analisis kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan … · mineral kabupaten sukabumi merupakan...

114
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH DI KECAMATAN CIDAHU KABUPATEN SUKABUMI LUSI DARA MEGA DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Upload: lamdang

Post on 03-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH DI KECAMATAN CIDAHU

KABUPATEN SUKABUMI

LUSI DARA MEGA

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2013

Page 2: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan
Page 3: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Tanah di Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skirpsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2013

Lusi Dara Mega NIM H44090010

Page 4: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

4

Page 5: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

5

ABSTRAK

LUSI DARA MEGA. Analisis Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Tanah di Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi. Dibimbing oleh ACENG HIDAYAT.

Kecamatan Cidahu adalah salah satu daerah penyangga Hutan Gunung Salak yang memiliki potensi air tanah cukup besar. Air tanah di Kecamatan Cidahu selama ini telah menjadi sumber pemenuhan kebutuhan komersil maupun non komersil, seperti untuk pemenuhan kebutuhan air bersih perusahaan dan masyarakat lokal. Pemanfaatan air tanah yang terus-menerus dalam jumlah besar berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan seperti menurunnya kuantitas dan kualitas air tanah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Penurunan kuantitas air tanah diindikasikan telah menyebabkan kerugian ekonomi bagi masyarakat. Kebijakan pengelolaan air tanah berbasis sinergisasi antar stakeholder menjadi sangat penting dilakukan untuk mengatur pemanfaatan air tanah secara berkeadilan dan berkelanjutan. Hasil penghitungan estimasi potensi kerugian ekonomi dengan menggunakan pendekatan replacement cost, kerugian ekonomi yang berpotensi dialami oleh masyarakat Kecamatan Cidahu akibat penurunan kuantitas air tanah mencapai Rp. 696.756.900 per tahun. Adapun hasil pemetaan stakheolder menunjukkan bahwa Dinas Pertambangan Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling berperan dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu. Berdasarkan hasil analisis kebijakan menunjukkan bahwa instrumen kebijakan berupa pajak dan perizinan diindikasikan belum berjalan optimal untuk mengendalikan pemanfaatan air tanah oleh perusahaan.

Kata kunci: air tanah, analisis kebijakan, analisis stakeholder, replacement cost

Page 6: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

6

ABSTRACT

LUSI DARA MEGA. Policy Analysis of Groundwater Management and Utilization in Cidahu District Sukabumi Regency. Supervised by ACENG HIDAYAT.

Cidahu District is one buffer zones of Mount Salak Forest which has quite large groundwater potential. Groundwater of Cidahu District has become the source for commercial and non comercial uses, such as to fulfill the needs of fresh water for companies and local society. Continuous utilization in large quantity will potentially cause damage to the environment, for example decrease in quantity and quality of groundwater that can be used by the society. Decrease in the quantity of groundwater is indicated have causing the economic losses to society. Therefore, groundwater management policy base on synergy among stakeholders becomes very important in order to regulate the use of groundwater to be equitable and sustainable. The estimation result by using replacement cost approach demonstrates the potential economic losses experienced by the local community of Cidahu District due to the quantity of groundwater, reached Rp. 696.756.900 per year. The result of stakeholders mapping shows that Department of Mines, Energies, and Mineral Resources of Sukabumi Regency held the most important role in managing groundwater utilization in Cidahu District. Based on the results of policy analysis, taxes and licensing policy instruments have not used optimally in order to control groundwater utilization by the companies.

Keywords: ground water, policy analysis, replacement cost, stakeholder analysis

Page 7: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

7

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH DI KECAMATAN CIDAHU

KABUPATEN SUKABUMI

LUSI DARA MEGA

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2013

Page 8: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

8

Page 9: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

Judul Skripsi: Analisis Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Tanah di

Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi

Nama : Lusi Dara Mega

NIM : H44090010

Disetujui oleh

Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Tanggal Lulus: 2 3 AUG 2013

Page 10: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

9

Judul Skripsi : Analisis Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Tanah di Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi

Nama : Lusi Dara Mega NIM : H44090010

Disetujui oleh

Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 11: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

10

Page 12: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

11

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah pengelolaan dan pemanfaatan air tanah, dengan judul Analisis Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Tanah di Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi. Penelitian dilaksanakan sejak bulan Maret 2013. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penelitian ini terutama kepada:

1. Keluargaku tersayang, Ibunda Euis Suryati, Ayahanda Asep Herliyana, Adik Lingga Nurma Mukarromah, terimakasih atas semua curahan perhatian, do’a, dukungan dan kasih sayang yang tiada henti kepada penulis.

2. Bapak Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan penulis hingga terselesaikannya penelitian ini dengan baik dan lancar.

3. Bapak Ir. Nondyantoro, M.SP selaku dosen penguji utama dan Bapak Kastana Sapanli, S.Pi, M.Si selaku dosen penguji perwakilan Departemen ESL.

4. Segenap Dosen dan Staf pengajar Departemen ESL. 5. Seluruh pihak pada instansi terkait (instansi pemerintah, perusahaan swasta,

dan lembaga eksternal) yang telah banyak membantu penulis selama pengumpulan data.

6. Seluruh keluarga besar H.M. Mubarok, H. Kamaludin dan H. Asyari, terimakasih untuk semua dukungan dan do’a yang diberikan kepada penulis.

7. Sahabat GKC tersayang, Kukuh, Tina, Nunu, Fitri dan Frima. Sahabat kesayangan, Ai dan Nce. Sahabat GS, Intan, April, Iyey, Bida, Febby, dan Gilang. Sahabat-sahabat di BEM FEM IPB Kabinet Sinergi dan Progresif.

8. Teman satu bimbingan, Adin, Chintia, Dinda, Nobel, Cicit, dan Eyi. 9. Qyqyy Yasmin, Anyis, Gugat, dan seluruh sahabat di keluarga Besar ESL

46 yang telah banyak memberikan saran dan dukungan selama penulis menyusun skripsi.

Bogor, Agustus 2013

Lusi Dara Mega

Page 13: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

12

Page 14: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

13

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi

I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah .............................................................................. 3 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4 1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ................................................ 5

II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 6

2.1 Tinjauan Teoritis ................................................................................... 6 2.1.1 Permintaan dan Penawaran Sumber Daya Air ............................ 6 2.1.2 Sifat dan Nilai Air Tanah ............................................................ 7 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan Akibat Pemanfaatan Air Tanah 8 2.1.4 Metode Estimasi Potensi Kerugian Akibat Pemanfaatan Air Tanah ........................................................................................... 8 2.1.5 Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Tanah .................. 9 2.1.6 Metode Analisis stakeholder ....................................................... 11 2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 12

III KERANGKA PEMIKIRAN ....................................................................... 14

IV METODE PENELITIAN ........................................................................... 16

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 16 4.2 Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 16 4.3 Metode Pengambilan Contoh ................................................................ 17 4.4 Metode Analisis Data ............................................................................ 17 4.4.1 Analisis Persepsi Stakeholder dan Masyarakat ........................... 18 4.4.2 Estimasi Potensi Kerugian Ekonomi Masyarakat ........................ 18 4.4.3 Analisis Stakeholder dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Tanah ............................................................................................ 19 4.4.4 Analisis Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Tanah ..... 21

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ................................... 22

5.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 22 5.1.1 Potensi Air Tanah di Kecamatan Cidahu .................................... 23 5.1.2 Aspek Geometri ........................................................................... 23 5.1.3 Aspek Ekosistem Air Tanah ........................................................ 24 5.2 Kondisi Pemanfaatan Air Tanah ........................................................... 24 5.3 Karakteristik Responden ....................................................................... 25

Page 15: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

14

VI ANALISIS PERSEPSI STAKEHOLDER DAN MASYARAKAT TERHADAP PEMANFAATAN AIR TANAH ........................................ 28

6.1 Analisis Persepsi Stakeholder dan Masyarakat ..................................... 28 6.1.1 Persepsi Responden terhadap Sifat Air Tanah ............................ 28 6.1.2 Persepsi Responden terhadap Pemanfaatan Air Tanah yang

dilakukan Perusahaan .................................................................. 31 6.1.3 Persepsi Responden terhadap Kondisi Lingkungan Kecamatan

Cidahu ......................................................................................... 34 6.2 Estimasi Potensi Kerugian Ekonomi Masyarakat ................................. 37 6.2.1 Pola Penggunaan Air Bersih Masyarakat Kecamatan Cidahu … 37

6.2.2 Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat ......................................... 39

VII ANALISIS STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH ............................................................ 43

7.1 Identifikasi Kepentingan dan Pengaruh Stakeholder ........................... 43 7.2 Fungsi dan Peran Masing-Masing Stakeholder ................................... 46

7.2.1 Kelompok Pemerintah ............................................................. 46 7.2.2 Kelompok Perusahaan .............................................................. 54 7.2.3 Kelompok Masyarakat ............................................................... 54

7.3 Pergeseran Pemetaan Stakeholder......................................................... 55 7.4 Keterkaitan Antar Stakeholder ............................................................. 55

VIII ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH .......................................................................................... 57

8.1 Kebijakan Pengelolaan Air Tanah ........................................................ 57 8.1.1 Analisis Perizinan ....................................................................... 59 8.1.2 Analisis Pengaawasan ................................................................. 65 8.1.3 Analisis Penertiban ..................................................................... 68 8.1.4 Analisis Konservasi .................................................................... 71 8.2 Implikasi Kebijakan ............................................................................. 73

IX SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 75

9.1 Simpulan .............................................................................................. 75 9.2 Saran .................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 77

LAMPIRAN .................................................................................................... 80

RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... xvii

Page 16: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

15

DAFTAR TABEL

1 Jumlah Perusahaan dan Sumber Air Tanah yang digunakan oleh Perusahaan di Kecamatan Cidahu pada Tahun 2013 ...........................

2

2 Kerangka Kebijakan untuk Perlindungan Lingkungan ....................... 10 3 Matriks Keterkaitan Antara Tujuan Penelitian Jenis Data, Sumber

Data, dan Metode Analisis .................................................................. 17

4 Matriks Analisis Persepsi Stakeholder dan Masyarakat terhadap Pemanfaatan Air Tanah ........................................................................

18

5 Matriks Analisis Estimasi Potensi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat ...........................................................................................

19

6 Matriks Analisis Stakeholder ............................................................... 20 7 Matriks Analisis Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Tanah 21 8 Jumlah Sumber Air di Kecamatan Cidahu pada Tahun 2010 ............. 23 9 Jenis Perusahaan dan Volume Debit Air yang dimanfaatkan oleh

Perusahaan di Kecamatan Cidahu pada Bulan Maret 2013 ................

25 10 Data Karakteristik Responden .............................................................. 26 11 Sebaran Persepsi Kelompok Pemerintah terhadap Sifat Air Tanah 28 12 Sebaran Persepsi Kelompok Perusahaan Pengguna terhadap Sifat

Air Tanah ..............................................................................................

29 13 Sebaran Persepsi Kelompok Lembaga Eksternal terhadap Sifat Air

Tanah ...................................................................................................

30 14 Sebaran Persepsi Kelompok Masyarakat terhadap Sifat Air Tanah 30 15 Sebaran Persepsi Kelompok Pemerintah terhadap Pemanfaatan Air

Tanah oleh Perusahaan .........................................................................

61 16 Sebaran Persepsi Kelompok Perusahaan Pengguna Air Tanah

terhadap Pemanfaatan Air Tanah oleh Perusahaan ..............................

32 17 Sebaran Persepsi Kelompok Lembaga Eksternal terhadap

Pemanfaatan Air Tanah oleh Perusahaan .............................................

33 18 Sebaran Persepsi Kelompok Masyarakat terhadap Pemanfaatan Air

Tanah oleh Perusahaan ........................................................................

33 19 Sebaran Persepsi Kelompok Pemerintah terhadap Kondisi

Lingkungan Kecamatan Cidahu ...........................................................

34 20 Sebaran Persepsi Kelompok Perusahaan Pengguna Air Tanah

terhadap Kondisi Lingkungan Kecamatan Cidahu ...............................

35 21 Sebaran Persepsi Kelompok Lembaga Eksternal terhadap Kondisi

Lingkungan Kecamatan Cidahu ...........................................................

36 22 Sebaran Persepsi Masyarakat terhadap Kondisi Lingkungan

Kecamatan Cidahu ................................................................................

37

Page 17: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

16

23 Pola Penggunaan Air Bersih Masyarakat Kecamtan Cidahu Berdasarkan Klasifikasi Penggunaan Sumber Air ................................

38

24 Jenis dan Besarnya Biaya Pengganti yang dikeluarkan oleh Responden ............................................................................................

39

25 Jumlah Kerugian Ekonomi yang Berpotensi dialami Masyarakat untuk Mendapatkan Air Bersih ............................................................

40

26 Identifikasi Nilai Kepentingan dan Pengaruh Masing-masing Stakeholder dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Tanah di Kecamatan Cidahu ...............................................................................

43

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram Alur Pemikiran Operasional ................................................ 15 2 Tingkat Kepentingan dan Pengaruh Stakeholder ............................... 21 3 Pemetaan Masing-Masing Stakeholder dalam Pengelolaan dan

Pemanfaatan Air Tanah di Kecamatan Cidahu ..................................

44 4 Keterkaitan antar Stakeholder ............................................................ 56 5 Prosedur Perizinan Pemanfaatan Air Tanah di Kecamatan Cidahu 63 6 Pengawasan Pemanfaatan Air Tanah dan Prosedur Pembayaran

Pajak ...................................................................................................

66 7 Prosedur Penertiban terhadap Pelanggaran Pemanfaatan Air Tanah 69

8 Prosedur Konservasi Air Tanah ......................................................... 72

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner Penelitian untuk Responden Key Person Instansi Pemerintah dan Non-pemerintah .........................................................

80

2 Kuesioner Penelitian untuk Responden Masyarakat ............................ 85 3 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Cidahu pada Tahun 2012 ........... 90 4 Daftar Perusahaan Pengguna Air Tanah di Kecamatan Cidahu ........... 91 5 Peta Zonasi CAT di Kabupaten Sukabumi ........................................... 92 6 Data Biaya Pengganti yang dikeluarkan oleh Masyarakat Kecamatan

Cidahu untuk Mendapatkan Air Bersih ................................................

93 7 Dokumentasi Penelitian ........................................................................ 95

Page 18: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang kaya akan sumber

daya alam. Indonesia memiliki berbagai sumber daya alam dalam jumlah yang

melimpah, seperti sumber daya air, sumber daya lahan, sumber daya perikanan,

dan sumber daya hutan. Seluruh sumber daya tersebut memiliki peran sangat

penting dalam kehidupan terutama sumber daya air. Air merupakan salah satu

sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia, baik untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk kepentingan lainnya seperti

pertanian dan industri.

Kebutuhan air akan terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan

bertambahnya penduduk. Kebutuhan sumber daya air terbesar di Indonesia

berpusat di Pulau Jawa. Pulau Jawa merupakan pulau yang memiliki jumlah

penduduk terbanyak. Jumlah penduduk Pulau Jawa pada tahun 2010 tercatat

sebanyak 135.208.641 jiwa dengan kebutuhan air mencapai 134,71 m3/det

(Radhika et al. 2012).

Sumber air terbesar untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Indonesia

berasal dari air tanah. Sebesar 80% kebutuhan air bersih masyarakat berasal dari

air tanah, terutama di daerah urban, pusat industri, dan permukiman yang

perkembangannya cukup pesat. Pemenuhan kebutuhan air bersih di daerah-daerah

tersebut rata-rata 90% berasal dari air tanah (Djaendi 2003).

Indonesia memiliki potensi sumber daya air tanah yang melimpah. Salah

satu bagian wilayah di Indonesia yang memiliki potensi air tanah adalah kawasan

vulkanik. Bentuk bentang alamnya berupa perbukitan dan lereng-lereng

memungkinkan menjadi tempat masuk (recharge area) dan keluar air tanah

(discharge area) yang besar. Kondisi demikian menjadikan kawasan vulkanik

memiliki potensi sumber air tanah yang cukup besar untuk dikelola (Kartadinata

2007).

Kecamatan Cidahu merupakan salah satu wilayah penyangga kawasan

vulkanik Gunung Salak yang memiliki potensi air tanah sangat besar.

Page 19: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

2

Pemanfaatan air tanah di wilayah ini selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat (non-komersil) juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas

produksi perusahaan-perusahaan swasta (komersil).

Tabel 1 Jumlah perusahaan dan sumber air tanah yang digunakan oleh perusahaan di Kecamatan Cidahu pada tahun 2013

No. Jenis Pemanfaatan Jumlah Perusahaan

Sumber Air yang digunakan

1 Bahan Penunjang Produksi:

- Peternakan 1 Sumur Bor Dalam - Garmen 3 Sumur Bor Dalam 2 Bahan Utama:

- AMDK 7 Sumur Bor Dalam - Minuman Energi 1 Sumur Bor Dalam dan Mata Air

Sumber : DPESDM Kabupaten Sukabumi 2013

Tabel 1 memperlihatkan bahwa terdapat 12 perusahaan menggunakan air

tanah di Kecamatan Cidahu. Perusahaan menggunakan air tanah sebagai bahan

penunjang produksi maupun sebagai bahan utama. Selain itu Tabel 1 juga

menunjukkan pada umumnya perusahaan memanfaatkan air tanah melalui

pembuatan sumur bor dalam. Artinya, air tanah yang digunakan oleh perusahaan

adalah air tanah dalam yang berada di bawah lapisan akuifer dengan rata-rata

kedalaman >100 m.

Pemanfaatan air tanah memiliki dampak positif dan negatif. Pemanfaatan air

tanah oleh perusahaan pada satu sisi memberikan dampak positif terhadap

peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sukabumi, namun pada

sisi lain pemanfaatan yang dilakukan terus-menerus dan dalam jumlah besar dapat

menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Kerusakan lingkungan yang

terjadi pada akhirnya dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi masyarakat

Kecamatan Cidahu.

Air tanah yang digunakan oleh mayarakat pada dasarnya berbeda dengan air

tanah yang digunakan oleh perusahaan. Air tanah yang digunakan oleh

masyarakat merupakan air tanah dangkal yang diperoleh melalui pembuatan

sumur gali/dangkal (dug wells), sedangkan air tanah yang digunakan oleh

perusahaan merupakan air tanah dalam melalui pembuatan sumur bor/sumur

dalam (deep wells). Akan tetapi, ketika pengambilan air tanah melalui sumur

bor/sumur dalam (deep wells) lebih besar dari pengisiannya akan menyebabkan

Page 20: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

3

lengkung-lengkung penurunan muka air tanah (depression cone) antara sumur

satu dengan sumur lainnya. Selanjutnya hal tersebut akan menyebabkan terjadinya

penurunan muka air tanah secara permanen (Suripin 2002).

Melihat dampak kerusakan lingkungan dan potensi kerugian ekonomi yang

dialami masyarakat, kebijakan pemerintah menjadi sangat penting untuk mengatur

pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu. Kebijakan

berfungsi untuk mengendalikan pemanfaatan air tanah yang dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan. Pengelolaan air tanah penting dilakukan mengingat sifat

air tanah pada kondisi geologi tertentu proses hidrologi air tanah membutuhkan

waktu ribuan tahun, sehingga bila pengambilan air tanah dilakukan secara

berlebihan maka air tanah akan habis (Kodoatie dan Sjarief 2010b).

Di India terdapat ketegangan yang menarik antara pemikiran yang

mengutamakan keadilan dan yang mengutamakan keberlanjutan. Kedua

kepentingan tersebut sering kali bertentangan. Kebijakan yang mengutamakan

kesetaraan politik dan ekonomi untuk kepentingan saat ini sering berbenturan

dengan kebijakan yang mengutamakan kepentingan keadilan antar generasi

(Aguilar 2011). Penelitian ini penting dilakukan untuk menganalisis kebijakan

pengelolaan air tanah serta potensi dampak kerusakan lingkungan yang

ditimbulkan akibat pemanfaatan air tanah. Harapannya air tanah di Kecamatan

Cidahu dapat dikelola dan dimanfaatkan berdasarkan prinsip berkeadilan dan

berkelanjutan.

1.2 Perumusan Masalah

Pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu didominasi oleh perusahaan

swasta. Data pada Dinas Pertambangan Energi dan Sumber Daya Mineral

(DPESDM) menunjukkan terdapat 12 perusahaan yang memanfaatkan air tanah di

Kecamatan Cidahu (DPESDM 2013). Pemanfaatan air tanah dilakukan

perusahaan secara terus-menerus dan dalam jumlah besar. Hal itu diindikasikan

dapat menyebabkan kuantitas air tanah terus berkurang apabila pengambilan air

tanah tidak diimbangi dengan pemasukan (run in).

Lokasi perusahaan pemanfaat air tanah terletak di wilayah hilir, yaitu pada

ketinggian lebih rendah jika dibandingkan dengan daerah hulu. Pemanfaatan air

Page 21: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

4

tanah di wilayah hilir diindikasikan berdampak terhadap ketersediaan air tanah di

wilayah hulu. Hal itu terjadi karena kondisi hidrogeologi dan kimia-air tanah

Kecamatan Cidahu sebagai wilayah penyangga kawasan vulkanik Gunung Salak.

Wilayah hulu Kecamatan Cidahu pada elevasi di atas 700 m dpl termasuk

pada kategori sistem aliran air tanah lokal (pendek penjalaran air tanahnya),

sementara itu wilayah hilir pada elevasi 500 m dpl termasuk pada kategori sistem

aliran air tanah regional (panjang penjalaran air tanahnya). Daerah resapan

(recharge area) sumber air perusahaan rata-rata terletak di wilayah hulu pada

elevasi 700-900 m dpl (Kartadinata 2007).

Ketersediaan air pada sumur gali masyarakat saat ini sudah sangat jauh

berkurang jika dibandingkan dengan keadaan dahulu sebelum adanya

pengambilan air tanah oleh perusahaan. Kedalaman sumur gali milik masyarakat

saat ini rata-rata mencapai 15-17 m dari kedalaman awal sekitar 8-10 m

(Mangoting dan Surono 2006). Apabila kondisi tersebut terus dibiarkan, tidak

mustahil pada masa yang akan datang masyarakat Kecamatan Cidahu mengalami

krisis air bersih. Kebijakan pengelolaan yang mengatur pemanfaatan air tanah

menjadi sangat penting perannya untuk mengatasi kondisi tersebut. Penelitian ini

memiliki beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi stakeholder dan masyarakat terhadap pemanfaatan air

tanah di Kecamatan Cidahu?

2. Berapa potensi nilai kerugian ekonomi masyarakat Kecamatan Cidahu

akibat pemanfaatan air tanah oleh perusahaan?

3. Siapa stakeholder yang berperan dalam pengelolaan dan pemanfaatan air

tanah di Kecamatan Cidahu?

4. Bagaimana kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan

Cidahu?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari

penelitian ini adalah tercapainya sinergisitas antar stakeholder dalam mengelola

dan memanfaatkan air tanah di Kecamatan Cidahu, sehingga dapat terwujud

pengelolaan dan pemanfaatan air tanah yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Page 22: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

5

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu:

1. Menganalisis persepsi stakeholder dan masyarakat terhadap pemanfaatan air

tanah di Kecamatan Cidahu.

2. Mengestimasi potensi kerugian ekonomi masyarakat Kecamatan Cidahu

akibat pemanfaatan air tanah oleh perusahaan.

3. Menganalisis stakeholder yang berperan dalam pengelolaan dan

pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu.

4. Menganalisis kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di

Kecamatan Cidahu.

1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Adapun ruang lingkup dan batasan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Penelitian yang dilakukan fokus terhadap pengelolaan dan pemanfaatan air

tanah di Kecamatan Cidahu serta penghitungan potensi kerugian ekonomi

masyarakat.

2. Pemilihan wilayah estimasi potensi kerugian ekonomi pada penelitian ini

dilakukan secara purposive, yaitu empat desa di wilayah hulu Kecamatan

Cidahu yang mengalami kerugian ekonomi akibat kekeringan.

3. Penilaian kerugian fokus terhadap potensi kerugian ekonomi rumah tangga,

yaitu besar replacement cost yang dikeluarkan responden.

4. Pengaruh terhadap sektor pertanian tidak termasuk dalam penelitian ini.

Sawah di Kecamatan Cidahu berdasarkan profil kecamatan merupakan

sawah tadah hujan.

5. Kontribusi perusahaan terhadap PAD, multiplier effect, serta sistem

distribusi output perusahaan tidak menjadi fokus dalam penelitian ini.

Page 23: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

6

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

Ketersediaan sumber daya air sangat tergantung pada daya pulih dari air itu

sendiri. Menurut Fauzi (2010) air merupakan sumber daya yang dapat

digolongkan sebagai sumber daya terbarukan (renewable) maupun tidak

terbarukan (non-renewable). Hal itu tegantung pada sumber dan pemanfaatannya.

Air yang bersumber dari bawah tanah atau groundwater misalnya, diperoleh

melalui proses geologi selama ratusan bahkan ribuan tahun, sehingga meskipun

memiliki daya pulih maka pemanfaatan melebihi kemampuan recharge dapat

menjadikan air sebagai sumber daya yang tidak terbarukan. Sebaliknya, air

permukaan atau surface water seperti air yang diperoleh dari sungai maupun

danau dapat dikategorikan sebagai sumber daya terbarukan karena adanya proses

siklus hidrologi dari bumi.

2.1.1 Permintaan dan Penawaran Sumber Daya Air

Permintaan sumber daya air di Indonesia terus mengalami peningkatan.

Menurut Sanim (2011) kebutuhan air meningkat mengikuti pertambahan jumlah

penduduk, taraf hidup dan perkembangan sektor industri. Peningkatan kebutuhan

air bersih akan merubah nilai dari sumber daya air tanah yang sebelumnya

merupakan barang bebas (free good) menjadi barang yang bernilai ekonomi

(economic good) dan diperdagangkan seperti komoditi lain. Perkiraan dalam

sepuluh tahun mendatang, nilai strategis sumber daya air tanah akan semakin

besar sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk yang diikuti dengan

meningkatnya pembangunan pemukiman, bangunan publik, perhotelan, industri

makanan, minuman, obat-obatan, dan indsutri lainnya yang memerlukan air

sebagai bahan baku dan proses (Kodoatie dan Sjarief 2008a).

Kondisi air di Indonesia apabila dilihat dari sisi penawaran termasuk sangat

melimpah. Menurut Sanim (2011) Indonesia memiliki luas daratan sekitar

1.918.410 Km2 dengan curah hujan sebesar 2.620 mm setahun. Kodoatie dan

Sjarief (2008) menjelaskan, jika dilihat dari begitu luasnya Indonesia dari sisi

geografi, maka volume air di udara yang jatuh sebagai hujan cukup berlimpah.

Page 24: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

7

Ketika hujan mencapai bumi yang menjadi aliran mantap hanya 25%, hampir tiga

perempat terbuang percuma ke laut. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya air

masih perlu dikelola dengan cara-cara yang benar agar air mantap meningkat dan

air yang terbuang percuma berkurang.

2.1.2 Sifat dan Nilai Air Tanah

Air tanah termasuk dalam kelompok sumber daya yang memiliki siklus

dalam proses pembentukannya. Menurut Kodoatie dan Sjarief (2010b), air tanah

merupakan salah satu komponen dalam daur hidrologi (hydrologic cycle) yang

berlangsung di alam. Sumber ini terbentuk dari air hujan yang meresap ke dalam

tanah di daerah imbuhan (recharge area) dan mengalir melalui lapisan batuan,

terutama lapisan pembawa air (akuifer) dalam satu cekungan air tanah

(groundwater basin) yang berada di bawah permukaan tanah menuju ke daerah

lepasan (discharge area).

Lebih lanjut Kodoatie dan Sjarief (2010b) menjelaskan bahwa air tanah

dapat berupa air sumur dalam maupun air sumur dangkal. Air sumur dalam ialah

air yang telah merembes melalui lapisan-lapisan mineral masuk ke tanah, ketika

selama perembesan bahan-bahan organiknya tertahan. Oleh karena itu, air sumur

dalam dapat langsung diminum. Sebaliknya air sumur dangkal tidak dapat

langsung diminum karena rawan perembesan oleh zat pencemar yang berasal dari

limbah buangan kegiatan domestik, pertanian, ataupun industri.

Air tanah memiliki nilai yang sangat penting sebagai salah satu sumber

pasokan kebutuhan air dalam aktivitas manusia. Air lebih dari sekedar sebagai

nilai sosial, ekonomi, religius, kultural dan lingkungan (Sanim 2011). Kamper et

al. (2006) dalam Siswanto (2011) menyebutkan nilai ekonomi air tanah yakni: (1)

nilai penggunaan (use value), untuk keperluan air minum, industri, irigasi dan

sebagainya; (2) diluar nilai penggunaan (non-use value) misalnya kemanfaatan

untuk generasi yang akan datang; (3) nilai ekosistem, misalnya manfaat

keberadaan air tanah untuk ekosistem, sungai dan danau.

Page 25: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

8

2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan Akibat Pemanfaatan Air Tanah

Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 2004 Pasal 34 tentang Air Tanah

menyatakan bahwa air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang

keberadaannya terbatas dan kerusakannya mengakibatkan dampak yang luas serta

pemulihannya sulit dilakukan. Contoh pemanfaatan air tanah yang tidak dikelola

dengan baik adalah pemanfaatan air tanah yang dilakukan secara terus-menerus

dan dalam jumlah yang melebihi daya pulihnya. Pemanfaatan air tanah seperti itu

dapat menimbulkan kerusakan lingkungan berupa penurunan jumlah debit air,

penurunan muka air tanah, penurunan mutu air, dan penurunan permukaan tanah

(Suripin 2002). Menurut Hindarko (2002) harus diakui bahwa dampak lingkungan

yang terjadi dari penyadapan air tanah secara masal ini sangat mengkhawatirkan,

seperti misalnya:

1. Intrusi air laut, berupa rembesan air asin yang mencemari sumur penduduk,

dan merusak bangunan bawah tanah lainnya.

2. Land subsidence, penurunan muka tanah, seperti yang sedang terjadi di

daerah pantai Kota Semarang, muka tanah diperkirakan turun 5 cm setiap

tahunnya.

3. Penurunan muka air tanah secara masal, sehingga sungai menjadi kering,

sumur penduduk habis airnya, mata air berhenti mengalir.

2.1.4 Metode Estimasi Potensi Kerugian Akibat Pemanfaatan Air Tanah

Menurunnya ketersediaan air menimbulkan kerugian ekonomi bagi

masyarakat Kecamatan Cidahu. Nilai kerugian ekonomi akibat degradasi

lingkungan salah satunya dapat dihitung dengan Averting Behavior Methods

(ABM). ABM menggambarkan pengeluaran yang dibuat atau dikeluarkan

masyarakat dengan tujuan untuk mencegah atau mengurangi dampak negatif

degradasi lingkungan. Metode ini menggunakan biaya dari pembelian barang

(produk) tertentu untuk menilai kualitas lingkungan. Secara umum, metode ini

sangat sesuai diaplikasikan untuk kasus-kasus ketika pencegahan kerusakan atau

pengeluaran untuk barang-barang pengganti benar-benar ada atau benar-benar

akan dibuat (Jones, et al. 2000).

Page 26: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

9

Pendekatan ABM didasarkan pada asumsi bahwa apabila orang menerima

biaya untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh hilangnya jasa lingkungan

atau mengganti jasa ekosistem, maka nilai jasa lingkungan tersebut setidaknya

harus sama dengan harga yang dibayarkan individu untuk penggantian tersebut.

Adapun asumsi lain dalam ABM adalah sebagai berikut :

1. Individu mengenali dampak negatif kerusakan lingkungan terhadap

kesejahteraan mereka;

2. Individu mampu menyesuaikan kebiasaan mereka untuk mencegah atau

mengurangi dampak tersebut.

Estimasi potensi kerugian ekonomi yang dialami masyarakat Kecamatan

Cidahu pada penelitian ini dinilai melalui analisis ABM pendekatan Replacement

Cost. Replacement Cost adalah pendekatan ABM yang mengestimasi nilai jasa

lingkungan melalui biaya pengganti jasa tersebut dengan barang dan jasa alternatif

buatan. Metode ini menggambarkan jasa lingkungan yang bisa ditiru dengan

menggunakan teknologi (Jones, et al. 2000). Adapun menurut Garrod and Willis

(1999), pendekatan replacement cost menilai nilai sumber daya dengan berapa

besar biaya yang dikeluarkan untuk mengganti atau mengembalikan setelah

sumber daya tersebut telah rusak.

2.1.5 Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Tanah

Menurut Suparmoko (2008), suatu kebijakan sumber daya alam dan

lingkungan yang bertanggung jawab terhadap generasi saat ini maupun generasi

yang akan datang terdiri dari satu himpunan peraturan serta tindakan yang

berhubungan dengan penggunaan sumber daya alam dan lingkungan yang

membuat perekonomian bekerja efisien serta bertahan dalam waktu yang tidak

terbatas, tidak menurunkan pola konsumsi agregat dan tidak membiarkan

lingkungan fisik menjadi rusak, maupun tidak menimbulkan risiko yang besar

bagi generasi yang akan datang, tetapi justru sebaliknya akan membuat generasi

yang akan datang lebih sejahtera.

Menurut Suparmoko dan Suparmoko (2000), intervensi kebijakan dapat

dikelompokkan menjadi: a) insentif atas dasar kekuatan pasar yang diharapkan

memengaruhi perilaku perorangan (market based insrument = MBI), b) instrumen

Page 27: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

10

komando dan pengawasan (comand and control = CAC) yang mengatur kegiatan

lewat larangan atau pembatasan pada sumber-sumber pencemaran, dan

pengeluaran-pengeluaran pemerintah untuk pembersihan lingkungan kerangka

kebijakan ini dapat dilihat pengelompokannya seperti pada Tabel 2.

Tabel 2 Kerangka kebijakan untuk perlindungan lingkungan

Kebijakan Instrumen Langsung Instrumen tidak Langsung Insentif dengan mekanisme pasar

Pengaturan pencemaran; perdagangan perizinan; sistem pembayaran kembali deposit.

Pajak dan subsidi terhadap bahan dan produk; subsidi pada barang dan bahan pengganti.

Komando dan pengawasan

Peraturan/ketentuan emisi/buangan (sumber pasti, kuota yang tidak dapat diganti).

Pearturan/pembatasan terhadap peralatan, proses, bahan dan produk.

Pengeluaran pemerintah

Pengaturan terhadap pengeluaran lembaga pemerintah untuk kegiatan purifikasi, pembersihan, buangan limbah, dan penegakan hukum dan peraturan.

Pengembangan teknologi bersih, produksi bersih

Sumber: Eskeland dan Jimmenez (1992) dalam Suparmoko dan Suparmoko (2000)

Pengelolaan dan pemanfaatan air tanah sangat bergantung pada kebijakan

aturan yang ada. Menurut Kodoatie et al. (2007) dalam Adoe (2008), kebijakan

yang diambil dalam rangka pengendalian pemanfaatan air tanah antara lain

pengaturan persyaratan dalam pemberian izin pengeboran, penurapan mata air dan

pengambilan, serta pembatasan debit pengambilan. Kebijakan ini bertujuan

mempertahankan kesinambungan keberadaan air tanah agar mampu menopang

kebutuhan untuk jangka panjang dan masa datang.

Kebijakan pengendalian pemanfaatan air tanah merupakan instrumen yang

sangat penting dalam rangka pengendalian dampak lingkungan. Menurut

Kodoatie et.al. (2007) dalam Adoe (2008), perizinan air tanah merupakan bentuk

legitimasi dalam pengelolaan air tanah juga dimaksud sebagai pengendalian

dalam pendayagunaan air tanah. Izin dapat dicabut jika terbukti menimbulkan

kerusakan lingkungan. Izin hanya diberikan untuk daerah-daerah yang kondisi air

tanahnya masih aman atau masih memungkinkan dapat diambil tanpa

mengakibatkan kemerosotan kondisi dan lingkungan air tanah. Izin pemakaian air

tanah perlu dimiliki mengingat cara pengeboran air tanah atau penggunaannya

mengubah kondisi dan lingkungan air tanah antara lain berupa penyusutan

ketersediaan air tanah, penurunan muka air tanah, perubahan pola aliran air tanah,

penurunan kualitas air tanah, mengganggu sistem akuifer atau penggunaannya

Page 28: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

11

untuk memenuhi kebutuhan, mengambil air tanah dalam jumlah yang melebihi

ketentuan.

2.1.6 Metode Analisis stakeholder

Kebijakan yang berlaku dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di

Kecamatan Cidahu tidak terlepas dari peran seluruh stakeholder. Grimbel dan

Chan (1995) mendeskripsikan analisis stakeholder sebagai suatu pendekatan dan

prosedur untuk mencapai pemahaman suatu sistem dengan cara mengidentifikasi

aktor-aktor kunci atau stakeholder kunci di dalam sistem serta menilai

kepentingan masing-masing di dalam sistem tersebut. Stakeholder yang dimaksud

adalah semua yang memengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh kebijakan, keputusan

dan tindakan sistem tersebut. Hal itu dapat bersifat individual, masyarakat,

kelompok sosial atau isntitusi dalam berbagai ukuran. Stakeholder meliputi

pembuat kebijakan, perancang dan administrator dalam pemerintah, serta

kelompok pengguna objek dalam sistem.

Konsep analisis stakeholder pernah dideskripsikan oleh Freeman (1984)

dalam Suhana (2008). Freeman mengemukakan stakeholder sebagai kelompok

atau individu yang dapat memengaruhi atau dipengaruhi oleh suatu tujuan

pencapaian organisasi. Ada tiga tingkat analisis pemangku kepentingan:

1. Tingkat Rasional

Tingkat rasional sangat membutuhkan pemahaman tentang stakeholder dari

organisasi. Freeman menggunakan peta umum stakeholder, kemudian

mengidentifikasi masing-masing stakeholder berdasarkan peta stakeholder.

Lebih lanjut, masing-masing stakeholder diidentifikasi dan dianalisis.

Freeman juga menggunakan dua dimensi grid sebagai perangkat analisis

organisasi stakeholder. Dimensi pertama merupakan kelompok stakeholder

dilihat dari sisi kepentingannya, dan dimensi kedua merupakan kelompok

stakehoder dilihat dari sisi pengaruh/kekuatannya dalam organisasi.

2. Tingkat Proses

Tingkat proses diperlukan untuk memahami bagaimana organisasi baik

secara implisit ataupun eksplisit mengelola hubungan dengan masing-

Page 29: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

12

masing stakeholder, dan apakah proses ini sesuai dengan peta stakeholder

rasional organisasi.

3. Tingkat Transaksional

Tingkat transaksional membutuhkan pemahaman hubungan transaksi antar

organisasi dan stakeholder serta mampu menyimpulkan apakah

hubungan/kerjasama yang terjadi sesuai dengan peta stakehoder dan proses

organisasi stakeholder. Pemahaman legitimasi masing-masing stakeholder

sangat penting dalam keberhasilan tingkat transaksional.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang air tanah sudah banyak dilakukan, namun sebagian besar

meneliti tentang pencemaran air tanah dan willingnes to pay masyarakat terhadap

pencemaran air tanah. Penelitian tentang kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan

air tanah serta dampak kerugian ekonomi masyarakat secara umum masih jarang

diteliti. Oleh karena itu, penulis meneliti mengenai analisis kebijakan pengelolaan

dan pemanfaatan air tanah yang membahas peran stakeholder dalam pengelolaan

dan pemanfaatan air tanah, serta estimasi nilai kerugian ekonomi masyarakat

akibat pemanfaatan air tanah oleh perusahaan.

Penelitian mengenai pengelolaan dan pemanfaatan air tanah sebelumnya

pernah dilakukan oleh Adoe (2008) yang berjudul “Pengendalian Pemanfaatan

Air tanah Di Kota Kupang”. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif

kualitatif. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa proses pengendalian

pemanfaatan air tanah merupakan upaya untuk menjamin pemanfaatan air tanah

secara bijaksana serta menjaga kesinambungan kuantitas dan kualitasnya.

Penelitian lain pernah dilakukan oleh Siswanto (2011) yang berjudul

“Evaluasi Kebijakan Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah di Provinsi DKI

Jakarta”. Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis evaluasi kebijakan

adalah analisis isi (content analysis). Penelitiannya menyimpulkan bahwa

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hanya menggunakan pajak dan retribusi air

tanah sebagai kebijakan untuk membatasi pemakaian dan pemanfaatan air tanah di

wilayah Provinsi DKI Jakarta. Kontribusi pajak dan retribusi air tanah terhadap

PAD sangat kecil dibandingkan dengan pajak daerah dan retribusi daerah yang

Page 30: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

13

lain. Fungsi instrumen pajak dan retribusi air tanah adalah upaya pembatasan

pemakaian dan konservasi air tanah.

Penelitian nilai kerugian ekonomi masyarakat akibat pemanfaatan

sumberdaya air sebelumnya pernah dilakukan oleh Setiawan (2012) yang berjudul

“Penilaian Economic Losses Masyarakat Desa Cijeruk Kabupaten Bogor Akibat

Adanya Pemanfaatan Sumber Mata Air Oleh Perusahaan Air Minum”. Metode

analisis yang digunakan dalam menilai economic losses adalah averted cost

methods. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa berdasarkan persepsi masyarakat

(petani dan rumah tangga), telah terjadi kelangkaan sumber daya air akibat adanya

pemanfaatan sumber mata air secara berlebihan oleh perusaha air minum.

Kelangkaan sumber daya air menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Hasil

penilaian economic losses masyarakat Desa Cijeruk akibat adanya pemanfaatan

sumber mata air secara berlebihan oleh perusahaan air minum adalah sebesar

Rp.740.466.000 per tahun.

Adapun penelitian lain yang menghitung estimasi nilai kerugian ekonomi

akibat pemanfaatan air tanah pernah dilakukan oleh Ismail et al. (2011) yang

berjudul “Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi dan Willingness to Pay Masyarakat

Akibat Pencemaran Air Tanah (Studi Kasus di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta

Utara)”. Metode analisis yang digunakan untuk menghitung kerugian ekonomi

adalah melalui penghitungan biaya pencegahan, biaya kesehatan dan biaya

penggantian. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa responden yang sudah tidak

menggunakan air tanah, umumnya menggunakan sumber air bersih pengganti

berupa air ledeng. Total kerugian yang dialami masyarakat Kelurahan Kapuk

Muara adalah sebesar Rp. 9.926.489.524 per tahun.

Page 31: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

14

III KERANGKA PEMIKIRAN

Kecamatan Cidahu adalah salah satu wilayah penyangga kawasan vulkanik

Gunung Salak. Gunung Salak berfungsi sebagai daerah tangkapan air yang

memasok air tanah dan air permukaan dalam jumlah sangat besar ke daerah-

daerah yang ada di sekitar kawasan yang dilingkupinya. Air tanah dan air

permukaan tersebut telah menjadi sumber pemenuhan kebutuhan masyarakat, baik

itu untuk pemanfaatan komersil maupun pemanfaatan non-komersil.

Pemanfaatan komersil dapat memberikan dampak positif, yaitu

meningkatkan PAD Kabupaten Sukabumi dan menunjang keuntungan

perusahaan. Akan tetapi, pemanfaatan komersil juga dapat berdampak terhadap

lingkungan, salah satunya terjadi deplesi air tanah. Deplesi air tanah lebih lanjut

dapat menimbulkan kerugian ekonomi bagi masyarakat lokal. Masyarakat harus

mengeluarkan biaya pengganti karena penurunan kuantitas air yang dapat

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, untuk

mengatasi kondisi tersebut diperlukan kebijakan pengelolaan air tanah yang

mengatur pemanfaatan air tanah secara berkeadilan dan berkelanjutan.

Pengelolaan dan pemanfaatan air dipengaruhi oleh peran seluruh

stakeholder. Persepsi stakeholder juga penting dianalisis untuk mengetahui sejauh

mana pemahaman stakeholder terhadap sifat dan kondisi air tanah. Kemudahan

dalam mendapatkan izin usaha dan lemahnya penegakkan pengawasan terhadap

pemanfaatan air tanah oleh perusahaan diindikasikan menjadi penyabab semakin

banyak berdirinya perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan air tanah di

Kecamatan Cidahu. Analisis kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah

penting dilakukan untuk mengetahui kesesuaian kebijakan dengan fakta

pemanfaatan yang terjadi dilapangan. Adapun analisis tingkat kepentingan dan

pengaruh stakeholder penting dilakukan untuk mengetahui peran stakeholder

dalam kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah. Analisis kebijakan dan

analisis stakeholder serta persepsi pemahaman stakeholder dapat menjadi arah

perbaikan kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan

Cidahu. Alur kerangka berpikir penelitian ini tersaji pada Gambar 1.

Page 32: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

15

Sumber: Data primer diolah 2013

Keterangan : : Ruang lingkup penelitian

: Alur penelitian

Gambar 1 Diagram alur pemikiran operasional

Air Tanah di Kecamatan Cidahu

Pemanfaatan Non-Komersial

Kebijakan Pengelolaan Air Tanah

Pemanfaatan Komersial

Keuntungan Perusahaan

Analisis Replacement Cost

Estimasi Kerugian Ekonomi

Masyarakat

Kondisi Fisik Air tanah:

-potensi -kondisi pemanfaatan -deplesi

Perencanaan dan Regulasi

Perbaikan Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Tanah di Kecamatan Cidahu

Persepsi Stakeholder

Analisis Stakeholder

Meningkatkan PAD

Analisis Persepsi

Implikasi Kebijakan

Page 33: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

16

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi,

Provinsi Jawa Barat. Wilayah penelitian meliputi empat desa, yaitu Desa Cidahu,

Desa Girijaya, Desa Jayabakti, dan Desa Tangkil. Lokasi ini dipilih secara sengaja

(purposive) dengan pertimbangan pada lokasi tersebut diduga telah terjadi

penurunan kuantitas air yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Pengambilan

data primer dilakukan pada bulan Maret – April 2013.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan

responden melalui kuesioner serta observasi lapang. Responden meliputi

stakeholder yang berperan dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di

Kecamatan Cidahu dan masyarakat (rumah tangga) yang diindikasikan mengalami

kerugian ekonomi.

Data sekunder diperoleh dari instansi yang berhubungan dengan

pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu, yaitu Kecamatan

Cidahu, Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT), Dinas

Pengelolaan Energi dan Sumber Daya Mineral (DPESDM), Badan Lingkungan

Hidup (BLH), Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(DPPKAD), Sekretariat Daerah (Setda) Bagian Hukum, Dinas Tata Ruang

Permukiman dan kebersihan (Dinas Tarkimsih), Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Badan Perencanaan dan

Pembangunan Daerah (Bappeda),dan LSM. Data pendukung lainnya diperoleh

dari studi literatur yang relevan dengan penelitian. Secara lengkap matriks

keterkaitan antara tujuan penelitian, jenis data, sumber data dan metode analisis

yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 34: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

17

Tabel 3 Matriks keterkaitan antara tujuan penelitian, jenis data, sumber data, dan metode analisis

No. Tujuan Penelitian Jenis Data Sumebr Data Metode Analisis

1 Analisis persepsi stakeholder dan masyarakat terhadap pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu.

Primer dan sekunder

Wawancara staff pegawai pada masing-masing instansi terkait dan masyarakat.

Metode deskriptif (kualitatif)

2 Estimasi potensi kerugian ekonomi masyarakat Kecamatan Cidahu akibat pemanfaatan air tanah oleh perusahaan.

Primer Wawancara masyarakat yang bertempat diindikasikan terkena dampak.

Metode kuantitatif dan deskriptif (kualitatif)

3 Analisis stakeholder yang berperan dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu.

Primer dan sekunder

Wawancara staff pegawai pada masing-masing instansi terkait.

Metode deskriptif (kualitatif)

4 Analisis kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu.

Primer dan sekunder

Instansi terkait, wawancara, serta studi literatur.

Metode deskriptif (kualitatif)

Sumber: Data primer diolah 2013

4.3 Metode Pengambilan Contoh

Penelitian ini menggunakan dua kelompok responden. Pertama, responden

kunci (key person). Responden ini diambil dari staff dan pejabat instansi yang

dianggap memiliki informasi penting terkait penelitian. Kedua, responden

masyarakat. Responden masyarakat dipilih secara sengaja dengan teknik snowball

sampling, yaitu rumah tangga di empat desa wilayah hulu yang mengalami

kerugian ekonomi. Selanjutnya populasi dipilih dari rumah tangga yang

diindikasikan terkena dampak. Total responden dalam penelitian ini adalah 78

responden. Masing-masing jumlah responden adalah 11 responden kelompok

pemerintah, 5 responden kelompok perusahaan pengguna air tanah, 2 responden

lembaga eksternal dan 60 responden KK masyarakat Kecamatan Cidahu.

4.4 Metode Analisi Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif

kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk

mengkaji kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah, analisis stakeholder

serta persepsi stakeholder dan masyarakat terhadap pemanfaatan air tanah.

Page 35: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

18

Analisis stakeholder digunakan untuk mengetahui peran stakeholder dalam

pengelolaan dan pemanfaatan air tanah. Adapun analisis deskriptif kuantitatif

digunakan untuk mengestimasi potensi kerugian ekonomi masyarakat melalui

analisis biaya pengganti (replacement cost). Data yang telah terkumpul diolah

dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.

4.4.1 Analisis Persepsi Stakeholder dan Masyarakat

Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi persepsi stakeholder

dan masyarakat terhadap pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu. Persepsi

responden didapatkan melalui wawancara dengan pegawai instansi terkait dan

masyarakat. Matriks analisis persepsi stakeholder dan masyarakat terhadap

pemanfaatan air tanah oleh perusahaan disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4 Matriks analisis persepsi stakeholder dan masyarakat terhadap pemanfaatan air tanah

No. Parameter Analisis Tujuan Analisis

1 Sifat air tanah Mengetahui sifat air tanah menurut persepsi masing-masing stakeholder

2 Pemanfaatan Air Tanah oleh Perusahaan

Mengetahui persepsi masyarakat tentang pemanfaatan air tanah oleh perusahaan

3 Kondisi air tanah Mengetahui kondisi air tanah di Kecamatan Cidahu menurut persepsi masing-masing stakeholder

Sumber: Data primer diolah 2013

4.4.2 Estimasi Potensi Kerugian Ekonomi Masyarakat

Penilaian potensi kerugian ekonomi diestimasi dengan menggunakan analsis

Averting Behaviour Methods (ABM) melalui pendekatan replacement cost (biaya

untuk mengganti jasa yang hilang/rusak). Metode ini digunakan untuk mengetahui

besarnya kerugian ekonomi masyarakat melalui biaya pengganti untuk

memperoleh air bersih, seperti biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran

penggunaan air pipanisasi, biaya penggalian sumur, serta biaya lainnya yang

dikeluarkan untuk mendapatkan sejumlah air bersih. Informasi besarnya kerugian

masyarakat diperoleh dengan menghitung biaya pengeluaran responden pada

masing-masing KK. Matriks analisis estimasi potensi nilai kerugian ekonomi

masyarakat disajikan dalam Tabel 5.

Page 36: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

19

Tabel 5 Matriks analisis estimasi potensi nilai kerugian ekonomi masyarakat No Parameter Analisis Tujuan Analisis 1 Kondisi air Mengetahui kondisi umum pola penggunaan air bersih

masyarakat 2 Biaya penggantian Mengetahui jenis tindakan biaya penggantian untuk

memenuhi kebutuhan air sehari-hari 3 Kerugian ekonomi Mengestimasi besar biaya yang dikeluarkan oleh rumah

tangga yang kemudian digunakan sebagai dasar penghitungan nilai kerugian ekonomi masyarakat

Sumber: Data primer diolah 2013

Perhitungan estimasi potensi nilai kerugian ekonomi mayarakat diperoleh

dari besarnya replacement cost yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk

mendapatkan air bersih. Masing-masing data biaya yang dikeluarkan oleh

responden rumah tangga ditabulasikan ke dalam tabel yang berisi jenis tindakan

penggantian yang dilakukan, jumlah rumah tangga responden yang melakukan

tindakan penggantian, biaya rata-rata yang dikeluarkan serta total biaya untuk

setiap tindakan penggantian yang dilakukan. Rata-rata biaya yang dikeluarkan

masing-masing responden dihitung dengan menggunakan persamaan berikut.

RBP = ...........................

Keterangan:

RBP = Rata-rata biaya pengganti (Rp)

BPi = Jumlah biaya pengganti responden i (Rp)

n = Jumlah responden

i = Responden ke-i (1,2,3,….,n)

4.4.3 Analisis Stakeholder dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Tanah

Identifikasi peran stakeholder dilakukan dengan metode deskriptif pada

hasil analisis stakeholder. Analisis stakeholder dilakukan dengan cara

mengidentifikasi tingkat kepentingan dan pengaruh masing-masing stakeholder

dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu. Matriks

analisis stakeholder disajikan dalam Tabel 6.

Page 37: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

20

Tabel 6 Matriks analisis stakeholder No. Parameter Analisis Tujuan Analisis 1 Kepentingan stakeholder Mengetahui siapa saja stakeholder yang terlibat dan

menganalisis kepentingan masing-masing stakeholder

2 Pengaruh stakeholder Mengetahui siapa saja stakeholder yang terlibat dan menganalisis pengaruh masing-masing stakeholder

3 Posisi stakeholder Mengetahui posisi masing-masing stakeholder dalam pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu

Sumber: Data primer diolah 2013

Adapun tahapan analisis stakeholder dalam penelitian ini adalah:

1. Identifikasi stakehoder

2. Membuat tabel stakeholder yang berisi informasi:

a. Daftar stakeholder

b. Tingkat kepentingan stakeholder, yaitu motif dan perhatiannya terhadap

kebijakan. Kepentingan aktor dinilai dengan menggunakan skala likert,

yaitu antara 1 sampai 5. Angka tersebut masing-masing menunjukkan

nilai; 1 = sangat rendah; 2 = rendah; 3 = sedang/cukup tinggi; 4 = tinggi;

dan 5= sangat tinggi. Indikator tinggi dilihat dari seberapa penting

pengelolaan dan pemanfaatan air tanah bagi masing – masing

stakeholder.

c. Tingkat pengaruh stakeholder. Pengaruh stakeholder mengacu pada tiga

aspek yang dimiliki stakeholder, yaitu aspek sumber daya manusia

(SDM), finansial, dan politik. Penilaian tingkat pengaruh akan

menggunakan skala likert yaitu antara 1 sampai 5. Angka tersebut

masing-masing menunjukkan nilai; 1 = sangat rendah; 2 = rendah; 3 =

sedang/cukup tinggi; 4 = tinggi; dan 5 = sangat tinggi. Indikator tinggi

atau rendahnya pengaruh masing-masing stakeholder dilihat dari tingkat

kewenangan/kekuatan respon stakeholder dalam pengelolaan dan

pemanfaatan air tanah. Nilai pengaruh didapatkan dari penjumlahan

aspek SDM, finansial, dan politik.

3. Selanjutnya dibuat diagram seperti Gambar 2 untuk mengetahui tingkat

kepentingan dan pengaruh masing-masing stakeholder serta posisi

stakeholder apakah masuk pada kategori subeject, player, by stander, atau

actor.

Page 38: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

21

Tinggi

A B

Tingkat kepentingan Subject Player

C D

By Stander Actor

Rendah Tinggi

Tingkat pengaruh

Gambar 2 Tingkat kepentingan dan pengaruh stakeholder

4.4.4 Analisis Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Tanah

Analisis kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah diarahkan pada

parameter perencanaan (prosedur perizinan), pengawasan, penertiban dan evaluasi

kegiatan konservasi air tanah. Matriks analisis kebijakan pengelolaan dan

pemanfaatan air tanah disajikan dalam Tabel 7.

Tabel 7 Matriks analisis kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah No. Parameter Analisis Tujuan Analisis

1 Perizinan: Konsep perizinan, dasar aturan yang digunakan, dan persyaratan perizinan

Mengetahui dan mengkaji dokumen prosedur perizinan yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan pengguna air tanah

2 Pengawasan: Motivasi perlunya pengawasan, jumlah izin, laporan pengawasan, dan aktor yang terlibat.

Mengetahui dan memahami proses pengawasan pemanfaatan air tanah yang dilakukan oleh perusahaan pengguna air tanah.

3 Penertiban: Dasar aturan penertiban, motivasi dilakukan penertiban, jumlah kasus penertiban, dan aktor yang terlibat.

Mengetahui dan memahami proses penertiban terhadapa pelanggaran yang dilakukan perusahaan pengguna air tanah.

4 Konservasi: Motivasi konservasi, lokasi daerah resapan, konservasi yang dilakukan, dan aktor yang terlibat.

Mengetahui dan memahami proses konservasi yang harus dilakukan oleh perusahaan pengguna air tanah.

5 Implikasi kebijakan Mengetahui apakah kebijakan pengelolaan yang ada telah sesuai dengan pemanfaatan air tanah yang terjadi dilapangan.

Sumber: Data primer diolah 2013

Page 39: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

22

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

5.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi,

Provinsi Jawa Barat. Luas Kecamatan Cidahu adalah 2.916,90 Ha. Kecamatan

Cidahu terdiri dari delapan desa, yaitu Desa Pondok Kaso Tengah, Pasir Doton,

Pondok Kaso Tonggoh, Babakan Pari, Tangkil, Jayabakti, Cidahu dan Giri Jaya.

Batas wilayah Kecamatan Cidahu secara administratif adalah:

1. Sebelah utara : Kabupaten Bogor

2. Sebelah selatan : Kecamatan Parungkuda

3. Sebelah barat : Kecamatan Parakansalak

4. Sebelah timur : Kecamatan Cicurug

Berdasarkan profil Kecamatan Cidahu dalam angka (2010), kondisi

topografi Kecamatan Cidahu secara umum bervariasi antara 0-3%, 3-8%, 15-25%

dan >40%. Kemiringan lahan didominasi oleh lahan dengan kemiringan 15-25%.

Ketinggian diatas permukaan laut berkisar antara 500-1.000 m dpl. Potensi

geologi Kecamatan Cidahu pada umumnya berupa struktur tanah dan batuan hasil

pelapukan batuan dari aktivitas Gunung Gede Pangrango.

Iklim di Kecamatan Cidahu masih dipengaruhi iklim regional wilayah

Kabupaten Sukabumi yang beriklim tropis basah dengan curah hujan yang

dipengaruhi oleh angin Muson yang bertiup dari daratan Australia dan Asia. Rata-

rata curah hujan di Kecamatan Cidahu pada Tahun 2004 adalah 2.309 mm/tahun

dengan jumlah hari hujan 158 hari. Suhu udara berkisar antara 18-300C dengan

suhu rata-rata 260C. Kelembaban rata-rata sebesar 85%.

Penduduk Kecamatan Cidahu berjumlah 60.567 jiwa dengan jumlah KK

mencapai 15.520 KK. Jumlah penduduk pada kategori usia di dominasi oleh usia

>18 tahun, yaitu sebanyak 33.976 jiwa. Tingkat pendidikan masyarakat masih

didominasi oleh lulusan SD yaitu sebanyak 16.042 jiwa. Adapun mayoritas mata

pencaharian masyarakat didominasi oleh penduduk yang bermatapencaharian

sebagai karyawan swasta, yaitu sebanyak 5.756 jiwa (Kecamatan Cidahu dalam

angka 2010).

Page 40: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

23

5.1.1 Potensi Air Tanah di Kecamatan Cidahu

Wilayah Cidahu berada pada sistem Cekungan Air Tanah (CAT) Sukabumi.

CAT Sukabumi memiliki potensi air tanah bebas/dangkal sebesar 759 juta

m3/tahun, dan air tanah dalam sebesar 34 juta m3/tahun (DPESDM Kabupaten

Sukabumi 2012). Data potensi sumber air di Kecamatan Cidahu, dapat dilihat

pada pada Tabel 8 di bawah ini.

Tabel 8 Jumlah sumber air di Kecamatan Cidahu pada Tahun 2010 No Desa Sungai Mata Air

1 Pondok kaso Tengah 1 2 2 Pasir doton 1 2 3 Pondok kaso Tonggoh 1 0 4 Babakan Pari 2 3 5 Tangkil 2 4 6 Jayabakti 2 6 7 Cidahu 2 3 8 Girijaya 2 3

Jumlah 13 23 Sumber: Kecamatan Cidahu dalam angka 2010

Tabel 8 memperlihatkan masing-masing desa di Kecamatan Cidahu

memiliki potensi sumber air cukup banyak. Umumnya masing-masing desa

memiliki aliran sungai dan beberapa sumber mata air, kecuali Desa Pondok Kaso

Tonggoh yang hanya memiliki satu aliran sungai dan tidak memiliki sumber mata

air. Desa-desa di Kecamatan Cidahu tersebar pada dataran rendah dan dataran

tinggi, empat desa pertama berada pada dataran rendah, sedangkan 4 desa

berikutnya berada pada dataran tinggi.

5.1.2 Aspek Geometri

Kartadinata (2007) menyatakan bahwa secara geologi Kecamatan Cidahu

tersusun dari bawah ke atas berupa breksi laharik (laharic breccia), tuff padu

(welded tuff), tuff batuapung (pumiceous tuff), paleosil, tuff lapilli (lapilli tuff),

dan lava. Perubahan facies batuan relatif berubah pada jarak yang dekat. Hasil

kajian penampang geologi menunjukkan akuifer yang berkembang berupa akuifer

breksi laharik, akuifer lava, akuifer tuff lapilli dan akuifer tuff batu apung. Akuifer

breksi laharik bersifat tertekan yang ditutupi oleh lapisan tuff padu, sementara

ketiga akuifer lainnya bersifat tidak tertekan. Akuifer tuff lapilli dan tuff batu

Page 41: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

24

apung sangat mungkin berhubungan dengan air permukaan. Hal itu berbeda

dengan breksi laharik yang terhambat oleh lapisan tuff padu, namun demikian

masih mungkin adanya interaksi dengan air yang menerobos pada lapisan tuff

padu berfraktur.

Potensi air tanah di Kecamatan Cidahu terdiri dari dua elevasi kedalaman

akuifer yang berbeda. Umumnya interpretasi nilai resistivity menunjukkan bahwa

pada elevasi 875 – 1.225 m lapisan akuifer air tanah dangkal diduga akan

ditemukan antara kedalaman 2,6 – 27,1 m dan lapisan air tanah dalam antara

kedalaman 44,25 – 55,1 m, sedangkan pada elevasi 525 m lapisan akuifer air

tanah dangkal diduga akan ditemukan antara kedalaman 4,1 – 30,7 m dan lapisan

air tanah dalam antara kedalaman 64,4 – 112,6 m.

5.1.3 Aspek Ekosistem Air Tanah

Menurut Kartadinata (2007), hasil interpretasi data hydrogelogy, kimia-air

tanah, dan isotop air tanah menunjukkan bahwa pada elevasi diatas 700 m dpl

(wilayah hulu) Kecamatan Cidahu termasuk dalam kategori sistem aliran lokal

(pendek penjalarannya), sementara pada elevasi 500 m dpl (wilayah perusahaan

pemanafaat air tanah) termasuk dalam kategori sistem aliran regional (panjang

penjalarannya). Pada elevasi 499-550 m dpl tipe air tanah berupa facies Na+K,

SO42-Na+K, Cl- merefleksikan aliran air yang cukup panjang atau jauh, sementara

pada elevasi diatas 800 m dpl berupa Mg, Cl- merefleksikan aliran air tanah yang

relatif pendek.

Hasil analisis geologi yang dipadukan dengan kimia-air tanah menunjukkan

bahwa daerah resapan (recharge area) terletak pada elevasi 600 - 815 m dpl.

Analisis terobosan air melalui tuff padu (geology leakage) menununjukkan daerah

resapan terletak pada elevasi 600 – 850 m dpl. Analisis isotop menunjukkan

bahwa daerah resapan sumber air yang dimanfaatkan di wilayah hilir oleh

perusahaan terletak pada elevasi 700 – 900 m dpl.

5.2 Kondisi Pemanfaatan Air Tanah

Pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu didominasi oleh perusahaan.

Terdapat 12 perusahaan memanfaatakan air tanah dengan jumlah debit yang besar.

Page 42: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

25

Jenis perusahaan tersebut diantaranya perusahaan AMDK, garmen dan minuman

energi. Perusahaan menggunakan air artesis (air tanah dalam) melalui pemasangan

sumur bor. Jenis perusahaan dan volume debit air tanah yang dimanfaatkan dapat

dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Jenis perusahaan dan volume debit air yang dimanfaatkan oleh perusahaan di Kecamatan Cidahu pada bulan Maret 2013

No Jenis Pemanfaatan Jumlah Perusahaan

Volume Debit (m3)

Over Debit (m3) x 10

Volume Total (m3)

1 Bahan Penunjang Produksi:

- Peternakan 1 1.050 0 1.050 - Garmen 3 12.603 79.130 83.820 2 Bahan Utama:

- AMDK 7 16.393 1820 18.031 - Minuman Energi 1 12.821 0 12.821

Jumlah Total 12 42.867 80.950 115.722 Sumber: DPESDM Kabupaten Sukabumi 2013

Tabel 9 memperlihatkan pengguna dominan air tanah di Kecamatan Cidahu

adalah perusahaan garmen. Volume total air tanah yang dimanfaatkan sebesar

83.820m3 (per Bulan Maret 2013) atau setara 1.388.644 m3/tahun. Volume total

pemanfaatan air tanah pada tabel diatas sudah termasuk penghitungan over debit

(jumlah over debit x 10).

5.3 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dibagi ke dalam enam karakteristik, antara lain

jenis kelamin, tingkat usia, tingkat pendidikan formal, tingkat pendapatan, jenis

pekerjaan, dan kategori penduduk. Responden unit rumah tangga sebagian besar

merupakan kepala keluarga. Kepala keluarga dalam suatu rumah tangga diduga

telah memiliki informasi yang cukup mengenai perilaku rumah tangganya dalam

memenuhi kebutuhan air.

Sebagian besar responden (78,33%) yang diwawancarai merupakan

penduduk asli. Pada umumnya responden telah menetap semenjak mereka lahir.

Lamanya mereka tinggal dapat dijadikan dasar analisis perubahan lingkungan

yang terjadi di Kecamatan Cidahu. Mayoritas responden berada pada rentang usia

23 – 62 tahun. Responden pada rentang usia tersebut diasumsikan telah dapat

Page 43: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

26

memberikan informasi yang baik mengenai perubahan lingkungan yang terjadi.

Data karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Data karakteristik responden

No. Kategori Responden

Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1. Jenis Kelamin:

Laki-laki 53 88,33 Perempuan 7 11,67

2. Tingkat Usia: 23-28 tahun 12 20 29-34 tahun 9 15 35-40 tahun 16 26,67 41-46 tahun 8 13,33 47-52 tahun 7 11,67 53-58 tahun 5 8,33 59-64 tahun 3 5

3. Tingkat Pendidikan Formal: TS 6 10,00 SD 19 31,67 SMP 12 20,00 SMA 12 20,00 D3 4 6,67 S1 7 11,67

4. Jenis Pekerjaan: Karyawan 19 31,67 Pedagang 12 20,00 Wiraswasta 11 18,33 PNS 5 8,33 Buruh 10 16,67 IRT 1 1,67 TB 2 3,33

5. Tingkat Pendapatan: <1 juta 12 20,00 1-1,9 juta 27 45,00 2-2,9 juta 10 16,67 >3,00 juta 11 18,33

6. Kategori Penduduk: Asli 47 78,33 Pendatang 13 21,67

Sumber: Data primer diolah 2013

Tabel 10 memperlihatkan pada umunya responden memiliki tingkat

pendidikan formal terakhir SD, yaitu sebesar 31,67%. Sebagian besar responden

Page 44: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

27

(31,67%) memiliki jenis pekerjaan sebagai karyawan. Pekerjaan sebagai

karyawan tidak terlepas dari kondisi wilayah Kecamatan Cidahu yang merupakan

kawasan industri, terutama industri air minum dalam kemasan (AMDK) dan

garmen. Perusahaan-perusahaan tersebut bersifat padat karya sehingga banyak

penduduk lokal yang bekerja sebagai karyawan.

Pekerjaan responden berpengaruh terhadap pendapatan rata-rata responden.

Mayoritas pekerjaan responden sebagian karyawan swasta memberikan implikasi

bahwa rata-rata pendapatan responden adalah sebesar rata-rata Upah Minimum

Kabupaten (UMK) Kabupaten Sukabumi, yaitu sebesar Rp. 1.200.000. Tingkat

pendapatan responden sebagian besar (45%) berada pada rentang Rp. 1.000.000 –

Rp. 1.900.000.

Page 45: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

28

VI ANALISIS PERSEPSI STAKEHOLDER DAN MASYARAKAT TERHADAP PEMANFAATAN AIR TANAH

6.1 Analisis Persepsi Stakeholder dan Masyarakat

Persepsi stakeholder dan masyarakat terhadap pemanfaatan air tanah

penting diidentifikasi. Hasil identifikasi persepsi dapat dijadikan sebagai dasar

arahan perbaikan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah yang berbasis sinergisasi

antara seluruh stakeholder. Identifikasi persepsi responden mencakup persepsi

kelompok pemerintah, kelompok perusahaan pengguna air tanah, kelompok

lembaga eksternal dan masyarakat lokal Kecamatan Cidahu. Parameter yang

digunakan untuk menganalisis persepsi responden terhadap pemanfaatan air tanah

adalah sifat air tanah, pemanfaatan air tanah yang dilakukan perusahaan, dan

kondisi lingkungan

6.1.1 Persepsi Responden terhadap Sifat Air Tanah

Sifat air tanah sangat menentukan keberadaan dan ketersediaan air tanah.

Pengetahuan stakeholder dan masyarakat terhadap sifat air tanah dapat

mengarahkan perilaku mereka dalam upaya mengelola dan menjaga potensi air

tanah di Kecamatan Cidahu. Persepsi responden diidentifikasi melalui indikator

pengetahuan responden terhadap sifat daya pulih air tanah dan hakikat air tanah

dalam pemanfaatannya.

Tabel 11 Sebaran persepsi kelompok pemerintah terhadap sifat air tanah

Sifat Air Tanah Sebaran Persepsi

Jumlah (orang) Persentase (%) 1. Sifat Daya Pulih Air Tanah:

a terbarukan 11 100 b tidak terbarukan 0 0 c.tidak mengetahui 0 0

2.Hakikat Air Tanah: a.boleh dimanfaatkan 11 100 b.tidak boleh dimanfaatkan 0 0 c. tidak mengetahui 0 0

Sumber: Data primer diolah 2013

Berdasarkan hasil identifikasi persepsi kelompok pemerintah pada Tabel 11

didapatkan informasi bahwa kelompok pemerintah 100% menyatakan air tanah

Page 46: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

29

bersifat terbarukan. Seluruh responden menyatakan air tanah terbarukan, hanya

saja membutuhkan waktu yang lama untuk pulih. Konservasi air tanah sangat

penting dilakukan untuk tetap menjaga keberadaan air tanah, sehingga tetap dapat

memenuhi kebutuhan permintaan sumber daya air masyarakat maupun perusahaan

pengguna air tanah.

Sebaran persepsi kelompok pemerintah menunjukkan bahwa 100%

responden menyatakan air tanah merupakan sumber daya yang boleh

dimanfaatkan. Pemanfaatan air tanah memberikan kontribusi terhadap

pembangunan melalui pemungutan pajak air tanah, namun disisi lain pemanfaatan

air tanah yang berlebihan dapat menimbulkan dampak kerusakan lingkungan.

Mengingat sifat air tanah yang membutuhkan waktu lama untuk pulih, maka

pemanfaatan air tanah harus diatur agar keberadaannya dapat terus berkelanjutan.

Peran pemerintah dibutuhkan sebagai pihak yang berwenang melaksanakan

kebijakan perizinan, pengawasan, penertiban serta upaya konservasi pengelolaan

dan pemanfaatan air tanah.

Tabel 12 Sebaran persepsi kelompok perusahaan pengguna air tanah terhadap sifat air tanah

Sifat Air Tanah Sebaran Persepsi

Jumlah (orang) Persentase (%) 1. Sifat Daya Pulih Air Tanah:

a terbarukan 4 80 b tidak terbarukan 0 0 c.tidak mengetahui 1 20

2.Hakikat Air Tanah: a.boleh dimanfaatkan 5 100 b.tidak boleh dimanfaatkan 0 0 c. tidak mengetahui 0 0

Sumber: Data primer diolah 2013

Sebaran persepsi kelompok perusahaan pengguna air tanah pada Tabel 12

menunjukan bahwa 80% responden menyatakan sifat air tanah terbarukan.

Mayoritas responden telah mengetahui bahwa air tanah memiliki sifat terbarukan

namun membutuhkan waktu yang lama untuk pulih. Sebaran persepsi kelompok

perusahaan menunjukkan bahwa 100% resonden menyatakan air tanah boleh

dimanfaatkan. Perusahaan membutuhkan air tanah untuk proses produksi, baik

sebagai kebutuhan utama produksi maupun hanya sebagai bahan penunjang.

Page 47: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

30

Alasan perusahaan lebih memilih menggunakan air tanah dibandingkan air

permukaan diantaranya adalah karena tidak adanya sumber air bersih lain yang

dapat memenuhi kebutuhan perusahaan baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Tabel 13 Sebaran persepsi kelompok lembaga eksternal terhadap sifat air tanah

Sifat Air Tanah Sebaran Persepsi

Jumlah (orang) Persentase (%) 1. Sifat Daya Pulih Air Tanah:

a terbarukan 2 100 b tidak terbarukan 0 0 c.tidak mengetahui 0 0

2.Hakikat Air Tanah: a.boleh dimanfaatkan 2 100 b.tidak boleh dimanfaatkan 0 0 c. tidak mengetahui 0 0

Sumber: Data primer diolah 2013

Sebaran persepsi lembaga eksternal pada Tabel 13 menunjukan bahwa

100% responden menyatakan sifat air tanah terbarukan. Responden lembaga

eksternal terdiri dari LSM dan perguruan tinggi, keduanya menyatakan bahwa air

tanah memiliki sifat terbarukan namun membutuhkan waktu yang lama untuk

pulih. Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan pihak LSM, pemahaman

LSM terhadap sifat air tanah diperoleh dari kajian rutin yang sering mereka

laksanakan. Sebaran persepsi lembaga eksternal menunjukkan bahwa 100%

responden menyatakan air tanah boleh dimanfaatkan. Air tanah pada hakikatnya

merupakan sumber daya pemberian Tuhan YME untuk dimanfaatkan sebaik-

baiknya guna memenuhi kebutuhan makhluk hidup.

Tabel 14 Sebaran persepsi kelompok masyarakat terhadap sifat air tanah

Sifat Air Tanah Sebaran Persepsi

Jumlah (orang) Persentase (%) 1. Sifat Daya Pulih Air Tanah:

a terbarukan 14 23,33 b tidak terbarukan 0 0 c.tidak mengetahui 46 76,67

2.Hakikat Air Tanah: a.boleh dimanfaatkan 45 75 b.tidak boleh dimanfaatkan 2 3,33 c. tidak mengetahui 13 21,67

Sumber: Data primer diolah 2013

Page 48: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

31

Berdasarkan sebaran persepsi masyarakat pada Tabel 17, diperoleh

informasi bahwa mayoritas masyarakat Kecamatan Cidahu tidak mengetahui sifat

daya pulih air tanah. Sebanyak 76,67% responden menyatakan tidak mengetahui.

Ketidaktahuan responden diindikasikan terjadi karena pendidikan formal terkahir

responden mayoritas lulusan SD dan SMP. Mengatasi hak tersebut, seharusnya

pemerintah lebih giat melakukan penyuluhan/sosialisasi untuk membuat

masyarakat lebih mengetahui dan lebih memahami tentang keberadaan air tanah.

Sebaran persepsi masyarakat menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat (75%)

menyatakan air tanah boleh dimanfaatkan selama untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat. Pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat Kecamatan Cidahu

selama ini pada umumnya berasal dari sumur dangkal, maupun mata air.

6.1.2 Persepsi Responden terhadap Pemanfaatan Air Tanah yang dilakukan Perusahaan

Persepsi responden terhadap pemanfaatan air tanah yang dilakukan

perusahaan penting diidentifikasi. Pengetahuan responden dapat dijadikan sebagai

pemikiran awal untuk melakukan pengawasan pemanfaatan air tanah berbasis

keterlibatan masyarakat lokal. Indikator yang digunakan untuk mengetahui

persepsi responden terhadap pemanfaatan air tanah adalah pengetahuan responden

terhadap adanya perusahaan yang memanfaatkan air tanah, dan apakah

pemanfaatan air tanah yang dilakukan perusahaan berlebihan.

Tabel 15 Sebaran persepsi kelompok pemerintah terhadap pemanfaatan air tanah oleh perusahaan

Pemanfaatan Air Tanah oleh Perusahaan

Sebaran Persepsi Jumlah (orang) Persentase (%)

1.Mengetahui Terdapat Perusahaan yang Menggunakan Air Tanah: a.mengetahui 11 100 b.tidak mengetahui 0 0

2.Apakah Pengambilan Air Tanah Berlebihan:

a.berlebihan 5 45,45 b.tidak berlebihan 5 45,45 c.tidak mengetahui 1 9,09

Sumber: Data primer diolah 2013

Page 49: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

32

Sebaran persepsi kelompok pemerintah pada Tabel 15 menunjukkan bahwa

100% kelompok pemerintah mengetahui bahwa di Kecamatan Cidahu terdapat

perusahaan yang menggunakan air tanah dalam aktivitas produksinya. Pemerintah

yang berwenang langsung maupun tidak langsung dalam pengelolaan air tanah

mengetahui perusahaan menggunakan air tanah melalui pembuatan sumur bor

dalam. Pembuatan sumur bor dalam dilakukan pada kedalaman >100m, yaitu pada

lapisan akuifer tertekan CAT Sukabumi.

Sebaran persepsi kelompok pemerintah menunjukkan bahwa persepsi

responden terhadap pengambilan air tanah oleh perusahaan memiliki persentase

yang seimbang antara yang menyatakan berlebihan dan tidak berlebihan.

Sebanyak 45,45% menyatakan berlebihan dan sebanyak 45,45% menyatakan

tidak berlebihan, sedangkan 9,09% menyatakan tidak mengetahui. Responden

menyatakan berlebihan berdasarkan beberapa fakta, diantaranya pelaporan meter

air perusahaan over debit dari izin yang diperbolehkan. Responden yang

menyatakan tidak berlebihan disebabkan oleh instansi pemerintahan tempat

mereka bekerja tidak berhubungan langsung dengan pengelolaan dan pemanfaatan

air tanah.

Tabel 16 Sebaran persepsi kelompok perusahaan pengguna air tanah terhadap pemanfaatan air tanah oleh perusahaan

Pemanfaatan Air Tanah oleh Perusahaan

Sebaran Persepsi Jumlah (orang) Persentase (%)

1.Mengetahui Terdapat Perusahaan yang Menggunakan Air Tanah: a.mengetahui 5 100 b.tidak mengetahui 0 0

2.Apakah Pengambilan Air Tanah Berlebihan:

a.berlebihan 2 40 b.tidak berlebihan 3 60 c.tidak mengetahui 0 0

Sumber: Data primer diolah 2013

Sebaran persepsi kelompok pemerintah pada Tabel 16 menunjukkan bahwa

100% perusahaan mengetahui perusahaan menggunakan air tanah untuk aktivitas

produksi. Persepsi tersebut dipengaruhi oleh posisi/jabatan responden yang

diwawancarai ialah karyawan yang menjabat/membidangi penggunaan air tanah

yang dilakukan oleh perusahaan. Sebaran persepsi kelompok perusahaan

Page 50: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

33

menunjukkan bahwa persentase persepsi responden perusahaan yang menyatakan

pengambilan air tidak berlebihan lebih besar dibandingkan responden yang

menyatakan berlebihan.

Tabel 17 Sebaran persepsi kelompok lembaga eksternal terhadap pemanfaatan air tanah oleh perusahaan

Pemanfaatan Air Tanah oleh Perusahaan

Sebaran Persepsi Jumlah (orang) Persentase (%)

1.Mengetahui Terdapat Perusahaan yang Menggunakan Air Tanah: a.mengetahui 2 100 b.tidak mengetahui 0 0

2.Apakah Pengambilan Air Tanah Berlebihan:

a.berlebihan 2 100 b.tidak berlebihan 0 0 c.tidak mengetahui 0 0

Sumber: Data primer diolah 2013

Sebaran persepsi responden lembaga eksternal pada Tabel 17 menunjukkan

bahwa 100% responden mengetahui terdapat perusahaan yang menggunakan air

tanah untuk aktivitas produksi. Lembaga eksternal LSM bahkan memiliki data

time series jumlah perusahaan pengguna air tanah di Kecamatan Cidahu. Sebaran

persepsi lembaga eksternal menunjukkan bahwa 100% responden menyatakan

pengambilan air tanah yang dilakukan perusahaan berlebihan.

Tabel 18 Sebaran persepsi kelompok masyarakat terhadap pemanfaatan air tanah oleh perusahaan

Pemanfaatan Air Tanah oleh Perusahaan

Sebaran Persepsi Jumlah (orang) Persentase (%)

1.Mengetahui Terdapat Perusahaan yang Menggunakan Air Tanah: a.mengetahui 35 58,33 b.tidak mengetahui 25 41,67

2.Apakah Pengambilan Air Tanah Berlebihan:

a.berlebihan 23 38,33 b.tidak berlebihan 3 5 c.tidak mengetahui 34 56,67

Sumber: Data primer diolah 2013

Sebaran persepsi masyarakat pada Tabel 18 menunjukkan bahwa persentase

responden yang mengetahui dan tidak mengetahui adanya perusahaan yang

Page 51: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

34

menggunakan air tanah hampir seimbang. Sebanyak 58,33% responden

menyatakan mengetahui dan 41,67% responden tidak mengetahui. Rata-rata

responden yang menjawab mengetahui hanya mampu menjelaskan perusahaan

AMDK saja yang menggunakan air tanah. Sebaran persepsi masyarakat

menunjukkan bahwa persentase persepsi masyarakat terhadap pengambilan air

tanah oleh perusahaan paling besar menyatakan tidak mengetahui. Masyarakat

tidak mengetahui berapa besar jumlah debit air tanah yang digunakan oleh

masing-masing perusahaan. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran lingkungan

masyarakat menyebabkan sikap yang tidak peduli terhadap pemanfaatan air tanah

yang dilakukan oleh perusahaan.

6.1.3 Persepsi Responden terhadap Kondisi Lingkungan Kecamatan Cidahu

Persepsi responden terhadap kondisi lingkungan penting diidentifikasi

sebagai bahan evaluasi pengelolaan dan pemanfaatan air tanah. Hasil identifikasi

dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan arah perencanaan dan penyusunan

kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu. Indikator

yang digunakan untuk mengetahui persepsi responden terhadap kondisi

lingkungan Kecamatan Cidahu adalah potensi dampak kerusakan yang

diakbiatkan oleh pemanfaatan air tanah oleh perusahaan dan kondisi air di

Kecamatan Cidahu.

Tabel 19 Sebaran persepsi kelompok pemerintah terhadap kondisi lingkungan Kecamatan Cidahu

Kondisi Lingkungan Sebaran Persepsi

Jumlah (orang) Persentase (%) 1.Apakah Menimbulkan

Kerusakan Lingkungan: a.ya 9 81,81 b.tidak 1 9,09 c.tidak mengetahui 1 9,09

2.Kondisi Kuantitas Air Tanah yang Dapat dimanfaatkan:

a.tetap 3 27,27 b.menurun 6 54,54 c.tidak mengetahui 2 18,18

Sumber: Data primer diolah 2013

Sebaran persepsi kelompok pemerintah pada Tabel 19 menunjukkan bahwa

mayoritas responden pemerintah menyatakan pemanfaatan air tanah oleh

Page 52: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

35

perusahaan menimbulkan kerusakan lingkungan. Kondisi cadangan air tanah di

CAT Sukabumi belum dapat diketahui dengan pasti, sehingga tidak dapat dihitung

berapa persentase perubahan muka air tanah pada CAT. Hal itu disebabkan

DPESDM selaku dinas teknis pengelolaan air tanah belum memiliki alat ukur

yang dapat menghitung cadangan air tanah dalam CAT.

Sebaran Persepsi kelompok pemerintah menunjukkan bahwa pada

umumnya pemerintah menyatakan bahwa kondisi air tanah di Kecamatan Cidahu

menurun. Sebanyak 54,54% responden menyatakan kondisi air tanah di

Kecamatan Cidahu menurun setelah banyak berdirinya perusahaan pengguna air

tanah. Pengambilan air tanah jika dilakukan terus-menerus dalam jumlah besar

dan tidak diimbangi dengan upaya konservasi pemulihan air tanah secara logika

dapat disimpulkan akan terus mengurangi cadangan air pada CAT Sukabumi.

Faktanya, saat ini konservasi air tanah yang dilakukan di Kecamatan Cidahu

masih sangat minim.

Tabel 20 Sebaran Persepsi kelompok perusahaan pengguna air tanah terhadap kondisi lingkungan Kecamatan Cidahu

Kondisi Lingkungan Sebaran Persepsi

Jumlah (orang) Persentase (%) 1.Apakah Menimbulkan

Kerusakan Lingkungan: a.ya 3 60 b.tidak 2 40 c.tidak mengetahui 0 0

2.Kondisi Kuantitas Air Tanah yang Dapat dimanfaatkan:

a.tetap 5 100 b.menurun 0 0 c.tidak mengetahui 0 0

Sumber: Data primer diolah 2013

Sebaran Persepsi kelompok perusahaan pada Tabel 20 menunjukkan bahwa

persepsi perusahaan persentasenya hampir seimbang antara yang menyatakan

menimbulkan kerusakan lingkungan dan tidak menimbulkan kerusakan

lingkungan. Perusahaan yang menyatakan menimbulkan kerusakan lingkungan

beranggapan bahwa kerusakan lingkungan akan terjadi apabila perusahaan

melakukan pengambilan air tanah secara terus menerus dan tidak diimbangi

dnegan upaya konservasi. Sebaran persepsi kelompok perusahaan pengguna air

tanah menunujukkan bahwa 100% kelompok perusahaan pengguna air tanah

Page 53: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

36

menyatakan kondisi air tanah di Kecamatan Cidahu relatif tetap. Persepsi

perusahaan berdasarkan pada kondisi sumur bor masih tetap mengeluarkan jumlah

debit air yang dapat memenuhi kebutuhan aktivitas produksi perusahaan.

Adapun Sebaran persepsi lembaga eksternal menunjukkan bahwa 100%

responden menyatakan pengambilan air tanah oleh perusahaan menimbulkan

kerusakan lingkungan. Berdasarkan hasil wawancara, kemungkinan kerusakan

lingkungan dapat ditimbulkan akibat kebocoran pada saat membuat sumur bor

dalam. Kebocoran sumur bor dapat mengakibatkan air yang tersedot oleh mesin

tidak hanya air tanah dalam lapisan akuifer tertekan tetapi juga air tanah dangkal.

Tabel 21 Sebaran Persepsi kelompok lembaga eksternal terhadap kondisi lingkungan Kecamatan Cidahu

Kondisi Lingkungan Sebaran Persepsi

Jumlah (orang) Persentase (%) 1.Apakah Menimbulkan

Kerusakan Lingkungan: a.ya 2 100 b.tidak 0 0 c.tidak mengetahui 0 0

2.Kondisi Kuantitas Air Tanah yang Dapat dimanfaatkan:

a.tetap 0 0 b.menurun 2 100 c.tidak mengetahui 0 0

Sumber: Data primer diolah 2013

Sebaran persepsi lembaga eksternal menunjukkan bahwa 100% responden

lembaga eksternal menyatakan bahwa kondisi air yang dapat dimanfaatkan

menurun. Pihak LSM mengungkapkan beberapa fakta bahwa telah terjadi

penurunan kuantitas sumber daya air di Kecamatan Cidahu. Fakta penurunan

kuatitas air diantaranya adalah terlihat pada kondisi air sungai yang semakin

dangkal dan kondisi sumur warga yang mengalami pendalaman.

Adapun sebaran persepsi masyarakat menunjukkan bahwa 31% responden

menyatakan pengambilan air tanah oleh perusahaan menimbulkan kerusakan

lingkungan. Kerusakan lingkungan yang terjadi adalah menurunnya debit air yang

dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat terlebih

ketika musim kemarau tiba. Berdasarkan hasil wawancara, apabila dilihat dari sisi

kuantitas air tanah di Kecamatan Cidahu semakin berkurang setiap tahunnya.

Page 54: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

37

Tabel 22 Sebaran Persepsi kelompok masyarakat terhadap kondisi lingkungan Kecamatan Cidahu

Kondisi Lingkungan Sebaran Persepsi

Jumlah (orang) Persentase (%) 1.Apakah Menimbulkan

Kerusakan Lingkungan: a.ya 31 51,67

b.tidak 12 20

c.tidak mengetahui 17 28,33

2.Kondisi Kuantitas Air Tanah yang Dapat dimanfaatkan:

a.tetap 0 0 b.menurun 38 63,33 c.tidak mengetahui 22 36,67

Sumber: Data primer diolah 2013

Sebaran persepsi masyarakat pada Tabel 22 menunjukkan bahwa pada

umumnya masyarakat menyatakan kondisi air menurun. Sebanyak 63,33%

masyarakat menyatakan kondisi air yang dapat dimanfaatkan di Kecamatan

Cidahu menurun setelah banyak berdirinya perusahaan pengguna air tanah.

Masyarakat merasakan kekeringan semakin parah pada waktu 10 tahun terakhir.

Dahulu meskipun pada musim kemarau air dalam sumur masih ada meskipun

jumlah debitnya sedikit, saat ini ketika kemarau tiba air dalam sumur benar-benar

kering sehingga masyarakat harus melakukan tindakan pengganti untuk

mendapatkan air bersih.

6.2 Estimasi Potensi Kerugian Ekonomi Masyarakat

6.2.1 Pola Penggunaan Air Bersih Masyarakat Kecamatan Cidahu

Kondisi sumber air di Kecamatan Cidahu telah banyak berubah.

Berdasarkan wawancara dengan LSM dan warga sekitar, mereka menyatakan

bahwa ketersediaan sumber air di Kecamatan Cidahu 10 tahun terakhir mengalami

banyak penurunan. Ketika musim kemarau tiba keadaan lebih parah, masyarakat

menderita kesusahan untuk mendapatkan sejumlah air bersih. Hal itu berdampak

pada perubahan pola penggunaan air bersih masyarakat.

Masyarakat Kecamatan Cidahu saat ini pada umumnya menggunakan dua

sumber air utama, yaitu air sumur dangkal dan pipanisasi. Kedua sumber air

tersebut digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebagian

Page 55: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

38

masyarakat hanya menggunakan air sumur dangkal atau pipanisasi sebagai

sumber utama, sedangkan sebagaian lagi memilih mengkombinasikan kedua

sumber air tersebut

Berdasarkan jenis sumber air yang digunakan, penelitian ini

mengklasifikasikan responden ke dalam tiga kelompok, kelompok-1 merupakan

responden yang hanya menggunakan air sumur dangkal, kelompok-2 merupakan

responden yang hanya menggunkan pipanisasi, dan kelompok-3 merupakan

responden yang mengkombinasikan air sumur dangkal dan pipanisasi. Pola

penggunaan sumber air bersih masyarakat Kecamatan Cidahu dapat dilihat pada

Tabel 23.

Tabel 23 Pola penggunaan air bersih masyarakat Kecamatan Cidahu berdasarkan klasifikasi penggunaan sumber air

Klasifikasi Penggunaan Sumber air: Jumlah Responden (KK)

Jumlah Persentase Responden (%)

Kelompok 1 43 71,67 Kelompok 2 13 21,67 Kelompok 3 4 6,67

Sumber: Data primer diolah 2013

Tabel 23 memperlihatkan bahwa pola penggunaan air bersih responden

yang diteliti masing-masing menunjukkan 71.67% responden menggunakan air

sumur dangkal, 21,67% responden menggunakan pipanisasi dan 6.67% responden

memilih mengkombinasikan antara keduanya. Pemilihan sumber air yang

digunakan sifatnya substitusi terhadap sumber air lainnya. Ketika sumber air yang

satu tidak dapat memenuhi kebutuhan, maka masyarakat menggunakan sumber air

lainnya. Nilai persentase kelompok-1 paling besar dipengaruhi oleh cakupan

wilayah program pipanisasi yang masih terbatas.

Pola penggunaan sumber air bersih responden saat ini merupakan pilihan

terbaik yang mereka miliki. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden,

sebenarnya mereka sangat menginginkan adanya pipanisasi di wilayah mereka.

Responden menganggap pipanisasi memudahkan mereka untuk mendapatkan air

bersih. Program pipanisasi merupakan program penyediaan air bersih yang

disalurkan ke rumah-rumah warga. Program pipanisasi yang saat ini sudah

berjalan di Kecamatan Cidahu berasal dari program PNPM Mandiri, program

CSR PT.X, dan hibah dari yayasan Y.

Page 56: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

39

6.2.2 Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat

Biaya yang dikeluarkan oleh responden untuk memenuhi kebutuhan sumber

air berish relatif beragam berdasarkan klasifikasi sumber air yang mereka

gunakan. Komponen biaya pengganti yang dikeluarkan responden setiap bulan

diantaranya adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar iuran pipanisasi,

biaya pendalaman sumur, biaya pembuatan sumur baru, dan biaya jasa

pengambilan air ketika musim kemarau.

Adapun biaya yang dikeluarkan oleh responden untuk mendapatkan air

bersih diperoleh dari penjumlahan masing-masing komponen biaya pengganti.

Jenis dan besarnya biaya pengganti yang dikeluarkan oleh responden untuk

mendapatkan air bersih dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24 Jenis dan besarnya biaya pengganti yang dikeluarkan oleh responden

Klasifikasi penggunaan sumber air:

Jenis replacement cost yang dikeluarkan masyarakat per tahun (Rp)

Pembuatan sumur baru

Pendalaman sumur

Jasa pengambilan air Pipanisasi Total biaya

replacement cost

Kelompok 1 8.300.000 5.400.000 4.140.000 0 17.840.000 Kelompok 2 0 0 1.050.000 612.000 1.662.000 Kelompok 3 0 1.000.000 0 204.000 1.204.000 Jumlah 8.300.000 6.400.000 5.190.000 816.000 20.706.000

Sumber: Data primer diolah 2013

Tabel 24 memperlihatkan biaya pengganti rata-rata yang paling besar

dikeluarkan oleh responden per tahun adalah biaya pembuatan sumur baru. Hal ini

terjadi karena komponen biaya untuk membuat sumur baru lebih banyak dan

beragam, serta dipengaruhi oleh tempat tinggal responden yang berada di dekat

aliran sungai. Biaya pembuatan sumur baru berkisar antara Rp.1.500.000 -

Rp.2.000.000 per pembuatan sumur baru dan Rp.200.000 - Rp.600.000 untuk

biaya pendalaman sumur. Pengeluaran biaya pembuatan sumur baru maupun

pendalaman sumur sifatnya adalah pengeluaran tahunan dan tidak setiap tahun

responden melakukan kegiatan tersebut.

Berdasarkan hasil survey terhadap responden kelompok-1, total biaya

pengganti yang dikeluarkan oleh reponden untuk mendapatkan air bersih adalah

Rp.17.840.000 per tahun. Total biaya diperoleh dari penjumlahan biaya

pembuatan sumur baru, biaya pendalaman sumur, dan biaya jasa pengambilan air

Page 57: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

40

ketika musim kemarau. Biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh responden

kelompok-1 per KK adalah Rp.414.884 per tahun atau setara Rp.34.575 per bulan.

Hasil survey terhadap responden kelompok-2 menunjukkan bahwa total

biaya pengganti yang dikeluarkan responden adalah Rp.1.662.000 per tahun. Total

biaya diperoleh dari penjumlahan biaya jasa pengambilan air ketika musim

kemarau, dan biaya iuran pipanisasi. Biaya rata-rata yang dikeluarkan responden

kelompok-2 per KK adalah Rp.127.846 per tahun atau setara Rp.10.654 per bulan.

Adapun hasil survey terhadap responden kelompok-3 menunjukkan bahwa

total biaya pengganti yang dikeluarkan responden adalah Rp.1.204.000 per tahun.

Total biaya diperoleh dari penjumlahan biaya pendalaman sumur, dan biaya iuran

pipanisasi. Biaya rata-rata yang dikeluarkan responden kelompok-3 per KK

adalah Rp.301.000 per tahun atau setara Rp.25.083 per bulan. Jumlah kerugian

ekonomi yang berpotensi dialami masyarakat untuk mendapatkan air bersih dapat

dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25 Jumlah kerugian ekonomi yang berpotensi dialami masyarakat untuk mendapatkan air bersih

Klsifikasi penggunaan sumber air

Biaya total per tahun (Rp)

Biaya rata-rata per tahun (Rp/KK)

Biaya rata-rata per bulan (Rp/KK)

Kelompok 1 17.840.000 414.884 34.574 Kelompok 2 1.662.000 127.846 10.654 Kelompok 3 Jumlah

1.204.000 20.706.000

301.000 345.100

25.083 28.758

Sumber: Data primer diolah 2013

Tabel 25 memperlihatkan potensi kerugian ekonomi paling besar dialami

oleh responden kelompok-1, yaitu responden yang hanya menggunakan air sumur

dangkal untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya. Hal itu bisa terjadi karena

biaya yang harus dikeluarkan oleh responden kelompok-1 lebih beragam dan

relatif lebih mahal. Kelompok-1 sangat bergantung terhadap ketersediaan air

bersih pada sumur, sehingga mereka akan berupaya agar sumur tetap dapat

menyediakan sumber air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kelompok yang mengeluakan biaya pengganti terbesar kedua adalah

kelompok-3, yaitu responden yang mengkombinasikan sumber air sumur dangkal

dan pipanisasi. Biaya rata-rata yang mereka keluarkan relatif lebih rendah jika

Page 58: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

41

dibandingkan dengan biaya rata-rata yang harus dikeluarkan responden

kelompok-1. Berdasarkan hasil survey, biaya yang relatif rendah disebabkan oleh

persentase responden melakukan pendalaman air sumur relatif sedikit, responden

tidak mengeluarkan biaya jasa pengambilan air ketika musim kemarau dan tidak

melakukan pembuatan sumur baru. Air sumur dangkal hanya digunakan ketika

aliran air pipanisasi bermasalah atau ketika musim kemarau tiba. Keuntungan

responden kelompok-3 adalah kebutuhan air bersih ralatif tetap terpenuhi

meskipun pada musim kemarau.

Kelompok-2 merupakan kelompok yang paling sedikit mengeluarkan biaya

pengganti untuk mendapatkan air bersih. Kelompok ini hanya menggunakan

pipanisasi sebagai sumber air utamanya. Rata-rata biaya pengganti yang

dikeluarkan kelompok-2 relatif rendah jika dibandingkan dengan kelompok

lainnya karena responden tidak mengeluarkan biaya untuk melakukan pendalaman

sumur ataupun pembuatan sumur baru.

Biaya iuran pipanisasi yang harus dikeluarkan oleh responden relatif murah,

yaitu berkisar antara Rp.3.000 – Rp.5.000 per bulan. Bahkan untuk pipanisasi

yang berasal dari PT. X responden tidak dipungut iuran (gratis). Berdasarkan

keuntungan yang dirasakan oleh responden terhadap program pipanisasi, dapat

diusulukan program pipanisasi untuk seluruh Kecamatan Cidahu. Pemerintah

bersama pihak perusahaan pengguna air tanah diharapkan dapat mewujudkan

program pipanisasi terutama di wilayah hulu yang merupakan daerah recharge air

tanah yang digunakan oleh perusahaan.

Total rata-rata biaya pengganti yang di keluarkan per KK masyarakat

Kecamatan Cidahu adalah Rp.345.100 per tahun, atau setara Rp.28.758 per bulan.

Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari PNPM Mandiri dan LSM, jumlah

masyarakat di ke-empat desa Kecamatan Cidahu yang berpotensi terkena dampak

dan mengalami kerugian ekonomi adalah ± 2019 KK. Total kerugian ekonomi

masyarakat dapat dihitung dari rata-rata biaya pengganti yang dikeluarkan per KK

dikalikan dengan jumlah KK yang berpotensi terkena dampak. Hasil perhitungan

menunjukkan total kerugian ekonomi yang berpotensi dialami masyarakat

Kecamatan Cidahu adalah Rp.696.756.900 per tahun. Biaya pengganti yang

Page 59: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

42

dikeluarkan masyarkat menunjukkan estimasi nilai kerugian minimum dari

hilangnya jasa air tanah dangkal akibat kerusakan lingkungan.

Melihat kerugian ekonomi yang berpotensi dialami oleh masyarakat yang

cukup besar, kebijakan yang mengatur pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di

Kecamatan Cidahu sangat penting dianalisis kesesuaiannya terhadap kebutuhan

masyarakat. Kebijakan yang ada diharapkan dapat memperbaiki dan

mempertahankan kondisi lingkungan agar ketersediaan air tanah tetap dapat

dimanfaatkan untuk kepentingan perusahaan namun juga tetap memenuhi

kebutuhan masyarakat.

Page 60: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

43

VII ANALISIS STAKEHOLDER PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH

7.1 Identifikasi Kepentingan dan Pengaruh Stakeholder

Analisis stakeholder dilakukan terhadap 26 stakehoder yang terdiri dari

kelompok pemerintah, perusahaan, lembaga eksternal dan masyarakat. Identifikasi

stakeholder dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu

dapat dilihat pada Tabel 26 di bawah ini. Tabel 26 berisi informasi nilai

kepentingan dan pengaruh masing-masing stakeholder.

Tabel 26 Identifikasi nilai kepentingan dan pengaruh masing-masing stakeholder pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu

No Stakeholder Kepentingan Pengaruh 1 DPRD Kab. Sukabumi 2,40 3,42 2 DPPKAD Kab. Sukabumi 4,27 4,38 3 DPESDM Kab. Sukabumi 4,87 5,00 4 BPMPT Kab. Sukabumi 4,47 4,33 5 BLH Kab. Sukabumi 4,73 4,36 6 Satpol PP Kab. Sukabumi 2,40 3,02 7 Bappeda Kab. Sukabumi 3,20 3,55 8 Setda Bagian Hukum 1,40 3,58 9 Dinas Tarkimsih 3,33 3,09

10 Pemerintah Kec. Cidahu 2,27 3,20 11 Pemerintah Desa 2,27 3,25 12 Perusahaan Pengguna Air Tanah 4,87 2,47 13 LSM 2,20 3,07 14 Masyarakat 4,40 2,46 15 Perguruan Tinggi 2,13 2,38

Sumber: Data primer diolah 2013

Selanjutnya, data nilai kepentingan dan pengaruh stakeholder dipetakan

pada aktor grid. Pemetaan dilakukan untuk mengetahui peran masing-masing

stakeholder dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah. Terdapat empat

kuadran dalam melakukan analisis stakeholder, yaitu kuadran A (subject),

kuadran B (player), kuadran C (by stander), dan kuadran D (actor). Analisis

stakeholder pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu melalui

pemetaan aktor grid dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 61: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

44

1

2

345

6

7

8

9

1011

12

13

14

15

1

2

3

4

5

1 2 3 4 5

Kepe

ntin

gan

Pengaruh

Sumber: Data primer diolah 2013

Keterangan: 1 = DPRD Kab. Sukabumi 9 = Dinas Tarkimsih 2 = DPPKAD Kab. Sukabumi 10 = Pemerintah Kec. Cidahu 3 = DPESDM Kab. Sukabumi 11 = Pemerintah Desa 4 = BPMPT Kab. Sukabumi 12 = Perusahaan Pengguna Air Tanah 5= BLH Kab. Sukabumi 13 = LSM 6= Satpol PP Kab. Sukabumi 14 = Masyarakat 7=Bappeda Kab. Sukabumi 15 = Perguruan Tinggi 8= Setda bagian hukum

Gambar 3 Pemetaan masing-masing stakeholder pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu

Pemetaan stakeholder pada Gambar 3 memberikan informasi posisi masing-

masing stakeholder berdasarkan analisis tingkat kepentingan dan pengaruhnya.

Posisi kuadran A (subject) ditempati oleh perusahaan pengguna air tanah dan

masyarakat Kecamatan Cidahu. Perusahaan dan masyarakat memiliki

ketergantungan yang tinggi terhadap air tanah. Perusahaan membutuhkan air

tanah untuk bahan utama produksi maupun bahan penunjang produksi, sedangkan

masyarakat membutuhkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-

hari. Tingkat kepentingan perusahaan dan masyarakat sangat tinggi terhadap

pengelolaan dan pemanfaatan air tanah, namun tingkat pengaruh mereka terhadap

kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah rendah. Perusahaan dan

masyarakat tidak dilibatkan secara langsung dalam perencanaan dan pengambilan

Kuadran A (Subject)

Kuadran C (By Stander)

Kuadran D (Actor)

Kuadran B (Player)

Page 62: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

45

keputusan kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah. Tingkat kepentingan

yang tinggi dengan pengaruh yang rendah menempatkan peran perusahaan dan

masyarakat sebagai subjek pengguna air tanah, namun dalam implementasi

kebijakan berperan sebagai objek dari kebijakan pengelolaaan dan pemanfaatan

air tanah.

Posisi kuadran B (player) ditempati oleh OPD Kabupaten Sukabumi yang

dilimpahi wewenang oleh Bupati untuk mengelola air tanah. OPD yang memiliki

peran sebagai player dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah adalah

BPMPT, DPESDM, BLH, DPPKAD, Dinas Tarkimsih, dan Bappeda. Kelompok

OPD ini memiliki tingkat kepentingan dan pengaruh yang tinggi. Tingkat

kepentingan dan pengaruh yang tinggi berimplikasi bahwa kelompok OPD ini

dapat menentukan arahan kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah. Peran

OPD ini cukup luas yakni dari mulai perencanaan, pengorganisasian, pengawasan,

pelaksanaan hingga evaluasi implementasi kebijakan pengelolaan dan

pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu.

Posisi kuadran C (by stander) ditempati oleh perguruan tinggi. Perguruan

tinggi tidak memiliki kepentingan maupun pengaruh yang tinggi terhadap

pengelolaan dan pemanfaatan air tanah. Perguruan tinggi tidak memiliki fokus

khusus terhadap jalannya pengelolaan dan pemanfaatan air tanah, sehingga tingkat

ketergantungan dan responnya juga rendah (tidak memengaruhi). Tingkat

kepentingan dan pengaruh yang rendah menjadikan perguruan tinggi pada saat ini

tidak berperan nyata dalam implementasi kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan

air tanah.

Posisi kuadran D (actor) ditempati oleh DPRD, Satpol PP, Setda bagian

hukum, LSM, Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desa. Stakeholder yang

tergabung dalam kelompok actor memiliki tingkat kepentingan yang rendah,

namun tingkat pengaruhnya tinggi. Kelompok ini memiliki pengaruh yang tinggi,

namun tidak memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pengelolaan dan

pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu. Peran kelompok ini hanya sebagai

pelaksana tugas dan menjalankan alur koordinasi. Tingkat ketergantungan

kelompok actor rendah tetapi mereka dilibatkan dalam perencanaan dan

pengambilan keputusan kebijakan. Tingkat pengaruh yang tinggi menjadikan

Page 63: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

46

kelompok aktor berperan memberikan arahan perencanaan dan implementasi

kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah.

Informasi lain yang didapatkan dari hasil pemetaan stakeholder adalah

tingkat keterlibatan stakeholder dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di

Kecamatan Cidahu. Tingkat keterlibatan stakeholder dibedakan menjadi dua

kelompok, yaitu stakeholder yang harus dilibatkan secara langsung dan

stakeholder yang tidak harus dilibatkan secara langsung. Perbedaan tingkat

keterlibatan stakeholder dipisahkan oleh garis diagonal pada aktor grid.

Gambar 3 menunjukkan stakeholder yang harus dilibatkan secara langsung

dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah meliputi: BPMPT, DPESDM, BLH,

DPPKAD, Bappeda, Dinas Tarkimsih, Perusahaan dan Masyarakat. Adapun

stakeholder yang tidak harus dilibatkan secara langsung meliputi: DPRD, Setda

bagian hukum, Satpol PP, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, LSM, dan

perguruan tinggi. Meskipun tidak harus dilibatkan secara langsung, stakeholder

tersebut tetap berperan sebagai pendengar pendapat dan penerima informasi

kebijakan.

7.2 Fungsi dan Peran Masing-Masing Stakeholder

Masing-masing stakeholder dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah

memiliki fungsi dan peran yang berbeda. Perbedaan tersebut saling melengkapi

untuk mewujudkan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu.

Masing-masing stakeholder memiliki keterkaitan tingkat kepentingan dan

pengaruh, sehingga sinergisasi antar stakeholder sangat penting dilakukan.

7.2.1 Kelompok Pemerintah

Pemerintah berperan membuat dan melaksanakan kebijakan. Berdasarkan

hasil wawancara dengan stakeholder serta kajian dokumen Perbup Kabupaten

Sukabumi tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) OPD, stakeholder

pemerintah yang terlibat dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah adalah

Bupati, DDPRD, DPPKAD, DPESDM, BPMPT, DPESDM, BLH, Bappeda,

Setda Bagian Hukum, Dinas Tarkimsih, Satpol PP, Pemerintah Kecamatan dan

Desa.

Page 64: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

47

PP No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah, menyatakan bahwa

Bupati/Walikota menyusun dan menetapkan kebijakan teknis pengelolaan air

tanah kabupaten/kota dengan mengacu pada kebijakan teknis pengelolaan air

tanah provinsi dan berpedoman pada kebijakan pengelolaan sumber daya air pada

tingkat kabupaten/kota. Peran Bupati pada pengelolaan dan pemanfaatan air tanah

di Kecamatan Cidahu adalah sebagai stakholder pemerintah yang berwenang

memberikan persetujuan segala aktivitas yang berhubungan dengan pemanfaatan

air tanah. Bupati melalui OPD terkait berperan memberikan izin pemanfaatan air

tanah, penentuan zona konservasi, pengawasan serta upaya pengendalian dalam

pengelolaan dan pemanfaaatan air tanah.

A. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

DPRD berperan sebagai mitra kerja Bupati. DPRD memiliki fungsi :

pembentukan peraturan daerah (fungsi legislasi), kewenangan dalam penyusunan

APBD (fungsi anggaran), dan kewenangan mengontrol pelaksanaan perda serta

peraturan lainnya serta kebijakan pemerintah daerah (fungsi pengawasan). Fungsi

legislasi DPRD mencakup pembahasan dan persetujuan rancangan perda serta

bentuk kebijakan lain yang akan diberlakukan di tingkat daerah. Selain itu, DPRD

juga melakukan pembahasan dan persetujuan APBD yang diajukan oleh Bupati.

Fungsi pengawasan DPRD dilakukan terhadap pelaksanaan perda dan APBD.

Tingkat kepentingan DPRD terhadap pengelolaan dan pemanfaatan air

tanah rendah, namun memiliki pengaruh yang tinggi. Peran DPRD Kab.

Sukabumi dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah selama ini berada pada

level pelaksanaan fungsi anggaran, yaitu alokasi APBD yang disetujui DPRD

untuk OPD yang membidangi air tanah. Tingkat kepentingan yang rendah

memberikan implikasi bahwa DPRD tidak memiliki fokus khusus terhadap

implementasi kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah.

Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan pejabat di Sekretariat DPRD

diperoleh informasi bahwa sampai saat ini belum pernah ada kajian khusus DPRD

mengenai pengelolaan dan pemanfaatan air tanah. Adapun pembahasan yang

pernah dilakukan hanya sebagai alur pelaporan dari OPD yang membidangi air

tanah dalam rapat undangan. Jika terjadi laporan pengaduan permasalahan terkait

Page 65: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

48

pengelolaan dan pemanfaatan air tanah, DPRD akan melakukan kajian melalui

rapat paripurna setelah sebelumnya dikaji oleh bagian persidangan.

B. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)

DPPKAD memiliki tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah

berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pendapatan,

pengelolaan keuangan dan aset daerah. Adapun fungsi DPPKAD diantaranya

adalah sebagai pengawas dan pengelola pendapatan dan aset daerah. DPPKAD

berwenang dalam pengelolaan pendataan, penetapan, penagihan, pemungutan dan

pengendalian sumber-sumber pendapatan daerah.

Tingkat kepentingan dan pengaruh DPPKAD dalam pengelolaan dan

pemanfaatan air tanah sangat tinggi. Peran DPPKAD adalah sebagai pihak yang

berwenang dalam kebijakan pemungutan pajak air tanah yang harus dibayarkan

oleh perusahaan yang memanfaatkan air tanah. DPPKAD menentukan besar

nominal pajak air tanah yang harus dibayarkan oleh perusahaan pengguna air

tanah berdasarkan NPA. Tingkat kepentingan DPPKAD terhadap pengelolaan dan

pemanfaatan air tanah tinggi karena dapat memengaruhi fungsi kinerja DPPKAD

sebagai pengelola keuangan dan aset daerah. Selain itu, DPPKAD juga memiliki

pengaruh yang tinggi dalam memberikan arahan kebijakan besar pajak yang

dikenakan kepada perusahaan.

C. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT)

BPMPT mempunyai tugas pokok menyusun dan melaksanakan kebijakan di

bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan. Pelaksanaan pelayanan

perizinan adalah menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perizinan

secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi,

keamanan dan kepastian. Tingkat kepentingan dan pengaruh BPMPT dalam

pengelolaan dan pemanfaatan air tanah sangat tinggi, yaitu sebagai instansi yang

diberikan wewenang oleh Bupati untuk menerbitkan izin SIPA. BPMPT memiliki

tingkat pengaruh yang tinggi sebagai penentu arah kebijakan perizinan. yang akan

dikenakan kepada perusahaan yang mengajukan permohonan pemanfaatan air

tanah.

Page 66: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

49

Adapaun fungsi BPMPT dalam pengelolaan air tanah adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan rencana dan program kerja dibidang penyelenggaraan

pelayanan perizinan

2. Perumusan dan penyusunan kebijakan teknis dibidang penyelenggaraan

pelayanan perizinan

3. Pembinaan penyelenggaraan pelayanan administrasi perizinan

4. Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama proses pelayanan perizinan

5. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap perusahaan pemanfaat air

tanah

D. Dinas Pertambangan Energi dan Sumber Daya Mineral (DPESDM)

Pengelolaan air tanah dilakukan oleh pejabat DPESDM bidang air tanah dan

geologi lingkungan. Fungsi DPESDM dalam pengelolaan air tanah adalah sebagai

berikut:

1. Penyusunan rencana dan program kerja bidang air tanah

2. Pengkajian bahan perumusan kebijakan teknis, koordinasi, pembinaan dan

evaluasi di bidang air tanah

3. Pembinaan, pengendalian dan pengawasan pelaksanaan tugas di bidang

konservasi, dan pendayagunaan air tanah

4. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian teknis operasional di bidang air

tanah seperti uji geolistrik untuk menentukan potensi air tanah sebagai dasar

penentuan batas jumlah debit air yang boleh dimanfaatkan

5. Penyelenggaraan pengelolaan air tanah

6. Pelaksanaan pengembangan konservasi air tanah

7. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dalam pengelolaan air tanah

8. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengelolaan air tanah

Tingkat kepentingan dan pengaruh DPESDM dalam pengelolaan dan

pemanfaatan air tanah sangat tinggi. Fungsi DPESDM adalah sebagai penentu

perumusan kebijakan teknis, koordinasi, pengawasan, pembinaan dan evaluasi di

bidang air tanah. DPESDM juga berperan dalam pengawasan pemanfaatan air

tanah yang dilakukan perusahaan, pengawasan konservasi serta perhitungan NPA.

Apabila terjadi pelanggaran, DPESDM berwenang memberikan peringatan tertulis

Page 67: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

50

dan penghentian sementara seluruh kegiatan pengambilan air tanah. Sementara itu

tingkat pengaruh DPESDM yang tinggi memungkinkan DPESDM untuk

merumuskan arah kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah.

E. Badan Lingkungan Hidup (BLH)

BLH mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan di bidang lingkungan hidup. Bidang yang terlibat dalam pengelolaan

dan pemanfaatan air tanah adalah sub bidang analisis dampak lingkungan serta

sub bidang lahan, hutan, dan tata air. Sub bidang analisis dampak lingkungan

memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Penyusunan rencana dan program kerja sub bidang analisis dampak

lingkungan

2. Penyusunan bahan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi dan evaluasi

analisis dampak lingkungan

3. Pelaksanaan penilaian analisis dampak lingkungan dan penilaian bahan

penerbitan rekomendasi/pengesahan analisis dampak lingkungan

4. Pelaksanaan pemeriksaan UKL-UPL dan SPPL

5. Pelaksanaan penerbitan rekomendasi/pengesahan UKL-UPL, dan SPPL

6. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi analisis dampak lingkungan

7. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi implementasi UKL/UPL dan SPPL

8. Penyusunan bahan kajian analisis resiko lingkungan

9. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dalam pengelolaan air tanah

Sub bidang pengendalian kerusakan lahan, hutan, dan tata air dalam menjalankan

tugas pokoknya memiliki fungsi:

1. Pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data sebagai bahan kebijakan

teknis pengendalian kerusakan tata air

2. Penyusunan bahan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi dan evaluasi di

bidang pengendalian kerusakan tata air

3. Pelaksanaan penyusunan kebijakan teknis dan fasilitasi mitigasi bencana

4. pelaksanaan pengaturan, pengendalian dan pencegahan kerusakan tata air

5. pelaksanaan pemantauan dan pengawasan atas pengendalian dan

pencegahan kerusakan tata air

6. pelaksanaan penetapan kawasan lindung

Page 68: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

51

7. pelaksanaan koordinasi pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi lahan pasca

pengambilan air tanah

8. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama

9. pelaksanaan monitoring dan evaluasi

Tingkat kepentingan dan penggaruh BLH dalam pengelolaan dan

pemanfaatan air tanah tergolong tinggi. BLH memiliki kepentingan dalam

menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah berbagai bentuk potensi kerusakan

lingkungan. Peran BLH dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah dilibatkan

dalam proses perizinan dan pengawasan. Adapun peran BLH dalam proses

perizinan adalah sebagai salah satu instansi yang memberikan rekomendasi dalam

pembuatan SIPA. Rekomendasi diberikan oleh BLH setelah pengkajian dokumen

UKL-UPL dan AMDAL yang diajukan oleh perusahaan pemohon izin. BLH akan

menerbitkan surat rekomendasi apabila dokumen UKL-UPL dan AMDAL yang

diajukan perusahaan telah memenuhi persyaratan.

Tingkat pengaruh yang tinggi terhadap pengelolaan dan pemanfaatan air

tanah memungkinkan BLH untuk merumuskan arah kebijakan pengelolaan dan

pemanfaatan air tanah yang berbasis kelestarian lingkungan. Dalam waktu dekat

ini BLH sedang menggodok rancangan kebijakan Imbal Jasa Lingkungan (IJL).

IJL merupakan konsep yang dikembangkan untuk mewajibkan perusahaan

melakukan konservasi berbasis hulu-hilir. Pengelolaan IJL melibatkan peran

masyarakat lokal, yaitu melalui gabungan kelompok tani yang berada di wilayah

hulu-hilir perusahaan pemanfaat air tanah di Kecamatan Cidahu.

F. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)

Satpol PP mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan

pemerintahan daerah dibidang ketentraman dan ketertiban umum, penegakan

peraturan daerah dan peraturan pelaksanaanya, peraturan perundang-undangan

lain serta perlindungan masyarakat. Peran Satpol PP dalam pengelolaan dan

pemanfaatan air tanah adalah upaya penegakkan Perda Kab. Sukabumi No. 14

Tahun 2010 tentang Air Tanah.

Tingkat kepentingan Satpol PP dalam pengelolaan dan pemanfaatan air

tanah tergolong rendah. Satpol PP tidak memiliki fokus khusus terhadap

Page 69: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

52

pelaksanaan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah. Satpol PP hanya berfungsi

sebagai pelaksana tugas penertiban pelanggaran undang-undang. Sementara itu

tingkat pengaruh Satpol PP cukup tinggi. Satpol PP bekerjasama dengan

DPESDM melaksanakan kebijakan penertiban perusahaan yang melakukan

pelanggaran. Salah satu contoh peran Satpol PP adalah melakukan penyegelan

perusahaan yang tetap melakukan pelanggaran setelah diberikan peringatan

tertulis sebanyak tiga kali.

G. Badan Pengelolaan dan Perencanaan Daerah (Bappeda)

Bappeda mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah.

Tingkat kepentingan dan pengaruh Bappeda dalam pengelolaan dan pemanfaatan

air tanah tergolong tinggi. Hal itu terkait dengan fungsi Bappeda dalam

perencanaan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Bappeda berperan dalam

penentuan kebijakan teknis tata letak bangunan perusahaan, apakah telah sesuai

RTRW atau tidak. RTRW penting dilakukan untuk mengetahui daerah tutupan

dan bukaan lahan, sehingga pada wilayah tersebut tetap terjaga lahan terbuka guna

meresapnya air. Bagian organiasasi Bappeda yang memiliki tugas dalam

perencanaan fisik wilayah adalah Bappeda bidang fisik.

H. Dinas Tata Ruang, Pemukiman, dan Kebersihan (Dinas Tarkimsih)

Dinas Tarkimsih mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan

pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi daerah dan tugas pembantuan di

bidang pengelolaan tata ruang, perumahan, pemukiman, bangunan, kebersihan,

pertamanan dan pemakaman. Adapun fungsi Dinas Tarkimsih dalam pengelolaan

dan pemanfaatan air tanah adalah terkait perencanaan, pemanfaatan dan

pengendalian tata ruang. Dinas Tarkimsih berkoordinasi dengan Bappeda bidang

fisik mengawasi pembangunan tata ruang yang dilakukan di suatu wilayah.

Tingkat kepentingan dan pengaruh Dinas Tarkimsih dalam pengelolaan dan

pemanfaatan air tanah tergolong tinggi. Peran Dinas Tarkimsih adalah sebagai

penerbit persetujuan siteplan posisi sumur bor perusahaan pengguna air tanah.

Siteplan yang diajukan oleh perusahaan dikaji oleh Dinas Tarkimsih bidang tata

ruang. Apabila siteplan yang diajukan telah sesuai dengan RTRW maka akan

Page 70: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

53

terbit surat izin rekomendasi pembangunan perusahaan sebagai salah satu syarat

kelengkapan dalam SIPA. Pengkajian yang dilakukan mempertimbangkan aspek

lingkungan dan segala dampak yang berpotensi timbul akibat penggunaan tata

ruang yang dilakukan. Dinas Tarkimsih memiliki tingkat pengaruh yang cukup

tinggi terhadap penentuan arah kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah,

yaitu terkait kajian teknis tata ruang.

I. Sekretariat Daerah Bagian Hukum (Setda Bagian Hukum)

Setda bagian hukum memiki tugas pokok sebagai pelaksana sebagian fungsi

Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pemerintahan di bidang hukum. Tingkat

kepentingan bagian hukum dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah

tergolong rendah, namun memiliki pengaruh yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil

wawancara dengan pejabat bagian hukum Kab. Sukabumi, bagian hukum tidak

memiliki fokus khusus terhadap pengelolaan dan pemanfaatan air tanah. Selama

ini peran bagian hukum dalam pengelolaan dan pemanfaatan air tanah hanya

sebagai penerbit peraturan SOTK OPD yang membidangi air tanah dan

penyusunan peraturan daerah serta kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan

dan pemanfaatan air tanah.

J. Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desa

Tingkat kepentingan Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desa dalam

pengelolaan dan pemanfaatan air tanah tergolong rendah, namun memiliki

pengaruh yang cukup tinggi. Pengelolaan dan pemanfaatan air tanah tidak

memberikan pengaruh signifikan terhadap jalannya tugas Pemerintah Kecamatan

maupun Pemerintah Desa. Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desa tidak

dilibatkan secara langsung dalam proses pengelolaan dan pemanfaatan air tanah,

namun berperan dalam memberikan persetujuan izin lingkungan. Tingkat

pengaruh yang cukup tinggi memungkinkan Pemerintah Kecamatan dan

Pemerintah Desa terlibat dan mengajukan arah rancangan kebijakan pengelolaan

dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu.

Page 71: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

54

7.2.2 Kelompok Perusahaan

Tingkat kepentingan perusahaan terhadap pengelolaan dan pemanfaatan air

tanah sangat tinggi, namun memiliki tingkat pengaruh yang rendah. Perusahaan

membutuhkan air tanah sebagai bahan penunjang produksi maupun sebagai bahan

utama produksi. Air tanah merupakan satu-satunya sumber air yang digunakan

perusahaan untuk memenuhi aktivitas produksi. Tanpa adanya ketersediaan air

tanah perusahaan tidak dapat berproduksi.

Perusahaan merupakan objek dari kebijakan. Perusahaan memiliki pengaruh

yang rendah terhadap penentuan arah kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air

tanah. Kebijakan menuntut perusahaan untuk bertindak seimbang antara

pemanfaatan yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pelestarian

lingkungan. Keberadaan perusahaan diharapkan dapat berfungsi meningkatkan

penyerapan tenaga kerja, peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal,

meningkatkan PAD Kabupaten Sukabumi, namun juga tetap menjaga keberadaan

air tanah untuk generasi yang akan datang.

7.2.3 Masyarakat

Tingkat kepentingan masyarakat terhadap pengelolaan dan pemanfaatan air

tanah sangat tinggi, namun memiliki tingkat pengaruh yang rendah. Masyarakat

memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap ketersediaan air tanah, yaitu untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi, pengaruh masyarakat dalam

penentuan arah kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah masih sangat

rendah. Masyarakat lebih cenderung menjadi objek dari kebijakan.

Masyarakat lokal setidaknya memiliki dua fungsi dalam pengelolaan dan

pemanfaatan air tanah, yaitu fungsi perencanaan dan fungsi pengawasan. Fungsi

masyarakat pada perencanaan pemanfaatan air tanah adalah memberikan izin

lingkungan terhadap perusahaan yang mengajukan pemanfaatan air tanah,

sedangkan fungsi pengawasan dilakukan melalui pemantauan kondisi perubahan

lingkungan. Keterlibatan masyarakat sangat diperlukaan mengingat masyarakat

dianggap lebih mengetahui perubahan kondisi lingkungannya. Faktanya, saat ini

keterlibatan masyarakat masih sangat minim dalam implementasi pengelolaan dan

pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu.

Page 72: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

55

7.3 Pergeseran Pemetaan Stakeholder

Hasil pemetaan stakeholder menunjukkan bahwa terdapat beberapa

stakeholder yang perannya belum sesuai, yaitu perguruan tinggi dan masyarakat.

Seharusnya perguruan tinggi sebagai instansi tingkat akademisi memiliki tingkat

pengaruh yang tinggi, namun hasil pemetaan menunjukkan bahwa peran

perguruan tinggi adalah sebagai by stander dimana tingkat kepentingan dan

pengaruhnya rendah. Hal yang sama juga trejadi pada masyarakat, dimana

seharusnya masyarakat memiliki tingkat pengaruh yang tinggi, namun hasil

pemetaan menunjukkan tingkat pengaruh masyarakat yang masih relatif rendah.

Mengatasi hal tersebut, perlu diadakan suatu pergeseran tingkat pengaruh.

Pergeseran tingkat pengaruh perguruan tinggi dapat dilakukan dengan cara lebih

melibatkan perguruan tinggi dalam pengambilan kebijakan pengelolaan dan

pemanfaatan air tanah. Perguruan tinggi dapat dijadikan stakeholder yang

membantu mengkaji kebijakan dari sisi akademisi. Adapun pergeseran peran

masyarakat dapat dilakukan melalui Forum Group Discussion (FGD). Masyarakat

disertakan dalam diskusi arah kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di

Kecamatan Cidahu. Pengaruh masyarakat penting ditingkatkan mengingat

masyarakat merupakan pihak yang terkena dampak dari kebijakan dimana mereka

lebih memahami perubahan kondisi lingkungan tempat mereka tinggal.

7.4 Keterkaitan antar Stakeholder

Ostrom (1990) dalam Rudiyanto (2011) menyatakan bahwa dalam

menganalisis hubungan antar actor pada sistem kelembagaan, perlu dibedakan

berdasarkan tingkatannya (level). Pertama adalah level konstitusi (constitutional),

yaitu lembaga yang berperan dalam menyusun aturan main untuk level collective

choice. Kedua adalah level pilihan kolektif (collective choice), yaitu lembaga

yang berperan dalam menyusun peraturan untuk dilaksanakan oleh lembaga

operasional. Ketiga adalah lembaga operasional (operational), yaitu lembaga yang

secara langsung melaksanakan kebijakan di lapangan.

Hasil analisis dokumen SOTK OPD dan wawancara dengan key person

menunjukkan bahwa pada level konstitusi stakeholder yang berperan adalah

DPRD dan Setda Bagian Hukum. Level penentu kebijakan (collective choice)

Page 73: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

56

stakeholder yang berperan adalah DPESDM, BLH, BPMPT, DPPKAD, Satpol

PP, Dinas Tarkimsih, Bappeda, Pemerintah Kecamatan, dan Pemerintah Desa.

Sementara itu, stakeholder yang berperan pada level operasional adalah LSM,

Masyarakat, dan Perusahaan.

Sumber: Data primer diolah 2013

Keterangan:

: Alur keterkaitan

: Alur koordinasi

: Kelompok pemberi rekomendasi

Gambar 4 Keterkaitan antara stakeholder

Hasil wawancara dengan key person pada masing-masing stakeholder,

menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pengelolaan air tanah masih dirasa

kurang sinergisasi antara stakeholder satu dengan lainnya. Hal itu bisa dilihat dari

kebijakan yang masih bersifat parsial hanya berdasarkan tugas pokok dan fungsi

masing-masing stakeholder. Belum ada kebijakan menyeluruh yang dapat

mensinergikan kepentingan dan pengaruh antar stakeholder.

DPRD Setda Bagian Hukum

DPESDM

BLH

BPMPT

DPPKAD

Satpol PP

Bappeda

Dinas Tarkimsih

Pemerintah Kecamatan

Pemerintah Desa

LSM Masyarakat Perusahaan

Perguruan Tinggi

Constitutional Level

Collective Choice Level

Operasioanl Level

Page 74: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

57

VIII ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH

8.1 Kebijakan Pengelolaan Air Tanah

Kebijakan pengelolaan air tanah di Kecamatan Cidahu selama ini mengacu

kepada peraturan formal yang ditetapkan dan disahkan oleh pemerintah, baik

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Peraturan perundangan pemerintah

pusat yang mengatur pengelolaan air tanah diantaranya adalah undang-undang

(UU) Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah (PP), dan keputusan menteri

(kepmen) ESDM. Adapun peraturan pemerintah daerah yang mengatur

pengelolaan air tanah adalah Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Bupati

(Perbup). Tidak terdapat peraturan informal yang mengatur pengelolaan dan

pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu.

Peraturan Pemerintah (PP) No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah

menjelaskan secara rinci mengenai kebijakan dan strategi pengelolaan air tanah.

Kebijakan pengelolaan air tanah ditujukan sebagai arahan dalam penyelenggaraan

konservasi air tanah, pendayagunaan air tanah, pengendalian daya rusak air tanah,

dan sistem informasi air tanah yang disusun dengan memerhatikan kondisi air

tanah setempat. Kebijakan pengelolaan air tanah disusun dan ditetapkan secara

terintegrasi dalam kebijakan pengelolaan sumber daya air, yakni kebijakan

nasional sumber daya air, kebijakan pengelolaan sumber daya air pada tingkat

provinsi, dan kebijakan pengelolaan sumber daya air pada tingkat kabupaten/kota.

Saat ini belum ada kebijakan dan/ataupun kelembagaan khusus yang

mengatur pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu.

Kebijakan yang diberlakukan selama ini adalah mengacu pada peraturan

perundangan dan pedoman perencanaan teknis pengelolaan air tanah dari Provinsi

Jawa Barat. Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 1451 K/10/MEM/2000

Tahun 2000 menjelaskan bahwa pemanfaatan air bawah tanah yang terus

meningkat dapat menimbulkan dampak negatif terhadap air bawah tanah itu

sendiri maupun lingkungan di sekitarnya. Dampak negatif yang mungkin timbul

diantaranya adalah penurunan jumlah dan mutu air tanah, penyusupan air laut dan

Page 75: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

58

amblesan tanah. Pedoman perencanaan pendayagunaan air tanah diperlukan untuk

mengatur pemanfaatan air tanah tanpa menimbulkan dampak negatif.

Bupati memiliki wewenang dalam mengelola air tanah di wilayahnya.

Semenjak diberlakukan UU No. 22 Tahun 1999 jo PP No.25 Tahun 2000, daerah

berwenang dan bertanggung jawab mengelola air tanah termasuk memelihara

kelestarian lingkungan. Selanjutnya, UU No. 7 Tahun 2004 tentang Wewenang

Pemerintah Kabupaten/Kota menjelaskan bahwa salah satu wewenang dan

tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota meliputi wewenang untuk mengatur,

menetapkan, dan memberi izin penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan

pengusahaan air tanah di wilayahnya serta sumber daya air pada wilayah sungai

dalam satu kabupaten/kota.

Perda Kabupaten Sukabumi No. 14 Tahun 2010 Pasal 2 Ayat 1, 2 dan 3

menjelaskan bahwa air tanah dikelola berdasarkan asas kelestarian,

keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, keadilan,

kemandirian serta transparansi dan akuntabilitas. Teknis pengelolaan air tanah

didasarkan pada CAT yang berlandaskan pada kebijakan dan strategi pengelolaan

air tanah di daerah. Kebijakan dan strategi pengelolaan air tanah daerah diatur

lebih lanjut dalam Peraturan Bupati. Adapun wewenang pengelolaan air tanah di

Kabupaten Sukabumi dilimpahkan Bupati kepada DPESDM. Wewenang

DPESDM meliputi proses pengelolaan dan pengawasan pemanfaatan air tanah

artesis.

Perda merupakan pranata hukum yang berfungsi sebagai landasan

operasional yang memuat materi teknis pengelolaan air tanah. Berdasarkan Perda

Provinsi Jawa Barat No. 8 Tahun 2012, pada prinsipnya kegiatan pengelolaan air

tanah terbagi dalam kegiatan inventarisasi, perencanaan dan pendayagunaan,

konservasi dan rehabilitasi serta pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

Perizinan pengambilan air tanah merupakan salah satu instrumen

pengendalian pemanfaatan air tanah. Kebijakan yang harmonis diperlukan untuk

pelaksanaan pengelolaan dan pemafaatan air tanah secara terpadu dalam satu

CAT. Perizinan pemanfaatan air tanah diterbitkan oleh Bupati dengan

melampirkan rekomendasi teknis dari DPESDM. Rekomendasi teknis penting

Page 76: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

59

dilakukan untuk mengetahui kondisi lingkungan tempat eksploitasi air tanah

sehingga dapat meminimalisasi terjadinya dampak kerusakan lingkungan.

Instrumen pengendalian dalam pemanfaatan air tanah lainnya adalah pajak

air tanah. Pajak air dikenakan kepada perusahaan pengguna air tanah yang

memakai sumur bor. UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah, menyatakan bahwa penetapan pajak air tanah menjadi kewenangan

Kabupaten/Kota. Secara umum pengendalian pemanfaatan air tanah dilakukan

melalui serangkaian mekanisme pengelolaan air tanah, yaitu perizinan,

pengawasan, penertiban dan kewajiban konservasi air tanah.

8.1.1 Analisis Perizinan

Pengendalian perizinan diarahkan untuk menata penerapan hak guna

pemanfaatan air tanah. Hak guna pemanfaatan air tanah dapat diperoleh tanpa izin

sepanjang untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan atau

bagi pertanian rakyat berdasarkan persyaratan tertentu. Adapun hak guna

pemanfaatan air tanah yang dilakukan dengan cara mengebor, menggali tanah atau

penggunaannya mengubah kondisi dan lingkungan air tanah dan dalam jumlah

besar harus disertai dengan izin.

Pengeboran atau pemanfaatan air tanah dapat dilakukan setelah memperoleh

Surat Izin Pengeboran (SIP) dan Surat Izin Pemanfaatan Air Tanah (SIPA). Izin

tersebut selain sebagai perwujudan aspek legalitas juga dimaksudkan untuk

membatasi pengambilan dan pemanfaatan air tanah. Tujuan pembatasan adalah

agar pengambilan dan pemanfaatan air tanah sesuai dengan daya dukung

ketersediannya secara alami. Pemberian izin pemanfaatan air tanah berada pada

wewenang BPMPT Kabupaten Sukabumi. Menurut Perda Kabupaten Sukabumi

No. 14 Tahun 2010 Pasal 24 Ayat 1 menjelaskan izin pemakaian dan pengusahaan

air tanah yang diberikan oleh Bupati merupakan izin yang mencakup kegiatan

pengadaan sarana, prasarana dan/atau pengambilan air tanah.

Perencanaan penggunaan air tanah dalam rangka persyaratan perizinan

melalui pengeboran dilakukan dengan ketentuan sebagi berikut :

1. Peruntukan pemanfaatan air tanah untuk keperluan air minum dan rumah

tangga adalah merupakan prioritas utama diatas segala keperluan lain.

Page 77: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

60

2. Pemanfaatan air tanah pada akuifer tidak tertekan, diprioritaskan untuk

keperluan air minum dan rumah tangga.

3. Pemanfaatan air tanah untuk keperluan lain tidak mengganggu keperluan

untuk rumah tangga.

4. Pengaturan pemanfaatan didasarkan atas urutan prioritas peruntukan serta

memperhatikan kepentingan umum dan kondisi setempat.

Perda Kabupaten Sukabumi No. 14 Tahun 2010 Pasal 25 Ayat 1

menyatakan bahwa untuk memperoleh izin pemakaian air tanah atau izin

pengusahaan air tanah pemohon wajib mengajukan permohonan secara tertulis

kepada Bupati. Selanjutnya dalam ayat 3 dikatakan bahwa permohonan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melampirkan informasi:

1. Peruntukan dan kebutuhan air tanah

2. Rencana pengeboran yang dilengkapi dengan laporan hasil pendugaan

geofisika atau rencana penggalian air tanah

3. Upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan

lingkungan (UPL) atau analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan

Perda Kab. Sukabumi No. 14 Tahun 2010 Pasal 27 menyatakan bahwa

Bupati menerbitkan izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah pada

lokasi yang berada di luar cekungan air tanah lintas kabupaten/kota setelah

memperoleh rekomendasi teknis yang berisi persetujuan dari Organisasi

Perangkat Daerah (OPD) yang membidangi air tanah. OPD yang berwenang

dalam memberikan rekomendasi teknis pemanfaatan air tanah di kecamatan

cidahu adalah DPESDM Kabupaten Sukabumi. Aspek penting pengelolaan dan

pemanfaatan air tanah yang terdapat dalam dokumen perizinan diantaranya adalah

pengaturan lokasi titik pengambilan, kedalaman penyadapan, dan pembatasan

debit air tanah. Berikut adalah serangkaian proses administrasi perizinan yang

harus dipenuhi oleh pemohon pemanfaat air tanah:

1. Surat Izin Pengeboran Ekploitasi Air Tanah (SIP), persyaratannya meliputi:

a) Peta situasi berskala 1:10.000 atau lebih besar, dan peta topografi skala

1:50.000 yang memperlihatkan titik lokasi rencana pengeboran air tanah

b) Informasi mengenai rencana pengeboran air tanah

Page 78: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

61

c) Fotocopy Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK), dan Sertifikat

Badan Usaha (SBU) di Bidang pengeboran air tanah, serta Sertifikat Juru

Bor Air Tanah yang masih berlaku

d) Dokumen UKL dan UPL untuk pemanfaatan air tanah kurang dari 50

l/detik, dan dokumen AMDAL untuk pemanfaatan sama atau lebih dari

50 l/detik.

Apabila persyaratan telah lengkap, Bupati melalui BPMPT Kabupaten

Sukabumi memberikan SIP kepada pemohon atau menolak peemohonan

pengeboran disertai alasannya dan disampaikan tembusan kepada Direktur

Jenderal, Gubernur dan pelaksana pengeboran. Dokumen SIP memuat informasi

ketentuan teknis pegeboran air tanah dan ketentuan-ketentuan yang wajib

dilaksanakan oleh pemegang izin, yaitu meliputi:

a) Nomor registrasi sumur

b) Lokasi titik pengeboran

c) Pelaksana pengeboran

d) Kedalaman akuifer yang disadap

e) Rencana bangun konstruksi sumur produksi

f) Rencana pelaksanaan produksi dan uji pemompaan

g) Mengirimkan laporan hasil kegiatan pengeboran kepada Bupati

2. Surat Izin Pemanfaatan Air Tanah (SIPA)

Surat Izin Pemanfaatan Air Tanah (SIPA) dapat diperoleh setelah memenuhi

persyaratan laporan penyelesaian pengeboran sumur produksi. Apabila

persyaratan lengkap, Bupati melalui BPMPT Kabupaten Sukabumi memberikan

SIPA kepada pemohon atau menolak permohonan disertai alasannya dan

disampaikan tembusan kepada Direktur Jenderal, Gubernur dan pelaksana

pengeboran. Dokumen SIPA memuat informasi ketentuan teknis pegeboran air

tanah dan ketentuan-ketentuan yang wajib dilaksanakan oleh pemegang izin, yaitu

meliputi:

a) Nomor registrasi sumur produksi

1) Lokasi titik sumur bor

2) Jumlah maksimum pengambilan air tanah yang diperbolehkan

3) Kapasitas dan kedudukan pompa

Page 79: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

62

b) Apabila pemanfaaatan air tanah melebihi ketentuan jumlah maksimum yang

dizinkan, maka jumlah kelebihan (over debit) dikalikan sepuluh.

c) Kewajiban pemegang izin:

1) Memasang meter air

2) Melaporkan jumlah pemanfaatan air tanah setia bulan kepada DPESDM

3) Melaporkan hasil UKL dan UPL atau AMDAL

4) Menyediakan air tanah kepada masyarakat apabila diperlukan minimal

10% dihitung dari jumlah maksimum air tanah yang diizinkan

5) Mendaftar ulang SIPA sebelum masa berlaku SIPA berakhir

d) Masa berlaku SIPA sesuai Peraturan Bupati Kabupaten Sukabumi adalah 3

tahun, setelah itu wajib melakukan perpanjangan izin.

Pelaksanaan mekanisme perizinan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu

dapat dijelaskan sebagi berikut:

1. Perusahaan mengajukan permohonan izin pendirian perusahaan kepada

Kepala Desa setempat. Kepala Desa memberikan fasilitas mediasi antara

perusahaan dengan masyarakat terkait permohonan izin lingkungan

perusahaan. Persetujuan izin lingkungan dilakukan melalui

penandatanganan surat persetujuan oleh ketua RT/RW, tokoh masyarakat,

pemuda dan masyarakat setempat. Adapun jumlah minimum persetujuan

yang harus dipenuhi adalah seluruh ketua RT/RW setempat dan sekurang-

kurangnya 70 orang masyarakat desa. Berdasarkan Peraturan Menteri

Negara Lingkungan Hidup (Permen LH) Republik Indonesia No. 17 Tahun

2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Analisis

Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan, pemrakarsa

mengikutsertakan masyarakat dalam penyusunan dokumen AMDAL yang

mencakup: masyarakat terkena dampak; masyarakat pemerhati lingkungan;

dan masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam

proses AMDAL.

2. Setelah mendapatkan izin lingkungan dari masyarakat dan desa, perusahaan

harus mengajukan permohonan izin kepada tingkat kecamatan dengan

melampirkan persetujuan dari tingkat desa.

Page 80: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

63

3. Perusahaan mengajukan izin pengeboran dan eksploitasi air tanah kepada

BPMPT Kabupaten Sukabumi. Dengan melampirkan rekomendasi teknis

dari DPESDM, dokumen UKL, UPL atau AMDAL dari BLH serta

persetujuan dari tingkat desa dan kecamatan.

4. Jika seluruh persyaratan perizinan telah dipenuhi, perusahaan akan

mendapatkan SIPA dan SIPA. Persyaratan, ketentuan pemegang SIP dan

SIPA telah diatur dan ditetapkan dalam Perda dan Perbup melalui BPMPT

dan DPESDM. Izin pemanfaatan air tanah kemudian ditandatangani oleh

Bupati.

Sumber: Data primer diolah 2013

Keterangan:

: alur langsung searah : alur langsung dua arah : rekomendasi teknis

Gambar 5 Prosedur perizinan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu

Izin Lingkungan dari Masyarakat

Pemerintah Desa

Pemerintah Kecamatan

Perusahaan

BPMPT DPESDM

Bupati

BLH

Izin Pemanfaatan Air Tanah

Menyampaikan Permohonan

Diizinkan

Tidak diizinkan

Terbit Izin SIPA

Rekomendasi Teknis

Analisis AMDAL atau UKL dan

UPL

Page 81: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

64

Gambar 5 menunjukkan proses perizinan selain dilakukan oleh BPMPT,

juga melibatkan beberapa isntansi lain. Instansi tingkat desa dan kecamatan

bereperan dalam memberikan izin lingkungan, sedangkan instansi tingkat

kabupaten (BLH dan DPESDM) berperan dalam memberikan rekomendasi teknis.

Seluruh perusahaan pemanfaat air tanah yang beroperasi di Kecamatan Cidahu

secara administratif telah mendapatkan izin pemanfaatan air tanah (BPMPT

Kabupaten Sukabumi). Pelaksanaan prosedur administrasi perizinan tidak

dikenakan biaya apapun.

Faktanya, instrumen perizinan masih belum berjalan efektif terhadap upaya

pengendalian pemanfaatan air tanah. Terdapat beberapa permasalahan yang

menyebabkan peran perizinan belum efektif, salah satunya adalah kurangnya

pemahaman pihak perusahaan pengguna air tanah terhadap sifat air tanah dan

tingginya permintaan perusahaan terhadap air tanah. Hal itu menyebabkan

pemanfaatan air tanah sering over debit tanpa memerhatikan pentingnya

konservasi air tanah.

Masalah lain timbul terkait kepatuhan perusahaan terhadap kewajiban-

kewajiban yang telah disepakati dalam SIPA. Berdasarkan hasil wawancara

langsung dengan pejabat di instansi pemerintah, saat ini masih terdapat banyak

perusahaan pemanfaat air tanah yang membuat dokumen perizinan hanya untuk

mendapatkan SIPA tanpa mematuhi kesepakatan yang terdapat dalam dokumen

SIPA tersebut. Sementara itu, perusahaan beralasan bahwa belum terpenuhinya

kewajiban pemegang SIPA dikarenakan kurang jelasnya penjabaran kebijakan.

Salah satu contohnya adalah kebijakan peraturan yang mengharuskan perusahaan

memenuhi kewajiban memberikan 10% produksi air tanah untuk kebutuhan warga

sekitar. Perusahaan menganggap penjabaran teknis dari angka 10% persen kurang

jelas, seperti pemberian air dalam bentuk apa dan batasan cakupan wilayah. Hasil

analisis menunjukkan bahwa tujuan utama dari kebijakan perizinan yaitu tercipta

pengelolaan dan pemanfaatan air tanah yang berkeadilan dan berkelanjutan di

Kecamatan Cidahu belum berjalan optimal.

Page 82: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

65

8.1.2 Analisis Pengawasan

Pengawasan pemanfaatan air tanah menurut Perda Kab. Sukabumi No. 14

Tahun 2010 tentang Air Tanah, menyatakan bahwa pengawasan ditujukan untuk

menjamin kesesuaian antara penyelenggaraan, pengelolaan air tanah dengan

peraturan perundang-undangan terutama menyangkut ketentuan administratif dan

teknis pengelolaan air tanah. Berdasarkan Perda No. 14 Tahun 2010 Pasal 48 Ayat

2 menyatakan bahwa Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan atas

penyelenggaraan pengelolaan air tanah melalui Organisasi Perangkat Daerah

(OPD) yang membidangi air tanah atau izin pengusahaan air tanah. Kegiatan

pengawasan pemanfaatan air tanah meliputi:

1. Pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan teknis yang tercantum dalam

izin, yaitu pengawasan dalam rangka: pemasangan konstruksi sumur atau

bangunan penurapan mata air, uji pemompaan, pemasangan meter air atau

alat ukur debit lainnya, dan pemanfaatan air tanah

2. Pengawasan terhadap pelaksanaan UKL, UPL dan AMDAL

3. Pengawasan terhadap kemungkinan terjadinya pencemaran dan kerusakan

air tanah

Masyarakat berhak terlibat dalam pengawasan pelaksanaan pemanfaatan air tanah

dengan mengajukan pengaduan, gugatan, dan laporan kepada pihak berwenang

atas penggunaan air tanah yang diduga dapat menimbulkan kerusakan lingkungan

hidup atau merugikan kepentingan masyarakat.

Pengawasan pemanfaatan air tanah mencakup pencatatan meter air setiap

bulan secara berkala. Pencatatan berfungsi untuk memantau pemanfaatan air

tanah dan sebagai dasar penghitungan pajak air tanah yang harus dibayarkan oleh

perusahaan pengguna air tanah. Penghitungan teknis jumlah pajak yang harus

dibayarkan selanjutnya diatur dalam Perbup Kabupaten Sukabumi No. 28 Tahun

2011 tentang Tata Cara Perhitungan Nilai Perolehan Air (NPA). NPA yang telah

dihitung oleh DPESDM kemudian diterbitkan dalam bentuk Surat Ketetapan

Pajak Daerah (SKPD). Selanjutnya DPPKAD menerbitkan Surat Tagihan Pajak

Daerah (STPD) yang berisi nominal pajak yang harus di bayar oleh masing-

masing perusahaan. Perusahaan membayarkan wajib pajaknya kepada DPPKAD

melalui bank dalam bentuk transfer.

Page 83: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

66

Berdasarkan tata cara pembayaran pajak yang tercantum pada Perda

Kabupaten Sukabumi No. 16 Tahun 2010 Pasal 17 tentang Pajak Air Tanah, pajak

air tanah dilunasi paling lama 30 hari kerja setelah saat terutangnya pajak yang

merupakan tanggal jatuh tempo bagi wajib pajak untuk melunasi pajaknya.

Pembayaran melebihi waktu jatuh tempo dikenakan bunga sebesar 2% per bulan.

Sumber: Data primer diolah 2013

Keterangan:

: alur mekanisme pengawasan : alur dua arah : alur koordinasi antar instansi

Gambar 6 Pengawasan pemanfaatan air tanah

Gambar 6 menunjukkan keterkaitan antara pengawasan pencatataan meter

air dengan pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan pemanfaat air tanah.

Pengawasan meter air dilakukan oleh DPESDM berkoordinasi dengan DPPKAD

dalam hal pemungutan pajak air tanah. Pajak air tanah sebagai salah satu

instrumen pengendalian pemanfaatan air tanah belum berjalan efektif. Faktanya,

DPESDM

Perusahaan

DPPKAD

SKPD

Penghitungan NPA

STPD

Pencatatan Penggunaan

Debit Air Tanah

Pembayaran Pajak

Penghitungan Pajak

Pelanggaran Jumlah

Debit Air Penertiban

Page 84: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

67

masih banyak perusahaan yang over debit meskipun telah dikenakan tarif pajak

progresif. Perusahaan tidak mungkin menurunkan pemakaian air tanah dengan

alasan permintaan yang tinggi dan tidak ada sumber air alternatif. Sementara itu,

beberapa pejabat instansi pemerintah beranggapan instrumen pajak belum efektif

dalam pengendalian air tanah karena harga baku air tanah yang masih tergolong

murah, yaitu hanya sebesar Rp.500/m3.

Gambar 6 juga menunjukkan keterkaitan antara pengawasan pelanggaran

jumlah debit air dengan potensi sanksi penertiban yang dapat dikenakan kepada

perusahaan pelanggar. Pengawasan pemanfaatan air tanah dan potensi dampak

terhadap lingkungan dilakukan secara berkala oleh DPESDM dan BLH

Kabupaten Sukabumi, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa

pelaporan data yang belum teratur. Pelaporan pengawasan yang sudah teratur saat

ini hanya pelaporan pencatatan meter air.

Pengawasan yang belum teratur diantaranya adalah pelaporan mengenai

evaluasi kewajiban pemegang izin SIPA, data kondisi perubahan lingkungan,

pelaporan data hasil sumur pantau, serta data air tanah yang masuk dan keluar

CAT. Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan pejabat yang membidangi

air tanah di DPESDM dan BLH, tidak lengkapnya laporan disebabkan oleh dana

yang tinggi untuk melakukan pengawasan. Sementara itu, alokasi anggaran dana

daerah untuk pengawasan sangat terbatas. Hal ini belum sesuai dengan amanat

Perda Kabupaten Sukabumi No. 14 Tahun 2010 Pasal 48 Ayat 3 yang menyatakan

pengawasan dilakukan melalui pengawasan pelaksanaan pengelolaan dan

pemantauan lingkungan. Saat ini belum ada koordinasi secara berkala antara pihak

DPESDM dan BLH dalam mengawasai pemanfaatan air tanah.

Pengawasan yang terjadi saat ini dirasa belum optimal untuk mencapai

prinsip berkeadilan dan berkelanjutan. Peran masyarakat dan pemerintahan tingkat

desa dan kecamatan dalam proses pengawasan kurang dilibatkan. Dibutuhkan

suatu regulasi penegakkan pengawasan yang lebih tegas serta koordinasi antara

instansi terkait untuk mengoptimalkan fungsi pengawasan pengelolaan dan

pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu.

Page 85: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

68

8.1.3 Analisis Penertiban

Penertiban terhadap pelanggaran penting dilakukan untuk mengendalikan

pemanfaatan air tanah agar tetap sesuai dengan peraturan-perundangan yang telah

ditentukan. Perda Kabupaten Sukabumi No. 14 Tahun 2010 Pasal 47 menyatakan

Bupati dapat menghentikan seluruh kegiatan dan menutup sarana prasarana

pengambilan air tanah bagi perseorangan, badan usaha, instansi pemerintah atau

badan sosial yang melakukan pemakaian atau pengusahaan air tanah tanpa izin.

Penertiban dilakukan apabila pemegang izin melakukan pelanggaran terhadap

kewajiban dan hal-hal yang dilarang dalam SIPA. Sesuai dengan Perda Kabupaten

Sukabumi No. 17 Tahun 2010 Pasal 37, setiap pemegang izin memiliki kewajiban

yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Bupati melalui

DPESDM paling lambat tujuh hari kerja sebelum tahapan-tahapan

pengeboran/penggalian, pemasangan kosntruksi dan uji pemompaan

dilakukan

2. Menyampaikan laporan debit pemakaian atau pengusahaan air tanah setiap

bulan kepada Bupati melalui DPESDM

3. Memasang meteran air yang telah diuji kelayakan oleh badan/lembaga

terakreditasi pada setiap sumur produksi untuk pemakaian atau

pengusahaan air tanah

4. Memastikan meteran air yang dipasang telah disegel oleh DPESDM

sebelum menggunakan air tanah

5. Menguji kelayakan operasi meter air setiap tahunnya sesuai periode/jangka

waktu tera di badan/lembaga terakreditasi

6. Membangun sumur resapan dilokasi yang ditetapkan oleh DPESDM

7. Berperan serta dalam penyediaan sumur pantau air tanah

8. Melaporkan kepada DPESDM apabila dalam pelaksanaan pengeboran atau

penggalian air tanah serta pemakaian dan pengusahaan air tanah

ditemukan hal-hal yang membahayakan lingkungan

9. Setiap pemegang izin pengusahaan air tanah wajib memberikan air paling

sedikit 10% dari batasan debit pemakaian atau pengusahaan air tanah yang

Page 86: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

69

ditetapkan dalam izin bagi pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari

masyarakat setempat

10. Membayar pajak dan retribusi

11. Melaksanakan kegiatan konservasi air tanah

Adapun hal-hal yang dilarang bagi pemegang SIPA telah ditentukan dalam

Perda Kabupaten Sukabumi No. 14 Tahun 2010 pasal 39, yaitu pemegang izin

dilarang:

1. Melakukan aktifitas pengeboran/penggalian, pemasangan konstruksi dan

uji pemompaan tanpa diawasi oleh OPD yang membidangi.

2. Memindahtangankan izin yang dimiliki kecuali dengan persetujuan Bupati

3. Membuka atau merusak segel pada meter air

4. Mengangkut dan/atau menjual air tanah dalam bentuk bahan mentah

keluar daerah kecuali mendapat izin khusus dari Bupati

Sumber: Data primer diolah 2013

Keterangan: : Alur penertiban : Alur koordinasi instansi

Gambar 7 Prosedur penertiban terhadap pelanggaran pemanfaatan air tanah

DPESDM

BPMPT

Perusahaan Pemegang Izin

Satpol PP

Peringatan Tertulis

Penghentian Sementara

Pencabuatn Izin

Pelanggaran Administratif

Pelanggaran Pidana

Page 87: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

70

Gambar 7 menunjukkan sanksi penertiban dikenakan melalui sanksi

administratif dan pidana. Sanksi administratif diatur dalam Perda Kabupaten

Sukabumi No. 14 Tahun 2010 pasal 49, sedangkan sanksi pidana di atur dalam

pasal 50. Sanksi administratif berupa peringatan tertulis, pengehentian sementara

seluruh kegiatan pengambilan air, dan pencabuatn izin. Sanksi administratif

dilakukan oleh DPESDM berupa peringatan tertulis dikenakan sebanyak tiga kali

secara berturut-turut masing-masing untuk jangka waktu satu bulan. Pemegang

izin yang tidak melaksanakan kewajiban setelah berakhirnya jangka waktu

peringatan tertulis, maka DPESDM memberikan sanksi penghentian sementara

seluruh kegiatan pengambilan air tanah. Sanksi penghentian sementara berlaku

untuk jangka waktu tiga bulan. Pemegang izin yang tidak melaksanakan

kewajibannya setelah berakhirnya jangka waktu penghentian sementara,

DPESDM mengajukan pencabutan izin pemegang izin tersebut kepada BPMPT.

Sanksi pidana dikenakan kepada pemegang izin yang mengangkut dan/atau

menjual air tanah dalam bentuk bahan mentah keluar daerah. DPESDM bersama

Satpol PP melakukan penegakkan hukum terhadap pelanggar. Berdasarkan Perda

Kabupaten Sukabumi No. 14 Tahun 2010 Pasal 50 Ayat 2, pidana yang dikenakan

adalah berupa kurungan paling lama enam bulan atau denda paling banyak

Rp.50.000.000. Nominal uang yang diperoleh dari pembayaran pelanggaran

merupakan penerimaan negara, yaitu termasuk pada PAD Kabupaten Sukabumi.

Sejauh ini penertiban yang pernah dilakukan terhadap pelanggaran

pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu adalah sanksi administrtif terhadap

pelanggar. Pemberian sanksi yang dilakukan baru berupa peringatan tertulis saja,

sanksi penghentian sementara kegiatan pengambilan air tanah dan pencabutan izin

operasi bagi perusahaan pelanggar belum diterapkan. Hal itu menunjukkan bahwa

penertiban belum sepenuhnya berjalan sesuai ketentuan peraturan perundangan.

Bupati melalui OPD yang berwenang dalam penertiban, yaitu DPESDM, BPMPT

dan Satpol PP seharusnya lebih tegas dalam menegakkan peraturan perundangan

pengelolaan dan pemanfaatan air tanah.

Page 88: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

71

8.1.4 Analisis Konservasi

Koservasi air tanah menurut Perda Kabupaten Sukabumi No. 14 Tahun

2010 Pasal 1 Ayat 13 adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan

keadaan, sifat dan fungsi air tanah agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan

kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada

waktu sekarang maupun yang akan datang. Lebih lanjut pada Pasal 11 Ayat 1 dan

2 dijelaskan bahwa konservasi air tanah ditujukan untuk menjaga kelangsungan

keberadaan, daya dukung dan fungsi air tanah. Konservasi air tanah dilakukan

secara meyeluruh pada CAT melalui perlindungan dan pelestarian air tanah,

pengawetan air tanah, dan pengelolaan kualitas air tanah dan pengendalian

pencemaran air tanah.

Berdasarkan profil geologi yang dipadukan dengan kimia air tanah, daerah

resapan (recharge area) di Kecamatan Cidahu terletak pada elevasi 600 dan 815

m dpl, pada ketinggian tersebut terdapat interaksi antara aliran sistem lokal dan

sistem relatif panjang. Langkah konservasi yang perlu dilakukan untuk menunjang

kelangsungan produksi air dan keberlanjutan ketersediaan air tanah idealnya

dilakukan pada kawasan dengan ketinggian 700 dan 800 m dpl dengan elevasi

penyangga (buffer elevation) pada kawasan elevasi antara 800 sampai 900 m dpl

(Kartadinata 2007).

Pelaksanaan konservasi air tanah wajib dilakukan oleh pemerintah dan

seluruh stakeholder yang berkaitan dengan pendayagunaan air tanah, termasuk

perusahaan pemegang SIPA. Dasar pelaksanaan konservasi air tanah adalah:

1. Hasil inventarisasi, identifikasi dan evaluasi CAT

2. Hasil kajian daerah imbuhan dan lepasan air tanah

3. Hasil pemantauan perubahan kondisi dan lingkungan air tanah

4. Rencana pengelolaan air tanah pada CAT

Adapun syarat konservasi yang harus dipenuhi oleh pemegang izin dan

wajib dilaporkan kepada DPESDM adalah sebagai berikut:

1. Membuat sumur resapan/sumur imbuhan dalam

2. Melakukan penghematan dalam pemakaian air tanah

3. Memakai air tanah sesuai batas maksimal debit dalam surat izin

Page 89: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

72

4. Melakukan daur ulang air tanah

5. Menggunakan teknologi yang hemat air

6. Membuat sumur biopori

7. Menanam pohon

Sumber: Data primer diolah 2013

Keterangan:

: alur langsung satu arah : alur kerjasama : alur koordinasi yang sifatnya pengawasan dan pelaporan

Gambar 8 Prosedur konservasi air tanah

Gambar 8 menunjukkan konservasi air tanah dilakukan oleh pemerintah,

perusahaan maupun masyarakat. Pemerintah bertindak sebagai pengawas,

sedangkan perusahaan berkerjasama dengan masyarakat melakukan konservasi air

tanah. Konservasi air tanah yang selama ini melekat di pemikiran khalayak umum

adalah menanam pohon. Jika dikaji lebih lanjut, konservasi air tanah memiliki

cakupan yang lebih luas, yaitu segala aktivitas yang berhubungan dengan

pelestarian ketersediaan air tanah, termasuk melakukan penghematan penggunaan

air tanah.

Ketentuan yang tercatat dalam SIPA mewajibkan perusahaan melakukan

konservasi air tanah. Kegiatan konservasi yang selama ini telah berjalan di

Kecamatan Cidahu hanya berupa penanaman pohon. Kegiatan konservasi lainnya

seperti pembuatan sumur bipori, sumur resapan, dan penghematan air belum

banyak dilakukan oleh perusahaan. Berdasarkan wawancara dengan pihak

perusahaan-perusahaan pemanfaat air tanah di Kecamatan Cidahu, hanya satu

DPESDM BLH Perusahaan

Konservasi

Masyarakat

Pelaksana

Pengawas Penentuan zona konservasi air tanah

Page 90: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

73

perusahaan yang memiliki Corporate Social Responsibility (CSR) dan memahami

konsep konservasi air tanah. Kurangnya pemahaman pihak perusahaan terhadap

konsep konservasi air tanah menjadi kendala terwujudnya konservasi air tanah

yang sesuai dengan tujuan Perda Kabupaten Sukabumi No. 14 Tahun 2010 Pasal

11, yaitu menjaga kelangsungan keberadaan, daya dukung dan fungsi air tanah.

Fakta dilapangan menunjukkan kegiatan konservasi yang telah dilakukan

belum berjalan optimal. Contohnya pada kasus kegiatan penanaman pohon di

wilayah Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) yang dilakukan oleh

perusahaan. Umumnya penanaman masih bersifat ceremonial, tetapi kelanjutan

pemeliharaan tidak diperhatikan. Pohon yang ditanam tidak terawat dan mati.

Seharusnya untuk mengatasi permasalahan tersebut peran masyarakat lokal dalam

kegiatan konservasi lebih ditingkatkan lagi. Misalnya saja, perusahaan

membelikan bibit pohon untuk ditanam di tanah masyarakat yang berada di

wilayah imbuhan (recharge area). Masyarakat diberikan wewenang untuk

memelihara pohon yang telah ditanam dengan imbalan mereka boleh memanen

pohon ketika pohon tersebut siap tebang.

Kegiatan konservasi yang saat ini sedang berjalan di Kecamatan Cidahu

sudah mulai melibatkan masyarakat. LSM berkoordinasi dengan pihak perusahaan

X dalam melakukan konservasi. Perusahaan X memberikan sejumlah dana kepada

LSM untuk melakukan konservasi berbasis masyarakat lokal. Keterlibatan

masyarakat dimulai dari kegiatan pembibitan hingga, penanaman, perawatan

hingga pemanenan. Cara tersebut diharapkan lebih efektif untuk merawat pohon

yang telah diatanam, sehingga dapat terwujud konservasi air tanah yang

berkelanjutan berbasis sinergisasi antar seluruh stakeholder dan masyarakat.

8.2 Implikasi Kebijakan

Kerangka kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan

Cidahu dilakukan melalui tiga bentuk intervensi kebijakan, yaitu insentif dengan

mekanisme pasar, komando dan pengawasan, serta pengeluaran pemerintah.

Intervensi kebijakan melalui insentif pada mekanisme pasar dilakukan dengan

memungut pajak air tanah pada perusahaan yang mengambil air tanh, sedangkan

intervensi kebijakan melalui komando dan pengawasan dilakukan dengan

Page 91: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

74

membatasi jumlah debit air yang boleh dimanfaatkan oleh perusahaan dan

kewajiban perusahaan melakukan konservasi air tanah. Adapaun bentuk intervensi

kebijakan melalui pengeluaran pemerintah dilakukan dengan pemberian izin serta

penegakan hukum dan peraturan bagi pihak yang melanggar kebijakan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga bentuk intervensi tersebut

belum berjalan optimal. Terbatasnya anggaran belanja dan kurang tegasnya

pengawasan diindikasikan mendorong penggunaan instrumen dengan mekanisme

pasar berdasarkan pada kuantitas produk maupun kuantitas masukan. Akan tetapi,

intervensi atas dasar kuantitas seperti perizinan memerlukan perbaikan sistem

administrasi dan pengawasan pelaksanaan kewajiban yang telah tertera dalam

SIPA. Adapun bentuk intervensi dengan menggunakan instrumen pajak

diindikasikan masih berdampak lemah terhadap pembatasan pemanfaatan air

tanah oleh perusahaan, potensi pendapatan dari pajak air tanah relatif masih

rendah jika dibandingkan dengan kebutuhan biaya pemeliharaan lingkungan.

Melihat kondisi yang ada saat ini, diperlukan adanya perbaiakn kebijakan

yang menyeluruh dan berbasis sinergisasi antar stakeholder yang berperan dalam

pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu. Perbaikan

kebijakan tersebut diantaranya dapat dilakukan dengan meningkatkan tingkat

pengaruh masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan, meningkatkan ketegasan

dalam perizinan dan pengawasan, serta dilakukan koordinasi secara rutin antara

stakeholder dalam mengkaji kondisi pengelolaan dan pemanfaatan air tanah.

Harapannya, dapat diketahui langkah terbaik untuk mengoptimlakan potensi

sumberdaya air tanah namun tetap memerhatikan keberlanjutan kondisi

lingkungan.

Page 92: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

75

IX SIMPULAN DAN SARAN

9.1 Simpulan

Berdasasarkan pengolahan data dan analisis pembahasan terhadap penelitian

kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu, diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Umumnya stakeholder memiliki persepsi bahwa air tanah merupakan

sumber daya yang boleh dimanfaatkan, termasuk untuk memenuhi

kebutuhan perusahaan. Akan tetapi kurangnya tingkat pengetahuan dan

kesadaran lingkungan menyebabkan sikap masyarakat tidak peduli terhadap

pemanfaatan air tanah oleh perusahaan.

2. Total kerugian ekonomi yang berpotensi dialami masyarakat Kecamatan

Cidahu adalah Rp.696.756.900 per tahun. Adapun potensi kerugian

ekonomi terbesar dirasakan oleh kelompok-1. Nilai kerugian yang

berpotensi dialami per KK mencapai Rp.414.664 per tahun. Biaya pengganti

yang dikeluarkan masyarkat menunjukkan estimasi nilai kerugian minimum

dari hilangnya jasa air tanah dangkal akibat kerusakan lingkungan.

3. Hasil analisis terhadap dokumen SOTK OPD Kabupaten Sukabumi dan

analisis stakeholder menunjukkan bahwa stakeholder yang paling berperan

pada pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu adalah

DPESDM. Peran utama DPESDM dalam pengelolaan dan pemanfaatan air

tanah meliputi perencanaan inventarisasi air tanah, rekomendasi teknis

perizinan, pengawasan, penertiban, upaya konservasi air tanah serta

melakukan koordinasi dengan stakeholder lainnya.

4. Kebijakan pengelolaan air tanah mewajibkan pihak yang akan

memanfaatkan air tanah untuk mengikuti dan mematuhi prosedur perizinan,

pengawasan, penertiban dan konservasi air tanah. Hasil analisis

menunjukkan instrumen kebijakan izin batas maksimum debit air yang

boleh dimanfaatkan dan instrumen pajak air tanah belum cukup efektif

dalam mengendalikan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu.

Page 93: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

76

9.2 Saran

1. tanah, sehingga pengelolaan dan pemanfaatan air tanah dilakukan melalui

sinergisasi antar seluruh stakeholder.

2. Peran masyarakat, pemerintah Desa dan Kecamatan lebih dilibatkan dalam

upaya pengelolaan air tanah, terutama dalam menjalankan fungsi

pengawasan dan konservasi.

3. Sebagian PAD yang didapatkan dari pajak air tanah dialokasikan untuk

melakukan konservasi air tanah dan upaya-upaya lainnya untuk

meminimlasisasi dampak kerusakan lingkungan.

4. Pemerintah lebih giat melakukan sosialisasi terhadap perusahaan maupun

masyarakat tentang pentingnya pengelolaan dan pemanfaatan air tanah yang

berkeadilan dan berkelanjutan.

5. Pemerintah meningkatkan harga baku air tanah.

6. Dilakukan penelitian selanjutnya mengenai dampak lingkungan dan kondisi

potensi air tanah di Kecamatan Cidahu secara teknis.

Page 94: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

77

DAFTAR PUSTAKA

Adoe THR. 2008. Pengendalian Pemanfaatan Air tanah Di Kota Kupang [tesis].

Semarang (ID): Universitas Diponegoro.

Aguilar D. 2011. Groundwater Reform in India: An Equity and Sustainability

Dilemma. Texas International Law Journal [internet]. [2013 June 11].

46(623): www.tilj.org/content/journal/46/.../Aguilar623.pd....

Djaendi. 2003. Pengelolaan Air Tanah Berwawasan Lingkungan. Bandung (ID).

Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan.

Fauzi A. 2010. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan: Teori dan Aplikasi.

Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.

Grimble R, Chan MK. 1995. Analisis Stakeholder untuk Pengelolaan Sumber

Daya Alam di Negara Berkembang. Mokhsen A dan Trajudi D, penerjemah;

Suporahardjo, editor. Bogor (ID): Pustaka LATIN. Terjemahan dari:

Stakeholder Analysis for Natural Resource Management Developing

Countries.

Garrod G, Willis KG. 1999. Economic Valuation of The Environment. England

(GB): Edward Elgar Publishing Limited.

Hindarko S. 2002. Manfaatkan Air Tanah Tanpa Merusak kelestariannya. Jakarta

(ID): ESHA.

Ismail A, Nuva, Pekasa BAL. 2011. Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi dan

Willingness toPay Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah (Studi Kasus

di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara). Jurnal Ekonomi Lingkungan.

15(2): 51-69. ISSN DBS3-7194/9 770653 719404.

Jones et al. 2000. Ecological Economics: an Introduction. England (GB):

Blackwell Science Ltd Oxford.

Kartadinata E. 2007. Studi Daerah Tangkapan Air di Daerah Kubang. Bandung

(ID). CV Anugrah Perdana.

Kodoatie RJ, Sjarief R. 2008a. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.

Yogyakarta (ID): Andi.

Kodoatie RJ, Sjarief R. 2010b. Tata Ruang Air. Yogyakarta (ID): Andi.

Page 95: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

78

Mangoting, Surono. 2006. Pengawasan Dampak Eksploitasi AMDK “AQUA”

Terhadap Lingkungan dan Penduduk Sekitar Pabrik (Kasus PT Tirta

Investama di Kabupaten Sukabumi) [internet]. Tersedia pada:

http://www.kruha.org/oneMODUL/oneDocument/1300273897.pdf

Radhika et al. 2012. Kebutuhan Air di indonesia [catatan penelitian]. Bandung

(ID): Pusat Litabang Sumber Daya Air.

Rudiyanto BY. 2011. Analisis Kelembagaan Dan Biaya Transaksi Dalam

Pengelolaan Sea Farming Di Pulau Panggang Kabupaten Administrasi

Kepulauan Seribu [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sanim B. 2010. Ekonomi Sumberdaya Air dan Manajemen Pengembangan Sektor

Air Bersih Bagi Kesejahteraan Publik. Bogor (ID): IPB Pr.

Setiawan PB. 2012. Penilaian Economic Losses Masyarakat Desa Cijeruk

Kabupaten Bogor Akibat Adanya Pemanfaatan Sumber Mata Air Oleh

Perusahaan Air Minum [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Siswanto B. 2011. Evaluasi Kebijakan Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah

di Propinsi DKI Jakarta [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Suhana. 2008. Analisis Ekonomi Kelembagaan Dalam Pengelolaan Sumberdaya

Ikan Teluk Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi [tesis]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Suparmoko M, Suparmoko MR. 2000. Ekonomika Lingkungan. Yogyakarta (ID):

BPFE-YOGYAKARTA.

Suparmoko M. 2008. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Yogyakarta

(ID). BPFE-YOGYAKARTA.

Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta (ID): Andi.

[Bappeda]. Badan Pembangunan dan Perencanaan Daerah Kabupaten Sukabumi

(ID). 2012. Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan Cidahu Tahun 2012.

[DPESDM] Dinas Pertambangan Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten

Sukabumi (ID). 2012. Potensi Air Tanah pada CAT Sukabumi.

[DPESDM] Dinas Pertambangan Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten

Sukabumi (ID). 2013. Perusahaan Pengguna Air Tanah di Kecamatan

Cidahu pada Tahun 2013.

Page 96: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

79

[Kecamatan Cidahu] Kecamatan Cidahu dalam Angka 2010 (ID)

[Republik Indonesia] Keputusan Menteri ESDM No. 1451 K/10/MEM/2000

Tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan

di Bidang Pengelolaan Air Bawah Tanah.

[Republik Indonesia] Kepmen ESDM No. 716 Tahun 2003 tentang Batas

Horisontal Cekungan Air Tanah di Pulau Jawa dan Pulau Madura.

[Republik Indonesia] Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya

Air.

[Republik Indonesia] Undang-undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi.

[Republik Indonesia] Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air

Tanah.

[Republik Indonesia] Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik

Indonesia No. 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat

dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan.

[Sekretariat Daerah] Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi No. 14 Tahun 2010

tentang Air Tanah.

[Sekretariat Daerah] Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi No. 16 Tahun 2010

tentang Pajak Air Tanah.

[Sekretariat Daerah] Peraturan Bupati Kabupaten Sukabumi No. 28 Tahun 2011

tentang Tata Cara Penghitungan Nilai Perolehan Air.

Page 97: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

80

L A M P I R A N

Page 98: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

81

Kuesioner ini digunakan sebagai bahan SKRIPSI dengan judul “Analisis Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Tanah di Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi”yang dilakukan oleh Saya LUSI DARA MEGA (H44090010).Saya mohon partisipasi Bapak/ Ibu/ Saudara/i untuk berkenan mengisi kuesioner ini denganteliti dan lengkap sehingga dapat memberikan data yang objektif. Informasi yang Bapak/ Ibu/Saudara/i berikan dijamin kerahasiaannya dan tidak untuk dipublikasikan. Atas perhatiandan partisipasi Bapak/ Ibu/ Saudara/i Saya ucapkan terima kasih.

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian untuk Responden Key Person Instansi Pemerintah dan Non-pemerintah

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN

LINGKUNGAN Jalan Kamper Level Wing 5 Kampus IPB Dramaga Bogor 16680

Telepon (0251) 421 762, (0251) 621 834, Fax (0251) 421 762

KUESIONER PENELITIAN Nomor Responden : ............. Tanggal Wawancara : ............................................. 2013 Nama : .............................................................................................. No. HP/Telp. : ............................................. Alamat : ............................................. : ............................................. : ............................................. Petunjuk : Isi dan pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan memberikan

tanda [x] pada bagian yang telah tersedia. A. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin :

[a]. Laki-laki [b]. Perempuan 2. Usia : ....... Tahun 3. Pendidikan Formal Terakhir :

[a]. Tidak Sekolah [b]. SD [c]. SMP/Sederajat [d]. SMA/Sederajat [e]. Perguruan Tinggi : [Diploma] [Sarjana] [Magister] [Doctor]

Page 99: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

82

4. Lembaga/Instansi Tempat Bekerjaan : [a]. DPESDM [b]. BLH [c]. Kecamatan [d]. DPRD [e]. LSM [f]. Satpol PP [g]. BPPT [h]. DPPKAD [i]. Setda [j]. Perusahaan.......... [k]. Desa: ........................................ Jabatan : ..................................................................................................

5. Lama Bekerja : ............ Tahun

B. Identifikasi Peran dan Kepentingan stakeholder terhadap Pengelolaan Pemanfaatan Air Tanah di Kecamatan Cidahu.

1. Bagaimana tingkat kepentinganstakeholder terhadap kebijkan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu? (Beri tanda ‘X’ )

No Aktor Tingkat Kepentingan 1 2 3 4 5

1 DPRD Kab. Sukabumi 2 DPPKAD Kab. Sukabumi 3 DPESDM Kab. Sukabumi 4 BPPT Kab. Sukabumi 5 BLH Kab. Sukabumi 6 Satpol PP Kab. Sukabumi 7 Bappeda Kab. Sukabumi

8 Setda Kab. Sukabumi 9 Dinas Tarkimsih Kab. Sukabumi 10 Pemerintah Kecamatan Cidahu

11 Pemerintah Desa 12 Perusahaan Pengguna Air Tanah

13 LSM 14 Masyarakat 15 Perguruan Tinggi *(Keterangan: 1=sangat rendah: tidak bergantung pada kebijakan, 2=rendah: kebergantungan terhadap kebijakan kecil, 3=sedang/cukup tinggi: cukup bergantung pada kebijakan, 4=tinggi: ketergantungan tinggi pada kebijakan, 5=sangat tinggi: sangat bergantung pada kebijakan.

2. Bagaimana tingkat pengaruhstakeholder terhadap kebijkan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu? (Beri tanda ‘X’ )

No Aktor Ttingkat Pengaruh

SDM Finansial Politik 1 DPRD Kab. Sukabumi 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 2 DPPKAD Kab. Sukabumi 3 DPESDM Kab. Sukabumi 4 BPPT Kab. Sukabumi 5 BLH Kab. Sukabumi 6 Satpol PP Kab. Sukabumi

Page 100: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

83

7 Bappeda Kab. Sukabumi 8 Setda Kab. Sukabumi

9 Dinas Tarkimsih Kab. Sukabumi

10 Pemerintah Kecamatan Cidahu

11 Pemerintah Desa 12 Perusahaan 13 LSM

14 Masyarakat 15 Perguruan Tinggi *(Kekuatan: 1=sangat rendah: responnya tidak berpengaruh terhadap

kebijakan, 2=rendah: responnya berpengaruh kecil terhadap kebijakan, 3=sedang/cukup tinggi: responnya cukup berpengaruh terhadap kebijakan, 4=tinggi: responnya berpengaruh besar terhadap kebijakan, 5=sangat tinggi: responnya berpengaruh nyata/sangat berpengaruh terhadap kebijakan)

C. Persepsi Stakeholder Pemerintah dan Non-pemerintah Terhadap Pemanfaatan Air Tanah di Kecamatan Cidahu.

1. Menurut Anda bagaimana sifat air tanah dalam pemanfaatannya? [a]. Terbarukan (renewable) [b]. Tidak terbarukan (non-renewable) [c].Terbarukan, tetapi membutuhkan waktu yang lama untuk pulih (recharge) [d]. Lainnya:................. Alasannya: .........................................................................................................

2. Bagaimana pandangan anda terhadap keberdaan air tanah (Hakikat Air Tanah)? [a]. Sumber daya yang memiliki nilai ekonomi (komersial) dan berkontribusi

terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) sehingga bebas dimanfaatkan oleh industri/perusahaan.

[b]. Sumber daya yang hanya boleh digunakan untuk keperluan rakyat (non-komersial)

[c]. Sumber daya yang keberadaannya terbatas, sehingga penggunaanya harus dibatasi agar dapat berkelanjutaan untuk pemanfaatan di masa yang akan datang.

[d]. Sumber daya yang harus disimpan dan dijaga untuk diwariskan kepada generasi yang akan datang.

[e]. Sumber daya yang sama sekali tidak boleh dimanfaatkan. [f]. Lainnya: ....................................................................................................... Alasannya: .........................................................................................................

3. Apakah anda mengetahui bahwa di Kecamatan Cidahu terdapat perusahaan yang memanfaatkan air tanah untuk aktivitas produksinya? [a] Mengetahui [b] Tidak mengetahui

4. Apakah menurut anda, jumlah debit air yang dimanfaatkan oleh perusahaan berlebihan? [a] Berlebihan [b] Tidak berlebihan [c] Tidak mengetahui Alasannya: .........................................................................................................

Page 101: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

84

5. Menurut Anda, apakah pemanfaatana air tanah oleh perusahaan menimbulkan kerusakan lingkungan? [a]. Ya [b]. Tidak Alasannya: ........................................................................................................ Jika Ya, kerusakan apa yang timbul?: ............................................................

6. Menurut sepengetahuan Anda, bagaimana kondisi air tanah di Kecamatan Cidahu saat ini? [a] Tetap [b] Menurun [c] Tidak mengetahui Alasannya:......................................................................................................

7. Menurut Anda, apa alasan perusahaan membangun pabrik di Kecamatan Cidahu? ..............................................................................................................

8. Menurut Anda, mengapa perusahaan lebih memilih menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhan sumber daya air dalam aktivitas produksinya? ..........................................................................................................................

9. Menurut Anda, bagaimana sikap pemerintah terhadap pemanfaatan air tanah oleh prusahaan? .................................................................................................

10. Menurut Anda, bagaimana sikap masyarakat terhadap pemanfaatan air tanah oleh prusahaan? .................................................................................................

11. Mneurut Anda, bagaimana sikap pihak swasta/pengusaha terhadap pemanfaatan air tanah? .......................................................................................

D. Persepsi stakeholder Pemerintah dan Non-pemerintah terhadap Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Tanah

1. Adakah peraturan informal yang mengatur pengelolaan pemanfaatan air tanah oleh perusahaan di Kecamatan Cidahu? [a] Ada [b]Ada, tetapi belum berjalan efektif [c] Belum ada Jika ada, hal apa yang diatur? : ..........................................................................

2. Jenis peraturan formal apa saja yang mengatur pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu? .............................................................................................................................

3. Apakah menurut Anda penegakkan kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah penting dilakukan? [a]. Sangat penting [b]. Penting [c]. Tidak penting Alasan: ..............................................................................................................

4. Menurut Anda, instrumen apa yang paling mempengaruhi jumlah debit air tanah yang dimanfaatkan oleh perusahaan? [a]. Pajak [b]. Pembatasan jumlah debit air [c]. Lainnya: .......................................................................................................

5. Apakah pernah terjadi konflik dalam pemanfaatan air tanah oleh perusahaan, jenis konflik apa yang terjadi dan bagaimana menyelesaikannya?: .............................................................................................................................

6. Menurut anda apakah peraturan perundangan terkait pengelolaan dan pemanfaatan air tanah telah sesuai dengan asas keadilan dan keberlanjutan? [a]. Ya [b]. Tidak Alasannya: ..........................................................................................................

Page 102: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

85

7. Menurt Anda, apakah kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan air tanah yang ada telah sesuai dengan fakata di lapangan dan kebutuhan/kepentingan masyarakat? [a] sesuai [b]. Tidak sesuai Alasannya: ..........................................................................................................

8. Menurut Anda, apakah diperlukan kebijakan baru dalam mengatur pengelolaan dan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu? [a]. Ya [b]. Tidak Alasannya: ..........................................................................................................

9. Kritik, saran dan harapan Anda terhadap pengelolaan pemanfaatan air tanah di Kecamatan Cidahu. Kritik: ..................................................................................................................................................................................................................................................... Saran: .......................................................................................................................................................................................................................................................... Harapan: ........................................................................................................................ ............................................................................................................................. TERIMA KASIH ATAS WAKTU DAN INFORMASI YANG ANDA

BERIKAN **SELAMAT BERAKTIVITAS**

Page 103: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

86

Kuesioner ini digunakan sebagai bahan SKRIPSI dengan judul “Analisis Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Tanah di Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi”yang dilakukan oleh Saya LUSI DARA MEGA (H44090010).Saya mohon partisipasi Bapak/ Ibu/ Saudara/i untuk berkenan mengisi kuesioner ini denganteliti dan lengkap sehingga dapat memberikan data yang objektif. Informasi yang Bapak/ Ibu/Saudara/i berikan dijamin kerahasiaannya dan tidak untuk dipublikasikan. Atas perhatiandan partisipasi Bapak/ Ibu/ Saudara/i Saya ucapkan terima kasih.

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian untuk Responden Masyarakat

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

Jalan Kamper Level Wing 5 Kampus IPB Dramaga Bogor 16680 Telepon (0251) 421 762, (0251) 621 834, Fax (0251) 421 762

KUESIONER PENELITIAN

Nomor Responden : ............. Tanggal Wawancara : ............................................. 2013 Nama : .............................................................................................. No. HP/Telp. : ............................................. Alamat : (a). Desa Pondokasi tonngoh (b). Desa Pasir Doton (c). Desa Babakan Jaya (d). Desa Babakan Pari

(e). Desa Pondokasi Tengah Kampung : ............................................. RT/RW : ............................................. Petunjuk : Isi dan pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan memberikan

tanda [x] pada bagian yang telah tersedia. A. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin :

[a]. Laki-laki [b]. Perempuan 2. Usia : ....... Tahun 3. Status :

[a]. Menikah [b]. Belum Menikah 4. Pendidikan Formal Terakhir :

[a]. Tidak Sekolah [b]. SD [c]. SMP/Sederajat [d]. SMA/Sederajat [e]. Perguruan Tinggi : [Diploma] [Sarjana] [Magister] [Doctor]

5. Pekerjaan : [a]. Petani [b]. Pedagang [c]. Wiraswasta [d]. PNS [e]. Supir/ojek [f]. Buruh Pabrik [g]. Ibu Rumah Tangga [h]. Lainnya : ..................................................................................................

Page 104: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

87

6. Pendapatan Per Bulan : Rp.......................................... 7. Jumlah Tanggungan Keluarga : ............ Orang 8. Lama Tinggal : ............ Tahun 9. Jarak Tempat Tinggal ke Mata air: ............... m 10. Jarak Tempat Tinggal ke Perusahaan: ............... m 11. Status Tempat Tinggal : [a]. Milik Sendiri [b]. Sewa/kontrak 12. Status Kependudukan: [a]. Penduduk Asli [b]. Penduduk Pendatang B. Persepsi Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Air Tanah di Kecamatan

Cidahu. 1. Menurut Anda bagaimana sifat air tanah dalam pemanfaatannya?

[a]. Terbarukan (renewable) [b]. Tidak terbarukan (non-renewable) [c].Terbarukan, tetapi membutuhkan waktu yang lama untuk pulih (recharge) [d]. Lainnya:................. Alasannya: .........................................................................................................

2. Bagaimana pandangan anda terhadap keberdaan air tanah (Hakikat Air Tanah)? [a]. Sumber daya yang memiliki nilai ekonomi (komersial) dan berkontribusi

terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) sehingga bebas dimanfaatkan oleh industri/perusahaan.

[b]. Sumber daya yang hanya boleh digunakan untuk keperluan rakyat (non-komersial)

[c]. Sumber daya yang keberadaannya terbatas, sehingga penggunaanya harus dibatasi agar dapat berkelanjutaan untuk pemanfaatan di masa yang akan datang.

[d]. Sumber daya yang harus disimpan dan dijaga untuk diwariskan kepada generasi yang akan datang.

[e]. Sumber daya yang sama sekali tidak boleh dimanfaatkan. [f]. Lainnya: ....................................................................................................... Alasannya: .........................................................................................................

3. Apakah anda mengetahui bahwa di Kecamatan Cidahu terdapat perusahaan yang memanfaatkan air tanah untuk aktivitas produksinya? [a] Mengetahui [b] Tidak mengetahui

4. Apakah menurut anda, jumlah debit air yang dimanfaatkan oleh perusahaan berlebihan? [a] Berlebihan [b] Tidak berlebihan [c] Tidak mengetahui Alasannya: .........................................................................................................

5. Menurut Anda, apakah pemanfaatana air tanah oleh perusahaan menimbulkan kerusakan lingkungan? [a]. Ya [b]. Tidak Alasannya: ........................................................................................................ Jika Ya, kerusakan apa yang timbul?: ............................................................

6. Menurut sepengetahuan Anda, bagaimana kondisi air tanah di Kecamatan Cidahu saat ini? [a] Tetap [b] Menurun [c] Tidak mengetahui Alasannya:......................................................................................................

Page 105: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

88

7. Menurut Anda, apa alasan perusahaan membangun pabrik di Kecamatan Cidahu? ..............................................................................................................

8. Menurut Anda, mengapa perusahaan lebih memilih menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhan sumber daya air dalam aktivitas produksinya?......................................................................................................................

9. Menurut Anda, bagaimana sikap pemerintah terhadap pemanfaatan air tanah oleh prusahaan? .................................................................................................

10. Menurut Anda, bagaimana sikap masyarakat terhadap pemanfaatan air tanah oleh prusahaan? .................................................................................................

11. Mneurut Anda, bagaimana sikap pihak swasta/pengusaha terhadap pemanfaatan air tanah? .......................................................................................

C. Kerugian yang dirasakan oleh Responden Masyarakat 1. Apakah menurut Anda pemanfaatan air tanah oleh perusahaan menyebabkan

penurunan jumlah debit air yang dapat dimanfaatkan oleh rumah tangga? [a]. Ya [b]. Tidak Jika “Ya”, sebutkan contoh kasus penurunan jumlah debit air! .................................................................................................................... Jika “Tidak”, apa alasannya? .............................................................................

2. Apakah Anda merasa terganggu/dirugikan dengan penurunan jumlah debit air tersebut? [a]. Ya [b]. Tidak Alasannya: ..........................................................................................................

3. Bagaimana tingkat kemudahan/kesulitan anda dalam mendapatkan air saat ini (seelah pemanfaatan air tanah oleh perusahaan)? [a] sangat mudah [b] mudah [c] cukup mudah [d] sulit [e] sangat sulit

4. Berapa jumlah volume kebutuhan air Anda dalam Memenuhi kebutuhan sehari-hari? ................ m3

5. Saat ini (setelah terjadi penurunan jumlah debit air), air yang Anda gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari berasal dari mana?

Jenis Kebutuhan

Sumber Air yang digunakan Mata Air Sumur PDAM Sungai

Air Galon Lainnya:

Air Minum Masak Mandi Mencuci Kakus/WC Lainnya: Petunjuk: Beri tanda [x] pada sumber air yang Anda gunakan untuk

memenuhi jenis kebutuhan. 6. Apakah sumber air yang Anda gunakan untuk memenuhi kebutuhan pada

no.5 di atas telah berlangsung sejak dulu? [a]. Ya [b]. Tidak Alasan: ...............................................................................................................

Page 106: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

89

7. Dulu (sebelum terjadi penurunan jumlah debit air), air yang Anda gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari berasal dari mana?

Jenis Kebutuhan

Sumber Air yang digunakan Mata Air Sumur PDAM Sungai

Air Galon Lainnya:

Air Minum Masak Mandi Mencuci Kakus/WC Lainnya:

Petunjuk: Beri tanda [x] pada sumber air yang Anda gunakan untuk

memenuhi jenis kebutuhan. 8. Saat ini bagaimana kondisi sumber air yang dulu anda gunakan untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari, apakah jumlahnya masih dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari anda? [a] Ya [b] Tidak Alasannya: .........................................................................................................

9. Apakah terjadi penambahan biaya yang harus Anda keluarkan dalam mendapatkan sejumlah air setelah terjadinya penurunan jumlah debit air yang dapat dimanfaatkan? [a]. Ya [b]. Tidak Jika “Ya”, lanjut ke pertanyaan no. 10 Jikat “Tidak”, lanjut pertanyaan langsung ke no. 11

10. Berapa besar biaya tambahan yang Anda keluarkan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari?

Biaya Tambahan

Sumber Daya Air Mata Air Sumur PDAM Sungai

Air Galon Lainnya:

Pembelian langsung Transportasi Penggalian

Penyaringan Air Abodemen (rutin per bulan) Lainnya:

Petunjuk: isi jumlah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan/mengakses masing-masing sumber air.

11. Adakah kerugian lain yang anda rasakan? [a] Ada [b] Tidak ada Jika ada, sebutkan bentuk kerugian dan berapa nilainya? :..........................................................................................................................

Page 107: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

90

12. Apakah Anda pernah mendapatkan dana bantuan dari perusahaan? [a]. Ya [b]. Tidak Jika “Ya”, sebutkan berapa besarnya: Rp ......................................................... Jika “Tidak”, apa alasannya?: ..........................................................................

13. Apakah perusahaan memberikan bantuan dalam bentuk lainnya? [a]. Ya [b]. Tidak

14. Apakah secara finansial anda merasa dirugikan dengan adanya pemanfaatan air tanah oleh perusahaan? [a] Ya [b] Tidak Jika Ya, Sebutkan berapa besarnya: Rp. ......................................................

15. Apakah Anda pernah mengetahui upaya apa yang pernah dilakukan oleh Perusahaan dalam mengatasi permasalahan penurunan debit air yang dirasakan masyarakat? [a]. Ya [b]. Tidak Jika “Ya”, sebutkan upaya apa yang pernah dilakukan: ................................... .............................................................................................................................

16. Apakah Anda pernah mengetahui upaya apa yang pernah dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi permasalahan penurunan debit air yang dirasakan masyarakat? [a]. Ya [b]. Tidak Jika “Ya”, sebutkan upaya apa yang pernah dilakukan: .................................... .............................................................................................................................

17. Apakah menurut Anda, kebijakan pemerintah tentang pemanfaatan air tanah telah sesuai dengan kebutuhan/kepentingan masyarakat? [a]. Ya [b]. Tidak Alasan: ...............................................................................................................

18. Apakah anda bekerja di salah satu perusahaan pengguna air tanah yang terdapat di Kecamatan Cidahu? [a]. Ya [b]. Tidak

19. Kritik, saran dan harapan Anda terhadap pihak perusahaan dan Pemerintah dalam mengatasi penurunan jumlah debit air yang dapat dimanfaatkan oleh responden unit rumah tangga: Kritik: ........................................................................................................................ ............................................................................................................................. Saran: ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ Harapan: ....................................................................................................................... ............................................................................................................................. TERIMA KASIH ATAS WAKTU DAN INFORMASI YANG ANDA

BERIKAN **SELAMAT BERAKTIVITAS**

Page 108: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

91

Lampiran 3 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Cidahu pada Tahun 2012

Sumber: Bappeda Kab. Sukabumi 2013

Page 109: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

92

Lampiran 4 Daftar Perusahaan Pengguna Air Tanah di Kecamatan Cidahu

No Nama Perusahaan Jenis Perusahaan

Lokasi Perusahaan

1 PT. Tirta Investama AMDK Desa Babakan Pari 2 PT. Agrawira Tirta Mitra AMDK Desa Babakan Pari 3 PT. Airess Mega Utama AMDK Desa Pasir Doton 4 PT. Baksomas Sugiharto

Pasific AMDK Desa Pondokaso Tonggoh

5 PT. Cisalada Jaya Tirtama AMDK Desa Jaya Bakti 6 PT. Indotrirta Sejuk Abadi AMDK Desa Pondokaso Tengah 7 PT. Tri Banyan Tirta AMDK Desa Babakan Pari 8 PT. Aqua TBP AMDK Desa Babakan Pari 9 PT. Tang Mas AMDK Desa Jaya Bakti 10 PT. Asia Health Energy BVG Minuman Energi Desa Pondokaso Tengah 11 PT. Cipta Dwi Busana Garmen Desa Pondokaso Tonggoh 12 PT. Delami Nitya Mandita Garmen Desa Pondokaso Tonggoh 13 PT. Gunung Salak Sukabumi Garmen Desa Babakan Pari 14 PT. TA Global Indonesia Garmen Desa Babakan Pari

Sumber: DPESDM Kabupaten Sukabumi 2013

Page 110: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

93

Lampiran 5 Peta Zonasi CAT di Kabupaten Sukabumi

Sumber: Kepmen ESDM No. 716 K/40/MEM/2003 Tahun 2003

Page 111: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

94

Lampiran 6 Data Biaya Pengganti yang dikeluarkan oleh Masyarakat Kecamatan Cidahu untuk Mendapatkan Air Bersih.

Responden Ke-

Jenis biaya pengganti yang dikeluarkan masyarakat (Rp/tahun)

Pembuatan sumur baru

Pendalaman sumur

Jasa pengambilan

air Pipanisasi Total biaya

pengganti

1 0 600.000 0 0 600.000 2 0 500.000 0 0 500.000 3 0 500.000 300.000 0 800.000 4 0 500.000 0 0 500.000 5 0 500.000 0 0 500.000 6 1.500.000 0 0 0 1.500.000 7 0 0 0 0 0 8 0 400.000 0 0 400.000 9 0 0 0 0 0 10 2.000.000 0 0 0 2.000.000 11 0 500.000 450.000 0 950.000 12 0 0 600.000 0 600.000 13 0 0 0 0 0 14 0 0 300.000 0 300.000 15 0 0 0 0 0 16 0 400.000 0 0 400.000 17 1.500.000 0 0 0 1.500.000 18 0 0 0 0 0 19 0 0 360.000 0 360.000 20 0 0 0 0 0 21 0 0 0 0 0 22 0 0 0 0 0 23 0 0 0 0 0 24 0 0 0 0 0 25 0 0 0 0 0 26 1.500.000 0 0 0 1.500.000 27 0 0 450.000 0 450.000 28 0 0 0 0 29 0 0 180.000 0 180.000 30 1.800.000 0 0 0 1.800.000 31 0 0 0 0 0 32 0 0 900.000 0 900.000 33 0 0 0 0 0 34 0 500.000 0 0 500.000 35 0 0 0 0 0 36 0 0 0 0 0 37 0 0 0 0 0

Page 112: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

95

Responden Ke-

Jenis biaya pengganti yang dikeluarkan masyarakat (Rp/tahun)

Pembuatan sumur baru

Pendalaman sumur

Jasa pengambilan

air Pipanisasi Total biaya

pengganti

38 0 500.000 0 0 500.000 39 0 0 0 0 0 40 0 0 0 0 0 41 0 0 600.000 0 600.000 42 0 0 0 0 0 43 0 500.000 0 0 500.000 44 0 0 0 60000 60.000 45 0 0 0 36000 36.000 46 0 0 300000 48000 348.000 47 0 0 0 60000 60.000 48 0 0 0 36000 36.000 49 0 0 0 48000 48.000 50 0 0 300.000 48000 348.000 51 0 0 0 36000 36.000 52 0 0 0 48000 48.000 53 0 0 0 36000 36.000 54 0 0 450.000 60000 510.000 55 0 0 0 48000 48.000 56 0 0 0 48000 48.000 57 0 0 0 48000 48.000 58 0 500000 0 60000 560.000 59 0 0 0 36000 36.000 60 0 500000 0 60000 560.000

Total 8.300.000 6.400.000 5.190.000 816.000 20.706.000 Sumber: Data primer diolah 2013

Page 113: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

96

Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian

Wawancara dengan Key Person Kondisi Bukit yang Gundul di Cidahu

Kebocoran Pipanisasi Kesulitan Air Bersih

Pipanisasi Bantuan PNPM yang tidak Terawat

Kondisi Sungai Ketika Musim Hujan Kondisi Sungai Ketika Musim

Kemarau

Page 114: ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN … · Mineral Kabupaten Sukabumi merupakan stakeholder yang paling ... Teman satu bimbingan ... 2.1.3 Potensi Kerusakan Lingkungan

97

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 21 November 1991 dari Ibu

Euis Suryati dan Ayah Asep Herliyana. Penulis adalah putri pertama dari dua

bersaudara. Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 1 Pawenang pada

tahun 1997-2003, kemudian menempuh pendidikan di SMP Negeri 2 Nagrak pada

tahun 2003-2006. Tahun 2009 penulis lulus SMA Negeri 1 Cibadak dan pada

tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB)

melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen

Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Penulis juga pernah menerima beasiswa Prestasi Peningkatan Akademik (PPA)

IPB pada tahun 2011-2013.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di organisasi intra maupun

ekstra kampus. Pengalaman organisasi intra kampus penulis aktif sebagai Wakil

Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

(BEM FEM IPB) Kabinet Sinergi pada Tahun 2010-2011 dan sebagai staff Biro

BEM Corporation BEM FEM IPB Kabinet Progresif pada Tahun 2011-2012.

Adapun organisasi ekstra kampus yang penulis aktif menjabat sampai saat ini

adalah sebagai Ketua Divisi Hubungan Masyarakat Ikatan Alumni SMP Negeri 2

Nagrak. Selain itu, penulis juga aktif dalam kegiatan kemahasiswaan baik sebagai

panitia maupun sebagai peserta.