analisis implementasi ohsas 18001:2007 pada pt. x di … · 2012-07-16 · x di jawa barat dalam...

161
ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI BANDUNG, JAWA BARAT (STUDI KASUS BAGIAN ENVIRONMENT & SAFETY DALAM PENANGANAN TERHADAP KONTRAKTOR) Oleh AULIA MIFTAH H24097016 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Upload: duonglien

Post on 07-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X

DI BANDUNG, JAWA BARAT (STUDI KASUS BAGIAN

ENVIRONMENT & SAFETY DALAM PENANGANAN

TERHADAP KONTRAKTOR)

Oleh

AULIA MIFTAH

H24097016

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 2: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X

DI BANDUNG, JAWA BARAT (STUDI KASUS BAGIAN

ENVIRONMENT & SAFETY DALAM PENANGANAN

TERHADAP KONTRAKTOR)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

AULIA MIFTAH

H24097016

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 3: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

Judul : Analisis Implementasi OHSAS 18001:2007 pada PT. X di Bandung, Jawa Barat (Studi Kasus Bagian Environment and Safety dalam Penanganan Terhadap Kontraktor)

Nama : Aulia Miftah

NIM : H24097016

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing., DEA

NIP 195506261980031002

Mengetahui: Ketua Departemen

Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

NIP 196101231986011002

Tanggal Lulus:

Page 4: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

RINGKASAN

AULIA MIFTAH. H24097016. Analisis Implementasi OHSAS 18001:2007 pada PT. X di Bandung, Jawa Barat (Studi Kasus Bagian Environment & Safety dalam Penanganan Terhadap Kontraktor). Di bawah bimbingan H. MUSA HUBEIS.

Sebagai salah satu perusahaan yang memproduksi vaksin dan antisera di Indonesia, PT. X sadar akan pentingnya standar manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam perusahaannya. Perusahaan tersebut kini telah mendapatkan sertifikat occupational health and safety assessment series (OHSAS) 18001:2007 sejak tahun 2006.

Penelitian ini bertujuan : (1) Menganalisis implementasi setiap klausul-klausul dari OHSAS 18001:2007 pada PT. X secara garis besar, (2) Menganalisis implementasi operasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety PT. X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi permasalahan dalam implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety PT. X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor dan (4) Menganalisis alternatif pemecahan masalah yang dihadapi dalam implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety PT. X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan sekunder, baik kualitatif maupun kuantitatif. Data kualitatif berupa implementasi OHSAS 18001:2007 dan identifikasi masalah, sedangkan data kuantitatifnya berupa nilai prioritas dari tiap-tiap masalah, aktor, tujuan dan alternatif yang telah ditentukan. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara dan pengisian kuesioner oleh informan, sedangkan data sekunder berasal dari bahan pustaka, artikel, jurnal, data internal perusahaan dan hasil penelitian terdahulu. Informan dipilih melalui judgement sampling, yaitu beberapa pihak yang bertanggung jawab, memahami pelaksanaan dan permasalahan implementasi OHSAS 18001:2007 pada penanganan kontraktor PT. X. Pengolahan data menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP).

Hasil pengolahan data pada level dua (kriteria masalah) menunjukkan berturut-turut sumber daya, tanggungjawab dan wewenang (0,349), dokumentasi (0,262), komunikasi (0,205) dan kompetensi, pelatihan dan kepedulian (0,184). Hasil pengolahan pada level tiga menunjukkan peranan aktor yang bertanggungjawab pada kriteria permasalahan, yaitu Operational Management (0,394), Middle Management (0,365) dan Top Management (0,241). Hasil pengolahan data pada level empat (tujuan), yaitu karyawan kompeten (0,226), kontraktor taat pada peraturan (0,218), beban tanggungjawab yang sesuai (0,194), infrastruktur yang baik dan tetap (0,186) dan dokumentasi yang baik (0,176). Hasil pengolahan pada level 5 (alternatif) berturut-turut ialah penambahan SDM yang berkompeten (0,456), pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar (0,251), Penyediaan ruang kerja yang baik dan tetap (0,170) dan penyempurnaan sistem reward and punishment (0,123).

Page 5: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

iii

RIWAYAT HIDUP

Aulia Miftah dilahirkan di Jakarta pada tanggal 18 Maret 1988. penulis

merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari keluarga Bapak Achmad

Koesyadi dan Ibu Tri Iriani.

Penulis memulai pendidikannya ketika berusia 5 tahun di Taman Kanak-

kanak (TK) Cresscendo. Kemudian dilanjutkan ke bangku Sekolah Dasar (SD)

Madrasah Pembangunan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta. Setelah itu melanjutkan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

Negeri 85 Jakarta dan tahun 2003 masuk Sekolah menengah Atas (SMA) Negeri

6 Jakarta Selatan.

Penulis diterima di Direktorat Program Diploma (D3) Institut Pertanian

Bogor (IPB) pada Program Keahlian Komunikasi dan lulus pada tahun 2009.

Selanjutnya meneruskan pendidikan Strata 1 pada Program Sarjana Alih Jenis

Manajemen IPB. Selama menjadi Mahasiswi Manajemen, penulis sempat menjadi

Asisten Dosen pada mata kuliah Periklanan dan Percetakan Program Keahlian

Komunikasi Diploma IPB selama satu tahun. Selain itu, penulis juga pernah

melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan sebagai reporter di Radio Bahana

Jakarta untuk menambah pengalaman dan Bank Mandiri Syariah selama dua

bulan untuk menyusun tugas akhir ketika masih menjadi Mahasiswi D3 IPB.

Penulis juga sempat bergabung dalam berbagai organisasi seperti ROHIS,

kepanitiaan seminar kampus, serta menjadi salah satu pendiri sekaligus anggota

dari Teater Jendela D3 IPB.

Page 6: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang dengan rahmat

dan hidayah-Nya karya ilmiah ini akhirnya dapat diselesaikan sesuai dengan

harapan. Skripsi ini merupakan hasil penelitian di Kota Bandung, Jawa Barat

untuk menganalisis implementasi OHSAS 18001:2007 di PT. X, karena adanya

rasa ingin tahu dan mendalami mengenai sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja (SMK3) yang berlaku di dalamnya.

Skripsi berjudul Analisis Implementasi OHSAS 18001:2007 pada PT. X di

Jawa Barat (Studi Kasus Bagian Environment & Safety dalam Penanganan

Terhadap Kontraktor) ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi di bidang studi Manajemen pada Program Sarjana Alih

Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen (FEM), Institut Pertanian Bogor

(IPB).

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya pada

kita semua. Kritik dan saran yang membangun tentunya diharapkan oleh penulis,

sehingga dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bogor, Mei 2012

Penulis

Page 7: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak, maka, penulis menyampaikan ucapan syukur kepada Allah

SWT dan menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS. Dipl.Ing, DEA sebagai dosen

pembimbing yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan pengarahan

dengan penuh kesabaran.

2. Dosen penguji Bapak Ir. Abdul Basith, MS. dan Bapak Nurhadi Wijaya, STP,

MM. atas kesediaannya menguji dan memberikan saran, serta masukan

kepada penulis.

3. Pimpinan serta seluruh karyawan PT. X.

4. Ketua Tim P2K3 sekaligus pembimbing saya ketika melakukan penelitian di

PT. X, Dr. Mahsun Muhammadi. Kasi Environment and Safety Bapak Sukma

dan Pelaksana (Bapak Yusuf, Bapak Azril, Bapak Budiyana). Kepala Seksi

Poliklinik dr. Erwin, Ibu Restu dan staff, terima kasih atas waktu dan

bimbingannya.

5. Bapak dan Ibu yang selalu berdoa dan memberikan kasih sayangnya. Terima

kasih atas dukungan moril maupun materiilnya. Semoga Allah membalas

dengan keindahan dunia dan akhirat kelak. Aamiin Allahuma aamiin.

6. Mas Rummy, Mba Tika, Mba Ira dan de’ Hisyam, kakak dan adikku yang

tersayang.

7. Semua teman-teman seperjuangan angkatan tujuh, terutama dari D3

Komunikasi (Ipit, Kiki, Ratih, Dinda, Nene’, Tika, Dewi, Trisna) atas

kekompakan dan kebersamaan perjuangannya. Sahabat sekaligus adik kelas

di eksman, Mita, terima kasih atas bantuannya selama ini.

8. Teman-teman satu bimbingan (Dini, Nale, Daniar, Hendra, Erwin dan Putra)

finally we did it!!

9. Teman-teman ex M-17, semoga ukhuwah kita selalu terjalin dengan indah.

10. Teman-teman lama maupun baru yang ada di Bandung. Semoga tali

silaturahmi kita semua selalu terjalin dengan baik.

Page 8: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

vi

11. Staff Program Sarjana Alih Jenis Manajemen FEM IPB, yang telah banyak

membantu dalam kepengurusan akademik.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian dan penulisan skripsi

ini.

Page 9: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

vii

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP .................................................................................. iii

KATA PENGANTAR .............................................................................. iv

UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................... v

DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi

I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ................................................................... 3 1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4 1.4. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 4

II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5

2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (K3 Umum) ........... 5 2.2. Sistem Manejemen K3 OHSAS 18001:2007 ............................ 5 2.2.1 Proses SMK3 OHSAS 18001:2007 ................................. 6 2.2.2 Unsur Implementasi OHSAS 18001:2007 ....................... 7 2.2.3 Lingkup SMK3 OHSAS 18001:2007 .............................. 8 2.2.4 Langkah-langkah Penerapan SMK3 OHSAS 18001:2007 9 2.2.5 Manfaat Penerapan SMK3 OHSAS 18001:2007 ............. 27 2.3. Kontraktor ................................................................................. 28 2.4. Proses Hirarki Analitik ............................................................. 29 2.5. Penelitian Terdahulu yang Relevan .......................................... 30

III METODE PENELITIAN ................................................................ 31

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................ 31 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 33 3.3. Pengumpulan Data ................................................................... 33 3.4. Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 33

IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 40

4.1. Profil Perusahaan ....................................................................... 40 4.2. Penerapan OHSAS 18001:2007 pada PT. X ............................. 40

4.3. Klausul-Klausul OHSAS 18001:2007 pada PT. X .................... 43 4.4. Bagian Environment and Safety ................................................ 65

4.4.1 Penanganan Kontraktor oleh Bagian Environment and Safety PT. X di Bandung .......................................... 66

Page 10: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

viii

4.4.2 Penerapan Operasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety PT. X di Bandung dalam Penanganan Terhadap Kontraktor ................................... 70

4.5. Permasalahan dalam Implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety PT. X di Bandung dalam Penanganan Terhadap Kontraktor ................................. 80 4.5.1 Faktor .............................................................................. 80 4.5.2 Aktor .............................................................................. 82 4.5.3 Tujuan ............................................................................. 83 4.5.4 Alternatif ......................................................................... 84

4.6. Struktur Hirarki ........................................................................ 86 4.7. Analisa Perhitungan pada Faktor, Aktor, Tujuan dan Alternatif ............................................................................ 87

4.7.1 Pengolahan Data Secara Horisontal .............................. 87 4.7.2 Pengolahan Data Secara Vertikal .................................. 94 4.8. Implikasi Manajerial ................................................................. 97 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 100

1. Kesimpulan ............................................................................... 100 2. Saran ......................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 102

LAMPIRAN ............................................................................................. 103

Page 11: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

ix

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Data kasus kecelakaan dan kompensasi pada tahun 2002-2010 ......... 1 2. Pokok-pokok persyaratan OHSAS 18001:2007 ................................... 9 3. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty .. 35 4. Matriks Perbandingan Kriteria ............................................................ 36 5. Nilai RI ................................................................................................ 38 6. Data kasus kecelakaan kerja pada PT. X tahun 2006-2011 ................ 41 7. Bobot dan susunan Prioritas faktor kriteria masalah implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety dalam penanganan terhadap kontraktor ......................................................... 88 8. Bobot dan susunan prioritas aktor implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety dalam penanganan terhadap kontraktor ............................................................................................ 90 9. Bobot dan susunan prioritas tujuan implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety dalam penanganan terhadap kontraktor ............................................................................................ 92 10. Bobot dan susunan prioritas alternatif implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety dalam penanganan terhadap kontraktor ............................................................................. 93 11. Bobot dan susunan prioritas aktor implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety dalam penanganan terhadap kontraktor ............................................................................................ 95 12. Bobot dan susunan prioritas tujuan yang berkepentingan dalam implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety dalam penanganan terhadap kontraktor ............................. 96 13. Bobot dan susunan prioritas alternatif dalam implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety dalam penanganan terhadap kontraktor ......................................................... 97

Page 12: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

x

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Siklus manajemen ................................................................................ 6 2. Unsur implementasi dari sistem manajemen K3 menurut OHSAS 18001:2007 ........................................................................................... 8 3. Kerangka pemikiran penelitian ............................................................ 32 4. Struktur organisasi K3 pada PT. X ...................................................... 46 5. Siklus kontraktor .................................................................................. 66

Page 13: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Daftar pertanyaan wawancara kepada pihak PT. X ............................. 104 2. Kuesioner penelitian ............................................................................. 105 3. IAP pada Bagian Environment and Safety ............................................ 117 4. Program pada Bagian Environment and Safety ..................................... 120 5. Struktur hirarki AHP ............................................................................. 122 6. Perhitungan AHP antar faktor .............................................................. 123 7. Sumber daya, tanggung jawab dan wewenang terhadap aktor ............. 124 8. Kompetensi, pelatihan dan kepedulian terhadap aktor ......................... 125 9. Komunikasi terhadap aktor ................................................................... 126 10. Pengendalian dokumen terhadap aktor ................................................. 127 11. Top Management terhadap tujuan ........................................................ 128 12. Middle Management terhadap tujuan ................................................... 130 13. Operational Management terhadap tujuan ........................................... 132 14. Tujuan beban tanggungjawab yang sesuai terhadap alternatif .............. 134 15. Tujuan kontraktor taat peraturan sesuai terhadap alternatif .................. 135 16. Tujuan karyawan yang berkompeten yang sesuai terhadap alternatif .. 136 17. Tujuan dokumentasi yang baik yang sesuai terhadap alternatif ............ 138 18. Hasil perhitungan data secara horisontal .............................................. 140 19. Perhitungan data secara vertikal ............................................................ 141 20. Diagram hasil perhitungan AHP dengan Expert Choice ....................... 142 21. Perbedaan SMK3 OHSAS 18001:2007 dengan SMK3 (Permenaker nomor 5 tahun 1996) ............................................................................. 143

Page 14: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

1�

I. PE�DAHULUA�

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha baik di kawasan nasional maupun

internasional semakin meningkat. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat

bersaing dengan berbagai kemampuan yang dimilikinya masing-masing.

Selain modal dan sumber daya alam (SDA) yang memadai, hal tersebut

tentunya membutuhkan adanya sumber daya manusia (SDM) yang sehat,

produktif, sejahtera, berdaya saing kuat dan selamat, dengan demikian

produksi dari perusahaan dapat berjalan dan berkembang lancar

berkesinambungan. Untuk mendapatkan SDM tersebut perlu adanya

keselamatan dan kesehatan kerja.

Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) termasuk masalah

dunia, dimanapun dan apapun pekerjaannya selalu ada risiko baik terkena

penyakit akibat kerja (PAK) maupun terjadinya kecelakaan dalam kerja.

Dalam dunia usaha dan kerja, pelaksanaan K3 masih sangat

memprihatinkan. Sebagian besar yang melaksanakan hal tersebut adalah

perusahaan multinasional atau perusahaan besar yang bersaing dalam dunia

internasional, selebihnya masih dipertanyakan.

Tabel 1. Data kasus kecelakaan dan kompensasi pada tahun 2002-2009

Tahun

Kasus

Kecelakaan

(per kasus)

Kasus Fatal

Cacat

Permanen

(per jiwa)

Kompensasi

(Rupiah)

2002 103.804 1.903 10.345 158.045.163.678

2003 105.846 1.748 10.395 190.607.146.307

2004 95.418 1.736 9.106 192.461.450.125

2005 99.023 2.045 8.503 219.231.917.907

2006 90.071 1.597 7.566 196.483.059.029

2007 83.714 1.883 6.449 219.785.223.864

2008 93.823 2.124 6.609 296.405.728.047

2009 96.697 3.015 12.252 328.510.754.184

Sumber : Kurniawidjaja, 2010

Pada Tabel 1 terlihat bahwa angka kecelakaan kerja di Indonesia

masih dinilai tinggi. Data Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)

menunjukkan pada tahun 2010 tercatat 98.711 kasus, jumlah ini meningkat

Page 15: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

2�

dari tahun 2009 yang tercatat 96.697 kasus. Dari angka tersebut, 2.191

tenaga kerja meninggal dunia dan menimbulkan cacat permanen sejumlah

6.667 orang. Jumlah klaim yang harus dibayarkan untuk kasus-kasus

tersebut mencapai Rp401.237.441.579 (Resti, 2011). Tingginya angka

kecelakaan kerja, antara lain dapat disebabkan tingkat kesadaran pengusaha

dan pekerja terhadap pentingnya K3 masih rendah. Jika hal ini terus

dibiarkan maka akan menimbulkan kerugian yang cukup besar baik bagi

karyawan maupun perusahaan itu sendiri.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia, pasal 27

ayat 2 tertulis bahwa “Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” dan dalam Amandemennya di

pasal 28 h dinyatakan bahwa “Setiap orang (termasuk pekerja) berhak atas

pelayanan kesehatan”. Selanjutnya dalam Undang-undang No. 1 tahun 1970

tentang keselamatan kerja bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat

perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk

kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional”.

Dengan adanya hal tersebut dapat dilihat bahwa sebenarnya pemerintah

mendukung adanya kebijakan K3 tersebut.

Seperti yang telah diketahui bahwa penerapan sistem manajemen K3

itu mutlak dilakukan. Dalam lingkup nasional dapat memenuhi sistem

manajemen K3 yang telah ditetapkan Kemenaker. Namun untuk perusahaan

yang ingin atau telah bergerak secara global tentunya memerlukan

pengakuan atas kinerja K3 nya secara internasional. Hal tersebut dapat

diperoleh melalui sertifikasi Occupational Health and Safety Assessment

Series (OHSAS) 18001 yang telah disepakati sebagai standar global untuk

menilai kinerja K3.

Sebagai salah satu perusahaan milik pemerintah yang memproduksi

vaksin dan antisera di Indonesia, PT. X sadar akan pentingnya standar

manajemen K3 dalam perusahaannya. Perusahaan yang telah berdiri sejak

zaman pemerintahan Hindia Belanda tersebut pada tahun 2006 telah

mendapatkan sertifikat OHSAS 18001:2007 untuk pengelolaan K3 dari

Lembaga Sertifikasi Lloyd's Register Quality Assurance Ltd, Singapura. Hal

Page 16: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

3�

ini tentunya juga memiliki peran dalam menyukseskan produksi vaksinnya

yang di pasarkan tidak hanya secara nasional, tetapi juga secara

internasional.

Dalam pelaksanaannya perusahaan harus memenuhi segala yang

telah disyaratkan oleh OHSAS itu sendiri di seluruh bagian perusahaannya,

termasuk implementasi berkaitan dalam penanganan K3 terhadap kontraktor.

Kontraktor merupakan pihak eksternal yang tentunya memiliki kebudayaan

K3 yang berbeda dengan perusahaan. Untuk itu perlu diketahui

implementasinya di lapangan. Apabila ada masalah tentu harus segera dicari

penyelesaiannya, agar sistem manajemen K3 terlaksana dengan baik.

1.2. Perumusaan Masalah

Standar sistem manajemen K3 internasional OHSAS 18001 : 2007

menjadi nilai tambah bagi PT. X untuk diakui sebagai produsen vaksin dan

antisera bertaraf internasional. Sertifikat tersebut menunjukkan bagaimana

PT. X sangat mementingkan dan memperhatikan K3 para karyawan

termasuk kontraktor. Untuk kontraktor tentunya pihak perusahaan wajib

mengelola dengan baik, agar pekerjaan yang dilakukan berjalan dengan

aman, tidak membahayakan operasi perusahaan, aset pekerja termasuk

pekerja kontraktor itu sendiri. Namun dalam pelaksanaanya perlu diketahui

ada tidaknya kendala atau permasalahan yang dihadapi.

Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan pada penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana PT. X mengimplementasikan setiap klausul-klausul dari

OHSAS 18001:2007 secara garis besar ?

2. Bagaimana implementasi operasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian

Environment and Safety PT. X di Jawa Barat dalam penanganan

terhadap kontraktor ?

3. Faktor-faktor apakah yang menjadi permasalahan dalam implementasi

OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety PT. X di

Bandung dalam penanganan terhadap kontraktor ?

4. Alternatif apakah yang dapat menjadi pemecahan masalah yang

dihadapi Bagian Environment and Safety PT. X di Jawa Barat dalam

Page 17: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

4�

penanganan terhadap kontraktor saat ini dalam menerapkan OHSAS

18001:2007 ?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis implementasi setiap klausul-klausul dari OHSAS

18001:2007 pada PT. X di Bandung, Jawa Barat secara garis besar.

2. Menganalisis implementasi operasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian

Environment and Safety PT. X di Bandung, Jawa Barat dalam

penanganan terhadap kontraktor.

3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi permasalahan dalam

implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and

Safety PT. X di Bandung, Jawa Barat dalam penanganan terhadap

kontraktor.

4. Menganalisis alternatif pemecahan masalah yang dihadapi dalam

implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and

Safety PT. X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada kantor PT. X yang berada di Jawa

Barat, terutama pada Bagian Environment and Safety dalam menangani

kontraktor dengan kategori risiko umum 2 (dua).

Page 18: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

5�

II. TI�JAUA� PUSTAKA

2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (K3 Umum)

Dalam UU no. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 1 ayat 1

disebutkan bahwa definisi dari kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara

fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Menurut Mangkunegara (2001), K3 adalah suatu pemikiran dan

upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah

maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya,

hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Definisi

K3 menurut OHSAS 18001:2007 dalam terms and definitions yaitu kondisi-

kondisi dan faktor-faktor yang berdampak, atau dapat berdampak pada

kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lain (termasuk pekerja

kontrak dan personil kontraktor, atau orang lain di tempat kerja).

Dalam menerapkan K3, sebuah perusahaan memerlukan sistem

manajemen K3 (SMK3). Implementasi dari SMK3 di Indonesia dapat

disesuaikan dengan SMK3 dari Permenaker nomor 5 tahun 1996, atau

OHSAS 18001:2007. Dalam hal ini yang dibahas adalah SMK3 dari

OHSAS 18001:2007 yang telah dilaksanakan oleh PT. X di Bandung, Jawa

Barat.

2.2. Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001:2007

Beragamnya SMK3 yang dikembangkan berbagai lembaga atau

institusi, mendorong timbulnya keinginan menetapkan suatu standar yang

dapat digunakan secara global. Dengan demikian, penerapan K3 dalam

organisai dapat diukur satu dengan lainnya dengan menggunakan tolak ukur

yang sama. OHSAS Project Group, konsorsium 43 organisasi dari 28

negara.

Tim ini melahirkan kesepakatan menetapkan sistem penilaian

(assessment) yang dinamakan OHSAS (Occupational health and safety

assessment series) 18000 atas dua (2) bagian, yaitu :

Page 19: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

6�

a. OHSAS 18001 : Memuat spesifikasi SMK3.

b. OHSAS 18002 : Pedoman implementasi.

OHSAS 18001:2007 adalah standar SMK3. Standar ini diterbitkan

pada Juli 2007, menggantikan edisi sebelumnya, OHSAS 18001:1999.

OHSAS 18001 memberikan kerangka dasar dalam mengatur aktifitas-

aktifitas organisasi dengan mempertimbangkan aspek-aspek keselamatan

dan kesehatan pekerja.

2.2.1 Proses SMK3 OHSAS 18001:2007

Proses SMK3 OHSAS 18001:2007 menggunakan

pendekatan PDCA (plan-do-check-action), yaitu mulai dari

perencanaan, penerapan, pemeriksaan dan tindakan perbaikan.

Dengan demikian, SMK3 akan berjalan terus menerus secara

berkelanjutan selama aktivitas organisasi masih berlangsung (Ramli,

2010).

Gambar 1. Siklus manajemen (Ramli, 2010)

PDCA secara singkat dapat diuraikan berikut :

a. Rencanakan (Plan) : Menetapkan tujuan dan proses yang

diperlukan untuk menyerahkan hasil sesuai dengan kebijakan

organisasi K3.

b. Laksanakan (Do) : Menerapkan prosesnya.

Plan

Do

Check

Action

Page 20: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

7�

c. Periksa (Check) : Memantau dan mengukur proses terhadap

kebijakan, tujuan, peraturan dan persyaratan lainnya, kemudian

laporkan hasilnya.

d. Tindaklanjuti (Act) : Melakukan tindakan untuk perbaikan

berkelanjutan dari kinerja K3.

2.2.2 Unsur implementasi OHSAS 18001:2007

Unsur implementasi dari SMK3 menurut OHSAS 18001

adalah :

1. Kebijakan K3.

2. Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan menentukan

pengendaliannya.

3. Persyaratan hukum dan lainnya.

4. Obyektif K3 dan program K3.

5. Sumber daya, peran, tanggungjawab, akuntabilitas dan

wewenang.

6. Kompetensi, pelatihan dan kepedulian.

7. Komunikasi, partisipasi dan konsultasi.

8. Pendokumentasian.

9. Pengendalian dokumen.

10. Pengendalian operasi.

11. Tanggap darurat.

12. Pengukuran kinerja dan pemantauan.

13. Evaluasi kesesuaian.

14. Penyelidikan insiden, ketidaksesuaian, tindakan koreksi dan

langkah pencegahan.

15. Pengendalian rekaman.

16. Internal audit.

17. Tinjauan manajemen.

Sebagai suatu kesisteman, semua unsur tersebut saling terkait

dan berhubungan, sehingga harus dijalankan secara terpadu, agar

kinerja K3 yang diinginkan dapat tercapai (Gambar 2).

Page 21: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

8�

SIKLUS OHSAS 18001

Gambar 2. Unsur implementasi dari sistem manajemen K3 menurut

OHSAS 18001 (Ramli, 2010)

2.2.3 Lingkup SMK3 OHSAS 18001:2007

OHSAS 18001 tidak mensyaratkan bagaimana lingkup

penerapan K3. Hal itu tergantung kondisi dan kebijakan masing-

masing organisasi. Lingkup SMK3 harus ditetapkan oleh manajemen

sebagai acuan bagi semua pihak terkait. Ramli (2010) menjelaskan

bahwa lingkup penerapan SMK3 berbeda antara suatu organisasi

dengan lainnya yang ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Ukuran organisasi.

2. Lokasi kegiatan.

3. Kondisi budaya organisasi.

4. Jenis aktivitas organisai.

5. Kewajiban hukum yang berlaku bagi organisasi.

6. Lingkup dan bentuk SMK3 yang telah dijalankan.

1. Kebijakan K3

Perencanaan

2. Identifikasi Bahaya dan

xxpengendalian

3. Persyaratan legal dan lainnya

4. Obyektif dan Program K3

Implementasi dan Operasi

5. Sumber daya, peran,

xxxtanggungjawab,

xxxtanggunggugat, dan

xxxwewenang

6. Kompetensi, pelatihan

xxxdan kepedulian

7. Komunikasi, partisipasi,

xx dan konsultasi.

8. Dokumentasi.

9. Pengendalian Dokumen.

10. Pengendalian Operasi.

11. Tanggap Darurat.

Pemeriksaan

12. Pengukuran kinerja dan

xxxpemantauan.

13. Evaluasi pemenuhan.

14. Penyelidikan insiden,

xxxketidaksesuaian, koreksi

xxxdan pencegahan.

15. Pengendalian rekaman.

16. Audit internal

17. Tinjauan Manajemen

Peningkatan berkelanjutan

Page 22: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

9�

7. Kebijakan K3 organisasi.

8. Bentuk dan jenis risiko atau bahaya yang dihadapi.

2.2.4 Langkah-langkah Penerapan SMK3 OHSAS 18001: 2007

Dalam menerapkan SMK3 menurut pendekatan OHSAS

18001 memberikan persyaratan-persyaratan yang tertuang dalam

masing-masing unsur (Ramli, 2010).

Tabel 2. Pokok-pokok Persyaratan OHSAS 18001

KLAUSUL PERSYARATA�

4.1. Persyaratan umum 1. Kembangkan SMK3 yang

memenuhi persyaratan

OHSAS18001.

2. Dokumentasikan SMK3 sesuai

dengan OHSAS 18001.

3. Implementasikan SMK3 sesuai

dengan OHSAS 18001.

4. Pelihara SMK3 sesuai OHSAS

18001.

5. Tingkatkan SMK3 sesuai dengan

OHSAS 18001.

4.2. Persyaratan

kebijakan

1. Tetapkan kebijakan K3 organisasi.

2. Dokumentasikan kebijakan K3.

3. Implementasikan kebijakan K3.

4. Pelihara kebijakan K3.

5. Komunikasikan kebijakan K3.

4.3. Perencanaan Persyaratan perencanaan.

4.3.1. Analisa bahaya K3

dan tentukan

pengendaliannya

1. Identifikasi bahaya dan evaluasi

risiko.

2. Kembangkan metodologi untuk

mengidentifikasi bahaya dan

penilaian risiko.

3. Tetapkan prosedur untuk

mengidentifikasi bahaya dan

pengendalian risiko.

4. Pelihara metode dan prosedur

identifikasi bahaya dan penilaian

risiko.

5. Kurangi risiko melalui pilihan

pengendalian.

6. Tetapkan prosedur untuk memilih

teknik pengendalian.

7. Implementasikan prosedur

pengendalian risiko.

8. Pelihara prosedur pengendalian

risiko.

Page 23: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

10�

KLAUSUL PERSYARATA�

4.3.2. Persyaratan

perundangan dan

lainnya

1. Tetapkan prosedur untuk

mengidentifikasi dan mengakses

persyaratan legal dan lainnya yang

relevan dengan organisasi.

2. Pertimbangkan semua persyaratan

legal dan lainnya ketika

mengembangkan SMK3.

3. Pelihara semua persyaratan tersebut

selalu mutakhir.

4. Komunikasikan semua persyaratan

kepada pihak terkait.

4.3.3. Tetapkan obyektif

dan program

1. Tetapkan obyektif K3.

2. Tetapkan obyekif.

3. Implementasikan obyektif.

4. Kembangkan program untuk

mencapai obyektif.

5. Implementasikan program K3.

6. Pelihara program K3 untuk

mencapai obyektif.

4.4. Penerapan dan

operasi

Persyaratan Penerapan.

4.4.1. Menetapkan

tanggungjawab

dan akuntabilitas

1. Tetapkan tanggungjawab

manajemen puncak.

2. Pastikan agar manajemen

menunjukkan komitmennya.

3. Tunjuk anggota manajemen sebagai

Management Representative (MR)

untuk mengelola dan memantau

SMK3.

4. Pastikan bahwa semua individu

memiliki tanggungjawab K3.

4.4.2. Memastikan

kompetensi dan

penyediaan

pelatihan

1. Pastikan agar semua individu yang

melakukan kegiatan berbahaya

memiliki kompetensi.

2. Pelihara rekaman kompetensi

seluruh individu.

3. Identifikasi kebutuhan pelatihan K3.

4. Tetapkan metode dan prosedur

pelatihan.

5. Lakukan pelatihan untuk memenuhi

kebutuhan pelatihan.

6. Evaluasi efektivitas pelatihan.

7. Pelihara rekaman pelatihan dan

evaluasi hasilnya.

8. Tetapkan prosedur untuk membina

kepedulian tentang K3.

9. Implementasikan prosedur untuk

Lanjutan Tabel 2.

Page 24: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

11�

KLAUSUL PERSYARATA�

membina kepedulian.

10. Pelihara prosedur untuk membina

kepedulian.

4.4.3. Komunikasi,

partisipasi dan

konsultasi

Gambaran komunikasi, partisipasi dan

konsultasi

4.4.3.1. Tetapkan

prosedur

komunikasi

1. Tetapkan prosedur untuk

komunikasi internal.

2. Kembangkan prosedur untuk

mengelola komunikasi internal.

3. Implementasikan prosedur

komunikasi internal.

4. Pelihara prosedur komunikasi

internal.

5. Tetapkan prosedur untuk kontraktor

dan pengunjung.

6. Kembangkan prosedur untuk

mengelola komunikasi dengan

pihak ketiga seperti kontraktor dan

pengunjung.

7. Implementasikan prosedur

komunikasi.

8. Pelihara prosedur komunikasi.

9. Tetapkan prosedur untuk

komunikasi eksternal.

10. Kembangkan prosedur untuk

mengelola komunikasi eksternal.

11. Implementasikan prosedur

komunikasi eksternal.

12. Pelihara prosedur komunikasi

eksternal.

4.4.3.2. Partisipasi dan

Konsultasi

1. Tetapkan prosedur partisipasi kerja.

2. Kembangkan prosedur untuk

mengelola keterlibatan pekerja.

3. Implementasikan prosedur.

4. Pelihara prosedur.

5. Konsultasi dengan pekerja tentang

isu-isu K3.

6. Konsultasi dengan kontraktor dan

pihak lainnya.

7. Kembangkan prosedur untuk

mengelola keterlibatan kontraktor.

8. Pelihara prosedur.

9. Konsultasi dengan kontraktor dan

pihak terkait tentang isu-isu K3.

4.4.4. Dokumentasikan

SMK3

1. Dokumentasikan kebijakan K3.

2. Dokumentasikan obyektif K3.

Lanjutan Tabel 2.

Page 25: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

12�

KLAUSUL PERSYARATA�

3. Dokumentasikan lingkup SMK3.

4. Dokumentasikan seluruh unsur

SMK3.

5. Dokumentasikan seluruh

keterkaitan antara unsur SMK3.

4.4.6. Implementasikan

tindakan

pengendalian

operasi

1. Identifikasi semua operasi kegiatan

yang perlu dikendalikan bahayanya

dan mengurangi risiko.

2. Implementasikan pengendalian

untuk mengelola bahaya K3 dan

pengurangan risiko.

3. Implementasikan semua prosedur

yang didokumentasikan untuk

mengurangi risiko.

4. Pelihara prosedur operasi dan

pengendalian.

5. Pelihara kriteria operasi unutk

menekan risiko.

4.4.7. Tetapkan Proses

keadaan darurat

1. Persiapkan untuk situasi darurat

yang dapat timbul.

2. Tetapkan prosedur keadaan darurat.

3. Uji coba prosedur keadaan darurat.

4. Implementasikan prosedur keadaan

darurat.

5. Tinjau ulang prosedur keadaan

darurat.

6. Perbaiki prosedur keadaan darurat.

4.5. Pemeriksaan Persyaratan pemeriksaan.

4.5.1. Pantau dan ukur

kinerja SMK3

1. Tetapkan prosedur untuk memantau

dan mengukur kinerja SMK3.

2. Implementasikan prosedur

pemantauan dan pengukuran

kinerja.

3. Pelihara prosedur pemantauan dan

pengukuran kinerja.

4. Rekam hasil pematauan dan

pengukuran.

5. Tetapkan prosedur peralatan

pemantauan dan pengukuran.

6. Pelihara prosedur untuk peralatan

pemantauan dan pengukuran.

4.5.2. Evaluasi

pemenuhan

perundangan dan

persyaratan

lainnya.

Persyaratan evaluasi pemenuhan

perundangan dan persyaratan lainnya.

Lanjutan Tabel 2.

Page 26: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

13�

KLAUSUL PERSYARATA�

4.5.2.1. Evaluasi

pemenuhan

persyaratan

perundangan

1. Tetapkan prosedur untuk

mengadakan evaluasi pemenuhan

perundangan secara berkala.

2. Rekam hasil evaluasi pemenuhan

perundangan.

4.5.2.2. Evaluasi

pemenuhan

dengan

persyaratan

lainnya

1. Tetapkan prosedur untuk

mengadakan evaluasi pemenuhan

persyaratan lainnya secara berkala.

2. Rekam hasil evaluasi pemenuhan

persyaratan lainnya.

4.5.3. Penyelidikan

insiden dan

langkah perbaikan

Persyaratan penyelidikan insiden dan

langkah perbaikan.

4.5.3.1. Selidiki semua

insiden

1. Tetapkan prosedur penyelidikan

insiden.

2. Implementasikan prosedur

penyelidikan insiden.

3. Pelihara prosedur penyelidikan

insiden.

4.5.3.2. Ambil langkah

perbaikan

1. Tetapkan prosedur untuk mengelola

ketidaksesuaian.

2. Implementasikan prosedur

mengelola ketidaksesuaian.

3. Pelihara prosedur mengelola

ketidaksesuaian.

4.5.4. Tetapkan rekaman

SMK3 dan

pengendaliannya

1. Tetapkan rekaman K3 yang

diperlukan.

2. Pelihara rekaman K3.

3. Tetapkan prosedur untuk mengelola

rekaman K3.

4. Implementasikan prosedur

pengelolaan dan penyimpanan

rekaman.

4.5.5. Lakukan internal

audit SMK3

1. Tetapkan program audit internal K3.

2. Implementasikan prosedur audit

internal.

3. Implementasikan prosedur audit

internal.

4.6. Tinjauan manajemen Tinjau ulang kinerja K3

1. Tinjau ulang SMK3 melalui

berbagai masukan.

2. Kaji hasil tinjau ulang.

3. Keluarkan hasil tinjau ulang

manajemen.

4. Komunikasikan hasil tinjau ulang.

Sumber : Ramli, 2010

Lanjutan Tabel 2.

Page 27: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

14�

Klausul 4.1 PERSYARATA� UMUM

Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan,

melaksanakan, memelihara dan terus menerus meningkatkan SMK3

mengacu persyaratan standar K3, serta menentukan bagaimana

pemenuhan persyaratan tersebut.

Organisasi harus menetapkan dan mendokumenkan lingkup

SMK3. Organisasi harus menetapkan dan memelihara sistem

manajemen SMK3, persyaratan ditampilkan dalam unsur (4).

Klausul 4.2. PERSYARATA� KEBIJAKA�

Manajemen Puncak harus menetapkan dan mensahkan

kebijakan K3 organisasi dan memastikan bahwa dalam menetapkan

lingkup SMK3 telah :

1. Sesuai dengan sifat dan skala risiko K3 organisasi.

2. Mencakup komitmen untuk peningkatan berkelanjutan.

3. Termasuk adanya komitmen untuk sekurangnya untuk

memenuhi perundangan K3 yang berlaku dan persyaratan

lainnya yang diacu organisasi yang berkaitan dengan bahaya K3.

4. Memberikan kerangka untuk menetapkan dan meninjau ulang

obyektif K3.

5. Didokumentasikan, diimplementasikan dan dipelihara.

6. Dikomunikasikan ke seluruh pekerja, dengan maksud pekerja

memahami kewajiban dan perannya dalam K3.

7. Tersedia bagi pihak lain yang terkait.

8. Ditinjau ulang secara berkala untuk memastikan masih relevan

dan sesuai bagi organisasi.

Klausul 4.3. PERE�CA�AA�

Klausul 4.3.1. Analisa bahaya K3 dan tentukan pengendaliannya

Organisasi harus menetapkan, mengimplementasikan dan

memelihara prosedur untuk melakukan identifikasi bahaya dari

kegiatan yang sedang berjalan, penilaian risiko dan menetapkan

pengendalian yang diperlukan.

Page 28: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

15�

Prosedur identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus

mempertimbangkan :

1. Aktivitas rutin dan non rutin.

2. Aktivitas dari semua individu yang memiliki akses ke tempat

kerja, termasuk kontraktor.

3. Perilaku manusia, kemampuan dan faktor manusia lainnya.

4. Identifikasi semua bahaya yang berasal dari luar tempat kerja

yang dapat menimbulkan efek terhadap kesehatan dan

keselamatan manusia yang berada di bawah perlindungan

organisasi di dalam tempat kerja.

5. Bahaya yang ditimbulkan di sekitar tempat kerja dari aktivitas

yang berkaitan dengan pekerjaan yang berada di bawah kendali

organisasi.

6. Infrastruktur, peralatan dan material di tempat kerja, serta

apakah yang disediakan organisasi, atau pihak lain.

7. Perubahan atau rencana perubahan dalam organisasi,

kegiatannya, atau material.

8. Modifikasi pada SMK3, termasuk perubahan sementara dan

dampaknya terhadap operasi, proses dan aktivitas.

9. Setiap persyaratan legal yang dapat diberlakukan berkaitan

dengan pengendalian risiko dan implementasi dari pengendalian

yang diperlukan.

10. Rancangan dari lingkungan kerja, proses, instalasi, permesinan,

atau adaptasinya terhadap kemampuan manusia.

Metodologi identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus

dibuat dengan memperhatikan lingkup, bentuk dan waktu untuk

memastikan, agar proaktif ketimbang reaktif dan memberikan

identifikasi, prioritas dan dokumentasi risiko, serta penerapan

pengendalian jika diperlukan.

Organisasi harus mengidentifikasi bahaya dan risiko K3

berkaitan dengan perubahan dalam organisasi, SMK3, atau

aktivitasnya sebelum melakukan suatu perubahan. Organisasi harus

Page 29: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

16�

memastikan bahwa hasil penilaian risiko dipertimbangkan dalam

menentukan pengendaliannya.

Ketika menentukan pengendalian atau perubahan dari

pengendalian yang telah ada, perlu pertimbangan untuk mengurangi

risiko menurut hirarki berikut :

1. Eliminasi.

2. Substitusi.

3. Pengendalian teknis.

4. Rambu/peringatan dan atau pengendalian adminstratif.

5. Alat pelindung diri (APD).

Organisasi harus mendokumentasikan dan menyimpan hasil

identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan pengendalian dan

menjaga agar selalu up to date. Organisasi harus memastikan bahwa

risiko K3 dan penentuan pengendaliaan dimasukkan dalam

pertimbangan, ketika menetapkan, menjalankan dan memelihara

sistem manajemen K3.

Klausul 4.3.2.Persyaratan perundangan dan lainnya

Organisasi harus menetapkan, menjalankan dan memelihara

prosedur untuk mengidentifikasi dan mendapatkan perundangan,

serta persyaratan K3 lainnya yang sesuai. Organisasi harus

memastikan bahwa persyaratan perundangan yang sesuai dan

persyaratan lainnya yang digunakan organisasi dipertimbangkan

dalam menetapkan, menjalankan dan memelihara SMK3. Organisasi

harus menyimpan informasi ini tetap mutakhir.

Organisasi harus mengkomunikasikan informasi relevan

mengenai perundangan dan persyaratan lainnya kepada individu

yang bekerja di bawah pengawasan organisasi dan pihak terkait

lainnya.

Klausul 4.3.3. Sasaran dan Program

Organisasi harus menetapkan, menjalankan dan memelihara

dokumen obyektif K3 pada fungsi dan tingkatan yang sesuai dalam

organisasi. Obyektif sedapat mungkin dapat terukur dan konsisten

Page 30: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

17�

dengan kebijakan K3, termasuk komitmen untuk mencegah cedera

dan penyakit akibat kerja, pemenuhan persyaratan hukum yang

berlaku dan persyaratan lainnya yang diacu organisasi dan untuk

peningkatan berkelanjutan.

Ketika menetapkan dan mengkaji obyektifnya, organisasi

harus memasukkan ke dalam pertimbangan tentang persyaratan

perundangan dan persyaratan lainnya yang diacu organisasi dan

risiko K3. Dalam hal opsi teknologi, finansial, operasional dan

persyaratan bisnis, serta pandangan dari pihak terkait yang relevan.

Organisasi harus menetapkan, menjalankan dan memelihara

program untuk mencapai obyektif. Program harus mencakup

minimal :

1. Penentuan tanggungjawab dan wewenang untuk pencapaian

obyektif pada fungsi dan tingkatan yang relevan dalam

organisasi.

2. Sarana dan jangka waktu yang dipakai untuk mencapai obyektif.

Program manajemen K3 harus ditinjau secara berkala dan

terencana dan diubah, jika perlu untuk memastikan bahwa obyektif

tercapai.

Klausul 4.4. PE�ERAPA� DA� OPERASI

Klausul 4.4.1. Sumber daya, peranan, tanggungjawab,

akuntabilitas dan kewenangan

Manajemen puncak harus mengambil tanggungjawab penuh

terhadap K3 dan SMK3. Manajemen puncak harus menunjukkan

komitmennya dengan :

1. Memastikan ketersediaan sumber daya yang penting untuk

menetapkan, menjalankan, memelihara dan meningkatkan

sistem manajemen K3. Catatan : Sumber daya, termasuk SDM

dan keahlian khusus, infrastruktur, teknologi dan finansial.

2. Menetapkan peran, alokasi tanggungjawab dan akuntabilitas dan

pendelegasian wewenang untuk memfasilitasi manajemen K3

Page 31: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

18�

yang efektif. Peran, tanggungjawab, tanggung gugat, wewenang

harus didokumentasikan dan dikomunikasikan.

Organisasi harus menunjuk seorang atau lebih anggota

manajemen puncak dengan tanggungjawab spesifik untuk K3, di

samping tanggungjawab lainnya dan menetapkan peran dan

wewenang untuk :

1. Memastikan bahwa SMK3 ditetapkan, dijalankan dan dipelihara

sesuai dengan standar OHSAS.

2. Memastikan bahwa laporan mengenai kinerja SMK3

disampaikan kepada manajemen puncak untuk kajian dan

digunakan sebagai dasar untuk peningkatan SMK3.

Catatan :

Manajemen puncak yang ditunjuk (misalnya dalam suatu

organisasi yang besar, anggota dewan direksi atau komite eksekutif)

dapat didelegasikan sebagian tanggungjawabnya kepada perwakilan

manajemen di bawahnya yang masih memegang akuntabilitasnya.

Identitas manajemen puncak yang ditunjuk harus diketahui semua

pekerja di bawah pengendalian organisasi. Semua yang ditunjuk

dengan tanggungjawab manajemen harus menunjukkan

komitmennya untuk peningkatan kinerja K3 berkelanjutan.

Organisasi harus memastikan bahwa semua individu di

tempat kerja bertanggungjawab untuk aspek K3 yang berada di

bawah kendalinya, termasuk mempedulikan persyaratan K3

perusahaan yang berlaku.

Klausul 4.4.2. Kompetensi, pelatihan dan kesadaran

Organisasi harus memastikan bahwa setiap individu di bawah

pengendaliannya yang melakukan pekerjaan dapat menimbulkan

dampak K3 telah kompeten, terlatih, berpengalaman dan memelihara

rekamannya.

Organisasi harus mengidentifikasi kebutuhan pelatihan

berkaitan dengan risiko K3 dan SMK3. Dalam hal ini harus

memberikan pelatihan atau langkah lain untuk memenuhinya,

Page 32: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

19�

mengevaluasi efektivitas pelatihan, atau tindakan lainnya dan

memelihara rekaman terkait.

Organisasi harus menetapkan, menjalankan dan memelihara

prosedur, agar para pekerja yang bekerja di bawah kendalinya sadar

akan :

1. Konskuensi K3, baik yang nyata atau potensial dari setiap

kegiatan kerjanya, perilaku dan manfaat K3 untuk untuk

meningkatkan kinerja individu.

2. Peran dan tanggungjawab dan perlunya pencapaian kesesuaian

terhadap kebijakan K3, prosedur, serta persyaratan SMK3,

termasuk kesiagaan dan tanggap darurat.

3. Potensi konskuensi jika melanggar prosedur tertentu.

Prosedur pelatihan harus mempertimbangkan adanya

perbedaan dari : Tanggungjawab, kemampuan teknis, kemampuan

bahasa dan membaca dan risiko.

Klausul 4.4.3. Komunikasi, partisipasi dan konsultasi

Klausul 4.4.3.1. Komunikasi

Organisasi harus menetapkan, menjalankan dan memelihara

prosedur untuk :

1. Komunikasi internal antar berbagai tingkatan dan fungsi dalam

organisasi.

2. Komunikasi dengan kontraktor dan pengunjung lainnya ke

tempat kerja.

3. Penerimaan, pendokumentasian dan tanggapan terhadap

komunikasi yang relevan dari pihak terkait eksternal.

Klausul 4.4.3.2. Partisipasi dan konsultasi

Organisasi harus menetapkan, menjalankan dan memelihara

prosedur untuk :

1. Partisipasi pekerja :

a. Keterlibatan dalam identifikasi bahaya, penilaian risiko dan

menentukan pengendalian.

b. Keterlibatan dalam penyelidikan insiden.

Page 33: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

20�

c. Keterlibatan dalam pengembangan dan kajian kebijakan dan

obyektif K3.

d. Konsultasi dimana terdapat suatu perubahan yang

memengaruhi K3.

e. Perwakilan dalam aspek K3.

f. Informasi tentang pengaturan partisipasinya, termasuk siapa

perwakilannya dalam aspek K3.

2. Konsultasi dengan kontraktor, jika terdapat perubahan yang

memengaruhi K3. Organisasi harus memastikan bahwa, jika

diperlukan pihak eksternal yang terkait dikonsultasikan tentang

permasalahan K3.

Klausul 4.4.4. Dokumentasi

Dokumentasi SMK3 harus mencakup :

1. Kebijakan dan obyektif K3.

2. Uraian lingkup SMK3.

3. Uraian unsur utama dari SMK3, interaksi dan referensi untuk

dokumen terkait.

4. Dokumen, termasuk rekaman yang disyaratkan OHSAS 18001.

5. Dokumen, termasuk rekaman yang ditentukan dan diperlukan

oleh organisasi untuk memastikan perencanaan efektif, operasi

dan pengendalian proses yang berkaitan dengan manajemen

risiko K3. Catatan : Dokumentasi hendaknya proporsional

dengan tingkat kerumitan, bahaya dan risiko yang ada dan

dibuat seminimal mungkin untuk efektifitas dan efisiensi.

Klausul 4.4.5. Pengendalian Dokumen

Dokumen yang diperlukan oleh sistem manajemen K3 dan

standar SMK3 ini harus dikendalikan. Rekaman dalam bentuk

khusus dari dokumen dan harus dikedalikan sehubungan dengan

persyaratan yang diberikan dalam klausul 4.5.4. Organisasi harus

menetapkan, menjalankan dan memelihara suatu prosedur untuk :

1. Menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan.

Page 34: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

21�

2. Mengkaji dan menyempurnakan, jika perlu dan dokumen

disetujui ulang.

3. Memastikan bahwa status perubahan dan revisi berjalan dari

dokumen diidentifikasi.

4. Memastikan bahwa status perubahan dan revisi berjalan dari

dokumen diidentifikasi.

5. Memastikan bahwa versi yang relevan dari dokumen yang

berlaku tersedia di tempat penggunaannya.

6. Memastikan bahwa dokumen masih berlaku dan identitasnya

terbaca.

7. Memastikan bahwa dokumen dari eksternal yang dianggap

diperlukan untuk perencanaan dan pelaksanaan SMK3 telah

diidentifikasi dan dikendalikan penyebarannya.

8. Mencegah penggunaan yang tidak semestinya dari dokumen

yang kadaluarsa dan diberlakukan identifikasi yang sesuai, jika

dokumen tersebut disimpan untuk keperluan tertentu.

Klausul 4.4.6. Kontrol Operasional

Oganisasi harus menetapkan operasi dan aktivitasnya yang

berhubungan dengan hasil identifikasi bahaya, dimana diperlukan

pengendalian untuk mengelola risiko K3, termasuk di dalamnya

manajemen perubahan.

Untuk operasi dan aktivitas tersebut, organisasi harus

menjalankan dan memelihara :

1. Pengendalian operasi, yang sesuai bagi organisasi dan

aktivitasnya, maka organisasi harus mengintegrasikan

pengendalian operasi tersebut ke dalam SMK3.

2. Pengendalian berkaitan dengan pembelian material, peralatan

dan jasa.

3. Pengendalian berkaitan dengan kontraktor dan pengunjung

lainnya ke tempat kerja.

Page 35: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

22�

4. Prosedur terdokumentasi, untuk meliput situasi dimana

ketiadaannya dapat mengarah terjadinya penyimpangan dari

kebijakan K3 dan obyektif K3.

5. Menentukan kriteria operasi, dimana ketiadaannya dapat

mengarah terjadinya penyimpangan dari kebijakan K3 dan

obyektif K3.

Klausul 4.4.7. Kesiapan dan tanggap darurat

Organisasi harus menetapkan, menjalankan dan memelihara

prosedur :

1. Untuk mengidentifikasi situasi darurat.

2. Untuk menanggapi situasi darurat tersebut.

Organisasi harus tanggap terhadap situasi darurat aktual dan

mencegah atau mengurangi konsekuensi K3 yang ditimbulkannya.

Dalam merancang tanggap darurat, organisasi harus

mempertimbangkan keperluan pihak berkepentingan yang relevan,

seperti layanan darurat atau tetangga berdekatan.

Organisasi harus juga secara berkala menguji prosedurnya

untuk tanggap terhadap situasi darurat dan jika memungkinkan

melibatkan pihak terkait yang relevan. Organisasi harus secara

berkala melakukan kajian dan bilamana mungkin merevisi prosedur

kesiapan dan tanggap darurat, khususnya setelah pengujian berkala

dan setelah terjadinya situasi darurat.

Klausul 4.5. PEMERIKSAA�

Klausul 4.5.1. Pengukuran dan pemantauan kinerja

Organisasi harus menetapkan, menjalankan, serta

memelihara prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja K3

secara berkala. Prosedur ini harus memuat :

1. Pengukuran secara kualitatif dan kuantitatif, sesuai dengan

kebutuhan organisasi.

2. Pemantauan sampai kepada pencapaian obyektif K3.

3. Pemantauan efektivitas pengendalian (kesehatan sebagaimana

dengan keselamatan kerja).

Page 36: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

23�

4. Pengukuran kinerja bersifat proaktif untuk memantau

kesesuaiannya dengan program K3 (kriteria operasional).

5. Pengukuran kinerja yang bersifat reaktif yang memantau

penyakit akibat kerja, insiden (termasuk kecelakaan, hampir

celaka dan lainnya) dan pembuktian penyimpangan kinerja K3

masa lampau lainnya.

6. Rekaman data dan hasil dari pemantauan dan pengukuran yang

memadai untuk analisa tindakan koreksi berikutnya dan

tindakan pencegahan.

Apabila diperlukan peralatan untuk memantau atau

mengukur kinerja, maka organisasi harus menetapkan dan

memelihara prosedur untuk mengkalibrasi dan memelihara peralatan

tersebut sebagaimana mestinya. Rekaman kalibrasi dan

pemeliharaan dan hasilnya harus disimpan dengan baik.

Klausul 4.5.2. Evaluasi pemenuhan perundangan dan

persyaratan lainnya

Klausul 4.5.2.1. Evaluasi pemenuhan persyaratan perundangan

Konsisten dengan komitmennya untuk memenuhi

perundangan organisasi harus menetapkan, menjalankan dan

memelihara prosedur untuk mengevaluasi secara berkala pemenuhan

persyaratan hukum yang sesuai. Organisasi harus menyimpan

rekaman dari evaluasi berkala.

Catatan : Kekerapan dari evaluasi dapat berbeda untuk persyaratan

hukum yang berlainan.

Klausul 4.5.2.2. Evaluasi pemenuhan dengan persyaratan

lainnya

Organisasi harus mengevaluasi pemenuhan persyaratan

lainnya yang berlaku bagi organisasi. Organisasi dapat

menggabungkan evaluasi ini dengan evaluasi kesesuaian terhadap

persyaratan legal yang disebut dalam klausul 4.5.2.1 atau membuat

prosedur yang berbeda. Organisasi harus menyimpan catatan hasil

evaluasi.

Page 37: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

24�

Catatan : Frekuensi evaluasi dapat berbeda-beda untuk setiap

persyaratan.

Klausul 4.5.3. Penyelidikan insiden dan langkah perbaikan

Klausul 4.5.3.1. Selidiki semua insiden

Organisasi harus menetapkan, menjalankan dan memelihara

prosedur untuk merekam, menyelidiki dan menganalisa insiden

dengan tujuan :

1. Menentukan ketidaklayakan K3 yang menjadi penyebab dan

faktor lain yang dapat menyebabkan, atau memberi kontribusi

terjadinya insiden.

2. Mengidentifikasi kebutuhan tindakan koreksi.

3. Mengidentifikasi peluang untuk tindakan pencegahan.

4. Mengkomunikasikan hasil dari investigasi.

5. Investigasi harus dilakukan tepat waktu.

Setiap kebutuhan tindakan koreksi atau peluang untuk

tindakan pencegahan harus ditangani sesuai dengan klausul 4.5.3.2.

Klausul 4.5.3.2. Ketidaksesuaian, tindakan koreksi dan tindakan

pencegahan

Organisasi harus menetapkan, menjalankan dan memelihara

prosedur untuk menangani ketidaksesuaian, atau potensi

ketidaksesuaian yang ditemukan dan mengambil tindakan koreksi

dan perbaikan. Prosedur harus menjelaskan persyaratan berikut :

1. Identifikasi dan koreksi ketidaksesuaian dan tindakan untuk

mengurangi konskuensi K3.

2. Menyelidiki ketidaksesuaian, menemukan penyebab dan

mengambil tindakan untuk mencegah agar tidak terulang

kembali.

3. Mengevaluasi tindakan yang diperlukan untuk mencegah

ketidaksesuaian dan menjalankan tindakan yang perlu untuk

mencegah, agar tidak terluang.

4. Merekam dan mengkomunikasikan hasil tindakan-tindakan

koreksi dan tindakan pencegahan yang diambil.

Page 38: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

25�

5. Mengkaji efektifitas tindakan koreksi dan pencegahan yang

telah diambil.

Tindakan koreksi dan pencegahan mengidentifikasi adanya

bahaya baru atau perubahan bahaya atau perlunya pengendalian baru,

atau perubahan prosedur harus mempersyaratkan bahwa tindakan

diambil melalui suatu analisa risiko sebelum dilaksanakan.

Setiap tindakan koreksi pencegahan yang diambil untuk

menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang aktual atau potensial

harus sesuai dengan besarnya permasalahan dan seimbang dengan

risiko K3 yang ditimbulkan. Untuk itu, organisasi harus memastikan

bahwa setiap perubahan yang timbul dari tindakan koreksi dan

pencegahan dibuat pada sistem dokumentasi K3.

Klausul 4.5.4. Pengendalian catatan

Organisasi harus menetapkan dan memelihara rekaman yang

diperlukan untuk menunjukkan kesesuaian terhadap persyaratan dari

sistem manajemen K3, standar K3 dan hasil yang dicapai. Organisasi

harus menetapkan, menjalankan dan memelihara prosedur untuk

identifikasi, penyimpanan, perlindungan, penarikan, retensi dan

pemusnahan rekaman. Rekaman K3 harus dapat dibaca, dikenali dan

dilacak pada kegiatan bersangkutan.

Klausul 4.5.5. Audit internal

Organisasi harus memastikan bahwa audit internal untuk

SMK3 dilakukan dalam selang waktu terencana, yaitu untuk :

1. Menentukan sistem manajemen K3 :

a. Memenuhi pengaturan manajemen K3 yang direncanakan

termasuk persyaratan dari standar OHSAS 18001.

b. Dijalankan dan dipelihara dengan baik.

c. Efektif dalam memenuhi kebijakan dan obyektif organisasi.

d. Memberikan informasi hasil audit untuk manajemen.

2. Prosedur audit harus ditetapkan, diterapkan dan dipelihara,

menyangkut :

a. Tanggungjawab, kompetensi, persyaratan untuk

Page 39: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

26�

perencanaan dan melaksanakan audit, pelaporan hasil audit

dan menjaga rekaman terkait.

b. Menentukan kriteria audit, lingkup, kekerapan dan metode.

c. Pemilihan auditor dan kode etik audit untuk menjamin

obyektivitas dan kenetralan proses audit.

Klausul 4.6 TI�JAUA� MA�AJEME�

Manajemen puncak harus meninjau SMK3 pada interval

yang terencana, untuk menjamin kecocokan sistem, kelayakan dan

efektifitas. Peninjauan harus mencakup penilaian peluang untuk

peningkatan dan kebutuhan perubahan sistem manajemen K3,

termasuk kebijakan K3 dan sasaran K3. Catatan tinjauan manajemen

harus dipelihara.

Masukan tinjauan manajemen harus mencakup :

1. Hasil audit internal dan hasil dari evaluasi kesesuaian dengan

persyaratan legal dan persyaratan lain yang berlaku.

2. Hasil dari partisipasi dan konsultasi (Bagian 4.4.3).

3. Komunikasi relevan dengan pihak luar yang berkepentingan,

termasuk keluhan.

4. Kinerja K3 organisasi.

5. Tingkat pencapaian sasaran.

6. Status investigasi insiden, tindakan koreksi dan tindakan

pencegahan.

7. Tindak lanjut dari tinjauan manajemen sebelumnya.

8. Hal-hal yang berubah, termasuk perkembangan persyaratan

legal dan persyaratan lain terkait K3.

9. Usulan-usulan untuk peningkatan.

Hasil dari tinjauan manajemen harus konsisten dengan

komitmen organisasi untuk peningkatan berkelanjutan dan harus

mencakup keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan terkait

kemungkinan perubahan dalam hal berikut :

1. Kinerja K3.

2. Sasaran dan kebijakan K3.

Page 40: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

27�

3. Sumber daya.

4. Unsur-unsur lain dari sistem manajemen K3.

Hasil yang relevan dari tinjauan manajemen harus tersedia

(dapat diakses) untuk proses komunikasi dan konsultasi (Bagian

4.4.3).

2.2.5 Manfaat Penerapan SMK3 OHSAS 18001: 2007

Menurut sebuah perusahaan jasa konsultan dan pelatihan

mutu, yaitu PT. Digisi Indonesia manfaat dari penerapan OHSAS

18001:2007 (Effendi, 2011) ialah :

a. Kepuasan pelanggan melalui pengiriman produk yang secara

konsisten memenuhi persyaratan pelanggan, disertai

perlindungan terhadap kesehatan dan properti para pelanggan.

b. Mengurangi ongkos-ongkos operasional dengan mengurangi

kehilangan waktu kerja, karena kecelakaan dan penurunan

kesehatan, serta pengurangan ongkos-ongkos berkenaan dengan

biaya dan kompensasi hukum.

c. Meningkatkan hubungan dengan pihak-pihak yang

berkepentingan dengan perlindungan pada kesehatan dan

properti karyawan, para pelanggan dan rekanan.

d. Persyaratan kepatuhan hukum dengan pemahaman bagaimana

persyaratan suatu peraturan dan perundang-undangan tersebut

mempunyai pengaruh tertentu pada suatu organisasi dan para

pelanggan anda.

e. Peningkatan terhadap pengendalian manajemen risiko melalui

pengenalan secara jelas pada kemungkinan terjadinya

kecelakaan dan penerapan pada pengendalian dan pengukuran.

f. Tercapainya kepercayaan masyarakat terhadap bisnis yang

dijalankan, dibuktikan dengan adanya verifikasi pihak ketiga

yang independen pada standar yang diakui.

g. Kemampuan untuk mendapatkan lebih banyak bisnis, khususnya

spesifikasi pengadaan yang memerlukan sertifikasi sebagai

suatu persyaratan sebagai rekanan.

Page 41: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

28�

2.3. Kontraktor

Definisi perusahaan kontraktor adalah orang atau badan usaha yang

menerima pekerjaan dan melaksanakan pekerjaan sesuai yang ditetapkan

gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat yang ditetapkan (Ervianto,

2002). Tugas dan tanggungjawab yang wajib dipatuhi oleh perusahaan

kontraktor adalah :

1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambaran perencanaan, syarat,

penjelasan dan rincian dari surat penawaran.

2. Perencanaan dan pengendalian waktu, biaya, mutu dan keselamatan

kerja.

3. Menyediakan alat keselamatan kerja untuk menjaga keselamatan

pekerja dan masyarakat.

Terdapat tiga (3) kategori kelompok kontraktor dan subkontraktor

(Rijanto, 2010) :

1. Kategori I : Kontraktor pelayanan paruh waktu, seperti kerumah

tanggaan, pembantu administrasi, atau binatu. Kemungkinan kerugian

minim bagi perusahaan, kontraktor atau keduanya. Risiko biasanya

dilakukan melalui pedoman tertulis perusahaan, orientasi dan kontrol

dalam pembelian.

2. Kategori II : Kontraktor lapangan untuk waktu singkat (jam atau hari).

Kemungkinan kerugian sedang bagi perusahaan, kontraktor atau

keduanya. Kontraktor kategori ini biasanya melakukan pekerjaan

pelayanan, termasuk pemeliharaan jangka pendek, modifikasi fasilitas,

operasi di ruang terbatas dan penggalian.

3. Kategori III : Kontraktor lapangan untuk waktu sedang sampai lama

(beberapa hari atau lebih lama lagi). Kemungkinan kerugian sedang

sampai besar bagi perusahaan, kontraktor atau keduanya. Kontraktor

kategori ini biasanya melakukan pekerjaan pemeliharaan jangka lama

suatu proyek konstruksi, seperti perubahan haluan atau penghentian

operasi, atau pembangunan fasilitas dan renovasi besar pabrik.

Page 42: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

29�

2.4. Proses Hirarki Analitik

Definisi dari analytical hierarchy process (AHP) ialah metode yang

digunakan dalam proses pengambilan keputusan suatu masalah yang

disederhanakan dalam suatu kerangka berpikir dan terorganisir, sehingga

memungkinkan pengambilan keputusan efektif atas masalah tersebut.

Proses hirarki analitik (AHP) dikembangkan oleh Dr. Thomas L.

Saaty pada tahun 1970 untuk mengorganisir informasi dan pendapat ahli

dalam memilih alternatif yang paling disukai (Saaty, 1991). Prinsip kerja

AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak

terstruktur, strategik dan dinamik menjadi sebuah bagian-bagian dan tertata

dalam suatu hirarki.

Beberapa keuntungan yang diperoleh bila memecahkan persoalan

dan mengambil keputusan dengan menggunakan AHP (Saaty, 1991)

adalah :

1. Kesatuan : AHP memberikan satu model tunggal yang mudah

dimengerti, luwes untuk aneka ragam persoalan tidak terstruktur.

2. Kompleksitas : AHP memadukan ancangan deduktif dan ancangan

berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks.

3. Saling ketergantungan : AHP dapat saling menangani ketergantungan

unsur-unsur dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linier.

4. Penyusunan hirarki : AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran

untuk memilih-milih unsur-unsur suatu sistem dalam berbagai tingkat

berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat.

5. Pengukuran : AHP memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan

terwujud suatu metode untuk menetapkan prioritas.

6. Konsistensi : AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan-

pertimbangan yang digunakan untuk menetapkan berbagai prioritas.

7. Sintesis : AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang

kebaikan setiap alternatif.

8. Tawar-menawar : AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif

dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan organisasi memilih

alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuannya.

Page 43: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

30�

9. Penilaian dan konsesus : AHP tidak memaksakan konsesus, tetapi

mensintesiskan suatu hasil representatif dari berbagai penilaian berbeda.

10. Pengulangan proses : AHP memungkinkan organisasi memperhalus

definisinya pada suatu persoalan serta memperbaiki pertimbangan dan

pengertian melalui pengulangan.

2.5. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Laksmi (2010) dalam penelitiannya mengenai analisis implementasi

ISO 9001:2000 pada Departemen Collection PT. Bara Jawa Barat

Propertindo Jakarta dengan kesimpulan bahwa faktor-faktor yang menjadi

permasalahan dalam penerapan ISO 9001:2000 berdasarkan hirarki

penyusunnya adalah SMM, tanggungjawab manajemen, manajemen sumber

daya, realisasi produk, perbaikan, analisis dan peningkatan. Faktor yang

paling berpengaruh adalah SMM dengan bobot 0,3443. Aktor yang paling

memegang peranan penting adalah Top Management dengan bobot 0,6857.

Prioritas pertama penyebab permasalahan dalam penerapan SMM adalah

perbaikan dokumentasi dan administrasi. Alternatif pemecahan masalah

utama yang dilakukan berupa penambahan fasilitas penunjang.

Page 44: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

31�

III. METODE PE�ELITIA�

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Penelitian mengenai analisis implementasi OHSAS 18001:2007

pada PT. X di Bandung, Jawa Barat (studi kasus Bagian Environment and

Safety dalam penanganan kontraktor) diawali dengan identifikasi klausul-

klausul yang terdapat pada OHSAS 18001:2007 setelah itu mengidentifikasi

implementasi setiap klausul-klausul OHSAS 18001:2007 yang di jalankan

secara garis besar dalam perusahaan dan dianalisis secara deskriptif sebagai

gambarannya. Setelah itu mengkaji implementasi OHSAS 18001:2007 pada

Bagian Environment and Safety dalam pengelolaan terhadap kontraktor.

Hasil kajian tersebut dilakukan terhadap klausul-klausul implementasi dan

operasi OHSAS 18001:2007 yang telah ditetapkan. Analisis yang dilakukan

diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara dan dokumentasi

internal perusahaan.

Hasil dari analisis tersebut ialah informasi yang selanjutnya dapat

digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan pada penerapan OHSAS

18001:2007. Identifikasi masalah dalam implementasi OHSAS 18001:2007

dilakukan melalui analisis deskriptif untuk menjabarkan permasalahan-

permasalahan yang terjadi dalam implementasi dan selanjutnya masuk pada

tahap penggunaan metode AHP. Dengan metode AHP ini, dapat diketahui

dan diajukan alternatif solusi untuk memecahkan masalah yang ada kepada

Bagian Environment and safety PT. X di Bandung, dalam rangka

memperbaiki pelaksanaan OHSAS 18001:2007. Uraian tersebut dapat

dijabarkan dalam kerangka penelitian (Gambar 3).

Page 45: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

32�

Page 46: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

33�

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT. X di Bandung, Jawa Barat yang

berlangsung dari bulan November - Desember 2011. Pemilihan lokasi

penelitian ini didasarkan pertimbangan bahwa PT. X telah mendapatkan

sertifikasi OHSAS 18001:2007, sehingga relevan dikaji penerapannya dan

adanya kesediaan perusahaan menyediakan tempat penelitian.

3.3. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data

primer dan sekunder, baik kualitatif maupun kuantitatif. Data primer

diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara (Lampiran 1) dan

pengisian kuesioner (Lampiran 2) oleh responden, sedangkan data sekunder

berasal dari bahan pustaka, artikel, jurnal, data internal perusahaan dan hasil

penelitian terdahulu.

Responden dipilih melalui judgement sampling, yaitu beberapa pihak

yang bertanggungjawab, memahami pelaksanaan dan permasalahan

implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety PT.

X. Pihak tersebut ialah Ketua Tim P2K3 yang juga merupakan Wakil

Management Representative OHSAS 18001 perusahaan, Kepala Seksi

Safety selaku penanggungjawab izin kerja kontraktor, Pelaksana Safety,

serta Ahli K3 Umum dari Bagian Teknik PT. X yang berpengalaman dalam

penanganan kontraktor.

Data kualitatif berupa implementasi OHSAS 18001:2007 dan

identifikasi masalah, sedangkan data kuantitatifnya ialah nilai prioritas dari

tiap-tiap masalah, aktor, tujuan dan alternatif yang telah ditentukan.

3.4. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh melalui metode survei, wawancara dan studi

pustaka digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan pada penerapan

OHSAS 18001:2007. Untuk analisis data digunakan analisis deskriptif dan

AHP. Hasil dari wawancara dan pengamatan di lapangan menjadi sumber

untuk membuat kuesioner. Kuesioner tersebut kemudian dibagikan kepada

informan untuk memperoleh jawaban terkait pelaksanaan, permasalahan dan

Page 47: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

34�

alternatifnya. Setelah kuesioner diisi dengan lengkap, kemudian diolah

dengan metode AHP.

Langkah standar dalam proses pengambilan keputusan (Dermawan,

2009) :

1. Tentukan tujuan utama. Tentukan apa yang hendak diwujudkan, apa

yang hendak diraih, mengapa tujuan yang ditetapkan penting untuk

diraih dan sebagainya.

2. Identifikasi bagian-bagian dari tujuan. Setiap tujuan utama selalu

dihadapkan pada sejumlah batasan, atau masalah. Batasan atau masalah

ini yang dinamakan dengan sub tujuan, atau faktor-faktor yang

memengaruhi tujuan. Tentukan pula cakupan waktu yang memengaruhi

tujuan (jangka pendek, menengah, atau panjang).

3. Identifikasi kriteria, atau faktor dan sub kriteria secara jelas dan rinci.

Langkah ini membutuhkan pengelompokkan sub kriteria berdasarkan

wilayah tertentu.

4. Identifikasi alternatif pilihan yang memungkinkan. Semenjak proses

analitis secara berjenjang merupakan metode perbandingan antar

alternatif pilihan, maka tentukan alternatif pilihan yang diasumsikan

memiliki “nilai yang sama”.

5. Tentukan dan identifikasi konsekuensi dan risiko atas setiap kriteria dan

alternatif.

6. Tentukan pola relasi antar tujuan, peubah keputusan dan alternatif

pilihan.

7. Tentukan evaluasi numerik manfaat dan biaya dari setiap alternatif

solusi.

8. Tentukan keputusan akhir berdasarkan hasil perbandingan nilai numerik

yang tersedia. Bandingkan pula nilai risiko yang terkandung di setiap

alternatif solusi.

9. Keputusan akhir akan didasarkan atas alternatif yang memberikan nilai

manfaat terbesar bila manfaat yang dijadikan acuan, sehingga dipilih

alternatif yang memberikan nilai biaya terkecil, jika biaya menjadi

ukuran dan risiko terkecil, maka risiko menjadi patokan pilihan.

Page 48: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

35�

Menurut Marimin dan Maghfiroh (2010) terdapat tiga (3) prinsip

dalam memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit, yaitu

penyusunan hirarki, penetapan prioritas dan konsistensi logis.

1. Penyusunan hirarki

Hal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi pengetahuan

atau informasi yang sedang diamati. Penyusunan tersebut dimulai dari

permasalahan yang kompleks yang diuraikan menjadi unsur pokoknya.

Unsur pokok tersebut diuraikan lagi ke dalam bagian-bagiannya lagi

dan seterusnya secara hirarki yang terdiri atas goal, faktor, aktor, tujuan

dan alternatif.

a. Penilaian setiap level hirarki

Penelitian setiap level hirarki dinilai melalui perbandingan

berpasangan menurut Saaty dalam Marimin dan Maghfiroh (2010),

dengan skala 1-9 sebagai skala terbaik mengekspresikan pendapat.

Skala dengan sembilan satuan dapat menggambarkan derajat mana

mampu membedakan intensitas tata hubungan antar unsur.

Tabel 3. �ilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala

perbandingan Saaty

Nilai Keterangan

1 Faktor vertikal sama penting dengan faktor horisontal

3 Faktor vertikal lebih penting dari faktor horisontal

5 Faktor vertikal jelas lebih penting faktor horisontal

7 Faktor vertikal sangat jelas lebih penting dari faktor

horizontal

9 Faktor vertikal mutlak lebih penting dari faktor

horisontal

2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai unsur yang berdekatan

1/(2-9) Kebalikan dari keterangan nilai 2-9

Sumber : Marimin dan Maghfiroh, 2010

2. Penetapan Prioritas

Untuk setiap level hirarki, perlu dilakukan perbandingan

berpasangan untuk menentukan prioritas. Sepasang unsur dibandingkan

berdasarkan kriteria tertentu dan menimbang intensitas preferensi antar

Page 49: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

36�

unsur. Hubungan antar unsur dari setiap tingkatan hirarki ditetapkan

dengan membandingkan unsur itu dalam pasangan. Perbandingan

berpasangan dilakukan dalam sebuah matriks. Berikut merupakan

contoh tabel matriks (Tabel 4).

Tabel 4. Matriks Perbandingan Kriteria

Goal K1 K2 K3

K1

K2

K3

Sumber : Marimin dan Maghfiroh, 2010

3. Konsistensi logis

Semua unsur dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan

secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Penilaian yang

mempunyai konsistensi tinggi sangat diperlukan dalam persoalan

pengambilan keputusan agar hasil keputusannya akurat.

Penyelesaian dengan Persamaan Matematik

Ada tiga (3) langkah untuk menentukan besarnya bobot yang

dimulai dari kasus khusus yang sederhana sampai dengan kasus-kasus

umum, yaitu :

a. Langkah 1 :

wi/ wj = aij (i,j = 1, 2, …, n)

wi = bobot input dalam baris.

wj = bobot input dalam jalur.

b. Langkah 2 :

wi = aij wj (i, j = 1, 2, …, n)

untuk kasus-kasus umum mempunyai bentuk :

�� � ��

����

���

����� � ���� � � � ���

wi = rataan dari aij w1, …, ain wn

Page 50: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

37�

c. Langkah 3 :

Bila perkiraan aij baik akan cenderung untuk dekat dengan nisbah

wi/wj, jika n juga berubah, maka n diubah menjadi � maks,

sehingga diperoleh :

�� � ��

����

���

���

����� � ���� � � � ���

Pengolahan horisontal

Pengolahan horisontal dimaksudkan untuk menyusun

prioritas elemen keputusan setiap tingkat hirarki keputusan.

Tahapannya adalah sebagai berikut :

Perkalian baris (z) dengan rumus :

�� � � ������� � � ����� ����

���

…………………………... (1)

Perhitungan vektor prioritas, atau vektor eigen :

����� � �

����

���

����

���

��

���

……………………………………….. (2)

Keterangan :

eVPi adalah unsur vektor prioritas ke-i.

Perhitungan nilai eigen maksimum :

VA = aij x VP dengan VA = (Vai)

VB = VA/VP dengan VB = (Vbi)

���� � ��

����

����������� � ���� � � � �� …………………… (3)

VA=VB= Vektor antara

Perhitungan indeks konsistensi (CI) :

Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi

jawaban yang akan berpengaruh kepada kesahihan hasil.

Rumusnya sebagai berikut :

�� �������

��� ………………………………………………..... (4)

Untuk mengetahui CI dengan besaran tertentu cukup baik

atau tidak, maka perlu diketahui rasio yang dianggap baik, yaitu

apabila CR � 0,1. Rumus CR adalah :

Page 51: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

38�

�� � ���

�� …………………………………………………….. (5)

Nilai RI merupakan nilai acak indeks yang dikeluarkan oleh

Oarkridge laboratory seperti dimuat pada Tabel 5.

Tabel 5. �ilai RI

� 1 2 3 4 5 6 7

RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32

� 8 9 10 11 12 13

RI 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56

Sumber : Marimin dan Maghfiroh, 2010

Pengolahan Vertikal

Pengolahan ini digunakan untuk menyusun prioritas setiap

unsur dalam hirarki terhadap sasaran utama. Jika NPpq

didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh unsur ke-p pada

tingkat ke-q terhadap sasaran utama, maka :

���� � � ����� �� �� � ���������� ���

��� …………….. (6)

Untuk :

p = 1, 2, …, r

t = 1, 2, …, s

Keterangan :

NPpq = nilai prioritas pengaruh unsur ke-p pada tingkat ke-q

terhadap sasaran utama.

NPHpq = nilai prioritas unsur ke-p pada tingkat ke-q.

NPTt = nilai prioritas pengaruh unsur ke-t pada tingkat q-1.

Consistency Ratio (CR)

Consistency ratio merupakan parameter yang digunakan

untuk memeriksa perbandingan berpasangan telah dilakukan

dengan konsekuen atau tidak. Penentuan parameter ini dilakukan

dengan proses sebagai berikut :

Faktor Y A B C

A X1 X2 X3

B X4 X5 X6

C X7 X8 X9

Page 52: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

39�

Dari nilai faktor (nilai eigen) kriteria faktor Y adalah :

A : Y1

B : Y2

C : Y3

Weighted Sum Vector dapat dihitung dengan jalan mengalikan ke

dua matriks tersebut :

X1 X2 X3

*

Y1

=

n1

X4 X5 X6 Y2 n2

X7 X8 X9 Y3 n3

Kemudian dihitung Consistency Vector dengan jalan menentukan

nilai rataan dari Weighted Sum Vector :

n1 : Y1 = …

n2 : Y2 = …

n3 : Y3 = …

Nilai rataan dari Consistency Vector adalah :

� = ((n1 : Y1) + (n2 : Y2) + (n3 : Y3)) /3 ……………………. (7)

Nilai Consistency Index (CI) dapat dihitung dengan menggunakan

rumus :

�� ������

����� � ������������������� ……………………… (8)

Penggabungan Pendapat Responden

Pendapat beberapa ahli perlu dicek konsistensinya satu

persatu, terutama yang konsisten digabungkan dengan

menggunakan rataan geometrik.

�� � � ���

���

� ………………………………………….…. (9)

� G = rataan geometrik

n = jumlah responden

Xi = penilaian oleh responden ke - i

� = perkalian

Page 53: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

40�

IV. HASIL DA� PEMBAHASA�

4.1. Profil Perusahaan

VISI : Menjadi produsen vaksin dan antisera yang berdaya saing global.

MISI :

1. Memproduksi, memasarkan dan mendistribusikan vaksin dan antisera

yang bermutu internasional untuk kebutuhan Pemerintah, swasta

nasional, dan internasional.

2. Mengembangkan inovasi vaksin dan antisera sesuai dengan kebutuhan

pasar.

3. Mengelola perusahaan agar tumbuh dan berkembang dengan

menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).

4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan pemegang saham, dengan

tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya.

PT. X di Bandung ialah perusahaan yang memproduksi vaksin dan

antisera. Secara nasional memenuhi kebutuhan vaksin untuk program

imunisasi dengan target 5 juta bayi per tahun, 27,6 juta anak usia sekolah

per tahun dan 15 juta wanita usia subur per tahun. Sejak tahun 1997,

diantara 200 produsen vaksin di dunia, perusahaan ini merupakan salah satu

dari 30 produsen vaksin yang telah mendapatkan Prakualifikasi WHO.

Sejak memiliki Prakualifikasi World Health Organization (WHO),

perusahaan ini mulai melakukan ekspansi pada tahun 1997 dengan

mengirimkan produk-produknya ke pasar internasional yang sudah tersebar

di sekitar 110 negara di berbagai belahan dunia.

4.2. Penerapan OHSAS 18001:2007 pada PT. X

Perusahaan ini telah menerapkan dan mendapat sertifikat OHSAS

18001 sejak tahun 2006 sampai dengan saat ini dari Lloyd's Register Quality

Assurance (LRQA). Dengan menerapkan SMK3 berbasis OHSAS

18001:2007.

Page 54: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

41�

Tabel 6. Data kasus kecelakaan kerja pada PT. X tahun 2006-2011

No

Jenis

Kecelakaan

Kerja

Jumlah Total Kecelakaan Kerja pada PT. X (jiwa)

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Insiden 3 2 0 6 0 0

2 Ringan 177 156 31 6 3 4

3 Sedang 1 1 0 0 0 0

4 Berat 0 0 0 0 0 0

5 Fatal 0 0 0 0 0 0

Sumber : Data PT. X Bandung, Jawa Barat, 2011

Pada Tabel 6 dapat dilihat data angka kecelakaan kerja pada awal PT.

X mendapatkan sertifikasi OHSAS 18001:2007 di tahun 2006 hingga tahun

2011. Dari tahun 2006 hingga 2010 terlihat trend jumlah angka kecelakaan

kerja yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Kecelakaan kerja yang

terjadi umumnya hanya berupa insiden dan kecelakaan ringan. Insiden

merupakan kejadian hampir celaka, sedangkan kecelakaan ringan

merupakan kecelakaan yang mengakibatkan karyawan hanya memerlukan

pertolongan pertama dan korban kembali bekerja pada tugas semula pada

giliran kerja hari berikutnya (kurang dari satu hari kerja). Dengan tidak

adanya kecelakaan sedang yaitu kecelakaan yang mengakibatkan karyawan

tidak masuk dalam 2 x 24 jam sesuai dengan peraturan Kemenakertrans,

maka mulai dari tahun 2008 PT. X mendapatkan sertifikat Zero Accident

dari Kemenakertrans hingga tahun 2011.

Dalam memastikan SMK3 berjalan dengan baik, dibentuk organisasi

yang terdiri dari :

1. Tim Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3).

2. Unit kerja yang memantau implementasi sistem K3 dan lingkungan.

3. Unit operasional yang melaksanakan kegiatan monitoring safety.

4. Unit operasional yang mengelola lingkungan (limbah padat, cair, B3,

dan emisi).

Keterangan singkat dari aliran implementasi SMK3 pada PT. X di

Bandung, Jawa Barat adalah :

1. Plan

Menetapkan proses perencanaan untuk :

Page 55: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

42�

a. Mengidentifikasi bahaya dan risiko dari keselamatan dan kesehatan

kerja aspek internal dan eksternal.

b. mengidentifikasi dan memantau peraturan perundangan, perizinan

dan persyaratan lainnya, termasuk kriteria kinerja internal di bidang

K3.

c. Menetapkan proses, sasaran dan program K3 yang diperlukan

untuk pencapaian kebijakan K3.

d. Mengembangkan dan menggunakan indikator kinerja K3.

2. Do

Menerapkan dan mengoperasikan SMK3 :

a. Membuat struktur manajemen, menetapkan peran dan tanggung

jawab beserta wewenang yang memadai.

b. Menyediakan sumber daya yang memadai.

c. Melatih karyawan dan memastikan kesadaran dan kompetensi

karyawan di bidang K3, seperti pelatihan penggunaan alat

pemadam api ringan (APAR) dan Hydrant, pelatihan evakuasi,

P3K, dan lain-lain.

d. Mengembangkan dan memelihara dokumentasi.

e. Menetapkan dan menerapkan pengendalian dokumen.

f. Menetapkan dan menerapkan pengendalian operasional dengan

menerapkan hirarki pengendalian.

g. Memastikan kesiapan dan tanggap darurat, berupa simulasi tanggap

darurat rutin.

3. Check

Melakukan pemeriksaan proses SMK3 :

a. Melakukan pemantauan dan pengukuran terhadap kebijakan K3,

Obyektif, legal dan persyaratan lainnya.

b. Mengevaluasi status kesesuaian terhadap peraturan perundangan

dan perizinan di bidang K3.

c. Mengidentifikasi ketidaksesuaian dan mengambil tindakan

perbaikan dan pencegahan.

d. Mengelola catatan, atau rekaman.

Page 56: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

43�

e. Melakukan audit internal secara periodik (setahun 2 kali) dan safety

patrol ke seluruh bagian.

4. Action

a. Melakukan tinjauan manajemen terhadap SMK3 setiap bulan

quality, safety, health and environmental meeting (QSHE meeting).

b. Mengidentifikasi area untuk improvement K3.

4.3. Klausul – klausul OHSAS 18001:2007 pada PT. X

Klausul 4.1 PERSYARATA� UMUM

PT. X telah membuat, mendokumentasikan, memelihara dan

meningkatkan sistem manajemen K3 secara berkelanjutan, sesuai dengan

persyaratan standar OHSAS, serta menetapkan bagaimana memenuhi

persyaratan-persyaratan yang ada.

Klausul 4.2 KEBIJAKA�

Top Management telah menunjukkan komitmennya terhadap K3

dengan adanya sebuah kebijakan tertulis. Kebijakan tersebut terdapat pada

poin 7 dalam 9 kebijakan perusahaan yang didokumentasikan dan disahkan

melalui pembubuhan tanda tangan oleh Direktur Utama perusahaan.

Sembilan (9) Kebijakan tersebut adalah :

1. Produk bermutu tinggi.

2. Produk ramah lingkungan.

3. Berdaya saing global.

4. Kepuasan pelanggan.

5. Perbaikan berkesinambungan.

6. Pengendalian pencemaran.

7. Pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

8. Penghematan energi dan SDA.

9. Patuh peraturan perundangan dan persyaratan lainnya.

Kebijakan tersebut merupakan manajemen sistem yang saling

terintegrasi, dikomunikasikan dan selalu diingatkan kepada seluruh

karyawan perusahaan melalui berbagai media, yaitu poster kebijakan di

depan jalan menuju gedung perusahaan, di setiap ruang divisi hingga

bagiannya, hingga website perusahaan serta diperkenalkan kepada setiap

Page 57: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

44�

tamu atau vendor perusahaan di setiap induction training. Selanjutnya

kebijakan K3 tersebut diterapkan dan dipelihara melalui standar operasional

prosedur (SOP) di setiap masing-masing bagian.

Klausul 4.3 PERE�CA�AA�

Klausul 4.3.1. Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan

pengendalian

Pengendalian bahaya pada perusahaan ini mengacu pada pedoman

SM-S20 : Manajemen risiko korporat. Dokumen tersebut salah satunya

menjelaskan tentang pedoman dalam melaksanakan manajemen risiko K3.

Mulai dari identifikasi, penilaian risiko, klasifikasi risiko, pengendalian

risiko dan evaluasinya. Kemudian adanya dokumen prosedur baku 100K-

SIS-IAP (identifikasi aspek penting) dan prosedur baku 100K-SIS-JSA

(Analisa Keselamatan kerja).

Dokumen prosedur baku 100K-SIS-IAP menjelaskan tentang

langkah-langkah teknis dalam melakukan manajemen risiko K3 dan

lingkungan di perusahaan ini, identifikasi bahaya, penilaian risiko,

klasifikasi risiko, pengendalian risiko dan evaluasinya. Mulai dari

penentuan area, kegiatan atau produk atau jasa, rincian dari kegiatan atau

produk atau jasa, aspek bahaya, dampak, kondisi operasinya apakah rutin

atau tidak rutin dan normal/abnormal/darurat, kemungkinan kejadian dari A-

F (kecil-besar), tingkat keparahan 1-4 dengan melihat dari pengaruhnya

pada (9) aspek yang telah ditentukan perusahaan. Kemudian ditentukan

letaknya melalui matriks jika tingkat kepentingannya ya, maka harus

ditindaklanjuti, sedangkan tidak berarti sudah dapat diatasi.

Pengendalian risiko menggunakan prinsip hirarki kontrol bahaya K3.

Masing-masing seluruh kepala bagian wajib membuat, menyusun dan

memeriksa aspek K3. Dibantu dengan karyawan dan operator harus

mengidentifikasi aspek penting K3 di lingkungan kerjanya. Aspek penting

yang ditentukan adalah bahaya-bahaya yang ada, datang baik dari dalam

maupun dari luar. Bahaya-bahaya tersebut dapat berupa bahaya :

1. Fisik : Suhu dingin, getaran dan kebisingan.

2. Kimia : Berbagai bahan kimia yang digunakan di PT. X, misalnya

formaldehid, HCl, NaOH dan lain-lain).

Page 58: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

45�

3. Biologi : Virus (campak, polio, influenza), bakteri (c. difteri, b.

pertusis, c. tetani, mycobacterium bovis dan lain-lain).

4. Ergonomi : Posisi kerja tidak sesuai, waktu kerja, kelelahan kerja.

5. Psikososial : Monoton dalam bekerja.

Disamping itu juga harus dipertimbangkan pula hal-hal yang bisa

menjadi penyebab timbulnya kecelakaan kerja, yaitu unsafe action, unsafe

condition dan mismanagement.

Selanjutnya aspek penting tadi dikelompokkan dan dianalisis apakah

dapat dikendalikan atau tidak. Bila dapat dikendalikan maka dituangkan

resumenya dalam dokumen 100K-SIS-JSA. Langkah-langkah untuk

mengendalikan tingkat risiko bahaya adalah :

1. Eliminasi.

2. Substitusi.

3. Engineering control.

4. Administratif (prosedur baku, rambu-rambu peringatan, rotasi

karyawan, membatasi waktu memasuki area tertentu, supervisi dan

pelatihan).

5. Alat pelindung diri, atau APD (penggunaan ear muff, ear plug, sarung

tangan masker, sepatu safety, dan lain-lain).

Apabila aspek penting atau bahaya tersebut tidak dapat dikendalikan,

maka harus dibuat program K3. Contoh identifikasi aspek penting (IAP)

yang ada pada Bagian Environment and Safety terdapat pada Lampiran 3.

Klausul 4.3.2. Peraturan perundangan dan persyaratan lain

Secara umum K3 yang terdapat dalam perusahaan ini memiliki

peraturan dan dasar hukum berikut :

1. Undang-undang tenaga kerja No.2 tahun 1970 : keselamatan kerja.

2. Permenaker No. PER. 05/MEN/1996 : SMK3.

3. Kep.Menaker No.KEP.51/MEN/1999 : Nilai ambang batas faktor fisika

di tempat kerja.

4. Kep.Menkes No. 1405/MENKES/SK/XI/2002: Persyaratan kesehatan

lingkungan kerja perkantoran dan industri.

Page 59: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

46�

Selain itu masih terdapat peraturan perundangan dan persyaratan K3

lainnya. Perusahan telah mendokumentasikannya di dalam “Daftar

Perundang-undangan dan Persyaratan lainnya di Bidang K3”. Perundangan

mengenai hal-hal tersebut menjadi syarat dan dasar aturan K3 yang harus

dijalankan dalam SOP setiap bagian perusahaan.

Apabila ada perundangan dan persyaratan yang terkait K3 terbaru

atau digantikan, langsung diinformasikan oleh divisi bagian hukum kepada

P2K3. Selanjutnya P2K3 dan Quality Assurance (QA) melakukan revisi dan

dikomunikasikan kepada divisi atau bagian yang bersangkutan.

Klausul 4.3.3. Tujuan dan program

Setiap kepala divisi membuat dan menyusun usulan tujuan dan

sasaran K3 serta apa yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan

sasaran K3 dalam sebuah program. Dibuatnya tujuan dan program tersebut

adalah sebagai kelanjutan dari IAP yang masih memerlukan kontrol lebih

lanjut. Program tersebut dilaporkan kepada P2K3 yang kemudian dibuatlah

“Resume Program Manajemen Lingkungan dan K3” dan dilaporkan dalam

QSHE meeting. Informasi yang diberikan disusun berdasarkan aspek

penting, sasaran, program, biaya, waktu dan pihak penyelenggara program

tersebut. Contoh program yang dibuat oleh Bagian Environment and Safety

dapat dilihat pada Lampiran 4.

Klausul 4.4. Penerapan dan operasi

Klausul 4.4.1. Sumber daya, peran, tanggungjawab, tanggung

gugat dan wewenang

Direktur Utama merupakan penanggungjawab tertinggi dalam K3.

Hal ini dapat ditunjukkan melalui struktur organisasi K3 (Gambar. 4)�

Gambar 4. Struktur organisasi K3 pada PT. X

Direktur Utama

Divisi Corporate Secretary

Environment and safety

Divisi Quality Assurance

Tim P2K3 SDM

Health

Page 60: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

47�

Dalam perusahaan ini, Direktur Utama menunjuk Corporate

Secretary sebagai MR melalui keputusan direksi dengan peran

mengoordinasi dan mengelola SMM, Lingkungan dan K3 efektif, meliputi

keseluruhan aktivitas perusahaan sesuai arahan Direktur Utama dan sesuai

dengan kebijakan, pedoman dan dokumen pendukung yang berlaku di

perusahaan. MR tersebut memiliki tiga wakil yaitu wakil MR OHSAS

18001, Mutu ISO 9001 dan ISO 14001.

Tanggungjawab dan wewenang MR adalah :

1. Beroperasi sesuai Good Manufacturing Practice (GMP), ISO 9001,

ISO 14001, OHSAS 18001 dan standar lain yang mungkin diperlukan

perusahaan.

2. Mengelola rapat QSHE council dengan kepala divisi lain atau setingkat

kepala divisi yang membahas mengenai kinerja sistem mutu,

lingkungan, dan K3 di perusahaan.

3. Mengelola rapat tinjauan manajemen dengan direksi dan melaporkan

hasil dan rekomendasi rapat QSHE council, serta memberikan

rekomendasi lain untuk perbaikan yang terkait dengan sistem mutu,

lingkungan dan K3.

4. Memastikan kecukupan sumber daya untuk melakukan tugas yang

berkaitan dengan mutu, lingkungan dan K3 dalam area

tanggungjawabnya.

5. Memastikan tindakan yang tepat waktu dan efektif dilakukan oleh

bagian yang sesuai untuk memelihara integritas sistem mutu,

lingkungan dan K3.

6. Menelaah program dan sistem, serta pencapaian tujuan dan sasaran

mutu, lingkungan dan K3 perusahaan.

7. Menetapkan dan memelihara sistem tindakan koreksi dan pencegahan

untuk memastikan penanganan yang efektif dari kekurangan sistem

mutu, lingkungan dan K3.

8. Memastikan dokumentasi sistem mutu perusahaan selalu aktual.

Page 61: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

48�

Pada setiap Divisi memiliki tanggungjawab dalam menjalankan K3.

Tanggungjawab setiap divisi terkait K3 tersebut ialah :

1. Kepala Divisi Produksi vaksin virus :

Bertanggungjawab atas aktivitas produksi untuk menghasilkan produk

bulk Polio, bulk Campak, Vaksin Polio dan Vaksin Campak yang

memenuhi persyaratan pelanggan, memperhatikan aspek mutu,

lingkungan dan K3, termasuk memeriksa dan menandatangani catatan

batch produksi untuk memastikan bahwa produksi telah sesuai prosedur

dan produk sesuai spesifikasi.

2. Kepala Divisi Produksi Vaksin Bakteri

Bertanggungjawab atas aktivitas produksi untuk menghasilkan produk

bulk Tetanus, bulk Difteri, bulk Pertusis, Vaksin Bacille Calmette

Guerin (BCG) dan Vaksin Haemophilus Influenza Type B (HIB) yang

memenuhi persyaratan pelanggan, memperhatikan aspek mutu,

lingkungan dan K3, termasuk memeriksa dan menandatangani catatan

batch produksi untuk memastikan bahwa produksi telah sesuai prosedur

dan produk sesuai spesifikasi.

3. Kepala Divisi Produksi Farmasi

Bertanggungjawab atas aktivitas produksi untuk menghasilkan produk

Vaksin Tetanus Toksoid (TT), Difteri and Tetanus (DT), Difteri,

Tetanus, Pertusis (DTP), Difteri, Pertusis, Tetanus and Hepatitis B

(DTP-HB), Hepatitis Type B (Hep B), produk antisera dan diagnostik

yang memenuhi persyaratan pelanggan, memperhatikan aspek mutu,

lingkungan dan K3 termasuk memeriksa dan menandatangani catatan

batch produksi untuk memastikan bahwa produksi lebih sesuai prosedur

dan produk sesuai spesifikasi.

4. Kepala Divisi Pengawasan Mutu

Bertanggungjawab atas pengembangan dan pelaksanaan pengujian

mutu untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi

persyaratan pelanggan, termasuk di dalamnya bertanggungjawab dalam

menjamin bahwa uji telah dilakukan sesuai metoda uji dan prosedur

yang berlaku, pengesahan dokumen pengujian, memeriksa dan

Page 62: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

49�

menandatangani catatan batch pengujian, memastikan bahwa proses

pengujian telah sesuai prosedur dan menjamin bahwa karyawan di

divisi pengujian telah terkualifikasi dengan tetap memperhatikan aspek

mutu, lingkungan dan K3.

5. Kepala Divisi QA

Bertanggungjawab atas jaminan mutu seluruh bahan dan alat yang

dipakai untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan

pelanggan, dengan mengawasi pelaksanaan K3, pengendalian limbah,

memastikan pemantauan dan pengukuran kinerja sistem mutu,

lingkungan dan K3, mengawasi kepatuhan terhadap peraturan

perundangan yang berhubungan dengan lingkungan dan K3, melakukan

audit, validasi alat dan proses, mengendalikan dokumen, mengelola

Good Manufacturing Practice (GMP) training, mengelola product

complaint, recall, rework dan reprocess, mengelola deviasi

(penanganan ketidaksesuaian), change control (penanganan perubahan),

mengeluarkan sertifikat analisa atau sertifikat release yang

membuktikan bahwa produk yang dihasilkan dapat dipasarkan serta

menjalankan proses sistem registrasi produk ke Badan Pengawas Obat-

Obatan dan Makanan (BPOM) atau ke negara lain untuk keperluan

ekspor dan proses pra-kualifikasi WHO.

6. Kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan

Bertanggungjawab atas aktivitas penelitian dan pengembangan produk

maupun metoda uji yang akan menunjang produksi dan pengawasan

mutu, termasuk perencanaan, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan

penelitian dan pengembangan (litbang) vaksin, produk selain vaksin

dan informasi riset dengan memperhatikan aspek mutu, lingkungan dan

K3.

7. Kepala Divisi Surveillance dan Evaluasi Produk

Bertanggungjawab terhadap kegiatan surveillance dan epidermiologi

penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yang dibutuhkan

untuk mendukung kebijakan dan program kerja perusahaan serta

terhadap kegiatan uji klinik produk perusahaan baik yang baru, maupun

Page 63: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

50�

yang sudah dipasarkan (post marketing surveillance) dengan

memperhatikan aspek mutu, lingkungan dan K3.

8. Kepala Divisi SDM

Bertanggungjawab di dalam pelaksanaan pengadaan, pemeliharaan,

pengembangan, mutasi, promosi, demosi dan separasi SDM,

mengadakan pelatihan dan peningkatan pengetahuan karyawan

termasuk mengenai aspek lingkungan dan K3 di perusahaan.

9. Kepala Divisi Teknik dan Pemeliharaan

Bertanggungjawab dalam pelaksanaan validasi, kalibrasi alat serta

pemeliharaan instalasi dan perbaikan peralatan dan utilitas produksi,

pengujian mutu dan penunjangnya dengan memperhatikan aspek

lingkungan dan K3, memastikan pemantauan dan pengukuran kinerja

lingkungan, merencanakan perbaikan kinerja alat untuk memenuhi

peraturan perundang-undangan.

10. Kepala Divisi Penjualan Dalam Negeri

Bertanggungjawab dalam melakukan penjualan produk di dalam negeri

sesuai dengan persyaratan pelanggan dan memperhatikan aspek mutu,

lingkungan dan K3.

11. Kepala Divisi Penjualan Ekspor

Bertanggungjawab dalam melakukan penjualan produk di luar negeri

yang sesuai dengan persyaratan pelanggan dan memperhatikan aspek

mutu, lingkungan dan K3.

12. Kepala Divisi Hewan Laboratorium

Bertanggungjawab dalam menyediakan hewan dan bahan hewan untuk

kepentingan produksi dan pengujian mutu, memonitor kesehatan hewan

uji, memelihara hewan uji, serta melaksanakan uji in vivo dengan

memperhatikan aspek mutu, lingkungan dan K3.

13. Kepala Divisi Logistik

Bertanggungjawab dalam melaksanakan pengadaan barang dan jasa

yang memenuhi persyaratan pelanggan dan perundangan yang berlaku,

serta mensosialisasikan penerapan K3 dan lingkungan kepada pihak

vendor, pemasok, atau rekanan perusahaan.

Page 64: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

51�

14. Kepala Divisi Anggaran dan Akuntansi

Bertanggungjawab dalam mengkoordinir penyusunan rencana kerja

anggaran perusahaan (RKAP) tahunan dan rencana jangka panjang

perusahaan (RJPP) lima (5) tahunan serta melaporkan realisasi

pelaksanaannya dalam bentuk laporan manajemen dan laporan

keuangan perusahaan serta peraturan dan standar yang berlaku.

15. Kepala Divisi Administrasi dan Keuangan

Bertangungjawab dalam mengatur cash flow perusahaan agar likuiditas

perusahaan tidak terganggu, mengelola pajak perusahaan sebagai wajib

pajak yang patuh, dan mengelola program kemitraan dan bina

lingkungan sebagai komitmen perusahaan terhadap pengembangan

usaha kecil dan Koperasi, serta lingkungan sosial masyarakat.

16. Kepala Divisi Satuan Pengawasan Internal

Bertanggungjwab dalam pengawasan kekayaan perusahaan dengan

melakukan pemeriksaan keuangan dan operasional perusahaan dengan

memperhatikan aspek lingkungan dan K3, agar aktivitas perusahaan

berjalan secara efisien dan efektif mengacu kepada peraturan

perundang-undangan dan standar yang berlaku.

17. Kepala Divisi Pelayanan Jasa

Bertanggungjawab dalam pelaksanaan pelayanan jasa kesehatan seperti

vaksinasi dan pemeriksaan laboratorium kepada pelanggan internal dan

eksternal dengan mempertimbangkan aspek K3 dan lingkungan.

18. Kepala Divisi Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Bertanggungjawab terhadap pengendalian material, mencakup

perencanaan dan pengendalian bahan baku untuk proses manufaktur

dan barang-barang kebutuhan lainnya dengan memperhatikan aspek

keamanan terhadap barang dan personal yang mengendalikannya

dengan memperhatikan material safety data sheet (MSDS) atas material

dan aspek lingkungan dan K3.

19. Kepala Divisi Corporate Secretary

Bertanggungjawab mengelola informasi internal, maupun eksternal

untuk memastikan bahwa mekanisme komunikasi perusahaan

Page 65: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

52�

dilaksanakan dan mengelola dokumen berupa surat internal maupun

eksternal untuk memastikan pengelolaan dan pengarsipan surat

dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku serta melaksanakan

koordinasi kegiatan umum perusahaan dengan memperhatikan aspek

mutu, lingkungan dan K3.

20. Kepala Divisi Penunjang Pemasaran

Bertanggungjawab terhadap proses distribusi produk, memastikan

ketersediaan produk sesuai permintaan konsumen dan memastikan

produk yang didistribusi telah dipak sesuai dengan karakteristik produk

serta memperhatikan aspek mutu, lingkungan dan K3.

Klausul 4.4.2. Kompetensi, pelatihan dan kepedulian

Karyawan memiliki kompetensi terhadap bidang ilmu pada masing-

masing pekerjaannya termasuk untuk memenuhi ketentuan untuk

mendapatkan izin dan memenuhi peraturan atau perundang-undangan yang

berlaku. Dalam kaitannya dengan K3 dapat dibuktikan dengan adanya

sertifikasi ahli K3 umum, K3 kimia, K3 kebakaran, K3 teknisi listrik,

Dokter dan Perawat hygiene perusahaan dan kesehatan kerja (Hiperkes),

serta K3 boiler.

Dalam meningkatkan produktivitas karyawan, pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan sesuai pekerjaannya dilakukan training yang

terkait dengan aktivitas kerja secara berkesinambungan. Untuk itu dibuatlah

rencana pelatihan (aster training program) yang didasari dari kebutuhan

pelatihan setiap bagian atau personel (training needs analysis) yang

merupakan hasil monitoring dari penilaian efektivitas pelatihan tahun

sebelumya atau standar yang berlaku.

Training internal yang berkaitan dengan K3 dilakukan di setiap

bagian dan juga kepada karyawan yang baru masuk melalui induction

training, dengan topik diantaranya kebijakan perusahaan terutama dari segi

kepedulian terhadap K3 dan lingkungan, tata cara pembuangan sampah

sesuai dengan karakteristiknya, penggunaan APAR, material safety data

sheet (MSDS), kesiagaan atau keadaan tanggap darurat dan jalur evakuasi

(assembly point) dan pengenalan terhadap rambu-rambu lingkungan dan K3

Page 66: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

53�

yang ada di dalam lingkungan perusahaan. Prosedur yang mengatur

pelaksanaan pelatihan adalah dokumen 100K-SIS-12. Untuk internal

karyawan dilakukan juga pelatihan untuk pihak kontraktor yang akan

bekerja di lingkungan perusahaan, pelatihan ini merupakan salah satu

persyaratan dalam memberikan izin kerja sesuai prosedur baku 100K-IKER-

01.

Sebagai kepedulian terhadap K3, perusahaan telah menunjukkannya

dengan cara berikut :

1. Usaha untuk memenuhi peraturan perundangan lingkungan dan K3,

serta persyaratan lainnya yang terkait.

2. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, kontraktor,

vendor atau pemasok dengan menerapkan prosedur kerja yang aman

sesuai kebijakan perusahaan.

3. Evaluasi kepatuhan terhadap perundangan serta tinjauan keefektifan

sistem yang dikomunikasikan melalui forum QSHE council dan

manajemen review.

4. Pembentukan organisasi P2K3.

Klausul 4.4.3. Komunikasi, partisipasi dan konsultasi

Klausul 4.4.3.1. Komunikasi

Secara umum hal-hal yang dikomunikasikan pada pihak internal

maupun eksternal, yaitu :

1. Informasi mengenai produk, lingkungan dan K3 seperti kebijakan.

2. Jawaban pertanyaan yang diajukan dari pihak-pihak yang

berkepentingan.

3. Klarifikasi ketidakjelasan kontrak, atau addendum.

4. Informasi kinerja perusahaan.

5. Informasi keikutsertaan karyawan dalam suatu program yang terkait

dengan kinerja perusahaan.

Dalam mengkomunikasikan K3 seperti bahaya-bahaya, risiko,

ataupun sistem manajemennya dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang

telah ada. Misalnya, dokumen identifikasi aspek bahaya yang baru atau

Page 67: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

54�

telah direvisi oleh kepala bagian harus disampaikan melalui training terlebih

dahulu baru disahkan oleh pihak QA.

Dalam mengkomunikasikan hal-hal mengenai K3, P2K3 dan Bagian

Environment and safety selalu melakukan induction training tentang K3,

JSA kepada kontraktor dan Karyawan baru. Begitu juga dengan tamu,

perusahaan memberikan induction training, atau minimal memberi petunjuk

melalui surat tanda izin masuk yang diberi oleh bagian keamanan sebelum

tamu memasuki kawasan.

Klausul 4.4.3.2. Partisipasi dan konsultasi

Partisipasi dan konsultasi tentang K3 dapat dilakukan melalui

komunikasi dari atas ke bawah ataupun sebaliknya. Hal tersebut telah

berjalan dengan baik karena dapat dilihat dari adanya catatan mengenai

“partisipasi karyawan tentang K3 di lingkungan perusahaan” yang

disampaikan secara langsung maupun media lain seperti intranet perusahaan.

Catatan tersebut berupa laporan dari karyawan akan adanya sumber bahaya

yang memungkinkan adanya ancaman terhadap K3, atau stakeholder yang

berada dalam lingkungan tersebut.

Melalui intranet perusahaan, dalam Public Folder telah disediakan

“Forum K3” sebagai wadah informasi K3 bagi seluruh karyawan. Sebagai

wadah partisipasi karyawan terhadap masalah K3, maka karyawan tersebut

dapat memberikan saran, masukkan dan hal lain secara langsung kepada

perwakilan Anggota Tim P2K3 (Panitia Pembina K3) yang berada di

Divisinya masing-masing maupun langsung kepada Ketua dan Sekretaris

P2K3, termasuk kepada Seksi Safety dari Bagian Environment and Safety.

Saran, masukan, atau hal-hal lain yang bersangkutan tentang K3 tersebut

akan diselesaikan dan dicari jalan keluarnya dalam rapat Tim P2K3.

Klausul 4.4.4. Dokumentasi

Pelaksanaan dari kesisteman yang diterapkan khususnya sistem K3

dapat berjalan sesuai dengan kebijakan dan aturan yang ada. Untuk itu maka

diperlukan pedoman dan prosedur yang menjelaskan seluruh aktivitas yang

dikerjakan secara garis besar. Struktur dokumentasi yang terdapat dalam

perusahaan ini terdiri atas :

Page 68: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

55�

1. Manual

Manual merupakan dokumen tingkat pertama yang berisi tentang

kebijakan perusahaan dalam rangka memenuhi persyaratan ISO 9001,

ISO 14001, OHSAS 18001, cara produksi obat yang baik (CPOB),

Association of South East Asia Nation Good Manufacturing Practice

(ASEAN GMP), WHO GMP dan mengikuti perkembangan persyaratan

GMP secara global. Manual perusahaan ini terdiri dari dua, yaitu :

a. Manual I PT. X seperti visi, misi, kebijakan dan tujuan.

b. Manual II PT. X seperti bisnis proses yang utama (penerimaan

order, pengadaan. Produksi, pengujian, pengemasan dan distribusi).

2. Pedoman

Pedoman merupakan dokumen tingkat kedua yang berisi pedoman

untuk mengimplementasikan kebijakan yang ada pada manual.

Pedoman dibuat untuk setiap aktivitas sesuai aliran bisnis proses

perusahaan.

3. Dokumen pendukung

Dokumen pendukung merupakan dokumen tingkat ketiga yang berisi

prosedur atau langkah detail untuk menjalankan suatu pekerjaan. Isi

dari dokumen pendukung mencakup : prosedur baku, formula induk,

spesifikasi, protokol, formulir data dan catatan atau record.

Dokumen tingkat I terdiri dari dua (2) dokumen, yaitu Manual 1 dan

manual 2. Kemudian dokumen tingkat II berjumlah 135 dokumen pedoman

SM.S.20 yaitu manajemen risiko korporat. Untuk tingkat III terdapat 4494

dokumen dimana dokumen tersebut merupakan dokumen pendukung

(prosedur baku). Dokumen yang menyangkut K3 yang ada dalam

perusahaan ini, yaitu :

1. 100K-SIS-IAP : Identifikasi Aspek/Bahaya dan Dampak/ Risiko.

2. 100K-SIS-JSA : Analisa Keselamatan Kerja

3. 100K-PAK-01 : Penyakit Akibat Kerja

4. 100K-KK-01 : Penanganan Kecelakaan Kerja.

5. 100K-SIS-08 : Pemantauan Kesehatan Karyawan.

6. 100K-SIS-12 : Pelatihan Karyawan

Page 69: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

56�

7. 214K-KTD-01 : Kesiagaan dan Tanggap Darurat

8. 214K-APDK-01 : Alat Pemadam Kebakaran dan Deteksi Kebakaran.

9. 100K-SP-01 : Safety Patrol.

10. 100K-IKER-01 : Izin Kerja.

11. 100K-MonC-01 : Monitoring catering.

12. 100K-LOTO-01 : Lock out tag out.

13. 100K-PRKL-01 : Penyediaan rambu K3 dan lingkungan.

14. 100K-SIS-31 : Cuci tangan.

15. 100K-SIS-34 : Penanganan luka akibat gigitan, cakaran, goresan

di fasilitas hewan.

16. 100K-SIS-36 : Pembatasan akses.

17. 100K-SIS-EK : Evaluasi kepatuhan terhadap hukum dan peraturan

perundangan lingkungan dan K3.

18. 100S-LK3-01 : Spesifikasi pemantauan dan pengukuran

Lingkungan dan K3.

19. 100K-SIS-08 : Prosedur Pemantauan Kesehatan Karyawan.

Klausul 4.4.5. Pengendalian dokumen

Pengandalian dokumen yang dilakukan oleh perusahaan ini

seluruhnya dikendalikan oleh QA. Kriterianya mulai dari adanya halaman

yang lengkap, ditetapkan tanggal berlaku dan nomor revisinya, harus

diberikan catatan referensi apabila dokumen tersebut terkait dengan

dokumen lainnya agar mudah ditelusuri. Prosedur pengendalian dokumen

berlaku untuk semua dokumen yang ada dalam perusahaan dan menjadi

panduan dalam pembuatan, pendistribusian, perubahan dan penarikan

dokumen.

Klausul 4.4.6. Pengendalian operasional

Pengendalian operasional yang didokumentasikan untuk menangani

bahaya K3 di perusahaan, yaitu :

1. 100K-SIS-IAP : Identifikasi Aspek Bahaya dan Risiko.

2. 100K-SIS-JSA : Analisa Keselamatan Kerja

3. 100K-KK-01 : Penanganan Kecelakaan Kerja. Dokumen ini

menjelaskan bagaimana menangani kecelakaan ataupun kejadian

Page 70: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

57�

hampir celaka sehingga dapat dilakukan tindakan secara cepat, tepat

dan sesuai prosedur yang diberlakukan.

4. 214K-KTD-01 : Kesiagaan dan Tanggap Darurat. Dokumen ini

menjelaskan bagaimana pengendalian, tindakan antisipasi dan

penanggulangan keadaan darurat dalam 24 jam, serta pelaporan

kesiagaan dan tanggap darurat.

5. 214K-APDK-01 : Alat Pemadam Kebakaran dan Deteksi Kebakaran.

6. 100K-PAK-01 : Penyakit Akibat Kerja

7. 100K-SIS-08 : Pemantauan Kesehatan Karyawan.

8. 100K-SIS-12 : Pelatihan Karyawan

9. 214K-KTD-01 : Kesiagaan dan Tanggap Darurat

10. 214K-APDK-01 : Alat Pemadam Kebakaran dan Deteksi Kebakaran.

11. 100K-SP-01 : Safety Patrol.

12. 100K-IKER-01 : Izin Kerja, dll.

13. 100K-MonC-01 : Monitoring catering.

14. 100K-LOTO-01 : Lock out tag out.

15. 100K-PRKL-01 : Penyediaan rambu K3 dan lingkungan.

16. 100K-SIS-31 : Cuci Tangan.

17. 100K-SIS-34 : Penanganan luka akibat gigitan, cakaran, goresan,

di fasilitas hewan.

18. 100K-SIS-36 : Pembatasan akses.

Seluruh prosedur baku yang dibuat untuk melakukan operasional

kegiatan sehari-hari sudah mempertimbangkan aspek mutu, K3 dan

lingkungan serta merujuk pada standar nasional dan internasional, peraturan,

serta undang-undang yang telah ditetapkan.

Klausul 4.4.7. Kesiapsiagaan dan tanggap darurat

Kesiapsiagan dan tanggap darurat telah dibuat prosedurnya,

diterapkan dan didokumentasikan. Diawali perusahaan dengan

mengidentifikasi keadaan darurat dan bencana yang kemungkinan dapat

Page 71: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

58�

terjadi. Hal ini dilakukan untuk meminimumkan dampaknya terhadap

seluruh karyawan, aset perusahaan, masyarakat dan lingkungan sekitar.

Untuk mengantisipasi dan meminimumkan dampak dari keadaan

darurat terhadap karyawan, aset perusahaan, masyarakat dan lingkungannya

dibuat suatu prosedur dokumen 214K-KTD-01 yang meliputi pengendalian,

tindakan antisipasi dan penanggulangan keadaan darurat dalam 24 jam

seperti kesiagaan kebakaran, gempa bumi, huru hara dan ancaman,

pelaporan dan tanggap darurat, serta sistem komandonya. Selain itu terdapat

prosedur pengendalian terhadap pemadaman kebakaran yang mencakup

penempatan, pengoperasian penggunaan APAR, hydrant dan fire alarm

untuk mendukung kegiatan pencegahan dan pemeliharaan alat pemadam

dan deteksi kebakaran yang mencakup penempatan, pengoperasian dan

pemeliharaan alat pemadam dan deteksi kebakaran. Prosedur tersebut

terdapat pada dokumen 214K-APDK-01.

Untuk melihat efektivitas sistem tanggap darurat, di dalam prosedur

penanganan keadaan darurat dilakukan emergency drill and simulation

setiap dua (2) tahun sekali dengan melibatkan karyawan dan masyarakat

sekitar perusahaan. Hal yang dilakukan meliputi seluruh aspek tanggap

darurat seperti :

1. Simulasi kebakaran penggunaan APAR, hydrant, uji coba jalur

evakuasi dan lain-lain.

2. Simulasi gempa bumi.

3. Huru hara.

4. Ancaman bom.

5. Situasi atau keadaan darurat mengenai contingency plan perusahaan.

Review pelaksanaan simulasi tanggap darurat dilakukan untuk melihat

kesesuaian antara simulasi dengan prosedur yang berlaku dan efektivitas

prosedur yang berlaku. Apabila diperlukan, dapat mengulangi simulasi, atau

melakukan revisi terhadap prosedur baku jadwal pelaksanaan simulasi

tanggap darurat.

Page 72: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

59�

Klausul 4.5. Pemeriksaan

Klausul 4.5.1. Pemantauan dan pengukuran kinerja

Identifikasi bahaya K3 dan pengelolaannya sudah dilakukan oleh

masing-masing bagian dalam perusahaan dan diperbaharui secara reguler

untuk peningkatan berkelanjutan. Untuk memastikan bahwa K3

diimplementasikan dengan baik, maka dilakukan internal audit dan safety

patrol secara teratur.

Prosedur yang mengatur kegiatan safety patrol adalah dokumen

100K-SP-01. Inspeksi rutin khusus untuk K3 dilakukan satu bulan sekali

oleh tim P2K3 yang dilakukan Bagian Safety untuk memastikan kondisi

tempat kerja (peralatan, bahan, tata cara kerja dan prosedur kerja) di

lingkungan operasi perusahaan dalam kondisi aman, sesuai standar pedoman

teknis yang berlaku yang meliputi unsafe condition dan unsafe action.

Safety Patrol (Tim P2K3) dilakukan rutin setiap bulan ke seluruh area

perusahaan. Hasil temuan safety patrol dikirimkan ke MR dalam bentuk

laporan untuk dibahas dalam QHSE council meeting. Sedangkan seluruh

kegiatan K3 dilaporkan secara berkala per tiga (3) bulan oleh Tim P2K3 ke

Dinas Tenaga Kerja Kota Jawa Barat.

Pemantauan kebisingan lingkungan (mengacu pada Kep. Men LH

No.48/1996) dan pemantauan kebisingan di tempat kerja dilakukan setiap 6

bulan oleh pihak eksternal (mengacu pada Kep. Menaker No. Kep.

51/MEN/1999).

Untuk menjamin kesehatan karyawan dilakukan pemantauan

kesehatan. Hal ini diatur pada prosedur baku 100K-SIS-08 untuk

mengeliminasi potensi sumber kontaminasi yang berasal dari karyawan dan

melindungi karyawan, serta hal-hal yang membahayakan selama berada di

lingkungan perusahaan, yaitu :

1. Setiap karyawan diwajibkan mendapatkan vaksinasi sesuai dengan

risiko kemungkinan penyakit yang akan terpapar dan memiliki liter

antibodi yang protektif terhadap organisme infeksius yang ditangani.

2. Pemeriksaan kesehatan awal untuk calon karyawan dan pemeriksaan

berkala satu tahun sekali.

Page 73: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

60�

3. Pemeriksaan kesehatan khusus bagi visual inspector berupa

pemeriksaan berkala enam bulan sekali.

4. Pemeriksaan kesehatan khusus bagi karyawan yang memiliki resiko

bising dilakukan pemeriksaan audiometrik dan pelaksanaannya

dilakukan minimal setiap satu (1) tahun sekali.

5. Karyawan yang dinyatakan sakit berat oleh dokter, cukup infeksius atau

memiliki luka terbuka yang dapat memengaruhi mutu produk, tidak

dapat dimasuki general area dan ruang berkelas. Tidak diperbolehkan

juga menangani bahan baku, kemasan, bahan dalam proses dan produk

sampai dinyatakan sembuh.

6. Untuk karyawan yang memiliki risiko pekerjaan khusus, perlindungan

dan pemantauannya akan dilaksanakan sesuai dengan rekomendasi dari

Tim Dokter Poliklinik.

Sesuai dengan dokumen 100K-PAK-01, pemeriksaan terhadap

karyawan yang sakit akan dilakukan investigasi untuk memastikan

penyebab akibat kerja. Di dalamnya mencakup aturan alur deteksi, alur

investigasi, penanganan dan pelaporan penyakit akibat kerja yang harus

diterapkan oleh tim P2K3 dan tim dokter poliklinik yang terlibat dalam

rangkaian investigasi PAK di lingkungan perusahaan termasuk tindakan

pencegahan dan tindakan perbaikannya.

Klausul 4.5.2. Evaluasi kesesuaian

Evaluasi kesesuaian dilakukan terhadap prosedur baku yang dinilai

apakah sudah sesuai dengan yang ada di lapangan atau tidak, adanya hal-hal

yang harus diperbaiki atau ditambahkan, atau tidak. Selain itu evaluasi

kesesuaian juga dilakukan terhadap implementasi dari undang-undang,

peraturan dan standar nasional maupun internasional yang telah diikuti. Jika

sudah baik berarti tidak ada masalah, tetapi jika terdapat ketidaksesuaian

maka harus ada tindakan perbaikan. Begitupun ketika ada peraturan atau

undang-undang baru yang mengharuskan perusahaan untuk

melaksanakannya di dalam prosedur baku, maka harus ada revisi.

Sebagai salah satu contoh pada Bagian Environment and Safety

dilakukan evaluasi kesesuaian dalam pelatihan evacuation drill gempa bumi

Page 74: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

61�

telah dilaksanakan pada tanggal 11 Juni 2010 di gedung polio dan campak.

Pada saat Evacuation Drill, karyawan di gedung polio dan campak dapat

melaksanakan instruksi sesuai dengan posedur baku dokumen 214K-KTD-

01. Berdasarkan evaluasi di lapangan dengan melaksanakan prosedur 214K-

KTD-01 tersebut dapat mengatasi keadaan darurat gempa bumi, dimana

Evacuation Drill terhadap seluruh karyawan dalam waktu tiga (3) menit, 49

detik. Syarat dalam SOP ialah kurang dari enam (6) menit yang berarti telah

terpenuhi. Jika suatu saat pada gedung lain dilakukan Evacuation Drill dan

waktu tempuhnya tidak memenuhi syarat maka dilakukan perbaikan atau

review terhadap fasilitas gedung tersebut.

Klausul 4.5.3. Penyelidikan insiden, ketidaksuaian, tindakan

perbaikan dan pencegahan

Klausul 4.5.3.1. Penyelidikan insiden

Perusahaan telah memiliki prosedur terkait penyelidikan insiden.

Penyelidikan insiden telah diatur dalam dokumen 100K-KK-01. Berlaku

untuk semua divisi termasuk Bagian Environment and Safety sendiri.

Penyelidikan dilakukan setelah adanya laporan kecelakaan atau timbulanya

PAK terhadap karyawan. Penyelidikan dimaksudkan untuk mengetahui

penyebab suatu kecelakaan, sehingga tidak terulang kembali. Terdapat tiga

(3) jenis kecelakaan, yaitu :

1. Kecelakaan “first aid” dan hampir celaka

Untuk jenis kecelakaan ini penyelidikan dilakukan oleh kepala seksi

atau kepala bagian yang terkait. Laporan penyelidikan diisi di dalam

form laporan kecelakaan dan form laporan penyelidikan. Tindak lanjut

perbaikan kecelakaan dilaporkan oleh kepala seksi atau kepala bagian

terkait ke P2K3 dan tembusan ke bagian administrasi personalia serta

QA (khusus untuk QA dilapokan secara periodik).

2. Kecelakaan cidera sedang

Untuk jenis kecelakaan ini diinformasikan ke kepala seksi secepatnya

dan paling lambat dua jam setelah kejadian. Laporan dibuat secara

tertulis melalui form yang telah ditentukan oleh kepala bagian terkait

dalam waktu 2 x 24 jam sesuai peraturan perundangan berlaku.

Page 75: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

62�

3. Kecelakaan cidera berat (fatal)

Kecelakaan ini diinformasikan kepada kepala seksi dan kepala bagian

terkait setelah kejadiannya berlangsung. Laporan kecelakaan dibuat

secara tertulis oleh kepala bagian dalam waktu maksimal 5 jam setelah

kejadian. Bagian Administrasi Personalia dan P2K3 menyiapkan dan

menyampaikan laporan kecelakaan kepada instansi yang terkait dalam

waktu yang telah ditetapkan dalam perundangan yang berlaku. Untuk

kecelakaan cidera sedang dan cidera berat yang memerlukan rujukan ke

rumah sakit dilaporkan dalam bentuk form pemantauan tindak lanjut

penyelidikan kecelakaan (PTLPK). Laporan tersebut dibuat oleh P2K3

yang kemudian dilaporkan ke Disnaker dan Bagian Administrasi

Personalia, Public Relation (PR), QA serta Board of Director (BOD)

perusahaan.

Selain itu terdapat pemeriksaan terhadap karyawan yang sakit

dimana akan dilakukan investigasi untuk memastikan penyebab akibat kerja

sesuai dengan dokumen prosedur 100K-PAK-01. Di dalamnya mencakup

alur deteksi, alur investigasi, penanganan dan pelaporan penyakit akibat

kerja yang harus diterapkan oleh Tim P2K3 dan Tim Dokter Poliklinik yang

terlibat dalam rangkaian investigasi PAK di lingkungan perusahaan

termasuk tindakan pencegahan dan tindakan perbaikannya.

Klausul 4.5.3.2. Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakan

pencegahan

Inspeksi rutin khus untuk K3 dilakukan satu bulan sekali oleh Tim

P2K3 untuk memastikan kondisi tempat kerja (peralatan, bahan, tata cara

kerja dan prosedur kerja) di lingkungan operasi perusahaan dalam kondisi

aman, sesuai standar dan pedoman teknis yang berlaku yang meliputi unsafe

condition dan unsafe action. Hasil temuan dibahas dalam rapat P2K3 untuk

mendapatkan penyebab masalah dan merumuskan tindakan korektif maupun

preventif. Hasilnya dikirimkan ke MR dalam bentuk laporan untuk dibahas

di QHSE council meeting, untuk mendapatkan tindakan perbaikan dan

pencegahan.

Page 76: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

63�

Klausul 4.5.4. Pengendalian catatan

Rekaman yang ada terdiri dari prosedur hingga seluruh aktifitas

program K3 yang telah dijalankan. Dokumen tersebut terdapat pada seluruh

Bagian yang terkait dan QA. Perusahaan membuat dan memelihara seluruh

rekaman yang terkait dengan program K3 agar terlindungi dari kerusakan,

kelunturan atau kehilangan.

Klausul 4.5.5. Audit internal

Internal audit dilakukan untuk memonitor dan mengevaluasi

pelaksanaan sistem terintegrasi yaitu SMK3 yang telah ditetapkan. Apabila

ada kekurangan dalam implementasi akan direkomendasikan suatu tindakan

perbaikan. Pelaksanaan internal audit dilakukan oleh tim (setingkat kepala

bagian) yang telah mendapatkan pelatihan inspeksi OHSAS dan mengerti

terhadap topik yang akan diinspeksi. Tim terdiri dari P2K3, pihak QA,

Produksi, Quality Control (QC), Teknik dan Bagian lain yang relevan. Jika

diperlukan, expert dari luar perusahan dapat menjadi anggota tim inspeksi.

Internal audit dilakukan secara berkala, dan setiap bagian paling

sedikit diaudit dua kali setahun. Internal audit dapat dilakukan di luar jadwal

yang telah ditetapkan seperti kecelakaan kerja yang berakibat fatal.

Pedoman yang mengatur pelaksanaan audit adalah SM1 1.3, yaitu

pedoman pelaksanaan internal audit dan dijabarkan secara teknis pada

prosedur baku dokumen 100K-SIS-11 prosedur baku inspeksi diri.

Hasil temuan internal audit kemudian dibuatkan klasifikasi

temuannya dan harus ditindaklanjuti oleh bagian. Berikut merupakan

klasifikasi temuan dan tindakan perbaikannya :

1. Klasifikasi temuan : Major Non-Confirmity (Major NC)

Tindak lanjut :

a. Analisis penyebab masalah (investigasi).

b. Tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan (CAPA).

c. Kajian resiko (risk analysis).

d. Verifikasi segera setelah point a hingga d selesai.

2. Klasifikasi temuan : Minor Non-Confirmity (Minor NC)

Tindak lanjut :

Page 77: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

64�

a. Analisis penyebab masalah (investigasi).

b. Tindakan perbaikan.

c. Verifikasi dapat dilakukan pada inspeksi berikutnya.

3. Klasifikasi temuan : Requires correction (RC)

Tindak lanjut :

a. Rencana perbaikan.

b. Verifikasi tidak diperlukan, tetapi menjadi catatan dalam review

kinerja.

4. Klasifikasi temuan : Scope for improvement (SFI)

Tindak lanjut :

a. Rencana perbaikan sebagai upaya perbaikan yang

berkesinambungan.

b. Verifikasi tidak diperlukan.

Klausul 4.6. TI�JAUA� MA�AJEME�

Dalam perusahaan ini, mekanisme tinjauan manajemen mempunyai

tujuan :

1. Memastikan sistem yang ada di dalam manual perusahaan selalu

ditinjau dan keefektifannya dipantau secara berkala.

2. Memastikan bahwa perusahaan selalu berupaya meningkatkan

kinerjanya secara berkesinambungan dan mencegah keterulangannya

masalah dengan root cause yang sama.

3. Memastikan bahwa rekomendasi Kepala Divisi dari rapat QSHE

council ditindaklanjuti dan didukung oleh direksi.

4. Memastikan bahwa kebijakan, tujuan, sasaran dan program lingkungan

dan K3 di review kelayakan, kecukupan dan keefektifannya untuk

perbaikan berkelanjutan.

Setiap masing-masing Bagian atau Divisi secara rutin melakukan

rapat untuk membahas berbagai masalah masing-masing, termasuk masalah

K3. Setiap bulan dilakukan rapat Tim P2K3 yang merupakan perwakilan

dari setiap Divisi yang ada di PT. X. Masalah-masalah K3 yang muncul dari

setiap Bagian atau Divisi dibahas dan dicarikan solusi terbaiknya.

Page 78: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

65�

Selanjutnya setiap satu bulan sekali dilakukan QSHE Meeting yang

diikuti oleh seluruh Wakil Divisi di perusahaan. Hal-hal yang penting

tentang K3 disampaikan di forum ini untuk dibahas dan dipecahkan

masalahnya bersama. Bila ada beberapa masalah yang belum dapat

terselesaikan di forum QSHE Meeting ini dibawa ke Manajemen Review

Meeting yang diikuti oleh seluruh Divisi dan Direksi setiap tiga bulan sekali,

sehingga masalah-masalah tersebut dapat segera diputuskan dengan baik.

Berikut merupakan beberapa pembahasan QSHE Meeting :

1. Hasil internal audit, safety patrol, hasil audit atau assessment WHO/

POM/badan sertifikasi/pihak luar lainnya (OHSAS, ISO, Disnaker,

KLH).

2. Hasil partisipasi dan konsultasi dengan karyawan, pekerja kontraktor

dan pihak luar yang terkait dengan perusahaan.

3. Komunikasi eksternal, customer feedback dan komplain.

4. Tindakan pencegahan dan perbaikan atau kajian perbaikan efektifitas

sistem yang berjalan yang terkait dengan pelayanan dan perbaikan

kepuasan pelanggan.

4.4. Bagian Environment and Safety

Bagian Environment and Safety merupakan sebuah bagian yang baru

dibentuk empat tahun yang lalu. Berawal dari sebuah tim dari Bagian

Umum kemudian menjadi Seksi dan di tahun 2010 dijadikan sebuah Bagian

langsung di bawah dari Divisi Corporate Secretary. Visinya ialah menjaga

keselamatan, kesehatan kerja karyawan, pimpinan dan tamu PT. X di

Bandung. Bagian ini menangani beberapa hal, diantaranya :

a. Induction training pada tamu dan kontraktor.

b. Penanganan kebakaran.

c. Melakukan pengecekan dan pemeliharaan terhadap alat-alat

keselamatan kerja.

d. Melakukan safety patrol ke seluruh area perusahaan.

e. Pengawasan K3 terhadap proyek.

f. Memberikan izin kerja kepada kontraktor atau supplier.

Page 79: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

66�

g. Penyediaan sarana rambu-rambu yang berhubungan dengan

keselamatan kerja dan lingkungan di perusahaan.

4.4.1 Penanganan kontraktor oleh Bagian Environment and safety PT.

X di Bandung, Jawa Barat

Sebagai perusahaan dengan hasil produksi yang begitu besar,

PT. X di Bandung biasanya membutuhkan jasa kontraktor dalam

berbagai hal, baik untuk pekerjaan untuk perawatan, konstruksi,

distribusi/logistik/transportasi, serta telekomunikasi. Dalam bahasan

ini kontraktor yang dimaksud ialah kontraktor kategori II yang

berkaitan dengan konstruksi dan perawatan. Berikut merupakan

diagram siklus kontraktor yang sistemik, bagaimana cara

mengembangkan rencana kontraktor yang dilakukan oleh PT. X,

Bandung (Gambar 5).

Gambar 5. Siklus kontraktor

Pada penanganan terhadap kontraktor tersebut, Bagian

Environment and Safety menangani masa transisi dan operasional

kontraktor. Dalam hal ini Bagian Environment and Safety melalui

Kepala Seksi Safety bertanggungjawab terhadap pelaksanaan izin

kerja dan pengawasan.

Izin kerja merupakan izin kerja tertulis secara formal yang

merupakan langkah-langkah yang harus diikuti oleh pengawas,

kontraktor, karyawan perusahaan atau karyawan perusahaan lainnya

dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang dikategorikan memiliki

risiko tinggi yang meliputi :

1. Kerja panas

Hal ini merupakan jenis pekerjaan yang menggunakan atau

menimbulkan sumber penyalaan setempat yang dapat

Studi Kelayakan Memilih

Kontraktor Negosiasi Kontrak

Masa Transisi

Operasional Kontraktor

Evaluasi kontraktor

Page 80: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

67�

menyalakan bahan mudah terbakar. Contohnya : penggunaan las

listrik atau las potong, penggunaan mesin gerinda atau alat

potong, penggunaan alat-alat tangan yang dapat menimbulkan

bunga api, penggunaan api terbuka, dan pekerjaan-pekerjaan

lainnya yang dapat menimbulkan bunga api. Untuk persiapan

penerbitan surat izin kerja panas hal-hal yang harus dilakukan

adalah :

a. Pengawas pelaksana memastikan bahwa area kerja

dinyatakan aman.

b. Surat izin kerja diisi dengan lengkap sesuai kebutuhan oleh

penanggungjawab.

c. Isi tipe pekerjaan yang akan dilakukan.

d. Pengawas pelaksana dan pekerja mempersiapkan dan

mengisi kebutuhan alat pelindung diri (APD) seperti :

sepatu safety, sarung tangan anti panas, pelindung mata,

helm safety, ear plug, pada pekerjaan pengelasan harus

digunakan jaket pelindung, sarung tangan panjang anti

panas atau api, dan kacamata pelindung yang memiliki

filter (kaca film).

e. Pengujian low explosive liquid (LEL; tingkat konsentrasi

gas potensial untuk meledak yang ditentukan oleh batas

bawah ledakan) atau upper explosive liquid (UEL; tingkat

konsentrasi gas potensial untuk meledak yang ditentukan

oleh batas atas ledakan) dilakukan pihak luar pada jenis

pekerjaan tertentu untuk memastikan bahwa material atau

bahan yang mudah terbakar dideteksi dan diukur terlebih

dahulu, pemadam api, alat komunikasi, rambu-rambu dan

alat lainnya yang diperlukan sesuai kebutuhan.

f. Penanggungjawab memeriksa kelengkapan dan kebenaran

isi dari surat izin kerja, memastikan alat-alat yang

digunakan dalam kondisi baik dan melakukan penilaian

terhadap rambu-rambu peringatan yang diperlukan. Selain

Page 81: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

68�

itu memastikan juga bahwa rambu-rambu tersebut telah

terpasang sebelum memulai pekerjaan.

g. Setelah semua persyaratan diperiksa lengkap maka surat

izin kerja panas dapat disahkan oleh penanggungjawab.

2. Memasuki ruang tertutup atau terbatas

Merupakan jenis pekerjaan yang apabila seseorang baik seluruh

atau sebagian tubuhnya harus masuk ke dalam ruangan terbatas

seperti kolom atau vessel, tangki, tower, manhole, bak (pit),

lubang galian dengan kedalaman lebih dari 2,5 meter ataupun

tempat-tempat lain yang dirasa terdapat gas, debu, uap

berbahaya atau tempat yang kurang ventilasi. Untuk persiapan

penerbitan surat izin kerja panas hal-hal yang harus dilakukan

adalah :

a. Pastikan bahwa area kerja dinyatakan aman.

b. Untuk pekerjaan memasuki ruang terbatas maka diperlukan

pemeriksaan awal yaitu mengukur kadar oksigen (level

oksigen 19,5%-23,5%), gas explosive (LEL atau UEL) dan

kandungan gas beracun dilakukan oleh pihak luar sebelum

surat izin diterbitkan.

c. Pastikan sistem sirkulasi udara pada ruangan tempat bekerja

telah benar.

d. Surat izin kerja diisi secara lengkap sesuai kebutuhan oleh

penanggungjawab.

e. Isi tipe pekerjaan yang akan dilakukan.

f. Pengawas pelaksana dan pekerja mempersiapkan dan

mengisi kebutuhan APD yang dibutuhkan, seperti sepatu

safety, sarung tangan, pelindung mata, pelindung telinga,

masker, helm safety, ventilasi udara, tabung oksigen, alat

komunikasi dan alat lainnya sesuai kebutuhan.

g. Penanggungjawab memeriksa kelengkapan dan kebenaran

isi dari surat izin kerja, memastikan alat-alat yang

digunakan dalam kondisi baik dan melakukan penilaian

Page 82: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

69�

terhadap rambu-rambu peringatan yang diperlukan. Selain

itu memastikan juga bahwa rambu-rambu tersebut telah

terpasang sebelum memulai pekerjaan.

h. Setelah diperiksa lengkap surat izin kerja ruang tertutup

disahkan oleh penanggung jawab.

3. Penggalian

Merupakan jenis pekerjaan penggalian tanpa melihat berapapun

kedalaman penggalian tersebut. Untuk persiapan penerbitan

surat izin kerja panas hal-hal yang harus dilakukan adalah

sebagai berikut :

a. Pastikan bahwa area kerja dinyatakan aman.

b. Surat izin kerja diisi dengan lengkap sesuai kebutuhan oleh

penanggungjawab.

c. Isi tipe pekerjaan yang dilakukan.

d. Pengawas pelaksana dan pekerja mempersiapkan dan

mengisi kebutuhan APD yang dibutuhkan, seperti sepatu

safety, helm safety, sarung tangan, penyangga (bila

kedalamannya > 1,5 m), tali safety, alat komunikasi dan

gambar denah tempat dimana pekerjaan penggalian akan

dilakukan yang memuat gambar letak jalur bawah tanah,

pipa-pipa, alat-alat pembuangan, saluran pembuangan,

parit-parit, pondasi, aliran listrik dan lain-lain. Isi juga alat

lainnya sesuai kebutuhan.

e. Penanggungjawab memeriksa kelengkapan dan kebenaran

isi dari surat izin kerja, memastikan alat-alat yang

digunakan dalam kondisi baik dan melakukan penilaian

terhadap rambu-rambu peringatan yang diperlukan. Selain

itu memastikan juga bahwa rambu-rambu tersebut telah

terpasang sebelum memulai pekerjaan.

f. Setelah diperiksa lengkap surat izin kerja penggalian

disahkan oleh penanggungjawab.

Page 83: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

70�

4. Ketinggian

Hal ini merupakan jenis pekerjaan yang dilakukan dengan

ketinggian lebih dari tiga (3) m di atas permukaan tanah. Untuk

persiapan penerbitan surat izin kerja ketinggian, hal-hal yang

harus dilakukan adalah :

a. Pastikan bahwa area kerja dinyatakan aman.

b. Isi secara lengkap surat izin kerja sesuai kebutuhan oleh

penanggungjawab.

c. Isi tipe pekerjaan yang akan dilakukan.

d. Isi alat pelindung yang dibutuhkan, seperti sepatu safety,

safety harness, perancah sesuai, helm safety, sarung tangan,

alat komunikasi dan alat lainnya sesuai kebutuhan.

e. Penanggungjawab memeriksa kelengkapan dan kebenaran

isi dari surat izin kerja, memastikan alat-alat yang

digunakan dalam kondisi baik dan melakukan penilaian

terhadap rambu-rambu peringatan yang diperlukan. Selain

itu memastikan juga bahwa rambu-rambu tersebut telah

terpasang sebelum memulai pekerjaan.

f. Setelah diperiksa lengkap surat izin kerja ketinggian

disahkan oleh penanggungjawab.

4.4.2 Penerapan operasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian

Environment and Safety PT. X di Bandung, Jawa Barat dalam

penanganan terhadap kontraktor

Implementasi dan operasi OHSAS 18001:2007 dalam

penanganan terhadap Kontraktor yang dilakukan oleh Bagian

Environment and Safety sebagai berikut :

a. Sumber daya, peran, tanggungjawab, akuntabilitas dan

wewenang

SDM yang berperan dalam pelaksanaan penanganan

kontraktor ialah Divisi Logistik, Bagian Umum dan Bagian

Environment and Safety. Berikut merupakan tanggungjawab dan

wewenang masing-masing :

Page 84: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

71�

1) Divisi Logistik wajib memberikan induction training kepada

kontraktor melalui :

i. Brosur pengendalian lingkungan dan K3 yang meliputi

kebijakan perusahaan, rambu-rambu, sinyal tanda bahaya

dan tempat sampah.

ii. Penjelasan, atau training keselamatan dan pengendalian

lingkungan saat bekerja.

2) Pengawas Pelaksana 1 (pelaksana dari safety) wajib memberi

training terperinci kepada pekerja proyek tentang penggunaan

APD, pentingnya keselamatan dalam bekerja termasuk poin 1

dan 2 wajib juga dalam pemantauan kepatuhan pekerja proyek

dalam mentaati aturan keselamatan bekerja.

3) Kepala Bagian Umum melalui Seksi Keamanan berwenang

dalam menentukan izin masuk pekerja proyek.

4) Kepala Bagian Umum berwenang memberi izin masuk kepada

pekerja. List pekerja diberi sebelum melakukan pekerjaan

kepada penanggungjawab izin kerja yang kemudian diserahkan

pada Kepala Bagian Umum.

5) Penanggungjawab izin kerja ialah Kepala Seksi Safety dalam

Bagian Environment and Safety.

6) Penanggungjawab izin kerja berwenang dalam penentuan jenis

dan izin kerja, serta pengeluaran izin kerja. Selain itu

memastikan juga bahwa persyaratan keselamatan dalam form

izin kerja telah dilaksanakan dan telah meyakinkan bahwa

fasilitas yang akan dikerjakan dalam keadaan aman sebelum

mengerjakan pekerjaan.

7) Penanggungjawab izin kerja menunjuk pengawas pelaksana satu

yang merupakan Pelaksana Safety perusahaan untuk mengawasi

pekerjaan dan kepatuhan pelaksanaan pekerjaan, memeriksa

peralatan para kontraktor yang akan digunakan perusahaan

untuk memastikan bahwa alat tersebut aman digunakan.

Page 85: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

72�

8) Penempelan label pada alat dari perusahaan yang telah diperiksa,

bila pekerjaan dilakukan oleh pihak perusahaan, maka training

dilakukan oleh pengawas pelaksana perusahaan.

9) Pihak kontraktor menunjuk pengawas pelaksana dua (2) dari

pihaknya untuk mengawasi pekerjaan dan kepatuhan

pelaksanaan pekerjaan dari para pekerja.

b. Kompetensi, pelatihan dan kepedulian

Sebelum memberikan izin kerja diperlukan keahlian review

identifikasi aspek bahaya dari pekerjaan yang akan dilakukan dan

job safety analysis (JSA) yang telah dibuat oleh kontraktor. Dalam

hal ini, Safety membutuhkan kelihaian memahami kondisi

lingkungan dan pekerjaan, serta analisis yang baik terhadap aspek

bahaya dan risiko, serta tindakan kontrol terhadap risiko yang ada.

Sampai saat ini kompetensi yang dimiliki dan pelatihan yang telah

didapat masing-masing dalam kaitannya terhadap K3 adalah :

a. Kepala Bagian Umum sebagai pejabat yang memegang

tanggungjawab (PYMT) Kepala Bagian Environment and

Safety : Training OHSAS 18001:2007.

b. Kepala Seksi Safety : Ahli K3 umum, Pelatihan K3 untuk

kontraktor, pelatihan fire alarm control panel, tata cara

pembuangan tempat sampah, bio safety level 1-4, K3 dan

lingkungan, chemical handling safety, kesiagaan dan tanggap

darurat serta penggunaan APAR, OHSAS 18001:2007.

c. Pelaksana : Ahli K3 umum, pelatihan pencegahan dan

penanggulangan kebakaran, training OHSAS 18001:2007,

training ahli K3 kebakaran dan teknik listrik.

c. Komunikasi, partisipasi dan konsultasi

Komunikasi dilakukan secara tertulis dan tidak tertulis

kepada pihak internal, maupun eksternal perusahaan sebagai praktik

dari mitigasi. Dalam hal ini pihak internal ialah pihak Bagian

Environment and Safety dengan Divisi Logistik dan Bagian Umum,

sedangkan eksternal perusahaan ialah pihak kontraktor itu sendiri.

Page 86: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

73�

Dilihat dari manajemen bencana, komunikasi dapat dikelompokkan

dalam komunikasi tahap pra bencana, bencana dan pasca bencana

(Ramli, 2011). Dalam tahap pra bencana sebagai tindakan mitigasi

bencana, komunikasi tertulis dilakukan dengan pendekatan.

administratif dilakukan melalui SOP, surat-surat dan formulir terkait.

Komunikasi tidak tertulis dilakukan melalui manusia kepada

manusia melalui pendekatan manusia yang meliputi :

1) Induction training kepada pimpinan atau perwakilan perusahaan,

mandor dan karyawan. Untuk pimpinan, atau perwakilan

perusahaan kontraktor dilakukan induction training oleh Divisi

Logistik. Sedangkan setelahnya, yaitu mandor dan para pekerja

dilakukan oleh Kepala Seksi atau Pelaksana Safety yang

memang ditunjuk untuk memberikan training.

2) Kick off meeting : Diskusi yang dilakukan sebelum melakukan

pekerjaan. Diskusi tersebut membahas hal yang meliputi tentang

cara pengerjaan, penentuan aspek bahaya, baik dari lokasi, alat

maupun bahan yang digunakan, risiko yang ada dan bagaimana

pengendaliannya.

3) Dalam pengawasan, apabila ada yang melanggar, misalnya tidak

menggunakan APD dilakukan pembinaan di lapangan. Apabila

lebih dari 3x melakukan pelanggaran, maka diberi surat teguran

(surat peringatan) terhadap pihak tersebut dan ditembuskan ke

bagian logistik, teknik, bagian QA dan P2K3.

Untuk komunikasi yang dilakukan dalam keadaan tanggap darurat

sesuai dengan yang terdapat pada SOP 214K-KTD-01.

d. Pendokumentasian

Pendokumentasian dilakukan oleh Administrasi Bagian

Environment and safety. Hal-hal yang didokumentasikan terkait

penanganan terhadap kontraktor ialah SOP terkait yaitu 100K-IKER-

01. Sedangkan yang berkaitan dengan informasi K3 adalah :

1) Surat izin kerja panas/surat izin kerja penggalian/surat izin kerja

ketinggian/surat izin kerja ruang terbatas.

Page 87: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

74�

2) Data pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan (terkait penggunaan

APD).

3) Daftar induction training izin kerja.

4) Daftar alat-alat dan mesin yang digunakan.

5) Foto kopi KTP Pekerja dan Mandor.

6) Analisa keselamatan kerja (JSA) yang dibuat oleh pihak

kontraktor.

7) Jadwal pekerjaan.

Masing-masing berkas yang berhubungan dengan izin kerja

dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pihak yang bekerjasama

dengan perusahaan di simpan dalam satu ring binder, atau plastik

data dan di tata dalam filling cabinet.

e. Pengendalian dokumen

Dalam pengendalian dokumen, untuk dokumen seperti SOP

yang terkait dengan izin kerja kontraktor telah disimpan dengan baik.

Apabila ada perubahan maka harus mengikuti SOP revisi yang telah

dibuat oleh Divisi QA. Untuk setiap surat izin dan surat tidak perlu

izin kerja yang dikeluarkan dibuat rangkap lima untuk Kontraktor,

Logistik, Bagian Environment and Safety, Teknik, dan User. Surat

izin kerja yang dikeluarkan disimpan selama dua (2) tahun. Daftar

induction training izin kerja disimpan bersama dengan surat izin

kerja yang dikeluarkan sebagai bukti training. Pengawas yaitu

pelaksana satu (1) dari pihak Safety mengisi list alat yang akan

digunakan pada saat bekerja. Surat tidak perlu izin kerja dibuat

untuk pekerjaan rutin (misalnya pekerjan yang dilakukan oleh teknik

atau bagian produksi) dan untuk kontraktor yang telah memiliki

sertifikat ISO 14001 dan OHSAS 18001.

Bagian Environment and Safety melalui Seksi Safety

memberikan laporan berupa checklist harian tentang kepatuhan

pelaksanaan keselamatan kerja dan pengendalian lingkungan di

lapangan kepada penanggungjawab izin kerja dan diarsipkan.

Apabila ada penyimpangan terhadap pekerjaan yang dilakukan,

Page 88: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

75�

pengawas pelaksana dan penanggungjawab harus segera melaporkan

kepada supervisor terkait dan segera ditindaklanjuti.

f. Pengendalian operasi

Pengendalian operasional yang dibuat perusahaan tentunya

meliputi bagaimana cara kerja yang aman, prosedur operasi yang

aman, pengadaan barang yang aman terhadap kesehatan dan

keselamatan serta keselamatan kontraktor itu sendiri. Hal tersebut

telah diatur secara tertulis dalam dokumen prosedur baku 100K-

IKER-01 dengan rujukan dari OHSAS 18001 Klausul 4.4.6,

Undang-undang No.1 Tahun 1970, ISO 14001, SOP K-Mek-Kas,

SOP 100K-LOTO-01, SOP 100K-SIS-JSA. Dokumen ini dibuat

untuk memastikan bahwa semua pekerjaan berisiko tinggi yang

dilakukan oleh karyawan maupun kontraktor seperti kerja panas,

memasuki ruang tertutup atau terbatas, penggalian dan ketinggian

supaya dilaksanakan dengan aman, serta dilakukan sesuai dengan

ketentuan dan persyaratan yang berlaku dengan memperhatikan

aspek lingkungan dan K3.

Prosedur dari izin kerja adalah :

1) Kontraktor mempersiapkan berkas-berkas.

2) Pihak kontraktor mendatangi Divisi Logistik meminta surat

permohonan izin kerja.

3) Divisi logistik memberi induction training tentang K3 dan

lingkungan terhadap perwakilan kontraktor dan mengeluarkan

surat permohonan izin kerja.

4) Kontraktor menghadap ke Kepala Seksi Safety untuk diberi

pelatihan dan izin masuk ke perusahaan dengan menunjukkan

surat permohonan izin kerja dan foto kopi KTP pekerja.

5) Bagian Environment and Safety melalui Seksi Safety

memberikan pelatihan khusus kepada seluruh pekerja.

6) Seksi Safety mengeluarkan izin kerja berdasarkan jenis

pekerjaan yang akan dilakukan.

Page 89: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

76�

Untuk prosedur pelaksanaannya dapat dibagi sesuai dengan

pekerjaan yang ditangani. Prosedur ini telah dibuat oleh pihak

perusahaan dengan mempertimbangkan K3 untuk kontraktor agar

tidak menyimpang dari kebijakan dan tujuan K3 itu sendiri. Prosedur

pelaksanaannya dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Pelaksanaan pekerjaan panas

1) Setelah surat izin kerja disetujui dilakukan training sebelum

memulai pekerjaan kepada semua pelaksana (karyawan

perusahaan atau karyawan kontraktor) oleh pengawas

pelaksana izin kerja dan telah dipastikan bahwa

persyaratan-persyaratan yang dicantumkan dalam izin kerja

tersebut telah dimengerti.

2) Pelaksana dapat melakukan pekerjaannya setelah surat izin

kerja disetujui dan berkewajiban melaksanakan pekerjaan

sesuai dengan instruksi kerja yang ada. Untuk pekerjaan

tertentu yang membutuhkan sertifikasi hanya boleh

dikerjakan oleh pelaksana yang memiliki sertifikasi sesuai

kemampuan.

3) Penanggungjawab perusahaan dan pengawas pelaksana

harus mengecek terlebih dahulu daftar pekerja yang bekerja

pada area panas tersebut telah sesuai dengan daftar yang

diberikan kontraktor dan masing-masing menggunakan

nametag ketika bekerja.

4) Pasang surat izin kerja di tempat dimana pelaksana bekerja

selama melakukan pekerjaannya.

5) Pastikan bahwa pada area pekerjaan tidak ada bahan yang

berpotensi menimbulkan kebakaran, seperti kertas, kayu

dan botol atau tabung gas, atau bahan-bahan lain, seperti

bahan kimia mudah meledak dan menyala.

6) Pekerja kontraktor menggunakan APD yang diperlukan

secara lengkap.

Page 90: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

77�

7) Selama melakukan pekerjaannya, pelaksana harus

memperhatikan dan ikut melakukan pengendalian

lingkungan.

8) Bagian Environment and Safety melalui Seksi Safety dari

pihak perusahaan melakukan checklist harian terhadap

kepatuhan pelaksanaan keselamatan kerja. Begitupun

terhadap pengendalian lingkungan di lapangan, dimana

limbah dari hasil pekerjaan harus tetap dikendalikan dan

apabila pelaksana tidak mematuhi, maka pengawas

pelaksana melaporkan pada penanggungjawab agar

pelanggar dapat diberi peringatan. Apabila pekerja

kontraktor melakukan pelanggaran berulang atau

melakukan pelanggaran berat, maka akan dibuat sanksi.

Untuk penyelesaiannya diatur sebagai berikut :

i. Bila pekerjaan telah selesai, maka pelaksana

melaporkan kepada pengawas pelaksana dan

menandatangani surat izin kerja tersebut yang

menyatakan bahwa pekerjaan telah selesai.

ii. Pengawas pelaksana kemudian akan melakukan

pemeriksaan lapangan untuk memastikan bahwa daerah

bekas kerja telah bersih dari peralatan yang ada dan

tidak terjadi pencemaran lingkungan. Apabila sudah

sesuai maka penanggungjawab penerbitan surat izin

kerja akan menandatangani surat izin kerja tersebut dan

diketahui kepala bagian atau user terkait.

b. Pelaksanaan pekerjaan ruang tertutup

1) Pelaksana dapat melakukan pekerjaannya setelah surat izin

kerja disetujui dan berkewajiban melaksanakan pekerjaan

tersebut sesuai dengan instruksi kerja yang ada. Saat

pekerjaan dilakukan harus ada personil yang berada di luar

yang melakukan komunikasi dengan personil yang berada

di dalam ruang tertutup. Untuk pekerjaan tertentu yang

Page 91: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

78�

membutuhkan sertifikasi maka hanya boleh dikerjakan oleh

pelaksana yang memiliki sertifikasi sesuai kemampuan.

2) Penanggungjawab di perusahaan dan pengawas pelaksana

harus mengecek terlebih dahulu bahwa daftar pekerja yang

bekerja pada ruang terbatas tersebut telah sesuai dengan

daftar yang diberikan kontraktor sebelumnya dan

menggunakan nametag.

3) Pastikan bahwa pada area pekerjaan sudah diukur mengenai

kadar oksigen dan tidak terdapat gas yang berbahaya, serta

menggunakan APD yang diperlukan secara lengkap.

4) Pasang surat izin kerja di tempat dimana pelaksana bekerja

selama melakukan pekerjaannya.

5) Selama melakukan pekerjaannya, pelaksana harus

memperhatikan dan ikut melakukan pengendalian

lingkungan.

6) Bagian Environment and Safety melalui Seksi Safety dari

pihak perusahaan melakukan checklist harian terhadap

kepatuhan pelaksanaan keselamatan kerja. Begitupun

terhadap pengendalian lingkungan di lapangan dimana

limbah dari hasil pekerjaan harus tetap dikendalikan dan

apabila pelaksana tidak mematuhi, maka pengawas

pelaksana melaporkan pada penanggungjawab, agar

pelanggar dapat diberi peringatan. Apabila pekerja

kontraktor melakukan pelanggaran berulang atau

melakukan pelanggaran berat, maka akan dibuat sanksi.

c. Pelaksanaan pekerjaan penggalian

1) Pelaksana dapat melakukan pekerjaannya setelah surat izin

kerja disetujui dan berkewajiban melaksanakan pekerjaan

tersebut sesuai dengan instruksi kerja yang ada.

2) Pasang surat izin kerja di tempat dimana pelaksana bekerja

selama melakukan pekerjaanya.

Page 92: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

79�

3) Penanggungjawab pelaksana dari perusahaan dan pengawas

pelaksana harus mengecek terlebih dahulu bahwa daftar

pekerja yang bekerja pada penggalian tersebut telah sesuai

dengan daftar yang diberikan kontraktor sebelumnya dan

menggunakan nametag.

4) Pastikan bahwa pada pekerja telah mengerti mengenai alur

daerah penggalian dan menggunakan APD yang diperlukan

secara lengkap.

5) Pasang rambu disekitar area pekerjaan.

6) Selama melakukan pekerjaannya pelaksana harus

memperhatikan dan melakukan pengendalian lingkungan.

7) Pengawas pelaksana dari pihak perusahaan melakukan

checklist terhadap kepatuhan pelaksanaan keselamatan kerja

dan pengendalian lingkungan di lapangan, dimana limbah

dari hasil pekerjaan harus tetap dikendalikan.

d. Pelaksanaan pekerjaan ketinggian

1) Pelaksana dapat melakukan pekerjaannya setelah surat izin

kerja disetujui dan berkewajiban melaksanakan pekerjaan

tesebut sesuai dengan instruksi kerja yang ada.

2) Pasang surat izin kerja di tempat dimana pelaksana bekerja

selama melakukan pengendalian lingkungan.

3) Selama melakukan pekerjaannya pelaksana harus

memperhatikan dan ikut melakukan pengendalian

lingkungan.

4) Bagian Environment and Safety melalui Seksi Safety dari

pihak perusahaan melakukan checklist harian terhadap

kepatuhan pelaksanaan keselamatan kerja. Begitupun

terhadap pengendalian lingkungan di lapangan dimana

limbah dari hasil pekerjaan harus tetap dikendalikan dan

apabila pelaksana tidak mematuhi, maka pengawas

pelaksana melaporkan pada penanggungjawab agar

pelanggar dapat diberi peringatan. Apabila pekerja

Page 93: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

80�

kontraktor melakukan pelanggaran berulang atau

melakukan pelanggaran berat, maka akan dibuat sanksi.

4.5. Permasalahan dalam implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian

Environment and Safety PT. X di Jawa Barat dalam penanganan

terhadap kontraktor

4.5.1 Faktor

Implementasi OHSAS 18001:2007 oleh Bagian Environment

and safety telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan persyaratan

di setiap klausulnya. Namun dari hasil identifikasi terdapat beberapa

permasalahan yang dapat memengaruhi implementasi OHSAS

18001:2007 di dalamnya. Dari hasil identifikasi, faktor yang menjadi

permasalahan diambil dari beberapa unsur implementasi dan operasi

OHSAS 18001:2007 itu sendiri, yaitu :

a. Sumber daya, peran, tanggungjawab, tanggunggugat dan

wewenang

Bagian Environment and Safety baru menjadi sebuah

Bagian dari Divisi Corporate Secretary setelah sebelumnya

berada di bawah Bagian Umum. Kepala Bagian Environment

and Safety masih dijabat oleh Kepala Bagian Umum. Di bawah

Kabag Environment and Safety terdapat dua (2) Kepala Seksi,

yaitu Kasi Environment dan Kepala Seksi Safety. Belum adanya

pengisi Jabatan sebagai Kepala Seksi Environment membuat

Kepala seksi Safety harus terjun untuk mengendalikan

tanggungjawab kedua peran tersebut. Selain itu terdapat

Pelaksana Safety yang hanya beranggotakan lima (5) orang

dimana harus berperan sebagai Pelaksana Environment dan

membantu dalam program Corporate Social Responsibility

(CSR).

Selain menjadi pejabat sementara Kepala Bagian

Environment and Safety, Kepala Bagian Umum sendiri memiliki

tanggungjawab terhadap beberapa seksi yang ada di bawahnya,

yaitu Seksi Kendaraan, Rumah Tangga, Keamanan, serta CSR.

Page 94: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

81�

Sumber daya lainnya infrastruktur berupa fasilitas ruang

kerja. Dalam hal ini, perusahaan berupaya untuk memberikan

fasilitas yang baik kepada karyawan dalam melakukan pekerjaan.

Namun ada satu hal yang harusnya diperhatikan kembali di

lapangan, yaitu dalam satu (1) tahun ini Bagian Environment

and Safety harus berpindah ruang sebanyak empat hingga lima

kali. Dengan adanya ruang yang tidak tetap memungkinkan

terganggunya kinerja dari Bagian ini sendiri. Selain itu dapat

mengganggu efisiensi kontraktor dalam mengurus izin kerja.

Ruangan yang saat ini ditempati juga masih kurang nyaman,

karena persis berada di samping ruang distribusi, sehingga

terkadang agak bising.

b. Kompetensi

Kompetensi yang dimiliki oleh keenam personel

(termasuk di dalamnya Kepala Seksi Safety) sudah cukup baik,

namun tetap ada kekurangan. Dalam penanganan kontraktor

sampai saat ini dapat selalu teratasi dengan baik, namun Kepala

Seksi dan Pelaksana Safety yang telah tetap menjadi Bagian

Environment and Safety masih memerlukan personil yang lebih

berkompeten lagi dalam hal K3 kontraktor, mengingat tugas

review JSA kontraktor membutuhkan ketelitian dan wawasan

yang luas.

c. Komunikasi

Komunikasi eksternal yang terjadi antara pihak

perusahaan dengan kontraktor berfungsi untuk menyampaikan

informasi, himbauan berkaitan dengan K3. Dari aspek K3

komunikasi dapat terjadi melalui manusia dengan manusia, alat

kerja, atau alat komunikasi. Komunikasi yang dijalankan safety

terhadap karyawan kontraktor yang bekerjasama dengan

perusahaan sudah berjalan dengan baik melalui induction

training, kick off meeting, pengontrolan di lapangan dan

Page 95: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

82�

mengingatkan kembali jika melanggar ketentuan K3, serta

lingkungan.

Namun dengan adanya induction training terkadang

masih ada saja pekerja yang enggan untuk mematuhi peraturan

yang sudah seharusnya dipatuhi dan dilaksanakan selama

bekerja di sekitar kawasan perusahaan. Dalam hal ini,

pelanggaran yang sering dilakukan adalah kepatuhan dalam

penggunaan APD.

d. Pengendalian dokumentasi

Dokumen yang seluruhnya disimpan oleh pihak Bagian

Environment and Safety tersedia dengan lengkap. Namun saat

ini terdapat beberapa formulir atau JSA yang tidak ada di dalam

penyimpanan data. Hal ini terjadi karena pihak kontraktor yang

meminjam untuk keperluan perpanjangan izin kerja, namun

tidak dikembalikan lagi, karena hilang atau rusak. Selain itu,

JSA yang tidak ada biasanya, karena ada proyek yang harus

segera dilaksanakan, sehingga tidak ada waktu yang cukup bagi

kontraktor untuk memenuhi penyerahan JSA sebelum

dimulainya pekerjaan.

Bagaimanapun juga dokumen tersebut merupakan

catatan informasi penting yang harus tersimpan dengan baik.

Apabila tidak ada, hal ini tentunya juga akan menjadi temuan

audit, sehingga akan mempersulit Bagian itu sendiri.

4.5.2 Aktor

Terdapat tiga (3) pihak yang berkaitan dan bertanggungjawab

dalam implementasi OHSAS 18001:2007 pada perusahaan, yaitu :

a. Top Management

Top management atau manajemen puncak ialah Direktur Utama,

Corporate Secretary yang ditunjuk sebagai MR memiliki peran

mengoordinasi dan mengelola SMM, Lingkungan dan K3 yang

efektif, meliputi keseluruhan aktivitas perusahaan sesuai arahan

Direktur Utama dan sesuai dengan kebijakan, pedoman, dan

Page 96: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

83�

dokumen pendukung yang berlaku di perusahaan, Ketua Tim

P2K3 yang merupakan wakil dari MR untuk OHSAS

18001:2007.

b. Middle Management

Middle management adalah Kepala Bagian Umum yang menjadi

pejabat sementara untuk Bagian Environment and Safety. Pihak

ini bertugas menginterpretasikan kebijakan K3 dan

mengembangkan prosedur yang dapat digunakan oleh pelaksana.

c. Operational Management

Operational management pada Bagian Environment and Safety

yaitu Kepala Seksi dan pelaksana Safety. Pihak ini bertugas

melaksanakan operasional yang telah ditetapkan pada

Bagiannya. Bertindak sesuai prosedur dan kebijakan K3 yang

telah ditentukan.

4.5.3 Tujuan

Pada implementasi OHSAS 18001:2007 terdapat beberapa

masalah yang dianalisis dari unsur-unsur implementasi OHSAS

18001:2007. Berdasarkan masalah tersebut ada beberapa tujuan yang

diharapkan dapat tercapai pada Bagian Environment and Safety,

yaitu :

a. Beban tanggungjawab yang sesuai

Diberikannya beban tanggungjawab dan wewenang yang sesuai

akan membantu keefektifan dari pekerjaan masing-masing peran,

karena hal tersebut dapat membuat karyawan fokus terhadap

prosedur kerja yang telah ditetapkan.

b. Infrastruktur yang baik dan tetap

Dengan mendapatkan infrastruktur yang baik dan permanen

dapat mendukung kinerja yang baik dari karyawan itu sendiri.

Jika terpaksa harus berpindah tempat, tentunya dapat menguras

tenaga dalam pengangkutan barang, perapihan kembali ruang

kerja, sehingga memungkinkan terbengkalainya pekerjaan yang

harusnya dapat dilaksanakan saat itu juga.

Page 97: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

84�

c. Kontraktor taat pada peraturan

Dengan adanya komunikasi yang baik antara Bagian

Environment and Safety terhadap kontraktor, maka diharapkan

kontraktor dapat taat pada peraturan K3 yang telah ditetapkan

oleh perusahaan. Jika kontraktor taat terhadap peraturan, maka

dapat terus mempertahankan zero accident, baik terhadap pihak

kontraktor maupun perusahaan.

d. Karyawan yang berkompeten

Karyawan yang berkompeten dapat membantu Bagian

Environment and Safety sendiri untuk lebih profesional dalam

mengelola K3 dan lingkungan perusahaan. Dalam hal ini,

mampu memberikan kontribusi yang lebih dalam menganalisa

aspek bahaya, risiko yang ada dan cara mengontrol risiko

dengan cara yang lebih baik, agar K3 dan terjamin.

e. Dokumentasi yang baik

Dengan dokumentasi yang baik, tentunya akan lebih efisien

dalam pekerjaan. Selain itu memudahkan apabila ada

kepentingan terhadap kontraktor bersangkutan dan ketika

diadakannya audit.

4.5.4 Alternatif

Tindakan pemecahan masalah yang sesuai tentunya

diperlukan untuk membantu dalam perbaikan implementasi OHSAS

18001:2007 pada Bagian Environment and Safety. Alternatif

tindakan yang dapat dilakukan oleh Bagian Environment and Safety

adalah sebagai berikut :

a. Penambahan SDM kompeten

Penambahan SDM kompeten dimaksudkan untuk ditempatkan

sebagai Kepala Bagian Environment and Safety, serta

Pelaksananya. Pelaksana safety juga penting untuk ditambah,

karena sebelumnya salah satu personilnya pindah di bagian lain

dan mengingat masih banyak pekerjaan dan tanggungjawab

lebih besar mengenai keselamatan kerja yang akan ditangani

Page 98: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

85�

seiring dengan berjalannya waktu. Dalam perekrutan, kualifikasi

dan kompetensinya harus sesuai dengan bidang dan keadaan di

lapangan perusahaan itu sendiri.

b. Penyediaan ruang kerja yang baik dan tetap

Dengan adanya penyediaan ruang kerja yang baik dan tetap

untuk Bagian Environment and Safety diharapkan dapat

menambah kinerja dari karyawan, sehingga dapat meningkatkan

K3 di lingkungan perusahaan yang nantinya juga dapat

mempengaruhi kontraktor untuk dapat mematuhi peraturan K3

dalam perusahaan tersebut. Selain itu, ruang yang permanen

dapat membuat kontraktor tidak terganggu dan merasa nyaman

dalam pengurusan izin kerja.

c. Penyempurnaan sistem reward and punishment

Perusahaan harus konsisten untuk menerapkan metode

reinforcment yaitu dengan penyempurnaan sistem reward and

punishment dengan zero tolerant. Dasarnya adalah hukum efek

yang menyatakan bahwa setiap perilaku yang diikuti reward

akan semakin dilakukan, sedangkan punishment dengan

sendirinya perilaku tersebut makin jarang dilakukan dan lama

kelamaan akan hilang (Heni, 2011). Dengan

mengkomunikasikan sistem reward and punishment sebelum

dilakukannya kerjasama dan sebelum pengesahan perizinan

kerja akan membuat pihak kontraktor enggan untuk melanggar

aturan karena dinilai dapat merugikan secara langsung, maupun

tidak langsung, tergantung kriteria reward and punishment yang

diberikan perusahaan.

d. Pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar

Pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar merupakan

kegiatan yang dilakukan oleh administrasi safety mulai dari

sebelum hingga kontraktor selesai bekerja. Dengan begitu dapat

memudahkan apabila ada kepentingan terhadap kontraktor itu

sendiri, misalnya untuk perpanjangan izin kerja. Selain itu akan

Page 99: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

86�

mengurangi pekerjaan administrasi Bagian Environment and

Safety dalam mempersiapkan segala hal ketika akan adanya

audit.

4.6 Struktur Hirarki

Pembentukan model struktur hirarki untuk analisis implementasi

OHSAS 18001:2007 studi kasus Bagian Environment and Safety dalam

penanganan kontraktor terdiri dari lima (5) tingkatan, yaitu :

1. Level 1 : Sasaran (ultimate goal) dari keputusan yang akan diambil

ditempatkan pada puncak hirarki. Dalam hal ini sasaran yang dimaksud

adalah “identifikasi permasalahan implementasi OHSAS 18001:2007

pada Bagian Environment and Safety dalam penanganan terhadap

kontraktor”.

2. Level 2 : Pada tingkatan kedua (2) yang merupakan pengajuan kriteria-

kriteria masalah (faktor) yang diambil dari unsur implementasi operasi,

terdiri dari :

d. SDT : Sumber daya, peran, tanggungjawab dan wewenang.

e. KPK : Kompetensi.

f. KMN : Komunikasi.

g. DOK : Dokumentasi.

3. Level 3 : Pada tingkatan ketiga (3), diajukan pelaku (aktor) yang terdiri

dari :

a. TM : Top Management

b. MM : Middle Management

c. OM : Operational Management

4. Level 4 : Pada level keempat (4) diajukan tujuan (objek) yang

diharapkan dari permasalahan yang ada. Tujuan didapatkan dari hasil

analisis berdasarkan diskusi dengan Kepala seksi. Hal tersebut terdiri

dari :

a. BEB : Beban tanggungjawab yang sesuai.

b. INF : Infrastruktur yang baik dan tetap.

c. KTP : Kontraktor taat pada peraturan.

d. KB : Karyawan kompeten.

Page 100: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

87�

e. DOKB : Dokumentasi yang baik.

5. Level 5 : Pada level lima (5), diajukan alternatif yang dapat

diaplikasikan perusahaan untuk perbaikan. Alternatif tersebut diperoleh

berdasarkan diskusi dengan ketua tim P2K3, Kepala Seksi dan

Pelaksana Safety, serta studi literatur. Dari tujuan yang telah

dirumuskan dapat diperoleh beberapa alternatif, yaitu :

a. A : Penambahan SDM kompeten.

b. B : Penyediaan ruang kerja yang baik dan tetap.

c. C : Penyempurnaan sistem reward and punishment.

d. D : Pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar.

Struktur hirarki untuk analisis implementasi OHSAS 18001:2007

pada kasus Bagian Environment and Safety dalam penanganan kontraktor

dapat dilihat pada Lampiran 5.

4.7 Analisa Perhitungan pada Faktor, Aktor, Tujuan dan Alternatif

Setelah merumuskan setiap tingkatan pada struktur AHP, dilakukan

pembobotan pada setiap kriteria dalam tingkatan yang ada oleh empat (4)

informan yang merupakan pakar dalam masalah ini. Setelah itu pendapat

dari masing-masing informan tersebut diolah kembali dan digabungkan

melalui dua (2) pengolahan data, yaitu secara horisontal dan vertikal dengan

menggunakan program Microsoft Excel dan Expert Choice. Pengolahan

horisontal menunjukkan besarnya tingkat pengaruh unsur pada suatu

tingkatan hirarki terhadap tingkatan struktur di atasnya. Pengolahan vertikal

dapat memperlihatkan pengaruh setiap unsur pada tingkat hirarki tertentu

terhadap sasaran utama (ultimate goal) yang akan menunjukkan urutan

prioritas unsur setiap tingkatan dalam hirarki dan bobot dari masing-masing

unsur tersebut.

4.7.1 Pengolahan data secara horisontal

a. Analisis unsur faktor pada level kedua

Pengolahan data pada level dua menunjukkan bagaimana

tingkat pengaruh suatu unsur faktor pada level dua (2) terhadap

sasaran utamanya yaitu identifikasi permasalahan implementasi

OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety dalam

Page 101: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

88�

penanganan terhadap kontraktor. Hasil bobot dari setiap faktor dan

prioritasnya dapat dilihat dalam Tabel 6.

Tabel 7. Bobot dan susunan Prioritas faktor kriteria masalah

implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian

Environment and Safety dalam penanganan kontraktor

Unsur Faktor Bobot Prioritas

Sumber daya, tanggungjawab dan

wewenang 0,349 1

Dokumentasi 0,262 2

Komunikasi 0,205 3

Kompetensi, pelatihan dan

kepedulian 0,184 4

Dari Tabel 7 dapat terlihat bahwa unsur sumber daya,

tanggungjawab dan wewenang merupakan unsur yang memiliki

prioritas pertama dibanding dengan unsur yang lain dengan nilai

0,349. Hal ini menggambarkan bahwa unsur tersebut merupakan

unsur utama yang memiliki tingkat pengaruh terbesar dibanding

dengan ketiga unsur lainnya. Berikutnya disusul berturut-turut oleh

unsur dokumentasi dengan nilai (0,262), Komunikasi (0,205) dan

terakhir kompetensi, serta pelatihan dengan nilai 0,184.

Unsur faktor sumber daya, tanggungjawab dan wewenang

menjadi prioritas paling utama yang mempengaruhi karena adanya

keterbatasan kapasitas seseorang. Penumpukan tanggungjawab akan

membuat beban kerja semakin berat, sehingga tidak efisien. Seperti

yang diketahui, menurut Mintorogo dan Sedarmayanti (1992) bahwa

untuk mencapai efisiensi perlu dipenuhi syarat-syarat berikut :

1) Berhasil guna (efektif), yaitu pekerjaan telah dilaksanakan

dengan tepat target dan tepat waktu.

2) Ekonomi, yaitu penggunaan biaya, tenaga, bahan, alat, waktu,

ruangan, dan lain-lain secara tepat sesuai rencana.

3) Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggungjawabkan secara

tepat.

4) Pembagian kerja yang nyata berdasarkan beban kerja.

5) Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab, yaitu wewenang

Page 102: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

89�

harus sama dan seimbang dengan tanggungjawabnya.

6) Prosedur kerja yang praktis untuk dapat dilaksanakan.

Hal ini kurang sesuai dengan poin 4 dan 5. Dampaknya

pekerjaan Safety dikhawatirkan akan sulit fokus dan berkembang

dengan baik apalagi pekerjaannya menyangkut keselamatan

karyawan dan stakeholders yang ada di dalam, maupun sekitar

perusahaan. Untuk izin kerja sendiri pihak pelaksana satu (1) sebagai

penandatangan izin kerja terkadang digantikan dengan yang lain,

sehingga terkadang terjadi kesalahan komunikasi antara pihak

kontraktor dengan pihak Safety.

Selain itu dilihat dari sumber daya berupa infrastruktur yang

masih belum tetap dan agak bising karena berada disamping ruang

distribusi juga memberikan ketidaknyamanan. Fasilitas ruang kerja

yang tetap dengan suhu, kelembaban, pencahayaan dan tata letak

yang sesuai dengan K3, serta nyaman dan tidak bising menjadi

syarat ruang kerja yang baik. Hal tersebut menjadi pendukung agar

kinerja tidak terganggu dan tidak mempersulit kontraktor bila

mengurus keperluannya.

Unsur faktor yang menjadi pioritas kedua dengan nilai

(0,262), yaitu dokumentasi. Semua dokumentasi yang berkaitan

dengan K3 merupakan catatan informasi penting yang harus

tersimpan dengan baik. JSA dan surat izin merupakan bagian dari

dokumentasi laporan K3. apabila tidak disimpan dengan baik, hal ini

tentunya akan mempersulit pihak terkait dalam pengurusan

perpanjangan izin kerja dan menjadi temuan audit, sehingga akan

mempersulit Bagian itu sendiri. Unsur faktor yang menjadi prioritas

ketiga yaitu komunikasi dengan nilai 0,205 yaitu komunikasi antara

perusahaan dengan kontraktor dalam peraturan K3 yang harus

dipatuhi oleh pihak kontraktor, serta dalam masalah kepatuhan

penggunaan APD. Unsur faktor yang menjadi prioritas keempat (4),

yaitu kompetensi, pelatihan dengan nilai (0,184).

Page 103: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

90�

b. Analisis unsur faktor pada level ketiga

Hasil pengolahan data pada level ketiga (3) berfungsi untuk

melihat tingkat pengaruh aktor-aktor yang terlibat terhadap faktor-

faktor yang terdapat pada level kedua.

Tabel 8. Bobot dan susunan prioritas aktor implementasi

OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and

Safety dalam penanganan terhadap kontraktor

Aktor

Faktor

SDT KPK KM� DOK

Top Management 0,341 0,104 0,296 0,159

Middle Management 0,417 0,330 0,344 0,337

Operational

Management 0,241 0,566 0,360 0,504

Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa aktor yang paling

berperan penting dalam Sumber daya, tanggungjawab dan

wewenang adalah Middle Management, atau dalam hal ini Kabag.

Umum sebagai pymt Kepala Bagian Environment and Safety dengan

bobot nilai 0,417. Kabag Umum memiliki tanggungjawab terhadap

keseluruhan yang dikerjakan Operational Management, Kabag.

Umum menerima laporan dan menyampaikannya dalam rapat

dengan kepala divisi Corporate Secretary setiap satu (1) minggu

sekali. Kabag. Umum tentunya mengetahui betul bagaimana kondisi

dari Kepala seksi dan pelaksananya dalam masalah tanggungjawab

dan wewenang. Perihal infrastruktur, Middle Management dapat

mengajukan permasalahan yang ada pada Top Management.

Aktor yang berada pada prioritas kedua (2), yaitu Top

Management dengan bobot nilai (0,341) memiliki wewenang

memberi persetujuan penambahan SDM berkompeten dan perbaikan

infrastruktur yang dibutuhkan. Aktor yang berada pada prioritas

terakhir adalah Operational Management (0,241), dimana aktor

sebagai user dari infrastruktur dan pihak yang terjun langsung ke

lapangan dalam penanganan kontraktor.

Berkaitan dengan kompetensi, aktor yang paling berperan

penting adalah Operational Management dengan bobot nilai 0,566.

Page 104: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

91�

Operational Management terjun langsung untuk melaksanakan

kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan, dalam hal ini bertindak

sesuai prosedur dan kebijakan K3. Dalam bertindak sesuai prosedur

dan kebijakan inilah dituntut adanya kompetensi Kepala seksi

beserta pelaksananya. Kemudian aktor pada prioritas kedua, yaitu

Middle Management dengan nilai 0,330 yang dalam hal ini harus

diketahui seberapa besar kompetensi yang dimiliki Kepala seksi dan

pelaksananya. Middle Management memerlukan bekal kompetensi

yang berhubungan dengan K3 umum dan K3 kontraktor untuk

meningkatkan kinerja Bagian Environment and Safety.

Aktor yang berada pada peringkat terakhir adalah Top

Management dengan nilai bobot 0,104. Dalam hal ini, Ketua MR

dan Ketua Tim P2K3 telah memiliki kompetensi sebagai Ahli K3

Umum dan tidak terjun langsung, sehingga tidak terlalu berpengaruh

besar terhadap penggunaan kompetensi pada pelaksanaan

penanganan kontraktor di lapangan.

Untuk komunikasi, aktor yang berpengaruh pada peringkat

pertama ialah Operational Management dengan nilai 0,360. Kepala

Seksi beserta Pelaksana Safety merupakan aktor yang lebih sering

bersinggungan langsung dengan pihak kontraktor dari mulai

perizinan kerja sampai pekerjaan selesai, sehingga komunikasi yang

terjalin intensitasnya lebih tinggi. Aktor pada peringkat kedua adalah

Middle Management dengan nilai 0,344, dimana Kepala Bagian

Environment and Safety lebih banyak berinteraksi terhadap

Operational Management. Pada prioritas terakhir terdapat Top

Management dengan nilai 0,296. Ketua MR dan Tim P2K3 tidak ada

job desk untuk melakukan komunikasi langsung kepada pihak

kontraktor, kecuali apabila memang diperlukan.

Pada faktor terakhir (dokumentasi), Operational

Management merupakan pemegang peranan utama dengan nilai

0,504. Pelaksana Safety, dalam hal ini Administrasi sebagai pihak

yang menangani semua dokumentasi yang berhubungan dengan

Page 105: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

92�

penanganan terhadap kontraktor oleh Bagian Environment and

Safety. Penanganan dokumentasi yang dilakukan mulai dari

pembuatan dokumennya hingga penyimpanan dokumen tersebut.

Kemudian di posisi kedua terdapat Middle Management dengan nilai

0,337 dan terakhir Top Management dengan nilai bobot 0,159.

c. Analisis unsur faktor pada level keempat

Pada analisis tujuan ini dapat dilihat bagaimana tingkat

pengaruh unsur tujuan yang terdapat pada level keempat terhadap

aktor-aktor pada level ketiga.

Tabel 9. Bobot dan susunan prioritas tujuan implementasi

OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and

Safety dalam penanganan terhadap kontraktor

Tujuan

Aktor

Top

Management

Middle

Management

Operational

Management

BEB 0,193 0,209 0,181

I�F 0,175 0,155 0,222

KTP 0,223 0,212 0,219

KB 0,230 0,245 0,206

DOKB 0,179 0,178 0,172

Pada Tabel 9 terlihat bahwa karyawan yang berkompeten

merupakan tujuan yang diprioritaskan oleh Top Management dengan

nilai 0,230. Top Management memahami bahwa dengan keadaan

Bagian Environment and Safety yang baru terbentuk ini

membutuhkan karyawan berkompeten dalam permasalahan K3 di

perusahaan, termasuk kaitannya dengan K3 kontraktor. Di sisi lain,

pihak Middle Management memprioritaskan beban tanggungjawab

yang sesuai sebagai tujuan dengan nilai 0,209. Hal ini dikarenakan

Middle Management merasakan bagaimana penumpukan beban

tanggungjawab yang harus diberikan sesuai dengan kemampuan dan

bidangnya. Sedangkan Operational Management memprioritaskan

tujuan infrastruktur yang baik dan tetap dengan nilai 0,222. Kepala

Seksi Safety dan pelaksana merupakan pihak yang langsung

merasakan bahwa tujuan tersebut memiliki dampak yang

mendukung kinerja, ketika berada dalam ruangan termasuk, ketika

Page 106: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

93�

dalam menangani kontraktor saat pembuatan izin kerja, induction

training dan diskusi lainnya perihal pekerjaan yang akan dan saat

berlangsung.

d. Analisis unsur alternatif pada level kelima

Hasil pengolahan horisontal pada level lima menunjukkan

tingkat pengaruh suatu unsur alternatif terhadap tujuan-tujuan yang

terdapat pada level empat.

Tabel 10. Bobot dan susunan prioritas alternatif implementasi

OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and

Safety dalam penanganan terhadap kontraktor

Alternatif Tujuan

BEB I�F KTP KB DOKB

A 0,494 0,457 0,444 0,493 0,381

B 0,111 0,192 0,208 0,141 0,199

C 0,123 0,157 0,131 0,104 0,101

D 0,272 0,194 0,217 0,261 0,319

Dari hasil pengolahan pada Tabel 10 menunjukkan bahwa

untuk mencapai seluruh tujuan, alternatif penambahan SDM

kompeten merupakan alternatif paling diprioritaskan dibanding

dengan alternatif lainnya dengan nilai 0,381. Dalam penanganan

implementasi OHSAS 18001:2007 yang berhubungan dengan

kontraktor, tentunya membutuhkan orang-orang kompeten dan

didukung dengan tanggungjawab dan wewenang sesuai, sehingga

tidak mengganggu penanganan tugas yang lain.

Untuk mencapai tujuan beban tanggungjawab yang sesuai,

diposisi dua terdapat alternatif pengelolaan dokumentasi yang baik

dan benar dengan nilai 0,272. Alternatif ketiga yaitu penyempurnaan

sistem reward and punishment (0,123) dan terakhir penyediaan

ruang kerja yang permanen (0,111).

Alternatif tindakan yang menjadi prioritas kedua dalam

mencapai tujuan infrastruktur yang baik dan permanen ialah

pengelolaan dokumentasi (0,194), kemudian prioritas ketiga

penyediaan ruang kerja yang permanen dengan nilai 0,192. Terakhir

penyempurnaan sistem reward and punishment (0,157).

Page 107: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

94�

Untuk mencapai tujuan kontraktor taat pada peraturan, pada

prioritas kedua terdapat alternatif pengelolaan dokumentasi yang

baik dan benar dengan nilai sebesar 0,217. Alternatif ketiga (3),

yaitu penyediaan ruang kerja yang baik dan tetap (0,131). Prioritas

terakhir, yaitu penyempurnaan sistem reward and punishment

dengan nilai 0,131. �

Alternatif kedua untuk mencapai tujuan karyawan kompeten

ialah pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar (0,261).

Alternatif ketiga yaitu penyediaan ruang kerja yang baik dan tetap

(0,141) setelah itu alternatif terakhir yaitu penyempurnaan sistem

reward and punishment dengan nilai 0,104.�

Dalam mencapai tujuan dokumentasi yang baik, alternatif

prioritas kedua ialah pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar

(0,319). Alternatif ketiga yaitu penyediaan ruang kerja yang baik dan

tetap (0,199) dan alternatif terakhir yaitu penyempurnaan sistem

reward and punishment dengan nilai 0,101.

4.7.2 Pengolahan data secara vertikal

Pengolahan data vertikal digunakan untuk menghitung bobot

setiap unsur pada level terakhir dalam suatu hirarki terhadap sasaran

utamanya. Perbedaan pengolahan vertikal dan horisontal memiliki

perbedaan hanya terdapat pada level ketiga, keempat, dan kelima.

a. Analisis unsur aktor terhadap sasaran utama

Berdasarkan pengolahan data secara vertikal pada level

ketiga dapat diketahui bahwa aktor yang memiliki pengaruh utama

dalam implementasi OHSAS 18001:2007 pada penanganan terhadap

kontraktor oleh Bagian Environment and Safety ialah Operational

Management dengan nilai 0,394. Dalam hal ini, Operational

Management merupakan pihak yang langsung berhadapan dengan

pihak kontraktor, terutama pada saat pelaksanaannya. Kemudian

aktor yang memiliki pengaruh kedua terhadap sasaran utama, yaitu

Middle Management (0,365) sebagai pihak bertanggungjawab dan

Page 108: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

95�

mengawasi segala pekerjaan yang dilakukan oleh Management

Operational.

Terakhir, Top Management (0,241) yang memberikan ide-ide,

maupun kebijakan berkaitan dengan K3 kepada seluruh bagian yang

ada dalam perusahaan, termasuk kaitannya terhadap penanganan

terhadap kontraktor oleh Bagian Environment and Safety, sehingga

tidak langsung berhadapan dengan kontraktor dalam

implementasinya di lapangan. Seluruhnya dapat dilihat pada Tabel

11.

Tabel 11. Bobot dan susunan prioritas aktor implementasi

OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and

Safety dalam penanganan terhadap kontraktor

Aktor Bobot Prioritas

Operational Management 0,394 1

Middle Management 0,365 2

Top Management 0,241 3

b. Analisis unsur tujuan terhadap sasaran utama

Hasil pengolahan vertikal pada level empat (4) yang terdapat

pada Tabel 12 menunjukkan, bahwa tujuan prioritas pertama yang

mempengaruhi sasaran utama ialah karyawan kompeten dengan nilai

0,226. Dengan terpenuhinya karyawan kompeten, maka akan

memudahkan dalam setiap implementasi penanganan terhadap

kontraktor sesuai dengan klausul OHSAS 18001:2007 yang

diterjemahkan perusahaan melalui Tim P2K3.

Setelah itu, tujuan yang berada pada prioritas kedua (2)

adalah kontraktor taat pada peraturan dengan nilai 0,218. Pentingnya

kontraktor menaati peraturan bukan sekedar mencari keuntungan

perusahaan semata, melainkan untuk kebaikan kedua belah pihak.

Apabila kontraktor menaati peraturan K3 yang telah dibuat

perusahaan berarti telah timbul adanya kesadaran pihak kontraktor

untuk melindungi karyawannya maupun orang lain yang sedang

berada di dalam PT. X itu sendiri, sehingga “zero accident” dapat

tercapai. Beban tanggungjawab yang sesuai menjadi prioritas ketiga

(3) yang menjadi tujuan perusahaan dengan nilai 0,194. Dengan

Page 109: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

96�

tercapainya tujuan kedua, yaitu karyawan kompeten, maka tidak sulit

untuk memberikan beban tanggungjawab yang sesuai untuk masing-

masing.

Infrastruktur yang baik dan permanen dengan nilai 0,186

menjadi prioritas keempat, karena infrastruktur yang ada sekarang

dinilai masih nyaman dan cukup wajar untuk ditempati sementara

waktu dan karena pelaksana banyak melakukan pekerjaan di luar

ruangan. Tujuan yang memiliki prioritas akhir, yaitu dokumentasi

yang baik (0,176). Dokumentasi yang baik akan dilakukan oleh

seorang yang berkompeten dan memang benar-benar memahami

klausul-klausul OHSAS 18001:2007, terutama dalam

pendokumentasian.

Tabel 12. Bobot dan susunan prioritas tujuan yang

berkepentingan dalam implementasi OHSAS

18001:2007 pada Bagian Environment and Safety

dalam penanganan terhadap kontraktor

Tujuan Bobot Prioritas

Karyawan kompeten 0,226 1

Kontraktor taat pada peraturan 0,218 2

Beban tanggungjawab yang sesuai 0,194 3

Infrastruktur yang baik dan tetap 0,186 4

Dokumentasi yang baik 0,176 5

c. Analisis unsur alternatif terhadap sasaran utama

Hasil pengolahan vertikal pada level lima yaitu berkaitan

dengan alternatif terhadap sasaran utama. Dapat dilihat pada Tabel

13, alternatif tindakan yang menjadi prioritas pertama yang dapat

dilakukan untuk mengatasi permasalahan implementasi OHSAS

18001:2007 dalam penanganan terhadap kontraktor ini ialah

penambahan SDM kompeten dengan nilai bobot sebesar (0,456).

SDM tersebut tentunya mengisi kekosongan dari beberapa jabatan

yang seharusnya ada dalam Bagian Environment and Safety, seperti

Seksi Environment dan Pelaksananya, dan menambah lagi SDM

yang lebih berkompeten dalam K3 untuk Pelaksana Safety sehingga

masing-masing dapat fokus dalam implementasi setiap klausul yang

Page 110: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

97�

bersangkutan terhadap tanggungjawabnya, dalam hal ini yang

berkaitan dengan penanganan terhadap kontraktor.

Alternatif prioritas kedua (2) adalah pengelolaan

dokumentasi (0,251), meliputi cara kerja mengikuti prosedur yang

sesuai dengan standar, penyimpanan yang aman dan terkendali,

sehingga tidak ada dokumen yang hilang. Alternatif prioritas ketiga

(3) adalah penyediaan ruang kerja tetap (0,170) dan terakhir

penyempurnaan sistem reward and punishment (0,123).

Tabel 13. Bobot dan susunan prioritas alternatif dalam

implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian

Environment and Safety dalam penanganan

kontraktor

Alternatif Bobot Prioritas

Penambahan SDM kompeten 0,456 1

Pengelolaan dokumentasi yang

baik dan benar 0,251 2

Penyediaan ruang kerja yang

baik dan tetap 0,170 3

Penyempurnaan sistem reward

and punishment 0,123 4

4.8 Implikasi Manajerial

Hasil perhitungan AHP yang telah dilakukan dapat memberikan

informasi berguna bagi PT. X dalam upaya pemeliharaan penerapan

OHSAS 18001:2007 pada penanganan terhadap kontraktor oleh Bagian

Environment and Safety. Dari empat (4) alternatif yang telah ditentukan,

prioritas pertama yang perlu menjadi pertimbangan perusahaan ialah

alternatif penambahan SDM kompeten (0,456). Penambahan SDM yang

kompeten berupa karyawan yang direkrut untuk dapat mengatasi beban

tanggungjawab dan penambahan karyawan kompeten dalam memenuhi

posisi yang masih dijabat sementara oleh Kepala Bagian Umum dan Kepala

Seksi Environment yang masih kosong. Selain itu, menambah karyawan

sebagai pelaksana Environment dapat dilakukan, apabila memang

diperlukan, dengan maksud agar Pelaksana Safety fokus dengan

pekerjaannya di bidang keselamatan kerja, tidak terbebani dengan tugas

Page 111: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

98�

environment karena bagaimanapun juga semakin ke depan bagian ini akan

semakin berkembang dan memiliki program semakin spesifik dan kompleks.

Bagian Environment and Safety selalu menjadi panitia dalam

pelaksanaan kegiatan CSR dan akan sangat mengganggu, apabila ada

pekerjaan yang berhubungan dengan penanganan terhadap kontraktor,

namun di sisi lain perusahaan membutuhkan Pelaksana Safety untuk

penanganan persiapan kegiatan CSR di waktu sama. Alternatif kedua (2)

adalah pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar (0,251) dilakukan

dengan sistem pendokumentasian efektif, termasuk pengecekan dan

penyimpanan seluruh dokumen terkait kebijakan K3 baik yang dibuat

perusahaan maupun pihak kontraktor dengan baik.

Alternatif prioritas ketiga (3) ialah penyediaan ruang kerja yang baik

dan tetap (0,170), dimana dapat mendukung terciptanya kinerja yang

kondusif untuk Bagian Environment and Safety termasuk dalam kasus ini

yaitu penanganan kontraktor, ketika pengurusan izin kerja maupun

induction training. Kenyamanan dan ruang yang tetap tentu tidak membuat

bagian perusahaan terbebani dengan pemindahan lokasi.

Alternatif yang menjadi prioritas keempat (4) ialah penyempurnaan

sistem reward and punishment, dimana hal ini diharapkan dapat

memberikan dorongan bagi kontraktor untuk selalu tertib mematuhi seluruh

aturan yang telah ditetapkan oleh PT. X demi keselamatan dan kesehatan

kerja karyawan kontraktor dan karyawan, atau tamu lain yang ada di dalam

perusahaan.

Keempat (4) alternatif tindakan yang telah dipilih tersebut

merupakan usaha yang dapat dilakukan untuk dapat menyempurnakan

kekurangan yang ada dalam menjalankan OHSAS 18001:2007 demi

terciptanya zero accident. Selain itu adanya manfaat pada aspek citra

perusahaan yang konsisten pada komitmennya terhadap K3 yang sesuai

dengan standar OHSAS 18001:2007. Dari segi teknik, akan lebih

mempermudah pihak perusahaan, maupun kontraktor dalam menjalankan

tugasnya. Pada aspek ekonomi, perbaikan implementasi ini akan sedikit

menambah biaya, namun dapat mengurangi pengeluaran yang jauh lebih

Page 112: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

99�

besar lagi baik dari perusahaan, maupun pihak kontraktor bersangkutan jika

terjadi kecelakaan. Untuk aspek sosial, perusahaan dapat selalu memberikan

rasa aman dan nyaman bagi karyawan, tamu, maupun masyarakat yang

berada di sekitar area perusahaan karena SMK3 berjalan dengan baik.

Terakhir dari aspek lingkungan, perusahaan dapat menciptakan lingkungan

kerja yang kondusif, aman dan jauh dari pencemaran.

Page 113: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

100�

KESIMPULA� DA� SARA�

1. Kesimpulan

1. PT. X telah melaksanakan setiap klausul-klausul yang terdapat di dalam

OHSAS 18001:2007 dengan baik, mulai dari kebijakan K3 yang dibuat

oleh perusahaan hingga tinjauan manajemen untuk peningkatan K3

berkelanjutan dalam perusahaan. Hal ini juga telah dibuktikan dengan

didapatkannya sertifikat OHSAS 18001:2007 selama empat (4) tahun

berturut-turut.

2. PT. X telah memenuhi dan menjalankan seluruh klausul-klausul OHSAS

18001:2007 dalam operasi pada Bagian Environment and Safety yang

berkaitan dengan penanganan terhadap kontraktor.

3. Faktor yang menjadi permasalahan dalam implementasi OHSAS

18001:2007 pada Bagian Environment and Safety PT. X di Jawa Barat

dalam penanganan terhadap kontraktor berturut-turut adalah sumber daya,

tanggungjawab dan wewenang (0,349), dokumentasi (0,262), komunikasi

(0,205) dan terakhir kompetensi (0,184).

4. Alternatif-alternatif pemecahan masalah yang dihadapi dalam

implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety

PT. X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor berturut-

turut ialah penambahan SDM kompeten (0,456), pengelolaan

dokumentasi yang baik dan benar (0,251), penyediaan ruang kerja yang

baik dan tetap (0,170), serta penyempurnaan sistem reward and

punishment (0,123).

2. Saran

1. Penambahan SDM kompeten dirasakan perlu, mengingat Bagian

Environment and Safety tidak hanya membutuhkan kompetensi K3

kontraktor bagi Pelaksananya, tetapi juga beberapa orang yang

berkompeten dalam bidang environment agar fokus pada bidang

keselamatan (K3 terhadap kontraktor).

Page 114: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

101�

2. Perlu diperhatikan pendokumentasian yang tertib, baik dan benar,

disediakannya ruang kerja yang baik dan tetap, serta menyempurnakan

kembali sistem reward and punishment bagi kontraktor, agar selalu patuh

terhadap peraturan wajib menggunakan APD dan hal terkait yang telah

dibuat perusahaan.

3. Bagian Environment and Safety di bawah Divisi Corporate Secretary

agar meningkatkan kinerjanya sesuai dengan komitmen K3 perusahaan.

Untuk itu Bagian Environment and Safety perlu melakukan pencatatan

rutin setiap bulannya untuk mengetahui ada tidaknya kecelakaan kerja

dari pihak kontraktor, dalam rangka peningkatan berkelanjutan.

Page 115: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

102�

DAFTAR PUSTAKA

Dermawan, R. 2009. Model Kuantitatif Pengambilan Keputusan dan Perencanaan

Strategis. CV. Alfabeta, Jawa Barat.

Effendi, O. http://digisi-indonesia.com/article/80002/penerapan-ohsas-18001-

pada-industri-manufaktur.html. [07-10-2011].

Ervianto, W.I. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi. Penerbit Andi Yogyakarta,

Yogyakarta.

Heni, Y. 2011. Panduan untuk Selalu Bekerja dengan Selamat IMPROVING OUR

SAFETY CULTURE; Cara Cerdas Membangun Budaya Keselamatan

yang Kokoh. PT. Gramedi Pustaka Utama, Jakarta.

Kurniawidjaja, L.M. 2010. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. UI Press, Jakarta.

Laksmi, F.K. 2010. Analisis Implementasi ISO 9001: 2000 pada Departemen

Collection PT. Para Jawa Barat Propertindo Jakarta. Skripsi pada

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Mangkunegara, A.A. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT.

Remaja Rosda Karya, Bandung.

Marimin dan N. Maghfiroh. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan

dalam Manajemen Rantai Pasok. PT. Penerbit IPB Press, Bogor.

Mintorogo A. dan Sedarmayanti. 1992. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang

Manaejemen Perkantoran. Ilham Jaya, Bandung.

Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS

18001. PT. Dian Rakyat, Jakarta.

Ramli, S. 2011. Pedoman Praktis Manajemen Bencana. PT. Dian Rakyat, Jakarta.

Resti, P. http://www.suarapembaruan.com/home/klaim-jamsostek-tinggi-tanda-

penerapan-k3-belum-memadai/12191. [10-10-2011].

Rijanto, B.B. 2010. Pedoman Praktis Keselamatan, Kesehatan Kerja dan

Lingkungan (K3L) Industri Konstruksi. Mitra Wacana Media, Jakarta.

Saaty, T.L. 1991. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin (Terjemahan). PT.

Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Page 116: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

103�

LAMPIRA�

Page 117: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

104�

Page 118: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

32

Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian 

Klausul-klausul OHSAS 18001:2007

Implementasi OHSAS 18001:2007 secara garis

besar

Bagian Environment and Safety PT. X dalam Penanganan

terhadap kontraktor

PT. X

Implementasi dan operasi OHSAS 18001:2007

Identifikasi masalah penerapan OHSAS 18001:2007

Analisis deskriptif

Penggunaan metode AHP untuk pengambilan keputusan

Rekomendasi alternatif tindakan pemecahan masalah

OHSAS 18001:2007

Page 119: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

33

Page 120: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

104

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara kepada pihak PT. X

Tahap 1

1. Bagaimana gambaran umum perusahaan PT. X ?

2. Bagaimana proses awal mula PT. X memperoleh sertifikasi OHSAS

18001:2007 ?

3. Bagaimana implementasi OHSAS 18001:2007 pada perusahaan, terutama

terkait klausul-klausul yang ada ?

Tahap 2

1. Siapa yang bertanggungjawab dalam implementasi OHSAS 18001:2007

dalam penanganan terhadap kontraktor ?

2. Bagaimana bentuk tanggungjawab pihak yang terkait penanganan terhadap

kontraktor ?

3. Kompetensi dan pelatihan apa saja yang dimiliki oleh SDM di dalam Bagian

Environment & Safety (khususnya yang terkait dengan penanganan terhadap

kontraktor) ?

4. Apa saja yang dilakukan Bagian Environment & Safety dalam penanganan

terhadap kontraktor?

5. Bagaimana standar operasional prosedur terkait penanganan terhadap

kontraktor yang dibuat oleh Bagian Environment & Safety?

6. Bagaimana komunikasi Bagian Environment & Safety terhadap kontraktor

terkait K3 yang ditetapkan perusahaan ?

7. Bagaimana pendokumentasian pada Bagian Environment & Safety berkaitan

dengan penanganan terhadap kontraktor ?

8. Bagaimana peraturan tanggap darurat yang di buat perusahaan terkait dengan

pihak kontraktor ?

9. Apa saja kendala yang saat ini dihadapi Bagian Environment & Safety dalam

mengimplementasikan OHSAS 18001:2007 terkait dengan penanganan

terhadap kontraktor ?

Page 121: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

105

Page 122: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

105

Lampiran 2. Kuesioner

ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001 : 2007 PADA PT. X DI JAWA BARAT (STUDI KASUS BAGIAN ENVIRONMENT & SAFETY DALAM PENANGANAN

TERHADAP KONTRAKTOR)

Kuesioner ini diberikan dalam rangka penyusunan tugas akhir Aulia Miftah (H24097016) Mahasiswi Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, dengan skripsi berjudul :

ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI JAWA BARAT (STUDI KASUS BAGIAN ENVIRONMENT & SAFETY DALAM

PENANGANAN TERHADAP KONTRAKTOR)

Kuesioner ini dibagikan untuk menghasilkan rekomendasi alternatif pemecahan masalah yang terdapat di dalam implementasi OHSAS 18001:2007 PT. X Jawa Barat.

Saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini secara benar dan obyektif. Hasil kuesioner ini hanya bertujuan untuk penelitian ilmiah. Atas perhatiannya dan partisipasi Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Identitas Responden

Nama :

Jabatan :

Jenis Kelamin: L / P

A. PETUNJUK

I. UMUM

1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden dengan

menjawab setiap pertanyaan tertulis.

2. Jawaban dapat merupakan pendapat pribadi maupun hasil diskusi atau

pemikiran dengan orang lain.

3. Pertanyaan yang ditujukan adalah membandingkan data dua faktor

berdasarkan tingkat kepentingan atau besarnya peranan dengan

memberikan skala penilaian (petunjuk II).

4. Dalam pengisian kuesioner ini, diharapkan responden melakukan

dengan sekaligus (tidak tertunda).

Page 123: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

106

II. SKALA PENILITIAN

Berilah nilai pada kolom yang tersedia pada tabel skala penilaian

dengan memilih (✔) nilai yang ditentukan, berdasarkan tingkat

kepentingan atau besarnya peranan dari faktor yang dibandingkan dengan

ketentuan di bawah ini.

Misalnya, A dibandingkan dengan B, maka berilah nilai :

Faktor

Diisi jika sektor kolom sebelah kiri lebih

penting dibandingkan tujuan di kolom sebelah kanan

Diisi bila

sama penting

Diisi jika sektor kolom sebelah kanan

lebih penting dibandingkan tujuan kolom sebelah kiri

Faktor

9 7 5 3 1 3 5 7 9

A ✔ B

Keterangan : A Jelas lebih penting dari B

Skala Keterangan

1 Sama Penting

3 Sedikit lebih penting

5 Jelas lebih penting

7 Sangat jelas lebih penting

9 Mutlak lebih penting

Lanjutan lampiran 2. Kuesioner

Page 124: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

107

Lanjutan Lampiran 2.

B. PERTANYAAN

I. Dalam kaitannya dengan fokus hirarki, yaitu identifikasi permasalahan implementasi OHSAS 18001:2007 studi kasus Bagian Environment and Safety PT. X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, faktor/kriteria masalah yang teridentifikasi adalah :

a. Sumber daya, peran, tanggungjawab, dan wewenang :

Penumpukan tanggungjawab dan wewenang yang kurang sesuai,

ruang kerja yang belum tetap dan kurang nyaman.

b. Kompetensi, pelatihan : Masih membutuhkan personil yang

memiliki kemampuan mendalam tentang K3 dalam perusahaan.

c. Komunikasi : Pihak kontraktor masih ada yang

tidak patuh dalam penggunaan APD.

d. Pengendalian dokumentasi: Adanya beberapa dokumen laporan

K3 yang tidak lengkap, yaitu beberapa surat izin kerja dan JSA yang

tidak ada dalam arsip.

Faktor

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kanan

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kiri Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9

Sumber daya, peran, tanggungjawab dan wewenang

Kompetensi dan pelatihan

Sumber daya, peran, tanggungjawab dan wewenang

Komunikasi

Sumber daya, peran, tanggungjawab dan wewenang

Pengendalian Dokumentasi

Kompetensi dan pelatihan

Komunikasi

Page 125: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

108

Lanjutan Lampiran 2.

Faktor

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kanan

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kiri Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9

Kompetensi dan pelatihan

Pengendalian Dokumentasi

Komunikasi Pengendalian Dokumentasi

II. Dalam kaitannya dengan faktor/kriteria masalah, aktor-aktor yang berperan dalam implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety PT. X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor : a. Top Management : Direktur Utama, Corporate Secretary,

Kepala Divisi Logistik, Ketua Tim P2K3.

b. Middle Management : Kepala Bagian Umum selaku pejabat yang

memegang tanggungjawab sebagai Kepala

Bagian Environment and safety.

c. Operational Management : Kepala Seksi Safety, Pelaksana.

Dalam faktor (Sumber daya, peran, tanggungjawab dan wewenang),

bandingkan tingkat kepentingan dari masing-masing aktor berikut :

Faktor

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kanan

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kiri Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9

Top Management Middle

Management Top

Management Operational

Management Middle

Management Operational

Management

Page 126: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

109

Lanjutan Lampiran 2.

Dalam faktor (Kompetensi dan pelatihan), bandingkan tingkat kepentingan

dari masing-masing aktor berikut :

Faktor

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kanan

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kiri Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9

Top Management Middle

Management Top

Management Operational

Management Middle

Management Operational

Management

Dalam faktor (Komunikasi), bandingkan tingkat kepentingan dari masing-

masing aktor berikut :

Faktor

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kanan

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kiri Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9

Top Management Middle

Management Top

Management Operational

Management Middle

Management Operational

Management

Dalam faktor (Pengendalian dokumentasi), bandingkan tingkat kepentingan

dari masing-masing aktor berikut :

Faktor

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kanan

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kiri Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9

Top Management Middle

Management Top

Management Operational

Management Middle

Management Operational

Management

Page 127: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

110

Lanjutan Lampiran 2.

III. Dalam kaitannya dengan aktor-aktor yang berpengaruh dalam

implementasi OHSAS 18001:2007, tujuan yang ingin diraih adalah :

Berdasarkan tingkat perhatian Top Management, bandingkan tingkat

kepentingan dari masing-masing tujuan berikut :

Faktor

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kanan

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kiri Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9

Beban tanggung- jawab yang sesuai

Infrastruktur yang baik dan permanen

Beban tanggung- jawab yang sesuai

Kontraktor taat pada peraturan

Beban tanggung- jawab yang sesuai

Karyawan berkompeten

Beban tanggung- jawab yang sesuai

Dokumentasi yang baik

Infra-struktur yang baik dan permanen

Kontraktor taat pada peraturan

Infra-struktur yang baik dan permanen

Karyawan berkompeten

Infra-struktur yang baik dan permanen

Dokumentasi yang baik

Karyawan berkompeten

Kontraktor taat pada peraturan

Karyawan berkompeten

Dokumentasi yang baik

Kontraktor taat pada peraturan

Dokumentasi yang baik

Page 128: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

111

Lanjutan Lampiran 2.

Berdasarkan tingkat perhatian Middle Management, bandingkan tingkat

kepentingan dari masing-masing tujuan berikut :

Faktor

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kanan

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kiri Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9

Beban tanggung- jawab yang sesuai

Infrastruktur yang baik dan permanen

Beban tanggung- jawab yang sesuai

Kontraktor taat pada peraturan

Beban tanggung- jawab yang sesuai

Karyawan berkompeten

Beban tanggung- jawab yang sesuai

Dokumentasi yang baik

Infra-struktur yang baik dan permanen

Kontraktor taat pada peraturan

Infra-struktur yang baik dan permanen

Karyawan berkompeten

Infra-struktur yang baik dan permanen

Dokumentasi yang baik

Karyawan berkompeten

Kontraktor taat pada peraturan

Karyawan berkompeten

Dokumentasi yang baik

Kontraktor taat pada peraturan

Dokumentasi yang baik

Page 129: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

112

Lanjutan Lampiran 2.

Berdasarkan tingkat perhatian Operational Management, bandingkan tingkat

kepentingan dari masing-masing tujuan berikut :

Faktor

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kanan

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kiri Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9

Beban tanggung- jawab yang sesuai

Infrastruktur yang baik dan permanen

Beban tanggung- jawab yang sesuai

Kontraktor taat pada peraturan

Beban tanggung- jawab yang sesuai

Karyawan berkompeten

Beban tanggung- jawab yang sesuai

Dokumentasi yang baik

Infra-struktur yang baik dan permanen

Kontraktor taat pada peraturan

Infra-struktur yang baik dan permanen

Karyawan berkompeten

Infra-struktur yang baik dan permanen

Dokumentasi yang baik

Karyawan berkompeten

Kontraktor taat pada peraturan

Karyawan berkompeten

Dokumentasi yang baik

Kontraktor taat pada peraturan

Dokumentasi yang baik

Page 130: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

113

Lanjutan Lampiran 2.

IV. Dalam kaitannya dengan tujuan yang ingin diraih dalam implementasi

OHSAS 18001:2007, maka alternatif kegiatan/tindakan yang dapat

diambil adalah melalui :

Supaya mencapai tujuan beban tanggungjawab yang sesuai, bandingkan

tingkat kepentingan dari masing-masing alternatif berikut :

Faktor

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kanan

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kiri Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9

Penambahan SDM yang lebih kom-peten

Penyediaan ruang kerja yang baik dan tetap

Penambahan SDM yang lebih kom-peten

Penyempur-naan sistem reward and punishment

Penambahan SDM yang lebih kom-peten

Pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar

Penyediaan ruang kerja yang baik dan tetap

Penyempur-naan sistem reward and punishment

Penyediaan ruang kerja yang baik dan tetap

Pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar

Penyempur-naan sistem reward and punishment

Pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar

Page 131: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

114

Lanjutan Lampiran 2.

Supaya mencapai tujuan Infrastruktur yang baik dan permanen,

bandingkan tingkat kepentingan dari masing-masing alternatif berikut :

Faktor

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kanan

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kiri Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9

Penambahan SDM yang lebih kom-peten

Penyediaan ruang kerja yang baik dan tetap

Penambahan SDM yang lebih kom-peten

Penyempur-naan sistem reward and punishment

Penambahan SDM yang lebih kom-peten

Pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar

Penyediaan ruang kerja yang baik dan tetap

Penyempur-naan sistem reward and punishment

Penyediaan ruang kerja yang baik dan tetap

Pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar

Penyempur-naan sistem reward and punishment

Pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar

Supaya mencapai tujuan Kontraktor taat pada peraturan, bandingkan

tingkat kepentingan dari masing-masing alternatif berikut :

Faktor

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kanan

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kiri Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9

Penambahan SDM yang lebih kom-peten

Penyediaan ruang kerja yang baik dan tetap

Penambahan SDM yang lebih kom-peten

Penyempur-naan sistem reward and punishment

Page 132: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

115

Faktor

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kanan

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kiri Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9

Penambahan SDM yang lebih kom-peten

Pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar

Penyediaan ruang kerja yang baik dan tetap

Penyempur-naan sistem reward and punishment

Penyediaan ruang kerja yang baik dan tetap

Pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar

Penyempur-naan sistem reward and punishment

Pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar

Supaya mencapai tujuan Karyawan yang berkompeten, bandingkan tingkat

kepentingan dari masing-masing alternatif berikut :

Faktor

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kanan

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kiri Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9

Penambahan SDM yang lebih kom-peten

Penyediaan ruang kerja yang baik dan tetap

Penambahan SDM yang lebih kom-peten

Penyempur-naan sistem reward and punishment

Penambahan SDM yang lebih kom-peten

Pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar

Penyediaan ruang kerja yang baik dan tetap

Penyempur-naan sistem reward and punishment

Penyediaan ruang kerja yang baik dan tetap

Pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar

Lanjutan lampiran 2.

Page 133: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

116

Faktor

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kanan

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kiri Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9

Penyempur-naan sistem reward and punishment

Pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar

Supaya mencapai tujuan Dokumentasi yang baik, bandingkan tingkat

kepentingan dari masing-masing alternatif berikut :

Faktor

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kanan

lebih penting dibandingkan di kolom

sebelah kiri Faktor 9 7 5 3 1 3 5 7 9

Penambahan SDM yang lebih kom-peten

Penyediaan ruang kerja yang baik dan tetap

Penambahan SDM yang lebih kom-peten

Penyempur-naan sistem reward and punishment

Penambahan SDM yang lebih kom-peten

Pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar

Penyediaan ruang kerja yang baik dan tetap

Penyempur-naan sistem reward and punishment

Penyediaan ruang kerja yang baik dan tetap

Pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar

Penyempur-naan sistem reward and punishment

Pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar

Lanjutan lampiran 2.

Page 134: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

117

Page 135: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

Lampiran 3. IAP pada Bagian Environment and Safety

NO Kode Aspek

Kegiatan/ Produk/Jasa

Rincian Kegiatan/Produk/Jasa

Aspek/Bahaya Dampak/Risiko Tindak lanjut Peraturan Faktor

Pengendalian Aspek Lingkungan, Bahaya K3 Dampak Lingkungan, Risiko K3 Y/T 1 I-214-04 Penerimaan

Tamu Parkir Kendaraan Parkir teratur Tergangunya kegiatan lalu lintas T - Rambu lalul lintas

telah terpasang, area parkir telah tersedia

2 I-214-05 Aksi Terror Telepon gelap Terror Bom, Demontrasi dan ancaman yang anarkis

T - 214K-KTD-01

3 I-214-06 Huru - hara Ancaman secara langsung maupun tidak langsung

Ancaman penganiayaan pengerusakan alat kantor, pembunuhan dan ancaman yang bersifat anarkis. Ancaman yang dilakukan oleh oknum karyawan ataupun orang luar yang meresahkan atau mengganggu aktifitas kerja.

T - 214K-KTD-01

4 I-214-09 Kebakaran langsung Merokok dan membuang puntung rokok di tempat yang rentan api

Kebakaran yang menyebabkan aktifitas kerja terganggu secara menyeluruh

T Kep Menaker No. KEP 186/MEN/1999

214K-KTD-01

5 I-214-12 Pemeriksaan alat pemadam api ringan (APAR) & Hydrant

APAR & Hydrant tidak dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

Kebakaran yang menyebabkan aktifitas kerja terganggu secara menyeluruh

T Per Menakertrans No. Per - 04/Men/1980

214K-KTD-01

6 I-214-13 CCTV Gangguan monitoring, monitoring wilayah visual hilang

Hilangnya data rekam, masuknya tamu tidak dikenal

Kalau terjadi gangguan keamanan, atau keadaan darurat tidak dapat ditelusuri

T - Terpasangnya CCTV di area rawan

7 I-214-17 Rumah Tangga

Pemilahan sampah Pemisahan sampah organik, anorganik, bahan kimia, obat dan B3

Sampah menjadi limbah berbahaya bagi karyawan dan lingkungan

T PP No. 18/1999 JO, PP 85/1999 Kepbapedalda No. 01/1999

SM-S19

117

Sumber : Data Bagian Environment and Safety, 2011

Page 136: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

Sumber : Data Bagian Environment and Safety, 2011

Lanjutan Lampiran 3.

NO Kode Aspek

Kegiatan/ Produk/Jasa

Rincian Kegiatan/Produk/Jasa

Aspek/Bahaya Dampak/Risiko Tindak lanjut

Peraturan Faktor Pengendalian

Aspek Lingkungan, Bahaya K3 Dampak Lingkungan, Risiko K3 Y/T 8 I-214-18 Pengangkutan

sampah Pengangkutan tidak teratur Sampah menumpuk ditempat

sampah T UU RI No.

18/2008 SM-S19

9 I-214-20 Pengelolaan sampah Sampah menjadi tercampur Sisa sampah yang tidak terurai T UU RI No. 18/2008

SM-S19, 214K-PS-01

10 III-214-01

Ruang Garasi

Ruangan istirahat tidak memadai

Pengap, sirkulasi udara tidak baik Supir kelelahan saat kembali dari tugas luar kota, dan sulit untuk melakukan aktifitas kembali karena kelelahan

T Adanya ventilasi udara yang baik di garasi

11 III-214-02

Keadaan rusak Emisi udaran gas buang Pencemaran udara T PreMenLH No. 05/2006, PreMenLH No. 04/2009

Sudah dilakukan uji emisi kendaraan

12 III-214-04

Alat/sistem pada kendaraan tidak berfungsi dengan baik

Kecelakaan T UU RI No. 01/1970

Terdapat tata cara menggunakan kendaraan dengan baik

13 IV-214-01

Lampu Penerangan

Penerangan jalan dan koridor

Penggunaan energi listrik secara berlebihan

Penipisan SDA T INPRES/02/2008

135K-PP-SDA

14 V-214-01

Administrasi Pengoperasian komputer

Radiasi monitor pada mata Mata lelah, iritasi mata T Kepmenkes No.1405/MENKES/SK/XI/2002

100K-SIS-JSA

15 V-214-02

Pemakaian Listrik untuk komputer, penerangan dan AC

Penggunaan energi listrik secara berlebihan

Penipisan SDA T INPRES/02/2008

135K-PP-SDA

16 V-214-03

Pekerjaan Proyek

Penggunaan alat berat limbah non B3 Terjatuh, terpeleset, tersayat, tersandung, terjepit, tertimpa, tertusuk, iritasi mata dan tergores

T UU No. 1 th 1970

100K-IKER-01

118

Page 137: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

Lanjutan Lampiran 3.

Sumber : Data Bagian Environment and Safety, 2011

NO Kode Aspek

Kegiatan/ Produk/Jasa

Rincian Kegiatan/Produk/Jasa

Aspek/Bahaya Dampak / Risiko Tindak lanjut Peraturan Faktor

Pengendalian Aspek Lingkungan, Bahaya K3 Dampak Lingkungan, Risiko K3 Y/T 17 V-214-

04 Pekerjaan Proyek

Penggunaan las Kebakaran Terbakar, terpapar panas, kesetrum, radiasi dan gas

T UU No. 1 th 1970, PreMenaker 02/1982

100K-IKER-01

18 V-214-05

Pekerjaan Proyek

Perbaikan/Pemeliharaan Boiler/ruang tertutup

Limbah B3 Kurang oksigen, terjepit alat dan terpapar panas

T UU No. 1 th 1970

100K-IKER-01

19 V-214-06

Pekerjaan Proyek

Penggalian limbah non B3 Tertimpa tanah, terbacok kaki, tertimpa bahan/alat dan terpeleset

T UU No. 1 th 1970

100K-IKER-01

119

Page 138: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

Sumber : Data Bagian Environment and Safety, 2011

No Aspek Penting Tujuan Sasaran Program Tahun 2011 PIC* 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Ancaman Bom Ancaman bom dapat diatasi dengan baik

Tidak terjadi kepanikan pada karyawan pada saat ada ancaman bom

Simulasi ancaman bom Safety

2 Gempa bumi

Evakuasi seluruh karyawan, tamu Pekerja proyek dan lain-lain ke titik assembly point atau titik kumpul dapat dilakukan dengan baik sesuai syarat

Emergency respon time (ERT) saat kejadian gempa bumi untuk seluruh gedung adalah kurang dari 6 menit

Simulasi pelatihan "evacuation drill" jika terjadi gempa bumi di lingkungan perusahaan dari tiap-tiap gedung dan atau dari seluruh gedung

Safety

3 Kebakaran

Mencegah terjadinya kebakaran kecil, sedang, besar

Tidak terjadi kebakaran di lingkungan perusahaan

Pelatihan internal pengenalan panel listrik terhadap Tim Tanggap Darurat dan inti dari anggota keamanan

Safety, teknik

Pelatihan eksternal pemadaman bahan bakar minyak dan Pertamina untuk tim tanggap daruratbagian

Safety

Lampiran 4. Program pada Bagian Environment and Safety

120

Page 139: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

Sumber : Data Bagian Environment and Safety, 2011

Sumber : Data Bagian Environment and Safety, 2011 *Person in charge

No Aspek Penting Tujuan Sasaran Program Tahun 2011 PIC*

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

4

Alarm tanda bahaya kurang dipahami karyawan

Jika terjadi kondisi darurat akan diketahui oleh karyawan

Karyawan memahami dan terlatih pada saat mendengar bunyi alarm darurat.

Pelatihan panel kontrol alarm darurat untuk security dan sekaligus sosialisasi bunyi alarm darurat tanda bahaya kepada seluruh karyawan

Safety

5 Unsafe action dan unsafe condition

Melaksanakan inspeksi terhadap implementasi K3 di seluruh area perusahaan dan area proyek

terjaminnya pelaksanaan K3 yang baik dengan terciptanya safe condition dan safe action di seluruh area perusahaan

instalasi speed dom camera untuk pengawasan proyek

Safety

6 Tim tanggap darurat bagian tidak terlatih

Kondisi darurat di Bagian pada awal kejadian dapat ditangani dengan cepat oleh Tim tanggap darurat bagian

Tim tanggap darurat bagian dapat mengatasi kondisi darurat secara profesional disertai dengan mental kuat

Pelatihan eksternal Tim Tanggap Darurat Bagian (pelatihan evakuasi, tracking dan lain-lain)

Safety

Pelatihan TAGANA

Lanjutan Lampiran 4.

121

Page 140: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

Lampiran 5. Struktur Hirarki AHP

Goal

Faktor

Aktor

Tujuan

Alternatif

Identifikasi permasalahan implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety dalam penanganan terhadap kontraktor

Sumber daya, peran, tanggungjawab, dan

wewenang (0,349)

Kompetensi (0,184)

Komunikasi (0,205)

Dokumentasi (0,262)

Top Management (0,241)

Middle Management (0,365)

Operational Management (0,394)

Beban tanggungjawab yang sesuai

(0,194)

Infrastruktur yang baik dan permanen

(0,186)

Kontraktor taat pada peraturan (0,218)

Dokumentasi yang baik

(0,176)

Penambahan SDM yang lebih berkompeten

(0,456)

Penyediaan ruang kerja yang baik dan permanen

(0,170)

Penyempurnaan sistem reward dan punishment

(0,123)

Pengelolaan dokumentasi yang

baik dan benar (0,251)

Karyawan yang berkompeten

(0,226)

122

Page 141: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

123

Lampiran 6. Perhitungan AHP antar faktor KetuaP2K3 Faktor SDT KPK KMN DOK VE VP VA LAMDASDT 1.000 3.000 3.000 5.000 2.590 0.520 2.114 4.062KPK 0.333 1.000 1.000 3.000 1.000 0.201 0.808 4.022KMN 0.333 1.000 1.000 3.000 1.000 0.201 0.808 4.022DOK 0.200 0.333 0.333 1.000 0.386 0.078 0.316 4.068

Jumlah 4.976 1.000 16.174

Rataan 4.043

CI 0.014

CR 0.016 KepalaSeksiSafety Faktor SDT KPK KMN DOK VE VP VA LAMDASDT 1.000 1.000 0.200 0.167 0.427 0.074 0.302 4.078KPK 1.000 1.000 0.200 0.200 0.447 0.078 0.321 4.143KMN 5.000 5.000 1.000 0.250 1.581 0.274 1.176 4.289DOK 6.000 5.000 4.000 1.000 3.310 0.574 2.504 4.361

Jumlah 5.765 1.000 16.870

Rataan 4.218

CI 0.073

CR 0.081 PelaksanaSafetyFaktor SDT KPK KMN DOK VE VP VA LAMDASDT 1.000 5.000 5.000 3.000 2.943 0.572 2.293 4.006KPK 0.200 1.000 1.000 0.500 0.562 0.109 0.438 4.002KMN 0.200 1.000 1.000 0.500 0.562 0.109 0.438 4.002DOK 0.333 2.000 2.000 1.000 1.075 0.209 0.837 4.006

Jumlah 5.142 1.000 16.017

Rataan 4.004

CI 0.001

CR 0.002 AhliK3UmumBagianTeknik Faktor SDT KPK KMN DOK VE VP VA LAMDASDT 1.000 1.000 3.000 1.000 1.316 0.313 1.274 4.076KPK 1.000 1.000 3.000 1.000 1.316 0.313 1.274 4.076KMN 0.333 0.333 1.000 1.000 0.577 0.137 0.583 4.252DOK 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.238 1.000 4.209

Jumlah 4.209 1.000 16.613

Rataan 4.153

CI 0.051

CR 0.057Gabungan Faktor SDT KPK KMN DOK VE VP VA LAMDASDT 1.000 1.968 1.732 1.257 1.439 0.349 1.396 4.002KPK 0.508 1.000 0.880 0.740 0.758 0.184 0.736 4.002KMN 0.577 1.136 1.000 0.783 0.846 0.205 0.821 4.000DOK 0.795 1.351 1.278 1.000 1.083 0.262 1.050 4.003

Jumlah 4.126 1.000 16.008

Rataan 4.002

CI 0.001

CR 0.001

Page 142: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

124

Lampiran 7. Sumber daya, tanggung jawab dan wewenang terhadap aktor

KetuaP2K3

SDT TM MM OM VE VP VA LAMDA TM 1.000 3.000 3.000 2.080 0.594 1.813 3.054 MM 0.333 1.000 2.000 0.874 0.249 0.761 3.054 OM 0.333 0.500 1.000 0.550 0.157 0.480 3.054

Jumlah 3.504 1.000 9.161

Rataan 3.054

CI 0.027

CR 0.052

KepalaSeksiSafety SDT TM MM OM VE VP VA LAMDA

TM 1.000 0.200 0.333 0.405 0.109 0.329 3.004 MM 5.000 1.000 2.000 2.154 0.582 1.747 3.004 OM 3.000 0.500 1.000 1.145 0.309 0.928 3.004

Jumlah 3.705 1.000 9.011

Rataan 3.004

CI 0.002

CR 0.004

PelaksanaSafety SDT TM MM OM VE VP VA LAMDA

TM 1.000 0.333 1.000 0.693 0.200 0.600 3.000 MM 3.000 1.000 3.000 2.080 0.600 1.800 3.000 OM 1.000 0.333 1.000 0.693 0.200 0.600 3.000

Jumlah 3.467 1.000 9.000

Rataan 3.000

CI 0.000

CR 0.000

AhliK3UmumBagianTeknik SDT TM MM OM VE VP VA LAMDA

TM 1.000 3.000 3.000 2.080 0.600 1.800 3.000 MM 0.333 1.000 1.000 0.693 0.200 0.600 3.000 OM 0.333 1.000 1.000 0.693 0.200 0.600 3.000

Jumlah 3.467 1.000 9.000

Rataan 3.000

CI 0.000

CR 0.000

Gabungan SDT TM MM OM VE VP VA LAMDA

TM 1.000 0.880 1.316 1.050 0.341 1.026 3.005 MM 1.136 1.000 1.861 1.284 0.417 1.254 3.005 OM 0.760 0.537 1.000 0.742 0.241 0.725 3.005

Jumlah 3.076 1.000 9.016

Rataan 3.005

CI 0.003

CR 0.005

Page 143: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

125

Lampiran 8. Kompetensi, pelatihan dan kepedulian terhadap aktor

KetuaP2K3 KPK TM MM OM VE VP VA LAMDA

TM 1.000 0.200 0.200 0.342 0.091 0.273 3.000 MM 5.000 1.000 1.000 1.710 0.455 1.364 3.000 OM 5.000 1.000 1.000 1.710 0.455 1.364 3.000

Jumlah 3.762 1.000 9.000

Rataan 3.000

CI 0.000

CR 0.000

KepalaSeksiSafety KPK TM MM OM VE VP VA LAMDA

TM 1.000 0.143 0.143 0.273 0.067 0.200 3.000 MM 7.000 1.000 1.000 1.913 0.467 1.400 3.000 OM 7.000 1.000 1.000 1.913 0.467 1.400 3.000

Jumlah 4.099 1.000 9.000

Rataan 3.000

CI 0.000

CR 0.000

PelaksanaSafety KPK TM MM OM VE VP VA LAMDA

TM 1.000 1.000 0.333 0.693 0.200 0.600 3.000 MM 1.000 1.000 0.333 0.693 0.200 0.600 3.000 OM 3.000 3.000 1.000 2.080 0.600 1.800 3.000

Jumlah 3.467 1.000 9.000

Rataan 3.000

CI 0.000

CR 0.000

AhliK3UmumBagianTeknik KPK TM MM OM VE VP VA LAMDA

TM 1.000 0.250 0.167 0.347 0.082 0.255 3.108 MM 4.000 1.000 0.250 1.000 0.236 0.735 3.108 OM 6.000 4.000 1.000 2.884 0.682 2.119 3.108

Jumlah 4.231 1.000 9.324

Rataan 3.108

CI 0.054

CR 0.104

Gabungan KPK TM MM OM VE VP VA LAMDA

TM 1.000 0.291 0.200 0.387 0.104 0.313 3.007 MM 3.440 1.000 0.537 1.227 0.330 0.992 3.007 OM 5.010 1.861 1.000 2.105 0.566 1.702 3.007

Jumlah 3.719 1.000 9.020

Rataan 3.007

CI 0.003

CR 0.006

Page 144: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

126

Lampiran 9. Komunikasi terhadap aktor

KetuaP2K3 KMN TM MM OM VE VP VA LAMDA

TM 1.000 2.000 3.000 1.817 0.528 1.612 3.054MM 0.500 1.000 3.000 1.145 0.333 1.015 3.054OM 0.333 0.333 1.000 0.481 0.140 0.426 3.054

Jumlah 3.443 1.000 9.161

Rataan 3.054

CI 0.027

CR 0.052

KepalaSeksiSafety KMN TM MM OM VE VP VA LAMDA

TM 1.000 1.000 1.000 1.000 0.333 1.000 3.000MM 1.000 1.000 1.000 1.000 0.333 1.000 3.000OM 1.000 1.000 1.000 1.000 0.333 1.000 3.000

Jumlah 3.000 1.000 9.000

Rataan 3.000

CI 0.000

CR 0.000

PelaksanaSafety KMN TM MM OM VE VP VA LAMDA

TM 1.000 1.000 1.000 1.000 0.333 1.000 3.000MM 1.000 1.000 1.000 1.000 0.333 1.000 3.000OM 1.000 1.000 1.000 1.000 0.333 1.000 3.000

Jumlah 3.000 1.000 9.000

Rataan 3.000

CI 0.000

CR 0.000

AhliK3UmumBagianTeknik KMN TM MM OM VE VP VA LAMDA

TM 1.000 0.250 0.167 0.347 0.082 0.255 3.108MM 4.000 1.000 0.250 1.000 0.236 0.735 3.108OM 6.000 4.000 1.000 2.884 0.682 2.119 3.108

Jumlah 4.231 1.000 9.324

Rataan 3.108

CI 0.054

CR 0.104

Gabungan KMN TM MM OM VE VP VA LAMDA

TM 1.000 0.841 0.841 0.891 0.296 0.888 3.001MM 1.189 1.000 0.931 1.034 0.344 1.031 3.001OM 1.189 1.075 1.000 1.085 0.360 1.082 3.001

Jumlah 3.010 1.000 9.002

Rataan 3.001

CI 0.000

CR 0.001

Page 145: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

127

Lampiran 10. Pengendalian dokumen terhadap aktor KetuaP2K3 DOK TM MM OM VE VP VA LAMDATM 1.000 0.500 0.200 0.464 0.113 0.344 3.054MM 2.000 1.000 0.200 0.737 0.179 0.545 3.054OM 5.000 5.000 1.000 2.924 0.709 2.165 3.054

Jumlah 4.125 1.000 9.161

Rataan 3.054

CI 0.027

CR 0.052

KepalaSeksiSafety DOK TM MM OM VE VP VA LAMDATM 1.000 0.333 0.333 0.481 0.143 0.429 3.000MM 3.000 1.000 1.000 1.442 0.429 1.286 3.000OM 3.000 1.000 1.000 1.442 0.429 1.286 3.000

Jumlah 3.365 1.000 9.000

Rataan 3.000

CI 0.000

CR 0.000

PelaksanaSafetyDOK TM MM OM VE VP VA LAMDATM 1.000 1.000 2.000 1.260 0.400 1.200 3.000MM 1.000 1.000 2.000 1.260 0.400 1.200 3.000OM 0.500 0.500 1.000 0.630 0.200 0.600 3.000

Jumlah 3.150 1.000 9.000

Rataan 3.000

CI 0.000

CR 0.000

AhliK3UmumBagianTeknik DOK TM MM OM VE VP VA LAMDATM 1.000 0.200 0.111 0.281 0.063 0.191 3.029MM 5.000 1.000 0.333 1.186 0.265 0.804 3.029OM 9.000 3.000 1.000 3.000 0.672 2.034 3.029

Jumlah 4.467 1.000 9.087

Rataan 3.029

CI 0.015

CR 0.028

Gabungan DOK TM MM OM VE VP VA LAMDATM 1.000 0.427 0.349 0.530 0.159 0.479 3.010MM 2.340 1.000 0.604 1.122 0.337 1.014 3.010OM 2.866 1.655 1.000 1.680 0.504 1.517 3.010

Jumlah 3.333 1.000 9.030

Rataan 3.010

CI 0.005

CR 0.010

Page 146: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

128

Lampiran 11. Top Management terhadap tujuan

KetuaP2K3 TM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDABEB 1.000 5.000 1.000 0.333 5.000 1.528 0.250 1.433 5.739INF 0.200 1.000 1.000 0.333 3.000 0.725 0.118 0.663 5.601KTP 1.000 1.000 1.000 1.000 6.000 1.431 0.234 1.241 5.306KB 3.000 3.000 1.000 1.000 5.000 2.141 0.350 1.929 5.513DB 0.200 0.333 0.167 0.200 1.000 0.295 0.048 0.247 5.119

Jumlah 6.120 1.000 27.278

Rataan 5.456

CI 0.114

CR 0.102

KepalaSeksiSafety TM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDABEB 1.000 1.000 0.200 1.000 0.333 0.582 0.089 0.444 5.014INF 1.000 1.000 0.200 1.000 0.333 0.582 0.089 0.444 5.014KTP 5.000 5.000 1.000 5.000 3.000 3.272 0.498 2.535 5.090KB 1.000 1.000 0.200 1.000 0.333 0.582 0.089 0.444 5.014DB 3.000 3.000 0.333 3.000 1.000 1.552 0.236 1.199 5.077

Jumlah 6.569 1.000 25.209

Rataan 5.042

CI 0.010

CR 0.009

PelaksanaSafetyTM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDABEB 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 5.000INF 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 5.000KTP 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 5.000KB 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 5.000DB 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 5.000

Jumlah 5.000 1.000 25.000

Rataan 5.000

CI 0.000

CR 0.000AhliK3UmumBagianTeknik TM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDABEB 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.177 1.000 5.634INF 1.000 1.000 6.000 1.000 1.000 1.431 0.254 1.303 5.130KTP 1.000 0.167 1.000 0.167 0.167 0.341 0.061 0.365 6.027KB 1.000 1.000 6.000 1.000 1.000 1.431 0.254 1.303 5.130DB 1.000 1.000 6.000 1.000 1.000 1.431 0.254 1.303 5.130

Jumlah 5.634 1.000 27.050

Rataan 5.410

CI 0.103

CR 0.092

Page 147: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

129

Lanjutan Lampiran 11. Gabungan TM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDABEB 1.000 1.495 0.669 0.760 1.136 0.971 0.193 0.982 5.088INF 0.669 1.000 1.047 0.760 1.000 0.881 0.175 0.891 5.089KTP 1.495 0.955 1.000 0.955 1.316 1.124 0.223 1.134 5.075KB 1.316 1.316 1.047 1.000 1.136 1.155 0.230 1.151 5.013DB 0.880 1.000 0.760 0.880 1.000 0.899 0.179 0.896 5.011

Jumlah 5.032 1.000 25.275

Rataan 5.055

CI 0.014

CR 0.012

Page 148: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

130

Lampiran 12. Middle Management terhadap tujuan KetuaP2K3 MM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDABEB 1.000 3.000 1.000 0.333 3.000 1.246 0.210 1.124 5.367INF 0.333 1.000 1.000 0.333 2.000 0.740 0.124 0.678 5.446KTP 1.000 1.000 1.000 1.000 7.000 1.476 0.248 1.346 5.424KB 3.000 3.000 1.000 1.000 5.000 2.141 0.360 1.899 5.273DB 0.333 0.500 0.143 0.200 1.000 0.343 0.058 0.297 5.150

Jumlah 5.946 0.666 26.661

Rataan 5.332

CI 0.083

CR 0.074

KepalaSeksiSafety MM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDABEB 1.000 3.000 0.200 1.000 0.333 0.725 0.127 0.714 5.612INF 0.333 1.000 0.333 1.000 0.333 0.517 0.091 0.488 5.372KTP 5.000 3.000 1.000 1.000 1.000 1.719 0.302 1.691 5.603KB 1.000 1.000 1.000 1.000 0.333 0.803 0.141 0.774 5.491DB 3.000 3.000 1.000 3.000 1.000 1.933 0.339 1.718 5.062

Jumlah 5.697 1.000 27.141

Rataan 5.428

CI 0.107

CR 0.096 PelaksanaSafetyMM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDABEB 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 5.000INF 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 5.000KTP 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 5.000KB 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 5.000DB 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 5.000

Jumlah 5.000 1.000 25.000

Rataan 5.000

CI 0.000

CR 0.000 AhliK3UmumBagianTeknik MM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDABEB 1.000 1.000 5.000 1.000 1.000 1.380 0.261 1.398 5.353INF 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.189 1.000 5.285KTP 0.200 1.000 1.000 0.200 1.000 0.525 0.099 0.582 5.858KB 1.000 1.000 5.000 1.000 1.000 1.380 0.261 1.398 5.353DB 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.189 1.000 5.285

Jumlah 5.285 1.000 27.134

Rataan 5.427

CI 0.107

CR 0.095

Page 149: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

131

Lanjutan Lampiran 12. Gabungan MM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDABEB 1.000 1.732 1.000 0.760 1.000 1.056 0.209 1.055 5.053INF 0.577 1.000 0.760 0.760 0.904 0.787 0.155 0.785 5.049KTP 1.000 1.316 1.000 0.669 1.627 1.074 0.212 1.080 5.086KB 1.316 1.316 1.495 1.000 1.136 1.241 0.245 1.245 5.076DB 1.000 1.107 0.615 0.880 1.000 0.903 0.178 0.905 5.077

Jumlah 5.061 1.000 25.341

Rataan 5.068

CI 0.017

CR 0.015

Page 150: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

132

Lampiran 13. Operational Management terhadap tujuan KetuaP2K3 OM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDA

BEB 1.000 0.333 1.000 2.000 2.000 1.059 0.193 1.052 5.447INF 3.000 1.000 1.000 1.000 3.000 1.552 0.283 1.551 5.479KTP 1.000 1.000 1.000 3.000 3.000 1.552 0.283 1.482 5.236KB 0.500 1.000 0.333 1.000 3.000 0.871 0.159 0.879 5.537DB 0.500 0.333 0.333 0.333 1.000 0.450 0.082 0.420 5.118

Jumlah 5.484 0.524 26.818

Rataan 5.364

CI 0.091

CR 0.081

KepalaSeksiSafety OM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDA

BEB 1.000 0.333 0.333 0.333 1.000 0.517 0.098 0.557 5.658INF 3.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.246 0.237 1.197 5.048KTP 3.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.246 0.237 1.197 5.048KB 3.000 1.000 1.000 1.000 0.333 1.000 0.190 1.039 5.459DB 1.000 1.000 1.000 3.000 1.000 1.246 0.237 1.381 5.823

Jumlah 5.254 0.664 27.037

Rataan 5.407

CI 0.102

CR 0.091

PelaksanaSafetyOM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDA

BEB 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 5.000INF 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 5.000KTP 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 5.000KB 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 5.000DB 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.200 1.000 5.000

Jumlah 5.000 0.600 25.000

Rataan 5.000

CI 0.000

CR 0.000

AhliK3UmumBagianTeknik OM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDA

BEB 1.000 3.000 1.000 1.000 1.000 1.246 0.243 1.313 5.404

INF 0.333 1.000 1.000 1.000 1.000 0.803 0.157 0.838 5.351KTP 1.000 1.000 1.000 0.250 1.000 0.758 0.148 0.807 5.458KB 1.000 1.000 4.000 1.000 1.000 1.320 0.257 1.444 5.608DB 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.195 1.000 5.126

Jumlah 5.126 0.600 26.946

Rataan 5.389

CI 0.097

CR 0.087

Page 151: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

133

Lanjutan Lampiran 13. Gabungan OM BEB INF KTP KB DB VE VP VA LAMDA

BEB 1.000 0.760 0.760 0.904 1.189 0.909 0.181 0.907 5.014INF 1.316 1.000 1.000 1.000 1.316 1.116 0.222 1.112 5.006KTP 1.316 1.000 1.000 0.931 1.316 1.100 0.219 1.097 5.013KB 1.107 1.000 1.075 1.000 1.000 1.035 0.206 1.036 5.028DB 0.841 0.760 0.760 1.000 1.000 0.865 0.172 0.865 5.025

Jumlah 5.026 1.000 25.085

Rataan 5.017

CI 0.004

CR 0.004

Page 152: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

134

Lampiran 14. Tujuan beban tanggungjawab yang sesuai terhadap alternatif KetuaP2K3

BEB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDASDM 1.000 5.000 5.000 4.000 3.162 0.575 2.471 4.298RUKER 0.200 1.000 3.000 0.500 0.740 0.135 0.549 4.082 RP 0.200 0.333 1.000 0.200 0.340 0.062 0.267 4.327DOK 0.250 2.000 5.000 1.000 1.257 0.229 0.950 4.157

Jumlah 5.500 1.000 16.864

Rataan 4.216

CI 0.072 CR 0.081

KepalaSeksiSafety

BEB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDASDM 1.000 9.000 7.000 7.000 4.583 0.695 2.932 4.220RUKER 0.111 1.000 0.333 0.333 0.333 0.051 0.213 4.207RP 0.143 3.000 1.000 0.333 0.615 0.093 0.398 4.269DOK 0.143 3.000 3.000 1.000 1.065 0.161 0.692 4.286

Jumlah 6.596 1.000 16.982

Rataan 4.246

CI 0.082

CR 0.092

PelaksanaSafety BEB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA

SDM 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.250 1.000 4.000RUKER 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.250 1.000 4.000RP 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.250 1.000 4.000DOK 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.250 1.000 4.000

Jumlah 4.000 1.000 16.000 Rataan 4.000

CI 0.000

CR 0.000

AhliK3UmumBagianTeknik

BEB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDASDM 1.000 5.000 5.000 1.000 2.236 0.414 1.688 4.076RUKER 0.200 1.000 0.333 0.200 0.340 0.063 0.265 4.209RP 0.200 3.000 1.000 0.200 0.589 0.109 0.463 4.252DOK 1.000 5.000 5.000 1.000 2.236 0.414 1.688 4.076

Jumlah 5.401 1.000 16.613

Rataan 4.153

CI 0.051

CR 0.057

Gabungan BEB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM 1.000 3.873 3.637 2.300 2.386 0.494 1.997 4.044

RUKER 0.258 1.000 0.760 0.427 0.538 0.111 0.448 4.026RP 0.275 1.316 1.000 0.340 0.592 0.123 0.497 4.059DOK 0.435 2.340 2.943 1.000 1.315 0.272 1.108 4.071

Jumlah 4.832 1.000 16.199

Rataan 4.050

CI 0.017 CR 0.019

Page 153: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

135

Lampiran 15. Tujuan kontraktor taat peraturan sesuai terhadap alternatif KetuaP2K3 KTP SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM 1.000 3.000 5.000 5.000 2.943 0.543 2.276 4.190 RUKER 0.333 1.000 5.000 3.000 1.495 0.276 1.139 4.126 RP 0.200 0.200 1.000 0.500 0.376 0.069 0.289 4.164 DOK 0.200 0.333 2.000 1.000 0.604 0.112 0.451 4.044 Jumlah 5.419 1.000 16.523 Rataan 4.131 CI 0.044 CR 0.049 KepalaSeksiSafety KTP SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM 1.000 5.000 6.000 4.000 3.310 0.581 2.488 4.281 RUKER 0.200 1.000 3.000 0.333 0.669 0.117 0.486 4.140 RP 0.167 0.333 1.000 0.200 0.325 0.057 0.242 4.243 DOK 0.250 3.000 5.000 1.000 1.392 0.244 1.027 4.203 Jumlah 5.695 1.000 16.866 Rataan 4.217 CI 0.072 CR 0.081 PelaksanaSafety KTP SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM 1.000 1.000 0.333 1.000 0.760 0.176 0.713 4.063 RUKER 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.231 1.000 4.328 RP 3.000 1.000 1.000 4.000 1.861 0.430 1.841 4.282 DOK 1.000 1.000 0.250 1.000 0.707 0.163 0.677 4.147 Jumlah 4.328 1.000 16.820 Rataan 4.205 CI 0.068 CR 0.077 AhliK3UmumBagianTeknik KTP SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM 1.000 4.000 4.000 1.000 2.000 0.433 1.784 4.121 RUKER 0.250 1.000 1.000 1.000 0.707 0.153 0.675 4.414 RP 0.250 1.000 1.000 0.250 0.500 0.108 0.446 4.121 DOK 1.000 1.000 4.000 1.000 1.414 0.306 1.325 4.328 Jumlah 4.621 1.000 16.985 Rataan 4.246 CI 0.082 CR 0.092 KTP SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDA SDM 1.000 2.783 2.515 2.115 1.961 0.444 1.811 4.078 RUKER 0.359 1.000 1.968 1.000 0.917 0.208 0.843 4.059 RP 0.398 0.508 1.000 0.562 0.581 0.131 0.535 4.073 DOK 0.473 1.000 1.778 1.000 0.958 0.217 0.868 4.004 Jumlah 4.417 1.000 16.215 Rataan 4.054 CI 0.018 CR 0.020

Page 154: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

136

Lampiran 16. Tujuan karyawan yang berkompeten yang sesuai terhadap alternatif

KetuaP2K3 KB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDASDM 1.000 5.000 6.000 5.000 3.500 0.608 2.628 4.322RUKER 0.200 1.000 3.000 0.333 0.669 0.116 0.489 4.207RP 0.167 0.333 1.000 0.250 0.343 0.060 0.254 4.255DOK 0.200 3.000 4.000 1.000 1.245 0.216 0.925 4.277

Jumlah 5.756 1.000 17.062

Rataan 4.265

CI 0.088

CR 0.099 KepalaSeksiSafety KB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDASDM 1.000 7.000 5.000 3.000 3.201 0.571 2.351 4.121RUKER 0.143 1.000 1.000 0.333 0.467 0.083 0.333 4.003RP 0.200 1.000 1.000 0.200 0.447 0.080 0.330 4.145DOK 0.333 3.000 5.000 1.000 1.495 0.267 1.105 4.146

Jumlah 5.611 1.000 16.416

Rataan 4.104

CI 0.035

CR 0.039 PelaksanaSafety KB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDASDM 1.000 1.000 3.000 1.000 1.316 0.323 1.373 4.252RUKER 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.245 1.000 4.076RP 0.333 1.000 1.000 1.000 0.760 0.186 0.785 4.209DOK 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.245 1.000 4.076

Jumlah 4.076 1.000 16.613

Rataan 4.153

CI 0.051

CR 0.057

AhliK3UmumBagianTeknik KB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDASDM 1.000 5.000 4.000 1.000 2.115 0.456 1.925 4.220RUKER 0.200 1.000 1.000 1.000 0.669 0.144 0.635 4.404RP 0.250 1.000 1.000 0.333 0.537 0.116 0.469 4.045DOK 1.000 1.000 3.000 1.000 1.316 0.284 1.232 4.340

Jumlah 4.637 1.000 17.009

Rataan 4.252

CI 0.084

CR 0.094

Page 155: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

137

Lanjutan Lampiran 16. Gabungan

KB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDASDM 1.000 3.637 4.356 1.968 2.363 0.493 1.975 4.005RUKER 0.275 1.000 1.316 0.577 0.676 0.141 0.565 4.003RP 0.230 0.760 1.000 0.359 0.500 0.104 0.419 4.009DOK 0.508 1.732 2.783 1.000 1.251 0.261 1.047 4.009

Jumlah 4.790 1.000 16.026

Rataan 4.007

CI 0.002

CR 0.00

Page 156: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

138

Lampiran 17. Tujuan dokumentasi yang baik menurut alternatif

KetuaP2K3 DOKB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDASDM 1.000 5.000 5.000 5.000 3.344 0.604 2.583 4.275RUKER 0.200 1.000 2.000 0.333 0.604 0.109 0.454 4.160RP 0.200 0.500 1.000 0.333 0.427 0.077 0.322 4.176DOK 0.200 3.000 3.000 1.000 1.158 0.209 0.889 4.249

Jumlah 5.534 1.000 16.859

Rataan 4.212

CI 0.071

CR 0.080

KepalaSeksiSafety DOKB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDASDM 1.000 0.333 3.000 0.143 0.615 0.111 0.484 4.341RUKER 3.000 1.000 3.000 0.333 1.316 0.239 0.976 4.092RP 0.333 0.333 1.000 0.200 0.386 0.070 0.303 4.325DOK 7.000 3.000 5.000 1.000 3.201 0.580 2.425 4.181

Jumlah 5.518 1.000 16.940

Rataan 4.235

CI 0.078

CR 0.088

PelaksanaSafety DOKB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDASDM 1.000 1.000 3.000 3.000 1.732 0.375 1.500 4.000RUKER 1.000 1.000 3.000 3.000 1.732 0.375 1.500 4.000RP 0.333 0.333 1.000 1.000 0.577 0.125 0.500 4.000DOK 0.333 0.333 1.000 1.000 0.577 0.125 0.500 4.000

Jumlah 4.619 1.000 16.000

Rataan 4.000

CI 0.000

CR 0.000

AhliK3UmumBagianTeknik DOKB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDASDM 1.000 7.000 5.000 1.000 2.432 0.458 1.864 4.073RUKER 0.143 1.000 1.000 0.333 0.467 0.088 0.361 4.105RP 0.200 1.000 1.000 0.200 0.447 0.084 0.338 4.012DOK 1.000 3.000 5.000 1.000 1.968 0.370 1.512 4.084

Jumlah 5.315 1.000 16.275

Rataan 4.069

CI 0.023

CR 0.026

Page 157: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

139

Lanjutan Lampiran 17. Gabungan

DOKB SDM RUKER RP DOK VE VP VA LAMDASDM 1.000 1.848 3.873 1.210 1.715 0.381 1.526 4.001RUKER 0.541 1.000 2.060 0.577 0.896 0.199 0.797 4.005RP 0.258 0.485 1.000 0.340 0.454 0.101 0.404 4.004DOK 0.827 1.732 2.943 1.000 1.433 0.319 1.276 4.006

Jumlah 4.498 1.000 16.015

Rataan 4.004

CI 0.001

CR 0.001

Page 158: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

140

Lampiran 18. Hasil perhitungan data secara horisontal

BobotFaktor UnsurFaktor Bobot Prioritas

SDT 0,349 1 KPK 0,184 4 KMN 0,205 3 DOK 0,262 2

BobotAktorTerhadapFaktor

AktorFaktor

SDT KPK KMN DOK

TM 0,341 0,104 0,296 0,159 MM 0,417 0,330 0,344 0,337 OM 0,241 0,566 0,360 0,504

BobotTujuanTerhadapAktor

TujuanAktor

TM MM OM

BEB 0,193 0,209 0,181 INF 0,175 0,155 0,222 KTP 0,223 0,212 0,219 KB 0,230 0,245 0,206

DOKB 0,179 0,178 0,172 BobotAlternatifTerhadapTujuan

AlternatifTujuan

BEB INF KTP KB DOKBA 0,494 0,457 0,444 0,493 0,381B 0,111 0,192 0,208 0,141 0,199C 0,123 0,157 0,131 0,104 0,101D 0,272 0,194 0,217 0,261 0,319

Page 159: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

141

Lampiran 19. Perhitungan data secara vertikal BobotVertikalFaktor&Aktor

Aktor Bobot Prioritas TM 0,241 3 MM 0,365 2 OM 0,394 1

BobotVertikalAktor&Tujuan

Tujuan Bobot Prioritas BEB 0,194 3 INF 0,186 4 KTP 0,218 2 KB 0,226 1

DOKB 0,176 5 BobotVertikalTujuan&Alternatif

Alternatif Bobot Prioritas A 0,456 1 B 0,170 3 C 0,123 4 D 0,251 2

Page 160: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

142

Lam

pira

n 20

. Dia

gram

has

il pe

rhitu

ngan

AH

P de

ngan

Exp

ert C

hoic

e

Mod

el N

ame:

Ana

lisis

Impl

emen

tasi

OH

SAS3

Synt

hesi

s: S

umm

ary

Com

bine

d in

stan

ce --

Syn

thes

is w

ith re

spec

t to:

Goa

l: Tu

juan

Ana

lisis

Impl

emen

tasi

OH

SAS

pada

Pen

anga

nan

Kon

trakt

or

O

vera

ll In

cons

iste

ncy

= ,0

0

A,4

50B

,173

C,1

23D

,254

Page

1 o

f 122

/01/

2012

10:

23:3

8

IraIra

Page 161: ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI … · 2012-07-16 · X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor, (3) ... melaksanakan PKL mandiri selama satu bulan

143

Lampiran 21. Perbedaan OHSAS 18001:2007 dengan SMK3 (Permenaker Nomor 5 Tahun 1996

PERBEDAAN SMK3 MENURUT OHSAS 18001:2007 DENGAN SMK3 (Permenaker Nomor 5 Tahun 1996)

SMK3 menurut OHSAS 18001 SMK3 (Permenaker Nomor 5 Tahun 1996

Penerapan OHSAS bersifat sukarela Penerapan bersifat wajib (UU No.13/2003 & Permenaker 05/MEN/1996 )

Dokumen standar Inggris yang dipublikasikan pertama kali oleh British Standard Institute (BSI) pada April 2007

Dokumen acuan berupa peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah RI

Berlaku secara internasional Berlaku dalam wilayah hukum RI

Sertifikat pemenuhan diberikan oleh badan audit yang ditunjuk oleh organisasi

Sertifikat pemenuhan diberikan oleh badan audit yang ditunjuk oleh pemerintah

Hanya sertifikat yang diberikan, jika berhasil dalam audit sertifikasi

Selain sertifikat, organisasi akan mendapatkan bendera K3 (emas/perak)

Tidak ada ketentuan sanksi, jika tidak menerapkan

Ada aspek/ketentuan sanksi terhadap pelanggaran