analisis kebijakan publik (akp)

6
ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK 1. Tiga langkah proses perumusan kebijakan public a. Formulasi Menentukan masalah, menentukan alternative intervensi / langkah-langkah yang akan diambil untuk memecahkan masalah tersebut b. Implementasi Malaksanakan c. Evaluasi 2. Lima faktor yang mempegaruhi proses pembuatan kebijakan public: Tekanan-tekanan Dari Luar Proses kebijakan berada dalam suatu sistem yang berada di tengah dan berinteraksi dengan lingkungannya (sistem lainnya) baik dari dalam & luar negeri, yang punya berbagai kepentingan. Contohnya Kebijakan Ujian Nasional, kebijakan ini muncul karena dipengaruhi oleh ketentuan yang telah disyaratkan oleh Bank Dunia. (salah satu syarat dari dikucurkannya pinjaman oleh Bank Dunia adalah diharuskannya Indonesia melakukan Ujian Nasional, yang konon sebagai langkah untuk meningkatkan kecerdasan). Walaupun beberapa ahli pendidikan telah sepakat bahwa kebijakan tersebut kurang cocok dilaksanakan di negeri ini pada saat ini, tetapi kenyataannya mereka tidak berkutik. b. Kebiasaan Lama Kebiasaan dalam struktur berpikir dan bertindak dari para administratur yang sudah lama ada, hingga tertanam menjadi mempola, melembaga dan membudaya. Contohnya ketika merumuskan kebijakan baru para adnministrator hampir semua akan melihat kebijakan lama, sehingga kebijakan baru sebenarnya merupakan hasil tambal sulam belaka. c. Kelompok Luar

Upload: ummi-robbania-mushthofa

Post on 26-Jul-2015

76 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Kebijakan Publik (Akp)

ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

1. Tiga langkah proses perumusan kebijakan publica. Formulasi

Menentukan masalah, menentukan alternative intervensi / langkah-langkah yang akan diambil untuk memecahkan masalah tersebut

b. ImplementasiMalaksanakan

c. Evaluasi

2. Lima faktor yang mempegaruhi proses pembuatan kebijakan public:a. Tekanan-tekanan Dari Luar

Proses kebijakan berada dalam suatu sistem yang berada di tengah dan berinteraksi dengan lingkungannya (sistem lainnya) baik dari dalam & luar negeri, yang punya berbagai kepentingan. Contohnya Kebijakan Ujian Nasional, kebijakan ini muncul karena dipengaruhi oleh ketentuan yang telah disyaratkan oleh Bank Dunia. (salah satu syarat dari dikucurkannya pinjaman oleh Bank Dunia adalah diharuskannya Indonesia melakukan Ujian Nasional, yang konon sebagai langkah untuk meningkatkan kecerdasan). Walaupun beberapa ahli pendidikan telah sepakat bahwa kebijakan tersebut kurang cocok dilaksanakan di negeri ini pada saat ini, tetapi kenyataannya mereka tidak berkutik.

b. Kebiasaan LamaKebiasaan dalam struktur berpikir dan bertindak dari para administratur yang sudah lama ada, hingga tertanam menjadi mempola, melembaga dan membudaya. Contohnya ketika merumuskan kebijakan baru para adnministrator hampir semua akan melihat kebijakan lama, sehingga kebijakan baru sebenarnya merupakan hasil tambal sulam belaka.

c. Kelompok LuarBerasal dari lingkungan sosial policy maker, merupakan pihak yang dianggap punya kompetensi dan pengalaman serta dianggap/diyakini bisa bersikap netral & proporsional. Contohnya ketika seorang kepala sekolah akan membuat kebijakan tentang sesuatu, hampir bisa dikatakan bahwa kebijakan yang dibuat akan disesuaikan dengan apa yang disukai/dimaui oleh atasannya, pengawas ataupun kepala dinas, sehingga kadang-kadang kebijakan yang dibuatnya kurang akomodatif bagi bawahannya.

d. Sifat-sifat PribadiKarakter perwatakan pribadi policy maker, serta hal lainnya seperti hobi, kesukaan dan lainnya. Contohnya jika seorang kepala sekolah suka seni musik, tentu kebijakan yang akan dibuat mengarah pada terwujudnya hal-hal yang berhubungan dengan seni musik, seperti pengadaan alat-alat band, dibuatnya eksta kurikuler paduan suara, dsb.

Page 2: Analisis Kebijakan Publik (Akp)

e. Keadaan Masa LaluKeadaan atau pengalaman pada masa lalu yang pernah dialami oleh policy maker dan/atau analis, seperti pengalaman pelatihan, sejarah pekerjaan dan penugasan sebelumnya, ataupun pengalaman terhadap situasi sosial tertentu pada masa lalu. Contohnya jika seorang kepala sekolah berasal dari sebuah sekolah A, hamper bisa ditebak bahwa kebijakan yang diambil adalah kebijakan adopsi/adaptasi dari sekolah asal. Jika kepala sekolah pernah mengikuti pelatihan sesuatu, bisa jadi kebijakan yang diambil adalah kebijakan yang diperoleh dari pelatihan tersebut, dsb.

3. Tiga tahap perumusan masalah Analisis Kebijakan Publik

a. Pengenalan MasalahSebelum kita merumuskan sebuah masalah tentunya kita harus

mengenali terlebih dahulu masalah yang akan kita rumuskan. Bagaimana mungkin kita dapat merumuskannya sebelum kita mengenalinya. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengenali masalah adalah bisa dengan memergoki/terbentur masalah, memantau dan mengevaluasi maslah, mengetahui dari orang lain, atau atas dasar firasat. Jadi, bisa saja kita mengenalinya dari data dan fakta atau dari firasat saja. Untuk itu, kadang terjadi perbedaan persepsi atas data dan fakta yang sama.

b. Konseptualisasi Masalah

Dari masalah yang telah dikenali, langkah berikutnya adalah mendifinisikan masalah tersebut. Sebenarnya substansi masalahnya apa? Dalam proses ini sering terjadi beberapa pandangan yang berbeda. Hal itu disebabkan oleh situasi yang ada dan dari sudut mana kita memandang. Sebagai contoh jika masalah kenakalan siswa itu berasal dari kurangnya perhatian guru/pihak sekolah terhadap mereka, tentu saja analisis dan pembahasannya pada kerangka kurikulum dan kebijakan sekolah. Substansi masalahnya pada perlunya perubahan kurikulum/kebijakan sekolah. Namun, jika akar maalahnya dipandang dari pengaruh media masa, tentu saja analisis dan pembahasannya pada kerangka kebijakan

PENGENALANMASALAH

KONSEPTUALISASIMASALAH

SPESIFIKASIMASALAH

Page 3: Analisis Kebijakan Publik (Akp)

pemerintah pada aturan media masa tersebut. Substansi masalahnya pada perlunya perubahan pada Undang-undang kemediamasaan. Dan sebagainya.

c. Spesifikasi MasalahMasalah yang telah dikonsepkan substansinya kemudian

dirumuskan spesifikasinya. Hal itu perlu dilakukan agar pemecahan masalah menjadi jelas dan terarah.

4. Kegunaan Analisis Biaya Manfaat (Cost-Benefit Analisis)Analisis Biaya Manfaat akan berguna untuk merekomendasikan tindakan kebijakan yang akan diaplikasikan ke depan atau dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja. Secara rinci dapat dirumuskan sebagai berikut:a. Sebagai perangkat analisis untuk mempetakan manfaat dan kerugian dari

sebuah kebijakanb. Sebagai alat untuk menilai besaran dari manfaat dan kerugianc. Sebagai alat untuk mengidentifikasi stakeholders; penerima manfaat dan

penanggung kerugiand. Sebagai alat untuk melakukan transfer/kompensasi dari yang diuntungkan

kepada yang dirugikane. Di sisi lain bisa digunakan untuk evaluasi summative dan formative, yang

mengarah pada perlu atau tidaknya kegiatan itu dilaksanakan dari perencanaan sampai evaluasi dan untuk melihat proses pelaksanaan, perbaikan, dan implementasi kebijakan tersebut.

5. a. Sasaran dan Dasar Peramalan* Sasaran Peramalan mengarah pada hasil dari kebijakan yang sedang

berlangsung dan hasil dari kebijakan baru. Jika kebijakan baru terebut telah terjawab, kemungkinan akan diubah atau tidaknya kebijakan baru tersebut dapat dilakukan. Di sisi lain sasaran dari peramalan adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat dukungan dari pelaku kebijakan tersebut.

* Dasar Peramalan adalah logika induktif (proses pemikiran dari khusus ke umum), logika deduktif (proses pemikiran dari umum ke khusus), dan logika retroduksi (proses pemikiran yang dimulai dari masa depan kemudian kembali ke informasi dan asumsi yang diperlukan untuk mendukung pernyataan tersebut.

b. Beberapa Metode dan Teknik untuk Melakukan Peramalan:* Metode dan Teknik Peramalan Analisis Antar Waktu, yakni analisis

data numeric yang dihimpun pada beberapa titik waktu dan ditampilkan secara kronologis. Teknik ini dapat memberikan simpulan dari jumlah dan tingkat perubahan dari masa lalu ke masa depan. Salah satu dari teknik ini adalah “analisis antar waktu klasik”. Adapun tujuannya adalah memberikan gambaran tentang kondisi dari hasil kebijakan masa lalu sampai sekarang, yang kemudian dijadikan pedoman untuk melukiskan kemungkinan-kemungkinan kondisi yang akan terjadi pada masa depan.

Page 4: Analisis Kebijakan Publik (Akp)

* Metode dan teknik Peramalan teoritik, yakni peramalan yang didasarkan pada asumsi tentang sebab-akibat dari berbagai teori dengan menggunakan logika deduktif. Salah satu bentuknya adalah model kausal yang berusaha menjelaskan dan memprediksi penyebab dan konsekuensi dari kebijakan public. Penerapan teknik ini beranjak dari teori-teori yang telah ada dan mapan yang menjelaskan atau mempredeksi hubungan sebab-akibatnya, dan pada akhirnya membangun suatu model yang sederhana. Contohnya adalah teori behavioristik, yang menjelaskan bahwa perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya.

* Meode dan teknik Pendapat, yakni metode yang berusaha memperoleh dan mensintesiskan pendapat atau argument subjektif dari seorang ahli atau pelaku kebijakan. Hal ini didasarkan pendapat intuitif yang menggunakan logika retroduktif (pernyataan-pernyataan subjektif yang diasarkan dari asumsi teoritis sebagai pembenarannya). Salah satu tenik ini adalah “teknik delphi”, yakni peramalan pendapat untuk memperoleh, menukar, dan membuat opini tentang peristiwa masa depan.