analisis framing pemberitaan hukuman mati terpidana kasus...
TRANSCRIPT
ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN HUKUMAN MATI TERPIDANA
KASUS NARKOBA PADA SKH REPUBLIK EDISI MEI 2015
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Strata Satu Komunikasi Penyiaran Islam
Disusun Oleh:
Umar Faiz
NIM. 11210120
Pembimbing
Dra. Hj. Anisah Indriati, M.Si.
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Almamater tercinta Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Program studi Komunikasi
penyiaran islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Kedua Orangtuaku yang tidak kenal lelah dalam mendidik dan membesarkanku
hingga saat ini.
3. Untuk para sahabat-sahabat tercinta yang telah memberikan motivasi dan selalu
mensport agar terus maju dan sukses selalu
4. Dan untuk akbar dan marti selaku alumni mahasiswa kpi uin suka, yang telah
mengajariku membuat skripsi ini dengan baik dan benar,sehingga skripsi ini bisa saya
selesaikan/tuntaskan
MOTTO
مت لغد وات قوا الله إن يا أي ها الذين آمنوا ات قوا الله ولت نظر ن فس ما قد الله خبير بما ت عملون
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.1
1QS: Al-Hasyr: Ayat: 18
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa kami penjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah mencurahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada
kami. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada sebaik-baiknya
makhluk, yaitu Rasulullah SAW, beserta keluarga, sahabat, tabi’in, dan umat
muslim yang memberikan jalan kebenaran dan pancaran sinar pengetahuan
hingga akhir zaman.
Alhamdulillah dengan segalah hidayah dan inayah-Nya. Skiripsi ini dapat
diselesaikan. Namun peneliti menyadari, bahwa dalam penyusunan skripsi ini
tidak akan terselesaikan tanpa adanya motivasi, bimbingan dan bantuan baik yang
bersifat moril maupun materil dari berbagai pihak. Maka dari itu, pada
kesempatan ini, penyusun mengucapkan rasa terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Yudian Wahyudi, M.A, Ph.D selaku Rektor UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Nurjannah, M.Si. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Ibu Khoiro Ummatin, S.Ag., M.Si. selaku ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan
pencerahan Fakultas.
4. Ibu Dra. HJ Anisah Indriati, M.Si. selaku pembimbing skirpsi yang telah
banyak memberikan pengarahan, bimbingan dan nasihat dari awal hingga
akhir penyusunan skirpsi ini.
5. Bapak Abdul Chafid dan Ibu Rochati selaku kedua orang tua kami, yang
senantiasa memberikan dukungan baik spritual maupun material, yang
tiada henti-hentinya.
6. Kepada para teman-teman KKN yang selalu mendukung setiap langkah
dalam perjalananku.
7. Seluruh sahabat-sahabat di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
angkatan 2011 yang telah memberikan semangat dukungan dan motivasi.
Semoga Allah SWT senantiasa membalas segala amal baik mereka yang
telah membantu saya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Peneliti menyadari, bahwa dalam penyusunan skripsi ini sengguh masih jauh dari
kata sempurna, baik dari segi bahasa hingga penyusunannya, maka dari itu dengan
rasa lapang hati, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai
pihak, agar penelitian selanjutnya dapat tersusun lebih baik.
Akhirnya peneliti berharap semoga karya tulis yang sangat sederhana ini
dapat memberi manfaat bagi semua pihak, baik bagi pembaca, maupun bagi
peneliti pribadi khusunya. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan jalan kita
semua. Amin ya Rabbal’alamin.
Yogykarta, 19 Mei 2016
Penulis,
UMAR FAIZ
NIM : 11210120
ABSTRAK
Umar Faiz. Judul penelitian ini adalah Analisis Framing
Pemberitaan Hukuman Mati Terpidana Kasus Narkoba Pada SKH
Republik 12 Kasus Pada Edisi Mei 2015. Yogyakarta: Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam. Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
UIN Sunan Kalijaga. 2016.
Penelitian di latar belakangi dengan maraknya pemberitaan yang
ada di media cetak maupun elektronik yang mempunyai corak
pandangan terhadap suatu permasalahan yang sedang terjadi. Mulai dari
pembunuhan, pencopetan, pembegalan, kecelakaan lalu lintas hingga
penyelundupan narkotika semua itu tak luput dari pemberitaan media
cetak, elektronik maupun online. Peristiwa yang kompleks tersebut
diinterpretasikan dalam skema pembuat berita. Tahap paling awal dari
produksi berita adalah bagaimana wartawan mempersepsi peristiwa
atau fakta yang akan diliput. Terutama media SKH Republika yang
memberitakan kasus hukuman mati terhadap terpidana narkoba yang
sampai saat ini masih menjadi polemic di dalai tataran pemerintah dan
masyarakat. Opini masyarakat mencoba dibentuk oleh pemberitaan
yang ada di Koran tersebut, sehingga kasus terpidana mati kasus
narkoba sudah tidak menjadi asli, karena sudah di bentuk oleh media.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, termasuk dalam
kategori penelitian kepustakaan (library research). Pengumpulan data
menggunakan dokumentasi yaitu berdasarkan artikel, buku dan surat
kabar yang memuat data penelitian. Penelitian ini mengguakan
pengolahan data deskriptif-analisis untuk mendapatkan gambaran
tentang pemberitaan kasus terpidana mati kasus narkoba yang ada di
dalam Koran Republika.
Hasil penelitian ini menunjukkan wartawan melalui tulisannya
juga ingin membentuk kesan kepada pembaca bahwa proses hukuman
mati yang telah dilakukan tidak mempunyai dampak apapun dalam
sektor yang ada di Indonesia. Pengutipan yang dilakukan oleh wartawan
banyak yang mengandung penyetujuan terhadap headline yang ditulis
oleh wartawan itu sendiri. Sebagaimana yang terlihat di dalam berita
yang dimuat pada harian Republika, yang sama-sama mengandung
optimistis terhadap hukuman mati yang tidak berdampak pada sektor
atau bidang apapun.frame yang akan dibentuk wartawan dan redaktur
sebuah media massa mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap
perkembangan sebuah kasus. Pembaca hanya akan menyerap apa yang
tertulis dan tidak mengetahui prosesi pembuatan dan muatan ideologi
tertentu di tulisan. Secara sederhana harian Koran Republika
menyetujui terhadap hukuman mati kepada para terpidana mati kasus
Narkoba, dengan dalaih bahwa hal itu sudah sepantanya bagi mereka
yang terkena hukum. Dan itu sudah menjadi sebuah keadilan yang
sepadan..
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................... ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................. iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ........................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................... v
MOTTO ........................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ........................................................................ x
BAB I
Pendahuluan ................................................................................. 1
A. Latar belakang .................................................................. 1
B. Rumusan masalah ............................................................. 8
C. Tujuan dan kegunaan penelitian ....................................... 9
D. Tinjauan pustaka........................ ....................................... 9
E.Kerangka teori ..................................................................... 13
F. Metode penelitian ................................................................ 20
G. Sistematika pembahasan .................................................... 28
BAB II
Gambaran umum
Pemberitaan hukuman mati terpidana kasus narkoba pada SKH Republika
A. Pemberitaan Hukuman mati .............................................. 30
B. SKH Republika .................................................................. 30
C. Sejarah berdirinya koran republika .................................... 31
D. Perkembangan Koran republika ........................................ 34
E. Karakteristik koran Republika ............................................. 35
F. Segmentasi khalayak pembaca ............................................. 36
G. Visi dan misi koran republika ............................................ 36
H. Struktur redaksional republika ........................................... 37
BAB III
Anlisis framing pemberitan hukuman mati terpidana kasus narkoba pada
SKH Republika edisi mei 2015
A. Temuan penelitian ............................................................. 55
B. Daftar berita terpidana kasus narkoba ............................... 56
C. Analisi framing terhadap para kasus narkoba.................... 57
D. Konstruksi pembertaan SKH republika edisi mei 2015 .... 101
BAB IV
Penutup ......................................................................................... 107
A. Kesimpulan ....................................................................... 107
B. Saran ................................................................................. 109
Daftar Pustaka .............................................................................. 110
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Perangkat framing zhingdan pan kosicki ..................... 25
Tabel 3.1. Daftar berita koran republika edisi mei ........................ 56
Tabel 3.1. Mary jane dilarang ke filipina ...................................... 58
Tabel 3.2. Pemerntah di minta krisis kasus Mary Jane ................ 67
Tabel 3.3. Eksekusi mati tak ganggu kerjasama militer ................ 75
Tabel 3.4. Eksekusi tak pengaruhi turis ......................................... 83
Tabel 3.5 Narkotika dalam fikih islam .......................................... 78
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap hari, industri media menyuguhkan berita-berita kriminalitas.
Mulai dari pembunuhan, pencopetan, pembegalan, kecelakaan lalu lintas
hingga penyelundupan narkotika semua itu tak luput dari pemberitaan media
cetak, elektronik maupun online. Peristiwa yang kompleks tersebut
diinterpretasikan dalam skema pembuat berita. Tahap paling awal dari
produksi berita adalah bagaimana wartawan mempersepsi peristiwa atau fakta
yang akan diliput. Berita adalah hasil akhir dari proses kompleks dengan
menyortir dan menentukan peristiwa serta tema-tema tertentu dalam satu
kategori tertentu.1 Penyajian berita-berita kriminalitas di media massa
bukanlah sesuatu yang baru, tak jarang yang menjadikan berita kriminalitas
menjadi headline dalam media massa.
Semua elemen proses produksi berita mempengaruhi setiap peristiwa
yang dipahami.2 Peristiwa-peristiwa kriminalitas seolah menjadi primadona
bagi pekerja media untuk menyajikannya sebagai berita utama. Langkah
perusahaan media untuk menyuguhkan berita-berita kriminal memang tak bisa
dipandang sebelah mata. Menurut John Hohenberg, berita kriminal berdaya
tarik luas dan universal tanpa memandang tinggi rendahnya kedudukan orang
dan kedudukannya dalam hidup.3
1 Eriyanto, Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media., hal. 102
2 Ibid,. hal. 99
3 Jakob Oetama, Pers Indonesia Berkomunikasi dalam Masyarakat Tidak Tulus, ( Jakarta:
Kompas, 2001), hal. 28
2
Media Cetak membawa perubahan besar dalam komunikasi massa
dengan lahirnya jurnalisme update yang dalam hitungan detik mereka dapat
meng-update informasi terkini ke masyarakat. Bentuk Jurnalisme yang baru
ini memungkinkan akses informasi yang cepat kepada khalayak.4 Harian New
York Times pada tahun 1981 pernah melakukan penelitian pendapat umum
(polling) mengenai masalah-masalah yang menjadi keriasauan pembacanya
dan jawaban yang menjadi urutan pertama dalam penelitian itu adalah masalah
kejahatan.5 Meski hal tersebut belum dilakukan oleh media cetak maupun
Online di Indonesia, kurang lebih hasilnya sama.
Ciri khusus dalam jurnalisme Cetak adalah pada kecepatan dalam
penyampaian informasinya dan dapat dipublikasikan saat kejadian sedang
berlangsung. Ciri lainnya adalah karakteristik penulisan berita biasanya
berbentuk langsung pada intinya (straight news), ringkas, pendek dan jelas.
Keunggulan yang bisa kita peroleh dari jurnalisme cetak adalah akses cetak
dan murah karena melalui fitur-fitur yang disajikan sehingga memudahkan
pembaca untuk menyampaikan tanggapannya.6
Salah satu peristiwa kriminalitas yang informasinya dapat diakses
melalui media cetak adalah berita hukuman mati terpidana kasus narkoba atau
yang biasa disebut sebagai “Bali Nine” di Indonesia. Informasi masyarakat
terhadap kasus tersebut tidak hanya dapat diakses oleh media cetak, namun
4 Fajar Junaedi, Komunikasi Massa : Pengantar Teoritis, (Bandung, Satu Nusa, 2007),
hal. 30 5 Jakob Oetama, Pers Indonesia Berkomunikasi dalam Masyarakat Tidak Tulus, hal. 27
6 Ibid., hal. 29
3
bisa juga diakses melalui media online. Perdebatan tentang hukuman mati
sudah cukup lama berlangsung dalam wacana hukum pidana di Indonesia.
Sedangkan Pasal 28 I ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945
amandemen kedua dijelaskan: hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak
diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum yang berlaku
surat adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apapun.7
Dalam sistem hukum barat yang tertuang dalam KUHP (Kitab
Undang-undang Hukum Pidana), Pidana mati adalah hukuman yang terberat
dari semua yang diancamkan terhadap kejahatan yang berat, misalnya :8
1. Pembunuhan berencana (Pasal 340 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana). Di dalam pasal tersebut dijelaskan: Barang siapa sengaja dan
dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain diancam karena
pembunuhan dengan rencana dengan pidana mati atau pidana penjara
seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun.
2. Kejahatan terhadap keamanan Negara, Pasal 104 KUHP (Kitab
UndangUndang Hukum Pidana). Di dalam pasal tersebut dijelaskan:
Makar dengan maksud membunuh Presiden atau Wakil Presiden atau
dengan maksud merampas kemerdekaan mereka tidak mampu
memerintah, diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur
7 www.mpr.go.id, diakses pada tanggal 16 September 2015 pukul 06:03 WIB
8 http://hukumpidana.bphn.go.id/babbuku, diakses pada tanggal 16 September 2015 pukul
06.10 WIB
4
hidup atau pidana paling lama waktu tertentu, paling lama dua puluh
tahun.
3. Melanggar Pasal 124 ayat (3) ke 1 dan ke 2 KUHP (Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana) ancaman hukumannya pidana mati atau penjara seumur
hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun.
Sedangkan dalam sistem hukum adat sering kita dengar peryataan,
“Nyawa harus dibayar dengan nyawa”. Hal ini menunjukan bahwa didalam
hukum adat mengenal hukuman mati. Begitu juga dengan sistem hukum
islam, dalam kitab-kitab fikih, pembahasan tentang hukuman mati menjadi
bagian dari pebahasan tentang kriminalitas (al-jinayah) seperti pencurian (al-
sariqah), minuman keras (al-khamr), perzinaan (al-zina), hukum balas atau
timbal balik (al-qishas), pemberontakan (al-bughat), dan perampokan (qutta‟u
tariq). Salah satu dasar penyelesaian perselisihan diantara manusia dalam
Islam adalah qishas yaitu hukuman yang setimpal dari perbutan manusia atas
manusia yang lain. Hal ini ditegaskan dalam Al-Quran surat Al-Maidah ayat
45, yaitu :9
Artinya : "Dan Kami (Allah) telah tetapkan terhadap mereka di
dalam (At-Taurat) bahasannya jiwa (dibalas dengan jiwa), mata dengan
9 Tim Penyusun Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Jakarta:
Magfiroh Pustaka, 2006).
5
mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi dan
luka-luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak
kisasnya), maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya.
Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan
Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim"(Q.S. Al-Maidah ayat
45).
Kebanyakan orang sering mengatakan kejam terhadap sanksi islam
sebagaimana qishas. Karena mereka memakai sudut pandang HAM Barat
yang melihat dari sisi pelaku, bukan sudut pandang Islam yang memandang
dari sisi korban. Padahal Allah berfirman dalam al-Qur‟an surat Al- Baqarah
179 yang berbunyi :10
Artinya :“Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan)
hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.”
(QS:Al-Baqarah 179).
Sebagaimana dijelaskan bahwa sesungguhnya dalam syari’at qishas
terdapat jaminan kehidupan. Pertama, kehidupan bagi orang yang ingin
membunuh, apabila dia mengetahui akan dibunuh jika melakukan
pembunuhan. Kedua, kehidupan bagi korban. Ketiga, karena orang yang ingin
membunuhnya takut di-qishas sehingga dia tidak berani untuk melakukan
pembunuhan. Ketiga, kehidupan bagi selain kedua di atas yakni adanya
jaminan kehidupan bagi orang yang berkeinginan untuk membunuh dan ingin
10
Ibid., hal.
6
dibunuh. Keempat, dengan hidupnya orang ingin membunuh dan dibunuh
nomor 3 (tiga) di atas, maka terdapat jaminan kehidupan terhadap orang yang
ta‟asshub kepada keduanya. Karena datangnya fitnah yang besar disebabkan
adanya pembunuhan.11
Alasan pertama, tentang pentingnya penelitian terhadap pemberitaan
mengenai terpidana mati kasus Narkoba pada salah satu media cetak
Republika adalah untuk megetahui konsenitas suatu media terhadap kasus-
kasus pemberitaan yang sedang terjadi di Indonesia. Kedua, untuk meneliti
lebih jauh bahwa pemberitaan mengenai kasus terpidana mati Narkoba sangat
penting, sebab dengan mengetahui kasus tersebut masyarakat diajarkan untuk
lebih bersikap aktif dalam menumpas kejahatan atas nama narkoba. Ketiga,
bahwa penelitian ini juga ingin mengungkap peran serta media dalam
menanggapi terkait dengan “hukuman mati” terhadap terpidana narkoba yang
sampai saat ini masih menjadi polemik di lapisan akademik dan masyarakat.
Dengan demikian penelitian ini menjadi penting untuk diteliti daripada
bidang-bidang yang lainnya seperti politik, ekonomi, budaya dan sebagainya.
Berdasarkan pemaparan di atas penulis tertarik untuk meneliti kasus
hukuman mati terhadap terpidana kasus Narkoba 2015. Di antaranya setelah
sebelumnya pemerintah telah mengeksekusi 6 (enam) terpidana kasus narkoba
pada Hari Minggu tanggal 18 Januari 2015. Pro dan kontra tentang keputusan
hukuman tembak mati tersebut bermunculan mengingat kasus tersebut
melibatkan Warga Negara Australia. Istilah “Bali Nine” menjadi terkenal
11
Abi Hafsin Umar Ibn Ali Ibn Adil al Dimashqi-al-Hanafiy, Al-Lubab fi „Ulumil Kitab,
Jilid III, (Beirut: Dar al Kutub al 'Ilmiyyah, 1998), hal. 228
7
karena ada sembilan orang Warga Negara Australia (Andrew Chan, Si Yi
Chen, Michael Czugaj, Renae Lawrence, Tan Duc Thanh Nguyen, Matthew
Norman, Scott Rush, Martin Stephens, Myuran Sukumaran) yang tertangkap
dalam kasus penyelundupan 8,3 Kg heroin. Dua orang terpidana mati itu
adalah Myuran Sukumaran dan Andrew Chan yang dijatuhi hukuman mati.12
Sama halnya dengan penjatuhan hukuman terhadap terpidana kasus Narkoba
kepada gembong narkotika asal Indonesia yaitu Fredi Budiman.
Grasi Myuran sudah ditolak Presiden Joko Widodo pada 8 tanggal 30
Desember 2014 sedang permohonan grasi Andrew Chan masih dalam proses.
Keberhasilan Kepolisian Indonesia menangkap kelompok “Bali Nine” dimulai
dari informasi intelijen yang diberikan pihak Kepolisian Federal Australia.
Seminggu sebelum penangkapan, pihak Kepolisian Australia memberikan
informasi penting yang berkaitan dengan hubungan antar kelompok pengedar
narkoba internasional. Maka Kepolisian Indonesia segera bertindak dengan
melakukan pengintaian dan pengawasan secara ketat.13
Usaha pihak Kepolisian Indonesia akhirnya membuahkan hasil pada
tanggal 17 April 2005. Chan, Czugaj, Rush, Stephens dan Lawrence
tertangkap di Bandara Ngurah Rai sedangkan Nguyen, Sukumaran, Chen dan
Norman tertangkap di Bungalow di Pantai Melasti. Sorotan media dalam dan
luar negeri terkait eksekusi mati yang dilakukan pemerintah Indonesia
membuat penulis tertarik untuk meneliti. Mengingat media sebagai sarana
12
“Profil Dua Terpidana Mati”, http://news.okezone.com/read/2015/04/29/18//profil-
dua-terpidana-mati-asal-australia, diakses pada hari Sabtu Tanggal 04 Desember 2015, pukul
17.20 WIB 13
Ibid.,
8
informasi publik juga mempunyai Sudut pandang atau frame pemberitaan
yang berbeda-beda oleh media satu dengan media lainnya. Realitas
pemberitaan media dalam hal ini bukanlah murni realitas, melainkan telah
melalui berbagai proses.
Oleh karena itu berbagai kajian dan kritik terhadap pemberitaan di
media massa menjadi penting untuk menunjukkan alternatif pembacaan media
massa sehingga publik dapat mencermati pemberitaan-pemberitaan di media
massa secara aktif dan cerdas.14
Dalam pemberitaan pasca eksekusi mati
terpidana kasus Narkoba yang disebut “Bali Nine”, Koran Harian Republika
baik yang berupa cetak maupun elektronik mempunyai frame pemberitaan
yang mengarah kepada upaya penghilangan jejak atas terlaksananya eksekusi
mati tersebut. Dalam memuat pemberitaan harian Republika mencoba untuk
lebih membahas kasus terpidana mati tersebut, yang fokus utamanya adalah
pemberian grasi terhadap terpidana mati asal Thailand Mary Jane, dan hanya
sedikit sekali membahas
Dengan frame, seorang jurnalis dapat memproses informasi yang ada
berdasarkan kemampuannya untuk disampaikan ke khalayak luas. Fakta
peristiwa umumnya disajikan melalui bahasa, dan bahasa bukanlah sesuatu
yang bebas nilai. Bahasa tidak netral dan uniknya tidak pula sepenuhnya
dalam kontrol kesadaran.15
Misalnya, dalam berita CNN Indonesia.com edisi
Jum‟at 20 Februari 2015. pada paragraf ketiga tertulis : Presiden Joko
Widodo (Jokowi) membantah penundaan eksekusi mati dua terpidana narkoba
14
Eriyanto, Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media.,, hal. 27 15
Jakob Oetama, Pers Indonesia Berkomunikasi dalam Masyarakat Tidak Tulus.,, hal. 35
9
warga negara Australia Myuran Sukumaran dan Andrew Chan terjad karena
komplain yang dilayangkan pemerintah Australia."Tidak ada. Ini kedaulatan
hokum Indonesia," ujar Jokowi menegaskan di depan Ruang Garuda, Istana
Kepresidenan Bogor, Jumat (20/2).16
Sedangkan dalam Republika.com pada
lead berita dituliskan : Presiden Joko Widodo mengatakan tidak ada kaitan
antara penundaan eksekusi terpidana kasus narkoba sindikat “Bali Nine” dan
10 bantuan dari Australia ke Aceh saat terjadi tsunami pada 2004. Menurut
Jokowi, tidak ada intervensi dari negara mana pun atas kebijakan pemerintah
mengeksekusi mati para bandar narkoba.17
Atas dasar inilah, untuk mengetahui bagaimana media tersebut
menyajikan berita maka penulis ingin meneliti dengan menggunakan analisi
framing.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana framing berita tentang kasus hukuman mati terpidana
kasus narkoba pada Koran harian Republika Edisi Mei 2015?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana “framing” pemberitaan yang dilakukan
oleh media dalam menyampaikan sebuah peristiwa dalam hal ini adalah
16
http://CNNIndonesia.com, edisi Jum‟at 20 Februari 2015. Media online tersebut
menurunkan berita mengenai hukuman mati terpidana “Bali Nine” dengan judul, “Jokowi Bantah
Penundaan Eksekusi Karena Komplain Australia” 17
http://Republika.com, edisi Jum‟at 20 Februari 2015 memberitakan kasus serupa
dengan judul, “Soal Eksekusi “Bali Nine”, Jokowi : Ini Soal Kedaulatan Hukum”
10
kasus terpidana hukuman mati pada Koran harian Republika Edisi Mei
2015
2. Kegunaan Penelitian
a. Tujuan Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pada
pengembangan penelitian di bidang disiplin Komunikasi Penyiaran dan
sebagai sumber pengetahuan mengenai pembingkaian terhadap berita
kasus terpidana hukuman mati pada terpidana kasus Narkoba di media
cetak.
b. Tujuan Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah, penggambaran
bagaimana pembingkaian berita dilakukan oleh media dalam
memberitakan sebuah peristiwa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
membawa pencerahan pada media dalam menjaga objektivitas
pemberitaan dan posisi netral dalam menyampaikan berita.
D. Tinjauan Pustaka
Telaah pustaka dalam penelitian ini membantu peneliti untuk
mengidentifikasi penelitian-penelitian terdahulu, sehingga peneliti dapat
melakukan pembedaan antara penelitiannya dengan penelitian-penelitian
tersebut. Reinard menyebutkan, tujuan dari telaah pustaka salah satunya yakni
membantu menemukan keyakinan mengenai posisi-posisi penelitian yang
11
sedang dilakukan diantara penelitian-penelitian lain yang sudah ada
sebelumnya, sambil mengemukakan catatan-catatan kritis terhadap penelitian-
penelitian lain yang sudah ada, baik berkenaan dengan prosedur penelitian
maupun pendekatan-pendekatan yang digunakan.18
Berikut ini adalah
beberapa penelitian yang digunakan peneliti sebagai telaah pustaka.
Telaah penelitian yang pertama yaitu skripsi yang berjudul, “
Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Terorisme Perspektif Fikih
Jinayah” yang di tulis oleh Ahmad Zainut Tauhid. Mahasiswa Jinayah
Siyasah, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta Tahun 2012. Penelitian tersebut menjelaskan mengenai
hukuman mati bagi pelaku tindak pidana terorisme di pandang dalam
perspekti fiqh jinayah dan menjelaskan pandangan fiqh jinayah mengenai
ancaman hukuman mati dalam UU No. 15 Tahun 2003.19
Hasil penelitaian tersebut mengungkapkan bahwa, hukum pidana
Islam memandang bahwa kejahatan terorisme bertentangan dengan Azas
Islam yang menjunjung tinggi adanya Hak Asasi Manusia (HAM) demi
keselamatan jiwa, harta, nyawa, keturunan dan agama. Itulah sebabnya
kejahatan terorisme dapat dikenai hukuman jariyah hudud sebagaimana diatur
dalam nas Al-quran. Selain itu, pidana mati bagi pelaku tindak terorisme
18
Prawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi Aksara
Yogyakarta, 2007), hal. 82 19
Ahmad Zainut Tauhid, “Hukuman Mati Terhadap Pelaku Tindak Pidana Terorisme
Perspektif Fikih Jinayah”, Skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga), 2012.
12
sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang
pemberantasan terorisme tidak bertentangan dengan Syariat Islam.20
Kesamaan penelitian yang dilakukan oleh Zainut adalah sama-sama
melakukan penelitian tentang kasus hukuman mati dengan metode kualitatif.
Sedangkan perbedaannya terletak pada subjek dan objek kajian yang berbeda.
Peneliti menggunakan analisis teks-teks berita pada media cetak.
Telaah penelitian kedua adalah skripsi yang berjudul, “Konstruksi
Media Online dalam Sengketa Verifikasi Partai Politik (Analisis Framing
Tempo.co dan Viva.co.id pada Pemberitaan Partai Bulan Bintang Edisi 1
Januari – 31 Maret 2013)”. Skripsi tersebut ditulis oleh Megafirmawanti
Lasinta, Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan
Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun
2014. Dalam skripsi tersebut membahas tentang bagaimana konstruksi yang
dilakukan oleh media online Tempo.co dan Viva.co.id dalam pemberitaan
sengketa verifikasi Partai Bulan Bintang dalam Pemilu 2014.
Hasil penelitian tersebut diantaranya mengungkapkan bahwa melalui
struktur sintaksis Tempo.co membangun konstruksi yang berpihak pada PBB
dan kritis terhadap KPU. Sedangkan Viva.co.id membangun konstruksi yang
baik bagi PBB dan baik bagi PBB. Tempo.co terlihat berpihak kepada PBB
karena adanya ketidakobjektifan sebagai media sedangkan Viva.co.id terlihat
lebih objektif dibanding dengan Tempo.co yakni dengan melakukan
pemberitaan yang tidak memihak.
20
Ibid.,
13
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti terletak pada jenis penelitian yang digunakan menggunakan jenis
penelitian kualitatif dengan metode analisis framing Pan dan Kosicki.
Perbedaan penelitian tersebut adalah pada salah satu media yang diteliti,
penelitian tersebut menggunakan media online Tempo.co dan Viva.co.id
sedangkan peneliti menggunakan media cetak Koran Harian Republika.
Telaah pustaka ketiga yaitu jurnal yang berjudul, “Analisis Framing
Pemberitaan Gubernur Kalimantan Timur 2013 pada Masa Kampanye”.
Jurnal tersebut ditulis oleh Ricky Alkat Seftiano Mahasiswa Program Studi
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Mulawarman.
Penelitian ini membahas tentang, Bagaimana Framing Surat Kabar Kaltim
Post dan Tribun Kaltim mengenai pemberitaan Pilgub Kalimantan Timur 2013
pada masa kampanye.21
Dalam penelitian tersebut ditarik kesimpulan bahwa Struktur sintaksis,
berita mengenai Pemilihan Gubernur Kaltim 2013 pada masa kampanye pada
surat kabar Kaltim Post dan Tribun Kaltim tersusun dalam bentuk tetap dan
teratur sehingga membentuk piramida terbalik, mulai dengan judul headline,
lead, episode, latar, dan penutup. Penyusunan dan penekanan fakta juga
didukung oleh kutipan beberapa pihak yang menjadi pendukung informasi
pemberitaan. Struktur retoris, wacana yang diberitakan oleh wartawan Kaltim
Post dan Tribun Kaltim juga menunjukan kecenderungan bahwa apa yang
disampaikan itu sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. Memakai dan
21
Ricky Alkat Seftiano, "Analisis Framing Pemberitaan Gubernur Kalimantan Timur
2013 pada Masa Kampanye”, Skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga), 2013.
14
memilih kata-kata yang ingin ditekankan, wartawan Kaltim Post dan Tribun
Kaltim menampilkan sesuatu yang unik dan menarik, dimana kata-kata yang
digunakan ialah sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan
terletak pada jenis penelitian dan metode penelitian yang digunakan yaitu
analisis framing dengan model Pan Kosicki. Teknik pengumpulan data yang
digunakan juga mempunyai kesamaan dengan teknik yang akan digunakan
oleh peneliti. Sedangkan perbedaan penelitian tersebut terletak pada media
yang diteliti oleh Ricky yaitu jenis surat kabar yang dipakai dalam penelitian.
E. Landasan Teori
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis
tentang teori (bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil
penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti.22
Jumlah kelompok teori
yang perlu dikemukakan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan
secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila dalam suatu
penelitian terdapat tiga variabel independen dan satu dependen, maka
kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada empat kelompok teori, yaitu
kelompok teori yang berkenaan dengan variabel independen dan satu
dependen. Oleh karena itu, semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan
semakin banyak teori yang dikemukakan.23
22
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kulaitatif dan R &D,
(Bandung: CV. Alfa Beta, 2010), hal. 57 23
Ibid., hal. 58
15
Teori berfungsi untuk membantu penulis dalam menerangkan
fenomena sosial atau fenomena alam yang menjadi pusat perhatian dalam
penelitian. Teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi dan proposisi
yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan
menjabarkan relasi antara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala
tersebut.24
Landasan teori dalam penelitian ini berisi teori-teori yang
digunakan dalam proses analisis dan pembahasan.
Adapun teori-teori yang oleh penulis dianggap relevan untuk
digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1. Komunikasi Massa
Secara singkat komunikasi massa di rumuskan oleh Bittner
sebagai pesan yang dikomunikasikan melalui media massa kepada
sejumlah orang.25
Sedangkan Maletze sebagaimana yang dikutip Ardial
menulis bahwa komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk
komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media
penyebaran teknis secara langsung dan satu arah kepada publik yang
tersebar.26
Penjelasan dan teori tentang komunikasi massa sangat beragam
bentuknya. Setiap tokoh memberikan devinisi tersendiri terhadap
komunikasi massa. Nurudin memberikan gambarannya, menurutnya
24
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Prenada Media,
2006), hal. 43 25
John R. Bittner, Mass Communication, An Introduction, (New Jersey: Prentice-Hall,
1980), hal. 10 26
Ardial, Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi, (Jakarta: PT Bumi. Aksara,
2014), hal. 162
16
Ketika kita sedang berbicara tentang komunikasi massa maka yang
terpikirkan oleh kita adalah media massa, khalayak menjadi sangat dekat
dengan media massa, seperti yang pernah dikatakan oleh humoris Will
Roger atau Jerry Seinfeld, “yang saya tahu hanyalah apa yang saya baca
dikoran”.27
Komunikasi massa memiliki kaitan yang sangat erat dengan
media massa. keduanya tidak bisa dipisahkan karena pada dasarnya
komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak
dan elektronik). Sebab, dari awal perkembangannya, komunikasi massa
berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media
komunikasi massa).28
Keterikatan manusia dengan komunikasi massa pun juga
digambarkan oleh Stanley J. Baran dengan sebuah kata epilog yang
tersusun rapi, menurutnya Media massa begitu memenuhi keseharian
hidup kita yang tanpa kita sadari akan kehadirannya dan juga
pengaruhnya, media memberi informasi, menghibur, menyenangkan,
kadang mengganggu kita, media massa menggerakkan emosi kita,
menantang dan kadang menghina kepintaran kita, media sering
menurunkan derajat kita menjadi komoditas yang dapat dijual, media
membantu mendefenisikan kita dan membentuk realitas kita.29
27
Nurudin, Media Sosial Baru dan Munculnya Revolusi Proses Komunikasi, (Jakarta:
Murai Kencana, 2009), hal. 1 28
Ibid., hal. 4 29
Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa Literasi Media dan Budaya, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2011), hal. 23
17
Konsep komunikasi massa pertama kali diciptakan pada tahun
1920-an 1930-an untuk diterapkan pada kemungkinan baru untuk
komunikasi publik yang muncul dari pers massa, radio, dan film. Makna
awal dari komunikasi massa diambil dari gagasan orang sebagai massa dan
dari karakteristik media massa yang dipersepsikan daripada ide
komunikasi lainnya.30
2. Framing dan Konstruksi Berita
a. Pengertian Framing dan Konstruksi Berita
Istilah framing pertama kali dicetuskan oleh Beterson tahun.31
Mulanya, frame dimaknai sebagai sruktur konseptual atau perangkat
kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan dan
wacana, serta menyediakan katagori standar untuk mengapresiasi
realitas. Selanjut nya framing dikembangkan Goffman pada tahun
1974 dengan mengandaikan framing sebagai kepingan-kepingan
perilaku yang membimbing individu dalam membaca realitas.32
Ada beberapa definisi framing dalam Eriyanto. Definisi
tersebut dapat diringkas dan yang disampaikan oleh beberapa ahli.
Meskipun berbeda dalam penekanannya dan pengertian. Masih ada
titik singgung utama dari definisi tersebut, yaitu antara lain:33
1) Menurut Robert Etman
30
Denish Mc. Quail, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), hal.
308 31
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), hal. 161-162 32
Ibid., hal. 162 33
Eriyanto, Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media., hal. 67-68
18
Proses seleksi di berbagai aspek realitas sehingga aspek
tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol dibandingkan aspek
lainnya. Ia juga menyatakan informasi-informasi dalam konteks
yang khas sehingga tertentu mendapatkan alokasi lebih besar
daripada sisi lainnya.
2) Menurut Todd Gitlin
Strategi bagaimana realitas atau dunia dibentuk dan
disederhanakan sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada
khalayak. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dalam pemberitaan agar
tampak menonjol dan menarik perhatian khalayak pembaca. Itu
dilakukan dengan seleksi, pengulangan, penekanan dan presentasi
aspek tertentu dari realitas.
3) Menurut David Snow dan Robert Benford
Pemberian makna untuk ditafsirkan peristiwa dari kondisi
yang relevan. Frame mengorganisasikan system kepercayaan dan
diwujudkan dalam kata kunci tertentu, seperti anak kalimat, citra
tertentu, sumber informasi dan kalimat tertentu.
4) Menurut Zhongdan dan Pan Konsicki
Sebagai konstruksi dan memproses berita. Perangkat
kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi,
menafsirkan peristiwa dihubungkan dengan rutinitas dan
konvensi pembentukan berita.
19
Framing secara sederhana ingin melihat pembingkaian berita
yang dilakukan oleh media. Bagaimana media bersikap dan apa pula
yang melatarbelakangi sebuah pemberitaan dan lain sebagainya.
Salah satu prinsip framing menjelaskan bahwa wartawan
dapat menerapkan standar kebenaran, matrik objectivitas, serta
batasan-batasan tertentu dalam mengolah dan menyuguhkan berita.
Dalam merekontruksikan suatu realitas, wartawan juga cenderung
menyertakan pengalaman dan pengetahuannya yang telah mengkristal
menjadi skemata interpretasi. Dengan skemata ini pula wartawan
cenderung membatasi dan menyeleksi sumber berita, menafsirkan
komentar-komentar sumber berita, serta memberi porsi berbeda
terhadap perfektif atau tafsir yang muncul dalam wacana media.34
Dalam kontruksionis, realitas, atau sebuah peristiwa dimaknai
secara subjektif, realitas tercipta lewat konstruksi sudut pandang
tertentu dari wartawan. Fakta atau realita bukanlah sesuatu yang
tinggal diambil, ada , dan menjadi bahan berita. Fakta realitas pada
dasarnya dikonstruksi. Manusia membentuk dunia mereka sendiri.35
b. Teknik Framing Dan Konsep Model Zhondhang Pan Dan Gerald
M. Kosicki
Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki adalah sebuah
model analisa yang digunakan untuk melihat realitas di balik wacana
dari media massa dan merupakan sebuah seni yang bisa jadi
34
Agus Sudibyo, Politik Media dan Pertarungan Wacana, (Yogyakarta: LKIS, 2006), hal
31 35
Eriyanto, Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media.,, hal. 19
20
menghasilkan kesimpulan berbeda apabila analisa dilakukan oleh
orang yang berbeda, kendati kasus yang diteliti sama. Selain itu
berbagai ahli juga memiliki definisi lain dari framing ini yang pada
intinya memiliki titik singgung sama pada adanya sebuah
pembentukan dan kontruksi media terhadap sebuah peristiwa.36
Dengan demikian akan ada sebuah penonjolan realitas sehingga mudah
dikenal oleh khalayak.
Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki berasumsi
bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat
dari organisasi ide. Dalam hal ini digunakanlah sebuah perangkat yang
dapat dikonseptualisasikkan ke dalam elemen konkrit dalam suatu
wacana. Kemudian dapat disusun dan dimanipulasi oleh pembuat
berita dan dapat dikomunikasikan dalam kesadaran komunikasi.
Perangkat ini dapat dipretasikan ke dalam empat struktur besar;
sintaksis, skrip, tematik, dan retoris.
Disiplin ilmu ini bekerja dengan didasarkan pada fakta bahwa
konsep ini bisa ditemui di berbagai literatur lintas ilmu sosial dan ilmu
perilaku. Secara sederhana, analisis framing mencoba untuk
membangun sebuah komunikasi bahasa, visual, dan pelaku dan
menyampaikannya kepada pihak lain atau menginterpretasikan dan
mengklasifikasikan informasi baru. Melalui analisa bingkai, kita
mengetahui bagaimanakah pesan diartikan sehingga dapat
36
Eriyanto, Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media.,, hal. 34
21
diinterpretasikan secara efisien dalam hubungannya dengan ide
penulis.
Framing didefinisikan sebagai proses membuat suatu pesan
lebih menonjol, menempatkan informasi lebih daripada yang lain
sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan tersebut, menurut Pan dan
Konsicki ada dua konsep dari framing yang saling berkaitan, yaitu
konsep psikologis dan konsep sosiologis yaitu :
1) Dalam konsep psikologis, framing dilihat sebagai penempatan
informasi dalam suatu konteks khusus dan menempatkan elemen
tertentu dari suatu isu dengan penempatan lebih menonjol dalam
kognisi seseorang. Elemen-elemen yang diseleksi itu menjadi lebih
penting dalam mempengaruhi pertimbangan seseorang saat
membuat keputusan tentang realitas.
2) Sedangkan konsep sosiologis framing dipahami sebagai proses
bagaimana seseorang mengklasifikasikan, mengorganisasikan, dan
menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan
realitas diluar dirinya Dalam Zhondhang Pan Dan Gerald M
Kosicki, kedua konsep tersebut diintegrasikan.
Secara umum konsepsi psikologis melihat frame sebagai
persoalan internal pikiran seseorang, dan konsepsi sosiologis melihat
frame dari sisi lingkungan sosial yang dikontruksi seseorang. Menurut
Etnman, framing berita dapat dilakukan dengan empat teknik, yakni
pertama, problem identifications yaitu peristiwa dilihat sebagai apa dan
22
nilai positif atau negatif apa, causal interpretations yaitu identifikasi
penyebab masalah siapa yang dianggap penyebab masalah, treatmen
rekomnedations yaitu menawarkan suatu cara penanggulangan
masalah dan kadang memprediksikan penanggulannya, moral
evaluations yaitu evaluasi moral penilaian atas penyebab masalah.37
F. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu perangkat sistematika berfikir
yang nalar dan teratur, agar dapat terorganisir secara konsiten-konsekuen
sebagai suatu strategi mengatasi suatu masalah yang ada dalam kenyataan.
Metode penelitian yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan
penelitian adalah deskriptif. Penelitian kualitatif adalah “realitas jamak”.
Oleh karena itu tidak menggunakan sampel dari populasi. Penelitian
kualitatif tidak berangkat dari teori tetapi dari fenomena kenyataan.38
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang
berdasarkan pada metodelogi yang menyelediki suatu fenomena sosial dan
masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran
37
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik dan Analisis Framing., hal. 172 38
Ardial, Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi., hal. 249
23
kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden
dan melakukan studi pada situasi yang alami.39
Bogdan dan Taylor sebagaimana yang dikutip Ardial
mengemukakan bahwa metodelogi kualitatif merupakan prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
maupun lisan dan perilaku dari orang-orang yang diamati.40
Bahan
penilitian dari penelitian ini adalah Media Koran Harian Republika edisi
Mei 2015 tentang hukuman mati pada terpidana mati kasus Narkoba.
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah media cetak
Harian Koran Republika edisi Mei 2015. Alasan pemilihan media
Harian Koran Republika edisi Mei 2015 media tersebut memiliki latar
belakang yang berbeda dengan media-media lain. Koran Republika
memiliki kecenderungan terhadap cara pandag keislaman untuk
memberitakan fakta-fakta yang terjadi.
b. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah teks-teks berita
terkait hukuman mati kasus terpidana kasus narkoba yang terjadi pada
edisi mei 2015 yang dimuat oleh media Koran Republika.
3. Jenis Sumber Data
a. Data Primer
39
John W Creswell, Research Design: Qualitative and Quantitative Approach,
(California: Sage Publication, 1994), hal. 15 40
Ardial, Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi., hal. 249
24
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer yaitu
berita-berita langsung (straight news) terkait pemberitaan kasus
hukuman mati dikasus terpidana hukuman mati yang terjadi pada edisi
Mei 2015 yang dimuat oleh media cetak Koran harian Republika.
b. Data Sekunder
Usaha yang dianggap relevan dalam pengumpulan data tidak
terlepas dari obyek penelitian, maka diperlukan adanya sumber-sumber
untuk melengkapi data penelitian sesuai dengan judul, “Analisis
Framing Hukuman Mati Terhadap Terpidana Kasus Narkoba di media
cetak Koran Harian Republika edisi Mei 2015) diantaranya dengan
buku-buku, referensi, laporan jurnal dan sumber berita di internet.
4. Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan, dalam penelitiannya
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara mengkliping
berita Hukuman Mati Terhadap Terpidana Kasus Narkoba pada media
cetak Koran Harian Republika edisi Mei 2015. Kliping berita yang telah
dipilih oleh peneliti kemudian dianalisa sesuai dengan kriteria perangkat
framing dan penalaran berdasarkan metode analisis framing model Pan
dan Kosicki. Oleh sebab itu peneliti menggunakan metode pengumpulan
data dalam penelitian skripsi, yaitu :
a. Library Research
Library research yaitu penelitian kepustakaan, dimana di dalam
penelitian, peneliti menggunakan data dari literarur dan mempelajari
25
buku-buku petunjuk teknis serta teori yang dapat digunakan sebagai
bahan skripsi.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kegiatan pengumpulan data yang
dilakukan untuk mendapat data sekunder berupa arsip atau dokumen,
dan karya ilmiah yang relevan dengan penelitian. Dokumentasi teks
berita yang dipilih berjumlah 6 berita dari Koran cetak Republika dan
berita dari republika online (republika.co) Sehingga semuanya
berjumlah 12 berita selama Bulan Mei 2015. Pemilihan berita tersebut
berdasarkan pada kriteria berikut :
1) Berita yang dimuat selama edisi Bulan Mei 2015
2) Berita terakhir yang dimuat dalam satu hari, dengan alasan karena
dalam sehari ada berita yang dimuat tentang kasus yang sama bisa
lebih dari satu berita maka pemberitaan terakhir dinilai sudah
merepresentasikan semua pemberitaan yang dimuat pada hari
tersebut.
3) Berita terkait dengan keputusan eksekusi hukuman mati terpidana
kasus narkoba karena peneliti hanya memfokuskan pemberitaan
tentang pasca eksekusi terpidana mati kasus narkoba 2015.
(Sampel berita media Koran Harian Republika Edisi Mei 2015)
26
Tabel 1 Daftar Judul Berita Koran Republika
No Tanggal Waktu Judul Berita
1. Sabtu, 02 Mei 2015 14.17 WIB Mary Jane Di Larang Ke Filipina
2. Senin, 04 Mei 2015 11.32 WIB Pemerintah Diminta Kritisi Kasus Mary
Jane
3. Selasa, 05 Mei 2015 13.18 WIB Eksekusi Mati Tak Ganggu Kerjasama
Militer
4. Rabu, 06 2015 08.47 WIB Eksekusi Mati Tak Pengaruhi Turis
5. Jum’at, 08 Mei 2015 10.56 WIB Narkotika Dalam Fikih Islam
Sumber : Olahan Penulis
5. Analisis Data
Dalam model Zhongdan Pan Konsicki, yang digunakan dibagi
dalam empat struktur besar, yaitu:
Tabel II
Perangkat Framing Zhingdan Pan Konsicki41
Struktur Perangkat Framing Unit Yang Diamati
SINTAKSIS
Cara Wartawan
Menyusun Kata
Skema Berita Headline, lead, latar
informasi, kutipan,
sumber, pernyataan,
penutup
SKRIP
Cara Wartawan
Mengisahkan Fakta
Kelengkapan Berita 5W + 1H
TEMATIK
Cara Wartawan Menulis
Fakta
1. Detail
2. Maksud kalimat,
hubungan
3. Nominalisasi
antarkalimat
4. Koherensi
5. Bentuk kalimat
6. Kata ganti
Paragraf, Proposisi
RETORIS
Cara Wartawan
Menekankan Fakta
1. Leksikon
2. Grafis
3. Metafor
4. Pengandaian
Kata, Idiom,
Gambar.Foto, Grafis
41
Eriyanto, Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media.,, hal. 295
27
a. Sintaksis
Struktur sintaksis bisa diamati dari bagan berita. Sintaksis
berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun peristiwa,
pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa ke dalam bentuk
susunan kisah berita. Dengan demikian struktur sintaksis dapat diamati
dari bagan berita (headline yang dipilih, lead yang dipakai, latar
informasi yang dijadikan sandaran, sumber yang dikutip dan
sebagainya).
1) Headline, merupakan berita yang dijadikan topik utama. Headline
mempunyai fungsi framing yang kuat dan menunjukan
kecenderungan berita.
2) Lead, umumnya memberikan sudut pandang dari berita dan
menunjukan perspektif tertentu dari peristiwa yang diberitakan.
3) Latar informasi, bagian berita yang dapat mempengaruhi arti kata
yang disampaiakan. Latar belakang yang ditulis akan menentukan
kearah mana pandangan khalayak akan dibawa
4) Kutipan, dimaksudkan untuk membangun keobjektifitasan, prinsip
keseimbangan dan tidak memihak.
5) Peryataan atau penutup
b. Skrip
Melihat bagaimana strategi bercerita. Struktur ini melihat gaya
bertutur yang dipakai wartawan dalam mengemas peristiwa. Struktur
skrip memfokuskan perangkat framing pada kelengkapan berita ; What
28
(apa), when (kapan), where (dimana), who (siapa), why (mengapa) dan
how (bagaimana). Meskipun pola ini tidak selalu dapat dijumpai dalam
setiap berita yang ditampilkan.
c. Tematik
Berhubungan dengan cara wartawan mengungkapkan
pandangannya atas peristiwa kedalam proposisi, kalimat, atau
hubungan antarkalimat yang membentuk teks secara keseluruhan.
Struktur ini akan melihat bagaimana pemahaman itu diwujudkan ke
dalam bentuk yang lebih kecil. Struktur tematik mempunyai perangkat
framing :
1) Koherensi sebab-akibat, proposisi atau kalimat satu dipandang
sebagai akibat atau sebab proposisi kalimat lain.
2) Koherensi penjelas, proposisi kalimat satu dipandang sebagai
penjelas proposisi kalimat lain.
3) Koherensi pembeda, proposisi kalimat satu dipandang sebagai
kebalikan atau lawan dari proposisi kalimat lain.
d. Retorik
Berhubungan dengan cara wartawan menekankan arti tertentu.
Dengan kata lain, struktur retoris melihat pemakaian pilihan kata,
idiom, grafik, gambar yang digunakan untuk memberi penekanan pada
arti tertentu. Ada beberapa elemen struktur retoris yang dipakai oleh
wartawan, diantaranya adalah leksikon, pemilihan dan pemakaian kata-
kata tertentu untuk menandai atau menggambarkan peristiwa atau
29
suatu fakta. Suatu fakta umumnya terdiri atas beberapa kata yang
merujuk pada fakta.
6. Keabsahan Data
Metode keabsahan data merupakan upaya untuk menunjukkan
validitas dan reabilitas data penelitian. Validitas adalah sejauh mana data
yang diperoleh telah secara akurat mewakili realitas yang diteliti.
Sedangkan reabilitas adalah tingkat konsistensi hasil dari penggunaan cara
pengumpulan data.42
Untuk menguji keabsahan data dari penelitian ini, peneliti
menggunkan teknik triangulasi data yaitu suatu teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan data dari sumber dengan dicek dengan
data dari sumber lain untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data. Dengan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.43
G. Sistematika Pembahasan
Skripsi ini dibagi menjadi empat bab, masing-masng terdiri dari
beberapa sub bab yang mempunyai spesifikasinya tersendiri. Bab-bab penulis
jabarkan sebagai berikut:
42
Prawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi Aksara
Yogyakarta, 2008), hal. 97 43
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosadakarya, 2000), hal.
178
30
Bab pertama, terdiri dari judul, latar belakang masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian, rumusan maslah, kajian pustaka, kerangka teori, metode
penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, memuat gambaran umum megenai SKH Republika,
khususnya terkait dengan hukuman mati terpidana kasus narkoba, sejarah
berdiriya Koran Republika, perkembangan Koran Republika, Karakteristik
Koran Republika, segmentasi khalayak pembaca Koran Republika, visi dan
misi Koran Republika, dan struktur redaksi Koran Republika.
Bab ketiga, merupakan hasil analisis terhadap pemberitaan terpidana
mati kasus narkoba dengan menggunakan analisis Framing. Yang meliputi:
hasil temuan penelitian, daftar berita yang sudah dianalisis, dan analisis
framing itu sendiri.
Bab empat, berisi tentang penutup yang terdiri dari; kesimpulan, saran
dan kata penutup.
110
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Munculnya hukuman mati terhadap terpidana kasus narkoba tidak
terlepas dari adanya konteks kekinian. Dimana banyak ditemukannya
peredaran narkoba yang semakin menjadi-jadi khsusnya di kawasan Asia
Tenggara yang mencakup antara lain Malaysia, Singapura, Indonesia, dan
sebagainya. Tahun 2015 menjadi titik puncak terhadap gembong Narkoba
yang telah tertangkap dan dieksekusi di Indonesia. Indonesia terhitung
meneksekusi tidak kurang dari 10 orang dalam kurun waktu Januari sampai
April. Hal itu menyebabkan banyaknya polemic pro maupun kontra
dikalangan birokrat dan masyarakat. Terlebih lagi pemberitaan yang
menyangkut kasus tersebut beredar luas, baik cetak maupun elektronik.
Salah satu yang membicarakan pemberitaan adalah media cetak
Harian Republika. Yang secara umum menyebutka bahwa hukuman mati
merupakan sebuha kewajiban yang dibenarkan oleh hukum agama. Apalgi
menyangkut kasus Narkoba, yang dalam edisi Mei 2015, Republika telah
menyatakan dan mengharamkan Narkoba/Narkotika. Edisi Mei yang terbit di
harian Republika memuat kasus Terpidana mati yang masih belum dieksekusi
yaaitu Mary Jane yang sampai sekarang masih tarik-ulur sepeutar hukum yang
menjeratnya. Sebagian mengatakan Mary Jane harus dihukum mati secepatnya
agar ia tidak leluasa pergi kesana-kesini, yang dapat menyebabkan
tersendatnya proses peradilan.
111
Wartawan dalam menuliskan berita pada edisi Mei 2015 mempunyai
corak pandangnya tersendiri. Dalam pengamatan yang dilakukan penulis
ditemukan bahwa wartawan pada Koran harian Republika bahwa proses
hukuman mati harus segera dilakukan, headline disetiap beritanya ingin
memastikan kepada pembaca agar ikut serta dalam memohon kepaada
pemerintah agar mengeksekusi Mary Jane dan membiarkan proses hukum
berjalan di Indonesia sesuai dengan putusan yang telah diterima.
Selain itu, wartawan melalui tulisannya juga ingin membentuk kesan
kepada pembaca bahwa proses hukuman mati yang telah dilakukan tidak
mempunyai dampak apapun dalam sektor yang ada di Indonesia. Pengutipan
yang dilakukan oleh wartawan banyak yang mengandung penyetujuan
terhadap headline yang ditulis oleh wartawan itu sendiri. Sebagaimana yang
terlihat di dalam berita yang dimuat pada tanggal 5 dan 6 Mei 2015, yang
sama-sama mengandung optimistis terhadap hukuman mati yang tidak
berdampak pada sektor atau bidang apapun.
Pada akhirnya frame yang akan dibentuk wartawan dan redaktur
sebuah media massa mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap
perkembangan sebuah kasus. Pembaca hanya akan menyerap apa yang tertulis
dan tidak mengetahui prosesi pembuatan dan muatan ideologi tertentu di
tulisan. Secara sederhana harian Koran Republika menyetujui terhadap
hukuman mati kepada para terpidana mati kasus Narkoba, dengan dalaih
bahwa hal itu sudah sepantanya bagi mereka yang terkena hukum. Dan itu
sudah menjadi sebuah keadilan yang sepadan.
112
B. Saran
1. Dalam menyikapi sebuah pemberitaan haruslah cerdas dan kritis. Agar
dalam menyaring makna dalam sebuah pemberitaan tidak termakan oleh
frame yang dibentuk oleh wartawan atau redaktur sebuah media.
2. Khusus untuk media massa keobjetifan dituntut agar dapat mencerdaskan
pembaca. Jangana ada muatan apapun dalam jenis berita atau pemberitaan
yang akan dimuat dan ditulis pada publik, supaya bentuk kasus yang
sedang trend tidak mengalami kesimpangsiuran.
C. Kata Penutup
Alhamdulillahirrabbil’alamin, puji hanya bagi Allah Tuhan semesta
alam yang telah melimpahkan anugrahNya kepada kita semua, dan karena
berkat bimbinganNya pula, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati dan dengan setulus-
tulusnya penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga menyadari
bahwa dalam karya ini masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan untuk
itu perlu adanya saran, kritik yang konstruktif, maupun tindak lanjut dari
peneliti berikutnya demi kesempurnaan skripsi ini.
Demikianlah pada penghujungnya penulis memohon kepada Allah
Swt, semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan
sumbangsih untuk kemajuan bangsa Indonesia terutama dalam dunia
pendidikan. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
113
DAFTAR PUSTAKA
“Eksekusi Mati tak Ganggu Kerja Sama Militer”, Republika, 5 Mei 2015.
“Eksekusi Tak Pengaruhi Turis”, Republika, 6 Mei 2015.
“Narkotika dalam Fikih Islam”, Republika, 8 Mei 2015.
“Mary Jane Dilarang Ke Filipina”, Republika, 2 Mei 2015.
“Pemerintah Diminta Kritisi Kasus Mary Jane”, Republika, 4 Mei 2015.
Al-Hanafiy, Abi Hafsin Umar Ibn Ali Ibn Adil al Dimashqi. Al-Lubab fi
‘Ulumil Kitab. Jilid III. Beirut: Dar al Kutub al 'Ilmiyyah. 1998.
Ardial. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta: PT Bumi.
Aksara. 2014.
Baran, Stanley J. Pengantar Komunikasi Massa Literasi Media dan
Budaya. Jakarta: Salemba Humanika. 2011.
Bittner, John R. Mass Communication, An Introduction. New Jersey:
Prentice-Hall. 1980.
Chazawi, Adami. Pelajaran Hukum Pidana I. Jakarta : Raja Grafindo
Persada. 2002.
Creswell, John W. Research Design: Qualitative and Quantitative
Approach. California: Sage Publication. 1994
Eriyanto. Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media.
Yogyakarta: LKIS. 2002.
Junaedi, Fajar. Komunikasi Massa : Pengantar Teoritis. Bandung, Satu
Nusa. 2007.
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada
Media. 2006.
Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosadakarya.
2000.
Nurudin. Media Sosial Baru dan Munculnya Revolusi Proses Komunikasi.
Jakarta: Murai Kencana. 2009.
114
Oetama, Jakob. Pers Indonesia Berkomunikasi dalam Masyarakat Tidak
Tulus. Jakarta: Kompas. 2001.
Prawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi
Aksara Yogyakarta. 2007.
Quail, Denish Mc. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.
2011.
Sobur, Alex. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing. Bandung:
Remaja Rosda Karya. 2001.
Sudibyo, Agus. Politik Media dan Pertarungan Wacana. Yogyakarta:
LKIS. 2006.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kulaitatif dan R &D. Bandung: CV. Alfa Beta. 2010.
Tim Penyusun Departemen Agama RI. Al-Qur‟an dan Terjemahnya.
Jakarta: Magfiroh Pustaka. 2006.
UU No. 39 Tahun 1999. Tentang Hak Asasi Manusia.
UU No. 2/pnps/1964. Tentang Pelaksanaan Pidana Mati.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberitaan.
http://fatahilla.blogspot.com,
www.mpr.go.id,
http://hukumpidana.bphn.go.id/babbuku,
http://CNNIndonesia.com,
http://Republika.com,
http://id.wikipedia.org/wiki/Republika_%28surat_kabar%29,
http://anggiistiana.blogspot.com/2011/04/harian-umum-
republikahistory.html,
http://news.detik.com/read/2015/01/18/095815/2806406/10/6-napi-
meninggal-seketika-usai-dieksekusi-lalu-dipastikanoleh-
dokter?n991104466,
115
http://news.detik.com/read/2015/04/30/152231/2902629/10/begini-
suasana-sebelum-dan-sesudah-balinine-cs-dieksekusi-mati,
http://www.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/15/02/17/njwnx95-
penetapan-hukuman-mati-punya-alasan-kuat,
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Umar faiz
Tempat, tanggal lahir : Tegal,28 januari 1993
Alamat : Bandasari RT08/02 KEC Dukuhturi Kab.Tegal
Nama Ayah : H.Abdul chafid
Nama Ibu : Hj.Rochati
Email : faiz [email protected]
NO.Hp : 081902058717
B. Riwayat Pendidikan :
1. Pendidikan Formal
a. SDN Karanganyar 02 Tegal (2004-2005)
b. SMP Muhammadiyah1 Tegal (2005-2008)
c. SMA AL-IRSYAD Tegal (2008-2011)
2. Pendidikan Non Formal
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Al-falah Tegal (2000-2005)
3. Prestasi/Penghargaan
a. Juara 2 Lomba Shalat beregu tingkat kecamatan dukuhturi kab Tegal (2007)
b. Finalis Lomba qiroo,di SMA AL-IRSYAD Tegal (2011)
4. Pengalaman Organisasi
a. Ikatan Remaja Muhammadiyah SMP Muh. 1 Tegal(2005-2008)
b. Pembina IRM cabang ranting muhammadiyah kota Tegal
c. TPA Al-Falaah Tegal