analisis pendapatan industri tempe di ...repository.utu.ac.id/341/1/i-v (3).pdfanalisis pendapatan...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENDAPATAN INDUSTRI TEMPE DI GAMPONG
GUNONG CUT KECAMATAN DARUL MAKMUR
KABUPATEN NAGAN RAYA
SKRIPSI
OLEH
ALFINA
NIM : 08C 10404038
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH-ACEH BARAT
2016
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH
KABUPATEN ACEH BARAT
2016
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kuta Iboh 05 Desember 1989, Putri ke
pertama dari tiga bersaudara dari pasangan orang tua Bapak Ridwan dan Ibunda
Karnilawati. Penulis mengenal dunia pendidikan SD Negeri 1 Darul Makamur
Tahun 1995 dan lulus Tahun 2001 dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Darul Makmur dan berhasil lulus
tahun 2004 dan pada tahun yang sama juga penulis melanjutkan pendidikan
menengah atas di SMA Negeri 1 Kuta Trieng dan berhasil lulus tahun 2007. Dan
pada tahun 2008 juga penulis melanjutkan lagi pendidikan ke jenjang perkuliahan
di Universitas Teuku Umar dan lulus mengikuti tes di Fakultas Pertanian, Jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian.
PERSEMBAHANKU
“Ya Allah, sepercik ilmu telah Engkau karuniakan kepadaku, hamba hanya mengetahui sebagian kecil dari ilmu-Mu.Ya Allah sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila kamu telah selesai
(dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (utusan) yang lain dan hanya kepada Allah –lah hendaknya kamu berharap.
(Q.S. Alam Nasyrah : 6-8)
Ayah … Ibunda Hari ini telah kutemui apa yang dulu aku dambakan yang kutempuh
dengan cucuran keringat dan keyakinan. Engkau telah mengantar aku kehari depan, meskipun hari esok akan menjadi tanda tanya yang aku
sendiri belum tahu jawabannya ….
Ayah … & Ibunda Tetesan keringat telah menjadi kawan dalam mengantarku kehari
depan, engkau tidak pernah menangis, walaupun alam berpaling sinis. Tetes peluh yang engkau curahkan, panjat doa yang engkau sampaikan kami anakmu yang tercinta dalam meraih cita-cita dan masa depan.
Terasa tiada henti hidupku tanpa niat yang suci untuk membahagiakanmu…
Kupersembahkan karya tulis kehadapan yang mulia ayahnda dan ibunda hanya dengan doa dan tetesan keringatmulah aku dapat
menggapai cita-cita yang selama ini kuimpikan dan selama ini engkau harapkan untuk menjadi orang yang berguna bagi agama, keluarga, nusa dan bangsa. Tak lupa pula untuk saudara-saudara ku yang setia
mencurahkan perhatiannya. Rakan-rakanku seperjuangan yang selalu memberikan arti sebuah
persahabatan, baik dalam suka maupun duka…
Untuk dosen ku...... Terimakasih tak terhingga kepada dosen pembimbingku yang telah
banyak membantu dan membimbing penyusunan skripsi ini,walaupun bekerja terkadang lelah, tetapi selalu ada waktu untuk mebimbing.Dan
terimakasih juga kepada dosen penguji ku yang telah menyediakan waktu untuk menguji serta mebimbing. Semoga ALLAH membalas semua
bantuan dan bimbingan dengan pahala yang setimpal.
i
ANALISIS PENDAPATAN INDUSTRI TEMPE DI GAMPONG
GUNONG CUT KECAMATAN DARUL MAKMUR
KABUPATEN NAGAN RAYA
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat guna memperoleh
gelar sarjana pertanian
OLEH
ALFINA
NIM : 08C10404038
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH-ACEH BARAT
2016
ii
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
Meulaboh, 19 September 2016
Program Studi : Agribisnis
Jenjang : Strata 1 (S1)
LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI
Dengan ini telah menyatakan bahwa kami telah mengesahkan skripsi Saudara:
Nama Mahasiswa : ALFINA
NIM : 08C10404038
Dengan judul:
Analisis Pendapatan Industri Tempe di Gampong Gunong Cut
Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya
Yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh
gelar sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar
Meulaboh
Mengesahkan,
Mengetahui
Fakultas Pertanian
Dekan,
Ir. RusdiFaizin, M.Si
NIP. 19630811 199203 1 001
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Ketua
Sri Handayani, SP., M.Si
NIDN. 01 0608 8201
Pembimbing Utama
Khairun Nisa, SP., MP
NIP. 1982016201003 2 001
Pembimbing Kedua
Sri Handayani, SP., M.Si
NIDN. 01 0608 8201
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
FAKULTAS PERTANIAN MEULABOH, ACEH BARAT 23615; PO BOX 59
Laman : www.utu.ac.id, Email : [email protected]
iii
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
Meulaboh, 19 September 2016
Program Studi : Agribisnis
Jenjang : Strata 1 (S1)
LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI
Dengan ini telah menyatakan bahwa kami telah mengesahkan skripsi Saudara:
Nama Mahasiswa : ALFINA
NIM : 08C10404038
Dengan judul:
Analisis Pendapatan Industri Tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan
Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya
Yang telah di pertahankan didepan Komisi Ujian pada Tanggal 31 Maret 2016
Menyetujui
Komisi Ujian
Tanda Tangan
Ketua : Khairun Nisa, SP., MP …….....………………..........
Sekretaris : Sri Handayani, SP., M.Si …………………………...…
Anggota : Yoga Nugroho, SP, MM ………………………….......
Anggota : Ir. Aswin Nasution, M.Si ……………………………...
Mengetahui :
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Ketua
Sri Handayani, SP., M.Si
NIDN. 01 0608 8201
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
FAKULTAS PERTANIAN MEULABOH, ACEH BARAT 23615; PO BOX 59
Laman : www.utu.ac.id, Email : [email protected]
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : ALFINA
NIM : 08C10404038
Tempat Tanggal Lahir : Kuta Iboh/5 Desember 1989
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis Pendapatan Industri Tempe di
Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya” benar berdasarkan hasil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri, baik
untuk naskah laporan maupun kegiatan penelitian yang tercantum sebagai bagian
dari skripsi ini. Seluruh ide, pendapat, atau materi dari sumber lain telah dikutip
dengan cara penulisan referensi yang sesuai
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena skripsi ini dan sanksi lain sesuai dengan peraturan yang berlaku di
Universitas Teuku Umar.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak
manapun.
Aceh Barat, 19 September 2016
Yang membuat pernyataan,
ALFINA
08C10404038
Materai
Rp 6000
v
KATA PENGANTAR
vi
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyusun skripsi
ini hingga selesai, taklupa pula Selawat beriring salam penulis sanjungkan
kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam
jahiliyah kepada alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini, dan
tak lupa rasa terimakasih kepada kedua orang tua, dimana tanpa do’a, dukungan
dan kasih sayang mereka penulis tidak akan mampu melangkah kedepan hingga
dapat menyelesaikan ini. Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pendapatan Usaha Tempe di Desa Gunong Cut Kecamata n Darul
Makmur Kabupaten Nagan Raya”.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Ibu Khairun Nisa, SP.,MP selaku Dosen Pembimbing Ketua, dan Ibu Sri
Handayani, SP.,M.Si selaku Dosen Pembimbing Anggota, yang telah banyak
membimbing dan membantu penulis hingga terselesaikannya penulisan akhir
ini.
2. Bapak Ir. Rusdi Faizin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Teuku Umar.
3. Bapak Yoga Nugroho, SP, MM, selaku Ketua Program Agribisnis Pertanian
Universitas Teuku Umar.
4. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen Fakultas Pertanian yang telah membekali
penulis dengan berbagai disiplin ilmu.
vii
Akhirnya penulis menyadari masih banyak kekurangan dan masih jauh
dari kesempurnaan baik karena keterbatasan maupun kemampuan penulis sendiri
dalam mencari dan mengolah data yang ada, maka dari itu penulis menerima
kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini
kedepannya. Atas segala bantuan, bimbingan, dan pengarahan yang telah
diberikan kepada penulis sekali lagi penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya.Semoga Allah SWT dapat membalas semua kebaikan ini, AMIN.
Alue Peunyareng, 15 April 2016
Penulis
viii
ABSTRAK
Alfina, Analisis Pendapatan Industri Tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan
Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya, dibawah bimbingan Khairun Nisa, dan
Sri Handayani
Kacang kedelai di Indonesia dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia
sebanyak 50% dalam bentuk tempe, 40% dalam bentuk tahu, dan sisanya 10%
dalam bentuk produk lain (seperti tauco, kecap, dan lain-lainnya). Konsumsi
tempe rata-rata per orang pertahun di Indonesia saat ini diduga sekitar 6,45 kg.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Analisis Pendapatan Industri Tempe di
Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya dengan
menggunakan data primer dan sekunder pada bulan Januari tahun 2016 dan alat
analisis pengolahan data pada penelitian ini menggunakan program exel.
Berdasarkan hasil penilitian, maka rata-rata total biaya yang dikeluarkan industri
tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan
Raya dalam proses produksi adalah sebesar Rp. 5.642.194,-, rata-rata penerimaan
sebesar Rp. 6.425.000, jadi rata-rata keuntungan perbulan dalam proses produksi
pada industri tempe di Gampong Gunong Cut adalah sebesar Rp. 782.806,-.
Dengan rata-rata harga jual yang diterima dalam usaha industri tempe sebesar
Rp. 1.250, maka kelayakan usaha atau R/C pada usaha industri tempe dengan nilai
R/C ratio adalah 1,14. Artinya usaha industri tempe sudah layak dijalankan karena
R/C = 1,14 > 1. Sedangkan titik impas (BEP) pada usaha industri tempe rata-rata
BEP (Q) produksi adalah = 4.514 bungkus (BEP Q = 4.514 < 5.135), dan rata-rata
BEP (P) harga adalah Rp. 1.099,- (BEP P = 1.099 < 1.250,-).
Kata Kunci: Biaya, Penerimaan, Pendapatan, R/C dan BEP
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBARAN PERSETUJUAN SKRIPSI .......................................................... ii
LEMBARAN PENGESAHAN KOMISI UJIAN ............................................... iii
PERNYATAAN .................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 3
1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5
1.1 Kedelai ................................................................................................... 5
1.2 Fermentasi Tempe .................................................................................. 7
1.3 Industri UKM ......................................................................................... 8
1.4 Analisis Pendapatan Usaha .................................................................... 9
1.4.1 Biaya ............................................................................................ 10
1.4.2 Penerimaan Usaha ....................................................................... 11
1.4.3 Pendapatan ................................................................................... 12
1.5 Return Cost Ratio (R/C) .................................................................... 13
1.6 Break Event Point (BEP) .................................................................... 13
BAB III. METODE PENELITIAN..................................................................... 15
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 15
3.2 Populasi dan Sampel ............................................................................. 15
3.2.1 Populasi ...................................................................................... 15
3.2.2 Sampel ......................................................................................... 15
3.3 Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 16
3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 16
3.4.1.Pengamatan (Observasi) ............................................................ 16
3.4.2. Pertanyaan (Quisioner) ............................................................. 17
3.4.3. Studi Kepustakaan .................................................................... 17
3.5. Metode Analisis Data ............................................................................ 17
3.5.1. Total Biaya ............................................................................... 17
3.5.2. Pendapatan Usaha ..................................................................... 18
3.5.3 Keuntungan Usaha .................................................................. 18
3.5.4 R/C Ratio ................................................................................ 18
3.5.5 Break Event Point (BEP) ........................................................ 19
x
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 21
4.1. Gambaran Umum Penelitian ................................................................. 21
4.1.1. Keadaan Wirausaha .................................................................. 21
4.1.2. Keadaan Penduduk dan Perekonomian .................................... 22
4.2. Usaha Pembuatan Tempe ...................................................................... 23
4.2.1. Proses Pembuatan Tempe ......................................................... 24
4.3. Karakteristik Sampel ............................................................................. 24
4.4. Analisis Pendapatan .............................................................................. 27
4.4.1. Biaya Usaha Dalam Industri Tempe ......................................... 27
4.4.2. Penerimaan Usaha .................................................................... 28
4.4.3. Keuntungan Usaha .................................................................... 29
4.4.4. Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) ............................................... 29
4.4.5. Break Event Point (BEP) .......................................................... 30
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 32
5.1. Kesimpulan .................................................................................. 32
5.2. Saran ............................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 34
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
Tabel 1. Komposisi Kandungan Gizi Tempe Per 100 Gram Tempe .................. 6
Tabel 2. Jumlah Penduduk Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul
Makmur Kabupaten Nagan Raya, Tahun 2015 ..................................... 22
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Gampong Gunong
Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya ...................... 23
Tabel 4. Karakteristik Usaha Tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan
Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya ................................................ 25
Tabel 5. Karakteristik Pengusaha Tempe di Gampong Gunong Cut
Kecamatan Darul Makmur Berdasarkan Tingkat Pendidikan .............. 26
Tabel 6. Karakteristik Pengusaha Tempe di Gampong Gunong Cut
Kecamatan Darul Makmur Berdasarkan Jumlah Tanggungan ............. 26
Tabel 7. Penggunaan Biaya Pada Usaha industri Tempe di Gampong Gunong
Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya ...................... 28
Tabel 8. Penerimaan Pada Usaha industri Tempe di Gampong Gunong
Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya ...................... 29
Tabel 9. Pendapatan Pada Usaha industri Tempe di Gampong Gunong Cut
Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya ........................... 29
Tabel 10. R/C Pada Usaha industri Tempe di Gampong Gunong Cut
Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya ........................... 30
Tabel 11. BEP Pada Usaha industri Tempe di Gampong Gunong Cut
Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya ........................... 31
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian .................................................................. 36
Lampiran 2. Deskripsi Pengusaha Industri Tempe di Desa
Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten
Nagan Raya Tahun 2016 ........................................................... 38
Lampiran 3. Biaya Tetap Pada Usaha Industri Tempe di Desa
Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten
Nagan Raya Tahun 2016 ........................................................... 39
Lampiran 4. Penggunaan Biaya tidak Tetap Pada Usaha Industri
Tempe di Desa Gunong Cut Kecamatan Darul
Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2016 .......................... 41
Lampiran 5. Biaya Tenaga Kerja Pada Usaha Industri Tempe
di Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2016 ....................................... 42
Lampiran 6. Total Biaya Pada Usaha Industri Tempe di Desa
Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten
Nagan Raya Tahun 2016 .......................................................... 43
Lampiran 7. Produksi Pada Usaha Industri Tempe di Desa
Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten
Nagan Raya Tahun 2016 .......................................................... 44
Lampiran 8. Penerimaan Pada Usaha Industri Tempe di Desa
Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten
Nagan Raya Tahun 2016 .......................................................... 45
Lampiran 9. Rata-Rata Pendapatan Usaha Industri Tempe
di Desa Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2016. ....................................... 46
Lampiran 10. R/C Pada Usaha Industri Tempe di Desa
Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015 ........................................ 47
Lampiran 11. BEP Pada Usaha Industri Tempe di Desa
Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan
Raya Tahun 2016 ...................................................................... 48
Lampiran 12. Gambar Penelitian ....................................................................49
xiii
BIODATA
A. Data Pribadi
Nama : ALFINA
Jenis Kelamin : Perempuan
NIM : 08C10404038
Tempat/Tanggal Lahir : Kuta Iboh/5 Desember 1989
Agama : Islam
Alamat Rumah : Gampong Sukaraja Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagn Raya
Orang, Tua/Wali
Ayah : Ridwan
Ibu : Karnilawati
B. Pendidikan Formal
1995-2001 : SD Negeri 1 Alue Blie
2001-2004 : SMP Negeri 1 Alue Blie
2004-2007 : SMA Negeri 1 Kuta Trieng
2008-2016 : Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis Universitas Teuku
Umar Meulaboh
1
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi
pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan industri dalam negeri,
meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, memperluas
kesempatan kerja dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha (Soekartawi,
2001). Kacang kedelai (Glicine max L Merril) merupakan salah satu tanaman
hortikultura bernilai ekonomis tinggi yang memberikan andil cukup besar bagi
pembangunan.
Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama,
namun Indonesia tetap harus mengimpor kedelai Ini terjadi karena kebutuhan
Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai putih bukan asli tanaman
tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah dari pada di Jepang dan Cina.
Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji yang dapat dibuat menjadi tahu (tofu),
bermacam-macam saus penyedap (salah satunya kecap), tempe, susu kedelai,
tepung kedelai, minyak kedelai dan tauco . Hasil olahan kedelai seperti tahu
dan tempe merupakan makanan menyehatkan dan mengandung zat gizi seperti
protein tinggi, karbohidrat, lemak, mineral serta vitamin (Soehardjo, 2001).
Jika dilihat dari sisi ketersediaannya, produksi kacang kedelai di Indonesia
hanya dapat memenuhi sebagian kebutuhan kacang kedelai nasional. Produksi
kedelai nasional dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 mengalami
penurunan, pada tahun 2005 produksi kedelai mencapai 808.353 ton, pada tahun
2006 mencapai 747.611 ton dan pada tahun 2007 produksi kacang kedelai
nasional terus menurun hingga mencapai 592.534 ton. Jumlah produksi kacang
2
kedelai nasional pada tahun 2007 yang hanya sebesar 592.534 ton, belum dapat
mencukupi tingkat konsumsi kedelai nasional pada tahun yang sama. Tingkat
konsumsi kedelai di Indonesia cenderung fluktuaktif. Ini terlihat dari penurunan
konsumsi kedelai pada tahun 2005 sebesar 1.890.000 ton menjadi 1.880.000 ton
pada tahun 2006, yang kemudian pada tahun 2007 terjadi peningkatan konsumsi
menjadi 2.010.000 ton. (BPS, 2008)
Kacang kedelai di Indonesia dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia
sebanyak 50% dalam bentuk tempe, 40% dalam bentuk tahu, dan sisanya 10%
dalam bentuk produk lain (seperti tauco, kecap, dan lain-lainnya). Konsumsi
tempe rata-rata per orang pertahun di Indonesia saat ini diduga sekitar 6,45 kg
(Haryanto, 2010). Dengan demikian, Tahu dan tempe merupakan salah satu jenis
makanan olahan kacang kedelai yang dapat menambah asupan protein bagi tubuh.
Pembuatan tempe tidak sulit dan dapat dilakukan dengan menggunakan
alat-alat yang biasa dipergunakan di rumah, untuk usaha kecil sangat dianjurkan
menggunakan alat-alat mekanis. Pembuatan tempe secara tradisional biasanya
menggunakan tepung tempe yang dikeringkan di bawah sinar matahari sebagai
pengganti ragi. Tetapi pembuatan tempe banyak yang menggunakan ragi tempe.
Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya
merupakan salah satu Gampong di Kecamatan Darul Makmur yang sebagian
penduduk terlibat dalam usaha industri tempe. Usaha pembuatan tempe masih
dilakukan secara tradisional yang umumnya Industri dengan tenaga kerja yang
terlibat berasal dari dalam keluarga sendiri dan usaha penjualan tempe yang
diambil oleh masyarakat sekitar dan langsung menjual kepasar.
3
Setiap pengusaha dalam menjalankan usahanya tentu saja mempunyai
tujuan untuk memperoleh laba sebesar-besarnya dengan jalan memaksimumkan
pendapatan, meminimumkan biaya, memaksimumkan penjualan dan lain
sebagainya. Analisis usaha merupakan pendekatan yang sangat penting bagi
usaha. Melalui hasil analisis ini dapat dicari langkah pemecahan berbagai kendala
yang dihadapi. Analisis usaha bertujuan untuk mencari titik tolak untuk
memperbaiki hasil dari usaha tersebut. Hasil analisis ini dapat digunakan sebagai
pedoman dalam perencanaan pengelola usaha, baik menambah maupun mencari
pemecahan terhadap berbagai kendala (Surya 2009).
Dalam sebuah usaha yang dijalankan selalu ada resiko yang harus siap
diterima oleh pengusaha tersebut. Oleh karena itu, analisis pendapatan sangat
diperlukan dalam menjalan sebuah usaha untuk mengetahui berapa besar biaya
yang harus dikeluarkan dan berapa besar tingkat pendapatan yang diperoleh oleh
pengusaha dalam menjalankan usaha tersebut.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tetarik melakukan suatu penelitian
dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Pendapatan Indusri Tempe di
Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah seberapa besar pendapatan dari
industri tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten
Nagan Raya.
4
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui berapa besar tingkat pendapatan dari industri tempe di
Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan, serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana (S1) di Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar.
2. Bagi pelaku usaha, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan pemikiran dalam peningkatan usaha sehingga mampu
memberikan pendapatan yang lebih baik.
3. Bagi pemerintah, hasil penelitian yang didapat diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan masukan bagi pemerintah untuk memberikan
bantuan baik modal atau lainnya bagi para pengusaha industri tempe
yang dapat membantu perekonomian daerah.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kedelai
Kedelai (Glysine max L Mer) merupakan salah satu jenis kacang-kacangan
yang mengandung protein nabati yang tinggi, sumber lemak, vitamin, dan
mineral. Apabila cukup tersedia di dalam negeri akan mampu memperbaiki gizi
masyarakat melalui konsumsi kedelai segar maupun melalui konsumsi kedelai
olahan seperti tahu, tempe, tauco, kecap, susu dan lain sebagainya (Crowder,
2007).
Kedelai mempunyai kegunaan yang luas dalam tatanan kehidupan
manusia. Penanaman kedelai dapat meningkatkan kesuburan tanah, karena akar-
akarnya dapat mengikat Nitrogen dari udara dengan bantuan bakteri Rhizobium
sp, sehingga unsur nitrogen bagi tanaman tersedia dalam tanah. Limbah tanaman
kedelai berupa brangkasa dapat dijadikan bahan pupuk organik penyubur tanah.
Limbah dari bekas proses pengolahan kedelai, misalnya ampas tempe, ampas
kecap dan lain-lain, dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan tambahan
(konsentrat) pada pakan ternak (Rukmana, 2006).
Pengolahan kedelai dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu :
1. Dengan fermentasi : Pengolahan melalui fermentasi akan menghasilkan kecap,
oncom, tauco dan tempe.
2. Tanpa fermentasi : Bentuk olahan tanpa melalui fermentasi adalah yuba, sere,
susu kedelai, tahu, tauge dan tepung kedelai.
Komposisi kandungan gizi dalam 100 gram tahu atau tempe, mengandung
kadar protein sebesar 35 persen sampai dengan 45 persen. Hal ini menunjukkan
bahwa produk olahan kacang kedelai yaitu tahu dan tempe, memiliki kandungan
6
protein tinggi yang sangat dibutuhkan tubuh. Oleh karena itu upaya meningkatkan
asupan protein untuk tubuh, dapat dilakukan dengan melakukan peningkatan
konsumsi pada produk olahan kacang kedelai berupa tahu dan tempe.
Kandungan gizi dalam tempe yang telah bisa dikonsumsi adalah adanya
protein sekitar 19,5 persen, lemak sekitar 4 persen, karbohidrat 9,4 persen, dan
vitamin B12 sekitar 5 mg. Komposisi kandungan gizi tempe per 100 gram tempe
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Kandungan Gizi Tempe Per 100 Gram Tempe
Komponen Kadar (%)
Protein 19,5
Lemak 4
Karbohidrat 9,4
Vitamin B12 (mg) 5
Sumber: Sarwono 2010
2.2. Fermentasi Tempe
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam
keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu
bentuk respi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang
mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan
tanpa akseptor elektron eksternal (Anon, 2010).
Proses fermentasi menjadikan tekstur kedelai menjadi lebih lunak sehingga
lebih mudah dicerna. Pengolahan kedelai menjadi tempe juga menurunkan kadar
stakiosa dan raffinosa, senyawa yang dapat menyebabkan kembung perut atau
flatulensi. Dibandingkan kedelai, mengkonsumsi tempe juga memiliki kelebihan.
Secara kimiawi, tempe mengandung protein lebih tinggi, nitrogen terlarut
7
meningkat, asam lemak bebas meningkat dan nilai cerna juga meningkat.
(Astawan, 2008). Beberapa proses yang penting dalam pembuatan tempe tersebut
adalah perendaman.
Proses perendaman selama 24 jam biji kedelai mengalami proses hidrasi,
sehingga kadar air biji naik sebesar kira-kira dua kali kadar air semula, kadar air
kedelai pada saat sebelum fermentasi mempengaruhi pertumbuhan kapang..
Selama proses fermentasi akan terjadi perubahan pada kadar air dimana setelah 24
jam fermentasi, kadar air kedelai akan mengalami penurunan menjadi sekitar 61
persen dan setelah 40 jam fermentasi akan meningkat lagi menjadi sekitar 64
persen (Sudarmaji dan Markakis, 1977).
Dalam pembuatan tempe, pembungkusan kedelai yang telah diberikan ragi
tempe maka dapat dalam 1 kg kedelai akan menghasilkan 24 bungkus tempe
dengan beratnya rata-rata 1 on setelah menjadi tempe, dengan demikian dalam 1
bungkus tempe memerlukan 0,42 ons kacang kedelei. Pada hari pertama berat
tempe dalam 1 bungkus 110 gram, pada hari kedua akan terjadi penurunan kadar
air sebesar 7 persen maka berat tempe 103 gram, dan pada hari ketiga akan
mengalami sedikit penurunan yaitu 3 persen maka berat tempe menjadikan 100
gram. persentase rendaman kedelai adalah dalam 0,42 ons kacang kedelai maka
persentase rendamnya adalah sebesar 10% untuk dapat menjadi tempe maka jika 1
Kg kacang kedelai dapat menghasilkan 24 bungkus tempe, persentse
rendamannya adalah sebesar 240% (Santoso, 2005).
Menurut Cahyadi (2007) tempe merupakan sumber protein tinggi yang
harga persatuan unit lebih murah apabila dibandingkan dengan sumber protein
asal hewani seperti daging, susu dan telur. Harganya juga relatif murah,
8
kandungan gizinya cukup tinggi. Beberapa khasiat tempe bagi kesehatan antara
lain menurunkan kolesterol, anti diare dan anti oksidan. Nilai gizi protein tempe
meningkat setelah proses peragian, karna terjadinya pembebasan asam amino
yang terkandung dalam kedelai diperoleh dari ragi.
Tempe yang baik ialah yang tidak banyak campuran-campurannya,
misalkan ampas kedelai, onggok, dan sebagainya. Selain itu, tempe yang baik
dibuat dari kacang kedelai yang tidak busuk dan tidak banyak batu-batu kecilnya,
dan dipilih biji kedelai yang tua serta berkilat dan agak berminyak (Astawan,
2008).
2.3. Industri UKM
Pada dasarnya setiap industri, baik industri besar, menengah, dan kecil
menghadapi berbagai macam masalah. Berikut ini pengertian industry menurut
beberapa sumber: Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan,
pengertian industry adalah sebagai berikut : “Industri adalah suatu kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau
barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, tidak
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri (Departemen
Perindustrian, UU No. 5 Tahun 1984, tentang Perindustrian)”.
Manfaat industri kecil antara lain menciptakan peluang berusaha yang luas
dengan pembiayaan yang relatif murah, turut mengambil peranan dalam
peningkatan dan mobilisasi tabungan domestik, industri kecil mempunyai
kedudukan komplementer terhadap industri besar dan sedang karena industri kecil
menghasilkan yang relatif murah dan sederhana. Industri tempe adalah suatu
kegiatan atau unit usaha yang mengolah kedelai menjadi tempe. Menurut Martin
9
Perry (2002) dilihat dari segi jumlah satuan-satuan perusahaan, industri dibagi
menjadi :
a. Industri rumah tangga mempunyai 1-4 orang tenaga kerja.
b. Industri kecil mempunyai 5-19 orang tenaga kerja.
c. Industri sedang mempunyai 20-99 orang tenaga kerja.
d. Industri besar mempunyai lebih dari 100 orang tenaga kerja.
2.4. Analisis Pendapatan Usaha
Analisis usaha merupakan pendekatan yang sangat penting bagi usaha.
Melalui hasil analisis ini dapat dicari langkah pemecahan berbagai kendala yang
dihadapi. Analisis usaha bertujuan untuk mencari titik tolak untuk memperbaiki
hasil dari usaha tersebut. Hasil analisis ini dapat digunakan sebagai pedoman
dalam perencanaan pengelola usaha, baik menambah maupun mencari pemecahan
terhadap berbagai kendala. Analisis pendapatan berfungsi untuk mengulur
berhasil tidaknya suatu kegiatan usaha, menentukan komponen utama pendapatan
dan apakah komponen itu masih dapat ditingkatkan atau tidak (Surya, 2009).
2.4.1. Biaya
Menurut Mulyadi (2002) dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan
akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit diartikan sebagai
pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang disebut dengan
istilah harga pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga
pokok yang dikorbankan didalam suatu usaha untuk memperoleh penghasilan.
10
Menurut Soeharjo dan Patong (2003), biaya usahatani atau disebut juga
pengeluaran usahatani adalah nilai semua masukan yang habis terpakai atau
dikeluarkan didalam produksi. Biaya usahatani dapat berbentuk biaya tunai dan
biaya yang diperhitungkan.
Biaya tunai adalah biaya yang dibayar dengan uang, seperti biaya
pembelian sarana produksi dan biaya upah tenaga kerja. Biaya yang
diperhitungkan digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan kerja
petani apabila bunga modal dan nilai kerja keluarga diperhitungkan.
Modal yang digunakan petani diperhitungkan sebagai modal pinjaman
meskipun modal itu milik petani sendiri karena modal tersebut dapat dialokasikan
untuk beberapa alternatif biaya, sehingga harus memperhitungkan juga jasa modal
milik petani sendiri.
Menurut Makeham dan Malcolm (2001), biaya dalam usahatani dibagi
menjadi :
1. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya-biaya yang dalam batas-batas tertetu tidak
berubah ketika tingkat kegiatan berubah. Contoh biaya tetap antara lain; biaya
investasi, biaya penyusutan, dan biaya pajak.
2. Biaya Variabel
Biaya variabel juga dikenal sebagai biaya-biaya langsung. Sesuai
namanya, biaya-biaya ini berubah-ubah mengikuti ukuran serta tingkat output
suatu kegiatan. Contoh biaya variabel antara lain; biaya untuk gaji Karyawan,
biaya bahan baku, biaya listrik dan telepon, dan biaya transportasi.
11
Untuk menghitung biaya total dapat di hitung dengan menggunakan rumus
yang digunakan oleh Sukirno (2013) yaitu:
TC = TFC + TVC
Keterangan :
TC (Total Cost) = Biaya Total Produksi(Rp)
TFC (Total Fixed Cost) = Biaya Tetap (Rp)
TVC (Total Variable Cost) = Biaya Variabel (Rp)
2.4.2. Penerimaan Usaha
Penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima dari penjualan produknya
kepada pedagang atau langsung kepada konsumen. Penerimaan merupakan nilai
produk total usaha tani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun
yang tidak dijual. Penerimaan dalam usaha tani meliputi seluruh penerimaan yang
dihasilkan selama periode pembukuan yang sama (Surya, 2009).
Surya (2009), menjelaskan bahwa dalam analisis pendapatan usaha tani
diperlukan dua keterangan pokok yaitu keadaan penerimaan dan pengeluaran
selama jangka waktu yang ditetapkan. Selanjutnya disebutkan bahwa tujuan
analisis pendapatan adalah untuk menggambarkan keadaan sekarang dan keadaan
yang akan datang dari kegiatan usaha. Dengan kata lain analisis pendapatan
bertujuan untuk mengukur keberhasilan suatu usaha
Menurut Soekartawi (2003) berpendapat bahwa penerimaan usahatani
adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani yang dapat
berwujud dalam tiga hal yakni hasil penjualan produk yang akan dijual, hasil
penjualan produk sampingan, serta produk yang dikonsumsi rumah tangga selama
12
melakukan kegiatan usahatani. Menurutnya, penerimaan usahatani adalah nilai
produksi yang diperoleh dari produk total dikalikan dengan harga jual.
Dengan demikian total penerimaan dapat di hitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
TR = P x Q
Keterangan :
TR (Total Reveneu) = Total Penerimaan (Rp)
P (Price) = Harga (Rp/Kg)
Q (Quantity) = Jumlah Unit Produksi (Kg)
2.4.3. Pendapatan
Dalam bisnis, pendapatan usaha adalah jumlah uang yang diterima oleh
perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk atau jasa kepada
pelanggan. Menurut Ramlan (2006) pendapatan usaha adalah kerja dari suatu
usaha yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Pendapatan adalah
sesuatu yang sangat penting dalam setiap perusahaan. Tanpa ada pendapatan
mustahil akan didapat penghasilan.
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang
biasa dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen,
royalti dan sewa (Kasmir dan Jakfar, 2008).
Menurut Kasmir dan Jakfar (2008), ada dua konsep tentang pendapatan yaitu:
1. Konsep pendapatan yang memusatkan pada arus masuk aktiva sebagai hasil
dari kegiatan operasi perusahaan.
2. Konsep pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan
jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya.
13
Menurut Ramlan (2006) pendapatan dibagi dua yaitu pendapatan bersih
dan pendapatan kotor. Pendapatan bersih adalah pendapatan yang telah
mengalami pengurangan dari hasil produksi. Sedangkan pendapatan kotor yaitu
pendapatan keseluruhan dari hasil usaha belum dikurangi kebutuhan/biaya selama
mengadakan usaha.
Menurut Noor (2007) untuk melihat pendapatan bersih usahatani kelapa
sawit digunakan rumus sebagai berikut:
TR – TC = ח
Keterangan :
Pendapatan (Rp) = ח
TR (Total Revenue) = Total Penerimaan (Rp)
TC (Total Cost) = Total Biaya Produksi (Rp)
2.5. Return Cost Ratio (R/C)
Menurut Supriono (2000) Return Cost Rasio (R/C) adalah perbandingan
antara total penerimaan dari hasil jual suatu produksi dengan total biaya produksi
yang dikeluarkan. Rasio ini banyak dinikmati oleh para pengusaha atau orang-
orang yang menjalankan usaha. Dengan demikian rasio ini merupakan indikator
penting bagi para pengusaha untuk mengukur kemampuan atau kelayakan usaha
yang dijalaninya.
Menurut Noor (2007) untuk melihat perbandingan antara penerimaan
total dan biaya total, digunakan rumus sebagai berikut :
TR
R/C =
TC
14
Keterangan :
TR (Total Revenue) = Total Penerimaan (Rp)
TC (Total Cost) = Total Biaya Produksi (Rp)
Kriteria Penelitian R/C Ratio
R/C <1 = Usaha Mengalami Kerugian
R/C >1 = Usaha Mengalami Keuntungan
R/C =1 = Usaha Mencapai Titik Impas
2.6. Break Event Point (BEP).
Menurut Khasmir (2006) Break Event Poin adalah suatu keadaan dimana
dalam suatu operasi perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi atau
impas (penghasil = total biaya). Sebelum memproduksi suatu produk, perusahaan
terlebih dahulu merencanakan seberapa besar laba yang diinginkan. Ketika
menjalankan usaha maka tentunya akan mengeluarkan biya produksi, maka
dengan analisis titik impas dapat diketahui pada waktu dan tingkat harga berapa
penjualan yang dilakukan tidak menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu
menetapkan penjualan dengan harga yang bersaing pula tanpa melakukan laba
yang diinginkan.
Hal tersebut dikarenakan biaya produksi sangat berpengaruh terhadap
harga jual dan begitu pula sebaliknya, sehingga dengan penentuan titik impas
tersebut dapat diketahui jumlah barang dan harga yang akan ditetapkan pada
penjualan. Break event point berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak
mengalami laba dan juga tidak mengalami kerugian, artinya seluruh biaya (biaya
tetap dan biaya variabel) yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi itu dapat
ditutupi oleh penghasilan penjualan.
15
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul
Makmur Kabupaten Nagan Raya mulai bulan September 2015 sampai bulan
Januari 2016. Penentuan lokasi tersebut dilakukan dengan cara sengaja
(purporsive sampling), Objek penelitian ini adalah pengusaha industri tempe yang
menjadi pembuat tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya.
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Menurut Sugiono (2004), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil populasi adalah semua pengusaha yang
mempunyai industri tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur
Kabupaten Nagan Raya yang berjumlah 5 Industri.
3.2.2. Sampel
Besar sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan teknik total
sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono, 2004). Jadi jumlah sampel
yang diambil dari keseluruhan populasi yang berjumlah sebanyak 5 industri tempe
di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.
16
3.3. Jenis dan Sumber Data
3.3.1. Data Primer
Data yang dikumpulkan berbentuk hasil pertanyaan (Quistioner) yang
dilakukan terhadap narasumber yang berasal dari para pelaku yang terkait dengan
persoalan untuk mengetahui analisis pendapatan industri tempe di Gampong
Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya. Beberapa
responden yang ajukan pertanyaan dalam penelitian ini ialah pengusaha industri
tempe.
3.3.2. Data Sekunder
Data ini diperlukan untuk mendukung analisis dan pembahasan yang
maksimal. Data sekunder juga diperlukan terkait pengungkapan fenomena sosial
dalam penelitian ini. Data sekunder ini mengenai gambaran umum di Gampong
Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
3.4.1. Pengamatan (Observasi)
Observasi merupakan metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat
semua informasi yang diperoleh sebagaimana yang disaksikan selama peneliti
dilakukan. Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung
terhadap obyek yang akan diteliti, sehingga diperoleh gambaran yang jelas
mengenai obyek yang diteliti (Sugiono, 2004).
17
3.4.2. Pertanyaan (Quistioner)
Merupakan daftar pertanyaan yang dibuat dengan berisikan serangkaian
pertanyaan yang berkenaan dengan penulisan penelitian ini. Ditujukan kepada
seluruh responden yang menjadi sampel yang terdiri dari keseluruhan sampel
3.4.3. Studi Kepustakaan
Penelitian ini dilakukan untuk menghimpun teori-teori, pendapat yang
dikemukakan oleh para ahli yang diperoleh dari buku-buku kepustakaan serta
literatur lainnya yang dijadikan sebagai landasan teoritis dalam rangka melakukan
pembahasan. Landasan teori ini dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan dan
wawasan mengenai topik yang dikaji dalam hal ini berkaitan dengan profil
industri tempe berdasarkan keberadaan usaha yang kontinyu dan tingkat
pendapatannya. Selain itu studi pustaka juga digunakan untuk mendapatkan
informasi tentang metode penelitian, yaitu metode survei.
3.5. Metode Analisis Data
3.5.1. Total Biaya
Untuk menghitung biaya total produksi dapat di hitung dengan
menggunakan rumus yang digunakan oleh Dumairy (2004) yaitu:
TC = VC + FC
Keterangan :
TC (Total Cost) = Biaya Total Produksi (Rp)
VC (Total Variable Cost) = Biaya Variabel (Rp)
FC (Total Fixed Cost) = Biaya Tetap (Rp)
18
3.5.2. Pendapatan Usaha
Untuk menghitung pendapatan usaha dapat di hitung dengan menggunakan
rumus yang digunakan oleh Dumairy (2004) yaitu:
TR = P x Q
Keterangan :
TR (Total Revenue) = Total penerimaan (Rp)
P (Price) = Harga produksi (Rp)
Q (Quantity) = Jumlah Unit Produksi (Unit)
3.5.3. Keuntungan Usaha
Keuntungan dihitung melalui pengurangan antara pendapatan total dengan
total biaya. Untuk melihat besarnya keuntungan usaha menggunakan rumus yang
digunakan oleh Dumairy (2004) yaitu :
Π = TR – TC
Keterangan :
Π (profit) = Pendapatan
TR (Total Revenue) = Total Penerimaan (Rp)
TC (Total Cost) = Total Biaya (Rp)
3.5.4. R/C Ratio
Analisis ini dipakai untuk menganalisis kelayakan usaha apakah usaha
tersebut memberikan keuntungan atau tidak. Untuk mengetahui perbandingan
antara total penerimaan (revenue) dan total biaya produksi (cost), maka digunakan
rumus sebagai berikut:
19
R/C ���� = �� .......................... (Noor, 2007)
Dimana :
R/C ratio (Revenue Cost Ratio) = Biaya Penerimaan
TR (Total Revenue) = Total Penerimaan (Rp)
TC (Total Cost) = Total Biaya (Rp)
Dengan Kriteria Analisis Sebagai Berikut:
R/C < 1 = usaha industri tempe mengalami kerugian
R/C > 1 = usaha industri tempe mengalami keuntungan
R/C = 1 = usaha industri tempe mencapai titik impas
3.5.5. Break Event Point (BEP)
BEP untuk harga digunakan untuk mengetahui titik impas atas dasar harga
dalam rupiah pada usaha industri tempe, menggunakan rumus yang digunakan
oleh Arief (2010) yaitu : � = � Dimana:
BEP (P) = Titik Impas Dalam Harga Produksi
TC (total cost) = Total Biaya Produksi
Q (quantity) = Jumlah Unit Produksi.
BEP produksi digunakan untuk mengetahui titik impas atas dasar unit
produksi pada usaha industri tempe, menggunakan rumus yang digunakan oleh
Arief, (2010) yaitu :
20
� = �
Dimana:
BEP (Q) = Titik Impas Dalam Jumlah Unit Produksi
TC (total cost) = Total Biaya
P (priece) = Harga Produksi Yang Dihasilkan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian
4.1.1. Luas dan Batas Wilayah
Gampong Gunong Cut merupakan salah satu Gampong di Kecamatan
Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya, dengan jarak tempuh 0,5 km ke ibukota
Kecamatan. Kecamatan Darul Makmur merupakan salah satu daerah yang
menjadi sentral produksi tanaman pertanian dan perkebunan. Luas wilayah
Kecamatan Darul Makmur sekitar 1.020,26 km2. Adapun Gampong Gunong Cut
mempunyai batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Gampong Meurandeh
Sebelah Selatan berbatasan dengan Gampong Palembang
Sebelah Barat berbatasan dengan Gampong Suka Raja
Sebelah Timur berbatasan dengan Perkebunan PT. Socfindo
4.1.1 Keadaan Wirausaha
Usaha tempe terletak di Gampong Gunong Cut, Gampong Gunong Cut
merupakan salah satu Gampong di mana penduduknya mempunyai bermacam
karakteristik dalam mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,
tempat pembuatan tempe ini sangat strategis dapat di jangkau oleh konsumen.
Dalam mengembangkan usaha tempe ini tidak terlalu besar karena usaha tempe
ini hanya usaha yang di jalankan dari keluarga untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangga sehari-hari. Selain itu usaha pembuatan tempe ini juga dapat membantu
perekonomian rumah tangga dalam membiayai pendidikan anak-anak mereka.
22
4.1.2 Keadaan Penduduk dan Perekonomian
Penduduk di gampong Gunong Cut pada umumnya bersuku Jawa, hanya
sebagian yang bersuku Aceh. Penduduk di Gampong Gunong Cut sangat
bersahabat terhadap sesama lingkungan di sekitar. Jumlah penduduk di Gampong
Gunong Cut adalah mencapai 912 jiwa. Dengan mata pencaharian yang
bermacam-macam, sebagian besar penduduk Gampong Gunong Cut bermata
pencaharian sebagai petani, PNS dan Wiraswasta.
4.2. Usaha Pembuatan Tempe
Tempe merupakan salah satu makanan yang sangat digemari dan sering
di konsumsi oleh masyarakat Indonesia, tempe juga dapat di jadikan alternatif
makanan cemilan atau makan ringan, tempe dapat diolah dalam berbagai macam
produk makanan olahan, seperti gorengan tempe, keripik tempe dan lain-lain.
Tempe merupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi. Proses
pembuatan tempe pada dasarnya adalah proses menumbuhkan spora jamur tempe,
yaitu Rhizopus sp., pada biji kedelai.
23
4.2.1 Proses Pembuatan Tempe
Skema Pembuatan Tempe
4.3. Karakteristik Sampel
Karakteristik sampel atau usaha tempe dalam penelitian ini adalah
gambaran/keadaan atau ciri-ciri para pengusaha yang menjalankan usaha
pembuatan tempe di gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten
Nagan Raya. Karakteristik ini memiliki kaitan dengan tingkat pendapatan dan
kesejahteraan hidup pengusaha itu sendiri, karena menggambarkan kemampuan
24
bekerja, produktifitas, pola pikir, perencanaan dan berbagai kemampuan lainnya
terutama dalam meningkatkan pendapatan dalam usaha pembuatan tempe.
1. Umur
Usia produktif adalah usia antara 15-50 tahun dan usia non produktif
antara 0-14 tahun dan diatas 50 tahun. Jumlah dan persentase responden
berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Karakteristik Usaha Tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan
Darul Makmur Berdasarkan Umur.
No Kelompok Umur Jumlah Responden Persentase (%)
1 30-35 Tahun 1 20%
3 36-40 Tahun 3 60%
4 >40 Tahun 1 20%
Jumlah 5 100 Sumber: Data Primer (diolah), 2016
Berdasarkan Tabel 5, dapat dapat diketahui bahwa jumlah responden
yaitu 5 orang yang terdiri dari 1 orang (20 persen) berumur 30-35 tahun, 3 orang
(60 persen) berumur 36-40 tahun, dan 1 orang (20 persen) berumur > 40 tahun
umur pengusaha tempe semuanya produktifitas kerja masih cukup tinggi sehingga
lebih potensial dalam menjalankan usaha industri pembuatan tempe.
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling penting untuk
responden dalam menjalankan usaha pembuatan tempe, disamping kemampuan
dan keterampilan dari para pengusaha tempeitu sendiri. Pendidikan akan
mempengaruhi pola pikir pengusaha dalam menjalankan kegiatan usahanya dan
pengambilan keputusan dalam pemasaran tempe yang dihasilkan.
25
Tabel 6. Karakteristik Pengusaha Tempe di Gampong Gunong Cut
Kecamatan Darul Makmur berdasarkan tingkat pendidikan.
No Tingkat pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)
1 SD 0 0
2 SMP 1 20
3 SMA 4 80
Jumlah 5 100 Sumber: Data Primer (diolah), 2015
Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
adalah masing-masing tamatan SMP sebanyak 1 orang (20 persen) dan tamatan
SMA sebanyak 4 orang (80 persen). Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan
menengah. Pendidikan yang diperoleh diharapkan dapat menjadi modal bagi para
pengusaha tempe dalam menjalankan usahanya, dapat menghitung pengeluaran,
pemasukan, keuntungan dan kerugian dari usaha yang dijankan.
3. Pengalaman
Jumlah dan persentase responden berdasarkan pengalaman dapat dilihat
pada Tabel 7.
Tabel 7. Karakteristik Usaha Tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan
Darul Makmur berdasarkan Pengalaman
No Jumlah Tanggungan Jumlah Responden Persentase (%)
1 1-5 Tahun 3 60
2 6-10 Tahun 2 40
Jumlah 5 100 Sumber: Data Primer (diolah), 2016
Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa responden yang
berpengalaaman 1-5 tahun dalam membuat tempe sebanyak 3 orang (60 persen)
dan berpengalaaman 6-10 tahun dalam membuat tempe sebanyak 2 orang (40
persen) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2.
26
4.4. Analisis Pendapatan
Analisis pendapatan merupakan suatu analisis yang digunakan untuk
mengetahui tingkat pendapatan usaha industri tempe dalam melakukan usaha
industri tempe. Usaha pembuatan tempe merupakan suatu kegiatan untuk
memperoleh produksi dari usaha tersebut, pada akhirnya akan dinilai dari biaya
yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh. Selisih keduanya merupakan
pendapatan dari kegiatannya.
4.4.1 Biaya Usaha Dalam Industri Tempe
Biaya usaha merupakan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi
tersebut dijalankan yaitu mulai dari pembuatan sampai hasil produksi. Biaya
usaha pada usaha industri tempe di Gampong Gunong Cut terdiri dari biaya
sarana produksi, biaya tenaga kerja dan biaya tetap yaitu biaya penyusutan .
Biaya tetap yaitu biaya penyusutan pada usaha industri tempe di Gampong
Gunong Cut adalah biaya penyusutan semua peralatan yang digunakan yaitu biaya
dari penuyusan bangunan, rak tempe, keranjang, dandang, timbangan dan ember/
timba besar dimana total biaya tidak tetap tersebut rata-rata adalah sebesar Rp.
53.808,- perbulannya.- (lampiran 3).
Biaya tidak tetap pada usaha industri tempe di Gampong Gunong Cut
adalah terdiri dari biaya pembelian kacang kedelai, ragi, kayu bakar, dan daun
pisang sebagai pembungkus dimana total biaya tidak tetap yang dikeluarkan
tersebut tergantung pada besar kecilnya jumlah produksi, biaya tidak tetap
tersebut rata-rata adalah sebesar Rp. 3.940.740,- perbulannya.- (lampiran 4).
Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan pada usaha industri tempe di
Gampong Gunong Cut adalah terdiri dari biaya tenaga kerja untuk perebusan,
27
pencacahan/pengelupasan biji kedelai, dan pembungkusan tempe, dimana total
biaya tenaga kerja tersebut rata-rata adalah sebesar Rp. 1.771.500,- perbulannya.-
(lampiran 5).
Berdasarkan rata-rata total biaya tetap yaitu biaya penyusutan peralatan,
biaya tidak tetap dan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam usaha ini, maka
rata-rata total biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 5.766.048,- (lampiran 6).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 8. Penggunaan Biaya Pada Usaha Industri Tempe di Gampong
Gunong Cut Kecamatan Daruil Makmur Kabupaten Nagan Raya.
No Uraian Biaya (Rp)
1 Biaya Tetap Rp. 53.808,-
2 Biaya Tidak Tetap Rp. 3.940.740,-
3 Biaya Tenaga Kerja Rp. 1.771.500,-
Total Biaya Rp. 5.766.048,-
Sumber Data Diolah, Tahun 2016
4.4.2 Penerimaan Usaha
Penerimaan usaha merupakan nilai yang diperoleh dari hasil perkalian
seluruh hasil produksi dengan harga jual produksi yang berlaku di pasaran dalam
satu kali proses produksi. Tempe yang dihasilkan pada usaha ini diproduksikan
dalam bentuk tempe yang sudah terbungkus dalam plastik yang rata-rata harga
jual produksi tempe diterima para pembuat tempe adalah Rp. 1.250 per bungkus.
Rata-rata hasil produksi yang dihasilkan dalam sebulan proses produksi adalah
sebanyak 5.135 bungkus (rata-rata berat per bungkus adalah 35 gram, dan ukuran
panjang 10 cm dan lebar 8 cm) jadi rata-rata penerimaan adalah Rp. 6.418.750.-
(lampiran 8). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini:
28
Tabel 9. Penerimaan Pada Usaha Industri Tempe di Gampong Gunong Cut
Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.
No Uraian Biaya
1 Total Rata-rata Produksi (Bks) 5.135,-
2 Harga Jual (Rp) 1.250,-
Total Rata-rata Penerimaan (Rp) 6.418.750,-
Sumber Data Diolah, Tahun 2016
4.4.3 Keuntungan Usaha
Keuntungan usaha merupakan selisih dari total penerimaan yang diperoleh
dalam usaha industri tempe dikurangi dengan total biaya selama sekali proses
produksi berlangsung. Rata-rata penerimaan adalah sebesar Rp. 6.418.750 dan
rata-rata total penggunaan biaya adalah sebesar Rp. 5.766.048, jadi rata-rata
keuntungan dalam industri tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul
Makmur Kabupaten Nagan Raya adalah sebesar Rp. 652.702,-. (lampiran 9).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini:
Tabel 10. Pendapatan Pada Usaha Industri Tempe di Desa Gunong Cut
Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2016.
No Uraian Biaya (Rp)
1 Total Rata-rata Penerimaan 6.418.750,-
2 Total Rata-rata Biaya 5.766.048,-
Total Rata-rata Pendapatan 652.702,-
Sumber Data Diolah, Tahun 2016
4.4.4 Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)
R/C ratio merupakan perbandingan antara total penerimaan dan total biaya
yang menunjukkan nilai pendapatan yang diperoleh dari setiap Rupiah yang
dikeluarkan. Rata-rata total penerimaan dalam industri tempe di Gampong
Gunong Cut adalah sebesar Rp. 6.418.750 dan rata-rata total biaya yang
dikeluarkan adalah sebesar Rp. 5.766.048,-. Maka rata-rata nilai R/C ratio dalam
industri tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten
Nagan Raya adalah sebesar 1,14. Dengan nilai R/C 1.14 maka usaha industri
29
tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan
Raya layak diusahakan. (lampiran 10). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut dibawah ini:
Tabel 11. R/C Pada Usaha Industri Tempe di Gampong Gunong Cut
Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya
No Uraian Biaya (Rp)
1 Total Rata-rata Penerimaan Rp. 6.418.750,-
2 Total Rata-rata Biaya Rp. 5.642.194,-
Total R/C 1,14
Sumber Data Diolah, Tahun 2016
4.4.5 Break Event Point (BEP)
Break Event Point merupakan suatu titik harga/produksi dimana pada titik
tersebut akan menghasilkan nilai biaya yang sama dengan nilai penjualan atau
penerimaan (titik impas). Pada industri tempe di Gampong Gunong Cut
Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya dapat diketahui bahwa rata-
rata total biaya sebesar Rp. 5.642.194,- rata-rata total produksi sebanyak 5.135
bungkus, dan harga jual sebesar Rp. 1.250/bungkus, maka diperoleh BEP harga
sebesar Rp. 1.097,- dan BEP produksi sebesar 4.514 bungkus.
BEP harga sebesar Rp. 1.099,- berarti pada usaha industri tempe di
Gampong Gunong Cut dapat mengimbangi titik impas pada saat harga jual hasil
produksi sebesar Rp. 1.250 dengan hasil produksi sebanyak 5.135 bungkus.
Dengan BEP produksi yang sebesar 4.514 bungkus berarti pada usaha
industri tempe di Gampong Gunong Cut dapat mengimbangi titik impas pada saat
hasil sebanyak 5.135 bungkus dengan harga jual sebesar Rp. 1.250. (lampiran 10).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini:
30
Tabel 12. BEP Pada Usaha Industri Tempe di Gampong Gunong Cut
Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya
No Uraian Jumlah
1 Total Rata-rata Biaya (Rp) 5.642.194
2 Total Rata-rata Produksi (Bks) 5.135
3 Harga Jual (Rp) 1.250
BEP (P) (Rp) 1.099
BEP (Q) (Bungkus) 4.514
Sumber Data Diolah, Tahun 2016
31
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilitian, maka rata-rata total biaya yang dikeluarkan
industri tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten
Nagan Raya dalam sebulan proses produksi adalah sebesar Rp. 5.642.194,- rata-
rata penerimaan sebesar Rp. 6.425.000, jadi rata-rata keuntungan perbulan dalam
proses produksi pada industri tempe di Gampong Gunong Cut adalah sebesar
Rp. 782.806,-
Dengan rata-rata harga jual yang diterima dalam usaha industri tempe
sebesar Rp.1.250, maka kelayakan usaha atau R/C pada usaha industri tempe
dengan nilai R/C ratio adalah 1,14. Artinya usaha industri tempe sudah layak
dijalankan karena R/C = 1,14 > 1. Sedangkan titik impas (BEP) pada usaha
industri tempe rata-rata BEP (Q) produksi adalah = 4.514 bungkus (BEP Q =
4.514 < 5.135), dan rata-rata BEP (P) harga adalah Rp. 1.099,- (BEP P = 1.099 <
1.250,-).
5.2. Saran
1. Bagi penelitian selanjutnya agar melakukan analisis perbedaan keuntungan
antara industri tempe dengan salah satu industri tempe lainnya.
2. Sebaiknya pelaku industri tempe lebih memperhatikan aspek pemasaran
dengan memperluas ruang lingkup pasar sehingga bisa memproduksikan
tempe dalam skala maksimal.
31
32
3. Perlunya perhatian lebih dari pihak pemerintah setempat dengan membuka
aspek pasar yang lebih luas dan memberikan bantuan modal sehingga bisa
melakukan produksi dalam skala maksimal.
34
DAFTAR PUSTAKA
Arief, 2010. Analisa Usaha Budidaya Lobster Laut (Panulirus SP) Untuk Skala
Menengah. Indonesia. Nusa tenggara barat.
Astawan, M. 2008. Sehat Dengan Tempe. Panduan Lengkap Menjaga Kesehatan
dengan Tempe. Jakarta. PT Dian Rakyat..
Cahyadi, W. 2006. Kedelai Khasiat dan Teknologi. Bandung. Bumi Aksara.
Crowder, 2007. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Dumairy, 2004. Matematika Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta.
BPFE.
Faisal Basri, 2002. Perekonomian Indonesia. Jakarta. Erlangga.
Haryanto, E.,. 2010. Budidaya Kacang, Jakarta. Penebar swadaya.
Kasmir dan Jakfar. 2008. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta. Edisi-2. Kencana,
Kasmir. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta. Raja Grafindo
Persada.
Khasmir. 2006. Manajemen Perbankan. Jakarta: Radja Grafindo Persada
Lukman.2005. Manajemen Perbankan. Bogor. Ghalia Indonesia.
Makeham PJ, Malcolm RL. 2001. Manajemen Usahatani Daerah Tropis. Jakarta:
LP3ES.
Martin Perry. 2002. Mengembangkan Usaha Kecil. Jakarta. Murai Kencana Raja
Grafindo Persada,
Maryatno dan Y. SriSusilo. 2006. Tulisan dari masalah Usaha Kecil sampai
Masalah Ekonomi Makro. Yogyakarta. Universitas Atma Jaya.
Mulyadi, Ajang. 2002. Akunansi Biaya. Yogyakarta. Ed. Ke-5. Aditya Media.
Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta. Edisi Keempat, Cetakan
Ketigabelas, Liberty.
Noor. 2007. Ekonomi Manajeriarl. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Rahardi, F dan Hartanto, Rudi, 2003. Agribisnis Peternakan. Jakarta. Penebar
Swadaya.
35
Ramlan. 2006. Transaksi Bisnis dan Perbankan Internasional. Jakarta. Salemba
Empat.
Rukmana, R. dan Yuyun Yuniarsih., 2006. Kedelai Budidaya dan Pascapanen.
Yogyakarta. Kanisius.
Santoso. 2005. Teknologi Pengolahan Kedelai (Teori dan Praktek). Universitas
Widyagama Malang. Malang
Sarwono, B. 2010. Membuat Tempe dan Oncom. Jakarta. Penebar Swadaya.
Soehardjo dan Patong. 2003. Ilmu Usahatani. Bogor. Deprtemen Ilmu Sosial
Ekonomi Institut Pertanian Bogor.
Soehardjo, 2001. Pangan Gizi dan Pertanian. Jakarta. UI Press.
Soekartawi, 2001. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta. Raja Grafindo
Persada.
Soekartawi, 2003. Prinsip Ekonomi Pertanian. Jakarta. Rajawali Press.
Sofyan, Iban 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta. Ed, Pertama. Graha Ilmu.
Jakarta.
Sudarmadji dan Markadis. 1977. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta. Liberty.
Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta.
Supriono. 2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: STIE YKPN.
Surya, Aisto. 2009. Analisis Persepsi Konsumen. Journal of Bissiness Strategy and
Execution.
Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Jakarta.
Ekonisia, Kampus Fakultas Ekonomi UII.
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
36
Lampiran 1. KUISIONER PENELITIAN
Assalamu’alaikum Wr... Wb...
Dalam hal ini saya dari Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar sedang
melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENDAPATAN INDUSTRI
TEMPE DI DESA GUNONG CUT KECAMATAN DARUL MAKMUR
KABUPATEN NAGAN RAYA” oleh karena itu, saya mohon dengan hormat
kesediaan bapak/ibu untuk menjawab beberapa pertanyaan yang tertera di
kuisioner ini dengan benar. Atas kerja sama dan waktu yang bapak/ibu luangkan
saya ucapkan banyak terimakasih.
A. Identitas Responden
Nama :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pekerjaan :
B. Pendidikan
a. Tidak Tamat SD :
b. SD :
c. SMP :
d. SLTA :
e. Penguruan Tinggi :
C. Alat-Alat Yang di Gunakan
No Peralatan Harga Umur
pakai
Keterangan alat
1 Rak tempe
2 keranjang
3 dandang
4 Alat pengelem
5 Timbangan
6 Mesin penggiling
37
D. Biaya tidak Tetap
No Bahan
Pembuatan
tempe
Jumlah Harga/Satuan
1
2
3
4
5
6
E. Tenaga Kerja
1. Berapakah jumlah tenaga kerja yang dipakai?
2. Berapa biaya tenaga kerja yang anda keluarkan per orang/ harinya?
E. Identitas Produksi
1. Berapa jumlah produksi perhari?
2. Berapa harga jualnya perbungkus?
3. Kemana pemasarannya?
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48