analisis pemutakhiran daftar penerima...

25
ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA MANFAAT (DPM) BANTUAN BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN SUNGAI LEKOP KECAMATAN BINTAN TIMUR KABUPATEN BINTAN PADA TAHUN 2014 Naskah Publikasi Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH PUBLIKASI Oleh RIYANTO NIM. 110565201133 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015

Upload: dongoc

Post on 06-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA MANFAAT (DPM)

BANTUAN BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN SUNGAI

LEKOP KECAMATAN BINTAN TIMUR KABUPATEN BINTAN

PADA TAHUN 2014

Naskah Publikasi Diajukan Sebagai Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Ilmu Pemerintahan

NASKAH PUBLIKASI

Oleh

RIYANTO

NIM. 110565201133

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2015

Page 2: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

i

ABSTRAK

Pemuktakhiran daftar penerima manfaat merupakan salah satu upaya yangdilakukan untuk merubah data dalam daftar penerima manfaat sebelumnya kepadadaftar penerima manfaat pengganti dengan tujuan dalam perubahan data daftarpenerima manfaat lebih tepat sasaran terhadap rumah penerima manfaat bantuanberas miskin.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan analisadeskriptif kualitatif sebagai teknik analisa data. Tujuan dari penelitian ini untukmengetahui mekanisme pemuktakhiran daftar penerima manfaat terkait programbantuan beras miskin. Pada penelitian ini konsep teori yang digunakan merupakansebuah teori analisis formulasi kebijakan.

Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa analisis pemuktakhirandaftar penerima manfaat bantuan beras miskin di Kelurahan Sungai Lekop tidakterlaksana dengan efektif dan maksimal karena aktor-aktor dalam tahappemuktakhiran daftar penerima manfaat bantuan beras miskin tidak dijalankandengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan usulanpenerima manfaat pengganti bantuan beras miskin.

Kata kunci: Analisis Kebijakan, Pemuktakhiran

Page 3: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

ii

ABSTRACT

Updating the list of beneficiaries is one of the efforts made to change thedata in the list of beneficiaries before the list of beneficiaries with the aim tosubstitute data changes the list of beneficiaries better targeted towards the poorrice aid beneficiaries.

This research is qualitative descriptive analysis qualitative data analysistechniques. The purpose of this study to determine the mechanism updating thelist of beneficiaries of the program related to poor rice aid. In this study thetheoretical concepts used is a policy analysis formulation of policy.

Results of this study illustrate that the analysis of updating the list ofbeneficiaries help poor rice in the Keluraham Sungai Lekop not appliedeffectively and the maximum because the actors in the process of updating the listof beneficiaries help poor rice is not executed properly and did not see the povertycriteria as the changes proposed recipient replacement benefits help poor rice.

Keywords: Policy Analysis, Updating

Page 4: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

iii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK …...........…...……......................................................................... i

ABSTRACT ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...……………....…………………………………………......... iii

A. Latar Belakang Masalah ...............………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah ...........…….....………………………...………... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..…........…………………...……… 6

D. Kerangka Teoritis ………………........……...………......................... 7

E. Kerangka Berfikir ...………………………...……………………….. 11

F. Metode Penelitian ......…………...……….……………...................... 12

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ………………………………... 12

2. Fokus Penelitian ......……….....……..………………..................... 13

3. Informan ……………………...…............………………………... 13

4. Jenis dan Sumber Data ……....………………………………….. 14

5. Teknik Pengumpulan Data ...……………………………............. 14

6. Teknik Analisis Data …....………...…………………………….. 15

G. Hasil Penelitian ……………...……………..……………………… 17

1. Tahapan dan mekanisme pemutakhiran daftar penerima manfaat

bantuan beras miskin Kelurahan Sungai Lekop tahun 2014…….. 17

2. Faktor penyebab terjadinya tidak tepat sasaran penerima manfaat

bantuan beras miskin ………………………………………….. 17

H. Kesimpulan ...………………………………………..……...……… 17

I. Saran ...………………………….………………...……......……… 19

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

1

A. Latar Belakang

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang tak dapat terelakkan

diberbagai belahan Dunia, baik di Negara maju maupun Negara berkembang.

Selain keberadaanya yang cenderung relatif kemiskinan seperti menjadi

sebuah keharusan yang tak disengaja oleh manusia. Hal tersebut diperkuat

dengan adanya perintah disetiap agama, bahwa kita harus bersedekah kepada

yang miskin, dengan demikian kemiskinan mungkin akan selalu ada di muka

bumi ini. Oleh karena itu, yang harus diperhatikan adalah bagaimana cara

meminimalisasi kemiskinan dan memberikan perlakuan adil dan sewajarnya

kepada masyarakat miskin.

Mengingat kemiskinan mempunyai sifat relatif, maka perlu adanya

klasifikasi kemiskinan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui dan

mempermudah dalam pendataan dan juga mempermudah dalam menentukan

suatu golongan tertentu dalam upaya pengentasan kemiskinan tersebut.

Klasifikasi kemiskinan di Kota dan Pedesaan tentu berbeda, karena

lingkungan serta kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakatnya.

Sejak awal kemerdekaan, bangsa Indonesia telah mempunyai

perhatian besar terhadap terciptanya masyarakat adil dan makmur,

sebagaimana termuat dalam alinea keempat Undang-Undang Dasar 1945.

Program-program yang selama ini juga memberikan perhatian besar terhadap

upaya dalam pengentasan kemiskinan, karena pada dasarnya pembangunan

yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Page 6: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

2

Meskipun demikian masalah kemiskinan sampai saat ini masih menjadi

masalah yang berkepanjangan.

Berbagai macam program dilakukan dalam upaya pengentasan

kemiskinan, baik yang berupa material maupun non material. Salah satu

program bantuan yang dicanangkan pemerintah yang masih berjalan hingga

saat ini adalah Beras Miskin (RASKIN). Mengingat tingginya angka jumlah

penduduk miskin dan diperparah oleh sulitnya penduduk miskin akan akses

terhadap pangan karena rendahnya daya beli sebagai akibat krisis. Tingginya

harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang naik berimplikasi pada harga bahan

pokok yang melonjak tinggi terutama beras, dengan demikian daya beli

masyarakat miskin rendah karena mengingat harga yang tidak terjangkau.

Program ini dibentuk agar keluarga miskin mempunyai akses yang baik

terhadap pangan dalam hal harga dan kesediaan. Raskin diberikan dengan

harga yang sangat murah kepada masyarakat miskin, sehingga dapat

mengurangi beban kebutuhan penerima Raskin. Dengan jumlah yang sudah

ditentukan dan diberikan diberikan satu kali per bulan. Hal ini dipaparan

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam berita online harian

CNNIndonesia.com dibawah ini:

“Pelaksanaan program penyaluran subsidi Beras Untuk RakyatMiskin (RASKIN) belum sepenuhnya efektif karena datapenerima yang tidak mutakhir dan kualitas beras yangmeragukan. Kepala Biro Humas dan Kerjasama InternasionalBPK mengatakan instansinya telah melakukan pemeriksaankinerja atas pengelolaan raskin 2014 oleh KementerianKoordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,Kementerian Sosial, Perum Bulog, Tim Nasional PercepatanPenanggulan Kemiskinan (TNP2K) dan instansi terkait lainnya.Untuk diketahui, program subsidi raskin ini dikelola oleh Tim

Page 7: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

3

Koordinator Raskin Pusat yang terdiri dari unsur pemerintahpusat dan daerah. Pemeriksaan kinerja atas penyaluran raskinTahun Anggaran 2014 ditujukan untuk mengetahui efektivitasprogram tersebut dalam menanggulangi kemiskinan melaluibantuan langsung raskin. Hasil pemeriksaan menyimpulkanbahwa pelaksanaan program penyaluran subsidi beras raskinbelum sepenuhnya efektif untuk mencapai tujuan-tujuanprogram karena masih terdapat sejumlah permasalahan. Salahsatu ialah data penerima manfaat raskin belum mutakhir karenadata yang digunakan masih data Tahun 2011. Hal ini berakibatsebagian penerima program raskin berisiko tidak tepat sasaran.

Sebuah program yang dilakukan dalam upaya pengentasan

kemiskinan, terutama program bantuan raskin ini, tidak jarang menuai

permasalahan. Baik pada pelaku penyalur bantuan program raskin maupun

pada penerima itu sendiri. Persoalan seperti itu terjadi didaerah pemerima

raskin, tanpa kecuali di Kelurahan Sungai Lekop yang memiliki enam Rukun

Warga (RW). Dimana dalam pembagian raskin kepada daftar penerima

manfaat bantuan raskin melihat kepada data yang diperoleh dari pihak

kelurahan dan dalam proses pemutahirah daftar penerima manfaat beras

miskin melalui usulan dari Rukun Tangga (RT), yang berdasarkan kriteria

sebagai penerima manfaat itu sendiri. Usulan pemutakhiran daftar penerima

manfaat akan di lakukan dengan verifikasi kembali terhadap daftar penerima

manfaat bantuan raskin sebelumnya dan melihat kriteria sebagai penerima,

namun bila daftar penerima manfaat bantuan raskin tidak sesuai dengan

kriteria Badan Pusat Statistik (BPS) maka akan dilakukan usulan perubahan

pengganti penerima manfaat bantuan raskin. Usulan perubahan pengganti

penerima manfaat bantuan raskin akan dilakukan oleh setiap RT setelah

melakukan verifikasi terlebih dahulu.

Page 8: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

4

Untuk menyatakan kondisi kemiskinan seseorang, diperlukan

sejumlah kriteria. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS, 2011), ada 14 (empat

belas) kriteria keluarga miskin, yaitu:

1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 (delapan) meter

persegi perorang.

2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu

murahan.

3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas

rendah/tembok tanpa diplester.

4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah

tangga lain.

5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.

6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/

air hujan.

7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak

tanah.

8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu.

9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.

10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.

11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik.

12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas

lahan 0,5 ha, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan,

Page 9: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

5

atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000 per

bulan.

13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/

hanya SD.

14. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai

Rp 500.000, seperti: sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak,

kapal motor, atau barang modal lainnya.

Berdasarkan hasil observasi kriteria yang telah ditetapkan oleh badan

pusat statistik dengan daftar penerima manfaat bantuan raskin, di Kelurahan

Sungai Lekop masih terjadi tidak tepat sasaran. Adapun yang terjadi disalah

satu RW yang ada di Kelurahan Sungai Lekop bahwa daftar penerima

manfaat bantuan raskin tidak sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan

oleh badan pusat statistik, karena salah satu RT kondisi masyarakatnya

dengan tingkat kesejahteraan yang tidak miskin dan memiliki pekerjaan serta

berpenghasilan disetiap bulannya. Namun dalam daftar penerima manfaat

bantuan raskin tetap terdaftar sebagai penerima manfaat bantuan raskin yang

ada di Kelurahan Sungai Lekop. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk

memilih lokasi ini sebagai lokasi penelitian.

Dilatarbelakangi oleh dasar pemikiran diatas, maka penelitian ini di

angkat dengan judul “Analisis Pemutahiran Penerima Manfaat (DPM)

Bantuan Beras Miskin (RASKIN) di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan

Bintan Timur Kabupaten Bintan”.

Page 10: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah penulis paparkan diatas, maka

dapat disimpulkan rumusan masalahnya adalah Bagaimanakah Pemutahiran

Daftar Penerima Manfaat (DPM) Bantuan Beras Miskin (RASKIN) di

Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian tersebut, yaitu:

1. Mengetahui dan mengkaji/menganalisis terhadap pemutakhiran daftar

penerima manfaat program bantuan raskin pada masyarakat di Kelurahan

Sungai Lekop.

2. Menetahui Mekanisme pemutahiran daftar penerima manfaat terkait

program bantun raskin.

Ada 2 manfaat dari pada penelitian tersebut adalah

a. Manfaat teoritis:

1. Dapat memberikan kontribusi akademis/teoritis bagi berbagai

pengambil kebijakan terkait proses pemutahiran Daftar Penerima

Manfaat (DPM) dari program bantuan raskin di Kelurahan Sungai

Lekop,

2. Sebagai sumbangan pemikiran dalam merumuskan dan

mengimplementasikan program bantuan raskin dikemudian hari,

khususnya di Kelurahan Sungai Lekop.

Page 11: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

7

b. Manfaat praktis

1. Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi

pemerintah dalam merumuskan dan melaksanakan pemuktakhiran

daftar penerima manfaat program raskin.

2. Untuk memenuhi tugas akhir sebagai persyaratan memperoleh gelar

kesarjanaan dalam Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Program Studi

Ilmu Pemerintahan pada Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang.

D. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis yang didalamnya terdiri atas landasan teori dan atau

landasan konsep yang mengandung uraian teoritis tentang aspek yang ada

kaitannya masalah penelitian. Adapun kerangka teori dari aspek penelitian

ini, yaitu :

1. Kebijakan

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri dan

harus dapat berinteraksi dengan orang lain. Didalam setiap interaksi itu

kadangkala membawa masalah. Pemerintah sebagai penyelenggara

pemerintahan yang mencakup segala sendi kehidupan bermasyarakat harus

dapat mengatasi masalah yang timbul tersebut yakni dengan lahirnya

kebijakan-kebijakan tapi kadangkala, kebijakan itu tidak dapat menjawab

kebutuhan masyarakat dan menyelesaikan permasalahan yang ada.

Page 12: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

8

Riant D. Nugroho (2004:4) mendefinisikannya sebagai:

Serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok atau

pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, dengan ancaman dan peluang

yang ada, dimana kebijakan yang diusulkan tersebut ditujukan untuk

memanfaatkan potensi sekaligus mengatasi hambatan yang ada rangka

mencapai tujuan tertentu.

Kebijakan dapat pula diartikan sebagai bentuk ketetapan yang

mengatur yang dikeluarkan oleh seseorang yang memiliki kekuasaan, jika

ketetapan tersebut memiliki sasaran kehidupan orang banyak atau

masyarakat luas maka kebijakan itu dikategorikan sebagai kebijakan

publik.

2. Formulasi Kebijakan

Proses pembuatan kebijakan merupakan proses yang kompleks

karena melibatkan banyak proses maupun variabel yang harus dikaji

(Winarno, 2005:28). Lebih lanjut Winarno (2005:81) mengemukakan

bahwa suatu keputusan kebijakan mencakup tindakan oleh seorang pejabat

atau lembaga resmi untuk menyetujui, mengubah, atau menolak suatu

alternatif kebijakan yang dipilih.

Winarno (2005:82-84) menuliskan bahwa tahapan-tahapan dalam

perumusan kebijakan terdiri dari : Perumusan masalah (defining problem),

Agenda kebijakan, Pemilihan alternatif kebijakan untuk memecahkan

masalah dan Penetapan kebijakan.

Page 13: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

9

3. Aktor-Aktor Dalam Formulasi Kebijakan

Perumusan kebijakan dalam prakteknya akan melibatkan berbagai

aktor, baik yang berasal dari aktor negara maupun aktor non negara atau

yang disebut Budi Winarno (2012:136-138) sebagai pembuat kebijakan

resmi (official policy-makers) dan peserta non pemerintahan

(nongovernmental participants). Pembuat kebijakan resmi atau disebut

pula aktor resmi adalah mereka yang memiliki kewenangan legal untuk

terlibat dalam perumusan kebijakan publik. Yang termasuk dalam aktor

resmi adalah agen-agen pemerintah (birokrasi), presiden (eksekutif),

legislatif dan yudikatif.

Selain pembuat kebijakan resmi, terdapat pula peserta lain yang

terlibat dalam proses kebijakan yang meliputi diantaranya kelompok

kepentingan, partai politik, organisasi penelitian, media komunikasi, serta

individu masyarakat. Mereka ini yang disebut oleh Anderson sebagai

peserta non pemerintahan (nongovernmental participants) atau aktor tidak

resmi, karena penting atau dominannya peran mereka dalam sejumlah

situasi kebijakan tetapi mereka tidak memiliki kewenangan legal untuk

membuat kebijakan yang mengikat. Peranan mereka biasanya adalah

dalam menyediakan informasi, memberikan tekanan, serta mencoba untuk

mempengaruhi (Budi Winarno,2012:136-138). Mereka juga dapat

menawarkan proposal kebijakan yang telah mereka siapkan. Untuk

memahaminya perlu memahami pula sifat-sifat semua pemeran serta

(participants), bagian atau peran apa yang mereka lakukan, wewenang

Page 14: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

10

atau bentuk kekuasaan yang mereka miliki, dan bagaimana mereka saling

berhubungan serta saling mengawasi.

4. Nilai-nilai Yang Berpengaruh

James Anderson dalam Winarno (2012:136-138) menekankan

perlunya memperhatikan kriteria-kriteria pokok dalam merumuskan

kebijakan yang merupakan bagian penting dalam analisis kebijakan yaitu

a. nilai-nilai politik,

b. nilai-nilai organisasi,

c. nilai-nilai pribadi,

d. nilai-nilai kebijakan,

e. nilai-nilai ideologis.

5. Model Formulasi Kebijakan

Perkembangan yang didalamnya terdapat 13 (tiga belas) model

perumusan kebijakan (Nugroho,2009:396-422) yaitu: model kelembagaan

(institutional), model proses (process), model teori kelompok (group),

model teori elit (elite), model teori rasionalisme (rational), model

inkremental (incremental), model pengamatan terpadu (mixed scanning),

model demokratis, model strategis, model teori permainan (game theory),

model pilihan publik (public choice), model sistem (system) dan model

deliberatif atau musyawarah.

Berbagai model formulasi kebijakan di atas adalah berorientasi

pada masalah atau problem oriented. Tidak kalah penting pula adalah

model formulasi kebijakan yang berorientasi pada tujuan atau goal

Page 15: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

11

oriented. Model perumusan ke masa depan ini biasanya ditopang oleh

model-model perumusan kebijakan yang bersifat peramalan (forecasting)

yang tidak bersifat ekstrapolatif atau menggunakan masa lalu sebagai

acuan masa depan (Nugroho,2009:430-433).

E. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir adalah penjabaran lebih lanjut mengenai gejala

yang diteliti dan dikelompokkan dalam variabel penelitian.Adapun

kerangka berfikir yang digunakan untuk mempermudah dalam

menjelaskan gejala-gejala yang diteliti, disamping itu juga untuk

menghindari kesalahpahaman dalam pengertian konsep tersebut dengan

masalah yang sedang diteliti.

Adapun yang menjadi indikator dari Pemutakhiran Daftar Penerima

Manfaat (DPM) program raskin adalah:

Bagan I.1Kerangka Berfikir

Daftar Penerima Manfaat (DPM)Bantuan Raskin Tahun 2014

Verifikasi Penerima Manfaat BantuanRaskin dan Usulan Perubahan DaftarPenerima Manfaat (DPM) Dari Hasil

Verifikasi

Pedoman Umum Raskin (BerasMiskin) 2014

Kriteria Kemiskinan BerdasarkanBadan Pusat Statistik (BPS)

Musyawarah Kelurahan BerdasarkanPerubahan Data Daftar Penerima

Manfaat Pengganti Bantuan Raskin

Page 16: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

12

Daftar penerima manfaat bantuan raskin yang diperoleh Kelurahan

dari Kecamatan sebelum dilaksanakan program raskin dimasyarakat pihak

Kelurhan memberikan data penerima manfaat kepada RT untuk melakukan

Verifikasi terhadap daftar penerima manfaat bantuan raskin tersebut.

Selain Kelurahan memerintahkan RT untuk melakukan verifikasi, RT juga

menerima kewenangan untuk melakukan usulan pengganti penerima

manfaat bantuan raskin jika terjadi ketidak sesuaian terhadap daftar

penerima manfaat setelah dilakukan verifikasi. Setelah melakukan usulan

pengganti penerima manfaat maka akan dilakukan musyawarah Kelurahan

atas perubahan penerima manfaat bantuan raskin di Kelurahan Sungai

Lekop.

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan untuk

mencapai tujuan, misalnya untuk menguji dengan menggunakan teknik

serta alat-alat tertentu, cara utama ini digunakan setelah penyelidikan

memperhitungkan kewajaran ditinjau dari segi tujuan penyelidikan serta

dari situasi penyelidikan (Winarno Surachmad,2002:120).

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode

penelitian adalah cara atau alat utama yang digunakan dalam penelitian,

dimana cara atau alat tersebut mempunyai syarat yang mengikat,

mempunyai kecermatan yang optimal dan memperhatikan situasi dan

Page 17: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

13

kondisi yang akan diteliti. Penulisan skripsi ini menggunakan metode

deskripsi kualitatif yang dapat diartikan sebagai proses investigative

didalam peneliti secara perlahan-lahan memaknai suatu fenomena sosial

dengan membedakan, membandingkan, menggandakan, mengkatalogkan,

mengklasifikasikan objek penelitian.

2. Fokus Penelitian

Analisis pemukhtahiran Daftar Penerima Manfaat (DPM) Bantuan

Beras Miskin (RASKIN), khususnya di Kelurahan Sungai Lekop

Kabupaten Bintan Kecamatan Bintan Timur.

3. Informan

Informan yaitu orang-orang yang memberikan data atau informasi

berupa kata-kata atau tindakan, serta mengetahui dan mengerti masalah

yang sedang diteliti. Fakta yang dibutuhkan meliputi katakata dan tindakan

informan yang memberikan data atau informasi tentang proses

pemutakhiran penerima manfaat bantuan raskin melalui proses wawancara

dan pengamatan. Informan utama dalam penelitian ini, yaitu:

Tabel 1.1Informan penelitian

No Nama Jumlah

1 Kelurahan Sungai Lekop 3 orang

2 Ketua RW (Rukun Warga) 2 orang

3 Ketua RT (Rukun Tetangga) 2 orang

4 Warga Sungai Lekop 5 orang

Total 12 orangSumber: Data Olahan Tahun 2014

Page 18: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

14

4. Jenis dan Sumber Data

Proses mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian ini adapun sebagai berikut:

a. Data primer

Yaitu data utama yang terjaring langsung dari responden, yang

berkaitan dengan realitas yang ada yaitu Analisis Kebijakan

Pemutakhiran Daftar Penerima Manfaat (DPM) Bantuan Beras Miskin

(RASKIN) di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur

Kabupaten Bintan pada Tahun 2014.

b. Data sekunder

Pada penelitian ini penulis dapatkan untuk memperkuat dan

mendukung data primer, dapat berupa dokumen-dokumen resmi raskin

Kelurahan Sungai Lekop petunjuk pelaksanaan dan dokumen hasil

musyawarah desa, dari buku, koran, jurnal dan situs internet yang berisi

tentang Pemutakhiran Daftar Penerima Manfaat (DPM) Bantuan Beras

Miskin (RASKIN).

5. Teknik Pengumpulan Data

Baik buruknya suatu penelitian, hasilnya tergantung dari teknik-

teknik pengumpulan datanya, pengumpulan data ilmiah untuk memperoleh

data penelitian, menggunakan teknik-teknik, prosedur, alat, kegiatan

variabel yang dapat diandalkan. Prosedur-prosedur pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

Page 19: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

15

a. Wawancara

Melakukan face to-face interview (wawancara berhadap-

hadapan) dengan partisipan dan mewawancarai adalah untuk

mendapatkan data informasi dengan mengajukan beberapa pertanyaan

dalam arena penelitian dengan jalan mengungkap data yang masih

tersembunyi dan tidak dapat diungkap dengan menggunakan metode

kuisioner.

b. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan cara pengumpulan data melalui

peninggalan tertulis terutama arsip dan termasuk juga buku-buku

tentang pendapat, teori, dalil, hukum, dan lain-lain yang berhubungan

dengan masalah penyelidikan yang dilakukan. Dengan demikian

sumber-sumber data tersebut digunakan sebagai literature dalam

penelitian yang berhubungan dengan penelitian tersebut.

5. Teknik Analisis Data

Metode deskriptif kualitatif menuntut analisis data dilakukan terus

menerus selama melakukan penelitian. Oleh karena itu, disetiap langkah

dalam penelitian saling berhubungan. Penelitian ini menggunakan analisis

data yang terdiri dari 3 komponen, yaitu data reduction (reduksi data), data

display (penyajian data), dan verivicatian/ concluding drawing (penarikan

kesimpulan). Kemudian analisis dilakukan dengan menggabungkan ketiga

komponen tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Page 20: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

16

a. Data Reduktion (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan proses pemilihan, mengabstrakkan data

transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis dari lokasi

penelitian. Reduksi data ini merupakan bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak

perlu dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat

ditarik kesimpulan sementara. Dengan reduksi data dapat

menyederhanakan data dan mentransformasikan dengan cara, misalnya

dengan menyeleksi data yang ketat, ringkasan atau menggolongkan

dalam pola yang lebih jelas.

b. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data merupakan alur penting dalam kegiatan

penelitian. Membatasi suatu penyajian sebagai kumpulan informasi

tersusun yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan.

c. Verivicatian/ Concluding Drawing (Penarikan Kesimpulan)

Dalam penelitian kualitatif, penarikan kesimpulan dilakukan

terus menerus selama penelitian belangsung, penarikan tersebut disebut

dengan penarikan kesimpulan sementara (tentative). Penelitian berusaha

menganalisis dan mencari makna dari data yang telah dikumpulkan,

taitu dengan berusaha mencari pola hubungan dan hal-hal yang timbul

dalam kesimpulan-kesimpulan sementara (tentative). Dengan

bertambahnya data melelui proses verivikasi secara terus menerus,

barulah ditarik kesimpulan yang bersifat mendasar (grounded), dengan

Page 21: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

17

kata lain setiap kesimpulan yang dibuat senantiasa dilakukan verifikasi

selama waktu penelitian.

G. Hasil Penelitian

1. Analisis pemutakhiran daftar penerima manfaat bantuan beras miskin di

Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan.

Proses pemutakhiran daftar penerima manfaat bantuan beras miskin tidak

dilaksanakan dengan baik oleh pelaksana program raskin dan aktor-aktor

yang berperan didalam berjalannya program bantuan raskin itu sendiri,

serta proses pemutakhiran daftar penerima manfaat bantuan raskin yang

dilakukan dengan tidak tetap sasaran serta masih ada daftar penerima

manfaat yang tidak dimutakhirkan.

2. Faktor yang menyebabkan diantaranya adalah musyawarah yang

dilaksanakan dengan tidak baik oleh pelaksana program raskin dan aktor –

aktor yang berperan dalam pemutakhiran daftar penerima manfaat bantuan

raskin, serta tidak adanya verifikasi kembali terhadap penerima manfaat

bantuan beras raskin oleh pihak Kelurahan itu sendiri.

H. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat dirumuskan berdasarkan paparan

hasil analisa penelitian adalah musyawarah yang dilakukan oleh kelurahan

dalam proses pemutakhiran daftar penerima manfaat bantuan beras miskin

tidak dilaksanakan dengan baik oleh pelaksana program raskin dan aktor-

aktor yang berperan didalam berjalannya program bantuan raskin itu sendiri,

Page 22: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

18

serta proses pemutakhiran daftar penerima manfaat bantuan raskin yang

dilakukan dengan tidak tetap sasaran serta masih ada daftar penerima manfaat

yang tidak dimutakhirkan.

Penentapan penerima manfaat bantuan raskin tidak melihat berdasarkan

kriteria kemiskinan yang ada, sehingga penerima manfaat yang sudah

sejahtera, bekerja tetap dan berpenghasilan masih saja terdaftar sebagai

penerima manfaat bantuan raskin.

Bahwa usulan penerima manfaat pengganti RT turut mempengaruhi suatu

program meskipun dalam lingkup yang dilihat hanya dalam wilayah yang

kecil yakni dalam lingkungan RW, namun dapat mempengaruhi suatu

musyawarah yang ada di Kelurahan. Dalam hal ini pihak kelurahan tidak

melakukan peninjauan kembali terhadap penerima manfaat pengganti bantuan

raskin yang ada di setiap RT.

Kelurahan telah memberikan kewenangan dalam setiap usulan perubahan

penerima manfaat pengganti bantuan raskin namun RT yang berperan dalam

proses verifikasi penerima manfaat bantuan raskin tidak menjalakan dengan

baik sesuai kriteria kemiskinan dari BPS dalam penetapan penerima

pengganti yang ada dimasyarakat Kelurahan Sungai Lekop.

Proses pengesahan usulan penerima manfaat pengganti yang telah dilakukan

dengan musyawarah Kelurahan yang bersumber data usulan setiap RT

tentang pemuktakhiran daftar penerima manfaat bantuan raskin tanpa

meninjau kembali terhadap usulan pengganti. Maka pihak kelurahan yang

dikepalai oleh Lurah menandatangani hasil dari perubahan yang telah

Page 23: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

19

disepakati didalam musyawarah kelurahan tanpa melihat kembali hasil dari

usulan perubahan daftar penerima manfaat bantuan raskin tersebut.

I. Saran

Adapun saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan kesimpulan

diatas adalah sebagai berikut :

1. Kepada seluruh pegawai Kantor Kelurahan agar melakuakan pemutakhiran

terhadap penerima manfaat bantuan raskin agar lebih baik dan melihat

peninjauan kembali terhadap usulan daftar penerima manfaat pengganti

dalam pelaksanaan pemutakhiran rumah tangga sasaran penerima manfaat

bantuan raskin.

2. Kepada pelaksana verifikasi daftar penerima manfaat bantuan raskin agar

dalam melakukan usulan penerima manfaat pengganti bantuan raskin lebih

melihat pedoman raskin dan kriteria kemiskinan berdasarkan badan pusat

statistik.

Page 24: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Abdul Wahab, Solichin. 2014. Analisis Kebijakan. Bumi Aksara: Jakarta.

Ali, Faried dan Andi Syamsu Alam. 2012. Studi Kebijakan Pemerintah.Refika Aditama: Bandung.

Agustino, Leo. 2012. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Alfabeta: Bandung.

Hadi, Sutrisno. 2001. Statistik Jilid I dan II. Yayasan Fakultas PsikologiUGM: Yogyakarta.

Syafiie, Inu Kencana. 2009. Pengantar Ilmi Pemerintahan, Refika Aditama:Bandung.

KBBI, 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia.WidiaKarya: Semarang.

Labolo, Muhadam. 2011. Memahami Ilmu Pemerintahan:Suatu Kajian,Teori, Konsep, dan Pengembangannya. Raja Grafindo Persada:Jakarta.

Milles, Mattew B, A. Michael Huberman. 1992. Analsis Data Kualitatif. UIPress: Jakarta.

Nugroho, Riant. 2003. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi, danEvaluasi. PT Elex Media Komputindo: Jakarta.

2009. Publik policy. Elex/Gramedia: Jakarta.

2014. Kebijakan Sosial untuk Negara Berkembang.Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Sitepu, Anwar, dkk. 2014. Evaluasi Implementasi Kebijakan Raskin 2014.Puslitbangkesos kementrian sosial RI. Jakarta.

Suharto, Edi, Ph.D.2010. Analisa Kebijakan Publik. Alfabeta: Bandung.

. 2011. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Alfabeta:Bandung.

____________. 2009. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia.Alfabeta: Bandung.

Page 25: ANALISIS PEMUTAKHIRAN DAFTAR PENERIMA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/tmp_4201-JURNAL45... · dengan baik serta tidak melihat kriteria kemiskinan sebagai perubahan

Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Kencana: Jakarta.

Surachmad, Winarno. 2002. Metode Penelitian Sosial. Gunung Agung:Jakarta.

Wahab, Solichin Abdul. 2010. Analisis Kebijakan dari FormulaKeimplementasian Kebijakan Negara. Bumi Aksara: Jakarta.

Winarno, Budi. 2005. Teori dan Proses KebijakanPublik. Media Pressindo:Yogyakarta.

2012. Kebijakan Publik. C A P S: Yogyakarta.

B. Dokumen

Pedoman Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (2014).

Provinsi Kepulauan Riau, Peraturan Gubernur tentang Petunjuk Pelaksanaan

Pendistribusian Beras Miskin Nomor 4 Tahun 2014.

C. Internet

http://www.bulog.co.id/sekilasRaskin_v2.php (22 Januari 2015).

http://www.kompas.com/ver1/Metropolitan/0701/11/221046.htm (22 Januari2015).

file:///I:/MATERI%20KEMISKINAN/keberhasilan-implementasi-program_7854.html (23 Januari 2015).

http://www.cnnindonesia.com/ (21 Mei 2015)