analisis pengaruh karakteristik perusahaan, opini...
TRANSCRIPT
1
ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, OPINI
AUDIT
DAN UKURAN KAP TERHADAP LAMANYA PENYELESAIAN AUDIT
(Studi Empiris: Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)
Oleh
Doni Adrial
NIM : 104082002644
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1430H/2009M
2
ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, OPINI UDIT
DAN UKURAN KAP TERHADAP LAMANYA PENYELESAIAN AUDIT
(Studi Empiris: Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Doni Adrial
NIM: 104082002644
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
DR. Yahya Hamja, MM Amilin, SE., Ak., M.Si
NIP. 130676334 NIP. 150370232
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
3
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1430H/2009M
Hari ini Tanggal tujuh bulan november Tahun Dua Ribu Delapan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Doni Adrial NIM: 104082002644
dengan judul Skripsi “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Opini
Audit dan Ukuran KAP terhadap Lamanya Penyelesaian Audit. (Studi
Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 7 November 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Amilin, SE.,Ak., Msi Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si
Ketua Sekretaris
Dr. Abbas Ghozali, MA.
4
Penguji Ahli
Hari ini Selasa Tanggal Sepuluh Maret Tahun Dua Ribu Sembilan telah
dilakukan Ujian Skripsi atas nama Doni Adrial NIM: 104082002644 dengan judul
Skripsi “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Opini Audit dan
Ukuran KAP terhadap Lamanya Penyelesaian Audit. (Studi Empiris pada
perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Maret 2009
Tim Penguji Ujian Skripsi
Dr. Yahya Hamja, MM Yessi Fitri, SE., Ak.,
M.Si Ketua Anggota
Afif Sulfa, SE,.Ak,.M.Si
Penguji Ahli
5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
• Nama : Doni Adrial
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 30 Juni 1985
• Agama : Islam
• Alamat : Jl.Kp Pangodokan rt 005/03 Kutabumi, pasar
kemis tangerang, banten 15561
• Telp : (021) 91370266 / 081310770663
• Email : adrial [email protected]
II. PENDIDIKAN
• Sekolah Dasar Negeri 03 Pagi Jakarta (1991-1997).
• Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Ia’anah (1992-1996)
• Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 45 Cengkareng Jakarta (1997-
2000).
• Sekolah Menengah Umum 33 Jakarta (2000-2003).
• Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi Konsentrasi Auditing (2004-2009).
III. PENGALAMAN ORGANISASI
• Koordinator ORSENI BEMJ Akuntansi Periode : 2006 - 2007
• Ketua UKM FORSA Divisi Sepakbola : 2006 - 2008
• Sekretaris ISPM : 2008 - Sekarang
6
III. IDENTITAS KELUARGA
• Ayah : Masrial
• Tempat & Tgl. Lahir : Padang, 24 Agustus 1959
• Alamat : Jl. Kp Pangodokan rt 005/03 Kutabumi,
pasar kemis tangerang, banten 15561
• Telp : -
• Ibu : Martini
• Tempat & Tgl. Lahir : Padang, 23 juni 1965
• Alamat : Jl. Kp Pangodokan rt 005/03 Kutabumi,
pasar kemis tangerang, banten 15561
• Telp : -
• Anak ke dari : 1 dari 5 bersaudara
7
THE INFLUENCE OF CHARACTERISTIC COMPANY, AUDIT
OPINION, AND SIZE PUBLIC ACCOUNTANT OFFICE TOWARD
AUDIT DELAY
(Empirical Study: manufacturing companies that are listed in JSX in 2005 to
2007)
By: Doni Adrial
ABSTRACT
This research represents empirical study to know factors influencing audit
delay and the mean of audit delay in 2005 to 2007. The populations of this
research are manufacturing companies that are listed in JSX in 2005 to 2007.
Samples of this research are 50 manufacturing companies. Samples are taken
by using of purposive sampling. The method of data analysis is using descriptive
and double regression analysis. The obtain model of regression which
representative is hence conducted by test of classic assumption.
The result of descriptive statistic indicate that mean of an audit delay in the
year 2005 to 2007 is 76,75 days. Multivariate analysis showed at level significant
5%, variable of profitability, ratio gearing, and size public accountant office have
an effect on by significant to audit delay. While variable of size company and
audit opinion not have an effect to audit delay.
Keywords: audit delay, profitability, ratio gearing, size company, audit
opinion and size public accountant office.
8
ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, OPINI AUDIT DAN UKURAN KAP TERHADAP LAMANYA PENYELESAIAN AUDIT
(Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Oleh: Doni Adrial
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik
perusahaan, opini audit dan ukuran KAP terhadap lamanya penyelesaian audit
dan rata-rata audit delay tahun 2005 sampai dengan 2007. Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEI tahun 2005
sampai dengan 2007.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 50 perusahaan manufaktur.
Metode analisa data menggunakan metode purposive sampling, sedangkan
metode analisa data menggunakan statistik deskriptif dan analisa regresi berganda.
Untuk memenuhi model regresi yang bisa mewakili maka digunakan uji asumsi
klasik.
Hasil analisa statistik deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata audit
delay adalah 76,75 hari. Analisa multivariate menunjukkan bahwa pada level signifikansi 5%, variabel profitabilitas, rasio gearing, dan ukuran KAP
berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit, sedangkan variabel opini audit dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap lamanya
penyelesaian audit .
Kata kunci: audit delay, Ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit dan ukuran KAP.
9
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim.
Alhamdulillah, puji syukur kupanjatkan kehadirat Allah SWT berkat
rahmat, hidayah dan karunia yang tiada batas, penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Opini
Audit dan Ukuran KAP terhadap Lamanya Penyelesaian Audit. (Studi Empiris
pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”, dan
tidak lupa shalawat serta salam kupanjatkan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, sebagai teladan bagi
umatnya.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian dan syarat-
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Mengingat
kemampuan penulis yang serba terbatas, penulis mohon maaf apabila di
dalam skripsi masih banyak terdapat kekurangan. Meskipun demikian mudah-
mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan yang diperoleh berkat bantuan,
bimbingan dan dorongan semua pihak. Oleh karenanya, penulis ucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta, Ayah dan Ibuku (Masrial dan Martini) yang selalu
mendoakan, memberikan segalanya yang tak terhingga tuk kebaikan hidupku,
Adik-adikku tercinta, Afdal, Delvi, Ade dan Dewi yang menjadi pendorong
semangatku sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dan smoga aku bisa
menjadi bintang terang keluargaku
2. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan banyak waktunya dalam memberikan pengarahan serta
bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Amilin, SE, Ak., M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi dan dosen
pembimbing II yang begitu sabar dalam membimbing, mengarahkan dan
banyak memberikan masukan selama proses pengerjaan skripsi.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku dekan FEIS yang telah
memberikan jalan bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA., selaku ketua Jurusan Akuntansi.
10
6. Terima kasih kepada seluruh jajaran karyawan dari Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial, atas kinerja bapak dan ibu sekalian yang telah sabar melayani
mahasiswa dengan baik dan akhirnya membawa citra yang baik bagi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Sahabat dan teman-temanku dikelas Akuntansi B angkt 2004, nanda
(semangat bozz.,), agin, raihan (koh), aris, putra, rama, taufiq, vaat (tmbh
subur aj..), ady, pipit, ayu bgor, lily, nicca, iyoq, rahil, teh fitroh, mba eka,
widya, dwe, elin, fajar, mahdi (si pengagum andrea), andi ello, risky, rei, yani,
ayu dpok, oci, dika, dwin dll, juga Kelas Auditing, terima kasih semua untuk
kebersamaannya, kalian memberikan warna dalam kehidupanku. Jaga terus
silaturahmi.
8. Seluruh rekan-rekan BEMJ Akuntansi periode 2006-2007, anak2 bola n futsal
Ekonomi..sahrul, topay, samsul, apiek, sony, amung dkk...semangatt truss!!!!
9. Rekan-rekanku di FORSA ade, taslim, isra, syauqi (ncex), novenk, ahmad
muji, ridho, dani, wawa, aji, dhole dkk, para junior n senior, pelatih, para
pengurus dan khususnya divisi sepakbola UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
doaku tuk pencapaian prestasi tertinggi kalian (semangatttt...) Jaga terus
kekompakan team ini, Terima kasih atas segala dukungan dan
kebersamaannya.
10. Kawan-kawanku parwis, heri opung, luthfi, radit, anca, adit, nata, arif dkk,
teman seperjuangan seluruh teman-teman angkatan 2004 kelas A, C, D, dan E
semoga sukses selalu dan jaga terus silaturahmi.
11. Seluruh pihak-pihak terkait yang telah membantu penulis selama ini dan
mohon maaf apabila ada pihak-pihak yang namanya tidak tercantum.
Semoga allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan kepada pihak-
pihak yang telah disebutkan diatas. Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak
kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran sangat
penulis harapkan untuk menyempurnakan, sehingga skripsi ini dapat lebih
bermanfaat bagi semua pihak.
Jakarta, Maret 2009
Penulis
(Doni Adrial)
11
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi ............................................................................. i
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ............................................................ ii
Lembar Pengesahan Uji Skripsi ....................................................................... iii
Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... iv
Abstract ........................................................................................................... vi
Abstrak............................................................................................................ vii
Kata Pengantar ................................................................................................ viii
Daftar Isi ......................................................................................................... x
Daftar Tabel..................................................................................................... xii
Daftar Gambar................................................................................................. xiii
Daftar Lampiran .............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian............................................................ 1
B. Perumusan Masalah..................................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 10
1. Tujuan Penelitian................................................................... 10
2. Manfaat Penelitian................................................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit Delay……………………………………… ....................... 12
B. Karakteristik Perusahaan ………………………………………... 17
a. Ukuran perusahaan…………………………………. ............. 17
b. Profitabilitas …………………………………. ...................... 18
c. Rasio Gearing…………………………….. ........................... 19
C. Opini Audit ................................................................................. 20
D. Ukuran KAP................................................................................ 22
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu ..................................................... 23
F. Kerangka Pemikiran .................................................................... 28
G. Perumusan Hipotesis ................................................................... 29
12
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 30
B. Metode Penentuan Sampel........................................................... 30
C. Metode Pengumpulan Data.......................................................... 31
D. Metode Analisis .......................................................................... 32
1. Metode Analisis Data ............................................................ 32
a. Analisis Deskriptif ........................................................... 32
b. Uji Asumsi Klasik............................................................ 32
c. Pengujian Hipotesis ......................................................... 35
2. Model Analisis ...................................................................... 37
E. Operasional Variabel dan Pengukurannya.................................... 38
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................. 41
B. Penemuan dan Pembahasan ......................................................... 42
1. Statistik Deskriptif ................................................................. 42
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 48
a. Uji Normalitas ................................................................. 48
b. Uji Multikolinieritas......................................................... 49
c. Uji Autokorelasi .............................................................. 49
d. Uji Heterokedastisitas ...................................................... 50
3. Hasil Pengujian Hipotesis ...................................................... 51
C. Pembahasan................................................................................. 57
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ................................................................................. 60
B. Implikasi ..................................................................................... 61
C. Saran ........................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 64
LAMPIRAN ................................................................................................ 66
13
DAFTAR TABEL
No. Keterangan
3.1 Indikator Pengukuran Variabel Penelitian........................................... 40
4.1 Proses Seleksi Sampel ........................................................................ 41
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif............................................................... 42
4.3 Nilai Rata-rata Variabel...................................................................... 42
4.4 Opini Audit ........................................................................................ 46
4.5 Ukuran KAP ...................................................................................... 47
4.6 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................. 49
4.7 Hasil Uji Autokorelasi........................................................................ 49
4.8 Hasil Uji Autokorelasi........................................................................ 51
4.9 Hasil Uji t-Statistik............................................................................. 52
4.10 Hasil Uji F-Statistik............................................................................ 54
14
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan
3.1 Kerangka Pemikiran........................................................................... 28
4.1 P-Plot Uji Normalitas data.................................................................. 48
4.2 Uji Heterokedastisitas......................................................................... 50
15
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan
1 Daftar Nilai total aset, Ukuran Perusahaan, Rasio Gearing,
Opini Audit, dan Ukuran KAP .......................................................... 66
2 Hasil Uji Hipotesis ............................................................................ 76
3 Hasil Uji Statistik Deskriptif.............................................................. 79
4 Data Perusahaan................................................................................ 82
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berkembangnya perekonomian Indonesia saat ini,
banyak investor yang menaruh minat untuk menanamkan investasinya di
Indonesia, terutama dalam bidang pasar modal. Para investor dalam
melaksanakan kegiatan investasinya memerlukan informasi-informasi yang
dibutuhkan salah satunya adalah laporan keuangan. pelaporan keuangan
(financial reporting) dihasilkan dari proses akuntansi keuangan dan
merupakan media untuk mengkomunikasikan informasi kepada pihak-pihak
eksternal yang menaruh perhatian kepada badan atau organisasi pembuatan
laporan serta aktivitas-aktivitasnya.
Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus,
terbuka, integritas dan tepat waktu, ketepatan waktu pelaporan informasi
keuangan sangat dibutuhkan oleh pemakai informasi keuangan misalnya:
akuntan, manajer, dan analisis keuangan. Hal ini dikarenakan laporan
keuangan merupakan unsur penting yang sangat dibutuhkan oleh pemakai
informasi (user) untuk membuat keputusan investasi dan kredit, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ketepatan waktu laporan keuangan akan
mempengaruhi nilai saham perusahaan atau keputusan investasi pemodal.
17
Ketepatan waktu pelaporan informasi keuangan merupakan wahana
bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan
pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki serta kinerja
kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut.
Informasi akan mempunyai manfaat jika disampaikan tepat waktu kepada para
pemakainya guna pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan laporan
keuangan merupakan unsur penting yang sangat dibutuhkan oleh pemakai
informasi (user) untuk membuat keputusan investasi dan kredit. Informasi
yang tidak tepat waktu memang tidak menjamin bahwa informasi tersebut
pasti merupakan informasi yang relevan. Namun informasi dikategorikan
relevan bila informasi mempunyai tiga unsur nilai, yaitu (a) informasi
mempunyai nilai prediksi (predictive value), (b) informasi mempunyai umpan
balik (feedback value), dan (c) tepat waktu (timeliness). Jadi, suatu informasi
mustahil merupakan informasi yang relevan tanpa tepat waktu
penyampaiannya. Sesuai dengan pendapat Gregory dan Van Horn (1963)
dalam Syafruddin (2002), secara konseptual yang dimaksud dengan tepat
waktu adalah kualitas ketersediaan informasi pada saat yang diperlukan atau
kualitas informasi yang baik dilihat dari segi waktu.
Respati (2004) menyatakan bahwa ketepatan waktu pelaporan
keuangan perusahaan bisa berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut,
dalam penelitian Ksa (2003) perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan
akan melakukan penundaan pelaporan keuangannya dan keterlambatan
pelaporan keuangan berhubungan dengan isi laporan keuangan. Pengumuman
18
yang berisi berita buruk cenderung akan ditunda. Penelitian Saleh (2004) juga
menguji pengaruh karakteristik perusahaan dengan ketepatan waktu. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berhubungan negatif
dengan pelaporan dan kompleksitas audit secara langsung berhubungan
dengan keterlambatan pelaporan keuangan perusahaan.
Na’im (1999) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan di Indonesia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa faktor ukuran perusahaan financial distress
yang diukur dengan menggunakan debt to equity ratio tidak signifikan
berhubungan dengan kelipatan waktu sedangkan faktor profitability secara
signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan suatu
perusahaan.
Regulasi di Indonesia menyatakan bahwa tepat waktu merupakan
kewajiban bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala. Pada tahun 1996,
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK)
mengeluarkan lampiran surat Keputusan Ketua BAPEPAM No.80/PM/1996,
yang mewajibkan setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan
laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya
kepada BAPEPAM-LK selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan
tahunan perusahaan. Namun sejak tanggal 30 september 2003, BAPEPAM-
LK semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya lampiran surat
Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-36/PM/2003 yang menyatakan
19
bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dengan
pendapat yang lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM-LK selambat-
lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan
tahunan, tetapi masih ada beberapa perusahaan yang terlambat menyerahkan
laporan keuangannya. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh lamanya waktu
penyelesaian.
Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan keuangan
perusahaan bisa berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut.
Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar
modal. Karena laporan keuangan yang telah diaudit memuat informasi laba
perusahaan yang dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan
untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor. Artinya
informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan
kenaikan atau penurunan harga saham. Keterlambatan pelaporan, secara tidak
langsung juga diartikan oleh investor sebagai pertanda yang buruk bagi
perusahaan.
Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa keterlambatan
laporan keuangan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, profitabilitas, umur
perusahaan, ukuran KAP, dan berita buruk perusahaan seperti: keterlambatan
pelaporan yang dihubungkan dengan kesulitan keuangan, qualified opinion
oleh auditor. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dyer dan Mchugh (1975),
Schwartz dan Soo (1996), dan Owusu Ansah (2000) menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap lamanya
20
penyelesaian audit yang mengakibatkan keterlambatan pelaporan keuangan.
Sedangkan hasil penelitian Na’im (1999) dan Respati (2004) berbeda dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Dyer dan Mchugh, Schwartz dan Soo,
dan Owusu Ansah. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan tidak signifikan berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit.
Hasil penelitian tentang profitabilitas yang dilakukan oleh Dyer dan
Mchugh (1975) di Australia menunjukkan bahwa profitabilitas tidak
signifikan berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit, sehingga tidak
ada kecenderungan bagi perusahaan yang mengalami keuntungan untuk
menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Hal ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ainun Na’im (1999) dan Respati (2004) yang
menunjukkan bahwa profitabilitas secara signifikan berpengaruh terhadap
ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan karena jika pengumuman laba
berisi berita baik maka pihak manajemen akan cenderung melaporkan tepat
waktu. Hasil penelitian Whittred (1980), Carslaw dan Kaplan (1991) dan
Halim (2000) menunjukkan bahwa opini audit berpengaruh terhadap lamanya
penyelesaian audit, bahwa audit delay yang lebih panjang dialami oleh
perusahaan yang menerima pendapat qualified opinion. Hal ini disebabkan
karena perusahaan yang menerima opini selain unqualified opinion dianggap
sebagai berita buruk (bad news) sehingga penyampaian laporan keuangannya
akan diperlambat. Akan tetapi penelitian variabel ini di Indonesia
menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Na’im (1999) menemukan
21
bahwa pendapat akuntan publik tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu
laporan keuangan.
Hasil penelitian-penelitian sebelumnya mengindikasikan hasil yang
masih bertentangan antara variabel-variabel yang mempengaruhi lamanya
penyelesaian audit (audit delay). Hasil penelitian yang berlawanan ini
menunjukkan perbedaan dalam melakukan penelitian sehingga tidak konsisten
dan tentunya memerlukan penelitian yang lebih mendalam.
Aryati dan Theresia (2005) melakukan penelitian mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi audit delay dan timeliness, dengan variabel
independen yaitu: ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran KAP dan
keberadaan divisi internal auditor. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel
yang signifikan mempengaruhi audit delay adalah ukuran perusahaan,
sedangkan yang lain ternyata tidak signifikan mempengaruhi audit delay.
Aryati dan Theresia (2005) pada penelitiannya mengatakan bahwa
masih ada keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitiannya
tersebut, sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut pada aspek yang
sama untuk mengetahui konsistensi hasil penelitiannya. Penelitian ini hanya
menggunakan empat variabel saja dalam menguji pengaruhnya terhadap
rentang waktu penyajian laporan keuangan kepada publik. Sampel penelitian
yang digunakan terbatas hanya pada perusahaan manufaktur yang listing di
Bursa Efek Indonesia sebelum 1 januari 2002, sehingga hasil penelitian tidak
dapat digeneralisir. Penelitian ini dilakukan sebelum terjadinya perubahan
22
peraturan mengenai batas waktu pelaporan laporan keuangan oleh
BAPEPAM-LK pada tahun 2003.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
lebih mendalam mengenai analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
lamanya penyelesaian audit. Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Aryati dan Theresia (2005). Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya adalah:
1. Variabel penelitian
Penelitian terdahulu menggunakan empat variabel, yaitu: ukuran
perusahaan, profitabilitas, ukuran KAP dan keberadaan divisi internal
auditor. sedangkan penelitian ini menggunakan lima variabel, yaitu:
ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit, dan ukuran
KAP. Variabel keberadaan divisi internal auditor tidak digunakan dalam
penelitian ini karena tidak valid dalam penelitian tersebut dan dalam
penelitian ini menambahkan dua variabel yaitu: rasio gearing dan opini
audit. Hal ini dilakukan karena kedua variabel tersebut pernah diteliti oleh
Halim (2000) yang mengatakan bahwa variabel rasio gearing dan opini
audit berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit, namun berbeda
dengan hasil penelitian Na’im (1999), bahwa rasio gearing dan pendapat
akuntan publik tidak berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit.
Sehingga diperlukan penelitian yang lebih mendalam lagi.
2. Periode penelitian
Penelitian terdahulu menggunakan masa penelitian tahun 2002 dan 2003,
sedangkan dalam penelitian ini menggunakan periode penelitian selama
tiga tahun (2005 sampai dengan 2007) hal ini dilakukan untuk generalisasi
23
penelitian sehingga mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik dan
akurat.
3. Peraturan
Penelitian ini juga dilakukan karena adanya perubahan peraturan mengenai
batas waktu pelaporan laporan keuangan oleh BAPEPAM-LK pada
tanggal 30 september 2003, sesuai dengan lampiran surat Keputusan Ketua
BAPEPAM Nomor: Kep-36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan
keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang
lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM-LK selambat-lambatnya
pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan
tahunan, sedangkan pada penelitian terdahulu masih menerapkan peraturan
yang lama, yaitu lampiran surat Keputusan Ketua BAPEPAM
No.80/PM/1996, yang mewajibkan setiap emiten dan perusahaan publik
untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan
auditor independennya kepada BAPEPAM selambat-lambatnya 120 hari
setelah tanggal laporan tahunan perusahaan. Berdasarkan hal ini
diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui perbedaan hasil
penelitian pasca dikeluarkannya peraturan tersebut.
Pemilihan perusahaan manufaktur dalam penelitian ini untuk
mengetahui konsistensi hasil penelitian sebelumnya dan karena sebagian besar
perusahaan yang listing di BEI adalah perusahaan manufaktur. Berdasarkan
uraian tersebut diatas maka dalam penyusunan skripsi ini peneliti mengambil
judul “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Opini Audit dan
24
Ukuran KAP terhadap Lamanya Penyelesaian Audit. (Studi Empiris
pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap
lamanya penyelesaian audit (audit delay) pada perusahaan manufaktur
yang listing di BEI?
2. Apakah profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya
penyelesaian audit (audit delay) pada perusahaan manufaktur yang listing
di BEI?
3. Apakah rasio gearing berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya
penyelesaian audit (audit delay) pada perusahaan manufaktur yang listing
di BEI?
4. Apakah opini audit berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya
penyelesaian audit untuk perusahaan manufaktur yang listing di BEI?
5. Apakah ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya
penyelesaian audit untuk perusahaan manufaktur yang listing di BEI?
6. Apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit, dan
ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) secara simultan berpengaruh
dengan signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay)?
25
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap lamanya
penyelesaian audit pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI.
2. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap lamanya penyelesaian
audit pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI.
3. Untuk mengetahui pengaruh rasio gearing terhadap lamanya penyelesaian
audit pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI.
4. Untuk mengetahui pengaruh opini audit terhadap lamanya penyelesaian
audit pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI.
5. Untuk mengetahui pengaruh ukuran KAP terhadap lamanya penyelesaian
audit pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI.
6. Untuk mengetahui secara simultan pengaruh ukuran perusahaan,
profitabilitas, rasio gearing, opini audit, dan ukuran KAP terhadap
lamanya penyelesaian audit (audit delay) pada perusahaan manufaktur
yang listing di BEI?
26
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan,
investor, profesi auditor, peneliti yang akan datang, maupun bagi peneliti
sendiri.
1. Bagi pihak manajemen perusahaan
Memberikan bahan pertimbangan bagi pihak manajemen untuk dapat
meminimalkan keterlambatan penyampaian laporan keuangan dan
memperhatikan faktor yang menghambat ketepatan waktu pelaporan
keuangan.
2. Bagi investor
Diharapkan investor lokal dan luar negeri yang ingin menanamkan
modalnya keperusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI dapat
mengevaluasi kelayakan investasi dengan mempertimbangkan ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan.
3. Bagi profesi auditor
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai acuan bagi auditor di
jakarta untuk meningkatkan kinerja dalam melakukan proses audit,
dengan mengendalikan faktor-faktor dominan yang mempengaruhi
lamanya penyelesaian audit.
4. Bagi peneliti yang akan datang
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi empiris bagi
praktisi, akademisi dan bagi profesi regulasi untuk memberikan peluang
perkembangan berikutnya.
5. Bagi peneliti
27
Menambah pengetahuan peneliti mengenai faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi lamanya penyelesaian audit.
28
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lamanya Penyelesaian Audit
Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal
opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang rentang waktu
penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor perbedaan waktu ini dalam
audit sering disebut dengan audit delay. Semakin panjang waktu penyelesaian
audit (audit delay) maka semakin lama auditor dalam menyelesaikan
pekerjaan auditnya.
Menurut Halim (2000), audit delay adalah lamanya waktu
penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga
tanggal diselesaikannya audit lapangan. Pada dasarnya rentang waktu
penyelesaian audit (audit delay) diukur dari tanggal penutupan tahun buku
hingga tanggal diterbitkan laporan audit. Lama atau tidaknya penyelesaian
audit dapat dilihat dari isi laporan keuangan auditor, apakah terdapat
penyimpangan, keterbatasan, atau kecurangan dalam penyajian laporan
keuangan. Pada umumnya, laporan audit yang dipublikasikan mencerminkan
kinerja perusahaan yang diaudit, semakin cepat diterbitkan maka semakin
berguna informasi bagi pemakai informasi, dengan adanya laporan audit,
pihak luar dapat menilai pertanggungjawaban laporan keuangan tersebut.
Laporan audit penting sekali dalam suatu audit karena dapat
menginformasikan pemakai informasi mengenai apa yang dilakukan auditor
29
dan kesimpulan yang diperolehnya. Penyampaian dan publikasi laporan
keuangan auditan kepada regulator maupun kepada publik merupakan suatu
keharusan bagi emiten yang diatur dalam suatu perundang-perundangan pasar
modal.
Menurut Knechel dan Payne dalam penelitian Made Wirakusuma
(2004), audit report lag atau yang lazim disebut dengan audit delay adalah
periode waktu antara akhir tahun fiskal dan tanggal laporan audit. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Made Wirakusuma (2004) yang dimaksud
dengan keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan adalah
interval jumlah hari antara tanggal periode laporan keuangan (tanggal 31
desember) sampai tanggal laporan audit (tanggal opini) selanjutnya disebut
sebagai audit delay.
Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan yang telah diaudit
merupakan hal yang sangat penting khususnya untuk perusahaan-perusahaan
publik yang menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan.
Givoly dan Palmon (1982) dalam Subekti (2004), memberikan bukti empiris
berkaitan dengan isi informasi keuangan berupa pengumuman laba, dimana
investor akan menunda pembelian atau penjualan sekuritasnya sampai dengan
diterbitkannya laporan keuangan yang telah diaudit.
30
Dyer dan Mchugh (1975) dalam Bandi (2002) membagi keterlambatan
penyajian laporan keuangan atau lag menjadi:
a. Preliminary lag, yaitu interval antara berakhirya tahun fiskal sampai
dengan tanggal diterimanya laporan keuangan pendahulu oleh pasar
modal.
b. Auditor’s signature lag, yaitu interval antara berakhirnya tahun fiskal
sampai dengan tanggal yang tercantum dalam laporan auditor.
c. Total lag, yaitu interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan
tanggal diterimanya laporan keuangan tahunan publikasi oleh pasar modal.
Menurut Boynton dan Kell (2002:6), terdapat tiga tipe audit, yaitu:
a. Audit Laporan Keuangan (Financial statement audit), yaitu laporan
keuangan yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi
bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat
memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan
secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-
prinsip yang berlaku umum (Generally Accepted Auditing Standard).
b. Audit Kepatuhan (compliance audit), yaitu laporan keuangan yang
berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti
untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas
telah sesuai dengan persyaratan ketentuan, atau peraturan tertentu.
c. Audit operasional (operasional audit), yaitu laporan keuangan yang
berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti
tentang efesiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam
hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu.
31
Dalam PSA no. 02 (IAI, 2001:110.1) dinyatakan bahwa:
Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen
adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang
material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas yang sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan auditor merupakan sarana
bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan
mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat, ia harus
menyatakan apakah auditnya telah dilaksanakan berdasarkan standar
auditing yang telah ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
Menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan Nomor: Kep-36/PM/2003 tanggal: 30 September 2003,
laporan keuangan tahunan wajib diumumkan kepada publik dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Perusahaan wajib menggunakan neraca, laporan laba rugi dan laporan lain
yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis
industrinya dalam sekurang-kurangnya 2 (dua) surat kabar harian
berbahasa Indonesia yang satu diantaranya mempunyai peredaran
nasional, dan lainnya yang terbit di tempat kedudukan emiten atau
perusahaan publik, selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah
tanggal laporan keuangan tahunan.
b. Bentuk dan isi neraca, laporan laba rugi, dan laporan lain yang
dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industri
yang diumumkan tersebut harus sama dengan yang disajikan dengan
BAPEPAM-LK.
c. Pengumuman tersebut harus memuat opini dari akuntan.
d. Bukti pengumuman tersebut harus disampaikan kepada BAPEPAM-LK
selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah tanggal pengumuman.
32
Menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan Nomor: Kep-36/PM/2003 tanggal: 30 September 2003,
jika emiten atau perusahaan publik yang laporan keuangannya mendapat opini
selain wajar tanpa pengecualian, maka ketika mengumumkan laporan
keuangan auditannya, perusahaan wajib memuat hal-hal berikut:
a. Paragraf penjelasan akuntan atas opininya, antara lain menyangkut hal-hal
sebagai berikut:
1) Pembatasan ruang lingkup pemeriksaan.
2) Penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum.
3) Penjelasan ketidakpastian menyangkut kelangsungan usaha perusahaan
dan kemungkinan adanya kerugian.
4) Dampak utama penyimpangan terhadap laporan keuangan.
b. Dengan diperketatnya peraturan BAPEPAM-LK terakhir yang menjadikan
batas waktu penyampaian laporan keuangan auditan dari 120 hari menjadi
90 hari akan menjadikan tugas dari akuntan publik semakin berat. Hal ini
disebabkan karena audit merupakan aktivitas yang membutuhkan waktu
dikarenakan audit harus dilakukan dengan penuh kecermatan dan
ketelitian. Di samping itu, dalam standar pekerjaan lapangan disebutkan
bahwa audit harus dilaksanakan melalui pemahaman yang memadai dan
pengumpulan bukti-bukti yang cukup melalui pengamatan, pengajuan
pertanyaan dan konfirmasi.
33
B. Karakteristik perusahaan
Menurut Lang dan Luhdhlom (1993) dalam Subiyantoro (1996)
mengatakan bahwa konteks laporan keuangan penentu karakteristik bisa
ditetapkan dengan menggunakan tiga pendekatan kategori yaitu: karakteristik
yang berhubungan dengan variabel struktur, kinerja dan pasar. Karakteristik
yang berhubungan dengan variabel struktur yaitu ukuran perusahaan. Kinerja
merupakan pengukuran yang didasarkan pada kinerja finansial, meliputi
profitabilitas dan pertumbuhan. Pasar merupakan aspek perilaku perusahaan
yang timbul sebagai akibat dari keikutsertaan sebagai anggota kelompok kerja
sama antara perusahaan dalam lingkungan operasionalnya, meliputi jenis atau
tipe perusahaan. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan karakteristik
perusahaan yang berhubungan dengan variabel struktur yaitu: Ukuran
perusahaan dan variabel kinerja yaitu: profitabilitas dan rasio Gearing.
a. Ukuran perusahaan
Hasil penelitian Na’im (1999) menemukan bukti empiris bahwa
ukuran perusahaan tidak signifikan mempengaruhi ketepatan waktu
pelaporan keuangan, Respati (2004) menemukan bukti empiris mengenai
ukuran perusahaan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan
terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Penelitian yang
dilakukan oleh Saleh (2004) menyatakan bahwa keterlambatan pelaporan
keuangan antara perusahaan besar dan kecil berbeda (diukur dari nilai
pasarnya). Selain itu ditemukan bukti empiris mengenai hubungan
34
ketepatan waktu pelaporan keuangan dan ukuran perusahaan adalah positif
walaupun hasilnya tidak signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Dyer dan Mchugh (1975) dalam
Halim (2000) manajemen perusahaan skala besar cenderung diberikan
insentif untuk mengurangi audit delay. Dikarenakan perusahaan-
perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas
permodalan, dan pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan
berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi
untuk mengumumkan laporan audit lebih awal.
b. Profitabilitas
Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan karena seringkali digunakan sebagai alat
pengukur kinerja manajemen perusahaan dan pengukur efesiensi
penggunaan modal. Sehingga, dapat dikatakan bahwa profit merupakan
berita baik (good news) bagi perusahaan. Perusahaan tidak akan menunda
penyampaian informasi yang berisi berita baik. Dengan demikian,
perusahaan yang mampu menghasilkan profit akan cenderung lebih tepat
waktu dalam pelaporan keuangan dibandingkan perusahaan yang
mengalami kerugian.
Menurut Givoly dan Palmon (1982) dalam Made Wirakusuma
(2004) ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman laba tahunan
dipengaruhi oleh isi laporan keuangan. Jika pengumuman laba berisi baik
mungkin akan cenderung dilaporkan tepat waktu, sedangkan jika
35
pengumuman laba berisi buruk, maka pihak manajemen akan terlambat
untuk menyampaikan laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh
Saleh (2004), menemukan bukti empiris bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan. Hasil penelitian Saleh (2004) mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Dyer dan McHugh (1975).
Na’im (1998) memperoleh bukti dalam penelitiannya bahwa
profitabilitas berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan. Begitu
juga dengan hasil penelitian yang dilakukan Respati (2004) menemukan
bukti empiris bahwa profitabilitas yang diukur dengan ROA (Return On
Assets) berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan
perusahaan. Hasil penelitian Respati (2004) mendukung penelitian Na’im
(1999).
c. Rasio Gearing
Rasio gearing merupakan salah satu rasio financial leverage.
Menurut Weston dan Copeland (1995:238) dalam Saleh (2004) bahwa
rasio leverage mengukur tingkat aktiva perusahaan yang dibiayai oleh
penggunaan hutang. Sedangkan menurut Tauringana dan Clark (2000)
rasio gearing adalah perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal
sendiri (equity).
Tingginya rasio gearing mencerminkan tingginya risiko keuangan
perusahaan. Risiko keuangan perusahaan yang tinggi mengindikasikan
bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Analisis rasio gearing
36
merupakan salah satu analisis solvabilitas yang mengukur posisi keuangan
dalam jangka panjang dan hasil operasinya dengan mengukur tingkat rasio
hutang terhadap modal (Saleh, 2004).
C. Opini Audit
Laporan keuangan yang dilaporkan kepada BAPEPAM-LK adalah
laporan keuangan yang telah diaudit. Auditor bertanggung jawab untuk
melihat laporan keuangan yang dikeluarkan oleh manajemen sesuai dengan
peraturan standar akuntansi. Auditor juga harus memeriksa akuntansi dan
sistem pengendalian intern perusahaan dan secara umum mencoba
memastikan tidak ada kesalahan yang material di dalam laporan keuangan
perusahaan. Auditor sebagai pihak yang independen di dalam pemeriksaan
laporan keuangan perusahaan, akan memberikan opini atas laporan keuangan
yang diauditnya. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) mengharuskan
pembuatan laporan setiap kali kantor akuntan publik dikaitkan dengan laporan
keuangan. Laporan audit hanya dibuat jika audit benar-benar dilakukan.
Bagian dari laporan audit yang merupakan informasi utama dari laporan audit
adalah opini audit.
Opini audit yang diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit
yang dilakukan dapat memberi simpulan atas opini yang harus diberikan
terhadap laporan keuangan yang diauditnya. Arens, Beasley, dan Elder
(2008:108) mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari
37
seluruh proses audit. Dengan demikian, auditor di dalam memberikan opini
sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya.
Menurut Arens et. al., (2008:70) opini yang dapat diberikan atas asersi
manajemen dari perusahaan yang diaudit dikelompokkan menjadi: pendapat
wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), pendapat wajar tanpa
pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan
audit dalam bentuk baku (modified unqualified opinion), pendapat wajar
dengan pengecualian (qualified opinion), pendapat tidak wajar (adverse
opinion), pernyataan tidak memberikan pendapat (desclaimer of opinion).
Berikut ini akan dijelaskan:
a. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa
laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai
dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Ini adalah pendapat yang
dinyatakan dalam laporan audit bentuk baku.
b. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang
ditambahkan dalam laporan audit dalam bentuk baku (modified
unqualified opinion).
Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu
paragraph penjelasan (atau bahasa penjelasan yang lain) dalam laporan
audit meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian
atas laporan keuangan audit tersebut.
38
c. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion).
Dalam hal ini, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha,
dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku
umum, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang
dikecualikan.
d. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
Dengan pendapat tidak wajar, auditor menyatakan bahwa laporan
keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan
arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum.
e. Pernyataan tidak memberikan pendapat (desclaimer of opinion)
Dengan pernyataan tidak memberikan pendapat, auditor menyatakan
bahwa ia tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
D. Ukuran Kantor Akuntan Publik
Kantor akuntan publik adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik
yang bergerak dalam bidang pemberian jasa profesional dan memperoleh ijin
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Akuntan publik merupakan
profesi kepercayaan, sehingga dituntut untuk menunjukkan sikap
profesionalitasnya dalam mengungkapkan informasi seluas mungkin kepada
masyarakat.
Gilling (1977) dalam Aryati dan Theresia (2005) menunjukkan bahwa
kantor akuntan publik Internasional atau yang lebih dikenal di Indonesia
sebagai The Big Four membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam
39
menyelesaikan audit, karena KAP tersebut dianggap dapat melaksanakan audit
secara lebih efesien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih
tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Di samping itu KAP
besar memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan
auditnya lebih cepat dibanding KAP lainnya. Waktu audit yang lebih cepat
juga merupakan cara KAP besar untuk mempertahankan reputasi mereka.
Untuk melihat KAP besar dan kecil dapat dilihat dari ukuran KAP yang
tergolong dalam KAP big four dan KAP non big four. Aryati dan Theresia
(2005) mengatakan berikut ini adalah nama-nama KAP big four:
1) Price Waterhouse Coopers (PWC)
2) Deloitte Touche Tohmatsu
3) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)
4) Ernest dan Young (EY)
KAP non big four adalah semua KAP selain KAP big four.
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian dengan tema yang mengangkat tentang analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi lamanya penyelesaian audit telah banyak dilakukan pada
penelitian-penelitian terdahulu termasuk variabel ukuran perusahaan,
profitabilitas, rasio gearing, opini audit dan ukuran KAP.
1. Ukuran Perusahaan dan Lamanya Penyelesaian Audit.
Carslaw dan Kaplan (1991) melakukan penelitian mengenai audit
delay pada perusahaan-perusahaan publik di New Zealand. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel yang signifikan berpengaruh
40
adalah ukuran perusahaan (total assets) Sedangkan rata-rata audit delay di
New Zealand pada tahun 1987 adalah 88 hari dan tahun 1988 adalah 95
hari. Menurut hasil penelitian Halim (2000) menunjukkan bahwa variabel
ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap lamanya
penyelesaian audit, sedangkan penelitian Subekti dan Widiyanti (2004),
tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian
audit menunjukkan hasil penelitian bahwa variabel ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit.
2. Profitabilitas dan Lamanya Penyelesaian Audit.
Owusu-Ansah (2000) melakukan penelitian yang menunjukkan
bahwa variabel profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap
lamanya penyelesaian audit. Penelitian Saleh (2004), tentang faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit menunjukkan hasil
penelitian bahwa variabel profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap
lamanya penyelesaian audit. Hasil penelitian Na’im (1998) menunjukkan
bahwa variabel profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap lamanya
penyelesaian audit.
3. Rasio Gearing dan Lamanya Penyelesaian Audit.
Rasio Gearing mengukur tingkat aktiva perusahaan yang dibiayai
penggunaan hutang. Penelitian Saleh (2004) menunjukkan bahwa Rasio
Gearing tidak signifikan berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian
audit. Halim (2000) melakukan penelitian tentang audit delay di Indonesia
dengan menggunakan sampel 287 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
41
Jakarta pada tahun 1997. Variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain total revenue, jenis industri, bulan penutupan
buku tahunan, lamanya menjadi klien KAP, rasio gearing, tingkat
profitabilitas dan jenis opini. Dari hasil penelitian univariate diperoleh
indikasi bahwa audit delay cenderung panjang apabila perusahaan tertentu
melaporkan kerugian yang mencerminkan tingginya resiko keuangan yaitu
rasio gearing. Hasil penelitian multivariate menunjukkan bahwa ketujuh
faktor tersebut secara serentak sangat berpengaruh terhadap audit delay,
namun yang konsisten berpengaruh terhadap audit delay adalah tahun
buku dan pelaporan kerugian. Rata-rata audit delay pada perusahaan-
perusahaan publik di BEJ adalah 84,5 hari.
4. Opini audit dan Lamanya Penyelesaian Audit.
Made Gede Wirakusuma (2004) meneliti tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi rentang waktu penyajian laporan keuangan ke publik.
Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara opini audit dan
audit delay. Carslaw dan Kaplan (1991) melakukan penelitian mengenai
audit delay pada perusahaan-perusahaan publik di New Zealand. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel opini audit berpengaruh signifikan
terhadap lamanya penyelesaian audit. Penelitian Halim (2000)
menunjukkan hasil penelitian variabel opini audit berpengaruh signifikan
terhadap lamanya penyelesaian audit.
42
5. Ukuran KAP dan Lamanya Penyelesaian Audit
Aryati dan Theresia (2005) melakukan penelitian tentang rata-rata
audit delay dan timeliness pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEJ pada tahun 2002-2004. Hasil penelitian menunjukkan waktu
penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai
dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor independen pada
perusahaan manufaktur di BEJ adalah sebesar 78,29 hari. Sedangkan rata-
rata timeliness sebesar 94,05 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap audit delay. Penelitian Halim
(2000) menunjukkan hasil penelitian variabel ukuran KAP berpengaruh
signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit.
Penelitian-penelitian diatas memberikan hasil yang beragam,
dikarenakan ada perbedaan sifat variabel independen dan dependen yang
digunakan, perbedaan dalam menganalisis data, metode statistik yang
digunakan, dan juga perubahan peraturan mengenai batas waktu pelaporan
laporan keuangan. Karena keragaman hasil tersebut, penelitian ini
memandang perlu untuk mencari bukti empiris yang terkait dengan
lamanya waktu penyelesaian audit (audit delay). Oleh karena itu, peneliti
ingin melakukan pengujian kembali terhadap beberapa variabel
independen tersebut.
Ada beberapa perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu
pertama, penelitian ini mencoba memasukkan variabel rasio gearing dan
43
opini audit. Kedua, periode penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu
periode tahun 2005 s/d 2007. Ketiga Penelitian ini dilakukan karena
adanya perubahan peraturan mengenai batas waktu pelaporan laporan
keuangan oleh BAPEPAM pada tahun 2003. Pemilihan perusahaan
manufaktur dalam penelitian ini untuk mengetahui konsistensi hasil
penelitian sebelumnya dan karena sebagian besar perusahaan yang listing
di BEI adalah perusahaan manufaktur.
44
F. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Aryati dan Theresia (2005). Ada enam variabel dalam penelitian ini, yang
terdiri dari satu dependen, yaitu lamanya penyelesaian audit, dan lima variabel
independen, yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit,
dan ukuran KAP. Gambar dibawah ini adalah model dari kerangka pemikiran
yang akan diteliti:
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
Profitabilitas
Lamanya penyelesaian
audit
Ukuran KAP
Opini Audit
Ukuran Perusahaan
Rasio Gearing
45
G. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat diambil adalah:
H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya
penyelesaian audit (audit delay).
H2 : Profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya
penyelesaian audit (audit delay).
H3 : Rasio gearing berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya
penyelesaian audit (audit delay).
H4 : Opini audit berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya
penyelesaian audit (audit delay).
H5 : Ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya
penyelesaian audit (audit delay).
H6 : Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Rasio gearing, opini audit, dan
ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) secara simultan berpengaruh
dengan signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay).
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan ini
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2005 sampai dengan 2007, dan
telah menyampaikan laporan keuangan yang telah di audit oleh auditor
independen ke BAPEPAM-LK.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh karakteristik
perusahaan, opini audit dan ukuran KAP terhadap lamanya penyelesaian audit
(audit delay). Ruang lingkup dalam penelitian ini membahas variabel dependen
yaitu lamanya penyelesaian audit (audit delay), sedangkan variabel
independennya adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini
audit, dan ukuran KAP.
B. Metode Penentuan Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel penelitian yang diambil berdasarkan
pertimbangan agar sampel data yang dipilih memenuhi kriteria untuk diuji
(Indriantoro dan Supomo, 2002:131). Kriteria yang digunakan pada penelitian ini
adalah:
47
1. Terdaftar sebagai perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama periode 2005 sampai dengan 2007.
2. Perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan keuangan untuk periode 31
desember 2005 sampai dengan 31 Desember 2007.
3. Memiliki data laporan keuangan perusahaan yang sudah diaudit oleh akuntan
publik.
4. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan secara rutin.
5. Laporan keuangan yang dibutuhkan tersedia.
6. Perusahaan yang laporan keuangannya diterbitkan paling lambat 31 Maret.
7. Perusahaan tersebut memiliki total aktiva lebih dari 500 miliar rupiah karena
sebagian besar perusahaan publik memiliki total aktiva lebih dari 500 miliar
rupiah. Alasan memilih sampel dengan kriteria tersebut adalah bertujuan
untuk menghindari bias yang disebabkan oleh perbedaan yang ekstrim.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun di dalam
arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan
(Indriantoro dan Supomo, 2002:147). Data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini berasal dari sumber eksternal, yaitu dari laporan keuangan tahunan
yang terdapat di Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia (PRPM-
BEI), akses internet melalui www.jsx.co.id. data sekunder yang diperlukan antara
lain:
48
1. Daftar perusahaan manufaktur yang tercatat di BEJ dan fact book tahun 2005
sampai dengan 2007.
2. Laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan untuk tahun buku
2005 sampai dengan 2007. data yang dibutuhkan adalah total aset, total
pasiva dan laba/rugi usaha.
3. Laporan auditor independen.
D. Metode Analisis
1. Metode Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Penggunaan metode statistik deskriptif memiliki tujuan untuk
memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dapat dilihat dari
nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum (Ghozali,
2005:16). Untuk tahapan analisis data terlebih dahulu harus dilakukan uji
persyaratan data, yakni dengan melakukan uji asumsi klasik normalitas
dan homogenitas data.
b. Uji Asumsi Klasik
Adapun pengujian yang dilakukan adalah uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
1) Uji Normalitas
49
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data terdistribusi
normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah
distribusi data normal atau mendekati normal. Uji Normalitas ini
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari
grafik. Jika data menyebar di sekitar diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi mengikuti asumsi normalitas,
sedangkan jika data menyebar jauh dari atas garis diagonal dan atau
tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005:112).
2) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas ini bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Jika terjadi korelasi maka terdapat problem multikolinieritas. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya
multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan tolerance (TOL)
dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika VIF < 10 dan nilai
tolerance tidak kurang dari 0,1 maka variabel tersebut tidak
mempunyai persoalan multikolinieritas dengan variabel bebas yang
lain (Ghozali, 2005:91).
3) Uji Autokorelasi
50
Uji autokorelasi ini ditujukan untuk mengidentifikasi adanya korelasi
antara kesalahan pengganggu yang terjadi antar periode yang diujikan
dalam model regresi (Ghozali, 2005:95). Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin-Watson
(DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
(a) 1,65 < DW < 2,35 berarti tidak ada autokorelasi.
(b) 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 berarti tidak dapat
disimpulkan.
(c) DW < 1,21 atau DW >2,79 berarti terjadi autokorelasi.
4) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari suatu pengamatan
ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain itu konstan maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi heterokedastisitas, jika ada pola tertentu yang teratur
maka terjadi heterokedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang
jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol)
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali,
2005:105).
c. Pengujian Hipotesis
51
Adapun pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
uji Koefisien Determinasi (R²), uji t dan uji F.
1) Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur persentase variasi
variabel terikat yang dijelaskan oleh semua variabel bebasnya. Untuk
regresi dengan lebih dari dua variabel bebas, digunakan adjusted R²
sebagai koefisien determinasi (Santoso, 2004:365).
Nilai koefisien determinasi terletak antara 0 dan 1 (0<R²<1), dimana
semakin tinggi nilai R² suatu regresi atau semakin mendekati 1, maka
hasil regresi tersebut semakin baik. Hal ini berarti variabel-variabel
bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel terikat. Kelemahan mendasar
penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah
variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan
satu variabel bebas maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah
variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
terikat. Oleh karena itu digunakanlah adjusted R² pada saat
mengevaluasi model regresi. Tidak seperti R², nilai adjusted R² dapat
naik atau turun apabila satu variabel bebas ditambahkan ke dalam
model. dalam kenyataan nilai adjusted R² dapat bernilai negatif,
walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam uji
empiris didapat nilai adjusted R² negatif, maka nilai adjusted R²
dianggap nol. Secara matematis jika nilai R² = 1 maka adjusted 1 R² =
52
R² = 1 sedangkan jika nlai R² =0 maka adjusted R² = (1-k) / (n-k). Jika
k > 1, maka adjusted R² akan bernilai negatif (Santoso, 2004:365).
2) Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen. Untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen yang
digunakan tingkat signifikansi 0,05. Jika probability t lebih besar dari
0,05 maka tidak ada pengaruh dari variabel independen terhadap
variabel dependen (koefisien regresi tidak signifikan), sedangkan jika
nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh dari
variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi
signifikan) (Ghozali, 2005:84).
3) Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel-variabel
independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel
dependen. Untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen
secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen, maka
digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Jika nilai probability F
lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2005:84).
53
2. Model analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
berganda, untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen (X1, X2,
X3, D1 dan D2) terhadap variabel dependen (Y).
Model regresi yang digunakan adalah:
Y = ß0 + ß1X1+ ß2X2+ ß3X3+ ß4D1+ ß5D2 + e
Keterangan:
Y = Lamanya penyelesaian audit (audit delay)
ß0 = Konstanta
X1 = Ukuran perusahaan
X2 = Profitabilitas
X3 = Rasio gearing
D1 = Opini Audit
D2 = Ukuran KAP
(ß1-ß5) = Koefisien regresi
e = error
E. Operasionalisasi Variabel dan Pengukurannya
Sesuai dengan perumusan masalah yang akan dikaji dalam
operasionalisasi dengan pengukuran variabel yang menggambarkan pengaruh
54
antara variabel independen (variabel x dan D) merupakan variabel bebas yang
diduga mempengaruhi variabel lain, dalam hal ini adalah variabel dependen
(variabel y).
A. Variabel dependen: Lamanya penyelesaian audit
Variabel independen dalam penelitian ini adalah lamanya waktu penyelesaian
audit (audit delay) yaitu jangka waktu antara tanggal penutupan buku sampai
dengan tanggal opini pada laporan auditor independen. Audit delay atau
keterlambatan waktu penyelesaian penyajian laporan diukur dengan
menggunakan rentang waktu seperti dalam penelitian Made Wirakusuma
(2004). Keterlambatan dihitung dalam satuan hari.
Audit delay = tanggal opini audit – 31 Desember
B. Variabel Independen
Adapun variabel independen yangdigunakan dalam penelitian ini adalah:
karakteristik perusahaan, opini audit, dan ukuran KAP.
a Karakteristik perusahaan, variabel yang digunakan dalam mengukur
karakteristik perusahaan adalah:
1) Ukuran perusahaan, dengan melihat total aset yang dimiliki oleh
perusahaan (Kieso, Weygandt, dan Warfield 2004:248).
2) Profitabilitas, diukur dengan Return On Assets (ROA) yaitu dengan
membagi laba bersih dengan total aset (Kieso et. al., 2004:248).
ROA = Net Income x 100% Total Asset
55
3) Rasio gearing, diukur dengan perbandingan antara total hutang jangka
panjang dengan modal sendiri. Rasio ini menggambarkan tingkat %
equity yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang (Kieso et.
al., 2004:248).
b Opini audit dalam penelitian ini diukur dengan variable dummy yang
dibagi atas dua kelompok yaitu: 1 untuk perusahaan yang memperoleh
jenis pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dan 0
untuk perusahaan yang memperoleh jenis pendapat selain pendapat wajar
tanpa pengecualian (unqualified opinion) (Made Wirakusuma, 2004).
c Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), dengan melihat ukuran KAP yang
tergolong dalam kategori besar dan kecil. Diberi skor 1 (satu) jika auditor
yang mengaudit perusahaan merupakan auditor dari KAP besar. Dan 0
(nol) jika auditor yang mengaudit perusahaan merupakan auditor dari
KAP kecil. Untuk melihat KAP besar dan kecil dapat dilihat dari ukuran
KAP yang tergolong dalam KAP big four dan non big four (Subekti dan
Widiyanti, 2004).
Tabel 3.1
Indikator Pengukuran Variabel Penelitian
No Variabel Indikator Skala Pengukuran
1 Ukuran Perusahaan Total asset rasio
Return On asset 2 Profitabilitas
Net income
rasio
Rasio Gearing = Debt (Total Hutang) x 100%
Equity (Modal Sendiri)
56
Total asset
Debt to equity
Liabilities
3 Rasio Gearing
equity
rasio
unqualified
opinion
4 Opini Audit
qualified
opinion
Nominal
Big four 5 Ukuran KAP
Non Big Four
Nominal
Sumber: Aryati dan Theresia (2005) dan Halim (2000)
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
57
41
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, perusahaan manufaktur
merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan suatu
medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk
dijual. Karakteristik utama kegiatan perusahaan manufaktur adalah mengolah
sumberdaya menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi.
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang listing selama tahun 2005-2007 berjumlah 140 perusahaan dengan jenis
usaha yang berbeda. Jenis usaha pada industri manufaktur terbagi menjadi tiga
golongan diantaranya : 1) Industri Dasar dan Kimia, 2) Aneka Industri dan 3)
Industri barang konsumsi (makanan dan minuman). Dari populasi sebanyak 140
perusahaan, yang terpilih menjadi sampel sebanyak 50 perusahaan.
Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel
Kriteria Seleksi Sampel Jumlah
Jumlah sampel awal Dikeluarkan dari sampel karena:
1. Perusahaan yang delisting selama periode penelitian 2. Perusahaan yang tidak memiliki total aktiva diatas 500
miliar
3. Perusahaan yang tidak memiliki laporan keuangan yang
lengkap selama periode 2005 sampai dengan 2007
140
(15)
(64)
(11)
Jumlah sampel akhir yang digunakan 50
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Statistik Deskriptif
58
Penelitian ini menggunakan uji statistik deskriptif untuk memberikan
deskripsi atau gambaran suatu data. Berikut ini disajikan data output hasil uji
statistik deskriptif.
Tabel 4.2. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
150 505,0000 63520,00 5330,367 10978,56340
150 -,2832 ,3748 ,041966 ,0967615
150 -4,7388 10,1698 1,379529 1,7521563
150 ,0 1,0 ,960 ,1966
150 ,0 1,0 ,627 ,4853
150 20,0 192,0 76,747 19,3371
150
Total asset
ROA
DER
Opini
KAP
Audelay
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Tabel 4.3. Nilai Rata-rata Variabel
Variabel 2005 2006 2007
Audit Delay 73,8 77,1 79,34
Ukuran perusahaan 4823,08 5024,98 6143,04
Profitabilitas 4,56% 4,10% 3,93%
Rasio gearing 1,445 1,308 1,385
Sumber : Fact Book, Laporan Tahunan 2005-2007 (data diolah)
Berikut ini adalah penjelasan dari output hasil uji Statistik Deskriptif
yaitu:
a) Lamanya Penyelesaian Audit
59
Hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.2. menunjukkan
bahwa rata-rata audit delay yang terjadi pada periode penelitian tahun
2005-2007 adalah 76,75 hari. Rata-rata audit delay ini lebih pendek dari
penelitian Aryati dan Theresia (2005) yaitu 78,29 hari dan Subekti dan
Widiyanti (2004) selama 98,38 hari serta lebih panjang dari penelitian
Ashton di Kanada (1987) yaitu 62 hari. Rata-rata audit delay yang terjadi
pada periode penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan
publik di Indonesia telah memenuhi ketentuan BAPEPAM-LK dalam
penyampaian laporan keuangan yang disertai laporan akuntan dengan
pendapat lazim, selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari)
setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Berdasarkan tabel 4.3. dapat
dilihat bahwa trend rata-rata waktu audit delay pada perusahaan
manufaktur cenderung meningkat sampai akhir periode observasi. Hasil
analisis deskriptif dapat diketahui bahwa audit delay rata-rata perusahaan
manufaktur yang menjadi sampel sebesar 76,75 hari.
b) Ukuran Perusahaan.
Penghitungan ukuran perusahaan berdasarkan total aset yang
dimiliki perusahaan. Semakin besar total aset suatu perusahaan maka
semakin besar ukuran perusahaan tersebut. Tabel 4.3. menunjukkan rata-
rata total aset perusahaan mengalami kenaikan pada tahun periode
penelitian. Tahun 2005 rata-rata total aset perusahaan adalah 4,82308
triliun , dan meningkat di tahun 2006, rata-rata total aset perusahaan
sebesar 5,02498 triliun dan terus meningkat pada tahun 2007 sebesar
60
6,14304 triliun. Rata-rata hasil penelitian tahun 2005 sampai dengan 2007
adalah 5,330367 triliun.
c) Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Rasio
profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On
Assets (ROA) yaitu perbandingan antara laba bersih dan total aktiva. Pada
tabel 4.3. ditunjukkan nilai ROA perusahaan manufaktur yang menjadi
objek penelitian, dengan periode observasi tahun 2005 sampai dengan
tahun 2007.
Tabel 4.3. menunjukkan nilai rata-rata ROA tertinggi pada tahun
2005 sebesar 4,56 persen Sedangkan nilai rata-rata ROA terendah ada
pada tahun 2007 yakni sebesar 3,93 persen. Nilai rata-rata ROA
perusahaan manufaktur mengalami penurunan dari tahun 2005 sampai
dengan tahun 2007. Penurunan nilai rata-rata ROA ini mengindikasikan
nilai emiten pada perusahaan manufaktur ini memberikan keuntungan
yang relatif kecil, kerugian yang dialami oleh beberapa perusahaan
mendorong melemahnya ROA terhadap rata-rata perusahaan manufaktur.
d) Rasio Gearing
Rasio gearing digunakan untuk mengukur tingkat leverage yaitu
perbandingan hutang jangka panjang terhadap total aset yang dimiliki
perusahaan. Rasio gearing yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
Debt to Equity Ratio (DER) yaitu rasio yang menggambarkan bagian dari
61
setiap modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang. Semakin rendah nilai
DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan membayar hutang.
Pada tabel 4.3. ditunjukkan nilai DER perusahaan manufaktur yang
menjadi objek penelitian, dengan periode observasi tahun 2005 sampai
dengan 2007, dari tabel 4.3. dapat dilihat bahwa pada tahun 2005 nilai
DER perusahaan sebesar 1,445 dan menurun pada tahun 2006 sebesar
1,308 lalu pada tahun 2007 meningkat kembali menjadi 1,385, dari ketiga
tahun periode penelitian tahun 2006 merupakan nilai DER yang paling
baik. Pada pengukuran ini nilai DER > 1, berarti nilai hutang perusahaan
lebih besar daripada nilai ekuitas perusahaan, akan tetapi jika nilai DER
<1, yang berarti komposisi ekuitas lebih besar jika dibandingkan hutang,
maka dapat dikatakan perusahaan lebih mengandalkan modal yang
diperolehnya sendiri. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan kurang
terpacu untuk meningkatkan aktivitas dengan mencari sumber dana dari
pihak ketiga.
e) Opini Audit
Opini audit dalam penelitian ini diukur dengan variable dummy
yang dibagi atas dua kelompok yaitu: 1 untuk perusahaan yang
memperoleh jenis pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified
opinion) dan 0 untuk perusahaan yang memperoleh jenis pendapat selain
pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion).
Tabel 4.4. Opini Audit
62
Opini
6 4,0 4,0 4,0
144 96,0 96,0 100,0
150 100,0 100,0
,0
1,0
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Perusahaan yang menerima opini selain unqualified opinion
sebesar 4% atau 6 perusahaan dan 96% atau 144 perusahaan lainnya
menerima unqualified opinion. Rendahnya jumlah perusahaan yang
menerima selain unqualified opinion menunjukkan hal yang positif. Hal
ini dapat disebabkan karena perusahaan memiliki kinerja yang baik dan
memiliki sumber daya manusia yang memiliki tingkat kemampuan dalam
bidang keuangan dan akuntansi serta kredibilitas yang baik.
f) Ukuran KAP
Kantor Akuntan Publik Internasional atau yang lebih dikenal di
Indonesia sebagai The Big Four membutuhkan waktu yang lebih singkat
dalam menyelesaikan audit, karena KAP tersebut dianggap dapat
melaksanakan audit secara lebih efesien dan memiliki tingkat fleksibilitas
jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada
waktunya.
Tabel 4.5. Ukuran KAP
KAP
56 37,3 37,3 37,3
94 62,7 62,7 100,0
150 100,0 100,0
,0
1,0
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Berdasarkan tabel 4.5. dapat diketahui bahwa jumlah dari 150
perusahaan yang diperiksa oleh KAP Big Four (1,0) adalah 62,7% atau 94
63
perusahaan dan sebesar 37,3% atau 56 perusahaan diperiksa oleh KAP
Non Big Four. Perbandingan antara jumlah perusahaan yang diperiksa
oleh KAP Big Four dengan KAP Non Big Four cukup jauh. Hal ini dapat
disebabkan oleh adanya pandangan bahwa KAP Big Four memiliki
kredibilitas dan kualitas yang lebih tinggi dibanding KAP Non Big Four.
2. Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik dengan beberapa
pengujian yaitu: uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji
heteroskedastisitas untuk menguji kualitas dan kehandalan data.
a. Uji Normalitas
Berikut ini disajikan hasil output penelitian dari uji normalitas yaitu:
64
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Exp
ecte
d C
um P
rob
Dependent Variable: Audelay
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Gambar 4.1. P-Plot Uji Normalitas Data
Gambar 4.1. menunjukkan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis-garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa
data pada penelitian ini terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinearitas
Berikut ini disajikan output hasil penelitian dari uji multikolinearitas
yaitu:
Tabel 4.6. Hasil uji Multikolinearitas
65
Coefficients a
,985 1,015
,814 1,228
,908 1,102
,834 1,198
,887 1,128
Total asset
ROA
DER
Opini
KAP
Model
1
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Audelaya.
Hasil perhitungan di tabel 4.6 menunjukkan tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen (tidak terdapat problem multikolinearitas) karena
nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10.
c. Uji Autokorelasi
Berikut ini disajikan output hasil penelitian dari uji autokorelasi yaitu:
Tabel 4.7. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
,410a ,168 ,140 17,9368 2,106
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), KAP, DER, Total asset, ROA, Opinia.
Dependent Variable: Audelayb.
Ketentuan untuk uji Durbin-Watson (DW) sebagai berikut :
(a) 1,65 < DW < 2,35 berarti tidak ada autokorelaasi
(b) 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 berarti tidak dapat
disimpulkan
(c) DW < 1,21 atau DW >2,79 berarti terjadi autokorelasi.
66
Tabel 4.9 menunjukkan nilai sebesar 2,106 hal ini berarti bahwa tidak ada
autokorelasi karena nilai terletak pada 1,65 < DW < 2,35 berarti tidak ada
autokorelaasi.
d. Uji heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi perbedaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Hasil pengujian heterokedastisitas pada penelitian
ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
-4 -2 0 2 4
Regression Standardized Predicted Value
-4
-2
0
2
4
6
Reg
ress
ion
Stu
dent
ized
Res
idua
l
Dependent Variable: Audelay
Scatterplot
Gambar 4.2. Uji Heterokedastisitas
Hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada
pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
(nol) pada sumbu Y, maka tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
3. Hasil Pengujian Hipotesis
1. Koefisien Determinasi ( R²)
67
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu, berikut ini disajikan
output hasil pengujian koefisien determinasi ( R²).
Tabel 4.8
Model Summary b
,410a ,168 ,140 17,9368
Model1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), KAP, DER, Total asset, ROA,
Opini
a.
Dependent Variable: Audelayb.
Nilai adjusted R² untuk sample secara keseluruhan adalah 0,140
berarti bahwa 14% variasi dalam audit delay disebabkan oleh variasi
kelima variabel independennya, yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas,
rasio gearing, opini audit dan ukuran KAP. Sedangkan sisanya yaitu 86%
dijelaskan oleh variabel lain diluar persamaan model.
2. Uji t-statistik
Berikut ini disajikan output hasil pengujian koefisien determinasi (
R²) yaitu:
68
Tabel 4.9. Hasil Uji t-statistik
Coefficientsa
81,949 8,134 10,075 ,000
,000 ,000 -,014 -,182 ,855
-36,727 17,472 -,184 -2,102 ,037
2,024 ,927 ,183 2,184 ,031
,375 9,004 ,004 ,042 ,967
-10,664 3,213 -,268 -3,319 ,001
(Constant)
Total asset
ROA
DER
Opini
KAP
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Audelaya.
Tabel 4.9. menunjukkan hasil pengujian dengan uji t yang
memiliki tingkat signifikansi yang berbeda-beda dari kelima variabel
independen. Pengujian hipotesis pertama untuk variabel ukuran
perusahaan yang diukur dengan total assets menunjukkan probabilitas
sebesar 0,855, nilai tersebut jauh lebih besar dari 0,05 maka Ha1 ditolak
dan dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay).
Pengujian hipotesis kedua untuk variabel profitabilitas yang
diukur dengan Return On Asset memiliki probabilitas signifikan sebesar
0,037, nilai ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ha2 diterima sehingga
dapat disimpulkan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return On
Asset berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit
(audit delay). Hasil ini sesuai dengan logika teori sehingga secara statistik
dapat memberikan pengaruh yang cukup berarti terhadap lamanya
penyelesaian audit (audit delay).
Pengujian hipotesis ketiga untuk variabel rasio gearing yang
diukur dengan Debt To Equity Ratio Asset memiliki probabilitas
69
signifikan sebesar 0,031, nilai ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ha3
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio gearing yang diukur
dengan Debt To Equity Ratio Asset berpengaruh secara signifikan
terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay).
Pengujian hipotesis keempat untuk variabel opini audit memiliki
probabilitas sebesar 0,97 nilai tersebut jauh lebih besar dari 0,05 maka
Ha4 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa opini audit tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay).
Pengujian hipotesis kelima untuk variabel ukuran KAP memiliki
probabilitas sebesar 0,001, nilai ini berada dibawah 0,05 maka Ha5
diterima dan dapat disimpulkan ukuran KAP berpengaruh secara
signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay).
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa variabel
dependen lamanya penyelesaian audit (audit delay) dipengaruhi oleh
variabel independen profitabilitas, rasio gearing, dan ukuran KAP,
sedangkan variabel independen ukuran perusahaan dan opini audit tidak
berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay).
3. Uji F-statistik
berikut ini disajikan output hasil pengujian koefisien determinasi (
R²) yaitu:
Tabel 4.10. Hasil Uji F-statistik
70
ANOVAb
9385,443 5 1877,089 5,834 ,000a
46328,931 144 321,729
55714,373 149
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), KAP, DER, Total asset, ROA, Opinia.
Dependent Variable: Audelayb.
Hasil uji Anova atau F test yang dapat dilihat pada tabel 4.10
didapat F hitung sebesar 0,000 Karena probabilitas lebih kecil dari 0,05
maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi lamanya
penyelesaian audit (audit delay), atau bisa dikatakan bahwa variabel
independen ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit
dan ukuran KAP secara bersama-sama berpengaruh terhadap lamanya
penyelesaian audit (audit delay).
Tabel 4.9. juga menunjukkan nilai koefisien arah regresi (beta).
Nilai Beta merupakan koefisien arah regresi terbaku (koefisien lintasan),
yang merupakan ukuran dari pengaruh langsung dari tiap-tiap variabel
bebas X terhadap variabel tak bebas Y, dari tabel 4.9. akan dihasilkan
persamaan regresi berganda yaitu:
Y = 81,949 + 0,000X1-36,727X2+ 2,024X3+ 0,375D1-10,664D2
Y = Lamanya penyelesaian audit (audit delay)
X1 = Ukuran perusahaan
X2 = Profitabilitas
71
X3 = Rasio gearing
D1 = Opini Audit
D2 = Ukuran KAP
Dari persamaan diatas dapat diimplikasikan sebagai berikut:
1) ß0 = 81,949
Konstanta sebesar 81,949 menyatakan bahwa jika tidak ada
pengaruh dari ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini
audit dan ukuran KAP, maka audit delay dipredikasi akan tetap
sebesar 81,949 hari.
2) Variabel X1 (ß1=0,000)
Koefisien regresi (X1) sebesar 0,00 menyatakan setiap
penambahan 1% ukuran perusahaan yang diukur dengan total aset
tidak berpengaruh terhadap audit delay.
3) Variabel X2 (ß2= -36,727)
Tingkat koefisien regresi (X2) sebesar -36,727 menyatakan
setiap penambahan 1% profitabilitas yang diukur dengan Return On
Asset akan menurunkan audit delay . Demikian sebaliknya, penurunan
tingkat probabilitas (X2) akan dapat meningkatkan audit delay.
4) Variabel X3 (ß3= 2,024)
Koefisien regresi (X3) sebesar 2,024 menyatakan setiap
penambahan 1% rasio gearing yang diukur dengan DER akan
berpengaruh meningkatkan audit delay sebesar 2,024%.
72
5) Variabel D1 (ß4= 0,375)
Koefisien regresi (D1) sebesar 0,375 menyatakan setiap
penambahan 1% opini audit yang diukur dengan DER akan
berpengaruh meningkatkan audit delay sebesar 0,375%.
6) Variabel D2 (ß5= -10,664 )
Tingkat koefisien regresi (D2) sebesar -10,664 menyatakan
setiap penambahan 1% ukuran KAP menurunkan audit delay (karena
koefisien bernilai negatif). Demikian sebaliknya, penurunan tingkat
ukuran KAP (D2) akan dapat meningkatkan audit delay.
C. Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa ukuran
perusahaan yang diukur dengan total assets tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). Hasil penelitian ini berbeda
dengan penelitian Aryati dan Theresia (2005) yang menyatakan bahwa ukuran
73
perusahaan yang diukur dengan total assets berpengaruh secara signifikan
terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay), namun penelitian ini
konsisten dengan penelitian Na’im (1999) dan Respati (2004). Hal ini
memperlihatkan bahwa setiap perusahaan akan menyampaikan laporan secara
tepat waktu karena perusahaan yang terlambat menyajikan laporan akan menjadi
suatu pertanda buruk bagi investor terhadap perusahaan, dalam penelitian ini total
aset perusahaan yang menjadi indikasi penelitian ini berada diatas rata-rata
1,607693 triliun sehingga penelitian tidak memperoleh hasil yang signifikan
mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap lamanya penyelesaian audit
(audit delay).
Hasil pengujian hipotesis kedua dapat disimpulkan bahwa profitabilitas
yang diukur dengan Return On Asset berpengaruh secara signifikan terhadap
lamanya penyelesaian audit (audit delay). Hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian Aryati dan Theresia (2005) yang menyatakan bahwa profitabilitas
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit
delay), namun penelitian ini konsisten dengan penelitian Na’im (1999) dan
Respati (2004). Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan. Sehingga dapat dikatakan bahwa profit merupakan
berita baik (good news) bagi perusahaan. Perusahaan tidak akan menunda
penyampaian informasi yang berisi berita baik. Dengan demikian perusahaan
yang menghasilkan profit akan cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporan
keuangannya dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian.
74
Hasil pengujian hipotesis ketiga dapat disimpulkan bahwa rasio gearing
berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Ukago (2002) dan sesuai dengan
hipotesis karena hal ini mengindikasikan bahwa pihak manajemen cenderung
menunda laporan keuangannya karena adanya resiko keuangan yang tinggi.
Hasil pengujian hipotesis keempat dapat disimpulkan bahwa opini audit
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit
delay). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Na’im (1999) yang
menunjukkan bahwa opini yang dikeluarkan tidak berpengaruh terhadap lamanya
penyelesaian audit (audit delay). Hal ini terjadi karena dalam penelitian ini,
perusahaan yang mendapatkan opini audit wajar tanpa pengecualian (unqualified
opinion) berjumlah sebanyak 96%, sehingga penelitian tidak memperoleh hasil
yang signifikan mengenai pengaruh opini audit terhadap lamanya penyelesaian
audit (audit delay).
Hasil pengujian hipotesis kelima dapat disimpulkan ukuran KAP
berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Imam Subekti dan Widiyanti
(2004). Hal ini karena KAP The Big Four membutuhkan waktu yang lebih
singkat dalam menyelesaikan audit, karena KAP tersebut dianggap dapat
melaksanakan audit secara lebih efesien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal
waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Di
samping itu KAP besar memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk
menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibanding KAP lainnya. Waktu
76
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ha1 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit
delay).
2. Ha2 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas yang
diukur dengan Return On Asset berpengaruh secara signifikan terhadap
lamanya penyelesaian audit (audit delay).
3. Ha3 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio gearing yang
diukur dengan Debt To Equity Ratio Asset berpengaruh secara signifikan
terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay).
4. Ha4 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa opini audit tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay).
5. Ha5 diterima dan dapat disimpulkan ukuran KAP berpengaruh secara
signifikan terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay).
6. H6 diterima atau bisa dikatakan bahwa variabel independen ukuran
perusahaan, profitabilitas, rasio gearing, opini audit dan ukuran KAP
secara bersama-sama berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit
(audit delay). 61
77
7. Untuk adjusted R square sampel secara keseluruhan adalah 0,140 berarti
bahwa 14%, variasi dalam audit delay disebabkan oleh variasi kelima
variabel independennya, yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, rasio
gearing, opini audit dan ukuran KAP. Sedangkan sisanya yaitu 86%
dijelaskan oleh variabel lain diluar persamaan model.
B. Implikasi
Hasil Uji t statistik menunjukkan bahwa variabel profitabilitas, rasio
gearing dan ukuran KAP berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit
(audit delay). Sedangkan untuk variabel ukuran perusahaan dan opini audit
tidak berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit (audit delay). Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas dengan laba yang tinggi dapat
membuat manajemen berharap agar laporan keuangan auditan diselesaikan
secepatnya, sehingga good news tersebut segera dapat disampaikan kepada
para investor dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Rasio gearing
juga berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian audit, karena tingginya
Rasio gearing (Debt To Equity) mencerminkan tingginya resiko keuangan
sehingga pihak manajemen cenderung akan menunda laporan keuangan yang
berisi berita buruk, karena waktu yang ada digunakan untuk menekan debt to
equity serendah-rendahnya. Ukuran KAP juga berpengaruh terhadap lamanya
penyelesaian audit (audit delay), kantor akuntan publik Internasional atau
yang lebih dikenal di Indonesia sebagai The Big Four membutuhkan waktu
yang lebih singkat dalam menyelesaikan audit, karena KAP tersebut dianggap
dapat melaksanakan audit secara lebih efesien dan memiliki tingkat
78
fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat
pada waktunya. Di samping itu KAP besar memperoleh insentif yang lebih
tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibanding KAP
lainnya. Waktu audit yang lebih cepat juga merupakan cara KAP besar untuk
mempertahankan reputasi mereka.
Bagi auditor, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
informasi mengenai rata-rata audit delay perusahaan publik dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya sehingga para auditor dapat mengendalikan faktor-
faktor dominan yang mempengaruhi lamanya audit delay. Auditor disarankan
untuk merencanakan pekerjaan lapangan dengan baik agar proses audit dapat
dilakukan secara efektif dan efisien sehingga audit delay dapat ditekan
seminimal mungkin dan laporan keuangan dapat dipublikasikan tepat waktu.
Bagi perusahaan publik, diharapkan dapat bekerja sama dengan
auditor dengan memberikan keleluasaan kepada auditor untuk menyelesaikan
pekerjaannya. Perusahaan diharapkan membantu proses audit dengan
memberikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh auditor secara benar
dan akurat sehingga dapat membantu kinerja auditor dalam pemeriksaan.
Dengan adanya kerjasama yang baik antara perusahaan dengan auditor
diharapkan akan mempercepat proses audit sehingga dapat menekan audit
delay seminimal mungkin.
C. Saran
1. Penelitian selanjutnya dapat memperluas sampel yang digunakan.
Penelitian ini hanya menggunakan data sekunder yang dipublikasikan
79
untuk publik. Data-data yang tidak dipublikasikan seperti: luas audit yang
dilakukan, kompleksitas EDP (Electronic Data Processing), personil
yang diterjunkan dalam penugasan audit (Partner, Manajer, Supervisor
dan staf KAP), jumlah jam kerja langsung yang dibutuhkan dalam proses
audit tidak digunakan dalam penelitian ini.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan mengidentifikasikan faktor-faktor lain
yang lebih luas selain faktor-faktor yang telah diujikan sebelumnya,
seperti pertimbangan atas pengaruh struktur kepemilikan perusahaan,
pengalaman auditor, tingkat likuiditas maupun tingkat aktifitas
perusahaan.
3. Sampel penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan-perusahaan yang
termasuk dalam perusahaan pemanufakturan. Untuk penelitian
selanjutnya sebaiknya menambahkan kategori perusahaan yang akan
diteliti.
80
DAFTAR PUSTAKA
Aryati, Titik dan Theresia,Maria. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit
Delay Dan Timeliness” Media Riset Akuntansi, Auditing Dan
Informasi,Vol.5 No. 3 Hal 271-287, Desember 2005.
Arens, A. Alvin, Beasley, and Randal J. Elder. 2008. Auditing and Assurance
Services: An Integrated Approach 12th Edition. Singapore: Pearson
Prentice Hall.
Bandi. S, Trihananto. “Ketepatan Waktu Atas Laporan Keuangan Perusahaan
Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol IV No. 2, Agustus 155-164 2002.
Bapepam. Laporan Keuangan Tahunan, diakses tanggal 25 Oktober 2008 di
http://www.bapepamlk.depkeu.go.id/old/hukum/peraturan/x/x.k.2.pdf.
Boynton, C. William. “Modern Auditing”, Edisi Ketujuh, Erlangga: Jakarta,
2002.
Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan, diakses pada tanggal 15 Oktober 2008
dari http://www.idx.co.id/MainMenu/CompanyProfile/Emiten/
Corporate_action/jenis_informasi/01_laporankeuangan/02/soft_copy_
Laporan_keuangan/Auditan.
Gede, M, Wirakusuma. ”Faktor-faktor yang mempengaruhi Rentang Waktu
Penyajian Laporan Keuangan ke Publik”, SNA VII Denpasar Bali, Hal
1202-1019, Desember 2004.
Ghozali, Imam. “ Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang 2005.
Halim, Varianada. ”Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay” , Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, Vol 2, No. 1, Hal 63-75, April 2000.
Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007.
Ikatan Akuntan Indonesia. “Standar Akuntansi Keuangan”. Salemba Empat,
Oktober 2004.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen”. Edisi Pertama. BPFE: Yogyakarta .2002.
81
Ksa, Agrianti. ”Faktor-faktor yang Menentukan Kepatuhan Perusahaan Publik
Terhadap Regulasi Informasi Di Indonesia”. SNA VI, Suarabaya, Oktober
2003.
Na’im, Ainun. ”Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan
Keuangan : Analisis Empirik Regulasi Informasi di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 14. No.2 Pp.85-100.
Respati, Weningtyas. “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan
Waktu Pelaporan Keuangan: Studi Empiris Di Bursa Efek Jakarta” Jurnal Maksi Vol 4 Hal 67-81, Januari 2004.
Saleh, Rachmat. ”Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta”. Makalah Seminar
Nasional Akuntansi VII, Denpasar Bali, 2004.
Syafrudin, Muchamad. ”Reaksi Pasar Terhadap Ketepatwaktuan Penyampaian
Laporan Keuangan : Studi Di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi, Vol. 7, No. 3, Desember 2005.
Subekti, Imam dan Wulandari Novi, ”Faktor-Faktor yang Berpengaruh
Terhadap Audit Delay di Indonesia”, SNA VII Denpasar Bali, Hal 991-
1001, Desember 2004.
Subiyantoro, Edi. ”Hubungan Antara Kelengkapan Laporan Keuangan dengan
Karakteristik Perusahaan Publik”. Tesis S2, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1996.
Ukago, kristianus. “ Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan
Waktu Pelaporan Keuangan Bukti Empiris Emiten Di Bursa Efek Jakarta” Jurnal Maksi Vol 5 Hal 13-33, Januari 2005.
82
Berikut ini adalah perusahaan yang terpilih menjadi sampel, yaitu sebagai
berikut:
No Kode Nama Perusahaan
1 IKAI PT. Intikeramik Alamasri Industri Tbk
2 MLIA PT. Mulia Industrindo Tbk
3 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
4 SMGR PT. Semen Gresik Tbk
5 TOTO PT.Surya Toto Indonesia Tbk
6 ALMI PT. Alumindo Light Metal Industri Tbk
7 CTBN PT. Citra Tubindo Tbk
8 TBMS PT. Tembaga Mulia Semanan Tbk
9 BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk
10 SAAC PT. Sorini Agro Asia Corporinndo Tbk
11 AKPI PT. Argha Karya Prima Ind. Tbk
12 DYNA PT. Dynaplast Tbk
13 TRST PT. Trias Sentosa Tbk
14 SIPD PT. Sierad Produce Tbk
15 SULI PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk
16 TMR PT. Tirta Mahakam Resources Tbk
17 FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk
18 INKP PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corp Tbk
19 SAIP PT. Surabaya Agung Industri Tbk
20 SPMA PT. Suparma Tbk
21 ASII PT. Astra Int’l Tbk
22 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk
23 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk
24 MASA PT. Multristrada Arah Sarana Tbk
25 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk
26 SMSM PT. Selamat Sampurna Tbk
27 ADMG PT. Polychem Indonesia Tbk
28 HDTX PT. Panasia Indosyntex Tbk
29 INDR PT. Indo Rama Synthetics Tbk
30 MYRX PT. Hanson International Tbk
31 POLY PT. Polysindo Eko Perkasa Tbk
32 SSTM PT. Sunson Textile Manufaktur Tbk
33 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk
34 SCCO PT. Sucaco Tbk
35 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
36 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
37 ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Tbk
38 BATI PT. Bat Indonesia Tbk
39 GGRM PT. Gudang Garam Tbk
83
40 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk
41 RMBA PT. Bentoel International Tbk
42 DULA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk
43 INAF PT. Indofarma Tbk
44 KAEF PT. Kimia Farma Tbk
45 TSPC PT. Tempo Scan Pasific Tbk
46 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk
47 LMPI PT. Langgeng Makmur Tbk
48 AQUA PT. Aqua Golden Mississippi Tbk
49 BRPT PT. Barito Pacific Timber Tbk
50 CPIN PT. Charoen Pokhpand Ind. Tbk