analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ...penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode...

16
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGERAKAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012-2014 PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh: VINA SINTYA DEWI NIM. B300120032 ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Upload: others

Post on 02-Feb-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

    PERGERAKAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

    DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012-2014

    PUBLIKASI ILMIAH

    Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

    Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Muhammadiyah Surakarta

    Disusun Oleh:

    VINA SINTYA DEWI

    NIM. B300120032

    ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN – S1

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

    2016

  • i

    HALAMAN PERSETUJUAN

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGERAKAN

    INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK

    INDONESIA (BEI) TAHUN 2012-2014

    PUBLIKASI ILMIAH

    Oleh:

    VINA SINTYA DEWI

    B 300 120 032

    Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

    Dosen Pembimbing

    Drs. Triyono M.Si

  • ii

    HALAMAN PENGESAHAN

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS HARGA SAHAM

    GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012-2014

    OLEH

    VINA SINTYA DEWI

    B 300 120 032

    Telah dipertahankan di depan dewan penguji

    Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

    Pada hari Sabtu, 18 Juni 2016

    Dan dinyatakan telah memenuni syarat

    Dewan Penguji :

    1. Eni Setyowati, SE, MSi ( ) ( Ketua Dewan Penguji)

    2. Drs. Yuni Prihadi Utomo, MM ( )

    (Sekretaris Dewan Penguji)

    3. Drs. Triyono,M.Si ( )

    ( Anggota Dewan Penguji)

    Dekan,

    (Dr. Triyono,M.Si)

    NIK : 64

  • iii

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

    terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

    perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

    pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

    diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

    maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhya.

    Surakarta, 18 Juni 2016

    Penulis

    VINA SINTYA DEWI

    B 300 120 032

  • 1

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

    PERGERAKAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI

    BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012-2014

    ABSTRAKSI

    Indeks harga saham gabungan (IHSG) merupakan catatan-catatan atas

    perubahan maupun pergerakan harga saham sejak mulai pertama kali beredar

    sampai pada suatu saat tertentu. Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi

    IHSG, salah satunya adalah faktor makroekonomi. Dalam penelitian ini, faktor

    makroekonomi yang digunakan adalah tingkat inflasi, nilai tukar rupiah, dan

    tingkat suku bunga sertifikat bank Indonesia. Data yang diambil adalah closing

    price bulanan dari masing-masing variabel dependen dan independen. Metode

    pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sample jenuh

    dan diperoleh sampel sebanyak 36 bulan data closing price. Data yang digunakan

    adalah data sekunder dengan metode pengumpulan data dokumentasi. Alat

    analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan metode Partial

    Adjustment Model (PAM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan

    tingkat inflasi nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga SBI berpengaruh

    signifikan pada IHSG sedangkan secara parsial hanya nilai tukar rupiah, dan

    tingkat suku bunga yang berpengaruh signifikan pada IHSG di BEI.

    Kata kunci : IHSG, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga SBI

    ABSTRACT

    IHSG is the notes on the changes or the stock price since its first

    circulated until at a certain time. There are several factors that can affect the

    IHSG, one of which is a macroeconomic factor. In this research, macroeconomic

    factors used is the rate of inflation, exchange rate, and interest rate SBI. The data

    is taken from the monthly closing price of each dependent and independent

    variables. The sampling method used in this study is the sample saturated and

    obtained a sample of 36 months of data closing price. The data used are

    secondary data collection methods of data documentation. The analysis tool used

    is multiple linear regression by the method of partial adjustment models (PAM).

    The results showed that simultaneous inflation and the exchange rate SBI

    significant effect only partially IHSG while exchange rate, and interest rate SBI

    significant effect on the Indonesia Stock Exchange (IDX).

    Keywords: stock index, inflation rate, exchange rate, interest rate

  • 2

    1. PENDAHULUAN

    Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang

    mempengaruhi operasi perusahaan sehari-hari. Kemampuan investor

    dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro di masa

    datang akan sangat berguna dalam membuat keputusan investasi

    yang menguntungkan. Untuk itu, seorang investor harus

    mempertimbangkan beberapa indikator ekonomi makro yang bisa

    membantu investor dalam membuat keputusaninvestasinya. Indikator

    ekonomi makro yang seringkali dihubungkan dengan pasar modal

    adalah fluktuasi tingkat suku bunga, inflasi, dan kurs atau nilai tukar

    rupiah.

    Pasar modal merupakan sebuah pasar (gedung) yang disiapkan

    guna memperdagangkan saham-saham, obligasi, serta surat berharga

    lainnya dengan memakai jasa Perantara Perdagangan Efek (PPE). Di

    tempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan-

    badan usaha yang mempunyai kelebihan dana melakukan investasi

    dalam bentuk surat berharga yang ditawarkan oleh perusahaan-

    perusahaan yang menjual saham di pasar modal (emiten). Pasar modal

    yang sedang mengalami peningkatan (Bullish) atau mengalami

    penurunan (Bearish) terlihat dari naik turunnya harga-harga saham

    yang tercatat dan tercermin melalui suatu pergerakan indeks atau lebih

    dikenal dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

    IHSG merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja

    gabungan seluruh saham (perusahaan/emiten) yang tercatat di Bursa

    Efek Indonesia (BEI). Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui

    trend pergerakan harga saham saat ini apakah sedang naik, stabil atau

    menurun. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para

    investor untuk menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau

    membeli suatu atau beberapa saham. Faktor-faktor yang mempengaruhi

    Indeks Harga Saham Gabungan ada dua yaitu faktor eksternal dan

    faktor internal, dalam penelitian ini akan membahas faktor internal

    yaitu: suku bunga SBI, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah.

    Suku bunga BI merupakan tingkat suku bunga yang ditetapkan

    oleh BI sebagai patokan bagi suku bunga pinjaman maupun simpanan

    bagi bank dan atau lembaga-lembaga keuangan di seluruh Indonesia.

    Suku bunga merupakan salah satu variabel yang dapat mempengaruhi

    harga saham. Perubahan tingkat suku bunga selanjutnya akan

    mempengaruhi keinginan seseorang untuk melakukan suatu investasi,

    karena secara umum perubahan suku bunga SBI dapat mempengaruhi

    suku bunga deposito dan suku bunga kredit di masyarakat. Jika Suku

    bunga deposito meningkat maka investor cenderung menanamkan

    modalnya dalam bentuk deposito karena dapat menghasilkan return

    yang besar dengan resiko yang lebih kecil dan sebaliknya. Dalam

  • 3

    penelitian ini suku bunga SBI menggunakan data suku bunga SBI

    bulanan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia.

    Nilai tukar rupiah merupakan perbandingan nilai atas harga

    rupiah dengan harga mata uang asing, masing- masing negara memiliki

    nilai tukarnya sendiri yang mana nilai tersebut merupakan

    perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya yang

    disebut dengan kurs valuta asing. Informasi nilai tukar rupiah terhadap

    US Dollar umunya sangat diperhatikan oleh perusahaan- perusahaan di

    Indonesia, karena US Dollar digunakan oleh perusahaan secara umum

    untuk melakukan pembayaran bahan produksi dan transaksi bisnis-

    bisnis lainnya. Nilai tukar juga sangat berpengaruh bagi perusahaan

    yang ingin melakukan investasi, karena apabila pasar valas lebih

    menarik daripada pasar modal maka umumnya investor akan beralih

    investasi ke pasar valas, oleh karena itu perubahan nilai tukar akan

    berpengaruh terhadap harga saham di pasar modal. Dalam penelitian ini

    nilai tukar yang digunakan adalah kurs US Dollar terhadap rupiah,

    karena US Dollar umumnya digunakan sebagai pilihan investasi valas

    oleh perusahaan, karena nilainya yang relatif lebih stabil dan

    merupakan mata uang yang paling banyak beredar di masyarakat

    dibandingkan dengan mata uang lainnya.

    Inflasi merupakan kecenderungan harga barang dan jasa yang

    naik secara terus menerus atau dapat diartikan sebagai penurunan nilai

    uang secara menyeluruh, semakin tinggi kenaikan harga maka semakin

    turun nilai uang. Dalam investasi, inflasi yang tinggi mengakibatkan

    investor lebih berhati-hati dalam memilih dan melakukan transaksinya,

    sehingga investor cenderung menunggu untuk berinvestasi sampai

    keadaan perekonomian kondusif untuk menghindari dari resiko-resiko

    yang mungkin ditimbulkan oleh inflasi yang tinggi. Dalam penelitian

    ini menggunakan data bulanan inflasi berdasarkan consumer price

    index. Indeks ini berdasarkan pada harga dari satu paket barang yang

    dipilih dan mewakili pola pengeluaran konsumen.

    Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas mendasari

    penulis untuk melakukan penelitian mengenai topik ini dengan judul

    “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Indeks Harga

    Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014”.Peneliti

    berharap dapat menemukan kesimpulan yang berbeda dari penelitian

    terdahulu dan dapat mencari pokok permasalahan yang lebih akurat

    untuk penelitian selanjutnya.

  • 4

    2. METODE PENELITIAN

    Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis

    deskriptif untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

    pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Adapun alat analisis

    yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan non-parametrik

    menggunakan model Partial Adjustment Model (PAM) dengan bantuan

    program Eviews 7 dengan tujuan untuk melihat pengaruh variabel-variabel

    independen terhadap variabel dependennya.

    Adapun model yang digunakan adalah sebagai berikut:

    Formulasi hubungan jangka panjang model PAM adalah sebagai berikut:

    (IHSG)*t = + (KURS)t + (INF)t + (BIRATE)t +

    Formulasi jangka panjang tersebut kemudian diestimasi menjadi

    formulasi hubungan jangka pendek model PAM sebagai berikut:

    = + + + + +

    Di mana:

    0 < < 1, = δ , = δ , = δ , = δ , = (1-δ), = δ

    3. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    1. Hasil Estimasi Model Regresi PAM

    IHSG = 285,083967896 + 0,103005902791*KURS -

    5,76726669555*INF - 94,1171434398*BIRATE +

    0,848471648716*IHSG(-1)

    = 0,980555 DW stat = 1.985297 F stat = 995.9479

    2. Uji Asumsi Klasik

    a. Uji Normalitas (Jarque Berra) Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

    Jarque Berra dengan formulasi hipotesis; : distribusi normal dan : distribusi tidak normal. Tingkat signifikansi yang dugunakan ( ) sebesar 0,05 dengan kriteria pengujian; diterima bila JB ≤ 0,05 dan ditolak bila JB > 0,05. Dapat dilihat bahwa besar nilai probabilitas dari hasil pengujian adalah 0,365399 > 0,05

    maka diterima. Kesimpulan yang dapat diambil distribusi residual normal.

  • 5

    b. Hasil Uji Multikolinearitas (VIF)

    Hasil Uji Multikolinearitas

    Variabel VIF

    Kriteri

    a Ket

    KURS

    5.4862

    49 <

    10

    Tidak ada

    masalah

    multikolinierita

    s

    INF

    3.2241

    93 <

    10

    Tidak ada

    masalah

    multikolinierita

    s

    BIRATE

    4.9880

    79 <

    10

    Tidak ada

    masalah

    multikolinierita

    s

    Sumber: Hasil Olah Data Dengan E-Views 7

    Dari tabel dapat diketahui bahwa nilai VIF tidak lebih dari

    10, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak

    terdapat multikoliniaritas dan model regresi layak untuk dipakai.

    c. Hasil Uji Heteroskedastisitas (White) Hasil output menunjukkan nilai Obs*R-squared (Chi-Square)

    adalah 16,65825 sedangkan nilai probabilitas pada Chi-Square

    adalah 0,2748 > 0,05, maka dapat disimpulkan tidak ada masalah

    heteroskedastisitas.

    d. Hasil uji Linieritas – Ramsey Reset Tabel 4-6

    Hasil Uji linieritas

    Value df Probability

    F-statistic 0.064048 (2, 77) 0.9380

    Likelihood ratio 0.139625 2 0.9326

    Sumber: Hasil Olah Data Dengan E-Views 7

    Uji Linieritas yang digunakan dalam penelitian adalah uji

    Ramsey-Reset dengan formulasi hipotesis; : model linier (spesifikasi model benar) dan : model tidak linier (spesifikasi model salah). Tingkat signifikansi ( ) yang digunakan adalah

    sebesar 0,05 dengan kriteria pengujian; diterima bila F hitung atau statistik F ≤ 0,05 dan ditolak bila F hitung atau statistik F > 0,05. Nilai probabilitas dari hasil pengujian sebesar 0,9380 > 0,05

  • 6

    maka diterima. Dapat ditarik kesimpulan bahwa model yang dipakai linier.

    3. Pengujian Hipotesis a. Uji Parsial (Uji t)

    Tabel 4-7

    Hasil Uji hipotesis

    Variabe

    l t statistik Prob,t

    alf

    a Ket

    KURS 3.479036

    0.000

    8

    < 0,0

    5

    KURS berpengaruh Signifikan baik

    dalam jangka pendek maupun jangka

    panjang

    INF

    -

    0.452628

    0.652

    1

    > 0,0

    5

    INF berpengaruh signifikan baik

    dalam jangka pendek maupun jangka

    panjang

    BIRAT

    E

    -

    2.398526

    0.018

    8

    < 0,0

    5

    BIRATE berpengaruh signifikan baik

    dalam jangka pendek maupun jangka

    panjang

    Sumber: Hasil Olah Data Dengan E-Views 7

    Dari tabel 4-7 hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa :

    - Hasil uji hipotesis (uji t) untuk variabel Kurs diperoleh

    sebesar 3,479036 dengan probabilitas sebesar 0,0008. Nilai probabilitas lebih besar dari 0,05

    (0,00080,05) maka dengan demikian ditolak dan diterima. Jadi dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh

    yang signifikan antara inflasi dengan IHSG baik dalam

    jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini tidak sesuai

    dengan hipotesis 1 atau hipotesis 1 tidak diterima.

    - Hasil uji hipotesis (uji t) untuk variabel tingkat suku bunga

    BI rate diperoleh sebesar -2,398526 dengan probabilitas sebesar 0,0188. Nilai probabilitas lebih kecil

    dari 0,05 (0,0188

  • 7

    b. Uji Simultan (Uji F)

    Hasil perhitungan dengan menggunakan program E-views 7

    dapat diketahui bahwa sebesar 995,9479 dengan nilai

    probabilitas 0,000000, karena nilai probabilitas kurang dari 0,05

    (0,000000

  • 8

    dikeluarkan oleh pemerintah akan menimbulkan pergerakan IHSG

    yang lebih besar.

    b. Nilai Tukar Rupiah dan IHSG

    Berdasarkan hasil regresi terlihat bahwa Nilai Tukar Rupiah

    memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham

    Gabungan (IHSG) periode 2012.1-2012.12 dan memiliki hubungan

    yang positif terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan

    (IHSG) dengan nilai koefisien Nilai Tukar Rupiah sebesar

    0,103005902791.

    Hal ini berarti setiap ada peningkatan nilai tukar rupiah sebesar

    satu persen maka, IHSG akan mengalami peningkatan sebesar

    0,103005902791 dengan anggapan variabel inflasi dan tingkat suku

    bunga adalah konstan dan sebaliknya, jika nilai tukar rupiah turun

    sebesar satu persen, maka pergerakan Indeks harga saham gabungan

    (IHSG) akan turun sebesar 0,103005902791. Karena nilai tukar

    rupiah tersebut memiliki hubungan yang positif maka, semakin besar

    nilai tukar rupiah akan menimbulkan pergerakan IHSG yang lebih

    besar.

    c. Suku Bunga (BI rate) dan IHSG

    Berdasarkan hasil regresi terlihat bahwa Nilai Tukar Rupiah

    memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham

    Gabungan (IHSG) periode 2012.1-2012.12 dan memiliki hubungan

    yang negatif terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan

    (IHSG) dengan nilai koefisien Nilai Tukar Rupiah sebesar -

    94,1171434398.

    Hal ini berarti setiap ada penurunan suku bunga sebesar satu

    persen maka IHSG akan mengalami kenaikan sebesar

    94,1171434398 dengan anggapan variabel Kurs dan inflasi adalah

    konstan dan sebaliknya, jika suku bunga naik sebesar satu persen,

    maka pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) akan turun

    sebesar - 94,1171434398. Karena suku bunga tersebut memiliki

  • 9

    hubungan yang negatif maka, semakin kecil suku bunga yang

    dikeluarkan oleh pemerintah akan menimbulkan pergerakan IHSG

    yang lebih besar.

    4. PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Dari hasil uji asumsi klasik diperoleh kesimpulan bahwa uji

    normalitas distribusi normal, pada uji heteroskedastisitas tidak

    terdapat masalah heteroskedastisitas dalam model, pada uji

    multikoliniaritas model regresi tidak terdapat multikoliniaritas dan

    model regresi layak untuk dipakai, pada uji autokorelasi model

    regresi tidak terdapat autokorelasi dan model regresi layak untuk

    dipakai, pada uji linieritas atau spesifikasi model adalah model yang

    dipakai linier.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa 98,055 % variasi IHSG

    pada periode 2012.1-2014.12 dapat dijelaskan oleh variabel Inflasi,

    Kurs, dan Tingkat Suku Bunga (BI rate). Sedangkan sisanya

    dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

    Tingkat inflasi, Kurs (nilai tukar rupiah, dan suku bunga (BI

    rate) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap

    IHSG di BEI.

    Setelah melakukan analisis regresi dan pengujian statistik

    dapat disimpulkan variabel Inflasi berpengaruh signifikan terhadap

    IHSG pada tingkat = 0,05 dengan koefisien sebesar 0,6521,

    sedangkan variabel Kurs (nilai tukar rupiah) dan suku bunga BI rate

    tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap inflasi pada tingkat

    = 0,05 dengan koefisien (nilai tukar rupiah) sebesar 0,0008 dan

    koefisien BI rate sebesar 0,0188. Secara individual dari variabel

    Inflasi terdapat pengaruh yang signifikan, sedangkan Kurs (nilai

    tukar rupiah), dan Suku bunga (BI rate ) tidak terdapat pengaruh

    yang signifikan.

  • 10

    4.2 Saran

    Karena variabel makroekonomi terbukti berpengaruh

    terhadap pergerakan harga saham, maka perlu adanya upaya dari

    pemerintah dan otoritas moneter untuk menjaga kestabilan variabel

    makroekonomi tersebut supaya pergerakan harga saham terkendali

    dan sesuai dengan yang diharapkan.

    Pemerintah diharapkan dapat menciptakan iklim investasi

    dalam negeri yang lebih kondusif agar menarik minat investor lokal

    untuk berinvestasi di pasar modal. Hal ini dimaksudkan agar

    proporsi investor lokal dakam pasar modal meningkat supaya potensi

    adanya capital outflow dapat dikurangi.

    Investor diharapkan memperhatikan variabel-variabel

    makroekonomi dalam keputusan investasinya di pasar modal.

    DAFTAR PUSTAKA

    Aniq, miftahul. 2015, pengaruh kurs, inflasi, suku bunga SBI, jumlah uang yang

    beredar dan harga minnyak mentah terhadap jakarta islamic index (JII)

    di bursa efek indonesia periode 2012-2014. Skripsi program studi

    ekonomi islam fakultas ekonomi dan bisnis islam universitas islam negeri

    walisongo semarang.

    _______________. Badan Pusat Statistik. Statistik Indonesia, Berbagai edisi.

    _______________. Bank Indonesia. Laporan Kebijakan Moneter, Berbagai edisi.

    _______________.Bank Indonesia.Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia,

    Berbagai edisi.

    Boediono,1982. Ekonomi Mikro (edisi kedua). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

    Boediono,1982. Ekonomi Makro (edisi keempat). Yogyakarta: BPFE-

    YOGYAKARTA.

    Endri (2008) “analisis factor-faktor yang mempengaruhi inflasi di Indonesia

    tahun 1997-2005

  • 11

    Fery magaline (2006). Melakukan penelitian mengenai “pengaruh tingkat suku

    bunga SBI dan jumlah uang beredar terhadap tingkat inflasi di

    Indonesia tahun1995-2004”

    Gujarati, Damodar, 2003. Ekonometri Dasar, Terjemahan oleh Sumarno Zain.

    Jakarta: Erlangga.

    Hakim, nurul. 2013, pengaruh produk domestik bruto, jumlah uang yang beredar,

    inflasi, current account, financial account, dan harga minyak dunia

    terhadap kurs rupiah perdolar amerika serikat tahun 2002-2012. Skripsi

    jurusan manajemen fakultas ekonomi dan bisnis universitas diponegoro

    semarang.

    Insukindro.1987. Pengantar Ekonomi Moneter, Yogyakarta : BPFE

    Irawan, Ferry.”Kebijakan Moneter, Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi”, 2005.

    Langi, theodores Manuela,2014 ”analisis pengaruh suku bunga BI, jumlah uang

    yang beredar, dan tingkat kurs terhadap tingkat inflasi di Indonesia”.

    Jurnal berkala ilmiah efisiensi vol.14, no.2.

    Mamik Wahjuanto (2010). Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Laju Inflasi.

    Nugroho, primawan wisma. 2012, analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

    inflasi di indonesia periode 2000.1- 2011.4. skripsi jurusan IESP fakultas

    ekonomi dan bisnis UNDIP.

    Nopirin. 2009. Ekonomi Moneter II. Yogyakarta : BPFE.

    Perlambang, heru,2010 “analisis pengaruh jumlah uang beredar, suku bunga SBI,

    nilai tukar terhadap tingkat inflasi”. Media ekonomi vol.19, no.2.

    Prayitno dkk.Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Jumlah Uang Beredar

    di Indonesia Sebelum dan Sesudah Krisis: Sebuah Analisis Ekonometrika

    Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 4, No. 1, Maret 2002.

    saputra, kurniawan. 2013, analisis faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi di

    indonesia 2007-2012. Skripsi jurusan IESP fakultas ekonomi dan bisnis

    universitas diponegoro semarang.

    Sofyan, muhammad.2011, analisis pengaruh pendapatan perkapita, tingkat suu

    bunga, jumlah uang yang beredar (M2) dan inflasi terhadap jumlah

    tabungan di indonesia. Skripsi jurusan manajemen fakultas ekonomi dan

    bisnis universitas islam negeri syarif hidayatullah jakarta.

    Wahyudi, eko. “pengaruh suku bunga BI (BI Rate) dan produk domestik bruto

    (PDB) terhadap laju inflasi di Indonesia periode tahun 2000-2013”.

    Warijiyo perry, 2003. Kebijakan Moneter di Indonesia. PPSK Jakarta.

  • 12

    Witjaksono, Ardian Agung, “Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI,

    Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei

    225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG”, Tesis, Universitas

    Diponegoro Semarang, 2010.

    http://www.pusatmakalah.com/2015/02/makalah-inflasi-di-indonesia.html

    https://id.wikipedia.org/wiki/Rupiah

    https://www.academia.edu/8816398/Data_Jumlah_Uang_Beredar_JUB_Inflasi_d

    an_Kurs_Periode_Tahun_1983-2012

    http://berilmu.com/blog/sejarah-nilai-tukar-rupiah-dari-tahun-ke-tahun/

    http://www.pusatmakalah.com/2015/02/makalah-inflasi-di-indonesia.htmlhttps://id.wikipedia.org/wiki/Rupiahhttps://www.academia.edu/8816398/Data_Jumlah_Uang_Beredar_JUB_Inflasi_dan_Kurs_Periode_Tahun_1983-2012https://www.academia.edu/8816398/Data_Jumlah_Uang_Beredar_JUB_Inflasi_dan_Kurs_Periode_Tahun_1983-2012http://berilmu.com/blog/sejarah-nilai-tukar-rupiah-dari-tahun-ke-tahun/