analisis pemerataan sumber daya tenaga kerja …repository.utu.ac.id/397/1/i-v.pdfmencapai tujuan...
TRANSCRIPT
ANALISIS PEMERATAAN SUMBER DAYA TENAGA KERJA
(RESOURCE LEVELLING) (Studi Kasus Pembangunan Laboratorium MIPA Dasar
Universitas Teuku Umar Meulaboh)
Suatu Tugas Akhir
Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat- syarat
Yang Diperlukan untuk Memperoleh
Ijazah Sarjana Teknik Disusun oleh;
Yossie Deza Pungki
NIM : 08C10203057
Bidang : Manajemen Rekayasa Konstruksi
Jurusan : Teknik Sipil
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR
ALUE PEUNYARENG - MEULABOH
2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya proyek memiliki masalah mengenai biaya, waktu, dan
sumber daya pada setiap merencanakan penjadwalan. Bisa terjadi dalam
pengalokasian sumber daya, pada suatu saat jumlah sumber dayanya terlalu
banyak dan ada pula yang sedikit sehingga ada sebagian sumber daya yang tidak
terpakai (menganggur). Maka dari itu diperlukan sistem yang baik dan merata
untuk pelaksanaan pengerjaan proyek yang efektif dan efisien. Pengaturan sumber
daya dapat dilakukan pada material, alat, dan sumber daya pekerja. Untuk
mendapatkan pelaksanaan yang efektif dan efisien maka sebaiknya dapat di
lakukan dengan pemakaian sumber daya secara merata.
Keberhasilan suatu proyek sangat di tentukan oleh kualitas dan kuantitas
sumber dayanya dan yang paling penting adalah tenaga kerja. Namun sering kali
hal ini diabaikan sehingga terjadi ketidakseimbangan pada pelaksanaan suatu
proyek. Karena penyediaan sumber daya yang tidak efektif dengan alasan untuk
mempercepat pelaksanaan proyek. Maka dari itu dibutuhkan pemerataan tenaga
kerja yang merupakan suatu usaha untuk menghindari terjadinya fluktuasi yang
tajam. Tujuan dilakukan pemerataan adalah untuk memperoleh pemanfaatan
tenaga kerja yang efektif dan merata. Seiring berkembangnya teknologi informasi,
manusia mulai menggunakan komputer dalam melakukan manajemen proyek,
untuk membantu otomatisasi dan perhitungan. Peralihan manajemen proyek
dengan menggunakan komputer membuat manajemen proyek menjadi lebih cepat,
efektif dan efisien. Perkembangan perangkat lunak yang pesat juga mendorong
transformasi manajemen proyek yang tradisional menjadi sebuah perangkat lunak
manajemen proyek.
Perangkat lunak manajemen proyek (project management software) adalah
suatu kumpulan perangkat lunak yang mendukung perancangan dan pelaksanaan
2
suatu proyek dengan menggunakan media komputer (Ibrahim, 2013). Perangkat
lunak manajemen proyek ini membantu kepala proyek dalam perancanaan,
pengorganisasian, dan manajemen sumber daya dalam proses penyelesaian suatu
proyek. Perangkat lunak manajemen proyek ini bertujuan untuk membantu
mencapai tujuan dan hasil akhir proyek, dengan batasan-batasan yang ada. Tujuan
ini dapat dicapai dengan cara mengoptimalisasi alokasi sumber daya yang ada,
dengan batasan, waktu, dan biaya agar tercapai pemerataan tenaga kerja yang
efektif dan efisien.
Melihat latar belakang di atas, pada kasus Pembangunan Laboratorium
Mipa Dasar Universitas Teuku Umar Meulaboh, maka perlu adanya suatu
penelitian untuk mencari solusi sehingga jumlah sumber daya menjadi optimal
sehingga mencapai waktu penyelesaian proyek dengan resiko keterlambatan
sekecil mungkin. Untuk mengatasi masalah ini, dapat dilakukan langkah
pemerataan sumber daya atau resource levelling. Salah satu cara melakukan
pemerataan tenaga kerja atau resource levelling adalah dengan menggunakan
metode full levelling, dimana metode ini adalah Alokasi tenaga kerja secara
merata dan total pada tahapan pengerjaan proyek. Sehingga dapat menghemat
waktu pengerjaan dan di dapatkan pembagian tenaga kerja yang efektif dan
efisien. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran A Gambar A.1.1 dan
A.1.2 Halaman 62 dan 63.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada pengidentifikasi masalah di atas dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Bagaimana hasil pemerataan sumber daya tenaga kerja menggunakan
metode full Levelling dengan bantuan software Primavera P6 Pro R8.4 ?
2. Bagaimana perbandingan efisiensi pengaturan sumber daya tenaga kerja
pada proyek tersebut setelah dilakukan pemerataan tenaga kerja
menggunakan software Primavera P6 Pro R8.4?
3
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui hasil pemerataan sumber daya tenaga kerja setelah dilakukan
perataan menggunakan metode full levelling dengan bantuan software
Primavera P6 Pro R8.4.
2. Mengetahui perbandingan efisiensi pangaturan sumber daya tenaga kerja
pada proyek tersebut setelah dilakukan pemerataan tenaga kerja
menggunakan software Primavera P6 Pro R8.4.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi penyedia jasa kontruksi agar dapat
mengalokasikan sumber daya yang lebih efisien.
2. Sebagai sumber, wacana ilmiah dan informasi bagi penelitian selanjutnya
yang menggunakan metode full levelling dan software Primavera P6 Pro
R8.4.
1.5 Batasan Masalah
Pada penelitian ini diberikan batasan-batasan masalah sebagai berikut :
1. Kegiatan yang dibahas adalah hanya pada perencanaan dan penjadwalan
sumber daya pekerja.
2. Tenaga kerja bersifat tidak terbatas (unlimited resources)
3. Pemerataan sumber daya atau tenaga kerja secara penuh dilakukan pada
tenaga kerja yang pengalokasian nya kurang efektif dan efisien dalam
jadwal pelaksanaan.
4. Analisis dan pengolahan data dilakukan dengan software Primavera P6 Pro
P8.4
4
1.6 Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini adalah pemerataan tenaga kerja (resource levelling)
dengan metode full levelling menggunakan alat bantu software Primavera P6 Pro
R8.4 ini membantu melakukan reschedule atau penjadwalan ulang berdasarkan
pemerataan sumber daya tenaga kerja sesuai dengan pengaturan jaringan kerja.
Dimana proses tersebut dilakukan secara otomatisasi, sehingga didapatkan
pengalokasian tenaga kerja dan urutan pelaksanaan pekerjaannya yang lebih
efektif dan efisien.
Pengaturan waktu mulai dan berakhirnya item pekerjaan yang lebih efisien
dalam pengaturan pelaksanaannya, dimana tidak terjadi penumpukan pada item-
item pekerjaan yang akan dilaksanakan pada waktu yang bersamaan dari data
perencanaan awal. Seperti pada pekerjaan lantai 1 untuk hasil yang didapat pada
pelaksanaan pekerjaan kayu dan penggantung lantai 1 untuk item pekerjaan
jendela kaca kelas 1 tipe J1, jendela kaca kelas 1 J2, pintu kayu kelas 3 tipe P3,
jendela kaca kelas 1 tipe PJ1 dan pintu kayu kelas 1 tipe PJ1 yang pada schedule
awal dimulai pada tanggal 29 Okteber 2015 s/d 11 Desember 2015. Setelah
dilakukan levelling berubah waktu mulai pelaksanaannya menjadi 12 s/d 25
November 2015 dan pekerjaan lantai 2 item perkerjaan plesteran bata campuran 1
SP : 4 PP yang mana pada schedule awal pengerjaanya dimulai pada tanggal 19
s/d 25 November 2015 berubah waktu pelaksanaannya menjadi pada tanggal 26
November 2015 s/d 2 Desember 2015.
5
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Pada bab ini menjelaskan teori-teori tentang definisi manajeman proyek,
proyek, manajemen sumber daya, alokasi sumber daya, pengadaan sumber daya,
pemerataan sumber daya (resource levelling), metode full levelling (pemerataan
penuh), jaringan kerja, diagram balok, komputerisasi, pemakaian Primavera P6
Pro R8.4 dan penelitian terdahulu.
2.1 Manajemen Proyek
Santosa (2009), menyatakan bahwa manajemen proyek adalah gabungan
antara pengetahuan (knowledges), keterampilan (skills), alat (tools), dan teknik
(techniques) pada suatu aktifitas proyek dimana untuk memenuhi kebutuhan pada
proyek itu sendiri. Setiap proyek selalu dibatasi oleh kendala-kendala yang ada,
kendala-kendala tersebut sifatnya saling mempengaruhi jalannya suatu proyek dan
biasanya disebut sebagai triple project constraint yaitu lingkup pekerjaan (scope),
waktu dan biaya. Dimana keseimbangan ketiga dimensi tersebut akan menentukan
kualitas dari suatu proyek. Perubahan salah satu atau lebih akan mempengaruh
dimensi lainnya.
Meredith, et al (2000), menyatakan bahwa terdapat tiga faktor pendorong
manajemen proyek yaitu:
1. Peningkatan kemampuan pengetahuan manusia
2. Kenaikan permintaan atas barang dan jasa yang semakin kompleks,
mutakhir dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Evolusi dari tingkat persaingan pasar dunia untuk produksi maupun
konsumsi dari barang dan jasa.
Ketiga faktor tersebut merupakan hal-hal yang membuat manajemen
proyek merupakan suatu tugas yang harus dikerjakan oleh tim pelaksana proyek.
Manajemen proyek dapat pula didefinisikan sebagai semua perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan/ide)
6
hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat
waktu, tepat biaya dan tepat mutu (Ervianto, 2009).
2.2 Proyek
Proyek didefinisikan sebagai sebuah rangkaian aktivitas yang saling
berkaitan satu sama lainnya untuk mencapai suatu hasil tertentu dan dilakukan
dalam periode waktu yang telah ditentukan (Chase et al.,1998).
Santosa (2009), PMBOK Guide menyatakan sebuah proyek memiliki
beberapa karakteristik penting yang terkandung di dalamnya yaitu :
1. Sementara (temporary), berarti setiap proyek selalu memiliki jadwal yang
jelas kapan dimulai dan kapan diselesaikan. Sebuah proyek akan berakhir
apabila tujuannya telah tercapai atau kebutuhan akan proyek itu tidak ada
lagi sehingga proyek tersebut diberhentikan.
2. Unik yang artinya setiap proyek menghasilkan suatu produk, solusi,
service atau output tertentu yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.
3. Progressive elaboration adalah karakteristik proyek yang berhubungan
dengan dua konsep sebelumnya yaitu sementara dan unik. Setiap proyek
terdiri dari langkah-langkah yang terus berkembang dan berlanjut sampai
proyek berakhir. Setiap langkah makin memperjelas tujuan proyek.
Menurut Meredith, et al (2000), menyatakan bahwa terdapat tiga tujuan
khusus dari proyek yaitu kinerja, biaya dan waktu. Proyek dikatakan berhasil
apabila bisa memenuhi waktu yang telah disepakati. Rencana anggaran dan ruang
lingkup yang telah ditetapkan pada kontrak. Kinerja pada proyek sangat
dipengaruhi oleh 2 dimensi, yaitu biaya dan waktu. Ketiga hal tersebut yang
kemudian menjadi batasan dari lingkup proyek yang disebut sebagai triple
constraint yang menjadi parameter penting pada setiap pelaksanaan proyek.
Ketiga hal tersebut dapat di perjelas sebagai berikut :
1. Anggaran
Proyek memiliki rencana anggaran yang telah ditetapkan pada saat
perencanaan proyek. Anggaran kemudian menjadi pembatas dari sumber
7
daya modal pada proyek. Untuk proyek-proyek dengan skala besar,
anggaran dapat dipecah pecah kedalam per-periode tertentu. Hal ini untuk
memudahkan pengaturan monitoring proyek agar bias memenuhi sasaran
anggaran per-periode.
2. Jadwal
Jadwal merupakan batasan waktu dari proyek. Aktivitas-aktivitas pada
proyek akan terikat pada jadwal yang telah ditentukan. Artinya proyek
harus dapat diselesaikan pada tahap yang telah ditetapkan sebagai durasi
proyek.
3. Kinerja merupakan batasan perforrmasi dari proyek. Proyek akan memiliki
sumber daya yang terbatas untuk menyelesaikan seluruh aktivitas di
dalamnya. Keterbatasan sumber daya merupakan suatu hal penting yang
harus diperhatikan agar proyek dapat terselesaikan pada waktu yang telah
ditentukan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.
Ketiga aspek tersebut sangat erat kaitannya, proyek dengan lingkup yang
besar akan menyebabkan kebutuhan akan biaya dan juga sumber daya akan
mengalami perubahan kebutuhan (kenaikan) seiring dengan ruang lingkup proyek
yang bertambah untuk diselesaikan dalam suatu waktu. Mengurangi ataupun
mengubah salah satu dari ketiga dimensi tersebut akan berdampak pada lainnya.
Misalkan suatu proyek ingin mengurangi anggaran yang digunakan, maka salah
satu atau kedua dimensi tersebut akan ikut mengalami perubahan yaitu
memundurkan schedule atau peningkatan kerja proyek tersebut. Hubungan Tripel
Constraint dapat dilihat pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 : Hubungan Tripel Constraint
Sumber : Meredith, et al, 2000
8
Santosa (2009), menyatakan bahwa selain 3 dimensi tersebut terdapat
dimensi keempat yang juga menjadi salah satu faktor penting dalam pelaksanaan
proyek yaitu, hubungan baik dengan klien. Klien sangat penting peranannya
dalam proyek dan bisa menimbulkan konflik dengan tim proyek yang akan
menyebabkan kendala dalam proyek.
2.3 Manajemen Sumber Daya
Dalam pengelolaan proyek yang cukup besar, masalah sumber daya
merupakan objek sekaligus subjek yang sangat penting. Pengambilan keputusan
pada proyek tentunya tidak semena-mena dapat dilakukan begitu saja, tetapi juga
harus memperhatikan faktor-faktor yang ada.
Dalam menentukan alokasi sumber daya proyek, beberapa aspek yang
perlu diperhatikan dan dipertimbangkan adalah sebagai berikut (Husein, 2009) :
1. Jumlah sumber daya yang tersedia dengan kebutuhan maksimal proyek.
2. Kondisi anggaran untuk membayar sumber daya yang akan digunakan.
3. Produktivitas sumber daya.
4. Kemampuan dan kapasitas sumber daya yang akan digunakan.
5. Efektivitas dan efisiensi sumber daya yang akan digunakan.
Sumber daya dapat dibagi-bagi menjadi beberapa macam sumber, yaitu :
1. Manajemen sumber daya manusia.
2. Manajemen sumber daya peralatan.
3. Manajemen sumber daya material.
4. Manajemen sumber daya modal/keuangan.
Dalam hal ini pembahasan tugas akhir akan difokuskan tentang
manajemen sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang dimaksudkan
disini adalah tenaga kerja yang bekerja pada proyek.
9
2.3.1 Manajemen sumber daya manusia
Manajemen sumber daya manusia oleh para penulis didefinisikan secara
berbeda. Flippo (1998), manajemen sumber daya adalah perencanaan, pengarahan
dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberiaan
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pengaturan sumber daya manusia
agar tercapai tujuan organisasi dan masyarakat. Harvey dan Bowin (1996)
menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah kegiatan yang
dilakukan untuk menarik, mengembangkan, memotivasi dan mempertahankan
kinerja pekerja dalam suatu organisasi.
Sumber daya manusia yang ada pada suatu proyek dapat dikategorikan
sebagai tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap. Pembagian kategori ini di
maksudkan agar efisiensi perusahaan dalam mengelola sumber daya dapat
maksimal dengan beban ekonomis yang memadai. Tenaga kerja yang berstatus
tetap biasanya dikelola perusahaan dengan pembayaran gaji tetap setiap bulannya
dan diberi beberapa fasilitas untuk meningkatkan produktivitas dari pekerjaan.
Sedangkan adanya tenaga kerja tidak tetap dimaksudkan agar perusahaan tidak
terbebani oleh pembayaran gaji tiap bulan bila proyek tidak ada atau jumlah
kebutuhan tenaga kerja pada saat tertentu dalam suatu proyek tidak ada atau
jumlah kebutuhan tenaga kerja pada saat tertentu dalam suatu proyek dapat
disesuaikan dengan jumlah yang seharusnya, artinya perusahaan tidak perlu
memikirkan kebutuhan tunjangan tiap bulannya untuk tenaga kerja tidak tetap
(Husen, 2009).
Selain master schedule yang harus diperhatikan pada proyek, penjadwalan
tenaga kerja dalam proyek yang cukup besar sangat penting karena dapat
memberikan hasil kerja serta efisiensi keuangan yang maksimal. Dalam mengatur
alokasi jumlah tenaga kerja sepanjang durasi proyek diusahakan agar fluktuasinya
tidak terlalu berlebihan dan cenderung berbentuk kurva distribusi normal (Husen,
2009). Pada durasi awal proyek, jumlah tenaga kerja yang digunakan sedikit,
kemudian sesuai dengan jumlah volume pekerjaan, jumlahnya naik signifikan,
dan menjelang akhir proyek mengalami penurunan seperti pada durasi awal
proyek. Harus diperhatikan pula kebutuhan maksimal perhari, perminggu, dan
10
perbulan agar persediaan tenaga kerja tidak melampaui kemampuan perusahaan.
Tingkat kebutuhan tenaga kerja pada proyek dapat dilihat dari Gambar 2.2
2.3.2 Manajemen sumber daya peralatan
Pada beberapa proyek, penggunaan dan jenis peralatan dapat dibagi atas
tingkat beratnya pekerjaan serta lokasi yang digunakan, berupa mesin, perkakas,
instalasi serta perlengkapan lainnya yang dapat berupa (Husen, 2009) :
1. Alat-alat berat seperti bulldozer, dump truck, motor grader, scraper
(backhoe) biasanya digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan berat, seperti
pembukaan lahan, perataan lahan, penggalian tanah dengan volume besar,
pengangkutan tanah serta penimbunan tanah. Tower crane digunakan pada
bangunan bertingkat untuk mengangkut material secara vertikal dan
horizontal. batching plant dan truck mixer adalah tempat fabrikasi beton
dan alat angkut menuju proyek.
2. Peralatan ringan seperti mixer pengaduk beton di lokasi proyek atau bar
bender dan bar cutter digunakan untuk pembengkokan dan pemotongan
besi beton, dan perancah untuk penopang bekisting beton.
3. Pada proyek manufaktur dikenal pula peralatan fork lift dan crane
pengangkut barang atau material di seputar lokasi. Peralatan lain adalah
Gambar 2.2 : Tingkat Kebutuhan Tenaga Kerja pada Proyek
Sumber : Husen, 2009
Awal Proyek Pertengahan Proyek Akhir Proyek
Keb
utu
han
SD
M
11
peralatan ringan yang sifatnya statis seperti peralatan las, peralatan mesin
pembentukan atau cetakan model produk, pengecatan, dan lain sebagainya.
2.3.3 Manajemen sumber daya material
Pada proyek konstruksi dikenal istilah just in time dimana pemesanan,
pengiriman serta ketersediaan material saat di lokasi sesuai dengan jadwal yang
direncanakan. Serta adanya istilah open dan close, istilah ini dipakai pada saat
pemesanan ready mix beton. Istilah ini lebih tepat digunakan pada pekerjaan beton
dimana pengiriman material dari batching plant ke proyek sering menemui
kendala waktu. Mutu material dapat menurun dikarenakan kemacetan lalu lintas
saat menuju proyek (Husen, 2009).
Dalam pengelolaan material dibutuhkan beragam informasi tentang
spesifikasi, harga maupun kualitas yang diinginkan, agar beberapa penawaran dari
penyedia jasa dapat dipilih sesuai dengan spesifikasi proyek dengan harga yang
paling ekonomis, seperti diuraikan di bawah ini (Husen, 2009) :
1. Kualitas material yang dibutuhkan menggunakan tipe tertentu dan mutu
harus sesuai dengan yang terdapat dalam spesifikasi proyek (kontrak).
2. Spesifikasi teknis material, merupakan dokumentasi persyaratan teknis
material yang direncanakan dan menjadi acuan untuk pemenuhan
kebutuhan material.
3. Penawaran yang diajukan oleh beberapa pemasok adalah dengan memilih
harga yang paling murah dengan kualitas material yang terbaik.
4. Waktu pengiriman atau delivery menyesuaikan dengan jadwal pemakaian
material, atau sebelum pekerjaan proyek dimulai.
5. Pajak penjualan material, dibebankan pada pemilik proyek yang telah
dihitung dalam harga satuan material atau dalam harga proyek
keseluruhan.
6. Termin dan kondisi pembayaran logistik material harus disesuaikan
dengan cashflow proyek agar keuangan proyek tetap aman.
12
7. Pemasok material proyek adalah rekanan terpilih, telah bekerja sama
dengan baik dan memberikan pelayanan yang memuaskan pada proyek
sebelumnya.
8. Gudang penimbunan material harus cukup menampung material yang siap
pakai, sehingga kapasitas dan lalu lintas materialnya tidak berbenturan,
oleh karena itu harus diperhitungkan.
9. Harga material dapat naik sewaktu waktu saat proyek dilaksanakan,
sehingga estimasi harga harus dimasukan dalam komponen harga satuan.
10. Jadwal penggunaan material harus sesuai, antara kebutuhan proyek dengan
waktu pengiriman material dari pemasok. Oleh karena itu, penggunaan
subschedule material yang tiap item pekerjaan mutlak dilakukan agar tidak
mempengaruhi ketersediaan material dalam proyek.
2.3.4 Manajemen sumber daya modal/keuangan
Dalam mengelola suatu proyek, dibutuhkan perencanaan matang dalam
hal aliran kas masuk dan kas keluar, yang disebutkan aliran kas (cashflow). Aliran
kas memuat penggunaan dana selama proyek berlangsung, berupa (Husen, 2009) :
1. Kas keluar, segala macam kegiatan yang berkaitan dengan keluarnya uang,
seperti : penggunaan modal, pembayaran tenaga kerja dan staf kantor,
pembelian material, sewa/beli peralatan, pembayaran subkontraktor dan
pemasok pembayaran pajak, pembayaran asuransi, retensi, pembayaran
pinjaman serta uang bank serta biaya overhead.
2. Kas masuk, segala macam kegiatan yang berkaitan dengan masuknya
uang, seperti modal awal, pinjaman dari bank, uang muka proyek,
penerimaan termin pembayaran.
Beberapa bentuk laporan keuangan proyek yang dapat menjadi informasi yang
dapat digunakan dalam pengambilan keputusan selanjutnya :
1. Laporan harian berkala, mingguan dan/atau tahunan dalam bentuk rinci,
memuat pemasukan dan pengeluaran proyek oleh divisi/unit
2. Laporan akhir proyek yang memuat pemasukan dan pengeluaran total
proyek dibuat secara global dan bersifat informatif.
13
3. Penggunaan keuangan selama berlangsungnya proyek dalam bentuk
Subjadwal induk.
4. Jadwal induk penggunaan keuangan selama pelaksanaan proyek.
2.4 Alokasi Sumber Daya
Penjadwalan pada suatu proyek merupakan kumpulan dari beberapa
aktifitas yang saling berkaitan satu sama lainnya. Pada pelaksaanan suatu proyek
diperlukan adanya keterlibatan suatu sumber daya untuk penunjang aktifitas
proyek tersebut, sumber daya yang dimaksud disini adalah tenaga kerja, alat-alat,
bahan dan lain-lain. Alokasi sumber daya tenaga kerja seringkali terjadi konflik,
karena kurangnya ketersediaan kebutuhan tenaga kerja pada suatu waktu. Jaringan
pekerjaan antar aktifitas pada proyek saling mempengaruhi satu sama lainnya,
jalur kritis yang penentuannya masih berdasarkan durasi pada proyek akan sangat
erat kaitannya terhadap pengaruh alokasi sumber daya.
Penjadwalan atau scheduling adalah pengalokasian waktu yang tersedia
untuk melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu
proyek hingga tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-
keterbatasan yang ada. Penjadwalan harus mempertimbangkan sumber daya yang
tersedia, pertimbangan sumber daya yang tersedia bisa menpengaruhi durasi
proyek karena sumber daya yang tersedia untuk suatu aktivitas atau kegiatan bisa
menyebabkan durasi yang dibutuhkan pada pengerjaan aktivitas tersebut lebih
panjang, dengan kata lain tenaga kerja sangat erat kaitannya dengan durasi pada
proyek (Santosa, 2009).
Manfaat dari penjadwalan proyek adalah sebagai berikut (Husein, 2009)
1. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan/kegiatan mengenai batas-
batas waktu untuk memulai dan akhir dari masing-masing tugas.
2. Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis
dan realistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan
waktu.
14
3. Sebagai sarana untuk melihat kemajuan suatu pekerjaan pada proyek
tersebut.
4. Pengordinasian pemakaian sumber daya agar tidak ada yang berlebihan,
dengan harapan proyek dapat selesai tepat waktu atau lebih cepat.
5. Memberikan kapasitas waktu pelaksanaan pekerjaan.
6. Merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek.
Faktor-faktor kompleksivitas pada proyek adalah sebagai berikut (Husein, 2009):
1. Sasaran dan tujuan proyek.
2. Keterkaitan dengan proyek lain agar terintegrasi dengan master schedule.
3. Dana yang diperlukan dengan dana yang tersedia.
4. Waktu yang diperlukan, waktu yang tersedia, serta perkiraan waktu yang
hilang dan hari-hari libur.
5. Susunan dan jumlah kegiatan proyek serta keterkaitan diantaranya.
6. Kerja lembur dan pembagian shift kerja untuk mempercepat proyek.
7. Sumber daya yang diperlukan dengan sumber daya yang tersedia.
8. Kemampuan tenaga kerja dan kecepatan mengerjakan tugas.
Pada proyek berlaku triple constraint, dimana semakin besar skala proyek,
semakin kompleks pengelolaan penjadwalan karena dana, kebutuhan dan
penyediaan sumber daya juga besar, aktifitas yang dilakukan sangat beragam serta
durasi proyek menjadi sangat panjang. Bantuan/perhitungan menggunakan
software komputer untuk penjadwalan dapat membantu memberikan hasil yang
optimum (Husein, 2009).
2.4.1 Alokasi sumber daya tak terbatas
Alokasi sumber daya tidak terbatas adalah alokasi sumber daya dimana
tingkat kemampuan penyediaan sumber daya dapat mencukupi kebutuhan sumber
daya berapapun kebutuhannya. Untuk mengadakan alokasi sumber daya tidak
terbatas ini di lakukanlah levelling atau perataan dengan batasan waktu (time-
limit) (Nugraha, 1986).
15
Tujuan sebenarnya alokasi sumber daya tidak terbatas ini ialah mengatur
jadwal aktifitas-aktifitas sedemikian rupa, sehingga tingkat kebutuhan sumber
daya dari waktu ke waktu menjadi serata mungkin. Akibatnya akan di peroleh
tingkat penggunaan sumber daya yang lebih besar atau tingkat pengangguran
sumber daya yang lebih kecil sehingga biaya pengangguran sumber daya akan
menjadi lebih kecil dan akan di peroleh pembagian sumber daya yang efektif dan
efisien. (Nugraha, 1986).
Cara perataan alokasi sumber daya tidak terbatas (unlimited resources
allocation) yaitu dengan cara, mencari posisi jumlah kuadrat tekecil dari sumber
daya selama proyek berlangsung dengan cara menggeser aktifitas-aktifitas yang
tidak kritis. Prinsip resource leveling ditunjukkan seperti Gambar A.2.3 dan B.2.4
Jumlah SD2 (b) < SD
2 (a), berarti penggunaan sumber daya sesudah levelling
lebih efisien dibandingkan sebelum levelling.
2.5 Pengadaan Sumber Daya
Pada hal ini kontraktor memiliki kewajiban dalam mempertanggung
jawabkan pengadaan sumber daya kepada owner. Upaya pengadaan sumber daya
ini meliputi (Ervianto, 2005):
1. Jumlah Tenaga Kerja.
2. Produktivitas Tenaga Kerja.
0 0 1 2 1 2
5 7
10
2
10
time limit
Waktu
SD SD
Waktu
Gambar A.2.3 sebelum levelling Gambar A.2.4 sesudah levelling
SD2= 10
2 + 2
2 = 104 SD
2= 7
2 + 5
2 = 74
Sumber : Paulus, et al (1986)
A. B.
16
2.5.1 Jumlah tenaga kerja
Jumlah sumber daya manusia adalah perbandingan (koefisien tenaga kerja x
volume pekerjaan) dibagi dengan waktu pelaksaan suatu kegiatan. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi terhadap banyak jumlah tenaga kerja (Husen, 2009)
yaitu :
a. Kecakapan dan pengalaman kerja
b. Peralatan yang digunakan
c. Kelancaran dalam pendistribusian logistik
d. Tingkat kesulitan pekerjaan
e. Kuliatas sumber daya manusia.
2.5.2 Produktivitas tenaga kerja
(Husen, 2009) Perencanaan tenaga kerja sebaiknya dilengkapi dengan
analisa produktivitas dan indikasi variabel yang mempengaruhi, variabel-variabel
yang mempengaruhi antara lain :
a. Kondisi fisik lapangan
b. Perencanaan dan koordinasi
c. Komposisi kelompok kerja
d. Kerja lembur
e. Ukuran besar proyek
f. Kurva pengalaman
g. Kepadatan tenaga kerja
Penurunan rumus untuk perhitungan secara manual untuk jumlah tenaga kerja
persatu item pekerjaan dirumuskan sebagai berikut :
...................................................................................... (2.1)
Dimana : Vol = Volume Pekerjaan
Koef = Koefesien Indeks Analisa Upah
D = Durasi Pekerjaan
J = Jumlah Tenaga Kerja
17
Rumus untuk menentukan jumlah penggunaan tenaga kerja berdasarkan
durasi pekerjaan dapat dirumuskan sebagai berikut :
........................................................................................... (2.2)
Dimana : J = Jumlah Tenaga Kerja
D = Durasi Pekerjaan
J’ = Penggunaan Tenaga Kerja
2.6 Perataan Sumber Da ya (Resource levelling)
Resources levelling adalah suatu proses meminimalisasi fluktuasi
penggunaan sumber daya perhari selama proyek berlangsung. Perataan sumber
daya biasanya dilakukan dengan menggeser kegiatan yang memiliki float
sedemikian pula. Perataan sumber daya memiliki tujuan untuk memeratakan
jumlah penggunaan sumber daya tanpa meningkatkan atau menambah durasi
waktu kegiatan.
Perataan seringkali dilakukan dengan membuat bagan alokasi sumber daya
dan kemudian mengatur jadwal tersebut dengan cara memajukan atau
memundurkan agar sumber daya merata atau mengurangi sumber daya yang
diperlukan. Cara yang dilakukan untuk memeratakan sumber daya dapat
dilakukan dengan beberapa cara, untuk jaringan kerja kecil dapat dilakukan secara
manual dan jaringan besar dapat dilakukan dengan bantuan software komputer
(Husen, 2009).
2.7 Metode Full Levelling (Perataan Penuh)
Full Levelling adalah alokasi tenaga kerja secara merata dan total pada
tahapan pengerjaan proyek. Sehingga dapat menghemat waktu pengerjaan dan di
dapatkan pembagian tenaga kerja yang efektif dan efisien. “metode full levelling”
(Unas, 2014).
18
2.8 Jaringan Kerja
Jaringan kerja (network planning) adalah suatu cara untuk merencanakan
dan mengendalikan sejumlah besar kegiatan yang dimiliki hubungan
ketergantungan yang kompleks dalam masalah desain, keteknikan, konstruksi, dan
pemeliharaan. Cara ini sangat penting sekali untuk mengelola suatu pekerjaan
dalam bidang teknik sipil yaitu konstruksi. Dalam jaringan kerja diinformasikan
tentang kegiatan yang ada di dalam jaringan kerja. Jaringan kerja (network
planning) merupakan sebuah alat manajemen yang berguna untuk memperluas
lingkup perencanaan pengawasan suatu proyek (Soeharto, 1998).
Metode jaringan kerja dapat mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang bersifat
kritis bagi proyek, terutama dalam aspek jadwal dan perencanaan. Sistematika
lengkap dari proses penyusunan jaringan kerja sebagai berikut (Soeharto, 1998).
a. Langkah pertama
Mengkaji dan mengidentifikasi lingkup proyek, menguraikan atau
memecahkannya menjadi kegiatan-kegiatan atau kelompok kegiatan
yang merupakan komponen proyek.
b. Langkah kedua
Menyusun kembali komponen-komponen tersebut (pada langkah
pertama) menjadi mata rantai dengan urutan yang sesuai dengan logika
ketergantungan. Urutan ini dapat berbentuk seri atau paralel.
c. Langkah ketiga
Memberikan perkiraan kurun waktu bagi masing-masing kegiatan yang
dihasilkan dari penguraian lingkup proyek.
d. Langkah keempat
Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) dan tenggang waktu (float)
pada jaringan kerja. Jalur kritis adalah jalur yang terdiri dari rangkaian
kegiatan dalam lingkup proyek, yang bila terlambat akan menyebabkan
keterlambatan proyek secara menyeluruh. Sedangkan float adalah
tenggang waktu suatu kegiatan tertentu yang non kritis dari proyek.
19
e. Langkah kelima
Bila semua langkah diatas telah selesai, kemudian dilanjutkan dengan
usaha-usaha meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya.
2.9 Diagram Balok
Diagram balok disusun dengan mengidentifikasi unsur waktu dan urutan
dalam merencanakan suatu kegiatan yang terdiri dari waktu mulai, waktu
penyelesaian dan pada saat pelaporan. Metode balok sering digunakan karena
mudah dibuat dan dipahami sehingga sangat berguna sebagai alat komunikasi
dalam penyelenggaraan proyek.
Bagan balok tersusun dari koordinat X dan Y, dimana sumbu tegak lurus
X dicatat pekerjaan dari hasil penguraian lingkup suatu proyek, dan dilukiskan
sebagai balok. Sedangkan disumbu horizontal Y tertulis satuan waktu misalnya
hari, minggu, atau bulan. Disini waktu mulai dan waktu akhir masing-masing
pekerjaan adalah ujung kiri dan kanan dari balok-balok yang bersangkutan.
2.10 Komputerisasi
Penggunaan sistem komputerisasi sudah berkembang di Indonesia,
khususya di bidang manajemen konstruksi oleh kontraktor maupun konsultan.
Aplikasi praktis komputerisasi dalam bidang ini adalah dalam hal (Nugraha,
1986) :
1. Perencanaan (planning), merencanakan waktu dan biaya proyek,
kebutuhan material, peralatan dan tenaga kerja.
2. Penjadwalan (time schedulling), salah satu teknik penjadwalan waktu yang
mempunyai banyak perhitungan rutin dalam proses pembuatannya adalah
teknik jaringan kerja (network planning).
3. Pengontrolan (controlling), menganalisa dan mengoreksi yang telah terjadi
antara waktu penjadwalan yang direncanakan terhadap pelaksanaan.
20
2.11 Pemakaian Primavera P6 Pro R8.4 Pada Proyek
Primavera P6 Pro R8.4 merupakan software administrasi proyek yang
digunakan untuk melakukan perencanaan, pengelolaan, pengawasan, dan
pelaporan data dari suatu proyek. Kemudahan penggunaan dan keleluasaan
lembar kerja serta cakupan unsur-unsur proyek menjadikan software ini sangat
mendukung proses administrasi sebuah proyek. Software ini mempermudah
mengenai rencana proyek, mempermudah pembuatan jaringan proyek secara
grafis, dan dengan mudah menambah kegiatan dimana setiap kotak mewakili
sebuah aktivitas.
Penjadwalan proyek di dalam Primavera P6 Pro R8.4 dapat dilakukan ketika
telah mendapatkan semua kegiatan konstruksi yang akan direncanakan, baik dari
perencanaan waktu hingga perencanaan pengunaan sumber daya. Khususnya
pada penelitian ini digunakan dalam perencanaan sumber daya. Primavera P6 Pro
R8.4 dapat membantu optimasi jadwal pada sebuah proyek. Pada saat melakukan
optimasi proyek terdapat beberapa istilah yang harus diketahui :
1. Critical Path (jalur kritis), yaitu suatu jalur dimana di dalamnya terdapat
tugas-tugas yang saling berurutan pelaksanaannya dari tanggal mulainya
proyek sampai berakhirnya proyek.
2. Float (waktu bebas), yaitu waktu yang terluang dari pelaksanaan suatu
tugas sehingga kita dapat memanfaatkannya untuk keleluasaan tugas,
misalnya pemunduran atau pemajuan bahkan penambahan durasi.
3. Constraint (pemastian), suatu ketentuan dari pelaksanaan tugas yang
berkaitan dengan saat pelaksanaan dan selang waktu pelaksanaan yang
diperlukan.
4. Overallocated Resources (sumber daya berlebihan), yaitu keadaan sumber
daya yang menerima beban pekerjaan melebihi kemampuannya. Hal ini
dapat mengakibatkan mundurnya penyelesaian suatu tugas atau bahkan
rusaknya kondisi sumber daya itu sendiri.
21
Kita dapat mengatur penjadwalan tugas lebih teliti menggunakan
Primavera P6 Pro R8.4. Langkah-langkah penjadwalan tugas-tugas pada software
Primavera P6 Pro R8.4 diuraikan pada bab selanjutnya.
2.12 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian terdahulu, berikut ini
beberapa dari penelitian terdahulu yang menggunakan metode full levelling,
pemerataan sumber daya tenaga kerja dan pemakaian alat bantu software
Primavera dan MS. Project.
Imron (2005) “Penjadwalan Tenaga Kerja Dalam Penyelesaian Proyek
Dengan Metode Full Levelling Menggunakan Program MS. Project (Studi
Literatur Pada Proyek Pembangunan Gedung Paviliun Jantung RSUD Saiful
Anwar Malang)”. penelitian ini membahas tentang penataan ulang kembali tenaga
kerja dengan metode resource levelling menggunakan progam MS. Project. Dari
hasil analisa penjadwalan tenaga kerja didapatkan durasi tetap yaitu 174 hari
dengan penurunan tenaga kerja untuk pekerja sebanyak 31,6%, tukang plumbing
4,4%, kepala tukang 8,03%, tukang kayu 7,4%, tukang cat 28,8%, kepala tukang
16,4%, tukang besi 14,8% dan mandor sebanyak 27,3%.
Putra (2014) “Analisis Tenaga Kerja Menggunakan Metode Full Levelling
(Perataan Penuh) Dengan Software Primavera Project Planner (Studi Kasus
Pada Proyek Gedung PT.. Bank Muamalat Cabang Malang)”. penelitian ini
melakukan analisa pemerataan dengan metode full levelling dengan bantuan
program Primavera Project Planner. Dari hasil penelitian ini menghasilkan durasi
pekerjaan untuk tukang kayu selama 39 hari dan pada minggu ke 20 dari 12
menjadi 7 orang dan pada minggu ke 21 dari 12 orang menjadi 10 orang akibat
pergeseran pekerjaan kayu non kritis.
Artha (2015) “Optimalisasi Biaya Sumber Daya Manusia Pada Proyek
Pembangunan Gedung Ruang Baca Perpustakaan diKawasan Puspem Bandung”.
Penelitian ini mengubah alokasi tenaga kerja pada setiap tahap sehingga
memperkecil terjadinya fluktuasi. Biaya tenaga kerja sebelum dilakukan levelling
22
sebesar Rp. 1.081.933.290 dan setelah dilakukan levelling sebesar Rp.
1.077.380.531. Perbedaan biaya sebelum dan setelah dilakukan levelling sebesar
Rp. 4.552.759.
No. Nama/tahun Judul Metode Tools Hasil Saran
1
Imron/2005
Penjadwalan
tenaga kerja
dalam
penyelesaian
proyek
Full
levelling
Ms.
Project
Mendapatkan
durasi tetap,
dan penurunan
persentase
jumlah pekerja
setiap
pekerjaannya.
Perusahaan harus
merancanakan
kebutuhan tenaga
kerja secara
matang agar
tidak terjadi
keterbatasan
tenaga kerja
2
Putra/2014
Analisa
tenaga kerja
Full
levelling
Primavera
project
planner
Menghasilkan
durasi
pekerjaan
tertentu yang
sudah
dilakukan
perataan tenaga kerja.
Jumlah tenaga
kerja yang
dibutuhkan
dilapangan
sebaiknya
ditentukan oleh
pengalaman kontraktor dan
database
perusahaan
3
Artha/2015
Optimalisasi biaya
sumber daya
manusia
pada proyek
Pemograman dinamik
dengan
persamaan
rekursif cara
mundur
Ms. Project
Alokasi pekerja setiap
tahapnya
mengurangi
fliktuasi yang
membuat
pembengkakan
pada biaya
proyek.
Pelaksanaan suatu proyek
sangat diperlukan
perencanaan
tenaga kerja
untuk mencegah
terjadinya
fliktuasi yang
membuat
pembengkakan
pada biaya
proyek.
4
Penelitian
ini
Analisi
pemerataan
sumber daya
Full
levelling
Primavera
P6 Pro
R8.4
Mengetahui
perbandingan
efisiensi
pengaturan
pemerataan
tenaga kerja.
Pengalokasian
Jumlah tenaga
kerja sebaiknya
ditinjau dari
besarnya volume
perkerjaanya.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini membahas tentang lokasi penelitian, metode penelitian,
metode pengambilan data dan analisa data.
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
deskriptif, yaitu metode untuk memecahkan suatu masalah yang ada dengan cara
mengumpulkan data, disusun, dijelaskan, diolah dan dianalisis sehingga diperoleh
hasil akhir untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan alir Lampiran A Gambar
A. 3.1 Halaman 64. Hasil akhir ini kemudian digunakan sebagai bahan untuk
mengambil kesimpulan dari permasalahan yang ada. Pada penelitian ini, metode
full levelling digunakan sebagai metode pemerataan sumber daya tenaga kerja.
Adapun pemerataan sumber daya tenaga kerja ini dilakukan dengan bantuan
Program Primavera P6 Pro R8.4.
3.2 Metode Pegumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan meliputi Data Primer (Primary Data)
dan Data sekunder (Secondary Data).
3.2.1 Data primer (primary data)
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber
asli (tidak melalui perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang)
secara individual atau perkelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik),
kejadian atau kegiatan,dan hasil pengujian. Data primer penelitian ini berupa :
- Interview (wawancara) mencangkup data jumlah pekerja, mandor, kepala
tukang dan tukang, juga alokasi disetiap pekerjaanya.
24
3.2.2 Data sekunder (secondary data)
Data yang dikumpulkan dalam studi ini meliputi data sekunder. Data
sekunder adalah data-data pendukung yang dapat dijadikan input dan referensi
yang digunakan dalam melakukan analisis penjadwalan yang mengalami
keterbatasan kebutuhan jumlah tenaga kerja pada setiap satuan pekerjaan. Data
sekunder dapat berupa :
- Time Scedule (Penjadwalan)
- Kurva S
- Laporan harian dan mingguan pekerjaan dan Kontrak proyek.
3.3 Logika Ketergantungan Pekerjaan
Logika ketergantungan pekerjaan adalah hubungan ketergantungan suatu
kegiatan dengan kegiatan yang lainnya pada proyek. Pada pekerjaan tertentu
hubungan antara suatu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya tidak ada saling
ketergantungan.
Semua kegiatan dalam suatu proyek selanjutnya dihubungkan bedasarkan
hubungan kerja yang logis, sehingga suatu jaringan rangkaian pekerjaan ( network
diagram) yang berisi alur peristiwa dan kegiatan. Logika ketergantungan
pekerjaan pada software Primavera P6 Pro R8.4
3.4 Metode Analisis Data
Pengolahan data penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Perhitungan data manual untuk alokasi jumlah tenaga kerja yang
digunakan d setiap item pekerjaanya.
b. Analisis data dengan bantuan software Primavera P6 Pro R8.4
25
3.4.1 Perhitungan data manual
Langkah-langkah perhitungan manual sebagai berikut :
1. Menentukan alokasi tenaga kerja perhari.
2. Menentukan jumlah penggunaan tenaga kerja berdasarkan durasi
pekerjaan.
Menentukan alokasi tenaga kerja per hari secara manual untuk jumlah
tenaga kerja persatu item pekerjaan dihitung dengan rumus (2.1)
Menentukan jumlah penggunaan tenaga kerja berdasarkan durasi
pekerjaan dihitung dengan rumus (2.2)
3.4.2 Analisis data dengan bantuan software Primavera P6 Pro R8.4.
Langkah-langkah untuk melakukan pengolahan data proyek dengan
software Primavera P6 Pro R8.4 adalah sebagai berikut:
a. Menentukan kebutuhan sumber daya tenaga kerja.
b. Menentukan input data.
c. Membuat proyek baru dengan menggunakan software Primavera P6 Pro
R8.4.
d. Memasukan data ke software Primavera P6 Pro R8.4.
e. Membuat jaringan kerja.
26
a. Menentukan kebutuhan sumber daya tenaga kerja
Kebutuhan sumber daya tenaga kerja yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data berdasarkan schedule perencanaan yang didapat dari Proyek
Pembangunan Gedung Laboratorium MIPA Dasar Universitas Teuku Umar
Meulaboh, yang di dalamnya terdapat laporan harian dalam setiap minggunya.
Penggunaan sumber daya tenaga kerja setiap minggu didapat dari kebutuhan
penggunaan jumlah sumber daya tenaga kerja setiap harinya dalam setiap minggu.
Sebagai jadwal penggunaan tenaga kerja yang tersedia di proyek setiap
minggunya.
b. Menentukan input data
Data-data yang dimasukan untuk melakukan penjadwalan pada software
Primavera P6 Pro R8.4 adalah :
a. Aktivitas kegiatan.
b. Durasi setiap kegiatan.
c. Jumlah sumber daya tenaga kerja setiap item perkerjaan.
Dari penginputan data diatas dilakukan running program yaitu
menggunakan software Primavera P6 Pro R8.4 yang akan menghasilkan
penjadwalan yang siap untuk dilakukan levelling.
c. Membuat proyek baru dengan sofware Primavera P6 Pro R8.4
Langkah-langkah membuat proyek baru dengan Sofware Primavera P6 Pro
R8.4 adalah sebagai berikut :
Menjalankan software Primavera P6 Pro R8.4, menekan tombol Start >
All Program > Oracle-Primavera > P6 Professional R8.4 (Operating Sistiem
Windows 7). Setelah itu membuat Database baru dengan menekan ikon pada
kotak dialog Database > Klik tombol Add > selanjutnya akan ditampilkan Select
or Create Alias seperti yang terlihat pada Gambar 3.1.
27
Gambar 3.1 : Select or Create Alias
Pada kotak dialog Database alias isikan nama project yang diinginkan dan
pada kotak dialog Driver type pilih P6 Pro Standalone (SQLite). Kemudian klik
next. Selanjutnya akan ditampilkan Configure P6 Professional Standalone
Connection klik Add a new standalone database and connection seperti yang
terlihat pada Gambar 3.2. kemudian klik Next.
Gambar 3.2 : Configure P6 Profesional Standalone
Connection
Selanjutnya akan ditampilkan Enter the admin username and password
for the database seperti yang terlihat pada Gambar 3.3. isikan Login name
28
dengan nama yang diinginkan dan password yang diinginkan. Kemudian klik
Next.
Gambar 3.3 : Enter the admin username and password
for the database
Selanjutnya akan ditampilkan Enter the database file name to be added
with this connection seperti yang terlihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 : Enter the database file name to be added
with this connection
Menekan ikon dan akan ditampilkan seperti Gambar 3.5. pilih lokasi
untuk penyimpanan data dan buat nama untuk database kemudian klik Save.
Hilangkan ceklis untuk Load Sample Data, kemudian klik Next.
29
Gambar 3.5 : Lokasi Penyimpanan Database
Selanjutnya akan ditampilkan Connection Successful seperti yang terlihat
pada Gambar 3.6. kemudian klik Finish.
Gambar 3.6 : Connection Successful
Pilih Database yang sudah dibuat tadi, klik select lalu isikan Login name
dan password yang sudah dibuat tadi. Kemudian menekan Finish.
Mengatur Admin Preferences dengan menekan menu Admin > Admin
Preferences seperti yang terlihat pada Gambar 3.7. Pada tab General > Activity
Duration > Default Duration ketikkan angka 1. Kemudian menakan Close.
30
Gambar 3.7 : Admin Preferences
Untuk mengatur mata uang Indonesia klik menu Admin > Currencies
seperti yang terlihat pada Gambar 3.8. Klik Add > pada tab General kolom
Currency ID ketik IDR > pada kolom Currency Name Ketik Indonesia > pada
kolom Currency Symbol ketik Rp > pada Exchange Rate ketik 1. Pada tab
Appearance kolom Decimal symbol klik (,) > pada kolom Digit grouping symbol
klik (.). Kemudian klik Close.
Gambar 3.8 : Currencies
31
Mengatur User Preferences, selanjutnya menu Edit > User Preferences
seperti yang terlihat pada Gambar 3.9. Selanjutnya tab Time units > Units
Format > Unit of Time ganti hour menjadi day > Durations Format > Unit of
Time ganti hour menjadi day. Tab Currency > Currency Options > menekan
ikon pilih IDR > Select. Selanjutnya tab Assistance > Startup Window > ceklis
show the welcome dialog at startup. Kemudian Close.
Gambar 3.9 : User Preferences
Membuat Project Baru, memilih menu File > New. Selanjutkan akan
ditampilkan Create a New Project Wizard, selanjutnya akan terlihat gambar
seperti pada Gambar 3.10.
Gambar 3.10 : Create a New Project Wizard
32
Pada kotak dialog pilih Enterprise Project Structure (EPS). Menekan
Next, dan akan tampil Project Name seperti pada Gambar 3.11 dan isi sesuai
kebutuhan.
Gambar 3.11 : Project Name
Selanjutnya menekan Next, dan akan tampil Project Start and End Dates
seperti pada Gambar 3.12 dan isi Project Planned Start sebagai tanggal mulai
pekerjaan > isikan Must Finish By sebagai rencana pekerjaan selesai. Selanjutnya
menekan Next, dan akan tampil Responsible Manager seperti pada Gambar 3.13
dan isi sesuai kebutuhan.
Gambar 3.12 : Project Start and End Dates
33
Gambar 3.13 : Responsible Manager
Selanjutnya menekan Next, danakan tampil Assignment Rate Type seperti
pada Gambar 3.14 isi sesuai kebutuhan.
Gambar 3.14 : Assignment Rate Type
Selanjutnya Next, dan akan tampil Project Architect seperti pada Gambar
3.15 dan isi sesuai kebutuhan. Selanjutnya Next, dan akan tampil tampilan akhir
dari wizard yaitu konfirmasi Congratulation seperti pada Gambar 3.16.
Selanjutkan akan tampil dari perencanaan proyek baru yang telah anda buat
seperti pada Gambar 3.17.
34
Gambar 3.15 : Project Architect
Gambar 3.16 : Congratulation
Gambar 3.17 : Perencanaan Proyek Baru
35
Mengatur Kelender Proyek dengan menekan menu Enterprise >
Calendars, selanjutnya akan terlihat seperti Gambar 3.18. pilih Calendars yang
akan menjadi deafult Calendars sesuai kebutuhan, selanjutnya Close untuk
menutup kotak dialog.
Gambar 3.18 : Calendars
d. Memasukan data ke software Primavera P6 Pro R8.4
Langkah-langkah memasukan data ke software Primavera P6 Pro R8.4
dengan memasukkan Activity pada Chart Bar, menu Project > Activity,
selanjutnya menu Add, selanjutnya akan terlihat tampilan seperti pada Gambar
3.19.
Gambar 3.19 : Memasukkan Activity pada Chart Bar
36
Ketik nama kegiatan proyek pada kolom Activity Name, isi sesuai
kebutuhan dan memasukkan durasi setiap pekerjaan, mengarahkan kursor pada
kolom Original Duration dan klik ganda, selanjutnya akan terlihat tampilan
seperti pada Gambar 3.20.
Gambar 3.20: Menambahkan Durasi Pekerjaan
Mengisikan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan. Selanjutnya mengulangi langkah memasukkan Activity pada Chart Bar
dan memasukkan durasi setiap pekerjaan hingga semua kegiatan dan durasi
kegiatan selesai di input. Selanjutnya akan terlihat tmpilan seperti pada Gambar
3.21.
Gambar 3.21 : Penjadwalan Data Pekerjaan
37
Memasukan Sumber Daya ke Dalam Kegiatan, menu Project > Activity,
tab Resources, Klik tombol Add Resources. Selanjutnya akan terlihat seperti pada
Gambar 3.22. Pilih sumber daya yang telah ditentukan sebelumnya, kemudian
klik dua kali, selanjutnya akan terlihat tampilan seperti pada Gambar 3.23.
Gambar 3.22 : Add Resources
Gambar 3.23 : Menambahkan Resources Pada Pekerjaan
Mengisi jumlah sumber daya yang dibutuhkan pada setiap pekerjaan, pada
kolom Budgeted Units, isi jumlah pekerja pada setiap pekerjaan seperti pada
Gambar 3.24. Selanjutnya mengulangi langkah-langkah di atas hingga semua
data telah di-input.
38
Gambar 3.24 : Jumlah Sumber Daya yang Dibutuhkan
Data penjadwalan yang telah dibuat dalam software Primavera P6 Pro
R8.4 diperoleh data berupa diagram balok saja, tetapi belum diketahui hubungan
ketergantungan setiap pekerjaan satu dengan yang lainnya. Untuk itu diperlukan
jaringan antar kegiatan. Jaringan yang dibuat dengan batasan hubungan yang
paling memungkinkan dalam pelaksanaannya.
e. Membuat jaringan kerja
Jaringan kerja dibuat sedemikian rupa, tetapi tidak mengubah posisi
kegiatan atau jadwal pelaksanaan kegiatan yang kita dapat dari penjadwalan
proyek itu sendiri. Atau dengan kata lain awal dari akhir pelaksanaan kegiatan
pada penjadwalan yang kita buat sama dengan penjadwalan asli data proyek
tersebut. Langkah-langkah untuk membuat jaringan kerja adalah sebagai berikut :
Menentukan Relationship, mengarahkan kursor pada suatu pekerjaan, klik
tab Relationship. Selanjutnya akan terlihat tampilan seperti pada Gambar 3.25.
39
Gambar 3.25 : Memilih Jenis Pekerjaan
Pada kelompok Prodecessors klik tombol Assign. Selanjutnya akan
terlihat tampilan seperti pada Gambar 3.26. pilih pekerjaan yang berhubungan
dan menekan Assign. Selanjutnya akan terlihat tampilan seperti pada Gambar 3.27
Gambar 3.26 : Assign Prodecessors
40
Gambar 3.27 : Hubungan Antar Pekerjaan
Memilih hubungan antara pekerjaan satu dengan pekerjaan yang kita
Assign. Selanjutnya mengulangi langkah-langkah di atas hingga semua hubungan
antar pekerjaan selesai.
Penjadwalan Data Pekerjaan, menu Tools > Schedule. Selanjutnya akan
terlihat tampilan seperti pada Gambar 3.28. Selanjutnya menekan tombol
Options, selanjutnya akan terlihat tampilan seperti pada Gambar 3.29.
Gambar 3.28 : Schedule
41
Gambar 3.29 : Schedule Options
Mengaktifkan Schedule automatically when a change affects dates,
dengan memilih penjadwalan secara otomatis, maka tidak perlu melakukan
penjadwalan pada masing-masing pekerjaan. Selanjutnya tombol Close untuk
menutup kotak dialog.
Kemudian pada kotak dialog Schedule klik tombol Schedule untuk
memulai penjadwalan proyek. Selanjutnya akan terlihat tampilan seperti pada
Gambar 3.30.
Gambar 3.30 : Hasil Schedulue
42
3.5 Algoritma dan Diagram
Langkah-langkah algoritma metode full levelling untuk alokasi sumber
daya tak terbatas (Unlimited Resources Levelling) :
1. Membuat jadwal dalam bentuk jaringan kerja (network scheduling)
sehingga dapat diketahui aktifitas-aktifitas kritis dan aktifitas-aktifitas
tidak kritis.
2. Tentukan jumlah Sumber Daya yang di butuhkan untuk setiap pekerjaan.
3. Hitung jumlah Sumber Daya yang di butuhkan per satuan waktu.
4. Lakukan perataaan (levelling) sumber daya dengan cara menggeser
aktifitas yang memperoleh slack. Sehingga jumlah Sumber Dayamax
berkurang.
5. Di mulai dari waktu awal untuk Sumber Daya < Sumber Dayamax, atur
sedemikian sehingga di peroleh Sumber Daya = Sumber Dayamax.
6. Hitung perubahan waktu yang terjadi akibat perubahan jumlah sumber
daya pada aktifitas yang konflik tersebut.
7. Ulangi langkah 5-6 untuk waktu-waktu berikutnya sampai semua waktu di
peroleh : Sumber Daya = Sumber Dayamax.
8. Gambarkan grafik Sumber Daya (Resource Graph) sehingga di peroleh
grafik yang jumlah sumber daya untuk setiap periode waktu selama durasi
proyek sama semua yaitu sebesar Sumber Dayamax. inilah yang di sebut
dengan “perataan penuh” atau “Full Levelling”.
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dijabarkan secara terperinci mengenai pemerataan tenaga
kerja (Resource Levelling) sebelum dan setelah dilakukan pemerataan (Levelling)
dengan cara manual dan secara pengaplikasian pada Software Primavera P6 Pro
R8.4.
4.1 Hasil Pengolahan Data Manual
Kebutuhan sumber daya tenaga kerja yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data berdasarkan schedule perencanaan yang didapat dari Proyek
Pembangunan “Gedung Laboratorium MIPA Dasar Universitas Teuku Umar
Meulaboh”. Untuk penggunaan sumber daya tenaga kerja setiap minggu, didapat
dari kebutuhan jumlah sumber daya tenaga kerja setiap harinya dari keseluruhan
item pekerjaan untuk jenis tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 4.1. Berdasarkan
schedule perencanaan penggunaan tenaga kerja yang tersedia di proyek setiap
minggunya per item pekerjaan dapat dilihat dalam Lampiran B Tabel B.4.1
Halaman 81.
Tabel 4.1 Kebutuhan Penggunaan Tenaga Kerja Setiap Minggu
44
Berdasarkan dari Tabel 4.1 di atas dapat dijabarkan untuk perhitungan
alokasi penggunaan tenaga kerja yang diperoleh dari data time schedule awal
rencana kegiatan.
Berdasarkan rumusan perhitungan menghasilkan jumlah kebutuhan tenaga
kerja yang di alokasikan untuk pekerjaan Pasangan Pondasi Batu Kali adalah
tenaga kerja Mandor = 1orang/hari, Kepala tukang = 1 orang/hari, Tukang 3
orang/hari dan pekerja sebanyak 6 orang/hari. Total jumlah tenaga kerja sebanyak
11 orang/hari.
4.1.1 Penggunaan sumber daya tenaga kerja
Kebutuhan penggunaan sumber daya tenaga kerja pada penulisan ini
bukanlah jumlah dari tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan item
pekerjaan, melainkan jumlah tenaga kerja dikalikan dengan durasi item pekerjaan
(jumlah penggunaannya). Didefenisikan dengan contoh sebagai berikut :
Pekerjaan pasangan pondasi batu kali di alokasikan jumlah tenaga kerja
berdasarkan perhitungan jumlah tenaga kerja per item/hari sebanyak 11 orang/hari
dengan durasi selama 5 minggu. Penggunaan selama 1 minggunya adalah 11 oh x
7 h = 77 kali penggunaan per minggunya. Untuk penggunaan selama 5 minggu
adalah 77 x 5 = 385 kali penggunaan.
Berdasarkan definisi diatas jumlah penggunaan tenaga kerja item
pekerjaan pasangan pondasi batu kali dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Penggunaan Sumber Daya Tenaga Kerja
ID Item Pekerjaan Minggu Ke
JML 1 2 3 4 5 6 7 8
A101
3
Pasangan Pondasi
Batu Kali - - 77 77 77 77 77 - 385
Penggunan sumber daya tenaga kerja keseluruhan item pekerjaan sebelum
dan setelah dilakukan pemerataan (levelling) dengan software Primavera P6 Pro
R8.4 pada proyek ini dapat dilihat pada Lampiran B. Tabel B. 4.2 Halaman 84.
45
4.1.2 Pengolahan data dengan software Primavera P6 Pro R8.4
Langkah-langkah untuk melakukan pengolahan data proyek dengan
software Primavera P6 Pro R8.4 adalah sebagai berikut:
a. Menentukan input data.
b. Membuat proyek baru dengan menggunakan software Primavera P6 Pro
R8.4.
c. Memasukan data ke software Primavera P6 Pro R8.4.
d. Membuat jaringan kerja.
a. Menentukan input data
Data yang dimasukan untuk melakukan penjadwalan pada software
Primavera P6 Pro R8.4 adalah aktivitas kegiatan, durasi setiap kegiatan, waktu
mulai kegiatan dan jumlah sumber daya tenaga kerja setiap minggunya.
Dari penginputan data diatas dilakukan running program yaitu dengan
menggunakan software Primavera P6 Pro R8.4 yang akan menghasilkan
penjadwalan yang siap untuk dilakukan levelling. Seperti terlihat pada Gambar
4.1.
Gambar 4.1 : Penjadwalan sofware Primavera P6 Pro R8.4
46
b. Membuat proyek baru dengan software Primavera P6 Pro R8.4
Langkah membuat proyek baru dengan software Primavera P6 Pro R8.4
dengan menjalankan software Primavera P6 Pro R8.4, membuat database baru,
mengatur admin preferences, mengatur user preferences dan mengatur kelender
proyek.
c. Memasukan data ke software Primavera P6 Pro R8.4
Langkah memasukan data ke software Primavera P6 Pro R8.4 dengan
memasukkan activity, memasukkan durasi setiap pekerjaan dan memasukan
sumber daya tenaga kerja ke dalam setiap kegiatan.
d. Membuat jaringan kerja
Jaringan kerja dibuat sedemikian rupa, tetapi tidak mengubah posisi
kegiatan atau jadwal pelaksanaan kegiatan yang kita dapat dari penjadwalan
proyek itu sendiri. Atau dengan kata lain awal dari akhir pelaksanaan kegiatan
pada penjadwalan yang kita buat sama dengan penjadwalan asli data proyek
tersebut. Langkah-langkah untuk membuat jaringan kerja adalah sebagai berikut :
1. Menentukan relationship
2. Penjadwalan data pekerjaan
Dari jaringan kerja yang telah dibuat, dapat terlihat lintasan kritis dan non
kritis. Dimana akan terlihat kegiatan-kegiatan mana saja yang memiliki float,
yang nantinya akan dilakukan penundaan. Untuk melihat hasil penjadwalan
menggunakan software Primavera P6 Pro R8.4 lebih lengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran A Gambar A. 4.1 Halaman 73.
4.1.3 Membuat lintasan kritis dan non kritis
Lintasan kritis dan non kritis yang telah dibuat kemudian ditabelkan untuk
mempermudah dalam menentukan kegiatan-kegiatan yang akan ditunda untuk
melakukan proses leveling.
47
a. Lintasan kritis
Tabel 4.3 Hasil Lintasan Kritis Primavera P6 Pro R8.4
ID
Pekerjaan Kegiatan Mulai Akhir
A1000 Pembersihan Lapangan 20/08/2015 02/09/2015
A1001 Pemasangan Bowplank 20/08/2015 02/09/2015
A1002 Direksi Keet / Pondok Kerja (Sewa) 20/08/2015 02/09/2015
A1004 Pembuatan Papan Nama Proyek 20/08/2015 02/09/2015
A1005 Keamanan & P3K 20/08/2015 02/09/2015
A1007 Galian Tanah Pondasi 27/08/2015 23/09/2015
A1009 Pasir Urug Bawah Pondasi 01/10/2015 28/10/2015
A1167 Timbunan Tanah Halaman Keliling Bangunan 28/08/2015 24/09/2015
A1168 Timbunan Kerikil Halaman 28/08/2015 24/09/2015
A1169 Timbunan Tanah / Kerikil Membuat Jalan Masuk
Material 28/08/2015 24/09/2015
A1014 Pasangan Pondasi Sumuran D 100 cm 01/10/2015 04/11/2015
A1027 Beton Bertulang Pondasi Tapak Uk. 150 x 150 cm 24/09/2015 30/09/2015
A1029 Beton Bertulang Pondasi Tapak Uk. 80 x 80 cm 24/09/2015 30/09/2015
A1030 Sloof Beton Bertulang Uk. 25/40 cm 15/10/2015 11/11/2015
A1032 Sloof Beton Bertulang Uk. 20/30 cm 15/10/2015 11/11/2015
A1033 Beton Bertulang Kolom Uk. 35/60 cm 15/10/2015 11/11/2015
A1035 Beton Bertulang Kolom Uk. 35/35 cm 15/10/2015 11/11/2015
A1036 Beton Bertulang Kolom Uk. 30/30 cm 15/10/2015 11/11/2015
A1037 Beton Bertulang Kolom Uk. 13/13 cm 15/10/2015 11/11/2015
A1040 Balok Beton Bertulang Uk. 20/25 cm 15/10/2015 11/11/2015
A1041 Balok Beton Bertulang Uk. 20/30 cm 15/10/2015 11/11/2015
A1043 Balok Beton Bertulang Uk. 25/40 cm 15/10/2015 11/11/2015
A1044 Plat Lantai Beton Bertulang Tangga 15/10/2015 11/11/2015
A1045 Plat Lantai t = 12 cm 15/10/2015 11/11/2015
A1046 Plat Lantai Bordes t = 12 cm 15/10/2015 11/11/2015
A1047 Plat Lantai Karivabel t = 12 cm 15/10/2015 11/11/2015
A1048 Plat Dack Teras t = 10 cm 15/10/2015 11/11/2015
A1173 Beton Bertulang Pondasi Tapak Uk. 130 x 130 cm 15/10/2015 11/11/2015
A1174 Beton Bertulang Pondasi Tapak Uk. 100 x 100 cm 15/10/2015 11/11/2015
A1175 Sloof Beton Bertulang Uk. 25/50 cm 15/10/2015 11/11/2015
A1176 Sloof Beton Bertulang Uk. 20/25 cm 15/10/2015 11/11/2015
A1177 Beton Bertulang Kolom Uk. 35/60 cm Plus 15/10/2015 11/11/2015
A1178 Balok Beton Bertulang Uk. 35/70 cm 15/10/2015 11/11/2015
A1179 Balok Beton Bertulang Uk. 25/50 cm 15/10/2015 11/11/2015
A1049 Pekerjaan Kusen 29/10/2015 11/11/2015
48
A1050 Pintu Besi Type P1 29/10/2015 11/11/2015
A1054 Pintu Alluminium Type P4 + Acessories Lengkap
Terpasang 29/10/2015 11/11/2015
A1062 Tarikan Jendela 29/10/2015 11/11/2015
A1063 Pacok Jendela 29/10/2015 11/11/2015
A1180 Pemasangan Reling Tangga (Besi Holow) 29/10/2015 11/11/2015
A1070 Kloset Duduk Setara Toto Accessorie (Lengkap
Terpasang) 12/11/2015 18/11/2015
A1071 Bak Air Fiber Lengkap Terpasang 12/11/2015 18/11/2015
A1072 Floor Drain 12/11/2015 18/11/2015
A1073 Kran Air 12/11/2015 18/11/2015
A1074 Weastafel + Accessories Lengkap Terpasang 12/11/2015 18/11/2015
A1081 Box Zekering 19/11/2015 25/11/2015
A1086 Saklar Ganda 19/11/2015 25/11/2015
A1087 Saklar Triple 19/11/2015 25/11/2015
A1088 Stop Kontak 19/11/2015 25/11/2015
A1089
Instalasi Titik Penerangan, Instalasi Termasuk Kabel
NYA 2,5 mm Dalam Pipa PVC Fitting Lampu dan
Lengkap Terpasang
19/11/2015 25/11/2015
A1090
Instalasi Titik Stop Kontak, Instalasi Termasuk
Kabel NYA 2,5 mm Dalam Pipa PVC, Kotak
Kontak dan Lengkap Terpasang
19/11/2015 25/11/2015
A1183 Panel Box Pembagi 19/11/2015 25/11/2015
A1184 Pemasukan Arus Listrik PKN (20 A) 19/11/2015 25/11/2015
A1186 Control Box 19/11/2015 25/11/2015
A1187 Gronding Equipment 5/8" 19/11/2015 25/11/2015
A1188 Kabel NYA 1 x 70 mm 19/11/2015 25/11/2015
A1189 Biaya Instalasi 19/11/2015 25/11/2015
A1092 Pasangan 1/2 Bata Campuran 1 SP : 4 PP 19/11/2015 25/11/2015
A1099 Beton Bertulang Kolom Uk. 35/60 cm 19/11/2015 25/11/2015
A1100 Beton Bertulang Kolom K2 19/11/2015 25/11/2015
A1101 Beton Bertulang Kolom Uk. 35/35 cm 19/11/2015 25/11/2015
A1102 Beton Bertulang Kolom Uk. 30/30 cm 19/11/2015 25/11/2015
A1107 Balok Beton Bertulang Uk. 13/20 cm 19/11/2015 25/11/2015
A1110 Ring Balok Beton Bertulang Uk. 20/40 cm 19/11/2015 25/11/2015
A1111 Ring Balok Beton Bertulang Uk. 20/30 cm 19/11/2015 29/11/2015
A1112 Ring Balok Beton Bertulang Uk. 15/20 cm 19/11/2015 25/11/2015
A1114 Pekerjaan Kusen 19/11/2015 02/12/2015
A1119 Pintu Alluminium Type P4 + Accessories Lengkap
Terpasang 19/11/2015 02/12/2015
A1129 Rangka Atap Kuda-Kuda Baja Ringan 26/11/2015 02/12/2015
A1130 Atap Seng Genteng Metal 26/11/2015 02/12/2015
A1141 Bak Air Fiber Lengkap Terpasang 26/11/2015 02/12/2015
49
A1143 Kran Air 26/11/2015 02/12/2015
A1145 Pipa PVC Dia 3" (Air Kotor dari Kloset) 26/11/2015 02/12/2015
A1146 Pipa PVC Dia 2,5" (Air Kotor dari Floor Drain) 26/11/2015 02/12/2015
A1147 Pipa PVC Dia 3/4" (Air Bersih) 26/11/2015 02/12/2015
A1148 Accossories Instalasi Air 26/11/2015 02/12/2015
A1149 Lampu TL RM 2 x 45 Waat + Accessories Lengkap
Terpasang 03/12/2015 09/12/2015
A1150 Lampu DownLight He 36 Waat + Accessories
Lengkap Terpasang 03/12/2015 09/12/2015
A1151 Lampu HE 45 Waat + Accessories Lengkap
Terpasang 03/12/2015 09/12/2015
A1152 Lampu HE 26 Waat + Accessories Lengkap
Terpasang 03/12/2015 09/12/2015
A1153 Saklar Ganda 03/12/2015 09/12/2015
A1154 Saklar Triple 03/12/2015 09/12/2015
A1155 Stop Kontak 03/12/2015 09/12/2015
A1156
Instalasi Titik Penerangan, Instalasi Termasuk Kabel
NYA 2,5 mm Dalam Pipa PVC Fitting Lampu dan
Lengkap Terpasang
03/12/2015 09/12/2015
A1157
Instalasi Titik Stop Kontak, Instalasi Teramasuk
Kabel NYA 2,5 mm Dalam Pipa PVC, Kotak
Kontak dan Lengkap Terpasang
03/12/2015 09/12/2015
A1160 Relief Ornamen Dinding 03/12/2015 09/12/2015
A1163 Relief Ornamen Dinding dan Kolom Teras 03/12/2015 09/12/2015
A1164 Relief Plank Nama Gedung 03/12/2015 09/12/2015
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas adalah item pekerjaan yang kritis. Kegiatan
ini tidak dilakukan penundaan untuk proses levelling. Karena bila kegiatan-
kegiatan ini ditunda, akan mempengaruhi durasi penyelesaian proyek secara
keseluruhan.
b. Lintasan non kritis
Tabel 4.4 Hasil Lintasan Non Kritis Primavera P6 Pro R8.4
ID
Pekerjaan Kegiatan Mulai Akhir
A1008 Urugan Kembali Bekas Galian 01/10/2015 21/10/2015
A1010 Tanah Urug Bawah Lantai 01/10/2015 21/10/2015
A1011 Pasir Urug Bawah Lantai 01/10/2015 21/10/2015
A1012 Pasangan Aanstamping Batu Kali 01/10/2015 04/11/2015
A1013 Pasangan Pondasi Batu Kali 01/10/2015 04/11/2015
50
A1016 Pasangan 1 : 2 Bata Campuran 1 SP : 2 PP 29/10/2015 11/11/2015
A1017 Pasangan 1 : 2 Bata Campuran 1 SP : 4 PP 29/10/2015 11/11/2015
A1018 Plesteran Bata Campuran 1 SP : 2 PP 29/10/2015 11/11/2015
A1019 Plesteran Bata Campuran 1 SP : 4 PP 05/11/2015 18/11/2015
A1020 Lantai Beton Tumbuk 12/11/2015 18/11/2015
A1021 Lantai Beton Tulangan Wirermess t = 12 cm 12/11/2015 18/11/2015
A1022 Lantai Keramik Uk 40 x 40 cm R. Teori &
Instruktur 12/11/2015 18/11/2015
A1024 Lantai Keramik Uk 25 x 25 cm 12/11/2015 18/11/2015
A1025 Pemasangan Dinding Keramik Uk 25 x 40 cm 12/11/2015 18/11/2015
A1026 Pemasangan Plint Dinding Uk 10 x 40 cm 12/11/2015 18/11/2015
A1170 Lantai Keramik Uk. 40 x 40 cm Selasar 12/11/2015 18/11/2015
A1171 Lantai Keramik Uk. 40 x 40 cm Ruang Praktek 12/11/2015 18/11/2015
A1172 Lantai Keramik Uk. 40 x 40 cm Teras & Tangga 12/11/2015 18/11/2015
A1031 Sloof Beton Bertulang Uk. 20/40 cm 15/10/2015 11/11/2015
A1034 Beton Bertulang Kolom K2 Sudut 15/10/2015 11/11/2015
A1038 Beton Bertulang Kolom Uk. 13/40 cm 15/10/2015 11/11/2015
A1039 Balok Beton Bertulang Uk. 13/15 cm 15/10/2015 11/11/2015
A1051 Pintu Kayu Kelas I Type PJ1 29/10/2015 11/11/2015
A1052 Jendela Kaca Kelas I Type PJ1 29/10/2015 11/11/2015
A1053 Pintu Kayu Kelas I Type P3 29/10/2015 11/11/2015
A1055 Jendela Kaca Kelas I Type J1 29/10/2015 11/11/2015
A1056 Jendela Kaca Kelas I Type J2 29/10/2015 11/11/2015
A1057 Kaca Bening Tebal 5 mm 29/10/2015 11/11/2015
A1058 Kunci Pintu Tanam 2 Slaag 29/10/2015 11/11/2015
A1059 Engsel Pintu 29/10/2015 11/11/2015
A1060 Engsel Jendela 29/10/2015 12/11/2015
A1061 Hak Angin Jendela 29/10/2015 11/11/2015
A1181 Plafond PVC + Rangka Furing Bermotif Lengkap Terpasang
12/11/2015 18/11/2015
A1182 List Profil PVC 9/7 12/11/2015 18/11/2015
A1066 Pengecatan Dinding 2 x L/D 03/12/2015 09/12/2015
A1068 Pengecetan Kusen Kayu 03/12/2015 09/12/2015
A1069 Pengecetan Daun Pintu, Jendela & Ventilasi 03/12/2015 09/12/2015
A1075 Pipa PVC Dia 3" (Air Kotor dari Kloset) 12/11/2015 18/11/2015
A1076 Pipa PVC Dia 2,5" (Air Kotor dari Floor Drain) 12/11/2015 18/11/2015
A1077 Pipa PVC Dia 3/4" (Air Bersih) 12/11/2015 18/11/2015
A1078 Septictank + Resapan 12/11/2015 18/11/2015
A1079 Bak Kontrol 12/11/2015 18/11/2015
A1080 Accessories Instalasi Air 12/11/2015 18/11/2015
A1082 Lampu TL RM 2 x 45 Waat + Accesories Lengkap
Terpasang 19/11/2015 25/11/2015
51
A1083 Lampu DownLight He 36 Waat + Accesories
Lengkap Terpasang 19/11/2015 25/11/2015
A1084 Lampu HE 45 Waat + Accesories Lengkap
Terpasang 19/11/2015 25/11/2015
A1085 Lampu HE 26 Waat + Accesories Lengkap
Terpasang 19/11/2015 25/11/2015
A1185 Penangkal Petir Elektrostatik (Lighting Protektor) 125 m Conver Area
19/11/2015 25/11/2015
A1091 Pasangan 1/2 Bata Campuran 1 SP : 2 PP 19/11/2015 25/11/2015
A1093 Plesteran Bata Campuran 1 SP : 2 PP 19/11/2015 25/11/2015
A1094 Plesteran Bata Campuran 1 SP : 4 PP 19/11/2015 25/11/2015
A1095 Lantai Keramik Uk. 40 x 40 cm 26/11/2015 02/12/2015
A1096 Lantai Keramik Uk. 25 x 25 cm 26/11/2015 02/12/2015
A1097 Pemasangan Dinding Keramik Uk. 25 x 40 cm 26/11/2015 02/12/2015
A1098 Pemasangan Plint Dinding Uk. 10 x 40 cm 26/11/2015 02/12/2015
A1103 Beton Bertulang Kolom Uk. 13 x 13 cm 19/11/2015 25/11/2015
A1104 Beton Bertulang Kolom Uk. 13/40 cm 19/11/2015 25/11/2015
A1105 Balok Beton Bertulang Uk. 13/15 cm 19/11/2015 25/11/2015
A1113 Plat Dak Sunwearing t = 7 cm 19/11/2015 25/11/2015
A1115 Pintu Panel Kayu Kelas I Type P2 19/11/2015 02/12/2015
A1116 Pintu Kayu Kelas I Type PJ1 19/11/2015 02/12/2015
A1117 Jendela Kaca Panel Kayu Kelas I Type PJ1 19/11/2015 02/12/2015
A1118 Pintu Kayu Kelas I Type P3 19/11/2015 02/12/2015
A1120 Jendela Kaca Panel Kayu Kelas I Type J1 19/11/2015 02/12/2015
A1121 Jendela Kaca Panel Kayu Kelas I Type J2 19/11/2015 02/12/2015
A1122 Kaca Bening Tebal 5 mm 19/11/2015 02/12/2015
A1123 Kunci Pintu Tanam 2 Slaag 19/11/2015 02/12/2015
A1124 Engsel Pintu 19/11/2015 02/12/2015
A1125 Engsel Jendela 19/11/2015 02/12/2015
A1126 Hak Angin Jendela 19/11/2015 02/12/2015
A1127 Tarikan Jendela 19/11/2015 02/12/2015
A1128 Pacok Jendela 19/11/2015 02/12/2015
A1131 Perabung Seng Genteng Metal 26/11/2015 02/12/2015
A1132 Listplank Kayu Uk. 3/30 cm 26/11/2015 02/12/2015
A1190 Plafond PVC + Rangka Furing Bermotif Lengkap
Terpasang 26/11/2015 02/12/2015
A1191 List Profil PVC 9/7 26/11/2015 02/12/2015
A1135 Pengecatan Dinding 2 x L/D 03/12/2015 09/12/2015
A1137 Pengecatan Kusen Kayu 03/12/2015 09/12/2015
A1138 Pengecatan Daun Pintu, Jendela dan Ventilasi 03/12/2015 09/12/2015
A1139 Pengecatan Listplank Kayu 03/12/2015 09/12/2015
A1140 Kloset Duduk Setara Toto + Accessories Lengkap
Terpasang 26/11/2015 02/12/2015
52
A1142 Floor Drain 26/11/2015 02/12/2015
A1144 Weastafel + Accessories Lengkap Terpasang 26/11/2015 02/12/2015
A1165 Finishing Pekerjaan 03/12/2015 09/12/2015
A1166 Dokumentasi dan Pelaporan 03/12/2015 09/12/2015
A1158 Pasangan Bata 1/2 Campuran 1 PC : 4 PS 03/12/2015 09/12/2015
A1159 Plesteran Dinding Bata Campuran 1 PC : 4 PS 03/12/2015 09/12/2015
A1161 Pasangan Bata 1/2 Campuran 1 PC : 4 PS 03/12/2015 09/12/2015
A1162 Plesteran Dinding Bata Campuran 1 PC : 4 PS 03/12/2015 09/12/2015
Berdasarkan Tabel 4.3 dijelaskan berberapa item pekerjaan ini adalah
lintasan non kritis yang akan dilakukan penundaan untuk dilakukan dalam proses
levelling.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan semua data yang dibutuhkan, maka untuk proses hasil
pemerataan sumber daya tenaga kerja dengan metode full Levelling dengan
bantuan software Primavera P6 Pro R8.4 dan perbandingan efisiensi pada proyek
setelah dilakukan perataan tenaga kerja sebagai berikut.
4.2.1 Resources levelling dengan metode full levelling menggunakan
Primavera P6 Pro R8.4
Full Levelling adalah suatu metode dimana jumlah sumber daya yang
dipakai per hari nya mencapai kondisi maksimum yang dapat disediakan oleh
penyedia. Sehingga apabila suatu pekerjaan telah selesai dikerjakan, sumber daya
pada pekerjaan tersebut dapat dialokasikan pada pekerjaan berikutnya, sehingga
tidak ada sumber daya yang mengganggur.
Langkah untuk melakukan levelling pada software Primavera P6 Pro R8.4
sebagai berikut:
1. Menekan pada menu Enterprise > selanjutnya Tracking seperti yang
terlihat pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.3.
53
Gambar 4.2 : Tracking
Gambar 4.3 : Tampilan Setelah Tracking
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat tampilan perintah pada tracking
untuk melakukan pemerataan (levelling) pada jaringan kegiatan agar mendapatkan
pemerataan sumber daya tenaga kerja setelah dilakukannya pemerataan
(levelling).
2. Melakukan Levelling menekan menu Tolls > Resources Levelling
selanjutnya menekan icon > kemudian akan terlihat Level Resources
seperti pada Gambar 4.4 dibawah ini. Selanjutnya menekan Level dan
secara otomatis software Primavera P6 Pro R8.4 akan mengkalkulasikan
hasil perataan sumber daya.
54
Gambar 4.4 : Level Resources
3. Diagram sebelum dilakukan Levelling dapat dilihat pada Gambar 4.5 dan
diagram setelah dilakukan Levelling dapat dilihat pada Gambar 4.6 hasil
yang di dapatkan melalui proses otomatisasi pada software Priavera P6 Pro
R8.4 :
Gambar 4.5 : Diagram sebelum dilakukan Levelling
55
Gambar 4.6 : Diagram setelah dilakukan Levelling
Hasil pemerataan sumber daya tenaga kerja (Resource Levelling)
menghasilkan penjadwalan baru, waktu mulai dan akhir item pekerjaan yang
berbeda pada penjadwalan awal. Proses levelling tidak merubah jadwal
berakhirnya proyek tersebut hanya menggeser jadwal beberapa item pekerjaan
agar tidak terjadi penumpukan waktu pelaksanaannya. Resource Tracking Ghant
Chart dapat dilihat pada Lampiran A Gambar A. 4.1 Halaman 79.
4.2.2 Metode full levelling
Berdasarkan hasil pemerataan sumber daya tenaga kerja dengan
menggunakan software Primavera P6 Pro R8.4, didapatkan perbedaan antara data
progres perencanaan awal dengan setelah dilakukannya pemerataan. dimana
jumlah sumber daya tidak berubah hanya pergeseran waktu mulai dan waktu
selesai pada beberapa item pekerjaan yang di lakukan penundaan waktu mulainya.
Seperti pada pelaksanaan pekerjaan kayu dan penggantung lantai 1 untuk
item pekerjaan jendela kaca kelas 1 tipe J1, jendela kaca kelas 1 J2, pintu kayu
kelas 3 tipe P3, jendela kaca kelas 1 tipe PJ1 dan pintu kayu kelas 1 tipe PJ1 yang
pada schedule awal dimulai pada tanggal 29 Okteber 2015 s/d 11 Desember 2015.
Setelah dilakukan levelling berubah waktu mulai pelaksanaannya menjadi 12 s/d
25 November 2015. Perubahan sebelum dan setelah dilakukan levelling dapat
dilihat pada Gambar 4.5 beberapa item perkerjaan sebelum dilakukan pemerataan
56
dan Gambar 4.6 beberapa item pekerjaan setelah dilakukan pemerataan yang
berubah pada jadwal pelaksanaannya.
Gambar 4.7 : item perkerjaan sebelum levelling
Gambar 4.8 : item perkerjaan setelah levelling
4.2.3 Perbandingan efesiensi pada proyek
Berdasarkan hasil pemerataan tenaga kerja dengan menggunakan software
Primavera P6 Pro R8.4 didapat pengaturan waktu mulai dan berakhirnya item
pekerjaan yang lebih efisien dalam pengaturan pelaksanaannya, dimana tidak
terjadi penumpukan pada item-item pekerjaan yang akan dilaksanakan pada waktu
yang bersamaan dari data perencanaan awal. Seperti pada pekerjaan lantai 2 untuk
item pekerjaan plesteran bata campuran 1 SP : 4 PP yang mana pada schedule
awal pengerjaanya dimulai pada tanggal 19 s/d 25 November 2015 berubah waktu
57
pelaksanaannya menjadi pada tanggal 26 November 2015 s/d 2 Desember 2015
proses levelling tersebut dihasilkan secara otomatisasi oleh software Primavera P6
Pro R8.4. Beberapa contoh item perkerjaan untuk pelaksanaan waktu mulai dari
setiap item pekerjaan sebelum dan setelah dilakukan pemerataan (levelling) dapat
dilihat pada Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 :
Gambar 4.9 : perkerjaan plesteran bata sebelum levelling
Gambar 4.10 : perkerjaan plesteran bata setelah levelling
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang berjudul Analisis
Pemerataan Sumber Daya Tenaga Kerja menggunakan metode Full Levelling
Dengan Software Primavera P6 Pro R8.4 pada Proyek Pembangunan Gedung
Laboratorium MIPA Dasar Universitas Teuku Umar dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Hasil pemerataan sumber daya tenaga kerja setelah dilakukan perataan
menggunakan metode full levelling dengan bantuan software Primavera P6
Pro R8.4 pada proyek pembangunan gedung laboratorium MIPA dasar
Universitas Teuku Umar ini, efisien dalam hal penggunaan, karena
dilakukan secara otomatisasi. Pemerataan sumber daya tenaga kerja
menggunakan software ini, juga melakukan pergeseran waktu mulai dan
waktu berakhirnya item pekerjaan berdasarkan hubungan jaringan pekerjaan
yang telah di atur sebelumnya. Seperti pada pekerjaan lantai 1 untuk hasil
yang didapat pada pelaksanaan pekerjaan kayu dan penggantung lantai 1
untuk item pekerjaan jendela kaca kelas 1 tipe J1, jendela kaca kelas 1 J2,
pintu kayu kelas 3 tipe P3, jendela kaca kelas 1 tipe PJ1 dan pintu kayu
kelas 1 tipe PJ1 yang pada schedule awal dimulai pada tanggal 29 Okteber
2015 s/d 11 Desember 2015. Setelah dilakukan levelling berubah waktu
mulai pelaksanaannya menjadi 12 s/d 25 November 2015 dan pekerjaan
lantai 2 item perkerjaan plesteran bata campuran 1 SP : 4 PP yang mana
pada schedule awal pengerjaanya dimulai pada tanggal 19 s/d 25 November
2015 berubah waktu pelaksanaannya menjadi pada tanggal 26 November
2015 s/d 2 Desember 2015.
2. Efisiensi pangaturan sumber daya tenaga kerja pada proyek tersebut setelah
dilakukan pemerataan tenaga kerja menggunakan software Primavera P6
Pro R8.4, dapat dilihat pada hubungan jaringan kerja. Setelah dilakukan
59
pemerataan (levelling) lebih teratur dari time schedule perencanaaan awal
proyek, dimana secara otomatisasi pada software ini mengatur ulang
kembali jaringan kerja yang sudah tersusun pada time schedule perencanaan
awal.
3. Pemerataan dengan penggunaan software Primavera P6 Pro R8.4 ini juga
sangat menghemat waktu proses dan pengontrolan dalam pelaksanaan
proyek.
5.2 Saran
1. Pengalokasian Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebaiknya ditinjau dari
besarnya volume pekerjaan dan durasi yang direncanakan, agar alokasi
tenaga kerja menjadi lebih baik
2. Pemakaian software Primavera P6 Pro R8.4 sangatlah efisien dalam
merencanakan dan pengontrolan manajemen proyek pada pelaksanaannya.
60
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim., 2009, Mengelola Proyek Konstruksi dengan Prumavera 6.0.
Yogyakarta: Andi.
2. Artha, I.G.W., 2015, Optimalisasi Sumber Daya Manusia Menggunakan
Software MS. Projec. Jurnal Sipil Universitas Udayana.
3. Ervianto dan Wulfram I., 2005, Manajemen Proyek Konstruksi. Edisi Revisi.
Yogyakarta: Andi Offset.
4. Febryanti., A.P., 2014, Penjadwalan Proyek Pembangunan Gedung Yang
Mengalami Keterbatasan Sumber Daya Menggunakan Metode Perataan
Penuh (Full Levelling) Dengan Microsoft Excel Dan Overallocated
(Levelling) Sumber Daya Dengan Microsoft Project. Jurnal Sipil Universitas
Brawijaya.
5. Harley dan Bowin., 1996, Human Resources Management : An Experience
Approch. Prentice Hall .
6. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek. Cv. Andi Offser (Penerbit Andi).
Yogyakarta.
7. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan, &
Pengendalian Proyek. Yogyakarta: Andi.
8. Imron, A., 2005, Penjadwalan tenaga kerja dalam penyelesaian proyek
dengan metode resource levelling menggunakan program Ms. Project, Jurnal
Sipil Universitas Jember.
9. Kareth, M., 2012, Analisis Optimalisasi Waktu dan Biaya Dengan Program
Primavera 6.0. Jurnal Sipil Statik, 53-59.
10. Meredith, Jack R. dan Mantel JR., 1989, Project Management a Managerial
Approch. Edisi Kedua. John Wiley & Sons Inc.
11. Nugraha, P., Natan Ishak Dan Sutjipto, R., 1986, Manajemen Proyek Dan
Konstruksi 2, Surabaya : Kartika Yudha.
61
12. Putra, I.G.P.M., 2014, Analisis Tenaga Kerja Menggunakan Metode Full
Levelling (Perataan Penuh) Dengan Softwere Primavera Project Planner
Terhadap Proyek Gedung Pt Bank Muamalat Cabang Malang. Jurnal Sipil
Universitas Malang
13. Soeharto dan Iman., 1998, Manajemen Proyek Dan Konseptual Sampai
OperasionalJilid 1,Jakarta : Erlangga
14. Santoso dan Budi., 2009, Manajemen Proyek (konsep & implementasi),
Graha Ilmu, Yogyakarta.
15. Unas, S.E., 2014, Forum kuliah “Metode Full Levelling”
62
LAMPIRAN A
LOKASI PEKERJAAN
Gambar A.1.1 : Peta Provinsi Aceh
Sumber : Dinas Perhubungan Prov. Aceh, 2015
63
Gambar A 1.2 : Peta Lokasi Pekerjaan
Sumber : Google Earth, 2015
LAMPIRAN A
64
Gambar A.3.1 : Bagan alir penelitian
Data Primer
- Jumlah pekerja
- Alokasi pekerja
pada pekerjaan
Data Skunder
- Time Schedule
- Kurva S
- Laporan Harian
dan Mingguan
LAMPIRAN A
Selesai
Mulai
Rumusan Masalah
Studi Literatur
Analisa
- Perhitungan data Manual
- Analisa dengan Software Primavera P6 Pro R8.4
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Pengumpulan Data
DAFTAR PUSTAKA
Berger, A. N, & Humphrey, d. b (1997). Efficiency of financial institutions:
International survey and directions for future research. Journal of Operational
Research
Charnes A, Cooper, W. W,. & Rhodes, E (1978). Measuring the efficiency of
decision making unit, European Journal of Operasional Research, 2, 429-444
Farell, M. J. (1957). The meansurement of Productive Efficiency. Journal of the
Royal Statical Society, Vol. 120, No. 3,253-290.
Huri, M. D. dan Indah Susilowati. 2004. “Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten
Perbankan dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus:
Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002).” Jurnal Dinamika
Pembangunan. Vol. 1, No. 2, Desember 2004, Hal. 95-107.
Muliaman D. H., Wimboh S., Dhaniel I. dan Eugenia M. 2003. “Analisis Efisiensi
Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Non-Parametrik Data
Envelopment Analysis (DEA).” Bank Indonesia Research Paper, Jakarta: Bank
Indonesia
Muharam, H dan Rizki Pusvitasari. 2007. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank
Syariah dengan Metode Data Envelopment Analysis (Periode tahun 2005)”.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol.2 No.3.
Poernomo, Eddy, 2006, Pengaruh Kreativitas dan Kerjasama Tim Terhadap
Kinerja Manajer Pada PT. Jesslynk Cakes Indonesia Cabang Surabaya, Adm.
Bisnis UPN Veteran Jawa Timur. Jurnal Ilmu-Ilmu Ekonomi Vol. 6 No. 2
Syakir, A. K. 2004. “Mengukur Efisiensi Intermediasi Sebelas Bank Terbesar
Indonesia Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA).” Jurnal
Bisnis Strategi. Vol.13. Hal. 126-139, Semarang.
Saleh, Samsubar. 2000. Metode Data Envelopment Analysis.Yogyakarta: PAU-FE
UGM.
Sutawijaya, A. dan Lestari, E. P. 2009. “Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia
Pasca Krisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA.” Jurnal
Ekonomi Pembangunan. Vol. 10. No. 1. Hal 49-67.
Sumanth, D.J 1985, Productivity Engineering and Management. USA: McGraw-
Hill. Inc., USA
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan
atas undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan