analisis komunikasi kesehatan

10
Analisis Komunikasi Kesehatan Nama : Mira Surya Ramadhani NIM : I1A111021 Program Studi Kesehatan Masyarakat Dampak Tinggi Praktek Keluarga Berencana Komunikasi Kesehatan: Memungkinkan Sukarelawan dan Informasi Pembuat Keputusan A. Permasalahan Kurangnya pengetahuan (terbatas) tentang metode penggunaan kontrasepsi maupun tentang kontrasepsi itu sendiri menjadi penghalang penting bagi wanita atau pasangan yang sudah menikah. Sehingga dirasa perlu untuk menggugah keinginan dari wanita dan pasangan dengan komunikasi kesehatan, yang dirasa dapat menciptakan tuntutan untuk meminta informasi mengenai keluarga berencana dan dengan sukarela dan kesadaran mereka sendiri mengakses dan memberikan kesediaan mereka untuk menggunakan metode kontrasepsi keluarga berencana (1). Selain itu program komunikasi kesehatan juga dirasa dapat menghilangkan mitos tentang metode kontrasepsi, kesalahpahaman terkait dengan penggunaan dan efek samping, sehingga dapat meningkatkan partisipasi klien dalam konseling kontrasepsi (1). 1

Upload: mira-surya-ramadhani

Post on 14-Aug-2015

130 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

Analisis Program KB

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KOMUNIKASI KESEHATAN

Analisis Komunikasi Kesehatan

Nama : Mira Surya Ramadhani

NIM : I1A111021

Program Studi Kesehatan Masyarakat

Dampak Tinggi Praktek Keluarga Berencana

Komunikasi Kesehatan: Memungkinkan Sukarelawan dan Informasi Pembuat

Keputusan

A. Permasalahan

Kurangnya pengetahuan (terbatas) tentang metode penggunaan

kontrasepsi maupun tentang kontrasepsi itu sendiri menjadi penghalang

penting bagi wanita atau pasangan yang sudah menikah. Sehingga dirasa

perlu untuk menggugah keinginan dari wanita dan pasangan dengan

komunikasi kesehatan, yang dirasa dapat menciptakan tuntutan untuk

meminta informasi mengenai keluarga berencana dan dengan sukarela dan

kesadaran mereka sendiri mengakses dan memberikan kesediaan mereka

untuk menggunakan metode kontrasepsi keluarga berencana (1).

Selain itu program komunikasi kesehatan juga dirasa dapat

menghilangkan mitos tentang metode kontrasepsi, kesalahpahaman terkait

dengan penggunaan dan efek samping, sehingga dapat meningkatkan

partisipasi klien dalam konseling kontrasepsi (1).

Dengan komunikasi kesehatan dapat membantu membangun atau

memperkuat keluarga berencana sebagai norma sosial di antara mitra,

keluarga, dan teman sebaya dengan mempromosikan diskusi tentang manfaat

keluarga berencana, jarak kelahiran, ukuran keluarga yang lebih kecil, dan

hak rakyat untuk membuat pilihan dalam hidup (1).

B. Analisis

Program KB, sebagai salah satu kebijakan pemerintah dalam bidang

kependudukan, memiliki implikasi yang tinggi terhadap pembangunan

kependudukan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Oleh karena itu,

program KB memiliki posisi strategis dalam upaya pengendalian laju

1

Page 2: ANALISIS KOMUNIKASI KESEHATAN

Analisis Komunikasi Kesehatan

pertumbuhan penduduk melalui pengendalian kelahiran dan pendewasaan

usia perkawinan (secara kuantitatif), maupun pembinaan ketahanan dan

peningkatan kesejahteraan keluarga (secara kualitatif) dalam mewujudkan

keluarga yang kecil dan sejahtera. Sehingga tidak aneh, apabila KB

diposisikan sebagai bagian penting dari strategi pembangunan ekonomi.

Sebab, apabila KB tidak berhasil, akan berimplikasi negatif terhadap sektor

pembangunan lain seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan sektor lainnya

(2).

Latar belakang yang mempengaruhi keberhasilan program Keluarga

Berencana (KB) seperti: Anggapan dari masyarakat bahwa dengan memiliki

keturunan atau anak yang banyak dapat mendatangkan rezeki yang banyak

pula sehingga masyarakat enggan ber-KB; Kepercayaan dari masyarakat yang

menjunjung tinggi agamanya bahwa program KB dilarang oleh agama karena

menunda atau tidak ingin memiliki anak merupakan perbuatan yang tidak

mensyukuri dan menolak rezeki dari Tuhan karena anak merupakan anugrah

dari Tuhan yang harus disyukuri; Pola pikir masyarakat yang tidak ingin

direpotkan dengan melaksanakan program KB karena untuk mengikuti

program tersebut membutuhkan kedisiplinan dari penggunanya, dimana

masyarakat harus secara teratur dan disiplin untuk melaksanakan aturan dari

program tersebut sesuai dengan akseptor KB yang digunakan; Kurangnya

jumlah petugas lapangan/sumber daya manusia yang menyosialisasikan

kepada masyarakat tentang pendekatan kepada tokoh masyarakat demi

meningkatkan jumlah peserta KB (2); Rendahnya pengetahuan masyarakat

terhadap metode KB yang ada; Kurangnya motivasi pria untuk ikut serta

dalam pelaksanaan program KB karena muncul isu-isu buruk tentang MOP di

dalam masyarakat; Kurang efektifnya komunikasi dari para Petugas KB

(PKB) melalui sosialisasi (3).

Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi implementasi program KB,

yaitu (3):

1. Partisipasi

Selama ini TOGA dan TOMA kurang memiliki peranan karena

ternyata mereka tidak aktif menginformasikan tentang MOP kepada

2

Page 3: ANALISIS KOMUNIKASI KESEHATAN

Analisis Komunikasi Kesehatan

warga. Hal ini menunjukkan kemitraan antara pemerintah dan

institusi lokal serta para tokoh masyarakat masih kurang

terkoordinasi (3).

2. Komunikasi

Komunikasi dalam penyampaian informasi masih dalam tingkat

rendah karena saat ini banyak pasangan yang menjadi sasaran dari

program KB tidak mengerti tentang dampak positif dari

penggunaan kontrasepsi. Mereka masih mempercayai rumor yang

ada dan berkembang di masyarakat (3).

3. Sikap atau Perilaku

Pelaksanaan program KB mengalami berbagai kendala, antara

lain sikap dari pasangan yang cenderung menolak penggunaan

KB, dipengaruhi oleh keadaan masa lampaunya yang memandang

KB bukan merupakan tugas dari pria, hanya wanita saja. Selain

itu muncul juga prasangka yang memandang KB itu berbahaya,

bagi pria dapat menyebabkan impotensi, sehingga baik dari pihak

pria/suami maupun wanita/istri tidak setuju pada program KB.

Kurangnya pengetahuan kader juga turut andil sebagai faktor

penghambat dalam keberhasilan program KB. Hal itu

mengakibatkan kader tidak dapat menentukan sikap kepada

sasaran program karena kader sendiri takut kalau terjadi suatu

akibat negatif jika seseorang mengikuti program KB (3).

C. Saran dan Rekomendasi

Dari beberapa informasi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

masalah terbesar dalam implentasi program KB terletak pentingnya

penyampaian informasi dengan komunikasi yang baik kepada masyarakat

sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat yang masih rendah. Oleh

karena itu diperlukan program yang dapat meningkatkan jaringan komunikasi

yang ada. Alternatif yang perlu untuk dilakukan adalah sebagai berikut:

3

Page 4: ANALISIS KOMUNIKASI KESEHATAN

Analisis Komunikasi Kesehatan

1. Peningkatan mutu kader KB.

Peningkatan mutu kader dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara

lain:

a. Memberikan pendidikan dan pelatihan. Dengan adanya pendidikan

dan pelatihan pada para kader, diharapkan segala informasi yang

diterima dari petugas KB dapat disalurkan kemasyarakat dengan

baik, sehingga masyarakat lebih memahami program yang ada.

b. Mengadakan perlombaan pembuatan program kerja antar kader RW,

untuk melatih agar kader memiliki inovasi baru dalam rangka

mensukseskan program Keluarga Berencana.

2. Perbaikan Jaringan Komunikasi.

Hal ini dapat ditempuh dengan cara:

a. Menggiatkan sosialisasi mengenai MOP di Kelurahan bahkan di

masing-masing RW hingga di masing-masing RT.

b. Menghidupkan kegiatan ”Priyo Utomo”. Dalam rangka membentuk

”Priyo Utomo”, petugas atau kader melakukan pendekatan langsung

kepada para peserta agar mau memberikan keluh-kesahnya selama

ber-KB dalam suatu forum.

3. KB dikelola secara profesional

Hal ini dapat ditempuh dengan cara:

a. Kolaborasi antara pemerintah dan institusi masyarakat. Selama ini

pemerintah hanya mengarahkan dan mengkoordinir Kader, padahal

Kader itu tenaga sukarela. Seharusnya untuk pemberian informasi

dan hal-hal lain diharapkan ada kolaborasi / perpaduan, kerjasama,

kemitraan antara pemerintah dan para Kader serta institusi lokal.

b. Perubahan dari Kader yang tadinya hanya wanita menjadi Kader

Pria. Bisa dimulai dari tim BKKBN yang mulai diperkuat dengan

petugas-petugas pria. Sedang di masyarakat dapat dirintis dari

petugas PLKB Pria mengajak para bapak-bapak yang ber-KB agar

mau menjadi Kader. Jika Kader KB adalah pria, terlebih para pria

yang ikut KB maka diharapkan dapat menyadarkan para pria bahwa

KB bukan hanya untuk wanita.

4

Page 5: ANALISIS KOMUNIKASI KESEHATAN

Analisis Komunikasi Kesehatan

4. Variasi Program KB

Hal ini dapat ditempuh dengan cara promosi penggunaan alat kontrasepsi

melalui iklan di media massa. Seseorang yang memiliki pengaruh besar

di negara seperti Presiden, tokoh agama, dan masih banyak lagi

mempromosikan bahwa ia adalah pengguna alat kontrasepsi, lalu ia

mengajak untuk menggunakan alat kontrasepsi. Pemberian pilihan alat

kontrasepsi lain bagi pria. Hingga saat ini hanya ada 2 pilihan alat

kontrasepsi bagi pria, sedangkan untuk wanita ada berbagai alat. Jika ada

pil KB atau suntik KB bagi pria, dimungkinkan peranserta pria dalam

ber-KB dapat meningkat.

D. Tindak Lanjut

Menurut Rencana Strategi (Renstra) BPMPKB TA 2009, kebijakan

dalam program-program Keluarga Berencana adalah sebagai berikut:

Kebijakan Bidang Keluarga Berencana (KB), adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan akses informasi dan kualitas pelayanan KB dan

KR.

b. Meningkatkan akses pria terhadap informasi, pendidikan,

konseling dan pelayanan KB dan KR.

c. Meningkatkan pembinaan KIE dan pelayanan kesehatan

reproduksi guna penaggulangan masalah kesehatan reproduksi.

d. Meningkatkan pembinaan dan mengintegrasikan informasi dan

pelayanan konseling bagi remaja tentang kehidupan seksual yang

sehat, HIV/AIDS, NAPZA, dan perencanaan perkawinan melalui

kegiatan pembinaan kelompok remaja dan instansi masyarakat

lainnya.

e. Meningkatkan ketahanan keluarga dalam kemapunan

penguasaaan penumbuhkembangan anak, pembinaan kesehatan

ibu, bayi, anak dan remaja, serta pembinaan lingkungan keluarga

secara terpadu melaui kelompok kegiatan bina keluarga dan

pendidikan anak usia dini.

5

Page 6: ANALISIS KOMUNIKASI KESEHATAN

Analisis Komunikasi Kesehatan

f. Meningkatkan pemberdayaan ekonomi keluarga dalam kegiatan

usaha ekonomi produktif, termasuk pengetahuan dan

keterampilan usaha, serta fasilitas dalam mengakses sumber

modalnya.

g. Memaksimalkan upaya-upaya advokasi, promosi dan KIE

keluarga berncana dan memberdayakan untuk peneguhan dan

kelangsungan program serta pembinaan kemandidrian institusi

masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan KB.

h. Meningkatka kualitas pengelolaan manajemen pembangunan

keluarga berncana, termasuk pengelolaan SDM, data dan

informasi (2).

Program pelayanan Kontrasepsi, sasaran tercapainya target perolehan

peserta KB baru maupun akseptor aktif.

Kegiatan:

1. Pelayanan konseling KB

2. Pelayanan pemasangan kontrasepsi

3. Pengadaan alat kontrasepsi

4. Pelayanan KB Medis Operasi (2).

6

Page 7: ANALISIS KOMUNIKASI KESEHATAN

Analisis Komunikasi Kesehatan

REFERENSI

1. Family Planning: High Impact Practices. 2012. Health Communication:

Enabling Voluntary dan Informed Decisions-Making.

2. Hidayah PN. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Keberhasilan Program Keluarga Berencana (KB) di Kecamatan Taktakan

Kota Serang. Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Oktaviani, Anastasia. 2010. Implementasi Program Keluarga Berencana

di Kelurahan Lamper Tengah Kecamatan Semarang Selatan. Semarang:

Universitas Diponegoro.

7