analisis penerapan sistem manajemen keselamatan dan

82
ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MEDAN TUNTUNGAN TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh SRI RIZKI HASUGIAN NIM: 1505141033 PROGRAM STUDI MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI GEDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2019

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN UNIVERSITAS

ISLAM NEGERI MEDAN TUNTUNGAN

TUGAS AKHIR

Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Sains Terapan

Oleh

SRI RIZKI HASUGIAN

NIM: 1505141033

PROGRAM STUDI MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI GEDUNG

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

MEDAN

2019

Page 2: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

iii

ABSTAK

ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN UNIVERSITAS

ISLAM NEGERI MEDAN TUNTUNGAN

Oleh

SRI RIZKI HASUGIAN

NIM: 1505141033

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri

berlomba-lomba melakukan efisiensi dan meningkatkan produktivitas dengan

menggunakan alat-alat produksi yang semakin komplek. Semakin kompleknya

peralatan kerja yang digunakan, maka semakin besar pula potensi bahaya

kecelakaan kerja yang ditimbulkan apabila tidak dilakukan penanganan dan

pengendalian sebaik mungkin. Pekerjaan konstruksi tergolong pekerjaan yang

mengandung atau mempunyai potensi terjadinya kecelakaan kerja yang cukup

besar. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) akan menciptakan terwujudnya

pemeliharaan tenaga kerja yang baik. Keselamatan dan kesehatan kerja ini

ditanamkan pada diri masing-masing individu karyawan dengan cara penyuluhan

dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari arti penting Keselamatan dan

Kesehatan Kerja bagi dirinya maupun untuk perusahaan. Metode penelitian yang

digunakan adalah metode penelitian survey. Populasi penelitian adalah karyawan

dan pekerja dari pihak kontraktor di Proyek Pembangunan Universitas Islam

Negeri Medan Tuntungan dengan sampel sebanyak 30 responden. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan Tingkat Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan

Keselamatan Kerja pada proyek ini berdasarkan tentang Penerapan Kebijakan K3

dengan persentase sebesar 94%, tentang Pelaksanaan Rencana K3 dengan

persentase sebesar 92%, tentang Perencanaan K3 dengan persentase sebesar 88%,

tentang Pemantauan dan Evaluasi Kerja dengan persentase sebesar 77%, dan

tentang Peninjauan Ulang serta Peningkatan Kinerja K3 dengan persentase

sebesar 75%. Dengan hasil pencapaian yaitu 85% maka Penerapan Sistem

Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Proyek Pembangunan

Universitas Islam Negeri Medan Tuntungan dikategorikan memuaskan. Faktor

dominan yang mempengaruhi penerapan sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja berdasarkan nilai yang paling tinggi terdapat pada penerapan

kebijakan K3, yaitu memberikan jaminan asuransi dengan nilai sebesar 98%.

Berdasarkan nilai yang paling rendah terdapat pada peninjauan Ulang serta

Peningkatan Kinerja K3, yaitu kebingungan dan stres karena prosedur kerja yang

belum dapat dipahami sebesar 65%.

Kata Kunci: Kecelakaan Kerja, Sistem Manajemen Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja, Tenaga Kerja Yang Baik.

Page 3: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

iv

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE IMPLEMANTATION OF OCCUPATION SAFETY

AND HEALTH MANAGEMENT SYSTEM IN MEDAN TUNTUNGAN

STATE ISLAMIC UNIVERSITY DEVELOPMENT PROJECT

By

SRI RIZKI HASUGIAN

NIM: 1505141033

The developmet of science and technology has made the industrial world

competing for efficiency and increasing productivity by using increasingly

complex means of production. The more complex the work equipment used, the

greater the potensial for workplace accidents if not handled and controlled as well

as possible. Construction work is classified as work that contains or has the

potential for a significant work accident. Occupation Safety and Health (K3) will

create the realization of good workforce maintenance. Work safety and health are

instilled in each individual employed by means of good counseling and coaching

so that they realize the importance of Occupation Safety and Health for

themselves and for the company. The research method used is the survey research

method. The study population was contractors employees and workers at the

Medan Tuntungan State Islamic University Development Project with a sample of

30 respondents. The results showed the level of implementation of the Occupation

Health and Safety Management System in this project is based on the Occupation

Health and Safety policy implementation with a percentage of 94%, about the

Occupation Health and Safety plans implementation with a percentage of 92%,

about Occupation Health and Safety planning with a percentage of 88%, about

monitoring and evaluation work with a percentage of 77%, and about review and

improvement of Occupation Health and Safety performance with a percentage

75%. With the achievement of 85%, the implementation of the Occupation Health

and Safety Management system at the Medan Tuntungan State Islamic University

Development Project was considered satisfactory. The dominant factor that

influencing the implementation of an occupation Health and Safety management

system based on the highest value is found in the application of the Occupation

Health and Safety policy, namely providing insurance guarantees with a value of

98%. Based on lowest value found in the Review and Improvement of Occupation

Health and Safety performance, namely confusion and stress due to work

procedures that cannot be understood by 65%.

Keywords: work accident, occupation safety and health management system,

good workforce.

Page 4: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas

berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan laporan Tugas

Akhir yang berjudul “ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK

PEMBANGUNAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MEDAN

TUNTUNGAN”. Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang

harus dipenuhi untuk menyelesaikan mata kuliah wajib semester VIII program

studi Diploma IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung (MRKG) Jurusan

Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan.

Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini, Penulis menghadapi berbagai

kendala, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka laporan

Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. M. Syahruddin, S.T., M.T., selaku Direktur Politeknik Negeri

Medan;

2. Bapak Ir. Samsudin Silaen, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Medan;

3. Bapak Parman, S.T., M.T., Sekretaris Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri

Medan;

4. Bapak Palghe Tobing, S.T., M.T., Kepala Program Studi Manajemen

Rekayasa Konstruksi Gedung;

5. Bapak Samiran, S.S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang

telah memberikan ilmu, masukan-masukan serta pemikiran sehingga

terselesaikannya Tugas Akhir ini;

6. Bapak Drs. Edi Usman, S.T., M.T., selaku Wali Kelas MRKG-8A:

7. Seluruh staf pengajar dan pegawai Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri

Medan;

8. Teristimewa kepada kedua orang tua, Mangadil Hasugian dan Nuriah Padang,

yang telah memberikan doa, motivasi, semangat, dan nasihat. Terima kasih

atas segala pengorbanan, cinta dan kasih sayang yang tiada batas;

Page 5: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

vi

9. Abang dan Adik, Ghaffar Ramadhan dan Agung Mahendra, yang telah banyak

memberikan dukungan;

10. Teman-teman seperjuangan Prodi MRKG stambuk 2015 kelas MRKG-8A,

terkhusus buat Falen Bangun, Romytha Hutabarat, Afni Sinaga, Anis Novia,

Rilly Afrida dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, terima kasih atas semangat dan bantuannya selama ini dalam

menyelesaikan Laporan Tugas akhir;

11. Kepada Bapak Giri Gandara Adjie, selaku koordinator K3 di Proyek

Pembangunan Universitas Islam Negeri Medan Tuntungan yang telah

memberikan waktu dan tenaganya dalam mengumpulkan data-data yang

diperlukan dalam Tugas Akhir sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan

dengan baik.

Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Demikian Laporan Tugas Akhir ini ditulis, semoga Laporan Tugas Akhir ini

dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi semua pihak yang membaca Laporan

Tugas Akhir ini terutama yang berhubungan di dunia pendidikan dalam bidang

Teknik Sipil. Terima kasih.

Medan, Agustus 2019

Hormat Saya,

Penulis

SRI RIZKI HASUGIAN

NIM: 1505141033

Page 6: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

vii

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii

ABSTRAK ................................................................................................... iii

ABSTRACT ................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 3

1.4 Batasan Masalah .......................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................... 4

1.6 Sistematika Penulisan ................................................................. 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kecelakaan Kerja .................................................... 6

2.2 Model Teori Kecelakaan Kerja ................................................ 8

2.3 Penyebab Kecelakaan Kerja ..................................................... 11

2.4 Dampak Kecelakaan Kerja ....................................................... 12

2.5 Upaya Pencegahan Kecelakaan kerja ...................................... 13

2.6 Pengertian SMK3 ...................................................................... 15

2.7 Tujuan SMK3 ........................................................................... 16

2.8 Manfaat SMK3 ......................................................................... 16

2.9 Landasan Hukum SMK3 .......................................................... 17

2.10 Penerapan SMK3 ...................................................................... 18

Page 7: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

viii

2.11 Komitmen Dan Kebijakan SMK3 ........................................... 18

2.12 Identifikasi Faktor Yang Mempengaruhi SMK3 ..................... 20

2.13 Variabel Penelitian .................................................................. 22

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian ....................................................................... 26

3.2 Metode Penelitian ..................................................................... 27

3.3 Sumber Data Penelitian ............................................................ 28

3.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 28

3.5 Metode Pengolahan Data ......................................................... 30

3.6 Tahapan Penelitian .................................................................... 36

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden ............................................................ 38

4.2 Hasil Penyebaran Kuesioner ....................................................... 43

4.3 Pengolahan Data ......................................................................... 48

1. Uji Validitas ................................................................. 49

2. Uji Reliabilitas ............................................................. 52

3. Metode Pembobotan (Scoring) .................................... 53

BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan ..................................................................................... 61

5.2 Saran ........................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

ix

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Variabel Penelitian ......................................................................... 22

Tabel 3.1 Uraian Pernyataan/Variabel ........................................................... 33

Tabel 4.1 Profil Responden ............................................................................ 39

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ............................... 40

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja .......... 41

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........ 42

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 43

Tabel 4.6 Penyebaran Kuesioner Untuk Perusahaan Konstruksi .................. 44

Tabel 4.7 Skala Penilaian Kuesioner ............................................................ 44

Tabel 4.8 Hasil Tabulasi Kuesioner .............................................................. 44

Tabel 4.9 Uraian Pernyataan/Variabel .......................................................... 47

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas ........................................................................ 51

Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 53

Tabel 4.12 Perhitungan Persentase Keefektivan Impementasi SMK3........... 54

Tabel 4.13 Penggolongan Nilai ..................................................................... 56

Tabel 4.14 Rekapitulasi Penilaian Hasil Evaluasi Penerapan SMK3 ............ 56

Tabel 4.15 Hasil Analisa Penerapan SMK3 .................................................. 57

Page 9: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

x

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Diagram Teori Domino ............................................................. 9

Gambar 3.1 Lokasi Proyek Pembangunan UIN ............................................ 27

Gambar 3.2 Diagram Alir Tahap Penelitian ................................................. 37

Gambar 4.1 Umur Responden ....................................................................... 40

Gambar 4.2 Pengalaman Kerja Responden ................................................... 41

Gambar 4.3 Pendidikan Terakhir Responden ............................................... 42

Gambar 4.4 Jenis Kelamin Responden ......................................................... 43

Gambar 4.5 Input Data Kuesioner Kedalam MS excel ................................. 50

Gambar 4.6 Tampilan Variabel View Pada Program SPSS .......................... 50

Gambar 4.7 Tampilan Data View Pada Program SPSS ................................ 51

Gambar 4.8 Hasil Penerapan SMK3............................................................... 57

Page 10: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Form Kesediaan Dosen Pembimbing

Lampiran 2 : Lembar Asistensi Bimbingan

Lampiran 3 : Tabel Tabulasi Data Kuesioner

Lampiran 4 : Format Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 : Daftar R Tabel

Lampiran 6 : Foto Di Lapangan

Lampiran 7 : Job Safety Environmetal Analysis (JSEA)

Lampiran 8 : Struktur Organisasi Proyek UIN Medan Tuntungan

Lampiran 9 : Struktur SHE

Lampiran 10 : Laporan Pemeriksaan Dan Pengujian Tower Crane

Lampiran 11 : Laporan Insiden

Lampiran 12 : Laporan Bulanan HSE Proyek

Lampiran 13 : Output SPSS Uji Validitas

Page 11: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat

dunia industri berlomba-lomba melakukan efisiensi dan meningkatkan

produktivitas dengan menggunakan alat-alat produksi yang semakin

komplek. Semakin kompleknya peralatan kerja yang digunakan, maka

semakin besar pula potensi bahaya kecelakaan kerja yang ditimbulkan

apabila tidak dilakukan penanganan dan pengendalian sebaik mungkin.

Penggunaan peralatan kerja sering tidak diikuti dengan penyediaan tenaga

kerja yang berkualitas untuk mengoperasikannya yang dapat berakibat

peralatan tersebut tidak termanfaatkan secara optimal dan benar. Akibat

yang lebih fatal adalah timbulnya kecelakaan kerja baik operator peralatan

itu sendiri maupun masyarakat di sekitar perusahaan.

Pekerjaan konstruksi tergolong pekerjaan yang mengandung atau

mempunyai potensi terjadinya kecelakaan kerja yang cukup besar.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) akan menciptakan terwujudnya

pemeliharaan tenaga kerja yang baik. Keselamatan dan kesehatan kerja ini

ditanamkan pada diri masing-masing individu karyawan dengan cara

penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari arti penting

Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi dirinya maupun untuk perusahaan.

Seiring berkembangnya industrialisasi dan globalisasi serta kemajuan ilmu

dan teknologi, maka Keselamatan dan Kesehatan Kerja juga semakin

berkembang. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

sebagai dasar hukum penerapan K3 di Indonesia telah diperkuat dengan

keluarnya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

dimana pada Pasal 164-165 tentang Kesehatan Kerja dinyatakan bahwa

semua tempat kerja wajib menerapkan upaya Kesehatan Kerja baik dari

sektor formal maupun informal termasuk Aparatur Sipil Negara, TNI dan

Kepolisian.

Page 12: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

2

Data Badan Pusat Statistika Tahun 2018 menyatakan jumlah usia

kerja 193,55 juta jiwa dimana 133,94 jiwa termasuk angkatan kerja dan

59,61 juta jiwa bukan angkatan kerja. Dalam Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2009 tentang Kesehatan diamanatkan bahwa upaya kesehatan kerja

ditujukan untuk melindungi pekerja dari gangguan kesehatan serta

pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Jika kesehatan pekerja

terpelihara dengan baik maka angka kesakitan, absensi, kecacatan dan

kecelakaan kerja dapat diminimalkan, sehingga akan terwujud pekerjaan

yang sehat dan produktif. (Sumber: Pusat Data dan Informasi Kesehatan

RI).

Dalam UU No. 13 tahun 2003 pasal 87 ayat 1 tentang

ketenagakerjaan dinyatakan bahwa “setiap perusahaan wajib menerapkan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang

terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan”. Selanjutnya ketentuan

mengenai penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3) diatur dalam Permenaker RI. No. Per. 05/MEN/1996 pasal

3 ayat 1 dan 2 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3) yang menyatakan bahwa “Setiap perusahaan yang

mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan atau

mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses

atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti

peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja

wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3)”.

Selanjutnya dalam kasus penelitian ini, pembangunan Universitas

Islam Negeri Medan Tuntungan Sumatera Utara yang dilakukan oleh PT.

Djasa Ubersakti dan PT. Krakatau Engeneering JV. Pembangunan

Universitas ini termasuk ke dalam lingkup pekerjaan yang besar dan

menggunakan banyaknya alat berat maupun mesin yang digunakan.

Semakin tinggi tingkat pembangunan tersebut maka semakin besar potensi

akan terjadinya kecelakaan kerja yang menimbulkan bahaya cukup serius

dan terdapat banyak risiko untuk terjadinya kecelakaan kerja. Sehingga

Page 13: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

3

untuk mencegah akan terjadinya kecelakaan dan risiko kerja maka pihak

pelaksana pembangunan UIN Medan Tuntungan mengadakan Sosialisasi

K3, Alat Pelindung Diri (APD), pemantauan dan pengawasan K3.

Dari uraian diatas bahwa pentingnya pengaruh Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di dalam mencegah terjadinya

kecelakaan kerja dan potensi bahaya yang dapat merugikan pekerja dan

perusahaan konstruksi, maka penulis melakukan penelitian tugas akhir

dengan judul “ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK

PEMBANGUNAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MEDAN

TUNTUNGAN”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang maka menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Apa faktor dominan yang paling mempengaruhi tingkat pencapaian

penerapan Sistem Manajemen keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3) pada proyek pembangunan Universitas Islam Negeri

Medan Tuntungan?

2. Bagaimana Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) dengan metode scorring melalui

kuesioner pada proyek pembangunan Universitas Islam Negeri

Medan Tuntungan?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitan yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa saja faktor yang paling mempengaruhi

tingkat pencapaian penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) pada proyek pembangunan Universitas

Islam Negeri Medan Tuntungan.

Page 14: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

4

2. Untuk mengetahui pelaksanaan dan Pengaruh penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), serta

evaluasi penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) dengan metode scorring melalui

kuesioner pada proyek pembangunan Universitas Islam Negeri

Medan Tuntungan.

1.4. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah

sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada saat pelaksanaan proyek pembangunan

Universitas Islam Negeri Medan Tuntungan.

2. Responden pada penelitian ini adalah pekerja dan staf yang ada di

proyek pembangunan Universitas Islam Negeri Medan Tuntungan.

3. Penelitian dilakukan pada saat jam kerja.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitan yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah

sebagai berikut:

1. Memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis tentang

keselamatan kerja yang ada di proyek, terutama masalah Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

2. Dengan adanya informasi tersebut dapat digunakan untuk

mengidentifikasi risiko kecelakaan kerja yang kemungkinan terjadi

sehingga mengetahui cara mengelola risiko tersebut dengan baik.

3. Memberikan tambahan informasi bagi perusahaan-perusahaan

kontraktor tentang penyebab yang dapat menimbulkan terjadinya

perilaku berbahaya dan memberikan saran atau solusi yang terbaik

agar dapat mencegah terjadinya perilaku berbahaya bagi para

pekerja untuk mengurangi kecelakaan.

Page 15: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

5

4. Sebagai bahan masukan dalam mempertimbangkan penerapan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

dalam proyek konstruksi.

5. Dapat mengurangi kerugian yang nantinya akan dialami oleh

perusahaan/kontraktor jika telah mengetahui faktor risiko yang

harus ditaati.

1.6. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Batasan Masalah dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini memuat landasan teori yang berhubungan dengan

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)

yang dibahas dan diteliti oleh peneliti.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai langkah-langkah yang digunakan

dalam proses penelitian yang dilakukan dalam penyelesaian tugas akhir.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini data atau informasi hasil penelitian diolah, dianalisis,

ditafsirkan, dikaitkan dengan kerangka teoritik atau kerangka analisis

sehingga jelas bagaimana data hasil penelitian dapat menjawab

permasalahan dan tujuan pembahasan dalam kerangka teoritik yang telah

dikemukakan terdahulu. Apakah terarah pada pengujian kerangka teoritik

atau penjelasan kontekstual masalah yang menjadi permasalahan dan

tujuan pembahasan bersangkutan.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi simpulan yang dapat diambil dari hasil

pembahasan serta saran dan usulan berdasarkan penelitian tersebut.

Page 16: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kecelakaan Kerja

Menurut PP Nomor 50 Tahun 2012 Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi

keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan

kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki

yang datang secara tiba-tiba yang dapat mengakibatkan cedera termasuk

penyakit akibat kerja, kerusakan harta benda, dan gangguan lingkungan

atau kombinasi dari semuanya (Hendra, 1993).

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak

diharapkan. Tidak terduga karena di belakang peristiwa tersebut tidak ada

unsur kesengajaan apabila dalam bentuk perencanaan (Suma'mur, 1989).

Kecelakaan kerja (accident) adalah kejadian yang tidak diinginkan

yang mengakibatkan bahaya bagi manusia, merusak harta benda, dan

kerugian pada proses usaha (Frank F. Bird., 1990).

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 03/MEN/1998

tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang

dimaksud dengan kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak

dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban dan

atau harta benda.

Ada beberapa sebab yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan

gangguan kesehatan pegawai (Mangkunegara, 2001) diantaranya yaitu:

a. Keadaan tempat lingkungan kerja, meliputi:

1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya

yang kurang diperhitungkan keamanannya.

2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.

3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

b. Pengaturan udara, meliputi:

1. Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik.

Page 17: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

7

2. Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.

c. Pengaturan penerangan, meliputi:

1. Pengaturan dan penggunaan cahaya yang tidak tepat.

2. Ruang kerja yang kurang cahaya.

e. Pemakaian peralatan kerja, meliputi:

1. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.

2. Penggunaan mesin dan alat elektronik tanpa pengaman yang

baik.

f. Kondisi fisik dan mental pekerja meliputi:

1. Kerusakan alat indera dan stamina pegawai yang tidak stabil.

2. Emosi pekerja yang tidak stabil, kepribadian pekerja yang

rapuh, cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah,

motivasi kerja yang rendah, sikap pekerja yang ceroboh dan

kurang pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja terutama

fasilitas kerja yang membawa risiko bahaya.

Menurut De Reamer (1958) penyebab dari kecelakaan di berbagai

tempat kegiatan konstruksi tidak sama. Namun memiliki kesamaan umum

yang dibedakan dalam 2 (dua) golongan yaitu:

1. Tindakan atau perbuatan manusia yang tidak memenuhi

keselamatan (unsafe human action) yang berarti manusialah

penyebab dari kecelakaan. Tindakan yang membahayakan (unsafe

human action) dapat berupa sikap sebagai berikut: menjalankan

pekerjaan tanpa mempunyai kewenangan, menciptakan keadaan

yang tidak baik sehingga menjadi tidak aman atau memanas,

menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kecepatan

geraknya, memakai Alat Pelindung Diri (APD) atau safety hanya

berpura-pura, menggunakan peralatan yang tidak layak, penurunan

alat pengaman peralatan yang digunakan untuk melindungi

manusia, bekerja berlebihan jam kerja ditempat kerja, dan

mengangkat atau mengankut beban yang berlebihan.

Page 18: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

8

2. Keadaan lingkungan yang tidak nyaman (unsafe condition) yang

berarti situasi atau keadaan lingkungan sekitarlah yang

menyebabkan kecelakaan. Kondisi yang membahayakan (unsafe

condition) dapat berupa situasi sebagai berikut: dalam keadaan

pengaman yang berlebihan, alat dan peralatan yang sudah tidak

layak digunakan, terjadi kemacetan dalam penggunaan alat/mesin

(congestion), sistem peringatan yang berlebihan (in adequate

warning system), ada api di tempat yang berbahaya, misalnya

tempat yang mengandung bensin atau sejenisnya yang

mendatangkan bahaya api, alat penjaga atau pengaman gedung

kurang standar, kondisi suhu yang membahayakan seperti terpapar

gas, bising, radiasi, serta pencahayaan dan ventilasi yang kurang

ataupun berlebihan. (Santoso, 2004).

2.2. Model Teori Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja merupakan suatu hal yang sering terjadi dalam

dunia kerja, terjadinya kecelakaan kerja ini dapat di pelajari dan

diupayakan pencegahannya. Adapun teori mengenai penyebab kecelakaan

kerja, yaitu:

a. Menurut Teori Domino Heinrich

Menurut H. W Heinrich (1941) meneliti penyebab

kecelakaan. Dalam kecelakaan terdiri atas lima faktor yang

saling berhubungan, yaitu:

1. Kondisi kerja, yakni kondisi lingkungan pekerjaan

yang tidak aman (unsafe condition) misalnya panas,

pencahayaan kurang, silau, petir dan sebagainya.

2. Kelalaian manusia, yakni perilaku pekerja itu sendiri

yang tidak memenuhi keselamatan, misalnya karena

kelengahan ngantuk, kelelahan, dan sebagainya.

Menurut hasil penelitian yang ada, 85% dari

kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh kelalaian

manusia.

Page 19: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

9

3. Tindakan tidak aman (unsafe action), tindakan

berbahaya yang disertai bahaya mekanik dan fisik

memudahkan rangkaian berikutnya.

4. Kecelakaan, peristiwa kecelakaan yang menimpa

pekerja dan pada umumnya disertai kerugian.

5. Cedera, kecelakaan yang mengakibatkan cidera/luka

atau kecacatan bahkan kematian.

b. Teori Thompkin

Salah satu teori tentang penyebab kecelakaan kerja

diuraikan oleh (Thompkin, 1982) yang disebut dengan teori

Domino (domino sequence theory) memberikan gambaran

di dalam teori domino Heinrich yang intinya adalah

Gambar 2.1. Diagram Teori Domino (domino sequence theory)

c. Teori Frank E. Bird Peterson

Beliau merupakan salah satu orang Amerika yag

mengatakan bahwa dalam penerapan teori Heinrich terdapat

kesalahan prinsipil. Orang terpaku pada pengambilan salah

1. Luka-luka disebabkan

kecelakaan

2. Kecelakaan disebabkan

oleh unsafe condition

dan unsafe action

3. Tindakan dan kondisi

berbahaya disebabkan

oleh kesalahan

manusia

4. Kesalahan manusia

oleh lingkungan atau

diperoleh dari

kebiasaan

5. Kebiasaan yang buruk

menyebabkan cedera

Page 20: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

10

satu domino yang seolah-olah menanggulangi penyebab

utama kecelakaan, yakni kondisi atau perbuatan tak aman.

Sehingga lupa untuk menelusuri sumber akibat kecelakaan.

Frank E. Bird Paterson mengadakan modifikasi dengan

teori domino Heinrich dengan menggunakan teori

manajemen, yang intinya sebagai berikut:

a. Manajemen yang kurang terkendali (lack of control)

Usaha pencegahan kecelakaan kerja berhasil apabila

dimulai dari memperbaiki manajemen tentang

Keselamatan dan kesehatan Kerja. Kemudian praktik

dan kondisi di bawah standar merupakan penyebab

terjadinya suatu kecelakaan dan merupakan gejala

penyebab utama akibat kesalahan manajemen (Ibid.,

USU Reposotory, 2007).

b. Penyebab dasar (basic causes)

Penyebab dasar terjadinya kecelakaan disebabkan oleh

beberapa hal berikut ini:

1. Faktor manusia (human factor)

Hasil penelitian bahwa 80-85% kecelakaan

disebabkan oleh faktor manusia. Bahaya

kecelakaan kerja umumnya disebabkan oleh

manusia itu sendiri, antara lain karena

kurangnya pengertian mengenai K3, kurang

disiplin, kondisi mental, dll.

c. Penyebab langsung (Immediate causes)

Suatu kejadian yang secara cepat memicu terjadinya

kecelakaan bila kontak dengan bahaya. Penyebab

immediate causes ini meliputi unsafe action (tindakan

tidak aman) dan unsafe condition (kondisi tidak aman).

Page 21: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

11

d. Teori Human Error Model

Menurut Russel Ferrel (dalam David, 1990)

menyatakan bahwa kecelakaan merupakan hasil dari

penyebab berantai, satu atau lebih dari penyebabnya

merupakan kesalahan manusia. Kesalahan manusia ini

disebabkan oleh salah satu dari 3 (tiga) situasi yaitu:

a. Overload (beban yang berlebihan) yang merupakan

ketidaksesuaian dari kapasitas manusia dan beban yang

ditujukan padanya.

b. Tanggapan yang salah dari seseorang di dalam situasi

yang dikarenakan ketidakcocokan yang mendasar

terhadap apa yang ditujukan.

c. Aktivitas yang tidak semestinya di lakukan baik karena

tidak tahu hal yang lebih baik maupun karena sengaja

mengambil risiko.

Menurut H. W Heinrich faktor penyebab kecelakaan

disebabkan oleh faktor tindakan tidak aman (unsafe action)

80% dan kondisi yang tidak aman (unsafe condition) 20%.

Menurut Suma'mur faktor penyebab kecelakaan

disebabkan oleh faktor tindakan tidak aman (unsafe action)

85% dan kondisi yang tidak aman (unsafe condition) 15%.

2.3. Penyebab Kecelakaan Kerja

Tindakan tidak aman (unsafe action), merupakan tindakan ayng

dilakukan secara tidak aman sehingga dapat membahayakan dirinya atau

orang lain yang dapat menimbulkan kecelakaan. Berikut ini yang termasuk

dalam tindakan tidak aman, tidak menggunakan alat keselamatan dalam

bekerja, bersendagurau dalam menjalankan dan/atau mengoperasikan

alat/mesin (S. Ramli, 2010).

Menurut Tarwaka (2014), beberapa sebab terjadinya unsafe action

dapat dipengaruhi oleh:

Page 22: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

12

1. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan.

2. Tidak mampu untuk bekerja secara normal.

3. Kurang berfungsinya tubuh karena cacat yang tidak kelihatan.

4. Kelelahan dan kejenuhan.

5. Sikap dan tingkah laku yang tidak aman.

6. Kebingungan dan stres, karena prosedur kerja yang belum

dapat dipahami.

7. Belum menguasai/belum terampil dengan peralatan atau mesin

baru.

8. Penurunan konsentrasi dari tenaga kerja saat melakukan

pekerjaan.

9. Kurang adanya motivasi kerja dari tenaga kerja.

10. Kurang adanya kepuasan kerja.

2.4. Dampak Kecelakaan Kerja

Menurut Grimaldi (1975), kecelakaan kerja yang menimbulkan

luka pada pekerja (personal injuries) dapat digolongkan menjadi 4 (empat)

kelompok, yaitu:

1. Kematian (Deaths), merupakan akibat terburuk dari suatu

kecelakaan yaitu kematian pada pekerja proyek.

2. Cacat total yang permanen (Permanent Total Disabilities),

merupakan segala luka yang tidak dapat diubah dan tidak dapat

disembuhkan sehingga mengakibatkan pekerja menjadi tidak

mampu bekerja lagi.

3. Cacat sebagian yang permanen (permanent Partial Disabilities),

merupakan luka yang tidak dapat diubah dan mengakibatkan

pekerja kehilangan fungsi dari salah satu anggota atau organ

tubuhnya.

4. Cacat total yang tidak permanen (Temporary Total Disabilities),

merupakan luka yang tidak mengakibatkan kematian ataupun

kerusakan yang permanen, tetapi membuat pekerja tidak dapat

bekerja secara efektif dalam beberapa hari.

Page 23: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

13

2.5. Upaya Pencegahan Kecelakaan kerja

Dalam upaya pencegahan terjadinya kecelakaan kerja harus adanya

tanggung jawab dari segala pihak yang bersangkutan. Secara operasional

pencegahan kecelakaan kerja pada dasarnya merupakan tanggung jawab

para manajemen perusahaan, mandor, dan para pekerja.

Sikap-sikap pekerja yang tidak memenuhi syarat pada umumnya

adalah sebagai berikut:

a. Tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) yang disediakan

dengan alasan akan memperlambat pekerja yang

dilaksanakan.

b. Melanggar peraturan Keselamatan dan kesehatan Kerja

yang diwajibkan dengan sengaja.

c. Tergesa-gesa dan kurang berhati-hati dalam bekerja.

d. Bersikap kasar dan bergurau pada saat bekerja (kurang

konsentrasi).

e. Tidak memahami arti kerugian bagi perusahaan maupun

dirinya.

Berikut ini upaya pencegahan kecelakaan kerja menurut para ahli:

1. Menurut Bennet NB Silalahi (1995)

Bahwa teknik pencegahan kecelakaan kerja harus didekati

dari dua aspek, yaitu: aspek perangkat keras (peralatan,

perlengkapan mesin, letak, dll) dan aspek perangkat lunak

(manusia dan segala unsur yang berkaitan).

2. Menurut Julian B. Olishifki (1985)

Bahwa aktivitas pencegahan yang profesional adalah:

a. Memperkecil (menekan) kejadian yang membahayakan dari

mesin, cara kerja, material, dan struktur perencanaan.

b. Memberikan alat pengaman agar tidak membahayakan

sumber daya yang ada dalam perusahaan tersebut.

c. Memberikan pendidikan (training) kepada karyawan

tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Page 24: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

14

d. Memberikan Alat Pelindung Diri (APD) tertentu terhadap

tenaga kerja yang berada pada area yang membahayakan.

3. Menurut Suma'mur (1989)

Kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan hal sebagai

berikut:

a. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan yang diwajibkan

mengenai kondisi kerja pada umumnya, perencanaan,

konstruksi, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan,

pengujian dan cara kerja peralatan industri, tugas pengusaha

dan buruh, latihan, supervisi medis, P3K dan pemeriksaan

kesehatan.

b. Standarisasi yang ditetapkan secara resmi, setengah resmi

atau tidak resmi mengenai syarat keselamatan sesuai

industri peralatan dan Alat Pelindung Diri (APD).

c. Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipatuhinya

ketentuan perundangan yang diwajibkan.

d. Penelitian bersifat teknis, misalnya tentang bahan-bahan

yang berbahaya, pagar pengaman, pengujian APD,

pencegahan ledakan peralatan lainnya.

e. Riset medis, terutama meliputi efek fisiologis, faktor

lingkungan dan teknologi, dan keadaan yang

mengakibatkan kecelakaan.

f. Penelitian psikologis, meliputi penelitian tentang pola-pola

kewajiban yang mengakibatkan kecelakaan.

g. Penelitian secara statistik, untuk menerapkan jenis

kecelakaan yang terjadi, mengenai siapa saja yang

mengalami kecelakaan kerja, pekerjaan apa yang sedang

dikerjakan, dan apa sebab kecelakaannya.

h. Pendidikan yang menyangkut pendidikan keselamatan

dalam kurikulum teknik, sekolah-sekolah perniagaan atau

kursus pertukangan.

Page 25: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

15

i. Latihan, merupakan praktik bagi tenaga kerja khususnya

tenaga kerja baru dalam keselamatan kerja.

j. Penggairahan, yaitu penggunaan aneka cara penyuluhan

atau pendekatan lain untuk menimbulkan sikap untuk

selamat.

k. Asuransi, yaitu intensif finansial untuk meningkatkan

pencegahan kecelakaan, misalnya dalam bentuk

pengurangan premi yang dibayar oleh perusahaan jika

tindakan keselamatan sangat baik.

l. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan merupakan

ukuran utama efektif tidaknya penerapan keselamatan kerja.

Sedangkan pola kecelakaan kerja suatu perusahaan sangat

tergantung pada tingkat kesadaran akan keselamatan kerja

oleh semua pihak yang bersangkutan.

2.6. Pengertian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut PP Nomor 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem

manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian

risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja

yang aman, efisien dan produktif.

Sedangkan Menurut Standar OHSAS 18001:2007 tentang Sistem

Manajemen Keselamatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sebuah sistem

manajemen organisasi (perusahaan) yang digunakan untuk

mengembangkan dan menerapkan kebijakan K3 dan mengelola risiko K3

organisasi (perusahaan) tersebut. Elemen Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja bisa beragam tergantung dari sumber (standar) dan

aturan yang digunakan. Secara umum, Standar Sistem Manajemen

Keselamatan Kerja yang sering (umum) dijadikan pedoman ialah Standar

OHSAS 18001:2007, ILO-OSH:2001 dan Permenaker No 5 Tahun 1996

tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Page 26: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

16

2.7. Tujuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3)

Adapun tujuan dari Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja menurut (Soehatman . 2010) adalah sebagai berikut:

1. Sebagai alat ukur kinerja di organisasi

Sistem Manajemen K3 digunakan untuk menilai dan mengukur

kinerja penerapan K3 dalam organisasi. Dengan membandingkan

pencapaian K3 organisasi dengan persyaratan tersebut, organisasi

dapat mengetahui tingkat pencapaian K3. Pengukuran ini dilakukan

melalui audit sistem manajemen K3.

2. Sebagai dasar perhargaan (awards)

Sistem manajemen K3 juga digunakan sebagai dasar untuk

pemberian penghargaan K3 atas pencapaian kinerja K3.

Penghargaan K3 diberikan baik oleh instansi pemerintah maupun

lembaga independen lainnya seperti Sword of Honour dari British

Counsil dan SMK3 dari Depnaker. Penghargaan K3 diberikan atas

pencapaian kinerja K3 sesuai dengan tolak ukur masing-masing.

Karena bersifat penghargaan, maka penilaian hanya berlaku untuk

periode tertentu.

2.8. Manfaat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3)

Menurut I Komang Ardana, dkk (2012) berpendapat apabila

perusahaan dapat melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan

Kerja dengan baik, maka manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Dapat memicu kinerja pekerja dari lingkungan kerja yang aman

dan sehat yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan proyek.

Dengan pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja yang

diterapkan maka pekerja akan merasa aman dan terlindungi

sehingga secara tidak langsung dapat memicu motivasi dan kinerja

kerja.

Page 27: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

17

2. Dapat meningkatkan efisiensi atau produktivitas perusahaan karena

dengan melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

memungkinkan semakin berkurangnya kecelakaan kerja sehingga

dapat meningkatkan efisiensi dalam perusahaan.

3. Mengefektifkan pengembangan dan pembinaan pekerja melalui

penerapan prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

2.9. Landasan Hukum Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3)

Landasan hukum SMK3 yang terdapat dalam perundang-undangan

dalam mengatur dan mendefinisikan mengenai K3 sudah ada sejak tahun

1970. Perlindungan untuk setiap tenaga kerja terlihat dalam Peraturan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja menjelaskan bahwa setiap tenaga kerja

berhak mendapatkan perlindungan atas Keselamatan dalam melakukan

pekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta

produktivitas nasional. Adapun landasan hukum yang dapat digunakan

yaitu:

a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja.

b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Kerja.

c. OHSAS 18001:2007 tentang Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan kerja

d. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan

e. PP Nomor 50 Tahun 2012 tentang penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

f. Permen PU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi

Bidang Pekerjaan Umum.

Page 28: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

18

2.10. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan Kerja

(SMK3)

Dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3), perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan yang

diatur dalam (Permenakertrans No. 05/MEN/1996), sebagai berikut:

a. Menerapkan kebijakan Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (SMK3) serta menjamin komitmen

terhadap penerapan SMK3.

b. Merencanakan pemenuan kebijakan tujuan dan sasaran

penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

c. Menerapkan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

secara efektif dengan mengembangkan kemajuan dan

mekanisme pendukung yang diperlukanm untuk mencapai

kebijakan , tujuan, dan sasaran K3.

d. Mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja K3 serta

melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.

e. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan

SMK3 secara berkesinambungan dengan tujuan

meningkatkan kinerja K3.

2.11. Komitmen Dan Kebijaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3)

Terdapat beberapa alasan betapa pentingnya SMK3, sehingga

harus diterapkan dalam suatu perusahaan/proyek. Alasan tersebut dapat

dilihat dari aspek manusiawi, ekonomi, undang-undang, dan peraturan

pemerintah, serta nama baik perusahaan (I Gede Widayana dan I Gede

Wiratmaja, 2014). Berikut adalah beberapa alasan mengenai pentingnya

penerapan SMK3:

1. Alasan manusiawi. Dimana dengan membiarkan terjadinya

kecelakaan kerja tanpa berusaha melakukan sesuatu untuk

memperbaiki keadaan tersebut, merupakan suatu tindakan yang

sangat tidak manusiawi. Hal ini dikarenakan kecelakaan kerja yang

Page 29: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

19

terjadi tidak hanya menimbulkan penderita bagi korbannya

(misalnya: kematian, cacat/luka berat, luka ringan), melainkan juga

penderitaan bagi seluruh keluarganya. Oleh karena itu pengusaha

atau Sekolah/Universitas mempunyai kewajiban untuk melindungi

para pekerja dengan cara menyediakan lapangan kerja yang aman

dan terlindungi.

2. Alasan Undang-Undang dan Peraturan. UU dan Peraturan

dikeluarkan oleh pemerintah atau suatu organisasi bidang

Keselamatan Kerja dengan pertimbangan bahwa masih banyak

kecelakaan kerja yang mungkin terjadi walaupun dengan semakin

meningkatnya pembangunan dengan menggunakan teknologi

modern.

3. Alasan ekonomi. Setiap kecelakaan kerja yang terjadi akan

menimbulkan kerugian ekonomi seperti kerusakan mesin,

peralatan, bahan dan bangunan, biaya pengobatan, dan biaya untuk

santunan kecelakaan. Oleh karena itu, dengan melakukan langkah

pencegahan kecelakaan, maka selain dapat mencegah terjadinya

cedera pada pekerja, kontraktor juga dapat menghemat biaya yang

harus dikeluarkan.

4. Nama baik perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai

reputasi yang baik dapat meningkatkan kemampuannya dalam

bersaing dengan perusahaan lain. Reputasi atau citra perusahaan

juga merupakan sumber daya penting terutama bagi industri jasa,

termasuk jasa perhotelan dan konstruksi, karena berhubungan

dengan kepercayaan dari pemberi tugas/pemilik proyek. Prestasi

bagus dalam hal keselamatan kerja perusahaan akan mendukung

reputasi dari perusahaan tersebut, sehingga akan memberikan

keuntungan kepada perusahaan secara tidak langsung.

Page 30: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

20

2.12. Identifikasi Faktor yang Mempengaruhi Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Berikut menurut pendapat para ahli tentang faktor yang

mempengaruhi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3):

1. Tarwaka, 2014

a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan

b. Tidak mampu untuk bekerja secara normal

c. Kurang berfungsinya tubuh karena cacat yang tidak

kelihatan

d. Kelelahan dan kejenuhan

e. Sikap dan tingkah laku ayng tidak aman

f. Kebingungan dan stres, karena prosedur kerja yang

belum dapat dipahami

g. Belum menguasai/belum terampil dengan peralatan

atau mesin yang baru

h. Penurunan konsentrasi dari tenaga kerja saat

melakukan pekerjaan

i. Kurang adanya motivasi kerja dari tenaga kerja

j. Kurang adanya kepuasan kerja

2. Julian B. Olishifki, 1985

a. Memberikan alat pengaman agar tidak

membahayakan sumber daya yang ada dalam

perusahaan

b. Memberikan pendidikan (training) kepada

karyawan tentang keselamatan dan kesehatan kerja

c. Memberikan Alat Pelindung Diri (APD) tertentu

terhadap tenaga kerja yang berada pada area yang

membahayakan

Page 31: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

21

3. Suma’mur, 1989

a. Standarisasi yang ditetapkan secara resmi mengenai

syarat keselamatan sesuai industri perlatan dan Alat

Pelindung Diri (APD)

b. Penelitian bersifat teknis, misalnya tentang bahan-

bahan yang berbahaya, pagar pengaman, pengujian

APD, dan pencegahan ledakan peralatan lainnya

c. Riset medis, meliputi efek psikologis, faktor

lingkungan dan teknologi, dan keadaan yang

mengakibatkan kecelakaan

d. Penggunaan aneka cara penuluhan atau pendekatan

lain untuk menimbulkan sikap untuk selamat

e. Memberikan jaminan asuransi

4. PP No. 5 Tahun 2015

a. Melakukan penelitian kinerja dan tindak lanjut

pelaksanaan K3

b. Memberitahukan tentang K3 kepada seluruh tenaga

kerja, tamu, kontraktor, pelanggan, dan pemasok

dengan cara yang tepat

c. Memasang dalam tempat kerja semua gambar

keselamatan kerja pada tempat yang mudah dilihat

dan dibaca

d. Terdapat sistem izin kerja untuk pekerjaan berisiko

tinggi

e. Evaluasi penerapan prosedur K3 selama kegiatan

proyek berlangsung

f. Membuat metode kerja yang aman

g. Tanggap dalam menghadapi keadaan darurat dan

bencana alam

h. Mempelajari dan mengatasi dengan teliti setiap

masalah dalam pelaksanaannya

Page 32: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

22

i. Pelaksanaan K3 didokumentasikan dalam bentuk

tertulis berupa catatan dan foto

j. Peninjauan terus menerus sehingga mendapati

kesalahan yang akan di evaluasi kembali

k. Pengawasan tetap terjaga agar kesalahan

sebelumnya tidak terulang

l. Membuat rancangan baru dari hasil pembelajaran

kesalahan sebelumnya

m. Memberikan arahan kepada pekerja maupun buruh

agar memberikan kualitas terbaik dalam bekerja seta

menciptakan penilaian yang meningkat

5. I Gede Widayana & I Gede Wiratmaja

a. Merapikan dan membersihkan lokasi kerja

b. Memberikan APD kepada para pekerja

c. Merencanakan pembuangan limbah dan bahan

beracun yang berbahaya

d. Memberikan upah yang layak

2.13. Variabel Penelitian

Dari pengkajian studi literatur penelitian terdahulu didapatkan

variabel-variabel yang biasanya terjadi dalam proyek konstruksi yang

nantinya akan dijadikan sebagai identifikasi pada kuesioner survei yang

akan disebarkan.

Tabel 2.1 Variabel Penelitian

No Variabel Sumber

A Penerapan Kebijakan Terhadap

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

1

Melakukan penelitian kinerja dan tindak

lanjut pelaksanaan K3

PP No. 5 Tahun 2012

Page 33: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

23

2

Memberitahukan tentang K3 kepada

seluruh tenaga kerja, tamu, kontraktor,

pelanggan, dan pemasok dengan cara yang

tepat

PP No. 5 Tahun 2012

3

Memasang dalam tempat kerja semua

gambar keselamatan kerja pada tempat

yang mudah dilihat dan dibaca

PP No. 5 Tahun 2012

4 Merapikan dan membersihkan lokasi kerja

I Gede Widayana

&

I Gede Wiratmaja

5 Memberikan APD kepada para pekerja

I Gede Widayana

&

I Gede Wiratmaja

6 Terdapat sistem izin kerja untuk pekerjaan

berisiko tinggi PP No. 5 Tahun 2012

7

Memberikan alat pengaman agar tidak

membahayakan sumber daya yang ada

dalam perusahaan

Julian B. Olishifki

8

Memberikan pendidikan (training) kepada

karyawan tentang keselamatan dan

kesehatan kerja

Julian B. Olishifki

9

Memberikan Alat Pelindung Diri (APD)

tertentu terhadap tenaga kerja yang berada

pada area yang membahayakan

Julian B. Olishifki

10 Memberikan jaminan asuransi Suma’mur

B Perencanaan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3)

11 Evaluasi penerapan prosedur K3 selama

kegiatan proyek berlangsung PP No. 5 Tahun 2012

12 Membuat metode kerja yang aman PP No. 5 Tahun 2012

Page 34: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

24

13 Merencanakan pembuangan limbah dan

bahan beracun yang berbahaya

I Gede Widayana

&

I Gede Wiratmaja

14

Standarisasi yang ditetapkan secara resmi

mengenai syarat keselamatan sesuai

industri perlatan dan Alat Pelindung Diri

(APD)

Suma’mur

15

Penelitian bersifat teknis, misalnya tentang

bahan-bahan yang berbahaya, pagar

pengaman, pengujian

Suma’mur

C Pelaksanaan Rencana Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3)

16 Tanggap dalam menghadapi keadaan

darurat dan bencana alam PP No. 5 Tahun 2012

17 Mempelajari dan mengatasi dengan teliti

setiap masalah dalam pelaksanaannya PP No. 5 Tahun 2012

18 Pelaksanaan K3 didokumentasikan dalam

bentuk tertulis berupa catatan dan foto PP No. 5 Tahun 2012

19 Memberikan upah yang layak

I Gede Widayana

&

I Gede Wiratmaja

20

Riset medis, meliputi efek psikologis,

faktor lingkungan dan teknologi, dan

keadaan yang mengakibatkan kecelakaan

Suma’mur

D Pemantauan dan Evaluasi Kerja

21

Peninjauan terus menerus sehingga

mendapati kesalahan yang akan di evaluasi

kembali

PP No. 5 Tahun 2012

Page 35: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

25

22

Penggunaan aneka cara penuluhan atau

pendekatan lain untuk menimbulkan sikap

untuk selamat Suma’mur

23 Kurangnya pengetahuan dan keterampilan Tarwaka

24 Kurang berfungsinya tubuh karena cacat

yang tidak kelihatan Tarwaka

25 Kurang adanya motivasi kerja dari tenaga

kerja Tarwaka

26 Kurang adanya kepuasan kerja Tarwaka

E

Peninjauan Ulang serta Peningkatan

Kinerja Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3)

27 Pengawasan tetap terjaga agar kesalahan

sebelumnya tidak terulang PP No. 5 Tahun 2012

28 Membuat rancangan baru dari hasil

pembelajaran kesalahan sebelumnya PP No. 5 Tahun 2012

29

Memberikan arahan kepada pekerja

maupun buruh agar memberikan kualitas

terbaik dalam bekerja seta menciptakan

penilaian yang meningkat

PP No. 5 Tahun 2012

30 Tidak mampu untuk bekerja secara normal Tarwaka

31 Kelelahan dan kejenuhan Tarwaka

32 Sikap dan tingkah laku ayng tidak aman Tarwaka

33 Kebingungan dan stres, karena prosedur

kerja yang belum dapat dipahami Tarwaka

34 Belum menguasai/belum terampil dengan

peralatan atau mesin yang baru Tarwaka

35 Penurunan konsentrasi dari tenaga kerja

saat melakukan pekerjaan Tarwaka

Page 36: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

26

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Untuk dapat memecahkan masalah yang ditemukan dalam suatu

penelitian, maka perlu ditetapkan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam

penelitian ini. Metodologi penelitian merupakan proses berpikir untuk

menghasilkan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan oleh peneliti dalam proses

penelitian. Suatu langkah yang sistemastis dan terarah akan mendukung

penyelesaian penelitian, sehingga akan menghasilkan analisa dan penyelesaian

masalah menjadi lebih mudah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

tahapan-tahapan sebagai berikut:

3.1. Lokasi Penelitian

Berikut adalah data umum dari Proyek Pembangunan Universitas

Islam Negeri Medan Tuntungan:

Nama Proyek : Pembangunan Universitas Islam Negeri Medan

Tuntungan

Alamat Proyek : Jln. Lapangan Golf Medan Tuntungan

Pemilik Proyek : Kementerian Agama Indonesia

Kontraktor Pelaksana : PT. Djasa Ubersakti - PT. Krakatau Engeneering JV

Jenis Konstruksi : Bangunan Gedung

Jenis Kontrak : Tender

Waktu Pelaksanaan : ± 1,5 Tahun

Luas Bangunan : ± 800 m²

Nilai Kontrak : Rahasia

Page 37: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

27

Gambar 3.1 Lokasi Proyek Pembangunan Universitas Islam Negeri

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode kuantitatif dengan cara penyebaran kuesioner langsung di

lapangan. Metode kuantitatif adalah suatu metode yang menggunakan

sistem pengambilan sampel dan suatu populasi dengan menggunakan

kuesioner terstruktur sebagai alat pengumpulan data. Pendekatan

kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual secara mendetail

dan mengidentifikasikan masalah-masalah untuk mendapatkan justifikasi

keadaan dan kegiatan yang sedang berjalan (Bogdan dan Taylor, 1975

dalam Lexy J. Moleong., 2007). Metode ini lebih cenderung pada hasil

yang deskriftif untuk mengidentifikasi, mendapatkan gambaran, dan

informasi yang sesuai dengan fakta mengenai pengaruh faktor manusia

terhadap tingkat pencapaian penerapan Sistem Manajemen Keselamatan

Proyek Pembangunan

Universitas Islam Negeri

Medan Tuntungan

Page 38: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

28

dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada proyek konstruksi gedung menurut

pengalaman konsultan maupun kontraktor di lapangan.

Pada penelitian ini, kuesioner disusun dalam daftar pernyataan

yang harus dijawab oleh responden dengan membubuhi tanda pada salah

satu alternatif jawaban yang disediakan. Populasi penelitian adalah

karyawan proyek pembangunan Pembangunan Universitas Islam Negeri

Medan Labuhan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan skala

pengukuran skala likert lima skala. Skala likert merupakan jenis skala

yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian seperti sikap,

pendapat, dan persepsi sosial seseorang atau sekelompok orang

(responden). Tujuan pemakaian skala likert pada penelitian ini yaitu untuk

memberikan tingkatan dalam penilaiannya, bersifat urutan dan tidak bisa

dikatakan setara.

3.3. Sumber Data penelitian

Ada 2 (dua) jenis sumber data yang digunakan, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan.

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan

secara langsung dari objek penelitian, yaitu data yang diperoleh

dari responden melalui hasil kuesioner yang diajukan oleh peneliti.

2. Data Skunder

Data skunder adalah data atau sumber yang didapat dari bahan

bacaan. Data skunder dari penelitian ini diperoleh dari teori

berbagai pustaka, jurnal, dan laporan tugas akhir terdahulu.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu dengan melakukan pengumpulan

dokumen-dokumen yang diperoleh secara langsung dari proyek,

Page 39: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

29

seperti struktur organisasi proyek, foto-foto yang mendukung, dan

dokumen pendukung lainnya.

2. Metode Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis

kepada responden untuk di jawab. Kuesioner yang digunakan oleh

peneliti sebagai instrumen penelitian adalah kuesioner tertutup

yang berupa pernyataan.

Instrumen kuesioner harus diukur validitas dan reliabilitas

datanya sehingga penelitian tersebut menghasilkan data yang valid

dan reliabel. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat

dipergunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur,

sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila

digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan

menghasilkan data yang sama pula. Instrumen yang digunakan

untuk mengukur variabel penelitian ini dengan menggunakan Skala

Likert Lima Skala. Jawaban responden berupa pilihan dari lima

alternatif yang ada, yaitu :

1. STS : Sangat Tidak Setuju

2. TS : Tidak Setuju

3. N : Netral

4. S : Setuju

5. SS : Sangat Setuju

Masing-masing jawaban memiliki nilai sebagai berikut :

1. STS : 1

2. TS : 2

3. N : 3

4. S : 4

5. SS : 5

3. Metode Persiapan Kuesioner

Dalam penelitian ini, peneliti mempersiapkan kuesioner

dengan tipe pilihan yang disampaikan langsung kepada perusahaan

Page 40: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

30

konstruksi proyek pembangunan Pembangunan Universitas Islam

Negeri sebagai responden, yaitu kuesioner mengenai Analisis

Pengaruh Faktor Perilaku Manusia Terhadap Tingkat Pencapaian

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3) pada proyek tersebut.

Kuesioner yang dipersiapkan terdiri dari bagian

pendahuluan berupa surat pengantar, proposal penelitian secara

singkat dan pernyataan serta petunjuk pengisian kuesioner,

sedangkan bagian berikutnya berupa pernyataan terstruktur dimana

responden terbatas dalam memberi jawaban berupa pilihan-pilihan

angka, yang disusun dalam bentuk tabel yang menggunakan skala

dari 1 sampai 5.

4. Metode Penyusunan Kuesioner

Dalam penelitian ini, penyusunan dalam mempersiapkan

kuesioner yaitu dengan mempersiapkan isi pernyataan dalam

kuesioner di ambil dari landasan teori dan sumber-sumber

informasi dari internet dan buku pada penelitian ini.

5. Metode Penyebaran Kuesioner

Kuesioner akan disebarkan kepada pekerja dan staf di

Proyek Pembangunan Pembangunan Universitas Islam Negeri.

Kuesioner ini disebarkan kepada perusahaan tersebut secara

langsung dan tepat sehingga didapatkan data yang valid dan dapat

dipertanggungjawabkan.

6. Metode Pengumpulan Kuesioner

Pada penelitian ini, setelah koesioner dibagikan kepada para

staf di proyek, kemudian responden diberi kesempatan untuk

mengisi kuesioner dan kuesioner tersebut diambil kembali.

3.5. Metode Pengolahan Data

Analisis data dilakukan menggunakan statistika dengan alat bantu

software metode SPSS. SPSS adalah sebuah program komputer yang

Page 41: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

31

digunakan untuk membuat analisis statistika. SPSS dipublikasikan oleh

SPSS Inc.

SPSS versi pertama dirilis pada tahun 1968 diciptakan oleh

Norman Nic, seorang lulusan Fakultas Ilmu Politik di Stanford University,

yang sekarang menjadi Profesor Penelitian Fakultas Ilmu Politik di

Stanford dan Profesor Emeritus Ilmu Politik di University of Chicago.

SPSS adalah salah satu program yang paling banyak digunakan oleh

peneliti pasar, peneliti kesehatan, perusahaan survey, pemerintah, peneliti

pendidikan, organisasi pemasaran, dan sebagainya. Selain analisis

statistika, manajemen data (seleksi kasus, penajaman file, pembuatan data

turunan) dan dokumentasi data (kamus metadata ikut dimasukkan bersama

data) juga merupakan fitur dari software dasar SPSS. Dalam penelitian ini

penulis menggunakan SPSS Versi 22.

Cara pengolahan data menggunakan SPSS, adalah sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menguji data yang

menggunakan daftar pernyataan kuesioner untuk melihat apakah

pernyataan dalam kuesioner yang diisi oleh responden tersebut

layak atau belum digunakan untuk mengambil data atau untuk

menguji apakah item-item pernyataan dalam kuesioner telah

mencerminkan apa yang diteliti.

Langkah-langkah untuk mengukur validitas kuesioner

menurut (Umar, 2003), yaitu:

1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang

akan diukur.

2. Melakukan uji coba pengukur tersebut kepada sejumlah

responden.

3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

Uji validitas adalah uji tentang kemampuan suatu angket,

sehingga benar-benar dapat mengukur apa yang diinginkan dan

dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data yang

Page 42: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

32

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang

dimaksud.

Uji validitas akan dilakukan dengan metode Pearson atau

metode Product Momen, yaitu dengan mengkorelasikan skor butir

pada kuesioner dengan skor totalnya. Uji validitas ini

menggunakan bantuan program SPSS for windows.

Suatu kuesioner dikatakan valid apabila memenuhi kriteria

sebagai berikut (Sugiyono, 2007):

1. Hasil r hitung > r tabel

2. Nilai signifikasi (alpha) < 0,05

Sedangkan suatu kuesioner dikatakan tidak valid apabila:

1. Hasil r hitung < r tabel

2. Nilai signifikasi (alpha) > 0,05

2. Uji Reabilitas

Uji reabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh

mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan untuk

mengukur apa yang ingin diukur. Untuk mengetahui tingkat

reliabel kuesioner yang dibuat maka digunakan uji statistik dengan

teknik internal consistency reliability. Dengan menggunakan

ukuran Cronbach Alpha (α).

Rumus Cronbach Alpha (α) adalah sebagai berikut:

(

)(

)

Dimana:

α = koefisien reliabilitas Alpha Cronbach

k = jumlah item pertanyaan yang diuji

= jumlah varians skor item

= varians skor total (seluruh item K)

Jika nilai alpha > 0,70 artinya reabilitas mencukupi

(sufficient reliability) sementara jika alpha > 0,80 ini

mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara

Page 43: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

33

konsisten secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat

atau ada pula yang memaknainya sebagai berikut:

Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna

Jika alpha antara > 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi

Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat

Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah

3. Metode Pembobotan (Scoring)

Pada penelitian ini menggunakan Metode pembobotan

(Scoring). Metode yang digunakan untuk mengukur pengaruh

faktor perilaku manusia terhadap tingkat pencapaian penerapan

SMK3 pada pelaksanaan proyek pembangunan Pembangunan

Universitas Islam Negeri Medan Labuhan. Pada penelitian ini,

digunakan Skala Likert, yang dapat menjawab mengenai kategori

penilaian kuesioner yang nantinya digunakan untuk analisis

selanjutnya dengan metode pembobotan (skoring). Pada penelitian

ini menggunakan metode pembobotan (skoring) dan uji korelasi

product moment.

Tabel 3.1 Uraian pernyataan/variabel

No Variabel Sumber

A Penerapan Kebijakan Terhadap

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

1 Melakukan penelitian kinerja dan tindak

lanjut pelaksanaan K3 PP No. 5 Tahun 2012

2

Memberitahukan tentang K3 kepada

seluruh tenaga kerja, tamu, kontraktor,

pelanggan, dan pemasok dengan cara yang

tepat

PP No. 5 Tahun 2012

3

Memasang dalam tempat kerja semua

gambar keselamatan kerja pada tempat

yang mudah dilihat dan dibaca

PP No. 5 Tahun 2012

Page 44: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

34

4 Merapikan dan membersihkan lokasi kerja

I Gede Widayana

&

I Gede Wiratmaja

5 Memberikan APD kepada para pekerja

I Gede Widayana

&

I Gede Wiratmaja

6 Terdapat sistem izin kerja untuk pekerjaan

berisiko tinggi PP No. 5 Tahun 2012

7

Memberikan alat pengaman agar tidak

membahayakan sumber daya yang ada

dalam perusahaan

Julian B. Olishifki

8

Memberikan pendidikan (training) kepada

karyawan tentang keselamatan dan

kesehatan kerja

Julian B. Olishifki

9

Memberikan Alat Pelindung Diri (APD)

tertentu terhadap tenaga kerja yang berada

pada area yang membahayakan

Julian B. Olishifki

10 Memberikan jaminan asuransi Suma’mur

B Perencanaan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3)

11 Evaluasi penerapan prosedur K3 selama

kegiatan proyek berlangsung PP No. 5 Tahun 2012

12 Membuat metode kerja yang aman PP No. 5 Tahun 2012

13 Merencanakan pembuangan limbah dan

bahan beracun yang berbahaya

I Gede Widayana

&

I Gede Wiratmaja

14

Standarisasi yang ditetapkan secara resmi

mengenai syarat keselamatan sesuai

industri perlatan dan Alat Pelindung Diri

(APD)

Suma’mur

Page 45: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

35

15

Penelitian bersifat teknis, misalnya tentang

bahan-bahan yang berbahaya, pagar

pengaman, pengujian

Suma’mur

C Pelaksanaan Rencana Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3)

16 Tanggap dalam menghadapi keadaan

darurat dan bencana alam PP No. 5 Tahun 2012

17 Mempelajari dan mengatasi dengan teliti

setiap masalah dalam pelaksanaannya PP No. 5 Tahun 2012

18 Pelaksanaan K3 didokumentasikan dalam

bentuk tertulis berupa catatan dan foto PP No. 5 Tahun 2012

19 Memberikan upah yang layak

I Gede Widayana

&

I Gede Wiratmaja

20

Riset medis, meliputi efek psikologis,

faktor lingkungan dan teknologi, dan

keadaan yang mengakibatkan kecelakaan

Suma’mur

D Pemantauan dan Evaluasi Kerja

21

Peninjauan terus menerus sehingga

mendapati kesalahan yang akan di evaluasi

kembali

PP No. 5 Tahun 2012

22

Penggunaan aneka cara penuluhan atau

pendekatan lain untuk menimbulkan sikap

untuk selamat

Suma’mur

23 Kurangnya pengetahuan dan keterampilan Tarwaka

24 Kurang berfungsinya tubuh karena cacat

yang tidak kelihatan Tarwaka

25 Kurang adanya motivasi kerja dari tenaga

kerja Tarwaka

26 Kurang adanya kepuasan kerja Tarwaka

Page 46: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

36

E

Peninjauan Ulang serta Peningkatan

Kinerja Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3)

27 Pengawasan tetap terjaga agar kesalahan

sebelumnya tidak terulang PP No. 5 Tahun 2012

28 Membuat rancangan baru dari hasil

pembelajaran kesalahan sebelumnya PP No. 5 Tahun 2012

29

Memberikan arahan kepada pekerja

maupun buruh agar memberikan kualitas

terbaik dalam bekerja seta menciptakan

penilaian yang meningkat

PP No. 5 Tahun 2012

30 Tidak mampu untuk bekerja secara normal Tarwaka

31 Kelelahan dan kejenuhan Tarwaka

32 Sikap dan tingkah laku ayng tidak aman Tarwaka

33 Kebingungan dan stres, karena prosedur

kerja yang belum dapat dipahami Tarwaka

34 Belum menguasai/belum terampil dengan

peralatan atau mesin yang baru Tarwaka

35 Penurunan konsentrasi dari tenaga kerja

saat melakukan pekerjaan Tarwaka

3.6. Tahapan Penelitian

Proses penelitian ini melalui beberapa tahapan yang sistimatis yang

dituangkan dalam bagan alir berikut:

Page 47: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

37

Gambar 3.2 Diagram Alir Tahap Penelitian

MULAI

Tinjauan Pustaka

Kerangka konsep

penelitian

DATA PRIMER

Survei Lapangan dan

Penyebaran Kuesioner

Simpulan dan Saran

Latar Belakang Penelitian;

Rumusan Masalah;

Tujuan Penelitian;

Batasan Masalah;

Manfaat Penelitian

Sistematika Penelitian

Pengumpulan Data

DATA SEKUNDER

Studi literatur, Jurnal,

dan Skripsi Terdahulu

Analisis data dengan

menggunakan aplikasi

SPSS

SELESAI

Pembahasan

Page 48: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

38

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Responden

a. Berdasarkan Jabatan

Responden dari penelitian ini adalah orang-orang yang terlibat

dalam proyek pembangunan Universitas Islam Negeri Medan

Tuntungan sebanyak 30 orang yang memiliki jabatan setara dengan

Site Engineer, Engineer, Site Engineer Architect, Cordinator Project,

Supervisor, kordinator K3, Safety Man, Kepala Surveyor, Surveyor,

Logistik, Docoment Control, Helper Survei, Helper K3, K3,

Kordinator Lapangan, Pelaksana, Mandor, dan Pekerja untuk mengisi

kuesioner penelitian yang akan menunjukkan sejauh mana peranan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dilakukan

di Proyek Pembangunan Universitas Islam Medan Tuntungan.

Dari hasil pengisian kuesioner didapat data tentang profil

responden, salah satunya adalah jabatan responden. Dari data tersebut

diketahui bahwa responden yang menjabat sebagai Site Engineer

berjumlah 1 orang, yang menjabat sebagai Engineer berjumlah 1

orang, yang menjabat sebagai Site Engineer Architect berjumlah 1

orang, yang menjabat sebagai Cordinator Project berjumlah 1 orang,

yang menjabat sebagai Supervisor berjumlah 2 orang, yang menjabat

sebagai kordinator K3 berjumlah 1 orang, yang menjabat sebagai

Safety Man berjumlah 3 orang, yang menjabat sebagai Kepala

Surveyor berjumlah 1 orang, yang menjabat sebagai Surveyor

berjumlah 4 orang, yang menjabat sebagai Logistik berjumlah 1

orang, yang menjabat sebagai Docoment Control berjumlah 1 orang,

yang menjabat sebagai Helper Survei berjumlah 2 orang, yang

menjabat sebagai Helper K3 berjumlah 1 orang, yang menjabat

sebaagai K3 berjumlah 1 orang, yang menjabat sebagai Kordinator

Lapangan berjumlah 1 orang, yang menjabat sebagai Pelaksana

berjumlah 2 orang, yang menjabat sebagai Mandor berjumlah 2 orang,

Page 49: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

39

dan yang menjabat sebagai pekerja berjumlah 4 orang. Berikut

penjelasan jabatan responden seperti terlihat pada tabel 4.1 di bawah

ini:

Tabel 4.1 Profil Responden

No Jabatan Responden Jumlah Responden

1 Site Engineer 1

2 Engineer 1

3 Site Engineer Architect 1

4 Cordinator Project 1

5 Supervisor 2

6 kordinator K3 1

7 Safety Man 3

8 Kepala Surveyor 1

9 Surveyor 4

10 Logistik 1

11 Docoment Control 1

12 Helper Survei 2

13 Helper K3 1

14 K3 1

15 Kordinator Lapangan 1

16 Pelaksana 2

17 Mandor 2

18 Pekerja 4

Jumlah 30

b. Berdasarkan Umur

Pada tabel berikut menunjukkan pengelompokkan responden

berdasarkan umur sebagai berikut:

Page 50: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

40

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Gambar 4.1 Umur Responden

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa responden

yang berumur ≤ 25 tahun berjumlah 11 orang (37%), yang berumur

26-30 tahun berjumlah 6 orang (20%), yang berumur 31-35 tahun

berjumlah 4 orang (13%), dan yang berumur > 36 tahun berjumlah 9

orang (30%). Dapat dilihat bahwa semua responden pada proyek ini

memiliki umur yang cukup beragam.

c. Berdasarkan Pengalaman kerja

Pada tabel berikut menunjukkan pengelompokkan responden

berdasarkan pengalaman kerja sebagai berikut:

37%

20%

13%

30%

UMUR (TAHUN)

≤ 25

26-30

31-35

> 36

IDENTITAS RESPONDEN

NO UMUR (TAHUN) FREKUENSI

1 ≤ 25 11

2 26-30 6

3 31-35 4

4 > 36 9

TOTAL 30

Page 51: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

41

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman kerja

IDENTITAS RESPONDEN

NO PENGALAMAN KERJA

(TAHUN) FREKUENSI

1 1−5 16

2 6−10 7

3 11−15 3

4 16−20 1

5 21−25 0

6 > 25 3

TOTAL 30

Gambar 4.2 Pengalaman Kerja Responden

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden

yang memiliki masa kerja 1-5 tahun berjumlah 16 orang (54%),

responden yang memiliki masa kerja 6-10 tahun berjumlah 7 orang

(23%), responden yang memiliki masa kerja 11-15 tahun berjumlah 3

orang (10%), responden yang memiliki masa kerja 16-20 tahun

berjumlah 1 orang (3%), sedangkan responden yang memiliki masa

kerja 21-25 tahun tidak ada, dan responden yang memiliki > 25 tahun

berjumlah 3 orang (10%).

54%

23%

10%

3%

0% 10%

PENGALAMAN KERJA

(TAHUN)

1−5

6−10

11−15

16−20

21−25

> 25

Page 52: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

42

d. Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pada tabel berikut menunjukkan pengelompokkan responden

berdasarkan pendidikan terakhir sebagai berikut:

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

IDENTITAS RESPONDEN

NO PENDIDIKAN

TERAKHIR FREKUENSI

1 STM/SMU 16

2 D1 0

3 D2 0

4 D3 2

5 D4 0

6 S1 12

7 S2 0

8 S3 0

9 LAINNYA 0

TOTAL 30

Gambar 4.3 Pendidikan Terakhir Responden

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa responden

yang memiliki pendidikan terakhir STM/SMU berjumlah 16 orang

(53%), responden yang memiliki pendidikan terakhir D3 berjumlah 2

orang (7%), responden yang memiliki pendidikan terakhir S1

53%

0% 0%

7%

0%

40%

0% 0% 0%

PENDIDIKAN TERAKHIR

STM/SMU

D1

D2

D3

D4

S1

S2

S3

LAINNYA

Page 53: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

43

berjumlah 12 orang (40%), sedangkan responden yang memiliki

pendidikan terakhir D1, D2, D4,S2 dan S3 tidak ada .

e. Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada tabel berikut menunjukkan pengelompokkan responden

berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut:

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

IDENTITAS RESPONDEN

NO JENIS KELAMIN FREKUENSI

1 LAKI-LAKI 27

2 PEREMPUAN 3

TOTAL 30

Gambar 4.4 Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden

yang berjenis kelamin laki-laki lebih dominan dengan jumlah 27

orang (90%) dibandingkan dengan jumlah responden yang berjenis

kelamin perempuan dengan jumlah 3 orang (10%).

4.2. Hasil Penyebaran kuesioner

Survey dilakukan pada bulan Juni 2019 sampai Juli 2019. Data

diperoleh melalui penyebaran kuesioner di Proyek Pembangunan

Universitas Islam Negeri Medan Tuntungan sebanyak 30 orang/responden.

90%

10%

JENIS KELAMIN

LAKI-LAKI

Page 54: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

44

Penyebaran kuesioner untuk Proyek Pembangunan Universitas Islam

Negeri Medan Tuntungan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.6 Penyebaran Kuesioner untuk Perusahaan Konstruksi

Kuesioner yang

disebarkan

Kuesioner yang

kembali

30 30

Setelah menyebarkan kuesioner ke responden maka didapatkan

hasilnya yang dapat dilihat dari tabel 4.7. Hasil tersebut memiliki butir

pertanyaan yang dinilai dengan Skala Likert yaitu 1-5, dimana kriteria

masing-masing skala dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.7 Skala Penilaian Kuesioner

No. Penilaian Kode Skala

1 Sangat Setuju SS 5

2 Setuju S 4

3 Netral N 3

4 Tidak Setuju TS 2

5 Sangat Tidak Setuju STS 1

Setelah menyebarkan kuesioner ke responden maka didapatkan

hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden. Kemudian diolah ke

dalam tabulasi data yang berfungsi untuk mempermudah pembacaan hasil

kuesioner. Kemudian tabulasi data tersebut dilakukan uji validitas dan uji

reliabilitas. Hasil tabulasi data dapat dilihat dari Tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Tabulasi Kuesioner

A. Penerapan Kebijakan Terhadap Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja (K3)

NO PERNYATAAN STS TS N S SS JLH

1 Melakukan penelitian kinerja dan tindak

lanjut pelaksanaan K3 3 9 18 30

2

Memberitahukan tentang K3 kepada seluruh

tenaga kerja, tamu, kontraktor, pelanggan,

dan pemasok dengan cara yang tepat

4 26 30

Page 55: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

45

3

memasang dalam tempat kerja semua

gambar keselamatan kerja pada tempat yang

mudah dilihat dan dibaca

10 20 30

4 Merapikan dan membersihkan lokasi kerja 12 18 30

5 Memberikan APD kepada para pekerja 10 20 30

6 Terdapat sistem izin kerja untuk pekerjaan

berisiko tinggi 7 23 30

7

Memberikan alat pengaman agar tidak

membahayakan sumber daya yang ada

dalam perusahaan

6 24 30

8

Memberikan pendidikan (training) kepada

karyawan tentang keselamatan dan

kesehatan kerja

7 23 30

9

Memberikan Alat Pelindung Diri (APD)

tertentu terhadap tenaga kerja yang berada

pada area yang membahayakan

6 24 30

10 Memberikan jaminan asuransi 3 27 30

B. Perencanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

NO PERNYATAAN STS TS N S SS JLH

1 Evaluasi penerapan prosedur K3 selama

kegiatan proyek berlangsung 17 13 30

2 Membuat metode kerja yang aman 17 13 30

3 Merencanakan pembuangan limbah dan

bahan beracun yang berbahaya 16 14 30

4 Standarisasi yang ditetapkan secara resmi

mengenai syarat keselamatan sesuai industri

peralatan dan Alat Pelindung Diri (APD)

17 13 30

5

Penelitian bersifat teknis, misalnya tentang

bahan-bahan yang berbahaya, pagar

pengaman, pengujian

3 19 8 30

C. Pelaksanaan Rencana Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

NO PERNYATAAN STS TS N S SS JLH

1 Tanggap dalam menghadapi keadaan

darurat dan bencana alam 8 22 30

2 Mempelajari dan mengatasi dengan teliti

setiap masalah dalam pelaksanaannya 10 20 30

3 Pelaksanaan K3 didokumentasikan dalam

bentuk tertulis berupa catatan dan foto 11 19 30

4 Memberikan upah yang layak 4 3 23 30

Page 56: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

46

5

Riset medis, meliputi efek psikologis, faktor

lingkungan dan teknologi, dan keadaan

yang mengakibatkan kecelakaan

4 11 15 30

D. Pemantauan Dan Evaluasi Kerja

NO PERNYATAAN STS TS N S SS JLH

1

Peninjauan terus menerus sehingga

mendapati kesalahan yang akan dievaluasi

kembali

3 11 16 30

2

Penggunaan aneka cara penyuluhan atau

pendekatan lain untuk menimbulkan sikap

untuk selamat

1 3 8 18 30

3 Kurangnya pengetahuan dan keterampilan 2 4 7 6 11 30

4 Kurang berfungsinya tubuh karena cacat

yang tidak kelihatan 1 3 7 10 9 30

5 Kurang adanya motivasi kerja dari tenaga

kerja 2 3 12 6 7 30

6 Kurang adanya kepuasan kerja 2 3 13 6 6 30

E. Peninjauan Ulang Serta Peningkatan Kinerja Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja (K3)

NO PERNYATAAN STS TS N S SS JLH

1 Pengawasan tetap terjaga agar kesalahan

sebelumnya tidak berulang 1 11 18 30

2 Membuat rancangan baru dari hasil

pembelajaran kesalahan sebelumnya 2 14 14 30

3

Memberikan arahan kepada pekerja maupun

buruh agar memberikan kualitas terbaik

dalam bekerja serta menciptakan penilaian

yang meningkat

1 17 12 30

4 Tidak mampu bekerja secara normal 1 4 10 10 5 30

5 Kelelahan dan kejenuhan 1 6 8 8 7 30

6 Sikap dan tingkah laku yang tidak aman 2 8 5 9 6 30

7 Kebingungan dan stres, karena prosedur

kerja yang belum dapat dipahani 1 9 6 9 5 30

8 Belum menguasai/belum terampil dengan

peralatan atau mesin yang baru 1 6 7 10 6 30

9 Penurunan konsentrasi dari tenaga kerja saat

melakukan pekerjaan 1 9 3 10 7 30

Page 57: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

47

Dari tabel di atas dapat dilihat nilai yang dipilih responden

terhadap masing-masing pernyataan. Dengan hasil tabulasi data yang

sudah dipilih oleh responden, akan dilanjutkan penelitian yaitu pengujian

data dengan menggunakan program SPSS versi 22. Berikut ini merupakan

pernyataan atau variabel yang akan di uji validitasnya dengan

menggunakan program SPSS versi 22.

Tabel 4.9 Uraian Pernyataan/Variabel

NO PERNYATAAN

P1 Melakukan penelitian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan K3

P2 Memberitahukan tentang K3 kepada seluruh tenaga kerja, tamu,

kontraktor, pelanggan, dan pemasok dengan cara yang tepat

P3 memasang dalam tempat kerja semua gambar keselamatan kerja

pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca

P4 Merapikan dan membersihkan lokasi kerja

P5 Memberikan APD kepada para pekerja

P6 Terdapat sistem izin kerja untuk pekerjaan berisiko tinggi

P7 Memberikan alat pengaman agar tidak membahayakan sumber daya

yang ada dalam perusahaan

P8 Memberikan pendidikan (training) kepada karyawan tentang

keselamatan dan kesehatan kerja

P9 Memberikan Alat Pelindung Diri (APD) tertentu terhadap tenaga

kerja yang berada pada area yang membahayakan

P10 Memberikan jaminan asuransi

P11 Evaluasi penerapan prosedur K3 selama kegiatan proyek

berlangsung

P12 Membuat metode kerja yang aman

P13 Merencanakan pembuangan limbah dan bahan beracun yang

berbahaya

P14 Standarisasi yang ditetapkan secara resmi mengenai syarat

keselamatan sesuai industri peralatan dan Alat Pelindung Diri (APD)

P15 Penelitian bersifat teknis, misalnya tentang bahan-bahan yang

berbahaya, pagar pengaman, pengujian

P16 Tanggap dalam menghadapi keadaan darurat dan bencana alam

P17 Mempelajari dan mengatasi dengan teliti setiap masalah dalam

pelaksanaannya

P18 Pelaksanaan K3 didokumentasikan dalam bentuk tertulis berupa

catatan dan foto

P19 Memberikan upah yang layak

Page 58: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

48

Tabel 4.9 Lanjutan Uraian Pernyataan/Variabel

P20 Riset medis, meliputi efek psikologis, faktor lingkungan dan

teknologi, dan keadaan yang mengakibatkan kecelakaan

P21 Peninjauan terus menerus sehingga mendapati kesalahan yang akan

dievaluasi kembali

P22 Penggunaan aneka cara penyuluhan atau pendekatan lain untuk

menimbulkan sikap untuk selamat

P23 Kurangnya pengetahuan dan keterampilan

P24 Kurang berfungsinya tubuh karena cacat yang tidak kelihatan

P25 Kurang adanya motivasi kerja dari tenaga kerja

P26 Kurang adanya kepuasan kerja

P27 Pengawasan tetap terjaga agar kesalahan sebelumnya tidak berulang

P28 Membuat rancangan baru dari hasil pembelajaran kesalahan

sebelumnya

P29 Memberikan arahan kepada pekerja maupun buruh agar memberikan

kualitas terbaik dalam bekerja serta menciptakan penilaian yang

meningkat

P30 Tidak mampu bekerja secara normal

P31 Kelelahan dan kejenuhan

P32 Sikap dan tingkah laku yang tidak aman

P33 Kebingungan dan stres, karena prosedur kerja yang belum dapat

dipahani

P34 Belum menguasai/belum terampil dengan peralatan atau mesin yang

baru

P35 Penurunan konsentrasi dari tenaga kerja saat melakukan pekerjaan

4.3. Pengolahan Data

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat

mengukur variabel yang ingin diukur. Dengan kata lain bahwa hasil

penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul

dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara

statistik dengan menggunakan alat analisis berupa Statistical Product and

Service Solution versi 22 (SPSS versi 22). Dengan menggunakan rumus

Product Moment dari Pearson, akan didapat angka korelasi (nilai r) yang

Page 59: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

49

dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antar variabel yang diteliti.

Besarnya nilai r dapat dihitung dengan tingkat kesalahan atau signifikasi

5%.

Tahapan pengolahan data kuesioner dengan menggunakan program

SPSS versi 22 adalah sebagai berikut:

a. Input kode pernyataan kedalam software SPSS pada sheet variable

view, langkah ini dapat dilihat pada Gambar 4.6.

b. Klik sheet data view, kemudian input data hasil kuesioner ke dalam

SPSS langkah ini dapat dilihat pada Gambar 4.7.

c. Kemudian klik analyze, pilih scale, kemudian pilih reliability

analysis.

d. Lalu sorot semua pernyataan 1-35, pindahkan ke kolom items, klik

menu statisctic di kanan atas, centang pada menu correlations, tekan

continue, kemudian tekan ok.

1. Uji Validitas

Uji validitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan

korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson) dan

Corrected Item-Total Correlation (Priyanto, 2008). Uji

validitas ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung

SPSS dengan nilai r table Product Moment. Berdasarkan uji

dua sisi (2-tailed) dengan taraf signifikansi 0.05 maka

diperoleh nilai r tabel untuk 30 responden adalah 0,374. (r

tabel dapat dilihat pada lampiran).

Page 60: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

50

Gambar 4.5 Input Data Kuesioner Ke dalam MS Excel

Gambar 4.6 Tampilan Variabel View Pada Program SPSS

Page 61: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

51

Gambar 4.7 Tampilan Data View Pada Program SPSS

Berikut ini disajikan hasil uji validitas dengan menggunakan

SPSS versi 22 untuk semua variabel pernyataan kuesioner, hasil uji

validitas dapat dilihat pada tabel 4.10. Untuk hasil output uji validitas

menggunakan SPSS versi 22, selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 13.

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas

Pernyataan r r-tabel Keterangan

PA1 0,425 0,374 VALID

PA2 0,498 0,374 VALID

PA3 0,507 0,374 VALID

PA4 0,395 0,374 VALID

PA5 0,403 0,374 VALID

PA6 0,596 0,374 VALID

PA7 0,483 0,374 VALID

PA8 0,684 0,374 VALID

PA9 0,652 0,374 VALID

PA10 0,073 0,374 UNVALID

PB1 0,493 0,374 VALID

PB2 0,464 0,374 VALID

PB3 0,456 0,374 VALID

PB4 0,423 0,374 VALID

PB5 0,577 0,374 VALID

PC1 0,139 0,374 UNVALID

PC2 0,641 0,374 VALID

PC3 0,637 0,374 VALID

Page 62: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

52

Tabel 4.10 Lanjutan Hasil Uji Validitas

PC4 0,389 0,374 VALID

PC5 0,492 0,374 VALID

PD1 0,551 0,374 VALID

PD2 0,402 0,374 VALID

PD3 0,72 0,374 VALID

PD4 0,736 0,374 VALID

PD5 0,811 0,374 VALID

PD6 0,831 0,374 VALID

PE1 0,426 0,374 VALID

PE2 0,423 0,374 VALID

PE3 0,414 0,374 VALID

PE4 0,681 0,374 VALID

PE5 0,722 0,374 VALID

PE6 0,683 0,374 VALID

PE7 0,735 0,374 VALID

PE8 0,606 0,374 VALID

PE9 0,659 0,374 VALID

Berdasarkan tabel hasil uji validitas terhadap 30 responden dapat

diketahui bahwa 33 item pernyataan memiliki koefisien korelasi Product

Moment lebih besar dari pada r tabel berdasarkan df = 30-2 = 28 (r =

0,374), yaitu: PA1, PA2, PA3, PA4, PA5, PA6, PA7, PA8, PA9, PB1,

PB2, PB3, PB4, PB5, PC2, PC3, PC4, PC5, PD1, PD2, PD3, PD4, PD5,

PD6, PE1, PE2, PE3, PE4, PE5, PE6, PE7, PE8, dan PE9. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada 33 pernyataan yang valid dan ada 2 pernyataan

yang tidak valid, yaitu: PA10 dan PC1.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji kestabilan dan

kekonsistenan item pernyataan apabila dilakukan pengukuran

kembali dengan subjek yang sama. Pengukuran reliabilitas

dilakukan dengan menggunakan Cronbach’s alpha. Dari hasil

pengujian dilakukan analisa dengan perbandingan terhadap r

tabel yang dicari dengan Koefisien Alpha (α) Cronbach’s

Page 63: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

53

Alpha dari interpolasi jumlah butir pernyataan koefisien

reliabilitas. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat dari tabel 4.11 di

bawah ini.

Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,929 33

Jika nilai Alpha > r tabel artinya reliabilitas mencukupi

(sufficient reliability), sementara jika Alpha < r tabel artinya

reliabilitas tidak mencukupi. Berdasarkan hasil uji reliabilitas dapat

disimpulkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha dengan jumlah variabel

sebanyak 33 buah adalah sebesar 0,929. kemudian nilai ini

dibandingkan dengan nilai r-tabel dengan df = 30 - 2 = 28 dicari

pada distribusi nilai r-tabel signifikansi 5% diperoleh nilai r-tabel

sebesar 0,374. Kesimpulannya, Alpha = 0,929 > r-tabel = 0,374

(nilai r-tabel dapat dilihat pada lampiran), maka instrumen

kuesioner dapat dikatakan reliabel atau terpercaya sebagai alat

pengumpul data dalam penelitian.

3. Metode Pembobotan (Scoring)

Metode ini digunakan untuk mendapatkan nilai persentase

keefektivan implementasi SMK3 pada masing-masing

variabel. Dimulai dengan menghitung jumlah skor kriterium

dan dilanjutkan dengan menghitung nilai persentase

keefektivannya. Jumlah skor dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

∑ (Jumlah Responden x Skor Item)

Untuk nilai persentase keefektivan dapt dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

Page 64: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

54

Dengan

Y = (Skor Item Tertinggi x Jumlah Responden)

Contoh perhitungan untuk pernyataan 1 (PA1)

Persentase keefektivan PA1 =

x 100 = 90%

Perhitungannya selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.12

Tabel 4.12 Perhitungan Persentase Keefektivan Impementasi SMK3

No. Kode

Jumlah Responden

Skor

Kriterium

Persentase

Keefektivan

(%)

Skor Skor Skor Skor Skor

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1 PA1 0 0 3 9 18 135 90

2 PA2 0 0 0 4 26 146 97

3 PA3 0 0 0 10 20 140 93

4 PA4 0 0 0 12 18 138 92

5 PA5 0 0 0 10 20 140 93

6 PA6 0 0 0 7 23 143 95

7 PA7 0 0 0 6 24 144 96

8 PA8 0 0 0 7 23 143 95

9 PA9 0 0 0 6 24 144 96

10 PB1 0 0 0 17 13 133 89

11 PB2 0 0 0 17 13 133 89

12 PB3 0 0 0 16 14 134 89

13 PB4 0 0 0 17 13 133 89

14 PB5 0 0 3 19 8 125 83

15 PC2 0 0 0 10 20 140 93

16 PC3 0 0 0 11 19 139 93

17 PC4 0 0 4 3 23 139 93

18 PC5 0 0 4 11 15 131 87

19 PD1 0 0 3 11 16 133 89

20 PD2 0 1 3 8 18 133 89

21 PD3 2 4 7 6 11 110 73

22 PD4 1 3 7 10 9 113 75

23 PD5 2 3 12 6 7 103 69

24 PD6 2 3 13 6 6 101 67

25 PE1 0 0 1 11 18 137 91

26 PE2 0 0 2 14 14 132 88

Page 65: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

55

27 PE3 0 0 1 17 12 131 87

28 PE4 1 4 10 10 5 104 69

29 PE5 1 6 8 8 7 104 69

30 PE6 2 8 5 9 6 99 66

31 PE7 1 9 6 9 5 98 65

32 PE8 1 6 7 10 6 104 69

33 PE9 1 9 3 10 7 103 69

Setelah didapatkan persentase skor dari masing-masing item

pernyataan, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan

rekapitulasi persentase skor variabel berdasarkan hasil persentase

skor dari masing-masing pernyataan tersebut.

a. Penerapan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3).

= (90+97+93+92+93+95+96+95+96)/9

= 94%

b. Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3)

= (89+89+89+89+83)/5

= 88%

c. Pelaksanaan Rencana Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja (K3)

= (93+93+93+87)/4

= 92%

d. Pemantauan Dan Evaluasi Tenaga Kerja

= (89+89+73+75+69+67)/6

= 77%

Page 66: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

56

e. Peninjauan Ulang Serta Peningkatan Kinerja

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja(K3)

= (91+88+87+69+69+66+65+69+69)/9

= 75%

Berdasarkan perhitungan di atas didapatkan tabel

rekapitulasi penilaian hasil evaluasi penerapan SMK3 berdasarkan

penggolongan nilai yang terdapat pada tabel 4.12

Tabel 4.13 Penggolongan Nilai

Sumber: (Iqbal, 2017)

Hasil rekapitulasi penilaian Penerapan SMK3 terdapat

pada tabel 4.14 sebagai berikut:

Tabel 4.14 Rekapitulasi Penilaian Hasil Evaluasi Penerapan

SMK3

Item Rata-rata Keterangan

Penerapan

Kebijakan K3 94% Sangat Setuju

Perencanaan

K3 88% Sangat Setuju

Pelaksanaan

Rencana K3 92% Sangat Setuju

Pemantauan

Dan Evaluasi

Kerja

77% Sangat Setuju

Peninjauan

Ulang Serta

Peningkatan

Kinerja K3

75% Setuju

Klasifikasi Interval

Sangat Setuju 76% - 100%

Setuju 51% - 75%

Tidak Setuju 26% - 50%

Sangat Tidak Setuju 0 – 25%

Page 67: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

57

Dari keseluruhan persentase kuesioner yang telah

dikumpulkan dari seluruh responden yang ada pada proyek

Pembangunan Universitas Islam Negeri Medan Tuntungan tentang

Sistem Penerapan SMK3 yang telah diuji hasil penelitiannya maka

untuk mengetahui persentase tertinggi dapat dilihat pada Tabel

berikut:

Tabel 4.15 Hasil Analisa Penerapan SMK3

No Item Rata-rata

1 Penerapan Kebijakan K3 94%

2 Perencanaan K3 88%

3 Pelaksanaan Rencana K3 92%

4 Pemantauan dan Evaluasi Kerja 77%

5 Peninjauan Ulang serta Peningkatan

Kinerja K3 75%

Sedangkan diagram hasil analisis Penerapan SMK3 oleh

responden dapat dilihat di bawah ini:

Gambar 4.8 Hasil Penerapan SMK3

Adapun hasil dari analisis data Penerapan SMK3 dapat

dideskripsikan sebagai berikut:

94%

88%

92%

77%

75%

Hasil Penerapan SMK3

1

2

3

4

5

Page 68: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

58

1. Penerapan Kebijakan K3

Total atau rata-rata Penerapan Kebijakan K3 sebesar,

94%

2. Perencanaan K3

Total atau rata-rata Perencanaan K3 sebesar, 88%

3. Pelaksanaan Rencana K3

Total atau rata-rata Pelaksanaan Rencana K3 sebesar,

92%

4. Pemantauan dan Evaluasi Kerja

Total atau rata-rata Pemantauan dan Evaluasi Kerja

sebesar, 77%

5. Peninjauan Ulang serta Peningkatan Kinerja K3

6. Total atau rata-rata Peninjauan Ulang serta

Peningkatan Kinerja K3 sebesar, 75%

Maka keberhasilan Penerapan SMK3 di Proyek

Pembangunan Universitas Islam Negeri Medan Tuntungan

berdasarkan dengan jumlah keseluruhan dari 5 point di atas adalah

sebagai berikut:

Total = (94% + 88% + 92% + 77% + 75%)

5

= 85%

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3) di tempat kerja dapat diukur menurut Peraturan

Pemerintah No. 50 Tahun 2012 yaitu sebagai berikut:

1. Untuk tingkat pencapaian 0-59% tingkat penilaian

penerapan Kurang.

2. Untuk tingkat pencapaian 60-84% tingkat penilaian

penerapan Baik.

3. Untuk tingkat pencapaian 85-100% tingkat

pencapaian Memuaskan.

Page 69: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

59

Sesuai dengan peraturan di atas maka tingkat penilaian

Penerapan SMK3 Pada Proyek Pembangunan Universitas Islam

Penerapan yang Memuaskan dengan nilai penerapan 85%.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 bahwa

tingkat pencapaian SMK3 di Proyek Pembangunan Universitas

Islam Negeri Medan Tuntungan yaitu 85% dengan penerapan

memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa SMK3 di proyek tersebut

berjalan dengan lancar sesuai dengan aturan K3 yang dibuat serta

dilaksanakan oleh seluruh pekerja yang terlibat dalam keberhasilan

Pembangunan Proyek UIN Medan Tuntungan. Dampaknya dalam

suatu proyek tersebut adalah terciptanya tempat kerja yang aman,

efisien, dan produktif yang dapat meminimalisir dan mengurangi

angka kecelakaan kerja. Keberhasilan pencapaian SMK3 yang

memuaskan didukung dengan dilakukannya pemeriksaan secara

rutin kepada setiap pekerja terhadapat pemakaian APD lengkap,

dilakukan briefing setiap pagi sebelum melakukan pekerjaan

tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta bahaya atau risiko

terhadapat kecelakaan kerja. Untuk tingkat pencapaian minimum

yaitu 59% penerapan SMK3 kurang. Pencapaian yang minimum

akan berdampak kepada owner, kontraktor maupun konsultan.

Dampak kepada owner yaitu proyek akan terlambat

penyelesaiannya karena terdapat kecelakaan kepada para pekerja

yang mengakibatkan tidak dapat bekerja sehingga pekerjaan yang

dikerjakannya tidak dapat selesai tepat waktu. Jika dampak

terhadap kontraktor dan konsultan yang lalai terhadap keselamatan

dan kesehatan pekerjanya dan mengabaikan Standard Operating

Produce (SOP), bahkan hingga menyebabkan kecelakaan kerja dan

menimbulkan korban harus dikenakan sanksi administratif berupa

peringatan tertulis, denda administratif, penghentian sementara

konstruksi/kegiatan layanan jasa, pencantuman dalam daftar hitam,

pembekuan izin dan/atau pencabutan izin. Maka dari itu

Page 70: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

60

Peningkatan K3 akan efektif apabila semua pihak dalam

perusahaan didorong untuk berperan serta dalam penerapan dan

pengendalian SMK3, dan memiliki budaya perusahaan yang

mendukung dan memberikan kontribusi bagi SMK3. Perusahaan

yang mencapai kategori minimum harus wajib mengukur,

memantau, dan mengevaluasi kinerja K3 serta melakukan

perbaikan, pengawasan serta pencegahan agar SMK3 di perusahaan

tersebut berjalan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

Page 71: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

61

BAB 5

PENUTUP

5.1. Simpulan

1. Berdasarkan analisis penerapan sistem manajemen keselamatan

dan kesehatan kerja dengan metode kuesioner dan pengolahan data

menggunakan SPSS versi 22, didapatkan faktor dominan yang

mempengaruhi tingkat Pencapaian Penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada Proyek

Pembangunan Universitas Islam Negeri Medan Tuntungan adalah

faktor penerapan kebijakan K3 dengan persentase sebesar 94% dan

persentase terendah adalah faktor peninjauan ulang serta

peningkatan kinerja K3 dengan persentase 75%. Nilai persentase

keefektivan yang tertinggi terdapat pada pernyataan

“Memberitahukan tentang K3 kepada seluruh tenaga kerja, tamu,

kontraktor, pelanggan, dan pemasok dengan cara yang tepat”.

Yang merupakan pada sistem Penerapan kebijakan Terhadap

keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan nilai persentase

97%. Sedangkan nilai terendah terdapat pada pernyataan

“Kebingungan dan stres, karena prosedur kerja yang belum dapat

dipahami”. Yang merupakan pada sistem Peninjauan Ulang Serta

Peningkatan Kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

dengan nilai persentase 65%.

2. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3) pada Proyek Pembangunan Universitas Islam Negeri

Medan Tuntungan dengan metode scorring melalui kuesioner

adalah Memuaskan dengan dengan nilai persentase 85%. Nilai

persentase tersebut diukur menurut Peraturan Pemerintah No. 50

Tahun 2012.

Walaupun Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) pada Proyek Pembangunan Universitas

Page 72: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

62

Islam Negeri Medan Tuntungan Memuaskan tetapi ada juga terdapat

kecelakan atau accident dalam melakukan pekerjaan, yang

kecelakaannya yaitu tergelincir pada saat akan menyeberang ke area

pengecoran dikarenakan jembatan yang terlalu sempit (hanya

menggunakan satu papan) yang mengakibatkan cor beton di dalam

troley tumpah dan pekerja hampir jatuh. Kecelakaan tersebut masih di

dalam tahap wajar dan masih dapat ditoleransi karena pekerja sudah

mendapatkan pertolongan dengan berobat jalan sambil bekerja tanpa

harus dirawat di Rumah Sakit. (Kecelakaan tersebut dapat dilihat pada

lampiran).

5.2. Saran

1. Pihak kontraktor sebagai pihak pelaksana proyek harus lebih tegas

dan intensif lagi dalam melakukan pengawasan ke lokasi proyek.

Hal ini ditujukan agar meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja

dan para pekerja lebih disiplin khususnya dalam menggunakan

Alat Pelindung Diri (APD).

2. Karena adanya latar belakang pendidikan yang beragam, maka

pihak kontraktor harus meningkatkan kegiatan sosialisasi dan

komunikasi K3 terutama kepada para pekerja.

3. Bagi para pekerja harus memiliki kesadaran diri yang tinggi akan

risiko kecelakaan kerja dengan melaksanakan dan mematuhi

peraturan tentang kesalamatan kerja yang akan berdampak baik

bagi proses pembangunan Universitas Islam Negeri Medan

Tuntungan.

4. Diharapkan kepada para pihak yang bertanggung jawab dalam

realisasi produk agar dapat mengikuti tahapan proses perencanaan

yang ada secara konsisten agar terbentuknya penerapan SMK3

yang sesuai dengan standar yang berlaku/diinginkan.

Page 73: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Bennet Silalahi. 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja. Jakarta:

Rupa Aksara.

Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Kerja.

Standar OHSAS 18001:2007 Tentang Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja.

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan kerja.

Permen PU No. 5 Tahun 2014 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

Suma'mur. 1989. Keselamatan Kerja dan Pencegahan kecelakaan. Jakarta: PT.

Toko Gunung Agung.

Bryan Jonathan Paulus Napitupulu. 2018. Analisis Pengaruh Faktor Perilaku

Manusia Terhadap Tingkat Pencapaian Penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proyek Podomoro City Deli

Medan. Medan: Politeknik Negeri Medan.

Asiyanto. 1994. Construction Project Cost Management.

Dimyati, Drs. H. A. Hamdan Dimyanti., M. Si., dan Nurjaman, Kadar S.E., M.M.

2014. Manajemen Proyek. Jakarta: Pustaka Setia.

Prof. Dr. Marihot Manullang. 2014. Manajemen. Bandung: Aulia Grafika.

I Gede Wiratmaja dan I Gede Widayana. 2014. Kesehatan dan Keselamatan

kerja. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 74: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

Skripsi Dian Comiarti. 2011. Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Berbasis

Perilaku pada Pekerja Konstruksi. Pekanbaru: Universitas Islam Sultan

Syarif Kasim Riau. (di akses pada bulan April 2019).

Skripsi Multazam HT. 2015. Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten

Pangkep. Makassar. Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin. (di akses

pada bulan April 2019).

Skripsi Achmad Ramadhan. 2012. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan kerja (SMK3) Studi pada Proyek Pembangunan Jalan

Rawa Buaya, Cengkareng. Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Indonesia. (di akses

pada bulan April 2019).

Tarwaka, PGDip. Sc., M.Erg. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3):

Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan

Press.

Ardana, I Komang, Ni Wayan Mujiati, I Wayan Mudiartha Utama. 2012.

Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Page 75: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

LAMPIRAN

Page 76: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia Tel.(061) 8210371, 8211235,

8215951, 8210436, Fax. (061) 8215845 http : //www.polmed.ac.id email :

[email protected] Telepon Jurusan Teknik Sipil : Fax : 061-8219686

Perihal : Kuesioner untuk penelitian tentang “Analisis Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja pada Proyek Pembangunan Universitas Islam Negeri Medan

Tuntungan”.

Atas nama: Sri Rizki Hasugian

Yth.

Bapak/Ibu Karyawan PT. Djasa Ubersakti - PT. Krakatau Engeneering JV

di lokasi Proyek

Karyawan PT. Djasa Ubersakti - PT. Krakatau Engeneering JV yang terhormat, saya yang bertandatangan

di bawah ini:

Nama : Sri Rizki Hasugian

NIM : 1505141033

Jurusan : Teknik Sipil

Program studi : Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung (MRKG)

No. HP/Telepon : 082277179910

Memohon Bapak/Ibu menjawab pernyataan yang akan peneliti ajukan sehubungan dengan penelitian

yang dilakukan dengan judul “Analisis Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja pada Proyek Pembangunan Universitas Islam Negeri Medan Tuntungan”.

Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah tugas akhir semester

VIII Program Studi D4 Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung di Politeknik Negeri Medan. Karena itu

keakuratan jawaban yang sesungguhnya sangat peneliti harapkan dari Bapak/Ibu, kerahasiaan dalam

memberikan jawaban dan identitas oleh Bapak/Ibu akan peneliti jamin tidak akan disalahgunakan dan

disebarluaskan untuk hal-hal yang tidak baik dan benar, dan besar harapan peneliti mendapat bantuan yang

sangat berguna dari Bapak/Ibu.

Demikian disampaikan, atas partisipasi dan bantuan yang diberikan peneliti mengucapkan terima kasih.

Medan, 2019

Peneliti,

Sri Rizki Hasugian

NIM: 1505141033

Page 77: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

Petunjuk pengisian untuk pertanyaan no. 1- 6

a. Berikan jawaban yang paling sesuai pada tempat yang bertanda titik–titik

b. Berilah tanda (S) pada salah satu dari kotak jawaban yang tersedia yang menurut

anda paling tepat.

1. Nama responden :

2. Jabatan / posisi responden pada proyek :

3. Usia responden :

≤ 25 Tahun 26 -30 Tahun 31 – 35 Tahun > 36 Tahun

4. Berapa lama pengalaman Anda bekerja di proyek sipil

1 – 5 Tahun 6 – 10 Tahun 11 -15 Tahun

15 -20 Tahun 21- 25 Tahun > 25 Tahun

5. Apakah Anda pernah bekerja dalam bidang Safety (Keamanan Kerja)

Ya Tidak

6. Pendidikan terakhir

STM/SMU D1 D2

D3 D4 S1

S2 S3 Lainnya....

Page 78: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

Petunjuk Pengisian

Bapak/Ibu/Saudara/Saudari diminta untuk menilai keadaan yang sebenarnya

sampai dengan saat ini dengan menggunakan skala lima langkah (alternatif

pilihan 1 sampai 5) dengan ketentuan sebagai berikut:

Nilai angka pada kolom jawaban yang artinya adalah:

Angka Jawaban

1 STS (Sangat Tidak Setuju)

2 TS (Tidak Setuju)

3 N (Netral)

4 S (Setuju)

5 SS (Sangat Setuju)

STS : Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju. Artinya responden sangat tidak setuju

dengan pernyataan karena sesuai dengan keadaan yang dirasakan responden.

TS : Untuk jawaban Tidak Setuju. Artinya responden tidak setuju dengan

pernyataan karena sesuai dengan keadaan yang dirasakan responden.

N : Untuk jawaban Netral. Artinya responden tidak dapat menentukan dengan pasti

apa yang dirasakan responden.

S : Untuk jawaban Setuju. Artinya responden setuju dengan pernyataan karena

sesuai dengan keadaan yang dirasakan responden

SS : Untuk jawaban Sangat Setuju. Artinya responden sangat setuju dengan

pernyataan karena sesuai dengan keadaan yang dirasakan responden.

Berilah tanda “√”, pada kolom jawaban sesuai dengan keadaan yang dirasakan

responden.

Menurut pendapat, pengalaman kerja dan intuisi Anda, seberapa besar

kemungkinan terjadinya risiko Kecelakaan Kerja pada Proyek Konstruksi?

Page 79: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

No Peryataan Kriteria

A Penerapan Kebijakan Terhadap Keselamatan

Dan Kesehatan Kerja (K3)

STS TS N S SS

A1 Melakukan penelitian kinerja dan tindak lanjut

pelaksanaan K3

A2

Memberitahukan tentang K3 kepada seluruh

tenaga kerja, tamu, kontraktor, pelanggan, dan

pemasok dengan cara yang tepat

A3

Memasang dalam tempat kerja semua gambar

keselamatan kerja pada tempat yang mudah

dilihat dan dibaca

A4 Merapikan dan membersihkan lokasi kerja

A5 Memberikan APD kepada para pekerja

A6 Terdapat sistem izin kerja untuk pekerjaan

berisiko tinggi

A7

Memberikan alat pengaman agar tidak

membahayakan sumber daya yang ada dalam

perusahaan

A8

Memberikan pendidikan (training) kepada

karyawan tentang keselamatan dan kesehatan

kerja

A9

Memberikan Alat Pelindung Diri (APD) tertentu

terhadap tenaga kerja yang berada pada area

yang membahayakan

A10 Memberikan jaminan asuransi

B Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

B1 Evaluasi penerapan prosedur K3 selama kegiatan

proyek berlangsung

B2 Membuat metode kerja yang aman

Page 80: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

B3 Merencanakan pembuangan limbah dan bahan

beracun yang berbahaya

B4

Standarisasi yang ditetapkan secara resmi

mengenai syarat keselamatan sesuai industri

perlatan dan Alat Pelindung Diri (APD)

B5

Penelitian bersifat teknis, misalnya tentang

bahan-bahan yang berbahaya, pagar pengaman,

pengujian

C Pelaksanaan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

C1 Tanggap dalam menghadapi keadaan darurat dan

bencana alam

C2 Mempelajari dan mengatasi dengan teliti setiap

masalah dalam pelaksanaannya

C3 Pelaksanaan K3 didokumentasikan dalam bentuk

tertulis berupa catatan dan foto

C4 Memberikan upah yang layak

C5

Riset medis, meliputi efek psikologis, faktor

lingkungan dan teknologi, dan keadaan yang

mengakibatkan kecelakaan

D Pemantauan dan Evaluasi Kerja

D1 Peninjauan terus menerus sehingga mendapati

kesalahan yang akan di evaluasi kembali

D2

Penggunaan aneka cara penyuluhan atau

pendekatan lain untuk menimbulkan sikap untuk

selamat

D3 Kurangnya pengetahuan dan keterampilan

D4

Kurang berfungsinya tubuh karena cacat yang

tidak kelihatan

Page 81: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

D5 Kurang adanya motivasi kerja dari tenaga kerja

D6 Kurang adanya kepuasan kerja

E Peninjauan Ulang Serta Peningkatan Kinerja Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3)

E1 Pengawasan tetap terjaga agar kesalahan

sebelumnya tidak terulang

E2 Membuat rancangan baru dari hasil

pembelajaran kesalahan sebelumnya

E3

Memberikan arahan kepada pekerja maupun

buruh agar memberikan kualitas terbaik dalam

bekerja seta menciptakan penilaian yang

meningkat

E4 Tidak mampu untuk bekerja secara normal

E5 Kelelahan dan kejenuhan

E6 Sikap dan tingkah laku yang tidak aman

E7 Kebingungan dan stres, karena prosedur kerja

yang belum dapat dipahami

E8 Belum menguasai/belum terampil dengan

peralatan atau mesin yang baru

E9 Penurunan konsentrasi dari tenaga kerja saat

melakukan pekerjaan

Medan, 2019

Responden

(...........................................................)

Page 82: ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

R- TABEL

N Taraf Signifikan

N

Taraf

Signifikan

N

Taraf

Signifikan

5% 1% 5% 1% 5% 1%

3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345

4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330

5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317

6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306

7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296

8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286

9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278

10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270

11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 95 0,202 0,263

12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256

13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230

14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210

15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194

16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181

17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148

18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128

19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115

20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105

21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097

22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091

23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086

24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081

25 0,396 0,505 49 0,281 0,364

26 0,388 0,496 50 0,279 0,361