analisis pelanggaran prinsip kesantunan...
TRANSCRIPT
ANALISIS PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA
DAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM NOVEL
PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN
KARYA ADIBAH EL KHALIEQY
Artikel e-Journal
diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
SUTRISNAWATI
NIM 120388201143
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
ABSTRAK
Sutrisnawati. 2016. Analisis pelanggaran Prinsip Kesantunan Berbahasa dan
Implikatur Percakapan dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Adibah
El Khalieqy, Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Pendidikan, Universitas Maritim
Raja Ali Haji. Pembimbing I: Riau Wati, M.Hum . Pembimbing II: Tessa Dwi
Leoni, S.Pd., M. Pd.
Kata Kunci: Prinsip Kesantunan Berbahasa, Implikatur Percakapan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan betuk pelanggaran prinsip
kesantunan berbahasa dan implikatur percakapan dalam novel Perempuan
Berkalung Sorban karya Adibah El Khalieqy. Penelitian ini menggunakan
penelitian deskriptif kualitatif. Objek dalam penelitian ini adalah novel
Perempuan Berkalung Sorban karya Adibah El Khalieqy. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah simak bebas libat cakap dan
teknik catat. Teknik analisis data digunakan dalam penelitian ini adalah
Identifikaasi, Pengklasifikasian, Analisis, dan Menyimpulkan.
Hasil Analisis dapat disimpulkan bahwa ditemukan adanya pelanggaran
prinsip kesantuan berbahasa meliputi keenam maksim, yaitu maksim
kebijaksanaan, kedermawaan, penghargaan, kesederhanaan, permufakatan, dan
kesimpatisan. Implikatur percakapan meliputi 7 implikatur percakapan yang
menyatakan menyindir, menghina, merayu, menyiksa, meragukan, menolak dan
kecewa. Pelanggaran berbahasa di dalam novel ini sebanyak 54 data pecakapan,
Pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa terdapat sebanyak 27 data dan
implikatur percakapan dalam penelitian ini terdapat 27 data.
ABSTRACK
Sutrisnawati. 2016. Principle Violation of the Politness Speaking Analiysis and
Conversation Implicature on the Novel of Perempuan Berkalung Sorban Created
by Adibah El Khalieqy. Essay. Tanjungpinang : majoring in education,
University of Maritim Raja Ali Haji, Preceptor I: Riau Wati, M.Hum. Preceptor
II: Tessa Dwi Leoni, S.Pd,. M.Pd.
Key Words: Principle of Politness Speaking, Conversation Implikature
The objective of this research is for describe the violation type principle
politeness sspeakung and conversation implikature on the novel Perempuan
Berkalung Sorban created by Adibah El Khalieqy . This research used qualitative
description research. The object of the research is novel Perempuan Berkalung
Sorban created by Adibah El Khalieqy. Technique of collecting data used on this
research is technique refer to and technique notes. Technique of analysis data are
identification, classification, analisis, and conclusion.
Result of data analysis conclude that found any principle politeness speaking
involved six maksim, the are maksim, wisdom, generasity, appreciation,
simplicity agreement, and sympatic. Converration implicature have 7 kinds are
insult seduce, punish, doubt, prevent, and sissapointment violation of speaking on
this novel are found 54 data conversation, vciolation of principle politeness
speaking found 27 data and conversation implicature on this research are found
27 data.
1. Pendahuluan
Bahasa sebagai alat komunikasi manusia merupakan hal yang paling
penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sistem lambang bunyi
yang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 1993: 21). Tanpa bahasa
manusia akan kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial.
Penelitian terhadap pragmatik dapat dilakukan pada tuturan yang terjadi
dalam media lisan maupun tulisan. Tuturan-tuturan yang digunakan di dalam
novel Perempuan Berkalung Sorban menarik untuk diteliti. Meskipun di
dalam novel PBS terdapat tuturan yang mematuhi dan melanggar prinsip
kesantunan berbahasa, yang akan diteliti ialah tuturan ketidaksantunan kepada
orang lain.
Berdasarkan uraian tersebut kesantunan mempunyai arti penting dalam
berbahasa. Dalam pragmatik terdapat banyak prinsip mengenai kesantunan
berbahasa yang dapat digunakan menganalisis tuturan. Prinsip kesantunan
tersebut antara lain dikemukakan oleh Brown dan Levison, Leech, dan Robin
Lakoff. Rumusan prinsip kesantunan yang sampai dengan saat ini dianggap
paling lengkap dan paling komprehensif adalah rumusan Leech (1983).
Selain itu, di dalam novel Perempuan Berkalung Sorban terdapat juga tuturan
yang mengandung Implikatur. Purwo (1990) mengatakan implikatur
percakapan yang dimaksud adalah adanya keterkaitan antara ujaran-ujaran
yang diucapkan antara dua orang yang sedang bercakap-cakap. Keterkaitan
ini tidak tampak secara literal, tetapi hanya dipahami secara tersirat.
Penggunaan bahasa yang mengandung implikatur dapat menyulitkan
pendengar atau pembaca, apabila mereka tidak memiliki pengetahuan yang
cukup untuk memahami bahasa itu.
Hal ini menjadikan ilmu pragmatik tepat apabila digunakan untuk
menjawab permasalahan yang dipertanyakan dalam penelitian ini, meliputi
prinsip kesantunan dan implikatur. Berdasarkan hal tersebut, penulis
memberi judul penelitian ini “Analisis Pelanggaran Prinsip Kesantunan
Berbahasa dan Implikatur Percakapan dalam Novel Perempuan Berkalung
Sorban Karya Adibah El Khalieqy”.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan
membuat deskripsi mengenai gambaran, lukisan secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena
yang diteliti. Metode ini dikatakan pula sebagai pencarian data dengan
interpretasi yang tepat. Di dalam penelitian bahasa, metode penelitian
deskriptif cendrung digunakan dalam penelitian kualitatif, terutama dalam
mengumpulkan data, serta menggambarkan data secara ilmiah
(Djajasudarma, 2006: 9). Penelian ini bersifat mendeskripsikan data-data
yang berkait dengan prinsip kesantunan oleh Leech serta implikatur
percakapan novel Perempuan Berkalung Sorban karya Adibah El
Khalieqy.
3. Hasil penelitian dan Pembahasan
Tabel 4.1 Hasil Penelitian
NO.
Tindak Tutur
percakapan dalam
novel Perempuan
Berkalung Sorban
Pelanggaran Prinsip Kesantunan
Berbahasa dan Implikatur Percakapan
Halaman Pelanggaran
Kesantunan
Berbahasa
Pelanggaran
Implikatur
Percakapan
1. Justru di saat
bertelur dia tak
berdaya. Kesempatan
kita menangkapnya.
Maksim
Permufakatan
Implikatur yang
menyatakan
menyiksa karena
merupakan tuturan
direktif (memerintah
atau memaksa
sesuatu)
2
2. Ini kesempatan! Dia
pasti sedang lemes!
Maksim
Permufakatan
Implikatur yang
menyatakan
menyiksa karena
merupakan tuturan
direktif (memerintah
atau memaksa
sesuatu)
3
3. Kamu lama sekali
kalau saja terlambat
sedetik, aku bisa mati.
Bodoh!
Maksim
Penghargaan
Implikatur yang
menyatakan
menghina karena
merupakan tuturan
deklarasi
(mengucilkan atau
merendahkan orang
lain)
4
4. Bocah bagus…bocah
pinter… anak Bapak,
coba sekarang
katakan, kemana saja
kalian berpertualang
seharian!
Maksim
Kebijaksanaan
Implikatur yang
menyatakan
menyindir karena
merupakan tuturan
deklarasi
(mengucilkan atau
merendahkan orang
lain)
6
5. Memalukan! Kau ini
sudah besar masih
bodoh juga, hehh!!
Maksim
Penghargaan
Implikatur yang
menyatakan
menghina karena
merupakan tuturan
deklarasi
(mengucilkan atau
merendahkan orang
lain)
7
6. Apa ke kantor itu
termasuk urusan laki-
laki, Pak Guru?
Tetapi ibunya Dita
juga pergi ke kantor,
Pak guru dan tidak
pernah ke pasar.
Maksim
Permufakatan
Implikatur yang
menyatakan
meragukan karena
merupakan tuturan
asertif (menyatakan
sesuatu)
10
7.
Waduh urusan
perempuan? Seperti
apa sih urusan
perempuan itu?
Maksim
Penghargaan
Implikatur yang
menyatakan
menyindir karena
merupakan tuturan
deklarasi
(mengucilkan atau
merendahkan orang
lain)
19
8. Nisa ada PR yang
belum digarap, Bu.
Nanti bisa kena
setrap.
Maksim
Kedermawaan
Implikatur yang
menyatakan menolak
karena merupakan
tuturan direktif
(mengeluh sesuatu)
23
9. Dasar pemalas
Maksim
Penghargaan
Implikatur yang
menyatakan
menghina karena
merupakan tuturan
deklarasi
(mengucilkan atau
merendahkan orang
lain)
24
10. Paham, paham!
Kenapa diam!
Kenapa tak kau
ceritakan
kehebatanmu naik
kuda telah menyaingi
Maksim
Penghargaan
Implikatur yang
menyatakan
menyindir karena
merupakan tuturan
deklarasi
(mengucilkan atau
Tjut Njak Dhien! Kau
ini sok pintar, Nisa.
Apa begitu yang
diajarkan Bapak
Ibumu selama ini.
Kau ini perempuan.
Mau jadi pahlawan
ya? Pencilakan.
Pethakilan! Kau ini
sadar, kau ini anak
siapa, hah!
merendahkan orang
lain)
33
11. Nisa! Anak macam
apa kau ini! Sudah
banyak orang yang
datang untuk
mendengarkan
pengajian, kok malah
cekikikan seperti
orang gila. Anak tak
tau sopan santun!
Tak tau adab!
Percuma khatam Al-
quran jika tak tahu
sopan santun!
Maksim
Penghargaan
Implikatur yang
menyatakan
menghina karena
merupakan tuturan
deklarasi
(mengucilkan atau
merendahkan orang
lain)
42
12. Mana lebih istimewa,
Bapak atau dia?
Maksim
Kesederhanaan
Implikatur yang
menyatakan merayu
karena merupakan
tuturan asertif
(menyatakan
sesuatu)
57
13. Apa yang kau
katakan, Nisa? Aku
hanya ingin main-
main denganmu.
Maksim
Kesimpatisan
Implikatur yang
menyatakan merayu
karena merupakan
tuturan asertif
(menyatakan
sesuatu)
96
14. Kau ini aneh, Nisa.
Aku belum pernah
melihat perempuan
sebodoh kau ini.
Tetapi sekalipun
bodoh, kau begitu
molek. Tubuhmu
begitu luar biasa, heh
heh heh..
Maksim
Penghargaan
Implikatur yang
menyatakan
menghina karena
merupakan tuturan
97
deklarasi
(mengucilkan atau
merendahkan orang
lain)
15. Kau ini lulusan SD
berani bertingkah. Tak
bisa kubayangkan jika
lulus Sarjana,
Tuhanpun pasti kau
debat juga.
Maksim
Penghargaan
Implikatur yang
menyatakan
menghina karena
merupakan tuturan
deklarasi
(mengucilkan atau
merendahkan orang
lain)
100
16. Jangan bohong. Kau
merasa enak
jugakan?
Maksim
Kesimpatisan
Implikatur yang
menyatakan
menyiksa karena
merupakan tuturan
direktif (memerintah
atau memaksa
sesuatu)
102
17. Hentikan penjagal!
Kau bukan Lek
Khudhori yang dapat
membuatku merasa
tentram! Kau hanya
seorang penjagal
yang membawa pisau
tumpul!
Maksim
Penghargaan
Implikatur yang
menyatakan
menghina karena
merupakan tuturan
deklarasi
(mengucilkan atau
merendahkan orang
lain)
103
18. Sudah! Sudah! Dasar
perempuan gila. Aku
tak perlu bicara
denganmu, dengan
lidah kasarmu! Aku
muak! Aku menyesal
telah menikahimu,
wanita lancang.
Dasar..(ia menyebut
kata-kata kotor yang
sulit ditirukan disini)
Oke! Mulai hari ini,
kita akan tidur pisah
dan jangan coba-
coba untuk
menasehatiku, lidah
ular!
Maksim
Penghargaan
Implikatur yang
menyatakan
menghina karena
merupakan tuturan
deklarasi
(mengucilkan atau
merendahkan orang
lain)
114
19. Alaaah…ocehanmu
melebihi Kiai
Masykur.
Memangnya kita mau
berangkat haji ke
Mekah?
Maksim
Penghargaan
Implikatur yang
menyatakan
menghina karena
merupakan tuturan
deklarasi
(mengucilkan atau
merendahkan orang
lain)
129
20. Untuk menyelimuti
apa, Annisa. Apa kau
ingin
menyembunyikan
sesuatu dari
pandanganku.
Memangnya aku ini
siapa, hah…?
Maksim
Kesimpatisan
Implikatur yang
menyatakan
menyiksa karena
merupakan tuturan
direktif (memerintah
atau memaksa
sesuatu)
131
21. Kesepian bagaimana
Mbak Ayu ini? Kan
sekarang sudah ada
momongan, sekalipun
dari yang lain.
Jika tanah tandus
dan gersang, ubi pun
jadi dimakan.
Maksim
Penghargaan
Implikatur yang
menyatakan
menyindir karena
merupakan tuturan
deklarasi
(mengucilkan atau
merendahkan orang
lain)
152
22. Tetapi aku tidak
pernah sekalipun
bermimpi mendapat
suami seperti itu. Aku
tidak pernah kena,
lihat wajah, apalagi
punya rencana untu
menjadi istrinya. Aku
tidak pernah merasa
menjadi istri
siapapun, sebab aku
tidak merasa menikah
atas kemauan dan
pilihanku sendiri.
Maksim
Kebijaksanaan
Implikatur yang
menyatakan kecewa
karena merupakan
tuturan asertif
(menyatakan
sesuatu)
159
23. Dasar otak udang!
Selalu saja
ketinggalan zaman.
Maksim
Penghargaan
Implikatur yang
menyatakan
menghina karena
merupakan tuturan
deklarasi
(mengucilkan atau
173
merendahkan orang
lain)
24. Calon menteri kok
jual burung, ikut
dong organisasi.
Maksim
Penghargaan
Implikatur yang
menyatakan
menyindir karena
merupakan tuturan
deklarasi
(mengucilkan atau
merendahkan orang
lain)
174
25. Tentu saja. Setelah
dapat ikan mereka
lalu membakarnya
dan
menyantapnya.setela
h itu…mungkin
mereka akan mandi
berdua di sungai
besar di bawah
pohon trembesi,
setelah itu…
Tahu sendirilah…
Jeng Nisa itu janda
muda dan pamannya
baru pulang dari luar
negeri itukan sudah
cukup usia juga. Jadi
tahu sendirilah…
Maksim
Penghargaan
Implikatur yang
menyatakan
menyindir karena
merupakan tuturan
deklarasi
(mengucilkan atau
merendahkan orang
lain)
192
26. Wow! Hanya orang
gila mau
mengenangkan dia,
dan mohon dengan
hormat agar Lek
Khudori tidak lagi
menyebut namanya di
depanku nanti aku
bisa muntah.
Maksim
Penghargaan
Implikatur yang
menyatakan
menghina karena
merupakan tuturan
deklarasi
(mengucilkan atau
merendahkan orang
lain)
211
27. Tetapi jika seperti
Basuni itu, nggaklah
Mbak, jawab Nina
cepat-cepat.
Itu urusan dia. Tetapi
nggak zamannya laki-
laki menguasai
perempuan. Belum
apa-apa sudah
melarang ini
melarang itu,
perintah san perintah
sini,
seenaknya.memangny
a aku ini kacung?”
kata Nina sebal.
Maksim
Penghargaan
Implikatur yang
menyatakan
menghina karena
merupakan tuturan
deklarasi
(mengucilkan atau
merendahkan orang
lain)
232
Berdasarkan hasil penelitian dalam novel Perempuan Berkalung
Sorban karya Adibah El Khalieqy ditemukan adanya pelanggaran prinsip
kesantunan berbahasa dan implikatur percakapan dalam novel tersebut.
Pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa meliputi keenam maksim, yaitu
maksim kebijaksanaan, kedermawaan, penghargaan, kesederhanaan,
permufakatan, dan kesimpatisan. Implikatur percakapan meliputi 7
implikatur percakapan yang menyatakan menyindir, menghina, merayu,
menyiksa, meragukan, menolak dan kecewa.
4. Simpulan dan Saran
Simpulan
Berdasarkan perumusan masalah dalam penelitian ini, dapat
disimpulkan dua hal pokok yang meliputi, pelanggaran prinsip kesantunan
berbahasa dan implikatur percakapan dalam novel Perempuan Berkalung
Sorban karya Adibah El Khalieqy. Pelanggaran prinsip kesantunan
berbahasa meliputi keenam maksim, yaitu maksim kebijaksanaan,
kedermawaan, penghargaan, kesederhanaan, permufakatan, dan
kesimpatisan. Implikatur percakapan meliputi 7 implikatur percakapan
yang menyatakan menyindir, menghina, merayu, menyiksa, meragukan,
menolak dan kecewa. Pelanggaran berbahasa di dalam novel ini sebanyak
54 data pecakapan, Pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa terdapat
sebanyak 27 data dan implikatur percakapan dalam penelitian ini terdapat
27 data.
5. Saran
Berdasarkan penelitian ini, penulis membahas mengenai pelanggaran
prinsip kesantunan berbahasa dan implikatur percakapan dalam novel
Perempuan Berkalung Sorban karya Adibah El Khalieqy. Penelitian ini
memberikan gambaran mengenai tindak tutur yang sesuai dengan prinsip
kesantunan kebahasaan.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini merupakan penelitian
tahap awal, sehingga masih banyak kekurangan. Bagi peneliti selanjutnya,
diharapkan dapat memberikan perkembangan yang lebih luas mengenai
tuturan dalam berbahasa. Penelitian ini tidak hanya dilakukan dalam
mengalisis tuturan di dalam novel, namun dapat juga dilakukan
berdasarkan tuturan yang terjadi dimasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Aslinda dan Leni Syafyahya. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Rafika
Aditama.
Ariyani , Dwi. 2010. Pelanggaran Prinsip Kesantunan dan Implikatur dalam Acara
Opera Van Java di Trans 7: Sebuah tinjauan
Pragmatik.http:perpustakaan.UNS.ac.id
Chaer, Abdul, dan Agustina, Leoni. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal.
Jakarta: Rineka Cipta.
Djajasudarma, Fatimah. 2006. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian
dan Kajian. Bandung: PT Refika Aditama.
El Khalieqy, Adibah. 2009. Perempuan Berkalung Sorban. Yogyakarta: Arti
Bumi Intaran.
Mashun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahap Strategi, Metode, dan
Tekniknya. Jakarta: Rajawali Pers.
Putri, Tanjung Tyas Ning. 2010. Pelanggaran Prinsip Kesantunan dalam Film
Warkop DKI Maju Kena Mundur Kena: Sebuah Tinjauan Pragmatik.
http:perpustakaan.UNS.ac.id
Rahardi, R. Kunjana. 2006. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa, Pengantar
Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Wati, Marina Catur Nopita. 2012. Pematuhan dan Pelanggaran Prinsip
Kesantunan serta Implikatur Percakapan dalam Talk Show “Apa Kabar
Indonesia Malam di TV ONE: Suatu Tinjauan Pragmatik.
http:perpustakaan.UNS.ac.id
Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Penerbit Andi.