analisis implementasi pengawasan syariah oleh...
TRANSCRIPT
ANALISIS IMPLEMENTASI PENGAWASAN SYARIAH
OLEH DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS)
DI KSPPS TEKUN SAHABAT MANDIRI BOYOLALI
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)
Disusun Oleh: ISHMA
ANGGITA SALMA NIM:
64010160010
PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
ii
ANALISIS IMPLEMENTASI PENGAWASAN SYARIAH
OLEH DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS)
DI KSPPS TEKUN SAHABAT MANDIRI BOYOLALI
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)
Disusun Oleh: ISHMA
ANGGITA SALMA NIM:
64010160010
PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
iv
PENGESAHAN
v
KEASLIAN TULISAN
vi
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
vii
MOTTO
“Balas dendam terbaik adalah kesuksesan yang haqiqi” “Bertemanlah
dengan orang-orang baik, Insyaallah akan menjadi baik pula”
-Soni Setiawan-
viii
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk:
1. Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak dan Ibu (Tri Warno dan Marini), terima kasih atas kasih
sayang, dukungan dan doa yang diberikan selama ini.
3. Adikku (Anggasta Mulky Damara).
4. Sahabat-sahabat dan orang terdekat yang selalu mendukung dan
menyemangati.
5. Seluruh karyawan KSPPS Tekun Sahabat Mandiri yang telah
memberikan banyak pengarahan, bimbingan serta nasihat selama saya
magang di KSPPS Tekun Sahabat Mandiri.
6. Teman-teman seperjuangan D III Perbankan Syariah angkatan 2016
yang telah bersama berjuang selama ini.
7. Almamaterku IAIN Salatiga.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Maha Pengasih lagi Maha
Penyanyang atas segala limpahan nikmat, karunia, serta hidayah-nya.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
Shalawat serta salam senantiasa terhaturkan dan tercurahkan kepada
khatamul anbiya’ wal mursalin (penutup para Nabi dan Rasul) baginda
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan pengikut serta
orang-orang yang mencintainya, hingga yaumul qiyamah. Semoga kita
semua, orang tua kita, keluarga kita, guru-guru kita diberi tetap Iman,
Islam, Ihsan, istiqomah dalam beribadah dan dibimbing oleh Allah SWT
dan pada akhirnya jika kita dipanggil menghadap Allah AWT menetapi ala
ar-Ridha wa khusnul khatimah. Amin
Penyusun Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Islam pada Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Berawal dari
kekurangan dan keterbatasan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir yang berjudul “ANALISIS IMPLEMENTASI PENGAWASAN SYARIAH
OLEH DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) DI KSPPS TEKUN SAHABAT
MANDIRI BOYOLALI” dengan baik. Sebagai hamba yang lemah dan banyak
kesalahan, penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
banyak pihak yang ikut serta memberikan bantuan moril
maupun material. Olehkarenanya dengan kerendahan hati perkenankan
x
penulis untuk menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. Selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
3. Bapak Ari Setiawan, S.Pd. M.M. selaku Ketua Jurusan D-III
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga.
4. Bapak Dr. Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc. M.SI. selaku dosen
pembimbing Tugas Akhir selama kuliah di jurusan D-III Perbankan
Syariah IAIN Salatiga yang selalu memberikan motivasi
belajar bagi penulis.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan Akademik IAIN Salatiga
terlebih kepada dosen-dosen di jurusan Perbankan Syariah IAIN
Salatiga yang banyak berjasa kepada penulis.
6. Para Staf Perpustakaan IAIN Salatiga terimakasih atas bantuan
penyediaan buku-buku kepada penulis hingga terselesaikannya
Tugas Akhir ini.
7. Bapak Joko Sumanto selaku General Manager di KSPPS Tekun
Sahabat Mandiri yang telah membimbing pada saat magang.
xi
8. Seluruh Karyawan KSPPS Tekun Sahabat Mandiri Cabang
Karanggede, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk mengadakan penelitian hingga akhir.
9. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan, serta
motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini
dengan baik.
10. Teman-teman D III Perbankan Syariah angkatan 2016 yang telah
menemani penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
11. Semua pihak yang terkait dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya saran
dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi
perbaikan dimasa mendatang.
Pada akhirnya semua usaha dan upaya penulis atas karunia dari
Allah SWT. Tugas Akhir ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik
dan hanya kepada Allah-lah semua urusan dikembalikan. Oleh karena itu
penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
semuapihak yang bersangkutan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
xii
ABSTRAK
Salma, Ishma A. 2019. Analisis Implementasi Pengawasan Syariah Oleh
Dewan Pengawas Syariah Di KSPPS Tekun Sahabat Mandiri. Tugas
Akhir, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi DIII
Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. Ahmad Mifdlol
M, Lc., M.Si.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Analisis
Implementasi Pengawasan Syariah Oleh Dewan Pengawas Syariah
(DPS) Di KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Data yang diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data
primer berupa sumber data yang langsung diberikan oleh
Dewan Pengawas Syariah KSPPS Tekun Sahabat Mandiri,
sedangkan data sekunder diperoleh dari data yang berasal dari
dokumen-dokumen yang sudah ada seperti, buku, jurnal, dan
internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di KSPPS Tekun
Sahabat Mandiri masih banyak akad yang belum sesuai dengan SOP.
Kendala yang dihadapi Dewan Pengawas Syariah KSPPS
Tekun Sahabat Mandiri adalah kurangnya pengetahuan karyawan
tentang ilmu fiqih muamalah dan teori akad. Kendala lainnya yaitu
ada beberapa akad dalam pembiayaan yang tidak sesuai dengan SOP.
Strategi dan optimalisasi yang dilakukan DPS yaitu mengajarkan fiqih
muamalah tentang teori akad kepada karyawan dan anggota. Selama
ini DPS melakukan kunjungan ke kantor. Memperbaiki hubungan
antara pihak nasabah dengan pihak KSPPS. Menyusun jadwal
kegiatan DPS. DPS setiap tahun dua atau tiga kali mengunjungi
kantor perwakilan atau kantor pusat. DPS harus memiliki komitmen
untuk meingkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang berkualitas,
serta berani menegur KSPPS yang menyimpang dari ketentuan
syariah. DPS lebih meningkatkan lagi pengetahuan tentang ilmu hukum
ekonomi, akuntansi, dan keuangan syariah Dan yang terakhir adalah
memberikan penyuluhan pada para pengusaha
Kata Kunci: Standar Operasional Posedur, Implementasi Pengawasan Syariah,
Kendala, Strategi dan Optimalisasi KSPPS Tekun Sahabat Mandiri.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................ iv
PENGESAHAN ......................................................................................................... v
KEASLIAN TULISAN ............................................................................................ vi
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ..................................................................... vii
MOTTO .................................................................................................................. viii
PERSEMBAHAN ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................... x
ABSTRAK .............................................................................................................. xiii
DAFTAR ISI........................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL................................................................................................. xviii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ xx
BAB I ......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 5
xiv
D. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 6
E. Metode Penelitian ............................................................................................... 7
F. Sistematika Penulisan ......................................................................................... 8
BAB II...................................................................................................................... 10
LANDASAN TEORI ............................................................................................... 10
A. Telaah Pustaka .................................................................................................. 10
1. Beda Penelitian............................................................................................. 10
B. Kajian Teoritik .................................................................................................. 14
1. Dewan Pengawas Syariah ............................................................................ 14
2. Tugas DPS.................................................................................................... 15
3. Fungsi dan Peran DPS.................................................................................. 16
4. Peran Ulama dalam Dewan Pengawas Syariah dan Dewan Pengawas
Nasional........................................................................................................ 17
5. Ada dua macam pengawasan bank syariah: ................................................. 17
6. Pengawasan .................................................................................................. 19
7. Opini Syariah atau laporan audit:................................................................. 19
8. Opini Syariah atas produk baru .................................................................... 20
BAB III .................................................................................................................... 21
GAMBARAN OBJEK ............................................................................................. 21
A. Gambaran Umum.............................................................................................. 21
xv
1. Sejarah Perkembangan BMT ....................................................................... 21
2. Sejarah Perkembangan KSPPS Tekun Sahabat Mandiri ............................. 22
3. Landasan, Asas dan Prinsip.......................................................................... 24
4. Visi, Misi dan Tujuan KSPPS Tekun Sahabat Mandiri ............................... 26
5. Tujuan .......................................................................................................... 27
6. Identitas Umum ............................................................................................ 28
7. Dasar Hukum ............................................................................................... 28
8. Keuntungan menjadi Anggota KSPPS Tekun Sahabat Mandiri .................. 28
9. Latar Belakang Pendidikan Karyawan Tekun Sahabat Mandiri .................. 29
10.Struktur Organisasi dan Kepengurusan KSPPS Tekun Sahabat Mandiri .... 30
11.Tugas dan Wewenang .................................................................................. 33
12.Keanggotaan................................................................................................. 40
13. Bidang Administrasi.................................................................................... 41
14.Bidang Usaha KSPPS Tekun Sahabat Mandiri ............................................ 41
B. Produk-produk KSPPS Tekun Sahabat Mandiri ............................................... 41
BAB IV .................................................................................................................... 47
ANALISIS DATA ................................................................................................... 47
A. Prosedur Pengawasan Syariah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur
(SOP) atau aturan-aturannya di KSPPS Tekun Sahabat Mandiri ..................... 47
xvi
B. Implementasi dari sistem dan prosedur pengawasan syariah di KSPPS Tekun
Sahabat Mandiri ................................................................................................ 49
C. Kendala-kendala yang dihadapi oleh Dewan Pengawas Syariah ..................... 51
D. Strategi dan optimalisasi untuk menghadapi kendala-kendala yang di hadapi
DPS ................................................................................................................... 54
BAB V ..................................................................................................................... 56
PENUTUP................................................................................................................ 56
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 56
B. Saran ................................................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 59
LAMPIRAN............................................................................................................. 60
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tinjauan Kajian Terdahul………………………………. 10
Tabel 3.1 Daftar Nama Karyawan………………………………… 29
Tabel 3.2 Pengelola KSPPS Tekun Sahabat Mandiri……………... 32
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi………………………………………………… 30
Gambar 3.2 Struktur Organisasi di Tingkat Kepala Cabang Pembantu………… 31
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Trnskip Wawancara
Lampiran 2 Lembar Konsultasi
Lampiran 3 Lembar Proposal Penelitian
Lampiran 4 Lembar Pernyataan Keaslian Tulisan dan Kesediaan Publikasi
Lampiran 4 Brosur KSPPS Tekun
Lampiran 5 Brosur Simpanan BMT Tekun
xx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Indonesia telah menunjukkan
perkembangan yang pesat selama beberapa tahun terakhir ini
(Prasetyoningrum, 2009). Hal ini terjadi karena semakin bertambahnya
kesadaran masyarakat untuk menjauhi riba yang dianggap ada dalam sistem
bunga pada Lembaga Keuangan Konvensional. Sistem bunga dianggap belum
bisa mengatasi permasalahan dalam perekonomian di Indonesia secara adil
dan bijaksana dalam tugasnya, karena dianggap masih memberatkan dan
merugikan salah satu pihak. Untuk itu dibutuhkan suatu lembaga keuangan
yang bisa memberikan maslahah kepada semua pihak yang bersangkutan.
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) hadir mengatasi masalah tersebut. Selain
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan Lembaga Keuangan Syariah juga
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Seiring dengan perkembangan Lembaga Keuangan Syariah tersebut
sebagaimana tampak pada beragamnya produk dan jasa yang diberikan, maka
penerapan tata kelola Perusahaan yang baik di lembaga keuagan ini pun
semakin penting. Penerapan tata kelola Perusahaan yang baik pada Lembaga
Keuangan Syariah hendaknya mengacu pada lima prinsip yaitu transparasi,
akuntabilitas, tanggung jawab, independensi dan kewajaran. Untuk
menerapkan prinsip-prinsip tersebut, LKS harus menyesuaikan dengan
1
2 2
prinsip Islam dalam operasional perbankan. Oleh karena itu, peranan Dewan
Pengawas Syariah (DPS) dalam penerapan tata kelola Perusahaan yang baik
pada Lembaga Keuangan Syariah menjadi sangat penting untuk mengawasi dan
menjamin bahwa operasional LKS telah sesuai dengan prinsip Islam. Peranan
DPS dalam penerapan tata kelola Perusahaan yang baik pada Lembaga
Keuangan Syariah meliputi mengontrol, menilai, dan mensupervisi aktivitas
pada lembaga keuangan syariah untuk menjamin kesesuaian dengan prinsip dan
aturan syariah. DPS juga harus mendiseminasikan dan mengedukasi
masyarakat melalui media yang ada di masyarakat seperti khutbah maupun
majlis ta’lim (Faozan, 2013).
Sebelum lembaga keuangan syariah berkembang pesat di Indonesia,
Dewan Pengawas Syariah diberikan kewenangan oleh Dewan Syariah Nasional
untuk memberikan fatwa syariah pada produk-produk baru atau transaksi
yang ada di lembaga yang diawasinya, namun otoritas tersebut ditarik oleh
DSN, untuk menghindari pertentangan produk antara LKS satu dengan LKS
lainnya, oleh karena itu jika ada salah satu LKS ingin membuat produk baru
sedangkan produk tersebut belum ada dalam fatwa DSN maka Dewan
Pengawas Syariah harus meminta Fatwa DSN tentang produk tersebut terlebih
dahulu (Rohmaniyah dan Zandra, 2016).
Perkembangan lembaga keuangan syariah saat ini tidak hanya sebatas
pada lembaga keuangan perbankan namun juga pada lembaga keuangan non
bank yang beraneka ragam mulai dari asuransi syariah, leasing syariah, pasar
modal syariah dan lainnya. Dewan Pengawas Syariah sebagai audit
3 3
kepatuhan syariah di lembaga keuangan syariah harus dibekali dengan
ketrampilan dan pengetahuan khusus baik pemahaman dalam ilmu fiqih
muamalah maupun pemahaman dalam ilmu ekonomi dan keuangan modern
(Umam, 2015).
Dewan Pengawas Syariah (DPS) merupakan salah satu bagian penting
dari Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Indonesia. Kedudukan dan
fungsinya secara sederhana hanya diatur dalam salah satu bagian dalam SK
yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang berkenaan tentang
susunan pengurus DSN-MUI (Iwad, 2013).
Berdasarkan hal tersebut, maka penting adanya implementasi
Keputusan DSN-MUI tersebut agar tidak terjadi penyimpangan- penyimpangan
dari prinsip-prinsip syariah dan memberikan jaminan atau kepastian keamanan
bagi pengguna jasa LKS. DSN-MUI telah mengeluarkan keputusan No. 03
tahun 2000 tentang Pelaksanaan Penetapan Anggota Dewan Pengawas
Syariah pada Lembaga Keuanga Syariah dan pada tahun
2015, Menteri Koperasi dan UKM mengeluarkan surat Keputusan
No.16/Per/M.KUM/IX/2015 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan
Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh Koperasi Dalam SK ini mengatur
bahwa Dewan Pengawas merupakan salah satu syarat koperasi jasa keuangan
syariah (Farikhah, 2018).
Fenomena yang terjadi saat ini dalam praktik pengawasan syariah di
Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia adalah peran vital Dewan Pengawas
Syariah (DPS) belum berjalan secara optimal, bahkan sangat jauh dari peran
4 4
yang harus dijalankan. Banyak dari Dewan Pengawas Syariah (DPS) tidak
berperan sama sekali dalam mengawasi operasional perbankan syariah.
Sebagaimana diketahui bahwa Dewan Pengawas Syariah harus mengawasi
dan memeriksa format akad dalam LKS.
Apabila pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah
berjalan baik dan optimal, maka tidak akan dijumpai penyimpangan produk
seperti yang dilakukan oleh beberapa KSPPS/BMT yang telah dijabarkan
diatas. Karena sebagai Lembaga Keuangan Syariah KSPPS/BMT seharusnya
memiliki produk-produk yang sesuai dengan prinsip syariah.
Dari beberapa kasus diatas dapat disimpulkan peran Dewan Pengawas
Syariah sangatlah penting untuk kemaslahatan bagi masyarakat agar LKS
berjalan sesuai prinsip syariah yang ada, perlunya pengawasan yang aktif dan
rutin untuk setiap lembaga keuangan syariah, selalu konsisten dengan prinsip
syariah. Peran DPS tidak lepas dari operasional nya pada BMT yaitu bertugas
untuk mengetahui produk yang akan di keluarkan oleh BMT, memberikan
pendapat pada operasional BMT secara keseluruhan dalam BMT dan untuk
terwujudnya Lembaga Keuangan Syariah yang baik agar dapat di terima dan
dipercayai oleh masyarakat sekitar agar tidak ragu untuk bergabung melakukan
pembiayaan atau menginvestasikan dananya ataupun bekerjasama dengan
Lembaga Keuangan Syariah (Insani, 2017).
5 5
Dari latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “ANALISIS IMPLEMENTASI PENGAWASAN SYARIAH
OLEH DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) DI KSPPS TEKUN
SAHABAT MANDIRI BOYOLALI ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan
suatu pokok permasalahan yaitu :
1. Bagaimana prosedur pengawasan syariah sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) atau aturan-aturannya di KSPPS Tekun
Sahabat Mandiri?
2. Bagaimana implementasi dari sistem dan prosedur pengawasan syariah di
KSPPS Tekun Sahabat Mandiri?
3. Apa kendala-kendala yang dihadapi oleh Dewan Pengawas Syariah?
4. Bagaimana strategi dan optimalisasi untuk menghadapi kendala-kendala
DPS?
C. Tujuan Penelitian
Secara garis besar, seorang yang melakukan penulisan karya ilmiah
pastinya memiliki maksud dan tujuan dibalik penulisan tersebut, untuk mencari
jawaban atas permasalahan yang sedang dijadikan objek penelitian. Oleh
karena iti, penulis menyimpulkan tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui prosedur pengawasan syariah sesuai dengan Standar
Opearsional Prosdur (SOP) atau aturan-aturannya di KSPPS Tekun
Sahabat Mandiri
6 6
2. Untuk mengetahui implementasi dari sistem dan prosedur pengawasan
syariah di KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh Dewan Pengawas
Syariah di KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
4. Untuk mengetahui strategi dan optimalisasi dalam menghadapi kendala-
kendala yang di hadapi DPS di KSPPS Tekun Sahabat Mandiri.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Peneliti
a. Penelitian ini digunakan sebagai syarat menempuh Diploma 3
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga.
b. Untuk mengetahui langsung peran dan fungsi Dewan Pengawas
Syariah.
2. Bagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
a. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur penelitian
tentang Analisis Peran dan Fungsi dewan pengawas syarriah (DPS)
b. Dan menambah wawasan khusus bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Salatiga.
3. Bagi KSPPS Tekun Sahabat Mandiri (Objek Penelitian)
a. Penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan masukan
bagi Dewan Pengawas Syariah KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
dalam menjalankan tugas sebagai pengawas syariah.
7 7
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan analisis
deskriptif dengan menggunakan pendekatan analisis kualitatif yaitu
penelitian yang bertujuan member deskriptif atas suatu fenomena yang
terjadi di lapangan dengan melalui pihak-pihak yang terkait. Dengan
mengumpulkan data-data yang diperoleh, kemudian dianalisis dengan
teknik analisis kualitatif berupa: penjelasan, uraian dan penjabaran.
Penelitian ini merupakan metode yang member gambaran dari hasil
observasi yang kemudian diperkuat dengan bukti dari pendapat para ahli
melalui informasi yang terkait (Insani, 2017)
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
3. Sumber Data
Jenis data alam penulisan ini dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Data primer yaitu data yang berasal dari sumbernya langsung yang
berhubungan dengan bahasa penelitian, didapat dari wawancara
langsung dengan narasumber.
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh tidak langsung melalui dari
hasil media cetak, publikasi atau data-data dokumen pada KSPPS Tekun
Sahabat Mandiri.
8 8
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan secara
langsung di objek penelitian. Mengamati situasi dan kondisi yang
sedang terjadi di KSPPS Tekun Sahabat Mandiri.
b. Wawancara
Wawancara dengan pihak KSPPS Tekun Sahabat Mandiri. Untuk
menegetahui kondisi nyata dalam bagaimana analisis implementasi
pengawasa syariah oleh Dewan Pengawas Syariah yang sudah dilalukan
di KSPPS Tekun Sahabat Mandiri.
c. Dokumentasi
Yaitu sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-
dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan
sumber-sumber informasi khusus dari buku atau tulisan dan sebagainya.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan uraian singkat mengenai hal-hal yang
akan dilaporkan secara sistematis bab demi bab supaya hasil penelitian
memperoleh gambaran yang berurutan saling berkaitan dalam laporan.
Sistematika penulisan laporan adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan terdiri dari hal-hal yang berkaitan dan berhubungan
dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metedologi penelitian dan sistematika penulisan.
9 9
Bab II Pembahasan teori dalam bab ini dimaksudkan sebagai bab untuk
mengantarkan pada pembahasan-pembahasan teori dari penelitian
sebelumnya yang digunakan dalam Dewan Pengawas Syariah.
Bab III laporan penelitian yang berisi tentang gambaran umum objek
penelitian, dalam hal ini yaitu KSPPS Tekun Sahabat Mandiri dan info
lainnya yang dianggap perlu.
Bab IV Analisis data merupakan bagian inti penelitian, didalamnya
memberikan suatu analisis data dari data-data yang telah dieliti.
Bab V Penutup yang berisi kempulan dan saran terhadap penelitian
yang dilakukan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
1. Beda Penelitian
Tabel 2.1 Tinjauan Kajian Terdahulu
NO Nama Peneliti Objek
Penelitian
Metode
Penelitian
Fokus Penelitian Kesimpulan
1 Yusuf Suhedi
(2010)
BPRS di
Yogyakarta
Deskriptif Pembahasan
mengenai peran
dan tanggung
jawab DPS
Peran dan fungsi DPS dalam
pengaawasan internal
syariah adalah dengan
memperbaiki lingkungan
eksternal dan internal DPS.
Sedangkan tanggung jawab
perbankan lingkungan
internal DPS menjadi
tanggung jawab DPS dan
menejemen bank syariah
untuk menciptakan sistem
jaminan kepatuhan syariah
yang efesien dan efektif
untuk membangun
10
11 11
kepercayaan masyarakat
terhadap bank syariah.
2 Laksana
Candra
Kusuma
(2017)
BMT
Syamil
Data
Primer dan
Sekunder
Peran DPS di
BMT
Peran Dewan Pengawas
Syariah pada BMT Syamil
adalah memastikan produk
dan jasa yang ada pada
BMT Syamil apakah sudah
sesuai dengan Syariah
Islam dan menghadiri
Rapat Rutin Bulanan dan
menghadiri Rapat Anggota
Tahunan (RAT).
3 Abdul Latif
(2017)
BMT
Tumang
Metode
kualitatif
deskriptif
Mekanisme
Pengawasan
DPS pada BMT
Mekanisme pengawasan
Dewan Pengawas Syariah
(DPS) di BMT Tumang
melakukan pengawasan
setiap bulannya, yakni tiga
kali dalam satu bulan.
Proses mekanisme
pengawasan DPS atas
penerapan prinsip Syariah di
12 12
BMT Tumang dilaksanakan
secara on the spot, tiba-tiba
DPS datang untuk melihat
dan meminta data.
4 Kartika Isma
Damayanti
(2017)
Bank
Syariah
Indonesia
Deskriptif Pengaruh DPS
Kinerja
Maqashid
Syariah terhadap
Bank Syariah
Indonesia
Ukuran Dewan Pengawas
Syariah berpengaruh negatif
signifikan terhadap kinerja
maqashid syariah. Rangkap
jabatan Dewan Pengawas
Syariah berpengaruh positif
terhadap kinerja maqashid
syariah. Jumlah rapat Dewan
Pengawas Syariah tidak
berpengaruh terhadap
kinerja maqashid syariah.
Latar belakang pendidikan
Dewan Pengawas Syariah
berpengaruh positif terhadap
kinerja maqashid syariah.
5 Tanti
Wulandari
Bank
Syariah
Deskriptif Implementasi
Pengawasan
Fungsi dewan pengawas
syariah pada Perbankan
13 13
(2017) DIY DPS di
Perbankan
Syariah DIY
Syariah Darah Istimewa
Yogyakarta yaitu
memastikan dan mengawasi
kesesuaian kegiatan
operasional bank, penilaian
aspek syariah, pemberian
opini terhadap konsep
operasional dan produk
syariah berdasarkan fatwa
DSN serta penyampaian
laporan hasil pengawasan
yang telah dilalukan kepada
direksi, komisaris dan DSN.
Dari hasil penelitian
mengenai pelaksanaan
fungsi yang dilakukan oleh
DPS telah dilakukan dengan
baik
14 14
Adapun penelitian yang akan penulis ajukan berbeda dengan penelitian
diatas yaitu objeknya KSPPS sedangkan penelitian diatas objeknya adalah
BMT dan Lembaga Keuangan Bank, kemudian fokus penelitiannya yaitu
peran DPS, Mekanisme dan Kinerja DPS. Metode yang penulis gunakan
adalah deskriptif kualitatif berdasarkan beda penelitian tersebut bahwa penelitian
penulis tentang “Implementasi Pengawasan Syariah oleh Dewan Pengawas
Syariah di Kspps Tekun Sahabat Mandiri Boyolali” ini berbeda dengan
penelitian yang telah ada sebelumnya.
B. Kajian Teoritik
1. Dewan Pengawas Syariah
Menurut Dahlan (2018:207) Dewan Pengawas Syariah (DPS)
merupakan bagian struktur organisasi yang wajib adanya pada lembaga
keuangan atau lembaga keuangan non bank yang menggunakan prinsip
syariah. DPS diangkat oleh DSN atas usulan lembaga keuangan Syariah.
Oleh karenanya terdapat kewenangan DSN terhadap DPS dalam:
a. Memberikan atau mencabut rekomendasi keanggotaan DPS pada satu
lembaga keuangan syariah.
b. Mengeluarkan fatwa yang mengikat masing-masing DPS di masing-
masing lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan hukum
pihak terkait.
Menurut Dahlan (2018:208), setelah Keluaran Surat Keputusan
DSN-MUI No. 02 Tahun 2000, keanggotaan DPS dijadikan sebagai
15 15
kepanjangan dari DSN yang legalitasnya ditingkatkan dalam mekanisme
keanggotaan melalui uji kompetensi, yang dalam bahasa DSN untuk
menghadiri “undangan silaturahmi calon anggota DPS”.
Mekanisme keanggotaan DPS tersebut yaitu:
a. Disulkan oleh bank yang menjalankan prinsip Syariah. Minimal 2 atau 3
orang.
b. Nama-nama yang disulkan kemudian diuji oleh DSN.
c. Nama-nama yang telah mendapatkan rekomendasi akan mengikuti
workshop ke-DPS-an
d. Anggota DPS akan mendapatkan sertifikasi DSN jika telah dianggap
memiliki standar yang ditetapkan.
2. Tugas DPS
a. Tugas Utama
Mengawasi kegiatan usaha bank agar sesuai dengan ketentuan dan
prinsip syariah, merujuk fatwa DSN-MUI atau Komplikasi Hukum
Ekonomi Syariah (KHES).
b. Tugas kerja di bank
Garis kebijakan kerja harian DPS mengikuti fatwa DSN yang
merupakan otoritas tertinggi dalam pengeluaran fatwa mengenai
kesesuaian produk dan jasa bank dengan ketentuan dana prinsip
syariah (Dahlan: 2018:209).
16 16
3. Fungsi dan Peran DPS
a. Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi, Pimpinan unit
usaha syariah dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang
berkaaitan dengan aspek syariah.
b. Sebagai mediator antar lembaga keuangan syariah dengan DSN dalam
mengommunikasikan usul dan saran pengembangan produk dan jasa
dari lembaga keuangan syariah yang memerlukan kajian dan fatwa dari
DSN.
Dahlan (2018: 2010) menguraikan bahwa Dewan Pengawas
Syariah juga diatur dalam Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah Republik Indonesia Nomor 16/PER/M/KUKM/IX/15
tentang Dewan Pengawas Syariah yang terdapat pada pasal 14 yang
diantaranya adalah:
1) KSPPS dan koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha simpan
pinjam pembiayaan syariah wajib memiliki Dewan Pengawas
Syariah yang ditetapkan oleh Rapat Anggota.
2) Jumlah Dewan Pengawas Syariah paling sedikit berjumlah 2 orang
dan setengahnya memiliki sertifikasi DSN-MUI.
3) Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi Dewan Pengawas Syaariah
meliputi:
a) Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang
merugikan korporasi, keuangan negara, dan/tidak melakukan
17 17
tindak pidana yang berkaikan dengan sektor keuangan, dalam
waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan;
b) Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan sampai
sederajat kesatu dengan pengurus.
4) Dewan Pengawas Syariah diutamakan dari anggota koperasi dan
dapat diangkat luar anggota koperasi untuk masa jabatan paling lama
2 (dua) tahun.
4. Peran Ulama dalam Dewan Pengawas Syariah dan Dewan Pengawas
Nasional
Para ulama yang berkompeten terhadap hukum-hukum syariah
memiliki fungsi dan peran yang amat besar dalam perbankan syariah, yaiu
sebagai Dewan Pengawas Syariah dan Dewan Syariah Nasional.
Peran utama para ulama dalam Dewan Pengawas Syariah adalah
mengawasi jalannya operasional bank sehari-hari agar selalu sesuai
dengan ketentun-ketentuan syariah. Hal ini karena transaksi-transaksi yang
berlaku dalam bank syariah sangat khusus jika dibandingkan bank
konvensional. Karena itu, diperlukan garis panduan (guidelines) yang
mengaturnya. Garis panduan ini disusun dan ditentukan oleh Dewan
Pengawas Nasional (Antonio, 2001:234).
5. Ada dua macam pengawasan bank syariah:
Menurut Mujahidin (2016:166), yaitu:
a. Internal Audit (IA):
1) SKAI (Satuan Kerja Audit Internal)
18 18
2) DPS (Dewan Pengawas Syariah) dari bank yang bersangkutan
b. Eksternal Audit (EA):
1) Bank Indonesia
2) Kantor Akuntan Publik
3) BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)
Catatan Regulasi Pengawasan (Oleh BI dan DPS)
1) DPS harus menjawab persoalan syariah pada bank syariah.
2) Bila DPS kurang berfungsi maka risiko reputasi bank sangat
tinggi.
3) DPS harus mampu membaca neraca bank, bukan angkanya tapi
produknya (produknya apa saja).
Sebagai contoh:
Deposito naik dari 1 M menjadi 1,5 M. Apakah tambahan 0,5 M
itu produknya sama dengan produk yang telah diatur
sebelumnya. Bila tidak sama maka DPS harus menilainya, dan
jika DPS tidak berfungsi maka BI mempertanyakan fungsi DPS.
4) Tiap minggu DPS menanyakan apakah ada produk baru atau
tambahan baru.
5) Tanyakan kepada UUS berapa bagi hasil untuk pihak ketiganya.
6) Untuk produk baru, yang belum ada dalam fatwa DSN, maka
DPS terlibat sejak awal:
a) Memahami bentuk produk
b) Buatkan opini syariah untuk DSN
19 19
c) Ajukan ke DSN produk baru itu dan opini syariah DPS
d) Mengecek produk yang diizinkan oleh BI
e) Bila pembahasan tentang produk dan akadnya dilakukan
secara: lisan, harus dicatat tanggal bulan, tahun, jam, isinya dan
dengan siapa.
f) Transaksi antar bank perlu diteliti aspek syariahnya.
6. Pengawasan
Mujahidin (2016:167) mengatakan bahwa perangkat yang
diperlukan dalam kerangka pengawasan dan pengendalian bank, yaitu :
a. Sistem pengendalian intern (SPI)
b. Fungsi manajemen resiko
c. Peraturan peningkatan keterbukaan informasi
d. Sistem akuntansi yang sesuai
e. Mekanisme jaminan kepuasan syariah
f. Audit intern (kesehatan keuangan dan kepatuhan syariah)
7. Opini Syariah atau laporan audit:
a. Hasil Internal Audit (IA)
Internal Audit. Meminta opini syariah atas transaksi yang diragukan,
kemudian DPS memberikan opini (menyetujui atau menolak, dan
menyampaikan ke DSN).
20 20
b. Hasil Eksternal Audit (EA)
Eksternal Audit. Meminta opini syariah atas transaksi yang diragukan,
DPS memberi opini dan mengirimkan ke DSN dan BI (Mujahidin,
2016:168).
8. Opini Syariah atas produk baru
Mujahidin (2016:168) mengatakan bahwa DPS harus melakukan
pemeriksaan terhadap rukun dan syarat transaksi:
a. Rukun transaksi: 1) Pelaku Transaksi, 2) Objek Transaksi, 3) Ijab-qabul
transaksi
b. Syarat transaksi tidak boleh:
1) Menghalalkan yang haram
2) Mengharamkan yang halal
3) Mengugurkan rukun
4) Bertentangan dengan rukun
5) Mencegah berlakunya rukun.
BAB III GAMBARAN
OBJEK
A. Gambaran Umum
1. Sejarah Perkembangan BMT
Bank syariah berawal pada tahun 1991 yakni BPR Syariah Dana
Mardhotillah dan BPR Syariah Berkah Amal Sejahtera, keduanya
berlokasi di Bandung. Pada tahun 1992, mulai dikeluarkan UU Perbankan
No 7 tahun 1992 yang berisi tentang bank bagi hasil. Saat ini pula berdiri
Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang mayoritas menjamah masyarakat
Islam lapisan bawah, maka dibangunlah lembaga-lembaga simpan pinjam
yang disebut Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) atau Bait al Qiradh seperti
istilah dari masyarakat Aceh. Kemudian perbankan syariah di Indonesia
berkembangsetelah ada lagi revisi UU perbankan Nomor 7 tahun 1992
menjadi UU No. 10 tahun 1998. Dengan demikian pemerintah telah
membuka peluang besar bagi kegiatan usaha perbankan yang berdasarkan
pada prinsip syariah. Revisi UU tersebut membawa perkembangan BPR
Syariah di Indonesia hingga 80 BPRS. UU No. 10 juga tidak menutup
kemungkinan bagi pemilik bank negara, swasta nasional, bahkan pihak asing
sekalipun untuk membuka cabang syariah di Indonesia.
Adanya BMT sangat menunjang sistem perekonomian pada
masyarakat Islam terutama di lapisan bawah dan menengah karena di
samping sebagai lembaga keuangan islam, BMT juga memberikan
pengetahuan-pengetahuan agama pada masyarakat yang tergolong
21
22 22
mempunyai pemahaman agama yang rendah. Dengan demikian, fungsi
BMT sebagai lembaga ekonomi sosial keagamaan betul-betul terasa dan
nyata hasilnya. Lahirnya BMT di antaranya dilatar belakangi oleh
beberapa alasan sebagai berikut:
a. Agar masyarakat terhindar dari pengaruh sistem ekonomi kapitalis dan
sosialis yang hanya memberikan keuntungan bagi mereka yang
memiliki modal banyak. Melakukan pembinaan dan pendanaan pada
masyarakat menengah ke bawah secara intensif dan berkelanjutan.
b. Agar masyarakat terhindar dari rentenir-rentenir yang memberikan
pinjaman modal dengan sistem bunga yang sangat tidak manusiawi.
c. Agar ada alokasi dana yang merata pada masyarakat, yang fungsinya
untuk menciptakan keadilan sosial.
2. Sejarah Perkembangan KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
Tahun 1997 diawali oleh adanya progam Integrated Rural
Development Project yang lebih dikenal dengan progam IRDP dimana
salah satu progam yang masih berjalan pasca 1997 adalah kegiatan
Revolving Fund (RF).
Tahun 1998 kegiatan Revolving Fund (RF) menjadi cikal
bakal berdirinya Koperasi Simpan Pinjam Tekad Usaha Mandiri (Tekun).
Didirikan oleh kurang lebih 110 orang dari unsur petani, peternak,
pedagang, tokoh masyarakat, dan staf progam.
Tahun 2003 kecenderungan layanan simpan pinjam secara syariah
mulai berkembang pesat di Indonesia. Koperasi Simpan Pinjam Tekun
23 23
tertarik untuk memberikan layanan kepada anggota koperasi dan
masyarakat melalui produk syariah. Tahun 2003 dibuka secara resmi
layanan syariah dengan nama Baitul Maal Wat Tamwil dan untuk
pertama kalinya dibuka di kecamatan Karanggede. Tahun 2015 unit layanan
syariah Baitul Maal Wat Tamwil Tekun telah berkembang memiliki kantor
di 5 tempat dan memiliki karyawan sebanyak 28 orang.
Tahun 2016 pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah nomor 16 tahun 2015
mengeluarkan petunjuk pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam
dan pembiayaan syariah oleh koperasi. Koperasi hanya boleh memiliki
dan memilih satu jenis layanan yaitu koperasi simpan pinjam (KSP)
atau koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah (KSPPS).
Hari Sabtu, 23-01-2016 atas izin Allah SWT secara
bersamaan dilaksanakan Rapat Anggota Khusus Tekun untuk
pemisahan unit Baitul Maal Wat Tamwil dan dilanjutkan Rapat
Pendirian “Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Baitul
Maal Wat Tamwil Tekun Syariah”. Koperasi ini bernama KOPERASI
SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH TEKUN
SAHABAT MANDIRI dan selanjutnya dalam anggaran dasar ini disebut
Koperasi.Koperasi ini berkedudukandi Ruko Galaxi Land Block C 04, Jalan
Boyolali –Semarang kilometer 1 Dukuh Surowangsan, Desa Winong,
Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali dan saat ini per tanggal 1
April pindah di kantor Karanggede. Koperasi dapat membuka
24 24
cabang/perwakilan atas persetujuan dan keputusan Rapat Anggota
serta sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3. Landasan, Asas dan Prinsip
a. Landasan
Koperasi berlandaskan :
1) Al-Quran dan Al Hadits
2) Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945
b. Asas
1) Koperasi berdasar atas asas kekeluargaan
c. Prinsip
a) Koperasi dalam menjalankan kegiatan usahanya berupaya
berdasarkan prinsip syariah yaitu :
1) Shiddieq, mengikuti kata hati yang hanif,lisan dan
tindakanya sama,tidak ada motif, tendensi dan janji
janji.
2) Amanah, diserahi tugas dan tanggung jawab biar
“mrantasi”, tidak menyalah gunakan wewenang dan
bekerja sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur).
3) Tabligh, menyampaikan informasi tidak saja kebaikan
tetapi juga kelemahan, menyampaikan produk apa
adanya.
25 25
4) Fathonah, cerdas, kreatif, bijaksana, dan “rigen” dalam
menghadapi situasi dan kondisi yang sulit dan
keterbatasan.
5) Menghindari unsur-unsur MAYSIR (Perjudian), TADLIS
(Penipuan), GHARAR (Ketidakpastian), RIBA (Melipat
gandakan), ZULM (Penganiayaan), RISYWAH (Suap), Barang
dan jasa yang haram dan / atau maksiat.
b) Koperasi melakukan kegiatanya berdasarkan prinsip prinsip
koperasi yaitu :
1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis
3) Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara
adil sebanding dengan besarnya jasa usaha
masingmasing anggota
4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
5) Kemandirian
6) Melaksanakan pendidikan perkoperasian bagi anggota
7) Kerjasama antar koperasi
c) Koperasi sebagai badan usaha dalam melaksanakan
kegiatanya yang mengorganisir pemanfaatan dan
pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas
dasar pinsip-prinsip koperasi dan kaidah-kaidah usaha
ekonomi.
26 26
4. Visi, Misi dan Tujuan KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
a. Visi KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
Menjadi koperasi yang Besar, Sehat, Profesional dan Amanah agar
berdaya saing tinggi sehingga mampu menyejahterakan anggota dan
masyarakat pada umumnya.
b. Misi KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
1) Membuka dan memiliki kantor cabang di seluruh wilayah
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah.
2) Menjaga dan mengupayakan keuangan koperasi dalam kondisi
seimbang, rasional dan untung.
3) Tanggap terhadap perkembangan dan pemanfaatan teknologi
perbankan guna meraih kinerja koperasi yang efektif dan efesien.
4) Menerapkan prinsip Good Comporate Governance dalam
pengelolaan koperasi untuk menjaga kepercayaan dan menjalin
komunikasi dengan para penyimpan dana dan mitra koperasi.
5) Mewujudkan kesejahteraan karyawan sesuai prestasi dan kinerja.
Tujuan KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
1) Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya.
2) Menjadi gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional.
3) Menjadi gerakan untuk membantu pemerintah mencerdaskan
kehidupan berwiraswasta, mandiri dalam pengembangan
27 27
perekonomian, membentuk manusia yang berbudi luhur, dan
berakhlak mulia.
4) Mendidik, membimbing dan mengembangkan bakat dan
keterampilan anggota koperasi pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya.
5. Tujuan
Tujuan KSPPS Tekun Sahabat Mandiri:
1. Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya.
2. Menjadi gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional.
3. Menjadi gerakan untuk membantu pemerintah mencerdaskan
kehidupan berwiraswasta, mandiri dalam pengembangan
perekonomian, membentuk manusia yang berbudi luhur, dan
berakhlak mulia.
4. Mendidik, membimbing dan mengembangkan bakat dan
keterampilan anggota koperasi pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
28 28
6. Identitas Umum
1) Nama Lembaga : KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
2) Tanggal Berdiri : 20 – 06- 2016
3) Alamat : Jl Raya Boyolali – Ampel KM 3 Totogan Penggung Boyolali Jawa
Tengah 57316
7. Dasar Hukum
1) Nomor Badan
Hukum : 001712/BH/M.KUKM.2/VII/2016
2) Aturan Tertulis : Anggaran Dasar dan Anggaran
8. Keuntungan menjadi Anggota KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
a. Kenyamanan serta keamanan dikarenakan KSPPS Tekun Sahabat
Mandiri memiliki 110 penanam modal.
b. Memudahkan dalam hal penyetoran ataupun penarikan. Dikarenakan
dapat dilayani dimana saja seperti di kantor, toko, sekolahan, pasar dan
di rumah anggot masing-masing.
c. Anggota KSPPS Tekun Sahabat Mandiri berpeluang mendapatkan
fasilitas pembiayaan atau pinjaman untuk penambahan modal.
d. Anggota diberi layanan informasi berupa nomor telepon kantor atau
nomor HP agar memudahkan mendapatkan informasi yang dibutuhkan
anggota ataupun calon anggota KSPPS Tekun Sahabat Mandiri.
29 29
9. Latar Belakang Pendidikan Karyawan Tekun Sahabat Mandiri
Berikut ini tabel daftar nama karyawan KSPPS Tekun Sahabat
Mandiri dan latar belakang Pendidikannya.
Tabel 3.1 Daftar Nama Karyawan
NO NAMA KARYAWAN LATAR BELAKANG
PENDIDIKAN
1. Joko Sumanto D3
2. Suwarto S2
3. Elvy Yanuastuti S1
4. Sabdo Slamet SMA
5. Agus Tri Prakoso D1
6. Soleh Dwiyanto STM
7. Purwanto SMEA
8. Tuti Apriyanti S1
9. Joko Pramono SMA
10. Sudarni S1
11. Anti Fatchul Choiriyah D3
12. Kurnia Indah Habsari D1
13. Zunita Widyasari S1
14. Khoirul Huda Irawa D3
15. Bima Ekawarna Putra S1
16. Nafiah D3
17. Dwi Supartini D3
18. Samsul Arif SMP
19. Novi Widya Aryani S1
20. Karmila S1
21. Arifah Dwi Aryani S1
22. Febri Astuti S1
23. Arumiyati D3
24. Fajriyatun Rofiqoh S1
25. Dewi S1
26.. Lina Rahayu S1
27. Muhammad Sodiq S1
28. Dewi Yuliyani D3
29. Ahmad Fauzani D3
30. Ferman Tri Wibowo SMA
31. Sakti Eka S1
32. Atik Munarsih D3
33. Fajar D3
34. Rita D3
35. Ika Khusnul Fadila S1
30 30
36. Alif D3
37 Anik S1
10. Struktur Organisasi dan Kepengurusan KSPPS Tekun Sahabat
Mandiri
a. Struktur organisasi KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
Gambar 3.1 Struktur Organisasi
31 31
Gambar 3.2 Struktur Organisasi di tingkat Kepala Cabang Pembantu
b. Kepengurusan dalam koperasi Pengawas Manajemen:
Pengurus Manajemen:
1) Drs. Luqman Hakim
2) Suwarno
3) Eni Setyasih
Pengawas Syariah:
1) Drs. H. Jamal Yazid. Msi
2) Drs. Yacob Suparno, Msi Akt
Pengurus:
Ketua : Drs. H. A. Robith Sya’bani, SE
Sekretaris : H. Parmono
Bendahara : Sujarwo
32 32
c. Pengelola KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
Tabel 3.2 Pegelola KSPPS Tekun Sahabat Madiri
NO NAMA KARYAWAN JABATAN
1. Joko Sumanto General Manager
2. Suwarto Manager Bisnis
3. Elvy Yanuastuti Manager Operasional
4. Sabdo Slamet Manager Cabang
5. Agus Tri Prakoso Marketing
6. Soleh Dwiyanto Manager Cabang
7. Purwanto Divisi FRD
8. Tuti Apriyanti Manager Cabang
9. Joko Pramono Manager Cabang
10. Sudarni Accounting
11. Anti Fatchul Choiriyah Admin
12. Kurnia Indah Habsari Marketing
13. Zunita Widyasari Admin
14. Khoirul Huda Irawa Divisi Maal
15. Bima Ekawarna Putra Marketing
16. Nafiah Marketing
17. Dwi Supartini Teller
18. Samsul Arif Marketing
19. Novi Widya Aryani Marketing
20. Karmila Marketing
21. Arifah Dwi Aryani Teller
22. Febri Astuti Marketing
23. Arumiyati Marketing
24. Fajriyatun Rofiqoh Marketing
25. Dewi Teller
26.. Lina Rahayu Marketing
27. Muhammad Sodiq Divisi Maal
28. Dewi Yuliyani Teller
29. Ahmad Fauzani Marketing
30. Ferman Tri Wibowo Office Boy
31. Sakti Eka Marketing
32. Atik Munarsih Marketing
33. Fajar Marketing
34. Rita Staf Accounting
35. Ika Khusnul Fadila Marketing
36. Alif Marketing
37 Anik Marketing
33 33
Posisi tahun 2018 ada 28 karyawan dan yang
mengundurkan diri sebanyak 2 karyawan, dan pada tahun 2019
yang mengundurkan diri ada 1 orang ada tambahan juga
sebanyak 9 orang karyawan baru. Hingga sampai saat ini
jumlah karyawan 37 orang yang terdiri dari 15 laki-laki dan 22
perempuan.
11. Tugas dan Wewenang
a. Pengurus:
1) Tugas
a) Melaksanakan kebijakan umum koperasi KSPPS Tekun
Sahabat Mandiri yang telah ditetapkan dalam rapat anggota.
b) Menyusun dan mengusulkan rencana anggaran dan rencana
kerja untuk tahun buku yang akan datang yang selanjutnya
dibawa/diajukan dalam rapat anggota tahunan (RAT).
c) Menandatangani permohonan keanggotaan dan memberi
persetujuan atau menolak keanggotaan KSPPS Tekun Sahabat
Mandiri.
2) Wewenang
a) Mengangkat dan memberhentikan pengelola KSPPS Tekun
Sahabat Mandiri.
b) Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya Rp 50.000.000,-
dengan tahapan hasil komite.
c) Mengawasi dan mengatur pengelolaan keuangan koperasi
34 34
d) Menyetujui penghapusan pembiayaan dan tabungan.
e) Menandatangani cek dan dokumen-dokumen lain diluar cost
anggaran yang sudah ditentukan.
b. Dewan Pengawas Syariah
1) Tugas
Pengawasan Produk dan Jasa
a. Menelaah dan menyahkan
b. Mengkomunikasikan DSN kajian Fatwa
c. Pejelasan pengurus dan pengelola
Tata laksana Manajemen
a. Menelaah dan meastikan
b. Pembinaan akidah syariah dan akhlak
c. Identifikasi bentuk pelanggaran
Pembinaan Anggota
a. Membantu pengurus dan pengelola
b. Menelaah sistem pembinaan
c. Terlaksananya pembinaan anggota
2) Wewenang
a. Meneliti bagan, catatan, bukti dan dokumen
b. Mendapatkan keterangan dari data yang diberikan
c. Memberikan koreksi
d. Menggunakan fasilitas
e. Melaporkan kepada DSN
35 35
c. General Manager:
1) Tugas
a) Melaksanakan kebijakan umum KSPPS Tekun Sahabat
Mandiri yang telah ditetapkan oleh pengurus dalam rapat
anggota.
b) Menyusun dan mengusulkan rencana anggaran, rencana kerja
untuk tahun buku yang akan datang kepada pengurus.
c) Menandatangani permohonan keanggotaan dan memberi
persetujuan atau menolak keanggotaan anggota atau calon
anggota KSPPS.
d) Melaporkan secara rutin perkembangan KSPPS kepada
pengurus.
e) Mewakili pengurus dalam hubungan dengan pihak luar jika
pengurus berhalangan.
2) Wewenang
a) Menandatangani cost yang sudah dianggarkan, dokumen
dokumen, cek dan surat berharga lainnya yang telah disetujui
pengurus.
b) Memberikan validasi pada berkas pembiayaan yang diajukan
oleh komite pembiayaan.
c) Menandatangani semua akad pembiayaan.
36 36
d. Manager Bisnis Marketing
1) Tugas
a) Tercapainya target pemasaran baik funding maupun
financing.
b) Terselenggaranya rapat bagian pemasaran dan
terselesaikannya permasalahan ditingkat pemasaran.
c) Menilai dan mengevaluasi kinerja bagian pemasaran.
2) Wewenang
a) Memberikan ulasan untuk pengembangan pasar, potensi
bisnis dan strategi strategi lainnya yang berhubungan dengan
bisnis existing, peluang bisnis dan penyelesaian pembiayaan
bermasalah kepada Manajer KSPPS Tekun.
b) Menentukan target funding, financing dan penyelesaian
pembiayaan bermasalah bersama Manajer Tekun.
c) Memimpin dan menentukan agenda rapat pemasaran.
d) Melakukan penilaian terhadap Staf pemasaran (AO/FO) dan
Staf Penagihan (RO).
e. Manager Operasional
1) Tugas
a) Terselenggaranya pelayanan yang memuaskan (service
excellence) kepada mitra/anggota.
b) Terevaluasi dan terselesaikannya seluruh permasalahan yang
ada dalam operasional.
37 37
c) Terbitnya laporan keuangan, laporan perkembangan
pembiayaan dan laporan mengenai penghimpunan secara
lengkap, akurat dan sah baik harian, bulanan maupun sesuai
dengan periode yang dibutuhkan.
d) Terarsipkannya surat masuk dan keluar serta notulasi rapat
manajemen dan rapat operasional.
e) Terselenggaranya seluruh aktivitas rumah tangga KSPPS
Tekun.
f) Terselenggaranya absensi kehadiran karyawan dan
dokumentasi hasil penilaian seluruh karyawan serta pengajuan
gaji.
2) Wewenang
a) Mengeluarkan biaya operasional rutin dalam batas
wewenang.
b) Melakukan kontrol terhadap karyawan.
c) Memeriksa seluruh laporan dalam bidang operasional.
d) Menegur karyawan bidang operasional apabila bekerja tidak
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
f. Kepala Cabang
1) Tugas
a) Menjalankan kebijakan umum yang telah digariskan oleh
pengurus dan membuat planing pemasaran pembiayaan.
38 38
b) Mengarahkan pengelolaan teknis operasional pemasaran
pembiayaan sesuai dengan kebijkan umum yang telah
digariskan oleh pengurus.
c) Melakukan pembinaan yang berstruktur terhadap karyawan
atau staff pemasaran, demi meningkatkan kualitas SDM
Tekun Sahabat Mandiri.
d) Menandatangani hasil laporan kerja lapangan.
e) Menyusun kriteria pembiayaan lancar, tak lancar, macet, dan
tak tertagih.
2) Wewenang
a) Membuat skala prioritas pembiayaan.
b) Berhak memberikan teguran dan saran terhadap karyawan atau
staff pemasaran, demi meningkatkan kualitas SDM KSPPS Tekun
Sahabat Mandiri.
c) Bersama manajer operasional mengajukan daftar penghapusan
pembiayaan kepada general manager.
d) Mengatur tata laksana penyelesaian pembiayaan bermasalah
dengan kepala cabang.
e) Menyetujui pembiayaan diatas Rp 5.000.000,- s/d Rp
50.000.000,- dengan tahapan dari hasil rapat komite.
39 39
g. Bagian Pemasaran atau Marketing
1) Tugas
a) Melaksanakan kebijakan teknis operasional yang telah
ditetapkan oleh manajer pemasaran yaitu funding (Penggalangan
Dana) dengan cara mencari sumber-sumber dana murah
dengan melihat peluang baik dari anggota maupun pihak ketiga
dan bersama kepala cabang mengajukan usulan- usulan atau
masukan-masukan kepada general manager melalui manajer
pemasaran perihal penggalangan dana.
b) Melaksanakan kebijakan teknis operasional yang telah
ditetapkan oleh manajer pemasaran yaitu lending dengan cara
mengajukan survei atas pengajuan pembiayaan, mencari
pembiayaan prospektif, menerima daftar permohonan
pembiayaan beserta kelengkapannya, membuat data anggota
atau calon anggota pembiayaan, membuat laporan rutin serta
menerima, memeriksa, dan memvalidasi berkas realisasi
pembiayaan.
h. Teller/kasir
1) Tugas
a) Memberikan pelayanan terhadap anggota, dalam hal
transaksi uang tunai seperti penyetoran simpanan, angsuran
pembiayaan, penarikan simpanan, pembiayaan, dll.
40 40
b) Menerima, menyusun, dan menghitung secara hati-hati
setiap setoran tunai dari anggota dan calon anggota.
c) Melakukan pencatatan, pendapatan, pelayanan kepada
anggota dan calon anggota.
d) Mengatur dan menyiapkan uang tunai yang telah disetujui
oleh general manajer.
e) Mengatur dan menyiapkan pengeluaran uang tunai yang
telah disetujui oleh general manajer.
f) Menandatangani formulir serta slip-slip dari anggota serta
memasukkan data ke arsip dan atau komputer.
g) Membuat mutasi harian atau laporan kas harian teller.
12. Keanggotaan
Jumlah anggota pada akhir tahun 2017 sebanyak 560 orang dan pada
akhir 2018 sebanyak 1.564 orang atau mengalami peningkatan 1.004 orang
orang dan sampai bulan mei 2019 sebanyak 1.573 orang atau mengalami
peningkatan 9 orang selama kurang lebih lima bulan. Peningkatan ini
dikarenakan adanya program baru dari KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
yaitu Simpanan Masa Tua dan Masa Depan. Dari jumlah anggota tersebut
terdapat 784 orang yang belum menambah atau melunasi simpanan
pokoknya. Ditargetkan akhir tahun 2019 semua anggota sudah melunasi
simpanan, sesuai dengan perubahan anggaran dasar. Namun demikian
tidak mengurangi antusias masyarakat untuk mendaftar sebagai anggota
KSPPS Tekun Sahabat Mandiri.
41 41
13. Bidang Administrasi
Dalam bidang administrasi KSPPS Tekun Sahabat Mandiri selalu
meningkatkan kualitasnya. Baik dalam bidang keuangan, personalia maupun
bidang lainnya. Bidang personalia misalnya penetapatan masa cuti karyawan
yang hendak menikah dan karyawati yang hendak melahirkan, mekanisme
perijinan jika ada keperluan yang memang tidak bisa ditinggal misalnya ada
kerabat yang meninggal atau sakit dan lain sebagainya.
14.Bidang Usaha KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
Sampai dengan tahun 2018, usaha yang dijalankan oleh KSPPS Tekun
Sahabat Mandiri tidak hanya sektor simpan pinjam. Sektor-sektor yang lain,
seperti jasa tempat pembayaran Rekening Listrik dan PAM. Hanya sebagai
fasilitas tambahan layanan saja.
B. Produk-produk KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
Produk KSPPS Tekun Sahabat Mandiri digolongkan menjadi dua,
yaitu produk simpanan dan produk pembiayaan. Dalam praktiknya setoran
ataupun penarikan bisa dilakukan langsung datang ke kantor atau dilayani
dirumah, disekolahan ataupun tempat usaha (pasar atau toko).
1. Produk Simpanan
a. Simpanan Mudharabah
Jenis simpanan yang menggunakan prinsip Mudharabah Al
Mutlaqoh. Artinya dana akan dimanfaatkan secara produktif
untuk pembiayaan kepada anggota secara profesional dan sesuai
42 42
syari’ah. Keuntungan dari pembiayaan ini akan ada dibagi
hasilkan dengan anggota sesuai dengan nisbah yang disepakati.
1) Simpanan Sukarela
Persyaraan:
a) Setoran awal minimal Rp. 10.000,-
b) Setoran dan pengambilan bisa dilakukan sewaktu-waktu.
c) Bagi hasil akan diperhitungkan setiap akhir bulan dengan
mendasarkan saldo rata-rata harian.Biaya penutupan
rekening Rp. 2.500,-
2) Simpanan Pendidikan
Persyaratan:
a) Setoran awal minimal Rp. 10.000,-
b) Setoran dan pengambilan bisa dilakukan sewaktu waktu.
c) Bagi hasil akan diperhitungkan setiap akhir bulan dengan
mendasarkan saldo rata-rata harian.
d) Biaya penutupan rekening Rp. 2.500,-
3) Simpanan Hari Raya
Persyaratan:
a) Setoran awal minimal Rp. 25.000,-
b) Setoran dapat dilakukan sebelum tanggal 20 setiap
bulannya.
c) Pengambilan setoran hanya dapat diambil menjelang Hari
Raya.
43 43
d) Biaya Penutupan rekening Rp. 25.000,-
Keuntungan dari ketiga produk diatas yaitu
a) Proses yang cepat dan mudah.
b) Menggunakan prinsip syariah
c) Setoran dan pengambilan dapat dilakukan ditempat
anggota.
d) Bagi hasil yang bersaing.
b. Simpanan Mudharabah Berjangka
Simpanan ini merupakan simpanan yang digunakan dalam
perencanaan suatu usaha. Anggota atau calon anggota yang
menyimpan dananya dalam jangka waktu tertentu dan akan
diberikan bukti berupa warkat. Untuk pembagian keuntungan
sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan di awal
penyimpanan dana. Semakin lama jangka waktunya maka
semakin besar bagi hasil yang diperoleh, antara lain jangka waktu
3 bulan nisbahnya 42,5%, jangka 6 bulan nisbahnya 45%, jangka
12 bulan nisbahnya 48%. Dan simpanan Mudharabah berjangka
bisa diperpanjang secara otomatis. Pengambilan simpanan
Mudharabah berjangka hanya boleh dilakukan ketika waktu
sudah jatuh tempo.
44 44
c. Simpanan Masa Depan dan Hari Tua
Simpanan ini akan dibagihasilkan dengan anggota sesuai
dengan nisbah yang disepakati. Nominal simpanan setiap bulan dan
jangka waktu pengembaliannya ditetapkan.
Persyaratan:
a) Mengisi formulir Permohonan Anggota
b) Foto Copy KTP
c) Setoran minimal Rp. 50.000,-
Ketentuan:
a) Simpanan ini bisa dipakai untuk persipan pensiun, ibadah
Haji, Pembuatan Rumah, biaya Pendidikan, dan lain
sebagainya.
b) Bisa dipakai sebagai anggunan pembiayaan di KSPPS Tekun
Sahabat Mandiri.
c) Bila yang bersangkutan meninggal dunia akan mendapat
santunan dari KSPPS Tekun Sahabat Mandiri.
d) Pilihan jangka waktu dari 1 sampai 15 tahun dengan pilihan
setoran minimal Rp. 50.000,- setiap bulannya.
e) Jika belum jatuh tempo dan terpaksa diambil maka hanya
diberikan sejumlah pokok yang telah disetor.
45 45
2. Produk Pembiayaan yang ada di KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
1) Pembiayaan Mudharabah
Merupakan pembiayaan modal kerja yang diberikan
KSPPS Tekun Sahabat Madiri kepada anggota atau calon anggota
dimana pengelola usaha sepenuhnya diserahkan kepada anggota
atau calon anggota. Dari pembiayaan ini KSPPS akan
memperoleh bagi hasil sesuai kesepakatan nisbah yang disepakati.
2) Pembiayaan Ijarah
Merupakan pembiayaan yang diberikan kepada anggota
atau calon anggota untuk menyewa suatu barang atau tempat usaha.
Cara melunasinya bisa dengan angsuran atau pada saat jatuh
tempo.
3) Pembiayaan Barang (Murabahah)
Merupakan pembiayaan yang diberikan oleh KSPPS
Tekun Sahabat Mandiri untuk para anggota dalam kepemilikan atau
pembelian barang.
4) Salam
Salam (salaf) adalah akad pembelian (jual-beli) yang
dilakukan dengan cara, pembeli melakukan pemesanan pembelian
terlebih dahulu atas barang yang dipesan/diinginkan dan melakukan
pembayaran di muka atas barang tersebut, baik dengan cara
pembayaran sekaligus ataupun dengan cara mencicil, yang
46 46
keduanya harus diselesaikan pembayarannya (dilunasi) sebelum
barang yang dipesan/diinginkan diterima kemudian.
(Penghantaran barang/delivery dilakukan dengan cara
ditangguhkan).
5) Istishna
Istishna adalah akad bersama pembuat (produsen) untuk
suatu pekerjaan tertentu dalam tanggungan, atau akad jual beli suatu
barang yang akan dibuat terlebih dahulu oleh pembuat (produsen)
yang juga sekaligus menyediakankebutuhan bahan baku
barangnya. Jika bahan baku disediakan oleh pemesan, akad ini
menjadi akad Ujrah (Upah).
6) Qard
Merupakan jenis pembiayaan melalui peminjaman harta
kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Dalam literatur
Fiqh, Qardh dikategorikan sebagai aqd tathawwu yaitu akad
saling membantu dan bukan transaksi komersial.
7) Ar rahn
Ar Rahn adalah gadai. Jenis barang yang dapat digadaikan
hendaknya memenuhi syarat sebagai berikut:
a) Merupakan benda bernilai menurut hukum syara’
b) Sudah ada wujudnya ketika perjanjian terjadi
c) Mungkin diserahkan seketika kepata murtahin
BAB IV
ANALISIS DATA
Berdasarkan wawancara dengan ketua Dewan Pengawas syariah di
KSPPS Tekun Sahabat Mandiri yaitu bapak Jamal Yasid. Dalam wawancara
penulis mencocokkan data yang diperoleh dari sumber data satu dengan sumber
data yang lainnya untuk mendapatkan kesesuaian data tersebut.
Hasil wawancara tersebut diperoleh data yang penulis sajikan sebagai
berikut:
A. Prosedur Pengawasan Syariah sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur (SOP) atau aturan-aturannya di KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
Jamal Yasid (20/4/2019) selaku Ketua Dewan Pengawas Syariah di
KSPPS Tekun Sahabat Mandiri, mengatakan bahwa peran DPS KSPPS
Tekun Sahabat Mandiri sudah ada tupoksinya yaitu berupa pengawasan
produk, pengawasan akad, pengawasan administrasi, termasuk laporan
keuangan dan juga melakukan sampling di lapangan. Secara berkala DPS
melihat kontrak dan akadnya seperti apa. Di dalam pengawasannya DPS
sekaligus melakukan pembinaan berupa pendidikan fiqih muamalah,
seperti produk-produk syariah dan lain sebagainya yang berkaitan dengan
kesyariahan. Jadi seluruh staf setiap bulan sekali bertemu DPS untuk
belajar teori akad dan belajar bagaimana teori muamalah dalam berbisnis
syariah. Selain itu DPS juga melakukan diskusi berkala untuk mengcek
48 48
lapangan, di samping mengecek lapangan DPS tidak hanya menunjukkan
laporannya tapi secara berkala melakukan kunjungan lapangan dan
diskusi dengan manajer untuk mengecek kepada beberapa anggota.
Dari keterangan di atas yang dilakukan Dewan Pengawas Syariah
adalah:
a. Melakukan pembinaan berupa pendidikan fiqih muamalah
b. Melakukan diskusi berkala dengan Manajer
c. Melakukan kunjungan lapangan untuk mengecek beberapa
anggota
KepMenkop No.91/Kep/M.KUKM/IX/2004 menjelaskan bahwa
KJKS bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai
pola syariah begitupun dengan KSPPS Tekun Sahabat Mandiri lembaga
ini juga sudah sesuai dengan pola syariah. Kegiatan usaha yang dilakukan
oleh KSPPS Tekun meliputi kegiatan penarikan/penghimpunan dana dan
penyaluran kembali dana tersebut dalam bentuk pembiayaan/piutang.
Selain itu dapat pula menjalankan kegiatan ’maal’ atau kegiatan
pengumpulan dan penyaluran dana Zakat, Infaq dan Sodaqoh (ZIS).
Dalam hal itu perlu adanya pengawasan dalam melakukan kegiatan
tersebut. Pengawasan yang dilakukan harus sesuai dengan prosedur
operasional pengawasan syariah antara lain melakukan pembinaan berupa
pendidikan fiqih muamalah, seperti produk-produk yang berkaitan
dengan kegiatan yang dilakukan KSPPS Tekun seperti
penarikan/penghimpunan dana dan penyaluran kembali
49 49
dana tersebut dalam bentuk pembiayaan/piutang. SOP dalam pengawasan
syariah yang dilakukan KSPPS Tekun ini mencakup ketentuan-ketentuan,
dan kebijakan pengawasan dan seluruh proses prosedur pengawasan
syariah. Antara lain yaitu memberikan laporan hasil pengawasa syariah
secara periodik dan memberi ulasan terkait hasil pengawasan kepada
DSN. Selain itu, DPS melakukan peninjauan terhadap SOP mengenai
syariah apabila terdapat indikasi ketidaksesuaian pelaksanaan prinsip
syariah atas suatu kegiatan maka DPS harus memberikan pendapat atau
opini syariah atas kegiatan yang telah dilakukan oleh KSPPS Tekun.
Dalam hal itu KSPPS Tekun Sudah melakukan kegiatan-kegiatan atau
prosedur-prosedur sesuai dengan SOP namun belum sempurna, karena
masih banyak akad yang belum sesuai dengan SOP.
B. Implementasi dari sistem dan prosedur pengawasan syariah di
KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
Joko Sumanto (30/5/2019) selaku manager di KSPPS Tekun
Sahabat Mandiri, mengatakan bahwa Saat KSPPS Tekun mengajukan
produk baru pada DPS produk baru tersebut akan diperiksa terlebih
dahulu oleh DPS. Dari hasil pemeriksaan atau pengawasan DPS produk
tersebut dilaporkan ke pengurus untuk perbaikan. Ketika tidak ada
koreksi berarti sudah sesuai dengan SOP. Dalam menjalankan tugas
pengawasan, ada beberapa aktivitas DPS yang haru dilakukan dalam
50 50
mengawasi implementasi fatwa DSN-MUI, yaitu menilai pedoman
operasional dan produk yang dikeluarkan dan mengkaji inovasi produk.
Kemudian DPS memberikan opini secara akurat terhadap aspek syariah
atas operasionalisasi lembaga keuangan syariah, khususnya terhadap
transaksi-transaksi yang dilakukan.
Ketentuan akad dan praktek selalu ada dalam catatan laporan DPS
setiap tahun. Jadi, terhadap suatu produk dalam fatwa syariah, kasus,
maupun opini di lapangan selalu ada di dalam laporan catatan. Jamal Yasid
(22/04/2019) selaku DPS KSPPS Tekun Sahabat Mandiri mengatakan
bahwa:
1. Akad Wakalah sudah sesuai syariah dan SOP.
2. Akad Istishna sudah sesuai syariah dan SOP.
3. Akad Qard sudah sesuai syariah dan SOP.
4. Akad Ar Rahn sudah sesuai syariah dan SOP.
5. Akad Wadiah masih belum sesuai dengan SOP dan Fatwa DSN-
MUI karena mejanjikan hadiah di awal akad. Misalnya arisan.
6. Akad Murabahah belum terlaksana sesuai SOP karena KSPPS
tidak menjelaskan bagaimana pemberian upah, besar upah, dan
waktu pengupahan tidak jelas.
7. Akad Ijarah Multi Jasa belum terlaksana sesuai dengan SOP
karena KSPPS belum melakukan atau terlibat secara langsung jasa
atau kegiatan (proses administrasi) yang telah ditransaksikan.
51 51
8. Akad Ijarah Muntahiya Bit Tamlik juga belum terlaksana sesuai
SOP karena KSPPS belum menyatakan bagaimana terlaksananya
opsi kepemilikan barang itu.
9. Akad Mudharabah belum sesuai SOP karena nasabah belum
mengetahui cara pembukuan untuk megecek laba rugi yang telah di
dapatkan sebagai bukti transaksi dalam akad.
C. Kendala-kendala yang dihadapi oleh Dewan Pengawas Syariah
Kendala yang dihadapi oleh DPS di KSPPS Tekun Sahabat
Mandiri adalah kurangnya pengetahuan karyawan tentang ilmu fiqih
muamalah dan teori akad. DPS hanya mengunjungi kantor dua atau tiga
kali saja dalam setahun. Seharusnya itu dapat dilaksanakan sebulan sekali
atau triwulan sekali. Banyak pengusaha yang belum mengerti tentang
tabungan yang sesuai dengan pola syariah.
Dalam kendala lain DPS KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
menemukan beberapa kendala yang ada dalam akad pembiayaan, antara
lain yaitu:
1. Penghimpunan dana
Terkait dengan kegiatan tabungan Wadiah seperti arisan di
KSPPS Tekun Sahabat Mandiri saat ini KSPPS memberikan
hadiah di awal yang pelaksanaannya diundi pada akhir periode
tabungan.
52 52
Kendalanya adalah adanya formulir pendaftaran arisan yang
menyebutkan adanya ketentuan-ketentuan dan persyaratan
yang menyatakan bahwa hadiah diberikan di awal akad, maka hal
ini belum sesuai dengan Fatwa DSN-MUI No.02/DSN-
MUI/IV/2000.
2. Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan dengan akad Murabahah untuk pembelian sapi,
pembelian tanah, bahan bangunan dan saprotan (sarana produksi
pertanian) secara akad diperbolehkan menurut ketentuan
syariah, akan tetapi masih ada catatan yaitu KSPPS belum
menjelaskan ada atau tidaknya upah yang diberikan kepada pihak
yang diamanati sebagai wakil.
Kendalanya yaitu KSPPS belum menjelaskan ada atau
tidaknya upah yang diberikan kepada pihak yang diamanati
sebagai wakil.
3. Pembiayaan Ijarah Multi Jasa
Pembiayaan dengan menggunakan akad Ijarah Multi Jasa
untuk membiayai biaya pendidikan dan kesehatan secara akad
diperbolehkan menurut ketentuan syariah sebagaimana tertuang
dalam Fatwa DSN-MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000. Akan tetapi
dalam pelaksanaannya KSPPS tidak terlibat secara langsung
mengurusi proses administrasi pembiayaan biaya pendidikan
atau kesehatan ke lembaga terkait. Jika KSPPS mengambil upah
53 53
(ujrah) tanpa adaya amal atau pekerjaan, maka hukumnya
haram.
Kendalanya adalah KSPPS belum melakukan atau terlibat
secara langsung jasa atau kegiatan (proses administrasi) yang
telah ditransaksikan.
4. Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bit Tamlik (IMBT)
Pembiayaan dengan menggunakan akad IMBT untuk
pembelian sepeda motor bekas pada prinsipnya diperbolehkan
oleh syariah sebagaimana tertuang dalam Fatwa DSN-MUI
No.04/DSN-MUI/IV2000. Penggunaa akad Ijarah Muntahiya
Bit Tamlik untuk pembelian motor bekas bisa dilanjutkan dengan
syarat ada wa’ad diawal dan akad penyerahan kepemilikan
barang diakhir masa akad.
Kendala yang dihadapi yaitu KSPPS belum memberikan
opsi kepemilikan kepada anggota pada akhir masa akad.
Dalam praktiknya secara otomatis berasumsi bahwa barang itu
milik anggota tetapi belum mengakadkan pada penyerahan
barang secara sah.
5. Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan dengan menggunakan akad Mudharabah
untuk pedagang kecil seperti: pedagang makanan kecil, sayur
mayur, dan bumbu dapur pada prisipnya diperbolehkan oleh
54 54
syariah sebagaiamana tertuang dalam Fatwa DSN-MUI
No.07/DSN-MUI/IV/2000.
Kendala pembiayaan ini adalah dalam praktiknya
pedagang tersebut tidak memiliki buku catatan harian dan
KSPPS tidak cukup waktu untuk memantau secara harian
mengakibatkan tidak diketahuinya berapa besar keuntungan
yang diperoleh atau kerugian yang dialami mitra.
D. Strategi dan optimalisasi untuk menghadapi kendala-kendala yang di
hadapi DPS
Strategi DPS yaitu mengadakan pengajian bulanan keliling ke semua
anggota koperasi untuk mendorong tentang pemahaman syariah, tiap bulan
sekali mengajarkan bagaimana fiqih muamalah tentang teori akad dan
kesyariahan sesuai dengan fatwa DSN-MUI. Memperbaiki hubungan
antara kedua belah pihak antara nasabah dengan pihak KSPPS agar
terwujudnya kerja sama yang maksimal. Menyusun jadwal kegiatan DPS
secara jelas agar kinerjaya maksimal DPS setiap tahun dua atau tiga kali
mengunjungi kantor perwakilan atau kantor pusat. DPS harus memiliki
komitmen untuk meingkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang
berkualitas, serta berani menegur KSPPS yang menyimpang dari ketentuan
syariah. DPS lebih meningkatkan lagi pengetahuan tentang ilmu hukum
ekonomi, akuntansi, dan keuangan syariah. Selain itu strategi lainnya
adalah pihak KSPPS mempertemukan pengusaha-pengusaha untuk
bertemu dengan DPS agar diberikan
55 55
penyuluhan tentang pendidikan dan konsultasi pendampingan untuk
meningkatkan kesyariahannya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang sudah dijelaskan, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Prosedur Pengawasan Syariah di KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
sudah melakukan ketentuan-ketentuan dan prosedur sesuai dengan
SOP namun masih belum sempurna karena masih banyak akad yang
belum sesuai dengan SOP. Jadi KSPPS Tekun belum memenuhi Standar
Operasional Prosedur.
2. Implementasi dari sistem dan prosedur pengawasan syariah di KSPPS
Tekun Sahabat Madiri Saat KSPPS Tekun mengajukan produk baru
pada DPS produk baru tersebut akan diperiksa terlebih dahulu oleh DPS.
Dari hasil pemeriksaan atau pengawasan DPS produk tersebut
dilaporkan ke pengurus untuk perbaikan. Ketika tidak ada koreksi
berarti sudah sesuai dengan SOP tetapi di KSPPS Tekun masih ada
beberapa akad yang masih di koreksi seperti akad wadiah arisan, akad
Murabahah, akad Ijarah Multi Jasa, akad IMBT, dan akad
Mudharabah.
3. Kendala-kendala yang dihadapi oleh DPS yaitu kurangnya
pengetahuan karyawan tentang ilmu fiqih muamalah tetang teori akad,
DPS hanya mengunjungi kantor dua atau tiga kali dalam setahun,
57 57
bayak pengusaha yang belum mengerti tentang tabungan yang sesuai
dengan pola syariah. DPS juga menemukan kendala di beberapa akad
atau pembiayaan yaitu dalam akad wadiah arisan, akad Murabahah,
akad Ijarah Multi Jasa, akad Ijarah Muntahiya Bit Tamlik, akad
Mudharabah yang masih disesuaikan dengan Fatwa DSN-MUI
4. Strategi dan optimalisasinya yaitu DPS mengadakan pengajian
bulanan keliling keseluruh anggota koperasi untuk mendorong tentang
pemahaman syariah, tiap bulan sekali mengajarkan bagaimana fiqih
muamalah tentang teori akad dan lain sebagainya, dan DPS setiap
tahun dua atau tiga kali mengunjungi kantor perwakilan atau kantor
pusat. Memperbaiki hubungan antara kedua belah pihak antara
nasabah dengan pihak KSPPS agar terwujudnya kerja sama yang
maksimal. Menyusun jadwal kegiatan DPS secara jelas agar kinerjaya
maksimal DPS setiap tahun dua atau tiga kali mengunjungi kantor
perwakilan atau kantor pusat. DPS harus memiliki komitmen untuk
meingkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang berkualitas, serta
berani menegur KSPPS yang menyimpang dari ketentuan syariah.
DPS lebih meningkatkan lagi pengetahuan tentang ilmu hukum
ekonomi, akuntansi, dan keuangan syariah. Pihak KSPPS juga
mempertemukan pengusaha-pengusaha untuk bertemu dengan DPS
agar diberikan penyuluhan tentang pendidikan dan konsultasi
pendampingan untuk meningkatkan kesyariahannya.
58 58
B. Saran
1. Untuk DPS KSPPS Tekun Sahabat Mandiri agar meningkatkan lagi
kinerjanya, lebih rutin mengunjungi kantor.
2. Untuk Pimpinan KSPPS Tekun Sahabat Mandiri agar memahami Fatwa–
fatwa DSN-MUI agar pelaksanaan di KSPPS lebih Syariah lagi.
3. Untuk KSPPS Tekun Sahabat Mandiri agar kedepannya lebih
meningkatkan kualitas layanan, supaya anggota merasa lebih nyaman
dan lebih meningkatkan lagi pola syariah yang masih belum
sempurna.
4. Untuk penulis selanjutnya agar menambah lagi fokus penelitian
tentang Dewan Pengawas Syariah.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Syafii M. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani.
Dahlan, Ahmad. 2018. Bank Syariah Teoritik, Praktik, Kritik. Yogyakarta:
Kalimedia.
Damayanti, Kartika Isma. 2017. Analisis Pengaruh DPS (Dewan
Pengawas Syariah) Terhadap Kinerja Maqashid Syariah Bank
Syariah Indonesia. Skripsi. Salatiga: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga. (e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id. diakses
tanggal 2 Desember 2018).
Faozan, Akhmad. 2013. Implementasi Good Corporate Governance dan
Peran Dewan Pengawas Syariah. La_Riba Jurnal Ekonomi Islam
Vol.7(1).
Farikhah, Itsna N. 2018. Implementasi Peran dan Fungsi Dewan Pengawas
Syariah (DPS) Pada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah
(KSPPS). Skripsi. Semarang: Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Walisongo.
Insani, Riswindya Fajar. 2017. Analisis Peran Dewan Pengawas Syariah
Di BMT Ramadana Salatiga. Tugas Akhir. Salatiga: Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
Iwad, Muhammad. 2013. Dewan Pengawas Syariah.
(http://muhammad.iwad.blogspot.com/2013/11/ dewan-pengawas-
syariah.html?m=1 Diakses tanggal 10 November 2018)
Kusuma. Laksana C. 2017. Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) Di
BMT Syamil. Tugas Akhir. Salatiga: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga. (e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id. Di
akses pada tanggal 13 November 2018).
Latif, Abdul. 2017. Mekanisme Pengawasan Dewan Pengawas Syariah
(DPS) Pada Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Tumang. Tugas
Akhir. Salatiga: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
(e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id. Di akses pada tanggal 2
Desember 2018).
60
Mujahidin, Akhmad. 2016. Hukum Perbankan Syariah. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Prasetyoningrum, Ari Kristin. 2009. Analisis Pengaruh Independensi dan
Peofesionalisme Dewan Pengawas Syariah terhadap Kinerja Bank
Perkreditan Rakyat Syariah di Jawa Tengah. Aset. Vol. 12. No.
1:27-36.
Rohmaniyah dan Zandra, Rosy A.P. 2016. Efektivitas Pengawasan Dewan
Pengawas Syariah (DPS) Terhadap Operasional Bank Syariah.
Aktiva Jurnal Akuntansi dan Investasi,Vol. 1(2).
Suhedi, Yusuf. 2010. Peran Dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah
(DPS) Terhadap Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta. Di akses pada tanggal 13
November 2018).
Umam, Khatibul. 2015. Urgensi Standarisasi Dewan Pengawas Syariah
dalam Meningkatkan Kualitas Audit Kepatuhan Syariah. Panggung
Hukum: Jurnal Penghimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia.
Vol.1(2)
Wawancara dengan Yasid, Jamal. Selaku Dewan Pengawas Syariah
KSPPS Tekun Sahabat Mandiri. Boyolali. 20 April 2019.
Wawancara dengan Sumanto, Joko. Selaku Manager KSPPS Tekun
Sahabat Mandiri. Boyolali. 30 Mei 2019.
Wulandari, Tanti. (2017). Fungsi Dewan Pengawas Syariah Terhadap
Perbankan Syariah Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi.
Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta Diakses 13 Desember 2018.
LAMPIRAN
Berikut adalah hasil wawancara antara penulis dengan DPS dan Manager
KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
Hari/tanggal : Sabtu, 20 april 2019
Narasumber : Jamal Yasid (Selaku Ketua DPS KSPPS Tekun Sahabat Mandiri)
1. Pertanyaan:
“Bagaimana Prosedur Pengawasan Syariah sesuai dengan Standar
Opearasional Prosedur (SOP) atau aturan-aturannya di KSPPS Tekun
Sahabat Mandiri?”
Jawaban:
“KSPPS Tekun Sahabat Mandiri, mengatakan bahwa peran DPS
KSPPS Tekun Sahabat Mandiri sudah ada tupoksinya yaitu berupa
pengawasan produk, pengawasan akad, pengawasan administrasi,
termasuk laporan keuangan dan juga melakukan sampling di lapangan.
Secara berkala DPS melihat kontrak dan akadnya seperti apa. Di
dalam pengawasannya DPS sekaligus melakukan pembinaan berupa
pendidikan fiqih muamalah, seperti produk-produk syariah dan lain
sebagainya yang berkaitan dengan kesyariahan. Jadi seluruh staf setiap
bulan sekali bertemu DPS untuk belajar teori akad dan belajar bagaimana
teori muamalah dalam berbisnis syariah. Selain itu DPS juga melakukan
diskusi berkala untuk mengecek lapangan, di samping mengecek lapangan
DPS tidak hanya menunjukkan laporannya tapi secara berkala melakukan
kunjungan lapagan dan diskusi dengan manajer untuk mengecek kepada
beberapa anggota.”
2. Pertanyaan:
“Bagaimana Implementasi dari sistem dan prosedur pengawasan
syariah di KSPPS Tekun Sahabat Mandiri?”
Jawaban:
“Ketentuan akad dan praktek selalu ada dalam catatan laporan DPS
setiap tahun. Jadi, terhadap suatu produk fatwa syariah, kasus, maupun
opini di lapangan selalu ada di dalam laporan catatan. dalam akad
Murabahah, akad Wakalah maupun tidak, itu sudah sesuai syariah,
kemudian akad Ijarah telah dikritik belum terlibat dari pada lembaga,
kemudian pendidikan dan rumah sakit, sehingga dipertanyakan Ijarahnya
dan Ujrohnya, lalu arisan dikritik belum selesai. Artinya secara umum
setiap tahun bahwa KSPPS Tekun Sahabat Mandiri sudah menunjukkan
performen syariah meskipun belum sempurna. Soal akad- akad sudah
selesai, bukti-bukti laporan sudah selesai dan dan dalam PSAK 109 juga
sudah selesai pengecekan.
3. Pertanyaan:
“Apa kendala-kendala yang dihadapi oleh Dewan Pengawas Syariah?
Jawaban:
“Di KSPPS tekun sudah sesuai dengan syariah kecuali ada salah
satu item yang belum terpenuhi, akadnya syariah tetapi dalam
penerapannya masih belum menunjukkan kesyariahanya. Sebagai
contoh: akadnya syariah yaitu ijarah multy jasa ketika ada orang yang
tidak mampu membayar biaya kuliah akadnya tetap terpenuhi tetapi
salah satu syarat dia tidak ikut keperguruan tinggi hanya menerima
kwitansinya maka itu dipertanyakan ujrohnya dan perlu disempurnakan,
yang namanya ujroh itu harus bekerja kalau tidak bekerja namanya
bukan ujroh. Akad sudah berjalan ujrohnya belun jadi masih
dipertanyakan apakah itu udah sesuai dengan syariah atau belum.
Ketika bicara implementasi opinilah yang dikeluarkan oleh DPS. Seperti
halnya, Arisan itu di perbolehkan yaag tidakkan hanya menjanjikan
hadiah diawal yang dilarang oleh DSN-MUI strategi pengumpulan dana
dengan menjanjikan hadiah.”
4. Pertanyaan:
“Bagaimana strategi dan optimalisasi untuk menghadapi kendala-
kendala DPS?”
Jawaban:
“Strategi DPS yaitu mengadakan pengajian bulanan keliling
keseluruh anggota koperasi untuk mendorong tentang pemahaman
syariah, tiap bulan sekali mengajarkan bagaimana fiqih muamalah
tentang teori akad dan lain sebagainya, dan DPS setiap tahun dua atau
tiga kali mengunjungi kantor perwakilan atau kantor pusat.
Mempertemukan pengusaha-pengusaha agar meningktkan semacam
tabungan sesuai dengan pola syariah dan memberikan penyuluhan
tentang pendidikan dan konsultasi pendampingan.”
Hari/tanggal : Sabtu, 30 Mei 2019
Narasumber : Joko Sumanto (Selaku Manager KSPPS Tekun Sahabat Mandiri)
1. Pertanyaan:
“Meurut Bapak bagaimana pengawasan syariah sesuai dengan
SOP?”
Jawaban:
“Di dalam KepMenkop No.91/Kep/M.KUKM/IX/2004 itu ada
nanti di buka saja saya kasih file nya. Menurut saya SOP dalam pengawasan
syariah yang dilakukan KSPPS Tekun ini mencakup ketentuan-ketentuan,
dan kebijakan pengawasan dan seluruh proses prosedur pengawasan
syariah. Antara lain yaitu memberikan laporan hasil pengawasa syariah
secara periodik dan memberi ulasan terkait hasil pengawasan kepada
DSN. Selain itu, DPS melakukan peninjauan terhadap SOP mengenai
syariah apabila terdapat indikasi ketidaksesuaian pelaksanaan prinsip
syariah atas suatu kegiatan maka DPS harus memberikan pendapat atau
opini syariah atas kegiatan yang telah dilakukan oleh KSPPS Tekun.
2. Pertanyaan:
“Bagaimana implemnetasi di KSPPS Tekun pak?”
Jawab:
“Saat KSPPS Tekun mengajukan produk baru pada DPS produk
baru tersebut akan diperiksa terlebih dahulu oleh DPS. Dari hasil
pemeriksaan atau pengawasan DPS produk tersebut dilaporkan ke
pengurus untuk perbaikan. Ketika tidak ada koreksi berarti sudah sesuai
dengan SOP. Dalam menjalankan tugas pengawasan, ada beberapa
aktivitas DPS yang haru dilakukan dalam mengawasi implementasi
fatwa DSN-MUI, yaitu menilai pedoman operasional dan produk yang
dikeluarkan dan mengkaji inovasi produk. Kemudian DPS memberikan
opini secara akurat terhadap aspek syariah atas operasionalisasi lembaga
keuangan syariah, khususnya terhadap transaksi-transaksi yang
dilakukan.”
Lampiran 2 Lembar Konsultasi Tugas Akhir
Lampiran 3 Lembar Proposal Penelitian
Lampiran 4 Pernyataan Keaslian Tulisan dan Kesediaan
Publikasi
Lampiran 5 Brosur Tekun Sahabat Mandiri
Lampiran 6 Brosur Simpanan KSPPS Tekun Sahabat Mandiri
A.
IDENTITAS DIRI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Ishma Anggita Salma
Tempat/Tgl. Lahir
: Yogyakarta, 14 Juni 1997
Alamat Rumah
: Kaligandu RT.12/03, Klero, Kec. Tengara, Kab.
Semarang, Jawa Tengah
Nama Ayah
: Tri Warno
Nama Ibu
: Marini
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Pendidikan Formal
a. SDN Klero 02 Tengaran, 2010
b. SMPN 9 Yogyakarta, 2013
c. SMA N 1 Tengaran, 2016