analisis penerapan manajemen resiko pada …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/evakz.pdf · segala...

93
ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI PT. BPRS UMMU BANGIL PASURUAN SKRIPSI Oleh: EVA KURNIA ZAKIA NIM: 210816069 Dosen Pembimbing: Dwi Setya Nugrahini, M.Pd NIP. DTNP010 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2020

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA

PEMBIAYAAN MURABAHAH DI PT. BPRS UMMU BANGIL

PASURUAN

SKRIPSI

Oleh:

EVA KURNIA ZAKIA

NIM: 210816069

Dosen Pembimbing:

Dwi Setya Nugrahini, M.Pd

NIP. DTNP010

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2020

Page 2: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

vi

Abstrak

Zakia, Eva Kurnia. 2020. “Analisis Penerapan Manajemen Resiko Pada

Pembiayaan Murabahah di PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan.” Skripsi.

Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing Dwi Setya Nugrahini,

M.Pd.

Kata Kunci: Return, Repayment, Risk bearing ability

Sebagai lembaga keuangan syariah, kegiatan usaha PT. BPRS Ummu

Bangil Pasuruan adalah menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan

dan menyalurkan kembali dalam bentuk pinjaman. Dalam menyalurkan

pembiayaan, pembiayaan yang memiliki porsi terbanyak di PT. BPRS Ummu

Bangil Pasuruan yaitu pembiayaan murabahah. Namun dalam memberikan

pembiayaan kepada nasabah tidak terlepas dari berbagai risiko salah satunya

adalah pembiayaan bermasalah, karena dapat mengakibatkan menurunnya tingkat

kesehatan likuiditas bank dan tingat kepercayaan para debitur kepada bank.

Sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengkaji strategi manajemen risiko pada

pembiayaan murabahah.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana penerapan

manajemen resiko pada pembiyaan murabahah di PT. BPRS Ummu Bangil

Pasuruan? Bagaimana upaya penanganan pembiayaan murabahah bermasalah di

PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan?. Penelitian ini menggunakan penelitian

kualitatif dan jenis penelitian (field research), teknik pengumpulan data dengan

cara wawancara dan observasi. Selanjutnya analisis data menggunakan metode

deduktif yang menekankan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan

berdasarkan pengamatan tersebut. Data yang menjadi sumber data adalah PT.

BPRS Ummu Bangil Pasuruan.

Hasil dari penelitian ini adalah penerapan manajemen risiko Pembiayaan

murabahah di PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan, dengan identifikasi risiko yaitu

menganalisis kelayakan calon nasabah menggunakan konsep 5C, pengukuran

risiko, pemantauan dan pengendalian risiko. Penilaian karakter nasabah yaitu

dengan wawancara, yang dilakukan ketika survey, melakukan BI checking, dan

dengan cara melakukan pengamatan sekilas. Sedangkan analisa nasabah PT.

BPRS Ummu Bangil Pasuruan yang diutamakan hanya 2C yaitu character dan

capacity, Upaya penanganan pembiayaan murabahah bermasalah di PT. BPRS

Ummu Bangil Pasuruan dengan cara: 1) Melakukan pendekatan kepada nasabah

pembiayaan, 2) Penagihan secara intensif, 3) Eksekusi jaminan, 4) Mediasi

pengadilan, 5) Rescheduling, reconditioning, dan restructuring.

Page 3: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya
Page 4: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya
Page 5: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya
Page 6: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya
Page 7: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Munculnya lembaga keuangan syariah memberikan angin segar bagi

umat Islam, khususnya di Indonesia. Tujuan utama dari pendirian lembaga

keuangan syariah ini tidak lain yaitu untuk melakukan kegiatan ekonomi yang

berprinsip syariah serta berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah.1

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah salah satu lembaga

keuangan syariah, yang kegiatan operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip

syariah. Pendirian BPRS mengacu pada UU No. 21 tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah, dalam UU No. 21 tahun 2008 dijelaskan BPRS adalah

bank yang dalam kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang di

dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.2

Perbankan syariah menjadi unggul dengan beragam produknya yang

sangat bervariasi. Salah satu keunggulan perbankan syariah terletak pada

sistem bagi hasilnya, sehingga tidak salah jika masyarakat yang sudah

mengenal bank syariah menyebut bank syariah dengan bank bagi hasil.

Dari jenis pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah, pembiayaan

murabahah merupakan pembiayaan dengan porsi besar. Pembiayaan

murabahah merupakan produk yang mirip dengan kredit konvensional pada

bank umum, sehingga banyak masyarakat yang berminat dengan akad

1 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani,

2001), 81. 2 M. Nur Rianto, Lembaga Keuangan Syariah (Bandung: Pustaka Setia, 2017), 198.

Page 8: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

2

murabahah. Piutang murabahah dibayar setiap bulan melalui cicilan. Dalam

akad murabahah bank sebagai penyedia pembiayaan dengan membeli barang

yang dibutuhkan nasabah, dengan kesepakatan keuntungan, dengan kata lain

penjualan kepada nasabah dilakukan atas dasar cost plus profit.3

Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak

terlepas dari yang namanya resiko. Resiko pada dunia perbankan di Indonesia

saat ini kurang mendapatkan perhatian yang serius. Hal ini terjadi karena

kurangnya perhatian bank untuk menerapkan prinsip-prinsip manajemen

resiko sebagai bagian dari manajemen perbankan. Adapula pandangan yang

keliru bahwa resiko itu harus dihindari, padahal resiko itu selalu ada disetiap

dunia bisnis.4

Semakin banyaknya pembiayaan yang dikeluarkan semakin besar pula

risiko yang akan terjadi. Oleh karena itu, perbankan syariah wajib

menerapkan manajemen risiko. Manajeman risiko adalah serangkaian

prosedur yang digunakan untuk mengindentifikasi, mengukur, memantau dan

mengendalikan risiko yang akan timbul dari seluruh kegiatan usaha bank.

Seiring dengan pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia yang semakin

pesat, maka manajemen risiko menjadi suatu hal yang paling penting untuk

dikelola dengan baik. Risiko dan bank merupakan dua hubungan sejoli yang

tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jika risiko pada bank tidak dapat

3 Riris Wandayanik, “Implementasi Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah di Bank BNI

Syariah Kantor Cabang Pembantu Mojokerto,” El-Qist, 1 (April 2015), 37. 4 Taswan, Manajemen Perbankan (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2006), 295.

Page 9: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

3

dikelola dengan baik maka bank akan mengalami kegagalan bahkan bisa juga

mengalami kebangkrutan.5

Secara umum perbankan akan mengalami beberapa risiko yaitu risiko

kredit, likuiditas, pasar, dan operasional. Risiko pembiayaan yang dihadapi

oleh perbankan syariah merupakan sebagai salah satu tugas bank untuk

mengelolanya dengan tepat, karena kesalahan dalam pengelolaan risiko

pembiayaan dapat berakibat fatal pada peningkatan NPF (Non Performance

Financing).6 Untuk mengurangi risiko, maka usaha yang dilakukan adalah

penerapan manajemen risiko yang proaktif sehingga lembaga keuangan dapat

memiliki keberlangsungan usaha jangka panjang.7

Sebelum memberikan keputusan pembiayaan bank perlu meganalisa

calon nasabah dengan menggunakan analisa 5C (character, capacity, capital,

codition of economy, capital).8 Prinsip lain yang perlu mendapat perhatian

dalam pengambilan keputusan penilaian pembiayaan adalah dengan

menggunakan prinsip 3R (Return, Repayment dan Risk bearing ability).9

Dalam pemberian pembiayaan terdapat unsur resiko yaitu adanya

ketidakpastian yang dapat menghambat kelancaran pengembalian

pembiayaan. Oleh karena itu tugas BPRS tidak hanya berhenti pada

pemberian pembiayaan saja tetapi BPRS masih harus melakukan pengawasan

5 Tariqullah Khan Ahmed Habib, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta:

Bumi Aksara, 2008), 194-199. 6 Irham Fahmi, Manajemen Resiko (Bandung: Alfabeta, 2018), 104-105. 7 Syathir Sofyan, “Analisis Penerapan Manajemen Risiko Pembiayaan Pada Lembaga

Pembiayaan Syariah,“ Bilancia, 2 (Desember 2017), 370. 8 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003), 118. 9 Ismail, Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2010), 116.

Page 10: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

4

mulai dari pembiayaan itu diberikan sampai dengan pembiayaan dibayar

lunas oleh nasabah. Apabila dalam pemberian pembiayaan itu BPRS kurang

memperhatikan aspek pengawasan, maka segala permasalahan yang timbul

baru akan diketahui setelah masalah tersebut menjadi besar dan sulit untuk

diatasi.

Pengawasan pembiayaan diperlukan dalam pembiayaan, karena

kegiatan pengawasan merupakan penjagaan dan pengamanan terhadap

kelayakan yang akan disalurkan dalam bentuk pembiayaan. Pengawasan

pembiayaan mempunyai hubungan yang sangat erat dalam perencanaan,

karena dapat dikatakan bahwa rencana itulah sebagai standar alat pengawasan

bagi perkerjaan yang dikerjakan. Oleh karena itu bank harus menerapkan 2

teknik pengawasan pembiayaan, yaitu: pengawasan langsung dan

pengawasan adminitratif.10

PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan adalah lembaga keuangan yang

bergerak di bidang keuangan, yang beralamatkan di Jalan Mangga, No. 857,

Sidodadi, Pogar, Kecamatan Bangil, Pasuruan. PT. BPRS Ummu Bangil

Pasuruan letaknya berada di salah satu pusat keramaian di Kecamatan Bangil,

yaitu bersebelahan dengan Pasar Rakyat Bangil, pasar ini beroperasi setiap

hari tanpa sepi pengunjung. Hal ini berhasil menarik minat masyarakat untuk

saling bekerja sama dalam melakasanakan kegiatan dalam sektor keuangan.

Jadi tidak heran jika nasabah terbesar di PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan

adalah para pedagang di pasar. Banyaknya perbankan syariah di Indonesia,

10 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi (Jakarta: Pustaka

Alvabeta, 2006), 217.

Page 11: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

5

PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan tetap berani bersaing ketat dengan bank

syariah lainnya. Sehingga PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan menjadi pilihan

masyarakat dalam melakukan simpan pinjam.

PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan menawarkan berbagai produk

penghimpunan dana dan penyaluran dana. Dalam penghimpunan dana, PT.

BPRS Ummu Bangil Pasuruan menawarkan produk dalam bentuk tabungan

dan deposito. Sedangkan dalam penyaluran dana menawarkan produk

pembiayaan konsumtif dan pembiayaan produktif serta modal kerja dengan

prinsip akad murabahah, musyarakah dan mudhârabah. Yang mana porsi

pembiayaan terbesar terletak pada pembiayaan murabahah, hal ini

berdasarkan data yang diperoleh dari Pak Badrus selaku bagian legal atau

admin pembiayaan:

Tabel 1.1 : Jumlah Pembiayaan Aktif s/d 2019

PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan

Keterangan Jumlah Nasabah

Murabahah 475

Musyarakah 3

Mudharabah 0

Sumber: PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan

Berdasarkan wawancara dengan Pak Dayat, dari produk-produk PT.

BPRS Ummu Bangil Pasuruan yang ada, 95% pembiayaan yang digunakan

adalah pembiayaan murabahah. Hal ini dikarenakan pembiayaan murabahah

persyaratannya mudah dan tidak ribet.11 Murabahah bagi bank syariah, yaitu

sesuai dengan sifat bisnis. Sistem pembiayaan murabahah juga terbilang

11 Dayat, Wawancara, 4 November 2019.

Page 12: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

6

cukup sederhana. Hal itu memudahkan bank syariah dalam penaganan

administrasinya.12

Berdasarkan praktik di lapangan, yang dilakukan pada bulan

November 2019. Penulis menemukan hal yang unik dalam penerapan

pembiayaan murabahah, dimana pembiayaan murabahah yang diberikan oleh

PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan tidak memberlakukan adanya jaminan.13

Sebagian pinjaman yang diberikan PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan selain

digunakan nasabah untuk penambahan modal usahanya juga digunakan untuk

kebutuhan sehari-hari,14 bahkan ada juga yang digunakan untuk menutupi

hutang atau tagihan di bank atau pihak lain.15

Menurut Pak Rohim selaku marketing di PT. BPRS Ummu Bangil

Pasuruan, yang membedakan PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan, dengan

bank syariah lainnya yaitu, pinjaman tanpa jaminan.16 Alasan

diberlakukannya pinjaman tanpa jaminan ini karena, persaingan yang ketat

dengan pemberi pinjaman lain atau yang biasa disebut dengan bank plecit

atau titil, yang memberikan pinjaman tanpa jaminan, bahkan dapat cair di

tempat. Namun untuk pemberlakuan pencairan pinjaman di tempat pihak PT.

BPRS Ummu Bangil Pasuruan belum bisa sepenuhnya memeberikan kepada

nasabah, hanya beberapa nasabah saja yang dapat cair di tempat, karena PT.

BPRS Ummu Bangil Pasuruan masih terikat dengan aturan bank. Hal ini

12 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani

Press, 2001), 107. 13 Rohim, Wawancara, 15 November 2019. 14 Yanti Usmaningati, Wawancara, 17 November 2019. 15 Nani, Wawancara, 17 November 2019. 16 Rohim, Wawancara, 15 November 2019.

Page 13: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

7

membuat PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan belajar dari pesaing seperti bank

titil atau plecit untuk tetap mempertahankan dan mencari nasabah. Karena

nasabah Pasar dan warga sekitar Pasar lebih memilih bank yang dalam

pencairan dana tidak menyulitkan nasbah.17

Menurut Pak Dayat, pihak PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan

menyadari jika pemberian pinjaman dengan tanpa jaminan memiliki resiko

yang sangat tinggi. Namun karena PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan dalam

kegiatan operasionalnya bertujuan mendapatkan keuntungan, maka sebagai

pihak bank juga harus dapat membaca persaingan yang ada. Untuk resiko

memang tinggi, namun bagaimana dari pihak PT. BPRS Ummu Bangil

Pasuruan mengawal nasabah agar dalam angsuran tetap berjalan dengan

lancar, namun pengawalan yang dilakukan oleh PT. BPRS Ummu Bangil

Pasuruan belum sepenuhnya dapat mengatasi pembiayaan macet, dalam

pengawasan ini, PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan melakukan pengawasan

dengan langsung terjun ke tempat nasabah.18

Berdasarkan wawancara dengan Pak Agus, yang mengatakan bahwa

pembiayaan yang paling banyak jumlah nasabahnya adalah murabahah,

dengan banyaknya nasabah potensi pembiayaan bermasalah juga tinggi

apalagi pembiayaan dengan tanpa jaminan, sedangkan pembiayaan dengan

jaminanpun masih banyak yang macet.19 Hal ini diperkuat dengan data NPF

triwulan selama tahun 2019 di PT.BPRS Ummu Bangil Pasuruan:

17 Ibid., 18 Dayat, Wawancara, 18 November 2019. 19 Agus, Wawancara, 14 November 2019.

Page 14: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

8

Tabel 1.2: NPF Triwulan 2019

PT. BPRS Ummu Bangil

No. Bulan Pembiayaan Murabahah NPF (%)

1. Maret 4. 357.427.000 16,63

2. Juni 4. 972.775.000 20 08

3. September 5.609.992.000 20,76

Sumber:Laporan Publikasi Triwulan PT. BPRS Ummu Bangil

Pasuruan

Dalam ketentuan Bank Indonesia tingkat NPF tidak boleh melebihi

angka 5%. Namun pada laporan Triwulan PT. BPRS Ummu bangil Pasuruan

melebihi angka yang sudah ditentukan oleh Bank Indonesia. Hal ini

merupakan ancaman bagi PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan karena dapat

mengurangi modal bank sehingga dapat menimbulkan kerugian yang besar.

Jika terus dibiarkan akan mengakibatkan pendapatan di PT. BPRS Ummu

Bangil Pasuruan berkurang. Maka dibutuhkan manajemen risiko yang baik

untuk risiko-risiko yang akan terjadi ataupun terjadinya pembiayaan

bermasalah. Pada tahapan ini manajemen risiko yang sudah dilakukan di PT.

BPRS Ummu Bangil Pasuruan yaitu dengan identifikasi risiko, pengukuran

risiko, pemantauan dan pengendalian risiko.

Menurut Pak Rohim pembiayaan bermasalah ini juga harus ditangani

dengan baik agar bank tidak mengalami kerugian. Penanganan yang

dilakukan PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan ini dengan melakukan beberapa

upaya seperti memperhatikan prinsip-prinsip pemberian pembiayaan,

melakukan pengawasan langsung serta pengecekan di BI checking,

pemberlakuakuan reconditioning, rescheduling dan restructuring. Namun,

upaya yang dilakukan PT. BPRS Ummu Bangil dalam menangani

Page 15: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

9

pembiayaan bermasalah belum terealisasi dengan baik. Meskipun karyawan

telah memberikan surat peringatan dan teguran secara langsung, mencari

jalan terbaik dengan tetap mengedepankan asas kekeluargaan, masih saja ada

beberapa nasabah yang sulit untuk memenuhi kewajibannya membayar

angsuran.20

Dengan jumlah pembiayaan murabahah yang semakin meningkat PT.

BPRS Ummu Bangil Pasuruan harus siap dalam menghadapi risiko-risiko

akibat pembiayaan murabahah, sehingga perlu diterapkannya manajemen

yang baik, yang dapat meminimalisir risiko yang timbul dari pembiayaan

murabahah serta lebih memahami metode dalam penanganan pembiayaan

bermasalah. Dari gambaran di atas, ditemukan fenemona yang menarik untuk

dianalisis lebih lanjut oleh peneliti. Maka peneliti mengambil judul penelitian

“Analisis Penerapan Manajemen Resiko Pada Pembiayaan Murabahah di PT.

BPRS Ummu Bangil Pasuruan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang disampaikan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan manajemen resiko pada pembiayaan murabahah di

PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan?

2. Bagaimana upaya penanganan pembiayaan murabahah bermasalah di PT.

BPRS Ummu Bangil Pasuruan?

20 Rohim, Wawancara, 15 November 2019.

Page 16: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

10

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penerapan manajemen resiko pembiyaan murabahah di

PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan.

2. Untuk mengetahui bagaimana upaya penanganan pembiayaan murabahah

bermasalah di PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu

kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbang asih dan wawasan terutama bagi IAIN Ponorogo

sebagai masukan untuk pengembangan ilmu perbankan syariah khususnya

tentang ilmu manajemen risiko pada pembiayaan murabahah.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil dari penelitian ini sangat bermanfaat bagi PT. BPRS Ummu

Bangil Pasuruan untuk sarana diagnosis dalam mencari sebab masalah

atau kegagalan yang terjadi dalam manajemen risiko pada pembiayaan

murabahah.

b. Pelaksanaan penelitian ini diharapkan mampu memberi masukan bagi

lembaga keuangan syariah khususnya para praktisi-praktisi perbankan

untuk meningkatkan kualitas profesionalnya.

Page 17: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

11

E. Sistematika Pembahasan

Untuk mendapatkan gambaran dan informasi yang jelas mengenai

penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka penelitian ini disusun

berdasarkan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berfungsi sebagai gambaran umum untuk memberi pola

pemikiran bagi keseluruhan proposal, yang meliputi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika

pembahasan.

BAB II : KAJIAN TEORI

Bab ini berfungsi untuk menjelaskan teori yang mana akan dijadikan

acuan dalam analisis data dan sesuai dengan rumusan masalah serta data yang

akan di kaji, yaitu mengenai manajemen resiko yang memuat tahapan-

tahapan, serta analisa karakter dan prinsip pemberian pembiayaan. Pada bab

ini juga mengkaji teori terkait penangan pembiayaan bermasalah yan memuat

teori upaya penyelamatan dan pengawasan.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan

peneliti, jenis dan pendekatan penelitian, lokasi penelitian, data dan sumber

data yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian, teknik pengolahan

yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dilapangan, serta

analisis dan pengecekan keabsahan data.

Page 18: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

12

BAB IV : DATA DAN ANALISA DATA

Bab ini berfungsi memaparkan dan menjelaskan data-data yang

dibutuhkan dalam penelitian sesuai rumusan masalah, yaitu data terkait

penerapan manajemen resiko pada pembiayaan murabahah di PT. BPRS

Ummu Bangil Pasuruan serta upaya penanganan pembiayaan murabahah

bermasalah di PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan.

Untuk analisa data pada bab ini sebagai penjelas tentang analisis data-

data penerapan manajemen resiko yang memuat analisa karakter dan prinsip

pemberian pembiayaan serta analisis upaya penanganan pembiayaan

murabahah bermasalah pada pembiayaan murabahah di PT. BPRS Ummu

Bangil Pasuruan.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berfungsi untuk mempermudah para pembaca dalam

mengambil inti dari skripsi ini, dan berisi kesimpulan dan saran.

Page 19: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

13

BAB II

MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH

A. Deskripsi Teori

1. Manajemen Resiko

a. Resiko

1) Pengertian Resiko

Risiko adalah suatu pontensi kejadian yang dapat

merugikan yang disebabkan karena adanya ketidakpastian atas

terjadinya suatu peristiwa, dimana ketidakpastian itu merupakan

kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko yang bersumber dari

berbagai aktivitas.1

Risiko pada umumnya dipandang sebagai sesuatu yang

negatif, seperti kehilangan, bahaya, dan konsekuensi lainnya.

Kerugian tersebut merupakan bentuk ketidakpastian yang

seharusnya dipahami dan dikelolah secara efektif oleh organisasi

sebagai bagian dari strategi sehingga dapat menjadi nilai tambah

dan mendukung pencapaian tujuan organisasi.

2) Sumber-sumber Penyebab Risiko

Menurut Arif Lokobal pada penelitiannya, sumber-sumber

penyebabnya risiko dapat dibedakan sebagai berikut:2

1 W. Wedana Yasa1, “Manajemen Risiko Operasional dan Pemeliharaan Tempat Pembuangan

Akhir (TPA) Regional Bangli di Kabupaten Bangli,” Jurnal Spektran, 2 (2013), 32. 2 Arif Lokobal, “Manajemen Risiko Pada Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi di Propinsi

Papua (Study Kasus di Kabupaten Sarmi),” Jurnal Ilmiah Media Engineering, 2 (2014), 76.

Page 20: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

14

a) Risiko internal, yaitu risiko yang berasal dari dalam

perusahaan itu sendiri.

b) Risiko eksternal, yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan

atau lingkungan luar perusahaan.

c) Risiko keuangan, adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-

faktor ekonomi dan keuangan, seperti perubahan harga, tingkat

bunga, dan mata uang.

d) Risiko operasional, adalah semua risiko yang tidak termasuk

risiko keuangan. Risiko operasional disebabkan oleh faktor-

faktor manusia, alam, dan teknologi.

b. Manajemen Resiko

Manajemen adalah suatu proses pengaturan dan pemanfaatan

sumber daya yang dimiliki organisasi melalui kerjasam apara anggota

untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.3 Menurut

Bank Indonesia, resiko adalah potensi kerugaian akibat terjadinya

suatu peristiwa tertentu. Risiko dalam konteks perbankan merupakan

suatu kejadian potensial, baik yang dapat diperkirakan maupun yang

tidak dapat diperkirakan yang dapat berdampak negatif terhadap

pendapatan dan permodalan bank.4 Manajemen risiko merupakan

upaya penting yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan termasuk

3 Husaini dan Happy Fitria, “Manajemen Kepemimpinan,” JMKSP, Vol. 4, No. 1 (2019), 46. 4 Ikatan Bankir Indonesia, Manajemen Risiko 1 (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015), 6.

Page 21: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

15

perbankan Islam, sebagai upaya meminimalisir kerugian akibat risiko

yang terjadi.5

Manajemen risiko merupakan proses pengukuran atau

penilaian risiko serta pengembangan strategi pengelolaannya.

Manajemen risiko terbagi menjadi dua yakni manajemen risiko

tradisional dan manajemen risiko keuangan. Manajemen risiko

tradisional ialah manajemen risiko yang berfokus pada risiko-risiko

yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau

kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum). Sedangkan manajemen

risiko keuangan berfokus pada risikorisiko yang dapat dikelola

dengan menggunakan instrument-instrumen keuangan.6

Jadi Manajemen risiko adalah serangkaian prosedur yang

digunakan untuk mengindentifikasi, mengukur, memantau dan

megendalikan resiko yang akan timbul dari seluruh kegiatan usaha

bank. Dalam pasal 2 PBI tersebut ditegaskan bahwa bank wajib

menerapkan manajemen risiko secara efektif, baik untuk bank secara

individual maupun untuk bank secara konsolidasi dengan perusahaan

anak.7

5 Ahmad Mukhlishin dan Aan Suhendri, “Analisis Manajemen Risiko (Kajian Kritis Terhadap

Perbankan Syariah di Era Kontemporer),” An- Nisbah, Vol. 05, No. 01 (Oktober 2018), 177. 6 Amir Machmud H Rukmana, Bank Syariah Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di Indonesia

(Jakarta: Erlangga, 2010), 135. 7 Tariqullah Khan Ahmed Habib, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta:

Bumi Aksara, 2008), 194-199.

Page 22: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

16

Proses manajemen risiko merupakan tindakan dari keseluruhan

entitas yang terkait di dalam suatu organisasi, adapun tindakan

berhubungan yang dimaksud meliputi:8

1) Identifikasi Risiko

Yang harus dilakukan oleh pihak bank dalam mengidentifikasi

resiko, sebagai berikut:

a) Bank harus mengidentifikasi risiko pembiayaan yang melekat

pada seluruh produk dan aktivitasnya. Identifikasi risiko

pembiayaan tersebut merupakan hasil kajian terhadap

karakteristik risiko pembiayaan yang melekat pada aktivitas

fungsional tertentu, seperti pembiayaan (penyediaan dana),

tresuri dan investasi, dan pembiayaan perdagangan.

b) Untuk kegiatan pembiayaan dan jasa pembiayaan

perdagangan, penilaian risiko pembiayaan harus

memperhatikan kondisi keuangan debitur, dan khususnya

kemampuan membayar secara tepat waktu, serta jaminan atau

agunan yang diberikan. Untuk risiko debitur, penilaian harus

mencangkup analisis terhadap terhadap lingkungan debitur,

karakteristik mitra usaha, kualitas pemegang saham dan

manajer, kondisi laporan keuangan terahir, hasil proyeksi arus

kas, kualitas rencana bisnis, dan dokumen lainnya yang dapat

8 Vaithzal Rivai dan Ariviyan Arifin, Islamic Banking (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), 954.

Page 23: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

17

digunakan untuk mendukung analisis yang menyeluruh

terhadap kondisi dan kredibilitas debitur.

c) Untuk kegiatan tresuri dan investasi, penilaian risiko

pembiayaan harus memperhatikan kondisi keuangan

counterparty, rating, karakteristik instrumen, jenis transaksi

yang dilakukan dan likuiditas pasar serta faktor-faktor lain

yang dapat mempengaruhi risiko pembiayaan

2) Pengukuran Risiko terdiri dari:

a) Pendekatan pengukuran risiko digunakan untuk mengukur

profil risiko bank guna memperoleh gambaran efektivitas

penerapan manajemen risiko. Pendekatan tersebut harus dapat

mengukur:

(1) Sensitivitas produk/ aktivtas terhadap perubahan faktor-

faktor yang memengaruhinya, baik dalam kondisi normal

maupun tidak normal.

(2) Kecenderungan perubahan faktor-faktor dimaksud

berdasarkan fluktuasi perubahan yang terjadi di masa lalu

dan korelasinya.

(3) Faktor risiko (risk factor) secara individual.

(4) Eksposur risiko secara keseluruhan (aggregate), dengan

mempertimbangkan risk correlation.

Page 24: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

18

(5) Seluruh risiko yang melekat pada seluruh transaksi serta

produk perbankan dan dapat diintegrasikan dalam system

informasi manajemen bank

b) Metode pengukuran resiko dapat dilakukan secara kuantitatif

maupun kualitatif secara umum pendekatan yang paling

sedrehana dalam pengukuran resiko adalah yang

direkomendasikan oleh bank for intenational settlements atau

pendekatan metode standard, sedangkan penedekatan oleh

praktisi disebut metode alternatif (alternative model).

Pendekatan metode alternatif memerlukan berbagai

persyaratan kuantitatif maupun kualitatif untuk menjamin

keakuratan model yang digunakan.

c) Metode yang digunakan dalam pegukuran resiko harus

dikaitakan dengan jenis skala, dan kompleksitas kegiatan

usaha, maupun system pengumpulan data, serta kemampuan

direksi dan pejabat eksekutif terkait memahami keterbatasan

dari hasil akhir system pengukuran resiko yang digunakan.

d) Metode pengukuran resiko harus dipahami secara jelas oleh

semua pihak yang terkait dalam pengendalian resiko, antara

lain treansury manajer, chef dealer, komite manajemen resiko,

satuan kerja manajemen resiko, dan direktur bidang terkait.

Page 25: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

19

3) Pemantauan Resiko meliputi:

a) Tersediannya limit secara individual dan keseluruhan atau

konsolidasi.

b) Memerhatikan kemampuan modal bank untuk dapat menyerap

eksposur resiko atau kerugian yang timbul, dan tinggi

rendahnya eksposur bank.

c) Mempertimbangkan pengalaman kerugian dimasa lalu dan

kemampuan sumber daya manusia.

d) Memastikan bahwa posisi yang melampaui limit yang telah

ditetapkan mendapatkan perhatian setuan kerja manajemen

resiko, komite manajemen resiko, dan direksi.

4) Pengendalian resiko meliputi;

a) Pelaksanaan proses pengendalian resiko harus digunakan bank

untuk mengelola resiko tertentu, terutama yang dapat

membahayakan kelangsungan usaha bank.

b) Pengendalian resiko dapat dilahkukan oleh bank antara lain

dengan cara head ging, dan metode mitigasi resiko lainya

seperti penerbitan garansi, securitysasi asset dan credit

derivatives, serta penambahan modal bank untuk menyerap

potensi kerugian.

Page 26: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

20

c. Fungsi Manajemen Risiko

Fungsi manajemen risiko secara umum adalah untuk

mengidentifikasikan atau mendiagnosa risiko. Adapun fungsi pokok

manajemen risiko yaitu:

1) Menemukan kerugian potensial, yaitu berupa mengidentifikasikan

seluruh risiko murni yang dihadapi oleh perusahaan.

2) Mengevaluasi kerugian potensial, yaitu melakukan evaluasi

terhadap semua kerugian potensial yang dihadapi oleh perusahaan.

3) Menurut Pardi Sudrajat, fungsi dari manajemen risiko adalah

sebagai pedoman tertulis dalam membentuk kerangka kerja

fungsional bank untuk mengimplementasikan manajemen risiko

secara konsisten sesuai dengan tujuan usaha perusahaan atau

bank.9

d. Jenis-Jenis Risiko

Dalam dunia perbankan terdapat beberapa jenis risiko,

diantaranya:

1) Risiko Kredit

Risiko yang diakibatkan oleh ketidakmampuan para debitur dalam

memenuhi kewajibannya kepada bank. Penyebab terjadinya risiko

tersebut adalah terlalu mudahnya pihak bank memberikan

pembiayaan kepada nasabah karena terlalu dituntut untuk

memanfaatkan kelebihan liquiditas sehingga penilaian dalam

9 Djojosoedarjo, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi (Jakarta: Salemba Empat,

1999), 13.

Page 27: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

21

pemberian pembiayaan dilakukan dengan kurang teliti dan cermat

dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadinya risiko

yang muncul pada usaha nasabah.

2) Risiko Pasar

Kondisi yang dialami oleh suatu perusahaan yang disebabkan oleh

perubahan kondisi dan situasi pasar diluar dari kendali perusahaan

(suku bunga, nilai tukar mata uang dan harga komoditas),

sehingga kondisi tersebut menyebabkan pihak perbankan

mengalami kerugian.

3) Risiko Operasional

Risiko operasional merupakan risiko yang timbul karena faktor

internal bank yaitu kesalahan pada sistem komputer, human error,

dan lainnya sehingga kejadian seperti itu telah menyebabkan

timbulnya masalah pada bank itu sendiri.

4) Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko yang dialami oleh pihak perbankan

karena ketidakpatuhannya memenuhi kewajiban jangka

pendeknya. Seperti membayar listrik, telepon, gaji karyawan dan

lainnya.10

10 Irham Fahmi, Manajemen Risiko (Bandung: Alfabeta, 2018), 104-105.

Page 28: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

22

2. Prinsip-Prinsip Pemberian Pembiayaan

a. Prinsip-Prinsip Pembiayaan

Sebelum suatu pembiayaan diputuskan, terlebih dahulu perlu

analisis kelayakan pembiayaan tersebut. Tujuannya adalah untuk

menghindari kredit yang dibiayai nantinya tidak layak. Dalam

penilaian kredit harus memenuhi kreteria sebagai berikut:

1) Keamanan kredit (safety), harus benar-benar diyakini bahwa kredit

tersebut dapat dilunasi kembali.

2) Terarah tujuan penggunaan kredit (suitability), kredit yang

digunakan untuk tujuan sejalan dengan kepentingan masyarakat

atau setidaknya tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.

3) Menguntungkan (profitable), kredit yang diberikan yang

menguntungkan bagi bank maupun nasabah. Dalam melakukan

analisis kredit, ada tahap yang akan dilakukan yaitu analisis

kualitatif.11

Dalam melakukan analisis kualitatif ada beberapa metode yang

dapat digunakan antara lain dengan analisa 5C dan 3R. Pada

manajemen resiko pembiayaan mengenal 5C dalam menganalisis

kredit perbankan. Tujuannya adalah untuk menganalisis kemampuan

nasabah dalam melunasi pembiayaanya. Kerangka tersebut juga dapat

digunakan untuk menganalisis risiko kredit yang dihadapi oleh

perusahaan. Kerangaka 5C yang dimaksud adalah sebagai berikut:

11 Rifangga C.T Tengor, “Penerapan Manajemen Risiko Untuk Meminimalisir Risiko Kredit

Macet Pada PT. Bank Sulutgo,” Jurnal EMBA, Vol. 3, No. 4 (Desember 2015).

Page 29: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

23

1) Character (Karakter)

Menurut Sunarto Zulkifli analisa karakter merupakan pintu

gerbang utama proses persetujuan pembiayaan. Kesalahan dalam

menilai karakter calon nasabah dapat berakibat fatal di kemudian

hari terhadap orang yang beritikad buruk seperti penipu, pelaku

kejahatan dan lain-lain.12

Menurut Ismail dalam bukunya manajemen perbankan dari

teori menuju aplikasi, karakter menggambarkan watak dan

kepribadian calon debitur. Analisis karakter terhadap calon debitur

bertujuan untuk mengetahui bahwa calon debitur mempunyai

keinginan untuk memenuhi kewajiban membayar pinjamannya

sampai dengan lunas.13

Jadi dapat disimpulkan bahwa karakter adalah gambaran

watak dan kepribadian dari calon debitur yang merupakan gerbang

utama dalam persetujuan pembiayaan.Untuk menilai karakter dari

calon debitur, dapat dilakukan dengan wawancara dan BI checking.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui riwayat pembiayaan yang telah

diterima oleh calon debitur.

2) Capacity (Kemampuan)

Menurut Sunarto Zulkifli, kapasitas calon nasabah sangat

penting diketahui untuk memahami kemampuan seseorang untuk

12 Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah (Jakarta: Zikrul Hakim,

2003), 144. 13 Ismail, Manajemen, Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi (Jakarta: Prenadamedia Group,

2016), 112.

Page 30: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

24

membayar semua kewajibannya. Untuk perusahaan, hal ini dapat

dilihat dari laporan keuangan dan past performance usaha.

Sedangkan untuk pembiayaan konsumtif, analisa diarahkan pada

kemampuan sumber penghasilan calon nasabah membiayai seluruh

pengeluaran bulanannya. Untuk itu, yang perlu dianalisa adalah

perusahaan tempat yang bersangkutan bekerja, lama bekerja dan

penghasilan.14

Kapasitas adalah analisis untuk mengetahui kemampuan

nasabah dalam membayar kredit. Penilaian ini kemampuan

nasabah dalam mengelola bisnis dapat terlihat. Latar belakang

pendidikan, keluarga, dan juga pengalamannya dalam mengelola

usaha sangat erat hubungannya dalampenilaian kemampuan ini,

sehingga akan terlihat kemampuan nasabah dalam mengembalikan

kredit yang diberikan.15

3) Capital (Modal)

Menurut Sunarto Zulkifli, analisa modal diarahkan untuk

mengetahui seberapa besar tingkat keyakinan calon nasabah

terhadap usahanya sendiri. Untuk mengetahui hal ini, maka bank

harus melakukan analisa neraca sedikitnya 2 tahun terakhir dan

melakukan analisa ratio untuk mengetahui likuiditas, solvabilitas,

dan rentabilitas dari perusahaan yang dimaksud. Sedangkan untuk

14 Zulkifli, Panduan, 145. 15 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), 118.

Page 31: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

25

pembiayaan konsumtif analisis modal tercermin dari uang muka

yang sanggup dibayar oleh calon nasabah.16

Menurut Kasmir analisis capital juga harus menganalisis

dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini, termasuk

prosentase modal yang digunakan untuk membiayai proyek yang

akan dijalankan, berapa modal sendiri dan berapa modal

pinjaman.17

Jadi dapat disimpulkan bahwa analisa capital diarahkan

pada laporan keuangan usaha calon nasabah dan uang muka yang

sanggup dibayar calon nasabah. Semakin besar uang muka yang

diberikan maka semakin tinggi kemampuan nasabah dalam

menyelesaikan kewajibannya.

4) Condition Of Economy (Kondisi ekonomi)

Menurut Ismail untuk calon nasabah yang mengajukan

kredit konsumtif, bank akan mengaitkan antara tempat kerja

debitur dengan kondisi ekonomi saat ini dan saat mendatang,

sehingga dapat diestimasikan tentang kondisi perusahaan tersebut.

Hal ini terkait kelangsungan pekerjaan calon debitur dan

pembayaran kembali kreditnya.18

16 Zulkifli, Panduan, 146. 17 Kasmir, Dasar-Dasar, 118. 18 Ismail, Manajemen, 113

Page 32: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

26

Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian kondisi usaha

calon nasabah sangat penting karena untuk mengetahui prospek

usaha nasabah dimasa yang akan datang.

1) Colleteral (Jaminan)

Yaitu aset yang dijaminkan. Jika akibat sesuatu hal

peminjam tidak dapat mengembalikan pinjaman, maka jaminan

aset itulah yang akan digunakan untuk menutup utang tersebut.

Pembiayaan merupakan tugas bank dalam menjalankan

fungsi penggunaan dana. Dalam kaitannya dengan perbankan,

analisis ini merupakan fungsi yang terpenting dari pembiayaan

yang disalurkan bank dengan harapan agar bank dapat

mendapatkan hasil balik dari dana yang disalurkan. Akan tetapi,

pada kenyataanya banyak sekali nasabah yang melakukan

pinjaman dana ke bank, namun dalam masa pengangsuran di

setiap bulannya terjadi ketidaklancaran pembayaran yang

cenderung melebihi batas waktu pembayaran. Dengan banyaknya

kasus di lapangan seperti ini, pihak bank memiliki bagian

pengawasan yang menangani kredit macet atau pembiayaan

bermasalah.

Page 33: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

27

Prinsip lain yang perlu mendapat perhatian dalam

pengambilan keputusan penilaian pembiayaan adalah dengan

menggunakan prinsip 3R.19

1) Return (Hasil yang dicapai)

Return dapat diartikan sebagai hasil usaha yang dicapai oleh

perusahaan calon debitur. Bank perlu melakukan analisis

terhadap hasil yang akan dicapai oleh calon debitur. Analisis

tersebut dilakukan dengan melihat hasil yang telah dicapai

sebelum mendapat kredit dari bank, kemudian melakukan

estimasi terhadap usaha yang mungkin akan dicapai setelah

mendapat kredit.

2) Repayment (Pembayaran kembali)

Diartikan sebagai kemampuan perusahaan calon debitur untuk

melakukan pembayaran kembali kredit yang telah dinikmati.

Bank perlu melakukan analisis terhadap kemampuan calon

debitur dalam mengelola usahanya. Hal ini dapat dilihat dari

kemampuan perusahaan dalam menciptakan keuntungan.

3) Risk Bearing Ability (kemampuan untuk menanggung resiko)

Risk bearing ability merupakan kemampuan calon debitur

untuk menanggung resiko apabila terjadi kegagalan dalam

usahanya. Salah satu pertimbangan untuk meyakini bahwa

calon debitur akan mampu mengahadapi resiko ketidakpastian,

19 Ismail, Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2010), 116.

Page 34: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

28

yaitu dengan melihat struktur permodalannya. Semakin besar

modal yang dimiliki oleh calon debitur akan semakin besar

kemampuan calon debitur dalam menutup resiko kegagalan

usahanya. Bank juga perlu mendapat jaminan atas kredit yang

diberikan, kemudian jaminan tersebut perlu ditutup dengan

asuransi yang memadai.20

b. Analisis Karakter (character)

Salah satu keberhasilan dalam pemberian pembiayaan sangat

tergantung pada tingkat kejujuran maupun itikad baik dari debitur.

Penilaian watak ini merupakan pekerjaan yang sangat sulit, karena

dari pihak nasabah akan berusaha untuk selalu terkesan baik. Oleh

karena itu, dalam melakukan penilaian watak diperlukan adanya suatu

strategi, metode ataupun keahlian dalam mengenali watak nasabah

sehingga dapat memperoleh gambaran yang sesungguhnya.

Dengan demikian tidak akan terjadi kegagalan dalam

pemberian pembiayaan yang disebabkan karena kesalahan dalam

melakukan penilaian terhadap watak nasabah. Beberapa faktor yang

perlu diperhatikan oleh pejabat bank ini dalam menganalisis watak

calon nasabah antara lain meliputi: perilaku, tanggung jawab,

kedisiplinan diri, moral, maupun sifat–sifat pribadinya.

Soal karakter merupakan faktor yang paling dominan, sebab

walaupun mitra pembiayaan cukup mampu untuk menyelesaikan

20 Ibid., 117.

Page 35: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

29

kewajiban pengembalian pembiayaan baik pokok maupun bagi hasil

tetapi kalau tidak mempunyai itikad yang baik tentu akan membawa

berbagai kesulitan bagi bank maupun deposan.

Cara yang dapat dilakukan untuk melakukan penilaian watak

tersebut adalah dengan meneliti hal–hal sebagai berikut:

1) Meneliti riwayat hidup calon nasabah

2) Verifikasi data dengan melakukan interview

3) Meneliti reputasi calon nasabah tersebut dilingkungan usahanya

4) BI checking dan meminta informasi antar bank.21

BI checking ini dilakukan melalui Sistem Informasi Debitur (SID)

pada Bank Indonesia. SID menyediakan informasi pembiayaan

yang terkait nasabah, antara lain informasi mengenai bank

pemberi pembiayaan, nilai fasilitas pembiayaan yang telah

diperoleh, kelancaran pembayaran, serta informasi lain yang

terkait dengan fasilitas pembiayaan tersebut.

5) Mencari informasi atau trade checking

Dalam trade checking, bank dapat memperoleh informasi

mengenai kebiasaan baik atau buruk seseorang atau pengurus

perusahaan dengan cara sebagai berikut:

a) Mencari informasi lingkungan tempat kerja seseorang. Jika

diperoleh informasi bahwa permohonan pembiayaan memiliki

utang yang cukup banyak atau suka berhutang dan

21 Trisadini P. Usanti dan Abd. Shomad, Transaksi Bank Syariah (Jakarta: Bumi Aksara,

2013), 67-68.

Page 36: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

30

pelunasannya tidak lancar, hal ini tentunya menjadi indikasi

karakter yang kurang baik. Demikian pula sebaliknya, jika

diperoleh informasi yang positif, dapat diindikasikan bahwa

permohanan pembiayaan tersebut baik.

b) Mencari informasi ke pelaku bisnis yang sama dengan (calon)

nasabah.Jika diperoleh informasi bahwa pengurus perusahaan

memiliki komitmen dalam melakukan pembayaran, maka hal

ini mengidentifikasikan karakter yang baik. Namun jika

informasi yang diperoleh bertolak belakang, maka hal tersebut

tentu mengidentifikasikan karakter yang kurang baik.

6) Mencari informasi tentang gaya hidup dan hobi calon nasabah.22

Karakter yang baik dan meyakinkan biasanya ditunjukkan oleh

kebenaran pernah dinyatakan calon nasabah baik secara tertulis

maupun secara lisan. Tidak ada keraguan tentang identitas diri, usaha

dan aspek legalitasnya. Tidak ada cacat dari dokumen yang menyertai

identitas dan bisnisnya. Tidak terdapat atau terdengar suara miring

tentang reputasi, tidak ada catatan dipengadilan baik pengadilan

negeri, pengadilan tinggi, maupun mahkamah agung.

Tidak terdapat catatan kriminal dan catatan lain dari

kepolisian, bahkan sebaliknya bila terdapat catatan positif tentang

penghargaan yang pernah diterima calon nasabah, sumbangan dan

hasil karya yang mendapat apresiasi dari pihak pemerintah atau

22 Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah Modul sertifikasi tingkat I General

Banking Syariah (Jakarta: Gramedia, 2014), 204.

Page 37: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

31

masyarakat sangat membantu pembentukan karakter positif calon

nasabah. Semua informasi dan hasil investigasi itu akan membentuk

trade record calon nasabah.23

3. Pengawasan Pada Pembiayaan

a. Pengawasan Pembiayaan

Pembiayaan merupakan kegiatan utama bank, sebagai usaha

untuk memperoleh laba, tetapi rawan risiko yang tidak saja dapat

merugikan bank juga berakibat kepada masyarakat penyimpan dan

pengguna dana. Oleh karena itu bank harus menerapkan fungsi

pengawasan dengan bersifat menyeluruh (multi layers control).

Dengan tiga prinsip utama, yaitu:24

1) Prinsip pencegahan dini (early warning system)

Pencegahan dini adalah tindakan preventif terhadap kemungkinan

terjadinya hal-hal yang dapat merugikan bank dalam pembiayaan,

atau terjadinya praktik-praktik pembiayaan yang tidak sehat.

Pencegahan dini dilakukan dengan cara menciptakan struktur

pengendalian internal yang andal, sebagai alat pencegahan yang

mampu meminimalkan peluang- peluang penyimpangan, dan alat

untuk mendeteksi adanya penyimpangan, sehingga dapat segera

diluruskan kembali. Struktur pengendalian internal ini harus

diterapkan pada semua tahap proses pembiayaan, mulai dari

23 Ibid., 100. 24 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Bandung: Alfabeta, 2002), 243.

Page 38: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

32

permohonan pembiayaan sampai pelunasan/penyelesaian

pembiayaan.

2) Prinsip pengawasan melekat (built incontrol)

Disamping struktur pengendalian internal, diperlukan pengawasan

melekat, dimana para pejabat pembiayaan melakukan supervisi

sehari-hari untuk memastikan bahwa kegiatan pembiayaan telah

berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan, dan

ketentuan-ketentuan operasional lainnya dalam pembiayaan.

3) Prinsip pemeriksaan internal (internal audit) Pengawasan

pembiayaan juga harus dilengkapi dengan audit internal terhadap

semua aspek pembiayaan yang telah dilakukan. Audit internal

merupakan upaya lanjutan dalam pengawasan pembiayaan, untuk

lebih memastikan bahwa pembiayaan dilakukan dengan benar

sesuai dengan kebijakan pembiayaan, dan telah memenuhi prinsip-

prinsip pembiayaan yang sehat serta mematuhi ketentuan-

ketentuan yang berlaku dalam pembiayaan.

b. Teknik Pengawasan

Adapun teknik pengawasan pembiayaan menurut Veitzal

Rifa’i adalah sebagai berikut:25

1) Inspeksi on the spot (pengawasan fisik)

Inspeksi on the spot atau pengawasan fisik adalah pengawasan

yang dlakukan dengan mengadakan pemeriksaan langsung di

25 Jumi Atika, “Prinsip Kehati-hatian dalam Pencegahan Pembiayaan Bermasalah,” At-tijaroh

2 (2015), 32.

Page 39: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

33

tempat kegiatan usaha nasabah. Tujuan dari inspeksi on the spot

ini adalah:

a) Untuk mengecek kebenaran dari seluruh data maupun laporan

oleh nasabah dibandingkan dengan jumlah dan keadaannya

secara fisik.

b) Secara langsung melihat atau meneliti keadaan usaha nasabah

tentang seluruh aktifitas perusahaannya.

c) Secara tidak langsung mengikatkan nasabah bahwa bank

menaruh perhatian pada usahanya.

d) Mendidik nasabah untuk menyampaikan laporan-laporan

kepada bank sesuai dengan kenyataan.

2) Monitoring pembiayaan

Monitoring dapat diartikan sebagai alat yang dipergunakan

untuk melakukan pemantauan pembiayaan, agar dapat diketahui

sedini mungkin (early warning system) deviasi yang terjadi yang

akan membawa akibat turunnya mutu pembiayaan. Dengan ini,

dimungkinkan mengambil langkah-langkah untuk tidak timbul

kerugian. Monitoring pembiayaan dilakukan secara intern maupun

ekstern. Infromasi dari pihak intern dan ekstern bank adalah:

a) Informasi dari luar bank (ekstern)

(1) Meminta laporan berkala, realisasi kerja dan sebagainya,

melakukan inspeksi on the spot

(2) Laporan akuntan, konsultan dan sebaginya.

Page 40: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

34

b) Informasi dari bank (intern)

(1) Penelitian mutasi nasabah dalam rekening koran, sehingga

diperoleh gambaran mutasi yang sebenarnya dan tidak

dibuat.

(2) Meneliti turn over dengan membandingkan debit dan

pembiayaan pada beberapa bulan berjalan.

(3) Memberi tanda pada saldo tertinggi dan terendah pada

setiap periode, agar berhati-hati bila nasabah mengalami

overdraft.

(4) Mengawasi apakah pada tanggal pelunasan dapat dipenuhi

oleh nasabah.

(5) Meneliti buku-buku pembantu dan map-map pmbiayaan

nasabah.

Terdapat beberapa jenis monitoring dalam pembiayaan,

antara lain:26

(1) On desk monitoring

Merupakan pemantauan pembiayaan secara administratif,

yaitu melalui instrumen administrasi, seperti laporan-

laporan, financial statement, kelengkapan dokumen, dan

informasi pihak ketiga. Data administrasi yang dimonitor

adalah dari kegiatan debitur dan lembaga keuangan sendiri.

(2) On site monitoring

26 Sumarin, Konsep Kelembagaan Bank Syariah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), 121.

Page 41: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

35

Yaitu pemantauan pembiayaan langsung ke lapangan, baik

sebagian, menyeluruh atau khusus atas kasus tertentu untuk

membuktikan pelaksanaan kebijakan pembiayaan, atau

secara menyeluruh apakah ada deviasi yang terjadi atas

terms of lending yang disepakati.

(3) Exeption monitoring

Yaitu pemantauan pembiayaan dengan memberikan

tekanan kepada hal-hal yang kurang berjalan dengan baik

dan hal-hal yang telah berjalan sesuai dengan terms of

lending, dikurangi intensitasnya27

3) Verband Control (Pemerikasaan atas hal-hal yang saling

berhubungan)

Dalam situasi dan kondisi tertentu, pihak Bank

membutuhkan informasi yang benar tentang debitur dengan teknik

Verband Control. Yaitu dengan cara menyamar, contoh ada

laporan penjualan yang tidak wajar, maka bank akan menerjunkan

pengawas dengan cara menyamar untuk menguji informasi

tersebut. Setelah bank melakukan tindakan pengamatan terhadap

masalah yang timbul, maka masalah tersebut harus segera

dilaporkan ke manajemen dengan disertai usul-usul konkrit.

Pelaksanaan pengawasan pembiayaan harus senantiasa

ditujukan untuk mengamankan kepentingan bank yang berarti

27 Ibid., 121.

Page 42: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

36

memindahkan resiko atau mungkin mengurangi keraguan yang

dapat menimpa bank di kemudian hari.

4. Pembiayaan bermasalah

a. Pengertian pembiayaan bermasalah

Pembiayaan bermasalah merupakan salah satu dari resiko

dalam suatu pelaksanaan pembiayaan. Adiwarman A. Karim

menjelaskan bahwa resiko pembiayaan merupakan resiko yang

disebabkan oleh adanya counterparty dalam memenuhi kewajibannya.

Dalam bank syariah, resiko pembiayaan mencakup resiko terkait

produk dan resiko terkait dengan pembiayaan korporasi.28 Resiko ini

timbul karena kinerja satu atau lebih debitur yang buruk. Kinerja

debitur yang buruk ini dapat berupa ketidakmampuan atau

ketidakmauan debitur untuk memenuhi sebagian atau seluruh

perjanjian pembiayaan yang telah disepakati bersama.29

b. Faktor-faktor penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah

Pembiayaan bermasalah dapat disebabkan oleh salah satu atau

beberapa faktor yang harus dikenali secara dini oleh petugas

pembiayaan karena adanya unsur kelemahan baik dari pihak debitur,

pihak bank maupun masalah eksternal debitur dan bank, yaitu:30

28 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, 260. 29 Riris Wandayanik, “Implementasi Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah di Bank

BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Mojokerto,” El-Qist, 05 (April, 2015). 30 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Liannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2013), 102.

Page 43: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

37

1) Faktor Intern

Dalam hal ini analis pembiayaan kurang teliti baik dalam

mengecek kebenaran dan keaslian dokumen maupun salah dalam

melakukan perhitungan dengan rasio-rasio yang ada. Aspek

jaminan juga tidak diperhitungkan secara marketable. Akibatnya

apa yang seharusnya terjadi, tidak diprediksi sebelumnya.

Kemecetan suatu pembiayaan dapat pula terjadi akibat kolusi dari

pihak analis pembiayaan dengan debitur sehingga dalam

analisisnya dilakukan secara tidak objektif. Selain itu juga kurang

adanya pengawasan atau survey lebih lanjut dari pihak bank.

2) Faktor Ekstern (berasal dari nasabah atau pihak luar)

Pembiayaan bermasalah atau kredit macet yang disebabkan

oleh nasabah diakibatkan karena:

a) Karakter nasabah yang tidak amanah dalam memberikan

informasi dan laporan tentang kegiatan usahanya.

b) Adanya unsur kesengajaan, artinya nasabah sengaja tidak

mamembayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang

diberikan macet.

c) Adanya unsur ketidaksengajaan, artinya nasabah memliki

kemauan untuk membayar tetapi tidak mampu dikarenakan

usaha yang dibiayai terkena musibah misalnya kebanjiran,

kebakaran, dan kerusakan lainnya.

Page 44: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

38

c. Upaya Penyelamatan Pembiayaan Bermasalah

Pembiayaan yang mengalami macet tidak bisa dibiarkan begitu

saja ada proses untuk menyelematkan pembiayaan macet atau

pembiayaan bermasalah. Penyelamatan pembiayaan bermasalah

merupakan upaya dan langkahlangkah restrukturisasi yang dilakukan

bank dengan mengikuti ketentuan yang berlaku agar pembiayaan non

lancar (golongan kurang lancar, diragukan, dan macet) secara bertahap

menjadi golongan lancar kembali.31

Proses penanganan pembiayaan yang bermasalah dapat

dilakukan sesuai dengan golongannya, yaitu:32

1) Pembiayaan lancar, dilakukan dengan cara:

a) Pemantauan usaha nasabah.

b) Pembinaan anggota dengan pelatihan-pelatihan.

2) Pembiayaan potensial bermasalah, dilakukan dengan cara:

a) Pembinaan anggota.

b) Pemberitahuan dengan surat teguran.

c) Kunjungan lapangan atau silaturahmi oleh bagian pembiayaan

kepada nasabah.

d) Upaya preventif dengan penanganan rescheduling, yaitu

penjadwalan kembali jangka waktu angsuran serta

31 Dewi Laela Hilyatin, “Strategi Penyelamatan Pembiayaan Bermasalah Pada Pembiayaan

Murabahah di Bank Syariah Mandiri Cabang Purwokerto,” el-JIZYA, 01 (Juni 2016), 67. 32 Muhamad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, 68.

Page 45: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

39

memperkecil jumlah angsuran. Juga dapat dilakukan dengan

reconditioning, yaitu memperkecil keuntungan atau bagi hasil.

3) Pembiayaan kurang lancar, dilakukan dengan cara:

a) Membuat surat teguran atau peringatan.

b) Kunjungan lapangan atau silaturahmi oleh bagian pembiayaan

kepada nasabah dilakukan dengan lebih bersungguh-sungguh.

c) Upaya penyehatan dengan cara rescheduling, yaitu

penjadwalan kembali jangka waktu angsuran serta

memperkecil jumlah angsuran. Juga dapat dilakukan dengan

reconditioning, yaitu memperkecil margin keuntungan atau

bagi hasil.

Menurut teori penyelamatan pembiayaan bermasalah dapat

dilakukan mulai beberapa cara, yaitu:33

1) Rescheduling (penjadwalan kembali), yaitu perubahan jadwal

pembayaran kewajiban nasabah atau jangka waktunya.

2) Reconditioning (persyaratan kembali), yaitu perubahan sebagaian

atau seluruh persyaratan pembiayaan tanpa menambah sisa pokok

kewajiban nasabah yang harus dibayarkan kepada Bank antara lain

meliputi pengurangan jumlah angsuran,perubahan jumlah

angsuran, perubahan jangka waktu, perubahan nisbah bagi hasil

dalam pembiayaan murabahah, perubahan proyeksi bagi hasil

dalam pembiayaan murabahah, dan pemberian potongan.

33 Trisadini P. Usanti dan Abd. Shomad, Transaksi Bank Syariah (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2015), 110.

Page 46: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

40

3) Restructuring (penataan kembali), yaitu perubahan persyaratan

pembiayaan yang antara lain meliputi penambahan dana fasilitas

pembiayaan, konversi akad pembiayaan, konversi pembiayaan

menjadi penyertaan modal sementara pada perusahaan nasabah

yang dapat disertai dengan rescheduling atau reconditioning.

B. Studi Penelitian Terdahulu

Penelitian ini berjudul “Analisis Penerapan Manajemen Resiko Pada

Pembiayaan Murabahah di PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan”. Penelitian

ini tentunya tidak lepas dari beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan

sebagai pandangan dan referensi serta acuan dalam penyusunannya. Adapun

penelitian terdahulu yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

Pertama, penelitian yang dilahkukan oleh Anah Hasanah (2016),

dalam skripsinya yang berjudul ”Analisis Manajemen Resiko Dalam Prosedur

Pembiayaan Gadai Emas di BJB Syariah Kuningan”. Diperoleh hasil bahwa

BJB Syariah kuningan memiliki 10 yang dilalui dalam pembiayaan gadai

emas syariah dengan ketentuan tertentu disetiap prosedurnya.34

Penelitian terdahulu ini beda dengan apa yang akan saya teliti. Dalam

hal ini saya akan lebih berfocus pada resiko pembiayaan murabahah di PT.

BPRS Ummu Bangil Pasuruan.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Heri Agus Prasetyo (2017),

dengan judul penelitia “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Gadai Emas

Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Solo Baru”.

34 Anah Hasanah, ”Analisis Manajemen Resiko Dalam Prosedur Pembiayaan Gadai Emas Di

BJB Syariah Kuningan,” Skripsi (Cirebon: IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2016), 6.

Page 47: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

41

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga risiko yang melekat

dalam pembiayaan gadai emas dan dalam penerapan manajemen risiko Bank

Syariah Mandiri menggunakan 4 tahapan, yaitu identifikasi, menilai atau

mengukur risiko, pengendalian risiko, memantau risiko. Untuk mengatasi

hambatan tersebut pihak Bank Syariah Mandiri melakukan lelang terhadap

nasabah yang mengalami jatuh tempo dan dengan sepengetahuan nasabah

serta pihak Bank Syariah Mandiri melakukan penarikan pembiayaan terhadap

nasabah yang emasnya terbukti palsu. Penerapan manajemen risiko Bank

Syariah Mandiri secara keseluruhan telah berjalan efektif akan tetapi masih

harus diperbaiki dengan meningkatan pelatihan- pelatihan untuk karyawan

gadai untuk menanggulangi risiko yang melekat pada pembiayaan gadai

emas.35

Perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian saat ini terletak pada

lokasi penelitian tahun penelitian. Selain itu, penelitian ini membahas

pembiayaan murabahah, sedangkan penelitian terdahulu membahas tentang

gadai emas.

Ketiga penelitian yang dilahkukan oleh Roshila Dewi (2017) dalam

skripsinya yang berjudul “Analisis Penerapan Manajemen Resiko

Pembiayaan (Studi pada BMT Al-Hasanah Cabang Jati Mulyo Lampung

Selatan)”, diperoleh hasil penelitian bahwa BMT Al-hasanah menerapkan

manajemen resiko pembiayaan dengan melahkukan identifikasi resiko,

35 Heri Agus rasetyo, "Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Gadai Emas Studi Kasus Bank

Syariah Mandiri Kantor Cabang Solo Baru” Skripsi (Surakarta: IAIN Surakarta, 2017). 89.

Page 48: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

42

pengukuran resiko, pemantauan, sistem informasu resiko dan pengendalian

resiko serta melahkukan analisis 5C.36

Penelitian terdahulu ini beda dengan apa yang akan saya teliti. Dalam

hal ini saya akan meneliti bagaimana upaya PT. BPRS Ummu Bangil

Pasuruan dalam melahkukan pencegahan resiko pembiayaan.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Rheza Pratama (2018),

dengan judul Penelitian “Penerapan Manajemen Risiko Pada Perbankan

Syariah (Studi Kasus Pada Bank Muamalat & Bank Syariah Mandiri Cabang

Kota Ternate)”.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: Pemahaman risiko dan

manajemen risiko pada Bank Muamalat maupun Bank Syariah Mandiri

kantor Cabang Ternate semuanya masuk dalam kategori baik. Praktek

manajemen risiko pada bank Muamalat maupun Bank Syariah Mandiri kantor

Cabang Ternate mayoritas menilai bahwa praktek manajemen risiko sudah

masuk dalam kategori baik. Namun sebanyak 21,4% di Bank Muamalat dan

13,3% di Bank Syariah Mandiri menilai cukup.37

Perbedaan penelitian terdahulu ini dengan penelitian yang dilakukan

saat ini adalah penelitian terdahulu meneliti sejauh mana perkembangan dan

kemajuan penerapan manajemen risiko pada perbankan Syariah di Kota

Ternate. Sedangkan penelitiansaat ini meneliti tentang analisis penerapan

manajemen resiko pada pembiayaan murabahah.

36 Roshila Dewi, ”Analisis Penerapan Manajemen Resiko Pembiayaan”, Skripsi (Lampung:

IAIN Raden Intan Lampung, 2017), 111. 37 Rheza Pratama, “Penerapan Manajemen Risiko Pada Perbankan Syariah (Studi Kasus Pada

Bank Muamalat & Bank Syariah Mandiri Cabang Kota Ternate),” Jurnal Mitra ManajemenI,

(November, 2018), 14.

Page 49: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

43

Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Devid Tri Wahyuningsih

(2019), dengan judul penelitian “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan

Mudharabah di BMT Nusa Umat Sejahtera Salatiga”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, proses pelaksanaan manajemen

risiko pembiayaan mudharabah dilakukan dengan identifikasi risiko

pembiayaan, pengukuran risiko pembiayaan, pemantauan risiko pembiayaan

dan pengendalian risiko pembiayaan, faktor penyebab terjadinya risiko

pembiayaan adalah risiko SDM (Sumber Daya Manusia) dan risiko

operasional.38

Perbedaan penelitian terdahulu ini dengan penelitian yang dilakukan

saat ini adalah penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko apa saja yang

mungkin terjadi dalam pembiayaan murabahah yang terdapat di PT. BPRS

Ummu Bangil Pasuruan dan bagaimana cara mengatasi apabila terjadi risiko

pembiayaan pada pembiayaan murabahah.

Posisi penelitian ini terhadap penelitian sebelumnya adalah penelitian

ini meneruskan kajian dari kelima penelitian diatas, kesamaan dari kelima

penelitian tersebut yaitu sama-sama menganalisis manajemen risiko

pembiayaan yang terdapat di bank syariah, sehingga penulis akan

melanjutkan penelitian dari penelitian terdahulu. Pada penelitian ini penulis

mengembangkan penelitian terdahulu dengan mengkaji ilmu terkait metode

penilaian karakter nasabah, pengawasan dan penanganan dalam pembiayaan

bermasalah, yang belum di kaji oleh penelitian sebelumnya.

38 Devid Tri Wahyuningsih, “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah Di Bmt

Nusa Umat Sejahtera Salatiga”, Skripsi (Salatiga: IAIN Salatiga, 2019), 136.

Page 50: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan

(field research), untuk mendapatkan data-data dan informasi, penulis terjun

langsung ke objek penelitian yaitu lembaga yang diteliti. Pada penelitian ini

yaitu ke PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan untuk mengetahui bagaimana

penerapan manajemen resiko pada pembiayaan murabahah serta penanganan

yang dilakukan PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan dalam mengatasi

pembiayaan bermasalah. Penulis menjadikan beberapa teori yang berkaitan

dengan manajemen resiko pada pembiayaan murabaḥah dan teori yang

berkaitan dengan penanganan pembiayaan bermasalah pada pembiayaan

murabaḥah, sebagai pijakan atau pedoman untuk penulis melakukan

penelitian dan membuktikan kebenaran yang terjadi di lapangan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian

yang temuan-temuannya tidak diperoleh melaui prosedur statistik atau bentuk

hitungan lainnya dan bertujuan mengungkapkan gejala secara holistik-

kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan

diri penulis sebagai instrumen kunci.1 Tujuan utama pendekatan kualitatif

adalah mengembangkan pengertian, konsep-konsep yang pada akhirnya

1 Eko Sugiarto, Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif : Skripsi dan Tesis (Yogyakarta:

Suaka Media, 2015), 8.

Page 51: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

45

menjadi teori. Pada penelitian ini untuk mengungkapkan fakta kejadian,

keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian

berlangsung dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi di PT. BPRS

Ummu Bangil Pasuruan.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi yang diteliti oleh peneliti adalah di PT. BPRS Ummu Bangil

Pasuruan yang berlokasi di Jalan Mangga No. 857, Sidodadi, Pogar,

Kecamatan Bangil, kabupaten Pasuruan Jawa Timur, merupakan kantor pusat

dari dua kantor kas cabang Bangil. Penelitian dilakukan di tempat ini karena

di PT. BPRS Ummu Bangil pasuruan mayoritas pembiayaannya yaitu

murabahah, yang mana pada pembiayaan murabahah ini banyak terjadi

pembiayaan bermasalah. Sedangkan tahapan manajemen resiko sudah

dilakukan dengan baik dan penanganan pembiayaan bermasalah juga sudah

dilakukan namun belum dapat mengatasi pembiayaan bermasalah.

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah catatan hasil

observasi dan wawancara. Setelah semua data tersebut terkumpul, peneliti

menyusun data untuk dianalisis. Data adalah keterangan atau bahan nyata

yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan).2

Untuk mempermudah penelitian ini, penulis berupaya menggali

data dari lapangan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan, yaitu:

2 Wahidmurni, Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan (Malang:

UM Press, 2008), 41.

Page 52: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

46

data tentang bagaimana penerapan manajemen risiko pada pembiayaan

murabahah di PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan, dan bagaiman upaya

penanganan pembiayaan bermasalah di PT. BPRS Ummu Bangil

Pasuruan.

2. Sumber Data

Data primer merupakan data asli yang diperoleh langsung dari

hasil wawancara yang didapat langsung dari objek penelitian.3 dimana

data yang diperoleh hasilnya aktual dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam hal perolehan data primer, penulis langsung berhadapan dengan

narasumber di PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan, dalam hal ini penulis

melakukan wawancara dengan kepala bagian marketing, marketing, audit

dan direktur PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan.4

1. Wawancara

Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah melakukan

wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini.

Wawancara awal dilakukan dengan karyawan PT. BPRS Ummu Bangil

3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,

2006), 22. 4 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis “Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”

(Bandung: Alfabeta, 2014), 401.

Page 53: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

47

Pasuruan. Tahap pertama yaitu dengan sedikit perkenalan dan juga

bertanya tentang nama-nama karyawan lain serta tugas dari masing-

masing karyawan. Tahap wawancara selanjutnya dilakukan untuk

mengetahui lebih jauh tentang PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan dimulai

dari sejarah berdirinya, produk-produk yang ditawarkan kepada

masyarakat, kemudian mengenai akad perjanjian murabahah pihak PT.

BPRS Ummu Bangil Pasuruan dengan nasabah dan seputar perwakilan

dalam mendapatkan objek murabahah. Kemudian terkait penerapan

manajemen resiko dan penanganan pembiayaan bermasalah pada

pembiayaan murabahah. Wawancara yang terjadi dibiarkan berlangsung

secara alami dan direkam dalam bentuk catatan.

2. Observasi

Observasi digunakan bila penelitian berkaitan dengan perilaku

manusia, proses kerja, gejala alam, dan responden yang diamati tidak

terlalu besar.5 Observasi yang dilakukan peniliti yaitu dengan berkunjung

dan mengamati secara langsung terkait pembiayaan murabahah di PT.

BPRS Ummu Bangil Pasuruan. Kunjungan dan pengamatan ini dilakukan

ketika peneliti setiap 2 hari sekali bergantian untuk ikut marketing yang

bertugas di lapangan. Selain itu observasi juga dilakukan di kantor PT.

BPRS Ummu Bangil Pasuruan sendiri.

5 Sugiyono, Metode Penelitian, 421.

Page 54: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

48

E. Teknik Pengolahan Data

Pada Jenis penelitian kualitatif ini, pengolahan data tidak harus

dilakukan setelah data terkumpul atau pengolahan data selesai. Dalam hal ini,

data sementara yang terkumpulkan, data yang sudah ada dapat diolah dan

dilakukan analisis data secara bersamaan. berdasarkan beberapa tema sesuai

fokus penelitinnya. Pengolahan data pada penelitian ini terdiri dari: 6

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan lapangan. Langkah-langkah yang dilakukan

adalah menajamkan analisis, menggolongkan atau pengkategorisasian ke

dalam tiap permasalahan melalui uraian singkat, mengarahkan, membuang

yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data sehingga dapat ditarik dan

diverifikasi. Data yang di reduksi antara lain seluruh data mengenai

permasalahan penelitian.

Data yang di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih

spesifik dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data

selanjutnya serta mencari data tambahan jika diperlukan. Semakin lama

peneliti berada di lapangan maka jumlah data akan semakin banyak,

semakin kompleks dan rumit. Oleh karena itu, reduksi data perlu

dilakukan sehingga data tidak bertumpuk agar tidak mempersulit analisis

selanjutnya.

6 Miles, B. Mathew dan Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang

Metode-Metode Baru (Jakarta: UIP, 1992), 16.

Page 55: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

49

2. Penyajian Data

Setelah data di reduksi, langkah analisis selanjutnya adalah

penyajian data. Penyajian data merupakan sebagai sekumpulan informasi

tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan

dan pengambilan tindakan.

Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisaikan,

tersusun dalam pola hubungan sehingga makin mudah dipahami.

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif, bagan, dan

hubungan antar kategori. Penyajian data dalam bentuk tersebut

mempermudah peneliti dalam memahami apa yan terjadi. Pada langkah

ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga informasi

yang didapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu untuk menjawab

masalah penelitian.

Penyajian data yang baik merupakan satu langkah penting menuju

tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal. Dalam melakukan

penyajian data tidak semata-mata mendeskripsikan secara naratif, akan

tetapi disertai proses analisis yang terus menerus sampai proses penarikan

kesimpulan. Langkah berikutnya dalam proses analisis data kualitatif

adalah menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi

data.7

7 Ibid., 16.

Page 56: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

50

3. Menarik kesimpulan atau verifikasi

Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data

yang telah diperoleh sebagai hasil dari penelitian. Penarikan kesimpulan

atau verifikasi adalah usaha untuk mencari atau memahami makna/arti,

keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi.

Sebelum melakukan penarikan kesimpulan terlebih dahulu dilakukan

reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan atau verifikasi

dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Sesuai dengan pendapat Miles dan

Huberman, proses analisis tidak sekali jadi, melainkan interaktif, secara

bolak-balik diantara kegiatan reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan

atau verifikasi selama waktu penelitian. Setelah melakukan verifikasi

maka dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang disajikan

dalam bentuk narasi. Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari

kegiatan analisis data.Penarikan kesimpulan ini merupakan tahap akhir

dari pengolahan data.8

F. Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang penulis gunakan adalah metode deduktif,

yaitu pembahasan yang diawali dengan kenyataan-kenyataan yang bersifat

khusus, kemudian dikemukakan menggunakan teori-teori yang bersifat

umum. Yaitu dengan cara mengamati kejadian di lapangan kemudian

dianalisis dan ditarik kesimpulan. Dalam hal ini, setelah penulis memperoleh

data-data dari hasil penelitian kemudian dianalisis tentang jenis risiko apa

8 Ibid., 17.

Page 57: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

51

yang dihadapi oleh PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan dan bagimana

penerapan manajemen risiko pada pembiayaan murabahah di PT. BPRS

Ummu Bangil Pasuruan apakah sudah sesuai dengan teori.

G. Teknik Pengecekan Keabsahan Temuan

Uji keabsahan/validity sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif

demi keaslian dan keandalan serta tingkat kepercayaan data yang diperoleh.

Teknik keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi. Hal ini

merupakan salah satu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data tersebut.9

Uji keabsahan/validity ini menggunakan teknik triangulasi sumber.

Teknik triangulasi diartikan sebagai data berbagai sumber dengan berbagai

cara, dan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan teknik triangulasi

sumber ini peneliti akan menjadikan Kepala Bagian Marketing, Marketing,

Audit dan direktur PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan sebagai sumber

pengumpulan data dan sebagai tolak ukur keabsahan data yang akan diolah

menggunakan teknik triangulasi.

9 Lexy Maleong, Metodelogi Peneltian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2006), 44.

Page 58: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

52

BAB IV

DATA DAN ANALISA DATA

A. Paparan Data

1. Gambaran Umum PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan

a. Sejarah PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan

PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Ummu Bangil Pasuruan

merupakan bank syariah yang saham terbesarnya dimiliki oleh

Koperasi BMT UGT Sidogiri dan Koperasi BMT Maslahah. Dulunya

bernama Koperasi Bank Perkreditan Rakyat (KBPR) Untung Surapati.

Setelah saham terbesarnya dimiliki oleh Koperasi BMT UGT Sidogiri

dan Koperasi BMT Maslahah namanya diganti menjadi PT. Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Ummu Bangil Pasuruan dan

mengganti bank konvensional menjadi bank syariah. Dengan motto

Memelihara Amanah Meraih Barokah PT. BPR Syariah Ummu Bangil

Pasuruan bertekad untuk memberikan layanan bank syariah terbaik

kepada masyarakat. Perubahan dari sistem konvensional membawa

berkah sehingga berhasil bangkit dari bank yang merugi menjadi bank

yang beruntung.1

Perkembangan kinerja keuangan PT. BPR Syariah Ummu

Bangil Pasuruan yang makin baik setelah ditangani oleh manajemen

dari Koperasi BMT UGT Sidogiri dan Koperasi BMT Maslahah

menghapus sejarah kelam masa lalu saat masih bernama Koperasi

1 Dokumen PT. BPRS Ummu Bangil.

Page 59: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

53

Bank Perkreditan Rakyat (KBPR) Perkembangan kinerja keuangan

PT. BPR Syariah Ummu Bangil Pasuruan yang makin baik setelah

ditangani oleh manajemen dari Koperasi BMT UGT Sidogiri dan

Koperasi BMT Maslahah menghapus sejarah kelam masa lalu saat

masih bernama Koperasi Bank Perkreditan Rakyat (KBPR) Untung

Surapati. Melongok ke masa lalu, awalnya dulu bernama Koperasi

Bank Perkreditan Rakyat (KBPR) Untung Surapati yang didirikan

pada tahun 1993 dengan badan hukum koperasi, berdasarkan Surat

Ijin Menteri Keuangan No. KEP-161/KM.17/1993 tanggal 30 Juli

1993 dan Departemen Koperasi Wilayah Propinsi Jawa Timur No.

7503/BANGWAS-II/92. Adapun anggota koperasi pada saat itu terdiri

atas 4 (empat) Koperasi yaitu : (1) KPN Pemda Kabupaten Pasuruan,

(2) KPN Bakti Husada Pasuruan, (3) KPN Usber KanKop Pasuruan

dan (4) KUD Sejahtera Bangil.2

Memulai usaha/operasional pada bulan Nopember 1993

sampai dengan bulan Oktober 1994 mengalami kerugian sehingga

berdasarkan hasil keputusan Rapat Anggota maka sejak Nopember

1994 sampai dengan April 1995 berhenti melakukan kegiatan usaha.

Selanjutnya pada bulan Februai 1995 diadakan Rapat Anggota yang

bertempat di Kantor Departemen Koperasi Kabupaten Pasuruan

dengan salah satu keputusannya disebapakati masuknya 2 (dua)

2 Ibid.,

Page 60: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

54

anggota Koperasi yaitu : (1) KSU Bangun Jaya dan (2) KSU Estu

Kertaraharja.

Berdasarkan hasil keputusan Rapat Anggota dimaksud maka

pada bulan Mei 1995 melanjutkan usahanya dengan susunan

Pengurus, Badan Pemeriksa dan Direksi baru. Dalam perjalanannya

dengan alasan yang bisa diterima oleh anggota maka pada Rapat

Anggota Tahunan diputuskan menyetujui pengunduran diri 3 Anggota

Koperasi yaitu : (1) KSU Estu Kertaraharja Pasuruan, (2) KPN Bakti

Husada Pasuruan dan (3) KUD Sejahtera Bangil.

Susunan Pengurus, Badan Pemeriksa dan Direksi tersebut di

atas berjalan sampai dengan awal tahun Karena mengalami kerugian

yang besar sekali maka selanjutnya pada tanggal 5 Februari 1999

diadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dengan salah satu

keputusannya menyetujui keluarnya KSU Bangun Jaya sehingga

kepemilikan berubah menjadi 2 Anggota Koperasi yaitu: (1) KPN

(selanjutnya berubah menjadi KPRI) Pemda Kabupaten Pasuruan dan

(2) KPN (selanjutnya berubah menjadi KPRI).3

Selanjutnya, pada tanggal 7 Februai 2000 diadakan Rapat

Anggota Tahunan yang salah satu keputusannya menyetujui

masuknya 4 Anggota baru yaitu : (1) Koperasi BMT MMU Sidogiri

Pasuruan, (2) KUD Sumber Rejeki Prigen, (3) KUD Sembada Puspo

dan (4) Kopwan Kartika Candra Pandaan.

3 Ibid.,

Page 61: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

55

Berangkat dari latar belakang salah satu anggota (pemilik

modal mayoritas) dari pondok pesantren dan atas kesebapakatan

seluruh anggota yang ada dan dikaitkan dengan daerah dimana KBPR

Syariah Untung Surapati berada, yaitu kota Bangil sebagai kota santri

maka diputuskan untuk merubah sistem operasional dari konvensional

ke sistem syariah. Tepatnya pada tanggal 25 April 2001 mendapat Ijin

Prinsip, dan pada tanggal 09 Agustus 2001 mendapat ijin Usaha dari

Bank Indonesia Pusat Jakarta.4

Semenjak beralihnya ke sistim syariah maka terjadi

perkembangan usaha yang cukup signifikan. Namun disisi

permodalan anggota tidak bisa menyeimbangkan dengan kenaikan

Aset yang ada sehingga sebapakat mengubah badan hukum dari

Koperasi ke PT (dengan dikeluarkannya Ijin Prinsip dari Bank

Indonesia Malang pada tanggal 8 Februari 2005 dan ijin operasional

tanggal 30 September 2005) sehingga nama KBPRS Untung Surapati

berubah menjadi PT. BPRS Untung Surapati, dengan harapan agar

masyarakat umum bisa turut serta memiliki saham di PT. BPRS

Untung Surapati.

Pada akhir tahun 2008 PT BPRS Untung Surapati mengalami

musibah sehingga BPRS Untung Surapati ditetapkan oleh Bank

Indonesia sebagai Bank yang berstatus Dalam Pengawasan Khusus

(DPK) Bank Indonesia dan PT.BPRS Untung Surapati masih mampu

4 Ibid.,

Page 62: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

56

untuk menyelesaikannya, keluar dari musibah itu sehingga bank masih

dapat beroperasional sampai saat ini dengan baik.5

Para pemegang saham sebapakat memberi nama baru pada

BPRS Untung Surapati menjadi BPRS Ummu. Nama Ummu itu

sendiri artinya adalah Ibu. Harapan para pemegang saham, adalah

BPRS Ummu nantinya senantiasa produktif layaknya seorang Ibu

yang selalu produktif, dan senantiasa memberikan hawa kasih sayang

kepada para mitranya, layaknya seorang ibu yang selalu memberikan

kasih sayang kepada anak-anaknya. Namun, disisi lain, nama Ummu

ini sebenarnya adalah gabungan dari dua nama lembaga keuangan

BMT UGT dan BMT MMU Sidogiri sebagai pemegang saham

terbesar dan sebagai pemegang saham pengendali. Akhirnya, dua

nama lembaga besar tersebut digabung menjadi Ummu (UGT dan

MMU).

Tepat pada tanggal 29 November 2011 terbitlah Surat

Keputusan Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia Pusat nomor:

13/6/kep.dir.pbs/2011 yang isinya memberikan izin usaha yang baru

kepada BPRS Untung Surapati dengan nama baru yaitu: PT. BPRS

Ummu.

5 Ibid.,

Page 63: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

57

b. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan yaitu:6

1) Rapat anggota merubapakan lembaga tertinggi dalam PT. BPRS

Ummu Bangil Pasuruan. Rapat anggota dapat memutuskan

perubahan AD dan RT (anggaran dasar dan anggaran rumah

tangga), menetapkan susunan,pengurus, pengawas dan lain-

lainnya.

2) Pengurus BMT-UGT Sidogiri diangkat dan dipilih oleh anggota

melalui mekanisme rapat anggota. Pengurus mengemban amanah

dari anggota dan menjalankan program kerja yang telah ditetapkan

oleh dalam rapat anggota. Pengurus berhak mengangkat manajer

atau direktur untuk menjalankan roda usaha BMT-UGT Sidogiri.

Pengangkatannya dituangkan melalui kontrak kerja dengan batas

waktu tertentu.

3) Pengawas memiliki kedudukan yang sejajar dengan pengurus yang

diangkat dan diberhentikan oleh anggota dalam rapat

anggota.susunan pengawas terdiri dari Pengawas Bidang

Manajemen, pengawas bidang keuangan dan pengawas bidang

syariah.

4) Manajer diangkat dan diberhentikan oleh pengurus dengan sistem

kontrak kerja dalam waktu tertentu sesuai dengan kesebapakatan

bersama. Tugas utama manajer adalah menjalankan usaha BMT-

6 Dokumen PT. BPRS Ummu Bangil.

Page 64: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

58

UGT Sidogiri sesuai dengan mekanisme kerja yang telah

ditetapkan oleh pengurus dalam menjalankan tugasnya, manajer

berkoordinasi dengan kepala-kepala unit para karyawan.

5) Kepala unit diangkat dan diberhentikan oleh manajer dengan

berkonsultasi dengan pengurus. Kepala Unit diberi wewenang

untuk memimpin usaha pada unit yang telah ditentukan. Kepala

unit dibantu oleh beberapa orang karyawan.

Struktur organisasi PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan dapat

dilihat pada lampiran 1.

c. Produk-Produk PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan

Untuk melayani nasabah yang berada di wilayah kerja BPRS

Ummu Bangil, maka pihak bank menyediakan pelayanan yang

meliputi produk simpanan dan pembiayaan kepada para nasabah.7

1) Produk Simpanan (funding)

a) Deposito Mudharabah

Yaitu investasi yang berdasarkan prinsip syariah Islam

dengan sistem bagi hasil yang disebapakati bersama, dengan

jangka waktu 1 (satu) bulan, 3 (tiga) bulan, 6 (enam) bulan dan

12 bulan. Produk simpanan deposito mudharabah hanya bisa

diambil sesuai dengan jangka waktu yang telah disebapakati.

b) Tabungan Mudharabah

c) Tabungan Wadi’ah

7 Ibid.,

Page 65: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

59

d) Tabungan Haji

e) Tabungan Pelajar

f) Tabungan Idul Fitri

2) Produk Pembiayaan (financing)

a) Pembiayaan Murabahah

Piutang yang diberikan dengan akad jual beli barang

dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin)

yang telah disebapakati bersama. Pembiayaan ini dilakukan

dengan jangka maksimal 3 tahun. Bank akan mendapatkan

keuntungan dari margin penjualan yang telah disebapakati

bersama.

b) Pembiayaan Mudharabah

Pembiayaan yang diberikan kepada nasabah atas dasar

kerjasama usaha antara bank (shohibul maal) dan nasabah

(mudharib) sebagai pengelola dana dengan nisbah bagi hasil

yang disebapakati dimuka. Jadi, modal sepenuhnya diberikan

oleh bank dan nasabah sebagai pengelola usahanya.8

c) Pembiayaan Musyarakah

Pembiayaan yang diberikan bank atas dasar akad

kerjasama dengan para pemilik modal yang mencampurkan

modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan dan dibagi

sesuai nisbah yang disebapakati. Dalam pembiayaan ini,

8 Ibid.,

Page 66: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

60

masing- masing pihak memberikan kontribusi dana dengan

ketentuan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung

bersama sesuai dengan kesebapakatan.

2. Penerapan Manajemen Resiko Pada Pembiyaan Murabahah di PT.

BPRS Ummu Bangil Pasuruan

a. Penerapan manajemen resiko pembiyaan murabahah

Penerapan manajemen risiko di PT. BPRS Ummu Bangil

Pasuruan meliputi identifikasi risiko, pengukuran risiko, dan

pemantuan dan pengendalian risiko. Menurut Bapak Dayat, sebagai

berikut:9

“Setiap pembiayaan yang disalurkan pasti memiliki risiko

mbak. Ya dengan adanya manajemen risiko ini sebagai

antisipasi untuk risiko yang belum terjadi, jadi resiko

dapat terukur atau dapat diketahui sebelum risiko tersebut

terjadi. Tidak mungkin juga dalam suatu pembiayaan

tidak memiliki risiko, apalagi kita yang tidak

menggunakan jaminan”.

Sedangkan penerapan manajemn resiko pembiayaan terhadap

pembiayaan murabahah di PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan, yaitu:

1) Identifikasi Risiko

Menurut Bapak Agus selaku Kepala Bagian Marketing,

identifikasi risiko yang dilakukan oleh PT. BPRS Ummu Bangil

Pasuruan, yaitu ada pada analisa pembiayaan. Analisa pembiayaan

merupakan alat yang digunakan untuk mengukur risiko

pembiayaan yang digunakan di PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan.

PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan dalam menganalisa pembiayaan

9 Dayat, Wawancara, 18 November 2019.

Page 67: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

61

yaitu dengan 5C (character, capacity, capital, condition of

economic, dan collateral). Namun yang yang paling diutamakan

dan diterapkan yaitu 2C (character, dan capacity). Sebagaimana

yang dijelaskan Bapak Agus pada wawancara berikut:10

“Untuk Analisa 5C itu yang terpenting hanya 2

sebenarnya, kita menerapkan semuanya, namun yang

paling penting ya 2 itu, yaitu karakter (character) dan

kemampuan (capacity). Karena jika nasabah memiliki

karakter buruk dan sebenarnya mampu, pasti sulit

untuk ditemui untuk bayar angsuran. Lain lagi jika

karakter orangnya baik namun kemampuannya bayar

gak ada, pasti nasabah cerita apa adanya, dan minta

saran dari kita, mampu ini gini mbak, saat kita survey

ke tempat usahanya, contoh di pasar ya, kita lihatnya

sekilas saja, itu udah bisa ketebak lo, kalo nasabah ini

jika minjam mampu ngembalikan apa tidaknya”.

Berdasarkan wawancara tersebut PT. BPRS Ummu Bangil

Pasuruan dalam mengidentifikasi resiko menggunakan analisis 5C

(character, capacity, capital, condition of economic, dan

collateral), namun yang diutamakan dan hanya 2C (character, dan

capacity).

Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Rohim selaku

marketing bahwa penerapan manajemen risiko pada pembiayaan

murabahah di PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan, yaitu:

“Karena kita memberikan pinjaman tanpa jaminan,

maka yang penting itu karakter nasabahnya mbak.

Karena, misal nasabahnya baik pasti dia bilang kenapa

kok nggak mbayar, trus minta saran”

10 Agus, Wawancara, 18 November 2019.

Page 68: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

62

Bapak Nanang juga menyampaikan bahwa yang paling

penting itu dari karakter dan kemampuan nasabah, yang dijelaskan

pada wawancara berikut:11

“Pembiayaan bermasalah banyak banget mbak,

analisanya ya kita harus tau latar belakang nasabah

tersebut, dan kita harus tau kalau nasabah pinjam

sekian dia mampu apa nggak mengangsurnya.”

2) Pengukuran Risiko

Menurut Bapak Dayat, pengukuran risiko yang dilakukan

oleh PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan, yaitu:12

“Pada pembiayaan murabahah yang ada kita

kelompokkan, itu kita mengelompokkan nasabah yang

selalu memenuhi kewajiban, mengalami keterlambatan,

hingga macet. Ini biasanya sebutannya Kolektibilitas,

itu ada kolektibilitas 1, kolektibilitas 2, sampek 5.

Kolektibilitas 1 itu dalam kategori lancar, 2 dalam

perhatian khusus, 3 kurang lancar, 4 diragukan dan 5

macet.”

3) Pemantauan dan Pengendalian Risiko

Menurut Bapak Rohim, pemantauan dan pengendalian

risiko yang dilakukan oleh PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan,

yaitu:13

“Setiap 1 minggu sekali kita akan mendatangi

nasabah atau silahturahmi ke nasabah sehingga

risiko dapat dideteksi sedini mungkin, bahakan untuk

nasabah di Pasar Bangil itu setiap hari mbak.

Sebelum nasabah mengalami pembiayaan macet

maka, kita akan mencegah terjadinya kerugian seperti

kita melakukan penagihan terus-menerus, dan juga

ngakrab dengan nasabah.”

11 Nanang, Wawancara, 13 November 2019. 12 Dayat, Wawancara, 13 November 2019. 13 Rohim, Wawancara, 20 Desember 2019.

Page 69: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

63

b. Penilaian karakter nasabah pembiyaan murabahah di PT. BPRS

Ummu Bangil Pasuruan.

Karakter merubapakan faktor yang dominan, sebab walaupun

calon nasababh tersebut cukup mampu untuk menyelesaikan

hutangnya, kalau tidak mempunyai itikad yang baik tentu akan

membawa kesulitan bagi bank dikemudian hari. Yang di lakukan PT.

BPRS Ummu Bangil pasuruan, dalam menganalisa karakter nasabah,

menurut Bapak Agus yaitu:14

“Karakter nasabah itu bisa dilihat sekilas mbak, saat

diwawancara bagaimana pandangan matanya, trus cara

dia jawab pertanyaan-pertanyaan itu gimana. Kita juga

bisa lihat di BI checking bagaimana nasabah ini? Apa

dulu pernah ada hubungan dengan bank lain, dan disitu

ada kategorinya ya, masuk kolektibilitas 1, kolektibilitas

2 apa kolektibilitas 3 atau macet”

Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Rohim, ketika peneliti

ikut menjemput angsuran nasabah di Pasar Bangil, yaitu:15

“Yang menjadi tantangan ya mbak, yang pertama panas.

Trus udah jauh-jauh jalan eh ternyata nasabahe gak

ngangsur. Itu nggak ngangsurnya alasannya sih gak ada

uang kataya. Gini lo mbak kita itu kalau nemu nasabah

yang baik, baiknya gak ketulungan. Tapi ketemunya

nasabah yang kurang baik, ya seperti tadi. Kalau

dikatakan siapa yang salah ya nggak ada yang salah,

soale kitanya salah membaca karater nasabah dan

nasabah itu sendiri nggak jujur. Kita kan juga sudah

memberikan keringanan kalau nggak ada uang, nabung

seadanya ajalah. Salahnya membaca karakter nasabah itu

gini mbak, kita itu liat sekilas aja, wah keliatannya

orangnya jujur, karana hanya melihat dari penamipalan.

Trus saat survey baik sama tetangganya.”

14 Agus, Wawancara, 20 Desember 2019. 15 Rohim, Wawancara, 15 November 2019.

Page 70: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

64

Menurut Bapak Nanang, sebelum melakukan pembiayaan PT.

BPRS Ummu Bangil Pasuruan, dalam menganalisa karakter nasabah

yaitu:16

“Sebelum realisasi pembiayaan kita kan survey dulu,

dalam survey itu kita wawancara sedikit terkait

penggunaan pinjaman, lalu kita liat di BI checking. Ya

itu aja, nek menurut saya ya mbak, yang paling penting

itu ya BI checking itu, karena dari situ kita tau

bagaimana hubungannya dengan bank lain.”

Sedangkan menurut Bapak Ferdy, analisa yang dilakukan

dalam penilaian karakter, yaitu:

“Pertama, kita harus tau latar belakang nasabah, caranya

agar tau gimana? Wawancara dong, ya nggak. Trus

kedua, BI checking ke Pak Badrus sana, trus saat

wawancara perhatikan mimiknya, gerak geriknya,

keliatannya gimana, kita kunjungi nasabah tersebut, apa

bener dagangannya sepi.”

Peneliti juga meminta info terkait karakter nasabah dengan

Bapak Badrus, yang mana menurut Bapak Badrus sebagai berikut:17

“Penilaian karakternya itu dengan kita wawancara itu

kan keliatan nanti, selain dilihat juga dari BI checkingnya

seberapa banyak dia melakukan pembiayaan di bank lain

macet atau gak, kalau macet berarti karakternya gak

bagus”

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, penilaian

karakter nasabah di PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan yaitu dengan:

1) Wawancara, yang dilakukan ketika survey.

2) Melakukan BI cheking, jika tergolong dalam kategori macet atau

dalam perhatian khusus, nasabah memiliki karakter yang kurang

16 Nanang, Wawancara, 13 November 2019. 17 Badrus, Wawancara, 13 November2019.

Page 71: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

65

baik.

3) Pengamatan sekilas.

PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan dalam menganalisa kemampuan

nasabah dalam mengembalikan pembiayaan tidak dilakukan dengan

perhitungan atau strategi khusus, hal ini disampaikan oleh Bapak Rohim,

sebagai berikut:

“Apa ya mbak, analisa apa ya mbak yang digunakan untuk

analisa penilaian pembiayaan nasabah. Gak ada deh mbak.

Soalnya gini, kita itu sebelum memberi pembiayaan kita kan cek

dulu di BI checking, kalo itu gak terdaftar sebagai nasabah

yang bermasalah pada bank lain, kita ya oke-oke aja, tapi

setelah itu kita survey, la dari survey tersebut nasabah itu

biasanyakan cerita dulu to mbak minjamnya untuk apa, dan

cerita nasabah itu kalo keliatannya masuk akal, yaudah deal.”

Hal ini juga disampaikan Bapak Ferdy, terkait prinsip penilaian

pengambilan keputusan pembiayaan, yaitu:

“Analisa usaha nasabah, yaitu kita harus melihat bagaimana

usaha nasabah sebelumnya. Jika sebelum-sebelumya misal ya

rame, laris, kita berani biayai banyak. Tapi kalo sepi ya kita

hanya berani memberikan pembiayaan kecil.”

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan narasumber diatas

penerapan manajemen risiko pada pembiayaan murabahah yang dilakukan

PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan adalah:

a. PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan melakukan tahapan-tahapan

manajemen resiko dengan baik, yaitu:

1) Identifikasi risiko dengan cara mengutamakan analisis 2C yaitu

character, capacity. Bank harus mengetahui character nasabah

dalam hal kemampuan peminjam untuk memenuhi kewajibannya

selain itu karakter bisa kita lihat dari sifat atau karakter dari orang

Page 72: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

66

yang akan dibiayai, kita juga harus survey langsung ke nasabah

yang akan kita biayai tersebut. Capacity atau kemampuan nasabah

atau peminjam untuk melunasi hutangnya, yang dilihat dari pihak

bank yaitu hanya sekilas. Tidak menyeluruh, karena mampu atau

tidaknya nasabah dapat dilihat dari pandangan pertama dari

nasabah tersebut.

2) Pengukuran Risiko pada pembiayaan murabahah pada PT. BPRS

Ummu Bangil Pasuruan adalah dengan mengelompokan nasabah

yang selalu memenuhi kewajibanya, mengalami ketelambatan,

hingga nasabah yang macet, kemudian di ukur dan dimasukan pada

pengelompokan yang dibagi menjadi 5 kategori yaitu lancar, dalam

perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet.

3) Pemantauan dan pengendalian risiko cara yang dilakukan oleh PT.

BPRS Ummu Bangil Pasuruan yaitu dengan melakukan kunjungan

oleh marketing setiap 1 minggu sekali atau setiap hari pada jam

kerja, sehingga mereka mengetahui risiko yang dapat dideteksi

sedini mungkin. Sebelum nasabah mengalami pembiayaan macet

maka kita akan melakukan mitigasi atau mencegah terjadinya

kerugian, seperti kita melakukan penagihan yang intensif.

b. PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan dalam menilai karakter nasabah

yaitu dengan:

1) Wawancara, yang dilakukan ketika survey.

2) Melakukan BI cheking, jika tergolong dalam kategori macet atau

Page 73: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

67

dalam perhatian khusus, nasabah memiliki karakter yang kurang

baik.

3) Pengamatan sekilas.

c. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Dayat dan Bapak Rohim dan

Bapak Ferdy, prinsip pengambilan keputusan nasabah sebelum

melakukan pembiayaan tidak dengan strategi khusus, yaitu hanya

dengan menganalisis usaha secara sekilas, melihat apakah usaha

tersebut sudah memiliki pelanggan apa belum.

3. Upaya Penanganan Pembiayaan Murabahah Bermasalah di PT. BPRS

Ummu Bangil Pasuruan

Pada PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan jumlah pembiayaan

bermasalah pada tahun laporan triwulan 2019 mengalami peningkatan.

Pada bulan Maret NPF mencapi 16,63%, Juni 20,08% dan September

20,76%. Dengan bertambahnya jumlah pembiayaan bermasalah pada

triwulan 2019, bank pasti akan mengalami kerugian. pemberian

pembiayaan murabahah terhadap nasabah pastinya terdapat risiko-risiko

yang mungkin terjadi. Dengan adanya risiko-risiko tersebut bukan berarti

bank tersebut dikategorikan tidak aman atau tidak bagus.

Mayoritas pembiayaan di PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan

adalah pembiayaan murabahah, maka resiko terbesar berada di

pembiayaan murabahah, jenis resiko yang dihadapi oleh PT. BPRS Ummu

Page 74: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

68

Bangil Pasuruan menurut Bapak Agus selaku kepala bagian marketing,

yaitu:18

“Disinikan pembiayaan paling banyak dengan akad

murabahah, yang mana itu tercatat sekitar 95% menggunakan

murabahah. Apalagi nasabahnya pedagang pasar, resiko

kredit itu pasti. Lalu resiko nunggak, kadang usahanya

pendapatannya menurun, mayoritasnya ya itu sih mbak.

Kadang itu nasabah ngapusi mbak, dia bilang kalo gak ada

uang”

Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Rohim selaku marketing,

yang setiap harinya terjun ke lapangan untuk menarik angsuran para

nasabah, bahwa resiko yang dihadapi saat menarik angsuran yaitu:19

“Pembiayaan macet ya mbak, pasti itu ada. Itu biasanya

karena nasabahnya terlalu banyak angsuran mbak, makanya

bingung bagi angsurannya, ada juga nasabah ketika

pendapatannya naik gak langsung melakukan atau

menyisihkan untuk mgangsur, malah dia buat untuk kebutuhan

lain. Akhirnya jika seperti itu, nasabah tersebut akan

terlambat dalam angsuran sehingga menyebabkan macet

dalam angusran, kemudian terjadi karena usaha nasabah yang

sepi karena dalam usaha kan biasanya ada naik turunya,

kadang ya usahanya lancar kadang juga tidak lancar. La yang

usahanya sepi ini mbak yang menjadi resiko terbesar, sudah

jauh-jauh eh ternyata ndak ngangsur.”

Sedangkan menurut Bapak Dayat, resiko pembiayaan murabahah

yang dihadapi PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan yaitu:20

“Resiko pembiayaan murabahah, yang sering terjadi itu

dengan alasan pendapatan turun mbak. Selain itu, kan kita

memberlakukan pinjaman ya mbak dengan murabahah ini,

jadi pinjaman yang kita berikan ini digunakan nasabah bukan

untuk mengembangkan usahanya, melainkan digunakan untuk

kebutuhan yang lain. Suatu saat pernah terjadi, bahwa mereka

dalam melakukan pembiayaan murabahah itu mereka tidak

sesuai dengan data yang diberikan kepada kita atau

18 Agus, Wawancara, 18 November 2019. 19 Rohim, Wawancara, 29 Desember 2019. 20Hidayat, Wawancara, 11 November 2019.

Page 75: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

69

memanipulasi informasi datalah istilahnya, kan nasabah

jaman sekarangkan pinter-pinter ya mbak. Itu manipulasinya

gini, katanya untuk tambahan beli barang, eh ternyata buat

bayar utang.”

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, dapat diketahui

resiko utama yang dihadapi dari pembiayaan murabahah di PT. BPRS

Ummu Bangil Pasuruan yaitu, macet dan nunggak dalam melakukan

angsuran. Resiko kredit atau macet ini timbul karena beberapa hal.

Menurut Bapak Rohim timbulnya kemacetan angsuran ini dikarenakan:21

“Penyebab dari macet itu biasanya karena pertama

pembiayaan salah penggunaan mbak, kedua yaitu emang

dari karakter nasabahnya itu sendiri, karena usaha milik

nasahah yang terkena bencana alam dan bisa juga kondisi

ekonominya lagi buruk”.

Timbulnya angsuran macet, juga disampaikan oleh Bapak Agus,

berdasarkan penuturan beliau pada wawancara berikut:22

“Kesalahan dalam menganalisa karakter dan kemampuan

nasabah pada saat mengajukan pembiayaan. Awalnya

nasabah itu kelihatannya baik sekali, trus saat kita survey ke

rumahnya juga sangat antusias. Laa.. saat angsuran

pertama, kedua,ketiga aman-aman aja. La kok pertengahan

angsuran karakternya berubah. Ditemui sulit, kita tanya ke

tetangganya, katanya gak ada dirumah. Selain itu usahanya

bangkrut, kan otomatis gak bisa bayar. Trus nasabah kena

bencana. Wah itu sudah resiko besar itu. Kalo bangkrut itu

masih bisa diatasi mbak tapi kalo kena musibah sulit itu.”

Timbulnya resiko macet ini, juga disampaikan oleh Bapak Ferdy,

selaku direktur di PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan, yaitu:23

“Ada macam-macam, ada unsur ketidak sengajaan, misalnya

punya toko tapi tokonya kemalingan jadi barangnya hilang,

terus dia mengalami kerugian, bangkrut karena bencana

21 Rohim, Wawancara, 20 Desember 2019. 22 Agus, Wawancara, 18 November 2019. 23 Ferdy, Wawancara, 15 November 2019.

Page 76: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

70

alam atau disisi lain usaha bangkrut karena ditipu. kalau

sengaja, dia spekulasi. dia ambil pembiayaan disini dan dia

ambil lagi di bank lain atau pinjaman ke orang, karena dia

mikir dia bisa mengembangkan tokonya ataupun usahanya,

jadi dia meminjam uang lagi padahal dia belum tahu apakah

dia nanti bisa mengembalikan atau mengansur hutangnya

tersebut”.

Berdasarkan hasil wawancara diatas penyebab dari timbulnya

risiko kredit yaitu karena usaha dari nasabah yang sepi sehingga terjadinya

penurunan pendapatan dari nasabah sehingga nasabah tidak mampu

membayar kewajibanya kepada bank. Selain itu karakter dan kemampuan

tidak baik nasabah mau berhutang tetapi tidak mau mengembalikan.

Karakter nasabah juga menjadi faktor utama dari penyebabkan timbulnya

risiko tersebut, nasabah memanipulasi informasi data penghasilan dan

penyebab lainnya yaitu karena bencana alam dan kondisi ekonomi nasabah

yang melemah. Kesalahan pihak bank dalam menganlisa calon nasabahnya

juga menjadi faktor macetnya pembiayaan.

Pembiayaan yang mengalami macet tidak bisa dibiarkan begitu

saja ada proses untuk menengani pembiayaan macet atau pembiayaan

bermasalah. Pada PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan untuk tindak lanjut

pada nasabah pembiayaan murabahah yang macet ataupun menunggak

dan karena musibah menurut Bapak Dayat, yaitu:24

a. Nasabah yang terkena risiko kredit, macet atau nunggak

“Saya akan menjelaskan untuk yang nasabah macet dan

nunggak dulu ya mbak. Dari kami sendiri melakukan

pendekatan dengan nasabah, kita pancing untuk bercerita,

jika penagihan rutin terus ketika penagihan rutin tidak

berpengaruh dan tetap nunggak maka selanjutnya adalah

24 Dayat, Wawancara, 13 November 2019.

Page 77: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

71

memberikan SP (surat peringatan) SP tersebut SP1, SP2,

SP3. Jika sampai SP3 tidak ada penyelesaian atau

pembayaran maka penyelesaiannya yaitu dengan mediasi

dengan pengadilan.”

b. Nasabah yang terkena musibah

“Setiap usaha yang dijalankan nasabah kan tidak selalu

meningkatkan pendapatanya, terkadang ada usaha

nasabah yang terkena musibah, musibah itu kan

datangnya tiba-tiba, karena adanya musibah tersebut

nasabah tidak dapat mengansur kewajibanya ke bank kan

ya. Karena mereka tidak memiliki pendapatan

dikarenakan usahanya yang terkena bencana. Jadi

penanganan yang dilakukan kepada nasabah yang

usahanya terkena bencana alam kita melakukan

kunjungan dangan rasa empati tinggi, trus diberi waktu

agar pulih dulu. Disuruh mbayar seadanya, yang penting

nabung. selain itu dalam mengangsurnya nasbah disuruh

menabung seadanya. Kalo emang itu tidak bisa kita

menambahkan pinjaman agar nasabah itu dapat

membangun usahanya lagi. Pernah itu kita seperti itu tapi

pulihnya lama banget, karea naasabahnya itu nabungnya

sedikit-sedikit. ”

Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Agus tindak lanjut yang

dilakukan oleh PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan, yaitu:25

“Kalau misalnya tadi kita gagal mengantisipasi risiko itu

atau kita kelolosan segala macem kita punya jaminan. Tetapi

kalau untuk nasabah yang pinjam tanpa jaminan kita

langsung tempuh lewat jalur pengadilan, tapi sebelum itu

kita memberikan surat peringatan kepada nasabah kita

melakukan SP1, SP2 , SP3, jika pada SP3”.

Sedangkan menurut Bapak Rohim tindak lanjut yang dilakan PT.

BPRS Ummu Bangil Pasuruan, yaitu:26

“Jika ada nasabah yang bandel dan tidak melakukan

angsuran, padahal sudah sering diingatkan dengan baik

lewat tatap muka dan juga wa, tapi kok tetep ndak mbayar.

Langkah pertama kita akan melakukan pendekatan kepada

nasabah, setalah melakukan pendekatan kepada nasabah

25 Agus, Wawancara, 13 November 2019. 26 Rohim, Wawancara, 20 Desember 2019.

Page 78: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

72

maka kita akan terus-menerus melakukan penagihan, kalau

tetap tidak bayar kita kasih surat peringatan”.

Berdasrakan hasil wawancara di atas, strategi atau upaya yang

dilakukan oleh PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan pada pembiayaan

murabahah bermasalah yaitu:

a. Melakukan pendekatan kepada nasabah pembiayaan, hal ini

dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada nasabah

pembiayaan. Pendekatan yang dilakukan yaitu dengan cara kita

mendatangi nasabah kemudian membicarakan atau mendiskusikan

masalah yang dihadapi oleh nasabah dan kita pihak bank

memberikan masukan atau alternatif jalan keluar dalam

menyelesaikanya.

b. Penagihan secara intensif yang dilakukan oleh PT. BPRS Ummu

Bangil Pasuruan kepada nasabah, pertama jika nasabah menunggak

atau macet dalam angsuran maka pihak PT. BPRS Ummu Bangil

Pasuruan akan mengirimkan surat peringatan atau teguran kepada

nasabah pembiayaan murabahah atas pembayaran angsuranya. Surat

peringatan ini disampaikan secara bertahap dimulai dari surat

peringatan pertama, kedua, dan ketiga. Surat peringatan pertama

biasanya dari surat ini berisi nominal angsuran pokok dan bagi hasil

yang belum dibayar oleh nasabah. Surat peringatan kedua surat ini

diberikan kepada nasabah apabila masih saja belum membayar, dan

pihak PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan akan datang langsung ke

tempat nasabah pembiayaan untuk melakukan penagihan atas

Page 79: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

73

pembiayaan yang menglami macet, jadi surat ini dapat dikatakan

surat pengantar pihak marketing. Surat peringatan ketiga, surat ini

merubapakan surat panggilan, di mana petugas bank akan meminta

nasabah untuk datang ke kantor dan menemui pihak pengurus, agar

pembiayaan tidak macet maka dapat dirundingkan secara baik-baik.

Kedua penagihan secara langsung yakni pihak PT. BPRS Ummu

Bangil Pasuruan dengan mendatangi langsung ke rumah nasabah

pembiayaan murabahah yang mengalami penunggakan.

c. Eksekusi jaminan bagi nasabah yang pinjam dengan jaminan, yaitu

penjualan atau pelelangan aset yang dijadikan jaminan untuk

pelunasan pembiayaan yang kurang. Hal ini dilakukan oleh bank

apabila nasabah sudah benar-benar tidak mampu lagi untuk

membayar hutangnya.

d. Jalur mediasi pengadilan yaitu bagi nasabah tanpa jaminan jika

sudah pemberlakuan SP3 tidak ada kemajuan maka PT. BPRS

Ummu Bangil Pasuruan menempuh jalur pengadilan.

e. Reschedulling, PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan memberikan

keringanan kepada nasabah pembiayaan murabahah terkait jadwal

pembayaran dan besarnya angsuran.

f. Reconditioning, persyaratan kembali yaitu dengan peurabahan

jumlah angsuran yang dibebankan nasabah, dan juga jadwal

penagihan yang berbeda dengan jadwal sebelumnya.

Page 80: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

74

g. Penambahan pinjaman atau dana pada nasabah yang macet sebagai

pemulihan usaha nasabah.

B. Analisa Data

1. Analisis Penerapan Manajemen Resiko Pembiyaan Murabahah di PT.

BPRS Ummu Bangil Pasuruan

Dalam menciptakan kepercayaan pembiayaan, maka timbul

penerapan manajemen risiko dengan menggunakan analisis 5C sehingga

pembiayaan yang diberikan dapat berjalan lancar. Proses manajemen

risiko yang telah di lakukan oleh PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan sudah

menggunakan tahapan-tahapan yang ada di teori, yaitu:27

a. Identifikasi risiko, dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi

seluruh jenis risiko yang melekat pada setiap aktivitas fungsional yang

berpotensi merugikan bank.

b. Pengukuran Risiko, digunakan untuk mengukur profil risiko yang

gunannya untuk memperoleh gambaran calon debitur.

c. Pemantauan Risiko.

d. Pengendalan risiko .

PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan dalam melakukan penerapan

manajemen risiko pada pembiayaan murabahah sudah melakukan

sebagaimana yang sudah ada di teori dan sudah diterapkan dengan baik

karena mereka sudah melahkukan tahapan-tahapannya tersebut. Namun

27 Vaithzal Rivai dan Avriyan, Islamic Banking (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), 954.

Page 81: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

75

pada analisa 5C PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan hanya megutamakan

2C, sedangkan 3C yang lainnya kurang diperhatikan.

Sedangkan dalam proses pemberian pembiayaan di PT. BPRS

Ummu Bangil Pasuruan terdapat beberpa tahapan yang harus dilakuakan

yaitu:28

a. Meneliti riwayat hidup calon nasabah

b. Verifikasi data dengan melakukan interview

c. Meneliti reputasi calon nasabah tersebut dilingkungan usahanya

d. BI checking dan meminta informasi antar bank.

BI checking ini dilakukan melalui Sistem Informasi Debitur

(SID) pada Bank Indonesia. SID menyediakan informasi pembiayaan

yang terkait nasabah, antara lain informasi mengenai bank pemberi

pembiayaan, nilai fasilitas pembiayaan yang telah diperoleh,

kelancaran pembayaran, serta informasi lain yang terkait dengan

fasilitas pembiayaan tersebut.

e. Mencari informasi atau trade checking

Dalam trade checking, bank dapat memperoleh informasi

mengenai kebiasaan nasabah dengan cara sebagai berikut:

1) Mencari informasi lingkungan tempat kerja seseorang. Jika

diperoleh informasi bahwa permohonan pembiayaan memiliki

utang yang cukup banyak atau suka berhutang dan pelunasannya

tidak lancar, hal ini tentunya menjadi indikasi karakter yang

28 Trisadini P. Usanti dan Abd. Shomad, Transaksi Bank Syariah (Jakarta: Bumi Aksara,

2013), 67-68.

Page 82: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

76

kurang baik. Demikian pula sebaliknya, jika diperoleh informasi

yang positif, dapat diindikasikan bahwa permohanan pembiayaan

tersebut baik.

2) Mencari informasi ke pelaku bisnis yang sama dengan (calon)

nasabah. Jika diperoleh informasi bahwa pengurus perusahaan

memiliki komitmen dalam melakukan pembayaran , maka hal ini

mengidentifikasikan karakter yang baik. Namun jika informasi

yang diperoleh bertolak belakang, maka hal tersebut tentu

mengiidentifikasikan karakter yang kurang baik.

f. Mencari informasi tentang gaya hidup dan hobi calon nasabah.29

Pada PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan dalam penilaian karakter

nasabah yaitu dengan wawancara, yang dilakukan ketika survey,

melakukan BI checking, jika tergolong dalam kategori macet atau dalam

perhatian khusus, nasabah memiliki karakter yang kurang baik, dan

dengan cara melakukan pengamatan sekilas. Cara yang dilakukan PT.

BPRS Ummu Bangil Pasuruan belum sesuai dengan teori yang ada,

sehingga kesalahan dalam menganalisis nasabah masih masih terjadi.

Selain itu dalam melakukan analisis pembiayaan sebelum

pembiayaan diberikan kepada nasabah ada beberapa metode yang dapat

digunakan antara lain dengan teori analisa 5C (character, capacity,

capital, condition of economy, dan coleteral) dan 3R (return, repayment,

dan risk bearing ability). Namun pada PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan

29 Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah Modul Sertifikasi Tingkat 1

General Banking Syariah (Jakarta: Gramedia, 2014), 204.

Page 83: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

77

analisa yang digunakan yaitu 5C, dengan 2C yang diutamakan yaitu

character dan capacity, sehingga pembiayaan bermasalah semakin

bertambah.

2. Analisis upaya penanganan pembiayaan murabahah bermasalah di

PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan

Setelah melakukan proses pemberian pembiayaan, maka pihak PT.

BPRS Ummu Bangil Pasuruan harus mulai melakukan tahap pengawasan

terhadap pembiayaan yang telah di salurkan, menurut Veitzal Rifa’i yaitu

dengan cara-cara berikut:30

a. Inspeksi on the spot (pengawasan fisik)

b. Monitoring pembiayaan alat yang dipergunakan untuk melakukan

pemantauan pembiayaan, agar dapat diketahui sedini mungkin (early

warning system) deviasi yang terjadi yang akan membawa akibat

turunnya mutu pembiayaan. Dengan ini, dimungkinkan mengambil

langkah-langkah untuk tidak timbul kerugian. Monitoring pembiayaan

dilakukan secara intern maupun ekstern.

1) Informasi dari luar bank (ekstern)

a) Meminta laporan berkala, realisasi kerja dan sebagainya,

melakukan inspeksi on the spot

b) Laporan akuntan, konsultan dan sebaginya.

2) Informasi dari bank (intern)

30 Jumi Atika, “PrinsipKehati-hatian dalam Pencegahan Pembiayaan Bermasalah,” At-tijaroh

Vol.1, No.2 (2015), 32.

Page 84: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

78

a) Penelitian mutasi nasabah dalam rekening koran, sehingga

diperoleh gambaran mutasi yang sebenarnya dan tidak dibuat.

b) Meneliti turn over dengan membandingkan debit dan

pembiayaan pada beberapa bulan berjalan.

c) Memberi tanda pada saldo tertinggi dan terendah pada setiap

periode, agar berhati-hati bila nasabah mengalami overdraft.

d) Mengawasi apakah pada tanggal pelunasan dapat dipenuhi

oleh nasabah.

Terdapat beberapa jenis monitoring dalam pembiayaan,

antara lain:31

a) On desk monitoring

Merubapakan pemantauan pembiayaan secara administratif,

yaitu melalui instrumen administrasi, seperti laporan-laporan,

financial statement, kelengkapan dokumen, dan informasi

pihak ketiga. Data administrasi yang dimonitor adalah dari

kegiatan debitur dan lembaga keuangan sendiri.

b) On site monitoring

Yaitu pemantauan pembiayaan langsung ke lapangan, baik

sebagian, menyeluruh atau khusus atas kasus tertentu untuk

membuktikan pelaksanaan kebijakan pembiayaan, atau secara

menyeluruh apakah ada deviasi yang terjadi atas terms of

lending yang disepakati.

31 Sumarin, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2012), 121.

Page 85: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

79

c) Exeption monitoring

Yaitu pemantauan pembiayaan dengan memberikan

tekanan kepada hal-hal yang kurang berjalan dengan baik

dan hal-hal yang telah berjalan sesuai dengan terms of

lending, dikurangi intensitasnya.

3) Verband Control (Pemerikasaan atas hal-hal yang saling

berhubungan) dengan cara menyamar.

PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan dalam menangani pembiyaan

bermasalah pada pembiayaan murabahah belum sesuai dengan teori, yang

mana PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan hanya melakukan Inspeksi on

the spot (pengawasan fisik) yaitu dengan cara mendatangi nasabah secara

rutin, Penelitian mutasi nasabah dalam rekening koran, sehingga diperoleh

gambaran mutasi yang sebenarnya dan tidak dibuat dan meneliti turn over

dengan membandingkan debit dan pembiayaan pada beberapa bulan

berjalan. Karena kurangnya pengawasan dari pihak bank maka

pembiayaan bermasalah ataupun macet masih terus bertambah.

Tentunya pembiayaan yang bermasalah atau macet di PT. BPRS

Ummu Bangil Pasuruan tidak bisa dibiarkan begitu saja ada proses untuk

menyelamatkan pembiayaan macet atau pembiayaan bermasalah untuk

penyelamatan pembiayaan bermasalah dapat dilakukan mulai beberapa

cara, yaitu:32

32 Trisadini P. Usanti dan Abd. Shomad, Transaksi Bank Syariah (Jakarta: Bumi Aksara,

2013), 67-68.

Page 86: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

80

a. Rescheduling (penjadwalan kembali), yaitu perubahan jadwal

pembayaran kewajiban nasabah atau jangka waktunya.

b. Reconditioning (persyaratan kembali), yaitu perubahan sebagaian atau

seluruh persyaratan pembiayaan tanpa menambah sisa pokok

kewajiban nasabah yang harus dibayarkan kepada bank antara lain

meliputi pengurangan jumlah angsuran,perubahan jumlah angsuran,

perubahan jangka waktu, perubahan nisbah bagi hasil dalam

pembiayaan mudharabah, perubahan proyeksi bagi hasil dalam

pembiayaan mudharabah, dan pemberian potongan.

c. Restructuring (penataan kembali), yaitu perubahan persyaratan

pembiayaan yang antara lain meliputi penambahan dana fasilitas

pembiayaan, konversi akad pembiayaan, konversi pembiayaan

menjadi penyertaan modal sementara pada perusahaan nasabah yang

dapat disertai dengan rescheduling atau reconditioning.

Strategi penanganan pembiayaan bermasalah pada PT. BPRS

Ummu Bangil Pasuruan dalam melakukan pembiayaan murabahah

adalah:

a. Melakukan pendekatan kepada nasabah pembiayaan, hal ini dilakukan

untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada nasabah

pembiayaan. Pendekatan yang dilakukan yaitu dengan cara kita

mendatangi nasabah kemudian membicarakan atau mendiskusikan

masalah yang dihadapi oleh nasabah dan kita pihak bank memberikan

masukan atau alternatif jalan keluar dalam menyelesaikanya.

Page 87: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

81

b. Penagihan secara intensif yang dilakukan oleh PT. BPRS Ummu

Bangil Pasuruan kepada nasabah, pertama jika nasabah menunggak

atau macet dalam angsuran maka pihak PT. BPRS Ummu Bangil

Pasuruan akan mengirimkan surat peringatan atau teguran kepada

nasabah pembiayaan murabahah atas pembayaran angsuranya. Surat

peringatan ini disampaikan secara bertahap dimulai dari surat

peringatan pertama, kedua, dan ketiga. Surat peringatan pertama

biasanya dari surat ini berisi nominal angsuran pokok dan bagi hasil

yang belum dibayar oleh nasabah. Surat peringatan kedua surat ini

diberikan kepada nasabah apabila masih saja belum membayar, dan

pihak PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan akan datang langsung ke

tempat nasabah pembiayaan untuk melakukan penagihan atas

pembiayaan yang menglami macet, jadi surat ini dapat dikatakan surat

pengantar pihak marketing. Surat peringatan ketiga, surat ini

merubapakan surat panggilan, di mana petugas bank akan meminta

nasabah untuk datang ke kantor dan menemui pihak pengurus, agar

pembiayaan tidak macet maka dapat dirundingkan secara baik-baik.

Kedua penagihan secara langsung yakni pihak PT. BPRS Ummu

Bangil Pasuruan dengan mendatangi langsung kerumah nasabah

pembiayaan murabahah yang mengalami penunggakan.

c. Eksekusi jaminan bagi nasabah yang pinjam dengan jaminan, yaitu

penjualan atau pelelangan aset yang dijadikan jaminan untuk

pelunasan pembiayaan yang kurang. Hal ini dilakukan oleh bank

Page 88: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

82

apabila nasabah sudah benar-benar tidak mampu lagi untuk membayar

hutangnya.

d. Jalur mediasi pengadilan yaitu bagi nasabah tanpa jaminan jika

sudah pemberlakuan SP3 tidak ada kemajuan maka PT. BPRS

Ummu Bangil Pasuruan menempuh jalur pengadilan.

e. Reschedulling, PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan memberikan

keringanan kepada nasabah pembiayaan murabahah terkait jadwal

pembayaran dan besarnya angsuran.

f. Reconditioning, persyaratan kembali yaitu dengan peurabahan

jumlah angsuran yang dibebankan nasabah,dan juga jadwal

penagihan yang berbeda dengan jadwal sebelumnya.

g. Penambahan pinjaman atau dana pada nasabah yang macet sebagai

pemulihan usaha nasabah.

Oleh karena itu di PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan dalam

melakukan penyelamatan pembiayaan macet sudah melakukan

sebagaimana yang sudah ada di teori. Dan sudah di terapkan dengan baik

karena mereka sudah melakukan tahapan-tahapan tersebut. Namun

pengawasan dalam pembiayaan murabahah ini belum terealisasikan

dengan baik sesuai dengan teori, sehingga pembiayaan bermasalah belum

dapat teratasi.

Page 89: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan dalam menilai karakter nasabah yaitu

hanya dengan wawancara, yang dilakukan ketika survey, melakukan BI

checking, dan dengan cara melakukan pengamatan sekilas. Sedangkan

analisa nasabah PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan dari analisa 5C hanya

mengutamakan 2C yaitu character dan capacity. Sehingga penilaian

karakter belum dapat terbaca dan dianalisis dengan baik oleh pihak bank.

2. PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan dalam menangani pembiyaan

bermasalah pada pembiayaan murabahah hanya melakukan Inspeksi on

the spot (pengawasan fisik) yaitu dengan cara mendatangi nasabah secara

rutin, Penelitian mutasi nasabah dalam rekening koran, sehingga diperoleh

gambaran mutasi yang sebenarnya dan tidak dibuat dan meneliti turn over

dengan membandingkan debit dan pembiayaan pada beberapa bulan

berjalan. Karena kurangnya pengawasan dari pihak bank maka

pembiayaan bermasalah ataupun macet masih terus bertambah.

Page 90: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

84

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti memberikan saran untuk

dijadikan sebagai bahan masukan atau pertimbangan untukmeningkatkan

implementasi manajemen risiko pada pembiayaan di PT. BPRS Ummu

Bangil Pasuruan adapun sarannya yaitu:

1. Untuk PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan harus lebih mengembangkan

keahlian dan metode penilaian karakter serta menerapkan analisa 5C dan

3R (return, repayment dan risk bearing ability) secara optimal. Sehingga

dapat meminimalisir pembiayaan bermasalah dan pembiayaan dapat

berjalan lancar sesuai ketentuan yang telah disepakati kedua belah pihak

sehingga pembiayaan macet dapat teratasi.

2. Agar setiap aktivitas yang diterapkan di PT. BPRS Ummu Bangil

Pasuruan khususnya dalam pembiayaan murabahah supaya bisa mencapai

hasil yang maksimal, maka fungsi pengawasan harus diterapkan dengan

tepat dan benar. Selain itu PT. BPRS Ummu Bangil Pasuruan harus dapat

menggolongkan pembiayaan bermasalah sehingga upaya yang dilakukan

dapat berjalan sesuai masalah pada pembiayaan.

Page 91: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

DAFTAR PUSTAKA

Al Arif, M. Nur Rianto. Lembaga Keuangan Syariah. Bandung: Pustaka Setia,

2012.

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema

Insani, 2001.

Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah: Konsep dan Praktik di Beberapa

Negara. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Fahmi, Irham. Manajemen Risiko. Bandung: Alfabeta, 2018.

Firdaus, Rachmat dan Maya Ariyanti. Manajemen Perkreditan Bank Umum.

Bandung: Alfabeta, 2009.

Habib, Tariqullah Khan Ahmed. Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah.

Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Ikatan Bankir Indonesia. Manajemen Risiko 1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2015.

Ismail. Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta:

Prenadamedia Group, 2016.

Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.

Muhammad. Manajemen Bank Syariah. Yogjakarta: (UPP) Amp YKPN, 2005.

Purwarna, Agung Eko. Perbankan Syariah. Ponorogo: STAIN Po PRESS, 2009.

Rianto, M. Nur. Lembaga Keuangan Syariah. Bandung: Pustaka Setia, 2017

Rivai, Vaithzal dan Avriyan Arifin. Islamic Banking. Jakarta: PT Bumi Aksara,

2010.

Rukmana, Amir Machmud H. Bank Syariah Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris

di Indonesia. Jakarta: Erlangga, 2010.

Salim, Abbas. Asuransi dan Manajemen Risiko. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2005.

Soemitra, Andri. Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana

Prenamedia Group, 2014.

Taswan. Manajemen Perbankan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2006.

Page 92: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

Usanti, Trisadini dan Abd. Shomad. Transaksi Bank Syariah. Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2015.

Zulkifli, Sunarto. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah. Jakarta: Zikrul

Hakim, 2003.

Jurnal dan Skripsi

Ani Yunita, “Problematika Penyertaan Akad Wakalah dalam Pembiayaan

Murabahah pada Bank Syariah.” Varia Justicia, Vol 14 No. 1 (2018)

Atika, Jumi. “Prinsip Kehati-hatian dalam Pencegahan Pembiayaan Bermasalah.”

At-tijaroh. Vol.1, No.2 (2015).

Dewi, Roshila. “Analisis Penerapan Manajemen Resiko Pembiayaan.” Skripsi,

IAIN Raden Intan Lampung, 2017.

Hasanah, Anah. “Analisis Manajemen Resiko Dalam Prosedur Pembiayaan Gadai

Emas Di BJB Syariah Kuningan.” Skripsi, IAIN Syekh Nurjati Cirebon,

2016.

Husaini dan Happy Fitria. “Manajemen Kepemimpinan.” JMKSP, Vol. 4, No. 1,

2019.

Lokobal, Arif. “Manajemen Risiko Pada Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi

di Propinsi Papua (Study Kasus di Kabupaten Sarmi).” Jurnal Ilmiah Media

Engineering. Vol. 4, No. 2, 2014.

Mukhlishin, Ahmad dan Aan Suhendri. “Analisis Manajemen Risiko (Kajian

Kritis Terhadap Perbankan Syariah di Era Kontemporer).” An- Nisbah, Vol.

05, No. 01, 2018.

Prasetyo, Heri Agus. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Gadai Emas Studi

Kasus Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Solo Baru. Skripsi, IAIN

Surakarta, 2017.

Pratama, Rheza. “Penerapan Manajemen Risiko Pada Perbankan Syariah (Studi

Kasus Pada Bank Muamalat & Bank Syariah Mandiri Cabang Kota

Ternate).” Jurnal Mitra Manajemen. Vol. 2 No. 6, 2018.

Tengor, Rifangga C.T. “Penerapan Manajemen Risiko Untuk Meminimalisir

Risiko Kredit Macet Pada PT. Bank Sulutgo.” Jurnal EMBA. Vol. 3, No. 4,

2015.

Wahyuningsih, Devid Tri. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah

Di Bmt Nusa Umat Sejahtera Salatiga. Skripsi, IAIN Salatiga, 2019.

Page 93: ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO PADA …etheses.iainponorogo.ac.id/8832/1/EVAKZ.pdf · Segala sesuatu baik dalam dunia perbankan maupun lainnya tidak terlepas dari yang namanya

Yasa1, W. Wedana. “Manajemen Risiko Operasional dan Pemeliharaan Tempat

Pembuangan Akhir (TPA) Regional Bangli di Kabupaten Bangli.” Jurnal

Spektran. Vol. 1, No. 2, 2013.

Internet dan Wawancara

Laporan Keuangan Triwulan PT BPRS Ummu Bangil Tahun 2019, dalam

www.ojk.go.id