analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas …eprints.ums.ac.id/51800/11/naspub riska.pdf ·...

16
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Auditor BPKP Perwakilan Jawa Tengah) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh: RISKA KHOISAROH B 200 130 285 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Upload: vuduong

Post on 26-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS

AUDIT

(Studi Empiris Pada Auditor BPKP Perwakilan Jawa Tengah)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:

RISKA KHOISAROH

B 200 130 285

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

ii

iii

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS

AUDIT

(Studi Empiris Pada Auditor BPKP Perwakilan Jawa Tengah)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

kualitas audit yang dilaksanakan pada auditor BPKP perwakilan Jawa Tengah.

Variabel independen dalam peneloitian ini adalah independensi, integritas,

objektifitas, pengalaman kerja dan kompetensi. Penelitian ini merupakan penelitian

dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan merupakan data primer.

Responden dalam penelitian ini adalah auditor pada BPKP perwakilan Jawa Tengah.

Sampel dipilih menggunakan convenience sampling dan memperoleh 72 responden.

Metode pengumpulan data yaitu survey dengan menggunakan kuisioner yang

dibagikan responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) independensi tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit, (2) integritas berpengaruh terhadap kualitas

audit, (3) objektifitas berpengaruh terhadap kualitas audit, (4) pengalam kerja tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit dan (5) kompetensi berpengaru terhdap kualitas

audit.

Kata kunci: independensi, integritas, objektifitas, pengalaman kerja dan kompetensi.

Abstract

This research aimed to determine the factors of independency, integrity,

objectivity, work experience, and competency on audit quality auditors in BPKP

representatives of Central Java. The independents variable in this research were the

independency, integrity, objectivity, work experience, and competency. Dependent

variable was the quality of the audit. This research was a quantitative approach. The

data is used primary data. Respondents in this research were auditors in BPKP

representatives of Central Java. The sample is choosen using a convenience

sampling and 72 respondents are used for the sample. The results of this research

shows that (1) independency not effect on audit quality, (2) integrity effect on audit

quality, (3) objectivity effect on audit quality, (4) work experience not effect on audit

quality, and (5) competency effect on audit quality.

Keyword: independency, integrity, objectifity, work experience, competency and audit

quality.

2

1. PENDAHULUAN

Setiap profesi harus mampu membangun kepervayaan masyarakat agar

martabat dan kualitas jasa professionalnya dapat terjaga. Untuk membangun

kepercayaan masyarakat, maka perilaku para professional perlu diatur agar hasil

pekerjaannya dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu dibutuhkan adanya

standar dan aturan etika profesi agar masyarakat dapat meyakini kualitas

pekerjaannya. BPKP adalah organisasi yang diberikan tugas oleh pemerintah untuk

memeriksa transparansi dalam pelaporan dan praktik pengelolaan realisasi anggaran

sektor publik, mengawasi realisasi anggaran daerah yang diperoleh yang

menggunakan anggaran dari pemerintah pusat dan juga bertujuan mengembangkan

aspek-aspek ekonomi yang ada didaerah tersebut. BPKP sebagai auditor internal

pemerintah berperan penting dalam mendorong upaya pemberantasan korupsi.

Auditor BPKP merupakan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang

merupakan salah satu unsur manajemen pemerintah yang penting dalam rangka tata

pemerintahan yang baik. Dalam menjalankan fungsi audit, maka BPKP perlu

didukung oleh kinerja auditornya. Kinerja auditor merupakan tindakan atau

pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun

waktu tertentu.

De Angelo (1981) dalam Badjuri (2012) mendefinisikan kualitas audit

merupakan suatu kemungkinan dimana seorang auditor menemukan serta melaporkan

mengenai adanya suatu pelanggaran yang dilakukan klien dalam sistem akuntansi.

Pelanggaran yang dimaksud adalah ketidaksesuaian antara pernyataan tentang

kejadian ekonomi klien dengan kriteria yang telah ditetapkan. Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan oleh auditor dikatakan

berkualitas apabila memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu.

Independensi auditor merupakan salah satu faktor yang penting untuk menghasilkan

audit yang berkualitas. Karena jika auditor kehilangan independensinya, maka

laporan audit yang dihasilkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada sehingga tidak

dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Auditor tidak hanya

3

berkewajiban mempertahankan sikap mental independen, tetapi juga harus

menghindari hal-hal yang dapat mengakibatkan independensinya diragukan

masyarakat.

Integritas auditor dapat berpengaruh terhadap kualitas audit. Menurut

Sukriah,dkk (2009) dalam Parasayu dan Rohman (2014) menyatakan bahwa

integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat

yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan prinsip. Dengan integritas yang

tinggi, maka auditor dapat meningkatkan kualitas hasil auditnya (Pusdiklatwas

BPKP, 2008) dalam Parasayu dan Rohman (2014). Auditor harus senantiasa menjaga

integritas yang dimilikinya dalam melaksanakan pekerjaan audit. Sikap integritas

auditor diperlukan karena berkaitan dengan kualitas audit yang dihasilkan. Dengan

adanya integritas yang tinggi yang diiringi dengan meningkatnya kualitas audit,

tentunya akan dapat meningkatkan kepercayaan dari public terhadap pemerintahan.

Karena, dengan adannya kualitas audit yang tinggi akan mendukung kelancaran

dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan.

Faktor ketiga yang dapat mempengaruhi kualitas audit yaitu obyektivitas.

Menurut Peraturan Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia Nomor 01

Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, bersikap obyektif

merupakan cara berpikir yang tidak berpihak, jujur secara intelektual, dan bebas dari

benturan kepentingan. Mabruri dan Winarna (2010) dalam Ariani dan Badera (2015)

menyatakan semakin tinggi obyektivitas auditor, maka semakin baik kualitas hasil

pemeriksaan. Kualitas audit merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam

menilai kinerja auditor internal. Sehingga, dengan tingginya sikap obyektivitas

auditor maka kualitas hasil pemeriksaan akan semakin baik, kualitas audit yang baik

mencerminkan kinerja yang baik pula. Ayuningtyas dan Pamudji (2012) dalam

Arianti, Sujana dan Putra (2014) berdasarkan hasil penelitianya menunjukan bahwa

obyektivitas berpengaruh siginifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

Seorang auditor profesional harus mempunyai pengalaman yang cukup

tentang tugas dan tanggung jawabnya. Pengalaman auditor akan menjadi bahan

4

pertimbangan yang baik dalam mengambil keputusan dalam tugasnya. Menurut

Wandita, Yuniarta dan Darmawan (2014) pengalaman kerja juga memberikan

dampak untuk setiap keputusan yang akan diambil dalam melaksanakan audit

sehingga diharapkan setiap keputusan yang akan diambil merupakan keputusan yang

tepat. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki auditor

maka auditor akan semakin baik pula kualitas audit yang. Pengalaman kerja

seseorang menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang pernah dilakukan seseorang dan

memberikan peluang yang besar bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang

lebih baik. Semakin luas pengalaman kerja seseorang, semakin trampil melakukan

pekerjaan dan semakin sempurna pola berpikir dan sikap dalam bertindak untuk

mencapai tujuan. Auditor yang tidak berpengalaman akan melakukan atribusi

kesalahan lebih besar dibandingkan dengan auditor yang berpengalaman, sehingga

dapat mempengaruhi kualitas.

Dalam meningkatkan kualitas audit, seorang auditor sangat bergantung pada

tingkat kompetensinya. Prihartini, Sulindawati dan Darmawan (2015)

mengungkapkan bahwa kompetensi auditor merupakan kemampuan auditor untuk

mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya dalam melakukan

audit sehingga auditor dapat melakukan audit dengan teliti, cermat, intuitif, dan

obyektif. Hal ini berarti semakin tinggi kompetensi seorang auditor internal, maka

akan menghasilkan kualitas audit yang semakin baik. Seorang auditor yang memiliki

tingkat pendidikan yang tinggi, wawasan yang luas serta sering mengikuti pelatihan-

pelatihan selama menjadi auditor merupakan dasar yang digunakan dalam melakukan

audit untuk mencapai kualitas audit yang baik.

2. METODE

2.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua auditor yang bekerja pada Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) perwakilan Jawa Tengah. Pada

penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan convenience sampling yaitu

5

semua auditor yang bekerja pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

(BPKP) perwakilan Jawa Tengah yang bersedia memberikan informasinya.

2.2 Kualitas Audit (Variabel Dependen)

Kualitas audit merupakan probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan

melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi pemerintah dengan berpedoman pada

standar akuntansi dan standar audit yang telah ditetapkan. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh Sukriah, Akram dan Inapty (2009) dalam Quenna dan Rohman

(2012) kualitas audit ini ditunjukkan dengan indikator kesesuaian pemeriksaan

dengan standar audit dan kualitas laporan hasil pemeriksaan. Persepsi responden

terhadap indicatortersebut diukur dengan 5 point skala likert, 1) Sangat tidak setuju,

2) Tidak setuju,3) Netral, 4) Setuju, 5) Sangat Setuju.

2.3 Independensi (Variabel Independen)

Independensi merupakan proses penyusunan program yang bebas dari campur

tangan dan pengaruh baik dari pimpinan maupun pihak lain. Auditor yang

independen dalam melaksanakan pemeriksaan akan bebas dari usaha manajerial

dalam menentukan kegiatan, mampu bekerjasama dan tidak mementingkan

kepentingan pribadi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukriah, Akram dan

Inapty (2009) dalam Quenna dan Rohman (2012), maka indikator yang digunakan

untuk mengukur independensi adalah independensi penyusunan program,

independensi pelaksaan pekerjaan dan independensi pelaporan. Persepsi responden

terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala likert, 1) Sangat tidak setuju,

2) Tidak setuju, 3) Netral, 4) Setuju, 5) Sangat Setuju.

2.4 Integritas (Variabel Independen)

Integritas merupakan sikap jujur, berani, bijaksana dan tanggung jawab auditor

dalam melaksanakan audit. Auditor dituntut untuk jujur dengan taat pada peraturan,

tidak menambah atau mengurangi fakta dan tidak menerima segala sesuatu dalam

bentuk apapun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukriah, Akram dan

Inapty (2009) dalam Quenna dan Rohman (2012) indikator yang digunakan untuk

mengukur integritas adalah kejujuran auditor, sikap bijaksana auditor, dan tanggung

6

jawab auditor. Persepsi responden terhadap indicator tersebut diukur dengan 5 point

skala likert, 1) Sangat tidak setuju, 2) Tidak setuju, 3) Netral, 4) Setuju, 5) Sangat

Setuju.

2.5 Objektifitas (Variabel Independen)

Obyektifitas merupakan sikap auditor untuk dapat bertindak adil, tidak

terpengaruh oleh hubungan kerjasama dan tidak memihak kepentingan siapapun

sehingga auditor dapat diandalkan dan dipercaya. Auditor harus dapat

mengungkapkan kondisi sesuai fakta yaitu dengan mengemukakan pendapat apa

adanya, tidak mencari-cari kesalahan, mempertahankan kriteria dan menggunakan

pikiran yang logis. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukriah, Akram dan

Inapty (2009) dalam Precilia dan Rohman (2012) indikator yang digunakan untuk

mengukur obyektifitas yaitu bebas dari benturan kepentingan dan pengungkapan

kondisi sesuai fakta. Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5

point skala likert, 1) Sangat tidak setuju, 2) Tidak setuju, 3) Netral, 4) Setuju, 5)

Sangat Setuju.

2.6 Pengalaman Kerja (Variabel Independen)

Pengalaman kerja auditor merupakan sikap auditor yang semakin lama menjadi

auditor akan membuat auditor memiliki kemampuan untuk memperoleh informasi

yang relevan, mendeteksi kesalahan dan mencari penyebab munculnya kesalahan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukriah, Akram dan Inapty (2009) dalam

Quenna dan Rohman (2012) pengalaman auditor diukur dengan indikator lamanya

bekerja sebagai auditor, dan banyaknya tugas pemeriksaan yang telah dilakukan.

Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala likert, 1)

Sangat tidak setuju, 2) Tidak setuju, 3) Netral, 4) Setuju, 5) Sangat Setuju.

2.7 Kompetensi (Variabel Independen)

Kompetensi dalam pengauditan merupakan pengetahuan, keahlian, dan

pengalaman yang dibutuhkan auditor untuk dapat melakukan audit secara objektif,

cermat dan seksama. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukriah, dkk (2009)

dalam Ayuningtyas dan Pamudji (2012) Indikator yang digunakan untuk mengukur

7

kompetensi dalam penelitian ini adalah mutu personal, pengetahuan umum dan

keahlian khusus. Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5

point skala likert, 1) Sangat tidak setuju, 2) Tidak setuju, 3) Netral, 4) Setuju, 5)

Sangat Setuju.

2.8 Metode Analisis Data

Digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat. Analisis ini digunakan untuk menjawab bagaimana pengaruh

pengalaman kerja, independensi, obyektifitas, integritas dan kompetensi terhadap

kualitas audit kantor BPKP perwakilan Propinsi Jawa tengah.Sehingga analisis

regresi linear berganda yang digunakan dapat dirumuskan sebagai berikut:

KA =α+β1ID + β2IT + β3OB + β4PK + β5KP+€

Keterangan:

KA = Kualitas Audit

α = Intersep Model

β1β2β3β4β5β6 = Koefisien Regresi

ID = Independensi

IT = Integritas

OB = Objektifitas

PK = PengalamanKerja

KP = Kompetensi

e = Error

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Uji Asumsi Klasik

Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,594, yang

berarti lebih besar dari 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa seluruh data berdistribusi

normal. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa seluruh variabel independen

memiliki VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10 sehingga dapat

8

disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi

multikolinearitas. Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan P > 0,05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit

Dalam penelitian ini independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 1,098 > ttabel sebesar 1,997 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,276 > p-value sebesar 0,05, sehingga H1 ditolak yang

artinya bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini

dikarenakan masih adanya campur tangan dari pimpinan/inspektur untuk

menentukan, mengeliminasi atau memodifikasi bagian-bagian tertentu yang akan

diperiksa serta terdapat intervensi atas prosedur yang dipilih oleh auditor.

3.2.2 Pengaruh Integritas terhadap Kualitas Audit

Dalam penelitian integritas berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 2,608 > ttabel sebesar 1,997 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,011 < p-value sebesar 0,05 sehingga H2 diterima yang artinya

bahwa integritas berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini membuktikan bahwa

kualitas audit akan meningkat. Karena integritas berkaitan dengan kejujuran,

keberanian, sikap bijaksana, dan tanggung jawab auditor. Dengan diungkapkannya

kebenaran dari suatu audit akan menunjukan kualitas audit yang baik.

3.2.3 Pengaruh Objektifitas terhadap Kualitas Audit

Dalam penelitian ini objektifitas berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa thitung sebesar 3,141 > ttabel sebesar 1,997 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,003 < p-value sebesar 0,05, sehingga H3 diterima yang

artinya bahwa objektifitas berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini membuktikan

bahwa auditor professional dalam melaksanakan pekerjaan dengan didukung dengan

adanya sikap obyektifitas akan dapat meningkatkan kualitas audit. Obyektivitas

dalam hal ini yaitu bebas dari benturan kepentingan, dan pengungkapan kondisi

sesuai fakta.

9

3.2.4 Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit

Dalam penelitian ini pengalaman kerja tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 0,170 < ttabel sebesar 1,997

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,866 > p-value sebesar 0,05, sehingga H4 ditolak

yang artinya bahwa pengalaman kerja tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal

ini bisa disebabkan auditor yang berpengalaman memiliki tingkat kejenuhan yang

lebih tinggi pada saat melakukan audit dari pada auditor yang tidak berpengalaman

yang menyebabkan ketidaktelitian dalam melaksanakan audit.

3.2.5 Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit

Dalam penelitian ini kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa thitung sebesar 2,586 > ttabel sebesar 1,997 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,012 < p-value sebesar 0,05, sehingga H5 diterima yang

artinya bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini disebabkan

ketika kompetensi auditor semakin baik dan mendalam, maka akan memberikan

pengaruh pada kulitas hasil audit dan semakin meningkatkan kinerja auditor itu

sendiri.

4. PENUTUP

4.1 Simpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap

kualitas audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integritas berpengaruh terhadap

kualitas audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa objektifitas berpengaruh terhadap

kualitas audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman kerja tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit.

4.2 Keterbatasan

a. Dalam penelitian ini faktor yang diduga berpengaruh terhadap kualitas audit hanya

5 (lima) variabel saja yaitu independensi, integritas, objektifitas, pengalaman kerja

dan kompetensi.

10

b. Banyaknya kuesioner yang tidak kembali yaitu sekitar 40%, kemungkinan besar

memiliki pengaruh dalam hal hasil yang diperoleh terhadap pengungkapan kualitas

audit.

4.4 Implikasi dan Saran

Berdasarkan simpulan dan keterbatasan di atas, ada beberapa saran yang dapat

digunakan untuk penelitian selanjutnya:

a. Sampel (responden) dalam penelitian ini sangat terbatas karena jumlah dan

lingkup area tidak begitu luas atau hanya terbatas pada auditor yang bekerja pada

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) perwakilan Jawa

Tengah, sehingga relatif tidak bisa digeneralisasi untuk populasi yang lebih luas

selain auditor BPKP perwakilan Jawa Tengah. Penelitian mendatang dapat

menggunakan sampel secara lebih luas agar diperoleh hasil penelitian yang lebih

baik, lebih bisa digeneralisasi, bisa memberikan gambaran yang lebih riil tentang

kualitas auditor.

b. Diperlukan pendekatan kualitatif untuk memperkuat kesimpulan karena instrumen

penelitian rentan terhadap persepsi responden yang tidak menggambarkan keadaan

yang sebenarnya dalam diri masing-masing. Pendekatan ini bisa dilakukan dengan

observasi atau pengamatan langsung ke dalam obyek yang dijadikan lokasi

penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Ariani dan Badera. 2015. “Pengaruh Integritas, Obyektifitas, Kerahasiaan, dan

Kompetensi pada Kinerja Auditor Inspektorat Kota Denpasar”. E-jurnal

Akuntamsi Universitas Udayana 10 (1).

Arianti,dkk. 2014. “Pengaruh Integritas, Obyektifitas, dan Akuntabilitas Terhadap

Kualitas Audit di Pemerintah Daerah Studi Pada Inspektorat Kabupaten

Bulelelng”. E-jurnal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi

S1. 2 (1).

11

Ayuningtyas dan Pamudji. 2012. “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi,

Objektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Audit Pada

Auditor Inspektorat Kota/Kabupaten di Jawa Tengah”. Diponegoro Journal Of

Accounting 1 (2):1-10

Badjuri Achmad. 2012. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil

Pemeriksaan Audit Sektor Publik Studi Empiris pada BPKP Perwakilan Jawa

Tengah”. Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan 1 (2):120-135

Furiadi, Olivia dan Ratnawati. 2015. “The Effect of Work Experiences, Competency,

Motivation, Accountability and Obyektiviy Towards Audit Quality”. Procedia-

Social and Behavioral Science 211(2015)328-335

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program

SPSS.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hai Phan Thanh. 2016. “ The Research of Factors Affecting the Quality of Audit

Activities Empirical Evidence in Vietnam”. International Journal of Bussines

and Management. 11 (3).

Lestari,dkk. 2015. “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit BPK

RI Perwakilan Provinsi Bali”. E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan

Ganesha Jurusan Akuntansi S1. 3 (1).

Mabruri dan Winarna. 2010. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas

Hasil Audit di Lingkungan Pemerintah Daerah”. Simposium Nasional

Akuntansi XIII Purwokerto

Mustikawati. 2013. “Pengaruh Etika Professional, Akuntabilitas, Kompetensi dan

Due Profesional Care Terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Ilmu dan Riset

Akuntansi 2 (12).

Parasayu dan Rohman. 2014. “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Kualias

Hasil Audit Internal Studi Persepsi Aparat Intern Pemerintah Kota Surakarta

dan Kabupaten Boyolali”. Diponegoro Journal of Accounting 3 (2):1-10.

Prihartini,dkk. 2015. “Pengaruh Kompetensi, Independensi, Obyektivitas, Integritas,

dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit di Pemerintah Daerah Studi Empiris

pada 5 kantor Inspektorat Propinsi Bali”.E-Journal S1 Ak Universitas

Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi 3 (1).

12

Queena dan Rohman. 2012. “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas

Audit Aparat Inspektorat Kota/Kabupaten di Jawa Tengah”. Diponegoro

Journal of Accounting 1 (2):1-12.

Salsabila dan Prayudiawan. 2011. Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan Audit Dan

Gender Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal(Studi Empiris Pada

Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta). Jurnal Telaah & Riset

Akuntansi.Vol. 4. No. 1 : 155 – 175

Samsi dan Suryono 2013. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Dan

Kompetensi Terhadap Kualitas Audit: Etika Auditor Sebagai Variabel

Pemoderasi. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi.Volume 1 (2): 207-226

Sulastaningsih dan Susilo. 2015. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kualitas Hasil Pemeriksaan Studi di Inspektorat Kabupaten Wonosobo”. Jurnal

Kajian Bisnis 23 (2):93-103

Suyono. 2012. The Effects of Independence, Experience, and Accountability to the

Audit Quality. Lecturer at Department of Accounting, Faculty of Economics

and Business, University of Jenderal Soedirman, Purwokerto, Indonesia.

Syahputra dan Arfan. 2011. “Pengaruh Kompetensi, Independensi, Pengalaman dan

Integritas Terhadap Kualitas Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Studi

Pada Inspektorat Kabupaten Bireuen”. Jurnal Magister Akuntansi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 49-56

Wandita,dkk. 2014. “Pengaruh Pengetahuan, Pengalaman Kerja Audit, dan

Akuntabilitas Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal”. e-Journal S1 Ak

Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi 2 (1)

Yunus, Suhendra dan Riswan. 2012. “Pengaruh Pengalaman Kerja dan Kompetensi

Auditor Terhadap Kualitas Hasil Pemriksaan Studi Kasus pada Kantor BPKP

Bandar Lampung”. Jurnal Akutansi dan Keuangan 3 (1):69-82

Auditors Scepticism as a Moderating Variable”. Procedia-Sosial and Behavioral

Science 828-832