analisis model pembelajaran matematika di slbn 4 jakarta...

153
Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ( Siswa Tunarungu Kelas XI ) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Yoga Priatama (1113017000013) JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 18-Oct-2019

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta

( Siswa Tunarungu Kelas XI )

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Yoga Priatama

(1113017000013)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas
Page 3: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas
Page 4: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas
Page 5: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

i

ABSTRAK

Yoga Priatama (1113017000013). Analisis Model Pembelajaran Matematika

di SLBN 4 Jakarta (Siswa Tunarungu Kelas XI). Skripsi Jurusan Pendidikan

Matematika. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis penerapan model pembelajaran

matematika di SLBN 4 Jakarta bagi siswa kelas XI Tunarungu ditinjau dari

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, respon siswa dan hasil tes selama

proses pembelajaran, serta alat atau media pembelajaran yang digunakan. Penelitian

ini merupakan penelitian Deskriptif Kualitatif dengan subjek penelitian yaitu satu

guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas XI pada tahun

pelajaran 2018 / 2019. Teknik pengumpulan yang digunakan adalah wawancara,

observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Penyusunan

perencanaan pembelajaran matematika di SLBN 4 Jakarta kurikulum yang

digunakan yaitu kurikulum 2013 (2) Pelaksanaan pembelajaran matematika di

SLBN 4 Jakarta menggunakan metode ekspositori dan MMR (Metode Maternal

Reflektif) (3) Terdapat 2 hasil aktifitas pembelajaran, yaitu respon siswa dan hasil

tes (4) alat atau media pembelajaran matematika yang digunakan oleh guru masih

konvensional.

Kata Kunci : Inkuiri, Tunarungu, Pembelajaran Matematika

Page 6: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

ii

ABSTRACT

Yoga Priatama (1113017000013). Analysis of Mathematics Learning Model in

SLBN 4 Jakarta (Deaf Students Class XI). Thesis Department of Mathematics

Education. Faculty of Tarbiyah and Teacher Training at the State Islamic University

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

The purpose of this study is to analyze the application of mathematics learning

models in SLBN 4 Jakarta for class XI students with hearing impairment in terms

of planning and implementing learning, student responses and test results during

the learning process, as well as the learning tools or media used. This research is a

qualitative descriptive study with research subjects namely one mathematics class

teacher and five students of SLBN 4 Jakarta class XI in the 2018/2019 school year.

The collection techniques used were interviews, observation, and documentation.

The results showed that (1) The preparation of mathematics learning planning in

SLBN 4 Jakarta curriculum used was the 2013 curriculum (2) The implementation

of mathematics learning in SLBN 4 Jakarta used the expository method and MMR

(Reflective Maternal Method) (3) There were 2 results of learning activities, namely

student responses and test results (4) mathematics learning tools or media used by

teachers are still conventional.

Keywords: Inquiry, Deafness, Mathematics Learning

Page 7: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang

senantiasa memberikan karunia dan nikmat yang tak terbatas sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan umatnya

hingga akhir zaman.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Matematika pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa kemampuan dan pengetahuan

penulis terbatas, sehingga perlunya bimbingan, arahan, masukan, serta motivasi

dari berbagai pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh

sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd. Ketua Jurusan

Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, sekaligus sebagai Dosen Dosen Pembimbing I.

2. Ibu Gusni Satriawati, M.Pd. Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

sekaligus sebagai Dosen Dosen Pembimbing II.

3. Bapak Dr. Kadir, M.Pd. Sebagai Dosen Penasehat Akademik yang selalu

memberikan bimbingan, arahan, masukan, nasehat, serta motivasi untuk segera

menyelesaikan studi ini.

4. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selama masa studi telah

memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada penulis.

5. Bapak Sentono, M.M., M.Pd. sebagai Kepala SLB Negeri 4 Jakarta yang telah

memberikan izin dan membantu penulis untuk melakukan penelitian.

Page 8: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

iv

6. Ibu Rany Asmiranty, S.Pd. sebagai guru pengampu mata pelajaran matematika

di SLB Negeri 4 Jakarta yang telah membantu dan mendukung penulis selama

melakukan penelitian.

7. Siswa dan siswi kelas XI SLB Negeri 4 Jakarta tahun ajaran 2018/2019, yang

telah bersikap baik selama penulis melakukan penelitian.

8. Teristimewa untuk kedua orang tua, Ayahanda Eko Widada dan Ibunda Rr.

Padma Dewi Susilawati yang senantiasa mendoakan, melimpahkan kasih

sayang, dan memberikan dukungan penuh kepada penulis, serta adik (Risqi

Dwiputra) yang menjadi penyemangat bagi penulis.

9. Sdr Ticha Putri Solicha yang telah menemani penulis dari semester 3 sampai

mengajukan judul skripsi.

10. Sdr Ida Awawiah yang memberikan semangat selama penulisan skripsi dari

jatuh dan bangunnya penulis membuat skripsi.

11. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2013.

Terimakasih atas kebersamaannya hingga saat ini.

12. Seluruh pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang

telah memberikan bantuan dan informasi yang tentunya sangat membantu dan

bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Demikianlah semoga Allah SWT membalas segala amal kebaikan atas bantuan

yang telah diberikan kepada penulis dengan balasan yang lebih baik. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi menyempurnakan penulisan skripsi ini di masa mendatang.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan

umumnya bagi yang membaca.

Jakarta, Juli 2019

Penulis

Yoga Priatama

Page 9: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ............................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 4

D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 7

A. Anak Tunarungu........................................................................................... 7

1. Pengertian Anak Tunarungu................................................................. 7

2. Klasifikasi Anak Tunarungu ................................................................ 9

3. Karakteristik Anak Tunarungu ........................................................... 11

B. Belajar dan Pembelajaran Matematika....................................................... 12

1. Belajar ................................................................................................ 12

2. Pembelajaran Matematika .................................................................. 13

C. Model Pembelajaran Inkuiri ....................................................................... 15

Kelebihan dan Kekurangan Model Inkuiri .......................................... 20

D. Pembelajaran Matematika Anak Tunarungu .............................................. 21

Page 10: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

vi

E. Penelitian Yang Relevan ............................................................................ 22

F. Kerangka Berpikir Penelitian ..................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 27

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 27

B. Subjek dan Lokasi Penelitian ..................................................................... 27

C. Sumber Data ............................................................................................... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 28

E. Teknik Analisis Data .................................................................................. 29

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 31

A. Subjek Penelitian ........................................................................................ 31

B. Proses Pembelajaran................................................................................... 31

1. Perencanaan Pembelajaran ............................................................. 31

2. Pelaksanaan ...................................................................................... 34

3. Aktifitas Pembelajaran .................................................................... 52

C. Alat dan Media Pembelajaran .................................................................... 62

D. Temuan Penelitian ...................................................................................... 62

BAB V KESIMPULAN ..................................................................................... 63

A. Simpulan .................................................................................................... 63

B. Saran ........................................................................................................... 64

C. Rekomendasi .............................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 66

Page 11: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

vii

DAFTAR TABEL

Table 4.1 Siswa SLBN 4 Jakarta kelas XI ................................................... 31

Table 4.2 Tabel Analisis RPP ...................................................................... 34

Table 4.3 Hasil Angket Respon Siswa ......................................................... 60

Table 4.1 Hasil Belajar Siswa Tunarungu .................................................... 61

Page 12: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ................................................................. 26

Gambar 4.1 Kondisi di Luar Kelas ............................................................ 35

Gambar 4.2 Pembangunan Sekolah ........................................................... 35

Gambar 4.3 Berdoa yang dipimpin oleh Ketua Kelas ............................... 37

Gambar 4.4 Yel-yel yang dipimpin oleh ketua kelas ................................ 37

Gambar 4.5 Siswa Memperhatikan Gambar ............................................. 39

Gambar 4.6 Gerakan Hen Mencontohkan Guru ........................................ 39

Gambar 4.7 Der Mengerjakan Soal Pertama ............................................. 42

Gambar 4.8 Langkah Pengerjaan Soal ...................................................... 43

Gambar 4.9 Hasil Pengerjaan Der ............................................................. 43

Gambar 4.10 Hen Mengerjakan Soal Kedua ............................................... 44

Gambar 4.11 Hasil Pengerjaan Hen ............................................................ 44

Gambar 4.12 Selebrasi Tos Tangan ............................................................ 45

Gambar 4.13 Selebrasi seperti C.Ronaldo ................................................... 45

Gambar 4.14 Nur Mengerjakan Soal Ketiga ............................................... 46

Gambar 4.15 Nur Menggunakan Model Lidi-lidian.................................... 47

Gambar 4.16 Siswa Mengerjakan LKS ....................................................... 49

Gambar 4.17 Siswa Dibimbing oleh Guru .................................................. 50

Gambar 4.18 Siswa Bersiap-siap Mengakhiri Pembelajaran ...................... 50

Gambar 4.19 Siswa Mengucapkan Salam ................................................... 51

Gambar 4.20 Bahasa yang digunakan oleh guru ......................................... 52

Gambar 4.21 Guru memberikan motivasi ................................................... 53

Gambar 4.22 Guru berpenampilan rapih dan sopan ................................... 53

Gambar 4.23 Dapat mengerjakan soal......................................................... 54

Gambar 4.24 Menguasai materi keliling dan luas bangun datar ................. 54

Gambar 4.25 Menerapkan pembelajaran di kehidupan sehari-hari ............. 55

Gambar 4.26 Kegiatan berkelompok ........................................................... 55

Gambar 4.27 LKS memudahkan dalam memahami materi ........................ 56

Gambar 4.28 Merasa percaya diri ketika mempresentasikan jawaban ........ 56

Page 13: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

ix

Gambar 4.29 Bangga ketika guru memberikan komentar positif ............... 57

Gambar 4.30 Penghargaan dapat memotivasi untuk belajar ....................... 57

Gambar 4.31 Terlibat aktif dalam proses pembelajaran .............................. 58

Gambar 4.32 Media memudahkan memahami materi ................................ 59

Gambar 4.33 Menyelesaikan persoalan di kehidupan sehari-hari ............... 59

Gambar 4.34 Media yang digunakan bervariasi .......................................... 60

Page 14: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus Pembelajaran ............................................................. 69

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................... 73

Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen ............................................................... 81

Lampiran 4 Lembar Observasi Pendidik ................................................... 82

Lampiran 5 Lembar Observasi Siswa ....................................................... 84

Lampiran 6 Daftar Pertanyaan dan Hasil Wawancara .............................. 87

Lampiran 7 Hasil Angket Respon Siswa .................................................. 94

Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa ............................................................ 104

Lampiran 9 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................... 139

Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian ....................................................... 140

Page 15: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan nasional memegang peranan yang sangat penting bagi Negara

Indonesia dan merupakan hak bagi setiap warga negara. Hal ini disebabkan karena

pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan

bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti, memiliki

pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang

mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 menjamin setiap warga negara untuk

memperoleh kesempatan yang sama memperoleh pendidikan. Hal ini menunjukkan

bahwa anak berkelainan berhak pula memperoleh kesempatan yang sama dengan

anak lainnya (anak normal) dalam pendidikan. Pendidikan khusus sangat

diperlukan bagi mereka yang memiliki kesulitan dalam proses pembelajaran yang

berkaitan dengan kelainan fisik, mental emosional, sosial, dan/ atau memiliki

potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

Anak Berkebutuhan Khusus atau Anak Luar Biasa adalah anak yang

menyimpang dari rata-rata anak normal dalam hal; ciri-ciri mental, kemampuan-

kemampuan sensorik, fisik dan neuromaskular, perilaku sosial dan emosional,

kemampuan berkomunikasi, maupun kombinasi dua atau lebih dari hal-hal diatas;

sejauh ia memerlukan modifikasi dari tugas-tugas sekolah, metode belajar atau

pelayanan terkait lainnya, yang ditujukan untuk pengembangan potensi atau

kapasitasnya secara maksimal1.

Teknis layanan pendidikan jenis Pendidikan Khusus untuk siswa yang

berkelainan atau siswa yang memiliki kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan

secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar

dan menengah. Pendidikan Khusus hanya ada pada jenjang pendidikan dasar dan

1 Mangunsong, F, Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Jilid I ( Jakarta:

Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Kampus Baru UI,

Depok,2014). h. 4

Page 16: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

2

menengah. Dengan adanya undang-undang tersebut maka anak berkebutuhan

khusus mendapat kesempatan untuk bisa lebih beradaptasi dengan anak normal

lainnya dalam menerima pendidikan yang layak.2

Siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) sangat berbeda dengan siswa pada sekolah

formal sehingga membutuhkan perlakuan khusus dalam pembelajaran matematika.

Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di SLB meliputi semua aktivitas yang

memberikan materi pelajaran kepada siswa agar siswa mempunyai kecakapan dan

pengetahuan memadai yang dapat memberikan manfaat bagi perkembangan siswa.

Dalam proses belajar mengajar matematika selain melibatkan pendidik atau guru

dan siswa secara langsung, juga diperlukan pendukung yang lain yaitu: alat

pelajaran yang memadai, penggunaan metode yang tepat, serta situasi dan kondisi

lingkungan yang menunjang.

Siswa SLB memiliki kesulitan belajar yang berbeda-beda karena disebabkan

oleh keterbatasan yang dimilikinya. Anak tunarungu memiliki keterbatasan dalam

pendengarannya, sehingga mengalihkan pengamatannya kepada mata. Melalui

mata anak tunarungu memahami bahasa lisan. Selain melihat gerakan dan ekspresi

wajah lawan bicaranya mata anak tunarungu juga digunakan untuk membaca gerak

bibir orang yang berbicara. Sehingga untuk memahami bahasa, anak tunarungu

membutuhkan waktu yang cukup lama.

Banyak faktor yang mempengarui hasil belajar matematika pada siswa SLB.

Salah satu faktor yang sangat penting yaitu guru yang mengajar. Faktor guru dan

cara mengajar memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi

belajar matematika siswa. Bagaimana sikap dan kepribadian guru,”tinggi

rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana guru itu mengajarkan

pengetahuan kepada siswanya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang

dapat dicapai siswa3. Guru sekolah luar biasa mempunyai kesulitan tersendiri dalam

menyampaikan materi dibandingkan guru matematika pada sekolah formal.

2 Liling Kristin Setyowati. Skripsi. Analisis Kesulitan Anak Berkebutuhan Khusus Dalam

Belajar Matematka Di Kelas Inklusi. 2014. 3 M. Ngalim Purwanto. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2013) h. 12

Page 17: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

3

Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran matematika pada siswa SLB

perlu adanya sarana dan prasarana baik pokok maupun penunjang. Hal ini

dikarenakan harus mempertimbangkan kondisi yang ada pada siswa tunarungu,

baik kondisi fisik, mental, emosi maupun sosialnya. Siswa SLB lebih membutuhkan

pendidikan dan pelayanan yang khusus. Perlu disadari bahwa tidak ada satupun

model, metode atau pendekatan serta jenis pendidikan yang dapat memberikan

pelayanan pendidikan untuk semua masalah yang berbeda-beda. Itulah sebabnya

para guru dituntut untuk berkreasi mengembangkan model atau metode dalam

upaya memberikan pendidikan yang terbaik untuk siswa SLB. Lingkungan

pendidikan bagi siswa SLB lebih bervariasi jika dibandingkan dengan pendidikan

pada siswa formal, maka pemilihan model, metode pendekatan dalam pembelajaran

harus mempertimbangkan kondisi siswa. Salah satu upaya yang dilakukan oleh

guru untuk mempermudah pembelajaran matematika yaitu dengan menerapkan

model inkuiri yaitu model pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh

kemampuan siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri penemuannya

dengan rasa percaya diri.

Secara umum inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan

menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses

berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.

Model pembelajaran ini sering juga dinamakan model heuristic, yang berasal dari

bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.4 Berdasarkan

penelitan yang sesuai dengan judul penelitian “ Peningkatan Hasil Belajar

Menghitung Perpangkatan Dan Akar Sederhana Dengan Model Pembelajaran

Inkuiri Pada Anak Tuna Rungu Wicara Kelas V SDLB Wira Kusuma Kecamatan

Prigen Kabupaten Pasuruan” hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa penerapan

model inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa tunarungu. 5Penulis juga

4 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2006) h. 196 5 Margi cahyono, “Peningkatan Hasil Belajar Menghitung Perpangkatan Dan Akar Sederhana

Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Anak Tuna Rungu Wicara Kelas V Sdlb Wira Kusuma

Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan” Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Surabaya. 2018

Page 18: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

4

telah melakukan diskusi dengan beberapa guru anak tunarungu yang berada di

SLBN 4 Jakarta bahwa model pembelajaran yang digunakan adalah model inkuiri.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian

tentang “Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta (Siswa

Tunarungu Kelas XI)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut

1. Anak Berkebutuhan Khusus memerlukan bentuk pelayanan pendidikan

khusus.

2. Siswa tunarungu memiliki keterbatasan pendengaran sehingga memerlukan

model, metode atau pendekatan yang sesuai.

3. Guru mengalami kesulitan dalam membelajarkan matematika pada siswa SLB.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan beberapa identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi

penelitian ini pada masalah pembelajaran matematika yang berlangsung di SLB

Tunarungu kelas XI pada materi keliling bangun datar yang meliputi:

1. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran matematika oleh guru matematika

kelas XI di SLBN 4 Jakarta.

2. Implementasi model inkuiri dalam pembelajaran matematika di kelas XI siswa

tunarungu SLBN 4 Jakarta.

3. Alat atau Media Pembelajaran yang digunakan untuk model inkuiri pada

pembelajaran matematika di kelas XI SLBN 4 Jakarta.

D. Rumusan Masalah

Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini::

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran matematika di kelas tunarungu

SLBN 4 Jakarta tingkat SMA kelas XI pada materi keliling dan luas bangun

datar ?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas tunarungu SLBN 4

Jakarta tingkat SMA kelas XI pada materi keliling dan luas bangun datar ?

Page 19: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

5

3. Bagaimanakah hasil belajar siswa di kelas tunarungu SLBN 4 Jakarta tingkat

SMA kelas XI pada materi keliling dan luas bangun datar ?

4. Alat atau media pembelajaran apa sajakah yang dimanfaatkan untuk

menunjang pembelajaran matematika materi keliling dan luas bangun datar ?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis model pembelajaran matematika di

SLBN 4 Jakarta ( Siswa kelas XI Tunarungu ) yang meliputi:

1. Perencanaan pembelajaran matematika pada materi keliling bangun datar di

kelas tunarungu SLBN 4 Jakarta tingkat SMA kelas XI.

2. Pelaksanaan pembelajaran matematika pada materi keliling bangun datar di

kelas tunarungu SLBN 4 Jakarta tingkat SMA kelas XI.

3. Hasil belajar siswa di kelas tunarungu SLBN 4 Jakarta tingkat SMA kelas XI

pada materi keliling dan luas bangun datar.

4. Alat atau media pembelajaran yang tersedia dan dimanfaatkan dalam

menunjang pembelajaran matematika.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru

Memberikan informasi tentang aplikasi pembelajaran dengan menggunakan

model inkuiri di SLB, serta memberikan masukan dalam pengembangan

kegiatan pembelajaran matematika berupa model, metode, pendekatan, dan

penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam proses belajar.

2. Bagi peneliti

Menambah wawasan dan membuka pemikiran baru dalam rangka mengetahui

proses pembelajaran pada siswa tunarungu, yang berbeda dengan anak normal

pada umumnya, memiliki keterampilan dalam memahami karakter siswa, serta

keterampilan dalam menyusun sebuah karya ilmiah.

Page 20: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Anak Tunarungu

1. Pengertian Anak Tunarungu

Menurut Van Uden “Seseorang dikatakan tuli jika kehilangan kemampuan

mendengar pada tingkat 70 ISO dB sehingga ia tidak dapat mengerti pembicaraan

orang lain melalui pendengarannya sendiri, tanpa atau menggunakan alat antu

mendengar. Sedangkan seseorang dikatakan kurang dengar apabila kehilangan

kemampuan mendengar pada tingkat 35 dB sampai 69 dB ISO, sehingga ia

mengalami kesulitan untuk mengerti pembicaraan orang lain melalui

pendengarannya sendiri, tanpa atau dengan alat bantu mendengar (ABM)”.1

Anak tunarungu adalah mereka yang pendengarannya tidak berfungsi sehingga

membutuhkan pelayanan pendidikan khusus. Bagi anak yang kurang pendengaran

atau tipe gangguan pendengaran yang lebih ringan, dapat diatasi dengan alat bantu

dengar. Anak-anak ini bukan merupakan sasaran utama Pendidikan anak tunarungu,

karena anak-anak masih bisa dibantu secara medis atau psikologik agar dapat

mengikuti pendidikan biasa di sekolah normal”.2

Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa anak tunarungu

adalah anak yang mengalami hambatan dalam mendengar yang di sebabkan karena

tidak berfungsinya sebagian atau keseluruhan alat pendengaran sehingga anak

memerlukan bimbingan dan pendidikan khusus agar dapat mengembangkan bahasa

serta potensi yang dimilik anak seoptimal mungkin. Atau dengan menggunakan

bahasa lain, bahwa anak tunarungu adalah anak yang mengalami kekurangan atau

kehilangan kemampuan mendengar yang diakibatkan oleh kerusakan atau tidak

berfungsinya indra pendengaran sehingga mengalami hambatan dalam

1 Haenudin, Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu (Jakarta: PT Luxima Metro

Media, 2013), h. 54 2 Mangunsong, F, Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Jilid I ( Jakarta:

Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Kampus Baru UI,

Depok,2014), h. 81

Page 21: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

8

perkembanganya. Dengan demikian anak tunarungu memerlukan pendidikan

secara khusus untuk mencapai kehidupan lahir batin yang layak.

Faktor Penyebab Ketunarunguan

Terjadinya gangguan pendengaran diakibatkan oleh berbagai penyebab,

seperti :3

a. Masalah kromoson yang diturunkan.

b. Malformasi kongenital.

c. Infeksi kronis.

d. Tulang tengkorak yang retak.

e. Dampat mendengar suara yang keras.

f. Penyakit virus seperti rubella pada saat kehamilan ibu.

g. Sifilis kongenital.

Sedangkan menurut Cartwright dan Cartwright membagi penyebab

ketunarunguan menjadi dua bagian besar yaitu bersifat peripheral dan disfungsi

syaraf pendengaran pusat4

a. Penyebab kehilangan yang peripheral adalah yang bersifat

1) Konduktif, yaitu disebabkan oleh kerusakan atau hambatan pada

mekanisme konduksi suara.

2) Sensorineural, yaitu disebabkan oleh kerusakan pada kokhlea dan atau

syaraf pendengaran yang membawa suara ke otak.

b. Penyebab ketulian karena disfungsi pendengaran pusat seringkali diatribusikan

pada kerusakan atau malfungsi system syaraf pusat antara otak dan selaput

otak,

Sedangkan faktor­faktor ketunarunguan dapat dikelompokkan sebagai

berikut:5

a. Faktor dalam diri anak

1) Disebabkan oleh faktor keturunan dari salah satu atau kedua orang tuanya

yang mengalami ketunarunguan.

3 Ibid, h. 87 4 Ibid, h. 88 5 Haenudin, Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu (Jakarta: PT Luxima Metro

Media, 2013), h. 63

Page 22: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

9

2) Ibu yang sedang mengandung menderita penyakit campak Jerman

(Rubella).

3) Ibu yang sedang mengandung menderita keracunan darah atau toxaminia.

b. Faktor dari luar anak

1) Anak mengalami infeksi pada saat dilahirkan atau kelahiran.

2) Anak menderita Meningitis atau radang selaput otak.

3) Otitis media atau radang telinga bagian tengah.

4) Penyakit lain atau kecelakaan yang dapat mengakibatkan kerusakan alat-

alat pendengaran bagian tengah dan dalam.

Dari berbagai pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penyebab

ketunarunguan dapat terjadi pada waktu sebelum kelahiran (prenatal), pada waktu

proses kelahiran (natal) dan setelah anak dilahirkan (postnatal). Selain itu,

ketunarunguan dapat bersumber dari faktor dalam diri anak dan faktor dari luar diri

anak.

2. Klasifikasi Anak Tunarungu

Ketajaman pendengaran seorang diukur dan dinyatakan dalam satuan bunyi

deci-Bell (disingkat dB). Penggunaan satuan tersebut untuk membantu dalam

interpretasi hasil tes pendengaran dan mengelompokkan dalam jenjangnya.6

Berdasarkan kriteria International Standartd Organization (ISO) klasifikasi anak

kehilangan pendengaran atau tunarungu dapat dibagi menjadi kelompok tuli (deaf)

dan kelompok lemah pendengaran (hard of hearing). Ditinjau dari kepentingan

tujuan pendidikannya, secara terinci anak tunarungu dapat dikelompokkan menjadi

sebagai berikut :7

a. 0 dB : menunjukkan pendengaran yang optimal. (hampir tiada)

b. 0 – 20 dB : menunjukkan seseorang masih mempunyai pendengaran yang

normal.

6 Muhammad Efendi. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2006), h. 58 7 Ibid, h. 59-61

Page 23: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

10

c. 20 – 30 dB (slight losses) : membutuhkan tempat duduk strategis letaknya dan

memerlukan terapi bicara (tergolong tunarungu ringan).

d. 30 – 40 dB (mild losses) : mengerti bahasa percakapan pada jarak sangat dekat,

tidak dapat menangkap suatu percakapan yang lemah, membutuhkan alat bantu

dengar (bearing aid).

e. 40 – 60 dB (moderate losses) : mengerti percakapan keras pada jarak dekat,

sering mis-understanding terhadap lawan bicaranya, memiliki kelainan bicara

terutama pada huruf konsonan dan membutuhkan alat bantu dengar (bearing

aid) untuk membantu ketajaman pendengarannya.

f. 60 – 75 dB (severe loses) : kesulitan membedakan suara, tidak memiliki

kesadaran bahwa benda-benda yang ada di sekitarnya memiliki getaran suara,

membutuhkan pendidikan luar biasa yang intensif, membutuhkan alat bantu

dengar dan latihan secara khusus.

g. 75 dB ke atas (profoundly losses): hanya dapat mendengar suara keras sekali

pada jarak kira-kira 1 inchi, menggunakan alat bantu dengar atau tidak dalam

belajar bicara atau bahasanya sama saja. Kebutuhan layanan Pendidikan anak

tunarungu dalam kelompok ini meliputi membaca bibir, latihan mendengar

kesadaran bunyi, latihan membentuk dan membaca ujaran dengan

menggunakan metode-metode pengajaran yang khusus, seperti tactile

kinestetic, visualisasi yang dibantu dengan segenap kemampuan indranya yang

tersisa.

Ditinjau dari lokasi terjadinya ketunarunguan, klasifikasi anak tunarungu dapat

dikelompokkan menjadi sebagai berikut :8

a. Tunarungu Konduktif

Ketunarunguan tipe konduktif ini terjadi karena beberapa organ yang berfungsi

sebagai penghantar suara di telinga bagian luar, seperti liang telinga, selaput

gendang, serta ketiga tulang pendengaran (malleus, incus, dan stapes) yang

terdapat ditelinga bagian dalam dan dinding-dinding labirin mengalami

gangguan

8Ibid, h. 63

Page 24: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

11

b. Ketunarunguan tipe perseptif disebabkan terganggunya organorgan

pendengaran yang terjadi di belahan telinga bagian dalam.

c. Ketunarunguan tipe campuran ini sebenarnya untuk menjelaskan bahwa pada

telinga yang sama rangkaian organ-organ telinga yang berfungsi sebagai

penghantar dan penerima rangsangan suara mengalami gangguan, sehingga

yang tampak pada telinga tersebut telah terjadi campuran antara ketunarunguan

konduktif dan perseptif.

Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa klasifikasi anak

tunarungu dapat digolongkan berdasarkan derajat ketulian anak dalam dB (decibel)

dan anatomifisiologis kerusakan organ pendengaran.

3. Karakteristik Anak Tunarungu

Anak tunarungu apabila dilihat dari segi fisiknya tidak ada perbedaan dengan

anak pada umumnya, tetapi sebagai dampak dari ketunarunguan mereka memiliki

karakteristik yang khas. Berikut ini merupakan karakteristika anak tunarungu

dilihat dari segi intelegensi, Bahasa dan bicara, serta emosi dan social9

a. Karakteristik dalam segi intelegensi

Karakteristik dalam segi intelegensi secara potensial anak tunarungu tidak

berbeda dengan intelegensi anak normal pada umumnya, ada yang pandai,

sedang dan ada yang bodoh. Namun demikian secara fungsional intelegensi

mereka berada pada di bawah anak normal, hal ini disebabkan oleh kesulitan

anak tunarungu dalam memahami Bahasa.

b. Karakteristik dalam segi Bahasa dan Bicara

Anak tunarungu dalam segi bicara dan bahasa mengalami hambatan, hal ini

disebabkan adanya hubungan yang erat antara bahasa dan bicara dengan

ketajaman pendengara, mengingat bahasa dan bicara merupakan hasil proses

peniruan sehingga para tunarungu dalam segi bahasa memiliki ciri yang khas,

yaitu sangat terbatas dalam pemilihan kosa kata, sulit mengartikan arti kiasan

dan kata-kata yang bersifat abstrak.

c. Karakteristik dalam segi Emosi dan Sosial

9 Haenudin, Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu (Jakarta: PT Luxima Metro

Media, 2013), h. 66

Page 25: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

12

Keterbatasan yang terjadi dalam komunikasi pada anak tunarungu

mengakibatkan perasaan terasing dari lingkungannya. Anak tunarungu mampu

melihat semua kejadian, akan tetapi tidak mampu untuk memahami dan

mengikutinya secara menyeluruh sehingga menimbulkan emosi yang tidak

stabil, mudah curiga dan kurang percaya diri. Dalam pergaulan cenderung

memisahkan diri terutama dengan anak normal, hal ini disebabkan oleh

keterbatasan kemampuan untuk melakukan komunikasi secara lisan.

1) Egosentrisme yang melebihi anak normal.

2) Memiliki perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas.

3) Ketergantungan terhadap orang lain.

4) Perhatian mereka lebih sukar dialihkan.

5) Umumnya anak tunarungu memiliki sifat yang polos, sederhana, dan tidak

banyak masalah.

6) Lebih mudah marah dan cepat tersinggung.

B. Belajar dan Pembelajaran Matematika

1. Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan

mengokohkan kepribadian.10 Menurut james O. Whittaker, Belajar adalah suatu

proses dimana perilaku yang dihasilkan atau dimodifikasi melalui pelatihan atau

pengalaman.11 Sedangkan menurut Cronchbach, Belajar merupakan kegiatan yang

ditunjukkan oleh perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.12 Pendapat lain

yang dikemukakan oleh R.gagne, Belajar adalah suatu proses untuk motivasi dalam

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan sikap.13 Dan menurut pendapata Slameto

dari sisi psikologi, dimana belajar merupakan proses perubahan tingkah laku

10Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran (Teori dan Konsep Dasar), (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011), h. 9 11 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2011) h. 12 12 Ibid, h. 13. 13 Ibid, h. 22.

Page 26: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

13

sebagai hasil dari interaksi siswa bersama lingkungannya, hal ini dilakukan guna

memenuhi kebutuhan mereka yang mungkin berbeda-beda.14

Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengetian belajar dapat dipahami

bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur

yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa

untuk mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang didapatkan itu bukan

perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan-kesan yang

baru. Perubahan sebagai hasil proses belajar adalah perubahan jiwa yang

mempengaruhi tingkah laku seseorang.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan jiwa raga

untuk memperoleh suatu perubahan suatu tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut

kognitif, afektif, dan psikomotor.

2. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa, di

mana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju

pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.15 Dari pengertian tersebut,

maka pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang dengan sengaja dilakukan

dengan menciptakan berbagai kondisi yang diarahkan untuk mencapai tujuan, yaitu

tujuan kurikulum. Sedangkan pembelajaran matematika merupakan kegiatan

pembelajaran yang menitikberatkan pada mata pelajaran matematika yang mana

matematika sendiri memiliki kajian yang abstrak. Sehingga dalam pembelajarannya

perlu adanya pendekatan-pendekatan tertentu dan alat bantu untuk mengkonkritkan

keabstrakannya.

Ismail dkk dalam bukunya memberikan definisi hakikat matematika

adalah:16Matematika adalah ilmu yang membahas angka-angka dan

perhitungannya, membahas masalah-masalah numerik, mengenai kuantitas dan

14 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003) h.

2. 15Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif: Konsep, Landasan, dan

Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), h. 17. 16 M. Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2014), h. 48

Page 27: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

14

besaran, mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur, sarana berpikir,

kumpulan sistem, struktur dan alat.

Mengenai matematika, orang banyak berpendapat tentang definisi ini, antara

lain sebagai berikut.17

a. Matematika adalah cabang ilmu eksak dan terorganisasi secara sistematik

b. Matematika adalah ilmu tentang keluasan atau pengukuran dan letak.

c. Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan dan hubungan-

hubungannya.

d. Matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur, dan hubungannya

yang diatur menurut urutan yang logis.

e. Matematika adalah ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi yang

didasarkan pada observasi (induktif) tetapi diterima generalisasi yang

didsarkan kepada pembuktian secara deduktif.

f. Matematika adalah ilmu tentang struktur yang terorganisasi mulai dari unsur

yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat

akhirnya dalil atau teorema.

g. Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan besaran, dan

konsep-konsep hubungan lainnya yang jumlahnya banyak dan terbagi ke dalam

tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri.

Melihat karakteristik matematika yang seperti ini, apabila matematika

diajarkan pada siswa yang hanya teacher centered akan mengakibatkan kejenuhan

dan terutama pada materi keliling bangun datar. Oleh karena itu guru harus pandai

mengatur model pembelajaran agar materi yang disampaikan dapat dipahami oleh

siswa dengan baik dan benar.

Matematika perlu diberikan kepada siswa untuk membekali mereka dengan

kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

bekerjasama. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan (Depdiknas)

17 Ibid, h. 47-48.

Page 28: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

15

menyebutkan pemberian mata pelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki

kemampuan sebagai berikut.18

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan

mengaplikasi konsep atau logaritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat

dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi

yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain

untuk menjelaskan keadaan/masalah.

e. Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu:

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam pelajaran matematika

serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Tujuan umum pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

adalah memberikan penekanan pada penataan latar dan pembentukan sikap siswa.

Tujuan umum pembelajaran matematika adalah memberikan penekanan pada

keterampilan dalam penerapan matematika, baik dalam kehidupan sehari-hari

maupun dalam membantu mempelajari ilmu pengetahuan lainnya.

C. Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran

dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk

di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.19

Inkuiri merupakan salah satu dari model pembelajaran yang sering digunakan

dalam proses pembelajaran. Inkuiri yang dalam bahasa inggris inquiry, berarti

18 Depdiknas, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta:Departemen Pendidikan

Nasional,2006), h. 346 19 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorentasi Konstruktivistik. (Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2011), h. 5

Page 29: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

16

pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum

yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi.

Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa

adalah:

1. Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa bediskusi.

2. Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta). Untuk menciptakan

kondisi seperti itu, peranan guru adalah sebagai berikut:

a. Motivator, memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berfikir.

b. Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan.

c. Penanya, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat.

d. Administrator, bertanggung jawab terhadap seluuruh kegiatan kelas.

e. Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang

diharapkan.

f. Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.

g. Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.20

Secara umum inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan

menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses

berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.

Model pembelajaran ini sering juga dinamakan model heuristic, yang berasal dari

bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.21

Secara bahasa, inkuiri berasal dari kata inquiry yang merupakatan kata dalam

bahasa Inggris yang berarti; penyelidikan/meminta keterangan; terjemahan bebas

untuk konsep ini adalah “siswa diminta untuk mencari dan menemukan sendiri”.

Dalam konteks penggunanaan inkuiri sebagai model belajar mengajar, siswa

ditempatkan sebagai subjek pembelajaran, yang berarti bahwa siswa memilik andil

besar dalam menentukan suasana dan model pembelajaran. Dalam model ini, setiap

pesarta didik didorong untuk terlibat aktif dalam proses mengajar, salah satunya

dengan secara aktif mengajukan pertanyaan yang baik terhadap setiap materi

20 Ibid, h. 135-136 21 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2006), h. 196

Page 30: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

17

disampaikan dan pertanyaan tersebut tidak harus selalu dijawab oleh guru, karena

semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan jawaban atas

pertanyaan yang diajukan.22

Menurut Joyce and Weil inkuiri sosial adalah strategi pembelajaran dari

kelompok social (social family) subkelompok kosep masyarakat (concept of

society). Subkelompok ini didasarkan pada asumsi bahwa metode Pendidikan

bertujuan untuk mengembangkan anggota masyarakat ideal yang dapat hidup dan

dapat mempertinggi kualitas kehidupan masyarakat. 23 Oleh karena itu, siswa harus

diberi pengalaman yang memadai bagaimana caranya memecahkan persoalan-

persoalan yang muncul di masyarakat. Maka dari itu, inkuiri sosial pada hakikatnya

merupakan strategi pembelajaran yang berpusat kepada pengalaman siswa yang

menekankan kepada proses pemecahan masalah sosial melalui pengujian hipotesis

yang didasarkan kepada fakta. Hal ini berarti dengan inkuiri sosial siswa dituntut

untuk mencari dan menemukan jawaban atau kesimpulan dari pertanyaan yang

dipermasalahkan.

Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke

dalam proses ilmiah ke dalam waktu yang relatif singkat. Ciri perkembangan afektif

yaitu menyangkut sikap dan perasaan, motivasi atau dorongan dari dalam untuk

berbuat sesuatu misalnya rasa ingin tahu, tertarik terhadap tugas-tugas majemuk

yang dirasakan siswa sebagai tantangan, berani mengambil resiko untuk membuat

kesalahan atau dikritik oleh siswa lain, tidak mudah putus asa, menghargai diri

sendiri maupun orang lain.24Dengan demikian, model pembelajaran inkuiri dapat

membantu siswa tunarungu dalam mengembangkan intelektual dan keterampilan

lainnya melalui gagasan dari berbagai imajinasi mereka serta memberi ruang

sebebas-bebasnya bagi siswa untuk menemukan cara belajarnya masing-masing.

Soekamto, dkk mengemukakan model pembelajaran merupakan kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

22 Khoirul Anam, Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi.(Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2017), h. 7-8 23 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2006), h. 205-

206 24 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorentasi Konstruktivistik (Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2011), h. 136-137

Page 31: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

18

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai

pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam

merencanakan aktivitas belajar dan mengajar.25 Dari pengertian tersebut bahwa

model pembelajaran merupakan rencana untuk mencapai sasaran perencanaan

untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien.

Model inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara

maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara

sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri

penemuannya dengan penuh percaya diri. 26 Sasaran utama kegiatan pembelajaran

inkuiri adalah

1. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar.

2. Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran.

3. Mengembangkan sikap percaya diri pada diri siswa tentang apa yang

ditemukan dalam proses inkuiri.

Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan siswa, namun guru tetap

memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru

berkewajiban menggiring siswa untuk melakukan kegiatan. Siswa memproses

pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan

demikian, siswa dibiasakan untuk produktif, analitis, dan kritis.

Langkah-langkah dalam inkuiri adalah menyadarkan keingintahuan terhadap

sesuatu, mempraduga suatu jawaban, serta menarik kesimpulan dan membuat

keputusan yang valid untuk menjawab permasalahan yang didukung oleh bukti-

bukti. Berikutnya adalah menggunakan kesimpulan untuk menganalisis data yang

baru. Adapun model pelaksanaan inkuiri adalah: 27

1. Guru memberikan penjelasan, intruksi atau pertanyaan terhadap materi yang

akan diajarkan.

25 Ibid, h. 5 26 Ibid, h. 135 27Roudhotun Na’im, ”Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Dalam Pembelajaran

Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Menentukan Rumus Volume Tabung” Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung

Page 32: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

19

2. Memberikan tugas kepada siswa untuk menjawab pertanyaan, yang

jawabannya bisa didapatkan dalam proses pembelajaran yang dialami siswa.

3. Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin

membingungkan siswa.

4. Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya.

5. Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Sanjaya mengemukakan secara umum bahwa proses pembelajaran yang

menggunakan model inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut 28:

1. Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran

yang responsif sehingga dapat merangsang dan mengajak untuk berpikir

memecahkan masalah.

2. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan

yang mengandung teka teki.

3. Mengajukan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang di kaji.

Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu di uji kebenarannya.

4. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk

menguji hipotesis yang diajukan. Kegiatan mengumpulkan data meliputi percodaan

atau eksperimen.

5. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima

sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.

6. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh

berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

28 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2006), h. 201

Page 33: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

20

Kelebihan dan Kekurangan Model Inkuiri

Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-

masing. Dengan adanya kelebihan dan kekurangan tersebut dapat menjadi acuan

guru untuk menyampaikan materi pembelajaran. Adapun kelebihan dan kelemahan

model pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: 29

Kelebihan

1. Model inkuiri merupakan model pembelajaran yang menekankan kepada

pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, secara seimbang

sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.

2. Model inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan

gaya belajar meraka.

3. Model inkuiri merupakan model yang dianggap sesuai dengan perkembangan

psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan

tingkah laku.

4. Keuntungan lain adalah model pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan

siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang

memiliki kemampuan belajar yang bagus tidak akan terlambat oleh siswa yang

lemah dalam belajar.

Kekurangan

1. Jika model inkuiri digunakan sebagai model pembelajaran, maka akan sulit

mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

2. Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur

dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

3. Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga

sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.

4. Semua kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai

materi pelajaran, maka model inkuiri akan sulit diimplemintasikan oleh setiap

guru.

29 Ibid, h. 208

Page 34: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

21

D. Pembelajaran Matematika Anak Tunarungu

Sebagaimana anak lainnya yang mendengar, anak tunarungu membutuhkan

pendidikan untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Masih sering ada

pernyataan bahwa anak tunarungu sebenarnya tidak perlu pendidikan. Mereka

beranggapan pendidikan untuk anak tunarungu selama ini belum dapat memberikan

hasil yang memuaskan sehingga sebenarnya anak tunarungu tidak perlu dididik.

Tetapi jika diperhatikan dalam Undang-Undang Dasar 1945 amandemen keempat

pasal 31 maka akan ditemukan bahwa “Setiap warga negara berhak mendapat

pendidikan (ayat 1) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

pendidikan dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, meningkatkan

akhlak mulia, dan mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan UU (ayat

3)”. Intisari dari pernyataan di atas bahwa adanya pengakuan terhadap hak

memperoleh pendidikan bagi semua warga negara, dengan sendirinya termasuk hak

anak tunarungu memperoleh pendidikan yang sama seperti anak-anak lainnya.

Untuk menjamin terwujudnya hak tersebut maka pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional. Tentunya layanan pendidikan

yang disediakan adalah layanan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik,

kemampuan, dan ketidakmampuannya. Di samping sebagai kebutuhan, pemberian

layanan pendidikan kepada anak tunarungu, didasari oleh beberapa landasan, yaitu

landasan agama, kemanusiaan, hukum, dan pedagogis.

Tujuan mendidik anak tunarungu adalah:

1. Membantu kemandirian anak sesuai dengan berat ringannya ketunaan.

2. Tidak menyamakan program walau jenis ketunaannya hampir sama.

3. Mencegah berkembangnya kecacatannya menjadi lebih parah lagi.

4. Mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak.

5. Membantu anak untuk dapat melakukan sosialisasi dengan lingkungannya.

6. Membantu belajar dan bekerja dalam kecacatannya.

7. Mendidik anak sesuai dengan kemampuan dan tingkat ketunaannya.

8. Melakukan kegiatan dalam ketidakmampuannya.30

30 Dwi Astuti, Pengembangan Bahan Ajar Matematika untuk SMPLB/B Kelas (2010)

Page 35: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

22

Mata pelajaran matematika yang diberikan kepada siswa tunarungu tak jauh

berbeda dengan yang diberikan kepada siswa normal karena diberikan untuk

membekali siswa agar mampu berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, dan

mempunyai kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa

dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi

untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Hal ini disebabkan karena matematika merupakan ilmu universal yang mendasari

perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai

disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia.

Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, memiliki

rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap

ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

E. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan

penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam

mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak

menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis.

Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam

memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian

terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.

1. Galih Anne Rivera dalam skripsinya yang berjudul “Penggunaan Strategi

Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar IPA Tentang Sifat-Sifat Benda

Bagi Anak Tunanetra Kelas III”.31Hasil dari penelitian ini adalah ada pengaruh

yang signifikan strategi pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar IPA tentang

sifat-sifat benda bagi anak tunanetra kelas III di SLB-A YPAB Tegalsari

Surabaya.

2. Dinar Rahmadana dalam skripsinya yang berjudul “Model Pembelajaran

Inkuiri Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Tunarungu Kelas 6 di

31 Galih Anne Rivera, “Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar IPA

Tentang Sifat-Sifat Benda Bagi Anak Tunanetra Kelas III”. Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu

Pendidikan, UNESA. 2015

Page 36: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

23

SLB”.32Hasil dari penelitian ini yaitu dalam pelaksanaan suatu proses

pembelajaran dibutuhkan model pembelajaran yang efektif dan menarik

sehingga dapat menumbuhkan minat siswa dalam belajar, selain itu juga dapat

meningkatkan perkembangan kognitif anak khususnya dalam kemampuan

berpikir kritis.

3. Margi Cahyono dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar

Menghitung Perpangkatan Dan Akar Sederhana Dengan Model Pembelajaran

Inkuiri Pada Anak Tuna Rungu Wicara Kelas V SDLB Wira Kusuma

Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan”.33Hasil dari penelitian ini Adanya

pengaruh signifikan pada model pembelajaran inkuiri membuktikan bahwa

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Ineu Andriani dalam skripsinya yang berjudul “Perbandingan Kepercayaan

Diri Siswa Dalam Belajar Matematika Antara Yang Menggunakan Metode

Jigsaw Dengan Metode Inkuiri Terbimbing Di Kelas VII Smp Satu Atap

Negeri Talun Kabupaten Cirebon”.34Hasil dari penelitian ini ada perbedaan

kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika antara yang menggunakan

metode Jigsaw dengan inkuiri terbimbing di kelas VII SMP Satu Atap Negeri

Talun Kabupaten Cirebon.

5. Mulyadi dalam skripsinya yang berjudul “Pembelajaran Matematika di

Sekolah Luar Biasa (SLB) Khusus Tunarungu Karnnamanohara Yogyakarta

Tingkat SMP”.35Hasil dari Penelitian ini adalah Penyusunan perencanaan

pembelajaran seperti tujuan pembelajaran, metode, strategi, alat/ media, materi

ajar dan instumen evaluasi disesuaikan dengan kemampuan siswa karena

32Dinar Rahmadana, “Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Tunarungu Kelas 6 di SDLB-B” ”. Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNESA.

2016 33Margi Cahyono, “Peningkatan Hasil Belajar Menghitung Perpangkatan dan Akar Sederhana

Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Anak Tuna Rungu Wicara Kelas V SDLB Wira Kusuma

Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan”. Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan,

UNESA. 2018 34Ineu Andriani, Skripsi: “ Perbandingan Kepercayaan Diri Siswa Dalam Belajar Matematika

Antara Yang Menggunakan Metode Jigsaw dengan Metode Inkuiri Terbimbing Di Kelas VII SMP

Satu Atap Negeri Talu Kabupaten Cirebon”(Cirebon: IAIN Syekh Nurjati Cirebon,2015) 35 Mulyadi, Skripsi: “Pembelajaran Matematika di Sekolah Luar Biasa (SLB) Khusus

Tunarungu Karnnamanohara Yogyakarta Tingkat SMP”(Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarta,2015)

Page 37: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

24

keterbatasan yang dimiliki siswa tunarungu serta pelaksanaan belum sesuai

dengan perencanaan pembelajaran.

F. Kerangka Berpikir Penelitian

Peneliti dalam penelitian ini bermaksud untuk menganalisis model

pembelajaran matematika di SLBN 4 Jakarta ( Siswa kelas XI Tunarungu ).

Kegiatan pembelajaran dapat terwujud melalui model pembelajaran yang sesuai

dengan gaya belajar dan berpusat pada siswa. Sehingga sebelum pembelajaran guru

harus memilih model yang sesuai dengan karakteristik siswa. Peneliti melakukan

pengamatan-pengamatan terlebih dahulu untuk mengetahui keadaan siswa. Anak

Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang mempunyai ciri yang berbeda

dengan anak pada umumnya. Setiap ABK memiliki ciri khas masing-masing, ciri

inilah yang menjadi hambatan dalam mencapai prestasi belajar. Anak tunarungu

merupakan salah satu dari Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), sehingga guru

menerapkan model inkuiri di kelas XI Tunarungu. Peneliti melakukan analisis

terhadap model pembelajaran yang di terapkan oleh guru dan melihat hambatan-

hambatan yang terjadi ketika pembelajaran. Adapun kerangka berfikir pada

penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut :

Page 38: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

25

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Pembelajaran

Maatematika Kelas XI

Tunarungu

Model Pembelajaran

di kelas XI Tunarungu

RPP matematika untuk

kelas XI Tunarungu

Siswa Tunarungu

Page 39: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

Kualitatif. Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif karena

peneliti ingin memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana yang terjadi

apa adanya pada saat penelitian berlangsung. Model desain penelitian kualitatif

dapat dikelompokkan menjadi 6 : desain grounded theory, desain etnografik, desain

penelitian naratif, desain metode campuran, desain studi kasus, dan desain

penelitian tindakan.1 Peneliti dalam melakukan penelitiannya menggunakan teknik-

teknik observasi, wawancara, analisis isi, dan metode pengumpulan data lainnya

untuk menyajikan respon-respon dan perilaku subyek. Jenis penelitian ini sering

dilakukan dalam situasi yang terjadi secara alamiah dan peneliti menaruh perhatian

mendalam terhadap konteks sosial yang ada.2 Peneliti memilih menggunakan

desain penelitian naratif agar dapat menganalisis model pembelajaran matematika

di SLBN 4 Jakarta.

B. Subjek dan Lokasi Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seorang guru kelas matematika serta siswa SLBN

4 Jakarta kelas XI pada tahun pelajaran 2018 / 2019 yaitu sebanyak 6 siswa yang

terdiri dari 2 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan.

Lokasi penelitian bertempat di SLBN 4 Jakarta. Lokasi penelitian dipilih SLBN

4 Jakarta karena tidak ada sekolah lain yang menangani ABK tunarungu di kota

administrasi Jakarta Utara. Jenjang pendidikan pun lengkap dari SD hingga tingkat

SMA, sehingga peneliti dapat mengambil objek penelitian yang sesuai judul. Dan

banyak teman dari peneliti yang menjadi guru di sekolah tersebut.

1 Alsa, Asmadi. Pendekatan Kualitatif Kuantitatif serta Kombinasinya Dalam Penelitian

Psikologi. (Yogyakarta: Pustaka Belajar ,2011) h. 52 2 Punaji Setyosari, Metode Penelitian dan pengembangan, (Jakarta: Kencana,2015) h. 58

Page 40: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

28

Penelitian ini dimulai dari bulan Agustus sampai bulan November tahun 2018.

Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu observasi terhadap kegiatan

pembelajaran matematika pada materi keliling bangun datar yang dilakukan pada

jam efektif di kelas dan wawancara pada guru bidang studi matematika yang

dilakukan di luar jam efektif. Wawancara dilakukan di luar jam efektif belajar agar

kegiatan pembelajaran matematika di kelas tidak terganggu.

C. Sumber Data

Sumber data terbagi dalam dua jenis, yaitu sumber data primer dan sumber data

sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data, dan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya dari orang lain atau lewat

dokumen.3 Berikut sumber data dalam penelitian ini yaitu, siswa kelas XI

penyandang tunarungu di SLBN 4 Jakarta tahun ajaran 2018/2019 beserta guru

matematika di sekolah tersebut. Sumber data yang diperoleh berupa gambaran

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada bagian ini penulis memaparkan Teknik-teknik pengumpulan datanya

antara lain adalah wawancara secara mendalam, observasi, dan dokumentasi.4

1. Wawancara

Dalam proses awal, peneliti akan memakai teknik wawancara tak terstruktur

dengan tujuan menginventarisasi persoalan-persoalan. Wawancara tak terstruktur

bisa secara leluasa melacak berbagai segi dan arah guna mendapatkan informasi

yang selengkap mungkin5. Selanjutnya, apabila peneliti sudah memperoleh

gambaran persoalan, maka peneliti akan menggunakan teknik semi tersktrutur,

yakni suatu wawancara yang menggunakan pedoman wawancara berisi tema-tema

yang hendak digali sesuai materi penelitian. Wawancara peneliti lakukan untuk

3 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 62 4 Ibid. h. 62-63 5 Burhan Bungin Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003)

h. 67

Page 41: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

29

menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, wawancara terhadap guru kelas

pada pelajaran matematika

2. Observasi

Marshall menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about

behaviour and the meaning attached to those behaviour” melalui observasi peneliti

belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.6 Pada kegiatan observasi

ini peneliti melihat langsung kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam mengajar

pembelajaran matematika pada anak tunarungu, setelah itu mencatat dan menggaris

bawahi kegiatan yang peneliti rasa berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

3. Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi

dan wawancara dalam penelitian kualitatif.7 Adapun dokumentasi yang peneliti

perlukan adalah data siswa, data guru, sarana prasaran penunjang pembelajaran dan

kegiatan aktivitas belajar mengajar pada pembelajaran matematika.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif sudah dapat dilaksanakan sejak

pengumpulan data berlangsung hingga pengumpulan data selesai dilakukan selama

periode tertentu. Dalam penelitian kualitatif ada beberapa model untuk

menganalisis data, salah satu diantaranya adalah model yang dikembangkan oleh

Miles dan Huberman. Dalam model ini ada beberapa aktivitas yang harus dilakukan

dalam menganalisis data, aktivitas tersebut meliputi, reduksi data, penyajian data

dan verifikasi8. Adapun penerapannya dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Reduksi data

Seorang peneliti dituntut memiliki kemampuan berfikir sensitif dengan

kecerdasan, keluasan serta kedalaman wawasan yang tertinggi. Berdasarkan

kemampuan tersebut peneliti dapat melakukan aktivitas reduksi data secara mandiri

untuk mendapatkan data yang mampu menjawab pertanyaan penelitian. Bagi

6 Sugiyono, 2016, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta), h. 64.

7Ibid, h. 82 8Ibid, h. 91

Page 42: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

30

peneliti pemula, proses reduksi data dapat dilakukan dengan mendiskusikan pada

teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi tersebut diharapkan

wawasan peneliti akan berkembang, data hasil reduksi lebih bermakna dalam

menjawab pertanyaan penelitian. Peneliti harus mampu memilih dan

mentransformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

2. Penyajian Data

Pada tahap ini peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau

penampilan (display) dari data yang dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya,

mengingat bahwa peneliti kualitatif banyak menyusun teks naratif. Display adalah

format yang menyajikan informasi secara tematik kepada pembaca. Pada tahap ini

data yang diperoleh dikategorikan kedalam pokok-pokok yang sistematis

berkenaan dengan fokus penelitian dan untuk mempermudah pengambilan

kesimpulan.

3. Verifikasi / penarikan kesimpulan

Langkah selanjutnya adalah tahap penarikan kesimpulan. Pada penelitian ini

penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara menggabungkan hasil pekerjaan serta

wawancara terhadap responden, serta teori-teori tentang model pembelajaran

inkuiri sehingga dapat ditarik kesimpulan.

Page 43: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

31

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seorang guru kelas matematika serta siswa SLBN

4 Jakarta kelas XI pada tahun pelajaran 2018 / 2019 yaitu sebanyak 6 siswa yang

terdiri dari 2 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Siswa kelas XI ini hanya

memiliki kelainan pendengaran tidak disertai dengan rendahnya intelegensi. Subjek

yang hadir dalam penelitian sebanyak 5 siswa, 1 siswa tidak hadir ketika penelitian

dikarenakan tidak ada kabar. Berdasarkan informasi dari teman kelasnya siswa

tersebut tidak ingin bersekolah lagi karena tidak percaya diri dan takut dibuli.

Berikut ini merupakan data siswa yang dijadikan subjek penelitian.

Tabel 4.1

Siswa SLBN 4 Jakarta kelas XI

No. Nama Jenis Kelamin

1 Der L

2 Hen L

3 Tan P

4 Lit P

5 Nur P

B. Proses Pembelajaran

1. Perencanaan Pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara, kurikulum yang digunakan untuk siswa

tunarungu sama dengan siswa normal yaitu kurikulum 2013, namun disesuaikan

dengan kondisi siswa. Setiap guru memiliki tugas menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) sebagai persiapan awal dalam proses pembelajaran di kelas.

Dalam penelitian ini, guru telah mempersiapkan RPP yang isinya telah disesuaikan

dengan kurikulum 2013 yang diatur dalam Permendikbud No. 22 Tahun 2016 yaitu

bahwa komponen RPP terdiri dari Identitas Sekolah, Identitas Mata Pelajaran,

Kelas, Materi Pokok, Alokasi Waktu, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan

Indikator Pencapaian Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran,

Page 44: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Metode Pembelajaran, Media Pembelajaran, Sumber Belajar, Langkah-langkah

Pembelajaran dan Penilaian Hasil Pembelajaran. Kurikulum 2013 pada siswa SLB

memang sedikit berbeda dengan Sekolah umum dilihat dari silabus dan RPP, karena

RPP SLB dibuat berdasarkan ketunaan siswa, sehingga harus disesuaikan dengan

kondisi siswa. Berikut hasil analisis RPP yang telah dipersiapkan oleh guru, untuk

pembelajaran di kelas XI.

No Pertanyaan Deskripsi hasil analisis

1 Apakah RPP sudah memuat

semua komponen minimal

seperti yang tertuang dalam

permendikbud No 22 Tahun

2016 tentang Standar Proses?

Iya, sesuai permendikbud No 22 Tahun

2016 1tentang Standar Proses yaitu

bahwa komponen RPP terdiri dari

Identitas Sekolah, Identitas Mata

Pelajaran, Kelas, Materi Pokok, Alokasi

Waktu, Kompetensi Inti, Kompetensi

Dasar dan Indikator Pencapaian

Kompetensi, Tujuan Pembelajaran,

Materi Pembelajaran, Metode

Pembelajaran, Media Pembelajaran,

Sumber Belajar, Langkah-langkah

Pembelajaran dan Penilaian Hasil

Pembelajaran.

2 Apakah rumusan KI dan KD

sudah sesuai dengan

Permendikbud Nomor 24

Tahun 2016 Tentang

Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar

Iya, dalam Peraturan Permendikbud No

24 Tahun 2016 2Menjelaskan bahwa

Kompetensi Inti (KI) pada Kurikulum 2013

merupakan tingkat kemampuan

pencapaian standar kompetensi

kelulusan yang harus dimiliki oleh para

peserta didik untuk setiap tingkatan

kelas. Sedangkan dengan Kompetensi

Dasar (KD) merumuskan kemampuan

materi pembelajaran minimal yang harus

1Peraturan Perundang-undangan Nomor 20 tahun 2016 https://bsnp-indonesia.org/wp-

content/uploads/2009/06/Permendikbud_Tahun2016_Nomor022_Lampiran.pdf terakhir diakses 4

Agustus 2019. 2Permendikbud No 24 tahun 2016 tentang KI pada Kurikulum 2013

simpuh.kemenag.go.id/regulasi/permendikbud_24_16.pdf terakhir diakses 4 Agustus 2019.

Page 45: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

dicapai peserta didik dalam mata

pelajaran matematika

3 Apakah Rumusan IPK Dan

Tujuan Pembelajaran Sudah

Sesuai Dengan Permendikbud

Nomor 103 Tahun 2014 3Tentang Pembelajaran Pada

Pendidikan Dasar Dan

Pendidikan Menengah Dan

Permendikbud Nomor 22

Tahun 2016 Tentang Standar

Proses?

Iya. Indikator pencapaian kompetensi

(IPK) merupakan pernyataan tertulis

sebagai penanda atau kriteria

ketercapaian KD tertentu yang meliputi

aspek sikap pengetahuan dan

keterampilan. kriteria itu antara lain

berupa perubahan perilaku, respon siswa

sebagai cermianan ketercapaian

kemampuan yang di tuntut KD.

4 Apakah Pada Kegiatan

Pembelajaran Telah

Menerapkan Model

Pembelajaran Tertentu?

Jika Ya, Sebutkan Model

Pembelajaran Yang Dimaksud!

Iya, model pembelajaran yang digunakan

yaitu model inkuri dengan langkah-

langkah pembelajaran sebagai berikut

1. Orientasi

2. Merumuskan masalah

3. Mengajukan hipotesis

4. Mengumpulkan data

5. Menguji Hipotesis

6. Merumuskan kesimpulan

5. Apakah langkah-langkah pada

model pembelajaran yang

digunakan sudah sesuai

dengan ketunaan siswa?

Belum. Karena dari langkah-langkah

pembelajaran belum terlihat metode

khusus untuk siswa tunarungu.

6 Apakah RPP Sudah Memuat

Teknik Penilaian Yang Tepat

untuk masing-masing Aspek?

Iya. RPP sudah memuat aspek penilaian

sikap, pengetahuan dan keterampilan

yang digunakan untuk memberikan

informasi kepada guru terhadap keadaan

dan prestasi yang dicapai oleh peserta

didik. Contohnya guru dapat

mengembangkan berupa penilaian jenis

tes dan non tes, penilaian berbasis kelas,

3Permendikbud No 103 tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar Dan

Pendidikan Menengah pgsd.uad.ac.id/wp-content/uploads/lampiran-permendikbud-no-103-tahun-

2014.pdf terakhir diakses 4 Agustus 2019.

Page 46: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

penilaian kinerja dan juga penilaian

fortopolio.

7 Apakah Media/Alat, Bahan dan

Sumber Belajar sudah Sesuai

Dengan Kebutuhan

Pembelajaran?

Belum. Media Pembelajaran adalah

sesuatu yang menjadi perantara untuk

menyampaikan pesan atau

mengkomunikasikan sesuatu yang dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian,

dan kemauan siswa untuk belajar. Dalam

RPP alat/media pembelajaran yang

digunakan hanya alat tulis dan penggaris.

Sedangkan untuk sumber belajar bukan

hanya ada pada guru, tetapi sumber

belajar juga bias di dapatkan dari konten

internet yang positif, buku, dll.

Tabel 4.2

Tabel Analisis RPP

2. Pelaksanaan

Peneliti melakukan wawancara dan observasi secara langsung untuk

mengetahui proses pembelajaran matematika menggunakan model inkuiri.

Observasi yang dilakukan peneliti tidak hanya sebatas memperhatikan aktivitas

guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, namun aktifitas siswa dalam

menerima pembelajaranpun diamati oleh peneliti. Sebelum peneliti masuk ke ruang

kelas untuk melakukan observasi secara langsung, peneliti mengamati kondisi di

sekitar kelas tempat penelitian. Berikut adalah foto kondisi lingkungan di sekolah

saat penelitian.

Page 47: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Gambar 4.1

Kondisi di Luar Kelas

Gambar 4.1. Kondisi di luar kelas tampak sepi tidak ada siswa yang berlalu

lalang. Seluruh siswa telah memasuki ruang kelas masing-masing untuk

mempersiapkan diri mengikuti proses pembelajaran.

Gambar 4.2

Pembangunan Sekolah

Page 48: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Gambar 4.2. Karena sekolah dalam pembangunan sehingga 1 ruang kelas di

bagi menjadi 2 kelas, untuk tingkat SMA dan SMP. Suara proyek pembangunan

tidak terlalu mengganggu proses belajar mengajar sehingga siswa masih dapat

fokus memperhatikan guru dalam pembelajaran.

Kegiatan observasipun dilaksanakan dengan memfokuskan pada tahapan-

tahapan pembelajaran menggunakan model inkuiri yang meliputi tujuh tahapan.

Ketujuh tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Orientasi

Menurut Sanjaya langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana

atau iklim pembelajaran yang responsif sehingga dapat merangsang dan mengajak

untuk berpikir memecahkan masalah. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar

siswa siap melaksanakan proses pembelajaran

Langkah orientasi dalam RPP dideskripsikan kedalam beberapa kegiatan yaitu

guru mengucapkan salam dan memimpin doa, guru melakukan absensi siswa, guru

menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, guru memberikan

gambaran tentang pentingnya memahami sifat-sifat persegi panjang dan

memberikan gambaran tentang aplikasi persegi panjang dalam kehidupan sehari-

hari, siswa diminta membentuk kelompok seperti yang ditentukan oleh guru, lalu

guru menegaskan tujuan yang akan dipelajari, dan yang terakhir guru

menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

Sedangkan dari hasil observasi secara langsung diperoleh proses pembelajaran

oleh guru dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh guru dan seorang siswa di

depan kelas dan di ikuti oleh siswa lainnya, lalu dilanjutkan dengan ucapan salam.

Guru tidak menyampaikan tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai

oleh siswa namun langsung memberikan gambaran suatu kegiatan untuk menarik

motivasi. Siswa memperhatikan penjelasan tersebut berdasarkan gerak tangan dan

mulut guru. Pada tahap orientasi tidak sesuai dengan teori, karena guru tidak

merangsang dan mengajak siswa untuk memecahkan masalah.

Page 49: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Gambar 4.3

Berdoa yang dipimpin oleh Ketua Kelas

Gambar 4.3. Aktivitas siswa dimulai dari berdoa yang dipimpin oleh ketua

kelas, bernama Hen. Hen siswa tertua di kelas, namun tidak menyurutkan

motivasinya untuk tetap belajar mendapatkan ilmu dengan teman-teman lain di

kelasnya. Begitupun dengan siswa lainnya meskipun memiliki keterbatasan tetapi

tetap semangat belajar.

Gambar 4.4

Yel-yel yang dipimpin oleh ketua kelas

Gambar 4.4. Setelah selesai berdoa seluruh siswa mengucapkan salam kepada

guru, dengan gerakan mulut dan tangan. Terlihat juga di gambar Der, der siswa

laki-laki selain Hen. Der siswa yang sangat aktif berkomunikasi di dalam kelas, ciri

Page 50: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

khasnya dia selalu tersenyum. Selain memimpin doa, Hen jugan memimpin teman-

temannya untuk melakukan yel-yel untuk menyemangati belajar sehingga teman-

teman lain ikut bersemangat.

2. Merumuskan Masalah

Menurut Sanjaya merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa

pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah

persoalan yang mendorong siswa untuk berfikir memecahkan teka-teki tersebut dan

mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang penting dalam

inkuiri karena melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang

berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berfikir.

RPP yang dibuat oleh guru menggambarkan langkah merumuskan masalah ini

dengan beberapa aktivitas yaitu siswa mengamati dan memahami gambar yang ada

dalam buku, siswa menanyakan panjang sisi yang sama, dan menanyakan cara yang

mudah dalam menentukan bangun yang ditanyakan.

Sedangkan dari hasil observasi langsung, setelah siswa mengetahui bahwa

gambar yang di tunjukan oleh guru adalah persegi panjang, guru mendorong siswa

untuk memunculkan berbagai pertanyaan berdasarkan gambar yang ditampilkan.

Siswa diharapkan mampu menyusun sendiri rumusan masalah dari gambar tersebut,

karena siswa masih tidak mengetahui apa yang harus dilakukan, sehingga muncul

dua pertanyaan dari siswa, yang pertama adalah tentang materi yang dibahas dan

yang kedua meminta guru memberikan contoh mengenai materi yang sedang

dibahas. Pada tahapan merumuskan masalah tidak diberikan masalah oleh guru,

sehingga belum sesuai dengan teori.

Page 51: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Gambar 4.5

Siswa Memperhatikan Gambar Persegi Panjang

Gambar 4.5. Siswa memperhatikan gambar yang diberikan oleh guru yaitu

gambar persegi panjang. Setelah melihat gambar tersebut siswa mengalami

kebingungan untuk menanggapi dan memberikan argumen berupa rumusan

masalah berdasarkan gambar yang diberikan oleh guru, sehingga ada dua siswa

yang memberikan pertanyaan.

Gambar 4.6

Gerakan Hen Saat Mencontohkan Guru

Page 52: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Gambar 4.6. Siswa pertama yaitu Der yang menanyakan tentang materi yang

dibahas. Saat guru menjawab pertanyaan dari Der, Hen mencoba untuk

mencontohkan gerakan dari guru untuk membantu menjawab pertanyaan dari

temannya. Gerakan tersebut untuk menunjukkan bahwa pembelajaran ini adalah

Matematika.

Siswa kedua yaitu Lit meminta agar guru memberikan contoh dari materi yang

sedang di bahas. Sedangkan siswa yang lainnya tetap diam memperhatikan

pertanyaan dari temannya tanpa memberikan argumen. Pertanyaan dari Lit

ditanggapi oleh guru dengan terlebih dahulu memberikan contoh dalam kehidupan

sehari-hari yaitu mengenai luas dan keliling kolam renang.

Siswa masih diam dan tampak kebingungan untuk menjawab contoh tersebut.

Karena siswa tunarungu tidak bisa mencari informasi dan menganalisis masalah

yang diberikan sehingga masih perlu bimbingan dari guru untuk mendapatkan

informasi yang mereka perlukan.

3. Merumuskan Hipotesis

Menurut Sanjaya hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan

yang sedang di kaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu di uji

kebenarannya. Perkiraan dalam hipotesis harus memiliki landasan berfikir yang

kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan bersifat logis. Kemampuan berfikir

logis itu dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki. Dengan demikian

setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan

hipotesis yang logis.

RPP yang dibuat oleh guru tidak mencantumkan tahapan merumuskan

hipotesis, karena memang wawasan yang dimiliki siswa tunarungu masih sebatas

apa yang di sampaikan oleh guru belum memiliki wawasan yang luas sehingga

siswa tunarungu belum memiliki kemampuan berfikir logis dan sulit

mengembangkan hipotesis yang logis.

Dari hasil observasi secara langsung yang dilakukan oleh peneliti mendapatkan

hasil bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran guru memberikan masalah dalam

kehidupan sehari-hari contohnya mengenai ukuran luas dan keliling kolam renang.

Siswa tampak kebingungan ketika ditanya mengenai rumus luas dan keliling

Page 53: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

persegi panjang, belum bisa merumuskan hipotesis sendiri. Siswa hanya diam

memperhatikan guru, sehingga guru langsung membantu menuliskan rumus luas

dan keliling persegi panjang. Dalam tahapan hipotesis tidak sama dengan teori

sehingga rpp yang dibuat guru juga tidak terdapat tahapan tersebut.

4. Mengumpulkan dan menganalisis data

Menurut Sanjaya mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi

yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Kegiatan mengumpulkan

data meliputi percobaan atau eksperimen. Dalam pembelajaran inkuiri,

mengumpulkan data merupakan proses dalam pengembangan intelektual. Proses

pengumpulan data memerlukan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi

berfikirnya.

Langkah mengumpulkan dan menganalisis data dalam RPP mendeskripsikan

kegiatan siswa yaitu berdiskusi bekerja berkelompok untuk mencermati sifat-sifat

persegi panjang dan bekerja berkelompok untuk merencanakan penyelesaian terkait

mencari panjang sisi dan besar sudut persegi panjang

Guru tidak mengelompokkan siswa sehingga tidak terjadi kegiatan diskusi.

Siswa hanya mendengarkan dan memperhatikan guru. Informasi yang didapatkan

oleh siswa hanya sebatas apa yang disampaikan oleh guru tanpa mencari dan

menggali sendiri informasi tersebut, sehingga siswa tidak mengumpulkan dan

menganalisis data melainkan hanya menerima informasi yang diberikan oleh guru.

Akhirnya dengan bantuan yang diberikan oleh guru, seluruh siswa mengetahui

rumus luas dan keliling persegi panjang. Tahapan ini berbeda dengan teori dan RPP

yang dibuat guru, sehingga pembelajaran menjadi tidak sesuai model inkuiri.

5. Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima

sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.

Menguji hipotesis juga berarti mengembangakan kemampuan berfikir rasional.

Artinya kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi,

akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Page 54: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Dalam RPP yang telah dibuat oleh guru, pada langkah menguji hipotesis, siswa

menyimpulkan sifat-sifat persegi panjang, dan untuk mengetahui pemahaman

materi yang dipelajari, siswa mengerjakan latihan soal pada buku.

Dari hasil observasi secara langsung diperoleh beberapa kegiatan yaitu guru

memberikan contoh soal dan dikerjakan bersama-sama. Semua tampak antusias

mengerjakan contoh yang diberikan oleh guru sampai selesai. Setelah dirasa cukup

guru memberikan soal latihan agar siswa lebih memahami materi yang telah

dibahas. Namun dari beberapa siswa ada satu siswa yang menjawab dengan waktu

yang cukup lama karena tidak bisa penjumlahan dan perkalian secara umum.

Sehingga siswa tersebut menggunakan metode lidi-lidian. Pada tahapan menguji

hipotesis tidak ada karena guru tidak membuat hipotesis diawal, dan siswa tidak

mengumpulkan dan menganalisis data.

Gambar 4.7

Der Mengerjakan Soal Pertama

Gambar 4.7. Der mengacungkan tangan, lalu memberanikan diri untuk

menjawab soal yang pertama. Der terlihat ragu, sehingga ia sering melihat contoh

di sebelah soal yang di berikan. Dalam hitungan perkalian Der menggunakan

penjumlahan dua angka ditambah 2 angka, terlihat Der belum hafal perkalian.

Page 55: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Gambar 4.8

Langkah Pengerjaan Soal

Gambar 4.8. Meskipun Der tampak kebingungan dan belum menghafal

perkalian, Der memiliki keberanian dan semangat mengerjakan soal di depan kelas

sehingga dapat menyelesaikan soal tersebut.

Gambar 4.9

Hasil Pengerjaan Der

Gambar 4.9. Terlihat di foto Der berhasil menjawab soal tentang luas dan

keliling dengan jawaban benar. Setelah itu guru memberikan lagi soal kedua dan

ketiga, untuk memberikan kesempatan kepada siswa lain mencoba mengerjakan di

depan kelas.

Page 56: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

.

Gambar 4.10

Hen Mengerjakan Soal Kedua

Gambar 4.10. Soal ke 2 dijawab oleh Hen, awalnya hen ragu untuk

mengerjakan di depan kelas dan menunjuk teman yang lain tapi akhirnya Hen

memberanikan diri untuk mengerjakan soal kedua. Hen lebih cepat menjawab soal

yang diberikan guru. Namun Hen tetap melihat contoh untuk mengikuti langkah

pengerjaannya.

Gambar 4.11

Hasil Pengerjaan Hen

Gambar 4.11. Dari cara berhitung, Hen sudah hafal perkalian sehingga dia bisa

langsung menjawab. Hasil jawaban dari Hen dapat dilihat pada gambar 4.11.

Page 57: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Gambar 4.12

Selebrasi Tos Tangan

Gambar 4.12. Setelah diperiksa oleh guru dan siswa lainnya ternyata jawaban

Hen benar, guru mengajak berselebrasi toss tangan.

Gambar 4.13

Selebrasi seperti C.Ronaldo

Gambar 4.13. Karena Hen merasa senang telah berhasil mengerjakan maka

Hen berselebrasi lagi dengan bergaya seperti C.Ronaldo sepakbola terkenal.

Page 58: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Gambar 4.14

Nur Mengerjakan Soal Ketiga

Gambar 4.14. Pada soal ke tiga guru memberikan kesempatan kepada siswa

perempuan untuk mengerjakan di depan kelas, karena belum ada satupun siswa

perempuan yang mencoba untuk mengerjakan. Nur mengacungkan tangannya dan

maju mengerjakan soal yang ketiga. Namun Nur terlihat ragu dan masih belum bisa

dalam menghitung penjumlahan dan perkalian sehingga sesekali bertanya kepada

guru. Nur dibimbing oleh guru dalam menghitung perkalian. Berdasarkan informasi

dari guru, Nur ini adalah siswa yang pendiam dan kurang berkomunikasi dengan

teman-temannya. Ketika pembelajaran berlangsung Nur sering kebingungan

tentang pembelajaran yang diberikan sehingga Nur terlihat diam tidak seperti

teman-temannya yang aktif berkomunikasi dengan guru atau sesama teman.

Page 59: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Gambar 4.15

Nur Menggunakan Model Lidi-lidian

Gambar 4.15. Nur menjawab soal lebih lama dari teman-teman sebelumnya,

karena Nur kesulitan menghitung penjumlahan dan perkalian, terlihat Nur masih

menghitung perkalian dengan model lidi-lidian.

6. Merumuskan kesimpulan

Menurut Sanjaya merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan

temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai

kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukan pada siswa data mana

yang relevan.

Dalam RPP disebutkan bahwa setelah memeriksa hasil yang diperoleh salah

satu anggota kelompok mempresentasikan hasil diskusi kegiatan sebelumnya,

siswa memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk

mengkonfirmasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya.

Dari hasil observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti, rumus luas dan

keliling persegi panjang yang telah di sampaikan terus diulang kembali oleh guru

karena siswa mengalami keterbatasan pendengaran. Guru mengulang kembali agar

siswa bisa mengingat rumus tersebut dan bisa menerapkannya dalam soal. Guru

menggunakan metode MMR (Metode Maternal Reflektif) sebagai pengantar

penjelasan materi pembelajaran. Metode Maternal Reflektif (MMR) dikembangkan

Page 60: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

oleh A. Van Uden. Dasar pemikiran dari MMR adalah pemerolehan bahasa ibu

pada anak mendengar. Bahasa ibu yang dimaksud adalah bahasa pertama yang

diperoleh seseorang. Hal tersebut yang menyebabkan nama dari metode ini adalah

meninjau kembali pengalaman berbahasa, sehingga anak bisa mengontrol

penggunaan bahasa secara aktif atau pasif.4 Penerapan MMR dalam pembelajaran

yaitu seorang guru berbicara dengan gerak bibir yang jelas. Siswa tunarungu lebih

memperhatikan gerak bibir daripada suara, serta pengucapan kata-kata yang jelas

dan tidak terlalu cepat. MMR menjadi metode perantara saat guru menyampaikan

materi melalui model inkuiri Guru memberikan latihan soal yang terdapat pada

LKS, siswa mengerjakan LKS tersebut dengan bimbingan guru. Guru memberikan

tiga soal untuk dikerjakan di depan kelas, karena waktu yang terbatas. Dari kelima

siswa tiga diantaranya berhasil mengerjakan soal yang diberikan dengan benar.

Siswa duduk dengan rapih memperhatikan penjelasan dari guru sebagai penguatan

untuk siswa. Siswa diminta untuk mengerjakan soal yang ada dalam LKS sebagai

penguatan pemahaman mereka. Siswa mulai membuka LKS masing-masing dan

mengerjakan sesuai perintah guru. Sebagian siswa bisa mengerjakan sendiri tanpa

dibantu oleh guru. Di tahapan menguji kesimpulan tidak sama dengan rujukan teori

model inkuiri yaitu proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan

hasil pengujian hipotesis, karena tahapan sebelumnya tidak terlaksana sehingga

tidak didapat kesimpulan dari pembelajaran menggunakan model inkuiri.

4 Bunawan, L. dan Yuwati S.C. Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu (Jakarta: Yayasan Santi

Rama ,2000) h.88-89

Page 61: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Gambar 4.16

Siswa Mengerjakan LKS

Gambar 4.16. Siswa tampak serius mengerjakan soal dengan melihat langkah

yang telah dikerjakan sebelumnya. Namun masih ada siswa yang kebingungan dan

bertanya kepada guru mengenai langkah pengerjaan dari soal tersebut.

7. Refleksi

Tahapan refleksi dijelaskan dalam RPP kedalam beberapa kegiatan yaitu siswa

diminta menyimpulkan tentang persegi panjang, setiap kelompok diberikan

perolehan penghargaan berkaitan dengan aktivitas kelompok, dan guru mengakhiri

kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk mempelajari materi selanjutnya.

Namun dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru yaitu memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya mengenai penyelesaian dari soal latihan yang diberikan oleh

guru, siswa aktif bertanya. Guru berkeliling menghampiri siswa yang bertanya

sambil memberikan penguatan materi kepada masing-masing siswa.

Page 62: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Gambar 4.17

Siswa Dibimbing oleh guru

Gambar 4.17. Siswa yang kebingungan dibimbing oleh guru, sehingga dengan

bantuan dari guru seluruh siswa dapat menyelesaikan soal dan mengumpulkan LKS

yang sudah terisi.

Soal telah selesai dikerjakan, siswa mengumpulkan LKS kepada guru dan

bersiap-siap untuk mengakhiri pembelajaran. Siswa duduk di tempatnya masing-

masing, guru menutup pembelajaran dengan berdoa lalu memanggil satu persatu

siswa untuk mengucapkan salam setelah itu siswa dipersilahkan meninggalkan

kelas.

Gambar 4.18

Siswa Bersiap-siap Mengakhiri Pembelajaran

Page 63: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Gambar 4.18. Siswa bersiap-siap untuk mengakhiri pembelajaran dan duduk

dengan rapi ditempatnya masing-masing, dengan dipimpin oleh guru seluruh siswa

mengakhiri pembelajaran dengan berdoa.

Gambar 4.19

Siswa Mengucapkan Salam

Page 64: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Gambar 4.19. Setelah berdoa siswa tidak langsung meninggalkan kelas tetapi satu

persatu siswa dipanggil namanya oleh guru untuk maju kedepan dan mengucapkan

salam, setelah itu baru dipersilahkan untuk meninggalkan kelas.

3. Aktifitas Pembelajaran

a. Respon Siswa

Setelah pembelajaran berakhir peneliti memberikan angket respon siswa

tentang pembelajaran menggunakan model inkuiri. Pada bagian ini akan dipaparkan

hasil angket respon siswa tersebut. Angket terdiri dari 15 pernyataan, masing-

masing pernyataan terdapat tiga opsi yaitu setuju, kurang setuju dan tidak setuju.

Angket diisi oleh 5 siswa yang telah mengikuti pembelajaran menggunakan model

inkuiri, dari lembar angket tersebut kemudian data ditampilkan dalam bentuk

diagram. Masing-masing pernyataan digambarkan dalam satu diagram lingkaran.

Berikut di tampilkan diagram lingkaran dari kelima jawaban siswa pada masing-

masing pernyataan.

Gambar 4.20

Bahasa yang Digunakan Guru

Pernyataan pertama yaitu bahasa yang digunakan guru jelas dan mudah di

mengerti. Kelima siswa menyetujui pernyataan tersebut, itu berarti bahawa bahasa

yang digunakan oleh guru dapat diterima dan diikuti oleh seluruh siswa. Guru

menggunakan bahasa dari gerak bibir serta dibantu dengan gerak jari, dalam

100%

0%0%

setuju

kurang setuju

tidak setuju

Page 65: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

penjelasan materi guru lebih dominan berbicara karena guru tersebut ingin

membiasakan siswa berbicara.

Gambar 4.21

Guru memberikan motivasi

Pernyataan kedua yaitu saya senang ketika guru memberikan motivasi. Kelima

siswa menyetujui pernyataan tersebut, itu berarti bahwa guru memberikan motivasi

dengan baik yang membuat siswa lebih senang dan lebih semangat untuk mengikuti

pelajaran.

Gambar 4.22

Guru berpenampilan rapih dan sopan

100%

0%0%

setuju

kurang setuju

tidak setuju

80%

20%

0%

setuju

kurang setuju

tidak setuju

Page 66: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Pernyataan ketiga yaitu guru berpenampilan rapih dan sopan. 4 siswa menyetujui

pernyataan tersebut, dan 1 siswa kurang menyetujui pernyataan tersebut. Saat di

kelas penampilan guru memakai celana bahan dan tidak memakai aksesoris yang

mencolok, karena guru harus menjadi contoh untuk siswanya termasuk dalam

berpenampilan.

Gambar 4.23

Dapat mengerjakan soal

Pernyataan keempat yaitu saya yakin dapat mengerjakan soal keliling dan luas

bangun datar dengan baik. 4 siswa menyetujui pernyataan tersebut, karena

penjelasan dari guru yg mudah dimengerti dalam menjelaskan materi dan 1 siswa

kurang menyetujui pernyataan tersebut, itu berarti bahwa ada siswa yang kurang

yakin untuk mengerjakan soal keliling dan luas bangun datar dengan baik.

Gambar 4.24

Menguasai materi keliling dan luas bangun datar

80%

0%

20%

setuju

kurang setuju

tidak setuju

40%

20%

40% setuju

kurang setuju

tidak setuju

Page 67: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Pernyataan kelima yaitu saya menguasai pelajaran matematika pada materi

keliling dan luas bangun datar karena mudah dimengerti. 2 siswa setuju dengan

pernyataan tersebut, 1 siswa kurang setuju, dan 2 siswa lagi tidak menyetujui

pernyataan tersebut. Siswa masih belum menjawab jika diberikan soal cerita,

namun bila di berikan soal bergambar dapat langsung dikerjakan.

Gambar 4.25

Menerapkan pembelajaran di kehidupan sehari-hari

Pernyataan keenam yaitu dengan materi keliling dan luas bangun datar saya dapat

menerapkan pembelajaran di kehidupan sehari-hari. 4 siswa menyetujui pernyataan

tersebut, dan 1 siswa kurang menyetujui pernyataan tersebut, itu berarti bahwa ada

siswa yang kurang yakin untuk menerapkan materi keliling dan luas bangun datar di

kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari siswa dapat melihat benda yang

nyata, lalu dihitung misalnya mengukur keliling lapangan di sekolah dan luas kelas.

80%

20%

0%

setuju

kurang setuju

tidak setuju

Page 68: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Gambar 4.26

Kegiatan berkelompok

Pernyataan ketujuh yaitu kegiatan berkelompok mendorong saya untuk

menemukan gagasan baru. 2 siswa setuju dengan pernyataan tersebut, 1 siswa kurang

setuju, dan 2 siswa lagi tidak menyetujui pernyataan tersebut. Kegiatan kelompok

dikelas dibagi menjadi 2 kelompok besar namun tidak terperinci. Dalam kelompok

siswa senang berkomunikasi dengan teman kelompoknya.

Gambar 4.27

LKS memudahkan dalam memahami materi

Pernyataan kedelapan yaitu LKS memudahkan saya dalam memahami materi. 2

siswa setuju dengan pernyataan tersebut, 1 siswa kurang setuju, dan 2 siswa lagi

tidak menyetujui pernyataan tersebut. LKS bertujuan untuk membantu siswa dalam

memahami materi, namun LKS yang diberikan guru berbentuk soal-soal.

40%

20%

40% setuju

kurang setuju

tidak setuju

40%

20%

40% setuju

kurang setuju

tidak setuju

Page 69: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Gambar 4.28

Merasa percaya diri ketika mempresentasikan jawaban

Pernyataan kesembilan yaitu ketika mempresentasikan jawaban didepan kelas

saya merasa percaya diri. 3 siswa menyetujui pernyataan tersebut, dan 2 siswa tidak

menyetujui pernyataan tersebut, itu berarti bahwa 2 siswa tersebut merasa kurang

percaya diri ketika mempresentasikan jawaban didepan kelas. Dalam menjawab soal

yang diberikan guru, siswa menjawab soal dengan maju kedepan, namun untuk

mempresentasikan siswa tunarungu terbatas dalam perbendaharaan kata.

Gambar 4.29

Bangga ketika guru memberikan komentar positif

Pernyataan kesepuluh yaitu saya merasa bangga ketika guru memberikan saya

komentar yang positif. Kelima siswa menyetujui pernyataan tersebut, itu berarti

bahwa komentar positif yang diberikan oleh guru memberikan pengaruh yang baik

dan memberikan kebanggaan tersendiri pada semua siswa. Didalam kelas guru

60%

0%

40% setuju

kurang setuju

tidak setuju

100%

0%0%

setuju

kurang setuju

tidak setuju

Page 70: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

selalu memberikan kata-kata baik untuk memotivasi, tidak memarahi siswa yang

menjawab soal dalam waktu lama.

Gambar 4.30

Penghargaan dapat memotivasi untuk terus belajar

Pernyataan kesebelas yaitu penghargaan yang diberikan oleh guru membuat

saya termotivasi untuk terus belajar. Kelima siswa menyetujui pernyataan tersebut,

itu berarti bahwa seluruh siswa merasa senang ketika diberikan penghargaan oleh

guru dan membuat siswa termotivasi untuk belajar. Pada saat menjawab

pertanyaan, guru memberikan nilai tambah jika ada siswa yang berani menjawab.

Gambar 4.31

Terlibat aktif dalam proses pembelajaran

Pernyataan keduabelas yaitu kegiatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru

membuat saya terlibat aktif dalam proses pembelajaran. 3 siswa menyetujui

pernyataan tersebut, dan 2 siswa kurang menyetujui pernyataan tersebut. Sebagian

siswa aktif bertanya tentang materi yang belum mereka pahami dan memiliki

keberanian untuk menjawab soal yang diberikan oleh guru di depan kelas secara

100%

0%0%

setuju

kurang setuju

tidak setuju

60%

40%

0%

setuju

kurang setuju

tidak setuju

Page 71: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

bergantian. namun ada juga yang masih diam belum terlibat aktif dalam

pembelajaran.

Gambar 4.32

Media memudahkan memahami materi

Pernyataan ketigabelas yaitu pembelajaran menggunakan media memudahkan

saya untuk memahami materi. Kelima siswa menyetujui pernyataan tersebut, itu

berarti bahwa seluruh siswa merasa mudah memahami materi ketika dibantu

dengan media. Karena anak tunarungu kesulitan mendengar, guru memberikan

contoh berupa gambar persegi panjang untuk menjelaskan materi keliling dan luas.

Kemudian memberikan contoh lagi berupa buku tulis.

Gambar 4.33

Menyelesaikan persoalan dalam kehidupan sehari-hari

Pernyataan keempatbelas yaitu dengan bantuan media saya dapat menyelesaikan

persoalan dalam kehidupan sehari-hari. 2 siswa menyetujui pernyataan tersebut, dan

100%

0%0%

setuju

kurang setuju

tidak setuju

40%

60%

0%

setuju

kurang setuju

tidak setuju

Page 72: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

3 siswa kurang menyetujui pernyataan tersebut. Siswa dapat menyelesaikan

persoalan dengan mengikuti contoh yang diberikan guru dengan alat bantu seperti

penggaris dan meteran.

Gambar 4.34

Media yang digunakan bervariasi

Pernyataan kelimabelas yaitu media yang digunakan oleh guru bervariasi. 3

siswa menyetujui pernyataan tersebut, dan 2 siswa kurang menyetujui pernyataan

tersebut. Dikelas guru memberikan contoh materi dengan menggunakan benda-

benda yang ada di dalam kelas, seperti papan tulis, meja, dll.

Tabel 4.3

Hasil Angket Respon Siswa

No Pernyataan

Jawaban

1 Pernyataan 1 IIIII

2 Pernyataan 2 IIIII

3 Pernyataan 3 IIII I

4 Pernyataan 4 IIII I

5 Pernyataan 5 II I II

6 Pernyataan 6. IIII I

7 Pernyataan 7 II I II

60%

0%

40% setuju

kurang setuju

tidak setuju

Page 73: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

8 Pernyataan 8. II I II

9 Pernyataan 9 III II

10 Pernyataan 10 IIIII

11 Pernyataan 11 IIIII

12 Pernyataan 12 III II

13 Pernyataan 13. IIIII

14 Pernyataan 14 II III

15 Pernyataan 15 III II

Jumlah 54 10 11

Berdasarkan Tabel 4.1 dari 15 pernyataan, jumlah siswa yang setuju sebanyak

54 sedangkan yang kurang setuju sebanyak 10, dan yang tidak setuju sebanyak 11.

Setelah diketahui jumlahnya kemudian ditentukan persentase seperti berikut :

Setuju =𝟓𝟒

𝟕𝟓× 𝟏𝟎𝟎% = 𝟕𝟐%

Kurang Setuju =𝟏𝟎

𝟕𝟓× 𝟏𝟎𝟎% = 𝟏𝟑%

Tidak Setuju =𝟏𝟏

𝟕𝟓× 𝟏𝟎𝟎% = 𝟏𝟓%

Maka dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa persentase siswa

yang menyukai proses pembelajaran menggunakan model inkuiri sebesar 72%,

sedangkan yang kurang menyukai sebesar 13%, dan yang tidak menyukai sebesar

15%

.

b. Hasil Tes

Tabel 4.4

Hasil Belajar Siswa Tunarungu

Nama Nilai

Der 76.92

Tan 73.08

Lit 73.08

Nur 53.85

Page 74: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Hen 65.38

Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa siswa tunarungu memiliki nilai yang

relatif sama dengan siswa disekolah umum. Namun ada siswa yang bernama nur

yang memperoleh nilai rendah. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti,

nur memang siswa yang masih tergolong lambat dari teman-temannya.

Der siswa yang memperoleh nilai tertinggi, yang merupakan pencapaian yang

baik. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, der memang siswa yang aktif.

Terlihat dari keberanian mengerjakan soal didepan mengenai keliling dan luas

dengan benar.

Hen siswa yang memperoleh nilai 65.38, termasuk siswa yang aktif dalam

pembelajaran. Dari hasil observasi, hen adalah salah satu siswa yang berani

menjawab soal didepan dengan jawaban yang benar. Hen juga sudah bisa perkalian,

hal itu yang membuat hen mengerjakan soal lebih cepat.

Tan dan Lit siswa yang memperoleh nilai 73.08, hasil terbaik setelah Der. Dari

hasil observasi yang dilakukan peneliti, tan maupun lit adalah siswa yang aktif

bertanya dan berani menjawab soal kedepan dengan percaya diri.

C. Alat dan Media Pembelajaran

Alat atau media pembelajaran matematika yang digunakan oleh guru

disesuaikan dengan materi yang disampaikan. Dalam penyampaian materi keliling

bangun datar guru hanya mengaitkan materi keliling bangun datar dengan

kontekstual. Guru menggunakan benda yang ada dalam kehidupan sehari-hari dan

sering dijumpai oleh siswa agar membantu siswa dalam memahami materi yang

sedang dipelajari. Benda-benda yang dijadiakan alat atau media pembelajaran yaitu

papan tulis, kardus, meja, buku, dan lain-lain. Dengan adanya alat atau media

pembelajaran tersebut mebantu siswa dalam memahi materi pembelajaran.

D. Temuan Penelitian

Temuan dalam penelitian ini adalah hal-hal yang muncul saat penelitian, diluar

dari yang direncanakan sebelumnya oleh peneliti. Hal yang menjadi temuan

Page 75: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

tersebut lebih kepada tanggapan siswa terhadap model yang digunakan guru dalam

pembelajaran. Siswa tunarungu terlihat aktif dalam komunikasi pembelajaran

matematika pada model yang diterapkan guru, terlihat pada der dan lit sering

bertanya dan berusaha berbicara kepada guru yang mengajar tentang pembelajaran

luas dan keliling bangun datar meskipun anak tunarungu memiliki keterbatasan

dalam segi bahasa dan bicara. Nur dan Hen yang memiliki nilai kurang baik bias

menjawab pertanyaan yang diberikan guru meskipun Nur masih menggunakan

perhitungan manual yaitu menggunakan Teknik lidi-lidian. Untuk Tan sendiri

mulai awal observasi dan penelitian tidak banyak perubahan, karena siswa belum

dibagi kelompok-kelompok kecil sehingga siswa yang bertanya dan menjawab soal

tidak seluruhnya. Dengan demikian pembelajaran menggunakan model inkuiri

yang di terapkan guru jika sesuai dengan teori dapat melatih komunikasi matematis

siswa tunarungu pada materi luas dan keliling bangun datar.

Page 76: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

63

BAB V

KESIMPULAN

A. Simpulan

1. Penyusunan perencanaan pembelajaran matematika di SLBN 4 Jakarta sesuai

dengan kurikulum yang digunakan yaitu kurikulum 2013. Meskipun kurikulum

yang digunakan sama dengan sekolah umum, namun tetap saja terdapat

perbedaan, yaitu kurikulum tingkat SMA di SLB akan sama dengan tingkat

SMP di sekolah umum, karena siswa SLB khususnya tunarungu memiliki

keterbatasan dalam pendengarannya sehingga perencanaan pembelajaranpun

disesuaikan dengan kemampuan siswa. RPP yang dibuat guru belum sesuai

dengan model pembelajaran inkuiri menurut teori.

2. Pelaksanaan pembelajaran matematika di SLBN 4 Jakarta menggunakan model

langsung dan metode ekspositori dengan langkah-langkah persiapan, penyajian

isi materi, menghubungkan materi dengan pengalaman siswa, menyimpulkan

materi dan memberikan tugas latihan. Dalam pelaksanaan guru juga

menggunakan MMR ( Metode Maternal Reflektif ) untuk membantu siswa

memahami bahasa.

3. Terdapat 2 hasil aktifitas pada pembelajaran matematika yang dilaksanakan di

SLBN 4 Jakarta yaitu sebagai berikut :

a. Respon siswa yang telah diberikan dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa

menunjukan respon positif terhadap pembelajaran menggunakan model

inkuiri. Hal tersebut dilihat dari persentase siswa yang menyukai proses

pembelajaran menggunakan model inkuiri sebesar 72%, sedangkan yang

kurang menyukai sebesar 13%, dan yang tidak menyukai sebesar 15%.

b. Hasil tes pada siswa anak tunarungu memiliki nilai yang relatif sama dengan

siswa disekolah umum. Namun ada siswa yang bernama nur yang memperoleh

nilai rendah. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, nur memang

siswa yang masih tergolong lambat dari teman-temannya.

4. Tidak ada alat / media pembelajaran matematika secara khusus yang digunakan

oleh guru dalam memahami materi yang sedang dipelajari. Karena materi yang

Page 77: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

disampaikan keliling bangun datar maka guru menggunakan benda yang ada

di ruang kelas yaitu papan tulis, kardus, meja, buku, dan lain-lain. Dengan

adanya alat /media pembelajaran tersebut membantu siswa dalam memahami

materi pembelajaran.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa saran yang bisa digunakan untuk

peningkatan proses pembelajaran maupun penelitian yang berhubungan dengan

materi ini, diantaranya :

1. Bagi guru

a. Dalam pemilihan model pembelajaran dan juga metode yang digunakan

disesuaikan dengan teori pembelajaran yang ada sehingga seluruh kegiatan

dalam pembelajaran dapat diukur.

b. Memberikan variasi-variasi dalam pembelajaran salah satunya yaitu

menggunakan alat peraga matematika. Sehingga proses pembelajaran menjadi

lebih hidup dan dapat menumbuhkan minat serta ketertarikan siswa dalam

pembelajaran.

2. Bagi Siswa

Dalam mengikuti pembelajaran di Sekolah lakukan dengan sungguh-sungguh,

semangat, memperhatikan penjelasan dari guru dan di rumah belajar lagi materi

yang telah diajarkan agar dapat menjadi siswa yang berprestasi, sehingga dapat

melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi walaupun dengan keterbatasan

fisik.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat digunakan bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti

permasalahan yang sama dari sudut pandang yang berbeda serta sebaiknya aktivitas

guru dan siswa lebih ditingkatkan guna mendapatkan pembelajaran yang lebih

detail.

Page 78: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

C. Rekomendasi

Dari hasil analisis dan kesimpulan, peneliti memberikan rekomendasi untuk

guru pada pembelajaran matematika dengan model inkuiri di SLB tunarungu. Pada

tahapan mengumpulkan dan menganalisis data pada model inkuiri siswa dibagi

menjadi 2 kelompok, kelompok penanya dan penjawab. Untuk kelompok penjawab

terdiri dari siswa yang lebih cepat mengusai materi dan untuk kelompok penanya

terdiri dari siswa yang mempunyai tingkat penguasaan materi lebih lama. Karena

siswa tunarungu memiliki keterbatasan dalam pendengaran kegiatan diskusi 2

kelompok tersebut dibuat mirip debat antara pro dan kontra, sehingga masing-

masing siswa dapat melatih komunikasi berbicara secara normal dan terbiasa tanpa

menggunakan bahasa isyarat jari.

Page 79: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

66

DAFTAR PUSTAKA

Alsa, Asmadi. 2014. Pendekatan Kualitatif Kuantitatif serta Kombinasinya Dalam

Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Anam, K. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi.(Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2017). hlm 7-8

Andriani, I. 2015. Skripsi. Perbandingan Kepercayaan Diri Siswa Dalam Belajar

Matematika Antara Yang Menggunakan Metode Jigsaw dengan Metode Inkuiri

Terbimbing Di Kelas VII SMP Satu Atap Negeri Talu Kabupaten Cirebon.

Cirebon: IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Astuti, D. 2010. Pengembangan Bahan Ajar Matematika untuk SMPLB/B Kelas.

Bunawan, L. dan Yuwati S.C. 2000. Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu. Jakarta

: Yayasan Santi Rama.

Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

Cahyono, M. 2018. Skripsi. Peningkatan Hasil Belajar Menghitung Perpangkatan

Dan Akar Sederhana Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Anak Tuna

Rungu Wicara Kelas V Sdlb Wira Kusuma Kecamatan Prigen Kabupaten

Pasuruan. Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Negeri Surabaya.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Djamarah, S. B. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Efendi, M. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Haenudin. 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu. Jakarta: PT

Luxima Metro Media.

Hamzah, M. Ali dan Muhlisrarini. 2014. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran.

Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Kemendikbud. 2014. Permendikbud No. 103 tentang pedoman pelaksanaan

pembelajaran.Jakarta: Kemendikbud.

Page 80: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Kemendikbud. 2016. Permendikbud No 020 tahun 2016 Tentang Standar

Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta:kemendikbud.

Kemendikbud. 2016. Permendikbud No 020 tahun Tentang Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar Jakarta:kemendikbud.

Mangunsong, F. 2016. Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Jilid

II. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan

Psikologi (LPSP3) Kampus Baru UI, Depok.

Mulyadi. 2015. Skripsi. Pembelajaran Matematika di Sekolah Luar Biasa (SLB)

Khusus Tunarungu Karnnamanohara Yogyakarta Tingkat SMP. Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta.

Na’im, R. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Dalam Pembelajaran

Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Menentukan Rumus

Volume Tabung. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung.

Purwanto, M. 2013. Prinsip-prinsip dan teknik evalusi pengajaran. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Rahmadana, D. 2016. Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa Tunarungu Kelas 6 di SDLB-B. Pendidikan Luar Biasa, Fakultas

Ilmu Pendidikan, UNESA.

Rivera, G. A. 2015. Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil

Belajar IPA Tentang Sifat-Sifat Benda Bagi Anak Tunanetra Kelas III.

Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNESA.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Setyosari, P. 2015. Metode Penelitian dan pengembangan. Jakarta: Kencana.

Setyowati, L. K. 2014. Skripsi. Analisis Kesulitan Anak Berkebutuhan Khusus

Dalam Belajar Matematka Di Kelas Inklusi.

Slameto. 2015. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sugiyono. 2016. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran (Teori dan Konsep

Dasar). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Page 81: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif: Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Jakarta: PRENADA MEDIA GROUP.

Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorentasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Page 82: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Lampiran 1

SILABUS

Nama Sekolah : Sekolah Luar Biasa Negeri 4 Jakarta

Mata Pelajaran : MATEMATIKA

Kelas /Semester : XI SMALB B / I

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),

santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian nyata dalam kehidupan

4. Mencoba, mengolah dan menyajikan dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,

memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan

mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Page 83: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Mata

Pelajaran

Kompetensi

Dasar

Materi

Pelajaran

INDIKATOR Kegiatan

Belajar

Metode Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Bahan Ajar

Matematika

3.3 Memahami

keliling dan

luas bila unsur-

unsur bangun

datar

diketahui.

• Persegi

panjang

• Memahami

cara

menghitung

keliling dan

luas persegi

panjang.

• Guru

menjelaska

n konsep

keliling

• Guru

menjelaska

n konsep

luas

• Guru

menjelaska

n dalam

kehidupan

sehari-hari

dengan

persegi

panjang

• Penjelasan

• Penalaran

peserta didik

• Pengalaman

peserta didik

Pemahaman

Peserta

didik

3x 40

menit • Buku siswa

kelas XI

• Internet

• Kreatifitas

guru

• Pengalaman

siswa

4.3

Menghitung

keliling dan

luas bangun

datar bila

unsurunsur

bangun datar

• Persegi

panjang

• Menghitung

keliling dan

luas persegi

panjang

• Guru

menjelaska

n cara

menghitung

keliling

persegi

panjang

Pemahaman

Hasil tugas

Page 84: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

diketahui • Guru

menjelaska

n cara

menghitung

luas persegi

panjang

• Guru

menjelaska

n dalam

contoh

kehidupan

sehari-hari

dengan

menggunak

an luas dan

keliling

persegi

panjang

• Guru

memberika

n tugas

peserta

didik

mengerjaka

n soal

Page 85: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Mengetahui, Jakarta, Juli 2018

Kepala SLB Negeri 4 Jakarta Guru kelas,

Sentono, M.M, M,Pd

Rany Asmiranty S. Pd.

NIP. 196606121991031011

Page 86: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

73

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Nama Sekolah : SLB Negeri 4

Satuan Pendidikan : SMALB/Tunarungu

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : XI/I

Alokasi Waktu : 2 x 40 JP

Tahun Ajaran : 2018/2019

A. Kompetensi Inti

3. Memahami pengetahuan factual dan konseptual dengan cara mengamati,

menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan factual dan konseptual dalam bahasa yang jelas,

sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan

perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar

3.3. Memahami keliling dan luas bila unsur – unsur bangun datar diketahui.

4.3. Menghitung keliling dan luas bangun datar bila unsur – unsur bangun

datar diketahui.

C. Tujuan Pembelajaran

Dengan mengetahui, menyebutkan dan menunjukan persegi panjang untuk

mengetahui luas keliling persegi panjang serta mengetahui unsur-unsur

persegi panjang seperti panjang dan sisi serta dapat menghitung luas keliling

persegi panjang.

Page 87: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

74

D. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Terlibat aktif dalam pembelajaran persegi panjang

2. Bekerjasama dan toleran dalam kegiatan kelompok.

3. Jujur dan bertanggung jawab dalam melakukan tugas belajar persegi

panjang

4. Menentukan panjang dan sisi yang belum diketahui, dan menghitung

keliling dan luas persegi panjang sesuai dengan karakteristik permasalahan

yang akan diselesaikan dan memeriksa kembali kebenaran langkah-

langkahnya.

E. Materi Pembelajaran

1. Penyajian awal materi berupa memperhatikan salah satu gambar persegi

panjang.

2. Kegiatan utama berupa diskusi kelompok yang di akhiri pembuatan bentuk

gambar persegi panjang sebagai hasil laporan diskusi

3. Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan persegi panjang secara

berkelompok

4. Materi ajar yang dipelajari siswa selama pertemuan pelaksanaan

pembelajaran yang menggunakan RPP ini adalah : Pengertian konsep

,sifat-sifat, pemecahan masalah tentang konsep persegi panjang dan

penerapan rumus mencari keliling dan luas persegi panjang.

F. Model Pembelajaran

Model Inkuiri

G. Sumber Belajar

Matematika. SMALB Kelas XI

H. Alat/Media Pembelajaran

1. Alat tulis dan penggaris

2. Lembar kerja siswa

3. Lembar penilaian

Page 88: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

75

I. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan pertama

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan

salam dan memimpin doa.

2. Guru melakukan absensi siswa.

3. Guru menyiapkan peserta didik untuk

mengikuti proses pembelajaran.

4. Guru memberikan gambaran tentang pentingnya

memahami sifat-sifat persegi panjang dan

memberikan gambaran tentang aplikasi persegi

panjang dalam kehidupan sehari-hari.

5. Siswa di minta di bentuk kelompok seperti yang

di tentukan guru.

6. Guru menegaskan tujuan yang akan dipelajari

hari ini.

7. Guru menyampaikan cakupan materi dan

penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

10 menit

Inti Mengamati 2

1. Peserta didik mengamati dan memahami gambar

yang ada dalam buku (terlampir).

Menanya 2

2. Menanyakan panjang sisi yang sama

3. Menanyakan cara yang mudah dalam

menentukan bangun yang ditanyakan.

Mengeksplorasi 4

4. Peserta didik berdiskusi berkerja berkelompok

20 menit

Page 89: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

76

untuk mencermati sifat-sifat persegi panjang.

5. Peserta didik bekerja berkelompok untuk

merencanakan penyelesaian terkait mencari

panjang sisi dan besar sudut persegi panjang.

Mengasosiasi 5

6. Berdasar langkah 4 dan 5 peserta didik

menyimpulkan sifat-sifat persegi panjang

7. Untuk mengetahui pemahaman materi yang

dipelajari, peserta didik mengerjakan latihan

soal pada buku

Mengomunikasi 6

8. Setelah memeriksa hasil yang diperoleh salah

satu anggota kelompok mempresentasikan hasil

diskusi kegiatan sebelumnya.

9. Peserta didik memberikan tanggapan hasil

presentasi meliputi tanya jawab untuk

mengkonfirmasi, melengkapi informasi ataupun

tanggapan lainnya.

Penutup 7 1. Siswa diminta menyimpulkan tentang persegi

panjang

2. Setiap kelompok diberikan perolehan

penghargaan berkaitan dengan aktivitas

kelompok.

3. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan

memberikan pesan untuk memperlajari materi

selanjutnya tentang menghitung keliling dan

10 menit

Page 90: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

77

luas persegi panjang.

Pertemuan ke-dua

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan

salam dan memimpin doa.

2. Guru melakukan absensi siswa.

3. Guru menyiapkan peserta didik untuk

mengikuti proses pembelajaran.

4. Guru memberikan gambaran tentang pentingnya

memahami sifat-sifat persegi panjang dan

memberikan gambaran tentang aplikasi persegi

panjang dalam kehidupan sehari-hari.

5. Siswa di minta di bentuk kelompok seperti yang di

tentukan guru.

6. Guru menegaskan tujuan yang akan dipelajari hari

ini.

7. Guru menyampaikan cakupan materi dan

penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

10 menit

Inti Mengamati

1. Peserta didik mengamati dan memahami gambar

yang ada dalam buku (terlampir).

Menanya

2. Menanyakan cara dalam menentukan keliling

dan luas persegi panjang yang ditanyakan.

20 menit

Page 91: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

78

Mengeksplorasi

3. Peserta didik berdiskusi berkerja berkelompok

untuk mencermati contoh permasalahan persegi

panjang.

4. Peserta didik bekerja berkelompok untuk

merencanakan penyelesaian terkait mencari

keliling dan luas persegi panjang.

Mengasosiasi

5. Berdasar langkah 4 peserta didik menyelesaikan

permasalahan sesuai langkah-langkah dan

menyimpulkan keliling dan luas persegi panjang.

6. Untuk mengetahui pemahaman materi yang

dipelajari, peserta didik mengerjakan latihan soal

pada buku.

Mengomunikasi

7. Setelah memeriksa hasil yang diperoleh salah

satu anggota kelompok mempresentasikan hasil

diskusi kegiatan sebelumnya.

8. Peserta didik memberikan tanggapan hasil

presentasi meliputi tanya jawab untuk

mengkonfirmasi, melengkapi informasi ataupun

tanggapan lainnya.

Penutup 1. Siswa diminta menyimpulkan tentang hasil

diskusi kelompok.

2. Setiap kelompok diberikan perolehan

penghargaan berkaitan dengan aktivitas

kelompok.

3. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan

memberikan pesan untuk memperlajari kembali

dirumah.

10

Menit

Page 92: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

79

J. Penilaian

1. Lembar Pengamatan Perkembangan Sikap

No Sikap Indikator Kriteria

1 Ingin Tahu

Menunjukkan adanya usaha untuk mencoba atau

bertanya dalam proses pembelajaran secara terus

menerus dan konsisten.

Menunjukkan sudah ada usaha untuk mencoba

atau bertanya dalam proses pembelajaran tetapi

masih belum konsisten.

Sama sekali tidak berusaha untuk mencoba atau

bertanya atau acuh tak acuh (tidak mau tahu)

dalam proses pembelajaran.

Sangat

Baik

Baik

Kurang

Baik

2 Bertanggung

jawab

Menunjukkan sudah ambil bagian dalam

menyelesaikan tugas kelompok secara terus

menerus dan konsisten.

Menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian

dalam melaksanakan tugas-tugas

kelompok tetapi belum konsisten.

Menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian

dalam melaksanakan tugas kelompok.

Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

No Nama Rasa ingin tahu Tanggungjawab

SB B KB SB B KB

1

2

3

4

5

6

Page 93: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

80

Keterangan :

SB

B

KB

:

:

:

Sangat Baik

Baik

Kurang Baik

2. Pengetahuan

a. Teknik Penilaian: Tes

b. Bentuk Instrumen: Uraian

Soal

1. Sebutkan sifat-sifat persegi panjang!

2. Hitunglah panjang sisi persegi panjang di bahawah ini!

Jakarta, Desember 2018

Mengetahui,

Kepala SLB Negeri 4 Jakarta Guru Kelas,

Sentono, M.M, M,Pd Rany Asmiranty, S.Pd

NIP. 196606121991031011 NIP. -

Page 94: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

81

Lampiran 3

KISI-KISI INSTRUMEN

Variabel Indikator Deskriptor

Pelaksanaan model

inkuir pada

pembelajaran

matematika di SLBN 4

kelas XI tunarungu

Perencanaan model

inkuiri pada

pembelajaran

matematika di SLBN 4

kelas XI tunarungu

Kurikulum yang

digunakan

Kondisi siswa

Menentukan materi yang

diberikan

Menentukan lamanya

waktu pembelajaran

matematika

Sarana atau alat yang

digunakan dalam

pembelajaran

matematika model

inkuiri

Proses model inkuiri

pada pembelajaran

matematika di SLBN 4

kelas XI tunarungu

Melaksanakan

identifikasi kemampuan

siswa

Melakukan identifikasi

kesulitan belajar siswa

Mengembangkan

partisipasi dan motivasi

belajar siswa

Evaluasi model inkuiri

pada pembelajaran

matematika di SLBN 4

kelas XI tunarungu

Cara mengevaluasi hasil

pembelajaran

matematika

Page 95: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

82

Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASI PENDIDIK

Hari/Tanggal : Selasa, 4 Desember 2018

Pertemuan Ke : 1

Observer : Yoga Priatama

Berilah tanda cek (✓) pada kolom tabel “ya atau tidak” pada setiap pernyataan

aktivitas pendidik yang dituliskan!

N

o

Sintaks

Model

Pembelajaran

Aktivitas Pendidik

Terlaksana

Deskriptif Ya Tidak

1. Orientasi • Membuka

pelajaran ✓

Berdoa

• Menjelaskan topik,

tujuan dan hasil

belajar yang

diharapkan dapat

dicapai oleh

peserta didik

Guru tidak menjelaskan

tujuan namun langsung ke

inti pembelajaran dengan

gerak tangan

• Memberikan

gambaran suatu

kegiatan untuk

menarik motivasi

peserta didik

Guru bercerita kegiatan

mengajar di sekolah

2. Merumuskan

Masalah • Mendorong peserta

didik untuk

memunculkan

berbagai

pertanyaan

berdasarkan

peristiwa yang

ditampilkan oleh

pendidik

Guru mencontohkan, dan

peserta didik mengikuti

3. Merumuskan

Hipotesis • Mendorong peserta

didik untuk

merumuskan

berbagai jawaban

yang mungkin dari

masalah yang

dirumuskan

Siswa diberi masalah

dalam kehidupan sehari-

hari

Page 96: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

83

4. Mengumpulka

n dan

Menganalisis

Data

• Memberikan

penjelasan tentang

materi kegiatan

yang akan

dilaksanakan

• Memberikan

kesempatan kepada

peserta didik untuk

melaksanakan

kegiatan

• Memberikan

kesempatan kepada

peserta didik untuk

mendiskusikan

hasil kegiatan

5. Menguji

Hipotesis • Membimbing

peserta didik untuk

menyampaikan

pendapat

berdasarkan

analisis materi

yang dipelajari

6. Merumuskan

Kesimpulan • Menunjukkan hasil

kegiatan yang

relevan kepada

peserta didik

Guru mencontohkan benda

seperti kertas, meja, papan

tulis.

• Membimbing

peserta didik untuk

mendeskripsikan

simpulan

berdasarkan hasil

diskusi

Peserta didik diberikan

latihan di papan tulis dan

menjawab bersama-sama

dengan guru.

7. Refleksi • Memberi

kesempatan kepada

peserta didik untuk

berpendapat

maupun bertanya

Guru memberikan

kesempatan bertanya dan

peserta didik banyak yang

bertanya.

• Memberikan

penguatan materi

kepada pserta didik

Guru memberikan contoh

lain dalam kehidupan

sehari-hari.

• Menutup pelajaran ✓

Menutup dengan

mengucap salam.

Page 97: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

Lampiran 5

LEMBAR OBSERVASI SISWA

Hari/Tanggal : Selasa, 4 Desember 2018

Pertemuan Ke : 1

Observer : Yoga Priatama

Berilah tanda cek (✓) pada kolom yang disediakan pada setiap pernyataan aktivitas peserta didik yang dituliskan!

N

o

Sintaks

Model

Pembelajaran

Inkuiri

Aktivitas Siswa

Siswa

1 2 3 4 5 6

1. Orientasi • Menjawab salam dari

pendidik ✓ ✓ ✓ ✓ ✓

• Menyimak penjelasan

dari pendidik tentang

topik, tujuan dan hasil

belajar yang diharapkan

dapat dicapai oleh

siswa

✓ ✓ ✓ ✓ ✓

• Memperhatikan

gambaran suatu

kegiatan yang

✓ ✓ ✓ ✓ ✓

Page 98: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

disampaikan oleh

pendidik

2. Merumuskan

Masalah • Menanggapi dan

memberikan argumen

berupa rumusan

masalah berdasarkan

kegiatan yang diberikan

oleh pendidik

✓ ─ ✓ ─ ─

3. Merumuskan

Hipotesis • Menanggapi dengan

memberi rumusan

hipotesis yang mungkin

dari rumusan masalah

yang diajukan

─ ─ ─ ─ ─

4. Mengumpulka

n dan

Menganalisis

Data

• Melaksanakan kegiatan

untuk memahami

materi dari data yang

diberikan

─ ─ ─ ─ ─

• Mendiskusikan data

yang diperoleh dengan

kelompok

─ ─ ─ ─ ─

5. Menguji

Hipotesis • Menyampaikan

pendapat berdasarkan

hasil analisis data yang

diperoleh

✓ ✓ ✓ ✓ ─

6. Merumuskan

Kesimpulan • Memperhatikan

kesimpulan kegiatan

dari pendidik

✓ ✓ ✓ ✓ ✓

Page 99: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

7. Refleksi • Bertanya kepada

pendidik jika tidak

memahami materi

✓ ✓ ✓ ─ ─

• Memperhatikan

pendidik dalam

memberikan penguatan

materi

✓ ✓ ✓ ✓ ✓

• Berdoa dan menjawab

salam ✓ ✓ ✓ ✓ ✓

Page 100: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

87

Lampiran 6

DAFTAR PERTANYAAN DAN HASIL WAWANCARA

Narasumber 1 : Pak Teguh

Peneliti : Assalamualaikum Wr.Wb. Perkenalkan saya Yoga Priatama dari UIN

Jakarta Jurusan Pendidikan Matematika. Saya ingin bertanya, Bagaimana

kurikulum atau struktural bahan ajar dan perlengkapan yang digunakan di

sekolah ini?

Guru

:

Kalau disini kita menggunakan kurikulum 2013, semua dari SD sampai

SMA, jadi di sekolah kami ini ada tingkatan Sekolah Dasar, dari kelas 1

sampai 6, SMP, SMA, kesemuanya itu menggunakan K13. Untuk

perlengkapan seorang guru semua sudah harus lengkap, tuvoksi guru itu

harus semua, seperti jadwal pelajaran, program tahunan, program

semester, administrasi yang lain untuk penunjang kegiatan belajar

mengajar. Sekolah kami ini terdiri dari 3 kelainan atau kecacatan,

diantaranya tuna rungu, tuna wicara yaitu anak yang tidak bisa bicara dan

tuna grahita yaitu anak yang intelegensinya di bawah rata-rata. Sedangkan

yang autis itu punya dunia sendiri, tapi disini autisnya tidak murni, tapi

double endikep yaitu autis di double dengan anak kesulitan belajar

ataupun anak tuna grahita. Kalau anak autis murni kebanyakan tidak

sekolah disini. Ada juga yang tuna netra tapi tempatnya tidak disini,

kelasnya ada di daerah Marunda, ada sekitar 5 siswa yang tuna netra.

Sekolah di Marunda dengan disini masih sama karena administrasi masih

gabung tapi di Marunda sudah memiliki izin sendiri namanya SLB N 8.

Peneliti

:

Misalkan saya ingin observasi tentang mata pelajaran matematika pak,

untuk matematika itu sendiri berapa jam pelajaran pak?

Guru

:

Kalau mata pelajaran matematika itu berbeda-beda mas. Kalau SD

matematika itu tiga jam, kelas 1 dan 2 dua jam, kelas 3 empat jam. Untuk

kurikulumnya menggunakan kurikulum 2013. Kita belum punya buku

lengkapnya mas, jadi kita melihatnya KI dan KD nya saja, nanti kita

kembangkan sendiri, misalkan tentang pengertian bilangan bulat atau

penjumlahan bilangan bulat, jadi kita jabarkan sendiri, seperti RPP,

Silabus itu kita bikin sendiri, tidak bisa copas dari internet itu ga ada jadi

pasti kita bikin sendiri untungnya guru SLB harus bisa bikin RPP dan

Silabus sendiri jadi ga bisa kalau umum kan tinggal ngopas-ngopas, kalau

kita ga bisa jadi kita bikin sendiri yang bisa dipakai untuk anaknya. Anak

bisa ga RPP begini silabus begini gitu jadi tidak seperti anak pada sekolah

Page 101: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

88

umum. Ada RPP satu di sekolah sini bisa dipakai di sekolah lain, kalau

kita ga bisa kita bikin sendiri untuk kita sendiri.

Peneliti : Dalam satu kelas terdiri dari berapa siswa pak?

Guru : Harusnya itu maksimal 5, satu guru 5 anak karena kita kekurangan guru

kita bisa 15 ada yang 10 ada 13 itu tapi idealnya itu satu guru 5 anak, itu

menurut kementrian, jadi ga bisa lebih dari 5 tapi kenyataannnya ga

begitu, di praktek lapangan kita lebih dari 10 anak, saya juga ngajar 10

anak lainnya ada 9 ada 15 karena banyaknya anak ABK yang ingin

sekolah disini maka kita tampung sayang kalau kita ngajar 4 atau 5 anak

karena banyak yang antri yang kita tolak juga banyak ratusan kita tolak.

Jadi idealnya menurut kementrian itu satu guru 5 anak.

Peneliti : Di sekolah umum kan minimal untuk penelitian itu 20 orang ya pak, jadi

itu berarti untuk sekolah umum dan sekolah khusus di bedakan ya pak?

Guru : Dibedakan, karena dari kementrian yaitu mentri yang di dapodik itu udah

ada aturannya sendiri, satu guru 5 siswa, kalau 10 ya itu boleh tapi ya

minimalnya yang 5 itu.

Peneliti : Untuk di kelas itu yang diterapkan tetap RPP nya ya pak, yaitu rancangan

yang dibuat sesuai dengan lingkungan yang ada aja begitu pak?

Guru : Oh maksudnya begini, RPP yang kita buat itu kita sesuaikan dengan

lingkungan sekitar sesuai dengan kebutuhan anak, kalau kita bikin sendiri

kan kita tahu kemampuan anak, tapi kalau kita mengambil RPP orang lain

belum tentu bisa diterapkan ke anak yang penting kita ngambil KI KD

kurikulum 2013 kita kembangkan kita jabarkan sendiri. Misalkan KI KD

nya tentang bilangan bulat kita jabarkan bilangan bulat, untuk bilangan

bulat kita sederhanakan tidak setinggi anak SMA pada umumnya gitu.

Nanti lebih jelasnya ke Pak Dul tentang bilangan bulat tentang anak

SMA. Anak tuna grahita seperti murid ibu Rana itu pengacu belajar

mengajarnya lebih rendah lagi. misalkan bukan hanya bilangan bulat saja

misalkan penjumlahan matematika kelas 5 itu baru menjumlahkan

matematika 1 sampai 50 dengan benda konkrit, tapi kalau tuna grahita

ringan tidak menggunakan benda konkrit. Untuk anak-anak ABK lebih

terperinci tidak sama dengan anak pada umumnya.

Peneliti : Saya kan ingin tanya tentang anak tuna rungu khusus nya ya pak, kalau

anak tuna rungu dalam pembelajaran itu mereka kesulitan di apanya pak?

Guru : Di pendengarannya

Peneliti : Selain dari pendengarannya itu mereka sulit apa pak?

Guru : Konsepnya, karena pendengarannya kurang jadi tidak bisa fokus seperti

anak pada umumnya, perbendaharan katanya pun kurang, kata-kata dan

Page 102: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

89

kalimatnya kurang karena tidak dengar suara jadi untuk mengeluarkan

suara itu terbatas. Jadi apa yang kita keluarkan hanya berapa persen saja

yang diserap.

Peneliti : Di matematika itu sendiri kan memang lebih sering terlihat nyata.

Guru : Nah kalau matematika itu lain, matematika lebih bisa dipahami oleh

anak-anak tunarungu daripada pelajaran lain, karena kalau matematika

kan ga membutuhkan kalimat yang panjang-panjang hanya menghitung,

kalau misalkan PPKn, Bahasa Indonesia, agama itu menggunakan kalimat

panjang jadi dia kurang, kadang-kadang anak itu membuat kalimat rancu

jadi kadang-kadang ga nyambung, karena terbatasnya pendengaran itu

kalau matematika tidak, coba nanti mas tanya sama guru kelasnya pasti

matematika kebanyakan anak itu bisa, tapi kalau tunarungu ringan kalau

tunarungu berat ya udah apalagi kalau tunarungu yang bergabung dengan

endikep. Ada mas tunarungu tapi intelegensinya juga lambat namanya

tunarungu double endikep. Nah anaknya Pak Dul nanti ada ga, apa

tunarungu murni kalau murni ngerjain matematika cepat tapi kalau anak

yang tunarungu ganda dengan endikep matematika akan sulit, sama

dengan anak tunagrahita hanya tidak bisa berbicara. Banyak disini yang

double endikep, tunarungu sama double endikep jadi kalau dikasih materi

matematika sulit mengerjakan karena pengaruh endikepnya itu.

Peneliti : Berarti untuk matematika itu sendiri mungkin ya dari segi konsep siswa

bisa langsung menerima ya pak?

Guru : Bisa, tapi lihat dulu intelegensinya anak itu mengalami hambatan tidak,

seperti yang saya katakan tadi, kalau double endikep tidak bisa, dia agak

lama loadingnya, karena intelegensinya terhambat, bicaranya terhambat,

pendengarannya juga terhambat, ya udah ngerjain ya agak susah. Nanti

mas tanyakan ke Pak Dul ya yang ngajar anak tunarungu kalau saya ini

ngajar tunagrahita, anak-anak yang IQ nya di bawah rata-rata yaitu 50

ke bawah. Jadi kita hanya mengenalkan menjumlahkan dengan benda

yang konkrit kalau tidak menggunakan benda konkrit tidak bisa harus

ada benda konkrit itu saja di tuntun.

Peneliti : Setiap pelajaran itu kan mungkin ada metodenya masing-masing ya pak,

jadi di matematika yang biasa sering diterapkan itu apa pak, misalkan

seperti jarimatika itu untuk perkalian, apakah itu diterapkan disini atau

tidak pak?

Guru : Memang ada metode tersendiri ya, tapi untuk lebih jelasnya tanya sama

pak Dul karena Pak Dul yang lebih khusus ke tunarungu dan ia

mengajar anak-anak yang sudah besar, kalau saya kan metodenya kan

driil berulang-ulang karena anak tunagrahita metodenya harus di ulang-

Page 103: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

90

ulang. Saya penjumlahan itu 1 tahun, nah itu hanya penjumlahan saja,

kalau Pak Dul nanti ada metode apa yang disampaikan Pak Dul untuk

anak tunarungu, lebih jelasnya Pak Dul ya nanti, seperti metode, sarana

dan prasarana, media yang digunakan nanti Pak Dul yang menjelaskan.

Peneliti : Mungkin pertanyaan dari saya itu saja pak.

Guru : Nanti lebih jelasnya ke Pak Dul ya karena kalau saya metodenya driil,

karena anak tunagrahita tidak ditekankan pada akademik tapi lebih

ditekankan pada bina diri, tapi kalau anak Pak Dul jika intelegensinya

masih bagus maka masih terus dipacu.

Peneliti : Baik pak terimakasih, saya cukupkan. Assalamualaikum Wr.Wb.

Page 104: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

91

Narasumber 2 : Pak Fajar Abdul Gani

Peneliti : Assalamualaikum Wr. Wb. Perkenalkan saya Yoga Priatama dari UIN

Jakarta Mahasiswa Pendidikan Matematika, saya ingin melanjutkan

observasi untuk judul skripsi saya tentang Analisis Model Inkuiri dalam

Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta. Kebetulan memang yang

saya pilih itu anak tunarungu. Tadi saya sudah wawancara ke Pak

Teguh disuruh untuk bertemu Pak Fajar Abdul Gani karena beliau yang

mengajar di tingkat SMA untuk materi itu pak, jadi untuk tingkat SMA

itu sendiri pelajaran matematika khususnya di luas dan keliling bangun

datar di kelas berapa ya pak?

Guru : Kalau untuk luas dan keliling bangun datar sesuai dengan Kurikulum

2013 itu ada di kelas 11 sebenarnya di SMP pun sudah mulai mengenal,

tapi karena di SMP masih tematik atau masih semua pelajaran

digabungkan menjadi satu tema sebuah tema dan diubah lagi menjadi

sub tema, kalau di SMA itu berbeda jadi mainset anak-anak tunarungu

khususnya yang mungkin kalau untuk tunagrahita itu SMA nya masih

menggunakan tematik tapi untuk tunarungu itu mereka sudah bisa

mengkotak-kotakkan pelajaran, jadi mereka tahu ini pelajaran IPA ini

pelajaran IPS ini pelajaran matematika jadi untuk tingkatan di SMA itu

mereka itu lebih fokus dalam pembelajaran tidak meluas lagi

pemikirannya contohnya misal anak tunagrahita kenapa mereka di

tematikkan seperti itu misalnya dari matematika mereka lari ke IPA itu

misalnya pembelajaran sapi, oh ini susu sapi, dan sapi itu hewan

menyusui. Nah untuk memasukkan matematikanya misalnya sapi ini

ada berapa coba dihitung satu, dua, tiga, empat, oh sapinya ada empat.

Jadi konsep IPA konsep Matematika dalam pembelajaran tematik itu

akan dijadikan 1 Tetapi kalau untuk tingkat SMA khususnya tunarungu

mereka khusus, Jadi tidak digabungkan dengan pelajaran lain, misalkan

rumus perkalian rumus menghitung lingkaran rumus menghitung sudut

mereka itu khusus untuk menghitung itu harus tahu gitu, nggak bisa

dicampur dengan pelajaran lain seperti itu. Nah untuk di SLB 4 sendiri

di kelas 11 itu tapi ya seperti yang sebelumnya udah observasi ke sini

kesulitan-kesulitan anak tunarungu itu di komunikasi dan penyampaian

itu bisa di papan tulis mereka real tapi mereka nggak tahu nih gimana

cara menghitungnya kadang mereka suka bingung, apalagi kalau untuk

perkalian pembagian mungkin kalau pertambahan dan pengurangan di

kehidupan sehari-hari sering gitu ya kalau misalnya jual beli misalnya

dia beli roti harga Rp2.000 punya uang Rp5.000 dia tahu beli minum

Rp3.000 dia punya uang Rp10.000 dia tahu, tapi kalau untuk perkalian

Page 105: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

92

misalnya beli permen 10 yang harganya satunya 200-an terkadang dia

masih bingung ya kan Kadang juga kita kalau misalnya beli sesuatu

banyak gitu ya banyak kan otomatis ada perkalian kadang kita sendiri

juga suka mikir tapi kesulitan terutama di anak tunarungu itu kan di

komunikasi, dia memahami konsep terlebih dahulu ya Insya Allah dia

juga kesananya bakal mengerti gitu selanjutnya bakal mengerti seperti

itu.

Peneliti : Untuk media-media yang digunakan sendiri di sekolah ini apa ya pak?

Guru : Kalau media kita biasanya pakai media real, contohnya pembagian

mungkin kalau untuk buah, ada 6 jeruk dan ada 3 siswa itu dikasih dua-

dua, tapi itu untuk tingkatan rendah, sedangkan untuk tingkatan SMA

mereka harus bisa abstrak hanya sekedar tulisan mereka bisa

menganalisis 8 dibagi 2 mereka harus sudah tahu, 10 dibagi 5 mereka

harus tahu, tapi tidak semua kemampuan siswa berkebutuhan khusus

pintar seperti itu, normalnya kan sekolah reguler harus seperti itu lah

minimal pembagian, perkalian, pengurangan, penjumlahan mereka

harus tahu diluar kepala, kalau untuk 2 digit angka sampai 3 digit

angka. Kalau anak berkebutuhan khusus ya mungkin ada lah beberapa

media yang harus disiapkan untuk mereka, contohnya mereka boleh

menggunakan kalkulator di saat sulit, karena anak tunarungu, kalau

misalnya mereka tidak bisa mengerjakan sesuatu atau merasa gagal

mereka akan sedikit frustasi, meskipun mereka caranya panjang mereka

bakalan tetap ngerjain, nah satu lagi untuk perkalian itu kalau di umum

kalau di reguler mereka menghitung cepat 7 dikali 6 mereka

menghitung cepat tapi anak-anak disini beda khususnya di SLB 4,

karena diterapinnya dari kecil dari SD sampai SMP diterapin

pembelajarn matematika dalam perkalian mereka menghitungnya

misalnya 7 kali 5 mereka menghitung sendiri ditulis di papan tulis

dimulai dari 7 kali 1 berapa 7 kali 2 berapa sampai ditemukan hasil

sesuai pertanyaan, jadi mereka ngurutin dulu nanti kalau ada yang sama

oh berarti hasilnya ini baru mereka tahu

Peneliti : Berarti masih bisa dibilang ya medianya masih konvensional ya pak?

Guru : Iya betul, karena memang kalau media real, media berupa alat atau

berupa buah biasanya konsep matematika itu kan real, tapi ketika

mereka anak SMA, mereka harus tahu abstrak, memang sulit tapi sesuai

dengan kurikulum yang berlaku guru harus mampu menyampaikan

sesuai dengan kurikulum tersebut.

Page 106: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

93

Peneliti : Berarti untuk RPP nya sendiri setiap materi ada ya pak, jadi kan mislnya

yang akan saya teliti itu luas dan keliling bangun datar, untuk RPP nya

itu sendiri ada khusus untuk materi tersebut gitu pak?

Guru : Tidak, kalau di umum mungkin RPP terutama silabus itu berlaku untuk

semua siswa atau berlaku untuk semua murid. Kalau di umum RPP dan

silabus itu di ikuti jadi siswa yang mengikuti silabus dan RPP tersebut.

Kalau di SLB silabus dan RPP yang harus mengikuti siswa, contohnya

seperti ini siswa kelas 2 SMA sudah harus hafal perkalian, sudah harus

tahu rumus menghitung lingkaran contohnya, siswa harus bisa ikut guru

menyiapkan RPP hari ini siswa harus bisa rumus menghitung lingkaran,

nah jadi siswa yang mengikuti RPP dan silabus tersebut, kalau di SLB

tidak, RPP yang menyesuaikan dengan kemampuan, misal hari ini

mereka harus menghitung rumus lingkaran atau harus bisa perkalian 7

kali 5 oh ternyata hari ini belum bisa berarti harus diturunin lagi sampai

mana kemampuan anak misal oh anak baru 7 kali 4, sudah berarti guru

yang harus menurunkan tingkat kesulitannya agar anak mengerti,

setelah anak mengerti baru bisa kita naikkan, jadi kalau di SLB

kurikulum yang mengikuti anak bukan anak yang mengikuti kurikulum

seperti di sekolah umum.

Peneliti : Mungkin yang ingin saya pertanyakan untuk hari ini seperti itu saja pak,

jadi mungkin saya akan lihat siswanya dulu agar lebih paham untuk

melihat kesulitan belajar pada anak tunarungu itu sendiri, jadi saya

cukupkan.

Assalamualaikum Wr. Wb.

Page 107: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

94

Lampiran 7

HASIL ANGKET RESPON SISWA 1

PETUNJUK !

1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pendapat atau

pendirianmu.

2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan jujur, karena tidak

berpengaruh pada penilaian pelajaran ini.

3. Berilah tanda Cek (✓) pada pilihan jawabanmu untuk masing-masing

pertanyaan:

4. Usahakan setiap pertanyaan terjawab dan tidak ada yang kosong

5. Jawaban yang kamu berikan akan dijamin kerahasiaannya

No Pernyataan

Jawaban

1 Bahasa yang digunakan

guru jelas dan mudah di

mengerti. ✓

2 Saya senang ketika guru

memberikan motivasi. ✓

3 Guru berpenampilan rapih

dan sopan. ✓

4 Saya yakin dapat

mengerjakan soal keliling

dan luas bangun datar

dengan baik.

5 Saya menguasai pelajaran

matematika pada materi

keliling dan luas bangun

datar karena mudah

dimengerti.

6 Dengan materi keliling

dan luas bangun datar

saya dapat menerapkan

pembelajaran di

kehidupan sehari-hari.

7 Kegiatan berkelompok

mendorong saya untuk ✓

Page 108: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

95

menemukan gagasan baru.

8 LKS memudahkan saya

dalam memahami materi. ✓

9 Ketika mempresentasikan

jawaban didepan kelas

saya merasa percaya diri.

10 Saya merasa bangga

ketika guru memberikan

saya komentar yang

positif.

11 Penghargaan yang

diberikan oleh guru

membuat saya termotivasi

untuk terus belajar.

12 Kegiatan pembelajaran

yang diterapkan oleh guru

membuat saya terlibat

aktif dalam proses

pembelajaran.

13 Pembelajaran

menggunakan media

memudahkan saya untuk

memahami materi.

14 Dengan bantuan media

saya dapat menyelesaikan

persoalan dalam

kehidupan sehari-hari.

15 Media yang digunakan

oleh guru bervariasi. ✓

Page 109: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

96

HASIL ANGKET RESPON SISWA 2

PETUNJUK !

1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pendapat atau

pendirianmu.

2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan jujur, karena tidak

berpengaruh pada penilaian pelajaran ini.

3. Berilah tanda Cek (✓) pada pilihan jawabanmu untuk masing-masing

pertanyaan:

4. Usahakan setiap pertanyaan terjawab dan tidak ada yang kosong

5. Jawaban yang kamu berikan akan dijamin kerahasiaannya

No Pernyataan

Jawaban

1 Bahasa yang digunakan

guru jelas dan mudah di

mengerti. ✓

2 Saya senang ketika guru

memberikan motivasi. ✓

3 Guru berpenampilan rapih

dan sopan. ✓

4 Saya yakin dapat

mengerjakan soal keliling

dan luas bangun datar

dengan baik.

5 Saya menguasai pelajaran

matematika pada materi

keliling dan luas bangun

datar karena mudah

dimengerti.

6 Dengan materi keliling

dan luas bangun datar

saya dapat menerapkan

pembelajaran di

kehidupan sehari-hari.

7 Kegiatan berkelompok

mendorong saya untuk

menemukan gagasan baru.

Page 110: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

97

8 LKS memudahkan saya

dalam memahami materi. ✓

9 Ketika mempresentasikan

jawaban didepan kelas

saya merasa percaya diri.

10 Saya merasa bangga

ketika guru memberikan

saya komentar yang

positif.

11 Penghargaan yang

diberikan oleh guru

membuat saya termotivasi

untuk terus belajar.

12 Kegiatan pembelajaran

yang diterapkan oleh guru

membuat saya terlibat

aktif dalam proses

pembelajaran.

13 Pembelajaran

menggunakan media

memudahkan saya untuk

memahami materi.

14 Dengan bantuan media

saya dapat menyelesaikan

persoalan dalam

kehidupan sehari-hari.

15 Media yang digunakan

oleh guru bervariasi. ✓

Page 111: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

98

HASIL ANGKET RESPON SISWA 3

PETUNJUK !

1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pendapat atau

pendirianmu.

2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan jujur, karena tidak

berpengaruh pada penilaian pelajaran ini.

3. Berilah tanda Cek (✓) pada pilihan jawabanmu untuk masing-masing

pertanyaan:

4. Usahakan setiap pertanyaan terjawab dan tidak ada yang kosong

5. Jawaban yang kamu berikan akan dijamin kerahasiaannya

No Pernyataan

Jawaban

1 Bahasa yang digunakan

guru jelas dan mudah di

mengerti. ✓

2 Saya senang ketika guru

memberikan motivasi. ✓

3 Guru berpenampilan rapih

dan sopan. ✓

4 Saya yakin dapat

mengerjakan soal keliling

dan luas bangun datar

dengan baik.

5 Saya menguasai pelajaran

matematika pada materi

keliling dan luas bangun

datar karena mudah

dimengerti.

6 Dengan materi keliling

dan luas bangun datar

saya dapat menerapkan

pembelajaran di

kehidupan sehari-hari.

7 Kegiatan berkelompok

mendorong saya untuk

menemukan gagasan baru.

Page 112: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

99

8 LKS memudahkan saya

dalam memahami materi. ✓

9 Ketika mempresentasikan

jawaban didepan kelas

saya merasa percaya diri.

10 Saya merasa bangga

ketika guru memberikan

saya komentar yang

positif.

11 Penghargaan yang

diberikan oleh guru

membuat saya termotivasi

untuk terus belajar.

12 Kegiatan pembelajaran

yang diterapkan oleh guru

membuat saya terlibat

aktif dalam proses

pembelajaran.

13 Pembelajaran

menggunakan media

memudahkan saya untuk

memahami materi.

14 Dengan bantuan media

saya dapat menyelesaikan

persoalan dalam

kehidupan sehari-hari.

15 Media yang digunakan

oleh guru bervariasi. ✓

Page 113: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

100

HASIL ANGKET RESPON SISWA 4

PETUNJUK !

1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pendapat atau

pendirianmu.

2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan jujur, karena tidak

berpengaruh pada penilaian pelajaran ini.

3. Berilah tanda Cek (✓) pada pilihan jawabanmu untuk masing-masing

pertanyaan:

4. Usahakan setiap pertanyaan terjawab dan tidak ada yang kosong

5. Jawaban yang kamu berikan akan dijamin kerahasiaannya

No Pernyataan

Jawaban

1 Bahasa yang digunakan

guru jelas dan mudah di

mengerti. ✓

2 Saya senang ketika guru

memberikan motivasi. ✓

3 Guru berpenampilan rapih

dan sopan. ✓

4 Saya yakin dapat

mengerjakan soal keliling

dan luas bangun datar

dengan baik.

5 Saya menguasai pelajaran

matematika pada materi

keliling dan luas bangun

datar karena mudah

dimengerti.

6 Dengan materi keliling

dan luas bangun datar

saya dapat menerapkan

pembelajaran di

kehidupan sehari-hari.

7 Kegiatan berkelompok

mendorong saya untuk

menemukan gagasan baru.

Page 114: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

101

8 LKS memudahkan saya

dalam memahami materi. ✓

9 Ketika mempresentasikan

jawaban didepan kelas

saya merasa percaya diri.

10 Saya merasa bangga

ketika guru memberikan

saya komentar yang

positif.

11 Penghargaan yang

diberikan oleh guru

membuat saya termotivasi

untuk terus belajar.

12 Kegiatan pembelajaran

yang diterapkan oleh guru

membuat saya terlibat

aktif dalam proses

pembelajaran.

13 Pembelajaran

menggunakan media

memudahkan saya untuk

memahami materi.

14 Dengan bantuan media

saya dapat menyelesaikan

persoalan dalam

kehidupan sehari-hari.

15 Media yang digunakan

oleh guru bervariasi. ✓

Page 115: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

102

ANGKET RESPON SISWA 5

PETUNJUK !

1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pendapat atau

pendirianmu.

2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan jujur, karena tidak

berpengaruh pada penilaian pelajaran ini.

3. Berilah tanda Cek (✓) pada pilihan jawabanmu untuk masing-masing

pertanyaan:

4. Usahakan setiap pertanyaan terjawab dan tidak ada yang kosong

5. Jawaban yang kamu berikan akan dijamin kerahasiaannya

No Pernyataan

Jawaban

1 Bahasa yang digunakan

guru jelas dan mudah di

mengerti. ✓

2 Saya senang ketika guru

memberikan motivasi. ✓

3 Guru berpenampilan rapih

dan sopan. ✓

4 Saya yakin dapat

mengerjakan soal keliling

dan luas bangun datar

dengan baik.

5 Saya menguasai pelajaran

matematika pada materi

keliling dan luas bangun

datar karena mudah

dimengerti.

6 Dengan materi keliling

dan luas bangun datar

saya dapat menerapkan

pembelajaran di

kehidupan sehari-hari.

7 Kegiatan berkelompok

mendorong saya untuk

menemukan gagasan baru.

Page 116: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

103

8 LKS memudahkan saya

dalam memahami materi. ✓

9 Ketika mempresentasikan

jawaban didepan kelas

saya merasa percaya diri.

10 Saya merasa bangga

ketika guru memberikan

saya komentar yang

positif.

11 Penghargaan yang

diberikan oleh guru

membuat saya termotivasi

untuk terus belajar.

12 Kegiatan pembelajaran

yang diterapkan oleh guru

membuat saya terlibat

aktif dalam proses

pembelajaran.

13 Pembelajaran

menggunakan media

memudahkan saya untuk

memahami materi.

14 Dengan bantuan media

saya dapat menyelesaikan

persoalan dalam

kehidupan sehari-hari.

15 Media yang digunakan

oleh guru bervariasi. ✓

Page 117: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

104

Lampiran 8

Lembar Kerja Siswa 1

Page 118: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

105

Page 119: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

106

Page 120: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

107

Page 121: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

108

Page 122: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

109

Page 123: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

110

Page 124: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

111

Lembar Kerja Siswa 2

Page 125: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

112

Page 126: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

113

Page 127: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

114

Page 128: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

115

Page 129: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

116

Page 130: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

117

Page 131: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

118

Lembar Kerja Siswa 3

Page 132: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

119

Page 133: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

120

Page 134: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

121

Page 135: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

122

Page 136: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

123

Page 137: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

124

Page 138: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

125

Lembar Kerja Siswa 4

Page 139: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

126

Page 140: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

127

Page 141: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

128

Page 142: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

129

Page 143: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

130

Page 144: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

131

Page 145: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

132

Lembar Kerja Siswa 5

Page 146: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

133

Page 147: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

134

Page 148: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

135

Page 149: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

136

Page 150: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

137

Page 151: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

138

Page 152: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

139

Lampiran 9

Page 153: Analisis Model Pembelajaran Matematika di SLBN 4 Jakarta ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46596/1/YOGA...guru kelas matematika dan lima siswa SLBN 4 Jakarta kelas

140

Lampiran 10

Dokumentasi