analisis faktor yang mempengaruhi keputusan …
TRANSCRIPT
78
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH
DALAM PENGAMBILAN PEMBIAYAAN RAHN DI PEGADAIAN
SYARIAH CABANG PEMBANTU SIGLI
FAKRURRADHI
Dosen Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh jumlah nasabah Pegadaian Cabang
Pembantu Syariah Sigli yang semakin meningkat. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan nasabah; dan faktor yang dominan dalam menggunakan jasa Pegadaian
Cabang Pembantu Syariah Sigli khususnya produk pembiayaan rahn. Narasumber
penelitan ini terdiri 20 nasabah Pegadaian Cabang Pembantu Syariah Sigli dan 1
kepala bidang informasi Pegadaian Cabang Pembantu Syariah Sigli. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif bersifat deskriptif, dengan pertimbangan sesuai
situasi dan keadaan sekarang. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa atau kejadian yang menjadi fokus
perhatiannya dan kemudian dijadikan sebagai bahan yang akan dituliskan serta
digambarkan dalam laporan penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis penelitian
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
nasabah adalah: 1) Faktor harga; 2) Faktor kualitas layanan; 3) Faktor syariah; 4)
Faktor lokasi dan; 5) Faktor promosi. Dari Kelima faktor tersebut, faktor harga
yang menjadi faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan
nasabah untuk mengambil pembiayaan rahn Pegadaian Cabang Pembantu Syariah
Sigli.
ABSTRAK
This research was motivated by the increasing number of SigliSyariah
Sub-branch Branch Pawnshop customers. The purpose of this study is to analyze
the factors that influence customer decision making; and the dominant factor in
using the SigliSyariah Helper Branch services, especially rahn financing products.
The research resource person consisted of 20 Pawnshop customers of the Sigli
Sharia Sub-Branch and 1 head of the SigliSyariah Sub-Branch Branch information
pawnshop. This study uses descriptive qualitative methods, with considerations
according to the current situation and circumstances. Qualitative research is
research that seeks to describe a phenomenon, event or event that is the focus of
attention and then used as material to be written down and described in this
research report.Based on the results of the analysis of research shows that the
factors that influence customer decision making are: 1) Price factor; 2) Service
quality factors; 3) Syariah factors; 4) Location factorsand; 5) Promotional
factors.Of the five factors, the price factor is the most dominant factor in
79
influencing the customer's decision to take the Rahn Pegadaian financing for the
SigliSyariah Sub-Branch.
مستخلص البحث
في مؤسسة الرهن فرع الشريعة بسيجلي. وأما الأهداف هذا هي ازد�د العملاء يعتمد هذا البحث على الخلفية
: وأكثر العوامل في استخدام خدمة مؤسسة الرهن فرع البحث فهي لتحليل العوامل المؤثرة لاتخاذ قرار العملاء
الشريعة بسيجلي خاصة منتاجات تمويل الرهن. ومجتمع البحث تتكون من عشرون العملاء من مؤسسة الرهن فرع
بسيجلي، ورئيس المعلومات في مؤسسة الرهن فرع الشريعة بسيجلي. واستخدم الباحث في هذا البحث الشريعة
مع مراعة الوضع الحالى والظروف. ومنهج النوعي هو البحث الذي يكتسب به منهج البحث النوعي الوصفي
ير البحث. يعتمد من نتائج لوصف العوامل والحوادث التي تركز النظر وثم تجعل البياVت للكتابة وتوصف في تقر
) عامل جودة الخدمة، ٢) عامل القيمة، ١تحليل البحث أ_ا تدل على أنّ العوامل التي تؤثر في قرار العميل هي:
. ومن العوال الخمسة أنّ عامل القيمة هي عامل أكثر الترويج ) عامل ٥) عامل الموقع ، ٤عامل الشريعة ، ) ٣
لاتخاذ تمويل الرهن في مؤسسة الرهن فرع الشريعة بسيجلي. مهيمنة في iثير قرار العميل
A. Pendahuluan
Pegadaian syariah sebagai lembaga pembiayaan yang memiliki tujuan khusus
yaitu penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai yang ditujukan untuk
mencegah praktek ijon, pegadaian gelap, riba, serta pinjaman tidak wajar lainnya.
Kata pembiayaan bukan hal yang asing dalam masyarakat, tetapi merupakan
istilah yang sangat populer, baik di kalangan masyarakat perkotaan maupun
pedesaan. Terjadinya hubungan pembiayaan pada hakekatnya timbul sejak
manusia tidak dapat memenuhi semua kebutuhanya dan tidak dapat secara
langsung menukar barang atau jasa yang dibutuhkannya dengan barang, jasa atau
alat penukar yang dimilikinya.
Dalam perekonomian di Indonesia dikenal suatu lembaga keuangan, yang
dapat digunakan sebagai alternatif sumber dana, yaitu pegadaian syariah.
Pegadaian Syariah adalah jasa keuangan yang berada langsung di bawah
pengawasan PT. Pegadaian yang menyalurkan uang pinjamannya atas dasar
hukum gadai (qardh, ijarah dan Rahn), dengan menerima jaminan berupa barang-
barang bergerak. Persyaratan yang ringan, prosedur yang sederhana dan pelayanan
80
yang cepat sebagai ciri dari pegadaian syariah sehingga memuat pegadaian
syariah lebih banyak diminati masyarakat dari pada bank. (Titin Rusmiati , 2007).
Pegadaian syariah sebagai lembaga pembiayaan yang memiliki tujuan
khusus yaitu penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai yang ditujukan
untuk mencegah praktek ijon, pegadaian gelap, riba, serta pinjaman tidak wajar
lainnya. Pegadaian syariah meningkatkan peranannya dalam penyaluran pinjaman
bagi masyarakat, nasabahnya terdiri dari masyarakat golongan ekonomi lemah
yang kurang mendapat pelayanan dari lembaga keuangan atau perbankan,
sehingga masyarakat menengah kebawah memerlukan pinjaman secara mudah
dan cepat.
Berpijak dari kenyataan, pegadaian syariah merupakan salah satu alternatif
bagi masyarakat untuk mendapatkan pembiayaan, baik skala kecil maupun skala
besar, dengan pelayanan yang mudah, cepat dan aman. Dalam kenyataannya
menunjukkan bahwa sistem pelayanan yang mudah, cepat dan aman memang
sangat dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya masyarakat ekonomi lemah.
Kemudahan dan kesederhanaan dalam prosedur memperoleh pembiayaan
merupakan modal dasar dalam mendekati pangsa pasar pegadaian. Hal ini terbukti
dengan meningkatnya pembiayaan yang disalurkan oleh Pegadaian Syariah
Cabang Pembantu Sigli. Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli dapat lebih
mudah memperolah uang pinjaman dengan tingkat biaya yang masih terjangkau
oleh masyarakat. Di mana salah satu produk yang paling banyak nasabahnya
adalah produk rahn.
Dalam laporan Keuangan Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli
tercatat bahwa jumlah nasabah dan jumlah pinjaman pembiayaan yang disalurkan
Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli dari tahun 2016 sampai dengan tahun
2018 selalu mengalami peningkatan, hal ini menunjukan bahwa peranan Cabang
Pegadaian Syariah Sigli semakin mantap dan dibutuhkan masyarakat sebagai
salah satu sumber pendanaan.
Beranjak dari terus meningkatnya nasabah, tentunya menarik untuk
mencermati alasan nasabah memilih Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli
sebagai tempat pembiayaan, serta fortor dominan yang mempengaruhi keputusan
81
nasabah dalam pengambilan pembiayaan Rahn di Pegadaian Syariah Cabang
Pembantu Sigli, oleh karena itu dalam penelitian ini akan diteliti 2 rumusan
penetilian, yaitu:
1) Faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam
pengambilan pembiayaan Rahn di Pegadaian Syariah Cabang
Pembantu Sigli ?
2) Apa faktor dominan yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam
pembiayaan Rahn di Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli ?
Penetian ini memiliki tujuan:
1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
nasabah dalam pembiayaan Rahn di Pegadaian Syariah Cabang
Pembantu Sigli.
2) Untuk mengatahui faktor dominan yang mempengaruhi keputusan
nasabah terhadap pembiayaan Rahn di Pegadaian Syariah Cabang
Pembantu Sigli.
B. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan kerangka konseptual yang memaparkan dimensi-
dimensi utama dari penelitian, faktor-faktor kunci, variabel-variabel yang
berhubungan antara dimensi yang disusun dalam bentuk narasi atau grafis, sebagai
pedoman kerja, baik dalam menyusun metode pelaksanaan di lapangan maupun
pembahasan penelitian. Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian
C. Metode Penelitian
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Keputusan Nasabah
di Pegadaian Syariah
Faktor
Dominan yang
Mempengaruhi
Keputusan
Nasabah di
Pegadaian
Syariah
Nasabah
Pegadaian
Syariah
Produk Rahn
di Pegadaian
Syariah Sigli
82
Penelitian ini adalah studi lapangan dengan mengunakan metode kualitatif,
yang sifatnya deskriptif digunakan untuk menjawab permasalahan dalam
penelitian, dengan pertimbangan sesuai situasi dan keadaan sekarang. Penelitian
kualitatif ini adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,
peristiwa atau kejadian yang menjadi fokus perhatiannya dan kemudian dijadikan
sebagai bahan yang akan dituliskan serta digambarkan dalam laporan penelitian.
Penelitian dilasanakan di Kantor Pegadaian Syariah Cabang Pembantu
Sigli yang beralamat Jln. Perdagangan No. 5 Kota Sigli Kab. Pidie. Pelaksanaan
penelitian dilakukan mulai tanggal 7 Januari hingga 14 Januari 2019.
Sumber data dalam dalam penelitian ini dikumpulkan dengan observasi,
dokumentasi dan wawancara yg dikempokkan dalam data primer dan sekunder.
sumber data primer dalam penelitian ini adalah masyarakat yang sudah menjadi
nasabah di Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli, sedangkan data sekunder
adalah data yang diperoleh dari pihak tertentu yang telah dikumpulkan yang
berhubungan dengan penelitian ini.
Seluruh nasabah Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli menjadi
populasi data yang akan diteliti yang berjumlah 702 nasabah, kemudian dengan
mengunakan teknik pengambilan sampel yang mengunakan teknik accidental
sampling, Accidental sampling/ Convenience sampling adalah non-probabilitas
sampling, teknik dimana subyek dipilih karena aksesibilitas nyaman dan ditemui
secara kebetulan di tempat penelitian saat penelitian berlansung, maka 20 Nasabah
yang ditemui pada tanggal penelitian 7 – 14 Januari 2019 menjadi sampel
penelitian ini.
D. Landasan Teori
1. Tinjauan Tentang Perilaku Konsumen
Teori tentang perilaku konsumen dalam penelitian ini akan membahas
tentang pengertian perilaku konsumen menurut beberapa ahli, peran perilaku
konsumen bagi produsen/pemasar produk dan perilaku konsumen berdasarkan
prespektif Islam. Pada dasarnya perilaku konsumen merupakan perilaku yang
berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan produk guna memenuhi
83
kebutuhannya. Sepanjang proses yang berawal dari timbulnya kebutuhan sampai
pada keputusan beli, mengkonsumsi produk dan menyingkirkan produk bila sudah
habis atau tidak digunakan lagi. (Ristiyanti Prasetijo dan John J.O.I Ihalauw,
2005). Ada beberapa pendapat para ahli yang mengemukakan tentang pengertian
perilaku konsumen, antara lain:
a. Peter dan Olson mendefinisikan bahwa perilaku konsumen sebagai
dinamika interaksi antara pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan
lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek-aspek
kehidupan. Dengan kata lain, perilaku konsumen melibatkan pemikiran
dan perasaan yang mereka alami serta tindakan yang mereka lakukan
dalam proses konsumsi. (Peter, J. Paul & Jerry C. Olshon, 2013).
b. Kotler dan Keller Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana
individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan,
dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan mereka. (Philip Kotler dan Kevin LaneKeller,
2008).
Perilaku konsumen merupakan perilaku yang berhubungan dengan usaha
untuk mendapatkan produk guna memenuhi kebutuhannya. Sepanjang proses
yang berawal dari timbulnya kebutuhan sampai pada keputusan beli,
mengkonsumsi produk dan menyingkirkan produk bila sudah habis atau tidak
digunakan lagi. (Ristiyanti Prasetijo dan John J.O.I Ihalauw, 2005).
Perilaku konsumen terdapat 2 unsur penting yaitu:
a. Proses Pengambilan keputusan.
b. Kegiatan fisik yang berupa penilaian dan pemilihan serta memperoleh
dan menggunakan produk dan jasa. (Swasta Basu, 2004).
Perilaku konsumen merupakan penentu yang akan mempengaruhi seorang
konsumen untuk membeli suatu produk. (Budianto, 2015). Menurut Sangadji dan
Sopiah menganalisis perilaku konsumen akan membantu membuat keputusan
dalam perencanaan pemasaran yang sesuai dengan harapan konsumen. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa dengan mengetahui bagaimana perilaku
konsumen dan faktor utama yang mendasari pengambilan keputusan pembelian
84
para konsumen akan berguna dalam perancangan strategi pemasaran yang tepat.
Penetapan harga, pemilihan promosi yang menarik, lokasi yang strategis, serta
mekanisme pelayanan dapat disesuaikan dengan harapan konsumen atau bahkan
melebihi ekspektasi konsumen. (Sangadji, 2013).
Perilaku konsumen memiliki banyak peran tergantung dari sisi
penggunaannya. Muanas menjelaskan bahwa peran perilaku konsumen terhadap
pemasar/produsen adalah sebagai berikut: (Arief Muanas, 2014).
a. Membujuk konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan.
b. Memahami bagaimana konsumen berperilaku, berfikir dan bertindak
agar pemasaran produk dapat disesuaikan.
c. Memahami alasan/faktor dibalik keputusan pembelian konsumen,
sehingga strategi dapat disesuaikan. Menurut Tjiptono perilaku
konsumen penting untuk diamati dan dipahami karena akan bermanfaat
untuk pengembangan produk, desain produk, penetapan harga,
pemilihan saluran distribusi dan penentuan strategi promosi yang tepat
untuk menarik konsumen. (Andy Tjiptono, 1998).
2. Perilaku Konsumen dalam Perspektif Islam
Menurut Lukman Hakim perilaku konsumsi muslim dari segi tujuan tidak
hanya mencapai kepuasan dan konsumsi barang dan penguasaan barang tahan
lama (sebagaimana teori konvesional) tapi juga dalam rangka mendapatkan ridha
Allah. Perilaku konsumsi muslim berfungsi sebagai ibadah sehingga merupakan
amal sholeh, karena setiap perintah-Nya mengandung ibadah. (Lukman Hakim,
2012).
Islam telah menetapkan kadiah dan aturan pada setiap aspek kehidupan
manusia mulai dari etika komunikasi sampai kepada etika konsumsi. (Muhammad
Aminullah, 2019). 1 Dalam hal konsumsi pun Islam telah mengaturnya. Hal ini
agar manusia mendapatkan maslahat dari setiap kegiatan konsumsi yang
dilakukan dan terhindar dari mudharat. Menurut Adiwarman Karim seorang
muslim akan senantiasa bertindak rasional dalam setiap hal termasuk dalam
85
kegiatan konsumsi. Pengambilan keputusan akan senantiasa didasarkan pada
perbandingan antar berbagai preferensi, peluang dan manfaat serta mudharat yang
ada. Konsumen muslim akan memilih komoditas yang memberikan utilitas paling
besar. (Adiwarman Karim, 2015).
Inilah mengapa agama memiliki pengaruh terhadap perilaku konsumsinya.
Terdapat norma yang harus dipatuhi sebagai bentuk ketaatan terhadap agama
yang dianut. Seorang Muslim yang bertaqwa akan memilih produk-produk yang
tidak menimbulkan mudharat dan tidak dilarang dalam agama. Sama halnya
dengan produk-produk lembaga keuangan konvensional yang masih mengandung
riba yang diharamkan dalam Islam. Meskipun tidak semua muslim menjadikan
riba sebagai pertimbangan dalam memilih pembiayaan, namun mengingat
mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam tidak menutup kemungkinan
bahwa faktor religiusitas yang mempengaruhi sebagian masyarakat dalam
menggunakan lembaga keuangan syariah adalah karena ingin menghindari riba
yang memang jelas diharamkan dalam Islam.
3. Tinjauan Tentang Keputusan Konsumen
Keputusan konsumen dalam arti yang umum adalah “a decision is the
selection of an option from two or more alternative choices” yaitu suatu
keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif
pilihan yang ada. Definisi keputusan konsumen menurut Nugroho adalah proses
pengintegrasian yang mengkombinasi sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua
atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya.
Sedangkan menurut Ma’ruf, proses keputusan konsumen bukanlah
berakhir dengan pembelian, namun berlanjut hingga pembelian tersebut menjadi
pengalaman bagi konsumen dalam menggunakan produk yang dibeli tersebut.
Pengalaman itu akan menjadi bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan
pembelian dimasa depan. Menurut Swastha dan Handoko berpendapat bahwa lima
peran individu dalam sebuah keputusan membeli, yaitu: (Swastha dan Handoko,
2011). Pengambilan inisiatif (inisiatif, Orang yang mempengaruhi (influencer):
Pembuat keputusan (decider, Pembeli (buyer) dan Pemakai (user).
86
Teori keputusan konsumen dalam penelitian ini akan membahas tentang
pengertian keputusan konsumen dan proses keputusan pembelian dari produsen.
Keputusan konsumen dalam arti yang umum adalah “a decision is the selection of
an option from two or more alternative choices” yaitu suatu keputusan seseorang
dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada. Definisi
keputusan konsumen menurut Nugroho adalah proses pengintegrasian yang
mengkombinasi sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku
alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Sedangkan menurut Ma’ruf, proses
keputusan konsumen bukanlah berakhir dengan pembelian, namun berlanjut
hingga pembelian tersebut menjadi pengalaman bagi konsumen dalam
menggunakan produk yang dibeli tersebut. Pengalaman itu akan menjadi bahan
pertimbangan untuk pengambilan keputusan pembelian dimasa depan.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disampaikan bahwa keputusan
konsumen adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari
beberapa alternatif pilihan yang ada dan proses integrasi yang mengkombinasi
sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan
memilih salah satu diantaranya
Menurut Swastha dan Handoko berpendapat bahwa lima peran individu
dalam sebuah keputusan membeli, yaitu: (Swastha dan Handoko, 2011).
a. Pengambilan inisiatif (inisiatif): individu yang mempunyai inisiatif
pembelian barang tertentu atau yang mempunyai kebutuhan atau
keinginan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri.
b. Orang yang mempengaruhi (influencer): individu yang mempengaruhi
keputusan untuk membeli baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
c. Pembuat keputusan (decider): individu yang memutuskan apakah akan
membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan
dan dimana membelinya.
d. Pembeli (buyer): individu yang melakukan pembelian yang sebenarnya.
e. Pemakai (user): individu yang menikmati atau memakai produk atau jasa
yang dibeli.
Sebuah perusahaan perlu mengenai peranan tersebut karena semua peranan
87
mengandung implikasi guna merancang produk, menentukan pesan dan
mengalokasikan biaya anggaran promosi serta membuat program pemasaran yang
sesuai dengan pembeli.
Strategi pengambilan keputusan merupakan proses melihat ke depan untuk
mengarahkan organisasi agar jalannya tidak goyah di tengah-tengah masalah dan
krisis yang muncul seketika dari kegiatan setiap hari. Dimana setiap konsumen
akan melakukan berbagai macam keputusan untuk melakukan tindakan pembelian
untuk menggunakan suatu produk atau jasa. Sebelum melakukan tindakan
tersebut, konsumen mencari manfaat (benefit) tertentu dari suatu produk, harga,
tempat membeli, dan lain-lain. Konsumen memandang setiap produk adalah
sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam
memberikan manfaat yang dicari dan memuaskan kebutuhan tersebut. Konsumen
bersikap dalam menilai atribut-atribut produk yang dianggap relevan dan
menonjol. Mereka akan memberikan perhatian paling besar pada atribut yang
memberikan manfaat sesuai kebutuhannya. Pada prosedur evaluasi inilah
konsumen mempunyai sikap terhadap alternatif merek, dilakukan melalui empat
tahap: (Faisal Noor, tt).
a. pengenalan kebutuhan
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau kebutuhan,
yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal
misalnya dorongan memenuhi rasa lapar, haus dan seks yang mencapai ambang
batas tertentu. Sedangkan rangsangan eksternal misalnya seseorang melewati toko
kue dan melihat roti yang segar dan hangat sehingga terangsang rasa laparnya.
b. pencarian informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak. Sumber informasi konsumen yaitu:
1) Sumber pribadi yaitu keluarga, teman, tetangga dan kenalan.
2) Sumber komersial yaitu iklan, wiraniaga, agen, kemasan dan
penjualan.
3) Sumber public yaitu media massa dan organisasi penilai konsumen.
88
4) Sumber pengalaman yaitu penanganan, pemeriksaan dan
menggunakan produk.
c. evaluasi alternatif
Konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang relevan
dan penting menurut manfaat yang mereka cari. Kumpulan keyakinan atas merek
tertentu membentuk citra merek, yang disaring melalui dampak persepsi selektif,
distorsi selektif dan ingatan selektif.
d. keputusan pembelian,
Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-
merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Faktor sikap orang lain dan situasi
yang tidak dapat diantisipasi yang dapat mengubah niat pembelian termasuk
faktor-faktor penghambat pembelian. Dalam melaksanakan niat pembelian,
konsumen dapat membuat lima sub-keputusan pembelian, yaitu: keputusan merek,
keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode
pembayaran.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen
Pada dasarnya terdapat banyak faktor yang mendasari seorang konsumen
untuk melakukan keputusan pembelian, namun dalam penelitian ini hanya
digunakan faktor promosi, harga, lokasi, kualitas layanan dan aspek/alasan
syariah.
1) Faktor Promosi,
Promosi merupakan bagian dari marketing mix yang memiliki peran
untuk memasarkan produk, dalam promosi terdapat 2 unsur penting
yaitu sebagai alat komunikasi dengan konsumen dan sebagai alat untuk
mempengaruhi dan menarik minat konsumen terhadap produk
yang dipasarkan. (Lupiyoadi Rambat dan A. Hamda, 2009).
2) Faktor Harga
Menurut Kotler harga sejumlah nilai atau nominal yang diterima dari
konsumen sebagai timbal balik dari penggunaan, pembelian atau pun
kepemilikan dari produk baik yang berupa barang ataupun jasa yang
diberikan oleh penjual. Pada tingkat ingin membeli, harga menjadi salah
89
satu faktor yang diperhatikan nasabah. Harga terkadang digunakan untuk
menilai kualitas sebuah produk/jasa yang ingin dibeli. Harga merupakan
salah satu faktor yang diperhitungkan konsumen dalam menentukan
keputusan pembelian terhadap suatu produk maupun jasa. (Kotler, 2001).
3) Faktor Kualitas Layanan
Kualitas layanan diantaranya adalah bagaimana keramahaan pelayanan
customer officer dan juga kualitas produk yang ditawarkan. Selain itu
kecepatan waktu, ketepatan pencatatan, memprioritaskan nasabah dan
kenyamanan ruang tempat transaksi termasuk juga menjadi pertimbangan
nasabah.
4) Faktor Syariah
Faktor syariah akan teruji dengan indicator kepatuhan agama, Aqad dan
bisnis berbasis Syariah serta tidak ada riba
5) Faktor Lokasi
Lokasi merupakan keputusan manajemen tentang dimana tempat yang
strategis untuk memberikan pelayanan terhadap konsumen. (Rambat
Lupiyoadi, 2001). 2 Lokasi pelayanan jasa digunakan dalam memasukkan
jasa kepada pelanggan yang dituju merupakan keputusan kunci.
Keputusan mengenai lokasi pelayanan yang akan digunakan melibatkan
pertimbangan bagaimana penyerahan jasa kepada pelanggan dan dimana
itu akan berlangsung
5. Pegadaian Dalam Konsep Islam (Ar-Rahn)
Walaupun cikal bakal lembaga gadai berasal dari Italia yang kemudian
berkembang keseluruh dataran Eropa, perjanjian gadai ada dan diajarkan dalam
Fikih Islam. Fikih Islam mengenal perjanjian gadai yang disebut “ar-rahn”, yaitu
perjanjian menahan sesuatu barang sebagai tanggungan hutang.
Sebagaimana halnya instritusi yang berlabel syari’ah, maka landasan konsep
pegadaian syari’ah juga mengacu kepada syari’ah islam yang bersumber dari al-
quran dan hadis nabi SAW. Dasar hukum ar-rahn adalah al-qur’an dan Hadis,
khususnya surat al–Baqarah ayat 282 yang mengajarkan agar perjanjian hutang –
90
piutang itu diperkuat dengan catatan dan saksi – saksi, serta ayat 283 yang
membolehkan meminta jaminan barang atas hutang. Adapun landasan yang
dipakai adalah Al-Qur’an, Q.S. Al-Baqarah, ayat 282 : (Depag, 1413 H).
$y㕃 r' ¯≈ tƒ š Ï% ©!$# (# þθãΖ tΒ# u #sŒ Î) Λ äΖ tƒ# y‰s? A ø y‰Î/ #’ n< Î) 9≅ y_ r& ‘wΚ |¡•Β çνθç7 çFò2$$sù 4 = çG õ3u‹ ø9 uρ öΝ ä3uΖ ÷� −/ 7= Ï?$Ÿ2
ÉΑ ô‰yèø9 $$Î/ 4 Ÿωuρ z> ù' tƒ ë= Ï?% x. βr& |= çFõ3tƒ $yϑ Ÿ2 çµyϑ ¯= tã ª! $# 4 ó= çG ò6 u‹ ù= sù
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu´amalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan
janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya,
meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu
mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu”
Landasan ini kemudian diperkuat dengan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional
1. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn.
2. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 26/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn
Emas.
3. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 09/DSN-MUI/III/2002 tentang ijarah.
4. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 10/DSN-MUI/III/2002 tentang
wakalah dan
5. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 43/DSN-MUI/III/2002 tentang ganti
rugi
Pada tanggal 26 Juni 2002 (DSN MUI-BI, 2006). yang menyatakan bahwa
pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai jaminan utang dalam bentuk rahn
diperbolehkan dengan ketentuan sebagai berikut (Chaeruddin Pasaribu dan
Suhrawardi K. Lubis, 1994). :
a. Ketentuan Umum :
1) Murtahin (penerima barang) mempunya hak untuk menahan Marhun
(barang) sampai semua utang rahin (yang menyerahkan barang)
dilunasi.
2) Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik Rahin. Pada prinsipnya
marhun tidak boleh dimanfaatkan oleh murtahin kecuali seizin Rahin,
91
dengan tidak mengurangi nilai marhun dan pemanfaatannya itu
sekedar pengganti biaya pemeliharaan perawatannya.
3) Pemeliharaan dan penyimpanan marhun pada dasarnya menjadi
kewajiban rahin, namun dapat dilakukan juga oleh murtahin,
sedangkan biaya dan pemeliharaan penyimpanan tetap menjadi
kewajiban rahin.
4) Besar biaya administrasi dan penyimpanan marhun tidak boleh
ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.
5) Penjualan marhun (Abdul Malik Idris, 1990).
a) Apabila jatuh tempo, murtahin harus memperingatkan rahin untuk
segera melunasi utangnya.
b) Apabila rahin tetap tidak melunasi utangnya, maka marhun dijual
paksa/dieksekusi.
c) Hasil Penjualan Marhun digunakan untuk melunasi utang, biaya
pemeliharaan dan penyimpanan yang belum dibayar serta biaya
penjualan.
d) Kelebihan hasil penjualan menjadi milik rahin dan kekurangannya
menjadi kewajiban rahin
Sesuai dengan landasan konsep di atas, pada dasarnya Pegadaian syari’ah
berjalan di atas 5 akad transaksi Syari’ah yaitu :
1. Akad Qardh adalah suatu akad yang dibuat oleh pihak pemberi gadai
dengan pihak penerima gadai dalam hal transaksi gadai harta benda yang
bertujuan untuk mendapatkan uang tunai yang diperuntukkan untuk
konsumtif.
2. Akad Mudharabah adalah pembiayaan antara kedua belah pihak dengan
menyepakati bagi hasil yang akan didapatkan kedua belah pihak dengan
memberikan jaminan untuk ditaksir harga barang sebagai modal
usahanyaatau pembiayaan produktif.
3. Akad Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan atau jasa
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barangnya sendri. Melalui akad ini dimungkinkan bagi
92
Pegadaian untuk menarik sewa atas penyimpanan barang bergerak milik
nasabah yang telah melakukan akad.
4. Akad ba’i muqayyadah adalah akad yang dilakukan oleh pemilik sah harta
benda barang dengan pengelola barang gadai agar barang benda dimaksud
mempunyai manfaat yang produktif. Dalam hal ini nasabah membrikan
keuntungan berupa mark up atas barang yang dibelikan oleh murtahin atau
pihak penerima gadai dapat memberikan barang yang dibutuhkan oleh
nasabah dengan akad jual beli sehingga murtahin dapat mengambil
keuntungan berupa margin dari penjualan barang tersebut sesuai
kesepakatan antara keduanya
5. Akad musyarakah amwal al-‘inan adalah suatu transaksi dalam bentuk
perserikatan antara dua belah pihak atau lebih yang disponsori oleh
Pegadaian syari’ah untuk berbagi hasil (profit loss sharing), berbagi
kontribusi, berbagi kepemilikan, dan berbagi resiko dalam sebuah usaha.
E. Dekskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini yang dilakukan terhadap 20 sampel nasabah yang berinsial SF,
IS, ER, AD, BY, MN, AH, KF, MT, KN, MS, MJ, AN, NS, AR, AM, SH, IS, SF
dan BY serta 1 narasumber dari pihak Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli,
dengan menyiapkan 10 pertanyaan kepada nasabah dan 9 pertanyaan kepada
pihak pegadaian, nasabah yang dipilih berdasarkan teknik pengambilan sampel
accidental sampling, yaitu nasabah yang ditemui saat penelitian berlansung, pada
tanggal 7 Januari hingga 14 Januari 2019. Sampel tersebut mewakili 702 nasabah
rahn di Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli dari berbagai pekerjan yaitu
PNS, Swasta, Pedagang, Petadi dan Ibu rumah tangga yang dapat dideskripsikan
sebagai berikut:
Dari wawancara penulis dengan narasumber terkait tingkat pemahaman
nasabah tentang riba, Sebagian nara sumber beranggapan bahwa riba itu apabila
bunga yang ditetapkan pihak pemberi hutang terlalu memberatkan, sedangkan
yang lainnya berasumsi riba itu hanya terjadi pada bank kovensional. Dari
pertanyaan tersebut semua menjawab pertanyaan pengertian riba, 11 narasumber
93
(IS, ER, MN, AH, KF, MT, RH, MS, SY, SH, dan NS) tidak menjawab
pemahaman mereka tentang rahn. Semua nasabah yang diwawancarai sudah
memahami konsep dasar riba, yaitu pemberlakuan bunga atau penambahan jumlah
pinjaman saat pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman
pokok yang dibebankan kepada peminjam, tetapi tidak semua narasumber
memahami tentang rahn.
Kemudian terkait prinsip syariah yang dijalankan oleh Pegadaian Syariah
Cabang Pembantu Sigli, lumayan mempengaruhi keputusan nasabah dalam
memilih tempat pinjaman uang karena sudah sesuai dengan syariat Islam,
bayarnya lebih kecil dari pembiayaan konvensional, dan bisa menghindari riba.
Dari 20 Narasumber, hanya 3 (ER, KF dan MJ) yang berargumen tidak yakin
dengan prinsip syariah yang dijalankan oleh Pegadaian Syariah Cabang Pembantu
Sigli.
Terkait pengetahun nasabah tentang riba disimpulkan bahwa sebagian
besar nasabah telah memperoleh konsep dasar tentang riba dari hasil mereka
belajar walaupun tingkat akurasi pemahaman mereka bervariasi karena banyak
dari mereka mendengar penjelasan tentang riba pada waktu dulu saat mereka
masih belajar. Sumber belajar nasabah tentang riba bervariasi sehingga besar
kemungkinan pemahaman mereka juga akan berbeda, terutama perbedaan ini akan
terlihat dari nasabah yang belajar di bangku kuliah serta dari para tengku dengan
mereka yang belajar dari ceramah ceramah di internet atau dari hasil membaca
buku.
Kemudian, terkait alasan nasabah menggunakan Rahn di Pegadaian
Syariah Cabang Pembantu Sigli bukan karena mereka tidak mengenal lembaga
penyedia pinjaman lain karena dari wawancara penulis dengan nasabah
menunjukkan bahwa mereka mengenal beberapa tempat pembiayaan lain yang
disebutkan oleh nasabah tidak saja penyedia hutang konvensional tapi juga
penyedia hutang yang menerapkan konsep syariah. Begitu juga nasabah memiliki
latar belakang beragam meminjam di Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli
dengan pola Rahn.
94
Terkait faktor yang mempengaruhi putusan nasaban memilih pembiayaan
rahn di Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli, terungkap faktor murahnya
biaya yang harus dikeluarkan nasabah dalam pembiayaan Rahn ada 14
narasumber yaitu, SF, IS, ER, AD, BY, MN, AH, KF, MT, KN, MS, MJ, AN dan
NS, begitu pula ada yang menyebutkan faktor layanan dari pegawai Pegadaian
Syariah Cabang Pembantu Sigli ramah, layanan yang memberikan solusi, serta
prosesnya yang mudah prosesnya mudah ada 6 narasumber yaitu AR, AM, SH,
IS, SF dan BY, selain itu faktor konsep syariah yang jalankan oleh Pegadaian
Syariah Cabang Pembantu Sigli juga disebutkan oleh 5 Narasumber yaitu RH,
SY, SF, AD dan BY. Faktor lokasi mudah dijangkau bagi nasabah juga muncul
sebagai alasan nasabah memilih Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli
sebagai tempat pembiayaan, dimana terdapat 3 narasumber yang menjawab faktor
tersebut yaitu MY, SF dan BY. Sedangkan faktor lain yang muncul adalah aspek
promosi, hanya 1 narasumber yang menjawab yaitu AD.
Kemudian, dalam kaitan fasilitas Pegadaian Syariah Cabang Pembantu
Sigli, umumnya nasabah merasa senang dengan fasilitas yang didapatkan saat ke
Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli salah satunya adalah kartu nasabah,
dengan kartu ini nasabah tidak perlu melakukan registrasi saat hendak melakukan
transaksi, parkirnya nyaman, tempat penyimpanan anggunan aman dan terjamin,
adanya doorprize yang diberikan saat menyelesaikan pinjaman. Adapun fasilitas
tidak disukai oleh nasabah fasilitas gedung yang tidak memadai, sempit dan tidak
ada ruang khusus untuk nasabah perempuan.
Begitu pula kebanyakan nasabah yang penulis wawancarai rutin
menggunakan produk Rahn setiap ada kebutuhan bahkan dalam satu siklus
beberapa kali melakukan perpanjangan dan tambahan pinjaman. Ada juga
beberapa nasabah yang hanya mengambil pinjaman di Pegadaian Syariah Cabang
Pembantu Sigli apabila anggunan tersedia seperti emas atau kendaraan bermotor,
bila anggunan tidak tersedia maka nasabah tersebut akan beralih ke pemberi
pinjaman lain. Juga kebanyakan nasabah yang penulis wawancarai nasabah sudah
memahami konsep dasar pembiayaan syariah. Secara umum konsep syariah
mempengaruhi motivasi untuk memanfaatkan produk Rahn di Pegadaian Syariah
95
Cabang Pembantu Sigli, hal ini terbukti dari jawaban nara sumber yang penulis
wawancari. Bahkan sebagian dari nasabah tidak yakin dengan konsep syariah dari
Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli.
Untuk keunggulan Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli, umumnya
diketahui oleh nasabah lewat informasi berantai, ada juga dari mereka yang
mengetaui keunggulan Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli lewat iklan dari
pihak pegadaian tapi mereka mengetaui informasi tersebut kebanyakan dari
teman, keluarga dan rekan kerja.
F. Analisa Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dideskripsikan sebelumnya
mengenai faktor yang mempengaruhi nasabah dalam pengambilan pembiayaan
Rahn di Pegadaian Syariah Sigli terhadap pengambilan keputusan nasabah dan
faktor dominan adalah
Pertama, faktor mempengaruhi nasabah dalam memilih produk pembiayaan
Rahn di Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli adalah faktor harga. Sebelum
memutuskan untuk membeli atau menggunakan suatu produk nasabah biasanya
akan membandingkan harga terlebih dahulu antara satu produk dengan produk
lain yang ditawarkan dan antara satu tempat dengan tempat yang lain, kemudian
nasabah akan mencari yang paling terjangkau dan sesuai dengan kondisi finansial,
selain itu nasabah akan menilai terlebih dahulu apakah harga yang ditawarkan
sesuai dengan manfaat yang didapat. Dengan harga yang ditawarkan tersebut
apakah sesuai dengan kualitas yang didapat. Harga yang ditetapkan harus
dianggap ideal, terjangkau sesuai dengan kondisi finansial para konsumen pada
umumnya. Harga yang dipresepsikan terjangkau dan sesuai akan mampu
mendorong konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.
Kedua, Kualitas pelayanan sangat berpengaruh terhadap kepuasan
nasabah, rasa puas dapat diukur melalui tingkat menyenangkan atau tidaknya
pelayanan tersebut setelah di berikan kepada orang lain. Karena pelayanan
yang baik dan benar adalah jika pelayanan diberikan secara cepat, tepat, adil,
ramah dan menyenangkan bagi orang yang dilayani. Hal tersebut akan membuat
96
nasabah semakin yakin untuk menggunakan jasa pegadaian syariah. Dan
sebaliknya jika pelayanan yang dinilai buruk akan dipresepsikan sebagai
pelayanan yang buruk. Jika dianggap buruk maka nasabah akan enggan dan tidak
tertarik dengan Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli.
Ketiga, Pegadaian Syariah merupakan lembaga keuangan yang berbasis
syariah, maka pelayanan dan operasional yang islami akan menjadi ciri khas dan
nilai tambah bagi Pegadaian Syariah, di sisi lain semua nasabah Pegadaian
Syariah Sigli beragama Islam seyogianya aspek syariah menjadi tolak ukur utama
bagi nasabah dalam menentukan pilihan layanan pembiayaan keuangan, namun
ironisnya berdasarkan hasil penelitian aspek syariah tidaklah menjadi perhatian
utama nasabah dalam pengambilan keputusannya untuk meminjamkan barang dan
jasa di Pegadaian Syariah Sigli.
Keempat, nasabah biasanya akan mempertimbangkan lokasi
pembelian/pelayanan jasa yang dekat dan akses yang mudah. Semakin dekat
lokasi dan semakin mudah lokasi dijangkau nasabah maka akan semakin
mempengaruhi keputusan nasabah. Akses lokasi yang mudah, lokasi strategis dan
visibilitas lokasi sangat penting untuk mendorong keputusan pembelian nasabah.
Lokasi Pegadaian Syariah Sigli sendiri dapat dikatakan mudah diakses baik
dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum.
Dalam pemasaran bank yang dimaksud dengan lokasi bank adalah lokasi
(place) merupakan bauran pemasaran (marketing mix) yang ketiga setelah
produk (product) dan harga (price). Sementara dalam pemasaran lembaga
pegadaian yang dimaksud dengan lokasi lembaga pegadaian adalah tempat
dimana layanan produk lembaga pegadaian dilakukan. Indikator yang harus
digunakan untuk memilih lokasi oleh sebuah perusahaan adalaha akses, visibilitas,
lalu lintas (traffic), tempat parkir yang luas dan aman, dan lingkungan.
Kelima, kegiatan promosi tidak boleh berhenti hanya pada memperkenalkan
produk kepada konsumen saja, akan tetapi dilanjutkan dengan upaya untuk
mempengaruhinya agar konsumen tersebut menjadi senang, Konsumen biasanya
akan mencari informasi terlebih dahulu terkait produk yang ingin dibeli. Informasi
yang didapat tersebut yang akan mendorong konsumen untuk menentukan
97
keputusan pembelian, antara membeli atau tidak membeli. Informasi yang
diberikan oleh pihak pemasar dalam bentuk iklan yang terdapat dimedia cetak,
media elektronik maupun media lainnya akan mempengaruhi sikap konsumen.
Namun lain halnya dengan nasabah Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli,
mereka mendapatkan informasi tentang keunggulan Pegadaian Syariah dari
keluarga dan teman sejawat, artinya merekalah yang agen promosi produk
pembiayaan Rahn di Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli kepada nasabah
tanpa dibayar.
Merujuk kepada uraian faktor yang telah penulis uraikan pada uraian
terdahulu dapat disimpulkan ada lima faktor yang mempengaruhi nasabah dalam
mengambil keputusan terhadap produk rahn di Pegadaian Syariah Cabang
Pembantu Sigli, yaitu faktor harga, faktor layanan, faktor syariah, faktor lokasi
dan faktor promosi.
Dari kelima faktor tersebut, 20 nasabah yang diwawancarai dalam memilih
produk Rahn di Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli dengan rincian 14
narasumber memberikan jawaban harga yang terjangkau dan murah sebagai
alasan memilih produk rahn di Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli, 6
Narasumber menjawab faktor layanan yang mudah dan proses cepat, 5
narasumber menjawab faktor syariah, 3 narasumber menjawab lokasi terjangkau
dan 1 narasumber menjawab promosi sebagai faktor yang mempengaruhi para
nasabah dalam mengambil keputusan untuk memilih produk rah di Pegadaian
Syariah Cabang Pembantu Sigli.
Merujuk kepada kesimpulan di atas, faktor dominan yang mendorong
putusan karena harga yang murah, terungkap faktor harga menjadi patokan dasar
dalam meminjam dengan menggunakan produk Rahn di Pegadaian Syariah Sigli.
Melihat faktor dominan ini, tentunya bagian dari menelaah ulang sikap nasabah
dalam melihat sebuah produk itu tepat atau tidak. setiap konsumen akan
melakukan berbagai macam keputusan untuk melakukan tindakan memilih untuk
menggunakan suatu produk atau jasa.
Merujuk kepada pandangan Kotler, dalam buku Manajemen Pemasaran,
Harga merupakan salah satu faktor yang diperhitungkan konsumen dalam
98
menentukan keputusan pembelian terhadap suatu produk maupun jasa. Satu
diantara alasan yang rasional dalam memilih sebuah produk adalah Ongkos. Bagi
sebagian orang, Ongkos merupakan penentu. Sedangkan bagi sebagian kecil,
mereka tak segan membayar mahal asal kualitas Pelayanan dan produknya sesuai
dengan keinginannya. Harga mempengaruhi keputusan pembelian karena nasabah
biasanya akan membandingkan harga terlebih dahulu dan mencari yang paling
sesuai dengan kondisi finansial, selain itu nasabah akan menilai terlebih dahulu
apakah harga yang ditawarkan sesuai dengan manfaat yang didapat. Apabila
nominal yang terlalu mahal, sudah pasti sebuah produk akan ditinggalkan. Kecuali
produk itu menawarkan sesuatu yang lain dari produk yang ditawarkan
kompetitornya. Begitupun dalam transaksi keuangan. Biaya administrasi, ujrah
akan menjadi satu diantara faktor penentu bagi nasabah dalam memilih jasa di
Pegadaian syariah.
Sebelum penelitian ini dilakukan, muncul persepsi di masyarakat bahwa
nominal harga di lembaga keuangan Syariah lebih besar dibandingkan lembaga
keuangan konvensional, tetapi setelah menganalisa faktor nasabah memilih
produk Rahn Pegadaian Syariah Sigli faktor dominan adalah harga yang murah,
tentunya dominasi faktor harga murah mematahkan persepsi awal tentang lebih
besar biaya ongkos di Pegadaian Syariah Sigli sebagai salah satu lembaga
keuangan Syariah yang ada di Kabupaten Pidie.
Maka terlihat begitu jelas dimana faktor yang sangat dominan dalam
pengambilan keputusan nasabah di Pengadaian Syariah Sigli yaitu faktor harga
kemudian faktor kualitas layanan dari pihak pengadaian terhadap nasabah.
G. Kesimpulan dan Rekomendasi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap faktor yang mempengaruhi
keputusan nasabah dalam pengambilan pembiayaan Rahn di Pegadaian Syariah
Cabang Pembantu Sigli dan factor dominan adalah sebagai berikut:
1. Faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam pengambilan
pembiayaan Rahn di Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli, ada
beberapa factor yaitu:
99
a) Faktor harga
b) Faktor kualitas pelayanan,
c) Faktor berbasis Syariah.
d) Faktor promosi
e) Faktor Lokasi Terjangkau,.
2. Faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan nasabah
dalam pengambilan pembiayaan Rahn di Pegadaian Syariah Cabang
Pembantu Sigli adalah faktor harga yang harus dikeluarkan oleh nasabah
terhadap pengadaian syariah.
Berdasarkan kesimpulan yang diambil, maka penulis memberikan
rekomendasi kepada:
1. Pegadaian Syariah Cabang Pembantu Sigli diharapkan untuk
mempertahankan penetapan harga yang terjangkaubagi nasabah agar
semakin menarik nasabah untuk menggunakan jasa Pegadaian
Syariah.
2. Bagi peneliti lain, diharapkan dalam penelitian lebih lanjut menambah
faktor-faktor lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini seperti
faktor budaya, faktor sosial, faktor psikologis dan faktor pribadi serta
menambah jumlah sampel yang digunakan.
Daftar Pustaka
100
Abdul Malik Idris. (1990). et. al, Terjemahan Ringkas Fiqih Islam Lengkap,
Jakarta: Rineka Cipta.
Adiwarman Karim. (2015). Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: Rajawali Pers.
Andy Tjiptono. (1998). Manajemen Jasa, Yogyakarta: Andi Offset.
Arief Muanas. (2014). Perilaku Konsumen, Yogyakarta: Gerbang Media Aksara.
Budianto. (2015). Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Chaeruddin Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis. (1994), Hukum Perjanjian dalam
Islam, Jakarta : Sinar Grafika.
Depag. (1413 H). al-Qur’an dan Terjemahnya: Mujamma’ Khadi al Haramain
asy Syarifain al Malik Fahd li thiba’at al Mush – haf – asy – Syari,
Medinah Munawwarah.
DSN MUI-BI. (2006). Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI, Edisi
Revisi, Cet ketiga Ciputat: Gaung Persada.
Kotler. (2001). Manajemen Pemasaran (Terjemahan), Jakarta: Indeks Kelompok
Media.
Lukman Hakim. (2012). Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam. Jakarta: Erlangga.
Lupiyoadi Rambat dan A. Hamda. (2009). Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi
Kedua, Jakarta: Salemba Empat.
Muhammad Aminullah. (2009). Etika Komunikasi Dalam Al-Qur`an (Studi
Pendekatan Tafsir Tematik Terhadap Kata As-Sidqu), Jurnal Al-Bayan,
Vol. 25, Nomor 1, Januari – Juni (https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/bayan/article/view/5274), hal. 170
Rambat Lupiyoadi. (2001). Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: Salemba
Empat.
Ristiyanti Prasetijo dan John J.O.I Ihalauw. (2005). Perilaku Konsumen,
Yogyakarta: Andi Offset.
Sangadji, Etta Mamang & Sopiah. (2013). Perilaku Konsumen, Yogyakarta:
Andi Offset.
Swasta Basu. (2004). Azas-Azas Marketing. Yogyakarta: Liberty.
Swastha dan Handoko. (2011). Manajemen Pemasaran Analisis Prilaku
Konsumen, Edisi II, Yogyakarta: BPFE.