analisis layout fasilitas produksi pada … filetugas akhir diajukan untuk memenuhi syarat-syarat...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PADA DEPARTEMEN
WEAVING DI PT.SINAR SURYA INDAH LESTARI SUKOHARJO
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan
Ahli Madya Manajemen Industri
Oleh :
RARAS RIDIA LINDA CHRISTIE
F. 3508087
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 MANAJEMEN INDUSTRI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari sebuah
perjuangan yang baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan kepada :
Ibuku tercinta : Tri Widyastuti, S.Pd
Adiku tersayang : Riris Haritiya Astuti
Mbak Jenah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Kasih dan Karunia-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir
dengan judul ANALISIS LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PADA
DEPARTEMEN WEAVING DI PT.SINAR SURYA INDAH LESTARI
SUKOHARJO ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi syarat-syarat mencapai
gelar Ahli Madya pada Program Diploma 3 Program Studi Manajemen
Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu penyusunan laporan tugas akhir ini :
1. Dr. Wisnu Untoro, MS Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Sinto Sunaryo,SE, M.Si selaku ketua Program Studi
Diploma 3 Manajemen Industri Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Drs. Atmadji, MM selaku Pembimbing Tugas Akhir yang
telah memberikan pengarahan selama penyusunan tugas
akhir.
4. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu, serta
mengajari dan membimbing penulis sehingga dapat menjadi
bekal dalam penulisan tugas akhir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5. Pemilik dan Pemimpin Perusahaan Sinar Surya Indah
Lestari yang telah berkenan memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melakukan magang kerja dan
penelitian .
6. Seluruh staf dan karyawan PT.Sinar Surya Indah Lestari
yang telah membantu , memberi data dan informasi bagi
penulis .
7. Ibu ku yang selama ini membesarkanku, terimakasih karena
tiada henti memberikan pengorbanan, kasih sayang, cinta
dan do’a untukku.
8. Sahabat serta saudara ku : Riris, mbak Jenah, Nurul, Ayu,
Tina, Ernawati, Niken, Niko, Romi, Epi, Frenky, Krisnani,
Evita, dan lain-lain yang tidak bisa ditulis satu persatu .
Terimakasih telah memberi warna dan menjadi bagian dalam
hidupku.
9. Teman-teman manajemen industri angkatan 2008 , semoga
kita selalu meraih kesuksesan di masa mendatang .
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-satu yang
secara tidak langsung telah membantu dalam magang kerja
dan penyusunan Tugas Akhir
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunaan Tugas Akhir
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun akan penulis terima dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
senang hati. Penulis berharap penulisan Tugas Akhir ini
dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Surakarta, 16 Juli 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
HALAMAN ABSTRAKSI .................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................... iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................ vii
DAFTAR ISI ..................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiii
BAB I : PENDAHULUAN ......................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ................................................. 3
E. Kerangka Pemikiran .............................................. 5
F. Metode Penelitian .................................................. 5
G. Metode Pengumpulan Data ................................... 6
H. Metode Pembahasan ............................................ 7
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ................................................. 9
A. Layout .................................................................... 9
1. ............................................................................. Peng
ertian Layout ..................................................... 9
2. ............................................................................. Tuju
an Layout .......................................................... 10
3. ............................................................................. Tipe
Layout ............................................................... 12
4. ............................................................................. Penti
ngnya Perencanaan Layout ............................. 19
5. ............................................................................. Fakt
or Yang Diperlukan Dalam Menyusun
Layout ............................................................... 20
6. ............................................................................. Fakt
or Yang Dipertimbangkan dalam Menyusun
layout ................................................................ 20
B. Keseimbangan Lini (Line balancing) ..................... 21
1. ............................................................................. Peng
ertian dan Tujuan Keseimbangan Lini .............. 21
2. ............................................................................. Pene
rapan Keseimbangan Lini ................................. 22
C. Efisien .................................................................... 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. ............................................................................. Peng
ertian Efisiensi .................................................. 25
2. ............................................................................. Efisi
ensi Dalam Keseimbangan Lini ........................ 25
BAB III : PEMBAHASAN ........................................................... 26
A. Gambaran Umum Perusahaan .............................. 26
B. Laporan Magang Kerja ........................................... 43
C. Pembahasan Masalah ........................................... 46
BAB IV : PENUTUP ................................................................... 55
A. Kesimpulan ............................................................ 55
B. Saran ..................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh Layout Proses Fungional
Gambar 2.2 Contoh Layout Produk/Garis
Gambar 2.3 Contoh Layout Kelompok
Gambar 3.1 Layout PT Sinar Surya Indah Lestari
Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Sinar Surya Indah Lestari
Gambar 3.3 Layout Departemen Weaving PT. Sinar Surya Indah Lestari
Gambar 3.4 jaringan Kerja proses produksi departemen Weaving
Gambar 3.5 pengelompokan elemen pekerjaan dalam stasiun kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Penjadwalan pekerjaan dan waktu penyelesaian proses
produksi kain grey pada dept. Weaving di PT Sinar
Surya Indah Lestari
Tabel 3.2 Penugasan elemen-elemen pekerjaan kedalam stasiun
kerja produksi kain grey pada departemen Weaving di
PT. Sinar Surya Indah Lestari
Tabel 3.3 Perhitungan total waktu kerja, siklus dan waktu
menganggur psds siklus 60 menit tahun 2011
Tabel 3.4 Perhitungan total waktu kerja, siklus dan waktu
menganggur pada siklus 46 menit tahun 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Foto Proses Produksi departemen Weaving PT. Sinar Surya
Indah Lestari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya perekonomian bangsa Indonesia pada saat
ini masih terpuruk akibat adanya krisis yang berkepanjangan. Hal
ini menyebabkan banyak usaha–usaha di Indonesia mengalami
pasang surut dalam menjalankan kegiatan usahanya. Perusahaan
dituntut untuk mandiri dan lebih cermat dalam mencari jalan keluar
untuk mengatasi kendala tersebut. Salah satu cara yang paling
memungkinkan yang dapat ditempuh perusahaan adalah dengan
meningkatkan efisiensi disegala faktor. Salah satu faktor tersebut
yaitu dengan perencanaan penataan fasilitas produksi yang ada
pada perusahaan.
Layout, atau sering disebut dengan susunan letak fasilitas
produksi sangat perlu direncanakan dan diatur dengan baik serta
sesuai dengan pelaksanaan proses produksi yang ada dalam
pabrik tersebut. Pemilihan tipe layout yang dipergunakan suatu
perusahaan tergantung pada tipe operasi proses produksi suatu
perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengoptimalkan
pengelolaan semua faktor produksi. Dengan perencanaan layout
yang baik diharapkan proses produksi akan menjadi lebih lancar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dan produktifitas yang diterapkan perusahaan tersebut dapat
dicapai sesuai dengan yang diinginkan.
PT Sinar Surya Indah Lestari adalah perusahaan manufaktur
yang bergerak dibidang Texstil, mulai dari proses pemutihan
(dyeing), Printing dan Finishing yang berlokasi di jalan Solo-
Sukoharjo km7,2 Telukan, Grogol, Sukoharjo. Weaving merupakan
salah satu kegiatan yang ada dalam perusahaan. Weaving adalah
proses penenunan benang menjadi kain, kegiatan departemen
weaving sangat menetukan kelanjutan proses setelahnya, sehingga
sangat perlu memperhatikan ketepatan waktu penyelesaian
kegiatan tersebut.
Menurut pengamatan peneliti selama melakukan magang
kerja di Departemen Weaving PT Sinar Surya Indah Lestari, layout
fasilitas produksi pada departemen tersebut belum berurutan,
terutama pada penataan mesin-mesin produksi sehingga
mengakibatkan kurang efisiennya waktu yang digunakan dalam
proses produksi.
Berdasarkan pada uraian diatas maka penulis melakukan
penelitian dengan judul :
“ ANALISIS LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PADA
DEPARTEMEN WEAVING DI PT.SINAR SURYA INDAH LESTARI
SUKOHARJO”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana layout fasilitas produksi pada departemen Weaving
di PT Sinar Surya Indah Lestari ?
2. Bagaimana urutan proses produksi pada departemen Weaving
di PT Sinar Surya Indah Lestari ?
3. Berapa besar tingkat efisiensi layout fasilitas pada departemen
Weaving di PT Sinar Surya Indah Lestari ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui layout departemen produksi di departemen
Weaving di PT Sinar Surya Indah Lestari.
2. Untuk mengetahui urutan proses produksi di departemen
Weaving di PT Sinar Surya Indah Lestari.
3. Untuk mengetahui tingkat efisiensi layout fasilitas pada
departemen Weaving di PT Sinar Surya Indah Lestari.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah :
1. Bagi Perusahaan
a) Dapat mengetahui tingkat efisiensi pada layout fasilitas yang
diterapkan perusahaan selama ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
b) Dapat digunakan sebagai evaluasi mengenai layout fasilitas
yang diterapkan perusahaan selama ini.
c) Hasil dari penelitian dapat digunakan perusahaan sebagai
salah satu dasar dalam pengambilan keputusan dimasa
yang akan datang khususnya keputusan yang berkaitan
dengan penataan fasilitas-fasilitas pada perusahaan.
2. Bagi Penulis
a) Dapat memperoleh gambaran secara langsung dunia kerja
nyata dari perusahaan yang diteliti.
b) Sebagai sarana penerapan teori yang diperoleh selama di
bangku kuliah kedalam perusahaan yang sesungguhnya.
3. Bagi Pembaca
Tulisan ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan
referensi untuk memecahkan kasus yang sama.
E. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran departemen Weaving
Tercapai Efisiensi &
Efektifitas
Layout Fasilitas Produksi
Proses Produksi
Line balancing
(keseimbangan lini)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
F. Metode Penelitian
1. Obyek Penelitian
Perusahaan PT Sinar Surya Indah Lestari yang berlokasi dijalan
Solo-Sukoharjo km 7,2 Telukan, Grogol, Sukoharjo.
2. Jenis Data
a) Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara
dan observasi yang dilakukan oleh peneliti secara langsung
dengan pihak-pihak yang terkait.
Menurut Kuncoro (2003:127) data primer adalah data yang
diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan
semua metode pengumpulan data original.
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh
lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data. Kuncoro (2003:127)
Data yang diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan.
Data yang diperoleh dari catatan-catatan, studi pustaka yang
relevan dengan tujuan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
G. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung ke
tempat objek penelitian dengan tujuan mengamati kondisi dan
pencatatan hal-hal yang dianggap perlu bagi penelitian.
2. Teknik Wawancara
Teknik wawancara yaitu dengan melakukan wawancara secara
langsung kepada karyawan-karyawan dan pembimbing
lapangan.
3. Studi Pustaka
Yaitu dengan cara mengumpulkan data dari beberapa sumber
pustaka yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
H. Metode Pembahasan
1. Menginventariskan kegiatan yang ada
Inventaris kegiatan dengan membuat tabel yang berisi jenis
kegiatan yang mendahului serta waktu penyelesaian kegiatan.
Hal ini dilakukan agar mempermudah penelitian dalam
melakukan analisis dan pengolahan data.
2. Menggambar jaringan kerja
Setelah menginventariskan kegiatan yang ada kemudian dibuat
jaringan kerja untuk mempermudah menentukan stasiun kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3. Melakukan Analisis Keseimbangan Lini
Menentukan analisis keseimbangan lini dengan cara sebagai
berikut:
a) Menentukan Cycle Time
Cycle Time adalah waktu yang terjadi pada saat produk
yang sudah selesai dikerjakan meninggalkan garis produksi
atau waktu terpanjang yang diperlukan antara bagian
proses produksi yang harus dilalui suatu produk.
Rumus: C =
Dimana:
C = Cycle time / waktu daur
t = Waktu kerja perhari
D = Permintaan perhari
Sedangkan untuk memperoleh kapasitas yang memadai
dengan cara
Memaksimumkan Output/hari =
(Heizer dan Render 2001:357)
b) Pentingnya untuk mendapatkan stasiun kerja terkecil
Untuk mendapatkan stasiun kerja terkecil dapat dicari
dengan
Rumus: N =
N = Stasiun kerja yang dibuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
D= Permintaan perhari
T = Waktu proses total
t = waktu kerja perhari
(Heizer dan Render 2001:357)
c) Melakukan penugasan dari elemen-elemen penugasan ke
stasiun kerja dengan aturan LOT (Longest Operation Time)
Yaitu melakukan penugasan elemen tugas-tugas
berikutnya dengan tetap memperhatikan urutan proses
Penundaan (balancing delay) dipakai dengan ukuran
tentang bagaimana baiknya alokasi penugasan beban kerja
pada stasiun kerja yang merupakan suatu indikator efisien.
Untuk mengetahui penundaan dapat dicari dengan rumus
Penundaan = x100%
Dimana:
Total waktu menganggur = Jumlah stasiun kerja x Cycle
Time total waktu elemen pekerjaan
Total waktu kerja = Jumlah stasiun kerja Cycle Time
Tingkat efisiensi = 100% - Balancing dealy
(Subagyo, 2000:98)
c) Menentukan efektivitas
Efektivitas = x100%
(Subagyo,2000:98)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Layout
1. Pengertian Layout
Tata letak atau layout merupakan satu keputusan penting yang
menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata
letak mempunyai dampak strategis karena tata letak menentukan
daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas
dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan dan
citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisai
mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya
rendah, atau respon cepat. Heizer dan Render (2004:450).
Perencanaan tata letak mencakup desain atau konfigurasi dari
bagian-bagian, pusat kerja, dan peralatan yang membentuk proses
perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Herjanto
(2008:137)
Layout merupakan pemilihan secara optimum penempatan
mesin-mesin, peralatan-paralatan pabrik, tempat kerja, tempat
penyimpanan dan fasilitas servis, bersama-sama dengan
penentuan bentuk gedung pabriknya. Gitosudharmo (2002:185)
Menurut Russell dan Taylor III (2000:280) Tata ruang atau
layout fasilitas mengacu pada pengaturan mesin, departemen,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
stasiun kerja, ruang penyimpanan, gang, dan area umum di dalam
suatu fasilitas. Layout yang diusulkan mempunyai tujuan yang luas
untuk meningkatkan mutu, produktivitas, dan daya saing suatu
perusahaan.
Sedangkan menurut Handoko (2000:105) layout fasilitas harus
dirancang untuk memungkinkan perpindahan yang ekonomis dari
orang-orang dan bahan-bahan dalam berbagai proses dan operasi
perusahaan. Jarak angkut hendaknya sependek mungkin dan
pengambilan serta peletakan produk-produk dan peralatan-
peralatan diminimumkan. Hal ini seharusnya menghasilkan
minimisasi biaya penanganan dan transportasi, seperti juga
penurunan waktu proses kerja dan mesin menganggur.
2. Tujuan Layout
Secara umum, tujuan dari perencanaan layout adalah
terdapatnya susunan tata letak yang paling optimal dari fasilitas-
fasilitas produksi yang tersedia dalam perusahaan tersebut.
Dengan adanya susunan tata letak yang optimal tersebut maka
diharapkan pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan
tersebut akan dapat berjalan dengan lancar dan para karyawan
akan dapat menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada mereka
dengan baik pula. Ahyari (1994:46).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Tujuan pengaturan layout yang baik menurut Gitosudharmo
(2002:186) adalah sebagai berikut:
a) Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik.
b) Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja.
c) Mengusahakan agar aliran bahan dan produk itu lancar.
d) Meminimumkan hambatan pada kesehatan.
e) Meminimumkan usaha membawa bahan.
f) Memaksimumkan pemanfaatan ruang yang tersedia.
g) Memaksimumkan keluwesan menghindari hambatan operasi
dan tempat yang terlalu padat.
h) Memberikan kesempatan berkomunikasi bagi para karyawan
dengan menempatkan mesin dan proses secara benar.
i) Memaksimumkan hasil produksi.
j) Meminimumkan kebutuhan akan pengawasan dan
pengendalian dengan menempatkan mesin, lorong/gang, dan
fasilitas penunjang agar diperoleh komunikasi mudah dan siap.
Sedangkan tujuan layout menurut Russell dan Taylor III
(2000:281) adalah:
a) Memperkecil biaya bahan baku.
b) Menggunakan ruang secara efisien.
c) Menggunakan tenaga kerja seefisien mungkin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
d) Memudahkan interaksi dan komunikasi antara para pekerja,
antara para pekerja dan atasan mereka, atau antara para
pekerja dan pelanggan.
e) Mengurangi pergerakanaliran bahan yang membuang waktu.
f) Memudahkan jalan keluar masuk barang, penempatan material,
produk, dan para pekerja.
g) Memberikan jaminan keamanan dan keselamatan.
h) Mempromosikan mutu produk.
i) Meningkatkan kesadaran pemeliharaan peralatan atau mesin
yang digunakan.
j) Menyediakan pengawas di setiap departemen.
k) Dituntut adanya fleksibilitas untuk menyesuaikan kondisi yang
berubah-ubah.
l) Menghilangkan kemacetan arus bahan baku.
3. Tipe Layout
Dalam mementukan tipe tata letak dapat dibedakan dari
susunan umum arus kerja tiap departemen. Davis dan Nicholas
(1999:326). Menurut Gitosudharmo (2002:187) macam atau tipe
layout ada 3, yaitu:
a) Layout Proses atau Fungsional ( process / functional layout )
Dalam layout proses mesin-mesin dan peralatan-peralatan
yang mempunyai fungsi yang sama dikelompokkan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
ditempatkan dalam satu tempat / ruang tertentu. Layout semacam
ini biasanya dipergunakan untuk perusahaan-perusahaan yang
memenuhi pesanan dimana banyak terdapat pesanan-pesanan
yang berbeda baik bentuk, kualitas, maupun jumlahnya.
Sumber Gitosudharmo (2002:188)
Gambar 2.1
(Contoh Layout Proses Fungsional)
Sifat Layout Fungsional:
1) Macam barang yang dihasilkan banyak, selalu berubah-ubah
dan jumlah yang dibuat setiap macam barang.
2) Mesin yang digunakan biasanya bersifat serbaguna.
3) Routing penentuan urutan-urutan proses pembuatan barang
biasanya selalu berubah-ubah.
4) Keahlian tenaga kerja yang mengerjakan biasanya bersifat
fleksibel.
Bahan Mesin IA Bagian III Mesin 4A
Dasar Mesin 3 B
Mesin 4B Barang
Jadi
Mesin 2A Mesin 2B
Bahan Mesin IA Bagian III Mesin 4A
Dasar Mesin 3
Mesin 4B Barang
Jadi
Mesin I B Mesin 2A Mesin2B
Bagian I bagian II Bagian IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
5) Banyak memerlukan instruksi kerja serta instruksi kerja
tersebut harus jelas.
6) Kualitas barang hasil produksi sangat tergantung pada
keahlian karyawan yang mengerjakan.
Kebaikan Layout Fungsional:
1) Dapat mengakibatkan pemanfaatan optimal mesin,
spesialisasi mesin dan tenaga kerja.
2) Bagian-bagian fungsional luwes dan dapat memproses
berbagai jenis produksi.
3) Mesin-mesin merupakan mesin serba guna yang biasanya
biayanya lebih rendah dibandingkan dengan mesin khusus.
4) Produk dan layanan yang memerlukan proses yang
bermacam-macam dengan mudah diproses.
5) Fasilitas lain dalam layout fungsional tidak terpengaruh
dengan adanya kemungkinan satu mesin rusak.
6) Mesin dan karyawan saling tergantung, sehingga metode /
pola ini sangat sesuai untuk pelaksanaan sistem upah
borongan.
Keburukan Layout Fungsional:
1) Fasilitas / mesin serba-guna biasanya lebih lamban bila
dioperasikan dibandingkan dengan mesin khusus,
sehingga biaya operasional per satuan lebih tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2) Penentuan jalannya proses (routing) dan penentuan
jadwal (scheduling) serta akuntansi biayanya sulit sebab
setiap pesanan harus dikerjakan tersendiri.
3) Pengendalian bahan (materials handling) dan biaya
angkut dalam pabrik relatif tinggi.
4) Gerak bahan-bahan di dalam pabrik lamban sehingga
persediaan dalam proses relatif besar, lagipula diperlukan
tempat menyimpan yang luas.
5) Pesanan-pesanan sering hilang.
b) Layout Produk atau garis ( product/line layout )
Di dalam layout produk mesin-mesin dan perlengkapan-
perlengkapan disusun berdasarkan urutan operasi yang
diperlukan bagi produk yang dibuat, dalam hal ini biasanya
perusahaan memproduksi satu macam produk secara terus
menerus dan dalam jumlah yang besar.
Sumber Gitosudharmo (2002:188)
Gambar 2.2
(Contoh Layout Produk / Garis)
Mesin 1 2 3 4
Bahan Barang
Dasar Jadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Sifat Layout Produk / Garis:
1) Macam produk yang dihasilkan sedikit dan jumlah setiap
macamnya banyak.
2) Mesin yang digunakan biasanya mesin khusus yang hanya
dapat dikerjakan satu macam pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan pada urutan penempatan mesin.
Kebaikan layout Produk adalah :
1) Fasilitas mesin dapat dioperasikan secara cepat.
2) Penentuan routing dan scheduling mudah.
3) Tak perlu material handling.
4) Bahan cepat diproses.
5) Pesanan tidak ada karena proses untuk pasar.
6) Tak memerlukan banyak karyawan, fasilitas otomatis.
Keburukan layout produk adalah:
1) fasilitas satu tergantung pada fasilitas lain.
2) Bila fasilitas ingin ditambah perlu serangkaian fasilitas
sehingga investasi mahal.
3) Memerlukan perencanaan proses yang matang.
c) Layout kelompok ( group layout )
Layout kelompok memisah daerah/tempat serta kelompok
mesin yang membuat serangkaian komponen yang memerlukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
pemrosesan sama. Setiap komponen diselesaikan di tempat
khusus tersebut.
Sumber Gitosudharmo (2002:189)
Gambar 2.3
(Contoh Layout Kelompok)
Sifat Layout Kelompok:
1) Barang hasil produksi dapat dikelompokan dalam beberapa
macam kelompok yang memiliki garis besar urutan proses
yang sama.
2) Mesin yang digunakan bersifat fleksibel, alatnya
dapatdisesuaikan dengan ukuran serta model barang yang
dikerjakan.
3) Memerlukan karyawan yang keahliannya fleksibel, artinya
dapat menyelesaikan dengan macam dan ukuran pekerjaan
yang dibuat.
Kebaikan Layout Kelompok adalah:
1) Menghemat biaya pengendalian bahan.
A
A
B
D
E
C
E
B
B
D
D
A A
D
E
A
D
E C
B
A
C
B
B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2) Mudah mengetahui di mana setiap kelompok produk berada.
3) Waktu pengiriman barang jadi dapat lebih tepat ditentukan
scheduling sederhana.
4) Biaya tetap dapat dikurangi karena orang bisa mendasarkan
diri pada kegiatan yang lalu.
Keburukan layout kelompok:
1) Pemanfaatan fasilitas tidak penuh.
2) Perlu pengendalian bahan yang baik.
3) Bagian-bagian tidak luwes.
4) Mesin serba guna harus dimanfaatkan penuh.
Menurut Heizer dan Render (2004:451) ada enam pendekatan
tata letak layout, antara lain :
a) Tata letak dengan posisi tetap, yaitu memenuhi persyaratan
tata letak untuk proyek yang besar dan memakan tempat
seperti proses pembuatan kapal laut dan gedung.
b) Tata letak yang berorientasi pada proses, yaitu berhubungan
dengan produksi dengan volume rendah, dan bervariasi tinggi
( juga disebut “job shop”, atau produksi terputus ).
c) Tata letak kantor, yaitu menempatkan para pekerja, peralatan
mereka, dan ruangan / kantor yang melancarkan aliran
informasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
d) Tata letak ritel, yaitu menempatkan rak-rak dan memberikan
tanggapan atau perilaku pelanggan.
e) Tata letak gudang, yaitu melibatkan kelebihan dan kekurangan
antara ruangan dan sistem penanganan bahan.
f) Tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu mencari utilisasi
karyawan dan mesin yang paling baik dalam produksi yang
kontinyu atau berulang.
4. Pentingnya perencanaan layout
Penyusunan layout yang baik sangat penting bagi
perusahaan untuk mencapai efisiensi terhadap proses produksi.
Dengan pengaturan layout yang baik akan memperlancar proses
produksi pada perusahaan. Menurut Ahyari (1994:36) pentingnya
perencanaan layout dalam suatu perusahaan disebabkan oleh
karena adanya beberapa hal seperti berikut :
a) Adanya perubahan desain produk
b) Adanya produk baru
c) Adanya perubahan volume permintaan
d) Fasilitas produksi yang telah ketinggalan jaman
e) Adanya kecelakaan dalam proses produksi
f) Kondisi kerja yang tidak memuaskan
g) Penghematan-penghematan biaya
h) Pemindahan lokasi pasar produk perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
5. Faktor yang diperlukan dalam menyusun layout
Menurut Handoko (1992:104) berbagai faktor yang
diperlukan yang diperlukan dalam menyusun layout adalah sebagai
berikut :
a) Biaya-biaya bangunan
b) Sistem komunikasi dalam pabrik
c) Keamanan
d) Kebutuhan-kebutuhan ruangan
e) Peralatan penanganan bahan
6. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun layout
Menurut Subagyo (2000:90) beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan dalam menyusun layout antara lain :
a) Sifat produk yang dibuat
b) Jenis proses produksi yang digunakan
c) Jenis barang serta volume produksi barang yang dihasilkan
d) Jumlah modal yang tersedia
e) Keluwesan dan fleksibilitas
f) Pengangkutan barang
g) Aliran barang
h) Efektivitas penggunaan ruangan
i) Lingkungan dan keselamatan kerja
j) Pemeliharaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
k) Letak kamar kecil
l) Pengawasan
B. Keseimbangan Lini (Line balancing)
1. Pengertian dan Tujuan Keseimbangan Lini
Keseimbangn lini adalah pengelompokan elemen pekerjaan
kedalam stasiun-stasiun kerja yang bertujuan membuat seimbang
jumlah pekerja yang ditugaskan ke stasiun-stasiun tersebut,
sehingga dapat diperoleh jumlah waktu menganggur yang sedikit.
Jumlah waktu menganggur yang sedikit menghasilkan efisiensi
proses produksi yang tinggi. Sedangkan secara umum penerapan
keseimbangan lini bertujuan meminimalkan jumlah waktu yang
menganggur. Menurut Subagyo (2000:96) Line balancing adalah
proses pembagian pekerjaan kepada work stations sedemikian
rupa sehingga diperoleh keseimbangan setiap work stations. Work
stations atau pusat kerja adalah kumpulan beberapa elemen kerja
yang merupakan satu kesatuan. Merencanakan suatu
keseimbangan lintas kerja meliputi usaha yang bertujuan unyuk
mencapai suatu kapasitas yang optimal dan tidak terjadi
penghamburan kapasitas.
Tujuan tersebut akan tercapai apabila lintas produksi bersifat
seimbang, stasiun kerja berjumlah minimum, jumlah waktu yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
menganggur disetiap stasiun kerja sepanjang lintasan produksi
minimum.
2. Penerapan Keseimbangan Lini
Apabila proses produksi pada suatu perusahaan mengalami
hambatan-hambatan, salah satu kemungkinan penyebabnya
adanya ketidaksesuaian antara model layout yang diterapkan
dengan kebutuhan proses produksi. Apabila hal ini terjadi pada
perusahaan, maka harus segera dilakukan peninjauan ulang
terhadap layout yang diterapkan di perusahaan tersebut.
Pengaturan kembali layout yang ada hendaknya dilakukan agar
tercapai keseimbangan antara stasiun kerja yang ada.
Kriteia umum yang digunakan dalam suatu keseimbangan
lintasan produksi adalah :
a. Meminimasi waktu menganggur (idle delay)
b. Meminimasi keseimbangan waktu tenggang (balance delay)
c. Meminimasi efisiensi (line efficiency)
Untuk mencapai keseimbangan kapasitas yang baik maka
hal-hak yang perlu diperhatikan antara lain waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan keseluruhan proses produksi,
urutan teknis dari pekerjaan dan kapasitas output yang
digunakan . penentuan besarnya tingkat keseimbangan
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Menentukan Cycle Time
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Cycle Time adalah waktu yang terjadi pada saat produk
yang sudah selesai dikerjakan meninggalkan garis produksi
atau waktu terpanjang yang diperlukan antara bagian proses
produksi yang harus dilalui suatu produk.
Rumus: C =
Dimana:
C = Cycle time / waktu daur
t = Waktu kerja perhari
D = Permintaan perhari
Sedangkan untuk memperoleh kapasitas yang memadai
dengan cara
Memaksimumkan Output perhari =
(Heizer dan Render 2001:357)
2) Pentingnya untuk mendapatkan stasiun kerja terkecil
Untuk mendapatkan stasiun kerja terkecil dapat dicari
dengan
Rumus: N =
N = Stasiun kerja yang dibuat
T = Waktu proses total
(Heizer dan Render 2001:357)
3) Melakukan penugasan dari elemen-elemen penugasan ke
stasiun kerja dengan aturan LOT (Longest Operation Time)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Yaitu melakukan penugasan elemen tugas-tugas
berikutnya dengan tetap memperhatikan urutan proses
Penundaan (balancing delay) dipakai dengan ukuran tentang
bagaimana baiknya alokasi penugasan beban kerja pada
stasiun kerja yang merupakan suatu indikator efisien.
Untuk mengetahui penundaan dapat dicari dengan rumus
Penundaan = x100%
Dimana:
Total waktu menganggur = Jumlah stasiun kerja x Cycle
Time total waktu elemen pekerjaan
Total waktu kerja = Jumlah stasiun kerja Cycle Time
Tingkat efisiensi = 100% - Balancing dealy
(Subagyo, 2000:98)
4) Menentukan efektivitas
Efektivitas = x100%
(Subagyo,2000:98)
C. Efisien
1. Pengertian Efisiensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Efisiensi adalah tingkat produktivitas yang paling optimal
dalam suatu pekerjaan. Menurut Subagyo (2000:79) Efisiensi
dapattercapai dengan menekan jumlah biaya-biaya produksi dan
transportasi selama dalam pabrik.
Keseimbangan yang efisien adalah keseimbangan yang
menyelesaikan perakitan yang dibutuhkan, mengikuti urutan yang
telah dispesifikasi, dan menjaga agar waktu kosong setiap stasiun
kerja berada pada tingkat minimal (Heizer dan Render 2001:288).
2. Efisiensi dalam Keseimbangan Lini
Keseimbangan yang efisien adalah keseimbangan yang
menyelesaikan perakitan yang dibutuhkan, mengikuti urutan yang
telah dispesifikasi dan menjaga agar waktu kosong setiap stasiun
kerja berada pada tingkat minimal. Efisiensi dalam keseimbangan
lini dapat dilihat dari jumlah waktu menganggur dari suatu bagian.
Usaha untuk mengurangi waktu menganggur adalah dengan
menentukan kembali tugas arau pekerjaan yang akan dilaksanakan
pada tiap stasiun kerja.
Efisiensi = 100% - penundaan
BAB III
PEMBAHASAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah berdirinya Perusahaan
Perusahaan Sinar Surya Indah Lestari adalah perusahaan
manufaktur yang bergerak dibidang Texstil. Perusahaan Sinar
Surya Indah Lestari didirikan pada tanggal 11 Juni 1991 oleh Bp.
Johanes Harsito dengan SIUP No.030/11.35/pm/VI/1991 dengan
lahan seluas ± 9400 m2 dan merupakan Badan Usaha atau
Perusahaan Perseorangan yang berlokasi di jalan Solo-Sukoharjo
km 7,2 Telukan, Grogol, Sukoharjo.
Pada saat pertama Perusahaan berdiri, Perusahaan hanya
bergerak dalam bidang Printing dan Finishing, tetapi 5 tahun
kemudian pada tahun 1996 Perusahaan mulai berkembang
dengan mengadakan ekspansi produksi dan mencoba sub
departemen yang baru yaitu sub departemen Pemutihan
(dyeing),dan pada tahun 2003 Perusahaan mendirikan
departemen Weaving dan baru aktif sepenuhnya pada tahun
2005. Hal ini dilakukan atas dasar pertimbangan yaitu adanya
permintaan untuk mensuplai kain putih kepada pelanggan,
pertimbangan bahan baku yang lebih murah apabila memproses
kain putih sendiri dan pertimbangan agar tidak terjadi
keterlambatan dalam hal pemenuhan persediaan bahan baku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Maksud dan tujuan didirikannya Perusahaan Sinar Surya
Indah Lestari:
1. Ikut serta membantu Pemerintah dalam menunjang
pembangunan khususnya dalam pengadaan sandang.
2. Membuka kesempatan kerja bagi masyarakat, khususnya
masyarakat Sukoharjo dan sekitarnya.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sehingga dapat
memenuhi permintaan pasar dan selera konsumen pada
umumnya.
2. Lokasi Perusahaan
Lokasi Perusahaan berada di Desa Telukan, kecamatan
Grogol, kabupaten Sukoharjo. Perusahaan ini berada ditempat
yang strategis, karena lokasi ini mudah dilalui jalur transportasi.
Hal ini dapat diartikan lokasi perusahaan sangat menentukan
tingkat perkembangan dalam bersaing. Tentang hubungan dengan
masyarakat sekitar, telah terjadi persesuaian dan keakraban. Hal
ini terjadi karena saling mempengaruhi dan saling membutuhkan.
PT. Sinar Surya Indah Lestari terletak di jalan Solo-
Sukoharjo km 7,2. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada
beberapa pertimbangan yaitu tentunya dapat memberikan
keuntungan bagi perusahaan, antara lain:
a. Ditinjau dari segi ekonomi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
1) Memberi kemudahan bagi perusahaan dalam perindustrian
barang, dari bahan baku sampai bahan hasil produksi
sehingga diperoleh biaya transportasi yang efisien.
2) Tersedianya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh
perusahaan.
3) Memberi kemudahan dalam aspek pemasaran karena
lokasinya berdekatan dengan jalan raya.
b. Ditinjau dari segi sosial
1) Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang
tinggal disekitar perusahaan
2) Membantu pemerintah dalam mensukseskan gerakan
pemakaian produk dalam negri.
c. Ditinjau dari segi Teknis
1) Lahan disekitar perusahaan masih cukup luas sehingga
mendukung perusahaan.
2) Memberi kemudahan dalam mensukseskan gerakan
pemakaian produk dalam negri.
d. Faktor Lingkungan
Dengan adanya dukungan di lingkungan sekitar akan
mempermudah melakukan proses produksi, tetapi perusahaan
juga harus memperhatikan keadaan lingkungan sekitar agar
tidak mengganggu masyarakat sekitar seperti dalam mengolah
limbah hasil produksi dengan baik dan membuang limbah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
sudah tidak berbahaya melalui saluran yang sudah ditentukan,
serta mengurangi kebisingan yang ditimbulkan pada saat
proses produksi.
Gambar 3.1
Layout PT.Sinar Surya Indah Lestar
3. Struktur Organisasi Perusahaan
Jl. Raya Solo – Sukoharjo
Tempat Parkir
Dept.Weaving
Mushola Pos Satpam
Afdruk
Kantor
Dept. Printing
Limbah
Tempat
Dept. Finishing
Gudang
Gudang
WC
WC
WC Ruang
Mechanic
Kantor
Weaving
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Stuktur organisasi merupakan suatu prosedur untuk
menggolongkan tindakan yang diperlukan seseorang atau
sebagian orang untuk memimpin golongan disertai dengan
adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab agar
dalam pelaksanaan tugasnya dapat berjalan secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya
struktur organisasi yang jelas maka pembagian tugas, wewenang
dan tanggung jawab terkoordinir dari masing-masing personil
yang memangku jabatan dalam suatu organisasi.
STRUKTUR ORGANISASI MANAJEMEN PT.SINAR SURYA INDAH LESTARI
Gambar 3.2
Struktur Organisasi PT.Sinar Surya Indah Lestari
Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian
adalah sebagai berikut:
OWNER
J. HARSINTO
DIREKTUR
ROBERTUS L.K.L
FACT. MANAGER
CECEP A
INDEPENDENT
- HRD & GA MEIWATI
- ACCT 7 FINC SUYAMTI & RATNA
- MARKETING ROBERTUS & CECEP
- PURCHASING J.HARSINTO & ROBERTUS
- SATPAM
DEPT.
KUSNI
DEPT
SUTADI SUPARNO
DEPT PPC
LILIS S
GAMBAR
M. DONO LILIS S
LABORAT
PARSIYEMSUGIYANTO
GUDANGUTILITY
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
1. Owner
Penanam modal mempunyai tanggung jawab atas berdirinya
perusahaan serta menanggung semua yang dialami perusahaan.
2. Direktur
Tugas dan tanggung jawab direktur adalah:
a. Mengawasi jalannya perusahaan serta membuat keputusan
keputusan penting bagi perusahaan, selain itu direktur juga
bertanggung jawab menjalin hubungan dengan pihak
ekstern.
b. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan
berdasarkan kebijaksanann yang telah ditentukan.
c. Mendelegasikan sebagian tanggung jawab dan wewenang
kepada kepala bagian sesuai dengan bidang masing-
masing.
3. HRD & GA
Tugas dan tanggung jawab dari HRD & GA adalah:
a. Melaksanakan kegiatan penerimaan karyawan baru.
b. Membuat tata tertib bagi karyawan, mengawasi absensi
karyawan serta mengawasi pelaksanaan pembayaran gaji
dan upah karyawan.
c. Melakukan pemutusan hubungan kerja pada karyawan yang
melanggar peraturan yang telah ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
d. Mengelola dan mengusahakan kesejahteraan sosial bagi
karyawan sesuai dengan peraturan mentri tenaga kerja
maupun undang-undang ketenagakerjaan.
4. Accounting & Finance
Tugas dan tanggung jawab dari Accounting & Finance adalah:
a. Menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan seluruh
transaksi yang dilakukan oleh perusahaan secara periodik.
b. Melakukan pembukuan dan menyusun laporan keuangan
perusahaan.
c. Menjamin terjadinya seluruh kegiatan pencatatan transaksi
perusahaan dan laporan keuangan secara periodik untuk
perencanaan dan pengendalian perusahaan.
d. Menyelenggarakan transakasi penerimaan dan pengeluaran
kas pada perusahaan.
5. Marketing
Tugas dan tanggung jawab marketing adalah :
a. Memasarkan produk dengan cara mencari pelanggan atau
konsumen baru.
b. Mempelajari strategi penjualan atau pemasaran dari produk
sejenis dari perusahaan lain sebagai bahan perbandingan
dan antisipasi pasar.
6. Factory Manager
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Tugas dan tanggung jawab Factory Manager adalah mengatur
dan mengawasi semua pekerjaan (bagian produksi) yang
dilakukan untuk kelancaran produksi agar sesuai dengan target
yang ditentukan mulai dari perencanaan produksi, pemrosesan
sampai dengan proses finishing.
Factory manager membawahi 9 bagian yaitu:
a. Departemen Weaving, bagian yang bertanggung jawab atas
proses produksi yang mengubah benang menjadi kain
(tenun).
b. Departemen Finishing, bagian yang bertanggung jawab atas
proses pemutihan, penghalusan dan pewarnaan pada kain.
c. Departemen Printing, bagian yang bertanggung jawab atas
pemberian motif (handprint atau sablon) pada kain.
d. Produksi Smoke, bagian yang bertanggung jawab atas
proses pemberian motif pada kain dengan cara dicap.
e. PPC (Planing Product Control), bagian yang bertanggung
jawab atas perencanaan dan pengontrolan proses dan hasil
produksi.
f. Gambar, bagian yang bertanggung jawab atas desain pada
kain.
g. Laborat & obat, bagian yang bertanggung jawab atas
pengadaan dan penggunaan obat dalam proses produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
h. Utility/MTC (Maintenance), bagian yang bertanggung jawab
atas pemeliharaan dan perawatan terhadap mesin-mesin
pabrik, instalasi listrik dan peralatan kantor.
i. Gudang, bagian yang bertanggung jawab membuat surat
permintaan barang jika barang habis, dan bertanggung
jawab juga dalam penerimaan, penyimpanan, sampai
dengan pengeluaran barang dari gudang.
7. Purchasing
Tugas dan tanggung jawab dari Purchasing adalah :
a. Mencari informasi mengenai harga barang dan menentukan
supplier yang dipilih dalam pengadaan barang.
b. Melakukan pemeriksaan terhadap jenis dan kuantitas barang
sesuai surat permintaan pembelian dari gudang.
c. Melakukan pemesanan bahan baku kepada supplier yang
dipilih atas persetujuan direktur.
d. Bertanggung jawab atas pembelian bahan baku dan bahan
penolong untuk proses produksi.
8. Satpam
Tugas dan tanggung jawab Satpam adalah menjaga keamanan
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
4. Sumber Daya Manusia dan Penggajian
a. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam
perusahaan, perusahaan tidak akan bisa melakukan produksi
jika tidak tersedia adanya tenaga kerja. PT. Sinar Surya Indah
Lestari memiliki tenaga kerja sebanyak 243 orang yang berasal
dari wilayah Solo Raya antara lain Sukoharjo, Klaten,
Karanganyar dan Boyolali.
b. Hak dan Kewajiban karyawan
Setiap karyawan di PT. Sinar Surya Indah Lestari
mempunyai hakdan kewajiban sebagai berikut :
1) Hak karyawan
a) Menerima upah sesuai pengerjaannya
b) Mendapat perlakuan adil di perusahaan
c) Mendapat fasilitas dan kesejahteraan
2) Kewajiban karyawan
a) Melaksanankan tugas yang diberikan perusahaan
dengan penuh tanggung jawab
b) Mematuhi segala peraturan yang ada di perusahaan .
c) Menjunjung tinggi nama baik perusahaan dan tidak
membocorkan rahasia perusahaan
d) Menjaga keselamatan dan keamanan dalam bekerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
e) Menjaga kebersihan lingkungan kerja dan segala
fasilitas perusahaan.
c. Sistem kerja
Perusahaan memberlakukan jam kerja 7 jam sehari dengan
6 hari kerja yaitu dari hari Senin sampai dengan hari Sabtu.
Untuk karyawan departemen Weaving dan Finishing dibagi
menjadi 3 shift, yaitu:
1) Shift 1 : pukul 07.00 – 15.00 WIB
2) Shift 2 : pukul 15.00 – 23.00 WIB
3) Shift 3 : pukul 23.00 – 07.00 WIB
Sedangkan untuk karyawan kantor memiliki jam kerja sebagi
berikut :
1) Hari Senin – Kamis mulai pukul 08.00 – 16.00, istirahat 1 jam
2) Hari Jumat mulai pukul 08.00 – 16.00, istirahat 1,5 jam
3) Hari Sabtu mulai jam 08.00 – 13.00
d. Kesejahteraan Karyawan
1. Penggajian
Penggajian dilakukan setiap akhir bulan untuk semua
karyawan.
2. Jaminan Sosial
Jaminan sosial diberikan perusahaan kepada karyawan
berdasarkan kebijakan perusahaan. Hal ini bertujuan untuk
memberikan rangsangan kepada karyawan supaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
meningkatkan prestasi dan kinerja mereka. Jaminan kerja
yang diberikan antara lain :
a. Jaminan kesejahteraan karyawan
1) Jaminan Hari Libur dan Izin Cuti
2) Jamsostek
b. Pemberian tunjangan
1) Tunjangan Hari Raya
2) Tunjangan Asuransi Kecelakaan Kerja dan Kematian
5. Aspek Pemasaran
a. Daerah pemasaran
Produk yang dihasilkan perusahaan adalah berupa kain
tenun (grey) dan kain cetak sablon dengan tangan (handprint).
Pemasaran hasil produksi hanya untuk pasar lokal yaitu di
wilayah kota Solo dan sekitarnya.
b. Saluran distribusi
Untuk memudahkan penghematan biaya distribusi maka
perusahaan melakukan sistem distribusi dengan melayani
pelanggan secara langsung tanpa perantara agen. Dalam
melakukan pengiriman menggunakan alat transportasi truk.
c. Kebijakan harga konvensional
Kebijakan harga yang ditetapkan oleh perusahaan
berdasarkan harga konvensional, yaitu harga disesuaikan
dengan besar kecilnya biaya produksi yang ditanggung oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
perusahaan. Biaya-biaya yang mempengaruhi penentuan
harga antara lain: biaya bahan baku, biaya bahan penunjang,
dan biaya tenaga kerja langsung maupun tidak langsung.
6. Proses Produksi
Dalam proses produksinya PT.Sinar Surya Indah Lestari
menggunakan benang sebagai bahan bakunya dan obat pewarna
serta tepung tapioka sebagai bahan penolongnya. Obat pewarna
digunakan untuk member warna pada kain, sedangkan tepung
tapioka untuk proses penganjian agar kain menjadi kaku.
Adapun alat yang digunakan dalam proses produksi pada
perusahaan adalah :
a. Mesin Warping
Digunakan untuk menggulung benang menjadi kain
b. Mesin Reaching (pencucukan)
Memisahkan benang dari proses penganjian
c. Meja Curing
Digunakan untuk membuat gambar pada kertas kalkir kemudian
diblat kain.
d. Meja Flat
Memberi gambar pada kain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
e. Mesin Sizing
Mesin yang digunakan untuk memperkuat, memperlicin dan
menidurkan bulu benang.
f. Mesin PW
Membantu proses penenunan agar benang dapat melakukan
gerak naik turun.
g. Mesin Loom
Mesin pengubah benang menjadi kain.
h. Mesin Inspecting
Digunakan memeriksa hasil produksi.
i. Mesin Bakar Bulu
Digunakan untuk membakar serat bulu yang ditimbulkan dari
sisa benang tenun.
j. Mesin Hanspel
1) Untuk membersihkan (mencuci) kain grey hasil dari bakar
bulu supaya kanji yang menempel bersih.
2) Untuk mencuci kain printing (batik) supaya kain tidak luntur.
k. Mesin Jigger
Fungsi mesin ini untukproses kain dari buang kanji hanspel
untuk diproses
l. Mesin Curing (silinder dying) I
Berfungsi untuk mengurangi kadar air yang masih menempel di
kain setelah melalui proses cuci dari mesin Hanspel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
m. Mesin Curing (silinder dying) II
Untuk mengeringkan supaya kain bias diberi obat dan dapat
meresap dengan baik.
n. Mesin Steamer
Digunakan untuk melekatkan warna pada kain agar tidak luntur.
o. Mesin Stenter
Berfungsi untuk melembutkan kain supaya kelebaran (ukuran)
sama rata maksimal untuk rayon 115 cm dan 90 cm.
p. Mesin folding
Berfungsi untuk melipat kain supaya rapi dan rata.
Dari berbagai jenis fasilitas / mesin yang tersedia,
Departemen Weaving memerlukan 7 mesin yaitu: mesin Warping,
Mesin Sizing, Mesin PW, Mesin Reaching, Mesin Loom, Mesin
Inspecting dan Mesin Folding. Berikut ini adalah proses produksi di
departemen weaving :
a. Proses Penghanian (Warping)
Proses penghanian merupakan proses penggulungan
atau pemindahan benang atau cones menjadi bentuk gulungan
beam. Tujuan dari proses ini adalah menyiapkan sebaik-baiknya
untuk keperluan penganjian nantinya, panjang penggulungan ini
nantinya akan menjadi panjang dan lebar kain yang akan dibuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Dalam proses penghanian ini kadang-kadang ada
gangguan atau penyebab yang mengganggu kelancaran
penghanian antara lain benang putus, penggantian beam
baru,atau faktor manusia.
b. Proses Penganjian (Sizing)
Proses ini merupakan kelanjutan dari proses penghanian.
Dalam proses ini benang dalam beam diproses menjadi benang
yang siap digunakan dalam proses pencucukan. Tujuan dari
proses penganjian ini adalah untuk memberikan kekuatan pada
benang lusi sehingga dalam proses pencucukan nanti akan
berjalan lancar.
c. Proses Pencucukan (Reaching)
Dalam proses ini memasukkan benang ke lubang sisir
menggunakan drawing hook sesuai rencana ulangi prosedur
sampai benang yang ada di beam tenun selesai disisir. Setelah
itu masukkan drawing hook pada mata dropper dan gun
kemudian ambil benang satu persatu secara berurutan sesuai
rencana produksi ulangi prosedur itu sampai benang yang ada
di beam selesai dicucuk.
d. Proses Silang (Pirn Winder)
Proses untuk membantu memperlancar proses
pertenunan agar benang lusi dapat melakukan gerakan naik
turun (membentuk lusi) saat di tenun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
e. Proses Pertenunan
Benang yang sudah dipersiapkan pada persiapan cucuk
yaitu benang lusi dalam beam yang sudah dicucuk dimasukkan
ke dalam mesin tenun. Proses pertenunan adalah proses
menganyam benang lusi dengan benang pakan yang
diluncurkan dengan menyemprotkan udara.
Benang lusi dirapatkan pada kain, dilakukan
penngetekan setelah itu kain digulung. Pada dasarnya gerakan
mesin tenun ada 5 yaitu :
1) Penguluran lusi
2) Pembentukan mulut lusi
3) Peluncuran benang pakan
4) Pengetekan (gerakan perapatan dari penganyaman)
5) Penggulungan
f. Proses Inspecting
Proses inspecting merupakan proses pengecekan kain
dari bagian weaving, kain dikategorikan cacat apabila :
1) Renggang kain lebih dari 0,5 cm sepanjang kain
2) Pakan dan lusi tidak teranyam sepanjang kain
3) Tepi masuk lebih dari 2,5 cm
4) Pakan dobel lebih dari 1 pakan
5) Kain berlubang lebih dari 3 helai benang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
g. Proses Folding
Proses folding merupakan proses pelipatan kain setelah
proses inspecting.
B. Laporan Magang Kerja
1. Pengertian Magang Kerja
Magang kerja merupakan bentuk kegiatan penunjang
perkuliahan di luar kampus yang berorientasi pada dunia nyata
(dunia bisnis) yang merupakan aplikasi dari teori-teori yang
dipelajari dari perkuliahan. Selain itu, magang kerja adalah
kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa secara
berkelompok dengan terjun secara langsung ke masyarakat atau
dunia kerja. Dengan magang kerja pula mahasiswa dapat
memperoleh data yang dibutuhkan dalam penulisan Tugas Akhir
ini. Sarananya adalah instansi pemerintah atau swasta,
perusahaan manufaktur, koperasi, UKM (Usaha Kecil Menengah)
dan kelompok masyarakat umum. Sebelum pelaksanaan magang
kerja, mahasiswa terlebih dahulu dibekali dengan berbagai
keterampilan dan pengetahuan praktis.
2. Tujuan Magang Kerja
Adapun tujuan pelaksanaan magang kerja adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
a. Memperoleh pengalaman secara langsung di lapangan tentang
berbagai persoalan yang dihadapi perusahaan / instansi tempat
magang kerja.
b. Sebagai penerapan ilmu yang dipelajari selama mengikuti
perkuliahan di D3 Manajemen Industri, khususnya pada mata
kuliah Manajemen Operasi.
c. Sebagai sarana melakukan adaptasi sebelum memasuki dunia
kerja yang sesungguhnya, sehingga dapat menciptakan tenaga
terampil yang siap kerja serta mampu mengembangkan diri
secara professional sesuai dengan bidangnya.
3. Manfaat Magang Kerja
a. Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat member masukan kepada perusahaan agar
dapat menilai tingkat efisiensi penyusunan fasilitas produksi
yang digunakan perusahaan.
b. Bagi Mahasiswa
1) Mengetahui secara langsung proses produksi yang terjadi di
perusahaan.
2) Mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam
memasuki dunia kerja.
4. Pelaksanaan Magang Kerja
a. Tempat dan waktu pelaksanaan magang
Tempat : PT. Sinar Surya Indah Lestari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Lokasi : Jl. Raya Solo-Sukoharjo km 7.2 , Telukan
Grogol, Sukoharjo.
Waktu : mulai pada tanggal 31 Januari-28 Februari
Pelaksanaan magang kerja dimulai pukul 08.00-15.00 dengan
satu kali istirahat, yaitu pukul 12.00-13.00
b. Kegiatan magang kerja
Berikut ini laporan kegiatan selama magang yang dilakukan di
PT.Sinar Surya Indah Lestari
Minggu Pertama
1) Pengenalan lingkungan perusahaan
2) Penjelasan urutan proses produksi
3) Mengamati proses produksi di departemen weaving.
4) Penjelasan fungsi mesin-mesin yang ada di departemen
weaving.
Minggu kedua
1) Mengamati proses penimbangan obat yang digunakan
sebagai bahan printing.
2) Mengamati langkah-langkah produksi printing.
3) Mengamati proses produksi di departemen finishing.
4) Penjelasan fungsi-fungsi mesin.
Minggu ketiga
Interview dengan para staff dan karyawan bagian produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Minggu keempat
Melakukan evaluasi data dan melengkapi data yang diperlukan,
serta berpamitan karena magang kerja telah selesai.
C. Pembahasan Masalah
Berdasarkan proses produksi yang dilakukan untuk PT.Sinar
Surya Indah Lestari, layout produksi yang digunakan adalah layout
produk atau garis, hal ini dapat dilihat dari cara produksinya yang
setiap hari menghasilkan kain grey.
Setelah ada rekomendasi penataan layout fasilitas produksi
maka layout yang digunakan oleh perusahaan adalah layout
produk, karena pengaturan letak mesin-mesin/fasilitas produksi
dalam pabrik sudah berdasarkan urutan – proses produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
3
Sumber PT.Sinar Surya Indah Lestari
Gambar 3.3
Layout Departemen Weaving PT.Sinar Surya Indah Lestari
Keterangan :
1. Warping 6. inspecting
2. Sizing 7. Folding
3. Reaching
4. Pirn Winder
5. Loom
1
4
2
Ruang
Mechanic
Kantor Weaving
5
WC
7
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tabel 3.1
Penjadwalan pekerjaan dan waktu penyelesaian proses produksi kain grey pada dept. weaving
di PT. Sinar Surya Indah Lestari tahun 2011
No Pekerjaan Simbol Pendahulu Waktu (menit)
1 Penghanian (Warping) A - 3 2 Sizing B A 2 3 Pencucukan (Reaching) C B 2 4 Pirn Winder D - 3 5 Penenunan (Loom) E C,D 60 6 Inspecting F E 3 7 Folding G F 1 74
Sumber : PT Sinar Surya Indah Lestari yang diolah tahun 2011
Gambar 3.4
Jaringan kerja proses produksi departemen weaving
Untuk menentukan banyaknya stasiun kerja yang ada dalam
perusahaan, maka digunakan rumus :
N =
Keterangan :
A B C
G
D
E
F
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
N = stasiun kerja yang dibuat
T = waktu proses total
D = produksi
t = waktu kerja per hari
Perusahaan menargetkan jumlah produksi di departemen weaving
sebanyak 40 beam yang tiap beamnya sepanjang 250 meter. Hal
tersebut diperoleh dari proses wawancara dengan karyawan dan staf
bagian produksi. Sehingga stasiun kerja yang dibuat :
N =
=
= 2,05 (dibulatkan menjadi 2 stasiun kerja)
Setelah mengetahui jumlah stasiun kerja yang ada kemudian
mengelompokkan urutan proses yang ada di PT. Sinar Surya Indah
Lestari ke dalam 2 stasiun kerja. Untuk lebih jelasnya urutan proses dari
stasiun kerja dapat dilihat pada gambar berikut :
I II
A B C D E F G
Gambar 3.4
Pengelompokan elemen pekerjaan dalam stasiun kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Berikut tabel yang menggambarkan penugasan elemen-elemen
pekerjaan kedalam stasiun kerja beserta jumlah waktu kumulatif dari
setiap stasiun kerja :
Tabel 3.2 Penugasan elemen-elemen pekerjaan kedalam stasiun kerja produksi kain grey pada departemen. weaving di PT. Sinar
Surya Indah Lestari tahun 2011
No Pekerjaan Simbol Pendahulu Waktu (menit)
1 Penghanian (Warping) A 1 2 Sizing B 1 3 Pencucukan (Reaching) C 1 4 Pirn Winder D 1 5 Penenunan (Loom) E 1 70 6 Inspecting F 2 7 Folding G 2 4 74
Sumber : PT Sinar Surya Indah Lestari yang diolah tahun 2011
Perusahaan menggunakan proses terlama sebagai dasar
dari siklus kerja atau cycle time yaitu pada stasiun pertama yang
membutuhkan waktu 60 menit. Untuk mengetahui kapasitas
maksimum, dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut :
Kapasitas maksimum =
=
= 24 beam/hari
Cycle time yang diijinkan =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
=
= 36 menit
Penentuan elemen pekerjaan pada setiap stasiun kerja
beserta perhitungan waktu menganggur atau idle time dapat dilihat
pada table di bawah ini :
Pada siklus kerja 60 menit sebagai dasar siklus kerja yang
ditentukan oleh perusahaan
Tabel 3.3 Perhitungan total waktu kerja, siklus dan waktu menganggur
pada siklus 60 menit tahun 2011
I II Total waktu (menit)
Waktu kumulatif 70 4 74 Siklus kerja 60 60 120 Waktu menganggur
-10 56 46
Sumber : PT Sinar Surya Indah Lestari yang diolah tahun 2011 Dari tabel di atas dapat dihitung besarnya waktu penundaan
Penundaan = x 100 %
= x 100 %
= 38,3 %
Efisiensi = 100% - 38,3%
= 61,7%
Efektivitas lininya adalah tingkat kapasitas yang di inginkan
dan dapat dicapai oleh perusahaan. Dengan siklus kerja 60 menit,
total output per hari yang bisa dicapai adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Output per hari yang dicapai =
=
= 24 beam / hari
Efektivitas = x 100%
= x 100 %
= 60 %
Jika dibandingkan dengan menggunakan perhitungan total
waktu kerja dan waktu menganggur pada siklus kerja 46 menit
dapat diketahui sebagai berikut :
Tabel 3.3 Perhitungan total waktu kerja, siklus dan waktu menganggur
pada siklus 46 menit tahun 2011
I II Total waktu (menit)
Waktu kumulatif 70 4 74 Siklus kerja 46 46 92 Waktu menganggur
-24 42 18
Sumber : PT Sinar Surya Indah Lestari yang diolah tahun 2011 Dari tabel diatas dapat dihitung besarnya waktu penundaan
Penundaan = x 100%
= x100%
= 19 % Efisiensi = 100% - penundaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
= 100% - 19%
= 81 %
Efektivitas lininya adalah tingkat kapasitas yang diinginkan
dan dapat dicapai oleh perusahaan. Dengan siklus kerja 46 menit,
total output per hari yang bisa dicapai adalah :
Output per hari yang dicapai =
=
= 31 beam / hari
Efektivitas = x 100%
= x 100%
= 75 %
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa dengan
menggunakan perhitungan total waktu kerja siklus dan waktu
menganggur pada siklus 60 menit penundaan sebesar 38,3 %,
efisiensi 61,7 % , output perhari yang dicapai 24 beam perhari dan
efektivitasnya 60 %. Sedangkan apabila menggunakan
perhitungan total waktu kerja, siklus dan waktu menganggur pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
siklus 46 menit penundaan sebesar 19 %, efisiensi 81 %, output
perhari yang dicapai 31 beam perhari dan efektivitas 75 %.
Jadi dengan menggunakan perhitungan total waktu kerja,
siklus dan waktu menganggur pada siklus 46 menit lebih efisien
dan waktu menganggur lebih sedikit daripada dengan
menggunakan perhitungan total waktu kerja, siklus dan waktu
menganggur pada siklus 60 menit.
BAB IV
PENUTUP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan data yang diperoleh dari
PT Sinar Surya Indah Lestari dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Tipe layout yang digunakan pada departemen weaving di PT
Sinar Surya Indah Lestari adalah layout produk karena proses
produksinya berurutan serta penempatan mesin-mesin atau
fasilitas produksi disusun sesuai dengan menggunakan urutan
proses produksi.
2. Proses produksi pada departemen weaving di PT Sinar Surya
Indah Lestari dibagi menjadi 7 tahap yaitu : proses Warping,
proses Sizing, proses Reaching, proses Pirn Winder, proses
Loom, proses Inspecting dan proses Folding.
3. Proses produksi dengan menggunakan siklus kerja 60 menit
penundaan sebesar 38,3 %, efisiensi 61,7 % , output perhari
yang dicapai 24 beam perhari dan efektivitasnya 60 %.
4. Proses produksi dengan siklus kerja 46 menit penundaan
sebesar 19 %, efisiensi 81 %, output perhari yang dicapai 31
beam perhari dan efektivitas 75 %.
B. Saran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Berdasarkan kenyataan yang ada diperusahaan maka
penulis memberikan saran yang bersifat membangun demi
perkembangan perusahaan di masa mendatang, yaitu :
1. Karena layout yang digunakan adalah layout garis jadi penting
bagi perusahaan untuk selalu memantau kinerja setiap stasiun
kerja agar proses produksi tetap berjalan dengan lancar, serta
melakukan servis berkala tiap bulan untuk menghindari
tertundanya proses produksi karena kerusakan mesin.
2. Perusahaan hendaknya menggunakan siklus kerja yang sekecil
mungkin agar efisiensi dan efektifitas produksi tinggi dan sesuai
harapan.
3. Perlu adanya evaluasi pada setiap stasiun kerja agar
mendapatkan waktu proses yang lebih efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus, 1994. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi. Edisi keempat. Yogyakarta : BPFE
Davis, mark M. Nicholas J Aquilano. Richard B Chase, 1999. Fundamentals of Operation Management. Third edition. USA : McGraw-Hill
Gitosudharmo, Indriyo, 2002. Manajemen Operasi. Edisi kedua. Yogyakarta : FE UGM
Handoko, T. Hani, 1992. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi pertama. BPFE : Yogyakarta
Heizer, Jay. Barry Render, 2001. Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi. Jakarta : Salemba Empat
, 2004. Manajemen Operasi. Edisi ketujuh. Jakarta : Salemba Empat
Herjanto, Eddy, 2008. Manajemen Operasi. Edisi ketiga. Jakarta : Gramedia
Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta : Erlangga
Russel, S. Roberta. Bernard W Taylor III, 2000. Operation Management. Third edition. USA : Prentice Hall International
Subagyo, Pangestu, 2000. Manajemen Operasi. Edisi pertama. Yogyakarta : BPF