analisis manajemen risiko pembiayaan mudharabah …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/940/1/ta...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT
AL-IJTIHAD PABELAN KABUPATEN SEMARANG
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A. Md. E.sy)
Disusun oleh:
Winda Dwi Julianti
NIM: 201 13 008
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH/EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eksemplar
Hal : Pengajuan Naskah Tugas Akhir
Kepada
Yth. Dekan FEBI IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi, dan perbaikan seperlunya,
maka tugas akhir saudara:
Nama : Winda Dwi Julianti
NIM : 201-13-008
Jurusan : D III Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul : Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah di
BMT Al-Ijtihad Pabelan Kabupaten Semarang
Dapat diajukan dalam sidang munaqosah.
Demikian untuk menjadi periksa.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga,06 Agustus 2016
Pembimbing
Fetria Eka Yudiana,S.E.,M.Si
NIP. 19740228 200901 2 005
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Jalan Tentara Pelajar No.02 Salatiga 50722 Telp. (0298) 323706 Faksimile (0298) 323433
http//www.iainsalatiga.ac.id e-mail:[email protected]
iii
PENGESAHAN
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT
AL-IJTIHAD PABELAN KABUPATEN SEMARANG
DISUSUN OLEH:
WINDA DWI JULIANTI
NIM :201 13 008
Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji TUGAS AKHIR
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga, pada tanggal
dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh
gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)
Susunan Panitia Penguji:
Ketua Sidang : Dr. Anton Bawono, M.Si ( _______ )
Sekretaris Sidang : Fetria Eka Yudiana, S.E.,M.Si ( _______ )
Penguji I : Ahmad Mifdlol Muthohar.,Lc.,M.Si ( _______ )
Penguji II : Drs. Alfred L., M.Si ` ( _______ )
Salatiga, 14 September 2016
Dekan FEBI IAIN Salatiga
Dr. Anton Bawono, M.Si.
NIP. 19740320 200312 1 001
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Jalan Tentara Pelajar No.02 Salatiga 50722 Telp. (0298) 323706 Faksimile (0298) 323433
http//www.iainsalatiga.ac.id e-mail:[email protected]
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Winda Dwi Julianti
NIM : 201-13-008
Jurusan : D III Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga
Judul Tugas Akhir : Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan
Mudharabah di BMT Al-Ijtihad Pabelan
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini benar-benar karya saya
sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang
ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan
mengikuti tata penulisan karya ilimiah yang telah lazim.
Salatiga, 24 Agustus 2016
Saya yang menyatakan,
Winda Dwi Julianti
NIM: 201-13-008
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Jalan Tentara Pelajar No.02 Salatiga 50722 Telp. (0298) 323706 Faksimile (0298) 323433
http//www.iainsalatiga.ac.id e-mail:[email protected]
v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Winda Dwi Julianti
NIM : 201-13-008
Jurusan : D III Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul : Analisis Manajamen Risiko Pembiayaan Mudharabah di BMT
Al-Ijtihad Pabelan
Menyatakan bahwa naskah Tugas Akhir ini secara keseluruhan bebas dari plagiasi.
Jika dikemudian hari terbukti melakukan plagiasi maka saya siap ditindak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Salatiga, 24 Agustus 2016
Saya yang menyatakan,
Winda Dwi Julianti
NIM: 201-13-008
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Jalan Tentara Pelajar No.02 Salatiga 50722 Telp. (0298) 323706 Faksimile (0298) 323433
http//www.iainsalatiga.ac.id e-mail:[email protected]
vi
MOTTO
Jangan pernah lelah mengulang setiap doa-doamu, meminta dan memintalah
terus dengan-Nya.
I CAN BECAUSE I CAN (Soediro)
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya….” (Al-Baqarah: 286)
vii
PERSEMBAHAN
Karyaku ini kupersembahkan untuk:
1. Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepadaku
hingga bertahan sampai saat ini
2. Untuk Almarhumah Ibu penyemangat hidupku, terimakasih untuk 20
tahunnya sudah bersamaku. Miss you bu
3. Untuk Bapak yang telah jerih payah membiayai kuliahku sampai sekarang dan
untuk semangat yang selalu diberikan
4. Untuk masku tersayang Mas Alex yang telah memberi motivasi dan dukungan
tiada henti
5. Teman-teman desa yang selalu memberi semangat dan dorongan disaat
semangatku luntur agar aku terus berjuang
6. Teman-teman DIII Perbankan Syariah seangkatan yang memberi semangat
tiada henti
7. Segenap pengurus dan karyawan BMT Al-Ijtihad Pabelan
8. Almamater tercinta IAIN Salatiga.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan tugas akhir yang membahas
tentang “ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI
BMT AL-IJTIHAD PABELAN KABUPATEN SEMARANG” dapat terlaksana
dengan baik dan lancar walaupun masih jauh dari sempurna. Dan tak lupa sholawat
serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu
kita nantikan syafa’atnya di dunia dan diakhirat kelak.
Penulisan tugas akhir ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan Program Diploma III Jurusan Studi Perbankan Syariah Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dalam penulisan tugas akhir tidak akan berhasil dan selesai tanpa bantu
berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Bapak Drs. Alfred L.,M.Si selaku Ketua Jurusan DIII Perbankan Syariah Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
ix
4. Ibu Fetria Eka Yudiana, S.E.,M.Si selaku pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan
arahan dalam proses pengerjaan tugas akhir ini sehingga penulis dapat
menyelesaikannya.
5. Bapak dan Ibu dosen program studi Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat membantu dalam penulisan
Tugas Akhir ini.
6. Bapak Sumarno selaku manajer BMT Al-Ijtihad Pabelan yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan praktikum dan mengadakan
penelitian.
7. Bapak Sigit, selaku bagian Teller di BMT Al-Ijtihad Pabelan yang banyak
membantu dalam memberikan informasi dalam mencari bahan tugas akhir
8. Karyawan dan karyawati BMT Al-Ijtihad Pabelan yang membantu dalam proses
magang
9. Bapak Mukholiq dan Almarhumah Ibu Sutrimah tercinta, Winda ucapkan berjuta-
juta terimakasih atas segala pengorbanan, tenaga, dan fikiran yang bapak dan ibu
berikan untuk Winda seperti sampai sekarang ini.
10. Segenap keluarga jurusan D3 Perbankan Syariah angkatan 2013 baik kelas A dan
kelas B yang telah bersama melalui suka dan duka selama kuliah, semoga
silaturrohmi tetap terjaga dan kesuksesan bersama kita.
x
11. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu
yang juga telah berperan serta membantu dalam pembuatan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Hal ini
disebabkan keterbatasan kemampuan yang ada pada diri penulis. Oleh sebab itu,
kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 24 Agustus 2016
Penulis
Winda Dwi Julianti
NIM. 201 13 008
xi
ABSTRAK
Julianti, Winda Dwi, 2016, Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah di
BMT Al-Ijtihad Pabelan Kabupaten Semarang, Tugas Akhir, Jurusan
Syariah, Program Studi DIII Perbankan Syariah (PS), Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga, Pembimbing, Fetria Eka Yudiana, S.E.,M.Si.
Kata kunci: Manajemen Risiko dan Pembiayaan Mudharabah
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses manajemen risiko di BMT Al-
Ijtihad Pabelan khususnya pada pembiayaan mudharabah. Proses manajemen risiko
dilakukan dengan identifikasi dan pemetaa risiko, menilai tingkat risiko, menegakkan
profil risiko dan rencana manajemen risiko, solusi risiko, dan pemantauan risiko.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan data-data yang
diperoleh dari dokumentasi, buku-buku, dan laporan yang berkaitan denga Analisi
Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah.
Dari hasil penelitian ini, diperoleh gambaran yaitu pertama dari praktik di
BMT Al-Ijtihad belum sepenuhnya sesuai dengan teori yang ada. Dikarenakan
kurangnya Sumber Daya Manusia dan kurangnya pelatihan-pelatihan dibidangnya.
Kedua, BMT Al-Ijtihad Pabelan dalam upaya mengelola pembiayaan mudharabah
bermasalah dengan cara, penagihan, memberikan peneguran, proses revitalisasi, dan
penyelesaian jaminan. Dan yang ketiga, proses pengelolaan manajemen risiko di
BMT Al-Ijtihad Pabelan dimulai dari proses screening yaitu seleksi pengajuan
pembiayaan yang melalui tahap seleksi persyaratan, wawancara, rapat manajer,
surveyor, dan bagian keuangan, serta pembuatan SP3 apabila dinyatakan diterima.
Kemudian dilanjutkan proses monitoring yaitu pemantauan usaha dan pemantauan
angsuran.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .................................................................. v
MOTTO .............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL .............................................................. …xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
C. Tujuan dan Keguanaan ............................................................................. 4
D. Metode Penelitian ..................................................................................... 5
E. Sistematika Penulisan .............................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka ........................................................................................ 9
B. Kerangka Teori...................................................................................... 13
xiii
1. Risiko .............................................................................................. 13
a. Pengertian Risiko ........................................................................ 13
b. Jenis-Jenis Risiko ........................................................................ 13
2. Manajemen risiko .............................................................................. 16
a. Pengertian Manajemen Risiko .................................................... 16
b. Proses Manajemen Risiko ........................................................... 17
3. Pembiayaan ....................................................................................... 20
a. Pengertian Pembiayaan ............................................................... 20
b. Tujuan Pembiayaan ..................................................................... 20
c. Fungsi Pembiayaan ..................................................................... 21
d. Prosedur Pembiayaan .................................................................. 22
e. Prinsip-Prinsip Pembiayaan ........................................................ 23
f. Aspek-Aspek Analisis Pembiayaan ............................................ 26
g. Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah ....................................... 28
h. Pengendalian Pembiayaan Bermasalah ....................................... 20
i. Pembiayaan Mudharabah ............................................................ 33
BAB III LAPORAN OBYEK
A. Gambaran Umum ................................................................................... 40
1. Sejarah Singkat Berdirinya BMT Al-Ijtihad Pabelan ..................... 40
2. Visi dan Misi BMT Al-Ijtihad Pabelan............................................. 41
3. Identitas Kegiatan.............................................................................. 42
4. Badan Hukum dan Struktur Organisasi........................................... 42
xiv
a. Tugas dan Jabatan Masing-Masing Bagian................................. 45
5. Produk-Produk BMT Al-Ijtihad Pabelan........................................... 49
BAB IV ANALISIS
A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah di BMT Al-Ijtihad Pabelan........... 57
B. Pengelolaan Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah di BMT Al-Ijtihad
Pabelan ...................................................................................... 60
C. Analisa Perbandingan Menurut Teori dan Praktik di BMT Al-Ijtihad
Pabelan................................................................................................... 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 76
B. Saran .......................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Gambar 3.1: Struktur Organisasi BMT Al-Ijtihad Pabelan................................44
Gambar 4.1: Proses Pembiayaan Mudharabah ..................................................59
Gambara 4.2: Alur Penyelesaian Pembiayaan Mudharabah...............................65
Gambar 4.3: Grafik Jumlah Realisasi Pembiayaan Mudharabah ................................... 67
Gambar 4.4: Grafik Jumlah Nasabah Pembiayaan Mudharabah ........................67
Tabel 4.1: Perkembangan Pembiayaan Mudharabah..........................................66
Tabel 4.2: Proses Manajemen Risiko..................................................................68
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem keuangan dan perbankan Islam hadir untuk memberikan jasa
keuangan yang halal kepada komunitas muslim. Selain tujuan khusus ini,
institusi perbankan dan keuangan, sebagaimana aspek-aspek masyarakat
Islam lainnya, diharapkan dapat memberi kontribusi yang layak bagi
tercapainya tujuan sosio ekonomi Islam (Mervin K Lewis dan Latifa M.
Algaoud: 2001). Bank syariah atau bank Islamjuga berfungsi sebagai
lembaga intermediasi yakni menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kembali kepada masyarakat yang
membutuhkannya dalam bentuk fasilitas pembiayaan dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat.
Selain bank syariah yang akhir-akhir ini banyak bermunculan di
Indonesia, banyak pula bermunculan lembaga-lembaga keuangan sejenis
yang berprinsip syariah. Diantaranya adalah Baitul Maal Wa Tamwil
atau yang sering disebut dengan BMT. Keberadaan Baitul Maal Wa
Tamwil (BMT) merupakan suatu usaha untuk memenuhi keinginan,
khususnya sebagian umat Islam yang menginginkan jasa layanan lembaga
keuangan syariah dalam mengelola perekonomiannya.
2
Kebutuhan masyarakat yang bervariasi menggugah dunia perbankan
terutama bank syariah untuk menjadi solusi bagi masyarakat dengan
salah satu produk adalah produk-produk pembiayan.Bank Syari'ah dan BMT
dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah tidak serta merta menyetujui
pemberian pembiayaan begitu saja, diperlukan analisis yang sangat tajam
guna menghindari risiko-risiko yang mungkin terjadi. Analisis
pembiayaanmerupakan langkah penting untuk realisasi pembiayaan di
bank syari'ah. Analisis ini dimaksudkan untuk menilai kelayakan usaha
calon peminjam, menekan risiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan serta
menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak.
Kesadaran akan pentingnya implementasi manajemen risiko perbankan
syariah di Indonesia didorong oleh beberapa alasan. Pertama, kegiatan usaha
perbankan syariah tidak terlepas dari risiko yang dapat mengganggu
kelangsungan usahanya sehari-hari.Risiko ini muncul karena secara
fungsional dan operasionalnya, perbankan syariah mempunyai peranan
sebagai lembaga keuangan yang tidak terlepas dari perkembangan internal
dan eksternal perbankan syariah itu sendiri yang semakin pesat dan hal
tersebut mengakibatkan risiko kegiatan usaha perbankan syariah semakin
kompleks.Kedua, karekteristik produk dan jasa perbankan syariah
memerlukan fungsi identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian
risiko yang sesuai dengan kegiatan usaha perbankan syariah.Ketiga, setiap
langkah-langkah yang dilakukan bank syariah dalam memitigasi risiko harus
3
mempertimbangkan kesesuaian dengan prinsip syariah. Keempat, pengelolaan
setiap aktivitas fungsional bank syariah harus terintegrasi ke dalam suatu
sistem dan proses pengelolaan risiko yang akurat dan komprehensif. Berpijak
dari empat alasan tersebut, penerapan manajemen risiko perbankan syariah di
Indonesia tidak dapat ditunda lagi dan harus segera dikelola sesuai dengan
ukuran, kompleksitas usaha serta kemampuan bank secara sehat, istiqomah,
dan sesuai dengan prinsip syariah (Bambang Rianto Rustam: 2003).
Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu metode logis dan
sistematik dalam identifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi, serta
melakukan monitor dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap
aktivitas atau proses (Ferry N. Idroes, 2011: 5).
Pembiayaan mudharabah merupakan pembiayaan yang banyak
digunakan oleh nasabah di BMT Al-Ijtihad Pabelan, karena prosedurnya yang
sangat mudah.Dengan prosedur yang sangat mudah ini mengakibatkan risiko
pembiayaan bermasalah. Untuk itu perlu dipersiapkan dan dilaksanakan
langka-langkah yang tepat untuk menekan risiko yang akan terjadi. Yang
terpeting adalah bagaimana mengatur dan mengendalikan operasional
pembiayaan mudharabah dengan seksama dan penuh ketelitian yaitu dengan
cara mengenali dan mengendalikan manajemen risikonya. Di dalam dunia
perbankan dikenal dengan prinsip analisa pembiayaan yaitu pedoman-
pedoman harus diperhatikan oleh pejabat pembiayaan bank syariah pada saat
4
melakukan analisis pembiayaan diantaranya: Character, Capacity, Capital,
Collateral, dan Conditional (Binti Nur Aisyah, 2014:80)
Oleh karena itu, dengan adanya kenyataan ini penulis melakukan
penelitian tentang “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah di
BMT Al-Ijtihad Pabelan Kabupaten Semarang”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur pembiayaan mudharabah di BMT Al-Ijtihad
pabelan?
2. Bagaimana praktik pengelolaan manajemen risiko pembiayaan
mudharabah di BMT AL-Ijtihad Pabelan?
C. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan Penelitian
a. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menjelaskan tentang prosedur pengajuan
pembiayaan mudharabahpada BMT Al-Ijtihad Pabelan.
b. Untuk mengetahui cara mengelola manajemen risiko pembiayaan
mudharabah pada BMT Al-Ijtihad Pabelan.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang pelaksanaan
sistem syariah khususnya bagi penulis, mengenalkan berbagai
masalah yang timbul di lapangan, baik dari segi teknik, sosial
5
maunpun ekonomi sebagai dasar aplikasi ilmu yang diperoleh di
bangku kuliah, sehingga dapat memperoleh pengalaman kerja dan
merasakan dunia kerja.
b. Bagi BMT
Sebagai bahan masukan dan evaluasi terhadap proses manajemen
risiko pembiayaan di BMT Al-Ijtihad.
c. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan menjadi tambahan referensi dan wawasan
bagi pembaca.
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang diadakan di BMT Al-Ijtihad
Pabelan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan. Penulis
melakukan penelitian dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif
kualitatif.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh
peneliti atau langsung dari responden (Supramono dan Sugiarto,
1993:11).Yaitu penulis melakukan penelitian di BMT Al-Ijtihad
Pabelan.
6
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi
yaitu diolah dan disajikan oleh pihak lain (Supramono dan
Sugiarto, 1993: 11) .
3. Metode Pengumpulan Data
a. Interview (Wawancara)
Wawancara adalahcara menjaring informasi atau data melalui
interaksi verbal atau lisan (Suwartono, 2014: 48). Wawancara
dilakukan secara langsung dengan Teller di BMT Al-Ijtihad
Pabelan.Wawancara yang penulis ambil yaitu dengan metode
wawancara terstruktur.
b. Observasi
Yaitu dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung
sehingga dapat menganalisa berbagai kegiatan yang dilakukan
perusahaan. Data yang diperoleh dari observasi ini berupa lokasi
BMT Al-Ijtihad Pabelan, tata letak kantor dan struktur organisasi
perusahaan.
c. Dokumentasi
Peneliti melakukan penelitian dengan melengkapi data-data yang
diperoleh.
7
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan uraian singkat mengenai hal-hal
yang akan dilaporkan secara sistematis bab demi bab agar laporan
memperoleh gambaran yang berurutan. Adapun sistematian penulisan
laporan penelitian adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Yaitu pendahuluan menyajikan latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan kegiatan, metode penelitian serta
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini menyajikan gambaran mengenai penelitian
terdahulu dan kerangkat teoritik manajemen risiko
pembiayaan mudharabah
BAB III LAPORAN OBJEK
Pada bab ini menyajikan gambaran umum BMT Al-
Ijtihad Pabelan dari sejarah, visi dan misi BMT Al-
Ijtihad Pabelan, struktur organisasi, tugas dan jabatan,
dan produk-produk BMT Al-Ijtihad Pabelan.
BAB IV ANALISA
8
Pada bab ini berisi tentang analisis yang dilakukan
terhadap manajemen risiko pembiayaan mudharabahdi
BMT Al-Ijtihad Pabelan yaitu prosedur pengajuan
pembiayaan mudharabahdan pengelolaan manajemen
risiko pembiayaan mudharabah
BAB V PENUTUP
Menyajikan kesimpulan dan saran penulis dalam
melaksanakan penelitian
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan tentang manajemen risiko
pembiayaan adalah:
Tugas akhir Muhammad Lutfi tahun 2013 dengan judul “Manajemen
Risiko Mudharabah di BMT Al-HIkmah Ungaran”. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah risiko pembiyaan yang terjadi disebabkan oleh dua faktor
yaitu pihak BMT dan pihak di luar BMT, meliputi jaminan dan kelayakan
pembiayaan yang diberikan kepada nasabah (Lutfi, 2013)
Skripsi Cici Paramita tahun 2014 dengan judul “Analisis Manajemen
Risiko Pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo”.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Bank Muamalat secara berkelanjutan
terus mengembangkan dan meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko
sehingga dapat memberikan informasi adanya potensi risiko secara lebih dini
dan selanjutnya mengambil langkah yang memadai untuk meminimalisir
dampak risiko (Paramita, 2014)
Skripsi Ida Nuraida tahun 2010 dengan judul “ Manajemen
Pembiayaan Mudharabah Bermasalah”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
kendala yang dihadapi Bank Muamalat dalam pemberian pembiayaan
mudharabah sehingga menimbulkan pembiayaan yang bermasalah disebabkan
10
karena faktor intern dan ekstern. Faktor intern bersumber dari Bank
Muamalat yang disebabkan berupa aspek analisa pembiayaan, aspek
perhitungan modal, aspek pengambilan, aspek jaminan dan lemahnya aspek
supervise dan monitoring yang dimiliki oleh Bank Muamalat dalam menilai
calon atau nasabah pembiayaan. Adapun faktor ekstern adanya pembiayaan
bermasalah bersumber dari pihak nasabah, yaitu karena kondisi ekonomi
mikro dan ekonomi makro yang kurang, tidak stabil sehingga menyebabkan
terjadinya pembiayaan mudharabah bermasalah. Sedangkan upaya yang
dilakukan Bank Muamalat untuk menangani pembiayaan bermasalah adalah
dengan mendapatkan data usaha nasabah masa lalu, menganalisa data nasabah
tersebut dan mengambil kesimpulan (Nuraida, 2010).
Tugas akhir Rohmatan tahun 2015 dengan judul “Analisis
Implementasi Prinsip 5C dalam Upaya Pencegahan Pembiayaan Mudharabah
Bermasalaah di KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera (BUS) Cabang Cepu”.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah mekanisme sudah sesuai dengan SOP,
akan tetapi pembiayaan mudharabah yang berada di KSPS BMT BUS cabang
Cepu berbentuk kerjasama dengan penambahan modal kepada anggota, bukan
pemberian modal 100% kepada anggota seperti yang didefinisikan oleh DSN
NO: 07/DSN-MUI/VI/2000, akan tetapi lebih condong kepada akad
musyarakah. KSPS BMT BUS cabang Cepu sudah melaksanakan prosedur
penilaian syarat kelayakan anggota untuk diberikan pembiayaan yaitu dengan
11
menggunakan prinsip 5C diantaranya: character, capacity, capital,collateral,
dan condition of economic (Rohmatan, 2015).
Skripsi Imam Kurdi tahun 2013 dengan judul “Analisis Implementasi
Risiko Pembiayaan Mudharabah dalam Upaya Menjaga Likuiditas Bank
Syariah ( Studi pada PT BTN Kantor Cabang Syariah Malang). Kesimpulan
dari penelitian ini adalah Bank BTN KCS Malang dalam rangka menjaga dan
mengelola risiko yang akan terjadi menerapkan sistem Enterprise Risk
Management (ERM), dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh
Bank BTN Syariah pusat. Secara keseluruhan upaya-upaya yang dilakukan
oleh Bank BTN KCS Malang dalam mengelola dan menjaga keselamatan
pembiayaan mudharabah dari masalah-masalah pembiayaan dapat dikatakan
sudah baik. Hal ini dari nilai NPL pada tahun 2010-2011 sebesar 2,23%
menunjukkan bahwa risiko pembiayaan pada bank BTN KCS Malang sangat
rendah (Kurdi, 2013).
Tugas akhir Mehilda Rosdaliva tahun 2015 dengan judul “Manajemen
Risiko Produk Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah Mandiri KCP
Karanganyar Palur”.Kesimpulan dari penelitian ini adalah prosedur
pembiayaan mudharabah menekankan pada aspek kelengkapan dokumen
pengajuan pembiayaan dan hasil pelaksanaan investigasi. Nasabah diwajibkan
membuat surat pernyataan dan surat sanggup/askep/promes bermaterai 6000
yang telah disediakan pihak BSM KCP Karanganyar Palur. Dari beberapa
permasalahan pembiayaan mudharabah, terdapat empat jenis yang sering
12
terjadi.BSM sulit memperoleh data biaya pengelolaan usaha debitur, adanya
risiko ketidakpastian, adanya moral hazard, terjadi idle fund atau short
fund.Strategi yang digunakan oleh BSM KCP Karanganyar Palur adalah
penerapan prinsip pengawasan, kegiatan monitoring dan review, manajemen
penyelamatan pembiayaan dan kerjasama pembiayaan (Rosdaliva, 2015).
Skripsi Debi Novelia Pransisca 2014 dengan judul “Analisis Risiko
Pembiayaan Mudharabah, Risiko Pembiayaan Musyarakah dan Profitabilitas
Bank Syariah (Studi kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri Tbk. Periode
Tahun 2004-2013). Penelitian ini diperoleh hasil bahwa NPF mudharabah
tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 5,46 % dan NPF mudharabah
terendah terjadi pada tahun 2004 sebesar 0,03 %, sedangkan rata-rata NPF
mudharabah periode tahun 2004-2013 sebesar 1,36 % atau berada diperingkat
pertama. Ini berarti kualitas pembiayaan mudharabah BSM dalam kondisi
yang tidak terlalu risiko (Pransisca: 2014)
Tugas Akhir Arlita Nungki Damayanti 2016 dengan judul
“Implementasi Manajemen Risiko dalam Pembiayaan Mudharabah di BPRS
Bumi Artha Sampang Cilacap”.Hasil penelitian ini adalah implementasi
manajemen risiko dalam pembiayaan mudharabah aspek-aspek dan prinsip
pembiayaan 5C sudah efektif dan sudah sangat baik.Hal ini dapat dilihat tidak
adanya pembiayaan yang macet terhadap pembiayaan mudharabah
(Damayanti, 2016).
13
B. Kerangka Teoritik
1. Risiko
a. Pengertian Risiko
Sering kali risiko muncul karena adanya lebih dari satu pilihan
dan dampak dari tiap pilihan tersebut belum dapat diketahui secara
pasti. Selalu ada opportunity cost yang membuntuti setiap pilihan yang
diambil. Dengan demikian, risiko bisa didefinisikan sebagai
konsekuensi atas pilihan yang mengandung ketidakpastian yang
berpotensi mengakibatkan hasil yang tidak diharapkan atau dampak
negatiflainnya yang merugikan bagi pengambil keputusan.Dari
definisi tersebut, risiko mengandung beberapa dimensi, yakni biaya
peluang, potensi kerugian atau dampak negatif lainnya, ketidakpastian,
dan diperolehnya hasil yang tidak sesuai harapan (Imam Wahyudi,
et.al, 2013: 4).
b. Jenis-Jenis Risiko
Menurut Bank Indonesia melalui PBI Nomor 13/23/PBI/2011,
risiko dibagi menjadi beberapa jenis risiko (Imam Wahyudi, et.al,
2013: 4) yakni:
1) Risiko Kredit
Risiko Kredit adalah risiko kegagalan nasabah untuk
memenuhi kewajibannya secara penuh dan tepat waktu
sesuai dengan kesepakatan.Akibat dari risiko kredit ini
14
terdapat ketidakpastian pada laba bersih dan nilai pasar dari
ekuitas yang muncul dari keterlambatan atau tidak
terbayarnya pokok pinjaman beserta bunga (Ikhwan Abidin
Basri, 2008: 12).
2) Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko kerugian pada posisi neraca serta
pencatatan tagihan dan kewajiban di luar neraca (on-and off-
balance sheet) yang timbul dari pergerakan harga pasar
(Ferry N. Idroes, 2011: 23).
3) Risiko likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang antara lain disebabkan
oleh bank tidak mampu memenuhi kewajibannya yang telah
jatuh tempo (Ferry N. Idroes, 2011: 57).
4) Risiko Operasional
Risiko ini bisa muncul akibat kesalahan atau kecelakaan
orang yang bersifat manusiawi ataupun teknis. Ini
merupakan risiko kerugian yang secara langsung maupun
tidak langsung dihasilkan oleh ketidakcukupan atau
kegagalan proses internal, faktor manusia, teknologi, atau
akibat faktor-faktor eksternal.
15
5) Risiko Hukum
Risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek
yuridis. Kelemahan aspek yuridis antara lain disebabkan
oleh adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan
perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan
perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya suatu
konrak.
6) Risiko Reputasi
Risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi
negatif yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau
persepsi negatif terhadap bank.
7) Risiko Strategis
Risiko yang antara lain disebakan oleh adanya penetapan
dan pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan
keputusan bisnis yang tidak tepat, atau kurang responsifnya
bank terhadap perubahan eksternal.
8) Risiko Kepatuhan
Risiko yang disebabkan bank tidak mematuhi atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan
lain yang berlaku.
16
9) Risiko Imbal Hasil
Risiko akibat perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan
bank kepada nasabah, karena terjadi perubahan tingkat imbal
hasil yang diterima dari penyaluran dana, yang dapat
mempengaruhi perilaku nasabah dana pihak ketiga bank.
10) Risiko Investasi
Risiko akibat ikut menanggung kerugian usaha nasabah yang
dibiayai dalam pembiayaan bagi hasil berbasis profit and loss
sharing.
2. Manajemen Risiko
a. Pengertian Manajemen Risiko
Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu metode logis dan
sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap,
menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan pelaporan yang
berlangsung pada setiap aktivitas atau proses (Ferry N. Idroes, 2011: 4).
Proses manajemen risiko merupakan tindakan dari seluruh entitas
terkait di dalam organisasi. Tindakan berkesinambungan yang dilakukan
sejalan dengan definisi manajemen risiko yang telah dikemukakan, yaitu:
identifikasi, kuantifikasi, menetukan sikap, menetapkan solusi, serta
melakukan monitor dan pelaporan risiko (Ferry N. Idroes, 2011: 7).
17
b. Proses Manajemen Risiko
Proses manajemen risiko meliputi:
1) Identifikasi dan pemetaan risiko
a) Menetapkan kerangka kerja untuk implementasi strategi
risiko secara keseluruhan
b) Menentukan definisi kerugian
c) Menyusun dan melakukan implementasi mekanisme
pengumpulan data
d) Membuat pemetaan kerugian ke dalam kategori risiko yang
dapat diterima dan tidak dapat diterima
2) Kuantifikasi/menilai/melakukan peringkat risiko
a) Aplikasi teknik permodelan dalam mengatur risiko
b) Menentukan tingkat frekuensi dan tingkat kerugian dari
c) risiko berdasarkan data historis yang tersedia
d) Perluasan dengan memanfaatkan tolak ukur, permodelan
dan peramalan yang berasal dari praktik-praktik terbaik
yang telah dilakukan di dalam industri.
3) Menegakkan profil risiko dan rencana manajemen risiko
a) Identifikasi selera risiko organisasi, apakah manajemen
secara umum terdiri dari:
(1) Penghindar risiko (risk averter)
(2) Penerima risiko sewajarnya (risk neutral)
18
(3) Pencari risiko (risk seeker)
b) Identifikasi visi stratejik dari organisasi, apakah organisasi
berada dalam visi:
(1) Agresif yang terobsesi untuk mengejar peningkatan
volume usaha serta keuntungan sebesar-besarnya
untuk menukung pertumbuhan
(2) Koservatif yang ingin menjaga kelangsungan usaha
pada situasi aman dengan volume usaha dan
keuntungan yang stabil.
c) Solusi risiko atau implementasi tindakan terhadap risiko
(1) Hindari : keputusan yang diambil adalah tidak
melakukan aktivitas yang dimaksud.
(2) Alihkan : membagi risiko dengn pihak lain.
Konsekuensinya dengan biaya yang harus
dikeluarkan atau berbagi keuntungan yang diperoleh.
(3) Mitigasi risiko : menerima risiko pada tingkat
tertentu dengan melakukan tindakan untuk mitigasi
risiko melalui peningkatan kontrol, kualitas proses,
serta aturan yang jelas terhadap pelaksanaan
aktivitas risiko.
(4) Menahan risiko residual : menerima risiko yang
mungkin timbul dari aktivitas yang dilakukan.
19
d) Pemantauan dan pengkinian atau kaji ulang risiko dan
kontrol,meliputi:
(1) Seluruh entitas organisasi harus yakin bahwa strategi
manajemen risiko telah diimplementasikan dan
berjalan dengan baik
(2) Lakukan pengkinian dengan mnegevaluasi dan
menindaklanjuti hasil evaluasi terhadap
implementasi kerangka manajemen risiko yang
terintegrasi ke dalam strategi risiko keseluruhan.
Manajemen risiko diperlukan untuk (Ferry N. Idroes, 2011: 6):
a. Mendukung pencapaian tujuan
b. Memungkinkan untuk melakukan aktivitas yang memberikan peluang
yang jauh lebih tinggi dengan mengambil risiko yang lebih tinggi,
risiko yang lebih tinggi diambil dengan dukungan sikap dan solusi
yang sesuai terhadap risiko
c. Mengurangi kemungkinan kesalahan fatal
d. Menyadari bahwa risiko dapat terjadi pada setiap aktivitas dan
tingkatan-tingkatan dalam organisasi sehingga setiap individu harus
mengambil dan mengelola risiko masing-masing sesuai degan
wewenang dan tanggung jawabnya.
20
3. Pembiayaan
a. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara bank dengan pihak lain mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2004: 73).
b. Tujuan Pembiayaan
Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu: tujuan pembiayaan untuk tingkat makro, dan tujuan
pembiayaan untuk tingkat mikro. Secara makro dijelaskan bahwa
pembiayaan bertujuan (Binti Nur Aisyah, 2014: 4-5):
1) Peningkatan ekonomi umat, artinya: masyarakat yang tidak
dapat akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan
mereka dapat melakukan akses ekonomi.
2) Tersedianya dana bagi peningkatan usaha, artinya: untuk
pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan. Dana
tambahan ini dapat diperoleh melalui pembiayaan. Pihak
yang surplus dana menyalurkan kepada pihak yang minus
dana, sehingga dapat digulirkan.
21
3) Meningkatkan produktivitas, artinya adanya pembiyaan
memberikan peluang bagi masyarakat agar mau
meningkatkan daya produksiya.
4) Membuka lapangan kerja baru artinya dengan dibukanya
sektor-sektor usaha melalui penambahandana pembiayaan,
maka sektor usaha tersebut akan menyerap tenaga kerja.
5) Terjadinya distribusi pendapatan, artinya masyarakat usaha
produktif mampu melakukan aktivitas-aktivitas kerja, berarti
mereka akan memperoleh pendapatan dari hasil usahanya.
Adapun secara mikro, pembiayaan bertujuan untuk:
1) Upaya memaksimalkan laba
2) Upaya meminimalkan risiko
3) Pendayaguaan sumber ekonomi
4) Penyaluran kelebihan dana
c. Fungsi Pembiayaan:
Pembiayaan yang diselenggarakan oleh Bank Syariah secara
umum berfungsi untuk:
1) Meningkatkan daya guna uang
2) Meningkatkan daya guna barang
3) Meningkatkan peredaran uang
4) Menimbulkan kegairahan berusaha
22
5) Stabilitas ekonomi
Dari fungsi diatas bisa dikatakan bahwa, masyarakat yang
memiliki uang berlebih dan dititipkan di bank maka uang tersebut
akan dimanfaatkan oleh orang lain untuk usaha, sehingga
mendapatkan hasil. Hasil tersebut yang kemudian diberikan sesuai
proporsi dan nisbah yang ditentukan kepada nasabah penyimpan dana
dan juga bank sebagai pengelola (Binti Nur Aisyah, 2014: 9-11).
d. Prosedur Pembiayaan
Prosedur pembiayaan adalah suatu gambaran sifat atau metode
untuk melaksanakan kegiatan pembiayaan. Perbedaannya dengan
program adalah program menyatakan apa yang harus dikerjakan,
sedangkan prosedur berbicara tentang bagaimana melaksanakannya.
Setiap pejabat bank yang berhubungan dengan pembiayaan harus
menempuh prosedur pembiayaan yang sehat, yaitu meliputi prosedur
pembiayaan, prosedur administrasi serta prosedur pengawasan
pembiayaan (Zainal Arifin, 2009: 253).
Prosedur Analisis Pembiayaan meliputi:
1) Berkas dan pencatatan
2) Data pokok dan analisis pendahuluan
a) Realisasi pembelian, produksi dan penjualan
b) Rencana pembelian, produksi dan penjualan
23
c) Jaminan
d) Laporan keuangan
e) Data kualitatif dari calon debitur
3) Penelitian data
4) Penelitian atas realisasi usaha
5) Penelitian atas rencana usaha
e. Prinsip-Prinsip Pembiayaan
Prinsip-prinsip pembiayaan merupakan pedoman-pedoman yang
harus diperhatikan dalam melakukan analisis pembiayaan, diantaranya
(Binti Nur Aisyah, 2014: 80):
1) Character, artinya sifat atau karakter nasabah pengambil
pembiayaan. Hal ini yang perlu ditekankan pada nasabah di bank
syariah adalah sifat amanah, kejujuran, kepercayaan seorang
nasabah. Kegunaan penilaian karakter adalah untuk mengetahui
sejauh mana kemauan nasabah untuk memenuhi kewajibannya
sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Untuk memperoleh
gambaran tentang karakter calon nasabah dapat ditempuh langkah
sebagai berikut:
a) Meneliti riwayat hidup calon customer
b) Meneliti reputasi calon customer
c) Meminta bank to bank information
24
d) Meminta informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha dimana
calon mudharib berada
e) Mencari informasi apakah calon customer suka berjudi
f) Mencari informasi apakah calon customer memiliki hobi
berfoya-foya.
2) Capacity artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan
usahanya guna memperoleh laba sehingga dapat mengembalikan
pinjaman atau pembiayaan dari laba yang dihasilkan. Penilaian ini
bermanfaat untuk mengukur sejauh mana calon mudharib mampu
melunasi hutang-hutangnya secara tepat waktu, dari hasil usaha
yang diperolehnya. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan:
a) Pendekatan historis, yaitu menilaipast performance, apakah
menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu.
b) Pendekatan financial, yaitu menilai latar belakang pendidikan
para pengurus. Hal ini untuk menjamin profesionalitas kerja
perusahaan.
c) Pendekatan yuridis, yaitu secara yuridis apakah calon
mudharib mempunyai kapasitas untuk mewakili badan usaha
untuk melakukan perjanjian pembiayaan dengan bank atau
tidak.
25
d) Pendekatan manajerial, yaitu dengan menilai sejauhmana
kemampuan dan ketrampilan customer melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen dalam memimpin perusahaan.
e) Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sejauh mana
kemampuan calon mudharib mengelola faktor-faktor produksi,
seperti tenaga kerja, bahan baku, peralatan atau mesin-mesin,
administrasi keuangan, industrial relation, sampai dengan
kemampuan merebut pasar.
3) Capital, artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam. Hal
ini juga termasuk struktur modal, kinerja hasil dari modal bila
debiturnya merupakan perusahaan, dan segi pendapatan jika
debiturnya merupakan perorangan. Makin besar modal sendiri
dalam perusahaan, tentu semakin tinggi kesungguhan calon
mudharib menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih
yakin memberikan pembiayaan.
4) Collateral artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan
peminjam kepada bank. Penilain terhadap collateral meliputi jenis,
lokasi, bukti kepemilikan dan bentuk kebendaan, melainkan bisa
juga berbentuk jaminan pribadi, rekomendasi dan avalis. Penilaian
terhadap collateral dapat ditinjau dari dua segi:
a) Segi ekonomis, yatu nilai ekonomis dari barang yang
diagunkan
26
b) Segi yuridis, yaitu apakah agunan tersebut memenuhi syarat-
syarat yuridis untuk dipakai sebagai agunan.
5) Condition of economy artinya keadaan meliputi kebijakan
pemerintah, politik, segi budaya yang mempengaruhi
perekonomian. Penilaian terhadap kondisi ekonomi dapat dilihat
dari:
a) Keadaan konjungtor
b) Peraturan-peraturan pemerintah
c) Situasi, politik dan perekonomian dunia
d) Keadaan lain yang mempengaruhi pemasaran
Prinsip analisis pembiayaan yang lain dengan 7P yang terdiri dari
(Kasmir, 2003: 93):
1) Personalityyaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau
tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya.
2) Party yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi
tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal,
loyalitas serta karakternya.
3) Perpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam
mengambil kredit atau pembiayaan, termasuk jenis kredit atau
pembiayaan yang diinginkan nasabah.
27
4) Prospect yaitu menilai usaha nasabah di masa yang akan
datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata
lain mempunyai prospek atau sebaliknya.
5) Payment yaitu ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan
kredit atau pembiayaan yang telah diambil atau dari sumber
mana saja dana untuk pengembalian kredit atau pembiayaan
yang diperolehnya.
6) Profitability yaitu untuk menganalisis bagaimana kemampuan
nasabah dalam mencari laba
7) Protection tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit atau
pembiayaan yang dikucurkan oleh bank namun melalui suatu
perlindungan.
f. Aspek-Aspek Analisis Pembiayaan
Aspek –aspek yang perlu dianalisis dalam proses pembiayaan di
bank syariah antara lain (Binti Nur Aisyah, 2014: 89):
1) Aspek yuridis, di dalam aspek yuridis diberikan batasan untuk
memudahkan pelaksanaan analisis yaitu melalui penelitian
terhadap legalitas pendirian perusahaan (badan usaha), legalitas
usaha, legalitas pengajuan permohonan pembiayaan dan legalitas
barang jaminan.
28
2) Aspek pemasaran
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam aspek pemasaran
antara lain:
a) Produk atau jasa yang dipasarkan
b) Penentuan volume atau rencana pemasaran produk
c) Mengadakan penilaian terhadap kebijakan dan strategi
pemasaran yang akan dilakukan oleh costumer
d) Mengadakan penilaian terhadap manajemen pemasaran
perusahaan customer
e) Keadaan pemasaran saat ini
f) Prospek pemasaran
g) Target pemasaran
h) Evaluasi pasar dan pemasaran hasil produksi
3) Aspek Manajemen dan Organisasi
4) Aspek Teknis
Lingkup aspek teknis dalam analisis pembiayaan adalah menilai
apakah barang yang diproduksi customer dapat dibuat dengan
kualitas yang baik dan dengan biaya produksi yang rendah,
sehingga laku dijual dan menguntungkan.
29
5) Aspek Keuangan
Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki
untuk membiayai usaha dan bagaimana menggunakan dana
tersebut.
g. Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah
Penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah adalah karena
kesulitan-kesulitan keuangan yang dhadaipi nasabah. Penyebab
kesulitan keuangan peusahaan nasabah dapat dibagi dalam dua faktor
yaitu faktor interal dan faktor eksternal:
1) Faktor internal adalah faktor yang ada d dalam perusahaan sendiri,
dan faktor utama yang paling dominan adalah faktor manajerial.
Timbulnya kesulitan-kesulitan keuangan perusahaan yang
disebabkan oleh faktor manajerial dapat dilhat dari beberapa hal
seperti kelemahan dalam kebijakan pembelian dan penjualan,
lemahnya pengawasan biaya dan pegeluaran, kebijakan piutang
yang kurang tepat, penempatan yang berlebihan pada aktiva tetap,
serta pemodalan yang tidak cukup.
2) Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada di luar
kekuasaan manajemen perusahaan, seperti bencana alam,
peperangan, perubahan kondisi perekonomian dan perdagangan,
dan perubahan-perubahan teknologi.
30
Untuk menentukan langkah yang perlu diambil dalam
menghadapi pembiayaan bermasalah terlebih dahulu perlu diteliti
sebab-sebab terjadinya pembiayaan bermasalah.Bila pembiayaan
bermasalah disebabkan oleh faktor eksternal seperti bencana alam,
bank tidak perlu lagi melakukan analisis lebih lanjut.Yang perlu
adalah bagaimana membantu nasabah untuk segera memperoleh
peggantian dari perusahaan asuransi.Yang perlu diteliti adalah
faktor internal, yaitu yang terjadi karena sebab-sebab
manajerial.Bila bank telah melakukan pengawasan secara seksama
dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun, lalu timbul pembiayaan
bermasalah, sedikit banyak terkait pula dengan kelemahan
pengawasan itu sendiri.Kecuali bila aktvitas pengawasan telah
dilaksanakan dengan baik, masih juga terjadi kesulitan keuangan,
perlu diteliti sebab-sebab kemacetan tersebut secara lebih
mendalam.Mungkin kesulitan itu disengaja oleh manajemen
perusahaan, yang berarti pengusaha telah melakukan hal-hal yang
tidak jujur. Misalnya dengan sengaja pengusaha mengalihkan
penggunaan dana yang tersedia untuk keperluan yag disepakati
(Zainul Arifin, 2009: 258)
h. Pengedalian Pembiayaan Bermasalah
31
Pengendalian risiko pembiayaan dilakukan untuk menjaga agar
pembiayaan yang diberikan lancar danproduktif, pengendalian risiko
pembiayaan dapat dilakukan dengan cara (Cici Paramita, 2014):
1) Preventif Control of Finance, yaitu pengendalian pembiayaan yang
dilakukan dengan tindakan pencegahan sebelum pembiayaan
tersebut bermasalah, upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara:
a) Menetapkan prosedur dan kebijakan pembiayaan
Prosedur dan kebijakan pembiayaan merupakan acuan bank
dalam pengendalian risiko mulai dari pemberian pembiayaan
sampai pada penagihan.prosedur dan kebijakan pembiayaan
yang baik dan terartur memudahkan koordinasi pusat dengan
cabang dalam melakukan pengawasan terhadap berbagai
kemungkinan terjadinya risiko pembiayaan.
b) Meningkatkan kualitas SDM
Manajemen melakukan pelatihan sebagai upaya untuk terus
meningkatkan kualitas SDM, seperti pelatihan analisa
pembiayaan dan pelatihan aspek legal dan akad-akad syariah,
project finance and loan syndication training, serta personal
development.
c) Asuransi
Guna mengurangi kemungkinan kerugian dari risiko
pembiayaan, bank melakukan kerjasama dengan beberapa
32
asuransi, yaitu asuransi jiwa yang digunakan apabila peminjam
meninggal dunia dan asuransi pembiayaan untuk mengurangi
kerugian akibat pembiayaan macet.
d) Penagihan Intensif
Penagihan secara intensif dilakukan dengan cara para account
manager akan memantau saldo di rekening tabungan
nasabahnya dan melakukan potongan sejumlah angsuran jatuh
tempo.
e) Manajemen kolektibilitas
Pengelolaan kolektibilitas penting dilakukan karena
berpengaruh terhadap kelangsungan usaha suatu bank.
Manajemen kolektibilitas dilakukan dengan cara:
(1) Mengevaluasi setiap pembiayaan
(2) Membuat action plan penyelesaian pembiayaan
(3) Membuat proyeksi coll untuk mengetahui sejak awal
tingkat kesehatan pembiayaan.
2) Repressive Control of Finance, yaitu pengendalian dan
pengelolaan pembiayaan dilakukan melalui tindakan penyelesaian
setelah pembiayaan tersebut bermasalah, upaya tersebut dapat
dilakukan dengan cara:
(1) Proses revitalisasi yaitu upaya yang dilakukan bank
jika usaha nasabah masih berjalan dan hasil usaha
33
nasabah dianggap mampu memenuhi kewajiban
angsuran kepada bank. Proses revitalisasi meliputi:
(a) Reschedulingyaitu perubahan ketentuan
pembiayaan yang hanya menyangkut jadwal
pembayaran atau jangka waktunya, sehingga
nasabah yang terlambat membayar pembiayaan
diberi jangka waktu tertentu untuk membayar
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
(b) Reconditioningyaituperubahan sebagian atau
seluruh ketentuan pembiayaan termasuk perubahan
jangka waktu sepanjang tidak menyangkut
perubahan maksimum saldo pembiayaan
(c) Restructuringyaitu perubahan sebagian atau
seluruh ketentuan pembiayaan termasuk perubahan
jangka waktu dan perubahan maksimum saldo
pembiayaan.
(2) Penyelesaian dengan jaminan, yaitu melalui jaminan yang
dilakukan jika nasabah sudah tidak lagi memiliki usaha dan
tidak kooperatif dalam menyelesaikan pembiayaan.
i. Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan Mudharabah yaitu kerjasama usaha antara dua
pihak dimana pihak pertama (Shahibul maal) menyediakan seluruh
34
(100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi
pengelola.Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan rugi
ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat
kelalaian si pengelola (Binti Nur Aisyah, 2014: 183-184).
1) Rukun Mudharabah ( Muhammad, 2008: 56)
Kontrak mudharabah terjadi jika rukun kontrak sebagai berikut:
a) Shahibul mal (pemilik dana)
b) Mudharib (pelaksana atau usahawan)
c) Modal (mal)
d) Kerja atau usaha
e) Keuntungan
f) Ijab qabul
2) Ketentuan Penyaluran Dana Mudharabah
Ketentuan pelaksanaan kontrak mudharabah atau
penyaluran dana dengan kontrak mudharabah di bank syariah diatur
dalam fatwa DSN No. 07/DSN-MUI/IV/2000, sebagai berikut:
a) Penyaluran dana mudharabah adalah penyaluran dana yanh
disalurkan oleh LKS kepada pihak lain untuk suatu usaha yang
produktif
b) Dalam penyaluran dana ini LKS sebagai shahibul mal (pemilik
dana) membiayai 100% kebutuhan suatu proyek (usaha),
35
sedangkan pengusaha (nasabah) bertindak sebagai mudharib
atau pengelola usaha
c) Jangka waktu usaha, tata cara pengambilan dana dan
pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan
kedua belah pihak (LKS dengan pengusaha)
d) Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah
disepakati bersama dan sesuai dengan syariah, dan LKS tidak
ikut serta dalam manajemen perusahaan atau proyek, tetapi
mempunyai hak untuk melakukan pembinaan dan pengawasan
e) Jumlah dana penyaluran dana harus dinyatakan dengan jelas
dalam bentuk tunai dan bukan piutang
f) LKS sebaga penyedia dana menanggung semua kerugian akibat
dari mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan
kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian
g) Pada prinsipnya,dalam penyaluran danamudharabah tidak ada
jaminan, namun agar mudharib tidak melakukan
penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan dari mudharib
atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabla
mudharib terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal
yang telah disepakati bersama dalam akad
36
h) Kriteria pengusaha, prosedur penyauran dana, dan mekanisme
pembagian keuntungan diatur oleh LKS dengan
memperhatikan fatwa DSN
i) Biaya operasional dibebankan kepada mudharib
j) Dalam hal penyandang dana (LKS) tidak melakukan kewajiban
atau melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, mudharib
berhak mendapat ganti rugi atas biaya yang telah dikeluarkan
(Muhammad, 2008: 56-58).
3) Rukun dan syarat Penyaluran Dana
Aplikasi rukun dan syarat penyaluran dana dengan akad
mudharabah pada bank syariah terjadi ketika (Muhammad, 2008:
58):
a) Penyedia dana (shahibul mal) dan pengelola (mudharib) harus
cakap hukum
b) Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak
untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan
kontrak (akad) dengan memerhatikan hal-hal berikut:
(1) Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit
menunjukkan tujuan kontrak (akad)
(2) Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak
37
(3) Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi,
atau dengan menggunakan cara-cara komunikasi
modern.
c) Modal ialah sejumlah uang dan/atau barang yang dinilai oleh
penyedia dana kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan
syarat sebagai berikut:
(1) Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya
(2) Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai
(3) Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus
dibayarkan kepada mudharib, baik secara bertahap
maupun tidak, sesuai dengan kesepakatan dalam akad
d) Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai
kelebihan dari modal. Syarat keuntungan berikut ini harus
dipenuhi:
(1) Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh
disyaratkan untuk satu pihak
(2) Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus
diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati
dalam bentuk persentase (nisbah) dari keuntungan
sesuai kesepakatan
(3) Penyediaan dana menanggung semua kerugian akibat
dari mudharabah, dan pengelola tidak boleh
38
menanggung kerugian apa pun kecuali diakibatkan dari
kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran
kesepakatan
e) Kegiatan usaha oleh pengelola (mudharib), sebagai
pertimbangan modal yang disediakan oleh penyedia dana,
harus memerhatikan hal-hal berikut ini:
(1) Kegiatan usaha adalah hak ekslusif mudharib, tanpa
campur tangan penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak
untuk melakukan pengawasan
(2) Penyediaan dana tidak boleh mempersempit tindakan
pengelola sedemikian rupa yang dapat menghalangi
tercapainya tujuan mudharabah, yaitu keuntungan
(3) Pengelola tidak boleh menyalahi hukum syariah Islam
dalam tindakannya yang berhubungan dengan
mudharabah, dan harus mematuhi kebiasaan yang
berlaku dalam aktivitas itu.
f) Beberapa Ketentuan Hukum Penyaluran Dana
Ketentuan hukum yang diperhatikan bank syariah dalam
menyalurkan danamudharabah adalah:
(1) Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu
(2) Kontrak tidak boleh dikaitkan (mu’allaq) dengan
sebuah kejadian di masa depan yang belum tentu terjadi
39
(3) Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti rugi,
karena pada dasarnya akad ini bersifat amanah (yad al-
amanah), kecuali akibat dari kesalahan disengaja,
kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan
(4) Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya
atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah
pihak, maka penyelesaian dilakukan melalui Badan
Arbitase Syariah setelah tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.
40
BAB III
LAPORAN OBJEK
A. Gambaran Umum BMT Al-Ijtihad Pabelan Kabupaten Semarang
1. Sejarah singkat berdirinya BMT Al-Ijtiad Pabelan Kabupaten
Semarang
Baitul Mall Wattanwill (BMT) Al-Ijtihad merupakan salah satu
BMT dari 13 BMT baru di wilayah Kabupaten Semarang yang terlahir
melalui program P3T (Penanggulangan Pengangguran Pekerja Terampil)
pada bidang LEP (Lembaga Ekonomi Produktif) yang diselenggarakan
kerjasama antara Depnaker Kabupaten Semarang dengan fasilitator dari
PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) Dati II Kabupaten
Semarang dan Bank Muamalat Indonesia.
Proses pendirian diawali dengan sosialisasi BMT oleh PINBUK
Dati Kabupaten Semarang pada acara pengajian IPHI Kecamatan Pabelan
yang diselenggarakan di rumah Bapak Choliq Anwar Desa Pabelan.
Sosialisasi tersebut merupakan sosialisasi perdana di wilayah Kecamatan
Pabelan dan bersifat informatif.Bebarengan calon pengelola yang telah
terseleksi melalui program P3T tersebut mengikuti pelatihan tentang
manajemen operasional BMT se Jawa Tengah di Asrama Haji Dohohudan
Solo yang diselenggarakan oleh PINBUK Dati I Provinsi Jawa Tengan
dan bekerjasama dengan BMI. Pelatihan tersebut diadakan selama dua
41
minggu dan dilanjutkan dengan job on training di BMT Assa’adah
Gedangan Salatiga selama kurang lebih lima hari.
Setelah pelatihan purna diadakan pertemuan para tokoh masyarakat
atau calon pendiri BMT di rumah Bapak Sunhaji Dusun Karangrejo Rt.
02/02 Pabelan Kecamatan Pabelan dan belum membuahkan hasil yang
maksimal. Namun, setelah diadakan pertemuan ulang pada pertengahan
bulan Agustus 1998 di rumah Bapak H. Badaruddin yang dihadiri oleh
beberapa orang yang merupakan tim formaif yang mengagendakan segera
dibentuk susunan pengurus sementara dan di follow up pertemuan di
rumah Bapak Sunhaji yang dihadiri oleh calon pendiri. Pada acara ini
disahkan susunan pengurus BMT Al-Ijtihad. Pada awal-awal
pengoperasian kurang lebih 3 tahun BMT Al-ijtihad yang semula
berkantor di pasar Pabelan, dalam perkembangannya kini BMT Al-Ijtihad
Pabelan berpindah kantor di sebelah utara pasar yang berjarak kurang
lebih 200 m dari kantor sebelumnya.
2. Visi dan Misi BMT Al-Ijtihad Pabelan Kabupaten Semarang
a. Visi BMT Al-Ijtihad
Membaca perekonomian umat dengan melaksankan sistem
ekonomi Islam.
b. Misi BMT Al-Ijtihad
Menjadi koperasi jasa keuangan syariah yang menguntungkan,
sehat, berkembang dan profesional di tingkat Kabupaten Semarang.
42
BMT Al-ijtihad Pabelan adalah sebuah lembaga ekonomi
swadaya yang tumbuh dan berkembang di wilayah Kecamatan Pabelan
dan sekitarnya.BMT ini terlahir dengan tujuan untuk berperan aktif
dalam memberdayakan eknomi umat melalui sebuah lembaga
keuangan rakyat berdasarkan syariat Islam sebagai sarana untuk
meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi umat dengan sasaran
utama para pedagang dan pengusaha kecil serta masyarakat umum
kelas menengah ke bawah di Kecamatan Pabelan dan sekitarnya.
Adapun target yang hendak dicapai adalah terbentuknya pusat
penghimpunan dana dan pendistribusian dana umat berasarkan syariat
Islam dengan sistem bagi hasil kegiatan atau usaha yang bersifat
produktif, sosial dan persepektif, untuk menggairahkan dinamika
usaha masyarakt dalam rangka mencapai kesejahteraan hidup umat.
3. Identitas Kegiatan
Tempat kegiatan penelitian dilaksankan di BMT Al-Ijtihad yang
beralamatkan di Desa Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
4. Badan Hukum dan Struktur Organisasi
Berangkat dari semangat bahwa BMT Al-Ijtihad adalah milik
masyarakat Pabelan, bukan milik perorangan, golongan dan kelompok
tertentu, BMT Al Ijtihad Pabelan memilih badan hukum Koperasi, dengan
legal formal semua anggota masyarakat dari semua kelompok
golongan dan politik dapat menjadi anggota BMT Al Ijtihad.
43
BMT AL Ijtihad mendapatkan akte pendirian Koperasi Al Ijtihad
No: 061/BH/KDK.II.I /III/1999 tanggal 20 Maret 1999.
Untuk menggambarkan tugas dan tanggung jawab masing-masing
karyawan,maka perlu dibentuknya stuktur organiasi. Stuktur inilah
yang melahirkan Job Discription yang harus dilakukan masing-
masing karyawan. Berdasarkan struktur inilah serta komitmen yang
tinggi dari beberapa karyawan, perusahaan akan dapat melaksanakan roda
kerja yang maksimal dengan hasil yang memuaskan.
Agar suatu pekerjaan dapat diselesaikan secara baik dan
sesuai rencana, maka diperlukan sumber daya manusia yang professional.
Dalam arti professional adalah dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya secara baik, efesien, dan efektif tanpa memandang dari segi
pendidikan akan tetapi kemampuan dan kecakapan yang dibutuhkan.
Stuktur organisasi merupakan pola hubungan yang mapan di antara
komponen- komponen atau bagian dari hubungan antara kedudukandan
peran dalam suatu lingkungan kerjasama atau biasa. Adapun struktur
organisasi BMT Al- Ijtihad Pabelan adalah sebagai berikut :
44
Dewan Syariah
Pengurus
Sekretaris
Bowo Wahyu Hidayat, S.Pd
Ketua Pengurus
Sumarno, S.E
Bendahara
Dra. Hj. Lis
AsmaulMardiyah
Manajer
Sumarno, S.E
Marketing
1. Muttaqin
2. Mas’an
3. Triyanto
4. Dini Widiastuti
5. Diah Iswayu N.
6. Anita Trisasanti
7. Aji Nur Eko
8. Shely Prahana S
Administrasi
Sigit Adi Puruhita
Teller
1. Sigit Adi Puruhita
2. Rahayu Ridayanti
Rapat Anggota
STRUKTUR ORGANISASI
BMT AL-IJTIHAD
PABELAN
45
a. Tugas dan Jabatan Masing-Masing Bagian
1) Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dari lembaga
keuangan yang ada di BMT Al-Ijtihad Pabelan.Adapun wewenang
yang ada dalam rapat anggota adalah meminta pertanggungjawaban
dari direksi atas kerjanya selama satu tahun. Dalam rapat, setiap
anggota mempeunyai hak untuk memberikan suara yang tidak dapat
diwakilkan orang lain. Keputusan dalam rapat diambil berdasarkan
kebijaksanaan dalam permusyawaratan. Apabila tidak tercapai
mufakat, maka akan diambil suara terbanyak dari anggota yang hadir.
Tugas dari rapat anggota:
a) Pemegang saham teringgi dalam kegiatan BMT
b) Mengeluarkan dan menetapkan kebijakan-kebijakan untuk
meningkatkan BMT
c) Menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
d) Memilih, megangkat dan memperhentikan pengurus dan badan
pengawas
e) Mengesahkan dan menetapkan rencana kerja
f) Menetapkan rencana anggaran belanja BMT
g) Mengesahkan pertanggung jawaban pengurus dan badan usaha
dalam organisasi.
46
Rapat anggota dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Rapat Anggota Tahunan
Pelaksanaan rapat anggota tahunan ini diadakan setahun sekali
menjelang akhir tahun.
2) Rapat Anggota Khusus
Rapat angota khusus dibedakan untuk:
a) Mengubah anggaran dasar
b) Diadakan karena suatu hal yang mendesak demi kelangsungan
hidup BMT.
3) Pengurus
Tugas dari pengurus adalah:
a) Menyelenggarakan dan memimpin rapat rutin
b) Menyelenggarakan dan memimpin Rapat Anggota Tahunan
(RAT)
c) Menandatangani surat-surat penting
d) Memutuskan dan mengesahkan kebijakan pengurus
e) Mengkoordinir tugas-tugas kepengurusan
f) Mewakili organisasi untuk kerjasama dengan lembaga lain
g) Melakukan supervise terhadap pelaksana pendelegasian dan
wewenang kepada manajer
47
4) Dewan Syariah
a) Memberikan kebijakan-kebijakan kepada pengurus sewaktu
dibutuhkan
b) Membimbing dan mempengaruhi semua staf organisasi
kelancaran usaha yang dijalankan
c) Mencari solusi tindakan sebagai solusi alternatif setiap adanya
ketidaknyamanan dalam melaksanakan kegiatan usaha
d) Menjaga dan memberikan kontribusi himbauan dan
memperhatikan segala risiko yang akan terjadi.
5) Manajer
Tugas dan tanggung jawab manajer adalah:
a) Mengatur operasioanl BMT
b) Menjabarkan kebijakan ke dalam kebijakan manajemen yang
bersifat praktis operasional
c) Membangun hubungan yang luas kepada BMT lain guna
mendukung pengembangan program kapasitas lembaga
d) Mengendalikan keuangan dan kegiatan BMT, demikian juga
melaksanakan program kerja.
6) Divisi Pemasaran
a) Mengatur, mengkoordinasi dan mengawasi semua aktivitas
yang berhubungan dengan pembiayaan dan simpanan
48
b) Memberikan saran dan pendapat kepada direksi berkaitan
dengan masalah pemasaran guna melakukan perbaikan dan
pengembangan
c) Memelihara dan membina hubungan baik dengan pihak
nasabah serta unit kerja yang berada dibawahnya ataupun
dengan yang lainnya
d) Menyusun strategi perencanaan dalam penghimpunan dana dan
pemberian pembiayaan agar berjalan secara efektif dan terarah.
7) Administrasi
a) Menyelenggarakan kegiatan administrasi hingga menghasilkan
catatan yang tertib dan menyeluruh
b) Melegalkan material administrasi kepada pemimpin untuk
ditindak lanjuti
c) Mendistribusi material administrasi dalam bentuk file atau arsip
sesuai golongannya secara tertib dan lengkap hingga mudah
diatasi
d) Mengolah material administrasi hingga menghasilkan data-data
yang akurat serta actual, laporan keuangan dan non keuangan.
8) Petugas lapangan
a) Mengoptimakan penerimaan simpanan saham, simpanan non
saham, dan angsuran pokok, dan bunga pinjaman
b) Mengoptimalkan dan menkualitaskan penyaluran pinjaman
49
c) Melakukan analisis usaha dan pinjaman anggota
d) Memproduksi produk layanan BMT kepada masyarakat
e) Melakukan pembinaan atau pendampingan kepada masyarakat.
9) Teller
a) Memberikan pelayanan setoran dan penarikan
b) Mempersiapkan slip dan formulir simpanan bagi nasabah
c) Menerima dan menghitung secara hati-hati setiap setoran tunai
d) Mengatur dan menyiapkan pengeluaran uang tunai yang telah
disetujui oleh pengelola
5. Produk-Produk Serta Prosedur Pembukaan Rekening di BMT Al-
Ijtihad Pabelan
a. Produk Simpanan
1) Si Rela
Adalah simpanan suka rela yang di dalam penarikannya
dan penyetorannya dapat dilakukan setiap waktu. Bagi hasil
keuntungan dihitung atas dasar saldo rata-rata harian langsung
diberikan setiap bulan.
Ketentuannya:
a) Setoran pertama Rp. 20.000,00 selanjutnya minimal Rp.
10.000,00.
b) Atas nama pribadi
c) Setoran dan penarikan dapat setiap saat pada jam kerja
50
d) Melayani pengambilan di rumah
e) Simpanan akan diberikan kadar keuntungan atau bagi hasil
yang dibayarkan setiap bulan berikutnya dengan langsung
menambah nominal simpanan.
Keistimewaan:
a) Penyimpanan memperoleh bagian dari keuntungan Al-
Ijtihad dengan nisbah bagi haasol 30 % : 70 %
b) Dapat dijadika simpanan pribadi atau keluarga
c) Dapat dijadikan jaminan pembiayaa dan sebagai salah satu
prasyarat pembiayaan.
2) Si Suka (Simpanan Sukarela Berjangka)
Merupakan simpanan sukarela berjangka atas dasar
wadiah yad dhamanahyang dikelola dengan sistem syariat
Islam, yaitu dengan sistem bagi hasil. Manfaatnya yaitu:
a) Satu produk alternatif bagi mereka yang ingin menghindari
transaksi dengan bunga
b) Sarana investasi yang Islam dengan akad mudharabah
c) Berperan serta dalam pengembangan perekonomian
d) Penyimpanan memperoleh bagi hasil sesuai yang telah
disepakati
e) Sebagai sarana investasi jangka panjang
51
f) Dapat dijadikan jaminan pembiayaan
g) Tersedia souvenir cantik bagi penyimpanan
Pilihan jangka waktu
Berbagai pilihan jangka waktu jatuh tempo:
a) 3 bulan : Nisbah 40% : 60 %
b) 6 bulan : Nisbah 45 % : 55 %
c) 12 bulan : Nisbah 50% : 50 %
Keuntungan :
a) Bagi hasil keuntungan diberikan setiap bulan
b) Bagi hasil keuntungan dapat diambil setiap bulan atau
ditransfer ke rekening lain
c) Si Suka tidak menanggung operasional
Adapun ketentuannya:
a) Mengisi pembukuan rekening
b) Melampirkan foto kopi identitas diri
c) Setoran awal minimal Rp. 1.000.000,00
3) Si Suqur ( Simpanan Qurban )
Adalah simpanan yang dikhususkan untuk persiapan
niat suci berqurban.Keistimewaan :
52
a) Merupakan sarana mempersiapkan qurban sejak dini
b) Agar niat qurban dapat terlaksana, maka penarikan hanya
dapat dilakukan saat benar-benar hendak berqurban pada
tanggal 5 Dzulhijjah tiap tahun
c) Penyimpan memperoleh bagi hjasil dengan nisbah 45 % :
55 %.
b. Pembiayaan (Penyaluran Dana)
1) BMT sebagai baitul mal, menerima dana dalam bentuk zakat,
infaq, dan sodaqoh dan penyalurannya dalam dua bentuk
antara lain:
a) Produk pembiayaan Al- qordhul Hasan dan Infaq kepada
pihak-pihak yang membutuhkan.
b) Penyaluran dana ZIS dimana BMT Al-Ijtihad merupakan
pelaksana dalam mentashorrufkan dana ZIS kepada
masyarakat atau umat yang berhak.
2) BMT berfungsi sebagai Baituttamwilyang memiliki fungsi
ekonomis dimana menghipun dana dari para deposan dan
penyalurannya didistribusikan dalam produk pembiayaan yang
ada di BMT antara lain:
a) Mudharabah (MDA)
Merupakan kerjasama antara pihak penyedia dana
(BMT) dengan pihak pengusaha yang bertanggungjawab dalam
53
mengelola dana atau usaha. Keuntungan yang diperoleh dari
usaha akan dibagi sesuai nisbah bagi hasil yang disepakati.
b) Musyarakah
Pembiayaan yang dilakukan untuk membiayai sebagian
modal yang diperlukan nasabah.Dan atas keuntungan yang
diperoleh disepakati pembagian keuntungannya.Sebagai modal
yang disepakati nasabah untuk melakukan usahanya
dikembalikan sesuaidengan jangka waktu yang diterapkan.
c) Bai’ Bitsaman Ajil
Pembiayaan yang diberikan untuk pembelian sauatu
barang yang diperlukan nasabah dan nasabah membayar harga
barang tersebut secara mengangsur ditambah dengan jumlah
keuntungan yang diberikan kepada Al-Ijtihad.
d) Ijarah
Pembiayaan yang diberikan untuk sewa barang yang
diperlukan nasabah dan nasabah akan membayar harga pokok
sewa barang tersebut secara mengangsur dengan jumlah
keuntungan yang diberikan kepada Al-Ijtihad.
54
c. Prosedur Pengajuan Pembiayaan
1) Tahap Pertama
Customer Service : menjelaskan kepada nasabah mengenai
prosedur, mekanisme, persyaratan yang harus dipenuhi
mengenai pembiayaan.
2) Tahap kedua
Nasabah :
a) Mengisi formulir dan menandatangani surat permohonan
pembiayaan
b) Melengkapi persyaratan pengajuan pembiayaan sebagai
beriktu:
(1) Foto Copy KTP Suami-Isteri yang masih
berlaku sebanyak dua lembar
(2) Foto Copy KK atau surat nikah sebanyak dua
lembar
(3) Foto Copy agunan atau jaminan rangkap dua,
dalam hal ini agunan atau jaminan milik orang
lain harus ada Surat Kuasa bermaterai.
(4) Untuk badan hukum lengkapi denganSIUP,
TDP, NPWP, SKTU, laporan keuangan dua
bulan terakhir, foto Copy Akta Badan Hukum,
Susunan Kepengurusan
55
(5) Untuk agunan atau jaminan berupa kendaraan
bermotor dilampirkan foto copy STNK dan
BPKB yang berlaku, gesekan rangka dan
gesekan nomor mesin.
3) Tahap ketiga
Pembiayaan:
a) Memeriksa surat permohonan pembiayaan dan
kelengkapan persyaratannya.
b) Mencocokkan foto copy berkas pengajuan dengan aslinya
dan memberitahukan calon debitur untuk menunggu
informasi lebih lanjut.
c) Mencatat permohonan kredit ke dalam buku permohonan
pembiayaan.
d) Permohonan tersebut disampaikan kepada bagian
pembiayaan untuk diproses lebih lanjut.
e) Masukkan file calon debitur tersebut dalam daftar proses
pembiayaan dan digolongkan dalam nasabah baru atau
lama.
4) Tahap keempat
Komite Pembiayaan (Pemasaran, Manajer dan bagian
Keuangan)
a) Menilai usaha dan jaminan secara awal
56
b) Menentukan layak tidaknya disurvei berdasarkan berkas-
berkas yang ada
c) Menentukan petugas survei yang ditunjuk untuk meneliti
ke domisili dan tempat usaha nasabah
d. Macam-macam Jaminan atau agunan
Agar lembaga keuangan tidak mendapat kerugian yang timbul
dari kemungkinan tiak kembalinya kredit, peminjam diwajibkan
memberikan jaminan, dan oleh lembaga keuangan dianggap telah
memenuhi syarat-syarat teknik yang dapat dipertanggungjawabkan
BMT Al-Ijtihad dalam menentukan jaminan berupa:
1) Jaminan bergerak
Jaminan bergerak ini dapat berupa (mobil dan sepeda
motor), dengan dibuktikan kepemilikan berupa (BPKB dan
STNK) dan jaminan yang disimpan oleh BMT adalah
BPKB.
2) Jaminan tidak Bergerak
a) Sertifikat tanan, sawah, ladang, dan diberi kuasa
dalam keadaan tidak sengketa.
b) Sertifikat kios atau los pasar.
c) Tabungan (deposito)
57
BAB IV
ANALISIS MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH
A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah di BMT Al-Ijtihad
Pembiayaan mudharabah di BMT Al-Ijtihad Pabelan mengenal
beberapa tata cara dalam pemberian pembiayaan, hal ini dilakukan agar dapat
meminimalkan terjadinya pembiayaan bemasalah di BMT Al-Ijtihad. Berikut
beberapa prosedur pembiayaan mudharabah di BMT Al-Ijtihad (sumber:
Wawancara Bapak Sigit Adi Puruhita, Teller, 15 Juli 2016, 17.00):
1. Nasabah mengajukan pembiayaan disertai dengan syarat-syarat yang telah
ditentukan BMT Al-Ijtihad sebagai berikut:
a. Foto Copy KTP Suami-Istri yang masih berlaku 2 lembar
b. Foto Copy KK atau surat nikah sebanyak 2 lembar
c. Foto Copy agunan rangkap 2, dalam hal agunan milik orang lain harus
ada Surat Kuasa bermaterai. Untuk agunan berupa kendaraan bermotor
dilampirkan Foto Copy STNK dan BPKB yang berlaku.
d. Untuk badan hukum ( SIUP, TDP, NPWP, SKTU, laporan keuangan,
Foto Copy Akta Badan Hukum, dan susunan kepengurusan).
2. Mengisi formulir pengajuan pembiayaan secara lengkap
3. Melakukan wawancara dengan nasabah tentang kesungguhannya dalam
mengajukan pembiayaan. Hal ini dilakukan untuk mngetahui apakah
58
informasi yang diberikan oleh nasabah benar-benar objektif atau hanya
spekulasi saja, agar tidak terjadi pemalsuan data nasabah.
4. Survey dengan prinsip 5C dilakukan pihak BMT Al-Ijtihad ke pihak
nasabah. Pihak surveyor melakukan identifikasi nasabah melalui pihak
ketiga yaitu tetangga, teman, ketua RT dan sebagainya.
Prinsip 5C yaitu, Caractermerupakan sifat atau karakter nasabah
pengambil pinjaman. Disini yang dilakukan pihak BMT adalah pihak
BMT menilai nasabah dari gaya berbicara, dilihat dari isi pembiacaraan
dan penampilan.Capacitymerupakan kemampuan nasabah untuk
menjalankan usahanya dan mengembalikan pinjaman yang diambil,
dengan prinsip ini yang dilakukan pihak BMT adalah melakukan
peninjauan atau survey ke nasabah apakah usaha yang dijalankan berjalan
dengan baik atau tidak.Capitalmerupakan modal yang diperlukan
peminjam, pihak BMT menilai apakah modal yang diperlukan oleh
peminjam sesuai atau tidak dengan usaha yang akan dijalankan.Collateral
merupakan jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam kepada
BMT, pihak BMT menilai apakah barang jaminan yang diagunka
memiliki nilai ekonomis dan apakah barag yang diagunkan tersebut
memenuhi syarat-syarat yuridis untuk dipakai sebagai agunan.Condition
of economymerupakan keadaan usaha nasabah.
5. Dari hasil survey yang meliputi 5C dirapatkan oleh petugas surveyor,
manajer, dan bagian pembiayaan
59
6. Dibuatkan surat SP3 (Surat PemberitahuanPencairan Pembiayaan).
Ditentukannya tanggal pencairan, jam dan besarnya nominal yang dapat
dicairkan.
Sumber: Data Primer yang Diolah
Gambar 4.1
Proses Pembiayaan Mudharabah di BMT AL-Ijtihad Pabelan
Nasabah mengajukan pembiayaan serta
menyerahkan beberapa persyaratan
Pihak BMT melakukan wawancara
denga nasabah
Nasabah mengisi formulir pengajuan
pembiayaan
Rapat oleh petugas surveyor, manajer dan bagian
pembiayaan
Survey dengan prinsip 5C pihak BMT
ke pihak nasabah
OK Ditolak
Pembuatan SP3 (Surat Pemberitahuan
Pencairan Pembiayaan)
60
B. Pengelolaan Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah di BMT Al-
Ijtihad Pabelan(Sumber: wawancara Bapak Sigit Adi Puruhita, Teller, 27
Juli 2016, 16.00)
1. Faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam BMT Al-Ijtihad
Pabelan. Antara lain:
1) Ketidakhati-hatian pihak BMT dalam pemberian pembiayaan. Ini
disebabkan karena SDM yang ada hanya mengacu pada target
yang diberikan sehingga tidak memperhatikan risiko yang akan
terjadi.
2) Penyaluran dana yang kurang jelas untuk apa pembiayaan tersebut.
Dengan keadaan ekonomi yang sekarang, seringkali nasabah tidak
menggunakan dana pembiayaan ini dengan konsumtif padahal
seharusnya dana pembiayaan digunakan untuk hal yang produktif.
Maka dari itu pihak BMT harus benar-benar jeli dan selektif dalam
melakukan survey dan memberikan pembiayaan.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang timbul di luar BMT
Al-Ijtihad Pabelan. Antara lain faktor-faktor penyebabnya:
1) Perilaku nasabah, artinya kondisi-kondisi tertentu yang
menyebabkan nasabah memerlukan uang mendadak dalam jumlah
61
yang sangat banyak seperti kematian, kecelakaan dan sebagainya,
sehingga nasabah tidak dapat membayar angsuran.
2) Kenaikan harga barang-barang dagangan yang cukup signifikan
3) Kondisi ekonomi nasional dan atau global yang mempengaruhi
usaha nasabah
4) Ditambah juga diPHKnya nasabah dari tempat kerjanya sehingga
terputusnya pendapatan yang mengakibatkan tidak bisa membayar
kewajibannya.
2. Analisa Barang Jaminan
Selain faktor-faktor diatas pihak BMT Al-Ijtihad Pabelan juga
mengambil cara lain untuk mengurangi risiko pembiayaan mudharabah
bermasalah. Oleh karena itu pihak BMT juga menentukan ketentuan
jaminan pembiayaan, ketentuan tersebut antar lain sebagai berikut:
a. Analisa barang bergerak (Sumber: Wawancara Bapak Sigit Adi
Puruhita, Teller, 1 Agustus 2016, 11:00)
Barang bergerak yang dimaksud adalah barang yang bisa
berpindah tempat seperti kendaraan bermotor. Barang bergerak yang
memenuhi syarat adalah diperhitungkan sekurang-kurangnya dari
tahun pengajuan dikurangi 10 tahun yang akan datang.
Adapun syarat jaminan yang harus dipenuhi oleh nasabah adalah
sebagai berikut:
62
1) BPKB atas nama sendiri merupakan syarat utama guna
memenuhi jaminan pembiayaan, namun apabila BPKB milik
orang lain maka harus ada Surat Kuasa bermaterai serta harus
ada nota jual beli dan harus hadir dalam pelaksanaan akad
serta bersedia bertanggung jawab apabila terjadi pembiayaan
bermasalah.
2) STNK adalah Surat Tanda Nomor Kendaraan yang masih
berlaku atau tidak ada keterlambatan pembayaran pajak.
3) Cek Fisik adalah menyesuaikan keaslian kendaraa tersebut
dengan cara mengecek nomor mesin pada BPKB, nomor
mesin pada STNK, nomor rangka dan nomor pada mesin.
4) Kondisi barang tidak cacat, yang dimaksud adalah kondisi
barang sesuai dengan standar produksi, tidak rusak dan masih
layak digunakan.
b. Barang Tidak Bergerak
Barang tidak bergerak berarti barang yang tidak dapat berpindah
tempat, misalnya tanah dan bangunan. Kriteria tanah yang bisa
dijadikan jaminan adalah sebagai berikut:
1) Tanah harus milik sendiri atau harus berstatus SHM (Status
Hak Milik)
2) Apabila SHM milik orang lain maka harus ada surat
keterangan dari pemilik
63
3) Tanah yang dijadikan jaminan bukan tanah sengketa
4) Letak tanah harus strategis
5) Harus ada struk pajak bumi dan bangunan
3. Cara Menganalisa Barang Jaminan
a. Jamina barang bergerak (Sumber: Wawancara Bapak Sigit Adi
Puruhita, Teller, 1 Agustus 2016, 11:00)
1) Melihat keaslian BPKB dan STNK
2) Kesesuaian nomor rangka dan nomor mesin
3) Mencari informasi harga barang yang dijaminkan berupa harga
beli dan harga jual
4) Memperhitungkan nilai penyusutan selama penyelesaian
tangguhan
5) Mengecek kondisi fisik barang jaminan
6) Kemudahan penjualan
b. Jaminan barang tidak bergerak
Memeriksa lokasinya untuk mendapatkan masukan tentang taksiran
harga jual, ukuran, gambar lokasi, status kepemilikan dan kemudahan
penjualan.
4. Upaya Penanganan Pembiayaan Bermasalah
Jika terjadi pembiayaan bermasalah, maka pihak BMT akan
melakukan penanganan melalui beberapa tahap yaitu sebagai
64
berikut(Sumber: Wawancara Bapak Sigit Adi Puruhita,Teller, 27 Juli
2016, 16.00):
a. Penagihan
Pihak BMT akan melakukan pemantauan saldo rekening nasabah,
apabila saldo tersebut masih cukup maka akan dilakukan pemotogan
sejumlah angsuran sampai jatuh tempo
b. Memberikan teguran
Jika nasabah tidak memenuhi kewajibannya maka pihak BMT akan
menegur nasabah melalui via telepon agar segera membayar
kewajibannya, namun apabila nasabah tidak dapat membayar
kewajibannya maka pihak BMT melakukan peneguran langsung
datang ke rumah nasabah dengan membawa surat teguran.
c. Proses Revitalisasi
Jika dinilai usaha nasabah masih mampu berjalan, dan nasabah dinilai
masih ada niat baik dan komitmen untuk mengangsur kewajibannya
maka nasabah diberi waktu untuk membayar kewajibannya sampai
waktu yang ditentukan.
d. Penyelesaian dengan jaminan
Jika pihak BMT memandang usaha nasabah tidak lancar dan nasabah
tidak dapat lagi mengangsur kewajibannya maka yang akan dilakukan
pihak BMT adalah penyitaan jaminan dan pelelangan jaminan.
65
Sumber: Data Primer yang Diolah
Gambar 4.2.
Alur Penyelesaian Pembiayaan Mudharabah di BMT Al-Ijtihad
Pabelan
5. Tingkat Perkembangan Pembiayaan Mudharabah di BMT Al-Ijtihad
Pabelan
Dari data yang diperoleh menyebutkan bahwa pada bulan Januari
sampai dengan Juni 2016 Pembiayaan Mudharabah di BMT Al-Ijtihad
Pabelan perkembangannya cenderung terus menurun di bulan Juni karena
Penagihan dengan cara memotong tabungan milik nasabah
apabila memiliki tabungan di BMT tersebut
Memberikan teguran dengan cara melalui via
telepon
Jika tidak sanggup membayar maka peneguran
dilakukan langsung ke rumah naabah dengan
membawa surat teguran
Proses revitalisasi, jika nasabah mash mampu dan
mempunyai komitmen membayar nasabah diberi
waktu untuk melunasinya
Penyelesaian dengan jaminan apabila nasabah sama sekali
tidak bisa melunasi angsurannya maka jaminan akan
dilelang
66
persiapan pengambilan tabungan di bulan puasa jadi realisasi pembiayaan
mudharabah dikurangi.
Adapun data yang dapat dikumpulkan mengenai nasabah dan
nominal pembiayaan mudharabah sebagai berikut:
Tabel 4.1.
Perkembangan Pembiayaan Mudharabah di BMT Al-Ijtihad Pabelan
Bulan Januari sampai dengan Juni 2016
No Bulan Jumlah
Nasabah
Jumlah
Nominal
Kenaikan/Penurunan Presentase
(%)
1 Januari 32 270.000.000
2 Februari 27 250.000.000 (20.000.000) -7.41 %
3 Maret 35 250.000.000 0.00 %
4 April 32 270.000.000 20.000.000 8.00 %
5 Mei 25 250.000.000 (20.000.000) -7.41 %
6 Juni 35 150.000.000 (100.000.000) -40.00 %
Sumber: Berdasarkan Wawancara Bapak Sigit Adi Puruhita, Teller, 1 Agustus
2016, 14:00)
Dari data tersebut, dapat pula dibuat grafik jumlah nasabah dan
nominal besarnya pembiayaan di BMT Al-Ijtihad Pabelan sebagai berikut:
67
Sumber: Data Primer yang Diolah
Gambar 4.3
Grafik Jumlah Realisasi Pembiayaan Mudharabah di BMT Al-Ijtihad
Pabelan Bulan Januari sampai dengan Juni 2016
Sumber: Data Primer yang Diolah
Gambar 4.4
Grafik Jumlah Nasabah Pembiayaan Mudharabah Bulan Januari
sampai dengan Juni 2016
050.000.000
100.000.000150.000.000200.000.000250.000.000300.000.000
JUMLAH
010203040
Jumlah Nasabah
Jumlah Nasabah
68
C. Analisa Perbandingan Menurut Teori dengan Praktik di BMT Al-Ijtihad
Pabelan
Tabel 4.2.
Proses Manajemen Risiko
N
o Proses Manajemen Risiko
Sudah
dilaksanaka
n
Belum
dilaksanka
n
1 Identifikasi dan Pemetaan Risiko
a. Menetapkan kerangka kerja
untuk implementasi strategi
risiko secara keseluruhan
√
b. Menentukan definisi kerugian √
c. Menyusun dan melakukan
implementasi mekanisme
pengumpulan data
√
d. Membuat pemetaan kerugian ke
dalam kategori risiko yang dapat
diterima dan tidak dapat diterima
√
2 Kuantifikasi/Menilai/Melakukan
Peringkat Risiko
a. Aplikasi teknik permodelan
dalam mengukur risiko
√
b. Menentukan tingkat frekuensi
dan tingkat kerugian dari risiko
berdasarkan data historis tersedia
√
c. Perluasan dengan memanfaatkan
tolak ukur (benchmarking),
permodelan (modeling), dan
peramalan (forecasting) yang
berasal dari luar
organisasi/eksternal. Sumber
eksternal yang dmaksud berasal
dari praktik-praktik terbaik yang
telah dilakukan di dalan industri
(best practices)
√
69
3 Menegaskan Profil Risiko dan Rencana
Manajemen Risiko
a. Identifikasi selera risiko
organisasi (risk appitite), apakah
secara umum terdiri dari:
a) Penghindar risiko (risk
averter)
b) Penerima risiko sewajarnya
(risk neutral)
c) Pencari risiko (risk seeker)
√
b. Identifikasi visi stratejik
(strategic vision) dari organisasi,
apakah organisasi berada dalam
visi:
a) Agresif yang terobsesi untuk
mengejar peningkatan
volume usaha serta
keuntungan sebesar-besarnya
untuk mendukung
pertumbuan
b) Konservatif yang ingin
menjaga kelangsungan usaha
pada situasi aman dengan
volume usaha dan
keuntungan yang stabil
√
4 Solusi risiko/implementasi tindakan
terhadap risiko
a. Hindari : keputusan yang
diambil adalah tidak melakukan
aktivitas yang dimaksud
√
b. Alihkan : membagi risiko
dengan pihak lain.
Konsekuensinya dengan biaya
yang harus dikeluarkan atau
berbagi keuntungan yang
diperoleh
√
c. Mitigasi risiko : menerima risiko
pada tingkat tertentu dengan
melakukan tindakan untuk
mitigasi risiko melalui
√
70
peningkatan kontrol, kualitas
proses, serta aturan yang jelas
terhadap pelaksanaan aktivitas
risiko
d. Menahan risiko residual:
menerima risiko yang mungkin
timbul dari aktivitas yang
dilakukan
√
5 Pemantauan dan pengkinian atau kaji
ulang risiko dan kontrol
a. Seluruh entitas organisasi bahwa
strategi manajemen risiko telah
diimplementasikan dan berjalan
dengan baik
√
b. Lakukan pengkinian dengan
menindaklanjuti hasil evaluasi
terhadap implementasi kerangka
manajemen risiko yang
terintegrasi ke dalam strategi
risiko keseluruhan.
√
Prosedur Pembiayaan
1 Berkas dan pencatatan √
2 Data Pokok dan analisis pendahuluan
a. Realisasi pembelian, produksi
dan penjualan
√
b. Rencana pembelian, produksi
dan penjualan
√
c. Jaminan √
d. Laporan keuangan √
e. Data kualitatif dari calon
nasabah
√
3 Penelitian data √
4 Penelitian atas realisasi usaha √
71
5 Penelitian atas rencana usaha √
Prinsip-Prinsip Pembiayaan 5C
1 Caracter: sifat atau karakter nasabah
pengambil pembiayaan √
2 Capital: modal yang diperlukan
peminjam √
3
Capacity: kemampuan nasabah untuk
menjalankan usahanya guna dapat
mengembalikan pinjaman
√
4 Collateral: jaminan yang telah dimiliki
yang diberikan peminjam kepada BMT √
5 Condition of economy : keadaan
ekonomi √
Prinsip Pembiayaan dengan 7P
1 Personality: menilai nasabah dari segi
kepribadiannya √
2 Party : mengklasifikasikan nasabah ke
dalam klasifikasi tertentu √
3 Perpose : mengetahui tujuan nasabah
dalam mengambil pembiayaan √
4
Prospect : menilai usaha nasabah
dimasa yang akan datang apakah
menguntungkan atau tidak
√
5
Payment : ukuran bagaimana cara
nasabah mengembalikan pembiayaan
yang telah diambil atau dari sumber
mana saja dana untuk pengembalian
pembiayaan yang diperolehnya
√
72
6 Profitability : untuk menganalisis
bagaimana nasabah dalam mencari laba √
7
Protection : bagaimana menjaga
pembiayaan yang dikucurkan oleh BMT
namun melalui suatu perlindungan
√
Aspek-Aspek Analisis Pembiayaan
1
Aspek Yuridis : batasan untuk
memudahkan pelaksanaan analisis yaitu
penelitian terhadap legalitas perusahaan
badan usaha), legalitas usaha, legalitas
pengajuan permohonan pembiayaan dan
legalitas barang jaminan
√
2 Aspek Pemasaran
a. Produk atau jasa yang
dipasarkan
√
b. Penetuan volume atau
perencanaan produk
√
c. Mengadakan penilaian terhadap
kebijakan dan strategi pemasaran
yang akan dilakukan oleh
costumer
√
d. Mengadakan penilaian terhadap
manajemen pemasaran
perusahaan costumer
√
e. Keadaan pemasaran saat ini √
f. Prospek pemasaran √
g. Target pemasaran √
h. Evaluasi pasar dan pemasaran
hasil produsi
√
3 Aspek manajemen dan organisasi √
4 Aspek teknis : menilai apakah barang
yang diproduksi costumer dapat dibuat
√
73
dengan kualitas yang baik dan dengan
biaya produksi yang rendah, sehingga
laku dijual dan menguntungkan
5
Aspek Keuangan : sumber-sumber dana
yang dimiliki untuk membiayai usaha
dan bagaimana menggunakan dana
tersebut
√
Pengendalian Pembiayaan
Bermasalah
1
Preventif control of finance :
pengendalian pembiayaan yang
dilakukan dengan tindakan pencegahan
sebelum pembiayaan tersebut
bermasalah
a. Menetapkan prosedur dan
kebijakan pembiayaan
√
b. Meningkatkan kualitas SDM √
c. Asuransi √
d. Penagihan intensif √
e. Manajemen kolektibilitas √
2
Repressive control of finance:
pengendalian dan pengelolaan
pembiayaan yang dilakukan melalui
tindakan penyelesaian setelah
pembiayaan tersebut bermasalah
a. Proses revitalisas : upaya yang
dilakukan BMT jika usaha
nasabah masih berjalan dan hasil
usaha nasabah dianggap mampu
memenuhi kewajiban angsuran
kepada BMT.
a) Rescheduling : perubahan
√
74
ketentuan pembiayaan
yang hanya menyangkut
jadwal pembayaran atau
jangka waktunya
b) Reconditioning :
perubahan sebagian atau
seluruh ketentuan
pembiayaan termasuk
perubahan jangka waktu
sepanjang tidak
menyangkut perubahan
saldo maksimum saldo
pembiayaan
c) Restructuring :
perubahan sebagian atau
seluruh ketentuan
pembiayaan termasuk
perubahan jangka waktu
dan perubahan
maksimum saldo
pembiayaan
b. Penyelesaian dengan jaminan √
Berdasarkan tabel 4.2.proses manajemen risiko di BMT Al-Ijtihad Pabelan
sudah dilaksanakan sesuai dengan teori proses manajemen risiko.Namun ada
beberapa point yang belum sesuai dengan teori, diantaranya:
Pertama, aplikasi teknik permodelan dalam mengukur risiko.Disini BMT
belum melakukannya sesuai dengan teori karena paket program yang dibeli belum
memuat teknik permodelan dalam pengukuran risiko.Disertai juga kemampuan SDM
yang kurang memadai (Wawancara Bapak Sigit Adi Puruhita, Teller, 8 Agustus 2016,
17.00).
75
Kedua, pemantauan dan pengkinian atau kaji ulang risiko dan kontrol.Disini
BMT Al-Ijtihad belum melakukannya sesuai dengan teori karena SDM yang ada di
BMT AL-Ijtihad belum dibekali pelatihan yang memadai. Sehingga proses
manajemen risiko ini belum berjalan dengan baik dan menimbulkan pembiayaan
bermasalah (Wawancara Bapak Sigit Adi Puruhita, Teller, 8 Agustus 2016, 17.00).
Ketiga, pemberian asuransi dalam pengendalian pembiayaan
bermasalah.Pemberian asuransi dalam pengendalian pembiayaan bemasalah belum
dilakukan karena pihak asuransi yang menawarkan kerjasama dianggap premi yang
diberikan terlalu besar bunganya, sehingga memberatkan konsumen (Wawancara
Bapak Sigit Adi Puruhita, Teller, 8 Agustus 2016, 17.00).
Keempat, BMT AL-Ijtihad Pabelan belum melaksanakan prinsip pembiayaan
7P pada point prospect.Dalam wawancara dengan Bapak Sigit Adi Puruhita (10
Agustus 2016, 17:00) menjelaskan bahwa seringkali pihak internal tidak memikirkan
usaha nasabah kedepannya apakah bisa lanjut atau tidak.Karena hampir semua
nasabah kalau ditanya soal usaha pasti yang diceritakan yang baik.Sehingga akan
memicu pembiayaan bermasalah.
Kesimpulannya dari beberapa teori proses manajemen risiko yang tidak
dilaksanakan oleh BMT Al-Ijtihad adalah karena kurangnya SDM dan kurangnya
pelatihan-pelatihan tentang manajemen risiko. Sehingga proses manajemen risiko di
76
BMT Al-Ijtihad tidak berjalan dengan baik dan menimbulkan pembiayaan
bermasalah.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah:
1. Prosedur pembiayaan yang dilakukan oleh BMT Al-Ijtihad Pabelan
melalui beberapa tahapan yaitu nasabah mengajukan pembiayaan
mudharabah dengan disertai persyaratan yang ditentukan, mengisi
formulir pembiayaan mudharabah secara lengkap, melakukan wawancara,
pihak surveyor melakukan survey dengan menggunakan prinsip
pembiayaan 5C, hasil survey dirapatkan oleh petugas surveyor, manajer
dan bagian pembiayaan disetujuiatau tidak, kemudian apabila disetujui
dibuatkan SP3 (Surat Pemberitahuan Pencairan Pembiayaan).
2. Proses pengelolaan manajemen risiko di BMT Al-Ijtihad sudah baik, hal
ini dapat dilihat dari praktik yang dilakukan BMT Al-Ijtihad Pabelan
yang dimulai dari proses screening yaitu seleksi persyaratan pengajuan
pembiayaan yang dapat dilihat dari kelengkapan persyaratan yang berupa
dokumen persyaratan pembiayaan dan hasil wawancara dengan
menggunakan prinsip 5C dan 7P, kemudian dilanjutkan proses
monitoring, yaitu pemantauan usaha dan pemantauan angsuran. Apabila
hasil monitoring menunjukkan adanya pembiayaan bermasalah maka
BMT Al-Ijtihad melakukan pengelompokan kriteria nasabah yaitu lancar,
77
kurang lancar, dan macet. Penyelesaian pembiayaan bermasalah tersebut
melalui proses revitalisasi. Bagi nasabah yang tidak mempunyai itikad
baik untuk membayar angsuran maka BMT Al-Ijtihad akan melakukan
penyitaan jaminan dan pelelangan jaminan.
Dari paparan diatas perbandingan teori dan praktik di BMT Al-Ijtihad
sebagian besar sudah dilaksanakan.Meskipun masih ada beberapa point
yang belum.Hal ini dikarenakan kurangnya SDM dan kurangnya
pelatihan-pelatihan.
B. Saran
1. BMT Al-Ijtihad harus dapat memperhatikan dan memahami tentang jenis
usaha yang akan dijalankan kedepannya oleh nasabah apakah benar-benar
sesuai akad atau melenceng dari akad, apakah akan terus berlanjut atau
tidak. Oleh karena itu, perlu adanya tambahan Sumber Daya Manusia
yang mumpuni dan terlatih serta memahami jenis usaha nasabah, dan
sebaiknya tidak hanya menjadi pengawas saja akan tetapi bisa menjadi
penasihat nasabah akan kelangsungan usaha yang dilakukan agar bisa
berjalan dengan baik dan mendapatkan untung sehingga tidak akan terjadi
pembiayaan bermasalah.
2. BMT Al-Ijtihad harus menambah SDM dan melakukan pelatihan-
pelatihan mengenai proses manajemen risiko. Sehingga proses manajemen
risiko di BMT Al-Ijtihad Pabelan akan berjalan dengan baik dan dapat
mengurangi pembiayaan bermasalah.
78
78
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Arifin, Zainul, 2009, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: Azkia Publisher.
Aisyah, Binti Nur, 2014, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta: Teras.
Idroes, Ferry N, 2011, Manajemen Risisko Perbankan, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Kasmir, 2003, Manajemen Perbankan, Jakarta: PT Grafindo Persada.
Lewis, Mervin K dan Algoud, Lativa M, 2011, Islamic Perbankan, terj. Burhan
Subroto, Jakarta: Ilmu Semesta.
Muhammad, 2008, Manajemen Pembiayaan Mudharabah, Jakarta: Rajawali.
Supramono dan Sugiarto, 1992, Statistika, Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Suwartono, 2014, Dasar-Dasar Metodoliogi Penelitian, Yogyakarta: Andi.
Wahyudi, Imam, et.al, 2013, Manajemen Risiko Bank Islam, Jakarta: Salemba Empat.
Skripsi dan Tugas Akhir
Damayanti, Arlita Nungki, 2016, Implementasi Manajemen Risiko dalam
Pembiayaan Mudharabah di BPRS Bumi Artha Sampangan Cilacap,
Purwokerto: IAIN Purwokerto.
Kurdi, Imam, 2013, Analisis Implementasi Risiko Pembiayaan Mudharabah dalam
Upaya Menjaga Likuiditas Bank Syariah (Studi pada PT BTN Kantor Cabang
Syariah Malang), Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim.
79
Lutfi, Muhammad, 2013, Manajemen Risio Mudharabah di BMT Al-Hikmah
Ungaran, Semarang: UIN Walisongo.
Nuraida, Ida, 2010, Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi pada
Bank Muamalat Indonesi Tbk), Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Paramita, Cici, 2014, Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan pada Bank Muamalat
Cabang Solo, Salatiga: STAIN Salatiga.
Pransisca, Debi Novelia, 2014, Analisa Risiko Pembiayaan Mudharabah, Risiko
Pembiayaan Musyarakah dan Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada
PT Bank Syariah Mandiri Tbk. Periode Tahun 2004-2013), Yogyakarta:
UNY.
Rosdaliva, Mehilda, 2015, Manajemen Risiko Produk Pembiayaan Mudharabah di
Bank Syariah Mandiri KCP Karanganyar Palur, Surakarta: UNS.
Rohmatan, 2015, Analisis Implementasi prinsip 5C dalam Upaya Pencegahan
Pembiayaan Mudharabah Bermasalah di KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera
(BUS) Cabang Cepu, Semarang: UIN Walisongo.
i
i
LAMPIRAN
ii
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Winda Dwi Julianti
Tempat, Tanggal Lahir : Salatiga, 16 Juli 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Gayam Kadirejo Rt 05/02 Kecamatan Pabelan
Kabupaten Semarang
No Hp : 081575040691
Data Pendidikan
a. Tahun 2001-2007 MI Miftahul Falah Kadirejo 01
b. Tahun 2007-2010 SMP N 2 Pabelan
c. Tahun 2010-2013 SMA N 1 Pabelan