analisis faktor-faktor yang mempengaruhi …digilib.unila.ac.id/23240/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TAX AVOIDANCE
(Studi pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014)
(Skripsi)
Oleh
CITRA JANIENCIA SETIANI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE FACTORS AFFECTING TAX AVOIDANCE
(Study on Mining Company in Indonesia Stock Exchange period 2011-2014)
By
CITRA JANIENCIA SETIANI
The purpose of this study is to examine and analyze the influence of return on
assets, debt to assets ratio, and financial lease to tax avoidance using the indicator
of cash effective tax rate. Object of the study are mining companies listed on the
Indonesia stock exchange in the period of 2011-2014. This study use multiple
analysis regression as the analysis tool with T-test, F-test, and coefficient of
determination.
The result of this study shows that there is negative effect in return on assets to tax
avoidance. Other result shows that there are positive effect in debt to assets ratio
and financial lease to tax avoidance.
Keywords: Tax planning, cash effective tax rate, tax avoidance, return on assets,
debt to assets ratio, financial lease.
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TAX AVOIDANCE
(Studi pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014)
Oleh
CITRA JANIENCIA SETIANI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh return on
assets, debt to assets ratio, dan sewa guna usaha dengan hak opsi terhadap
penghindaran pajak dengan menggunakan indikator tarif pembayaran pajak
efektif. Objek penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014. Alat analisis yang digunakan adalah
regresi linier berganda dengan uji t, uji f, dan uji koefisien determinasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif return on assets
terhadap penghindaran pajak. Hasil lain menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
positif debt to assets ratio dan sewa guna dengan hak opsi terhadap penghindaran
pajak.
.
Kata kunci: perencanaan pajak, tarif pembayaran pajak efektif, penghindaran
pajak, return on assets, debt to assets ratio, sewa guna usaha dengan hak opsi.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TAX AVOIDANCE
(Studi pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014)
Oleh
Citra Janiencia Setiani
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Bandarlampung pada 24 Januari 1995 sebagai putri ketiga dari
empat bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan kanak-kanak di TK Almunawaroh tahun 2000,
kemudian dilanjutkan dengan pendidikan dasar di SDN 2 Rawa Laut dan lulus
tahun 2006. Selanjutnya penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di
SMPN 2 Bandarlampung yang diselesaikan pada tahun 2009, kemudian penulis
melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMAN 9 Bandarlampung hingga lulus
pada tahun 2012.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2012 melalui jalur SBMPTN Tertulis (Seleksi
Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negri).
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini kepada:
Orang tuaku tercinta, Ibu dan Bapak, atas segala kasih sayang, dukungan,
pengorbanan, dan segala sesuatunya yang telah diberikan.
Kakak dan adikku tersayang, untuk semangat, doa, bantuan, keceriaan dan
dukungan yang selalu diberikan.
Seluruh keluarga besarku dan saudara-saudaraku, atas segala dukungan,
doa, nasihat, dan motivasi yang selalu diberikan.
Sahabat dan teman-temanku, untuk keceriaan, nasihat, dan dukungan yang
selalu diberikan.
Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.
MOTO
“Dream, Believe, and Make it Happen” --Agnez Monica--
“Kegagalan hanya terjadi jika kita menyerah” –Lessing--
“Setiap akhir merupakan awal yang baru. Jadi, Bersyukurlah karna Allah
memberikan kamu kesempatan untuk memulai hal-hal baru dalam hidupmu”
–Citra Janiencia Setiani--
“Allah selalu memberikan rencana terbaik bagi hamba Nya”
--Citra Janiencia Setiani--
“If there’s will, there’s way” –Anonim--
“Tidak ada yang kebetulan di dalam hidup, karena segalanya telah diatur oleh
Sang Pencipta” –Anonim--
“Ingatlah bahwa segala pencapaian kesuksesan akan disertai dengan kegagalan”
–Anonim--
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatNya
kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Tax Avoidance (studi pada Perusahaan Pertambangan di Bursa
Efek Indonesia tahun 2011-2014)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung dapat terselesaikan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku sekretaris Jurusan Akuntansi.
4. Ibu Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt, selaku Pembimbing Utama atas
kesediaannya untuk memberikan waktu, bimbingan, nasihat, dan dukungan
selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Ninuk Dewi K, S.E., M. Sc., Akt., CA., selaku Pembimbing Pendamping
atas kesediannya dalam memberikan waktu, bimbingan, pengetahuan, nasihat,
pengalaman serta pembelajaran diri selama proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak R Weddie Andriyanto, S.E., M.Si., CA., CPA., selaku Penguji Utama
atas saran dan kritik, serta nasihat yang membangun baik bagi penyelesaian
skripsi maupun bagi diri penulis, serta selaku Pembimbing Akademik atas
segala saran dan nasihat yang diberikan selama masa perkuliahan.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta staf di Jurusan Akuntansi dan Fakultas Ekonomi
Universitas Lampung, atas ilmu, dukungan dan pembelajaran yang telah
diberikan.
8. Kedua orang tuaku, Bapak tercinta Wahyu Hidayat Hifnie dan Ibuku
tersayang Suwarti. Terima kasih atas limpahan kasih sayang, dukungan,
perlindungan, nasihat, semangat, dan ajaran hidup yang dengan setia akan
selalu membimbing setiap langkah penulis untuk mewujudkan mimpi dan cita
penulis. Tiada kata yang dapat menggambarkan rasa syukur dan rasa terima
kasih penulis atas segala hal yang telah diberikan.
9. Terimakasih Kakak-kakakku tersayang Citra Ayu Wardani, Citra Dwiyana
Putri, serta adikku tersayang, Taufik Hidayat. Terima kasih untuk setiap
dukungan semangat, kegembiraan dan kesabaran yang diberikan kepada ku
selama ini.
10. Terimakasih untuk sahabatku Devi April yang nan jauh disana, yang sudah
jadi teman sejak jaman putih biru yang sudah menjadi tempat berbagi cerita.
11. Terimakasih untuk teman spesial sejak SMA Ray Sumitro, telah memberikan
dukungan, selalu menyemangati, dan selalu ada disamping ku kala sedih
maupun senang.
12. Terima kasih untuk genk ku tersayang Ika Nursanti, Tristya Jayanti, Devi
April, Nadia Tiaramita untuk selalu membuatku bahagia.
13. Terima Kasih untuk temanku sekaligus guru yang mengajariku Mia dan Evi.
14. Teman-teman seperjuangan Akuntansi 2012. Terutama untuk Ayu, Puji,
Bima, Sri, Elia, Ferly, Anggie, Dian Kusuma D, Elvi Riali, Rossinda
Budianti, Susi Bagus, Mutia, Kiky, Priska, Shaumi, Trida, Widya, Liana,
Eva, Dila, Nurul atas semua bantuan dan dukungan kepada penulis. Terima
kasih untuk sudah bersama-sama berjuang di bangku perkuliahan. Segala
jerih payah kita akan terbayar di masa mendatang, “see you on top guys!”.
15. Terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu mohon maaf atas segala kekurangannya. Semoga skripsi ini bermanfaat
dikemudian hari.
Bandar Lampung, Juli 2016
Penulis
Citra Janiencia Setiani
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5
1.3 Batasan Masalah................................................................................. 5
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ................................................................................... 8
2.1.1 Perencanaan Pajak (Tax Planning) ........................................ 8
2.1.2 Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) .................................... 9
2.1.3 Return on Assets ..................................................................... 12
2.1.4 Debt to Assets Ratio ............................................................... 12
2.1.5 Financial Lease……................................................................ 13
2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 15
2.3 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 16
2.4 Pengembangan Hipotesis.................................................................... 17
2.4.1 Pengaruh Return on Assets terhadap Tax Avoidance…………... 17
2.4.2 Pengaruh Debt to Assets Ratio terhadap Tax Avoidance………. 18
2.4.3 . Pengaruh Financial Lease terhadap Tax Avoidance………....... 19
III. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 21
3.2 Jenis dan Sumber Data.................................................................... 22
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .............................. 22
3.3.1 Variabel Dependen .............................................................. 22
3.3.2 Variabel Independen ........................................................... 23
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 24
3.5 Statistik Deskriptif Variabel ............................................................ 24
3.6 Metode Analisis............................................................................... 25
3.7 Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 25
3.7.1 Uji Normalitas Data ............................................................ 25
3.7.2 Uji Multikolinearitas............................................................ 25
3.7.3 Uji Autokolerasi.................................................................. 26
3.7.4 Uji Heteroskedastisitas....................................................... . 26
3.8 Uji Hipotesis ................................................................................... 27
3.8.1 Uji Koefisien Determinasi(R2
)............................................. 27
3.8.2 Uji Signifikan Simultan F-test ............................................. 27
3.8.3 Uji Signifikan Parameter Individu ....................................... 28
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian .............................................................. 29
4.2 Statistik Deskriptif .......................................................................... 30
4.3 Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 31
4.3.1 Uji Normalitas ..................................................................... 32
4.3.2 Uji Multikolinearitas ........................................................... 34
4.3.3 Uji Autokorelasi .................................................................. 35
4.3.4 Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 36
4.4 Analisis Regresi Linear Berganda ................................................... 37
4.5 Uji Hipotesis ................................................................................... 39
4.5.1 Uji Ketepatan Perkiraan Model (R2)................................... 39
4.5.2 Uji Model ( Uji Statistik F)................................................. 40
4.5.3 Uji Signifikan Parameter Individual (uji statistik t)............. 41
4.6 Pembahasan ..................................................................................... 42
4.6.1 Pengaruh return on assets Terhadap Tax Avoidance ......... 42
4.6.2 Pengaruh debt to assets ratio Terhadap Tax Avoidance .... 44
4.6.3 Pengaruh financial lease Terhadap Tax Avoidance ........... 45
4 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ......................................................................................... 48
5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................... 49
5.3 Saran ................................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 15
4.1 Prosedur Pemilihan Sampel ............................................................... 29
4.2 Statistik Deskriptif ............................................................................. 30
4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ........................................... 33
4.4 Uji Multikolinearitas .......................................................................... 34
4.5 Uji Autokorelasi ................................................................................. 35
4.6 Durbin - Watson ................................................................................. 35
4.7 Multiple Linear Berganda .................................................................. 37
4.8 Koefisien Determinasi ........................................................................ 39
4.9 Uji Model (Uji Statistik F) ................................................................. 40
4.10 Uji Signifikan Parameter Individual (uji statistik t) ........................... 41
4.11 Hasil Hipotesis ................................................................................... 42
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Daftar Nama Sampel Penelitian
2 Hasil Rasio Cash Effective Tax Rate
3 Hasil Rasio Return on Assets
4 Hasil Rasio Debt to Assets Ratio
5 Ukuran Financial Lease
6 Data Keseluruhan
7 Hasil Rasio Debt to Equity Ratio
8 Linier Regression
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Indonesia adalah negara yang masih termasuk dalam kondisi negara berkembang,
karena itu pemerintahan di Indonesia masih akan terus menerus melaksanakan
pembangunan di segala bidang demi mewujudkan kesejahteraan seluruh
masyarakat Indonesia sehingga dapat menciptakan kesejahteraan nasional.
Pembangunan nasional tentu akan membutuhkan dana yang tidak sedikit dalam
menjalankan kegiatan pembangunannya. Terdapat dua sumber dana dalam
melaksanakan pembangunan nasional, yaitu sumber pendanaan yang berasal dari
pajak dan non pajak. Namun, pajak merupakan sumber penerimaan utama
sekaligus menjadi yang paling penting dalam menopang pembiayaan
pembangunan yang bersumber dari dalam negeri.
Tidak bisa dipungkiri, pajak memegang peranan yang sangat penting dalam
mendukung kemandirian finansial suatu bangsa. Besar kecilnya pajak akan
menentukan kapasitas anggaran negara dalam membiayai pengeluaran negara,
baik untuk pembiayaan pembangunan maupun untuk pembiayaan anggaran rutin.
Saat ini Indonesia berada pada kondisi darurat uang ilegal, dimana Indonesia
termasuk lima negara dengan jumlah aliran uang ilegal terbesar di dunia setelah
2
Tiongkok, Rusia, India, dan Malaysia. Kenaikan aliran uang ilegal yang sangat
fantastis terjadi pada sektor pertambangan, dalam kurun waktu 2003-2014
mencapai 102,43% atau kenaikan rata-rata per tahun mencapai 8,53%. Menurut
Wiko Saputra, Peneliti Kebijakan Ekonomi Publish What You Pay (PWYP)
Indonesia, aliran uang ilegal di Indonesia diakibatkan oleh adanya transaksi
perdagangan faktur palsu (trade mis-invoicing). Selain itu, besarnya jumlah aliran
uang ilegal di sektor pertambangan juga disebabkan oleh adanya indikasi
terjadinya penghindaran dan pengelakan pajak (tax avoidance and tax evasion).
Hal ini terlihat dari realisasi penerimaan pajak di sektor pertambangan hanya
sebesar Rp 96,9 triliun yang berarti hanya 9,4% dari penerimaan pajak terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertambangan yang mencapai Rp 1.026
triliun. KPK juga menemukan masih banyak perusahaan pertambangan di
Indonesia yang tidak patuh membayar pajak. Data dari hasil koordinasi dan
supervisi KPK dengan Kementrian ESDM dan instansi terkait, dari 7.834
perusahaan yang didata oleh Dirjen Pajak, sebesar 24% tidak memiliki NPWP,
serta sekitar 35% yang tidak melapor SPT (dikutip dari indonesianindustry.com).
Sesuai dengan UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan umum dan tata cara
perpajakan, pajak merupakan "kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang,
dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Berdasarkan isi
undang-undang tersebut, terlihat jelas bahwa pajak merupakan sumber pendapatan
bagi negara. Sedangkan, bagi perusahaan pajak adalah beban yang akan
mengurangi laba bersih. Perbedaan kepentingan negara yang menginginkan
3
penerimaan pajak yang besar dan berkelanjutan bertolak belakang dengan
kepentingan perusahaan yang menginginkan pembayaran pajak seminimal
mungkin.
Perusahaan tentu akan melakukan usaha dalam upaya meminimalisasi pajak yang
akan ditanggung. Tindakan yang dilakukan perusahaan dalam upaya
meminimalisasi pajak dapat berupa tindakan yang legal maupun ilegal menurut
undang-undang atau disebut dengan tax evasion dan tax avoidance. Tax
avoidance adalah suatu upaya yang dilakukan perusahaan untuk meminimumkan
pajak yang harus ditanggung dengan cara yang legal, yaitu memanfaatkan
kelemaham-kelemahan yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan.
Berbeda dengan tax evasion yang mengacu pada penghindaran pajak dengan cara
yang ilegal, misalnya melaporkan pendapatan di bawah yang sebenarnya ataupun
tingkat pengurangan yang tinggi. Oleh karena persoalan penghindaran pajak
merupakan persoalan yang rumit dan unik. Di satu sisi penghindaran pajak
diperbolehkan, tapi di sisi yang lain penghindaran pajak tidak diinginkan. Dalam
kontek pemerintah Indonesia, telah dibuat berbagai aturan guna mencegah adanya
penghindaran pajak. Salah satu aturan tersebut misalnya terkait transfer pricing,
yakni tentang penerapan tax avoidance digambarkan sebagai tindakan yang sah
secara hukum dan moral terkait dengan penghematan di aspek pembayaran pajak,
dan hal tersebut merupakan ide yang baik dan juga pintar.
Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang membahas tentang faktor-faktor
terkait penghindaran pajak (tax avoidance). Dalam penelitian Kurniasih dan Sari
(2013) yang meneliti tentang pengaruh ROA, leverage, corporate governance,
4
ukuran perusahaan, dan kompensasi rugi fiskal terhadap tax avoidance
menyatakan bahwa hanya ROA, ukuran perusahaan, dan kompensasi rugi fiskal
yang berpengaruh signifikan, sedangkan leverage dan coorporate governance
tidak berpengaruh signifikan terhadap tindakan tax avoidance. Berbeda dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Swingly dan Surakarta (2015) serta
Ngadiman dan Puspitasari (2014) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh
pada tax avoidance. Perbedaan hasil penelitian lainnya dilakukan oleh Prakosa
(2014) yang mengatakan bahwa komisaris independen berpengaruh signifikan
terhadap tindakan tax avoidance, namun menurut Annisa dan Kurniasih (2012)
komisaris independen tidak berpengaruh terhadap tindakan tax avoidance.
Aktivitas tax avoidance yang dilakukan oleh manajemen suatu perusahaan dalam
upaya sematamata untuk meminimalisasi kewajiban pajak perusahaan (Khurana
dan Moser, 2009 dalam Swingly dan Sukartha, 2015). Tax avoidance merupakan
suatu strategi pajak yang agresif yang dilakukan oleh perusahaan dalam
meminimalkan beban pajak, sehingga kegiatan ini memunculkan resiko bagi
perusahaan antara lain denda dan buruknya reputasi perusahaan di mata publik.
Dalam beberapa tahun terakhir otoritas pajak tampaknya telah berusaha dengan
semaksimal mungkin tidak hanya menegakkan batas yang jelas antara
penghindaran pajak dan penggelapan pajak dalam upaya perencanaan pajak, tetapi
juga untuk mencegah wajib pajak masuk ke dalam celah ambiguitas yang
ditimbulkan oleh peraturan perpajakan (Bovi, 2005). Tujuannya untuk mencegah
wajib pajak menggunakan struktur penilaian terhadap status hukum yang tampak
ambigu tersebut sehingga dapat diterima sebagai upaya perencanaan pajak tetapi
ternyata malah melanggar peraturan itu sendiri.
5
Penghindaran pajak saat ini semakin mudah dilakukan dengan melakukan skema-
skema transaksi keuangan yang ada di dalam dunia bisnis. Isu kepatuhan
perpajakan menjadi penting karena ketidakpatuhan secara bersamaan akan
menimbulkan upaya penghindaran pajak (tax avoidance). Berdasarkan uraian
tersebut, maka penelitian ini berjudul “Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Tax avoidance Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar
di BEI tahun 2011-2014”.
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang sebelumnya, peneliti ingin menguji dan menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi tax avoidance, adapun rumusan masalah
penelitian ini:
1. Apakah return on assets berpengaruh pada tax avoidance?
2. Apakah debt to assets ratio berpengaruh pada tax avoidance?
3. Apakah financial lease berpengaruh pada tax avoidance?
1.2.2 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini terdapat batasan-batasan masalah agar masalah yang akan
diteliti tetap fokus dan tidak meluas ke arah masalah-masalah yang lain. Batasan
masalah penelitian ini adalah:
1. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan sektor pertambangan yang
terdapat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2014.
6
2. Perusahaan pertambangan yang menyajikan laporan keuangan auditan secara
lengkap selama tahun 2011-2014.
3. Perusahaan tersebut tidak delisting (penghapusan saham yang terdaftar oleh
bursa efek) selama periode 2011-2014.
4. Perusahaan yang memiliki nilai CETR < 1 selama tahun 2011-2014.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis:
1. Seberapa besar pengaruh return on asset terhadap tax avoidance perusahaan.
2. Seberapa besar pengaruh debt to assets ratio terhadap tax avoidance
perusahaan.
3. Seberapa besar pengaruh leasing terhadap tax avoidance perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki hasil dari penelitan-penelitian
sebelumnya dan bisa menjadi sumber referensi dan bahan pengembangan dalam
melakukan penelitian selanjutnya di kemudian hari terkait tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi tax avoidance di Indonesia.
7
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan informasi yang berkaitan dengan
implementasi dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tax avoidance.
2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat menjadi masukan dan dorongan bahwa
betapa pentingnya faktor-faktor terkait terhadap kegiatan tax avoidance dalam
menjalankan kegiatan operasiaonal perusahaan, sehingga dapat mencegah
perusahaan terjerumus dalam lingkaran ambiguitas.
3. Bagi investor, memberikan masukan kepada investor dalam menilai dan
mengevaluasi serta menjadi bahan pertimbangan dalam suatu perusahaan
ketika akan melakukan penanaman modal dalam perusahaan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Perencanaan Pajak (Tax Planning)
Tax planning merupakan salah satu fungsi manajemen pajak. manajemen pajak
disini tidak hanya sekedar mengatur jumlah pajak yang harus dibayar, namun juga
memastikan bahwa peraturan telah memenuhi aturan perpajakan dengan benar,
sehingga dapat terhindar dari denda pajak dikemudian hari. tax planning adalah
langkah awal dalam manajemen pajak. Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan
kewajiban perpajakan (tax implementation) dan pengendalian pajak (tax control).
Pada tahap tax planning ini, dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap
peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang
akan dilakukan (Suandy, 2011). Beban pajak dapat diminimalisasi dengan
berbagai cara, dapat yang sesuai dengan peraturan perpajakan maupun yang
berlawanan dengan peraturan perpajakan.tax planning merupakan upaya legal
yang bisa dilakukan oleh wajib pajak. tax planning legal karena penghematan
pajak dilakukan dengan memanfaatkan hal-hal yang tidak diatur (loopholes).
Upaya meminimalkan pajak secara eufimisme sering disebut dengan perencanaan
pajak (tax planning) atau tax sheltering (Suandy, 2011). Umumnya tax planning
9
akan merujuk pada proses merekayasa usaha dan transaksi wajib pajak supaya
beban pajak berada dalam jumlah yang minimal, tetapi masih sesuai dengan
aturan perpajakan yang ada.
Ada perbedaan cara pandang terhadap pajak antara pemerintah dan wajib pajak,
pemerintah sangat memerlukan penerimaan pajak dalam melakukan
pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan. Pajak merupakan sumber
pendanaan terbesar bagi negara, sehingga pemerintah akan mengupayakan
terbayarnya pajak oleh para wajib pajak dengan mengeluarkan peraturan-
peraturan perpajakan. Di lain pihak, wajib pajak memandang pembayaran pajak
sebagai suatu beban yang nantinya dapat mengurangi jumlah pendapatannya.
Wajib pajak akan berusaha membayar pajak sekecil mungkin dengan tujuan
memaksimalkan jumlah laba yang diterima. Ketidakpatuhan terhadap undang-
undang, dapat dikenakan sanksi administrasi maupun sanksi pidana. Kedua sanksi
itu merupakan pemborosan sumber daya, sehingga perlu dihindari melalui tax
planning yang baik. Dalam rangka optimalisasi sumber dana manajemen, akan
dilakukan tax planning yang tidak lebih (dapat mengurangi optimalisasi alokasi
sumber daya) dan tidak kurang (agar tidak membayar sanksi administrasi yang
merupakan pemborosan dana).
2.1.2 Penghindaran Pajak (Tax avoidance)
Meminimalisasi beban pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari
yang masih berada dalam bingkai peraturan perpajakan sampai dengan yang
melanggar peraturan perpajakan. Upaya meminimalkan pajak secara eufimisme
sering disebut dengan perencanaan pajak (tax planning). Umumnya perencanaan
10
pajak merujuk pada proses merekayasa usaha dan transaksi Wajib Pajak (WP)
supaya utang pajak berada dalam jumlah minimal tetapi masih dalam bingkai
peraturan perpajakan (Suandy, 2008). Pada peraturan pemerintah yang diatur
dalam tarif PPh pasal 17 ayat 1 tentang tarif pajak penghasilan (PPh) Wajib Pajak
Badan Dalam Negri dan Bentuk Usaha Tetap adalah sebesar 25%. Namun, tarif
pajak tersebut bisa menjadi lebih rendah sebesar 20% dengan ketentuan yang
telah diatur oleh pemerintah sesuai dengan isi PPh pasal 17 ayat 2b yaitu “Wajib
Pajak badan dalam negri yang berbentuk perseroan terbuka yang paling sedikit
40% (empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan saham yang disetor
diperdagangkan di bursa efek Indonesia dan memenuhi persyaratan lainnya dapat
memperoleh tarif sebesar 5% lebih rendah daripada tarif sebagaimana dimaksud
pada ayat 1b dan 2a yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah
Dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui
manajemen pajak. Meminimumkan kewajiban pajak dapat dilakukan dengan
berbagai cara, baik yang masih memenuhi ketentuan perpajakan maupun yang
melanggar peraturan perpajakan. Istilah yang sering digunakan adalah tax evasion
dan tax avoidance. Sophar Lumbantoruan dalam bukunya akuntansi pajak (1996)
memaparkan definisi terkait dua istilah tersebut. Tax evasion (penggelapan pajak)
adalah penghindaran pajak dengan melanggar ketentuan peraturan perpajakan.
Tax avoidance (penghindaran pajak) adalah penghindaran pajak dengan menuruti
peraturan yang ada.
Penghindaran pajak (tax avoidance): “tax avoidance was associated with legal
acts, with an intention to save taxes, with cleverness, and was considered a good
idea and also associated with taxes as costs” menurut Kichler (2007) dalam
11
Ngadiman dan Puspitasari (2014). Penghindaran pajak adalah rekayasa „tax
affairs‟ yang masih tetap berada di dalam bingkai ketentuan perpajakan (lawful).
wajib pajak melakukan penghindaran pajak dengan mentaati aturan yang berlaku
yang sifatnya legal dan diperbolehkan oleh peraturan perundang-undangan
perpajakan. Pemerintah tidak bisa melakukan penuntutan secara hukum, meskipun
praktik penghindaran pajak ini akan mempengaruhi penerimaan negara dari sektor
pajak.
Menurut Anderson (2003) dalam Zain (2008), penghindaran pajak adalah cara
mengurangi pajak yang masih dalam batas ketentuan perundang-undangan
perpajakan dan dapat dibenarkan, terutama melalui perencanaan pajak.
Penghindaran pajak ini juga merupakan suatu proses pengendalian tindakan agar
terhindar dari konsekuensi pengenaan pajak yang tidak dikehendaki.
Penghindaran pajak bertujuan untuk meminimalkan beban pajak dengan
memanfaatkan kelemahan-kelemahan (loophole) ketentuan perpajakan suatu
negara sehingga ahli pajak menyatakan legal karena tidak melanggar peraturan
perpajakan. Penghindaran pajak dapat disebut juga sebagai suatu perencanaan
pajak (tax planning).
Berdasarkan uraian di atas, maka menurut peneliti tax avoidance adalah suatu
usaha yang dilakukan oleh wajib untuk mengurangi beban pajak yang menjadi
tanggungan dengan menggunakan celah-celah atau kelemahan yang terdapat
dalam perturan pajak dalam perundang-undangan. Hal ini bersifat legal karena
kegiatan ini tidak melanggar aturan yang berlaku walaupun kegiatan ini dapat
merugikan negara.
12
2.1.3 Return on Assets
Return on Assets (ROA) adalah suatu indikator yang mencerminkan performa
keuangan perusahaan, semakin tingginya nilai ROA yang mampu diraih oleh
perusahaan maka performa keuangan perusahaan tersebut dapat dikategorikan
baik (Maharani dan Suardana, 2014). ROA membagi antara laba bersih setelah
pajak dengan rata-rata aset pada awal periode dan akhir periode. return on assets
yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan, perusahaan
mampu menghasilkan laba. Sebaliknya, ROA yang negatif menunjukkan bahwa
dari total aktiva yang digunakan, perusahaan tidak mampu menghasilkan laba atau
merugi.
Jika rasio semakin tinggi, berarti kemampuan perusahaan dalam mengelola aset
nya juga bisa dikatakan semakin baik. Dapat diasumsikan bahwa perusahaan
dengan ROA yang positif atau memperoleh laba, tidak melakukan tax avoidance
karena perusahaan dianggap dapat mengatur pendapatan dan pembayaran
pajaknya.
2.1.4 Debt to Assets Ratio
Menurut Kurniasih dan Sari (2013) mengartikan bahwa leverage ratio adalah
rasio yang mengukur kemampuan hutang baik jangka panjang maupun jangka
pendek untuk membiayai aktiva perusahaan. Artinya berapa besar beban utang
yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas
dikatakan bahwa rasio solvabilitas (leverage) digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka
13
pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
Dalam hal ini, leverage ratio diproyeksikan dengan Debt to Assets Ratio (DAR).
Rasio ini digunakan untuk mengukur bagian aktiva yang digunakan untuk
menjamin keseluruhan kewajiban atau hutang dalam struktur laporan keuangan
perusahaan.
Rasio ini berhubungan dengan keputusan pendanaan dimana perusahaan lebih
memilih pembiayaan hutang dibandingkan modal sendiri. Hutang yang
mengakibatkan munculnya beban bunga dapat menjadi pengurang laba kena
pajak, sedangkan deviden yang berasal dari laba ditahan tidak dapat menjadi
pengurang laba. Beban bunga yang dapat digunakan sebagai pengurang laba kena
pajak adalah beban bunga yang muncul akibat adanya pinjaman kepada pihak
ketiga atau kreditur yang tidak memiliki hubungan dengan perusahaan.
Debt to assets ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa
besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang
perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rasio ini menekankan
pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva
perusahaan yang didukung oleh hutang.
2.1.5 Financial Lease
Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan dan Menteri
Perindustrian No. Kep-1221MK/2/1974, No. 321MISKI 2/1974 dan No.
30/Kpb/l/74 tanggal 7 Pebruari 1974 tentang “Perijinan Usaha Leasing”
menyatakan “Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk
14
penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk
suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala
disertai dengan hak pilih (opsi) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-
barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing
berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama.”
Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan
jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur
setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor. Melalui
pembiayaan leasing perusahaan dapat memperoleh barang-barang modal untuk
operasional dengan mudah dan cepat. Hal ini sungguh berbeda jika kita
mengajukan kredit kepada bank yang memerlukan persyaratan serta jaminan yang
besar. Bagi perusahaan yang modalnya kurang atau menengah, dengan
melakukan perjanjian leasing akan dapat membantu perusahaan dalam
menjalankan roda kegiatannya. Setelah jangka leasing selesai, perusahaan dapat
membeli barang modal yang bersangkutan. Perusahaan yang memerlukan
sebagian barang modal tertentu dalam suatu proses produksi secara tibatiba, tetapi
tidak mempunyai dana tunai yang cukup, dapat mengadakan perjanjian leasing
untuk mengatasinya. Dengan melakukan leasing akan lebih menghemat biaya
dalam hal pengeluaran dana dibanding dengan membeli secara tunai. Suatu
keuntungan lain jika ditinjau dari laporan keuangan fiskal adalah transaksi capital
lease diperhitungkan sebagai operational lease pembayaran lease dianggap
sebagai biaya mengurangi pendapatan kena pajak (Pohan, 2011).
15
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Penelitian Variabel Sampel Hasil
Swingly,
Sukarta
(2015)
Pengaruh Karakter
Eksekutif, Komite
Audit,Ukuran
Perusahaan, Leverage,
Sales Growth terhadap
Tax avoidance
X1:RISK
X2:JKA
X3:SIZE
X4:DER
X5:SALES
Y:Tax
avoidance
Perusahaan
Manufaktur
di BEI
tahun 2011-
2013
Pengaruh
Karakter
Eksekutif,Ukur
an Perusahaan,
Leverage
berpengaruh
pada Tax
avoidance.
Sedangkan,
Komite Audit
dan Sales
Growth tidak
berpengaruh
Ngadiman,
Puspitasari
(2014)
Pengaruh Leverage,
Kepemilikan
Institusional, Ukuran
Perusahaan terhadap tax
avoidance
X1:DER
X2: INST
X3: SIZE
Y: Tax
avoidance
Perusahaan
Manufaktur
di BEI
tahun 2010-
2012
Kepemilikan
Institusional,
Ukuran
Perusahaan
berpengaruh
namun tidak
signifikan.
signifikan
terhadap tax
avoidance.
Sedangkan,
leverage tidak
berpengaruh.
Annisa,
Kurniasih
(2012)
Pengaruh Good
Corporate Governance
terhadap tax avoidance
X1: INST
X2:INDP
X3:KOMITE
X4: AUDIT
Y: Tax
avoidance
Perusahaan
yang
terdaftar di
BEI tahun
2008
Kepemilikan
Institusional,
Dewan
Komisaris
Independen
tidak
berpengaruh
siginifikan.
Sedangkan,
Komite Audit
dan Kualitas
Audit
berpengaruh
signifikan.
Kurniasih,
Sari (2013)
Pengaruh ROA,
Leverage, Corporate
Governance, Ukuran
X1: ROA
X2: DER
X3:KOMITE
Perusahaan
manufaktur
yang
ROA, Ukuran
Perusahaan,
Kompensasi
16
Perusahaan, Kompensasi
Rugi Fiskal terhadap tax
avoidance
X4:AUDIT
X5: SIZE
X6: RFIS
Y: Tax
avoidance
terdaftar di
BEI tahun
2007-2010
Rugi Fiskal
berpengaruh
signifikan.
Sedangkan,
Leverage dan
Corporate
Governance
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap tax
avoidance
Budiman,
Setiyono
(2012)
Pengaruh Karakteristik
Eksekutif terhadap Tax
avoidance
X1: RISK
Y: Tax
avoidance
Perusahaan
manufaktur
yang
terdaftardi
BEI tahun
2006-2010
Karakteristik
Eksekutif
berpengaruh
signifikan
terhadap tax
avoidance
Prakosa
(2014)
Pengaruh Profitabilitas,
Kepemilikan Keluarga,
Corporate Governance
terhadap tax avoidance
X1: ROA
X2: FAM
X3:INDP
X4:
KOMITE
Y: Tax
avoidance
Perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di
BEI tahun
2009-2012
Profitabilitas,
Kepemilikan
Keluarga,
Komisaris
Independen
berpengaruh,
sedangkam
Komite Audit
tidak
berpengaruh
terhadap tax
avoidance.
2.3 Kerangka Penelitian
Gambar Kerangka Penelitian
H1(-)
H2(+)
H3(+)
Return on Assets (X1)
Debt to Assets Ratio (X2)
Financial Lease (X3)
Tax avoidance (Y)
17
2.4 Pengembangan Hipotesis
2.4.1 Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap tax avoidance.
Profitabilitas merupakan gambaran kinerja keuangan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari pengelolaan aktiva yang dikenal dengan Return On Asset
(ROA). ROA berguna untuk mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimilikinya (Siahaan, 2004). Standar BI
untuk Return on Asset (ROA) berdasarkan peraturan Bank Indonesia NO:
6/10/PBI/2004 adalah sebesar 1,25%. Jadi, semakin tinggi rasio laba yang
dihasilkan terhadap total aset, maka semakin baik produktivitas asset dalam
memperoleh keuntungan bersih berarti semakin tinggi profitabilitas nya. Dalam
penelitian Kurniasih dan Sari (2013), serta Prakosa (2014) menyatakan bahwa
profitabilitas yang diproyeksikan dengan ROA berpengaruh terhadap tax
avoidance.
Semakin tingginya profitabilitas perusahaan akan dilakukan perencanaan pajak
yang matang sehingga menghasilkan pajak yang optimal, sehingga kecenderungan
melakukan penghindaran pajak akan menurun. Berdasarkan uraian diatas, maka
hipotesis pertama yaitu:
H1: Return on Assets (ROA) berpengaruh negatif terhadap tax avoidance.
2.4.2 Pengaruh Debt to Assets Ratio terhadap Tax avoidance
Menurut Sartono (2000) dalam Kurniasih dan Sari (2013), leverage adalah
penggunaan hutang untuk membiayai investasi. Dengan menggunakan rasio
18
leverage, dapat diketahui posisi perusahaan dan kewajibannya yang bersifat tetap
kepada pihak lain serta keseimbangan nilai aktiva tetap dengan modal yang ada.
Perusahaan menggunakan leverage dengan tujuan agar keuntungan yang
diperoleh lebih besar daripada biaya assets dan sumber dananya, dengan demikian
dapat meningkatkan keuntungan pemegang saham. Sebaliknya leverage juga
meningkatkan variabilitas (risiko) keuangan, karena jika perusahaan ternyata
mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan
leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham. Dalam manajemen
keuangan, antara jumlah utang dan asset diperbandingkan untuk melihat sejauh
mana pendanaan perolehan asset perusahaan dibiayai oleh utang yang disebut
sebagai Debt to Assets Ratio (DAR). Konsep leverage tersebut sangat penting
terutama untuk menunjukkan kepada analis keuangan dalam melihat trade-off
antara risiko dan tingkat keuntungan dari berbagai tipe keputusan financial
(Sartono, 2000).
Leverage yang tinggi mengindikasikan bahwa sumber pendanaan yang berasal
dari pihak ketiga berupa hutang juga tinggi. Diasumsikan jika perusahaan
memiliki leverage yang semakin tinggi dalam pendanaan perusahaan, maka akan
menimbulkan beban bunga yang semakin tinggi pula dan secara langsung akan
mengurangi beban pajak yang ditanggung oleh perusahaan. Semakin tinggi nilai
utang perusahaan maka nilai CETR perusahaan akan semakin rendah (Richardson
dan Lanis, 2007). Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis kedua yaitu:
H2: Debt to Assets Ratio berpengaruh positif terhadap Tax avoidance.
19
2.4.3 Pengaruh Financial Lease terhadap Tax avoidance
Dalam melakukan perencanaan pajak salah satu caranya adalah dalam pengadaan
aktiva tetap, dengan metode leasing dan kredit melalui bank. Leasing merupakan
suatu bentuk usaha pembiayaan baru yang dikenal dengan istilah sewa guna usaha
di Indonesia pada tahun 1974 yang merupakan alternatif pembiayaan baru selain
cara yang lazim dilakukan melalui perbankan. Menurut Pohan (2011) Sewa guna
usaha (leasing) merupakan kontrak antara pemilik barang modal (lessor) dengan
pemakai barang modal (lessee) dimana lessor memberikan hak kepada lessee
untuk menggunakan barang modal dalam jangka waktu yang telah disepakati oleh
kedua belah pihak. Lessee memberikan imbalan secara berkala sejumlah yang
telah ditetapkan dalam perjanjian antara lessee dan lessor. Lessee dapat diberikan
hak opsi untuk membeli barang modal tersebut pada akhir masa kontrak, dan
dapat berpindah di akhir masa kontrak sesuai perjanjian.
Jika perusahaan menggunakan sewa guna usaha dengan hak opsi maka
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.1169/KMK-
01/1991, maka beban yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto perusahaan
adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk perolehan aktiva tetap selama masa
kontrak. Setelah masa sewa guna usaha tersebut habis, maka perusahaan dapat
melakukan penyusutan atas aktiva tetap yang disewa guna usaha tersebut, dasar
penyusutannya adalah sebesar nilai opsi. Biaya penyusutan, itu juga merupakan
biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto perusahaan.
Pada leasing dengan hak opsi, biaya yang dikeluarkan untuk perolehan aktiva
lebih besar karena biaya yang dibebankan adalah total keseluruhan biaya leasing
20
dan biaya bunga sehingga mempengaruhi besarnya laba kena pajak menjadi lebih
kecil dan juga berpengaruh terhadap PPh terutang yang ditanggung perusahaan
pun menjadi lebih kecil (Ulhusna, 2013). Berdasarkan uraian di atas, maka
hipotesis ketiga yaitu:
H3: Financial Lease berpengaruh positif terhadap Tax avoidance.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar
(listing) di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 sampai tahun 2014.Ada pun sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor pertambangan yang
terdaftar di BEI periode 2011-2014.
Metode purposive sampling digunakan dalam pemilihan sampel pada penelitian
ini, yaitu dengan menggunakan beberapa kriteria tertentu yang harus dipenuhi
perusahan agar dapat digunakan sebagai sampel. Kriteria tersebut antara lain:
1. Perusahaan adalah perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI dari
tahun 2011 sampai tahun 2014.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan pada tahun 2011 sampai
tahun 2014.
3. Perusahaan yang memiliki nilai Cash Effective Tax Rate (CETR) < 1 selama
tahun 2011-2014.
22
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa
laporan keuangan perusahaan industri transportasi yang terdaftar di BEI pada
kurun waktu 2011-2014 dan telah dipublikasikan. Data diperoleh dari website BEI
(www.idx.co.id).
3.3 Definisi Operasional Variabel
3.3.1 Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang bergantung atau dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain yang bebas. Dalam penelitian ini,variabel dependen nya
adalah Penghindaran Pajak (tax avoidance). Penghindaran pajak merupakan usaha
untuk mengurangi, atau bahkan meniadakan hutang pajak yang harus dibayar
perusahaan dengan tidak melanggar undang-undang yang ada. Pengukuran Tax
avoidance dalam penelitian ini menggunakan model Cash Effective Tax Rate
(CETR) yang diharapkan mampu mengidentifikasi keagresifan perencanaan pajak
perusahaan yang dilakukan menggunakan perbedaan tetap maupun perbedaan
temporer (Chen et al. 2010) dengan rumus sebagai berikut:
23
3.3.2 Variabel Independen
Variabel Independen merupakan variabel yang memberikan pengaruh terhadap
variabel dependen. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Return On
Assets (X1), Debt to Assets Ratio (X2), dan Financial Lease (X3).
1. Return on Assets (ROA)
Profitabilitas diproksikan dengan menggunakan return on assets yaitu
perbandingan antara laba bersih dengan total aset pada akhir periode, yang
digunakan sebagai indikator kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba (Kurniasih & Sari, 2013), dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
2. Debt to Assets Ratio (DAR)
Debt to Assets Ratio merupakan rasio yang mengukur kemampuan utang baik
jangka panjang maupun jangka pendek membiayai aktiva perusahaan.
(Kurniasih & Sari, 2013). Dalam penelitian ini Debt to Assets Ratio diukur
dari total utang baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan total debt
to Assets ratio dengan rumus sebagai berikut:
3. Financial Lease
Financial Lease dalam penelitian ini diproksikan dengan menggunakan cara
perusahaan dalam memperoleh asset. Variabel ini diukur dengan
menggunakan variabel dummy dimana angka 1 diberikan jika sebagian asset
yang dimiliki perusahaan diperoleh dengan menggunakan financial lease, dan
24
0 jika perusahaan sama sekali tidak menggunakan financial lease dalam
memperoleh asset tetap.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Untuk menunjang landasan teori penelitian dan mendapatkan data-data yang
diperlukan, peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa:
1. Studi pustaka
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengolah literatur, artikel,
jurnal, hasil penelitian terdahulu, maupun media tulis lainnya yang berkaitan
dengan topik pembahasan dari penelitian ini (Indriantoro, 2014).
2. Studi Dokumentasi
Metode pengumpulan data dengan mengumpulkan data sekunder dan seluruh
informasi untuk menyelesaikan masalah (Indriantoro, 2014).Sumber-sumber
dokumenter yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan
sampel.
3.5 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan suatu gambaran atau deskripsi data melalui
penjabaran nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan deviasi standar dari
setiap variabel penelitian.
25
3.6 Metode Analisis
Metode analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk memproses
variabel-variabel yang ada sehingga menghasilkan suatu penelitian yang berguna
dan memperoleh suatu kesimpulan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi
linier berganda. Analisis linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh antar
variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan menggunakan model analisis berikut:
CETR=α+ β1ROA + β2DAR + β3FLease + ε
Keterangan:
CETR = penghindaran pajak (tax avoidance)
ROA = return on assets
DAR = debt to assets ratio
FLease = financial lease
α = konstanta
β = koefisien regresi variabel independen
ε = error
3.7 Asumsi Klasik
3.7.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel
independen dan variabel dependen keduanya memiliki distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati
normal (Ghozali, 2013). Pengujian normalitas akan dilakukan dengan menguji
Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikasi 0,05.
3.7.2 Uji Multikolinearitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
26
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas
saling berkorelasi, maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol. Pengujian ada atau tidaknya multikolonieritas di
dalam model regresi dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan nilai
variance inflation factor (VIF) (Ghozali, 2013).
3.7.3 Uji Autokorelasi
Autokorelasi bertujuan menguji apakah suatu model regresi linear ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi autokorelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi dalam suatu model
regresi maka dalam penelitian ini digunakan Durbin Watson Test (DW-Test)
dengan ketentuan dU≤DW≤4-dU (Ghozali, 2013).
3.7.4 Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamtan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian dilakukan melalui
pengamatan pola pada grafik saccaterplot antara nilai prediksi variabel terikat
(dependent) dengan residualnya. Model regresi dikatakan heteroskedastisitas
27
ketika titik-titik data pada grafik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y (Ghozali, 2013).
3.8 Uji Hipotesis
3.8.1 Uji Koefisien Determinasi (R2
)
Koefisien Determinasi (R2
) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel-variabel independen. Nilai R2
adalah antara 0 dan 1. Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen menjelaskan variabel
dependen amat terbatas. Jika R2
sama dengan 0, maka variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen dan jika R2 mendekati angka 1,maka
variabel independen berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen.Dengan
menggunakan model ini, maka kesalahan pengganggu diusahakan minimum
sehingga R2
mendekati 1. Hal ini dimaksudkan agar perkiraan regresi akan lebih
mendekati keadaan yang sebenarnya.
3.8.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
F-test digunakan untuk menguji apakah model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi belanja modal. F-test juga digunakan untuk menguji apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau
terikat (Ghozali, 2013). Kriteria pengujiannya (Uji-F) adalah seperti berikut ini:
1. Ha ditolak yaitu apabila . value > 0.05 atau bila nilai signifikansi lebih dari
nilai α 0,05 berarti model regresi dalam penelitian ini tidak layak (fit) untuk
digunakan dalam penelitian.
28
2. Ha diterima yaitu apabila . value = 0.05 atau bila nilai signifikansi kurang
dari atau sama dengan nilai α 0,05 berarti model regresi dalam penelitian ini
layak (fit) untuk digunakan dalam penelitian.
3.8.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Pengujian signifikansi parameter individual ini digunakan untuk mengetahui
apakah variabel bebas secara individual mempengaruhi variabel terikat dengan
asumsi variabel independen lainnya konstan (Ghozali, 2013). Kriteria pengujian
hipotesis adalah seperti berikut ini:
1. Ha ditolak, yaitu apabila . value > 0.05 atau bila nilai signifikansi lebih dari
nilai α 0,05 berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
2. Ha diterima, yaitu apabila . value = 0.05 atau bila nilai signifikansi kurang
dari atau sama dengan nilai α 0,05 berarti variabel independen secara
individual berpengaruh terhadap variabel dependen. .
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini menguji secara empiris pengaruh return on asset, debt to asset
ratio,dan financial lease terhadap tax avoidance yang diukur dengan
menggunakan cash effective tax rate (CETR) pada seluruh sektor perusahaan
pertambangan yang meliputi sektor batubara, minyak dan gas bumi, logam dan
mineral, serta batu-batuan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini
menggunakan data laporan keuangan perusahaan selama empat tahun, 2011-2014
yang mencakup 132 sampel perusahaan.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan menggunakan beberapa
metode analisis, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2011, 2012, 2013, 2014 rata-rata memiliki tarif pembayaran pajak
efektif (CETR) sebesar 15 % dalam pembayaran pajaknya, berarti secara
rata-rata perusahaan sudah efektif dalam pembayaran pajaknya karena
tarifnya dibawah tarif statutori yaitu sebesar 20%.
2. Return on Asset berpengaruh negatif signifikan terhadap tax avoidance.
Jadi, semakin besar laba yang dihasilkan perusahaan, maka perusahaan
49
cenderung tidak melakukan penghindaran pajak. Hal ini terlihat dari tarif
pembayaran pajak efektif (CETR) yang tetap besar saat ROA perusahaan
besar.
3. Debt to Asset Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap tax
avoidance. Jadi, semakin rendah hutang yang digunakan dalam
pembiayaan aset perusahaan, maka perusahaan cenderung tidak berusaha
melakukan penghindaran pajak. Hal ini terlihat dari tarif pembayaran
pajak efektif (CETR) yang tinggi saat DAR rendah.
4. Financial Lease berpengaruh positif signifikan terhadap tax avoidance.
Jadi, semakin sedikit aset perusahaan yang diperoleh dengan
menggunakan financial lease, maka perusahaan cenderung tidak berusaha
melakukan penghindaran pajak. Hal ini terlihat dari tarif pembayaran
pajak efektif (CETR) yang tinggi saat financial lease rendah.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Populasi dalam penelitian ini terbatas pada satu jenis perusahaan, yakni
perusahaan sektor pertambangan dengan periode yang terbatas pada
jangka waktu empat tahun (2011-2014).
2. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling sehingga
hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi secara luas untuk setiap
perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel independen dengan
kemampuan yang sangat terbatas dalam menjelaskan varians variabel
50
dependen sehingga masih terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi
penghindaran pajak(tax avoidance) yang tidak dapat dijelaskan dalam
model penelitian ini.
4. Variasi variabel dependen yang mampu dijelaskan oleh variabel
independen pada penelitian ini sekitar 26,3%. Sisanya sebesar 73,7% dapat
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimodelkan dalam penelitian ini.
5.3 Saran
Peneliti memiliki beberapa saran yang dapat menjadi pertimbangan bagi
penelitian- penelitian selanjutnya, antara lain:
1. Penelitian selanjutnya perlu menambahkan sampel yang lebih banyak agar
semakin luas perusahaan yang dapat dijadikan sampel, sehingga dapat
digunakan untuk lebih memprediksi dan hasil penelitian selanjutnya
semakin baik.
2. Menggunakan periode penelitian dengan rentang waktu yang jauh lebih
panjang untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
3. Menambahkan atau menggunakan variabel independen lain yang
mempengaruhi tax avoidance seperti: ukuran perusahaan, koneksi politik,
kompensasi rugi fiskal, perputaran persediaan, karakter eksekutif, ataupun
variabel lain yang berbeda dari penelitian sebelumnya sehingga dapat
menjadi sumber informasi baru bagi penelitian selanjutnya.
51
4. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan proxy yang berbeda untuk
mengukur penghindaran pajak perusahaan (tax avoidance). Misalnya
dengan perbedaan nilai buku laba kena pajak menurut komersil dan menurut
fiskal (boox tax difference).
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, R. Dan Reeb, D. 2003. Founding Family Ownership and Firm Performance: Evidence
from the S&P 500. Journal of Finance 58, 1301-1328.
Andriyani, Ni Ketut. 2008. Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), Mekanisme Corporate
Governance, Ukuran Perusahaan dan Leverage pada Kualitas Laba (Studi pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2007). Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana
Annisa, N. A., & Kurniasih, L. (2012). Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax avoidance.
Jurnal Akuntansi & Auditing, Vol.8, 95-189.
Boediono, Gideon Sb. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional
Akuntansi VII. Denpasar, Bali.
Bovi, Maurizio. 2005. Book-Tax Gap, An Income Horse Race. Working Paper No. 61, Desember
2005.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 21.Semarang.
Universitas Diponegoro.
Haruman, Tendi. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Keputusan Keuangan dan nilai
Perusahaan: Survey pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Simposium
Nasional Akuntansi XI. 23-24 Juli 2008, Pontianak.
Hormati, Asrudin. 2009. Karakteristik Perusahaan Terhadap Kualitas Implementasi Corporate
Governance. Jurnal Keuangan dan Perbankn. Vol. 13, No. 2, Mei 2009, hal 288-298.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan Per 1 September 2007. Edisi
Update 2008. Jakarta: Salemba Empat
Indriantoro, Nur., Supomo, Bambang. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan
Manajemen, Yogyakarta: BPFE
Jogiyanto, H.M. (2000) Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE
Keputusan Menteri BUMN No. Kep-117/M-MBU/2002.
Kurniasih, Tommy dan M. M. Ratna Sari. 2012. Pengaruh Return On Assets, Leverage,
Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal pada Tax
avoidance. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Lumbantoruan, Shopar. 1996. Akuntansi Pajak. Jakarta: PT Gramedia Widisarana Indonesia.
Maharani, I Gusti dan K, A, Suardana.2014. Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas,
Karakter Eksekutif, dan Tax avoidance. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Ngadiman dan Puspitasari, Christiany.2014. Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional, dan
Ukuran Perusahaan terhadap Tax avoidance. Jurnal Akuntansi Universitas Tarumanegara.
Peraturan Bank Indonesia NO:6/10/PBI/2004.
Pohan, Chairil Anwar. 2013. Manajemen Perpajakan, Edisi Revisi. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Pohan, Hotman T. 2008. Pengaruh Good Corporate Governance, Rasio Tobin’s q, Perata Laba
terhadap Penghindaran Pajak pada Perusahaan Publik. Jurnal Informasi, Perpajakan,
Akuntansi Dan Keuangan Publik.
Prakosa, K. B. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga dan Corporate
Governance Terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi
17.Mataram
Rachmitasari, Annisa Fadila. 2015. Pengaruh Return onAssets, Leverage, Corporate
Governance, Ukuran Perusahaan, dan Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap Tax Avoidance.
Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Rego, S., and R.Wilson. 2009. Executive Compensation, Tax Reporting Aggressiveness, and
Future Firm Performance.Working Paper. University of Iowa.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan.
Richardson, G., dan Lanis, R. 2007. Determinants of The Variability in Corporate Effective Tax
Rates and Tax Reform: Evidence from Australia. Journal of Accounting and Public Policy,
26 (2007), 689-704.
Sartono, A. (2000). Ringkasan Teori Manajemen Keuangan (3rd ed., p. 221). Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta..
Siahaan, Hinsa. 2004. Teori Optimalisasi Struktur Modal dan Aplikasinya di dalam
Memaksimumkan Nilai Perusahaan. Jurnal Keuangan dan Moneter. Volume 7 No. 1.
Suandy, Erly. (2008) Perencanaan Pajak Edisi 4. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Suhfi, Anhar. 2012. Implementasi Tax Planning Untuk Mengehemat Pajak Penghasilan Terutang
Perusahaan. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Sulistyanto, H. Sri, dan Rika Lidyah, 2002, Good Governance: Antara Idealisme dan Kenyataan,
MODUS, Vol.14 (1), Februari.
Swingly, Calvin dan I, M, Surakarta. 2015. Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit, Ukuran
Perusahaan, Leverage, dan Salesof Growth terhadap Tax avoidance. Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana.
Ulhusna, Dian Aulia. 2013. Analisis Perencanaan Pajak Atas Perolehan Alat Berat Dan
Pengaruhnya Terhadap Laba Kena Pajak Dan Pph Terutang. Skripsi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung.
Zain, Mohammad. (2008) Manajemen Perpajakan, Edisi 3. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
www.indonesian-industry.com
www.idx.co.id