analisis pengaruh faktor lingkungan terhadap prestasi akademik mahasiswa jurusan

Upload: alfathurrahman592

Post on 19-Jul-2015

1.346 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

ANALISIS PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNP MENGGUNAKAN REGRESI LINIER BERGANDA

TUGAS AKHIRUntuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya

YULIZEN BAHMI NIM 08021

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG2011

ABSTRAK Yulizen Bahmi : Analisis Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA UNP Menggunakan Regresi Linier Berganda Lingkungan dan diri sendiri ibarat dua sisi dari mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Lingkungan merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar. Belajar di Perguruan Tinggi, mahasiswa akan dihadapkan dengan lingkungan tempat tinggal, lingkungan sejawat mahasiswa, lingkungan akademik, dan lingkungan organisasi mahasiswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa jurusan matematika FMIPA UNP BP 2009, sebagian mahasiswa memandang faktor lingkungan berpengaruh secara positif dalam pencapaian hasil belajar yang baik, sebaliknya sebagian lagi memandang faktor lingkungan berpengaruh secara negatif. Lebih jauh mereka tidak tahu faktor manakah yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung dan seberapa besar pengaruh faktor lingkungan tersebut terhadap prestasi akademik. Perumusan Masalah dalam Tugas Akhir ini adalah bagaimana bentuk model regresi linier berganda dari pengaruh faktor lingkungan terhadap prestasi akademik mahasiswa jurusan matematika FMIPA UNP BP 2009 serta variabel apa saja yang berpengaruh secara langsung dari faktor lingkungan terhadap prestasi akademik mahasiswa jurusan matematika FMIPA UNP BP 2009? Penelitian ini diawali dengan survei yang disesuaikan dengan kajian teori dan dilanjutkan dengan penganalisisan dan pengolahan data, dimana dalam perhitungan analisis dan pegolahan data menggunakan software SPSS 15 dan MINITAB 14. Analisis yang digunakan yaitu regresi linier berganda. Dari hasil analisis dan pengolahan data terlihat bahwa model regresi linier berganda dari pengaruh faktor lingkungan terhadap prestasi akademik mahasiswa jurusan matematika FMIPA UNP BP 2009 yaitu: i = 1.11+0.0206X1 + 0.0326X2 + 0.00799X4 + i. Faktor lingkungan yang berpengaruh secara langsung terhadap prestasi akademik mahasiswa jurusan matmatika FMIPA UNP BP 2009 yaitu lingkungan tempat tinggal, lingkungan teman sejawat, dan lingkungan organisasi mahasiswa.

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul Analisis Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA UNP BP 2009 Menggunakan Regresi Linier Berganda. Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (AMd.) pada Program Studi Statistika Jurusan Matematika FMIPA UNP. Dalam pembuatan dan penyusunan tugas akhir ini, penulis mendapatkan bimbingan dan bantuan yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ibu Dra. Media Rosha, MSi, sebagai dosen Pembimbing sekaligus Penasehat Akademis yang telah memberikan bimbingan dan dorongan dalam menyelesaikan tugas akhir ini 2. Bapak Drs. Atus Amadi, M.Si, dan Ibu Dra. Helma, M.Si sebagai dosen Penguji Tugas Akhir 3. Bapak Drs. Lutfian Almash, M.S, sebagai Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNP 4. Ibu Dra Hj. Nonong Amalita, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Statistika Jurusan Matematika FMIPA UNP 5. Ibu Riry Sriningsih, S.Si, M.Sc dan Ibu Dra Rizka Ahmad, M.Pd Kons. Sebagai validator

6. Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu Dosen Jurusan Matematika FMIPA UNP 7. Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA UNP BP 2009 yang bersedia sebagai responden penelitian 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Semoga semua bimbingan, bantuan, dan doa yang diberikan menjadi amal ibadah yang diridhai Allah SWT. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, masukan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan di masa mendatang. Akhir kata penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat memberikan sumbangan pemikiran positif bagi setiap pembaca.

Padang,

Agustus 2011

Peneliti

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................. KATA PENGANTAR ................................................................................ DAFTAR ISI .............................................................................................. DAFTAR TABEL ...................................................................................... DAFTAR GAMBAR .................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................... B. Pembatasan Masalah ................................................................... C. Perumusan Masalah .................................................................... D. Pendekatan dan Pertanyaan Penelitian ........................................ E. Tujuan Penelitian ........................................................................ F. Manfaat Penelitian ...................................................................... BAB II KAJIAN TEORI A. Penelitian Survei ......................................................................... B. Faktor Lingkungan ..................................................................... 1. Lingkungan Tempat Tinggal ................................................. 2. Lingkungan Sejawat Mahasiswa ........................................... 3. Lingkungan Akademik ........................................................... 4. Lingkungan Organisasi Mahasiswa ....................................... C. Prestasi Akademik ......................................................................

i ii iv vi vii viii

1 8 8 9 9 10

11 13 14 16 17 18 21

D. Analisis Regresi Linier Berganda ................................................ E. Pembentukan Model ................................................................... BAB III METODOLOGI PENITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................ B. Populasi dan Sampel ................................................................... C. Variabel dan Data ....................................................................... D. Prosedur Penelitian ...................................................................... E. Instrumen Penelitian ................................................................... F. Teknik Analisis Data ................................................................... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................................... B. Pembahasan ................................................................................ BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. B. Saran .......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA

22 33

38 38 41 42 43 51

55 65

68 68 70

DAFTAR TABEL Tabel 1. Kondisi Faktor Lingkungan Yang diamati ............................................... 2. Populasi Penelitian .................................................................................. 3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ................................................................ 4. Uji Reliabilitas menggunakan software SPSS15 ..................................... 5. Nilai R2, S2, Cp Mallows dan Nilai PRESS dari Masing-Masing Variabel Pengaruh dan Kombinasinya .................................................................. 6. Calon Persamaan Terbaik ....................................................................... 7. Nilai VIF Variabel Pengaruh Pada Calon Persamaan Terbaik ................. 60 61 62 21 39 45 50

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Proses Penelitian Survei ......................................................................... 2. Plot Sebaran Data Yang Menunjukan Dua Variabel Memiliki Hubungan Yang Linier atau Tidak ........................................................................... 3. Plot Pencaran Data Yang Bersifat Autokorelasi dan Non autokorelasi .... 4. Plot Sebaran Yang Bersifat Homoskedastisitas dan Heteroskedastisitas... 5. Flowchart Proses Pembentukan Model... 26 27 29 34 11

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Tabulasi Data Hasil Survei Sampel Uji Coba .......................................... 2. Persetujuan Validator Oleh Penguji ......................................................... 3. Validasi Instrumen Penelitian Oleh Para Ahli .......................................... 4. Tabulasi Data Hasil Survei Sampel Penelitian ......................................... 5. Data Faktor Lingkungan dan IPK Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA UNP BP 2009 ............................................................................. 6. Plot Data Menggunakan Matrix Plot. 7. Uji Non autokorelasi Mennunakan Residual Plot. 8. Hasil Output Statistic Regressions Menggunakan MINITAB 14 .............. 9. Kuesioner Penelitian ............................................................................... 88 91 92 93 98 72 74 75 81

10. Tabel F.................................................................................................... 105 11. Tabel t ..................................................................................................... 106

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama, hal ini disebabkan karena setiap indvidu adalah perpaduan antara faktor genotipe (keturunan) dan fenotipe (lingkungan) yang akan membentuk ciri fisik dan karakternya. Faktor genotipe merupakan faktor keturunan yang diwariskan dari orang tua yang dibawa individu tersebut sejak lahir sementara faktor fenotipe merupakan faktor lingkungan yang merujuk pada lingkungan fisik seperti alam tempat tinggal dan lingkungan sosial dimana seseorang tersebut melakukan interaksi sosial. Mahasiswa merupakan bagian dari kelompok sosial yang selalu berinteraksi sosial baik di lingkungan sosial masyarakat maupun di lingkungan kampus. Di lingkungan kampus setiap mahasiswa dibina agar terbentuk dan berkembang menjadi pribadi terpelajar yang mempunyai wawasan, pengetahuan, keterampilan dan mempunyai sikap yang sesuai dengan nilai moral dan agama untuk berkehidupan yang maju dan bahagia serta dapat mencapai kesuksesan. Salah satu tolok ukur mahasiswa yang sukses adalah dengan melihat pada sisi sukses akademiknya. Sukses akademik dapat dinilai pada pencapaian prestasi akademik dari hasil belajar mahasiswa. Data kemampuan akademik mahasiswa berupa indeks prestasi dapat dijadikan sebagai salah satu alat untuk mengukur apakah seorang mahasiswa sukses akademik atau tidak. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kesuksesan akademik mahasiswa, antara lain faktor yang berasal dari dalam dan dari luar diri

mahasiswa. Faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa yaitu minat, kesiapan, motivasi, usaha, semangat, dan persepsi. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa adalah lingkungan. Lingkungan dan diri sendiri ibarat dua sisi dari mata uang. Diri sendiri tidak dapat dilepaskan dari lingkungan, sebaliknya lingkungan tidak terelakkan dan selalu mewarnai diri sendiri. Menurut Prayitno (2007: 123) dalam belajar di Perguruan tinggi mahasiswa akan dihadapkan dengan berbagai lingkungan meliputi: 1) lingkungan tempat tinggal, 2) lingkungan sejawat mahasiswa, 3) lingkungan akademik, dan 4) lingkungan organisasi kemahasiswaan. Lingkungan tempat tinggal merupakan lingkungan dimana mahasiswa tinggal dan bernaung dalam masa perkuliahannya. Lingkungan tempat tinggal mempengaruhi kehidupan akademik mahasiswa. Kondisi ruang belajar dan suasana sekitar apakah memberikan kenyamanan atau sebaliknya mengganggu ketenangan dalam belajar sehingga berefek pada kuantitas belajar mahasiswa. Pada akhirnya akan berdampak pada pencapaian prestasi akademik mahasiswa. Lingkungan sejawat mahasiswa diartikan sebagai lingkungan pergaulan antar sesama mahasiswa. Pergaulan diartikan sebagai suatu cara seseorang bergaul untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Bergaul dengan orang lain menjadi suatu kebutuhan yang sangat mendasar, bahkan bisa dikatakan suatu keharusan bagi setiap manusia yang masih hidup karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Dalam bergaul bersama teman sejawat, mahasiswa dihadapkan dengan berbagai kebiasaan dan karakter orang lain.

Kebiasaan dan karakter itu berpadu dalam pergaulan mahasiswa. Kebiasaan dan karakter yang baik dapat berpengaruh secara positif dan begitu pula sebaliknya. Lingkungan akademik merujuk pada lingkungan dimana mahasiswa melakukan kegiatan perkuliahan seperti belajar di ruang kelas, perpustakaan, dan laboratorium. Selain itu, lingkungan akademik bagi mahasiswa yaitu adanya interaksi antar mahasiswa, interaksi dengan dosen, interaksi dengan dosen pembimbing akademik, interaksi bagian akademik program studi, interaksi dengan bagian akademik jurusan, dan interaksi dengan bagian akademik fakultas. Kondisi sarana dan prasarana yang ada pada lingkungan kampus juga merupakan bagian dari lingkungan akademik. Terjalinnya hubungan yang baik antara mahasiswa dengan lingkungan akademik dapat memicu semangat dan motivasi mahasiswa dalam belajar sehingga dapat berpengaruh pada pencapaian prestasi akademik yang baik. Lingkungan organisasi mahasiswa adalah lingkungan organisasi yang beranggotakan mahasiswa, organisasi ini dapat berupa organisasi kemahasiswaan intra kampus, organisasi kemahasiswaan ekstra kampus ataupun ikatan mahasiswa kedaerahaan yang pada umumnya beranggotakan lintas kampus. Sebuah organisasi dapat terbentuk karena pengaruh oleh beberapah aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi mahasiswa merupakan wadah berkumpul, mengembangkan diri, dan berjuang bagi mahasiswa. Wawasan dan kemampuan kepemimpinan dapat ditumbuh-

kembangkan melalui aktivitas berorganisasi

Dalam interaksi dengan berbagai lingkungan seperti yang disebutkan diatas tidak selamanya berjalan dengan baik, terkadang menimbulkan hal-hal lain yang bersifat negatif. Hal ini menyebabkan terdapatnya berbagai pandangan

mahasiswa terhadap lingkungan namun sebagai makhluk sosial mahasiswa tidak akan bisa lepas dari interaksi ini. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 15-17 Maret 2011 dengan beberapa mahasiswa jurusan matematika, sebagian mahasiswa memandang lingkungan diatas berpengaruh secara positif dalam mendapatkan prestasi akademik yang bagus sebagian lagi memandang faktor tersebut diatas

berpengaruh secara negatif terhadap hasil belajarnya. Namun lebih lanjutnya mereka tidak mengetahui dari berbagai lingkungan tersebut manakah yang lebih mempengaruhi hasil belajarnya dan berapa besar pengaruhnya. Oleh sebab itu perlu diadakan analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan. Menyikapi fenomena sosial ini penulis ingin melakukan penelitian survei untuk mendapatkan data yang akan dianalisis untuk melihat hubungan dan pengaruh antara faktor lingkungan dengan pencapaian prestasi akademik mahasiswa. Menurut Singarimbun (2006: 3) penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok . Penelitian survei biasanya didasari atas minat seorang peneliti untuk mengungkapkan suatu fenomena sosial yang menarik perhatiannya. Selanjutnya dilakukan teknik pengumpulan informasi dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden. Dalam penelitian

survei agar fenomena sosial yang menjadi pusat perhatian peneliti dapat diteliti secara empiris maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti dan mempunyai nilai. Menurut Peter (2006: 48) terdapat tiga jenis hubungan antara variabel yaitu : 1. Hubungan Simetris, yaitu variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh yang lainnya. 2. Hubungan Timbal Balik, yaitu hubungan dimana suatu variabel dapat menjadi sebab dan juga akibat dari variabel yang lainnya. Hubungan timbal balik ini tidak dapat ditentukan mana yang menjadi sebab dan mana yang menjadi akibat. 3. Hubungan Asimetris yaitu hubungan antara variabel dimana satu variabel mempengaruhi variabel yang lainnya. Hubungan asimetris dapat digolongkan menjadi hubungan asimetris dua variabel yaitu variabel pengaruh dan variabel terpengaruh dan hubungan asimetris tiga variabel yaitu variabel pengaruh, variabel terpengaruh dan, variabel kontrol. Oleh karena faktor lingkungan mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa maka pada penelitian yang akan dilakukan ini hubungan antar variabelnya adalah hubungan asimetris dua variabel. Dimana variabel terpengaruh adalah prestasi akademik (indeks prestasi) mahasiswa dan variabel pengaruh yakni lingkungan tempat tinggal, lingkungan sejawat mahasiswa, lingkungan akademik, dan lingkungan organisasi mahasiswa. Berdasarkan pengalaman penulis, tahun dua perkuliahan adalah masa dimana mahasiswa ingin aktif dalam berbagai event kampus. Lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan organisasi seperti ikut dalam berbagai kepanitiaan organisasi kemahasiswaan, menjadi bagian dari struktur organisasi

kemahasiswaan yang memungkinkan mahasiswa berinteraksi dengan banyak orang yang berbeda sifat dan karakter sehingga terbentuk lingkungan sejawat

mahasiswa. Interaksi tersebut dapat membentuk pergaulan mahasiswa dalam kesehariannya. Selain itu mata kuliah yang mulai menjurus pada program studi masing-masing sehingga menuntut mahasiswa untuk tidak mengabaikan interaksi dengan lingkungan akademik. Sukmadinata (2003: 101) dalam (http://www.caneprairie.com) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah realisasi dari kecakapan-kecakapan potensi atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Prestasi belajar pada hakikatnya merupakan pencerminan dari usaha belajar. semakin baik usaha belajar semakin baik pula hasil prestasi belajar yang dicapai. Prestasi akademik dapat diukur dengan indeks prestasi mahasiswa. Oleh karena indeks prestasi merupakan hasil pengukuran maka digolongkan dalam data kontinu. Untuk melihat pengaruh faktor lingkungan terhadap pencapaian prestasi akademik mahasiswa dibutuhkan salah satu bidang ilmu statistika yaitu analisis regresi. Analisis regresi adalah analisis yang digunakan untuk menelaah hubungan antara peubah respon Y dengan satu atau lebih peubah bebas X i. Nur Iriawan (2006: 199) mengatakan bahwa model regresi dapat digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antar variabel pengaruh dan terpengaruh, dan model regresi juga digunakan untuk mengetahui pengaruh satu atau beberapa variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh. Dalam penelitian menggunakan analisis regresi, pada akhirnya peneliti akan mendapatkan dan menetapkan sebuah model. Dengan bantuan model dapat dipahami, diterangkan, dikendalikan dan kemudian diprediksikan kelakuan sistem yang diteliti. Model juga menolong peneliti dalam menentukan sebab akibat

antara dua atau lebih variabel. Secara umum model merupakan penyederhanaan dan abtraksi dari keadaan alam yang sesungguhnya. Peneliti mengharapkan bahwa model tersebut merupakan teori tentang cara kerja sistem yang diteliti. Rumusan hubungan tersebut, yang selanjutnya dinyatakan dalam bentuk hipotesis, seterusnya diuji berdasarkan data statistik yang dikumpulkan. Lingkungan tempat tinggal, lingkungan teman sejawat, lingkungan akademik, dan lingkungan organisasi mahasiswa merupakan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi prestasi akademik. Oleh karena penelitian ini bertujuan untuk melihat , mendeskripsikan dan memprediksikan hubungan dan pengaruh antara fakor lingkungan terhadap prestasi akademik maka digunakan analisis regresi. Faktor lingkungan sebagai variabel pengaruh dan prestasi akademik sebagai variabel terpengaruh. Oleh karena faktor lingkungan terdiri atas beberapa variabel pengaruh sehingga digunakan analisis regresi linier berganda. Untuk itu maka dilakukan survei dan selanjutnya dilihat hubungan dan pengaruh faktor lingkungan terhadap pencapaian prestasi akademik mahasiswa jurusan Matematika FMIPA UNP BP 2009, sehingga proposal penelitian ini berjudul Analisis Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Prestasi

Akademik Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA UNP Menggunakan Regresi Linier Berganda.

B. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh secara langsung maupun tidak langsung dari variabel-variabel pengaruh (lingkungan tempat tinggal, lingkungan

sejawat

mahasiswa,

lingkungan

akademik,

dan

lingkungan

organisasi

kemahasiswaan) terhadap variabel terpengaruh (prestasi akademik) mahasiswa jurusan matematika FMIPA UNP BP 2009 menggunakan analisis regresi linier berganda.

C. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah variabel apa yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung dari faktor lingkungan terhadap prestasi akademik mahasiswa jurusan Matematika FMIPA UNP BP 2009?

D. Pendekatan dan Pertanyaan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang diawali dengan survei yang diikuti dengan kajian teori dan dilanjutkan dengan penganalisisan dan pengolahan data. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner pada sampel penelitian yaitu berupa data lingkungan tempat tinggal, lingkungan sejawat mahasiswa, lingkungan akademik, dan lingkungan organisasi mahasiswa. Adapun pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk model regresi linier berganda dari pengaruh faktor lingkungan terhadap prestasi akademik mahasiswa jurusan Matematika FMIPA UNP BP 2009?

2. Variabel apa yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung dari faktor lingkungan terhadap prestasi akademik mahasiswa jurusan Matematika FMIPA UNP BP 2009 yang diinterpretasi melalui model regresi linier berganda?

E. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui : 1. Model regresi linier berganda dari pengaruh faktor lingkungan terhadap prestasi akademik mahasiswa jurusan Matematika FMIPA UNP BP 2009. 2. Variabel yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung dari faktor lingkungan terhadap prestasi akademik mahasiswa jurusan Matematika FMIPA UNP BP 2009 yang diinterpretasi melalui model regresi linier berganda.

F. Manfaat Penelitian Diharapkan dari hasil penelitian dapat memberikan manfaat antara lain untuk: 1. Menambah wawasan peneliti dan pembaca sekalian dalam proses mendapatkan data dilapangan melalui penelitian survei. 2. Menambah wawasan peneliti dan pembaca sekalian dalam mempelajari analisis regresi linier berganda. 3. Diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi mahasiswa dalam menghadapi kondisi lingkungan yang sering dihadapi dalam pencapaian prestasi akademiknya.

4. 5.

Diharapkan dapat menjadi acuan untuk peneliti lainnya. Sebagai bahan masukan untuk peminat statistika dalam melakukan penelitian berikutnya.

BAB II KERANGKA TEORITIS A. Penelitian Survei Menurut Masri (2006: 4) penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Salah satu tujuan penelitian survei dapat digunakan untuk penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Sofian (2006: 25) menyebutkan bahwa penelitian survei digambarkan sebagai suatu proses untuk mentransformasikan 5 komponen informasi ilmiah dengan menggunakan 6 kontrol metodologis. Proses tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 1. Proses Penelitian Survei Penelitian survei dimulai dengan munculnya minat peneliti terhadap suatu fenomena sosial tertentu, minat itu kemudian disusun menjadi masalah penelitian yang lebih jelas dan lebih sistematis dengan menggunakan informasi ilmiah yang sudah tersedia dalam literatur yakni teori. Teori merupakan informasi ilmiah yang

bersifat abstrak sehingga perlu dilakukan deduksi logika yaitu menterjemahkan teori menjadi hipotesa. Hipotesa memberikan informasi tentang variabel-variabel serta

hubungannya. Untuk mengumpulkan informasi yang cocok maka serangkain kontrol metodologis harus dilakukan diantaranya: 1. Menginterpretasi tentang konsep yang dipakai dalam proses penelitian, konstruknya serta variabel yang dirumuskan dari konsep tersebut 2. Menentukan ketepatan variabel dengan konsep yang diteliti 3. Menetapkan instrumen penelitian 4. Menentukan sampel penelitian dengan menggunakan teknik-teknik penentuan sampel yang tersedia Dari langkah-langkah metodologis diatas peneliti memperoleh sejumlah informasi yang relevan buat penelitiannya yang disebut data observasi. Data observasi yang sudah dikumpulkan kemudian diolah menggunakan metode pengolahan data yang teliti. Data yang amat banyak dan sudah berbentuk kode-kode angka, disederhanakan agar peneliti dapat membuat kesimpulan dari observasi tersebut. Dalam proses ini, statistik sering digunakan karena salah satu fungsi statistik yang pokok adalah untuk menyederhanakan data. Statistik merupakan data tentang sampel, sehingga ada kemungkinan data tersebut tidak sesuai dengan data tentang populasi penelitian. Karena itu perlu diadakan perkiraan tentang ketepatan statistik tersebut bagi populasi. Informasi tentang populasi disebut parameter dan proses perbandingan antara informasi tentang populasi disebut perkiraan parameter. Atas dasar data yang sudah disederhanakan itu peneliti kemudian membuat

generalisasi, empiris atau kesimpulan-kesimpulan umum yang didasarkan atas fakta-fakta empiris tentang sampel penelitiannya. B. Faktor Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun sacara tidak langsung. Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Lingkungan sosial diartikan sebagai lingkungan interaksi antar sesama manusia. Lingkungan sosial membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. Lingkungan merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar. Lingkungan yang baik, nyaman, dan kelengkapan sarana dan prasarana lingkungan dapat sebagai pemicu keberhasilan seseorang dalam masa studinya. Dengan lingkungan yang baik, nyaman dan lengkapnya sarana dan prasarana akan meningkatkan kuantitas belajar. Semakin banyak kuantitas belajar maka akan semakin baik hasil belajar yang akan dicapainya.

Menurut Prayitno (2007: 123) dalam belajar di Perguruan tinggi mahasiswa akan dihadapkan dengan berbagai lingkungan meliputi: 1) lingkungan tempat tinggal, 2) lingkungan sejawat mahasiswa, 3) lingkungan akademik, dan 4) lingkungan organisasi kemahasiswaan. Lingkungan yang disebutkan diatas dapat mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa. Lingkungan tersebut dapat berpengaruh secara positif

dalam artian dapat meningkatkan prestasi akademik dan sebaliknya dapat berpengaruh secara negatif sehingga berefek buruk pada hasil belajar. Melihat kondisi ini maka sebagai mahasiswa harus bisa beradaptasi dengan baik dengan lingkungan sehingga terjalinnya hubungan sosial yang baik dan mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.

1. Lingkungan Tempat Tinggal Lingkungan tempat tinggal dapat juga didefinisikan sebagai pemukiman. Menurut pengertiannya pemukiman adalah suatu wilayah atau area yang ditempati oleh seseorang atau kelompok manusia. Pemukiman memiliki kaitan yang cukup erat dengan kondisi alam dan sosial kemasyarakatan sekitar. (http://id.wikipedia.org/wiki/pemukiman) Suatu tempat tinggal biasanya berwujud bangunan rumah, tempat berteduh atau struktur lainnya yang digunakan sebagai tempat manusia tinggal mulai dari tenda-tenda nomaden hingga apartemen-apartemen bertingkat. Dalam konteks tertentu tempat tinggal memiliki arti yang sama dengan rumah, kediaman, akomodasi, perumahan dan arti-arti yang lain. Tempat tinggal bagi kebanyakan mahasiswa Universitas Negeri Padang adalah tinggal bersama keluarga, asrama, kontrakan, dan kost yang masing-masing lingkungan tersebut memiliki pengaruh tersendiri terhadap pengembangan mahasiswa khususnya prestasi akademiknya untuk itu mahasiswa harus bijak dalam memilih tempat tinggal.

Lingkungan tempat tinggal yang aman, nyaman dan baik akan menimbulkan rasa senang pada diri. Menurut Fellina (2010) dalam (http://www.infokost.net/newkost.net/newflash/tips-memilih-tempat-kost) dalam memilih tempat tinggal, mahasiswa perlu mempertimbangkan letak, jarak, keamanan, kenyamanan, dan kelengkapan fasilitas secara baik.

a. Letak dan jarak ke kampus. Dalam memilih tempat tinggal terutama bagi yang tidak tinggal bersama orang tua hendaklah memperhatikan letak tempat tinggal. Sebaiknya memilih letak yang strategis seperti dekat dengan foto copy, dekat dengan warnet, rental komputer dan dekat dengan tempat menjual kebutuhan sehari-hari. Disamping itu juga perlu memperhatikan jarak tempat tinggal dengan kampus. Terkadang jarak dapat menjadi faktor keterlambatan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan.

b. Keamanan, kenyamanan dan kelengkapan fasilitas. Tempat tinggal yang aman, nyaman, dan lengkap fasilitas dapat menimbulkan rasa tentram bagi penghuninya. Lingkungan yang aman dan nyaman membuat suasana belajar lebih menyenangkan.

2. Lingkungan Sejawat Mahasiswa Lingkungan sejawat mahasiswa diartikan sebagai pergaulan antar sesama mahasiswa. Pergaulan diartikan sebagai suatu cara seseorang bergaul untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Bergaul dengan orang lain menjadi suatu

kebutuhan yang sangat mendasar, bahkan bisa dikatakan suatu keharusan bagi setiap manusia yang masih hidup karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. (http://id.wikipedia.org/wiki/pergaulan) Pergaulan antar sesama mahasiswa dapat membentuk sikap dan watak manusia. Terkadang pengaruh yang diberikan oleh pergaulan tidak selamanya positif sehingga bisa membentuk sikap manusia yang kurang baik. Sebaliknya pergaulan yang positif bisa membentuk kepribadian manusia tersebut menjadi manusia yang baik. Dengan demikian pergaulan sesama mahasiswa dapat mendorong dan membantu peningkatan kegiatan akademik, atau sebaliknya, melemahkannya. Sikap, tingkah laku dan kebiasaan teman sejawat akan dapat berpengaruh terhadap diri dan perkembangan diri seseorang. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal berikut: a. Kuantitas bersama teman sejawat. Kuantitas bersama teman sejawat yang dimaksudkan disini adalah berapa banyak proporsi waktu yang kita habiskan bersama teman sejawat, apakah berhubungan dengan akademik seperti belajar bersama, diskusi dan hal lain berhubungan dengan akademik atau sebaliknya proporsi waktu yang digunakan bersama teman sejawat tidak ada hubungan dengan akademik.

b. Kualitas teman sejawat. Kualitas teman sejawat yang dimaksud disini adalah bagaimana sifat, sikap, dan karakter dari teman sejawat tersebut, apakah dapat memotivasi dalam meningkatkan prestasi akademik atau sebaliknya.

3. Lingkungan Akademik Fadjar (2002: 5) dalam tim penyusun panduan PKMB (2010: 31) mengungkapkan bahwa akademik adalah keadaan orang-orang bisa

menyampaikan dan menerima gagasan, pemikiran, ilmu pengetahuan, dan sekaligus dapat mengujinya secara jujur, terbuka dan leluasa. Lingkungan akademik merupakan lingkungan yang sarat dengan pengetahuan. Menurut Prayitno (2007: 124) lingkungan akademik merujuk pada lingkungan dimana mahasiswa melakukan kegiatan perkuliahan seperti belajar di ruang kelas, perpustakaan, laboratorium. Selain itu, lingkungan akademik bagi mahasiswa yaitu adanya interaksi antar mahasiswa, interaksi dengan dosen, interaksi dengan dosen pembimbing akademik, interaksi bagian akademik program studi, interaksi dengan bagian akademik jurusan, dan

interaksi dengan bagian akademik fakultas. Kondisi sarana dan prasarana yang ada pada lingkungan kampus juga merupakan bagian dari lingkungan akademik.

4. Lingkungan Organisasi Kemahasiswaan Menurut Winardi (2003: 15) sebuah organisasi merupakan sebuah sistem yang terdiri dari aneka macam elemen atau subsistem, diantara mana subsistem

manusia mungkin merupakan subsistem terpenting, dan dimana terlihat bahwa masing-masing subsistem saling berinteraksi dalam upaya mencapai sasaransasaran atau tujuan-tujuan organisasi yang bersangkutan . Berdasarkan Kepmen Dikbud nomor:155/U/1998 dalam tim penyusun PKMB (2010: 14) mengatakan bahwa Organisasi kemahasiswaan merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam proses pendidikan diperguruan tinggi. keberadaan organisasi mahasiswa merupakan wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa kearah perluasan wawasan, peningkatan kecendekiawanan, integritas kepribadian, menanamkan sikap ilmiah, dan pemahaman tentang arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerjasama serta menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan. Organisasi mahasiswa adalah organisasi yang beranggotakan mahasiswa. Organisasi ini dapat berupa organisasi kemahasiswaan intra kampus, organisasi kemahasiswaan ekstra kampus ataupun ikatan mahasiswa kedaerahaan yang pada umumnya beranggotakan lintas kampus. Sebuah organisasi dapat terbentuk karena pengaruh oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya karena memberikan kontribusi seperti pengabdian secara langsung kepada masyarakat sekitar. Organisasi mahasiswa merupakan wadah berkumpul, mengembangkan diri, dan berjuang bagi mahasiswa. Wawasan dan kemampuan kepemimpinan dapat ditumbuh-kembangkan melalui aktivitas berorganisasi. Seperti

namanya, organisasi mahasiswa, maka organisasi ini bersifat eksklusif karena

membatasi anggotanya hanya untuk mahasiswa namun wilayah perjuangan organisasi ini bersifat inklusif. (http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi) Meskipun organisasi mahasiswa salah satu wadah pengembangan diri, namun sebagai mahasiswa harus bisa menyeimbangkan antara lingkungan organisasi dengan akademis sehingga antara organisasi dan akademis dapat terlaksana dengan baik. Menurut Prayitno (2007: 15) hubungan antara individu dan organisasi dapat dapat dikelompokan menjadi 4 bagian yaitu:

a. Partisipasi diri Berorganisasi menuntut mahasiswa harus bisa membagi waktu dan perhatian dengan baik antara waktu untuk akademik dengan waktu untuk berorganisasi. Jika mahasiswa tidak bisa membagi waktu dengan baik maka ada kemungkinan akan berefek buruk pada pencapaian prestasi akademik yang baik.

b. Jabatan distruktur organisasi Adanya jabatan mahasiswa distruktur organisasi menuntut mahasiswa untuk ikut memikirkan jalannya organisasi dalam mencapai tujuan bersama dalam berorganisasi. Hal ini menuntut mahasiswa untuk bisa membagi pemikirannya antara akademis dan organisasi dengan baik.

c. Agenda dan keaktifan dikepanitiaan Keikut sertaan mahasiswa dalam kepanitiaan diberbagai acara yang diangkatkan oleh sebuah organisasi menuntut mahasiswa untuk bisa membagi kerja, antara kerja akademik seperti menyelesaikan tugas yang diberikan dosen akademik dengan kerja dikepanitian pada acara organisasi harus dapat dipisah dengan baik.

d. Minat, motivasi dan persepsi terhadap organisasi Minat, motivasi dan persepsi mahasiswa terhadap organisasi dapat menentukan kinerja mahasiswa tersebut pada organisasi yang diikutinya. Jika minat, motivasi, dan persepsi mahasiswa terhadap organisasi bertujuan sebagai sarana pengembangan diri akan berbeda kinerja dan pembagian waktu antara organisasi dengan akademiknya dibandingkan dengan mahasiswa yang beroganisasi tanpa tujuan yang jelas. Berdasarkan kondisi yang harus diperhatikan pada masing-masing faktor lingkungan seperti yang telah dipaparkan diatas maka dalam penelitian ini yang perlu diamati dan diteliti dari faktor lingkungan yang mempengaruhi prestasi akademik dapat disajikan dalam Tabel berikut:

Tabel.1 Kondisi Faktor Lingkungan yang Diamati Faktor lingkungan Lingkungan tempat tinggal Kondisi yang diamati 1. Keamanan, kenyamanan dan kelengkapan fasilitas 2. Letak dan jarak dari kampus 1. Kuantitas bersama teman sejawat 2. Kualitas teman sejawat 1. Sarana dan prasarana 2. Interaksi dengan dosen 1. Partisipasi diri 2. Jabatan distruktur organisasi 3. Keaktifan dikepanitiaan 4. Minat, motivasi dan persepsi terhadap organisasi

Lingkungan sejawat mahasiswa

Lingkungan akademik Lingkungan organisasi mahasiswa

C. Prestasi Akademik Menurut Sukmadinata (2003: 101) dalam (http://www.caneprairie.com) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah realisasi dari kecakapan-kecakapan potensi atau kapasitas yang dimiliki seseorang. prestasi belajar pada hakikatnya merupakan pencerminan dari usaha belajar. Semakin baik usaha belajar semakin baik pula hasil prestasi belajar yang dicapai. Menurut Uzer (1993: 10) dalam (http://www.caneprairie.com) ada beberapah faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri dan dari luar diri seseorang. Dari dalam diri antara lain tingkat intelegensi, motivasi, minat, bakat, kondisi fisik sikap dan kebiasaan dalam belajar. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri salah satunya adalah lingkungan.

D. Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda adalah regresi yang memuat lebih dari satu variabel bebas (regresor). Salah satu kegunaan analisis regresi linier berganda untuk memperkirakan ataupun meramalkan keadaan masa yang akan datang dengan mengukur beberapa variabel bebas / pengaruh (X) beserta pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas / terpengaruh (Y). Persamaan regresi berganda dirumuskan sebagai berikut: Y = Dimana :Y 0 1, 2,...., k X k ::

0 + 1X1 + 2X2 +... + kXk +

(1)

: : : :

variabel terpengaruh konstanta koefisien variabel X variabel pengaruh kesalahan (galat) banyaknya variabel independen (Sembiring, 1995: 134)

Misalkan terdapat data (xi, yi), i = 1,2,n maka persamaan (1) dapat ditulis menjadi: yi = 0 + 1xi1 + 2xi2 + ...+ kxik + i i=1,2,n = 0 + + i, i =1,2,3,n (2)(Montgomery, 2006: 67)

Dalam lambang matriks, persamaan (2) menjadi:

=

+

(3)

Misalkan:

Y=

,X=

,=

,dan

=

Dengan demikian persamaan (2) dapat ditulis menjadi: Y = X + (4) Untuk mendapatkan nilai penduga dari 0, 1, 2, ...k dapat diperoleh dengan meminimumkan bentuk kuadrat terhadap galat sebagai berikut : S(0,1,2...k)=2

=

(

- 0

)2

(5)

(Montgomery, 2006: 67)

Menurut Sembiring (1995: 47) meminimumkan bentuk kuadrat persamaan (5) dapat dilakukan dengan mencari turunan S terhadap 0, 1,2.., k kemudian menyamakannya dengan nol. Jadi, bila S diturunkan diperoleh persamaan sebagai berikut: = -2 = -2 = -2 =0 = 0 = 0

.. = -2 =0(Sembiring, 1995: 138)

Setelah disusun kembali dan mengganti semua parameter dengan penaksirnya, yaitu b0, b1, b2,bk sistem persamaan ini dapat ditulis sebagai berikut: n b0 + b1 i1 + b2 i2 + ... + bk ik = i 2 b0 i1 + b1 i1 + b2 i2xi1 + ... + bk ikxi1 = 2 b0 i2 + b1 i1xi2 + b2 i2+ ... + bk ikxi2 = .............................................................................................................................. 2 b0 ik + b1 i1xik+ b2 i2 xik +...+ bk ik =

(6)

(Sembiring, 1995: 138)

Persamaan (6) jika ditulis dalam lambang matriks maka bentuknya menjadi: (Xt X)b = Xt Y (7)

Dari persamaan (7) maka dapat ditentukan nilai penaksir sebagai berikut: b = (Xt X)-1 Xt Y 1. Asumsi regresi linier berganda Menurut Makridarkis (1999: 299) terdapat beberapa asumsi asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis regresi linier berganda diantara nya: 1) kelinieran, 2) kebebasan sisaan, 3) kehomogenan ragam sisaan, dan 4) kenormalan sisaan. Model regresi yang akan diuji hipotesisnya harus dilakukan uji asumsi klasiknya terlebih dahulu sehingga model regresi yang digunakan dalam penelitian dapat dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan. a. Kelinieran (linearity) Langkah awal dalam analisis regresi linier berganda adalah dengan melihat kelinieran antar variabel pengaruh dan terpengaruh. Jika hubungan yang terjadi antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh bersifat linier hal ini menunjukan bahwa keragaman variabel terpengaruh semata-mata akibat dari pengaruh penambahan variabel pengaruh ( Saefudin, 2010: 251) Pemeriksaan kelinieran dapat dideteksi melalui plot data pada matrix plot. Jika pola sebaran data mengikuti garis lurus memberikan petunjuk awal bahwa model telah linier. Selainnya, hubungan dapat (8)(Sembiring, 1995: 139)

berpola nonlinier atau mungkin juga tidak ada hubungan yang jelas antara variabel tersebut. Berikut Gambar plot sebaran yang menunjukan dua variabel memiliki hubungan linier dan tidak.

Gambar 2. Plot Sebaran Data yang Menunjukan Dua Variabel Memiliki Hubungan yang Linier dan Tidak. b. Kebebasan sisaan (independence of residual), Cov (i, j) = 0, ij i,j = 1,2,n. Model regresi kuadrat terkecil mengasumsikan sisaan saling bebas atau tidak berkolerasi dengan sesamanya. Secara tidak langsung hal ini menyatakan bahwa nilai pengamatan tidak dipengaruhi oleh pengamatan lain. Kondisi sebaliknya diistilahkan sebagai autokorelasi (autocorrelation), yaitu kondisi ketika nilai suatu pengamatan

dipengaruhi oleh pengamatan lain. Data yang dikumpulkan berdasarkan urutan waktu biasanya menjadi penyebab adanya autokorelasi. Salah satu cara untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan menggunakan plot residual, jika plot residual membentuk pola tertentu maka menandakan ada autokorelasi. Berikut gambar plot pencaran data yang bersifat non autokorelasi dan autokorelasi.

Gambar 3. Plot Pencaran Data yang Bersifat Autokorelasi dan Non Autokorelasi Cara lain untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan

menggunakan Statistik d Durbin Watson. d= Dimana: : Sisa pada pengamatan ke-i : Sisa pada pengamatan sebelum-i (Sembiring, 1995: 289) (8)

Batas nilai d adalah dari nol sampai empat. Jika d mendekati nol maka ada autokorelasi positif, sedangkan jika d semakin mendekati empat maka ada autokorelasi negatif. Jika d berada disekitar dua menunjukkan bahwa tidak ada autokorelasi. c. Kehomogenan ragam sisaan (homoskedasticity), Var (i) = 2, 1,2,n Pendugaan parameter regresi dengan metode kuadrat terkecil mengasumsikan ragam sisaan selalu tetap (konstan) atau homogen. Kondisi ini disebut dengan homoskedastisitas (homoskedasticity). Asumsi kehomogenan ragam berimplikasi bahwa setiap pengamatan memilki informasi yang sama penting pada variabel pengaruh (Saefudin, 2010: 258) Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat i=

digunakan metode grafik, yaitu dengan menghubungkan nilai variabel terpengaruh yang diprediksi dengan residualnya (Y prediksi - Y sesungguhnya) dimana sumbu X adalah nilai variabel terpengaruh yang diprediksi dan sumbu Y adalah residualnya. Apabila noktah (titik) dalam grafik membentuk pola menyebar lalu menyempit atau sebaliknya di sekitar garis diagonal maka bisa dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Jika titik-titik menyebar dengan tidak membentuk pola tertentu di bawah dan di atas angka 0 pada sumbu maka dikatakan terjadi homoskedastisitas. Berikut gambar plot sebaran titik yang bersifat homoskedastisitas dan heteroskedastisitas.

Gambar 4. Plot Sebaran Data yang Bersifat Homoskedastisitas dan Heteroskedastisitas. d. Kenormalan sisaan (normality of residual) Kenormalan sisaan memiliki tingkat kepercayaan yang lebih rendah dibandingkan dengan asumsi lainnya. Asumsi kenormalan sisaan hanya diperlukan saat pengujian hipotesis dan penyusunan selang kepercayaan, namun tidak terlalu penting dalam pendugaan parameter (Saefudin, 2010: 262). Menurut Drapper (1992) dalam Martalena (2010: 25) Kenormalan yaitu kesalahan penggangu atau error mengikuti distribusi normal dengan rata-rata nol dan varians . Apabila variabel tak bebas dan

variabel bebas mengikuti distribusi normal, maka errornya juga akan berdistribusi normal. 2. Koefisien Determin (R2) yang disesuaikan (2

)

Ketepatan dari model yang diperoleh dapat dilihat dari kemampuan model menerangkan data, yang disebut dengan koefisien determinasi (R2) yang besarnya:

Dimana : JKR : Jumlah kuadrat regresi JKT : Jumlah kuadrat total (Sembiring, 1995: 54) Salah satu kelemahan R2 ialah bahwa besarnya dipengaruhi oleh banyaknya variabel pengaruh dalam model, R2 membesar bersama p, sehingga sulit menyatakan barapa R2 yang optimum. Suatu cara mengatasi kelemahan R2 ialah dengan menggunakan apa yang disebut R2-disesuaikan ( rumus sebagai berikut: =1 (1 R2) Sembiring (1995: 235) Peranan tidaklah dapat diberi tekanan besar apalagi mengingat bahwa ) dengan

berkaitan erat dengan Cp Mallows sehingga menggunakan Cp Mallows saja sudahlah cukup. Oleh karena itu dalam penelitian ini hanya akan digunakan R2. Jika R2 dekat dengan 1 makin baik kecocokan model dengan data, dan makin dekat R2 dengan 0 makin jelek kecocokan model dengan data.

3. Rataan Kuadrat sisa (S2) Salah satu patokan yang baik digunakan dalam menilai kecocokan suatu model dengan data ialah dengan melihat rataan kuadrat sisa (S 2), model yang baik memberikan nilai S2 yang kecil. Ukuran ini memperhitungkan banyaknya parameter dalam model melalui pembagian dengan derajat kebebasannya. Rataan kuadrat sisa (S2) mungkin membesar bila penurunan dalam JK sisa akibat pemasukan suatu peubah tambahan kedalam mengimbangi penurunan dalam derajat kebebasannya. model tidak dapat

Dimana : JKS n 4. Cp Mallows : Jumlah kuadrat sisa : Ukuran sampel (Sembiring, 1995: 236)

Dimana: JKSp n 2 S : Jumlah kuadrat sisa dengan p parameter : Ukuran sampel : Rataan kuadrat sisa (Sembiring, 1995: 238) Statistik Cp Mallows dapat dipakai untuk menilai model yang saling bersaing, Model yang baik akan menghasilkan nilai Cp Mallows yang paling dekat ke p. dimana p adalah parameter dari variabel pengaruh ditambah satu. 5. Metode PRESS Salah satu tujuan pembentukan model ialah untuk prediksi dan salah satu patokan prediksi yang baik ialah bila prediksi dengan nilai yang diprediksi sama atau hampir sama. Model yang baik adalah yang

menghasilkan PRESS yang terkecil dalam kelompok p parameter dari variabel pengaruh dan kombinasinya. Metode PRESS adalah singkatan dari Prediction Sum of Squares, dimana nilai PRESS dapat dihitung dengan rumus:

Dimana:= Pengamatan ke-i = Prediksi dari

(Sembiring, 1995: 246) 6. Non multikolinieritas Selain pemeriksaan terhadap R2, S2, Cp Mallows dan nilai PRESS salah satu analisis yang perlu diperhatikan dalam pemilihan model terbaik adalah antara variabel pengaruh harus saling bebas (non multikolinieritas). Pendekatan yang paling sederhana dalam memeriksa adanya multikolinearitas adalah dengan menghitung nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang mempunyai persamaan: VIF = Dimana: R2 = koefisien determinasi (montgomery, 2006: 327)

(9)

Model yang baik adalah model yang memiliki nilai VIF mendekati atau sama dengan 1. Sedangkan apabila nilai VIF > 1, berarti ada korelasi antar variabel prediktor sehingga ada ketidaksesuaian model. Statistik lain yang juga dapat digunakan untuk memeriksa multikolinieritas adalah akar ciri (eigenvalues), indeks kondisional (conditional index) dan nilai toleransi

(tolerance). Multikolinieritas akan terjadi jika nilai eigenvalues mendekati nol dan conditional index melebihi 15, (Saefudin, 2010: 264).

E. Pembentukan Model Menurut Montgomery (2006: 283) proses dalam menyeleksi variabel dan pembentukan model dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar. 5 Flowchart Proses Pembentukan Model

Berdasarkan Flowchart diatas, langkah-langkah dalam pembentukan model regresi linier berganda adalah: 1. Langkah awal yang dilakukan adalah: a. Bentuk model dengan seluruh variabel Model dengan seluruh variabel merupakan model regresi linier berganda dengan kombinasi seluruh variabel pengaruh ikut mempengaruhi variabel terpengaruh. Pembentukan model dengan seluruh variabel dapat dilakukan dengan bantuan minitab 14. b. Uji kelayakan model Statistik yang digunakan dalam menguji kelayakan model adalah uji F. Dengan uji F kita dapat menguji atau mengukur hubungan antara variabel pengaruh dengan variabel terpengaruh dari persamaan regresi secara menyeluruh dengan hipotesis sebagai berikut: H0 : 1 = 2 =.......= k = 0 artinya tidak ada pengaruh dari variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh H1 : minimal ada satu j 0 j = 1,2,...,k artinya minimal ada satu variabel pengaruh yang mempengaruhi variabel terpengaruh. Menurut Gujarati (1995) dalam Martalena (2010: 28) uji statistik F dapat dinyatakan dalam rumus berikut: Fobs = dimana: JKR : Jumlah kuarat regresi JKS : Jumlah kuadrat sisaan k : Jumlah sampel

n

: Jumlah parameter

Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai statistik Fobs dengan Ftabel dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar (1-). Jika Fobs > Ftabel (F(k,n-k-1))

maka H0

ditolak, artinya minimal ada satu variabel pengaruh yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terpengaruh. c. Uji keberartian parameter Statistik yang digunakan dalam menguji keberartian parameter adalah uji t. Dengan hipotesis sebagai berikut: H0 : j = 0 artinya tidak j = 1,2,...,k ada pengaruh j terhadap variabel

terpengaruh. H1 : j 0 j = 1,2,...,k

artinya terdapat pengaruh j terhadap variabel terpengaruh. Menurut Gujarati (1995) dalam Martalena (2010: 29) uji statistik t dapat dinyatakan dalam rumus berikut: tobs = Jika dengan menggunakan tingkat

kepercayaan sebesar (1-) maka H0 ditolak yang berarti bahwa pengaruh masing-masing variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh cukup signifikan. Demikian pula sebaliknya, jika maka H0 diterima yang berarti bahwa pengaruh masing-masing variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh tidak signifikan. Jika H0 tidak ditolak maka hal ini dapat menunjukan bahwa regressor Xj dapat dihilangkan dari model.

2. Analisis sisaan untuk mengetahui apakah asumsi ada yang dilanggar. Jika meragukan gunakan statistik untuk mengujinya. 3. Jika ada yang dilanggar, lakukan transformasi dan kembali kelangkah1. 4. Gunakan teknik untuk pemilihan model terbaik diantaranya: a. Metode seleksi maju (forward selection method) b. Metode penyisihan (backward elimation method ) c. Metode bertahap (stepwise regression method) d. Metode semua kombinasi yang mungkin. Dalam penelitian ini pemilihan model terbaik menggunakan motode semua kombinasi yang mungkin. 5. Pilih model untuk analisis lebih lanjut melalui perbandingan Mallows, nilai PRESS dan nilai VIF. 6. Rekomendasi model yang akan digunakan. Setelah didapatkan model terbaik dari model regresi linier berganda selanjutnya dapat diinterprestasikan variabel apa saja yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Variabel yang berpengaruh secara langsung yaitu variabel yang ikut tergabung dalam model, sebaliknya variabel yang tidak berpengaruh secara langsung yaitu variabel yang tidak ikut tergabung dalam model, dalam artian variabel ini telah diwakili oleh variabel lain. , S2, Cp

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan masalah dan pertanyaan penelitian yang dikemukakan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa yang urgen terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa tersebut dilakukan secara sistematik dan lebih menekankan pada data faktual dari pada penyimpulan. Penelitian ini diawali dengan studi lapangan. (Suhadi, 2003: 46) B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Lufri (2000: 72) populasi adalah himpunan yang lengkap dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya ingin kita ketahui. Banyaknya individu atau elemen yang merupakan anggota populasi disebut ukuran populasi, biasanya disimbolkan dengan N Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan matematika FMIPA UNP BP 2009 yang masih aktif kuliah pada semester 4. Untuk memastikan mahasiswa yang masih aktif dilakukan kerangka frame yaitu melihat langsung populasi ke lapangan apakah benar-benar ada. Jumlah mahasiswa yang terdaftar pada semester 4 ada 144 mahasiswa, setelah dilakukan kerangka frame ada satu mahasiswa dari program studi statistika yang tidak aktif kuliah. Dari populasi yang berjumlah 143 mahasiswa

ada 13 mahasiswa dari pendidikan matematika tidak mau menjadi sampel dalam penelitian ini. Berpedoman pada buku paduan penulisan tugas akhir/ skripsi Universitas Negeri Padang (2009: 18) mengatakan bahwa Apabila subjek kajian adalah manusia, partisipasi subjek harus bersikap sukarela. Subjek tidak boleh dipaksa, disinggung perasaannya, atau dirugikan secara materil atau nonmaterial sehingga populasi dalam penelitian ini berjumlah 130 mahasiswa. Data populasi penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel.2 Populasi Penelitian No Proram Studi Jumlah Mahasiswa 1 Pendidikan Matematika 68 2 Matematika 34 3 Statistika 28 Jumlah 130 Sumber: UPT pusat komputer UNP 2011 2. Sampel Yusuf (2005: 187) mengemukakan bahwa sampel adalah suatu jumlah yang terbatas dari unsur-unsur yang terpilih dari suatu populasi. Unsur-unsur tersebut hendaklah mewakili populasi. Sebuah sampel haruslah dipilih sedemikian rupa sehingga setiap satuan elementer mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk dipilih dan besarnya peluang tersebut tidak boleh sama dengan 0. Metode pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi atau elemen observasi mempunyai peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel penelitian dinamakan metode Probabilitas (pengambilan sampel secara acak). Langkah-langkah penentuan sampel dilakukan sebagai berikut :

a. Menentukan ukuran / slovin

jumlah sampel yang dibutuhkan dengan cara

n=Dimana : N = ukuran populasi n = ukuran sampel e = persen kelonggaran/ketidaktelitian karena kesalahan (Umar, 2005: 78) Dengan menggunakan rumus slovin dengan tingkat kesalahan 5%, sebagai berikut: n= n 98 b. Membagi populasi dalam tiga bagian sesuai dengan program studi masing-masing seperti tabel.2, kemudian menentukan sub sampel dari masing-masing kelompok tersebut dengan teknik Proportional Random Sampling menggunakan rumus:

Si =

x n

Dimana: Si = Sampel sub kelompok Ni = Jumlah mahasiswa pada masing-masing program studi N = Jumlah populasi n = besar sampel (Yusuf, 2005: 202) Selanjutnya besar sampel pada masing-masing program studi adalah sebagai berikut: a. Pendidikan Matematika = b. Matematika = 51 mahasiswa

x 98 26 mahasiswa

c. Statistika =

x 98 21 mahasiswa

c. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik pengambilan sampel acak sederhana dengan metode pengundian atau dengan cara lot.

C. Variabel dan Data 1. Variabel Lufri (2000: 88) mengungkapkan variabel adalah sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian. Dan sering pula dikatakan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti. Jenis variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu : a. Variabel pengaruh yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel pengaruh pada penelitian ini adalah faktor lingkungan diantaranya lingkungan tempat tinggal selanjutnya dinamakan X1, lingkungan sejawat mahasiswa selanjutnya dinamakan X2, lingkungan akademik selanjutnya dinamakan X3, dinamakan X4. b. Variabel terpengaruh yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terpengaruh pada penelitian ini adalah prestasi akademik berupa Indeks Prestasi Komulatif (IPK) mahasiswa jurusan Matematika FMIPA UNP BP 2009 yang selanjutnya dinamakan Y. 2. Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang langsung diambil dari sampel yang diteliti. Data primer dalam penelitian ini adalah: data lingkungan tempat tinggal, lingkungan sejawat dan lingkungan organisasi mahasiswa selanjutnya

mahasiswa, lingkungan akedemik, lingkungan organisasi mahasiswa, dan indeks prestasi komulatif mahasiswa jurusan Matematika FMIPA UNP BP 2009. Dimana data primer diperoleh melalui survei menggunakan kuesioner.

D. Prosedur Penelitian Pelaksanaan penelitian ini melalui 3 tahap, yaitu: 1. Tahap Persiapan a. Menetapkan populasi b. Melakukan kerangka frame yaitu meninjau populasi ke lapangan c. Menentukan sampel d. Menyusun instrumen penelitian e. Uji coba instrumen penelitian f. Memperbaiki instrumen penelitian 2. Tahap Pelaksanaan a. Pelaksanaan survei Setelah instrumen penelitian valid dan reliabel maka kuesioner yang digunakan sebagai instrumen penelitian dinyatakan baik digunakan sebagai alat pengumpul data. Pengumpulan data (survei) dilakukan dengan membagikan kuesioner pada responden yeng menjadi sampel penelitian, dimana kuesioner diantar peneliti dan diisi langsung oleh responden

penelitian. Data hasil survei data dilihat pada lampiran IV. b. Mengolah data yang diperoleh c. Menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh 3. Tahap Akhir

Tahap akhir dari penelitian yaitu penulisan laporan penelitian, berupa penulisan laporan tugas akhir ini.

E. Instrumen Penelitian Instumen penelitian yang digunakan dalam penelitin ini adalah kuesioner. Suhadi (2003: 82) mengatakan bahwa kuesioner adalah suatu daftar yang berisi serangkaian pernyataan mengenai suatu hal dalam suatu bidang. Kuesioner banyak digunakan dalam penelitian pendidikan dan penelitian sosial yang menggunakan rancangan survei karena ada beberapa keuntungan yang diperoleh. Pertama, kuesioner dapat disusun secara teliti dalam situasi yang tenang sehingga pernyataan-pernyataan yang terdapat didalamnya dapat mengikuti sistematik dari masalah yang diteliti. Kedua, penggunaan kuesioner memungkinkan peneliti menjaring data dari banyak responden dalam periode waktu yang relatif singkat. Pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pernyataan dengan skala likert. Item dalam penelitian ini bersifat positif dan negatif. Dimana nilai yang diberikan untuk item positif yaitu sangat setuju (SS)=4, setuju (S)=3, tidak setuju (TS)=2, dan sangat tidak setuju (STS)=1. Sementara nilai untuk item negatif yaitu sangat setuju (SS)=1, setuju (S)=2, tidak setuju (TS)=3, dan sangat tidak setuju (STS)=4. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun kuesioner ialah 1. Menetapkan dan mendeskripsikan aspek yang akan diukur Aspek-aspek yang akan diukur dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian N o 11

Variabel 2 Lingkungan tempat tinggal (X1)

Sub Variabel 3 a. Ketenangan, kenyamanan dan kelengkapan fasilitas b. Letak dan jarak dari kampus

Indikator 4 1). Tempat tinggal yang tenang 2). Tempat tinggal yang kondusif 3). fasilitas penunjang lainnya 4). Letak dan Jarak tempat tinggal 5). Interaksi dengan orang lain dalam satu tempat tinggal 6). Persepsi pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap pencapaian hasil belajar yang baik 1). Proporsi waktu dan hal dominan yang dilakukan bersama teman sejawat 2). Sifat dan karakter teman sejawat 3). Persepsi pengaruh lingkungan teman sejawat terhadap pencapaian hasil belajar

Jlh Item 51

No Item 61

Ite m (+) 71

Item (-) 8-

2

2,3

2,3

-

2

4,5

4,5

-

3

6,7,8

6,7 9, 10, 11

8

3

9,10, 11

-

1

12

12

-

2

Lingkungan sejawat mahasiswa (X2)

a. Kuantitas bersama teman sejawat b. Kualitas teman sejawat

1

13

13

-

7

14,15, 16,17, 18,19, 20

15, 16, 18, 20

14, 17, 19

1

21

21

-

1 3

2 Lingkungan akademik mahasiswa (X3)

3 a. Sarana dan prasarana b. Interaksi dengan dosen

4 1). Kenyamanan ruangan perkuliahan 2). Kondisi Labor komputer 3). Kondisi Ruang Baca Matematika 4). Sarana penunjang Lainnya 5). Interaksi dengan dosen dalam perkuliahan 6). Interaksi dengan pembimbing akademik 7). Persepsi pengaruh lingkungan akademik terhadap pencapaian hasil belajar yang baik 1). Proporsi waktu yang digunakan dalam organisasi 2). Jabatan distruktur organisasi 3). keaktifan dikepanitiaan 4). minat, motivasi dan persepsi terhadap organisasi

5 1 2 4 2 2 2

6 22 23,24 25,26, 27,28 29,30 31,32 33,34

7 22 24 25, 26, 28 29, 30 31, 32 33, 34 35

8 23 27 -

1

35

-

4

Lingkungan organisasi mahasiswa (X4)

a. Partisipasi diri b. Jabatan distruktur organisasi c. Keaktifan kepanitiaan

1

36

36

-

1 1

37 38

-

37 38

d. minat, motivasi dan persepsi terhadap organisasi

6

39,40, 41, 42,43, 44

40, 41, 42, 43 44

39

2. Menyusun butir/item pernyataan kuesioner Kuesioner penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 9 3. Uji coba instrumen penelitian

Uji coba kuesioner dilakukan untuk mendapatkan instrumen yang sahih dan handal dengan cara melihat validitas dan reliabilitas kuesioner sehingga kuesioner tersebut memenuhi syarat untuk digunakan. a. Penentuan responden uji coba Responden ujicoba dalam penelitian ini yaitu mahasiswa jurusan matematika FMIPA UNP BP 2009 yang tidak termasuk dalam sampel penelitian dengan asumsi semuanya mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel. Sesuai dengan pendapat Arikunto (1998) dalam Afrianti (2003: 31) Apabila memungkinkan sebaiknya subjek ujicoba memang diambil dari populasi yang nanti tidak akan dikenakan penelitian. Namun apabila diambil pertimbangannya akan mengganggu jalannya dan kesimpulan penelitian maka subjek ujicoba ini boleh mengambil dari luar populasi dengan syarat bahwa ciriciri populasi lain hanya diambil sebagian sebagai subjek ujicoba sama atau hampir sama dengan ciri-ciri populasi yang akan diselediki. b. Pelaksanaan uji coba instrumen Pelaksanaan uji coba dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang telah disusun pada responden uji coba. Uji coba dilaksanakan setelah keluar surat izin penelitian. Uji coba dilaksanakan di kampus FMIPA UNP. Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian dilaksanakan di Jurusan Matematika FMIPA UNP pada tanggal 6-8 Juni 2011. Hasil survei responden uji coba dapat dilihat pada lampiran I.

c. Analisis uji coba instrumen Analisis uji coba instrumen penelitian dilakukan untuk

mendapatkan validitas dan reliabilitas instrumen yang akan digunakan sebagai alat pengumpulan data yang selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan. 1). Validitas instrumen Untuk mengukur apakah kuesioner yang digunakan sebagai alat pengumpulan data sudah mengukur secara tepat apa yang ingin diukur maka digunakan uji validitas. Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat (instrumen) penelitian mengukur secara tepat apa yang kita ukur. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu validitas konstruk. Menurut Djamaludin (2006:124), Validitas konstruk adalah kerangka dari suatu konsep yang ingin diteliti. Untuk mencari kerangka konsep tersebut dapat dilakukan dengan cara: 1) mencari definisi-definisi konsep yang

dikemukakan para ahli dalam literatur, 2) mendiskusikan konsep tersebut dengan ahli yang berkompeten dibidang konsep yang akan diukur, dan atau 3) menanyakan defenisi konsep yang akan diukur kepada calon responden. Validitas konstruk yang digunakan dalam penelitian ini dengan bantuan para ahli yang disebut validator. Validator dari

instrumen penelitian ini adalah Ibu Riry Sriningsih, S.Si, M.Sc dan Ibu Dra Rizka Ahmad, M.Pd Kons. Hasil validasi oleh validator dapat dilihat pada lampiran III. 2). Reliabilitas instrumen Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Bila suatu alat pengukuran dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain reliabel menunjukan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama. Menurut Arikunto (1998) dalam Walfurkon (2009: 41) untuk menentukan koefisien reliabilitas digunakan rumus alpha sebagai berikut:

Dimana: = Reliabilitas yang dicari = Jumlah variansi skor tiap-tiap item = Variansi total = Jumlah butir pernyataan Dengan kriteria sebagai berikut: 0.80 < 0.60 < 0.40 < 0.20 < 0.00 < 1.00 = reliabilitas sangat tinggi 0.80 = reliabilitas tinggi 0.60 = reliabilitas sedang 0.40 = reliabilitas rendah 0.20 = reliabilitas sangat rendah

Uji reliabilitas menggunakan bantuan software SPSS 15 dengan melihat nilai Cronbachs Alpha. Pernyataan reliabel apabila nilai

Cronbachs Alpha > 0.60 (Umar, 2008: 172). Berikut hasil uji reliabilitas menggunakan bantuan software SPSS 15. Tabel. 4 Uji Reliabilitas Menggunakan Software SPSS 15 Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Standardized Alpha Items .831 .788

N of Items 44

Dari Tabel.4 dapat dilihat nilai Cronbachs Alpha yaitu 0.831. nilai Cronbachs Alpha > 0.60 maka instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini telah reliabel.

d. Tahap penyusunan ulang instrumen penelitian Setelah diuji validitas dan reliabilitas setiap item pernyataan maka didapatkan item pernyataan yang valid dan reliabel yang siap digunakan sebagai pernyataan dalam kuesioner. Kuesioner penelitian ini dapat dilihat pada lampiran IX.

F. Teknik Analisis Data Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu pembentukan model regresi linier berganda maka teknik analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Langkah awal yang dilakukan adalah: a. Bentuk model dengan seluruh variabel Pembentukan model dapat dilakukan dengan bantuan minitab 14 dengan memilih menu stat selanjutnya regression > regression

lalu masukan semua variabel pengaruh dan variabel terpengaruh, maka output minitab 14 dengan sendirinya membentuk model

dengan seluruh variabel. b. Uji kelayakan model Statistik yang digunakan dalam menguji kelayakan model adalah uji F. Dengan mengikuti cara 1.a diatas, dari hasil output minitab 14 kita dapat melihat nilai Fobs. Selanjutnya

membandingkannya dengan Ftabel. Tolak H0 jika Fobs > Ftabel (F(k,n-k1)).

Dalam penelitian ini nilai adalah 5%. k merupakan banyaknya

variabel, dalam penelitian ini k=4, sementara n merupakan banyaknya sampel, dalam penelitian ini n=98. Uji F juga di digunakan untuk menentukan apakah terdapat suatu hubungan linier antara variabel terpengaruh dan sembarang variabel terpengaruh X1, X2,...,Xk. Selain uji F, untuk melihat kelinieran dapat dideteksi melalui plot data menggunakan matrix plot pada minitab 14. c. Uji keberartian parameter Statistik yang digunakan dalam menguji keberartian parameter adalah uji t. Dengan mengikuti cara 1.a diatas, dari hasil output minitab 14 kita dapat melihat nilai t obs. Selanjutnya .

membandingkannya dengan t tabel. Tolak H0 jika Dalam penelitian ini nilai adalah 5%, k=4 dan n=98.

2. Analisis sisaan untuk mengetahui apakah asumsi ada yang dilanggar. Jika meragukan gunakan statistik untuk mengujinya. Analisis sisaan dapat lihat dengan bantuan minitab 14 dengan memilih menu stat selanjutnya regression > regression lalu masukan

semua variabel pengaruh dan variabel terpengaruh selanjutnya pilih graphs selanjutnya pilih individual plots. Maka output minitab 14

dengan sendirinya membentuk grafik sisaan. Melalui grafik sisaan kita dapat melihat apakah asumsi regresi linier berganda dipenuhi atau tidak. Asumsi kebebasan sisaan dapat dideteksi pada Residual Versus the Order of the data dari plot sisaan, jika sebaran titik pada Residual Versus the Order of the data tidak membentuk pola tertentu dan tersebar secara acak maka asumsi kebebasan sisaan terpenuhi. Selain itu melalui uji Statistic d Durbin Watson kita dapat melihat kebebasan sisaan. Jika nilai Statistic d Durbin Watson sama atau mendekati 2 maka asumsi kebebasan sisaan terpenuhi. Asumsi kehomogenan ragam sisaan dapat dideteksi melalui Residual Versus the Fitted Values. Jika sebaran titik pada Residual Versus the Fitted Values tidak membentuk pola tertentu dan tersebar secara acak disekitar angka nol maka asumsi kehomogenan ragam sisaan terpenuhi. Asumsi kenormalan sisaan dapat dideteksi melalui Normal Probability Plot of the Residual dan Histogram of the Residual. Jika titik pada Normal Probability Plot of the Residual tersebar mengikuti garis normal dan Histogram of the Residual membentuk kurva normal maka asumsi kenormalan sisaan terpenuhi. 3. Jika ada yang dilanggar, lakukan transformasi dan kembali kelangkah1. Jika asumsi regresi linier berganda tidak terpenuhi maka lakukan transformasi. Transformasi dilakukan dengan bantuan minitab 14

dengan memilih menu stat selanjutnya control charts selanjutnya BoxCox transformation. 4. Gunakan teknik untuk pemilihan model terbaik. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah metode semua kombinasi yang mungkin. 5. Pilih model untuk analisis lebih lanjut melalui perbandingan Mallows, nilai PRESS dan nilai VIF. Dalam memutuskan model terbaik perlu pemeriksaan dari , , S2, Cp

S2, Cp Mallows, nilai PRESS dan nilai VIF. Pemeriksaan ini dapat dilihat dari hasil output statistik regressions pada minitab14. Dimana untuk mendapatkan nilai , S2, Cp Mallows, nilai PRESS dan nilai

VIF dapat dilakukan dengan mengikuti cara pada 1.a diatas. 6. Rekomendasi model yang akan digunakan. Tahap akhir dari teknik analisis ini adalah merekomendasikan model yang akan digunakan. Dalam memilih model mana yang cocok untuk direkomendasikan perlu dipertimbangkan tujuan penelitian dan untuk apa model tersebut digunakan. Dalam penelitian ini model digunakan untuk memprediksikan pengaruh faktor lingkungan terhadap prestasi akademik mahasiswa jurusan matematika FMIPA UNP BP 2009.

Dari analisis diatas pada akhirnya akan dipilih sebuah model. Melalui model dapat diinterpretasikan variabel yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap terhadap model. Variabel yang berpengaruh secara langsung yaitu variabel yang ikut tergabung dalam model, sebaliknya variabel yang tidak berpengaruh secara langsung yaitu variabel yang tidak ikut

tergabung dalam model, dalam artian variabel ini telah diwakili oleh variabel lain.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh dari hasil survei dapat dilihat pada lampiran IV Setelah dilakukan tabulasi data dan penjumlahan terhadap masing masing item pernyataan pada faktor lingkungan yang menjadi variabel pengaruh (X) maka didapat data untuk variabel pengaruh yang dapat dilihat pada lampiran V beserta Indeks Prestasi Komulatif sebagai variabel terpengaruh (Y) dari masing-masing responden penelitian. Dalam melakukan pengolahan data, digunakan analisis regresi linier berganda dan perhitungannya menggunakan software minitab 14. Berdasarkan teknik analisis data yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka diperoleh hasil analisis data sebagai berikut: A. Hasil Penelitian 1. Model Regresi Linier Berganda Langkah-langkah dalam pembentukan model regresi linier berganda diantaranya: a. Langkah awal yang dilakukan dalam mendapatkan model regresi linier berganda yaitu: 1). Bentuk model dengan kombinasi seluruh variabel. Dalam pembentukan model dengan kombinasi seluruh variabel seperti yang dijelaskan pada teknik analisis data, melalui minitab 14 didapat model regresi dengan kombinasi seluruh variabel adalah sebagai berikut:

Y = 1.27 + 0.0247 X1 + 0.0349 X2 - 0.0103 X3 + 0.00821 X4

Dari model diatas dapat diinterpretasikan kesimpulan sementara bahwa lingkungan tempat tinggal (X1) memberikan peningkatan sebesar 0,0247 setiap peningkatan interaksi yang baik dengan lingkungan tempat tinggal terhadap prestasi akademik (IPK) mahasiswa jurusan matematika FMIPA UNP BP 2009 selagi lingkungan teman sejawat (X2), lingkungan akademik (X3) dan lingkungan organisasi mahasiswa (X4) masih ada / memberikan pengaruh pada model. begitu pula sebaliknya untuk X2, X3, dan X4. 2). Uji kelayakan model Statistik yang digunakan dalam menguji kelayakan model adalah uji F. Melalui output regression pada minitab 14 seperti pada lampiran VIII dapat dilihat bahwa nilai Fobs adalah 4,73 sementara F0.05(4,93)

dalam tabel F pada lampiran X adalah antara 2,53 sampai

2,45. Fobs > Ftabel, maka tolak H0, hal ini berarti bahwa minimal ada satu pengaruh variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh. Untuk melihat kelinieran antara variabel pengaruh dan terpengaruh dapat dideteksi melalui plot data. Melalui minitab 14 didapat plot data seperti pada lampiran VI. Dari plot data dapat dilihat bahwa antara variabel pengaruh dan terpengaruh tidak terlihat hubungan kelinieran. Ini berarti bahwa variabel terpengaruh tidak

semata-mata dipengaruhi oleh variabel pengaruh yang berarti bahwa masih ada faktor lain yang mempengaruhi variabel terpengaruh. 3). Uji keberartian parameter Statistik yang digunakan untuk melihat keberartian model adalah uji t. Melalui output regression pada minitab 14 seperti pada lampiran VIII dapat dilihat bahwa nilai untuk masing masing-

masing variabel X1, X2, X3, dan X4 secara berturut-turut adalah: 2,33 , 2,26 , 0,94 dan 2,24 sementara t (0.025;93) pada tabel t seperti pada lampiran bahwa XI adalah antara 2,00 sampai1,98. Dapat dilihattabel.

untuk masing-masing variabel X1, X2, dan X4 > t

Maka tolak H0 yang berarti bahwa pengaruh masing-masing variabel X1, X2, dan X4 terhadap variabel terpengaruh cukup signifikan sehingga tidak dapat dihilangkan. Sementara variabel X3 < ttabel

sehingga terima H0 yang berarti bahwa variabel X3 tidak begitu berpengaruh dalam model shingga dapat dihilangkan dari model.

b. Analisis sisaan untuk mengetahui apakah asumsi ada yang dilanggar. Melalui plot sisaan diambil melalui menu stat pada minitab 14 dapat dilihat kebebasan sisaan, kehomogenan ragam sisaan, dan kenormalan sisaan. Kebebasan sisaan dapat dilihat pada residual versus the order of the data. Jika sebaran plot sisaan pada residual versus the order of the data tidak membentuk pola tertentu maka menandakan sisaan sudah saling bebas dalam artian waktu tidak mempengaruhi

pengambilan data. Dari residual plot pada lampiran VII. dapat dilihat bahwa sebaran titik pada residual versus the order of the data tidak membentuk pola tertentu, ini menyatakan bahwa asumsi kebebasan sisaan terpenuhi. Cara lain untuk mendeteksi asumsi kebebasan sisaan dengan menggunakan statistic d Durbin Watson, dimana jika nilai DW sama atau mendekati 2 berarti sisaan saling bebas. Melalui minitab 14 didapat nilai statistic d Durbin Watson = 1,79739. Nilai statistic d

Durbin Watson mendekati 2 hal ini berarti bahwa asumsi kebebasan sisaan terpenuhi. Selanjutnya pemeriksaan asumsi kehomogenan ragam sisaan dapat dilihat pada residual versus the fitted values, dimana jika sebaran titik pada residual versus the fitted values tersebar secara acak, tidak ada pola yang sistematis serta titik-titik menyebar di sekitar angka nol maka dapat dinyatakan asumsi kehomogenan ragam sisaan terpenuhi. Dari residual plot pada lampiran VII dapat dilihat bahwa sebaran titik pada residual versus the fitted values telah tersebar secara acak, tidak ada pola yang sistematis serta titik-titik menyebar disekitar angka nol, ini menyatakan bahwa asumsi kehomogenan ragam sisaan terpenuhi. Selanjutnya pemeriksaan asumsi kenormalan sisaan dapat dilihat melalui normal probability plot of the residual dan histogram of the residual. Jika sebaran titik mengikuti pita kenormalan dan histogram membentuk kurva normal maka dapat dinyatakan bahwa

asumsi kermalan sisaan terpenuhi. Dari residual plot pada lampiran VII dapat dilihat bahwa sebaran titik mengikuti pita kenormalan dan histogram membentuk kurva kenormalan maka dapat dinyatakan bahwa asumsi kenormalan sisaan terpenuhi Oleh karena asumsi regresi linier berganda tidak ada yang dilanggar maka tidak dilakukan transformasi.

c.

Pemilihan model terbaik melalui metode semua kombinasi yang mungkin yaitu melalui perbandingan VIF. Dalam pemilihan model terbaik salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melihat nilai Koefisien Determinasi (R2), Rataan Kuadrat Sisa (S2), Cp Mallows, dan nilai PRESS dari masing-masing variabel pengaruh dan kombinasinya terhadap variabel terpengaruh. Penentuan R2, S2, Cp Mallows dan nilai PRESS dapat dilihat dari hasil output statistic regressions pada minitab 14 seperti yang terlihat pada lampiran VIII. Model yang baik adalah model dengan nilai R 2 mendekati 1, nilai S2 terkecil dari masing-masing variabel dan kombinasinya, nilai Cp Mallows yang mendekati p (dalam penelitian ini p = 5) dan nilai PRESS yang terkecil dari masing-masing variabel dan kombinasinya. Nilai dari R2, S2, CP Mallows dan nilai PRESS dapat dilihat pada Tabel berikut: , S2, Cp Mallows, nilai PRESS dan nilai

Tabel.5 Nilai R2, S2,Cp Mallows dan Nilai PRESS dari Masing Kelompok Masing Model Kombinasi variabel Pengaruh X1 X2 A X3 X4 X1X2 X1X3 X1X4 B X2X3 X2X4 X3X4 X1X2X3 X1X2X4 C X1X3X4 X2X3X4 D X1X2X3X4 R2 S2 CP Mallows 2.0 2.0 17.2 2.0 4.5 1.1 3.0 1.0 4.7 1.5 4.1 8.4 2.3 3.7 8.3 Nilai PRESS 19.52 19.00 20.75 19.75 19.00 19.52 18.68 19.41 18.74 20.21 19.02 18.29 19.10 19.18 18.57

6.10% 8.57% 0.65% 5.11% 8.57% 6.09%

0.195 0.190 0.207 0.197 0.190 0.195

12.01% 0.185 8.57% 12% 5.6% 12.4% 16.1% 12.3% 12.0% 16.1% 0.192 0.185 0.198 0.186 0.178 0.186 0.187 0.178

Dari tabel.5 diatas dapat dilihat variabel pengaruh dan kombinasinya sebanyak 15 buah yang dikelompokan dalam 4 kelompok. Dalam setiap kelompok diambil 1 atau 2 kombinasi yang terbaik. Berdasarkan kriteria dalam menentukan penentuan model terbaik seperti yang dijelaskan diatas maka dari masing-masing kelompok dapat dipilih calon persamaan terbaik yang menjadi wakil

dari masing-masing kelompok disertai persamaan model regresi dari masing-masing variabel pengaruh dan kombinasinya. Model persamaan regresi dari masing-masing variabel pengaruh dan kombinasinya dapat dilihat pada lampiran VIII. Calon dari persamaan terbaik dari masingmasing kelompok dapat dilihat pada tabel.6 berikut: Tabel.6 Calon Persamaan Terbaik Kelompok model A Kombinasi variabel Pengaruh X2 X1X4 B X2X4 X1X2X4 Persamaan regresi = 1.72 + 0.0450 X2 = 1.75 + 0.0259 X1 + 0.00928 X4 = 1.68 + 0.0409 X2+ 0.00716 X4 = 1.11 + 0.0206 X1+ 0.0326 X2 + 0.00799 X4 = 1.27 +

R2

S2

Nilai CP Mallows PRESS 2.0 3.0 4.7 8.4 19.00 18.68 18.74 18.29

8.57%

0.190

12.01% 0.185 12% 16.1% 0.185 0.178

C

D

X1X2X3X4

0.0247 X1+ 0.0349 X2 0.0103 X3 + 0.00821 X4

16.9%

0.178

8.3

18.57

Dari Tabel.6 diatas akan diambil dua model persamaan regresi terbaik. Berdasarkan kriteria dalam pemilihan model terbaik, maka dapat dilihat bahwa model yang lebih memenuhi kriteria pemilihan model terbaik adalah kombinasi variabel pengaruh pada kelompok model C yaitu kombinasi X1X2X4 dan kelompok model D yaitu kombinasi X1X2X3X4.

Selain pemeriksaan terhadap R2, S2, Cp Mallows, dan nilai PRESS selanjutnya kita perlu melihat korelasi antar variabel pengaruh. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dapat menggunakan nilai VIF. Jika nilai VIF sama atau mendekati 1 menunjukan tidak ada korelasi antar variabel pengaruh dan asumsi non multikolinieritas terpenuhi. Dari output Regression Analysis menggunakan minitab 14 seperti yang terlampir pada lampiran VIII kita dapat melihat nilai VIF dari variabel pengaruh pada masing-masing calon persamaan terbaik diatas pada tabel berikut: Tabel.7 Nilai VIF Masing-Masing Variabel Pengaruh Pada Calon Persamaan Terbaik Variabel Pengaruh X1 X2 X3 X4 Model C 0.0216 0.0326 0.00799 VIF 1.1 1.1 1.0 Model D 0.0247 0.0349 -0.0103 0.00821 VIF 1.3 1.1 1.3 1.0

Dari Tabel.7 diatas dapat dilihat bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel pengaruh pada umumnya mendekati 1. Maka dapat diasumsikan bahwa antara variabel pengaruh sudah saling bebas. d. Rekomendasi model yang akan digunakan Dalam penetapan persamaan/model terbaik kita perlu

memperhatikan tujuan dari penelitian yang kita lakukan. Menurut Sembiring (1995: 243) bahwa model yang terbaik sering tidak ada, tapi ada beberapa model yang baik. Suatu model mungkin baik untuk suatu tujuan tapi model lain mungkin lebih baik untuk tujuan yang lain. Model yang mana yang kemudian sebaiknya digunakan tergantung pada

pemahaman kita tentang permasalahan yang dihadapi dan untuk apa model itu digunakan. Tujuan dari penelitian ini yaitu melihat, mendeskripsikan dan memprediksikan hubungan dan pengaruh antara variabel pengaruh

terhadap variabel terpengaruh. Sembiring (1995: 219) menambahkan bahwa untuk tujuan prediksi maka makin banyak peubah bebas yang berpengaruh terhadap respon Y masuk dalam model makin baik prediksi . Ini tidak berarti bahwa sebaiknya semua peubah masuk dalam model. Berdasarkan pendapat dari sembiring tersebut, model terbaik dalam penelitian ini adalah model yang mengadung variabel pengaruh terbanyak dari calon persamaan model terbaik dalam hal ini adalah kombinasi antara variabel X1X2X3X4. Namun setelah dilakukan uji non multikolinieritas, dari uji non multikolieritas seperti yang dilihat pada Tabel.7 diatas bahwa penambahan variabel X 3 dapat menyebabkan korelasi antar variabel pengaruh. Hal ini dapat dilihat dengan penambahan variabel X3, nilai VIF semakin tidak mendekati 1 jika dibandingkan dengan model persamaan sebelum variabel X 3 dimasukan dalam model. Menurut Saefudin (2010: 265) mengatakan bahwa hal lain yang dapat ditimbulkan oleh adanya multikolinieritas dalam model regresi adalah nilai dugaan bagi parameter regresi yang didapat tidak valid, sehingga dapat menimbulkan kesalahan dalam interpretasi dan penarikan

kesimpulan. Salah satu solusi bagi masalah multikolinieritas adalah dengan mengeluarkan peubah bebas dari model. Berdasarkan tujuan dan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam memilih model terbaik untuk penelitian ini sebaiknya mengambil model yang mengandung variabel pengaruh yang banyak masuk kedalam model, Ini tidak berarti bahwa sebaiknya semua peubah masuk dalam model. Hal penting yang harus diperhatikan adalah antar variabel pengaruh harus saling bebas ini dapat dilihat dari dengan VIF mendekati 1 sehingga asumsi non multikolinieritas terpenuhi. Dari kesimpulan diatas ditetapkan bahwa model persamaan terbaik untuk penelitian ini sesuai dengan tujuan dan permasalahan yang dihadapi adalah model persamaan dengan kombinasi X1X2X4. Dimana

dugaan/prediksi persamaan regresi linier bergandanya adalah = 1.11 + 0.0206X1 + 0.0326X2 + 0.00799X4. 2. Interpretasi variabel yang berpengaruh secara langsung dari model yang didapatkan Berdasarkan analisis data menggunakan regresi linier berganda diperoleh model terbaik dari pengaruh faktor lingkungan terhadap prestasi akademik mahasiswa jurusan matematika FMIPA UNP BP 2009 yaitu: = 1.11 +

0.0206X1 + 0.0326X2 + 0.00799X4. Dari model dapat dilihat bahwa variabel yang berpengaruh secara langsung adalah X1,X2, dan X4. Dimana X1 adalah lingkungan tempat tinggal, X2 adalah lingkungan sejawat mahasiswa, dan X4 adalah lingkungan organisasi mahasiswa. Sementara variabel yang tidak

berpengaruh secara langsung adalah X3, dimana X3 adalah lingkungan akademik.

B. Pembahasan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang diawali dengan survei, dimana alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dengan menggunakan skala likert. Adapun variabel yang ingin dilihat pada penelitian ini yaitu variabel pengaruh berupa faktor lingkungan dan variabel terpengaruh berupa prestasi akademik (IPK) mahasiswa jurusan matematika FMIPA UNP BP 2009. Pernyataan yang digunakan dalam kuesioner untuk mengukur faktor lingkungan, disesuaikan dengan kisi-kisi yang dirangkum berdasarkan teori yang ada. Secara teoritis lingkungan yang baik, nyaman, fasilitas yang lengkap dan interaksi yang baik dengan lingkungan yang sering dihadapi mahasiswa akan dapat meningkatkan prestasi akademiknya, namun secara praktek hal tersebut terkadang tidak dapat dijadikan alasan utama dalam pencapaikan terhadap prestasi akademik mahasiswa. Dengan demikian dalam menentukan responden dalam penelitian ini, peneliti tidak membagi mahasiswa berdasarkan indeks prestasi dan lingkungan yang sering dihadapinya karena menurut peneliti setiap mahasiswa memiliki peluang yang sama dalam mendapatkan hasil belajar yang baik dan tergantung mahasiswa itu sendiri dalam beradaptasi dengan lingkungan. Berdasarkan analisis menggunakan regresi linier berganda, dari plot data dapat dilihat bahwa pencaran titik tidak terlihat hubungan kelinieran. Hal ini berarti bahwa keragaman variabel terpengaruh tidak semata-mata dipengaruhi oleh variabel pengaruh dalam artian masih ada variabel lain yang

mempengaruhinya. Hasil analisis ini sesuai dengan teori yang ada bahwa hasil belajar (prestasi akademik) dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri dan faktor yang berasal dari luar diri. Faktor yang berasal dari luar diri yaitu faktor lingkungan. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa variabel lain yang mempengaruhi keragaman prestasi akademik mahasiswa jurusan matematika FMIPA UNP BP 2009 yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seperti minat, kesiapan, motivasi, usaha, semangat dan persepsi. Selanjutnya dari plot sisaan dapat dilihat bahwa sebaran titik tidak membentuk pola yang sistematis dan menyebar secara acak, hal ini berarti bahwa sisaan saling bebas dan homogen. Ini menunjukan bahwa nilai pengamatan tidak dipengaruhi oleh pengamatan lain dan waktu tidak mempengaruhi pengambilan data serta setiap pengamatan memilki informasi yang sama penting pada variabel terpengaruh. Hal ini sesuai dengan cara dalam pengumpulan data bahwa waktu tidak mempengaruhi dalam pengambilan data sehingga kuesioner dapat disebar kapan saja. Disamping itu setiap responden memiliki informasi yang sama penting dalam penelitian. Model regresi linier berganda dari pengaruh faktor lingkungan terhadap prestasi akademik mahasiswa jurusan mateamatika FMIPA UNP BP 2009 adalah i = 1.11+0.0206X1 + 0.0326X2 + 0.00799X4 + i. dari model dapat dilihat

bahwa variabel terpengaruh hanya dipengaruhi oleh X1, X2 dan X4. Hal ini menyatakan bahwa prestasi akademik mahasiswa jurusan matematika FMIPA UNP BP 2009 dipengaruhi faktor lingkungan tempat tinggal, lingkungan teman sejawat dan lingkungan organisasi mahasiswa. Sementara

variabel X3 tidak masuk tergabung dalam model, hal ini bukan berarti bahwa lingkungan akademik tidak mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa jurusan matematika FMIPA UNP BP 2009, namun dapat diasumsikan bahwa lingkungan akademik telah diwakili oleh faktor lingkungan lain yang ikut tergabung dalam model.

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:1.

Bentuk model regresi linier berganda untuk mendeskripsikan pengaruh faktor lingkungan terhadap prestasi akademik mahasiswa jurusan matematika FMIPA UNP BP 2009 adalah: i = 1.11+0.0206X1 + 0.0326X2 + 0.00799X4 + i.

2. Faktor lingkungan yang berpengaruh secara langsung terhadap prediksi (taksiran) prestasi akademik mahasiswa jurusan matematika FMIPA UNP BP 2009 adalah lingkungan tempat tinggal, lingkungan teman sejawat, dan lingkungan organisasi mahasiswa sedangkan lingkungan akademik tidak berpengaruh secara langsung terhadap prediksi (taksiran) prestasi akademik mahasiswa jurusan matmatika FMIPA UNP BP 2009.

B. SARAN Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi mahasiswa jurusan matematika FMIPA UNP, sebaiknya lebih meningkatkan interaksi secara positif dengan lingkungan akademik seperti miningkatkan hubungan yang baik dengan dosen mata kuliah yang bersangkutan dan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di jurusan Matematika dengan baik sehingga lingkungan akademik dapat berpengaruh secara positif terhadap pencapaian prestasi akademik yang baik.

2. Bagi peneliti selanjutnya jika penelitiannya menggunakan data primer agar lebih cermat dalam menentukan indikator-indikator dalam mengukur variabel yang akan diteliti 3. Dalam menyebar kuesioner sebaiknya disebar pada waktu yang tepat sehingga semua objek yang menjadi pengamatan dalam penelitian dapat dijadikan sebagai responden dan responden penelitian bisa mengisi kuesioner dengan baik sehingga data yang didapatkan lebih akurat. 4. Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi jurusan matematika FMIPA UNP.

DAFTAR PUSTAKA Afrianti, Lily. 2003. Hubungan Persepsi siswa tentang guru praktek lapangan kependidikan (PLK) dengan hasil belajar. Skripsi. Padang: FT. Universitas Negeri Padang. Ibnu, Suhadi. 2003. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Malang: UGM Iriawan, Nur. 2006. Mengolah Data Statistik Dengan Mudah Menggunakan Minitab 14. Yogyakarta: Andi Lutfri. 2000. Kiat Memahami Metodologi dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP Press Makridakis, S. Dkk. 1999. Metode dan Aplikasi Peramalan. Terjemahan Untung Sus Andriyanto dan abdul basith. Jakarta: Erlangga. Martalena, Elvira. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dana Bank Muamalat Indonesia Tahun 1999-2009 Dengan Menggunakan Metode Anal