analisis koperasi as sakinah-1.doc

16
ANALISIS KESESUAIAN IMPLEMENTASI PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN PADA KOPERASI AS-SAKINAH Himmatul Kholidah (091414553015) 1 , Bashlul Hazami (091414553017) 2 , Abdul Fatah (091415153021) 3 PENDAHULUAN Lahirnya lembaga keuangan syariah, khususnya koperasi syariah, sesungguhnya dilatarbelakangi oleh pelarangan riba (bunga) secara tegas dalam Al-Qur’an (Makhalul, 2002: 1). Islam mengangap riba sebagai satu unsur yang merusak masyarakat secara ekonomi, sosial maupun moral. Oleh karena itu, Al-Qur’an melarang umat Islam memberi atau memakan riba. Lembaga keuangan syariah dengan sistem bagi hasil dirancang untuk terbinanya kebersamaan dalam menanggung risiko usaha dan berbagi hasil usaha antara pemilik dana yang menyimpan uangnya dilembaga selaku pengelola dana, dan masyarakat yang membutuhkan dana yang bisa berstatus peminjam dana atau pengelola usaha. Seiring dijalankannya sistem perbankan syari’ah pada pertengahan tahun 1990, beberapa lembaga keuangan syari’ah tumbuh dan berkembang pesat di Indonesia. lembaga keuangan syari’ah mempunyai kedudukan yang sangat penting sebagai lembaga ekonomi Islam yang berbasis syari’ah ditengah proses pembangunan nasional. Berdirinya lembaga keuangan syariah merupakan implementasi pemahaman umat Islam terhadap prinsip-prinsip muamalah dalam hukum ekonomi Islam yang selanjutnya direpresentasikan dalam bentuk pranata ekonomi Islam sejenis lembaga keuangan syari’ah bank dan non bank. Lembaga keuangan syari’ah, khususnya koperasi syariah merupakan lembaga ekonomi Islam yang dibangun berbasis keumatan, sebab dibentuk dari, oleh dan untuk 1 Mahasiswi Magister Sains Ekonomi Islam Universitas Airlangga 2 Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam Universitas Airlangga 3 Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam Universitas Airlangga

Upload: ahmad-hazami-mabrur

Post on 17-Sep-2015

322 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

ANALISIS KESESUAIAN IMPLEMENTASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PADA KOPERASI AS-SAKINAH

Himmatul Kholidah (091414553015), Bashlul Hazami (091414553017), Abdul Fatah (091415153021)

PENDAHULUANLahirnya lembaga keuangan syariah, khususnya koperasi syariah, sesungguhnya dilatarbelakangi oleh pelarangan riba (bunga) secara tegas dalam Al-Quran (Makhalul, 2002: 1). Islam mengangap riba sebagai satu unsur yang merusak masyarakat secara ekonomi, sosial maupun moral. Oleh karena itu, Al-Quran melarang umat Islam memberi atau memakan riba. Lembaga keuangan syariah dengan sistem bagi hasil dirancang untuk terbinanya kebersamaan dalam menanggung risiko usaha dan berbagi hasil usaha antara pemilik dana yang menyimpan uangnya dilembaga selaku pengelola dana, dan masyarakat yang membutuhkan dana yang bisa berstatus peminjam dana atau pengelola usaha. Seiring dijalankannya sistem perbankan syariah pada pertengahan tahun 1990, beberapa lembaga keuangan syariah tumbuh dan berkembang pesat di Indonesia. lembaga keuangan syariah mempunyai kedudukan yang sangat penting sebagai lembaga ekonomi Islam yang berbasis syariah ditengah proses pembangunan nasional. Berdirinya lembaga keuangan syariah merupakan implementasi pemahaman umat Islam terhadap prinsip-prinsip muamalah dalam hukum ekonomi Islam yang selanjutnya direpresentasikan dalam bentuk pranata ekonomi Islam sejenis lembaga keuangan syariah bank dan non bank.

Lembaga keuangan syariah, khususnya koperasi syariah merupakan lembaga ekonomi Islam yang dibangun berbasis keumatan, sebab dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat. Kehadiran koperasi syariah di Indonesia, selain ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di bidang ekonomi, juga memiliki misi penting dalam pemberdayaan usaha kecil dan menengah di lingkungan masyarakat. Hal ini didasarkan pada visi koperasi syariah bahwa pembangunan ekonomi hendaknya dibangun dari bawah melalui kemitraan usaha. Lembaga keuangan syariah diharapkan mampu memberikan manfaat pada masyarakat sekitar. Al- Quran yang mendasari kinerja lembaga keuangan syariah adalah QS. Al-Jum'ah [62]: 10.((((((( (((((((( ((((((((((( (((((((((((((( ((( (((((((( ((((((((((((( ((( (((((( (((( ((((((((((((( (((( (((((((( (((((((((( ((((((((((( ((((

Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.Koperasi syariah berupaya memainkan peranannya sesuai dengan ketentuan hukum yang ditetapkan pemerintah bagi penyelenggaraan lembaga keuangan berdasarkan prinsip syariah. Seiring dengan perkembangan koperasi syariah yang pesat dan secara umum dapat disimpulkan perkembangannya juga sehat, akan tetapi di dalam praktek pelaksanaannya koperasi syariah tidak terlepas dari berbagai masalah, diantaranya adalah masalah kepercayaan dari para nasabah dan kesesuaian koperasi syariah dengan Undang- Undang (UU) Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Salah satu koperasi syariah yang berhasil adalah Koperasi As- Sakinah yang merupakan koperasi serba usaha. Selain melayani pinjaman simpan pinjam, Koperasi As- Sakinah memiliki beberapa unit usaha lain. Pada awalnya Koperasi As- Sakinah memiliki dua unit toko di sekotar komplek Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Sepanjang, kemudian pada tahun 2009 bertambah satu unit toko di Ruko Jati Kepuh dengan konsep perkulakan atau grosir, serta bertambag satu unit kantin di SMA Muhammadiyah Sidoarjo pada tahun 2010.Berdasarkan latarbelakang tersebut penulisan paper ini bertujuan untuk menganalisis apakah Koperasi As-Sakinah sudah sesuai dengan Undang- Undang (UU) Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.LANDASAN TEORI

Pengertian Koperasi

Koperasi berasal dari kata cooperation (Inggris), secara sederhana koperasi berarti kerja sama. Menurut Bahasa koperasi didefinisikan sebagai wadah perkumpulan (asosiasi) sekelompok orang untuk tujuan kerjasama dalam bidang bisnis yang saling menguntungkan di antara anggota perkumpulan. Koperasi adalah suatu wadah ekonomi yang beranggotakan orang-orang atau badan- badan yang bersifat terbuka dan sukarela yang bertujuan untuk memperjuangkan kesejahteraan anggoota secara bersama-sama (Bashith, 2008: 42).

Menurut Undang-undang koperasi nomor 25 tahun 1992 (bab 1: pasal 1), koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berlandaskan atas kekeluarggan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah kumpulan dari orang- orang yang memiliki keinginan dan tujuan yang sa,a serta memberi manfaat untuk kesejahteraan anggota. Koperasi memiliki ciri khas yang berbeda dengan lembaga keuangan lain, yaitu memiliki ketentuan baku untuk mengendalikan tingkah laku para pelaku koperasi. Kententuan tersebut tidak terpisahkan dari jati diri koperasi. Pengendalian ini bersifat moral, maka tidak ada dan tidak diberlakukan sanksi hukum, namun akan terjadi hilangnya kepercayaan pada siapapun yang melanggar nilai- nilai dalam koperasi (Soedjono, 2002). Dr G. Fauquet dalam bukunya The Cooperative Sector, seperti yang dikutip oleh Soedjono, menyatakan bahwa koperasi dengan satu gerak meningkatkan standar material dan moral dari rakyat, jika koperasi gagal dalam tugas moralnya, maka koperasi juga akan gagal dalam tugas ekonominya.Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi sebagai berikut:1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya.4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.Koperasi Syariah

Koperasi syariah mempunyai konsep membantu kesejahteraan antar anggota dalam bentuk gotong royong yang mana sesuai dengan sudut pandang syariah, yaitu taawun dan bersifat jamaah dalam membangun kemandirian hidup (Buchori, 2009: 15). Koperasi syariah dalam operasionalnya memiliki komitmen terhadap nilai dan prinsip syariah. System nilai syariah sebagai filter moral dalam koperasi yang bertujuan untuk menghindari berbagai penyimpanan moral hazard dengan menjauhi berbagai anomalis sosial ekonomi yang dilarang dalam Islam, seperti (Muhammad, 2000: 99):1. Maysir, yaitu segala bentuk spekulasi yang dapat mematikan sektor riil dan tidak produktif;

2. Gharar, yaitu segala transaksi yang tidak jelas sehingga berpotensi merugikan salah satu pihak atau berpotensi menimbulkan sesuatu yang melanggar syariah;3. Riba, yaitu segala sesuatu bentuk tambahan pada transaksi peminjaman dan pertukaran.Adanya dasar kemanusiaan dan kebijakan dalam syariat Islam, maka dapat dikemukakan bahwa nilai- nilai syariat Islam sebenarnya telah bertemu dengan nilai- nilai koperasi. Jati diri koperasi, yang terdiri dari definisi, nilai- nilai dan prinsip- prinsip, menyebutkan nilai- nilai sebagai berikut: menolong diri sendiri, tanggung jawab, demokrasi, persamaan, keadilan, kesetiakawanan, nilai kejujurana, dan kepedulian kepada orang lain. Uraian tersebut menunjukkan bahwa nilai- nilai koperasi sesungguhnya sejalan dengan nilai- nilai syariat Islam, karena keduanya memiliki inti kebajikan dan kemanusiaan.Sejarah Koperasi Syariah

Koperasi syariah mulai diperbincangkan ketika Baitul Maal wat Tamwil (BMT) mulai bermunculan. Pada saat itu BMT mampu menunjukkan kiprahnya bagi perekonomian kalangan akar rumput (usaha mikro), meskipun BMT diklasifikasikan sebagai Kelompok Swadaya Masyarakat berlandaskan Syariah (KSM Syariah), namun kinerjanya seperti Bank. Tujuannya saat itu adalah untuk menghindari jeratan hukum atas bank gelap. Seiring dengan adanya Undang- Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan menyebutkan bahwa segala kegiatan dalam bentuk penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk tabungan dan menyalurkan dalam bentuk kredit harus berbentu bank. Hal inilah yang mendasari munculnya beberapa Lembaga Pengembangan Swadaya Masyarakat (LPSM) yang memayungi KSM dan BMT. (Buchori, 2009: 10)

Lembaga BMT yang memiliki basis kegiatan ekonomi rakyat dengan tujuan kemakmuranmasyarakat bukan kemakmuran perseorangan, identik dengan koperasi yang memimiki falsafah dari anggota, oleh anggota dan untuk anggota. Intinya adalah meningkatkan kemakmuran orang banyak, bukan kemakmuran diri sendiri. Berdasarkan Undang- Undang RI Nomor 25 tanun 1992, BMT berhak menggunakan badan hukum koperasi. Perbedaan mendasar antara koperasi konvensional dan koperasi syariah hanyalah terletak pada teknis operasionalnya saja (Buchori, 2009: 12).

Forum Komunikasi (Forkom) BMT se-Jabotabek yang beranggotakan BMT- BMT di Jakarta, Tanggerang dan Bekasih berdiri pada tahun 1994. Pada tahun 1998 Forkom BMT sepakat untuk mendirikan koperasi syariah sekunder, yaitu Koperasi Syariah Indonesia (KOSINDO). Selain KOSINDO berdiri pula koperasi- koperasi sekunder lainnya, seperti Induk Koperasi Syariah (INKOPSYAH) dan Koperasi Forum Ekonomi Syariah Mitra Dompet Dhuafa (KOFESMID).

Koperasi As- Sakinah SidoarjoKoperasi As Sakinah didirikan pada tahun 1999. Saat itu, Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur memiliki program Bina Usaha Ekonomi Keluarga Aisyiyah yang bertujuan memberdayakan ekonomi anggota Aisyiyah. Salah satu jalan mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan membentuk koperasi. Koperasi dipandang sebagai wadah yang efektif bagi ibu-ibu Aisyiyah. Hal itu terbukti dengan sudah adanya kegiatan simpan pinjam di lingkungan ibu-ibu Aisyiyah Sidoarjo selama beberapa tahun sebelum adanya program Bina Usaha Ekonomi Keluarga Aisyiyah. Namun kegiatan tersebut belum terstruktur dan terorganisasi dengan baik. Agar kegiatan ini lebih optimal, maka dibentuklah Koperasi As Sakinah yang berbadan hukum nomor 28/BH/KDK.13/V/1999.

Periode pertama Koperasi As Sakinah dimulai tahun 1999 dan beranggotakan dua puluh lima orang. Dua puluh lima orang tersebut menunjuk ibu Fatechah Munir sebagai ketua koperasi. Saat itu juga diputuskan bahwa setiap periode koperasi adalah lima tahun, sehingga periode pertama adalah 1999-2003. Aset koperasi saat itu sebesar kurang lebih Rp 15.000.000 yang berasal dari simpanan pokok tiap anggota sebesar Rp 25.000, simpanan wajib tiap anggota sebesar Rp 1.000, serta dana yang telah terkumpul dari kegiatan simpan pinjam ibu-ibu Aisyiyah sebelumnya.

Koperasi As Sakinah pada masa itu bertempat di jalan Diponegoro, bergabung dengan Kantor Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) yang menempati rumah salah satu tokoh Muhammadiyah. Selain Unit Simpan Pinjam (USP) yang telah berjalan, Koperasi As Sakinah juga mendirikan Unit Toko. Unit Toko terus dikembangkan walaupun tingkat penjualan masih sangat terbatas.

Pada tahun 2002, Ibu Fatechah Munir mengundurkan diri sebagai ketua. Sehingga diadakanlah RAT Tahun buku 2002 yang menunjuk Ibu Nelly Asnifati sebagai ketua Koperasi As Sakinah untuk periode kedua. Saat itu juga diputuskan setiap periode koperasi adalah tiga tahun. Maka periode kedua ini berjalan tahun 2003 sampai tahun 2005.

Pada periode kedua, anggota koperasi semakin bertambah. Sampai tahun 2004 jumlah anggota 677 orang. Anggota koperasi tidak lagi berasal dari ibu-ibu Aisyiyah saja, namun juga masyarakat luas. Pada periode ini pula kantor koperasi As Sakinah pindah mengikuti kantor PDA yang pindah di jalan Majapahit. Tempat yang lebih luas memungkinkan unit toko semakin dikembangkan. Koperasi sadar betul bahwa setiap anggota memiliki kebutuhan sehari-hari yang bisa dipenuhi melalui unit toko. Koperasi juga melihat bahwa banyak amal usaha Muhammadiyah yang berkembang seperti Rumah Sakit, Sekolah, dan lain sebagainya, maka bukan tidak mungkin jika koperasi juga akan berkembang dan bermanfaat luas. Sejak saat itu, pengembangan toko tidak hanya untuk kebutuhan sehari-hari anggota, namun juga diarahkan sebagai tempat kulakan anggota yang memiliki usaha peracangan.

Koperasi As Sakinah sejak awal dibentuk selalu mendasarkan pada prinsip-prinsip syariat Islam, namun transaksi pinjaman (pembiayaan) tanpa bunga baru dirintis tahun 2004. Mulai tahun 2004 diperkenalkanlah akad-akad yang sesuai dengan ekonomi Islam kepada anggota. Saat itu anggota merasa kesulitan dengan akad-akad pembiayaan yang mengharuskan anggota menghitung modal, biaya, dan laba/rugi usahanya dengan lebih cermat. Namun, Koperasi As Sakinah perlahan-lahan selalu memberikan edukasi. Hingga tahuh 2010, semua transaksi pembiayaan di koperasi As Sakinah telah sesuai dengan akad-akad dalam ekonomi Islam. Bagian yang belum bisa dilakukan adalah pencatatan akuntansi sesuai dengan standar akuntansi syariah.

Perkembangan koperasi dalam membangun jaringan ditunjukkan dengan kerjasama koperasi dan Dinas Koperasi dan PKM baik di Kabupaten Sidoarjo maupun tingkat Nasional. Selain itu Koperasi As Sakinah juga aktif mengikuti pelatihan-pelatihan maupun mengadakan pelatihan-pelatihan perkoperasian dari Dinas Koperasi dan PKM, Perguruan Tinggi, maupun pihak-pihak lain. Berkaitan dengan permodalan, koperasi As Sakinah berkerjasama dengan Bank Syariah Mandiri dan Bank Syariah Bukopin.Koperasi As Sakinah telah beberapa kali berhasil memperoleh penghargaan. Penghargaan tersebut diantaranya adalah sebagai Koperasi Berprestasi Tingkat Nasional oleh Kementrian Koperasi dan UKM tahun 2005, Koperasi Berprestasi Tingkat Propinsi oleh Gubernur Jawa Timur tahun 2005, dan Koperasi Berprestasi Tingkat Kabupaten oleh Bupati Sidoarjo tahun 2009. Selain dari Dinas Koperasi, Koperasi As Sakinah juga memperoleh Global Microentrepreneurship Awards sebagai Pembina Pengusaha Kecil dan Mikro tahun 2005 oleh Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI) dengan kategori aset diatas Rp 50.000.000. Struktur Organisasi Koperasi As-SakinahStruktur perangkat Koperasi As Sakinah, sesuai dengan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal (21), adalah Rapat Anggota, Pengurus, dan Pengawas. Berikut ini adalah struktur organisasi Koperasi As Sakinah.

Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi di dalam struktur organisasi koperasi, sehingga segala keputusan yang bersifat konsep dasar seperti AD/ART maupun besarnya Simpanan Wajib dan Simpanan Pokok, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan keberlangsungan koperasi harus dibahas dan diputuskan dalam Rapat Anggota.

Pengurus dipilih oleh anggota saat Rapat Anggota. Fungsi pengurus adalah sebagai pelaksana teknis dan pengelola unit-unit usaha dalam koperasi. Berdasarkan hasil Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun 2011, pengurus untuk periode 2011-2016 adalah sebagai berikut:Ketua : Dra. Nelly Asnifati

Wakil Ketua : Nurlaily, S.Pd.

Sekretaris : Nihlatus Qudus SN, S.E.

Wakil Sekretaris : Darmasiyani, S.H.

Bendahara : Siti Zubaidah

Pengawas : Dra. Istiqomah dan Fatmawanti, S.Pd. Mag.

Koperasi tidak menempatkan manajer dalam pengelolaannya. Pengurus otomatis menjadi pengelola. Selain pengurus, koperasi juga memiliki beberapa karyawan untuk mendukung pengelolaan unit-unit usaha koperasi. Analisis Kesesuaian Implementasi Peraturan Perundang-Undangan pada Koperasi As-Sakinah

NoPeraturan PerundanganRealisasi pada Koperasi As-Sakinah

1UU RI Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. BAB IV Bagian kedua. Status Badan Hukum pasal 9.

Koperasi memperoleh status badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh pemerintahKoperasi As-Sakinah berbadan hukum: 28/BH/KDK.13/V/1999

2Kepmen Nomor 91 tahun 2004 pasal 1 ayat 2.

Koperasi Jasa Keuangan Syariah selanjutnya disebut KJKS adalah Koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola bagi hasil/syariahKoperasi As-Sakinah bergerak dalam bidang pembiayaan, investasi dan simpanan yang dikelola dengan prinsip-prinsip Islam

3Kepmen No 91 tahun 2004 pasal 1 ayat 4.Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya kepada koperasi dalam bentuk simpanan/tabungan dan simpanan berjangkaSimpanan dalam Koperasi As-Sakinah merupakan simpanan wajib, simpanan pokok dan simpanan sukarela dalam berbelanja di Unit Toko As-Sakinah

4Kepmen No. 91 tahun 2004 pasal 1 ayat 8.

Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya, yang mewajibkan penerima pembiayaan itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak koperasi sesuai akad disertai dengan pembayaran sejumlah bagi hasil dari pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebutKoperasi As-Sakinah merupakan koperasi yang bergerak pada bidang pembiayaan dengan akad tijarah (mudharabah, musyarakah dan murabahah) dan dengan akad tabarru (qard dan qardhul hasan)

Implementasi Sharia Compliance pada Koperasi As-SakinahKoperasi As Sakinah sejak awal dibentuk selalu mendasarkan pada prinsip-prinsip syariat Islam, namun transaksi pinjaman (pembiayaan) tanpa bunga baru dirintis tahun 2004. Mulai tahun 2004 diperkenalkanlah akad-akad yang sesuai dengan ekonomi Islam kepada anggota. Saat itu anggota merasa kesulitan dengan akad-akad pembiayaan yang mengharuskan anggota menghitung modal, biaya, dan laba/rugi usahanya dengan lebih cermat. Namun, Koperasi As Sakinah perlahan-lahan selalu memberikan edukasi. Hingga tahuh 2010, semua transaksi pembiayaan di koperasi As Sakinah telah sesuai dengan akad-akad dalam ekonomi Islam.Pengelolaan Risiko dalam Pembiayaan di Koperasi As-Sakinah

Koperasi As Sakinah memulai mitigasi risiko sejak proses bergabungnya anggota baru. Anggota yang boleh menjadi anggota di Koperasi As- Sakinah harus direkomendasikan dan dijamin oleh minimal satu orang anggota lainnya. Ketentuan ini bertujuan agar yang menjadi anggota As- Sakinah adalah orang yang memiliki dedikasi tinggi dan track record yang dapat dipercaya. Motif sebagaian besar seseorang mendaftar menjadi anggota Koperasi As-Sakinah adalah untuk mengajukan pembiayaan. Kehati-hatian Koperasi As-Sakinah dalam menerima anggota memudahkan proses penilaian kelayakan anggota ataupun proses penanganan masalah pembiayaan anggota di kemudian hari.

Anggota baru yang telah menjadi anggota As-Sakinah akan dimasukkan dalam kelompok-kelompok yang ada atau jika kelompok sudah berkembang melebihi 17 orang, maka akan dipecah menjadi dua kelompok. Kelompok dibentuk berdasarkan kedekatan tempat tinggal, kedekatan tempat bekerja, ataupun berasal dari komunitas pengajian. Dasar pembentukan kelompok tujuannya adalah saling mengenal dengan baik anggota yang lainnya.

Anggota-anggota baru setelah minimal tiga bulan aktif menjadi anggota berhak mengajukan pembiayaan. Anggota yang mengajukan pembiayaan reguler wajib mendapat persetujuan dari anggota yang lain dalam kelompoknya. Koperasi As-Sakinah akan menerima pengajuan pembiayaan jika pengajuan pembiayaan disetujui minimal anggota kelompok. Koperasi mengharapkan persetujuan anggota adalah cara yang efektif untuk menyaring anggota yang layak dan tidak layak. Sesama anggota yang tempat tinggal, tempat kerja atau komunitas pengajiannya sama kemungkinan besar dapat mengetahui kehidupan sehari-hari anggota yang mengajukan pembiayaan. Pada suatu kasus apabila terdapat anggota yang menganggap bahwa anggota yang mengajukan pembiayaan memiliki potensi tidak lancar maka anggota kelompok tidak akan menyetujui, karena nantinya akan merugikan anggota yang lain.

Proses pengajuan pembiayaan setelah disetujui anggota kelompok adalah penilaian oleh pengajuan pembiayaan oleh koperasi. Salah satu ukuran yang akan dipertimbangkan adalah aktivitas anggota baru saat dalam masa tiga bulan pertama. Koperasi As Sakinah menilai ketertiban anggota dalam membayar simpanan wajib, simpanan pokok, simpanan sukarela juga dalam berbelanja di Unit Toko As- Sakinah.

Anggota yang mengajukan pembiayaan khusus tidak perlu mendapat persetujuan kelompok karena pembiayaan ini tidak termasuk pembiayaan dalam tanggung renteng. Koperasi akan menilai jaminan dan pendapatan usaha lain anggota sebelum melakukan penilaian atas pengajuan pembiayaan anggota. Selain itu koperasi melakukan cross check lingkungan dengan cara bertanya pada kelompok anggota tersebut berasal atau juga dari oang-orang yang mengenal anggota. Pembiayaan khusus mensyaratkan adanya jaminan aset, proses ini Koperasi As-Sakinah akan dibantu bank rekanan dalam menilai aset yang akan dijaminkan.

Selain mengenai jaminan berupa aset, Koperasi As-Sakinah menanyakan kepada anggota mengenai usaha selain usaha yang dibiayai Koperasi As-Sakinah dan pendapatan lain yang dimiliki anggota. Tujuannya adalah untuk menjadi back up usaha yang dibiayai. Jika suatu saat terjadi kebangkrutan usaha, anggota masih memiliki sumber dana lain untuk memenuhi kewajiban angsuran pembiayaan. Sejauh ini back up usaha lain hanya sekedar dijelaskan secara implisit oleh Koperasi As-Sakinah kepada anggota yang mengajukan pembiayaan. Apabila Back up usaha ini tidak dimasukkanan dalam perjanjian, maka hal ini tidak sesuai dengan prinsip mudharabah. Mudharabah adalah akad kerjasama yang membagi hasil atas usaha yang dibiayai, sehingga apabila hasil dari usaha yang dibiayai merugi, shahibul mal (dalam hal ini koperasi As Sakinah) tidak diperbolehkan memaksa mudharib membayar angsuran dari hasil usaha lainnya.

Proses-proses yang dilakukan Koperasi As-Sakinah bertujuan untuk meminimalisir terjadinya pembiayaan macet. Apabila dikemudian hari tetap terjadi pembiayaan macet maka Koperasi As-Sakinah akan melakukan pendekatan lebih intensif. Pengurus akan menemui anggota yang pembiayaannya macet secara kontinu untuk memberi pengertian bahwa Koperasi As-Sakinah memiliki tujuan bersama yaitu mensejahterakan anggotanya. Asas koperasi yaitu kekeluargaan merupakan pilar utama yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pembiayaan macet, namun bukan berarti kekeluargaan bertentangan dengan penjagaan komitmen anggota terhadap pembiayaan. Berikut ini adalah ringkasan proses pengelolaan risiko koperasi mulai dari penerimaan anggota baru sampai pada penanganan pembiayaan yang dinyatakan macet:

KESIMPULAN

Koperasi As-Sakinah dari hasil analisis sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dalam menjalankan operasionalnya. Hal yang belum dilakukan dalam Koperasi As-Sakinah adalah membuat laporan keuangan yang sesuai dengan akuntansi syariah. Hal ini disebabkan karena minimnya pengetahuan dibidang tersebut, namun Koperasi As-Sakinah berusaha untuk mempelajari akuntasi syariah dengan cara mengikuti seminar dan pelatihan- pelatihan yang berhubungan dengan akuntansi syariah.DAFTAR PUSTAKA

Makhalul, Ilmii. 2002. Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UU Perss.,PatumbakDahlan Siamat, 1993, Manajemen Bank Umum, Jakarta : Intermedia,Dahlan Siamat, dkk, 1999, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta : Fakultas Ekonomi UI,Djazuli, 2002, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Hertanto Widodo, 1999, Panduan Praktis Operasional Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Bandung : Mizan, Kasmir, 2003, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,Laporan Tahunan, Neraca Semester II Periode Tahun 2002-2005 Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Nurul Ummah Bandung,Makhalul Ilmi SM, 2002, Teori Dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, Yogyakarta : UII Press, Muchdarsyah Sinungan, 1999, Manajemen Dana Bank, Jakarta : PT. Bumi Aksara,Muhammad, 2002, Kebijakan Fiskal Dan Moneter Dalam Ekonomi Islam, Jakarta : Salemba Empat,Muhammad, 2002, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, Muhammad, 2001, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta : Gema Insani Press bekerja sama dengan Tazkia Cendikia,Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil, 2003, Pelatihan Manajemen Operasional dan Pengembangan Baitul Maal Wat Tamwil, Jakarta,Republik Indonesia, 1995, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi, Jakarta : Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil,Teguh Pudjo Mulyono, 1995, Analisis Laporan Keuangan Untuk Perbankan, Jakarta: Djambatan,Abdul Basith, S.pd., M.Si, Islam dan Manajemen Koperasi, UIN MALANG PRESS: Cetakan 1 2008, hal 42Kelompok

Sekretaris

Wakil Sekretaris

Bendahara

Rapat Anggota

Ketua

Wakil Ketua

Wakil Ketua

Pengawas

Kelompok

Kelompok

Kelompok

Struktur Organisasi Koperasi As-Sakinah

Pendekatan secara Kekeluargaan

Lancar

Macet

Anggota mengajukan pembiayaan

Screening calon anggota baru

Pembiayaan

Cross Check Lingkungan

Pendapatan/Sumber Dana Lain

Penilaian Jaminan

Penilaian Pembiayaan

Persetujuan Anggota Kelompok

Mahasiswi Magister Sains Ekonomi Islam Universitas Airlangga

Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam Universitas Airlangga

Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam Universitas Airlangga