analisis pengaruh good corporate governance …digilib.unila.ac.id/32880/3/skripsi tanpa bab...

81
ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2014-2016 (Skripsi) Oleh MUTIARA SAKTI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: lycong

Post on 27-Jun-2019

224 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN

BUMN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2014-2016

(Skripsi)

Oleh

MUTIARA SAKTI

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAPFINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR

DI BEI TAHUN 2014-2016

Oleh

Mutiara Sakti

Penelitian ini menjelaskan permasalahan dalam suatu perusahaan yang saat inisering terjadi di dunia bisnis, hal ini menuntut pengelola perusahaan danpemegang saham untuk saling bekerjasama agar perusahaan meningkatkan mutudan kinerja perusahaan agar terhindar dari kesulitan keuangan dengan menerapkanmekanisme good corporate governance.

Penelitian ini mengambil sampel dari perusahaan BUMN yang terdaftar di BursaEfek Indonesia di tahun 2014-2016. Sampel yang digunakan sebanyak 17perusahaan setelah dilakukan purposive sampling yaitu perusahaan BUMN yangterdaftar di BEI selama 3 tahun. Dan didapat total sampel sebanyak 51.

Hasil penelitian ini financial distrees dihitung dengan menggunakan analisiszscore dan hasil yang didapat yaitu rata-rata perusahaan mengalami potensikebangkrutan dan berada di grey area walaupun masih ada perusahaan yangdiprediksi sehat, dari sini kita dapat melihat bahwa prediksi z-score dalamfinancial distress dapat dijadikan sebagai bahan acuan perusahaan agar dapatmemperbaiki sistem kinerja perusahaan agar ditahun mendatang pendapatanperusahaan dapat meningkat dan terhidar dari financial distress. Dari hasilpengujian parsial (uji t) menunjukan bahwa mekanisme corporate governanceyang berpengaruh terhadap financial distress adalah kepemilikan manajerialdengan tingkat signifikan 0,029 lebih kecil dari tingkat signifikan 0,005 dan biayaagensi dengan tingkat signifikan 0,023 lebih kecil dari 0,05. Kepemilikanmanajerial dan biaya agensi manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadapfinancial distress, jadi semakin besar kepemilikan manajerial dan biaya agensimanajerial maka semakin kecil terjadinya financial ditress.

Kata Kunci : Good Corporate Governance, Financial Distress

Page 3: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF GOOD CORPORATE GOVERNANCETOWARD FINANCIAL DISTRESS ON STATE-OWNED ENTERPRISES THAT

LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGEWITHIN 2014-2016

By

Mutiara Sakti

This research explains the issues in a company that currently often occur in thebusiness world, this issues requires company managers and shareholders to worktogether so that the company can improves the quality and performance of thecompany to avoid financial difficulties by implementing good corporategovernance mechanisms.

This research took samples from state-owned enterprises that listed on IndonesiaStock Exchange within 2014-2016. The sample used was 17 companies afterpurposive sampling which is state-owned enterprises that listed on IndonesiaStock Exchange for 3 years. And obtained a total sample of 51.

The results of this research were calculated by using zscore analysis and theresults that obtained were the average of company ran into the potential forbankruptcy and was in a gray area even though there were still companies thatpredicted to be survive, so from this issues we can see that the prediction of z-score in financial distress can be made as a reference for the company in order toimprove the company's performance system in the coming years so that thecompany's revenue can increase and avoid financial distress. From theresults ofpartial test (t test) shows that the corporate governance mechanism which affectstoward financial distress is managerial ownership with a significant level of 0.029smaller than the significant level of 0.005 and agency costs with a significant levelof 0.023 smaller than 0.05. Managerial ownership and managerial agency costshave a significant negative effect on financial distress, so the greater managerialownership and managerial agency costs, the smaller the occurrence of financialdistress.

Keyword : Good Corporate Governance, Financial Distress

Page 4: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN

BUMN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2014-2016

Oleh

Mutiara Sakti

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 5: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun
Page 6: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun
Page 7: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun
Page 8: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Mutiara Sakti lahir di Gedong Tataan, 10 Mei 1995

merupakan anak ketiga dari 4 bersaudara yang merupakan buah hati dari Bapak

Rumiyono dan Ibu Suripah. Penulis menyelesaikan Pendidikan Taman Kanak-

kanak di TK Pertiwi Gedong Tataan dan lulus pada tahun 2001. Dilanjutkan

Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun 2007.

Selanjutnya penulis menyelesaikan Pendidikan Menengah Pertama di SMPN 1

Gading Rejo dan lulus pada tahun 2010, kemudian penulis melanjutkan

Pendidikan Tingkat Menengah Atas di SMAN 14 Bandar Lampung hingga lulus

pada tahun 2013.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur PARALEL. Pada tahun 2016,

Penulis mengikuti program pengabdian kepada masyarakat yaitu Kuliah Kerja

Nyata (KKN) di Desa Sriwaylangsep, Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung

Tengah selama 40 hari.

Page 9: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

MOTTO

Jangan takut untuk menghadapi masa depan, karena sampai kapanpun kita

tidak bisa untuk menghindarinya.

Jika orang lain bisa, maka kitapun harus bisa.

Keberanian adalah kunci saat semua masalah tidak bisa dihentikan.

Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba,

karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan membangun

kesempatan untuk berhasil.

(Mario Teguh)

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Sesungguhnya

bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari

sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya

kepada Tuhanmulah engkau berharap.

(QS Al-Insyirah : 6-8)

Page 10: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin puji syukur kepada Allah SWT. Karena atas izin-

Nya terselesaikan karya tulis ilmiah ini.

Karya ini kupersembahkan kepada :

Orang tuaku tercinta :

Bapak Rumiyono dan Ibu Suripah yang selalu mendo’akanku. Terima kasih atas

kasih sayang dan do’a yang telah diberikan untuk menantikan kelulusanku...

Terimakasih untuk semangat dan do’anya...

Kakak dan adikku, sahabat dan orang-orang yang menyayangiku...

Atas dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini...

Serta Terimakasih untuk Almamater tercinta, Universitas Lampung.

Page 11: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat

dan hidayat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP FINANCIAL DITRESS PADA PERUSAHAAN BUMN

YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2014-2016” Skripsi ini dibuat

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di

Universitas Lampung.

Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang terlibat

didalamnya baik secara langsung maupun tidak langsung dan moril maupun

materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkam terimakasih kepada :

1. Allah SWT atas segala yang Engkau berikan kepadaku, baik rezeki,

kesehatan, kekuatan, kesabaran dan semangat dalam menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

2. Bapak Satria Bangsawan, Prof. Dr. SE, M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Farichah, SE, M.Si., Akt. dan Yuztitya Asmaranti, SE,M.Si. Akt.

selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi.

4. Bapak Dr. Einde Evana, S.E,M.Si., CA., C.P.A., Akt. selaku Dosen

Pembimbing 1 yang telah memberikan ilmu dan arahan yang baik

dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih ya pak, sudah

Page 12: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

membimbing selama ini. Semoga bapak sehat selalu dan sukses

selalu.

5. Ibu Yunia Amelia, S.E., M.Sc., Ak., C.A. selaku Dosen Pembimbing

2 yang juga telah membimbing dan memberikan ilmu yang baik

dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih bu, sudah sabar

membimbing selama ini. Semoga ibu sehat selalu dan sukses selalu.

6. Ibu Dr. Rindu Rika Gamayuni, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembahas

yang telah mengoreksi kesalahan dan memberikan saran untuk

kemajuan skripsi ini. Semoga ibu sehat selalu dan sukses selalu.

7. Ibu Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt. selaku Dosen

Pembimbing Akademik yang telah memberikan masukan dan

semangat selama menjadi mahasiswa akuntansi. Semoga ibu sehat

selalu dan sukses selalu.

8. Dosen-dosen Akuntansi yang telah memberikan banyak ilmu selama

ini. Semoga bapak dan ibu senantiasa diberikan kesehatan dan

kesuksesan.

9. Kedua Orang Tua, Bapak Rumiyono dan Ibu Suripah serta kakak

dan adikku Nurul Dewi Anggraini, A.Md., Keb. , Ayu Dwi Andan

Sari A.Md., Kep. dan Citra Devita Terimakasih untuk dukungan dan

doa yang kalian berikan. Semoga kalian senantiasa sehat, diberikan

umur panjang, dan kebahagiaan.

10. Rafdi Ahmad Faisal yang sudah memberikan semangat, perhatian,

memotivasi, menghibur dan sabar menghadapi keluh dan kesah.

Terimakasih sudah menjadi penyemangat skripsi.

Page 13: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

11. Sahabat Kecilku, Sela Rizky Yuliyani dan Diah Ayu Putri .

Terimakasih atas dukungan dan kebersamaan kita empatbelas tahun

lebih ini, semoga kita kedepannya sukses semua ya.

12. Sahabat SMA Mithari Ayu, Rafa Amalia, Lidya Pawarni, Dea Ayu

Pangesti, Nur Intan. Terimakasih atas dukungan dan kebersamaan

kita selama enam tahun lebih ini, semoga kita kedepannya sukses

semua.

13. Sahabatku Kinanti Nurul F, Jania Dwi H, M. Nur Syuhada, Diska

Amalia, Ratu Derry, Vectry Tiffany, Lathifa Meisya. Terimakasih

atas dukungan dan kebersamaan kita selama tiga tahun lebih ini,

semoga kita kedepannya sukses semua ya. Semoga persahabatan ini

tetap terjaga sampai kapanpun.

14. Sahabatku Hurin Ainin, Linda Aina, Meryza Purnama, Arif

Kurniadi. Terimakasih atas bantuan dan atas dukungan selama ini,

semoga kita kedepannya sukses semua ya.

15. Sahabatku Galuh, Ayudia, Novi, Diena, Meli, Dewi, Laviona.

Terimakasih atas dukungan dan kebersamaan kita selama tiga tahun

lebih ini, semoga kita kedepannya sukses semua ya.

16. Teman-teman KKN Waylangsep, Khomsatun Khasanah, Dian

Kartika, Febri Arianto. Terima kasih atas dukungannya. Semoga kita

sukses ya kawan.

17. Teman-teman seperjuangan skripsi Siti Maklufah, Iqbal Susendi,

Abdul Rahmad dan Akuntansi Paralel 2013. Terimakasih atas

dukungan kalian. Semoga kita semua sukses.

Page 14: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

18. Seluruh Karyawan Jurusan Akuntansi, Mba Tina, Mba Diana Mas

Fery, Mas Rully, Mas Yana, Mas Yogi, Mas Nanang. Terimakasih

atas bantuannya selama ini.

19. Almamaterku Tercinta, Universitas Lampung.

Penulis berdoa semoga Allah SWT dapat membalas kebaikan, bantuan dan

doa yang telah diberikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari

kesempurnaan dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 1 Agustus 2018

Penulis,

Mutiara Sakti

Page 15: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iDAFTAR TABEL ................................................................................................. vDAFTAR GAMBAR............................................................................................ viDAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ..................................................................................... 6

2.1.1 Teori Keagenan............................................................................ 6

2.1.2 Struktur Good Corporate Governance..........................................7

2.1.2.1 Kepemilikan Institusional................................................10

2.1.2.2 Kepemilikan Manajerial...................................................11

2.1.2.3 Dewan Komisaris.............................................................12

2.1.2.4 Dewan Direksi..................................................................13

2.1.2.5 Proporsi Dewan Komisaris Independen...........................14

2.1.2.6 Komite Audit..................................... ..............................16

2.1.2.7 Biaya Agensi Manajerial..................................................18

2.1.3 Financial Distress........................................................................20

2.1.3.1 Pengertian Financial Distress..........................................20

2.1.3.2 Cara Menganalisis Financial Distress.............................22

2.1.3.3 Dampak Financial Distress..............................................25

2.1.3.4 Faktor Penyebab Financial Distress................................26

Page 16: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

2.2 Penelitian Terdahulu..............................................................................28

2.3 Kerangka Pemikiran..............................................................................31

2.4 Hipotesis................................................................................................31

2.4.1 Pengaruh Dewan Direksi Terhadap Financial Distress...............31

2.4.2 Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Financial

Distress.........................................................................................32

2.4.3 Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen Terhadap

Financial Distress..............................................................................33

2.4.4 Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Financial

Distress..............................................................................................34

2.4.5 Pengaruh Kepemilikan Instusional Terhadap Financial

Distress............................................................................................. 35

2.4.6 Pengaruh Komite Audit Terhadap Financial Distress................. 36

2.4.7 Biaya Agensi Manajerial Terhadap Financial Distress................37

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian................................................................................39

3.1.1 Variabel Independen....................................................................39

3.1.1.1 Ukuran Dewan Direksi......................................................39

3.1.1.2 Ukuran Dewan Komisaris.................................................39

3.1.1.3 Proporsi Dewan Komisaris Independen ..........................40

3.1.1.4 Kepemilikan Manajerial....................................................40

3.1.1.5 Kepemilikan Institusional..................................................41

3.1.1.6 Komite Audit.....................................................................41

3.1.1.7 Biaya Agensi Manajerial...................................................41

3.1.2 Variabel Dependen.......................................................................42

3.2 Jenis Data.................................. ........................................................... 46

3.3 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel...........................................46

3.4 Metode Pengumpulan Data...................................................................46

3.5 Teknik Analisis Data.............................................................................47

3.5.1 Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Regression

Analysis)............................................................................................ 47

Page 17: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

3.5.2 Uji (Parsial) t................................................................................48

3.5.3 Koefisien Determinasi Berganda................................................. 49

3.6 Uji Asumsi Klasik.................................................................................50

3.6.1 Uji Normalitas .............................................................................50

3.6.2 Uji Multikolinearitas................................................................... 50

3.6.3 Uji Heteroskedastisitis.................................................................51

3.6.4 Uji Autokorelasi.......................................................................... 51

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskpripsi Objek Penelitian.................................................................53

4.2 Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Financial

Distress.................................................................................................54

4.2.1 Hasil Analisis Model Altman Z-Score........................................54

4.2.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif...............................................57

4.3 Uji Asumsi Klasik................................................................................59

4.3.1 Uji Normalitas.............................................................................59

4.3.2 Uji Multikorelasi.........................................................................60

4.3.3 Uji Heteroskedastistitas...............................................................62

4.3.4 Uji Autokorelasi..........................................................................63

4.4 Hasil Pengujian Regresi.......................................................................64

4.5 Pengujian Hipotesis..............................................................................66

4.5.1 Pengujian Parsial (Uji-T).............................................................66

4.6 Uji Koefisien Determinasi Berganda (R2)......................................... ..70

4.7 Pembahasan....................................................................................... ..70

4.7.1 Pengaruh Dewan Direksi Terhadap Financial Distress..............70

4.7.2 Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Financial

Distress........................................................................................71

4.7.3 Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen Terhadap

Financial Distress...................................................................... 72

4.7.4 Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Financial

Distress...................................................................................... 73

Page 18: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

4.7.5 Pengaruh Kepemilikan Institusioan Terhadap Financial

Distress....................................................................................... 74

4.7.6 Pengaruh Komite Audit Terhadap Financial Distress............... 75

4.7.7 Biaya Agensi Manajerial Terhadap Financial Distres................76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 78

5.2 Keterbatasan Penelitian........................................................................80

5.3 Saran ....................................................................................................80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 19: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu..............................................................................28

Tabel 3.1 Keputusan Durbin Watson ....................................................................52

Tabel 4.1 Proses Purposive Sampling Penelitian...................................................53

Tabel 4.2 Klasifikasi Kriteria Perusahaan dalam Z-score.....................................54

Tabel 4.3 Hasil Analisis Z Score dengan Prediksi Tingkat Kesehatan

Kinerja...................................................................................................55

Tabel 4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif.................................................................58

Tabel 4.5 Uji Normalitas.......... ............................................................................60

Tabel 4.6 Uji Multikolonieritas.............................................................................61

Tabel 4.7 Uji Autokorelasi........................... ........................................................63

Tabel 4.8 Analisis Regresi Linear Berganda........................................................64

Tabel 4.9 Uji Koefisiensi Determinasi Berganda.................................................70

Page 20: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ..........................................................................31

Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas.......................................................................62

Page 21: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Daftar Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI

Lampiran II Hasil Perhitungan Z-Score Model X1

Lampiran III Hasil Perhitungan Z-Score Model X2

Lampiran IV Hasil Perhitungan Z-Score Model X3

Lampiran V Hasil Perhitungan Z-Score Model X4

Lampiran VI Hasil Perhitungan Z-Score Model X5

Lampiran VII Hasil Perhitungan Z-Score Perusahaan Manufaktur BUMN

Lampiran VIII Hasil Perhitungan Z-Score Perusahaan Non Manufaktur BUMN

Lampiran IX Statistik Deskriptif

Lampiran X Hasil Uji Normalitas

Lampiran XII Hasil Uji Multikolonieritas

Lampiran XIII Hasil Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi

Lampiran XIV Hasil Regresi Linier Berganda dan Uji (R2)

Page 22: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Suatu perusahaan dapat mengalami masalah dalam keuangan apabila

perusahaan mengalami rugi yang terus-menerus dikarenakan penjualan yang

tidak laku dan sistem tata kelola perusahaan yang kurang baik. Kondisi financial

distress adalah suatu permasalahan penurunan laporan keuangan yang dialami

oleh suatu perusahaan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan. Apabila

kondisi financial distress ini sudah mulai diketahui, sebaiknya dilakukan tindakan

untuk memperbaiki kinerja perusahaan tersebut sehingga perusahaan tidak

semakin memburuk dan tidak akan masuk pada tahap kebangkrutan. Menurut

Platt dan platt (2002) financial distress adalah tahap penurunan kondisi keuangan

yang ditandai dengan adanya penundaan pengiriman, kualitas produk yang

menurun, kesulitan arus kas dan penundaan pembayaran tagihan dari bank.

Fenomena lain dari financial distress adalah banyaknya perusahaan yang

cenderung mengalami kesulitan likuiditas, dimana ditunjukkan dengan semakin

turunnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada kreditur

(Hanifah, 2013). Di era ekonomi saat ini perusahaan BUMN diharapkan sebagai

penggerak keuangan yang sangat berpengaruh dalam pembangunan di negara ini

yang paling dominan. Di Indonesia perusahaan BUMN maupun perusahaan

Page 23: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

2

swasta belum belum sepenuhnya menganut prinsip good corporate governance,

maka masih banyak perusahaan yang mengalami financial ditress. Untuk bertahan

di dunia usaha, perusahaan harus memiliki konsep penerapan good corporate

governance untuk perusahaannya.

Fenomena yang terbaru saat ini adalah kinerja PT PLN (Persero) yang

keuangan nya sedang melemah dan berpotensi mengalami risiko keuangan negara

bagian ketenagalistrikan. Almant Z-Score dipergunakan sebagai alat kontrol

terukur terhadap status keuangan keuangan suatu perusahaan yang sedang

mengalami kesulitan kuangan. Hasil analisis Bareksa menggunakan metode

Altman Z-Score, didapatkan jika score yang didapat PLN berkisar 1,4 mengacu

pada laporan keuangan perseroan dikuartal II 2017. Angka itu dikategorikan ke

dalam perusahaan yang mengalami financial distress dengan menggunakan

metode Altman Z-Score, dengan standar untuk suatu perusahaan tidak termasuk

dalam perusahaan yang mempunyai potensi kebangkrutan mempunyai score batas

bawah 1,8 (Bareksa, 2017).

Menurut Nur DP (2007) berhasil membuktikan adanya keterkaitan antara

kepemilikan manajerial terhadap financial distress yang berbanding terbalik.

Kepemilikan manajerial membuat kinerja perusahaan dan semakin meningkat

karena manajer disini selain berfungsi sebagai pengelola perusahaan, ia juga

berstatus sebagai pemilik perusahaan tersebut. Selain kinerja operasional, tingkat

kesalahan dan kewajaran laporan keuangan secara otomatis akan meningkat

karena pemilik perusahan sendiri yang mengelola perusahaan tersebut. Sementara

kepemilikan institusional adalah kepemilikan perusahaan oleh sebuah

institusi/perusahaan lain yang berada di dalam maupun di luar negeri.

Page 24: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

3

Hanafi dan Brealiastiti (2016) menyatakan bahwa mekanisme good corporate

governance dapat menentukan sukses tidaknya pengelolaan suatu perusahaan.

Tata kelola perusahaan menjadi salah satu syarat utama dari manajemen yang

sehat di antara perushaan-perusahaan diseluruh dunia. Corporate governance

merupakan suatu sistem yang mengatur hubungan antara dewan komisaris, direksi

dan manajemen agar terciptanya keseimbangan dalam pengelolaan perusahaan.

Masalah keuangan yang dibiarkan berlarut-larut lambat laun akan

mengakibatkan terjadinya kebangkrutan. Ada banyak pihak yang akan terkena

dampak dari permasalahan keuangan ini tidak hanya dari pihak perusahaan, tetapi

juga dari pihak stakeholders dan shareholders perusahaan. Hal tersebut yang

menjadi latar belakang dari beberapa pengembangan penelitian tentang model

kesulitan keuangan untuk dapat memprediksi kesulitan keuangan perusahaan lebih

awal, yang selanjutnya dapat dilakukan tindakan antisipasi kondisi yang mengarah

pada kebangkrutan (Platt dan Platt dalam penelitian Mayangsari, 2015).

Banyaknya permasalahan yang terjadi di perusahaan dalam sistem keuangan

menjadi masalah bagi seluruh perusahaan mendorong pengurus dalam perusahaan

harus bekerja keras untuk dapat menghindari masalah-masalah yang dapat terjadi.

Rumitnya permasalahan keuangan pada perusahaan menjadi bahan yang menarik

untuk diteliti karena banyak perusahaan berusaha untuk menghindari

permasalahan ini dan terhindar dari risiko kebangkrutan.

Penelitian ini menggunakan perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa efek

Indonesia tahun 2014-2016. Berdasarkan uraian diatas dan dari hasil penelitian

sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk meneliti kembali topik tersebut dengan

Page 25: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

4

judul “Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Financial

Distress Pada Perusahaan BUMN Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2014 -2016”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan penelitian yang telah dibahas sebelumnya, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ukuran dewan direksi berpengaruh terhadap financial distress?

2. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap financial distress?

3. Apakah proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap financial

distrees?

4. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kemungkinan financial

distress?

5. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap financial distress?

6. Apakah komite audit berpengaruh terhadap financial distress?

7. Apakah biaya agensi manajerial berpengaruh terhadap financial distress?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah yang sudah dibahas didapat tujuan sebagai

berikut:

1. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh dari dewan direksi terhadap fiancial

distress perusahaan BUMN.

2. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh dari dewan komisaris terhadap

financial distress perusahaan BUMN.

Page 26: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

5

3. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh dari proporsi komisaris independen

terhadap financial distress perusahaan BUMN.

4. Menganalisis dan menjelaskan penagaruh dari kepemilikan manajerial terhadap

financial distress perusahaan BUMN.

5. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh dari kepemilikan institusional

terhadap financial distress perusahaan BUMN.

6. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh dari komite audit terhadap kesulitan

financial distress BUMN.

7. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh biaya agensi manajerial berpengaruh

terhadap financial distress perusahaan BUMN.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan literatur untuk sumber

referensi pada penelitian selanjutnya, sehingga dapat menambah pengetahuan

pembaca mengenai financial distress pada perusahaan dan apa saja yang

dapat mempengaruhi terjadinya financial distress dalam perusahan.

2. Manfaat Praktis

Penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi manajemen

perusahaaan mengenai financial distress sehingga manajemen dapat

mengetahui faktor yang dapat menyebabkan terjadinya financial distress dan

dapat menghindarkan perusahaan dari financial distress.

Page 27: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Teori Keagenan

Teori agensi merupakan hubungan kontrak antara principal dan agent,

dimana principal adalah pihak yang memperkerjakan agent agar melakukan

tugas untuk kepentingan principal, sedangkan agent adalah pihak yang

menjalankan kepentingan principal (Scott, 2012) . Principal dan agent bekerja

sama dalam pengelolaan perusahaan. Principal atau pemegang saham perusahaan

memberikan instruksi kepada agent untuk mengelola perusahaan sesuai dengan

yang diinginkan untuk keberhasilan perusahaan. Sedangkan manajemen sebagai

agent kadang melakukan tindakan sesuai keinginannya sendiri tidak sesuai dengan

yang diperintahkan oleh principal, yang lebih dipentingkan agent adalah untuk

pencapaian hasil yang lebih baik dari pada mentaati perintah yang diberikan

principal.

Teori keagenan, hubungan agent muncul ketika satu orang atau lebih

memperkerjakan orang lain untuk memberikan suatu jasa dan kemudian

mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut. Baik

principal maupun agent merupakan pemaksimuman kesejahteraan diri sendiri,

sehingga ada kemungkinan besar agent tidak selalu bertindak demi kepentingan

Page 28: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

7

terbaik principal (Jensen and Meckling dalam Widyasaputri, 2012). Inti dari

hubungan keagenan adalah terdapat pemisahan antara kepemilikan dan

pengelolaan perusahaan. Pengelolaan perusahaan harus diawasi dan dikendalikan

untuk memperkecil asimetris informasi dan untuk memastikan bahwa pengelolaan

dilakukan dengan penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang

berlaku. Upaya ini menimbulkan apa yang disebut sebagai agency cost yaitu biaya

yang mencakup pengeluaran untuk pengawasaan oleh pemegang saham dan biaya

yang dikeluarkan oleh manajemen untuk menghasilkan laporan yang transparan

(Kusanti, 2015).

Dapat disimpulkan bahwa teori keagenan muncul karena adanya konflik

kepentingan didalam perusahaan antara principal dan agent untuk

menguntungkan diri sendiri, konflik dapat terjadi karna asimetri informasi yaitu

hanya satu pihak saja yang lebih banyak mengetahui tentang informasi yang ada

dalam perusahaan. Untuk mengurangi terjadinya masalah keagenan dapat diatasi

dengan menerapkan good corporate governance sehingga tidak terjadi masalah

yang berkelanjutan.

2.1.2. Struktur Good Corporate Governance

Good corporate governance adalah tata kelola dalam perusahan yang

dijalankan oleh seluruh anggota perusahaan agar perusahan dapat berjalan dengan

baik untuk mencegah masalah yang bisa menyebabkan terjadinya kesulitan

keuangan karna tata kelola perusahaan yang buruk, maka dibutuhkan mekanisme

corporate governance untuk mengatur perusahaan. Good corporate governance

diharapakan dapat meminimalkan masalah antara principal dan agent agar

Page 29: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

8

pemegang saham yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi

mereka.

Menurut FCGI (dalam Darwis, 2009) Penerapan corporate governance

memberikan empat manfaat yaitu : (1) meningkatkan kinerja perusahaan melalui

terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi

perusahaan, serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders, (2)

mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah yang pada

akhirnya akan meningkatkan corporate value, (3) mengembalikan kepercayaan

investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, dan (4) pemegang saham akan

merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan

shareholders values dan dividen. Menurut (Komite Nasional Kebijakan

Governance, 2006), prinsip-prinsip umum GCG yang meliputi transparan,

akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan keadilan sangatlah penting untuk

mencapai keberlanjutan perusahaan yang disertai ketertarikan pada stakeholder.

Princip-princip tersebut adalah :

1) Transparency (keterbukaan informasi), yaitu perusahaan harus

menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah

diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus

mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang

disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting

untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku

kepentingan lainnya.

2) Accountability (akuntabilitas), yaitu Perusahaan harus dapat mempertanggung

jawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus

Page 30: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

9

dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan

dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lain.

3) Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu perusahaan harus mematuhi

peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap

masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha

dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate

citizen.

4) Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola

secara professional secara independen tanpa benturan kepentingan dan

pengaruh/tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan

dan perundangan-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang

sehat.

5) Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu Dalam melaksanakan

kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan

pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas

kewajaran dan kesetaraan.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan elemen-elemen dari good

corporate governance. Elemen-elemen yang digunakan dalam pengukuran

struktur corporate governance dalam penelitian ini adalah:

1.Kepemilikan institusional

2. Kepemilikan manajerial

3. Jumlah dewan komisaris

4. Jumlah dewan direksi dalam perusahaan

Page 31: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

10

5. Proporsi dewan komisaris independen

6. Komite audit dalam perusahaan

7. Biaya agensi manajerial

2.1.2.1. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham yang dimiliki oleh

pemerintah, perusahaan asuransi, investor luar negeri atau bank kecuali kepemilikan

individual investor (Dewi dan Jati, 2014). Kepemilikan institusional merupakan

jumlah saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau organisasi.

Kepemilikan institusional termasuk faktor yang mempengaruhi kinerja sebuah

perusahaan karna berfungsi dalam monitoring, fungsi monitoring yang dilakukan

institusional membuat perusahaan lebih efisien dalam melakukan pengawasan oleh

pemilik perusahaan dilakukan dari luar perusahaan sehingga dapat menghindarkan

perusahaan dari kesalahaan pemilihan strategi yang dapat menyebabkan kerugian

perusahaan.

Meningkatnya aktivitas institusional ownership dalam melakukan

monitoring disebabkan oleh kenyataan bahwa adanya kepemilikan saham yang

signifikan oleh institusional ownership telah meningkatkan kemampuan mereka

untuk bertindak secara kolektif. Dalam waktu yang sama, biaya untuk keluar dari

investasi yang mereka lakukan menjadi semakin mahal karena adanya resiko

saham akan terjual pada harga diskon. Kondisi ini akan memotivasi institusional

ownership lebih serius dalam mengawasi maupun mengoreksi semua perilaku

manajer dan memperpanjang jangka waktu investasi (Deviacita, 2012). Jika

kepemilikan institusional dalam perusahaan itu besar, maka keadaan tersebut akan

Page 32: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

11

mendorong pengawasan yang lebih efektif dan akan semakin besar kepemilikan

oleh institusi untuk mengawasi manajemen sehingga kinerja perusahaan semakin

baik dan meningkat.

2.1.2.2. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah saham perusahaan yang dimiliki oleh

manajemen yang mengelola perusahaan. Kepemilikan saham yang dimiliki manajer

dalam perusahaan membuat manajer menjalankan perusahaan sebagai pemilik

perusahaan dan merangkap sebagai pengelola perusahaan. Sehingga perusahaan

yang biasanya hanya diawasi oleh pemilik perusahaan ikut turun dalam

mengelola perusahaan hingga membuat laporan keuangan sendiri. Menurut

Sujoko dan Soebiantoro (2007) Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan

saham oleh manajemen perusahaan diukur dengan persentase jumlah saham

yang dimiliki oleh manajemen.

Para pemegang saham yang mempunyai kedudukan didalam

manajemen perusahaan baik sebagai kreditor maupun sebagai dewan komisaris

disebut sebagai kepemilikan manajerial. Adanya kepemilikan saham oleh

manajemen akan menimbulkan suatu pengawasan terhadap kebijakan-

kebijakan yang diambil oleh manjaemen perusahaan. Kepemilikan manajerial

juga diartikan sebagai presentase saham yang dimiliki oleh manajer dan

direktur perusahaan pada akhir tahun untuk masing-masing periode

pengamatan (Deviacita, 2012). Pemilik sebagai pengelola menjalankan

perusahaan tersebut dengan sebaik mungkin agar dapat meningkatkan keefektifan

Page 33: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

12

perusahaan sekaligus mengurangi kecurangan kerja dari manajemen perusahaan

yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

2.1.2.3. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris adalah dewan yang bertugas mengawasi kinerja

perusahaan dan memberikan nasihat atau pendapat terhadap direktur. Dewan

Komisaris dapat diamanatkan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu direktur,

apabila direktur berhalangan hadir. Menurut KNKG (2006) mendefinisikan dewan

komisaris sebagai mekanisme pengendalian internal tertinggi yang bertanggung

jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberi masukan kepada

direksi serta memasktikan bahwa perusahaan melakukan good corporate

governance.

Sesuai dengan Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia,

pelaksanaan tugas dewan komisaris perlu dipenuhi prinsip-prinsip berikut :

1) Komposisi dewan komisaris harus memungkinkan pengambilan

keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak

independen.

2) Anggota dewan komisaris harus profesional, yaitu berintegritas dan

memiliki kemampuan sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan

baik termasuk memastikan bahwa direksi telah memperhatikan

kepentingan semua pemangku kepentingan.

3) Fungsi pengawasan dan pemberian nasihat dewan komisaris mencakup

tindakan pencegahan, perbaikan, sampai kepada pemberhentian

sementara.

Page 34: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

13

Peran komisaris diharapkan mampu meminimalisir permasalahan agency yang

timbul antara dewan direksi dan pemegang saham. Oleh karena itu dewan

komisaris seharusnya dapat mengawasi kinerja direksi sehingga kinerja yang

dihasilkan sesuai degan kepentinga pemegang saham.

2.1.2.4. Dewan Direksi

Dewan direksi adalah orang yang bertanggungjawab memimpin kegiatan

dalam suatu perusahaan. Masing-masing anggota Direksi dapat melaksanakan

tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan

wewenangnya. Menurut Effendi (2016) dalam penelitian Syafitri, Nuzula dan

Nurlaily (2018) Dewan direksi dalam suatu perusahaan berperan sebagai agent

atau pengelola perusahaan yang kedudukannya bertanggung jawab secara penuh

atas kegiatan operasional perusahaan. Dewan direksi merupakan sekelompok

direktur-direktur yang diketahui oleh presiden direktur. Dewan direksi juga harus

memberikan informasi kepada dewan komisaris dan menjawab hal-hal yang

diajukna oleh dewan komisaris.

Agar pelaksanaan tugas direksi dapat berjalan secara efektif, perlu

dipenuhi prinsip- prinsip berikut sesuai dengan Pedoman Umum Good Corporate

Governance Indoneisa :

1) Komposisi direksi harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan

pengambilan keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat

bertindak independen.

2) Direksi harus profesional yaitu berintegritas dan memiliki pengalaman serta

kecakapan yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.

Page 35: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

14

3) Direksi bertanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan agar

dapat menghasilkan keuntungan (profitability) dan memastikan

kesinambungan usaha perusahaan.

4) Direksi mempertanggungjawabkan kepengurusannya dalam RUPS

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Menurut Fama dan Jensen (1983) direktur memiliki dua fungsi utama, yaitu (1)

berfungsi sebagai pembuat keputusan manajemen (strategi perusahaan dalam

jangka pendek, kebijakan investasi dan keuangan), (2) berfungsi dalam

mengendalikan keputusan (kompensasi manajerial, pengawasan alokasi modal).

2.1.2.5. Proporsi Dewan Komisaris Independen

Dewan komisaris independen merupakan anggota dewan komisaris yang

memiliki tanggung jawab untuk mendorong diterapkannnya prinsip tata kelola

perusahaan yang baik didalam perusahaan melalui pemberdayaan dewan komisaris

agar dapat melakukan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi

secara efektif. Menurut Ernawati dan Puspitasari (2010) Komisaris independen

adalah anggota dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan,

kepengurusan, kepemilikan saham dan hubungan keluarga dengan anggota dewan

komisaris lainnya, direksi atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain

yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia memberikan

aturan bahwa jumlah komisaris independen harus dapat menjamin agar

mekanisme pengawasan berjalan secara efektif dan sesuai dengan peraturan

perundangundangan dan salah satu dari komisaris independen harus mempunyai

Page 36: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

15

latar belakang akuntansi atau keuangan. Keberadaan komisaris independen

diperlukan dalam perusahaan untuk menengahi atau mengurangi dampak yang

ditimbulkan akibat benturan berbagai kepentingan yang mengabaikan kepentingan

pemegang saham publik (pemegang saham minoritas) serta stakeholder lainnya,

terutama pada perusahaan di Indonesia yang menggunakan dana masyarakat di

dalam pembiayaan usahanya (KNKG, 2006).

Sesuai dengan ketentuan di Pasar Modal dalam Surat Direksi PT. Bursa

Efek Jakarta Nomor : KEP-399/BEJ/07-2010 tentang Ketentuan Umum

Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa poin C yang mengatur hal-hal mengenai

komisaris independen, komite audit, dan sekretaris perusahaan, menjelaskan

bahwa dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perisahaan yang baik (good

corporate governance), perusahaan tercatat wajib memiliki komisaris independen

yang jumlahnya secara proposional sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki

oleh bukan pemegang saham pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris

independen sekurang-kurangnya 30% dari jumlah seluruh anggota komisaris.

Kriteria komisaris independen yang telah diatur dalam peraturan BEJ, Kep

316/BEJ/062000 tanggal 30 Juni 2000 adalah :

1. Komisaris independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang

saham mayoritas atau pemegang saham pengendali (controlling

shareholders) perusahaan tercatat yang bersangkutan.

2. Komisaris independen tidak memiliki hubungan dengan direktur dan/atau

komisaris lainnya perusahaan tercatat yang bersangkutan.

3. Komisaris independen tidak memiliki kedudukan rangkap pada perusahaan

lainnya yang terafiliasi dengan perusahaan tercatat yang bersangkutan.

Page 37: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

16

4. Komisaris independen harus mengerti peraturan perundang-undangan di

bidang pasar modal.

5. Komisaris independen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham

minoritas yang bukan merupakan pemegang saham pengendali (bukan

controlling shareholders) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

2.1.2.6. Komite Audit

Komite audit merupakan salah satu bagian dari mekenisme tata kelola

perusahaan dalam melakukan pengendalian internal dan merupakan salah satu

elemen kunci dalam struktur corporate governance yang membantu

mengendalikan dan mengawasi manajemen (Kristanti dan Syafruddin, 2012).

Pada umumnya dewan komisaris membentuk komite-komite dibawahnya sesuai

dengan kebutuhan perusahaan dan peraturan perundangan yang berlaku untuk

membantu dewan komisaris dalam melaksanakan tanggungjawab dan

wewenangnya secara efektif. Komite yang dibentuk oleh dewan komisaris

tersebut adalah komite audit, komite kebijakan risiko, komite remunerasi dan

nominasi, komite kebijakan corporate governance (Komite Nasional Kebijakan

Governance, 2006). Namun, menurut peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam

No:KEP-339/BEJ/2001, yang sifatnya wajib dimiliki oleh perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek hanya komite audit.

Tugas komite audit adalah membantu dewan komisaris untuk mengawasi

kinerja perusahaan dengan penelaahan risiko yang dihadapi perusahaan.

Keberadaan komite audit menjadi sangat penting sebagai salah satu perangkat

utama dalam penerapan good corporate governance.

Page 38: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

17

1. Struktur Komite Audit

Struktur komite audit di Indonesia diatur dalam Keputusan KetuaBapepam No.

Kep-41/PM/2003 tanggal 22 Desember 2003 tentang Peraturan Nomor IX.1.5 :

Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit adalah sebagai

berikut:

1. Anggota komite audit diangkat dan diberhentikan oleh dewan komisaris

dan dilaporkan kepada rapat umum pemegang saham (RUPS).

2. Anggota komite audit yang merupakan komisaris independen bertindak

sebagai ketua komite audit. Dalam hal ini komisaris independen yang menjadi

anggota komite audit lebih dari satu orang maka salah satunya bertindak

sebagai ketua komite audit.

Dalam rekomendasi yang dibentuk oleh Forum for Corporate Governance in

Indonesia (FCGI, 2002) adalah penting bahwa perusahaan harus memperhatikan

karakteristik yang dimiliki oleh setiap anggota komite auditnya. Hal ini

disebabkan karakteristik komite audit akan berpengaruh pada peran komite audit

dalam pemberian bantuan kepada dewan komisaris dalam melaksanakan tugasnya

tentang pengendalian internal dan pelaporan keuangan dan manajemen.

2. Independensi Komite Audit

Anggota komite audit dipersyaratkan berasal dari pihak ekstern perusahaan yang

independen, harus terdiri dari individu-indidvidu yang independen dan tidak

terlibat dengan tugas sehari-hari dari manajemen yang mengelola perusahaan,

serta memiliki pengalaman untuk melasanakan fungsi pengawasan secara efektif.

Salah satu dari alasan utama independensi ini adalah untuk memelihara integritas

serta pandangan yang objektif dalam laporan serta penyusunan rekomendasi yang

Page 39: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

18

diajukan oleh komite audit, karena individu yang independen cenderung lebih adil

dan tidak memihak serta obyektif dalam menangani suatu permasalahan (FCGI,

2002).

3. Pertemuan Komite Audit

Pertemuan komite audit berfungsi sebagai media komunikasi formal anggota

komite audit dalam mengawasi proses corporate governance, memastikan bahwa

manajemen senior membudayakan corporate governance, memonitor bahwa

perusahaan patuh pada code of conduct, mengerti semua pokok persoalan yang

mungkin dapat mempengaruhi kinerja keuangan atau nonkeuangan perusahaan,

memonitor bahwa perusahaan patuh pada tiap undang-undang dan peraturan yang

berlaku, dan mengharuskan auditor internal melaporkan secara tertulis hasil

pemeriksaan corporate governance dan temuan lainnya.

2.1.2.7. Biaya Agensi Manajerial

Biaya agensi manajerial adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemilik

untuk mengatur dan mengawasi kinerja para manajer sehingga mereka bekeraja

untuk kepentingan perusahaan (Fadhilah dan Syarifuddin, 2013). Manajer yang

merupakan pengelola perusahaan cenderung menggunakan sumber daya

perusahaan secara berlebihan untuk memenuhi tujuan mereka dan memungkinkan

terjadinya financial distress, sehingga pemegang saham membutuhkan

mekanisme pengawasan yang efektif untu mengawasi kinerja pengelola saham

maka diperlukan biaya agensi manajerial untuk menghindari konflik keagenan

tersebut . Menurut Williandri (2011) biaya agensi (agency cost) adalah biaya yang

berkaitan dengan pemantauan tindakan manajemen guna menjamin agar tindakan

Page 40: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

19

tersebut konsisten dengan kesepakatan kontrak diantara manajer, pemegang

saham, dan kreditor.

Biaya agensi (agency cost) akan muncul ketika terjadinya masalah

keagenan. Masalah keagenan terjadi karena adanya pemisahan fungsi kepemilikan

dan fungsi pengelolaan perusahaan yang menyebabkan konflik (Jensen dan

Meckling, 1976). Konflik keangenan ini disebabkan pengelola perusahaan yang

kadang ingin memperoleh dana yang lebih besar tanpa memperdulikan perintah

pemilik perusahaan. Karena adanya masalah keagenan tersebut pemegang saham

harus mengeluarkan biaya agensi untuk mengurangi masalah keagenan dan

menyakinkan manajer untuk bekerja dengan baik untuk kepentingan pemegang

saham.

Dengan adanya masalah agensi yang disebabkan karena masalah

kepentingan dan adanya asimetri informasi hal ini menimbulkan biaya agensi

(agency cost), yang menurut Jensen dan Meckling (1976) terdiri dari:

a. The monitoring expenditure by the principle. Biaya monitoring dikeluarkan

oleh prinsipal untuk memonitor perilaku agen, termasuk juga usaha untuk

mengendalikan (control) perilaku agen melalui budget restriction dan

compensation policies.

b. The bonding expenditure by the agent. The bonding cost dikeluarkan oleh agen

untuk menjamin bahwa agen tidak akan menggunakan tindakan tertentu yang

akan merugikan prinsipal atau untuk menjamin bahwa prinsipal akan diberi

kompensasi jika ia tidak mengambil banyak tindakan.

Page 41: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

20

c. The residual loss yang merupakan penurunan tingkat kesejahteraan prinsipal

maupun agen setelah adanya agency relationship.

2.1.3. Financial Distress

2.1.3.1 Pengertian Financial distresses

Financial distress merupakan tahap paling awal saat perusahaan dalam

masa kesulitan keuangan sebelum terjadinya kebangkrutan. Menurut Yati dan

Patunrui (2017) Financial distress didefinisikan suatu kondisi keuangan

perusahaan yang mengalami kesulitan likuiditas yang sangat parah sehingga

perusahaan tidak mampu menjalankan operasi dengan baik. Salah satu penyebab

kesulitan keuangan menurut Brigham dan Daves (2004) adanya serangkaian

kesalahan, pengambilan keputusan yang tidak tepat, dan kelemahan-kelemahan

yang saling berhubungan yang dapat menyumbang secara langsung maupun tidak

langsung kepada manajemen serta tidak adanya atau kurangnya upaya mengawasi

kondisi keuangan sehingga penggunaan uang tidak sesuai dengan keperluan. Hal

ini memberikan kesimpulan bahwa tidak menjamin perusahaan besar dapat

menghindari masalah ini, sebab financial distress berkaitan dengan keuangan

perusahaan dimana setiap perusahaan pasti akan beurusan dengan keuangan untuk

menjaga kelangsungan operasinya.

Financial distress adalah suatu situasi dimana arus kas operasi perusahaan

tidak memadai untuk melunasi kewajiban-kewajiban lancar (seperti hutang

dagang atau beban bunga) dan perusahaan terpaksa melakukan tindakan perbaikan

(Hapsari, 2012). Kebangkrutan adalah situasi dimana perusahaan mengalami

kekurangan dan ketidakcukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan

Page 42: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

21

usahanya, akibat yang lebih serius dari kebangkrutan adalah berupa penutupan

usaha atau likuidasi. Menurut Platt dan Platt (dalam Almilia, 2004) menyatakan

kegunaan informasi jika suatu perusahaan mengalami financial distress adalah:

1. Dapat mempercepat tindakan manajemen untuk mencegah masalah sebelum

terjadinya kebangkrutan pada masa yang akan datang

2. Pihak manajemen dapat mengambil tindakan merger atau take over perusahaan

yang lebih mampu untuk membayar hutang dan mengelola perusahaan dengan

baik

3. Memberikan tanda peringatan awal adanya kebangkrutan

Penyebab kesulitan keuangan biasa dibagi menjadi dua yaitu faktor

internal perusahaan maupun eksternal baik yang bersifat khusus yang berkaitan

langsung dengan perusahaan maupun yang bersifat umum. Faktor internal yang

bisa menyebabkan financial distress perusahaan meliputi: manajemen yang tidak

efisien akan mengakibatkan kerugian terus menerus yang pada akhirnya

menyebabkan perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya, pemborosan

dalam alokasi biaya kurangnya keterampilan dan keahlian manajemen, modal

yang dimiliki dengan jumlah utang piutang yang dimiliki, utang yang terlalu

besar akan mengakibatkan biaya bunga yang besar sehingga memperkecil laba

bahkan bisa mengakibatkan kerugian, piutang yang terlalu besar juga akan

merugikan karena aset yang mengganggur terlalu banyak sehingga tidak

menghasilkan pendapatan pemegang saham atau investor (Munawir, 2012 dalam

Febriani, 2013). Jadi financial disstres adalah kondisi yang menggambarkan

keadaaan sebuah perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan,

artinya perusahaan berada dalam posisi yang tidak aman dari ancaman

Page 43: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

22

kebangkrutan atau kegagalan pada usaha perusahaaan tersebut. Dalam penelitian

ini menghitung financial distress dengan menggunakan metode Altman Z-Score.

2.1.3.2 Cara Menganalisis Financial Distress

Banyak cara untuk mengitung financial distress dalam perusahaan, namun

didalam penelitian ini menggunakan model Almant Z-score untuk memprediksi

apakah perusahaan itu sehat, berpotensi bangkrut atau berada di grey area. Model

analisis Almant Z-score berfungsi untuk mengukur kesehatan keuangan

perusahaan dan untuk memprediksi kemungkinan terjadinya kebangkrutan pada

sebuah perusahaan.

Analisis kebangkrutan Z-score ditemukan oleh Edward I. Almant yang

bertujuan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan

sejumlah rasio keuangan dalam suatu metodologi statistik multideskriminan.

Analisis kebangkrutan Zscore digunakan untuk meramalkan tingkat kebangkrutan

suatu perusahan dengan menghitung nilai dari beberapa rasio lalu kemudian

dimasukkan dalam suatu persamaan diskriminan (Gamayuni, 2011). Model

almant Z-score merupakan indikator untuk mengukur potensi kebangkrutn suatu

perusahaan. Sejumlah studi telah dilakukan untuk mengetahui kegunanaan

analisis rasio keuangan dalam memprediksi kegagalan atau kebangkrutan suatu

perusahaan. Dasar pemikiran Almant menggunakan analisis diskriminan bermula

dari keterbatasan analisa rasio yaitu metedologinya pada dasarnya bersifat suatu

penyimpangan yang artinya setiap rasio diuji (Yati dan Patunrui, 2017). Seiring

dengan berjalannya waktu Almant membuat modifikasi terhadap perusahaan

manufaktur dan nonmanufaktur dibedakan dari rasio yang digunakan, di

Page 44: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

23

perushaan manufaktur menggunakan 5 rasio tetapi untuk manufaktur Almant

mengeliminasi rasio X5 karena rasio sangat bervariasi dengan ukuran aset yang

berbeda-beda. Berikut adalah persamaan Z-score untuk masing-masing

perusahaan.

Untuk perusahaan manufaktur, menggunakan formula yang terdiri dari 5

koefisien, yakni: :

Z-score = 1,2 (X1) + 1,4 (X2) +3,3 (X3) + 0,6 (X4) + 1 (X5)

1. Z-Score > 3,00 diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat

2. Z-Score < 1,80 diklasifikasikan sebagai perusahaan yang berpotensi bangkrut

3. Z-Score = 1,81 - 3,00 perusahaan diklasifikasikan sebagai perusahaan pada grey

area (Altman, 2000).

Untuk perusahaan non-manufaktur, menggunakan formula yang terdiri dari 4

koefisien , yakni:

Z-score = = 6,56 (X1) + 3,26 (X2) +6,72 (X3) + 1,05 (X4)

1. Z-Score > 2,60 diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat

2. Z-Score < 1,10 diklasifikasikan sebagai perusahaan yang berpotensi bangkrut

3. Z-Score = 1,10 - 2,60 perusahaan diklasifikasikan sebagai perusahaan pada

grey area (Altman, 2000).

Rasio-rasio yang digunakan adalah sebagai berikut :

Rasio X1 = Modal kerja x 100%

Total aset

Page 45: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

24

Rasio X2 = Laba ditahan x 100%

Total aset

Rasio X3 = Laba sebelum pajak x 100%

Total aset

Rasio X4 = Nilai pasar saham modal x 100%

Nilai buku hutang

Rasio X5 = Penjualan x 100%

Total aset

Menurut Gamayuni (2011) Model Z-score sangat efektif untuk memprediksi

kebangkrutan 2 tahun sebelum terjadinya kebangkrutan yang sebenarnya dan

untuk bebrerapa kasus model ini dapat memprediksi kebangkrutan 4 atau 5 tahun

sebelumnya. Selain dapat memprediksi kebangkrutan perusahaan manufaktur

secara tepat 2 tahun sebelum terjadinya kebangkrutan yang sebenarnya, Z-score

juga dapat digunakan untuk :

1. Memeriksa kembali calon perusahaan yang akan diakuisisi oleh pemasok dan

perusahaan lain untuk mendeteksi masalah keuangan yang timbul dari

perusahaan-perusahaan tersebut yang kemungkinan akan mempengaruhi bisnis

perusahaan.

2. Mengukur tingkat kesehatan keuangan sutu perusahaan melalui informasi yang

diperoleh dari laporan keuangan.

Jadi hasil perhitungan dari Z-score dapat dijadikan literatur untuk perusahaan agar

dapat memperbaiki kinerja perusahaan jika dalam keadaan kesulitan keuangan.

Page 46: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

25

2.1.3.3 Dampak Financial distress

Salah satu dampak financial distress adalah dapat membawa perusahaan

mengalami kesulitan dalam membayarkan kewajiban yang ditanggung. Menurut

Gitman (2009), ada tiga hal yang paling terlihat ketika perusahaan mengalami

financial distress, yaitu :

1) Business Failure (kegagalan bisnis), dapat diartikan sebagai :

a) Keadaan dimana realized rate of retrun dari modal yang diinvestasikan

secara signifikan terus menerus lebih kecil dari rate of retrun pada

investasi sejenis.

b) Suatu keadaan dimana pendapatan perusahaan tidak dapat menutupi

biaya perusahaan.

c) Perusahaan diklasifikasikan kepada failure, perusahaan mengalami

kerugian operasional selama beberapa tahun atau memiliki retrun

yang lebih kecil dari pada biaya modal .

2) Insolvency (tidak solvable), dapat diartikan sebagai:

a) Technical insolvency timbul apabila perusahaan tidak dapat memenuhi

kewajiban pembayaran hutangnya pada saat jatuh tempo.

b) Accounting insolvency, perusahaan memiliki negative networth, secara

akuntansi memiliki kinerja buruk (insolvent), hal ini terjadi apabila nilai

buku dari kewajiban perusahaan melebihi nilai buku dari total harta

perusahaan tersebut.

3) Bankruptcy, yaitu kesulitan keuangan yang mengakibatkan perusahaan

memiliki negative stockholders equity atau nilai pasiva perusahaan lebih besar

dari nilai wajar harta perusahaan.

Page 47: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

26

Berdasarkan tiga macam kategori financial distress di atas, penelitian ini

menggunakan poin pertama untuk mengkategorikan perusahaan yang dianggap

mengalami financial distress, yaitu ketika perusahaan mengalami kegagalan

bisnis yang terlihat dari pendapatan perusahaan yang tidak dapat menutupi biaya

perusahaan yang timbul. Berarti jika terjadi hal demikian, perusahaan

sedang mengalami kerugian, yang berimbas pada kewajiban perusahaan untuk

menutupi kekurangan biaya yang terjadi dengan sumber pendanaan yang lain.

2.1.3.4 Faktor Penyebab Financial distress

Menurut Hanafi (2013) dalam Thohari, Sujana dan Zahroh (2015)

kebangkrutan yang terjadi sebenarnya dapat diprediksi dengan melihat beberapa

indikator yang ada yaitu:

1. Dilihat dari aliran kas sekarang/untuk saat ini atau dimasa yang akan datang

2. Strategi perusahaan yaitu dilihat dari analisis yang dilakukan oleh perusahaan

dalam fokus menghadapi persaingan.

3. Kualitas dari manajemen perusahaan dalam operasional.

4. Kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya.

Financial distress dapat timbul karena adanya pengaruh dari dalam

perusahaan sendiri (internal) maupun dari luar perusahaan (eksternal).

Damodaran (2001) menyatakan, faktor penyebab financial distress dari dalam

perusahan lebih bersifat mikro, faktor-faktor dari dalam perusahaan tersebut

adalah :

1) Kesulitan arus kas

Terjadi ketika penerimaan pendapatan perusahaan dari hasil operasi

Page 48: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

27

perusahaan tidak cukup untuk menutupi bebab-beban usaha yang timbul atas

aktivitas operasi perusahaan. Kesulitan arus kas juga disebabkan adanya

kesalahan manajemen ketika mengelola aliran kas perusahan untuk

pembayaran aktivitas perusahaan yang memperburuk kondisi keuangan

perusahaan

2) Besarnya jumlah hutang

Kebijakan pengambilan hutang perusahaan untuk menutupi biaya yang timbul

akibat operasi perusahaan akan menimbulkan kewajiban bagi perusahaan

untuk mengembalikan hutang di masa depan. Ketika tagihan jatuh tempo

dan perusahaan tidak mempunyai cukup dana untuk membayar

tagihan-tagihan yang terjadi maka kemungkinan yang dilakukan

kreditur adalah mengadakan penyitaan harta perusahaan untuk menutupi

kekurangan pembayaran tagihan tersebut.

3) Kerugian dalam kegiatan operasional perusahaan selama beberapa tahun

Kerugian operasional perusahaan menimbulkan arus kas negatif dalam

perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena beban operasional lebih besar dari

pendapatan yang diterima perusahaan. Jika perusahaan mampu menutupi atau

menanggulangi, belum tentu perusahaan tersebut dapat terhindar dari

financial distress.

Page 49: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

28

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu menggunakan variabel yang berbeda-beda

dalam menganalisis pengaruh terhadap kesulitan keuangan. Berikut ini adalah

hasil penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai rujukkan dalam penelitian ini

ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

(Tahun)

Variabel Penelitian Metode

Analisis Hasil Penelitian

1 Wardhani

(2006)

Variabel Dependen:

Financial Distress

Variabel

Independen:

ukuran dewan direksi

& dewan komisaris,

independensi dewan

komisaris, turn over

direksi, dan struktur

kepemilikan.

Regresi

Logistik

Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa

ukuran dewan

direktur, turnover

direksi mempunyai

pengaruh signifikan

terhadap financial

distress, sedangkan

keberadaan

komisaris

independen dan

struktur kepemilikan

tidak berpengaruh

signifikan terhadap

financial distress.

2 Nur DP

(2007)

Variabel Dependen:

Financial Distress

Variabel

Independen:

Kepemilikan

manajerial,

kepemilikan

institusional, ukuran

dewan direksi,

komisaris independen

Regresi

Logistik

Hasilnya adalah

kepemilikan

manajerial,

kepemilikan

institusional,

ukuran dewan

direksi, komisaris

independen

signifikan

mempengaruhi

kondisi financial

distress, hanya

jumlah komite

audit yang

Page 50: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

29

terbukti tidak

mempengaruhi

terjadinya

financial distress.

3 Kurniasari

(2009) Variabel Dependen:

Financial Distress

Variabel

Independen:

kepemilikan

manajerial,

kepemilikan

institusional,

komisaris

independen,

managerial agency

cost, dan opini audit

going concern.

variabel kontrol yaitu

financial leverage,

likuiditas, dan profit

margin

Regresi

Logistik

Hasil dari

penelitian tersebut

tidak berhasil

membuktikan

satupun hubungan

antara variabel

independen dan

dependennya.

4 Bodroastuti

(2009)

Variabel Dependen:

Financial Distress

Variabel

Independen:

-Jumlah Dewan

Direksi

-Jumlah Dewan

Komisaris

-Kepemilikan Publik

-Jumlah Direksi

Keluar

-Kepemilikan

Institusional

-Kepemilikan Direksi

dan Komisaris

Regresi

Logistik

Jumlah dewan direksi

dan jumlah dewan

komisaris memiliki

pengaruh positif yang

signifikan terhadap

financial distress

sementara

kepemilikan publik,

jumlah direksi keluar,

kepemilikan

institusional, serta

kepemilikan direksi

dan komisaris tidak

memiliki pengaruh

yang signifikan

terhadap financial

distress.

Page 51: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

30

5 Fadhilah dan

Syarifuddin

(2013)

Variabel Dependen:

Financial Distress

Variabel

Independen

Konsentrasi

kepemilikan,

kepemilikan

manajerial,

kepemilikan

pemerintahan,

proporsi komisaris

independen, biaya

agensi manajerial dan

opini audit

Regresi

logistik

Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa

konsentrasi

kepemilikan,

kepemilikan

manajerial, proporsi

komisaris independen,

biaya agensi

manajerial dan opini

audit berpengaruh

terhadap financial

distress, sedangkan

kepemilikan

pemerintahan tidak

berpengaruh terhadap

financial distress.

6 Triwahyuni

ningtias

(2012)

Variabel Dependen:

Financial Distress

Variabel

Independen

Kepemilikan

manajerial,

kepemilikan

institusional, dewan

direksi, dewan

komisaris, komisaris

independen,

likuiditas, dan

leverage

Regresi

logistik

Hasil

penelitiannya

menunjukkan

bahwa

kepemilikan

manajerial,

kepemilikan

institusional,

ukuran dewan

dreksi, likuiditas

berpengaruh

negatif dan

signifikan

terhadap financial

distress.

Sedangkan

leverage

berpengaruh

positif signifikan

terhadap financial

distress.

Sumber : Berbagai jurnal

Page 52: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

31

2.3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian ini, maka kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai

berikut:

2.4. Hipotesis

2.4.1. Pengaruh Dewan Direksi Terhadap Financial Distress

Dewan direksi merupakan salah satu mekanisme corporate governance

yang diperlukan untuk mengurangi agency problem antara pemilik dan manajer

sehingga timbul keselarasan kepentingan antar pemilik dan manajer (Mayangsari,

2015). Dewan direksi dalam suatu perusahaan akan menentukan kebijakan yang

akan diambil atau strategi perusahaan tersebut secara jangka pendek maupun

Proporsi Dewan Komisaris

Independen

(X3)

Dewan Direksi

(X1)

Dewan Komisaris

(X2)

Financial Distress

(Y)

Kepemilikan Manajerial

(X4)

Kepemilikan Institusional

(X5)

Komite Audit

(X6)

Biaya Agensi Manajerial

(X7)

Page 53: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

32

jangka panjang. Dewan direksi ini merupakan salah satu mekanisme yang sangat

penting dalam corporate governance, dimana keberadaannya menentukan kinerja

perusahaan (Triwahyuningtias, 2012). Hasil penelitian Nur DP (2007)

menjelaskan bahwa ukuran dewan direksi berhubungan negatif dengan

kemungkinan suatu perusahan akan mengalami tekanan keuangan. Hal ini berarti

bahwa semakin besar jumlah dewan direksi maka kemungkinan perusahaan akan

mengalami tekanan keuangan akan semakin kecil. Maka dapat disimpulkan

hipotesis sebagai berikut.

H1 : Jumlah dewan direksi berpengaruh negatif terhadap financial distress.

2.4.2. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Financial Distress

Dewan direksi merupakan mekanisme corporate governance yang

diperlukan untuk mengurangi masalah yang terjadi didalam perusahaan. Dewan

komisaris berperan untuk memonitoring dari implementasi kebijakan direksi.

Dewan komisaris bertanggung jawab mengawasi tindakan direksi dan

memberikan nasehat kepada direksi jika dipandang perlu (Triwahyuningtias,

2012). Dewan komisaris adalah pengawas perusahaan yang bertugas

mengawasi manajemen dalam pelaksanaan strategi perusahaan dewan

komisaris bertugas dan bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan dan

memberikan nasehat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan

melaksanakan good corporate governance.

Penelitian ini didukung dengan penelitian Wardhani (2006) menyatakan

bahwa jumlah dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap kesulitan

keuangan perushaan, dimana pengaruh tersebut bertanda negatif, artinya bahwa

Page 54: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

33

dengan bertambah banyak dewan komisaris maka akan menurunkan

kemungkinan perusahaan mengalami tekanan keuangan. Menurut Deviacita

(2012) menyatakan bahwa semakin tinggi proporsi dewan komisaris maka akan

semakin meningkatkan monitoring atau pengawasan kinerja perusahaan yang

dampaknya rendahnya kemunginan financial distress. Maka dirumuskan

hipotesis sebagai berikut.

H2 : Jumlah dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap financial distress.

2.4.3. Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen Terhadap Financial

Distress

Komisaris independen merupakan mekanisme corporate governance

yang dapat mengurangi masalah dalam teori agensi. Selain adanya pengawasan

pengambilan keputusan manajemen oleh dewan komisaris, pengawasan juga

dilakukan oleh pihak eksternal yang independen agar keputusan yang diambil

tepat dan menjauhkan perusahaan dari kemungkinan mengalami kesulitan

keuangan (Triwahyuningtias, 2012). Berdasarkan teori keagenan menilai

bahwa komisaris independen dibutuhkan para dewan komisaris untuk

mengawasi dan mengontrol tindakan-tindakan direksi sehubungan dengan

perilaku oportunistik mereka (Jensen dan Meckling, 1976). Teori keagenan

menilai bahwa semakin besar proporsi komisaris independen pada dewan

komisaris maka semakin baik mereka bisa memenuhi peran mereka dalam

mengawasi dan mengontrol perusahaan. Elloumi dan Gueyie (2001)

menyatakan bahwa persentase anggota dari luar dewan dewan komisaris pada

perusahaan yang mengalami financial distress secara signifikan lebih rendah

Page 55: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

34

dibandingkan pada perusahaan sehat yang berarti besarnya proporsi komisaris

independen pada jajaran dewan dapat menaikan tingkat kesehatan perusahaan.

Penelitian Wardani (2006) membuktikan bahwa komisaris independen ternyata

tidak signifikan mempengaruhi financial distress. Hal ini menunjukan bahwa

berapapun proporsi dewan omisaris independen tidak berpengaruh terhadap

financial distress pada perusahaan.

Dalam perspektif keagenan, kemampuan dewan komisaris dalam

mekanisme pengawasan yang efektif tergantung pada indepedensinya terhadap

manajemen menurut Beasley (1996) dalam Fadhilah (2013). Karena dengan

adanya komisaris independen dalam perusahaan ini, dapat menghindari

Assymetric Information antara kedua belah pihak yang dapat menimbulkan

kemungkinan kondisi kesulitan keuangan.

H3 : Proporsi dewan direksi independen berpengaruh negatif terhadap financial

distress.

2.4.4. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Financial Distress

Kepemilikan manajerial mampu mengurangi masalah keagenan yang

timbul pada suatu perusahaan yang apabila terjadi masalah keuangan terus

menerus dapat menimbulkan financial distress pada perusahaan. Menurut

penelitian Nur DP (2007), dengan terjadinya peningkatan pada kepemilikan

manajerial maka akan mampu mendorong turunnya potensi kesulitan keuangan.

Hal ini terjadi karena apabila manajer memiliki proporsi kepemilikan saham

perusahaan yang semakin besar, maka hal tersebut akan mendorong

manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan, karena mereka juga

Page 56: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

35

memiliki perusahaan. Ketika seorang manajer merasa bahwa dirinya juga

memiliki perusahaan maka akan menyatukan kepentingan antara pemegang

saham dan manajer sehingga mampu menurunkan kemungkinan terjadinya

kondisi financial distress pada perusahaan.

Struktur kepemilikan merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kondisi perusahaan dimasa yang akan datang. Kemungkinan suatu

perusahaan berada pada posisi tekanan keuangan juga banyak dipengaruhi oleh

struktur kepemilikan perusahaan tersebut. Struktur kepemilikan menjelaskan

komitmen dari pemiliknya untuk untuk menyelamatkan perusahaan (Wardhani,

2006). Menurut Mayangsari (2015) Kepemilikan saham manajerial oleh manajer

dalam perusahaan membuat manajer mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai

pemilik perusahaan sekaligus pengelola perusahaan tersebut. Sehingga manajer

pemilik saham tersebut akan mempunyai hak untuk memberikan tekanan atau

saran bagi perusahaan untuk berjalan kearah yang dikehendaki. Berdasarkan

penelitian terdahulu maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

H4 : Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kemungkinan

terjadinya kondisi financial distress.

2.4.5. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Financial Distress

Kepemilikan institusional merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja perusahaan, karena dengan adanya kepemilikan oleh

investor institusional dapat mendorong peningkatan pengawasan yang lebih

optimal terhadap kinerja manajemen. Semakin besar kepemilikan oleh institusi

Page 57: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

36

keuangan maka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan institusi

kuangan untuk mengawasi manajemen sehingga kemungkinan perusahaan

menghadapi kondisi kesulitan keuangan dapat diminimalkan (Mayangsari, 2015).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bodroastuti (2009), membuktikan bahwa

kepemilikan institusional tidak signifikan terhadap kemungkinan terjadinya

kesulitan keuangan. Kepemilikan institusional diharapkan akan mendorong

peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen,

sehingga biaya agensi dapat diminimalkan. Nur DP (2007) menyatakan bahwa

kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kesulitan keuangan perusahaan.

Hal ini berarti bahwa peningkatan kepemilikan institusional dalam perusahaan

akan mendorong semakin kecilnya potensi kesulitan keuangan. Keadaan tersebut

disebabkan semakin besar kepemilikan institusional akan semakin besar monitor

yang dilakukan terhadap perusahaan yang pada akhirya akan mampu mendorong

semakin kecilnhya potensi kesulitan keuangan. Maka dihasilkan hipotesis sebagai

berikut.

H5 : Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap financial distress.

2.4.6. Pengaruh Komite Audit Terhadap Financial Distress

Jumlah komite audit merupakan mekanisme good corporate governance

yang dapat menghindari terjadinya permasalahan keuanagan karena keberadaan

komite audit yang efektif dapat mengubah kebijakan yang berbeda dalam

pencapaian laba akuntansi beberapa tahun kedepan. Efektivitas komite audit dapat

akan meningkat jika ukuran komite meningkat, karena komite memiliki sumber

Page 58: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

37

daya lebih untuk menangani masalah-masalah yang dihadapi perusahaan (Fuad,

2013). Untuk membuat komite audit yang efektif dalam mengelola perusahaan,

komite harus memiliki anggota yang cukup dan berkompeten untuk melaksanakan

tanggung jawab perusahaan. Menurut Hanifah (2013) komite audit merupakan

mekanisme corporate governance yang diasumsikan mampu mengurangi masalah

keagenan yang timbul pada suatu perusahaan apabila terjadi terus menerus dapat

menimbulkan financial distress pada perusahaan. Berdasarkan argumen diatas,

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H6 : Komite audit berpengaruh negatif terhadap financial distress.

2.4.7. Biaya Agensi Manajerial Terhadap Financial Distress

Biaya agensi (agency cost) adalah biaya yang berkaitan dengan

pemantauan tindakan manajemen guna menjamin agar tindakan tersebut konsisten

dengan kesepakatan kontrak diantara manajer, pemegang saham, dan kreditor

(Williandri, 2011). Biaya agensi manajerial muncul akibat adanya pemisahan

pengendalian dan kepemilikan. Pelaksanaan corporate governance yang buruk

dapat meningkatkan biaya agensi manajerial dan menyebabkan infisiensi ekonomi

pada perusahaan. Manajer yang merupakan agen pemegang saham cendrung

menggunakan sumber daya secara eksploitatif untuk memenuhi tujuan mereka.

Penggunaan sumber daya secara besar-besaran oleh manajer tidak menjamin

tercapainya tecapainya kinerja yang baik dan memungkinkan terjadinya moral

hazard, selain itu apabila penggunaan sumber daya berlebihan tidak seimbang

dengan peningkatan kinerja perusahaan dapat menyebabkan stabilitas perusahaan

terganggu (Fadhilah, 2013). Menurut Fadhilah dan Syarifuddin (2013) Biaya

Page 59: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

38

agensi manajerial mecakup biaya untuk pengawasan oleh pemegang saham, biaya

yang dikeluarkan oleh manjemen untuk menghasilkan laporan yang transparan,

termasuk biaya audit independen dan pengendalian internal serta biaya yang

disebabkan karena menurunnya nilai kepemilkikan pemegang saham.

Biaya agensi manajerial yang berlanjut dapat membebani keuangan perusahaan

dan mengakibatkan terjadinya financial distress. Maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut.

H7 : Biaya agensi manajerial berpengaruh positif terhadap kemungkinan

terjadinya kondisi financial distress.

Page 60: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Variabel Penelitian

3.1.1. Variabel independen

3.1.1.1. Ukuran Dewan Direksi

Dewan direksi sangat penting di dalam corporate governance yang

bertugas dan bertanggungjawab secara penuh dalam mengelola perusahaan.

Masing-masing anggota direksi dapat melaksanakan tugas dan mengambil

keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya (Wardhani, 2006).

Ukuran dewan direksi dilihat dari laporan tahunan perusahaan masing-masing.

Dewan direksi dalam penelitian ini diukur dengan menghitung jumlah anggota

dewan direksi yang ada dalam perusahaan.

3.1.1.2. Ukuran Dewan Komisaris

Menurut Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia,

jumlah anggota dewan komisaris harus disesuaikan dengan kompleksitas

perusahaan dengan tetap memperhatikan efektifitas dalam pengambilan

keputusan. Dalam penelitian ini, ukuran dewan komisaris diukur dengan

menghitung jumlah dewan komisaris yang ada dalam perusahaan pada perode t

Page 61: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

40

(Wardhani, 2006). Mengukur dewan komisaris dilihat dari laporan tahunan

perusahaan yang mencatat berapa jumlah dewan komisaris pada perusahaan.

3.1.1.3. Proporsi Dewan Komisaris Independen

Komisaris independen diperlukan untuk mengawasi jalannya perusahaan

dan untuk memastikan bahwa perusahaan telah melaksanakan corporate

governance. Komisaris independen merupakan anggota komisaris perusahaan

yang bukan pemegang saham mayoritas, tetapi dapat sebagai penengah dalam

masalah keagenan. Variabel ini diukur berdasarkan persentase komisaris

independen dalam struktur dewan komisaris perusahaan.

Komisaris independen : Jumlah komisaris independen x 100%

Total anggota dewan komisaris

3.1.1.4. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial didefinisikan sebagai kepemilikan saham yang

dimiliki oleh manajer, direktur, dan komisaris yang diukur dari jumlah saham

manajemen. Variabel ini diukur dengan menggunakan rasio antar jumlah saham

yang dimiliki manajer ataudireksi dan dewan komisaris terhadap total saham yang

beredar (Rustendi dan Jimmi, 2008). Menurut Wardhani (2006) kepemilikan

manajerial diukur dari persentase tingkat kepemilikan dewan direksi dan dewan

komisaris.

Kepemilikan manajerial : Jumlah saham pihak manajerial x 100%

Total saham beredar

Page 62: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

41

3.1.1.5. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh

institusi atau pendiri perusahaan, bukan institusi pemegang saham publik.

Kepemilikan institusional diukur dengan menggunakan rasio antara jumlah

lembar saham yang dimiliki oleh institusi terhadap jumlah lembar saham

perusahaan yang beredar secara keseluruhan (Ujiyantho dan Pramuka,2007).

Kepemilikan institusional = Jumlah saham yang dimiliki x 100%

Total saham beredar

3.1.1.6. Komite Audit

Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris yang

bertugas untuk membantu dewan komisaris untuk menjalankan tugas dalam

penelitian laporan keuangan dan tanggung jawab pengawasan dalam perusahaan.

Didalam komite audit harus ada salah satu anggota yang mempunyai kemampuan

akuntansi dan keuangan. Penelitian ini mengukur komite audit dengan

membandingkan banyaknya komite audit independen dengan seluruh komite

audit.

Komite Audit = jumlah anggota komite audit independen x 100%

jumlah seluruh anggota komite audit

3.1.1.7. Biaya Agensi Manajerial

Biaya agensi manajerial muncul akibat adanya pemisahan pengendalian

dan kepemilikan. Pelaksanaan corporate governance yang buruk dapat

meningkatkan biaya agensi manajerial dan menyebabkan inefisiensi ekonomi

Page 63: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

42

pada perusahaan (Fadhilah,2013). Dalam penelitian ini pengukuran biaya agensi

manajerial berdasarkan rasio beban administrasi dan umum terhadap total

penjualan. Biaya yang dikeluaran pemegang saham untuk menghindari konflik

keagenan semuanya masuk kedalam biaya administrasi. Maka diukur dengan

menggunakan biaya administrasi dengan pendapatan/ penjualan.

Biaya Agensi Manajerial = biaya administrasi x 100%

penjualan atau pendapatan

3.1.2. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial distress atau

kesulitan keuangan. Model Altman Z-score dipergunakan untuk membantu

memprediksi bagaimana perusahaan yang diteliti ditahun yang akan akan. Artinya

Altman Z-score berguna untuk memprediksi kebangkrutan disuatu perusahaan.

Model Z-score dikembangkan oleh Edward I. Almant pada tahun 1986, sehingga

disebut dengan sebutan Almant Z-score. Model ini merupakan model multivariate

dan dikenal dengan sebutan Multivariate Discriminant Analysis. Model ini

digunakan untuk mengetahui apakah suatu perusahaan berpotensi mengalami

kebangkrutan atau tidak. Model ini mengalami pembaharuan pada tahun 1984

yaitu menyesuaikan dengan kondisi ekonomi dibeberapa negara (Supardi dan

Mastuti, 2003).

Perhitungan menggunakan persamaan ini dapat dilakukan untuk

menganalisis perusahaan BUMN yang terdaftar di bursa efek Indonesia apakah

perusahaan mempunyai kemungkinan untuk mengalami financial distess atau

aman dari resiko kebangkrutan. Menurut Gamayuni (2011) model Z-score

Page 64: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

43

terbukti akurat untuk memprediksi kebangkrutan pada 2, 3 dan 4 tahun sebelum

terjadinya kebangkrutan. Menurut Mastuti, Saifi dan Azizah (2012) Pada metode

analisis kebangkrutan almant z-score, hasil skor z dipengaruhi oleh lima rasio

X1,X2,X3,X4,X5. Semua koefisien bernilai positif sehingga semakin kecil rasio-

rasio dalam formula tersebut, maka akan memperbesar kemungkinan perusahaan

mengalami kesulitan keuangan yang mengarah pada anacaman kebangrutan.

Dimana score z dapat diketahui berdasarkan titik cut-off yang sudah ditentukan

yaitu sedang dalam kondisi sehat (Z>2,99), rawan kebangkrutan (1,80 sampai

dengan 2,99), dan berpotensi bangkrut (Z<1,80).

Model yang dikembangkan selama ini adalah model yang digunakan untuk

menganalisis prediksi kebangkrutan pada perusahaan industri manufaktur. Model

ini juga dapat diterapkan pada perusahaan industri nonmanufaktur dengan jalan

memodifikasi formula. Untuk mengerjakannya komponen pertama sampai

keempat (X1 sampai dengan X4) dalam formula digunakan dan komponen kelima

(X5) diabaikan (Auchterlonie, 1997 dalam Sudiyatno dan Puspitasari, 2010).

.Pengukuran financial distress menggunakan model Almant Z-score yaitu model

prediksi kebangkrutan yang mempunyai 3 kategori yaitu perusahaan sehat,

berpotensi bangkrut atau perusahaan pada grey area. Dalam penelitian Christyan

(2017) Model Z-Score menggunakan metode Multiple Discriminant Analysis

dengan lima jenis rasio keuangan yaitu:

1. Working Capital to Total Assets Ratio (X1) adalah proporsi modal kerja bersih

(selisih aktiva lancar dengan hutang lancar) terhadap total aktiva, dan diukur

dalam satuan persen. Rumus (Gamayuni, 2011) :

Page 65: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

44

Working Capital to Assets Ratio = (Current Assets – Current Liabilities) x 100%

Total Assets

2. Retained Earning to Total Assets Ratio (X2) adalah proporsi laba ditahan

terhadap total aktiva, dan diukur dalam satuan persen.Rumus (Altman, 2000) :

Retained Earning to Assets Ratio = Retained Earning x 100%

Total Assets

3. Earning Before Interest and Taxes to Total Assets Ratio (X3) adalah proporsi

laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aktiva, dan diukur dalam satuan

persen. Rumus (Altman, 2000) :

Earning Before Interest anf Tax to Total Assets Ratio= EBIT x 100%

Total Assets

4. Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities (X4) adalah proporsi

nilai pasar sekuritas tehadap nilai pasar utang, dan diukur dalam satuan persen.

Rumus (Altman, 2000) :

Market Value of Equity to Book Value of Liabilities = Market Value of Equity x 100%

Book Value of Total Liabilities

5. Sales to Total Assets (X5) adalah proporsi penjualan terhadap total aktiva dan

diukur dalam satuan persen. Rumus (Almant, 2000) :

Sales to Total Assets = Sales x 100%

Total Asset

Untuk perusahaan manufaktur, menggunakan formula yang terdiri dari 5

koefisien, yakni: :

Z-score = 1,2 (X1) + 1,4 (X2) +3,3 (X3) + 0,6 (X4) + 1 (X5)

Untuk memprediksi tingkat kesehatan kinerja keuangan perusahaan sektor

manufaktur dalam model Z-Score ini adalah Z-Score > 3,00 diklasifikasikan

Page 66: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

45

sebagai perusahaan sehat, Z-Score < 1,80 diklasifikasikan sebagai perusahaan

yang berpotensi bangkrut dan Z-Score = 1,81 - 3,00 perusahaan diklasifikasikan

sebagai perusahaan pada grey area (Altman, 2000).

Untuk perusahaan non-manufaktur, menggunakan formula yang terdiri dari 4

koefisien , yakni:

Z-score = = 6,56 (X1) + 3,26 (X2) +6,72 (X3) + 1,05 (X4)

Rumus X5 pada perusahaan non manufaktur dihilangkan karena perputaran aset

pada perusahaan non manufaktur tidak memiliki pengaruh yang berati

dibandingkan perusahaan manufaktur.

Untuk memprediksi tingkat kesehatan kinerja keuangan perusahaan sektor

manufaktur dalam model Z-Score ini adalah Z-Score > 2,60 diklasifikasikan

sebagai perusahaan sehat, Z-Score < 1,10 diklasifikasikan sebagai perusahaan

yang berpotensi bangkrut serta Z-Score =1,10- 2,60 perusahaan diklasifikasikan

sebagai perusahaan pada grey area (Altman, 2000). Terlihat bahwa X5 tidak

digunakan pada perusahaan nonmanufaktur, umumnya menawarkan service dan

bukan menjual barang. Nilai X5 menggambarkan assets turnover yang filosofinya

adalah memahani seberapa efisien aset yang dimiliki dapat memberikan

pendapatan. Pada perusahaan service, fixed asset biasanya tidak berhubungan

langsng dengan pendapatan. Oleh karena itu pada perusahaan nonmanufaktur,

nilai aseets turnover seringkali tidak memberikan informasi yang cukup berarti

(Sagho dan Merkusiwati, 2015).

Page 67: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

46

3.2 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder ,dimana data

berupa laporan keuangan tahunan perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI pada

periode 2014-2016. Data tersebut dapat diperoleh dengan mengkases situs web

www.idx.co.id dan situs perusahaan yang bersangkutan.

3.3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi penelitian ini adalah perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2014-2016. Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada

metode purposive sampling, yaitu dengan menggunakan beberapa kriteria tertentu

yang harus dipenuhi perusahan agar dapat digunakan sebagai sampel. Kriteria

penarikan sampel yang diterapkan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan BUMN yang terdapat di BEI pada Tahun 2014 - 2016.

2. Perusahaan yang memiliki data laporan keuangan yang telah diaudit periode

yang berakhir 31 Desember 2014-2016.

3. Menggunakan mata uang rupiah sebagai mata uang dalam pelaporannya.

Terdapat 20 perusahaan BUMN yang akan diteliti sebagai sampel.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data berasal dari laporan keuangan tahunan

perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) setiap akhir

tahun selama masa penelitian yaitu dari tahun 2014 sampai 2016. Data dalam

penelitian ini dikumpulkan dengan mengumpulkan data empiris dan studi pustaka.

Pengumpulan data empiris dilakukan dengan mengumpulkan sumber data yang

Page 68: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

47

dibuat oleh perusahaan seperti laporan tahunan perusahaan. Studi pustaka

menggunakan beberapa literatur seperti jurnal, artikel, dan literatur lain yang

berhuibungan dengan pembahasan dalam penelitian ini.

3.5. Teknik Analisis Data

Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu

data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), deviasi standar, maksimum, dan

minimum. Pada penelitian ini analisis statistik dilakukan pada variabel dependen

yaitu kesulitan keuangan dan variabel independen yaitu dewan direksi, dewan

komisaris, proporsi dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional, komite audit dan biaya agensi manajerial yang

merupakan mekanisme corporate governance.

3.5.1 Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Regression Analysis)

Dalam upaya menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka

digunakan analisis regresi linear berganda (Multiple Regression). Analisis regresi

pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat)

dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/bebas), dengan

tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai-

nilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui

(Ghozali, 2005).

Untuk regresi yang variabel independennya terdiri atas dua atau lebih,

regresinya disebut juga regresi berganda. Oleh karena variabel independen diatas

mempunyai variabel yang lebih dari dua, maka regresi dalam penelitian ini

Page 69: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

48

disebut regresi berganda. Persamaan Regresi dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen atau bebas.

Persamaan uji regresi linier berganda :

Y = α + b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+b5X5+ b6X6+b7X7+e

Keterangan:

Y = Financial Distress

X1 = Dewan Direksi

X2 = Dewan Komisaris

X3 = Proporsi Dewan Komisaris Independen

X4 = Kepemilikan Manajerial

X5 = Kepemilikan Institusional

X6 = Komite Audit

X7 = Biaya Agensi Manajerial

α = Konstanta

b1, b2,b3,b4.. = Koefisien regresi

e = Standar eror

3.5.2 Uji (Parsial) t

Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas

secara parsial atau individual terhadap variabel terikat. Kriteria yang digunakan

adalah :

a) H0: suatu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

Page 70: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

49

b) H1 : suatu variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel

dependen.

Sedangkan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

a) Taraf signifikan (a = 0,05).

b) Distribusi t dengan derajat kebebasan (n – k).

c) Apabila thitung> ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

d) Apabila thitung< ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

3.5.3 Koefisien Determinasi Berganda

Uji koefisien determinasi berganda digunakan untuk mengetahui besarnya

pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan

pengolahan data melalui SPSS, koefisien determinasi ganda (R²) adalah angka

yang menunjukkan berapa % variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel-

variabel independen, atau dari 100% variabel l- variabel yang berpengaruh

terhadap variabel dependen, sekian % dipengaruhi oleh variabel dependen,

sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui karena

tidak dimasukan kedalam data. Semakin besar nilai koefisien determinasi ganda

(R²), maka sangat kuat dan sempurna model tersebut. Sebaliknya jika semakin

kecil (0) nilai koefisien determinasi ganda (R²), maka semakin buruk model

tersebut. Secara umum dapat dikatakan bahwa besarnya koefisien determinasi

ganda (R²) berada 0 sampai 1 atau 0 < R² < 1.

Page 71: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

50

3.6. Uji Asumsi Klasik

3.6.1. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel dependen maupun independen mempunyai distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati

norma. Dalam penelitian ini digunakan cara analisis plot grafik histogram dan uji

kolmogorov-smirnov (uji K-S).Analisis normalitas data dengan menggunakan

grafik histogram dilakukan dengan cara melihat apakah posisi histogram berada di

tengah-tengah atau tidak. Apabila posisi histogram sedikit menceng ke kiri

ataupun ke kanan, maka data tidak berdistribusikan secara normal. Sedangkan

analisis normalitas dengan menggunakan uji K-S dilakukan dengan melihat nilai

probabilitas signifikansi atau asymp. Sig (2-talied). Sebelumnya perlu ditentukan

terlebih dahulu hipotesis pengujian, yaitu:

Hipotesis Nol (H0) : data terdistribusi secara normal.

Hipotesis Alternatif (HA) : data tidak terdistribusi secara normal.

Apabila nilai probabilitas signifikansi kurang dari nilai ∝= 0,05, maka data

tidak terdistribusi secara normal. Apabila nilai probabilitas signifikansi lebih dari

∝= 0,05, maka data terdistribusi secara normal.

3.6.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana di antara dua variabel

independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linear yang sempurna

atau mendekati sempurna. Tujuan dari uji multikolinieritas adalah untuk menguji

Page 72: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

51

adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen

saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal

adalah variabel independen sama dengan nol.Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolinieritas di dalam model regresi adalah dengan cara melihat nilai variance

inflation factor (VIF). Jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka terjadi

multikolinieritas.

3.6.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas.

Model inilah yang diharapkan terjadi. Jika variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lainnya berbeda, maka terjadi heteroskedastisitas.

3.6.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi linier

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2011). Autokorelasi muncul

karena karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain

(Ghozali, 2011). Jika nilai Durbin Watson (DW hitung) lebih besar dari nilai du

dan lebih kecil dari 4 – du sesuai tabel Durbin Watson (untuk jumlah sampel dan

tingkat signifikansi yang telah ditentukan) maka tidak terjadi autokorelasi

Page 73: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

52

(Ghozali, 2011). Pengambilan keputusan dengan Durbin Watson dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 3.1

Tabel Keputusan Durbin Watson

DW Kesimpulan

du< dw < 4 – du

0 < dw <dL

4 – dL ≤ dw ≤ 4

dL ≤ dw ≤ dL

(4 – du) ≤ dw ≤ (4 – dL)

Tidak ada autokorelasi

Ada autokorelasi positif

Ada autokorelasi negatif

Tidak bisa disimpulkan

Tidak bisa disimpulkan

Page 74: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dari bab sebelumnya mengenai

pengaruh mengenai pengaruh dewan direksi, dewan komisaris, proporsi komite

independen, kepemilikian manajerial, kepemilikan institusional, komite audit, dan

biaya agensi manajerial terhadap Financial Distress pada perusahaan BUMN

yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016 , maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut :

1. Variabel dewan direksi mempunyai pengaruh negatif tetapi tidak

signifikan, karena tingkat signifikan nya sebesar 0,065>0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa dewan direksi tidak berpengaruh terhadap financial

distress. Oleh karena itu, hipotesis pertama yang menyatakan “dewan

direksi berpengaruh negatif terhadap financial distress”, ditolak.

2. Variabel dewan komisaris mempunyai pengaruh positif tetapi tidak

signifikan karena tingkat signifikan nya sebesar 0,084>0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap financial

distress. Oleh karena itu, hipotesis pertama yang menyatakan “dewan

komisaris berpengaruh negatif terhadap financial distress”, ditolak.

Page 75: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

79

3. Variabel proporsi dewan komisaris independen mempunyai hubungan

positif tetapi tidak signifikan karena tingkat signifikan nya sebesar

0,060>0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa dewan komisaris independen

tidak berpengaruh terhadap financial distress. Oleh karena itu, hipotesis

pertama yang menyatakan “dewan komisaris independen berpengaruh

negatif terhadap financial distress”, ditolak.

4. Variabel Kepemilikian manajerial mempunyai pengaruh negatif dan

signifikan dengan tingkat signifikan 0,029<0,05. Maka dapat disimpulkan

bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap financial distress.

Oleh karena itu, hipotesis pertama yang menyatakan “kepemilikan

manajerial berpengaruh negatif terhadap financial distress”, diterima.

5. Variabel Kepemilikian institusional mempunyai pengaruh positif tetapi

tidak signifikan dengan tingkat sigifikan 0,575>0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap

financial distress. Oleh karena itu, hipotesis pertama yang menyatakan

“kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap financial

distress”, ditolak.

6. Variabel komite audit mempunyai pengaruh negatif tetapi tidak signifikan

dengan tingkat signifikan sebesar 0,424>0,05. Maka dapat disimpulkan

bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap financial distress. Oleh

karena itu, hipotesis pertama yang menyatakan “komite audit berpengaruh

negatif terhadap financial distress”, ditolak.

Page 76: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

80

7. Variabel Biaya agensi manajerial mempunyai pengaruh negatif dan

signifikan dengan tingkat signifikan sebesar 0,023<0,05. Hal ini

menunjukan bahwa biaya agensi manajerial berpengaruh terhadap

financial distress. Oleh karena itu, hipotesis pertamma yang menyatakan

“biaya agensi manajerial berpengaruh positif terhadap financial distress”,

ditolak.

5.2 Keterbatasan Penelitian

1. Peneliti hanya menggunakan 1 model prediksi kebangkrutan saja yaitu

model almant z-score, belum mencoba degan model yang lain.

2. Peneliti hanya menggunakan sampel perusahaan BUMN yang terdaftar di

BEI , sehingga penelitian belum dapat digeneralisasikan ke sektor yag lain.

3. Jumlah sampel dan periode terbatas hanya menggunakan periode tahun

2014-2016 sehingga hanya didapatkan sebanyak 51 sampel.

5.3 Saran

1. Diharapkan pada penelitian yang akan datang untuk menambah objek

penelitian lainnya, tidak terbatas pada perusahaan BUMN tetapi juga

perusahaan atau sektor lain sehingga meningkatkan distribusi data yang

lebih baik.

2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel lainnya

sebagai variabel independen karena sangat dimungkinkan variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini dapat berpengaruh kuat

terhadap Financial Distress dan menambah periode waktu.

Page 77: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

81

3. Penambahan periode waktu dapat dipertimbangkan bagi penelitian

selanjutnya agar jumlah sampel bertambah sehingga dapat memberikan

hasil yang lebih bervariasi.

Page 78: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

DAFTAR PUSTAKA

Altman, Edward I.2000. Predicting Financial Distress of Companies.Revisting the and Z-score ZETA models.

Almillia LS, 2004. Analisis Faktor-faktor Yang mempengaruhi KondisiFinancial Distress Suatu Perusahaan Yang Terdaftar Di BEJ. JurnalRiset Akuntansi Indonesia. Vol.7, No.1.

Bodroastuti, Tri. 2009. Pengaruh Struktur Corporate Governance terhadapFinancial Distress. Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen, Ekonomi.Vol.1, No.1, Hal.87-105.

Brigham, Eugene F., dan Daves, Philip R., 2004, Intermediate FinancialManagement, Eight Editio. Thomson, South-Western, Mason, Ohio,USA

Christyan, Kevin. 2017. Analisis Penggunaan Model Z-Score pada PerusahaanYang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Fakultas Ekonomi danBisnis UNILA : Lampung.

Damodaran, Aswath. 2001. Corporate Finance : Theory and Practice. 2nd ed.USA: John Wiley & Sons, Inc.

Darwis, Hermawan. 2009. Corporate Governance Terhadap KinerjaPerusahaan. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol. 13, No. 3September 2009, Hal 418-430.

Deviacita, A. W. 2012. Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate GovernanceTerhadap Financial Distress. Diponegoro Journal of Accounting. Vol.1, No.1 , Hal 1-15.

Dewi, Ni Nyoman Kristiana dan Jadti, I Ketut. 2014. Pengaruh KarakteristikEkdekutif, Karakteristik Perusahaan dan Dimensi Tata Kelolaperusahaan yang Baik Pada Tax Avoidance di Bursa Efek Indonesia.ISSN: 2302-8556. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.6,No.2 ,Hal 249-260.

Elloumi dan Gueyie. 2001. Financial Distress and Corporate Governance : AnEmpirical Analysis, MCB Universitas Press.

Ernawati, Endang & Puspitasari, Filia. 2010. Pengaruh Mekanisme CorporateGovernance Terhadap Kinerja Keuangan Badan Usaha. JurnalManajemen Teori dan Terapan. Vol. 3, No.2, pp. 189-215.

Fadhilah, Fauziah Nurul dan Syarifuddin, Muchamad (2013). Analisispengaruh Karakteristik Corporate Governance Terhadap KemungkinanFinancial Distress. Journal of Accounting. Vol.2, No.2, Hal 1.

Page 79: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

Fama, E. F. Dan M.C Jensen, 1983. Separation of Ownership and Control,Journal of Law and Economics. Vol.26 , pp 301-325.

Febriani, Maria Ulfah. 2013. Analisis Z-score Untuk Memprediksi FinancialDistress Pada Perusahaan Pulp And Paper. Jurnal Ilmu dan RisetAkuntansi.Vol. 2, No. 2.

Forum of Corporate Governance in Indonesia (FCGI). 2002. Peranan DewanKomisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance(Tata Kelola Perusahaan).

Fuad, D. S., 2013, Pengaruh Corporate Governance dan Firm Size terhadapPerusahaan yang Mengalami Kesulitan Keuangan (Financial Distress).Diponegoro Journal of Accounting 2. Vol. 3, pp:2337-3806.

Gamayuni, Rindu Rika. 2011. Analisis Ketepatan Model Almant sebagai Alatuntuk Memprediksi Kebangkrutan (Studi Empiris pada PerusahaanManufaktur di BEI). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 16 No.2.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang:Badan Penerbit UNDIP.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gitman, Lawrence. 2009. Principles of Manajerial Finance. United States :Pearson Addisom Wesley.

Hanafi, Jeffry dan Brealiastiti, Ririn. Peran Mekanisme Good CorporateGovernance dalam Mencegah Perusahaan Mengalami FinancialDistress. Jurnal . Vol.1, No.1, pp.195-220.

Hanifah, O.E. dan Purwanto, A. 2013. Pengaruh Struktur CorporateGovernance Dan Financial Indicators Terhadap Kondisi FinancialDistress. Dipenogoro Journal of Accounting. Vol. 2, No.2, Hal 1-15.

Hapsari, Evanny Indri. 2012. Kekuatan Rasio Keuangan Dalam MemprediksiKondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur di BEI. JurnalDinamika Manajemen. Vol.3, No.2, 2012, pp 101-109.

Jensen, M.C. dan William Meckling. 1976. Theory of the firm: Managerialbehavior, agency costs, and capital structure. Journal of FinancialEconomics.

KNKG (Komite Nasional Kebijakan Governance). (2006). Pedoman UmumGood Corporate Governance Indonesia. Jakarta.

Kusanti, Okta. 2015. Pengaruh Good Corporate Governance dan RasioKeuangan terhadap Financial Distress. Jurnal Ilmu dan Riset akuntansiVol. 4 No. 10. STIESA : Surabaya.

Page 80: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

Kristanti, Martina Eny dan Muchamad Syafruddin. 2012. PengaruhKarakteristik Komite Audit Pada Kondisi Financial DistressPerusahaan, Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar DiBursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010. Diponegoro Journal ofAccounting. Vol. 1. No. 2. Tahun 2012. Hal 1-14.

Mastuti, F., Saifi, M., & Azizah, D. 2012. Almant Z-score Sebagai Salah SatuMetode Dalam Menganalisis Estimasi Kebangkrutan Perusahaan (StudiPada Perusahaan Plastik dan Kemasan yang Terdaftar (Listing) di BursaEfek Indonesia periode tahun 2010 sampai 2012. Jurnal IlmuAdministrasi Universitas Brawijaya. Hal 1-10.

Mayangsari, Lillananda Putri. 2015. Pengaruh Good Corporate Governancedan Kinerja Keuangan Terhadap Financial Distress. Jurnal IlmuManajemen dan Akuntansi Vol.4 No.4 .STIESIA : Surabaya.

Nur DP, Emrinal. 2007 Analisis Pengaruh Praktek Tata Kelola Perusahaanterhadap Kesulitan Keuangan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 9 No.1,pp. 88-102.

Patunrui, Katarina Intan & Yati, Sri. 2017. Analisis Penilaian FinancialDistress Mengguanakan Model Almant Z-score Pada PerusahaanFarmasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015.Jurnal Akuntansi. Vol. 5, No. 1, hal 55-71.

Rustendi, T dan Farid J. 2008. Pengaruh Hutang dam Kepemilikan ManajerialTerhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur (Survey PadaPerusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta). JurnalAkuntansi FE Universitas Siliwang, Vol. 3, No.1.

Sagho, Maria F dan Merkusiwati, Ni Ketut. 2015. Penggunaan Metode AlmantZ-score Modifikasi Untuk Memprediksi Kebangkrutan Bank YangTerdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Bali : Jurnal Akuntansi UniversitasUdayana. Vol.11, No. 3, Hal 730-742.

Scott, W. R. 2012. Financial Accounting Theory 6th edition. Toronto: PearsonEducation Canada.

Sudiyanto, Bambang & Puspitasari, Eka. 2010. Tobin’s Q dan Almant Z-scoreSebagai Indikator Pengukuran Kinerja Perusahaan. Kajian Akuntansi.Vol.2, No. 1, Hal 9-21.

Sujoko & Soebiantoro, Ugi. 2007. Pegaruh Struktur Kepemilikan Saham,Leverage, Faktor Intern, dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan.Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9, No. 1, h.41-48.

Supardi dan Mastuti, Sri. 2003. Validitas Penggunaan Z-score Almant UntukMenilai Kebangkrutan Perusahaan Perbankan Go Public di Bursa EfekJakarta, Kompak, Januari-April.

Page 81: ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE …digilib.unila.ac.id/32880/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pendidikan Dasar di SDN 1 Sukaraja, Gedong Tataan dan lulus pada tahun

Syafitri, Tria., Nuzula, Nila F & Nurlaily, Ferina. 2018. Pengaruh GoodCorporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan (Studi padaPerusahaan Industri Sub Sektor Logam dan Sejenisnya yang Terdaftardi BEI periode 2012-2016). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 56, No.1.

Syilviana & Rachmawati. 2016. Analisis kebangkrutan Dengan MenggunakanModel Altman Z Score pada Perusahaan Asuransi yang Go Public diBursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol.1, No.1.

Thohari, Sudjana dan Zahroh. 2015. Prediksi Kebangkrutan MenggunakanAnalisis Model Z-score (Studi Pada Subsektor Textile Mill ProductsYang terdaftar di BEI Periode 2009-2013). Jurnal Administrasi Bisnis(JAB) Vol.28 , No.1.

Triwahyuningtyas, Meilinda, 2012. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan,Ukuran Dewan, Komisaris Independen, Likuiditas dan LeverageTerhadapTerjadinya Financial Distress (Studi pada PerusahaanManufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010).Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro. Vol.1, No.1, Hal1-14.

Ujiyantho, Arief, M, dan Pramuka, B. A. 2007. Mekanisme CorporateGovernance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuanagan, SimposiumNasional Akuntansi X, AKPM-01: 1-26. Universitas Diponegoro.Semarang.

Wardhani, Ratna. 2007. Mekanisme Corporate Governance Dalam Perusahaanyang Mengalami Permasalahan Keuangan. Jurnal Akuntansi danKeuangan Indonesia. Vol.4, No. 1, Hal 95-114.

Wiiliandri, Rully, 2011. Pengaruh Blockholder Ownership dan Firm SizeTerhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal Ekonomi Bisnis, No. 2,Hal. 95-112.

www.bareksa.com/id/text/2017/09/29/menilik-strategi-efisiensi-pln-hingga-2026-di-tengah-pertumbuhan-pelanggan/16807/news

www.idx.co.id

www.itokindo.org