analisis kelayakan finansial usahatani pepaya di … siti nuradinah.pdfsuatu usaha yang mereka...

12
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA DI DESA TANGKIT KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI JURNAL SITI NURADINAH JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2018

Upload: others

Post on 19-Dec-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA DI … siti nuradinah.pdfsuatu usaha yang mereka jalani, dengan melakukan perhitungan-perhitungan sederhana sehingga dapat memberikan

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA

DI DESA TANGKIT KECAMATAN SUNGAI GELAM

KABUPATEN MUARO JAMBI

JURNAL

SITI NURADINAH

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2018

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA DI … siti nuradinah.pdfsuatu usaha yang mereka jalani, dengan melakukan perhitungan-perhitungan sederhana sehingga dapat memberikan

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA

DI DESA TANGKIT KECAMATAN SUNGAI GELAM

KABUPATEN MUARO JAMBI

Siti Nuradinah 1)

Dewi Sri Nurchaini2)

Elwamendri2)

Jurnal

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2018

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA DI … siti nuradinah.pdfsuatu usaha yang mereka jalani, dengan melakukan perhitungan-perhitungan sederhana sehingga dapat memberikan

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA

DI DESA TANGKIT KECAMATAN SUNGAI GELAM

KABUPATEN MUARO JAMBI

SITI NURADINAH

D1B013089

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Dewi Sri Nurchaini, M.P. Ir. Elwamendri, M.Si.

NIP. 196311301989092002 NIP. 196705091993031002

Mengetahui,

Ketua Jurusan/Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Ir. Emy Kernalis, M.P. NIP. 195905201986032002

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA DI … siti nuradinah.pdfsuatu usaha yang mereka jalani, dengan melakukan perhitungan-perhitungan sederhana sehingga dapat memberikan

1

Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Pepaya Di Desa Tangkit Kecamatan Sungai Gelam

Kabupaten Muaro Jambi

Siti Nuradinah1) Dewi Sri Nurchaini2) dan Elwamendri2) 1) Alumni Jurusan Agribisnis Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unja

2) Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan (1) untuk mengetahui gambaran umum saat ini

usahatani pepaya di Desa Tangkit Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro jambi, (2) untuk menganalisi kelayakan finansial usahatani pepaya di Desa Tangkit Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro jambi, (3) untuk menganalisis sensitivitas usahatani pepaya pepaya di Desa Tangkit Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro jambi apabila terjadi perubahan pada faktor-faktor yang mempengaruhi manfaat dan biaya. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan pertimbangan bahwa Desa Tangkit merupakan satu-satunya Desa yang mengusahakan komoditi pepaya di Kecamatan Sungai Gelam. Metode pengambilan sampel menggunakan metode Total Sampling dengan jumlah responden sebanyak 65 petani. Analisis data menggunakan metode analisis deskriftif, kemudian menggunakan analisis kriteria investasi menggunakan NPV, IRR, Net B/C ratio, payback period dan analisis sensitivitas dengan menggunakan Switching Value. Kondisi usahatani di daerah penelitian cenderung mengalami penurunan jumlah pohon, dikarenakan tanaman banyak yang telah ditebang akibat faktor hama ataupun penyakit. Usahatani pepaya di Desa Tangkit dapat disimpulkan layak secara finansial berdasarkan analisis yang telah dilakukan. Waktu pengembalian modal selama 1 tahun 5 bulan. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usahatani pepaya tidak peka terhadap kenaikan harga dan penurunan penjualan. Kata kunci: Kelayakan Finansial, Sensitivitas, Usahatani Pepaya.

ABSTRAK This research is done with purpose (1) to know the current general picture of papaya farming in the village tangkit subdistrict river gelam muaro jambi district. (2) to analyze the financial feasibility of papaya farming in the village tangkit subdistrict river gelam muaro jambi district (3) to analyza the sensitivity of papaya farming in the village tangkit subdistrict river gelam muaro jambi district, if the event of any change in factors affecting benefits and costs. Site selection is done deliberately with the consideration that the village tangkit is the only village that cultivate papaya commodities in subdistrict river gelam. sampling method uding total sampling method with 65 respondents. Data analysis using descriptive analysis, then use the analysis of investment criteria using NPV, IRR, Net B/C ratio, Payback Period and sensitivity analysis using switching value. Farming condition in the study area tend to decrease the number of trees, because many plants have been cut down due to pest and disease factors. Farming in the tangkit village can be concluded financially feasible based on the analysis that has been done. Payback period for 1 year 5 month. Sensitivity analysis show that papaya farming is not sensitive to price increases and sales decline.

Keyword : financial feasibility, sensitivity, papaya farming.

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA DI … siti nuradinah.pdfsuatu usaha yang mereka jalani, dengan melakukan perhitungan-perhitungan sederhana sehingga dapat memberikan

2

Pendahuluan

Kabupaten Muaro Jambi merupakan daerah yang cocok untuk pertumbuhan pepaya, hal ini dikarenakan iklim yang tropis dengan curah hujan yang cukup sepanjang tahun. Pada tiap Kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi telah mengembangkan usahatani pepaya (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa Kecamatan Sungai Gelam memiliki luas lahan tertinggi dibandingkan Kecamatan lainnya. Luas lahan di Kecamatan Sungai Gelam mencapai 82.67% dari total luas lahan di Kabupaten Muaro Jambi. Di Kecamatan Sungai Gelam hanya ada satu Desa yang membudidayakan tanaman pepaya, yakni Desa Tangkit. Hal ini dikarenakan Desa Tangkit menjadikan tanaman hortikultura khususnya pepaya sebagai komoditi unggulan.

Harga input pada usahatani pepaya tidak terlalu tinggi, meski demikian di Desa Tangkit masih sedikit petani yang tertarik mengusahakan komoditi pepaya sebagai komoditi utama. Padahal Desa tangkit merupakan penyumbang terbesar tersedianya buah pepaya di Kabupaten Muaro Jambi. Data tahun 2015 menunjukkan bahwa perkembangan harga pepaya tidak stabil, terjadi penurunan harga pada triwulan ke 3 dan kembali naik pada triwulan 4 (lampiran 4). Hal inilah yang menjadi dasar penulis melakukan penelitian di Desa Tangkit.

Permintaan akan buah pepaya banyak berdatangan dari pasar tradisional, rumah-rumah makan, dan pedagang-pedagang buah yang ingin menambah ragam dagangannya. Dalam berusahatani pepaya petani hendaknya mengetahui sejauh mana kelayakan dari suatu usaha yang mereka jalani, dengan melakukan perhitungan-perhitungan sederhana sehingga dapat memberikan manfaat yang layak, untuk itu diperlukan gambaran kelayakan investasi dengan pendekatan finansial yang dapat mengestimasi besarnya keuntungan atau manfaat yang diperoleh. Dengan demikian, penulis merasa perlu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Analisis Finansial Usahatani Pepaya Di Desa Tangkit Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro jambi”.

METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tangkit Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten

Muaro Jambi. Lokasi ini dipilih dengan sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa desa tersebut merupakan tempat yg memiliki produksi pepaya paling tinggi di Kabupaten Muaro Jambi dan satu-satunya Desa yang membudidayakan komoditi pepaya di Kecamatan Sungai Gelam. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 65 petani, dengan angka petani dibawah 100 maka, seluruh populasi dijadikan sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan Total Sampling.

Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui kondisi usahatani pepaya adalah Analisis Deskriptif. Metode yang digunakan untuk menghitung kelayakan finansial usahatani pepaya adalah analisis kriteria investasi yang terdiri dari NPV, Net B/C ratio, IRR, Payback Period

Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepekaan usahatani pepaya menggunakan metode analisis kuantitatif dan deskriptif. Analisis ini menghitung kepekaan analisis financial (NPV, Net B/C Ratio, IRR, Payback Period) terhadap perubahan yang terjadi pada harga faktor produksi dan harga hasil produksi serta dampak akhirnya pada kondisi kelayakan usahatani pepaya. Pengujian ini dilakukan dengan menggunkan nilai pengganti (switching value) sampai diperoleh NPV mendekati nol dan dicapai tingkat minimum dimana usaha dapat dilaksanakan dengan menentukan berapa besarnya proporsi manfaat bersih sekarang menjadi nol, NPV = 0 akan membuat IRR sama dengan tingkat suku bunga dan Net B/C sama dengan 1.

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA DI … siti nuradinah.pdfsuatu usaha yang mereka jalani, dengan melakukan perhitungan-perhitungan sederhana sehingga dapat memberikan

3

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Petani yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah petani pepaya. Petani responden didaerah penelitian rata-rata berada pada usia 46-50 tahun dengan tingkat pendidikan SD/Sederajat dan pengalaman berusahatani rata-rata 8-25 tahun serta jumlah tanggungan keluarga petani rata-rata adalah 4-5 orang. Kondisi Usahatani Pepaya

Kondisi usahatani pepaya di daerah penelitian saat ini cenderung mengalami penurunan jumlah pohon. Hal ini dikarenakan petani didaerah penelitian melakukan pembongkaran atau penebangan pada pohon yang rusak atau terserang virus. Hal ini dilakukan agar penyakit tidak menular pada pohon lainnya. Akan tetapi tingkat produksi lancar dan terus meningkat, sebab semakin tinggi atau tua umur pohon pepaya maka buahnya akan semakin banyak. Penggunaan Benih, Pupuk dan Obat-obatan

1. Benih, Biaya penggunaan benih merupakan biaya yang dikeluarkan untuk satu kali siklus tanam pepaya. Benih yang digunakan oleh petani di daerah penelitian pada umumnya didapat dari tempat penjualan buah terdekat. Rata-rata penggunaan benih untuk pepaya sebanyak 10 buah berukuran sangat besar atau setara dengan 250 gram biji pepaya perhektarnya.

2. Pupuk, penggunaan pupuk di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 1. Rata-Rata Penggunaan Pupuk Dalam Usahatani Pepaya Di Daerah Penelitian Tahun 2014-2017

Jenis Pupuk

Penggunaan Pupuk (Kg)

0 1 2 3

Kandang 2.961 1.350 278.46 0 NPK 26 0 0 0 Jumlah 2.987 1.350 278.46 0

3. Obat-obatan, rata-rata penggunaan obat-obatan oleh petani sampel pada usahatani pepaya adalah 1,6 tahun pertama, 1 botol tahun ke 2 dan tahun selanjutnya tidak lagi menggunakan. Penggunaan Alat Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Pepaya Biaya Usahatani, Biaya usahatani dalam penelitian ini dikumpulkan datanya selama satu bulan dari bulan Juni 2017 sampai bulan Juli 2017dengan mengandalkan kemampuan mengingat petani pada kebiasaannya dalam kegiatan berusahatani pepaya. Informasi mengenai biaya didukung oleh pengalaman petani selama melakukan proses produksi. Biaya usahatani pepaya di daerah penelitian adalah sebagai berikut: Biaya Investasi, biaya investasi dalam penelitian ini menjelaskan mengenai penggunaan biaya awal yang dikeluarkan pada saat akan melakukan usahatani Rata-rata biaya investasi yang dikeluarkan petani sampel di daerah penelitian adalah sebagai berikut:

Rata-rata biaya investasi yang dikeluarkan petani sampel untuk usahatani pepaya adalah sebesar Rp. 80.436.384.6. Komponen dengan persentase terbesar adalah lahan sebesar 87,92% dan upah tenaga kerja sebesar 6,97%. Biaya Produksi, biaya produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan petani untuk memperoleh faktor-faktor produksi serta bahan pendukung yang akan digunakan lainnya agar produksi dapat berjalan dengan baik sesuai denngan yang direncanakan. Adapun total biaya produksi merupakan penjumlahan dari seluruh biaya tetap dan biaya variable :

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA DI … siti nuradinah.pdfsuatu usaha yang mereka jalani, dengan melakukan perhitungan-perhitungan sederhana sehingga dapat memberikan

4

Biaya tetap, biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya biaya produksi. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani sampel di daerah penelitian yaitu Rp.285.892 Biaya variable, biaya variable adalah biaya yang besar kecilnya tergantung skala produksi. Rata-rata biaya variable ushatani pepaya benih 46.523,08, pupuk Rp. 1.662.769,23, obat-obatan Rp. 236.169,2 untuk tahun pertama. Biaya Tenaga Kerja

Rata-rata penggunaan tenaga kerja di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 7 berikut: Tabel 7. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Pepaya di Daerah Penelitian Tahun

2014-2017

Penggunaan Tenaga Kerja

Tahun ke 0 Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3

Rata-rata penggunaan

(HOK)

Rata-rata penggunaan

(HOK)

Rata-rata penggunaan

(HOK)

Rata-rata penggunaan

(HOK)

Penyiapan lahan 46.73 0 0 0 Pemupukan dasar

12.69 0 0 0

Penanaman 16.92 0 0 0 Pemupukan 0 23.90 11.30 0 Penyemprotan 6.61 6.61 0 0 Penyiraman 21.23 15 15 15 Pemanenan 8 68.67 135.27 68.67 Penebangan 0 0 5.66 5.66

Produksi, Harga, dan Penerimaan

Tabel 19. Rata-Rata Produksi, Harga, Penerimaan Usahatani Pepaya Petani Di Daerah

Penelitian Tahun 2014-2017

Periode Produksi (Kg) Harga (Rp) Penerimaan (Rp)

0 1.363.847

2.500

3.409.615,38

1 14.629,1

2.700

38.938.984,62

2 34.072,8

2.500

85.181.923,1

3 20.728,2

2.700

55.966.015,4

Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa produksi terbesar terjadi pada tahun ke 2

yaitu sebesar 34.072.8 Kg. Hal ini disebabkan karena ditahun ke 2 produksi pepaya sedang pada tahap optimal. Sedangkan produksi terkecil terjadi pada tahun ke 0 tepatnya pada usia tanam 9 bulan yaitu sebesar 1363.847 Kg. Hal ini dikarenakan pepaya baru mulai berproduksi, besarnya produksi dan penerimaan usahatani pepaya di daerah penelitian dapat dilihat pada (Lampiran 14) .

1.1.1. Pendapatan Usahatani Pepaya Pendapatan pada usahatani pepaya didaerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 20

sebagi berikut:

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA DI … siti nuradinah.pdfsuatu usaha yang mereka jalani, dengan melakukan perhitungan-perhitungan sederhana sehingga dapat memberikan

5

Tabel 20. Penerimaan, Biaya Produksi, Pendapatan Usahatani Pepaya Tahun 2014-2017

Tahun

Penerimaan

Biaya Produksi

Pendapatan

0 3.409.615 80.436.384,62 -77.026.769,23

1 38.938.984,62 6.750.277,02 32.188.707,69

2 85.181.923 5.171.538,45 79.724.492,33

3 55.966.015 4.466.923 51.213.200,02

Dari Tabel 20 diatas, dapat dilihat bahwa pendapatan ditahun ke 0 belum

menguntungkan karena tanaman masih awal berproduksi. Pada tahun ke 1 tanaman mulai menguntungkan dengan penerimaan sebesar Rp. 38.938.984,62 dan pendapatan 32.188.707,69. Pendapatan terbesar terjadi pada tahun ke 2 dengan besar pendapatan Rp. 79.724.492,33, nilai ini disebabkan oleh produksi tanaman pepaya yang mencapai optimal ditahun ke 2. Tahun ke 3 pendapatan mengalami penurunan sebesar Rp. 51.213.200,02 hal ini disebabkan faktor umur tanaman yang mengakibatkan produksinya menurun. Rincian nilai penerimaan, biaya produksi, dan pendapatan dapat dilihat pada (Lampiran 15).

1.2. Hasil Analisis Kelayakan Finansial

1.2.1. Arus Kas (cash flow) Arus kas (cash flow) menggambarkan aliran kas dalam wujud penerimaan sebagai

inflow dan pengeluaran atau biaya sebagai outflow. Pada tahun ke 0-3 arus kas dihitung berdasarkan data riil dari petani. Rata-rata biaya investasi adalah Rp. 80.436.384,6 yang merupakan rata-rata dari beberapa komponen biaya yang dikeluarkan pada saat awal akan melakukan usahatani sampai pada tanaman mulai berproduksi.

Sumber dana untuk biaya investasi berasal dari modal sendiri. Pemupukan dasar adalah bagian terpenting dalam budidaya pepaya yang akan menentukan kondisi buah.

Cash outflow adalah uang keluar yang dikeluarkan perusahaan dalam satu periode, untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan kegiatan usaha, seperti pembayaran cicilan utang dan bunga pinjaman, biaya produksi, biaya tenaga kerja, dan biaya pemasaran. Adapun besarnya arus kas masuk dan arus kas keluar pada usahatani pepaya didaerah penelitian dapat dilihat pada (Lampiran 16). Berdasarkan lampiran tersebut analisis net cash flow usahatani pepaya menunjukkan nilai negatif pada tahun ke 0 yakni Rp. - 77.026.769.2, hal ini dikarenakan total outflow lebih besar dibandingkan nilai inflow. Tahun ke 1 sampai dengan 3 net cash flow menunjukkan nilai positif. 1.6.2. Analisis Kriteria Investasi

Analisis kelayakan finansial pada usahatani pepaya menggunakan 4 kriteria investasi (NPV, Net B/C ratio, IRR, dan PBP). Adapun nilai untuk masing-masing kriteria investasi adalah sebagai berikut: Tabel 22. Nilai NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan Payback Period Usahatani Pepaya di Daerah Penelitian Tahun 2014-2017

No Kriteria Nilai

1 NPV 51.520.500,13 2 Net B/C ratio 2,11 3 IRR 44,90% 4 Payback Period 10,67

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA DI … siti nuradinah.pdfsuatu usaha yang mereka jalani, dengan melakukan perhitungan-perhitungan sederhana sehingga dapat memberikan

6

Perhitungan yang dilakukan terhadap 4 kriteria pada Tabel 22 diatas menunjukkan nilai

yang positif, itu artinya usahatani di daerah penelitian menguntungkan, dan layak untuk terus dilanjutkan. Mengenai perhitungan kelayakan finansial usahatani pepaya dapat dilihat pada (Lampiran 17 dan Lampiran 18). 1.6.3. Analisis Net Present Value (NPV)

Net Present Value merupakan analisis yang paling sering digunakan dalam perhitungan kelayakan suatu proyek. Perhitungan NPV ini bertujuan untuk mengetahui jumlah total manfaat bersih yang diperoleh oleh suatu usaha dilihat pada nilai saat ini. NPV adalah nilai net benefit yang telah didiskontokan pada tingkat bunga tertentu.

Berdasarkan Lampiran 15, diketahui bahwa NPV dengan discount factor 12.05% pertahun mempunyai nilai sebesar RP.51.520.500,13, nilai tersebut menunjukkan bahwa usaha akan memberikan manfaat bersih tambahan sebesar RP. 51.520.500,13. Dengan demikian berdasarkan analisis kriteria NPV, usahatani layak untuk dilaksanakan karena nilai NPV lebih dari nol. 1.6.4. Analisis Internal Rate of Return (IRR)

Berdasarkan Lampiran 16, percobaan pertama dengan menggunakan discount factor 44% diperoleh nilai NPV positif yakni Rp. 975.544, kemudian dilanjutkan dengan percobaan kedua dengan menggunakan discount factor 45% dan diperoleh NPV negatif Rp. -101.962,7. Selisih tingkat discount factor adalah 1%. Setelah dilakukan perhitungan pada NPV positif dan NPV negatif maka diperoleh nilai IRR sebesar 44,90%, yang artinya tingkat pengembalian usaha terhadap setiap satuan modal adalah 44,90%. Hal ini menunjukkan bahwa IRR lebih besar dari nilai suku bunga. oleh sebab itu, berdasarkan analisis kriteria IRR usahatani pepaya layak untuk dijalankan. 1.6.5. Analisis Net Benefit Cost Ratio (B/C)

Perhitungan nilai Net B/C Ratio setiap tahun dihitung selisih nya antara net benefit (+) dan net benefit (-) sehingga diperoleh benefit bersih. Nilai benefit bersih sampai pada tahun ke 3 adalah Rp. 86.099.629,33, kemudian nilai net benefit (+) sebesar Rp. 163.126.398,9 ini dijadikan pembilang. Net benefit (-) Rp. -77.026.769,6 sebagai penyebut. Sehingga didapat Net B/C sebesar 2,11.

Berdasarkan Lampiran 15, nilai Net B/C Ratio yang diperoleh pada usahatani pepaya adalah 2,11 , ini berarti setiap tambahan biaya sebesar Rp. 1.00 akan memperoleh tambahan manfaat bersih sebesar Rp. 2,11. Nilai Net B/C Ratio lebih besar dari 1 itu artinya usahatani pepaya layak untuk dijalankan.

4.4.6. Payback Period Hasil dari perhitungan diperoleh nilai payback period sebesar 1 tahun 5 bulan. Hal ini

menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi adalah 1 tahun 5 bulan. Hal ini berarti jangka pengembalian investasi pada usahatani pepaya lebih cepat dari umur usaha. Oleh karena itu, berdasarkan kriteria investasi payback period usahatani pepaya layak untuk dijalankan.

1.7. Analisis Sensitivitas (Switching Value) hasil Switching Value dapat dilihat pada Tabel 23 berikut :

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA DI … siti nuradinah.pdfsuatu usaha yang mereka jalani, dengan melakukan perhitungan-perhitungan sederhana sehingga dapat memberikan

7

Tabel 23. Hasil Analisis Switching Value Usahatani Pepaya di Daerah Penelitian Tahun 2014-2017

Perubahan Persentase (%)

NPV Net B/C IRR Payback Period

Penurunan Penjualan

35 525.694,13 1,27 12,08 2,7

Kenaikan Upah Tenaga Kerja

338 78.669,27 1,29 12,08 2,6

Kenaikan Biaya Produksi

54 663.869,52 1,27 12,40 2,7

Berdasarkan hasil analisis Switching Value pada Tabel 23, dapat dilihat bahwa batas

optimal perubahan terhadap penurunan penjualan , kenaikan harga pupuk organik, dan penurunan harga jual masing-masing adalah 35%, 338%, 54%. Apabila perubahan yang terjadi melebihi batas tersebut, maka usahatani pepaya ini menjadi tidak layak atau tidak menguntungkan. Besarnya penurunan penjualan penjualan 35% menunjukkan bahwa usahatani pepaya ini masih layak apabila penurunan yang terjadi terhadap produksi dan harga jual tidak lebih besar dari 35%. 1.8. Kriteria Investasi Usahatani Pepaya Luas Lahan ≤0,5 ha Dan ≥ 0,5 ha

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka didapat hasil sebagai berikut : Hasil Kelayakan Usahatani untuk luas lahan ≤ 0.5 ha dan ≥ 0.5 ha

Luas Lahan ≤ 0.5 ha Luas Lahan ≥ 0.5 ha NPV 60.266.492,63 NPV 84.393.756,85 IRR 44,10% IRR 63,70% Net B/C Ratio 2,35 Net B/C Ratio 2,61 Payback Period 1,6 Payback Period 1,7

Berdasarkan jumlah luas lahan yang dimiliki oleh petani sampel rata-rata adalah sebsesar 0,6 ha, untuk melihat perbedaan antara usahatani dengan luasan < 0.5 ha dan > 0.5 ha maka dilakukan uji Beda Rata-rata. Teori uji Beda Rata-rata adalah sebuah teori dalam statistic yang digunakan untuk menguji apakah suatu nilai tertentu (yang diberikan sebagai pembanding) berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel (Santoso,2004 dalam blog-olah-data.blogspot.co.id).

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan antara luasan usahatani < 0.5 ha dan luasan usahatani > 0.5 ha. Hasil pengujian dapat dilihat pada (Lampiran , 24), untuk dapat menentukan berbeda tidaknya rata-rata luasan usahatani tersebut ada dua cara pertama dengan melihat nilai Sig (2-Tailed) jika dibawah 0.05 berarti rata-rata luasan usahatani berbeda jika diatas 0.05 berarti tidak berbeda. Nilai Sig (2-Tailed) yang diperoleh adalah 0.00 ini artinya dibawah 0.05 jadi dapat disimpulkan hasilnya berbeda. Cara yang kedua dengan membandingkan nilai t-hitung dan t-tabel, nilai t-hitung yang diperoleh adalah -11,412 kemudian bandingkan dengan t-tabel pada df 63, dari hasil pengujian didapat Df = 63.

Tingkat akuran yang digunakan adalah 95% maka sig (probabilitas) yang dapat digunakan 0.05, dengan demikian pada tingkat Sig 0.05 maka nilai t-tabel yang diperoleh adalah 1.669 nilai ini lebih kecil dibandingkan nilai t-hitung sebesar -11.412 ( minus diabaikan). Jadi, kesimpulannya adalah rata-rata terdapat perbedaan antara luasan usahatani < 0.5 ha dan luasan usahatani > 0.5 ha.

KESIMPULAN

1. Usahatani yang diusahakan di Desa Tangkit adalah pepaya dengan rata-rata luasan 0.6 Ha. Input yang digunakan dalam usahatani pepaya di Desa Tangkit adalah biaya investasi

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA DI … siti nuradinah.pdfsuatu usaha yang mereka jalani, dengan melakukan perhitungan-perhitungan sederhana sehingga dapat memberikan

8

(benih, alat usahatani, pupuk dasar, tenaga kerja dalam keluarga, obat-obatan) dan biaya operasional (pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dalam keluarga ). 2. Biaya investasi usahatani pepaya di Desa Tangkit dengan rata-rata sebesar Rp. 80.436.384,6. Pendapatan terbesar usahatani pepaya terjadi pada tahun ke 2 yakni sebesar Rp. 79.974.492,33. Berdasarakan analisis kelayakan finansial diketahui bahwa usahatani pepaya di Desa Tangkit layak untuk diusahakan. 3. Berdasarkan analisis switching value diketahui bahwa usahatani pepaya di Desa Tangkit tidak peka terhadap perubahan penurunan penjualan, kenaikan hupah tenaga kerja, maupun kenaikan biaya produksi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Orangtua, keluarga, Dekan Fakultas Pertanian, Ketua Program Studi Agribisnis dan Sekretaris Jurusan Agribisnis Universitas Jambi yang telah memfasilitasi pelaksanaan penelitian ini. Selain itu ucapan terima kasih kepada Kepala Desa Tangkit, dan petani-petani yang telah meluangkan waktunya untuk diwawancarai. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Juli Hardiana, Fitriani Harahap, Ranti Suciani, Kiki Amelia dan yang tersayang Juanda Akbar serta teman-teman kelas F Agribisnis, teman menunggu dosen Pini, Febri, Reni, Febriantika, Ita, Sanra, Arnita yang senantiasa memberi semangat dan dukungan kepada penulis hingga selesainya penelitian ini.

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA DI … siti nuradinah.pdfsuatu usaha yang mereka jalani, dengan melakukan perhitungan-perhitungan sederhana sehingga dapat memberikan

9

DAFTAR PUSTAKA

A.Coliq dan Syofwan O. 1989. Evaluasi Proyek Suatu Pengantar. Bandung. Badan Pusat Statistik. 2014. Muaro Jambi Dalam Angka 2015. BPS Kabupaten Muaro Jambi. Badan Pusat Statistik. 2014. Statistika Produksi Hortikultura 2014. BPS Indonesia. Badan Pusat Statistik. 2015. Jambi Dalam Angka 2015. BPS Provinsi Jambi. Blog-olah-data.blogspot.co.id/2017/06/cara-melakukan-uji-beda-rata-rata.html?=1 Diakses pada

tanggal 05 desember 2017. Departemen Pertanian dalam Sujiprihati dan Kety. 2007. Budidaya Pepaya Unggul. Indonesia. Dinas Pertanian Tanamana Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Muaro Jambi. 2013. Jambi. Dinas Pertanian Tanamana Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Muaro Jambi. 2015. Jambi. Gittinger, J. P. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Jakarta: UI-Press. Hamzah, A. 2014. 9 Jurus Sukses Pepaya California. Agromedia Pustaka. Jakarta. Hernandi, A. 2015. Analisis Kelayakan Usahatani Pepaya California Di Desa Lembupurwo Kecamatan

Mirit Kabupaten Kebumen.Skripsi. Skripsi Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.Diakses pada tanggal 6 februari 2017.

Hernanto, F. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Ibrahim, Y. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta. Imansari, D. 2016. Analisis Finansial Pengembangan Usahatani Pepaya California Di Kabupaten

Lampung Selatan Provinsi Lampung.Skripsi. Skripsi Fakultas Pertanian. Universitas Lampung Provinsi Lampung. Diakses pada tanggal 6 februari 2017.

Jakfar dan Kasmir. 2013. Studi Kelayakan Bisnsis. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Kadariah. 2001. Evaluasi Proyek: Analisa Ekonomi. Edisi Ke-2.Lembaga Penerbit FE-UI. Jakarta. Muktiani.2011. Bertanam Varietas Unggul California.Pustaka Baru Press.Yogyakarta. Purwanto, B. 2013. Studi Kelayakan Budidaya Pepaya California (IPB-9) Kabupaten.Boyolali.Skripsi.

Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Diakses pada tanggal 6 februari 2017.

Seftiana, L. 2010. Analisis Kelayakan Usahatani Pepaya Di Desa Blendung Kecamatan Purwadadi Kabupaten Subang. Skripsi. Skripsi Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.Diakses pada tanggal 6 februari 2017.

Sjarkowi dan Sufri M. 2004.Manajemen Agribisnis. Palembang: CV. Baldal Grafitti Press. Soekartawi et al. 2011.Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta. Sujiprihati, Sriani dan Kety S. 2009. Budidaya Pepaya Unggul. Penebar Swadaya Grup. Jakarta. Suratiyah, K. 2009. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Suryaningsih, D. 2016. Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Sayuran Hidroponik(Studi Kasus Di

Kebun Sayur Organik “Organic Finger” Desa Kebon IX Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi).Skripsi. Skripsi Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Jambi. (Tidak Dipublikasikan).

Tiyas, A. 2015. Analisis Finansial Usahatani Buah Naga Super Merah (Hylocereus costaricencis) Studi Kelayakan Pada Kelompok Tani Berkah Naga Di Desa Sambirejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Skripsi. Skripsi Jurusan Agribisnis. Fakutas Pertanian. Universitas Udayana Denpasar. Diakses pada tanggal 6 februari 2017.

Tohir. 1991. Seuntai Pengetahuan Usahatani Indonesia.PT Rineka Cipta. Jakarta. Media.Unpad.ac.id. Umar, H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis Teknik Menganalisa Kelayakan Rencana Bisnis Secara

Komprehensif. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.