analisis penerapan sistem manajemen keselamatan dan
TRANSCRIPT
ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MEDAN TUNTUNGAN
TUGAS AKHIR
Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Sains Terapan
Oleh
SRI RIZKI HASUGIAN
NIM: 1505141033
PROGRAM STUDI MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
iii
ABSTAK
ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MEDAN TUNTUNGAN
Oleh
SRI RIZKI HASUGIAN
NIM: 1505141033
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri
berlomba-lomba melakukan efisiensi dan meningkatkan produktivitas dengan
menggunakan alat-alat produksi yang semakin komplek. Semakin kompleknya
peralatan kerja yang digunakan, maka semakin besar pula potensi bahaya
kecelakaan kerja yang ditimbulkan apabila tidak dilakukan penanganan dan
pengendalian sebaik mungkin. Pekerjaan konstruksi tergolong pekerjaan yang
mengandung atau mempunyai potensi terjadinya kecelakaan kerja yang cukup
besar. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) akan menciptakan terwujudnya
pemeliharaan tenaga kerja yang baik. Keselamatan dan kesehatan kerja ini
ditanamkan pada diri masing-masing individu karyawan dengan cara penyuluhan
dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari arti penting Keselamatan dan
Kesehatan Kerja bagi dirinya maupun untuk perusahaan. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian survey. Populasi penelitian adalah karyawan
dan pekerja dari pihak kontraktor di Proyek Pembangunan Universitas Islam
Negeri Medan Tuntungan dengan sampel sebanyak 30 responden. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan Tingkat Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja pada proyek ini berdasarkan tentang Penerapan Kebijakan K3
dengan persentase sebesar 94%, tentang Pelaksanaan Rencana K3 dengan
persentase sebesar 92%, tentang Perencanaan K3 dengan persentase sebesar 88%,
tentang Pemantauan dan Evaluasi Kerja dengan persentase sebesar 77%, dan
tentang Peninjauan Ulang serta Peningkatan Kinerja K3 dengan persentase
sebesar 75%. Dengan hasil pencapaian yaitu 85% maka Penerapan Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Proyek Pembangunan
Universitas Islam Negeri Medan Tuntungan dikategorikan memuaskan. Faktor
dominan yang mempengaruhi penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja berdasarkan nilai yang paling tinggi terdapat pada penerapan
kebijakan K3, yaitu memberikan jaminan asuransi dengan nilai sebesar 98%.
Berdasarkan nilai yang paling rendah terdapat pada peninjauan Ulang serta
Peningkatan Kinerja K3, yaitu kebingungan dan stres karena prosedur kerja yang
belum dapat dipahami sebesar 65%.
Kata Kunci: Kecelakaan Kerja, Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja, Tenaga Kerja Yang Baik.
iv
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE IMPLEMANTATION OF OCCUPATION SAFETY
AND HEALTH MANAGEMENT SYSTEM IN MEDAN TUNTUNGAN
STATE ISLAMIC UNIVERSITY DEVELOPMENT PROJECT
By
SRI RIZKI HASUGIAN
NIM: 1505141033
The developmet of science and technology has made the industrial world
competing for efficiency and increasing productivity by using increasingly
complex means of production. The more complex the work equipment used, the
greater the potensial for workplace accidents if not handled and controlled as well
as possible. Construction work is classified as work that contains or has the
potential for a significant work accident. Occupation Safety and Health (K3) will
create the realization of good workforce maintenance. Work safety and health are
instilled in each individual employed by means of good counseling and coaching
so that they realize the importance of Occupation Safety and Health for
themselves and for the company. The research method used is the survey research
method. The study population was contractors employees and workers at the
Medan Tuntungan State Islamic University Development Project with a sample of
30 respondents. The results showed the level of implementation of the Occupation
Health and Safety Management System in this project is based on the Occupation
Health and Safety policy implementation with a percentage of 94%, about the
Occupation Health and Safety plans implementation with a percentage of 92%,
about Occupation Health and Safety planning with a percentage of 88%, about
monitoring and evaluation work with a percentage of 77%, and about review and
improvement of Occupation Health and Safety performance with a percentage
75%. With the achievement of 85%, the implementation of the Occupation Health
and Safety Management system at the Medan Tuntungan State Islamic University
Development Project was considered satisfactory. The dominant factor that
influencing the implementation of an occupation Health and Safety management
system based on the highest value is found in the application of the Occupation
Health and Safety policy, namely providing insurance guarantees with a value of
98%. Based on lowest value found in the Review and Improvement of Occupation
Health and Safety performance, namely confusion and stress due to work
procedures that cannot be understood by 65%.
Keywords: work accident, occupation safety and health management system,
good workforce.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan laporan Tugas
Akhir yang berjudul “ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK
PEMBANGUNAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MEDAN
TUNTUNGAN”. Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang
harus dipenuhi untuk menyelesaikan mata kuliah wajib semester VIII program
studi Diploma IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung (MRKG) Jurusan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan.
Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini, Penulis menghadapi berbagai
kendala, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka laporan
Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. M. Syahruddin, S.T., M.T., selaku Direktur Politeknik Negeri
Medan;
2. Bapak Ir. Samsudin Silaen, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Medan;
3. Bapak Parman, S.T., M.T., Sekretaris Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Medan;
4. Bapak Palghe Tobing, S.T., M.T., Kepala Program Studi Manajemen
Rekayasa Konstruksi Gedung;
5. Bapak Samiran, S.S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang
telah memberikan ilmu, masukan-masukan serta pemikiran sehingga
terselesaikannya Tugas Akhir ini;
6. Bapak Drs. Edi Usman, S.T., M.T., selaku Wali Kelas MRKG-8A:
7. Seluruh staf pengajar dan pegawai Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Medan;
8. Teristimewa kepada kedua orang tua, Mangadil Hasugian dan Nuriah Padang,
yang telah memberikan doa, motivasi, semangat, dan nasihat. Terima kasih
atas segala pengorbanan, cinta dan kasih sayang yang tiada batas;
vi
9. Abang dan Adik, Ghaffar Ramadhan dan Agung Mahendra, yang telah banyak
memberikan dukungan;
10. Teman-teman seperjuangan Prodi MRKG stambuk 2015 kelas MRKG-8A,
terkhusus buat Falen Bangun, Romytha Hutabarat, Afni Sinaga, Anis Novia,
Rilly Afrida dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terima kasih atas semangat dan bantuannya selama ini dalam
menyelesaikan Laporan Tugas akhir;
11. Kepada Bapak Giri Gandara Adjie, selaku koordinator K3 di Proyek
Pembangunan Universitas Islam Negeri Medan Tuntungan yang telah
memberikan waktu dan tenaganya dalam mengumpulkan data-data yang
diperlukan dalam Tugas Akhir sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Demikian Laporan Tugas Akhir ini ditulis, semoga Laporan Tugas Akhir ini
dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi semua pihak yang membaca Laporan
Tugas Akhir ini terutama yang berhubungan di dunia pendidikan dalam bidang
Teknik Sipil. Terima kasih.
Medan, Agustus 2019
Hormat Saya,
Penulis
SRI RIZKI HASUGIAN
NIM: 1505141033
vii
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
ABSTRAK ................................................................................................... iii
ABSTRACT ................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
1.4 Batasan Masalah .......................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................. 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kecelakaan Kerja .................................................... 6
2.2 Model Teori Kecelakaan Kerja ................................................ 8
2.3 Penyebab Kecelakaan Kerja ..................................................... 11
2.4 Dampak Kecelakaan Kerja ....................................................... 12
2.5 Upaya Pencegahan Kecelakaan kerja ...................................... 13
2.6 Pengertian SMK3 ...................................................................... 15
2.7 Tujuan SMK3 ........................................................................... 16
2.8 Manfaat SMK3 ......................................................................... 16
2.9 Landasan Hukum SMK3 .......................................................... 17
2.10 Penerapan SMK3 ...................................................................... 18
viii
2.11 Komitmen Dan Kebijakan SMK3 ........................................... 18
2.12 Identifikasi Faktor Yang Mempengaruhi SMK3 ..................... 20
2.13 Variabel Penelitian .................................................................. 22
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian ....................................................................... 26
3.2 Metode Penelitian ..................................................................... 27
3.3 Sumber Data Penelitian ............................................................ 28
3.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 28
3.5 Metode Pengolahan Data ......................................................... 30
3.6 Tahapan Penelitian .................................................................... 36
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Responden ............................................................ 38
4.2 Hasil Penyebaran Kuesioner ....................................................... 43
4.3 Pengolahan Data ......................................................................... 48
1. Uji Validitas ................................................................. 49
2. Uji Reliabilitas ............................................................. 52
3. Metode Pembobotan (Scoring) .................................... 53
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan ..................................................................................... 61
5.2 Saran ........................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Variabel Penelitian ......................................................................... 22
Tabel 3.1 Uraian Pernyataan/Variabel ........................................................... 33
Tabel 4.1 Profil Responden ............................................................................ 39
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ............................... 40
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja .......... 41
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........ 42
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 43
Tabel 4.6 Penyebaran Kuesioner Untuk Perusahaan Konstruksi .................. 44
Tabel 4.7 Skala Penilaian Kuesioner ............................................................ 44
Tabel 4.8 Hasil Tabulasi Kuesioner .............................................................. 44
Tabel 4.9 Uraian Pernyataan/Variabel .......................................................... 47
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas ........................................................................ 51
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 53
Tabel 4.12 Perhitungan Persentase Keefektivan Impementasi SMK3........... 54
Tabel 4.13 Penggolongan Nilai ..................................................................... 56
Tabel 4.14 Rekapitulasi Penilaian Hasil Evaluasi Penerapan SMK3 ............ 56
Tabel 4.15 Hasil Analisa Penerapan SMK3 .................................................. 57
x
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Diagram Teori Domino ............................................................. 9
Gambar 3.1 Lokasi Proyek Pembangunan UIN ............................................ 27
Gambar 3.2 Diagram Alir Tahap Penelitian ................................................. 37
Gambar 4.1 Umur Responden ....................................................................... 40
Gambar 4.2 Pengalaman Kerja Responden ................................................... 41
Gambar 4.3 Pendidikan Terakhir Responden ............................................... 42
Gambar 4.4 Jenis Kelamin Responden ......................................................... 43
Gambar 4.5 Input Data Kuesioner Kedalam MS excel ................................. 50
Gambar 4.6 Tampilan Variabel View Pada Program SPSS .......................... 50
Gambar 4.7 Tampilan Data View Pada Program SPSS ................................ 51
Gambar 4.8 Hasil Penerapan SMK3............................................................... 57
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Form Kesediaan Dosen Pembimbing
Lampiran 2 : Lembar Asistensi Bimbingan
Lampiran 3 : Tabel Tabulasi Data Kuesioner
Lampiran 4 : Format Kuesioner Penelitian
Lampiran 5 : Daftar R Tabel
Lampiran 6 : Foto Di Lapangan
Lampiran 7 : Job Safety Environmetal Analysis (JSEA)
Lampiran 8 : Struktur Organisasi Proyek UIN Medan Tuntungan
Lampiran 9 : Struktur SHE
Lampiran 10 : Laporan Pemeriksaan Dan Pengujian Tower Crane
Lampiran 11 : Laporan Insiden
Lampiran 12 : Laporan Bulanan HSE Proyek
Lampiran 13 : Output SPSS Uji Validitas
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat
dunia industri berlomba-lomba melakukan efisiensi dan meningkatkan
produktivitas dengan menggunakan alat-alat produksi yang semakin
komplek. Semakin kompleknya peralatan kerja yang digunakan, maka
semakin besar pula potensi bahaya kecelakaan kerja yang ditimbulkan
apabila tidak dilakukan penanganan dan pengendalian sebaik mungkin.
Penggunaan peralatan kerja sering tidak diikuti dengan penyediaan tenaga
kerja yang berkualitas untuk mengoperasikannya yang dapat berakibat
peralatan tersebut tidak termanfaatkan secara optimal dan benar. Akibat
yang lebih fatal adalah timbulnya kecelakaan kerja baik operator peralatan
itu sendiri maupun masyarakat di sekitar perusahaan.
Pekerjaan konstruksi tergolong pekerjaan yang mengandung atau
mempunyai potensi terjadinya kecelakaan kerja yang cukup besar.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) akan menciptakan terwujudnya
pemeliharaan tenaga kerja yang baik. Keselamatan dan kesehatan kerja ini
ditanamkan pada diri masing-masing individu karyawan dengan cara
penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari arti penting
Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi dirinya maupun untuk perusahaan.
Seiring berkembangnya industrialisasi dan globalisasi serta kemajuan ilmu
dan teknologi, maka Keselamatan dan Kesehatan Kerja juga semakin
berkembang. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
sebagai dasar hukum penerapan K3 di Indonesia telah diperkuat dengan
keluarnya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
dimana pada Pasal 164-165 tentang Kesehatan Kerja dinyatakan bahwa
semua tempat kerja wajib menerapkan upaya Kesehatan Kerja baik dari
sektor formal maupun informal termasuk Aparatur Sipil Negara, TNI dan
Kepolisian.
2
Data Badan Pusat Statistika Tahun 2018 menyatakan jumlah usia
kerja 193,55 juta jiwa dimana 133,94 jiwa termasuk angkatan kerja dan
59,61 juta jiwa bukan angkatan kerja. Dalam Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan diamanatkan bahwa upaya kesehatan kerja
ditujukan untuk melindungi pekerja dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Jika kesehatan pekerja
terpelihara dengan baik maka angka kesakitan, absensi, kecacatan dan
kecelakaan kerja dapat diminimalkan, sehingga akan terwujud pekerjaan
yang sehat dan produktif. (Sumber: Pusat Data dan Informasi Kesehatan
RI).
Dalam UU No. 13 tahun 2003 pasal 87 ayat 1 tentang
ketenagakerjaan dinyatakan bahwa “setiap perusahaan wajib menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan”. Selanjutnya ketentuan
mengenai penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) diatur dalam Permenaker RI. No. Per. 05/MEN/1996 pasal
3 ayat 1 dan 2 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) yang menyatakan bahwa “Setiap perusahaan yang
mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan atau
mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses
atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti
peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja
wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3)”.
Selanjutnya dalam kasus penelitian ini, pembangunan Universitas
Islam Negeri Medan Tuntungan Sumatera Utara yang dilakukan oleh PT.
Djasa Ubersakti dan PT. Krakatau Engeneering JV. Pembangunan
Universitas ini termasuk ke dalam lingkup pekerjaan yang besar dan
menggunakan banyaknya alat berat maupun mesin yang digunakan.
Semakin tinggi tingkat pembangunan tersebut maka semakin besar potensi
akan terjadinya kecelakaan kerja yang menimbulkan bahaya cukup serius
dan terdapat banyak risiko untuk terjadinya kecelakaan kerja. Sehingga
3
untuk mencegah akan terjadinya kecelakaan dan risiko kerja maka pihak
pelaksana pembangunan UIN Medan Tuntungan mengadakan Sosialisasi
K3, Alat Pelindung Diri (APD), pemantauan dan pengawasan K3.
Dari uraian diatas bahwa pentingnya pengaruh Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di dalam mencegah terjadinya
kecelakaan kerja dan potensi bahaya yang dapat merugikan pekerja dan
perusahaan konstruksi, maka penulis melakukan penelitian tugas akhir
dengan judul “ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK
PEMBANGUNAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MEDAN
TUNTUNGAN”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang maka menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apa faktor dominan yang paling mempengaruhi tingkat pencapaian
penerapan Sistem Manajemen keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) pada proyek pembangunan Universitas Islam Negeri
Medan Tuntungan?
2. Bagaimana Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) dengan metode scorring melalui
kuesioner pada proyek pembangunan Universitas Islam Negeri
Medan Tuntungan?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitan yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa saja faktor yang paling mempengaruhi
tingkat pencapaian penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) pada proyek pembangunan Universitas
Islam Negeri Medan Tuntungan.
4
2. Untuk mengetahui pelaksanaan dan Pengaruh penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), serta
evaluasi penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) dengan metode scorring melalui
kuesioner pada proyek pembangunan Universitas Islam Negeri
Medan Tuntungan.
1.4. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan pada saat pelaksanaan proyek pembangunan
Universitas Islam Negeri Medan Tuntungan.
2. Responden pada penelitian ini adalah pekerja dan staf yang ada di
proyek pembangunan Universitas Islam Negeri Medan Tuntungan.
3. Penelitian dilakukan pada saat jam kerja.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitan yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
1. Memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis tentang
keselamatan kerja yang ada di proyek, terutama masalah Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
2. Dengan adanya informasi tersebut dapat digunakan untuk
mengidentifikasi risiko kecelakaan kerja yang kemungkinan terjadi
sehingga mengetahui cara mengelola risiko tersebut dengan baik.
3. Memberikan tambahan informasi bagi perusahaan-perusahaan
kontraktor tentang penyebab yang dapat menimbulkan terjadinya
perilaku berbahaya dan memberikan saran atau solusi yang terbaik
agar dapat mencegah terjadinya perilaku berbahaya bagi para
pekerja untuk mengurangi kecelakaan.
5
4. Sebagai bahan masukan dalam mempertimbangkan penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
dalam proyek konstruksi.
5. Dapat mengurangi kerugian yang nantinya akan dialami oleh
perusahaan/kontraktor jika telah mengetahui faktor risiko yang
harus ditaati.
1.6. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Batasan Masalah dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini memuat landasan teori yang berhubungan dengan
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
yang dibahas dan diteliti oleh peneliti.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai langkah-langkah yang digunakan
dalam proses penelitian yang dilakukan dalam penyelesaian tugas akhir.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini data atau informasi hasil penelitian diolah, dianalisis,
ditafsirkan, dikaitkan dengan kerangka teoritik atau kerangka analisis
sehingga jelas bagaimana data hasil penelitian dapat menjawab
permasalahan dan tujuan pembahasan dalam kerangka teoritik yang telah
dikemukakan terdahulu. Apakah terarah pada pengujian kerangka teoritik
atau penjelasan kontekstual masalah yang menjadi permasalahan dan
tujuan pembahasan bersangkutan.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi simpulan yang dapat diambil dari hasil
pembahasan serta saran dan usulan berdasarkan penelitian tersebut.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Kecelakaan Kerja
Menurut PP Nomor 50 Tahun 2012 Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki
yang datang secara tiba-tiba yang dapat mengakibatkan cedera termasuk
penyakit akibat kerja, kerusakan harta benda, dan gangguan lingkungan
atau kombinasi dari semuanya (Hendra, 1993).
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak
diharapkan. Tidak terduga karena di belakang peristiwa tersebut tidak ada
unsur kesengajaan apabila dalam bentuk perencanaan (Suma'mur, 1989).
Kecelakaan kerja (accident) adalah kejadian yang tidak diinginkan
yang mengakibatkan bahaya bagi manusia, merusak harta benda, dan
kerugian pada proses usaha (Frank F. Bird., 1990).
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 03/MEN/1998
tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang
dimaksud dengan kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak
dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban dan
atau harta benda.
Ada beberapa sebab yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan
gangguan kesehatan pegawai (Mangkunegara, 2001) diantaranya yaitu:
a. Keadaan tempat lingkungan kerja, meliputi:
1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya
yang kurang diperhitungkan keamanannya.
2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
b. Pengaturan udara, meliputi:
1. Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik.
7
2. Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.
c. Pengaturan penerangan, meliputi:
1. Pengaturan dan penggunaan cahaya yang tidak tepat.
2. Ruang kerja yang kurang cahaya.
e. Pemakaian peralatan kerja, meliputi:
1. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
2. Penggunaan mesin dan alat elektronik tanpa pengaman yang
baik.
f. Kondisi fisik dan mental pekerja meliputi:
1. Kerusakan alat indera dan stamina pegawai yang tidak stabil.
2. Emosi pekerja yang tidak stabil, kepribadian pekerja yang
rapuh, cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah,
motivasi kerja yang rendah, sikap pekerja yang ceroboh dan
kurang pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja terutama
fasilitas kerja yang membawa risiko bahaya.
Menurut De Reamer (1958) penyebab dari kecelakaan di berbagai
tempat kegiatan konstruksi tidak sama. Namun memiliki kesamaan umum
yang dibedakan dalam 2 (dua) golongan yaitu:
1. Tindakan atau perbuatan manusia yang tidak memenuhi
keselamatan (unsafe human action) yang berarti manusialah
penyebab dari kecelakaan. Tindakan yang membahayakan (unsafe
human action) dapat berupa sikap sebagai berikut: menjalankan
pekerjaan tanpa mempunyai kewenangan, menciptakan keadaan
yang tidak baik sehingga menjadi tidak aman atau memanas,
menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kecepatan
geraknya, memakai Alat Pelindung Diri (APD) atau safety hanya
berpura-pura, menggunakan peralatan yang tidak layak, penurunan
alat pengaman peralatan yang digunakan untuk melindungi
manusia, bekerja berlebihan jam kerja ditempat kerja, dan
mengangkat atau mengankut beban yang berlebihan.
8
2. Keadaan lingkungan yang tidak nyaman (unsafe condition) yang
berarti situasi atau keadaan lingkungan sekitarlah yang
menyebabkan kecelakaan. Kondisi yang membahayakan (unsafe
condition) dapat berupa situasi sebagai berikut: dalam keadaan
pengaman yang berlebihan, alat dan peralatan yang sudah tidak
layak digunakan, terjadi kemacetan dalam penggunaan alat/mesin
(congestion), sistem peringatan yang berlebihan (in adequate
warning system), ada api di tempat yang berbahaya, misalnya
tempat yang mengandung bensin atau sejenisnya yang
mendatangkan bahaya api, alat penjaga atau pengaman gedung
kurang standar, kondisi suhu yang membahayakan seperti terpapar
gas, bising, radiasi, serta pencahayaan dan ventilasi yang kurang
ataupun berlebihan. (Santoso, 2004).
2.2. Model Teori Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja merupakan suatu hal yang sering terjadi dalam
dunia kerja, terjadinya kecelakaan kerja ini dapat di pelajari dan
diupayakan pencegahannya. Adapun teori mengenai penyebab kecelakaan
kerja, yaitu:
a. Menurut Teori Domino Heinrich
Menurut H. W Heinrich (1941) meneliti penyebab
kecelakaan. Dalam kecelakaan terdiri atas lima faktor yang
saling berhubungan, yaitu:
1. Kondisi kerja, yakni kondisi lingkungan pekerjaan
yang tidak aman (unsafe condition) misalnya panas,
pencahayaan kurang, silau, petir dan sebagainya.
2. Kelalaian manusia, yakni perilaku pekerja itu sendiri
yang tidak memenuhi keselamatan, misalnya karena
kelengahan ngantuk, kelelahan, dan sebagainya.
Menurut hasil penelitian yang ada, 85% dari
kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh kelalaian
manusia.
9
3. Tindakan tidak aman (unsafe action), tindakan
berbahaya yang disertai bahaya mekanik dan fisik
memudahkan rangkaian berikutnya.
4. Kecelakaan, peristiwa kecelakaan yang menimpa
pekerja dan pada umumnya disertai kerugian.
5. Cedera, kecelakaan yang mengakibatkan cidera/luka
atau kecacatan bahkan kematian.
b. Teori Thompkin
Salah satu teori tentang penyebab kecelakaan kerja
diuraikan oleh (Thompkin, 1982) yang disebut dengan teori
Domino (domino sequence theory) memberikan gambaran
di dalam teori domino Heinrich yang intinya adalah
Gambar 2.1. Diagram Teori Domino (domino sequence theory)
c. Teori Frank E. Bird Peterson
Beliau merupakan salah satu orang Amerika yag
mengatakan bahwa dalam penerapan teori Heinrich terdapat
kesalahan prinsipil. Orang terpaku pada pengambilan salah
1. Luka-luka disebabkan
kecelakaan
2. Kecelakaan disebabkan
oleh unsafe condition
dan unsafe action
3. Tindakan dan kondisi
berbahaya disebabkan
oleh kesalahan
manusia
4. Kesalahan manusia
oleh lingkungan atau
diperoleh dari
kebiasaan
5. Kebiasaan yang buruk
menyebabkan cedera
10
satu domino yang seolah-olah menanggulangi penyebab
utama kecelakaan, yakni kondisi atau perbuatan tak aman.
Sehingga lupa untuk menelusuri sumber akibat kecelakaan.
Frank E. Bird Paterson mengadakan modifikasi dengan
teori domino Heinrich dengan menggunakan teori
manajemen, yang intinya sebagai berikut:
a. Manajemen yang kurang terkendali (lack of control)
Usaha pencegahan kecelakaan kerja berhasil apabila
dimulai dari memperbaiki manajemen tentang
Keselamatan dan kesehatan Kerja. Kemudian praktik
dan kondisi di bawah standar merupakan penyebab
terjadinya suatu kecelakaan dan merupakan gejala
penyebab utama akibat kesalahan manajemen (Ibid.,
USU Reposotory, 2007).
b. Penyebab dasar (basic causes)
Penyebab dasar terjadinya kecelakaan disebabkan oleh
beberapa hal berikut ini:
1. Faktor manusia (human factor)
Hasil penelitian bahwa 80-85% kecelakaan
disebabkan oleh faktor manusia. Bahaya
kecelakaan kerja umumnya disebabkan oleh
manusia itu sendiri, antara lain karena
kurangnya pengertian mengenai K3, kurang
disiplin, kondisi mental, dll.
c. Penyebab langsung (Immediate causes)
Suatu kejadian yang secara cepat memicu terjadinya
kecelakaan bila kontak dengan bahaya. Penyebab
immediate causes ini meliputi unsafe action (tindakan
tidak aman) dan unsafe condition (kondisi tidak aman).
11
d. Teori Human Error Model
Menurut Russel Ferrel (dalam David, 1990)
menyatakan bahwa kecelakaan merupakan hasil dari
penyebab berantai, satu atau lebih dari penyebabnya
merupakan kesalahan manusia. Kesalahan manusia ini
disebabkan oleh salah satu dari 3 (tiga) situasi yaitu:
a. Overload (beban yang berlebihan) yang merupakan
ketidaksesuaian dari kapasitas manusia dan beban yang
ditujukan padanya.
b. Tanggapan yang salah dari seseorang di dalam situasi
yang dikarenakan ketidakcocokan yang mendasar
terhadap apa yang ditujukan.
c. Aktivitas yang tidak semestinya di lakukan baik karena
tidak tahu hal yang lebih baik maupun karena sengaja
mengambil risiko.
Menurut H. W Heinrich faktor penyebab kecelakaan
disebabkan oleh faktor tindakan tidak aman (unsafe action)
80% dan kondisi yang tidak aman (unsafe condition) 20%.
Menurut Suma'mur faktor penyebab kecelakaan
disebabkan oleh faktor tindakan tidak aman (unsafe action)
85% dan kondisi yang tidak aman (unsafe condition) 15%.
2.3. Penyebab Kecelakaan Kerja
Tindakan tidak aman (unsafe action), merupakan tindakan ayng
dilakukan secara tidak aman sehingga dapat membahayakan dirinya atau
orang lain yang dapat menimbulkan kecelakaan. Berikut ini yang termasuk
dalam tindakan tidak aman, tidak menggunakan alat keselamatan dalam
bekerja, bersendagurau dalam menjalankan dan/atau mengoperasikan
alat/mesin (S. Ramli, 2010).
Menurut Tarwaka (2014), beberapa sebab terjadinya unsafe action
dapat dipengaruhi oleh:
12
1. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan.
2. Tidak mampu untuk bekerja secara normal.
3. Kurang berfungsinya tubuh karena cacat yang tidak kelihatan.
4. Kelelahan dan kejenuhan.
5. Sikap dan tingkah laku yang tidak aman.
6. Kebingungan dan stres, karena prosedur kerja yang belum
dapat dipahami.
7. Belum menguasai/belum terampil dengan peralatan atau mesin
baru.
8. Penurunan konsentrasi dari tenaga kerja saat melakukan
pekerjaan.
9. Kurang adanya motivasi kerja dari tenaga kerja.
10. Kurang adanya kepuasan kerja.
2.4. Dampak Kecelakaan Kerja
Menurut Grimaldi (1975), kecelakaan kerja yang menimbulkan
luka pada pekerja (personal injuries) dapat digolongkan menjadi 4 (empat)
kelompok, yaitu:
1. Kematian (Deaths), merupakan akibat terburuk dari suatu
kecelakaan yaitu kematian pada pekerja proyek.
2. Cacat total yang permanen (Permanent Total Disabilities),
merupakan segala luka yang tidak dapat diubah dan tidak dapat
disembuhkan sehingga mengakibatkan pekerja menjadi tidak
mampu bekerja lagi.
3. Cacat sebagian yang permanen (permanent Partial Disabilities),
merupakan luka yang tidak dapat diubah dan mengakibatkan
pekerja kehilangan fungsi dari salah satu anggota atau organ
tubuhnya.
4. Cacat total yang tidak permanen (Temporary Total Disabilities),
merupakan luka yang tidak mengakibatkan kematian ataupun
kerusakan yang permanen, tetapi membuat pekerja tidak dapat
bekerja secara efektif dalam beberapa hari.
13
2.5. Upaya Pencegahan Kecelakaan kerja
Dalam upaya pencegahan terjadinya kecelakaan kerja harus adanya
tanggung jawab dari segala pihak yang bersangkutan. Secara operasional
pencegahan kecelakaan kerja pada dasarnya merupakan tanggung jawab
para manajemen perusahaan, mandor, dan para pekerja.
Sikap-sikap pekerja yang tidak memenuhi syarat pada umumnya
adalah sebagai berikut:
a. Tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) yang disediakan
dengan alasan akan memperlambat pekerja yang
dilaksanakan.
b. Melanggar peraturan Keselamatan dan kesehatan Kerja
yang diwajibkan dengan sengaja.
c. Tergesa-gesa dan kurang berhati-hati dalam bekerja.
d. Bersikap kasar dan bergurau pada saat bekerja (kurang
konsentrasi).
e. Tidak memahami arti kerugian bagi perusahaan maupun
dirinya.
Berikut ini upaya pencegahan kecelakaan kerja menurut para ahli:
1. Menurut Bennet NB Silalahi (1995)
Bahwa teknik pencegahan kecelakaan kerja harus didekati
dari dua aspek, yaitu: aspek perangkat keras (peralatan,
perlengkapan mesin, letak, dll) dan aspek perangkat lunak
(manusia dan segala unsur yang berkaitan).
2. Menurut Julian B. Olishifki (1985)
Bahwa aktivitas pencegahan yang profesional adalah:
a. Memperkecil (menekan) kejadian yang membahayakan dari
mesin, cara kerja, material, dan struktur perencanaan.
b. Memberikan alat pengaman agar tidak membahayakan
sumber daya yang ada dalam perusahaan tersebut.
c. Memberikan pendidikan (training) kepada karyawan
tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
14
d. Memberikan Alat Pelindung Diri (APD) tertentu terhadap
tenaga kerja yang berada pada area yang membahayakan.
3. Menurut Suma'mur (1989)
Kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan hal sebagai
berikut:
a. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan yang diwajibkan
mengenai kondisi kerja pada umumnya, perencanaan,
konstruksi, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan,
pengujian dan cara kerja peralatan industri, tugas pengusaha
dan buruh, latihan, supervisi medis, P3K dan pemeriksaan
kesehatan.
b. Standarisasi yang ditetapkan secara resmi, setengah resmi
atau tidak resmi mengenai syarat keselamatan sesuai
industri peralatan dan Alat Pelindung Diri (APD).
c. Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipatuhinya
ketentuan perundangan yang diwajibkan.
d. Penelitian bersifat teknis, misalnya tentang bahan-bahan
yang berbahaya, pagar pengaman, pengujian APD,
pencegahan ledakan peralatan lainnya.
e. Riset medis, terutama meliputi efek fisiologis, faktor
lingkungan dan teknologi, dan keadaan yang
mengakibatkan kecelakaan.
f. Penelitian psikologis, meliputi penelitian tentang pola-pola
kewajiban yang mengakibatkan kecelakaan.
g. Penelitian secara statistik, untuk menerapkan jenis
kecelakaan yang terjadi, mengenai siapa saja yang
mengalami kecelakaan kerja, pekerjaan apa yang sedang
dikerjakan, dan apa sebab kecelakaannya.
h. Pendidikan yang menyangkut pendidikan keselamatan
dalam kurikulum teknik, sekolah-sekolah perniagaan atau
kursus pertukangan.
15
i. Latihan, merupakan praktik bagi tenaga kerja khususnya
tenaga kerja baru dalam keselamatan kerja.
j. Penggairahan, yaitu penggunaan aneka cara penyuluhan
atau pendekatan lain untuk menimbulkan sikap untuk
selamat.
k. Asuransi, yaitu intensif finansial untuk meningkatkan
pencegahan kecelakaan, misalnya dalam bentuk
pengurangan premi yang dibayar oleh perusahaan jika
tindakan keselamatan sangat baik.
l. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan merupakan
ukuran utama efektif tidaknya penerapan keselamatan kerja.
Sedangkan pola kecelakaan kerja suatu perusahaan sangat
tergantung pada tingkat kesadaran akan keselamatan kerja
oleh semua pihak yang bersangkutan.
2.6. Pengertian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menurut PP Nomor 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian
risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien dan produktif.
Sedangkan Menurut Standar OHSAS 18001:2007 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sebuah sistem
manajemen organisasi (perusahaan) yang digunakan untuk
mengembangkan dan menerapkan kebijakan K3 dan mengelola risiko K3
organisasi (perusahaan) tersebut. Elemen Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja bisa beragam tergantung dari sumber (standar) dan
aturan yang digunakan. Secara umum, Standar Sistem Manajemen
Keselamatan Kerja yang sering (umum) dijadikan pedoman ialah Standar
OHSAS 18001:2007, ILO-OSH:2001 dan Permenaker No 5 Tahun 1996
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
16
2.7. Tujuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3)
Adapun tujuan dari Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja menurut (Soehatman . 2010) adalah sebagai berikut:
1. Sebagai alat ukur kinerja di organisasi
Sistem Manajemen K3 digunakan untuk menilai dan mengukur
kinerja penerapan K3 dalam organisasi. Dengan membandingkan
pencapaian K3 organisasi dengan persyaratan tersebut, organisasi
dapat mengetahui tingkat pencapaian K3. Pengukuran ini dilakukan
melalui audit sistem manajemen K3.
2. Sebagai dasar perhargaan (awards)
Sistem manajemen K3 juga digunakan sebagai dasar untuk
pemberian penghargaan K3 atas pencapaian kinerja K3.
Penghargaan K3 diberikan baik oleh instansi pemerintah maupun
lembaga independen lainnya seperti Sword of Honour dari British
Counsil dan SMK3 dari Depnaker. Penghargaan K3 diberikan atas
pencapaian kinerja K3 sesuai dengan tolak ukur masing-masing.
Karena bersifat penghargaan, maka penilaian hanya berlaku untuk
periode tertentu.
2.8. Manfaat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3)
Menurut I Komang Ardana, dkk (2012) berpendapat apabila
perusahaan dapat melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dengan baik, maka manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Dapat memicu kinerja pekerja dari lingkungan kerja yang aman
dan sehat yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan proyek.
Dengan pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja yang
diterapkan maka pekerja akan merasa aman dan terlindungi
sehingga secara tidak langsung dapat memicu motivasi dan kinerja
kerja.
17
2. Dapat meningkatkan efisiensi atau produktivitas perusahaan karena
dengan melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
memungkinkan semakin berkurangnya kecelakaan kerja sehingga
dapat meningkatkan efisiensi dalam perusahaan.
3. Mengefektifkan pengembangan dan pembinaan pekerja melalui
penerapan prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2.9. Landasan Hukum Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3)
Landasan hukum SMK3 yang terdapat dalam perundang-undangan
dalam mengatur dan mendefinisikan mengenai K3 sudah ada sejak tahun
1970. Perlindungan untuk setiap tenaga kerja terlihat dalam Peraturan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja menjelaskan bahwa setiap tenaga kerja
berhak mendapatkan perlindungan atas Keselamatan dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional. Adapun landasan hukum yang dapat digunakan
yaitu:
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja.
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Kerja.
c. OHSAS 18001:2007 tentang Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan kerja
d. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
e. PP Nomor 50 Tahun 2012 tentang penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
f. Permen PU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum.
18
2.10. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan Kerja
(SMK3)
Dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3), perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan yang
diatur dalam (Permenakertrans No. 05/MEN/1996), sebagai berikut:
a. Menerapkan kebijakan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) serta menjamin komitmen
terhadap penerapan SMK3.
b. Merencanakan pemenuan kebijakan tujuan dan sasaran
penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
c. Menerapkan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
secara efektif dengan mengembangkan kemajuan dan
mekanisme pendukung yang diperlukanm untuk mencapai
kebijakan , tujuan, dan sasaran K3.
d. Mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja K3 serta
melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.
e. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan
SMK3 secara berkesinambungan dengan tujuan
meningkatkan kinerja K3.
2.11. Komitmen Dan Kebijaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)
Terdapat beberapa alasan betapa pentingnya SMK3, sehingga
harus diterapkan dalam suatu perusahaan/proyek. Alasan tersebut dapat
dilihat dari aspek manusiawi, ekonomi, undang-undang, dan peraturan
pemerintah, serta nama baik perusahaan (I Gede Widayana dan I Gede
Wiratmaja, 2014). Berikut adalah beberapa alasan mengenai pentingnya
penerapan SMK3:
1. Alasan manusiawi. Dimana dengan membiarkan terjadinya
kecelakaan kerja tanpa berusaha melakukan sesuatu untuk
memperbaiki keadaan tersebut, merupakan suatu tindakan yang
sangat tidak manusiawi. Hal ini dikarenakan kecelakaan kerja yang
19
terjadi tidak hanya menimbulkan penderita bagi korbannya
(misalnya: kematian, cacat/luka berat, luka ringan), melainkan juga
penderitaan bagi seluruh keluarganya. Oleh karena itu pengusaha
atau Sekolah/Universitas mempunyai kewajiban untuk melindungi
para pekerja dengan cara menyediakan lapangan kerja yang aman
dan terlindungi.
2. Alasan Undang-Undang dan Peraturan. UU dan Peraturan
dikeluarkan oleh pemerintah atau suatu organisasi bidang
Keselamatan Kerja dengan pertimbangan bahwa masih banyak
kecelakaan kerja yang mungkin terjadi walaupun dengan semakin
meningkatnya pembangunan dengan menggunakan teknologi
modern.
3. Alasan ekonomi. Setiap kecelakaan kerja yang terjadi akan
menimbulkan kerugian ekonomi seperti kerusakan mesin,
peralatan, bahan dan bangunan, biaya pengobatan, dan biaya untuk
santunan kecelakaan. Oleh karena itu, dengan melakukan langkah
pencegahan kecelakaan, maka selain dapat mencegah terjadinya
cedera pada pekerja, kontraktor juga dapat menghemat biaya yang
harus dikeluarkan.
4. Nama baik perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai
reputasi yang baik dapat meningkatkan kemampuannya dalam
bersaing dengan perusahaan lain. Reputasi atau citra perusahaan
juga merupakan sumber daya penting terutama bagi industri jasa,
termasuk jasa perhotelan dan konstruksi, karena berhubungan
dengan kepercayaan dari pemberi tugas/pemilik proyek. Prestasi
bagus dalam hal keselamatan kerja perusahaan akan mendukung
reputasi dari perusahaan tersebut, sehingga akan memberikan
keuntungan kepada perusahaan secara tidak langsung.
20
2.12. Identifikasi Faktor yang Mempengaruhi Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Berikut menurut pendapat para ahli tentang faktor yang
mempengaruhi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3):
1. Tarwaka, 2014
a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan
b. Tidak mampu untuk bekerja secara normal
c. Kurang berfungsinya tubuh karena cacat yang tidak
kelihatan
d. Kelelahan dan kejenuhan
e. Sikap dan tingkah laku ayng tidak aman
f. Kebingungan dan stres, karena prosedur kerja yang
belum dapat dipahami
g. Belum menguasai/belum terampil dengan peralatan
atau mesin yang baru
h. Penurunan konsentrasi dari tenaga kerja saat
melakukan pekerjaan
i. Kurang adanya motivasi kerja dari tenaga kerja
j. Kurang adanya kepuasan kerja
2. Julian B. Olishifki, 1985
a. Memberikan alat pengaman agar tidak
membahayakan sumber daya yang ada dalam
perusahaan
b. Memberikan pendidikan (training) kepada
karyawan tentang keselamatan dan kesehatan kerja
c. Memberikan Alat Pelindung Diri (APD) tertentu
terhadap tenaga kerja yang berada pada area yang
membahayakan
21
3. Suma’mur, 1989
a. Standarisasi yang ditetapkan secara resmi mengenai
syarat keselamatan sesuai industri perlatan dan Alat
Pelindung Diri (APD)
b. Penelitian bersifat teknis, misalnya tentang bahan-
bahan yang berbahaya, pagar pengaman, pengujian
APD, dan pencegahan ledakan peralatan lainnya
c. Riset medis, meliputi efek psikologis, faktor
lingkungan dan teknologi, dan keadaan yang
mengakibatkan kecelakaan
d. Penggunaan aneka cara penuluhan atau pendekatan
lain untuk menimbulkan sikap untuk selamat
e. Memberikan jaminan asuransi
4. PP No. 5 Tahun 2015
a. Melakukan penelitian kinerja dan tindak lanjut
pelaksanaan K3
b. Memberitahukan tentang K3 kepada seluruh tenaga
kerja, tamu, kontraktor, pelanggan, dan pemasok
dengan cara yang tepat
c. Memasang dalam tempat kerja semua gambar
keselamatan kerja pada tempat yang mudah dilihat
dan dibaca
d. Terdapat sistem izin kerja untuk pekerjaan berisiko
tinggi
e. Evaluasi penerapan prosedur K3 selama kegiatan
proyek berlangsung
f. Membuat metode kerja yang aman
g. Tanggap dalam menghadapi keadaan darurat dan
bencana alam
h. Mempelajari dan mengatasi dengan teliti setiap
masalah dalam pelaksanaannya
22
i. Pelaksanaan K3 didokumentasikan dalam bentuk
tertulis berupa catatan dan foto
j. Peninjauan terus menerus sehingga mendapati
kesalahan yang akan di evaluasi kembali
k. Pengawasan tetap terjaga agar kesalahan
sebelumnya tidak terulang
l. Membuat rancangan baru dari hasil pembelajaran
kesalahan sebelumnya
m. Memberikan arahan kepada pekerja maupun buruh
agar memberikan kualitas terbaik dalam bekerja seta
menciptakan penilaian yang meningkat
5. I Gede Widayana & I Gede Wiratmaja
a. Merapikan dan membersihkan lokasi kerja
b. Memberikan APD kepada para pekerja
c. Merencanakan pembuangan limbah dan bahan
beracun yang berbahaya
d. Memberikan upah yang layak
2.13. Variabel Penelitian
Dari pengkajian studi literatur penelitian terdahulu didapatkan
variabel-variabel yang biasanya terjadi dalam proyek konstruksi yang
nantinya akan dijadikan sebagai identifikasi pada kuesioner survei yang
akan disebarkan.
Tabel 2.1 Variabel Penelitian
No Variabel Sumber
A Penerapan Kebijakan Terhadap
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
1
Melakukan penelitian kinerja dan tindak
lanjut pelaksanaan K3
PP No. 5 Tahun 2012
23
2
Memberitahukan tentang K3 kepada
seluruh tenaga kerja, tamu, kontraktor,
pelanggan, dan pemasok dengan cara yang
tepat
PP No. 5 Tahun 2012
3
Memasang dalam tempat kerja semua
gambar keselamatan kerja pada tempat
yang mudah dilihat dan dibaca
PP No. 5 Tahun 2012
4 Merapikan dan membersihkan lokasi kerja
I Gede Widayana
&
I Gede Wiratmaja
5 Memberikan APD kepada para pekerja
I Gede Widayana
&
I Gede Wiratmaja
6 Terdapat sistem izin kerja untuk pekerjaan
berisiko tinggi PP No. 5 Tahun 2012
7
Memberikan alat pengaman agar tidak
membahayakan sumber daya yang ada
dalam perusahaan
Julian B. Olishifki
8
Memberikan pendidikan (training) kepada
karyawan tentang keselamatan dan
kesehatan kerja
Julian B. Olishifki
9
Memberikan Alat Pelindung Diri (APD)
tertentu terhadap tenaga kerja yang berada
pada area yang membahayakan
Julian B. Olishifki
10 Memberikan jaminan asuransi Suma’mur
B Perencanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
11 Evaluasi penerapan prosedur K3 selama
kegiatan proyek berlangsung PP No. 5 Tahun 2012
12 Membuat metode kerja yang aman PP No. 5 Tahun 2012
24
13 Merencanakan pembuangan limbah dan
bahan beracun yang berbahaya
I Gede Widayana
&
I Gede Wiratmaja
14
Standarisasi yang ditetapkan secara resmi
mengenai syarat keselamatan sesuai
industri perlatan dan Alat Pelindung Diri
(APD)
Suma’mur
15
Penelitian bersifat teknis, misalnya tentang
bahan-bahan yang berbahaya, pagar
pengaman, pengujian
Suma’mur
C Pelaksanaan Rencana Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
16 Tanggap dalam menghadapi keadaan
darurat dan bencana alam PP No. 5 Tahun 2012
17 Mempelajari dan mengatasi dengan teliti
setiap masalah dalam pelaksanaannya PP No. 5 Tahun 2012
18 Pelaksanaan K3 didokumentasikan dalam
bentuk tertulis berupa catatan dan foto PP No. 5 Tahun 2012
19 Memberikan upah yang layak
I Gede Widayana
&
I Gede Wiratmaja
20
Riset medis, meliputi efek psikologis,
faktor lingkungan dan teknologi, dan
keadaan yang mengakibatkan kecelakaan
Suma’mur
D Pemantauan dan Evaluasi Kerja
21
Peninjauan terus menerus sehingga
mendapati kesalahan yang akan di evaluasi
kembali
PP No. 5 Tahun 2012
25
22
Penggunaan aneka cara penuluhan atau
pendekatan lain untuk menimbulkan sikap
untuk selamat Suma’mur
23 Kurangnya pengetahuan dan keterampilan Tarwaka
24 Kurang berfungsinya tubuh karena cacat
yang tidak kelihatan Tarwaka
25 Kurang adanya motivasi kerja dari tenaga
kerja Tarwaka
26 Kurang adanya kepuasan kerja Tarwaka
E
Peninjauan Ulang serta Peningkatan
Kinerja Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
27 Pengawasan tetap terjaga agar kesalahan
sebelumnya tidak terulang PP No. 5 Tahun 2012
28 Membuat rancangan baru dari hasil
pembelajaran kesalahan sebelumnya PP No. 5 Tahun 2012
29
Memberikan arahan kepada pekerja
maupun buruh agar memberikan kualitas
terbaik dalam bekerja seta menciptakan
penilaian yang meningkat
PP No. 5 Tahun 2012
30 Tidak mampu untuk bekerja secara normal Tarwaka
31 Kelelahan dan kejenuhan Tarwaka
32 Sikap dan tingkah laku ayng tidak aman Tarwaka
33 Kebingungan dan stres, karena prosedur
kerja yang belum dapat dipahami Tarwaka
34 Belum menguasai/belum terampil dengan
peralatan atau mesin yang baru Tarwaka
35 Penurunan konsentrasi dari tenaga kerja
saat melakukan pekerjaan Tarwaka
26
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Untuk dapat memecahkan masalah yang ditemukan dalam suatu
penelitian, maka perlu ditetapkan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
penelitian ini. Metodologi penelitian merupakan proses berpikir untuk
menghasilkan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan oleh peneliti dalam proses
penelitian. Suatu langkah yang sistemastis dan terarah akan mendukung
penyelesaian penelitian, sehingga akan menghasilkan analisa dan penyelesaian
masalah menjadi lebih mudah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
tahapan-tahapan sebagai berikut:
3.1. Lokasi Penelitian
Berikut adalah data umum dari Proyek Pembangunan Universitas
Islam Negeri Medan Tuntungan:
Nama Proyek : Pembangunan Universitas Islam Negeri Medan
Tuntungan
Alamat Proyek : Jln. Lapangan Golf Medan Tuntungan
Pemilik Proyek : Kementerian Agama Indonesia
Kontraktor Pelaksana : PT. Djasa Ubersakti - PT. Krakatau Engeneering JV
Jenis Konstruksi : Bangunan Gedung
Jenis Kontrak : Tender
Waktu Pelaksanaan : ± 1,5 Tahun
Luas Bangunan : ± 800 m²
Nilai Kontrak : Rahasia
27
Gambar 3.1 Lokasi Proyek Pembangunan Universitas Islam Negeri
3.2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kuantitatif dengan cara penyebaran kuesioner langsung di
lapangan. Metode kuantitatif adalah suatu metode yang menggunakan
sistem pengambilan sampel dan suatu populasi dengan menggunakan
kuesioner terstruktur sebagai alat pengumpulan data. Pendekatan
kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual secara mendetail
dan mengidentifikasikan masalah-masalah untuk mendapatkan justifikasi
keadaan dan kegiatan yang sedang berjalan (Bogdan dan Taylor, 1975
dalam Lexy J. Moleong., 2007). Metode ini lebih cenderung pada hasil
yang deskriftif untuk mengidentifikasi, mendapatkan gambaran, dan
informasi yang sesuai dengan fakta mengenai pengaruh faktor manusia
terhadap tingkat pencapaian penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Proyek Pembangunan
Universitas Islam Negeri
Medan Tuntungan
28
dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada proyek konstruksi gedung menurut
pengalaman konsultan maupun kontraktor di lapangan.
Pada penelitian ini, kuesioner disusun dalam daftar pernyataan
yang harus dijawab oleh responden dengan membubuhi tanda pada salah
satu alternatif jawaban yang disediakan. Populasi penelitian adalah
karyawan proyek pembangunan Pembangunan Universitas Islam Negeri
Medan Labuhan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan skala
pengukuran skala likert lima skala. Skala likert merupakan jenis skala
yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian seperti sikap,
pendapat, dan persepsi sosial seseorang atau sekelompok orang
(responden). Tujuan pemakaian skala likert pada penelitian ini yaitu untuk
memberikan tingkatan dalam penilaiannya, bersifat urutan dan tidak bisa
dikatakan setara.
3.3. Sumber Data penelitian
Ada 2 (dua) jenis sumber data yang digunakan, yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan.
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan
secara langsung dari objek penelitian, yaitu data yang diperoleh
dari responden melalui hasil kuesioner yang diajukan oleh peneliti.
2. Data Skunder
Data skunder adalah data atau sumber yang didapat dari bahan
bacaan. Data skunder dari penelitian ini diperoleh dari teori
berbagai pustaka, jurnal, dan laporan tugas akhir terdahulu.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu dengan melakukan pengumpulan
dokumen-dokumen yang diperoleh secara langsung dari proyek,
29
seperti struktur organisasi proyek, foto-foto yang mendukung, dan
dokumen pendukung lainnya.
2. Metode Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis
kepada responden untuk di jawab. Kuesioner yang digunakan oleh
peneliti sebagai instrumen penelitian adalah kuesioner tertutup
yang berupa pernyataan.
Instrumen kuesioner harus diukur validitas dan reliabilitas
datanya sehingga penelitian tersebut menghasilkan data yang valid
dan reliabel. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat
dipergunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur,
sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan
menghasilkan data yang sama pula. Instrumen yang digunakan
untuk mengukur variabel penelitian ini dengan menggunakan Skala
Likert Lima Skala. Jawaban responden berupa pilihan dari lima
alternatif yang ada, yaitu :
1. STS : Sangat Tidak Setuju
2. TS : Tidak Setuju
3. N : Netral
4. S : Setuju
5. SS : Sangat Setuju
Masing-masing jawaban memiliki nilai sebagai berikut :
1. STS : 1
2. TS : 2
3. N : 3
4. S : 4
5. SS : 5
3. Metode Persiapan Kuesioner
Dalam penelitian ini, peneliti mempersiapkan kuesioner
dengan tipe pilihan yang disampaikan langsung kepada perusahaan
30
konstruksi proyek pembangunan Pembangunan Universitas Islam
Negeri sebagai responden, yaitu kuesioner mengenai Analisis
Pengaruh Faktor Perilaku Manusia Terhadap Tingkat Pencapaian
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) pada proyek tersebut.
Kuesioner yang dipersiapkan terdiri dari bagian
pendahuluan berupa surat pengantar, proposal penelitian secara
singkat dan pernyataan serta petunjuk pengisian kuesioner,
sedangkan bagian berikutnya berupa pernyataan terstruktur dimana
responden terbatas dalam memberi jawaban berupa pilihan-pilihan
angka, yang disusun dalam bentuk tabel yang menggunakan skala
dari 1 sampai 5.
4. Metode Penyusunan Kuesioner
Dalam penelitian ini, penyusunan dalam mempersiapkan
kuesioner yaitu dengan mempersiapkan isi pernyataan dalam
kuesioner di ambil dari landasan teori dan sumber-sumber
informasi dari internet dan buku pada penelitian ini.
5. Metode Penyebaran Kuesioner
Kuesioner akan disebarkan kepada pekerja dan staf di
Proyek Pembangunan Pembangunan Universitas Islam Negeri.
Kuesioner ini disebarkan kepada perusahaan tersebut secara
langsung dan tepat sehingga didapatkan data yang valid dan dapat
dipertanggungjawabkan.
6. Metode Pengumpulan Kuesioner
Pada penelitian ini, setelah koesioner dibagikan kepada para
staf di proyek, kemudian responden diberi kesempatan untuk
mengisi kuesioner dan kuesioner tersebut diambil kembali.
3.5. Metode Pengolahan Data
Analisis data dilakukan menggunakan statistika dengan alat bantu
software metode SPSS. SPSS adalah sebuah program komputer yang
31
digunakan untuk membuat analisis statistika. SPSS dipublikasikan oleh
SPSS Inc.
SPSS versi pertama dirilis pada tahun 1968 diciptakan oleh
Norman Nic, seorang lulusan Fakultas Ilmu Politik di Stanford University,
yang sekarang menjadi Profesor Penelitian Fakultas Ilmu Politik di
Stanford dan Profesor Emeritus Ilmu Politik di University of Chicago.
SPSS adalah salah satu program yang paling banyak digunakan oleh
peneliti pasar, peneliti kesehatan, perusahaan survey, pemerintah, peneliti
pendidikan, organisasi pemasaran, dan sebagainya. Selain analisis
statistika, manajemen data (seleksi kasus, penajaman file, pembuatan data
turunan) dan dokumentasi data (kamus metadata ikut dimasukkan bersama
data) juga merupakan fitur dari software dasar SPSS. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan SPSS Versi 22.
Cara pengolahan data menggunakan SPSS, adalah sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji data yang
menggunakan daftar pernyataan kuesioner untuk melihat apakah
pernyataan dalam kuesioner yang diisi oleh responden tersebut
layak atau belum digunakan untuk mengambil data atau untuk
menguji apakah item-item pernyataan dalam kuesioner telah
mencerminkan apa yang diteliti.
Langkah-langkah untuk mengukur validitas kuesioner
menurut (Umar, 2003), yaitu:
1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang
akan diukur.
2. Melakukan uji coba pengukur tersebut kepada sejumlah
responden.
3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
Uji validitas adalah uji tentang kemampuan suatu angket,
sehingga benar-benar dapat mengukur apa yang diinginkan dan
dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data yang
32
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang
dimaksud.
Uji validitas akan dilakukan dengan metode Pearson atau
metode Product Momen, yaitu dengan mengkorelasikan skor butir
pada kuesioner dengan skor totalnya. Uji validitas ini
menggunakan bantuan program SPSS for windows.
Suatu kuesioner dikatakan valid apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut (Sugiyono, 2007):
1. Hasil r hitung > r tabel
2. Nilai signifikasi (alpha) < 0,05
Sedangkan suatu kuesioner dikatakan tidak valid apabila:
1. Hasil r hitung < r tabel
2. Nilai signifikasi (alpha) > 0,05
2. Uji Reabilitas
Uji reabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh
mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan untuk
mengukur apa yang ingin diukur. Untuk mengetahui tingkat
reliabel kuesioner yang dibuat maka digunakan uji statistik dengan
teknik internal consistency reliability. Dengan menggunakan
ukuran Cronbach Alpha (α).
Rumus Cronbach Alpha (α) adalah sebagai berikut:
(
)(
)
Dimana:
α = koefisien reliabilitas Alpha Cronbach
k = jumlah item pertanyaan yang diuji
= jumlah varians skor item
= varians skor total (seluruh item K)
Jika nilai alpha > 0,70 artinya reabilitas mencukupi
(sufficient reliability) sementara jika alpha > 0,80 ini
mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara
33
konsisten secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat
atau ada pula yang memaknainya sebagai berikut:
Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna
Jika alpha antara > 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi
Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat
Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah
3. Metode Pembobotan (Scoring)
Pada penelitian ini menggunakan Metode pembobotan
(Scoring). Metode yang digunakan untuk mengukur pengaruh
faktor perilaku manusia terhadap tingkat pencapaian penerapan
SMK3 pada pelaksanaan proyek pembangunan Pembangunan
Universitas Islam Negeri Medan Labuhan. Pada penelitian ini,
digunakan Skala Likert, yang dapat menjawab mengenai kategori
penilaian kuesioner yang nantinya digunakan untuk analisis
selanjutnya dengan metode pembobotan (skoring). Pada penelitian
ini menggunakan metode pembobotan (skoring) dan uji korelasi
product moment.
Tabel 3.1 Uraian pernyataan/variabel
No Variabel Sumber
A Penerapan Kebijakan Terhadap
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
1 Melakukan penelitian kinerja dan tindak
lanjut pelaksanaan K3 PP No. 5 Tahun 2012
2
Memberitahukan tentang K3 kepada
seluruh tenaga kerja, tamu, kontraktor,
pelanggan, dan pemasok dengan cara yang
tepat
PP No. 5 Tahun 2012
3
Memasang dalam tempat kerja semua
gambar keselamatan kerja pada tempat
yang mudah dilihat dan dibaca
PP No. 5 Tahun 2012
34
4 Merapikan dan membersihkan lokasi kerja
I Gede Widayana
&
I Gede Wiratmaja
5 Memberikan APD kepada para pekerja
I Gede Widayana
&
I Gede Wiratmaja
6 Terdapat sistem izin kerja untuk pekerjaan
berisiko tinggi PP No. 5 Tahun 2012
7
Memberikan alat pengaman agar tidak
membahayakan sumber daya yang ada
dalam perusahaan
Julian B. Olishifki
8
Memberikan pendidikan (training) kepada
karyawan tentang keselamatan dan
kesehatan kerja
Julian B. Olishifki
9
Memberikan Alat Pelindung Diri (APD)
tertentu terhadap tenaga kerja yang berada
pada area yang membahayakan
Julian B. Olishifki
10 Memberikan jaminan asuransi Suma’mur
B Perencanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
11 Evaluasi penerapan prosedur K3 selama
kegiatan proyek berlangsung PP No. 5 Tahun 2012
12 Membuat metode kerja yang aman PP No. 5 Tahun 2012
13 Merencanakan pembuangan limbah dan
bahan beracun yang berbahaya
I Gede Widayana
&
I Gede Wiratmaja
14
Standarisasi yang ditetapkan secara resmi
mengenai syarat keselamatan sesuai
industri perlatan dan Alat Pelindung Diri
(APD)
Suma’mur
35
15
Penelitian bersifat teknis, misalnya tentang
bahan-bahan yang berbahaya, pagar
pengaman, pengujian
Suma’mur
C Pelaksanaan Rencana Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
16 Tanggap dalam menghadapi keadaan
darurat dan bencana alam PP No. 5 Tahun 2012
17 Mempelajari dan mengatasi dengan teliti
setiap masalah dalam pelaksanaannya PP No. 5 Tahun 2012
18 Pelaksanaan K3 didokumentasikan dalam
bentuk tertulis berupa catatan dan foto PP No. 5 Tahun 2012
19 Memberikan upah yang layak
I Gede Widayana
&
I Gede Wiratmaja
20
Riset medis, meliputi efek psikologis,
faktor lingkungan dan teknologi, dan
keadaan yang mengakibatkan kecelakaan
Suma’mur
D Pemantauan dan Evaluasi Kerja
21
Peninjauan terus menerus sehingga
mendapati kesalahan yang akan di evaluasi
kembali
PP No. 5 Tahun 2012
22
Penggunaan aneka cara penuluhan atau
pendekatan lain untuk menimbulkan sikap
untuk selamat
Suma’mur
23 Kurangnya pengetahuan dan keterampilan Tarwaka
24 Kurang berfungsinya tubuh karena cacat
yang tidak kelihatan Tarwaka
25 Kurang adanya motivasi kerja dari tenaga
kerja Tarwaka
26 Kurang adanya kepuasan kerja Tarwaka
36
E
Peninjauan Ulang serta Peningkatan
Kinerja Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
27 Pengawasan tetap terjaga agar kesalahan
sebelumnya tidak terulang PP No. 5 Tahun 2012
28 Membuat rancangan baru dari hasil
pembelajaran kesalahan sebelumnya PP No. 5 Tahun 2012
29
Memberikan arahan kepada pekerja
maupun buruh agar memberikan kualitas
terbaik dalam bekerja seta menciptakan
penilaian yang meningkat
PP No. 5 Tahun 2012
30 Tidak mampu untuk bekerja secara normal Tarwaka
31 Kelelahan dan kejenuhan Tarwaka
32 Sikap dan tingkah laku ayng tidak aman Tarwaka
33 Kebingungan dan stres, karena prosedur
kerja yang belum dapat dipahami Tarwaka
34 Belum menguasai/belum terampil dengan
peralatan atau mesin yang baru Tarwaka
35 Penurunan konsentrasi dari tenaga kerja
saat melakukan pekerjaan Tarwaka
3.6. Tahapan Penelitian
Proses penelitian ini melalui beberapa tahapan yang sistimatis yang
dituangkan dalam bagan alir berikut:
37
Gambar 3.2 Diagram Alir Tahap Penelitian
MULAI
Tinjauan Pustaka
Kerangka konsep
penelitian
DATA PRIMER
Survei Lapangan dan
Penyebaran Kuesioner
Simpulan dan Saran
Latar Belakang Penelitian;
Rumusan Masalah;
Tujuan Penelitian;
Batasan Masalah;
Manfaat Penelitian
Sistematika Penelitian
Pengumpulan Data
DATA SEKUNDER
Studi literatur, Jurnal,
dan Skripsi Terdahulu
Analisis data dengan
menggunakan aplikasi
SPSS
SELESAI
Pembahasan
38
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Karakteristik Responden
a. Berdasarkan Jabatan
Responden dari penelitian ini adalah orang-orang yang terlibat
dalam proyek pembangunan Universitas Islam Negeri Medan
Tuntungan sebanyak 30 orang yang memiliki jabatan setara dengan
Site Engineer, Engineer, Site Engineer Architect, Cordinator Project,
Supervisor, kordinator K3, Safety Man, Kepala Surveyor, Surveyor,
Logistik, Docoment Control, Helper Survei, Helper K3, K3,
Kordinator Lapangan, Pelaksana, Mandor, dan Pekerja untuk mengisi
kuesioner penelitian yang akan menunjukkan sejauh mana peranan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dilakukan
di Proyek Pembangunan Universitas Islam Medan Tuntungan.
Dari hasil pengisian kuesioner didapat data tentang profil
responden, salah satunya adalah jabatan responden. Dari data tersebut
diketahui bahwa responden yang menjabat sebagai Site Engineer
berjumlah 1 orang, yang menjabat sebagai Engineer berjumlah 1
orang, yang menjabat sebagai Site Engineer Architect berjumlah 1
orang, yang menjabat sebagai Cordinator Project berjumlah 1 orang,
yang menjabat sebagai Supervisor berjumlah 2 orang, yang menjabat
sebagai kordinator K3 berjumlah 1 orang, yang menjabat sebagai
Safety Man berjumlah 3 orang, yang menjabat sebagai Kepala
Surveyor berjumlah 1 orang, yang menjabat sebagai Surveyor
berjumlah 4 orang, yang menjabat sebagai Logistik berjumlah 1
orang, yang menjabat sebagai Docoment Control berjumlah 1 orang,
yang menjabat sebagai Helper Survei berjumlah 2 orang, yang
menjabat sebagai Helper K3 berjumlah 1 orang, yang menjabat
sebaagai K3 berjumlah 1 orang, yang menjabat sebagai Kordinator
Lapangan berjumlah 1 orang, yang menjabat sebagai Pelaksana
berjumlah 2 orang, yang menjabat sebagai Mandor berjumlah 2 orang,
39
dan yang menjabat sebagai pekerja berjumlah 4 orang. Berikut
penjelasan jabatan responden seperti terlihat pada tabel 4.1 di bawah
ini:
Tabel 4.1 Profil Responden
No Jabatan Responden Jumlah Responden
1 Site Engineer 1
2 Engineer 1
3 Site Engineer Architect 1
4 Cordinator Project 1
5 Supervisor 2
6 kordinator K3 1
7 Safety Man 3
8 Kepala Surveyor 1
9 Surveyor 4
10 Logistik 1
11 Docoment Control 1
12 Helper Survei 2
13 Helper K3 1
14 K3 1
15 Kordinator Lapangan 1
16 Pelaksana 2
17 Mandor 2
18 Pekerja 4
Jumlah 30
b. Berdasarkan Umur
Pada tabel berikut menunjukkan pengelompokkan responden
berdasarkan umur sebagai berikut:
40
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Gambar 4.1 Umur Responden
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa responden
yang berumur ≤ 25 tahun berjumlah 11 orang (37%), yang berumur
26-30 tahun berjumlah 6 orang (20%), yang berumur 31-35 tahun
berjumlah 4 orang (13%), dan yang berumur > 36 tahun berjumlah 9
orang (30%). Dapat dilihat bahwa semua responden pada proyek ini
memiliki umur yang cukup beragam.
c. Berdasarkan Pengalaman kerja
Pada tabel berikut menunjukkan pengelompokkan responden
berdasarkan pengalaman kerja sebagai berikut:
37%
20%
13%
30%
UMUR (TAHUN)
≤ 25
26-30
31-35
> 36
IDENTITAS RESPONDEN
NO UMUR (TAHUN) FREKUENSI
1 ≤ 25 11
2 26-30 6
3 31-35 4
4 > 36 9
TOTAL 30
41
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman kerja
IDENTITAS RESPONDEN
NO PENGALAMAN KERJA
(TAHUN) FREKUENSI
1 1−5 16
2 6−10 7
3 11−15 3
4 16−20 1
5 21−25 0
6 > 25 3
TOTAL 30
Gambar 4.2 Pengalaman Kerja Responden
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden
yang memiliki masa kerja 1-5 tahun berjumlah 16 orang (54%),
responden yang memiliki masa kerja 6-10 tahun berjumlah 7 orang
(23%), responden yang memiliki masa kerja 11-15 tahun berjumlah 3
orang (10%), responden yang memiliki masa kerja 16-20 tahun
berjumlah 1 orang (3%), sedangkan responden yang memiliki masa
kerja 21-25 tahun tidak ada, dan responden yang memiliki > 25 tahun
berjumlah 3 orang (10%).
54%
23%
10%
3%
0% 10%
PENGALAMAN KERJA
(TAHUN)
1−5
6−10
11−15
16−20
21−25
> 25
42
d. Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pada tabel berikut menunjukkan pengelompokkan responden
berdasarkan pendidikan terakhir sebagai berikut:
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
IDENTITAS RESPONDEN
NO PENDIDIKAN
TERAKHIR FREKUENSI
1 STM/SMU 16
2 D1 0
3 D2 0
4 D3 2
5 D4 0
6 S1 12
7 S2 0
8 S3 0
9 LAINNYA 0
TOTAL 30
Gambar 4.3 Pendidikan Terakhir Responden
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa responden
yang memiliki pendidikan terakhir STM/SMU berjumlah 16 orang
(53%), responden yang memiliki pendidikan terakhir D3 berjumlah 2
orang (7%), responden yang memiliki pendidikan terakhir S1
53%
0% 0%
7%
0%
40%
0% 0% 0%
PENDIDIKAN TERAKHIR
STM/SMU
D1
D2
D3
D4
S1
S2
S3
LAINNYA
43
berjumlah 12 orang (40%), sedangkan responden yang memiliki
pendidikan terakhir D1, D2, D4,S2 dan S3 tidak ada .
e. Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada tabel berikut menunjukkan pengelompokkan responden
berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut:
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
IDENTITAS RESPONDEN
NO JENIS KELAMIN FREKUENSI
1 LAKI-LAKI 27
2 PEREMPUAN 3
TOTAL 30
Gambar 4.4 Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden
yang berjenis kelamin laki-laki lebih dominan dengan jumlah 27
orang (90%) dibandingkan dengan jumlah responden yang berjenis
kelamin perempuan dengan jumlah 3 orang (10%).
4.2. Hasil Penyebaran kuesioner
Survey dilakukan pada bulan Juni 2019 sampai Juli 2019. Data
diperoleh melalui penyebaran kuesioner di Proyek Pembangunan
Universitas Islam Negeri Medan Tuntungan sebanyak 30 orang/responden.
90%
10%
JENIS KELAMIN
LAKI-LAKI
44
Penyebaran kuesioner untuk Proyek Pembangunan Universitas Islam
Negeri Medan Tuntungan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.6 Penyebaran Kuesioner untuk Perusahaan Konstruksi
Kuesioner yang
disebarkan
Kuesioner yang
kembali
30 30
Setelah menyebarkan kuesioner ke responden maka didapatkan
hasilnya yang dapat dilihat dari tabel 4.7. Hasil tersebut memiliki butir
pertanyaan yang dinilai dengan Skala Likert yaitu 1-5, dimana kriteria
masing-masing skala dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.7 Skala Penilaian Kuesioner
No. Penilaian Kode Skala
1 Sangat Setuju SS 5
2 Setuju S 4
3 Netral N 3
4 Tidak Setuju TS 2
5 Sangat Tidak Setuju STS 1
Setelah menyebarkan kuesioner ke responden maka didapatkan
hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden. Kemudian diolah ke
dalam tabulasi data yang berfungsi untuk mempermudah pembacaan hasil
kuesioner. Kemudian tabulasi data tersebut dilakukan uji validitas dan uji
reliabilitas. Hasil tabulasi data dapat dilihat dari Tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Tabulasi Kuesioner
A. Penerapan Kebijakan Terhadap Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K3)
NO PERNYATAAN STS TS N S SS JLH
1 Melakukan penelitian kinerja dan tindak
lanjut pelaksanaan K3 3 9 18 30
2
Memberitahukan tentang K3 kepada seluruh
tenaga kerja, tamu, kontraktor, pelanggan,
dan pemasok dengan cara yang tepat
4 26 30
45
3
memasang dalam tempat kerja semua
gambar keselamatan kerja pada tempat yang
mudah dilihat dan dibaca
10 20 30
4 Merapikan dan membersihkan lokasi kerja 12 18 30
5 Memberikan APD kepada para pekerja 10 20 30
6 Terdapat sistem izin kerja untuk pekerjaan
berisiko tinggi 7 23 30
7
Memberikan alat pengaman agar tidak
membahayakan sumber daya yang ada
dalam perusahaan
6 24 30
8
Memberikan pendidikan (training) kepada
karyawan tentang keselamatan dan
kesehatan kerja
7 23 30
9
Memberikan Alat Pelindung Diri (APD)
tertentu terhadap tenaga kerja yang berada
pada area yang membahayakan
6 24 30
10 Memberikan jaminan asuransi 3 27 30
B. Perencanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
NO PERNYATAAN STS TS N S SS JLH
1 Evaluasi penerapan prosedur K3 selama
kegiatan proyek berlangsung 17 13 30
2 Membuat metode kerja yang aman 17 13 30
3 Merencanakan pembuangan limbah dan
bahan beracun yang berbahaya 16 14 30
4 Standarisasi yang ditetapkan secara resmi
mengenai syarat keselamatan sesuai industri
peralatan dan Alat Pelindung Diri (APD)
17 13 30
5
Penelitian bersifat teknis, misalnya tentang
bahan-bahan yang berbahaya, pagar
pengaman, pengujian
3 19 8 30
C. Pelaksanaan Rencana Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
NO PERNYATAAN STS TS N S SS JLH
1 Tanggap dalam menghadapi keadaan
darurat dan bencana alam 8 22 30
2 Mempelajari dan mengatasi dengan teliti
setiap masalah dalam pelaksanaannya 10 20 30
3 Pelaksanaan K3 didokumentasikan dalam
bentuk tertulis berupa catatan dan foto 11 19 30
4 Memberikan upah yang layak 4 3 23 30
46
5
Riset medis, meliputi efek psikologis, faktor
lingkungan dan teknologi, dan keadaan
yang mengakibatkan kecelakaan
4 11 15 30
D. Pemantauan Dan Evaluasi Kerja
NO PERNYATAAN STS TS N S SS JLH
1
Peninjauan terus menerus sehingga
mendapati kesalahan yang akan dievaluasi
kembali
3 11 16 30
2
Penggunaan aneka cara penyuluhan atau
pendekatan lain untuk menimbulkan sikap
untuk selamat
1 3 8 18 30
3 Kurangnya pengetahuan dan keterampilan 2 4 7 6 11 30
4 Kurang berfungsinya tubuh karena cacat
yang tidak kelihatan 1 3 7 10 9 30
5 Kurang adanya motivasi kerja dari tenaga
kerja 2 3 12 6 7 30
6 Kurang adanya kepuasan kerja 2 3 13 6 6 30
E. Peninjauan Ulang Serta Peningkatan Kinerja Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K3)
NO PERNYATAAN STS TS N S SS JLH
1 Pengawasan tetap terjaga agar kesalahan
sebelumnya tidak berulang 1 11 18 30
2 Membuat rancangan baru dari hasil
pembelajaran kesalahan sebelumnya 2 14 14 30
3
Memberikan arahan kepada pekerja maupun
buruh agar memberikan kualitas terbaik
dalam bekerja serta menciptakan penilaian
yang meningkat
1 17 12 30
4 Tidak mampu bekerja secara normal 1 4 10 10 5 30
5 Kelelahan dan kejenuhan 1 6 8 8 7 30
6 Sikap dan tingkah laku yang tidak aman 2 8 5 9 6 30
7 Kebingungan dan stres, karena prosedur
kerja yang belum dapat dipahani 1 9 6 9 5 30
8 Belum menguasai/belum terampil dengan
peralatan atau mesin yang baru 1 6 7 10 6 30
9 Penurunan konsentrasi dari tenaga kerja saat
melakukan pekerjaan 1 9 3 10 7 30
47
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai yang dipilih responden
terhadap masing-masing pernyataan. Dengan hasil tabulasi data yang
sudah dipilih oleh responden, akan dilanjutkan penelitian yaitu pengujian
data dengan menggunakan program SPSS versi 22. Berikut ini merupakan
pernyataan atau variabel yang akan di uji validitasnya dengan
menggunakan program SPSS versi 22.
Tabel 4.9 Uraian Pernyataan/Variabel
NO PERNYATAAN
P1 Melakukan penelitian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan K3
P2 Memberitahukan tentang K3 kepada seluruh tenaga kerja, tamu,
kontraktor, pelanggan, dan pemasok dengan cara yang tepat
P3 memasang dalam tempat kerja semua gambar keselamatan kerja
pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca
P4 Merapikan dan membersihkan lokasi kerja
P5 Memberikan APD kepada para pekerja
P6 Terdapat sistem izin kerja untuk pekerjaan berisiko tinggi
P7 Memberikan alat pengaman agar tidak membahayakan sumber daya
yang ada dalam perusahaan
P8 Memberikan pendidikan (training) kepada karyawan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja
P9 Memberikan Alat Pelindung Diri (APD) tertentu terhadap tenaga
kerja yang berada pada area yang membahayakan
P10 Memberikan jaminan asuransi
P11 Evaluasi penerapan prosedur K3 selama kegiatan proyek
berlangsung
P12 Membuat metode kerja yang aman
P13 Merencanakan pembuangan limbah dan bahan beracun yang
berbahaya
P14 Standarisasi yang ditetapkan secara resmi mengenai syarat
keselamatan sesuai industri peralatan dan Alat Pelindung Diri (APD)
P15 Penelitian bersifat teknis, misalnya tentang bahan-bahan yang
berbahaya, pagar pengaman, pengujian
P16 Tanggap dalam menghadapi keadaan darurat dan bencana alam
P17 Mempelajari dan mengatasi dengan teliti setiap masalah dalam
pelaksanaannya
P18 Pelaksanaan K3 didokumentasikan dalam bentuk tertulis berupa
catatan dan foto
P19 Memberikan upah yang layak
48
Tabel 4.9 Lanjutan Uraian Pernyataan/Variabel
P20 Riset medis, meliputi efek psikologis, faktor lingkungan dan
teknologi, dan keadaan yang mengakibatkan kecelakaan
P21 Peninjauan terus menerus sehingga mendapati kesalahan yang akan
dievaluasi kembali
P22 Penggunaan aneka cara penyuluhan atau pendekatan lain untuk
menimbulkan sikap untuk selamat
P23 Kurangnya pengetahuan dan keterampilan
P24 Kurang berfungsinya tubuh karena cacat yang tidak kelihatan
P25 Kurang adanya motivasi kerja dari tenaga kerja
P26 Kurang adanya kepuasan kerja
P27 Pengawasan tetap terjaga agar kesalahan sebelumnya tidak berulang
P28 Membuat rancangan baru dari hasil pembelajaran kesalahan
sebelumnya
P29 Memberikan arahan kepada pekerja maupun buruh agar memberikan
kualitas terbaik dalam bekerja serta menciptakan penilaian yang
meningkat
P30 Tidak mampu bekerja secara normal
P31 Kelelahan dan kejenuhan
P32 Sikap dan tingkah laku yang tidak aman
P33 Kebingungan dan stres, karena prosedur kerja yang belum dapat
dipahani
P34 Belum menguasai/belum terampil dengan peralatan atau mesin yang
baru
P35 Penurunan konsentrasi dari tenaga kerja saat melakukan pekerjaan
4.3. Pengolahan Data
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
mengukur variabel yang ingin diukur. Dengan kata lain bahwa hasil
penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara
statistik dengan menggunakan alat analisis berupa Statistical Product and
Service Solution versi 22 (SPSS versi 22). Dengan menggunakan rumus
Product Moment dari Pearson, akan didapat angka korelasi (nilai r) yang
49
dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antar variabel yang diteliti.
Besarnya nilai r dapat dihitung dengan tingkat kesalahan atau signifikasi
5%.
Tahapan pengolahan data kuesioner dengan menggunakan program
SPSS versi 22 adalah sebagai berikut:
a. Input kode pernyataan kedalam software SPSS pada sheet variable
view, langkah ini dapat dilihat pada Gambar 4.6.
b. Klik sheet data view, kemudian input data hasil kuesioner ke dalam
SPSS langkah ini dapat dilihat pada Gambar 4.7.
c. Kemudian klik analyze, pilih scale, kemudian pilih reliability
analysis.
d. Lalu sorot semua pernyataan 1-35, pindahkan ke kolom items, klik
menu statisctic di kanan atas, centang pada menu correlations, tekan
continue, kemudian tekan ok.
1. Uji Validitas
Uji validitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson) dan
Corrected Item-Total Correlation (Priyanto, 2008). Uji
validitas ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
SPSS dengan nilai r table Product Moment. Berdasarkan uji
dua sisi (2-tailed) dengan taraf signifikansi 0.05 maka
diperoleh nilai r tabel untuk 30 responden adalah 0,374. (r
tabel dapat dilihat pada lampiran).
50
Gambar 4.5 Input Data Kuesioner Ke dalam MS Excel
Gambar 4.6 Tampilan Variabel View Pada Program SPSS
51
Gambar 4.7 Tampilan Data View Pada Program SPSS
Berikut ini disajikan hasil uji validitas dengan menggunakan
SPSS versi 22 untuk semua variabel pernyataan kuesioner, hasil uji
validitas dapat dilihat pada tabel 4.10. Untuk hasil output uji validitas
menggunakan SPSS versi 22, selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 13.
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas
Pernyataan r r-tabel Keterangan
PA1 0,425 0,374 VALID
PA2 0,498 0,374 VALID
PA3 0,507 0,374 VALID
PA4 0,395 0,374 VALID
PA5 0,403 0,374 VALID
PA6 0,596 0,374 VALID
PA7 0,483 0,374 VALID
PA8 0,684 0,374 VALID
PA9 0,652 0,374 VALID
PA10 0,073 0,374 UNVALID
PB1 0,493 0,374 VALID
PB2 0,464 0,374 VALID
PB3 0,456 0,374 VALID
PB4 0,423 0,374 VALID
PB5 0,577 0,374 VALID
PC1 0,139 0,374 UNVALID
PC2 0,641 0,374 VALID
PC3 0,637 0,374 VALID
52
Tabel 4.10 Lanjutan Hasil Uji Validitas
PC4 0,389 0,374 VALID
PC5 0,492 0,374 VALID
PD1 0,551 0,374 VALID
PD2 0,402 0,374 VALID
PD3 0,72 0,374 VALID
PD4 0,736 0,374 VALID
PD5 0,811 0,374 VALID
PD6 0,831 0,374 VALID
PE1 0,426 0,374 VALID
PE2 0,423 0,374 VALID
PE3 0,414 0,374 VALID
PE4 0,681 0,374 VALID
PE5 0,722 0,374 VALID
PE6 0,683 0,374 VALID
PE7 0,735 0,374 VALID
PE8 0,606 0,374 VALID
PE9 0,659 0,374 VALID
Berdasarkan tabel hasil uji validitas terhadap 30 responden dapat
diketahui bahwa 33 item pernyataan memiliki koefisien korelasi Product
Moment lebih besar dari pada r tabel berdasarkan df = 30-2 = 28 (r =
0,374), yaitu: PA1, PA2, PA3, PA4, PA5, PA6, PA7, PA8, PA9, PB1,
PB2, PB3, PB4, PB5, PC2, PC3, PC4, PC5, PD1, PD2, PD3, PD4, PD5,
PD6, PE1, PE2, PE3, PE4, PE5, PE6, PE7, PE8, dan PE9. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada 33 pernyataan yang valid dan ada 2 pernyataan
yang tidak valid, yaitu: PA10 dan PC1.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji kestabilan dan
kekonsistenan item pernyataan apabila dilakukan pengukuran
kembali dengan subjek yang sama. Pengukuran reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan Cronbach’s alpha. Dari hasil
pengujian dilakukan analisa dengan perbandingan terhadap r
tabel yang dicari dengan Koefisien Alpha (α) Cronbach’s
53
Alpha dari interpolasi jumlah butir pernyataan koefisien
reliabilitas. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat dari tabel 4.11 di
bawah ini.
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0,929 33
Jika nilai Alpha > r tabel artinya reliabilitas mencukupi
(sufficient reliability), sementara jika Alpha < r tabel artinya
reliabilitas tidak mencukupi. Berdasarkan hasil uji reliabilitas dapat
disimpulkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha dengan jumlah variabel
sebanyak 33 buah adalah sebesar 0,929. kemudian nilai ini
dibandingkan dengan nilai r-tabel dengan df = 30 - 2 = 28 dicari
pada distribusi nilai r-tabel signifikansi 5% diperoleh nilai r-tabel
sebesar 0,374. Kesimpulannya, Alpha = 0,929 > r-tabel = 0,374
(nilai r-tabel dapat dilihat pada lampiran), maka instrumen
kuesioner dapat dikatakan reliabel atau terpercaya sebagai alat
pengumpul data dalam penelitian.
3. Metode Pembobotan (Scoring)
Metode ini digunakan untuk mendapatkan nilai persentase
keefektivan implementasi SMK3 pada masing-masing
variabel. Dimulai dengan menghitung jumlah skor kriterium
dan dilanjutkan dengan menghitung nilai persentase
keefektivannya. Jumlah skor dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
∑ (Jumlah Responden x Skor Item)
Untuk nilai persentase keefektivan dapt dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
54
Dengan
Y = (Skor Item Tertinggi x Jumlah Responden)
Contoh perhitungan untuk pernyataan 1 (PA1)
Persentase keefektivan PA1 =
x 100 = 90%
Perhitungannya selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.12
Tabel 4.12 Perhitungan Persentase Keefektivan Impementasi SMK3
No. Kode
Jumlah Responden
Skor
Kriterium
Persentase
Keefektivan
(%)
Skor Skor Skor Skor Skor
1
(STS)
2
(TS)
3
(N)
4
(S)
5
(SS)
1 PA1 0 0 3 9 18 135 90
2 PA2 0 0 0 4 26 146 97
3 PA3 0 0 0 10 20 140 93
4 PA4 0 0 0 12 18 138 92
5 PA5 0 0 0 10 20 140 93
6 PA6 0 0 0 7 23 143 95
7 PA7 0 0 0 6 24 144 96
8 PA8 0 0 0 7 23 143 95
9 PA9 0 0 0 6 24 144 96
10 PB1 0 0 0 17 13 133 89
11 PB2 0 0 0 17 13 133 89
12 PB3 0 0 0 16 14 134 89
13 PB4 0 0 0 17 13 133 89
14 PB5 0 0 3 19 8 125 83
15 PC2 0 0 0 10 20 140 93
16 PC3 0 0 0 11 19 139 93
17 PC4 0 0 4 3 23 139 93
18 PC5 0 0 4 11 15 131 87
19 PD1 0 0 3 11 16 133 89
20 PD2 0 1 3 8 18 133 89
21 PD3 2 4 7 6 11 110 73
22 PD4 1 3 7 10 9 113 75
23 PD5 2 3 12 6 7 103 69
24 PD6 2 3 13 6 6 101 67
25 PE1 0 0 1 11 18 137 91
26 PE2 0 0 2 14 14 132 88
55
27 PE3 0 0 1 17 12 131 87
28 PE4 1 4 10 10 5 104 69
29 PE5 1 6 8 8 7 104 69
30 PE6 2 8 5 9 6 99 66
31 PE7 1 9 6 9 5 98 65
32 PE8 1 6 7 10 6 104 69
33 PE9 1 9 3 10 7 103 69
Setelah didapatkan persentase skor dari masing-masing item
pernyataan, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan
rekapitulasi persentase skor variabel berdasarkan hasil persentase
skor dari masing-masing pernyataan tersebut.
a. Penerapan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3).
= (90+97+93+92+93+95+96+95+96)/9
= 94%
b. Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3)
= (89+89+89+89+83)/5
= 88%
c. Pelaksanaan Rencana Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K3)
= (93+93+93+87)/4
= 92%
d. Pemantauan Dan Evaluasi Tenaga Kerja
= (89+89+73+75+69+67)/6
= 77%
56
e. Peninjauan Ulang Serta Peningkatan Kinerja
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja(K3)
= (91+88+87+69+69+66+65+69+69)/9
= 75%
Berdasarkan perhitungan di atas didapatkan tabel
rekapitulasi penilaian hasil evaluasi penerapan SMK3 berdasarkan
penggolongan nilai yang terdapat pada tabel 4.12
Tabel 4.13 Penggolongan Nilai
Sumber: (Iqbal, 2017)
Hasil rekapitulasi penilaian Penerapan SMK3 terdapat
pada tabel 4.14 sebagai berikut:
Tabel 4.14 Rekapitulasi Penilaian Hasil Evaluasi Penerapan
SMK3
Item Rata-rata Keterangan
Penerapan
Kebijakan K3 94% Sangat Setuju
Perencanaan
K3 88% Sangat Setuju
Pelaksanaan
Rencana K3 92% Sangat Setuju
Pemantauan
Dan Evaluasi
Kerja
77% Sangat Setuju
Peninjauan
Ulang Serta
Peningkatan
Kinerja K3
75% Setuju
Klasifikasi Interval
Sangat Setuju 76% - 100%
Setuju 51% - 75%
Tidak Setuju 26% - 50%
Sangat Tidak Setuju 0 – 25%
57
Dari keseluruhan persentase kuesioner yang telah
dikumpulkan dari seluruh responden yang ada pada proyek
Pembangunan Universitas Islam Negeri Medan Tuntungan tentang
Sistem Penerapan SMK3 yang telah diuji hasil penelitiannya maka
untuk mengetahui persentase tertinggi dapat dilihat pada Tabel
berikut:
Tabel 4.15 Hasil Analisa Penerapan SMK3
No Item Rata-rata
1 Penerapan Kebijakan K3 94%
2 Perencanaan K3 88%
3 Pelaksanaan Rencana K3 92%
4 Pemantauan dan Evaluasi Kerja 77%
5 Peninjauan Ulang serta Peningkatan
Kinerja K3 75%
Sedangkan diagram hasil analisis Penerapan SMK3 oleh
responden dapat dilihat di bawah ini:
Gambar 4.8 Hasil Penerapan SMK3
Adapun hasil dari analisis data Penerapan SMK3 dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
94%
88%
92%
77%
75%
Hasil Penerapan SMK3
1
2
3
4
5
58
1. Penerapan Kebijakan K3
Total atau rata-rata Penerapan Kebijakan K3 sebesar,
94%
2. Perencanaan K3
Total atau rata-rata Perencanaan K3 sebesar, 88%
3. Pelaksanaan Rencana K3
Total atau rata-rata Pelaksanaan Rencana K3 sebesar,
92%
4. Pemantauan dan Evaluasi Kerja
Total atau rata-rata Pemantauan dan Evaluasi Kerja
sebesar, 77%
5. Peninjauan Ulang serta Peningkatan Kinerja K3
6. Total atau rata-rata Peninjauan Ulang serta
Peningkatan Kinerja K3 sebesar, 75%
Maka keberhasilan Penerapan SMK3 di Proyek
Pembangunan Universitas Islam Negeri Medan Tuntungan
berdasarkan dengan jumlah keseluruhan dari 5 point di atas adalah
sebagai berikut:
Total = (94% + 88% + 92% + 77% + 75%)
5
= 85%
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) di tempat kerja dapat diukur menurut Peraturan
Pemerintah No. 50 Tahun 2012 yaitu sebagai berikut:
1. Untuk tingkat pencapaian 0-59% tingkat penilaian
penerapan Kurang.
2. Untuk tingkat pencapaian 60-84% tingkat penilaian
penerapan Baik.
3. Untuk tingkat pencapaian 85-100% tingkat
pencapaian Memuaskan.
59
Sesuai dengan peraturan di atas maka tingkat penilaian
Penerapan SMK3 Pada Proyek Pembangunan Universitas Islam
Penerapan yang Memuaskan dengan nilai penerapan 85%.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 bahwa
tingkat pencapaian SMK3 di Proyek Pembangunan Universitas
Islam Negeri Medan Tuntungan yaitu 85% dengan penerapan
memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa SMK3 di proyek tersebut
berjalan dengan lancar sesuai dengan aturan K3 yang dibuat serta
dilaksanakan oleh seluruh pekerja yang terlibat dalam keberhasilan
Pembangunan Proyek UIN Medan Tuntungan. Dampaknya dalam
suatu proyek tersebut adalah terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien, dan produktif yang dapat meminimalisir dan mengurangi
angka kecelakaan kerja. Keberhasilan pencapaian SMK3 yang
memuaskan didukung dengan dilakukannya pemeriksaan secara
rutin kepada setiap pekerja terhadapat pemakaian APD lengkap,
dilakukan briefing setiap pagi sebelum melakukan pekerjaan
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta bahaya atau risiko
terhadapat kecelakaan kerja. Untuk tingkat pencapaian minimum
yaitu 59% penerapan SMK3 kurang. Pencapaian yang minimum
akan berdampak kepada owner, kontraktor maupun konsultan.
Dampak kepada owner yaitu proyek akan terlambat
penyelesaiannya karena terdapat kecelakaan kepada para pekerja
yang mengakibatkan tidak dapat bekerja sehingga pekerjaan yang
dikerjakannya tidak dapat selesai tepat waktu. Jika dampak
terhadap kontraktor dan konsultan yang lalai terhadap keselamatan
dan kesehatan pekerjanya dan mengabaikan Standard Operating
Produce (SOP), bahkan hingga menyebabkan kecelakaan kerja dan
menimbulkan korban harus dikenakan sanksi administratif berupa
peringatan tertulis, denda administratif, penghentian sementara
konstruksi/kegiatan layanan jasa, pencantuman dalam daftar hitam,
pembekuan izin dan/atau pencabutan izin. Maka dari itu
60
Peningkatan K3 akan efektif apabila semua pihak dalam
perusahaan didorong untuk berperan serta dalam penerapan dan
pengendalian SMK3, dan memiliki budaya perusahaan yang
mendukung dan memberikan kontribusi bagi SMK3. Perusahaan
yang mencapai kategori minimum harus wajib mengukur,
memantau, dan mengevaluasi kinerja K3 serta melakukan
perbaikan, pengawasan serta pencegahan agar SMK3 di perusahaan
tersebut berjalan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
61
BAB 5
PENUTUP
5.1. Simpulan
1. Berdasarkan analisis penerapan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja dengan metode kuesioner dan pengolahan data
menggunakan SPSS versi 22, didapatkan faktor dominan yang
mempengaruhi tingkat Pencapaian Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada Proyek
Pembangunan Universitas Islam Negeri Medan Tuntungan adalah
faktor penerapan kebijakan K3 dengan persentase sebesar 94% dan
persentase terendah adalah faktor peninjauan ulang serta
peningkatan kinerja K3 dengan persentase 75%. Nilai persentase
keefektivan yang tertinggi terdapat pada pernyataan
“Memberitahukan tentang K3 kepada seluruh tenaga kerja, tamu,
kontraktor, pelanggan, dan pemasok dengan cara yang tepat”.
Yang merupakan pada sistem Penerapan kebijakan Terhadap
keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan nilai persentase
97%. Sedangkan nilai terendah terdapat pada pernyataan
“Kebingungan dan stres, karena prosedur kerja yang belum dapat
dipahami”. Yang merupakan pada sistem Peninjauan Ulang Serta
Peningkatan Kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dengan nilai persentase 65%.
2. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) pada Proyek Pembangunan Universitas Islam Negeri
Medan Tuntungan dengan metode scorring melalui kuesioner
adalah Memuaskan dengan dengan nilai persentase 85%. Nilai
persentase tersebut diukur menurut Peraturan Pemerintah No. 50
Tahun 2012.
Walaupun Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) pada Proyek Pembangunan Universitas
62
Islam Negeri Medan Tuntungan Memuaskan tetapi ada juga terdapat
kecelakan atau accident dalam melakukan pekerjaan, yang
kecelakaannya yaitu tergelincir pada saat akan menyeberang ke area
pengecoran dikarenakan jembatan yang terlalu sempit (hanya
menggunakan satu papan) yang mengakibatkan cor beton di dalam
troley tumpah dan pekerja hampir jatuh. Kecelakaan tersebut masih di
dalam tahap wajar dan masih dapat ditoleransi karena pekerja sudah
mendapatkan pertolongan dengan berobat jalan sambil bekerja tanpa
harus dirawat di Rumah Sakit. (Kecelakaan tersebut dapat dilihat pada
lampiran).
5.2. Saran
1. Pihak kontraktor sebagai pihak pelaksana proyek harus lebih tegas
dan intensif lagi dalam melakukan pengawasan ke lokasi proyek.
Hal ini ditujukan agar meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja
dan para pekerja lebih disiplin khususnya dalam menggunakan
Alat Pelindung Diri (APD).
2. Karena adanya latar belakang pendidikan yang beragam, maka
pihak kontraktor harus meningkatkan kegiatan sosialisasi dan
komunikasi K3 terutama kepada para pekerja.
3. Bagi para pekerja harus memiliki kesadaran diri yang tinggi akan
risiko kecelakaan kerja dengan melaksanakan dan mematuhi
peraturan tentang kesalamatan kerja yang akan berdampak baik
bagi proses pembangunan Universitas Islam Negeri Medan
Tuntungan.
4. Diharapkan kepada para pihak yang bertanggung jawab dalam
realisasi produk agar dapat mengikuti tahapan proses perencanaan
yang ada secara konsisten agar terbentuknya penerapan SMK3
yang sesuai dengan standar yang berlaku/diinginkan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Bennet Silalahi. 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja. Jakarta:
Rupa Aksara.
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Kerja.
Standar OHSAS 18001:2007 Tentang Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan kerja.
Permen PU No. 5 Tahun 2014 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
Suma'mur. 1989. Keselamatan Kerja dan Pencegahan kecelakaan. Jakarta: PT.
Toko Gunung Agung.
Bryan Jonathan Paulus Napitupulu. 2018. Analisis Pengaruh Faktor Perilaku
Manusia Terhadap Tingkat Pencapaian Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proyek Podomoro City Deli
Medan. Medan: Politeknik Negeri Medan.
Asiyanto. 1994. Construction Project Cost Management.
Dimyati, Drs. H. A. Hamdan Dimyanti., M. Si., dan Nurjaman, Kadar S.E., M.M.
2014. Manajemen Proyek. Jakarta: Pustaka Setia.
Prof. Dr. Marihot Manullang. 2014. Manajemen. Bandung: Aulia Grafika.
I Gede Wiratmaja dan I Gede Widayana. 2014. Kesehatan dan Keselamatan
kerja. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Skripsi Dian Comiarti. 2011. Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Berbasis
Perilaku pada Pekerja Konstruksi. Pekanbaru: Universitas Islam Sultan
Syarif Kasim Riau. (di akses pada bulan April 2019).
Skripsi Multazam HT. 2015. Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten
Pangkep. Makassar. Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin. (di akses
pada bulan April 2019).
Skripsi Achmad Ramadhan. 2012. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan kerja (SMK3) Studi pada Proyek Pembangunan Jalan
Rawa Buaya, Cengkareng. Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Indonesia. (di akses
pada bulan April 2019).
Tarwaka, PGDip. Sc., M.Erg. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3):
Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan
Press.
Ardana, I Komang, Ni Wayan Mujiati, I Wayan Mudiartha Utama. 2012.
Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
LAMPIRAN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia Tel.(061) 8210371, 8211235,
8215951, 8210436, Fax. (061) 8215845 http : //www.polmed.ac.id email :
[email protected] Telepon Jurusan Teknik Sipil : Fax : 061-8219686
Perihal : Kuesioner untuk penelitian tentang “Analisis Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Proyek Pembangunan Universitas Islam Negeri Medan
Tuntungan”.
Atas nama: Sri Rizki Hasugian
Yth.
Bapak/Ibu Karyawan PT. Djasa Ubersakti - PT. Krakatau Engeneering JV
di lokasi Proyek
Karyawan PT. Djasa Ubersakti - PT. Krakatau Engeneering JV yang terhormat, saya yang bertandatangan
di bawah ini:
Nama : Sri Rizki Hasugian
NIM : 1505141033
Jurusan : Teknik Sipil
Program studi : Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung (MRKG)
No. HP/Telepon : 082277179910
Memohon Bapak/Ibu menjawab pernyataan yang akan peneliti ajukan sehubungan dengan penelitian
yang dilakukan dengan judul “Analisis Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Proyek Pembangunan Universitas Islam Negeri Medan Tuntungan”.
Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah tugas akhir semester
VIII Program Studi D4 Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung di Politeknik Negeri Medan. Karena itu
keakuratan jawaban yang sesungguhnya sangat peneliti harapkan dari Bapak/Ibu, kerahasiaan dalam
memberikan jawaban dan identitas oleh Bapak/Ibu akan peneliti jamin tidak akan disalahgunakan dan
disebarluaskan untuk hal-hal yang tidak baik dan benar, dan besar harapan peneliti mendapat bantuan yang
sangat berguna dari Bapak/Ibu.
Demikian disampaikan, atas partisipasi dan bantuan yang diberikan peneliti mengucapkan terima kasih.
Medan, 2019
Peneliti,
Sri Rizki Hasugian
NIM: 1505141033
Petunjuk pengisian untuk pertanyaan no. 1- 6
a. Berikan jawaban yang paling sesuai pada tempat yang bertanda titik–titik
b. Berilah tanda (S) pada salah satu dari kotak jawaban yang tersedia yang menurut
anda paling tepat.
1. Nama responden :
2. Jabatan / posisi responden pada proyek :
3. Usia responden :
≤ 25 Tahun 26 -30 Tahun 31 – 35 Tahun > 36 Tahun
4. Berapa lama pengalaman Anda bekerja di proyek sipil
1 – 5 Tahun 6 – 10 Tahun 11 -15 Tahun
15 -20 Tahun 21- 25 Tahun > 25 Tahun
5. Apakah Anda pernah bekerja dalam bidang Safety (Keamanan Kerja)
Ya Tidak
6. Pendidikan terakhir
STM/SMU D1 D2
D3 D4 S1
S2 S3 Lainnya....
Petunjuk Pengisian
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari diminta untuk menilai keadaan yang sebenarnya
sampai dengan saat ini dengan menggunakan skala lima langkah (alternatif
pilihan 1 sampai 5) dengan ketentuan sebagai berikut:
Nilai angka pada kolom jawaban yang artinya adalah:
Angka Jawaban
1 STS (Sangat Tidak Setuju)
2 TS (Tidak Setuju)
3 N (Netral)
4 S (Setuju)
5 SS (Sangat Setuju)
STS : Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju. Artinya responden sangat tidak setuju
dengan pernyataan karena sesuai dengan keadaan yang dirasakan responden.
TS : Untuk jawaban Tidak Setuju. Artinya responden tidak setuju dengan
pernyataan karena sesuai dengan keadaan yang dirasakan responden.
N : Untuk jawaban Netral. Artinya responden tidak dapat menentukan dengan pasti
apa yang dirasakan responden.
S : Untuk jawaban Setuju. Artinya responden setuju dengan pernyataan karena
sesuai dengan keadaan yang dirasakan responden
SS : Untuk jawaban Sangat Setuju. Artinya responden sangat setuju dengan
pernyataan karena sesuai dengan keadaan yang dirasakan responden.
Berilah tanda “√”, pada kolom jawaban sesuai dengan keadaan yang dirasakan
responden.
Menurut pendapat, pengalaman kerja dan intuisi Anda, seberapa besar
kemungkinan terjadinya risiko Kecelakaan Kerja pada Proyek Konstruksi?
No Peryataan Kriteria
A Penerapan Kebijakan Terhadap Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (K3)
STS TS N S SS
A1 Melakukan penelitian kinerja dan tindak lanjut
pelaksanaan K3
A2
Memberitahukan tentang K3 kepada seluruh
tenaga kerja, tamu, kontraktor, pelanggan, dan
pemasok dengan cara yang tepat
A3
Memasang dalam tempat kerja semua gambar
keselamatan kerja pada tempat yang mudah
dilihat dan dibaca
A4 Merapikan dan membersihkan lokasi kerja
A5 Memberikan APD kepada para pekerja
A6 Terdapat sistem izin kerja untuk pekerjaan
berisiko tinggi
A7
Memberikan alat pengaman agar tidak
membahayakan sumber daya yang ada dalam
perusahaan
A8
Memberikan pendidikan (training) kepada
karyawan tentang keselamatan dan kesehatan
kerja
A9
Memberikan Alat Pelindung Diri (APD) tertentu
terhadap tenaga kerja yang berada pada area
yang membahayakan
A10 Memberikan jaminan asuransi
B Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
B1 Evaluasi penerapan prosedur K3 selama kegiatan
proyek berlangsung
B2 Membuat metode kerja yang aman
B3 Merencanakan pembuangan limbah dan bahan
beracun yang berbahaya
B4
Standarisasi yang ditetapkan secara resmi
mengenai syarat keselamatan sesuai industri
perlatan dan Alat Pelindung Diri (APD)
B5
Penelitian bersifat teknis, misalnya tentang
bahan-bahan yang berbahaya, pagar pengaman,
pengujian
C Pelaksanaan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
C1 Tanggap dalam menghadapi keadaan darurat dan
bencana alam
C2 Mempelajari dan mengatasi dengan teliti setiap
masalah dalam pelaksanaannya
C3 Pelaksanaan K3 didokumentasikan dalam bentuk
tertulis berupa catatan dan foto
C4 Memberikan upah yang layak
C5
Riset medis, meliputi efek psikologis, faktor
lingkungan dan teknologi, dan keadaan yang
mengakibatkan kecelakaan
D Pemantauan dan Evaluasi Kerja
D1 Peninjauan terus menerus sehingga mendapati
kesalahan yang akan di evaluasi kembali
D2
Penggunaan aneka cara penyuluhan atau
pendekatan lain untuk menimbulkan sikap untuk
selamat
D3 Kurangnya pengetahuan dan keterampilan
D4
Kurang berfungsinya tubuh karena cacat yang
tidak kelihatan
D5 Kurang adanya motivasi kerja dari tenaga kerja
D6 Kurang adanya kepuasan kerja
E Peninjauan Ulang Serta Peningkatan Kinerja Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
E1 Pengawasan tetap terjaga agar kesalahan
sebelumnya tidak terulang
E2 Membuat rancangan baru dari hasil
pembelajaran kesalahan sebelumnya
E3
Memberikan arahan kepada pekerja maupun
buruh agar memberikan kualitas terbaik dalam
bekerja seta menciptakan penilaian yang
meningkat
E4 Tidak mampu untuk bekerja secara normal
E5 Kelelahan dan kejenuhan
E6 Sikap dan tingkah laku yang tidak aman
E7 Kebingungan dan stres, karena prosedur kerja
yang belum dapat dipahami
E8 Belum menguasai/belum terampil dengan
peralatan atau mesin yang baru
E9 Penurunan konsentrasi dari tenaga kerja saat
melakukan pekerjaan
Medan, 2019
Responden
(...........................................................)
R- TABEL
N Taraf Signifikan
N
Taraf
Signifikan
N
Taraf
Signifikan
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345
4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330
5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317
6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306
7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296
8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286
9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278
10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270
11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 95 0,202 0,263
12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256
13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230
14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210
15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194
16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181
17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148
18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128
19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115
20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105
21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097
22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091
23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086
24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081
25 0,396 0,505 49 0,281 0,364
26 0,388 0,496 50 0,279 0,361