analisis pengakuan pendapatan dan beban asuransi …

76
ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI KERUGIAN PADA PT ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYA CABANG INDONESIA TIMUR MAKASSAR HAJRIAH STAMBUK : 10573 01749 10 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2014

Upload: others

Post on 18-Oct-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI

KERUGIAN PADA PT ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYA CABANG

INDONESIA TIMUR MAKASSAR

HAJRIAH

STAMBUK : 10573 01749 10

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2014

Page 2: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …
Page 3: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …
Page 4: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan hidaya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Analisis Pengakuan Pendapatan Dan Beban Asuransi Pada PT. Asuransi

Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar “

Suatu penghargaan tertinggi penulis berikan kepada ayah dan ibu tercinta

penulis yang telah menuntun penulis ke gerbang pendidikan dan juga telah

menanamkan sejak dini amanah kebenaran, kejujuran, dan kesabaran dalam

bentuk jati diri dan kepribadian penulis.

Kemudian bahwa skripsi ini dapat terwujud, semua berkat partisipasi dan

kontribusi segenap pihak yang sungguh berarti. Karena itulah dengan

penghargaan dan kerendahan hati penulis hanturkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak Prof. DR. H. Irwan Akib, M.pd selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. Mahmud Nuhung, SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ismail Badollahi.SE.,M.Si,Akt. selaku Ketua Jurusan

Akuntansi.

4. Bapak H. Andi Arman, SE, M.Si,AK. dan Bapak Edi Jusriadi, SE.,MM

selaku Pembimbing I dan Pembimbing II, yang telah memberikan

kontribusi pemikiran dan senantiasa memberikan petunjuk kepada

penulis selama penyusunan skripsi ini.

iv

Page 5: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

5. Keluarga Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar, seluruh Dosen dan seluruh staf akademik.

6. Pemimpim PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia

Timur Makassar dan seluruh staf yang telah memberikan peluang serta

bantuan kepada penulis dalam rangka pengumpulan data untuk

penyelesaian skripsi ini.

7. Sembah sujud penulis hanturkan kepada Allah SWT karena atas Do’a

Ayah, Ibu, dan teman-teman sekalian penulis dapat menyelesaikan

tugas akhir semester ini dan selama penulis menempu pendidikan

diperguruan tinggi, buat saudara-saudaraku dan keluarga terdekat yang

tidak bisa kami sebut satu persatu terima kasih banyak atas

dukungannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, banyak terdapat

kekurangan dan ketidak sempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

saran dan kritik dari para pembaca sebagai bahan masukan sehingga dapat

berguna bagi penulis maupun pembaca pada umumnya.Akhir kata, penulis

berharap skripsi ini dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Kiranya Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua

amin

Makassar, Juli 2014

HAJRIAH

Page 6: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

vii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................................... i

Halaman Pengesahan ………………………………………………………….. ii

Lembar Persetujuan…………………………………………………………….. iii

Abstrak ………………………………………………………………………… iv

Kata Pengantar .................................................................................................... v

Daftar Isi.............................................................................................................. vi

Daftar Tabel ........................................................................................................ vii

Daftar Gambar ..................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4

C. Tujuan penelitian ............................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian ……………………………………………… . 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 6

A. Tinjauan Umum Peran Asuransi

1. Pengertian Asuransi .................................................................. 6

2. Jenis-jenis Asuransi Di Indonesia ............................................. 10

3. Manfaat Asuransi ...................................................................... 11

4. Prinsip-prinsip Asuransi ........................................................... 12

B. Karekteristik Asuransi Jiwa ............................................................ 19

C. Fungsi Asuransi Jiwa ...................................................................... 21

Page 7: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

viii

D. Pengakuan Pendapatan Asuransi .................................................... 24

1. Beban Dalam Perusahaan Asuransi …………………………. 28

2. Pengakuan Beban Perusahaan Asuransi …………………….. 30

E. Kerangka Fikir …………………………………………………… 31

F. Hipotesis …………………………………………………………. 32

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 33

A. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 33

B. Metode Pengempulan Data ............................................................. 33

C. Jenis Dan Sumber Data ................................................................... 34

D. Metode Analisis .............................................................................. 34

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN .................................. 36

A. Sejarah Singkat .............................................................................. 36

B. Struktur Organisasi ........................................................................ 37

C. Kegiatan Usaha .............................................................................. 45

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 49

A. Pengakuan Pendapatan PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya .......... 49

B. Investasi …………………………………………………………. 54

C. Pengakuan Beban Pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya ......... 55

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 60

A. Simpulan ........................................................................................ 60

B. Saran .............................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

ix

SKRIPSI

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI

KERUGIAN PADA PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYA CABANG

INDONESIA TIMUR MAKASSAR

HAJRIAH

105730 174910

Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2014

Page 9: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

x

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis, HAJRIAH Lahir di Makassar Pada tanggal 11 Juni 1992, merupakan

anak Pertama dari 2 bersaudara dari pasangan Muhammad Ali dan Ibu Kasmawati. Penulis

berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam. Kini penulis beralamat di Jalan

Bontomarannu No. 36 Kec Barombong kel Benteng somba Opu Kab Gowa, Provinsi:

Sulawesi Selatan.

Adapun riwayat pendidikan penulis, yaitu pada tahun 1998 pertama masuk di SD Inpres

Pattung (Gowa), dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2007 lulus dari SMP NEGERI 27

MAKASSAR dan melanjutkan ke SMA NEGERI 20 MAKASSAR dan lulus tahun 2010. Setelah

itu kuliah di Universitas Muhammadiyah Makassar Jurusan Akuntansi dan Bisnis, Pada

semester akhir tahun 2014 penulis telah menyelesaikan Skripsi yang berjudul “ Analisis

Pengakuan Pendapatan Dan Beban Asuransi Kerugian Pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya

Cabang Indonesia Timur Makassar Pada Tahun 2014”.

i

i

Page 10: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

xi

Page 11: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Gambar Skema Kerangka Pemikiran…………………………… 31

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Cabang ............................................. 39

Gambar 5.1 Gambar Penerimaan Alur Peserta ............................................... 50

Gambar 5.2 Pembagian Premi/Kontribusi Peserta .......................................... 53

Gambar 5.3 Pembagian Beban Atas Dana Asuransi dan dana perusahaan .... 55

vii

Page 12: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Anak Perusahaan PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya ....................... 48

vi

Page 13: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

ABSTRAK

Hajriah. 2014. Analisis Pengakuan Pendapatan Dan Beban Asuransi

kerugian Pada PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya. Pembimbing H.Andi

Armand an Edi Jusriadi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengakuan

pendapatan dan beban atas dana perusahaan berdasarkan PSAK 108 pada

asuransi jiwa PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur

Makassar. Metode dan objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode kualitatif dan menggunakan data primer. Metode pengumpulan

data menggunakan metode langsung dan metode tidak langsung. Objek yang

diteliti adalah PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur

Makassar. Analisis dilakukan pada divisi syariah dan meneliti mengenai dana

tabarru’ dan dana perusahaan bagaimana cara pengakuan pendapatan dan

beban dan cara menginvestasikannya,.

Hasil dari penelitian ini bahwa pendapatan, beban dan investasi yang

dilakukan PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur

Makassar terpisah antara dana tabarru’ dan dana perusahaannya. Dan metode

yang digunakan adalah acrual basis yang sesuai dengan PSAK. Kesimpulan

dari penelitian ini adalah bahwa PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang

Indonesia Timur Makassar sudah sesuai dengan PSAK 108 dalam melakukan

pengakuan pendapatan dan beban atas dana perusahaan.

Kata Kunci: Pengakuan Pendapatan Asuransi, PSAK 108

iii

Page 14: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan semakin pesatnya perkembangan pembangunan nasional,

peran jasa industri di masyarakat dirasakan semakin menjadi penting, terutama

sebagai lembaga yang menjamin dan memberikan perlindungan terhadap risiko

yang mungkin dialami oleh si penerima jasa.

Risiko hampir selalu melekat dengan kehidupan manusia, maka kita harus

mengelolanya dengan sebaik-baiknya melalui suatu cara atau teknik tertentu agar

dampak yang ditimbulkannya tidak berpengaruh terhadap tujuan atau kegiatan

manusia.

Satu hal penting yang patut disadari, bahwa dibalik risiko-risiko itu

terdapat mekanisme yang canggih, yang jika digunakan sebagaimana mestinya

dapat sangat meringankan kesulitan kauangan yang ditimbulkannya. Mekanisme

yang dimaksud adalah asuransi, yang dipandang sebagai mekanisme yang benar-

benar sangat penting peranannya dalam kehidupan moderen saat ini. Jadi asuransi

merupakan salah satu upaya untuk menanggulangi berbagai risiko yang mungkin

timbul, baik pada diri seseorang maupun terhadap benda yang dimilikinya.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai masalah asuransi, sebaiknya

memahami terlebih dahulu mengenai konsep risiko dan cara pengelolaanya, sebab

risiko merupakan masalah inti dalam asuransi dan asuransi tidak akan ada apabila

tidak ada risiko. Risiko didefinisikan sebagai suatu ketidak pastian atas terjadinya

suatu peristiwa. Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan

Page 15: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

2

ketidakpastian. Ketidakpastian mengakibatkan adanya risiko yang merugikan bagi

pihak-pihak yang berkepentingan terlebih lagi dalam dunia bisnis, ketidakpastian

beserta risikonya merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja.

Macam-macam risiko yang dapat dijumpai adalah sebagai berikut :

1. Avoiding Risk yaitu menghindari semua hal yang memungkinkan

terjadinya kerugian.

2. Ignoring Risk yaitu membiarkan atau menghindari risiko sehingga

kalaupun peristiwa itu terjadi, maka kerugian tersebut tidak memberatkan.

3. Risk Retention yaitu berusaha untuk menahan risiko atau bersifat untuk

mencegah terjadinya kerugian.

4. Loss Prevention yaitu mengupayakan cara-cara untuk mencegah risiko,

seperti memasang alat-alat tertentu, memeriksa secara teratur dan lain-lain.

Asuransi adalah suatu transaksi pertanggungan yang melibatkan dua pihak,

yaitu tertanggung dan penanggung. Dalam hal ini perusahaan asuransi bertindak

selaku penanggung terhadap kemungkinan risiko kerugian yang dialami

tertanggung. Mekanismenya adalah dengan penanggung menerima sejumlah

premi (uang) menjamin pihak tertanggung bahwa dia akan mendapatkan

penggantian terhadap suatu kerugian yang mungkin dideritanya sebagai akibat

dari suatu peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau yang semula belum

dapat ditentukan saat terjadinya.

Industri asuransi merupakan salah satu jenis industri yang bergerak dalam

bidang jasa keuangan. Untuk dapat memberikan pelayanan dibidang jasa

keuangan, perusahaan asuransi harus memiliki sistem informasi yang tepat dalam

Page 16: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

3

hubungannya dengan proses pengambilan keputusan. Informasi yang dibutuhkan

dalam manajemen. Laporan laba rugi adalah salah satu informasi yang

memperlihatkan kinerja keuangan perusahaan untuk melihat kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba.

Secara umum, laba merupakan selisih antara keseluruhan pendapatan dan

beban suatu perusahaan dalam periode tertentu. Dengan kata lain, pendapatan dan

beban merupakan unsur penting dalam menyajikan informasi laba rugi.

Pengakuan dilakukan dengan mencatat dan mencantumkan pendapatan

dan beban dalam laporan laba rugi. Pengakuan perlu dilakukan pada saat yang

tepat atas suatu kejadian ekonomi yang menghasilkan pendapatan dan beban. Bila

pendapatan dan beban diakui tidak sama dengan yang seharusnya, maka informasi

yang disajikan dalam laporan laba rugi menjadi tidak tepat dan dapat

menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan oleh para pemakainya.

PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar

merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa asuransi

umum atau asuransi kerugian (pertanggungan risiko finansial) yang timbul

sebagai akibat dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Produk unggulan dari

perusahaan ini adalah asuransi perorangan yang terdiri dari dana tabungan

mandiri, dana bertahap plus, tabungan ibadah rohani, asih seumur hidup, dana

tabungan hari tua bertahap, dana beasiswa mandiri, dan dana proteksi. Selain itu

juga ada beberapa produk asuransi lain yang ditawarkan yaitu asuransi kolektif

yang terdiri dari jaminan kesehatan, asuransi jiwa kredit, perlindungan keluarga,

perlindungan hotel, perlindungan pendidikan, perlindungan kesehatan, asih travel

Page 17: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

4

asurance, asih tabungan mandiri 60, asih dasa warsa dan asih tabungan

pancawarsa.

Sebagai salah satu perusahaan jasa, maka pendapatan perusahaan dalam

satu periode akuntansi tentunya berasal dari penjualan produk-produk jasa yang

dikelolanya namun dalam operasionalnya agak berbeda dengan perusahaan jasa

lainnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa proses akuntansi untuk

perusahaan asuransi cukup kompleks. Oleh karena itu, maka penulis tertarik

membahas hal tersebut melalui suatu penelitian yang dilakukan di PT. Asuransi

Jiwa Bumi Asih jaya Cabang Indonesia Timur Makassar dan mengangkat judul

““Analisis Pengakuan Pendapatan dan Beban Asuransi Kerugian Pada PT.

Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang

menjadi rumusan masalah adalah:

“Bagaimana Pengakuan pendapatan dan beban yang dilakukan PT. Asuransi Jiwa

Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar apakah sudah sesuai dengan

PSAK 108?”.

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi Tujuan Penelitian ini adalah:

Page 18: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

5

“Memberikan gambaran mengenai pengakuan pendapatan dan beban asuransi

kerugian pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesi Timur

Makassar dari hasil kegiatan operasional usahanya ”.

D. Manfaat Penelitian.

1. Sebagai bahan informasi bagi PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang

Indonesia Timur Makassar dalam mengambil keputusan pada masa yang akan

datang.

2. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang akan mengadakan penelitian

selanjutnya tentang pengakuan pendapatan dan beban asuransi kerugian pada

perusahaan tersebut.

Page 19: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Peran Asuransi

Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam

bentuk aset keuangan atau tagihan (claims) dibandingkan aset nonfinansial atau

aset riil. Menurut Mulyadi Nitisusastro (2013) menjelaskan “Usaha perasuransian

yang tumbuh dan berkembang secara konsisten dan berkesinambungan,

memberikan kontribusi yang nyata terhadap pembangunan infrastuktur fisik guna

menunjang perkembangan ekonomi nasional ”.

Sebagaimana lembaga keuangan bank yang memiliki Undang-undang

dalam menjalankan usahanya, yaitu UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

lembaga keuangan asuransi pun memiliki beberapa peraturan yang menjadi acuan

untuk menjalankan usaha perasuransian di Indonesia, diantaranya :

1. Undang-undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.

2. Peraturan Pemerimah No. 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha

Perasuransian.

3. Keputusan Menteri Keuangan.

1. Pengertian Asuransi

Sejalan dengan perkembangan ekonomi dan industri yang semakin

kompleks dan berisiko tinggi, maka tidak dapat disangkal lagi kalau asuransi

memiliki manfaat bagi masyarakat secara umum, juga memiliki manfat bagi dunia

usaha dan khusus. Disebutkan oleh Dannawi Herman (2006) sebagai berikut:

Page 20: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

7

1. “Mendorong masyarakat untuk lebih berpikir ke masa datang.

2. Dana yang terkumpul pada industri asuransi dapat digunakan untuk

investasi yang digunakan dalam pembangunan.

3. Mendorong masyarakat untuk tidak tergantung pada pihak lain karena

telah memiliki polis asuransi.

4. Ahli dari perusahaan asuransi dapat memberikan saran-saran untuk

pengelolaan risiko dan mengurangi kemungkinan kerugian yang

timbul.

5. Setiap perusahaan yang mengikuti program asuransi hanya perlu

menyisihkan sebagian kecil dananya untuk pembiayaan premi tanpa

perlu membentuk cadangan dana untuk mengantisipasi kerugian yang

timbul.”

Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa tanpa disadari manusia sudah

melakukan efisiensi karena asuransi itu sesungguhnya memaksa orang untuk

memikirkan skala prioritas yang dapat menyebabkannya melakukan dan

menyisihkan sebagian penghasilan untuk membayar kewajiban berupa premi

asuransi serta asuransi mempunyai peranan penting dalam mendorong masyarakat

untuk lebih berpikir ke masa depan, dan dalam pengembangan pembangunan.

Dalam Undang-undang Hukum Dagang pada pasal 246 memberikan batasan

tentang asuransi atau pertanggungan adalah Asuransi atau pertanggungan adalah

suatu perjanjian diamana penanggung dengan menikmati suatu premi mengikat

dirinya terhadap tertanggung untuk membebaskannya dari kerugian karena

Page 21: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

8

kehilangan, kerugian atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan yang akan dapat

diderita olehnya karena suatu kejadian yang tidak pasti”.

Pengertian lain tentang asuransi, menurut Mark R. Green (2003) yang

diterjemahkan oleh Soeisno Djojosoedarso dalam bukunya Prinsip-Prinsip

Manajemen Risiko Asuransi yaitu :

"Asuransi adalah suatu lembaga ekanomi yang bertujuan mengurangi

risiko, dengan jalan mengkombinasikan dalam satu pengelolaan sejumlah

objek yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara

menyeluruh dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu".

Sedangkan menurut Herman Darmawi (2003), asuransi dapat didefinisikan

dari dua sudut yaitu :

"Pertama asuransi sebagai perlindungan terhadap risiko keuangan yang

disediakan pihak insurer. Kedua, asuransi alat penggabungan risiko dari

dua atau lebih orang-orang atau perusahaan-perusahaan melalui

sumbangan aktual atau yang dijanjikan untuk membentuk dana guna

membayar klaim".

Dari pengertian asuransi diatas dapat ditarik kesimpulan :

a. Perusahaan asuransi merupakan perusahaan penanggung yang berhak

menerima premi sebagai pembayaran dari tertanggung, dimana premi ini

digunakan untuk melakukan kewajibannya, yaitu membayar ganti rugi

kepada tertanggung.

b. Pihak tertanggung memiliki kewajiban membayar premi kepada

perusahaan asuransi sebagai tanda pengalihan risiko tertanggung kepada

Page 22: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

9

penanggung, dan berhak atas ganti rugi dari pihak penanggung jika terjadi

hal-hal merugikan yang disyaratkan.

c. Asuransi merupakan suatu lembaga keuangan yang melakukan

penanggungan atas risiko pihak lain.

Pengertian lain asuransi dalam kitab Undang-undang Hukum Perdata, pada

pasal 1774 menurut Mulyadi Nitisusastro (2013) adalah sebagai berikut: ”Suatu

perjanjian untung-untungan adalah suatu perbuatan yang hasilnya mengenai

untung ruginya, bagi semua pihak, maupun sementara rusak, bergantung kepada

kejadian yang belum tentu. Demikian adalah perjanjian pertanggungan, bunga

cagak hidup, perjudian dan pertaruhan ”.

Pengertian lain mengenai asuransi dalam kitab Undang-Undang Hukum

Dagang Pasal 246 tentang pengertian asuransi menurut Mulyadi Nitisusastro

(2013) adalah Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana

seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan

menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu

kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang tidak diharapkan yang

mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tentu”.

Menurut Abbas Salim (2007) mendefinisikan asuransi adalah Asuransi

ialah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang

sudah pasti sebagai pengganti/substitusi kerugian-kerugian besar yang belum

terjadi.”

Page 23: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

10

2. Jenis-jenis Asuransi di Indonesia

Menurut Soeisno Djojosoedarso (2003), usaha asuransi dapat dibagi

menjadi beberapa macam dan berdasarkan berbagai macam segi. Macam usaha

perasuransian tersebut antara lain :

a. Dari segi sifatnya, usaha asuransi dapat dibedakan :

1) Asuransi sosial atau asuransi wajib, dimana untuk ikut serta dalam

asuransi tersebut terdapat unsur paksaan atau wajib bagi setiap warga

negara.

2) Asuransi sukarela, dimana dalam asuransi ini tidak ada paksaan bagi

siapa pun untuk menjadi anggota.

b. Dari segi Jenis objeknya, dapat dibedakan :

1) Asuransi orang, dimana objek penanggungannya adalah manusia,

seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi hari tua dan

sebagainya

2) Asuransi untuk atau asuransi kerugian, dimana objek

penanggungannya adalah harta atau milik tertanggung, seperti

asuransi kendaraan bermotor, asuransi kebakaran, asuransi

pengangkutan barang dan sebaginya”.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu asuransi

wajib biasanya ditentukan oleh sepihak, contohnya asuransi kecelakaan ditentukan

oleh pihak PT. Jasa raharja, asuransi kecelakaan bagi perburuhan ditentukan oleh

pihak asuransi dan pengelola perusahaan.

Page 24: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

11

Asuransi sukarela didominasi oleh tingkat kehendak orang atau badan

yang diasuransikan, calon penerima polis dapat melihat dengan transparan

seberapa jauh manfaat asuransi tersebut terhadap jiwa atau hartanya. Misalnya

kecelakaan dan asuransi kebakaran.

Perbedaan antara asuransi dilihat dari segi sifatnya dengan dari segi

objeknya adalah Asuransi menurut sifatnya dapat dilihat dari subjek (hal pokok)

yaitu bagaimana terjadinya asuransi secara teoritis dan realita, sedangkan asuransi

jenis objeknya merupakan bagian dari asuransi menurut sifatnya yaitu bentuk

asuransi yang menjadi persyaratan dalam polis serta premi.

3. Manfaat Asuransi

Manfaat asuransi menurut Dahlan Siamat (2004) antara lain :

a. Rasa aman dan perlindungan.

b. Pendistribusian biaya dan Manfaat yang lebih adil. Semakin besar

kerugian yang mungkin timbul maka semakin besar pula biaya

penanggungannya.

c. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.

d. Berfungsi sebagai tabungan

e. Alat penyebaran risiko

f. Membantu meningkatkan kegiatan usaha”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan manfaat asuransi bagi pihak

tertanggung adalah memberikan rasa aman terhadap segala kemungkinan risiko

Page 25: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

12

sedangkan bagi pihak perusahaan asuransi selaku badan usaha adalah memperoleh

laba yang disebut premi.

4. Prinsip-Prinsip Asuransi

Didalam usaha perasuransian terdapat 5 prinsip asuransi. Prinsip-prinsip

tersebut merupakan dasar setiap ada masalah yang timbul dalam kontrak asuransi,

oleh karena itu kelima prinsip dasar itu disebut pula doktrin asuransi, dan kelima

prinsip ini merupakan ketentuan khusus yang secara yuridis mendasari kontrak

asuransi, dimana. ketentuan ini pun penting untuk memahami masalah asuransi.

Kelima prinsip tersebut diantaranya:

a. Prinsip Insurable interest

Prinsip hukum utama yang mendasari semua kontrak asuransi menurut

Soeisno Djojosoedarso (2003) adalah "adanya kepentingan yang dapat

diasuransikan" (insurable interest).

Kutipan diatas menjelaskan perusahaan asuransi memberikan jaminan

terhadap pihak tertanggung maka berhak menerima premi asuransi dan sebaliknya

pihak tertanggung wajib membayar premi asuransi dan berhak menerima jaminan

apabila terjadi risiko sesuai dengan polis.

Menurut Soeisno Djajosoedarso (2003) hal-hal yang mendukung adanya

insurable interest antara lain :

1) Kepemilikan. Pemilik yang sah dari objek asuransi adalah orang yang

mempunyai insurable interest terhadap objek tersebut.

Page 26: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

13

2) Penyewa. Penyewa dalam kontrak sewa-menyewa jangka panjang

mempunyai insurable interest terhadap objek persewaan yang

bersangkutan.

3) Kreditur. Kreditur yang mempunyai kedudukan kuat, yaitu yang

mempunyai "hak hipotek" mempunyai insurable interest terhadap objek

yang dihipotekkan.

4) Kontrak Kerja. Dalam kontrak kerja, kontraktor bangunan mempunyai

insurable interest terhadap proyek bangunan yang sedang dikerjakan,

sebab kontraktor yang bersangkutan mempunyai hak mekanis terhadap

objek kontrak kerja.

5) Diri Sendiri atau ahli waris. Dalam asuransi jiwa yang mempunyai

insurable interest adalah diri sendiri atau ahli waris yang sah.

6) Hubungan Kreditur-debitur. Seorang Kreditur dapat mengasuransikan

debiturnya, karena kematian debitur akan merugikan Kreditur”.

Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa tidak semua harta

kekayaan dan jiwa seseorang dapat diasuransikan oleh karena masalah asuransi

adalah sebab akibat antara penanggung dan tertanggung yang penuh menanggung

risiko, bagi pihak tertanggung membutuhkan kepastian penuh dari pihak

perusahaan asuransi; dan sebaliknya pihak penanggung harus slektif terhadap

sesuatu badan maupun jiwa yang ditanggung, hal ini erat kaitannya dengan premi.

Menurut Dahlan siamat (2004) menyebutkan bahwa unsur-unsur yang

terkandung dalam prinsip insurable interest meliputi :

1) Harus berupa suatu harta, hak, kepentingan, jiwa atau tanggung gugat.

Page 27: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

14

2) Keadaan pada butir harus merupakan sesuatu yang dapat

dipenanggungkan (subject maner of insurance).

3) Tertanggung harus memiliki hubungan hukum dengan sesuatu yang dapat

dipenanggungkan dimana pihak tertanggung memperoleh manfaat dari

tidak terjadinya peristiwa atau kerusakan dan menderita kerugian bila yang

dipenanggungkan mengalami kerusakan.

4) Antara pihak tertanggung dan sesuatu yang dipenanggungkan harus

memiliki hubungan sah menurut hukum.

b. Prinsip Utmost Good Faith

Utmost Good Faith atau itikad baik merupakan prinsip yang mendasari

diadakannya suatu perjanjian atau kontrak asuransi, prinsip ini mengharuskan

kedua belah pihak, yaitu tertanggung dan penanggung, memberikan semua

informasi dan fakta yang akan mempengaruhi dalam pembuatan keputusan

berkenaan dengan kontrak asuransi tersebut, dan tidak diperbolehkan saling

menutupi informasi yang akan mendatangkan kerugian pada salah satu pihak.

Dahlan Siamat (2004) yaitu Kewajiban saling memberikan informasi

antara penanggung dan tertanggung disebut duty of disclosure”.

Terdapat unsur-unsur yang merupakan pelanggaran terhadap prinsip ini,

diantaranya menurut Dahlan Siamat (2004) yaitu :

1) Non-disclosure. Tidak diungkapnya suatu informasi karena tidak

mengetahui atau karena menganggap informasi tersebut tidak diperlukan

atau tidak penting.

Page 28: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

15

2) Consealment. Kesengajaan tidak mengungkapkan suatu informasi dengan

maksud untuk menyembunyikannya.

3) Fraudulent misrepresentation. Kesengajaan memberi gambaran yang tidak

sebenarnya atas suatu fakta yang materil.

4) Innocent misrepresentation. Ketidaksengajaan memberi gambaran atau

keterangan yang salah tentang fakta materil”.

Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa prinsip keterbukaan

harus dimulai dengan itikad baik dari kedua belah pihak untuk mengantisipasi

segala kemungkinan risiko yang tidak diinginkan. Prinsip menutupi rahasia

perusahaan bukan berarti tertutup segala-galanya, melainkan informasi yang

berhubungan dengan nasabah demi kelanjutan polis saling membutuhkan

pemegang polis perlu konsultasi secara berkala dan berkesinambungan setiap

permasalahan yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya kesenjangan

maupun ketidakberesan melaksanakan kewajiban (premi auransi). Informasi yang

ditutupi baik sengaja maupun tidak sengaja dapat menganggu kelancaran

sebagaimana tercantum dalam polis.

c. Prinsip Indemnity

Disebut juga prinsip ganti rugi oleh penanggung kepada tertanggung, dan

dalam prinsip ini tertanggung tidak diperbolehkan mendapat keuntungan dari

ganti rugi yang dilakukan penanggung. Hal ini berarti bahwa penanggung hanya

berkewajiban melakukan penggantian sebesar kerugian yang benar-benar diderita

oleh tertanggung. Karena merupakan prinsip ganti rugi maka prinsip Indemnity ini

tidak berlaku dalam asuransi jiwa, tetapi hanya berlaku pada asuransi kerugian.

Page 29: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

16

Berkenaan dengan prinsip ini Dahlan Siamat (2004) memberikan sebuah

pengertian akan prinsip Indemnity yaitu suatu mekanisme dimana penanggung

memberikan ganti rugi atau kompensasi finansial kepada tertanggung yang

dimaksudkan untuk mengembalikan posisi finansial tertanggung sama seperti

sebelum terjadinya kerugian.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan prinsip Indemnity adalah

besarnya ganti rugi/dana kompensasi finansial yang ditanggung perusahaan

asuransi telah ditentukan pada polis. Peristiwa kerugian harus diklarifikasi apakah

ada unsur kesengajaan atau musibah semata, kerugian unsur kesengajaan diluar

tanggung jawab perusahaan asuransi. Kerugian akibat musibah semata harus

ditaksir berdasarkan realita tanpa ada manipulasi kalkulasi kerugian. Perusahaan

asuransi akan membayar kerugian minimal berdasarkan fakta dan maksimal sesuai

dengan polis.

Cara pelaksanaan prinsip Indemnity menurut Dahlan Siamat (2004)

diantaranya :

1) Pembayaran tunai yaitu penggantian kerugian atas suatu klaim dengan

penyerahan kepada tertanggung atau pihak ketiga dalam hal asuransi

tanggung gugat.

2) Penggantian atau replacement adalah ganti rugi atas klaim dilakukan

dengan mengganti barang tertanggung dalam bentuk barang yang sama.

3) Perbaikan atau repair adalah pelaksanaan prinsip ganti rugi dengan cara

melakukan perbaikan atas kerugian yang dialami tertanggung.

Page 30: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

17

4) Pembangunan kembali (reinstatement). Penyelesaian ganti rugi menurut

cara ini lebih banyak ditemukan dalam asuransi harta atau property

insurance”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan pembayaran ganti rugi

prinsip Indemnity dapat dilakukan dengan uang tunai, mengganti barang yang

sama, perbaikan atas kerugian dan atau membangun kembali sistem pelaksanaan

pembayaran biasanya telah tercatum pada polis.

d. Prinsip Proximate Cause

Menurut Dahlan Siamat (2004) Proximate cause adalah suatu sebab aktif,

efisien yang mengakibatkan jadinya suatu peristiwa secara berantai tanpa

intervensi suatu kekuatan lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber

baru dan independen.

Berdasarkan prinsip ini Proximate Cause dapat diketahui apakah sebuah

kejadian termasuk kedalam Jenis kejadian yang ditutup oleh kontrak asuransi atau

tidak. Sebagai contoh apabila sebuah kebakaran terjadi yang disebabkan oleh

adanya sebuah gempa bumi, dan jika dalam kontrak asuransi proximate cause

gempa dikecualikan maka kerugian yang timbul dari kejadian (kebakaran)

tersebut tidak akan dibayar.

e. Prinsip Subrogation and Contribution

Subrogation adalah hak penanggung (perusahaan asuransi) untuk

menuntut pihak ketiga yang telah menyebabkan penanggung membayar ganti rugi

kepada tertanggung atas kerugian yang dideritanya diakibatkan oleh pihak ketiga

tersebut.

Page 31: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

18

Prinsip subrogation ini terdapat pihak ketiga yang tidak memiliki

hubungan hukum apapun dengan pihak tertanggung maupun pihak penanggung.

Hak Penanggung untuk menuntut pihak ketiga ini muncul karena pihak ketiga

tersebut telah mengakibatkan tertanggung mengalami kerugian yang harus diganti

penanggung.

Berdasarkan uraian Dahlan Siamat (2004) yaitu Prinsip contribution ini

merupakan hak penanggung untuk mengajak penanggung-penanggung lain untuk

ikut membayar ganti rugi kepada seorang tertanggung, dengan jumlah tanggungan

yang berbeda. Hal tersebut dapat terjadi jika tertanggung mengasuransikan satu

benda atas suatu risiko yang sama kepada beberapa penanggung.

Peran industri asuransi dalam perekonomian indonesia tidak diragukan lagi

sangat besar dan sangat luas. Sebagai suatu produk jasa mungkin industri

asuransirelatif lambat perkembangannya karena oleh pakar produk asuransi

kurang diminati konsumen untuk membeli (un-sought goods). Namun kenyataan

menunjukan bahwa sejumlah aktivitas industri dan perdagangan tidak mungkin

berlangsung tanpa dukungan produk jasa asuransi.

Sistem perdagangan ekspor-impor tidak mungkin terlaksana tanpa

dukungan jasa asuransi. Demikian juga sejumlah kegiatan industri juga tidak

mungkin berkembang tanpa dukungan jasa asuransi. Kegiatan usaha perbankan

yang sarat dengan risiko juga tidak mungkin tidak membutuhkan jasa asuransi.

Menurut Nitisusastro (2013) Fungsi asuransi dalam menunjang

perkembangan ekonomi sedikitnya diwujudkan melalui tujuh cara :

Page 32: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

19

1) Asuransi mempromosikan stabilitas keuangan dan mengurangi rasa

kegelisahan.

2) Asuransi swasta dapat mensubtitusi peran pemerintah dalam melaksanakan

program sekuriti.

3) Asuransi memfasilitasi kegiatan perdagangan dan kegiatan komersial

lainnya.

4) Asuransi memobilisasi dana masyarakat secara nasional.

5) Asuransi membantu pengelolaan risiko dengan lebih efisien.

6) Asuransi dan reasuransi memiliki insentif ekonomi untuk membantu para

pemegang polis dalam memperkecil risiko.

7) Manfaat asuransi kepada perkembangan ekonomi adalah bahwa asuransi

mendorong alokasi modal yang dimiliki oleh pemerintah dengan lebih

efisien.

B. Karakteristik Asuransi Jiwa

Pengertian Asuransi jiwa menurut Dahlan Siamat (2004) adalah :

”suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan risiko

yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya seseorang yang

dipertanggungkan”

Sedangkan Menurut Soeisno Djojosoedarso (2004) menyebutkan :

"Asuransi jiwa pada hakikatnya merupakan suatu bentuk kerja sama antara orang-

orang yang menghindarkan atau minimal mengurangi risiko yang diakibatkan oleh

risiko kematian, risiko hari tua dan risiko kecelakaan".

Page 33: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

20

Sedangkan perusahaan asuransi jiwa menurut Soeisno Djojosoedarso

(2003) adalah :

”Perusahaan yang bidang usahanya risiko keuangan sebagai akibat dari kematian

orang-orang yang mempertanggungkan jiwanya, pembayaran santunan dilakukan

diakhir kontrak atau kepada ahli warisnya bila kematian terjadi sebelum akhir

kontrak

Dari ketiga kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mengantisipasi

segala kemungkinan risiko di masa yang akan datang dalam bentuk hal-hal yang

tidak terduga yang berhubungan dengan jiwa seseorang bila dikaitkan dengan

tanggung jawab terhadap keluarga atau pihak lain yang terkait dibutuhkan suatu

jaminan sosial yang bergerak di bidang perusahaan jasa yang disebut dengan

asuransi jiwa. Bentuk kerja sama pihak perusahaan asuransi dengan jiwa

seseorang yang tertanggung dibutuhkan suatu perjanjian yang disebut polis. Pihak

perusahaan mendapatkan balas jasa yang disebut premi asuransi. Penerima polis

asuransi adalah pihak yang tertanggung atau ahli waris yang dikuasakan

sebagaimana tercantum pada surat perjanjian tersebut.

Asuransi identik dengan ihwal transfer risiko dari pihak yang memiliki

harta benda (property) dan tanggung jawab kepada pihak yang ketiga (liability),

kepada pihak lain (insurer) yang bidang usahanya bergerak dalam pengelolaan

risiko, yaitu asuransi. Perusahaan asuransi menawarkan berbagai jenis produk jasa

berupa proteksi atau jaminan finansial atas dampak kerugian apabila risiko yang

diperjanjikan tertentu terjadi baik terhadap property maupun pada liability.

Page 34: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

21

Dengan demikian maka jaminan asuransi diberikan berupa penggantian

kerugian sebagai dampak terjadinya risiko (tertentu) pada suatu saat (tertentu)

yang menimbulkan dampak kerugian tertentu. Risiko tertentu dimaksud, bisa

kerusakan, kecelakaan, kematian, kebakaran, kebanjiran, kecurian, tanggung

jawab hukum terhadap pihak kertiga, dan risiko-risiko lainnya. Saat tertentu

maksudnya sepenggal waktu yang diperjanjikan, bisa satu kali perjanjian, bisa

satu kali perjalanan, satu bulan, satu tahun, lima tahun dan atau selama waktu

yang disepakati bersama antara penjual dan pembeli. Kerugian tertentu artinya,

bisa kerugian terhadap individu maupun institusi, demikian juga bisa property dan

bisa liability.

Menurut Mulyadi Nitisusastro (2013) menyebutkan bahwa karakteristik

asuransi merupakan usaha yang berkaitan dengan pengelolaan risiko. Risiko yang

dikelola oleh perusahaan asuransi merupakan risiko milik orang lain yang

ditransfer kepada perusahaan asuransi. Dengan menerima transfer risiko ini, maka

apabila risiko yang diperjanjikan benar-benar terjadi akan menjadi tanggung

jawab perusahaan asuransi.

C. Fungsi Asuransi Jiwa

Menurut Dahlan Siamat (2004) mengungkapkan bahwa dalam asuransi

jiwa terdapat beberapa manfaat, yaitu :

” a. Memberikan dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu

kecelakaan.

b. Membayar santunan bagi tertanggung yang mertinggal.

Page 35: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

22

c. Membantu usaha dari kerugian yang disebabkan mertinggalnya pejabat kunci

perusahaan.

d. Penghimpunan dana untuk persiapan pensiun, keperluan penting dan

penggunaan untuk bisnis.

e. Menunda atau menghindari pajak pendapatan”.

Bahwa hal tersebut diatas merupakan alasan atau sebab yang mendorong

orang untuk membeli polis asuransi jiwa yang paling dapat memenuhi kebutuhan

mereka masing-masing. Jasa asuransi dapat memberikan kenyamanan, keamanan

dan kepastian terhadap harta kekayaan dan jiwa si tertanggung. Pertanggungan

jiwa bukan berarti jiwa seseorang dapat diselamatkan dari perusahaan asuransi

akan tetapi bermaksud untuk menjamin kelangsungan hidup orang yang

ditanggung sebagaimana tercantum dalam polis.

Secara generik asuransi jiwa dikelompokkan dalam term insurance dan

cash-value life insurance. Term insurance berkaitan dengan pemberian jaminan

sementara, sedangkan cash-value life insurance berkaitan dengan komponen

tabungan guna membentuk suatu nilai tunai. Dewasa ini produk asuransi jiwa

dengan berbagai bentuk kombinasi antara keduanya ditawarkan oleh perusahaan

asuransi kepada masyarakat yang memerlukannya.

Fungsi dari asuransi jiwa menurut Abbas Salim (2003) adalah :

1. Tujuan pertanggungan jiwa adalah mengadakan jaminan bagi masyarakat

yaitu mengambil alih semua beban risiko dari tiap-tiap individu.

Page 36: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

23

2. Perusahaan asuransi mempunyai tugas lain bila dilihat dari sudut

pembangunan, yaitu sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dan dana

tersebut dapat diinvestasikan dalam lapangan pembangunan ekonomi.

3. Dari sudut employment, perusahaan asuransi memberikan bantuan kepada

publik, yaitu memberi kesempatan bekerja untuk memperoleh pendapatan”.

Menurut uraian diatas dapat disimpulkan fungsi asuransi jiwa merupakan

tindak lanjut dari manfaat asuransi jiwa yaitu memberikan rasa aman terhadap

semua beban risiko dari si tertanggung. Perusahaan asuransi adalah lembaga

keuangan non bank, oleh karena itu pendapatan premi asuransi dapat

diinvestasikan kepada pihak debitur. Pihak asuransi dapat memberikan lapangan

kerja kepada publik.

Menurut Dahlan Siamat (2003) Usaha asuransi jiwa dapat digolongkan

dalam 3 (tiga) macam, yaitu :

”1. Ordinary life insurance. Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam

suatu nilai tertentu. Jenis polis ini umumnya mendominasi atau bahkan

perusahaan asuransi hanya melakukan kegiatan datam asuransi Ordinary

life insurance.

2. Group life insurance. Adalah asuransi jiwa yang biasanya dikeluarkan

tanpa ada pemeriksaan medis atas suatu kelompok orang-orang dibawah

satu polis induk dimana masing-masing anggota kelompok menerima

sertifikat partisipasi. Polis asuransi ini disebut juga dengan polis asuransi

kolektif.

Page 37: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

24

3. Industrial life insurance. Dalam Jenis asuransi ini biasanya dibuat dengan

jumlah nominal tertentu. Premi umumnya dibayar mingguan yang

dibayarkan di rumah pemilik polis kepada agen yang disebut debit agent.

Premi yang dibayarkan untuk Jenis asuransi jiwa ini biasanya lebih tinggi

daripada Ordinary insurance. karena beberapa alasan, yaitu :

- biaya adminisaasi lebih tinggi setiap rupiah asuransi.

- tingkat kematian tertanggung yang lebih tinggi.

- tingkat penyelewengan yang tinggi.

Ruang lingkup asuransi jiwa dapat disesuaikan berdasarkan

kepentingannya, apabila risiko tertanggung lebih besar maka preminya lebih

besar. Polis asuransi jiwa dapat dikolektifkan dimana pihak individu menerima

sertifikat partisipasi. Ada kalanya pihak tertanggung dapat dijamin tanpa

pemeriksaan kesehatan dokter cukup dengan prediksi perusahaan asuransi.

D. Pengakuan Pendapatan Asuransi

Seluruh kegiatan perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara

keseluruhan disebut earning process. Secara garis besar earning process

menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif atau pendapatan dan keuntungan

dan pengaruh negatif atau beban dan kerugian. Selisih dari keduanya nantinya

menjadi laba dan rugi. Pendapatan umumnya digolongkan atas pendapatan yang

berasal dari kegiatan normal perusahaan dan pendapatan yang bukan berasal dari

kegiatan normal perusahaan,

Page 38: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

25

Pendapatan dari kegiatan yang normal perusahaan biasanya diperoleh dari

hasil penjualan barang ataupun jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama

perusahaan. Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan yang

sering disebut dengan hasil non operasi. Pendapatan non operasi biasanya

dimasukkan dalam pendapatan lain-lain, misalnya pendapatan bunga dan deviden.

Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau

yang membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan

pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik tersebut antara

lain berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan, dan

jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam pernyataan standar

akuntansi keuangan (PSAK:2009) dalam metode pengakuan pendapatan yang

harus dilakukan pertama kali adalah saat pendapatan tersebut diakui atau dicatat,

dengan demikian dapat diketahui metode pendapatan yang sesuai dengan kontrak

konstruksi.

Kegiatan operasional perusahaan adalah proses yang terus-menerus mulai

dari pembelian bahan mentah, pengolahan bahan mentah yang diproses dengan

menggunakan tenaga kerja dan mesin, penjualan produk, penagihan dan

penerimaan uang sebagai akibat dari penjualan. Semua kegiatan yang berlangsung

terus-menerus tersebut merupakan langkah-langkah untuk memperoleh

pendapatan.

Financial Accounting Standard Board (FASB) memberikan dua kriteria

pengakuan pendapatan yaitu :

Page 39: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

26

1. Pendapatan baru diakui bila jumlah rupiah pendapatan telah direalisasikan

atau cukup pasti akan segera terrealisasi. Pendapatan dikatakan telah

terjadi transaksi pertukaran produk atau jasa hasil kegiatan perusahaan

dengan kas atau klaim untuk menerima kas. Pendapatan dapat dikatakan

cukup pasti akan segera terrealisasi bila baran penukar yang diterima dapat

dengan mudah untuk dikonversi menjadi sejumlah kas atau setara kas yang

cukup pasti. Untuk dapat memenuhi persyaratan mudah barang penukar

(aktiva) yang pasti tidak dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran barang dan

mudah dijual belikan tanpa memerlukan biaya yang berarti.

2. Pendapatan diakui bila mana pendapatan tersebut sudah

terhimpun/terbentuk. Untuk memperoleh pendapatan perusahaan harus

melakukan kegiatan memproduksi barang atau jasa yang menjadi sumber

utama pendapatan. Pendapatan dapat dikatakan telah terhimpun bilamana

kegiatan telah menghasilkan pendapatan tersebut telah berjalan dan secara

substansional telah selesai sehingga suatu unit usaha berhak menguasai

manfaat yang terkandung dalam pendapatan.

Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2007) menjelaskan prinsip

pengakuan dan realisasi pendapatan yaitu Pengakuan tidak sama dengan realisasi,

walaupun keduanya digunakan dalam beberapa literatur akuntansi. Realisasi

adalah proses mengubah dari nonkas menjadi uang dan tepat digunakan dalam

akuntansi pelaporan keuangan untuk mengacuh pada penjualan dari asset menjadi

kas atau klaim menjadi kas. Pengakuan adalah proses pencatatan suatu item dalam

akun dan laporan keuangan secara kesatuan.”

Page 40: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

27

Pengakuan pendapatan premi asuransi menurut PSAK No. 108 adalah

premi yang diperoleh sehubungan kontrak reasuransi diakui sebagai pendapatan

selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang

diberikan. Dalam hal periode polis berbeda secara signifikan dengan periode

risiko (misalnya penutupan jenis pertanggungan asuransi kontruksi) maka seluruh

premi yang diperoleh tersebut diakui sebagai pendapatan selama periode risiko.

Pengakuan pendapatan adalah sebagai pencatatan suatu item dalam

perkiraan-perkiraan dan laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan,

beban, keuntungan dan kerugian. Pengakuan tersebut merupakan gambaran suatu

ietm baik dalam kata-kata maupun dalam jumlahnya mencakup angka-angka

ringkas yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

Agar lebih jelas tentang pengertian pendapatan, kita perlu menjelaskan

terlebih dahulu tentang pendekatan konsep pendapatan. Pada dasarnya ada dua

pendekatan terhadap konsep pendapatan yang ditemukan dalam literatur akutansi.

1. Pendekatan yang memusatkan pada arus masuk (Inflow) aktiva yang

ditimbulkan oleh kegiatan operasional perusahaan, dimana pendapatan akan

diakui pada saat itu juga atau pada saat terjadinya penjualan, yaitu pada saat

terjadinya arus masuknya aktiva baru sebagai akibat dari hasil akhir

kegiatan operasional dan besarnya pendapatan itu dapat diukur menurut

nilai dari aktiva yang masuk tersebut.

2. Pendekatan yang memusatkan perhatian pada penciptaan barang dan jasa

serta penyalurannya kepada konsumen atau produsen lainnya, misalnya

pada perusahaan kontraktor dimana dalam mengerjakan kontrak jangka

Page 41: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

28

panjang dengan menggunakan presentase penyelesaian dalam mengakui

pendapatannya, maka pendapatan akan diakui sesuai dengan besarnya jasa

yang telah dikerjakan atau juga pekerjaan yang telah diselesaikan dan harus

diakui pada saat itu.

Pendapatan merupakan penghasilan yang timbul dari aktivitas

perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti

penjualan, penghasilan jasa, bunga, deviden, royalti, dan sewa. Sebaliknya

aktiva yang diperoleh dari pembelian, hasil pinjaman dan tambahan modal

tidak bisa dikatakan sebagai menaikkan pendapatan

Pengertian pendapatan underwriting adalah pendapatan yang diperoleh

dari aktivitas pokok perusahaan asuransi, komponen-komponen pendapatan

underwriting (premi tanggungan sendiri) terdiri dari premi bruto, dikurangi

premi reasuransi dan dikurangi atau ditambah kenaikan atau penurunan premi

yang belum merupakan pendapatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa premi

adalah harga produk asuransi yang cara pembayarannya beragam berdasarkan

jenis produk asuransinya. Premi dibebankan kepada tertanggung ketika

pengeluaran polis adalah premi yang dihitung berdasarkan data dari keterangan

yang diberitahukan oleh tertanggung kepada perusahaan asuransi ketika

pertama menutup asuransi dan besar luasnya risiko yang dijamin oleh

perusahaan asuransi.

1. Beban dalam perusahaan asuransi

Pengertian underwriting ratio menurut Ludovicus Sensi W (2006:172) adalah

sebagai berikut:

Page 42: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

29

“Underwriting ratio adalah salah satu rasio keuangan asuransi berdasarkan Early

Warning Sistem yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari

usaha murni asuransi. Peningkatan keuntungan usaha murni tersebut sebagai

usaha utama perusahaan dalam meningkatkan laba perusahaan dengan arah yang

sama.”

Beban underwriting adalah beban yang dikeluarkan perusahaan asuransi

untuk mendapatkan, memelihara, dan menyelesaikan kerugian suatu

pertanggungan. Komponen-komponen beban underwriting terdiri dari:

a. Komisi tanggungan sendiri

b. Klaim tanggungan sendiri

c. Kenaikan/penurunan estimasi klaim tanggungan sendiri

d. Beban underwriting rupa-rupa.”

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa beban

underwriting adalah beban yang dikeluarkan perusahaan yang meliputi beban

klaim dan beban komisi.

Klaim merupakan tuntutan yang diajukan tertanggung kepada perusahaan

asuransi atas kerugian yang dideritanya sebagagi akibat hilang atau rusaknya

sesuatu harta benda yang dipertanggungkan. Pengertian beban klaim adalah ganti

rugi yang dibayarkan atau yang menjadi kewajiban kepada tertanggung dari pihak

penanggung atau perusahaan asuransi (ceding company) sehubungan dengan telah

terjadinya kerugian.

Page 43: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

30

Berdasarkan pengetian diatas disimpulkan bahwa beban klaim

merupakan ganti rugi yang dibayarkan perusahaan asuransi kepada tertanggung

atas terjadinya kerugian dari peristiwa yang telah terjadi.

2. Pengakuan Beban Perusahaan Asuransi

Suatu perkiraan yang memenuhi definisi untuk diadakan pengakuan

(Recognition) kalau pertama, ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang

berkaitan dangan perkiraan tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan

dan kedua, perkiraan tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur nilai.

Dengan merujuk pada definisi di atas maka beban dapat dan juga harus diakui di

dalam hubungannya dengan penyajian laporan keuangan yang benar dan lengkap.

Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan aktiva atau

peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan nilai. Ini berarti

pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau

penurunan aktiva.

Beban merupakan faktor pengurang pendapatan dalam menentukan laba

oleh karena itu beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan

langsung antara biaya yang timbul dan pos pendapatan tertentu yang diperoleh.

Pengertian beban klaim menurut M. Wahyu Prihantoro adalah “Beban

klaim adalah ganti rugi yang dibayarkan atau yang menjadi kewajiban kepada

tertanggung dari pihak penanggung atau perusahaan asuransi (ceding company)

sehubungan dengan telah terjadinya kerugian.”

Page 44: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

31

Berdasarkan pengetian diatas dapat disimpulkan bahwa beban klaim

merupakan ganti rugi yang dibayarkan perusahaan asuransi kepada tertanggung

atas terjadinya kerugian dari peristiwa yang telah terjadi.

E. Kerangka Pikir

Kerangka fikir dalam penelitian ini erat kaitannya dengan laba perusahaan.

Secara sederhana laba dipengaruhi oleh beberapa variable diantaranya jumlah

pendapatan dan jumlah biaya. Dengan mengacu pada kerangka fikir, dapat

dirumuskan beberapa pernyataan sebagai berikut :

1. Perusahaan Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur

Makassar adalah sebagai objek penelitian tempat dimana peneliti akan melihat

data berupa laporan keuangan dan wawancara langsung pada bagian

keuangan.

2. Pencatatan akuntansi yang digunakan oleh PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih

Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar terhadap pengakuan pendapatan dan

bebannya adalah menggunakan metode acrual basis yang sesuai dengan PSAK

108

Adapun kerangka pikir yang telah diuraikan dapat digambarkan

dalam bentuk skema sebagai berikut :

Page 45: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

32

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

F. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan pokok masalah di atas maka penulis

mengajukan hipotesis sebagai jawaban sementara yaitu “PT. Asuransi Jiwa Bumi

Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar belum mengakui pendapatan dan

bebannya pada periode tertentu”.

PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih

Jaya

Pendapatan Premi

berdasarkan Psak No.

108

Investasi

Beban Klaim Dan

Beban Perusahaan

Berdasarkan PSAK

No. 108

Page 46: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian dalam penulisan ini adalah pada

PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar.

Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 2 (dua) bulan.

Dimulai bulan April 2014 sampai selesai.

B. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan maka penulis cenderung

mengadakan:

1. Penelitian Kepustakaan (liberary reseach)

Penelitian pustaka ini dilakukan dengan jalan membaca, mengkaji, dan

menelaah buku literatur maupun bahan-bahan kuliah atau pun buku-buku

yang ada hubungannya dengan topik yang akan diteliti.

2. Penelitian Lapangan (Field Riseach)

Penelitian yang dilakukan dengan cara meninjau langsung pada obyek

penelitian dengan tujuan untuk memperoleh data sehubungan dengan

masalah yang akan dibahas, dalam hal ini dilakukan dengan:

Pengamatan (Observasi) Yaitu penulis mengadakan pengamatan langsung

terhadap obyek yang diteliti dalam rangka memperoleh data dan bahan-bahan

Page 47: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

34

untuk menganalisis permasalahan yang mungkin ada pada PT. Asuransi Jiwa

Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

a. Data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka, seperti biaya yang

terjadi dalam kurun waktu tertentu, dan data-data yang lain yang

dibutuhkan dalam perusahaan ini.

b. Data kualitatif, yaitu data yang berupa keterangan atau penjelasan dari

pihak yang berwenang seperti sejarah singkat perusahaan, struktur

organisasi, dan pendeskripsian tugas-tugasnya, dan data-data lain yang

relevan dengan objek penulisnya.

2. Sumber data

Sedangkan sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Data primer yaitu data utama yang diperoleh secara langsung dengan

mengadakan wawancara dan obsevasi pada perusahaan sebagai obyek

penelitian.

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber diluar

perusahaan berupa buku-buku dan literatur yang berkaitan erat dengan

masalah yang dibahas.

D. Metode Analisis

Page 48: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

35

Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif

kualitatif, yaitu pengumpulan dan analisis data dengan cara menggali dan

mengumpulkan data-data, terutama data-data mengenai tata cara pencatatan

pengakuan pendapatan dan beban berdasarkan prinsip yang diterapkan PSAK 108

Page 49: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

36

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat

PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya ( BAJ ) merupakan lembaga perusahaan

keuangan non bank yang bergerak di bidang jasa asuransi jiwa, yang sudah cukup

ternama tanah air. Perusahaan ini didirikan pada tanggal, 10 Juni 1967 dengan ijin

usaha No. 116/D.AS/67, dan tanggal 02 November 1967 disyahkan oleh notaries

Nimrod Siregar, SH dengan akte notaries No. 76.1968. sebagai penggagas pendiri

PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya adalah KM. Sinaga ia berhasil meyakinkan

empat orang rekannya mendirikan PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya. Diantara

para pendiri tersebut yang ditunjuk sebagai direktur utama adalah KM. Sinaga.

Pertama PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya berkantor pusat di jl. Solo No. 4

Jakarta pusat. Dari tahun ke tahun perusahaan mengalami perkembangan dengan

memperluas jaringan pemasaran membuka Cabang di kota-kota besar seperti :

Medan, Pekan Baru, Palembang, DKI Utara, DKI Selatan, Jawa Barat, Semarang,

( Yogyakarta, Surabaya ) Denpasar, Makassar, dan Balikpapan.

Jumlah Kantor Pemasaran di seluruh Indonesia terdiri dari 12 Kantor

Pemasaran Cabang, 120 Kantor Pemasaran Distrik dan 123 Kantor Pemasaran

Unit Sektor. Sedangkan untuk wilayah Makassar PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih

Jaya mulai di buka tanggal 5 April 1976 dengan status Kontor Cabang Indonesia

Timur yang dipimpin oleh P. Sitompul Seiring dengan kemajuan yang pesat di

Page 50: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

37

bidang perasuransian, maka Kantor Pemasaran Cabang Indonesia TImur

membuka 12 Kantor Pemasaran Distrik dan 20 Kantor Pemasaran Sektor yang

tersebar di wilayah Indonesia Timur untuk mempermuda jaringan pemasaran dan

memberikan pelayanan yang cepat kepada para nasabah ditingkat pedesaan dan

kecamatan.

Saat ini Bumi Asih Jaya memiliki jaringan kantor pemasaran sebanyak 288

yang tersebar diseluruh Indonesia dan 5386 orang tenaga kerja terlatih yang

memberikan pelayanan secara professional, BAJ juga memiliki beberapa anak

perusahaan yang bergerak diberbagai bidang dan kegiatan bisnisnya juga telah

merambah keseluruh Indonesia. BAJ terdaftar sebagai anggota AAIJ dan menjalin

kerjasama dengan berbagai lembaga pemerintah dan swasta didalam negeri.

Untuk memperluas jaringan bisnisnya diluar negeri, BAJ telah menjalin

hubungan kerjasama dengan beberapa perusahaan asuransi dan reasuransi asing

seperti Munich Re – Munchen ( Jerman ) dan Gilbraltar Life ( Jerman ), serta

Travelers – Harford AS.

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai pengatur

garis wewenang baik secara individual maupun kelompok dari masing-masing

level jabatan untuk memperluas memberikan garis komando kepada bawahan

sehingga mereka dapat bekerja sesuai dengan job description dimasing-masing

level jabatan untuk dapat mewujudkan suatu kondisi yang baik dan sistematis

dalam mencapai suatu tujuan yang telah diterapkan. Melalui struktur organisasi,

Page 51: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

38

para karyawan diharapkan mengetahui tugas dan tanggung jawab yang

dibebankan perusahaan kepadanya.

Struktur organisasi yang dibentuk tentunya merupakan struktur organisasi

yang sehat dan efisien. Sehat dalam arti bahwa setiap saluran organisasi yang ada

menjalankan percaya, masing-masing bagian dapat mencapai perbandingan yang

baik antara usaha dan hasil kerja.

Pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur yang

menjadi dasar dalam struktur organisasi adalah berbentuk garis. Dimana

wewenang mengalir dari pimpinan tertinggi kepada bawahannya setingkat demi

setingkat, yang akhirnya sampai kepada pekerjaannya. Jadi didalam perusahaan

yang menggunakan sistem organisasi line atau garis, tugas atau perintah dari

pimpinan tertinggi kepada bawahannya dimasing-masing bagian dan langsung

pula pada pekerjaannya. Setiap karyawan hanya bertanggung jawab kepada satu

orang atasannya saja. Mulai dari penyelenggaraan terbawah sampai kepada pucuk

tertinggi pimpinan tertinggi yang samuanya bertanggung jawab kepada satu orang

atasannya saja.

Adapun struktur organisasi yang dipakai oleh PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih

Jaya Cabang Indonesia Timur adalah sebagai berikut :

Page 52: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

39

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Cabang

Keterangan :

BRANCH

MANAGER

TU

T E N A G A P E M A S A R A N

INSTRUKTUT

KPA/MG KPD/DM

TUS

KAK - C

Page 53: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

40

KAK-C : Kepala Administrasi dan Keuangan

TUS : Tata Usaha Senior

TU : Tata Usaha

KPD/DM : Kepala Pemasaran Distrik/Distrik Manager

KPA/MG : Kepala Pemasaran Askol/Manager Askol

Sumber : PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur.

Tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam

struktur organisasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Branch Manager (BM)

a. Bertanggung jawab Kepada :

Kantor Pusat

b. Sasaran Tugas :

1. Mengkoordinir seluruh kantor pemasaran distrik dan sector

dibawah koordinasi Kantor Cabang Indonesia Timur.

2. Bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas total kantor cabang

yang dipimpinnya serta mempertanggung jawabkannya kepada

kantor pusat.

2. Tata Usaha (TU) Akuntansi dan Penghasilan

a. Bertanggung Jawab kepada :

Kepala administrasi dan keuangan bertanggung jawab kepada

Kepala Pimpinan cabang baik secara fungsional maupun

administrasif.

b. Sasaran Tugas :

Page 54: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

41

1. Menciptakan dan portofolio yang valid dan up to date.

2. Menciptakan data pinjaman polis yang valid dan up to date.

3. Memanager dan menyajikan laporan.

4. Menyajikan laporan keuangan dan penagihan secara tepat dan

cepat, sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

c. Uraian Jadwal (Job description) :

Uraian tugas (Job description), terdiri dari :

1. Verifikasi data status bayar polis asper dan askol.

2. Verifikasi data pinjaman polis asper dan askol.

3. Verifikasi master pinjaman polis asper dan askol.

4. Mengerjakan fungsi dan tugas kasir.

5. Melakukan tugas operator telepon kantor pemasaran cabang

(KPC).

6. Mebuat rekapitulasi transfer dan dropping ke kantor pusat.

7. Membuat laporan-laporan akuntansi dan penagihan.

8. Melakukan tugas-tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh

pimpinan.

9. Menjaga dan memelihara hubungan kerja serta lingkungan kerja

yang kondusif.

10. Mengembangkan diri secara terus menerus.

3. Tata Usaha (TU) Bidang Underwriting & Klaim

a. Bertanggung Jawab kepada :

Page 55: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

42

1. Kepala bagian (Kabag) Underwriting Kantor Pusat untuk fungsi

bidang underwriting.

2. Kepala Adaministrasi (KAK) Cabang untuk fungsi bidang

klaim, opersional dan administratif.

b. Sasaran tugas ;

1. Menekan rasio Mortalitas, rasio klaim, sesuai asumsi yang

ditetapkan setiap tahun.

2. Menekan rasio Morbidity, sesuai asumsi yang ditetapkan setiap

tahun.

3. Menyelesaikan tugas-tugas pelayanan dengan optimal

sebagaimana ditetapkan dalam standar pelayanan nasabah

(SPN).

c. Uraian Tugas (Job Description)

Uraian tugas / job description, terdiri atas :

1. Menerima, mengelolah, menyeleksi, dan memutuskan serta

melayani klaim asper dan askol.

2. Membuat kartu pengganti AGT dan Bea Siswa.

3. Membuat surat jaminan kepada Rumah Sakit provider.

4. Membuat addenda perubahan ahli waris dan pemengang polis.

5. Menganalisis klaim.

6. Menerima dokumen SPA asper dan askol dari Kapem Distrik

dan askol.

Page 56: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

43

7. Mencetak polis asper dan askol serta mengirimkan polis ke

Kapem Distrik / Askol.

8. Menyusun laporan klaim dan mengirimkan via e-mail sesuai

ketentuan yang telah ditetapkan.

9. Melakukan tugas-tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh

pimpinan.

10. Menjapa dan memelihara hubungan kerja serta lingkungan kerja

yang kondutif.

11. Mengembangkan diri secara terus-menerus.

4. Kepala Administrasi dan Keuangan

a. Bertanggung jawab kepada :

Branch Manager (BM).

b. Sasaran tugas :

1. Meningkatkan profit bagi perusahaan.

2. Sama seperti sasaran tugas TUS/TU underwriting dan klaim.

3. Sama seperti sasaran tugas TUS/TU akuntansi dan penagihan.

c. Uraian Tugas (Job Description)

Uraian tugas / job description, terdiri dari :

1. Menata dan mengelola aktivitas harian

2. Memeriksa Lembaran Kas Harian (LKH).

3. Memeriksa polis yang telah diterbitkan TUS underwriting.

4. Memeriksa persetujuan klaim.

5. Menjawab surat-surat masuk.

Page 57: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

44

6. Menganalisis laporan perkembangan hasil usaha mingguan dan

bulanan.

7. Monitoring cash flow Kapem Distrik dan menyusun cash flow

wilayah cabang.

8. Menyelenggarakan rapat-rapat rutin maupun insidentil di KPC.

9. Memeriksa rekonsiliasi bank.

10. Memeriksa Laporan Keuangan.

11. Melakukan audit ke Kapem-Kapem distrik dan askol.

12. Membuat analisa hasil usaha KPC.

13. Membuat penilaian kinerja staf DD KPC dan memeriksa

penilaian kinerja staf DD Kapem Distrik / Askol.

14. Memlakukan pembinaan dan pengembangan CS.

15. Memeriksa daftar bonus produksi semester dan tahunan.

16. Menyusun perencanaan tahunan KPC.

17. Menginventarisir daftar kontrak kantor.

18. Melakukan tugas-tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh

pimpinan.

19. Menjaga dan memelihara lingkungan kerja yang kondusif.

20. Mengembangkan diri sendiri secara terus-menerus.

5. Kepala Pemasaran Askol / Manager Askol (MG)

a. Bertanggun jawab kepada :

Branch Manager (BM).

b. Sasaran tugas :

Page 58: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

45

1. Meningkatkan profit bagi perusahaan.

2. Melakukan recruitment calon tenaga pemasaran Asuransi

Kolektif.

3. Melakukan pembinaan kepada tenaga pemasaran Asuransi

Kolektif.

4. Melakukan job training dan job sampling di kelas dan di

lapangan.

5. Membantu mensukseskan Prospek Agen Askol di lapangan.

6. Kepala pemasaran Distrik (KPD/Distrik Manager (DM)

a. Bertanggung jawab kepada :

Pimpinan Cabang (PC) atau Branch Manager, Kantor Cabang dan

Pusat.

b. Sasaran tugas :

1. Meningkatkan profit bagi perusahaan.

2. Melakukan recruitment calon tenaga pemasaran.

3. Melakukan job training dan job samplilng di kelas dan di

lapangan.

4. Membantu mensukseskan Prospek Agen Askol di lapangan.

C. Kagiatan Usaha

Seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan teknologi, teknik

penyelenggaraan proteksi asuransi jiwa dan pengelolaan bisnisnya secara umum

harus dikembangkan sedemikian rupa hingga dapat memuaskan para nasabah

yang mempunyai pola kebutuhan proteksi yang makin kompleks. Usaha keperluan

Page 59: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

46

itu diperlukan tugas-tugas teknik yang terampil dan berpandangan luas. Dengan

jumlah perusahaan asuransi jiwa yang terus bertambah, maka masalah persaingan

harus dimasukkan dalam perhitungan bisnis.

Untuk menunjukkan perkembangan teknik pertanggungan yang telah

dikuasai pada saat ini, maka program-program asuransi jiwa yang dijalankan dan

dipasarkan oleh PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya memiliki 2 divisi didalam

pemasaran asuransi yaitu Pemasaran Asper (Asuransi Perorangan) dan Askol

(Asuransi Kolektif). Produk Asuransi Jiwa BAJ terdiri dari berbagai program

yang dirancang sedemikian rupa untuk memberikan manfaat yang berbeda, guna

memenuhi kebutuhan masyarakat. Kegiatan yang menyengkut bidang PT.

Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya, seperti :

1. Mengadakan perhitungan jumlah penerimaan nasabah serta jumlah

nasabah yang sudah jatuh tempo setiap akhir bulan.

2. Melakukan penagihan terhadap klaim yang mengalami pembayaraan

macet.

3. Menghitung jumlah premi setiap akhir bulan dan setiap satu tahun.

4. Melakukan pembayaraan klaim kepada pemegang polis atau ahli warisnya,

berupa :

a. Klaim Meningal Dunia (MD)

b. Klaim Habis Kontrak (HK)

c. Klaim Rumah Sakit (RS)

5. Mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk karyawan baru yang

ditugaskan sebagai karyawan dinas luar (Marketing).

Page 60: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

47

6. Setiap akhir tahun membuat laporan-laporan yang dikirim ke Kantor

Pusat.

7. Menerbitkan kartu pemegang polis.

Berikut ini adalah produk-produk yang ditawarkan PT. Asuransi Jiwa Bumi

Asih Jaya Cabang Indonesia Timur, antara lain :

1. Produk Asuransi Perorangan (ASPER)

a. ATB : Asih Tabungan Hari Tua Bertahap

b. ABM : Asih Beasiswa Mandiri

c. ATM : Asih Tabungan Mandiri

d. AWR : Asih Tabungan Wisata Rohani

e. ASH : Asih Seumur Hidup

f. AGS : Asih Generasi Sejahtera

g. APB : Asih Proteksi Berjangka

h. ASR : Asih Siharum

2. Produk Asuransi Kolektif (ASKOL) :

a. AT : Asih Tabungan Ideal

b. AM : Asih Tabungan Mandiri

c. APK : Asih Perlindungan Kecelakaan dan DB

d. APP : Asih Perlindungan Pendidikan

e. API : Asih Perlindungan Ideal

f. ATA : Asih Travel Assurance

g. APU : Asih Perlindungan Umat

h. AKB : Asih Proteksi Kematian Berjangka

Page 61: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

48

i. ABA : Asih Bancassurance Kolektif

j. AJK : Asih Jiwa Kredit

k. JPK : Jaminan Perawatan Kesehatan

l. AMP : Asih Multi Proteksi

Disamping kegiatan usaha tersebut di atas PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih

Jaya juga memiliki anak-anak perusahaan diantaranya :

Tabel 3.1 Anak Perusahaan PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya

No Nama Perusahaan Bidang Usaha

1 PT. Bina Asih Konsultan manajemen, hukum, dan teknik

2 PT. Sentosa Asih Jaya Kontraktor dan perdagangan

3 PT. Puri Asih General Insurance

4 PT. Puri Insanasih Pengelolaan Hotel

5 PT. Great Eastern Life Insurance Joint Venture

6 PT. Bank Ina Perdana Bank Komersial

7 PT. BPR Bumi Asih Jaya Bank Perkreditan Rakyat

Sumber : PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur

Page 62: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

49

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengakuan Pendapatan Pada PT. Asuransi Jiwa Bumi asih Jaya Cabang

Indonesia Timur Makassar Pendapatan

Pendapatan premi merupakan sumber pendapatan utama bagi perusahaan

dibandingkan dengan pendapatan-pendapatan lain. Premi dalam perusahaan

diperoleh dari uang yang dibayarkan oleh yang tertanggung kepada penanggung

sebagai imbalan membayar resiko. Premi asuransi yang dibayarkan tertanggung

dilakukan secara berkala atau sekaligus tergantung pada kontrak asuransi yang

disepakati oleh kedua belah pihak tertanggung dan penanggung.

Pendapatan yang didapat dari perusahaan Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya

didapat dari tiga komponen, yaitu ujrah, hasil investasi dana perusahaan, dan

pembagian hasil investasi pengelolaan kontribusi.

Prosedur ketika seseorang mengajukan diri menjadi calon peserta di PT

Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya yang pertama dilakukan adalah mengisi formulir

yang sudah disediakan oleh perusahaan, setelah itu perusahaan akan melakukan

penilaian risiko dari calon peserta apakah risiko itu dapat ditanggung oleh

perusahaan atau tidak. Apabila risiko terlalu besar maka perusahaan akan menolak

pengajuan polis tersebut, namun apabila risiko masih dapat ditanggung oleh

perusahaan maka pengajuan polis akan diterima dan perusahaan akan membuat

rincian mengenai pembayaran premi/kontribusi yang dibayarkan oleh peserta

nantinya.

49

Page 63: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

50

penilaian diterima

ditolak

Gambar 5.1 Penerimaan Alur Peserta

Ketika awal terjadinya transaksi dimana pserta menyerahkan

premi/kontribusi kepada perusahaan dan mempercayakan perusahaan untuk

mengelola premi/kontribusi tersebut. Atas perannya sebagai pengelola maka

perusahaan akan mendapat fee/ujrah atas pengelolaan dana tersebut. Setelah

peserta tersebut membayarkan premi/kontribusinya lalu dilakukan pencatatan di

kantor cabang yang langsung terlihat di kantor pusat, dan kantor pusat pun

melakukan pancatatan atas transaksi tersebut.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas maka peneliti memberikan

gambaran contoh kasus asuransi jiwa untuk Asih Seumur Hidup yang terjadi pada

PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar serta

pencatatan akuntansinya.

1. Pembayaran premi/kontribusi

Contoh kasus:

Nama Peserta : Andry Kurniawan

Usia Peserta : 22

Calon

peserta formulir

Risiko tidak

dapat

ditanggung

Risiko

dapat

ditanggung

Rincian

perhitungan

kontribusi

Page 64: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

51

Masa Asuransi : 15 tahun

26 Mei 2008 s.d 26 Mei 2023

Iuran Bulanan : 2,68 %

Jumlah Kontribusi

Triwulan : 500,000

Semesteran : 1,000,000

Tahunan : 2,000,000

Manfaat Awal : 30,000,000

Asumsi Hasil Investasi :8 %

Bagian Hasil Investasi : 70 %

Jurnal untuk pencatatan premi/kontribusi sebagai berikut:

Kas 500,000

Titipan Premi 500,000

Jurnal diatas untuk mengakui pendapatan kontribusi. Disebut titipan premi

karena kontribusi tersebut masih mempunyai kemungkinan untuk tidak jadi

hingga polis peserta selesai dicetak. Dalam laporan keuangan akun titipan premi

akan disajikan pada laporan posisi keuangan sebagai utang lain.

Dan ketika polis sudah selesai dicetak maka jurnalnya sebagai berikut:

Titipan Premi 500,000

Premi 500,000

Ketika polis sudah jadi maka pembayaran kontribusi si peserta sudah bisa

di akui sebagai premi oleh perusahaan karena peserta sudah tercatat menjadi

nasabah diperusahaan. Ini sesuai dengan PSAK No. 108 paragraf 10.

Page 65: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

52

“pembayaran dari peserta dapat meliputi kontribusi atau kontribusi dan

investasi”

Ketika polis sudah jadi, maka pembayaran kontribusi si peserta sudah bisa

diakui sebagai premi oleh perusahaan karena peserta sudah tercatat menjadi

nasabah di perusahaan ini.

Premi/kontribusi yang sudah masuk keperusahaan akan langsung dibagi

menjadi dua bagian, yaitu premi biaya, dan premi tabungan. Premi biaya ini

adalah premi yang dibayarkan untuk biaya operasional perusahaan dan premi

tabungan merupakan dana yang disimpan untuk dikembalikan kepserta. Rekening

tabungan ini akan diberikan kepeserta apabila kontrak berakhir, peserta

mengundurkan diri, dan peserta meninggal dunia.

Besarnya pembagian adalah sebagai berikut:

a. Premi biaya

Besarnya premi biaya ini ditentukan oleh perusahaa. Setiap tahun

persentase premi biaya ini berbeda, pada tanun ke-1 premi biaya ini sebesar 39%,

untuk tahun ke-2 sebesar 24%, dan tahun ke-3 dst sebesar 5%. Besarnya premi

biaya ini dihitung dari jumlah kontribusi yang dibayarkan peserta. Premi biaya ini

diakui sebagai pendapatan perusahaan.

b. Premi tabungan

Besarnya premi tabungan dihitung dari sisa pembagian dari premi tabarru’

dan premi biaya. Premi tabungan ini merupakan dana yang akan dikembalikan

lagi ke peserta. Dan premi tabungan ini akan diinvestasikan oleh perusahaan.

Page 66: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

53

Gambar 5.2 Pembagian Premi/Kontribusi Peserta

Berikut adalah jurnal atas pembagian premi/kontribusi

Kas 500,000

Premi/kontribusi biaya 195,000

Premi/kontribusi bulanan 13,400

Premi/kontribusi tabungan 291,600

Premi/kontribusi tabungan akan disajikan pada laporan posisi keuangan

sebagai dana temporer, premi/kontribusi bulanan tidak terlihat jelas pada laporan

keuangan namun dapat dihitung dari kontribusi bruto dikurangi biaya pengelola

yang disajikan pada laporan surplus (defisit) underwriting dana tabungan,

premi/kontribusi biaya akan disajikan pada laporan laba rugi dana perusahaan

sebagai pendapatan pengelolaan operasi Asuransi.

Premi/kontribusi

Premi biaya

Premi tabarru’

Premi

tabungan

Tahun I

39%, tahun

II 24%,

tahun III dst

5%

Dinilai

berdasarkan

risiko peserta

Sisa pembagian premi biaya

dan tabarru’

Page 67: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

54

B. Investasi

Dana yang dihimpun oleh perusahaan akan diinvestasikan kedalam

instrument yang sesuai dengan deposit, reksa dana, obligasi dan lain-lain.

Dalam melakukan investasi yang dilakukan pembagian bagi hasil yang

dilakukan sebesar 30% : 70% yaitu, 30% untuk pengelola dana dan 70% untuk

pemilik dana. Pembagaian hasil ini sudah ditentukan oleh perusahaan.

Dana yang dikelola perusahaan dibedakan menjadi dua yaitu dana asuransi

dan dana perusahaan. Dalam menginvestasikan kedua dana tersebut harus

dipisahkan karena kedua dana tersebut mempunyai fungsi yang berbeda.

Dalam mengelola dana asuransi perusahaan akan mendapat bagi hasil dari

hasil investasi dana tersebut. Jika terdapat keuntungan dalam investasi dana

asuransi maka akan dimasukkan kedalam rekening asuransi dan perusahaan akan

mendapatkan fee atas perannya sebagai pengelola dana. Penetapan besarnya

pembagian bagi hasil tergantung peserta, regulator atau kebijakan manajemen.

C. Pengakuan beban pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang

Indonesia Timur Makassar

Pada Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar

pengakuan beban dipisahkan menjadi dua yaitu, beban atas dana asuransi dan

beban atas dana perusahaan. Karena kedua dana tersebut menghasilkan beban

yang berbeda. Beban atas dana disebut beban asuransi dan beban yang

ditimbulkan adalah beban klaim. Dan beban yang timbul dari dana perusahaan

Page 68: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

55

adalah beban-beban operasional perusahaan, beban yang digunakan untuk

kelancaran usaha perusahaan.

Beban kalim yang dibayarkan untuk peserta diambil dari dua sumber dana,

yaitu rekening dana asuransi dan dana investasi peserta beserta hasil investasinya.

Untuk pembayaran klaim itu sendiri perusahaan tidak mengeluarkan kas dari dana

perusahaan sedikit pun karena dana klaim peserta itu sudah mempunyai sumber

dananya sendiri.

Gambar 4.3Pembagian Beban atas Dana Tabarru’ dan Dana Perusahaan

1. Beban Asuransi

Beban klaim terjadi ketika peserta mengajukan klaim ke perusahaan. Jika

peserta mengajukan klaim maka peserta berhak mendapat dana asuransi dan dana

investasi peserta beserta hasil investasinya. Namun apabilapeserta tidak

mengajukan klaim selama kontrak asuransi maka peserta tidak berhak

mendapatkan dana asuransi dan hanya menerima dana investasi dan hasil

investasinya saja. Karena dana asuransi adalah dana kebajikan atau dana tolong

Beban

Beban asuransi Beban perusahaan

Beban klaim Beban

operasional

perusahaan

Dana Asuransi

Dana Perusahaan

Page 69: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

56

menolong, yaitu dana yang dikumpulkan perusahaan untuk membantu para

peserta yang mengalami musibah/risiko. Hal ini sesuai dengan PSAK No. 108

paragraf 12 yang menjelaskan pembayaran mengenai manfaat asuransi/klaim

berasal dari dana asuransi dimana risiko ditanggung bersama antara peserta

asuransi.

“pembayaran manfaat asuransi/klaim berasal dari dana peserta kolektif

dimana risiko ditanggung secara bersama antara peserta asuransi”

Klaim yang diajukan peserta ke perusahaan akan dilakukan penilaian

terlebih dahulu oleh perusahaan, guna melihat apakah alasan pengajuan klaim

peserta tersebut sudah sesuai atau belum dengan syarat-syarat yang diberikan

perusahaan di awal perjanjian. Apabila sudah sesuai di awal perjanjian maka

perusahaan akan menyetujui klaim tersebut dan apabila tidak sesuai dengan

syarat-syarat tersebut maka klaim akan ditolak oleh perusahaan.

Berikut adalah contoh pengajuan klaim peserta.

Nama pserta : Ratna Anjani

Masa asuransi : 15 tahun

Manfaat awal : 30,000,000

Peserta memiliki masa asuransi selama 15 tahun dan ia melakukan klaim

ditahun ke 7, maka uang klaim yang didapat oleh Ratna Anjani sebesar manfaat

awal ditambah dengan dana investasi peserta dan hasil investasinya. Manfaat awal

Page 70: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

57

yang dimiliki Ratna Anjani sebesar 30,000,000 dana investasi peserta sebesar

11,500,000 dan dengan asumsi hasil investasi selama 7 tahun sebesar 2,700,000.

Jurnal pada saat klaim disetujui

Beban kalim 44,200,000

Hutang Klaim 44,200,000

Ketika klaim sudah disetujui maka perusahaan akan melakukan pencatatan

beban klaim pada hutang klaim. Hutang klaim disajikan pada laporan posisi

keuangan sebagai utang klaim.

Jurnal pada saat klaim dibayarkan

Hutang Klaim 44,200,000

Kas/Bank 44,200,000

Jurnal diatas dicatat ketika perusahaan membayarkan klaim kepada peseta.

Kas/bank disajikan dalam laporan surplus underwriting dana asuransi sebagai

pembayaran klaim.

Namun apabila peserta tidak mengajukan kalim hingga akhir masa kontrak

maka peserta tidak akan mendapat dana asuransi, peserta hanya mendapat dana

investasi peserta dan hasil investasinya saja.

Pengakuan beban klaim sesuai dengan PSAK No. 108 mengenai akuntansi

transaksi asuransi syariah.

Page 71: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

58

2. Beban perusahaan

Beban perusahaan adalah beban operasional perusahaan, dimana beban-

beban tersebut dikeluarkan untuk kelancaran perusahaan. Beban ini berupa beban

komisi, beban pemasaran, beban pengembangan, beban umum dan administrasi.

Dana yang digunakan untuk membayar beban-beban perusahaan ini adalah dana

perushaan, karena beban dignakan untuk kelancaran operasional perusahaa.

Beban komisi yaitu beban atas pembayaran komisi agen. Agen menjual

polis kepada peserta, menagih setiap tanggal jatuh tempo ke peserta untuk

membayar premi. Maka perusahaan memberikan komisi kepada agen, dengan

jurnal sebagai berikut:

Beban komisi 500,000

Kas 500,000

Beban pemasaran salah satunya adalah beban iklan. Beban pemasaran

digunakan untuk memasarkan asuransi supaya asuransi menjadi dikenal

masyarakat dengan tujuan masyarakat tertarik menjadi nasabah diperusahaan

asuransi. Berikut untuk jurnal untuk beban iklan.

Beban iklan 500,000

Kas 500,000

Beban umum dan administrasi merupakan akun yang digunakan untuk

mencatat atas sewa gedung, kendaraan operasional, gaji karyawan. Jurnal untuk

mencatat gaji karyawana sebagai berikut.

Beban/gaji 500,000

Kas/bank 500,000

Page 72: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

59

Beban-beban operasional perusahaan ini dicatat dalam laporan laba rugi

dana perusahaan dalam beban asuransi.

Jadi, pengakuan beban atas dana asuransi itu berupa beban klaim yang

dibayarkan kepada peserta dengan menggunakan dana asuransi. Sedangkan beban

perusahaan yaitu beban operasional perusahaan untuk kelancaran usaha

perusahaan dengan menggunakan dana perusahaan.

Page 73: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

60

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan peneliti, maka peneliti

menyimpulkan sebagai berikut:

1. Metode yang digunakan PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia

Timur Makassar adalah metode accrual basis dimana dalam metode ini

perusahaan melakukan pencatatan ketika transaksi aktual selesai.

2. Pengakuan pendapatan dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan dana

asuransi dan pendapatan dana perusahaan. Pendapatan dana asuransi didapat

dari premi/kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, hasil investasi dana

asuransi. Sedangkan pendapatan dana perusahaan didapat dari dana yang

dibayarkan peserta, hasil investasi dana perusahaan dan bagi hasil investasi

dana peserta. Hal ini sesuai dengan PSAK 108

3. Pada pengakuan beban pun terpisahkan antara dana asuransi dan dana

perusahaan. Beban yang ditimbulkan dari dana asuransi adalah beban klaim.

Sedangkan beban yang ditimbulkan dari dana perusahaan adalah beban-beban

operasional perusahaan yang digunakan untuk kelancaran usaha perusahaan.

Beban klaim diakui ketika peserta mengajukan klaim dan disetujui dan saat

perusahaan membayarkan klaim. Dan ini sudah sesuai dengan PSAK 108

tentang Akuntansi Transaksi Asuransi.

4. PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar

melakukan investasi atas dana yang dikelolanya ke dalam instrumen-

instrumen yang sesuai dengan deposito, saham, reksadana, suku obligasi,

surat berharga, dll. Dalam melakukan investasi perusahaan memisahkan atas

dana perusahaan dan dana asuransi.

Page 74: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

61

B. Saran

Berikut adalah beberapa saran yang peneliti berikan terkait dengan penelitian,

yaitu:

1. Peneliti menyarankan kepada perusahaan supaya lebih memberikan

kelengkapan terhadap informasi yang diberikan kepada peneliti selanjutnya

supaya peneliti selanjutnya bisa lebih memahami dan menguasai penelitian,

sehingga dapat memberikan kesimpulan yang tepat.

2. Untuk peneliti selanjutnya penulis berharap agar mengambil topik lain dalam

syariah dan membahas mengenai akuntansi syariahnya, seperti zakat dan

dapat pula mengambil objek selain PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya

Cabang Indonesia Timur Makassar.

3. Peneliti berharap kepada para ahli dibidang asuransi syariah untuk

melengkapi buku mengenai asuransi syariah yang lebih berkualitas dan

terperinci lagi terutama yang membahas mengenai akuntansi asuransi syariah.

Karena dalam proses penelitian ini penulis mengalami kesulitan dalam

memperoleh buku-buku yang membahas mengenai akuntansi asuransi

syariah.

Page 75: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …

DAFTAR PUSTAKA

Dannawi. Herman, 2006, Manajemen Asuransi. Edisi 1, Cetakan Empat, Jakarta :

Bumi Aksara

Djojosoedarso, Soeisno. 2003 Prinsip manajemen Risiko Asuransi. Jakarta:

Salemba Empat

Harahap, Syafri Sopyan. 2012. Teori Akuntansi,. Jakarta: Rajawali pers.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) 2004, Standar Profesional Akuntan Publik

(SPAP), Jakarta: Salemba Empat

Kieso, E. Donald and Jerry J. Weygandt, 2007. Akuntansi intermediate Edisi

Keduabelas, Jakarta: Erlangga.

Nitisusastro, Mulyadi. 2013. Asuransi dan Usaha Perasuransian di Indonesia.

Bandung: Alfabeta.

Salim, Abbas. 2003. Asuransi Dan manajemen Risiko. Jakarta: Gema Akastri.

Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga keuangan. Jakarta: LPFE-UI.

Soemarso S,R. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar, Buku Satu Edisi Keempat.

Jakarta: Rineka Cipta.

Stice, Stice and Skousen. 2004. Intermediate Accounting. Jakarta: Salemba Empat

Theodorus M. Tuanakotta. 2002 Teori Akuntansi. Jakarta: FEUI

Undang-undang Nomor 2 Tahun 1998 tentang Hukum Dagang.

Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

Win-win, Yadiati 2005. Teori Akuntansi. Penerbit: Gramedia-Wharton School

Publishing.

Page 76: ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …