analisis komparasi relevansi informasi akuntansi …digilib.unila.ac.id/27053/20/tesis tanpa bab...
TRANSCRIPT
ANALISIS KOMPARASI RELEVANSI INFORMASI AKUNTANSI
SEBELUM DAN SETELAH ADOPSI IFRS SERTA DAMPAKNYA
TERHADAP UNCONDITIONAL DAN CONDITIONAL
KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI)
(Tesis)
OLEH
ERMINA SARI
MAGISTER ILMU AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
Abstrak
Analisis Komparasi Relevansi Informasi Akuntansi Sebelum Dan Setelah Adopsi
IFRS Serta Dampaknya Terhadap Unconditional dan Conditional Konservatisme
Akuntansi di Indonesia (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI)
Oleh
Ermina Sari
Penelitian ini menguji pengaruh adopsi IFRS terhadap relevansi informasi akuntansi
serta dampak pengadopsian IFRS terhadap penerapan prinsip unconditional dan
conditional konservatisme akuntansi. Dengan sampel perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI. Periode penelitian 2008-2015. Dengan metode pemilihan sample
purposive sampling diperoleh sampel 32 perusahaan maka diperoleh jumah observasi
sebanyak 256.
Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan relevansi informasi akuntansi
setelah pengadopsian IFRS. IFRS berpengaruh negatif signifikan terhadap
unconditional konservatisme akuntansi. Dan dengan pengadopsian IFRS justru
memiliki dampak yang positif terhadap conditional konservatisme. Laporan keuangan
lebih konservatif terutama dalam hal conditional konservatisme dibawah penerapan
IFRS. Dengan demikian, seluruh hipotesis dalam penelitian ini diterima.
Kata Kunci : Relevansi, Konservatisme Ex-ante, Konservatisme Ex-post, IFRS
Abstract
Comparative analysis of The Relevance of Accounting Information Before andAfter International Financial Reporting Standart (IFRS) adoption and Its
Impact on Unconditional and Conditional Accounting Conservatism in indonesia(An Evidence of Indonesia Manufacturing Listed Companies)
By
Ermina Sari
This research examines the effect of IFRS adoption on accounting informationrelevance and its impact on the implementation of Unconditional and Conditionalaccounting conservatism prinsipal. The sample in this research is manufacturing listedindustries for 2008-2015. By using purposive sampling, we get 32 samples and 256obervation.
The result shows that the increase of accounting information relevance after IFRSadoption. IFRS adoption has negative significant impact on accounting unconditionalconservatism. Futhermore, the adoption of IFRS has positive significant impact onconditional conservatism. The implication of the result is that financial report whichimplement IFRS is found more conservative in conditional consevatism.
Keywords: Relevance, Ex-Ante Conservatism, Ex-Post Conservatism, IFRS
ANALISIS KOMPARASI RELEVANSI INFORMASI
AKUNTANSI SEBELUM DAN SETELAH ADOPSI IFRS
SERTA DAMPAKNYA TERHADAP UNCONDITIONAL DAN
CONDITIONAL KONSERVATISME AKUNTANSI DI
INDONESIA
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI)
Oleh
ERMINA SARI
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
MAGISTER SAINS AKUNTANSI
Pada
Program Magister Ilmu Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
MAGISTER ILMU AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Jaya, Lampung Tengah pada tanggal 08 Agustus 1989 yang
merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Penulis lahir dari pasangan suami istri
Bapak Asril dan Ibu Sri Sunarsih.
Pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis yaitu Taman Kanak Kanak Taqwa Bandar
Jaya, Pendidikan dasar SD Negeri 01 Bandar Jaya lulus tahun 2001, Pendidikan
menengah SMP Negeri 01 Terbanggi Besar lulus tahun 2004 dan Pendidikan atas SMK
Negeri 01 Terbanggi Besar lulus tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikan tinggi di
Jurusan Akuntansi program Strata I IBI Darmajaya pada tahun 2007 dan lulus pada tahun
2012. Penulis diterima sebagai mahasiswa pascasarjana pada program studi Magister
Ilmu Akuntansi di Universitas Lampung pada tahun 2015 melalui jalur seleksi reguler.
MOTTO
Keajaiban itu ada, dan dia datang
kepada kita yang percaya.
“Tuhan tak pernah menjanjikan langit akan senantiasa biru,
Seluruh jalan kehidupan dipenuhi bunga-bunga.
Tuhan tak pernah menjanjikan matahari tanpa mendung,
Kabut dan bahkan hujan badai.
Tapi percayalah bahwa Tuhan memberikan kita kekuatan,
Cita-cita dan cinta untuk menjalani hidup
Dan kerja keras untuk selalu maju.
Yakinlah, usai kabut matahari akan bersinar terang,
Kehidupan akan terjaga kembali…” (Kristone)
PERSEMBAHAN
Dengan penuh kerendahan hati, Tesis ini kupersembahkan
untuk Suamiku ,kedua Orang tuaku tercinta dan kakak-
kakakku tersayang, serta seluruh keluargaku yang selalu aku
sayangi yang selalu mendukung dan mendo’akanku.
Tak lupa kepada sahabat-sahabatku yang slalu mendukung
dan menemaniku sehingga aku dapat menyelesaikan
penelitian ini.
SANWACANA
حیم الر حمن الر هللا بسم
Alhamdulillahillahirobbil’alamiin. Puji syukur atas segala nikmat yang senantiasa
diberikan oleh Allah swt serta salam dan shalawat semoga selalu terlimpahkan
kepada suri teladan terbaik di muka bumi ini, Muhammad saw. Atas ijin,
perkenan, dan berkah dariNya, tesis dengan judul “Analisis Komparasi Relevansi
Informasi Akuntansi Sebelum dan Setelah Adopsi IFRS Serta Dampaknya
Terhadap Unconditional dan Conditional Konservatisme Akuntansi di Indonesia
(Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI)” ini dapat
diselesaikan. Tesis ini menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat peningkatan
relevansi informasi akuntansi setelah penerapan IFRS serta IFRS memiliki
dampak menurunkan unconditional konservatisme dan meningkatkan conditional
konservatisme akuntansi. Diharapkan tesis ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu akuntansi pada umumnya dan untuk topik teori keagenan
dalam perusahaan keluarga pada khususnya.
Tesis ini tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Oleh karena itu peneliti
membuka saran, masukan, dan kritikan yang dapat digunakan untuk memperbaiki
riset ini untuk riset berikutnya. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P selaku Rektor Universitas
Lampung;
2. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Pascasarjana Universitas
Lampung;
3. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
4. Ibu Susi Sarumpaet, S.E., M.B.A., Ph.D., selaku Ketua Program Studi
Magister Ilmu Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univeritas
Lampung dan selaku Pembimbing utama, atas segala masukan, saran, dan
ilmu yang sangat membantu selama proses penyusunan tesis ini;
5. Ibu Dr. Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt., selaku Pembimbing kedua,
atas segala diskusi dan motivasi yang sangat membantu dalam penyusunan
tesis ini;
6. Bapak Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., selaku Penguji utama;
7. Ibu Dr. Rindu Rika Gamayuni, S.E., M.Si., Sekretaris Penguji;
8. Para Dosen dan staf program studi akuntansi, yang tidak disebutkan
namanya terimakasih atas ilmu dan wawasan yang diberikan kepada
penulis.
9. Kepada Suamiku yang aku cintai, terimakasih atas setiap kasih sayangmu
dan pengorbanan juga waktu yang selalu kau berika untukku dalam suka
maupun duka.
10. Kepada ibuku yang sangat aku sayangi juga ayahku yang sangat aku cintai
terima kasih atas kepercayaan dan tempaan pendidikan awal dari rumah
dan juga kasih sayang dan perhatian yang tiada henti-hentinya di berikan
kepadaku.
11. Kepada kedua kakak ku Refmayanti, Feri dan seluruh keluargaku yang
tercinta, selalu aku banggakan, yang selama ini tetap menyayangiku, dan
mendoakan keberhasilanku, serta memberikan dorongan dan motivasi
dalam penyelesaian skripsi ini baik secara material maupun spiritual.
12. Bu Tri Damayanti yang dulu pernah menjadi Dosenku saat aku menempuh
pendidikan Strata 1 yang kemudian menjadi teman seperjuanganku dalam
menyelesaikan Tesis. Terimakasih karena masih selalu mengajariku dan
membimbingku serta menemaniku hingga Tesis ini bisa selesai dan bisa
mengenakan toga bersamamu nantinya.
13. Mba-mba ku yang selalu menyemangatiku juga terus berjuang bersamaku
dalam menyelesaikan pendidikan Magister Ilmu akuntansi di Unila, Mai,
Uut, Atika, Fitri, dan Dhani.
14. Teman-teman seperjuanganku Bu, Indra, Mba Ika, Mba Siska, M. Ichan,
Muhayin, Egi, Iwan, Ninda dan teman-teman kelas Reguler angkatan
2015 juruasan Magister Ilmu Akuntansi Unila.
15. Semua jajaran Prodi Akuntansi dan segenap dosen Unila serta seluruh
karyawan yang tidak berhenti mensupport aku untuk terus maju.
16. Almamater tercinta, Universitas Lampung yang dengan ikhlas
memberikan kesempatan untuk diri ku menggali ilmu.
Demikian kiranya yang dapat peneliti sampaikan. Mohon maaf atas segala sesuatu
yang tidak berkenan. Semoga pembaca sekalian dapat memperoleh manfaat dari
tesis ini. Terima Kasih.
Bandar Lampung, 16 Juni 2017Peneliti
Ermina Sari
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... vi
HALAMAN RIWAYAT HIDUP ................................................................. vii
HALAMAN MOTTO ................................................................................... viii
HALAMAN SANWACANA ........................................................................ ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang masalah ............................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 7
1.3 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 7
1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................... 8
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ............................................................................ 10
2.1.1 Singnaling Theory ................................................................ 10
2.1.2 Teori Agensi ......................................................................... 11
2.1.2 Teori Agensi ......................................................................... 11
2.1.3 Konvergensi IFRS di Indonesia ................................................. 12
2.1.3.1 Perbedaan antara IFRS dengan US GAAP ........................ 14
2.1.4 Relevansi Informasi Akuntansi ................................................. 15
2.1.5 Definisi Konservatisme Akuntansi ............................................ 16
2.1.5.1 Kontroversi Konservatisme Akuntansi .............................. 17
2.2 Pengaruh Antara Relevansi Informasi Akuntansi, Konservatisme
Akuntansi dan Konvergensi IFRS......................................... 19
2.2.1 Pengaruh Adopsi IFRS Terhadap Relevansi Informasi
Akuntansi ............................................................................ 19
2.2.2 Pengaruh Adopsi IFRS Terhadap Konservatisme
Akuntansi ............................................................................. 21
2.3 Penelitian Terdahulu .................................................................... 25
2.4 Model Penelitian .......................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Sumber Data .................................................................................. 28
3.2 Metode Pengumpulan Data .......................................................... 28
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 29
3.4 Variabel Penelitian ........................................................................ 30
3.4.1 Relevansi Informasi Akuntansi ........................................... 30
3.4.2 Konservatisme Akuntansi .................................................. 31
2.2.1 Uncoditional Konservatisme....................................... 32
2.2.1 Coditional Konservatisme........................................... 33
3.5 Metode Analisis ............................................................................ 34
3.5.1 Model Estimasi .................................................................... 34
3.5.2 Pemilihan Model Estimasi dan Pengujian Hipotesis ........... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ........................................................... 41
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................ 41
4.2.1 Analisis Deskriptif Relevansi Informasi Akuntansi .......... 41
4.2.2 Analisis Deskriptif Unconditional dan Conditional
Konservatisme Akuntansi ................................................... 43
4.3 Hasil Hipotesis ............................................................................. 44
4.3.1 Pengaruh Relevansi Informasi Sebelum dan Setelah
Adopsi IFRS ....................................................................... 45
4.3.1.1 Relevansi Informasi Sebelum Adopsi IFRS ......... 45
4.3.1.1 Relevansi Informasi Sesudah Adopsi IFRS .......... 47
4.3.2 Pengaruh IFRS Terhadap Unconditional Konservatisme
Akuntansi ........................................................................... 49
4.3.2 Pengaruh IFRS Terhadap Conditional Konservatisme
Akuntansi ........................................................................... 52
4.4 Pembahasan .................................................................................. 55
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ....................................................................................... 65
5.2 Ketebatasan Penelitian ................................................................. 65
5.3 Saran ............................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................................23
3.1 Sampel Penelitian........................................................................................30
4.1 Deskriptif Relevansi Informasi Sebelum dan Sesudah IFRS .....................42
4.2 Deskriptif Unconditional Konservatisme Akuntansi..................................43
4.3 Deskriptif Conditional Konservatisme Akuntansi .....................................44
4.4 Model Estimasi ...........................................................................................45
4.5 Relevansi Informasi Akuntansi Sebelum Adopsi IFRS..............................46
4.6 Model Estimasi ...........................................................................................47
4.7 Relevansi Informasi Akuntansi Sesudah Adopsi IFRS ..............................48
4.8 Model Estimasi ...........................................................................................49
4.9 Pengaruh IFRS Terhadap Unconditional Konservatisme Akuntansi ....50
4.10 Model Estimasi ...........................................................................................52
4.11 Pengaruh IFRS Terhadap Conditional Konservatisme Akuntansi .............53
4.12 Perubahan Relevansi Informasi Akuntansi Sebelum dan Setelah
Adopsi IFRS................................................................................................55
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Model Penelitian .........................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai salah satu langkah dalam meningkatkan kredibilitas serta komparabilitas
pelaporan keuagan, pada tahun 1994 Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI) telah
melaksanakan program harmonisasi dan adaptasi standar akuntansi international
dalam rangka pengembangan standar akuntansinya. Pada tahun 2008 IAI telah
melakukan pengumuman rencana konvergensi standar akuntansi lokal yaitu
Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) dengan International Financial Reporting
Standart (IFRS). Dalam hal konvergensi IFRS ini, Indonesia melakukannya dengan
tiga tahapan. Dimulai dengan tahap adopsi pada tahun 2008 hingga tahun 2010,
kemudian tahap persiapan akhir pada tahun 2011, dan yang terakhir adalah tahap
implementasi pada tahun 2012.
Penerapan IFRS diklaim akan memberi manfaat bagi peningkatan kualitas laporan
keuangan. Menurut Kartikahadi et al. (2012), konvergensi IFRS dapat meningkatkan
relevansi informasi dari laporan keuangan. Relevansi adalah informasi yang terdapat
atau terkandung pada suatu pos tertentu yang memiliki kemampuan untuk membuat
suatu perbedaan dalam keputusan yang diambil oleh pengguna laporan keuangan.
Nilai relevansi informasi pada IFRS dapat meningkat, dikarenakan IFRS
mensyaratkan pengungkapan yang lebih banyak. Didalam IFRS mensyaratkan
2
pengungkapan berbagai informasi tentang resiko, baik kualitatif maupun kuantitatif
dan pengungkapan dalam laporan keuangan yang harus sejalan dengan data atau
informasi yang digunakan oleh manajemen ataupun pengguna laporan keuangan
lainnya untuk pengambilan keputusan.Keberhasilan implementasi IFRS, memiliki
manfaat yang melebihi biaya, mempengaruhi tidak hanya perusahaan dalam Uni
Eropa, tetapi juga perusahaan-perusahaan di seluruh dunia. Membuat IFRS semakin
menjadi standar pelaporan global (Capkun et al., 2008). Penerapan IFRS diklaim akan
memberi manfaat bagi peningkatan kualitas laporan keuangan. Salah satunya adalah,
konvergensi IFRS dapat meningkatkan relevansi informasi dari laporan keuangan.
Sehubungan dengan itu, prinsip konservatisme tidak berlaku dalam IFRS. Laporan
keuangan menurut IFRS seharusnya understandable, relevan, reliable, dan
comparable, serta tanpa diikuti oleh bias konservatif (Juanda, 2007). Indonesia
mengadopsi secara penuh IFRS mulai tahun 2012, dimana diwajibkan untuk
menggunakan prinsip fair value dalam penyajian laporan keuangannya pada setiap
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Menurut Safiq (2010) hal ini
dikarenakan konservatisme akuntansi dianggap kurang relevan dalam pengambilan
keputusan. Perusahaan yang menggunakan konservatisme akuntansi memiliki kualitas
laba yang rendah (Penman dan Zhang, 2009). Konservatisme merupakan prinsip
akuntansi yang jika diterapkan akan menghasilkan angka-angka pendapatan dan aset
cenderung rendah, serta angka-angka biaya cenderung tinggi sehingga akan
menghasilkan laba yang cenderung lebih rendah. Kecenderungan seperti itu terjadi
karena konservatisme menganut prinsip memperlambat pengakuan pendapatan serta
3
mempercepat pengakuan biaya. Secara tradisional, konservatisme dalam akuntansi
dapat diterjemahkan melalui pernyataan “tidak mengantisipasi keuntungan, tetapi
megantisipasi semua kerugian” (Watts, 2003).
Basu (1997) mendefinisikan konservatisme merupakan kecenderungan akuntan untuk
mempersyaratkan tingkat verifikasi yang lebih tinggi dalam mengakui good news
sebagai berita baik dibanding bad news sebagai kerugian. Konservatisme umumnya
dipahami dalam 2 jenis konservatisme. Yaitu konservatisme yang diidentifikasi
sebagai konservatisme unconditional dan konservatisme conditional (chan et al.,
2009). Unconditional konservatisme adalah konservatisme yang berdasarkan
akuntansi terkait neraca, tidak terkait atau bergantung pada terdapatnya berita (berita
baik dan berita buruk). Artinya konservatisme jenis ini bersifat independent dari
adanya berita baik atau nerita buruk dilingkungan perusahaan. Conditional
konservatisme adalah konservatisme yang berdasarkan kondisi pasar, terkait dengan
earnings dan bergantung pada berita maksudnya adalah bahwa konservatisme bentuk
ini merupakan reaksi atau tanggapan dari perusahaan yang melakukan verifikasi yang
berbeda sebagai penyerapan informasi yang terdapat dalam lingkungan bisnis
(Handojo, 2012). Menurut Basu (2005), unconditional konservatisme yang lebih
besar dapat mengurangi conditional konservatisme berikutnya karena pengeluaran kas
yang dibebankan segera, sehingga akan mengurangi pengeluaran yang akan dicatat
kemudian.
4
Kusumo dan Subekti (2014), meneliti mengenai relevansi informasi akuntansi
sebelum adopsi IFRS dan setelah adopsi IFRS pada perusahaan yang tercatat didalam
Bursa Efek Indonesia. Hasil pengujian menunjukkan bahwa relevansi nilai laba
mengalami penurunan ketika IFRS diadopsi sebagai standar keuangan. Sedangkan
Relevansi nilai buku mengalami kenaikan ketika IFRS diadopsi sebagai standar
keuangan. Hasil berbeda ditemui dalam penelitian yang dilakukan oleh Suprihatin dan
Tresnaningsih (2013). Hasil penelitiannya menemukan bahwa pada tahap awal
konvergensi IFRS, terdapat peningkatan relevansi nilai atas laba perusahaan, namun
tidak menemukan adanya peningkatan relevansi nilai dari nilai buku ekuitas. Pada
tahap lanjut penerapan IFRS ditemukan adanya peningkatan relevansi nilai dari nilai
buku ekuitas dan laba. Namun demikian, dari hasil analisis sensitivitas yang
dilakukan, ditemukan bahwa peningkatan relevansi nilai hanya terdapat pada laba
pada periode tahap lanjut penerapan IFRS.
Syagata dan Daljono (2014), menguji apakah terdapat peningkatan relevansi nilai
informasi akuntansi yang diproksikan dengan pengaruh relevansi nilai laba, nilai buku
ekuitas, dan arus kas operasi terhadap harga saham sebelum dan sesudah penerapan
konvergensi IFRS secara penuh pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2011-2012. Hasil uji koefisien determinasi R2
menunjukkan adanya peningkatan sehingga hipotesis alternatif penelitian diterima,
Yaitu terdapat peningkatan relevansi nilai informasi akuntansi pada perusahan
manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia sesudah konvergensi IFRS. Analisis
5
tambahan menggunakan chow test juga menunjukkan bahwa ada perbedaaan
struktural antara relevansi nilai informasi akuntansi sebelum dan sesudah dilakukan
konvergensi IFRS secara penuh di Indonesia. Sedangkan menurut Cahyonowati dan
Ratmono (2012), aplikasi standar berbasis IFRS di Indonesia belum dapat
meningkatkan kualitas informasi akuntansi. Relevansi laba akuntansi dengan
keputusan investasi sebagaimana tercermin pada harga saham tidak meningkat secara
signifikan pada periode setelah adopsi IFRS. Selanjutnya penelitian yang dilakukan
Rahmawati dan Murtini (2015) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
signifikan kualitas informasi akuntansi sebelum dan sesudah adopsi IFRS baik dari
sisi manajemen laba maupun relevansi.
Selain mengenai relevansi, penelitian mengenai konservatisme juga telah dilakukan
oleh beberapa peneliti terdahulu. Zeghal (2016) meneliti dampak wajib adopsi IFRS
pada konservatisme akuntansi. Studi empiris dilakukan pada sampel dari 15 negara-
negara Eropa, diamati dari tahun 2000 hingga 2010. Menganalisis uncoditional dan
conditional konservatisme akuntansi. Hasil studi empiris mengkonfirmasi
penurunan yang signifikan terhadap uncoditional dan coditional konservatisme
akuntansi pada periode adopsi IFRS. Penurunan ini dipengaruhi oleh model
akuntansi yang berlaku dinegara tertentu. Sedangkan penelitian yang dilakukan
Hullenar (2011) menyatakan bahwa tidak terdapat penurunan konservatisme
akuntansi baik uncoditional dan conditional konservatisme setelah penerapan IFRS.
6
Untuk penelitian mengenai dampak adopsi IFRS di Indonesia, menurut Januarsi et
al. (2014), menyatakan bahwa konvergensi IFRS dapat menurunkan konservatisme
akuntansi di Indonesia. Sedangkan sebaliknya, menurut Yustina (2012) adanya
konvergensi IFRS tidak mempengaruhi konservatisme akuntansi.
Berdasarkan penjelasan yang telah di paparkan, masih memperlihatkan adanya hasil
yang tidak konsisten mengenai konvergensi IFRS terhadap relevansi informasi serta
konservatisme akuntansi. Maka peneliti ingin melakukan penelitian kembali
mengenai dampak konvergensi IFRS terhadap nilai relevansi serta konservatisme
akuntansi. Selain itu pada saat pemerintah mewajibkan pengunaan standar IFRS
pada laporan keuangan, studi mengenai bagaimana penerapan prinsip konservatisme
dibawah standar IFRS menjadi isu yang menarik, dikarenakan konservatisme dapat
mencerminkan kualitas pelaporan keuangan. Sedangkan menurut Juanda (2007),
didalam IFRS adanya konservatisme justru dapat memberikan efek bias pada hasil
laporan keuangan.
Adapun penelitian mengenai konservatisme memang telah cukup banyak, akan
tetapi penelitian yang meneliti mengenai dampak IFRS terhadap konservatisme yang
bersifat uncoditional dan conditional masih sangatlah minim bahkan belum ditemui
hingga saat ini di Indonesia. Berdasar latar belakang di atas penulis mengajukan
7
penelitian dengan judul “Analisis Komparasi Relevansi Informasi Akuntansi
Sebelum dan Setelah Adopsi IFRS Serta Dampaknya Terhadap Unconditional
dan Conditional Konservatisme Akuntansi di Indonesia (Study Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI)”
1.2 Perumusan Masalah
Penerapan IFRS diklaim akan memberi manfaat bagi peningkatan kualitas laporan
keuangan. Salah satunya adalah, konvergensi IFRS dapat meningkatkan relevansi
informasi dari laporan keuangan. Sehubungan dengan itu, prinsip Konservatisme
tidak berlaku dalam IFRS. Laporan keuangan menurut IFRS seharus
understandable, relevan, reliable, dan comparable, serta tanpa diikuti oleh bias
konservatif, maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penerapan IFRS dapat meningkatkan relevansi informasi akuntansi ?
2. Apakah penerapan IFRS berpengaruh terhadap unconditional dan conditional
konservatisme akuntansi?
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi :
1. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) selama kurun waktu 2008-2011 dan 2012-2015.
2. Periode pengamatan yang digunakan hanya selama 8 tahun, yaitu tahun 2008-
8
2011 (sebelum adopsi IFRS) dan 2012-2015 (Setelah adopsi IFRS).
3. Variabel yang diteliti meliputi relevansi informasi akuntansi, unconditional
konservatisme dan conditional konservatisme akuntansi.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Memberikan bukti empiris komparasi relevansi informasi akuntansi sebelum dan
sesudah adopsi IFRS.
2. Memberikan bukti empiris dampak konvergensi IFRS terhadap prinsip
unconditional dan conditional konservatisme akuntansi.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Memberikan bukri emepiris perbedaan relevansi informasi akuntansi sebelum
dan sesudah IFRS serta bagaimana pengaruhnya terhadap prinsip
konservatisme akuntansi.
2. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan untuk menganalisa dampak penerapan IFRS terhadap nilai
relevansi informasi serta penerapan prinsip konservatisme dalam pelaporan
keuangan, sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.
3. Bagi Peneliti Yang Akan Datang
9
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti
dalam pengembangan ilmu ekonomi khususnya akuntansi dan dapat dijadikan
bahan referensi dan perbandingan penelitian lainnya yang berkaitan dengan
Relevansi Informasi serta konservatisme akuntansi pada perusahaan
manufaktur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1 Singnaling Theory
Secara garis besar singnaling theory menjelaskan bahwa laporan keuangan pada
dasarnya dimanfaatkan oleh perusahaan untuk memberikan sinyal (baik positif dan
negatif) kepada para penggunanya. Sinyal yang positif dikenal dengan istilaj “good
News” dan sinyal yang negatif dikenal dengan istilah “bad news”. Pengadopsian
IFRS memiliki pengaruh besar pada pelaporan keuangan perusahan dan kinerja
perusahaan. Pengadopsian standar akuntansi internasional ke dalam standar
akuntansi domestik bertujuan meningkatkan kredibilitas laporan keuangan,
meningkatkan persyaratan item-item pengungkapan sehingga akan terjadi
peningkatan nilai perusahaan, meningkatkan akuntanbilitas manajemen dalam
menjalankan perusahaan, menghasilkan informasi laporan keuangan yang lebih
relevan, akurat, dan dapat diperbandingkan serta menghasilkan informasi yang
valid untuk aktiva, hutang, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan (Petreski,
2007).
Signaling theory menekankan pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi yang
dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signyal bagi investor
11
dalam pengambilan keputusan investasi. Informasi yang lengkap, relevan, akurat
dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis
untuk mengambil keputusan investasi. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli
oleh investor maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan
secara terbuka dan transparan (Syagata dan Daljono, 2014)
2.1.2 Teori Agensi
Teori agensi menyatakan bahwa apabila terdapat pemisahan antara pemilik sebagai
prinsipal dan manajer sebagai agen yang menjalankan perusahaan maka akan
muncul permasalahan agensi karena masing-masing pihak tersebut akan selalu
berusaha untuk memaksimalisasikan fungsi utilitasnya (Jensen dan Meckling,
1976). Pengadopsian IFRS memiliki pengaruh besar pada pelaporan keuangan
perusahan dan kinerja perusahaan. Pengadopsian standar akuntansi internasional ke
dalam standar akuntansi domestik bertujuan meningkatkan kredibilitas laporan
keuangan, meningkatkan persyaratan item-item pengungkapan sehingga akan
terjadi peningkatan nilai perusahaan, meningkatkan akuntanbilitas manajemen
dalam menjalankan perusahaan, menghasilkan informasi laporan keuangan yang
lebih relevan, akurat, dan dapat diperbandingkan serta menghasilkan informasi
yang valid untuk aktiva, hutang, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan
(Petreski, 2007).
12
Menurut Watts (2003), dengan menerapkan akuntansi yang konservatif dapat
memberikan beberapa manfaat bagi perusahaan. Salah satunya adalah membatasi
manajer dalam berprilaku oportunistik. Konservatisme adalah cara untuk
menangani masalah agensi yang berasal dari asimetri informasi antara beberapa
pihak yang melakukan kontrak. Misalnya, konservatisme mengurangi kemampuan
manajer untuk melebih-lebihkan pendapatan dan aset bersih untuk memaksimalkan
rencana kompensasi mereka (Hullenar, 2011).
2.1.3 Konvergensi IFRS di Indonesia
Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), tingkat pengadopsian IFRS
dapat dibedakan menjadi 5 tingkat:
1) Full Adoption; Suatu negara mengadopsi seluruh standar IFRS dan
menerjemahkan IFRS sama persis ke dalam bahasa negara tersebut.
2) Adopted; Program konvergensi PSAK ke IFRS telah dicanangkan IAI pada
Desember 2008. Adopted maksudnya adalah mengadopsi IFRS namun disesuaikan
dengan kondisi di negara tersebut.
3) Piecemeal; Suatu negara hanya mengadopsi sebagian besar nomor IFRS yaitu
nomor standar tertentu dan memilih paragraf tertentu saja.
4) Referenced (konvergence); Sebagai referensi, standar yang diterapkan hanya
mengacu pada IFRS tertentu dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh
badan pembuat standar.
5) Not adopted at all; Suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.
13
Pada tahun 1994 Ikatan akuntansi Indonesia ( IAI) telah melaksanakan program
harmonisasi dan adaptasi standar akuntansi international dalam rangka
pengembangan standar akuntansinya. Diawali pada tahun 2008 IAI telah
melakukan pengumuman rencana konvergensi standar akuntansi lokal yaitu
Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) dengan International Financial Reporting
Standart (IFRS). Dalam hal konvergensi IFRS ini, Indonesia melakukannya dengan
tiga tahapan. Diawali dengan tahap adopsi pada tahun 2008 hingga tahun 2010,
kemudian tahap persiapan akhir pada tahun 2011, dan yang terakir adalah tahap
implementasi pada tahun 2012.
Dukungan program konvergensi PSAK ke IFRS sangat didukung oleh pemerintah
dalam hal ini Bapepam-LK dan Kementerian Keuangan. Hal ini sesuai dengan
kesepakatan para pemimpin negara-negara yang tergabung dalam G20 yang salah
satu tujuannya adalah menciptakan suatu standar akuntansi yang berkualitas yang
dapat berlaku secara internasional. Selain itu, program konvergensi PSAK ke IFRS
juga merupakan salah satu rekomendasi dalam Report on the Observance of
Standards and Codes on Accounting and Auditing yang disusun oleh assessor
World Bank yang telah dilaksanakan sebagai bagian dari Financial Sector
Assessment Program (FSAP) (BAPEPAM LK, 2010).
Konvergensi PSAK ke IFRS memiliki manfaat antara lain,
1. Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK).
2. Mengurangi biaya SAK.
14
3. Untuk meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
5. Meningkatkan transparansi keuangan.
6. Menurunkan biayamodal dengan membuka peluang penghimpunan dana
melalui pasar modal.
7. Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
2.1.3.1 Perbedaan antara IFRS dengan US GAAP
Perbedaan signifikan antara US GAAP dengan IFRS adalah bidang pendekatan
umum. IFRS didasari prinsip dasar akuntansi dengan panduan pengaplikasian yang
terbatas sedangkan US GAAP didasari aturan dengan panduan aplikasi yang
spesifik (Bohusova dan Nerudova, 2009). Selanjutnya adapun perbedaan terhadap
metode arus persediaan, IFRS mengijinkan untuk menggunakan metode first in first
out (FIFO) dan metode rata-rata (average) akan tidak memperbolehkan
penggunaan last in first out (LIFO) (Smith, 2012).
Pada laporan keuangan konsolidasi, apabila perusahaan induk dan anak memiliki
periode keuangan yang berbeda maka terdapat perbedaan perlakuan terhadap
transaksi yang terjadi pada gap period. Menurut GAAP, transaksi hanya
membutuhkan pengungkapan tetapi menurut IFRS diperlukan adanya penyesuaian
(Kaiser, 2012). Perbedaan lain terletak pada pengujian adanya potensi impairment
pada aset jangka panjang. IFRS mengharuskan penggunaan discounted cash flow
15
dari entitas atau fair value based untuk mengukur recoverabilitas suatu aset.
Sebagai pembandingnya, GAAP menggunakan dua langkah pengujian yang diawali
dengan penggunaan discounted cash flow. Suatu perbedaan-perbedaan yang
mendasar pada model impairment dapat mengakibatkan perbedaan nilai apabila
dilakukan impairment pada suatu aset.
2.1.4 Relevansi Informasi akuntansi
Relevansi nilai informasi akuntansi adalah kemampuan angka-angka akuntansi
untuk merangkum informasi yang mendasari harga saham, sehingga relevansi nilai
diindikasikan dengan sebuah hubungan statistikal antara informasi keuangan dan
harga atau return saham (Francis dan Schipper, 1999). Kualitas informasi akuntansi
yang tinggi diindikasikan dengan adanya hubungan yang kuat antara harga/return
saham dengan nilai laba serta nilai buku ekuitas, karena kedua informasi akuntansi
tersebut mencerminkan kondisi ekonomik perusahaan (Barth et al., 2008).
Pengukuran nilai laba didasarkan pada Earnings Per Share (EPS). EPS adalah
keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham untuk setiap lembar saham
yang dipegangnya. Semakin tinggi EPS yang dihasilkan akan semakin disukai oleh
investor, EPS merupakan informasi akuntansi yang ada dalam urutan beberapa
informasi yang sering menjadi pertimbangan oleh investor (Lawrence dan
Kercsmar, 1999). EPS yang dikaitkan dengan harga pasar saham dapat memberikan
gambaran tentang kinerja perusahaan. Untuk pengukuran nilai buku didasarkan
16
pada Book Value Per Share (BPS). Nilai Buku per lembar saham menunjukan
aktiva bersih per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham (Hartono,
2003). Aktiva bersih adalah sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai
buku per lembar saham adalah total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang
beredar. Nilai buku per lembar saham tidak menunjukan ukuran kinerja saham yang
penting, tetapi nilai buku per lembar saham dapat mencerminkan berapa besar
jaminan yang akan diperoleh oleh pemegang saham apabila perusahaan penerbit
saham dilikuidasi.
2.1.5 Definisi Konservatisme Akuntansi
Watts (2003) mendefinisikan konservatisma sebagai tindakan manajemen dengan
lebih mengantisipasi tidak ada profit dan lebih cepat mengakui kerugian. Implikasi
konsep konservatisma terhadap prinsip akuntansi yaitu akuntansi mengakui biaya
atau kerugian yang kemungkinan akan terjadi, tetapi tidak segera mengakui
pendapatan atau laba yang akan datang walaupun kemungkinan terjadinya besar.
Konservatisme didefinisikan sebagai reaksi kehati-hatian terhadap ketidakpastian,
ditujukan untuk melindungi hak-hak dan kepentingan pemegang saham dan
pemberi pinjaman yang menentukan sebuah verifikasi standar yang lebih tinggi
untuk mengakui goodnews daripada badnews (Lara et al., 2005). Adanya
ketidakpastian serta risiko ketidak pastian tersebut harus dapat dicerminkan dalam
laporan keuangan agar nilai prediksi dan kenetralan bisa diperbaiki. Pelaporan
17
yang didasari kehati-hatian akan memberi manfaat yang terbaik untuk semua
pemakai laporan keuangan.
Konservatisme sebagai reaksi kehati-hatian dalam menghadapi ketidakpastian yang
melekat dalam perusahaan untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan
resiko interen dalam lingkungan bisnis sudah cukup dipertimbangkan. Selain
merupakan konvensi penting dalam laporan keuangan, konservatisme
mengimplikasikan kehati-hatian dalam mengakui dan mengukur pendapatan dan
aktiva. Konsep konservatisme menyatakan bahwa dalam keadaan yang tidak pasti,
manajer perusahaan akan menentukan pilihan perlakuan atau tindakan akuntansi
yang didasarkan pada keadaan, harapan, kejadian, atau hasil yang dianggap kurang
menguntungkan (Dewi, 2004).
2.1.5.1 Kontroversi Konservatisme Akuntansi
Sampai saat ini,konservatisme masih dianggap senbagai konsep akuntansi yang
kontroversial. Terdapat banyak kritik mengenai manfaat suatu laporan keuangan
apabila dalam penyusunan pencatatnnya menggunakan suatu metode yang
konservatif. Karena laporan akuntansi yang dihasilkan dengan menerapkan metode
tersebut dianggap cenderung bias dan serta mencerminkan realita (Mayangsari dan
Wilopo, 2002). Semakin konservatif metode akuntansi yang digunakan, maka nilai
buku ekuitas yang dilaporkan akan semakin bias (bervariasi antarwaktu). Kondisi
18
ini mendukung simpulan bahwa laporan keuangan itu sama sekali tidak berguna
karena tidak dapat mencerminkan nilai perusahaan sesungguhnya.
Klein dan Marquardt (2000) mengemukakan ada dua aspek yang membuat suatu
konservatisme akuntansi dapat mengurangi kualitas laporan keuangan terutama
dalam masalah relevansi. Pertama, konservatisme dapat melaporkan terlalu rendah
baik laba ataupun aktiva. Hal tersebut akan dapat mempengaruhi kualitas relevansi
laporan keuangan khususnya netralitas pada laporan keuangan. Dikarenakan
keinginan untuk mempertahankan reliabilitas, terkadang perusahaan dapat
mengabaikan suatu relevansi informasi, ataupun dapat sebaliknya. Seperti
misalnya, pada saat pencatatan kerugian kontinjensi, mencatat biaya riset dan
pengembangan. Konservatisme dapat mendorong adanya penyimpangan
dikarenakan sikap pesismistik, meskipun hal ini memang diharapkan oleh kreditor,
akan tetapi akan dapat menjadi masalah pada saat melakukan analisis ekuitas.
Kedua, konservatisme adalah hasil dari penundaan pengakuan secara selektif
terhadap adanya berita baik, akan tetapi, dengan segera mengakui berita buruk. Hal
seperti ini akan dapat mengurangi kandungan informasi laporan keuangan yang
berkaitan dengan relevansi. Akan tetapi, disisi lain. Menurut Watts (2003),
penerapan prinsip akuntansi konservatif akan dapat menekan prilaku oportunistik
seorang manager dalam hal yang berkaitan dengan adanya suatu kontrak-kontrak
kerja yang menggunakan laporan keuangan sebagai media kontrak.
19
2.1.5.2 Jenis Konservatisme
Penelitian Basu (1997) mengidentifikasi adanya dua bentuk konservatisme dalam
pelaporan keuangan yaitu unconditional dan conditional conservatism.
Unconditional konservatisme yang lebih besar mengurangi conditional
konservatisme berikutnya. Unconditional konservatisme adalah konservatisme
yang berdasarkan akuntansi terkait neraca, tidak terkait atau bergantung pada
terdapatnya berita (berita baik dan berita buruk). Artinya konservatisme jenis ini
bersifat independent dari adanya berita baik atau berita buruk dilingkungan
perusahaan. Conditional konservatisme adalah konservatisme yang berdasarkan
kondisi pasar, terkait dengan earnings dan bergantung pada berita maksudnya
adalah bahwa konservatisme bentuk ini merupakan reaksi atau tanggapan dari
perusahaan yang melakukan verifikasi yang berbeda sebagai penyerapan informasi
yang terdapat dalam lingkungan bisnis (Handojo, 2012).
2.2 Pengaruh Antara Relevansi Informasi Akuntansi, Konservatisme Akuntansi dan
Konvergensi IFRS.
2.2.1 Pengaruh Adopsi IFRS terhadap Relevansi Informasi Akuntansi.
Keberhasilan implementasi IFRS, memiliki manfaat melebihi biaya,
mempengaruhi tidak hanya perusahaan dalam Uni Eropa, tetapi juga
perusahaan-perusahaan di seluruh dunia. Membuat IFRS semakin menjadi
standar pelaporan global (Capkun et al., 2008). Penerapan IFRS diklaim
akan memberi manfaat bagi peningkatan kualitas laporan keuangan.
20
Menurut Kartikahadi et al. (2012), konvergensi IFRS dapat meningkatkan
relevansi informasi dari laporan keuangan. Relevansi adalah informasi yang
terdapat atau terkandung pada suatu pos tertentu yang memiliki kemampuan
untuk membuat suatu perbedaan dalam keputusan yang diambil oleh
pengguna laporan keuangan. Nilai relevansi informasi pada IFRS dapat
meningkat, dikarenakan IFRS mensyaratkan pengungkapan yang lebih
banyak. Didalam IFRS mensyaratkan pengungkapan berbagai informasi
tentang resiko, baik kualitatif maupun kuantitatif dan pengungkapan dalam
laporan keuangan yang harus sejalan dengan data atau informasi yang
digunakan oleh manajemen ataupun pengguna laporan keuangan lainnya
untuk pengambilan keputusan.
Kelebihan-kelebihan dari pengadopsian IFRS diharapkan dapat
meningkatkan relevansi nilai informasi akuntansi. IFRS sebagai standar
akuntansi yang baru juga ditujukan untuk menciptakan suatu regulasi yang
dapat memenuhi semua kebutuhan setiap pengguna. Kusumo dan Subekti
(2014) mengemukakan bahwa setelah adopsi IFRS laba dan nilai buku
ekuitas mengalami peningkatan relevansi nilai informasi akuntansi.
Sedangkan Cahyonowati dan Ratmono (2012) menemukan bahwa tidak
terdapat peningkatan relevansi nilai informasi akuntansi secara keseluruhan
setelah periode adopsi IFRS. Adopsi IFRS dalam penelitian yang sama-
sama dilakukan di Indonesia menghasilkan 2 arah yaitu dapat
mempengaruhi dan tidak mempengaruhi relevansi nilai informasi akuntansi.
21
Pada dasarnya IFRS mensyaratkan pengungkapan yang lebih banyak (Kartikahadi
et al., 2012). Pengungkapan ini membuat investor memperoleh informasi yang
memadahi sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
investasi. Sehingga diharapkan penerapan IFRS di Indonesia akan meningkatkan
relevansi nilai informasi akuntansi. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dapat
diambil hipotesis penelitian sebagai berikut.
Ha1 : Terdapat peningkatan relevansi nilai informasi akuntansi setelah
adopsi IFRS.
2.2.2 Pengaruh Adopsi IFRS Terhadap Konservatisme Akuntansi.
PSAK yang sebelumnya berkiblat pada Generally Accepted Accounting Principles
(GAAP), dalam konsep pengakuan dan pengukuran atas item-item dalam pelaporan
keuangan lebih menekankan prinsip biaya historis yang dikatakan lebih handal ,karena
nilai yang digunakan berasal dari transaksi yang sudah terealisasi dan membatasi
judgement dari pihak manajemen (Hendriksen, 2000). Dalam GAAP, pengakuan
pendapatan hendaknya mempertimbangkan prinsip konservatisme yang mensyaratkan
agar tidak mengakui pendapatan yang belum pasti atau masih berupa potensi, di satu
sisinya dan mengakui biaya meskipun masih belum pasti atau masih berupa potensi, di
sisi lainnya.
IFRS menolak prinsip konservatisme akuntansi karena prinsip fair value lebih
menekankan pada relevansi dan konservatisme akuntansi tidak menjadi prinsip yang
22
diatur dalam IFRS. IFRS memperkenalkan prinsip baru yang disebut dengan prudence
sebagai pengganti perinsip konservatisme. Prudence dalam IFRS, terutama
sehubungan dengan pengakuan pendapatan adalah pendapatan boleh diakui meskipun
masih berupa potensi, sepanjang memenuhi ketentuan pengakuan pendapatan dalam
IFRS.
Menurut Piots et al. (2010) dengan penerapan IFRS diharapkan mengurangi slack
akuntansi dan penilaian nilai asset bersih yang terlalu rendah, untuk tujuan yang
sesuai dari kondisi ekonomi perusahaan. Mengacu pada model ekspektasi rasional,
pengetatan dalam standar akuntansi (misalnya, adopsi IFRS) harus mengurangi bias
akuntansi dan meningkatkan kualitas laba dengan membatasi kebijaksanaan manajer
atas metode akuntansi. Oleh karena itu, diharapkan penurunan yang terjadi pada
penerapan unconditional konservatisme mungkin secara tidak langsung
dapat mengakibatkan peningkatan conditional konservatisme.
Gagasan bahwa IFRS harusnya dapat menurunkan nilai unconditional konservatisme
adalah didukung dalam beberapa cara. Untuk mengurangi bias akuntansi dalam
pencatatan nilai asset yang rendah, IFRS mengandung tiga ketentuan utama:
1. Perubahan dari amortisasi goodwill, digantikan oleh tes penurunan nilai dan
depresiasi (IFRS 3), membuat perlakuan akuntansi lebih banyak dipengaruhi berita
23
dalam kasus yang tidak menguntungkan ekonomi kondisi (mendukung penerapan
conditional konservatisme);
2. Kewajiban untuk mengakui nilai aset tidak berwujud (misalnya, biaya
pengembangan) yang memenuhi kriteria aktivasi IAS 38. Aktivasi,
hanya opsional dalam kebanyakan GAAP kontinental, memberikan tempat untuk
penyusutan yang lebih pada masa depan (mendukung penerapan conditional
konservatisme);
3. Ditinggalkannya penyusutan dipercepat atau "Fiskal" metode amortisasi aktiva
tetap harus menghasilkan lebih relevan secara ekonomi penilaian aset
perusahaan. Juga, untuk menghindari unconditional konservatisme melalui
kewajiban berlebihan, IAS 37 cenderung untuk membatasi penggunaan berlebihan
dari ketentuan, terutama dengan menghalangi ketentuan kerugian di masa
depan. Akhirnya, standar IFRS sepenuhnya melarang konstitusi cadangan
"tersembunyi".
Hellman (2008), menjelaskan bahwa IFRS mengurangi unconditional dan akan diganti
dengan praktek akuntansi yang akan memberikan lebih banyak kesempatan untuk
penerapan conditional konservatisme.
Piots et al. (2010) membuktikan adanya perubahan konservatisme setelah adanya
adopsi IFRS. Mereka menemukan bahwa jenis conditional konservatisme yang dinilai
dari asymmetric timeliness of bad vs good news menurun setelah adanya adopsi IFRS.
Konservatisme akuntansi akan menurun ketika asimetri informasi dan konservatisme
24
akuntansi saling berkaitan (LaFond dan Wats, 2006). Penelitian yang dilakukan Zeghal
(2016) meneliti dampak wajib adopsi wajib IFRS pada konservatisme akuntansi. studi
empiris dilakukan pada sampel dari 1 5 Negara-negara Eropa, diamati dari tahun 2000
hingga 2010. Menganalisis baik unconditional dan conditional konservatisme, yang
kita diukur masing-masing dengan pengakuan berita buruk tepat waktu dibandingkan
dengan pengakuan kabar baik dan akrual diskresioner. Hasil studi empiris
mengkonfirmasi penurunan yang signifikan dari konservatisme akuntansi pada periode
adopsi IFRS. Penurunan ini dipengaruhi oleh model akuntansi yang berlaku di suatu
negara tertentu. Selain itu, penelitian menunjukkan pengurangan kesenjangan antara
unconditional dan conditional konservatisme akuntansi pada periode adopsi pasca-
IFRS. Artinya Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap unconditional dan
conditional konservatisme setelah diterapkannya IFRS.
Sedangkan Hullenar (2011), meneliti dampak penerapan IFRS terhadap unconditional
dan conditional konservatisme. Penelitian ini mengunakan data berupa 110 perusahaan
di Jerman dan 110 perusahaan di Inggris. Hasil penelitian menyatakan bahwa tingkat
unconditional dan conditional konservatisme tidak berubah secara signifikan setelah
penerapan IFRS di Inggris. Untuk di Indonesia sendiri, menurut Januari et al. (2014),
konvergensi IFRS dapat menurunkan konservatisme akuntansi. Berbeda dengan hasil
penelitian Yustina (2012) yangmenyatakan bahwa konvergensi IFRS tidak
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Berdasarkan uraian yang telah
dipaparkan dapat siambil hipotesis penelitian sebagai berikut.
25
Ha2 : Terdapat penurunan unconditional konservatisme akuntansi setelah adosi IFRS
Ha3 :Terdapat peningkatan conditional konservatisme akuntansi setelah adosi IFRS
2.3 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian1 Kusumo dan
Subekti (2014)Relevansi Nilaiinformasi Akuntansi,Sebelum IFRS danSetelah adopsi IFRSpada Perusahaan YangTercatat Dalam BursaEfek Indonesia
Independen:nilai buku ekuitas,
laba per saham
Dependen:Harga Pasar Saham
Relevansi nilai labamengalamipenurunan ketikaIFRS diadopsisebagai standarkeuangan. DanRelevansi nilai bukumengalami kenaikanketika IFRS diadopsisebagai standarkeuangan.
2 Suprihatin danTresnaningsih(2013)
Dampak KonvergensiInternational FinancialReporting StandardsTerhadap NilaiRelevansi InformasiAkuntansi
Independen:nilai buku ekuitas,
laba per saham
Dependen:Harga Pasar Saham
pada tahap awalkonvergensi IFRS,terdapat peningkatanrelevansi nilai ataslaba perusahaan,namun tidakmenemukan adanyapeningkatan relevansinilai dari nilai bukuekuitas. Pada tahaplanjut penerapanIFRS ditemukanadanya peningkatanrelevansi nilai darinilai buku ekuitasdan laba.
3 Syagata danDaljono (2014)
Analisis KomparasiRelevansi NilaiInformasi AkuntansiSebelum dan sesudahKonvergensi IFRS diIndonesia (Studi Empiris
Independen:nilai buku ekuitas,
laba per saham
Arus kas Operasi
Terdapat peningkatanrelevansi nilaiinformasi akuntansipada perusahanmanufaktur yanglisting di Bursa Efek
26
pada PerusahaanManufaktur yangTerdaftar di BEIPeriode 2011-2012)
Dependen:Harga Pasar Saham
Indonesia sesudahkonvergensi IFRS
4 Cahyonowati danRatmono (2012)
Adopsi IFRS danRelevansi NilaiInformasi Akuntansi
Independen:nilai buku ekuitas,
laba per saham
Dependen:Harga Pasar Saham
Tidak terdapatpeningkatanrelevansi nilaiinformasi akuntansisecarakeseluruhan setelahperiode adopsi IFRS.
5 Zeghal (2016) The Impact of IFRSAdoption on AccountingConservatism in theEuropean Union
Unconditional,Conditonalkonservatisme
Hasil studi empirismengkonfirmasipenurunan yangsignifikan terhadapkonservatismeakuntansi padaperiode adopsi IFRS
6 Yustina (2013) Pengaruh KonvergensiIFRS dan MekanismeCorporate GovernanceTerhadap TingkatKonservatismeAkuntansi
independen :Konvergensi IFRS,Proporsi KomisarisIndependen,Ukuran DewanKomisaris,KepemilikanManajerial danKepemilikanInstitusional,
Dependen :KonservatismeAkuntansi,
Hasil dari penelitianini menunjukkanbahwa ukuran dewankomisaris,kepemilikaninstitusional, ukuranperusahaan, danleverage berpengaruhsignifikan terhadaptingkatkonservatismeakuntansi, sedangkankonvergensi IFRS,proporsi komisarisindependen, dankepemilikanmanajerial tidakberpengaruhsignifikan terhadaptingkatkonservatismeakuntansi.
27
2.4 Model Penelitian
Gambar 3.1
Analisis Komparasi Relevansi Informasi Akuntansi Sebelum dan Setelah AdopsiIFRS Serta Dampaknya Terhadap Uncontidional dan Conditional Konservatisme
Akuntansi
Adopsi IFRS
Nilai relevansiInformasi akuntansisebelum adopsiIFRS
Nilai relevansiInformasi akuntansisesudah adopsiIFRS
Konservatismeakuntansi
-Unconditionalkonservatisme
-Conditionalkonservatisme
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Sumber Data
Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan data sekunder. Hal tersebut
dikarenakan, penulis hanya mencari dan mengumpulkannya saja dari literatur yang
sudah ada. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari kantor Bursa Efek
Indonesia yang ada di Lampung, Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
maupun dari alamat website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
3.2 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan dalam mendapatkan data
yang akan diolah menjadi suatu hasil penelitian. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara mengadakan studi kepustakaan
dari berbagai literature yang berhubungan dengan penelitian ini, karangan ilmiah,
serta sumber lain yang berhubungan dengan penelitian untuk menghimpun
pengetahuan teoritis serta teknik-teknik perhitungan yang berhubungan dengan
penelitian.
29
Data yang digunakan adalah data sekunder, data yang diperoleh secara tidak
langsung. Penulis menggunakan laporan keuangan tahunan yang diperoleh dengan
cara mendownload dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan eleman yang akan ditarik kesimpulan
(Cooper dan Schinder, 2006). Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh
perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada periode 2008-2015 di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sampel adalah elemen sebuah populasi yang akan diambil kesimpulannya dan
mencerminkan kondisi populasinya (Cooper dan Schinder, 2006). Sampel dalam
penelitian ini dipilih mengggunakan teknik purpossive sampling atau berdasarkan
kriteria tertentu yaitu :
30
Tabel 3.1.Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2015 143
2. Laporan keuangan disajikan menggunakan mata uang asing 15
3. Perusahaan mengalami kerugian selama periode pengamatan 40
4. Perusahaan melakukan IPO selama periode pengamatan 21
5. Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap selama periode pengamatan 35
Jumlah Sampel Akhir 32
Jumlah Observasi 256
Sumber : Data Sekunder yang telah diolah
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Relevansi Informasi Akuntansi
Pengujian relevansi informasi akuntansi menggunakan model harga (price model)
yang dikembangkan oleh Ohlson (1995) berikut ini:
+1 = 0 + 1 EPSit + 2BVit+ it
Pada penelitian ini pengukuran variabel nilai relevansi informasi akuntansi
konsisten dengan penelitian-penelitian sebelumnya Cahyonowati dan Ratmono
(2012), Kusumo dan Subekti (2014) dan Syagata dan Daljono (2014) ,
+1 = 0 + 1 EPSit + 2BVit + 3CFOit + it
31
Keterangan :
+1 = Harga saham tanggal 31 Maret dalam t+1EPSit = Laba bersih ekuitas per lembar saham (earnings per share)BVit = Nilai buku ekuitas per lembar saham (book value per share)CFOit = Arus kas operasi per lembar sahamSIZEit = Variabel kontrol ukuran perusahaan yang diproksikan dengan log natural
total aset
Pada penelitian ini, pengujian Relevansi informasi dilakukan secara terpisah, antara
sebelum dan sesudah pengadopsian IFRS. Pengujian relevansi memfokuskan pada
perubahan nilai Adjusted R2 setelah adopsi IFRS. Jika nilai Adjusted R2 meningkat
secara signifikan maka dapat disimpulkan bahwa informasi akuntansi
meningkatkan relevansi nilainya karena adopsi IFRS (Karampinis dan Hevas,
2011).
3.4.2 Konservatisme Akuntansi
Dalam penelitian ini, pengujian mengenai dampak IFRS terhadap konservatisme
akuntansi mengikuti penelitian sebelumnya yang telah dilakukan Hullenar (2011)
dan Zeghal (2016). Menganalisis baik conditional dan unconditional
konservatisme, yang kita diukur masing-masing dengan nilai akrual untuk
unconditional konservatisme dan pengakuan berita buruk tepat waktu dibandingkan
dengan pengakuan kabar baik untuk conditional konservatisme.
32
3.4.2.1 Unconditional Konservatisme
Watts (2003) menyatakan bahwa implikasi konsep konservatisme terhadap prinsip
akuntansi yaitu akuntansi mengakui biaya atau kerugian yang kemungkinan akan
terjadi, tetapi tidak segera mengakui pendapatan atau laba yang akan datang
walaupun kemungkinan terjadinya besar. Definisi ini, mengakui adanya multi
periode dimensi pilihan akuntansi, menyarankan beberapa langkah empiris yang
dapat digunakan untuk mengukur tingkat konservatisme akuntansi. Salah satu
ukuran dalam mengukur konservatisme adalah dengan tanda besarnya akumulasi
akrual dari waktu ke waktu. Periode di mana laba bersih lebih kecil dibanding arus
kas operasi dan diharapkan akan diikuti oleh periode dengan akrual negatif. Tingkat
akumulasi akrual negatif merupakan indikasi perubahan tingkat konservatisme
dalam periode jangka panjang (Givoly dan Hayn, 2000).
Konsisten terhadap penelitian sebelumnya yaitu Hullenar (2011), Unconditional
konservatisme dalam penelitian ini diukur dengan :
UNCONACCit = 0 + 1 IFRSit + 2LNSIZEit+ 3DRit + 4CFOit + it
Keterangan :UNCONACCit =Unconditional konservatisme yang diukur dengan nilai accrual
yang diadaptasi dari Givolyn dan Hayn (2000).IFRSit = Dummy (1 untuk setelah adopsi IFRS dan 0 sebelum adopsi IFRS)LNSSIZEit = Variabel kontrol total asset yang telah dilogaritma naturalkanDRit = Variabel kontrol rasio Hutang (Leverage)CFOit = Variabel kontrol arus kas operasional yang dibagi dengan total
asset
33
Pengukuran unconditional konservatisme menggunakan pengukuran dengan nilai
accrual yang telah diadaptasi dari Givolyn dan Hayn, (2000) sebagai berikut :
UNCONACCit = (NIit +DEPit – CFit) x -1
RTA
Keterangan:
UNCONDit = Tingkat konservatisme akuntansiNIit = Laba sebelum extraordinary itemsDEPit = Beban akumulasi penyusutan aktiva tetapCFit = Arus kas operasi perusahaanRTA = Rata-rata total aktiva
Hasil total akrual dibagi dengan total rata-rata aktiva dan dikalikan dengan negatif
1. Sehingga perusahaan yang memiliki total akrual yang positif dikatakan
menerapkan akuntansi yang konservatif sedangkan perusahaan yang memiliki
akrual negatif dikatakan menerapkan akuntansi optimis.
3.4.2.2 Conditional Konservatisme
Konsisten terhdap penelitian sebelumnya yaitu Zeghal (2016) conditional
Konservatisme dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan model Basu
(1997) yang dimodifikasi oleh Zeghal (2016) :
it = 0 + 1 RNit + 2Rit + 3RNRit + 4IFRS + 5 IFRSRNit + 6 IFRSRit +7 IFRSRNRit+ 8DRit +
Keterangan :
it = Laba bersih ekuitas per lembar saham (earnings per share) dariperusahaan dibagi harga saham pembukaan periode t
RNit = Dummy (1 untuk return negative, dan 0 untuk return positif)Rit = Return saham (dari harga saham Maret t+1)
34
RNRit = Variabel interkasi antara RNit* Rit
IFRS = Dummy (1 untuk setelah adopsi IFRS dan 0 sebelum adopsi IFRS)IFRSRNit = Variabel interkasi antara IFRS*RNit
IFRSRit = Variabel interkasi antara IFRS*Rit
IFRSRNRit = Variabel interkasi antara IFRS*RNit*Rit
DRit = Variabel control rasio Hutang (Leverage)
Basu (1996) menyatakan bahwa dibawah interprestasi konservatisme, laba
mencerminkan berita buruk lebih cepat dibandingkan berita baik. Harga saham
mencerminkan informasi yang diterima dari sumber penghasilan lain saat ini.
Harga saham menyebabkan laba. Laba diprediksi akan lebih terikat dengan return
negative, dan return negatif diproxikan sebagai berita buruk dan sebaliknya return
positive diproxikan sebagai berita baik.
Dalam rangka untuk mempelajari dampak dari adopsi IFRS pada tingkat
conditional konservatisme, dapat dilakukan dengan mengamati koefisien variabel
IFRSRNR (interaksi variable IFRS*RN*R). Interaksi IFRS * RN * R
memungkinkan untuk menilai dampak dari IFRS pada pengakuan berita buruk
dibanding kabar baik (Zeghal, 2016).
3.5 Metode Analisis.
3.5.1. Model Estimasi
Dalam metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat
dilakukan melalui tiga pendekatan, antara lain:
35
a. Common Effect Model atau Pooled Least Square (PLS)
Merupakan pendekatan model data panel yang paling sederhana karena hanya
mengkombinasikan data time series dan cross section. Pada model ini tidak
diperhatikan dimensi waktu maupun individu, sehingga diasumsikan bahwa
perilaku data perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Metode ini bisa
menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) atau teknik kuadrat
terkecil untuk mengestimasi model data panel (Gujarati dan Porter, 2015).
b. Fixed Effect Model (FE)
Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu dapat diakomodasi dari
perbedaan intersepnya. Untuk mengestimasi data panel model Fixed Effects
menggunakan teknik variabel dummy untuk menangkap perbedaan intersep antar
perusahaan (Gujarati dan Porter, 2015). Namun demikian memiliki slop yang sama
antar perusahaan. Model estimasi ini sering juga disebut dengan teknik Least
Squares Dummy Variabel (LSDV).
c. Random Effect Model (RE)
Model ini akan mengestimasi data panel dimana Variabel gangguan mungkin
saling berhubungan antar waktu dan antar individu. Pada model Random Effect
perbedaan intersep diakomodasi oleh error terms masing-masing perusahaan
(Gujarati dan Porter, 2015). Keuntungan menggunakan model Random Effect yakni
menghilangkan heteroskedastisitas (Gujarati dan Porter, 2015). Model ini juga
36
disebut dengan Error Component Model (ECM) atau teknik Generalized Least
Square (GLS).
3.5.2. Pemilihan Metode Estimasi dan Pengujian Hipotesis
Untuk memilih model yang paling tepat terdapat beberapa pengujian yang dapat
dilakukan, antara lain:
a. Uji Chow
Untuk mengetahui model yang lebih baik dalam pengujian data panel, bisa
dilakukan dengan penambahan Variabel dummy sehingga dapat diketahui bahwa
intersepnya berbeda dapat diuji dengan uji Statistik F (Gujarati dan Porter, 2015).
Uji ini digunakan untuk mengetahui teknik regresi data panel dengan metode Fixed
Effect lebih baik dari regresi model data panel tanpa Variabel dummy atau disebut
dengan metode Common Effect. Hipotesis nul pada uji ini adalah bahwa intersep
sama, atau dengan kata lain model yang tepat untuk regresi data panel
adalah Common Effect, dan hipotesis alternatifnya adalah intersep tidak sama atau
model yang tepat untuk regresi data panel adalah Fixed Effect (Gujarati dan Porter,
2015).
Nilai Statistik F hitung akan mengikuti distribusi statistik F dengan derajat
kebebasan (df) sebanyak m untuk numerator dan sebanyak n–k untuk
37
denumerator. M merupakan merupakan jumlah restriksi atau pembatasan di dalam
model tanpa Variabel dummy. Jumlah restriksi adalah jumlah individu dikurang
satu. n merupakan jumlah observasi dan k merupakan jumlah parameter dalam
model Fixed Effect. Jumlah observasi (n) adalah jumlah individu dikali dengan
jumlah periode, sedangkan jumlah parameter dalam model Fixed Effect (k) adalah
jumlah Variabel ditambah jumlah individu (Gujarati dan Porter, 2015).
Apabila nilai F hitung lebih besar dari F kritis maka hipotesis nul ditolak yang
artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah model Fixed Effect. Dan
sebaliknya, apabila nilai F hitung lebih kecil dari F kritis maka hipotesis nul
diterima yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah
model Common Effect (Gujarati dan Porter, 2015).
b. Uji Hausman
Hausman telah mengembangkan suatu uji untuk memilih metode Fixed Effect atau
metode Random Effect yang lebih baik dari metode Common Effect. Uji Hausman
ini didasarkan pada ide bahwa Least Squares Dummy Variabels (LSDV) dalam
metode metode Fixed Effect dan Generalized Least Squares (GLS) dalam
metode Random Effect adalah efisien sedangkan Ordinary Least Squares (OLS)
dalam metode Common Effect tidak efisien. Namun, metode OLS efisien dan GLS
tidak efisien. Oleh karena itu, uji hipotesis nulnya adalah hasil estimasi keduanya
38
tidak berbeda sehingga uji Hausman bisa dilakukan berdasarkan perbedaan estimasi
tersebut.
Statistik uji Hausman mengikuti distribusi statistik Chi-Squares dengan derajat
kebebasan (df) sebesar jumlah Variabel bebas. Hipotesis nulnya adalah bahwa
model yang tepat untuk regresi data panel adalah model Random Effect dan
hipotesis alternatifnya adalah model yang tepat untuk regresi data panel adalah
model Fixed Effect (Gujarati dan Porter, 2015).
Apabila nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai kritis Chi-Squares maka
hipotesis nul ditolak yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah
model Fixed Effect. Sebaliknya, apabila nilai statistik Hausman lebih kecil dari
nilai kritis Chi-Squares maka hipotesis nul diterima yang artinya model yang tepat
untuk regresi data panel adalah model Random Effect (Gujarati dan Porter, 2015).
c. Uji Lagrange Multiplier
Uji Lagrange Multiplier ini didasarkan pada distribusi Chi-Squares dengan derajat
kebebasan (df) sebesar jumlah variabel independen. Hipotesis nulnya adalah bahwa
model yang tepat untuk regresi data panel adalah Common Effect, dan hipotesis
alternatifnya adalah model yang tepat untuk regresi data panel adalah Random
Effect (Gujarati dan Porter, 2015).
39
Apabila nilai LM hitung lebih besar dari nilai kritis Chi-Squares maka hipotesis nul
ditolak yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah
model Random Effect. Dan sebaliknya, apabila nilai Lagrange Multiplier hitung
lebih kecil dari nilai kritis Chi-Squares maka hipotesis nul diterima yang artinya
model yang tepat untuk regresi data panel adalah model Common Effect (Gujarati
dan Porter, 2015).
4. Uji Statistik F (Keandalan Model)
Uji keterandalan model atau uji kelayakan model disebut sebagai uji F (ada juga
yang menyebutnya sebagai uji simultan model) merupakan tahapan awal
mengidentifikasi model regresi yang diestimasi layak atau tidak (Gujarati dan
Porter, 2015). Definisi layak yang dimaksud adalah model yang diestimasi layak
digunakan untuk menjelaskan pengaruh Variabel-Variabel bebas terhadap Variabel
terikat.
Keputusan yang dapat diambil dari uji ini adalah dengan kriteria sebagai berikut
1. Apabila nilai prob. F hitung lebih kecil dari tingkat kesalahan (α) 0,05 (yang
telah ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi
layak.
40
2. Apabila nilai prob. F hitung lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi tidak layak (Gujarati dan
Porter, 2015).
5. Uji Statistik T
Uji t difokuskan pada parameter slope (koefisien regresi). Uji t yang dimaksud adalah
uji koefisien regresi. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel di atas. Keputusan yang dapat
diambil dari uji t ini adalah sebagai berikut (Gujarati dan Porter, 2015).
1. Apabila nilai prob. t hitung (ditunjukkan pada Prob.) lebih kecil dari tingkat
kesalahan (α) 0,05 (yang telah ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa Variabel
bebas berpengaruh signifikan terhadap Variabel terikatnya.
2. Apabila nilai prob. t hitung lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa Variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap Variabel
terikatnya.
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh adopsi IFRS terhadap relevansi
informasi akuntansi serta dampak pengadopsian IFRS terhadapan penerapan
prinsip unconditional dan conditional konservatisme akuntansi. Berdasarkan hasil
pengujian, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Hipotesis 1 terdukung. Nilai relevansi informasi akuntansi meningkat setelah
pengadopsian IFRS.
2. Hipotesis 2 terdukung. Unconditional konservatisme mengalami penurunan
setelah pengadapsian IFRS
3. Hipotesis 3 terdukung. Terdapat peningkatan conditional konservatisme
akuntansi setelah pengadopsian IFRS.
5.2. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini masih memiliki keterbatasan seperti, dalam penelitian ini hanya
menggunakan sampel berupa perusahaan manufaktur saja. Hal tersebut dilakukan
untuk dapat lebih mengontrol variabel penganggu. Akan tetapi dikarenakan hal
tersebut pulalah maka penelitian ini hanya mampu memberi gambaran mengenai
dampak adopsi IFRS terhadap relevansi informasi akuntansi, unconditional
konservatisme dan conditional konservatisme akuntansi terhadap perusahaan
manufaktur saja. Sedangkan pengadopsian IFRS adalah untuk seluruh sektor
industri dan akan memberikan dampak yang berbeda kepada-masing-masing
sektor industri yang ada.
66
5.3. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan, penulis memberikan saran kepada peneliti
selanjutnya agar memperluas sampel dengan cara membagi sampel dalam
beberapa sektor industri. Seperti sektor keuangan, pertambangan dan properti.
Kemudian membandingkan hasil pengaruh adopsi IFRS terhadap relevansi
informasi akuntansi, unconditional konservatisme dan conditional konservatisme
pada beberapa sector tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Barth, Mary E., et al. 2008. International Accounting Standards and accounting quality.
Journal of Accounting Research.
Basu, Sudipta. 1997. The conservatism principle and the asymmetric timeliness ofearnings. Journal Of Accounting And Economics. http://dx.doi.org
Basu, Sudipta. 2005. Discussion of ‘Conditional and Unconditional Conservatism:Concepts and Modeling. Review of Accounting Studies .http://ssrn.com
Cahyonowati, Nur., dan ratmono, Dwi. 2012. Adopsi IFRS dan relevansi Nilai InformasiAkuntansi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14, No. 2; 105-115.
Capkun, Vedran, Anne Cazavan-Jeny, Thomas Jeanjeandan Lawrence A. Weiss. 2008.Earnings Management And Value Relevance During The Mandatory TransitionFrom Local GAAPS to IFRS in Europe. http://papers.ssrn.com
Cooper, D.R. dan Schindler, P.S. 2014. Business Reasearch Methods. New York:McGraw-Hill.
Dewi, A. A. Ratna, 2004. Pengaruh Konservatisme Laporan Keuangan Terhadap EarningsResponse Coefficient. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7 No. 2
Francis, J. & Schipper, K. 1999. Have Financial Statements Lost Their Relevance? Journalof Accounting Research, 37, 319–352.
Gujarati dan Porter. 2015. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta : Salemba Empat
Handojo, Irwanto. 2012. Sekelumit Konservatisme Akuntansi. Media Bisnis. STIETrisakti. Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta: PTRajaGrafindo Persada.
Hikmah, Luthfiany. 2013. Analisis Perbedaan Prinsip Konservatisme Akuntansi dalamPenerapannya di IFRS. Accounting Analysis Journal. Universitas Negri Semarang.
Hellman, Niclas. 2007. Accounting Conservatism Under IFRS. Accounting in Europe, Vol.5, No. 2, 71–100.
Hendriksen, Eldon s, dan Van Breda, Michael F. 2000. Teori Akuntansi. Terjemahan
Herman Wibowo, Edisi 5. Jakarta : Interaksa.
Hullenaar. 2011. Conservatism and mandatory IFRS adoption in a German versus UKsetting. Thesis. Faculty of Economics and Business Studies, Tilburg University
Jensen, Michael C. dan W.H. Meckling. 1976. Theory of The Firm: ManagerialBehavior, Agency Cost and Ownership Structure. www.ssrn.com
Juanda, Ahmad, 2007. Pengaruh Risiko Litigasi Dan Tipe Strategi Terhadap HubunganAntara Konflik Kepentingan Dan Konservatisma Akuntansi. Makalah SNAX, Makasar.
Karampinis, N. dan Hevas, D. 2011. “Mandating IFRS in an Unfavorable Environment:The Greek Experience”. The International Journal of Accounting.
Kartikahadi, Hans., et al. 2012. Akuntansi Keuangan Berdasar SAK berbasis IFRS.Jakarta: Salemba Empat.
Klein, A., and Marquardt, 2000. Can Economic Factors Explain the Rise in AccountingLosses Over Time. Working Papers, Stern School of Business
Kusumo, Bimo Yuro dan Imam Subekti. 2014. Relevansi Nilai Informasi Akuntansi,Sebelum Adopsi Ifrs dan Setelah Adopsi IFRS pada Perusahaan yang Tercatatdalam Bursa Efek Indonesia. http://jimfeb.ub.ac.id.
Lafond, Ryan dan Watts, R.L. 2006. The information Role of Conservative FinancialStatements. http://papers.ssrn.com
Lara, et al. 2005. Board of Directors’ Characteristics and Conditional AccountingConservatism: Spanish Evidence. European Accounting Review.
Lawrence, Kercsmar. 1999. Accounting Information Utilization and Judgment Quality In aStock Investment Task. American Business Review.
Lo, Eko Widodo, 2005. Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan TerhadapKonservatisme Akuntansi. Makalah SNA VIII, Solo. Http://www.ssrn.com
Martani, Dwi dan Narita Dini. 2010. The Influence of Operating Cash Flow andInvestment Cash Flow to The Accounting Conservatism Measurement. ChineseBusiness Review, Vol. 9, No 6. Hal. 1-6.
Mayangsari, Sekar dan Wilopo. 2002. Konservatisme Akuntansi, Value Relevance danDiscretionary Accruals: Implikasi Empiris Model Feltham-Ohlson (1996). Jurnal
. Riset Akuntansi Indonesia.
Piot, C., Dumontier, P., dan Janin, R. 2010. IFRS Consequences on AccountingConservatism Within Europe.Working Paper. University of Grenoble and CERAGCNRS.
Penman,S., and X. Zhang, 2002. Accounting Conservatism, Quality of Earnings, and StockReturns. The Accounting Review.
Petreski, Marjan, 2006. The Impact of International Accounting Standard on Firms.http://papers.ssm.com
Rahmawati, Lusiana dan Heni Murtini. 2015 . Kualitas Informasi akuntansi Pra dan PascaIFRS. Accounting Analysis Journal. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj
Safiq, Ahmad. 2010. Kepemilikan Manajerial, Konservatisma Akuntansi dan Cost of Debt.Simposium Nasional Akuntansi 13. Purwekerto.
Sianipar, G.A dan Marsono. 2013. Analisis Komparasi Kualitas Informasi AkuntansiSebelum dan Sesudah Pengapdosian Penuh IFRS di Indonesia. Dipenogoro Jurnalof Accounting, Vol.2,No.3 .
Sugiyono. 2007.Metode Penelitian Bisnis.CV. Alfabetha.Bandung.
Suprihatin, S., dan Tresnaningsih. 2013. Pengaruh Konvergensi International FinancialReporting Standard terhadap relevansi Nilai Informasi Akintansi : Studi Empirispada Perusahaan yang Terdaftar di BEI. Simposium Nasional Akuntansi 16.Manado.
Syagata, Gupitasari syahbi., dan Daljono. 2014. Analisis Komparasi Relevansi NilaiInformasi Akuntansi Sebelum dan Sesudah Konvergensi IFRS di Indonesia (StudiEmpiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BRI Periode 2011-2012).Diponogoro Journal of Accounting, Vol 3, No.3,1-11.
Wardhani, Ratna. 2008. Tingkat Konservatisme Akuntansi di Indonesia dan Hubungannyadengan Karekteristik Dewan sebagai Salah Satu mEkanisme CorporateGovernance. Hibah Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Watts, RL. 2003. Conservatism In Accounting part I: Explanations and Implications.http://www.ssrn.com
Yustina, Reni. 2013. Pengaruh Konvergensi IFRS dan Mekanisme Corporate GovernanceTerhadap Tingkat Konservatisme Akuntansi. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB.http://jimfeb.ub.ac.id/