analisis modul 3s
DESCRIPTION
sxsTRANSCRIPT
BAB IV
ANALISIS
Pada praktikum kali ini, praktikum EDM tidak dapat dilaksanakan sehingga pada
analisis, saya akan mencoba menganalisis dan membahas mengenai tes pendahuluan beserta
dengan tugas tambahan.
EDM (Electrical Discharge Machining) merupakan mesin perkakas yang digunakan
untuk melakukan pemotongan dengan memanfaatkan cairan dielektrik dan beda potensial antara
elektroda dan benda kerja yang dapat menimbulkan loncatan bunga api listrik sehingga
memotong benda kerja.
Cara kerja dari mesin EDM adalah, dari sumber tegangan kemudian tegangan disalurkan
ke rectifier. Rectifier sendiri akan mengubah tegangan dari AC menjadi DC. Dan kemudian arus
diatur di current control. Arus disini diatur untuk mengatur laju pengurangan materialnya. Lalu
terdapat juga servo control yang digunakan untuk mengatur posisi naik turun dari elektroda serta
juga setting-nolnya sesuai dengan kondisi, dimana harus terdapat celah antara elektroda dan
benda kerja namun tidak boleh terlalu jauh agar beda potensial yang terjadi antara dua
permukaan dapat menjadi besar sehingga menghasilkan bunga api listrik.
Dapat dilihat bahwa elektroda berfungsi sebagai katoda (kutub negatif) dan benda kerja
sebagai katoda (kutub positif). Hal ini disebabkan EDM menggunakan prinsip spark dimana
akan adanya loncatan elektron – elektron yang diakibatkan adanya beda potensial antara katoda
dengan anoda, dimana prinsipnya adalah elektron bergerak dari katoda ke anoda.
Material elektroda harus memiliki titik leleh yang lebih tinggi sehingga terkikisnya
elektroda dapat lebih sedikit dibandingkan terkikisnya benda kerja. Benda kerja dan elektroda
sendiri tercelup dalam cairan dielektrik.Pada celah antara anoda dan katoda, terdapat cairan
dielektrik yang memiliki dielektrik breakdown. Dielektrik breakdown merupakan batas tegangan
maksimum yang dapat ditahan oleh suatu dielektrik untuk mempertahankan sifat insulatornya
(Insulator merupakan material yang memiliki konduktivitas listrik sangat kecil, tidak dapat
menghantarkan arus listrik tapi suatu saat dapat menghantarkan).
Saat beda potensial antara anoda dan katoda cukup tinggi sehingga melewati dielektrik
breakdown, maka dielektrik akan berubah menjadi konduktor dan menghantarkan arus listrik,
sehingga akan muncul spark atau loncatan api listrik. Spark tersebut muncul diantara permukaan
elektroda dan benda kerja yang paling dekat, sehingga saat mulai terkikis benda kerjanya, maka
akan ada bagian permukaan lain yang lebih dekat jaraknyamaka bagian permukaan lain akan
bergantian terkikis, dan seterusnya, sehingga permukaan tersebut akan terkikis seluruhnya. Spark
tersebut muncul sangat banyak berupa loncatan – loncatan api listrik dan peloncatannya tidak
menyebar terlalu jauh terhadap benda kerja tetapi terpusat sehingga hasil dari proses EDM ini
cukup akurat, walaupun memang sangat lama.
Dapat dilihat bahwa benda kerja yang dihasilkan dapat berupa berbagai macam bentuk
seperti alur, bentuk gear, lubang, dan lain sebagainya. Tingkat akurasi dari proses ini cukup
tinggi, namun sangat lama menjadi kekurangannya. Untuk menghasilkan kedalaman yang paling
besar digambar tersebut, membutuhkan waktu 10 menit (cukup lama).
Cairan dielektrik disini berfungsi sebagai insulator (sampai beda potensial yang ckup
tinggi), lalu juga sebagai media tempat penyulingan atau pembuangan geram melalui celah
antara elektroda dan benda kerja hingga ke filter, dan juga sebagai media pendingin. Cairan
dielektrik antara lain adalah mineral oil, kerosene, dan air deionisasi. Di laboraturium menurut
saya cairan dielektrik yang digunakan adalah minyak tanah. Cairan dielektrik yang menguap
akibat pemanasan (loncatan api listrik) kemudian menjadi semakin sedikit, lalu akan ada pompa
yang akan memompa kembali cairan dielektrik untuk masuk ke ruang kerja tersebut, apabila
cairan dielektrik telah mencapai batas bawah tertentu.
Sedangkan elektroda yang berfungsi sebagai katoda yang akan memunculkan loncatan
api listrik (spark) memiliki beberapa persyaratan, yaitu tahan aus, kemudian juga harus tahan
panas dan memiliki titik leleh yang tinggi secara mutlak dikarenakan agar dapat mengurangi
pengikisan yang dapat terjadi, sehingga yang terkikis hanya benda kerja. Elektroda juga harus
merupakan konduktor yang baik. Dalam hal ini, elektroda yang dapat digunakan antara lain
adalah grafit, tungsten, tembaga, kuningan-seng, dan lain sebagainya. Khusus untuk grafit,
elektroda grafit memiliki titik leleh yang tinggi (meleleh di temperatur 3000 derajat celcius
keatas) dan berubahnya menjadi fase gas bukan cair. Sehingga grafit merupakan elektroda yang
baik untuk proses EDM. Sedangkan tembaga sendiri titik lelehnya lebih rendah sehingga akan
lebih mudah terkikis.
Di gambar sebelah kiri, terlihat elektroda yang digunakan sudah mulai terkikis, hal ini
dapat disebabkan karena titik leleh elektroda itu yang tidak terlalu jauh dibandingkan dengan
benda kerja, dan juga dikarenakan elektroda tersebut sudah cukup lama dipakai sehingga
kemungkinan terkikis lebih besar .
EDM dapat menghasilkan bentuk – bentuk benda kerja EDM dapat dengan mudah
mengerjakan benda kerja dengan detail dan kontur yang rumit & kompleks, lubang-lubang
berukuran sangat kecil. Produk benda kerja dan istilah yang digunakan untuk benda kerja
tersebut antara lain adalah plastic mould, blind cavities, sharp corners, thin walls dan cross
sections, blind keyways, internal splines, squares, hexes, dan lain sebagainya sesuai dengan
bentuk elektrodanya. Salah satu dari bentuk hasil EDM adalah bentuk seperti gear seperti yang
terlihat diatas, yang dapat disebut juga stamping. Lalu produk yang dihasilkan selain itu adalah
lubang dengan diameter dan kedalaman yang kecil, stamping profil sesuai dengan elektroda yang
digunakan.
roda gigi (stamping), lubang yang dalam dengan diameter kecil, stamping profil bintang,
dan berbagai bentuk lainnya sesuai profil elektroda yang digunakan.
Untuk perbedaan ECM dengan EDM adalah sebagai berikut. Definisi dari ECM
sendiri adalah sebuah proses elektrolit dan didasarkan pada fenomena elektrolisis sebagaimana
hukum faraday (1883). Mesin ECM sering diartikan sebagai mesin yang menyepuh dengan
listrik dan serupa dengan pengerjaan menggunakan mesin dalam suhu tinggi yang diposisikan
seperti elektroda dan benda. Melalui sebuah bahan elektrolit dalam proses pemakanan yang
menggunakan katode, elektrolit dan anode sehingga dalam ECM tidak menggunakan pahat.
Peralatan potong ECM dikontrol sepanjang alur yang diinginkan dan sangat dengan dekat
dengan pengerjaan tetapi tidak sampai menyentuh. Pemakanan bahan yang memiliki tingkat
kekerasan tinggi sangat mungkin dilakukan oleh ECM. Sepanjang tidak ada perubahan panas
atau tegangan mekanik yang dipindahkan ke benda dan dimungkinkan pula untuk penyelesaian
permukaan.
Skematik prosesnya seperti sebuah katode yang direaksikan dengan anoda (elektrolit
positif). Tekanan elektrolitenya diinjeksikan pada temperature tertentu ke area pemakanan.
Tingkat pemekanannya sama pada tingkat pencairan bahan. Ataupun disesuaikan dengan titik
lebur dari benda yang akan dibuat.untuk toleransi yang digunakan didalam dan diluarnya adalah
0,03 inci.
Perbedaan utama dari EDM dengan ECM adalah terlihat dari penggunaan cairan atau
medium untuk menghantarkan listrik dan sebagai pendingin, sekaligus sebagai media
pembuangan geram. EDM menggunakan cairan dielektrik sebagai media tersebut, sedangkan
ECM menggunakan elektrolit.
Website :
http://www.pudak-machinery.com/edm.php
http://fariedpradhana.wordpress.com/category/mesin-non-konvensional/