analisis faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi

13
AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI MARITIM DAN LAINNYA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI PRODUKSI BENIH IKAN PATIN (STUDI KASUS PANDAWA LIMA FISHERIES FARM BOGOR) Dr.Lilis Imamah Ichdayati, Adam Purnama, SP 1 Lilis Imamah Ichdayati, Fak Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2 Adam Purnama, Fak Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Abstrak Ikan Patin merupakan salah satu komoditas unggulan air tawar yang mudah dibudidayakan serta memiliki nilai ekonomis tinggi. Usaha pembenihan patin sangat menguntungkan namun ketersediaan benih yang dihasilkan belum mencukupi kebutuhan permintaan usaha pembesaran ikan patin. Produktifitas benih patin dapat ditingkatkan dengan meningkatkan efisiensi usaha. Tujuan penelitian : (1) mengetahui faktor apa sajakah yang mempengaruhi produksi benih ikan patin, (2) mengetahui elastisitas produksi benih ikan patin dan (3) mengetahui tingkat efisiensi teknis usaha benih ikan patin. Penelitian dilakukan di Pandawa Lima Fisheries farm Bogor pada bulan Desember 2014. Data laporan produksi benih selama 30 siklus di analisis dengan fungsi produksi Cobb-Douglas melalui pendekatan stochastic frontier. Parameter dugaan diperoleh dengan menggunakan metode MLE(maximum likelihood estimated). Keuntungan usaha menggunakan metode analisis pendapatan dan R/C ratio. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi benih ikan patin adalah larva patin, cacing sutera, berat induk dan tenaga kerja. Seluruh variabel berpengaruh secara nyata terhadap produksi benih patin dan memiliki pengaruh yang positif kecuali cacing sutera. Nilai skala usaha berada pada posisi decreasing return to scale karena elastisitas produksi berada dibawah satu.kondisi ini menunjukkan penambahan jumlah input akan menghasilkan tambahan output yang lebih kecil dari tambahan input. Tingkat efisiensi teknis yang dicapai sebesar 66 % dari frontier produksi benih, masih dapat ditingkatkan sebesar 34 % melalui perbaikan faktor-faktor in-efisiensinya. Faktor-faktor in-efisiensi yang berpengaruh terhadap pembenihan ikan patin adalah survival rate, jumlah induk, rata-rata umur pekerja dan rata-rata pengalaman pekerja. Pendapatan usaha pembenihan ikan patin adalah Rp. 851.343,75/siklus dan R/C sebesar 1,12 menunjukkan usaha pembenihan ikan patin menguntungkan untuk diusahakan. Kata kunci : fungsi produksi Cobb-Douglas, efisiensi teknis, in-efisiensi teknis, return to scale

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI MARITIM DAN LAINNYA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI PRODUKSI BENIH IKAN PATIN

(STUDI KASUS PANDAWA LIMA FISHERIES FARM BOGOR)

Dr.Lilis Imamah Ichdayati, Adam Purnama, SP 1Lilis Imamah Ichdayati, Fak Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2Adam Purnama, Fak Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Abstrak

Ikan Patin merupakan salah satu komoditas unggulan air tawar yang mudah

dibudidayakan serta memiliki nilai ekonomis tinggi. Usaha pembenihan patin sangat

menguntungkan namun ketersediaan benih yang dihasilkan belum mencukupi kebutuhan

permintaan usaha pembesaran ikan patin. Produktifitas benih patin dapat ditingkatkan dengan

meningkatkan efisiensi usaha. Tujuan penelitian : (1) mengetahui faktor apa sajakah yang

mempengaruhi produksi benih ikan patin, (2) mengetahui elastisitas produksi benih ikan patin

dan (3) mengetahui tingkat efisiensi teknis usaha benih ikan patin. Penelitian dilakukan di

Pandawa Lima Fisheries farm Bogor pada bulan Desember 2014. Data laporan produksi benih

selama 30 siklus di analisis dengan fungsi produksi Cobb-Douglas melalui pendekatan

stochastic frontier. Parameter dugaan diperoleh dengan menggunakan metode MLE(maximum

likelihood estimated). Keuntungan usaha menggunakan metode analisis pendapatan dan R/C

ratio.

Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi

benih ikan patin adalah larva patin, cacing sutera, berat induk dan tenaga kerja. Seluruh

variabel berpengaruh secara nyata terhadap produksi benih patin dan memiliki pengaruh yang

positif kecuali cacing sutera. Nilai skala usaha berada pada posisi decreasing return to scale

karena elastisitas produksi berada dibawah satu.kondisi ini menunjukkan penambahan jumlah

input akan menghasilkan tambahan output yang lebih kecil dari tambahan input. Tingkat

efisiensi teknis yang dicapai sebesar 66 % dari frontier produksi benih, masih dapat ditingkatkan

sebesar 34 % melalui perbaikan faktor-faktor in-efisiensinya. Faktor-faktor in-efisiensi yang

berpengaruh terhadap pembenihan ikan patin adalah survival rate, jumlah induk, rata-rata umur

pekerja dan rata-rata pengalaman pekerja. Pendapatan usaha pembenihan ikan patin adalah

Rp. 851.343,75/siklus dan R/C sebesar 1,12 menunjukkan usaha pembenihan ikan patin

menguntungkan untuk diusahakan.

Kata kunci : fungsi produksi Cobb-Douglas, efisiensi teknis, in-efisiensi teknis, return to scale

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI

1. PENDAHULUAN Ikan patin merupakan komoditas yang

bernilai ekonomi tinggi karena memiliki harga jual yang tinggi serta dibutuhkan oleh masyarakat secara terus menerus. Usaha budidaya patin memiliki risiko yang lebih ringan dibandingkan budidaya ikan air tawar lainnya. Sebagaimana Puspita dan Wiryono (2014) yang menyatakan bahwa salah satu bisnis perikanan unggulan di Indonesia adalah ikan patin. Ikan ini digadang-gadang menjadi salah satu komoditas ekspor jenis ikan air tawar selain ikan bandeng, ikan mas dan ikan kakap. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan produksi ikan patin dalam negeri setiap tahunnya.

Dalam laporan tahunan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Nasional (2014) menyatakan bahwa produksi ikan patin dalam negeri pada tahun 2009 mencapai 109.685 ton. Pada tahun 2013 produksi ikan patin meningkat secara signifikan hingga mencapai 972.778 ton dan memiliki nilai presentase kenaikan rata-rata produksi sebesar 95,57 % setiap tahunnya.

Usaha perikanan budidaya patin, khususnya pembenihan ikan patin memiliki potensi cukup besar. Saat ini sudah banyak pembudidaya yang menggeluti usaha patin, bandeng, kakap dan ikan mas. Pebisnis budidaya patin tersebut. salah satunya adalah Pandawa Lima Fisheries Farm yang terletak di Kabupaten Bogor.

Pandawa Lima Fisheries Farm memilih untuk mengembangkan jenis usaha pembenihan ikan patin. Hal ini dikarenakan jangka waktu pemanenan pembenihan ikan patin lebih cepat dibandingkan dengan usaha budidaya pembesarannya, sehingga pendapatan yang diperoleh dari pembenihan lebih cepat dibandingkan dengan melakukan pembesaran ikan patin. Pandawa Lima Fisheries Farm belum dapat memproduksi benih ikan patin secara massal, dikarenakan jumlah produksi yang dihasilkan cenderung naik turun atau fluktuatif, sehingga penjualan benih ikan patin kepada kepada konsumen masih sangat terbatas. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan mengalami perkembangan

yang lambat dan akan tertinggal oleh perusahaan lain. Perkembangan produksi serta pendapatan usahatani benih patin di Pandawa Lima Fisheries Farm Bogor yang fluktuatif dapat ditingkatkan efisiensi teknisnya. Hal ini didukung potensi tingkat konsumsi ikan di Jawa Barat yang selalu meningkat dalam 3 tahun terakhir ini.

Konsumen di daerah Jawa Barat menjadi tujuan utama Pandawa Lima Fisheries Farm dalam mendistribusikan benih patin. Berdasarkan survei BPS (2015), tingkat konsumsi ikan di Jawa Barat mencapai 23 kg/kapita di tahun 2012. Kemudian tingkat konsumsi ikan meningkat menjadi 24 kg/kapita pada tahun 2013. Selanjutnya, tingkat konsumsi ikan di Jawa Barat meningkat hingga mencapai 27,5 kg/kapita.

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi benih ikan patin,

(2) Mengetahui elastisitas produksi benih ikan patin dan

(3) Mengetahui tingkat efisiensi teknis usaha benih ikan patin

2. TINJAUAN PUSTAKA

Budidaya Benih Ikan Patin Mahyuddin (2010) menyatakan bahwa

pembenihan adalah suatu kegiatan pemeliharaan ikan yang bertujuan untuk menghasilkan larva atau benih berukuran satu inci per ekor. Benih yang dihasilkan dapat dipelihara lebih lanjut pada kegiatan pendederan atau dijual apabila adanya permintaan terhadap konsumen. Pusluh (2011) menyatakan bahwa kegiatan pembenihan merupakan awal dari kegiatan budidaya. Kegiatan pembenihan meliputi seleksi induk, pemijahan, pemeliharaan larva, penetasan telur dan panen benih. Semua kegiatan tersebut sangat berpengaruh terhadap benih yang dihasilkan.

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI

Teori Usahatani

Bachtiar Rivai dalam Hernanto (1989) menyatakan bahwa usahatani sebagai organisasi dalam alam, kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian. Organisasi tersebut ketata -laksanaannya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh seseorang atau sekumpulan orang, segolongan sosial, baik yang terikat genologis, politis maupun teritorial sebagai pengelolanya. Ilmu usahatani berupaya mempelajari tritunggal manusia petani, lahan dan tanaman/hewan, Hernanto (1989) juga menyatakan bahwa usahatani umumnya dilaksanakan pada areal yang sempit dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Petani cukup puas apabila tujuan tersebut tercapai, namun celakanya tujuan yang sederhana tersebut kebanyakan belum dapat dicapai oleh petani.

Soekartawi (2006) menjelaskan bahwa biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usahatani. Biaya usahatani biasanya dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Pada umumnya, biaya tetap didefiniskan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Disisi lain, biaya tidak tetap atau biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, sehingga dalam menentukan nilai biaya usahatani adalah dengan mengakumulasikan total biaya tetap dan variabel.

Konsep Dasar Ekonomi Produksi

Masyhuri (2007) menyatakan bahwa besar kecilnya output (Y) tergantung kepada besar kecilnya input (X). Namun, pada titik tertentu saat produksi mencapai maksimum penambahan input justru akan mengurangi output, dikarenakan terjadi penurunan produktivitas yaitu kemampuan untuk produksi. Produksi terbagi menjadi 3 bagian yaitu produksi total (Total Product, TP), produksi rata-rata (Average Product,

AP) dan produksi marginal (Marginal Product, MP).

Menurut Rasul dkk (2013) produksi total merupakan keseluruhan produksi yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi. Produksi marginal adalah perubahan produksi total sebagai akibat dari perubahan jumlah faktor produksi yang digunakan, sedangkan produksi rata-rata adalah produksi yang dihasilkan pada setiap faktor produksi atau produksi total dibagi dengan satuan faktor produksi. Untuk mengukur tingkat produktivitas dari suatu proses produksi dapat dilihat dari dua tolak ukur, yaitu produk marginal (PM) dan produk rata-rata (PR).

Selanjutnya dijelaskan Masyhuri (2007) bahwa sifat tambahan produk (produk marjinal) yang dihasilkan atas input yang digunakan biasanya dibagi menjadi 3 bagian yaitu increasing, decreasing dan constant. Sifat tambahan produk disebut juga skala pengembalian usaha (Return To Scale), dimana skala usaha tersebut menggambarkan respon dari suatu output terhadap perubahan proporsional dari input. Nilai skala usaha dapat dilihat dengan menjumlahkan nilai total koefisien (Sbi) dari fungsi produksi Cobb-Douglas. Nilai total koefisien tersebut menunjukan nilai skala usaha (Return To Scale).

Soekartawi (2003) menyatakan bahwa fungsi produksi adalah hubungan fisik antara variabel yang dijelaskan (Y) dan variabel yang menjelaskan (X). Variabel yang dijelaskan biasanya berupa output dan variabel yang Menjelaskan berupa input. Sejalan dengan Masyhuri (2007) bahwa dalam ekonomi produksi bahasan yang paling penting adalah fungsi produksi. Selanjutnya Soekartawi (2003) menyatakan bahwa fungsi Cobb-Douglas adalah suatu persamaan yang melibatkan dua variabel atau lebih, dimana variabel yang satu disebut dengan variabel dependen yang dijelaskan (Y) dan yang lain disebut variabel independen yang menjelaskan (X). Penyelesaian hubungan antara Y dan X biasanya dengan cara meregresikan dimana variasi Y akan dipengaruhi oleh variasi dari X. Dengan demikian, kaidah-

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI

kaidah pada garis regresi juga berlaku dalam penyelesaian fungsi Cobb-Douglas.

Konsep Efisiensi

Menurut O’Sullivan dan Sheffrin (2005) bahwa efisiensi dalam ilmu ekonomi digunakan untuk merujuk pada sejumlah konsep yang terkait pada kegunaan pemaksimalan serta pemanfaatan seluruh sumber daya dalam proses produksi barang dan jasa. Soekartawi (2006) juga menyatakan bahwa efisiensi usahatani dapat diukur dengan cara menghitung efisiensi teknis, efisiensi harga dan efisiensi ekonomis. Millers dan Meiners (2000) menjelaskan masing-masing efisiensi sebagai berikut: 1. Efisiensi Teknis

Efisiensi teknis mencakup tentang hubungan antara input dan output. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisiensi secara teknis jika produksi dengan output terbesar yang menggunakan kombinasi beberapa input saja. 2. Efisiensi Alokatif

Efisiensi alokatif menerangkan tentang hubungan biaya dan output. Efisiensi alokatif tercapai jika suatu perusahaan mampu memaksimalkan keuntungan dengan menyamakan nilai produksi marjinal setiap faktor produksi dengan harganya. 3. Efisiensi Ekonomi

Efisiensi ekonomi merupakan hasil kali antara efisiensi teknis dengan efisiensi harga dari seluruh faktor input. Efisiensi ekonomi akan tercapai apabila efisiensi teknis dan efisiensi alokatif terpenuhi. Maka produktivitas usaha pertanian akan tercapai jika petani mampu mengalokasikan faktor produksi secara efisiensi teknis dan efisiensi harga.

Hubungan antara efisiensi teknis, alokatif dan ekonomi dapat diketahui melalui kurva isoquant dan isocost. Menurut Faried (1991) dan Beattie (1994) bahwa kurva isoquant merupakan suatu kurva yang menunjukkan kombinasi semua factor yang menghasilkan output tertentu. Kurva isocost menunjukkan kombinasi factor produksi yang dapat dibeli dengan tingkat

pengeluaran tertentu. Kedua kurva tersebut sebagaimana terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kurva isoquant dan isocost

dengan pendekatan input

(Witono,1999)

Kurva isoquant SS’ menunjukkan

kombnasi optimum input X1 dan X2 untuk

menghasilkan output tertentu. Kurva isocost

AA’ menghubungkan titik-titik kombinasi

penggunaan input X1 dan X2 sebesar biaya

modal yang tersedia. Titik Q adalah titik

yang efisien secara teknis berada pada

kurva SS’. Jarak QP menunjukkan in-

efisiensi teknis, sehingga sejumlah factor

produksi sepanjang garis tersebut dapat

dikurangi tanpa mengurangi jumlah

produksi yang dihasilkan. Jarak RQ

merupakan in-efisiensi alokatif, yang

menunjukkan biaya yang dapat dikurangi

untuk mencapaiefisiensi alokatif. Efisiensi

ekonomi pada titik Q’merupakan perpaduan

efisiensi teknis dan efisiensi alokatif.

Sehingga garis QQ’ merupakan kurva

isoquant berada pada efisien secara penuh.

Kerangka Pemikiran

Pandawa Lima Fisheries Farm merupakan usahatani yang memiliki basis di sektor perikanan, tepatnya pada komoditi ikan patin. Produksi ikan patin yang dihasilkan hanya berpusat pada sistem pembenihan. Panen yang dihasilkan pada pembenihan patin memiliki jangka waktu

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI

yang lebih cepat dibandingkan pembesaran ikan patin. Rata-rata benih patin dapat dipanen dalam kurun waktu 20 hingga 25 hari tergantung dari ukuran yang ingin dihasilkan, sedangkan untuk pembesaran ikan patin dapat dipanen dalam kurun waktu budidaya cukup lama sekitar 4 6 bulan. Berdasarkan hal tersebut, Pandawa Lima Fisheries Farm lebih memilih memproduksi benih patin dibandingkan dengan pembesarannya .

Nilai ekonomi yang tinggi membuat komoditi ikan patin banyak diminati oleh masyarakat, terutama benih patin yang digunakan dalam pembesaran ikan patin. Para konsumen yang berkeinginan memiliki usaha pembesaran ikan patin tentunya akan membutuhkan benih patin yang banyak, sehingga tingkat permintaan benih patin akan mengalami peningkatan. Namun, kemampuan memproduksi benih patin belum dapat memenuhi permintan benih ikan patin. Produksi benih patin yang dihasilkan Pandawa Lima Fisheries Farm rata-rata masih berkisar ratusan ribu ekor per bulannya. Perusahaan berkeinginan untuk meningkatkan produksi benih patin menjadi maksimum guna memenuhi tingkat permintaan benih patin dan meningkatkan penjualan benih patin, sehingga menghasilkan keuntungan yang maksimum.

Faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap tingkat produksi benih patin diduga dengan menggunakan model fungsi produksi Cobb-Douglas melalui metode Stochastic Frontier, untuk melihat pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap produksi benih patin. Analisis fungsi produksi Cobb-Douglas dilakukan dua tahap yaitu mencari parameter dugaan variabel yang berpengaruh terhadap produksi benih patin dan terhadap in-efisiensi teknis usaha benih patin. Model fungsi produksi Cobb-Douglas juga dapat menunjukan nilai elastisitas produksi dan skala usaha usahatani berdasarkan nilai koefisien regresi yang dihasilkan melalui pendugaan pada model tersebut. Tingkat keuntungan usahatani menggunakan analisis pendapatan usaha dan R/C rasio.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di usaha produksi pembenihan ikan patin, yaitu Pandawa Lima Fisheries Farm yang berlokasi di Kampung Mangga Dua RT/RW 03/01, No 2 Desa Suka Damai Kab. Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2014.

Desain Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. melalui kuisioner yang telah disiapkan untuk mengetahui karateristik perusahaan, penggunaan input, serta faktor-faktor produksi yang mempengaruhi pembenihan ikan patin, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan produksi Pandawa

Lima Fisheries Farm untuk setiap siklus secara deret waktu (Time Series) dari bulan Juli 2012 - Desember 2014. Data yang digunakan dalam penelitian sebanyak 30 siklus meliputi jumlah produksi benih patin, jumlah penggunaan input, serta total penerimaan dan biaya dalam pembenihan ikan patin di perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah produksi benih ikan patin, sedangkan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 sampel produksi benih patin. Jumlah tersebut sudah memenuhi syarat dari suatu metode penelitian yaitu minimal 30 sampel. Data yang terkumpul dalam penelitian, kemudian ditabulasi menggunakan perangkat lunak Microsoft Excell 2007 dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 16 dan Frontier 4.1. SPSS 16 digunakan untuk mengetahui uji asumsi klasik linier pada data penelitian, sedangkan Frontier 4.1 digunakan untuk mengetahui estimasi nilai parameter dari Maximum Likehood Estimated dalam fungsi produksi Cobb-Douglas Stochastic Frontier. Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI

Pengujian asumsi klasik linier terdiri dari beberapa bagian yaitu, uji normalitas, uji multikolineritas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi pembenihan ikan patin (Y) di Pandawa Lima Fisheries Farm Bogor adalah larva patin (X1), cacing sutera (X2), berat induk patin (X3) dan tenaga kerja (X4). Model yang digunakan dalam penelitian ini, dirumuskan dalam bentuk logaritma berikut:

Y = ln β0 + β1 ln X1+ β2lnX2 + β3 lnX3 +

β4lnX4 + vi – μi

Dalam penentuan tingkat in-efisiensi

dapat dilihat melalui model fungsi produksi Cobb-Douglas Stochastic Frontier. Nilai µ menunjukan nilai in-efisiensi teknis pada pembenihan ikan patin di Pandawa Lima Fisheries Farm Bogor.

Witono (1999) menyatakan bahwa in-efisiensi teknis dapat diinterpretasikan sebagai suatu titik atau tahapan dimana tujuan dari pelaku usahatani tidak dapat mencapai tujuan maksimalnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat in-efisiensi teknis (μi) pembenihan patin dalam penelitian ini adalah survival rate benih patin (Z1), jumlah induk patin (Z2), rata-rata umur pekerja (Z3), rata-rata pengalaman pekerja (Z4) dan rata-rata pendidikan pekerja (Z5). Dengan demikian parameter distribusi efek in-efisiensi pada pembenihan ikan patin adalah:

μi = ∂0 + ∂1Z1 + ∂2Z2 + ∂3Z3 + ∂4Z4 + ∂5Z5 + W

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah H0= Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel larva patin (X1), cacing sutera (X2), berat induk patin (X3) dan tenaga kerja (X4). terhadap Produksi Benih Patin di Pandawa Lima Fisheries Farm Bogor.

H1= Ada pengaruh yang signifikan

antara antara larva patin (X1), cacing sutera (X2), berat induk patin (X3) dan tenaga kerja

(X4) terhadap Produksi Benih Patin di Pandawa Lima Fisheries Farm Bogor.

Pendapatan tunai usaha pembenihan

patin Pandawa Lima Fisheries Farm Bogor dapat diketahui dengan menghitung nilai selisih antara penerimaan tunai usahatani dan biaya tunai usahatani. Jumlah penerimaan tunai usaha pembenihan kan patin di Pandawa Lima Fisheries Farm Bogor dapat diketahui dengan melakukan perkalian antara harga jual benih patin dengan jumlah produksi benih patin per siklus. Pernyataan tersebut dapat dirumuskan dalam rumus berikut:

TR = Y . Py Dimana : TR = Penerimaan tunai Pandawa Lima

Fisheries Farm Bogor Y = Total produksi benih ikan patin Py = Harga jual benih ikan∂ patin per

ekor Nilai biaya usahatani dapat ditentukan

dengan mengakumulasikan total biaya tetap dan variabel. Pernyataan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

Biaya Usahatani = Biaya Tetap + Biaya Variabel

Secara matematis, analisis R/C pada penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

a = R/C Dimana: R = Y . Py C = BT + BV A = (Y . Py) / (BT + BV) R = Penerimaan pembenihan ikan p C = Biaya total pembenihan ikan patin Y = Total produksi benih ikan patin Py = Harga jual benih ikan patin BT = Biaya tetap pembenihan ikan

patin BV = Biaya variabel pembenihan ikan

patin Definisi Operasional Variabel Adapun definisi operasional variabel

yang terdapat dalam produksi benih ikan patin adalah sebagai berikut :

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI

. otal produksi (Y adalah jumlah ekor benih patin ang dihasilkan dalam satu siklus dengan umur 20 25 hari (Ekor).

2. Larva patin (X1) adalah jumlah larva patin yang menetas dari telur patin yang telah ditaruh pada akuarium untuk dipelihara menjadi benih patin yang siap dipanen. Satuannya adalah jumlah larva setiap 1 siklus (Ekor).

3. Cacing sutera (X2) adalah pakan yang digunakan sebagai makanan larva patin ketika larva patin sudah memasuki umur 10 hari. Satuannya adalah gram (g).

4. Berat induk patin (X3) adalah jumlah indukan betina dan jantan per kg yang digunakan dalam proses pembenihan ikan patin dalam 1 siklus. Satuan yang digunakan adalah kilogram (kg)

5. Tenaga kerja (X4) adalah jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam produksi benih ikan patin dalam 1 siklus. Satuannya adalah jumlah orang yang digunakan (Orang).

6. Survival rate (Z1) adalah hasil persentase antara jumlah produksi benih dan jumlah larva yang menetas dalam satu siklus. Satuannya adalah jumlah persen yang dihasilkan (%).

7. Jumlah induk (Z2) adalah jumlah indukan patin yang digunakan dalam pembenihan ikan patin di Pandawa Lima Fisheries Farm. Satuannya adalah indukan patin per ekor (Ekor).

8. Rata-rata umur pekerja (Z3) adalah tingkat rata-rata umur pekerja yang bekerja di Pandawa Lima Fisheries Farm Bogor. Satuannya adalah tahun.

9. Rata-rata pengalaman pekerja (Z4) adalah tingkat rata-rata lama pengalaman yang dimiliki oleh para pekerja dalam pembenihan ikan patin di Pandawa Lima Fisheries Farm Bogor. Satuannya adalah tahun.

10. Rata-rata pendidikan pekerja (Z5) adalah tingkat rata-rata lama pendidikan yang dimiliki oleh para pekerja di Pandawa Lima Fisheries Farm Bogor. Satuannya adalah tahun.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Potensi Pandawa Lima Fisheries

Farm

Pandawa Lima Fisheries Farm telah memiliki 3 karyawan. Lahan yang digunakan dalam memproduksi benih ikan patin berstatus sewa dengan luas lahan sebesar 200 m2 yang terdiri dari 1 unit rumah dan 8 kolam tembok, dimana 1 unit rumah digunakan untuk menampung akuarium sebanyak 80 buah, sedangkan kolam digunakan untuk perawatan indukan patin.

Nilai investasi dan fasilitas yang dimiliki oleh Pandawa Lima Fisheries Farm dapat dilihat pada lampiran 5. Indukan patin yang dimiliki Pandawa Lima Fisheries Farm sebanyak 53 ekor yang terdiri dari 5 ekor indukan jantan dan 48 ekor indukan betina. Indukan diperoleh dengan membeli dari produsen pembesaran patin di Bogor. Indukan dirawat di kolam pembesaran induk hingga waktu pemijahan tiba. Proses pemijahan dilakukan sekali dalam satu siklus.

Dilihat dari jumlah indukan yang dimiliki, perusahaan mampu memproduksi benih patin rata-rata sebesar seratus ribu benih per siklusn a. enih patin ang telah berumur 20 25 hari nantinya akan dipanen. Benih patin dipasarkan kepada konsumen yang berada di daerah Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Proses pemasaran dilakukan dengan menawarkan produk benih patin secara langsung kepada konsumen. Awalnya, perusahaan menawarkan benih patin dengan mendatangi langsung konsumen yang memiliki usaha pembesaran ikan patin di daerah kabupaten Bogor.

Hasil Penelitian

Model yang digunakan dalam mengestimasi fungsi produksi pada penelitian ini adalah fungsi Cobb-Douglas Stochastic Frontier dengan menggunakan parameter Maximum Likehood estimated (MLE). Model fungsi tersebut dapat dikatakan baik dan layak digunakan apabila

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI

memenuhi uji asumsi klasik linear yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolineritas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas. Hasil uji asumsi klasik linear diolah dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 16. Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa model fungsi produksi yang digunakan telah memenuhi uji asumsi klasik linear sehingga model fungsi tersebut

dapat dikatakan baik dan layak

digunakan dalam penelitian ini.

Hasil elastisitas produksi dapat dilihat dari nilai koefisien regresi yang terdapat pada fungsi produksi Cobb-Douglas melalui pendekatan Stochastic Frontier. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva patin, cacing sutera, berat induk patin dan tenaga kerja. Pendugaan parameter pada fungsi produksi Cobb-Douglas Stochastic Frontier ini dilihat dari metode MLE (Maximum Likehood Estimated). Metode Maximum Likehood Estimated dapat

menggambarkan kinerja terbaik (best practice) dari Pandawa Lima Fisheries Farm Bogor dalam melakukan pembenihan ikan patin. Berdasarkan hasil perhitungan model fungsi produksi Cobb-Douglas Stochastic Frontier yang dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Frontier 4.1, diperoleh hasil pendugaan parameter yang tercantum pada Tabel 6.

Tabel 6. Pendugaan Model Produksi Benih Ikan Patin Pandawa Lima Fisheries

Farm Bogor berdasarkan Model

Produksi Cobb-Douglas Stochastic Frontier melalui Metode MLE

Variabel Koefisien t-hitung Intersep -0,23 -6,85* Larva Patin (X Cacing Sutera (X Berat Induk (X Tenaga Kerja (X13) 1,002 343,95* 2) -0,0049 2,58** ) 0,0307 2,46*** 4 ) 0,019 1,08****

Sigma – Squared 0,000000097

Gamma 0,91 Sumber: Data Diolah (2014) Keterangan : *) taraf kesalahan 1% **) taraf kesalahan 2% ***) taraf kesalahan 5% ****) taraf kesalahan 30% Berdasarkan hasil pendugaan Tabel 6

dapat dilihat bahwa nilai gamma sebesar 0,91 yang mengindikasikan bahwa 91 % dari error term yang berada dalam fungsi produksi dikarenakan oleh in-efisensi teknis, sedangkan sisanya yaitu 9 % dikarenakan oleh variabel kesalahan acak

Skala usaha dapat diukur dari nilai Return To Scale yang diperoleh dari penjumlahan nilai koefisien regresi setiap input produksi yang terdapat dalam fungsi Cobb Douglas ini. Penghitungan nilai Return To Scale dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Frontier 4.1. Nilai total koefisien regresi pada penelitian ini adalah sebesar 0,8168 ke arah positif. Hasil tersebut menunjukan bahwa skala hasil usaha berada pada posisi Decreasing Return To Scale. Hal ini dikarenakan nilai penjumlahan seluruh koefisien regresi dibawah

angka satu.

Efisiensi Teknis dan In-Efisiensi

Benih Ikan Patin

Hasil efisiensi teknis pembenihan ikan patin di Pandawa Lima Fisheries Farm Bogor diperoleh dengan melakukan pengolahan data menggunakan perangkat lunak Frontier 4.1. Tingkat efisiensi teknis dapat dilihat pada output Frontier 4.1 pada bagian Technical Efficiency Estimated. Dalam penelitian ini digunakan jenis data Time Series atau deret waktu sebanyak 30 data siklus poduksi benih ikan patin sehingga dapat diketahui tingkat nilai efisiensi teknis

pada masing-masing siklus produksi benih ikan patin di Pandawa Lima Fisheries Farm Bogor. Lebih mudahnya, nilai efisiensi teknis pada penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa tingkatan berdasarkan nilai yang diperoleh melalui hasil pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak Frontier 4.1.

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI

Berikut sebaran nilai efisiensi teknis dari hasil output dengan menggunakan perangkat lunak Frontier 4.1 yang tercantum pada Tabel 7.

Tabel 7. Sebaran Nilai Efisiensi Teknis Produksi Benih Patin Pandawa Lima Fisheries Farm

Berdasarkan tabel 7, tingkat efisiensi teknis Pandawa Lima Fisheries Farm berada pada range 0,33 hingga 0,99. Nilai minimum efisiensi teknis pada perusahaan sebesar 0,33 sedangkan nilai maksimum efisiensi teknis pada penelitian ini adalah sebsar 0,99. Nilai mean efficiency atau nilai rata-rata efisiensi teknis pada produksi patin di Pandawa Lima Fisheries Farm sebesar 0,66 atau

tingkat efisiensi teknisnya sebesar 66%.

Kemudian dilakukan penghitungan in-efisiensi teknis pada pembenihan ikan patin. Hasil in-efisiensi teknis diperoleh dari pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak Frontier 4.1. Variabel bebas yang berpengaruh terhadap in-efisiensi teknis dalam penelitian ini yaitu Survival rate, jumlah induk patin, rata-rata umur pekerja, rata-rata pengalaman pekerja dan rata-rata pendidikan pekerja. Besaran nilai koefisien dalam analisis in-efisiensi dapat dilihat menggunakan pendugaan parameter MLE (Maximum Likehood Estimated).

Nilai koefisien regresi yang dihasilkan akan menunjukan pengaruh dari variabel bebas terhadap in-efisiensi teknis, sebagaimana dicantumkan pada Tabel 8.

Tabel 8. Pendugaan Parameter MLE Model In-efisiensi Teknis Pandawa Lima

Fisheries Farm

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa nilai koefisien dari Survival rate benih patin adalah 0,99 ke arah negatif, sedangkan nilai t hitung sebesar 1052,4 yaitu lebih besar dari nilai t tabel pada taraf kesalahan 1 % sebesar 2,756 yang menunjukan bahwa variabel Survival rate benih patin berpengaruh secara nyata pada in-efisiensi teknis.

Pendapatan Usahatani Benih Ikan

Patin

Tabel 9. Pendapatan Usaha Pembenihan Ikan Patin Pandawa Lima Fisheries Farm

Bogor dalam 30 Siklus Produksi Keterangan Nilai (Rp) Total Penerimaan 7.888.281,25 Biaya Variabel 5.726.937,5 Biaya Tetap 1.310.000 Total Biaya 7.036.937,5 Total Pendapatan 851.343,75 Ratio R/C 1,12

Dalam penelitian ini, harga jual benih patin yang menjadi patokan adalah rata-rata harga jual keduanya, sehingga didapatkan harga jual benih patin per ekornya seharga Rp 57.5, sedangkan rata-rata total produksi benih patin selama 30 siklus produksi dari bulan Juli 2012 hingga Desember 2014 adalah sebesar 137.187,5 ekor per siklus. Berdasarkan data tersebut maka jumlah rata-rata penerimaan tunai dalam pembenihan ikan patin di Pandawa Lima Fisheries

Farm yaitu sebesar Rp. 7.888.281, 25. Biaya usahatani dalam pembenihan

ikan patin di Pandawa Lima Fisheries Farm dibagi menjadi dua, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya tetap pada penelitian ini disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Biaya Tetap dalam Pembenihan Ikan Patin Pandawa Lima Fisheries

Tabel 11. Biaya Variabel dalam Produksi Benih Ikan Patin Pandawa Lima Fisheries Farm Bogor

Hasil analisis R/C yang diperoleh adalah 1,2. Hasil tersebut menunjukan bahwa setiap perusahaan mengeluarkan biaya usahatani sebesar Rp. 1.000 untuk melakukan produksi benih patin maka perusahaan akan memperoleh penerimaan tunai sebesar Rp. 1.120 setiap siklus,

sehingga usaha pembenihan patin di Pandawa Lima Fisheries Farm dapat dikatakan menguntungkan untuk

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI

diusahakan karena memiliki nilai R/C diatas satuke arah positif.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi produksi benih ikan patin, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi benih ikan patin berdasarkan uji

simultan (F-Test) yang telah dilakukan, yaitu larva patin (X(X2), berat induk (X3) dan tenaga kerja (X41), cacing sutera ) berpengaruh nyata terhadap produksi benih ikan patin. Nilai koefisien determinasi menunjukan angka sebesar 0,764 yang artinya variabel bebas pada penelitian dapat menjelaskan produksi benih patin sebesar 76,4%, sedangkan sisanya yaitu 23,6% dapat dijelaskan oleh variabel lain. Berdasarkan uji hipotesis parsial (t-Test) diketahui bahwa larva patin (X1) memiliki pengaruh yang nyata ke arah positif dengan taraf kesalahan 1%, cacing sutera (X2) memiliki pengaruh yang nyata ke arah negatif pada taraf kesalahan 2%, berat induk (X )pengaruh yang nyata ke arah positif dengan taraf kesalahan 5% dan tenaga kerja (X4) memiliki pengaruh yang nyata ke arah positif dengan taraf kesalahan 30%. Model produksi dalam penelitian ini layak untuk digunakan karena telah memenuhi syarat uji asumsi klasik linear, yaitu uji normalitas, uji heterokedastisitas, uji multikolineritas dan uji autokorelasi.

Hasil elastisitas produksi menunjukan bahwa larva patin (X1) bersifat elastis karena memiliki nilai elastisitas produksi diatas satu, sedangkan cacing sutera (X2), berat induk (X3) dan tenaga kerja (X4) bersifat inelastis karena memiliki nilai dibawah satu. Nilai total koefisien regresi pada usaha pembenihan ikan patin di Pandawa Lima Fisheries Farm sebesar 0,8168. Hasil tersebut

menunjukan bahwa skala hasil usaha berada pada posisi Decreasing Return To Scale karena EP < 1 yang berarti setiap

jumlah input produksi yang ditambahkan pada proses produksi dapat menghasilkan jumlah output yang lebih kecil dibanding penambahan jumlah input, sehingga perlu adanya pengurangan input produksi untuk mencapai produksi yang maksimal.

Nilai efisien teknis pada pembenihan ikan patin di Pandawa Lima Fisheries Farm Bogor yaitu sebesar 0,66 atau tingkat efisiensinya sebesar 66%, sehingga rata-rata produksi yang dapat dicapai adalah 66% dari Frontier yaitu produksi maksimum yang dapat dicapai dengan pengelolaan terbaik (The Best Practiced) dan dapat ditingkatkan sebesar 34% melalui teknis pengelolaan yang lebih baik serta kemampuan dalam mengurangi tingkat error pada proses produksi pembenihan ikan patin, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi in-efisiensi teknis pada pembenihan ikan patin di Pandawa Lima Fisheries Farm adalah Survival rate (Z rata-rata umur pekerja (Z pendidikan pekerja (Z531), jumlah indukan patin (Z), rata-rata pengalaman pekerja (Z4) dan rata-tata pendidikan pekerja (Z531), jumlah indukan patin (Z), rata-rata pengalaman pekerja (Z4) dan rata-tata ) berpengaruh nyata pada in-efisiensi teknis dalam

pembenihan ikan patin Pandawa Lima Fisheries Farm Bogor. Survival rate (Z1) memiliki pengaruh yang nyata ke arah negatif pada taraf kesalahan 1%, jumlah induk patin (Z2) memiliki pengaruh yang nyata ke arah negatif pada taraf kesalahan 20 %, rata-rata umur pekerja (Z3) memiliki pengaruh yang nyata ke arah negatif pada taraf kesalahan 1%, rata-rata pengalaman pekerja (Z4) memiliki pengaruh yang nyata ke arah negatif pada taraf kesalahan 1%

dan rata-rata pendidikan kerja (Z positif pada taraf kesalahan 1 %.

Hasil analisis pendapatan produksi benih ikan patin Pandawa Lima Fisheries Farm Bogor menunjukan bahwa pendapatan usahatani bernilai positif dengan nilai sebesar Rp. 851.343,75 dan analisis R/C memiliki nilai lebih dari satu yang bersifat positif dengan nilai sebesar 1,12. Nilai R/C yang diperoleh menunjukan bahwa setiap perusahaan mengeluarkan

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI

biaya usahatani sebesar Rp. 1.000 dan untuk melakukan produksi benih patin, maka Pandawa Lima Fisheries Farm dapat memperoleh penerimaan tunai sebesar Rp. 1.120 setiap siklus. Dengan demikian usaha produksi benih ikan patin Pandawa Lima Fisheries Farm menguntungkan bagi perusahaan.

2 Saran

Perlu adanya peningkatan jumlah larva patin, berat indukan patin dan tenaga kerja supaya perusahaan dapat meningkatkan produksi benih patin. Peningkatan jumlah tersebut harus dibarengi dengan peningkatan kualitas supaya hasil benih ikan patin yang didapat memiliki kualitas yang baik.

2. Untuk mengurangi nilai in-efisiensi teknis maka perlu adanya peningkatan nilai Survival rate benih patin, peningkatan jumlah induk patin, meningkatkan rata-rata umur pekerja dan pengalaman pekerja, sehingga dapat meningkatkan nilai efisiensi teknis dan produksi benih ikan patin. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statisik Nasional Provinsi Jawa Barat, Konsumsi Ikan, Bandung, BPS Jawa Barat, 2015. Dewi Mira Ayu Rushita, Analisis Efisiensi Teknis Penggunaan Faktor Produksi pada Usahatani Jagung (Zea Mays), [Skripsi], Malang, Universitas Brawijaya, Fakultas Pertanian, Jurusan Agribisnis, 2012. Direktoral Jenderal Perikanan Budidaya, Laporan Tahunan Direktoral Produksi Tahun 2013, Direktoral Jenderal Perikanan Budidaya, Jakarta,Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2014. Faried Wijaya, Seri Pengantar Ekonomika Mikro, Yogyakarta, BPFE, 1991 Ghozali Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005 Hardjamulia Atmadja dan Atmawinata Suherman, “Teknik Hipofisasi Beberapa Jenis Ikan Air Tawar” dalam Prosiding Lokakarya Nasional Teknologi Tepatguna Bagi Pengembangan Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor,

Hardjamulia Atmadja, T.H. Prihadi dan Subagyo, Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Jambal Siam (Pangasius sutchi), Bogor, Lembaga Penelitian Perikanan Darat, 1987. Hasanudin, Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Pembenihan Ikan Patin di Kota Metro Lampung, [Skripsi], Bogor, Insititut Pertanian Bogor, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Departemen Agribisnis, 2011. Hernanto Fadholi, Ilmu Usahatani, Jakarta, Penerbit PT Penebar Swadaya, 1989. Jangkaru Zulkifli, Djajadiredja Rustami, dan Oemiaraso Soedjito, “Mekanisasi Dalam Usaha Peningkatan Dayaguna Air Tawar Untuk Budidaya Ikan Secara Intensif” dalam Prosiding Lokakarya Nasional Teknologi Tepatguna Bagi Pengembangan Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor,Lembaga Penelitian Perikanan Darat Bogor, 1980. Jangkaru Zulkifli, Pembesaran Ikan Air Tawar di Berbagai Lingkungan Pemeliharaan, Jakarta, PT Penebar Swadaya, 1995. Khairuman, Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis Budidaya Patin Secara Intensif, Depok, AgroMedia Pustaka, 2002. Kurniasari Panca, Analisis Efisiensi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Industri Kecil Kabupaten Kendal, [Skripsi], Semarang, Universitas Diponegoro, Fakultas Ekonomi, Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, 2011. Kusumah Wijaya dan Dwitagama Dedi, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, PT Indeks, 2011. Mahyuddin Kholis, Panduan Lengkap Agribisnis Patin, Jakarta, Penebar Swadaya, 2010. Masyhuri, Ekonomi Mikro, Malang, UIN Malang Press, 2007. Miller Roger LeRoy dan Roger E. Meiners, Jakarta, Teori Mikroekonomi Intermediate, penerjemah Haris Munandar, PT. Raja Grafindo Persada,2000. Moleong Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, PT Remaja Rosdakar.

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI

O’Sullivan Arthur dan M. Sheffrin Steven, Economics: Principles in Action, New Jersey, Prentice Hall, 2005. Pandawa Lima Fisheries Farm, Laporan Produksi Benih Patin, Bogor, Pandawa Lima Fisheries Farm, 2012 Perangin-angin K, Pembenihan Ikan Jambal Siam, Yogyakarta, Kanisius, 2003. Pusluh, Materi Penyuluhan, Jurnal, Penerbit Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, 2011. Puspita dan Wiyono Ahmad, Budidaya Patin Cepat Panen, Jakarta, Penerbit Infra Pustaka, 2014. Rasul Agung Abdul, Wijiharjono Nuryadi, dan Setyowati Tupi, Ekonomi Mikro Edisi 2, Jakarta, Penerbit Mitra Wacana Media, 2013. Soekartawi, Analisis Usahatani, Jakarta, Penerbit UI-Press, 2006.

Soekartawi, Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb Douglas, Jakarta, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, 2003. Statistik Kementerian Kelautan Perikanan, Volume Produksi dan Tingkat Konsumsi Ikan nasional, (http://www.statistik.kkp.go.id), Diakses 6 September 2014), 2014. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta, 2008. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung, Alfabeta, 2012. Witono Adiyoga, Beberapa Alternatif Pendekatan untuk Mengukur Efisiensi dan Inefisiensi dalam Usahatani, Jakarta, Jurnal Informatika Pertanian, 1999.

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI