analisis industri percetakan

Upload: rayhan

Post on 06-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Hey Humans

TRANSCRIPT

Untuk menjawab pertanyaan apakah PT Dea Abadi sebaiknya menerjuni bisnis percetakan dan penerbitan buku atau tidak, penulis akan mencoba menganalisis industri percetakan dan penerbitan buku terlebih dahulu. Hal ini perlu dilakukan agar dapat mengetahui peluang dan lingkungan bisnis pada industri tersebut. Penulis melakukan analisis pada bagian struktur dan perilaku industri.Pertama adalah analisis mengenai struktur industri. Struktur industri adalah susunan organisasi industri. Struktur ini digunakan untuk menentukan perilaku perusahaan dan interaksi antar pelaku usaha. Industri percetakan dan penerbitan buku di Solo Raya merupakan industri yang memiliki struktur pasar monopolistik. Monopolistik adalah struktur pasar dimana perusahaan memiliki banyak pesaing, tetapi produk yang dijual terdiferensiasi. Penulis dapat menyatakan demikian, karena hal ini dapat diidentifikasi melalui keterangan yang terdapat dalam naskah business chase yang diterima.Diceritakan bahwa, industri percetakan dan penerbitan buku di Solo Raya tidak hanya dimonopoli oleh perusahaan besar saja, namun masih banyak pelaku industri tingkat rumahan juga. Ini merupakan salah satu ciri monopolistik. Ciri kedua adalah produk yang diperdagangkan terdiferensiasi. Meskipun sama sama percetakan dan penerbitan buku, tapi pasti terdapat perbedaan pada produk yang dihasilkan entah itu harga, kualitas, waktu pengerjaan, dan lainnya. Secara sepintas dapat terbaca melalui naskah tersebut bahwa, pelaku industri tersebut ada yang sudah menggunakan mesin modern, tetapi ada juga yang masih menggunakan mesin konvensional. Ciri ketiga adalah setiap pelaku industri bebas dalam menentukan harga dan output. Tanpa perlu dijelaskan panjang lebar hal ini dapat dimengerti, sebab setiap pelaku dalam industri ini memiliki tingkat harga dan kapasitas produksi berbeda, tergantung pada faktor produksi dan pasarnya masing masing. Ciri keempat adalah pelaku indurtri bebas keluar masuk pasar tanpa hambatan yang berarti. Telah disebutkan bahwa, industri kelas rumahan pun banyak yang memasuki industri ini. Hal ini menandakan kemudahan untuk memasuki apalagi keluar dari industri percetakan dan penerbitan buku. Ciri kelima adalah peran pengusaha lebih penting dibandingkan perusahaa, karena meningkatnya risiko pada persaingan monopolistik bergantung pada pengambilan keputusan. Terlihat dari sisi transaksi industri ini banyaknya pelaku usaha yang melakukan aksi banting harga dengan pola pembayaran jangka panjang dan diiringi kebijakan sistem kredit yang bahkan tanpa menggunakan jaminan.Kelima ciri diatas sudah menjelaskan bahwa struktur industri percetakan dan penerbitan buku di Solo Raya adalah monopolistik. Berikutnya adalah analisis mengenai perilaku industri percetakan dan penerbitan buku di Solo Raya. Perilaku industri merupakan tindakan tindakan yang dilakukan perusahaan di dalam pasar untuk mencapai tujuan atau merupakan suatu proses persaingan diantara perusahaan. Pada pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah faktor yang bisa mendongkrak penjualan. Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra yang baik di dalam benak masyarakat, sehingga mereka mau membeli produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat berpengaruh terhadap penjualan perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan yang berada dalam pasar monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga citra perusahaannya. PT SOLO GRAFIKA juga telah aktif mempromosikan produknya melalui berbagai iklan baik online maupun offline. Dengan skala promosi mencapai tingkat internasional.Perilaku berikutnya adalah setiap pelaku usaha dituntut untuk terus berinovasi demi meningkatkan dan mempertahankan pelanggan. Dalam naskah juga telah disebutkan bahwa PT SOLO GRAFIKA telah menggunakan teknologi dan standar percetakan tingkat nasional. Seperti menggunakan mesin percetakan yang telah memiliki quality control dan penghitungan output tersistem. Hal ini tentu membantu perusahaan mempercepat proses inovasi jika dibandingkan dengan perusahaan yang masih menggunakan teknologi konvensional.Kesimpulannya, jika PT DEA ABADI ingin memasuki industri percetakan dan penerbitan buku membutuhkan persiapan sangat matang. Sebab, untuk menjadi seperti PT SOLO GRAFIKA yang telah mencapai tingkat produksi optimalnya, diperlukan fokus dan pengalaman dibidang tersebut. Seperti perlunya sumber daya manusia terampil dan berpengalaman, modal relatif besar untuk membeli mesin mesin percetakan modern, relasi mendapatkan bahan baku relatif murah dan paling penting membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan kepercayaan konsumen. Jadi, kami pikir PT DEA ABADI tidak perlu terjun ke dalam industri percetakan dan penerbitan buku, cukup bekerja sama dengan PT SOLO GRAFIKA. Hal ini dipilih demi meminimalkan risiko tambahan yang lebih besar jika terjun ke industri dengan struktur pasar monopolistik. Apalagi membutuhkan biaya promosi relatif mahal untuk dapat merebut sebagian pangsa pasar perusahaan perusahaan yang lebih dulu beroperasi.