Bank of England, London

Batini Nicollate and Andrew G Haldane, 1999, Forward-looking Rules for

Monetary Policy, The National Bureau of Economic Research,

University of Chicago Press

Chantrasmi, Mary, 1990, Government Budget Deficit, Crowding-out and

Inflation in Thailand 1970-1986, Phd, Dissertation, University of Hawaii

Chrytal, Alec K. and Daniel I. Thornton, 1984, The Macroeconomic Effects of

Deficit Spending: A Review.

11

Epaphra Mananba, 2017, Analysis of Budget Deficits and Macroeconomic

Fundamentals AVAR-VECM Approach, Journal Economics and

Management, Vol 30 (4) ISSN 1732-1948, September 27, 2017

Edwin Emenike, et.al, 2017, Budget Deficit and Fiscal Administration in

Selected Sub-Saharan African Countries, Trendy Ekonomiky A

Managementu Trends Economics and Management, FBM

Fatturoyhan, Mufti Arif, 2017, Pembiayaan Defisit APBN Menurut Umer

Chapra, Studi Analisa Kritik Terhadap Pembiayaan Defisit APBN

Indonesia, Periode 2010-2015, CAKRAWALA, Jurnal Studi Islam,

Vol XII No.1

Gujarati Damodar N, 2006, Essentials of Econometrics, Third Edition, McGraw

Hill International Edition, New York.

Hirawan Susijati B, 1995, Pembiayaan dan Penganggaran untuk Pembangunan

Wilayah, pada Lokakarya Penyusunan Kurikulum Program

Perencanaan Pembangunan Regional, Jakarta.

Munawaroh Fadhila, 2017, Analisis Pengaruh Defisit Anggaran Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Thesis, Tidak Dipublikasikan,

Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat

Mercan Mehmet, 2013, Budget Deficits Sustainable An Empirical Analysis For

OECD Countries, Procedia Social and Behavioral Sciences, Elsevier

Milo Petraq, 2012, The Impact of the Budget Deficit on the Currency and

Inflation in the Transition Economies, Journal of Central Banking

Theory and Practice, 2012, 1, pp 25-27, UDC

National Bank of Canada, 2018, Working Down the Deficit, eying Balanced

Budget by 2022-23

Negara Siwage Dharma, 2016, Indonesia’s 2017 Budget Seeks Cautious

Economics Expansion, Perspective, ISEAS

Nizal Afdi Muhammad, 2013, The Effect of Budget Deficit on Current Accounts

Deficit in Indonesia, Paper No.65609 July 2015 UTC, MPRA

Prihatiningsih Astuti, M Rachmad R, Syamsuddin HM, 2013 Defisit

Anggaran dan Implikasinya Terhadap Perkembangan Ekonomi dan

Kinerja Keuangan Kabupaten TEBO, Jurnal Perspektif Pembiayaan

dan Pembangunan daerah Vol.1 No.2 Oktober 2013.

12

Ratag Maychel Christian.et.al, 2018, Analisis Pengaruh Produk Domestik

Bruto, Defisit Anggaran, dan Tingkat Kurs Terhadap Utang Luar

Negeri Indonesia, Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, vol.18, No.01

Saleh, Ali Salman. 2003, “The Budget Deficit and Economic Performance: A

Survey.” Economics Working Paper Series, University of

Wollongong, Toronto: Harcourt Brace Jovanovich, September 2003.

S.Ratnah, 2015, Faktor Faktor yang Berpengaruh Terhadap Defisit APBN

Indonesia, Jurnal Ekonomis, Vol.3, No.2, Desember 2015.

Sutrianto Alpon, 2014, Analisis Determinan Defisit Anggaran dan Utang Luar

Negeri di Indonesia

Soebagiyo Daryono, 2002, Deficit Spending dan Pengaruhnya Terhadap

Pendapatan Nasional dan Inflasi, Jurnal Ekonomi Pembangunan 2002

(vol 3 no 1, 46-54), BPPE - FE UMS, Surakarta.

Soebagiyo Daryono, 2005, Defisit Spending and Economics Growth in

Indonesia, International Seminar, Empowering Economy and Business

in Free Trade Era, Universiti Kebangsaan Malaysia and

Muhammadiyah Unversity of Surakarta. Surakarta

Soebagiyo Daryono, 2012, Analisis Pembiayaan Defisit Anggaran di Indonesia,

Disertasi Doktor, PDIE Universitas Brawijaya, Malang

Jaka Sriyana, 2015, The Determinants of Government Spending in

Indonesia: an Alternative, Empirical Model, 3rd

International Conference on Quantitative Methods Used in Economics

and Business (ICQMEB 2010) Universitas Malahayati Bandar

lampung, Indonesia, June 16-18, 2010, All content following this

page was uploaded on 10 October 2015

Tanuwidjaja Enrico, Choy Keen Meng, 2005, Central Bank Credibility and

Monetary Policy: Evidence from Small Schale Macroeconomics

Models in Indonesia, SCAPE Working Paper Series Paper No. 2005/14

- Nov 2005 Singapore Centre for Applied and Policy Economics,

national University of Singapore.

Tanuwidjaja Enrico, Choy Keen Meng, 2006, Central Bank Credibility and

Monetary Policy in Indonesia, Journal of Policy Modeling 28 (2006)

1011-1022, Elsevier.

World Bank Indicators, several publications for publishing, World Bank,

Washington DC