analisis integrasi pasar modal syariah dan...

292
ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN KONVENSIONAL YANG ADA DI DUNIA DENGAN PASAR MODAL SYARIAH DAN KONVENSIONAL DI INDONESIA Oleh: Sri Sumiati Handayani 1113081000073 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA T.A 1441 H/2020 M

Upload: others

Post on 20-Jan-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL

SYARIAH DAN KONVENSIONAL YANG ADA

DI DUNIA DENGAN PASAR MODAL SYARIAH

DAN KONVENSIONAL DI INDONESIA

Oleh:

Sri Sumiati Handayani

1113081000073

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

T.A 1441 H/2020 M

Page 2: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN

KONVENSIONAL YANG ADA DI DUNIA DENGAN PASAR MODAL

SYARIAH DAN KONVENSIONAL DI INDONESIA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Sri Sumiati Handayani

NIM: 1113081000073

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing

Amalia, SE., MSM.

NIP. 197408212009012005

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

T.A 1441 H/2020 M

Page 3: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Kamis, 18 Juni 2020 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Sri Sumiati Handayani

2. NIM : 1113081000073

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : ―Analisis Integrasi Pasar Modal Syariah dan

Konvensional yang Ada di Dunia Dengan Pasar Modal Syariah dan

Konvensional di Indonesia‖

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di

atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 18 Juni 2020

1. Murdiyah Hayati, S.Kom., MM (_____________________)

NIP. 19741003 200312 2 001 Ketua

2. Amalia, SE., MSM (_____________________)

NIP. 197408212009012005 Pembimbing

3. Faizul Mubarok, M.M. (_____________________)

NIDN. 2014058801 Penguji Ahli

Page 4: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari Senin Tanggal 17 April 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa:

1. Nama : Sri Sumiati Handayani

2. NIM : 1113081000073

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis Integrasi Pasar Modal Syariah dan

Konvensional yang Ada di Dunia Dengan Pasar Modal

Syariah dan Konvensional di Indonesia

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Agustus 2017

1. Titi Dewi Warninda, SE, M.SI

NIP. 19731221 200501 2 002 Penguji I

2. Faizul Mubarok, M.M.

NIDN. 2014058801 Penguji II

Page 5: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

v

Page 6: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

Nama : Sri Sumiati Handayani

Tempat Tanggal Lahir : Banyumas, 19 Agustus 1995

Alamat : Dusun 1 Karangrau RT 02 RW 08, Banyumas

Nomor Telephone : 0838-9631-0528

Email : [email protected]

B. Pendidikan Formal

1. 2001 – 2007 : SD N 1 Kedunggede

2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas

3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas

4. 2013 – Sekarang : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

C. Pengalaman Organisasi

1. 2014 – 2016 : Anggota Departemen Penelitian dan Pengembangan

HMJ Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

D. Pengalaman Bekerja

1. Oktober 2016 : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kebayoran Baru II

Jakarta Selatan

Page 7: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

vii

ABSTRAC

This study examines the integration of Indonesia's Islamic and conventional

capital markets with Islamic and conventional capital markets in the United

States, Malaysia, Japan, China, India, Britain, Sri Lanka, and Canada. This study

uses the Vector Autoregressive (VAR) / Vector Error Correction Model (VECM)

method and daily closing index data from January 2017 to March 2020.

The results showed a causal relationship between all Islamic and

conventional stock indices in the United States, Malaysia, Japan, China, India,

United Kingdom, Sri Lanka, and Canada with Islamic and conventional stock

indices in Indonesia. Then based on cointegration analysis, all Islamic and

conventional stock indices have a long-term relationship with the Indonesian

Islamic and conventional stock indices, except the Sri Lankan conventional stock

index. VECM estimation results show that all Islamic and conventional stock

indices have a short-term relationship, except for the Canadian stock index

Keywords: integration, VAR, VECM, causality, co-integration.

Page 8: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

viii

ABSTRAK

Penelitian ini meneliti integrasi pasar modal syariah dan konvensional

Indonesia dengan pasar modal syariah dan konvensional yang di Amerika Serikat,

Malaysia, Jepang, China, India, Inggris, Sri Lanka, dan Kanada. Penelitian ini

menggunakan metode Vector Autoregressive (VAR)/Vector Error Correction

Model (VECM) dan data indeks penutupan harian mulai dari Januari 2017 sampai

Maret 2020.

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan kausalitas antara semua

indeks saham syariah dan konvensional di Amerika Serikat, Malaysia, Jepang,

China, India, Inggris, Sri Lanka, dan Kanada dengan indeks saham syariah dan

konvensional di Indonesia. Kemudian berdasarkan analisis kointegrasi, semua

indeks saham syariah dan konvensional mempunyai hubungan jangka panjang

dengan indeks saham syariah dan konvensional Indonesia, kecuali indeks saham

konvensional Sri Lanka. Hasil estimasi VECM menunjukkan bahwa semua indeks

saham syariah dan konvensional mempunyai hubungan jangka pendek, kecuali

indeks saham Kanada.

Kata kunci: integrasi, VAR, VECM, kausalitas, kointegrasi.

Page 9: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‟alamin, segala puji bagi Allah Subhanallahu

wata‟ala atas rahmat dan hidayah-Nya, yang telah memberikan nikmat dan

anugerah yang tak terkira, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul: ―Integrasi Pasar Modal Syariah dan Konvensional Yang Ada di Dunia

dengan Pasar Modal Syariah dan Konvensional di Indonesia‖. Tak lupa shalawat

serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu „alaihi

wassalam beserta keluarga dan sahabatnya sehingga kita selaku umatnya

mendapat syafa‟at dan hidayahnya di hari akhir nanti.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan

tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

skripsi ini terutama kepada:

1. Orang tua saya yang telah membesarkan, mendidik, dan menyayangi saya

sepenuh hati. Mereka berdua yang tidak pernah lelah memberikan motivasi,

selalu mendoakan saya tanpa henti, selalu mengingatkan dan mendukung

saya baik secara moril maupun materil. Karena kerja keras, usaha, dan doa

mereka saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA, QIA., BKP., CRMP selaku

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom., MM. selaku Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Ibu Amalia, SE., MSM. selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan

juga sekaligus selaku Dosen Pembimbing Skripsi, terima kasih telah berkenan

meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing saya, yang telah bersedia

memberikan motivasi, tambahan ilmu, arahan dan solusi dari setiap

permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.

Page 10: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

x

5. Bapak Ade Suherlan, M.M, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

bersedia memberikan motivasi, banyak ilmu dan solusi selama masa

perkuliahan.

6. Seluruh Bapak/Ibu dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu

kelancaran proses studi penulis selama masa perkuliahan.

7. Teman-teman seperjuangan Manajemen 2013, yang telah memberikan

semangat kepada penulis, terutama Tiara, Cucu, Lian, Debby, Maya, Rifka

dan teman-teman lainnya dari Konsentrasi Keuangan yang telah membantu,

mendukung, saling bertukar ilmu dan senantiasa berjuang bersama.

8. Teman-teman KKN BERKAT 094, terutama Anggun, Mega, Aldi, Indra,

terima kasih atas dukungannya.

9. Mba Nina, yang telah membantu memahami langkah-langkah penggunaan

Eviews, terima kasih banyak atas bantuannya.

10. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu dan memberi masukan serta inspirasi bagi penulis, suatu

kebahagian dan karunia dari Allah telah dipertemukan dan diperkenalkan

dengan orang-orang baik yang tanpa pamrih memberikan dukungan dan

pertolongan, saya ucapkan terima kasih banyak.

Akhir kata, penulis memahami bahwasannya tak ada satupun di dunia ini

yang sempurna, tak terkecuali skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan

kepada pembaca berkenan memberikan saran yang membangun guna memberikan

koreksi pada skripsi ini dan diadakan perbaikan untuk penulis berikutnya.

Jakarta, 10 Juni 2020

Sri Sumiati Handayani

Page 11: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi

ABSTRAC .............................................................................................................. vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Pembatasan Masalah .................................................................................. 10

C. Perumusan Masalah ................................................................................... 11

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ................................................................. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 14

A. Landasan Teori ........................................................................................... 14

1. Pasar Modal ............................................................................................ 14

2. Manfaat Pasar Modal .............................................................................. 16

3. Pasar Modal Syariah ............................................................................... 17

4. Prinsip Pasar Modal Syariah .................................................................. 17

5. Karakteristik Pasar Modal Syariah ......................................................... 20

6. Instrumen Pasar Modal Syariah ............................................................. 21

7. Fungsi Pasar Modal Syariah ................................................................... 23

8. Diversifikasi Internasional...................................................................... 24

Page 12: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

xii

9. Integrasi Pasar ........................................................................................ 27

B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 30

C. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 43

D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 49

A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 49

B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 49

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 50

D. Metode Analisis Data ................................................................................. 51

E. Operasional Variabael Penelitian ............................................................... 59

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 66

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 66

B. Temuan Hasil Penelitian ............................................................................ 77

C. Pembahasan .............................................................................................. 226

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 232

A. Simpulan .................................................................................................. 232

B. Saran ......................................................................................................... 234

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 235

LAMPIRAN ........................................................................................................ 240

Page 13: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 36

Tabel 4. 1 Perkembangan Pasar Modal Indonesia ................................................ 67

Tabel 4. 2 Perkembangan Pasar Modal Syariah Indonesia ................................... 73

Tabel 4. 3 Statistika Deskriptif Indeks Saham Konvensional ............................... 90

Tabel 4. 4 Statistika Deskriptif Indeks Saham Syariah ......................................... 91

Tabel 4. 5 Uji ADF at level Indeks Saham Konvensional .................................... 92

Tabel 4. 6 Uji ADF at 1st Difference Indeks Saham Konvensional ..................... 93

Tabel 4. 7 Uji ADF at Level Indeks Saham Syariah ............................................. 94

Tabel 4. 8 Uji ADF at 1st Difference Indeks Saham Syariah ............................... 94

Tabel 4. 9 Penentuan Lag Optimal atas DJIA dengan IHSG ................................ 96

Tabel 4. 10 Penentuan Lag Optimal atas KLSE dengan IHSG............................. 96

Tabel 4. 11 Penentuan Lag Optimal atas N225 dengan IHSG .............................. 97

Tabel 4. 12 Penentuan Lag Optimal atas HSI dan IHSG ...................................... 98

Tabel 4. 13 Penentuan Lag Optimal atas NSEI dengan IHSG .............................. 98

Tabel 4. 14 Penentuan Lag Optimal antara FTSE dengan IHSG .......................... 99

Tabel 4. 15 Penentuan Lag Optimal antara CSE dan IHSG ............................... 100

Tabel 4. 16 Penentuan Lag Optimal antara TSX dengan IHSG ......................... 100

Tabel 4. 17 Penentuan Lag Optimal antara DJIMI dengan JKII......................... 101

Tabel 4. 18 Penentuan Lag Optimal antara DJMY25D dengan JKII ................. 102

Tabel 4. 19 Penentuan Lag Optimal antara DJIJP dengan JKII .......................... 102

Tabel 4. 20 Penentuan Lag Optimal antara DJICHKU dengan JKII .................. 103

Tabel 4. 21 Penentuan Lag Optimal antara DJIMIND dengan JKII ................... 104

Tabel 4. 22 Penentuan Lag Optimal antara DJIUK dengan JKII ........................ 104

Tabel 4. 23 Penentuan Lag Optimal antara DJISRLD dengan JKII ................... 105

Tabel 4. 24 Penentuan Lag Optimal antara DJICA dengan JKII ........................ 106

Tabel 4. 25 Hasil Uji Kausalitas Granger antara DJIA dengan IHSG ................ 107

Tabel 4. 26 Hasil Uji Kausalitas Granger antara KLSE dengan IHSG ............... 107

Tabel 4. 27 Hasil Uji Kausalitas Granger antara N225 dengan IHSG ................ 108

Tabel 4. 28 Hasil Uji Kausalitas Granger antara HSI dengan IHSG .................. 109

Tabel 4. 29 Hasil Uji Kausalitas Granger antara NSEI dengan IHSG ................ 109

Tabel 4. 30 Hasil Uji Kausalitas Granger antara FTSE dengan IHSG ............... 110

Tabel 4. 31 Hasil Uji Kausalitas Granger antara CSE dengan IHSG ................. 111

Tabel 4. 32 Hasil Uji Kausalitas Granger antara TSX dengan IHSG ................. 111

Tabel 4. 33 Hasil Uji Kausalitas Granger antara DJIMI dengan JKII ................ 113

Tabel 4. 34 Hasil Uji Kausalitas Granger antara DJMY25D dengan JKII ......... 114

Tabel 4. 35 Hasil Uji Kausalitas Granger antara DJIJP dengan JKII ................. 114

Tabel 4. 36 Hasil Uji Kausalitas Granger antara DJICHKU dengan JKII .......... 115

Tabel 4. 37 Hasil Uji Kausalitas Granger antara DJIMIND dengan JKII .......... 116

Page 14: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

xiv

Tabel 4. 38 Hasil Uji Kausalitas Granger antara DJIUK dengan JKII ............... 116

Tabel 4. 39 Hasil Uji Kausalitas Granger antara DJISRLD dengan JKII ........... 117

Tabel 4. 40 Hasil Uji Kausalitas Granger antara DJICA dengan JKII................ 118

Tabel 4. 41 Hasil Uji Kointegrasi antara DJIA dengan IHSG ............................ 119

Tabel 4. 42 Hasil Uji Kointegrasi antara KLSE dengan IHSG ........................... 120

Tabel 4. 43 Hasil Uji Kointegrasi antara N225 dengan IHSG ............................ 121

Tabel 4. 44 Hasil Uji Kointegrasi antara HSI dengan IHSG .............................. 122

Tabel 4. 45 Hasil Uji Kointegrasi antara NSEI dengan IHSG ............................ 123

Tabel 4. 46 Hasil Uji Kointegrasi antara FTSE dengan IHSG ........................... 124

Tabel 4. 47 Hasil Uji Kointegrasi antara CSE dengan IHSG ............................. 125

Tabel 4. 48 Hasil Uji Kointegrasi antara TSX dengan IHSG ............................. 126

Tabel 4. 49 Hasil Uji Kointegrasi antara DJIMI dengan JKII ............................ 127

Tabel 4. 50 Hasil Uji Kointegrasi antara DJMY25D dengan JKI....................... 128

Tabel 4. 51 Hasil Uji Kointegrasi antara DJIJP dengan JKII ............................. 129

Tabel 4. 52 Hasil Uji Kointegrasi antara DJICHKU dengan JKII ...................... 130

Tabel 4. 53 Hasil Uji Kointegrasi antara DJIMIND dengan JKII ...................... 131

Tabel 4. 54 Hasil Uji Kointegrasi antara DJIUK dengan JKII ........................... 132

Tabel 4. 55 Hasil Uji Kointegrasi antara DJISRLD dengan JKII ....................... 133

Tabel 4. 56 Hasil Uji Kointegrasi antara DJICA dengan JKII ............................ 134

Tabel 4. 57 Nilai t-tabel ...................................................................................... 146

Tabel 4. 58 Hasil Estimasi VECM antara DJIA dengan IHSG .......................... 147

Tabel 4. 59 Hasil Estimasi VECM antara KLSE dengan IHSG ......................... 150

Tabel 4. 60 Hasil Estimasi VECM antara N225 dengan IHSG .......................... 153

Tabel 4. 61 Hasil Estimasi VECM antara HSI dengan IHSG ............................. 155

Tabel 4. 62 Hasil Estimasi VECM antara NSEI dengan IHSG .......................... 157

Tabel 4. 63Hasil Estimasi VECM antara FTSE dengan IHSG ........................... 160

Tabel 4. 64 Hasil Estimasi VECM antara CSE dengan IHSG ............................ 163

Tabel 4. 65 Hasil Estimasi VECM antara TSX dengan IHSG ............................ 165

Tabel 4. 66 Hasil Estimasi VECM antara DJIMI dengan JKII ........................... 168

Tabel 4. 67 Hasil Estimasi VECM antara DJMY25D dengan JKII .................... 171

Tabel 4. 68 Hasil Estimasi VECM antara DJIJP dengan JKII ............................ 173

Tabel 4. 69 Hasil Estimasi VECM antara DJICHKU dengan JKII .................... 176

Tabel 4. 70 Hasil Estimasi VECM antara DJIMIND dengan JKII ..................... 178

Tabel 4. 71 Hasil Estimasi VECM antara DJIUK dengan JKII .......................... 180

Tabel 4. 72 Hasil Estimasi VECM antara DJISRLD dengan JKII ..................... 183

Tabel 4. 73 Hasil Estimasi VECM antara DJICA dengan JKII .......................... 185

Tabel 4. 74 Variance Decomposition antara DJIA dengan IHSG ...................... 205

Tabel 4. 75 Variance Decomposition antara KLSE dengan IHSG ..................... 207

Tabel 4. 76 Variance Decomposition antara N225 dengan IHSG ...................... 208

Tabel 4. 77 Variance Decomposition antara HSI dengan IHSG ......................... 209

Page 15: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

xv

Tabel 4. 78 Variance Decomposition antara NSEI dengan IHSG ..................... 211

Tabel 4. 79 Variance Decomposition antara FTSE dengan IHSG ...................... 212

Tabel 4. 80 Variance Decomposition antara CSE dengan IHSG ........................ 213

Tabel 4. 81 Variance Decomposition antara TSX dengan IHSG........................ 215

Tabel 4. 82 Variance Decomposition antara DJIMI dengan JKII ....................... 216

Tabel 4. 83 Variance Decomposition antara DJMY25D dengan JKII................ 217

Tabel 4. 84 Variance Decomposition antara DJIJP dengan JKII ........................ 219

Tabel 4. 85 Variance Decomposition antara DJICHKU dengan JKII ................ 220

Tabel 4. 86 Variance Decomposition antara DJIMIND dengan JKII ................. 222

Tabel 4. 87 Variance Decomposition antara DJIUK dengan JKII ...................... 223

Tabel 4. 88 Variance Decomposition antara DJISRLD dengan JKII ................. 224

Tabel 4. 89 Variance Decomposition antara DJICA dengan JKII ...................... 226

Tabel 4. 90 Total Neraca Perdagangan Indonesia ............................................... 229

Page 16: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1. Pergerakan IHSG dari 2016-2020 .................................................... 3

Gambar 1. 2. Pergerakan JKII dari 2016-2020 ...................................................... 7

Gambar 4. 1. Grafik Closing Price IHSG ............................................................ 78

Gambar 4. 2. Grafik Closing Price DJIA ............................................................. 78

Gambar 4. 3. Grafik Closing Price KLSE ........................................................... 79

Gambar 4. 4. Grafik Closing Price N225 ............................................................ 80

Gambar 4. 5. Grafik Closing Price HSI ............................................................... 80

Gambar 4. 6. Grafik Closing Price NSEI ............................................................ 81

Gambar 4. 7. Grafik Closing Price FTSE ............................................................ 82

Gambar 4. 8. Grafik Closing Price CSE .............................................................. 82

Gambar 4. 9. Grafik Closing Price TSX .............................................................. 83

Gambar 4. 10. Grafik Closing Price JKII ............................................................ 84

Gambar 4. 11. Grafik Closing Price DJIMI ......................................................... 84

Gambar 4. 12. Grafik Closing Price DJMY25D ................................................. 85

Gambar 4. 13. Grafik Closing Price DJIJP .......................................................... 86

Gambar 4. 14. Grafik Closing Price DJICHKU .................................................. 86

Gambar 4. 15. Grafik Closing Price DJIMIND ................................................... 87

Gambar 4. 16. Grafik Closing Price DJIUK ........................................................ 88

Gambar 4. 17. Grafik Closing Price DJISRLD ................................................... 88

Gambar 4. 18. Grafik Closing Price DJICA ........................................................ 89

Gambar 4. 19. Hasil Uji Stabilitas VECM antara DJIA dengan IHSG.............. 135

Gambar 4. 20. Hasil Uji Stabilitas VECM antara KLSE dengan IHSG ............ 136

Gambar 4. 21. Hasil Uji Stabilitas VECM antara N225 dengan IHSG ............. 136

Gambar 4. 22. Hasil Uji Stabilitas VECM antara HSI dengan IHSG ................ 137

Gambar 4. 23. Hasil Uji Stabilitas VECM antara NSEI dengan IHSG ............. 138

Gambar 4. 24. Hasil Uji Stabilitas VECM antara FTSE dengan IHSG ............. 138

Gambar 4. 25. Hasil Uji Stabilitas VECM antara CSE dengan IHSG ............... 139

Gambar 4. 26. Hasil Uji Stabilitas VECM antara TSX dengan IHSG ............... 140

Gambar 4. 27. Hasil Uji Stabilitas VECM antara DJIMI dengan JKII .............. 140

Gambar 4. 28. Hasil Uji Stabilitas VECM antara DJMY25D dengan JKII ....... 141

Gambar 4. 29. Hasil Uji Stabilitas VECM antara DJIJP dengan JKII ............... 142

Gambar 4. 30. Hasil Uji Stabilitas VECM antara DJICHKU dengan JKII ....... 142

Gambar 4. 31. Hasil Uji Stabilitas VECM antara DJIMIND dengan JKII ........ 143

Gambar 4. 32. Hasil Uji Stabilitas VECM antara DJIUK dengan JKII ............. 144

Gambar 4. 33. Hasil Uji Stabilitas VECM antara DJIUK dengan JKII ............. 144

Gambar 4. 34. Hasil Uji Stabilitas VECM antara DJICA dengan JKII ............. 145

Gambar 4. 35. Impulse Response Function antara DJIA dengan IHSG ............ 189

Gambar 4. 36. Impulse Response Function antara KLSE dengan IHSG ........... 190

Page 17: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

xvii

Gambar 4. 37. Impulse Response Function antara N225 dengan IHSG ............ 191

Gambar 4. 38. Impulse Response Function antara HSI dengan IHSG .............. 192

Gambar 4. 39. Impulse Response Function antara NSEI dengan IHSG ............ 193

Gambar 4. 40. Impulse Response Function antara FTSE dengan IHSG ........... 194

Gambar 4. 41. Impulse Response Function antara CSE dengan IHSG ............. 195

Gambar 4. 42. Impulse Response Function antara TSX dengan IHSG ............. 196

Gambar 4. 43. Impulse Response Function antara DJIMI dengan JKII ............ 197

Gambar 4. 44. Impulse Response Function antara DJMY25D dengan JKII ..... 198

Gambar 4. 45. Impulse Response Function antara DJIJP dengan JKII ............. 199

Gambar 4. 46. Impulse Response Function antara DJICHKU dengan JKII ...... 200

Gambar 4. 47. Impulse Response Function antara DJIMIND dengan JKII....... 201

Gambar 4. 48. Impulse Response Function antara DJIUK dengan JKII ........... 202

Gambar 4. 49. Impulse Response Function antara DJISRLD dengan JKII ....... 203

Gambar 4. 50. Impulse Response Function antara DJICA dengan JKII ............ 204

Page 18: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Analisis Deskriptif Indeks Saham Konvensional ........................... 241

Lampiran 2: Analisis Deskriptif Indeks Saham Syariah ..................................... 241

Lampiran 3: Uji Stasioneritas Tingkat Level IHSG ............................................ 242

Lampiran 4: Uji Stasioneritas Tingkat Level DJIA ............................................ 242

Lampiran 5: Uji Stasioneritas Tingkat Level KLSE ........................................... 242

Lampiran 6: Uji Stasioneritas Tingkat Level N225 ............................................ 243

Lampiran 7: Uji Stasioneritas Tingkat Level HSI............................................... 243

Lampiran 8: Uji Stasioneritas Tingkat Level NSEI ............................................ 243

Lampiran 9: Uji Stasioneritas Tingkat Level FTSE ............................................ 244

Lampiran 10: Uji Stasioneritas Tingkat Level CSE ............................................ 244

Lampiran 11: Uji Stasioneritas Tingkat Level TSX ........................................... 244

Lampiran 12: Uji Stasioneritas Tingkat Level JKII ............................................ 245

Lampiran 13: Uji Stasioneritas Tingkat Level DJMY25D ................................. 245

Lampiran 14: Uji Stasioneritas Tingkat Level DJIJP ......................................... 245

Lampiran 15: Uji Stasioneritas Tingkat Level DJCHKU ................................... 246

Lampiran 16: Uji Stasioneritas Tingkat Level DJIMIND .................................. 246

Lampiran 17: Uji Stasioneritas Tingkat Level DJIUK ....................................... 246

Lampiran 18: Uji Stasioneritas Tingkat Level DJISRLD ................................... 247

Lampiran 19: Uji Stasioneritas Tingkat Level DJICA ........................................ 247

Lampiran 20: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference IHSG ......................... 247

Lampiran 21: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference DJIA .......................... 247

Lampiran 22: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference N225 .......................... 248

Lampiran 23: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference HSI ............................ 248

Lampiran 24: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference NSEI .......................... 248

Lampiran 25: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference FTSE ......................... 248

Lampiran 26: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference CSE ........................... 249

Lampiran 27: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference TSX ........................... 249

Lampiran 28: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference JKII............................ 249

Lampiran 29: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference DJIMI ........................ 250

Lampiran 30: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference DJMY25D ................. 250

Lampiran 31: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference DJIJP ......................... 250

Lampiran 32: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference DJICHKU.................. 250

Lampiran 33: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference DJIMIND .................. 251

Lampiran 34: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference DJIUK ....................... 251

Lampiran 35: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference DJISRLD ................... 251

Lampiran 36: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference DJICA ....................... 251

Lampiran 37: Uji Penentuan Asumsi Deterministik DJIA dengan IHSG .......... 252

Lampiran 38: Uji Penentuan Asumsi Deterministik KLSE dengan IHSG ......... 253

Page 19: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

xix

Lampiran 39: Uji Penentuan Asumsi Deterministik N225 dengan IHSG .......... 254

Lampiran 40: Uji Penentuan Asumsi Deterministik HSI dengan IHSG ............. 255

Lampiran 41: Uji Penentuan Asumsi Deterministik NSEI dengan IHSG .......... 256

Lampiran 42: Uji Penentuan Asumsi Deterministik FTSE dengan IHSG .......... 257

Lampiran 43: Uji Penentuan Asumsi Deterministik CSE dengan IHSG ............ 258

Lampiran 44: Uji Penentuan Asumsi Deterministik TSX dengan IHSG ............ 259

Lampiran 45: Uji Penentuan Asumsi Deterministik DJIMI dengan JKII ........... 260

Lampiran 46: Uji Penentuan Asumsi Deterministik DJMY25D dengan JKII .... 261

Lampiran 47: Uji Penentuan Asumsi Deterministik DJIJP dengan JKII ............ 262

Lampiran 48: Uji Penentuan Asumsi Deterministik DJICHKU dengan JKII .... 263

Lampiran 49: Uji Penentuan Asumsi Deterministik DJIMIND dengan JKII ..... 264

Lampiran 50: Uji Penentuan Asumsi Deterministik DJIUK dengan JKII .......... 265

Lampiran 51: Uji Penentuan Asumsi Deterministik DJISRLD dengan JKII ..... 266

Lampiran 52: Uji Penentuan Asumsi Deterministik DJICA dengan JKII .......... 267

Lampiran 53: Estimasi VECM antara DJIA dengan IHSG ................................ 267

Lampiran 54: Estimasi VECM antara DJJIMI dengan JKII ............................... 269

Lampiran 55: Impulse Response Function DJIA dengan IHSG ......................... 271

Lampiran 56: Impulse Response Function DJIMI dengan JKII ......................... 272

Lampiran 57: Variance Decomposition DJIA dengan IHSG .............................. 272

Lampiran 58: Variance Decomposition DJMI dengan JKII ............................... 273

Page 20: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menjalankan roda perekonomiannya, suatu negara pasti

membutuhkan modal yang bisa didapatkan baik dari dalam negeri maupun

luar negeri. Modal akan diperoleh dari investasi yang ditanamkan oleh para

investor ke dalam berbagai proyek ataupun sekuritas yang tersedia di negara

tersebut. Oleh karena itu peran pasar modal sangatlah penting disini sebagai

sarana untuk menampung modal baik dari investor dalam negeri maupun

investor asing.

Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk

berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa

diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang

diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari

pasar keuangan (financial market). Dalam financial market, diperdagangkan

semua bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka pendek maupun

jangka panjang, baik negotiable maupun tidak (Husnan, 2005). Sedangkan

menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimaksud dengan

pasar modal adalah kegiaan yang berkaitan dengan penawaran umum dan

perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Adapun

yang dimaksud dengan efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan

Page 21: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

2

utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit

penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap

derivatif dari efek.

Kemajuan suatu negara dapat dilihat melalui perkembangan pasar

modalnya. Pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi keuangan

yang membuat peran pasar modal menjadi sangat penting terhadap kemajuan

suatu negara (Husnan, 2005). Fungsi ekonomi dari pasar modal yaitu

menyediakan fasilitas yang mempertemukan pihak yang memiliki kelebihan

dana dengan pihak yang kekurangan dana. Sedangkan fungsi keuangan pasar

modal yaitu memberikan kemungkinan pengembalian (return) sesuai dengan

jenis investasinya. Dengan menanamkan investasi, investor akan

mengharapkan pengembalian keuntungan dari penyerahan dana tersebut

(Krisandi & Muharam, 2015). Pasar modal adalah salah satu instrumen

pembiayaan dan investasi yang melibatkan seluruh potensi masyarakat baik

di dalam negeri dan luar negeri. Oleh karena itu, pasar modal merupakan

salah satu pendorong utama globalisasi di sektor keuangan (Dwi Puryati,

2013).

Page 22: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

3

Gambar 1. 1. Pergerakan IHSG dari 2016-2020

Sumber: www.investing.com

Perkembangan IHSG selama 5 tahun terakhir menunjukkan pergerakan

yang cukup stabil. Namun pada 3 bulan pertama di tahun 2020 IHSG terus

mengalami penurunan. Pergerakan indeks cenderung menurun, dengan harga

penutupan (closing price) pada bulan Maret 2020 mencapai Rp. 4.538,93.

Selama 5 tahun terakhir IHSG mencapai harga penutupan tertinggi pada

bulan Januari 2018, yaitu sebesar Rp. 6.605,63. Sedangkan harga penutupan

terendah terdapat pada bulan September 2015 sebesar Rp. 4.223,91.

Perkembangan teknologi dan arus globalisasi saat ini membuat kita mau

tidak mau untuk berinteraksi dengan dunia luar. Berbagai informasi dari luar

negeri dapat mempengaruhi keadaan di dalam negeri, dan tentunya sektor

ekonomi pun tidak luput dari pengaruh tersebut. Contoh kegiatan interaksi

Page 23: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

4

ekonomi antarnegara adalah perusahaan-perusahaan multinasional (yaitu

perusahaan yang dimiliki lebih dari satu negara) ataupun perusahaan

transnasional (yaitu perusahaan yang beroperasi di berbagai negara). Dengan

adanya pasar modal internasional, para pemodal bisa melakukan investasi di

berbagai negara bukan dengan melakukan investasi langsung (direct

invesment), seperti yang dilakukan oleh perusahaan multinasional dan

transnasional, tetapi dengan jalan membeli sekuritas-sekuritas yang

ditawarkan di bursa-bursa efek tersebut (Husnan, 2005).

Perkembangan teknologi informasi, munculnya investor global dan

perusahaan multinasional, dan bantuan dari hambatan perdagangan

tradisional telah memfasilitasi penciptaan ekonomi global, dan sebagai

hasilnya, itu memotivasi integrasi ekonomi di seluruh negara (Chin-Hong

Puah, et.al., 2015). Integrasi ekonomi adalah pengurangan hambatan ekonomi

antara dua atau beberapa negara. Sementara integrasi pasar adalah suatu

keadaan di mana harga saham di berbagai pasar modal di dunia saling

berkorelasi erat dengan berbagai pasar modal lainnya (Eitmen, et.al., 2007),

sehingga sehingga tercapai harga internasional dan memberikan akses yang

mudah bagi investor diseluruh dunia. Integrasi pasar modal berarti bahwa

tidak ada hambatan untuk memiliki sekuritas di setiap pasar modal, dan tidak

ada penghalang di capital inflow/outflow. Dengan integrasi pasar modal akan

membuat biaya modal yang lebih rendah daripada jika pasar modal tidak

terintegrasi (Husnan, 2005).

Page 24: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

5

Pasar modal yang terintegrasi, akan meningkatkan perannya dalam

peningkatan pembangunan ekonomi. Menurut Liaw (2005), pasar modal

memiliki peranan penting sebagi sumber pendanaan jangka panjang bagi

korporasi dan memberikan investor tambahan nilai keuntungan. Bursa-bursa

saham yang terintegrasi akan memberikan peluang bagi perusahaan-

perusahaan untuk mendapatkan modal secara efisien. Sedangkan bagi para

investor dapat menanamkan modalnya pada sekuritas atau investasi portofolio.

Rasyidin (2016) menguji integrasi pasar modal ASEAN pasca

pemberlakuan MEA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar modal

Singapura (FTSE), Filipina (PSEI), dan Vietnam (VN30) dengan pasar modal

Indonesia hanya mempunyai hubungan jangka panjang. Sementara itu, pasar

modal Malaysia (KLSE) dan Thailand (SET) memiliki hubungan jangka

panjang dan jangka pendek dengan pasar modal Indonesia.

Sektor pasar modal merupakan sektor kegiatan perekonomian yang

mempunyai potensi besar untuk dikembangkan setelah pemberlakuan

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan adanya pemberlakuan MEA

diharapkan dapat meningkatkan kualitas transparansi dan tata kelola pasar

modal sehingga meningkatkan investasi di pasar modal domestik. Dengan

terintegrasinya pasar modal akan membuat aliran modal antar negara di

ASEAN meningkat, sinkronisasi harga aset, pendalaman pasar, stabilitas

pasar keuangan, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan

ASEAN. Pelaku pasar harus sadar dengan konsekuensi persaingan yang

semakin ketat jika terjadi integrasi pasar. (Rasyidin, 2016).

Page 25: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

6

Penelitian tentang integrasi pasar modal di kawasan Asia oleh Dwi

Puryati dan Reni Marlina (2013) menunjukkan bahwa terdapat kointegrasi di

sembilan bursa saham Asia. Hal ini menunjukkan bahwa pembentukan harga

saham di pasar tidak hanya ditentukan oleh faktor dalam negeri tetapi juga

terkait erat dengan faktor pembentukan harga di negara asing. Jadi, ketika

harga saham naik, maka akan diikuti dengan kenaikan harga di bursa-bursa di

negara-negara Asia lainnya dan sebaliknya.

Secara teoritis, pasar modal Asia terpadu menunjukkan tidak ada

hambatan dalam memiliki bursa efek dan tidak ada hambatan dalam capital

inflow dan outflow modal. Investor dapat melakukan diversifikasi dengan

lebih luas sehingga biaya modal menjadi lebih rendah dari pasar modal yang

tidak terintegrasi. Karena risiko yang relevan bagi investor adalah risiko

nondiversification. Diversifikasi yang dapat menghilangkan sebagian besar

dari total risiko akan membuat investor tertarik untuk melakukan diversifikasi

investasi mereka di banyak pasar (Dwi Puryati, 2013).

Bakri Abdul Karim, M. Shabri Abd. Majid, dan Samsul Arifin Abdul

Karim (2014) menguji integrasi pasar saham antara emerging market

Indonesia dengan mitra dagang utamanya (Jepang, AS, Singapura, dan

China). Hasil penelitian menunjukkan pasar saham Indonesia terkointegrasi

dengan pasar saham AS, Jepang, Singapura, dan China. Hal ini menunjukkan

kesempatan untuk investor asing memperoleh keuntungan dari diversifikasi

portofolio internasional di pasar tersebut terbatas. Pemerintah Indonesia

harus mepertimbangkan berbagai perkembangan di pasar Jepang, AS,

Page 26: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

7

Singapura, dan China dalam membuat kebijkan terkait pasar saham

Indonesia.

Gambar 1. 2. Pergerakan JKII dari 2016-2020

Sumber: www.investing.com

Pasar modal syariah di Indonesia juga menunjukkan perkembangan

yang baik sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2003. Pasar Modal

Syariah menurut fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 40/DSN-

MUI/X/2003, tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip

Syariah di Bidang Pasar Modal, adalah pasar modal beserta seluruh

mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang

diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya telah memenuhi prinsip-

prinsip syariah.

Page 27: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

8

Pasar modal syariah yang diwakili oleh Jakarta Islamic Index (JKII)

selama tahun terakhir mengalami kenaikan dan penurunan secara bergantian

dengan harga penutupan tertinggi mencapai Rp. 789,12 pada Januari 2018.

Namun, JKII terus mengalami penurunan dari pertengahan akhir 2019 hingga

awal tahun 2020 dengan harga penutupan terendah mencapai Rp. 449,85.

Pasar modal syariah menawarkan resiko yang lebih kecil sehingga menjadi

sarana investasi yang menarik. Selain itu, mayoritas masyarakat Indonesia

adalah muslim, hal ini membuat semakin banyak orang yang terarik untuk

berinvestasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Hingga saat ini penelitian mengenai integrasi pasar modal syariah dan

konvensional masih sedikit ditemukan. Beberapa diantaranya adalah

penelitian yang dilakukan oleh Yunus Kilic dan Mehmet Fatih Bugan (2016)

yang meneliti tentang pasar ekuitas syariah, menguji efek contagion

menggunakan metode DCC-GARCH. Hasil menunjukkan terdapat korelasi

yang sangat tinggi antara return indeks syariah dan konvensional masing-

masing region. Selama krisis, hubungan ini menurun dan respon terhadap

guncangan berbeda waktunya. Penelitian ini menyimpulkan pasar syariah

tidak bereaksi berbeda dari pasar konvensional menghadapi krisis keuangan,

dan mereka tidak ―aman‖ untuk investor selama krisis keuangan.

Penelitian selanjutnya oleh Hussin, et al. (2013) menguji kointegrasi

pasar saham syariah di Malaysia, Indonesia, dan dunia menggunakan metode

Vector Auto Regression (VAR). Hasil studi menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan jangka panjang antara FTSE Bursa Malaysia Emas Shariah

Page 28: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

9

(FBMES), Jakarta Islamic Index (JAKISL), dan Dow Jones Islamic Market

Index (DJIM). Berdasarkan hasil, dapat disimpulkan pasar modal syariah

Malaysia tidak terintegrasi dengan pasar modal Indonesia dan pasar modal

dunia secara jangka panjang.

Kemudian N. Abu Bakar dan Mansur M. Masih (2014) meneliti

hubungan dinamis antara indeks syariah dan pasar modal utama dengan

menggunakan Wavelet Time-Scale Decoposition Analysis. Penelitian ini

merupakan percobaan pertama untuk menguji analisis skala waktu dari

hubungan antara indeks syariah internasional dengan 6 pasar modal utama

internasional. Variabel yang digunakan adalah DJIM sebagai indeks utama,

FTSE100 (UK), Nikkei 225 (Jepang), S&P Euro (Eropa), SSEC (China), dan

KLCI (Malaysia) dengan periode penelitian dari Januari 1996 – Februari

2013. Hasil penelitian menunjukkan dalam hal volatilitas, indeks yang

dianalisis tampaknya memiliki pola yang sama dimana volatilitas yang

signifikan terjadi selama tahun 1998 sampai 2003 dan 2007 sampai 2011,

dan perbedaan antara mereka adalah skala waktu. Kemudian indeks Islam

tampaknya memiliki comovement sangat tinggi dengan pasar AS, Inggris dan

Eropa, cukup dipengaruhi oleh pasar Malaysia dan Jepang, dan memiliki

comovement rendah dengan pasar Cina.

Objek penelitian ini adalah indeks saham yang terdapat dalam bursa

saham syariah dan konvensional di dunia. Untuk wilayah Asia diwakili oleh

indeks saham dari Indonesia, Malaysia, Jepang, China, India, dan Sri Lanka.

Page 29: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

10

Wilayah Eropa diwakili oleh indeks saham dari Inggris, wilayah Amerika

diwakili oleh Amerika Serikat dan Kanada.

Bursa saham Indonesia, Malaysia, India, dan Sri Lanka dipilih untuk

mewakili bursa saham di negara berkembang, sedangkan bursa saham

Jepang, China, Inggris, Kanada dan Amerika Serikat mewakili bursa saham

di negara maju. Data indeks saham syariah dan konvensional yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data harian dengan periode penelitian

1 Januari 2017 sampai 31 Maret 2020. Berdasarkan latar belakang dan uraian

diatas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul

―Analisis Integrasi Pasar Modal Syariah dan Konvensional yang Ada di

Dunia dengan Pasar Modal Syariah dan Konvensional di Indonesia.‖

B. Pembatasan Masalah

Pada saat ini terdapat berbagai macam bursa saham di seluruh dunia.

Setiap negara pasti mempunyai bursa saham dengan berbagai macam jenis

indeks di dalamnya. Dengan kemajuan teknologi informasi dan dorongan

ekonomi, investor saat ini dapat menanamkan modalnya di berbagai bursa

saham tersebut. Hal inilah yang memungkinkan terjadinya hubungan yang

berkaitan antara bursa saham satu sama lainnya.

Namun dikarenakan berbagai hambatan, diantaranya tidak tersedianya

data di publik dan tidak semua negara mengeluarkan indeks syariah, maka

penulis hanya meneliti beberapa negara saja. Bursa saham yang akan diteliti

adalah bursa saham syariah dan konvensional di negara Indonesia, Malaysia,

Jepang, China, India, Sri Lanka, Inggris, Amerika Serikat dan Kanada.

Page 30: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

11

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang akan

dibahas adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan jangka pendek antara bursa saham

konvensional di Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, China, Inggris, India,

Sri Lanka dan Kanada terhadap bursa saham konvensional di Indonesia

(IHSG)?

2. Apakah terdapat hubungan jangka pendek antara bursa saham syariah di

Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, China, Inggris, India, Sri Lanka dan

Kanada terhadap bursa saham syariah di Indonesia (JKII)?

3. Apakah terdapat hubungan jangka panjang antara bursa saham

konvensional di Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, China, Inggris, India,

Sri Lanka dan Kanada terhadap bursa saham konvensional di Indonesia

(IHSG)?

4. Apakah terdapat hubungan jangka panjang antara bursa saham syariah di

Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, China, Inggris, India, Sri Lanka dan

Kanada terhadap bursa saham syariah di Indonesia (JKII)?

5. Apakah terdapat hubungan kausalitas antara bursa saham konvensional di

Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, China, Inggris, India, Sri Lanka dan

Kanada terhadap bursa saham konvensional di Indonesia (IHSG)?

6. Apakah terdapat hubungan kausalitas antara bursa saham yariah di

Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, China, Inggris, India, Sri Lanka dan

Kanada terhadap bursa saham syariah di Indonesia (JKII)?

Page 31: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

12

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Peneltian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk menganalisis hubungan jangka pendek antara bursa saham

konvensional di Malaysia, Jepang, China, India, Sri Lanka, Inggris,

Amerika Serikat dan Kanada terhadap bursa saham konvensional di

Indonesia (IHSG).

b. Untuk menganalisis hubungan jangka pendek antara bursa saham syariah

di Malaysia, Jepang, China, India, Sri Lanka, Inggris, Amerika Serikat

dan Kanada terhadap bursa saham syariah di Indonesia (JKII).

c. Untuk menganalisis hubungan jangka panjang antara bursa saham

konvensional di Malaysia, Jepang, China, India, Sri Lanka, Inggris, Turki,

Amerika Serikat dan Kanada terhadap bursa saham konvensional di

Indonesia (IHSG).

d. Untuk menganalisis hubungan jangka panjang antara bursa saham

syariah di Malaysia, Jepang, China, India, Sri Lanka, Inggris, Amerika

Serikat dan Kanada terhadap bursa saham syariah di Indonesia (JKII).

e. Untuk menganalisis hubungan kausalitas antara bursa saham

konvensional di Malaysia, Jepang, China, India, Sri Lanka, Inggris,

Amerika Serikat dan Kanada terhadap bursa saham konvensional di

Indonesia (IHSG).

Page 32: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

13

f. Untuk menganalisis hubungan kausalitas antara bursa saham syariah di

Malaysia, Jepang, China, India, Sri Lanka, Inggris, Amerika Serikat dan

Kanada terhadap bursa saham syariah di Indonesia (JKII).

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan

pengetahuan tentang pasar modal, manajemen investasi, dan diversifikasi

portofolio, sebagaimana yang telah dipelajari secara teoritis dalam

perkuliahan. Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan sebagai suatu

gambaran dan informasi bagi para civitas akademika yang ingin

melakukan penelitian selanjutnya di masa depan.

b. Bagi Investor

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

membuat strategi investasi, agar dapat menghasilkan keuntungan yang

maksimal pada saat menyusun portofolionya. Penelitian ini juga dapat

membantu meramalkan pergerakan dalam bursa saham syariah dan

konensional.

c. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam menentukan

kebijakan strategis dalam perekonomian khususnya di bidang pasar

modal syariah dan konvensional.

Page 33: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pasar Modal

Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk

berbagai instrumen keuangan jangka panjang, baik dalam bentuk utang

ataupun modal yang bisa diperjualbelikan. Jika pasar modal merupakan pasar

untuk surat berharga jangka panjang, maka pasar uang (money market)

merupakan pasar surat berharga jangka pendek. Baik pasar modal maupun

pasar uang merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market). Jika di

pasar modal diperjualbelikan instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

waran, right, obligasi konvertibel dan berbagai produk turunan (derivatif)

seperti opsi (put atau call), maka di pasar uang diperjualbelikan antara lain

Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU),

Commercial Paper, Promissory Notes, Call Money, Repurchase Agreement,

Banker‟s Acceptance, Treasury Bills dan lain-lain. Undang-undang Pasar

Modal No. 8 Tahun 1995 memberikan pengertian Pasar Modal yang lebih

spesifik yaitu ―kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan

perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.‖

Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara

karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan

fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena

Page 34: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

15

menyediakan fasilitas atau wadah yang mempertemukan dua kepentingan

yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang

memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang

memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan

harapan memperoleh imbalan (return) sedangkan pihak issuer (dalam hal ini

perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi

tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal

dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan

kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik

dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

Pasar modal menyediakan sumber pembiayaan dengan jangka waktu

yang lebih panjang, yang diinvestasikan sebagai modal untuk menciptakan

dan memperluas lapangan kerja yang akan meningkatkan volume aktivitas

perekonomian yang profitable dan sehat. Modal yang bisa berupa dana

produksi atau dana untuk pengadaan barang modal seperti barang atau benda,

pabrik dan peralatannya yang digunakan secara aktual untuk memproduksi

barang dan jasa. Instrumen pasar modal dapat dibedakan ke dalam dua

macam segmen yaitu, non-securities segment dan securities segment.

Non-securities segment menyediakan dana dari lembaga keuangan

langsung kepada perusahaan. Perusahaan langsung bernegosiasi dengan

penyedia dana, misalnya dengan lembaga perbankan, perusahaan asuransi,

dana pensiun, dan sebagainya. Biasanya lembaga keuangan akan menahan

tanda bukti investasi berupa loan agreement dan credit agreement sampai

Page 35: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

16

pelunasan dilaksanakan. Dengan demikian, investasi tidak dapat dijual secara

mudah kepada perorangan maupun kepada investor kecil.

Dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian menjadi

meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi

perusahaan-perusahaan sehingga perusahaan dapat beroperasi denan skala

lebih besar dan pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan perusahaan

dan kemakmuran masyarakat luas.

2. Manfaat Pasar Modal

a. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha

sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.

b. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan

upaya diversifikasi.

c. Menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi negara.

d. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat

menengah.

e. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme,

menciptakan iklim perusahaan yang sehat.

f. Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.

g. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan

mempunyai prospek.

h. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan

risiko yang bisa diperhitunkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan

diversifikasi investasi.

Page 36: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

17

i. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses

kontrol sosial.

j. Pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan, mendorong

pemanfaatan manajemen profesional.

k. Sumber pembiayaan dana jangka panjang bagi emiten.

3. Pasar Modal Syariah

Pasar modal adalah pasar yang mempertemukan mereka yang

memerlukan dana jangka panjang dan mereka yang dapat menyediakan dana

tersebut. Jual beli dana jangka panjang ditunjukkan dengan kegiatan

perusahaan yang menerbitkan saham, obligasi, dan sekuritas-sekuritas lain

yang bersifat jangka panjang. Bursa Efek merupakan satu bentuk kegiatan

pasar modal (Achsien, 2003).

Pasar Modal Syariah menurut fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No.

40/DSN-MUI/X/2003, tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan

Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal, adalah: Pasar Modal beserta seluruh

mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang

diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya telah memenuhi prinsip-

prinsip syariah.

4. Prinsip Pasar Modal Syariah

Saat dibukanya penawaran umum pada pasar modal perdana terdapat

berbagai hal yang harus diperhatikan baik oleh investor maupun emiten, yaitu:

a. Instrumen atau efek yang diperjualbelikan harus sejalan dengan prinsip

syariah, seperti saham syariah dan sukuk (obligasi syariah) yang terbebas

Page 37: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

18

dari unsur riba (interest) dan gharar (ketidakpastian atau

ketidaklengkapan informasi yang tidak dapat dikelola dan potensi

menimbulkan penyesalan dan pertengkaran).

b. Emiten yang mengeluarkan efek syariah, baik berupa saham ataupun

sukuk, harus mentaati semua aturan syariah, maka produk barang dan

jasa harus sejalan etika ajaran Islam. Seperti usaha casino, perusahaan

rokok, minuman keras, dan bisnis asusila akan membuat emiten tidak

boleh masuk dalam bursa saham dan obligasi syariah.

c. Semua efek harus berbasis pada harta (berbasis aset) atau transaksi riil

(‗ain), bukan menerapkan dari kontrak hutang piutang. Oleh karena itu,

hasil investasi yang akan diterima pemodal merupakan fungsi dari

manfaat yang akan diterima perusahaan dari dana atau harta hasil

penjualan efek.

d. Semua transaksi tidak mengandung ketidakjelasan yang berlebihan

(gharar) atau spekulasi murni. Atau semua transaksi tidak mengandung

unsur judi atau pertukaran yang didasari oleh spekulasi tinggi (qimar)

yang lebih tepat disebut dengan permainan asumsi kosong.

e. Mematuhi semua aturan islam yang berhubungan dengan hutang piutang,

seperti tidak dibenarkan jual-beli utang dengan cara diskon; emiten tidak

boleh menerbitkan efek untuk membayar kembali hutang (bai‟ad-dain bi

ad-dain), maka dana hasil penjualan efek diterima perusahaan emiten

untuk diinvestasikan pada usaha riil; tidak boleh ada kompensasi yang

berdasarkan pada pembaharuan (restructuring/rescheduling) dari utang;

Page 38: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

19

dan, tidak dibenarkan melakukan jual-beli masa datang (forward) untuk

transaksi valuta asing.

Prinsip-prinsip dan petunjuk fundamental Al-Qur‘an yang dapat

dibangun dalam tataran muamalah, khususnya dalam pembiayaan dan

investasi keuangan, antara lain:

a. Pembiayaan atau investasi hanya dapat dilakukan pada asset atau

kegiatan usaha yang halal, spesifik dan bermanfaat.

b. Uang merupakan alat bantu pertukaran nilai, dimana pemilik harta akan

memperoleh bagi hasil dari kegiatan usaha tersebut, maka pembiayaan

atau investasi harus pada mata uang yang sama dengan pembukuan

kegiatan usaha.

c. Akad yang terjadi antara pemilik harta dengan emiten harus jelas.

Tindakan maupun informasinya harus transparan dan tidak boleh

menimbulkan keraguan yang dapat merugikan salah satu pihak,

sebagaimana sabda Rasulullah SAW; ―tidak halal bagi seorang muslim

menjual dari saudaranya suatu jual beli di dalamnya ada aib, cacat,

kecuali ia menjelaskannya.‖ (HR. Bukhari).

d. Baik pemilik harta maupun emiten tidak boleh mengambil resiko yang

melebihi kemampuannya dan dapat menimbulkan kerugian. Dalam

sebuah hadist shohih, Rasulullah SAW bersabda; ―sebaik-baik orang

beriman adalah orang yang toleran dala menjual, toleran dalam membeli,

toleran dalam membayar dan toleran dalam mencari keadilan.‖

Page 39: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

20

e. Penekanan pada mekanisme yang wajar dan prinsip kehati-hatian baik

pada investor maupun emiten.

5. Karakteristik Pasar Modal Syariah

Karakter yang diperlukan dalam membentuk struktur pasar modal

syariah, dimana memungkinkan para pemegang saham individual dapat

melepaskan sahamnya dan memperoleh keuntungan dengan adanya

komitmen antara pemegang saham dengan perusahaan, untuk tidak

mencairkan sahamnya setidaknya dalam jangka 3 bulan adalah sebagai

berikut:

a. Semua saham harus diperjualbelikan pada bursa efek.

b. Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan, dimana saham dapat

diperjualbelikan melalui pialang.

c. Semua saham yang mempunyai saham dapat diperjualbelikan pada bursa

efek, diminta menyampaikan informasi tentang perhitungan keuntungan

dan kerugian, serta neraca keuntungan kepada komite manajemen bursa

efek, dengan jangka waktu tidak lebih dari 3 bulan.

d. Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiap-tiap

perusahaan dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali.

e. Saham tidak boleh diperdagangkan dengan harga lebih tinggi dari HST.

f. HST ditetapkan dengan rumus:

HST =

Page 40: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

21

g. Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang

terlibat dalam bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah.

h. Perdagangan saham mestinya hanya berlangsung dalam satu minggu,

periode perdagangan, setelah menentukan HST.

i. Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham dalam periode perdagangan,

dan dengan harga HST.

Khan (2005) dalam Abdul Hamid (2009) menambahkan, bahwa

saham dan perdagangannya harus sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan

dalam Islam. Agar tercipta pasar saham yang adil maka share holder dilarang

berpartisipasi dalam perdagangan dan tidak diperbolehkan untuk mempunyai

orang yang bermain dalam pasar saham. Pasar saham juga harus bebas dari

penipuan praktek-praktek yang dapat merugikan investor, seperti rekayasa

informasi, pelarangan short selling, dan pencegahan adanya insider trading.

6. Instrumen Pasar Modal Syariah

Instrumen pasar modal syariah terdiri dari:

a. Emiten

Emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan efek syariah wajib

menjamin bahwa kegiatan usahanya memenuhi prinsip-prinsip syariah

dan memiliki syariah compliance officer. Dalam pasar modal, jenis usaha,

produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara pengelolaan

perusahaan Emiten atau perusahaan Publik yang menerbitkan Efek

Syariah tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Adapun

Page 41: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

22

jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah,

antara lain:

1) Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang

dilarang.

2) Lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan

asuransi konvensional.

3) Produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang

haram.

4) Produsen, distributor, dan/atau penyedia barang-barang atau jasa

yang merusak moral yang bersifat mudharat.

5) Melakukan investasi pada emiten (perusahaan) yang pada saat

transaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga

keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya.

Dalam hal emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan efek

syariah sewaktu-waktu tidak memenui persyaratan tersebut diatas, maka

efek yang diterbitkan dengan sendirinya sudah bukan sebagai efek

syariah.

b. Efek Syariah

Efek syariah mencakup saham syariah, obligasi syariah, reksa dana

syariah, kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIKEBA) Syariah,

dan surat berharga lainnya yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Saham syariah adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang

Page 42: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

23

memenuhi kriteria sebagaimana tercantum dalam pasal 3, dan tidak

termasuk saham yan memiliki hak-hak istimewa.

c. Obligasi

Obligasi syariah adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan

prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi

syariah yang mewajibkan emiten untuk membayarkan pendapatan kepada

pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar

kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.

7. Fungsi Pasar Modal Syariah

Fungsi dari keberadaan pasar modal syariah adalah sebagai berikut:

a. Memungkinkan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan

bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya.

b. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna

mendapatkan likuiditas.

c. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk

membangun dan mengembangkan lini produksinya.

d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada

harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar cermin pada harga

modal konvensional.

e. Memungkinkan investasi pada ekonomi yang ditentukan oleh kinerja

kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.

Page 43: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

24

8. Diversifikasi Internasional

Konsep diversifikasi berawal dari penelitian yang dilakukan oleh

Harry Markowitz pada 1952. Dalam model penelitiannya, Markowitz

mengidentifikasikan perangkat portofolio yang efisien dari dua aset berisiko.

Risiko portofolio dapat diminimalisir jika kedua aset tersebut memiliki

koefisien korelasi negatif sempurna yaitu -1. Dia juga menemukan bahwa

diversifikasi selalu dapat menurunkan risiko portofolio sepanjang koefisien

korelasi tidak positif sempurna atau lebih kecil dari satu. Namun, diversifikasi

tidak dapat menghilangkan risiko sepenuhnya. Risiko yang tersisa bahkan

setelah diversifikasi yang luas disebut risiko pasar (market risk), yaitu risiko

yang melekat pada sumber risiko pasar. Risiko tersebut juga disebut risiko

sistematis (systematic risk), atau risiko yang tidak dapat terdiversifikasi.

Sebaliknya, risiko yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi disebut risiko

khusus (unique risk), risiko khusus perusahaan (firm-specific risk), risiko

tidak sistematis (unsystematc risk), atau risiko yang dapat terdiversifikasi

(diversifiable risk) (Bodie, 2014).

Dewasa ini, kegiatan ekonomi antar negara semakin tergantung satu

sama lain. Hampir semua negara memiliki interaksi dengan dunia luar dan

tidak memiliki batas. Misalnya saja pada sektor keuangan kita dapat

mengatakan bahwa kegiatan sektor ini hampir tidak mengenal batasan negara

dan beroperasi selama dua puluh empat jam dalam satu hari. Pada saat

kegiatan lembaga keuangan di Jepang tutup, maka kegiatan di Inggris akan

mulai. Pada saat kegiatan di Inggris tutup, kegiatan di Amerika Serikat

Page 44: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

25

ditutup, kegiatan di Jepang dimulai. Karena itu mereka yang bergerak dalam

sektor keuangan harus waspada selama dua puluh empat jam setiap harinya.

Para pemodal bisa melakukan investasi di berbagai negara bukan melalui

investasi langsung (direct investment) seperti yang dilakukan perusahaan-

perusahaan multinasional dan transnasional tetapi dengan membeli sekuritas-

sekuritas yang ditawarkan di bursa-bursa efek tersebut (Husnan, 2005)

Menurut Rodoni (2008) faktor penting dalam diversifikasi ialah

korelasi yang rendah antara keuntungan. Semakin rendah korelasi ini, maka

semakin besar manfaat diversifikasi portofolio. Diversifikasi bertujuan untuk

mengurangi risiko dari beberapa aset berisiko sehingga dapat memberikan

tingkat keuntungan yang cukup.

Diversifikasi internasional mengandung arti adanya kemungkinan

untuk melakukan investasi pada berbagai jenis aset atau sekuritas pada

berbagai negara sekaligus. Seiring dengan perkembangan pasar modal di

berbagai negara berkembang, kesempatan investor menginvestasikan dananya

pada berbagai negara semakin terbuka. Hal inilah yang akan mendorong

investasi secara internasional atau yang dikenal dengan istilah diversifikasi

internasional. Dengan melakukan diversifikasi internasional, investor bisa

berharap memperoleh kombinasi risiko dan return yang lebih baik. Sesuai

dengan konsep portofolio, diversifikasi pada berbagai aset dan berbagai

negara diharapkan bisa memberikan harapan tingkat return yang lebih tinggi

dan manfaat pengurangan risiko yang lebih besar dibanding berinvestasi

hanya pada pasar dalam negeri saja. Pertumbuhan pasar saham di negara-

Page 45: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

26

negara berkembang (emerging market) akan membuka peluang bagi investor

untuk melakukan diversifikasi internasional. Dengan bermunculannya

emerging market, berarti alternatif diversifikasi internasional yang tersedia

bagi investor akan semakin terbuka. Emerging market mempunyai

karakteristik pertumbuhan ekonomi yang berbeda sehingga hal itu dapat

dimanfaatkan oleh investor untuk membentuk portofolio yang lebih

menguntungkan.

Dengan runtuhnya komunisme di bekas Uni Soviet dan Eropa Timur

pada awal 1990-an, maka pasar modal juga muncul di berbagai negara Eropa

Timur, seperti Cekoslovakia, Hungaria, Polandia dan lain-lain. Fenomena

tersebut disamping menunjukkan dirasakannya perlunya pasar modal untuk

mengalokasikan dana secara efisien, juga merupakan kesempatan melakukan

diversifikasi internasional yang makin luas. Tentu saja kemungkinan

diversifikasi internasional tersebut hanya bisa dilakukan apabila pasar-pasar

modal tersebut membuka diri bagi pemodal asing.

Pemodal asing diizinkan untuk membeli sekuritas-sekuritas yang

diperdagangkan karena dana domestik mungkin dirasa terbatas. Umumnya

pemodal asing diberi kesempatan untuk masuk ke pasar modal dengan

batasan-batasan tertentu. Batasan yang paling sering diberikan adalah bahwa

para pemodal asing dibatasi kepemilikannya sebanyak 49% dari saham yang

terdaftar. Batasan seperti ini dilakukan anatara lain di Indonesia. Beberapa

negara membatasi pemodal asing hanya boleh membeli obligasi tetapi tidak

untuk saham. Bahkan India memberikan batasan yang cukup unik, yaitu

Page 46: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

27

pemodal asing boleh membeli sekuritas-sekuritas yang diperdagangkan di

bursa-bursa efek yang terdapat di India, sejauh pemodal asing tersebut

keturunan India (Rowley, 1987 dalam Suad Husnan, 2005).

Salah satu daya tarik melakukan diversifikasi adalah bisa

dikuranginya risiko yang ditanggung pemodal. Diversifikasi tersebut akan

makin menarik kalau ternyata koefisien korelasi antartingkat keuntungan

rendah. Diversifikasi internasional memungkinkan pemodal melakukan

diversifikasi antarnegara. Apabila koefisien korelasi tingkat keuntungan

antarnegara (yang diwakili oleh indeks pasar di bursa-bursa tersebut) ternyata

rendah, maka diversifikasi innternasional makin menarik. Penelitian yang

dilakukan terhadap sebelas bursa saham di Asia Pasifik menunjukkan bahwa

koefisien korelasi setelah dikonversikan ke dalam US dollar, umumnya

rendah (Husnan dan Pudjiastuti, 1994).

9. Integrasi Pasar

Menurut Suad Husnan (2005) secara teoritis pasar modal internasional

yang terintegrasikan sepenuhnya (artinya tidak ada hambatan apapun untuk

memiliki sekuritas di setiap pasar modal dan juga tidak ada hambatan dalam

capital inflow/outflow) akan menciptakan biaya modal yang lebih rendah

daripada seandainya pasar modal tidak terintegrasikan. Hal ini disebabkan

karena pemodal bisa melakukan diversifikasi investasi dengan lebih luas

(bukan hanya antar industri tetapi juga antar negara) karena risiko yang

relevan bagi para pemodal hanyalah risiko yang tidak dapat dihilangkan

dengan diversifikasi. Dengan semakin kecilnya risiko yang ditanggung

Page 47: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

28

pemodal, maka tingkat keuntungan yang disyaratkan pun akan lebih kecil.

Dengan kata lain biaya modal akan menjadi lebih kecil. Menurunnya biaya

modal membuat investasi makin menguntungkan, kalau hal-hal lain sama.

Dengan demikian pasar modal internasional yang terintegrasikan sepenuhnya

akan memberikan manfaat yang lebih besar.

Menurut Jeina Mailangkay (2013) integrasi pasar modal merupakan

suatu keadaan dimana harga-harga saham di berbagai pasar saham di dunia

mempunyai hubungan yang sangat dekat antara suatu pasar saham dengan

pasar saham lainnya di dunia, sehingga pasar saham di dunia dapat mencapai

suatu harga internasional atas saham-saham mereka dan memberikan akses

yang tidak terbatas atau hambatan apapun kepada para investor di seluruh

dunia untuk memilikinya.

Armanious (2007) menyatakan bahwa suatu pasar modal dikatakan

terintegrasi dengan pasar modal lainnya, jika memiliki hubungan

keseimbangan yang berkelanjutan. Dengan kata lain, adanya pergerakan

bersama antar pasar modal mengindikasikan adanya integrasi diantara pasar

modal tersebut. sehingga salah satu pasar modal dapat dijadikan alat ukur

untuk memprediksi imbal hasil pada pasar modal lainnya.

Hooper (2001) berpendapat bahwa integrasi pasar modal regional

diartikan sebagai suatu kondisi dimana para investor dapat membeli dan

menjual saham pada setiap pasar tanpa adanya pembatasan. Surat-surat

berharga identik dapat diterbitkan dan diperjualbelikan di seluruh pasar pada

kawasan regional tersebut.

Page 48: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

29

Beberapa manfaat yang diperoleh dari integrasi pasar saham

(Armanious, 2007) diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Harga yang lebih murah untuk semua produk-produk jasa keuangan. Hal

ini disebabkan karena adanya kompetisi biaya transaksi yang lebih

rendah.

b. Lebih efisien, likuid, dan lebih luasnya pasar surat berharga dengan

kemungkinan perdagangan yang lebih tinggi.

c. Memungkinkan munculnya produk atau jasa keuangan yang lebih

inovatif.

d. Bagi perusahaan dapat dijadikan sebagai alternatif pembiayaan yang

murah karena biaya transaksi yang rendah.

e. Bagi investor akan mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi karena

biaya transaksi yang rendah serta akan memiliki pilihan yan lebih banyak

dalam diversifikasi investasi sehingga dapat mengurangi tingkat

resikonya.

Adapun kendala yang mungkin dihadapi terkait dengan integrasi pasar

saham diantaranya adalah perbedaan nilai mata uang, adanya praktek

monopoli domestik/regional, ketidakpastian peraturan yang disebabkan oleh

multiple regulator, hambatan legislatif dan peraturan yang terlalu kaku, biaya

transaksi yang tinggi, hambatan perpajakan, perbedaan sistem akuntansi,

keterbasan informasi tentang seluruh aspek pasar saham, serta sejarah dan

budaya (Adjaoute, et al., 2004).

Page 49: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

30

Globalisasi pada gilirannya menimbulkan gejala menyatunya ekonomi

semua bangsa yang mengakibatkan suatu negara akan mengalami

interdepedensi dengan negara lain. Perekonomian dunia dihadapkan dengan

runtuhnya stabilitas ekonomi global, seiring dengan meluasnya berbagai

krisis ke berbagai negara. Hal ini merupakan salah satu contoh dari risiko

pasar modal yang terjadi (Jeina Mailangkay, 2013).

B. Penelitian Terdahulu

Abd. Jamal, et al. (2018) meneliti tentang efek kebijakan moneter dan

indeks saham Malaysia (KLSE) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) di Indonesia menggunakan Vector Autoregressive (VAR) Model.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tukar dan KLSE signifikan secara

positif, sedangkan BI-rate signifkan secara negatif. Berdasarkan hasil ini,

peneliti menyarankan pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia untuk

berhati-hati dalam menentukan suku bunga acuan (BI-rate) untuk menjaga

stabilitas nilai tukar, sehingga IHSG mampu menunjukkan tren positif.

Yunus Kilic dan Mehmet Fatih Bugan (2016) yang meneliti tentang

pasar ekuitas syariah, menguji efek contagion menggunakan metode DCC-

GARCH. Hasil menunjukkan terdapat korelasi yang sangat tinggi antara

return indeks syariah dan konvensional masing-masing region. Selama krisis,

hubungan ini menurun dan respon terhadap guncangan berbeda waktunya.

Penelitian ini menyimpulkan pasar syariah tidak bereaksi berbeda dari pasar

konvensional menghadapi krisis keuangan, dan mereka tidak ―aman‖ untuk

investor selama krisis keuangan.

Page 50: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

31

N. Abu Bakar dan Mansur M. Masih (2014) meneliti hubungan

dinamis antara indeks syariah dan pasar modal utama dengan menggunakan

Wavelet time-scale decoposition analysis. Penelitian ini merupakan

percobaan pertama untuk menguji analisis skala waktu dari hubungan antara

indeks syariah internasional dengan 6 pasar modal utama internasional.

Variabel yang digunakan adalah DJIM sebagai indeks utama, FTSE100

(UK), Nikkei 225 (Jepang), S&P Euro (Eropa), SSEC (China), dan KLCI

(Malaysia) dengan periode penelitian dari Januari 1996-Februari 2013. Hasil

penelitian menunjukkan dalam hal volatilitas, indeks yang dianalisis

tampaknya memiliki pola yang sama dimana volatilitas yang signifikan

terjadi selama tahun 1998 sampai 2003 dan 2007 sampai 2011, dan

perbedaan antara mereka adalah skala waktu. Kemudian indeks Islam

tampaknya memiliki comovement sangat tinggi dengan pasar AS, Inggris dan

Eropa, cukup dipengaruhi oleh pasar Malaysia dan Jepang, dan memiliki

comovement rendah dengan pasar Cina.

Marjan Naseri dan Mansur Masih (2014) meneliti integrasi dan

comovement dari pasar modal syariah dari negara berkembang dan negara

maju berdasarkan studi kasus Malaysia. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis integrasi keuangan dari 2 pasar modal negara maju (AS dan

Jepang) dan 2 pasar modal negara berkembang (China dan India) dengan

pasar modal syariah di Malaysia agar investor dapat membuat keputusan

mengenai diversifikasi portofolio, manajemen risiko dan alokasi aset. Indeks

yang digunakan yaitu FSMY (Malaysia), FSCN (China), FSIN (India), FSJP

Page 51: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

32

(Jepang), DJUS (AS) dengan periode penelitian dari 29 Oktober 2007 sampai

5 April 2014. Metode yang digunakan yaitu Multivariate GARCH-Dynamic

Conditional Correlation, Continuous Wavelet Transformation, dan Maximum

Overlap Discret Wavelet Transfrom. Hasil penelitian menunjukkan terdapat

integrasi keuangan yang kuat antara China dan pasar modal syariah Malaysia.

Kemudian, dalam jangka panjang investor dapat memperoleh keuntungan

diversifikasi portofolio dengan Jepang, sedangkan untuk jangka pendek dapat

diperoleh dari pasar Amerika.

Jihed Majdoub dan Walid Mansour (2014) melakukan penelitian

tentang integrasi pasar ekuitas syariah dan volatility spillover antara negara

berkembang dengan pasar Amerika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

meneliti volatility spillovers antara pasar modal AS dan 5 pasar modal syariah

negara berkembang menggunakan MSCI Islamic Equity Index, yaitu

Indonesia, Malaysia, Pakistan, Qatar, Turki, selama Januari 2008 sampai

Januari 2013 menggunakan model Multivariate Autoregressive Conditional

Heteroskedasticity (MGARCH). Estimasi GARCH BEKK model multivariat

menunjukkan bahwa semua pasangan negara menunjukkan korelasi

volatilitas yang lemah, yang menunjukkan hubungan yang lemah antara pasar

AS dan negara berkembang Islam.

Bakri Abdul Karim, M. Shabri Abd. Majid, dan Samsul Arifin Abdul

Karim (2014) meneliti integrasi keuangan antara Indonesia dan mitra dagang

utamanya. Penelitian ini menguji integrasi pasar saham antara emerging

market Indonesia dengan mitra dagang utamanya (Jepang, AS, Singapura,

Page 52: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

33

dan China). Penelitian ini menggunakan metode Autoregressive Distributed

Lag (ARDL), dengan rentang waktu penelitian dari Juli 1998 sampai dengan

Desember 2007. Hasil penelitian menunjukkan pasar saham Indonesia

terkointegrasi dengan pasar saham AS, Jepang, Singapura, dan China. Hal ini

menunjukkan kesempatan untuk investor asing memperoleh keuntungan dari

diversifikasi portofolio internasional di pasar tersebut terbatas. Selanjutnya,

berbagai perkembangan di pasar Jepang, AS, Singapura, dan China harus

dipertimbangkan oleh pemerintah Indonesia dalam membuat kebijkan terkait

pasar saham Indonesia.

Dewandaru, et al (2014) melakukan penelitian untuk mengukur

comovement dalam pasar modal syariah dan konvensional, menemukan efek

contagion, dan untuk mengukur tingkat integrasi. Peneliti menggunakan

wavelet decomposition untuk mengungkap multi-horizon comovement.

Peneliti menggunakan indeks ekuitas Islam harian dan indeks saham

konvensional di tiga wilayah, yang meliputi Asia Pasifik, Eropa, dan Amerika

Serikat. Indeks individu diperoleh dari Indeks Dow Jones Islamic Market dan

Indeks Dow Jones Total Market. Periode penelitian dari 30 November 2006

hingga 10 Maret 2011. Hasil penelitian menunjukkan krisis subprime

menghasilkan efek contagion fundamental untuk kedua pasar. Semakin

sedikit paparan untuk beberapa indeks syariah dapat disebabkan oleh efek

leverage yang rendah dan mengesampingkan saham konvensional. Peneliti

juga menemukan semakin tinggi integrasi pasar modal syariah disebabkan

oleh alokasi mereka yang terkait dengan sektor riil.

Page 53: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

34

Salina H. Kassim (2013) meneliti tentang krisis keuangan global dan

integrasi pasar modal syariah di negara-negara maju dan berkembang.

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dampak krisis keuangan global tahun

2007 pada integrasi pasar modal syariah. Indeks syariah yang digunakan

dalam penelitian ini adalah JAKIS (Indonesia), DJIMKW (Kuwait), DJIMY

(Malaysia), DJIMTR (Turki), DJIJ (Jepang), DJIUK (Inggris), dan IMUS

(AS). Periode penelitian adalah dari 9 Januari 2005-10 Januari 2010. Metode

penelitian yang digunakan adalah ARDL Bound Testing Approach dan

Generalised Method of Moments (GMM). Hasil uji ARDL menunjukkan

tidak ada hubungan jangka panjang antara pasar modal syariah. Dalam

konteks manfaat diversifikasi portofolio, hasilnya menunjukkan bahwa

dalam periode non-krisis, ada potensi keuntungan dengan melakukan

diversifikasi portofolio investasi di pasar saham syariah ini. Sebaliknya,

dalam masa krisis, hasil estimasi ARDL menunjukkan adanya hubungan

ekuilibrium jangka panjang antara pasar saham syariah. Penilitian ini

menunjukkan krisis keuangan global mempunyai dampak signifikan

terhadap integrasi pasar modal syariah.

Hussin, et al. (2013) menguji kointegrasi pasar saham syariah di

Malaysia, Indonesia, dan dunia menggunakan metode Vector Auto

Regression (VAR). Hasil studi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

jangka panjang antara FTSE Bursa Malaysia Emas Shariah (FBMES),

Jakarta Islamic Index (JAKISL), dan Dow Jones Islamic Market Index

(DJIM). Berdasarkan hasil, dapat disimpulkan pasar modal syariah Malaysia

Page 54: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

35

tidak terintegrasi dengan pasar modal Indonesia dan pasar modal dunia

secara jangka panjang.

Jeina Mailangkay (2013) melakukan penelitian tentang integrasi pasar

modal Indonesia dan beberapa bursa saham di dunia. Periode penelitian ini

adalah Januari 2013 sampai dengan Maret 2013. Teknik analisis yang

digunakan adalah korelasi sederhana (bivariate correlation). Bursa saham

yang digunakan adalah IHSG (Indonesia), DJIA (Amerika Serikat), DAX

(Jerman), Hang Seng (China), dan Nikkei 225 (Jepang). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa indeks saham Indonesia (IHSG) terintegrasi dengan

empat bursa saham lainnya.

Endri (2009) meneliti keterkaitan pasar saham berkembang dan maju

melalui implikasi diversifikasi portofolio internasional. Penelitian ini

bertujuan untuk menginvestigasi keterkaitan antara pasar saham di negara-

negara kawasan ASEAN-5 yang tergolong pasar saham sedang berkembang,

yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina dengan pasar

saham kuat dunia yaitu pasar saham Amerika Serikat, dan pasar saham kuat

Asia yaitu pasar saham Jepang yang keduanya tergolong pasar saham yang

telah maju dengan mengaplikasikan model kointegrasi multivariat. Hasil

pengujian kointegrasi menunjukkan pasar saham ASEAN-5 dan pasar saham

AS dan Jepang saling terkointegrasi selama periode penuh dan lebih menguat

selama periode sebelum krisis. Disamping itu, hasil ini juga menunjukkan

bahwa pasar saham emerging sangat sensitif terhadap pergerakan pasar saham

negara maju, khususnya negara AS.

Page 55: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

36

Agar dapat mempermudah dan lebih jelas, penelitian sebelumnya

disusun dalam tabel berikut ini:

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

NO

Judul

Penelitian

Penulis

(Tahun)

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Does

Monetary

Policy and

ASEAN Stock

Market Affect

Jakarta

Composite

Index

(IHSG)?

Abd. Jamal,

et. al.

(2018)

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa nilai tukar

dan KLSE

signifikan secara

positif,

sedangkan BI-

rate signifkan

secara negatif.

Meneliti

hubungan

integrasi antara

IHSG dengan

KLSE

Penelitian ini

menggunakan

metode VAR

dan tambahan

variabel bebas

yaitu BI-rate

dan nilai tukar.

2. Are Islamic

Equity

Markets

“Safe

Havens”?

Testing the

Contagion

Effect using

DCC-

Yunus

Kilic dan

Mehmet

Fatih

Bugan

(2016)

Terdapat

korelasi yang

sangat tinggi

antara return

indeks syariah

dan

konvensional

masing-masing

region. Pasar

syariah tidak

bereaksi berbeda

dari pasar

Meneliti

integrasi

indeks saham

syariah dan

konvensional.

Meneliti

menggunakan

metode DCC-

GARCH

Page 56: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

37

NO

Judul

Penelitian

Penulis

(Tahun)

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

GARCH konvensional

dalam

menghadapi

krisis keuangan,

dan mereka tidak

―aman‖ untuk

investor selama

krisis keuangan.

3. The Dynamic

Linkages

between

Islamic Index

and the

Major Stock

Markets:

New

Evidence

from

Wavelett

time-scale

decompositio

n Analysis.

N. Abu

Bakar dan

Mansur M.

Masih

(2014)

Indeks Islam

memiliki

comovement

sangat tinggi

dengan pasar

AS, Inggris dan

Euro, cukup

dipengaruhi oleh

pasar Malaysia

dan Jepang, dan

memiliki

comovement

rendah dengan

pasar Cina.

Meneliti

integrasi

indeks saham

di Amerika,

Inggris.

Jepang, China

dan Malaysia

Meneliti

menggunakan

metode

Continuous

Wavelet

Transformatio

n (CWT), dan

Maximal

Overlap

Discrete

Wavelet

Transformatio

n (MODWT).

4. Global Ibnu Terdapat Penelitian ini Penelitian ini

Page 57: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

38

NO

Judul

Penelitian

Penulis

(Tahun)

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

Financial

Crisis and

Islamic

Capital

Market

Integration

among 5-

ASEAN

Countries.

Qizam,

Abdul

Qoyum,

Misnen

Ardiansyah

(2015)

kointegrasi

antara indeks

saham syariah di

Indonesia,

Malaysia,

Filipina,

Singapura dan

Thailand.

Terdapat

hubungan

kausalitas bi-

directional

antara pasar

modal syariah

Malaysia dan

Singapura,

Thailand dan

Singapura, serta

Singapura dan

Filipina.

menggunakan

Vector Error

Correction

Model

(VECM)

menggunakan

tambahan

variabel bebas

yaitu indeks

saham

Singapura,

Thailand, dan

Filipina.

5. Integration

and

Comovement

of Developed

and

Emerging

Marjan

Naseri dan

Mansur

Masih

(2014)

Terdapat

integrasi

keuangan yang

kuat antara

China dan pasar

modal syariah

Malaysia. Dalam

jangka panjang

Meneliti

integrasi pasar

modal syariah.

Penelitian ini

menggunakan

metode

Multivariate

GARCH-

Dynamic

Page 58: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

39

NO

Judul

Penelitian

Penulis

(Tahun)

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

Islamic Stock

Markets: A

Case Study of

Malaysia.

investor dapat

memperoleh

keuntungan

diversifikasi

portofolio

dengan Jepang,

sedangkan untuk

jangka pendek

dapat diperoleh

dari pasar

Amerika.

Conditional

Correlation,

Continuous

Wavelet

Transformatio

n, dan

Maximum

Overlap

Discret

Wavelet

Transfrom.

6. Islamic

Equity

Market

Integration

and Volatility

Spillover

between

Emerging

and US Stock

Markets.

Jihed

Majdoub

dan Walid

Mansour

(2014)

Estimasi

GARCH BEKK

model

multivariat

menunjukkan

bahwa semua

pasangan negara

menunjukkan

korelasi

volatilitas yang

lemah, yang

menunjukkan

hubungan yang

Meneliti

integrasi pasar

modal syariah

Penelitian ini

menggunakan

Multivariate

Autoregressive

Conditional

Heteroskedasti

city

(MGARCH).

Page 59: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

40

NO

Judul

Penelitian

Penulis

(Tahun)

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

lemah antara

pasar AS dan

negara

berkembang

Islam.

7. Financial

Integration

beween

Indonesia

and Its Major

Trading

Partners

Bakri

Abdul

Karim, M.

Shabri

Abd.

Majid, dan

Samsul

Arifin

Abdul

Karim

(2014)

Pasar saham

Indonesia

terkointegrasi

dengan pasar

saham AS,

Jepang,

Singapura, dan

China.

Meneliti

integrasi pasar

saham AS,

Jepang, dan

China.

Penelitian ini

menggunakan

metode

Autoregressive

Distributed

Lag (ARDL),

dan tambahan

variabel bebas

indeks saham

Singapura.

8. Linkages and

Co-movement

between

International

Stock Market

Returns.

Dewandaru

, et. al.

(2014)

Krisis subprime

menghasilkan

efek contagion

fundamental

untuk kedua

pasar.

Meneliti

hubungan

integrasi

indeks saham

syariah dan

konvensional.

Meneliti

menggunakan

metode

Wavelet

Decomposition

Page 60: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

41

NO

Judul

Penelitian

Penulis

(Tahun)

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

9. The Global

Financial

Crisis and

The

Integration of

Islamic Stock

Market in

Developed

and

Developing

Countries.

Salina H.

Kassim

(2013)

Tidak ada

hubungan jangka

panjang antara

pasar modal

syariah. Krisis

keuangan global

mempunyai

dampak

signifikan

terhadap

integrasi pasar

modal syariah.

Meneliti

integrasi pasar

modal syariah.

Meneliti

menggunakan

metode ARDL

Bound Testing

Approach dan

Generalised

Method of

Moments

(GMM).

10.

.

The

Integration

Of Islamic

Stock

Markets:

Does A

Problem For

Investors?

Hussin, et.

al. (2013)

Tidak ada

hubungan jangka

panjang antara

FTSE Bursa

Malaysia Emas

Shariah

(FBMES),

Jakarta Islamic

Index (JAKISL),

Meneliti

integrasi pasar

modal syariah.

Meneliti

menggunakan

metode Vector

Auto

Regression

(VAR).

Page 61: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

42

NO

Judul

Penelitian

Penulis

(Tahun)

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

dan Dow Jones

Islamic Market

Index (DJIM).

11. Integrasi

Pasar Modal

Indonesia dan

Beberapa

Bursa di

Dunia.

Jeina

Mailangkay

(2013)

Indeks saham

Indonesia

(IHSG)

terintegrasi

dengan DJIA,

DAX, Hang

Seng, dan

N225.

Meneliti

integrasi pasar

modal di

Indonesia

dengan

beberapa pasar

modal di

dunia.

Meneliti

menggunakan

metode

korelasi

sederhana

(bivariate

correlation).

12. Keterkaitan

Pasar Saham

Berkembang

dan Maju:

Implikasi

Diversifikasi

Portofolio

Internasional.

Endri

(2009)

Pasar saham

ASEAN-5 dan

pasar saham AS

dan Jepang

saling

terkointegrasi

selama periode

penuh dan lebih

menguat selama

periode sebelum

Meneliti

integrasi pasar

modal

konvensional.

Meneliti

menggunakan

metode Model

Kointegrasi

Multivariat.

Page 62: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

43

NO

Judul

Penelitian

Penulis

(Tahun)

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

krisis.

Sumber: berbagai jurnal-data diolah

C. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui integrasi yang terjadi antara

indeks saham syariah dan konvensional di negara Indonesia, Amerika Serikat,

Malaysia, Jepang, China, Inggris, India, Sri Lanka dan Kanada. Data yang

digunakan adalah data time series harian dari tiap indeks yang menjadi objek

penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah analisis Vector Error

Correction Model (VECM), dengan tahap-tahap analisisnya yaitu uji

deskriptif statistik, uji stasioneritas, penentuan lag optimum, uji kausalitas, uji

kointegrasi, uji stabilitas VAR, estimasi VAR/VECM, analisis Impulse

Response Function, dan Variance Decomposition.

Langkah pertama adalah mengumpulkan semua data nilai penutupan

setiap indeks bursa saham syariah dan konvensional yang menjadi objek

penelitian melalui internet, kemudian data tersebut diolah dengan bantuan

software Eviews. Uji yang pertama adalah uji deskriptif statistik, yang

kemudian dilanjutkan uji stasioneritas menggunakan uji Augmented Dickey

Fuller (ADF), kemudian menentukan lag optimum untuk mengetahui jumlah

lag yang akan digunakan dalam uji kausalitas, uji kointegrasi dan estimasi

VAR/VECM.

Page 63: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

44

Uji selanjutnya adalah uji kausalitas Granger untuk mengetahui

hubungan kausalitas indeks saham syariah dan konvensional dari negara-

negara yang menjadi objek penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan uji

kointegrasi untuk mengetahui hubungan jangka panjang antar variabel agar

dapat menentukan estimasi VAR/VECM yang akan digunakan. Jika data

stasioner pada level, maka bentuk estimasi yang digunakan adalah estimasi

VAR at level. Jika data stasioner pada first difference dan terdapat kointegrasi,

maka bentuk estimasi yang digunakan adalah estimasi VECM, sedangkan jika

data stasioner pada first difference namun tidak terdapat kointegrasi, maka

bentuk estimasi yang digunakan adalah estimasi VAR in difference. Langkah

selanjutnya yaitu uji stabilitas VAR untuk mengetahui apakah model

VAR/VECM yang akan digunakan sudah stabil agar analisis Impulse

Response Function (IRF) dan Variance Decomposition (VD) dapat dikatakan

valid.

Berdasarkan landasan penelitian, maka sebagai dasar untuk

merumuskan hipotesis, berikut disajikan kerangka pemikiran untuk

menganalisis integrasi bursa saham di negara Indonesia, Amerika Serikat,

Malaysia, Jepang, China, Inggris, India, Sri Lanka dan Kanada:

Page 64: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

45

Indeks Saham Syariah

Indonesia, Malaysia, Jepang, China,

India, Sri Lanka, Inggris, Amerika

Serikat dan Kanada

Indeks Saham Konvensional

Indonesia, Malaysia, Jepang, China,

India, Sri Lanka, Inggris, Amerika

Serikat dan Kanada

Descriptive Statistic Test

Stasionerity Test

Stasioner Tidak Stasioner

VAR at level

Uji Kointegrasi

Stasioner at different

level

Analisis IRF dan VD

Intepretasi

Kesimpulan

Granger Causality Test

VECM

Page 65: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

46

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran, maka peneliti membuat

beberapa hipotesis penelitian integrasi bursa saham konvensional dan syariah

di negara Malaysia, Jepang, China dan Amerika Serikat dengan bursa saham

syariah dan konvensional Indonesia.

1. Hipotesis Pertama

Ho : Tidak terdapat hubungan jangka pendek antara bursa saham

konvensional di negara Amerika Serikat, Malaysia, Jepang,

China, Inggris, India, Sri Lanka dan Kanada dengan bursa

saham konvensional di Indonesia.

Ha : Terdapat hubungan jangka pendek antara bursa saham

konvensional di negara Amerika Serikat, Malaysia, Jepang,

China, Inggris, India, Sri Lanka dan Kanada dengan bursa

saham konvensional di Indonesia.

2. Hipotesis Kedua

Ho : Tidak terdapat hubungan jangka pendek antara bursa saham

syariah di negara Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, China,

Inggris, India, Sri Lanka dan Kanada dengan bursa saham

syariah di Indonesia.

Ha : Terdapat hubungan jangka pendek antara bursa saham syariah

di negara Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, China, Inggris,

India, Sri Lanka dan Kanada dengan bursa saham syariah di

Indonesia.

Page 66: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

47

3. Hipotesis Ketiga

Ho : Tidak terdapat hubungan jangka panjang antara bursa saham

konvensional di negara Amerika Serikat, Malaysia, Jepang,

China, Inggris, India, Sri Lanka dan Kanada dan China dengan

bursa saham konvensional di Indonesia.

Ha : Terdapat hubungan jangka panjang antara bursa saham

konvensional di negara Amerika Serikat, Malaysia, Jepang,

China, Inggris, India, Sri Lanka dan Kanada dengan bursa

saham konvensional di Indonesia.

4. Hipotesis Keempat

Ho : Tidak terdapat hubungan jangka panjang antara bursa saham

syariah di negara Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, China,

Inggris, India, Sri Lanka dan Kanada dengan bursa saham

syariah di Indonesia.

Ha : Terdapat hubungan jangka panjang antara bursa saham syariah

di negara Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, China, Inggris,

India, Sri Lanka dan Kanada dengan bursa saham syariah di

Indonesia.

5. Hipotesis Kelima

Ho : Tidak terdapat hubungan kausalitas antara bursa saham

konvensional di negara Amerika Serikat, Malaysia, Jepang,

China, Inggris, India, Sri Lanka dan Kanada dalam pergerakan

bursa saham konvensional di Indonesia.

Page 67: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

48

Ha : Terdapat hubungan kausalitas antara bursa saham

konvensional di negara Amerika Serikat, Malaysia, Jepang,

China, Inggris, India, Sri Lanka dan Kanada dalam pergerakan

bursa saham konvensional di Indonesia.

6. Hipotesis Keenam

Ho : Tidak terdapat hubungan kausalitas antara bursa saham syariah

di negara Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, China, Inggris,

India, Sri Lanka dan Kanada dalam pergerakan bursa saham

syariah di Indonesia.

Ha : Terdapat hubungan kausalitas antara bursa saham syariah di

negara Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, China, Inggris,

India, Sri Lanka dan Kanada dalam pergerakan bursa saham

syariah di Indonesia.

Page 68: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisa integrasi yang terjadi

di bursa saham konvensional dan bursa saham syariah di dunia, yaitu

Indonesia (IHSG, JKII), Malaysia (KLSE, DJMY25D), Jepang (N225, DJIJP),

China (HSI, DJICHKU), India (NSEI, DJIMIND), Sri Lanka (CSE,

DJISRLD), Amerika Serikat (DJIA, DJIM), Kanada (TSX, DJICA), dan

Inggris (FTSE100, DJIUK). Periode penelitian ini adalah dari 1 Januari 2017

sampai dengan 31 Maret 2020.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi (population) mengacu pada keseluruhan kelompok orang,

kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Uma Sekaran, 2006).

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pergerakan aktivitas bursa saham

konvensional dan syariah di Indonesia, Malaysia, Jepang, China, India, Sri

Lanka, Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris selama periode Januari 2017

sampai Maret 2020.

2. Sampel

Sampel (sample) adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas

sejumlah anggota yang dipilih dari populasi, dengan kata lain tidak semua

populasi akan membentuk sampel. Jadi, sampel adalah subkelompok atau

sebagian dari populasi (Uma Sekaran, 2006). Teknik yang digunakan untuk

Page 69: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

50

memilih sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu suatu

model pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu, sesuai dengan yang

dibutuhkan oleh peneliti. Sampel untuk penelitian ini diperoleh dengan

kriteria sebagai berikut:

a. Sampel adalah indeks saham konvensional dan syariah yang

terkenal/utama/terbesar di 9 negara yang dipilih.

b. Tersedianya data indeks bursa saham konvensional dan syariah harian

selama periode penelitian, yaitu dari tahun 2017 sampai tahun 2020.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah informasi yang dikumpulkan oleh seseorang, bukan peneliti

yang melakukan studi mutakhir. Data tersebut bisa merupakan internal atau

eksternal organisasi dan diakses melalui internet, penelurusan dokumen, atau

publikasi informasi (Uma Sekaran, 2006). Penelitian ini menggunakan data

sekunder berupa data time series. Teknik pengumpulan data yang digunakan

untuk penelitian ini adalah:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Untuk dapat memperoleh landasan dan konsep yang kuat agar dpat

memecahkan permasalahan yang ada, maka peneliti mengadakan

penelitian kepustakaan dengan membaca literatur-literatur berupa jurnal,

text book, buku-buku, dan lain-lainnya yang berhubungan dengan skripsi.

Page 70: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

51

2. Internet Research

Terkadang buku referensi atau literatur yang dimiliki atau pinjam di

perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu dikarenakan ilmu yang

berkembang, penulis melakukan penelitian dengan bantuan media

internet sehingga data yang diperoleh up to date, seperti

www.yahoofinance.com www.wikipedia.com www.googlescholar.com,

www.investing.com www.djindexes.com dan website lainnya.

D. Metode Analisis Data

Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan

analisis Vector Error Correction Model (VECM), dan menggunakan program

Eviews 9 sebagai alat analisisnya. Sebelum memasuki detail atas analisis dan

pembahasan model yang digunakan, pada bagian ini akan dijelaskan terlebih

dahulu mengenai statistika deskriptif, dan analisis Vector Error Correction

Model (VECM).

1. Statistika Deskriptif

Statistika deskriptif merupakan ringkasan atas data yang disajikan yang

berisi beberapa hitungan pokok statistik, seperti rata-rata, nilai maksimum,

nilai minimum, standar deviasi, kurtosis, Jarque-Bera, dan lain sebagainya.

Akan tetapi, standarnya hanya ada 3 informasi, yaitu rata-rata, standar deviasi

dan observation (banyaknya data), tetapi tidak menutup kemungkinan bisa

ditambahkan dengan informasi lainnya. Berikut ini penjelasan dari beberapa

hitungan pokok di dalam statistika deskriptif:

Page 71: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

52

a. Mean, yaitu rata-rata dari data kuantitatif, yang diperoleh dari

penjumlahan seluruh ukuran (data) dibagi dengan jumlah ukuran.

b. Median, yaitu nilai tengah yang diperoleh apabila ukuran disusun dari

nilai terkecil ke nilai terbesar. Nilai tengah dan rata-rata merupakan

ukuran tedensial sentral, karena itu bila nilai tengah dan rata-rata

besarnya identik maka dapat disimpulkan distribusinya simetris.

c. Modus, yaitu ukuran yang frekuensinya paling sering muncul.

d. Standar deviation, yaitu standar deviasi yang merupakan akar dari

varians sampel. Semakin besar standar deviasi berarti semakin tinggi

penyimpangan data dengan nilai rata-ratanya. Sebaliknya, semakin kecil

nilai standar deviasi berarti data mengelompok di sekitar nilai rata-

ratanya dan tidak menunjukkan variasi yang banyak.

e. Variance, yaitu jumlah selisih antara data dengan nilai rata-ratanya

dibagi dengan (n-1).

f. Skewness, yaitu kecondongan yang merupakan selisih antara rata-rata dan

nilai tengah. Dengan kata lain, ini menunjukkan simetri tidaknya

distribusi sampel. Data akan mempunyai skew (kecondongan) ke kanan

apabila nilai tengah lebih kecil daripada nilai rata-rata, yang

menunjukkan bahwa distribusi data mempunyai ―ekor‖ ke kanan. Data

akan mempunyai kecondongan ke kiri apabila nilai rata-rata lebih kecil

daripada nilai tengah, yang berarti distribusi data memiliki ―ekor‖ ke kiri.

Bila nilai rata-rata sama dengan nilai tengah, maka datanya berdistribusi

normal atau simetris.

Page 72: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

53

g. Minimum, menunjukkan nilai minimum dari data.

h. Maximum, menunjukkan nilai maksimum dari data.

2. Analisis Vector Autoregresssive (VAR)/Vector Error Correction Model

(VECM)

Sebagian besar model-model ekonometrika deret waktu adalah model

yang dibangun berdasarkan teori ekonomi yang ada. Dengan kata lain, teori

ekonomi menjadi dasar dalam mengembangkan hubungan antar peubah pada

model. Namun, seringkali teori ekonomi belum mampu menentukan

spesifikasi yang tepat untuk model. Hal ini mungkin disebabkan teori

ekonomi yang terlalu kompleks sehingga perlu dilakukan penyederhanaan

dalam model atau sebaliknya fenomena yang ada terlalu kompleks sehingga

tidak cukup hanya dijelaskan dengan teori yang ada. Model Vector

Autoregressive (VAR) menawarkan alternatif pemodelan sebagai jalan

keluarnya karena model ini dibangun dengan pendekatan yang meminimalkan

teori dengan tujuan agar mampu menangkap fenomena ekonomi dengan baik.

(Juanda & Junaidi, 2012).

Berdasarkan bentuknya, metode VAR yang secara umum sering

digunakan adalah unrestricted VAR, restricted VAR, dan structural VAR.

Unrestricted VAR sendiri mempunyai dua bentuk, yaitu VAR in level dan

VAR in difference. VAR in level digunakan jika data telah stasioner pada

tingkat level, sedangkan VAR in difference digunakan jika data tidak

stasioner pada tingkat level dan tidak memiliki hubungan kointegrasi. Bentuk

restricted VAR disebut juga Vector Error Correction Model (VECM).

Page 73: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

54

Restriksi tambahan diberikan karena data yang tidak stasioner namun

terkointegrasi. Spesifikasi VECM merestriksi hubungan jangka panjang

variabel-variabel endogen agar konvergen ke dalam hubungan kointegrasinya,

namun tetap membiarkan keberadaan dinaminasi jangka pendek. Sementara

itu structural VAR juga merupakan bentuk VAR yang terestriksi, namun

restriksinya berdasarkan hubungan teoritis yang kuat antar variabel-variabel

yang digunakan dalam sistem VAR. (Juanda &Junaidi, 2012).

Tahap-tahap yang harus dilakukan dalam analisis VAR/VECM adalah

sebagai berikut:

a. Uji Stasioneritas

Menurut Widarjono (2007), data time series seringkali tidak

stasioner sehingga menyebabkan hasil regresi yang meragukan atau sering

disebut regresi lancung (superious regression). Regresi lancung adalah

situasi dimana hasil regresi menunjukkan koefisien regresi yang

signifikan secara statistik dan nilai koefisien determinasi yang tinggi

namun hubungan antarvariabel di dalam model tidak saling berhubungan.

Data yang tidak stasioner menunjukkan hubungan ketidakseimbangan

dalam jangka pendek, namun ada kecenderungan terjadinya hubungan

keseimbangan dalam jangka panjang. Agar regresi yang dihasilkan tidak

rancu (meragukan) kita perlu merubah data tidak stasioner menjadi data

stasioner.

Penelitian ini menggunakan metode Augmented Dickey Fuller (ADF

test) untuk menguji stasioneritas data. Jika nilai ADF statistik lebih besar

Page 74: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

55

daripada Mackinnon critical value, maka data tersebut stasioner karena

tidak mengandung unit root (Dendy S, dkk., 2016). Sebaliknya, jika nilai

ADF statistik lebih kecil daripada Mackinnon critical value, maka data

tersebut tidak stasioner pada derajat level. Sehingga, harus dilakukan

diferensiasi data untuk memperoleh data yang stasioner pada derajat yang

sama di first difference. Dalam model VAR, jika terdapat satu variabel

yang tidak stasioner pada level, maka secara keseluruhan data yang

digunakan adalah data first difference (Shochrul R Ajija, dkk., 2011).

b. Penentuan Lag Optimal

Penentuan Lag Optimal sangat diperlukan karena variabel eksogen

yang digunakan tidak lain adalah lag dari variabel endogen dan variabel

eksogennya (Husein Umar, 2017). Oleh karena itu, dalam penentuan lag

optimal dipilih kriteria yang mempunyai Likelihood Ratio (LR), Final

Prediction Error (FPE), Akaike Information Criterion (AIC), Schwarz

Information Criterion (SIC), dan Hannan-Quin Criterion (HQ) yang

paling kecil atau minimal diantara berbagai lag yang diajukan. Lag yang

optimal dapat dilihat melalui banyaknya tanda asterik (*) pada setiap

kriteria, lag yang mempunyai tanda asterik paling banyak

mengindikasikan lag yang paling cocok untuk penelitian ini (Jamal et al.,

2018).

c. Uji Kausalitas

Uji kausalitas adalah uji yang dilakukan untuk menentukan

hubungan sebab akibat antar variabel dalam sistem VAR (Juanda &

Page 75: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

56

Junaidi, 2012). Kemungkinan adanya hubungan kausalitas antar variabel

dapat dilihat dengan menggunakan uji kausalitas Granger (Granger

Causality Test). Uji kausalitas Granger bertujuan untuk melihat

bagaimana pola hubungan antar variabel. (Husein Umar, 2017).

Suatu persamaan Granger dapat diinterpretasikan sebagai (1)

Unidirectional causality (kausalitas satu arah) dari variabel dependen ke

variabel independen, (2) Feedback/bilateral causality (kausalitas dua arah)

dan (3) Independence (tidak saling mempengaruhi) (Shochrul R Ajija,

dkk., 2011). Untuk menguji kausalitas tersebut, apabila nilai probabilitas

lebih kecil daripada 0.05, maka terjadi kausalitas Granger, dan sebaliknya

apabila nilai probabilitas lebih besar daripada 0.05, maka tidak terjadi

kausalitas Granger.

d. Uji Kointegrasi

Menurut Dendy S, dkk., (2016) uji Kointegrasi dilakukan untuk

menentukan apakah variabel-variabel yang tidak stasioner pada level

namun stasioner pada tingkat first difference memiliki kointegrasi atau

tidak. Uji Kointegrasi mengindikasikan bahwa dalam sistem persamaan

tersebut terdapat error correction model yang menggambarkan adanya

dinamisasi jangka pendek secara konsisten dengan hubungan jangka

panjangnya. Kointegrasi merepresentasikan hubungan keseimbangan

jangka panjang.

Dalam penelitian ini, uji kointegrasi yang digunakan adalah uji

kointegrasi Johansen. Hubungan Kointegrasi dapat dilihat dengan

Page 76: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

57

membandingkan nilai trace statistic dan maximum eigenvalue test dengan

nilai kritis 0.05. Jika nilai trace statistic dan nilai Max-Eigen statistic

lebih besar daripada nilai kritis 0.05, maka data terkointegrasi (Jamal et

al., 2018). Pengujian hubungan kointegrasi dilakukan dengan

menggunakan lag optimal sesuai pengujian sebelumnya.

e. Stabilitas VAR/VECM

Sebelum melakukan analisis lebih lanjut, harus dilakukan uji

stabilitas VAR untuk melihat kestabilan dari sistem VAR terlebih dahulu.

Hal ini dilakukan agar hasil analisis IRF dan VD valid. Uji stabilitas

VAR/VECM dapat dilakukan dengan menghitung akar-akar dari fungsi

polynomial. Apabila seluruh akar-akarnya mempunyai modulus yang nilai

absolutnya lebih kecil dari satu dan terletak pada unit circle-nya, maka

dapat disimpulkan model VAR tersebut stabil sehingga hasil analisis IRF

dan VD dianggap valid (Dendy S, dkk., 2016).

f. Estimasi VAR/VECM

Tahap pertama sebelum merumuskan model VAR adalah memeriksa

apakah data tersebut stasioner atau tidak. Jika data stasioner, maka

langkah selanjutnya adalah merumuskan dan mengestimasi model VAR.

Jika data tidak stasioner, maka kemungkinan yang bisa dilakukan yaitu

melakukan differencing terhadap data sehingga data menjadi stasioner dan

modelnya menjadi VAR in difference, atau tidak melakukan differencing

tetapi merestriksi VAR dengan persamaan kointegrasi sehingga modelnya

menjadi VECM (Juanda & Junaidi, 2012).

Page 77: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

58

Estimasi VAR/VECM dilakukan dengan melihat apakah variabel

bebas mempengaruhi variabel terikat, begitupun sebaliknya. Untuk

melihat apakah variabel bebas mempengaruhi variabel terikat dapat

dilihat dengan membandingkan nilai t-statistik hasil estimasi secara

mutlak, yaitu apabila variabel bebas memiliki nilai t-statistik lebih besar

dari t-tabel maka variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap variabel terikat, begitupun sebaliknya.

g. Impulse Response Function (IRF)

Model VAR dapat digunakan untuk melihat dampak perubahan dari

suatu variabel dalam sistem terhadap variabel lainnya dalam sistem secara

dinamis. Untuk melihat pengaruh dinamis dari adanya suatu guncangan

dapat diketahui menggunakan analisis Impulse Response Function (IRF).

Analisis ini menunjukkan respon dinamis jangka panjang setiap variabel

apabila ada suatu guncangan (shock) tertentu sebesar satu standar deviasi

pada setiap persamaan. (Husein Umar, 2017).

h. Variance Decomposition (VD)

Untuk menjelaskan seberapa jauh peran suatu variabel ekonomi

dalam menjelaskan guncangan variabel ekonomi lainnya dapat dianalisis

menggunakan metode Variance Decomposition (VD). Variance

Decomposition juga dapat digunakan untuk melihat kekuatan dan

kelemahan masing-masing variabel dalam mempengaruhi variabel lainnya

dalam kurun waktu tertentu. (Husein Umar, 2017). Fungsi dari Uji

Variance Decomposition yaitu untuk menjelaskan seberapa besar

Page 78: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

59

persentase kontribusi masing-masing guncangan (shock) terhadap variabel

yang diteliti (Dendy S, dkk., 2016).

E. Operasional Variabael Penelitian

Berikut disajikan variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini:

1. Indeks Saham Konvensional

a. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG, disebut juga Indonesia

Composite Index, ICI, atau IDX Composite) merupakan salah satu indeks

pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia. Diperkenalkan

pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan

harga saham di BEJ, Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh

saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI

(www.wikipedia.org).

b. DJIA (Dow Jones Industrial Average)

Dow Jones Industrial Average (DJIA) adalah salah satu indeks pasar

saham yang didirikan oleh editor The Wall Street Journal dan pendiri

Dow Jones & Company Charles Dow. Dow membuat indeks ini sebagai

suatu cara untuk mengukur performa komponen industri di pasar saham

Amerika. Saat ini DJIA merupakan indeks pasar AS tertua yang masih

berjalan. Sekarang, bursa saham ini terdiri dari 30 perusahaan terbesar di

Amerika Serikat yang sudah secara luas go public. Untuk

mengkompensasi efek pemecahan saham dan penyesuaian lainnya,

Page 79: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

60

sekarang ini menggunakan weighted average, bukan rata-rata aktual dari

harga saham komponennya (www.wikipedia.org).

c. KLSE (Kuala Lumpur Stock Exchange Composite Index)

Kuala Lumpur Composite Index (KLSE) merupakan indeks pasar saham

umumnya diterima sebagai barometer pasar saham lokal. Diperkenalkan

pada tahun 1986 untuk menjawab kebutuhan satu indeks pasar saham

yang akan memberikan layanan sebagai suatu indikator kinerja pasar

saham Malaysia begitu juga dengan ekonomi. Ia digunakan sebagai

indeks utama, dan sekarang merupakan salah satu dari tiga indeks utama

untuk pasar saham Malaysia yang mana dua lagi adalah FMB30 dan

FMBEMAS, Bursa Malaysia. Indeks ini terdiri atas sekitar 100

perusahaan (www.wikipedia.org).

d. N225 (Nikkei 225)

Nikkei 225 adalah sebuah indeks pasar saham untuk Bursa Saham Tokyo

(Tokyo Stock Exchange - TSE). Ia telah dihitung setiap hari oleh surat

kabar Nihon Keizai Shimbun (Nikkei) sejak tahun 1950. Indeks ini adalah

harga rata-rata tertimbang (dalam satuan Yen), dan komponennya

ditinjau ulang setahun sekali. Saat ini Nikkei adalah indeks rata-rata

ekuitas Jepang yang paling banyak dikutip, sebagaimana demikian pula

dengan Dow Jones Industrial Average di Amerika Serikat. Bahkan

dahulu antara 1975-1985, Nikkei 225 pernah dikenal dengan sebutan

Dow Jones Nikkei Stock Average (www.wikipedia.org).

Page 80: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

61

e. HSI (Hang Seng Index)

Hang Seng Index adalah sebuah indeks pasar saham berdasarkan

kapitalisasi di Bursa Saham Hong Kong. Indeks ini digunakan untuk

mendata dan memonitor perubahan harian dari perusahaan-perusahaan

terbesar di pasar saham Hong Kong dan sebagai indikator utama dari

performa pasar di Hong Kong. Ke-34 perusahaan tersebut mewakili 65%

kapitalisasi pasar di bursa ini (www.wikipedia.org).

f. Indeks FTSE 100 (FT All Share Index 100)

Indeks FTSE 100 adalah sebuah indeks pasar saham dari 100 saham

perusahaan publik yang diperdagangkan di Bursa Saham London dengan

kapitalisasi pasar tertinggi. FTSE 100 adalah salah satu indeks saham

yang paling banyak digunakan dan dipandang sebagai ukuran

kemakmuran bisnis untuk bisnis diatur oleh hukum perusahaan Britania

Raya. Indeks ini dikelola oleh FTSE Group, sebuah anak perusahaan dari

London Stock Exchange Group (www.wikipedia.org).

g. Indeks NSEI (Nifty 50 Index)

Indeks NSEI atau S&P CNX Nifty, merupakan indeks saham terkemuka

India untuk 50 perusahaan besar di Bursa Saham Nasional India. Indeks

saham ini digunakan untuk berbagai tujuan seperti portofolio dana

pembandingan, derivatif berbasis indeks dan dana indeks. Hari Dasar

untuk perhitungan NSEI adalah tanggal 3 November 1995. Pada tanggal

tersebut, indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 1000 dan saham tercatat

pada saat itu berjumlah 50 saham (www.wikipedia.org).

Page 81: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

62

h. Indeks CSE (Colombo Stock Exchange All Share)

Bursa Saham Kolombo (CSE) adalah bursa saham utama di Sri Lanka,

didirikan pada tahun 1985 untuk mengambil alih Pasar Saham dari

Asosiasi Broker Saham Kolombo. Bursa saham ini adalah salah satu

bursa yang paling modern di Asia Selatan, menyediakan platform

perdagangan yang sepenuhnya otomatis. Visi CSE adalah memberikan

kontribusi pada kekayaan negara dengan menciptakan nilai melalui

sekuritas. Indeks pasar saham utama CSE adalah Indeks Harga Semua

Saham (ASPI) dan Indeks Harga Milanka (MPI).

i. Indeks TSX (S&P Toronto Stock Exchange Composite Index)

Bursa Saham Toronto adalah bursa saham terbesar di Kanada. TSX

merupakan bagian dari TSX Group yang memegang ekuitas senior.

Beragam jenis perniagaan dari Kanada, Amerika Serikat, dan negara

lainnya disenaraikan di bursa saham tersebut.

2. Indeks Saham Syariah

a. JKII (Jakarta Islamic Index)

Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JKII adalah salah satu indeks

saham yang ada di Indonesia yang menghitung indeks harga rata-rata

saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah.

Pembentukan JKII tidak lepas dari kerja sama antara Pasar Modal

Indonesia (dalam hal ini PT Bursa Efek Jakarta) dengan PT Danareksa

Invesment Management (PT DIM). JKII telah dikembangkan sejak

tanggal 3 Juli 2000. Pembentukan instrumen syariah ini untuk

Page 82: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

63

mendukung pembentukan Pasar Modal Syariah yang kemudian

diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003 (www.wikipedia.org).

b. DJIMI (Dow Jones Islamic Market World Index)

DJIMI adalah indeks saham syariah pertama yang dibuat berdasarkan

hukum syariah islam. DJIMI mulai diluncurkan pada tahun 1999 di

Bahrain dengan Dewan Pengawas Syariah yang bersifat independen.

Hingga akhirnya DJIMI diadopsi oleh Auditing & Accounting

Organization Of Islamic Financial Institution (AAOIFI). Saat ini anggota

DJIM meliputi ribuan pasar dalam berbagai kategori antara lain broad

market, blue chip, fixed income, dan strategy and thematic yang

menjadikan DJIMI sebagai benchmark bagi pasar modal syariah di

seluruh dunia. Dalam pelaksanaannya untuk menentukan kelayakan suatu

perusahaan agar dapat bergabung dengan DJMI ini ditetapkan standar

yang memenuhi persyaratan syariah seperti jenis produk, kegiatan usaha,

tingkat utang, pendapatan dan beban bunga. Metode perhitunan DJIMI

menggunakan metode rata-rata tertimbang (www.djindexes.com).

c. DJMY25D (Dow Jones Islamic Market Malaysia Titans 25 USD Index)

Dow Jones Islamic Market Malaysia Titans 25 USD Index (DJMY25D)

pertama kali diluncurkan pada 17 April 1999. DJMY25D

memperhitungkan tingkat kontribusi pendapatan bunga yang diterima

perusahaan dari deposito konvensional atau instrumen keuangan

berbunga lainnya. Dividen diterima dari investasi pada saham non

syariah juga dipertimbangkan dalam analisis yang dilakukan untuk

Page 83: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

64

memastikan apakah perusahaan tersebut layak untuk menjadi anggota

saham syariah atau tidak (www.djindexes.com).

d. DJIJP (Dow Jones Islamic Market Japan Index)

Dow Jones Islamic Market Japan Index (DJIJP) merupakan bursa indeks

syariah di Jepang. DJIJP ini merupakan bagian dari Dow Jones Index

Global Group yang memilliki nilai tingi yang tergabung dalam Dow

Jones Index Global Group (www.djindexes.com).

e. DJICHKU (Dow Jones Islamic Market China/Hong Kong Titans 30

Index)

DJICHKU digunakan untuk mengukur 30 perusahaan terbesar yang

beroperasi utama di China dan Hong Kong, tetapi diperdagangkan di

Bursa Efek Hong Kong. Komponen indeks harus lulus aturan untuk

mematuhi pedoman investasi Islam. Kriteria kepatuhan Islam termasuk

layar untuk industri dan rasio keuangan. Saham harus memiliki 12 bulan

volume perdagangan minimum rata-rata harian sebesar HKD 5 juta. Dow

Jones Islamic Market China/Hong Kong Titans 30 Index pertama kali

dihitung pada 4 Mei 2007 (www.djindexes.com).

f. DJIUK (Dow Jones Islamic Market United Kingdom Index)

Dow Jones Islamic Market United Kingdom Index (DJIUK) merupakan

bursa indeks syariah di Inggris. DJIUK ini merupakan bagian dari Dow

Jones Index Global Group yang memilliki nilai tingi yang tergabung

dalam Dow Jones Index Global Group (www.djindexes.com).

Page 84: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

65

g. DJIMIND (Dow Jones Islamic Market India Index)

Dow Jones Islamic Market India Index (DJIMIND) merupakan bursa

indeks syariah di India. DJIMIND ini merupakan bagian dari Dow Jones

Islamic Market Index Region Asia-Pasific dan tergabung dalam Dow

Jones Index Global Group (www.djindexes.com).

h. DJISRLD (Dow Jones Islamic Market Sri Lanka Index)

Dow Jones Islamic Market Sri Lanka Index (DJISRLD) merupakan bursa

indeks syariah di Sri Lanka. DJISRLD ini merupakan bagian dari Dow

Jones Islamic Market Index Region Asia-Pasific dan tergabung dalam

Dow Jones Index Global Group (www.djindexes.com).

i. DJICA (Dow Jones Islamic Market Canada Index)

Dow Jones Islamic Market Canada Index (DJICA) merupakan bursa

indeks syariah di Kanada. DJICA ini merupakan bagian dari Dow Jones

Islamic Market Index di kawasan Amerika dan tergabung dalam Dow

Jones Index Global Group (www.djindexes.com).

Page 85: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

66

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui integrasi yang terjadi antara

bursa saham syariah dan konvensional di negara Indonesia, Malaysia, Jepang,

China, India, Sri Lanka, Inggris, Amerika Serikat dan Kanada. Data yang

digunakan adalah data time series harian dari tiap indeks yang menjadi objek

penelitian.

1. Perkembangan Pasar Modal Indonesia

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia

merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial

Belanda, tepatnya pada 14 Desember 1912 di Batavia (Jakarta). Pasar modal

ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan

pemerintah atau VOC. Nama yang dipakai Vereniging voor de Effectenhandel,

cabang dari Amsterdamse Effectenbeurs—Bursa Efek Amsterdam di Belanda.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan

pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan

pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kekosongan. Hal itu

disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan

kekuasaan dari pemerintah kolonial Belanda kepada pemerintah Republik

Indonesia dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak

dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Page 86: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

67

Babak baru pasar modal di Indonesia diiringi dengan pendirian Badan

Pelaksana dan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) tahun 1976 melalui PP No.

25/1976 dan Kepres No. 52/1976. Pembentukan Bapepam menunjukkan

komitmen pemerintah untuk membangun kembali pasar modal. Pada waktu

itu, Bapepam menjalankan fungsi ganda sebagai pelaksana sekaligus

pengawas pasar modal. Pada tahun 1992, fungsi pelaksana bursa saham

diserahkan kepada swasta, ditandai dengan pendirian Bursa Efek Jakarta (BEJ)

pada tanggal 13 Juli 1992, melengkapi Bursa Efek Surabaya (BES) yang

didirikan pada 16 Juni 1989.

Pada 1995 pula, Bursa Efek Jakarta mulai menggunakan sistem

otomatisasi transaksi elektronik dalam platform Jakarta Automated Trading

System (JATS) guna memperkuat infrastruktur perdagangan. Pembentukan

Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) pada 1997 melengkapi Self

Regulatory Organization (SRO) Pasar Modal Indonesia. Pada tahun 2007,

BES digabung dengan BEJ dan lahirlah Bursa Efek Indonesia (BEI).

Secara singkat, tonggak sejarah perkembangan pasar modal Indonesia

adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 1 Perkembangan Pasar Modal Indonesia

Tahun Peristiwa

1987 Diaktifkannya kembali Pasar Modal di Indonesia

1988

Dikeluarkannya Paket Kebijakan Oktober dan Desember

1988

Berdirinya Bursa Paralel Indonesia (BPII)

Page 87: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

68

1989 Berdirinya Bursa Efek Surabaya (BES)

1992

Swastanisasi Bursa Efek Jakarta (BEJ)

Badan Pelaksana Pasar Modal berubah fungsi menjadi

Badan Pengawas Pasar Modal

1995

Perdagangan ekuitas di BEJ memasuki era

komputerisasi, beralih dari penggunaan sistem

perdagangan manual ke Jakarta Automated Trading

System (JATS)

Merger antara BPI dan BES

Diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia

No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal sebagai landasan

hukum penyelenggara pasar modal

1996 Didirikannya PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia

1997

Didirikannya PT Kustodian Sentral Efek Indonesia

(KSEI)

Peluncuran Indeks LQ45

2000

Penerapan Scripless Trading System

Peluncuran Jakarta Islamic Index

2004 Peluncuran perdagangan Kontrak Opsi Saham

2005 Penyediaan fasilitas Disaster Recovery Center. Sertifikat

ISO 9001:2000

2006 Penerapan prosedur Business Contingency Plan.

Page 88: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

69

Sertifikat ISO 9001:2000

2007

Penggabungan BES ke dalam BEJ menjadi BEI

Peluncuran Indeks KOMPAS100

2008 Sertifikasi ISO 9001:2000 untuk fungsi Perdagangan,

Pencatatan, dan Manajemen Keuangan

2009

Penerapan JATS-NextG

Peluncuran Indeks BISNIS-27

Peluncuran Indeks PEFINDO25

Peluncuran Indeks SRI-KEHATI

Peluncuran IDXnet

2010

Sertifikasi ISO 9001:2008 untuk seluruh fungsi yang ada

di BEI

Pendirian The Indonesia Capital Market Institute

(TICMI)

2011

Penerapan Jaringan Terpadu Pasar Modal

Pembangunan Galeri BEI menggantikan area trading

floor yang berfungsi sebagai Pusar Edukasi dan

Informasi Pasar Modal Indonesia

Penerbitan fatwa DSN-MUI No. 80 Tahun 2011 tentang

Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme

Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler BEI

Peluncuran Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Page 89: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

70

2012

Peresmian Galeri BEI

Penerapan Single Investor Identity (SID)

Penerapan Trading ID

Penerapan Straight Through Processing (STP)

Penerapan Data Warehouse (DWH)

Penerapan Rekening Dana Nasabah

Penerapan Metode Perhitungan Baru MKBD

Penyediaan Fasilitas Data Center Anggota Bursa

Peluncuran Indeks IDX30

Peluncuran Indeks Infobank 15

Sertifikasi ISO 27001:2005 Sertifikasi Sistem

Manajemen Keamanan Informasi untuk fungsi

Pengawasan Transaksi

Pendirian PT Penyelenggara Program Perlindungan

Investor Efek Indonesia (P3IEI)

Pendirian PT Indonesian Capital Market Electronic

2013

Perubahan waktu perdagangan

Peluncuran Indeks MNC36

Peluncuran Indeks SMinfra18

Peluncuran New IDXnet

PT P3IEI mulai beroperasi

2014 Penurunan satuan perdagangan dan penyederhanaan

Page 90: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

71

fraksi harga

Perubahan ketentuan jumlah saham yang beredar

Peluncuran Indeks Investor33

Peluncuran Indeks INDOBeX (Composite Government,

Corporate)

2015

Peningkatan jaminan risiko kerugian investor di P3IEI

Pendirian IDX Channel

Kampanye Nasional ―Yuk Nabung Saham‖

Peluncuran Sistem Pelaporan Laporan Keuangan

Berbasis XBRL

2016

Penyempurnaan Fraksi Harga (Peraturan II-A Kep-

00023/BEI/04-2016)

Pendirian PIGP di 5 kota: Jakarta, Medan, Bandung,

Semarang, dan Surabaya

Global Sharia Capital Market Hub, Indonesia dan

Malaysia pada saat World Islamic Economic Forum

Soft Launching Produk LQ45 Futures

Pendirian PT Pendanaan Efek Indonesia

2017

Relaksasi Transaksi Marjin

Peresmian IDX Incubator

Implementasi Electronic Trading Platform.

Peluncuran Produk Derivatif Indonesia Government

Page 91: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

72

Bond Futures

Sumber: Laporan Tahunan PT Bursa Efek Indonesia tahun 2017

2. Perkembangan Pasar Modal Syariah Indonesia

Pasar Modal Syariah adalah seluruh kegiatan di pasar modal yang tidak

bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Pasar modal syariah Indonesia

merupakan bagian dari industri keuangan syariah yang diatur oleh Otoritas

Jasa Keuangan (OJK), khususnya Direktorat Pasar Modal Syariah.

Tonggak sejarah kelahiran pasar modal syariah Indonesia diawali

dengan diterbitkannya reksa dana syariah pertama tahun 1997. Kemudian

diikuti dengan diluncurkannya Jakarta Islamic Index (JKII) sebagai indeks

saham syariah pertama, yang terdiri dari 30 saham syariah paling likuid di

Indonesia, pada tahun 2000. Sukuk pertama di Indonesia dengan

menggunakan akad mudarabah diterbitkan pertama kali tahun 2002.

Peraturan OJK (pada saat itu Bapepam dan LK) tentang pasar modal syariah

pertama dikeluarkan tahun 2006 dan dilanjutkan dengan dikeluarkannya

Daftar Efek Syariah (DES) pada tahun 2007. DES adalah panduan bagi

pelaku pasar dalam memilih saham yang memenuhi prinsip syariah. Pada

tahun 2008, pemerintah menerbitkan Undang-Undang No. 19 tahun 2008

tentang Surat Berharga Syariah Negara.

Kebangkitan pasar modal syariah Indonesia diawali dengan

diluncurkannya Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) sebagai indeks

komposit saham syariah, yang terdiri dari seluruh saham syariah yang tercatat

di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada tahun 2011. Kemudian diikuti dengan

Page 92: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

73

diluncurkannya Syariah Online Trading System (SOTS) oleh perusahaan efek

pada tahun yang sama. SOTS adalah sistem pertama di dunia yang

dikembangkan untuk memudahkan investor syariah dalam melakukan

transaksi saham sesuai prinsip Islam. Pada tahun 2013, Bank Syariah Mandiri

menjadi Bank RDN Syariah pertama. Selain itu, pada tahun yang sama ETF

(Exchange Traded Fund) syariah pertama diluncurkan di Indonesia. Bank

Panin Syariah menjadi emiten syariah pertama yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2014.

Sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, Indonesia

adalah negara yang memiliki pangsa pasar modal syariah terbesar di dunia. Di

sisi lain, rasio kapitalisasi pasar terhadap GDP (Gross Domestic Product)

Indonesia masih di bawah 50%. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa potensi

pengembangan pasar modal syariah di Indonesia masih sangat besar.

Secara singkat, perkembangan pasar modal syariah Indonesia adalah

sebagai berikut:

Tabel 4. 2 Perkembangan Pasar Modal Syariah Indonesia

Tahun Peristiwa

1997 Penerbitan reksa dana syariah pertama

2000

Peluncuran indeks saham syariah pertama Jakarta Islamic

Index

2002 Penerbitan sukuk pertama di Indonesia

2006

Penerbitan peraturan Bapepam-LK tentang pasar modal

syariah

Page 93: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

74

2007 Pengeluaran Daftar Efek Syariah (DES)

2008

Penerbitan UU No. 19 tentang Surat Berharga Syariah

Negara

2011

Penerbitan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Peluncuran Syariah Online Trading System (SOTS)

2013

Bank Syariah Mandiri menjadi Bank RDN Syariah pertama

di Indonesia

Peluncuran ETF Syariah pertama di Indonesia

2014 Bank Panin Syariah emiten pertama yang tercatat di BEI

Sumber: Laporan Tahunan PT Bursa Efek Indonesia tahun 2017

3. Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks saham yang

menggunakan semua emiten yang tercatat sebagai komponen perhitungan

indeks. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pertama kali diperkenalkan

pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham yang

tercatat di bursa. Hari dasar perhitungan indeks adalah tanggal 10 Agustus

1982 dengan nilai 100. Sedangkan jumlah emiten yang tercatat pada waktu

itu adalah sebanyak 13 emiten. Per Desember 2017 jumlah emiten yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia mencapai 566 emiten.

Seiring perkembangan dan dinamika pasar, IHSG mengalami periode

naik dan turun. Pada tahun 2017 IHSG dibuka pada level 5.275,971 yang

kemudian mencapai level tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia

yaitu ditutup pada level 6.355,654 pada tanggal 29 Desember 2017. Pada

Page 94: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

75

tahun 2020 IHSG dibuka pada level 6.313,13 dan ditutup pada level 4.538,93

pada tanggal 31 Maret 2020.

4. Perkembangan Jakarta Islamic Index

Pada tanggal 3 Juli 2000, PT Bursa Efek Indonesia bekerja sama

dengan PT Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan indeks

saham yang dibuat berdasarkan syariat Islam yaitu Jakarta Islamic Index

(JKII). Indeks ini diharapkan menjadi tolak ukur kinerja saham-saham yang

berbasis syariah serta untuk lebih mengembangkan pasar modal syariah.

Jakarta Islamic Index terdiri atas 30 saham yang dipilih dari saham-

saham yang sesuai dengan syariah Islam. Pada awal peluncurannya,

pemilihan saham yang masuk kriteria syariah melibatkan pihak Dewan

Pengawas Syariah PT Danareksa Investment Management. Akan tetapi

seiring perkembangan pasar, tugas pemilihan saham-saham tersebut

dilakukan oleh Bapepam-LK, bekerja sama dengan Dewan Syariah Nasional.

Hal ini tertuang dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor II K.1 tentang Kriteria

dan Penerbitan Efek Syariah.

a. Kriteria Pemilihan Saham yang Memenuhi Prinsip-prinsip Syariah

Berdasarkan arahan Dewan Syariah Nasional dan Peraturan Bapepam-

LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah, jenis kegiatan

utama suatu badan usaha yang dinilai memenuhi syariah Islam adalah:

1) Tidak melakukan kegiatan usaha yang tergolong judi atau

perdagangan yang dilarang, menyediakan jasa usaha dengan konsep

ribawi jual beli resiko yang mengandung gharar dan maysir.

Page 95: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

76

2) Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan

penyerahan barang jasa dan perdagangan dengan penawaran dan

permintaan palsu.

3) Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut:

a) Total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total

ekuitas tidak lebih dari 82% (hutang yang berbasis bunga

dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45% ; 55 %)

b) Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya

dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari

10%

b. Kriteria Pemilihan Saham Jakarta Islamic Index

Untuk menetapkan saham-saham yang masuk dalam perhitungan Jakarta

Islamic Index dilakukan proses seleksi sebagai berikut:

1) Saham-saham yang akan dipilih berdasarkan Daftar Efek Syariah

(DES) yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK.

2) Memilih 60 saham dari Daftar Efek Syariah tersebut berdasarkan

urutan kapitalisasi pasar terbesar selama 1 tahun terakhir.

3) Dari 60 saham tersebut dipilih berdasarkan tingkat likuiditas yaitu

nilai transaksi di pasar regular selama 1 tahun terakhir.

Page 96: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

77

B. Temuan Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan indeks saham syariah dan konvensional

yang terdapat di dunia sebagai sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan

9 indeks saham syariah dan konvensional. Semua data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder yang berbentuk harian dari tahun 2017-

2020. Data-data yang dibutuhkan untuk memperhitungkan nilai return saham

diperoleh dari data historis indeks saham yang disajikan di Dow Jones Index,

Google Finance, dan Investing.

1. Deskripsi Variabel Penelitian

Untuk mengetahui gambaran mengenai variabel yang diteliti maka

dilakukan analisis deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah harga penutupan indeks saham yang dibagi atas harga penutupan

indeks saham syariah dan konvensional. Oleh karena itu, analisis singkat

mengenai pola pergerakan dari indeks-indeks saham yang digunakan dalam

penelitian ini akan dibahas sebagai berikut:

1) Indeks Saham Konvensional

a. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Dari periode 3 Januari 2017 sampai dengan 31 Maret 2020 terlihat

harga penutupan harian indeks saham Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) tertinggi adalah sebesar 6689.29, sedangkan harga penutupan

terendah dari IHSG adalah 3937.63. Harga penutupan harian rata-rata

IHSG adalah 5997.224.

Page 97: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

78

Gambar 4. 1. Grafik Closing Price IHSG

Sumber: Data diolah

b. Dow Jones Industrial Average (DJIA)

Dari periode 3 Januari 2017 sampai dengan 31 Maret 2020 terlihat

harga penutupan harian indeks saham Dow Jones Industrial Average

(DJIA) tertinggi adalah sebesar 29551.42, sedangkan harga penutupan

terendah dari DJIA adalah 18591.93. Harga penutupan harian rata-rata

DJIA adalah 24501.2.

Gambar 4. 2. Grafik Closing Price DJIA

Sumber: Data diolah

0

2000

4000

6000

8000

3-Jan-17 3-Jan-18 3-Jan-19 3-Jan-20

IHSG

IHSG

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

3-Jan-17 3-Jan-18 3-Jan-19 3-Jan-20

DJIA

DJIA

Page 98: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

79

c. Kuala Lumpur Stock Exchange Composite Index (KLSE)

Dari periode 3 Januari 2017 sampai dengan 31 Maret 2020 terlihat

harga penutupan harian indeks saham Kuala Lumpur Stock Exchange

Composite Index (KLSE) tertinggi adalah sebesar 1895.18, sedangkan

harga penutupan terendah dari KLSE adalah 1219.72. Harga penutupan

harian rata-rata KLSE adalah 1700.399.

Gambar 4. 3. Grafik Closing Price KLSE

Sumber: Data diolah

d. Nihon Keizai Shimbun 225 (Nikkei 225/N225)

Dari periode 3 Januari 2017 sampai dengan 31 Maret 2020 terlihat

harga penutupan harian indeks saham Nihon Keizai Shimbun 225 (Nikkei

225/N225) tertinggi adalah sebesar 24270.62, sedangkan harga penutupan

terendah dari N225 adalah 16552.83. Harga penutupan harian rata-rata

N225 adalah 21410.17.

0

500

1000

1500

2000

3-Jan-17 3-Jan-18 3-Jan-19 3-Jan-20

KLSE

KLSE

Page 99: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

80

Gambar 4. 4. Grafik Closing Price N225

Sumber: Data diolah

e. Hang Seng Index (HSI)

Dari periode 3 Januari 2017 sampai dengan 31 Maret 2020 terlihat

harga penutupan harian indeks saham Hang Seng Index (HSI) tertinggi

adalah sebesar 33154.12, sedangkan harga penutupan terendah dari HSI

adalah 21696.13. Harga penutupan harian rata-rata HSI adalah 27436.37.

Gambar 4. 5. Grafik Closing Price HSI

Sumber: Data diolah

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

3-Jan-17 3-Jan-18 3-Jan-19 3-Jan-20

N225

N225

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

3-Jan-17 3-Jan-18 3-Jan-19 3-Jan-20

HSI

HSI

Page 100: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

81

f. NSEI (Indeks S&P CRISIL NSE 50)

Dari periode 3 Januari 2017 sampai dengan 31 Maret 2020 terlihat

harga penutupan harian indeks saham NSEI (Indeks S&P CRISIL NSE 50)

tertinggi adalah sebesar 12362.30, sedangkan harga penutupan terendah

dari NSEI adalah 7610.25. Harga penutupan harian rata-rata NSEI adalah

10625.76.

Gambar 4. 6. Grafik Closing Price NSEI

Sumber: Data diolah

g. Indeks FTSE 100

Dari periode 3 Januari 2017 sampai dengan 31 Maret 2020 terlihat

harga penutupan harian indeks saham FTSE 100 tertinggi adalah sebesar

7877.45, sedangkan harga penutupan terendah dari FTSE adalah 4993.89.

Harga penutupan harian rata-rata FTSE adalah 7293.894.

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

3-Jan-17 3-Jan-18 3-Jan-19 3-Jan-20

NSEI

NSEI

Page 101: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

82

Gambar 4. 7. Grafik Closing Price FTSE

Sumber: Data diolah

h. Indeks CSE

Dari periode 3 Januari 2017 sampai dengan 31 Maret 2020 terlihat

harga penutupan harian indeks saham CSE tertinggi adalah sebesar

6766.14, sedangkan harga penutupan terendah dari CSE adalah 4571.63.

Harga penutupan harian rata-rata CSE adalah 6123.338.

Gambar 4. 8. Grafik Closing Price CSE

Sumber: Data diolah

0

2000

4000

6000

8000

10000

3-Jan-17 3-Jan-18 3-Jan-19 3-Jan-20

FTSE

FTSE

0

2000

4000

6000

8000

3-Jan-17 3-Jan-18 3-Jan-19 3-Jan-20

CSE

CSE

Page 102: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

83

i. S&P/TSX Composite (GSPTSE)

Dari periode 3 Januari 2017 sampai dengan 31 Maret 2020 terlihat

harga penutupan harian indeks saham S&P/TSX Composite (GSPTSE)

tertinggi adalah sebesar 17944.14, sedangkan harga penutupan terendah

dari TSX Composite adalah 11228.49. Harga penutupan harian rata-rata

TSX Composite adalah 15850.78.

Gambar 4. 9. Grafik Closing Price TSX

Sumber: Data diolah

2) Indeks Saham Syariah

a. Jakarta Islamic Index (JKII)

Dari periode 3 Januari 2017 sampai dengan 31 Maret 2020 terlihat

harga penutupan harian indeks saham Jakarta Islamic Index (JKII)

tertinggi adalah sebesar 798.77, sedangkan harga penutupan terendah dari

JKII adalah 393.86. Harga penutupan harian rata-rata JKII adalah 693.85.

0

5000

10000

15000

20000

3-Jan-17 3-Jan-18 3-Jan-19 3-Jan-20

TSX

TSX

Page 103: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

84

Gambar 4. 10. Grafik Closing Price JKII

Sumber: Data diolah

b. Dow Jones Islamic Market Index (DJIMI)

Dari periode 3 Januari 2017 sampai dengan 31 Maret 2020 terlihat

harga penutupan harian indeks saham Dow Jones Islamic Market Index

(DJIMI) tertinggi adalah sebesar 4491.07, sedangkan harga penutupan

terendah dari DJIMI adalah 2908.79. Harga penutupan harian rata-rata

DJIMI adalah 3649.07.

Gambar 4. 11. Grafik Closing Price DJIMI

Sumber: Data diolah

0

200

400

600

800

1000

03-Jan-17 03-Jan-18 03-Jan-19 03-Jan-20

JKII

JKII

0

1000

2000

3000

4000

5000

03-Jan-17 03-Jan-18 03-Jan-19 03-Jan-20

DJIMI

DJIMI

Page 104: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

85

c. Dow Jones Islamic Market Malaysia Index (DJMY25D)

Dari periode 3 Januari 2017 sampai dengan 31 Maret 2020 terlihat

harga penutupan harian indeks saham Dow Jones Islamic Market

Malaysia Index (DJMY25D) tertinggi adalah sebesar 1105.99, sedangkan

harga penutupan terendah dari DJMY25D adalah 802.63. Harga

penutupan harian rata-rata DJMY25D adalah 987.48.

Gambar 4. 12. Grafik Closing Price DJMY25D

Sumber: Data diolah

d. Dow Jones Islamic Market Japan Index (DJIJP)

Dari periode 3 Januari 2017 sampai dengan 31 Maret 2020 terlihat

harga penutupan harian indeks saham Dow Jones Islamic Market Japan

Index (DJIJP) tertinggi adalah sebesar 2095.04, sedangkan harga

penutupan terendah dari DJIJP adalah 1471.49. Harga penutupan harian

rata-rata DJIJP adalah 1826.31.

0

200

400

600

800

1000

1200

03-Jan-17 03-Jan-18 03-Jan-19 03-Jan-20

DJMY25D

DJMY25D

Page 105: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

86

Gambar 4. 13. Grafik Closing Price DJIJP

Sumber: Data diolah

e. Dow Jones Islamic Market China/Hong Kong Titans 30 Index (DJICHKU)

Dari periode 3 Januari 2017 sampai dengan 31 Maret 2020 terlihat

harga penutupan harian indeks saham Dow Jones Islamic Market

China/Hong Kong Titans 30 Index (DJICHKU) tertinggi adalah sebesar

2501.30, sedangkan harga penutupan terendah dari DJICHKU adalah

1597.80. Harga penutupan harian rata-rata DJICHKU adalah 2163.069.

Gambar 4. 14. Grafik Closing Price DJICHKU

Sumber: Data diolah

0

500

1000

1500

2000

2500

03-Jan-17 03-Jan-18 03-Jan-19 03-Jan-20

DJIJP

DJIJP

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

03-Jan-17 03-Jan-18 03-Jan-19 03-Jan-20

DJICHKU

DJICHKU

Page 106: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

87

f. Dow Jones Islamic Market India Index (DJIMIND)

Dari periode 3 Januari 2017 sampai dengan 31 Maret 2020 terlihat

harga penutupan harian indeks saham Dow Jones Islamic Market India

Index (DJIMIND) tertinggi adalah sebesar 2822.49, sedangkan harga

penutupan terendah dari DJIMIND adalah 1772.64. Harga penutupan

harian rata-rata DJIMIND adalah 2476.51.

Gambar 4. 15. Grafik Closing Price DJIMIND

Sumber: Data diolah

g. Dow Jones Islamic Market United Kingdom Index (DJIUK)

Dari periode 3 Januari 2017 sampai dengan 31 Maret 2020 terlihat

harga penutupan harian indeks saham Dow Jones Islamic Market United

Kingdom Index (DJIUK) tertinggi adalah sebesar 2703.27, sedangkan

harga penutupan terendah dari DJIUK adalah 1655.24. Harga penutupan

harian rata-rata DJIUK adalah 2299.42.

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

03-Jan-17 03-Jan-18 03-Jan-19 03-Jan-20

DJMIND

DJMIND

Page 107: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

88

Gambar 4. 16. Grafik Closing Price DJIUK

Sumber: Data diolah

h. Dow Jones Islamic Market Sri Lanka Index (DJISRLD)

Dari periode 3 Januari 2017 sampai dengan 31 Maret 2020 terlihat

harga penutupan harian indeks saham Dow Jones Islamic Market Sri

Lanka Index (DJISRLD) tertinggi adalah sebesar 2070.35, sedangkan

harga penutupan terendah dari DJISRLD adalah 754.43. Harga penutupan

harian rata-rata DJISRLD adalah 1414.67.

Gambar 4. 17. Grafik Closing Price DJISRLD

Sumber: Data diolah

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

03-Jan-17 03-Jan-18 03-Jan-19 03-Jan-20

DJIUK

DJIUK

0

500

1000

1500

2000

2500

03-Jan-17 03-Jan-18 03-Jan-19 03-Jan-20

DJISRLD

DJISRLD

Page 108: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

89

i. Dow Jones Islamic Market Canada Index (DJICA)

Dari periode 3 Januari 2017 sampai dengan 31 Maret 2020 terlihat

harga penutupan harian indeks saham Dow Jones Islamic Market Canada

Index (DJICA) tertinggi adalah sebesar 2052.42, sedangkan harga

penutupan terendah dari DJICA adalah 1340.12. Harga penutupan harian

rata-rata DJICA adalah 1747.001.

Gambar 4. 18. Grafik Closing Price DJICA

Sumber: Data diolah

2. Statistika Deskriptif

Berdasarkan tabel statistika deskriptif untuk harga penutupan saham

konvensional di bawah ini, terlihat bahwa rata-rata harga penutupan tertinggi

adalah indeks saham HangSeng sebesar 27436,37 sedangkan rata-rata harga

penutupan terendah adalah indeks saham KLSE sebesar 1700,40. Sementara

itu, indeks saham yang mempunyai risiko paling tinggi berdasarkan informasi

data standar deviasi adalah indeks HangSeng dengan standar deviasi sebesar

2212,147. Hal ini sejalan dengan rata-rata harga penutupannya yang tinggi

0

500

1000

1500

2000

2500

03-Jan-17 03-Jan-18 03-Jan-19 03-Jan-20

DJICA

DJICA

Page 109: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

90

yang menunjukkan semakin tinggi resiko indeks saham, semakin tinggi pula

keuntungannya. Indeks saham yang mempunyai risiko paling rendah adalah

indeks KLSE yaitu sebesar 104,7669, hal ini sejalan dengan harga penutupan

harian KLSE yang rendah.

Tabel 4. 3 Statistika Deskriptif Indeks Saham Konvensional

IHSG DJIA KLSE N225 HANSENG

Mean 5997,22 24501,20 1700,40 21410,17 27436,37

Median 6023,64 24893,49 1710,71 21565,15 27547,30

Max 6689,29 29551,42 1895,18 24270,62 33154,12

Min 3937,63 18591,93 1219,72 16552,83 21696,13

Std. Dev. 391,3259 2436,968 104,7669 1494,796 2212,147

NSEI FTSE CSE TSX

Mean 10625,76 7293,894 6124,338 15850,78

Median 10696,20 7348,030 6113,000 15946,17

Max 12362,30 7877,450 6766,140 17944,06

Min 7610,25 4993,890 4571,630 11228,49

Std. Dev. 976,0482 364,3926 379,1131 814,8905

Sumber: Data diolah

Sementara itu, berdasarkan tabel statistika deskriptif untuk harga

penutupan saham syariah di bawah ini, terlihat bahwa rata-rata harga

penutupan tertinggi adalah indeks saham DJIMIND sebesar 2476,511

sedangkan rata-rata harga penutupan terendah adalah indeks saham JKII

sebesar 693,8495. Sementara itu, indeks saham yang mempunyai risiko

paling tinggi berdasarkan informasi data standar deviasi adalah indeks

DJISRLD dengan standar deviasi sebesar 380,4516. Indeks saham yang

mempunyai risiko paling rendah adalah indeks DJMY25D yaitu sebesar

44,84177.

Page 110: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

91

Tabel 4. 4 Statistika Deskriptif Indeks Saham Syariah

JKII DJIMI DJMY25D DJIJP DJIMIND

Mean 693,8495 3649,070 987,4794 1826,307 2476,511

Median 696,2000 3667,985 979,7200 1823,980 2513,340

Max 798,7700 4491,070 1105,9900 2095,040 2822,490

Min 393,8600 2908,790 802,6300 1471,490 1772,640

Std. Dev. 51,57987 330,1643 44,84177 145,1588 165,6985

DJICHKU DJIUK DJISRLD DJICA

Mean 2163,069 2299,423 1414,607 1747,001

Median 2195,985 2311,025 1418,295 1740,780

Max 2501,300 2703,270 2070,350 2052,420

Min 1597,800 1655,240 754,430 1340,120

Std. Dev. 193,9080 170,3465 380,4516 121,8412

Sumber: Data diolah

3. Uji Stasioneritas

Uji stasioneritas dalam penelitian ini menggunakan uji Augmented

Dickey Fuller Test atau uji ADF. Hasil keputusan diperoleh dengan

membandingkan antara nilai statistik ADF yang diperoleh dan koefisien α

dengan nilai kritis distribusi statistik Mackinnon. Jika nilai absolut statistik

ADF lebih besar dari nilai kritisnya pada diferensiasi tingkat pertama, maka

data dikatakan stasioner pada derajat satu. Akan tetapi, jika nilainya lebih

kecil maka uji derajat integrasi perlu dilanjutkan pada diferensiasi yang lebih

tinggi sehingga diperoleh data yang stasioner. Berikut adalah hasil uji

variabel-variabel penelitian untuk return harian indeks saham konvensional:

Page 111: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

92

Tabel 4. 5 Uji ADF at level Indeks Saham Konvensional

Augmented Dickey-Fuller test

statistic t-Statistic Prob,*

IHSG

-0,688666 0,8473

DJIA

-2,283256 0,1777

KLSE

0,376795 0,9819

N225

-2,07463 0,2552

HANSENG

-2,295106 0,1739

NSEI

-2,086617 0,2503

FTSE

-0,719248 0,8397

CSE

0,47092 0,9857

TSX -3,835263 0,0027

Test critical values: 1% level

-3,439008

5% level

-2,865251

10% level

-2,568802

*MacKinnon (1996) one-sided p-values,

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel hasil penelitian di atas, hanya nilai absolut t-Statistic

dari indeks saham TSX yang lebih besar dari nilai kritisnya, baik pada level

1%, 5%, maupun 10%. Hal ini menunjukan data stasioner pada tingkat level

tetapi indeks yang lain tidak stasioner, sehingga perlu dilakukan uji derajat

integrasi pada tingkat berikutnya. Setelah dilakukan proses 1st difference nilai

absolut t-Statistic dari semua indeks saham konvensional lebih besar dari nilai

kritisnya baik pada level 1%, 5% maupun 10%. Hal ini menunjukkan bahwa

data stasioner pada tingkat first difference. Berikut ini adalah tabel hasil uji

ADF pada tingkat diferensiasi pertama:

Page 112: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

93

Tabel 4. 6 Uji ADF at 1st Difference Indeks Saham Konvensional

Augmented Dickey-Fuller test statistic t-Statistic Prob,*

IHSG

-24,79924 0,0000

DJIA

-8177258 0,0000

KLSE

-25,92479 0,0000

N225

-25,50954 0,0000

HANSENG

-27,26366 0,0000

NSEI

-10,30604 0,0000

FTSE

-26,28231 0,0000

CSE

-6,316092 0,0000

TSX -7,349591 0,0000

Test critical values: 1% level

-3,439020

5% level

-2,865256

10% level

-2,568805

*MacKinnon (1996) one-sided p-values,

Sumber: data diolah

Sementara itu, berdasarkan tabel hasil penelitian uji stasioneritas untuk

indeks saham syariah di bawah ini, nilai absolut t-Statistic dari indeks saham

JKII, DJIMI, DJMY25D, DJIMIND, DJISRLD, dan DJICA menunjukkan

nilai yang lebih kecil dari nilai kritisnya, baik pada level 1%, 5%, maupun

10%. Hal ini menunjukkan data tidak stasioner pada tingkat level, sehingga

perlu dilakukan uji derajat integrasi pada tingkat berikutnya.

Setelah dilakukan proses 1st difference nilai absolut t-Statistic dari

semua indeks saham syariah lebih besar dari nilai kritisnya baik pada level

1%, 5% maupun 10%. Hal ini menunjukan bahwa data stasioner pada tingkat

first difference.

Page 113: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

94

Tabel 4. 7 Uji ADF at Level Indeks Saham Syariah

Augmented Dickey-Fuller test statistic t-Statistic Prob,*

JKII

-0.191566 0.9369

DJIMI

-2,338802 0.1601

DJMY25D

-1,650304 0.4563

DJIJP

-2,636908 0.0860

DJICHKU

-2,888165 0.0472

DJIMIND

-2,454978 0.1272

DJIUK

-2,607578 0.0918

DJISRLD

0,539479 0.9880

DJICA -2,28612 0.1768

Test critical values: 1% level

-3,438807

5% level

-2,865163

10% level -2,568755

*MacKinnon (1996) one-sided p-values,

Sumber: data diolah

Tabel 4. 8 Uji ADF at 1st Difference Indeks Saham Syariah

Augmented Dickey-Fuller test statistic t-Statistic

Prob,*

JKII

-26,57561 0.0000

DJIMI

-10,22196 0.0000

DJMY25D

-26,4704 0.0000

DJIJP

-27,15207 0.0000

DJICHKU

-28,10647 0.0000

DJIMIND

-16,64641 0.0000

DJIUK

-16,61559 0.0000

DJISRLD

-17,63086 0.0000

DJICA -10,01643 0.0000

Test critical values: 1% level

-3,438819

5% level

-2,865168

10% level -2,568757

*MacKinnon (1996) one-sided p- values,

Sumber: data diolah

Page 114: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

95

4. Penentuan Lag Optimal

Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah penentuan lag optimal dengan

menggunakan kriteria informasi yang tersedia. Kandidat lag yang terpilih

adalah panjang lag menurut kriteria Likelihood Ratio (LR), Final Prediction

Error (FPE), Akaike Information Criterion (AIC), Schwarz Information

Criterion (SC), dan Hannan-Quin Criterion (HQ).

Dalam penentuan lag optimal dengan menggunakan kriteria informasi

tersebut, maka dipilih kriteria yang mempunyai nilai paling kecil yang

ditunjukkan oleh tanda asterik (*) pada hasil lag optimal. Jika kriteria

informasi hanya merujuk pada sebuah kandidat lag saja, maka kandidat

tersebutlah yang optimal. Akan tetapi, jika ada beberapa pilihan kandidat,

maka selanjutnya dipilih berdasarkan uji kebaikan model terbaik, yaitu lag

yang mempunyai tanda asterik (*) paling banyak.

1) Penentuan Lag Optimal Indeks Saham Konvensional

a. Penentuan Lag Optimal antara DJIA dengan IHSG

Dari tabel penentuan lag optimal antara DJIA dengan IHSG di bawah ini,

terlihat bahwa lag menurut SC akan optimal saat lag 2, dan lag menurut

LR, FPE, AIC, dan HQ akan optimal saat lag 8. Karena uji kebaikan

model yang terbanyak jatuh pada lag ke-8 maka lag optimal yang

digunakan adalah lag 8.

Page 115: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

96

Tabel 4. 9 Penentuan Lag Optimal atas DJIA dengan IHSG

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 0 -9244.601 NA 3.69e+08 25.40275 25.41536 25.40762

1 -9193.224 102.3293 3.24e+08 25.27259 25.31043 25.28719

2 -9161.433 63.14554 3.00e+08 25.19625 25.25930* 25.22058

3 -9156.258 10.25067 2.99e+08 25.19302 25.28129 25.22708

4 -9145.506 21.23855 2.94e+08 25.17447 25.28796 25.21826

5 -9137.236 16.29072 2.90e+08 25.16274 25.30145 25.21626

6 -9129.756 14.69166 2.88e+08 25.15318 25.31712 25.21643

7 -9113.261 32.31020 2.78e+08 25.11885 25.30801 25.19184

8 -9096.323 33.08478* 2.68e+08* 25.08331* 25.29769 25.16603*

Sumber: data diolah

b. Penentuan Lag Optimal antara KLSE dengan IHSG

Dari tabel penentuan lag optimal di bawah ini, terlihat bahwa lag

menurut SC akan optimal saat lag 1, lag menurut HQ akan optimal saat

lag 4, sedangkan lag menurut LR, FPE, dan AIC akan optimal saat lag 8.

Karena uji kebaikan model yang terbanyak ada pada saat lag ke-8, maka

lag optimal yang digunakan adalah lag 8.

Tabel 4. 10 Penentuan Lag Optimal atas KLSE dengan IHSG

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 0 -6782.422 NA 426243.8 18.63852 18.65113 18.64339

1 -6740.024 84.44580 383570.5 18.53303 18.57087* 18.54763

2 -6728.961 21.97337 376200.0 18.51363 18.57668 18.53796

3 -6723.999 9.829894 375206.7 18.51099 18.59926 18.54505

4 -6711.605 24.48017 366654.5 18.48793 18.60142 18.53172*

5 -6706.168 10.70981 365210.5 18.48398 18.62270 18.53750

6 -6703.997 4.264282 367051.4 18.48900 18.65294 18.55226

7 -6698.012 11.72428 365056.2 18.48355 18.67271 18.55654

8 -6682.982 29.35692* 354162.6* 18.45325* 18.66763 18.53597

Sumber: data diolah

Page 116: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

97

c. Penentuan Lag Optimal antara N225 dengan IHSG

Dari tabel penentuan lag optimal di bawah ini, terlihat bahwa lag

menurut SC akan optimal saat lag 0, lag menurut HQ akan optimal saat

lag 1, sedangkan lag menurut LR, FPE, dan AIC akan optimal saat lag 4.

Karena uji kebaikan model yang terbanyak ada pada lag ke-4, maka lag

optimal yang digunakan adalah lag 4.

Tabel 4. 11 Penentuan Lag Optimal atas N225 dengan IHSG

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 0 -9022.394 NA 2.01e+08 24.79229 24.80490* 24.79716

1 -9013.680 17.35618 1.98e+08 24.77934 24.81717 24.79394*

2 -9006.283 14.69215 1.96e+08 24.77001 24.83306 24.79434

3 -9002.451 7.590790 1.96e+08 24.77047 24.85874 24.80453

4 -8997.474 9.830991* 1.96e+08* 24.76779* 24.88128 24.81158

5 -8996.608 1.705061 1.97e+08 24.77640 24.91511 24.82992

6 -8992.667 7.742698 1.97e+08 24.77656 24.94050 24.83981

7 -8989.866 5.486041 1.98e+08 24.77985 24.96901 24.85284

8 -8986.114 7.328848 1.98e+08 24.78053 24.99491 24.86325

Sumber: data diolah

d. Penentuan Lag Optimal antara HSI dengan IHSG

Dari tabel penentuan lag optimal di bawah ini, terlihat bahwa lag

menurut SC akan optimal saat lag 0, lag menurut FPE, AIC dan HQ akan

optimal saat lag 4, sedangkan lag menurut LR akan optimal saat lag 6.

Karena uji kebaikan model yang terbanyak ada pada lag ke-4, maka lag

optimal yang akan digunakan adalah lag 4.

Page 117: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

98

Tabel 4. 12 Penentuan Lag Optimal atas HSI dan IHSG

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 0 -9212.937 NA 3.38e+08 25.31576 25.32837* 25.32063

1 -9204.789 16.22939 3.35e+08 25.30436 25.34220 25.31896

2 -9193.228 22.96217 3.28e+08 25.28359 25.34665 25.30792

3 -9185.811 14.69107 3.25e+08 25.27421 25.36248 25.30827

4 -9169.833 31.56240 3.14e+08* 25.24130* 25.35480 25.28509*

5 -9168.711 2.209014 3.17e+08 25.24921 25.38792 25.30273

6 -9162.426 12.34543* 3.15e+08 25.24293 25.40687 25.30619

7 -9160.931 2.928617 3.17e+08 25.24981 25.43897 25.32280

8 -9158.342 5.056949 3.18e+08 25.25369 25.46807 25.33641

Sumber: data diolah

e. Penentuan Lag Optimal antara NSEI dengan IHSG

Dari tabel penentuan lag optimal di bawah ini terlihat bahwa lag menurut

SC akan optimal saat lag 1, sedangkan lag menurut LR, FPE, AIC, dan

HQ akan optimal saat lag 6. Karena uji kebaikan model yang terbanyak

ada pada lag ke-6, maka lag optimal yang digunakan adalah lag 6.

Tabel 4. 13 Penentuan Lag Optimal atas NSEI dengan IHSG

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 0 -8486.627 NA 46022947 23.32040 23.33302 23.32527

1 -8459.193 54.64227 43153372 23.25603 23.29386* 23.27062

2 -8451.826 14.63329 42756030 23.24677 23.30983 23.27110

3 -8449.588 4.432721 42963546 23.25162 23.33989 23.28568

4 -8444.864 9.331959 42878187 23.24963 23.36312 23.29342

5 -8423.148 42.77589 40841340 23.20095 23.33967 23.25448

6 -8409.555 26.70027* 39779184* 23.17460* 23.33854 23.23786*

7 -8407.662 3.708402 40010252 23.18039 23.36955 23.25338

8 -8403.150 8.812487 39954270 23.17898 23.39337 23.26170

Sumber: data diolah

Page 118: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

99

f. Penentuan Lag Optimal antara FTSE dengan IHSG

Dari tabel penentuan lag di bawah ini terlihat bahwa lag menurut SC

akan optimal saat lag 1, lag menurut HQ akan optimal saat lag 2,

sedangkan lag menurut LR, FPE, dan AIC akan optimal saat lag 8.

Karena uji kebaikan model terbanyak ada pada saat lag ke-8, maka lag

optimal yang digunakan adalah lag 8.

Tabel 4. 14 Penentuan Lag Optimal antara FTSE dengan IHSG

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 0 -8116.747 NA 16659579 22.30425 22.31686 22.30912

1 -8084.456 64.31668 15413778 22.22653 22.26436* 22.24112

2 -8074.145 20.47908 15148871 22.20919 22.27224 22.23352*

3 -8068.688 10.80957 15088356 22.20519 22.29346 22.23925

4 -8063.985 9.290661 15059244 22.20325 22.31675 22.24705

5 -8052.947 21.74168 14770914 22.18392 22.32264 22.23745

6 -8049.134 7.489430 14778557 22.18443 22.34837 22.24769

7 -8040.666 16.58792 14598304 22.17216 22.36132 22.24515

8 -8033.146 14.68808* 14457905* 22.16249* 22.37687 22.24521

Sumber: data diolah

g. Penentuan Lag Optimal antara CSE dan IHSG

Dalam tabel penentuan lag optimal di bawah ini terlihat bahwa lag

menurut SC akan optimal saat lag 1, lag optimal menurut HQ akan

optimal saat lag 4, sedangkan lag optimal menurut LR, FPE dan AIC

akan optimal saat lag 7. Karena uji kebaikan model yang terbanyak ada

pada saat lag ke-7, maka lag optimal yang digunakan adalah lag 7.

Page 119: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

100

Tabel 4. 15 Penentuan Lag Optimal antara CSE dan IHSG

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 0 -7596.374 NA 3988394. 20.87465 20.88726 20.87952

1 -7574.864 42.84186 3801081. 20.82655 20.86438* 20.84115

2 -7564.283 21.01748 3732973. 20.80847 20.87152 20.83280

3 -7560.497 7.498040 3735177. 20.80906 20.89733 20.84312

4 -7542.997 34.56744 3599189. 20.77197 20.88547 20.81576*

5 -7536.512 12.77547 3574701. 20.76514 20.90386 20.81867

6 -7536.013 0.979006 3609266. 20.77476 20.93870 20.83802

7 -7526.538 18.56011* 3555396.* 20.75972* 20.94888 20.83271

8 -7522.904 7.097928 3558993. 20.76073 20.97511 20.84345

Sumber: data diolah

h. Penentuan Lag Optimal antara TSX dengan IHSG

Dalam tabel penentuan lag optimal di bawah ini dapat diketahui bahwa

lag optimal menurut SC akan optimal saat lag 2, lag optimal menurut HQ

akan optimal saat lag 7, sedangkan lag optimal menurut LR, FPE, AIC

akan optimal saat lag 8. Karena uji kebaikan model yang terbanyak ada

pada saat lag ke-8, maka lag optimal yang digunakan adalah lag 8.

Tabel 4. 16 Penentuan Lag Optimal antara TSX dengan IHSG

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 0 -8754.838 NA 96156905 24.05725 24.06986 24.06211

1 -8709.169 90.96119 85756054 23.94277 23.98060 23.95737

2 -8679.651 58.62935 79950225 23.87267 23.93572* 23.89700

3 -8669.223 20.65596 78550755 23.85501 23.94328 23.88907

4 -8666.086 6.196723 78737284 23.85738 23.97088 23.90117

5 -8657.572 16.77053 77767066 23.84498 23.98370 23.89850

6 -8643.190 28.25079 75580509 23.81646 23.98039 23.87971

7 -8622.565 40.39961 72206500 23.77078 23.95994 23.84377*

8 -8615.482 13.83550* 71597861* 23.76231* 23.97670 23.84503

Sumber: data diolah

Page 120: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

101

2) Penentuan Lag Optimal Indeks Saham Syariah

a. Penentuan Lag Optimal antara DJIMI dengan JKII

Dari tabel penentuan lag optimal antara DJIMI dengan JKII di bawah

ini, terlihat bahwa lag menurut SC akan optimal saat lag 2, dan lag

menurut LR, FPE, AIC, dan HQ akan optimal saat lag 8. Karena uji

kebaikan model yang terbanyak jatuh pada lag ke-8 maka lag optimal

yang digunakan adalah lag 8.

Tabel 4. 17 Penentuan Lag Optimal antara DJIMI dengan JKII

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 0 -6411.566 NA 102937.1 17.21763 17.23001 17.22240

1 -6407.822 7.459455 103007.7 17.21831 17.25547 17.23263

2 -6379.772 55.72182 96567.50 17.15375 17.21568* 17.17762

3 -6367.831 23.65732 94530.75 17.13243 17.21913 17.16585

4 -6357.259 20.88982 92877.54 17.11479 17.22625 17.15775

5 -6347.149 19.92151 91366.69 17.09839 17.23462 17.15090

6 -6338.757 16.49049 90296.08 17.08660 17.24760 17.14865

7 -6325.270 26.43113 88025.72 17.06113 17.24690 17.13273

8 -6310.865 28.15235* 85601.39* 17.03320* 17.24374 17.11435*

Sumber: data diolah

b. Penentuan Lag Optimal antara DJMY25D dengan JKII

Dari tabel penentuan lag optimal antara DJMY25D dengan JKII di

bawah ini, terlihat bahwa lag menurut SC dan HQ akan optimal saat

lag 0, lag menurut FPE, dan AIC, akan optimal saat lag 5, sedangkan

lag menurut LR akan optimal saat lag 5. Karena uji kebaikan model

yang terbanyak jatuh pada lag ke-5 maka lag optimal yang digunakan

adalah lag 5.

Page 121: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

102

Tabel 4. 18 Penentuan Lag Optimal antara DJMY25D dengan JKII

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 0 -5147.095 NA 3454.106 13.82307 13.83546* 13.82785*

1 -5141.954 10.23952 3443.547 13.82001 13.85717 13.83433

2 -5138.794 6.278299 3451.319 13.82227 13.88419 13.84613

3 -5135.507 6.512957 3457.931 13.82418 13.91087 13.85759

4 -5126.907 16.99119 3415.500 13.81183 13.92330 13.85479

5 -5119.352 14.88629 3383.069* 13.80229* 13.93852 13.85480

6 -5116.998 4.625739 3398.061 13.80671 13.96771 13.86876

7 -5113.950 5.974619 3406.763 13.80926 13.99503 13.88087

8 -5108.500 10.65101* 3393.545 13.80537 14.01591 13.88652

Sumber: data diolah

c. Penentuan Lag Optimal antara DJIJP dengan JKII

Dari tabel penentuan lag optimal antara DJIJP dengan JKII di bawah

ini, terlihat bahwa lag menurut SC akan optimal saat lag 0, lag menurut

HQ akan optimal saat lag 1, sedangkan lag menurut LR, FPE, dan AIC,

akan optimal saat lag 8. Karena uji kebaikan model yang terbanyak

jatuh pada lag ke-8 maka lag optimal yang digunakan adalah lag 8.

Tabel 4. 19 Penentuan Lag Optimal antara DJIJP dengan JKII

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 0 -5890.849 NA 25437.38 15.81973 15.83211* 15.82450

1 -5880.324 20.96607 24995.65 15.80221 15.83937 15.81653*

2 -5873.467 13.62097 24804.72 15.79454 15.85647 15.81841

3 -5871.006 4.876558 24907.40 15.79867 15.88537 15.83209

4 -5868.036 5.868717 24976.38 15.80144 15.91290 15.84440

5 -5867.247 1.554357 25192.67 15.81006 15.94629 15.86257

6 -5865.261 3.902616 25329.32 15.81547 15.97647 15.87752

7 -5859.449 11.38882 25206.55 15.81060 15.99638 15.88221

8 -5846.798 24.72470* 24628.01* 15.78738* 15.99792 15.86853

Sumber: data diolah

Page 122: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

103

d. Penentuan Lag Optimal antara DJICHKU dengan JKII

Dari tabel penentuan lag optimal antara DJICHKU dengan JKII di

bawah ini, terlihat bahwa lag menurut SC akan optimal saat lag 1, lag

menurut HQ akan optimal saat lag 2, sedangkan lag menurut LR, FPE,

dan AIC, akan optimal saat lag 4. Karena uji kebaikan model yang

terbanyak jatuh pada lag ke-4 maka lag optimal yang digunakan adalah

lag 4.

Tabel 4. 20 Penentuan Lag Optimal antara DJICHKU dengan JKII

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 0 -6077.417 NA 41974.97 16.32058 16.33297 16.32536

1 -6061.471 31.76335 40650.21 16.28851 16.32567* 16.30283

2 -6053.223 16.38614 40189.23 16.27711 16.33903 16.30098*

3 -6048.204 9.943462 40079.48 16.27437 16.36107 16.30779

4 -6040.510 15.20102* 39684.10* 16.26446* 16.37592 16.30742

5 -6039.462 2.065559 39999.89 16.27238 16.40862 16.32489

6 -6036.050 6.705602 40063.15 16.27396 16.43496 16.33602

7 -6034.297 3.435872 40305.68 16.27999 16.46576 16.35160

8 -6033.325 1.899659 40634.85 16.28812 16.49866 16.36927

Sumber: data diolah

e. Penentuan Lag Optimal antara DJIMIND dengan JKII

Dari tabel penentuan lag optimal antara DJIMIND dengan JKII di

bawah ini, terlihat bahwa lag menurut SC dan HQ akan optimal saat

lag 2, sedangkan lag menurut LR, FPE, dan AIC, akan optimal saat lag

6. Karena uji kebaikan model yang terbanyak jatuh pada lag ke-6 maka

lag optimal yang digunakan adalah lag 6.

Page 123: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

104

Tabel 4. 21 Penentuan Lag Optimal antara DJIMIND dengan JKII

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 0 -6109.046 NA 45694.68 16.40549 16.41788 16.41027

1 -6083.787 50.31435 43159.87 16.34842 16.38558 16.36274

2 -6068.042 31.27825 41820.30 16.31689 16.37882* 16.34076*

3 -6066.189 3.670432 42062.11 16.32266 16.40935 16.35607

4 -6060.109 12.01389 41827.90 16.31707 16.42853 16.36003

5 -6049.362 21.17548 41077.25 16.29896 16.43519 16.35147

6 -6039.286 19.80063* 40412.75* 16.28265* 16.44365 16.34471

7 -6036.677 5.114325 40564.02 16.28638 16.47215 16.35799

8 -6033.669 5.877748 40672.45 16.28904 16.49959 16.37020

Sumber: data diolah

f. Penentuan Lag Optimal antara DJIUK dengan JKII

Dari tabel penentuan lag optimal antara DJIUK dengan JKII di bawah

ini, terlihat bahwa lag menurut SC dan HQ akan optimal saat lag 2, lag

menurut LR akan optimal saat lag 5, sedangkan lag menurut FPE dan

AIC akan optimal saat lag 8. Karena uji kebaikan model yang

terbanyak ada pada lag ke-2 dan ke-8 maka lag optimal yang

digunakan adalah lag 8 yang mempunyai nilai AIC paling kecil.

Tabel 4. 22 Penentuan Lag Optimal antara DJIUK dengan JKII

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 0 -6086.544 NA 43016.10 16.34508 16.35747 16.34986

1 -6053.196 66.42737 39757.09 16.26630 16.30345 16.28062

2 -6039.367 27.47136 38721.82 16.23991 16.30184* 16.26378*

3 -6035.598 7.466790 38745.88 16.24053 16.32723 16.27395

4 -6030.638 9.800629 38646.18 16.23796 16.34942 16.28092

5 -6019.536 21.87762* 37916.34 16.21889 16.35512 16.27140

6 -6014.808 9.289223 37842.51 16.21694 16.37794 16.27899

7 -6011.071 7.323841 37869.36 16.21764 16.40341 16.28925

8 -6006.781 8.384303 37840.08* 16.21686* 16.42741 16.29801

Sumber: data diolah

Page 124: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

105

g. Penentuan Lag Optimal antara DJISRLD dengan JKII

Dari tabel penentuan lag optimal antara DJISRLD dengan JKII di

bawah ini, terlihat bahwa lag menurut SC dan HQ akan optimal saat

lag 0, lag menurut FPE dan AIC akan optimal saat lag 3, sedangkan

lag menurut LR akan optimal saat lag 7. Karena uji kebaikan model

yang terbanyak ada pada lag ke-0 dan ke-3 maka lag optimal yang

digunakan adalah lag 3.

Tabel 4. 23 Penentuan Lag Optimal antara DJISRLD dengan JKII Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 0 -5501.328 NA 8939.898 14.77403 14.78642* 14.77881*

1 -5500.451 1.746698 9015.168 14.78242 14.81957 14.79674

2 -5490.523 19.72194 8872.847 14.76650 14.82843 14.79037

3 -5486.032 8.898307 8861.157* 14.76519* 14.85188 14.79860

4 -5483.356 5.285861 8892.738 14.76874 14.88021 14.81171

5 -5481.513 3.633299 8944.378 14.77453 14.91076 14.82704

6 -5480.862 1.277432 9025.204 14.78352 14.94453 14.84558

7 -5474.439 12.58899* 8966.702 14.77702 14.96279 14.84862

8 -5472.797 3.208380 9023.697 14.78335 14.99389 14.86450

Sumber: data diolah

h. Penentuan Lag Optimal antara DJICA dengan JKII

Dari tabel penentuan lag optimal antara DJICA dengan JKII di bawah

ini, terlihat bahwa lag menurut SC dan HQ akan optimal saat lag 2,

sedangkan lag menurut LR, FPE dan AIC akan optimal saat lag 8.

Karena uji kebaikan model yang terbanyak ada pada ke-8, maka lag

optimal yang digunakan adalah lag 8.

Page 125: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

106

Tabel 4. 24 Penentuan Lag Optimal antara DJICA dengan JKII

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 0 -5912.223 NA 26939.62 15.87711 15.88949 15.88188

1 -5891.378 41.52194 25748.52 15.83189 15.86904 15.84621

2 -5866.069 50.27741 24316.94 15.77468 15.83661* 15.79855*

3 -5861.085 9.875328 24252.77 15.77204 15.85873 15.80545

4 -5856.911 8.246997 24241.48 15.77157 15.88304 15.81454

5 -5849.478 14.64546 24019.18 15.76236 15.89859 15.81487

6 -5844.930 8.937438 23983.93 15.76089 15.92189 15.82294

7 -5836.270 16.97229 23685.81 15.74837 15.93415 15.81998

8 -5821.385 29.08952* 23003.84* 15.71915* 15.92970 15.80031

Sumber: data diolah

5. Uji Kausalitas Granger

Uji Kausalitas Granger bertujuan untuk menguji hubungan antar

variabel sebagaimana telah disusun pemodelannya. Hubungan kausalitas

Granger adalah uji hubungan yang saling menyebabkan di antara variabel.

Syarat yang harus terpenuhi adalah variabel-variabel yang akan diujikan telah

stasioner. Analisis dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas

dengan nilai kritis. Nilai kritis yang digunakan adalah sebesar 5% atau

α=0,05%. Jika probabilitas lebih kecil dari nilai α, maka hipotesis nol ditolak,

begitu pula sebaliknya jika probabilitas lebih besar dari nilai α, maka

hipotesis nol diterima.

1) Uji Kausalitas Granger Indeks Saham Konvensional

a. Uji Kausalitas Granger antara DJIA dengan IHSG

Uji Kausalitas Granger antara DJIA dengan IHSG dilakukan dengan

menggunakan lag 8 yang dipilih sesuai dengan hasil yang diperoleh pada

tahap penentuan lag optimal. Hasil dari tabel uji kausalitas Granger

menunjukkan bahwa kedua hipotesis nol ditolak karena mempunyai nilai

Page 126: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

107

probabilitas yang kurang dari 0,05 yaitu sebesar 5.E-24 dan 0,0353. Hal

ini menunjukkan bahwa DJIA berpengaruh signifikan terhadap IHSG,

begitu pula sebaliknya IHSG berpengaruh signifikan terhadap DJIA.

Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan kausalitas dua arah antara

kedua indeks tersebut.

Tabel 4. 25 Hasil Uji Kausalitas Granger antara DJIA dengan IHSG

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. DJIA does not Granger Cause IHSG 729 17.6020 5.E-24

IHSG does not Granger Cause DJIA 2.08205 0.0353

Sumber: data diolah

b. Uji Kausalitas Granger antara KLSE dengan IHSG

Uji Kausalitas Granger antara KLSE dengan IHSG dilakukan dengan

menggunakan lag 8 sesuai dengan hasil yang diperoleh pada tahap

penentuan lag optimal. Hasil dari tabel Uji Kausalitas Granger

menunjukkan bahwa kedua hipotesis nol ditolak karena mempunyai

probabilitas yang lebih kecil dari 0,05, yaitu sebesar 5.E-22 dan 0,0073.

Hal ini menunjukkan bahwa KLSE berpengaruh signifikan terhadap

IHSG, begitu pula sebaliknya IHSG berpengaruh signifikan terhadap

KLSE. Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan kausalitas dua

arah dari kedua indeks tersebut.

Tabel 4. 26 Hasil Uji Kausalitas Granger antara KLSE dengan IHSG

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. KLSE does not Granger Cause IHSG 729 16.1276 5.E-22

IHSG does not Granger Cause KLSE 2.64430 0.0073

Sumber: data diolah

Page 127: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

108

c. Uji Kausalitas Granger antara N225 dengan IHSG

Uji Kausalitas Granger antara N225 dengan IHSG dilakukan dengan

menggunakan lag 4 sesuai dengan hasil yang diperoleh pada tahap

penentuan lag optimal. Hasil dari tabel Uji Kausalitas Granger

menunjukkan bahwa kedua hipotesis nol ditolak karena mempunyai nilai

probabilitas yang kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,0036 dan 0,0081. Hal

ini menunjukkan bahwa N225 berpengaruh signifikan terhadap IHSG,

begitu pula sebaliknya IHSG berpengaruh signifikan terhadap N225.

Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan kausalitas dua arah dari

kedua indeks tersebut.

Tabel 4. 27 Hasil Uji Kausalitas Granger antara N225 dengan IHSG

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. N225 does not Granger Cause IHSG 733 3.93456 0.0036

IHSG does not Granger Cause N225 3.46628 0.0081

Sumber: data diolah

d. Uji Kausalitas Granger antara HSI dengan IHSG

Uji Kausalitas Granger antara HSI dengan IHSG dilakukan dengan

menggunakan lag 4 sesuai hasil yang diperoleh pada tahap penentuan lag

optimal. Hasil dari tabel Uji Kausalitas Granger menunjukkan bahwa

kedua hipotesis nol ditolak karena mempunyai nilai probabilitas yang

lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,0005 dan 0,0043. Hal ini

menunjukkan bahwa HSI berpengaruh signifikan terhadap IHSG, begitu

pula sebaliknya IHSG berpengaruh signifikan terhadap HSI. Dengan

Page 128: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

109

demikian dapat disimpulkan terdapat hubungan kausalitas dua arah dari

kedua indeks saham tersebut.

Tabel 4. 28 Hasil Uji Kausalitas Granger antara HSI dengan IHSG

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. HANSENG does not Granger Cause IHSG 733 6.92639 2.E-05

IHSG does not Granger Cause HANSENG 3.83467 0.0043

Sumber: data diolah

e. Uji Kausalitas Granger antara NSEI dengan IHSG

Uji Kausalitas Granger antara NSEI dengan IHSG dilakukan dengan

menggunakan lag 6 sesuai dengan hasil yang diperoleh pada tahap

penentuan lag optimal. Hasil dari tabel Uji Kausalitas Granger

menunjukkan bahwa hipotesis nol yang pertama ditolak karena

mempunyai probabilitas yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 5.E-14.

Artinya, NSEI berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Sedangkan

hipotesis nol kedua diterima karena mempuyai probabilitas yang lebih

besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,1141. Artinya, IHSG tidak berpengaruh

signifikan terhadap NSEI. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat

hubungan kausalitas satu arah antara NSEI dengan IHSG.

Tabel 4. 29 Hasil Uji Kausalitas Granger antara NSEI dengan IHSG

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. NSEI does not Granger Cause IHSG 731 13.0089 5.E-14

IHSG does not Granger Cause NSEI 1.71759 0.1141

Sumber: data diolah

Page 129: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

110

f. Uji Kausalitas Granger antara FTSE dengan IHSG

Uji Kausalitas Granger antara FTSE dengan IHSG dilakukan dengan

menggunakan lag 8 sesuai dengan hasil yang diperoleh pada tahap

penentuan lag optimal. Hasil dari tabel Uji Kausalitas Granger

menunjukkan bahwa hipotesis nol pertama ditolak karena mempunyai

probabilitas lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 2.E-19. Artinya FTSE

berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Sedangkan hipotesis nol kedua

diterima karena mempunyai probabilitas lebih besar dari 0,05 yaitu

sebesar 0,2587. Artinya IHSG tidak berpengaruh signifikan terhadap

FTSE. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat hubungan kausalitas

searah antara FTSE dengan IHSG.

Tabel 4. 30 Hasil Uji Kausalitas Granger antara FTSE dengan IHSG

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. FTSE does not Granger Cause IHSG 729 14.2953 2.E-19

IHSG does not Granger Cause FTSE 1.26499 0.2587

Sumber: data diolah

g. Uji Kausalitas Granger antara CSE dengan IHSG

Uji Kausalitas Granger antara CSE dengan IHSG dilakukan dengan

menggunakan lag 7 sesuai dengan hasil yang diperoleh pada tahap

penentuan lag optimal. Hasil dari tabel uji Kausalitas Granger

menunjukkan bahwa hipotesis nol pertama diterima karena mempunyai

probabilitas lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,2047. Artinya CSE tidak

berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Sedangkan hipotesis nol kedua

Page 130: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

111

ditolak karena mempunyai probabilitas lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar

0,0003. Artinya IHSG berpengaruh signifikan terhadap CSE. Dengan

demikian dapat disimpulkan terdapat hubungan kausalitas searah antara

IHSG dengan CSE.

Tabel 4. 31 Hasil Uji Kausalitas Granger antara CSE dengan IHSG

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. CSE does not Granger Cause IHSG 730 1.39379 0.2047

IHSG does not Granger Cause CSE 4.73313 3.E-05

Sumber: data diolah

h. Uji Kausalitas Granger antara TSX dengan IHSG

Uji Kausalitas Granger antara TSX dengan IHSG dilakukan dengan

menggunakan lag 8 sesuai dengan hasil yang diperoleh pada tahap

penentuan lag optimal. Hasil dari tabel Uji Kausalitas Granger

menunjukkan bahwa kedua hipotesis nol ditolak karena mempunyai

probabilitas lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 4.E-20 dan 0,0104. Hal ini

menunjukkan bahwa TSX berpengaruh signifikan terhadap IHSG, begitu

pula sebaliknya IHSG berpengaruh signifikan terhadap TSX. Dengan

demikian dapat disimpulkan terdapat hubungan kausalitas dua arah antara

kedua indeks saham tesebut.

Tabel 4. 32 Hasil Uji Kausalitas Granger antara TSX dengan IHSG

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. TSX does not Granger Cause IHSG 729 14.8126 4.E-20

IHSG does not Granger Cause TSX 2.52319 0.0104

Sumber: data diolah.

Page 131: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

112

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa indeks saham

yang mempunyai hubungan kausalitas dua arah dengan indeks saham

Indonesia (IHSG) adalah indeks saham Amerika Serikat (DJIA), indeks

saham Malaysia (KLSE), indeks saham Jepang (N225), indeks saham

Hongkong (HSI), dan indeks saham Kanada (TSX). Hal ini menunjukkan

bahwa bursa saham yang ada di Indonesia saling mempengaruhi satu sama

lain dengan bursa saham yang ada di negara Amerika Serikat, Malaysia,

Jepang, Hongkong, dan Kanada. Penelitian ini menemukan terdapat

hubungan kausalitas searah antara indeks saham India (NSEI) dan indeks

saham Inggris dengan indeks saham Indonesia (IHSG). Hal ini menunjukkan

bahwa pergerakan bursa saham di India dan Inggris akan mempengaruhi

pergerakan bursa saham yang ada di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga

menemukan hubungan kausalitas searah antara indeks saham Indonesia

(IHSG) dengan indeks saham Sri Lanka (CSE). Hal ini menunjukkan bahwa

pergerakan bursa saham di Indonesia akan mempengaruhi pergerakan bursa

saham yang ada di negara Sri Lanka.

2) Uji Kausalitas Granger Indeks Saham Syariah

a. Uji Kausalitas Granger antara DJIMI dengan JKII

Uji Kausalitas Granger antara DJIMI dengan JKII dilakukan dengan

menggunakan lag 8 yang dipilih sesuai dengan hasil yang diperoleh pada

tahap penentuan lag optimal. Hasil dari tabel uji kausalitas Granger

menunjukkan bahwa hipotesis nol pertama ditolak karena mempunyai nilai

probabilitas yang kurang dari 0,05 yaitu sebesar 5.E-17. Hal ini

Page 132: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

113

menunjukkan bahwa DJIMI berpengaruh signifikan terhadap JKII.

Sedangkan hipotesis nol kedua diterima karena mepunyai nilai probabilitas

lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,1263. Hal ini menunjukkan bahwa

JKII tidak berpengaruh signifikan terhadap DJIMI. Sehingga dapat

disimpulkan terdapat hubungan kausalitas searah antara DJIMI dengan

JKII.

Tabel 4. 33 Hasil Uji Kausalitas Granger antara DJIMI dengan JKII

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. DJIMI does not Granger Cause JKII 746 12.5974 5.E-17

JKII does not Granger Cause DJIMI 1.58227 0.1263

Sumber: data diolah

b. Uji Kausalitas Granger antara DJMY25D dengan JKII

Uji Kausalitas Granger antara DJMY25D dengan JKII dilakukan dengan

menggunakan lag 5 yang dipilih sesuai dengan hasil yang diperoleh pada

tahap penentuan lag optimal. Hasil dari tabel uji kausalitas Granger

menunjukkan bahwa hipotesis nol pertama ditolak karena mempunyai

nilai probabilitas yang kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,0040. Hal ini

menunjukkan bahwa DJMY25D berpengaruh signifikan terhadap JKII.

Sedangkan hipotesis nol kedua diterima karena mepunyai nilai

probabilitas lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,0799. Hal ini

menunjukkan bahwa JKII tidak berpengaruh signifikan terhadap

DJMY25D. Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan kausalitas

searah antara DJMY25D dengan JKII.

Page 133: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

114

Tabel 4. 34 Hasil Uji Kausalitas Granger antara DJMY25D dengan JKII

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. DJMY25D does not Granger Cause JKII 749 3.49101 0.0040

JKII does not Granger Cause DJMY25D 1.97728 0.0799

Sumber: data diolah

c. Uji Kausalitas Granger antara DJIJP dengan JKII

Uji Kausalitas Granger antara DJIJP dengan JKII dilakukan dengan

menggunakan lag 8 yang dipilih sesuai dengan hasil yang diperoleh pada

tahap penentuan lag optimal. Hasil dari tabel uji kausalitas Granger

menunjukkan bahwa kedua hipotesis nol ditolak karena mempunyai nilai

probabilitas yang kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,0063 dan 0,0042. Hal

ini menunjukkan bahwa DJIJP berpengaruh signifikan terhadap JKII,

begitu pula sebaliknya JKII berpengaruh signifikan terhadap DJIJP.

Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan kausalitas dua arah

antara kedua indeks saham tersebut.

Tabel 4. 35 Hasil Uji Kausalitas Granger antara DJIJP dengan JKII

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. DJIJP does not Granger Cause JKII 746 2.69558 0.0063

JKII does not Granger Cause DJIJP 2.83532 0.0042

Sumber: data diolah

d. Uji Kausalitas Granger antara DJICHKU dengan JKII

Uji Kausalitas Granger antara DJICHKU dengan JKII dilakukan dengan

menggunakan lag 4 yang dipilih sesuai dengan hasil yang diperoleh pada

tahap penentuan lag optimal. Hasil dari tabel uji kausalitas Granger

Page 134: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

115

menunjukkan bahwa kedua hipotesis nol ditolak karena mempunyai nilai

probabilitas yang kurang dari 0,05 yaitu sebesar 2.E-07dan 0,0133. Hal

ini menunjukkan bahwa DJICHKU berpengaruh signifikan terhadap JKII,

begitu pula sebaliknya JKII berpengaruh signifikan terhadap DJICHKU.

Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan kausalitas dua arah

antara kedua indeks saham tersebut.

Tabel 4. 36 Hasil Uji Kausalitas Granger antara DJICHKU dengan JKII

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. DJICHKU does not Granger Cause JKII 750 9.39169 2.E-07

JKII does not Granger Cause DJICHKU 3.17859 0.0133

Sumber: data diolah

e. Uji Kausalitas Granger antara DJIMIND dengan JKII

Uji Kausalitas Granger antara DJIMIND dengan JKII dilakukan dengan

menggunakan lag 6 yang dipilih sesuai dengan hasil yang diperoleh pada

tahap penentuan lag optimal. Hasil dari tabel uji kausalitas Granger

menunjukkan bahwa kedua hipotesis nol ditolak karena mempunyai nilai

probabilitas yang kurang dari 0,05 yaitu sebesar 4.E-12dan 0,0012. Hal

ini menunjukkan bahwa DJIMIND berpengaruh signifikan terhadap JKII,

begitu pula sebaliknya JKII berpengaruh signifikan terhadap DJIMIND.

Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan kausalitas dua arah

antara kedua indeks saham tersebut.

Page 135: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

116

Tabel 4. 37 Hasil Uji Kausalitas Granger antara DJIMIND dengan JKII

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. DJMIND does not Granger Cause JKII 748 11.3463 4.E-12

JKII does not Granger Cause DJMIND 3.70855 0.0012

Sumber: data diolah

f. Uji Kausalitas Granger antara DJIUK dengan JKII

Uji Kausalitas Granger antara DJIUK dengan JKII dilakukan dengan

menggunakan lag 8 yang dipilih sesuai dengan hasil yang diperoleh pada

tahap penentuan lag optimal. Hasil dari tabel uji kausalitas Granger

menunjukkan bahwa kedua hipotesis nol ditolak karena mempunyai nilai

probabilitas yang kurang dari 0,05 yaitu sebesar 6.E-18 dan 0,0015. Hal

ini menunjukkan bahwa DJIUK berpengaruh signifikan terhadap JKII,

begitu pula sebaliknya JKII berpengaruh signifikan terhadap DJIUK.

Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan kausalitas dua arah

antara kedua indeks saham tersebut.

Tabel 4. 38 Hasil Uji Kausalitas Granger antara DJIUK dengan JKII

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. DJIUK does not Granger Cause JKII 746 13.2501 6.E-18

JKII does not Granger Cause DJIUK 3.16897 0.0015

Sumber: data diolah

g. Uji Kausalitas Granger antara DJISRLD dengan JKII

Uji Kausalitas Granger antara DJISRLD dengan JKII dilakukan dengan

menggunakan lag 3 yang dipilih sesuai dengan hasil yang diperoleh pada

tahap penentuan lag optimal. Hasil dari tabel uji kausalitas Granger

Page 136: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

117

menunjukkan bahwa hipotesis nol pertama diterima karena mempunyai

nilai probabilitas yang lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,0663. Hal ini

menunjukkan bahwa DJISRLD tidak berpengaruh signifikan terhadap

JKII. Sedangkan hipotesis nol kedua ditolak karena mempunyai nilai

probabilitas kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,0001. Hal ini menunjukkan

bahwa JKII berpengaruh signifikan terhadap DJISRLD. Sehingga dapat

disimpulkan terdapat hubungan kausalitas searah antara JKII dengan

DJISRLD.

Tabel 4. 39 Hasil Uji Kausalitas Granger antara DJISRLD dengan JKII

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. DJISRLD does not Granger Cause JKII 751 2.40385 0.0663

JKII does not Granger Cause DJISRLD 7.07092 0.0001

Sumber: data diolah

h. Uji Kausalitas Granger antara DJICA dengan JKII

Uji Kausalitas Granger antara DJICA dengan JKII dilakukan dengan

menggunakan lag 8 yang dipilih sesuai dengan hasil yang diperoleh pada

tahap penentuan lag optimal. Hasil dari tabel uji kausalitas Granger

menunjukkan bahwa hipotesis nol pertama ditolak karena mempunyai

nilai probabilitas yang kurang dari 0,05 yaitu sebesar 3.E-18. Hal ini

menunjukkan bahwa DJICA berpengaruh signifikan terhadap JKII.

Sedangkan hipotesis nol kedua diterima karena mempunyai nilai

probabilitas lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,1504. Hal ini menunjukkan

bahwa JKII tidak berpengaruh signifikan terhadap DJICA. Sehingga

Page 137: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

118

dapat disimpulkan terdapat hubungan kausalitas searah antara DJICA

dengan JKII.

Tabel 4. 40 Hasil Uji Kausalitas Granger antara DJICA dengan JKII

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. DJICA does not Granger Cause JKII 746 13.4949 3.E-18

JKII does not Granger Cause DJICA 1.50860 0.1504

Sumber: data diolah

Dengan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa indeks saham

yang mempunyai hubungan kausalitas dua arah dengan indeks saham syariah

di Indonesia (JKII) adalah indeks saham Jepang (DJIJP), indeks saham China

(DJICHKU), indeks saham India (DJIMIND), dan indeks saham Inggris

(DJIUK). Hal ini menunjukkan bahwa bursa saham yang ada di Indonesia

saling mempengaruhi satu sama lain dengan bursa saham yang ada di negara

Jepang, China, India dan Inggris. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat

hubungan kausalitas searah antara indeks saham Amerika Serikat (DJIMI),

indeks saham Malaysia (DJMY25D), dan indeks saham Kanada (DJICA)

dengan indeks saham Indonesia (JKII). Hal ini menunjukkan bahwa

pergerakan bursa saham di Amerika Serikat, Malaysia, dan Kanada akan

mempengaruhi pergerakan bursa saham di Indonesia. Selain itu, penelitian ini

juga menemukan hubungan kausalitas searah antara indeks saham syariah

Indonesia (JKII) dengan indeks saham syariah Sri Lanka (DJISRLD). Hal ini

menunjukkan bahwa pergerakan bursa saham di Indonesia akan

mempengaruhi pergerakan bursa saham di Sri Lanka.

Page 138: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

119

6. Uji Kointegrasi

Penelitian ini menggunakan Uji Kointegrasi Johansen untuk menguji

kointegrasi yang dilakukan dengan membandingkan nilai trace statistic dan

nilai Max-Eigen statistic dengan nilai kritis 0,05. Jika nilai trace statistic dan

nilai Max-Eigen statistic lebih besar dari nilai kritis 0,05, maka data

terkointegrasi. Sementara itu penentuan asumsi deterministik yang melandasi

pembentukan persamaan kointegrasi, didasarkan pada pemilihan nilai kriteria

antara AIC dan SC yang tidak dipermasalahkan (bebas menentukan) yang

dapat dilihat di lampiran 37 s.d. lampiran 52.

1) Uji Kointegrasi Indeks Saham Konvensional

a. Uji Kointegrasi antara DJIA dengan IHSG

Tabel 4. 41 Hasil Uji Kointegrasi antara DJIA dengan IHSG

Trend assumption: No deterministic trend

Series: D(IHSG) D(DJIA)

Lags interval (in first differences): 1 to 7

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.158427 189.0371 12.32090 0.0001

At most 1 * 0.083492 63.47002 4.129906 0.0001 Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.158427 125.5671 11.22480 0.0001

At most 1 * 0.083492 63.47002 4.129906 0.0001 Max-eigenvalue test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Sumber: data diolah

Page 139: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

120

Berdasarkan tabel hasil penelitian uji kointegrasi dapat disimpulkan

bahwa indeks saham DJIA dan IHSG memiliki hubungan keseimbangan

jangka panjang. Hal ini dibuktikan dari nilai Trace Statistic yaitu

189,0371 yang lebih besar dari nilai critical value 12,32090, serta nilai

Max-Eigen Statistic yaitu 125,5671 yang lebih besar dari critical value

11,22480. Dengan demikian analisis selanjutnya akan menggunakan

model VECM.

b. Uji Kointegrasi antara KLSE dengan IHSG

Tabel 4. 42 Hasil Uji Kointegrasi antara KLSE dengan IHSG

Trend assumption: No deterministic trend

Series: D(IHSG) D(KLSE)

Lags interval (in first differences): 1 to 7

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.156954 201.4142 12.32090 0.0001

At most 1 * 0.100516 77.11973 4.129906 0.0001 Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.156954 124.2945 11.22480 0.0001

At most 1 * 0.100516 77.11973 4.129906 0.0001 Max-eigenvalue test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Sumber: data diolah

Berdasarkan tabel hasil penelitian uji kointegrasi dapat disimpulkan

bahwa indeks saham KLSE dan IHSG memiliki hubungan keseimbangan

Page 140: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

121

jangka panjang. Hal ini dibuktikan dari nilai Trace Statistic yaitu

201,4142 yang lebih besar dari nilai critical value 12,32090, serta nilai

Max-Eigen Statistic yaitu 124,2945 yang lebih besar dari critical value

11,22480. Dengan demikian analisis selanjutnya akan menggunakan

model VECM.

c. Uji Kointegrasi antara N225 dengan IHSG

Berdasarkan tabel hasil penelitian uji kointegrasi dapat disimpulkan

bahwa indeks saham N225 dan IHSG memiliki hubungan keseimbangan

jangka panjang. Hal ini dibuktikan dari nilai Trace Statistic yaitu

311,7274 yang lebih besar dari nilai critical value 12,32090, serta nilai

Max-Eigen Statistic yaitu 193,9672 yang lebih besar dari critical value

11,22480. Dengan demikian analisis selanjutnya akan menggunakan

model VECM.

Tabel 4. 43 Hasil Uji Kointegrasi antara N225 dengan IHSG

Trend assumption: No deterministic trend

Series: D(IHSG) D(N225)

Lags interval (in first differences): 1 to 3

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.232781 311.7274 12.32090 0.0001

At most 1 * 0.148601 117.7602 4.129906 0.0001 Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.232781 193.9672 11.22480 0.0001

At most 1 * 0.148601 117.7602 4.129906 0.0001

Page 141: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

122

Max-eigenvalue test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Sumber: data diolah

d. Uji Kointegrasi antara HSI dengan IHSG

Berdasarkan tabel hasil penelitian uji kointegrasi dapat disimpulkan

bahwa indeks saham HSI dan IHSG memiliki hubungan keseimbangan

jangka panjang. Hal ini dibuktikan dari nilai Trace Statistic yaitu

341,5093 yang lebih besar dari nilai critical value 12,32090, serta nilai

Max-Eigen Statistic yaitu 244,3707 yang lebih besar dari critical value

11,22480. Dengan demikian analisis selanjutnya akan menggunakan

model VECM.

Tabel 4. 44 Hasil Uji Kointegrasi antara HSI dengan IHSG

Trend assumption: No deterministic trend

Series: D(IHSG) D(HANSENG)

Lags interval (in first differences): 1 to 3

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.283831 341.5093 12.32090 0.0001

At most 1 * 0.124275 97.13863 4.129906 0.0001 Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.283831 244.3707 11.22480 0.0001

At most 1 * 0.124275 97.13863 4.129906 0.0001 Max-eigenvalue test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Sumber: data diolah

Page 142: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

123

e. Uji Kointegrasi antara NSEI dengan IHSG

Berdasarkan tabel hasil penelitian uji kointegrasi dapat disimpulkan

bahwa indeks saham NSEI dan IHSG memiliki hubungan keseimbangan

jangka panjang. Hal ini dibuktikan dari nilai Trace Statistic yaitu

249,4374 yang lebih besar dari nilai critical value 12,32090, serta nilai

Max-Eigen Statistic yaitu 171,0974 yang lebih besar dari critical value

11,22480. Dengan demikian analisis selanjutnya akan menggunakan

model VECM.

Tabel 4. 45 Hasil Uji Kointegrasi antara NSEI dengan IHSG

Trend assumption: No deterministic trend

Series: D(IHSG) D(NSEI)

Lags interval (in first differences): 1 to 5

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.208939 249.4374 12.32090 0.0001

At most 1 * 0.101757 78.34003 4.129906 0.0001 Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.208939 171.0974 11.22480 0.0001

At most 1 * 0.101757 78.34003 4.129906 0.0001 Max-eigenvalue test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Sumber: data diolah

Page 143: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

124

f. Uji Kointegrasi antara FTSE dengan IHSG

Berdasarkan tabel hasil penelitian uji kointegrasi dapat disimpulkan

bahwa indeks saham FTSE dan IHSG memiliki hubungan keseimbangan

jangka panjang. Hal ini dibuktikan dari nilai Trace Statistic yaitu

178,7304 yang lebih besar dari nilai critical value 12,32090, serta nilai

Max-Eigen Statistic yaitu 113,2532 yang lebih besar dari critical value

11,22480. Dengan demikian analisis selanjutnya akan menggunakan

model VECM.

Tabel 4. 46 Hasil Uji Kointegrasi antara FTSE dengan IHSG

Trend assumption: No deterministic trend

Series: D(IHSG) D(FTSE)

Lags interval (in first differences): 1 to 7

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.144071 178.7304 12.32090 0.0001

At most 1 * 0.086015 65.47725 4.129906 0.0001 Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.144071 113.2532 11.22480 0.0001

At most 1 * 0.086015 65.47725 4.129906 0.0001 Max-eigenvalue test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Sumber: data diolah

Page 144: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

125

g. Uji Kointegrasi antara CSE dengan IHSG

Berdasarkan tabel hasil penelitian uji kointegrasi dapat disimpulkan

bahwa indeks saham CSE dan IHSG memiliki hubungan keseimbangan

jangka panjang. Hal ini dibuktikan dari nilai Trace Statistic yaitu

100,9108 yang lebih besar dari nilai critical value 12,32090, serta nilai

Max-Eigen Statistic yaitu 76.29204 yang lebih besar dari critical value

11,22480. Dengan demikian analisis selanjutnya akan menggunakan

model VECM.

Tabel 4. 47 Hasil Uji Kointegrasi antara CSE dengan IHSG

Trend assumption: No deterministic trend

Series: D(IHSG) D(CSE)

Lags interval (in first differences): 1 to 6

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.099363 100.9108 12.32090 0.0001

At most 1 * 0.033207 24.61873 4.129906 0.0000 Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.099363 76.29204 11.22480 0.0001

At most 1 * 0.033207 24.61873 4.129906 0.0000 Max-eigenvalue test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Sumber: data diolah

Page 145: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

126

h. Uji Kointegrasi antara TSX dengan IHSG

Berdasarkan tabel hasil penelitian uji kointegrasi dapat disimpulkan

bahwa indeks saham TSX dan IHSG memiliki hubungan keseimbangan

jangka panjang. Hal ini dibuktikan dari nilai Trace Statistic

yaitu 146,5826 yang lebih besar dari nilai critical value 12,32090, serta

nilai Max-Eigen Statistic yaitu 96,58009 yang lebih besar dari critical

value 11,22480. Dengan demikian analisis selanjutnya akan

menggunakan model VECM.

Tabel 4. 48 Hasil Uji Kointegrasi antara TSX dengan IHSG

Trend assumption: No deterministic trend

Series: D(IHSG) D(TSX)

Lags interval (in first differences): 1 to 6

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.124082 146.5826 12.32090 0.0001

At most 1 * 0.066291 50.00253 4.129906 0.0001 Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.124082 96.58009 11.22480 0.0001

At most 1 * 0.066291 50.00253 4.129906 0.0001 Max-eigenvalue test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Sumber: data diolah

Page 146: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

127

2) Uji Kointegrasi Indeks Saham Syariah

a. Uji Kointegrasi antara DJIMI dengan JKII

Berdasarkan tabel hasil penelitian uji kointegrasi dapat disimpulkan

bahwa indeks saham DJIMI dan JKII memiliki hubungan keseimbangan

jangka panjang. Hal ini dibuktikan dari nilai Trace Statistic yaitu

196.8925 yang lebih besar dari nilai critical value 12,32090, serta nilai

Max-Eigen Statistic yaitu 136.7798 yang lebih besar dari critical value

11,22480. Dengan demikian analisis selanjutnya akan menggunakan

model VECM.

Tabel 4. 49 Hasil Uji Kointegrasi antara DJIMI dengan JKII

Trend assumption: No deterministic trend

Series: D(JKII) D(DJIMI)

Lags interval (in first differences): 1 to 7

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.167729 196.8925 12.32090 0.0001

At most 1 * 0.077519 60.11277 4.129906 0.0001 Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.167729 136.7798 11.22480 0.0001

At most 1 * 0.077519 60.11277 4.129906 0.0001 Max-eigenvalue test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Sumber: data diolah

Page 147: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

128

b. Uji Kointegrasi antara DJMY25D dengan JKII

Berdasarkan tabel hasil penelitian uji kointegrasi dapat disimpulkan

bahwa indeks saham DJMY25D dan JKII memiliki hubungan

keseimbangan jangka panjang. Hal ini dibuktikan dari nilai Trace

Statistic yaitu 270.9574 yang lebih besar dari nilai critical value

12.32090, serta nilai Max-Eigen Statistic yaitu 175.4882 yang lebih besar

dari critical value 11.22480. Dengan demikian analisis selanjutnya akan

menggunakan model VECM.

Tabel 4. 50 Hasil Uji Kointegrasi antara DJMY25D dengan JKI

Trend assumption: No deterministic trend

Series: D(JKII) D(DJMY25D)

Lags interval (in first differences): 1 to 4

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.209121 270.9574 12.32090 0.0001

At most 1 * 0.119823 95.46921 4.129906 0.0001 Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.209121 175.4882 11.22480 0.0001

At most 1 * 0.119823 95.46921 4.129906 0.0001 Max-eigenvalue test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Sumber: data diolah

Page 148: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

129

c. Uji Kointegrasi antara DJIJP dengan JKII

Berdasarkan tabel hasil penelitian uji kointegrasi dapat disimpulkan

bahwa indeks saham DJIJP dan JKII memiliki hubungan keseimbangan

jangka panjang. Hal ini dibuktikan dari nilai Trace Statistic

yaitu 197.3628 yang lebih besar dari nilai critical value 12.32090, serta

nilai Max-Eigen Statistic yaitu 121.7266 yang lebih besar dari critical

value 11.22480. Dengan demikian analisis selanjutnya akan

menggunakan model VECM.

Tabel 4. 51 Hasil Uji Kointegrasi antara DJIJP dengan JKII

Trend assumption: No deterministic trend

Series: D(JKII) D(DJIJP)

Lags interval (in first differences): 1 to 7

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.150741 197.3628 12.32090 0.0001

At most 1 * 0.096542 75.63621 4.129906 0.0001 Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.150741 121.7266 11.22480 0.0001

At most 1 * 0.096542 75.63621 4.129906 0.0001 Max-eigenvalue test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Sumber: data diolah

Page 149: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

130

d. Uji Kointegrasi antara DJICHKU dengan JKII

Berdasarkan tabel hasil penelitian uji kointegrasi dapat disimpulkan

bahwa indeks saham DJICHKU dan JKII memiliki hubungan

keseimbangan jangka panjang. Hal ini dibuktikan dari nilai Trace

Statistic yaitu 349.1542 yang lebih besar dari nilai critical value

12.32090, serta nilai Max-Eigen Statistic yaitu 227.0559 yang lebih besar

dari critical value 11.22480. Dengan demikian analisis selanjutnya akan

menggunakan model VECM.

Tabel 4. 52 Hasil Uji Kointegrasi antara DJICHKU dengan JKII

Trend assumption: No deterministic trend

Series: D(JKII) D(DJICHKU)

Lags interval (in first differences): 1 to 3

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.261508 349.1542 12.32090 0.0001

At most 1 * 0.150422 122.0983 4.129906 0.0001 Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.261508 227.0559 11.22480 0.0001

At most 1 * 0.150422 122.0983 4.129906 0.0001 Max-eigenvalue test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Sumber: data diolah

Page 150: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

131

e. Uji Kointegrasi antara DJIMIND dengan JKII

Berdasarkan tabel hasil penelitian uji kointegrasi dapat disimpulkan

bahwa indeks saham DJIMIND dan JKII memiliki hubungan

keseimbangan jangka panjang. Hal ini dibuktikan dari nilai Trace

Statistic yaitu 258.6312 yang lebih besar dari nilai critical value

12.32090, serta nilai Max-Eigen Statistic yaitu 172.4114 yang lebih besar

dari critical value 11.22480. Dengan demikian analisis selanjutnya akan

menggunakan model VECM.

Tabel 4. 53 Hasil Uji Kointegrasi antara DJIMIND dengan JKII

Trend assumption: No deterministic trend

Series: D(JKII) D(DJMIND)

Lags interval (in first differences): 1 to 5

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.206106 258.6312 12.32090 0.0001

At most 1 * 0.109009 86.21987 4.129906 0.0001 Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.206106 172.4114 11.22480 0.0001

At most 1 * 0.109009 86.21987 4.129906 0.0001 Max-eigenvalue test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Sumber: data diolah

Page 151: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

132

f. Uji Kointegrasi antara DJIUK dengan JKII

Berdasarkan tabel hasil penelitian uji kointegrasi dapat disimpulkan

bahwa indeks saham DJIUK dan JKII memiliki hubungan keseimbangan

jangka panjang. Hal ini dibuktikan dari nilai Trace Statistic

yaitu 179.9741 yang lebih besar dari nilai critical value 12.32090, serta

nilai Max-Eigen Statistic yaitu 106.9196 yang lebih besar dari critical

value 11.22480. Dengan demikian analisis selanjutnya akan

menggunakan model VECM.

Tabel 4. 54 Hasil Uji Kointegrasi antara DJIUK dengan JKII

Trend assumption: No deterministic trend

Series: D(JKII) D(DJIUK)

Lags interval (in first differences): 1 to 7

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.133693 179.9741 12.32090 0.0001

At most 1 * 0.093405 73.05444 4.129906 0.0001 Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.133693 106.9196 11.22480 0.0001

At most 1 * 0.093405 73.05444 4.129906 0.0001 Max-eigenvalue test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Sumber: data diolah

Page 152: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

133

g. Uji Kointegrasi antara DJISRLD dengan JKII

Berdasarkan tabel hasil penelitian uji kointegrasi dapat disimpulkan bahwa

indeks saham DJISRLD dan JKII memiliki hubungan keseimbangan

jangka panjang. Hal ini dibuktikan dari nilai Trace Statistic yaitu 365.0611

yang lebih besar dari nilai critical value 12.32090, serta nilai Max-Eigen

Statistic yaitu 217.7325 yang lebih besar dari critical value 11.22480.

Dengan demikian analisis selanjutnya akan menggunakan model VECM.

Tabel 4. 55 Hasil Uji Kointegrasi antara DJISRLD dengan JKII

Trend assumption: No deterministic trend

Series: D(JKII) D(DJISRLD)

Lags interval (in first differences): 1 to 2

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.251968 365.0611 12.32090 0.0001

At most 1 * 0.178348 147.3285 4.129906 0.0001 Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.251968 217.7325 11.22480 0.0001

At most 1 * 0.178348 147.3285 4.129906 0.0001 Max-eigenvalue test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Sumber: data diolah

h. Uji Kointegrasi antara DJICA dengan JKII

Berdasarkan tabel hasil penelitian uji kointegrasi dapat disimpulkan

bahwa indeks saham DJICA dan JKII memiliki hubungan keseimbangan

Page 153: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

134

jangka panjang. Hal ini dibuktikan dari nilai Trace Statistic

yaitu 194.8137 yang lebih besar dari nilai critical value 12.32090, serta

nilai Max-Eigen Statistic yaitu 128.4579 yang lebih besar dari critical

value 11.22480. Dengan demikian analisis selanjutnya akan

menggunakan model VECM.

Tabel 4. 56 Hasil Uji Kointegrasi antara DJICA dengan JKII

Trend assumption: No deterministic trend

Series: D(JKII) D(DJICA)

Lags interval (in first differences): 1 to 7

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.158380 194.8137 12.32090 0.0001

At most 1 * 0.085217 66.35587 4.129906 0.0001 Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.158380 128.4579 11.22480 0.0001

At most 1 * 0.085217 66.35587 4.129906 0.0001 Max-eigenvalue test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Sumber: data diolah

7. Uji Stabilitas VAR/VECM

Sebelum melakukan analisis lebih lanjut, harus dilakukan uji stabilitas

VAR untuk melihat kestabilan dari sistem VAR terlebih dahulu. Hal ini

dilakukan agar hasil analisis IRF dan VD valid. Uji stabilitas VAR/VECM

dapat dilakukan dengan menghitung akar-akar dari fungsi polynomial.

Page 154: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

135

Apabila seluruh akar-akarnya mempunyai modulus yang nilai absolutnya

lebih kecil dari satu dan terletak pada unit circle-nya, maka dapat

disimpulkan model VAR tersebut stabil.

1) Uji Stabilitas VAR/VECM Indeks Saham Konvensional

a. Uji Stabilitas VECM antara DJIA dengan IHSG

Dari hasil uji stabilitas VECM antara DJIA dengan IHSG pada pilihan lag

optimal 8, terlihat bahwa semua root berada di dalam unit circle. Hal ini

menunjukkan bahwa model VECM sudah stabil pada lag optimalnya

sehingga dapat digunakan.

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Inverse Roots of AR Characteristic Polynomial

Gambar 4. 19. Hasil Uji Stabilitas VECM antara DJIA dengan IHSG

Sumber: data diolah

b. Uji Stabilitas VECM antara KLSE dengan IHSG

Dari hasil uji stabilitas VECM antara KLSE dengan IHSG pada pilihan

lag optimal 8, terlihat bahwa semua root berada di dalam unit circle. Hal

ini menunjukkan bahwa model VECM sudah stabil pada lag optimalnya

sehingga dapat digunakan.

Page 155: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

136

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Inverse Roots of AR Characteristic Polynomial

Gambar 4. 20. Hasil Uji Stabilitas VECM antara KLSE dengan IHSG

Sumber: data diolah

c. Uji Stabilitas VECM antara N225 dengan IHSG

Dari hasil uji stabilitas VECM antara N225 dengan IHSG pada pilihan lag

optimal 4, terlihat bahwa semua root berada di dalam unit circle. Hal ini

menunjukkan bahwa model VECM sudah stabil pada lag optimalnya

sehingga dapat digunakan.

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Inverse Roots of AR Characteristic Polynomial

Gambar 4. 21. Hasil Uji Stabilitas VECM antara N225 dengan IHSG

Sumber: data diolah

Page 156: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

137

d. Uji Stabilitas VECM antara HSI dengan IHSG

Dari hasil uji stabilitas VECM antara HSI dengan IHSG pada pilihan lag

optimal 4, terlihat bahwa semua root berada di dalam unit circle. Hal ini

menunjukkan bahwa model VECM sudah stabil pada lag optimalnya

sehingga dapat digunakan.

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Inverse Roots of AR Characteristic Polynomial

Gambar 4. 22. Hasil Uji Stabilitas VECM antara HSI dengan IHSG

Sumber: data diolah

e. Uji Stabilitas VECM antara NSEI dengan IHSG

Dari hasil uji stabilitas VECM antara NSEI dengan IHSG pada pilihan lag

optimal 6, terlihat bahwa semua root berada di dalam unit circle. Hal ini

menunjukkan bahwa model VECM sudah stabil pada lag optimalnya

sehingga dapat digunakan.

Page 157: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

138

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Inverse Roots of AR Characteristic Polynomial

Gambar 4. 23. Hasil Uji Stabilitas VECM antara NSEI dengan IHSG

Sumber: data diolah

f. Uji Stabilitas VECM antara FTSE dengan IHSG

Dari hasil uji stabilitas VECM antara FTSE dengan IHSG pada pilihan

lag optimal 8, terlihat bahwa semua root berada di dalam unit circle. Hal

ini menunjukkan bahwa model VECM sudah stabil pada lag optimalnya

sehingga dapat digunakan.

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Inverse Roots of AR Characteristic Polynomial

Gambar 4. 24. Hasil Uji Stabilitas VECM antara FTSE dengan IHSG

Sumber: data diolah

Page 158: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

139

g. Uji Stabilitas VECM antara CSE dengan IHSG

Dari hasil uji stabilitas VECM antara CSE dengan IHSG pada pilihan lag

optimal 7, terlihat bahwa semua root berada di dalam unit circle. Hal ini

menunjukkan bahwa model VECM sudah stabil pada lag optimalnya

sehingga dapat digunakan.

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Inverse Roots of AR Characteristic Polynomial

Gambar 4. 25. Hasil Uji Stabilitas VECM antara CSE dengan IHSG

Sumber: data diolah

h. Uji Stabilitas VECM antara TSX dengan IHSG

Dari hasil uji stabilitas VECM antara TSX dengan IHSG pada pilihan lag

optimal 8, terlihat bahwa semua root berada di dalam unit circle. Hal ini

menunjukkan bahwa model VECM sudah stabil pada lag optimalnya

sehingga dapat digunakan.

Page 159: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

140

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Inverse Roots of AR Characteristic Polynomial

Gambar 4. 26. Hasil Uji Stabilitas VECM antara TSX dengan IHSG

Sumber: data diolah

2) Uji VAR/VECM Indeks Saham Syariah

a. Uji Stabilitas VECM antara DJIMI dengan JKII

Dari hasil uji stabilitas VECM antara DJIMI dengan JKII pada pilihan

lag optimal 8, terlihat bahwa semua root berada di dalam unit circle. Hal

ini menunjukkan bahwa model VECM sudah stabil pada lag optimalnya

sehingga dapat digunakan.

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Inverse Roots of AR Characteristic Polynomial

Gambar 4. 27. Hasil Uji Stabilitas VECM antara DJIMI dengan JKII

Sumber: data diolah

Page 160: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

141

b. Uji Stabilitas VECM antara DJMY25D dengan JKII

Dari hasil uji stabilitas VECM antara DJMY25D dengan JKII pada

pilihan lag optimal 5, terlihat bahwa semua root berada di dalam unit

circle. Hal ini menunjukkan bahwa model VECM sudah stabil pada lag

optimalnya sehingga dapat digunakan.

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Inverse Roots of AR Characteristic Polynomial

Gambar 4. 28. Hasil Uji Stabilitas VECM antara DJMY25D dengan JKII

Sumber: data diolah

c. Uji Stabilitas VECM antara DJIJP dengan JKII

Dari hasil uji stabilitas VECM antara DJIJP dengan JKII pada pilihan lag

optimal 8, terlihat bahwa semua root berada di dalam unit circle. Hal ini

menunjukkan bahwa model VECM sudah stabil pada lag optimalnya

sehingga dapat digunakan.

Page 161: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

142

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Inverse Roots of AR Characteristic Polynomial

Gambar 4. 29. Hasil Uji Stabilitas VECM antara DJIJP dengan JKII

Sumber: data diolah

d. Uji Stabilitas VECM antara DJICHKU dengan JKII

Dari hasil uji stabilitas VECM antara DJICHKU dengan JKII pada

pilihan lag optimal 4, terlihat bahwa semua root berada di dalam unit

circle. Hal ini menunjukkan bahwa model VECM sudah stabil pada lag

optimalnya sehingga dapat digunakan.

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Inverse Roots of AR Characteristic Polynomial

Gambar 4. 30. Hasil Uji Stabilitas VECM antara DJICHKU dengan JKII

Sumber: data diolah

Page 162: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

143

e. Uji Stabilitas VECM antara DJIMIND dengan JKII

Dari hasil uji stabilitas VECM antara DJIMIND dengan JKII pada

pilihan lag optimal 6, terlihat bahwa semua root berada di dalam unit

circle. Hal ini menunjukkan bahwa model VECM sudah stabil pada lag

optimalnya sehingga dapat digunakan.

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Inverse Roots of AR Characteristic Polynomial

Gambar 4. 31. Hasil Uji Stabilitas VECM antara DJIMIND dengan JKII

Sumber: data diolah

f. Uji Stabilitas VECM antara DJIUK dengan JKII

Dari hasil uji stabilitas VECM antara DJIUK dengan JKII pada pilihan

lag optimal 8, terlihat bahwa semua root berada di dalam unit circle. Hal

ini menunjukkan bahwa model VECM sudah stabil pada lag optimalnya

sehingga dapat digunakan.

Page 163: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

144

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Inverse Roots of AR Characteristic Polynomial

Gambar 4. 32. Hasil Uji Stabilitas VECM antara DJIUK dengan JKII

Sumber: data diolah

g. Uji Stabilitas VECM antara DJISRLD dengan JKII

Dari hasil uji stabilitas VECM antara DJISRLD dengan JKII pada pilihan

lag optimal 3, terlihat bahwa semua root berada di dalam unit circle. Hal

ini menunjukkan bahwa model VECM sudah stabil pada lag optimalnya

sehingga dapat digunakan.

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Inverse Roots of AR Characteristic Polynomial

Gambar 4. 33. Hasil Uji Stabilitas VECM antara DJIUK dengan JKII

Sumber: data diolah

Page 164: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

145

h. Uji Stabilitas VECM antara DJICA dengan JKII

Dari hasil uji stabilitas VECM antara DJICA dengan JKII pada pilihan

lag optimal 8, terlihat bahwa semua root berada di dalam unit circle. Hal

ini menunjukkan bahwa model VECM sudah stabil pada lag optimalnya

sehingga dapat digunakan.

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Inverse Roots of AR Characteristic Polynomial

Gambar 4. 34. Hasil Uji Stabilitas VECM antara DJICA dengan JKII

Sumber: data diolah

8. Estimasi VAR/VECM

Tahap pertama sebelum merumuskan model VAR adalah memeriksa

apakah data tersebut stasioner atau tidak. Jika data stasioner, maka langkah

selanjutnya adalah merumuskan dan mengestimasi model VAR. Jika data

tidak stasioner, maka kemungkinan yang bisa dilakukan yaitu melakukan

differencing terhadap data sehingga data menjadi stasioner dan modelnya

menjadi VAR in difference, atau tidak melakukan differencing tetapi

merestriksi VAR dengan persamaan kointegrasi sehingga modelnya menjadi

Page 165: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

146

VECM. Penentuan signifikansi hasil estimasi VAR/VECM adalah dengan

membandingkan nilai absolut t-statistik hasil estimasi dengan nilai t-tabel,

yaitu apabila variabel X mempunyai nilai t-statistik yang lebih besar dari t-

tabel maka variabel X memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.

Berikut ini adalah nilai t-tabel untuk masing-masing model estimasi VECM.

Tabel 4. 57 Nilai t-tabel

Model Estimasi VECM

Indeks Syariah t-tabel Indeks Konvensional t-tabel

DJIMI dengan JKII 1,96318 DJIA dengan IHSG 1,96326

DJMY25D dengan JKII 1,96315 KLSE dengan IHSG 1,96326

DJIJP dengan JKII 1,96318 N225 dengan IHSG 1,96322

DJICHKU dengan JKII 1,96314 HIS dengan IHSG 1,96322

DJIMIND dengan JKII 1,96316 NSEI dengan IHSG 1,96324

DJIUK dengan JKII 1,96318 FTSE dengan IHSG 1,96326

DJISRLD dengan JKII 1,96314 CSE dengan IHSG 1,96325

DJICA dengan JKII 1,96318 TSX dengan IHSG 1,96326

Sumber: data diolah

Page 166: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

147

1) Estimasi Model VAR/VECM Indeks Saham Kovensional

a. Estimasi VECM antara DJIA dengan IHSG

Setelah dilakukan uji kointegrasi antara DJIA dengan IHSG

diperoleh hasil adanya hubungan kointegrasi, maka selanjutnya dilakukan

estimasi VECM. Estimasi VECM dilakukan untuk melihat analisis jangka

pendek dan jangka panjang.

Tabel 4. 58 Hasil Estimasi VECM antara DJIA dengan IHSG

Cointegrating Eq: CointEq1

D(IHSG(-1)) 1.000000

D(DJIA(-1)) -0.279634

[-14.0254]*

Error Correction: D(IHSG,2) D(DJIA,2) D(IHSG,2) D(DJIA,2) CointEq1 -0.761281 3.213024

[-9.20400]* [ 6.72644]*

D(IHSG(-1),2) -0.229654 -2.913052 D(DJIA(-1),2) -0.153497 -0.194430

[-2.97210]* [-6.52796]* [-6.71416]* [-1.47263]

D(IHSG(-2),2) -0.317259 -2.197702 D(DJIA(-2),2) -0.100518 0.029154

[-4.46468]* [-5.35531]* [-4.67809]* [ 0.23495]

D(IHSG(-3),2) -0.292919 -1.897987 D(DJIA(-3),2) -0.072586 0.122446

[-4.51798]* [-5.06909]* [-3.70585]* [ 1.08248]

D(IHSG(-4),2) -0.351579 -1.502464 D(DJIA(-4),2) -0.045124 0.051771

[-6.00868]* [-4.44631]* [-2.60936]* [ 0.51838]

D(IHSG(-5),2) -0.323084 -1.668486 D(DJIA(-5),2) -0.022327 0.091668

[-6.04423]* [-5.40491]* [-1.49744] [ 1.06456]

D(IHSG(-6),2) -0.243767 -1.035106 D(DJIA(-6),2) -0.001661 0.081080

[-5.31077]* [-3.90488]* [-0.13846] [ 1.17032]

D(IHSG(-7),2) -0.117712 -0.190793 D(DJIA(-7),2) 0.005239 0.233163

[-3.24248]* [-0.91004] [ 0.70400] [ 5.42513]*

Sumber: data diolah

Page 167: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

148

Berdasarkan hasil estimasi VECM antara DJIA dengan IHSG,

diperoleh hasil dua persamaan kointegrasi serta variabel yang merupakan

hasil differencing dari lag tiap variabel. Berikut ini adalah dua persamaan

VECM yang terbentuk beserta penjelasannya.

D(IHSG,2) = - 0.761281*( D(IHSG(-1)) - 0.279634*D(DJIA(-1)) )

0.229654*D(IHSG(-1),2) - 0.317259*D(IHSG(-2),2) –

0.292919*D(IHSG(-3),2) - 0.351579*D(IHSG(-4),2) –

0.323084*D(IHSG(-5),2) - 0.243767*D(IHSG(-6),2) –

0.117712*D(IHSG(-7),2) - 0.153497*D(DJIA(-1),2) –

0.100518*D(DJIA(-2),2) - 0.072586*D(DJIA(-3),2) –

0.045124*D(DJIA(-4),2) - 0.022327D(DJIA(-5),2) –

0.001661D(DJIA(-6),2) + 0.005239D(DJIA(-7),2)

D(DJIA,2) = 3.213024*( D(IHSG(-1)) - 0.279634*D(DJIA(-1)) ) –

2.913052*D(IHSG(-1),2) - 2.197702*D(IHSG(-2),2) –

1.897987*D(IHSG(-3),2) - 1.502464*D(IHSG(-4),2) –

1.668486*D(IHSG(-5),2) - 1.035106*D(IHSG(-6),2) –

0.190793D(IHSG(-7),2) - 0.194430D(DJIA(-1),2) +

0.029154D(DJIA(-2),2) + 0.122446D(DJIA(-3),2) +

0.051771D(DJIA(-4),2) + 0.091668D(DJIA(-5),2) +

0.081080D(DJIA(-6),2) + 0.233163*D(DJIA(-7),2)

Pada hasil estimasi cointegrating vector di dalam kedua persamaan

di atas menunjukkan bahwa DJIA (-0.279634) memiliki pengaruh yang

Page 168: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

149

signifikan terhadap cointegrating vector, yang berarti bahwa indeks DJIA

berkontribusi signifikan pada hubungan jangka panjang dengan IHSG.

Hasil estimasi juga menunjukkan terdapat hubungan jangka pendek.

Koefisien speed of adjustment pada cointegrating vector untuk DJIA

sebesar 3.213024 dinilai signifikan secara statistik, artinya dalam jangka

pendek DJIA akan menyesuaikan secara positif sebesar 3.213024 jika

terjadi disequilibrium. Koefisien speed of adjustment untuk IHSG sebesar -

0.761281 juga dinilai signifikan secara statistik, sehingga IHSG akan

menyesuaikan secara negatif jika terjadi disequilibrium dalam jangka

pendek.

Selanjutnya, pada persamaan pertama, variabel DJIA memberikan

pengaruh yang signifikan secara negatif terhadap pergerakan IHSG hanya

pada 1, 2, 3, dan 4 hari sebelumnya. Sedangkan IHSG sendiri memberikan

pengaruh yang signifikan secara negatif pada 1 sampai 7 hari sebelumnya.

Pada persamaan kedua, variabel IHSG memberikan pengaruh

signifikan secara negatif terhadap pergerakan DJIA pada 1 sampai 6 hari

sebelumnya. Sedangkan DJIA sendiri memberikan pengaruh yang

signifikan secara positif pada 7 hari sebelumnya.

b. Estimasi VECM antara KLSE dengan IHSG

Setelah dilakukan uji kointegrasi antara KLSE dengan IHSG

diperoleh hasil adanya hubungan kointegrasi, maka selanjutnya dilakukan

estimasi VECM. Estimasi VECM dilakukan untuk melihat analisis jangka

pendek dan jangka panjang.

Page 169: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

150

Tabel 4. 59 Hasil Estimasi VECM antara KLSE dengan IHSG

Cointegrating Eq: CointEq1

D(IHSG(-1)) 1.000000

D(KLSE(-1)) -10.19097

[-14.9599]*

Error Correction: D(IHSG,2) D(KLSE,2) D(IHSG,2) D(KLSE,2) CointEq1 -0.295894 0.118226

[-4.78777]* [ 9.43680]*

D(IHSG(-1),2) -0.638296 -0.087063 D(KLSE(-1),2) -1.231352 0.248872

[-10.0042]* [-6.73146]* [-2.10064]* [ 2.09440]*

D(IHSG(-2),2) -0.657701 -0.078152 D(KLSE(-2),2) -0.447227 0.227603

[-10.4929]* [-6.15062]* [-0.83375] [ 2.09315]*

D(IHSG(-3),2) -0.553691 -0.053033 D(KLSE(-3),2) -0.239266 0.276630

[-8.90482]* [-4.20742]* [-0.49585] [ 2.82804]*

D(IHSG(-4),2) -0.542511 -0.016929 D(KLSE(-4),2) 0.285281 0.252416

[-9.08095]* [-1.39786] [ 0.66413] [ 2.89873]*

D(IHSG(-5),2) -0.478449 -0.010666 D(KLSE(-5),2) 0.561088 0.204295

[-8.52066]* [-0.93704] [ 1.51712] [ 2.72497]*

D(IHSG(-6),2) -0.358704 0.016889 D(KLSE(-6),2) 0.426228 0.110967

[-7.42485]* [ 1.72449] [ 1.45381] [ 1.86712]

D(IHSG(-7),2) -0.184580 0.021996 D(KLSE(-7),2) 0.456211 0.043960

[-4.94373]* [ 2.90627]* [ 2.16519]* [ 1.02920]

Sumber: data diolah.

Berdasarkan hasil estimasi VECM antara KLSE dengan IHSG,

diperoleh hasil dua persamaan kointegrasi serta variabel yang merupakan

hasil differencing dari lag tiap variabel. Berikut ini adalah dua persamaan

VECM yang terbentuk beserta penjelasannya.

D(IHSG,2) = - 0.295894*( D(IHSG(-1)) - 10.19097*D(KLSE(-1)) ) –

0.638296*D(IHSG(-1),2) - 0.657701*D(IHSG(-2),2) –

0.553691*D(IHSG(-3),2) - 0.542511*D(IHSG(-4),2) –

Page 170: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

151

0.478449*D(IHSG(-5),2) - 0.358704*D(IHSG(-6),2) –

0.184580*D(IHSG(-7),2) - 1.231352*D(KLSE(-1),2) –

0.447227D(KLSE(-2),2) - 0.239266D(KLSE(-3),2) +

0.285281D(KLSE(-4),2) + 0.561088D(KLSE(-5),2) +

0.426228D(KLSE(-6),2) + 0.456211*D(KLSE(-7),2)

D(KLSE,2) = 0.118226*( D(IHSG(-1)) - 10.19097*D(KLSE(-1)) ) –

0.087063*D(IHSG(-1),2) - 0.078152*D(IHSG(-2),2) –

0.053033*D(IHSG(-3),2) - 0.016929D(IHSG(-4),2) –

0.010666D(IHSG(-5),2) + 0.016889D(IHSG(-6),2) +

0.021996*D(IHSG(-7),2) + 0.248872*D(KLSE(-1),2) +

0.227603*D(KLSE(-2),2) + 0.276630*D(KLSE(-3),2)+

0.252416*D(KLSE(-4),2) + 0.204295*D(KLSE(-5),2) +

0.110967D(KLSE(-6),2) + 0.043960D(KLSE(-7),2)

Pada hasil estimasi cointegrating vector di dalam kedua persamaan

di atas menunjukkan bahwa KLSE (-10.19097) memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap cointegrating vector, yang berarti bahwa indeks KLSE

berkontribusi signifikan pada hubungan jangka panjang dengan IHSG.

Hasil estimasi juga menunjukkan terdapat hubungan jangka pendek.

Koefisien speed of adjustment pada cointegrating vector untuk KLSE

sebesar 0.118226 dinilai signifikan secara statistik, artinya dalam jangka

pendek KLSE akan menyesuaikan secara positif sebesar 0.118226 jika

terjadi disequilibrium. Koefisien speed of adjustment untuk IHSG sebesar -

Page 171: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

152

0.295894 juga dinilai signifikan secara statistik, sehingga IHSG akan

menyesuaikan secara negatif jika terjadi disequilibrium dalam jangka

pendek.

Selanjutnya, pada persamaan pertama, variabel KLSE memberikan

pengaruh yang signifikan secara positif terhadap pergerakan IHSG hanya

pada 7 hari sebelumnya, pada saat 1 hari sebelumnya KLSE memberikan

pengaruh signifikan secara negatif. Sedangkan IHSG sendiri memberikan

pengaruh yang signifikan secara negatif pada 1 sampai 7 hari sebelumnya.

Pada persamaan kedua, variabel IHSG memberikan pengaruh

signifikan secara positif terhadap pergerakan KLSE pada 7 hari

sebelumnya, pada 1, 2 dan 3 hari sebelumnya memberikan pengaruh

signifikan secara negatif. Sedangkan KLSE sendiri memberikan pengaruh

yang signifikan secara positif pada 1 sampai 5 hari sebelumnya.

c. Estimasi VECM antara N225 dengan IHSG

Setelah dilakukan uji kointegrasi antara N225 dengan IHSG

diperoleh hasil adanya hubungan kointegrasi, maka selanjutnya dilakukan

estimasi VECM. Estimasi VECM dilakukan untuk melihat analisis jangka

pendek dan jangka panjang.

Page 172: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

153

Tabel 4. 60 Hasil Estimasi VECM antara N225 dengan IHSG

Cointegrating Eq: CointEq1

D(IHSG(-1)) 1.000000

D(N225(-1)) -0.171520

[-10.5353]*

Error Correction: D(IHSG,2) D(N225,2) D(IHSG,2) D(N225,2) CointEq1 -0.831083 1.956008

[-12.2367]* [ 6.49803]*

D(IHSG(-1),2) -0.056826 -1.279180 D(N225(-1),2) -0.109615 -0.474375

[-0.94019] [-4.77519]* [-9.07432]* [-8.86046]*

D(IHSG(-2),2) -0.078192 -0.750868 D(N225(-2),2) -0.064039 -0.315249

[-1.53428] [-3.32425]* [-5.85308]* [-6.50103]*

D(IHSG(-3),2) 0.011881 -0.720768 D(N225(-3),2) -0.030532 -0.166169

[ 0.30866] [-4.22497]* [-3.55068]* [-4.36004]*

Sumber: data diolah.

Berdasarkan hasil estimasi VECM antara N225 dengan IHSG,

diperoleh hasil dua persamaan kointegrasi serta variabel yang merupakan

hasil differencing dari lag tiap variabel. Berikut ini adalah dua persamaan

VECM yang terbentuk beserta penjelasannya.

D(IHSG,2) = -0.831083*( D(IHSG(-1)) -0.171520*D(N225(-1)) ) –

0.056826D(IHSG(-1),2) - 0.078192D(IHSG(-2),2) +

0.011881D(IHSG(-3),2) - 0.109615*D(N225(-1),2) –

0.064039*D(N225(-2),2) - 0.030532*D(N225(-3),2)

D(N225,2) = 1.956008*( D(IHSG(-1)) - 0.171520*D(N225(-1)) ) –

1.279180*D(IHSG(-1),2) - 0.750868*D(IHSG(-2),2) –

0.720768*D(IHSG(-3),2) - 0.474375*D(N225(-1),2) –

0.315249*D(N225(-2),2) - 0.166169*D(N225(-3),2)

Page 173: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

154

Pada hasil estimasi cointegrating vector di dalam kedua persamaan

di atas menunjukkan bahwa N225 -0.171520 memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap cointegrating vector, yang berarti bahwa indeks N225

berkontribusi signifikan pada hubungan jangka panjang dengan IHSG.

Hasil estimasi juga menunjukkan terdapat hubungan jangka pendek.

Koefisien speed of adjustment pada cointegrating vector untuk N225

sebesar 1.956008 dinilai signifikan secara statistik, artinya dalam jangka

pendek N225 akan menyesuaikan secara positif sebesar 1.956008 jika

terjadi disequilibrium. Koefisien speed of adjustment untuk IHSG sebesar -

0.831083 juga dinilai signifikan secara statistik, sehingga IHSG akan

menyesuaikan secara negatif jika terjadi disequilibrium dalam jangka

pendek.

Selanjutnya, pada persamaan pertama, variabel N225 memberikan

pengaruh yang signifikan secara negatif terhadap pergerakan IHSG pada 1,

2, dan 3 hari sebelumnya. Sedangkan IHSG sendiri tidak memberikan

pengaruh yang signifikan. Pada persamaan kedua, variabel IHSG

memberikan pengaruh signifikan secara negatif terhadap pergerakan N225

pada 1, 2, dan 3 hari sebelumnya. Sedangkan N225 sendiri memberikan

pengaruh yang signifikan secara negatif pada 1, 2, dan 3 hari sebelumnya.

d. Estimasi VECM antara HSI dengan IHSG

Setelah dilakukan uji kointegrasi antara HSI dengan IHSG diperoleh hasil

adanya hubungan kointegrasi, maka selanjutnya dilakukan estimasi VECM.

Page 174: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

155

Estimasi VECM dilakukan untuk melihat analisis jangka pendek dan

jangka panjang.

Tabel 4. 61 Hasil Estimasi VECM antara HSI dengan IHSG

Cointegrating Eq: CointEq1

D(IHSG(-1)) 1.000000

D(HSI(-1)) -0.176473

[-13.3481]*

Error Correction: D(IHSG,2) D(HSI,2) D(IHSG,2) D(HSI,2) CointEq1 -0.729383 3.452019

[-12.5538]* [ 10.6262]*

D(IHSG(-1),2) -0.133050 -2.686780 D(HSI(-1),2) -0.097711 -0.317049

[-2.46391]* [-8.89870]* [-9.65029]* [-5.60027]*

D(IHSG(-2),2) -0.140251 -2.338762 D(HSI(-2),2) -0.053821 -0.186124

[-3.01768]* [-8.99990]* [-5.93816]* [-3.67269]*

D(IHSG(-3),2) -0.018944 -1.344429 D(HSI(-3),2) -0.035731 -0.025802

[-0.51079] [-6.48312]* [-5.38300]* [-0.69521]

Sumber: data diolah.

Berdasarkan hasil estimasi VECM antara HSI dengan IHSG,

diperoleh hasil dua persamaan kointegrasi serta variabel yang merupakan

hasil differencing dari lag tiap variabel. Berikut ini adalah dua persamaan

VECM yang terbentuk beserta penjelasannya.

D(IHSG,2) = -0.729383*( D(IHSG(-1)) - 0.176473*D(HSI(-1)) ) –

0.133050*D(IHSG(-1),2) - 0.140251*D(IHSG(-2),2) –

0.018944D(IHSG(-3),2) - 0.097711*D(HSI (-1),2) –

0.053821*D(HSI (-2),2) - 0.035731*D(HSI (-3),2)

Page 175: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

156

D(HSI,2) = 3.452019*( D(IHSG(-1)) - 0.176473*D(HSI (-1)) ) –

2.686780*D(IHSG(-1),2) - 2.338762*D(IHSG(-2),2) –

1.344429*D(IHSG(-3),2) - 0.317049*D(HSI (-1),2) –

0.186124*D(HSI (-2),2) - 0.025802D(HSI (-3),2)

Pada hasil estimasi cointegrating vector di dalam kedua persamaan

di atas menunjukkan bahwa HSI -0.176473 memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap cointegrating vector, yang berarti bahwa indeks HSI

berkontribusi signifikan pada hubungan jangka panjang dengan IHSG.

Hasil estimasi juga menunjukkan terdapat hubungan jangka pendek.

Koefisien speed of adjustment pada cointegrating vector untuk HSI

sebesar 3.452019 dinilai signifikan secara statistik, dalam jangka pendek

HSI akan menyesuaikan secara positif sebesar 1.956008 jika terjadi

disequilibrium. Koefisien speed of adjustment untuk IHSG sebesar -

0.729383 juga dinilai signifikan secara statistik, sehingga IHSG akan

menyesuaikan secara negatif jika terjadi disequilibrium dalam jangka

pendek.

Selanjutnya, pada persamaan pertama, variabel HSI memberikan

pengaruh yang signifikan secara negatif terhadap pergerakan IHSG pada 1,

2, dan 3 hari sebelumnya. Sedangkan IHSG sendiri memberikan pengaruh

yang signifikan secara negatif pada 1 dan 2 hari sebelumnya. Pada

persamaan kedua, variabel IHSG memberikan pengaruh signifikan secara

negatif terhadap pergerakan HSI pada 1, 2, dan 3 hari sebelumnya.

Page 176: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

157

Sedangkan HSI sendiri memberikan pengaruh yang signifikan secara

negatif pada 1 dan 2 hari sebelumnya.

e. Estimasi VECM antara NSEI dengan IHSG

Setelah dilakukan uji kointegrasi antara NSEI dengan IHSG

diperoleh hasil adanya hubungan kointegrasi, maka selanjutnya dilakukan

estimasi VECM. Estimasi VECM dilakukan untuk melihat analisis jangka

pendek dan jangka panjang.

Tabel 4. 62 Hasil Estimasi VECM antara NSEI dengan IHSG

Cointegrating Eq: CointEq1

D(IHSG(-1)) 1.000000

D(NSEI(-1)) -0.499422

[-13.5094]*

Error Correction: D(IHSG,2) D(NSEI,2) D(IHSG,2) D(NSEI,2) CointEq1 -0.903027 1.173208

[-11.1630]* [ 6.93245]*

D(IHSG(-1),2) -0.024619 -0.957362 D(NSEI(-1),2) -0.308968 -0.339667

[-0.33408] [-6.20991]* [-7.64578]* [-4.01784]*

D(IHSG(-2),2) -0.071841 -0.670043 D(NSEI(-2),2) -0.244850 -0.208757

[-1.08627] [-4.84283]* [-6.61111]* [-2.69431]*

D(IHSG(-3),2) -0.018956 -0.526012 D(NSEI(-3),2) -0.200090 -0.203480

[-0.32423] [-4.30056]* [-6.15092]* [-2.98997]*

D(IHSG(-4),2) -0.082078 -0.351049 D(NSEI(-4),2) -0.142221 -0.107730

[-1.66043] [-3.39461]* [-5.19568]* [-1.88126]

D(IHSG(-5),2) -0.052124 -0.234054 D(NSEI(-5),2) -0.044227 0.142213

[-1.40061] [-3.00625]* [-2.30298]* [ 3.53975]*

Sumber: data diolah.

Page 177: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

158

Berdasarkan hasil estimasi VECM antara NSEI dengan IHSG,

diperoleh hasil dua persamaan kointegrasi serta variabel yang merupakan

hasil differencing dari lag tiap variabel. Berikut ini adalah dua persamaan

VECM yang terbentuk beserta penjelasannya.

D(IHSG,2) = -0.903027*( D(IHSG(-1)) -0.499422*D(NSEI(-1)) ) –

0.024619D(IHSG(-1),2) - 0.071841D(IHSG(-2),2) –

0.018956D(IHSG(-3),2) - 0.082078D(IHSG(-4),2) –

0.052124D(IHSG(-5),2) - 0.308968*D(NSEI(-1),2) –

0.244850*D(NSEI(-2),2) - 0.200090*D(NSEI(-3),2) –

0.142221*D(NSEI(-4),2) - 0.044227*D(NSEI(-5),2)

D(NSEI,2) = 1.173208*( D(IHSG(-1)) - 0.499422*D(NSEI(-1)) ) –

0.957362*D(IHSG(-1),2) - 0.670043*D(IHSG(-2),2) –

0.526012*D(IHSG(-3),2) - 0.351049*D(IHSG(-4),2) –

0.234054*D(IHSG(-5),2) - 0.339667*D(NSEI(-1),2) –

0.208757*D(NSEI(-2),2) - 0.203480*D(NSEI(-3),2) –

0.107730D(NSEI(-4),2) + 0.142213*D(NSEI(-5),2)

Pada hasil estimasi cointegrating vector di dalam kedua persamaan

di atas menunjukkan bahwa NSEI (-0.499422) memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap cointegrating vector, yang berarti bahwa indeks NSEI

berkontribusi signifikan pada hubungan jangka panjang dengan IHSG.

Hasil estimasi juga menunjukkan terdapat hubungan jangka pendek.

Koefisien speed of adjustment pada cointegrating vector untuk NSEI

Page 178: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

159

sebesar 1.173208 dinilai signifikan secara statistik, artinya dalam jangka

pendek NSEI akan menyesuaikan secara positif sebesar 1.173208 jika

terjadi disequilibrium. Koefisien speed of adjustment untuk IHSG sebesar -

0.903027 juga dinilai signifikan secara statistik, sehingga IHSG akan

menyesuaikan secara negatif jika terjadi disequilibrium dalam jangka

pendek.

Selanjutnya, pada persamaan pertama, variabel NSEI memberikan

pengaruh yang signifikan secara negatif terhadap pergerakan IHSG pada 1

sampai 5 hari sebelumnya. Sedangkan IHSG sendiri tidak memberikan

pengaruh yang signifikan. Pada persamaan kedua, variabel IHSG

memberikan pengaruh signifikan secara negatif terhadap pergerakan NSEI

pada 1 sampai 5 hari sebelumnya. Sedangkan NSEI sendiri memberikan

pengaruh yang signifikan secara negatif pada 1, 2, dan 3 hari sebelumnya.

NSEI memberikan pengaruh yang signifikan secara positif hanya pada 5

hari sebelumnya.

f. Estimasi VECM antara FTSE dengan IHSG

Setelah dilakukan uji kointegrasi antara FTSE dengan IHSG

diperoleh hasil adanya hubungan kointegrasi, maka selanjutnya dilakukan

estimasi VECM. Estimasi VECM dilakukan untuk melihat analisis jangka

pendek dan jangka panjang.

Page 179: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

160

Tabel 4. 63Hasil Estimasi VECM antara FTSE dengan IHSG

Cointegrating Eq: CointEq1

D(IHSG(-1)) 1.000000

D(FTSE(-1)) -1.061809

[-11.9140]*

Error Correction: D(IHSG,2) D(FTSE,2) D(IHSG,2) D(FTSE,2) CointEq1 -0.752955 0.503077

[-9.67613]* [ 4.88320]*

D(IHSG(-1),2) -0.224235 -0.502331 D(FTSE(-1),2) -0.561661 -0.351861

[-3.03844]* [-5.14133]* [-6.75989]* [-3.19870]*

D(IHSG(-2),2) -0.292762 -0.432849 D(FTSE(-2),2) -0.408187 -0.243451

[-4.27390]* [-4.77291]* [-5.17178]* [-2.32986]*

D(IHSG(-3),2) -0.243066 -0.332280 D(FTSE(-3),2) -0.309807 -0.168120

[-3.81852]* [-3.94288]* [-4.22447]* [-1.73155]

D(IHSG(-4),2) -0.312841 -0.278533 D(FTSE(-4),2) -0.217408 -0.128840

[-5.33977]* [-3.59098]* [-3.30491]* [-1.47935]

D(IHSG(-5),2) -0.281022 -0.318167 D(FTSE(-5),2) -0.108795 -0.040438

[-5.22728]* [-4.47020]* [-1.89361] [-0.53163]

D(IHSG(-6),2) -0.210605 -0.158448 D(FTSE(-6),2) -0.048667 -0.044359

[-4.52334]* [-2.57049]* [-1.03917] [-0.71543]

D(IHSG(-7),2) -0.114121 -0.044601 D(FTSE(-7),2) -0.051439 0.106286

[-3.13481]* [-0.92540] [-1.57976] [ 2.46551]*

Sumber: data diolah.

Berdasarkan hasil estimasi VECM antara FTSE dengan IHSG,

diperoleh hasil dua persamaan kointegrasi serta variabel yang merupakan

hasil differencing dari lag tiap variabel. Berikut ini adalah dua persamaan

VECM yang terbentuk beserta penjelasannya.

D(IHSG,2) = -0.752955*( D(IHSG(-1)) - 1.061809*D(FTSE(-1)) ) –

0.224235*D(IHSG(-1),2) - 0.292762*D(IHSG(-2),2) –

0.243066*D(IHSG(-3),2) - 0.312841*D(IHSG(-4),2) –

Page 180: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

161

0.281022*D(IHSG(-5),2) - 0.210605*D(IHSG(-6),2) –

0.114121*D(IHSG(-7),2) - 0.561661*D(FTSE(-1),2) –

0.408187*D(FTSE(-2),2) - 0.309807*D(FTSE(-3),2) –

0.217408*D(FTSE(-4),2) - 0.108795D(FTSE(-5),2) –

0.048667D(FTSE(-6),2) - 0.051439D(FTSE(-7),2)

D(FTSE,2) = 0.503077*( D(IHSG(-1)) - 1.061809*D(FTSE(-1)) ) –

0.502331*D(IHSG(-1),2) - 0.432849*D(IHSG(-2),2) –

0.332280*D(IHSG(-3),2) - 0.278533*D(IHSG(-4),2) –

0.318167*D(IHSG(-5),2) - 0.158448*D(IHSG(-6),2) –

0.044601D(IHSG(-7),2) - 0.351861*D(FTSE(-1),2) –

0.243451*D(FTSE(-2),2) - 0.168120D(FTSE(-3),2) –

0.128840D(FTSE(-4),2) - 0.040438D(FTSE(-5),2) –

0.044359D(FTSE(-6),2) + 0.106286*D(FTSE(-7),2)

Pada hasil estimasi cointegrating vector di dalam kedua persamaan

di atas menunjukkan bahwa FTSE -1.061809 memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap cointegrating vector, yang berarti bahwa indeks FTSE

berkontribusi signifikan pada hubungan jangka panjang dengan IHSG.

Hasil estimasi juga menunjukkan terdapat hubungan jangka pendek.

Koefisien speed of adjustment pada cointegrating vector untuk FTSE

sebesar 0.503077 dinilai signifikan secara statistik, artinya dalam jangka

pendek FTSE akan menyesuaikan secara positif sebesar 0.503077 jika

terjadi disequilibrium. Koefisien speed of adjustment untuk IHSG sebesar -

Page 181: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

162

0.752955 juga dinilai signifikan secara statistik, sehingga IHSG akan

menyesuaikan secara negatif jika terjadi disequilibrium dalam jangka

pendek.

Selanjutnya, pada persamaan pertama, variabel FTSE memberikan

pengaruh yang signifikan secara negatif terhadap pergerakan IHSG pada 1

sampai 4 hari sebelumnya. Sedangkan IHSG sendiri memberikan pengaruh

yang signifikan secara negatif pada 1 sampai 7 hari sebelumnya. Pada

persamaan kedua, variabel IHSG memberikan pengaruh signifikan secara

negatif terhadap pergerakan FTSE pada 1 sampai 6 hari sebelumnya.

Sedangkan FTSE sendiri memberikan pengaruh yang signifikan secara

negatif pada 1 dan 2 hari sebelumnya. FTSE hanya memberikan pengaruh

yang signifikan secara positif pada 7 hari sebelumnya.

g. Estimasi VECM antara CSE dengan IHSG

Setelah dilakukan uji kointegrasi antara CSE dengan IHSG

diperoleh hasil adanya hubungan kointegrasi, maka selanjutnya dilakukan

estimasi VECM. Estimasi VECM dilakukan untuk melihat analisis jangka

pendek dan jangka panjang.

Page 182: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

163

Tabel 4. 64 Hasil Estimasi VECM antara CSE dengan IHSG

Cointegrating Eq: CointEq1

D(IHSG(-1)) 1.000000

D(CSE(-1)) -0.305551

[-1.79667]

Error Correction: D(IHSG,2) D(CSE,2) D(IHSG,2) D(CSE,2) CointEq1 -0.808821 0.169058

[-8.28969]* [ 3.04599]*

D(IHSG(-1),2) -0.092703 -0.136972 D(CSE(-1),2) -0.182853 -0.736532

[-1.01610] [-2.63926]* [-2.67975]* [-18.9754]*

D(IHSG(-2),2) -0.124073 -0.171303 D(CSE(-2),2) -0.330258 -0.587859

[-1.47034] [-3.56870]* [-4.04030]* [-12.6427]*

D(IHSG(-3),2) -0.045396 -0.128279 D(CSE(-3),2) -0.334138 -0.583162

[-0.60000] [-2.98056]* [-3.80187]* [-11.6645]*

D(IHSG(-4),2) -0.109292 -0.071250 D(CSE(-4),2) -0.160482 -0.392907

[-1.64650] [-1.88698] [-1.80686] [-7.77670]*

D(IHSG(-5),2) -0.087270 -0.027264 D(CSE(-5),2) -0.138538 -0.248109

[-1.59350] [-0.87515] [-1.65826] [-5.22073]*

D(IHSG(-6),2) -0.073036 -0.032517 D(CSE(-6),2) -0.169277 -0.192986

[-1.81877] [-1.42349] [-2.46007]* [-4.93039]*

Sumber: data diolah.

Berdasarkan hasil estimasi antara CSE dengan IHSG, diperoleh

hasil dua persamaan kointegrasi serta variabel yang merupakan hasil

differencing dari lag tiap variabel. Berikut ini adalah dua persamaan

VECM yang terbentuk beserta penjelasannya.

D(IHSG,2) = -0.808821*( D(IHSG(-1)) - 0.305551D(CSE(-1)) ) –

0.092703D(IHSG(-1),2) - 0.124073D(IHSG(-2),2) –

0.045396D(IHSG(-3),2) - 0.109292D(IHSG(-4),2) –

0.087270D(IHSG(-5),2) - 0.073036D(IHSG(-6),2) –

0.182853*D(CSE(-1),2) -0.330258*D(CSE(-2),2) –

Page 183: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

164

0.334138*D(CSE(-3),2) - 0.160482D(CSE(-4),2) –

0.138538D(CSE(-5),2) - 0.169277*D(CSE(-6),2)

D(CSE,2) = 0.169058*( D(IHSG(-1)) - 0.305551D(CSE(-1)) ) –

0.136972*D(IHSG(-1),2) - 0.171303*D(IHSG(-2),2) –

0.128279*D(IHSG(-3),2) -0.071250D(IHSG(-4),2) –

0.027264D(IHSG(-5),2) - 0.032517D(IHSG(-6),2) –

0.736532*D(CSE(-1),2) - 0.587859*D(CSE(-2),2) –

0.583162*D(CSE(-3),2) - 0.392907*D(CSE(-4),2) –

0.248109*D(CSE(-5),2) - 0.192986*D(CSE(-6),2)

Pada hasil estimasi cointegrating vector di dalam kedua persamaan

di atas menunjukkan bahwa CSE (-0.305551) memiliki pengaruh yang

tidak signifikan terhadap cointegrating vector, yang berarti bahwa indeks

CSE tidak berkontribusi pada hubungan jangka panjang dengan IHSG.

Hasil estimasi juga menunjukkan terdapat hubungan jangka pendek.

Koefisien speed of adjustment pada cointegrating vector untuk CSE

sebesar 0.169058 dinilai signifikan secara statistik, artinya dalam jangka

pendek CSE akan menyesuaikan secara positif sebesar 0.169058 jika

terjadi disequilibrium. Koefisien speed of adjustment untuk IHSG sebesar -

0.808821 juga dinilai signifikan secara statistik, sehingga IHSG akan

menyesuaikan secara negatif jika terjadi disequilibrium dalam jangka

pendek.

Page 184: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

165

Selanjutnya, pada persamaan pertama, variabel CSE memberikan

pengaruh yang signifikan secara negatif terhadap pergerakan IHSG pada 1,

2, 3 dan 6 hari sebelumnya. Sedangkan IHSG sendiri tidak memberikan

pengaruh yang signifikan. Pada persamaan kedua, variabel IHSG

memberikan pengaruh signifikan secara negatif terhadap pergerakan CSE

pada 1, 2 dan 3 hari sebelumnya. Sedangkan CSE sendiri memberikan

pengaruh yang signifikan secara negatif pada 1 sampai 6 hari sebelumnya.

h. Estimasi VECM antara TSX dengan IHSG

Setelah dilakukan uji kointegrasi antara TSX dengan IHSG

diperoleh hasil adanya hubungan kointegrasi, maka selanjutnya dilakukan

estimasi VECM. Estimasi VECM dilakukan untuk melihat analisis jangka

pendek dan jangka panjang.

Tabel 4. 65 Hasil Estimasi VECM antara TSX dengan IHSG

Cointegrating Eq: CointEq1

D(IHSG(-1)) 1.000000

D(TSX(-1)) -0.290179

[-7.14177]*

Error Correction: D(IHSG,2) D(TSX,2) D(IHSG,2) D(TSX,2) CointEq1 -0.788448 0.512261

[-8.44625]* [ 1.84816]

D(IHSG(-1),2) -0.160562 -0.655532 D(TSX(-1),2) -0.107003 -0.921447

[-1.82992] [-2.51617]* [-3.63879]* [-10.5533]*

D(IHSG(-2),2) -0.191179 -0.422132 D(TSX(-2),2) -0.025705 -0.702035

[-2.33918]* [-1.73952] [-0.85814] [-7.89335]*

D(IHSG(-3),2) -0.151186 -0.620116 D(TSX(-3),2) -0.026888 -0.434862

[-2.00094]* [-2.76410]* [-0.90184] [-4.91226]*

D(IHSG(-4),2) -0.187549 -0.510164 D(TSX(-4),2) -0.023655 -0.300653

[-2.75519]* [-2.52409]* [-0.82015] [-3.51066]*

Page 185: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

166

D(IHSG(-5),2) -0.173454 -0.647818 D(TSX(-5),2) -0.008848 -0.202840

[-2.87883]* [-3.62111]* [-0.32843] [-2.53582]*

D(IHSG(-6),2) -0.125521 -0.342970 D(TSX(-6),2) 0.026925 -0.252731

[-2.54143]* [-2.33870]* [ 1.16500] [-3.68292]*

D(IHSG(-7),2) -0.047950 -0.089378 D(TSX(-7),2) 0.035708 0.057092

[-1.28733] [-0.80815] [ 2.34768]* [ 1.26418]

Sumber: data diolah.

Berdasarkan hasil estimasi antara TSX dengan IHSG, diperoleh

hasil dua persamaan kointegrasi serta variabel yang merupakan hasil

differencing dari lag tiap variabel. Berikut ini adalah dua persamaan

VECM yang terbentuk beserta penjelasannya.

D(IHSG,2) = -0.788448*( D(IHSG(-1)) - 0.290179*D(TSX(-1)) ) –

0.160562*D(IHSG(-1),2) - 0.191179*D(IHSG(-2),2) –

0.151186*D(IHSG(-3),2) - 0.187549*D(IHSG(-4),2) –

0.173454*D(IHSG(-5),2) - 0.125521*D(IHSG(-6),2) –

0.047950D(IHSG(-7),2) - 0.107003*D(TSX(-1),2) –

0.025705D(TSX(-2),2) - 0.026888D(TSX(-3),2) –

0.023655D(TSX(-4),2) - 0.008848D(TSX(-5),2) +

0.026925D(TSX(-6),2) + 0.035708*D(TSX(-7),2)

D(TSX,2) = 0.512261( D(IHSG(-1)) - 0.290179*D(TSX(-1)) ) –

0.655532*D(IHSG(-1),2) - 0.422132D(IHSG(-2),2) –

0.620116*D(IHSG(-3),2) - 0.510164*D(IHSG(-4),2) –

0.647818*D(IHSG(-5),2) - 0.342970*D(IHSG(-6),2) –

0.089378D(IHSG(-7),2) - 0.921447*D(TSX(-1),2) –

Page 186: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

167

0.702035*D(TSX(-2),2) - 0.434862*D(TSX(-3),2) –

0.300653*D(TSX(-4),2) - 0.202840*D(TSX(-5),2) –

0.252731*D(TSX(-6),2) + 0.057092*D(TSX(-7),2)

Pada hasil estimasi cointegrating vector di dalam kedua persamaan

di atas menunjukkan bahwa TSX (-0.290179) memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap cointegrating vector, yang berarti bahwa indeks TSX

berkontribusi signifikan pada hubungan jangka panjang dengan IHSG.

Koefisien speed of adjustment pada cointegrating vector untuk TSX

sebesar 0.512261 dinilai tidak signifikan secara statistik, artinya dalam

jangka pendek TSX tidak akan berpengaruh jika terjadi disequilibrium.

Koefisien speed of adjustment untuk IHSG sebesar -0.788448 dinilai

signifikan secara statistik, sehingga IHSG akan menyesuaikan secara

negatif jika terjadi disequilibrium dalam jangka pendek.

Selanjutnya, pada persamaan pertama, variabel TSX memberikan

pengaruh yang signifikan secara negatif terhadap pergerakan IHSG pada 1

hari sebelumnya, dan berpengaruh signifikan secara positif pada 7 hari

sebelumnya. Sementara itu, IHSG memberikan pengaruh yang signifikan

secara negatif pada 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 hari sebelumnya. Pada persamaan

kedua, variabel IHSG memberikan pengaruh signifikan secara negatif

terhadap pergerakan TSX pada 1, 3, 4, 5 dan 6 hari sebelumnya.

Sementara itu, TSX memberikan pengaruh yang signifikan secara negatif

pada 1 sampai 6 hari sebelumnya, dan memberikan pengaruh yang

signifikan secara positif pada 7 hari sebelumnya.

Page 187: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

168

2) Estimasi Model VAR/VECM Indeks Saham Syariah

a. Estimasi VECM antara DJIMI dengan JKII

Setelah dilakukan uji kointegrasi antara DJIMI dengan JKII

diperoleh hasil adanya hubungan kointegrasi, maka selanjutnya dilakukan

estimasi VECM. Estimasi VECM dilakukan untuk melihat analisis jangka

pendek dan jangka panjang.

Tabel 4. 66 Hasil Estimasi VECM antara DJIMI dengan JKII

Cointegrating Eq: CointEq1

D(JKII(-1)) 1.000000

D(DJIMI(-1)) -0.255076

[-12.7216]*

Error Correction: D(JKII,2) D(DJIMI,2) D(JKII,2) D(DJIMI,2) CointEq1 -0.775976 2.925057

[-9.06713]* [ 7.40613]*

D(JKII(-1),2) -0.226044 -2.438144 D(DJIMI(-1),2) -0.187206 -0.235444

[-2.81453]* [-6.57821]* [-8.70081]* [-2.37117]*

D(JKII(-2),2) -0.337643 -2.278904 D(DJIMI(-2),2) -0.136655 -0.020127

[-4.56959]* [-6.68316]* [-6.63146]* [-0.21164]

D(JKII(-3),2) -0.283229 -1.919490 D(DJIMI(-3),2) -0.098648 0.108977

[-4.22368]* [-6.20260]* [-5.08962]* [ 1.21834]

D(JKII(-4),2) -0.300928 -1.904561 D(DJIMI(-4),2) -0.062789 0.107645

[-4.88944]* [-6.70544]* [-3.51249]* [ 1.30484]

D(JKII(-5),2) -0.272950 -1.584975 D(DJIMI(-5),2) -0.027016 0.165998

[-4.89334]* [-6.15717]* [-1.69147] [ 2.25205]*

D(JKII(-6),2) -0.220978 -1.245281 D(DJIMI(-6),2) -0.017830 0.059410

[-4.66934]* [-5.70178]* [-1.35068] [ 0.97519]

D(JKII(-7),2) -0.111050 -0.492215 D(DJIMI(-7),2) 0.001643 0.195826

[-3.00698]* [-2.88804]* [ 0.18500] [ 4.77809]*

Sumber: data diolah.

Page 188: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

169

Berdasarkan hasil estimasi antara DJIMI dengan JKII, diperoleh

hasil dua persamaan kointegrasi serta variabel yang merupakan hasil

differencing dari lag tiap variabel. Berikut ini adalah dua persamaan

VECM yang terbentuk beserta penjelasannya.

D(JKII,2) = -0.775976*( D(JKII(-1)) - 0.255076*D(DJIMI(-1)) ) –

0.226044*D(JKII(-1),2) - 0.337643*D(JKII(-2),2) –

0.283229*D(JKII(-3),2) - 0.300928*D(JKII(-4),2) –

0.272950*D(JKII(-5),2) - 0.220978*D(JKII(-6),2) –

0.111050*D(JKII(-7),2) - 0.187206*D(DJIMI(-1),2) –

0.136655*D(DJIMI(-2),2) - 0.098648*D(DJIMI(-3),2) –

0.062789*D(DJIMI(-4),2) - 0.027016D(DJIMI(-5),2) –

0.017830D(DJIMI(-6),2) + 0.001643D(DJIMI(-7),2)

D(DJIMI,2) = 2.925057*( D(JKII(-1)) - 0.255076*D(DJIMI(-1)) ) –

2.438144*D(JKII(-1),2) - 2.278904*D(JKII(-2),2) –

1.919490*D(JKII(-3),2) -1.904561*D(JKII(-4),2) –

1.584975*D(JKII(-5),2) - 1.245281*D(JKII(-6),2) –

0.492215*D(JKII(-7),2) - 0.235444*D(DJIMI(-1),2) –

0.020127D(DJIMI(-2),2) + 0.108977D(DJIMI(-3),2) +

0.107645D(DJIMI(-4),2) + 0.165998*D(DJIMI(-5),2) +

0.059410D(DJIMI(-6),2) + 0.195826*D(DJIMI(-7),2)

Pada hasil estimasi cointegrating vector di dalam kedua persamaan

di atas menunjukkan bahwa DJIMI (-0.255076) memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap cointegrating vector, yang berarti bahwa indeks DJIMI

Page 189: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

170

berkontribusi signifikan pada hubungan jangka panjang dengan JKII. Hasil

estimasi juga menunjukkan terdapat hubungan jangka pendek. Koefisien

speed of adjustment pada cointegrating vector untuk DJIMI sebesar

2.925057 dinilai signifikan secara statistik, artinya dalam jangka pendek

DJIMI akan menyesuaikan secara positif sebesar 2.925057 jika terjadi

disequilibrium. Koefisien speed of adjustment untuk JKII sebesar -

0.775976 juga dinilai signifikan secara statistik, sehingga JKII akan

menyesuaikan secara negatif jika terjadi disequilibrium dalam jangka

pendek.

Selanjutnya, pada persamaan pertama, variabel DJIMI memberikan

pengaruh yang signifikan secara negatif terhadap pergerakan JKII pada 1,

2, 3 dan 4 hari sebelumnya. Begitu pula sebaliknya, JKII memberikan

pengaruh yang signifikan secara negatif pada 1 hingga 7 hari sebelumnya.

Pada persamaan kedua, variabel JKII memberikan pengaruh signifikan

secara negatif terhadap pergerakan DJIMI pada 1 hingga 7 hari

sebelumnya. Sedangkan DJIMI memberikan pengaruh yang signifikan

secara negatif pada 1 hari sebelumnya, dan memberikan pengaruh yang

signifikan secara positif pada 5 dan 7 hari sebelumnya.

b. Estimasi VECM antara DJMY25D dengan JKII

Setelah dilakukan uji kointegrasi antara DJMY25D dengan JKII

diperoleh hasil adanya hubungan kointegrasi, maka selanjutnya dilakukan

estimasi VECM. Estimasi VECM dilakukan untuk melihat analisis jangka

pendek dan jangka panjang.

Page 190: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

171

Tabel 4. 67 Hasil Estimasi VECM antara DJMY25D dengan JKII

Cointegrating Eq: CointEq1

D(JKII(-1)) 1.000000

D(DJMY25D(-1)) -1.007681

[-10.3322]*

Error Correction: D(JKII,2) D(DJMY25D,2) D(JKII,2) D(DJMY25D,2) CointEq1 -0.770423 0.432001

[-11.0062]* [ 7.01633]*

D(JKII(-1),2) -0.160625 -0.336877 D(DJMY25D(-1),2) -0.586275 -0.435368

[-2.48273]* [-5.91978]* [-8.34482]* [-7.04516]*

D(JKII(-2),2) -0.175411 -0.258468 D(DJMY25D(-2),2) -0.499063 -0.394536

[-2.98893]* [-5.00708]* [-7.61036]* [-6.83997]*

D(JKII(-3),2) -0.062356 -0.217215 D(DJMY25D(-3),2) -0.430597 -0.239116

[-1.26711] [-5.01820]* [-7.65797]* [-4.83469]*

D(JKII(-4),2) -0.050322 -0.071173 D(DJMY25D(-4),2) -0.235430 -0.066649

[-1.35903] [-2.18526]* [-5.51649]* [-1.77547]

Sumber: data diolah.

Berdasarkan hasil estimasi antara DJMY25D dengan JKII, diperoleh

hasil dua persamaan kointegrasi serta variabel yang merupakan hasil

differencing dari lag tiap variabel. Berikut ini adalah dua persamaan

VECM yang terbentuk beserta penjelasannya.

D(JKII,2) = -0.770423*( D(JKII(-1)) - 1.007681*D(DJMY25D(-1)) ) –

0.160625*D(JKII(-1),2) - 0.175411*D(JKII(-2),2) –

0.062356D(JKII(-3),2) - 0.050322D(JKII(-4),2) –

0.586275*D(DJMY25D(-1),2) - 0.499063*D(DJMY25D(-2),2) –

0.430597*D(DJMY25D(-3),2) - 0.235430*D(DJMY25D(-4),2)

D(DJMY25D,2) = 0.432001*( D(JKII(-1)) - 1.007681*D(DJMY25D(-1)) ) –

Page 191: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

172

0.336877*D(JKII(-1),2) - 0.258468*D(JKII(-2),2) –

0.217215*D(JKII(-3),2) - 0.071173*D(JKII(-4),2) –

0.435368*D(DJMY25D(-1),2) - 0.394536*D(DJMY25D(-

2),2) – 0.239116*D(DJMY25D(-3),2) -

0.066649D(DJMY25D(-4),2)

Pada hasil estimasi cointegrating vector di dalam kedua persamaan

di atas menunjukkan bahwa DJMY25D (-1.007681) memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap cointegrating vector, yang berarti bahwa indeks

DJMY25D berkontribusi signifikan pada hubungan jangka panjang dengan

JKII. Hasil estimasi juga menunjukkan terdapat hubungan jangka pendek.

Koefisien speed of adjustment pada cointegrating vector untuk DJMY25D

sebesar 0.432001 dinilai signifikan secara statistik, artinya dalam jangka

pendek DJMY25D akan menyesuaikan secara positif sebesar 0.432001

jika terjadi disequilibrium. Koefisien speed of adjustment untuk JKII

sebesar -0.770423 juga dinilai signifikan secara statistik, sehingga JKII

akan menyesuaikan secara negatif jika terjadi disequilibrium dalam jangka

pendek.

Selanjutnya, pada persamaan pertama, variabel DJMY25D

memberikan pengaruh yang signifikan secara negatif terhadap pergerakan

JKII pada 1, 2, 3 dan 4 hari sebelumnya. Namun JKII memberikan

pengaruh yang signifikan secara negatif hanya pada 1 dan 2 hari

sebelumnya. Pada persamaan kedua, variabel JKII memberikan pengaruh

signifikan secara negatif terhadap pergerakan DJMY25D pada 1 hingga 4

Page 192: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

173

hari sebelumnya. Sedangkan DJIMI memberikan pengaruh yang signifikan

secara negatif pada 1, 2 dan 3 hari sebelumnya.

c. Estimasi VECM antara DJIJP dengan JKII

Setelah dilakukan uji kointegrasi antara DJIJP dengan JKII diperoleh

hasil adanya hubungan kointegrasi, maka selanjutnya dilakukan estimasi

VECM. Estimasi VECM dilakukan untuk melihat analisis jangka pendek

dan jangka panjang.

Tabel 4. 68 Hasil Estimasi VECM antara DJIJP dengan JKII

Cointegrating Eq: CointEq1

D(JKII(-1)) 1.000000

D(DJIJP(-1)) -6.247188

[-11.7053]*

Error Correction: D(JKII,2) D(DJIJP,2) D(JKII,2) D(DJIJP,2) CointEq1 0.012839 0.188198

[ 1.67970] [ 11.3828]*

D(JKII(-1),2) -0.896423 0.134940 D(DJIJP(-1),2) 0.121603 0.121755

[-23.5794]* [ 1.64095] [ 2.71295]* [ 1.25580]

D(JKII(-2),2) -0.866820 0.275059 D(DJIJP(-2),2) 0.135158 0.088709

[-17.7693]* [ 2.60676]* [ 3.17745]* [ 0.96414]

D(JKII(-3),2) -0.685736 0.390739 D(DJIJP(-3),2) 0.121572 0.143708

[-12.1862]* [ 3.21020]* [ 3.05078]* [ 1.66722]

D(JKII(-4),2) -0.610065 0.497585 D(DJIJP(-4),2) 0.088516 0.204421

[-10.4536]* [ 3.94177]* [ 2.43826]* [ 2.60328]*

D(JKII(-5),2) -0.480324 0.476294 D(DJIJP(-5),2) 0.079767 0.256635

[-8.38236]* [ 3.84273]* [ 2.50693]* [ 3.72881]*

D(JKII(-6),2) -0.359366 0.360669 D(DJIJP(-6),2) 0.054253 0.225959

[-7.13820]* [ 3.31202]* [ 2.11403]* [ 4.07052]*

D(JKII(-7),2) -0.176527 0.247642 D(DJIJP(-7),2) 0.032329 0.135729

[-4.47889]* [ 2.90481]* [ 1.84572] [ 3.58243]*

Sumber: data diolah.

Page 193: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

174

Berdasarkan hasil estimasi antara DJIJP dengan JKII, diperoleh hasil

dua persamaan kointegrasi serta variabel yang merupakan hasil

differencing dari lag tiap variabel. Berikut ini adalah dua persamaan

VECM yang terbentuk beserta penjelasannya.

D(JKII,2) = 0.012839( D(JKII(-1)) - 6.247188*D(DJIJP(-1)) ) –

0.896423*D(JKII(-1),2) - 0.866820*D(JKII(-2),2) –

0.685736*D(JKII(-3),2) - 0.610065*D(JKII(-4),2) –

0.480324*D(JKII(-5),2) - 0.359366*D(JKII(-6),2) –

0.176527*D(JKII(-7),2) + 0.121603*D(DJIJP(-1),2) +

0.135158*D(DJIJP(-2),2) + 0.135158*D(DJIJP(-3),2) +

0.088516*D(DJIJP(-4),2) + 0.079767*D(DJIJP(-5),2) +

0.054253*D(DJIJP(-6),2) + 0.032329D(DJIJP(-7),2)

D(DJIJP,2) = 0.188198*( D(JKII(-1)) - 6.247188*D(DJIJP(-1)) ) +

0.134940D(JKII(-1),2) + 0.275059*D(JKII(-2),2) +

0.390739*D(JKII(-3),2) + 0.497585*D(JKII(-4),2) +

0.476294*D(JKII(-5),2) + 0.360669*D(JKII(-6),2) +

0.247642*D(JKII(-7),2) + 0.121755D(DJIJP(-1),2) +

0.088709D(DJIJP(-2),2) + 0.143708D(DJIJP(-3),2) +

0.204421*D(DJIJP(-4),2) + 0.256635*D(DJIJP(-5),2) +

0.225959*D(DJIJP(-6),2) + 0.135729*D(DJIJP(-7),2)

Pada hasil estimasi cointegrating vector di dalam kedua persamaan

di atas menunjukkan bahwa DJIJP (-6.247188) memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap cointegrating vector, yang berarti bahwa indeks DJIJP

Page 194: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

175

berkontribusi signifikan pada hubungan jangka panjang dengan JKII. Hasil

estimasi juga menunjukkan terdapat hubungan jangka pendek. Koefisien

speed of adjustment pada cointegrating vector untuk DJIJP sebesar

0.188198 dinilai signifikan secara statistik, artinya dalam jangka pendek

DJIJP akan menyesuaikan secara positif sebesar 0.188198 jika terjadi

disequilibrium.

Selanjutnya, pada persamaan pertama, variabel DJIJP memberikan

pengaruh yang signifikan secara positif terhadap pergerakan JKII pada 1

hingga 6 hari sebelumnya. Namun JKII memberikan pengaruh yang

signifikan secara negatif hanya pada 1 hingga 7 hari sebelumnya. Pada

persamaan kedua, variabel JKII memberikan pengaruh signifikan secara

positif terhadap pergerakan DJIJP pada 1 hingga 7 hari sebelumnya.

Sedangkan DJIJP memberikan pengaruh yang signifikan secara positif

pada 4 hingga 7 hari sebelumnya.

d. Estimasi VECM antara DJICHKU dengan JKII

Setelah dilakukan uji kointegrasi antara DJICHKU dengan JKII

diperoleh hasil adanya hubungan kointegrasi, maka selanjutnya dilakukan

estimasi VECM. Estimasi VECM dilakukan untuk melihat analisis jangka

pendek dan jangka panjang.

Page 195: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

176

Tabel 4. 69 Hasil Estimasi VECM antara DJICHKU dengan JKII

Cointegrating Eq: CointEq1

D(JKII(-1)) 1.000000

D(DJICHKU(-1)) -0.297393

[-13.4274]*

Error Correction: D(JKII,2) D(DJICHKU,2) D(JKII,2) D(DJICHKU,2) CointEq1 -0.864712 1.684782

[-12.6442]* [ 7.92824]*

D(JKII(-1),2) -0.080568 -1.112752 D(DJICHKU(-1),2) -0.168707 -0.400511

[-1.33068] [-5.91459]* [-8.46522]* [-6.46747]*

D(JKII(-2),2) -0.136361 -0.991474 D(DJICHKU(-2),2) -0.101073 -0.265870

[-2.77084]* [-6.48362]* [-5.87355]* [-4.97221]*

D(JKII(-3),2) -0.028876 -0.549396 D(DJICHKU(-3),2) -0.061296 -0.073298

[-0.79006] [-4.83748]* [-4.99097]* [-1.92071]

Sumber: data diolah.

Berdasarkan hasil estimasi antara DJICHKU dengan JKII, diperoleh

hasil dua persamaan kointegrasi serta variabel yang merupakan hasil

differencing dari lag tiap variabel. Berikut ini adalah dua persamaan

VECM yang terbentuk beserta penjelasannya.

D(JKII,2) = -0.864712*( D(JKII(-1)) - 0.297393*D(DJICHKU(-1)) ) –

0.080568D(JKII(-1),2) - 0.136361*D(JKII(-2),2) –

0.028876D(JKII(-3),2) - 0.168707*D(DJICHKU(-1),2) –

0.101073*D(DJICHKU(-2),2) - 0.061296*D(DJICHKU(-3),2)

D(DJICHKU,2) = 1.684782*( D(JKII(-1)) - 0.297393*D(DJICHKU(-1)) ) –

1.112752*D(JKII(-1),2) - 0.991474*D(JKII(-2),2) –

0.549396*D(JKII(-3),2) - 0.400511*D(DJICHKU(-1),2) –

0.265870*D(DJICHKU(-2),2) -0.073298D(DJICHKU(-3),2)

Page 196: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

177

Pada hasil estimasi cointegrating vector di dalam kedua persamaan

di atas menunjukkan bahwa DJICHKU (-0.297393) memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap cointegrating vector, yang berarti bahwa indeks

DJICHKU berkontribusi signifikan pada hubungan jangka panjang dengan

JKII. Hasil estimasi juga menunjukkan terdapat hubungan jangka pendek.

Koefisien speed of adjustment pada cointegrating vector untuk DJICHKU

sebesar 1.684782 dinilai signifikan secara statistik, artinya dalam jangka

pendek DJICHKU akan menyesuaikan secara positif sebesar 1.684782 jika

terjadi disequilibrium. Koefisien speed of adjustment untuk JKII sebesar -

0.864712 juga dinilai signifikan secara statistik, sehingga JKII akan

menyesuaikan secara negatif jika terjadi disequilibrium dalam jangka

pendek.

Selanjutnya, pada persamaan pertama, variabel DJICHKU

memberikan pengaruh yang signifikan secara negatif terhadap pergerakan

JKII pada 1, 2, dan 3 hari sebelumnya. Sedangkan JKII memberikan

pengaruh yang signifikan secara negatif hanya pada 1 dan 2 hari

sebelumnya. Pada persamaan kedua, variabel JKII memberikan pengaruh

signifikan secara negatif terhadap pergerakan DJICHKU pada 1, 2 dan 3

hari sebelumnya. Sedangkan DJICHKU memberikan pengaruh yang

signifikan secara negatif hanya pada 1 dan 2 hari sebelumnya.

e. Estimasi VECM antara DJIMIND dengan JKII

Setelah dilakukan uji kointegrasi antara DJIMIND dengan JKII

diperoleh hasil adanya hubungan kointegrasi, maka selanjutnya dilakukan

Page 197: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

178

estimasi VECM. Estimasi VECM dilakukan untuk melihat analisis jangka

pendek dan jangka panjang.

Tabel 4. 70 Hasil Estimasi VECM antara DJIMIND dengan JKII

Cointegrating Eq: CointEq1

D(JKII(-1)) 1.000000

D(DJMIND(-1)) -0.279233

[-13.2310]*

Error Correction: D(JKII,2) D(DJMIND,2) D(JKII,2) D(DJMIND,2) CointEq1 -0.947554 2.010668

[-10.5552]* [ 7.09557]*

D(JKII(-1),2) -0.017468 -1.619680 D(DJMIND(-1),2) -0.167872 -0.393004

[-0.21263] [-6.24584]* [-6.76535]* [-5.01757]*

D(JKII(-2),2) -0.067199 -1.055138 D(DJMIND(-2),2) -0.141573 -0.200805

[-0.91424] [-4.54770]* [-6.18766]* [-2.78040]*

D(JKII(-3),2) -0.006994 -0.751904 D(DJMIND(-3),2) -0.137611 -0.167331

[-0.10859] [-3.69822]* [-6.75934]* [-2.60384]*

D(JKII(-4),2) -0.039895 -0.440829 D(DJMIND(-4),2) -0.086555 -0.067800

[-0.76060] [-2.66253]* [-4.92793]* [-1.22288]

D(JKII(-5),2) -0.031502 -0.498931 D(DJMIND(-5),2) -0.030185 0.072198

[-0.83885] [-4.20885]* [-2.45589]* [ 1.86095]

Sumber: data diolah.

Berdasarkan hasil estimasi antara DJIMIND dengan JKII, diperoleh hasil

dua persamaan kointegrasi serta variabel yang merupakan hasil

differencing dari lag tiap variabel. Berikut ini adalah dua persamaan

VECM yang terbentuk beserta penjelasannya.

D(JKII,2) = -0.947554*( D(JKII(-1)) - 0.279233*D(DJMIND(-1)) ) –

0.017468D(JKII(-1),2) - 0.067199D(JKII(-2),2) –

0.006994D(JKII(-3),2) - 0.039895D(JKII(-4),2) –

Page 198: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

179

0.031502D(JKII(-5),2) - 0.167872*D(DJMIND(-1),2) –

0.141573*D(DJMIND(-2),2) - 0 .137611*D(DJMIND(-3),2) –

0.086555*D(DJMIND(-4),2) - 0.030185*D(DJMIND(-5),2)

D(DJMIND,2) = 2.010668*( D(JKII(-1)) - 0.279233*D(DJMIND(-1)) ) –

1.619680*D(JKII(-1),2) - 1.055138*D(JKII(-2),2) –

0.751904*D(JKII(-3),2) - 0.440829*D(JKII(-4),2) –

0.498931*D(JKII(-5),2) - 0.393004*D(DJMIND(-1),2) –

0.200805*D(DJMIND(-2),2) - 0.167331*D(DJMIND(-3),2) –

0.067800D(DJMIND(-4),2) + 0.072198D(DJMIND(-5),2)

Pada hasil estimasi cointegrating vector di dalam kedua persamaan

di atas menunjukkan bahwa DJIMIND (-0.279233) memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap cointegrating vector, yang berarti bahwa indeks

DJIMIND berkontribusi signifikan pada hubungan jangka panjang dengan

JKII. Hasil estimasi juga menunjukkan terdapat hubungan jangka pendek.

Koefisien speed of adjustment pada cointegrating vector untuk DJIMIND

sebesar 2.010668 dinilai signifikan secara statistik, artinya dalam jangka

pendek DJIMIND akan menyesuaikan secara positif sebesar 2.010668 jika

terjadi disequilibrium. Koefisien speed of adjustment untuk JKII sebesar -

0.947554 juga dinilai signifikan secara statistik, sehingga JKII akan

menyesuaikan secara negatif jika terjadi disequilibrium dalam jangka

pendek.

Selanjutnya, pada persamaan pertama, variabel DJIMIND

memberikan pengaruh yang signifikan secara negatif terhadap pergerakan

Page 199: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

180

JKII pada 1 hingga 5 hari sebelumnya. Sedangkan JKII tidak memberikan

pengaruh yang signifikan. Pada persamaan kedua, variabel JKII

memberikan pengaruh signifikan secara negatif terhadap pergerakan

DJIMIND pada 1 hingga 5 hari sebelumnya. Sedangkan DJIMIND

memberikan pengaruh yang signifikan secara negatif hanya pada 1, 2 dan

3 hari sebelumnya.

f. Estimasi VECM antara DJIUK dengan JKII

Setelah dilakukan uji kointegrasi antara DJIUK dengan JKII

diperoleh hasil adanya hubungan kointegrasi, maka selanjutnya dilakukan

estimasi VECM. Estimasi VECM dilakukan untuk melihat analisis jangka

pendek dan jangka panjang.

Tabel 4. 71 Hasil Estimasi VECM antara DJIUK dengan JKII

Cointegrating Eq: CointEq1

D(JKII(-1)) 1.000000

D(DJIUK(-1)) -0.334077

[-12.1957]*

Error Correction: D(JKII,2) D(DJIUK,2) D(JKII,2) D(DJIUK,2) CointEq1 -0.853568 1.615122

[-8.54451]* [ 5.14092]*

D(JKII(-1),2) -0.171738 -1.270699 D(DJIUK(-1),2) -0.177095 -0.366570

[-1.83423] [-4.31535]* [-5.34027]* [-3.51479]*

D(JKII(-2),2) -0.286225 -1.032231 D(DJIUK(-2),2) -0.121252 -0.201177

[-3.33590]* [-3.82532]* [-3.85594]* [-2.03425]*

D(JKII(-3),2) -0.247094 -0.818205 D(DJIUK(-3),2) -0.086023 -0.095745

[-3.13924]* [-3.30529]* [-2.93463]* [-1.03858]

D(JKII(-4),2) -0.291571 -0.658316 D(DJIUK(-4),2) -0.060599 0.008101

[-4.14480]* [-2.97564]* [-2.28203]* [ 0.09701]

D(JKII(-5),2) -0.278835 -0.895463 D(DJIUK(-5),2) -0.042748 0.015658

[-4.53080]* [-4.62659]* [-1.84702] [ 0.21512]

Page 200: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

181

D(JKII(-6),2) -0.223600 -0.743565 D(DJIUK(-6),2) -0.010482 -0.008878

[-4.43783]* [-4.69249]* [-0.55107] [-0.14841]

D(JKII(-7),2) -0.104698 -0.362121 D(DJIUK(-7),2) 0.004687 0.085282

[-2.81319]* [-3.09386]* [ 0.35489] [ 2.05331]*

Sumber: data diolah.

Berdasarkan hasil estimasi antara DJIMIND dengan JKII, diperoleh

hasil dua persamaan kointegrasi serta variabel yang merupakan hasil

differencing dari lag tiap variabel. Berikut ini adalah dua persamaan

VECM yang terbentuk beserta penjelasannya.

D(JKII,2) = -0.853568*( D(JKII(-1)) - 0.334077*D(DJIUK(-1)) ) –

0.171738D(JKII(-1),2) - 0.286225*D(JKII(-2),2) –

0.247094*D(JKII(-3),2) - 0.291571*D(JKII(-4),2) –

0.278835*D(JKII(-5),2) - 0.223600*D(JKII(-6),2) –

0.104698*D(JKII(-7),2) - 0.177095*D(DJIUK(-1),2) –

0.121252*D(DJIUK(-2),2) - 0.086023*D(DJIUK(-3),2) –

0.060599*D(DJIUK(-4),2) - 0.042748D(DJIUK(-5),2) –

0.010482D(DJIUK(-6),2) + 0.004687D(DJIUK(-7),2)

D(DJIUK,2) = 1.615122*( D(JKII(-1)) - 0.334077*D(DJIUK(-1)) ) –

1.270699*D(JKII(-1),2) - 1.032231*D(JKII(-2),2) –

0.818205*D(JKII(-3),2) - 0.658316*D(JKII(-4),2) –

0.895463*D(JKII(-5),2) - 0.743565*D(JKII(-6),2) –

0.362121*D(JKII(-7),2) - 0.366570*D(DJIUK(-1),2) –

0.201177*D(DJIUK(-2),2) - 0.095745D(DJIUK(-3),2) +

0.008101D(DJIUK(-4),2) + 0.015658D(DJIUK(-5),2) –

Page 201: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

182

0.008878D(DJIUK(-6),2) + 0.085282*D(DJIUK(-7),2)

Pada hasil estimasi cointegrating vector di dalam kedua persamaan

di atas menunjukkan bahwa DJIUK (-0.334077) memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap cointegrating vector, yang berarti bahwa indeks

DJIUK berkontribusi signifikan pada hubungan jangka panjang dengan

JKII. Hasil estimasi juga menunjukkan terdapat hubungan jangka pendek.

Koefisien speed of adjustment pada cointegrating vector untuk DJIUK

sebesar 1.615122 dinilai signifikan secara statistik, dalam jangka pendek

DJIUK akan menyesuaikan secara positif sebesar 1.615122 jika terjadi

disequilibrium. Koefisien speed of adjustment untuk JKII sebesar -

0.853568 juga dinilai signifikan secara statistik, sehingga JKII akan

menyesuaikan secara negatif jika terjadi disequilibrium dalam jangka

pendek.

Selanjutnya, pada persamaan pertama, variabel DJIUK

memberikan pengaruh yang signifikan secara negatif terhadap pergerakan

JKII pada 1 hingga 4 hari sebelumnya. Sedangkan JKII memberikan

pengaruh yang signifikan secara negatif pada 2 hingga 7 hari sebelumnya.

Pada persamaan kedua, variabel JKII memberikan pengaruh signifikan

secara negatif terhadap pergerakan DJIUK pada 1 hingga 7 hari

sebelumnya. Sedangkan DJIUK memberikan pengaruh yang signifikan

secara negatif pada 1 dan 2 hari sebelumnya, dan memberikan pengaruh

yang signifikan secara positif pada 7 hari sebelumnya.

Page 202: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

183

g. Estimasi VECM antara DJISRLD dengan JKII

Setelah dilakukan uji kointegrasi antara DJISRLD dengan JKII

diperoleh hasil adanya hubungan kointegrasi, maka selanjutnya dilakukan

estimasi VECM. Estimasi VECM dilakukan untuk melihat analisis jangka

pendek dan jangka panjang.

Tabel 4. 72 Hasil Estimasi VECM antara DJISRLD dengan JKII

Cointegrating Eq: CointEq1

D(JKII(-1)) 1.000000

D(DJISRLD(-1)) -0.370253

[-7.89327]*

Error Correction: D(JKII,2) D(DJISRLD,2) D(JKII,2) D(DJISRLD,2) CointEq1 -0.837107 0.571806

[-13.6629]* [ 6.45022]*

D(JKII(-1),2) -0.092566 -0.455349 D(DJISRLD(-1),2) -0.208210 -0.611768

[-1.86094] [-6.32685]* [-7.45375]* [-15.1364]*

D(JKII(-2),2) -0.109976 -0.216110 D(DJISRLD(-2),2) -0.068296 -0.279810

[-2.95145]* [-4.00845]* [-2.77067]* [-7.84547]*

Sumber: data diolah.

Berdasarkan hasil estimasi antara DJISRLD dengan JKII, diperoleh

hasil dua persamaan kointegrasi serta variabel yang merupakan hasil

differencing dari lag tiap variabel. Berikut ini adalah dua persamaan

VECM yang terbentuk beserta penjelasannya.

D(JKII,2) = -0.837107*( D(JKII(-1)) - 0.370253*D(DJISRLD(-1)) ) –

0.092566D(JKII(-1),2) - 0.109976*D(JKII(-2),2) –

0.208210*D(DJISRLD(-1),2) - 0.068296*D(DJISRLD(-2),2)

Page 203: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

184

D(DJISRLD,2) = 0.571806*( D(JKII(-1)) - 0.370253*D(DJISRLD(-1)) ) –

0.455349*D(JKII(-1),2) - 0.216110*D(JKII(-2),2) –

0.611768*D(DJISRLD(-1),2) - 0.279810*D(DJISRLD(-2),2)

Pada hasil estimasi cointegrating vector di dalam kedua persamaan

di atas menunjukkan bahwa DJISRLD (-0.370253) memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap cointegrating vector, yang berarti bahwa indeks

DJISRLD berkontribusi signifikan pada hubungan jangka panjang dengan

JKII. Hasil estimasi juga menunjukkan terdapat hubungan jangka pendek.

Koefisien speed of adjustment pada cointegrating vector untuk DJISRLD

sebesar 0.571806 dinilai signifikan secara statistik, artinya dalam jangka

pendek DJISRLD akan menyesuaikan secara positif sebesar 0.571806 jika

terjadi disequilibrium. Koefisien speed of adjustment untuk JKII sebesar -

0.837107 juga dinilai signifikan secara statistik, sehingga JKII akan

menyesuaikan secara negatif jika terjadi disequilibrium dalam jangka

pendek.

Selanjutnya, pada persamaan pertama, variabel DJISRLD

memberikan pengaruh yang signifikan secara negatif terhadap pergerakan

JKII pada 1 dan 2 hari sebelumnya. Sedangkan JKII memberikan pengaruh

yang signifikan secara negatif hanya pada 2 hari sebelumnya. Pada

persamaan kedua, variabel JKII memberikan pengaruh signifikan secara

negatif terhadap pergerakan DJISRLD pada 1 dan 7 hari sebelumnya.

Begitu pula sebaliknya, DJISRLD memberikan pengaruh yang signifikan

secara negatif pada 1 dan 2 hari sebelumnya.

Page 204: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

185

h. Estimasi VECM antara DJICA dengan JKII

Setelah dilakukan uji kointegrasi antara DJICA dengan JKII

diperoleh hasil adanya hubungan kointegrasi, maka selanjutnya dilakukan

estimasi VECM. Estimasi VECM dilakukan untuk melihat analisis jangka

pendek dan jangka panjang.

Tabel 4. 73 Hasil Estimasi VECM antara DJICA dengan JKII

Cointegrating Eq: CointEq1

D(JKII(-1)) 1.000000

D(DJICA(-1)) -0.480046

[-12.3340]*

Error Correction: D(JKII,2) D(DJICA,2) D(JKII,2) D(DJICA,2) CointEq1 -0.815251 1.321591

[-9.90334]* [ 6.55426]*

D(JKII(-1),2) -0.200506 -1.176661 D(DJICA(-1),2) -0.287548 -0.263243

[-2.57562]* [-6.17083]* [-7.18570]* [-2.68566]*

D(JKII(-2),2) -0.282306 -0.934505 D(DJICA(-2),2) -0.189907 -0.115823

[-3.85400]* [-5.20846]* [-4.95353]* [-1.23340]

D(JKII(-3),2) -0.225835 -0.917371 D(DJICA(-3),2) -0.137375 -0.028123

[-3.29970]* [-5.47223]* [-3.79026]* [-0.31678]

D(JKII(-4),2) -0.251508 -0.791987 D(DJICA(-4),2) -0.100797 0.028878

[-4.03628]* [-5.18901]* [-3.03005]* [ 0.35440]

D(JKII(-5),2) -0.226260 -0.790966 D(DJICA(-5),2) -0.090843 0.149594

[-4.05492]* [-5.78722]* [-3.07529]* [ 2.06750]*

D(JKII(-6),2) -0.194103 -0.499550 D(DJICA(-6),2) -0.065784 0.077025

[-4.17415]* [-4.38583]* [-2.67665]* [ 1.27949]

D(JKII(-7),2) -0.101061 -0.325067 D(DJICA(-7),2) -0.027246 0.193144

[-2.81009]* [-3.69016]* [-1.59322] [ 4.61104]*

Sumber: data diolah.

Page 205: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

186

Berdasarkan hasil estimasi antara DJICA dengan JKII, diperoleh

hasil dua persamaan kointegrasi serta variabel yang merupakan hasil

differencing dari lag tiap variabel. Berikut ini adalah dua persamaan

VECM yang terbentuk beserta penjelasannya.

D(JKII,2) = -0.815251*( D(JKII(-1)) - 0.480046*D(DJICA(-1)) ) –

0.200506*D(JKII(-1),2) - 0.282306*D(JKII(-2),2) –

0.225835*D(JKII(-3),2) - 0.251508*D(JKII(-4),2) –

0.226260*D(JKII(-5),2) - 0.194103*D(JKII(-6),2) –

0.101061*D(JKII(-7),2) - 0.287548*D(DJICA(-1),2) –

0.189907*D(DJICA(-2),2) - 0.137375*D(DJICA(-3),2) –

0.100797*D(DJICA(-4),2) - 0.090843*D(DJICA(-5),2) –

0.065784*D(DJICA(-6),2) - 0.027246D(DJICA(-7),2)

D(DJICA,2) = 1.321591*( D(JKII(-1)) - 0.480046*D(DJICA(-1)) ) –

1.176661*D(JKII(-1),2) - 0.934505*D(JKII(-2),2) –

0.917371*D(JKII(-3),2) - 0.791987*D(JKII(-4),2) –

0.790966*D(JKII(-5),2) - 0.499550*D(JKII(-6),2) –

0.325067*D(JKII(-7),2) - 0.263243*D(DJICA(-1),2) –

0.115823D(DJICA(-2),2) - 0.028123D(DJICA(-3),2) +

0.028878D(DJICA(-4),2) + 0.149594*D(DJICA(-5),2) +

0.077025D(DJICA(-6),2) + 0.193144*D(DJICA(-7),2)

Pada hasil estimasi cointegrating vector di dalam kedua persamaan

di atas menunjukkan bahwa DJICA (-0.480046) memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap cointegrating vector, yang berarti bahwa indeks

Page 206: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

187

DJICA berkontribusi signifikan pada hubungan jangka panjang dengan

JKII. Hasil estimasi juga menunjukkan terdapat hubungan jangka pendek.

Koefisien speed of adjustment pada cointegrating vector untuk DJICA

sebesar 1.321591 dinilai signifikan secara statistik, artinya dalam jangka

pendek DJICA akan menyesuaikan secara positif sebesar 1.321591 jika

terjadi disequilibrium. Koefisien speed of adjustment untuk JKII sebesar -

0.815251 juga dinilai signifikan secara statistik, sehingga JKII akan

menyesuaikan secara negatif jika terjadi disequilibrium dalam jangka

pendek.

Selanjutnya, pada persamaan pertama, variabel DJICA

memberikan pengaruh yang signifikan secara negatif terhadap pergerakan

JKII pada 1 hingga 6 hari sebelumnya. Sedangkan JKII memberikan

pengaruh yang signifikan secara negatif pada 1 hingga 7 hari sebelumnya.

Pada persamaan kedua, variabel JKII memberikan pengaruh signifikan

secara negatif terhadap pergerakan DJICA pada 1 hingga 7 hari

sebelumnya. Sedangkan DJICA memberikan pengaruh yang signifikan

secara negatif hanya pada 1 hari sebelumnya, dan memberikan pengaruh

yang signifikan secara positif pada 5 dan 7 hari sebelumnya.

9. Impulse Response Function

Model VAR dapat digunakan untuk melihat dampak perubahan dari

suatu variabel dalam sistem terhadap variabel lainnya dalam sistem secara

dinamis. Untuk melihat pengaruh dinamis dari adanya suatu guncangan dapat

diketahui menggunakan analisis Impulse Response Function (IRF). Analisis

Page 207: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

188

ini menunjukkan respon dinamis jangka panjang setiap variabel apabila ada

suatu guncangan (shock) tertentu sebesar satu standar deviasi pada setiap

persamaan. Dalam grafik IRF, sumbu horizontal merupakan periode waktu ke

depan setelah terjadinya shock, sedangkan sumbu vertikal adalah nilai respon.

Melalui analisis ini akan diketahui respon positif atau negatif dari suatu

variabel terhadap variabel lainnya.

1) Impulse Response Fuction Indeks Saham Konvensional

a. Impulse Response Function antara DJIA dengan IHSG

Berdasarkan grafik Impulse Response Function antara DJIA dengan

IHSG di bawah ini, dapat dilihat pada grafik pertama bahwa IHSG

merespon guncangan DJIA secara positif. Di awal periode respon

IHSG mengalami kenaikan pada periode kedua, namun kemudian

cenderung mengalami penurunan hingga periode terakhir. Sementara

itu, pada grafik kedua terlihat bahwa DJIA merespon guncangan IHSG

secara positif. Di awal periode respon DJIA mengalami kenaikan pada

periode kedua, namun cenderung menurun pada periode keenam dan

kemudian mengalami kenaikan yang cukup tinggi pada periode

kedelapan.

Page 208: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

189

-10

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(IHSG) to D(DJIA)

-100

0

100

200

300

400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(DJIA) to D(IHSG)

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Gambar 4. 35. Impulse Response Function antara DJIA dengan IHSG

Sumber: Data diolah

b. Impulse Response Function antara KLSE dengan IHSG

Berdasarkan grafik Impulse Response Function antara KLSE dengan

IHSG di bawah ini, dapat dilihat pada grafik pertama bahwa IHSG

merespon guncangan KLSE secara positif. IHSG mulai merespon

secara positif pada periode kedua, setelahnya mengalami penurunan

hingga periode keempat. Respon IHSG terus mengalami kenaikan dan

penurunan secara bergantian hingga akhirnya mengalami kenaikan

pada periode terakhir. Sementara itu pada grafik kedua terlihat bahwa

KLSE merespon guncangan IHSG secara positif. Respon KLSE

mengalami penurunan pada periode ketiga, kemudian mengalami

peningkatan pada perode kelima. Setelahnya, respon KLSE cenderung

mengalami kenaikan dan penurunan secara bergantian, hingga

penurunan terendah terjadi pada periode kesembilan.

Page 209: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

190

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(IHSG) to D(KLSE)

0

4

8

12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(KLSE) to D(IHSG)

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Gambar 4. 36. Impulse Response Function antara KLSE dengan IHSG

Sumber: Data diolah

c. Impulse Response Function antara N225 dengan IHSG

Berdasarkan grafik Impulse Response Function antara N225 dengan

IHSG di bawah ini, dapat dilihat pada grafik pertama IHSG merespon

guncangan N225 secara positif. Respon IHSG mengalami kenaikan

pada awal periode hingga periode kelima, kemudian mengalami

penurunan pada periode keenam dan cenderung konstan hingga

periode terakhir. Pada grafik kedua dapat diketahui bahwa N225

merespon guncangan IHSG secara postitif. Respon N225 mengalami

penurunan pada periode keempat dan kemudian meningkat pada

periode kelima. Setelah mengalami sedikit penurunan pada periode

keenam, respon N225 cenderung konstan hingga periode terakhir.

Page 210: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

191

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(IHSG) to D(N225)

0

50

100

150

200

250

300

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(N225) to D(IHSG)

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Gambar 4. 37. Impulse Response Function antara N225 dengan IHSG

Sumber: Data diolah

d. Impulse Response Function antara HSI dengan IHSG

Berdasarkan grafik Impulse Response Function antara HSI dengan

IHSG di bawah ini, dapat dilihat pada grafik pertama IHSG merespon

guncangan HSI secara positif. Respon IHSG mengalami kenaikan pada

awal periode hingga periode ketiga, kemudian mengalami penurunan

dan kenaikan secara bergantian pada periode keempat, kelima dan

keenam, setelahnya respon IHSG cenderung sama hingga periode

terakhir. Pada grafik kedua, terlihat bahwa HSI merespon secara

positif guncangan IHSG. Respon HSI mengalami peningkatan pada

awal periode hingga periode kelima, kemudian menurun pada periode

keenam, dan setelahnya cenderung sama hingga akhir periode.

Page 211: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

192

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(IHSG) to D(HANSENG)

0

100

200

300

400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(HANSENG) to D(IHSG)

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Gambar 4. 38. Impulse Response Function antara HSI dengan IHSG

Sumber: Data diolah

e. Impulse Response Function antara NSEI dengan IHSG

Berdasarkan grafik Impulse Response Function antara NSEI dengan

IHSG di bawah ini, dapat dilihat pada grafik pertama IHSG merespon

guncangan NSEI secara positif. IHSG merespon cukup tinggi

guncangan NSEI pada periode kedua, namun setelahnya mengalami

penurunan hingga naik kembali pada periode keenam dan ketujuh.

Pada grafik kedua terlihat bahwa NSEI merespon guncangan IHSG

secara positif. Respon NSEI cenderung stabil hingga periode terakhir,

dengan respon terendah pada period keempat dan respon yang cukup

tinggi pada periode ketujuh.

Page 212: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

193

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(IHSG) to D(NSEI)

0

20

40

60

80

100

120

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(NSEI) to D(IHSG)

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Gambar 4. 39. Impulse Response Function antara NSEI dengan IHSG

Sumber: Data diolah

f. Impulse Response Function antara FTSE dengan IHSG

Berdasarkan grafik Impulse Response Function antara FTSE dengan

IHSG di bawah ini, dapat dilihat pada grafik pertama IHSG merespon

guncangan FTSE secara positif. Respon IHSG mengalami kenaikan di

awal periode yaitu pada periode kedua, namun mengalami penurunan

hingga periode keempat. Respon IHSG kembali mengalami

peningkatan yang cukup tinggi pada periode kesembilan. Pada grafik

kedua FTSE merespon guncangan IHSG secara positif hingga periode

kelima. Pada periode keenam FTSE memberikan respon negatif

terhadapa guncangan IHSG, namun kembali memberikan respon

secara positif pada periode ketujuh hingga periode terakhir

Page 213: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

194

-10

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(IHSG) to D(FTSE)

-20

0

20

40

60

80

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(FTSE) to D(IHSG)

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Gambar 4. 40. Impulse Response Function antara FTSE dengan IHSG

Sumber: Data diolah

g. Impulse Response Function antara CSE dengan IHSG

Berdasarkan grafik Impulse Response Function antara CSE dengan

IHSG di bawah ini, dapat dilihat pada grafik pertama IHSG merespon

guncangan CSE secara positif pada periode kedua dan setelahnya

mengalami penurunan secara negatif hingga periode keempat. Pada

periode kelima respon mengalami kenaikan namun setelahnya kembali

mengalami penurunan hingga periode ketujuh. Pada periode kedelapan

hingga akhir periode, IHSG kembali memberikan respon secara positif

terhadap guncangan CSE. Pada grafik kedua, CSE memberikan respon

positif terhadap guncangan IHSG pada awal periode dan mengalami

penurunan pada periode ketiga, namun kembali mengalami

peningkatan pada periode keempat. CSE memberikan respon positif

terhadap guncangan IHSG hingga periode berakhir.

Page 214: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

195

-10

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(IHSG) to D(CSE)

-10

0

10

20

30

40

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(CSE) to D(IHSG)

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Gambar 4. 41. Impulse Response Function antara CSE dengan IHSG

Sumber: Data diolah

h. Impulse Response Function antara TSX dengan IHSG

Berdasarkan grafik Impulse Response Function antara TSX dengan

IHSG di bawah ini, dapat dilihat pada grafik pertama IHSG

memberikan respon secara positif terhadap guncangan TSX. IHSG

memberikan respon positif yang cukup tinggi pada periode kedua,

namun setelahnya mengalami penurunan hingga periode keempat.

Pada periode kelima IHSG kembali mengalami peningkatan, dan

hingga akhir periode memberikan respon positif terhadap guncangan

TSX. Pada grafik kedua, dapat diketahui bahwa pada awal periode

TSX memberikan respon secara negatif terhadap guncangan IHSG.

Pada periode ketiga TSX mengalami peningkatan dan memberikan

respon secara positif, namun kembali mengalami penurunan secara

bergantian pada periode keempat, kelima dan keenam. Pada periode

ketujuh hingga periode berakhir, TSX kembali memberikan respon

positif terhadap guncangan IHSG.

Page 215: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

196

-10

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(IHSG) to D(TSX)

-40

0

40

80

120

160

200

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(TSX) to D(IHSG)

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Gambar 4. 42. Impulse Response Function antara TSX dengan IHSG

Sumber: data diolah

2) Impulse Response Function Indeks Saham Syariah

a. Impulse Response Function antara DJIMI dengan JKII

Berdasarkan grafik Impulse Response Function antara DJIMI dengan

JKII di bawah ini, dapat dilihat pada grafik pertama JKII memberikan

respon secara postif terhadap guncangan DJIMI. Respon JKII mulai

meningkat pada periode ketiga, dan mengalami penurunan yang cukup

rendah pada periode ketujuh. Setelahnya, respon JKII kembali

mengalami kenaikan pada periode kedelapan dan penurunan pada

periode kesembilan. Pada grafik kedua, dapat dilihat bahwa DJIMI

memberikan respon positif terhadap guncangan JKII. Respon DJIMI

secara bergantian mengalami kenaikan dan penurunan pada periode

kedua, ketiga, keempat dan kelima. Setelahnya respon DJIMI terus

mengalami peningkatan hingga periode kedelapan.

Page 216: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

197

-2

0

2

4

6

8

10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(JKII) to D(DJIMI)

-10

0

10

20

30

40

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(DJIMI) to D(JKII)

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Gambar 4. 43. Impulse Response Function antara DJIMI dengan JKII

Sumber: data diolah

b. Impulse Response Function antara DJMY25D dengan JKII

Berdasarkan grafik Impulse Response Function antara DJMY25D

dengan JKII di bawah ini, dapat dilihat pada grafik pertama JKII

memberikan respon secara positif terhadap guncangan DJMY25D.

Respon JKII mulai mengalami peningkatan pada periode kedua dan

setelahnya mengalami penurunan hingga periode keempat. JKII

memberikan respon positif yang cukup tinggi pada periode keenam,

namun setelahnya kembali mengalami penurunan pada periode ketujuh,

hingga akhir periode JKII tetap memberikan respon positif. Pada grafik

kedua dapat diketahui bahwa DJMY25D memberikan respon secara

positif terhadap guncangan JKII. DJMY25D memberikan respon yang

cukup tinggi pada periode kelima, namun mengalami penurunan

hingga pada periode ketujuh., kemudian terus meningkat hingga

periode terakhir.

Page 217: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

198

0

2

4

6

8

10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(JKII) to D(DJMY25D)

0

2

4

6

8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(DJMY25D) to D(JKII)

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Gambar 4. 44. Impulse Response Function antara DJMY25D dengan JKII

Sumber: data diolah

c. Impulse Response Function antara DJIJP dengan JKII

Berdasarkan grafik Impulse Response Function antara DJIJP dengan

JKII di bawah ini, dapat dilihat pada grafik pertama JKII memberikan

respon secara positif yang cukup tinggi terhadap guncangan DJIJP

pada periode kedua dan setelahnya mengalami penurunan dan

kenaikan secara bergantian, respon IHSG mengalami penurunan secara

negatif hingga akhir periode. Pada grafik kedua dapat dilihat bahwa

DJIJP meberikan respon secara positif hingga periode kelima dan

setelahnya mengalami penurunan secara negatif pada periode

kedelapan dan kesembilan, kemudian respon DJIJP kembali positif

pada akhir periode.

Page 218: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

199

-2

0

2

4

6

8

10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(JKII) to D(DJIJP)

-5

0

5

10

15

20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(DJIJP) to D(JKII)

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Gambar 4. 45. Impulse Response Function antara DJIJP dengan JKII

Sumber: data diolah

d. Impulse Response Function antara DJICHKU dengan JKII

Berdasarkan grafik Impulse Response Function antara DJICHKU

dengan JKII di bawah ini, dapat dilihat pada grafik pertama JKII

memberikan respon positif terhadap guncangan DJICHKU. Respon

JKII mengalami peningkatan pada periode kedua, dan setelahnya

mengalami penurunan pada periode ketiga dan keempat. Pada periode

kelima respon mengalami kenaikan, namun kembali mengalami

penurunan pada periode keenam. JKII tetap memberikan respon secara

positif hingga akhir periode. Pada grafik kedua respon DJICHKU

secara positif diawali dari periode kedua, kemudian menurun pada

periode ketiga dan selanjutnya secara bergantian mengalami kenaikan

dan penurunan pada periode kelima dan keenam. DJICHKU tetap

memberikan respon secara positif hingga akhir periode.

Page 219: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

200

0

2

4

6

8

10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(JKII) to D(DJICHKU)

0

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(DJICHKU) to D(JKII)

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Gambar 4. 46. Impulse Response Function antara DJICHKU dengan JKII

Sumber: data diolah

e. Impulse Response Function antara DJIMIND dengan JKII

Berdasarkan grafik Impulse Response Function antara DJIMIND

dengan JKII di bawah ini, dapat dilihat pada grafik pertama JKII

memberikan respon secara positif terhadap guncangan DJIMIND. Di

awal periode respon JKII mengalami kenaikan pada periode kedua,

namun kemudian cenderung mengalami penurunan hingga periode

keempat. Respon JKII kemudian mengalami kenaikan pada periode

kelima dan kembali mengalami penurunan pada periode kedelapan.

Hingga akhir periode, JKII tetap memberikan respon secara positif

terhadap guncangan DJIMIND. Sementara itu, pada grafik kedua

terlihat bahwa DJIMIND merespon guncangan JKII secara positif. Di

awal periode respon DJIMIND mengalami penurunan pada periode

kedua, dan setelahnya terus mengalami kenaikan dan penurunan secara

bergantian hingga periode terakhir.

Page 220: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

201

0

2

4

6

8

10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(JKII) to D(DJMIND)

0

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(DJMIND) to D(JKII)

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Gambar 4. 47. Impulse Response Function antara DJIMIND dengan JKII

Sumber: data diolah

f. Impulse Response Function antara DJIUK dengan JKII

Berdasarkan grafik Impulse Response Function antara DJIUK dengan

JKII di bawah ini, dapat dilihat pada grafik pertama JKII memberikan

respon secara positif terhadap guncangan DJIUK. Respon JKII

mengalami peningkatan pada periode kedua, dan menurun pada

periode ketiga, setelahnya JKII terus memberikan respon secara positif

hingga akhir periode. Pada grafik kedua dapat dilihat bahwa DJIUK

memberikan respon secara positif hingga periode kelima, dan

mengalami penurunan secara negatif pada periode keenam. Respon

DJIUK kemudian mengalami peningkatan pada periode ketujuh dan

terus bertahan hingga akhir periode.

Page 221: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

202

-2

0

2

4

6

8

10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(JKII) to D(DJIUK)

0

10

20

30

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(DJIUK) to D(JKII)

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Gambar 4. 48. Impulse Response Function antara DJIUK dengan JKII

Sumber: data diolah

g. Impulse Response Function antara DJISRLD dengan JKII

Berdasarkan grafik Impulse Response Function antara DJISRLD

dengan JKII di bawah ini, dapat dilihat pada grafik pertama JKII

memberikan respon secara positif terhadap guncangan DJISRLD.

Respon JKII mengalami kenaikan pada periode kedua dan ketiga,

kemudian mengalami sedikit penurunan pada periode kelima dan terus

memberikan respon secara positif hingga periode terakhir. Pada grafik

kedua dapat dilihat bahwa DJISRLD merespon guncangan cukup

tinggi secara positif pada awal periode. Kemudian respon DJISRLD

mengalami penurunan pada periode kelima, dan setelahnya mengalami

sedikit peningkatan pada periode keenam. DJISRLD tetap merespon

secara positif guncangan terhadap guncangan JKII hingga akhir

periode.

Page 222: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

203

0

2

4

6

8

10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(JKII) to D(DJISRLD)

0

4

8

12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(DJISRLD) to D(JKII)

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Gambar 4. 49. Impulse Response Function antara DJISRLD dengan JKII

Sumber: data diolah

h. Impulse Response Function antara DJICA dengan JKII

Berdasarkan grafik Impulse Response Function antara DJICA dengan

JKII di bawah ini, dapat dilihat pada grafik pertama JKII memberikan

respon secara positif yang cukup tinggi terhadap guncangan DJICA

pada periode kedua, dan setelahnya terus mengalami penurunan hingga

periode keenam. Respon JKII mengalami peningkatan pada periode

ketujuh hingga akhir periode. Pada grafik kedua dapat diketahui bahwa

DJICA memberikan respon secara negatif terhadap guncangan JKII

pada awal periode, kemudian mengalami peningkatan respon secara

positif hingga periode ketiga. Kemudian, secara bergantian respon

DJICA terus mengalami penurunan dan kenaikan hingga akhir periode.

Page 223: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

204

-2

0

2

4

6

8

10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(JKII) to D(DJICA)

-5

0

5

10

15

20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(DJICA) to D(JKII)

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Gambar 4. 50. Impulse Response Function antara DJICA dengan JKII

Sumber: data diolah

10. Variance Decomposition (VD)

Langkah terakhir dalam analisis VAR/VECM adalah Variance

Decomposition (VD). Variance Decomposition digunakan untuk melihat

kekuatan dan kelemahan masing-masing variabel dalam mempengaruhi

variabel lainnya dalam kurun waktu tertentu. Hasil Uji Variance

Decomposition digunakan untuk menjelaskan seberapa besar persentase

kontribusi masing-masing guncangan (shock) terhadap variabel yang diteliti.

Prosedur VD yaitu dengan mengukur persentase kejutan-kejutan atas masing-

masing variabel.

1) Variance Decomposition Indeks Saham Konvensional

a. Variance Decomposition antara DJIA dengan IHSG

Pada tabel pertama dalam hasil Variance Decomposition antara DJIA

dengan IHSG, menunjukkan bahwa pada periode pertama hanya IHSG

yang mempengaruhi dirinya sebesar 100%. Pada periode kedua, DJIA

mulai memberikan kontribusinya terhadap variabilitas IHSG sebesar

Page 224: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

205

10.50%. Kemudian kontribusi DJIA semakin lama semakin relatif

besar hingga akhir periode sebesar 28.29%, sedangkan kontribusi

IHSG sendiri semakin menurun dari waktu ke waktu hingga akhir

periode sebesar 71.71%. Hal ini menujukkan bahwa fluktuasi IHSG

lebih banyak dipengaruhi oleh IHSG itu sendiri daripada variabel

DJIA.

Selanjutnya, pada tabel kedua dapat dilihat bahwa kontribusi IHSG

mampu menjelaskan variabilitas DJIA sebesar 0.11% pada periode

pertama dan terus mengalami peningkatan hingga akhir periode

sebesar 7.24%. Hal ini berbeda dengan kontribusi DJIA yang

cenderung menurun dari awal periode sebesar 99.88% menjadi 92.75%

pada akhir periode.

Tabel 4. 74 Variance Decomposition antara DJIA dengan IHSG

Variance Decomposition of D(IHSG):

Period S.E. D(IHSG) D(DJIA) 1 53.75849 100.0000 0.000000

2 56.83919 89.49116 10.50884

3 58.84821 83.79059 16.20941

4 59.91645 81.42683 18.57317

5 61.32264 77.76156 22.23844

6 62.24151 76.21679 23.78321

7 63.74960 74.26242 25.73758

8 65.27086 73.72360 26.27640

9 67.38289 73.06943 26.93057

10 68.34948 71.70772 28.29228 Variance Decomposition of D(DJIA):

Period S.E. D(IHSG) D(DJIA) 1 310.4614 0.110492 99.88951

2 312.1654 0.345363 99.65464

3 324.1002 1.819677 98.18032

4 326.1924 2.055106 97.94489

5 327.5717 2.803989 97.19601

6 331.5526 2.739896 97.26010

Page 225: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

206

7 334.3191 4.280051 95.71995

8 349.8015 6.398474 93.60153

9 352.3725 6.684467 93.31553

10 361.9401 7.245583 92.75442 Cholesky Ordering: D(IHSG) D(DJIA)

Sumber: data diolah

b. Variance Decomposition antara KLSE dengan IHSG

Pada tabel pertama dalam hasil Variance Decomposition antara KLSE

dengan IHSG, menunjukkan bahwa pada periode pertama hanya IHSG

yang mempengaruhi dirinya sebesar 100%. Pada periode kedua, KLSE

mulai memberikan kontribusinya terhadap variabilitas IHSG sebesar

11.05%. Kemudian kontribusi KLSE semakin lama semakin relatif

besar hingga akhir periode sebesar 15.30%, sedangkan kontribusi

IHSG sendiri semakin menurun dari waktu ke waktu hingga akhir

periode sebesar 84.69%. Hal ini menujukkan bahwa fluktuasi IHSG

lebih banyak dipengaruhi oleh IHSG itu sendiri daripada variabel

KLSE.

Selanjutnya, pada tabel kedua dapat dilihat bahwa kontribusi IHSG

mampu menjelaskan variabilitas KLSE sebesar 3.29% pada periode

pertama dan terus mengalami peningkatan hingga akhir periode

sebesar 17.63%. Hal ini berbeda dengan kontribusi KLSE yang

cenderung menurun dari awal periode sebesar 96.70% menjadi 82.23%

pada akhir periode.

Page 226: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

207

Tabel 4. 75 Variance Decomposition antara KLSE dengan IHSG

Variance Decomposition of D(IHSG):

Period S.E. D(IHSG) D(KLSE) 1 55.41282 100.0000 0.000000

2 59.26241 88.94064 11.05936

3 60.39251 86.13682 13.86318

4 61.18781 86.12454 13.87546

5 62.41719 84.00099 15.99901

6 63.94889 83.53994 16.46006

7 65.43056 84.07342 15.92658

8 68.20139 84.62725 15.37275

9 71.12213 85.75777 14.24223

10 72.04261 84.69717 15.30283 Variance Decomposition of D(KLSE):

Period S.E. D(IHSG) D(KLSE) 1 11.23302 3.292534 96.70747

2 11.38935 5.746701 94.25330

3 11.42153 6.154127 93.84587

4 11.59370 8.081724 91.91828

5 11.89286 12.46970 87.53030

6 11.96127 13.00942 86.99058

7 12.15572 15.76705 84.23295

8 12.23602 16.79636 83.20364

9 12.25189 16.76366 83.23634

10 12.32634 17.76320 82.23680 Cholesky Ordering: D(IHSG) D(KLSE)

Sumber: data diolah

c. Variance Decomposition antara N225 dengan IHSG

Pada tabel pertama dalam hasil Variance Decomposition antara N225

dengan IHSG, menunjukkan bahwa pada periode pertama hanya IHSG

yang mempengaruhi dirinya sebesar 100%. Pada periode kedua, N225

mulai memberikan kontribusinya terhadap variabilitas IHSG sebesar

2.00%. Kemudian kontribusi N225 semakin lama semakin relatif besar

hingga akhir periode sebesar 27.82%, sedangkan kontribusi IHSG

sendiri semakin menurun dari waktu ke waktu hingga akhir periode

Page 227: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

208

sebesar 72.17%. Hal ini menujukkan bahwa fluktuasi IHSG lebih

banyak dipengaruhi oleh IHSG itu sendiri daripada variabel N225.

Selanjutnya, pada tabel kedua dapat dilihat bahwa kontribusi IHSG

mampu menjelaskan variabilitas N225 sebesar 2.14% pada periode

pertama dan terus mengalami peningkatan hingga akhir periode

sebesar 19.04%. Hal ini berbeda dengan kontribusi N225 yang

cenderung menurun dari awal periode sebesar 97.85% menjadi 80.95%

pada akhir periode.

Tabel 4. 76 Variance Decomposition antara N225 dengan IHSG

Variance Decomposition of D(IHSG):

Period S.E. D(IHSG) D(N225) 1 58.27358 100.0000 0.000000

2 59.38935 97.99286 2.007137

3 61.12852 92.71915 7.280854

4 63.58372 88.41175 11.58825

5 66.03154 83.15616 16.84384

6 67.60490 80.67523 19.32477

7 69.40139 78.40776 21.59224

8 71.19600 76.04138 23.95862

9 72.98499 73.99732 26.00268

10 74.63902 72.17516 27.82484 Variance Decomposition of D(N225):

Period S.E. D(IHSG) D(N225) 1 258.2743 2.144980 97.85502

2 266.9081 5.061018 94.93898

3 277.3521 8.059845 91.94016

4 287.7830 8.613877 91.38612

5 311.2148 13.64798 86.35202

6 322.9413 15.18002 84.81998

7 334.7220 16.07173 83.92827

8 347.1066 17.19088 82.80912

9 360.1229 18.24094 81.75906

10 371.3140 19.04150 80.95850 Cholesky Ordering: D(IHSG) D(N225)

Sumber: data diolah

Page 228: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

209

d. Variance Decomposition antara HSI dengan IHSG

Pada tabel pertama dalam hasil Variance Decomposition antara HSI

dengan IHSG, menunjukkan bahwa pada periode pertama hanya IHSG

yang mempengaruhi dirinya sebesar 100%. Pada periode kedua, HSI

mulai memberikan kontribusinya terhadap variabilitas IHSG sebesar

2.84%. Kemudian kontribusi HSI semakin lama semakin relatif besar

hingga akhir periode sebesar 26.39%, sedangkan kontribusi IHSG

sendiri semakin menurun dari waktu ke waktu hingga akhir periode

sebesar 73.61%. Hal ini menujukkan bahwa fluktuasi IHSG lebih

banyak dipengaruhi oleh IHSG itu sendiri daripada variabel HSI.

Selanjutnya, pada tabel kedua dapat dilihat bahwa kontribusi IHSG

mampu menjelaskan variabilitas HSI 0.35% pada periode pertama dan

terus mengalami peningkatan hingga akhir periode sebesar 21.83%.

Hal ini berbeda dengan kontribusi HSI yang cenderung menurun dari

awal periode sebesar 99.64% menjadi 78.16% pada akhir periode.

Tabel 4. 77 Variance Decomposition antara HSI dengan IHSG

Variance Decomposition of D(IHSG):

Period S.E. D(IHSG) D(HANSENG) 1 57.69129 100.0000 0.000000

2 59.16677 97.15265 2.847351

3 61.42948 90.36735 9.632651

4 63.25425 88.09167 11.90833

5 66.64845 81.09363 18.90637

6 68.42010 79.35933 20.64067

7 70.20484 78.16867 21.83133

8 72.25728 76.29204 23.70796

9 74.24741 75.05889 24.94111

10 76.01875 73.61042 26.38958 Variance Decomposition of D(HANSENG):

Period S.E. D(IHSG) D(HANSENG)

Page 229: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

210

1 322.5712 0.351128 99.64887

2 326.6372 2.287755 97.71224

3 332.2701 3.165646 96.83435

4 348.4676 7.395056 92.60494

5 369.4079 15.90299 84.09701

6 379.2079 16.78320 83.21680

7 390.2365 17.98140 82.01860

8 401.8796 19.69080 80.30920

9 413.3835 20.60692 79.39308

10 423.4854 21.83879 78.16121 Cholesky Ordering: D(IHSG) D(HANSENG)

Sumber: data diolah

e. Variance Decomposition antara NSEI dengan IHSG

Pada tabel pertama dalam hasil Variance Decomposition antara NSEI

dengan IHSG, menunjukkan bahwa pada periode pertama hanya IHSG

yang mempengaruhi dirinya sebesar 100%. Pada periode kedua, NSEI

mulai memberikan kontribusinya terhadap variabilitas IHSG sebesar

7.96%. Kemudian kontribusi NSEI semakin lama semakin relatif besar

hingga akhir periode sebesar 27.56%, sedangkan kontribusi IHSG

sendiri semakin menurun dari waktu ke waktu hingga akhir periode

sebesar 72.43%. Hal ini menujukkan bahwa fluktuasi IHSG lebih

banyak dipengaruhi oleh IHSG itu sendiri daripada variabel NSEI.

Selanjutnya, pada tabel kedua dapat dilihat bahwa kontribusi IHSG

mampu menjelaskan variabilitas NSEI 0.98% pada periode pertama

dan terus mengalami peningkatan hingga akhir periode sebesar 12.29%.

Hal ini berbeda dengan kontribusi NSEI yang cenderung menurun dari

awal periode sebesar 99.01% menjadi 87% pada akhir periode.

Page 230: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

211

Tabel 4. 78 Variance Decomposition antara NSEI dengan IHSG

Variance Decomposition of D(IHSG):

Period S.E. D(IHSG) D(NSEI) 1 55.91950 100.0000 0.000000

2 58.58968 92.03769 7.962311

3 59.41963 89.48810 10.51190

4 60.41144 87.86781 12.13219

5 61.39450 85.14574 14.85426

6 63.93298 79.76400 20.23600

7 66.77803 75.77156 24.22844

8 67.94481 74.91263 25.08737

9 69.16461 73.72574 26.27426

10 70.40199 72.43162 27.56838 Variance Decomposition of D(NSEI):

Period S.E. D(IHSG) D(NSEI) 1 116.9855 0.985248 99.01475

2 118.0166 2.169207 97.83079

3 121.2332 4.717236 95.28276

4 122.3434 5.759842 94.24016

5 125.3724 7.307293 92.69271

6 133.3348 8.108893 91.89111

7 135.5420 10.94149 89.05851

8 139.0474 11.66558 88.33442

9 140.9665 12.29219 87.70781

10 144.2500 12.99676 87.00324 Cholesky Ordering: D(IHSG) D(NSEI)

Sumber: data diolah

f. Variance Decomposition antara FTSE dengan IHSG

Pada tabel pertama dalam hasil Variance Decomposition antara FTSE

dengan IHSG, menunjukkan bahwa pada periode pertama hanya IHSG

yang mempengaruhi dirinya sebesar 100%. Pada periode kedua, FTSE

mulai memberikan kontribusinya terhadap variabilitas IHSG sebesar

9%. Kemudian kontribusi FTSE semakin lama semakin relatif besar

hingga akhir periode sebesar 28.86%, sedangkan kontribusi IHSG

sendiri semakin menurun dari waktu ke waktu hingga akhir periode

Page 231: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

212

sebesar 71.13%. Hal ini menujukkan bahwa fluktuasi IHSG lebih

banyak dipengaruhi oleh IHSG itu sendiri daripada variabel FTSE.

Selanjutnya, pada tabel kedua dapat dilihat bahwa kontribusi IHSG

mampu menjelaskan variabilitas FTSE 0.06% pada periode pertama

dan terus mengalami peningkatan hingga akhir periode sebesar 4.78%.

Hal ini berbeda dengan kontribusi FTSE yang cenderung menurun dari

awal periode sebesar 99.93% menjadi 95.21% pada akhir periode.

Tabel 4. 79 Variance Decomposition antara FTSE dengan IHSG

Variance Decomposition of D(IHSG):

Period S.E. D(IHSG) D(FTSE) 1 54.12878 100.0000 0.000000

2 56.77175 90.99324 9.006765

3 58.40926 86.28675 13.71325

4 59.29191 84.12021 15.87979

5 60.29985 81.36491 18.63509

6 61.52854 78.50950 21.49050

7 62.71607 76.49730 23.50270

8 63.65761 76.01517 23.98483

9 66.25655 73.05581 26.94419

10 67.33096 71.13046 28.86954 Variance Decomposition of D(FTSE):

Period S.E. D(IHSG) D(FTSE) 1 71.66237 0.067675 99.93233

2 72.12639 0.068035 99.93196

3 72.75999 0.368049 99.63195

4 73.51140 1.067483 98.93252

5 74.05621 1.355258 98.64474

6 75.03398 1.325058 98.67494

7 75.85468 2.936998 97.06300

8 78.73343 4.074860 95.92514

9 79.03658 4.485824 95.51418

10 79.83383 4.780011 95.21999 Cholesky Ordering: D(IHSG) D(FTSE)

Sumber: data diolah

Page 232: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

213

g. Variance Decomposition antara CSE dengan IHSG

Pada tabel pertama dalam hasil Variance Decomposition antara CSE

dengan IHSG, menunjukkan bahwa pada periode pertama hanya IHSG

yang mempengaruhi dirinya sebesar 100%. Pada periode kedua, CSE

mulai memberikan kontribusinya terhadap variabilitas IHSG sebesar

0.13%. Kemudian kontribusi CSE semakin lama semakin relatif besar

hingga akhir periode sebesar 2.59%, sedangkan kontribusi IHSG

sendiri semakin menurun dari waktu ke waktu hingga akhir periode

sebesar 97.41%. Hal ini menujukkan bahwa fluktuasi IHSG lebih

banyak dipengaruhi oleh IHSG itu sendiri daripada variabel CSE.

Selanjutnya, pada tabel kedua dapat dilihat bahwa kontribusi IHSG

mampu menjelaskan variabilitas CSE 0.04% pada periode pertama dan

terus mengalami peningkatan hingga akhir periode sebesar 4.5%. Hal

ini berbeda dengan kontribusi CSE yang cenderung menurun dari awal

periode sebesar 99.96% menjadi 95.5% pada akhir periode.

Tabel 4. 80 Variance Decomposition antara CSE dengan IHSG

Variance Decomposition of D(IHSG):

Period S.E. D(IHSG) D(CSE) 1 57.40239 100.0000 0.000000

2 57.72216 99.86781 0.132190

3 57.88451 99.35177 0.648229

4 58.02461 99.31133 0.688668

5 58.29015 98.57375 1.426253

6 58.33370 98.44287 1.557125

7 58.34126 98.44288 1.557116

8 58.70896 97.62437 2.375629

9 58.80062 97.44949 2.550507

10 58.81383 97.40744 2.592559 Variance Decomposition of D(CSE):

Period S.E. D(IHSG) D(CSE)

Page 233: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

214

1 32.65304 0.036655 99.96334

2 33.43556 0.383601 99.61640

3 34.06384 0.510091 99.48991

4 34.21814 0.942316 99.05768

5 35.35252 2.228230 97.77177

6 36.54675 3.440293 96.55971

7 37.18633 3.544326 96.45567

8 38.81511 4.021524 95.97848

9 39.60788 4.349536 95.65046

10 40.34490 4.500006 95.49999 Cholesky Ordering: D(IHSG) D(CSE)

Sumber: data diolah

h. Variance Decomposition antara TSX dengan IHSG

Pada tabel pertama dalam hasil Variance Decomposition antara TSX

dengan IHSG, menunjukkan bahwa pada periode pertama hanya IHSG

yang mempengaruhi dirinya sebesar 100%. Pada periode kedua, TSX

mulai memberikan kontribusinya terhadap variabilitas IHSG sebesar

11.54%. Kemudian kontribusi TSX semakin lama semakin relatif besar

hingga akhir periode sebesar 26.13%, sedangkan kontribusi IHSG

sendiri semakin menurun dari waktu ke waktu hingga akhir periode

sebesar 73.87%. Hal ini menujukkan bahwa fluktuasi IHSG lebih

banyak dipengaruhi oleh IHSG itu sendiri daripada variabel TSX.

Selanjutnya, pada tabel kedua dapat dilihat bahwa kontribusi IHSG

mampu menjelaskan variabilitas TSX sebesar 0.05% pada periode

pertama dan terus mengalami peningkatan hingga akhir periode

sebesar 2.54%. Hal ini berbeda dengan kontribusi TSX yang

cenderung menurun dari awal periode sebesar 99.95% menjadi 97.46%

pada akhir periode.

Page 234: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

215

Tabel 4. 81 Variance Decomposition antara TSX dengan IHSG

Variance Decomposition of D(IHSG):

Period S.E. D(IHSG) D(TSX) 1 53.70970 100.0000 0.000000

2 57.15921 88.45952 11.54048

3 58.59239 84.39915 15.60085

4 58.73403 84.21905 15.78095

5 59.41668 82.43928 17.56072

6 60.00047 80.84326 19.15674

7 61.04656 78.23772 21.76228

8 61.61509 77.49312 22.50688

9 62.38665 76.49503 23.50497

10 63.50472 73.86879 26.13121 Variance Decomposition of D(TSX):

Period S.E. D(IHSG) D(TSX) 1 159.4761 0.045815 99.95418

2 160.0410 0.262522 99.73748

3 163.8430 0.784815 99.21518

4 169.2961 1.332949 98.66705

5 170.7416 1.414525 98.58548

6 173.3950 1.535390 98.46461

7 174.1306 2.163649 97.83635

8 189.4102 2.284094 97.71591

9 189.5181 2.283227 97.71677

10 193.3261 2.543219 97.45678 Cholesky Ordering: D(IHSG) D(TSX)

Sumber: data diolah

2) Variance Decomposition Indeks Saham Syariah

a. Variance Decomposition antara DJIMI dengan JKII

Pada tabel pertama dalam hasil Variance Decomposition antara DJIMI

dengan JKII, menunjukkan bahwa pada periode pertama hanya JKII

yang mempengaruhi dirinya sebesar 100%. Pada periode kedua, DJIMI

mulai memberikan kontribusinya terhadap variabilitas JKII sebesar

0.24%. Kemudian kontribusi DJIMI semakin lama semakin relatif

besar hingga akhir periode sebesar 19.87%, sedangkan kontribusi JKII

sendiri semakin menurun dari waktu ke waktu hingga akhir periode

Page 235: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

216

sebesar 80.12%. Hal ini menujukkan bahwa fluktuasi JKII lebih

banyak dipengaruhi oleh JKII itu sendiri daripada variabel DJIMI.

Selanjutnya, pada tabel kedua dapat dilihat bahwa kontribusi JKII

mampu menjelaskan variabilitas DJIMI sebesar 0.48% pada periode

pertama dan terus mengalami peningkatan hingga akhir periode

sebesar 9.85%. Hal ini berbeda dengan kontribusi DJIMI yang

cenderung menurun dari awal periode sebesar 99.51% menjadi 90.14%

pada akhir periode.

Tabel 4. 82 Variance Decomposition antara DJIMI dengan JKII

Variance Decomposition of D(JKII):

Period S.E. D(JKII) D(DJIMI) 1 8.041121 100.0000 0.000000

2 8.050928 99.75672 0.243280

3 8.298715 94.65044 5.349555

4 8.463744 91.79474 8.205261

5 8.627174 88.48566 11.51434

6 8.860545 84.36345 15.63655

7 8.962426 83.51604 16.48396

8 9.205282 81.40587 18.59413

9 9.363874 81.27235 18.72765

10 9.464654 80.12374 19.87626 Variance Decomposition of D(DJIMI):

Period S.E. D(JKII) D(DJIMI) 1 37.10914 0.483891 99.51611

2 37.32639 1.605476 98.39452

3 38.25947 1.778638 98.22136

4 38.91777 2.652934 97.34707

5 39.06292 2.755743 97.24426

6 39.74951 3.581337 96.41866

7 39.96822 4.619801 95.38020

8 41.74033 7.560346 92.43965

9 42.42090 9.725108 90.27489

10 42.92747 9.855015 90.14498 Cholesky Ordering: D(JKII) D(DJIMI)

Sumber: data diolah

Page 236: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

217

b. Variance Decomposition antara DJMY25D dengan JKII

Pada tabel pertama dalam hasil Variance Decomposition antara

DJMY25D dengan JKII, menunjukkan bahwa pada periode pertama

hanya JKII yang mempengaruhi dirinya sebesar 100%. Pada periode

kedua, DJMY25D mulai memberikan kontribusinya terhadap

variabilitas JKII sebesar 2.65%. Kemudian kontribusi DJMY25D

semakin lama semakin relatif besar hingga akhir periode sebesar

21.77%, sedangkan kontribusi JKII sendiri semakin menurun dari

waktu ke waktu hingga akhir periode sebesar 78.23%. Hal ini

menujukkan bahwa fluktuasi JKII lebih banyak dipengaruhi oleh JKII

itu sendiri daripada variabel DJMY25D.

Selanjutnya, pada tabel kedua dapat dilihat bahwa kontribusi JKII

mampu menjelaskan variabilitas DJMY25D sebesar 1.90% pada

periode pertama dan terus mengalami peningkatan hingga akhir

periode sebesar 16.51%. Hal ini berbeda dengan kontribusi DJMY25D

yang cenderung menurun dari awal periode sebesar 98.10% menjadi

83.49% pada akhir periode.

Tabel 4. 83 Variance Decomposition antara DJMY25D dengan JKII

Variance Decomposition of D(JKII):

Period S.E. D(JKII) D(DJMY25D) 1 8.351414 100.0000 0.000000

2 8.499941 97.35331 2.646690

3 8.550571 96.25520 3.744797

4 8.674196 95.65879 4.341214

5 8.932902 90.90309 9.096914

6 9.418732 83.90670 16.09330

7 9.563735 82.84849 17.15151

8 9.690915 81.66088 18.33912

Page 237: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

218

9 9.895035 79.80271 20.19729

10 10.11429 78.22562 21.77438 Variance Decomposition of D(DJMY25D):

Period S.E. D(JKII) D(DJMY25D) 1 7.345847 1.904847 98.09515

2 7.463459 3.383080 96.61692

3 7.536336 4.709496 95.29050

4 7.706767 5.409459 94.59054

5 8.125978 9.975033 90.02497

6 8.403586 12.58991 87.41009

7 8.556756 13.31276 86.68724

8 8.735553 14.36076 85.63924

9 8.953260 15.52720 84.47280

10 9.189010 16.51034 83.48966 Cholesky Ordering: D(JKII) D(DJMY25D)

Sumber: data diolah

c. Variance Decomposition antara DJIJP dengan JKII

Pada tabel pertama dalam hasil Variance Decomposition antara DJIJP

dengan JKII, menunjukkan bahwa pada periode pertama hanya JKII

yang mempengaruhi dirinya sebesar 100%. Pada periode kedua, DJIJP

mulai memberikan kontribusinya terhadap variabilitas JKII sebesar

0.77%. Kemudian kontribusi DJIJP semakin lama semakin relatif

besar hingga akhir periode sebesar 1.75%, sedangkan kontribusi JKII

sendiri semakin menurun dari waktu ke waktu hingga akhir periode

sebesar 98.25%. Hal ini menujukkan bahwa fluktuasi JKII lebih

banyak dipengaruhi oleh JKII itu sendiri daripada variabel DJIJP.

Selanjutnya, pada tabel kedua dapat dilihat bahwa kontribusi JKII

mampu menjelaskan variabilitas DJIJP sebesar 2.01% pada periode

pertama dan terus mengalami peningkatan hingga akhir periode

sebesar 6.44%. Hal ini berbeda dengan kontribusi DJIJP yang

Page 238: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

219

cenderung menurun dari awal periode sebesar 97.98 % menjadi 93.56%

pada akhir periode.

Tabel 4. 84 Variance Decomposition antara DJIJP dengan JKII

Variance Decomposition of D(JKII):

Period S.E. D(JKII) D(DJIJP) 1 8.676295 100.0000 0.000000

2 8.782061 99.23321 0.766795

3 8.803358 99.12089 0.879105

4 8.972923 99.09304 0.906956

5 9.041410 98.88108 1.118916

6 9.155912 98.90883 1.091172

7 9.310344 98.79664 1.203360

8 9.564889 98.62852 1.371482

9 9.881198 98.26702 1.732984

10 9.947164 98.25236 1.747642 Variance Decomposition of D(DJIJP):

Period S.E. D(JKII) D(DJIJP) 1 18.76727 2.014253 97.98575

2 18.98131 3.932849 96.06715

3 19.03154 4.412469 95.58753

4 19.11984 4.847716 95.15228

5 19.24204 5.741098 94.25890

6 19.27278 5.894483 94.10552

7 19.28625 5.887052 94.11295

8 19.37051 5.844119 94.15588

9 19.59365 6.360402 93.63960

10 19.60240 6.439517 93.56048 Cholesky Ordering: D(JKII) D(DJIJP)

Sumber: data diolah.

d. Variance Decomposition antara DJICHKU dengan JKII

Pada tabel pertama dalam hasil Variance Decomposition antara

DJICHKU dengan JKII, menunjukkan bahwa pada periode pertama

hanya JKII yang mempengaruhi dirinya sebesar 100%. Pada periode

kedua, DJICHKU mulai memberikan kontribusinya terhadap

variabilitas JKII sebesar 6.78%. Kemudian kontribusi DJICHKU

Page 239: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

220

semakin lama semakin relatif besar hingga akhir periode sebesar

30.17%, sedangkan kontribusi JKII sendiri semakin menurun dari

waktu ke waktu hingga akhir periode sebesar 69.83%. Hal ini

menujukkan bahwa fluktuasi JKII lebih banyak dipengaruhi oleh JKII

itu sendiri daripada variabel DJICHKU.

Selanjutnya, pada tabel kedua dapat dilihat bahwa kontribusi JKII

mampu menjelaskan variabilitas DJICHKU sebesar 2.7% pada periode

pertama dan terus mengalami peningkatan hingga akhir periode

sebesar 21.88%. Hal ini berbeda dengan kontribusi DJICHKU yang

cenderung menurun dari awal periode sebesar 97.3 % menjadi 78.12%

pada akhir periode.

Tabel 4. 85 Variance Decomposition antara DJICHKU dengan JKII

Variance Decomposition of D(JKII):

Period S.E. D(JKII) D(DJICHKU) 1 8.327343 100.0000 0.000000

2 8.667946 93.21596 6.784044

3 8.918165 88.19275 11.80725

4 9.205274 85.84837 14.15163

5 9.760858 78.86797 21.13203

6 10.03568 77.08743 22.91257

7 10.29445 75.33701 24.66299

8 10.61444 73.08653 26.91347

9 10.91996 71.48094 28.51906

10 11.19261 69.82527 30.17473 Variance Decomposition of D(DJICHKU):

Period S.E. D(JKII) D(DJICHKU) 1 25.87568 2.697792 97.30221

2 26.50880 6.391637 93.60836

3 27.09366 7.017039 92.98296

4 28.61586 10.31114 89.68886

5 30.32757 16.35774 83.64226

6 31.32734 17.06761 82.93239

7 32.32606 18.21401 81.78599

8 33.45852 19.82560 80.17440

9 34.56565 20.85809 79.14191

Page 240: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

221

10 35.52329 21.87739 78.12261 Cholesky Ordering: D(JKII) D(DJICHKU)

Sumber: data diolah

e. Variance Decomposition antara DJIMIND dengan JKII

Pada tabel pertama dalam hasil Variance Decomposition antara

DJIMIND dengan JKII, menunjukkan bahwa pada periode pertama

hanya JKII yang mempengaruhi dirinya sebesar 100%. Pada periode

kedua, DJIMIND mulai memberikan kontribusinya terhadap

variabilitas JKII sebesar 8.27%. Kemudian kontribusi DJIMIND

semakin lama semakin relatif besar hingga akhir periode sebesar

24.08%, sedangkan kontribusi JKII sendiri semakin menurun dari

waktu ke waktu hingga akhir periode sebesar 75.92%. Hal ini

menujukkan bahwa fluktuasi JKII lebih banyak dipengaruhi oleh JKII

itu sendiri daripada variabel DJIMIND.

Selanjutnya, pada tabel kedua dapat dilihat bahwa kontribusi JKII

mampu menjelaskan variabilitas DJIMIND sebesar 2.63% pada

periode pertama dan terus mengalami peningkatan hingga akhir

periode sebesar 19.77%. Hal ini berbeda dengan kontribusi DJIMIND

yang cenderung menurun dari awal periode sebesar 97.37% menjadi

80.23% pada akhir periode.

Page 241: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

222

Tabel 4. 86 Variance Decomposition antara DJIMIND dengan JKII

Variance Decomposition of D(JKII):

Period S.E. D(JKII) D(DJMIND) 1 8.183383 100.0000 0.000000

2 8.574566 91.73401 8.265985

3 8.618654 90.80201 9.197986

4 8.714125 90.51007 9.489929

5 8.934203 86.51662 13.48338

6 9.241531 82.12228 17.87772

7 9.545270 79.02937 20.97063

8 9.715922 78.44267 21.55733

9 9.898044 77.24761 22.75239

10 10.06866 75.91504 24.08496 Variance Decomposition of D(DJMIND):

Period S.E. D(JKII) D(DJMIND) 1 25.83140 2.629877 97.37012

2 26.07881 4.270390 95.72961

3 27.37372 8.442683 91.55732

4 27.82817 10.18574 89.81426

5 28.78298 12.61629 87.38371

6 29.70767 12.68702 87.31298

7 30.65507 17.30491 82.69509

8 31.60085 17.86615 82.13385

9 32.20893 18.78743 81.21257

10 32.95969 19.77057 80.22943 Cholesky Ordering: D(JKII) D(DJMIND)

Sumber: data diolah

f. Variance Decomposition antara DJIUK dengan JKII

Pada tabel pertama dalam hasil Variance Decomposition antara DJIUK

dengan JKII, menunjukkan bahwa pada periode pertama hanya JKII

yang mempengaruhi dirinya sebesar 100%. Pada periode kedua,

DJIUK mulai memberikan kontribusinya terhadap variabilitas JKII

sebesar 10.2%. Kemudian kontribusi DJIUK semakin lama semakin

relatif besar hingga akhir periode sebesar 24.7%, sedangkan kontribusi

JKII sendiri semakin menurun dari waktu ke waktu hingga akhir

Page 242: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

223

periode sebesar 75.3%. Hal ini menujukkan bahwa fluktuasi JKII lebih

banyak dipengaruhi oleh JKII itu sendiri daripada variabel DJIUK.

Selanjutnya, pada tabel kedua dapat dilihat bahwa kontribusi JKII

mampu menjelaskan variabilitas DJIUK sebesar 1.67% pada periode

pertama dan terus mengalami peningkatan hingga akhir periode

sebesar 11.55%. Hal ini berbeda dengan kontribusi DJIUK yang

cenderung menurun dari awal periode sebesar 98.33% menjadi 88.45%

pada akhir periode.

Tabel 4. 87 Variance Decomposition antara DJIUK dengan JKII

Variance Decomposition of D(JKII):

Period S.E. D(JKII) D(DJIUK) 1 7.996665 100.0000 0.000000

2 8.439864 89.80422 10.19578

3 8.595662 86.80291 13.19709

4 8.729008 85.21557 14.78443

5 8.848065 83.06317 16.93683

6 8.970143 81.37143 18.62857

7 9.171548 78.80145 21.19855

8 9.378853 77.77630 22.22370

9 9.617641 76.80208 23.19792

10 9.761785 75.30943 24.69057 Variance Decomposition of D(DJIUK):

Period S.E. D(JKII) D(DJIUK) 1 25.14912 1.666803 98.33320

2 25.44236 3.074158 96.92584

3 26.13148 4.047733 95.95227

4 26.68885 4.916024 95.08398

5 27.40833 5.777148 94.22285

6 27.67626 5.676266 94.32373

7 27.89877 6.441905 93.55810

8 28.88829 8.865329 91.13467

9 29.35531 11.15838 88.84162

10 29.86192 11.54916 88.45084 Cholesky Ordering: D(JKII) D(DJIUK)

Sumber: data diolah

Page 243: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

224

g. Variance Decomposition antara DJISRLD dengan JKII

Pada tabel pertama dalam hasil Variance Decomposition antara

DJISRLD dengan JKII, menunjukkan bahwa pada periode pertama

hanya JKII yang mempengaruhi dirinya sebesar 100%. Pada periode

kedua, DJISRLD mulai memberikan kontribusinya terhadap

variabilitas JKII sebesar 2.08%. Kemudian kontribusi DJISRLD

semakin lama semakin relatif besar hingga akhir periode sebesar

24.31%, sedangkan kontribusi JKII sendiri semakin menurun dari

waktu ke waktu hingga akhir periode sebesar 75.69%. Hal ini

menujukkan bahwa fluktuasi JKII lebih banyak dipengaruhi oleh JKII

itu sendiri daripada variabel DJISRLD.

Selanjutnya, pada tabel kedua dapat dilihat bahwa kontribusi JKII

mampu menjelaskan variabilitas DJISRLD sebesar 1.23% pada

periode pertama dan terus mengalami peningkatan hingga akhir

periode sebesar 16.42%. Hal ini berbeda dengan kontribusi DJISRLD

yang cenderung menurun dari awal periode sebesar 98.77% menjadi

83.58% pada akhir periode.

Tabel 4. 88 Variance Decomposition antara DJISRLD dengan JKII

Variance Decomposition of D(JKII):

Period S.E. D(JKII) D(DJISRLD) 1 8.467388 100.0000 0.000000

2 8.588917 97.92021 2.079790

3 8.823542 92.84368 7.156323

4 9.110140 89.73701 10.26299

5 9.296081 87.31794 12.68206

6 9.513455 84.36627 15.63373

7 9.721895 81.91943 18.08057

8 9.917204 79.73176 20.26824

9 10.11689 77.60751 22.39249

Page 244: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

225

10 10.30932 75.68792 24.31208 Variance Decomposition of D(DJISRLD):

Period S.E. D(JKII) D(DJISRLD) 1 12.25142 1.233094 98.76691

2 12.49881 2.147289 97.85271

3 13.59367 5.995422 94.00458

4 15.01710 9.769013 90.23099

5 15.70762 10.95070 89.04930

6 16.66724 12.52311 87.47689

7 17.53812 13.90825 86.09175

8 18.29795 14.81257 85.18743

9 19.08834 15.68292 84.31708

10 19.82471 16.42411 83.57589 Cholesky Ordering: D(JKII) D(DJISRLD)

Sumber: data diolah

h. Variance Decomposition antara DJICA dengan JKII

Pada tabel pertama dalam hasil Variance Decomposition antara DJICA

dengan JKII, menunjukkan bahwa pada periode pertama hanya JKII

yang mempengaruhi dirinya sebesar 100%. Pada periode kedua,

DJICA mulai memberikan kontribusinya terhadap variabilitas JKII

sebesar 6.06%. Kemudian kontribusi DJICA semakin lama semakin

relatif besar hingga akhir periode sebesar 25.23%, sedangkan

kontribusi JKII sendiri semakin menurun dari waktu ke waktu hingga

akhir periode sebesar 74.76%. Hal ini menujukkan bahwa fluktuasi

JKII lebih banyak dipengaruhi oleh JKII itu sendiri daripada variabel

DJICA.

Selanjutnya, pada tabel kedua dapat dilihat bahwa kontribusi JKII

mampu menjelaskan variabilitas DJICA sebesar 0.08% pada periode

pertama dan terus mengalami peningkatan hingga akhir periode

sebesar 7.26%. Hal ini berbeda dengan kontribusi DJICA yang

Page 245: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

226

cenderung menurun dari awal periode sebesar 99.92% menjadi 92.74%

pada akhir periode.

Tabel 4. 89 Variance Decomposition antara DJICA dengan JKII

Variance Decomposition of D(JKII):

Period S.E. D(JKII) D(DJICA) 1 7.949565 100.0000 0.000000

2 8.204384 93.93500 6.064996

3 8.483285 88.34224 11.65776

4 8.625639 86.20715 13.79285

5 8.737830 84.01590 15.98410

6 8.801896 83.01958 16.98042

7 8.941211 80.84969 19.15031

8 9.165087 78.43819 21.56181

9 9.449144 76.01922 23.98078

10 9.567056 74.76501 25.23499 Variance Decomposition of D(DJICA):

Period S.E. D(JKII) D(DJICA) 1 19.47182 0.084598 99.91540

2 19.60399 0.394976 99.60502

3 19.98396 1.309768 98.69023

4 20.23084 1.302252 98.69775

5 20.47262 1.699873 98.30013

6 20.93246 1.686470 98.31353

7 21.15184 3.525759 96.47424

8 21.82769 4.331735 95.66826

9 22.12835 6.869623 93.13038

10 22.44832 7.263422 92.73658 Cholesky Ordering: D(JKII) D(DJICA)

Sumber: data diolah

C. Pembahasan

Penelitian ini menggunakan tiga analisis yang berada di dalam metode

VAR/VECM untuk melihat integrasi bursa saham konvensional dan syariah yang

diteliti. Analisis yang digunakan yaitu, analisis jangka pendek, analisis kointegrasi

dan analisis kausalitas.

Page 246: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

227

Hubungan jangka pendek indeks-indeks saham yang diteliti dapat dilihat

melalui hasil estimasi VECM. Analisis hubungan jangka pendek digunakan untuk

melihat respon indeks saham terhadap ketidakseimbangan yang terjadi dalam

jangka pendek. Artinya, kemampuan indeks saham merespon secara cepat

terhadap perubahan yang muncul. Hasil estimasi menunjukkan semua indeks

saham konvensional mempunyai hubungan jangka pendek yang signifikan positif

kecuali indeks TSX (S&P Toronto Stock Exchange Composite Index). Sementara

itu, hasil estimasi menunjukkan bahwa semua indeks syariah mempunyai hubungan

jangka pendek yang signifikan positif.

Hubungan jangka panjang antar indeks saham syariah dan konvensional

yang diteliti dapat dilihat melalui analisis Kointegrasi. Hasil analisis Kointegrasi

Johansen menunjukkan bahwa indeks saham konvensional di Indonesia (IHSG)

mempunyai hubungan jangka panjang dengan semua indeks yang diteliti, kecuali

dengan Colombo Stock Exchange (CSE). Sedangkan indeks saham syariah di

Indonesia (JKII) mempunyai hubungan jangka panjang dengan semua indeks

yang diteliti.

Secara keseluruhan, indeks saham syariah dan konvensional di Indonesia

yaitu JKII dan IHSG memiliki hubungan kausalitas dengan indeks saham syariah

dan konvensional yang ada di Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, China, India,

Inggris, Sri Lanka, dan Kanada, yang membedakan adalah arah hubungan

kausalitas indeks-indeks saham tersebut. Hubungan kausalitas dua arah pada

indeks saham konvensional terdapat pada pasangan DJIA dengan IHSG, KLSE

dengan IHSG, N225 dengan IHSG, dan HSI dengan IHSG. Hubungan kausalitas

Page 247: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

228

dua arah adalah hubungan yang saling mempengaruhi antar variabel penelitan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pergerakan indeks saham DJIA, KLSE, N225,

dan HSI akan mempengaruhi pergerakan indeks saham Indonesia, begitu pula

sebaliknya. Sedangkan di kelompok indeks saham syariah hubungan kausalitas

dua arah dimiliki oleh DJIJP dengan JKII, DJICHKU dengan JKII, DJIMIND

dengan JKII, dan DJIUK dengan JKII.

Sementara itu, hubungan kausalitas searah untuk indeks saham

konvensional dimiliki oleh pasangan NSEI dengan IHSG, FTSE dengan IHSG,

dan IHSG dengan CSE. Artinya, pergerakan indeks saham konvensional di India

dan Inggris akan mempengaruhi pergerakan indeks IHSG, namun pergerakan

IHSG sendiri tidak akan mempengaruhi pergerakan indeks tersebut. Indeks saham

konvensional Indonesia juga mempunyai hubungan kausalitas searah dengan

indeks saham konvensional Sri Lanka, dimana arah kausalitas adalah dari

Indonesia sehingga dapat disimpulkan bahwa pergerakan IHSG akan

mempengaruhi pergerakan CSE namun tidak sebaliknya. Sedangkan di kelompok

indeks saham syariah, hubungan kausalitas searah terdapat pada pasangan DJIMI

dengan JKII, DJMY25D dengan JKII, DJISRLD dengan JKII, dan DJICA dengan

JKII.

Hubungan antar indeks saham yang saling mepengaruhi (hubungan

kausalitas dua arah) bisa disebabkan oleh adanya kerja sama yang cukup kuat

yang dilakukan oleh antar perusahaan yang terdaftar di masing-masing bursa

saham tersebut khususnya dalam bidang ekonomi, misalnya ekspor dan impor.

Page 248: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

229

Ekspor dan impor dilakukan oleh perusahaan-perusahaan antar negara untuk dapat

memenuhi kebutuhan di dalam negeri masing-masing.

Seiring dengan melemahnya perekonomian dunia, aktivitas perdagangan

sepanjang 2019 sampai kuartal pertama 2020 juga mengalami penurunan. Total

ekspor dan impor di Indonesia didominasi oleh sektor non migas, seperti sektor

industri, pertanian, dan pertambangan. Komoditi-komoditi utama di Indonesia

yang banyak diekspor ke berbagai negara adalah tekstil dan produk tekstil, karet

dan produk karet, sawit, produk hasil hutan, otomotif, udang, kakao, dan kopi.

Tabel 4. 90 Total Neraca Perdagangan Indonesia

Uraian 2016 2017 2018 2019 2020

Total

Perdagangan 23,439,852.9 25,916,152.4 28,615,987.4 26,975,938.8 8,979,898.5

Migas 548,347.2 1,082,783.8 1,840,275.0 1,198,349.8 315,025.6

Non Migas 22,891,505.7 24,833,368.6 26,775,712.4 25,777,588.9 8,664,873.0

Ekspor 16,141,412.2 17,794,523.1 18,439,760.7 17,720,336.2 6,127,514.6

Migas 456,452.3 660,104.0 772,065.6 38,544.1 50,4

Non Migas 15,684,959.8 17,134,419.1 17,667,695.1 17,681,792.0 6,127,464.2

Impor 7,298,440.7 8,121,629.3 10,176,226.7 9,255,602.6 2,852,383.9

Migas 91,894.9 422,679.9 1,068,209.4 1,159,805.7 314,975.2

Non Migas 7,206,545.8 7,698,949.5 9,108,017.3 8,095,796.9 2,537,408.7

Neraca

Perdagangan 8,842,971.4 9,672,893.7 8,263,534.0 8,464,733.5 3,275,130.7

Migas 364,557.4 237,424.1 -296,143.8 -1,121,261.6 -314,924.8

Non Migas 8,478,414.0 9,435,469.6 8,559,677.8 9,585,995.1 3,590,055.5

Sumber: BPS, data diolah oleh Kementrian Perdagangan

Hasil analisis Variance Decomposition (VD) menunjukkan bahwa indeks

saham syariah di China/Hong Kong memberikan kontribusi terbesar tehadap

pergerakan indeks saham syariah di Indonesia (JKII) yaitu sebesar 30,17%, begitu

pula sebaliknya Dow Jones Islamic Market China/Hong Kong Titans 30

Page 249: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

230

(DJICHKU) menerima kontribusi terbesar dari indeks saham syariah Indonesia,

yaitu Jakarta Islamic Index (JKII) sebesar 21,87%. Sementara itu indeks saham

konvensional di Inggris yaitu Financial Times Stock Exchange (FTSE)

memberikan kontribusi terbesar dari indeks saham konvensional di Indonesia

(IHSG) sebesar 28,86%. Sedangkan IHSG memberikan kontribusi terbesar kepada

indeks saham Hang Seng Stock Index (HSI) sebesar 21,83%.

Oleh karena itu, berdasarkan tiga analisis yang telah dipaparkan sebelumnya

dapat disimpulkan bahwa pasar modal syariah yang terintegrasi dengan pasar

modal syariah Indonesia (JKII) adalah pasar modal syariah China (DJICHKU)

dan pasar modal konvensional yang terintegrasi dengan pasar modal Indonesia

(IHSG) adalah HSI. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian-penelitian

terdahulu, seperti yang dilakukan oleh Bakri Abdul Karim, M. Shabri Abd. Majid,

& Samsul Arifin Abdul Karim (2014), dan Jeina Mailangkay (2013) dimana

indeks saham konvensional China terintegrasi dengan indeks saham konvensional

Indonesia. Sedangkan hasil penelitian indeks saham syariah China teintegrasi

dengan indeks saham syariah Indonesia juga sesuai dengan hasil penelitian oleh

Ibnu Qizam, Abdul Qoyum & Misnen Ardiansyah (2015).

Menurut Suad Husnan (2005) secara teoritis pasar modal internasional yang

terintegrasikan sepenuhnya (artinya tidak ada hambatan apapun untuk memiliki

sekuritas di setiap pasar modal dan juga tidak ada hambatan dalam capital

inflow/outflow) akan menciptakan biaya modal yang lebih rendah daripada

seandainya pasar modal tidak terintegrasikan. Hal ini disebabkan karena pemodal

Page 250: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

231

bisa melakukan diversifikasi investasi dengan lebih luas (bukan hanya antar

industri tetapi juga antar negara) karena risiko yang relevan bagi para pemodal

hanyalah risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Dengan

semakin kecilnya risiko yang ditanggung pemodal, maka tingkat keuntungan yang

disyaratkan pun akan lebih kecil. Dengan kata lain biaya modal akan menjadi

lebih kecil. Menurunnya biaya modal membuat investasi makin menguntungkan,

kalau hal-hal lain sama. Dengan demikian pasar modal internasional yang

terintegrasikan sepenuhnya akan memberikan manfaat yang lebih besar.

Page 251: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

232

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Integrasi pasar modal syariah dan konvensional di dunia dengan pasar

modal syariah dan konvensional di Indonesia dapat dilihat melalui hasil tiga

analisis berikut ini:

1. Hasil Estimasi VECM menunjukkan bahwa semua indeks saham

konvensional mempunyai hubungan jangka pendek kecuali indeks saham

TSX (S&P Toronto Stock Exchange Composite Index).

2. Hasil Estimasi VECM menunjukkan bahwa semua indeks saham syariah

mempunyai hubungan jangka pendek.

3. Hasil analisis Kointegrasi Johansen menunjukkan bahwa indeks saham

konvensional di Indonesia mempunyai hubungan jangka panjang dengan

semua indeks saham konvensional yang diteliti, kecuali dengan Colombo

Stock Exchange (CSE).

4. Hasil analisis Kointegrasi menunjukkan bahwa indeks saham syariah di

Indonesia mempunyai hubungan jangka panjang dengan semua indeks

saham syariah yang diteliti.

5. Hasil analsisis kausalitas Granger yang menunjukkan bahwa semua

indeks saham konvensional yang diteliti mempunyai hubungan kausalitas

dengan indeks saham konvensional di Indonesia. Terdapat dua arah

hubungan kausalitas yang didapatkan dari analisis ini. Hubungan

Page 252: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

233

kausalitas dua arah dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

dimiliki oleh Dow Jones Industrial Average (DJIA), Kuala Lumpur Stock

Exchange (KLSE), Nikkei 225 (N225), Hang Seng Stock Index (HSI), dan

S&P Toronto Stock Exchange Composite Index (TSX), sedangkan sisanya

memiliki hubungan kausalitas satu arah, yaitu NIFTY 50 (NSEI),

Financial Times Stock Exchange (FTSE), Colombo Stock Exchange

(CSE), dan Borsa Istanbul 100 Index (BIST 100).

6. Hasil analsisis kausalitas Granger yang menunjukkan bahwa semua

indeks saham syariah yang diteliti mempunyai hubungan kausalitas

dengan indeks saham syariah di Indonesia. Terdapat dua arah hubungan

kausalitas yang didapatkan dari analisis ini. Hubungan kausalitas dua arah

dengan Jakarta Islamic Index (JKII) dimiliki oleh Dow Jones Islamic

Market Japan (DJIJP), Dow Jones Islamic Market China/Hong Kong

Titans 30 (DJICHKU), Dow Jones Islamic Market India (DJIMIND), dan

Dow Jones Islamic Market United Kingdom (DJIUK), sedangkan sisanya

memiliki hubungan satu arah, yaitu Dow Jones Islamic Market Index

(DJIMI), Dow Jones Islamic Market Malaysia Titan 25 USD (DJMY25D),

Dow Jones Islamic Market Sri Lanka (DJISRLD), dan Dow Jones Islamic

Market Canada (DJICA).

Page 253: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

234

B. Saran

1. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat membantu investor dalam mengambil

keputusan investasi yang tepat, terutama saat ingin melakukan investasi di

luar negeri.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan membantu perusahaan dalam mengambil

keputusan investasi, terutama jika ingin berinvestasi dengan membeli

saham di beberapa negara yang berbeda.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini menggunakan variabel indeks saham syariah dan

konvensional dari 9 negara yang berbeda menggunakan metode

VAR/VECM dalam kurun waktu Januari 2017 sampai Maret 2020.

Peneliti selanjutnya dapat mencoba melakukan penelitian dengan model

metode yang berbeda dan menambah variabel indeks saham dari negara

yang lainnya.

Page 254: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

235

DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar, N., & Masih, A.M.M. (2014). The Dynamic Linkages between

Islamic Index and the Major Stock Markets: New Evidence from

Wavelet time-scale decomposition Analysis. Munich Personal RePEc

Archive. No. 56977.

Ajija, S.R., Wulansari, D., Setianto, D.H., & Primanthi, M.R. (2011). Cara

Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat.

Alaoui, A.K.O., Dewandaru, G., Azhar, S.A., Masih, M. (2014). Linkages and

Co-movement between International Stock Market Returns: Case of Dow

Jones Islamic Dubai Financial Market Index. Journal of International

Financial Markets, Institutions and Money.

Atmadja, Adwin Surja. (2010). Pasar Modal Regional Dalam Masa Krisis

Finansial 1997 dan 2007: Kajian Terhadap Interdependensi Bursa Efek

Asia Tenggara. Ekuitas. 14 (3). 350-364.

Beik, I.S., & Fatmawati, S.W. (2014). Pengaruh Indeks Harga Saham Syariah

Internasional dan Variabel Makro Ekonomi terhadap Jakarta Islamic

Index. Al-Iqtishad. VI (2). 155-178.

Beik, I.S., & Wardhana, W. (2011). The Relationship Between Jakarta Islamic

Index and Other Selected Markets: Evidence From Impulse Response

Function. Majalah Ekonomi. Tahun XXI, No.2. 100-109.

Billah, Mohd Ma‘sum. (2010). Penerapan Pasar Modal Islam. Malaysia: Sweet

& Maxwell Asia.

Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A.J. (2014). Manajemen Portofolio dan Investasi

Edisi 9. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Chin-Hong Puah., Brahmana, R.K., & Kai-Hung Wong. (2015). Revisiting Stock

Market Integration Pre-Post Subprime Mortgage Crisis: Insight From

BRIC Countries. Economic and Finance in Indonesia. 61 (2). 120-130.

Chittedy, Krishna Reddy. (2010). Integration of International Stock Markets: with

Special Reference to India. GITAM Review of International Business. 2

(1).

Page 255: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

236

Darmadji, T., & Fakhruddin, H.M. (2001). Pasar Modal di Indonesia. Jakarta:

Penerbit Salembat Empat.

Dendy S., Tanti N., & Deni L. (2016). Analisis Pengaruh Instrumen Moneter

Syariah dan Konvensional terhadap Penyaluran Dana ke Sektor Pertanian

Indonesia. Jurnal Al-Muzara‟ah, 4 (1).

Dewandaru, G., Alaoui, A.K., Bacha, O., & Masih, M. (2014). Stock Market Co-

movement and Shock Transmission: Islamic versus Conventional Equity

Indices.Munich Personal RePEc Archive. No. 56888.

Direktorat Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan. (2015). Roadmap Pasar

Modal Syariah 2015-2019. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan. Diunduh

pada 16 Oktober 2018, dari https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/berita-

dan-kegiatan/publikasi/Pages/Roadmap-Pasar-Modal-Syariah-2015-

2019.aspx.

Endri. (2010). Keterkaitan Pasar Saham Berkembang dan Maju: Implikasi

Diversifikasi Portofolio Internasional. Jurnal Ekonomi Bisnis. 2 (15).

105-119.

Hamid, Abdul. (2009). Pasar Modal Syariah. Jakarta: Lembaga Penelititan UIN

Syarif Hidayatullah.

Husnan, Suad. (2005). Dasar-dasar Teori Portofolio&Analisis Sekuritas Edisi

Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Indonesia Stock Exchange. (2010). Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa

Efek Indonesia. Jakarta. Diunduh pada 4 Oktober 2018 dari,

https://idx.co.id/media/1481/buku-panduan-indeks-2010.pdf/

Jamal, A., Salim, J., Seftarita, C., Mahmud, M. S., Daud, W. M. N. W., Ghazali, P.

L., & Rashid, N. (2018). Does Monetary Policy and Asean Stock Market

Affect Jakarta Composite Index (IHSG)? International Journal of

Academic Research in Business and Sosial Sciences, 8 (12), 1236-1248.

Jeong, Jinho. Dynamic Stock Market Integration and Financial Crisis: The Case

of China, Japan and Korea. Korea: School of Business Administration.

Juanda, Bambang & Junaidi. (2012). Ekonometrika Deret Waktu: Teori dan

Aplikasi. Bogor: IPB Press.

Page 256: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

237

Karim, B.A., & Majid, M.S.A. (2010). Does Trade Matter for Stock Market

Integration?. Studies in Economics and Finance. 27 (1). 47-66.

Karim, B.A., Majid., M.S.A., Karim, S.A.A. (2009). Financial Integration

between Indonesia and Its Major Trading Partners. RePEc.

Kassim, Salina H. (2012). Evidence of Global Financial Shocks Transmission:

Changing Nature of Stock Markets Integration during the 2007/2008

Financial Crisis. Journal of Economic Cooperation and Development. 33

(4). 117-138.

______________. (2013). The Global Financial Crisis And The Integration Of

Islamic Stock Markets In Developed and Developing Countries. Asian

Academy of Management Journal of Accounting and Finance. 9 (2). 75-

94.

Kartiasih, Fitri. (2014). Vector Autoregressive (VAR). Sekolah Tinggi Ilmu

Statistik.

Kilic, Yunus., & Bugan, M.F. (2016). Are Islamic Equity Markets ―Safe Havens‖?

Testing the Contagion Effect using DCC-GARCH. International Journal

of Academic Research in Accounting, Finance and Management

Sciences.6 (4). 166-176.

Krisandi, S.D., & Muharam, H. (2015). Analisis Kointegrasi dan Volatilitas Co-

movement Pasar Modal Negara ASEAN Selama Periode 1988-2011.

Forum Manajemen Indonesia (FMI) Ke-5.

Mailangkay, Jeina. (2013). Integrasi Pasar Modal Indonesia dan Beberapa Bursa

di Dunia (Periode Januari 2013 – Maret 2013). Jurnal EMBA. 1 (3). 722-

731.

Majdoub, J., & Mansour, W. (2014). Islamic Equity Market Integration and

Volatility Spillover between Emerging and US Stock Markets. North

American Journal of Economics and Finance.

http://dx.doi.org/10.1016/j.najef.2014.06.011

Majdoub, J., Mansour, W., & Jouini, J. (2016). Market Integration Between

Conventional and Islamic Stock Prices. North American Journal of

Economic and Finance. http://dx.doi.org/10.1016/j.najef.2016.03.004

Page 257: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

238

Mohd Yahya, M.H., Yusni Anis. Y., Fidlizan, M., Azila, A.R., Emilda, H., & Nur

Fakhzan, M. (2013). The Integration Of Islamic Stock Markets: Does A

Problem For Investors?. Labuan e-Journal of Muamalat and Society. 7.

17-27.

Nasarudin, et al. 2008. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Kencana.

Naseri, M., & Masih, M. (2014). Integration and Comovement of Developed and

Emerging Islamic Stock Markets: A Case Study of Malaysia. Munich

Personal RePEc Archive. No. 58799.

PT Bursa Efek Indonesia. (2017). Laporan Tahunan BEI Tahun 2017. Jakarta: PT

Bursa Efek Indonesia. Diunduh pada 4 Oktober 2018, dari

https://www.idx.co.id/tentang-bei/laporan-tahunan/

Puryati, D., & Marlina, R. (2013). Analysis of Capital Market Integration Region

Asia. South East Asia Journal of Contemporary Business, Economic and

Law. 2 (1).

Puteh, Anwar. (2012). Integrasi Pasar Keuangan Pasca Krisis Finansial Global

Pada Negara Indonesia, Cina dan Italia. Fakultas Ekonomi Unimal.

Qizam, I., Qoyum, A., & Ardiansyah M. (2015). Global Financial Crisis and

Islamic Capital Market Integration among 5-ASEAN Countries. Global

Review of Islamic Economics and Business. Vol. 2 No. 3. 207-218.

Rasyidin. (2016). Integrasi Pasar Modal ASEAN Pasca Pemberlakuan MEA.

Jurnal Visioner & Strategis. 5 (2). 17-24.

Rodoni, Ahmad & Abdul Hamid. (2008). Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta:

Zikrul Hakimi.

Rodoni, Ahmad. (2009). Pasar Modal Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta.

Santosa, Budi. (2011). Integrasi Pasar Modal Kawasan Eropa. Jurnal Ilmu

Ekonomi dan Sosial. 1 (2). 166-173.

____________. (2013). Integrasi Pasar Modal Kawasan Cina – ASEAN. Jurnal

Ekonomi Pembangunan. 14 (1). 78-91.

Sekaran, Uma. (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi Empat. Jakarta:

Penerbit Salemba Empat.

Page 258: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

239

Sholahuddin, Muhammad dan Lukman Hakim. 2008. Lembaga Ekonomi daan

Keuangan Syariah Kontemporer. Surakarta: Muhammadiyah University

Perss Universitas Muhammadiyah.

Sugiyanto, & Sudarwan. (2016). Model Kointegrasi Pasar Modal Indonesia

dengan Pasar Modal Regional. Jurnal Ekonomi. 7 (1). 9-21.

Teguh, Muhammad. (2005). Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tiwari, A.K., Dar, A.B., Bhanja, N., & Shah, A. (2013). Stock Market Integration

in Asian Countries: evidence from Wavelet multiple correlations. Journal

of Economic Integration. 28 (3). 441-456.

Umar, Husein. (2017). Dampak Krisis Sub-Prime Mortage terhadap Ekonomi

Makro dan Pasar Modal di Indonesia. Jurnal Riset Bisnis, 1 (1), 8-18.

Widarjono, Agus. (2017). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta:

UPP AMP YKPM.

febriyanto79.wordpress.com

www.kemendag.go.id, diakses pada Selasa, 16 Juni 2020 pukul 07.00 WIB

www.wikipedia.org, diakses pada Selasa, 10 Januari 2017 pukul 14.15 WIB

www.djindexes.com, diakses pada Rabu, 11 Januari 2017 pukul 11.00 WIB

www.ivestasi-saham.com, diakses pada Selasa, 10 Januari 2017 pukul 15.30 WIB

www.idx.co.id/idx-syariah/tonggak-waktu, diakses pada 4 Oktober 2018 pukul

10.45 WIB

www.investing.com

www.finance.yahoo.com

www.finance.google.com

Page 259: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

240

LAMPIRAN

Page 260: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

241

Lampiran 1: Analisis Deskriptif Indeks Saham Konvensional

Lampiran 2: Analisis Deskriptif Indeks Saham Syariah

Page 261: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

242

Lampiran 3: Uji Stasioneritas Tingkat Level IHSG

Lampiran 4: Uji Stasioneritas Tingkat Level DJIA

Lampiran 5: Uji Stasioneritas Tingkat Level KLSE

Page 262: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

243

Lampiran 6: Uji Stasioneritas Tingkat Level N225

Lampiran 7: Uji Stasioneritas Tingkat Level HSI

Lampiran 8: Uji Stasioneritas Tingkat Level NSEI

Page 263: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

244

Lampiran 9: Uji Stasioneritas Tingkat Level FTSE

Lampiran 10: Uji Stasioneritas Tingkat Level CSE

Lampiran 11: Uji Stasioneritas Tingkat Level TSX

Page 264: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

245

Lampiran 12: Uji Stasioneritas Tingkat Level JKII

Lampiran 13: Uji Stasioneritas Tingkat Level DJMY25D

Lampiran 14: Uji Stasioneritas Tingkat Level DJIJP

Page 265: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

246

Lampiran 15: Uji Stasioneritas Tingkat Level DJCHKU

Lampiran 16: Uji Stasioneritas Tingkat Level DJIMIND

Lampiran 17: Uji Stasioneritas Tingkat Level DJIUK

Page 266: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

247

Lampiran 18: Uji Stasioneritas Tingkat Level DJISRLD

Lampiran 19: Uji Stasioneritas Tingkat Level DJICA

Lampiran 20: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference IHSG

Lampiran 21: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference DJIA

Page 267: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

248

Lampiran 22: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference N225

Lampiran 23: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference HSI

Lampiran 24: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference NSEI

Lampiran 25: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference FTSE

Page 268: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

249

Lampiran 26: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference CSE

Lampiran 27: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference TSX

Lampiran 28: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference JKII

Page 269: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

250

Lampiran 29: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference DJIMI

Lampiran 30: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference DJMY25D

Lampiran 31: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference DJIJP

Lampiran 32: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference DJICHKU

Page 270: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

251

Lampiran 33: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference DJIMIND

Lampiran 34: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference DJIUK

Lampiran 35: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference DJISRLD

Lampiran 36: Uji Stasioneritas Tingkat First Difference DJICA

Page 271: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

252

Lampiran 37: Uji Penentuan Asumsi Deterministik DJIA dengan IHSG

Page 272: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

253

Lampiran 38: Uji Penentuan Asumsi Deterministik KLSE dengan IHSG

Page 273: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

254

Lampiran 39: Uji Penentuan Asumsi Deterministik N225 dengan IHSG

Page 274: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

255

Lampiran 40: Uji Penentuan Asumsi Deterministik HSI dengan IHSG

Page 275: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

256

Lampiran 41: Uji Penentuan Asumsi Deterministik NSEI dengan IHSG

Page 276: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

257

Lampiran 42: Uji Penentuan Asumsi Deterministik FTSE dengan IHSG

Page 277: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

258

Lampiran 43: Uji Penentuan Asumsi Deterministik CSE dengan IHSG

Page 278: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

259

Lampiran 44: Uji Penentuan Asumsi Deterministik TSX dengan IHSG

Page 279: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

260

Lampiran 45: Uji Penentuan Asumsi Deterministik DJIMI dengan JKII

Page 280: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

261

Lampiran 46: Uji Penentuan Asumsi Deterministik DJMY25D dengan JKII

Page 281: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

262

Lampiran 47: Uji Penentuan Asumsi Deterministik DJIJP dengan JKII

Page 282: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

263

Lampiran 48: Uji Penentuan Asumsi Deterministik DJICHKU dengan JKII

Page 283: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

264

Lampiran 49: Uji Penentuan Asumsi Deterministik DJIMIND dengan JKII

Page 284: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

265

Lampiran 50: Uji Penentuan Asumsi Deterministik DJIUK dengan JKII

Page 285: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

266

Lampiran 51: Uji Penentuan Asumsi Deterministik DJISRLD dengan JKII

Page 286: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

267

Lampiran 52: Uji Penentuan Asumsi Deterministik DJICA dengan JKII

Lampiran 53: Estimasi VECM antara DJIA dengan IHSG

Vector Error Correction Estimates

Date: 06/07/20 Time: 03:46

Sample (adjusted): 10 737

Included observations: 728 after adjustments

Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ] Cointegrating Eq: CointEq1 D(IHSG(-1)) 1.000000

D(DJIA(-1)) -0.279634

(0.01994)

Page 287: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

268

[-14.0254] Error Correction: D(IHSG,2) D(DJIA,2) CointEq1 -0.761281 3.213024

(0.08271) (0.47767)

[-9.20400] [ 6.72644]

D(IHSG(-1),2) -0.229654 -2.913052

(0.07727) (0.44624)

[-2.97210] [-6.52796]

D(IHSG(-2),2) -0.317259 -2.197702

(0.07106) (0.41038)

[-4.46468] [-5.35531]

D(IHSG(-3),2) -0.292919 -1.897987

(0.06483) (0.37442)

[-4.51798] [-5.06909]

D(IHSG(-4),2) -0.351579 -1.502464

(0.05851) (0.33791)

[-6.00868] [-4.44631]

D(IHSG(-5),2) -0.323084 -1.668486

(0.05345) (0.30870)

[-6.04423] [-5.40491]

D(IHSG(-6),2) -0.243767 -1.035106

(0.04590) (0.26508)

[-5.31077] [-3.90488]

D(IHSG(-7),2) -0.117712 -0.190793

(0.03630) (0.20965)

[-3.24248] [-0.91004]

D(DJIA(-1),2) -0.153497 -0.194430

(0.02286) (0.13203)

[-6.71416] [-1.47263]

D(DJIA(-2),2) -0.100518 0.029154

(0.02149) (0.12409)

[-4.67809] [ 0.23495]

D(DJIA(-3),2) -0.072586 0.122446

(0.01959) (0.11312)

[-3.70585] [ 1.08248]

D(DJIA(-4),2) -0.045124 0.051771

(0.01729) (0.09987)

[-2.60936] [ 0.51838]

D(DJIA(-5),2) -0.022327 0.091668

(0.01491) (0.08611)

[-1.49744] [ 1.06456]

D(DJIA(-6),2) -0.001661 0.081080

Page 288: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

269

(0.01200) (0.06928)

[-0.13846] [ 1.17032]

D(DJIA(-7),2) 0.005239 0.233163

(0.00744) (0.04298)

[ 0.70400] [ 5.42513] R-squared 0.537803 0.652887

Adj. R-squared 0.528727 0.646071

Sum sq. resids 2060552. 68723398

S.E. equation 53.75849 310.4614

F-statistic 59.25939 95.79173

Log likelihood -3926.126 -5202.716

Akaike AIC 10.82727 14.33439

Schwarz SC 10.92185 14.42897

Mean dependent 0.198077 -0.556387

S.D. dependent 78.30887 521.8545 Determinant resid covariance (dof adj.) 2.78E+08

Determinant resid covariance 2.67E+08

Log likelihood -9128.440

Akaike information criterion 25.16604

Schwarz criterion 25.36781

Lampiran 54: Estimasi VECM antara DJJIMI dengan JKII

Vector Error Correction Estimates

Date: 06/08/20 Time: 01:01

Sample (adjusted): 10 754

Included observations: 745 after adjustments

Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ] Cointegrating Eq: CointEq1 D(JKII(-1)) 1.000000

D(DJIMI(-1)) -0.255076

(0.02005)

[-12.7216] Error Correction: D(JKII,2) D(DJIMI,2) CointEq1 -0.775976 2.925057

(0.08558) (0.39495)

[-9.06713] [ 7.40613]

D(JKII(-1),2) -0.226044 -2.438144

(0.08031) (0.37064)

[-2.81453] [-6.57821]

D(JKII(-2),2) -0.337643 -2.278904

(0.07389) (0.34099)

[-4.56959] [-6.68316]

D(JKII(-3),2) -0.283229 -1.919490

Page 289: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

270

(0.06706) (0.30947)

[-4.22368] [-6.20260]

D(JKII(-4),2) -0.300928 -1.904561

(0.06155) (0.28403)

[-4.88944] [-6.70544]

D(JKII(-5),2) -0.272950 -1.584975

(0.05578) (0.25742)

[-4.89334] [-6.15717]

D(JKII(-6),2) -0.220978 -1.245281

(0.04733) (0.21840)

[-4.66934] [-5.70178]

D(JKII(-7),2) -0.111050 -0.492215

(0.03693) (0.17043)

[-3.00698] [-2.88804]

D(DJIMI(-1),2) -0.187206 -0.235444

(0.02152) (0.09929)

[-8.70081] [-2.37117]

D(DJIMI(-2),2) -0.136655 -0.020127

(0.02061) (0.09510)

[-6.63146] [-0.21164]

D(DJIMI(-3),2) -0.098648 0.108977

(0.01938) (0.08945)

[-5.08962] [ 1.21834]

D(DJIMI(-4),2) -0.062789 0.107645

(0.01788) (0.08250)

[-3.51249] [ 1.30484]

D(DJIMI(-5),2) -0.027016 0.165998

(0.01597) (0.07371)

[-1.69147] [ 2.25205]

D(DJIMI(-6),2) -0.017830 0.059410

(0.01320) (0.06092)

[-1.35068] [ 0.97519]

D(DJIMI(-7),2) 0.001643 0.195826

(0.00888) (0.04098)

[ 0.18500] [ 4.77809] R-squared 0.529729 0.582900

Adj. R-squared 0.520710 0.574900

Sum sq. resids 47201.53 1005275.

S.E. equation 8.041121 37.10914

F-statistic 58.73541 72.86988

Log likelihood -2602.536 -3741.861

Akaike AIC 7.026943 10.08553

Schwarz SC 7.119830 10.17842

Mean dependent 0.037275 -0.035450

S.D. dependent 11.61495 56.91616

Page 290: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

271

Determinant resid covariance (dof adj.) 88611.17

Determinant resid covariance 85078.85

Log likelihood -6342.590

Akaike information criterion 17.11299

Schwarz criterion 17.31115

Lampiran 55: Impulse Response Function DJIA dengan IHSG

-10

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(IHSG) to D(IHSG)

-10

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(IHSG) to D(DJIA)

-100

0

100

200

300

400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(DJIA) to D(IHSG)

-100

0

100

200

300

400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(DJIA) to D(DJIA)

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Page 291: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

272

Lampiran 56: Impulse Response Function DJIMI dengan JKII

-2

0

2

4

6

8

10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(JKII) to D(JKII)

-2

0

2

4

6

8

10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(JKII) to D(DJIMI)

-10

0

10

20

30

40

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(DJIMI) to D(JKII)

-10

0

10

20

30

40

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D(DJIMI) to D(DJIMI)

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Lampiran 57: Variance Decomposition DJIA dengan IHSG

Variance Decomposition of D(IHSG):

Period S.E. D(IHSG) D(DJIA) 1 53.75849 100.0000 0.000000

2 56.83919 89.49116 10.50884

3 58.84821 83.79059 16.20941

4 59.91645 81.42683 18.57317

5 61.32264 77.76156 22.23844

6 62.24151 76.21679 23.78321

7 63.74960 74.26242 25.73758

8 65.27086 73.72360 26.27640

9 67.38289 73.06943 26.93057

10 68.34948 71.70772 28.29228 Variance Decomposition of D(DJIA):

Period S.E. D(IHSG) D(DJIA) 1 310.4614 0.110492 99.88951

2 312.1654 0.345363 99.65464

3 324.1002 1.819677 98.18032

4 326.1924 2.055106 97.94489

5 327.5717 2.803989 97.19601

6 331.5526 2.739896 97.26010

7 334.3191 4.280051 95.71995

8 349.8015 6.398474 93.60153

9 352.3725 6.684467 93.31553

10 361.9401 7.245583 92.75442

Page 292: ANALISIS INTEGRASI PASAR MODAL SYARIAH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2. 2007 – 2010 : SMP N 3 Banyumas 3. 2010 – 2013 : SMK N 1 Banyumas 4. 2013 –

273

Cholesky Ordering: D(IHSG) D(DJIA)

Lampiran 58: Variance Decomposition DJMI dengan JKII

Variance Decomposition of D(JKII):

Period S.E. D(JKII) D(DJIMI) 1 8.041121 100.0000 0.000000

2 8.050928 99.75672 0.243280

3 8.298715 94.65044 5.349555

4 8.463744 91.79474 8.205261

5 8.627174 88.48566 11.51434

6 8.860545 84.36345 15.63655

7 8.962426 83.51604 16.48396

8 9.205282 81.40587 18.59413

9 9.363874 81.27235 18.72765

10 9.464654 80.12374 19.87626 Variance Decomposition of D(DJIMI):

Period S.E. D(JKII) D(DJIMI) 1 37.10914 0.483891 99.51611

2 37.32639 1.605476 98.39452

3 38.25947 1.778638 98.22136

4 38.91777 2.652934 97.34707

5 39.06292 2.755743 97.24426

6 39.74951 3.581337 96.41866

7 39.96822 4.619801 95.38020

8 41.74033 7.560346 92.43965

9 42.42090 9.725108 90.27489

10 42.92747 9.855015 90.14498 Cholesky Ordering: D(JKII) D(DJIMI)