analisis keterampilan dasar mengajar guru kimia … · b. analisis data ... berdasarkan wawancara...

130
ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU KIMIA YANG MENGIKUTI MGMP MIPA DI MAN KOTA TEGAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Kimia Oleh: AMANDA ALIF HABIBIE NIM: 123711008 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2017 i

Upload: vanhuong

Post on 03-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU KIMIA

YANG MENGIKUTI MGMP MIPA DI MAN KOTA TEGAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

dalam Ilmu Kimia

Oleh:

AMANDA ALIF HABIBIE

NIM: 123711008

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2017

i

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Amanda Alif Habibie

NIM : 123711008

Program Studi : Pendidikan Kimia

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

ANALISIS KETERAMPILAN DASAR

MENGAJAR GURU KIMIA YANG

MENGIKUTI MGMP MIPA DI MAN KOTA

TEGAL

secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri,

kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 05 Juli 2017

Pembuat Pernyataan,

Amanda Alif Habibie

NIM: 123711008

ii

KEMENTERIAN AGAMA R.I.

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

JL. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang

Telp. 024-7601295 Fax. 7615387

PENGESAHAN Naskah skripsi berikut ini:

Judul : Analisis Keterampilan Dasar Mengajar Guru Kimia Yang

Mengikuti MGMP di MAN Kota Tegal

Penulis : Amanda Alif Habibie

NIM : 123711008

Jurusan : Pendidikan Kimia

telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana Ilmu Pendidikan Kimia

Semarang, 21 Juni 2017

DEWAN PENGUJI

Ketua, Sekretaris,

R. Arizal Firmansyah, S.Pd, M.Si Ratih Rizqi Nirwana, S.Si, M.Pd

NIP. 19790819 200912 1 01 NIP. 19810414 20501 2 03

Penguji I, Penguji II,

Achmad Hasmy Hashona, M. Ag Wirda Udaibah, M.Si

NIP. 19640308 199303 1 002 NIP.19850104 200912 2 003

Pembimbing I, Pembimbing II,

R. Arizal Firmansyah, S. Pd, M.Si Mulyatun, M. Si

NIP. 19790819 200912 1 001 NIP.19830504 201101 2 008

iii

NOTA DINAS

Semarang, 12 Juni 2017

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr. wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan,

arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Analisis Keterampilan Dasar Mengajar Guru

Kimia Yang Mengikuti MGMP Di MAN

Kota Tegal Penulis : Amanda Alif Habibie

NIM : 123711008

Program

Studi

: Pendidikan Kimia

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat

diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo

Semarang untuk diujikan dalam sidang Munaqosyah.

Wassalamu’alaikum wr. wb

Pembimbing I,

R. Arizal Firmansyah, S. Pd, M.Si

NIP: 19790819 200912 1 001

iv

NOTA DINAS

Semarang, 12 Juni 2017

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr. wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan,

arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Analisis Keterampilan Dasar Mengajar Guru

Kimia Yang Mengikuti MGMP Di MAN Kota

Tegal Penulis : Amanda Alif Habibie

NIM : 123711008

Program

Studi

: Pendidikan Kimia

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat

diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo

Semarang untuk diujikan dalam sidang Munaqosyah.

Wassalamu’alaikum wr. wb

Pembimbing II,

Mulyatun, M.Si

NIP: 19830504 201101 2 008

v

ABSTRAK

Judul : Analisis Keterampilan Dasar Mengajar Guru Kimia Yang Mengikuti MGMP Di MAN Kota Tegal

Penulis : Amanda Alif Habibie NIM : 123711008

Penelitian ini berdasarkan survei guru kimia di MAN Kota Tegal dalam menerapkan keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan bertanya, dan keterampilan mengadakan variasi masih kurang. Padahal keterampilan dasar mengajar guru merupakan keterampilan yang sangat penting diterapkan dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterampilan dasar mengajar guru kimia yang mengikuti MGMP MIPA di MAN Kota Tegal. Data penelitian diperoleh melalui lembar obeservasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian di MAN Kota Tegal tentang keterampilan dasar mengajar guru kimia yang mengikuti MGMP MIPA menunjukkan bahwa prosentase skor rata-rata dalam ketiga keterampilan dasar mengajar (keterampilan membuka dan menutup, keterampilan bertanya, dan keterampilan mengadakan variasi) sebesar 54% dengan kategori kurang sekali. Keterampilan yang dinilai yaitu keterampilan membuka pelajaran sebesar 61% (cukup), keterampilan bertanya sebesar 56% (kurang), keterampilan mengadakan variasi sebesar 53% (kurang sekali), dan menutup pelajaran 44% (kurang sekali). Kemudian berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa sebagian besar keterampilan dasar mengajar guru kimia masih kurang. Selama proses pembelajaran guru masih kurang dalam menerapkan keterampilan dasar mengajar. Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukkan peran MGMP MIPA guna mengevaluasi kualitas guru yang berada di MAN Kota Tegal. Kata Kunci : Keterampilan dasar mengajar guru, MGMP kimia.

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orangtua saya, bapak

Suyono dan Ibu Mastuti tercinta atas segala pengorbanan dan

kasih sayangnya serta rangkaian doa tulusnya yang tiada henti,

sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

Kepada almamater tercinta

Jurusan Pendidikan Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, puji dan syukur tercurahkan kehadirat Allah

SWT, atas limpahan rahmat, hidayat, taufiq, serta inayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini

dengan baik dan lancar. Sholawat dan salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada sang inspirator sejati, Nabi Muhammad SAW.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu, baik dalam penelitian maupun penyusunan skripsi

ini. Ucapan terimakasih ini penulis sampaikan kepada :

1. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo

Semarang, Dr H. Ruswan, M.A

2. Ketua Jurusan Pendidikan Kimia UIN Walisongo Semarang,

R. Arizal Firmansyah, S.Pd, M.Si.

3. Dosen Pembimbing, R. Arizal Firmansyah, S.Pd, M.Si

selaku pembimbing I dan Mulyatun, S.Pd, M.Si selaku

pembimbing II yang telah berkenan untuk mencurahkan

segenap waktu dan tenaganya untuk mengarahkan penulis

dalam penyusunan skripsi ini dengan penuh kesabaran dan

kearifan, telah memberikan banyak masukan dan pengarahan

yang membangun selama penelitian dan penulisan tugas

akhir.

vii

4. Kepala MAN Kota Tegal, H. Lutfy Hakim, MM yang telah

memberikan izin penelitian

5. Guru pengampu bidang studi kimia, (1) Maskuri, S.Pd, (2)

Titin Supriatiningsih, S.Pd, (3) Marfu’ah, S.Pd, (4) Fatihah,

S.Pd. yang memberikan banyak arahan dan informasi selama

proses penelitian.

6. Ayahanda dan Ibunda, Suyono dan Mastuti tercinta atas

segala pengorbanan dan kasih sayangnya serta rangkaian doa

tulusnya yang tiada henti serta adik Ilham Akbar Zulfikar

tersayang sehingga penulis mampu menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

7. Segenap dosen Fakultas Sains dan Teknologi yang telah

membekali banyak pengetahuan selama studi di UIN

Walisongo Semarang. Semoga ilmu yang telah bapak dan

ibu berikan mendapat berkah dari Allah SWT.

8. Teman-teman pendidikan kimia 2012 “TKFC”, HIMMAKI,

dan sahabat-sahabat tersayang (Lina, Firin, Dewi, Yogi,

Khoerul Umam, Rika) yang telah memberikan motivasi,

teman-teman PPL SMA N 5 Semarang, teman-teman kos ZL

(Bang Jabrik, Tyo, Gandi, Buby, Hasan, Arif, Fahmi, Haidar

dan Sahal), teman-teman tim KKN MIT Posko 5 Sumowono,

teman-teman IMT khususnya (Ari, Ibnu AF, Afiq, Zaki, Mas

Fatul, dan Mas Irfan Ndud), dan Serta teman-teman tim

badminton yang telah memberikan semangat, dukungan, dan

atas keebrsamaan

ix

9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan baik moril

maupun materiil yang tida dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Penulis tidak dapat memberikan balasan apa-apa selain

ucapan terima kasih dan iringan do’a semoga Allah SWT

membalas semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baik

balasan.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang kostruktif

sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi

ini bermanfaat bagi semuanya. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Semarang, 12 Juni 2017

Penulis,

Amanda Alif Habibie NIM: 123711008

x

TRANSLITERASI ARAB LATIN

Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam

skripsi ini berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor: 158/1987 dan Nomor:

0543b/Untuk1987. Penyimpangan penulisan kata sandang (al-)

disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya.

{t ط A ا

{z ظ B ب

‘ ع T ت

Gh غ |s ث

F ف J ج

Q ق {h ح

K ك Kh خ

L ل D د

M م |z ذ

N ن R ر

W و Z ز

H ه S س

’ ء Sy ش

Y ي {s ص

{d ض

Bacaan madd: Bacaan diftong:

a> = a panjang ْاَو = au

i> = i panjang ْاَي = ai

u>= u panjang ْاَي = iy

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................... iii

NOTA PEMBIMBING ................................................................ iv

ABSTRAK .................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................ vii

KATA PENGANTAR .................................................................. viii

TRANSLITERASI ...................................................................... xi

DAFTAR ISI ............................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................... 7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori ......................................................... 9

B. Kajian Pustaka .......................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................ 40

xii

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................ 41

C. Fokus Peneltian ........................................................ 41

D. Teknik Pengumpulan Data .................................. 41

E. Teknik Analisis Data ............................................... 44

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data ........................................................... 49

B. Analisis Data ............................................................. 52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................ 70

B. Saran ............................................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Persentase KDM, 42

Tabel 4.1 Hasil Observasi KDM, 43

Tabel 4.2 Keterampilan Membuka Pelajaran, 46

Tabel 4.3 Indikator Guru Mampu Membuat Kaitan Tentang

Materi Yang Akan Diajarkan, 48

Tabel 4.4 Keterampilan Bertanya, 50

Tabel 4.5 Indikator Bobot Kejelasan Dan Kaitan Pertanyaan, 51

Tabel 4.6 Keterampilan Mengadakan Variasi, 53

Tabel 4.7 Indikator Variasi Dalam Menggunakan Media

Dan Alat Bantu Pengajaran, 54

Tabel 4.8 Keterampilan Menutup Pelajaran, 56

Tabel 4.9 Indikator Guru Memberikan Tinjauan Kembali

Tentang Materi Yang Sudah Dipelajari, 57

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pola Guru-Murid, 19

Gambar 2.2 Pola Guru-Murid-Guru, 19

Gambar 2.3 Pola Guru-Murid-Murid, 20

Gambar 2.4 Pola Guru-Murid, Murid-Guru, Murid-Murid, 20

Gambar 2.5 Pola Melingkar, 21

Gambar 2.6 Contoh Kegiatan MGMP

Gambar 4.1 Prosentase Skor Rata-Rata Keterampilan Dasar Mengajar

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

LAMPIRAN 2

LAMPIRAN 3

LAMPIRAN 4

LAMPIRAN 5

LAMPIRAN 6

LAMPIRAN 7

LAMPIRAN 8

Catatan Lapangan

Hasil aspek keterampilan yang diobservasi

Hasil wawancara dengan guru kimia dan peserta didik

Hasil perhitungan indikator KDM

Surat riset

Lembar observasi pada saat riset

Daftar guru kimia

Dokumentasi

xvi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas

dari salah satu komponen yang terpenting yaitu

guru. Menurut Undang-undang RI nomor 14 tahun

2005 yang diamanahkan tentang Guru dan Dosen,

bab 1 pasal 1 guru adalah pendidik profesional

dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar

dan pendidikan menengah. Tugas seorang guru

tersebut dapat terlaksana dengan baik, efisien dan

bertanggungjawab apabila seorang guru tersebut

memiliki kompetensi.

Menurut undang-undang No. 14 tahun 2005

tentang guru dan dosen menyatakan bahwa guru

profesional yang memiliki kualitas yang baik harus

memiliki empat standar kompetensi diantaranya

komptensi profesional, kompetensi sosial,

kompetensi kepribadian, dan kompetensi pedagogis

(Payong, 2011). Kompetensi guru tersebut bersifat

2

menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang satu

sama lain saling berhuhungan dan mendukung.

Kompetensi yang bertindak sebagai

membimbing peserta didik, mentransfer ilmu, dan

keterampilan kepada peserta didik adalah

kompetensi pedagogis. Kompetensi pedagogis

merupakan sebagai penguasaan terhadap prinsip-

prinsip pembelajaran yang mendidik oleh para guru

harus juga diwujudkan dalam proses pembelajaran

aktual (Payong, 2011). Pendekatan ini menempatkan

peserta didik sebagai subyek belajar dan guru

sebagai fasilitator. Kompetensi ini memiliki peluang

bertujuan untuk memanfaatkan berbagai sumber

belajar yang efektif guna meningkatan kualitas

belajar peserta didik.

Pembelajaran yang mendidik adalah

pembelajaran yang memotivasi peserta didik untuk

belajar, tidak hanya pembelajaran yang mentransfer

ilmu pengetahuan dan keterampilan (Payong, 2011).

Pengemasan dalam pembelajaran yang dibuat guru

setidaknya memperhatikan prinsip-prinsip motivasi

yang baik, sehingga mempengaruhi kualitas peserta

didik dalam pembelajaran. Hal ini, guru perlu

mencermati realitanya dalam pembelajaran.

Setidaknya tidak hanya menguasai pengetahuan

3

tetapi keterampilan dalam mengajarkan peserta

didik perlu diutamakan.

Keterampilan mengajar juga sangat berperan

dan menentukan keberhasilan dalam pembelajaran,

yaitu keterampilan bertanya, memberi penguatan,

mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan

menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok

kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil

dan perorangan (Mulyasa, 2013). Peneliti mencoba

meneliti keterampilan membuka dan menutup

pelajaran, keterampilan mengadakan variasi, dan

keterampilan bertanya sabagai dasar penelitian.

Berdasarkan wawancara dengan guru kimia.

Guru-guru di MAN Kota Tegal dalam menerapkan

keterampilan membuka dan menutup pelajaran,

keterampilan bertanya, dan keterampilan

mengadakan variasi termasuk dalam kategori

kurang. Guru dalam keterampilan membuka dan

menutup pelajaran masih kurang. Pada saat masuk

kelas, setelah guru menanyakan absensi ke peserta

didik, guru langsung mengajarkan materi kimia

tanpa melakukan apersepsi. Setidaknya guru harus

memberikan kesempatan dalam mencoba rasa ingin

tahu peserta didik. Kemudian dalam keterampilan

menutup, bahwa pada saat bel berbunyi guru

4

langsung menutup pelajaran tanpa review materi

yang diajarkan. Hal ini peserta didik menjadi lupa

dengan materi yang diajarkan.

Keterampilan mengadakan variasi yang terjadi

pada guru-guru di MAN Kota Tegal masih

menggunakan metode ceramah dengan satu arah dan

media yang digunakan kurang bervariasi. Upaya yang

dilakukan guru dalam menggunakan metode diskusi

supaya peserta didik lebih aktif dan bisa mencari

ilmunya sendiri, tetapi pada realitanya metode

diskusi tidak berjalan semestinya. Akhirnya guru

menjelaskan materi itu kembali dan hal ini

menghabiskan waktu pelajaran. Kemudian media

yang sering digunakan guru yaitu PPT, dengan alasan

mudah pembuatan dan tidak butuh waktu yang lama.

Hal ini didukung dengan kajian penelitian mulyatun

mengenai keterampilan mengadakan variasi bahwa

yang terjadi pada calon guru tadris kimia UIN

Walisongo mendapatkan nilai 64,86% dengan

kategori terendah dalam semua aspek keterampilan

(Mulyatun, 2014).

Keterampilan bertanya digunakan untuk tes

pemahaman peseta didik dan memberikan

partisipasi peserta didik dalam kegiatan proses

belajar. Tampak guru memberikan satu masalah

5

supaya peserta didik lebih aktif dalam bertanya

tetapi, peserta didik lebih pasif pada saat di kelas.

Sebagian guru dalam menguasai keterampilan

bertanya masih kurang, karena kurang kemampuan

guru dalam memberikan pertanyaan ke peserta didik

yang mengarah pada berfikir tingkat tinggi. Hal ini

didukung dengan kajian penelitian Ika Nuraini

Hidayati mengenai keterampilan hendaknya guru

setidaknya menerapkan delapan keterampilan dasar

mengajar. Setidaknya guru menggunakan

keterampilan mengajar bertujuan untuk membuat

peserta didik menjadi lebih menyukai pelajaran

kimia, dan menciptakan pembelajaran yang kreatif

dan menyenangkan (Hidayati, 2013). Terbukti dalam

ujian nasional yang memilih kimia sangat sedikit

berjumlah 8 anak. Hal ini menjadi evaluasi guru-guru

mata pelajaran kimia.

Upaya yang dilakukan oleh guru selain

mengikuti program-program pengembangan

kompetensi guru yang dilaksanakan oleh

pemerintah, tetapi juga harus diimbangi dengan

usaha lain melalui optimalisasi organisasi profesi

guru dalam hal ini adalah MGMP (Musyawarah Guru

Mata Pelajaran). Tujuan dari MGMP agar

kemampuan dapat terwadahi dalam satu organisasi.

6

Supaya dapat mengoptimalkan peran MGMP dalam

pengembangan profesionalisme guru, maka

musyawarah guru mata pelajaran (MGMP)

merupakan masalah yang mendesak untuk dapat

direalisasikan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk

meningkatkan kinerja MGMP, antara lain melalui

berbagai pelatihan, peningkatan sarana dan

prasarana, dan peningkatan mutu manajemen

KKG/MGMP (NASIONAL, 2008).

Hasil wawancara dengan guru kimia, bahwa

MGMP MIPA di MAN Kota Tegal sudah membuat

pelatihan dan workshop untuk memberikan kualitas

guru yang profesional dalam menerapkan

keterampilan dasar mengajar guru. MGMP MIPA

sudah melakukan komunikasi dengan anggota

supaya peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran.

Setelah melakukan workshop atau pelatihan guru

ada followup untuk menjadi guru yang dapat

mensukseskan pembelajaran dan guru berkualitas

(Maskuri, Terkait MGMP MIPA, 2017).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan

mengkaji dan meneliti keterampilan dasar mengajar

guru kimia yang mengikuti MGMP di MAN Kota

Tegal. Penelitian bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar keterampilan dasar mengajar

7

(keterampilan membuka dan menutup, keterampilan

bertanya, dan keterampilan mengadakan variasi)

guru kimia yang mengikuti MGMP di MAN Kota

Tegal, serta data yang diperoleh sebagai bahan

masukkan kepada guru MAN Kota Tegal agar

menjadi lebih baik lagi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan keterampilan dasar mengajar

yang dimiliki guru Kimia di MAN Kota Tegal yang

mengikuti MGMP, maka: Bagaimana keterampilan

dasar mengajar (ketrampilan bertanya, ketrampilan

mengadakan variasi, dan membuka menutup mata

pelajaran) guru kimia yang mengikuti MGMP di MAN

Kota Tegal?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka

penelitian ini bertujuan:

Mengetahui keterampilan dasar mengajar guru

kimia (keterampilan bertanya, keterampilan

mengadakan variasi, dan keterampilan membuka

dan menutup pelajaran) yang mengikuti MGMP di

MAN Kota Tegal.

8

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi sekolah

Sebagai bahan dan masukan serta

informasi tentang sejauh mana

keterampilan mengajar guru kimia yang

mengikuti MGMP MIPA di MAN Kota Tegal.

2. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan tentang

menjadi guru yang profesional.

3. Bagi guru

Memberikan masukan pada guru kimia

sejauh mana keterampilan dasar mengajar

yang dimiliki oleh guru-guru kimia yang

mengikuti MGMP.

9

BAB II

Keterampilan Dasar Mengajar Guru Kimia Yang Mengikuti

MGMP di MAN Kota Tegal

A. DESKRIPTIF TEORI

1. Kompetensi Guru

Menurut UUGD No. 14/2005 Pasal 10 ayat 1 dan PP

No. 19/2005 Pasal 28 ayat 3, guru wajib memiliki

kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial dan profesional yang diperoleh

melalui pendidikan profesi.

a. Kompetensi Pedagogis

Tugas membimbing ini melekat dalam tugas

seorang pendidik, apakah guru atau orang tua.

Kompetensi pedagogis merupakan yang dilakukan

oleh guru atau orang tua dalam hal ini membimbing

anak sehingga anak yang tumbuh menjadi dewasa

dan matang. Kompetensi pedagogis nampaknya

merupakan kompetensi yang tertua dan bahkan

sudah menjadituntutan mutlakbagi manusia

sepanjang zaman, karena kompetensi sudah menjadi

hakekat dalam martabat manusia sebagai pendidik,

khususnya pendidik yang berada di rumah yakni

orang tua (Payong, Sertifikasi Profesi Guru, 2011).

10

Ketika suatu peran dari orang tua digantikan

dengan peran seorang pendidik yang berada di

sekolah maka tuntutan kemampuan pedagogis ini

juga beralih kepada guru. Kegiatan guru yang bukan

sebagai pengajar saja, melainkan sebagai

mentransfer ilmu, pengetahuan, dan keterampilan

kepada peserta didik tetapi juga merupakan pendidik

dan pembimbing yang membantu peserta didik, hal

ini untuk mengembangkan segala potensinya

terutama terkait dengan potensi akademis maupun

non akedemis. Dengan demikian kompetensi

pedagogis guru berperan sebagai pendidik dan

pembimbing yang baik. Kompetensi pedagogis terdiri

dari tujuh subkompetensi, yaitu memahami karakter

peserta didik, menguasai teori belajar dan prinsip

pembelajaran yang mendidik, mengembangkan

kurikulum terkait dengan mata pelajaran yang

diampu, menyelenggarakan pembelajaran yang

mendidik, memfasilitasi pengembangan potensi

peserta didik, berkomunikasi secara empatik dan

santun, dan menyelenggarakan penilaian dan

evaluasi proses hasil belajar.

11

b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan

kemampuan seseorang yang mencerminkan

kepribadian seseorang yang mantap, stabil, dewasa,

arif, dan beribawa, menjadi teladan bagi peserta

didik, dan berakhlak baik. Menurut Permendiknas

No.16/2007, kemampuan dalam standar kompetensi

ini mencakup lima kompetensi utama, yakni:

a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum,

sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia

b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur,

berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik

dan masyarakat

c) Menaampilkan diri sebagai pribadi yang mantap,

stabil, dewasa, arif dan berwibawa

d) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang

tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa

percaya diri

e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru

(Payong,2011).

c. Kompetensi Sosial

Menurut UU Guru dan Dosen, kompetensi sosial

merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian

dari masyarakat. Pendapat lain dari Trianto (2006)

kompetensi sosial adalah kemampuan guru dan

12

dosen untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara

efektif dan efisiensi dengan peserta didik, guru lain,

orang tua, dan masyarakat sekitar (Trianto, 2006).

Guru yang profesional juga memiliki kompetensi

sosial yang dapat diandalkan. Kompetensi ini

nampak dalam kemampuannya untuk berinteraksi

dan berhubungan dengan orang lain secara efektiif

(siswa, rekan guru, orang tua, kepala sekolah, dan

masyarakat pada umumnya). Menurut Permindiknas

No. 16/2007, kemampuan dala standar kompetensi

ini mancakup empat kompetensi utama yakni; 1)

bersikap inklusif dan bertindak objektif serta tidak

diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin,

ras, agama, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan

status sosial ekonomi; 2) berkomunikasi secara

efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik,

tenaga pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan

masyarakat; 3) beradaptasi di tempat bertugas di

seluruh wilayah Republik Indoonesia yang memiliki

keragaman sosial budaya; 4) berkomunikasidengan

komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara

lisan dan tulisan atau bentuk lain (Payong, Sertifikasi

Profesi Guru, 2011).

13

d. Kompetensi Profesional

Menurut Usman (2000) di dalam bukunya Jamil

(2014), mengatakan kompetensi profesional

menggambarkan seorang guru yang harus dimiliki

dalam hal ini kemampuan. Tidak semua kompetensi

yang dimiliki seseorang yang menunjukkan bahwa

dia profesional karena komptensi profesional tidak

hanya menunjukkan apa dan dan bagaimana

melakukan pekerjaaan, tetapi juga menguasai

pertimbangan yang logis yang dapat menjawab

mengapa hal itu dilakukan berdasarkan konsep dan

teori tertentu (Suprihatiningrum, 2014).

Kompetensi profesional merupakan kemampuan

yang berkaitan dengan penguasaan materi

pembelajaran bidang studi secara luas dan

mendalam yang mencakup penguasaan substansi

keilmuwan yang menaungi materi kurikulum

tersebut, serta menambah wawasan keilmuwan

sebagai guru (Payong, Sertifikasi Profesi Guru, 2011).

Contoh kompetensi profesional guru kimia seperti

1). mampu mengembangkan dan menggunakan

media, alat dan sumber-sumber lain, 2) mampu

menguasai materi-materi kimia, 3) mampu

mengorganisasikan dan melasanakan program

pembelajaran.

14

2. Keterampilan Dasar Mengajar Guru

Keterampilan merupakan proses yang kompleks

dimana satu sama lain saling berkaitan. Oleh karena itu,

untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan

menyenangkan diperlukan berbagai keterampilan

diantaranya adalah keterampilan mengajar.

Keterampilan mengajar merupakan kompetensi

profesional yang cukup kompleks, sebagai komponen yang

utuh dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan

menyeluruh. Turney (1973) dalam bukunya E.Mulyasa

mengungkapkan 8 ketrampilan mengajar yang sangat

berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu

ketrampilan bertanya, ketrampilan mengadakan variasi,

ketrampilan membuka dan menutup

pelajaran,mengadakan variasi, membimbing diskusi kecil,

mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan

perorangan. Penguasaan terhadap ketrampilan mengajar

tersebut harusutuh dan terintegrasi dengan baik, sehingga

diperlukan latihan yang sistematis, misalnya malalui

pembelajaran mikro (micro teaching) (Mulyasa, 2013).

a) Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya mencakup: pertanyaan

yang jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan

perhatian, pemindahan giliran, penyebaran pertanyaan

(ke seluruh kelas, ke peserta didik tertentu, dan ke

15

peserta didik yang lain untuk menanggapi pertanyaan),

pemberian waktu berpikir, pemberian tuntutan (dapat

dilakukan dengan mengungkapkan pertanyaan dengan

cara lain, menanyakandengan pertanyaan dengan cara

lain, menanyakan yang lebih sederhana, dan mengulangi

penjelasan sebelumnya) (Mulyasa, 2013).

1) Pertanyaan yang jelas dan singkat

Pertanyaan yang perlu disusun ole guru dalam

membuat pertanyaan haruslah jelas dan singkat.

Jangan sampai peserta didik tidakbisa menjawab

dikarenakan bingung dalam mencerna pertanyaan.

2) Memberi acuan

Pembelajaran di kelas, sebelum mengajukan

pertanyaan, mungkin guru memberikan sebuah

informasi atau memberikan acuan. Supaya melalui

acuan ini peserta didik dapat menjawab pertanyaan

tersebut.

3) Memusatkan perhatian

Pertanyaan yang dapat digunakan untuk

memusatkan perhatian peserta didik, untuk

pemusatan perhatian dapat juga dilakukan dengan

mengetuk meja, mengetuk papan tulis, dan tepuk

tangan. Pemakaian pertanyaan untuk memusatkan

perhatian peserta didik perlu disesuaikan dengan

kepentingan pembelajaran.

16

4) Memberi giliran

Melibatkan peserta didik semaksimal mungkin

dalam pembelajaran, guru perlu memberikan giliran

dalam menjawab pertanyaan. Guru berupaya peserta

didik agar mendapat giliran pertanyaan. Pemberian

giliran dalam menjawab pertanyaan, selain itu untuk

melibatkan peserta didik secara maksimal dalam

pembelajaran, juga untuk menumbuhkan mental

peserta didik, serta untuk menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan. Setidaknya

dalam memberikan pertanyaan tidak harus selesai

dalam satu kali pertemuan tetapi bisa kapan saja.

Pelaksanaannya dipadukan dengan teknik

penyebaran pertanyaan.

5) Pemberian kesempatan berfikir

Seorang pendidik setalah mengajukan

pertanyaaan kepada seluruh peserta didik, perlu

memberikan kesempatan berfikir dalam beberapa

saat sebelum menunjuk seseorang untuk menjawab.

Kesempatan berfikir diperlukan agar peserta didik

dapat menyusun dan merumuskan jawabannya. Guru

tidak boleh mengajukan pertanyaan dengan terlebih

dahulu menunjukkan peserta didik yang harus

menjawabnya. Hal tersebut, selain yang ditunjuk

tidak memiliki kesempatan berfikir, peserta didik

17

yang lain bisa jadi tidak memerhatikan, karena

mereka sudah tahu siapa yang harus menjawab

pertanyaan yang diajukan.

6) Pemberian tuntutan

Selanjutnya dalam menjawab pertanyaan,

mungkin peserta didik tidak bisa memberikan

jawaban yang tepat, setidaknya guru harus

memberikan stimulus atau tuntutan kepada peserta

didik dala menjawb pertanyaan (Mulyasa, 2013).

Demikian dalam proses belajar-mengajar, bertanya

memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang

tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang

tepat pula akan memberikan dampak positif

terhadap peserta didik, yaittu :

a. Meningkatkan partisipasi peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran,

b. Membangkit minat dan rasa ingin tahu peserta

didik terhadap suatu masalah yang sedang

dihadapi maupun yang sedang dibicarakan,

c. Menuntun proses berfikir sebab pertanyaan

yang baik akan membantu peserta didik agar

dapat menentukan jawaban yang baik,

d. Memusatkan perhatian siswa terhadap

masalah yang sedang dibahas. (Usman, 2013)

18

b) Keterampilan mengadakan variasi

Keterampilan mengadakan variasi merupakan

suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru

dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang

bertujuan untuk mengatasi kebosanan peserta didik

sehingga, dalam situasi belajar-mengajar, peserta didik

senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta

penuh partisipasi (Usman, 2013).

1) Variasi dalam pembelajaran bertujuan :

a. Meningkatkan perhatian peserta didik

terhadap materi pembelajaran.

b. Memberikan kesempatan bagi perkembangan

bakat peserta didik terhadap berbagai hal baru

dalam pembelajaran

c. Peserta didik selalu bersikap positif (Mulyasa,

2013).

2) Prinsip dalam mengadakan variasi

a. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu

maksud tertentu yang relevan dengan tujuan

yang hendak dicapai.

b. Variasi yang harus digunakan secara lancar

dan berkesinambungan sehingga tidak akan

merusak perhatian peserta didik dan tidak

menggangu pelajaran.

19

c. Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit

dicantumkan dalam rencana pelajaran atau

satuan pelajaran.

Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat

dikelompokkan menjadi empat bagian, yakni

variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam

penggunaan media dan sumber belajar, variasi

dalam pola interaksi, dan variasi dalam

kegiatan.

3) Variasi pola interaksi dan kegiatanpeserta didik

Pola interaksi guru dengan murid dalam

kegiatan belajar-mengajar sangat beraneka ragam

coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi

oleh guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan

oleh peserta didik. Hal ini, tergantung pinter-

pinterna dalam mengelola kelas sesuai dengan

kondisi kelas dan kondisi peserta didik. Hal ini,

penggunaan dalam keterampilan sangalah penting

supaya peserta didik tidak mengalami kebosanan

da kejenuhan dalam pembelajaran. Adapun jenis

pola interaksi (gaya interaksi) dapat digambarkan

sebagai berikut :

20

a) Pola guru-murid

G

M M M

Gambar 2.1 Pola Guru-Murid

b) Pola guru-murid-guru

G

M M M

Gambar 2.2 Pola Guru-Murid-Guru

c) Pola guru-murid-murid

Ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada

interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai

interaksi).

Komunikasi sebagai aksi (satu arah).

21

G

M M M

Gambar 2.3 Pola Guru-Murid-Murid

d) Pola guru-murid, murid-guru, murid-murid

G

M M

M M

Gambar 2.4 Pola Guru-Murid, Murid-Guru, Murid-Murid

Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid

dengan murid (komunikasi sebagai interaksi)

Ada balikan bagi guru, siswa saling satu sama

lain.

22

e) Pola melingkar

G

M M

M M

M

Gambar 2.5 Melingkar

c) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Membuka dan menutup pelajaran merupakan

usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam

kegiatan pembelajaran untuk menciptakan kondisi bagi

peserta didik agar mental maupaun perhatian terpusat

pada apa yang akan dipelajarinya sehingga dampak

yang ditimbulkan dapat memberikan energi positif.

Kegiatan membuka pelajaran sangatlah penting supaya

peserta didik termotivasi. Hal tersebut dapat dilakukan

dengan cara mengemukakan tujuan yang akan dicapai,

menarik perhatian siswa, memberi acuan, dan membuat

kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai oleh

peserta didik dengan bahan yang akan dipelajari

(Usman, 2013).

Setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan

sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara

dua kali apabila setiap siswa belum mendapat giliran.

23

Membuka dan menutup pelajaran yang dilakukan

secara profesional akan memberikan pengaruh positif

kegitan membuka dan menutup pelajaran terhadap

kegiatan membuka pelajaran dikemukakan sebagai

berikut :

a. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

b. Peserta didik memiliki kejelasan mengenai tugas-

tugas yang harus dikerjakan, langkah-langkah

yang haus dilakukan untuk menyelesaikan tugas,

dan batas waktu pengumpulan tugas.

c. Peserta didik memperoleh gambaran yang

mengenai pendekatan yang akan diambil dalam

mempelajari materi pembelajaran dan mencapai

tujuan yang dirumuskan.

Membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan

yang dilakukan guru untuk menciptakan kesiapan

mental dan menarik perhatian peserta didik secara

maksimal, agar peserta didik dapat memusatkan diri

sepenuhnya pada pelajaran yang akan disajikan.

Kepentingan tersebut, guru dapat melakukan upaya-

upaya sebagai berikut :

a. Menghubungkan materi yang telah dipelajari

dengan materi yang disajikan

b. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan

garis besar materi yang akan dipelajari (dalam hal

24

tertentu tujuan bisa dirumuskan bersama peserta

didik).

c. Menyampaikan langkah-langkah kegiatan

pembelajaran dan tugas-tugas yang harus

diselesaikan untuk mencapai tujuan yang telah

dirumuskan.

Menutup pelajaran merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan guru untuk mengetahui pencapaian tujuan

dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang

telah dipelajari, serta mengakhiri kegiatan

pembelajaran. Untuk kepentingan tersebut , guru dapat

melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a) Menarik kesimpulan mengenai materi yang telah

dipelajari (kesimpulan bisa dilakukan oleh guru,

oleh peserta didik atau permintaan guru, atau

oleh peserta didik bersama guru).

b) Mengajukan beberapa pertanyaan untuk

mengukur tingkat pencapaian tujuan dan

keefektifan pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

c) Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang

harus dipelajari, dan tugas-tugas yang harus

dikerjakan (baik tugas individual maupun tugas

kelompok) sesuai dengan pokok bahasan yang

telah dipelajari..

25

Agar kegiatan membuka dan menutup pelajaran

dapat dilakukan secara efektif dan berhasil guna perlu

diperhatikan komponen-komponen yang terkait di

dalamnya. Komponen-komponen yang berkaitan

dengan membuka pelajaran meliputi: menarik minat

peserta didik, membangkitkan motivasi, memberi

acuan, dan membuat kaitan.

1) Menarik perhatian peserta didik

Banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk

menarik perhatian peserta didik terhadap

pelajaran yang akan disajikannya. Hal ini, dapat

dilakukan antara lain gaya mengajar guru,

menggunakan media, dan sumber-sumber belajar

yang bervariasi. Ketiga hal tersebut akan dibahas

lebih lanjut dalam pembahasan tentang

kemampuan mnegadakan variasi

2) Membangkitkan motivasi

Paling sedikit terdapt empat cara yang

dilakukan guru untuk membangkit motivasi

belajar peserta didik, yaitu: kehangatan dan

antusias, menimbulkan rasa ingin tahu,

mengemukakan ide yang bertentangan, dan

memperhatikan minta peserta didik.

26

a. Kehangatan dan semangat

Guru hendaknya memiliki sikap yang

ramah, penuh semangat, dan hangat dalam

berinteraksi motivasi belajar, rasa senang, dan

semangat peserta didik dalam mengukuti

peserta didik dalam mengikuti pembelajaran

dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan

kepadanya.

b. Membangkitkan rasa ingin tahu

Membangkitkanrasa ingin tahu dalam diri

setiap peserta didik, guru dapat melakukan

berbagai kegiatan, antara lain bercerita, yang

menimbulkan rasa penasaran dan pertanyaan,

mendemonstrasikan suatu peristiwa.

Kemudian memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengajukan berbagai

pertanyaan berkaitan dengan apa yang telah

diceritakan atau mendemonstrasikan.

c. Memperhatikan minta belajar peserta didik

Proses pembelajaran dapat

membangkitkan motivasi belajar, maka apa

yang harus disajikan harus sesuai dengan

minat peserta didik. Karena setiap peserta

didik memiliki perbedaan individual sulit bagi

guru memperhatikan minat setiap peserta

27

didiknya, karena setiap peserta didik memiliki

minat yang berbeda dengan peserta didik

lainnya.

Namun demikian ada minat-minat yang umum

yang dapat diperhatikan guru sesuai denganfaktor-

faktor yang mempengaruhinya (seperti usia, jenis

kelamin, lingkungan, adat, budaya dan status sosial

ekonomi masyarakat pada umumnya). Agar dapat

mengajar dengan memperhatikan minat peserta didik,

maka perlu memperhatikan faktor-faktor tersebut.

3) Memberikan acuan

Abimanyu dan Raka Joni (1982) dalam

bukunya E. Mulyasa mengemukakan bahwa

memberi acuan adalah usaha memngemukakan

secara spesifik dan singkat serangkaian alternatif

yang mengemukakan peserta didik memperoleh

gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang akan

dipelajari dan cara yang hendak ditempuh dalam

mempelajari materi pembelajaran. (Mulyasa,

2013)

Memberikan acuan yang dapat dilakukan

dengan mengemukakan tujuan dan batas-batas

tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan

dilakukan, mengingatkan masalah-masalah pokok

28

yang akan dibahas, dan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan.

a. Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas

Kegiatan pada saat pelajaran dimulai guru

hendaknya mengemukakan tujuan pelajaran

dan batas-batas tugas yang haus dikerjakan

peserta didik, agar mereka memperoleh

gambaran yang mengenai ruang lingkup yang

mengenai ruang lingkup materi yang akan

dipelajari dan tugas-tugas yang harus

dikerjakan.

b. Menyarankan langkah-langkah yang akan

dilakukan.

Pada awal pelajaran atau pada saat-saat

tertentu selama pembelajaran, peserta didik

akan terarah cara belajarnya atau dalam

mengerjakan tugas-tugas, jika guru senantiasa

memberikan saran-saran mengenai langkah-

langkah kegiatan yang perlu dilakukan. Hal ini

dapat dilakukan dengan memberi contoh

terlebih dahulu, atau dengan melakukan suatu

demonstrasi.

29

c. Mengingatkan masalah pokok yang akan

dibahas.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan

untuk mengingatkan masalah pokok yang akan

dibahas. Misalnya, guru mengingatkan peserta

didik untuk menemukan hal-hal yang positif

dan sifat-sifa mengenai konsep, manusia,

benda, gambar-gambar dan sebagainya. Selain

hal-hal positif, peserta didik perlu pula

diingatkan untuk menemukan hal-hal yang

negatif, yang hilang atau kurang lengkap.

d. Mengajukan pertanyaan

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

sebelum menjelaskan materi pembelajaran

akan mengarahkan peserta didik terhadap isi

yang akan dipelajari.

4) Membuat kaitan

Membuat kaitan dalam membuka pelajaran,

guru dapat melakukannya dengan

menghubungkan antara materi yang akan

disampaikan dengan materi yang telah dikuasai

peserta didik (pengetahuan siap). Di samping itu

perlu dikaitkan dengan pengalaman, minat, dan

kebutuhan peserta didik.Cara yang dapat

dilakukan antara lain :

30

a) Mengajukan pertanyaan apersepsi

b) Mengulas sepintas garis besar isi pelajaran

yang telah lalu

c) Mengaitkan materi yang diajarkan dengan

lingkungan peserta didik

d) Menghubungkan-hubungkan bahan pelajaran

yang sejenis dan berurutan.

Menutup pelajaran dilakukan pada akhir setiap

pelajaran. Lain halnya dengan membuka pelajaran,

menutup palajaran pun harus dilakukan secara

profesional, untuk mendapatkan hasil yang

memuaskan dan menimbulkan kesan yang

menyenangkan. Kegitan yang dapat dilakukan guru

untuk menutup pelajaran antara lain dengan

meninjau kembali materi yang diajarkan,

mengadakan evaluasi, dan memberikan tindak lanjut

terhadap bahan yang telah diajarkan.

a. Meninjau kembali

Meninjau kembali pelajaran yang telah

disampaikan dapat dilakukan dengan cara

merangkum inti pelajaran atau menarik suatu

kesimpulan yang mengacu pada tujuan yang

telah dirumuskan. Kegiatan ini dilakukan

untuk memantapkan pokok-pokok materi yang

31

disajikan. Kegiatan merangkum dan menarik

kesimpulan dapat dilakukan oleh peserta didik

di bawah bimbingan guru, oleh guru, atau

peserta didik bersama guru.

b. Mengevaluasi

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui

keefektifan pembelajaran yang dilakukan dan

untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang

telah dirumuskan dapat dicapai oleh peserta

didik melalui pembelajaran.Hasil evaluasi

dapat digunakan untuk berbagai kepentingan,

untuk memberikan penilaian terhadap peserta

didik dan juga sebagai balikan untuk

memperbaiki program pembelajaran.

c. Tindak lanjut

Tindak lanjut merupakan kegiatan yang

harus dilakukan peserta didik setelah

pembelajaran dilakukan. Kegiatan tindak lanjut

diberikan oleh guru agar terjadi pemantapan

yang telah dirumuskan (Mulyasa, 2013).

3. MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)

1. Jaringan Kerja Guru di Indonesia

Jaringan kerja guru selama ini diakui dan

tengah berjalan di Indonesia yaitu Kelompok Kerja

Guru (KKG) untuk guru SD dan Musyawarah Guru

32

Mata Pelajaran (MGMP) untuk guru

SMP/SMA/SMK. Jaringan ini merupakan organisasi

nonstruktural di tingkat kabupaten/kota.

Tujuan umum dari pembentukan KKG dan

MGMP adalah untuk mengembangkan kreativitas

dan inovasi dalam meningkatkan profesionalisme

guru. Sedangkan tujuan khusus pembentukan

MGMP adalah :

a. Memperluas wawasan dan pengetahuan guru

mata pelajaran dalam upaya mewujudkan

pembelajaran yang efektif, efisien, dan

meyenangkan.

b. Mengembangkan kultur kelas yang kondusif

sebagai tempat proses pembelajaran yang

menyenangkan, mengasyikkan, dan

mencerdaskan siswa.

c. Membangun kerja sama dengan masyarakat

sebagai materi mitra guru dalam melaksakan

proses pembelajaran.

Selain itu, di Indonesia dikenal pula jaringan-

jaringan guru yang bergerak di bidang lain, seperti

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI),

Persatuan Guru Swasta Republik Indonesia (PGSRI),

Persatuan Guru Madrasah (PGM), dan Ikatan Guru

Indonesia (IGI).

33

2. Jenis Kegiatan Jaringan Kerja Guru

Kegiatan MGMP dapat diklasifikasin menjadi

beberapa jenis yaitu :

a. Peningkatkan pennguasaan materi mata

pelajaran.

Kegiatan ini bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman guru terhadap

materi ajar, mengingat masih ada guru yang

tidak mempunyai latar belakang pendidikan

yang sama dengan mata pelajaran yyang

diajarkan.

b. Peningkatan pemahaman kurikulum

Kegiatan ini bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman kurikulum

mulai dari sejarah kurikulum, perencanaan

pengajaran, pelaksanaan pengajaran sampai

dengan evaluasi dan tindak lanjut.

c. Peningkatan kualitas pembelajaran

Kegiatan ini bertujuan untuk

memberikan ketrampilan dan kemampuan

guru dalam melaksanakan pembelajaran,

yang efektif dan efisien.

d. Peningkatkan kemampuan evaluasi

Kegiatan ini bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan guru dalam

34

melaksanakan evaluasi yang bervariasi dari

pelatihan sistem penilaian portofilio,

pelatihan pengakajaran remidial, dan

pengayaan, sampai pelatihan analisis hasil

ulangan dan laporan hasil belajar.

e. Pengembangan penunjang/profesi

Kegiatan ini bertujuan untuk

memberikan tambahan pengetahuan dan

kemampuan guru yang dapat mendukung

proses pembelajaran. Kegiatan ini berupa

pelatihan peningkatan dan pengembangan

kemampuan guru secara mandiri dan

pelatihan untuk menunjang inovasi

pembelajaran (Jihad, 2013).

35

Dan

a

Gu

ru

Keb

ijaka

n

Sek

olah

Sem

inar,

Lo

kak

ary

a,

Pelatih

an,

Disk

usi

terpo

gra

m

S

iswa sem

ang

at

dalam

belajar

G

uru

lebih

kreatif

dalam

men

gajar

K

etersedian

peran

gk

at

pem

belajaran

K

etersedian

bah

an

ajar

M

edia p

eng

ajaran

lebih

ino

vatif

E

valu

asi terstruk

tur

K

erja sama

gu

ru b

idan

g

stud

i terwu

jud

P

emb

elajaran

lebih

berv

ariasi

P

encap

aian

nilai ak

adem

ik

siswa

men

ing

katk

an

T

ing

kat

kelu

lusan

ting

gi.

Inp

ut

Kegiatan

O

utp

ut

Dam

pak

Ga

mb

ar 6

.2 C

on

toh

Keg

iata

n M

GM

P

36

Kegiatan mengembangkan MGMP yang baik dan

mampu melaksanakan berbagai kegiatan, perlu

dukungan dana, kesedian guru bidang studi untuk

mengikuti MGMP dan dukungan dari pihak sekolah

yang memberikan kesempatan kepada guru

mengembangkan profesionalisme melalui MGMP.

Oleh karena itu, MGMP harus mempunyai hubungan

yang sangat erat dengan organisasi Kelompok Kerja

Kepala Sekolah (K3S) atau Musyawarah Kerja Kepala

Sekolah (MKKS), karena kepala sekolah yang akan

memberikan fasilitas kepada para guru dalam

mengikuti MGMP (Jihad, 2013)

MGMP MAN Kota Tegal atau disebut MPMG

MIPA menaungi mata pelajaran matematika, kimia,

fisika dan biologi. MGMP MIPA khususnya berada

dinaungan Kementrian Agama Kota Tegal. Upaya

yang dilakukan oleh MGMP MIPA dalam membangun

kualitas seorang guru dalam mengajar antara lain

mengundang narasumber tentang membangun

kualitas guru, mengadakan pelatihan dan penilaian.

37

B. Kajian Pustaka

Hidayati, (2012) menyatakan bahwa guru bahasa

jawa yang berada di SMP N 1 Semarang, walaupun

keterampilan bertanya dan menjelaskan dapat

dikatakan baik, namun dalam menerapkan

keterampilan bertanya, guru kurang menguasai

karena tidak ada pertanyaan yang mempromosikan

peserta didik berpikir tingkat tinggi. Misalnya, setelah

guru mendapat jawaban dari seorang peserta didik,

guru tidak memberikan kesempatan kepada peserta

didik lainnya untuk terlibat dalam diskusi kelas.

Secara umum pertanyaan tingkat tinggi sangat penting

untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta

didik. Berbeda dengan guru SMA 1 di Pontianak, dalam

hal keterampilan membuka pembelajaran memiliki

kekurangan seperti tidak memberikan apersepsi,

motivasi belajar dan tidak ada interaksi dalam

mengajar sehingga tidak dapat menarik perhatian

peserta didik. Kekurangan lainnya terdapat pada

keterampilan menutup pelajaran.Hal ini tampak

bahwa guru tidak memberikan kesimpulan, tidak

memberikan evaluasi dan tidak memberikan refleksi

diakhir pembelajaran (Sumiah, 2013).

38

Temuan tentang keterampilan mengajar yang

diperoleh hidayati (2012) dan Sumiah (2013)

mengarah pada guru. Padahal keterampilan dasar

mengajar tidak hanya harus dimiliki oleh guru, tetapi

calon guru (mahasiswa PPL) juga harus memiliki

keterampilan dasar mengajar. Keterampilan dasar

mengajar calon guru telah dilaporkan oleh mulyatun

(2014) yaitu tentang calon guru tadris kimia.

Kekurangan keterampilan mengajar pada calon guru

tadris kimia adalah keterampilan mengadakan variasi.

Menurut mulyatun, bahwa keterampilan mengadakan

variasi mendapatkan nilai terendah dari beberapa 8

keterampilan. Kebanyakan calon guru tadris kimia

merasa kesulitan dalam menentukan metode variasi

akibatnya metode ceramah sering digunakan (tidak

bervariasi) (Mulyatun, 2014). Hal ini, sebagai landasan

untuk mengetahui keterampilan dalam bertanya di

MAN Kota Tegal.

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, jenis penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

campuran (Mixed Method), yaitu metode yang dalam hal

metodologinya memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif dalam semua tahapan proses penelitian

(sugiyono, 2013). Metode campuran atau gabungan itu

sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu konkuren dan

sekuensial. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

metode gabungan dalam bentuk konkuren dengan model

strategi Embendded kongkuren.

Embendded kongkuren merupakan strategi penelitian

yang menggabungkan penelitian kuantitatif dan penelitian

kualitatif dengan cara mengindukkannya, baik secara

penelitian kuantitatif menginduk di dalam penelitian

kualitatif maupun sebaliknya. Analisis data pada strategi

Embendded kongkuren dilakukan secara bertahap yang

pada akhirnya akan ditemukan data integrasi temuan

(Yusuf, 2014).

Pada penelitian ini, strategi yang digunakan peneliti

yaitu penelitian kualitatif menginduk di dalam penelitian

kuantitatif. Dimana penelitian kuantitatif disini

42

didapatkan dari perhitungan hasil observasi data yang

diperoleh peneliti dan penelitian kualitatif berdasarkan

pendeskripsian hasil penelitian dalam bentuk verbal yang

berwujud tulisan. Jadi, dari kedua data tersebut akan

didapatkan integrasi temuan berupa deskripsi atau

gambaran fakta dari objek yang diteliti, yaitu

mendeskripsikan kemampuan guru kimia di MAN Kota

Tegal dalam menerapkan 3 keterampilan dasar mengajar

guru. Ketiga keterampilan dasar mengajar yang dimaksud

meliputi keterampilan membuka dan menutup pelajaran,

bertanya, dan menggunakan variasi,

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini pada semester ganjil tahun

ajaran 2016/2017 yaitu dari tanggal 24 Oktober sampai

dengan 4 November 2016. Adapun lokasi yang dijadikan

objek penelitian ini adalah di MAN Kota Tegal.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah pada analisis keterampilan

dasar mengajar guru yang mengikuti MGMP di MAN Kota

Tegal, yang meliputi keterampilan bertanya, keterampilan

mengadakan variasi, keterampilan membuka dan menutup

pelajaran.

43

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai

setting, berbagai, sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat

dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting

alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan

metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden,

pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain.

(Sugiyono, 2007).

Dari segi teknik pengumpulan data, maka teknik ini

dapat dilakukan dengan wawancara, obeservasi dan

dokumentasi sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh data

dan mengumpulkan informasi mengenai keterampilan

dasar mengajar guru kimia yang mengikuti MGMP di

MAN Kota Tegal.

Penelitian ini informasi atau data yang

dikumpulkan melalui studi observasi adalah untuk

memperoleh data kemampuan guru kimia MAN Kota

Tegal dalam menerapkan keterampilan dasar

mengajar.

2. Metode Wawancara

Adapun sumber data wawanacara adalah sebagai

berikut :

44

a) Kepala MGMP MAN Kota Tegal

Pada hal ini untuk mendapatkan informasi

tentang keterampilan dasar mengajar guru di

MGMP Kota Tegal. Sekiranya dalam organisasi

MGMP ada sebuah penilaian tentang dasar

ketrampilan dasar mengajar guru mata

pelajaran kimia dan juga mencari tahu tentang

kegitan yang berada di MGMP Kota Tegal.

b) Guru kimia yang mengkuti MGMP

Wawancara terkait guru kimia yang

mengikuti MGMP. Untuk mendapatkan informasi

tentang guru yang tergabung dalam MGMP.

Sekiranya dalam MGMP Kota Tegal ada sebuah

pertemuan membahas tentang guru profesional.

Sampel yang dijadikan responden dalam

penelitian ini berjumlah empat guru kimia.

Berikut nama guru : (1) Titin Supriyatin,S.Pd;

(2). Maskuri,S.Pd; (3). Fatikhah,S.Pd; (4). Siti

Marfu’ah,S.Pd

c) Siswa yang diajar guru kimia

Wawancara dengan siswa bertujuan untuk

mendapatkan informasi cara guru mengajar di

dalam kelas atau di dalam laboratorium, dan

media dan alat digunakan dalam mengajar.

45

3. Metode Dokumentasi

Penelitian ini supaya mendapatkan informasi

atau data yang dikumpulkan melalui studi

dokumentasi antara lain :

a) Dokumen tentang visi dan misi MAN Kota

Tegal.

b) Dokumetasi RPP guru kimia.

c) Dokumentasi pelaksanaan :

a. Berada di laboratorium

b. Berada di kelas

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

(Sugiyono, 2007) menggunakan analisis data kualitatif.

Data kualitatif yang dianalisis dari lembar observasi

yang digunakan dalam penelitian. Data yang diperoleh dari

format lembar observasi kemudian dianalisis lebih lanjut

dengan cara :

46

Setiap pernyataan dari komponen-komponen yang

dinilai, guru diberikan skor yang sesuai dengan kegiatan

yang dilakukannya. Skor tersebut bisa didapatkan apabila

guru memenuhi kriteria yang ada pada setiap indikator

yang harus dicapai keterampilan dasar mengajar guru

selama berlangsungnya kegiatan pengajaran di dalam kelas

maupun di laboratorium dan selanjutnya skor pada setiap

pernyataan akan dijumlahkan. Skor pada setiap pernyataan

merupakan rating. Metode ini dinamai dengan metode

rating yang dijumlahkan atau method of sum mated ratings

yang dikenal dengan metode pengembangan skala sikap

model Likert. (Kusaeri, 2012)

1) Jumlah skor yang telah didapat, kemudian dihitung

nilai rata-rata kemampuan ketrampilan dasar

mengajar guru yang meliputi keterampilan membuka

dan menutup, keterampilan bertanya, dan ketrampilan

mengadakan variasi berdasarkan rumus berikut:

Rata-rata = 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒍𝒂𝒌𝒖𝒌𝒂𝒏

𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍

2) Menentukan persentase dari nilai rata-rata

kemampuan guru kimia secara keseluruhan pada

setiap keterampilan dasar mengajar guru berdasarkan

rumus:

Persentase % = 𝜮 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍

𝜮 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 x 100

47

3) Menentukan kategori kemampuan untuk masing-

masing guru berdasarkan skala kemampuan. Hasil

persentase yang diperoleh dikategorikan dalam

pedoman konverse persentase rata-rata keterampilan

dasar mengajarnya. Persentase rata-rata keterampilan

dasar mengajar guru dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 : Presentase Kemampuan (Purwanto, 2001)

1. Analisis kualitatif

Analisis data kualitatif adalah proses mengatur

urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu

pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Komponen

dalam menganalisis data kualitatif adalah:

a. Proses reduksi data

Reduksi data merupakan suatu proses

pemilihan, pemusatan, dan penyederhanaan data

yang muncul dari catatan-catatan tertulis di

Tingkat Penguasaan Kriteria kemampuan 86-100 Sangat baik 76-85 Baik 60-75 Cukup 55-59 Kurang Kurang dari 55 Sangat kurang

48

dalam penelitian. Reduksi data ini berlangsung

secara terus menerus selama kegiatan penelitian

berlangsung. Analisis yang dikerjakan selama

proses reduksi adalah memilih dan

menyederhanakan hal-hal yang pokok dari hasil

data observasi, catatan lapangan, serta

mengkonfirmasinya dengan video kegiatan

pembelajaran yang didapatkan selama penelitian,

membuang data-data yang tidak diperlukan

sebagai data penelitian, serta meringkas dan

menggolongkan data-data yang dianggap

berhubungan.

b. Proses penyajian data

Penyajian data merupakan sekumpulan

informasi yang tersusun rapi yang dapat

memungkinkan adanya penarikan kesimpulan

dan pengambilan tindakan. Penyajian data yang

baik merupakan suatu cara yang pokok bagi

analisis kualitatif yang valid. Beberapa jenis

bentuk penyajian data adalah dengan disertai

bentuk matriks, grafik, jaringan, bagan, dan

sebagainya.

Dalam penelitian ini, penyajian data

didasarkan pada hasil presentase kemampuan

yang didapatkan oleh setiap mahasiswa. Hasil

49

tersebut kemudian diubah menjadi deskripsi-

deskripsi yang berupa kata-kata tertulis yang

mudah untuk dipahami.

c. Proses menarik kesimpulan

Proses menarik kesimpulan yaitu proses

mencari sebab-akibat dari sebuah penjelasan

penelitian. Kesimpulan-kesimpulan yang telah

didapat juga dilakukan verifikasi selama

penelitian berlangsung. Secara sederhana, makna

yang muncul dari data harus diuji kebenarannya,

kekuatannya, dan kecocokannya yang merupakan

validitasnya (Ghony, 2012).

Penarikan kesimpulan pada penelitian ini

dilakukan dengan mengambil inti-inti dari

pembahasan dalam penelitian dan

mengkaitkannya dengan teori yang telah ada.

Sehingga kesimpulan yang didapatkan akan lebih

mudah dipahami.

49

BAB IV

DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data

Data dalam peneliti ini diperoleh dari :

1. Hasil wawancara dengan guru

Wawancara dalam hal ini dilakukan sebanyak 2 kali

yaitu:

a. Pada saat pra riset

b. Pada saat melakukan riset

Tujuan dari wawancara tersebut untuk

mendapatkan informasi mengenai keterampilan dasar

mengajar guru kimia dan peserta didik adalah sebagai

berikut:

a. Pada saat pra riset:

a) Mengetahui keterampilan dalam membuka

dan menutup pelajaran

b) Mengetahui keterampilan dalam bertanya

c) Mengetahui keterampilan mengadakan

variasi

d) Mengetahui peran MGMP MAN Kota Tegal

b. Pada saat riset

1. Guru Kimia

a) Mengetahui pentingnya keterampilan dasar

mengajar guru di MAN Kota Tegal

50

b) Mengetahui hasil keadaan kemampuan guru

dalam menerapkan keterampilan dasar

mengajar guru

c) Mengetahui upaya yang dilakukan oleh

MGMP dalam memperbaiki kualitas guru.

2. Peserta didik

a) Mengetahui keadaan peserta didik pada

saat guru menerapkan keterampilan dasar

mengajar.

Wawancara dilakukan terhadap guru kimia dan

peserta didik tentang keterampilan yang diterapkan

dalam proses pembelajaran. Adapun rekapitulasi hasil

wawancara terhadap guru tertera pada lampiran 1.

2. Hasil Observasi dengan guru

Berdasarkan penelitian diperoleh data observasi

seperti yang terlihat pada Tabel 4.1 sampai dengan

tabel 4.5. Adapun keterampilan yang diteliti adalah

Keterampilan dalam membuka pelajaran (A),

keterampilan bertanya (B), keterampilan mengadakan

variasi (C), dan keterampilan menutup pelajaran (D).

51

Tabel 4.1 Prosentase Skor Rata-Rata Keterampilan Dasar

Mengajar

Gambar 4.1

Prosentase Skor Rata-Rata Keterampilan Dasar Mengajar

61%

44%56%

53%

Prosentase rata-rata KDM

Keterampilanmembuka pelajaran

Keterampilanbertanya

Keterampilanmengadakan variasi

Keterampilanmenutup pelajaran

Keterampilan % Kategori

a. Keterampilan membuka pelajaran 61%

Cukup

b. Keterampilan bertanya 44%

Kurang sekali

c. Keterampilan mengadakan variasi 56%

Kurang

d. Keterampilan menutup pelajaran 53%

Kurang sekali

Rata-rata 54% Kurang sekali

52

B. Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

keterampilan dasar mengajar guru kimia yang mengikuti

MGMP MIPA di MAN Kota Tegal. Keterampilan yang

dimiliki guru dapat dilihat melalui proses pembelajaran

yakni berorientasi keterampilan dasar mengajar guru

kimia. Keterampilan mengajar bertujuan untuk

menciptakan pembelajaran yang kreatif dan

menyenangkan. Objek penelitian adalah keterampilan

membuka dan menutup pelajaran, keterampilan bertanya,

dan keterampilan mengadakan variasi.

Berdasarkan teknik pengumpulan data melalui

lembar observasi terlihat pada Tabel 4.1 bahwa

keterampilan dasar mengajar guru kimia dalam

pembelajaran mempunyai persentase skor rata-rata

sebesar 54%. Artinya, keterampilan dalam pembelajaran

termasuk dalam kategori kurang sekali. Berikut ini

jawaban dari guru kimia tentang pentingnya keterampilan

dasar mengajar:

“Masih sangat kurang, disebabkan guru melihat kondisi dari kelas. Keterampilan dasar mengajar itu sangat penting dalam memperbaiki kualitas peserta didik. Contoh: biasanya dicoba menggunakan pancingan pertanyaan materi kimia dengan dihubungkan dengan lingkungan sekitar. Peserta didik bisa jawab, tetapi setelah pertanyaan yang mengarah pada berfikir tingkat tinggi peserta didik tidak bisa menjawab. Biasanya setelah menanyakan kabar ke peserta didik guru langsung

53

menyampaikan materi kimia atau dengan memberikan pertanyaan dengan bobot C1-C2. Kemudian dalam mengadakan variasi, guru-guru sudah mencoba dengan berbagai alat dan media yang bervariasi, dan pola interaksi yang bervariasi. Guru menggunakan interaksi diskusi, tetapi tidak berjalan yang diharapkan oleh guru. Kemudian setelah presentasi peserta didik belum memahami dengan materi kimia, akhirnya guru menjelaskan kembali. Padahal menurut kurikulum 2013 peserta didik harus mencari ilmu sendiri, tetapi sama saja mending pakai metode ceramah sama PPT lebih efisien waktu”(lampiran 3).

Berdasarkan hasil wawancara, guru kimia masih kurang

dalam menerapkan keterampilan dasar mengajar, karena

kurang dalam melakukan apersepsi pada saat membuka

pelajaran. Guru dalam bertanya ke peserta didik kurang

memperkaya pertanyaan yang mengarah pada berfikir

tingkat tinggi dan guru dalam menggunakan variasi masih

kurang seperti alat dan media yang digunakan, dan pola

interaksi dalam mengajar juga masih satu arah. Rendahnya

keterampilan dasar mengajar guru menyebabkan peserta

didik mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran

kimia dan merasa bosan.

Tampak pada Tabel 4.1 keterampilan dasar mengajar

mendapatkan skor tertinggi terdapat pada keterampilan

membuka pelajaran dengan prosentase skor rata-rata 61%

berada dikategori cukup. Skor paling rendah ditunjukkan

pada keterampilan bertanya dengan prosentase skor rata-

rata 44% berada dikategori kurang sekali. Tampak guru

54

sudah mengusai keterampilan membuka, banyak guru

sudah dapat menarik perhatian peserta didik sehingga

peserta didik sudah bisa memusat perhatian dan guru

sudah mampu untuk motivasi peserta didik. Rincian

keterampilan membuka dan menutup pelajaran,

keterampilan bertanya, dan keterampilan mengadakan

variasi dijabarkan sebagai berikut:

a. Keterampilan Membuka Pelajaran

Keterampilan membuka pelajaran bertujuan

menyiapkan mental peserta didik agar siap memasuki

persoalan yang akan dipelajari atau dibicarakan.

Indikator keterampilan dalam membuka pelajaran

disajikan dalam Tabel 4.2. Pada keterampilan membuka

pelajaran ini guru dituntut untuk membuka pelajaran

menggunakan apersepsi agar dapat menimbulkan minat

belajar dan pemusatan perhatian peserta didik terhadap

mata pelajaran kimia. Adanya apersepsi guru dapat

membuka wawasan bagi peserta didik. Lembar

observasi ini untuk mengamati keterampilan membuka

pelajaran ditunjukkan dalam (lampiran 7). Berdasarkan

Tabel 4.2 prosentase skor rata-rata keterampilan

membuka pelajaran sebesar 61%. keterampilan

membuka pelajaran masih pada kategori cukup, karena

guru dalam membuka pelajaran kurang dalam

55

melakukan apersepsi, sumber dan media yang

digunakan dalam apersepsi kurang bervariasi, dan

kurang dalam memberikan acuan terhadap

pembelajaran.

Tabel 4.2

Prosentasi Skor Rata-Rata Keterampilan Membuka

Pelajaran

Aspek yang dinilai % Kategori

1. Guru mampu menarik perhatian

75 % Baik

2. Guru dapat menimbulkan motivasi belajar.

77 % Baik

3. Guru memberi acuan terhadap pembelajaran yang akan dilakukan.

56 % Kurang

4. Guru mampu membuat kaitan tentang materi yang akan diajarkan.

54 % Kurang sekali

Rata-rata 61 % Cukup

Berdasarkan dari Tabel 4.2 aspek keterampilan

membuka pelajaran yang paling rendah adalah pada

aspek kemampuan guru dalam membuat kaitan tentang

materi yang akan diajarkan. Aspek ini berada pada

kategori kurang sekali dengan prosentase skor rata-rata

54%. Dikatakan kurang, karena guru kurang

memberikan pertanyaan yang dapat menggali

kemampuan peserta didik. Pada saat masuk kelas,

56

setelah guru menanyakan absensi ke peserta didik, guru

langsung mengajarkan materi kimia tanpa melakukan

apersepsi. Peserta didik tidak diberikan kesempatan

untuk menggali wawasannya lebih dalam. Kemampuan

guru dalam membuat kaitan materi kimia dengan

lingkungan sekitar dilakukan supaya peserta didik

dapat termotivasi belajar kimia, karena berkaitan

langsung dalam kehidupan sehari-hari. Prosentase skor

rata-rata indikator kemampuan membuka pelajaran.

Guru dalam membuat kaitan tentang materi yang akan

diajarkan disajikan dalam Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Aspek Guru Mampu Membuat Kaitan Tentang

Materi Yang Akan Diajarkan

Indikator % Kriteria

1. Guru mengajukan pertanyaan apersepsi terkait materi yang akan dipelajari.

57 % Kurang sekali

2. Guru dapat mengulas sepintas garis besar isi pelajaran yang telah dipelajari.

63 % Cukup

3. Guru dapat mengaitkan materi yang diajarkan dengan lingkungan disekitar dan dapat menghubungkan bahan pelajaran yang sejenis dan berurutan.

50 % Kurang sekali

Rata-rata 54 % Kurang sekali

57

Berdasarkan Tabel 4.3 indikator yang

mendapatkan prosentase skor rata-rata terendah

adalah 50% pada indikator guru dapat mengaitkan

materi yang diajarkan dengan lingkungan disekitar dan

dapat menghubungkan bahan pelajaran yang sejenis

dan berurutan, dengan kategori kurang sekali.

Kebanyakan guru langsung mangajarkan materi kimia,

padahal banyak materi yang saling berhubungan

dengan materi sebelumnya. Dikelas tampak guru tidak

melakukan ini, sebab guru tidak memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk menggali

pamahamannya dengan mengaitkan materi kimia

dengan lingkungan sekitar atau bahan pelajaran yang

lain.

b. Keterampilan Bertanya

Pada keterampilan bertanya dituntut dapat

memberikan partisipasi peserta didik dalam kegiatan

belajar mengajar dan membangkitkan rasa ingin tahu

peserta didik terhadap suatu masalah yang dihadapi.

Berdasarkan Tabel 4.4 prosentase skor rata-rata

keterampilan bertanya diperoleh 54% dengan kategori

kurang sekali. Di kelas, guru tampak masih kurang

menguasai keterampilan bertanya. Guru sudah

memberikan pertanyaan ke peserta didik, namun

58

pertanyaan guru tidak disusun dari pertanyaan yang

mudah menuju pertanyaan yang sulit untuk

membangun pemahaman peserta didik.

Tabel 4.4

Prosentase Skor Rata-Rata Keterampilan Bertanya

Aspek yang dinilai % Kategori

1. Bobot kejelasan dan kaitan pertanyaan

50 % Kurang sekali

2. Pemusatan perhatian 65 % Cukup

3. Pemberian kesempatan berfikir dan pemberian tututan

52 % Kurang sekali

Rata-rata 56 % Kurang

Berdasarkan Tabel 4.4 prosentase skor rata-rata

yang paling rendah terdapat pada aspek bobot kejelasan

dan kaitan pertanyaan sebesar 50 % dengan kategori

kurang sekali. Sebagian guru kimia dalam mengajar

masih kurang menguasai keterampilan bertanya, karena

kurang dalam memberikan pertanyaan ke peserta didik

yang mengarah pada berfikir tingkat tinggi. Misalnya,

setelah guru mendapat jawaban dari seorang peserta

didik, guru tidak memberikan kesempatan kepada

peserta didik lainnya untuk terlibat dalam diskusi kelas.

Guru juga tidak menggali lebih dalam pengetahuan

peserta didik melalui pertanyaan.

Adapun komentar dari guru kimia terkait

keterampilan bertanya adalah sebagai berikut:

59

“Menurut saya juga masih kurang. Kadang-kadang pada saat memberikan pertanyaan yang mudah peserta didik tidak bisa menjawab. Padahal sudah mengkaitkan agar peserta didik bisa menjawab dengan kalimatnya sendiri. Guru sudah memberikan kesempatan kepada pesert didik. (lampiran 3:1.2) .

Prosentase skor rata-rata indikator bobot kejelasan dan

kaitan pertanyaan disajikan dalam Tabel 4.5

Tabel 4.5

Aspek Bobot Kejelasan Dan Kaitan Pertanyaan

Indikator % Kriteria

1. Guru memberikan pertanyaan secara jelas dan singkat

63 % Cukup

2. Guru mengajukan pertanyaan dengan bobot kemampuan pemahaman dari tingkat rendah ke tingkat tinggi C1-C6

38 % Kurang sekali

3. Guru perlu memberikan stimulus berupa pertanyaan atau penjelasan singkat berisi informasi yang sesuai dengan jawaban yang diharapkan.

50 % Kurang sekali

Rata-rata 50 % Kurang sekali

Berdasarkan pada Tabel 4.5 prosentase skor rata-

rata indikator bobot kejelasan dan kaitan pertanyaan

yang paling rendah adalah 38% yakni pada indikator

kemampuan guru dalam mengajukan pertanyaan

dengan bobot kemampuan pemahaman dari tingat

60

rendah ke tingkat tinggi C1-C6, dengan kategori kurang

sekali. Sebagian besar guru tidak memberikan

pertanyaan dengan bobot kemampuan pamahaman dari

yang mudah sampai sulit (C1-C6). Menurut guru kimia

penggunaan bobot pertanyaan ini sangat penting dalam

mengetahui kemampuan peserta didik, tetapi dalam

kenyataan di kelas pertanyaan yang dilontarkan dan

dijawab oleh peserta didik adalah pertanyaan yang

mudah (C1-C2) (lampiran 1:1.2).

c. Keterampilan Mengadakan Variasi

Keterampilan mengadakan variasi diperlukan agar

peserta didik tidak merasa bosan dalam mengikuti

pelajaran. Berdasarkan Tabel 4.6 prosentase skor rata-

rata keterampilan mengadakan variasi diperoleh

sebesar 53%. Artinya, pada aspek ini berada pada

kategori kurang sekali karena sebagian guru

menggunakan metode ceramah dengan satu arah dan

alat bantu yang tidak bervariasi dalam mengajar. Upaya

yang dilakukan salah satunya dengan berdasarkan hasil

diskusi, ternyata peserta didik masih banyak mengalami

kesulitan dalam memahami materi yang didiskusikan.

Namun hasil dari diskusi peserta didik yang telah

didiskusikan. Akhirnya guru menjelaskan materi itu

kembali dan hal ini menghabiskan waktu pelajaran.

61

Adapun hasil wawancara guru kimia mengenai

keterampilan menjadi variasi sebagai berikut:

“Guru-guru kimia juga melihat materi kimia yang kemudian dihubungkan dengan media dan alat yang bervariasi sebagai alat bantu belajar peserta ddik”. “Contoh materi kimia alkali: menggunakan metode bermain tebak-tebakan setidaknya peserta didik lebih mudah mencerna materi kimia”. “Tetapi gak bisa dipungkiri media yang digunakan adalah PPT. Soalnya yang lebih mudah dibuat dan efisien waktu”. Hal ini keadaan peserta didik yang merasa bosan dengan cara mengajarnya”. “Kalau pola interaksi yang sering dilakukan menggunakan metode satu arah (metode ceramah)”. “ Yah, pernah juga menggunakan metode diskusi, tetapi gak jalan semestinya akhirnya guru mengulas materi kembali”. “Kalau peserta didik disuruh belajar mandiri atau mencari ilmu sebanyak-banyak peserta didik di sini masih belum bisa ”(lampiran 3:1.3).

Tabel 4.6

Prosentase Skor Rata-Rata Keterampilan Mengadakan

variasi

Aspek yang dinilai % Kategori

1. Variasi dalam gaya mengajar guru

75% Cukup

2. Variasi dalam menggunakan media dan alat bantu pengajaran

33% Kurang sekali

3. Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan peserta didik

52% Kurang sekali

Rata-rata 53% Kurang sekali

Berdasarkan pada Tabel 4.6 aspek variasi dalam

menggunakan media dan alat bantu pengajaran

diperoleh prosentase skor rata-rata 33 %. Indikator ini

mendapat persentase paling rendah. Sebagian besar

62

guru dalam mengajar masih kurang sekali dalam

menggunakan media yang bervariasi. Guru lebih banyak

menggunakan PPT sebagai media pembelajaran. Hal ini

menyebabkan peserta didik menjadi bosen karena tidak

ada variasi media maupun pola interaksi dan kegiatan

pembelajaran.

Guru diharapkan dalam aspek keterampilan

mengadakan variasi baik metode maupun media lebih

kreatif lagi. Sehingga peserta didik dalam menerima

pelajaran kimia lebih mudah dan tidak menimbulkan

rasa bosan. Prosentase skor rata-rata aspek variasi

dalam mengajar media dan alat bantu disajikan dalam

Tabel 4.7.

Tabel 4.7

63

Aspek Variasi Dalam Menggunakan Media Dan Alat

Bantu Pengajaran

Indikator % Kriteria

1) Guru menggunakan alat atau bahan yang dapat dilihat, antara lain grafik/ bagan/ poster/ gambar/ film/ dan slide

75 % Cukup

2) Guru menggunakan alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan, antara lain peragaan guru dengan peserta didik model dan patung.

0 % Kurang sekali

3) Guru menggunakan alat atau bahan yang dapat didengar dalam proses mengajar

25 % Kurang sekali

Rata-rata 33 % Kurang sekali

Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa prosentase

skor rata-rata guru dalam menggunakan media dan alat

dalam proses pembelajaran baru mencapai 33%,

dengan kategori kurang sekali. Dikatakan kurang sekali

karena, media yang digunakan dalam pembelajaran

hanya media yang dapat dilihat contoh PPT, bagan, dan

grafik. Terlihat guru tidak tampak menggunakan alat

atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi dan

digerakkan dan diperoleh rata-rata sebesar 0%, dengan

kategori sangat kurang. Menurut Bu Titin, guru harus

menyiapkan materi kimia dengan media yang

menunjang belajar peserta didik. Guru lebih banyak

menggunakan media PPT, dengan alesan mudah

64

pembuatan dan tidak butuh waktu yang lama

(lampiran1:1.3)

d. Keterampilan Menutup Pelajaran

Aspek yang dinilai dari keterampilan menutup

pelajaran dalam penelitian ini, yakni supaya

memberikan suatu gambaran menyeluruh tentang apa

yang telah dipelajari oleh peserta didik. Berdasarkan

Tabel 4.8 terlihat prosentase skor rata-rata pada aspek

keterampilan menutup pelajaran diperoleh 44%.

Artinya, pada aspek keterampilan ini berada dikategori

kurang sekali karena sebagian guru dalam menutup

pelajaran tidak memberikan tinjauan kembali tentang

materi kimia yang sudah dipelajari dan tidak ada

evaluasi pada saat akhir pelajaran. Keterampilan

menutup pelajaran merupakan keterampilan yang

sangat penting karena untuk mengetahui sejauh mana

pamahaman peserta didik setelah mengikuti materi

yang diajarkan oleh guru. Prosentase skor rata-rata

aspek Keterampilan Dasar Mengajar guru disajikan

dalam Tabel 4.8.

65

Tabel 4.8

Prosentase Skor Rata-Rata Keterampilan Menutup

Pelajaran

Aspek yang dinilai % Kategori

1. Guru memberikan tinjauan kembali tentang materi yang sudah dipelajari

35% Kurang Sekali

2. Guru mampu memberikan evaluasi tentang mata pelajaran yang sudah dipelajari

44% Kurang sekali

Rata-rata 44% Kurang sekali

Berdasarkan Tabel 4.8 terlihat bahwa aspek guru

dalam memberikan tinjauan kembali materi yang sudah

dipelajari masih kurang sekali dengan prosentase skor

rata-rata 35%. Artinya, aspek ini mendapatkan

persentase paling kecil dengan kategori “sangat

kurang”. Dikatakan kurang karena kebanyakan guru

tidak menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Pada

saat bel berbunyi guru langsung menutup pelajaran

tanpa review materi yang diajarkan. Seharusnya guru

memberikan kesimpulan materi dan memberikan

evaluasi pemahaman dari materi yang telah dipelajari

supaya dapat mengetahui peserta didik akan materi

yang sudah dipelajari. Prosentase skor rata-rata

indikator guru dalam memberikan tinjauan kembali

66

tentang materi yang sudah dipelajari yang disajikan

dalam Tabel 4.9.

Tabel 4.9

Aspek Guru Memberikan Tinjauan Kembali Tentang

Materi Yang Sudah Dipelajari

Indikator % Kriteria

1. Guru mengajak peserta didik meninjau kembali pelajaran yang telah diberikan dengan merangkum inti pokok pelajaran dengan benar jelas, dan mudah dipahami, peserta didik

62 % Cukup

2. Guru mengajak peserta didik membuat ringkasan bahan pelajaran yang telah dilakukan secara lisan maupun tertulis dengan benar, jelas dan mempermudah peserta didik dalam belajar

19 % Kurang sekali

3. Guru mengajak peserta didik untuk mendeskripsikan dan dapat mengaitkan materi selnjutnya

25 % Kurang sekali

Rata-rata 35 % Kurang sekali

Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa indikator

guru mengajak peserta didik membuat ringkasan bahan

pelajaran yang telah dilakukan secara lisan maupun

tertulis dengan benar mendapat prosentase skor rata-

67

rata sebesar 19% berada dalam kategori kurang sekali.

Hal ini teramati dalam hal observasi pada saat bel

berbunyi guru langsung menutup pelajaran tanpa

mengajak peserta didik untuk membuat ringkasan

secara lisan ataupun secara tertulis. Hal ini

menyebabkan peserta didik banyak yang lupa akan

materi yang telah diajarkan, karena guru tidak

melakukan riview materi kimia dengan cara lisan

maupun tertulis

Berdasarkan uraian setiap aspek keterampilan

dasar mengajar menujukkan bahwa keterampilan dasar

mengajar guru kimia perlu di evaluasi lagi. Salah satu

caranya yakni meningkatkan peran MGMP MIPA di MAN

Kota Tegal guna memperbaiki kualitas mengajar guru

kimia. Disamping itu juga perlu adanya kegiatan seperti

seminar atau workshop yang topiknya atau tujuannya

untuk meningkatkan kualitas keterampilan dasar

mengajar guru kimia.

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di MAN Kota Tegal

tentang keterampilan dasar mengajar guru kimia yang

mengikuti MGMP MIPA dapat disimpulkan bahwa

rata-rata dalam ketiga keterampilan dasar mengajar

(keterampilan membuka dan menutup, keterampilan

bertanya, dan keterampilan mengadakan variasi)

sebesar 54% dengan kategori kurang sekali.

Keterampilan yang dinilai yaitu keterampilan

membuka pelajaran sebesar 61% (cukup),

keterampilan bertanya sebesar 56% (kurang),

keterampilan mengadakan variasi sebesar 53%

(kurang sekali), dan keterampilan menutup pelajaran

44% (kurang sekali).

Kurangnya keterampilan dasar mengajar yang

muncul pada guru kimia karena guru belum bisa

dikatakan menerapkan keterampilan mengajar guru.

Sehingga peserta didik kurang minat dalam pelajaran

kimia dan peserta didik merasa sulit memahami

materi kimia yang diajarkan.

70

B. Saran

Setelah penilitian ini dilakukan dan dianalisis, guna

perbaikan kualitas dan keberlajutan atau

kesinambungan penelitian yang serupa maka dapat

disarankan sebagai berikut:

1. Penambahan oberserver dalam mengobservasi

KDM

2. Perlu evaluasi terhadap aspek KDM yang lain yaitu

keterampilan kelompok kecil, keterampilan

membimbing diskusi kecil, keterampilan memberi

pengutan, keterampilan menjelaskan, dan

keterampilan mengelola kelas

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, N. R. (2007). Studi Deskriptif Tentang Kemampuan Guru

Rumpun PAI dalam Menerapkan 8 Keterampilan

Mengajar Bagi Guru MTs Mu’alimin Mu’alimat Rembang

Tahun Ajaran 2010-2011. Semarang: UIN Walinsongo

Semarang.

Departemen Agama, R. (2010). aL-QURAN DAN TAFSIRNYA

JILID 1. Jakarta: Lentera Abadi.

Hidayati, I. N. (2013). Jawa, Implementasi Keterampilan Dasar

Mengajar Guru Mata Pelajaran Bahasa Jawa di SMP N 1

Semarang. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Jihad, S. d. (2013). Menjadi Guru Profesional : Strategi

Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas di Era

Globalisasi. Jakarta: Esensi.

Juanda, A. (2015). Kendala Musyawarah Guru Mata Pelajaran

(Mgmp) Ips Dalam Mengembangkan Kompetensi

Profesional Dan Pedagogi Guru Ips Smp Di Kabupaten

Sleman Tahun 2013/2014. Yogyakarta: Universitas

Negeri Yogyakarta.

Kusaeri, S. (2012). Pengukuran dan Penilaian Pendidikan.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Meleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2013). Menjadi Guru Profesional Menciptakan

Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2013). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyatun. (2014). Analisis Keterampilan Dasar Mengajar

Mahasiswa Calon Guru Kimia (Studi Pada Praktik

Pengalaman Lapangan Mahasiswa Tadris Kimia).

Phenomenon.

Mustafa, J. (2011). Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

NASIONAL, D. P. (2008). Standar Pengembangan Kelompok

Kerja Guru (KKG) Musywarag Guru mata Pelajaran

(MGMP). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Republik Indonesia.

Oding, S. (2008). Kerampilan Dasar Mengajar Guru Bagi Guru

Baru. Banten: STKIP Setia Budhi Rangkasbhitung.

Payong, M. R. (2011). Sertifikasi Profesi Guru. Jakarta: PT

Indeks.

Purwanto, N. (2001). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi

Pengajaran . Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sumiah, N. (2013). Analisis Keterampilan Mengajar Guru dalam

Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran

Ekonomi di SMA. Pontianak: Universitas Tanjung Pura.

Suprihatiningrum, J. (2014). Guru Profesional Pedoman Kinerja,

Kualifikasi, & Kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media.

Suwarna, d. (2006). Pengajaran Mikro: Pendekatan Praktis

dalam Menyiapkkan Pendidik Profesional. Jakarta: Tiara

Wacana.

Trianto. (2006). Tinjauan Yuridis Hak Sera Kewajiban Pendidik

Menurut UU Guru dan Dosen. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Usman, U. (2013). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Lampiran 1

CATATAN LAPANGAN

No. Keterampilan yang diamati Catatan lapangan oleh observer 1. Keterampilan Membuka Dan

Menutup Pelajaran 1.1 Guru sudah menunjukkan

kesiapan dalam mengajar 1.2 Guru menanyakan kabar 1.3 Suara sudah lantang dan

artikulasi dalam mengajar sudah baik

1.4 Guru melakukan motivasi sehingga peserta didik berantusias dalam pembelajaran

1.5 Guru menggunakan sumber bervariasi contoh buku kimia erlangga

1.6 Media yang digunakan sudah menggunakan PPT

1.7 Interaksi dalam pembelajaran masih metode ceramah

1.8 Guru sudah menggunakan metode diskusi

1.9 Guru tidak mengaitkan materi dengan lingkungan

1.10 Guru tidak melakukan apersepsi

1.11 Tidak ada tujuan pembelajaran, dan kompetensi dasar.

1.12 Guru tidak mengaitkan lingkungan disekitar dengan materi

1.13 Guru tidak meriview materi yang sudah

diajarkan 1.14 Guru tidak memberikan

pertanyaan singkat, sebelum masuk materi

1.15 Guru tidak mengajak peserta didik untuk membuat suatu ringkasan materi yang telah diajarkan

1.16 Guru tidak melakukan evaluasi

1.17 Guru memberikan tugas di rumah

1.18 Guru tidak ada refleksi kepada peserta didik

2. Keterampilan Bertanya 2.1 Guru tidak menggunakan bobot pertanyaan dalam memberikan pertanyaan

2.2 Guru tidak memberikan stimulus dalam memberikan pertanyaan

2.3 Guru memberikan pertanyaan lacak seperti “taukah anda bahan apa saja yang terdapat di aki?”

2.4 Guru memberikan kesempatan berfikir kepada peserta didik

2.5 Guru menggunakan kata “perhatian” sebagai pemusat perhatian peserta didik

2.6 Guru melihat kemampuan peserta didik dalam membuat pertanyaan.

3. Keterampilan Mengadakan Variasi

3.1 Guru memberikan variasi seperti nada suara, dan

kecepatan dalam suara 3.2 Media yang digunakan

pembelajaran yaitu PPT 3.3 Pola yang digunakan satu

arah yaitu metode ceramah.

3.4 Guru menggunakan metode diskusi

3.5 Tidak variasi hanya metode ceramah

Lampiran 2

HASIL ASPEK KETERAMPILAN YANG DIOBSERVASI

1. Keterampilan Membuka Pelajaran

Hasil Observersi

Guru

Keterampilan membuka pelajaran

1 2 3 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

A

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

2 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1

3 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0

4 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

1

B

1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0

2 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0

3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0

4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

1

C

1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1

2 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0

3 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0

4 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1

1

D

0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1

2 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1

3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0

4 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1

Skor 13 12 11 14 11 12 9 8 10 8 10 8

Nilai Max 16

Presentase 81% 75% 69% 88% 69% 75% 56% 50% 63% 50% 63% 50%

2. Keterampilan Bertanya

Hasil Observersi

Guru

Keterampilan bertanya

1 2 3

1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

A

1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 1 1 1 0 1 1 0 0 0

3 1 0 0 1 0 0 1 1 0

4 0 1 0 1 1 0 1 1 0

1

B

1 0 1 1 1 1 0 0 1

2 1 0 1 0 1 1 0 0 0

3 1 0 0 0 0 0 1 1 1

4 0 1 0 1 1 0 1 1 1

1

C

0 1 0 1 1 1 0 0 0

2 1 0 1 0 0 1 1 1 1

3 1 0 1 1 1 0 1 0 1

4 0 0 0 1 1 0 1 1 0

1

D

0 0 0 1 1 1 0 0 1

2 0 1 1 0 1 1 0 0 1

3 1 0 1 1 0 0 0 0 1

4 1 0 0 1 1 0 0 0 1

Skor 10 6 8 11 12 8 8 7 10

Nilai Max 16

Presentase 63% 38% 50% 69% 75% 50% 50% 44% 63%

3. Keterampilan Mengadakan Variasi

Hasil Observersi

Guru

Keterampilan mengadakan variasi

1 2 3

1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

A

1 1 1 1 0 1 1 1 0

2 1 1 1 0 0 0 1 1 0

3 1 1 0 1 0 0 1 0 0

4 1 0 0 1 0 1 1 0 0

1

B

0 1 1 1 0 1 1 1 0

2 1 1 1 0 0 0 1 1 0

3 1 0 0 1 0 0 1 1 0

4 1 1 1 1 0 0 1 0 0

1

C

1 0 0 1 0 0 1 1 0

2 0 1 1 1 0 0 1 1 0

3 1 1 1 0 0 1 1 0 0

4 1 0 1 1 0 0 1 1 0

1

D

1 1 1 1 0 0 1 1 0

2 1 1 1 1 0 0 1 1 0

3 0 1 1 0 0 0 1 0 0

4 1 1 0 1 0 0 1 1 0

Skor 13 12 11 12 0 4 16 11 0

Nilai Max 16

Presentase 81% 75% 69% 75% 0% 25% 100% 69% 0%

4. Keterampilan Menutup Pelajaran

asil Observersi

Guru

Keterampilan menutup pelajaran

1 2

1 2 3 1 2 3

1

A

1 1 1 1 1 0

2 1 0 0 1 1 0

3 0 1 1 1 0 0

4 1 0 0 0 1 0

1

B

1 0 0 1 1 0

2 0 0 0 0 0 0

3 1 0 1 1 1 0

4 0 1 0 1 0 0

1

C

1 0 0 0 1 0

2 0 0 0 1 0 0

3 1 0 0 1 1 0

4 1 0 1 1 1 0

1

D

0 0 0 0 0 0

2 1 0 0 0 1 0

3 0 0 0 1 0 0

4 1 0 0 1 1 0

Skor 10 3 4 11 10 0

Nilai Max 16

Presentase 63% 19% 25% 69% 63% 0%

Lampiran 3

HASIL WAWANCARA

Wawancara dengan guru kimia yang dilakukan 2 kali:

1. Wawancara pada saat pra riset

Daftar Pertanyaan:

1.1 Kira-kira dalam melakukan keterampilan

membuka dan menutup. Apa yang dilakukan

oleh guru kimia dalam membuka pelajaran?

apakah sudah sesuai dengan buku panduan?

1.2 Kira-kira guru dalam melakukan

keterampilan bertanya. Apakah sudah sesuai

dengan panduan dalam keterampilan

bertanya?

1.3 Menurut guru-guru, kira-kira dalam

mengadakan variasi media apa yang sering

digunakan? Interaksi apa yang sering

digunakan dalam pembelajaran?

1.4 Peran apa saja yang dilakukan MGMP kimia

dalam memperbaiki kualitas guru?

Hari/tanggal/jam : Senin, 9 Mei 2016

Lokasi : MAN Kota Tegal

Sumber data : Guru kimia

Jawaban:

1.1 Masih kurang dalam menerapkan keterampilan

dasar mengajar pada pembelajaran. Disebabkan

melihat dari kondisi kelas. Guru menggunakan

keterampilan membuka dan menutup sebagai

pemusat perhatian, sebagai mempersiapkan

mental bagi peserta didik dan mengetest

kemampuan peserta didik yang telah diajarkan.

Pada saat guru masuk kelas kemudian

menanyakan kabar guru tidak melayangkan

apersepsi ke PD, guru langsung materi kimia.

1.2 Keterampilan bertanya yang dilakukan guru kimia

masih kurang disebabkan guru masih

menggunakan bobot pertanyaan C1. Guru masih

melihat kemampuan peserta didik. jika terlalu

berat dalam memberikan pertanyaan, peserta

didik tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut.

Guru dalam membuat pertanyaan dengan cara

mengaitkan sesuatu yang diharapkan peserta didik

dapat menjawab pertanyaan.

1.3 Pada keterampilan ini guru lebih banyak

menggunakan media PPT. Dikarenakan media PPT

mudah dibuat dan lebih efisien waktu. Oleh sebab

itu guru jarang menggunakan media lain. Interaksi

yang sering digunakan adalah interaksi satu arah

(metode caramah).

1.4 Peran MGMP di MAN Kota Tegal sudah bekerja

dalam memperbaiki kualitas guru. Setiap 4 bulan

sekali MGMP mengadakan evaluasi terkait kinerja

guru.

2. Wawancara pada saat riset

Daftar Pertanyaan

2.1 Kira-kira dalam proses pembelajaran.

Keterampilan dasar mengajar kira-kira

penting tidak dalam proses pembelajaran di

MAN Kota Tegal?

2.2 Apa saja kontribusi MGMP dalam

memperbaiki kualitas guru?

2.3 Bagaimana keadaan seorang peserta didik

jika guru tidak melakukan KDM?

Hari/tanggal/jam : Senin, 20 Oktober 2016

Lokasi : MAN Kota Tegal

Sumber data : Guru MGMP MIPA dan Peserta

didik

Jawaban

2.1 Guru dalam menerapkan keterampilan masih

kurang. Pada kenyataannya guru di MAN Kota

Tegal khususnya mata pelajaran kimia masih

bertahap mas. Guru masih sebagai sumber utama

dikarenakan peserta didik belum bisa mencari

ilmu sendiri.

2.2 Pada dasarya peran MGMP sudah

memperbaiki kualitas guru dengan perlahan.

Dengan berbagai cara dalam memperbaiki

kualitas guru seperti: mengikuti topik atau tujuan

dalam memperbaiki kualitas guru,

2.3 Merasa bosan dan pusat perhatian menjadi

kurang. Dikarenakan membuat ngantuk dan

materi yang diajarkan tidak dapat masuk.

Lampiran 4

Hasil Perhitungan Indikator KDM disajikan sebagai berikut:

4.1 Hasil observasi keterampilan membuka pelajaran

indikator guru mampu menarik perhatian

Indikator Rata-

rata

Prosentase Kriteria

1. Guru menggunakan

media

81,25 81% Baik

2. Guru menggunakan

berbagai sumber

belajar yang bervariasi

0,75 75% Cukup

3. Guru menggunakan

pola interaksi belajar-

mengajar yang

bervariasi

0,6875 69% Cukup

Rata-rata 0,75 75% Baik

4.2 Hasil observasi aspek keterampilan membuka pelajaran

indikator guru dapat menimbulkan motivasi belajar peserta

didik

Indikator Rata-

rata

Prosentase Kriteria

1. Guru keliatan segar,

gerak cepat (penuh

semangat), antusias

tinggi dan suara lantang

dalam membuka

pelajaran.

0,875 88% Baik

2. Guru dapat

menimbulkan rasa ingin

tahu siswa terhadap

materi yang akan

dipelajari ditandai

dengan adanya

pertanyaan singkat dari

siswa, keantusiasan

dalam belajar, dan

tingginya perhatian

siswa terhadap materi

yang dipelajari.

0,6875 69% Cukup

3. Guru memberikan

motivasi berupa kata-

kata bijak.

0,75 75% Cukup

Rata-rata 0,77 77% Baik

4.3 Hasil observasi aspek keterampilan membuka pelajaran

indikator guru memberi acuan terhadap

pembelajaran yang akan dilakukan.

Indikator Rata-

rata

Prosentase Kriteria

1. Guru mengemukakan

kompetensi dasar/

tujuan pembelajaran/

indikator hasil belajar/

mereview tugas yang

diberikan oleh guru

0,5625 56% Kurang

2. Guru pada awal

pembelajaran atau pada

saat-saat tertentu selama

pembelajaran

mengarahkan peserta

didik cara belajar atau

cara mengerjakan tugas,

peserta didik akan

diarahkan cara

belajarnya atau cara

dalam mengerjakan

tugas-tugas.

0,5 50% Kurang

sekali

3. Guru mengajukan

pertanyaan singkat

kepada peserta didik,

sebelum menjelaskan

materi.

0,625 63% Cukup

Rata-rata 0,563 56% Kurang

4.4 Hasil observasi aspek keterampilan membuka pelajaran

indikator guru mampu membuat kaitan tentang materi yang

akan diajarkan.

Indikator Rata-

rata

Prosentase Kriteria

1. Guru mengajukan

pertanyaan apersepsi

terkait materi yang akan

dipelajari.

0,5625 50% Kurang

2. Guru dapat mengulas

sepintas garis besar isi

pelajaran yang telah

dipelajari.

0,625 63% Cukup

3. Guru dapat mengaitkan

materi yang diajarkan

dengan lingkungan

disekitar dan dapat

menghubungkan bahan

pelajaran yang sejenis

dan berurutan.

0,5 50% Kurang

sekali

Rata-rata 0,56 54% Kurang

4.5 Hasil observasi aspek keterampilan bertanya

indikator tentang bobot kejelasan dan kaitan bertanya

Indikator Rata-

rata

Prosentase Kriteria

1. Guru memberikan

pertanyaan secara jelas dan

singkat

0,625 63% Cukup

2. Guru mengajukan

pertanyaan dengan bobot

kemampuan pemahaman

dari tingkat rendah ke

tingkat tinggi C1-C6

0,375 38% Kurang sekali

3. Guru perlu memberikan

stimulus berupa pertanyaan

atau penjelasan singkat

berisi informasi yang sesuai

dengan jawaban yang

diharapkan.

0,5 50% Kurang sekali

Rata-rata 0,5208 50% Kurang sekali

4.6 Hasil observasi aspek keterampilan bertanya

indikator pemusatan perhatian

Indikator Rata-

rata

Prosentase Kriteria

1. Guru mengajukan

pertanyaan yang

ruang lingkupnya

luas, menunggu

jawaban peserta

didik, dan

dilajutkan ke

pertanyaan yang

lebih spesifik.

0,6875 69% Cukup

2. Guru mengajukan

pertanyaan dengan

kata-kata pemusat

perhatian,

misalnya:

“perhatikan”.

0,75 75% Cukup

3. Guru mengajukan

pertanyaan

pelacak.

0,5 50% Kurang

sekali

Rata-rata 0,645 65% Cukup

4.7 Hasil observasi aspek keterampilan bertanya indikator

pemberian kesempatan berfikir dan pemberian

tuntutan.

Indikator Rata-

rata

Prosentase Kriteria

1. Guru mengajukan

beberapa pertanyaan

kepada peserta didik

dengan memberi

kesempatan untuk

menjawab pertanyaan

0,5 50% Kurang

sekali

2. Guru membuat

pertanyaan dengan

memperhitungkan

kemampuan berfikir

peserta didik

0,4375 44% Kurang

sekali

3. Guru menawarkan

pertanyaan yang lebih

sederhana, dengan

jawaban yang dapat

menuntun peserta

didik menemukan

jawaban pesertanyaan

semula.

0,625 63% Cukup

Rata-rata 0,52 52% Kurang

sekali

4.8 Hasil observasi keterampilan mengadakan variasi

indikator dalam gaya mengajar guru

Indikator Rata-

rata

Prosentase Kriteria

1. Guru memberikan variaisi

dalam nada suara/volume

suara/ kecepatan suara/

tekanan pada kata-kata

tertentu.

0,8125 81% Baik

2. Guru memusatkan perhatian

peserta didik pada hal-hal

yang dianggap penting.

Misalnya dengan perkataan

“perhatikan ini dengan baik-

baik” atau “perhatikan

dengan baik” ini agak sulit

dimengerti.

0,75 75% Cukup

3. Guru melakukan kontak

pandang dan gerak

0,6875 69% Cukup

Rata-rata 0,75 75% Cukup

4.9 Hasil observasi keterampilan mengadakan variasi

indikator dalam menggunakan media dan alat bantu

pengajaran.

Indikator Rata-

rata

Prosentase Kriteria

1) Guru menggunakan

alat atau bahan yang

dapat dilihat, antara

lain grafik/ bagan/

poster/ gambar/

film/ dan slide

0,75 75% Cukup

2) Guru menggunakan

alat atau bahan yang

dapat diraba,

dimanipulasi, dan

digerakkan, antara

lain peragaan guru

dengan peserta didik

model dan patung.

0 0% Kurang

sekali

3) Guru menggunakan

alat atau bahan yang

dapat didengar dalam

proses mengajar

0,25 25% Kurang

sekali

Rata-rata 0,33 33% Kurang

sekali

4.10 Hasil observasi keterampilan mengadakan variasi

dalam indikator pola interaksi dan kegiatan peserta

didik

Indikator Rata-

rata

Prosentase Kriteria

1. Jika nilai 1 : guru

menggunakan pola interaksi

guru-murid (satu arah)

1 100% Baik

sekali

2. Jika nilai 2 : guru

menggunakan pola interaksi

guru-murid-guru

0,6875 69% Cukup

3. Jika nilai 3 : guru

menggunakan pola interaksi

melingkar

0 0% Kurang

sekali

Rata-rata 0,5625 56% Kurang

4.11 Hasil observasi keterampilan menutup pelajaran

indikator Guru memberikan tinjauan kembali tentang

materi yang sudah dipelajari

Indikator Rata-

rata

Prosentase Kriteria

4.11 Guru mengajak peserta

didik meninjau kembali

pelajaran yang telah

diberikan dengan

merangkum inti pokok

pelajaran dengan benar

jelas, dan mudah

dipahami, peserta didik

62,5 62% Cukup

4.12 Guru mengajak peserta

didik membuat

ringkasan bahan

pelajaran yang telah

dilakukan secara lisan

maupun tertulis dengan

benar, jelas dan

mempermudah peserta

didik dalam belajar

18,75 19% Kurang sekali

4.13 Guru mengajak peserta

didik untuk

mendeskripsikan dan

dapat mengaitkan materi

selnjutnya

0,25 25% Kurang sekali

Rata-rata 0,35 35% Kurang sekali

4.12 Hasil observasi keterampilan menutup pelajaran

indikator Guru Guru mampu memberikan evaluasi

tentang mata pelajaran yang sudah dipelajari.

Indikator Rata-

rata

Prosentase Kriteria

1. Guru memberikan tugas

individu maupun tugas

kelompok sesuai dengan pokok

bahasan yang telah dipelajari

0,6875 69% Cukup

2. Guru memberikan pertnyaan

secara tertulis maupun lisan

kepada siswanya untuk

mengethui capaian hasil belajar

peserta didik terhadap

pembelajaran yang telah

dilakukan.

0,625 63% Cukup

3. Guru meminta pendapat

peserta didik untuk

memberikan komentar

mengenai keefektifan

pembelajaran yang telah

dilakukan, kesesuaian metode

yang digunakan, serta meminta

pendapat peserta didik

mengenai pembelajaran yang

akan datang. (Refleksi)

0 0% Kurang sekali

Rata-rata 0,4375 44% Kurang sekali

LAMPIRAN 5

FOKUS MASALAH PENELITIAN

Fokus Sub Fokus Komponen Sumber data

Metode

3 Keterampilan Dasar Mengajar Guru Kimia

1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Membangkitkan perhatian/minat siswa

Menimbulkan motivasi

Memberi acuan/struktur

Menunjukkan kaitan

Meninjau kembali

Mengevaluasi Memberi

dorongan psikologi/social

Guru Kimia Man Kota Tegal

1. Observasi 2. Catatan

lapangan 3. Dokumentasi

2. Keterampilan bertanya

Kejelasan dan kaitan pertanyaan

Kecepatan dan selang waktu

Arah dan distribusi penunjukkan (penyebaran)

Teknik penguatan

Teknik menuntun

Teknik menggali

Pemusatan dan pindah gilir

Guru Kimia Man Kota Tegal

1. Observasi 2. Catatan

lapangan 3. dokumentasi

3. Keterampilan menggunakan variasi

Variasi mengajar

Variasi media pengajaran

Interaksi pembelajaran

Guru Kimia Man Kota Tegal

1. Observasi 2. Catatan

lapangan 3. dokumentasi

Lampiran 6

Surat Riset

Lampiran 7

Lembar observasi pada saat riset

Lampiran 8

Daftar Guru Kimia :

1. Maskuri, S.Pd

2. Titin Supriatin, S.Pd

3. Marfu'ah, S.Pd

4. Fatihah, S.Pd

Lampiran 8

Dokumentasi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama : Amanda Alif Habibie

2. TTL : Tegal, 1 Desember 1993

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Agama : Islam

5. NIM : 123711008

6. Alamat Rumah : Jalan Pala Barat 1 blok C 36 Mejasem

Barat Kabupaten Tegal

7. No HP : 085865131069

8. E-mail : alifbejo8484@@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. TK Al Irsyad (Lulus Tahun 2000)

b. SD N MKK 1 Kota Tegal (Lulus Tahun 2006)

c. SMP N 2 Kota Tegal (Lulus Tahun 2009)

d. MAN Kota Tegal (Lulus Tahun 2012)

e. UIN Walisongo Semarang

2. Pendidikan non Formal

Semarang, 12 Juni 2017

Amanda Alif Habibie

123711008