sap pengakuan aset

66
PAPER AKUNTANSI ASET PEMERINTAH STUDI KASUS PADA INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA OECD Disusun Oleh : i SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Upload: prasetya-utama

Post on 25-Jul-2015

648 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: SAP Pengakuan ASET

PAPER

AKUNTANSI ASET PEMERINTAH

STUDI KASUS PADA INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA OECD

Disusun Oleh :

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA - 2012

i SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Abdul Rozaq (01)

Ahmad Faizin (04)

Arief Hidayat (08)

Arindra Drastika (09)

Reni Saptanti D I(29)

Page 2: SAP Pengakuan ASET

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI

...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

...................................................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Tujuan Penulisan..............................................................................................2

...........................................................................................................................

BAB II LANDASAN UMUM.............................................................................................3

A. Pengakuan dan Pelaporan Aset Berdasarkan Basis Akuntansi yang

Berbeda............................................................................................................3

B. Akuntansi Aset Pemerintah Berdasarkan IPSAS...............................................5

1. Definisi Aset.................................................................................................5

2. Pengakuan dan Pengukuran Aset.................................................................6

3. Klasifikasi Aset.............................................................................................8

BAB III PEMBAHASAN................................................................................................12

A. Kebijakan Akuntansi Pendapatan di Negara-Negara OECD............................12

1. Akuntansi Aset di New Zealand ................................................................12

Definisi Aset.........................................................................................12

Pengakuan dan Pengukuran Aset........................................................13

Klasifikasi Aset.....................................................................................15

Permasalahan terkait Akuntansi Aset..................................................19

2. Akuntansi Aset di Australia ......................................................................19

Definisi Aset.........................................................................................19

Pengakuan dan Pengukuran Aset........................................................19

Klasifikasi Aset.....................................................................................20

Permasalahan terkait Akuntansi Aset..................................................21

3. Akuntansi Aset di Amerika Serikat............................................................23

Definisi Aset.........................................................................................23

Pengakuan dan Pengukuran Aset........................................................23

Klasifikasi Aset.....................................................................................26

ii SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 3: SAP Pengakuan ASET

Permasalahan terkait Akuntansi Aset..................................................28

B. Perbandingan antara Akuntansi Pendapatan di Indonesia dan IPSAS............28

Definisi Aset.........................................................................................28

Klasifikasi Aset.....................................................................................29

Pengakuan dan Pengukuran Aset........................................................32

Akuntansi Aset menurut SAP Dibandinkan dengan IPSAS....................34

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................40

A. Kesimpulan.....................................................................................................40

B. Saran..............................................................................................................42

iii SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 4: SAP Pengakuan ASET

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reformasi di bidang keuangan yang dilakukan oleh pemerintah

Indonesia adalah dengan mengubah basis akuntansi pemerintah dari kas

menjadi akrual karena basis akrual dinilai lebih transparan dan akuntabel.

Hal ini dapat dilihat dari pasal 70 ayat 2 Ketentuan Peralihan Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam Pasal 36 ayat (1),

yang menetapkan bahwa pengakuan dan pengukuran pendapatan dan

belanja berbasis akrual diterapkan selambat-lambatnya pada tahun

anggaran 2008. Namun karena pemerintah belum siap dalam menerapkan

SAP berbasis akrual pada tahun anggaran 2008 yang lalu, maka pemerintah

merencanakan untuk menerapkan basis akrual secara penuh pada tahun

2015.

Perubahan dari basis kas menjadi basis akrual dalam akuntansi

pemerintahan merupakan bagian dari bangunan yang ingin dibentuk dalam

reformasi di bidang keuangan negara seperti yang diamanatkan dalam UU

No. 17 tahun 2003. Oleh karena itu, perubahan basis akuntansi

pemerintahan di Indonesia dari basis kas menuju basis akrual dilakukan

secara bertahap. Oleh karena itu pada tahun 2005, Presiden SBY

menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan yang merupakan standar akuntansi pemerintahan pada masa

transisi dari basis kas menuju basis akrual penuh. SAP mulai diberlakukan

untuk penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD

Tahun Anggaran 2005. Berdasarkan PP tersebut, akuntansi pemerintahan

menggunakan akuntansi basis kas menuju akrual (cash basis toward

accrual), artinya menggunakan basis kas untuk pengakuan pendapatan,

belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual

untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca. Seiring

berjalannya waktu pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 71

1 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 5: SAP Pengakuan ASET

Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) sebagai pengganti

Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan sebagai langkah perbaikan.

Dengan dicatatnya aset secara akrual diharapkan nilai kekayaan negara

yang dimiliki oleh negara dapat diketahui secara lebih riil dan transparan.

Oleh sebab itu diharapkan aset negara dapat dimanfaatkan dan

dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya sehingga pemanfaatannya

dapat lebih efektif dan efisien. Dengan demikian itu penyelewengan aset

negara dapat diketahui dan diminimalisir.

Akan tetapi seperti yang telah dialami oleh beberapa negara yang telah

menerapkan basis akrual ternyata terdapat beberapa kendala yang

membuat mereka melakukan beberapa modifikasi termasuk dalam

perlakuan akuntansi terhadap suatu aset misalnya untuk aset infrastruktur,

pertahanan, dan medis. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas

mengenai bagaimana pencatatan dan pelaporan aset di negara-negara

OECD sebagai negara-negara yang telah menerapkan akuntansi akrual, serta

perbandingan pencatatan dan pelaporan aset basis akrual yang diterapkan di

Indonesia dengan IPSAS.

B. Tujuan Penulisan

Dari hasil penulisan makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat

memahami hal-hal sebagai berikut:

1. Mengetahui berbagai pencatatan dan pelaporan aset dalam beberapa

basis akuntansi

2. Mengetahui praktik pencatatan dan pelaporan aset berdasarkan standar

internasional

3. Mengetahui pencatatan dan pelaporan aset yang diterapkan di beberapa

negara OECD, dalam hal ini studi kasus difokuskan pada tiga negara

yaitu New Zealand, Australia, dan Amerika Serikat

4. Mengetahui pencatatan dan pelaporan aset yang diterapkan dalam

akuntansi pemerintahan basis akrual di Indonesia dibandingkan dengan

best practice-nya.

2 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 6: SAP Pengakuan ASET

BAB II

LANDASAN UMUM

A.Pengakuan dan Pelaporan Aset Berdasarkan Basis Akuntansi yang

Berbeda

1. Basis Kas

Dalam basis kas pengakuan/pencatatan transaksi ekonomi hanya dilakukan

apabila transaksi tersebut menimbulkan perubahan pada kas.

Pengakuan aset pada basis kas hanya mengakui aset lancar berupa kas

saja. Selain kas, aset lainnya tidak diakui. Aset lainnya hanya dicatat saat

pembeliannya saja, yaitu pengeluaran kas. Oleh karena itu perubahan nilai

aset tidak diakui. Penggunaan aset juga tidak diakui sebagai biaya.

Misalnya sebuah pemerintahan memiliki saldo kas awal sebesar 10.000

tanpa memiliki kekayaan lainnya. Neraca awalnya terlihat dalam contoh di

bawah ini.

Misalnya terjadi transaksi pembelian kendaraan senilai 3.000. Pada basis

kas pembelian kendaraan tersebut dianggap sebagai belanja (biaya). Jurnal

untuk mencatat transaksi tersebut adalah:

Belanja Kendaraan Rp 3.000,00

Kas Rp 3.000,00

Pada akhir periode, semua akun belanja (biaya) akan ditutup dan

mengurangi nilai ekuitas dana. Sehingga yang akan muncul di neraca pada

basis kas tetap akun kas saja di sisi aktiva, karena fokus pengukuran basis

kas hanya pada kas.

3 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 7: SAP Pengakuan ASET

2. Basis Kas Modifikasi

Basis kas yang dimodifikasi hampir sama dengan basis kas, hanya saja

pada basis kas yang dimodifikasi pembukuan untuk periode tahun berjalan

masih ditambah dengan waktu tertentu misalnya 1 bulan setelah

berakhirnya tahun berjalan. Penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi

selama waktu tertentu tersebut,yang berasal dari transaksi tahun lalu

diakui sebagai penerimaan dan pengeluaran atas periode tahun

sebelumnya. Arus kas yang telah diperhitungkan dalam periode pelaporan

tahun sebelumnya tersebut dikurangkan dari periode pelaporan tahun

berjalan.

Menurut Hiltebeitel, Kenneth M, dalam “A look at the modified cash basis”

menyatakan bahwa, “The modified cash basis is a hybrid method such

combines features of both the cash basis and the accrual basis.

Modifications to the cash basis accounting include such items as the

capitalization of assets and the accrual of income taxes. If these

modifications are made, the resulting balance sheet would include

long-term assets, accumulated depreciation, and a liability for

income taxes. The income statement would report depreciation expense

and income tax expense. Modified cash basis financial statements are

intended to provide more information to users than cash basis statements

while continuing to avoid the complexities of GAAP”.

3. Basis Akrual

Basis akrual adalah dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan peristiwa

lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi (dan bukan hanya pada

saat kas atau setara kas diterima atau dibayar). Oleh karenanya transaksi-

transaksi dan peristiwa-peristiwa dicatat dalam catatan akuntansi dan

diakui dalam laporan keuangan pada periode terjadinya. Fokus

pengukurannya adalah pada semua sumber daya ekonomi. Neraca

melaporkan semua aset dan kewajiban, baik lancar maupun tidak lancar.

Perubahan dalam aktiva tetap bersih dan kewajiban jangka panjang diakui

sebagai pendapatan atau beban.

4 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 8: SAP Pengakuan ASET

Pada basis akrual semua aset diakui dan dicatat pada neraca. Nilai aset

akan dicatat pada nilai yang lebih sebenarnya karena perubahan nilai pada

aset juga diakui. Misalnya sebuah pemerintahan memiliki saldo kas awal

sebesar 10.000 tanpa memiliki kekayaan lainnya. Neraca awalnya terlihat

dalam contoh di bawah ini.

Karena fokus pengukuran pada basis akrual adalah semua sumber daya

yang dimiliki, maka transaksi pembelian kendaraan tersebut akan dicatat

dengan jurnal sebagai berikut:

Kendaraan Rp 3.000,00

Kas Rp 3.000,00

Dengan demikian, neraca pada basis akrual akan menampilkan akun

Kendaraan (Aset Tetap) selain KAS di sisi aktiva, sedangkan Ekuitas Dana di

sisi pasiva tetap 10.000. Hal tersebut menunjukkan fokus pengukuran basis

akrual yang melaporkan semua perubahan kekayaan sehingga transaksi

tersebut dianggap sebagai penambahan aset tetap.

4. Basis Akrual Modifikasi

Pengakuan aset antara basis akrual penuh dengan akrual modifikasi pada

umumnya sama. Perbedaan dari kedua basis tersebut hanya menyangkut

kapan saat pengakuan pendapatannya saja. Pada basis akrual yang

dimodifikasi hanya pendapatan yang memenuhi unsur measurable dan

available yang dapat diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya,

sedang pendapatan yang tidak memenuhi kedua unsur tersebut baru diakui

pada saat kas sudah diterima atau diakui sebagai pendapatan

ditangguhkan. Sementara itu, belanja diakui pada periode dimana

kewajiban timbul.

Kriteria “tersedia“ harus memenuhi dua hal, yaitu:

5 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 9: SAP Pengakuan ASET

a) Secara sah dapat digunakan untuk membiayai expenditures tahun

berjalan dan;

b) akan diterima dalam periode berjalan atau dalam waktu dekat setelah

akhir tahun untuk membayar utang (liabilities) periode berjalan.

B.Akuntansi Aset Pemerintah Berdasarkan IPSAS

1. Definisi Aset

IPSAS mendefinisikan aset sebagai “Assets are resources controlled by an

entity as a result of past events and from which future economic benefits or

service potential are expected to flow to the entity (IPSAS 1 Para 7)”.

Dengan kata lain, aset dalah sumber daya yang dikendalikan oleh suatu

entitas akibat peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa

depan atau potensi jasa diharapkan akan mengalir ke entitas.

Karakteristik penting dari aset adalah mampu memberikan “future

economic benefits or service potential”. Aset menyediakan sarana untuk

entitas untuk mencapai tujuan mereka. Aset yang digunakan untuk

menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan tujuan entitas, akan tetapi

yang tidak langsung menghasilkan arus kas masuk bersih, sering

digambarkan sebagai mewujudkan potensi layanan (service potencial). Aset

yang digunakan untuk menghasilkan arus kas masuk bersih sering

digambarkan sebagai memiliki manfaat ekonomi masa depan (future

economic benefits).

2. Pengakuan dan Pengukuran Aset

Secara umum, pengakuan aset sejalan dengan basis akrual yang dianut

oleh IPSAS yaitu suatu basis akuntansi dimana transaksi dan peristiwa lain

diakui pada saat terjadi (dan tidak hanya saat kas atau setara kas diterima

atau dibayar). Pengakuan aset juga biasanya sejalan dengan pengakuan

pendapatan. IPSAS 23 menyatakan bahwa ketika suatu entitas mengakui

kenaikan net aset sebagai hasil dari transaksi non-exchange, maka akan

diakui sebagai pendapatan.

Secara khusus, IPSAS juga mengatur secara spesifik mengenai pengakuan

dan pengukuran aset untuk jenis-jenis aset tertentu. Aset-aset tersebut

antara lain sebagai berikut:

IPSAS 12— Inventories

Persediaan adalah aktiva:

6 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 10: SAP Pengakuan ASET

a) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk dikonsumsi dalam

proses produksi;

b) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk dikonsumsi atau

didistribusikan dalam pemberian jasa;

c) Dimiliki untuk dijual atau didistribusikan dalam perjalanan biasa

operasi, atau

d) Dalam proses produksi untuk dijual atau didistribusikan.

Persediaan di sektor publik meliputi:

a) Amunisi;

b) Consumable stores;

c) bahan Pemeliharaan;

d) Suku cadang untuk pabrik dan peralatan selain yang dibahas di

Standar PPE;

e) stok Strategis (misalnya, cadangan energi);

f) Saham unissued currency;

g) Layanan pos persediaan yang dimiliki untuk dijual (misalnya,

stempel);

h) Work in progress, termasuk:

i. bahan-bahan kursus Pendidikan / pelatihan, dan

ii. Klien layanan (misalnya, jasa audit) di mana jasa mereka yang

dijual dengan harga wajar, dan

i) Tanah / properti yang dimiliki untuk dijual.

Persedian diukur dalam biaya terendah dan net realizable value, kecuali

persediaan yang diperoleh melalui transaksi non-uang, biaya mereka

harus diukur pada nilai wajar mereka sebagai pada tanggal akuisisi.

Nilai realisasi bersih (net realizable value) adalah estimasi harga

penjualan dalam kegiatan usaha, dikurangi estimasi biaya penyelesaian

dan taksiran biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan,

pertukaran, atau distribusi.

IPSAS 15— Financial Instruments: Disclosure and Presentation

Aset keuangan adalah setiap aset yang:

a) Kas;

b) hak kontraktual untuk menerima uang tunai atau aset keuangan lain

dari entitas lain;

7 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 11: SAP Pengakuan ASET

c) hak kontraktual untuk pertukaran instrumen keuangan dengan

entitas lain dalam kondisi yang berpotensi menguntungkan; atau

d) instrumen ekuitas entitas lain.

Sebuah instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menimbulkan

baik aset keuangan dari satu entitas dan kewajiban keuangan atau

instrumen ekuitas ke entitas lainnya.

IPSAS 16—Investment Property

Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan - atau bagian

dari membangun – atau keduanya) diadakan untuk mendapatkan

rental/sewa atau untuk kenaikan modal atau keduanya, bukan untuk:

a) digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau

untuk administrasi tujuan, atau

b) penjualan dalam kegiatan operasi.

Properti investasi diakui sebagai aset jika, dan hanya bila:

a) Ini adalah kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan atau

potensial layanan yang berhubungan dengan properti investasi akan

mengalir ke entitas, dan

b) biaya atau nilai wajar dari properti investasi dapat diukur andal.

Properti investasi harus diukur pada awalnya pada biaya (biaya transaksi

akan termasuk dalam pengukuran awal). Dimana properti investasi

diperoleh melalui pertukaran non- transaksi, biaya harus diukur pada

nilai wajar sebagai pada tanggal akuisisi.

IPSAS 17—Property, Plant and Equipment

Properti, pabrik dan peralatan adalah barang berwujud yang:

a) yang diadakan untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan

barang atau jasa, untuk sewa kepada orang lain, atau untuk tujuan

administratif; dan

b) yang diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode

pelaporan.

Biaya item properti, pabrik dan peralatan harus diakui sebagai aset jika,

dan hanya jika:

8 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 12: SAP Pengakuan ASET

a) Ini adalah kemungkinan bahwa masa depan manfaat ekonomi atau

potensi jasa terkait dengan item tersebut akan mengalir ke entitas,

dan

b) biaya perolehan atau nilai wajar item dapat diukur secara andal.

Item properti, pabrik dan peralatan harus diukur pada awalnya pada

biaya (biaya transaksi akan termasuk dalam pengukuran awal). Dimana

item properti, pabrik dan peralatan diperoleh melalui pertukaran non-

transaksi, biaya harus diukur pada nilai wajar sebagai pada tanggal

akuisisi.

IPSAS 19— Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets

Sebuah aset kontingen merupakan aset kemungkinan yang timbul dari

peristiwa masa lalu dan keberadaan yang akan dikonfirmasikan hanya

oleh terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa masa

depan yang pasti tidak seluruhnya dalam pengendalian entitas.

Sebuah entitas tidak harus mengakui aset kontingen. Aset kontingen

biasanya muncul dari kejadian tak terduga yang tidak direncanakan atau

yang tidak sepenuhnya dalam kendali entitas dan menimbulkan

kemungkinan arus masuk manfaat ekonomi atau jasa potensial untuk

entitas. Contohnya adalah klaim bahwa entitas adalah mengejar proses

hukum, dimana hasilnya tidak pasti.

Aset kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan karena ini dapat

mengakibatkan pengakuan pendapatan yang mungkin tidak akan pernah

terwujud. Namun, ketika realisasi pendapatan hampir tertentu, maka

aktiva tersebut bukan aset kontingen dan pengakuan adalah tepat.

3. Klasifikasi Aset

Aset diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar, yaitu Aset Lancar

dan Non Lancar. Suatu aset harus diklasifikasikan sebagai current assets

ketika itu memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut :

a. Diharapkan akan direalisasikan atau dimiliki untuk dijual atau

dikonsumsi, dalam siklus operasi normal entitas

b. Dimiliki terutama untuk tujuan diperdagangkan

c. Diharapkan akan direalisasi dalam waktu dua belas bulan setelah

tanggal laporan, atau

9 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 13: SAP Pengakuan ASET

d. adalah kas atau setara kas (sebagaimana didefinisikan dalam IPSAS

2, "Cash Flow Statements") kecuali dibatasi dari yang dipertukarkan

atau digunakan untuk melunasi kewajiban untuk setidaknya dua

belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Semua aset lainnya harus diklasifikasikan sebagai tidak lancar/non-

current mencakup aset berwujud, tidak berwujud dan financial assets

yang bersifat jangka panjang.

Siklus operasi entitas adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi

input atau sumber daya menjadi output. Misalnya, pemerintah

mentransfer sumber daya untuk entitas sektor publik sehingga mereka

dapat mengkonversi sumber daya ke dalam barang dan jasa, atau

output, untuk memenuhi outcomes sosial, politik dan ekonomi

pemerintah yang diinginkan. Ketika siklus operasi normal entitas tidak

jelas diidentifikasi, durasi diasumsikan dua belas bulan.

Aktiva lancar mencakup aset (seperti piutang pajak, piutang retribusi,

denda, regulatory fees receivable, persediaan dan pendapatan investasi

yang masih harus dibayar) yang direalisasi, dikonsumsi atau dijual,

sebagai bagian dari siklus operasi normal bahkan ketika mereka tidak

diharapkan untuk diwujudkan dalam waktu dua belas bulan setelah

tanggal pelaporan. Aktiva lancar juga termasuk aset yang dimiliki

terutama untuk tujuan diperdagangkan (pedoman tentang klasifikasi aset

keuangan dapat ditemukan di standar akuntansi nasional atau

internasional yang relevan yang berhubungan dengan pengakuan dan

pengukuran instrumen keuangan) dan bagian current dari non-current

financial assets Penyajian Aktiva/Aset pada Sektor Publik

Aktiva dan kewajiban, dan pendapatan dan pengeluaran, tidak di-offset

kecuali diperlukan atau diizinkan oleh International Public Sector

Accounting Standard. Adalah penting bahwa aset dan kewajiban, serta

pendapatan dan pengeluaran, dilaporkan secara terpisah. Offsetting

dalam laporan kinerja keuangan atau laporan posisi keuangan, kecuali

ketika offsetting mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa lain,

mengurangi kemampuan pengguna baik untuk memahami transaksi,

peristiwa lainnya dan kondisi yang terjadi dan untuk menilai entitas masa

depan arus kas. Pengukuran aset bersih dari penilaian allowances

10 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 14: SAP Pengakuan ASET

misalnya, allowances pada inventories dan doubtful debts allowances

onreceivables adalah tidak offsetting

Entitas harus menyajikan aktiva lancar dan tidak lancar, dan kewajiban

lancar dan tidak lancar, sebagai klasifikasi terpisah pada halaman muka

laporan posisi keuangan kecuali saat presentasi berdasarkan likuiditas

menyediakan informasi yang dapat diandalkan dan lebih relevan. Ketika

pengecualian yang berlaku, semua aktiva dan kewajiban harus disajikan

secara luas dalam urutan likuiditas.

Apapun metode presentasi yang diadopsi, untuk setiap aset dan

kewajiban item baris yang menggabungkan jumlah diharapkan dapat

dipulihkan atau diselesaikan : (a) tidak lebih dari dua belas bulan setelah

tanggal pelaporan dan (b) lebih dari dua belas bulan setelah tanggal

pelaporan, entitas harus mengungkapkan jumlah yang diharapkan dapat

dipulihkan atau diselesaikan setelah lebih dari dua belas bulan.

Ketika entitas menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi

klasifikasi yang dapat diidentifikasi dengan jelas, klasifikasi terpisah dari

aktiva dan kewajiban lancar dan tidak lancar di halaman muka laporan

posisi keuangan memberikan informasi yang berguna dengan

membedakan aktiva bersih yang terus menerus beredar sebagai modal

kerja dari yang digunakan dalam operasi entitas jangka panjang. Ini juga

menyoroti aset yang diharapkan akan direalisasikan dalam siklus

operasi saat ini, dan kewajiban yang jatuh tempo untuk pelunasan dalam

yang periode sama.

Untuk beberapa entitas, seperti lembaga keuangan, presentasi aset dan

kewajiban dalam kenaikan atau penurunan urutan likuiditas

menyediakan informasi yang dapat diandalkan dan lebih relevan

daripada presentasi current/non-current karena entitas tidak

menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi yang dapat

diidentifikasi dengan jelas.

Entitas diijinkan untuk menyajikan beberapa aset dan kewajiban

menggunakan klasifikasi lancar/tidak lancar dan beberapa lainnya dalam

urutan likuiditas ketika dapat memberikan informasi yang dapat

diandalkan dan lebih relevan. Kebutuhan dasar campuran dari presentasi

mungkin timbul ketika entitas memiliki operasi yang beragam.

11 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 15: SAP Pengakuan ASET

Informasi tentang tanggal yang diharapkan dari realisasi aktiva dan

kewajiban berguna dalam penilaian likuiditas dan solvabilitas suatu

entitas. IPSAS 15, "Financial Instruments: Disclosure and Presentation”

mensyaratkan pengungkapan tanggal jatuh tempo financial assets dan

financial liabilities. Financial assets termasuk piutang dagang dan

piutang lainnya, dan financial liabilities termasuk hutang dagang dan

hutang lain-lain. Informasi tentang perkiraan tanggal pemulihan dan

penyelesaian aktiva dan kewajiban non-moneter seperti persediaan dan

provisi ini juga berguna, apakah atau tidak aset dan kewajiban

diklasifikasikan lancar atau tidak lancar.

IPSAS mengklasifikasikan asset sebagai berikut:

1. Inventories ( IPSAS 12 )

2. Financial Instruments: Disclosure and Presentation ( IPSAS 15 )

3. Investasi Property ( IPSAS 16 )

4. Property, Plant and Equipment ( IPSAS 17 )

5. Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets ( IPSAS 19)

Penyajian aset yang dicontohkan oleh IPSAS dalam stetement of financial

position adalah sebagai berikut:

12 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 16: SAP Pengakuan ASET

BAB III

PEMBAHASAN

A. Kebijakan Akuntansi Pendapatan di Negara-Negara OECD

1. Akuntansi Aset di New Zealand

Definisi Aset

Menurut International Accounting Standard New Zealand:

“ A resource: (a) controlled by an entity as a result of past events; and

(b) from which future economic benefits are expected to flow to the

entity”. Yang jika diterjemahkan kira-kira berarti suatu sumber daya

yang dikuasai/dimiliki suatu entitas sebagai akibat dari peristiwa masa

lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan dapat

diperoleh oleh entitas.

Current asset → amounts of asset expected to be recovered or settled

NO MORE than twelve months after the reporting period. Current assets

include assets (such as inventories and trade receivables) that are sold,

consumed or realised as part of the normal operating cycle even when

they are not expected to be realised within twelve months after the

reporting period. Jumlah aset yang diharapkan akan dimiliki atau

direalisasi TIDAK LEBIH dari dua belas bulan setelah periode pelaporan.

Aktiva lancar mencakup aset (seperti persediaan dan piutang dagang)

yang dijual, dikonsumsi atau direalisasikan sebagai bagian dari siklus

operasi normal bahkan ketika mereka tidak diharapkan akan direalisasi

dalam dua belas bulan setelah periode pelaporan.

Inventories are assets (persediaan adalah aset):

(a) held for sale in the ordinary course of business (dimiliki untuk dijual

dalam kegiatan usaha normal);

(b) in the process of production for such sale (dalam proses produksi

untuk penjualan tersebut); or

(c) in the form of materials or supplies to be consumed in the

production process or in the rendering of services (dalam bentuk

13 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 17: SAP Pengakuan ASET

bahan atau perlengkapan untuk dikonsumsi dalam proses produksi

atau pemberian jasa).

An entity shall classify an asset as current when (Entitas harus

mengklasifikasikan aset lancar jika):

(a) it expects to realise the asset, or intends to sell or consume it, in its

normal operating cycle (diharapkan untuk mewujudkan aset, atau

bermaksud untuk menjual atau mengkonsumsi, dalam siklus operasi

normal);

(b) it holds the asset primarily for the purpose of trading (memegang

aset terutama untuk tujuan perdagangan);

(c) it expects to realise the asset within twelve months after the

reporting period (diharapkan untuk mewujudkan aset dalam waktu

dua belas bulan setelah periode pelaporan); or

(d) the asset is cash or a cash equivalent unless the asset is restricted

from being exchanged or used to settle a liability for at least twelve

months after the reporting period (aset itu kas atau setara kas

kecuali aset dibatasi dari yang dipertukarkan atau digunakan untuk

menyelesaikan kewajiban untuk setidaknya dua belas bulan setelah

periode pelaporan).

Entitas harus mengklasifikasikan seluruh aset lainnya sebagai aset tidak

lancar.

Non current asset → amounts of asset expected to be recovered or

settled MORE than twelve months after the reporting period (include

tangible, intangible and financial assets of a long-term nature). An

intangible asset is an identifiable non-monetary asset without physical

substance. Jumlah aset yang diharapkan akan dimiliki atau direalisasi

lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan (termasuk aset

berwujud, tidak berwujud dan keuangan yang bersifat jangka panjang).

Suatu aktiva tidak berwujud merupakan aset non-moneter yang dapat

diidentifikasi tanpa substansi fisik.

Pengakuan dan Pengukuran Aset

Karena pada dasarnya NZ-IAS berdasarkan pada IPSAS, pengakuan atas

aset identik dengan apa yang termuat dalam IPSAS. Aset diakui dengan

berdasarkan pada basis akrual yaitu basis dimana suatu transaksi atau

kejadian diakui ketika mereka terjadi (tidak hanya ketika kas atau

14 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 18: SAP Pengakuan ASET

setaranya diterima), kemudian transaksi atau kejadian tersebut dicatat

dalam catatan akuntansi dan diakui dalam laporan keuangan pada

periode yang bersangkutan. Aset diakui pada laporan keuangan hanya

pada sat aset memenuhi seluruh elemen dari pengertian aset itu sendiri

serta kriteria pengakuan atas aset. Aset akan dimasukkan ke dalam

laporan keuangan pada saat dimungkinkan manfaat yang terkandung

dalam aset akan dapat direalisasikan atau mempengaruhi entitas, serta

aset memiliki biaya atau nilai lainnya yang bisa diukur dengan reliabel.

NZ IAS 2 – INVENTORIES

Pengakuan beban atas persediaan dalam NZ IAS 2 sama dengan apa

yang disebutkan dalam IPSAS 12 tentang Inventories. Pada saat

persediaan dijual, ditukar, atau dibagikan, nilai buku atas persediaan

tersebut harus diakui sebagai beban pada periode dimana pendapatan

yang terkait diakui. Apabila tidak ada pendapatan yang terkait, beban

diakui pada saat barang didistribusikan atau jasa yang terkait diberikan.

Jumlah atas penghapusan apapun atas persediaan dan seluruh kerugian

atas persediaan harus diakui sebagai beban pada periode diaman

penghapusan atau kerugian tersebut terjadi.

NZ IAS 16 – PPE

Pengakuan atas PPE dalam NZ IAS 16 juga sama dengan pengakuan

yang disebutkan dalam IPSAS 17 tentang PPE dimana PPE harus diakui

sebagai aset pada saat:

(a) Dimungkinkan bahwa manfaat ekonomi di masa yang akan datang

atau potensi jasa yang terkait dengannya akan berpengruh

terhadap entitas.

(b) Biaya atau fair value dari asset bisa diukur dengan reliabel.

NZ IAS 38 – INTANGIBLE ASSETS

Pengakuan Intangible Assets dalam NZ IAS 38 sama dengan pengakuan

Intangible Assets pada IPSAS 31, dimana dalam pengakuan Intangible

Asset, harus memenuhi pengertian dari Intangible assets dan kriteria

pengakuan intangible assets, dimana sebuah intangible asset harus

diakui hanya jika:

(a) Dimungkinkan manfaat ekonomi di masa datang yang diharapkan

atau jasa yang terkait akan berpengaruh terhadap entitas.

(b) Biaya atau fair value dari asset bisa diukur dengan reliabel.

15 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 19: SAP Pengakuan ASET

Sebuah entitas harus menilai probabilitas atas manfaat ekonomi di

masa datang atau potensi jasa yang diharapkan menggunakan asumsi

yang mendukung dan beralasan yang merepresentasikan estimasi

terbaik dari manajemen atas keseluruhan kondisi ekonomi yang akan

terjadi atas penggunaan aset.

NZ IAS 40 – INVESTMENT PROPERTY

Pengakuan atas investment property dalam NZ IAS 40 juga sama

dengan pengakuan yang disebutkan dalam IPSAS 16 tentang

Investment Property. Investment property harus diakui sebagai aset

hanya pada saat:

(a) Dimungkinkan bahwa manfaat ekonomi di masa yang akan datang

atau potensi jasa yang terkait dengan investment property akan

berpengaruh terhadap entitas; dan

(b) Biaya atau fair value dari investment property bisa diukur dengan

reliabel.

NZ IAS 41 – AGRICULTURE

Lagi-lagi, pengakuan agriculture dalam NZ IAS 41 identik dengan

pengakuan agriculture dalam IPSAS 27. Sebuah entitas harus mengakui

aset biologi atau produksi agrikultural hanya pada saat:

(a) Entitas mengkontrol aset tersebut sebagai hasil dari kejadian di

masa lalu.

(b) Dimungkinkan bahwa manfaat ekonomi di masa yang akan datang

atau potensi jasa yang terkait dengannya akan berpengruh

terhadap entitas.

(c) Biaya atau fair value dari asset bisa diukur dengan reliabel.

Klasifikasi Aset

Dalam Statement of Financial Position (neraca) yang dibuat oleh

pemerintah New Zealand, aset diklasifikasikansecara global menjadi :

1. Cash and cash equivalents (Kas dan setara kas)

2. Receivables (piutang)

3. Marketable securities, deposits and derivatives in gain (Surat

berharga, deposito dan laba derivatif)

4. Share investments (investasi saham)

5. Advances (Uang muka)

6. Inventory (Persediaan)

16 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 20: SAP Pengakuan ASET

7. Other assets (aset lainnya)

8. Property, plant & equipment (Tanah, Bangunan dan peralatan)

9. Equity accounted investments (modal dalam investasi)

10. Intangible assets and goodwill (Aktiva tak berwujud dan goodwill)

Tetapi, dalam Notes Financial Statement (Catatan Laporan Keuangan),

aset diklasifikasikan dengan lebih detil menjadi :

1. Cash and cash equivalents (Kas dan setara Kas)

2. Receivables (piutang)

a. By type (berdasarkan jenis)

1) Tax receivables

2) Levies, fines and penalty receivables

3) Social benefit receivables

4) Sovereign receivables

5) Trade and other receivables

b. By maturity (berdasarkan umur)

1) Expected to be realised within one year

2) Expected to be outstanding for more than one year

c. By source (berdasarkan sumber)

1) Core Crown

2) Crown entities

3) State-owned enterprises

4) Inter-segment eliminations

3. Marketable securities, deposits and derivatives in gain (Surat

berharga, deposito dan laba derivatif)

a. By type (berdasarkan jenis)

1) Marketable securities

2) Long term deposits

3) Derivatives in gain

4) IMF financial assets

b. By maturity (berdasarkan umur)

1) Expected to be realised within one year (diharapkan dapat

direalisasikan dalam 1 tahun).

2) Expected to be held for more than one year (diharapkan dimiliki

lebih dari 1 tahun)

c. By source (berdasarkan sumber)

1) Core Crown

17 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 21: SAP Pengakuan ASET

2) Crown entities

3) State-owned enterprises

4) Inter-segment eliminations

4. Share investments (investasi saham)

a. By maturity (berdasarkan umur)

1) Expected to be realised within one year (diharapkan dapat

direalisasikan dalam 1 tahun).

2) Expected to be held for more than one year (diharapkan dimiliki

lebih dari 1 tahun)

b. By source (berdasarkan sumber)

1) Core Crown

2) Crown entities

3) State-owned enterprises

4) Inter-segment eliminations

5. Advances (Uang muka)

a. By type (berdasarkan jenis)

1) Student loans

2) Kiwibank mortgages

3) Other advances

b. By source (berdasarkan sumber)

1) Core Crown

2) Crown entities

3) State-owned enterprises

4) Inter-segment eliminations

6. Inventory (persediaan)

a. By type (berdasarkan jenis)

1) Inventories held for sale

2) Military inventories

3) Other consumables

b. By maturity (berdasarkan umur)

1) Expected to be sold or consumed within one year

2) Expected to be sold or consumed after one year

c. By source (berdasarkan sumber)

1) Core Crown

2) Crown entities

3) State-owned enterprises

18 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 22: SAP Pengakuan ASET

7. Other assets (aset lainnya)

a. By type (berdasarkan jenis)

1) Prepayments

2) Investment property

3) Agricultural assets

4) Investment in supranational organisations

5) Other

b. By maturity (berdasarkan umur)

1) Expected to be realised within one year

2) Expected to be held for more than one year

c. By source (berdasarkan sumber)

1) Core Crown

2) Crown entities

3) State-owned enterprises

4) Inter-segment eliminations

8. Property, plant & equipment (Tanah, Bangunan dan peralatan)

a. By class of asset (berdasarkan kelas aset)

1) Land (valuation)

2) Buildings (valuation)

3) Electricity distribution network (cost)

4) Electricity generation assets (valuation)

5) Aircraft (excluding military) (valuation)

6) State highways (valuation)

7) Rail network (valuation)

8) Specialist military equipment (valuation)

9) Specified cultural and heritage assets (valuation)

10) Other plant and equipment (cost)

b. By source (berdasarkan sumber)

1) Core Crown

2) Crown entities

3) State-owned enterprises

c. By holding (berdasarkan kontrak kerjasama)

1) Leasehold

2) Freehold

9. Equity accounted investments (modal dalam investasi)

a. Tertiary Education Institutions

19 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 23: SAP Pengakuan ASET

b. Other

10. Intangible assets and goodwill (aset tidak berwujud dan

goodwill)

a. By type (berdasarkan jenis)

1) Computer software

2) Net Kyoto position

3) Goodwill

4) Other intangible assets

b. By maturity (berdasarkan umur)

1) Expected to be sold or consumed within one year

2) Expected to be sold or consumed after one year

c. By source (berdasarkan sumber)

1) Core Crown

2) Crown entities

3) State-owned enterprises

Permasalahan terkait Akuntansi Aset

Ada beberapa permasalahan yang dapat timbul berkaitan dengan

standar akuntansi aset di Selandia Baru dan juga sebagian besar negara

lain penerap basis akrual, antara lain :

1. Berkaitan dengan pengakuan dan pengukuran atas aset

warisan/bersejarah, bahwa yang dikatakan aset bersejarah dapat

diukur dengan memperkirakan dari pasar alternatif, catatan asuransi,

penilaian, atau nilai penggantian. untuk beberapa aset bersejarah

seperti monumen nasional akan sulit melakukan penilaian.

2. Pencatatan infrastruktur

3. Pencatatan aset biologi

2. Akuntansi Aset di Australia

Definisi Aset

Dalam AASB, aset didefinisikan sebagai berikut:

“A resource:

a. controlled by an entity as a result of past events; and

b. from which future economic benefits are expected to flow to the

entity”.

20 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 24: SAP Pengakuan ASET

Aset menurut AASB merupakan sumber daya yang dikendalikan oleh

entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu, dan sumber dari mana

manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan mengalir ke entitas.

Pengakuan dan Pengukuran Aset

Aset diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa ada manfaat

ekonomi di masa depan yang akan mengalir ke entitas dan aset

tersebut memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal. Aset

tidak diakui dalam neraca kalau pengeluaran telah terjadi dianggap

mustahil akan menyebabkan adanya manfaat ekonomi yang mengalir

ke entitas di luar periode akuntansi berjalan. Hal ini berlaku sebaliknya

pada pengakuan beban dalam laporan laba rugi.

Klasifikasi Aset

Aset diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut, yaitu:

1. Property, plant and equipment (PPE)

Merupakan aset berwujud yang memenuhi kriteria berikut:

a. dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang

atau jasa, untuk disewakan kepada orang lain, atau untuk tujuan

administratif; dan

b. diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

2. Investment property

Merupakan properti (tanah atau bangunan atau bagian dari

bangunan atau keduanya) yang dipegang (oleh pemilik atau oleh

lessee dalam sewa pembiayaan) untuk menghasilkan uang sewa atau

untuk kenaikan nilai atau keduanya, tetapi tidak untuk:

a. digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau

untuk tujuan administratif; atau

b. dijual dalam kegiatan usaha normal.

3. Intangible assets

Aset non-moneter yang dapat diidentifikasi tanpa substansi fisik (aset

tidak berwujud).

4. Financial assets (excluding amounts shown under 5, 8 and 9)

Setiap aset yang meliputi:

a. kas;

b. instrumen ekuitas dari entitas lain;

21 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 25: SAP Pengakuan ASET

c. hak kontraktual:

i. untuk menerima uang tunai atau aset keuangan lain dari entitas

lain, atau

ii. untuk pertukaran aset keuangan atau kewajiban keuangan

dengan entitas lain dalam kondisi yang berpotensi

menguntungkan bagi perusahaan; atau

d. kontrak yang akan atau dapat diselesaikan dalam instrumen ekuitas

entitas itu sendiri:

i. non-derivatif untuk entitas yang sedang atau mungkin diwajibkan

untuk menerima sejumlah variabel instrumen ekuitas entitas itu

sendiri; atau

ii. derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain oleh

pertukaran jumlah yang tetap uang tunai atau aset keuangan lain

tetap jumlah instrumen ekuitas entitas itu sendiri. Untuk tujuan ini

sendiri instrumen ekuitas entitas tidak termasuk instrumen

keuangan puttable diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas sesuai

dengan 16A paragraf dan 16B, instrumen yang memaksakan pada

entitas kewajiban untuk memberikan kepada pihak lain bagian

proporsional aktiva bersih dari entitas hanya pada likuidasi dan

diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas sesuai dengan paragraf

16C dan 16D, atau instrumen yang kontrak untuk menerima masa

depan atau penyerahan instrumen ekuitas entitas itu sendiri.

5. Investments accounted for using the equity method;

6. Biological assets;

Aset berupa tanaman atau hewan yang hidup.

7. Inventories;

Merupakan aset yang memenuhi kriteria berikut:

a. dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha normal;

b. dalam proses produksi untuk penjualan tersebut, atau

c. dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk dikonsumsi dalam

proses produksi atau penjualan jasa.

8. Trade and other receivables;

9. Cash and cash equivalents;

Merupakan kas dan giro, serta investasi yang sangat likuid yang

dapat segera dikonversikan menjadi uang tunai dan yang tunduk

pada resiko yang tidak signifikan dari perubahan nilai.

22 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 26: SAP Pengakuan ASET

10.........The total of assets classified as held for sale and assets included in

disposal groups classified as held for sale in accordance with AASB 5

Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations

Permasalahan terkait Akuntansi Aset

Permasalahan yang terkait akuntansi aset di Australia adalah:

1. Pengakuan Aset

Pencatatan aset pada harga pembelian adalah metode paling mudah,

namun permasalahan yang ditemui adalah :

a. Aset similar dinilai pada jumlah yang berbeda hanya karena

mereka mempunyai tanggal pembelian yang berbeda

b. Nilai aset dan kewajiban dapat naik dan turun di pasar seperti

hutang dan bangunan.

c. Penilaian yang paling baik menggunakan metode current

valuation, namun pendekatan ini juga menemui masalah yaitu :

1) Nilai berubah-ubah

2) Saran profesional dibutuhkan untuk menentukan nilai

3) Beberapa aset seperti warisan budaya, pertahanan dan

infrastuktur sulit untuk dinilai

2. Pengakuan aset warisan

Warisan (heritage assets) meliputi bangunan bersejarah, monumen,

situs purbakala, museum, galeri dan kumpulan koleksi. Pengakuan

dan penilaian warisan tesebut menemui kesulitan karena:

a. Menekankan pada nilai pasar untuk sesuatu yang mempunyai nilai

budaya dan bukan nilai moneter

b. Warisan memilik siklus hidup yang lama, kadang-kadang ratusan

tahun. Nilainya tidak jatuh dari waktu ke waktu sehingga konsep

depresiasi tidak relevan.

c. Aset ini secara umum tidak diperjualbelikan karena dilindungi

undang-undang dan aset ini tidak mempunyai nilai pengganti

(replacement value)

Pemerintah Australia dalam pengakuan aset warisan ini dengan

menerapkan hal-hal berikut :

a. Agency diperlukan untuk mengelola aset-aset warisan sehingga

aset warisan tidak jatuh nilainya.

23 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 27: SAP Pengakuan ASET

b. Tidak semua warisan atau item budaya akan memenuhi definisi

akuntansi aset walaupun walaupun mempunyai nilai warisan.

Apabila suatu aset warisan dan budaya

c. Tak tergantikan dan tidak memiliki harga pasar, tidak mungkin

nilainya dapat diukur secara andal dan dicatat sebagai aset.

d. Aset warisan dinilai pada nilai wajar, yaitu dimana harga pasar

tidak dapat digunakan, metode penilaian lain digunakan seperti

pendekatan pendapatan atau nilai pengganti yang didepresiasi.

3. Pengakuan aset senjata pertahanan

Australia baru-baru ini mengadopsi metode kapitalisasi untuk

akuntansi senjata pertahanan setelah sebelumnya

memperlakukannya sebagai biaya. Amerika Serikat mengadopsi

pendekatan serupa. Aset militer seperti rumah sakit dasar, sekolah

militer dan perguruan tinggi dikapitalisasi. Namun demikian, masih

ada masalah yang tidak terselesaikan:

a. Sulit untuk mengkapitalisasi penelitian, terutama bila dilakukan

in-house

b. Sulit untuk menilai kelebihan aset yang dihentikan, penggunaan

eksklusif militer atas spektrum untuk komunikasi dan

penggunaan wilayah udara eksklusif.

4. Pengakuan aset infrastruktur

Aset infrastruktur terutama terdiri dari jalan raya dan aset jaringan

lainnya. Isu-isu yang terjadi meliputi:

a. Aset ini memiliki masa manfaat yang panjang. Oleh karena itu

muncul pertanyaan apakah mereka harus disusutkan.

b. Beberapa negara tidak melakukan depresiasi aset tersebut atas

dasar bahwa pengeluaran pemeliharaan mempertahankan nilai

mereka.

Pemerintah Australia menilai aset infrastruktur pada nilai wajar

sebagai contoh bila harga pasar di mana tidak dapat digunakan,

metode penilaian lain seperti pendapatan atau pendekatan biaya

pengganti terdepresiasi akan digunakan.

3. Akuntansi Aset di Amerika Serikat

Definisi Aset

24 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 28: SAP Pengakuan ASET

Aset menurut FASB dalam SFAC 6 adalah Aset adalah manfaat ekonomi

masa mendatang, yang diperoleh atau dikendalikan oleh kesatuan

usaha tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa yang terjadi di

masa lalu. Namun FASAB mengakui bahwa manfaat yang diberikan

tidak selalu muncul dalam bentuk arus masuk kas yang diharapkan.

Pengakuan dan Pengukuran Aset

1. Aset tetap atau Plant, Property and Equipment (PPE)

Pemerintah dapat membeli atau membangun aset tetap atau dapat

memperolehnya dari sewa beli modal, pemberian atau dimiliki

pemerintah. Pada masa lalu, banyak pemerintah yang gagal

memelihara pencatatan modal yang cukup. Sekarang, kebanyakan

pemerintah mengakumulasikan dan mencatat data biaya asset

modal. Bagaimanapun juga, pencatatan yang asli tidak tersedia

dalam beberapa kasus, dan rekonstruksi pencatatan menjadi hal

yang mustahil atau menjadi sangat mahal. Dalam beberapa kasus,

kodifikasi GASB mengijinkan pencatatan perkiraan biaya asli pada

ketersediaan informasi dasar. Khususnya, kodifikasi GASB Negara

bagian :

Jika biaya hisoris menjadi tidak praktis dikarenakan

katidaktersediaan pencatatan, maka estimasi biaya historis

dimungkinkan.

Pemerintah dapat mengestimasikan biaya historis dari asset

infrastruktur umum dengan mengkalkulasikan biaya pengganti

lancer dari asset yang sama dan mengosongkan biaya ini melalui

penggunaan indeks tingkatan harga pada tahun akuisisi.

Informasi lainnya dapat menyediakan dukungan penting untuk

membuat modal awal.

2. Stewardship assets (aset penatalayanan)

a. Aset pertahanan nasional

Aset Pertahanan terdiri dari dua kelompok utama: sistem senjata

dan aset tetap pendukung (selanjutnya, sistem senjata) dan kapal

cadangan. Senjata sistem "merupakan alat-alat tempur yang

digunakan untuk menghancurkan, melukai, mengalahkan, atau

mengancam musuh "(SFFAS 11, 1), dan semua properti terkait,

tanaman, peralatan yang digunakan untuk menyebarkan sistem

25 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 29: SAP Pengakuan ASET

senjata. Aset tetap pendukung terdiri dari item real properti

digunakan untuk secara efektif mengoperasikan senjata sistem

(SFFAS 11, 8c). Amerika Serikat, membedakan antara aset tujuan

umum militer dan yang spesifik aset militer. Karakteristik terakhir

ini termasuk bahwa mereka rentan terhadap prematur

kehancuran, baik melalui kerugian dalam pertempuran atau

karena usang jika musuh bisa berkembang yang membuat aset

tersebut tidak berguna lagi. Hal ini juga sulit untuk memperkirakan

waktu yang mungkin terjadi saat ini. Sebagai akibatnya, depresiasi

mereka tidak akan dapat diandalkan. Di Amerika Serikat, aset

militer khusus tidak dikapitalisasi dan disusutkan, mereka

dibebankan.

Jadi, untuk kedua komponen aset pertahanan, setiap memenuhi

setidaknya salah satu dari kriteria FASB atau FASAB untuk aset

yang disebutkan diatas dan nilai-nilai dapat yang dapat

diperkirakan, dapat dikategorikan sebagai aset pertahanan

nasional. Sedangkan untuk pengukurannya, untuk setiap benda

yang diperjualbelikan dipasar bebas maka dinilai dengan nilai

wajar dan apabila yang tidak diperjualbelikan secara bebas maka

menggunakan nilai historis.

b. Aset warisan/bersejarah

Aset warisan/bersejarah juga memiliki karakteristik untuk

pengakuan neraca. Di Amerika kriteria aset warisan/bersejarah

adalah yang dapat memberikan pelayanan kepada penerima

manfaat atau aset yang dapat membantu dalam menjalankan misi

pemerintah Federal yaitu memberikan pendidikan. Tentu

bangunan bersejarah, karya seni, monumen, dan item lainnya

yang menggambarkan sejarah Amerika Serikat memenuhi syarat

sebagai kontribusi terhadap pendidikan warga negara AS.

Karakteristik lain kualifikasi aset warisan/bersejarah untuk dapat

diakui di neraca berkaitan dengan kemampuan item untuk

menghasilkan arus kas langsung atau tidak langsung.

Menggunakan museum sebagai contoh, satu dapat melihat bahwa

menampilkan pameran tidak langsung menghasilkan arus kas

26 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 30: SAP Pengakuan ASET

melalui restoran, konsesi, biaya, penjualan barang, atau sewa

dibayar oleh bisnis menyediakan barang dagangan, makanan, dan

wisata pameran tersebut. Aset warisan/bersejarah dapat diukur

dengan memperkirakan dari pasar alternatif, catatan asuransi,

penilaian, atau nilai penggantian disesuaikan saat ini dapat

dikembangkan sehingga nilai uang dapat tercermin pada neraca.

c. Aset Pengelolaan lahan/ Tanah Stewardship

Argumen untuk tanah Stewardship adalah sama dengan yang

disajikan untuk aset warisan dengan satu manfaat tambahan.

Mereka menyediakan layanan dan menjalankan misi dari lembaga

Federal tertentu. Mereka menghasilkan arus kas tidak langsung

dari franchisee, tour operator, bisnis yang beroperasi di lahan

tersebut, dan penjualan barang dagangan. Biasanya pemerintah

memungut biaya masuk taman. Dalam rangka untuk menentukan

biaya yang mencakup biaya pemeliharaan taman, bangunan

taman, dan infrastruktur taman, pendekatan biaya penuh adalah

yang terbaik karena akan mencerminkan penggunaan aset yang

sebenarnya, yang direkomendasikan untuk menetapkan biaya

layanan pemerintah (SFFAS 4, 60). Meskipun tanah tidak memiliki

biaya periodik, tentu infrastruktur dan bangunan harus

dimasukkan dalam proses penetapan biaya penuh digunakan

untuk menentukan biaya waralaba dan biaya masuk untuk

mendukung pemeliharaan aset.

Klasifikasi Aset

Menurut FASB aset dibagi menjadi dua, yaitu Plant, Property and

Equipment (PPE) dan stewardship assets (aset penatalayanan).

1. Aset tetap atau Plant, Property and Equipment (PPE)

Aset dapat diklasifikasikan sebagai aset tetap apabila masuk dalam

salah satu karakteristik dibawah ini :

Dapat digunakan untuk tujuan alternatif tapi digunakan untuk

memproduksi barang atau jasa atau untuk mendukung Misi dari

entitas tersebut

Digunakan dalam bisnis-jenis kegiatan

27 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 31: SAP Pengakuan ASET

Digunakan oleh entitas dalam kegiatan yang biaya dapat

dibandingkan dengan entitas lain melakukan yang sama kegiatan

GASB belum mensfesifikasian standar (keseragaman) klasifikasi dari

akun aset modal umum. Bagaimanapun juga, banyak pemerintah

mengikuti atau menadaptasi rekomendasi dari GFOA yang

menyatakan bahwa asset modal harus diklasifikasikan sebagai (1)

tanah,(2) bangunan,(3) infrastruktur,(4) mesin-mesin dan peralatan,

(5) pekerjaan dalam pembangunan/CIP.

Tanah. Biaya dari tanah termasuk jumlah yang dibayarkan untuk

tanah itu sendiri, biaya tiba-tiba untuk mengakuisisi tanah, dan

pengeluaran yang timbul sebelum tanah siap digunakan.

Bangunan atau Bangunan dan pengembanganya. Klasifikasi

termasuk (a) struktur relative yang tetap yang digunakan untuk

rumah pribadi atau property dan (b) peralatan yang secara

permanen disertakan dan menjadi bagian dari bangunan dan tidak

dapat di hilangkan tanpa merusak dinding, atap atau lantai atau

tanpa dengan merusak bagian dari bangunan.

Infrastruktur. Klasifikasi ini (dijelaskan nantinya) termasuk

pengembangan (selain bangunan) tertentu yang mempunyai masa

manfaat lama yang menambahkan nilai (ternasuk nilai guna) pada

tanah.

Mesin-mesin dan Peralatan. Sebagai contoh truk, kendaraan,

pompa, meja, mesin tik, computer, dan penutup buku. Mesin dan

peralatan yang bergerak harus diakuntansikan untuk

perawatannya.

Pekerjaan dalam Pembangunan/CIP. Pekerjaan dalam

pembangunan termasuk biaya pengerjaan konstruksi yang diambil

tapi belum selesai pada tanggal neraca. Biaya ini direklasifikasikan

pada penyeleseian proyek.

2. Stewardship assets (aset yang dikelola negara)

Aset Stewardship dibagi lebih lanjut menjadi tiga kategori: aset

pertahanan nasional, aset warisan/bersejarah/bersejarah, dan tanah

yang dikelola negara. Klasifikasi ini dibuat karena pemerintah

bertanggung jawab untuk kegiatan tertentu seperti pertahanan

adalah unik dan nilai dan penyusutan aset yang "tidak memberikan

28 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 32: SAP Pengakuan ASET

kontribusi bermakna kepada pengukuran kinerja entitas operasi

"(SFFAS 7, 124). Karena mereka tidak memberikan kontribusi

terhadap kinerja pengukuran, item kualifikasi sebagai aset

pengelolaan dibebankan sebagai pengungkapan yang diperoleh dan

luas adalah diperlukan.

Aset pertahanan nasional, terdiri aset properti, pabrik, dan

peralatan yang merupakan komponen dari sistem senjata dan

mendukung misi militer. SFFAS 6,130 menyatakan bahwa barang-

barang yang tidak dapat digunakan entitas non-pemerintah

lainnya; digunakan untuk keadaan darurat, perang, atau

digunakan untuk bencana alam, atau dirancang khusus untuk

digunakan dalam program federal di mana tidak ada pembanding

dengan entitas lainnya, memenuhi syarat sebagai properti

pertahanan nasional. Juga karena ada tidak ada output untuk

dikompensasi dengan biaya barang-barang bisa disesuaikan,

kapitalisasi dan penyusutan tidak akan menambah nilai informasi

untuk setiap entitas operasi kinerja (SFFAS 8, 11).

Aset warisan/bersejarah/bersejarah adalah aset yang ada karena

nilai budaya mereka, arsitektur, atau estetika (SFFAS 6, 57).

Diharapkan badan usaha pemegang aset tersebut akan

mempertahankan aset dan melakukan perbaikan yang wajar dan

tidak ada depresiasi dari waktu ke waktu (SFFAS 6, 133). Jika aset

berguna baik sebagai PPE Umum dan

warisan/bersejarah/bersejarah aset, maka aset yang benar-benar

digunakan untuk PPE yang digunakan sebagai pelaporan,

pengakuan, dan pengungkapan (SFFAS 16).

Tanah Stewardship meliputi tanah yang dikuasai oleh pemerintah

Federal tetapi tidak digunakan bersama dengan aset PPE. Seperti

aset warisan/bersejarah/bersejarah, pengelolaan lahan yang

dimiliki untuk kesejahteraan umum dan akan dipertahankan dan

dilindungi (SFFAS 6, 137). Semua aset pengelolaan dibebankan

ketika diperoleh, tidak disusutkan dan tidak muncul pada neraca.

Namun, pemerintah Federal perlu menunjukkan akuntabilitas

untuk aktiva kepengurusan. Oleh karena itu, Standar tersebut

mengharuskan pengungkapan yang luas berkaitan dengan

29 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 33: SAP Pengakuan ASET

penambahan, penarikan dari, keberadaan kondisi, dan

pengelolaan aset. Pengungkapan atas aset ini meliputi :

a. jumlah unit aset pelayanan di masing-masing kategori aset

(hektar tanah, jumlah bangunan, jumlah lukisan, jumlah

pesawat, dll)

b. jumlah unit ditambahkan atau ditarik selama periode fiskal

c. deskripsi metode akuisisi dan penarikan

d. kondisi aset pelayanan

e. informasi tentang pemeliharaan tangguhan atas aset

penatalayanan (SFFAS 8, 50, 68, 80, SFFAS 11, 10)

Permasalahan terkait Akuntansi Aset

Ada beberapa permasalahan yang dapat timbul berkaitan dengan

standar akuntansi aset di Amerika Serikat, antara lain :

1. Berkaitan dengan pengakuan dan pengukuran atas aset

warisan/bersejarah di Amerika Serikat, bahwa yang dikatakan aset

bersejarah dapat diukur dengan memperkirakan dari pasar alternatif,

catatan asuransi, penilaian, atau nilai penggantian. untuk beberapa

aset bersejarah seperti monumen nasional akan sulit melakukan

penilaian.

2. Dalam hal aset pertahanan nasional, permasalahan yang terjadi

adalah dalam hal keuntungan dari pencatatan aset ini dalam nilai

uang yang dapat dihasilkan dari metode pengukuran yang digunakan

misalnya penyusutan kurang relevan untuk meningkatkan kualitas

informasi yang dihasilkan.

3. Pemerintah Amerika tidak mewajibkan setiap entitas untuk

melaporkan penyusutan atas infrastuktur yang mengakibatkan tidak

dapat dikontrolnya masa manfaat infrastruktur tersebut.

B. Akuntansi Pendapatan di Indonesia dan Perbandingan dengan IPSAS

Definisi Aset

Berdasarkan Paragraf 65 Kerangka Konseptual Peraturan Pemerintah

Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang

selanjutnya disebut dengan SAP, aset didefinisikan sebagai sumber daya

ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat

dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial

30 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 34: SAP Pengakuan ASET

di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah

maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk

sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi

masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena

alasan sejarah dan budaya.

Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi

aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak

langsung, bagi kegiatan operasional pemerintah, berupa aliran

pendapatan atau penghematan belanja bagi pemerintah.

Klasifikasi Aset

Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan non lancar. Suatu aset

diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk dapat

direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua

belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat dimasukkan

dalam kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai aset nonlancar.

Aset lancar meliputi:

1. kas dan setara kas

2. investasi jangka pendek

Pos-pos investasi jangka pendek antara lain deposito berjangka 3 (tiga)

sampai 12 (dua belas) bulan dan surat berharga yang mudah

diperjualbelikan.

3. piutang

Pos-pos piutang antara lain piutang pajak, retribusi, denda, penjualan

angsuran, tuntutan ganti rugi, dan piutang lainnya yang diharapkan

diterima dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal

pelaporan.

4. Persediaan

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan

yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah,

dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan

dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan

disimpan untuk digunakan, misalnya barang pakai habis seperti alat

tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan

pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.

31 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 35: SAP Pengakuan ASET

Aset non lancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang, dan aset

tak berwujud yang digunakan baik langsung maupun tidak langsung

untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum. Aset

nonlancar diklasifikasikan menjadi:

1. Investasi jangka panjang, merupakan investasi yang diadakan dengan

maksud untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat sosial

dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Investasi jangka

panjang meliputi:

a. Investasi nonpermanen, yaitu investasi jangka panjang yang

dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Investasi

nonpermanen terdiri dari:

1) Investasi dalam Surat Utang Negara,

2) Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat

dialihkan kepada pihak ketiga, dan

3) Investasi non permanen lainnya.

b. Investasi permanen, yaitu investasi jangka panjang yang

dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Investasi permanen

terdiri dari:

1) Penyertaan modal pemerintah pada perusahaan negara/

perusahaan daerah, lembaga keuangan daerah, badan hukum

milik negara, badan internasional, dan badan hukum lainnya

bukan milik negara, dan

2) Investasi permanen lainnya.

2. Aset tetap, yaitu aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih

dari dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau

dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap terdiri dari:

a. Tanah

b. Peralatan dan mesin

c. Gedung dan bangunan

d. Jalan, irigasi, dan jaringan

e. Aset tetap lainnya, dan

f. Konstruksi dalam pengerjaan.

3. Dana Cadangan, adalah dana yang disisihkan untuk menampung

kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat

dipenuhi dalam satu tahun anggaran. Dana cadangan dirinci menurut

tujuan pembentukannya.

32 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 36: SAP Pengakuan ASET

4. Aset nonlancar lainnya diklasifikasikan sebagai aset lainnya.

Termasuk dalam aset lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan

penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan,

aset kerjasama dengan fihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi

penggunaannya.

Penyajian dan pengklasifikasian aset sebagaimana diilustrasikan dalam

format Neraca Pemerintah Pusat Lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor

71 Tahun 2010 adalah sebagai berikut:

PEMERINTAH PUSATNERACA

PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0(Dalam Rupiah)

No Uraian 20X1 20X0

 ASET              

  ASET LANCAR          Kas di Bank Indonesia          Kas di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara    

   Kas di Bendahara Pengeluaran      

    Kas di Bendahara Penerimaan          Investasi Jangka Pendek          Piutang Pajak          Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak        Penyisihan Piutang          Beban Dibayar Dimuka          Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara        Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah        Bagian Lancar Pinjaman kepada Lembaga Internasional        Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran    

   Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi      

    Piutang Lainnya          Persediaan          Jumlah Aset Lancar               

 INVESTASI JANGKA PANJANG      

    Investasi Nonpermanen          Pinjaman Jangka Panjang      

   Dana Bergulir      

33 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 37: SAP Pengakuan ASET

   Investasi dalam Obligasi      

    Investasi dalam Proyek Pembangunan    

   Investasi Nonpermanen Lainnya      

    Jumlah Investasi Nonpermanen        Investasi Permanen      

   Penyertaan Modal Pemerintah      

   Investasi Permanen Lainnya      

    Jumlah Investasi Permanen        Jumlah Investasi Jangka Panjang               ASET TETAP          Tanah          Peralatan dan Mesin          Gedung dan Bangunan      

   Jalan, Irigasi, dan Jaringan      

    Aset Tetap Lainnya          Konstruksi Dalam Pengerjaan          Akumulasi Penyusutan          Jumlah Aset Tetap                 ASET LAINNYA          Tagihan Penjualan Angsuran          Tuntutan Ganti Rugi      

   Kemitraan dengan Pihak Ketiga      

    Aset Tak Berwujud          Aset Lain-Lain          Jumlah Aset Lainnya               

   JUMLAH ASET      

                   

Pengakuan dan Pengukuran Aset

Nilai Historis ( Historical Cost )

Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau

sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh

aset tersebut pada saat perolehan.

34 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 38: SAP Pengakuan ASET

Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena

lebih obyektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal tidak terdapat nilai

historis, dapat digunakan nilai wajar aset terkait.

Pengakuan Aset

Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh

oleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur

dengan andal. Aset diakui pada saat diterima atau kepemilikannya dan

atau kepenguasaannya berpindah.

Sejalan dengan penerapan basis akrual, aset dalam bentuk piutang atau

beban dibayar di muka diakui ketika hak klaim untuk mendapatkan arus

kas masuk atau manfaat ekonomi lainnya dari entitas lain telah atau

tetap masih terpenuhi, dan nilai klaim tersebut dapat diukur atau

diestimasi.

Aset dalam bentuk kas yang diperoleh pemerintah antara lain

bersumber dari pajak, bea masuk, cukai, penerimaan bukan pajak,

retribusi, pungutan hasil pemanfaatan kekayaan negara, transfer, dan

setoran lain-lain, serta penerimaan pembiayaan, seperti hasil pinjaman.

Proses pemungutan setiap unsur penerimaan tersebut sangat beragam

dan melibatkan banyak pihak atau instansi. Dengan demikian, titik

pengakuan penerimaan kas oleh pemerintah untuk mendapatkan

pengakuan akuntansi memerlukan pengaturan yang lebih rinci,

termasuk pengaturan mengenai batasan waktu sejak uang diterima

sampai penyetorannya ke Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Aset tidak

diakui jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang

tidak mungkin diperoleh pemerintah setelah periode akuntansi berjalan.

Pengukuran Aset

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan

memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos

dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan historis. Aset

dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau

sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset

tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang

digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.

Pengukuran pos-pos laporan keuangan khususnya aset menggunakan

35 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 39: SAP Pengakuan ASET

mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing

dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

Pengukuran aset adalah sebagai berikut:

a. Kas dicatat sebesar nilai nominal

b. Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan

c. Piutang dicatat sebesar nilai nominal

d. Persediaan dicatat sebesar:

1. Biaya Perolehan apabila diperoleh dengan pembelian

2. Biaya Standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri

3. Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti

donasi/rampasan.

e. Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan termasuk

biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan

yang sah atas investasi tersebut

f. Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap

dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka

nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.

Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap dapat

disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut.

Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola

meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan

biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan,

perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya

yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut.

g. Aset moneter dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam

mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs

tengah bank sentral pada tanggal neraca.

Akuntansi Aset menurut SAP Dibandingkan dengan IPSAS

Pada umumnya, akuntansi aset yang dianut oleh SAP mengadopsi

ketentuan yang diatur dalam IPSAS. Meskipun demikian, ada beberapa

perbedaan spesifik antara SAP dengan IPSAS mengenai aset, antara lain

sebagai berikut:

1. SAP hanya mengatur secara umum pengakuan dan pengukuran aset,

tidak mengatur secara spesifik cara pengakuan dan pengukuran untuk

tiap jenis aset sebagaimana diatur dalam IPSAS.

36 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 40: SAP Pengakuan ASET

2. SAP memberikan penekanan pada nilai historis (historical cost) pada

pengukuran atas nilai aset karena dianggap lebih handal sehingga

dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini sedikit berbeda dengan IPSAS

yang lebih mengutamakan penyajian dengan menggunakan fair value

karena memberikan potret yang lebih wajar mengenai realitas ekonomi

dari posisi keuangan.

3. Tidak seperti IPSAS, SAP tidak mengatur mengenai pencatatan dan

pengakuan atas aset biologis, tambang dan lainnya yang secara akrual

seharusnya dapat diakui sebagai aset.

Permasalahan yang timbul dalam penerapan akuntansi aset di Indonesia

antara lain:

1. Penyajian Piutang di Neraca

Dalam format penyajian Neraca yang dilampirkan dalam PP 71 Tahun

2010, piutang disajikan dalam Net Realizable Value (NRV)-nya yaitu

dikurangi dengan penyisihan piutang. Permasalahan timbul dikarenakan

standar akuntansi atas pencatatan dan penyajian penyisihan piutang

tidak diatur dalam PP 71 Tahun 2010 sehingga akan menimbulkan

kebingungan ke depannya.

2. Kesulitan dalam penaksiran nilai Piutang Pajak

Kesulitan dalam menaksir nilai piutang pajak adalah sebagai dampak

lanjutan terhadap kesulitan dalam menentukan kapan pengakuan atas

pendapatan pajak khususnya atas PPh Pasal 29 Kurang Bayar dan atas

Surat Ketetapan Pajak. Permasalahan tersebut diakibatkan karena:

a. Pengakuan Pendapatan atas PPh Pasal 29

PPh Pasal 29 secara umum dapat dijelaskan sebagai kekurangan

pembayaran pajak pada suatu tahun pajak yang timbul karena

besaran pajak yang terutang lebih besar dibandingkan dengan kredit

pajak. Berdasarkan basis akrual, maka timbulnya hak atas PPh Pasal

29 adalah pada saat berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan.

Permasalahan timbul ketika batas pelaporan dan pembayaran pajak

berbeda dengan saat terutangnya sedangkan besaran pajak dihitung

menggunakan prinsip self assessment (diserahkan sepenuhnya

kepada Wajib Pajak). Batas pembayaran PPh Pasal 29 adalah 3 bulan

sejak tahun pajak berakhir bagi Wajib Pajak Orang Pribadi dan 4

bulan sejak tahun pajak berakhir bagi Wajib Pajak Badan. Kurangnya

37 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 41: SAP Pengakuan ASET

data yang handal mengenai jumlah pajak yang terutang pada saat

hak pemerintah timbul (taxable event) membatasi kemampuan

akuntansi untuk mengakui pendapatan secara akrual.

b. Pengakuan Pendapatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar/

Surat Tagihan Pajak

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) adalah produk hasil

pemeriksaan yang timbul karena jumlah pajak yang dilaporkan lebih

kecil dibandingkan dengan jumlah pajak yang dihitung berdasarkan

hasil pemeriksaan. Berdasarkan ketentuan Pasal 25/27 UU KUP,

Jumlah pajak terutang yang tertera dalam SKPKB belum merupakan

utang pajak dan pembayarannya ditangguhkan apabila Wajib Pajak

mengajukan keberatan dan atau banding. Pengakuan timbulnya hak

pemerintah menjadi bias ketika batas waktu pengajuan permohonan

keberatan adalah 3 bulan sejak terbitnya SKPKB sehingga hak

pemerintah baru timbul menunggu kepastian dari Wajib Pajak apakah

mengajukan keberatan atau tidak. Apabila Wajib Pajak mengajukan

keberatan, pengakuan pendapatan atas SKP juga semakin

tertangguh menunggu keputusan keberatan dan akan semakin

tertangguh jika Wajib Pajak mengajukan banding.

c. Informasi yang terbatas mengenai saat terutangnya pajak

Sistem self assessment mengakibatkan bahwa seluruh mekanisme

mulai dari timbulnya hutang pajak, perhitungan dan pelaporan pajak

diserahkan sepenuhnya kepada Wajib Pajak. Dengan demikian,

pengakuan pendapatan pajak sekaligus piutang pajak secara andal

dan relevan sulit untuk diterapkan secara akrual penuh.

3. Perhitungan Persediaan

Metode perhitungan persediaan dalam SAP bisa menggunakan

perpetual atau periodik serta menggunakan FIFO atau Average. Dalam

praktiknya, penerapan standar ini pasti akan menimbulkan kesulitan

dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan Satker dengan metode

yang berbeda karena harus melakukan penyesuaian-penyesuaian.

4. Aset bersejarah/warisan

Aset bersejarah/warisan termasuk bangunan bersejarah, monumen dan

situs arkeologi, museum, galeri dan koleksi arsip. Masalah pengakuan

38 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 42: SAP Pengakuan ASET

yang terkait dengan aset tersebut umumnya tidak memberikan dampak

yang sangat signifikan pada keseluruhan keuangan fiskal. Walau

demikian hal ini cukup sering menimbulkan permasalahan. Masalah ini

umumnya mengalir dari fakta bahwa akrual dipandang oleh beberapa

pihak sebagai penetapan nilai pasar pada sesuatu yang nilainya tidak

melekat secara kultur dan bukan moneter.

Dari titik pandang lebih teknis, aset bersejarah/warisan sangat berbeda

dari jenis lain aset. Mereka memiliki siklus hidup yang sangat panjang,

biasanya diukur dalam ratusan tahun. Nilai mereka tidak berkurang

seiring waktu karena keausan (tapi bisa ada biaya pemeliharaan yang

signifikan), bahkan ada kemungkinan untuk meningkatkan nilai dari

waktu ke waktu. Biaya perolehan mereka umumnya tidak dikenal dan

dalam kebanyakan kasus sama sekali tidak relevan untuk tujuan

penilaian saat ini. Aset umumnya tidak dipasarkan, sebagai penjualan

mereka umumnya dilarang oleh hukum. Dan, menurut sifatnya, mereka

tidak memiliki nilai penggantian.

Mendefinisikan apa yang merupakan aset historis/warisan seringkali

cukup sulit. Sebuah komplikasi lebih lanjut diperkenalkan saat

bangunan sejarah memiliki kegunaan ganda, misalnya, kantor-kantor

pemerintah yang terletak di istana bersejarah. Haruskah ini

diperlakukan sebagai aset normal atau sebagai aset warisan? Atau

haruskah aset dipisahkan sehingga bagian dari nilai bangunan dihitung

sebagai aset normal dengan sisanya yang diperlakukan sebagai aset

warisan?

Museum dan galeri adalah masalah lain. Beberapa negara mengambil

pendekatan sangat komprehensif. Sebagai contoh, Selandia Baru

menilai isi Arsip Nasional dengan nilai dari item luar biasa yang berbasis

pada penilaian yang diberikan oleh rumah lelang internasional. Isi dari

galeri seni adalah segala hal paling berharga dari semua aset warisan

pasar seni internasional. Prakteknya, bagaimanapun, sangat bervariasi.

Beberapa negara OECD melakukan penilaian, lainnya tidak. Beberapa

negara anggota lainnya tidak melakukan penilaian atas koleksi atas

aset yang sudah ada tetapi melakukannya untuk akuisisi aset baru.

5. Aset Militer

Perawatan dari aset militer merupakan masalah unik sektor publik. Jika

mereka harus diperlakukan berbeda, mendefinisikan apa itu aset militer

39 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 43: SAP Pengakuan ASET

perlu dibuat jelas. Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat,

membedakan antara aset tujuan umum militer dan yang spesifik aset

militer. Karakteristik terakhir ini termasuk bahwa mereka rentan

terhadap prematur kehancuran, baik melalui kerugian dalam

pertempuran atau karena usang jika musuh bisa berkembang yang

membuat aset tersebut tidak berguna lagi. Hal ini juga sulit untuk

memperkirakan waktu yang mungkin terjadi saat ini. Sebagai

akibatnya, depresiasi mereka tidak akan dapat diandalkan. Di Amerika

Serikat, aset militer khusus tidak dikapitalisasi dan disusutkan, mereka

dibebankan.

Negara-negara lain umumnya mengambil pandangan bahwa semua

peralatan militer harus dikapitalisasi dan disusutkan. Hal ini untuk

menghindari masalah yang terkait dengan definisi apa sebenarnya yang

dimaksud aset militer. Hal ini diterima bahwa aset militer rentan

terhadap kerusakan dini untuk alasan yang dicatat di atas. Tetapi

pendekatan yang diadopsi adalah untuk mendepresiasi mereka secara

normal dan kemudian mencatat mereka dihapus sebagai pos luar biasa

jika mereka rusak. Hal ini akan berfungsi untuk menghitung kerugian

tersebut.

Sejumlah isu-isu spesifik lainnya militer telah diidentifikasi. Pertama,

sulit untuk memanfaatkan penelitian, terutama ketika dilakukan di

rumah, ketika sistem militer baru sedang dikembangkan. Hal ini baik

karena keengganan militer untuk memasok informasi dan juga untuk

masalah yang militer sering telah dalam pelacakan biaya. Kedua, militer

sering mengadakan pembagian yang tidak proporsional aset yang

surplus --- seperti sebagai fasilitas dinonaktifkan --- yang dilakukan

pada nilai nihil, tetapi pada dasarnya harus diberikan karena biaya

militer mereka memegang nilai negatif. Ketiga, penggunaan eksklusif

militer dari bagian-bagian spektrum untuk komunikasi, dan penggunaan

wilayah udara eksklusif, merupakan biaya kesempatan besar untuk

pemerintah seperti ini akan memiliki nilai komersial yang besar. Timbul

pertanyaan bagaimana dua isu dapat diperlakukan khusus dalam

lingkungan akrual.

6. Aset Infrastruktur

Aset infrastruktur meliputi jalan raya dan aset jaringan lainnya. Aset ini

sering memiliki nilai yang sangat tinggi, meskipun mereka sering

40 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 44: SAP Pengakuan ASET

menjadi tanggung jawab tingkat pemerintahan yang lebih rendah.

Masalah-masalah utama yang diidentifikasi dengan aset infrastruktur

adalah sebagai berikut. Pertama, menentukan masa manfaat aset

dengan metode penyusutan yang sesuai. Dalam hal ini, ada contoh

negara-negara OECD yang tidak mendepresiasi aset-aset ini tetapi

menyatakan bahwa aset sedang dipertahankan sedemikian rupa karena

mereka memiliki rentang hidup yang tak terbatas. Kedua, pengakuan

aset infrastruktur juga menyoroti kebutuhan untuk pengeluaran untuk

pemeliharaan, pengeluaran yang sering diabaikan di negara-negara

OECD. Ketiga, seringkali sangat sulit untuk memperkirakan biaya

akuisisi asli aset tersebut jika metode biaya historis digunakan. Hal ini

baik karena usia tua mereka dan kesulitan dalam memisahkan investasi

asli dan biaya pemeliharaan. Keempat, pemilihan metode penilaian

(biaya historis vs nilai saat ini) memiliki dampak yang sangat tinggi

pada aset.

7. Isu/permasalahan mengenai penilaian

Dasar tradisional untuk penilaian adalah biaya historis/perolehan.

Bagaimanapun juga ada, gerakan yang berkembang untuk mengadopsi

pendekatan yang lebih saat ini untuk penilaian. Secara konseptual,

penilaian saat ini umumnya dipandang sebagai pertimbangan unggul,

tetapi praktis sering menyebabkan kelanjutan / adopsi dari pendekatan

biaya historis. Namun demikian, masalahtidak akan terlepas dari

pendekatan yang diadopsi.

Pendekatan historis didasarkan pada asset senilai biaya akuisisi dengan

berikutnya depresiasi. Hal ini dapat dilihat sebagai pendekatan yang

lebih obyektif karena didasarkan pada jumlah yang harus dibayarkan

untuk aset. Hal ini juga lebih mudah untuk menangani dari sudut

pandang praktis. Masalah dengan pendekatan ini, bagaimanapun,

bahwa nilai aktiva out-of-date- sehingga semakin lama waktu berlalu

sejak akuisisi. Masalah utama lain adalah inkonsistensi dalam

pencatatan aset individu baik antara entitas dan dalam entitas. Sebagai

contoh, dua bangunan yang identik dapat dinilai sangat berbeda jika

mereka dibeli pada waktu yang berbeda. Masalah lebih lanjut terutama

dalam konteks sektor publik adalah bahwa catatan cukup sering berarti

bahwa biaya akuisisi asli tidak diketahui.

41 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 45: SAP Pengakuan ASET

Penilaian saat ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah ini. Dengan

sifatnya, mereka lebih relevan, yaitu informasi tersebut tidak out-of-

date. Akibatnya mereka dilihat sebagai indikator yang lebih baik dari

tingkat sumber daya diikat dalam sebuah entitas dan dasar yang lebih

baik untuk mengevaluasi kinerja dari suatu entitas. Hal ini terutama

terjadi ketika menghitung biaya sebenarnya dari layanan yang

diberikan. Penilaian saat ini juga jauh lebih besar nilai analisis ekonomi.

Penggunaan metodologi penilaian saat ini, bagaimanapun, memerlukan

banyak penilaian profesional harus dibuat.

Ada beberapa metodologi yang berbeda untuk menerapkan penilaian

saat ini. Termasuk biaya penggantian disusutkan, nilai-di-gunakan dan

nilai realisasi bersih. Masing-masing memiliki masalah mereka sendiri.

Biaya penggantian disusutkan mengasumsikan bahwa akan membeli

aset yang persis sama di masa depan, yang kemungkinan besar tidak

terjadi. Nilai-di-gunakan metodologi sangat tergantung pada niat

manajemen. Selanjutnya, ketika pendekatan ini diadopsi dalam

lingkungan non-kompetitif, suatu entitas dapat meningkatkan biaya.

Akibatnya nilai aset akan meningkat. Masalah dengan pendekatan nilai

realisasi bersih berpusat pada aset khusus, di mana pasar tidak

mungkin ada atau mungkin tidak dapat diandalkan.

Kesulitan lebih lanjut dengan valuasi saat ini adalah bahwa mereka

dapat berfluktuasi secara signifikan dari satu tahun lain. Hal ini dapat

membuat windfalls ketika nilai naik, tapi juga dapat menciptakan

hortfalls ketika nilai turun. Hal ini dapat memiliki dampak yang besar

pada bottom line yang dilaporkan pemerintah. Apakah politisi bersedia

menerima bahwa Intinya pemerintah dapat ditentukan oleh fluktuasi

seperti itu? Juga, apakah ada bahaya bahwa disiplin fiskal bisa merusak

jika pendapatan dari fluktuasi tersebut digunakan untuk meningkatkan

pengeluaran lainnya. Ini adalah salah satu permasalahan yang di soroti

ketika kita mengadopsi pendekatan akrual.

42 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 46: SAP Pengakuan ASET

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. IPSAS mendefinisikan aset sebagai “Assets are resources controlled by an

entity as a result of past events and from which future economic benefits

or service potential are expected to flow to the entity (IPSAS 1 Para 7)”.

Dengan kata lain, aset dalah sumber daya yang dikendalikan oleh suatu

entitas akibat peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di

masa depan atau potensi jasa diharapkan akan mengalir ke entitas. IPSAS

juga mengatur secara spesifik mengenai pengakuan dan pengukuran aset

untuk jenis-jenis aset tertentu. Aset-aset tersebut antara lain sebagai

berikut:

a. Inventories

b. Financial Instruments: Disclosure and Presentation

c. Investment Property

d. Property, Plant and Equipment

e. Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets

2. Pengakuan aset pada basis kas hanya mengakui aset lancar berupa kas

saja. Aset lainnya hanya dicatat saat pembeliannya saja, yaitu

pengeluaran kas. Sedangkan pada basis akrual semua aset diakui dan

dicatat pada neraca. Perubahan nilai aset juga diakui dan dicatat.

3. Dalam standar akuntansi pemerintahan Selandia Baru, aset didefinisikan

sebagai a A resource controlled by an entity as a result of past events and

from which future economic benefits are expected to flow to the entity.

Sedangkan klasifikasinya adalah sebagai berikut :

a. Cash and cash equivalents (Kas dan setara kas)

b. Receivables (piutang)

43 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 47: SAP Pengakuan ASET

c. Marketable securities, deposits and derivatives in gain (Surat berharga,

deposito dan laba derivatif)

d. Share investments (investasi saham)

e. Advances (Uang muka)

f. Inventory (Persediaan)

g. Other assets (aset lainnya)

h. Property, plant & equipment (Tanah, Bangunan dan peralatan)

i. Equity accounted investments (modal dalam investasi)

j. Intangible assets and goodwill (Aktiva tak berwujud dan goodwill)

4. Dalam standar akuntansi pemerintahan Australia (AASB), aset

didefinisikan sebagai a resource controlled by an entity as a result of past

events; and from which future economic benefits are expected to flow to

the entity. AASB mengklasifikasikan aset ke dalam kategori sebagai

berikut, yaitu:

a. Property, plant and equipment (PPE)

b. Investment property

c. Intangible assets

d. Financial assets (excluding amounts shown under 5, 8 and 9)

e. Investments accounted for using the equity method;

f. Biological assets;

g. Inventories;

h. Trade and other receivables;

i. Cash and cash equivalents;

j. The total of assets classified as held for sale and assets included in

disposal groups classified as held for sale in accordance with AASB 5

Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations;

5. Aset dalam akuntansi Amerika (FASB) dalam SFAC 6 adalah Aset adalah

manfaat ekonomi masa mendatang, yang diperoleh atau dikendalikan

oleh kesatuan usaha tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa yang

terjadi di masa lalu. Sedangkan klasifikasinya adalah sebagai berikut:

a. Aset tetap atau Plant, Property and Equipment (PPE)

b. Stewardship assets (aset yang dikelola negara)

6. Pada umumnya, akuntansi aset yang dianut oleh SAP mengadopsi

ketentuan yang diatur dalam IPSAS. Meskipun demikian, ada beberapa

perbedaan spesifik antara SAP dengan IPSAS mengenai aset, antara lain

sebagai berikut:

44 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 48: SAP Pengakuan ASET

4. SAP hanya mengatur secara umum pengakuan dan pengukuran aset,

tidak mengatur secara spesifik cara pengakuan dan pengukuran untuk

tiap jenis aset sebagaimana diatur dalam IPSAS.

5. SAP memberikan penekanan pada nilai historis (historical cost) pada

pengukuran atas nilai aset karena dianggap lebih handal sehingga

dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini sedikit berbeda dengan IPSAS

yang lebih mengutamakan penyajian dengan menggunakan fair value

karena memberikan potret yang lebih wajar mengenai realitas ekonomi

dari posisi keuangan.

6. Tidak seperti IPSAS, SAP tidak mengatur mengenai pencatatan dan

pengakuan atas aset biologis, tambang dan lainnya yang secara akrual

seharusnya dapat diakui sebagai aset.

7. Permasalahan yang timbul dalam penerapan akuntansi aset di Indonesia

antara lain:

a. Penyajian Piutang di Neraca

b. Kesulitan dalam penaksiran nilai Piutang Pajak

c. Perhitungan Persediaan

d. Aset bersejarah/warisan

e. Aset Militer

f. Aset Infrastruktur

g. Isu/permasalahan mengenai penilaian

B. Saran

Berdasarkan uraian pembahasan di atas, hal-hal yang dapat kami sarankan

dalam penerapan akuntansi aset berbasis akrual di Indonesia antara lain:

1. Untuk mempermudah dan memberikan keseragaman pada saat

penerapan pengakuan aset sebaiknya dibuat peraturan yang mengatur

secara spesifik cara pengakuan dan pengukuran untuk tiap jenis aset

sebagaimana diatur dalam IPSAS.

2. Dalam penerapan pengakuan aset secara akrual penuh, sebaiknya

Indonesia berkaca pada negara lain yang telah menerapkannya seperti

Australia dan Selandia Baru, kemudian mengadopsi sisi terbaik yang dapat

diterapkan di Indonesia menyesuaikan dengan kondisi dan ketentuan

perundang-undangan di Indonesia.

45 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS

Page 49: SAP Pengakuan ASET

DAFTAR PERTANYAAN

1. Pertanyaan arief

Apakah perlu menilai, mengakui serta menyajikan aset biologi di dalam

neraca, mengingat aset biologi seperti hutan dapat dikategorikan sebagai aset

negara ?

2. Pertanyaan Arindra

Apa perbedaan akuntansi aset di sektor swasta dan sektor publik?

3. Pertanyaan Reni SDI

Indonesia memiliki heritage assets yang begitu banyak seperti bangunan

bersejarah dan situs purbakala. Apa saja permasalahan yang muncul dalam

pengakuan dan pengukuran aset tersebut?

4. Pertanyaan Ahmad Faidzin

Pada saat perubahan dari basis kas ke akrual, bagaimana sebaiknya

pengakuan aset yang tidak diakui dalam basis kas yang kemudian diakui

dalam basis akrual, apakah menggunakan fair value atau historical cost?

5. Pertanyaan Abdul Rozaq

Dalam pengakuan aset tetap, Pemerintah Pusat mengacu pada ketentuan

mengenai nilai satuan minimum yaitu Keputusan Menteri Keuangan Nomor

01/KMK.12/2001 tentang Pedoman Kapitalisasi Barang Milik/Kekayaan Negara

dalam Sistem Akuntansi Pemerintah, dimana nilai satuan minimum perolehan

peralatan dan mesin adalah Rp300.000. Dengan demikian jika biaya

perolehan peralatan dan mesin kurang dari Rp300.000, maka peralatan dan

mesin tersebut tidak dapat diakui dan disajikan sebagai aset tetap.

Menurut Saudara, jika ada suatu aset tetap bernilai dibawah Rp300.000

namun memiliki masa manfaat lebih dari 12 bulan atau 1 tahun, dimana aset

tersebut diklasifikasikan dengan tetap memperhatikan ketentuan SAP atau

IPSAS yang tidak mengatur mengenai ketentuan batas minimal nilai

perolehan?

46 SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH | DIV AKUNTANSI KHUSUS