analisis kinerja waktu dan pemodelan 3d - repository.ipb.ac.id · tingkat kesulitan untuk mengelola...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS KINERJA WAKTU DAN PEMODELAN 3D
MENGGUNAKAN SOFTWARE TEKLA STRUCTURES17
PADA PROYEK PABRIK ASTRA HONDA MOTOR,
CIKAMPEK
RISDA GUSTRIANI RAHAYU
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja
Waktu dan Pemodelan 3D menggunakan Software Tekla Structures17 Pada
Proyek Pabrik Astra Honda Motor, Cikampek adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2015
Risda Gustriani Rahayu
NIM F44110031
i
ABSTRAK
RISDA GUSTRIANI RAHAYU. Analisis Kinerja Waktu dan Pemodelan 3D
menggunakan Software Tekla Structures17 Pada Proyek Pabrik Astra Honda
Motor, Cikampek. Dibimbing oleh MACHMUD ARIFIN RAIMADOYA.
Pada umumnya proyek konstruksi mempunyai rencana pelaksanaan dan
jadwal pelaksanaan tertentu. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, maka
tingkat kesulitan untuk mengelola dan menjalankan proyek semakin tinggi.
Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin
dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang
telah ditentukan. Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2015 ini
berlokasi di kawasan industri Bukit Indah City, Cikampek, Karawang. Analisis
kinerja waktu pada pembangunan Pabrik Astra Honda Motor menggunakan
metode jalur kritis dilakukan dengan bantuan program Microsoft Project 2013.
Dengan beberapa tambahan informasi-informasi yang diperlukan, pemodelan 3D
dilakukan berdasarkan data Detail Engineering Design dari proyek pembangunan
Pabrik Astra Honda Motor. Kemudian kinerja waktu dianalisis menggunakan task
manager pada Tekla Structure 17 dalam bentuk barchart. Analisis pada kurva S
pembangunan bulan November sampai dengan bulan April di atas dapat dilihat
bahwa deviasi yang dihasilkan bernilai nol. Deviasi yang bernilai nol adalah target
yang diinginkan oleh kontraktor. Adapun salah satu masalah yang terjadi
diantaranya keterlambatan pada proyek pembangunan yang disebabkan oleh cuaca
yang tidak menentu, kurangnya tenaga kerja, dan finansial.
Kata Kunci: barchart, Cikampek, deviasi, kontraktor, Tekla Structure 17
ABSTRACT
RISDA GUSTRIANI RAHAYU. Analysis of Time Performance and 3D
Modeling of Astra Honda Motor Factory Project, Cikampek using Tekla
Structures17. Supervised by MACHMUD ARIFIN RAIMADOYA.
In general, the construction project has an implementation plan and
specific implementation schedule. However, along with the times, the level of
difficulty to manage and run the project higher. Construction project management
is planning, organizing, directing and controlling resources to achieve short-term
goals that have been determined. The research, conducted in March-May 2015 is
located in the industrial area of Bukit Indah City, Cikampek, Karawang. Time
performance analysis on the development of Astra Honda Motor factory using
critical path method is done with the help of Microsoft Project 2013 program.
With some additional information that is required, 3D modeling is done based on
the Detail Engineering Design data of plant development project Astra Honda
Motor. Then the time performance is analyzed using the task manager at Tekla
Structure 17 in the form of barchart. Analysis of the S curve construction
November to April in the above it can be seen that the resulting zero deviation.
Deviation of zero is the desired target by the contractor. As one of the problems
that occur include delays in development caused by erratic weather, lack of
manpower, and financially.
Keywords: barchart, Cikampek, contractor, deviation, Tekla Structure 17
iii
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
ANALISIS KINERJA WAKTU DAN PEMODELAN 3D
MENGGUNAKAN SOFTWARE TEKLA STRUCTURES17
PADA PROYEK PABRIK ASTRA HONDA MOTOR,
CIKAMPEK
RISDA GUSTRIANI RAHAYU
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
vii
PRAKATA
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema penelitian yang
dilaksanakan sejak bulanMaret sampai dengan Mei 2015 ini berjudul Analisis
Kinerja Waktu dan Pemodelan 3D menggunakan Software Tekla Structures17
pada Proyek Pabrik Astra Honda Motor, Cikampek.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang membantu
dalam penyusunan skripsi ini, yaitu:
1. Ir. Machmud Arifin Raimadoya, Msc, sebagai dosen pembimbing akademik
yang telah memberikan bimbingan yang bermanfaat.
2. Dr. Ir. Meiske Widyarti, M.Eng dan Dr. Ir. Moh. Yanuar Jarwadi Purwanto,
MS, sebagai dosen penguji dalam ujian skripsi.
3. PT Adhi Karya Tbk atas bantuannya selama penelitian berlangsung.
4. Mamah, Ayah, A Yuldan, Teh Asih, dan Mama Iyang yang selalu memberikan
dukungan, baik dukungan moral hingga dukungan material, sehingga kegiatan
penelitian dapat terlaksana dengan baik.
5. Raudhotul Jannah, Anugrah Susilowati, Fachru Bahari Jasman, dan Haspan
Limrah sebagai mahasiswa satu pembimbing selama penelitian berlangsung.
6. Seluruh teman-teman SIL angkatan 48 atas segala kebersamaannya.
7. Nadira Tizani, Luni Aulia Safwani dan Zefika Zahlinar yang selalu
memberikan semangat dan dukungannya.
8. Teman-teman tujuhbelas (Ulya, Citra, Marin Briza, Sisca, Aul, Aad, Agy,
Sukma, Jundi, Mora, Ryan, Hafiz) juga selalu memberikan semangat dan
dukungannya.
Disadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan ini. Oleh karena itu,
diharapkan kritik dan saran demi perbaikan penulisan di masa yang akan datang.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juni 2015
Risda Gustriani Rahayu
ix
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR LAMPIRAN viii PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 2 Ruang Lingkup Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 3 Tekla Structures 3
Kelebihan Tekla Structures 3 Manajemen Proyek 4
Manajemen dan Kinerja Waktu Proyek 5 Microsoft Project 6 Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek 7
METODE 8
Waktu dan Tempat Penelitian 8 Bahan 8 Alat 8
HASIL DAN PEMBAHASAN 15 Pengolahan Jadwal Rencana Menggunakan Microsoft Project 2013 16
Pemodelan 3D Menggunakan Tekla Structures 17 17 Analisis Kinerja Waktu Pembangunan Proyek 20 Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Kinerja Waktu Proyek 29
SIMPULAN DAN SARAN 30 Simpulan 30
Saran 30 DAFTAR PUSTAKA 30
LAMPIRAN 303 RIWAYAT HIDUP 43
DAFTAR TABEL
1 Perkembangan pembangunan Pabrik Astra Honda Motor tahun 2014 21 2 SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2013 pekerjaan 1
m3 galian tanah pile cap 24
3 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan galian tanah pile cap 25 4 SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2013 bekisting
fondasi dan sloof beton 25 5 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan bekisting fondasi dan sloof beton 26 6 SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2013 pengecoran
kolom beton biasa Lantai 1 26 7 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan pengecoran kolom beton biasa
Lantai 1 26 8 SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2013 pekerjaan
pembesian 100 kg dengan besi polos atau ulir 27 9 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan pembesian 100 kg dengan besi
polos atau ulir Lantai 1 27 10 SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2013 rangka baja 27
11 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan rangka baja 28 12 SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2013 bekisting
kolom beton biasa 28
13 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan bekisting kolom beton biasa
Lantai 1 28
DAFTAR GAMBAR
1 Kolaborasi pihak yang terlibat dalam proyek 3 2 Variabel utama dalam sebuah manajemen proyek 5 3 Sistem Manajemen Waktu 6 4 Lokasi proyek pembangunan Pabrik Astra Hona Motor 8 5 Diagram Alir Prosedur Penelitian 9 6 Grid Pabrik Astra Honda Motor 10 7 Permodelan pile cap Pabrik Astra Honda Motor 11 8 Permodelan kolom Pabrik Astra Honda Motor 11 9 Permodelan balok Pabrik Astra Honda Motor 12 10 Permodelan slab Pabrik Astra Honda Motor 12 11 Pengaturan sambungan pada tekla structures 13 12 Permodelan atap baja Pabrik Astra Honda Motor 13 13 Model organizer pemodelan Pabrik Astra Honda Motor 14 14 Task manager pemodelan Pabrik Astra Honda Motor 15 15 Tampilan hubungan pemodelan, Model Organizer, dan Task Manager 20
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kurva S Proyek Pembangunan Pabrik Astra Honda Motor pada Tahun
2014 33
xi
2 Kurva S yang telah di update pada Proyek Pembangunan Pabrik Astra
Honda Motor pada Tahun 2015 34 3 Perkembangan Pembangunan Pabrik Astra Honda Motor Tahun 2015dari
Kurva S yang telah diperbaiki 35
4 Kinerja Waktu pada Task Manager 36 5 Permodelan 3D Pabrik Astra Honda Motor pada Tekla Structure 17 37 6 Hasil Pengolahan Jadwal Rencana Menggunakan Microsoft Project 2013 38
1
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap proyek konstruksi lazimnya mempunyai rencana pelaksanaan dan
jadwal pelaksanaan yang tertentu, kapan pelaksanaan proyek tersebut harus dimulai,
kapan harus diselesaikan dan bagaimana proyek tersebut akan dikerjakan, serta
bagaimana penyediaan sumber dayanya. Seiring dengan perkembangan dunia
industri yang semakin pesat, maka tingkat kesulitan untuk mengelola dan
menjalankan sebuah proyek semakin tinggi. Semakin tinggi tingkat kesulitannya,
berarti semakin panjang durasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
proyek. Perkembangan pembangunan, seperti bangunan gedung, menara, jembatan,
perkantoran, hotel, dan bangunan lainnya. Menghadapi keadaan demikian, langkah
yang umumnya ditempuh di samping mempertajam prioritas juga mengusahakan
peningkatan efisiensi dan efektifitas pengelolaan agar dicapai hasil guna yang
maksimal dari sumber daya yang tersedia. Pengelolaan yang dikenal sebagai
manajemen proyek adalah salah satu cara yang ditawarkan untuk maksud tersebut.
Proyek merupakan suatu aktivitas yang baru sehingga tingkat ketidakpastian
dan risikonya juga sangat tinggi. Karena tingginya ketidakpastian tersebut, akan
lebih sulit untuk memperkirakan tingkat sumber tenaga dan mempersulit perkiraan
waktu untuk menyelesaikan suatu proyek. Salah satu cara agar proyek berjalan
dengan baik, yaitu dengan adanya manajemen proyek. Manajemen proyek konstruksi
adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya
untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan (Suharto, 1999).
Berkaitan dengan masalah proyek ini maka keberhasilan pelaksanaan sebuah proyek
tepat pada waktunya merupakan tujuan yang penting baik bagi pemilik proyek
maupun kontraktor.
Seringkali dalam pelaksanaan suatu pekerjaan timbul keterlambatan waktu,
baik dalam penggunaan tenaga kerja maupun faktor cuaca atau lainnya yang
disebabkan kurang matangnya perencanaan. Dengan demikian suatu perencanaan
yang baik dan matang adalah salah satu langkah awal yang sangat penting dan
diperlukan dalam setiap kegiatan usaha, karena dapat menunjang tercapainya tujuan
proyek.
Ketepatan waktu penyelesaian suatu proyek merupakan salah satu aspek yang
dinilai owner atau pelanggan. Oleh karena itu, sebaiknya diperlukan perhatian
khusus pada masalah perencanaan, dan pengendalian suatu proyek, agar dapat
mencapai target waktu penyelesaian tanpa mengurangi kualitas pengerjaannya.
Melalui perencanaan yang baik diharapkan waktu penyelesaian suatu proyek dapat
sesuai dengan target waktu yang diharapkan konsumen.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, permodelan tiga dimensi
(3D) dapat dilakukan dengan menggunakan program Tekla Structures. tekla
structures merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk membangun model
informasi (Building Information Modeling) yang memiliki banyak kelebihan.
Pengaplikasian tekla structures akan mendukung perkembangan perencanaan
2
bangunan teknik sipil dan akan menciptakan opsi baru dalam penggunaan software
bantu yang tepat guna khususnya perencanaan sistem precast bangunan gedung.
Menurut Hergunsel Mehmet (2011), Prinsip dasar dari pemodelan tekla structures
adalah dapat menggunakan model bangunan 3D untuk mendapatkan semua gambar
proyek yang diperlukan, termasuk tampak, potongan, gambar presentasi, gambar
detail konstruksi, perhitungan kuantitas, estimasi harga, dan kinerja waktu.
Memasukan data bangunan ke dalam model 3D tekla structures dapat mempermudah
pekerjaan dalam bidang arsitektur, struktur, dan mekanik elektrikal. Seperti
memasukan jadwal rencana pembangunan suatu bangunan ke dalam task manager
dalam model tekla structures untuk membuat manajemen kinerja waktu pelaksanaan.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan yang
merupakan objek dari penelitian ini, yaitu:
1. Apakah pelaksana menggunakan manajemen proyek yang efisien.
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya keterlambatan pada suatu
proyek pembangunan.
3. Tindakan apa yang perlu diperhitungkan terhadap faktor-faktor risiko yang
dominan mempengaruhi keterlambatan proyek konstruksi.
4. Bagaimana bentuk dari komponen struktur tersebut tanpa perhitungan analisis
pembebenan.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Membuat pemodelan 3D menggunakan Program Tekla Stuctures17 untuk
menampilkan tahap pelaksanaan dan bentuk komponen struktur, serta menentukan
kinerja waktu pada suatu proyek pembangunan dengan menggunakan task
manager pada Program tekla structures 17.
2. Menganalisis Kurva S dan faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan atau
kemajuan pada suatu proyek serta melakukan tindakan perbaikan jika terjadi
keterlambatan
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup atau batasan masalah penelitian ini yaitu:
1. Penelitian ini hanya dilakukan terhadap manajemen kinerja waktu dan pemodelan
3D pada proyek pembangunan Pabrik Astra Honda Motor, Cikampek.
2. Kinerja waktu dianalisis menggunakan Metode Jalur Kritis melalui program
Microsoft Project 2013.
3. Pemodelan 3D dilakukan menggunakan program tekla structures 17.
3
3
TINJAUAN PUSTAKA
Tekla Structures
Tekla Corporation didirikan di Finlandia pada tahun 1966 dan memiliki kantor
pusat di Espoo, Finlandia, sedangkan kantor cabang dari Tekla Corporation berada di
Swedia, Denmark, Jerman dan Amerika Serikat. Tekla memiliki penjualan bersih
sebesar hampir 58 juta euro pada tahun 2010. Perusahaan ini mempekerjakan lebih
dari 500 orang dan memiliki pelanggan di sekitar 100 negara (Tekla, 2011). Tekla
corporation memiliki empat jenis software berdasarkan fungsi pekerjaan yang
dihadapi, diantaranya Tekla Stuctures untuk pekerjaan struktur, Tekla XCity untuk
arsitektur, Tekla XPipe untuk perpipaan, dan Tekla XPower untuk bagian elektrikal.
Tekla structures awalnya dikenal sebagai Tekla X-Steel di pertengahan tahun
1990 (Jiang Xinan, 2011). Tekla adalah aplikasi Building Information Modelling
yang dikembangkan oleh Tekla Corporation untuk keperluan perhitungan dan
rekayasa struktur termasuk juga fitur-fitur komprehensif yang bisa digunakan bagi
para detailer, fabricator, manufaktur dan constructor. Modul untuk keperluan
manajemen konstruksi juga sudah ditambahkan pada software ini (Khemlani, 2008).
Sumber: Tekla, 2011
Gambar 1 Kolaborasi pihak yang terlibat dalam proyek
Software ini merupakan program bantu yang sangat canggih dan mampu
mempersingkat proses pendetailan, proses manufaktur atau fabrikasi dan manjemen
konstruksi, dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa Tekla merupakan program yang dapat
membantu penyelesaian suatu proyek mulai dari proses perencanaan (pemodelan,
analisa struktur, pendetailan), hingga proses pelaksanaan (fabrikasi, dan manajemen
kontruksi) (Yanuari, 2011).
Kelebihan Tekla Structures
Tekla structures merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk membangun
model informasi Building Information Modeling (BIM). tekla structures yang
4
berbasis BIM memiliki kelebihan dibandingkan dengan program sejenis. Kelebihan-
kelebihan tekla structures dintaranya yaitu kualitas dan detailing gambar yang
presisi, mengurangi kesalahan dalam fabrikasi dan ereksi, gambar yang dihasilkan
selalu up to date karena terintegrasi dengan analisis perencanaan, dan mengurangi
pekerjaan yang berulang (Tekla, 2011).
Manajemen Proyek
Manajemen merupakan proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin,
dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai
sasaran organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan (Soeharto, 2001). Proyek
merupakan suatu usaha yang bersifat sementara untuk menghasilkan produk atau
layanan yang unik (Schwalbe, 2006). Sedangkan manajemen proyek muncul
dikarenakan penggunaan manajemen itu sendiri yang telah berhasil mengelola
kegiatan operasional rutin dengan lingkungan yang stabil, dirasakan kurang mampu
dan tidak cukup efisien untuk mengelola kegiatan proyek konstruksi yang sejatinya
penuh dengan dinamika dan perubahan cepat, sehingga hasilnya pun tidak bisa
optimal.
Sedangkan pengertian manajemen proyek muncul dikarenakan penggunaan
manajemen itu sendiri yang telah berhasil mengelola kegiatan operasional rutin
dengan lingkungan yang stabil, dirasakan kurang mampu dan tidak cukup efisien
untuk mengelola kegiatan proyek konstruksi yang sejatinya penuh dengan dinamika
dan perubahan cepat, sehingga hasilnyapun tidak bisa optimal.
Sehubungan dengan itu, dilihat dari wawasan manajemen berdasarkan fungsi
dan digabungkan dengan pendekatan sistem, maka yang dimaksud dengan
manajemen proyek yaitu merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan
mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan jangka pendek yang
telah ditentukan, serta menggunakan pendekatan sistem dan hirarki (arus kegiatan)
vertikal dan horizontal (Kerzner, 1982).
Handoko (1999) menyatakan tujuan manajemen proyek adalah sebagai berikut:
a. Tepat waktu (on time) yaitu waktu atau jadwal yang merupakan salah satu sasaran
utama proyek, keterlambatan akan mengakibatkan kerugian, seperti penambahan
biaya, kehilangan kesempatan produk memasuki pasar.
b. Tepat anggaran (on budget) yaitu biaya yang harus dikeluarkan sesuai dengan
anggaran yang telah ditetapkan.
c. Tepat spesifikasi (on specification) dimana proyek harus sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditetapkan.
Pada manajemen proyek sangat dibutuhkan “triple constraiint”, yaitu scope,
time, dan cost dari sebuah proyek dalam mengatur sebuah proyek. Quality dari
proyek akan berpengaruh terhadap keseimbangan ketiga faktor tersebut. Proyek yang
dikatakan berkualitas apabila mampu menyelesaikan proyek dengan memberikan
produk, jasa ataupun hasil sesuai scope, time , dan cost. Hal ini dapat terlihat pada
Gambar 2.
5
5
Gambar 2 Variabel utama dalam sebuah manajemen proyek
Manajemen dan Kinerja Waktu Proyek
Pengendalian menurut R. J. Mockler sebagaimana dikutip Soeharto (2001)
adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran
perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan
standar menganalisa kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan
standar, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber
daya digunakan efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran. Proses
pengendalian berjalan sepanjang daur hidup proyek guna mewujudkan performa
yang baik di dalam setiap tahap. Perencanaan dibuat sebagai bahan acuan bagi
pelaksanaan pekerjaan. Bahan acuan tersebut selanjutnya akan menjadi standar
pelaksanaan pada proyek yang bersangkutan, meliputi spesifikasi teknik, jadwal, dan
anggaran. Maka untuk dapat melakukan pengendalian perlu adanya perencanaan
pekerjaan konstruksi, diantaranya adalah:
1. Kurva S
Kurva S adalah gambaran yang menjelaskan tentang seluruh jenis
pekerjaan, volume pekerjaan dalam satuan waktu dan ordinatnya adalah jumlah
presentasse (%) kegiatan pada garis waktu. Kurva S dapat menunjukkan kemajuan
proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang direpresentasikan
sebagai persentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek. Visualisasi kurva S
dapat memberikan informasi mengenai kemajuan proyek dengan
membandingkannya terhadap jadwal rencana. Dari sinilah diketahui apakah ada
keterlambatan atau percepatan jadwal proyek. Indikasi tersebut dapat menjadi
informasi awal guna melakukan tindakan koreksi dalam proses.
Kurva kemajuan yang disebut kurva "S", secara grafis menyajikan beberapa
ukuran kemajuan kumulatif pada sumbu tegak dan terhadap waktu pada sumbu
mendatar. Kemajuan ini dapat diukur menurut jumlah nilai uang yang telah
dikeluarkan, survei kuantitas dari pekerjaan di proyek, jumlah tenaga kerja yang
dipakai. Jadi kurva "S" itu adalah salah satu bentuk pengendalian waktu terhadap
sesuatu yang dibandingkan (Tolangi, dkk, 2012). Fungsi kurva S:
1. Menentukan penyelesaian bagian proyek
2. Menentukan besarnya biaya pelaksanaan proyek
Ruang
Lingkup
Biaya Waktu
Kualitas Kualitas
Kualitas
6
3. Menentukan waktu pendatangan material, alat dan pekerja yang akan dipakai
untuk pekerjaan tertentu
2. CPM (Critical Path Method)
CPM merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan
biaya total proyek melalui pengurangan atau percepatan waktu penyelesaian total
proyek yang bersangkutan. Manajemen waktu proyek adalah proses
merencanakan, menyusun dan mengendalikan jadwal kegiatan proyek.
Manajemen waktu termasuk ke dalam proses yang akan diperlukan untuk
memastikan waktu penyelesaian suatu proyek. Sistem manajemen waktu (Gambar
3) berpusat pada berjalan atau tidaknya perencanaan dan penjadwalan proyek,
dimana dalam perencanaan dan penjadwalan tersebut telah disediakan pedoman
yang spesifik untuk menyelesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien
(Clough dan Scars, 1991). Adapun aspek-aspek manajemen waktu merupakan
proses yang saling berurutan satu dengan yang lainnya.
Gambar 3 Sistem Manajemen Waktu
Lamanya waktu penyelesaian proyek berpengaruh besar dengan pertambahan
biaya proyek secara keseluruhan. Maka dari itu dibutuhkan laporan progress harian/
mingguan/ bulanan untuk melaporkan hasil pekerjaan dan waktu penyelesaian untuk
setiap item pekerjaan proyek. Dan dibandingkan dengan waktu penyelesaian rencana
agar waktu penyelesaian dapat terkontrol setiap periodenya.
Microsoft Project
Microsoft Project adalah suatu paket program komputer yang membantu
penyusunan perencanaan dan pemantauan jadwal suatu proyek. Program tersebut
sangat membantu dalam perhitungan jadwal suatu proyek secara terperinci kegiatan
Menentukan penjadwalan
Mengukur dan membuat laporan kemajuan
Membandingkan kemajuan di lapangan dengan penjadwalan
Menentukan akibat yang ditimbulkan pada akhir
penyelesaian
Memperbaharui penjadwalan
proyek
Merencanakan penanganan untuk mengatasi akibat tersebut
7
7
demi kegiatan dan merupakan program buatan Microsoft, yaitu salah satu perusahaan
software terbesar. Microsoft menyatakan bahwa program tersebut merupakan
scheduling terbaik saat ini yang beroperasi di bawah sistem operasinya sendiri yaitu
Microsoft Windows. Microsoft Project membantu melakukan pencatatan dan
pemantauan terhadap penggunaan sumber daya, baik yang berupa sumber daya
manusia, peralatan, maupun bahan. Aplikasi tersebut juga dapat mencatat kebutuhan
tenaga kerja pada beberapa kegiatan. Program tersebut juga dapat menyajikan
laporan pada setiap posisi sesuai perkembangan yang terjadi pada proyek (Lynna et
al, 2006).
Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek
Menurut Callahan (1992), keterlambatan (delay) adalah apabila suatu aktifitas
atau kegiatan proyek konstruksi mengalami penambahan waktu, atau tidak
diselenggarakan sesuai dengan rencana yang diharapkan. Keterlambatan proyek
dapat diidentifikasi dengan jelas melalui schedule. Dengan melihat schedule, akibat
keterlambatan suatu kegiatan terhadap kegiatan lain dapat terlihat dan diharapkan
dapat segera diantisipasi.
Menurut Kraiem dan Dickmann, penyebab-penyebab keterlambatan waktu
pelaksanaan proyek dapat dikatagorikan dalam 3 kelompok besar yakni:
a. Keterlambatan yang layak mendapatkan ganti rugi (Compensable Delay), yakni
keterlambatan yang disebabkan oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan pemilik
proyek.
b. Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan (Non- Excusable Delay), yakni
keterlambatan yang disebabkan oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan pemilik
proyek.
c. Keterlambatan yang dapat dimaafkan (Excusable Delay), yakni keterlambatan
yang disebabkan oleh kejadian-kejadian diluar kendali baik pemilik maupun
kontraktor.
Menurut (Astina dkk, 2000), bahwa dampak dari keterlambatan proyek ini
menimbulkan kerugian pada pihak kontraktor, konsultan, dan owner. Kerugian
tersebut antaralain :
1. Pihak Kontraktor
Keterlambatan penyelesaian proyek berakibat naiknya overhead, karena
bertambah panjangnya waktu pelaksanaan. Biaya overhead meliputi biaya untuk
perusahaan secara keseluruhan, terlepas ada tidaknya kontrak yang sedang
ditangani.
2. Pihak Konsultan
Konsultan akan mengalami kerugian waktu, serta akan terlambat dalam
mengerjakan proyek yang lainnya, jika pelaksanan proyek mengalami
keterlambatan penyelesaian.
3. Pihak Owner
Keterlambatan proyek pada pihak pemilik/Owner, berarti kehilangan
penghasilan dari bangunan yang seharusnya sudah dapat digunakan atau
disewakan. Apabila pemilik adalah pemerintah, untuk fasilitas umum misalnya
rumah sakit tentunya keterlambatan akan merugikan pelayanan kesehatan
masyarakat, atau merugikan program pelayanan yang telah disusun. Kerugian ini
tidak dapat dinilai dengan uang tidak dapat dibayar kembali, sedangkan apabila
8
pihak pemilik adalah non pemerintah, misalnya pembangunan gedung, pertokoan
atau hotel, tentu jadwal pemakaian gedung tersebut akan mundur dari waktu yang
direncanakan, sehingga ada waktu kosong tanpa mendapatkan uang.
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015. Proyek
Pembangunan Pabrik Astra Honda Motor di daerah Kawasan Bukit Indah City,
Cikampek. Pengolahan dan analisis data dilakukan di lingkungan kampus Institut
Pertanian Bogor.
Sumber: Google Map 2015
Gambar 4 Lokasi proyek pembangunan Pabrik Astra Hona Motor
Bahan
Bahan penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari kontraktor PT.
Adhi Karya (Persero) Tbk, konsultan perencana PT. Penta Rekayasa, dan konsultan
pengawas PT. Deserco, pada proyek Pabrik Astra Honda Motor di daerah Cikampek,
yaitu berupa data jadwal perencanaan dan jadwal realisasi kegiatan proyek
pembangunan, kurva S, serta data Detail Engineering Design.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Program Microsoft Excel 2010
2. Program Tekla Structures 17
3. Program Microsoft Project 2013
9
9
Diagram alir tahapan pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Diagram alir prosedur penelitian
Prosedur Analisis Data
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, antara lain:
1. Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian pertama yang dilakukan adalah penentuan lokasi
penelitian dan data-data yang dibutuhkan agar mempermudah dalam pelaksanaan
penelitian. Pada tahap ini juga dilakukan penginstalan tekla structures 17.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah kedua setelah tahap persiapan dalam
pemodelan pabrik Astra Honda Motor. Dalam pengumpulan data peranan instansi
yang terkait sangat diperlukan sebagai pendukung dalam memperoleh data-data
yang diperlukan.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yaitu berupa
jadwal kegiatan proyek pembangunan dan data detail engineering design. Data ini
diperoleh dari PT. Adhi Karya pada proyek pembangunan Pabrik Astra Honda
Motor di daerah kawasan industri Bukit Indah City, Cikampek, Karawang.
Pengolahan data
sekunder
Menganalisis faktor
keterlambatan
Menentukan
tindakan perbaikan
Pemodelan 3D (Tekla
Structures17) Jadwal Rencana
(Ms. Project 2013)
Membandingkan
kesesuaian
tahapan kegiatan
Mulai
Selesai
Tidak
sesuai
Sesuai
10
3. Pengolahan Data menggunakan Microsoft Project 2013
Pengolahan data dilakukan dengan menginput jadwal rencana menggunakan
Microsoft Project 2013 dan menentukan pekerjaan yang berada pada jalur kritis.
4. Pemodelan 3D menggunakan Tekla Structures
a. Pembuatan grid Sebelum dilakukan pemodelan objek kolom, balok, dan objek struktur
lainnya di Tekla Structure, hal yang perlu dilakukan pertama kali adalah
pembuatan garis grid. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:
Pada tab modeling, kemudian dipilih create grid. Diklik dua kali pada grid untuk memunculkan kotak dialog properties yang
berfungsi untuk memodifikasi karakteristik grid. Definisikan koordinat X, Y,dan Z sesuai shop drawing. Perlu diketahui
bahwa koordinat X dan Y bersifat relatif dan Z bersifat mutlak. Gambar grid
Pabrik Astra Honda Motor disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6 Grid Pabrik Astra Honda Motor
b. Permodelan pile cap
Tahap-tahap pemodelan pile cap yaitu :
Pada tab modeling, kemudian dipilih create pad footing.
Ditentukan pad footing pada posisi yang sesuai dengan shop drawing.
Kemudian dirubah karakteristik kolom dengan cara klik 2 kali pada kolom
agar muncul kotak dialog pad footing properties. Gambar permodelan pile
cap Pabrik Astra Honda Motor disajikan pada Gambar 7.
11
11
Gambar 7 Permodelan pile cap Pabrik Astra Honda Motor
c. Pemodelan kolom Tahap-tahap pemodelan kolom beton yaitu :
Pada tab modeling, kemudian dipilih create concrete column.
Ditentukan column pada posisi yang diinginkan.
Kemudian dirubah karakteristik kolom dengan cara klik 2 kali pada kolom
agar muncul kotak dialog concrete column properties. Gambar permodelan
kolom beton Pabrik Astra Honda Motor disajikan pada Gambar 8.
Gambar 8 Permodelan kolom Pabrik Astra Honda Motor
d. Pemodelan balok Tahap-tahap pemodelan balok beton yaitu:
Pada tab modeling, kemudian dipilih create concrete beam.
Pada grid ditentukan titik awal dan titik akhir.
Kemudian dirubah karakteristik balok dengan cara klik 2 kali pada balok
agar muncul kotak dialog concrete beam properties. Gambar permodelan
balok beton Pabrik Astra Honda Motor disajikan pada Gambar 9.
12
Gambar 9 Permodelan balok Pabrik Astra Honda Motor
e. Pemodelan slab
Tahap-tahap pemodelan balok beton yaitu:
Pada tab modeling, kemudian dipilih create concrete slab.
Dilakukan pemilihan titik awal slab.
Ditentukan titik-titik pojok slab.
Setelah itu dipilih titik awal lagi, atau diklik tombol tengah mouse untuk
menyelesaikannya.
Kemudian dirubah karakteristik slab, klik 2 kali pada slab agar muncul
kotak dialog concrete slab properties. Gambar permodelan slab Pabrik
Astra Honda Motor disajikan pada Gambar 10.
Gambar 10 Permodelan slab Pabrik Astra Honda Motor
f. Permodelan atap baja
Atap yang terdapat dalam pembangunan Pabrik Astra Honda Motor adalah atap
baja. Tahap-tahap pemodelan kolom baja yaitu :
Pada tab modeling, kemudian dipilih create column.
Ditentukan column pada posisi yang diinginkan.
13
13
Kemudian dirubah karakteristik kolom, klik 2 kali pada kolom agar muncul kotak
dialog column properties, lalu profile diubah sesuai dengan DED. Pengaturan
sambungan pada tekla structures disajikan pada Gambar 11.
Gambar 11 Pengaturan sambungan pada tekla structures
Selanjutnya untuk tahap-tahap pemodelan balok baja yaitu:
Pada tab modeling, kemudian dipilih create beam.
Pada grid ditentukan titik awal dan titik akhir. Kemudian dirubah karakteristik
balok baja dengan cara klik 2 kali pada balok agar muncul kotak dialog beam
properties.
Setelah pembuatan kolom baja dan balok baja yang sesuai dengan DED,
kemudian pada keyboard ditekan Ctrl+F untuk pemasangan sambungannya, lalu
dipilih steel yang sesuai.
Ditentukan bagian kolom dan balok yang akan disambung.
Diklik tombol tengah dari mouse untuk menyelesaikannya. Contoh gambar atap
baja disajikan pada Gambar 12.
Gambar 12 Permodelan atap baja Pabrik Astra Honda Motor
14
5. Permodelan 4D menggunakan tekla structures
a. Model organizer
Pada tab tools, kemudian dipilih model organizer.
Kemudian terdapat menu object types dan dipilih new object types.
Dibuat kategori tiap objek dengan memilih pada object types.
Dikelompokkan semua objek berdasarkan kategori yang sama seperti
komponen kolom pada satu kategori yang sama. Model organizer pada
Pabrik Astra Honda Motor disajikan pada Gambar 13.
Gambar 13 Model organizer pemodelan Pabrik Astra Honda Motor
b. Penjadwalan pada task manager
Berikut merupakan langkah-langkah menghubungkan jadwal kegiatan dengan
objek model masing-masing:
Langkah pertama diklik model organizer pada menu tools.
Dilakukan pemilihan salah satu objek atau komponen seperti column pada
zona 1 dan diubah tampilan objek dengan menekan tombol Ctrl+5.
Diklik kanan dan tekan shift pada objek tersebut dan pilih show only
selected agar ditampilkan hanya komponen column.
Selanjutnya pada task manager diklik kanan pada column dan dipilih add
selected object. Jadwal kegiatan dan objek model terhubung.
Tampilan hubungan antara pemodelan, model oganizer dan task manager
disajikan pada Gambar 14.
15
15
Gambar 14 Task manager pemodelan Pabrik Astra Honda Motor
6. Menganalisis jadwal rencana dan realisasi proyek
Untuk kesesuaian kegiatan pembangunan yang dilakukan, jadwal rencana
pembangunan dibandingkan dengan jadwal realisasi proyek pembangunan yang
dilakukan selama proyek berlangsung.
7. Menganalisis Kinerja Waktu
Analisis yang dilakukan yaitu menentukan kesesuaian atau ketidaksesuaian
tahapan kegiatan proyek yang dilakukan dilapangan dengan tahapan kegiatan
proyek berdasarkan jadwal rencana dan jadwal pelaksanaan pada kurva S, serta
menentukan apakah terjadi keterlambatan dalam kinerja waktu pada suatu proyek
pembangunan.
8. Menentukan Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Kinerja Waktu
Pada tahapan ini, penelitian difokuskan untuk mengetahui faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pada proyek pembangunan serta
tindakan perbaikan yang dilakukan untuk menanggulangi keterlambatan yang
terjadi.
9. Penyusunan Laporan Akhir
Pada tahapan ini dilakukan penyusunan laporan akhir yang berisi
keseluruhan proses yang sudah dikerjakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembangunan Pabrik Astra Honda Motor bertempat di kawasan industri Bukit
Indah City, Cikampek, Karawang. Pada pembangunan ini memiliki luas area sekitar
3 ha, yang terdiri dari lantai 1, lantai mezanine, dan lantai 2. Setiap proyek dalam
16
usaha mencapai tujuan pasti dihadapkan pada kendala-kendala yang dihadapi, oleh
karena itu setiap proyek dalam menciptakan suatu kerjasama yang baik guna
mencapai tujuannya membutuhkan suatu sistem yang disebut manajemen.
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Proyek pada umumnya memiliki batas waktu (deadline), artinya proyek harus
diselesaikan sebelum atau tepat pada waktu yang telah ditentukan, oleh karena itu
dibutuhkan suatu manajemen waktu. Dengan manajemen waktu dan pelaksanaan
yang baik, maka resiko sebuah proyek akan mengalami keterlambatan menjadi kecil.
Salah satu fungsi dan proses kegiatan dalam manajemen proyek yang sangat
mempengaruhi hasil akhir proyek adalah pengendalian yang mempunyai tujuan
utama meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi selama
berlangsungnya proyek.
Jadwal pekerjaan pembangunan dari proyek Pabrik Astra Honda Motor ini
berupa jadwal rencana dan jadwal realisasi kegiatan pembangunan. Jadwal
perencanaan ditampilkan dalam bentuk barchart dan kurva S, sedangkan jadwal
realisasi kegiatan pembangunan ditampilkan dalam bentuk kurva S. Jadwal pekerjaan
menjelaskan beberapa informasi yaitu pekerjaan yang dilakukan, durasi pekerjaan,
bobot total pekerjaan, rencana bobot pekerjaan mingguan, realisasi bobot pekerjaan
mingguan dan deviasi bobot pekerjaan mingguan. Jadwal pekerjaan pembangunan
Pabrik Astra Honda Motor dapat dilihat pada Lampiran 1.
Suatu penjadwalan proyek dibuat untuk menentukan jangka waktu suatu
proyek, dari mulainya suatu proyek sampai proyek tersebut selesai. Penjadwalan
proyek menyediakan beberapa kegunaan, yaitu menunjukkan hubungan tiap aktivitas
kepada yang lainnya dan kepada seluruh proyek, menunjukkan hubungan utama
diantara kegiatan-kegiatan, mendorong penentuan waktu yang diperlukan dan
perkiraan biaya untuk setiap kegiatan, dan membantu meningkatkan kegunaan
sumber daya manusia, uang, dan material dengan identifikasi hambatan krtis dalam
proyek.
Pengolahan Jadwal Rencana Menggunakan Microsoft Project 2013
Analisis kenerja waktu pada pembangunan Pabrik Astra Honda Motor
menggunakan metode jalur kritis dilakukan dengan bantuan program Microsoft
Project 2013. Program Microsoft Project merupakan sistem perencanaan yang dapat
membantu dalam penyusunan jadwal (scheduling) suatu proyek atau rangkaian
pekerjaan, dengan program ini suatu proyek dapat direncanakan secara terperinci
pekerjaan demi pekerjaan dan dapat menghubungkan antara satu sub proyek dengan
sub proyek lain yang saling berkaitan. Program ini dapat menampilkan pekerjaan-
pekerjaan yang berada pada jalur kritis. Proyek pembangunan Pabrik Astra Honda
Motor dimulai pada 7 November 2014. Pengaturan kalender kerja dilakukan untuk
mengatur hari kerja, hari libur, dan lama waktu bekerja. Pada pembangunan Pabrik
Astra Honda Motor, kegiatan pembangunan dilakukan setiap hari tanpa hari libur
selama 350 hari, dengan waktu kerja selama 8 jam per hari, 08.00-12.00 WIB dan
13.00-17.00 WIB.
17
17
Data yang digunakan untuk mengolah pada program Microsoft Project adalah
data nama pekerjaan, durasi pekerjaan, tanggal mulai pekerjaan, dan tanggal selesai
pekerjaan. Kemudian terakhir menampilkan pekerjaan kritis dan jalur kritis.
Pekerjaan kritis merupakan pekerjaan yang berpengaruh terhadap tanggal selesai
proyek. Jika pekerjaan ini terlambat maka akan mempengaruhi pekerjaan lainnya
yang saling berhubungan dan tanggal selesai proyek secara keseluruhan. Tahapan
menampilkan pekerjaan kritis dan jalur kritis dilakukan untuk mengetahui kegiatan-
kegiatan pembangunan yang bersifat kritis sehingga mempermudah dalam
melakukan analisis kinerja waktu.
Berikut daftar kegiatan yang berada pada jalur kritis:
Pekerjaan Sub Struktur
1. Pondasi dan Pile cap
2. Balok beton dan plat lantai 1
Pekerjaan Upper Struktur
1. Lantai 1
Kolom beton di bawah mezanine
Zone 2
Zone 3
2. Lantai mezanine
Balok dan plat beton
Zone 2
3. Lantai 2
Balok dan plat beton
Zone 1 : area void
Zone 2 : area mezanine dan area void
Zone 3 : area mezanine dan area void
Zone 4 : area mezanine dan area void
Zone 5 : area mezanine
Kolom beton
Zone 3 area void
Zone 4 area void
4. Lantai atap dan dak atap
Balok dan plat atap
Zone 1 area mezanine
5. Pekerjaan struktur tangga
Pemodelan 3D Menggunakan Tekla Structures 17
Tekla structures 17 merupakan perangakat lunak yang dikembangkan oleh
Tekla Corporation di Finlandia pada tahun 1966 dengan kantor pusat di Espoo,
Finlandia. Program ini dapat menjadi solusi untuk informasi model pada manajemen
konstruksi. Tekla dapat digunakan oleh kontraktor, subkontraktor, dan para
profesional manajemen proyek yang membantu dalam pelaksanaan dan pemeriksaan
data proyek. Perangkat lunak ini mampu memproses sejumlah besar data model dan
non-model terlepas dari sumber.
18
Program tekla structures 17 digunakan untuk melakukan pemodelan 3D dari
Pabrik Astra Honda Motor dengan beberapa tambahan informasi-informasi yang
diperlukan. Pemodelan dilakukan berdasarkan data detail engineering design dari
proyek pembangunan ini. Pemodelan ini dilakukan tanpa menampilkan spesifikasi
teknis secara detail dan analisis pembebanan pada komponen-komponen tersebut.
Pada software ini telah disiapkan menu-menu dasar untuk membuat desain bentuk
bagian-bagian struktur bangunan, diantaranya yaitu pondasi telapak (pad footing),
pondasi menerus (strip footing), balok, kolom, dan slab dengan material beton atau
baja serta beberapa menu tambahan lainnya. Pada menu-menu tersebut, dapat
dimodifikasi berdasarkan bentuk dan dimensi struktur yang sesuai dengan data DED
dan shop drawing. Pemodelan pada penelitian ini dilakukan secara 3D dan 4D.
Pemodelan secara 3D pada bangunan gedung Pabrik Astra Honda Motor dilakukan
dengan menggambar grid, pile cap, kolom, balok, slab, dan atap baja. Pemodelan
secara 4D terjadi dengan menambahkan schedulling dari gambar 3D yang telah
dibuat. Grid adalah pemodelan bantuan model tiga dimensi dari bidang horisontal
dan vertikal. Grid ini berfungsi untuk mempermudah proses pembuatan model
seperti slab, pile cap, kolom, dan balok. Pengaturan grid dilakukan berdasarkan
koordinat x, y dan z melalui menu Modeling à Create Grid dan masukan ukuran
koordinat yang diinginkan. Pengaturan grid dan hasil pengaturan grid yang
digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 6.
Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan
kolom di bagian atasnya. Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada
dititik pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat
menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom,
pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada.. Pile
cap pada proyek ini terdapat beberapa ukuran yang berbeda, yaitu Tipe P-1
berukuran 850 x 850 mm dengan bentuk persegi, Tipe P-2 berukuran 850 x 2200 mm
dengan bentuk persegi panjang, Tipe P-3 berukuran 2200 x 2019 mm dengan bentuk
segienam, Tipe P-4 berukuran 2200 x 2200 mm dengan bentuk persegi, Tipe P-6
berukuran 2200 x 3550 mm dengan bentuk persegi panjang, Tipe P-8 berukuran
3188 x 3550 mm dengan bentuk persegi panjang, Tipe P-9 berukuran 3550 x 3550
mm dengan bentuk persegi, Tipe P-9a berukuran 3188 x 4530 mm dengan bentuk
segienam, Tipe P-12 berukuran 4900 x 3550 mm dengan bentuk persegi panjang,
Tipe P-14 berukuran 4900 x 4900 mm dengan bentuk persegi, dan Tipe P-14a
berukuran 6250 x 4900 mm memiliki bentuk segienam.
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan
lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan
dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur. Kolom berfungsi meneruskan
beban dari elevasi atas ke elevasi bawahnya hingga sampai tanah melalui pondasi.
Kolom pada proyek ini setiap lantai terdiri dari 301 kolom, yang memiliki 11 ukuran
yang berbeda-beda, yaitu Tipe K-1 untuk semua lantai berukuran 1300 x 1300 mm,
untuk atapnya berukuran 1100 x 1100 mm, Tipe K-2 untuk semua lantai berukuran
1100 x 1100 mm, Tipe K-3 untuk semua lantai berukuran 1100 x 1100 mm, Tipe K-4
untuk semua lantai berukuran 1300 x 1300 mm, Tipe K-5 untuk semua lantai
berukuran 1100 x 1100 mm, Tipe K-6 untuk semua lantai berukuran 1100 x 1100
mm, Tipe K-7 untuk semua lantai berukuran 600 x 600 mm, Tipe K-8 berukuran 600
x 600 mm yang hanya berada di lantai 1, Tipe K-8A berukuran 600 x 600 mm (ramp)
19
19
yang juga hanya berada di lantai 1, Tipe K-9 untuk semua lantai berukuran 700 x 700
mm, dan Tipe K-10 berukuran 300 x 300 mm yang hanya berada pada atap.
Slab merupakan alas dari suatu ruangan atau bangunan yang diperkuat oleh
tulangan sehingga dapat meneruskan beban secara langsung ke kolom. Pada
pembuatan slab terdapat 6 tipe, yaitu tipe S1 mempunyai tebal 120 mm, tipe S2
ketebalannya sebesar 150 mm, tipe S3 ketebalannya sebesar 170 mm, tipe S4
ketebalannya sebesar 200 mm, tipe S5 ketebalannya sebesar 220 mm, dan tipe S5A
ketebalannya sebesar 220 mm.
Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan
pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal
bangunan akan beban-beban. Pada proyek ini terdapat beberapa tipe balok, yaitu tipe
B24 berukuran 200 x 400 mm, B34 berukuran 300 x 400 mm, tipe B35 berukura 300
x 500 mm, tipe B37 berukuran 300 x 700 mm, tipe B39 berukuraan 300 x 900 mm,
tipe B310 berukuran 300 x 1000 mm, tipe B410 berukuran 400 x 1000 mm, tipe
B510 berukuran 500 x 1000 mm, tipe B610 berukuran 600 x 1000 mm, dan tipe
B710 berukuran 700 x 1000 mm.
Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup
seluruh ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin
atau untuk keperluan perlindungan. Atap pada pabrik ini menggunakan baja. Baja
strukur merupakan material yang liat artinya memiliki kekuatan dan daktilitas.
Kelebihan dari material baja struktur adalah kemudahan penyambungan baik dengan
baut, paku keling maupun las, cepat dalam pemasangan, dapat dibentuk menjadi
profil yang diinginkan, kekuatan terhadap fatik, kemungkinan untuk penggunaan
kembali setelah pembongkaran, masih bernilai meskipun tidak digunakan kembali
sebagai elemen struktur, adaptif terhadap prefabrikasi.
Setelah dilakukan pemodelan 3D dari Pabrik Astra Honda Motor, selanjutnya
dilakukan pengelolaan pemodelan dan melihat jenis objek dalam model objek atau
jenis klasifikasi lainnya. Pengelompokan model pada tiap lantai dikelompokan
berdasarkan pembagian zona, dalam setiap zona dikelompokkan kembali
berdasarkan jenis yaitu pile cap, kolom, slab, balok, dan atap baja, seperti disajikan
pada Gambar 13. Hal ini difungsikan untuk membagi model besar menjadi bagian-
bagian kecil yang dikategorikan berdasarkan jenis objek yang nantinya
mempermudah dalam melakukan penjadwalan pembangunan Pabrik Astra Honda
Motor.
Kemudian menganalisis kinerja waktu dengan menggunakan task manager
pada Tekla Structure 17 dalam bentuk barchart. Task manager berfungsi
menggabungkan data time schedule pelaksanaan ke dalam struktur 3D dan untuk
mengontrol jadwal pelaksanaan seluruh proyek. Task manager dapat menghasilkan
output schedule pelaksanaan proyek. Selain itu, fungsi task manager adalah
membuat, menyimpan, dan mengelola tugas-tugas yang dijadwalkan pada proyek,
selanjutnya dihubungkan ke objek model sehingga dihasilkan permodelan 4D.
Penjadwalan ini dilakukan untuk keperluan manajemen proyek, khususnya
manajemen kinerja waktu pelaksanaan pekerjaan struktur. Data yang dibutuhkan
pada bagian task manager ini hanya jadwal kegiatan pekerjaan struktur yang terdiri
dari nama pekerjaan, waktu mulai pekerjaan dan waktu berkahir pekerjaan. Tampilan
hubungan pemodelan, Model Organizer, dan Task Manager disajikan pada Gambar
15.
20
Gambar 15 Tampilan hubungan pemodelan, Model Organizer, dan Task Manager
Analisis Kinerja Waktu Pembangunan Proyek
Kinerja waktu adalah proses yang diperlukan untuk memastikan waktu
penyelesaian proyek yang berpusat pada berjalan atau tidaknya perencanaan dan
penjadwalan proyek (Ardani, 2009). Penjadwalan dibuat untuk menggambarkan
perencanaan dalam skala waktu. Penjadwalan menentukan kapan aktivitas dimulai,
ditunda, dan diselesaikan, sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber daya akan
disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang akan ditentukan. Lamanya waktu
penyelesaian proyek berpengaruh besar dengan pertambahan biaya proyek secara
keseluruhan. Maka dari itu dibutuhkan laporan progress harian/ mingguan/ bulanan
untuk melaporkan hasil pekerjaan dan waktu penyelesaian untuk setiap item
pekerjaan proyek. Kemudian, dibandingkan dengan waktu penyelesaian rencana agar
waktu penyelesaian dapat terkontrol setiap periodenya.
Menurut Tan dan Dissanayake (1998) kurva S adalah jadwal (Schedule)
tahapan pekerjaan berdasarkan waktu. Kurva S dipakai untuk melihat progress
kinerja waktu baik pekerjaan harian, mingguan, ataupun bulan. Dengan melihat
deviasi pada kurva S dapat diketahui suatu pekerjaan terlambat atau mendahului dari
jadwal rencana pekerjaan. Dalam pembuatan schedule, schedule dibagi menjadi dua
yaitu master schedule dan detailed schedule. Master schedule berisikan kegiatan-
kegiatan utama dari suatu proyek yang dibuat untuk level executive management,
sedangkan detailed schedule merupakan bagian dari master schedule yang berisikan
detail dari kegiatan-kegiatan utama yang dibuat untuk membantu para pelaksana
dalam pekerjaan dilapangan (Mertha, 2007). Kurva S dapat dilihat pada Lampiran 1.
Selanjutnya, untuk kinerja waktu pada pembangunan Pabrik Astra Honda
Motor dianalisis berdasarkan data jadwal kegiatan bulanan. Analisis ini dilakukan
21
21
dengan membandingkan jadwal rencana kegiatan dan jadwal realisasi kegiatan.
Berikut analisis kinerja waktu selama 7 bulan pelaksanaan pembangunan yang
dimulai pada tanggal 18 November 2014.
Kinerja Waktu Proyek Pabrik Astra Honda Motor selama 7 Bulan
Tabel 1 Perkembangan pembangunan Pabrik Astra Honda Motor tahun 2014
No Bulan Bobot
Rencana (%)
Akumulasi
(%)
Bobot
Realisasi (%)
Akumulasi
(%) Deviasi
1 November 0.401 0.401 0.272 0.272 -0.129
2 Desember 3.788 4.189 3.460 3.731 -0.458
3 Januari 11.428 15.617 9.052 12.783 -2.834
4 Februari 16.433 32.049 11.728 24.565 -7.484
5 Maret 18.265 50.315 12.149 36.714 -13.601
6 April 19.803 70.118 16.949 53.663 -16.455
7 Mei 5.718 75.836 4.963 58.626 -17.210
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa bobot rencana pada bulan
November sebesar 0.401% dan bobot realisasinya sebesar 0.272%, sehingga pada
bulan ini terjadi deviasi sebesar -0.129%. Deviasi merupakan selisih antara bobot
rencana dan bobot realisasi, apabila deviasi ini bernilai negatif berarti terjadi
keterlambatan dalam pekerjaan. Sebaliknya apabila deviasi bernilai positif maka ini
berarti bahwa realisasi pekerjaan lebih cepat dibandingkan dengan rencana.
Pekerjaan diatas tidak semua dapat diselesaikan, karena ada beberapa kemunduran
pada pelaksanaan baik pekerjaan mobilisasi dan galian tanah pile cap. Nilai deviasi
yang negatif pada bulan November menunjukan keterlambatan -0.129% pekerjaan
dari bobot rencana keseluruhan. Adapun pekerjaan rencana bulan November yaitu:
1. Mobilisasi
2. Pekerjaan Engineering
Pada bulan Desember total jumlah bobot rencana dan bobot realisai dengan
bulan sebelumnya sebesar 4.189% dan 3.731%, sehingga mengalami deviasi sebesar
-0.458% . Jadwal realisasi bulan ini, tidak dilaksanakan sesuai jadwal rencana dan
mengalami keterlambatan pekerjaan pembangunan. Pekerjaan yang kritis yaitu
pekerjaan pondasi, pile cap zone 1 dan zone 2, dan pekerjaan lantai beton. Adapun
pekerjaan rencana bulan Desember yaitu:
1. Pekerjaan pondasi dan pile cap zone 1 dan zone 2
2. Pembesian balok beton dan plat lantai 1 zone 1
Kemudian, untuk bulan Januari dapat dilihat bahwa total jumlah bobot rencana
dan realisai sebesar 15.617% dan 12.783%, sehingga terdapat deviasi sebesar -
2.834%. Deviasi negatif menunjukkan bahwa pekerjaan mengalami kemunduran.
Pekerjaan kritis yang terjadi pada bulan januari yaitu pada pekerjaan upper struktur
pada pekerjaan kolom beton dibawah mezanine zone 1 dan zone 2. Adapun
pekerjaan rencana bulan Januari yaitu:
1. Pekerjaan pondasi dan pile cap zona 3, zone 4 dan zone 5
2. Balok beton dan plat lantai 1 zone 1, zone 2, dan zone 3
3. Kolom beton dibawah mezanine zone 1 dan zone 2
Selanjutnya, pada bulan Februari dapat dilihat bahwa perkembangan
pembangunan mengalami kemunduran sebesar -7.484% dari perencanaan. Bobot
22
rencana kumulatif dan bobot realisasi kumulatif pada bulan Februari yaitu sebesar
32.049% dan 24.565%. Dan untuk pekerjaan kritis pada bulan ini yaitu, pekerjaan
upper struktur antara lain, balok dan plat beton lantai mezanine zone 2 dan kolom
beton dibawah mezaine zone 3. Adapun pekerjaan rencana bulan Februari yaitu:
1. Balok beton dan plat lantai 1 zone 4 dan zone 5
2. Kolom beton dibawah mezanine zone 3
3. Kolom beton void zone 1
4. Balok dan plat beton lantai mezanine zone 1
Di bulan kelima progres pekerjaan kembali mengalami penurunan dan total
jumlah bobot rencana sebesar 50.315% sedangkan total bobot realisasi sebesar
36.714%. Dan terdapat deviasi sebesar -13.601% yang semakin memperburuk
kinerja proyek yang selalu mengalami peurunan setiap bulannya. Pada bulan Maret
terjadi pekerjaan kritis yaitu pada pekerjaan upper struktur antara lain pekerjaan
Balok dan plat beton lantai 2 zone 1-area mezanine, zone 1-area void, zone 2-area
mezanine, dan zone 2-area void dan pekerjaan kolom beton lantai 2 zone 1-area
mezaine, zone 1-area void, dan zone 2 area-mezanine, serta pekerjaan atap. Nilai
deviasi yang negatif pada bulan April menunjukan keterlambatan -13.601%
pekerjaan dari bobot rencana keseluruhan. Kegiatan pada bulan Maret yaitu:
1. Pembesian kolom beton dibawah mezanine zone 4 dan zone 5
2. Bekisting dan pengecoran kolom void tahap 2 zone 1
3. Kolom void zone 2, zone 3
4. Balok dan plat beton lantai mezanine zone 2
5. Kolom beton mezanine zone 1 dan zone 2
6. Balok dan plat beton lantai 2 zone 1-area mezanine, zone 1-area void, zone 2-area
mezanine, dan zone 2-area void
7. Kolom beton lantai 2 zone 1-area mezaine, zone 1-area void, dan zone 2 area-
mezanine
8. Balok dan plat atap zone 1-area mezaine, zone 1-area void, dan zone 2 area-
mezanine
9. Pekerjaan atap
Kinerja waktu pada bulan April kembali mengalami penurunan yang terlihat
dari deviasi yang semakin kecil yaitu sebesar -16.455% pekerjaan dari bobot rencana
keseluruhan. Nilai bobot rencana kumulatif dan bobot realisasi kumulatif pada bulan
April sebesar 70.118% dan 53.663%. Adapun pekerjaan kritis pada bulan ini yaitu
pekerjaan upper struktur antara lain pekerjaan balok dan plat beton lantai 2 zone 2-
area void, zone 3-area mezanine, dan zone 3-area void dan pekerjaan kolom beton
lantai 2 zone 2-area mezanne, zone 2-area void, zone 3-area mezanine, dan zone 3-
area void. Dan pekerjaan atap yaitu pekerjaan balok dan plat atap zone 2-area
mezanine, zone 2-area void, zone 3-area mezanine, dan zone 3-area void. Adapun
pekerjaan rencana bulan April yaitu:
1. Kolom void zone 3 dan zone 4
2. Kolom beton dibawah mezanine zone 4
3. Balok dan plat lantai mezanine zone 3 dan zone 4
4. Kolom beton mezanine zone 3
5. Kanopi beton
6. Balok dan plat beton zone 2-area void, zone 3-area mezanine, dan zone 3-area
void
23
23
7. Kolom beton lantai 2 zone 2-area mezanne, zone 2-area void, zone 3-area
mezanine, dan zone 3-area void
8. Balok dan plat atap zone 2-area mezanine, zone 2-area void, zone 3-area
mezanine, dan zone 3-area void
Terakhir untuk analisis pada bulan Mei dapat dilihat bahwa total jumlah bobot
rencana dan realisai sebesar 70.118% dan 53.663%, sehingga terdapat deviasi
sebesar –17.210%. Pekerjaan yang telah direncanakan tidak semua dapat
diselesaikan, karena ada beberapa kemunduran pada pelaksanaan baik pekerjaan
pengecoran, pembesian, dan pemasangan bekisting pada balok dan plat beton lantai 2
zone 3-area void, zone 4-area mezanine, zone 4-area void, zone 5-area mezanine, dan
zone 5-area void dan pekerjaan kolom beton lantai 2 zone 4-area mezanine, zone 4-
area void, zone 5-area mezanine. Pekerjaan atap yaitu pekerjaan balok dan plat atap
zone 3-area mezanine, zone 3-area void, zone 4-area mezanine, dan zone 4-area void.
Dan pekerjaan struktur tangga. Adapun pekerjaan rencana bulan Mei yaitu:
1. Kolom beton void zone 4 dan zone 5
2. Balok dan plat beton lantai mezanine zone 4 dan zone 5
3. Kolom beton mezanine zone 4 dan zone 5
4. Balok dan plat beton lantai 2 zone 3-area void, zone 4-area mezanine, zone 4-area
void, zone 5-area mezanine, dan zone 5-area void
5. Kolom beton lantai 2 zone 4-area mezanine, zone 4-area void, zone 5-area
mezanine
6. Balok dan plat atap zone 3-area mezanine, zone 3-area void, zone 4-area
mezanine, dan zone 4-area void
Bobot rencana dan realisasi pada bulan Mei minggu ke 26 telah dirubah dengan
menggunakan kurva S yang telah di update. Itu dikarenakan deviasi yang terjadi
cukup banyak sehingga pihak kontraktor meminta penambahan waktu selama 60
hari, serta kurva S nya di update ulang agar bobot yang direncanakan sesuai dengan
realisasi. Kurva S yang telah di update ini dapat dilihat bahwa bobot rencana dan
bobot realisasinya bernilai sama sehingga tidak terjadi deviasi atau sama dengan nol.
Deviasi nol mengartikan bahwa realisasi pekerjaan sesuai dengan bobot rencana.
Deviasi ini ditargetkan mencapai nol pada kurva S baru dimaksudkan agar pihak
kontraktor dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu. Hal ini sebagai salah
satu upaya pihak kontraktor agar dapat terhindar dari denda apabila realisasi
pekerjaan tidak sesuai dengan rencana. Agar realisasi sesuai dengan rencana pihak
kontraktor meminta perpanjangan waktu pengerjaan. Pada awalnya pekerjaan
ditargetkan selesai pada bulan Agustus, kemudian setalah meminta perpanjangan
waktu pekerjaan ditargetkan berakhir pada bulan Oktober. Analisis untuk kurva S
yag telah di update dapat dilihat pada Lampiran 6.
Manajemen pada umumnya mempunyai pengertian yaitu metode atau usaha
untuk menghitung bobot pekerjaan yang akan dilakukan dan kemudian dumuat
dalam bentuk tulisan atau laporan. Sedangkan, manajemen proyek dalam bidang
teknik sipil mempunyai tidak jauh berbeda yaitu metode atau usaha untuk
menghitung bobot pekerjaan yang akan dilakukan dan kemudian dumuat dalam
bentuk tulisan atau laporan disertai dengan visualisasi progres. Visualisasi progres ini
dibuat untuk memudahkan pihak-pihak yang terlibat (seperti owner, konsultan)
dalam mengetahui kemajuan dalam setiap pekerjaan. Visualisasi progres yang
dimaksud dapat berupa barchart dan gambar yang telah dilaksanakan. Barchart yang
menggambarkan pekerjaan dari pembangunan Pabrik Astra Honda Motor telah
24
dibuat pada Microsoft Project yang telah dilampirkan, sedangkan untuk gambar
disajikan dengan menggunakan software Tekla Structures17.
Dari penjadwalan yang dilakukan meggunakan Microsoft Project, didapatkan
bahwa panjang durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek adalah selama
339 hari (termasuk buffer time), hal ini tentu saja jauh lebih lama dibandingkan
dengan penjadwal rencana yang dialukakan diawal yaitu selama 279 hari. Hal ini
berpengaruh pada waktu dan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Oleh karena
itu, pihak pelaksana menggambil keputusan dengan menambah durasi yaitu selama
60 hari. Dengan adanya penambahan waktu 60 hari maka pihak pelaksana dapat
melaksanakan proyek dengan lebih baik lagi. Selain itu, dalam menentukan aktivitas
kritis dilakukan dengan mengidentifikasi aktivitas mana yang berpengaruh besar
pada kegiatan proyek lainnya, dan yang memiliki lintasan terpanjang. Semakin tinggi
bobot dari pekerjaan tersebut maka tingkat kerumitan yang semakin tinggi pula.
Tingkat kerumitan ini berpacu pada perbandingan antara total biaya tiap pekerjaan
dengan total biaya proyek.Setelah mengetahui jadwal proyek, maka pihak pelaksana
dapat melakukan estimasi tenaga kerja pada setiap pekerjaan. Kebutuhan jumlah
pekerja berbanding terbalik dengan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
meyelesaikan suatu pekerjaan, semakin singkat (sedikit) waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan maka kebutuhan pekerja semakin banyak, begitu
pula sebaliknya.
Berdasarkan laporan mingguan pekerjaan bulan awal tidak semua dilakukan
tepat pada waktunya sesuai dengan tanggal rencana. Awal waktu pengerjaan proyek
difokuskan untuk pekerjaan persiapan proyek. Pekerjaan mobilisasi dilakukan selama
7 hari tidak sesuai dengan rencana proyek. Perhitungan untuk menentukan durasi
aktivitas dapat diperoleh diperoleh berdasarkan satuan indeks pada SNI dengan
rumus seperti persamaan (1) (Wijaya dkk, 2012).
Durasi =
(1)
Berdasarkan persamaan tersebut dengan mengetahui durasi pekerjaan pada
jadwal rencana proyek Pabrik Astra Honda Motor maka dapat diketahui jumlah
pekerja yang dioperasikan pada pelaksanaan pembangunan. Jumlah pekerja yang
digunakan dapat dihitung seperti pada persamaan (2) (Wijaya dkk, 2012).
Jumlah pekerja =
(2)
Apabila mengacu pada SNI mengenai Analisis Harga Satuan Pekerjaan
(AHSP) Bidang Pekerjaan Umum tahun 2013 pada pekerjaan galian tanah nilai
indeks untuk koefisien SNI (OH) diperoleh seperti pada Tabel 2. Koefisien dalam
SNI AHSP digunakan untuk menghitung jumlah pekerja setiap pekerjaan.
Tabel 2 SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2013 pekerjaan 1 m3
galian tanah pile cap
Uraian Satuan Koefisien
Tukang gali OH 0.675
Mandor OH 0.023 aSumber: KPU 2012
25
25
Luas pekerjaan galian tanah untuk pile cap yang digunakan adalah 5694.93 m3
dengan durasi rencana awal selama 35 hari sedangkan pada realisasi terlaksana
selama 36 hari. Apabila berdasarkan perhitungan SNI Analisis Harga Satuan
Pekerjaan Bagian Pekerjaan Umum Tahun 2013 terhadap jumlah sumber daya yang
digunakan diperoleh perbedaan seperti pada Tabel 3.
Tabel 3 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan galian tanah pile cap
Pekerjaan galian tanah direncakan selama 35 hari yang terdiri dari 5 zona,
tetapi penyelesaiannya dilakukan selama 36 hari tidak sesuai dengan rencana awal
dan seetiap zona nya dikerjakan selama 7 hari. Hal tersebut disebabkan oleh
kekurangan jumlah pekerja sehingga diperlukannya penambahan tenaga kerja agar
pekerjaan sesuai dengan rencana. Berdasarkan SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Bidang Pekerjaan Umum Tahun 2013 nilai koefisien pekerjaan untuk galian tanah
berupa sumber daya manusia yaitu tukang gali sebesar 0.675 OH dan mandor sebesar
0.023 OH sehingga dari nilai tersebut diperoleh jumlah tenaga pekerja yang ada
seperti pada Tabel 3. Menurut Ridho dkk (2013), pada proyek Gedung Kantor Badan
Pusat Statistik Kota Medan pada pekerjaan galian tanah dan timbunan selesai dalam
waktu 21 hari berbeda dengan proyek Pabrik Astra Honda Motor yang lebih lama.
Kondisi waktu penyelesaian yang berbeda tersebut salah satunya karena nilai
produktivitas kerja yang berbeda, pada proyek Pabrik Astra Honda Motor dapat
dikatakan nilai produktivitas kerja kurang baik serta nilai mutu pada beton yang
berbeda juga. Selanjutnya, berdasarkan SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang
Pekerjaan Umum Tahun 2013 koefisien tenaga kerja untuk pekerjaan bekisting
pondasi dan sloof beton dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2013 bekisting fondasi
dan sloof beton
Uraian Satuan Koefisien
Pekerja OH 0.200
Tukang kayu OH 0.500
Kepala tukang OH 0.050
Mandor OH 0.010 aSumber: KPU 2012
Berdasarkan SNI AHSP, tukang kayu pekerjaan rangka baja memiliki koefisien
tertinggi, yaitu 0.500 sehingga pekerjaan tukang kayu memiliki jumlah pekerja
terbanyak. Kemudian, luas pekerjaan bekisting pondasi dan sloof beton yang
digunakan adalah 5344.02 m2 dengan durasi rencana awal selama 36 hari sedangkan
pada realisasi terlaksana selama 37 hari. Apabila ditinjau dari sumber daya tenaga
kerja yang digunakan maka diperoleh seperti pada Tabel 5.
Uraian Satuan Koefisien Kuantitas Durasi Jumlah
Pekerja
Tukang gali OH 0.675 5694.93 m
3 35 hari
110 orang
Mandor OH 0.023 4 orang
26
Tabel 5 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan bekisting fondasi dan sloof beton
Pekerjaan bekisting fondasi dan sloof beton mengalami keterlambatan selama
satu hari yang seharusnya dikerjaan selama 36 hari menjadi 37 hari. Keterlambatan
terjadi disebabkan oleh faktor eksternal diluar kinerja sumber daya yang
dioperasikan oleh pihak kontraktor pelaksana. Menurut Ridho dkk (2003), pada
proyek Gedung Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan pada pekerjaan pondasi
selesai dalam waktu 35 hari berbeda dengan proyek Pabrik Astra Honda Motor yang
lebih lama. Kondisi waktu penyelesaian yang berbeda tersebut salah satunya karena
nilai produktivitas kerja yang berbeda, pada proyek Pabrik Astra Honda Motor dapat
dikatakan nilai produktivitas kerja kurang baik serta mutu yang berbeda dan terdapat
11 jenis pile cap pada proyek Pabrik Astra Honda Motor. Selanjutnya, berdasarkan
SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum Tahun 2013,
koefisien tenaga kerja untuk pekerjaan pengecoran kolom beton biasa Lantai 1 dapat
dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2013 pengecoran
kolom beton biasa Lantai 1
Uraian Satuan Koefisien
Pekerja OH 0.250
Mandor OH 0.010 aSumber: KPU 2012
Berdasarkan SNI AHSP, pekerja memiliki koefisien lebih tinggi dibanding
dengan mandor, yaitu 0.250 sehingga jumlah pekerja pengecoran beton biasa sebesar
15 orang. Jumlah pekerja dengan besar volume kolom beton yang akan di cor sebesar
2275.23 m3 dengan durasi pekerjaan selama 38 hari dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan pengecoran kolom beton biasa
Lantai 1
Hasil yang diperoleh untuk pengecoran kolom beton biasa Lantai 1 dengan
mutu K375 dan volume sebesar 2275.23 m3 yang terdiri dari 5 zona dibutuhkan 15
pekerja selama 38 hari sedangkan pada proses pelaksanaannya pekerjaan terlambat 4
hari. Pekerjaan pengecoran dilakukan perzona. Dalam pengecoran beton dilakukan
selama satu hari kemudian bekisting tetap didiamkan hingga 7 hari agar mengeras
Uraian Satuan Koefisien Kuantitas Durasi Jumlah
Pekerja
Pekerja OH 0.200
5344.02 m2 36 hari
30 orang
Tukang kayu OH 0.500 74 orang
Kepala tukang OH 0.050 8 orang
Mandor OH 0.010 2 orang
Uraian Satuan Koefisien Kuantitas Durasi Jumlah
Pekerja
Pekerja OH 0.250 2275.23 m
3 38 hari
15 orang
Mandor OH 0.010 1 orang
27
27
(Matondang dan Mulyana 2012), maka pekerjaan pengecoran struktur utama yang
terlambat sulit untuk diakukan percepatan. Selanjutnya, nilai koefisien untuk sumber
daya pekerjaan pembesian 100 kg dengan besi polos atau ulir, berdasarkan SNI
Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum Tahun 2013 koefisien
dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2013 pekerjaan
pembesian 100 kg dengan besi polos atau ulir
Uraian Satuan Koefisien
Pekerja OH 0.700
Tukang besi OH 0.700
Kepala tukang OH 0.070
Mandor OH 0.040 aSumber: KPU 2012
Berdasarkan Tabel 8, pekerja dan tukang besi memiliki koefisien tertinggi,
yaitu 0.700 sehingga pekerja dan tukang besi memiliki jumlah pekerja terbanyak.
Perhitungan jumlah pekerja dengan koefisien dari SNI AHSP dapat dilihat pada
Tabel 9.
Tabel 9 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan pembesian 100 kg dengan besi
polos atau ulir Lantai 1
Pada pekerjaan pembesian 100 kg dengan besi polos atau ulir Lantai 1
mengalami keterlambatan akibat lamanya waktu pemesanan material. Pekerjaan ini
terlambat selama 7 hari yang seharusnya selesai selama 38 hari menjadi 45 hari.
Selanjutnya, berdasarkan SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum Tahun 2013 koefisien tenaga kerja untuk pekerjaan pembesian 100 kg dengan
rangka baja dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2013 rangka baja
Uraian Satuan Koefisien
Pekerja OH 0.160
Tukang besi/las OH 0.160
Tukang tembok OH 0.100
Mandor OH 0.005 aSumber: KPU 2012
Berdasarkan koefisien SNI AHSP, pekerja dan tukang besi/las pekerjaan
rangka baja memiliki koefisien tertinggi, yaitu 0.160. Hasil perhitungan kuantitas
pekerjaan rangka baja ialah sebesar 14303.90 kg sehingga untuk mengetahui jumlah
Uraian Satuan Koefisien Kuantitas Durasi Jumlah
Pekerja
Pekerja OH 0.700
833889.3 kg 38 hari
154 orang
Tukang kayu OH 0.700 154 orang
Kepala tukang OH 0.070 15 orang
Mandor OH 0.040 9 orang
28
sumber daya tenaga kerja yang dioperasikan selama 134 hari dapat dilihat pada Tabel
11.
Tabel 11 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan rangka baja
Jumlah sumber daya manusia untuk pekerjaan rangka baja selama 134 hari
adalah 29 orang. Pelaksanaan pekerjan baja ini dimulai pada bulan Juni, hal ini
mengalami kemunduran selama 60 hari dari rencana awal yakni bulan April. Hal ini
disebabkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain yang dikerjakan sebelumnya mengalami
keterlambatan. Selanjutnya, berdasarkan SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Bidang Pekerjaan Umum Tahun 2013 koefisien tenaga kerja untuk pekerjaan
bekisting kolom biasa dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Tahun 2013 bekisting
kolom beton biasa
Uraian Satuan Koefisien
Pekerja OH 0.660
Tukang kayu OH 0.330
Kepala tukang OH 0.033
Mandor OH 0.033 aSumber: KPU 2012
Berdasarkan koefisien SNI AHSP, pekerja memiliki koefisien tertinggi, yaitu
0.660 sehingga jumlah pekerja untuk pekerjaan bekisting kolom biasa memiliki
jumlah pekerja terbanyak. Perhitungan jumlah pekerja dengan koefisien dari SNI
AHSP dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13 Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan bekisting kolom beton biasa
Lantai 1
Sesuai dengan SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum
Tahun 2013 diperoleh jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk
pekerjaan bekisting kolom biasa dengan luas 8041.75 m2 selama 33 hari adalah
sebanyak 161 orang. Kemudian untuk kolom beton zone 2 pekerjaannya dimulai
setelah 2 hari pekerjaan di zone 1 dimulai. Sedangkan untuk penyelesaian pekerjaan
dilakukan secara bersamaan. Kemudian pekerjaan di zone 3 dimulai setelah
Uraian Satuan Koefisien Kuantitas Durasi Jumlah
Pekerja
Pekerja OH 0.160
14303.90 kg 134 hari
17 orang
Tukang kayu OH 0.160 17 orang
Kepala tukang OH 0.100 11 orang
Mandor OH 0.005 1 orang
Uraian Satuan Koefisien Kuantitas Durasi Jumlah
Pekerja
Pekerja OH 0.660
8041.75 m2 33 hari
161 orang
Tukang kayu OH 0.330 80 orang
Kepala tukang OH 0.033 8 orang
Mandor OH 0.033 8 orang
29
29
pekerjaan di zone 1 dan pekerjaan di zone 2 selesai. Dan yang terkahir pekerjaan di
zone 4 dimulai setelah zone 3 selesai. Dan yang terakhir, pekerjaan di zone 5 baru
dimulai setelah pekerjaan zone 4 telah selesai dikerjakan. Pekerjaan ini masih dalam
proses pengerjaan dan ditargetkan selesai pada akhir bulan Agustus.
Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Kinerja Waktu Proyek
Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah
perencanaan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat
dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah dibuat, karena
kondisi kenyataan tidak sama/sesuai dengan kondisi saat jadwal tersebut dibuat
Keterlambatan pelaksanaan proyek umumnya selalu menimbulkan akibat yang
merugikan baik bagi pemilik maupun kontraktor, karena dampak keterlambatan
adalah konflik dan perdebatan tentang apa dan siapa yang menjadi penyebab, juga
tuntutan waktu dan biaya tambah. Menurut (Astina dkk, 2000), keterlambatan proyek
sering kali menjadi sumber perselisihan dan tuntutan antara pemilik dan kontraktor,
sehingga akan menjadi sangat mahal nilainya baik di tinjau dari sisi kontraktor
maupun pemilik.
Dalam kenyataan di lapangannya, pelaksanaan manajemen waktu proyek
konstruksi banyak menemui kendala-kendala yang menyebabkan pelaksanaannya
tidak optimal. Dari penelitian yang telah dilakukan beberapa ahli pada perusahaan
kontraktor di Indonesia sebelumnya, disebutkan bahwa kendala-kendala yang sering
dihadapi tersebut adalah kesulitan untuk mendapatkan supliyer dan subkontraktor
yang commit dengan schedule yang sudah dibuat bersama, kesulitan untuk
mendapatkan pengawas (mandor) yang commit dengan schedule yang sudah dibuat
bersama, desain yang sebelum selesai dan perubahan desain, kurangnya koordinasi
dan komunikasi dengan pelaksana di lapangan, keterlambatan pembayaran dari
owner kepada kontraktor, kekurangan material dan peralatan, perubahan cuaca yang
tidak bisa diduga, dan lain-lain.
Pada proyek Pabrik Astra Honda Motor ini dapat dilihat pada tabel bahwa
hampir setiap bulan terdapat deviasi. Keterlambatan pada proyek pembangunan ini
disebabkan oleh kurangnya tenaga kerja, perubahan desain, alat yang kurang
memadai dalam proyek, dan terlambatnya mobilisasi dalam material. Proyek akan
lebih cepat selesai apabila setiap progres yang terjadi kedepannya memiliki nilai
bobot realisasi yang melebihi nilai bobot yang direncanakan. Oleh sebab itu,
pelaksana suatu proyek harus memperhatikan pekerjaan-pekerjaan kritis yang
mengalami keterlambatan harus dapat diselesaikan dengan nilai bobot yang lebih
besar pada waktu berikutnya. Sehingga pekerjaan tersebut dapat selesai tepat waktu
dan memenuhi bobot pekerjaan yang direncanakan. Cara tindakan yang telah
dilakukan yaitu dengan menambah jumlah pekerja dan meminta tambahan waktu.
30
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Permodelan 3D menggunakan Program tekla structures 17 pada bangunan
Pabrik Astra Honda Motor mencakup permodelan pile cap, kolom, balok, slab, dan
atap serta dapat dilanjutkan pada proses kinerja waktu tahapan pelaksanaan.
Pemodelan dilakukan tanpa memperhitungkan analisis pembebanan pada struktur
tersebut. Analisis kinerja waktu pada pembangunan Pabrik Astra Honda Motor
dengan menggunakan task manager pada Program tekla structures 17 menunjukkan
kinerja waktu per-zona rata-rata mengalami kemajuan. Hasil analisis pada kurva S
menunjukkan pada pembangunan bulan November sampai dengan bulan Mei terjadi
deviasi. Deviasi yang terjadi cukup banyak sehingga kontraktor meminta
penambahan waktu 60 hari dan untuk bobot rencana serta realisasi pada bulan Mei
(minggu ke 26) digunakan kurva S yang telah di update.
Keterlambatan pada proyek pembangunan ini disebabkan oleh kurangnya
tenaga kerja, perubahan desain, alat yang kurang memadai dalam proyek, dan
terlambatnya pengadaan material, sehingga kemudian dilakukan penambahan tenaga
kerja, perubahan kurva S, dan pengajuan penambahan waktu.
Saran
Pada proyek Pabrik Astra Honda Motor ini deviasi dapat dihindari apabila
kurva rencana relatif sama dengan kurva S realisasi. Untuk itu, dalam pembuatan
kurva S rencana perlu diperhatikan beberapa faktor seperti iklim, tenaga kerja, alat,
dan material sehingga kurva S rencana nantinya dapat sama atau relatif sama dengan
kurva S realisasi. Kemudian, disarankan untuk mencegah terjadinya keterlambatan
pada suatu proyek harus ada koordinasi yang baik dari pihak struktur, arsitek dan
MEP, serta kecukupan tenaga pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Ardani. 2009. Analisa Penerapan Manajemen Waktu Pada Proyek Konstruksi Jalan
[Skripsi]. Sumatera Utara (ID): Universitas Sumatera Utara.
Astina DC, Widhiawati IA, Joni IG. 2012. Analisis faktor-faktor penyebab
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi di Kabupaten
Tabanan. J Ilm Elektr Infrast Tek Sip. Denpasar (ID): Universitas Udayana.
Badri S. 1997. Dasar-dasar Network Planing. Jakarta (ID): PT Rika Cipta.
Clough RH, Sears, Glenn A. 1991. Construction Management. Canada (US): John
Willey & Sons Inc.
Callahan MT. 1992. Contruction Proyect Scheduling. New York (US): Mc Graw
Hill.
Handoko TH. 1999. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Pertama.
Yogyakarta (ID): BPFE.
31
31
Heizer J, Barry R. 2005. Manajemen Operasi. Jakarta (ID): Salemba Empat.
Hergunsel M. 2011. Benefits Of Building Information Modeling For Construction
Managers And Bim Based Scheduling. [Tesis]. Worcester (US): Graduate
Program, Worcester Polytechnic Institute.
Jiang X. 2011. Development in Cost Estimating and Scheduling in BIM Technology
[Tesis]. Boston (US): Graduate Program, Northeastern University.
Kezner H. 1982. Project Management for Executive. New York (US): Van Nostrand
Reinhold Company.
[KPU] Kementrian Pekerjaan Umum. 2012. SNI Analisis Harga Satuan Pekerjaan.
Jakarta (ID): KPU.
Kraiem ZK, Dickmann JE. 1987. Concurrent delays in construction projects. J of
Constr Engin and Manag. 113(4):591-602.
Khemlani L. 2008. “Tekla Structures 15”, AECbytes Product Review. [Internet].
[diunduh 2015 Mei 1]. Tersedia pada: http://www.aecbytes.com/review/2008/
TeklaStructures15.html.
Mertha J, Diah PD. 2007. Analisa penjadwalan proyek menggunakan rangked
positional weight method (studi kasus : proyek pembangunan pasar mumbul di
kabupaten buleleng). J Ilm Tek Sip, 11(2):100 – 108.
Lynna P, Syafriandi. 2006. Aplikasi Microsoft Project untuk Penjadwalan Kerja
Proyek Teknik Sipil. Yogyakarta (ID): Penerbit Andi.
Matondang Z, Mulyana R. 2012. Konstruksi Bangunan Gedung. Medan (ID):
UNMED Press.
Nurrafidin R. 2014. Monitoring dan Evaluasi Kinerja Waktu menggunakan Software
Tekla pada Pembangunan Lantai 1-36 Chase Tower, Jakarta. [Skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Ridho MR, Syahrizal. 2013. Evaluasi Penjadwalan Waktu dan Biaya Proyek dengan
Metode PERT dan CPM (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Kantor
Badan Pusat Statistik Kota Medan Di Jl. Gaperta Medan, Sumatera Utara.
[Skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Schwalbe K. 2006. Information Technology Project Managemen. Edisi ke-4. Boston
Massachusetts (US): Couerse Technology.
Soeharto I. 1995. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta
(ID): Erlangga.
Soeharto I. 2001. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional. Jilid 2.
Edisi ke-2. Jakarta (ID): Erlangga.
Tan PW, Dissanayake PB. 1998. Construction project scheduling by rangked
positional weight method. Canadian J of Civil Engin. 25:424 – 436.
Tekla. 2011. Tekla Structure 17 Hardware Recommendation. Espoo (FI) :Tekla
Corporation.
Tolangi MF, Rantung JP, Langi JE, Sibi M. 2012. Analisis cash flow optimal pada
kontraktor proyek pembangunan perumahan. J Sip Statik, 1:60-64.
Wijaya G, Marsiano F, Limanto S. 2012. Studi kasus penjadwalan proyek pada
proyek rumah toko x menggunakan microsoft project 2010. J Tek Sip.
Yanuarini E. 2011. Aplikasi Program Bantu Tekla Stuctures 15 Untuk Perancangan
Gedung Graha Nusantara Menggunakan Sistem Pracetak. [Skripsi]. Surabaya
(ID): Institut Teknologi Sepuluh November.
33
33
Lampiran 1 Kurva S Proyek Pembangunan Pabrik Astra Honda Motor pada Tahun 2014
Sumber: PT Adhi Karya
KOREKSI
BOBOT
U R A I A N KONTRAK RENCANA
( % ) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
BAB I. PEKERJAAN PERSIAPAN 3.495 3.495 0.0653 0.1443 0.0722 0.1286 0.1418 0.0773 0.0773 0.0494 0.0794 0.1048 0.1087 0.0797 0.0860 0.0877 0.0890 0.0891 0.0940 0.0987 0.0989 0.0476 0.0476 0.1010 0.0964 0.0880 0.1058 0.0978 0.0937 0.0832 0.1045 0.0954 0.0925 0.0881 0.0291 0.0291 - 0.0524 0.0419 0.1341 0.1093 0.0944 0.0909
BAB I. SUB TOTAL BOBOT : 3.495 3.495 0.065 0.144 0.072 0.129 0.142 0.077 0.077 0.049 0.079 0.105 0.109 0.080 0.086 0.088 0.089 0.089 0.094 0.099 0.099 0.048 0.048 0.101 0.096 0.088 0.106 0.098 0.094 0.083 0.105 0.095 0.092 0.088 0.029 0.029 - 0.052 0.042 0.134 0.109 0.094 0.091
BAB II. PEMBANGUNAN GEDUNG UTAMA ( WARE HOUSE )
II.1 PEKERJAAN STRUKTUR
A. PEKERJAAN TANAH URUG 0.478 0.478 0.0101 0.0223 0.0118 0.0210 0.0231 0.0126 0.0126 0.0117 0.0188 0.0248 0.0257 0.0406 0.0437 0.0447 0.0453 0.0256 0.0270 0.0283 0.0284 - - - - -
B. PEKERJAAN SUB STRUKTUR 16.123 16.123 0.0495 0.1094 0.4101 0.7307 0.8052 0.4389 0.4389 0.6134 0.9855 1.3011 1.3484 1.2230 1.3193 1.3465 1.3655 0.8514 0.8984 0.9430 0.9449 - - - - -
C. PEKERJAAN UPPER STRUKTUR
C.1 Lantai 1 ( Satu ) 6.436 6.436 - - 0.1673 0.2687 0.3548 0.3677 0.3745 0.4040 0.4123 0.4181 0.3766 0.3974 0.4171 0.4179 0.2578 0.2578 0.5463 0.5216 0.4760 - - - -
C.2 Lantai Mezanine 10.694 10.694 - - 0.2608 0.4190 0.5531 0.5732 0.6223 0.6713 0.6851 0.6948 0.6257 0.6603 0.6931 0.6945 0.4433 0.4433 0.9393 0.8967 0.8184 - - - -
C.3 Lantai 2 ( Dua ) 16.749 16.749 - - 0.4353 0.6994 0.9233 0.9569 0.9747 1.0514 1.0730 1.0882 0.9800 1.0341 1.0855 1.0877 0.6709 0.6709 1.4217 1.3573 1.2388 - - - -
C.4 Lantai Atap & Dak Tangga, Lift 2.797 2.797 - - 0.0565 0.0908 0.1199 0.1243 0.1302 0.1405 0.1434 0.1454 0.1309 0.1382 0.1450 0.1453 0.0700 0.0700 0.1484 0.1417 0.1293 0.2022 0.1869 0.1791 0.1590 - - -
D. PEKERJAAN STRUKTUR TANGGA 0.458 0.458 - - - - - 0.0201 0.0201 0.0425 0.0406 0.0370 0.0446 0.0412 0.0395 0.0350 0.0377 0.0344 0.0334 0.0318 - -
- - - - - - - - - - - - -
E. PEKERJAAN STRUKTUR ATAP BAJA 11.851 11.851 - - - - - - - 0.6860 0.7239 0.7598 0.7613 0.3662 0.3662 0.7759 0.7408 0.6761 1.6252 1.5019 1.4392 1.2778 0.0415 0.0379 0.0367 0.0350 - - - - -
II.2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
II.2.1 LANTAI 1 ( SATU )
A. PEKERJAAN DINDING 0.745 0.745 - - - 0.0762 0.0822 0.0839 0.0851 0.0789 0.0833 0.0874 0.0876 0.0101 0.0101 0.0215 0.0205 0.0187 - - - -
B. PEK. KUSEN, PINTU / JENDELA TERMASUK FINISHING DAN ACCESSORIES 1.194 1.194 - - - 0.0278 0.0300 0.0306 0.0310 0.0335 0.0354 0.0371 0.0372 0.0224 0.0224 0.0475 0.0454 0.0414 0.0664 0.0614 0.0588 0.0522 0.1410 0.1287 0.1248 0.1189 - -
C. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT 0.162 0.162 - - - 0.0038 0.0041 0.0041 0.0042 0.0045 0.0048 0.0050 0.0050 0.0030 0.0030 0.0064 0.0061 0.0056 0.0090 0.0083 0.0080 0.0071 0.0191 0.0174 0.0169 0.0161 - -
D. PEKERJAAN FINISHING LANTAI & DINDING 2.413 2.413 - - - 0.0562 0.0606 0.0618 0.0627 0.0678 0.0715 0.0751 0.0752 0.0453 0.0453 0.0960 0.0917 0.0837 0.1342 0.1240 0.1189 0.1055 0.2850 0.2602 0.2522 0.2403 - -
E. PEKERJAAN SANITAIR 0.011 0.011 - - - 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0002 0.0002 0.0004 0.0004 0.0004 0.0006 0.0006 0.0005 0.0005 0.0013 0.0012 0.0011 0.0011 - -
F. PEKERJAAN PENGECATAN 0.338 0.338 - - - 0.0079 0.0085 0.0087 0.0088 0.0095 0.0100 0.0105 0.0105 0.0063 0.0063 0.0134 0.0128 0.0117 0.0188 0.0174 0.0166 0.0148 0.0399 0.0364 0.0353 0.0336 - -
II.2.2 LANTAI MEZANINE
A. PEKERJAAN DINDING 0.405 0.405 - - - 0.0094 0.0102 0.0104 0.0105 0.0114 0.0120 0.0126 0.0126 0.0076 0.0076 0.0161 0.0154 0.0140 0.0225 0.0208 0.0199 0.0177 0.0478 0.0437 0.0423 0.0403 - -
B. 0.150 0.150 - - - 0.0035 0.0038 0.0039 0.0039 0.0042 0.0045 0.0047 0.0047 0.0028 0.0028 0.0060 0.0057 0.0052 0.0084 0.0077 0.0074 0.0066 0.0178 0.0162 0.0157 0.0150 - -
C. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT 0.303 0.303 - - - 0.0071 0.0076 0.0078 0.0079 0.0085 0.0090 0.0094 0.0095 0.0057 0.0057 0.0121 0.0115 0.0105 0.0169 0.0156 0.0149 0.0133 0.0358 0.0327 0.0317 0.0302 - -
D. PEKERJAAN FINISHING LANTAI & DINDING 1.226 1.226 - - - 0.0285 0.0308 0.0314 0.0319 0.0344 0.0363 0.0381 0.0382 0.0230 0.0230 0.0488 0.0466 0.0425 0.0682 0.0630 0.0604 0.0536 0.1448 0.1322 0.1282 0.1221 - -
E. PEKERJAAN SANITAIR 0.011 0.011 - - - 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0002 0.0002 0.0004 0.0004 0.0004 0.0006 0.0006 0.0005 0.0005 0.0013 0.0012 0.0011 0.0011 - -
F. PEKERJAAN PENGECATAN 0.296 0.296 - - - 0.0069 0.0074 0.0076 0.0077 0.0083 0.0088 0.0092 0.0092 0.0056 0.0056 0.0118 0.0113 0.0103 0.0165 0.0152 0.0146 0.0130 0.0350 0.0320 0.0310 0.0295 - -
II.2.3 LANTAI 2 ( DUA )
A. PEKERJAAN DINDING 0.877 0.877 - - - 0.0204 0.0220 0.0225 0.0228 0.0246 0.0260 0.0273 0.0273 0.0165 0.0165 0.0349 0.0333 0.0304 0.0488 0.0451 0.0432 0.0384 0.1036 0.0946 0.0916 0.0873 - -
B. PEK. KUSEN, PINTU / JENDELA TERMASUK FINISHING DAN ACCESSORIES 0.417 0.417 - - - 0.0097 0.0105 0.0107 0.0108 0.0117 0.0124 0.0130 0.0130 0.0078 0.0078 0.0166 0.0159 0.0145 0.0232 0.0215 0.0206 0.0183 0.0493 0.0450 0.0436 0.0416 - -
C. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT 0.044 0.044 - - - 0.0010 0.0011 0.0011 0.0011 0.0012 0.0013 0.0014 0.0014 0.0008 0.0008 0.0018 0.0017 0.0015 0.0025 0.0023 0.0022 0.0019 0.0052 0.0048 0.0046 0.0044 - -
D. PEKERJAAN FINISHING LANTAI & DINDING 1.788 1.788 - - - 0.0416 0.0449 0.0458 0.0465 0.0502 0.0530 0.0556 0.0557 0.0336 0.0336 0.0712 0.0679 0.0620 0.0995 0.0919 0.0881 0.0782 0.2112 0.1928 0.1869 0.1781 - -
E. PEKERJAAN PENGECATAN 0.258 0.258 - - - 0.0060 0.0065 0.0066 0.0067 0.0072 0.0076 0.0080 0.0080 0.0048 0.0048 0.0102 0.0098 0.0089 0.0143 0.0132 0.0127 0.0113 0.0304 0.0278 0.0269 0.0256 - -
II.2.4 ATAP
A. PEKERJAAN DINDING 0.254 0.254 - - - 0.0059 0.0064 0.0065 0.0066 0.0071 0.0075 0.0079 0.0079 0.0048 0.0048 0.0101 0.0097 0.0088 0.0141 0.0131 0.0125 0.0111 0.0300 0.0274 0.0266 0.0253 - -
B. 2.330 2.330 - - - 0.0542 0.0585 0.0597 0.0606 0.0654 0.0691 0.0725 0.0726 0.0438 0.0438 0.0927 0.0885 0.0808 0.1296 0.1198 0.1148 0.1019 0.2752 0.2512 0.2435 0.2320 - -
C. PEKERJAAN PENGECATAN 0.026 0.026 - - - 0.0006 0.0006 0.0007 0.0007 0.0007 0.0008 0.0008 0.0008 0.0005 0.0005 0.0010 0.0010 0.0009 0.0014 0.0013 0.0013 0.0011 0.0031 0.0028 0.0027 0.0026 - -
D. PEKERJAAN PENUTUP ATAP 5.756 5.756 - - - - - - - - - - - 0.1369 0.1369 0.2901 0.2770 0.2528 0.4802 0.4438 0.4253 0.3776 0.8064 0.7361 0.7135 0.6798 - -
BAB II. SUB TOTAL BOBOT : 84.594 84.594 0.060 0.132 0.422 0.752 0.828 0.452 0.452 1.545 2.482 3.277 3.396 3.733 4.026 4.109 4.167 4.106 4.333 4.548 4.557 2.210 2.210 4.683 4.471 4.081 3.048 2.816 2.699 2.396 2.363 2.157 2.090 1.992 - - - - - -
BAB III. PEMBANGUNAN GEDUNG OFFICE
III.1. PEKERJAAN STRUKTUR
A. PEKERJAAN TANAH & URUGAN 0.022 0.022 - - - - 0.0051 0.0054 0.0057 0.0057 - - - - -
B. PEKERJAAN SUB STRUKTUR 0.989 0.989 - - - 0.0013 0.0014 0.0014 0.0015 0.0630 0.0665 0.0698 0.0699 0.0616 0.0616 0.1304 0.1245 0.1137 0.0619 0.0572 0.0548 0.0487 - - -
C. PEKERJAAN UPPER STRUKTUR 0.441 0.441 - - - - - - 0.1225 0.1132 0.1085 0.0963 - - - - - -
D. PEKERJAAN BAJA ENTRACE 0.085 0.085 - - - - - - 0.0851 - - - - - -
III.2 PEKERJAAN FINISHING ARSITEKTUR
A. PEKERJAAN DINDING 0.464 0.464 - - - - - 0.0230 0.0230 0.0488 0.0466 0.0425 0.0755 0.0698 0.0669 0.0594 0.0022 0.0020 0.0019 0.0018 - -
B. 0.411 0.411 - - - - - - 0.0378 0.0349 0.0334 0.0297 0.0373 0.0340 0.0330 0.0314 0.0267 0.0267 - 0.0481 0.0384 -
C. PEKERJAAN DINDING PARTISI 0.164 0.164 - - - - - - 0.0151 0.0139 0.0134 0.0119 0.0149 0.0136 0.0132 0.0126 0.0107 0.0107 - 0.0192 0.0154 -
D. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT 0.120 0.120 - - - - - - 0.0110 0.0102 0.0097 0.0086 0.0109 0.0099 0.0096 0.0092 0.0078 0.0078 - 0.0140 0.0112 -
E. PEKERJAAN FINISHING LANTAI & DINDING 0.275 0.275 - - - - - - 0.0252 0.0233 0.0223 0.0198 0.0249 0.0227 0.0220 0.0210 0.0178 0.0178 - 0.0321 0.0257 -
F. PEKERJAAN SANITAIR 0.090 0.090 - - - - - - 0.0083 0.0077 0.0073 0.0065 0.0082 0.0075 0.0073 0.0069 0.0059 0.0059 - 0.0106 0.0084 -
G. PEKERJAAN PENGECATAN 0.073 0.073 - - - - - - 0.0067 0.0062 0.0059 0.0053 0.0066 0.0060 0.0058 0.0056 0.0047 0.0047 - 0.0085 0.0068 -
H. PEKERJAAN ATAP 0.671 0.671 - - - - - - 0.0616 0.0569 0.0545 0.0484 0.0608 0.0555 0.0538 0.0513 0.0435 0.0435 - 0.0784 0.0627 -
BAB III. SUB TOTAL BOBOT : 3.805 3.805 - - - - 0.001 0.001 0.001 0.001 0.068 0.072 0.075 0.076 0.085 0.085 0.179 0.171 0.156 0.426 0.393 0.377 0.420 0.166 0.151 0.147 0.140 0.117 0.117 - 0.211 0.169 -
BAB IV. SARANA BANGUNAN PENUNJANG
IV.1 MASJID
IV.1.1 PEKERJAAN STRUKTUR 0.131 0.131 - - - - - 0.0003 0.0003 0.0006 0.0006 0.0005 0.0118 0.0109 0.0104 0.0093 0.0116 0.0106 0.0103 0.0098 0.0083 0.0083 - 0.0150 0.0120 -
IV.1.2 PEKERJAAN FINISHING ARSITEKTUR 0.224 0.224 - - - - - - 0.0090 0.0083 0.0080 0.0071 0.0174 0.0159 0.0154 0.0147 0.0121 0.0121 - 0.0218 0.0174 0.0204 0.0166 0.0144 0.0138
IV.2 TOILET & TEMPAT WUDHU
IV.2.1 PEKERJAAN STRUKTUR 0.044 0.044 - - - - - 0.0002 0.0002 0.0005 0.0005 0.0004 0.0059 0.0054 0.0052 0.0046 0.0058 0.0053 0.0051 0.0049 - -
IV.2.2 PEKERJAAN FINISHING ARSITEKTUR 0.043 0.043 - - - - - - 0.0047 0.0043 0.0041 0.0037 0.0036 0.0033 0.0032 0.0030 0.0131 -
IV.4 GROUND WATER TANK & RUMAH POMPA
IV.4.1 PEKERJAAN STRUKTUR 0.433 0.433 - - - - - - 0.0436 0.0403 0.0386 0.0343 0.0374 0.0342 0.0331 0.0316 0.0268 0.0268 - 0.0482 0.0386 -
IV.4.2 PEKERJAAN FINISHING ARSITEKTUR 0.091 0.091 - - - - - - - 0.0125 0.0114 0.0110 0.0105 0.0087 0.0087 - 0.0156 0.0125 -
IV.5 POWER HOUSE
IV.5.1 PEKERJAAN STRUKTUR 0.304 0.304 - - - - - - 0.0423 0.0391 0.0374 0.0332 0.0417 0.0381 0.0369 0.0352 - -
IV.5.2 PEKERJAAN FINISHING ARSITEKTUR 0.103 0.103 - - - - - - - 0.0141 0.0129 0.0125 0.0119 0.0098 0.0098 - 0.0177 0.0141 -
IV.6 POS JAGA
IV.6.1 POS JAGA TIPE 1 ( 2 Unit ) 0.038 0.038 - - - 0.0044 0.0048 0.0049 0.0049 0.0045 0.0047 0.0049 0.0049 - - - - -
IV.6.2 POS JAGA TIPE 2 ( 1 Unit ) 0.060 0.060 - - - 0.0070 0.0075 0.0077 0.0078 0.0070 0.0074 0.0077 0.0078 - - - - -
IV.7. RUANG KOMPRESOR 0.040 0.040 - - - - - - - - 0.0076 0.0076 - 0.0137 0.0110 -
BAB IV. SUB TOTAL BOBOT : 1.511 1.511 - - - - 0.011 0.012 0.013 0.013 0.011 0.012 0.013 0.013 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.117 0.108 0.104 0.092 0.144 0.132 0.128 0.122 0.073 0.073 - 0.132 0.119 0.020 0.017 0.014 0.014
BAB V. SARANA LUAR
V.1 PEKERJAAN LANSEKAP
V.1.1 PEKERJAAN PAGAR
A. PAGAR PEMBATAS SITE TIPE 1 ( PAGAR BRC + KAWAT DURI ) 0.274 0.274 - - - - - 0.0086 0.0086 0.0182 0.0174 0.0158 0.0191 0.0176 0.0169 0.0150 0.0188 0.0172 0.0167 0.0159 0.0131 0.0131 - 0.0235 0.0188 -
B. PAGAR PEMBATAS SITE TIPE 2 ( PAGAR BRC ) 0.319 0.319 - - - - - 0.0100 0.0100 0.0211 0.0202 0.0184 0.0222 0.0205 0.0196 0.0174 0.0219 0.0200 0.0194 0.0184 0.0152 0.0152 - 0.0274 0.0219 -
C. PAGAR TIPE 3 ( PAGAR PANEL PRECAST ) TINGGI 2.4m 0.635 0.635 - - - - - 0.0199 0.0199 0.0421 0.0402 0.0367 0.0442 0.0408 0.0391 0.0347 0.0436 0.0398 0.0386 0.0368 0.0303 0.0303 - 0.0546 0.0436 -
V.1.2 PEKERJAAN KANOPI PARKIR
A. AREA PARKIR 1 ( KANOPI MOTOR ) 0.531 0.531 - - - - - 0.0166 0.0166 0.0352 0.0336 0.0307 0.0369 0.0341 0.0327 0.0290 0.0364 0.0333 0.0322 0.0307 0.0253 0.0253 - 0.0456 0.0364 -
C. AREA PARKIR 3 ( KANOPI MOBIL ) 0.278 0.278 - - - - - 0.0087 0.0087 0.0185 0.0176 0.0161 0.0194 0.0179 0.0171 0.0152 0.0191 0.0175 0.0169 0.0161 0.0133 0.0133 - 0.0239 0.0191 -
V.1.3 PEKERJAAN SELASAR PENGHUBUNG 0.494 0.494 - - - - - 0.0154 0.0154 0.0327 0.0313 0.0285 0.0343 0.0317 0.0304 0.0270 0.0339 0.0309 0.0300 0.0286 0.0236 0.0236 - 0.0424 0.0339 -
V.1.4 PEKERJAAN JALAN & TEMPAT PARKIR / PERKERASAN
A. JALAN KELAS A ( MUATAN BERAT ) 0.054 0.054 - - - - - 0.0017 0.0017 0.0036 0.0034 0.0031 0.0037 0.0034 0.0033 0.0029 0.0037 0.0034 0.0033 0.0031 0.0026 0.0026 - 0.0046 0.0037 -
B. JALAN KELAS C ( MUATAN RINGAN ) 0.777 0.777 - - - - - 0.0243 0.0243 0.0516 0.0492 0.0449 0.0540 0.0499 0.0479 0.0425 0.0534 0.0487 0.0472 0.0450 0.0371 0.0371 - 0.0668 0.0534 -
C. AREA TEMPAT PARKIR 0.748 0.748 - - - - - 0.0234 0.0234 0.0496 0.0474 0.0432 0.0520 0.0481 0.0461 0.0409 0.0514 0.0469 0.0455 0.0433 0.0357 0.0357 - 0.0643 0.0514 -
D. PERKERASAN PAVING BLOCK 0.239 0.239 - - - - - 0.0075 0.0075 0.0158 0.0151 0.0138 0.0166 0.0153 0.0147 0.0131 0.0164 0.0150 0.0145 0.0138 0.0114 0.0114 - 0.0205 0.0164 -
V.1.5 PEKERJAAN PENGHIJAUAN 0.103 0.103 - - - - - - 0.0071 0.0066 0.0063 0.0056 0.0071 0.0064 0.0062 0.0060 0.0049 0.0049 - 0.0088 0.0071 0.0080 0.0066 0.0057 0.0055
V.2 PEKERJAAN DRAINASE 2.144 2.144 - 0.0559 0.0997 0.1099 0.0599 0.0599 0.0556 0.0894 0.1180 0.1223 - - - 0.0955 0.0883 0.0846 0.0751 0.0943 0.0861 0.0835 0.0795 0.0656 0.0656 - 0.1180 0.0944 0.1074 0.0875 0.0756 0.0729
BAB V. SUB TOTAL BOBOT : 6.596 6.596 - 0.056 0.100 0.110 0.060 0.060 0.056 0.089 0.118 0.122 - - 0.136 0.136 0.288 0.275 0.251 0.405 0.374 0.359 0.318 0.400 0.365 0.354 0.337 0.278 0.278 - 0.500 0.400 0.115 0.094 0.081 0.078
JUMLAH BOBOT TOTAL : 100.000 100.000 0.125 0.276 0.550 0.980 1.080 0.589 0.589 1.650 2.651 3.500 3.627 3.825 4.126 4.211 4.271 4.275 4.511 4.735 4.744 2.479 2.479 5.253 5.015 4.577 4.101 3.790 3.632 3.310 3.177 2.900 2.811 2.678 0.498 0.498 - 0.896 0.729 0.270 0.220 0.190 0.183
A. RENCANA BOBOT MINGGUAN KONTRAK AWAL 100.000 0.125 0.276 0.550 0.980 1.080 0.589 0.589 1.650 2.651 3.500 3.627 3.825 4.126 4.211 4.271 4.275 4.511 4.735 4.744 2.479 2.479 5.253 5.015 4.577 4.101 3.790 3.632 3.310 3.177 2.900 2.811 2.678 0.498 0.498 - 0.896 0.729 0.270 0.220 0.190 0.183
B. RENCANA KOMULATIF BOBOT MINGGUAN 0.125 0.401 0.951 1.931 3.011 3.600 4.189 5.839 8.490 11.990 15.617 19.442 23.568 27.779 32.049 36.324 40.835 45.570 50.315 52.794 55.273 60.526 65.541 70.118 74.219 78.009 81.641 84.951 88.128 91.028 93.839 96.518 97.015 97.513 97.513 98.408 99.137 99.407 99.627 99.817 100.000
C. BULANAN 0.401 3.788 11.428 16.433 18.265 19.803 14.833 11.566 2.620 0.863
D. KOMULATIF BULANAN 0.401 4.189 15.617 32.049 50.315 70.118 84.951 96.518 99.137 100.000
E. REALISASI BOBOT MINGGUAN 0.152 0.120 0.084 0.287 1.050 0.582 1.457 1.648 2.194 2.018 3.192 2.585 2.823 2.250 4.124 3.206 2.734 2.564 3.645 2.570 3.048 2.832 2.643 5.856 3.346
F. REALISASI KOMULATIF BOBOT MINGGUAN 0.152 0.272 0.356 0.643 1.692 2.274 3.731 5.379 7.573 9.591 12.783 15.368 18.191 20.441 24.565 27.771 30.505 33.069 36.714 39.284 42.332 45.163 47.807 53.663 57.009
G. DEVIASI ( F - B ) 0.027 (0.129) (0.595) (1.288) (1.319) (1.326) (0.458) (0.460) (0.917) (2.399) (2.834) (4.074) (5.377) (7.338) (7.484) (8.553) (10.331) (12.502) (13.601) (13.510) (12.941) (15.362) (17.734) (16.455) (17.211)
Sumber : PT Adhi Karya, Tbk
Lampiran 1 Kurva S Proyek pembangunan pabrik Astra Honda Motor pada Tahun 2014
33
9JULI
PEK. KUSEN, PINTU / JENDELA TERMASUK FINISHING DAN ACCESSORIES
PEK. KUSEN, PINTU / JENDELA TERMASUK FINISHING DAN ACCESSORIES
MEI JUNI
PEK. KUSEN, PINTU / JENDELA TERMASUK FINISHING DAN ACCESSORIES
JANUARI FEBRUARI MARET
6APRIL
MATA
PEMBAYA
RAN
BOBOT TAHUN 2014 TAHUN 2015
1 2 3 4 5AGUSTUS
107 8NOVEMBER DESEMBER
LIB
UR
IDU
L FI
TRI 2
01
5
34
Lampiran 2 Kurva S yang telah di update pada Proyek Pembangunan Pabrik Astra Honda Motor pada Tahun 2015
Sumber: PT Adhi Karya
U R A I A N KONTRAK
( % ) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
BAB I. PEKERJAAN PERSIAPAN 3.495 0.0653 0.0664 0.0218 0.0596 0.0368 - 0.0617 0.2428 0.0400 0.0880 0.2459 0.0696 0.0696 0.0696 0.0696 0.0696 0.1647 0.0752 0.0752 0.0885 0.0752 0.0752 0.0752 0.0752 0.0606 0.0574 0.0454 0.0482 0.0427 0.0413 0.0468 0.0441 0.0413 0.0413 - - 0.0413 0.0689 0.0826 0.0964 0.0964 0.0964 0.0964 0.0916 0.0888 0.0574 0.0574 0.0574 0.0574 0.0574
BAB I. SUB TOTAL BOBOT : 3.495 0.065 0.066 0.022 0.060 0.037 - 0.062 0.243 0.040 0.088 0.246 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 0.165 0.075 0.075 0.089 0.075 0.075 0.075 0.075 0.061 0.057 0.045 0.048 0.043 0.041 0.047 0.044 0.041 0.041 - - 0.041 0.069 0.083 0.096 0.096 0.096 0.096 0.092 0.089 0.057 0.057 0.057 0.057 0.057
BAB II. PEMBANGUNAN GEDUNG UTAMA ( WARE HOUSE )
II.1 PEKERJAAN STRUKTUR
A. PEKERJAAN TANAH URUG 0.478 0.0236 0.0223 0.0555 0.0253 0.0302 0.0510 0.0255 0.0138 0.0469 0.0839 0.0011 0.0223 0.0304 0.0324 - 0.0129 - - - - - 0.0011 - - - - - -
B. PEKERJAAN SUB STRUKTUR 16.123 0.0630 0.0315 0.0064 0.1375 0.9472 0.2459 0.8568 1.1880 1.9223 1.7670 2.0116 2.1705 1.6508 1.3047 0.9276 0.4847 0.1604 0.1299 0.0772 0.0357 0.0024 0.0001 0.0014 0.0007 - - - -
C. PEKERJAAN UPPER STRUKTUR -
C.1 Lantai 1 ( Satu ) 6.436 - 0.3179 0.5655 0.2015 0.1849 0.0718 0.8613 0.3033 1.0605 0.0926 0.8511 0.8981 0.2409 0.2564 0.0487 0.1669 0.0672 0.0574 0.0676 0.0092 0.0413 0.0366 0.0354 - - -
C.2 Lantai Mezanine 10.694 - - - - 0.0060 0.5887 1.9765 1.3645 1.0689 0.5943 1.7204 0.4459 0.9697 0.6153 0.9205 0.4044 0.0034 0.0032 0.0026 0.0027 0.0024 0.0023 0.0026 - - -
C.3 Lantai 2 ( Dua ) 16.749 - - - 0.8719 1.5083 1.5806 1.6602 1.8164 1.7184 1.1124 3.8173 0.3773 0.3573 0.2830 0.3001 0.2658 0.2572 0.2915 0.2744 0.2572 - -
C.4 Lantai Atap & Dak Tangga, Lift 2.797 - - - 0.3318 0.5245 0.2507 0.2374 0.1880 0.1994 0.1766 0.1709 0.1937 0.1823 0.1709 0.1709 - -
D. PEKERJAAN STRUKTUR TANGGA 0.458 - - - 0.0591 0.0560 0.0444 0.0470 0.0417 0.0403 0.0457 0.0430 0.0403 0.0403 - - -
E. PEKERJAAN STRUKTUR ATAP BAJA 11.851 - - - 0.6337 0.5535 0.5242 0.4152 0.4403 0.3900 0.3774 0.4277 0.4026 0.3774 0.3774 - - 0.3774 0.6290 0.7548 0.8806 0.8806 0.8806 0.8806 0.8366 0.8114
II.2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
II.2.1 LANTAI 1 ( SATU )
A. PEKERJAAN DINDING 0.745 - - - - 0.0193 0.0536 0.0409 0.0125 0.0476 0.0279 0.0265 0.0210 0.0222 0.0197 0.0191 0.0216 0.0203 0.0191 0.0191 - 0.0191 0.0318 - 0.0445 0.0445 0.0422 0.0410 0.0265 0.0265 0.0265 0.0265 0.0265
B. PEK. KUSEN, PINTU / JENDELA TERMASUK FINISHING DAN ACCESSORIES 1.194 - - - - 0.0997 0.1058 0.0937 0.0907 0.1028 0.0967 0.0907 0.0907 - - 0.0907 0.1511 0.1813 -
C. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT 0.162 - - - - 0.0176 0.0134 0.0073 0.0112 0.0220 0.0072 0.0068 0.0054 0.0057 0.0051 0.0049 0.0056 0.0052 0.0049 0.0049 - 0.0049 0.0082 0.0098 0.0115 -
D. PEKERJAAN FINISHING LANTAI & DINDING 2.413 - - - - 0.0952 0.0754 0.0800 0.0708 0.0686 0.0777 0.0731 0.0686 0.0686 - 0.0686 0.1143 0.1371 0.1600 0.1600 0.1600 0.1600 0.1520 0.1474 0.0952 0.0952 0.0952 0.0952 0.0952
E. PEKERJAAN SANITAIR 0.011 - - - - 0.0010 0.0010 - 0.0010 0.0016 0.0019 0.0023 0.0023
F. PEKERJAAN PENGECATAN 0.338 - - - - 0.0111 0.0125 0.0118 0.0111 0.0111 - - 0.0111 0.0184 0.0221 0.0258 0.0258 0.0258 0.0258 0.0245 0.0238 0.0154 0.0154 0.0154 0.0154 0.0154
II.2.2 LANTAI MEZANINE
A. PEKERJAAN DINDING 0.405 - - - - 0.0159 0.0165 0.0171 0.0162 0.0128 0.0136 0.0120 0.0116 0.0132 0.0124 0.0116 0.0116 - 0.0116 0.0194 0.0233 - 0.0272 0.0272 0.0258 0.0250 0.0162 0.0162 0.0162 0.0162 0.0162
B. 0.150 - - - - 0.0122 0.0108 0.0104 0.0118 0.0111 0.0104 0.0104 - - 0.0104 0.0174 0.0209 0.0244 -
C. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT 0.303 - - - - 0.0215 0.0204 0.0161 0.0171 0.0152 0.0147 0.0166 0.0156 0.0147 0.0147 - 0.0147 0.0244 0.0293 0.0342 0.0342
D. PEKERJAAN FINISHING LANTAI & DINDING 1.226 - - - - 0.0399 0.0423 0.0375 0.0363 0.0411 0.0387 0.0363 0.0363 - - 0.0363 0.0605 0.0725 0.0846 0.0846 0.0846 0.0846 0.0804 0.0780 0.0504 0.0504 0.0504 0.0504 0.0504
E. PEKERJAAN SANITAIR 0.011 - - - - 0.0010 0.0010 - 0.0010 0.0016 0.0019 0.0023 0.0023
F. PEKERJAAN PENGECATAN 0.296 - - - - 0.0114 0.0107 0.0100 0.0100 - - 0.0100 0.0167 0.0201 0.0234 0.0234 0.0234 0.0234 0.0223 0.0216 0.0140 0.0140 0.0140 0.0140 0.0140
II.2.3 LANTAI 2 ( DUA )
A. PEKERJAAN DINDING 0.877 - - - - 0.0346 0.0274 0.0291 0.0257 0.0249 0.0282 0.0266 0.0249 0.0249 - - 0.0249 0.0415 0.0498 0.0581 0.0581 0.0581 0.0581 0.0552 0.0536 0.0346 0.0346 0.0346 0.0346 0.0346
B. PEK. KUSEN, PINTU / JENDELA TERMASUK FINISHING DAN ACCESSORIES 0.417 - - - - 0.0175 0.0170 0.0192 0.0181 0.0170 0.0170 - - 0.0170 0.0283 0.0339 0.0396 0.0396 0.0396 0.0396 0.0376 0.0365
C. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT 0.044 - - - - 0.0014 0.0014 0.0016 0.0015 0.0014 0.0014 - - 0.0014 0.0023 0.0028 0.0033 0.0033 0.0033 0.0033 0.0031 0.0030 0.0019 0.0019 0.0019 0.0019 0.0019
D. PEKERJAAN FINISHING LANTAI & DINDING 1.788 - - - - 0.0913 0.0884 0.1002 0.0943 0.0884 0.0884 - - 0.0884 0.1473 0.1768 0.2062 0.2062 0.2062 0.2062
E. PEKERJAAN PENGECATAN 0.258 - - - - 0.0097 0.0091 0.0091 - - 0.0091 0.0151 0.0182 0.0212 0.0212 0.0212 0.0212 0.0201 0.0195 0.0126 0.0126 0.0126 0.0126 0.0126
II.2.4 ATAP -
A. PEKERJAAN DINDING 0.254 - - - - 0.0092 0.0104 0.0098 0.0092 0.0092 - - 0.0092 0.0153 0.0183 0.0214 0.0214 0.0214 0.0214 0.0203 0.0197 0.0127 0.0127 0.0127
B. 2.330 - - - - 0.0876 0.0821 0.0821 - - 0.0821 0.1369 0.1642 0.1916 0.1916 0.1916 0.1916 0.1820 0.1765 0.1140 0.1140 0.1140 0.1140 0.1140
C. PEKERJAAN PENGECATAN 0.026 - - - - - 0.0023 0.0027 0.0027 0.0027 0.0027 0.0025 0.0025 0.0016 0.0016 0.0016 0.0016 0.0016
D. PEKERJAAN PENUTUP ATAP 5.756 - - - - 0.0196 0.2349 0.2491 0.2206 0.2135 0.2420 0.2278 0.2135 0.2135 - 0.2135 0.3559 0.4271 0.4982 0.4982 0.4982 0.4982 0.4733 0.4591
BAB II. SUB TOTAL BOBOT : 84.594 0.087 0.054 0.062 0.163 0.977 0.615 1.448 1.403 2.154 1.923 2.874 2.496 2.748 2.018 3.755 2.760 2.342 2.489 3.464 2.376 2.904 2.392 2.493 5.476 1.318 1.378 1.466 1.608 1.535 1.505 1.677 1.673 1.571 1.313 - - 1.102 1.837 2.169 2.291 2.256 2.288 2.288 1.978 1.919 0.395 0.395 0.395 0.382 0.382
BAB III. PEMBANGUNAN GEDUNG OFFICE
III.1. PEKERJAAN STRUKTUR
A. PEKERJAAN TANAH & URUGAN 0.022 - 0.0018 0.0036 0.00179 0.0020 - 0.0023 0.0057 0.0023 0.0006 0.0017 - - - -
B. PEKERJAAN SUB STRUKTUR 0.989 - 0.0065 0.0051 0.0726 0.0166 0.0004 0.1620 0.2970 0.3754 0.0535 - -
C. PEKERJAAN UPPER STRUKTUR 0.441 - - - 0.1715 0.0887 0.0480 0.0444 0.0880 - -
D. PEKERJAAN BAJA ENTRACE 0.085 - - - 0.0425 0.0425 - -
III.2 PEKERJAAN FINISHING ARSITEKTUR
A. PEKERJAAN DINDING 0.464 - - - 0.0067 0.0413 0.0852 0.0806 0.0639 0.0677 0.0600 0.0581 - -
B. 0.411 - - - 0.0664 0.0752 0.0708 0.0664 0.0664 - - 0.0664 -
C. PEKERJAAN DINDING PARTISI 0.164 - - - - - 0.0235 0.0227 0.0258 0.0242 0.0227 0.0227 - - 0.0227 -
D. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT 0.120 - - - - - 0.0171 0.0166 0.0188 0.0177 0.0166 0.0166 - - 0.0166 -
E. PEKERJAAN FINISHING LANTAI & DINDING 0.275 - - - - - 0.0455 0.0441 0.0500 0.0470 0.0441 0.0441 - -
F. PEKERJAAN SANITAIR 0.090 - - - - - 0.0194 0.0194 - - 0.0194 0.0323 -
G. PEKERJAAN PENGECATAN 0.073 - - - - - - - 0.0070 0.0084 0.0098 0.0098 0.0098 0.0098 0.0093 0.0090
H. PEKERJAAN ATAP 0.671 - - - - - - 0.1716 0.1820 0.1612 0.1560 - -
BAB III. SUB TOTAL BOBOT : 3.805 - - - - 0.002 0.010 0.002 - 0.007 0.073 0.019 0.006 0.162 0.299 0.376 0.227 - 0.089 0.048 0.044 0.088 0.007 0.041 0.085 0.081 0.236 0.250 0.307 0.364 0.170 0.160 0.212 0.212 - - 0.125 0.039 0.008 0.010 0.010 0.010 0.010 0.009 0.009 - - - - -
BAB IV. SARANA BANGUNAN PENUNJANG
IV.1 MASJID
IV.1.1 PEKERJAAN STRUKTUR 0.131 - - - - 0.0177 0.0579 0.0242 0.0210 0.0099 -
IV.1.2 PEKERJAAN FINISHING ARSITEKTUR 0.224 - - - - - - 0.0122 0.0204 0.0244 0.0285 0.0285 0.0285 0.0285 0.0271 0.0263
IV.2 TOILET & TEMPAT WUDHU
IV.2.1 PEKERJAAN STRUKTUR 0.044 - - - - - 0.0018 0.0158 0.0063 0.0059 0.0047 0.0050 0.0044 -
IV.2.2 PEKERJAAN FINISHING ARSITEKTUR 0.043 - - - - - - 0.0023 0.0039 0.0047 0.0054 0.0054 0.0054 0.0054 0.0052 0.0050
IV.4 GROUND WATER TANK & RUMAH POMPA -
IV.4.1 PEKERJAAN STRUKTUR 0.433 - - - - - 0.1364 0.0534 0.0581 0.0550 0.0436 0.0462 0.0409 -
IV.4.2 PEKERJAAN FINISHING ARSITEKTUR 0.091 - - - - - - 0.0150 0.0146 0.0165 0.0155 0.0146 0.0146 - - -
IV.5 POWER HOUSE
IV.5.1 PEKERJAAN STRUKTUR 0.304 - - - - - 0.0965 0.1848 0.0065 0.0062 0.0049 0.0052 -
IV.5.2 PEKERJAAN FINISHING ARSITEKTUR 0.103 - - - - - - - 0.0059 0.0057 0.0065 0.0061 0.0057 0.0057 - - 0.0057 0.0096 0.0115 0.0134 0.0134 0.0134
IV.6 POS JAGA
IV.6.1 POS JAGA TIPE 1 ( 2 Unit ) 0.038 - - - - - 0.0042 0.0042 - - 0.0042 0.0070 0.0085 0.0099 -
IV.6.2 POS JAGA TIPE 2 ( 1 Unit ) 0.060 - - - - - - 0.0051 0.0085 0.0102 0.0119 0.0119 0.0119
IV.7. RUANG KOMPRESOR 0.040 - - - - - - - 0.0033 0.0037 0.0035 0.0033 0.0033 - - 0.0033 0.0055 0.0066 0.0077 -
BAB IV. SUB TOTAL BOBOT : 1.511 - - - - - - - - - - - - - - 0.018 0.058 0.024 0.233 0.023 0.264 0.071 0.067 0.053 0.056 0.066 0.024 0.027 0.025 0.028 0.028 - - 0.033 0.055 0.066 0.077 0.059 0.059 0.034 0.032 0.031 - - - - -
BAB V. SARANA LUAR
V.1 PEKERJAAN LANSEKAP
V.1.1 PEKERJAAN PAGAR
A. PAGAR PEMBATAS SITE TIPE 1 ( PAGAR BRC + KAWAT DURI ) 0.274 - - - - - 0.0108 0.0180 0.0217 0.0253 0.0253 0.0253 0.0253 0.0240 0.0233 0.0150 0.0150 0.0150 0.0150 0.0150
B. PAGAR PEMBATAS SITE TIPE 2 ( PAGAR BRC ) 0.319 - - - - - 0.0218 0.0262 0.0306 0.0306 0.0306 0.0306 0.0291 0.0282 0.0182 0.0182 0.0182 0.0182 0.0182
C. PAGAR TIPE 3 ( PAGAR PANEL PRECAST ) TINGGI 2.4m 0.635 - - - - - 0.0435 0.0523 0.0610 0.0610 0.0610 0.0610 0.0579 0.0562 0.0363 0.0363 0.0363 0.0363 0.0363
V.1.2 PEKERJAAN KANOPI PARKIR
A. AREA PARKIR 1 ( KANOPI MOTOR ) 0.531 - - - - - 0.0174 0.0168 0.0191 0.0179 0.0168 0.0168 - - 0.0168 0.0280 0.0336 0.0392 0.0392 0.0392 0.0392 0.0373 0.0362 0.0234 0.0234 0.0234 0.0234 0.0234
C. AREA PARKIR 3 ( KANOPI MOBIL ) 0.278 - - - - - 0.0107 0.0101 0.0094 0.0094 - - 0.0094 0.0157 0.0189 0.0220 0.0220 0.0220 0.0220 0.0209 0.0203 0.0131 0.0131 0.0131 0.0131 0.0131
V.1.3 PEKERJAAN SELASAR PENGHUBUNG 0.494 - - - - - 0.0195 0.0325 0.0390 0.0455 0.0455 0.0455 0.0455 0.0432 0.0419 0.0271 0.0271 0.0271 0.0271 0.0271
V.1.4 PEKERJAAN JALAN & TEMPAT PARKIR / PERKERASAN
A. JALAN KELAS A ( MUATAN BERAT ) 0.054 - - - - - 0.0047 0.0055 0.0055 0.0055 0.0055 0.0053 0.0051 0.0033 0.0033 0.0033 0.0033 0.0033
B. JALAN KELAS C ( MUATAN RINGAN ) 0.777 - - - - - 0.0458 0.0092 0.0356 0.0338 0.0267 0.0284 0.0251 0.0243 0.0275 0.0259 0.0243 0.0243 - - 0.0243 0.0405 0.0486 0.0567 0.0567 0.0567 0.0567 0.0539 0.0523
C. AREA TEMPAT PARKIR 0.748 - - - - - 0.0366 0.0907 0.0907 0.0907 0.0861 0.0835 0.0540 0.0540 0.0540 0.0540 0.0540
D. PERKERASAN PAVING BLOCK 0.239 - - - - - 0.0564 0.0365 0.0365 0.0365 0.0365 0.0365
V.1.5 PEKERJAAN PENGHIJAUAN 0.103 - - - - - 0.0176 0.0167 0.0162 0.0105 0.0105 0.0105 0.0105 0.0105
V.2 PEKERJAAN DRAINASE 2.144 - - - - 0.1470 0.1764 0.2058 0.2058 0.2058 0.2058 0.1955 0.1896 0.1225 0.1225 0.1225 0.1225 0.1225
BAB V. SUB TOTAL BOBOT : 6.596 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.046 0.046 - 0.036 0.034 0.027 0.028 0.042 0.041 0.057 0.054 0.051 0.051 - - 0.081 0.347 0.421 0.492 0.582 0.582 0.600 0.570 0.609 0.360 0.360 0.360 0.360 0.360
JUMLAH BOBOT TOTAL : 100.000 0.152 0.120 0.084 0.222 1.014 0.617 1.520 1.648 2.194 2.018 3.192 2.585 2.823 2.250 4.124 3.206 2.734 2.564 3.645 2.570 3.048 2.834 2.643 5.856 1.570 1.617 1.826 1.991 1.993 1.975 1.978 1.956 1.902 1.645 - - 1.382 2.347 2.747 2.966 3.003 3.036 3.028 2.681 2.657 0.812 0.812 0.812 0.799 0.799
A. RENCANA BOBOT MINGGUAN KONTRAK AWAL 100.000 0.152 0.120 0.084 0.222 1.014 0.617 1.520 1.648 2.194 2.018 3.192 2.585 2.823 2.250 4.124 3.206 2.734 2.564 3.645 2.570 3.048 2.834 2.643 5.856 1.570 1.617 1.826 1.991 1.993 1.975 1.978 1.956 1.902 1.645 - - 1.382 2.347 2.747 2.966 3.003 3.036 3.028 2.681 2.657 0.812 0.812 0.812 0.799 0.799
B. RENCANA KOMULATIF BOBOT MINGGUAN 0.152 0.272 0.356 0.578 1.592 2.209 3.729 5.376 7.571 9.588 12.781 15.365 18.189 20.439 24.563 27.769 30.502 33.066 36.712 39.282 42.329 45.163 47.807 53.663 55.233 56.850 58.676 60.667 62.660 64.635 66.613 68.569 70.471 72.116 72.116 72.116 73.498 75.846 78.593 81.559 84.562 87.598 90.626 93.308 95.964 96.777 97.589 98.401 99.201 100.000
C. BULANAN 0.272 3.456 9.052 11.782 12.149 16.951 7.004 7.902 4.929 11.063 11.403 4.036
D. KOMULATIF BULANAN 0.272 3.729 12.781 24.563 36.712 53.663 60.667 68.569 73.498 84.562 95.964 100.000
E. REALISASI BOBOT MINGGUAN 0.152 0.120 0.084 0.222 1.014 0.617 1.520 1.648 2.194 2.018 3.192 2.585 2.823 2.250 4.124 3.206 2.734 2.564 3.645 2.570 3.048 2.834 2.643 5.856 3.346 3.038
F. REALISASI KOMULATIF BOBOT MINGGUAN 0.152 0.272 0.356 0.578 1.592 2.209 3.729 5.376 7.571 9.588 12.781 15.365 18.189 20.439 24.563 27.769 30.502 33.066 36.712 39.282 42.329 45.163 47.807 53.663 57.009 60.047
G. DEVIASI ( F - B ) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1.776 3.197
Sumber : PT Adhi Karya, Tbk
Lampiran 2 Kurva S yang telah dierbaharui pada Proyek pembangunan pabrik Astra Honda Motor pada Tahun 2015
34
MATA
PEMBAYA
RAN
BOBOT TAHUN 2014 TAHUN 2015
1 2 3 4 5OKTOBER
1210 116 7 8 9NOVEMBER DESEMBER APRIL MEI
PEK. KUSEN, PINTU / JENDELA TERMASUK FINISHING DAN ACCESSORIES
JULI AGUSTUS SEPTEMBER
PEK. KUSEN, PINTU / JENDELA TERMASUK FINISHING DAN ACCESSORIES
JUNIJANUARI FEBRUARI MARET
PEK. KUSEN, PINTU / JENDELA TERMASUK FINISHING DAN ACCESSORIES
LIB
UR
IDU
L FI
TRI 2
01
5
35
35
Lampiran 3 Perkembangan Pembangunan Pabrik Astra Honda Motor Tahun
2015dari kurva S yang telah diperbaiki
No Bulan Bobot
Rencana (%)
Akumulasi
(%)
Bobot
Realisasi (%)
Akumulasi
(%) Deviasi
1 November 0.272 0.272 0.272 0.272 -
2 Desember 3.457 3.729 3.457 3.729 -
3 Januari 9.052 12.781 9.052 12.781 -
4 Februari 11.782 24.563 11.782 24.563 -
5 Maret 15.149 36.712 15.149 36.715 -
6 April 16.951 53.666 16.951 53.666 -
7 Mei 3.187 56.850 3.287 60.047 3.197
43
43
RIWAYAT HIDUP
Risda Gustriani Rahayu. Lahir di Purwakarta, Jawa
Barat, pada tanggal 2 Agustus 1993. Penulis merupakan anak
kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Kohar dan Ibu
Rodiah Setiawati. Penulis memulai pendidikan ke tingkat
dasar di SDN 1 Babakan, Purwakarta pada tahun 1999.
Kemudian melanjutkan ke tingkat menengah di SMP Negeri
1 Wanayasa, Purwakarta pada tahun 2005 dan lulus pada
tahun 2008. Selanjutnya, penulis memasuki jenjang sekolah
tingkat atas di SMA Negeri 1 Purwakarta dan menyelesaikan
pada tahun 2011. Setelah lulus SMA, penulis diterima sebagai mahasiswa di
Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN Undangan. Penulis menempuh
studi program sarjana di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas
Teknologi Pertanian pada tahun 2011 dan lulus pada tahun 2015.
Selama menjadi mahasiswa, penulis juga aktif di organisasi kemahasiswaan
seperti Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan (HIMATESIL)
periode 2012/2013 sebagai staf Departemen Pengembangan Sumber Daya
Mahasiswa dan periode 2013/2014 sebagai sekertaris Departemen Olah Raga dan
Seni. Pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2014, penulis melaksanakan Praktik
Lapangan (PL) di proyek pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih
di daerah Cawang, Jakarta Timur dengan topik “Tahapan Pelaksanaan
Pembangunan Gedung Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih,
Jakarta Timur oleh PT. Adhi Karya”. Pada tahun 2015, penulis menyelesaikan tugas
akhir dengan judul “Analisis Kinerja Waktu dan Pemodelan 3D menggunakan
Software TeklaStructures17 pada Proyek Pabrik Astra Honda Motor” di bawah
bimbingan Ir. Machmud Arifin Raimadoya, M.Sc.