analisis kinerja aparatur pemerintah pada sekretariat daerah kabupaten musi banyuasinproposal...

36
PROPOSAL PENELITIAN ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN Oleh: AHMAD IRFANSYAH, S.E., M. Si.

Upload: ahmad-irfansyah

Post on 11-Apr-2017

375 views

Category:

Government & Nonprofit


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASINProposal penelitian ahmad irfansyah tahun 2016

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

Oleh:AHMAD IRFANSYAH, S.E., M. Si.

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSISEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RAHMANIYAH

SEKAYU2016

Page 2: ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASINProposal penelitian ahmad irfansyah tahun 2016

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

2. Bidang Ilmu : Akuntansi

3. Tema Penelitian : IPS (Pengembangan Tripatrit Pemerintah, BUMN dan Swasta)

4. Ketua Peneliti :

a. Nama Lengkap : Ahmad Irfansyah, S.E., M.Si.b. Jenis Kelamin : Laki – Laki c. NIP/NIDN : 196707092005011001/0009076704d.Pangkat/Golongan : Penata, Gol. III/ce. Jabatan Fungsional : Lektorf. Program Studi : SI Akuntansig. Alamat Ketua Peneliti : Griya Randik Blok C1 No. 9 Sekayuh. Alamat Kantor/Telp/Fax/E-mail : Jl. Merdeka Lk. I No. 531 Kel. Serasan Jaya Telp.

(0711) 322495 Sekayu 30711i. Alamat Rumah/Telp/Fax/E-mail :Griya Randik Blok C1 No. 9 Sekayu 30711

/081367638780 / /irfansyah7917 @yahoo.co.id

5. Jumlah Anggota Peneliti : ---6. Lokasi Penelitian : Kabupaten Musi Banyuasin 7. Jumlah biaya yang diusulkan : Rp. 15.000.000,- (Lima Belas Juta Rupiah)

MengetahuiKetua,

(Desi Ulpa Anggraini, S.E.,MM.,M.Si)

Sekayu, 10 Mei 2016Pelaksana

(Ahmad Irfansyah, S.E., M.Si)NIP. 196707092005011001

Menyetujui,

Ketua LPPM STIE-Rahmaniyah Sekayu

(Drs. Usailan Oemar, M.M.)

1

Page 3: ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASINProposal penelitian ahmad irfansyah tahun 2016

PROPOSAL PENELITIAN

1. JUDUL PENELITIAN

ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

2. BIDANG ILMU : EKONOMI

3. PENDAHULUAN

Proses pembangunan nasional yang berlangsung dewasa ini sedang

mengalami pergeseran dari bingkai sistem otoriter ke sistem demokrasi. Hal ini

menyebabkan penyelenggaraan pemerintahan menjadi sorotan yang tajam, terutama

dalam aspek transparansi, akuntabilitas, efisiensi dan efektifitas. Dalam konteks ini,

penerapan prinsip-prinsip good governance dalam pengelolaan pemerintahan menjadi

suatu tuntutan utama, oleh karena masyarakat mulai kritis dalam memonitor dan

mengevaluasi manfaat serta nilai yang diperoleh atas pelayanan dari instansi

pemerintah.

Perkembangan dan pertumbuhan masyarakat yang secara dinamis disertai

dengan peningkatan taraf hidup dan pendidikan masyarakat ditambah dengan

berkembangnya kemajuan dibidang teknologi dan informatika menjadikan

peningkatan proses empowering dalam lingkungan masyarakat. Oleh karena itu

pelayanan birokrasi disektor publik juga diharapkan mengikuti perubahan-perubahan

yang terjadi secara cepat dan dinamis sebagaimana yang terjadi di masyarakat.

Bagi Sekretariat Daerah kabupaten Musi Banyuasin sebagai organisasi yang

mengemban fungsi koordinasi dan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh

perangkat/instansi vertikal pemerintah daerah maka penilaian kinerja bagi aparatur

organisasi memiliki arti yang sangat penting terutama dalam upaya melakukan

perbaikan-perbaikan pada masa yang akan datang. Penilaian kinerja bagi aparatur

berguna untuk menilai kuantitas, kualitas dan efisiensi pelayanan, motivasi, dan guna

penyesuaian anggaran organisasi. Tetapi persoalannya, apakah penilaian yang

dilakukan telah menggambarkan kinerja yang sebenarnya. Hal ini akan sangat

ditentukan oleh ketajaman dalam menentukan cakupan, cara dan indikator-indikator

1

Page 4: ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASINProposal penelitian ahmad irfansyah tahun 2016

2

yang digunakan. Suatu penilaian yang menggunakan cakupan, cara dan indikator

yang sangat terbatas akan memberikan hasil yang sangat terbatas pula dan berarti

kurang menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Analisis terhadap kinerja

birokrasi publik menjadi sangat penting atau dengan kata lain memiliki nilai yang

amat strategis. Informasi mengenai kinerja aparatur dan faktor-faktor yang ikut

berpengaruh terhadap kinerja aparatur sangat penting untuk diketahui, sehingga

pengukuran kinerja aparat hendaknya dapat diterjemahkan sebagai suatu kegiatan

evaluasi untuk menilai atau melihat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas

dan fungsi yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu evaluasi kinerja merupakan

analisis interpretasi keberhasilan dan kegagalan pencapaian kinerja.

Sebagai suatu variabel dalam organisasi, budaya dipelajari sebagai bagian dari

sistem organisasi secara keseluruhan. Dalam konteks ini, budaya dilihat sebagai

sesuatu yang hidup di suatu organisasi yang mengikat semua anggota organisasi

dalam upaya mencapai tujuan bersama. Budaya juga dapat dilihat sebagai bagian dari

suatu lingkungan organisasi yang mempengaruhi perilaku dan penampilan

(performance) organisasi.

Disisi lain, kepemimpinan adalah fenomena yang terdapat dalam setiap

komunitas, karena dimana manusia berinteraksi maka disana timbul fenomena

kepemimpinan, mulai dari interaksi dalam kelompok yang paling primitif sampai ke

yang paling maju, mulai dari kelompok yang paling terkecil sampai ke organisasi

yang paling besar. Faktor kepemimpinan dalam suatu organisasi menjadi sangat

penting manakala individu/anggota organisasi memiliki dinamika yang tinggi dalam

aktivitasnya disamping perubahan terus menerus yang didorong oleh kemajuan

teknologi, kata kunci dari fenomena ini adalah kemampuan untuk mempengaruhi

anggota organisasi sehingga mereka dengan segala kesungguhan berusaha untuk

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Suatu organisasi akan

berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh faktor kepemimpinan.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mencoba melaksanakan

penelitian dengan judul “ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA

SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN”

Page 5: ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASINProposal penelitian ahmad irfansyah tahun 2016

3

4. PERUMUSAN MASALAH

Penilaian kinerja aparatur merupakan suatu kegiatan yang sangat penting

karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai

misinya. Sekretariat Daerah kabupaten Musi Banyuasin sebagai organisasi publik

yang memiliki tugas pokok dan fungsi koordinasi dan memberikan pelayanan

administrasi memerlukan informasi mengenai kinerja aparatur yang ada di dalam

organisasi, sehingga dapat dilakukan penilaian seberapa jauh pelayanan yang

diberikan oleh organisasi dapat memenuhi harapan dan memuaskan pengguna jasa.

Berdasarkan pada pemikiran tersebut, maka pertanyaan yang hendak dijawab

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kinerja aparatur pada Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin ?

2. Seberapa jauh faktor kepemimpinan dan budaya berpengaruh terhadap kinerja

aparatur pada Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin ?

5. TINJAUAN PUSTAKA

5.1 Konsep Kinerja

Kinerja (performance) didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau

“degree of accomplishment” atau dengan kata lain, kinerja merupakan tingkat

pencapaian tujuan organisasi (Rue & Byars, 1981). Penilaian kinerja merupakan

suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai misinya. Kinerja seorang karyawan

akan baik bila dia mempunyai keahlian (skill) yang tinggi, bersedia bekerja karena

digaji atau diberi upah sesuai dengan perjanjian, mempunyai harapan (expectation)

masa depan lebih baik.

Penilaian kinerja birokrasi publik tidak cukup hanya dilakukan dengan

menggunakan indikator-indikator yang melekat pada birokrasi itu seperti efisiensi dan

efektivitas, tetapi harus dilihat juga dari indikator-indikator yang melekat pada

pengguna jasa, seperti kepuasan, akuntabilitas dan responsivitas. Dwiyanto (1995, 9)

mengemukakan beberapa indikator yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja

birokrasi publik, yaitu :

1. Produktivitas

Page 6: ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASINProposal penelitian ahmad irfansyah tahun 2016

4

Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio antara input dengan output. Pada tataran ini, konsep produktivitas dirasa terlalu sempit sehingga General Accounting Office (GAO) mencoba mengembangkan satu ukuran produktivitas yang lebih luas dengan memasukkan seberapa besar pelayanan publik itu memiliki hasil yang diharapkan sebagai salah satu indikator kinerja yang penting.

2. Kualitas Layanan.Isu mengenai kualitas layanan cenderung menjadi semakin penting dalam menjelaskan kinerja organisasi publik. Banyak pandangan negative mengenai organisasi publik muncul karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang diterima dari organisasi publik. Dengan demikian, kepuasan masyarakat terhadap layanan dapat dijadikan indikator kinerja organisasi publik, sebab akses untuk mendapatkan informasi mengenai kualitas layanan relative sangat mudah dan murah.

3. Responsivitas. Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan serta mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Dalam konteks ini, responsivitas mengacu pada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas dimasukkan sebagai salah satu indikator kinerja karena responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan organisasi publik dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Responsivitas yang rendah ditunjukkan dengan ketidak selarasan antara pelayanan dengan kebutuhan masyarakat yang secara otomatis kinerja organisasi tersebut jelek. Hal tersebut jelas menunjukkan kegagalan organisasi dalam mewujudkan misi dan tujuan organisasi.

4. Responsibilitas. Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupun implisit (Lenvine, 1990). Oleh sebab itu, responsibilitas bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan responsivitas.

5. Akuntabilitas.Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut dipilih oleh rakyat, sehingga dengan sendirinya akan selalu merepresentasikan kepentingan rakyat. Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat banyak. Kinerja organisasi publik tidak hanya bisa dilihat dari ukuran internal yang dikembangkan oleh organisasi publik atau pemerintah,

Page 7: ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASINProposal penelitian ahmad irfansyah tahun 2016

5

seperti pencapaian target, akan tetapi kinerja sebaiknya harus dinilai dari ukuran eksternal, seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Suatu kegiatan organisasi publik memiliki akuntabilitas yang tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.

Kumorotomo (1996) menggunakan beberapa kriteria untuk dijadikan

pedoman dalam menilai kinerja organisasi pelayanan publik, antara lain adalah

sebagai berikut :

1. EfisiensiEfisiensi menyangkut pertimbangan tentang keberhasilan organisasi pelayanan publik mendapatkan laba, memanfaatkan faktor-faktor produksi serta pertimbangan yang bersifat dari rasionalitas ekonomis. Apabila diterapkan secara objektif, kriteria seperti likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas merupakan kriteria efisiensi yang sanngat relevan.

2. EfektivitasApakah tujuan dari didirikannya organisasi pelayanan publik tersebut tercapai ? Hal tersebut erat kaitannya dengan rasionalitas teknis, nilai, misi, tujuan organisasi serta fungsi agen pembangunan.

3. KeadilanKeadilan mempertanyakan distribusi dan alokasi layanan yang diselenggarakan oleh organisasi pelayanan publik. Kriteria ini erat kaitannya dengan konsep ketercakupan atau kepantasan. Keduanya mempersoalkan apakah tingkat efektivitas tertentu, kebutuhan dan nilai-nilai dalam masyarakat dapat terpenuhi.

4. Daya Tanggap.Organisasi pelayanan publik merupakan bagian dari daya tanggap negara atau pemerintah akan kebutuhan vital masyarakat. Oleh karena itu organisasi secara keseluruhan harus dapat dipertanggungjawabkan secara transparan demi memenuhi kriteria daya tanggap ini.

5.2 Kepemimpinan

Kepemimpinan mempunyai sifat yang universal dari suatu gejala sosial,

artinya kepemimpinan dapat ditemukan dan terjadi di mana saja dalam setiap

kegiatan bersama asalkan memenuhi unsur-unsur, seperti adanya orang yang

mempengaruhi, dan adanya orang yang di pengaruhi serta mengarahkan pada

tercapainya sesuatu tujuan.

Kepemimpinan sebagai perilaku seorang pemimpin pada setiap aktivitasnya

didalam serangkaian usaha-usaha membimbing dan mengarahkan anggota-anggota

Page 8: ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASINProposal penelitian ahmad irfansyah tahun 2016

6

kelompok dan nyata-nyata berubah, maka hal ini merupakan kepemimpinan yang

sukses. Kemudian jika ada orang lain yang merasa terdorong untuk mengarahkan

perilakunya, hal tersebut merupakan hasil dari kepemimpinan yang efektif.

Dalam kaitannya dengan Organizational Citizen Behavior beberapa peneliti

mengemukakan bahwa kepemimpinan merupakan sesuatu yang mempunyai pengaruh

besar dan sentral dalam organisasi. Oleh karena itu dituntut pemimpin yang dapat

mengarahkan bawahannya untuk bekerja lebih efektif, tidak hanya bekerja seperti

halnya apa yang ada dalam perspektif bekerja sesuai dengan imbalannya, tetapi

diharapkan mampu bekerja melebihi apa yang seharusnya dilakukan.

Dalam studi kepemimpinan banyak literatur yang membahas pendekatan

terhadap kepemimpinan, hal ini menunjukkan bahwa banyak faktor yang dapat

mempengaruhi kepemimpinan, baik faktor yang berada dari dalam diri pemimpin,

seperti kecerdasan, motivasi, sikap dan lain-lain, maupun faktor yang berada di luar

diri pemimpin, seperti keadaan kelompok, hubungan sosial dan lain-lain.

5.3 Budaya

Budaya adalah perilaku konvensional masyarakat dan ia mempengaruhi

semua tindakan meskipun sebagian besar tidak disadarinya. Budaya memberikan

stabilitas dan jaminan, karena dapat memahami hal-hal yang sedang terjadi dalam

masyarakat dan mengetahui cara menanggapinya. Sebagai contoh dapat dilihat

apabila seorang pegawai pindah ke tempat kerja yang lain. Dalam lingkungan yang

baru pegawai dituntut untuk perlu belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan

yang dihadapi untuk menghindari kemungkinan akan terjadi konsekwensi negatif.

Budaya birokrasi dapat digambarkan sebagai sistem atau seperangkat nilai

yang memiliki simbol, orientasi nilai, keyakinan pengetahuan dan pengalaman

kehidupan yang terinternalisasi ke dalam pikiran. Seperangkat nilai tersebut

diaktualisasikan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang dilakukan oleh setiap

anggota dari sebuah organisasi, yang dinamakan birokrasi. Setiap aspek dalam

kehidupan organisasi birokrasi selalu bersinggungan dengan aspek budaya

masyarakat setempat. Birokrasi sebagaimana organisasi lainnya, dalam setiap

dinamika yang terjadi di dalamnya, selalu memiliki korelasi dengan lingkungan

eksternal. Karakter dan model birokrasi yang selama ini berkembang di Indonesia

Page 9: ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASINProposal penelitian ahmad irfansyah tahun 2016

7

pada hakekatnya adalah merupakan salah satu bentuk interaksi yang terjalin dengan

lingkungan, baik yang menyangkut aspek politik, budaya, sosial, maupun ekonomi.

Untuk dapat menggeneralisasikan variabel budaya ini maka akan diuraikan

indikator-indikator yang dapat mengukur variabel budaya yakni :

1. Faktor Internal Pegawai

Sikap mentalitas pegawai yang dapat menurunkan kemampuan aparat

untuk berbuat optimal di lingkungan kerja antara lain dapat di lihat melalui

beberapa sikap yaitu adalah :

Sikap mental yang berorientasi membelanjakan daripada menghasilkan. Para

birokrat menganggap bahwa anggaran dan fasilitas mereka adalah milik

negara sehingga mereka tidak perlu bersusah payah untuk mengelolah secara

baik apalagi memberi nilai tambah pada aset-aset itu. Mereka bahkan

cenderung ceroboh dalam mengelolah aset-aset tersebut.

Sikap minta dilayani, bukan melayani. Sedikit banyak di Indonesia hal ini

merupakan warisan paham masa lampau baik masa kerajaan yang

menempatkan birokrat sebagai priyayi, maupun masa penjajahan yang

menempatkan birokrat sebagai ambtenaar yang memiliki hak-hak dan status

khusus.

Motivasi birokrat pada umumnya keliru (tidak memahami dan tidak sesuai

dengan fitrah dasar tugas institusi birokrasi). Mereka mendaftar menjadi

pegawai bukan untuk melayani dan mengabdi, melainkan mencari status dan

gaji, sehingga tentu saja tatkala mereka bekerja, orientasi mereka tidak sesuai

dengan tugas dan fungsi utama birokrasi.

Kesemua sikap mental itu menimbulkan dampak negatif berupa

ketidakprofesionalan aparatur birokrasi dalam bekerja, sehingga mereka tidak

mampu (capable) dalam menjalankan tugas secara baik.

2. Faktor Eksternal Pegawai.

Faktor Eksternal Pegawai dapat dilihat dari sikap mental masyarakat yaitu

watak, tabiat, pola berpikir masyarakat yang selalu memiliki korelasi dengan

lingkungan eksternal, yang pada hakekatnya merupakan suatu interaksi yang

terjalin dengan lingkungan, baik yang menyangkut aspek politik, budaya, sosial,

maupun ekonomi dalam mengemban tugas birokrasi secara baik. Namun di

Page 10: ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASINProposal penelitian ahmad irfansyah tahun 2016

8

antara sikap tersebut di atas masih terdapat sikap atau pola pikir masyarakat yang

menghambat pembangunan yang antara lain :

Sikap apatis (non partisipatif dan permisif), yakni tidak peduli dan tidak mau

tahu terhadap apapun yang terjadi di sekelilingnya, termasuk apa yang terjadi

pada birokrasi.

Mentalitas menerabas (hedonistik dan pragmatis) tidak mau repot dan

cenderung cari enak saja, sehingga ikut menyuburkan pungli dan kolusi

(Koentjoroningrat, dalam Setiono, 2000).

Rasa ketergantungan masyarakat yang berlebihan terhadap birokrasi, sehingga

mau menerima saja berbagai perlakuan yang menyimpang.

Fenomena-fenomena tersebut menyebabkan birokrasi terus tertinggal dan sulit

menyesuaikan berbagai perubahan yang terjadi dengan cepat. Konsep, kebijakan,

struktur dan pola kerja yang disusun menjadi cepat kadaluwarsa (out of date)

sehingga tidak sesuai lagi dengan keadaan yang sudah berubah. Akibatnya

masyarakat menjadi semakin kecewa dengan kinerja birokrasi. Faktor-faktor tersebut

menyebabkan birokrasi memiliki “cacat bawaan” sehingga fungsi-fungsinya tidak

dapat tercapai dengan optimal. Untuk mengeliminir aspek-aspek kendala itu, perlu

dilakukan reformasi birokrasi untuk mengkaji ulang paradigma birokrasi “lama” yang

sudah usang.

5.4 Hubungan antara Kinerja Aparatur dengan Kepemimpinan dan Budaya

Berdasarkan uraian diatas, maka secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja

merupakan ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan. Ada

banyak penjelasan yang dapat dipergunakan dalam rangka memahami faktor yang

terkait dan berpengaruh terhadap kinerja pelayanan publik. Osborne (1997)

menjelaskan lima DNA sebagai kode genetika dalam tubuh organisasi publik yang

mempengaruhi kapasitas dan perilakunya. Kelima kode genetika itu adalah misi,

akuntabilitas, konsekuensi, kekuasaan dan budaya, sehingga pengelolaan dari kelima

sistem kehidupan organisasi publik ini akan sangat menentukan kualitas yang

diberikan dalam sistem pelayanan publik.

Dalam konteks pemahaman anggota organisasi terhadap misi yang diemban

oleh organisasi publik, peran pimpinan menjadi sangat penting, mengingat kondisi

yang terjadi selama ini, orientasi aparatur dalam melaksanakan tugas pelayanan

Page 11: ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASINProposal penelitian ahmad irfansyah tahun 2016

9

publik senantiasa didasarkan pada prosedur dan peraturan. Secara mikro, kondisi

semacam ini diakibatkan oleh karena kurangnya kewenangan yang dimiliki oleh

pejabat pada tingkat bawah dalam merespons permasalahan yang dihadapi, apalagi

dalam organisasi publik yang sangat paternalistik, kekuasaan terkonsentrasi pada

pimpinan puncak sementara yang langsung berhadapan dengan pengguna jasa adalah

aparat yang berada pada level bawah.

Disamping itu, Dwiyanto (2001, 7) mengemukakan bahwa salah satu faktor

yang mempengaruhi organisasi publik dalam memberikan pelayanan kepada para

pengguna jasa adalah faktor budaya, mengingat praktek-praktek, simbol dan nilai

yang selama ini dikembangkan oleh aparat dalam memberikan pelayanan kepada

pengguna jasa sangat jauh dari kepentingan, harapan dan aspirasi masyarakat.

Ironisnya, kondisi semacam ini, dianggap oleh aparat birokrasi sesuatu hal yang

wajar dan bersifat normatif. Oleh karena itu, untuk memahami kinerja pelayanan

yang dilakukan oleh aparat organisasi publik, maka dimensi kepemimpinan dan

budaya birokrasi sebagai aspek-aspek yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi

menjadi sangat relevan untuk dilakukan pengkajian secara mendalam.

6. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Mengkaji dan memahami kinerja aparatur Sekretariat Daerah Kabupaten Musi

Banyuasin yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsinya sejalan dengan

pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi.

2. Mengidentifikasi dan mengevaluasi seberapa jauh faktor kepemimpinan dan

budaya berpengaruh terhadap kinerja aparat birokrasi pada Sekretariat Daerah

Kabupaten Musi Banyuasin.

3. Hasil penelitian ini juga diharapkan berguna sebagai bahan informasi bagi

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dalam rangka meningkatkan efektivitas

dan efisiensi pelayanan publik melalui peningkatan kinerja aparat birokrasi.

7. KONTRIBUSI PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pemerintah,

baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk menetapkan kebijakan atau

Page 12: ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASINProposal penelitian ahmad irfansyah tahun 2016

10

penyempurnaan aturan yang berlaku sekaligus dapat digunakan sebagai kontrol sosial

bagi pihak terkait. Bagi perusahaan, diharapkan dapat dijadikan sebagai evaluasi

mengenai kinerja sosialnya.

8. METODELOGI PENELITIAN

8.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu

dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu

(Singarimbun dan Effendi, 1989). Menurut Surakhmad (1978), penyelidikan

deskriptif ditujukan kepada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang.

Sedangkan metode deskriptif kwalitatif menurut Bogman dan Taylor yang dikutip

Moleong (1993:2) didefenisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

diskriptif berupa kata-kata tertulis / lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat

dicermati.

8.2 Variabel-variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah yang menjadi objek pengamatan

penelitian atau merupakan faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

yang diteliti, dalam hal ini adalah kinerja aparatur di Setda Kabupaten Musi

Banyuasin. Berdasarkan teori-teori yang membahas masalah tersebut maka dalam

penelitian ini penulis menetapkan variabel dependen adalah kinerja aparatur

pemerintah pada Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin, sedangkan

kepemimpinan dan budaya sebagai variabel independen.

8.3 Unit Analisa dan Sampel Penelitian

Unit analisa pada penelitian ini adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Musi

Banyuasin sebagai suatu organisasi. Untuk memperoleh data dan informasi yang

dibutuhkan, diperlukan beberapa narasumber/informan yang dapat memberikan

gambaran situasi dan kondisi yang sebenarnya. Untuk itu maka responden dalam

penelitian ini akan diambil secara purposive meliputi :

a. Aparatur Pemerintah Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin yang terdiri

dari :

Page 13: ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASINProposal penelitian ahmad irfansyah tahun 2016

11

1) Assisten Administrasi ;

2) Kepala Biro Kepegawaian, Kepala Biro Umum ;

3) Kepala Bagian Mutasi, Kepala Bagian Pengembangan Karier, Kepala Bagian

Tata Usaha ;

4) Kepala-Kepala Sub Bagian di Biro Kepegawaian, Biro Keuangan dan Biro

Umum ;

5) Beberapa staf Biro Kepegawaian, Biro Organisasi, Biro Keuangan dan Biro

Umum di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin.

8.4 Sumber data

Penelitian ini dilakukan di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Musi

Banyuasin. Adapun data yang diperlukan meliputi data sekunder dan data primer

yang diperoleh dengan berbagai cara antara lain :

1. Dokumentasi

Data-data sekunder ini diperoleh dari berbagai sumber yang terkait antara

lain pada Biro-biro dilingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin.

Disamping dokumentasi yang terdapat pada kantor-kantor tersebut juga dilakukan

pengambilan data dokumen dari perpustakaan.

2. Wawancara (Indept Interview)

Teknik wawancara (indept interview) digunakan terutama untuk

memperdalam data-data yang terkait langsung dengan pelaksanaan kegiatan

sebelumnya, dan untuk merespon berbagai pendapat tentang kebijakan yang akan

datang. Wawancara dilakukan terhadap aparat birokrasi pada Sekretariat Daerah

Kabupaten Musi Banyuasin, yang dipilih secara “purpossive”, yaitu metode

penarikan sampel dengan tujuan tertentu, sesuai dengan data yang dibutuhkan.

Dengan cara ini dapat diperoleh masukan-masukan untuk memperdalam kajian

mengenai hambatan dan masalah serta preferensi kinerja aparat birokrasi.

Panduan wawancara, digunakan sebagai alat dalam melakukan wawancara agar

dapat lebih terfokus dan konsistensi hasil pendataan.

3. Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengamatan fenomena yang secara

langsung berhubungan dengan sasaran yang diamati dan hanya membatasi pada

persoalan yang ditanyakan (Thoha, 1989). Dengan adanya observasi langsung

Page 14: ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASINProposal penelitian ahmad irfansyah tahun 2016

12

diharapkan akan lebih melengkapi teknik wawancara yang diperkirakan sulit

untuk dipertanyakan serta untuk memperkuat dan membenarkan data yang

terkumpul melalui teknik wawancara. Hasil dari observasi ini dapat

mempermudah dalam menjelaskan keterkaitan dari fenomena-fenomena yang

ada.

8.5 Kerangka Pemikiran

Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting, karena

dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan atau tingkat pencapaian hasil oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing, melalui tingkat efektifitas,

kualitas layanan serta responsivitas yang diterapkan dalam rangka upaya

mencapai tujuan suatu organisasi. Dalam konteks lokus penelitian ini yaitu

Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin faktor kepemimpinan dan budaya

cenderung mempengaruhi kinerja aparatur. Kepemimpinan dalam konteks ini

adalah sebagai kegiatan mempengaruhi orang lain, yang dilakukan oleh seseorang

untuk bekerja sama mencapai tujuan yang diinginkan atau proses mempengaruhi

orang, sehingga mereka berusaha dengan sukarela dan antusias ke arah

tercapainya sasaran-sasaran kelompok. Sedangkan budaya dalam konteks ini

dapat didefinisikan sebagai sistem atau seperangkat nilai yang memiliki simbol,

orientasi nilai, keyakinan pengetahuan dan pengalaman yang terinternalisasi ke

dalam pikiran dan diaktualisasikan ke dalam sikap.

Untuk lebih jelasnya hubungan antara variabel dapat dilihat pada bagan

berikut :

Page 15: ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASINProposal penelitian ahmad irfansyah tahun 2016

Kinerja Aparatur

Kepemimpinan

Budaya

13

9. JADWAL PELAKSANAAN

Penelitian ini akandilaksanakan selama bulan dengan rincian kegiatan

terlampir.

10. PERSONIL PENELITIAN

1. Ketua Penelitia. Nama Lengkap dan Gelar : Ahmad Irfansyah, S.E.,M.Sib. Pangkat/Golongan dan NIP : Penata/IIIc /196707092005011001c. Jabatan Fungsional : Lektord. Jabata Struktural : Dosen PNSD dpk pada STIE

Rahmaniyah Sekayue. Fakultas/Program Studi : S1 Akuntansif. Perguruan Tinggi : STIE Rahmaniyah Sekayug. Bidang Keahlian : Ekonomi Akuntansih. Waktu Penelitian : 12 jam/minggu

Page 16: ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASINProposal penelitian ahmad irfansyah tahun 2016

JADWAL PELAKSANAAN

No. Kegiatan Penelitian Mei Juni Juli Agustus September1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penyusunan Proposal2. Seminar Proposal3. Penyampaian surat izin ke Pemkab Muba4. Pengumpulan literaur & dokumen Penelitian5. Survey dan Pengumpulan data6. Pengolahan dan Analisis Data7. Penulisan Laporan Hasil Penelitian8. Seminar Hasil Penelitian9 Penyempurnaan Laporan Hasil dan Penggandaan Laporan

14

Page 17: ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASINProposal penelitian ahmad irfansyah tahun 2016

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, (1996), Prosedur Penelitian, Jakarta, Rineke Cipta.

David Keith dan Newstrom.J.W, Terjemahan Arif Dharma ; Perilaku Dalam Organisasi, Jakarta, Erlangga.

Dwiyanto, Agus, 1995, Penilaian Kinerja Organisasi Publik, Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fisipol UGM, Yogyakarta.

Handoko H. (2000) ; Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, BFFE Yogyakarta.

Moleong, Lexy J., 1995, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Karya, Bandung.

Netisminto A., (1996) Manajemen personalia, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Ghalatia Indonesia.

Pamudji S. (1993), Kepemimpinan Pemerintahan di Idonesia, Bandung, Bumi Aksara.

Pusat Studi Kependudukan UGM, (2001), Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia, Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan, UGM, Yogyakarta.

Priyodarminto Soegeng (1994) ; Disiplin Kiat Menuju Sukses, Jakarta, Paradnya Parmita.

Thoha Miftha, (2001) ; Pemimpin Dan kepemimpinan, Jakarta, Raja Gravindo Persada.

Thoha Miftta, (2002) ; Perilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Aplikasinya

15

Page 18: ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASINProposal penelitian ahmad irfansyah tahun 2016

16

Lampiran 1

PERKIRAAN BIAYA PENELITIAN

Adapun perkiraan biaya penelitian ini adalah sebagai berikut :

No. Rincian Biaya Penelitian Jumlah Satuan Jumlah Total

Bahan dan Alat Penelitian

a. Kertas A4 Rp. 150.000

b. Alat Tulis Rp. 100.000

c. Refil tinta printer Rp. 150.000

d. CDR Rp 100.000

e. Foto copy data Rp. 500.000

f. Olah Data Rp. 1.000.000

Jumlah Rp. 2.000.000

2. Biaya Perjalanan

a. Ketua Peneliti Rp. 3.000.000

b. Petugas Lapangan Rp. 2.000.000

c. Penyampaian surat izin Rp. 1.000.000

d. Pengumpulan Data Rp. 1.500.000

Jumlah Rp. 7.500.000

3. Biaya Lain-lain

a. Biaya untuk seminar

- Persiapan ruangan seminar Rp. 250.000

- Notulen seminar Rp. 150.000

- Moderator Seminar Rp. 200.000

- Penyiapan Materi Seminar RP. 400.000

- Foto copy materi seminar Rp. 250.000

- Snack seminar Rp. 500.000 -

- Penyampaian Laporan seminar Rp. 450.000

Jumlah Rp. 2.200.000

b. Biaya Laporan

- Penyusunan laporan hasil Rp. 600.000

Page 19: ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASINProposal penelitian ahmad irfansyah tahun 2016

17

- Copy dan jilid laporan Rp. 400.000

Jumlah Rp. 1.000.000

c. Biaya penelusuran pustaka

- Buku dan literaur Rp. 1.200.000

- Internet Rp. 400.000

Jumlah Rp. 1.600.000

d. Dokumentasi Rp. 200.000 Rp. 200.000

e. Penyusunan artikel & publikasi Rp. 500.000 Rp. 500.000

Jumlah biaya lain-lain Rp. 5.500.000

Jumlah Keseluruhan biaya Rp. 15.000.000

Rekapitulasi Biaya Penelitian :

No. KETERANGAN JUMLAH BIAYA

1. Bahan dan Alat Penelitian Rp. 2.000.000

2. Biaya Perjalanan Rp. 7.500.000

3. Biaya lain-lain Rp. 5.500.000

Jumlah Rp. 15.000.000

Lampiran 2

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

1) Nama : Ahmad Irfansyah S.E., M. Si.2) NIP : 1967070920050110013) Pangkat : Penata, Gol. III/c4) Jabtan : Lektor5) Tempat/ Tanggal Lahir : Palembang, 9 Juli 19676) Jenis Kelamin : Laki-laki7) Kebangsaan / Agama : Indonesia / Islam8) Status Perkawinan : Menikah9) Alamat : Griya Randik Blok C1 No. 9 Sekayu

Musi Banyuasin (Sum-Sel)10) Nomor Telpon/HP : 08136763878011) /Email : [email protected]

Page 20: ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASINProposal penelitian ahmad irfansyah tahun 2016

18

Riwayat Pendidikan Formal SDN 103 Palembang (1974-1980) SMPN 12 Palembang (1980-1983) SMAN 2 Palembang (1983-1986) Strata 1 Fakultas Pertanian UNSRI Tahun 1986 Strata I Ilmu Akuntansi FE Universitas IBA Palembang (1993-1998) Strata II Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Program Studi Ilmu Akuntansi (2001- 2003)

Riwayat Pekerjaan (Tahun 1996 s/d 1999) Staf Administrasi dan Keuangan PT. Saung Mas di

Palembang (Tahun 1999 s/d Sekarang) Dosen pada STIE Rahmaniyah Sekayu. (tahun 1999 s/d Sekarang) Dosen Pembimbing Akademik pada STIE

Rahmaniyah Sekayu. (Tahun 1999 s/d 2000) Kasubag. Administrasi Akademik dan Keuangan

STIE Rahmaniyah Sekayu. (Tahun 2000 s/d 2001) Ketua Program Studi S1 Manajemen STIE

Rahmaniyah Sekayu. (Tahun 2004 s/d 2009) Pembantu Ketua II (Bidang Administrasi &

Keuangan) pada STIE Rahmaniyah Sekayu (Tahun 2004 s/d Sekarang) Dosen Pembimbing Skripsi dan Dosen Penguji

Skripsi pada STIE Rahmaniyah Sekayu (Tahun 2005 s/d Sekarang) Dosen Pegawwai Negeri Sipil pada Kopertis

Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Sekayu. (Tahun 2008 s/d Sekarang) Dosen Profesional / Setifikasi Dosen (Serdos)

Program Studi Bidang Ilmu Akuntansi. Tahun 2008 Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Pemilu Kepala

Daerah Provinsi Sumatera Selatan di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2008 s/d 2009 Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Pemilu

Legislatif di Kabupaten Musi Banyuasin. (Tahun 2011 s/d Sekarang) Pembantu Ketua I (Bidang Akademik) pada

STIE Rahmaniyah Sekayu.

Pelatihan, Seminar dan Workshop: Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) Pola

Pendukung 100 Jam di Universitas Sriwijaya Palembang tanggal 18-31 Agustus 1986.

Penyuluhan dan Pembinaan Pedagang Golongan Ekonomi Lemah (PGEL) di Palembang tanggal 9-21 Februari 1993.

Lokakarya Manajemen Perubahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya tanggal 26-28 Juli 2000.

Penataran Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan bagi Dosen Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dalam Lingkungan Kopertis Wilayah II di Palembang tanggal 1-5 Agustus 2000.

Page 21: ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASINProposal penelitian ahmad irfansyah tahun 2016

19

Penataran Penerapan Metode Penelitian bagi Dosen Perguruan Tinggi swasta (PTS) dalam Lingkungan Kopertis Wilayah II di Palembang Tanggal 7-9 Agustus 2000.

Seminar Nasional “Implementasi Hak atas Kekayaan Intelektual di Era Perdagangan Bebas dan Otonomi Daerah” di Palembang tanggal 25-26 Juni 2001.

Pelatihan „Islamic Banking Training“oleh Shariah Economics Forum Gadjah Mada University In Association with Bank of Indonesia di Yogyakarta tanggal 29-31 Oktober 2001.

Workshop Pasar Keuangan “Optimalisasi Pasar Keuangan dan Pasar Modal dalam Memperkuat Struktur Ekonomi Indonesia Pasca Krisis” di Yogyakarta tanggal 2 Oktober 2002.

Lokakarya Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi bagi Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta dalam Lingkungan Kopertis Wilayah II di Palembang tanggal 16-19 Desember 2002.

Seminar Forum Diskusi Ekonomi “Pinjaman Daerah sebagai Alternatif Pendanaan APBD” Kerjasama Bank Indonesia, Universitas Gadjah Mada dan Fakultas Ekonomi UPN Veteran di Yogyakarta tanggal 22 Mei 2003.

National Marketing Seminar on Creating Customer Loyalty by marketing Club master of management Program Gadjah mada University di Yogyakarta tanggal 31 Mei 2003.

Seminar Forum Diskusi Ekonomi “Optimalisasi Peran Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam Pembangunan Daerah” Kerjasama Bank Indonesia, Universitas Gadjah Mada dan Fakultas Ekonomi UPN Veteran di Yogyakarta tanggal 21 Agustus 2003.

Seminar Sosialisasi Good Governance Pembinaan BUMN dengan UU No. 19 tahun 2003 di Palembang tanggal 6 Desember 2003.

Pelatihan Total Quality Management bagi Dosen, Staf dan Karyawan Sekolah Tinggi rahmaniyah Sekayu tanggal 19-22 Juli 2004.

Pelatihan Dosen Pembimbing dan Mahasiswa Calon Peserta KKN/KKU STIE, STIH, dan STAI Rahmaniyah Sekayu, Sekayu 09 s.d. 14 Oktober 2004

Pelatihan Penyusunan Proposal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat di sekayu tanggal 22-27 November 2004.

Pelatihan dan Workshop Design dengan Content Management System Berbasis Joomla di Poltek Negeri Padang tanggal 21-23 November 2005.

Pelatihan Pembimbingan dan Penulisan Skripsi mahasiswa bagi Dosen Perguruan Tinggi Rahmaniyah di Sekayu tanggal 19-23 Desember 2005.

Training df Trainers Pendidikan Kewirausahaan Kerjasama Ditjen Dikti dan Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC) di palembang tanggal 15-19 Juni 2009.

Seminar Sosialisasi Sertifikasi Dosen bagi dosen Perguruan Tinggi Swasta dalam Lingkungan Kopertis Wilayah II di Bengkulu 22-23 Maret 2010.

Narasumber Dialog Interaktif Bersama Civitas Akademika Sekolah Tinggi Rahmaniyah dan Masyarakat Kota Sekayu di Sekayu tanggal 4 Desember 2010.

Pelatihan Kurikulum Berbasis Kompetensi bagi dosen Perguruan Tinggi Swasta dalam Lingkungan Kopertis Wilayah II di Sekayu Tanggal 21-22

Page 22: ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASINProposal penelitian ahmad irfansyah tahun 2016

20

Maret 2011. Pelatihan Manajemen Kepemimpinan dan Penataan Perguruan Tinggi bagi

Pimpinan PTS dalam Lingkungan Kopertis Wilayah II di Sekayu tanggal 6-7 Juli 2011.

Seminar jaringan Penelitian dan Pengembangan (Jarlit) Bidang Pendidikan “Pembangunan Karakter Melalui Pendidikan” di Sekayu tanggal 18 Oktober 2011.

Organisasi Profesi Pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Musi Banyuasin (2006 s.d.

sekarang) Sekretaris Komite Sekolah SD Negeri 3 Sekayu Tahun 2012-2016

Karya Ilmiah:

No. Judul Kedudukan Tahun Keterangan

1. Evaluasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Produk Kayu Olahan Sawmill Peneliti Utama 1997 Tidak

Dipublikasikan

2.

The Effect of Decentralization and Accounting Controls System Toward the Performanceof Official Manager with Locus of Control as the Moderating Variable

Peneliti Utama 2004Fordema Vol. 4 No. 2, November 2004 ISSN : 1412-0437

3.Kajian Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajemen Organisasi Sektor Publik

Ketua Peneliti 2005Penelitian Dosen Muda, Dibiaya oleh DP3M Dikti 2005

4.Peran Auditor Pemerintah dalam Menghadapi Pemberlakuan Undang-undang Otonomi Daerah

Penulis Utama 2005

Copy Jurnal Rahmaniyah Vol. 1 No. I Juni 2005 ISSN : 0216-6446

5.

Relevansi Konsep Laporan Keuangan Historical Cost dengan pengambilan Keputusan dalam Kondisi penuh ketidakpastian

Penulis Utama 2005

Dimuat di Jurnal Rahmaniyah ISSN: 0216-6445 Volume I No. 2 Desember 2005

Demikianlah Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Page 23: ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASINProposal penelitian ahmad irfansyah tahun 2016

21

Sekayu, 26 Mei 2016Saya yang bersangkutan

Ahmad Irfansyah, S.E. , M. Si .NIP. 196707092005011001