analisis pelaksanaan praktikum kimia di sekolah menengah atas

5
BAB 26 Analisis Pelaksanaan Praktikum Kimia Di Sekolah Menengah Atas Jimmi Copriady , T. Subahan Mohd Meerah Kamisah Osman Pengenalan Pembelajaran sains kimia merupakan ilmu natural yang mempelajari fenomena- fe~omena perubahan senyawa kimia yang terjadi ketika dila<jkan pengabungan beberapa unsu' kinnia. Dengan demikian pelajaran sams kimia tidak dapa: hanya dilakukan secara teori daia~ kelas, akan tetapi siswaan sams kimia dapat d.iakukan melalui praktikum. Praktikum sai^; kimia membantu siswa melihat fakta, data dan memaha^i fenomena yang terjadi secara ny=:a dan langs'jng. Data-data yang didapati dan pelaksanaan praktikum akan dianalisis jntuk membantu menelaskan fenomena 'Ahas Baba 1997, Che Husna Azhari 2003, Ku ^z-'ariza! 2002, Mokhtar 2007). Pentmgnya peia<sanaan pra<: <um di laboratorium sains sekolar edaiah seiring dengan proses oe^gaja'a" da^ pembe =^aran sains yaitu untuk menincotkan pencapaian dalam mata oelaja'^an sans Pooh 1998, Mokhtar 2007). Dengan de~ikian pelaksanaan pe-^gajaran dan pe"-oeia^a'an n-ata pelajaran sains kimia be'r^Juan meningkatkan pengetahua'-. ca' <e:era'^D!lan 3 swa dalam n-elakukan praktiku~ dan m.elakukan pengamatan ana So sroses pe'-"ahan kimia yang terjadi. Menur," Alias Baba (1999;: Che Husna Azsnan (2003. Ku Az'anza 2002) menjeiason praktikj-r. me^,ii<an kegiata^ untuk menjadi lar/apa' pe'soala"- pe'-,'..5lan sains secara benar r-elalui i'a'isis untuk rr.emoant'j menerang^an fenorr.ena pe'soaia' sains yang d^a • Dalam peia'sanaan c-p^ga^a'a'- sa^ns ' mia a-:a dua faktor penting u r ' , ' pela'-.^-aan oraktik^m dalam iaborator ^m yatj 1, Gu-^ seba';4 surnber da' media daia" mea^.^an pengajaran prak'<:jm, guru sebaga' s,"be' ''V^rn "erupakan :a an satu su'^.'>er in''',"'isi bagi sis.va dalai^ melakui'an pra'f.f'^'n ca'. giir, cebagai rn'.-rj a karena g'.,nj be'r.r'an sebagai penjelas informasi tentang pelajaran sains k " a . 2) Media 'peralatanj .-j'a'fiku" ns

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Pelaksanaan Praktikum Kimia Di Sekolah Menengah Atas

B A B 2 6

Analisis Pelaksanaan Praktikum Kimia Di Sekolah Menengah Atas

J immi Copriady , •

T. Subahan Mohd Meerah

Kamisah Osman

Pengenalan

Pembelajaran sains kimia merupakan ilmu natural yang mempelajari fenomena- fe~omena perubahan senyawa kimia yang terjadi ketika dila<jkan pengabungan beberapa unsu' kinnia. Dengan demikian pelajaran sams kimia tidak dapa: hanya dilakukan secara teori daia~ kelas, akan tetapi siswaan sams kimia dapat d.iakukan melalui praktikum. Praktikum sai^; kimia membantu siswa melihat fakta, data dan memaha^i fenomena yang terjadi secara ny=:a dan langs'jng. Data-data yang didapati dan pelaksanaan praktikum akan dianalisis jntuk membantu menelaskan fenomena 'Ahas Baba 1997, Che Husna Azhari 2003, Ku ^z-'ariza! 2002, Mokhtar 2007). Pentmgnya peia<sanaan pra<: <um di laboratorium sains sekolar edaiah seiring dengan proses oe^gaja'a" da^ pembe = aran sains yaitu untuk menincotkan pencapaian dalam mata oelaja'^an sans Pooh 1998, Mokhtar 2007). Dengan de~ikian pelaksanaan pe-^gajaran dan pe"-oeia^a'an n-ata pelajaran sains kimia be'r^Juan meningkatkan pengetahua'-. c a ' <e:era'^D!lan 3 swa dalam n-elakukan praktiku~ dan m.elakukan pengamatan ana S o sroses pe'-"ahan kimia yang terjadi. Menur," Alias Baba (1999;: Che Husna Azsnan (2003. Ku Az'anza 2002) menjeiason praktikj-r. me^, i i<an kegiata^ untuk menjadi lar/apa' pe'soala"- pe'-,'..5lan sains secara benar r-elalui i 'a' isis untuk rr.emoant'j menerang^an fenorr.ena pe'soaia' sains yang d^a •

Dalam peia'sanaan c-p^ga^a'a'- sa^ns ' mia a-:a dua faktor penting u r ' , ' pela'-.^-aan oraktik^m dalam iaborator ^m y a t j 1, Gu-^ seba';4 surnber d a ' media d a i a " mea^.^an pengajaran prak'<:jm, guru sebaga' s , " b e ' ''V^rn "erupakan :a an satu su' .'>er in ' ' ' , " ' i s i bagi sis.va dalai^ melakui'an pra'f.f'^'n ca ' . g i i r , cebagai rn'.-rj a karena g'.,nj be'r .r 'an sebagai penjelas informasi tentang pelajaran sains k " a . 2) Media 'peralatanj .-j 'a'f iku" ns

Page 2: Analisis Pelaksanaan Praktikum Kimia Di Sekolah Menengah Atas

330 HimpuiHin Pt-nyvlidikan PvnitiM.vi S.'nlfiMw

kiiiii,i y.iitu l.ibor.Uoriiim sobaq.ii pras.ir.inj djldm polaksj .un praktikum. Meiuirut Iiici Morgil and Sonar Temo (2007) laboratorium ad.il.ih temp.it yang ideal untuk borsep.ulu dan melaks.inakan konsep-konsep teoritis d.ikim kooteks duni.i ny.it.i. Solanjutnya poralatjn sebagai sarana utama dalam pelaksanaan praktikum sains kimia, tanpa adanya perleiigkapan memenuhi standar untuk dapat digunakan, mjka praktikum tidak dapat dilaksanakan.

Pelaksanaan pengaiaran dan pembelajaran sain kimia melalui praktikum dalam laboratorium dapat meningkatkan pengetahuan siswa lobih baik. karena terjadi proses pembelajaran secara laiigsung. Siswa dapat melakukan praktikum dalam melakukan pengamatan. Selain dapat meningkatkan pengetahuan secara lebih baik pratikum sams kimia dapat meingkatkan motivasi sisiva dalam pembelajaran sains kimia. Penerapan metode praktikum pada proses pembelajaran berhasil meningkatkan motivasi belajar kimia siswa iePih dari 75'>o dan 89.3''o s;swa sepakat bahwa kegitan praktikum dapat membantu meningkatkan pemahaman maten kiniia yang di pelajari, lis Siti Jaharo dan Sus!lawati (2008). Selanjutnya J. D. Bradley (1999) "mengmgatkan guru kimia praktikum sesuatu yang penting dari berbagai alasan mencakup motivasi, konsep belajar dan penqembangan keterampilan.

Pentingnya pelaksanaan praktikum sams k:mia di sekolah maka diharapakan guru sains kimia memiliki kompetensi dalam pelaksanaan praktikum sains kimia meliputi kompetensi 1) kompetensi pengetahuan, 2) kompetensi melakukan persiapan 3) kompetensi melakukan praktikum 4) kompetensi pedagogi dalam melakukan praktikum. Berdasarkan Peraturan menteri pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan dengan m.emperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan. Selanjutnya berdasarkan Kompetensi Guru Mata Siswaan Kimia pada SMA/MA, SMK/MAK diantaranya a) menguasai prinsip-prinsip dan teori- teori pengelolaan dan keselamatan kerja/belajar Ci laboratorium kimia sekolah, b) menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan p.'anti lunak komp.iter untuk meni''c;katkan pembelajaran kimia di kelas, laboratorium dan laoangan, c) merancang eksperiment kimia untuk keperluan pembelajaran atau penelitian, c) melaksanakan eksperiment kim. a dengan cara yang benar. Menurut Hilai A. Esin, A (2010) pengajaran sains yang effektif memerlukan guru yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap sams dan mesti ma~pu m.engaplikasikan dalam laboratorium secara lebih baik Selanjutnya me-urut Friedl (1995 kompetensi guru sam kimia meliputi a) kemahiran sams science process skills) lerdin cs ' i kompetensi mengamati (observing), meng<.asifi<asika" (classifi/ing;- mengukur can menggunakan nombor (measuring and using number), mem.ouat kesimpulan (mc<:ng inferences meramal (predicting), dan berkom.umkasi (communicav.ng). b) kemahi'an ma-ipuiatif 'manipulative skills) terdiri dan komoete's ; menggunakan dan mengencaiikan alat sa "s (t 'Sing and handling science apparatus; -emel iha'a a'a: sains dengan caik dan benar ^maintaining science apparatus correctly c^d safely/ memoersihkan alat de-gan benar (cleaning science apparatus correctly,, m.enanci-i specimen da- baik dan bena' 'handing spevnen correctly and carefully), dar kompete's mensketsa specimen dan appa'atus sams (sketch specimen a rc science appara^jsj.

Pelaksanaan Praktikum Sains Kimia Di Sekolah Menengah Atas Propinsi Riau

Berdasarkan penelitian survey dilakukan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) di Propinsi Riau tentang pelaksanaan praktikum sains kimia. Penelitian dilakukan kepada 236 orang gum sains kimia dan 474 populasi guru sain kimia Propinsi Riau dengan menggunakan pegambilan sampel label Krejie dan Morgan (1970). Pendekatan penelitian secara kuantitif dengan menggunakan angket dan melakukan wawancara terstruktur kepada 10 orang guru sams kimia untuk mendukung data kuantitatif.

^^bel 1. Demograt, guru

• • _ Jintinii 1

2, iliJT^, - — — , — ^ - i y i n l ^ h ^ ^

to

no 1

Bidang Hmu 6 6

2. ^^^Mikar^ KinZ ' ' • _ j J i i r n l a h %

No

1 — — - _ _ _ J ^ a s a n — •— 26 2 ?

2 . Ko ta • K3buD>^tpn

^ _ _ _ _ J u r n l a h %

Berdas 3rkan i w; ^

-'3 9 6 6 1

Berdasarkan tabel 1 di dapatkan dari 236 g. ru sams kimia terc ri dan 48 orang 20.3% guru laki-laki dan 188 orang 79.66% guru perempjan. Selanjutnya be-dasarkan bidang ilmu pendidikan 174 orang 73.73% guru pendidikan <'mia dan 52 ora-g 2627- j gur^ oukan pendidikan kimia. Berdasarkan tempat mengajar 80 orang 33.9-o guru sains kimia di Ko'a dan 156 orang 26.27% guru mengajar di Kabupaten, Hasil penelitian kuantitatif tentang pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran sains kimia di da am laboratorium. a) pe's apan praktikum meliputi ; Persiapan alat dan bahan s e t a persiapan prosedur peiaksanaan. b) pelaksanaan pengajaran praktikum sains kimia meliputi : bimbinga- guru, aktivitas s swa, diskjsi (kesimpulan).

^^bel 2: Persiapan pra<t,kum Sams K,rr„a

***' ''' nfin rtrmfi 1' > Mm 16

A^a; dan Bahan M i n _ _ _ _ 3,35 5 P _ _ _

r.~^ IaterEretasi__

— ^^^--ir Keiai<';an;i5n . [<eseluruhan

Tabel 2 m p n n n m n , , , •

3.43 .667

Page 3: Analisis Pelaksanaan Praktikum Kimia Di Sekolah Menengah Atas

T.lbel 3: T.ihap porsi. ip''" pr.iktikuni

Persiapan Alat dan Bahan _ j ' " ^ ' ' " ' I t 10.6

Le_bhba,k ^

Iwenentukan Prosedur Pelaksanaan J u ^ l a h

Sevang 81 34 3

L e b , h B j i k _ _ _ _JZ2 ^

Seianjutnya tabel 3 nvnunjukkan bahwa sebelum melakukan praktikum sams kimia terlebih aaliulu guru melakukan persiapan. Dalam melakukan persiapan praktikum 25 orang 10.6'V guru kurang dapat melakukan persiapan praktikum secara baik, menunjukkan guru tidjv; dapat melakukan persiapan secara optimal, 106 orang 44.9% guru melakukan pe.''siapan praktimum pada tmgkat sedang, ini menunjukkan guru dapat melakukan persiapan pra:<tikum namun mas.h ada oeberapa kendala dalam melakukan praktikum, dan 105 orang 44.5% guru sains kimia secara lebih baik untuk pelaksanaan praktikum tanpa mengalami kendala yang sulit. Selanjutnya R-elakukan persiapan praktikum dengan menentukan prosedur pelaksanaan 26 orang l l - \ - orang tidak dapat menentukan prosedur pelaksanaan praktikum secara lebih baik 81 orang 34.3' o dapat menentukan prosedur pelaksanaan praktiku--^ namun da'am prosedur pelaksanaan praktikum secara sederhana dan 129 orang 54.7% o^ang guru dapat ""enentukan pi-osedur pelaksanaan secara lebih baik untuk peiaksanaan praktikum,.

Taoel 4: Pelaksanaan praktikum Kimia

Min SP Interpretasi Pelaksanaan Amali

E mbirgan 3 9 - 555 Tinggi

A k t , ' ; a s ' e l a j a r 2 .52 5 2 0 Sedang

3,S5 , 6 5 3 Tinqqi Me ,imp-*iKan Keseluruhan

3.42 .44790 Sedang

T a D e l 4 rr^enu-ukka- b imb-gan guru sams kimia nila. m i ' = 3.9-, ^ " J a ^ de .as i= 555 oerada =ada f g k a t i nggi. A<tiv,tas sswa ^alam prak .kum m,n = 2.5z dan. s : . "da^ devasi=52G' bera.e pade tahao sedang diskusi dan menyimpulkan hasil pr'a<tiku~ ni ai min = .396 d a ' standa- devias =.653 be-aaa pada tahap tmggi.

'ioel 5: 'ahap ce.aksanaa' pratikum

^ Jumlah % Bimbingan

^

Ler, - caik

Aktifitas Siswa Jumlah a/

Kiir.ing 110

7h

Xi7 *to.o Lebih baik

9 ^ ft Oiskusi

J u m l j h J.O

Kurang 7

%

3 Sedang 35 14w8

Lebih bdik 194 82.2

Selanjutnya tabel 5 menunjukkan tentang pelaksanaan praktikum sain kimia terdiri dari bentuk aktifitas meliputi : a) ak: -itas menjelaskan dan melakukan bimbingan 7 orang 3% guru kimia kurang dapat menjelaskan dan melakukan bimbingan dengan baik, 37 orang 15.7 % guru dapat menejelaskan dar melakukan bimbingan dengan baik, dan 192 orang 81.3% guru sains kimia dapat menjelasvan da melakukan bimbingan praktikum secara lebih baik. b) dalam pelaksanaan praktv jm c- 'u melakukan bimbingan secara baik sehingga siswa dapat melakukan praktikum, 110 orang 46.6°o guru siswanya kurang dapat melakukan praktikum, ini menunjukkan bahwa sis'.\a kurang mandiri dalam melakukan praktikum, 117 orang 49.5''i:> guru siswanya dapat m.elakukan praktikum, namun masih membutuhkan petunjuk dan guru dalam setiap melakukan tahapan praktikum, dan 9 orang 3.8% guru di kelasnya siswa dapat melakukan praktik'..m seca-a lebih baik.

Setelan praktikum dilaksanakan guru melakukan diskusi dan mengambil kesimpulan dan hasil praktikum, 7 orang guru 3% guru kjrang dapat melakukan diskusi dengan baik setelah pelaksanaan praktikum, 35 ora'-g 14.;-'o guru melakukan diskusi dan mengambil kesimpulan secara sederahana dan 194 c^ang 82.2% guru melakukan diskusi dan mengambil kesimpulan secara lebih setelah pelaksanaan pra<tikum.

Hambatan Dalam Pelaksanaan Praktikum

Berdasarkan hasil dapatan wawancara de-gan 11 ora'g guru sains kimia Sekolah Menengah Atas (SMA) Propinsi Riau, diperoleh -•'orm;; te-tang hamoatan dalam pelaksanaan D'aktikum sams kimia dalam labora-Driur Hambatan peiaksanaan praktikum sains k mia latu: (1) Kekurangan alat dan baha ' ~alam 3e!a<52"san praktkum sains kimia, (2) tidak aca tek-isi labo'-a'orium untuK mempersiac<an iDoratohum dan membantu guru melakukan pengawasan praktikum sains k^mia, (3) we<:u p^'gaja'an praktikum sains yang terbatas, (4) jumiah siswa yang tidak sebanding de'^an i a ye-g tersedia. siswa di bentuk dalam kc- ompok koperat'f dengan jumlah iebih be-yak

Perbinccngan

P'oses p'a paktikjm sains kimia me-put: s^rsier.in a a" Ci' a'ri' menentukan prosedur P'.-iirsaraan praktikum Menurut Muly i ' A ' " n 5pan pengajaran dan pt"bela_a^an me'.,oakan proses pra Dem.c--: ajar-- se'^-i ^ ' 'J'.' •'zikis, pers aoan disebut

Page 4: Analisis Pelaksanaan Praktikum Kimia Di Sekolah Menengah Atas

j u g j jpersopsi iaitu suatu aktivitas untuk nionciptakan pra kondisi bolajar. s fh inggj timbul minat dan situasi belajar yang menguntungkan proses belajar. Guru merupakan orang yang bertanggung jawab mengunjs d.in niomastikan tersedianya unsur- unsur dalam lingkungan pembelajaran dan berada dalam keadaan sompurna (Crowl et al 1997. Giffin 2005; Nurzatulshima ,2008). Selanjutnya Menurut Weintein, (1996), Nurzatulstiima, (2008) merinci lingkungan fizik sebagai lemen yang perlu diuais mencakup kemudahan peralatan, keselamatan, susun kursi dan meja, sirkulasi udara dan pencahayaan tempat belajar. Perencanaan awal mengurus peralatan sangat penting termasuk menyediakan jadual peralatan yang diperlukan untuk diberi kepada siswa, . McLeod et al (2003). Disimpulkan pelaksanaan kesuksesan pelaksanaan praktikum sains kimia sangat bergantung kepada sejauhmana kesiapan guru dalam melakukan persiapan baik persiapan alat dan bahan serta membuat prosedur pelaksanaan praktikum.

Selanjutnya dalam proses praktikum guru beraigas menterjemahkan dan menjelaskan isi materi kepada siswa agar dapat melaksanakan praktikum dengan baik. Kompetensi guru menyampaikan materi praktikum secara jelas sangat diperlukan Sehingga siswa dapat melakukan praktikum dengan baik. Menurut Huey dan Lederman (1994) menekankan keperluan menjelaskan dan arahan yang jelas sebelum sesuatu aktivitas di jalankan. Kesalahan guru dalam menjelaskan materi praktikum dan kesahalan siswa memahami materi berdampak pada kegagalan praktikum dan keselamatan praktikum. Guru perlu menjelaskan materi praktikum secara sistematis sehingga siswa dapat melakukan dengan baik. Setelah menjelaskan materi dan menjelaskan prosedur melakukan praktikum guru selanjutnya guru dapat melakukan pengawasan pada setiap kelompok, jika terjadi kesalahan guru dapat memberikan petunjuk yang benar. Senada juga di katakan Chin (2003) setelah penerangan prosedur dan arahan pengambilan alat radas bahan di beri, guru memantau siswa dengan memantau setiap kelompok ke kelompok lainnya sambil memberikan menegur yang tidak bekerja sama.

Pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran sams kimia secara umum ada dua pendekatan iaitu pengajaran praktikum, yang berpusat pada guru dan pengajaran praktikum sams berpusat pada siswa. Berdasarkan hasil dapatan kajian pengajaran praktikum sains dalam laboratorium sams bimbingan guru pada tahap tmggi, sedangkan pengajaran berpusat pada siswa pada tahap sedang. Ini menunjukkan guru menjadi peran utama dalam pengajaran praktikum dimana guru berperan menjelaskan materi dan tahapan pelaksanaan praktikum. Hasi! kajian kuantitatif didukung hasil kajian kualittatif dalam wawancara tentang pelaksanaan pengajaran praktikum sains kimia di dominasi oleh guru. Menurut Nurzatulshima (2008) mengatakan strategi praktikum merupakan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa. pelaksanaan kelas praktikum membagi siswa kepada beberapa ke'ompok dengan bilangan anggota antara dua hingga enam. siswa setiap setiap kelompok.

Guru menjadi tokoh kurci dalam peiaksanaa" praktikum sains kimia, sehingga s swa dapat menja'ankan praktikum sesuai dengan prosedu^ sams kim.ia. Menurut kajian Hamrnan et al. (2000) mendapati bahwa aktivitas oerpusat pada guru menjadi keutamaan di kalangan guru sains. Senada dengan penelitian Rosmah Binti EG nm (2005, menglibatkan siswa dalam aktivitas inkjiri rendah maka pelaksa'aan pendekatan ini belum mencapai tahap yang miembanggakan. Ini m.enunjukkan barwa proses kontro! g u ' j dan arahan g u ' j dalam praktikum sangat diperlukan bagi pelaksanaan praktik j m sesuai tahapan praktikumi.

An.,t,ui Pelaksanaan Prakuki»,, Kim.a di Sekolah Menengah Ata% 335

Proses pengajaran praktikum kimia berpusat pada guru, kerana praktikum memerlukan pengetahuan dan keterampilan dalam menghuraikan zat kimia. Sementara siswa sebagai subjek pembelajaran, siswa kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan lebih untuk melakukan praktikum sains kimia sehingga siswa selalu memerlukan petunjuk gunj setiap melakukan tahapan praktikum sains kimia. Siswa dapat melaksanakan praktikum berdasarkan penjelasan dan berpedoman kepada buku Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Menurut Chang Ledernien (1994) di mana siswa tidak ada ide umum atau khusus mengenai tujuan menjaiankan aktivitas inkuiri dalam laboratorium menyebabkan mereka tidak tahu apa yang perlu dilakukan dan tidak yakin dengan apa yang dilakukan. Lebih lanjut dikatakan dimana hanya terdapat seorang atau dua orang saja yang mendominasi aktifitas yang dilaksanakan sedangkan siswa lain hanya memperhatikan dan menyalin hasil proses inkuiri yang diperoleh teman mereka. Untuk itu guru mesti membuat petunjuk dan prsedur yang jelas sehngga siswa dapat menjaiankan praktikum sains secara tepat dan benar. Ini senada dengan pernyataan Bryan (2003) guru harus memastikan siswa membuat langkah yang sepatutnya supaya tidak membuat kesalahan menjaiankan kajian.

VValaupun pelaksanaan praktikum berpusat pada guru namun guru mesti menglibatkan siswa secara aktif dalam laboran. Menurut Linn dan Gronlund (2000) pembelajaran yang berhasil dari penglibatan SiSwa yang aktif mengikut pemikiran dan bukti. Penglibatan siswa secara aktif dalam menumbuhkan sikap bertanggungn jawab dan meningkatkan m.otivasi siswa menemukan hasil praktikum. Ini senada dengan pendapat Feden dan Vogel (2003) siswa akan berminat dan bermotivasi menjaiankan aktiviti pembelajaran jika guru berhasil mengurus pengibatan siSisa.

Setelah praktikum d.iakukan siswa guru melakukan diskusi dan menjeiaskan fenomena-•enomena daiam praktiki-m. Guru harus mampu menjelaskan dan melakukan analisis terhadap nasil eksperimen dengan pendekatan inkuiri. Hal ini senada dengan Kamisah Osman ?t al, (2007) literasi sains yang dimiliki oleh seseorang di m.anifestasikan dengan kemampua^-melihat dan mengkaji sesuatu secara saintifik dan melihat penerangan mengena sesuatu fenomena berdasarkan bukti atau sebaliknya. Kemampuan guru dalam menjelaskan rasil praktikum sangat memoantu pemahaman siswa terhadao materi pelajaran praktikum.

Berdasarkan hasil temjan kualitat'f peiaksanaan praktikum sams kimia guru Sekolan f.lenengah Atas (SMA) Prop -si Riau ada beberapa hambatan di alami guru. Hambatan dalam peiaksanaan lait^ kekurangan alat dan bahan praktikum, waktu terbatas, jumlah pelajar lebih canyak dan tid3< ada tek'- si labor membantu guru. Temuan Rosmah Bint Edinin (2005, pe'aksanaan per-.cekatan ir^^iri di sekoiah m.enghadapi hambatan tiga faktor yaitu guru, pe.ajar dan piha< sekolah Hambatan pembe'ajaran didaoati memberi kesan terhadap seseorang m d i v c j dalam. oembeiajaran dan tahap kepuasan, Giles, (1999), Schiike (2001). Menurut Packard da- Race (2000) dalam Nurzatulshima (2008) kehad-an pembantu laser atau orang cewasa ya-c mahir tentang laooratonum dapat membantu mengurus kerja p-ij<tikum. Polla'C & Hilia-je (2001) yang menyatakan bahwa oelajar oukan sahaja memerlukar- duk. ,-gan tetap ;uga memerlukan tempat untuk belajar tanpa cangguan. Jadi keseimbangan a-"era jumla ' pelajar dan persekitaran yang mem.adai dipe'^ukan untuk p^ a<sanaan p r a ' t ' j m sam: <mia berkesan. Untuk pelaksanaan praktikum lebih baik dr.e'iukan •'asili'*; yang -emadai , v/aktu yang cukup serta <esiapa' guru dalam

Page 5: Analisis Pelaksanaan Praktikum Kimia Di Sekolah Menengah Atas

336 Himpunan Penyelidikan Pendidikan Serantau

melakukan pengajaran dalam labor sedangkan teknisi labor hanya sebagai faktor penunjang

dalam pelaksanaan praktikum.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan a) kegiatan pra praktikum meliputi persiapan alat dan bahan pada tahap sedang, menentukan prosedur pelaksanaan praktikum pada tahap tinggi. b) Kegiatan pelaksanaaan pengajaran praktikum meliputi bimbingan guru dalam praktikum berada pada tahap tinggi, aktifitas siswa dalam melakukan praktikum berada pada tahap sedang dan menyimpulkan hasil praktikum secara keseluruhan pada tahap tinggi, Hambatan dalam melakukan praktikum yang dialami guru adalah a) terbatasnya alat dan bahan, waktu praktikum yang terbatas, banyak jumlah pelajar sehingga pelajar di kelompokan dalam beberapa kelompok. Pelaksanaan praktikum yang lebih baik hendaknya ada fasilitas praktikum yang memenuhi standar, guru memiliki kompetensi pengetahuan dan kompetensi pedagogi sehingga dapat melaksanakan praktikum terbimbing, guru memotivasi pelajar aktif dalam praktikum sesuai dengan prosedur praktikum.

Rujukan

Alias, Baba. (1999) Statistik Penyelidikan dalam Pendidikan dan Sains Sosial. Bangi: Penerbit

UKM.-Chang, H.P. and Lederman, N. G. (1994). The Effect of levels of cooperation with physical

science achievement. Journal of Research in Science Teaching, 32,167-181. Che Husna Azahari. (2003). Kecapi Hidup Glamour Sebagai Saintis. Temubual dalam Chit-chat

Saintis Tamu. Estidotmy. Kementerian Sains, Teknologi dan Alam Sekitar. Chin, C.2003. Success in investigations. Dalam Science Teacher 70 (2):34-40.

Crowl,T.K.,Kaminsky,S. & Podell,D.M. (1997). Psychology: Windows on teaching. New York; Brown 6i Benhmark Publishers.

Feden, P.D.& Vogel, R.M.(2003). Methods of Teaching. Boston: McGrwa Hill. Fethiye Karsli, et al.(2010). Prospective Chemistry Teachers' Competency Of Evaluation Of

Chemical Experiments In Terms Of Science Process Skills. Procedia Social and Behavioral

Sciences 2 (2010) 778-781. ^ Friedl. (1995). Scientific skills. http://www.scribd.com/doc/19551680/2scientific-Skills-

Introduction Giles, L M. (1999). An examination of persistence and dropout n the online computer-

conferenced classroom. (Doctoral dissertation, Virginia Polytechnic Institute and State

University, 1999). (UMI No. 9953808).

Hilal, A. Esin, A (2010). The effect of " laboratory practices in science teaching" course on

development of prospective science teacher" self-regulation skills. Procedia Social

And Behavioral Science 2. 5549-5553. "

Huey Poor Chang 8t Lederman, N.G. (1994). The effect of levels of cooperation with phsycaH

science laboratory groups on psychal science achievement. Journal of Research i'

Science Teaching, 3192): 167-171.

Analisis Pelaksanaan Praktikum Kimia di Sekolah Menengah Atas 337

Inci Morgin et al. (2007). Effects of Project Oreiented Laboratory Course on Students' Anxiety and Performance. Proceeding of the 2andEuropean variety in chemistry education, prague.

lis Siti Jahro dan Susilawati. (2008). Analsisi Penerapan Metode Praktikum Pada Pembejaran Ilmu Kimia Di Sekolah Menengah Atas. Universitas Medan (UNIMED).

J . D. Bradley .(1999). Hands-on practical chemistry for all. Pure Appl. Chemmical, 71 (5): 817-823.

Kanii, U., (2008). The effects of a laboratory based on the 7e model with verification laboratory approach on students' development of science process skills and conceptual achievement. Ph. D. Thesis. Gazi University, Institute of Education Sciences.

Kamisah, O., Zanaton, Lilia, H, (2007), Sikap terhadap sain dan sikap saintifik di kalangan pelajar Sams. Jurnal Pendidikan, 32.

Krejcie, Robert V. And Daryle W. Morgan. (1970). Ditermining Sample Size fo ResearchActivities" Educational and Psychological Measurement, 30; 607-610.

Ku Afrizal Binti Ku Aziz. (2002). Persepsi Sejauhmana Keberkesanan Makmal Sains Sekolah Mempengaruhi Pengajaran dan Pembelajaran: Suatu Kajian Khas di Daerah Hulu Langat. Latihan Ilmiah Sarjana Muda Sains dengan Pendidikan. Fakuiti Pendidikan UKM.

Lin, Robert L, 8t Gronlund, Norman E. (2000). Measurement and Assessment in Teaching. 8th Ed. NewJerrsey: Prentice Hall.

McLeod, J . Fisher, J &. Hoover, G.(2003). The Key Elemen of Classroom Management: Managing Time and Space, Student Behavior and Instructional Strategies. Alexandria VA: ASCD.

Mokhtar bin Abdullah. (2007). Masalah kerja guru sain : kesan terhadap kesedaran dan amalan keselamatan makmal sain. Tesis Fakuiti Pendidikan Universtiti Kebangsan Malaysia.

Nurzatulshima, K, et al. (2009). Pengurusan Penglibatan Pelajar Dalam Amali Sains.

JurnalPendidikan Malaysia 34 (1); 205-2017,

Orlich DC, Harder JR, Callahan JR, Gibson HW (1998). Teaching Strategies: A Guide toBetter

Instruction. Boston: Houghton Mifflin Company.

Orlich, Harder, Callahan, Trevisan & Brown. (2004). Teaching Strategies: A guide toEffective Instruction. 7thEd. Boston; Houghton Mifflin Company.

Packard, N.Si Race, P. (2000). Tip for Teacher. London: Kogan Page. Pollard, E., fit Hillage, J . (Eds). (2001). Exploring e-learning. The Institute formploment

Studies. Report No. 376. Brighton; UK.

Rosinah Edinin. (2005). Pelaksanaan Pendekatan Inkuiri-Penemuan dalam Pendidikan Sains. Tesis Dr. Fal. Universiti Kebangsaan Malaysia.

Weistein, C.S. (1996). Secondary Classroom Management; Lessons from Research an 1 Practice, Boston: Mcgraw Hill.