analisis kinerja keuangan dilihat dari current ratio …

15
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768 STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 35 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DILIHAT DARI CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS PADA KOPERASI WANITA “SALIMA” KECAMATAN TUGUMULYOKABUPATEN MUSI RAWAS Surajiyo, M. Efendi & Siti Fatimah Dosen & Alumni Program Studi Manajemen STIE Musi Rawas, Lubuklinggau Email : [email protected], [email protected] ABSTRACT This study aims to determine financial performance. Based on the Regulation of the State Minister of Cooperatives and Small and Medium Enterprises of the Republic of Indonesia Number 20 / Per / M.KUKM / XI / 2008. The type of research conducted by descriptive quantitative. The data sources used are secondary data derived from financial statements in the form of balance sheets and profit and loss between 2012-2016. The data analysis technique in this study uses quantitative analysis, namely analyzing financial statements with a ratio approach, namely the current ratio, debt to equity ratio, and return on assets, then adjusted to the Regulation of the Minister of Cooperatives and Small and Medium Enterprises of the Republic of Indonesia Number 20 / Per / M .KUKM / XI / 2008. The results showed that based on the Regulation of the State Minister of Cooperatives and Small and Medium Enterprises of the Republic of Indonesia Number 20 / Per / M.KUKM / XI / 2008 "SALIMA" Women's Cooperative in Tugumulyo District, Musi Rawas Regency for five years from 2012-2016 seen from the Current Ratio including the unhealthy category. Thus the "SALIMA" Women's Cooperative is unable to pay its short-term obligations. Whereas based on the Debt to Equity Ratio from 2012 to 2016 included in the category of unhealthy. Thus indicating that the cooperative capital condition is insufficient to guarantee the debt given by the creditor. While based on On Asset Returns from 2012 to 2016 included in the category of being less healthy. Thus cooperatives are less able to manage their assets so as to produce unhealthy profits. Keywords: Financial Performance, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, and Return On Assets. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008. Tipe penelitian yang dilakukan dengan Deskriptif kuantitatif. Adapun sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari laporan keuangan berupa neraca dan laba rugi antara tahun 2012-2016. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif yaitu menganalisis laporan keuangan dengan pendekatan rasio yaitu current ratio, debt to equity ratio, dan return on asset, kemudian disesuaikan dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008 Koperasi Wanita “SALIMA” Kecamatan

Upload: others

Post on 30-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DILIHAT DARI CURRENT RATIO …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 35

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DILIHAT DARI CURRENT RATIO, DEBT

TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS PADA KOPERASI WANITA

“SALIMA” KECAMATAN TUGUMULYOKABUPATEN MUSI RAWAS

Surajiyo, M. Efendi & Siti Fatimah

Dosen & Alumni Program Studi Manajemen STIE Musi Rawas, Lubuklinggau

Email : [email protected], [email protected]

ABSTRACT

This study aims to determine financial performance. Based on the Regulation of the

State Minister of Cooperatives and Small and Medium Enterprises of the Republic of Indonesia

Number 20 / Per / M.KUKM / XI / 2008. The type of research conducted by descriptive

quantitative. The data sources used are secondary data derived from financial statements in the

form of balance sheets and profit and loss between 2012-2016. The data analysis technique in

this study uses quantitative analysis, namely analyzing financial statements with a ratio

approach, namely the current ratio, debt to equity ratio, and return on assets, then adjusted to

the Regulation of the Minister of Cooperatives and Small and Medium Enterprises of the

Republic of Indonesia Number 20 / Per / M .KUKM / XI / 2008. The results showed that based

on the Regulation of the State Minister of Cooperatives and Small and Medium Enterprises of

the Republic of Indonesia Number 20 / Per / M.KUKM / XI / 2008 "SALIMA" Women's

Cooperative in Tugumulyo District, Musi Rawas Regency for five years from 2012-2016 seen

from the Current Ratio including the unhealthy category. Thus the "SALIMA" Women's

Cooperative is unable to pay its short-term obligations. Whereas based on the Debt to Equity

Ratio from 2012 to 2016 included in the category of unhealthy. Thus indicating that the

cooperative capital condition is insufficient to guarantee the debt given by the creditor. While

based on On Asset Returns from 2012 to 2016 included in the category of being less healthy.

Thus cooperatives are less able to manage their assets so as to produce unhealthy profits.

Keywords: Financial Performance, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, and Return On Assets.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan. Berdasarkan Peraturan

Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor

20/Per/M.KUKM/XI/2008. Tipe penelitian yang dilakukan dengan Deskriptif kuantitatif.

Adapun sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari laporan

keuangan berupa neraca dan laba rugi antara tahun 2012-2016. Teknik analisis data dalam

penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif yaitu menganalisis laporan keuangan dengan

pendekatan rasio yaitu current ratio, debt to equity ratio, dan return on asset, kemudian

disesuaikan dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008 Koperasi Wanita “SALIMA” Kecamatan

Page 2: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DILIHAT DARI CURRENT RATIO …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 36

Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas selama lima tahun dari tahun 2012-2016 dilihat dari

Current Ratio termasuk kategori tidak sehat. Dengan demikian Koperasi Wanita “SALIMA”

tidak mampu membayar kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan berdasarkan Debt to Equity

Ratio pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 termasuk kategori tidak sehat. Dengan

demikian menunjukkan bahwa keadaan modal koperasi tidak mencukupi untuk menjamin

hutang yang diberikan kreditur. Sedangkan berdasarkan Retur On Asset pada tahun 2012

sampai dengan 2016 termasuk kategori kurang sehat. Dengan demikian koperasi kurang

mampu mengelola aktiva yang dimiliki sehingga menghasilkan laba yang kurang sehat.

Kata kunci: Kinerja Keuangan, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return On Asset.

I. PENDAHULUAN

Koperasi merupakan badan usaha yang

beranggotakan orang-orang atau badan

hukum koperasi dengan melandaskan

kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat

yang berdasarkan asas kekeluargaan.Untuk

menilai kinerja perusahaan dapat dilakukan

melalui analisis terhadap laporan keuangan

perusahaan atau lembaga keuangan dengan

berbagai alat analisis.Analisis dilakukan

untuk memperoleh informasi mengenai

apakah suatu perusahaan mempunyai

tingkat kinerja atau tingkat kesehatan

perusahaan dengan baik, yaitu menjanjikan

dan dapat mempertahankan kelangsungan

usahanya.

Sebagai badan usaha koperasi harus

dikelola secara baik mengikuti prinsip

ekonomi, sumber-sumber ekonomi yang

dimiliki harus dipergunakan secara efisien

untuk mencapai tujuan. Tujuan utama

koperasi adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan anggota, meskipun koperasi

lebih mengutamakan kepentingan anggota

dari pada laba, akan tetapi koperasi harus

tetap berusaha agar tidak terjadi kerugian

dan dapat terus berkembang. Tujuan

tersebut bisa tercapai jika kinerja keuangan

tersebut baik sehingga koperasi dapat

berjalan secara efisien dan efektif.

Dalam kegiatan koperasi

menggunakan manajemen keuangan dalam

operasional kinerjanya yang menghasilkan

laporan keuangan neraca dan laporan

keuangan laba rugi. Dalam laporan

keuangan tersebut berisikan akun-akun

yang dicatat setiap tahunnya oleh suatu

perusahan. Laporan keuangan ini sangat

membantu suatu perusahaan untuk melihat

kondisi keuangannya serta dapat

mengetahui perusahaan tersebut dalam

kondisi baik atau buruknya. Dengan adanya

laporan keuangan neraca dan laporan

keuangan laba rugi tersebut dapat dianalisis

laporan keuangannya. Menganalisis laporan

keuangan dapat digunakan suatu

perusahaan untuk melihat hubungan penting

antar perkiraan laporan keuangan dan dapat

digunakan untuk mengevaluasi kondisi

keuangan dan kinerja koperasi..

Dengan Laporan keuangan dapat

membantu suatu perusahaan dalam

pengambilan keputusan. Pencatatan atau

penyusunan seluruh transaksi keuangan

yang dilakukan pada instansi keuangan dan

koperasi merupakan kegiatan rutin yang

selalu ada, baik pencatatan bulanan maupun

pencatatan tahunan. Menurut Fahmi

(2014:22) laporan keuangan merupakan

suatu informasi yang menggambarkan

kondisi suatu perusahaan, dimana

selanjutnya itu akan menjadi suatu

informasi yang menggambarkan tentang

kinerja suatu perusahaan. Kinerja tersebut

merupakan hasil dari laporan keuangan

yang telah disusun atau di catat setiap

Page 3: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DILIHAT DARI CURRENT RATIO …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 37

transaksi yang dilakukan setiap bulan atau

setiap tahunnya.

Dari laporan keuangan ada beberapa

rasio yang dapat digunakan dalam

menganalisis laporan keuangan suatu

perusahaan atau koperasi yaitu rasio

likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas,

rasio profitabilitas.Dimana rasio likuiditas

merupakan rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya

apabila perusahaan ditagih, perusahaan

akan mampu untuk memenuhi

kewajibannya yang sudah jatuh tempo.

Rasio likuiditas terdiri dari Current ratio,

Cash Ratio, Quick Ratio.Current ratio

merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajiban jangka pendek atau utang yang

segera jatuh tempo pada saat ditagih secara

keseluruhan. Perhitungan rasio lancar dapat

dilakukan dengan cara membandingkan

antara total aktiva lancar dengan total utang

lancar.

Cash Ratio merupakan alat yang

digunakan untuk mengukur seberapa besar

uang kas yang tersedia untuk membayar

utang. Rasio ini dapat dihitung dengan Cash

Ratio sama dengan (kas+Bank) dibagi

dengan utang lancar. Quick Ratio

merupakan rasio yang menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi

atau membayar kewajiban atau utang lancar

dengan aktiva lancar tanpa

memperhitungkan nilai sediaan. Untuk

mencari quick ratio, diukur dari total aktiva

lancar, kemudian dikurangi dengan nilai

sediaan. Rasio solvabilitas merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur sejauh

mana aktiva perusahaan dibiayai dengan

utang. Artinya besarnya jumlah utang yang

digunakan perusahaan untuk membiayai

kegiatan usahanya jika di bandingkan

dengan menggunakan modal sendiri..

Rasio solvabilitas terdiri dari lima

rasio, yaitu rasio utang (Debt To Asset

Ratio), rasio utang terhadap modal (Debt

To Equity Ratio), rasio kelipatan bunga

yang dihasilkan (Times Interest Earnesd

Ratio), rasio utang jangka panjang terhadap

modal (Long Term Debt To Earned Ratio),

dan rasio laba operasional terhadap

kewajiban (Opearing Income to Liabilities

Ratio). Debt to Asset Ratio merupakan

rasio utang yang digunakan untuk

mengukur perbandingan antara total utang

dengan total aktiva. Maka rumus yang akan

digunakan dalam perhitungan ini adalah

total utang dibagi dengan total aset yang

dimiliki perusahaan. Debt to Equity Ratio

merupakan rasio yang digunakan untuk

menilai utang dengan ekuitas. Debt to

Equity Ratio juga merupakan pengukuran

keuangan pada sisi total utang yang didanai

oleh kreditor untuk operasional perusahaan

yang akan dijaminkan oleh modal

perusahaan.

Rasio keuangan ini sangat penting

digunakan untuk melakukan analisis

terhadap kondisi keuangan perusahaan serta

sangat bermanfaat untuk menilai kinerja

dan prestasi keuangan

perusahaan.Penelitian ini dilakukan untuk

melihat bagaimana kondisi keuangan

Koperasi Wanita (KOPWAN) “SALIMA”

dengan analisis rasio dan untuk mengetahui

kinerja keuangan di koperasi tersebut.

Koperasi Wanita “SALIMA” memiliki

laporan keuangan tahunan yang berupa

laporan keuangan neraca dan laporan

keuangan laba rugi, yang telah dilakukan

rapat rutin setiap tahunnya untuk laporan

umum pertanggung jawaban pengurus

Koperai Wanita ”SALIMA”. Laporan

keuangan tersebut akan dianalisis peneliti

dari tahun 2012-2016.

Page 4: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DILIHAT DARI CURRENT RATIO …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 38

Tabel 1. Aset Koperasi

Dari tabel diatas bahwa pada koperasi

tersebut aset lancar terus mengalami

kenaikan dari tahun ketahun, ini akan

berdampak pada kurang efektifnya

manajemen kas. Tahun 2013 utang lancar

mengalami penurunan yang diperkirakan

akan berdampak pada salah satu sumber

permodalan yang mengandung resiko yang

positif. Sedangkan pada total aset dan

modal dari tahun 2012–2016 terus menerus

mengalami kenaikan yang diperkirakan

akan berdampak positif bagi penggunaan

dana koperasi, baik investasi jangka

panjang maupun investasi jangka pendek.

Untuk total utang pada tahun 2013

mengalami penurunan dari tahun 2012

sebesar Rp 6.148.000 menjadi Rp

2.096.000 lalu naik kembali hingga tahun

2016. Akan tetapi laba bersih mengalami

penurunan pada tahun 2014 dan 2016 yang

diperkirakan akan berdampak pada

kesehatan keuangan koperasii.

Hasil yang telah diperoleh dari laporan

keuangan ada beberapa rasio yang

digunakan peneliti dalam menganalisis

laporan keuangan suatu perusahaan atau

koperasi yaitu rasio likuiditas, rasio

solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Rasio

likuiditas peneliti hanya menggunakan satu

rasio yaitu Current Ratio, sedangakan

solvabilitas menggunakan Debt to Equity

Ratio, lalu untuk profitabilitas peneliti

menggunakan Return On Assets..

Berdasarkan analisa awal pada laporan

keuangan neraca dan laporan keuangan

laba rugi perusahaan, pihak manajemen

koperasi harus melakukan evaluasi, agar

mengetahui kondisi perkembangan

keuangan Koperasi Wanita “SALIMA”

untuk masa yang akan datang. Dalam hal

ini peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Analisis Kinerja

Keuangan dilihat dari CurrentRatio,Debt

to Equity Rati, dan Return On Assetspada

Koperasi Wanita “SALIMA” Kecamatan

Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas”

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian KinerjaKeuangan

Menurut Fahmi (2014:2) kinerja

keuangan adalah suatu analisis yang

dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu

perusahaan telah melaksanakan dengan

menggunakan aturan-aturan pelaksanaan

keuangan secara baik dan benar. Seperti

dengan membuat suatu laporan keuangan

yang telah memenuhistandar dan ketentuan

dalam SAK ( Standar Akuntansi Keuangan)

atau GAAP (General Acepted Accounting

Principle), dan lainnya.

Dan menurut Hery (2015:25)Analisis

kinerja keuangan merupakan suatu proses

pengkajian kinerja kauangan secara kritis,

yang meliputi peninjauan data keuangan,

penghitungan, pengukuran, interpretasi, dan

pemberian solusi terhadap masalah

keuangan perusahaan pada suatu periode

tertentu

Dengan demikian kinerja adalah

tentang melakukan pekerjaan dan hasil

yang dicapai dari pekerjaan tersebut.

Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan

dan bagaimana cara mengerjakannya.

Sedangkan menurut Bastian (dalam Fahmi,

2015:2) kinerja adalah gambaran mengenai

tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan/program/kebijaksanaan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi

organisasi yang tertuang dalam perumusan

Page 5: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DILIHAT DARI CURRENT RATIO …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 39

skema strategis (strategic planning) suatu

organisasi.Kinerja juga merupakan perilaku

nyata yang ditampilkan setiap orang

sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh

pegawai.

2.2 Prinsip Dasar Kinerja Keuangan.

Menurut Sujarweni (2017:5)

adapun asumsi-asumsi dasar yang dipakai

dalam dunia akuntansi adalah sebagai

berikut:

1. Kesatuan usaha khusus

Perusahaan dipandang sebagai suatu unit

usaha yang berdiri sendiri, berpisah

dengan kekayaan pemilik usaha artinya

perusahaan itu dimiliki olah pemilik,

namun harus dipisahkan antara

kekayaan pribadi dengan kekayaan

perusahaan.

2. Kelangsungan usaha

Perusahaan di harapkan akan terus hidup

dan berkembang, tidak terlikuidasi di

masa yanag akan datang. Penekanan dari

konsep ini adalah terhadap anggapan

bahwa akan tersedia cukup waktu bagi

suatu perusahaan untuk menyelesaikan

usaha, kontrak-kontrak dan perjanjian-

perjanjian.

3. Penggunaan satuan moneter

Transaksi yang digunakan dalam

pencatatan akuntansi dinyatakan dai

dalam catatan dalam bentuk unit

moneter pada saat terjadinya transaksi

itu. Unit moneter yang digunakan adalah

mata uang dari negara di mana

perusahaan itu berdiri.

4. Periode waktu pelaporan

Batas waktu yang diberikan untuk

melaporkan laporan keuangan setidak-

tidaknya satu tahun sekali laporan

keuangan harus disajikan.

2.3 Metode Kinerja Keuangan

Menurut sujarweni (2017:71)

pengukuran kinerja keuangan dapat

dilakukan dengan menggunakan laporan

keuangan sebagai dasar untuk melakukan

pengukuran kinerja.Pengukuran tersebut

dapat menggunakan sistem penilaian

(rating) yang relevan. Rating tersebut harus

mudah digunakan sesuai dengan yang akan

diukur, dan mencerminkan hal-hal yang

memang menentukan kinerja. Pengukuran

kinerja keuangan juga berarti

membandingkan antara standar yang telah

ditetapkan (misalnya berdasarkan peraturan

menteri keuangan) dengan kinerja keuangan

yang ada dalam perusahaan.

Pengukuran kinerja keuangan

besifat kuantitatif dengan berdasarkan pada

laporan keuangan.Pengukuran kinerja

keuangan merupakan suatu usaha formal

untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas

perusahaan dalam menghasilkan laba dan

posisi kas tertentu.Dengan pengukuran

kinerja keuangan ini dapat dilihat prospek

pertumbuhan dan perkembangan keuangan

perusahaan dari mengandalkan sumber daya

yang dimilikinya.Perusahaan dikatakan

berhasil apabila perusahaan telah mencapai

suatu kinerja tertentu yang telah

ditetapkan.Pengukuran kinerja keuangan

adalah penting sebagai sarana atau indikator

dalam rangka memperbaiki kegiatan

operasional perusahaan. Dengan perbaikan

kinerja operasional diharapkan bahwa

perusahaan dapat mengalami pertumbuhan

keuangan yang lebih baik dan juga dapat

bersaing dengan perusahaan lain lewat

efisiensi dan efektivitas.

2.4 Tahapan Kinerja Keuangan.

Menurut Fahmi (2014:3-4), maka di

sini ada 5 (lima) tahap dalam menganalisis

kinerja keuangan suatu perusahaan secara

umum, yaitu:

a. Melakukan reveiw terhadap data laporan

keuangan Review di sini dilakukan

dengan tujuan agar laporan keuangan

yang sudah dibuat tersebut sesuai

dengan penerapan kaidah-kaidah yang

berlaku umum dalam dunia akuntansi,

Page 6: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DILIHAT DARI CURRENT RATIO …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 40

sehingga dengan demikian hasil laporan

keuangan tersebut dapat

dipertanggungjawabkan.

b. Melakukan Perhitungan

Penerapan metode perhitungan di sini

adalah disesuaikan dengan kondisi dan

permasalahan yang sedang dilakukan

sehingga hasil dari perhitungan tersebut

akan memberikan suatu kesimpulan

sesuai dengan analisis yang diinginkan.

c. Melakukan Perbandingan terhadap hasil

hitungan yang telah diperolehDari hasil

hitungan yang sudah diperoleh tersebut

kemudian dilakukan perbandingan

dengan hasil tersebut dari berbagai

perusahaan lainnya.

d. Indikator Kinerja Keuangan.

Menurut Hery (2015:138 dan 142)

rasio keuangan merupakan satu perhitungan

rasio dengan menggunakan laporan

keuangan yang berfungsi sebagai alat ukur

dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja

keuangan. Secara garis besar, saat ini

dalam praktik setidaknya ada 5 (lima) jenis

rasio keuangan yang sering digunakan

untuk menilai kondisi dan kinerja

keuangan. Kelima jenis rasio keuangan

tersebut adalah:

1. Rasio Likuiditas, merupakan rasio

yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya yang

segera jatuh tempo.

2. Rasio Solvabilitas/Rasio Struktur

Modal/Rasio Leverage, merupakan

rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam

memenuhi seluruh kewajibannya.

3. Rasio Aktivitas, merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur tingkat

efisiensi atas pemanfaatan sumber

daya yang dimiliki perusahaan atau

untuk menilai kemampuan perusahaam

dalam menjalankan aktivitasnya

sehari-hari.

4. Rasio Profitabilitas, merupakan rasio

yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba.

5. Rasio Penilaian atau Rasio Rasio

Ukuran Pasar, merupakan rasio yang

digunakan untuk mengestimasi nilai

intrinsik perusahaan (nilai saham).

2.5 Faktor-faktor yang memengaruhi

Kinerja Keuangan..

Menurut Sujarweni (2017:72)

adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja keuangan adalah sebagai beikut:

1. Pegawai, berkaitan dengan

kemampuan dan kemauan dalam

bekerja.

2. Pekerjaan, menyangkut desain

pekerjaan, uraian pekerjaan dan

sumber daya untuk melaksanakan

pekerjaan.

3. Mekanisme kerja, mencakup sistem,

prosedur pendelegasian dan

pengendalian serta struktur organisasi.

4. Lingkungan kerja, meliputi faktor-

faktor lokasi dan kondisi kerja, iklim

organisasi dan komunikasi.

Menurut Fahmi (2016:54-55)

variasi kondisi keuangan dan hasil usaha

dari suatu perusahaan dengan perusahaan

lainnya mungkin dipengaruhi oleh faktor-

faktor sebagai berikut:

1. Perbedaan letak geografis yang

membawa perbedaan dalam tingkat

harga dan biaya usaha

2. Perbedaan dalam pemilikan aktiva

tetap, ada yang memiliki sendiri ada

yang menyewa. Perbedaan dalam besar

kecilnya investasi dalam harta

kekayaan tidak digunakan dalam

hubungannya dengan operasi regular.

3. Perbedaan dalam tingkat harga yang

dicerminkan dalam pos-pos aktiva

lancar.

Page 7: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DILIHAT DARI CURRENT RATIO …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 41

4. Perbedaan dalam umur harta kekayaan

yang dimiliki, ada yang baru ada yang

lama.

5. Perbedaan dalam banyaknya jenis

barang yang diproduksi. Apakah hanya

memproduksi satu jenis produk atau

banyak jenis produk.

6. Perbedaan dalam tingkat kapasitas

pabrik. Berproduksi dengan tingkat

kapasitas tinggi atau rendah.

7. Perbedaan dalam penilaian (FIFO,

LIFO, metode rata-rata tertimbang,

atau metode lain).

8. Perbedaan dalam kebijaksanaan dalam

pembelian bahan dasar.

9. Perbedaan dalam kebijaksanaan

menentukan tingkat persediaan (anyak

atau sedikit).

10. Perbedaan dalam kebijaksanaan

penjualan barang dagangan (tunai atau

kredit).

11. Perbedaan kebijaksanaan saluran

pemasaran. Menjual produk kepada

pembeli tunggal, kepada banyak

pedagang besar, pedagang kecil, atau

langsung kepada konsument.

2.6 Pengertian Current Ratio (CR)

Rasio lancar atau (current ratio)

merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajiban jangka pendek atau utang yang

segera jatuh tempo pada saat ditagih secara

keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa

banyak aktiva lancar yang tersedia untuk

menutupi kewajiban jangka pendek yang

segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula

dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur

tingkat keamanan (margin of safety) suatu

perusahaan (Kasmir,2015:134).

Curent Ratio (Rasio Lancar)

merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka pendeknya

dengan menggunakan aktiva lancar yang

dimiliki (Sujarweni, 2017:60).

2.7 Fungsi dan tujuan Current Ratio

(CR)

Current ratio sangat berguna untuk

mengukur likuiditas perusahaan, akan tetapi

dapat menjebak. Hal ini dikarenakan

current ratio yang tinggi dapat disebabkan

adanya piutang yang tidak tertagih atau

persediaan yang tidak terjual, yang tentu

saja tidak dapat dipakai untuk membayar

utang (Prastowo, 2015:75).

Tujuan Current Ratio (CR) yaitu

untuk melihat sejauh mana kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang segera jatuh tempo

dengan menggunakan total aset lancar yang

tersedia, dan untuk mengevaluasi

kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya dengan

menggunakan aset lancar.

2.8 Metode Current Ratio (CR)

Dari hasil pengukuran rasio,

apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan

bahwa perusahaan kurang modal untuk

membayar utang. Namun, apabila hasil

pengukuran rasio tinggi, belum tentu

kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini

dapat saja terjadi karena kas tidak

digunakan sebaik mungkin. Untuk

mengatakan suatu kondisi perusahaan baik

atau tidaknya, ada suatu standar rasio yang

digunakan, misalnya rata-rata industri

untuk usaha yang sejenis atau dapat pula

digunakan target yang telah ditetapkan

perusahaan sebelumnya (Kasmir,

2015:135). Berikut adalah rumus yang

digunakan untuk menghitung rasio lancar

menurut (Hery, 2015:153) adalah:

Rasio lancar adalah rasio yang

menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban atau membayar

Page 8: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DILIHAT DARI CURRENT RATIO …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 42

utang jangka pendeknya.Standar Keputusan

Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

dan Menengah Nomor

20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang

Pedoman Standar Kesehatan Koperasi

Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam

Koperasi.

Tabel 2. Rasio Kas

2.9 Faktor-faktor yang memengaruhi

Current Ratio (CR).

Setiap nilai ekstrem dapat

mengindikasikan adanya masalah yaitu

sebagai berikut:

1. Penimbunan kas.

2. Banyaknya piutang yang tidak tertagih

3. Penumpukan persediaan

4. Tidak efisiennya pemanfaatan

“pembiayaan” gratis dari pemasok

5. Rendahnya pinjaman jangka pendek.

Sebelum penganalisis mengambil

kesimpulan final dari analisis current ratio,

perlu mempertimbangkan faktor-faktor

sebagai berikut:

1. Distribusi pos-pos aktiva lancar.

2. Data tren dari aktiva lancar dan utang

jangka pendek untuk jangka waktu 5

atau 10 tahun.

3. Syarat kredit yang diberikan oleh

kreditur kepada perusahaan dalam

pengembalian barang, dan syarat kredit

yang diberikan perusahaan kepada

langganan dalam penjualan barang.

4. Nilai sekarang atau nilai pasar atau nilai

ganti dari barang dagangan dan tingkat

pengumpulan piutang.

5. Kemungkinan adanya perubahan nilai

aktiva lancar

6. Perubahan persediaan dalam

hubungannya dengan volume penjualan

sekarang dan yang akan datang.

7. Besar kecilnyan kebutuhan modal kerja

untuk tahun mendatang.

8. Besar kecilnya jumlah kas dan surat-

surat berharga dalam hubungannya

dengan kebutuhan modal kerja.

9. Credit rating perusahaan pada

umumnya.

10. Besar kecilnya piutang dalam

hubungannya dengan volume penjualan.

Jenis perusahaan, apakah

merupakan perusahaan industri, perusahaan

dagang, atau public utility

2.10 Pengertian Debt to Equity Ratio

(DER).

Rasio utang terhadap modal

merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur besarnya proporsi utang terhadap

utang. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi

antara total utang dengan modal (Hery,

2015:168)

Rasio utang terhadap ekuitas

merupakan perbandingan antara hutang-

hutang dan ekuitas dalam pendanaan

perusahaan dan menunjukkan kemampuan

modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi

seluruh kewajibannya (Sujarweni,

2017:61).

Debt to equity ratio merupakan

rasio yang digunakan untuk menilai utang

dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara

membandingkan antara seluruh utang,

termasuk utang lancar dengan seluruh

ekuitas (Kasmir, 2015:157).Rasio utang

terhadap modal merupakan rasio yang

digunakan untuk menilai utang dengan

ekuitas dan menunjukkan kemampuan

modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi

kewajibannya.

Page 9: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DILIHAT DARI CURRENT RATIO …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 43

2.11 Prinsip Debt to Equity Ratio

(DER).

Rasio solvablitas atau rasio

leverage merupakan rasio yang dugunakan

untuk mengukur sejauh mana aset

perusahaan dibiayai dengan utang. Dengan

kata lain, rasio solvabilitas atau rasio

leverage merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur seberapa besar beban

utang yang harus ditanggung perusahaan

dalam rangka pemenuhan aset. Dalam arti

luas, rasio solvabilitas digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi seluruh kewajibannya, baik

kewajiban jangka pendek maupun

kewajiban jangka panjang (Hery,

2015:162).

Rasio leverage adalah mengukur

seberapa besar perusahaan dibiayai dengan

utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi

akan membahayakan perusahaan karena

perusahaan akan masuk dalam kategori

extreme leverage (utang ekstrim) yaitu

perusahaan terjebak dalam tingkat utang

yang tinggi dan sulit untuk melepaskan

beban utang tersebut. Karena itu sebaiknya

perusahaan harus menyeimbangkan berapa

utang yang layak diambil dan dari mana

sumber-sumber yang dapat dipakai untuk

membayar utang (Fahmi, 2016:72).

2.12 Metode Debt to Equity Ratio

(DER)

Semakin besar rasio ini, akan

semakin tidak menguntungkan karena akan

semakin besar resiko yang ditanggung atas

kegagalan yang mungkin terjadi di

perusahaan. Namun, bagi perusahaan justru

semakin besar rasio akan semakin baik.

Sebaliknya dengan rasio yang rendah,

semakin tinggi tingkat pendanaan yang

disediakan pemilik dan semakin besar batas

pengamanan bagi peminjam jika terjadi

kerugian atau penyusutan terhadap nilai

aktiva. Rasio ini juga memberiakan

petunjuk umum tentang kelayakan dan

risiko keuangan perusahaan (Kasmir,

2015:158).

Berikut adalah rumus yang

digunakan untuk menghitung rasio utang

terhadap modal menurut (Hery, 2015:169)

adalah:

Rasio utang terhadap modal

merupakan rasio yang digunakan untuk

menilai utang dengan ekuitas. Standar

Keputusan Menteri Negara Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah Nomor

20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang

Pedoman Standar Kesehatan Koperasi

Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam

Koperasi.

2.13 Indikator Debt to Equity Ratio

(DER)

Menurut Jumingan

a. Utang menunjukkan sumber modal

yang berasal dari kreditur. Dalm jangka

waktu tertentu pihak perusahaan wajib

menbayar kembali atau wajib

memenuhi tagihan yang berasal dari

pihak luat tersebut (Jumingan,

2014:13).

b. Modal sendiri merupakan sumber

modal yang berasal dari pemilik

perusahaan. Bersama-sama dengan

modal yang berasal dari kreditur

kemudian ditanamkan dalam berbagai

bentuk aktiva perusahaan (Jumingan,

2014:14).

Menurut Sujarweni (2017:26)

indikator Debt to Equity Ratio sebagai

berikut:

a. Kewajiban merupakan hutang

perusahaan yang wajib dibayar kepada

pihak lain yang memberi pinjaman

dalam jangka waktu tertentu.

b. Modal atau sering disebut ekuitas

adalah hak milik atas aktiva perusahaan

yang dikurangi dengan semua

kewajiban.

Page 10: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DILIHAT DARI CURRENT RATIO …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 44

Menurut Hery

a. Utang merupakan kewajiban

perusahaan kepada kreditor (supplier,

bankir) dan pihak lainnya (karyawan,

pemerintah). Kreditor dan pihak lainnya

disini memeiliki hak/klaim/tuntutan

atas aset perusahaan (Hery, 2015:165).

b. Ekuitas (equity) merupakan hak pemilik

dana atau pemegang saham atas aset

perusahaan (Hery, 2015:166)

2.14 PengertianReturn On Assets

(ROA).

Hasil pemgembalian atas aset

merupakan rasio yang menunjukkan

seberapa besar kontribusi aset dalam

menciptakan laba bersih. Dengan kata lain,

rasio ini digunakan untuk mengukur

seberapa besar jumlah laba bersih yang

akan dihasilkan dari setiap rupiah dana

yang tertanam dalam total aset

(Hery,2017:193).

Menurut Kasmir (2015:201-202)

hasil pengembalian investasi atau lebih

dikenal dengan Return on Investment (ROI)

atau return on total assets merupakan rasio

yang menunjukkan hasil (return) atas

jumlah aktiva yang digunakan dalam

perusahaan. ROI juga merupakan suatu

ukuran tentang efektivitas manajemen

dalam mengelola investasinya.

2.15 Prinsip-prinsip Dasar Return On

Assets

Menurut Hery (2015:192) Rasio

profitabilitas merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dari

aktivitas normal bisnisnya. Perusahaan

adalah sebuah organisasi yang beroperasi

dengan tujuan menghasilkan keuntungan

dengan cara menjual produk (barang dan

jasa) kepada para pelanggannya. Tujuan

operasional dari sebagian besar perusahaan

adalah untuk memaksimalkan profit, baik

profit jangka pendek maupun profit jangka

panjang..Menurut Fahmi (2014:68) rasio

profitabilitas, rasio ini mengukur efektivitas

manajemen secara keseluruhan yang

ditujukan oleh besar kecilnya tingkat

keuntungan yang diperoleh dalam

hubungannya dengan penjualan maupun

investasi.Semakin baik rasio profitabilitas

maka semakin baik menggambarkan

kemampuan tingginya perolehan

keuntungan perusahaan.

2.16 Fungsi dan Tujuan Return On

Assets.

Pengukuran rasio profitabilitas

dapat dilakukan dengan membandingkan

antara berbagai komponen yang ada di

dalam laporan laba rugi dan/atau

neraca.Pengukuran dapat dilakukan untuk

beberapa periode.Tujuannya adalah untuk

memonitor dan mengevaluasi tingkat

perkembangan profitabilitas perusahaan

dari waktu ke waktu.Dengan melakukan

analisis rasio keuangan secara berkala

memungkinkan bagi manajemen untuk

secara efektif menetapkan langkah-

langkah perbaikan dan efisiensi.Selain itu,

perbandingan juga dapat dilakukan

terhadap target yang telah ditetapkan

sebelumnya, atau bisa juga dibandingkan

dengan standar rasio rata-rata industri.

Berikut adalah rumus yang

digunakan untuk menghitung rasio hasil

pengembalian atas aset:

Rasio hasil pengembalian atas aset

merupakan rasio yang menunjukkan

seberapa besar kontribusi aset dalam

menciptakan laba bersih.Standar

Keputusan Menteri Negara Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah Nomor

20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang

Pedoman Standar Kesehatan Koperasi

Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam

Koperasi

Page 11: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DILIHAT DARI CURRENT RATIO …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 45

Tabel 3. Rasio Rentabilitas Aset

2.17 Tahapan Return On Assets

Hasil pemgembalian atas aset

merupakan rasio yang menunjukkan

seberapa besar kontribusi aset dalam

menciptakan laba bersih. Dengan kata lain,

rasio ini digunakan untuk mengukur

seberapa besar jumlah laba bersih yang

akan dihasilkan dari setiap rupiah dana

yang tertanam dalam total aset. Rasio ini

dihitung dengan membagi laba bersih

terhadap total aset (Hery,2017:193).

2.18 Indikator Return On Assets

Laba atau rugi bersih, laba sebelum

pajak penghasilan dikurangkan dengan

pajak penghasilan akan diperoleh laba atau

rugi bersih (Hery,2017:43).

Harta/Aktiva (Assets) adalah setiap

sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan

dan berguna pada waktu sekarang dan

waktu yang akan datang, diharapkan akan

mendapat manfaat ekonomi di masa depan

(Sujarweni, 2017:24).

Menurut Hery (2015:35 dan 58)

indikator Return On Assets adalah sebagai

berikut:

a. Laba bersih berasal dari transaksi

pendapatan, beban, keuntungan, dan

kerugian.

b. Aset adalah manfaat ekonomi yang

mungkin terjadi dimasa depan, yang

diperoleh atau dikendalikan oleh

entitas sebagai hasil dari transaksi atau

atau peristiwa di masa lalu.

2.19 Hasil Penelitian yang Relevan

1. Recly Bima Rhamadana dan

Triyonowati (2016) Meneliti

tentang “Analisis Rasio Keuangan

Untuk Menilai Kinerja Keuangan

Pada PT. H.M Sampoerna Tbk”.

Dalam penelitian ini digunakan jenis

penelitian kuantitatif dengan

menggunakan studi deskriptif, yaitu

penelitian yang merumuskan dan

menafsiran data yang ada sehingga

memberikan gambaran yang jelas

melalui pengumpulan data yang ada

sehingga memberikan gambaran

yang jelas melalui pengumpulan,

menyusun dan menganalisis data

sehingga dapat diketahui gambaran

umum objek yang diteliti. Selama

tahun 2010-2014 rata-rata current

ratio PT. H.M Sampoerna Tbk

sebesar 168,36% artinya setiap Rp 1

hutang lancar dapat dijamin oleh

aktiva lancar sebesar Rp 168,36.

Current ratio yang rendah

memberikan indikasi jaminan yang

kurang baik bagi kreditur jangka

pendek dalam arti setiap saat

perusahaan tidak cukup memiliki

kemampuan untuk melunasi

kewajiban-kewajiban finansial

jangka pendek.

2. Herman Paleni(2016)Meneliti

tentang “Analisis kinerja keuangan

(studi kasus Koperasi Simpan Pinjam

“RIAS” P1 Mardiharjo) Kabupaten

Musi Rawas”. Teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah menggunakan

metode dokumentasi berupa

kumpulan data laporan keuangan

yang terdiri dari neraca dan laba rugi

dari tahun 2010-2014 Koperasi

Simpan Pinjam “RIAS” P1

Mardiharjo Kabupaten Musi Rawas.

Dari perhitungan terlihat bahwa

Page 12: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DILIHAT DARI CURRENT RATIO …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 46

tahun 2010-2014 current ratio yang

dicapai pada Koperasi Simpan

Pinjam “RIAS” P1 Mardiharjo

Kabupaten Musi Rawas melebihi

250% yang artinya berdasarkan

Peraturan Menteri Negara Koperasi

dan UKM Republik Indonesia

tentang pedoman penilaian koperasi

berprestasi/koperasi award termasuk

kategori sehat. Dengan demikian

koperasi mampu membayar

kewajiban jangka pendeknya dengan

setiap tahun. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian dari

hardiningsih (2013), aprilia dan

amanah (2014) dan hal ini

menunjukkan Koperasi Simpan

Pinjam “RIAS” P1 Mardiharjo

Kabupaten Musi Rawas mempunyai

aset lancar yang cukup untuk

menjamin pembayaran hutang jangka

pendeknya.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini jenis

penelitian yang dipakai adalah penelitian

deskriptif kuantitatif dengan menggunakan

pendekatan rasio.Penelitian ini dilakukan

pada salah satu koperasi yaitu Koperasi

Wanita “SALIMA” Dusun 5 Desa G1

Mataram, Kecamatan Tugumulyo,

Kabupaten Musi Rawas. Objek penelitian

yang akan diteliti adalah laporan keuangan

Koperasi Wanita “SALIMA”, yang terdiri

dari laporan neraca dan laporan laba rugi

selama kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu

dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016.

Dari laporan-laporan keuangan tersebut

dianalisis laporan keuangannya dengan

menggunakan rasio keuangan yaitu rasio

likuiditas menggunakan Current Ratio

(CR), rasio solvabilitas menggunakan Debt

to Equity Ratio (DER), dan rasio

profitabilitas menggunakan Return On

Assets (ROA) dari analisis tersebut maka

dapat ditarik kesimpulan bagaimana kinerja

keuangan dilihat dari Current Ratio

(CR),Debt to Equity Ratio (DER) dan

Return On Assets (ROA) pada Koperasi

Wanita “SALIMA” selama tahun 2012

sampai dengan tahun 2016.

3.2 Teknik Analisis Data Teknik

Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan

adalah analisis deskriptif kuantitatif,

dimana menganalisis data yang sudah ada

dengan menggunakan pendekatan rasio

yaitu dengan menggunakan Current Ratio

(CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan

Return On Assets (ROA), yakni sebagai

berikut:

a. Current Ratio (CR)

Maka rumus untuk menghitung

Current Ratio menurut (Kasmir,

2015:135) adalah:

b. Debt to Equity Ratio (DER)

Maka Rumus yang digunakan untuk

menghitung Debt to Equity Ratio (DER)

menurut (Hery, 2017:169) adalah:

c. Return On Assets (ROA)

Maka rumus yang digunakan

untuk menghitung Return On Assets

(ROA)menurut (Hery, 2015:193) adalah:

Berdasarkan hasil perhitungan penilaian

terhadap 3 komponen sebagaimana

dimaksud, dan diperoleh skor secara

keseluruhan. Skor dimaksud

dipergunakan untuk menetapkan

predikat tingkat kesehatan KSP dan USP

Koperasi yang dibagi dalam 5 (lima)

golongan yaitu sehat, cukup sehat,

Page 13: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DILIHAT DARI CURRENT RATIO …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 47

kurang sehat, tidak sehat dan sangat

tidak sehat. Penetapan predikat tingkat

kesehatan KSP dan USP tersebut adalah

sebagai berikut:

Tabel 4. Penetapan Predikat Tingkat

Kesehatan KSP dan USP

IV. HASIL PENELITIAN

4.1 Kinerja Keuangan Untuk Rasio

Lancar.

1) Rasio Lancar (Current Ratio)

Tabel 5. Penseokran Rasio Lancar Tahun

2012-2016

Analisis yang telah dilakukan,

menunjukkan bahwa pada tahun 2012 rasio

yang diperoleh sebesar 18,5 sehingga

mendapat nilai 0 dengan skor 0, tahun 2013

rasio yang diperoleh sebesar 70,4 sehingga

mendapat nilai 0 dengan skor 0, tahun 2014

rasio yang diperoleh sebesar 16,9 sehingga

mendapat nilai 0 dengan skor 0, tahun 2015

rasio yang diperoleh sebesar 14,9 sehingga

mendapat nilai 0 dengan skor 0, tahun 2016

rasio yang di peroleh sebesar 15,9 sehingga

mendapat nilai 0 dengan skor 0.

Dari hasil perhitungan rasio rata-

rata yang diperoleh 27,32 dengan skor rata-

rata 0, dan terlihat bahwa pada tahun 2012-

2016 Current Ratio yang dicapai pada

Koperasi Wanita “SALIMA” kurang dari

100% yang artinya berdasarkan peraturan

Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

dan Menengah Republik Indonesia Nomor

20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang

penilaian kinerja keuangan tidak sehat.

Dengan demikian koperasi tidak mampu

membayar kewajiban jangka pendeknya

dengan setiap tahun, karena kurang

efektifnya manajemen kas.Dengan

demikian Koperasi Wanita “SALIMA”

harus mengoptimalkan dalam mengelola

kas tersebut.

2) Rasio Utang Terhadap Modal

Dapat dilihat dari hasil penskoran

dalam tabel berikut ini:

Tabel 6. Pensekoran Rasio Utang

Terhadap Modal Tahun 2012-

2016

Analisis yang telah dilakukan,

menunjukkan bahwa tahun 2012 rasio yang

diperoleh sebesar 0,05 sehingga mendapat

nilai 25 dengan skor 1,25, tahun 2013 rasio

yang diperoleh sebesar 0,01 sehingga

mendapat nilai 25 dengan skor 1,25, tahun

Page 14: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DILIHAT DARI CURRENT RATIO …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 48

2014 rasio yang diperoleh sebesar 0,05

sehingga mendapat nilai 25 dengan skor

1,25, tahun 2015 rasio yang diperoleh

sebesar 0,06 sehingga mendapat nilai 25

dengan skor 1,25, pada tahun 2016 rasio

yang diperoleh sebesar 0,06 sehingga

mendapat nilai 25 dengan skor 1,25. hasil

perhitungan rasio rata-rata yang diperoleh

0,046 dengan skor rata-rata 1,25, dan

terlihat bahwa pada tahun 2012-2016 rasio

utang terhadap modal Koperasi Wanita

“SALIMA” kurang dari 100% sehingga

kinerja keuangan tidak sehat, yang artinya

berdampak pada penggunaan dana koperasi

dan tidak mampu untuk memenuhi seluruh

kewajibannya baik jangka pendek maupun

jangka panjang hal ini terjadi karena

koperasi tersebut dibiayai oleh hutang

terhadap modal sendiri yang dimilikinya

kurang dari 100%. Dengan demikian

koperasi harus meningkatkan lagi

kemampuannya dalam menghasilkan laba

agar semakin baik dalam mengelola

koperasi.

3) Rasio Hasil Pengembalian Atas Aset.

Dapat dilihat dari hasil penskoran

dalam tabel dibawah ini:

Tabel 7. Pensekoran Rasio Hasil

Pengambilan Aset Aset Tahun

2012-216

Analisis yang telah dilakukan,

menunjukkan bahwa pada tahun 2012 rasio

yang diperoleh sebesar 10,2% sehingga

mendapat nilai 100 dengan skor 3,00, tahun

2013 rasio yang diperoleh sebesar 8,6%

sehingga mendapat nilai 75 dengan skor

2,25, tahun 2014 rasio yang diperoleh

sebesar 4,9% sehingga mendapat nilai 25

dengan skor 0,75, tahun 2015 rasio yang

diperoleh sebesar 6,0% sehingga mendapat

nilai 50 dengan skor 1,5, tahun 2016 rasio

yang diperoleh sebesar 5,1% sehingga

mendapat nilai 50 dengan skor 1,5.

Dari hasil perhitungan rasio rata-

rata yang diperoleh 6,96 dengan skor rata-

rata 1,50, berada dalam rentang 5<x≤7,5

skor maksimal 3,00. Semakin rendah hasil

pengembalian atas aset berarti semakin

rendah pula jumlah laba bersih yang di

hasilkan. Hal ini menunjukkan kinerja

keuangan koperasi wanita “SALIMA”

kurang sehat, karena banyaknya aset yang

tidak produktif dan belum dimanfaatkannya

total aset secara maksimal. Dengan

demikian Koperasi Wanita “SALIMA”

harus meningkatkan lagi kemampuan dalam

mengelola aktiva.

V. Kesimpulan.

1. Current ratio selama lima tahun dari

tahun 2012-2016 kurang dari 100% yang

artinya berdasarkan peraturan Menteri

Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia Nomor

20/Per/M.KUKM/XI/2008 memiliki

kinerja tidak sehat. Menunjukkan bahwa

koperasi mampu membayar kewajiban

jangka pendeknya dengan setiap tahun.

2. Pada Koperasi Wanita “SALIMA”

selama lima tahun dari tahun 2012-2016

dilihat dari Debt to Equity Ratio kurang

dari 100% yang artinya berdasarkan

peraturan Menteri Negara Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia Nomor

20/Per/M.KUKM/XI/2008 memiliki

kinerja keuangan yang tidak sehat.

Menunjukkan bahwa keadaan modal

koperasi tidak mencukupi untuk

menjamin hutang yang diberikan

Page 15: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DILIHAT DARI CURRENT RATIO …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 49

kreditur.Return On Assets Koperasi

Wanita “SALIMA” selama lima tahun

dari tahun 2012-2016 memperoleh nilai

rata-rata 6,96 dengan skor rata-rata 1,50

ini menunjukkan bahwa kinerja

kauangan Koperasi Wanita “SALIMA”

kurang sehat. Menunjukkan bahwa

kinerja keuangan koperasi kurang

mampu mengelola aktiva yang dimiliki

sehingga menghasilkan laba yang

kurang sehat

VI. DAFTAR PUSTAKA

[1] Ayodele Thomas. 2015.Ratio Analysis

As A Corporate Performance

Measuring Tool. Multidisciplinary

International Journal. Vol (1:5-7).

[2] Fahmi, Irham. 2014. Analisis Kinerja

Keuangan. Cetakan ke III. Bandung :

CV.Alfabeta.

[3] Fahmi, Irham. 2016. Pengantar

Manajemen Keuangan. Cetakan ke V.

Bandung CV.Alfabeta.

[4] Hery. 2014. Analisis Kinerja

Manajemen. Jakarta : PT Grasindo.

[5] Herman Paleni. 2016. Analisis kinerja

keuangan (Studi Kasus Koperasi

Simpan Pinjam “RIAS” P1

Mardiharjo) Kabupaten Musi Rawas.

Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis. Volume

(16:18-21).

[6] Jumingan. 2014. Analisis Laporan

Keuangan. Cetakan ke V. Jakarta : PT

Bumi Aksara.

[7] Kasmir. 2015. Analisis Laporan

Keuangan. Cetakan ke VIII. Jakarta

: PT Rajagrafindo Persada.

[8] Prastowo, Dwi. 2015. Analisis

Laporan Keuangan. Cetakan ke

III. Yogyakarta : Unit Penerbit

dan Percetakan.