analisis interfensi antar point to point base...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS INTERFENSI ANTAR POINT TO POINT BASE TRANSCEIVER STATION INTERNET
DIVA MEDIA KOMUNIKASI
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Atok Sugiharto 09.11.2574
kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA 2013
ii
1
ANALYSIS OF THE INTERFERENCE BETWEEN POINT TO POINT BASE TRANCEIVER STATION INTERNET
DIVA MEDIA KOMUNIKASI
ANALISIS INTERFERENSI ANTAR POINT TO POINT BASE TRANCEIVER STATION INTERNET
DIVA MEDIA KOMUNIKASI
Atok Sugiharto Kusnawi
Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Computer networks and the Internet are growing very rapidly, the technology is
able to connect almost all the world's computers so they can communicate with each other and exchange information. Shape information can be exchanged data, text, digital, video, audio.
Wi-Fi is one of the media that is used for users connected to the Internet by the author for an analysis to find out the availability of interference between base transceiver station point to point in a certain frequency range in Internet communication network.
The data were collected in accordance with the defined parameters such as signal quality, latency, throughput large bandwidth. Then the data is processed in such a way and using some similarity to determine the ratio of interference, so we can note that there is interference between the base transceiver or not the station point to point from the findings. The data is displayed as a result of information advocates in overcoming interference base transceiver station interference in data communication networks. Keywords : Base Tranceiver Station, Interference, Internet
2
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Bangsa indonesia sebagai negara dengan populasi penduduk menempati urutan
ke empat terbesar di dunia dan terdiri dari ribuan pulau sangat terbatas dalam
penggunaan teknologi telekomunikasi. Jaringan telekomunikasi kabel (wired network)
sebagai media infrastruktur yang digunakan saat ini tersedia masih sangat terbatas.Rasio
jumlah satuan sambungan telepon yang tersedia tidak seimbang dengan permintaan
masyarakat.Padahal bila dikaitkan dengan era informasi, dimana jaringan telekomunikasi
sangat menempati posisi penting, ketiadaan jaringan telekomunikasi menyebabkan
terhambatnya perkembangan telekomunikasi dan upaya mengatasi kesenjangan digital.
Teknologi wireless merupakan salah satu solusi untuk mengupayakan
optimalisasi penggunaan teknologi telekomunikasi dari dua kelompok teknologi dan
jaringan informasi (wired network dan wireless). Ciri utama dari teknologi jaringan
wireless yaitu pada penggunaan spektrum frekuensi sebagai penghantar komunikasi.
Dibandingkan dengan teknologi jaringan kabel (wired network) yang dapat diperbaharui
dan diciptakan dan oleh karenanya dikatakan hampir tanpa batas, maka teknologi
wireless sangat ditentukan oleh spektrum frekuensi yang terbatas. Terbatas dalam arti
kata satu pita frekuensi sudah di gunakan oleh satu pihak,maka pada zona yang sama
alokasi frekuensi tidak dapat di gunakan oleh pihak lain. Azas exclusive berlaku pada
penggunaan spektrum frekuensi.
Wireless local loop merupakan sarana komunikasi wireless yang
menghubungkan pelanggan dengan jaringan pusat atau antar pengguna wireless.
Secara hirarki posisi tertinggi dari system Wireless Local Loop adalah BTS (base
transceiver station) yang merupakan interface yang menghubungkan antar pelanggan
wireless ke jaringan internet IIX (Local) dan jaringan IX (Internasional).
3
2. Landasan Teori
2.1 Dasar Sistem Transmisi
Sistem transmisi merupakan usaha untuk mengirimkan suatu bentuk informasi
dari suatu tempat yang merupakan sebagai sumber ke tempat lain yang menjadi tujuan
pengiriman informasi. Pada gambar 2.1 terlihat dalam transmisi dari suatu sumber
informasi ke tujuan informasi, sinyal akan mengalami berbagai perlakuan dan
gangguan dari media transmisi yang dilalui.
Perancangan sistem transmisi ditujukan untuk menjaga kualitas informasi yang
dikirimkan agar sebisa mungkin informasi yang dikirimkan dapat diperoleh kembali
tanpa mengurangi kualitas informasi yang dikirimkan.1
Gambar 2.1 Simulasi sistem transmisi
2.2 Jaringan Komputer
Jaringan komputer diartikan sebagai satuan himpunan interkoneksi sejumlah
komputer yang dapat saling bertukar informasi.Bentuk koneksinya tidak harus melalui
kawat dan fiber optik melainkan dapat menggunakan wireless, atau bahkan satelit
komunikasi.
1Miller, M. J and Ahmamed, S. V. Digital Transmission System And Network, Rockvill, Maryland, Computer Science Press 1987,Hal 28
4
2.3 Jenis-Jenis Jaringan Komputer
Dilihat dari ruang lingkup jangkauannya, jaringan komputer dibedakan menjadi:
Local Area Network (LAN), Metropolitan Area Network (MAN), dan Wide Area Network
(WAN).
2.3.1 Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN), merupakan jaringan yang menghubungkan sejumlah
komputer yang ada dalam suatu lokasi dengan area yang terbatas seperti ruang atau
gedung. LAN dapat menggunakan media komunikasi seperti kabel dan
wireless.(Madcoms.2010:2)2
2.3.2 Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN) merupakan jaringan yang lebih besar dari
jaringan LAN tetapi lebih kecil dari jaringan WAN. Jaringan MAN dan jaringan WAN
sama-sama menghubungkan beberapa LAN yang membedakan hanya ruang lingkup
area yang berbeda.(Madcoms.2010:2)3
MAN biasanya digunakan oleh sebuah perusahaan jaringan komputer dalam
satu kota, antar kampus atau universitas.
2.3.3 Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN) merupakan jaringan antara LAN satu dengan LAN
lain yang dipisahkan oleh lokasi yang cukup jauh, contoh penggunaan WAN adalah
hubungan antara kantor pusat dengan kantor cabang yang ada di daerah-
daerah.(Madscoms.2010:3)4
WAN menggunakan protokol internet berupa Network Services Provider (NSP).
Dengan adanya NSP yang digunakan dijaringan WAN, akan membentuk jaringan internet
2Madcoms. 2010. “Sistem Jaringan Komputer Untuk Pemula” Yogyakarrta: Andi Offset, hal2 3Ibid 4Ibid, hal 3
5
yang bersifat global, sehingga internet dapat diakses orang yang akan memakai jaringan
tersebut.
2.4 Wireless LAN
Wireless atau wireless network merupakan sekumpulan komputer yang saling
terhubung antara satu dengan yang lain sehingga terbentuk sebuah jaringan komputer
dengan menggunakan media udara/gelombang sebagai jalur lintas datanya. Pada
dasarnya wireless LAN merupakan sama-sama jaringan komputer yang saling terhubung
antara satu dengan lainnya, yang membedakan antara keduanya adalah media jalur
lintas datanya yang digunakan, jika LAN masih menggunakan kabel sebagai media lintas
data, sedangkan wireless menggunakan media gelombang radio/udara.
Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Ada beberapa jenis
spesifikasi dari 802.11 yaitu 802.11b, 802.11g, 802.11.a, dan 802.11n seperti yang tetera
pada table berikut
Tabel 2.1 Spesifikasi Wifi
Spesifikasi Kecepatan Frekuensi Sesuai Spesifikasi
802.11b 11 Mb/s 2.4 Ghz b
802.11a 54 Mb/s 5 Ghz a
802.11g 54 Mb/s 2.4 Ghz b,g
802.11n 150 Mb/s 2.4 Ghz b,g,n
2.4.1 Standar 802.11
Standar pertama yang menggunakan frequency hopping spread spectrum
(FHSS) dan directsequence spread spectrum (DHSS) yang beroprasi pada pita 2.4 Ghz
dengan data rate hingga 2Mbps
6
2.4.2 Standar 802.11a
Standar ini beroperasi pada pita 5Ghz dengan menggunakan orthogonal
frequency division multiplecing (OFDM) setara data rate hingga 54 Mbps.
2.4.3 Standar 802.11b
IEEE 802.11b merupakan pengembangan dari standar IEEE 802.11 yang asli,
yang bertujuan untuk meningkatkan kecepatan hingga 5.5 Mb/s atau 11 Mb/s tapi tetap
menggunakan frekuensi prakteknya, kecepatan maksimum yang dapat diraih oleh
standar IEEE 802.11b mencapai 5.9 Mb/s pada protocol TCP, dan 7.1 Mb/s pada
protocol UDP. Metode Transmisi yang digunakannya adalah DSSS.
2.4.4 Standar 802.11g
IEEE 802.11g adalah sebuah standar jaringan nirkabel yang bekerja pada
frekuensi 2.4 Ghz. 802.11g yang dipublikasikan pada bulan juni 2003 mampu mencapai
kecepatan hingga 54 Mb/s pada pita frekuensi 2.4 Ghz, sama seperti halnya IEEE 802.11
biasa dan IEEE 802.11b. Standar ini menggunakan modulasi sinyal OFDM, sehingga
lebih resistan terhadap interferensi dari gelombang lainnya dan menggunakan metode
modulasi.
2.4.5 Standar 802.11n
Standar IEEE 802.11n adalah standar terbaru yang ditetapkan oleh
IEEE.Standar ini merupakan pengembangan dari standar-standar sebelumnya dengan
menambahkan teknologi Multiple Input Multiple Output (MIMO) dan beberapa kelebihan-
kelebihan lainnya. Standar ini dapat bekerja baik pada frekuensi 2.4 Ghz maupun 5 Ghz,
bergantung pada kondisi sekitar dengan tujuan untuk mengurangi efek interferensi.
Access Point MIMO dapat mengenali gelombang radio yang dipancarkan oleh
adapter WiFi 802.11a/b/g. MIMO mendukung kompatibilitasi mundur dengan 802.11a/b/g.
Peralatan WiFi MIMO dapat menghasilkan kecepatan transfer data sebesar 108Mbps.
7
3. Teori Analisis
3.1 Analisis SWOT
Tahap yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah, maka harus dilakukan
analisis terhadap kelebihan atau kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancamannya.
Panduan ini dikenal dengan SWOT analisis (Strength, Weakness, Oportunity, Threat)
kesesuaian yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan peluang perusahaan serta
meminimalkan kelemahan dan ancaman. Jika diterapkan secara akurat, asumsi
sederhana ini memiliki implikasi yang bagus dan mendalam bagi desain dari strategi yang
berhasil.5
3.1.1 Strength (Faktor Kekuatan)
Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep
bisnis yang ada.Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
“Analisis Interferensi Antar Point To Point Base Transceiver Station Diva Media
Komunikasi” ini sangat efektif dalam membantu menyelesaikan permasalahan gangguan
interferensi yang sering terjadi, kekuatan lainnya :
1. Analisis ini dapat meningkatkan kualitas dan kapasitas bandwidth pada setiap
base station di Diva Media Komunikasi.
2. Pengiriman data menjadi lebih cepat
3. Menjaga Kesetabilan Link
4. Jarak Jangkauan Link Bisa Lebih Jauh
5 Jhon A. Pearce II and Richard B. Robinson, Jr.2008. Manajemen Strategis. Salemba Empat. Hal 200
8
3.1.2 Weakness (Faktor Kelemahan)
Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep
bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
Kelemahan yang terdapat dalam analisis ini bisa ditemukan antara lain :
1. Harus menggunakan perangkat tambahan
2. Beberapa perangkat yang digunakan analisis ada yang belum keluar dipasaran
indonesia jadi harus membuat sendiri dengan bahan-bahan yang ada.
3. Perangkat ini hanya bisa diterapkan pada beberapa perangkat tertentu yang
digunakan Point To Point oleh Diva Media Komunikasi.
3.1.3 Oportunities (Faktor Peluang)
Merupakan faktor peluang berkembang di masa datang yang terjadi.Kondisi yang
terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu
sendiri.Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
Beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dan
memasarkan perangkat hasil analisis interferensi antar base station Diva Media
Komunikasi antara lain :
1. Perangkat yang digunakan untuk mengatasi interferensi antar point to point
base station belum ada dipasaran Indonesia
2. Sistem yang penulis gunakan untuk mengatasi interferensi antar point to point
base station bisa diterapkan pada perusahaan penyedia layanan akses internet
lain.
3. Base station internet provider yang menggunakan perangkat wireless untuk
media link backbone sudah banyak.
9
3.1.4 Treath (Faktor Ancaman)
Merupakan kondisi yang mengancam dari luar.Ancaman ini dapat menggangu
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Ancaman utama yang patut
diperhitungkan dalam pengembangan perangkat untuk meredam interferensi ini adalah
adanya pesaing-pesaing baru yang turut mengembangkan dalam hal yang sama atau
sejenis.
Dari rangkaian analisis masalah diatas maka diharapkan dapat diselesaikan :
a. Keberhasilan dalam penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan
Diva Media Komunikasi untuk mengatasi gangguan interferensi antar point
to point base station.
b. Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat mengatasi gangguan cuaca
seperti hujan dank abut diarea pegunungan.
3.2 Analisis Kebutuhan Sistem
1. Kebutuhan fungsional
a. Alat ini dapat meredam interferensi antar perangkat point to point dalam satu
base station
- Dengan alat ini pengguna dapat mengurangi gangguan terhadap
perangkat point to point lain.
b. Alat ini dapat membuat pancaran sinyal menjadi lebih fokus
- Dengan memfokuskan pancaran sinyal antar perangkat point to point alat
ini dapat meningkatkan kapasitas bandwidth yang dapat dilewatkan link
point to point tersebut.
10
2. Kebutuhan non fungsional
Kebutuhan non fungsional meliputi kebutuhan-kebutuhan pendukung
untuk melakukan penelitian interferensi di Diva Media Komunikasi :
- Digunakan pada frekuensi 5.8 Ghz
- Tower Internet
- Seperangkat Access Point produk dariUbiquity
- Antena produk Ubiquity
- Laptop
- LAN STP Cable CAT5E
- Konektor RG45
- Tang Crimping
3.2.1 Kebutuhan Informasi
Implemntasi dari hasil analisis ini harus efektif dan efisien. Sehingga dapat
mengurangi gangguan interferensi dan meningkatkan kualitas link.Hasil dari penelitian ini
juga dapat mengatasi masalah gangguan link akibat perubahan cuaca disekitar base
station.
3.2.2 Kebutuhan Perangkat Keras
Penelitian ini menggunakan beberapa perangkat Wireless dari UBNT dengan
frekuensi5.8Ghz yang sudah terpasang di tower pusatNOC (Network Operations Center)
untuk distribusi ke beberapa BTS divanet dan beberapa perangkat Station yang
terpasang di beberapa BTS sebagai perangkat penerima.
3.2.3 Kebutuhan Perangkat Lunak
Perangkat lunak adalah bagian yang penting dalam melakukan penelitian
ini.Perangkat lunak yang dipakai dalam penelitian ini didapat dari bawaan perangkat
11
keras Ubiquity Network yang sudah terintegrasi dalam Firmware bawaan perangkat
tersebut.
Software tersebut bisa digunakan pada menu saat konfigurasi perangkatUbiquity
dengan memilih menu AirView secara otomatis komputer akan download file Java dari
perangkat tersebut dan untuk menjalankan software bisa melalui file Java yang sudah
didownload tadi dan bila dijalankan software akan terbuka dan menampilkan grafik
frekuensi spectrum analyzer.
3.3 Analisis Kelayakan Sistem
Setelah mengetahui permasalahan dalam sarana penanganan gangguan link
wireless yang sudah ada, maka diperlukan penelitian yang dimaksudkan untuk menjaga
kualitas link dalam mengatasi gangguan interferensi pada link point to point antar base
transceiver station Diva Media Komunikasi.
3.3.1 Kelayakan Teknologi
Sistem penanganan gangguan interferensi yang digunakan penulis layak diterapkan
pada obyek penelitian karena dewasa ini pengiriman data sudah menggunakan media
wireless. Karena media wireless untuk melakukan transmisi melalui udara, sehingga
rentan terhadap gangguan interferensi.Maka sistem ini sangat cocok diterapkan guna
menjaga kualitas pengiriman data.
3.3.2 Kelayakan Hukum
Kelayakan hukum adalah sistem yang berjalan harus terbebas dari masalah yang
menyangkut pelanggaran hukum. Sistem penanganan gangguan perangkat wireless
terhadap interferensi dengan perangkat wireless lain ini tidak akan menganggu perangkat
sekitar base station dan hanya sebatas mengurangi gangguan dari perangkat lain
sehingga terbebas dari hukum dan undang-undang pemerintah. Jadi ketika sistem ini
diterapkan pada obyek tidak akan menyalahi aturan yang ada.
12
3.3.3 Kelayakan Operasional
Pada implementasi sistem ini kelayakan operasional tidak diperlukan karena dalam
penerapan sistem tidak ada perubahan terhadap sumber daya manusia di
perusahaan,sebab sistem ini hanya perlu mengaplikasikan perangkat hasil penelitian ke
perangkat base station yang sudah ada sebelumnya.
4. Implementasi dan Pembahasan
4.1 Implementasi
Pada tahapan ini adalah tahap membangun dan mengembangkan perangkat
yang digunakan oleh penulis untuk meredam dan mengatasi permasalahan
gangguan interferensi yang terjadi pada link point to point base transceiver
station Diva Media Komunikasi. Bagian ini merupakan kegiatan tentang
pembuatan perangkat untuk mengatasi gangguan interferensi.
4.1.1 Pembuatan Perangkat
Pada tahap ini akan dibahas tentang langkah – langkah pembuatan perangkat
peredam yang berguna sebagai reflektor sinyal. Dengan penambahan reflektor
diharapkan pancaran sinyal dari antena akan lebih fokus dan dapat meredam gangguan
interferensi dari luar.
4.1.1.1 Persiapan Bahan
Pada tahap ini akan dijelaskan cara membuat reflektor peredam interferensi. Berikut
adalah beberapa langkah pembuatannya :
13
1. Persiapan alat dan bahan
Gambar 4.1 Persiapan Alat Dan Bahan
Pada (Gambar 4.1) menunjukan beberapa alat dan bahan persiapan yang
digunakan untuk membuat alat peredam interferensi. Dengan beberapa persiapan
sebagai berikut :
- Alumunium plat dengan ukuran ketebalan 0.8mm, lebar 36cm, panjang 2m
- Alumunium dengan ukuran ketebalan 0.8mm, lebar 36cm, panjang 5cm
- 12 Plat kuningan ukuran ketebalan 1.0mm, lebar 2.5cm, panjang 5.5cm
- Mur dan baut stainless dengan ukuran no. 12
- Klem keling plat dengan ukuran 3.0mm dan 4.0mm
- Guntung plat, palu, acrylic tebal 1mm
- Bor dengan ukuran 3.0mm dan 4.0mm
14
2. Pembuatan reflektor sinyal
Gambar 4.2 Pembuatan Reflektor
Pada (Gambar 4.2) adalah gambar proses pembentukan dasar dari reflektor dengan
melingkarkan alumunium pertama dengan ukuran lebar 36cm dan panjang 2m
dibentuk hingga menyerupai tabung dan diikat dengan tali agar bentuk untuk
sementara tidak berubah lalu disambung dengan alumunium plat yang kedua
dengan ukuran lebar 36cm dan panjang 5cm dan dibor untuk membuat lubang agar
dapat memasang klem keling untuk menyambung alumunium tersebut sehingga
terbentuk seperti tabung.
15
Gambar 4.3 Hasil alumunim setelah diklem
(Gambar 4.3) adalah menggambarkan proses hasil dari plat alumunium pertama
yang sudah disambung dengan plat alumunium kedua dan diklem.Lalu bentuk plat
kuningan menjadi seperti huruf L lalu dilubangi dan dilas dengan mur kemudian
diklem dengan plat alumunium pertama sehingga menjadi hasil seperti (gambar 4.4)
Gambar 4.4 Mur yang sudah di klem
16
Gambar 4.5 Hasil Perangkat Setelah Dicat
Agar perangkat sambungan mur, baut dan lain sebagainya terhindar dari korosi
maka dilakukan pengecatan untuk menjaga agar tetap awet. Pada kasus ini penulis
memilih warna cat yang hampir sama dengan warna cat antena rocket dish agar
terlihat lebih menarik dan lebih menyatu dengan antena.
17
Gambar 4.6 Perangkat Yang Sudah Terpasang
(Gambar 4.6) adalah foto yang diambil disalah satu sisi base tranceiver station
Diva Media Komunikasi yang telah menggunakan perangkat peredam interferensi
yang dirancang oleh penulis.
5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Dari penjelasan dan uraian pada bab-bab sebelumnya sampai pada akhir penelitian
Analisis Interferensi Antar Point To Point Base Tranceiver Station Diva Media Komunikasi
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Dengan sistem yang diterapkan oleh penulis maka gangguan interferensi yang
terjadi pada obyek penelitian dapat diatasi
2. Dengan sistem yang diterapkan oleh penulis kepada obyek menjadikan data
yang dikirimkan melalui link wireless menjadi lebih lancar dan stabil sehingga
18
dapat meningkatkan kenyamanan pelanggan dalam menggunakan akses internet
yang diberikan Diva Media Komunikasi
3. Dengan menggunakan sistem ini biaya yang dikeluarkan jauh lebih kecil
dibandingkan dengan hasil yang didapatkan dalam mengatasi gangguan
interferensi yang terjadi
4. Sistem ini sangat berguna sebap pada saat ini media transmisi yang
menggunakan media wireless sudah sangat banyak
5.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian Analisis Interferensi Antar Point To Point
Base Tranceiver Station Diva Media Komunikasi ini masih jauh dari sempurna. Maka
penulis menyarankan kepada pembaca dan seluruh pihak yang ingin merancang sistem
untuk mengatasi gangguan interferensi antar point to point ke base transceiver station
yang mirip dengan sistem yang dirancang penulis agar memperbaiki dan memperhatikan
kekurangan yang ada sebagai berikut :
1. Sistem perangkat yang dirancang penulis belum menggunakan pelindung bagian
depan seperti yang digunakan oleh antena microwave
2. Sistem ini hanya dapat diterapkan pada link point to point saja dan belum bisa
diterapkan pada link point to multi point
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan. Harapan penulis
semoga dengan sistem peredam interferensi yang diterapkan penulis kepada obyek
penelitian dapat mengatasi permasalahan gangguan interferensi yang sebelumnya
terjadi pada base transceiver station Diva Media Komunikasi dan dapat dimanfaatkan
sebaik-baiknya.Penulis juga menerima kritik dan saran yang membangun dari
pembaca atau seluruh pihak agar penulis dapat lebih baik untuk kedepannya.
19
DAFTAR PUSTAKA Jhon A. Pearce II and Richard B. Robinson, Jr. 2008. Manajemen Strategis Salemba
Empat. Madcoms. 2010. Sistem Jaringan Komputer Untuk Pemula. Yogyakarta: Andi Offset. Miller, M. J and Ahmamed, S. V. 1987. Digital Transmission System And Network.
Rockvill, Maryland: Computer Science Press.