analisis pendapat empat imam tentang caesar pada...

80
ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA WANITA HAMIL YANG MENINGGAL DUNIA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-SyaratGuna Mendapatkan Gelar Serjana S1 dalam Ilmu Syari’ah Oleh: MARISA PUTRI NPM: 1621010178 Jurusan: Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakhshiyyah) FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1441 H /2020 M

Upload: others

Post on 29-Oct-2020

14 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA

WANITA HAMIL YANG MENINGGAL DUNIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi

Syarat-SyaratGuna Mendapatkan Gelar Serjana S1

dalam Ilmu Syari’ah

Oleh:

MARISA PUTRI

NPM: 1621010178

Jurusan: Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakhshiyyah)

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1441 H /2020 M

Page 2: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA

WANITA HAMIL YANG MENINGGAL DUNIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mendapatkan Gelar Serjana Hukum (S.H) dalam Ilmu Syari’ah

Oleh:

MARISA PUTRI

NPM: 1621010178

Jurusan: Hukum Keluarga Islam (Ahwal al- Syakhshiyyah)

Pembimbing I : Dr. H. Muhammad Zaki, M.Ag.

Pembimbing II : Marwin, S.H., M.H

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1441 H /2020 M

Page 3: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

ii

ABSTRAK

Kematian wanita hamil memiliki keistimewaan tersendiri dalam Islam.

Salah satu keistimewaan menjadi seorang wanita adalah memiliki rahim yang

memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang

menguburkan anak di dalam kandungan ibu yang telah meninggal dunia, namun

harus memastikan bahwa calon bayi juga turut meninggal dunia. Sebab

mengeluarkan calon bayi yang sudah meninggal bisa merusak jenazah ibunya.

Dalam Islam dilarang merusak jenazah tanpa keperluan yang haq. Apabila bayi

dinyatakan masih hidup yang ada di dalam perut ibunya maka untuk

mengeluarkannya dengan cara melakukan bedah atau caesar. Terdapat perbedaan

pendapat antara Imam Abu Hanifah, Malik, Syafi‟i dan Imam Ahmad bin Hanbal

terhadap permasalahan bedah (caesar) pada wanita hamil yang meninggal dunia.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:1. Bagaimana pendapat empat Imam

tentang caesar pada wanita hamil yang meninggal dunia. 2. Bagaimana Istinbath

hukum empat Imam dalam menentukan hukum caesar pada wanita hamil yang

meninggal dunia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapat empat

Imam tentang caeser pada wanita hamil yang meninggal dunia, dan untuk

mengetahui Istinbath hukum empat Imam dalam menentukan hukum caesar pada

wanita hamil yang meninggal dunia. Penelitian ini termasuk jenis penelitian

kepustakaan (library research), yang bersifat deskriptif analisis komparatif.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan

pendekatan deduktif. Analisis komparatif di gunakan untuk membandingkan

perbedaan dan persamaan pendapat antara Imam mengenai masalah tentang

caesar pada wanita hamil yang meninggal dunia. Berdasarkan hasil penelitian ini,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Terdapat persaamaan dan perbedaan

pendapat di kalangan Imam Abu Hanifah, Malik, Syafi‟i dan Imam Ahmad bin

Hanbal, dimana Imam Abu Hanifah dan Syafi‟i boleh membedah perutnya untuk

menyelamatkan bayinya, sedangkan Imam Ahmad bin Hanbal melarang

membedah perutnya, dan Imam Malik memiliki dua pendapat yaitu satu saat

boleh dan suatu saat tidak boleh tergantung pada konteknya (illat-nya). 2. Dengan

demikian jelas babwa sumber-sumber hukum bagi semua Imam ada yang sama

dan ada yang berbeda. Yang sama bahwa semua Imam sepakat bahwa

berdasarkan kepada: a. Al-Qur‟an, b. Sunnah Rasullullah. Sedangkan Ijtihad

dengan berbagai bentuknya hanyalah merupakan metode dalam menggali hukum

dari kedua sumber di atas. Karena itu pemakaian sumber hukum yang lain di

izinkan apabila setelah tidak di temukan di dalam sumber hukum Islam yang

pertama yaitu Al-Qur‟an dan Sunnah

Page 4: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Bismillahhirrohmaanirrohiim

Mahasiswa yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Marisa Putri

Npm : 1621010178

Tempat/ tanggal lahir : Kadu Sirung, 10 Oktober 1998

Jurusan : Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakhshiyyah)

Fakultas : Syariah

Judul : “Analisis Pendapat Empat Imam Tentang Caesar

Pada Wanita Hamil Yang Meninggal Dunia”.

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi yang

berjudul: “Analisis Pendapat Empat Imam Tentang Caesar Pada Wanita

Hamil Yang Meninggal Dunia” benar adalah hasil karya sendiri. Jika di

kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau

di buat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skipsi dan gelar yang

diperoleh karenanya batal demi hukum.

Bandar Lampung, 2 Januari 2020

Penulis,

MARISA PUTRI

NPM. 1621010178

Page 5: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

iv

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

FAKULTAS SYARI’AH

Alamat :Jl.Letkol H Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung 35131 Telp. (0721) 703260

PERSETUJUAN

Tim pembimbing telah mengoreksi dan memberikan masukan-

masukan secukupnya, maka skripsi saudari:

Judul Skripsi :“ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM

TENTANG CAESAR PADA WANITA HAMIL

YANG MENINGGGAL DUNIA”

Nama Mahasiswa : Marisa Putri

NPM :1621010178

Jurusan : Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakhshiyyah)

Fakultas : Syari’ah

MENYETUJUI

Untuk dimunaqosyahkan dan dipertahankan dalam sidang munaqosyah

Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Muhammad Zaki, M.Ag, Marwin, S.H., M.H.

NIP. 197012282000031002 NIP1997501292000031001

Mengetahui

Ketua Jurusan Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakhshiyyah)

H. Rohmat, S.Ag., M.H.I,

NIP. 19740920200312100

Page 6: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

v

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

FAKULTAS SYARI’AH

Alamat :Jl.Letkol H Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung 35131 Telp. (0721) 703260

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul : “ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG

CAESAR PADA WANITA HAMIL YANG MENINGGAL DUNIA”, disusun

oleh: MARISA PUTRI, NPM: 1621010178, Fakultas: Syariah, Program studi:

Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakhshiyyah), telah diujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Syari‟ah UIN Raden Intan Lampung pada/tanggal.

TIM MUNAQOSAH

Ketua : Abdul Qodir Zaelani, S.H.I. M.A (…………..)

Seketaris : Ahmad Fauzan, M.H. (…………..)

Punguji Utama : Dr. Gandhi Liyorba Indra, M.Ag (…………..)

Penguji Pendamping 1 : Dr. H. Muhammad Zaki, M.Ag (………….)

Penguji Pendamping II : Marwin, S.H., M.H. (…………..)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Syariah

Dr. Khairuddin Tahmid, M.

NIP: 196210221993031002

Page 7: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

vi

MOTTO

“Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang

siapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau

bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh

semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupa seorang manusia, maka

seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya

Rasul kami telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-

keterangan yang jelas. Tetapi kemudia di antara mereka setelah itu melampaui

batas di bumi.”

(Q.S. al-Ma‟idah (5) ayat 32)

Page 8: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdullilaahi robbil ‘aalamin, wabihi nasta’in wa’aala umuriddunya

waddin assolatu wasalamu ‘aala asyrofil ambi’i mursalin, wa’alaa alaihi

wasobbohi aj-mai’in, amma ba’du.

Sembah sujudku kepada Allah Swt, dan Shalawat beriring salam tak lupa

kita curahkan kepada Nabi Muhammad Saw, semoga kita semua mendapat

syafaatnya diyaumil kiamah kelak amin amin ya robbal „aalamin.

Saya ucapakan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah

memberikan semangat dan kemudahan dalam menyusun skripisi ini.

Skripsi ini kupersembahkan kepada kedua orang tua yaitu Ayahanda

Bahri, dan Ibunda Kamilah, Kakak-Kakakku dan adikku serta Ayuk Ipar dan

Keponakan-keponakanku, di mulai dari kakak yaitu Kanjang Sahrudin, Uan

Johan, Ajo Majib, Atin Jupri S.Pi, Pratu Iyay Erwansyah, dan Adikku Mulyadi,

Ayuk Ipar Karlina, Julita, Yesi, Nora. keponakan Alfisah-Aprisyah, Pebrian,

Resta Pratama, Jannata Akbar Pratama, Hatta Senjaya, Wira Raedar Pratama,

serta keluarga dan teman-teman yang saya sayangi dan cintai semoga selalu

dirahmati Allah Swt, Amin amin yarobalamin.

Page 9: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

viii

RIWAYAT HIDUP

Marisa Putri lahir pada 10 Oktober 1998, di Kadu Sirung Kabupaten Way

Kanan. Anak keenam dari tujuh bersaudara anugrah cinta dari pasangan Bapak

Bahri dan Ibu Kamilah.

Riwayat pendidikan yang penulis tempuh yaitu Sekolah Dasar Negeri 02

Way Tuba, lulus tahun 2009, kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri

03 Gunung Labuhan, lulus tahun 2012. Selanjutnya melanjutkan studi di SMA

Negeri 02 Gunung Labuhan, dan lulus pada tahun 2015. Pada tahun 2016

melanjutkan kembali studi di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

pada Fakultas Syariah dan mengambil jurusan Hukum Keluarga Islam (Ahwal

Syakhshiyyah).

Page 10: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, puji syukur kehadirat Allah Swt, Rabb semesta alam atas

limpahan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan judul: “Analisis Pendapat Empat Imam Tentang Caesar Pada

Wanita Hamil Yang Meninggal Dunia”. Shalawat beriring salam tak lupa kita

curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umattnya

semoga kita semua mendapat syafaatnya diyaumil kiamat kelak amin amin ya

robbal „aalamin.

Penulis menyadari bahawa dalam penulisan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa dukungan, motivatsi, bimbingan dan doa dari pihak-pihak terkait. Oleh

karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih

banyak kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Raden

Intan Lampung.

2. Dr. KH. Khairuddin Tahmid, M.H, selaku Dekan Fakultas Syariah Universitas

Islam Negeri Raden Intan Lampung.

3. H. Rohmat, S.Ag., M.H.I, selaku ketua Jurusan Hukum Kelurga Islam (Ahwal

Syakhshiyah)

4. Dr. H. Muhammad Zaki, M.Ag, Pembimbing 1 dan Bapak Marwin, S.H., M.H.

sebagai Pembimbing II, yang dengan penuh kesabaran dan keteladanan telah

berkenan meluangkan waktu dan memberikan pemekirannya serta nasehatnya

untuk membimbing dan mengarahkan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Gandi Liyorba Indra, M.Ag, selaku Penguji I, Bapak Abdul Qodir

Zaelani, S.H.I., M.A selaku Sekretaris Jurusan Hukum Kelurga Islam (Ahwal

Syakhshiyah) sekaligus Ketua sidang, Bapak Ahmad Fauzan, M.H. selaku

sekretaris sidang.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah yang telah membekali ilmu

penngetahuan serta agama selama menempuh perkuliahan di kampus tercinta

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

7. Kedua orang tua (Bapak Bahri dan Ibu Kamilah), Kakak Sahrudin, Johan,

Majib, Jupri S.Pi., Pratu Erwanysah, Mulyadi serta serta Ayuk Ipar dan

Page 11: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

x

Keponakan-keponakanku Ayuk Ipar Karlina, Julita, Yesi, Nora. Keponakan

Alfisah-Aprisyah, Pebrian, Resta Pratama, Jannata Akbar Pratama, Hatta

Senjaya, Wira Raedar Pratama, serta keluarga dan teman-teman yang kucintai

dan kubanggakan, sebagaimana telah memberikan segenap kasih sayang,

mendidik dan tak henti-hentinya mendoakan penulis disetiap sujudnya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan dapat melalui studinya

hingga saat ini.

8. Keluarga besar Alumni Ma‟had al-Jami‟ah UIN Raden Intan Lampung tempat

penulis berproses dan mengaji selama 2 tahun terima kasih atas segala ilmu dan

doanya dari para dewan Asatidz, Asatidzah, dan teman-teman sekalian.

9. Sahabat perjuangan dari awal kuliah sampai lulus, Sri Wahyuni, Siti Aminah,

Sinta Mulyati, Dwi Nurohma Novia Ningrum, Beti Nova Sari, Asmi. Sahabat

seperjuangan di kelas Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakhshiyah) (AS) C,

Betha Saputri, Ayu Nawangsih, Niken Purnama Sari, Putri Sanggita, Isaora

Astiningsih, Nursani Azizatun Nikmah, Sulistia Reza, Fatimah Azzahroh,

Indah Trisnawati, Listia Febriyani, Resti Agustina, Dea, Muhammad Alib Al-

habib, Joni Afriyansyah, dan lain-lain, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

10. Keluarga besar Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakhshiyah) angkatan 2016.

Dan keluarga besar Alumni Ma‟had al-Jami‟ah UIN Raden Intan Lampung

angkatan 2016.

11. Rekan-rekan angkatan 2016 Fakultas Syariah Jurusan Hukum Keluarga Islam

(Ahwal Syakhshiyah), Hukukum Ekonomi Syariah (Muamalah), Hukum Tata

Negara (Siyasah Syar’iyyah).

12. Almamater tercinta UIN Raden Intan Lampung.

Semoga Allah SWT akan selalu melimpahkan rahmat dan balasan yang

tiada henti kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya

skripsi ini, penulis hanya bisa mendoakan semoga amal ibadah dari seluruh pihak

diterima Allah Swt sebagai amal yang mulia.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam penulisan

skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran serta masukan

yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi

Page 12: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

xi

perbaikan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya, sehingga dapat membuka cakrawala berpikir serta

memberikan setitik khazanah pengetahuan untuk terus memajukan dunia

pendidikan. Semoga Allah Swt senantiasa mendengarkan dan mengabulkan

permohonan kita semua, aamin ya rabbal‟alamin

Bandar Lampung, 2 Januari 2020

Penulis,

Marisa Putri

NPM 1621010178

Page 13: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

xii

DAFTAR ISI

JUDUL ...............................................................................................................i

ABSTRAK .........................................................................................................ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................................iii

PERSETUJUAN ................................................................................................iv

PENGESAHAN .................................................................................................v

MOTTO .............................................................................................................vi

PERSEMBAHAN ..............................................................................................vii

RIWAYAT HIDUP ...........................................................................................viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................xiii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul ...............................................................................1

B. Alasan Memilih Judul ......................................................................3

C. Latar Belakang Masalah ...................................................................3

D. Fokus Penelitian ...............................................................................9

E. Rumusan Masalah ............................................................................9

F. Tujuan Penelitian .............................................................................10

G. Signifikasi Penelitian .......................................................................11

H. Metode Penelitian .............................................................................11

BAB II. LANDASARAN TEORI

A. Caesar atau Bedah ...........................................................................17

1. Pengertian Caesar ......................................................................17

2. Macam-Macam Caesar ...............................................................19

3. Alasan Umum Caesar .................................................................23

4. Prosedur Caesar ..........................................................................38

5. Pemulihan Pasca Caesar .............................................................41

B. Hal-hal Yang Dilakukan Terhadap Jenazah .....................................42

1. Hal-hal Yang Harus Dilakukan Terhadap Jenazah ....................42

2. Hal-hal Yang Diperbolehkan Dilakukan Terhadap Jenazah ......53

3. Hal-hal Yang Tidak Diperbolehkan Dilakukan Terhadap

Jenazah ....................................................................................... 55

C. Tinjauan Pustaka (Penelitian Terdahulu) .........................................59

BAB III. LAPORAN PENELITIAN

A. Pendapat Imam Abu Hanifah

1. Sejarah Imam Abu Hanifah .....................................................62

2. Sumber Hukum Imam Abu Hanifah ........................................66

Page 14: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

xiii

3. Penyebaran Mazhab Imam Abu Hanifah .................................69

4. Pendapat Imam Abu Hanifah Tentang Caesar Pada Wanita

Hamil Yang Meninggal dunia ..................................................70

B. Pendapat Imam Malik

1. Sejarah Imam Malik ...............................................................72

2. Sumber Hukum Imam Malik ..................................................76

3. Penyebaran Mazhab Imam Malik ...........................................78

4. Pendapat Imam Malik Tentang Caesar Pada Wanita Hamil

Yang Meninggal dunia ...........................................................80

C. Pendapat Imam Syafi‟i

1. Sejarah Imam Syafi‟i ..............................................................81

2. Sumber Hukum Imam Syafi‟i.................................................88

3. Penyebaran Mazhab Imam Syafi‟i .........................................91

4. Pendapat Imam Syafi‟i Tentang Caesar Pada Wanita Hamil

Yang Meningal Dunia ............................................................92

D. Pendapat Imam Ahmad bin Hanbal

1. Sejarah Imam Ahmad bin Hanbal ..........................................94

2. Sumber Hukum Imam Ahmad bi Hanbal ...............................99

3. Penyebaran Mazhab Imam Ahmad bin Hanbal ......................101

4. Pendapat Imam Ahmad bin Hanbal Tentang Caesar Pada

Wanita Hamil Yang Meningal Dunia .....................................101

BAB IV. ANALISIS

A. Analisis Pendapat Empat Imam Tentang Caesar Pada Wanita

Hamil Yang Meninggal Dunia .......................................................103

B. Analisis Isntinbath Hukum Empat Imam Tentang Caesar Pada

Wanita Hamil Yang Meninggal Dunia ..........................................108

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................112

B. Rekomendasi ..................................................................................113

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Judul merupakan salah satu bagian penting dan mutlak

kegunaannya dalam semua bentuk tulisan atau karangan, karena judul

sebagai pemberi arah sekaligus dapat memberikan gambaran isi yang

terkandung di dalamnya. Adapun judul skripsi yang penulis jadikan bahan

penelitian ini adalah “Analisis Pendapat Empat Imam Tentang Caesar

Pada Wanita Hamil Yang Meninggal Dunia”. Agar tidak menimbulkan

salah pemahaman terhadap judul penelitian ini, maka perlu kiranya untuk

menegaskan istilah-istilah sebagai tersebut:

1. Analisis, adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,

perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya(sebab-

musabah, duduk perkaranya, dsb) atau penguraian suatu pokok atas

berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan

antar bagian itu sendiri serta hubungan antarabagian untuk memproleh

pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.1

2. Pendapat, adalah suatu proses atau cara perbuatan memikir, masalah

yang memerlukan pemecahan.2

3. Empat Imam yaitu yang di kenal dengan sebutan empat Imam dalam

fiqih, yaitu Imam Hanafi, Maliki, Syafi‟i dan Ahmad bin Hambal.3

1Dapertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi

ke 4 (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008).h.58 2Abdulloh, Pius, Trisno, Kamus Besar Indonesia, (Surabaya: Arkolo, 1994), h. 873.

3 Totok Jumantoro, Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Ushjul FIkih, cetakan pertama

(Jakarta: Amzah, 2005), h.131.

Page 16: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

2

4. Caesar, berasala dari bahasa Inggris caesarean section atau caserean

section, disebut juga dengan seksiosesarea disngkat dengan sc adalah

proses persalinan dengan melalui pembedahan dimana irisan dilakukan

di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi) untuk mengeluarkan

bayinya.4

5. Wanita hamil adalah perempuan dewasa yang mana di dalam rahimnya

mengandung janin,5karena telah dibuahi oleh spermatozoa.

Spermatozoa adalah sel dari sistem reprodkusi laki-laki, sel sperma

akan membuahi ovum untuk membentuk zigot.

6. Meninggal dunia, di ambil dari kata mati (al-mawt) memiliki korelasi

yang sama dengan istilah pancaindra, akal, dan lain-lainya. Kematian

yang dimaksud berarti telah kehilangan kekuatan atau kemampuan

untuk hidup, dan ini sama seperti seseorang telah kehilangan sejumlah

organ tubuh, yang menyebabkan seseorang tidak dapat merasakan atau

melihat sesuatu.6

Dari istilah-istilah yang sudah disebutkan di atas, maka yang

dimaksud dengan judul skripsi ini adalah suatu kajian tentang bagaimana

analisis terhadap pendapat pengikut empat Imam tentang caesar pada

wanita hamil yang meninggal dunia, karena empat Imam ini berbeda

pendapat.

4Wikipedia, https://id.wikipedia.org.

5 Dapertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi

ke 4 (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 1556 6Umar Latif, Konsep Mati dan Hidup Dalam Islam .(Jurnal Dosen Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2016), h.30.

Page 17: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

3

B. Alasan Memilih Judul

1. Alasan Objektif, adanya perbedaan pendapat antara Empat Imam

terhadap proses persalinan yang tidak normal atau yang disebut dengan

Caesar. Adanya perbedaan pendapat ini perlunya adanya analisis

terhadap empat Imam tentang caesar atau bedah pada wanita hamil

yang meninggal dunia.

2. Alasan Subjektif

a. Judul yang penulis ajukan ini belum ada yang membahas,

khususnya di lingkungan Fakultas Syari‟ah UIN Raden Intan

Lampung yaitu mengenai “Analisis Pendapat Empat Imam

Tentang Caesar Pada Wanita Hamil Yang Meninggal Dunia”.

b. Data dan literatur yang mendukung pembahasan skripsi ini cukup

tersedia, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada

waktunya.

c. Masalah yang dibahas dalam kajian ini sesuai dengan jurusan yang

sedang penulis tekuni, yakni Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah.

C. Latar Belakang Masalah

Kehamilan dimulai sejak sperma (spermatozoa) atau benih laki-

laki masuk ke dalam sel telur wanita (ovum). Saat itulah terjadi

pembuahan atau konsepsi.7

Pada hakikatnya, benih yang berasal dari pria dan wanita itu

berasal dari saripati tanah yang terkandung dalam berbagai makanan,

7Ahsin, Fiqih Kesehatan (Jakarta:Amzah, 2010), h.245.

Page 18: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

4

maka memperhatikan makanan dan minuman merupakan perilaku edukatif

secara fisik bagi calon orang tua terhadap calon anaknya. Artinya, sel

benih yang berkualitas akan dihasilkan dari makanan yang berkualitas

pula. Mengenai makanan yang baik dan berkualitas ini Allah berfirman:

(Q.S. al-Ma‟idah : 88)8

Artinya: “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa

yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang

kamu beriman kepada-Nya”.

Berita tentang kehamilan bagi pasangan suami istri yang memang

mendambakanya, hal tersebut adalah merupakan kabar yang paling

membahagiakan, karena dengan adanya kehamilan tersebut akan

mempererat hubungan perkawinan pasangan suami istri tersebut.

Kelahiran seorang bayi akan disambut dengan hati yang berbunga,

sebagai pertanda sebagai garis keturunannya akan berlanjut.

Kehadiran seorang anak akan memberi nuansa yang berbeda dalam

rumah tangga, si istri akan bertambah, tugasnya yaitu memelihara,

mendidik, dan membesarkan anak tersebut, kini dia bukan sebagai seorang

istri, tetapi juga sebagai seorang ibu. Demikian halnya dengan suami, dia

juga telah menjadi seorang ayah yang secara otomatis akan berbagi dan

8Ibid,.h.256.

Page 19: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

5

bersenergi dengan istrinya dalam membesarkan dan mendidik anak

tersebut.9

Allah telah menggariskan sesuatu yang sangat istimewa bagi kaum

perempuan ia telah memberikan kepada mereka sisi emosional dan

perasaan yang lebih kuat dibanding dengan sisi rasioanlitas. Oleh karena

itu, kita akan melihat seorang ibu yang melalui malam-malamnya di

samping putranya atau putrinya yang sedang terbaring sakit. Mereka masih

dapat bertahan untuk hidup dan merasakan beban berat yang mengimpit

suami dan anak-anaknya ketika mereka harus melalui masa krisis.

Disamping itu, ia juga mampu mengatasi bagaimana sulitnya mendidik

dan membersarkan anak dan sudah kewajiban anak untuk berbakti kepada

kedua orang tuanya seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur‟an Allah

berfirman dalam (Q.S. al-Ahqaf:15)

Artinya: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik

kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah

payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya

sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah

9Thomi Rusydiantoro, Resiko Tinggi Bagi Ibu Hamil Sebagai Alasan Melakuka Aborsi

Prespektif Hukum Islam. (Skripsi jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah, Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2010), h. 1.

Page 20: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

6

dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku,

tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau

berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat

amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan

(memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat

kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang

berserah diri"

Seandaianya kita melihat pengorbanan seorang ibu demi kebagiaan

anak-anaknya, kita akan berdecak kagum bagaimana mereka mampu

menerima apa pun yang harus dilaluinya.

Kita akan mengetahui mengapa Allah memberikan perasaan

perempuan lebih kuat dibanding sisi rasionalnya. Semuanya itu Allah

tujukan agar perempuan dapat menjalankan tugas utamanya. Sebuah tugas

yang sangat terpuji dan berat. Untuk itu, Allah telah memberikan pahala

kepadanya berupa surga yang ia letakkan di bawah telapak kaki kaum

perempuan yang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.10

Sebagaimana firman Allah Swt dalam Al-Qur‟an al-Isra‟ ayat 23-24.

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan

menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu

bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya

10

Syaikh Mutawalli As-Sya‟rawi, Fikih Perempuan (Muslimah),( Jakarta: Amzah, 2003),

h.144.

Page 21: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

7

atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka

sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah"

dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka

Perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka

berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku,

kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik

aku waktu kecil".

Kematian wanita saat tengah dalam keadaan mengandung dalam

Islam memilliki keistimewaan tersendiri. Salah satu keistimewaan menjadi

seorang wanita adalah memiliki rahim yang memungkinkan untuk hamil

dan melahirkan bayi. Meski hamil terkadang menyulitkan, namun ketika

hamil wanita juga mendapat pahala atas perhatian yang diberikan dalam

menjaga kandungan. Dalam beberapa ayat Al-Qur‟an dan hadis wanita

hamil sangat dimuliakan. Wanita yang sedang hamil mendapat pahala

yang lebih banyak daripada wanita yang tidak sedang hamil. Allah

menjanjikan surga bagi wanita hamil yang meninggal dunia.

Rasullulah SAW, Bersabda

شهداء أمتي إذا لقليل, القتل في سبيل من أمتي ؟ يدهمن الشن أتعلمو شهادة الله عز وجل شهادة,والطاعون شهادة,والغرق شهادة,والبطن

11يجرهاولدهابسرره إلى الجنة ء,والنفسا “Tahukah kalian, siapa yang mati syahid di kalangan umatku?”

beliau menjawab, orang yang mati syahid di kalangan umatku

Cuma sedikit. Orang yang mati berjihad di jalan Allah, syahid,

orang yang mati karena Tha’un, syahid. Orang yang mati

tenggelam, syahid. Orang yang mati karena sakit perut,

syahid.Dan wanita yang mati karena nifas, dia akan ditarik oleh

anaknya menuju surga dengan tali pusarnya” (HR.Ahmad:15998).

11

Syaikh Al-Muhadits Ahmad bin Muhammad Syakir, Musnad Imam Ahmad, (Jakarta

:Pustaka Azzam, 2004), h. 1012

Page 22: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

8

Islam tidak melarang menguburkan anak di dalam kandungan ibu

yang telah meninggal. Namun, harus memastikan bahwa calon bayi juga

turut meninggal dunia. Sebab mengeluarkan calon bayi yang sudah

meninggal bisa merusak jenazah ibunya. Dalam Islam dilarang merusak

jenazah tanpa keperluan yang haq.

Dari „Aisyah Ra. Bahwa Rasullulah SAW, bersabda

م الميت ل كسر عظ اان رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ق ئشة عن عا12(م مسل على شرط )رواه اب وداود باسناد ككسره حيا

Artinya: “mematahkan tulang seorang mayat, sama halnya dengan

mematahkannya ketika dia masih hidup”.(HR. Abu Daud No. 3207, Ibnu

Majah No. 1616, Ahmad No.24783).

Maka menyakiti ketika sudah wafat adalah sama dengan menyakiti

ketika masih hidup, yaitu sama dalam dosanya karena mayit juga

merasakan sakit. Namun jika tidak di temukan (hadis), sedangkan bayi

memiliki kemungkinan untuk hidup maka akan membuat bayi mati

bersama ibunya. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Swt, dalam

( Q.S al-Maidah : 32)

Artinya:…”Dan barang siapa yang memelihara kehidupan

seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan

manusia semuanya”.

12

A. Hasa, Terjemahan Bulughul Maram, (Jawa Barat: Anngota IKAPI, 2006), h. 257.

Page 23: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

9

Para Imam, khususnya Imam yang empat, yaitu Imam Abu

Hanafah, Syafi‟i, Malik, dan Imam Ahmad bin Hambal berbeda pendapat

mengenai hal ini ada yang menyatakan boleh di bedah perut ibunya dan

pula yang mengatakan tidak boleh di bedah perut ibunya.13

Berdasarkan latar belakang dan masalah di atas inilah yang pada

akhirnya telah menimbulkan penasaran yang besar di dalam diri penulis

untuk mengkajinya secara mendalam dalam sebuah karya ilmiah berupa

skripsi dengan judul: “Analisis Pendapat Empat Imam Tentang Caesar

Pada Wanita Hamil Yang Meninggal Dunia”.

D. Fokus Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini fokus penelitiannya adalah pendapat

Empat Imam tentang caesar pada wanita hamil yang meninggal dunia

khususnya pendapat mereka yang terdapat di kitab Rahmatul Ummah Fi

Ikhtilafi Aimmah.

E. Rumusan Masalah.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut maka dapat dirumuskan

masalahnya, yakni:

1. Bagaimana pendapat empat Imam tentang caesar pada wanita hamil

yang meninggal dunia?

2. Bagaimana Istinbath hukum empat Imam dalam menentukan hukum

caesar pada wanita hamil yang meninggal dunia?

13

Said Agail Husain Al-Munawir, Hukum Islam Dan Pluralitas Sosial, (Jakarta:

Penamadani ,2015), h. 100-101.

Page 24: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

10

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah di atas terdapat beberapa tujuan

dan kegunaan dalam penulisan skripsi ini diantaranya:

1. Tujuan Penelitian ini yaitu:

a. Untuk mengetahui pendapat empat Imam tentang caesar pada

wanita hamil yang meninggal dunia

b. Untuk mengetahui Istinbath hukum empat Imam dalam

menentukan hukum caesar pada wanita hamil yang meninggal

dunia

2. Kegunaan Penelitian ini antara lain:

a. Bagi masyarakat penelitian ini diharapkan mampu memberikan

pemahaman mengenai caesar pada wanita hamil yang meninggal

dunia menurut pendapat empat Imam.

b. Dapat memperkaya khazanah pemikiran keIslaman pada umumnya

civitas akademik Fakultas Syariah Jurusan Hukum Keluarga Islam

(Ahwal Syakhsiyyah) pada khususnya, selain itu diharapkan

menjadi stimulasi bagi penelitian selanjutnya sehingga proses

pengkajian akan terus berlangsung dan akan memproleh hasil yang

maksimal.

G. Signifikansi Penelitian

Kegunaan penelitian yaitu untuk mengemukakan pernyataan

bahwa penelitian yang dilakukan memiliki nilai guna, baik kegunaan

secara teoritis maupun kegunaan praktis.

Page 25: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

11

a. Secara teoritis, diharapkan hasil penelitian ini berguna sebagai

kontribusi dalam rangka memperkaya khasanah ilmu pengetahuan,

dan dapat menjadi bahan referensi ataupun bahan diskusi bagi para

mahasiswa Fakultas Syari‟ah, maupun masyarakat serta berguna bagi

perkembangan ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan fiqih

Islam.

b. Secara praktis, yaitu untuk melengkapi salah satu syarat untuk

memproleh gelar Sarjana Hukum, pada Fakultas Syari‟ah UIN Raden

Intan Lampung.

H. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sifat Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan

(library research). Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang

bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan

berbagai macam material yang terdapat diruang perpustakaan

seperti buku-buku, majalah, domen-dokumen, catetan, dan kisah-

kisah sejarah dan lainnya.14

Data di proleh dengan mengkaji literatur-literatur dari

perpustakaan yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini

yaitu, literatur yang berhubungan dengan pembahasan dalam

14

Mardaus, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, cetakan ke-2 ( Jakarta: Bumi

Akasara, 2004), h. 28.

Page 26: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

12

skripsi ini dan literatur yang lainnya yang mempunyai relevansi

atau hubungan dengan permasalah yang akan peneliti kaji.

b. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analisis komparatif, yang

dimaksud dengan metode deskriptif adalah suatu metode dalam

melakukan penelitian suatu objek, yang bertujuan untuk membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan secara beraturan atau sistematis

dan objektif mengenai, fakta-fakta, sifat-sifat, ciri-ciri serta

hubungan di antara unsur-unsur yang ada atau suatu fenomena

tertentu.15

Analisis yaitu suatu proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya ke suatu pola, kategori dan suatu uraian

dasar adapun dilakukan analisis kemudian memahami,

menafsirkan dan interpretasi data.16

Metode komparatif adalah suatu metode yang

membandingkan perbandingan dua atau lebih tokoh atau aliran

yang menelaah persaaman dan perbedaan mereka mengenai

hakikat manusia, jiwa, dunia, dan politik.17

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan deskriptif analisis komparatif yaitu metode

yang mengambarkan atau melukiskan secara sistematis dan

15

Kaelani, M.S., Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, (Yogyakarta: Paradigma,

2015), h.58. 16

Ibid. h. 68. 17

Ibid, h. 94

Page 27: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

13

objektif mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, ciri-ciri serta hubungan

antara unsur-unsur yang ada yang kemudian melakukan uraian

dasar dan melakukan pemahaman, penafsiran dan intrpretasi data,

serta membandingkannya. Dalam hal ini membandingkan

persaamaan dan perbedaan empat Imam tentang caesar pada

wanita hamil yang meninggal dunia.

2. Data dan Sumber Data

Data semua keterangan seseorang yang dijadikan responden

maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik bentuk statistik atau

dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian dimaksud.18

Sedangkan sumber data adalah subjek darimana data dapat diproleh.19

Data ini termasuk data sekunder, karena sumber data pada penelitian

ini adalah penelitian perpustakaan umumnya bersumber pada data

sekunder artinya bahwa peneliti memproleh bahan dari tangan kedua

bukan orisinil dari tangan pertama di lapangan.20

Yang terdiri dari:

a. Bahan hukum primer yang bersumber pada Al-Qur‟an, Hadis,

Kitab karangan empat Imam.

b. Bahan hukum sekunder yang bersumber dari buku, majalah, hasil

penelitian, makalah dalam seminar, dan jurnal yang berkaitan

dengan penelitian ini.

18

Joko Subaryo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik, cetakan ke-16 (Jakarta:

Rineka Cipta, 2010), h.87. 19

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek ,Edisi Revisi IV

(Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h.114. 20

Kaelani, M.S., Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, (Yogyakarta: Paradigma,

2015), h. 65.

Page 28: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

14

c. Bahan hukum tersier yang bersumber dari kamus, ensiklopedia

yang berkaitan dengan penelitian ini.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini

adalah riset kepustakaan, yaitu “mengumpulkan data penelitian dengan

cara membaca menelaah sumber-sumber data yang terdapat diruang

perpustakaan”. Dengan kata lain teknik ini digunakan untuk

menghimpun data-data dari sumber primer (Al-Qur‟an, Hadis, kitab

karangan empat Imam), sekunder (buku, majalah, hasil penelitian,

makalah dalam seminar, dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian

ini). Pada tahap pengumpulan data ini, analisis telah dilakukan peneliti

untuk meringkas data, tetapi tetap sesuai dengan maksud dari isi

sumber data yang relavan, melakukan pencatatan objektif, membuat

catatan konseptualisasi data yang muncul dan kemudian membuat

ringkasan sementara.

4. Teknik Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan dari lapangan (perpustakaan) yang

relavan dengan lengkap, maka tahap berikutnya adalah mengolah data

menganalisis data yang pada pokoknya terdiri dari langkah-langkah

sebagai berikut:21

a. Memeriksa data (editing) yaitu hal yang dilakukan setelah semua

data yang kita kumpulkan melalui studi pustaka, atau instrument

21

Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Cetakan ke-13 (Jakarta: Rajawali Pers,

2012), h. 125

Page 29: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

15

lainnya, langkah adalah memeriksa kembali semua data dengan

maksud untuk mengecek apakaah setiap data relevan dengan

masalah dan tampa kesalahan.22

b. Sistematis data (systematizing) yaitu artinya usul penelitian

tersebut disusun secara sistematis menurut pola tertentu dari yang

paling sederhana sampai dengan komplek hingga tercapai tujuan

secara efektif atau efisien atau juga dikatakan konsisten.23

5. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

kualitatif dengan pendekatan berfikit deduktif. Dimana metode berfikir

deduktif yaitu cara berfikir deduktif dengan menggunakan analisis

yang berpijak dari pengertian-pengertian atau fakta-fakta yang bersifat

umum, kemudian diteliti dan kemudian hasilnya dapat memecahkan

persoalan kasus.24

Dan menggunakan analisis Metode komparatif

adalah suatu metode yang membandingkan perbandingan dua atau

lebih tokoh atau aliran yang menelaah persaaman dan perbedaan

mereka mengenai hakikat manusia, jiwa, dunia, dan politik.

22

Ibid, h. 77. 23

Ibid, h. 31 24

Abdul Kadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung: Citra Aditia

Bakti, 2004), h. 127.

Page 30: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

16

Page 31: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Caesar atau Bedah

1. Pengertian Caesar

Istilah bedah mayat, dimaksudkan oleh dokter Arab dengan

yang definisinya, adalah suatu upaya tim تثر يح جثث الموتى

dokter ahli untuk membedah mayat, kerana dilandasi oleh suatu

maksud atau kepentingan-kepentingan tertentu.1 Istilah tentang caesar

pada buku kehamilan sering kali tidak terlalu diperhatikan pembaca,

terutama bagi mereka yang sedang menjalani masa kehamilan. Kerena

mereka takut belajar banyak tentang prosedur melahirkan caesar maka

akan berpengaruh dan ingin melakukan tindakan tersebut. Padahal

pengetahuan ini dapat membantu mereka yang sedang menjalani masa

kehamilan jika sewaktu-waktu seorang dokter memutuskan untuk

melakukan pembedahan, paling tidak pengetahuan ini bisa menambah

wawasan terhadap apa yang dimaksud dengan caesar atau bisa saja

dapat membantu untuk mempersiapkan diri sehingga bisa mengurangi

rasa takut.

Bedah caesar bukanlah hal yang menakutkan, pada masa-masa

pemulihan, persalinan secara normal memang lebih mudah

dibandingkan dengan bedah caesar, tetapi di masa sekarang ini

kondisinya sudah jauh lebih baik dan lebih cepat dari masa-masa

1 Mahjuddin, Masa‟il Al-Fiqh Kasus-Kasus Aktual dalam Hukum Islam, (Jakarta: Kalam

Mulia, 2012), h.121.

Page 32: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

18

sebelum-sebelumnya.2 Casarean section disebut juga pembedahan

adalah dikeluarkannya fetus (janin) dari uterus dengan jalan

pembedahan melalui dinding perut dan ke dalam uterus.

Beberapa alasan medis yang benar dapat dikemukakan untuk

memilih metode ini di atas kelahiran lewat vagina. Hal ini meliputi

bukaan (ruang) pinggang yang abnormal sempit, atau kepala bayi yang

besar di luar proporsi yang wajar (kepala dan pundak), dibandingkan

dengan lebar tulang pelvic ibunya, bentuk hebat dari placenta previa,

bentuk serius dari abruption placenta, beberapa kasus preeclampsia,

dan semua kasus lainnya, bila nyawa ibunya atau bayinya terancam

kalau dilakukan persalinan lewat vagina.

Section caesarean merupakan salah satu operasi yang paling

tua, yang aslinya telah hilang dalam sejarah manusia dan mitologi

kuno. Baru pada pertengahan abad ke dua puluh, prosedunya relatif

aman, bagi seorang ibu hamil, hal ini terutama disebebkan oleh teknik

pembedahan yang telah maju dan juga majunya pengenalan tentan

antibiotik untuk mencegah infeksi yang bersangkutan akibat

pembedahan ini.3

2 Shari E.brasner, Nasihat Dokter Seputar Kehamilan Sehat Langsung Dari Dokter

Kandungan (Banguntapan :Bantul , Yogtakarta, 2015), h. 176-177. 3 Erward R. Brace, Penuntun Populer Bahasa Kedokteran,(Bandung: Percetakan

Angkasa, 1984), h. 70-71

Page 33: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

19

2. Macam-macam caesar

Di dalam casarean section ada beberapa tipe yaitu:

a. Seksio sesaria servikalis rendah intraperitoneal.

b. Seksio sasaria klasik

c. Seksio ektraperitoneal

d. Teknik porro

e. Histerektomi sesarian

Dimana masing-masing perjelasannya sebagai berikut:

1) Seksio sesaria servikalis rendah intraperitoneal

Dalam tindakan ini, insisi uterus dibuat pada segmen

bawah. Tempat ini mempunyai keuntungan bahwa insisi tidak

melibatkan korpus uteri sehingga kurang membahayakan bagi

kehamilan berikutnya, bahkan memungkinkan persalina per

vaginam, karena kurang mungkin terjadi ruptura jaringan parut.

Rangkai tekniknya meliputi sebagai berikut:

a) Membuka dinding abdomen.

b) Mengupas kandung kemih.

c) Memasuki segmen bawah uterus.

d) Melahirkan fetus dan plasenta.

e) Menutup uterus.

f) Memperbaiki dinding abdomen.

Biasanya dinding abdomen dimasuki dengan insisi

tranversa suprapublik. Insisi longitudinalis hanya dibenarkan

Page 34: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

20

bila akan dilakukan seksio yang cepat, bila ada jaringan parut

vertikal sebelumnya, pada wanita yang sangat gemuk dan pada

kasus-kasus dalam mana diketahui diperlukan eksplorasi

abdominalis atas dalam tahap selanjutnya. Setelah peritoneum

parietalis dipotong, dipasang retractor dinding abdomen.

Untuk pengupasan kandung kemih, tempat tepat untuk

menginsisi peritoneum viseralis mudah dikenali sebagai lipatan

mobil tepat di atas kubah kandung kemih, ia berdeketan dengan

perioneum yang longgar dipegang dengan forceps bedah dan

dipotong sampai terbentuk lubang yang membujur, nantinya ini

akan membantu menutupi jahitan uterus. Dalam tahap

berikutnya jaringan penyambung ruangan vesikouterina

dipotong.

Segmen bawah uterus dibuka scalpel dalam insisi

tranversa kecil melengkung. Tidak boleh ditempatkan terlalu

rendah, terutama pada seksio sesaria ulangan pada masa

mungkin telah dimulai retraksi segmen bawah. Jika insisi

terlalu rendah, maka jahitan berikutnya di dalam uterus

diperlebar secara tumpul dengan dua jari telunjuk yang

diinsersi pada kedua sisi, kemudian selaput ketuban

dipecahkan.

Page 35: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

21

Untuk melahirkan fetus, bagian belakang kepala diputar

secara manual dan dipasang mangkok vakum ukuran sedang

untuk mencekapnya. Penutupan luka uterus dimulai dengan

mencekap sudut-sudutnya dengan tenakula bergigi tunggal dan

memaparkannya dengan traksi. Jahitan pertama ditempatkan

sebelah lateral tanakulum, menggunakan “catgut” # 1. Setelah

plasenta dikeluarkan, uterus ditutup dengan jahitan “catgut”

tambahan, yang ditempatkan pada interval 1,5 cm di dalam

miometrium, yang tidak memasukkan mukosa endometrium.

Jika pendarahan uterus hebat membuat pemaparan

sukar, maka waktu yang berharga dapat diselamatkan dengan

mengangkat uterus keluar dari abdomen. Elevasi sederhana atas

organ ini akan mengurangi pendarahan dan memungkinkan

penutupan lebih mudah dilakukan. Setelah insisi uterus ditutup,

dilakukan peritonealisasi, menggunkan petrium kandung

kemih, dengan deretan kontinu benang “catgut” # 0.

Reparasi dinding abdomen dilakukan seperti dalam

laparotomi lain. Tetapi sebelum melakukannya, harus

dikeluarkan sebanyak mungkin darah dan cairan amnion dari

rongga peritoneum, juga harus diinspeksi adneksa.

Page 36: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

22

2) Seksio sesaria klasik

Dalam teknik ini, insisi uterus dibuat menurut

panjangnya pada korpus. Karena meninggkatnya risiko rupture

dalam kehamilan berikutnya maka operasi ini jarang

dibenarkan, kerugian lain yang ditimbulkan dari teknik ini

berupa adanya kesukaran dalam peritoneleasasi. Saat ini hanya

ada dua indikasi untuk seksio klasik:

a) Seksio dikerjakan bersamaan dengan histerektomi

b) Plasenta previa, untuk menghindari tempat plasenta yang

telah ditentukan sebelumnya dengan sonografi, terutama

bila seksio dilakukan bersama rencana sterilisasi tuba.

3) Seksio ekstraperitoneum

Teknik ini adalah setelah dinding dan fasia abdomen

diinsisi, muskulus rektrus dipisahkan secara tumpul. Telihat

kubah vesika urinaria dan plika vesikouterina. Sekarang vesika

urinaria diretraksi ke arah kepala untuk memaparkan segmen

bawah uterus, jadi sekarang uterus dapat dibuka secara

ektraperitoneum.

4) Teknik porro

Operasi porro meliputi suatu seksio yang diikuti oleh

histreakomi supravagina, untuk masuk kelayakan, uterus

dibuka dengan insisi klasik. Setalah bayi dilahirkan, uterus

ditutup dengan porseps pencekap yang besar. Plasenta

Page 37: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

23

dibiarkan saja dan uterus diangkat keluar dari abdomen.

Dilakukan aputasi supraservikal dalam cara standar. Pedikel

adneska diligasi dan dipotong, vesika urinaria dimajukan,

pembuluh darah uterina terpapar dan dilegasi, serta uterus

ditranseksi pada tingkat os interna. Jahitan terputus

ditempatkan pada tunggul serviks yang direpetonealisasi

dengan peritoneum vesika urinaria dan menggabungkan

tunggal adnesksa.

5) Histeretomi sesaria

Berbeda dengan teknik porro, histeretomi total

memerlukan perluasan oprasi untuk mengangkat tungal serviks.

Ia dilakukan tepat sama seperti melakukan untuk indikasi

ginekologi. Pengupasan lapisan jaringan dipermudah oleh

keadaan hamil. Umumnya peningkatan perdarahan tidak

menimbulka kesukaran teknis apapun. Seksio sasaria

digunakan untuk mengakhiri kehamilan atau pesalinan bila tak

mungkin melakukan persalinan per veginam.4

3. Alasan umum bedah Caesar

Ada dua macam alasan melakukan bedah caesar menurut

hukum Islam dan kesehatan. Ada beberapa situasi dan kondisi yang

menyebabkan dokter memutuskan untuk memilih tindakan caesar

dalam membantu persalinan seorang pasien yang ingin melahirkan.

4 Gerhard Martius, Bedah Kebidanan Martius (Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 1995), h.

95-100.

Page 38: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

24

Berikut ini adalah alasan-alasan seseorang memutuskan bedah caesar

dalam Ilmu Keshatan sebagai berikut:

a. Menurut Ilmu Kesehatan

1) Bayi sungsang

Posisi bayi sungsang berisiko menyebabkan

terjadinya komplikasi jika persalinan dilakukan secara

normal. Normalnya bayi dilahirkan dengan kepala terlebih

dahulu. Selain untuk memudahkan dalam mencari jalan lahir,

kepala bayi adalah bagian tubuh yang paling besar sehingga

bila kepala sudah berhasil dikeluarkan maka anggota tubuh

lain akan lebih mudah menyusul keluar. Pada posisi

sungsang, kepala bayi berada diatas sehingga bayi lahir

dengan bagian pantat terlebih dahulu. Hal ini dapat

mengakibatkan cedera pada bayi.

Walaupun dalam posisi seperti ini bayi bisa

dilahirkan dengan cara normal, namun harus memiliki criteria

yang mendukung agar persalinan normal dapat dilakukan

kriteria tersebut meliputi:

a) Bayi yang dilahirkan bukanlah anak pertama atau si ibu

pernah melahirkan dengan cara normal.

b) Posisi pantat keluar terlebih dahulu, bukan bagian kaki .

c) Berat badan bayi tidak terlalu besar (rata-rata).

Page 39: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

25

Apabila bayi sungsang tidak memenuhi kriteria di

atas, maka tindakan caesar lebih baik menjadi pertimbangan

dokter. Apa bila hal ini terpaksa dilakukan maka calon si ibu

cobalah untuk berpikir tenang dengan menghadapi situasi ini

sebagai suatu yang wajar dan tidak berlebih-lebihan. Setelah

operasi si ibu akan tinggal di rumah sakit lebih lama dari

pada mereka yang melakukan persalinan normal. Pada

persalinan normal si ibu opname di rumah sakit paling tidak

24 jam dan masa pemulihan dilanjutkan sepulang dari rumah

sakit.

2) Bayi kembar

Tidak semua bayi kembar selalu dilahirkan dengan

cara cesar, biasanya tergantung pada posisi bayi yang ada di

kandungan. Apabila posisi bayi pertama kepalanya berada di

bawah, maka persalinan normal dapat dilakukan (walawpun

misalnya bayi kedua posisinya sungsang), namun jika bayi

pertama posisinya sudah sungsang, maka tindakan caesar

adalah keputusan yang tepat. Rahim si ibu terlalu

berdesakan sehingga dokter akan kesulitan dalam membantu

persalinan apabila posisi bayi sungsang dipaksakan untuk

lahir normal. Untuk bayi kembar tiga atau lebih, pada

umumnya 99% persalinan dilakukan dengan bedah caesar.

Page 40: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

26

Kondisi bayi terlalu kecil dan tindakan cesar memudahkan

dalam mengontrol persalinan.

3) Plasenta previa

Plasenta previa adalah kondisi ketika mulut rahim

tertutup oleh jaringan plasenta. Dalam keadaan normal

plasenta melekat pada membra rahim di sebelah atas,

sedangkan pada kasus plasenta previa, plasenta berada di

bawah sehingga menutupi sebagian mulut rahim atau

menutupi seluruhnya. Desakan kapala bayi menyebabkan

pembulu darah kapiler pecah dan mengakibatkan pendarahan

pada ibu sehingga tindakan caesar harus dilakukan dengan

segera.

4) Tahap persalinan terlalu lama

Persalinan sering kali membuat sebagian wanita

frustasi karena harus menunggu lama dalam menjalani tahap

persalinan. Kadang-kadang lamanya tahapan ini tidak

disertai dengan kemajuan yang berarti. Situasi stagnan

pembukaan mulut rahim berlangsung lebih lama dari

biasanya. Bayi karena suatu alasan sulit untuk tidak dapat

melalui jalan lahir sebagai mana mestinya (misalnya bayi

makrosomik/ukuran tubuh besar), panggul si ibu sempit,

infeksi pada rahim sehingga kontraksi tidak berjalan. Situasi

seperti ini terkadang tidak terdekteksi sebelumnya.

Page 41: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

27

Melahirkan secara normal adalah kewajiban si ibu.

Setiap wanita berusaha keras untuk melakukannya, tetapi

apabila persalinan sudah berlangsung selama 24 jam dan 2

jam menjalani tahap 2 (masa mengejan) tetapi bayi belum

berhasi dikeluarkan maka ia membutuhkan tindakan bedah

caesar.

5) Pernah menjalani bedah caesar sebelumnya

Apabila persalinan pertama menjalani bedah caesar,

ada kumingkinan di persalinan berikutnya ia akan menjalani

caesar lagi. Hal ini tergantung pada jenis sayatan yang

digunakan untuk membedah rahim. Tipe sayatan ada dua

jenis, yaitu secara vertical (klasik) dan melintang. Prosedur

caesar dengan sayatan vertikal yang dilakukan pada

persalinan sebelumnya dapat mengakibatkan pecahnya

dinding rahim selama persalinan berikutnya sehingga

mengakibatkan untuk tidak melakukan persalinan normal.

Jika pernah melakukan tindakan caesar sebelumnya dan tidak

mengetahui secara pasti tipe sayatan yang telah dilakukan,

maka sebaiknya terlebih dahulu konsultasi terhadap dokter.

Sayatan bagian bawah pada posisi melintang member

kesempatan melahirkan dengan cara normal.

Kondisi seperti ini menimbulkan kemungkinan

terjadinya pecah dinding rahim pada pesalinan berikutnya.

Page 42: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

28

Oleh karena itu, lebih baik menggunakan teknik sayatan

secara melintang daripada sayatan vertikal.

6) Pernah menjalani bedah miomektomi

Operasi miomektomi atau pengangkatan jaringan

tumor akan memperlemah otot-otot rahim sehingga

menyebabkan resiko pecahnya dinding rahim pada saat

persalinan. Untuk itu pilihan persalinan dengan caesar

menjadi pertimbangan utama.

7) Kepala bayi belum turun ke ronggal panggul

Hal ini bisa terjadi pada bayi makrosomik.

Makrosomik adalah bayi dengan ukuran besar dan berat

badan berlebihan mempunyai distribusi lemak yang tidak

merata. Tidak meratanya distribusi lemak akan berpengaruh

terhadap proses persalina dan mengakibat resiko cedera pada

bayi. Bayi dengan berat bedan berlebihan tidak dapat keluar

lewat jalan lahir walaupun pembukaan mulut rahim sudah

terbuka penuh. Gangguan distosia-bahu terjadi karena ketika

proses persalinan berlangsung, pada bayi terutama pada

bagian lengan tertahan pada jalan lahir. Hal ini dapat

menyebabkan kelumpuhan pada lengan bayi. Agar terhindar

dari cedera seperti ini, maka persalinan cesar sebaiknya

dilakukan lewat prosedur caesar. Walaupun berat badan bayi

tidak terlalu besar (normal-normal saja), bila ukuran panggul

Page 43: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

29

si ibu tidak mencukupi, maka bayi sulit juga untuk melwati

panggul dan keluar lewat vagina.

8) Kondisi bayi mengalami stress

Stress pada bayi yang ditandai dengan detak jantung

tidak teratur dan bila dilakukan tes lebih lanjut pH bayi

terlalu asam, maka hal ini mengindikasi bayi mengalami

stress. Bila ini terjadi, maka tindakan caesar harus segera

dilaksanakan untuk mengatasi atau menghindari bayi terkena

hipoksia (kekurangan oksigen) dan kelumpuhan saraf otak.

Gangguan saraf otak diklasifikasikan sebagai ganguan

motorik seperti kejang pada otot, kelumpuhan dam 30% di

antaranya disertai dengan gangguan atau kemunduran saraf

ini belum dapat diketahui dengan pasti, demikian juga dengan

terjadinya abnormalitas pertumbuhan baik fisik maupun

mental dari si penderita.

Tidak jelas apakah gangguan tersebut berkaitan

dengan proses sebelum persalinan (anterpartum) atau pada

saat persalinan (intrapartum). Semua alat teknologi yang di

pakai dalam membantu persalinan masih belum dapat

mengurangi resiko terjadinya insiden kelumpuhan saraf otak.

Hal ini memberikan spekulasi pendapat bahwa kemungkina

besar terjadinya kelumpuhan saraf terjadi pada saat bayi

masih berada dalam kandungan (anterpartum). Dengan kata

Page 44: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

30

lain, meskipun telah dilakukan diagnosis secara menyeluruh

pada kasus persalinan tetap saja belum dapat menghentikan

terjadinya insiden ganguan saraf otak. Hal ini pulalah yang

mendukung pendapat bahwa ganguan saraf otak terjadi jauh

sebelum proses persalinan, bukan karena trauma pada saat

persalinan.

9) Kondisi darurat yang tiba-tiba terjadi

Seperti halnya pada saat kehamilan, waktu persalina

bisa terjadi hal-hal atau peristiwa yang tidak diinginkan.

Seperti misalnya bayi terlilit tali pusat atau detak jantung

bayi tidak dapat didekteksi (tidak teratur) sehingga ibu perlu

diberikan obat terbutalin dan batuan oksigen. Tetapi dan

beberapa kasus penanganan gawat darurat yang terjadi, tidak

selalu diikuti dengan tindakan caesar segera. Beberapa

kasus gawat darurat yang membutuhkan penanganan segera

dilaukan tindakan caesar adalah:

a) Plasenta abruptia

Meskipun kasus seperti ini jarang terjadi, plasenta

dapat terlepas dari dinding rahim sebelum persalinan

terjadi. Kondisi seperti ini disebut dengan istilah

plasenta abruptia. Di mana hal tersebut dapat

menyebabkan suplai darah dari ibu ke janin menjadi

terputus.

Page 45: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

31

Beberapa hal yang dapat menyebabkan plasenta

terlepas dari dinding rahim adalah karena ibu mengalami

hipertensi, mengalam trauma fisik seperti terlibat dalam

kecelakaan mobil, penggunaan narkoba (kokai), atau

menderita penyakit tertentu seperti lupus, misalnya

(memengaruhi pembulu darah ibu).

b) Terputusnya tali pusat bayi

Kasus seperti ini jarang terjadi, terputusnya tali

pusat dapat terjadi pada saat ketuban pecah, kepala bayi

tidak dapat turun, sebagian untaian tali pusat menjuntai

dan turun ke ruang vagina. Ruang vagina mengalami

tekanan sehingga tali pusat ikut tertindih dan darah tidak

bisa mengalir melalui tali pusat dan janin kekurangan

oksigen akibat tekanan tersebut. Kondisi seperti ini

dinyatakan sebagai gawat darurat dan dokter dapat

memutuskan untuk melakukan tindakan caesar karena

bayi harus segera dilahirkan.5

b. Menurut Hukum Islam

Ada beberapa motivasi yang menjadi alasan atau

melandasi sehingga diadakan pembedahan mayat, sebagai

berikut:

5 Shari E.brasner, Nasihat Dokter Seputar Kehamilan Sehat Langsung Dari Dokter

Kandungan (Banguntapan :Bantul , Yogtakarta, 2015), h. 177-183.

Page 46: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

32

1) Untuk menyelamatkan janin yang masih hidup dalam rahim

mayat.6

Pada prinsipnya, ajaran Islam memberikan tuntutan

kepada umat agar selalu berijtihad dalam suatu hal yang tidak

ada nashnya, dengan memberikan pedoman dasar Al-Qur’an

yang berbunyi:

و حق جهاده ىكم وما جعل عليكم ف وجاىدوا ف الل ىو اجتبين من حرج الد

Artinya:“Dan berjihadlah kamu di jalan Allah

dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih

kamu, dan dia tidak menjadikan kesukaran untuk mu dalam

agama.” …(QS.al-Hajj (22) :78)

و حق جهاده وجاىدوا ف الل “Dan berjihadlah

kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-

benarnya”

Maksud dari kata al-jihad, yaitu mengerahkan

kemampuan untuk dapat menggenggam tujuan yang dibidik.

Jihad di jalan Allah dalam artian sebenarnya, yaitu

melaksanakan perintah Allah dengan sepenuhnya, menyeru

sesama manusia kepada jalanNya dengan berbagai macam

cara yang dapat merelisasikannya, berupa pemberian nasihat,

pembelajaran, pemerangan, pembinaan, pencelaan, ceramah

dan lainnya.

6 Mahajuddin¸ Masail Al-Fqh Kasus-Kasus Aktual dalam Hukum Islam, (Jakarta: Kalam

Mulia, 2012), h.121.

Page 47: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

33

ىكم ىو اجتب

“Dia telah memilih kamu” Maksudnya dia telah memilih kalian wahai kaum

muslimin dari kalangan umat manusia dan memilih agama

bagi kalian serta meridhainya bagi kalian (sebagai ajaran

agama). Dia juga memilihkan kitab terbaik dan utusan paling

utama bagi kalian. Maka, terimalah anugerah besar ini

dengan menegakkan jihad dijalannya dengan sepenuh hati.

ين من حرج وما جعل عليكم ف الد

“Dan dia tidak menjadikan kesukaran untuk mu

dalam agama.”

Maksudnya, suatu kepelikan dan kesulitan. Justru

benar-benar meringankannya dan memudahkan dengan

kemudahan yang paling puncak. Pertama: tidaklah Allah

memerintahkan dan mengharuskan malainkan (pasti) sesuatu

yang mudah dirasakan oleh manusia, tidak memberatkan dan

menyusahkannya. Selain itu, bila uncul beberapa faktor yang

mengharuskan adanya dispensasi (peringanan), maka Allah

meringankan kewajiban yang Allah perintahkan, baik dengan

menggugurkannya atau menggugurkan sebagiannya. Dari

ayat ini, bisa dikaitkan dengan kaidah syar’i

Page 48: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

34

ة ش الم ر تلب ق يسي الت “masyaqqah (kesulitan) mendatangkan taisir

(kemudahan maslaha)” dan

حظورات

الضرورات تبيح الد “keadaan darurat memperbolehkan hal-hal yang

diharamkan”. 7

Untuk mengatasi suatu kesulitan yang dialami oleh

manusia, harus menggunakan akal-pikiran yang sering

disebut dengan Ijtihad dalam Islam, yang mana hasilnya

diperuntukkan kepada kemaslahatan umat dengan ketentua

bahwa kemaslahatan umum lebih diutamakan dari pada

kemaslahatan perorangan. Begitu juga halnya dalam kasus ini

keselamayan orang hidup lebih diutamakan dari pada orang

mati.

Sebagaimana bunyi firman Allah Swt, dalam Al-

Qur’an surah al-Ma’idah ayat 32

... ...

Artinya:..“Dan Barang siapa yang memelihara

kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah Dia telah

memelihara kehidupan manusia semuanya”.

7 Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’id¸Tafsir al-Qur‟an, jilid IV (Jakarta: Darul Haq,

2015), h. 713-714.

Page 49: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

35

“maka seakan-akan dia telah memelihara

kehidupan manusia semuanya”.

Artinya barang siapa yang mengharamkan

membunuh jiwa kecuali dengan alasan yang benar, berarti

memelihara kelestarian hidup manusia.8

2) Untuk mengeluarkan benda yang berharga dari tubuh mayat

Beberapa kasus yang sering terjadi di masyarakat,

yang dapat mempengaruhi perkembangan hukum Islam,

antara lain seorang menelan permata orang lain, sehingga

mengakibatkan ia meninggal. Selanjutnya, pemilik permata

tersebut menuntut agar barangnya itu dapat kembali

kepadanya. Tetapi tidak ada cara lain kecuali dengan

membedah mayat itu untuk mengeluarkan benda tersebut

didalam tubuhnya.

3) Untuk kepentingan penegakan hukum

Dalam suatu Negara, diperlukan tegaknya hukum

yang seadil-adilnya untuk digunakan mengatur umat. Dalam

hal ini penegak hukumlah yang lebih bertanggung jawab

untuk menegakkan hukum dengan disertai kesadaran dari

seluruh umat. Tentang teganya hukum yang adil menurut

8 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran Tajwid, Terjemah, Tafsir Untuk

Wanita (Jakarta: Marwah,2009), h. 113.

Page 50: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

36

Islam, tentunya diserahkan kepada ahlinya, agar ia dapat

menerapkan dengan cara yang adil dan teratur. 9Sebagaimana

firman Allah yang berbunyi:

Artinya “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu

menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,

dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara

manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.” (QS. an-

Nisa’ (4): 58)

Maksud ayat di atas, amanah itu adalah setiap hal

yang dipercayakan kepada seseorang dan ia diperintahkan

untuk menunaikannnya, Allah Swt memerintahkan hamba-

hamba-Nya agar menunaikan amanah, maksudnya secara

sempurna dan penuh, tidak dikurangi, dicurangi, dan tidak

pula diulur-ulur, dan termasuk amanah di sini adalah amanah

kekuasaan, harta, rahasia-rahasia, dan perintah-perintah tidak

diketehaui kecuali oleh Allah semata.

“Dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum diantara

manusia supaya kamu menetapkan dengan adil”

Hal ini mencakup hukum diantara kamu perkara

darah, harta, maupun kehormatan, baik sedikit maupun

9 Mahajuddin¸ Masail Al-Fqh Kasus-Kasus Aktual dalam Hukum Islam, (Jakarta: Kalam

Mulia, 2012), h 122-123.

Page 51: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

37

banyak, terhadap yang dekat maupun yang jauh, seorang

yang baik maupun jahat, seorang teman maupun musuh.

Maksud dari adil di sini adalah yang diperintahkan oleh Allah

untuk berhukum dengannya yaitu apa yang disyariatkan oleh

Allah melalui lisan RasulNya berupa ketentuan-ketentuan

dan hukum-hukum. Hal ini menuntut untuk mengetahui

keadilan agar dapat menetapkan hukum dengannya, dan

ketika perintah-perintah tersebut adalah suatu yang baik dan

adil.10

4) Untuk keperluan penelitian ilmu kedokteran

Islam sangat mementingan pengembangan ilmu

pengetahuan di segala bidang kehidupan. Oleh karena itu,

tidak heran bila para serjana muslim di abad pertengahan

telah menemukan berbagai cabang ilmu pengetahuan dengan

melalui karya-karya dibidang Filsafat, Fisika, Biologi, Ilmu

Kedokteran, Ilmu Kesenian, Matematika, Astronomi dan

masih banyak lagi.

Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang ada

relavansinya dengan pembedahan mayat, yaitu ilmu Anatomi,

yang sebenarnya dasar-dasarnya sudah ada dalam Al-Qur’an

sejak 14 abad yang lalu. Dan konsep inilah yang

dikembangkan oleh serjana muslim di abad pertengahan

10

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’id, Tafsir Al-Qur‟an, jilid II (Jakarta: Darul

Haq, 2013), h. 102-103

Page 52: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

38

hingga dipelajari oleh bangsa Barat lewat penelitian ilmiah.

Bunyi konsepnya sebagai berikut:

Artinya : “Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu

kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan” (Q.S al-

Zumar (39) :6).

kalimat ثلثفي ظلمت ditafsirkan oleh Mufassirin di

masa lalu dengan tafisiran perut, rahim, dan tulang belakang.

Tetapi setelah ilmu pengetahuan mengalami kemajuan, maka

sebenarnya yang dimaksud dengan kalimat tersebut adalah

chorion, amnion dan dinding uterus.11

4. Prosedur Caesar

Ada banyak cara yang dapat diusahakan untuk menghindari

tindakan bedah caesar. Banyak yang beranggapan dengan melakukan

gerakan kagel (senam untuk mengencangkan otot-otot pinggul

panggul) dan melakukan segala cara agar tubuhnya dapat

menyesuaikan diri saat melakukan persalinan.

Bisa jadi usaha tersebut dapat menambah kebugaran dan

stamina fisik si ibu pada saat persalinan. Tetapi terkadang komplikasi

11

Mahjuddin, Masa‟il Al-Fiqh Kasus-Kasus Aktual dalam Hukum Islam, (Jakarta: Kalam

Mulia, 2012), h.123-124.

Page 53: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

39

dalam persalinan seperti stress pada bayi tidak dapat dihindari atau

diprediksi.

Tindakan caesar biasanya menggunakan teknik bius total atau

lokal. Lokal anestesi meliputi epidural atau spinal (tulang belakang ),

jarum yang dipergunakan untuk suntikan anestesi spinal lebih

ramping dari pada yang dipakai untuk epidural. Suntikan anestesi

spinal juga lebih dalam sehingga memberi efek lebih kuat dan tahan

lama.

Sedang pada bius total, berisiko pada wanita hamil daripada

mereka yang menjalani bius total tetapi keadaannya tidak sedang

hamil. Resiko kemungkinan asam lambung, naik ke kerongkongan

dan masuk ke paru-paru karena tekanan kuat pada rongga perut dapat

terjadi.

Sering kali ketika memutuskan untuk menggunakan teknik

bius lokal, tetapi pasien menjadi khawatir dan lebih suka di bius total.

Namun mereka harus diyakinkan untuk bersikap tenang karena

prosedur ini aman dan dokter akan memasang tirai untuk menghalangi

ibu agar tidak dapat melihat pembedahan yang sedang berlangsung

dengan harapan ibu tetap dalam kondisi tidak tegang sehingga oprasi

bisa berjalan dengan lancar.

Berikut ini akan diterangkan bagaimana proses prosedur cesar

berlangsung. Pada saat dokter menyarankan pasien untuk memilih

prosedur caesar, dokter sangat memahami betapa ia telah berusaha

Page 54: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

40

keras agar persalinan normal bisa berjalan dengan lancar. Terkadang

harus ditempuh dalam waktu lebih dari 20 jam, tanpa asupan yang

cukup, tanpa istirahat dan beberapa kali ia berusaha mengejan, tetapi

karena suatau alasan (seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya),

persalinan lewat cesar terkadang memang tidak dapat dihindari lagi.

Langkah pertama yang akan dilakukan adalah mempersiapkan

memasang kateter untuk mengeluarkan urine. Hal ini penting

dilakukan karena kantung kemih yang terisi penuh dapat terluka pada

saat pembedahan. Kemudian tahap selanjunya adalah mencukur

rambut kemaluan bagian atas agar tidak menghalangi jalannya

operasi.

Pasien dari ruang bersalin dipindah ke ruang operasi,

selanjutnya proses anestesi dilakukan teknik yang digunakan adalah

bius lokal (epidural), maka dosis besar anestesi dibutuhkan untuk

membius bagian sekitar perut. Dan juga diberi obat antasida untuk

menetralisir lambung dan mencegah isi lambung masuk ke paru-paru.

Asam lambung yang masuk ke paru-paru dapat menyebabkan

pneumonia.

Setelah pasien diberi cairan antasida kemudian di atas meja

operasi di cek lagi apakah dosis anestesi sudah cukup, yaitu dengan

menusuk bagian kulit dengan pin kecil. Selama proses pembedahan

aka nada banyak tangan yang berkerja di sekeliling ruangan. Ada

dokter, asisten, perawat, dan ahli anestesi bekerja sama dalam

Page 55: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

41

ruangan tersebut. Situasi seperti ini bukan berarti suatu yang

mengerikan, tetapi memang demikian adanya proses oprasi cesar

belangsung.

Perut pasien diolesi dengan betadine sehingga warna kulit

berubah menjadi agak gelap. Sayatan dibuat dengan arah melintang

pada lapisan perut bagian bawah. Kemudian sayatan dibuat lebih

dalam lagi, yaitu pada bagian rahim (bagian antara kulit dan rahim

tidak ada lapisan lain).

Proses pembedahan dapat berlangsung antara 30 sampai 40

menit. Tetapi prose proses pengeluaran bayi hanya berlangsung 5

sampai 10 menit saja. Karena si ibu masih dalam keadaan sadar, maka

bayi dapat langsung diberikan kepada ibunya. Sementara dokter tetap

melanjutkan pekerjaannya, secara hati-hati lapisan kulit perut yang

terbuka dijahit dan ditutup kembali.

5. Pemulihan pasca bedah Caesar

Pada masa pemulihan dengan hati-hati untuk melatih gerakan

otot-otot tubuh. Hal ini penting dilakukan walaupun cukup berat.

Biasanya untuk mengurangi rasa sakit pascapersalinan diberi suntikan

obat sedatif pada bagian epidural. Obat ini akan berkerja salam 18

ampai 20 jam, selanjutnya dapat diberikan secara oral. Tetapi harus

hati-hati, obat-obatan sedatif dapat menyebabkan rasa pening

terutama bila perut dalam keadaan kosong.

Page 56: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

42

Hari pertama saat pembedahan berlangsung dikatakan sebagai

hari ke-0, hari berikutnya dikatakan sebagai hari 1. Pada hari 1 kateter

dapat dilepas dari tubuh, karena pencernaan belum siap menerima

makanan, maka pasien masih menjalani diet. Dokter akan memantau

perkembangan pencernaannya, biasanya ditandai dengan buang angin

pada pasien. Artinya ia dapat mengkomsumsi makanan dalam jumlah

sedikit demi sedikit untuk melatih pecernaannya. Hari ke-2 umumnya

pasien sudah bisa mendapatkan asupan secara normal. Kemudian hari

ketiga dan keempat pasien diperbolehkan pulang.

Masa pemulihan menjadi lebih sulit tidak hanya karena anda

telah menjalani operasi, tetapi juga kerena anda sekarang sudah

menjadi seorang ibu yang merawat dan menyusui, ditambah lagi

dengan jadwal pertemuan dengan dokter anak dan ahli laktasi. Sering

kali pasien tinggal di rumah sakit beberapa lama sampai 5 hari

kemudian sambil menunggu masa pemulihan, hal ini dilakukan untuk

memastikan kondisi kesehatannya cukup sehat untuk dapat merawat

anak sepulang dari rumah sakit nanti.12

A. Hal-hal Yang Dilakukan Terhadap Jenazah

1. Hal-hal Yang Harus Dilakukan Terhadap Jenazah

Setiap mahluk hidup pasti akan mengalami mati, namun tidak

setiap orang siap menghadapinya, kematian adalah fase kehidupan

yang sangat dahsyat. Para ulama terdahulu begitu menganjurkan

12

Shari E.brasner, Nasihat Dokter Seputar Kehamilan Sehat Langsung Dari Dokter

Kandungan (Banguntapan :Bantul , Yogtakarta, 2015), h. 183-188.

Page 57: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

43

seseorang itu mengingat kematian dan alam akhirat. Selalu mengingat

mati bermanfaat agar tidak melalaikan seseorang kewajiban yang

dipertintahkan oleh Allah dan menjauhi maskiat. Mengingat kematian

juga menngingatkan diri dari mana dan apa tujuan seorang manusia

diciptakan.13

Dalam Islam tiap yang bernyawa akan merasakan mati,

sebagaimana bunyi firman Allah Swt dalam Q.S. al-Imran ayat 185

Artinya:”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan

Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu”.

Ayat ini mengadung penjelasan tentang zuhud dari dunia

karena bersifat fana dan tidak kekal, dan bahwa dunia ini adalah

perhiasan yang menipu dengan kecantikan dan kemolekannya.

Kemudian dunia ini akan berpindah dan di tinggalkan menuju negeri

yang abadi, dimana jiwa-jiwa manusia akan diberikan balasan amal

yang telah diperbuatnya di dunia berupa kebaikan atau kejelekan.

“Dan sesungguhnya pada hari kiamat sejalan disempurnakan

pahalamu”

maksudnya, penyempurnaan balasan perbuatan secara total

hanya terjadi pada hari kiamat, sedangkan selain itu maka terjadi di

13

Izudin Ahmad AL-Qasim, Ensiklopedia Kematian Muslim, cetakan pertama (Depok:

Mutiara Allamah Utama, 2014), h.6

Page 58: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

44

alam barzakh, bahkan bisa jadi dapat terjadi sebelum itu (di dunia)

seperti firman Allah Swt. Q.S. as-Sajdah:21.14

Artinya:. “Dan Sesungguhnya Kami merasakan kepada

mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang

lebih besar (di akhirat), Mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan

yang benar)”.

Berikut ini adalah kewajiban seorang muslim terhadap muslim

lain ketika sudah meninggal dunia, sebagai berikut:

a. Memandikan

b.Mengkafani

c. Mensalatkan

d.Menguburkan15

1) Memandikan mayat

a) Hukum memandikan jenazah

Jika seorang muslim meninggal, baik dewasa

maupun anak kecil, baik jasadnya utuh atau sebagian saja,

hendaknya ia dimandikan. Adapun jenazah seorang muslim

yang tidak perlu dimandikan adalah orang yang mati syahid

14

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’id¸Tafsir al-Qur’an, jilid IV (Jakarta: Darul Haq, 2015), h. 251-252.

15 Sulaiman Rasid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994), h.164

Page 59: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

45

di medan perang yang gugur dibunuh oleh tangan orang-

orang kafir saat berjuang di jalan Allah.16

دمائهم ف ل النب صلى الله عليو وسلم ادفن وىم ال ق اق بر عن جا

17ي عن ي وم احدول ي غسلهم Artinya:”Dari Jabir ra., ia berkata: Nabi saw,

bersabda: “makamkanlah orang-orang mati syahid itu dalam

keadaan berlumuran darah (yakni tanpa dibersihkan

darahnya), yaitu yang mati dalam perang Uhud dan beliau

tidak memandikan para syuhada‟ itu”.

Kaum muslimin sepakat bahwa memandikan

jenazah hukumnya fardhu kifayah sesuai dengan sabda

Rasullah Saw, untuk seorang sahabat yang meninggal dunia

karena terjatuh dari kudanya. Arti dari fardhu kifayah adalah

jika dikerjakan oleh orang yang memang mampu maka yang

lain sudah dianggap cukup dan jika semua meninggalkan

maka semua berdosa

Jumhur ulama menganggap makruh memotong

kuku, begitu juga mencabut rambut kumis, ketiak, atau

kemaluan mayat, walaupun hanya satu helai. Tetapi Ibnu

Hazm membolehkannya.18

16

Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri, Minhanjul Muslim Konsep Hidup Ideal dalam

islam, cetakan ke VI, (Jakarta: Darul Haq, 2013), h. 480 17

Achmad Sunarto dkk يصحيح البخر , jikid II (semarang: Asy Syifa, 1993), h. 281 18

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah , jilid 2 (Jakarta: Pena Pundi Akasara, 2004), h. 931

Page 60: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

46

Memandikan, mengafani, menshalatakan dan

menguburkan jenazah semuanya adalah fardhu kifayah tanpa

ada perbedaan di antara ulama.19

b) Tata cara memandikan jenazah

Hal yang wajib dalam memandikan mayat itu

adalah mengalirkan air satu kali keseluruh tubuhnya,

walaupun ia sedang junub atau haid sekalipun.20

Hendaklah

mayit diletakkan di atas suatu benda yang agak tinggi,

ditanggalkan pakaiannya ditaruh diatasnya sesuatu yang

dapat menutupi auratnya, dan hendaklah orang yang

memandikannya adalah orang-orang yang terpercaya dan

shalih, ditempat yang sunyi artinya tidak ada orang yang

masuk ke tempat itu selain orang yang memandikan dan

orang yang menolong mengurus keperluan yang

bersangkutan dengan mandi itu.

Kalau mayat itu laki-laki, yang memandikan

hendaklah laki-laki pula. Perempuan tidak boleh memadikan

mayat lakai-laki, kecuali istri dan mahramnya. Sebaliknya

jika mayat itu perempuan, hendaklah dimandikan oleh

perempuan pula, tidak boleh laki-laki, kecuali suami atau

mahramnya. Jika semuami dan mahramnya sama-sama ada,

19

Izzudin Karimin, Fikih Muyassar Panduan Praktis Fikih dan Hukum Islam, Cetakan ke

2, (Jakarta : Darul Haq, 2016), h.182-183 20

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah , jilid 2 (Jakarta: Pena Pundi Akasara, 2004), h. 138

Page 61: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

47

suami yang lebih berhak untuk memandikan istrinya.

Begitupun juga jika istri dan mahram sama-sama ada, maka

istri lebih berhak untuk memandikan suaminya. Syarat wajib

mandi:

(1) Mayat orang Islam

(2) Ada tubunya walaupun sedikit

(3) Mayat itu bukan mati syahid (mati dalam peperangan

untuk membela agama Allah).

2) Mengafani jenazah atau mayat

a) Hukum mengafani

Hukum mengafani mayat (membungkkus) itu adalah

fardhu kifayah atas orang yang masih hidup. Kafan diambil

dari harta si mayit sendiri jika ia meninggalkan harta, kalau

tidak meninggalkan harta maka kafannya menjadi kewajiban

orang yang wajib memberibelanja ketika hidup, kalau tidak

mampu maka hendaklah diambilkan dari baitul-mal, dan

diatur menurut agama Islam mengkafani mayat dengan apa

saja yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai

kain,. 21

b) Hal-hal yang di utamakan

Hal-hal yang harus diutamakan mengenai kain kafan

ini disunahkan hal-hal berikut:

21

Muhammad Ali, Fiqih , (Bandar Lampung:Anugrah Utama Raharja, 2013), h.81-85.

Page 62: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

48

(1) Hendaklah bagus, bersih, dan menutupi seluruh tubuh.

Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu

Maajah dari Abu Qatadaj, juga oleh Tirmidzi yang

menyatakan sebagai hadist hasan bahwa Rasullullah

Saw, bersabda:

الله عليو وسلم اذا ول صلى ا لله عن ا بي ق تا دة قال رسول 22نو(سسن)رواه ابن ماجو والترمذي وحاخاه ف ليح كم حد ا

Artinya:“ Jika salah seorang diantara kamu

menyelengarakan saudaranya, hendaklah ia memilih

kai kafan yang baik”

(2) Hendaklah berwarna putih. Hal ini berdasarkan apa yang

diriwayakan oleh Ahmad dan Abu Dawud dari Ibnu

Abbas, juga oleh Termidzi yang menyatakan

kesahihannya bahwa Nabi Saw bersabda,

ل رسول الله صلى الله عليو وسلم ال ق اعن ابن عبا س ق بكم ض فان ها من خي ث يا يابكم الب ياث من البسوا

ن وا في ها موتاكم 23)رواه احمد وابوداودوالترمذي وصححو( وكف

Artinya:“Pakailah di antara pakaian pakaianmu

yang putih warnanya, karena itu merupakan pakaianmu

yang terbaik dan kafanlah dengan itu jenazah

jenazahmu!”.

(3) Hendaklah dioleskan dengan kemenyan dan wangi

wangian. Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan

22

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah , jilid 2 (Jakarta: Pena Pundi Akasara, 2004), h. 138 23

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah , jilid 2 (Jakarta: Pena Pundi Akasara, 2004), h. 145

Page 63: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

49

oleh Ahmad dari Jabir, juga oleh Hakim yang

menyatakan sahnyabahwa Nabi Saw, bersabda,

ل ا لنبي صلى الله عليو وسلم اذا اجرت ال ق اق ر عن جاب يت

روه ث الد 24كم وصححو(لحا ا)رواه احمد و لاث فاجArtinya:“Jika kamu mengasapi maka asapilah

tiga kali!”

(4) Bagi laki-laki hendaklah tiga lapis, sedangkan wanita

lima lapis. Diriwayatkan oleh Jama’ah dari Aisyah,

الله عليو وسلم صلى ة رضي الله عنها أن رسول الله ئش عن عا ن بيض سحو لية ليس فيها قمص ولا اب و ان ثة ف ثلا كف

25الجما عة( هعما مة)روا Artinya:“Nabi Saw. Dikafani dengan tiga helai

kain putih mulus yang baru, tanpa kemeja dan serban”

3) Menshalatkan Jenazah

Menshalatkan jenazah hukumnya sama saja seperti yang

lain yaitu fardhu kifayah. Menshalatkan jenazah ada

keutamaanya, seperti diriwayatkan oleh Jama’ah dari Abu

Hurairah bahwa Nabi Saw, bersabda,

على ىل من صل ام ق الله عليو وسل ىعن أ بي ىري رة عن النبي صل سل أصغرها م ل اها ف لو قياط فأن ت ب عها ف لو قياطان ق ع جنا زة ول ي تب

26ماعة(لجرواه ال أحد)ث حدها م أو أ أحد

24

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah , jilid 2 (Jakarta: Pena Pundi Akasara, 2004), h. 156 25

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah , jilid 2 (Jakarta: Pena Pundi Akasara, 2004), h. 160 26

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah , jilid 2 (Jakarta: Pena Pundi Akasara, 2004), h. 165

Page 64: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

50

Artinya:“Barangsiapa mengiringi jenazah dan turut

menshalatkannya, ia akan memperoleh pahala sebesar qirath,

dan barang siapa mengiringinya hingga selesai

penyelengaraannya, ia akan memproleh dua qirath, yang terkecil

atau katanya salah satu diantaranya beratnya sama seperti

gunung Uhud.”

Shalat jenazah termasuk dalam ibadah shalat, maka

diisaratkan pula syarat-syaratnya yang telah diwajibkan pada

shalat-shalat fardhu lainnya, baik berupa kesuciannya yang

sempurna dan bersih dari hadas besar maupun kecil, menghadap

kiblat dan menutup aurat.

Hanya terdapat perbedaan di antaranya dengan shalat-

shalat fardhu yang lain mengenai waktu karena pada shalat jenazah

ini tidaklah disyaratkan. Shalat itu bisa dilakukan kapanpun bila

ada jenazah, bahkan menurut golongan Hanafi dan Syafi’i,

walaupun ada waktu-waktu dilarang mengerjakan shalat sekalipun.

Rukun-rukunnya sebagai berikut:

a) Berniat, hal ini berdasarkan firman Allah Swt dalam Al-Qur’an

surah al-Bayyinah(98): 5)

Artinya:“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya

menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya

dalam (menjalankan) agama yang lurus”

Page 65: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

51

b) Berdiri bagi yang mampu, ini merupakan rukun menurut

jumhur ulama. Oleh karena itu, tidaklah sah mensahalatkan

jenazah sambil dikendaraan atau duduk tanpa uzur.

c) Empat kali takbir, hal ini sabagaimana diriwayatkan oleh

Bukhari Muslim dari Jabir,

رب عاأ ر ب النجا شي فك صلى الله عليو وسلم أن النبي ر عن جاب 27ومسلم(ي ه البخار وا)ر

Artinya:“Nabi Saw, menshalatkan Najasyi (Raja

Habsyi), beliau membaca takbir empat kali).”

d) Mengangkat kedua tangan pada saat takbir, menurut sunah

tidaklah diangkat kedua tangan pada shalat jenazah, kecuali

pada waktu takbir pertama saja.

e) Membaca al-Faatihah dan shalawat Nabi dengan suara

perlahan.

f) Ucapan shalawat dan salam kepada Nabi Saw.

g) Berdoa, ini juga merupakan rukun atas kesepakatan para

fuqaha, berdasarkan sabda Rasullullah Saw,

عت رسول الله صل ابي ىري رة ق عن أ ل إذا و ي ق الله عليو وسلم ىل سيت فأخلصوا لو الد عاء

وابن والبيهقي ا وددو باه ا)رو صليتم على الد28( صححوو نحبا

27

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah , jilid 2 (Jakarta: Pena Pundi Akasara, 2004), h. 167 28

Ibid, h. 169

Page 66: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

52

Artinya:“Jika kamu menshalatkan jenazah, maka

berdoalah untuknya dengan tulus ikhlas.”(HR Abu Dawud,

Baihaqi dan Ibnu Hibban yang menyatakan kesahihannya)

4) Memakamkan jenazah

Kaum muslimin telah mensetujui secara ijma’ bahwa

memakamkan jenazah itu hukumnya adalah fardhu kifayah.

Memakamkan pada waktu terbit, tengah hari, dan waktu

terbenam matahari, para ulama sependapat bahwa jika

dikhawatirkan jenazah membusuk, maka boleh dikuburkan pada

tiga waktu ini tanpa dimakruhkan, tetapi jika tidak ada

kekhawatiran jenazah akan berubah, maka menurut jumhur boleh

menguburkannya pada waktu-waktu tersebut. Jika disengaja,

maka hukumnya menjadi makruh. Hal ini berdasarkan hadits

yang diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, dan Ash-Habus dari

Uqbah.

هاا ىكان النبي صل ت ساعا ث لا ث ن نا أن نصلي فيه لله عليو وسلم ي ن مس با ز ن قب رفيهن أو أن تفع ت ر حت غة موتا نا حين تطلع الش

تضيف و حين تيل الشمس اظهية حت قا ءم وحين ي قوم 29(السنن بوأصحا رواه أحمد ومسلم) الشمس للغروب حت ت غرب

Artinya:“Ada tiga saat yang pada waktu itu kami

dilarang oleh Nabi Saw, untuk melakukan shalat atau

menguburkan jenazah, yaitu tepat waktu terbitnya matahari

hingga ia naik, ketika tepat tengah hari hingga ia tergelincir,

dan ketika hampir terbenamnya matarahari hingga ia

terbenam”

29

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah , jilid 2 (Jakarta: Pena Pundi Akasara, 2004), h. 172

Page 67: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

53

Tujuan menguburkan jenazah adalah untuk menutupinya dalam

sebuah lubang agar tidak menyebarkan bauk dan untuk menjaganya dari

binatang-binatang buas dan burung-burung. Seharusnya kuburan di

dalamkan setinggi tegak. Jenazah lebih utama lahad dari pada syaq, yang

mana arti dari lahad adalah liang di sisi kubur arah kiblat, diatasnya

ditegakan batu-batu bata atau papan kayu, hingga berupa seperti rumah

beratap. Sedangkan syaq artinya liang ditengah-tengah kubur untuk tempat

jenazah kelilingnya dibagi dengan batu-batu bata dan di atasnya ditutupi

dengan suatu atap sebagai atap.

Memasukan jenazah, menurut sunnah adalah dari bagian

belakangnya. Hal itu jika tidak mengalami kesulitan, jenazah dibaringkan

di dalam kuburnya pada sisi yang kanan dan mukanya ke arah kiblat dan

hendaknya orang yang menaruhnya membaca “Bismilllah wa‟ala millati

(sunnati) Rasullilah” setelah itu ditanggalkan tali-temali kafan.30

2. Hal-hal Yang Diperbolehkan Dilakukan Terhadap Jenazah

a. Membuka Penutup Wajah dan Mencium Jenazah

Siapa saja yang melayat, diperbolehkan membuka tutup

wajah jenazah dan menciumnya. Hal ini berdasarkan hadis

berikut:

ها زوج عن عا اخب رتو سلم و النب صلى الله عليو ئشة رضى الله عن بل اب و قالت من كشف عن وجهو بكر رضى الله عنو على ف رسو :اق

30

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah , jilid 2 (Jakarta: Pena Pundi Akasara, 2004), h. 200.

Page 68: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

54

باب انت يانب الله لايمع عليك ل ابكى ف ق ث كب عليو ف قب لو ث ها وتةالت كتبت عليك ف قدمت

ا الد 31الله موت ت ين ام

Aisyah r.a., berkata: “Abu Bakar r.a tiba dengan

menunggan kudanya dari tempat tinggalnya hingga turun dan

memasuki masjid. Umar bin Khaththab sedang sibuk berbicara

dengan umat. Abu bakar tidak ikut menasihati umat, tetapi ia

menjumpai Aisya. Kemudian, ia megusap paras muka Nabi Saw.

Yang sekujur tubuhnya ditutupi dengan kain lurik.Ia membuka

tutup wajah dan mencium Nabi di antara kedua mata beliau Saw,

dan menangis, seraya berkata „Ayah dan ibuku kukorbankan

untukmu, wahai Nabi Allah. Allah tidak akan menyatukan atas

engkau dua kematian. Adapun kematian yag kini engkau alami,

maka telah engkau lakukan.” Dalam riwayat lain , „sesungguhnya

engkau telah mati dengan kematian yang tidak ada kematian

sesudahnya.” (HR Bukhari, an-Nasa’I, Ibnu Hibban, dan

Baihaiqi)

b. Menangis dan Bersedih Selama Tiga Hari

Keluarga dan kerabat yang ditinggalkan oleh sang jenazah

boleh bersedih karena kepergian orang yang disayang dan dicintai

untuk selama-lamanya dalam jangka waktu tiga hari saja. Di

bawah ini hadis yang menerangkan mengenai hal tersebut.

د امرأة عن أم عطية أن رسول الله صلى الله عليو وسلم قال لات على ميت فوق ثلاث الا على زوج أرب عة أشهر وعشرا ولا ت لبس

ث وبا مصبوغا الا ث وبا عصب ولاتكتحل ولا تس طيبا الا إذا 13ذة من قسط أوأظفار)رواه الجماعةإلاالترمذي(طهرت ن ب

Artinya: “Tidak boleh seorang wanita berkabung kerna

kematian lebih dari tiga hari, kecuali kematian suaminya

sendiri, maka hendaklah ia berkabung selama empat bulan

sepuluh hari. Dan janganlah ia mengenakan pakaian berwarna

kecuali baju ketika haid, tidak boleh bercelak, dan memakai

harum-haruman. Tidak boleh memakai inai dan menyisiri

31

Ibid, h. 200

Page 69: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

55

rambut, kecuali jika ia baru saja bersuci dari haid, maka

bolehlah ia mengambil sepotong kayu wangi.”

Dari hadis di atas bahwasanya seorang muslim boleh

meratapi kematian seseoarang dengan tidak berlarut-larut dalam

kesedihan. Jumhur ulama menganggap makruh memotong kuku,

begitu juga mencabut rambut kumis, ketiak, atau kemaluan mayat,

walaupun hanya satu helai. Tetapi Ibnu Hazm membolehkannya.32

3. Hal-hal Yang Tidak Diperbolehkan Dilakukan terhadap Jenazah

Rasulullah Saw, telah mengharamkan banyak sikap dalam

menghadapi kematian atau dalam berbelasangkawa. Namun hal ini

masih sering dilakukan oleh kaum Muslimin. Berikut ini hal-hal yang

perlu dihindari dan tidak boleh dilakukan ketika ada keluarga atau

kerabat yang meninggal dunia.

a. Meratapi Jenazah

Dalam meratapi jenazah banyak hadist Rasullah Saw, yang

shahih yang menjelaskan tentang ini. Di bawah ini hadis-hadis

Rasulullah Saw yang membagas tentang persoalan tentang

meratapi jenazah.

ل ا أن النبي صلى الله عليو وسلم ق حد ثو عن أبي ما لك الأ شعري ركون هن الفجر ف الأحساب والطعن أربع ف أمت من أمر الجا ىلية لا ي ت

يا حة وقاالأنساب واللستسقاء بف إذا ل ت تب ق بل ئحة ل النا النجوم ولن هاسربا ل من قطرا ن ودرع من جرب مو تا ت قام ي وم القيا مة وعلي

32

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, jilid 2 (Jakarta: Darul Fath, 2004), h. 200

Page 70: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

56

33ومسلم()رواه أحمد “Empat macam kebiasaan jahiliyyah yang masih dilakukan

umatku dan tidak juga ditinggalkannya, yaitu berbangga-bangga

dengan keturunan, mengingkari keturunan, minta turun hujan

dengan ramalan bintang, dan meratap.”Lebih jauh Rasulullah

Saw, bersabda, “Dan bagi perempuan yang meratap, apabila tidak

bertobat sebelum wafat maka di hari kiamat kelak ia akan

memakai gamis dari belangkin dan baju besi.” (HR Ahmad dan

Muslim)

Atas kematian putra atau siapa saja, apabila tidak melebihi

tiga hari lamanya, kecuali atas kematian suaminya, ia boleh

berbelasungkawa dengan tidak berhias dari selama empat bulan

sepuluh hari memukul-mukul pipi dan merobek-robek baju. Dalam

hal ini di terangkan oleh sebuah hadis bahwa memukul pipi dan

merobek baju ada hal yang diharamkan atau tidak di bolehkan. Di

bawah ini hadis yang menerangkan.

بدالله بن مسعودقا ل قا ل رسول الله صلى الله عليو وسلم ليس عن ع لفظ ف لية و ودوشق الجي وب ودعا بدعوى الجا ى منا من ضرب الخد

34وشق ودعا Artinya “Bersumber dari Abdullah bin Mas‟ud Saw , ia

berkata Rasullulah Saw bersabda. Bukanlah dari golongan kami

siapa-siapa yang memukul-mukul pipi (ketika ditimpa kematian),

orang-orang yang suka merobek-robek pakiannya, dan yang

mengeluh serta meratapi seperti kebiasaan jahiliyyah.”(HR

Bukhari, Muslim, Ibnu Jarud, Baihaqi dan lainnya dari Adullah

Ibnu Mas’ud r.a.)

33

Ibid, h. 200 34

Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Al bani, مجتصر صحليح مسلم Muktashar Shahih Muslim,

Cetakan I (Jakarta :Pustaka As-sunah, 2009), h.316.

Page 71: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

57

b. Mencukur Rambut Kepala

Hal ini bisa dilihat dari sebuah hadis sebagai berikut:

وجع اب وسى وجعا ف غشى :ل ا الله عنو قرضى عن ابي ب ردةبن موس ها شيئا ةمن اىلو ف لم يستطع رأ حجر ام سو ف اعليو ور ان يرد علي

ا منو رسول الله صلى الله عليو انابر ئ من برئ :ل اق أفاقا ف لما سلم ان رسول الله صلى الله عليو و و ةسلم برئ من الص لم اقة قة ال لح وا 35والش

Dari Abu Burdah bin Abi Musa. Ia berkata “Abu Musa al-

Asy‟ari r.a. jatuh sakit hnggga tak sadarkan diri sementaranya

kepalanya berada dipangkuan istrinya. Lalu berteriaklah istrinya

hingga tak dapat mengendalikakn dirinya. Ketika Abu Musa

siuman, ia berkata, „sungguh aku terbebas dari orang yang

Rasullulah telah terbebas darinya. Sesungguhnya, Rasullulah Saw.

Terbebas dari kebiasaan perempuan yang berteriak-teriak ketika

tertimpa musibah dan perempuan yang biasa mencukur rambutnya

serta merobek-robek bajunya.” (HR Bukhari, Muslim, an-Nasa‟I,

dan Baihaqi)

c. Menguraikan Rambut

Hadis di bawah ini dari seorang yang pernah ikut berbaiat

kepada Rasullah Saw…dia berkata

نا رسول الله صلى الله عليو وسلم ف المعروف اك ن فيما أخذ علي نا أن لان عصيو فيو وأن ىالذ ولا ندعو بويل وجها الاتنظار أخذعلي

36جيبا وأن لان نشرشعرا ولا نشق “Apa yang dibaitkan Rasulullah Saw. Kepada kami dalam

berbuat kebaikan di anataranya agar kami tidak melanggar

larangan beliau dan tidak menato wajah, tidak menjerit-jerit

dengan berucap celaka…celaka..serta tidak pula merobek-robek

35

Ahmad Sunarto dkk, صحيح البجري terjemahan Shahih Bukhari, jilid III(Semarang: Asy

Syifa,1993), h. 252 36

Ibid, h. 254

Page 72: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

58

baju dan tidak pula merobek-robek baju dan tidak menggunduli

rambut” (Hr Abu Dawud dan Baihaqi)

Membiarkan rambut lebat (brewok), hal ini biasa dilakukan

sebagian laki-laki selama masa berkabung dan sesudah itu barulah

ia kembali mencukurnya. Boleh jadi dalam hal ini ada kesamaan

dengan kebiasaan yang dilkakukan perempuan di zaman jahiliyyah

berupa menguraikan rambutnya pada masa berkabung. Padahal

amalan seperti ini merupakan perbuatan bid’ah. Sebagaimana

Rasullullah Saw, bersabda

“Setiap yang diadakan adalah sesat dan setiap yang sesat

neraka kesudahannya” (HR an-Nasa‟I dan Baihaqi).37

d. Mencaci jenazah

Tidak boleh mencaci orang-orang Islam yang telah

meninggal, begitu pula menyebut-nyebut keburukan mereka.

ها أن رسول الله صلى الله عليو وسلم قا ل لاتسبوائشة عن عا رضي الله عن

موا)رواه البخ الأموات فأن هم قد 33ي(ار أفضوا أل ماقد Artinya:“Dari Aisyah r.a. oleh Bukhari bahwa Rasullulah

saw, bersabda “Janganlah engkau mencaci orang yang telah

meninggal dunia karena mereka telah sampai kepada apa yang

mereka lakukan”(HR. Bukhari)

37

M. Nashiruddin al-Albani, Fiqih Lengkap Jenazah, Cetakan ke-5 (Jakarta: Gema

Insani, 2014), h. 20-29

Page 73: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

59

B. Tinjauan Pustaka

Masalah tentang bedah atau caesar pada wanita hamil yang

meninggal dunia sudah dibahas oleh peneliti terdahulu dalam beberapa

judul penelitian, antara lain sebagai berikut:

1. Dalam buku yang berjudul “Fiqih Kontemporer” sub-bab “Bedah

Mayat” karya Sapiudin Shidiq, berpendapat bahwa terdapat hak-hak

orang hidup yang perlu dihormati, begitupun dengan orang yang sudah

meninggal juga harus mendapatkan perlakuan yang baik dan

penghormatan baginya yang dapat di pahami di Al-Qur’an dan Hadis

yang membawa konsekuensi tidak melakukan sesuatu yang menyakiti

si mayit tanpa ada maslahat didalamnya atau demi kepentingan

manusia yang lain yang masih hidup tanpa alasan yang dibenarkan.

Buku ini juga membahas tentang Homoseksual dan Lesbian,

Menstrual Regulator (MR), Pengguguran Kandungan (Abortus), Bayi

Tabung, dan masih banyak yang lain.38

2. Dalam buku yang berjudul “Fiqih Sunah Wanita” sub-bab “Jenazah”

karya Abu Malik Kamal ibn as-Sayyid Salim, berpendapat bahwa, jika

ada seorang wanita hamil yang meninggal dunia sementara di perutnya

terdapat janin yang masih hidup, jika ia memiliki harapan untuk hidup,

maka perutnya harus dibelah untuk mengeluarkan sang janin, namun

jika tidak ada harapan maka perutnya tidak perlu dibelah.39

38

Sapiudin Shidiq, Fiqih Kontemporer, Edisi Pertama (Jakarta: Kencana, 2016), h. 140 39

Malik Kamal ibn as-Sayyid Salim, Fiqih Sunnah Waniita, (Jakarta: Qisthi Press, 2013),

h.230

Page 74: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

60

3. Dalam judul skripsi “Bedah Mayat Dalam Perspektif Hukum Islam”

karya ilmiah Nurul Karli, berpendapat pembedahan mayat dapat dilihat

berdasarkan tujuan dari dilakukannya pembedahan mayat tersebut,

sebab manusia merupakan mahluk yang sangat dimuliakan oleh Allah

Swt, bahkan yang sudah meninggal, sebab seorang mayat dapat

merasakan sesuatu seperti halnya orang-orang masih hidup. Disisi lain

terdapat hak-hak orang yang masih hidup yang perlu di hormati.

Prinsip penghormatan terhadap seseorang yang sudah mati

sebagaimana dapat dipahami dari hadis. Hadis tersebut mempunyai

konsekuensi untuk tidak melakukan sesuatu yang dapat menyakiti si

mayit termasuk membedahnya, hal itu merupakan prinsip

penghormatan terhadap seseorang yang sudah mati. Sebagaimana

dapat dipahami dari hadis tersebut mempunyai konsekuensi juga

untuk tidak melakukan sesuatu yang dapat menyakiti si mayit,

termasuk membedahnya untuk kepentingan manusia yang hidup. Dan

jika pembedahan mayat dilakukan semata-mata untuk berniat jahat

atau tampa maslahat maka itu tidak diperbolehkan. Kecuali jika

pembedahan mayat dilakukan demi kabaikan, seperti halnya untuk

kepentingan hukum dan dalam dunia ilmu.40

Dari ketiga judul di atas tidak terdapat pembahasan tentang

pendapat empat Imam tentang bedah mayat atau Caesar pada wanita hamil

yang meninggal dunia. Oleh sebab itu penelitian yang berjudul “Analis

40

Nurul Karli, “Bedah Mayat Dalam Prespektif Hukum Islam”. (Skripisi Prodi Hukum

Tatanegara Universitas Alauddin Makasar, 2019), h.72.

Page 75: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

61

Pendapat Empat Imam Tentang Caesar Pada Wanita Hamil Yang

Meninggal Dunia”, perlu untuk di teliti lebih dalam oleh penulis karena

sebelumnya belum dibahas oleh peneliti manapun.

Page 76: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

62

Page 77: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

A . dkk, Kamus Besar Indonesia. Surabaya: Arkolo, 1994

A. Hassan, Terjemahan Bulughul maram, Bandung :Ikatan Penerbit Indonesia,

2006

Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve,

1997, cetakan pertama

Abdul ‘Aiz Asy-Syinawai, Biografi Empat Madzhab, Perpustakan Nasional RI

:Media Prima 1998, Cetakan Pertama

Achmad Sunarto dkk صحيح البخري, semarang: Asy Syifa, 1993, jilid II

Ahsin, Fiqih Kesehatan. Jakarta: Amzah, 2010

Ali Hasan, Perbandingan Mazhab, Jakarta: Grafindo Perserda, 1996, cetakan ke 2

Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka

Cipta, 1998, Edisi Revisi- IV

As-Sya’rawi. S, Fiqih Perempuan Muslimah. Jakarta: Amzah, 2003

Asy-Syurbasi, Sejarah dan Biografi Empat Imam Mazhab, Jakarta: AMZAH,

2008

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran Tajwid, Terjemah, Tafsir

Untuk Wanita, Jakarta: Marwah,2009

Djazuli¸Kaidah-Kaidah Fikih (Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam

Menyelesaikan MasalahMasalah yang Prkatis, Jakarat: Kencana, 2017,

cetakan ke-7

Erward R. Brace, Penuntun Populer Bahasa Kedokteran, Bandung: Percetakan

Angkasa, 1984

Gerhard Martius, Bedah Kebidanan Martius, Jakarta: Buku Kedokteran EGC,

1995

Hasan, M. A. Perbandingan Mazhab, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996

Huzaemah Tahido Yanggo, Pengantar Perbandingan Mazhab , Jakarta: Logos

Wacana Ilmu, 1997, Cetakan Pertama

Page 78: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

Imam Pemungkas, Maman Surahman, Fiqih 4 Mazhab, Jakarta: Al-Makmur,

2015, cetakan 1

Izudin Ahmad AL-Qasim, Ensiklopedia Kematian Muslim, Depok: Mutiara

Allamah Utama, 2014, cetakan pertama

Izzudin Karimin, Fikih Muyassar Panduan Praktis Fikih dan Hukum Islam,

Jakarta : Darul Haq, 2016, Cetakan ke 2

Jaih Mubarok, Kaidah Fiqh Sejarah dan Kaidah Asasi, Jakarta:Raja Grafindo

Persada, 2002, cetakan ke-1

Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-quran Tajwid, Terjemah, Tafsir

untuk Wanita, Jakarta: Marwah, 2009

Lahmuddin Nasution, Pembaruan Hukum Islam dalam Mazhab, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2001, cetakan petama

M, K. S. Metode Peneltian Kualitatif Bidang Filsafat. Yogyakarta: Paradigma,

2015

Mardaus, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Akasara,

2004, Cetakan ke-2

Mughniyah, M. J. Fiqih Lima Mazhab. Jakarta: Lentera, 2004

Muhammad, A. Hukum da nPeneliian Hukum. Bandung: Citra AditiaBakti, 2004

M. Ali Hasan, Perbandingan Mazhab, Jakarta: Grafindo Persada, 1996, cetakan

ke 2

M. Bahri Gahzalai dan Djumadeis, Perbandingan Mazhab, Jakarta:Pedoman Ilmu

Jaya, 1992, cetakan Pertama,

M. Nashiruddin al-Albani, Fiqih Lengkap Jenazah, Jakarta: Gema Insani, 2014,

Cetakan ke-5

Mahjuddin, Masa’il Al-Fiqh Kasus-Kasus Aktual dalam Hukum Islam, Jakarta:

Kalam Mulia, 2012

Malik Kamal ibn as-Sayyid Salim, Fiqih Sunnah Waniita, Jakarta: Qisthi Press,

2013

Muhammad Ali, Fiqih , Bandar Lampung:Anugrah Utama Raharja, 2013

Page 79: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih lima Mazhab, Bandung: Lantera 2012, Cet.

27

Muhammad Ichwan, al-‘Adalah Jurnal Hukum dan Kebudayaan Islam, Bandar

Lampung: Fakultas Syari’ah IAIN Raden Intan, 2014

Moenawar Chalil, Biografi Empat Serangkai Imam Mazhab (Hanafi, Maliki,

Syafi’I, Hambali), Jakarta: Bulan Bintang, 1996, cet.2

Muslim Ibrahim, Pengantar Fiqh Muqaaran, Jakarta: Gelora Aksara Pratama,

1991, cetakan ke 2

Nasional, P. Dapertemen Pe KamusBesarBahasa Indonesia, Jakarta:

GramediaPustaka, 2008, Edisi ke-4.

S, J. P., Hukum Islam Di Indonesia Pemikiran dan Praktik. Bandung: Remaja

Rosdakarya,1994 Cetakan ke-13,

Said Agail Husain Al-Munawir, Hukum Islam dan Pluralitas Sosial, Jakarta:

Penamadani, 2015

Shari E.brasner, Nasihat Dokter Seputar Kehamilan Sehat Langsung Dari Dokter

Kandungan, Banguntapan :Bantul , Yogtakarta, 2015

Sapiudin Shiddiq, Fikih Kontemporer, Jakarta: Kencana, 2017, cetakan ke-2

Subaryo, J. MetodePenelitian dalam Teori dan Praktik, . Jakarta: Rineka Cipta,

2010, Cetakan ke-16

Sucipto, Filsafat Hukum Islam,Bandar Lampung: Fakultas Syariah IAIN RIL,

2014

Sulaiman Rasid, Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994

Sunggono B, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rajawali Pers, 2012

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Jakarta: Darul Fath, 2004, jilid 2

Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Al bani, مجتصر صحليح مسلم Muktashar Shahih

Muslim, Jakarta :Pustaka As-sunah, 2009, Cetakan I

Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri, Minhanjul Muslim Konsep Hidup Ideal dalam

islam, Jakarta: Darul Haq, 2013, cetakan ke VI

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’id¸Tafsir al-Qur’an, Jakarta: Darul Haq,

2015, jilid IV

Page 80: ANALISIS PENDAPAT EMPAT IMAM TENTANG CAESAR PADA …repository.radenintan.ac.id/10854/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf · memungkinkan untuk hamil dan melahirkan bayi. Islam tidak melarang menguburkan

Syekh Abu Abdullah Muhammad bin Abdurrahman ad-Dimasyqinal-Utsmani

asy-Syafi’i, Rahmatul Ummah Fi Ikhtilafi fil Aimmah, Arab: Al-Maktabah

at-Taufiqiyyah

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’id, Tafsir Al-Qur’an, Jakarta: Darul Haq,

2013, jilid II

Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Semarang : PT Pustaka Rizki Putra,

1999, Cetakan ke 2

B. Jurnal

Thomi Rusydiantoro, Resiko Tinggi Bagi Ibu Hamil Sebagai Alasan Melakukan

Aborsi Presfektif Hukum Islam, Skripsi Ahwla Syakhshiyyah,juli 2010.

C. Website

Besti, 2015, Komunitas Keluarga Islam Indonesia. http://abiumi.com/Komuitas-

Keluarga-Islami- Indonesia/, akses 22 Juli 2015, dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah